transgenik tomat

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pemuliaan tanaman adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk mengubah
susunan genetik tanaman, baik individu maupun secara bersama-sama (populasi)
dengan tujuan tertentu. Pemuliaan tanaman kadang-kadang disamakan dengan
penangkaran tanaman, kegiatan memelihara tanaman untuk memperbanyak dan
menjaga kemurnian; pada kenyataannya, kegiatan penangkaran adalah sebagian
dari pemuliaan. Selain melakukan penangkaran, pemuliaan berusaha memperbaiki
mutu genetik sehingga diperoleh tanaman yang lebih bermanfaat.
Pengetahuan mengenai perilaku biologi tanaman dan pengalaman dalam
budidaya tanaman merupakan hal yang paling menentukan keberhasilan usaha
pemuliaan, sehingga buku-buku teks seringkali menyebut pemuliaan tanaman
sebagai seni dan ilmu memperbaiki keturunan tanaman demi kemaslahatan
manusia.
Tugas pokok seorang pemulia tanaman adalah merakit kultivar yang lebih
baik: memiliki ciri-ciri yang khas dan lebih bermanfaat bagi penanamnya.
Kultivar juga dikenal awam sebagai varietas, meskipun keduanya tidak selalu
sama artinya. Aplikasi kultivar unggul padi dan gandum merupakan salah satu
komponen penting dalam Revolusi Hijau, suatu paket penggunaan teknologi
modern secara massal untuk menggenjot produksi pangan dunia, khususnya
gandum roti, jagung, dan padi. Dilihat dari sudut pandang agribisnis, pemuliaan
tanaman merupakan bagian dari usaha perbenihan yang menempati posisi awal
atau hulu dari keseluruhan mata rantai industri pertanian.
Melihat situasi yang demikian, maka dalam makalah ini penulis
mengambil judul “Hasil Pemuliaan Tanaman Tomat”. Diharapkan agar
masyarakat terutama yang bergerak di bidang pertanian dapat lebih meningkatkan
mutu kualitas tanaman.
1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Budidaya Tanaman Tomat?

Bagaimana Penyerbukan Silang Pada Tanaman Tomat?

Bagaimana Bioeknologi Pemuliaan Tanaman Tomat?
1.3 Tujuan

Untuk Mengetahui Budidaya Tanaman Tomat

Untuk Mengetahui Penyerbukan Silang Pada Tanaman Tomat

Untuk Mengetahui Bioeknologi Pemuliaan Tanaman Tomat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Tomat ( Lycopersicon esculentum Mill. )
Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Anak divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Lycopersicon (Lycopersicum)
Species : Lycopersicon esculentum Mill.
Kata tomat berasal dari bahasa Aztek, salah satu suku Indian yaitu
xitomate atau xitotomate. Tanaman tomat berasal dari negara Peru dan Ekuador,
kemudian menyebar ke seluruh Amerika, terutama ke wilayah yang beriklim
tropik, sebagai gulma. Penyebaran tanaman tomat ini dilakukan oleh burung yang
makan buah tomat dan kotorannya tersebar kemana-mana. Penyebaran tomat ke
Eropa dan Asia dilakukan oleh orang Spanyol. Tomat ditanam di Indonesia
sesudah kedatangan orang Belanda. Dengan demikian, tanaman tomat sudah
tersebar ke seluruh dunia, baik di daerah tropik maupun subtropik.
Sentra penanaman tomat di dunia adalah di Taiwan, sedangkan di
Indonesia adalah daerah Malang. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim
yang berumur sekitar 4 bulan.Dari sekian banyak varietas tomat yang ada, yang
banyak ditanam petani adalah tomat varietas ratna, berlian, precious 206,
kingkong dan intan. Sedangkan dari hasil survei yang telah dilakukan di lapangan
varietas yang digunakan adalah varietas Artaloka.
Tomat sangat bermanfaat bagi tubuh karena mengandung vitamin dan
mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Buah tomat juga
mengandung karbohidrat, protein, lemak dan kalori. Buah tomat juga adalah
komoditas yang multiguna berfungsi sebagai sayuran, bumbu masak, buah meja,
penambah nafsu makan, minuman, bahan pewarna makanan, sampai kepada
bahan kosmetik dan obat-obatan.
Penyebaran tomat di Indonesia dimulai dari Filipina dan Negara-negara
Asia lainnya pada abad ke-18. Pada awalnya, tomat yang pertamakali ditanam
oleh suku Inca dan suku Aztec ini masih berbuah kecil dan produktivitasnya juga
masih rendah. Hal ini jelas berbeda dengan kondisi sekarang. Buah tomat yang
dihasilkan bias menghasilkan bobothingga 0,4 kg per buah atau 5-8 kg buah per
tanaman. Selin kualitas dan buahnya yang tinggi , tanaman tomat hibrida juga
mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi agroklimat, mulai daerah dataran
rendah, dataran menegah, hinggga dataran tinggi. Bahkan ada juga varietas yang
tahan terhadap hama dan penyakit tertentu.
2.1.2. Syarat Pertumbuhan
 Iklim
a. Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 750
mm-1.250 mm/tahun. Keadaan ini berhubungan erat dengan ketersediaan
air tanah bagi tanaman, terutama di daerah yang tidak terdapat irigasi
teknis. Curah hujan yang tinggi (banyak hujan) juga dapat menghambat
persarian.
b. Kekurangan sinar matahari menyebabkan tanaman tomat mudah terserang
penyakit, baik parasit maupun non parasit. Sinar matahari berintensitas
tinggi akan menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A) yang
lebih tinggi. Penyerapan unsur hara yang maksimal oleh tanaman tomat
akan dicapai apabila pencahayaan selama 12-14 jam/hari, sedangkan
intensitas cahaya yang dikehendaki adalah 0,25 mj/m2 per jam.
c. Suhu udara rata-rata harian yang optimal untuk pertumbuhan tanaman
tomat adalah suhu siang hari 18-29 derajat C dan pada malam hari 10-20
derajat C.
d. Kelembaban
relatif
yang
tinggi
sekitar
25%
akan
merangsang
pertumbuhan untuk tanaman tomat yang masih muda karena asimilasi
CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak.
Tetapi, kelembaban relatif yang tinggi juga merangsang mikro organisme
pengganggu tanaman.
 Media Tanam
a. Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai tanah pasir
sampai tanah lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung
bahan organik serta unsur hara dan mudah merembeskan air. Selain itu
akar tanaman tomat rentan terhadap kekurangan oksigen, oleh karena itu
air tidak boleh tergenang.
b. Tanah dengan derajat keasaman (pH) berkisar 5,5-7,0 sangat cocok untuk
budidaya tomat.
c. Dalam pembudidayaan tanaman tomat, sebaiknya dipilih lokasi yang
topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan
tanggul.
 Ketinggian Tempat
Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat, baik di
dataran tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya. Tanaman
tomat yang sesuai untuk ditanam di dataran tinggi misalnya varietas berlian,
varietas mutiara, varietas kada. Sedangkan varietas yang sesuai ditanam di
dataran rendah misalnya varietas intan, varietas ratna, varietas berlian, varietas
LV, varietas CLN. Selain itu, ada varietas tanaman tomat yang cocok ditanam
di dataran rendah maupun di dataran tinggi antara lain varietas tomat GH 2,
varietas tomat GH 4, varietas berlian, varietas mutiara.
2.2 Pemuliaan Tanaman Menyerbuk Silang
Hibridisasi merupakan suatu perkawinan silang antara berbagai jenis
spesies pada setiap tanaman. Yang mempunyai tujuan untuk memperoleh
organisme dengan sifat-sifat yang diinginkan dan dapat berfariasi jenisnya. Pada
peristiwa hibridisasi akan memperoleh kombinasi genetikyang diperoleh melalui
persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda genotipnya. Emaskulasi atau sering
disebut kastrasi merupakan pengambilan tepung sari pada kelamin jantan agar
tidak terjadi penyerbukan sendiri. Dalam proses pengam,bilan tepung sari tersebut
dilakukan pada saat sebelum kepala putik masak agar lebih menjaga dan
memperkecil kemungkinan terjadinya penyerbukan (Ferdy. 2008).
Sesuai dengan hubungan kekeluargaan tanaman yang akan disilangkan ada
beberapa macam persilangan :
1. Intravarietal : persilangan antara tanaman-tanaman yang varietasnya sama.
2. Intervarietal : persilangan antara tanaman-tanaman yang berasala dari varietas
yang berbeda tetapi masih dalam spesies yang sama. Juga disebut persilangan
Intraspesifik
3. Interspesifik : persilangan dari tanaman-tanaman yang berbeda spesies tetapi
masih dalam genus yang sama. Juga disebut persilangan Intragenerik. Persilangan
ini dilakukan untuk maksud memindahkan daya ressistensi terhadap hama,
penyakit dan kekeringan dari suatu spesies ke lain spesies. Misal : tomat, tebu
4. Intergenerik: persilangan antara tanaman-tanaman dari generasi yang
berbeda.Persilangan ini dilakukan untuk menstransfer daya resisten hama,penyakit
dan kekeringan dari genera-genera yang masih liar ke genera-genera yang sudah
dibudidayakan.Misal tebu dan glagah ,lobak dank obis.
5. Introgresive: pada tipe persilangan ini salah satu spesies seolah-olah sifatnya
mendominir sifat-sifat spesies yang lain sehingga populasi hybrid yang terbentuk
seolah-olah hanya terdiri atas satu jenis spesies yang mendominir tersebut. uji
nyata untuk mengetahui apakah data atau hasil yang diperoleh sesuai atau
menyimpang dari nisbah yang diharapkan atau tidak. Oleh karena itu untuk
mengevaluasi terhadap benar tidaknya hasil percobaan yang kita lakukan dengan
keadaan secara teori dapat dilakukan dengan uji-X2. Tanaman Adenium
termasuk jenis tanaman berumah satu. Artinya, dalam satu bunga adenium
penyerbukar sendiri sangat jarang terjadi. Sebab, bunga betina dan bunga jantan
masak pada waktu tidak bersamaan. Kondisi seperti ini justru mempermudah
langkah penyilangan.Pemuliaan adalah suatu cara yang sistematik merakit
keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi manusia. Dalam
proses ini diperlukan bahan baku berupa keanekaragaman genetik (plasma nutfah)
yang tesedia di alam. Untuk pemuliaan tanaman dan hewan, peranan penelitian
untuk mendapatkan bibit unggul adalah sangat penting (Feros, 2009).
Kastrasi adalah pengambilan kotak sari (bunga jantan) dengan sengaja
agar tidak terjadi persilangan sendiri. Kastrasi dilakukang pada saat bunga jantan
mulai muncul tetapi belum pecah. Kotak sari yang belum pecah biasanya telah
menyembul di dua sisi bunga betina dan berwarna putih, sedangkan kotak sari
yang sudah pecah berwarna krem coklat kehitaman. Munculnya bunga jantan pada
tandan bunga berkisar antara 5 sampai 12 hari (Alfin, 2008).
Kastrasi dilakukan setiap hari sesuai dengan kemunculan bunga jantan
pada tanaman. Ada beberapa cara melakukan kastrasi, yaitu; menggunakan pompa
pengisap, dengan perlakuan alkohol dan secara manual dengan pinset.Bunga
jantan yang akan dikastrasi harus benar-benar sudah keluar tatapi belum pecah.
Tandan bunga dipegang dan kotak sari sudah keluar dihisap dengan pompa
penghisap. Cara ini dinilai kurang memuaskan karena disamping memerlukan
waktu yang tepat dan lama, hasil kastrasi juga kurang bersih. Kastrasi harus
dilakukan setiap hari selama 6 hingga 12 hari, sehingga kepala putik banyak
mengalami kerusakan mekanis karena sering dipegang dan terkena alat penghisap.
Akibatnya kepala putik tidak reseptif lagi dan tandan bunga banyak yang gugur
sebelum disilangkan (Tanto, 2002).
Ada juga beberapa teknik yang digunakan dalam pemuliaan tanaman pada
perlakuan kastrasi, teknik - teknik kastrasi dalam pemuliaan tanaman adalah
sebagai berikut:
•Forching methode : Menghilangkan benang sari dengan membuka katup bunga
yang masih menutup dengan paksa.
•Bagging methode : Menyelubungi bunga sehingga menjadi panas agar membuka.
• Clipping Methode : Menggunting ujung katup bunga ( tinnggal putik saja )
• Hot water treatment : Bunga diletakkan di atas air panas sampai membuka
• Blowing methode : Bunga dibungkus kemudian dipanaskan sehingga membuka.
• Sucking Methode : Pujuk bunga dipotong kemudian benang sari di ambil degan
pompa penghisap.
2.3 Bioteknologi Pemuliaan Tanaman
Teknik-teknik bioteknologi tanaman telah dimanfaatkan terutama untuk
memberikan karakter baru pada berbagai jenis tanaman. Penekanan pemberian
karakter tersebut dapat dibagi kedalam beberapa tujuan utama yaitu peningkatan
hasil, kandungan nutrisi, kelestarian lingkungan, dan nilai tambah tanamantanaman
tertentu.
Sebagai
contoh,
beberapa
tanaman
transgenik
yang
dikembangkan adalah:

Peningkatan kandungan nutrisi: Pisang, cabe, raspberries, stroberi, ubi
jalar.

Peningkatan rasa: tomat dengan pelunakan yang lebih lama, cabe, buncis,
kedelai.

Peningkatan kualitas: pisang, cabe, stroberi dengan tingkat kesegaran dan
tekstur yang meningkat.

Mengurangi
alergen:
polong-polongan
dengan
kandungan
protein
allergenik yang lebih rendah.

Kandungan bahan berkhasiat obat: tomat dengan kandungan lycopene
yang tinggi (antioksidan untuk mengurangi kanker), bawang dengan
kandungan allicin untuk menurunkan kolesterol, padi dengan kandungan
vitamin A dan besi untuk mengatasi anemia dan kebutaan.

Tanaman untuk produksi vaksin dan obat-obatan untuk mengobati
penyakit manusia.
 Tanaman dengan kandungan nutrisi yang lebih baik untuk pakan ternak,
dan lain-lain.
Selain itu, pemanfaatan bioteknologi tanaman seperti rekayasa genetika
juga dapat memudahkan petani dalam budidaya tanaman. Misalkan dalam
pengendalian gulma yaitu dengan menghasilkan tanaman yang memiliki
ketahanan terhadap jenis herbisida tertentu. Sebagai contoh adalah Roundup
Ready yang terdiri dari kedelai, canola dan jagung yang tahan terhadap herbisida
Roundup. Di dunia saat ini telah banyak dilepas berbagai tanaman transgenik.
Sebagai contoh, di Asia yaitu di China pada tahun 2006 saja, telah telah ada
sekitar 30 spesies tanaman transgenik, antara lain padi, jagung, kapas, rapeseed,
kentang, kedelai, poplar, tomat (delay ripening dan ketahanan virus), petunia
(warna bunga), paprika (virus resistance), kapas (ketahanan hama) yang telah
dilepas untuk produksi.
Kemajuan dan penerapan bioteknologi tanaman tidak terlepas dari
tanaman pangan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia termasuk kebutuhan
nutrisi, kemajuan bioteknologi telah mewarnai trend produksi pangan dunia. Padi
saat ini masih merupakan tanaman pangan utama dunia. Dengan demikian
prioritas utama untuk teknik biologi molekuler dan transgenik saat ini masih
diutamakan pada padi. Selain karena merupakan tanaman pangan utama, padi
memiliki genom dengan ukuran sehingga dapat digunakan sebagai tanaman model
utama. Selain padi tanaman pangan yang telah banyak mendapat sentuhan
bioteknologi adalah kentang.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Budidaya Tanaman Tomat
Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya
baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Bunga tanaman tomat berukuran kecil
berdiameter sekitar 2 cm dan berwarna kuning cerah. Kelopak bunga yang
berjumlah 5 buah dan berwarna hijau terdapat pada bagian baerah atau pangkal
bunga. Bagian lain dari bunga tomat adalah mahkota bunga yaitu bagian terindah
dari bunga tomat. Mahkota bunga tomat berwarna kuning cerah, berjumlah
sekitar. 6 buah dan berukuran 1 cm. Bunga tomat merupakan bunga sempurna,
karena benang sari dan kepala putik terletak pada bunga yang sama. Bunganya
memiliki 6 buah tepung sari dengan kepala putik berwarna sama dengan mahkota
bunga yakni kuning cerah. Bunga tomat tumbuh dari batang (cabang) yang masih
muda.
3.1.1. Pembibitan
Benih atau biji-biji tomat yang telah terpilih sebelum disemaikan
didesinfektan. Caranya, dengan merendam benih kedalan larutan fungisida agar
mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit mati. Ada beberapa cara
menyemai pada bedeng persemaian. Cara pertama, benih tomat ditaburkan merata
pada permukaan bedeng, kemudian ditutup tanah tipis-tipis. Bedeng dibuat
guritan sedalam 1 cm dengan jarak antar guritan 5 cm, lalu biji ditaburkan kedalan
guritan secara merata dan tidak saling tumpuk, kemudian ditutup kembali dengan
tanah tipis-tipis. Cara kedua, dengan menanamkan benih pada lubang-lubang
tanam yang dibuat dengan jarak 5 cm dan kedalaman lubang tanam sekitar 1 cm.
Dalam satu lubang tanam dapat diisikan 1 atau 2 benih, kemudian ditutup tanah
tipis-tipis. Cara ketiga, penyemaian dapat langsung dilakukan pada kantongkantong polybag yang telah diisi media tanam berupa tanah dan pupuk kandang
dengan perbandingan 1:1. Setiap kantong polybag diisi satu benih saja dan
tanamkan benih dengan kedalaman sekitar 1 cm. Setelah biji ditanam, media
semai sebaiknya dibasahi dengan air.
3.1.2. Pengolahan Media Tanam
Pengolahan tanah untuk penanaman bibit di kebun produksi harus
memperhitungkan waktu, antara lain lamanya bibit di persemaian hingga dapat
dipindah ditanam ke kebun dengan lamanya proses pengolahan tanah sampai siap
tanam. Lamanya waktu pembibitan sekitar 30-45 hari, sedangkan lamanya
pengolahan tanah yang intensif sampai siap tanam adalah 21 hari. Oleh karena itu,
agar tepat waktu penanamannya di kebun, jadwal pengolahan tanahnya sebaiknya
dilakukan 1-2 minggu setelah benih disemaikan.
3.1.3. Pemupukan
Sebelum tanaman tomat ditanam, lahan harus diberi pupuk dasar.
Pemupukan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a. Kompos atau pupuk kandang yang telah jadi tanah dan TSP ditabur secara merata
ke seluruh bedengan. Selanjutnya, tanah dicangkul sampai homogen agar kompos
atau pupuk kandang dan TSP tercampur merata dengan tanah.
b. Pada jarak yang telah ditentukan dibuat lubang sedalam + 15 cm dan bergaris
tengah + 20 cm. Lubang-lubang tersebut kemudian diberi pupuk kandang atau
kompos sebanyak 0,5 kg (satu genggam besar) dan diberi TSP sebanyak + 5 gram.
Lubang ditimbun tanah, kemudian diaduk-aduk sehingga kompos atau pupuk
kandang, TSP dan tanah tercampur rata.
3.1.4. Pemberian Mulsa
Dewasa ini penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa (penutup tanah)
telah banyak dipergunakan oleh para petani. Penggunaan plastik hitam-perak
sebagai mulsa lebih praktis dibandingkan dengan penggunaan sisa-sisa tanaman
yang telah mati, misalnya jerami padi.
3.1.5. Teknik Penanaman
Penanaman dapat dilakukan pada musim kemarau dan musim hujan.
Apabila penanaman dilakukan pada musim kemarau pakailah mulsa plastik hitam
perak atau kertas alumunium.Mulsa tersebut harus sudah dipasang di bedengan
sebelum bibit ditanam. Apabila tomat ditanam pada musim hujan pasanglah lebih
dahulu atap plastik transparan (tembus cahaya) pada bedengan yang akan
ditanami.
Gulma yang tumbuh di areal penanaman tomat harus disiangi agar tidak
menjadi pesaing dalam mengisap unsur hara. Gulma yang terlalu banyak akan
mengurangi unsur hara sehingga tanaman tomat menjadi kerdil. Gulma juga dapat
menjadi sarang hama dan penyakit yang akan menyerang tanaman tomat.
Pemberian mulsa plastik atau daun-daunan akan mengurangi gulma. Waktu
penyiangan dapat dilakukan 3-4 kali tergantung kondisi kebun.
Pemupukan bertujuan merangsang pertumbuhan tanaman. Tata
cara pemupukan adalah:
a. Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu setelah ditanam, harus segera
diberi pupuk buatan. Dosis pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1
untuk setiap tanaman antara 1-2 gram. Pemupukan dilakukan di sekeliling
tanaman pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian pupuk
ditutup tanah dan disiram dengan air. Pupuk Urea dan KCl tidak boleh
mengenai tanaman karena dapat melukai tanaman.
b. Pemupukan kedua dilakukan ketika tanaman berumur 2-3 minggu sesudah
tanam berupa campuran Urea dan KCl sebanyak ± 5 gr. Pemupukan
dilakukan di sekeliling batang tanaman sejauh ± 5 cm dan dalamnya ± 1
cm kemudian pupuk ditutup tanah dan disiram dengan air.
c. Bila pada umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat
dipupuk lagi dengan Urea dan KCl sebanyak 7 gram. Jarak pemupukan
dari batang dibuat makin jauh yaitu ± 7 cm.
Kebutuhan air pada budidaya tanaman tomat tidak terlalu banyak, namun
tidak boleh kekurangan air. Pemberian air yang berlebihan pada areal tanaman
tomat dapat menyebabkan tanaman tomat tumbuh memanjang, tidak mampu
menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit. Kelembaban tanah
yang tinggi dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan patogen sehingga
tanaman tomat dapat mati keracunan karena kandungan oksigen dalam tanah
berkurang. Pori-pori yang terisi oleh air mendesak oksigen keluar dari dalam
tanah sehingga tanah menjadi anaerob yang menyebabkan proses oksidasi berubah
menjadi proses reduksi. Keadaan tanah yang demikian menyebabkan kerontokan
bunga dan menyebabkan pertumbuhan vegetatif berlebihan sehingga mengurangi
pertumbuhan dan perkembangan generatif (buah).
Kekurangan air yang berkepanjangan pada pertanaman tomat dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman pada stadia awal, mengakibatkan pecah-pecah
pada buah apabila kekurangan air terjadi pada stadia pembentukan hasil dan dapat
menyebabkan kerontokan bunga apabila kekurangan air terjadi selama periode
pembungaan.
3.1.6. Hama dan Penyakit
 Hama
a. Ulat buah tomat (Heliothis armigera Hubner)
b. Kutu daun apish hijau
c. Lalat putih (kutu kabut, kutu kepul)
d. Kutu daun thrips
e. Lalat buah
f. Tungau bercak dua
g. Tungau merah
h. Nematoda bengkak akar
i. 3.5.2. Penyakit karena Cendawan
 Penyakit
a. Penyakit layu fusarium
b. Bercak daun septoria
c. Penyakit kapang daun
d. Penyakit bercak coklat
e. Penyakit busuk daun
f. Penyakit busuk buah Rhizoctonia
g. Busuk buah antraknosa
h. Penyakit layu (Lendir).
i. Kerak bakteri, bercak bakteri
3.2 Penyerbukan Silang Tanaman Tomat
Perkawinan silang antara spesies dan dalam spesies memiliki beberapa
perbedaan dalam tingkat keragaman genetik nantinya. Jenis perkawinan tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sehingga dalam proses perkawinan dalam
tanaman atau sering disebut dengan penyerbukan diperlukan pengetahuan khusus
mengenai meorfologi dan sifat-sifat pada bunga. Proses penyerbukan ditandai
dengan menempelnya serbuk sari ke kepala putik. Setiap jenis tanaman memiliki
cara-cara tersendiri dalam proses tersebut secara alami. Penyerbukan tanaman
oleh manusia baik untuk memperoleh varietas baru maupun untuk mendapatkan
produk dari tanaman tersebut harus memperhatikan proses penyerbukan tanaman
secara alami itu sendiri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyilangan penyerbukan
sering mengalami kegagalan bila dilakukan pada saat kondisi lingkungan yang
tidak mendukung atau dilakukan pada saat serbuk sari atau kepala putik dalam
keadaan belum matang oleh karena itu saat penyerbukan yang tepat merupakan
faktor penting yang harus diperhatikan agar penyerbukan berhasil dengan baik.
Untuk melakukan penyerbukan harus dipilih waktu yang tepat dan tidak boleh
terlambat dimana pada saat itu putik maupun serbuk sari dalam keadaan segar,
sehat, telah matang, dan cuaca mendukung proses persarian dengan baik. Waktu
yang baik untuk penyerbukan adalah jam 05.00 pagi (sebelum bunga mekar,
karena jika bunga telah mekar ditakutkan sudah mengalami penyerbukan sendiri
pada bunga yang dijadikan induk jantan).
Selain itu hal penting yang harus diperhatikan adalah cara meletakkan
serbuk sari dari induk jantan ke atas kepala putik induk betina, dan menjaganya
jangan sampai kepala putik tersebut kejatuhan serbuk sari dari tanaman lain yang
tidak dikehendaki maupun dari tanaman yang sama. Oleh karena itu, setelah
polinasi bunga ditutup/ dibungkus menggunakan plastik agar tidak terserbuku
bunga lain dan tidak rusak).
Tanaman tomat jantan ini berumur 60 hari, antara bedengan 30 cm, lebar
bedengan 60 cm dan jarak tanamnya adalah 30x30 cm . Tempat penanaman bunga
jantan dan betina yang hendak disilangkan harus berbeda areal tanamnya karena
dikuatirkan terjadi penyerbukan sendiri.
Pengambilan bunga jantan dilakukan pada pukul 05.00 pagi hari untuk
mencegah terjadinya pembukaan kuncup bunga sehingga serbuk sari dapat
menyebar keseluruh permukaan kepala putik. Pada tanaman toamat jantan
dialakuakan pengambilan buah jika tanaman tomat jantan mengalami pembuahan
akibat penyerbukan sendiri (alami) yang bertujuan untuk memperpanjang
perkembangan generatifnya.
Tanaman tomat jantan mencapai ketinggian 200 cm. Ciri-ciri bunga jantan
kelopaknya agak lebar dan kelapa putiknya besar dibandingkan dengan bunga
betina.Dan gambar disampingnya bunga jantan yang sudah dipetik lalu dikering
anginkan. Bunga tanaman tomat berukuran kecil berdiameter sekitar 2 cm dan
berwarna kuning cerah. Kelopak bunga yang berjumlah 5 buah dan berwarna
hijau terdapat pada bagian baerah atau pangkal bunga.
Karena cuaca tidak mendukung maka mengeringkan bunga jantan pakai
lampu, Dikeringkan kira-kira 24 jam, maka bunga tersebut sudah kering.Bunga
yang sudah cukup kering lalu mahkota bunga dibuang semua, tinggal kepala
putik.
Hasil dari kering-angin tersebut di masukkan kedalam toples kecil yang
ditutup rapat menggunkan tutup toples dan sebelum melakukan pengucokan di
cuci dulu dengan alkohol untuk mencegah terjadi nya kontaminasi bakteri serta
kain katun berwarna putih ditengah-tengahnya sebagai alat penyaring serbuk sari
tersebut dengan kotoran dan mahkota bunga jantan tomat tersebut.
Sebelum memindahkan serbuk sari, tangan dan alat tersebut dicuci dengan
alkohol, lalu dimasukkan ke dalam selang yang tersebut sebagai tempat serbuk
sari,dengan tujuan untuk mempermudah dalam menempelkan serbuk sari ke
kepala putik sewaktu dilapang.
Adapun alat dan bahan yang digunakan sebagai berikut :
1. Alkohol
2. Gunting
3. pinset
4. kapas
5. selang plastik
6. toples besar dan kecil
7. Lampo 5 wat
8. Hand phone
Lahan tanaman tomat betina terpisah dengan areal tanaman tomat jantan
untuk menghindari terjadinya penyerbukan sendiri. Jarak tanam yang digunakan
tanaman betina 35x35 cm, lebar bedengan 60 cm, jarak antara bedengan 30 cm.
Polinasi adalah membuka bunga yang belum mekar atau kuncup dan
membuang kelopak bunga dengan pinset sehingga terlihat mahkota bunga yang
membungkus bakal buah Serta membiarkannya selama 3 hari.
Menyilangkan dengan cara:
a. Memilih bunga btina yang sudah dilakukan proses polinasi.
b. Membuka mahkota bunga yang menyelubungi alat jantan dengan pinset, kemudian
mengambil bunga jantan.
-Pada waktu bunga masih kuncup, kepala sari lebih rendah dari kepala putik.
-Bunga hamper mekar, kepala sari sama tinggi dan menempel pada kepala putik.
-Mengoleskan tepung sari tersebut pada kepala putik yang telah dikebiri.
5. Memberi etiket bunga yang telah disilangkan, dengan cara digunting agar kelak
persilangan dapat dikenali dengan mudah.
6. Melakukan penyilangan ini pada pagi hari sebelum matahari terbit (± pukul
05.00).
3.3 Bioteknologi Pemuliaan Tanaman Tomat
Dengan semakin meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan
arti penting kesehatan, kebutuhan akan produk-produk hortikultura sebagai
sumber vitamin meningkat. Hal tersebut mendorong banyak orang untuk
melakukan pemanfaatan berbagai metode dalam pemuliaan tanaman. Salah
satunya adalah pemanfaatan bioteknologi tanaman seperti rekayasa genetika yang
juga dapat memudahkan petani dalam budidaya tanaman. Sebagai contoh, di Asia
yaitu di China pada tahun 2006 saja, telah ada sekitar 30 spesies tanaman
transgenik, antara lain padi, jagung, kapas, rapeseed, kentang, kedelai, poplar,
tomat (delay ripening dan ketahanan virus), petunia (warna bunga), paprika (virus
resistance), kapas (ketahanan ham) yang telah dilepas untuk produksi.
Tomat merupakan salah satu produk hortikultura utama. Sperti produk
hortikultura pada umumnya, tomat memiliki shelf-life yang pendek. Shelf-life
yang pendek ini disebabkan dengan aktifnya beberapa gen seperti pectinase saat
tomat mengalami kematangan. Dengan kondisi seperti ini, tomat sulit sekali untuk
dipasarkan ke tempat yang jauh terlebih untuk ekspor. Biaya pengemasan sangat
mahal seperti menyediakan box yang dilengkapi pendingin.
Tomat buah biasanya dipanen pada tahap matang-hijau jika memilih untuk
tujuan ekspor. Menunda pematangan buah tomat ekspor selama ini sangat
diperlukan sedangkan pematangan percepatan merupakan proses penting di tujuan
akhir atau awal pasokan pasar lokal.
Tomat delay ripening adalah suatu upaya untuk mendapatkan tomat yang
baik untuk diekspor karena tomat delay ripening adalah tomat yang sengaja
dipanen pada umur yang matang namun warna buah masih hijau sehingga
pematangannya ditunda agar pada saat diekspor tomat masih dalam keadaan segar
atau tidak terjadi pembusukan.
Dengan penggunaan bahan kimia dalam pengawetan dapat membahayakan
bai konsumen ataupun bagi kualitas buah tersebut yang juga dapat berdampak
buruk bagi lingkungan karena bahan-bahan kimia yang ada kebanyakan bersifat
beracun dn mencemari lingkungan tersebut.
Menurut literatur yang telah didapatkan bioteknologi tanaman tomat Delay
ripening dapat diperoleh dengan cara-cara sebagai berikut:
Tomat (Lycopersicon esculenium Mill.) Biji CV. Castle Rock ditaburkan di
busa nampan diisi dengan campuran peatmoss : vermiculite (1: l volume) pada 16
Maret dari kedua 1994 dan 1995 musim. Nampan itu kemudian disimpan di
bawah rumah
kaca
tidak
dipanaskan
semua manajemen pembibitan dianjurkan digunakan untuk
kondisi dan
memproduksi
satu
bulan bibit yang sehat tua. Bibit tersebut kemudian dipindahkan ke tempat terbuka
lapangan di Shalakan pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Ain Shams,
30 cm di 5m panjang deretan lebar 80cm. Ini dilakukan dalam 3 ulangan masingmasing terdiridari 8 baris. Semua manajemen pertanian dilakukan karena biasanya
direkomendasikan untuk
produksi tanaman tomat di
terbuka. Pada dewasa-hijau panggung,
lapangan
buah dipanen dini
hari dan
langsung ditransfer ke Hortikultura Departemen lembaga tersebut di atas. Dalam
setiap buah mereplikasi telah
diameter 7cm),
disortir,
dicuci dengan
maka udara dikeringkan,
ukuran dinilai (dengan perkiraan
air diklorinasi
ditimbang
(500ppm NaOCI),
dan terkena tester deformasi
untuk
merekam segar buah berat awal dan kelembutan, masing-masing. Buah tersebut
kemudian didistribusikan antar perlakuan dibawah ini dijelaskan:
Aplikasi Uap Etanol
Mengobati buah tomat dengan uap etanol dilakukan melalui sistem aliran udara
(Atta-Aly dan Brecht, 1995). Sistem aliran udara dibangun untuk ditunjukkan
pada sebuah pelat. Sebelum buah diinkubasi, seluruh aliran udara serta buah
ambient
disimpan di
dalam
ruangan
penyimpanan
yang dikendalikan
dari 14±22 ° C dan RH82 +3%. Dua puluh buah tomat yang matang-hijau berada
dalam 5 liter kaca IAR (buah ambien)
dianggap
sebagai
melewati 500
salah
dan
satu yang
masing-masing 2 buah
direplikasi.
ml larutan etanol 0,5,10 dan 15%
dan memperkaya ambien buah
etanol
dengan uap etanol.
Aliran
ambients
udara yang
sebelum
lewat
Setiap konsentrasi
yang digunakan oleh uap etanol dikompresi dalam 3 ulangan. Air suling itu
digunakan dalam pengenceran etanol dengan konsentrasi yang disebutkan di atas
untuk memastikan titik jenuh Kelembaban relatif dalam aliran udara. Hasil dari
aliran udara yang
dihubungkan
ke
karet tabung membawanya keluar
dari
ruang penyimpanan. Disiapkan larutan dari konsentrasi etanol yang berbeda yang
diubah dan diperbaharui setiap dua hari melalui seluruh periode yang dipaparkan
untuk
memastikan konsentrasi etanol tetap. Etanol
larutan
yang
terkena rotary
evaporator
termasuk
yang menunjukkan
adanya
etanol dengan konsentrasi hampir tepat di masing-masing larutan etanol setelah
dua hari penggunaan. Setelah 14 hari dari paparan uap etanol yang secara terus
menerus,
buah-buahan
bebas setelah dicelupkan
dipindahkan ke
ke
ruang penyimpanan etanol-udara
dalam
H 2O
atau
1 OOOppm Ethrel seperti dijelaskan.
Tomat Flavr Savr merupakan tomat hasil rekayasa genetika yang
memilikishelf-life lama dapat diciptakan dengan menyisipkan gen antibeku dari
ikan air dinginke dalam gen tomat. Gen antibeku ini diperoleh dari ikan Flounder,
yaitu jenis ikan diAntartika yang dapat bertahan hidup dalam kondisi yang sangat
dingin.Berikut ini merupakan langkah-langkah transfer gen dalam pembuatan
tomatFlavr Savr :
1. Ikan Flounder mempunyai gen antibeku yang disebut dengan gen
antisenescens yang dapat menghambat enzim poligalakturonase (enzim
yang mempercepatkerusakan dinding sel tomat). Gen ini dipindahkan dari
kromosom di dalam selikan Flounder.
2. DNA antibeku ini kemudian disisipkan pada DNA bakteri E scherichia
coli yangdisebut plasmid. DNA hibrid ini, yang merupakan kombinasi dari
dua DNAberbeda disebut sebagai DNA rekombinan.3. DNA rekombinan
yang mengandung gen antibeku ini kemudian ditanam kembalipada
bakteri E scherichia coli 4.
Bakteri tersebut memproduksi kopian dari DNA rekombinan dalam jumlah
yangsangat banyak.5.
Tahap selanjutnya diawali dengan isolasi DNA sel tomat terlebih dahulu
yangdilakukan dengan cara menghaluskan batang tomat dalam nitrogen cair
untuk melepaskan isi sel. Isi sel tersebut kemudian ditempatkan dalam tabung
reaksi, laludisentrifugasi. Selama sentrifugasi, isi sel terpisah ke dalam dua lapisan
dimanasalah satunya adalah lapisan DNA. Lapisan ini kemudian dipisahkan dari
tabung,kemudian ditambahkan enzim restriksi, yaitu ECO R1 yang berfungsi
memotongdi lokasi DNA yang spesifik.5.
Sel
tanaman
tomat
ditambahkanenzim
diinfeksi
ligase
ke
dengan
dalam
bakteri
DNA
tomat
tersebut.
dan
Setelah
plasmid
itu
untuk
menyambungkan DNA,sehingga dapat lengket. Hasilnya, gen antibeku pada
plasmid yang terdapat padabakteri bergabung dengan DNA sel tanaman tomat.6.
Sel tanaman tomat kemudian ditempatkan pada media tumbuh yang berupa
cawanpetri yang mengandung media nutrien selektif.
7. Bibit tomat mulai ditanam.
8.Tanaman tomat hasil rekayasa genetika mengandung satu kopian gen antibeku
dari ikan Flounder pada setiap selnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a) Persilangan dimulai dengan mengemaskulasi bunga yaitu pengambilan
serbuk sari pada bagian bunga.
b) Teknik hibridisasi sangat tergantung pada sifat bunga dan tingkat
pemasakan sel-sel kelamin.
c) Keberhasilan hibridisasi disebabkan karena pemilihan tetua yang tepat.
d) Bunga dapat dibedakan berdasarkan ciri morfologinya
e) Berdasarkan kelengkapan bagian bunga dapat diklasifikasikan atas dua
macam yaitu bunga lengkap dan bunga tak lengkap.
f) Dari perbedaan proses morfologi dapat terjadi perbedaan proses
penyerbukan.
4.2 Saran
Kami sangat berterima kasih kepada bapak dosen yang terhornat, karena
telah memberikan tugas Pemuliaan tanaman ini kepada kami sehingga dapat
menimbah ilmu secara mendalam. Kami sebagai mahasiswa cukup berterima
kasih yang telah memberikan ilmu mulai dari pertemuan pertama perkuliahan dan
sampai ahir kuliah,karena bagi kami ilmunya sangat bermanfaat.
Saran saya untuk kemajuan proses belajar dan mengajar hendaknya bapak
dapat berkenan membimbing saya lansung didalam pengamatan dilapang agar
dapat membantu saya memecahkan masalah serta menemukan ide-ide baru
didalam mengembangkan pertanian secara optimal khususnya dibidang Pemuliaan
Tanaman
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2012. Bioteknologi tomat.
http://blogonmania.blogspot.com/2011/04/bioteknologi.html. Diakses pada
tanggal 22 mei 2012.
Anonymous.
2012.
Penerapan
bioteknologi.
http://awangmaharijaya.wordpress.com/2008/02/28/kemajuan-penerapan-bidangbioteknologi-pada-tanaman/ diakses pada tanggal 22 mei 2012.
Alfin. 2008. Penyerbukan Buatan pada Acung (Amorphophallus decus-silvae Back. &
v.A.v.R.). Biodiversitas Vol.9 No. 4, 2008: 292-295.
Balai Penelitian Tanaman Sayuran. 1997. Budidaya Tanaman Tomat. Balitsa: Malang
Cahyono, Bambang. 1998. Tomat : budidaya dan analisis usaha tani. Kanisius
:Yogyakarta
Ferdy.
2008.
Kastrasi
dan
Hibridisasi.
http://missrant.host22.com/
hkm_hrdy_wnbrg.html , diakses pada 19 Oktober 2010.
Feros.
2009.
Pengujian
Kesetimbangan
http://sony92erz.wordpress.com/2009/11/06/hukum-hardy
Hardy
weinberg/,
Weinberg.
diakses
pada 19 Oktober 2010.
Pracaya. 1998. Bertanam tomat. Kanisius:Yogyakarta
Suryo. 1984. Mengenai Keseimbangan Hibridisasi dan Kastrasi. Jakarta: PT.Gramedia.
Tanto. 2002. Pemuliaan Tanaman dengan Hibridisasi (Allogam). Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Download