Pancasila melawan Pancaindera Oleh Mahfudzi Kusbriharnanto Pancasila kembali menjadi topik luar biasa dikalangan masyarakat untuk diperdebatkan, disaat pancaindera bangsa Indonesia mulai buram, mengelupas, dan menjadi pudar karena pengaruh perbedaan pemahaman makna Pancasila. Makna Pancasila dan semboyan yang harusnya sudah melekat pada hati nurani rakyat Indonesia, kini mulai menjadi buram, buram akan arti pada tiap butir isi Pancasila, mulai mengelupas, mengelupas dari segi sejarah perjuangan para perintis kesatuan dan keutuhan NKRI, bahkan mulai pudar, pudar akan pengamalan makna pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika atau yang sering diartikan menjadi “berbeda-beda tetapi tetap satu”, mulai digubris dan memunculkan sumber konflik diantara perbedaan pemahaman. Sumber konflik bukan karena banyaknya perbedaan dalam negeri, namun ngototnya suatu pihak yang ingin menuntut persamaan, sama seperti yang mereka benarkan dan mereka harapkan. Padahal pancasila dibentuk atas dasar persatuan dan kesatuan ragam budaya, suku, dan agama di Indonesia, namun malah ingin dibentuk persatuan atas dasar suatu agama saja. Kebhinnekaan Indonesia tidak akan bisa menjadi Kebonekaan mu yang menuntut kebenaran atas dasar satu golongan. Karena bhinneka bukan boneka yang dapat seenaknya dengan mudah digerakkan dengan mengatas namakan kebaikan suatu golongan maupun perseorangan. Pancasila mulai diserang rakyatnya sendiri dengan media Pancaindera. Persatuan dan kesatuan Indonesia mulai dijajah oleh kesombongan bangsanya sendiri. Mulai dari mata, telinga, bau, rasa, raba semuanya mulai dipergunakan untuk menentang arti Pancasila. Padahal Pancasila dibentuk dengan tidak semena-mena tanpa adanya alasan dari berbagai tokoh-tokoh pahlawan perjuangan. Menurut Notonegoro ''Pancasila merupakan dasar falsafah negara Indonesia dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai dasar negara yang diharapkan dapat menjadi pandangan hidup Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta pertahanan bangsa dan negara Indonesia''. Jika dasar pemersatu mulai ditentang, bagaimana cara menjamin persatuan yang telah dibangun perintis dengan jerih payah perjuangan selama bertahun-tahun lalu. Bukan karena mayoritas agama, mayoritas suku, atau mayoritas budaya kita membentuk dasar Negara melainkan kita menghargai arti perbedaan. Usulan Pancasila mulai dikemukakan di siding BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945 di gedung Volksraad. Selama tiga hari, masing-masing golongan berdebat dan tidak dapat menjawab apa dasar Negara Indonesia yang baik untuk NKRI. Pada akhirnya Bung Karno dengan pidatonya mengusulkan bahwa dasar Negara Indonesia ada lima (5) asas yakni : 1. Nasionalisme Rasa nasionalisme yang bisa menyatukan bangsa Indonesia. Negeri ini terdiri dari pulau, suku-suku budaya dan beraneka macam bangsa. Hanya rasa kebangsaan sejati yang bisa menyatukan seluruh hati rakyat Indonesia. Rasa kebangsaan yang tidak sempit, rasa kebangsaan yang tidak hanya untuk kepentingan suatu golongan, namun rasa kebangsaan yang dapat menjalin persatuan dari sabang hingga merauke. 2. Perikemanusiaan Memiliki jiwa nasionalisme, namun jiwa nasionalisme yang ber perikemanusiaan. Jangan sampai kita menganut nasionalisme yang berisolasi demi kepentingan sendiri melainkan nasionalisme yang mengunggulkan persaudaraan dunia. 3. Mufakat Mufakat yang didasari dengan musyawarah dan perwakilan setiap adanya perselisihan maupun gesekan yang ditimbulkan oleh suku, budaya, maupun agama serta diselesaikan dengan cara musyawarah antar pihak bersangkutan. 4. Kesejahteraan Sosial Agar kita bisa menghapus kemiskinan dari tanah air kita dan tidak akan ada lagi orag yang kaya sendirian dan orang yang miskin menderita. Kita harus mengedepankan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 5. Bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa Butir ke lima adalah pengerucutan dari semua asas yaitu bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa. Marilah kita amankan dan nyamankan Indonesia dengan manusia yang ber Tuhan. Dengan Tuhan atas kepercayaan dan agama masing-masing. Yang islam menurut nabis Muhammad saw, yang Kristen menurut Isa Almasih dan yang Buddha menurut kitab Tipitaka nya. Maka dari itu kita harus menghormati satu sama lain dengan ketuhanan yang berkebudayaan dan berbudi luhur. Pancasila itu sakti, sebuah semboyan lama yang dapat mempersatukan Nusantara. Dengan jumlah penduduk sekitar 257.9 juta insan manusia di seluruh penjuru Pulau Indonesia, mereka dapat hidup berdampingan dengan rasa aman, tentram dan berbahagiah. Karena kemurnian serta keutuhan kedudukan pancasila pada saat dulu kala di pertaruhkan dengan gugurnya pahlawan Revolusi. Jika kau merubah atau ingin mengganti isi pancasila dengan caramu sendiri, lebih baik kau buat Negara sendiri dan jangan menggugurkan banyak pahlawan-pahlawan baru negeri demi keegoisan pribadi dan golongan. Permusuhan maupun pemecahan bangsa dalam negeri dapat menimbulkan keuntungan pihak luar yang mencoba untuk mengadu domba maupun menggerogoti Indonesia demi kerusakan yang menimbulkan keuntungan pihak luar. Indonesia sudah diuji dengan berbagai aksi dan musibah, contohnya melalui aksi terror dibumi pertiwi. Heranku pada aksi Terorisme, atas dasar apa mereka menghancurkan dan merusak manusia beserta tempat tinggalnya. Mengusir orangorang yang dianggapnya salah, seolah-olah mereka bersikap seperti Tuhan dengan mengambil alih tugas-Nya. Seolah-olah hukum alam tidak cukup hebat untuk menyadarkan orang-orang salah dimata para terorisme. Jika memang mereka mengatas namakan agama, apa mereka sadar jika tindakan yang diperbuat adalah menghina Tuhan, mereka beranggapan bahwa Tuhan terlalu lama memberikan hukuman maupun membinasakan kaum bersalah atas kebenaran mereka sendiri. Sikap teror sungguh tidak sopan, melangkahi Tuhan dan beranggapan jika semua aksi yang dilakukan adalah Jihad. Bayangkan jika Negara kita hancur seperti Suriah, hancur seperti Yaman. Kenapa bisa di Indonesia dengan mayoritas penduduknya beragama muslim terbesar didunia terdapat candi Borobudur dan tidak dimusnakan bahkan sering dikunjungi oleh orang-orang muslim. Bahkan jika orang muslim kita ditanya oleh orang luar negeri “apa wisata terkenal di Indonesia”, orang muslim kita menjawab “we have Borobudur tample, the biggest tample in the world”. Pada waktu Raja Salman datang ke Indonesia seharusnya rasa kita terhadap Pancasila terus tumbuh secara bangga, karena pada waktu itu Raja Salman mengunjungi Bali, padahal yang semestinya Raja Salman berkunjung seperti ke pesantren, ke Jombang tebu ireng, ke Tampak beras, ke Aceh namun tertarik mengunjungi wisata Bali. Dan memunculkan berbagai pertanyaan ulama dan tokoh-tokoh muslim dunia “Apa resepnya?”, dan dapat kita sampaikan bahwa resepnya ialah persaudaraan kemanusiaan. Sederhana saja jika persaudaraan kemanusian didasarkan atas kesamaan agama, kesamaan asal-usul maupun kesamaan partai politik tidak akan lahir apa yang dinamakan persaudaraan kemanusiaan. Berhentilah memecah keharmonisan yang sudah dibangun di Negara Indonesia, berhentilah membelah rakyat dan menyusutkan arti Pancasila di tanah kelahiran. Kau boleh saja pergi dan mencari ilmu ke luar Negeri, namun saat pulang ke Indonesia jangan anti pancasila dengan bertebeng nasionalis luar negeri. Karena nasionalis yang sejati, adalah yang nasionalismenya itu bukan timbul karena semata-mata suatu tiruan dari nasionalisme barat, akan tetapi rasa nasionalisme yang timbul dari rasa cinta akan manusia dan kemanusiaan. Dan jangan sesekali pulang dengan percaya diri akan ilmu nasinalisme barat dengan mengganti nasionalisme orang luar kedalam negerimu. Pancaindera mu sedang di ambil alih oleh orang-orang tak berilmu. Karena manusia dibekali dengan pancaindera dan berlandaskan alat kesadaran. Alat kesadaran mesinnya adalah akal sehat. Maka manusia harus belajar, harus sekolah, harus tahu komponen-komponen nilai untuk menciptakan kebersamaan yang indah antar sesame. Menurut Cak Nun, teori universal untuk kebenaran ada kebenarannya sendiri (kebenaran masing-masing orang maupun kelompok), kebenaran orang banyak yang terus digali dan dicari sehingga menemukan suatu demokrasi atau menemukan kesepakatan nasional, kebenaran sejati susatu yang bersifat cakrawala dan harus ditempuh berjalan terus menerus yang mungkin nanti ada hubungan dengan Allah. Apalagi Allah mengatakan jika “kebenaran itu datangnya dariku, manusia hanya mendapatkan cipratannya dan menafsirkannya. Tafsir kebenaran tersebut harus berhati hati, karena tafsir kebenaran setiap orang berbeda-beda. Menghasilkan output yang bijaksana dengan memiliki kebenaran masing-masing dengan cara mencoba membuat nyaman, aman, dan tidak memutus tali persaudaraan. Harus siap dengan ketidakbenaran diluar dirimu yang tidak sesuai dengan pendapatmu. Maka dari itu mulailah dengan mencari keseimbangan nasioal. Jangan biarkan matamu jelas akan perkara tapi buta akan toleransi. Membiarkan matamu melihat sekitar dari satu sisi kemungkinan, padahal hidup tidak seperti koin, hidup mempunyai banyak kemungkinan. Melihat dunia dengan kebenaranmu sendiri atau dengan kebenaran golonganmu sendiri, yang seolah olah penglihatanmu adalah penglihatan Tuhan yang benar adanya. Terlihat matamu sangat lemah, hanya dengan melihat senyuman orang-orang hebat yang memberikan sugesti padamu jika senyumnya terdapat cahaya kebenaran padahal senyum palsu pun kamu tak tahu. Terlihat matamu sangat lemah, melihat kemurkaan manusia dilingkunganmu dan langsung memberikan kesimpulan negative padanya dengan tidak bersabar untuk menemukan kebenaran yang utuh. Sekali duakali mendengar berita maupun cerita orang lain, sebaiknya disaring terlebih dahulu sebelum di shareing. Jangan hanya karena terdengar pembicaraan orang lain yang begitu logis terserap pada otak kita, langsung kita simpulkan dan paparkan pada orang lain yang belum tentu setuju dengan apa yang kita dengar. Negara akan sangat mudah diserang dan dihancurkan ketika bangsa terpecah belah. Musuh terbesarku bukan mereka yang menentang pendapatku. Karena aku punya pendapat kebenaran versiku sendiri dan mereka juga mempunyai pendapat kebenaran versi mereka sendiri. Jangan membenturkan kebenaran dengan kebenaran, lebih baik mengolah kebenaran masing-masing hingga menemukan kebenaran sejati. Aku tak akan memusuhi mereka dan tak akan melawan mereka karena mereka bukan lawan ku kecuali dalam pertandingan sepak bola, catur dan lain sebagainya. Musuhku adalah diriku sendiri, yang sampai saat ini akupun belum bisa mengalahkannya. Jika kau cinta kepada Indonesia, cintailah Indonesia dari mata hingga turun ke hati. Jika kau ingin berjuang kepada Indonesia, perjuangkanlah dari hati hingga turunkan air mata. Tumbuh kembangkan serta railah cita-cita bangsa Indonesia yang pantas. Karena cita-cita bangsa setinggi langit, jangan batasi hanya sebatas langit-langit.