BAB II KOMUNIKASI ANTAR ANGGOTA KELOMPOK TANI DALAM PEMANFAATAN AIR SUNGAI A. Kajian Pustaka 1. Komunikasi Istilah komunikasi dalam bahasa inggrisnya disebut dengan (communication) berasal dari kata (communi)s yang berati sama atau sama maknanya atau pengertian bersama, dengan maksud untuk mengubah pikiran sikap, perilaku, penerima dan melaksanakan apa yang diinginkan komunikator. Sama halnya dengan pegeertian tersebut, Astrid Susant mengemukakan perkataan komunikasi berasal dari kata (communicare) yang dalam bahasa latinya mempunyai arti berpartisipasi atau memberitahukan , menyampaikan pesan, informasi, pikiran, perasaan, gagasan, dan pendapat yang dilakukan seseoran kepada orang lain dengan mengharapkan jawaban, tanggapan atau arus balik (feedback). Kata communis berarti milik bersama atau berlaku dimana-mana. Komunikasi adalah usaha penyampaian pesan antar manusia.1 Chery dalam stuart, (1993) mendefinisikan komunikasi berpangkal paerkataan latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun 1 Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010) Hal. 56 33 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari kata dari bahasa latin (communico) yang artinya membagi.2 Wilbur Schram menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing proces), Schram menguraikannya demikian : “komunikasi berasal dari bahasa latin yang berarti umum (common) atau bersama”. Dari uraian Schram diatas dapat disimpulkan bahwa sebuah komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan, kesepahaman antara sumber dengan penerimanya.3 Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D Laswell bahwa cara yang tepat untuk meneramgkan suatu tindakan komunikasi adalah menjawab pertanyaan “siapa yang menyampaikan, apa yang disampaiakan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”.4 Paradigma Laswell di atas mrenunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur yakni : 1. Sumber (Source) 2. Komunikator ( communicator, surce, sender ) 3. Pesan ( message ) 4. Media ( chanel ) 5. Komunikan ( communicant, receiver, recipient ) 2 H. Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007) Hal. 18 3 Tommy Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi ( Yogykarta: Media Persindo, 2006 ) Hal. 5 4 H. Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi ( Jakarta: PT. Raja Graindo Persada, 2007) Hal. 19 34 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 6. Efek ( effect, impact, influence) Jadi pada dasarnya Laswell menyatakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaiaan pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.5 Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaiaan atau perasaan oleh seorang (Komunikator) kepada orang lain (Komunikan). Kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain tahu tetapi juga bersifat persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan melekukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lainlain. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan, kegairahan, dan sebagainya yang muncul dari lubuk hati seseorang. Adakalanya seseorang menyampaikan buah pikirannya kepada orang lain tanpa menempatkan perasaan tertentu. Pada saat lain seseorang menyampaikan perasaanya kepada orang lain tanpa pemikiran. Tidak jarang pula seseorang menyampaikan pikirannya disertai perasaan tertentu, disadari atau tidak disadari. Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan perasaan yang disadari; sebaliknya kominikasi akan gagal jika sewaktu menyampaikan pikiran, perasaan, yang tidak terkontrol.6 5 Onong Uchana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007) Hal. 10 6 Nikmah Hadiati, Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar (Pasuruan: Lunar Media, 2012) Hal. 26 35 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Dari beberapa uraian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses pengoperan atau pemindahan lambang-lambang informasi (pesan) dari komunikator kepada komunikan agar tujuan yang diinginkan tercapai. 2. Komunikasi Internal a. Definisi Komunikasi Internal Komunikasi internal sebagai fungsi komunikasi yang secara khusus dirancang untuk membangun dan membina untuk menciptakan komitmen yang dimiliki bersama yang akan bermanfaat bagi keberlangsungan suatu kelompok atau sistem yang ada yang telah disepakati. Dalam pengertian yang lain adalah komunikasi internal adaah menciptakan suasana hormat atau saling menjaga hubungan dengan baik dalam satu kelompok tertentu. Pertukaran gagasan diantara para anggota kelompok yang terjadi diharapkan mampu membangun serta memberikan dampk positif bagi keberlangsungan hak dan kewajiban yang dibentuk untuk kepentingan bersama sesama anggota kelompok. Komunikasi internal berkaitan dengan pencapaian efektifitas dalam proses komunikasi kerja dan membawa harmoni dalam organisasi atau kelompok. Salah satu fungsi komunikasi internal yang lain adalah semua anggota menrima dan menyelesaikan masalah yang ada dengan membicarakan berbagai masalah yang ada di dalam organisasi atau kelompok. 36 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id b. Tujuan Komunikasi Internal Ruslan (1999) mengatakan bahwa tujuan dari komunikasi internal adalah : Sebagai sarana komunikasi internal secara timbal balik yang dipergunakan dalam suatu organisasi/kelompok. Untuk menghilangkan kesalahpahaman/hambatan yang terjadi antar angota kelompok/organisasi. Sebagai saluran atau sarana dalam upaya menjelaskan tentang kebijakan, peraturan dan ketatakerjaan dalam sebuah komunikasi. Sebagai sarana atau alat komunikasi internal untuk menyampaikan keinginan-keinginan atau sumbang saran kepada organisasi/kelompok. 3. Komunikasi Antar Kelompok Komunikasi kelompok (group communication) berarti komunikasi yang berlangsung antara seseorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang.7 Komunikasi kelompok lebih tertarik pada deskripsi dan analisa proses diskusi daripada merumuskan bermacam persyaratan untuk meningkatkan efektivitas suatu diskusi daripada merumuskan bermacam-macam persyaratan untuk meningkatkan efektivitas suatu diskusi kelompok. Selain itu 7 Onong Uchjana E, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003) Hal. 75 37 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id komunikasi kelompok juga merupakan proses komunikasi yang berlangsung 3 orang atau lebih secara tatap muka dimana anggotaanggotanya saling berinteraksi satu sama lain. Tidak ada jumplah batasan anggota yang pasti, 2-3 orang atau 20-30 orang. Komunikasi kelompok dengan sendirinya melibatkan pula komunikasi antar pribadi. Komunikasi kelompok terjadi dalam suasana yang lebih berstruktur di mana para pesertanya lbih cenderung dilakukan secara sengaja dan pada umumnya pesertanya lebih sadar akan peranan dan tanggung jawab mereka masing-masing. 4. Unsur-unsur Komunikasi Dari pengertian komunikasi sebagaimana diuraikan di atas, tampak adanya sejumlah komponen dan unsur yang di cakup dan merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Dalam bahasa komunikasi komponen atau unsur adalah sebagai berikut: A. Source (sumber) Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaiaan pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, ide, peristiwa dan sejenisnya. B. Komunikator Komunikator dapat berupa individu yang sedang bericara, menulis, kelompok orang, lembaga dan sejenisnya. Dalam 38 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id komunikator menyampaikan pesan kadang-kadang komunikator dapat menjadi komunikan sebaliknya komunikan menjadi komunikator C. Pesan Pesan adalah keseluruhan dari apa yang dsampaikan oleh komunikator. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa pengetahuan, hiburan, informaasi, nasihat atau propaganda. Syarat-syarat pesan harus memenuhi: umum, jelas serta gamblang. D. Chanel (saluran/media) Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima melaui indera manusia secara langsung maupun menggunakan media. Media yang dimaksud disini adalah alat yang di gunakan untuk memindahkan pesan yang berupa perasaan, penglihatan, serta suara sebagai bentuk komunikasi antarpribadi. Berbeda dalam komunikasi massa yang menggunakan teknologi atau alat penyebar/media seperti buku, surat kabar, majalah, radio, televisi. 8 E. Penerima (komunikan) 8 Nikmah Hadiati, Ilmu Komunikasi Sebagai Sebuah Pengantar, .... Hal. 1 39 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Komunikan mempunyai sebagai penerjemah lambang-lambang pada pesan yang disampaikan. Penerima adalah elemen penting, dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Komunikan haruslah mengikuti dan menyelesaikan diri dengan proses komunikasi agar tidak terjadi hambatan-hambatan sehingga tercapai pada tujuan komunikasi. Komunikasi akan berhasil baik jika pesan yang disampaikan sesuai dengan rangka dan pengetahuan dan lingkup pengalaman komunikan. F. Efek (Pengaruh) Efek adalah hasil akhir suatu komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak dengan yang diharapkan. Pengaruh bisa juga diartikan perubahan dan penguatan sebagai akibat dari penerimaan pesan. Yang merupakan efek dalam proses belajar-mengajar adalah hasil dari apa yang diajukan oleh kelompok petani satu dengan lainya yang memunculkan pesan yang ditangkap yang tentunya menyebabkan perubahan tingkah laku pada komunikan tersebut. 5. Tujuan Komunikasi 40 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Pada umumnya komunikasi mempunyai beberapa tujuan antara lain : a. Mengubah sikap (to change the attitude) b. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion) c. Mengubah perilaku (to change the behavior) d. Mengubah masyarakat (to change the society)9 6. Komunikasi Kelompok a. Pengertian Komunikasi Kelompok Komunikasi kelompok adalah komuunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka. Kelompok ini bisa kecil, dapat juga besar, tetapi beberapa jumlah orang yang termasuk kelompok kecil dan berapa jumlahnya yang termasuk kelompok besar tidak ditentukan dengan perhitungan secara eksak, dengan ditentukan berdasarkan berdasarkan ciri dan sifat komunikan dalam hubungannya dengan proses komunikasi. Oleh karena itu, dalam komunikasi kelompok dibedakan antara komunikasi kelompok kecil dan komunikasi kelompok besar.10 Komunikasi kelompok (group communication) berarti komunikasi yang berlangsung antara seseorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang.11 Komunikasi kelompok lebih tertarik pada deskripsi dan 9 Onong Uchjana, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi,..... Hal. 55 Onong Uchjana, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi,..... Hal. 126 11 Onong Uchjana, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi,..... Hal. 75 10 41 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id analisa proses diskusi daripada merumuskan bermacam persyaratan untuk meningkatkan efektivitas suatu diskusi daripada merumuskan bermacam-macam persyaratan untuk meningkatkan efektivitas suatu diskusi kelompok. Selain itu komunikasi kelompok juga merupakan proses komunikasi yang berlangsung 3 orang atau lebih secara tatap muka dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lain. Tidak ada jumplah batasan anggota yang pasti, 2-3 orang atau 20-30 orang. Komunikasi kelompok dengan sendirinya melibatkan pula komunikasi antar pribadi. Komunikasi kelompok terjadi dalam suasana yang lebih berstruktur di mana para pesertanya lbih cenderung dilakukan secara sengaja dan pada umumnya pesertanya lebih sadar akan peranan dan tanggung jawab mereka masing-masing.12 Dalam sudut pandang lain kelompok adalah pengembangan struktur relasi internal di antara para anggota melalui pertukaran dan pengembangan nilai, norma, status, dan peranan yang struktur internalnya bisa formal maupun informal. Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang bersatu karena mempunyai identitas yang sama diantara masyarakat lain yang tinggal di tempat yang sama.13 12 13 Alvin A . Goldberg Carl E. Larson, Komunikasi Kelompok (Jakarta: UI PRESS, 1985) Hal. 7 Alo Liliweri, Sosiologi dan Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2014) Hal. 19 42 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah mengadakan rapat untuk mengambil keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antar pribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok. Sifatsifat komunikasi kelompok sebagai berikut: a. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka b.Kelompok memiliki sedikit partisipan c.Kelompok bekerja dibawah arahan seorang pemimpin d.Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama; e.Anggota kelompok memiliki pengaruh atas sama lain. Karena jumlah komunikan itu menimbulkan konsekuensi, jenis ini diklasifikasikan menjadi komunikasi kelompok kecil dan kelompok komunikasi besar. Dasar pengklasifikasiannya bukan julah yang dihitung secara matematis, melainkan kesempatan komunikan dalam menyampaikan tanggapannya. Komunikasi merupakan hal yang megikat kesatuan organisasi. Kemudian, komunikasi membantu anggota-anggota organisasi mencapai tujuan individu dan juga organisasi, mengoordinasikan aktivitas organisasi, 43 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dan ikut memainkan peran dalam hampir semua tindakan organisasi yang relevan.14 Proses komunikasi kelompok yang terjadi pada kelompok petani ini adalah verbal dan non verbal, serta komunikasi kelompok melalui undangan untuk bermusyawarah di Balai Desa dengan dipimpin kepala Desa dan beberapa anggota kelompok tani tersebut. Komunikasi verbal diantaranya percakapan antara petani yaang terjadi dilapangan atau disawah yang melibatkan beberapa orang yang berasal dari dua kelompok tersebut hal yang dibicarakan sering menyangkut masalah air. Komunikasi non verbal adalah ketika seorang petani yang emosi karena air yang seharusnya mengalir ke aliran sawahnya di curi oleh petani lain sehingga memicu emosi sehingga membuat hubungan antara petani tidak harmonis. 1. Komunikasi Kelompok Kecil Robert F. Bales dalam bukunya, Interaction Proces Analysis, mendefinisikan kelompok kecil sebagai : “Sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi satu sama lain dalam suatu pertemuan yang bersifat tatap muka (face to face) dimana setiap peserta mendapat kesan atau penglihatan antara satu sama lainnya yang cukup kentara, sehingga dia- baik pada saat timbulnya pertanyaan maupun sesudahnya-dapat memberikan tanggapan kepada masingmasing sebagai perseorangan.”15 Berdasarkan hal itu kita dapat mengatakan bahwa komunikasi kelompo kecil adalah suatu kelompok individu yang dapat mempengaruhi satu sama 14 15 John Ivancevich, Perilaku dan Manajemen Organsasi (Jakarta : Erlangga, 2006) Hal. 115 Onong Uchjana, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi,..... Hal. 127 44 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id lain, memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain, berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil peranan, teriakat satu sama lain dan berkomunikasi tatap muka. Jika salah satu komponen ini hilang individu yang terlibat tidaklah berkomunikasi dalam kelompok kecil. Dalam komunikasi kelompok kecil komunikator menunjukan pesannya kepada orang lain/benak pikiran komunikan, misalnya kuliah, ceramah,diskusi, rapat dan sejenisnya. Dalam situasi komunikasi seperti itu logika berperan penting. Komunikan akan dapat menilai logis tidaknya uraian komunikator. Ciri yang kedua dari komunikasi kecil ialah bahwa prosesnya berlangsung secara diologis, tidak linear melainkan sirkular. Umpan balik terjadi secara verbal. Komunikan dapat menanggapi uraian komunikator, bisa bertanya jika tidak mengerti, dapat menyanggah bila tidak setuju, dan lain sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari begitu banyak jenis komunikasi kelompok kecil, antara lain, seperti telah dijelaskan diataas. 16 1. Tujuan Komunikasi Kelompok Kecil a) Tujuan personal Alasan orang untuk mengikuti kelompok dapat dibedakan atas empat kategori utama yaitu untuk hubungan social, penyaluran, dan belajar. (1) Hubungan sosial 16 Onong Uchjana, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi,..... Hal. 77 45 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Kita sering terlibat dalam komunikasi kelompok kecil agar dapat bergaul dengan orang lain. Misalnya minum kopi bersama-sama, pesta atau tempat orang berkumpul bersama-sama dan bercakap-cakap satu sama lain. Bila kita berkumpul pada kelompok kecil untuk tujuan hubungan sosial, tujuan interpersonal kita dan adalah memperkuat menaikkan hubungan kesejahteraan kita. Kelompokkelompok yang demikian memenuhi kebutuhan interpersonal kita untuk kasih sayang dan merasa di ikut sertakan.17 (2) Penyaluran Kelompok kecil memberiak kemungkinan untuk menyalurkan perasaan kita, termasuk perasaan kecewa, perasaan takut, keluhan, maupun harapan dan keinginan kita. Bila kita mempunyai satu kesempatan membiarkan orang lain mengetahui perasaan kita tentang sesuatu, kita sering merasa lega atau bebas dari ketegangan. Tujuan ini biasa dilakukan dalam suasana yang mendukung adanya pertukaran pikiran atau pertengkaran sengit atau dalam diskusi keluarga dimana keterbukaan diri adalah tepat.18 (3) Kelompok terapi 17 18 Arni Muhammad,Komunikasi Organisasi (Jakarta, Bumi Aksara, 2011) Hal. 183 Ibid, Arni Muhammad, Hal. 183 46 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Biasanya digunakan untuk membantu orang menghilangkan sikap-sikap mereka, atau tingkah laku dalam beberapa aspek kehidupan mereka. (4) Belajar Alasan umum orang mengikuti kelompok kecil adalah belajar dari orang lain. Belajar terjadi dalam bermacam-macam setting.Asumsi yang mendasari belajar kelompok adalah ide dari dua arah. b) Tujuan yang berhubungan dengan pekerjaan (1) Pebuatan Keputusan Orang-orang yang berkumpul bersama-sama dalam kelompok untuk membuat keputusan mengenai sesuatu. Mendiskusikan alternatif dengan orang lain membantu orang memutuskan mana pilihan terbaik untuk kelompok. (2) Pemecahan Masalah Masalah yang mereka usahakan menyelesaikan mencakup bagaimana menyempurnakan produksi, bagaimana menyempurnakan hubungan yang kurang baik.19 A) Kelompok Kecil Sebagai Suatu Sistem Kelompok kecil merupakan organisasi kecil yang mempunyai empat komponen dasar yaitu input atau masukan proses,output atau hasil dari balikan. Masukan , 19 Ibid, Arni Muhammad, Hal. 184 47 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id merupakan materi mentah dalam kelompok kecil seperti orang, informasi yang digunakan kelompok untuk berinteraksi. Orang atau anggota kelompok adalah masukan karena tiap orang dalam kelompok membawa kualitas tertentu seperti kepribadian, umur, kesehatan, pengetahuan, sikap, nilai dan kemampuan memecahkan masalah. Proses, menunjukkan kepada semua proses internal yang terjadi dalam kelompok selama diskusi. Hasil, merupakan keputusan atau penyelesaian yang dicapai oleh kelompok.Balikan, berisi respon yang mengikat system bersama. Balikan memberikan masukan untuk pertemuan kelompok masa akan datang. B) Karakteristik Kelompok Kecil Ada beberapa karakteristik dari kelompok kecil, yang pertama, mempermudah pertemuan ramah tamah, yang kedua adalahpersonaliti kelompok. Bila sekelompok orang datang bersama maka mereka membentuk identitas sendiri yang menjadikan personality kelompok, karakteristik yang ketiga adalah kekompakan, yaitu daya tarikan anggota kelompok satu sama lain dan keinginan mereka untuk bersatu, karakteristik yang ke empat adalah komitmen terhadap tugas.20Aktifitas individu lainnya dalam kelompok 20 Ibid, Arni Muhammad, Hal. 185 48 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang dekata hubungannya dengan komitmen adalah motivasi.Karakteristik yang kelima adalah besarnya kelompok, kelihatannya cukup sederhn tapi besarnya kelompok itu mempunyai beberapa pencabangan penting dalam kelompok. Kemudian norma kelompok, adalah aturan dan pedoman yang digunakan oleh sekelompok itu sendiri, maupun beberapa factor eksternal di luar kelompok. Saling bergantung sama lain. Yang paling penting anggota kelompok tergantung satu sama lain untuk beberapa tingkatan tertentu, dan paling kurang pada seorang lainnya.21 C) Variabel Kunci Kelompok Kecil Ada beberapa factor yang mempengaruhi komunikasi kelompok kecil, diantaranya adalah variable yang berhubungan dengan input kelompok dan proses transformasi kelompok. Beberapa diantara factor kunci tersebut akan dibicarakan pada bagian berikut ini:22 (1) Peranan Berdasarkan Fungsi Para peneliti kelompok yang dinamis mengidentifikasi dua peranan utama dari anggota kelompok yaitu peranan tugas dan peranan untuk pemeliharaan. Peranan tugas berhubungan dengan 21 22 Ibid, Arni Muhammad, Hal. 186 Ibid, Arni Muhammad, Hal. 185-188 49 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id penyelesaian tujuan yang segera dari kelompok, seperti membuat keputusan, meyelesaikan masalah atau merencanakan suatu proyek. Pemeliharaan berhubungan denngan perasaan anggota kelompok. Kelompok mungkin gagal memperhitungkan kebutuhan sosioemosional yang sangat halus yang dapat mempersulit interaksi dalam kelompok.23 (2) Tingkah Laku Tugas a. Mengambil inisiatif, seperti menentukan apakah masalah yang akan dibahas, menentuka aturan dalam komunikasi kelompok dan mengembangkan ide. b. Memberikan dan mencari informasi misalnya bertanya atau memberikan pendapat c. Mencari dan memberikan pendapat seperti bertanya dan memberikan pendapat. d. Mengolaborasi dan menjelaskan, seperti memberikan informasi tambahan tentang saran dan ide tertentu. e. Orientasi dan ringkasan seperti meninjau kembali pokok-pokok penting dalam usahan memberikan pengarahan/bimbingan dalam diskusi. 23 Ibid, Arni Muhammad, Hal. 188-189 50 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id f. Mengecek apakah kelompok sudah siap untuk membuat keputusan. (3) Tingkah Laku Pemeliharaan a. Mengharmoniskan menyelesaikan kelompok pebedaan dan seperti mengurangi ketegangan komunikasi kelompok, kadang-kadang dengan membuat humor. b. Mencari jalan tengah, seperti menawarkan jalan tengah pada isu atau perubahan posisi. c. Memberikan sokongan dan semangat seperti mengahargai, setuju, meneriam kontribus yang lain. d. Menjaga lalu lintas komunikasi seperti, mempermudah interaksi diantara anggota. e. Menentukan standart dan tes seperti pengecekan kemajuan kelompok, perasaan orang, norma kelompok, kesukaran menilai jalannya komunikasi kelompok. 2. Kepemimpinan Yang erat hubungannya dengan peranan yang bersifat fungsi dalam kelompok adalah konsep kepemimpinan.Kita biasa percaya bahwa pemimpin yang baik mempunyai sifat-sifat tertentu, seperti bertanggung jawab, mempunyai kemapuan yang lebih, mempunyai status yang tinggi, jujur dan percaya pada diri sendiri.Pemimpin 51 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id mempermudah interaksi kelompok dan menggerakkan anggota kelompok untuk menyelesaikan tugas-tugas kelompok.24 Dalam kebanyakan kelompok kecil, satu orang berperan sebagi pemimpin. Dalam kelompok lain, kepemimpinan bias dipegang oleh beberapa orang. Lebih lanjut, sang pemimpin bisa ditunjuk atau secara otomatis muncul dalam proses perkembangan komunikasi kelompok. Berdasarkan preposisi Smith ini kelihatan bahwa suatu organisasi seharusnya menggunakan jaringan komunikasi sentralis bila masalah yang akan diselesaikan sederhana dan bila mencari seorang pemimpin. Tetapi bila masalahnya komplek organisasi haruslah menggunakan jaringan desntralisasi dan juga bila menginginkan fleksibilitas dan moral yang tinggi. Analisis jaringan komunikasi dapat membantu dalam menentukan apakah struktur organisasi mebiarkan arus komunikasi yang efektif dan koordinasi unit-unit yang tergantung satu sama lainnya. Analisis jaringan juga dapat menunjukkan apakah kelompok kerja terlalu besar atau terlalu kurang terpadu untuk bekerja secara efektif. Kelompok yang terisolasi dari system dan hubungan dengan system hanya melalui seri hubungan langsung dapat diidentifiaksi dan sumber-sumber komunikasi yang lebih besar dapat dipusatkan pada area ini. 24 Ibid, Arni Muhammad, Hal. 190-192 52 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Kelompok juga dipengaruhi oleh susunan ruangan dan jarak secara fisik dari anggota kelompok. Studi mengenai ini dinamakan ekologi.Steinzor mempelajari efek susunan dengan ruangan pada interaksi kelompok. Dia menemukan bahwa orang akan berbicara banyak terhadap orang yang langsung dihadapan mereka daripada orang yang duduk disebelahnya bila pimpinan kelompok ada. Tetapi bila tidak ada pimpinan kelompok maka hal yang sebaliknya yang terjadi. Sommer menemukan bahwa pimpinan kelompok kecil cenderung duduk pada posisi kepala dan orang yang menduduki posisi kepala lebih banyak berpartisipasi dari pada orang yang duduk pada posisi samping. Orang yang tinggi nilai dominannya cenderung duduk pada pusat jaringan dan lebih banyak bicara. 3. Pemecahan Masalah dan Pembuatan Keputusan Dalam keadaan tertentu kelompok lebih baik melakukan tugas dari pada individu , seperti tugas-tugas yang mempunyai pembagian kerja dan membawa hasil bersama. Menurut Marier (1967), komunukasi kelompok kecil ini memiliki kekuatan dan kelemahan tertentu.Kekuatanya adalah sebagai berikut:25 a. Lebih besar pengetahauan dan informasi yang diperoleh. Kelompok lebih banyak mengetahui dari pada individu. b. Jumlah pendekatan lebih banyak terhadap masalah yan akan dipecahkan. 25 Ibid, Arni Muhammad, Hal. 192 53 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id c. Partisipasi dalam penyelesaian masalah menambah penerimaan penyelesaian masalah. d. Pemahaman yang lebih baik tehadap keputusan kelompok. Pembuat keputusan tidaklah perlu menyiarkan keputusan yang dibuat, karena mereka yang membuat bersama. Sedangkan kelemahan dari komunikasi kecil adalah sebagai berikut: (1) Tekanan sosial (2) Valensi penyelesaian (3) Dominasi individual (4) Konflik dari tujuan kedua yaitu memenangkan argumentasi. 4. Kepatuhan Akan Norma Kelompok Yang dimaksud dengan norma adalah satu set asumsi atau harapan yang dipegang oleh anggota kelompok atau oraganisasi mengenai tingkah laku yang benar atau yang salah, baik atau buruk, cocok atau tidak cocok, diizinkan atau tidak diizinkan. Kelompok dapat meneapkan secara eksplisit dan implicit norma-norma mereka. Kelompok kerja juga menetapkan norma mengenai penampilan, lamanya rapat, topic yang akan dibahas, tingkat formalitas dalam rapat, tipe strategi pembuatan keputusan danbahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.26 26 Arni Muhammad,Komunikasi Organisasi (Jakarta, Bumi Aksara, 2011) hal. 193 54 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Ada variable-variabel kunci yang mempengaruhi tingkat kepatuhan dalam kelompok, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Sifat kepribadian yang mungkin mempengarui anggota untuk kelompok untuk patuh. b. Variabel dalam kelompok yang mempengarhi kepatuahan. c. Tekanan luar yang mempengaruhi kepatuhan. 5. Konflik Organisasi yang sempurna, sehat tidaklah bebas dari konflik. Konflik jika ditangani secara pantas dapat diarahkan pada penyesuaian yang efektif dan tepat. Applbaum (1973) mengatakan bahwa ada hal-hal terntentu yang dapat menimbulkan konflik dalam organisasi seperti hal berikut:27 a. Anggota kelompok bekerja terlalu dekat dan saling tergantung satu sama lain. b. Anggota kelompok mempunyai kreativitas yang sangat berbeda. c. Anggota kelompok mempunyai nilai dan kebutuhan yang berbeda. 27 Ibid, Arni Muhammad, Hal. 194 55 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 6. Besar kelompok beberapa penemuan yang berkenaan dengan jumlah kelompok dalam komunikasi kelompok kecil adalah sebagai berikut:28 a. Kualitas pekerja dan produktivitas kelompok, berhubunga dengan positif dengan besar kelompok dibawah beberapa kondisi tertentu. Bila tidak ada kondisi tertentu maka jumlah kelompok yang kecil yang lebih superior. b. Kelompok yang lebih kecil memperlhatakan ekspresi ketidak setujuan dan ketidakpasan yang lebih banyak dari pada kelompok yang besar. Juga memberikan kesempatan kepada individu berinteraksi dan memperlihatkan tingkah laku kepemimpinan. c. Ketika besar kelompok bertambah maka kekompakan kelompok berkurang. d. Kelompok yang lebih besar cenderung lebih memenuhi norma kelompok. e. Anggota kelompok yang besar dalam pemecahan masalah sering merasa tidak puas dengan jumlah waktu yang tersedia untuk diskusi, kesempatan berpatisipasi, dan rapat kelompok serta keputusan yang dibuat. Suatu situasi komunikasi dinilai sebagai komunikasi kelompok kecil (small group communication) apabila situasi 28 Ibid, Arni Muhammad, Hal. 196 56 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id komunikasi situasi seperti itu dapa di ubah menjadi komunikasi antar pesona denga setiap komunikan. Dengan kata lain perktaan, antara komunikator dengan setiap komunikan dapat terjadi dialog atau tanya jawab. Dibandingkan dengan komunikasi antar pesona, komunikasi kelompok kecil kurang efektif dala mengubah sikap, pendapat, dan perilaku komunikan tidak mungkin dikuasai seperti halnya pada komunikan komunikasi antarpesona. Dibandingkan dengan komunikasi kelompok besar, komunikasi kelompok kecil lebih bersifat rasional. Ketika menerima suatu pesan dari komunikator, komunikan menanggapinya dengan lebih banyak menggunakan pikiran daripada perasaan. 2. Komunikasi Kelompok Besar Suatu situasi dinilai sebagai komunikasi kelompok besar ( large group communication) jika antara komunikator dan komunikan sukar terjadi komunikasi antarpesona. Kecil kemungkinan untuk terjadi dialog seperti pada komunikasi kelompok kecil. Pada situasi seperti ini komunikan menerima pesan yang disampaikan komunikator lebih bersifat emosional. Lebih-lebih jika komunikan heterogen atau beragam. Kelompok besar adalah sekelompok komunikan yang karena jumlahnya yang banyak dalam situasi komunikasi hampir tidak terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal, ditujukan 57 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kepada afeksi (perasaan) komunikan dan prosesnya berlangsung secara linear. Faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikasi kelompok 1. Faktor situasional karakteristik kelompok:29 a. Ukuran kelompok. b. Tujuan kelompok. c. Jaringan komunikasi. d. Kohesi kelompok. e. Kepemimpinan. 2. Faktor personal karakteristik kelompok: a. Kebutuhan interpersonal. b. Tindak komunikasi c. Peranan 3. Proses Komunikasi Kelompok Proses komunikasi pada dasarnya sama dengan komunikasi pada umumya, komponen dasar yang digunakan dalam berkomunikasi adalah komunikan, komunikator (sender), pesan (message), media (channel) dan respon (efec). Akan tetapi dalam komunikasi kelompok proses komunikasi berlangsung secara tatap muka, dengan lebih mengintensifkan tentang komunikasi dengan individu antar individu dan individu dengan personal structural (formal). Ketika seluruh orang yang terlibat dalam komunitas atau kelompok tersebut berkomunikasi di 29 https://prezi.com/sfup8qpvsxbi/komunikasi-kelompok-besar/ 58 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id luar forum, maka komunikasi yang terjalin antar individu berlangsung secara pribadi dan bahasa yang digunakan cenderung tidak formal. Akan tetapi jika individu tersebut bertemu dalam satu forum yang dihadiri anggota kelompok atau komunitas tersebut, maka komunikasi yang berlangsung akan cenderung menggunakan bahasa yang lebih formal. Proses komunikasi kelompok dapat dijelaskan sebagai berikut :30 a. Komunikator (Sender) Proses komunikasi pada dasarnya sama dengan komunikasi pada umumya, komponen dasar yang digunakan dalam berkomunikasi adalah komunikan, komunikator (sender), pesan (message), media (channel) dan respon (efec). Akan tetapi dalam komunikasi kelompok proses komunikasi berlangsung secara tatap muka, dengan lebih mengintensifkan tentang komunikasi dengan individu antar individu dan individu dengan personal structural (formal). Ketika seluruh orang yang terlibat dalam komunitas atau kelompok tersebut berkomunikasi di luar forum, maka komunikasi yang terjalin antar individu berlangsung secara pribadi dan bahasa yang digunakan cenderung tidak formal. Akan tetapi jika individu tersebut bertemu dalam satu forum yang dihadiri anggota kelompok atau komunitas tersebut, maka komunikasi yang berlangsung akan 30 Alvin A . Goldberg Carl E. Larson, Komunikasi Kelompok (Jakarta: UI PRESS, 1985) Hal. 2024 59 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id cenderung menggunakan bahasa yang lebih formal. Proses komunikasi kelompok dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Komunikator (sender) Komunikator merupakan orang yang mengirimkan pesan yang berisi ide, gagasan, opini dan lain-lain untuk disampaikan kepada seseorang (komunikan) dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya.Anggota dan pengurus dalam suatu kelompok atau komunitas bisa menjadi komunikator. Ketika mereka melakukan proses komunikasi dalam proses tersebut. b. Pesan (Message) Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif jika diorganisir secara baik dan jelas. Materi pesan yang disampaikan dapat berupa informasi, ajakan, rencana kerja, pertanyaan dan lain sebagainya. Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau symbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manager menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan anggota badan yang lainnya).Tujaun menyampaikan pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu. 60 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id c. Media (Channel) Media adalah alat untuk menyampaikan pesan seperti TV, radio, surat kabar, papan pengumuman, telepon dan media jejaring sosial. Media yang terdapat dalam komunikasi kelompok bermaca-macam jenis.Seperti rapat, seminar, pameran, diskusi panel, workshop dan lain-lain. Media dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang disampaika, jumlah penerima pesan, situasi dan vested of interest. d. Mengartikan kode atau isyarat Setelah pesan diterima melalui indra (telinga, mata dan seterusnya)maka si penerima pesan harus dapat mengartikan symbol atau kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dapat dimengerti atau dipahami. Komunikasi kelompok mempunyai suatu symbol, kode atau isyarat tersendiri yang menjadi ciri khas suatu kelompok yang hanya dimengerti oleh kelompok atau komunitas itu sendiri. e. Komunikan Komunikan adalah orang yang menerima pesan yang dapat memahami pesan dari si pengirim meskipun dalam bentuk kode atau isyarat tanpa mengurangi arti atau pesan yang dimakasud oleh pengirim. Dalam komunikasi kelompok komunikan bertatap muka dan bertemu langsung dengan 61 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id komunikatornya.Sehingga seseorang bisa berkomunikasi secara langsung. f. Respon Respon adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun non verbal. Tanpa respon seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap si penerima pesan. Hal ini penting bagi manager atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah oesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Respon dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Respon yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan respon langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak. Respon bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi. Dalam komunikasi kelompok respon atau tanggapan yang dihasilkan oleh anggota dan pengurus dalam komunitas tersebut berbeda-beda, usulan atau keputusan dalam komunikasi tersebut didukung, diperbaiki, dijelaskan, dirangkum, atau disetujui, 62 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id maupun yang mengakibatkan tanggapan yang menyenangkan atau bahkan meragukan. Fisher mengemukakan terdapat empat fase unutk mengenal suatu pola yang relatif lebih konsisten yang dilalui dalam diskusi kelompok dalam memutuskan suatu ide, gagasan, masalah dan lain-lain.31 1. Fase satu : Orientasi Dalam fase ini, anggota masih dalam taraf perkenalan, para anggota masih belum dapat memastikan seberapa jauh ideide mereka akan dapat diterima oleh anggota lain. Pernyataan dalam fase ini masih bersifat sementara dan pendapat-pendapat yang dikemukakan secara hati hati. Komentar dan interpretasi yang meragukan cenderung memperoleh persetujuan dalam fase ini dibandingkan dengan fase-fase yang lain. Ide-ide yang dilontarkan tanpa banyak menggunakan fakta pendukung. 2. Fase dua : Konflik Fase ini mulai muncul adanya ketidaksetujuan yang ditunjukkan masing-masing anggota sehingga menimbulkan suatu pertentangan.Dalam fase in dukungan dan penafsiran meningkat, pendapat semakin tegas dan komentar yang meragukan berkurang.Usulan keputusan yang relevan 31 Ibid, Alvin A . Goldberg Carl E. Larson, Hal. 25 63 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id seolaholah sudah dapata ditentukan dan anggota kelompok mulai mengambil sikap untuk berargumentasi, baik itu sikap yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan terhadap usulan-usulan tersebut. Dalam fase ini koalisi pun terbentuk, anggota mulai membentuk gang-gang tertentu sehingg terjadi suatu konflik. 3.Fase Ketiga : Timbulnya sikap-sikap baru Konflik yang terjadi dan komentar yang berkurang dalam fase ini, anggota-anggota kelompok tidak lagi membela diri secara gigih dalam menanggapi komentar yang tidak menyenangkan.Sikap-sikap anggota berubah dari tidak setuju menjadi setuju terhadap usulan dan keputusan yang ada. 4. Fase Keempat : Dukungan Usulan dan keputusan yang di inginkan semakin nampak pada fase keempat.Pertentangan berubah menjadi dukungan yang lebih menguntungkan bagi usulan dan keputusan.Perbedaan pendapat sudah tidak lagi ada. Para anggota kelompok berusaha keras mencari kesepakatan bersama dan satu sama lain cenderung saling mendukung, khususnya dalam menyetejui beberapa usulan keputusan tertentu. g. Gangguan 64 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya. 6. Pemanfaatan Air Sungai Sungai yaitu aliran air alami yang membawa air dari pegunungan ke lautan.32 Sungai dapat mengubah permukaan daratan serta mengukir lembah dan jurang sepanjang lapisan batuan yang dilewatinya. Bentuk tindakan pengelolaan sumberdaya air bermacan-macam. Bentuk tindakan yang bagaimana yang harus dilakukan dengan cara menemukan satu pokok permasalahan yang ada. Apakah masalah yang ada untuk irigasi sawah, pembangkit listrik atau untuk lahan pertanian tambak masyarakat.33 Dengan air sungai manusia dapat melakukan kegiatan irigasi yang berguna untuk mengairi persawahanya baik secara individu maupun kelompok. Pemanfataan air sungai memang perlu pengawasan oleh instansi terkait dikarenakan bila tidak dalam pengawasan maka akan terjadi masalah di dalam kelompok masyarakat tersebut yang sama-sama membutuhkan air sebagai sarana irigasi sawah mereka. 32 33 Ruslin Anwar, Ekonomika Sumber Daya Air, ..... Hal. 2 Dumiairy, Pengembangan Sumber Daya Air, ..... Hal. 37 65 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Tujuan pemanfatan sumberdaya air adalah untuk mengetahui kuantitas, kualitas, ketersediaan, cara pemanfaatan secara optional dan lestari. Air merupakan sumberdaya yang dapat diperbaharui, oleh karena itu air adalah sumberdaya yang harus mendapatkan perhatian serius.34 Sungai merupakan peranan yang sangat penting bagi perkembangan peradaban manusia diseluruh dunia ini khususnya di Indonesia, yakni dengan menyediakan daerah-daerah subur yang umunya terletak di lembahlembah dan sungai serta sumber ai sebagai kehidupan yang paling utama bagi kehidupan manusia dan hewan. 35 Salah satu pemanfatan air sungai adalah sebagai irigasi atau pengairan bagi persawahan masyarakat. Dengan irigasi lahan persawahan yang umunya terletak didaerah-daerah lembah atau lereng pegunungan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi tumbuh kembangnya tanaman khususnya adalah tanaman padi di Desa Babadan Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi. Kondisi atau letak geografis dari lahan persawahan yang dimiliki oleh beberapa kelompok petani di Desa Babadan berada di daerah dataran tinggi di pegenungan lawu. Sehingga air sungai sangat dibutuhkan ketika datang masa kemarau panjang untuk irigasi sawah dan ladang yang telah digarap dari masa tanam hingga menjelang panen, khususnya pada tanaman padi. 34 Ruslin Anwar, Ekonomika Sumber Daya Air, .... Hal. 14 Suyono Sosrodarsono. Perbaikan dan Pengaturan Sungai (Jakarta: PT Pradnya Paramita, 2001) Hal. 6 35 66 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Irigasi adalah pemberian air pada suatu lahan untuk menunjang curah hujan yang tidak cukup, agar tersedia lengas tanah bagi pertumbuhan tanaman. Lahan yang baik untuk irigasi adalah lahan yang sesuai untuk pertanian dengan persedian air yang cukup.36 Masalah yang terjadi pada proses pemanfaatan air sungai ini terjadi pada saat kemarau panjang yang biasanya terjadi pada bulan juniseptember. Pada saat itu aliran sungai sangat kecil, namun banyak petani yang menanam padi pada bulan-bulan maret sampai april sehingga pada bulan setelah itu air sangat sedikit jumlahnya karena ada aturan giliran seminggu hanya 3 kali gilir. Namun giliran itu dirasa sangat kurang karena luas wilayah sawah dan banyaknya kebutuhan air yang dieperlukan oleh petani. Berkaitan dengan masalah tersebut terkadang terjadi masalah atau konflik antara petani di dalam kelompoknya masing-masing yang disebabkan karena rebutan air dan jatah giliran air. Konflik yang terjadi adalah cek-cok antara petani yang bermula pada pencurian air di tengah malam. Air yang seharusnya mengalir di blok mekar tani dengan sengaja di alihkan ke blok sri widodo, hal tersebut memicu terjadinya gesekan antara kelompok petani. Masalah ini yang akan di bahas pada penelitian ini. Selain dipengaruhi oleh faktor cuaca dan kandungan unsur hara di dalam tanah, tanaman hanya dapat hidup dengan subur apabila ia memperoleh cukup air. Pemberian air yang mencukupi merupakan faktor 36 Ruslin Anwar, Ekonomika Sumber Daya Air, ...... Hal. 57 67 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id penting bagi pertumbuhan tanaman. Fasilitas irigasi yang memadai bukan saja akan meningkatkan hasil produksi pertanian dan tingkat pendapatan pertaniannya, tetapi juga perekonomian masyarakat secara keseluruhan. Kebutuhan air untuk suatu areal pertanian dapat dilihat secara menyeluruh atau total dan dapat pula dilihat secara bagian demi bagian atau parsial. Kebutuhan air secara parsial dibeda-bedakan atas kebutuhan air tanaman, kebutuhan air pada tingkat usaha tani dan kebutuhan air irigasi. Kebutuhan air di persawahan dihitung berdasarkan dalamnya kebutuhan air dalam usaha tani. B. Kajian Teori Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Teori Interaksi Simbolis. Paham interaksi simbolis adalah suatu cara berfikir mengenai pikiran, didi dan masyarakat yang telah memerikan kontribusi dalam masyarakat.37 Teori intraksi simbolik adalah segala hal yang saling berhubungan dengan pembentukan makna dari satu benda atau simbol baik benda mati maupun benda hidup melalui proses komunikasi baik sebagai pesan verbal maupun prilaku non verbal dan tujuan akhir na adalah memaknai simbol (objek) tersebut berdasarkan kesepakatan bersama yang berlaku di wilayah suporter sepak bola tersebut. Jadi teori interaksi simbolik ini pada intinya adalah sebuah kerangka acuan untuk memahami bagaimana manusia bersama dengan orang lainnya menciptakan dunia simbolik dan 37 Morrisan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa (Jakarta: Ghalia Indonesia,2009) hal. 111 68 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id menciptakan perilaku manusia. Dari pesan verbal maupun prilaku non verbal sebagai pemahaman satu sama lain melalui proses komunikasi antar suporter sepakbola sehingga membentuk pola komunkasi. gagasan Bales, model yang dikemukakan Barry Collins dan Harold Guetzkow ini menunjukkan bahwa suatu kelompok kerja atau tugas (task group) berhadapan dengan dua jenis masalah atau hambatan, yaitu hambatan kerja dan hambatan interpersonal. Hambatan kerja (task obstacles) adalah kesulitan-kesulitan yang ditemui oleh kelompok dalam menangani tugas atau pekerjaannya, misalnya merencanakan kegiatan atau menyetujui suatu kebijakan, dan lain sebagainya. Dalam mengatasi hambatan kerja ini, anggota kelompok harus menangani masalah yang dihadapi dengan cara menganalisis situasi, menyarankan solusi serta mempertimbangkan sejumlah alternatif. Jika kelompok harus mengambil keputusan, maka anggota kelompok tidak saja harus mempertimbangkan keputusan yang sebaiknya diambil, tetapi juga mereka harus bekerja secara efektif dengan anggota kelompok lainnya. Bila dua atau lebih anggota bersama-sama mengatasi sesuatu masalah, maka muncul hambatan interpersonal (interpersonal obstacles). Hambatan mencakup kebutuhan untuk membuat gagasan atau ide agar dapat dapat dipahami dengan jelas oleh anggota lain, kebutuhan untuk mengatasi konflik, kebutuhan untuk mengola perbedaan dan seterusnya.38 38 Ibid, Morrisan, Hal. 338 69 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Kita dapat menganggap upaya yang dilakukan suatu kelompok untuk mencapai tujuan sebagai suatu “energi”. Sebagian dari energi yang dimiliki kelompok digunakan untuk mengatasi hambatan kerja dan sebagian lagi digunakan untuk mengatasi hambatan interpersonal. Raymond Cattel menggunakan istilah “sinergi” bagi upaya yang dilakukan kelompok untuk mencapai tujuan. Jumlah energi yang digunakan untuk mengatasi hambatan interpersonal dinamakan dengan sinergi intrinsik dan sisa energi yang tersedia untuk melaksanakan tugas atau kerja dinamakan sinergi efektif. Jika sinergi efektif tinggi, maka tugas dapat diselesaikan dengan efektif (baik) jika tidak, maka tugas tidak akan dapat diselesaikan dengan efektif (buruk). Tingkat sinergi dalam suatu kelompok merupakan hasil dari sikap anggota kepada anggota lainnya. Adanya konflik akan menyedot energi yang ada dalam jumlah besar yang digunakan untuk mempertahankan kelompok, dan sedikit sisa energi digunakan untuk menyelesaikan tugas. Sebaliknya, jika anggota kelompok memiliki sikap yang sama, maka terdapat sedikit kebutuhan energi untuk mengatasi masalah interpersonal sehingga sinergi efektif akan lebih besar. 70 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id