- Repository Maranatha

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pada masa sekarang ini, perindustrian di berbagai bidang berkembang
secara pesat. Ditambah lagi dengan pertumbuhan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) yang cepat, serta ketatnya persaingan antar perusahaan, maka
setiap perusahaan harus bersikap proaktif dalam menentukan strategi untuk
meningkatkan kualitasnya. Perusahaan juga akan selalu dituntut untuk dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan usaha dan sosial agar dapat
berkompetisi dalam era globalisasi ini. Keadaan ini menjadi tantangan bagi dunia
perindustrian sekaligus sebagai tuntutan terhadap persaingan yang semakin ketat
dan juga semakin mendesak.
Berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai visi dan misinya secara
berkelanjutan sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusianya (SDM).
Tuntutan perusahaan untuk memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan
SDM yang berkualitas semakin mendesak sesuai dengan dinamika lingkungan
yang selalu berubah. Walaupun didukung dengan sarana dan prasarana serta
sumber dana yang cukup memadai, tetapi tanpa dukungan SDM yang handal
maka segala kegiatan di suatu perusahaan tidak akan berjalan dengan baik. Dapat
dikatakan juga, bahwa SDM adalah aset utama dari sebuah perusahaan dalam
menjalankan bisnisnya.
1
Universitas Kristen Maranatha
2
PT. Perkebunan Nusantara (Persero) ”X” Medan adalah salah satu
perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang industri
perkebunan. Perusahaan ini dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9
tahun 1996 tanggal 14 Pebruari 1996 tentang peleburan Perusahaan Perseroan
PT.Perkebunan “X”, PT.Perkebunan “X” dan PT.Perkebunan “X”. Sebagai
sebuah perusahaan yang besar, PT. Perkebunan Nusantara (Persero) ”X” ini
memiliki core bussines yaitu industri perkebunan, dengan deskripsi bisnis
pembudidayaan tanaman, pengolahan dan penjualan produk kelapa sawit, teh dan
kakao berikut turunannya.
PT. Perkebunan Nusantara (Persero) ”X” Medan ini memiliki visi, misi,
dan tujuan utama. Visi dari perusahaan ini, yaitu menjadi perusahaan agribisnis
perkebunan yang tangguh dan mampu bersaing, baik di sektor hulu dan hilir di
tingkat Nasional dan Regional. Misi PT. Perkebunan Nusantara (Persero) ”X”
Medan ini yaitu yang pertama, menjalankan usaha agribisnis kelapa sawit, teh dan
kakao serta menghasilkan produk hulu dan hilir yang berkualitas. Kedua,
meningkatkan daya saing produk secara berkesinambungan melalui sistem, cara
dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya kreativitas dan inovasi untuk
peningkatan produktivitas dan efisiensi. Ketiga, meningkatkan laba secara
berkesinambungan untuk menjamin pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan
perusahaan serta memberi manfaat optimal bagi pemegang saham, karyawan dan
stake holder lainnya. Keempat, mengelola usaha secara profesional untuk
meningkatkan nilai perusahaan yang memedomani etika bisnis dan tata kelola
perusahaan Good Corporate Governance (GCG). Kelima, memberikan perhatian
Universitas Kristen Maranatha
3
dan peran nyata dalam membangun kemitraan, mengembangkan/memberdayakan
masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup. Terakhir, melaksanakan dan
menunjang kebijakan serta program pemerintah dalam pengembangan perkebunan
dan pembangunan ekonomi nasional. Mengenai Tujuan, PT. Perkebunan
Nusantara (Persero) ”X” Medan ini memiliki tujuan melaksanakan dan
menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah dalam pembangunan nasional
di bidang ekonomi, khususnya pembangunan di bidang pertanian sub sektor
perkebunan.
Secara struktural, PT. Perkebunan Nusantara (Persero) ”X” ini dipimpin
oleh 5 Direksi, dan diawasi oleh 6 orang Komisaris. PT. Perkebunan Nusantara
(Persero) ”X” Medan ini terdiri dari 5 gabungan dari kebun-kebun atau Unit
Usaha, setiap gabungan Unit Usahanya dipimpin oleh seorang Manajer Grup Unit
Usaha. PT. Perkebunan Nusantara (Persero) ”X” ini terdiri dari 27 Unit Usaha,
dan masing-masing Unit Usaha dipimpin oleh seorang Manajer Unit Usaha.
Setiap Manajer Unit Usaha bertanggung jawab langsung kepada Manajer Grup
Unit Usaha dan juga Direksi atas segala kegiatan yang terjadi pada Unit Usaha
yang dipimpinnya.
Berdasarkan Job Description yang telah ditetapkan perusahaan, seorang
Manajer Unit Usaha memiliki tugas utama, wewenang, dan tanggung jawab
kepada pimpinan perusahaan, atas semua kegiatan yang terjadi di Unit Usaha
yang dipimpinnya. Secara umum, tugas utama seorang Manajer Unit Usaha yaitu
merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan unit usaha yang dipimpinnya
untuk mencapai kinerja (hasil usaha) secara efektif dan efisien sesuai dengan
Universitas Kristen Maranatha
4
sasaran dan kebijakan yang telah digariskan oleh Direksi dan atau Manajer Grup
Unit Usaha.
Dalam hal wewenang, seorang Manajer Unit Usaha memiliki 3 (tiga)
wewenang, yaitu mengambil keputusan dalam rangka efektivitas kepemimpinan
dan pelaksanaan tugas di Unit Usaha, yang sejalan dengan kebijakan Direksi,
Manajer Grup Unit Usaha, dalam rangka pencapaian sasaran kinerja Unit Usaha.
Kedua, Manajer Unit Usaha memiliki wewenang untuk memimpin Unit Usaha,
mengkoordinir, membina dan mengendalikan kegiatan unit usaha. Ketiga, menilai
dan memberikan pendapat terhadap kinerja personel karyawan di dalam Unit
Usaha.
Manajer Unit memiliki tanggung jawab kepada Manajer Grup unit usaha.
Selain itu, bertanggung jawab terhadap pencapaian sasaran unit usaha, serta
bertanggung jawab terhadap terciptanya kerjasama, keserasian, keselarasan, dan
keharmonisan diantara sub-sub unit usaha. Manajer Unit Usaha juga bertanggung
jawab terhadap penggunaan sumber daya yang ada di unit usaha.
Dalam memenuhi kebutuhan perusahaan untuk memperoleh SDM yang
dapat mendorong tercapainya visi, misi dan tujuan perusahaan, perusahaan
dituntut untuk memiliki suatu standar yang dijadikan acuan untuk selalu
meningkatkan performance SDM agar lebih berkualitas. Pada saat sekarang ini,
banyak perusahaan yang menerapkan pengelolaan sumber daya manusia berbasis
kompetensi. Kompetensi adalah karakteristik individu yang berhubungan
langsung dengan kriteria kinerja efektif atau superior dari suatu jabatan atau
situasi (Spencer & Spencer, 1993). Kompetensi mengacu pada perilaku-perilaku
Universitas Kristen Maranatha
5
yang terbukti menunjukkan kinerja paling baik. Jadi dapat dikatakan bahwa
kompetensi memiliki nilai prediksi lebih baik karena mengacu pada perilakuperilaku yang sudah tampak yang menunjukkan kinerja terbaik (Shermon, 2005).
Dalam melakukan pengelolaan sumber daya manusia, salah satu metode
yang baik untuk digunakan adalah sistem “pengelolaan sumber daya manusia
berbasis kompetensi” (competency based human resource management).
Pendekatan kompetensi ini berusaha mengidentifikasi faktor-faktor yang
menyebabkan keberhasilan kerja seseorang atau performansi kerja yang tinggi
(Mc Clelland, 1973).
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap salah seorang
Direksi, diketahui bahwa PT. Perkebunan Nusantara (Persero) ”X” Medan, saat
ini perusahaan memang belum memiliki standar kompetensi untuk para
karyawannya, khususnya untuk level Manajer Unit Usaha. Dalam melakukan
proses promosi dan pengangkatan terhadap seseorang yang akan menduduki
posisi sebagai Manajer Unit Usaha, pihak perusahaan melakukan promosi dan
pengangkatan dengan cara melihat prestasi kerja (performance) yang telah diraih
oleh seorang kandidat Manajer Unit Usaha tersebut, yaitu Asisten Kepala,
kemudian pihak perusahaan juga melihat masa kerja atau lamanya seorang
kandidat itu telah bekerja di perusahaan, dan juga golongan tertinggi yang telah
diperoleh oleh seorang kandidat Manajer Unit Usaha tersebut. Perusahaan juga
melakukan fit and proper test yang berupa rangkaian test seperti psikotest, yg
biasanya dilakukan oleh Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP). Fit and proper
test ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh karakteristik dari masing-
Universitas Kristen Maranatha
6
masing Asisten Kepala atau sering disebut dengan istilah personal mapping.
Setelah mendapatkan hasil personal mapping, pihak Direksi melakukan promosi
dari beberapa Asisten Kepala yang terpilih, dan kemudian melakukan interview
langsung untuk dapat memutuskan siapa yang benar-benar layak dipilih untuk
menduduki jabatan sebagai Manajer Unit Usaha.
Menurut Direksi tersebut, cara yang selama ini telah dilakukan tersebut
masih tidak efektif dan tidak selalu aktual dalam usaha mendapatkan seseorang
yang dianggap layak dan benar-benar mampu untuk menduduki dan menjabat
posisi sebagai Manajer Unit Usaha. Fit and Proper test yang dilakukan hanya
menggambarkan karakteristik dasar, tidak menggambarkan kompetensi Manajer
Unit Usaha. Dengan demikian, Manajer Unit Usaha tersebut tidak memiliki
kualifikasi sesuai dengan kebutuhan perusahaan, tidak memiliki kemampuan
manajerial yang baik, sehingga pada akhirnya orang tersebut dalam mencapai
performance kerja berupa pemenuhan target Unit Usaha, pemenuhan kinerja
(hasil usaha) Unit Usaha yang dipimpinnya tidak selalu sesuai dengan Rencana
Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk jangka waktu setahun yang telah
ditetapkan oleh Direksi.
Direksi juga mengakui, bahwa dengan metode yang telah dilakukan
selama ini, pihak perusahaan juga mengalami kesulitan untuk menemukan
kelemahan dan kekurangan serta apa yang harus diperbaiki untuk meningkatkan
kinerja dari masing-masing Manajer Unit Usaha pada PT. Perkebunan Nusantara
(Persero) ”X” Medan.
Universitas Kristen Maranatha
7
Direksi PT. Perkebunan Nusantara (Persero) ”X” Medan mengharapkan
orang-orang yang menduduki jabatan sebagai Manajer Unit Usaha memiliki
excellent performance, antara lain seperti memiliki tanggung jawab terhadap tugas
yang telah diberikan oleh perusahaan, memiliki integritas terhadap perusahaan,
atau dalam kata lain tidak mementingkan Unit Usahanya sendiri, tapi juga
memikirkan Unit Usaha lain. Kemudian, Direksi juga mengharapkan Manajer
Unit
Usaha
juga
memiliki
dedikasi
terhadap
perusahaan,
dalam
arti
memprioritaskan pekerjaan untuk perusahaan dan tidak memprioritaskan
kepentingan pribadi atau kelompoknya, memiliki kemampuan manajerial dan
leadership yang baik, mampu mempengaruhi karyawan untuk bersama-sama
mencapai kinerja, mampu mengupayakan keseimbangan antara pencapaian
sasaran perusahaan, dan peningkatan kesejahteraan karyawan, serta memiliki
inovasi di bidang teknologi yang memungkinkan efisiensi dalam hal pengendalian
biaya.
Keterangan dari Direksi ini juga diperkuat oleh dua orang Manager Grup
Unit Usaha, yang merupakan atasan langsung dari Manajer Unit Usaha. Menurut
Manajer Grup Unit Usaha, dengan tidak adanya standar kompetensi untuk level
Manajer Unit Usaha, pihak Manajer Grup Unit Usaha sebagai atasan langsung
dari Manajer Unit Usaha mengalami kesulitan dalam melihat performance dari
tiap-tiap Manajer Unit Usaha yang merupakan bawahannya. Dapat dikatakan
juga, Manajer Unit Usaha tersebut sudah bekerja dengan maksimal dan efektif
tidak bisa terlihat dengan jelas, mungkin yang bisa terlihat hanya seperti ada
Manajer Unit Usaha yang tidak jujur, atau dalam kata lain tidak transparan,
Universitas Kristen Maranatha
8
berdedikasi rendah, dan memiliki integritas yang rendah terhadap perusahaan
secara keseluruhan. Selain itu Manajer Unit Usaha juga kurang memiliki motivasi
untuk menjadi yang terbaik, sehingga kinerja (hasil usaha) dari Unit Usaha yang
dipimpin tidak tercapai sesuai dengan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan
(RKAP) untuk jangka waktu setahun yang telah ditetapkan oleh Direksi. Manajer
Unit Usaha juga kurang memiliki inovasi dalam menjalankan tugas-tugasnya, baik
di bidang teknis maupun non-teknis, kurang mampu mengidentifikasi masalahmasalah yang ada terkait kinerja, kurang mampu membina bawahan, serta kurang
mampu merangkul SDM baik internal maupun eksternal.
Pihak Direksi dan juga Manajer Grup Unit Usaha tersebut juga
mengatakan, dengan adanya model kompetensi untuk level Manajer Unit Usaha,
maka diharapkan setiap Manajer Unit Usaha dapat menjalankan perannya dengan
baik sesuai visi, misi, dan tujuan perusahaan, serta dapat mengatasi setiap
tantangan yang muncul dan juga dapat meningkatkan kualitas performance dari
Manajer Unit Usaha itu sendiri.
Berdasarkan apa yang telah dijabarkan diatas, peneliti hendak membuat
model kompetensi bagi level Manajer Unit Usaha PT. Perkebunan Nusantara
(Persero) ”X” Medan yang disesuaikan dengan visi, misi perusahaan, serta job
description Manajer Unit Usaha. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan model
kompetensi untuk Manajer Unit Usaha dapat dijadikan sebagai dasar untuk proses
seleksi, promosi, mapping, serta dapat digunakan untuk pengembangan kinerja
dari Manajer Unit Usaha sehingga kinerja atau performance Manajer Unit Usaha
dapat menjadi lebih baik lagi.
Universitas Kristen Maranatha
9
1.2
Identifikasi Masalah
Bagaimana model kompetensi yang sesuai untuk Manajer Unit Usaha PT.
Perkebunan Nusantara (Persero) ”X” Medan.
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1
Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk menjaring kompetensi apa saja
yang harus dimiliki oleh Manajer Unit Usaha PT. Perkebunan Nusantara (Persero)
”X” Medan.
1.3.2
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun model kompetensi pada
Manajer Unit Usaha PT. Perkebunan Nusantara (Persero) ”X” Medan.
1.4
Kegunaan Penelitian
1.4.1
Kegunaan Teoritis
Kegunaan teoritis dari penelitian ini adalah:
a. Dapat memberikan informasi, terutama bagi ilmu psikologi industri
dan organisasi mengenai model kompetensi pada level Manajer,
khususnya Manajer Unit Usaha PT. Perkebunan Nusantara (Persero)
”X” Medan.
Universitas Kristen Maranatha
10
b. Dapat memberikan masukan bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan
atau mengadakan penelitian dengan topik yang serupa.
1.4.2
Kegunaan Praktis
Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah:
a. Kegunaan Praktis dari penelitian ini yaitu memberikan informasi
tentang kompetensi bagi pimpinan PT. Perkebunan Nusantara
(Persero) “X” Medan atau pihak yang berwenang untuk melakukan
pengelolaan SDM berbasis kompetensi, seperti proses seleksi,
promosi, mapping, performance appraisal, serta dapat digunakan
untuk pengembangan kinerja dari Manajer Unit Usaha.
b.
Memberikan gambaran mengenai model kompetensi pada Manajer
Unit Usaha PT. Perkebunan Nusantara (Persero) ”X”, Medan untuk
bekerja sesuai dengan model kompetensi yang telah ditetapkan, dan
diharapkan dapat berguna untuk lebih meningkatkan performa kinerja
dari Manajer Unit Usaha tersebut.
1.5
Kerangka Pemikiran
PT. Perkebunan Nusantara (Persero) “ X” Medan adalah sebuah Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang perkebunan. PT.
Perkebunan Nusantara (Persero) “X” Medan memiliki visi menjadi perusahaan
agribisnis perkebunan yang tangguh dan mampu bersaing, baik di sektor hulu dan
hilir di tingkat Nasional dan Regional. Misi PT. Perkebunan Nusantara (Persero)
”X” Medan ini yaitu menjalankan usaha agribisnis kelapa sawit, teh dan kakao
Universitas Kristen Maranatha
11
serta menghasilkan produk hulu dan hilir yang berkualitas, meningkatkan daya
saing
produk
secara
berkesinambungan,
meningkatkan
laba
secara
berkesinambungan untuk menjamin pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan
perusahaan serta memberi manfaat optimal bagi pemegang saham, karyawan dan
stake holder lainnya, mengelola usaha secara professional, memberikan perhatian
dan peran nyata dalam membangun kemitraan, mengembangkan/memberdayakan
masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup, melaksanakan dan menunjang
kebijakan serta program pemerintah dalam pengembangan perkebunan dan
pembangunan ekonomi nasional.
Untuk mencapai target perusahaan, PT. Perkebunan Nusantara (Persero)
”X” Medan menyadari bahwa keberhasilan tersebut sangat bergantung pada SDM,
maka aspek inilah yang menjadi fokus utama dalam melakukan perbaikan dan
pengembangan. Mengingat PT. Perkebunan Nusantara (Persero) “X” Medan
merupakan perusahaan perkebunan, maka keberhasilan perusahaan dalam bidang
ini akan sangat bergantung dari keberhasilan setiap kebun-kebun atau disebut
dengan istilah Unit Usaha yang mereka tangani, sedangkan keberhasilan setiap
Unit Usaha, secara tidak langsung berada di tangan seorang Manajer Unit Usaha
sebagai orang yang memiliki tanggung jawab terbesar terhadap jalannya Unit
Usaha itu sendiri.
Di dalam hubungan fungsional, seorang Manajer Unit Usaha memiliki
atasan langsung yaitu Manajer Grup Unit Usaha, dan membawahi satu sampai dua
orang Asisten Kepala. PT. Perkebunan Nusantara (Persero) “X” Medan juga telah
menetapkan sejumlah tugas-tugas, wewenang, dan tanggung jawab seorang
Universitas Kristen Maranatha
12
Manajer Unit Usaha. Secara umum,tugas utama seorang Manajer Unit Usaha
yaitu merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan Unit Usaha yang
dipimpinnya untuk mencapai kinerja (hasil usaha) secara efektif dan efisien sesuai
dengan sasaran dan kebijakan yang digariskan oleh Direksi dan atau Manajer
Grup Unit Usaha.
Adapun uraian tugas Manajer Unit Usaha yaitu pertama, mengelola Unit
Usaha dalam mencapai kesatuan tujuan dan kinerja usaha secara efektif dan
efisiensi, dan untuk mendukung kesatuan tujuan Grup Unit Usaha. Kedua,
menyusun rencana strategis Unit Usaha yang dipimpinnya. Ketiga, menyusun,
melaksanakan, dan mengendalikan RKAP Unit Usaha. Keempat, menyusun dan
mengajukan kebutuhan barang, jasa dan uang kerja untuk Unit Usahanya. Kelima,
mengadakan barang dan jasa untuk Unit Usaha sesuai dengan wewenang yang
diberikan. Keenam, mengendalikan harga pokok, persediaan bahan baku, dan
bahan pelengkap Unit Usaha.
Ketujuh, melakukan upaya-upaya dan inovasi untuk meningkatkan
efisiensi, produktifitas, nilai tambah, dan kinerja Unit Usaha. Kedelapan,
melaksanakan pengamanan secara intern maupun bekerjasama dengan pihak lain.
Kesembilan, membangun kerjasama dengan Unit Usaha lainnya alam membentuk
kesatuan tujuan Grup Unit Usaha. Kesepuluh, mendorong dan memberikan
fasilitas pembinaan dan pengembangan SDM anggota Unit Usaha untuk
membentuk personel yang profesional dan berkualitas. Kesebelas, membangun
hubungan dan kerjasama dengan stake holder di lingkungannya dalam upaya
kelancaran dan efektivitas pengelolaan Unit Usaha.
Universitas Kristen Maranatha
13
Keduabelas, menjabarkan dan mensosialisasikan kebijakan Direksi dan
atau Manager Grup Unit Usaha kepada jajarannya untuk peningkatan efektivitas
dan efisiensi kegiatan operasional. Ketigabelas, melakukan penilaian kinerja
terhadap semua personel yang berada di Unit Usaha. Keempatbelas, membuat
laporan bulanan, triwulan, semester, dan tahunan hasil pengelolaan Unit Usaha
kepada Manajer Unit Usaha yang selanjutnya kepada Direksi.
Seorang Manajer Unit juga memiliki wewenang, antara lain mengambil
keputusan dalam rangka efektivitas kepemimpinan dan pelaksanaan tugas di Unit
Usaha, yang sejalan dengan kebijakan Direksi, Manajer Grup Unit Usaha, dalam
rangka pencapaian sasaran kinerja Unit Usaha. Kedua, Manajer Unit Usaha
memiliki wewenang untuk memimpin Unit Usaha, mengkoordinir, membina dan
mengendalikan kegiatan Unit Usaha. Ketiga, menilai dan memberikan pendapat
terhadap kinerja personel karyawan di dalam Unit Usaha.
Tanggung jawab seorang Manager Unit Usaha PT. Perkebunan Nusantara
(Persero) “X” Medan adalah bertanggung jawab kepada Manajer Grup Unit
Usaha. Selain itu, bertanggung jawab terhadap pencapaian sasaran Unit Usaha,
serta bertanggung jawab terhadap terciptanya kerjasama, keserasian, keselarasan,
dan keharmonisan diantara sub-sub Unit Usaha. Manajer Unit Usaha juga
bertanggung jawab terhadap penggunaan sumber daya yang ada di Unit Usaha.
Sebagai seorang Manajer Unit Usaha, tugas, wewenang, dan tanggung
jawab terhadap perusahaan menjadi hal yang sangat penting. Dengan adanya
berbagai tuntutan tugas dan tanggung jawab terhadap seorang Manajer Unit Usaha
PT. Perkebunan Nusantara (Persero) “X” Medan, diharapkan Manajer Unit Usaha
Universitas Kristen Maranatha
14
tersebut memiliki suatu kompetensi baru yang lebih sesuai dengan tuntutan dan
kebutuhan perusahaan. Penyusunan kompetensi ini akan didasarkan pada visi,
misi, tujuan, dan job description. Dengan adanya model kompetensi, maka
diharapkan dapat sebagai dasar untuk memajukan kinerja Manajer Unit Usaha
meningkat dan menghasilkan performa kerja maksimal sesuai dengan standar
keberhasilan dan tuntutan perusahaan.
Kompetensi merupakan karakteristik dasar individu yang berhubungan
dengan kriteria efektif dan atau performansi terbaik dalam menjalankan suatu
tugas atau menghadapi suatu situasi (Spencer & Spencer, 1993). Karakteristik
dasar mengandung makna yang mendalam dan melekat kepada seseorang serta
perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan.
Menurut standar kriteria tertentu berarti kompetensi dapat memprediksi siapa
yang bertingkah laku efektif atau sebaliknya, dengan mengacu pada pedoman
yang
jelas.
Jadi
kompetensi
merupakan
karakteristik
individu
yang
mengindikasikan cara bertingkah laku atau berpikir, generalisasi berbagai situasi,
dan bertahan dalam periode yang lama. Model kompetensi merupakan suatu
istilah yang merujuk pada himpunan lengkap kelompok-kelompok kompetensi,
dimensi-dimensi kompetensi, dan indikator perilaku (Hay-Mcber, Spencer &
Spencer, 1986 dalam Prihadi, 2004).
Karakteristik kompetensi tersusun atas lima aspek, yaitu: motive, traits,
self concept, knowledge, dan skill.
Motive diartikan sebagai keinginan yang
dimiliki oleh Manajer Unit Usaha secara konsisten, yang mendorong seseorang
untuk bertindak, menghadapi serangkaian goals, dan tingkah laku itu bisa berbeda
Universitas Kristen Maranatha
15
dengan orang lain. Misalnya seorang Manajer Unit Usaha yang mempunyai
motive achievement yang tinggi secara konsisten akan bertanggung jawab atas
tugas dan tanggung jawabnya dalam mencapai kinerja (hasil usaha) yang telah
ditetapkan oleh Direksi.
Traits berarti karakteristik fisik serta respon konsisten terhadap situasi atau
informasi, contoh: Manager Unit yang tanggap dan mau mendengarkan keluhan
dan kebutuhan bawahan, serta berusaha mencari jalan keluar terbaik. Self concept
diartikan sebagai sikap, value, atau self image yang dimiliki seseorang manager.
Value yang dimiliki seseorang akan memprediksi apa yang akan dilakukannya
dalam situasi yang melibatkan orang lain. Sebagai contoh: seorang Manager Unit
memiliki value bahwa bekerja merupakan hal yang penting, dan merupakan salah
satu prioritas dalam hidupnya. Dengan demikian, manager tersebut akan memiliki
komitmen yang tinggi terhadap pekerjaannya. Ia akan memandang positif
pekerjaannya, sehingga ia akan bersikap positif, misalnya hadir tepat waktu dalam
bekerja, dan mempergunakan waktu dalam bekerja dengan seefisien mungkin. Ia
juga diharapkan memiliki self image yang positif tentang kemampuan dirinya,
sehingga ia akan menunjukkan kepercayaan diri ketika bekerja.
Knowledge merupakan informasi tentang hal-hal yang spesifik yang
dimiliki oleh seseorang, misalnya: pengetahuan seorang Manager Unit tentang
ilmu manajerial perkebunan. Skill merupakan kemampuan menampilkan tugas
tertentu, baik secara fisik maupun mental. Skill terdiri dari analytic thinking dan
conceptual thinking. Analytic thinking yaitu mengolah data, menjelaskan sebab
Universitas Kristen Maranatha
16
akibat, mengorganisir data dan rencana. Conceptual thinking yaitu memahami
bentuk-bentuk dalam data yang kompleks (Spencer & Spencer, hal 10-11).
Kompetensi harus sejalan dengan visi, misi, dan tujuan perusahaan,
relevan dengan keseluruhan pekerjaan, dan dapat diobservasi serta memprediksi
performance kerja yang diharapkan dalam pekerjaan mereka. Kompetensikompetensi yang muncul setelah dilakukan pengukuran nantinya akan digabung
menjadi suatu pengelompokkan yang disebut Model Kompetensi. Model
kompetensi menyediakan alat untuk mengintegrasikan seluruh aspek pada
manajemen sumber daya manusia sehingga karyawan dapat diseleksi, dievaluasi,
dikembangkan, dipromosikan dan diberi reward berdasarkan kompetensikompetensi yang mendukung keberhasilan organisasi.
Model kompetensi yaitu suatu set faktor-faktor kesuksesan, sering disebut
sebagai kompetensi yang didalamnya tercakup key behaviors yang diperlukan
untuk mencapai excellent performance pada suatu peran atau jabatan tertentu
(Spencer & Spencer, 1993). Excellent performers menampilkan perilakuperilaku tersebut secara konstan dalam menjalankan perannya dibandingkan
dengan average atau poor performers. Excellent performers yang ditampilkan
Manajer Unit Usaha adalah dalam bentuk manajerial yang dapat memenuhi target
kinerja (hasil usaha) Unit Usaha serta sesuai dengan tuntutan Rencana Kerja
Anggaran Perusahaan (RKAP) yang telah ditetapkan.
Model kompetensi inilah yang pada saat ini sangat diperlukan oleh PT.
Perkebunan Nusantara (Persero) “X” Medan dalam menjawab kebutuhannya
untuk mengikuti perkembangan perindustrian perkebunan. Penyusunan model
Universitas Kristen Maranatha
17
kompetensi pada Manager Unit di PT. Perkebunan Nusantara (Persero) “X”
Medan didasarkan pada 11 Generic Competency Model for Manager dari
Competence at Work (Spencer & Spencer, 1993) yang telah disesuaikan dengan
visi, misi perusahaan, seta job description Manajer Unit Usaha. Pemilihan 11
Generic Competency Model for Manager sebagai alat ukur didasarkan atas
fungsinya sebagai alat untuk menyusun kompetensi bagi profesi Managers.
Selain Generic Competency Model for Manager (Spencer & Spencer,
1993), penyusunan model kompetensi pada Manajer Unit Usaha juga didasarkan
pada Common Assessment Center Dimension dari Assessment Centers in Human
Resource Management (George C. Thornton III, 2003). Pemilihan kompetensi ini
untuk menjaring kompetensi lain diluar Generic Competency Model for Manager.
Kompetensi yang dipakai untuk dijadikan sebagai model kompetensi dari
Common Assessment Center Dimension adalah sebanyak 3. Pemilihan 3
kompetensi ini ditujukan untuk melengkapi kompetensi-kompetensi dari Generic
Competency Model for Manager yang telah disesuaikan dengan visi, misi,
perusahaan, serta job description Manajer Unit Usaha.
Generic Competency Model for Manager (Spencer & Spencer, 1993)
terdiri dari 11 kompetensi, yaitu sebagai berikut: Impact and Influence, yaitu
manajer
yang
memiliki
kompetensi
untuk
membujuk,
meyakinkan,
mempengaruhi, atau mengesankan orang lain, agar orang tersebut mendukung
agenda dirinya.
Universitas Kristen Maranatha
18
Achievement Orientation yaitu manajer yang memiliki kompetensi untuk
menambah efisiensi atau keefektifan, pencapaian tujuan, perhitungan biaya dan
keuntungan untuk bawahan atau tim, dan juga dirinya sendiri.
Teamwork and Cooperation adalah manajer yang memiliki kompetensi
untuk mampu bekerjasama dengan orang lain secara kooperatif, dan menjadi
bagian dari tim. Kompetensi ini dapat ditunjukkan pada berbagai peran dalam tim,
tidak hanya pada leader atau individu yang mempunyai otoritas secara formal.
Analytical Thinking adalah manajer yang memiliki kompetensi untuk
memahami masalah dan memecahkan masalah tersebut secara logis dan bertahap.
Manajer yang memiliki kompetensi Analytical Thinking yang tinggi akan dapat
menganalisa suatu masalah teknis dan pengaruh yang berhubungan dengan
keberhasilan yang terjadi pada Unit Usahanya, lalu kemudian dia berusaha untuk
memecahkan masalah tersebut.
Initiative adalah manajer yang memiliki kompetensi menunjukkan pilihan
mengambil tindakan. Hal ini juga berarti berbuat lebih baik daripada yang
diperlukan pekerjaan, melakukan sesuatu yang tidak diminta oleh orang lain, yang
akan memajukan atau mempertinggi hasil dari pekerjaan dan menghindari
masalah, atau menemukan dan menciptakan kesempatan.
Developing Others adalah manajer yang yang memiliki kompetensi dalam
membantu mengembangkan orang lain. Manajer yang memiliki Developing Other
yang tinggi akan dapat memberi feedback kepada bawahan secara tepat untuk
kemajuan Unit Usahanya.
Universitas Kristen Maranatha
19
Self Confidence adalah kompetensi manajer yang menggambarkan
keyakinan individu terhadap kemampuan dirinya untuk menyelesaikan sebuah
tugas. Hal ini termasuk bagaimana individu
mengekspresikan keyakinannya
ketika berhadapan dengan situasi yang menantang, membuat sebuah keputusan,
atau mengungkapkan pendapatnya, dan mampu menyelesaikan suatu masalah.
Manajer yang
yang memiliki kompetensi Self Confidence yang tinggi akan
mengungkapkan pendapatnya ketika menghadapi suatu masalah, menyatakan
bahwa dirinya mampu mengerjakan suatu tugas, dan bersikap optimis dalam
menghadapi suatu masalah.
Directiveness/Assertiveness
adalah manajer yang memiliki kompetensi
untuk membuat orang lain menurut. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memberi
tahu orang lain mengenai hal-hal yang harus dilakukan, memberikan instruksi,
baik secara tegas, menuntut maupun dengan ancaman.
Information Seeking adalah manajer yang memiliki kompetensi untuk
mencari informasi, sebagaimana juga pada banyak pekerjaan lain. Banyaknya
informasi untuk mendiagnosa masalah atau mengidentifikasikan kesempatan di
masa mendatang.
Team Leadership adalah manajer yang memiliki kompetensi untuk
mempersiapkan dan menyampaikan standar yang tinggi untuk prestasi grup atau
kelompok; membentuk hubungan grup dalam organisasi yang luas.
Conceptual Thinking adalah manajer yang memiliki kompetensi dalam
memahami situasi atau masalah dengan menyusun potongan-potongan masalah
tersebut, menjadi sesuatu yang lebih besar. Hal ini meliputi mengidentifikasi pola
Universitas Kristen Maranatha
20
dan menghubungkannya sehingga dapat mengidentifikasikan persoalan dalam
situasi yang kompleks. Seorang manajer yang memiliki Conceptual Thinking yang
tinggi
akan
dapat
menggunakan
logika
dan
pengalaman
untuk
mengidentifikasikan suatu masalah.
Common Assessment Center Dimension (George C. Thornton III, 2003)
terdiri dari 3 kompetensi, yaitu: Planning and Organizing adalah manajer yang
memiliki kompetensi dalam mengamati tugas, aktivitas, atau tanggung jawab diri
dan bawahan untuk meyakinkan prestasi tujuan secara spesifik; menentukan
prioritas dan mengalokasikan waktu dan sumber daya secara efektif; membuat
rencana jangka pendek dan jangka panjang yang efektif; menentukan dan
memakai prioritas yang pantas; membuat perincian administratif.
Written Communication adalah manajer yang memiliki kompetensi dalam
mengungkapkan gagasan secara tertulis dengan jelas dan ringkas berupa laporan
kepada atasan.
Oral Communication adalah manajer yang memiliki kompetensi untuk
mengungkapkan pikiran secara verbal dan non verbal secara jelas, ringkas, dan
tepat kepada atasan dan bawahan.
Berdasarkan kompetensi-kompetensi yang ada tersebut akan disusun
menjadi suatu model kompetensi bagi Manajer Unit Usaha PT. Perkebunan
Nusantara (Persero) “X” Medan yang disesuaikan dengan visi, misi, serta job
description dari seorang Manajer Unit Usaha.
Universitas Kristen Maranatha
21
- Motive
- Trait
- Self concept
- Knowledge
- Skill
Manager Unit Usaha
PT.
Perkebunan
Kompetensi Manager
Nusantara (Persero) ”X”
Model Kompetensi
Medan
Generic Competency model of
Managers (Spencer & Spencer, 1993) &
Common Assessment Center Dimension
(George C. Thornton III, 2003):
- Visi
- Misi
- Job description
1. Impact and Influence
2. Achiement Orientation
3. Teamwork and Cooperation
4. Analytical Thinking
5. Initiative
6. Developing Others
7. Self Confidence
8. Directiveness/Assertiveness
9. Information Seeking
10. Team Leadership
11. Conceptual Thinking
12. Planning and Organizing
13. Oral Communication
14. Written Communication
Bagan 1.5 Kerangka Pikir
Universitas Kristen Maranatha
22
1.6
Asumsi
Berdasarkan uraian diatas, peneliti menarik asumsi sebagai berikut:
1.
Kompetensi Manajer Unit Usaha PT. Perkebunan Nusantara
(Persero) “X” Medan didasari oleh motive, traits, self concept,
knowledge, dan skill yang mendorong mereka untuk berperilaku dan
menghasilkan job performance.
2.
Model kompetensi Manajer Unit Usaha PT. Perkebunan Nusantara
(Persero) “X” Medan harus sesuai dengan visi, misi perusahaan, dan
job description Manajer Unit Usaha.
Universitas Kristen Maranatha
Download