BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Apabila kita meneliti lebih jauh lagi tentang komunikasi, banyak terjadi kegagalan komunikasi yang kita lakukan sehingga tujuan komunikasi yang kita inginkan tidak tercapai. Hal seperti ini biasanya terjadi karena tidak adanya kesepahaman, belum bertambahnya informasi, serta ada usaha perubahan tingkah laku seseorang. Dalam berinteraksi dengan orang lain, seseorang memberikan informasi secara sadar tentang dirinya, ia mengungkapkan siapa dirinya menurut pendapat kita sendiri kepada orang yang diajaknya bicara. Pada saat berkomunikasi kita bisa menggunakan musik dangdut sebagai stimulus dalam membentuk citra. Aspek komunikasi dari musik dangdut sendiri datang dari banyak segi lirik, gaya berpakaian penyanyinya, cara bergoyang, bentuk panggung, semuanya mengkomunikasikan pesan-pesan dan nilai-nilai tertentu. Tidak seperti musik pada umumnya yang menjadi media hiburan semata, musik dangdut juga berfungsi sebagai media komunikasi sosial. Musik yang memang memiliki bahasa universal berhasil mengantarkan musik dangdut sebagai media komunikasi massa, seperti dakwah, menyampaikan pesan dan protes. Musik dangdut dengan segala kekuatan sosial yang dimilikinya mampu menyampaikan, terlepas dari keberhasilannya, bahasa cinta, pesan dan protes 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2 sosial, serta pesan agama (dakwah) pada khalayak yang luas melalui wajah musik dangdut yang ada. Aliran musik dangdut yang merupakan seni kontemporer terus berkembang dan berkembang, pada awal mulanya irama dangdut identik dengan seni musik kalangan kelas bawah dan memang aliran seni musik dangdut ini merupakan cerminan dari aspirasi dari kalangan masyarakat kelas bawah yang mempunyai ciri khas kelugasan dan kesederhaannya. Dalam perkembangannya lagu-lagu dangdut dipandang mampu mengangkat fenomena sosial kemasyarakatan menjadi sebuah karya seni. Sejalan dengan perkembangannya musik dangdut tidak terlepas dari pro dan kontra. Musik dangdut sering dilecehkan, dicap imitasi, tanpa identitas, tidak bermutu. Tetapi, musik ini paling mengena di hati rakyat kecil, lapisan masyarakat yang masih hidup tanpa harapan. Musik dangdut berkisah tentang perjuangan hidup, hak asasi manusia, perbedaan status sosial dan sebagainya. 1 Dangdut memang disepakati banyak kalangan sebagai musik yang membawa aspirasi kalangan masyarakat kelas bawah dengan segala kesederhanaan dan kelugasannya. Ciri khas ini tercermin dari lirik serta bangunan lagunya. Gaya pentas yang sensasional tidak terlepas dari nafas ini. Walaupun dangdut diasosiasikan dengan masyarakat bawah yang miskin, bukan berarti dangdut hanya digemari kelas bawah. Di setiap acara hiburan, dangdut dapat dipastikan turut serta meramaikan situasi. Panggung dangdut dapat dengan mudah dijumpai di berbagai tempat-tempat hiburan. 1 Diakses oleh Nina Kurniawati pada tanggal 3 Juli 2014, pukul: 20:45 wib dari http://imcikiciw.blogspot.com/2011/06/kebudayaan-indonesia-perkembangan-dan.html http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3 Manusia memiliki naluri untuk senantiasa berhubungan dengan sesamanya, oleh sebab itu manusia cendrung melakukan interaksi dengan sesama, baik dalam jumlah kecil maupun dalam jumlah yang lebih besar. Merupakan suatu hukum alam dimana manusia tidak dapat hidup sendiri dan memerlukan manusia lain untuk saling berhubungan dan memenuhi kebutuhan satu sama lain. Didalam hubungannya, manusia banyak berhubungan dengan kelompok-kelompok sosial, baik kelompok kecil seperti kelompok keluarga, ataupun kelompok-kelompok besar seperti masyarakat-masyarakat desa, masyarakat kota, bangsa dan lain-lain. Kelompok-kelompok sosial yang terbentuk atas dasar kebudayaankebudayaan lain di suatu daerah sering kali terbentuk karena adanya tujuan untuk menonjolkan dan mempertahankan sifat-sifat dan eksistensi suatu kalangan tertentu di dalam masyarakat, kelompok-kelompok sosial ini terkadang memiliki kebiasaan dan norma-norma kelompok yang berbenturan dengan norma masyarakat suatu daerah. Sehingga terkadang sering menyebabkan pergesekan sosial di dalam proses interaksinya dengan masyarakat. Dengan derasnya arus modernisasi dan perpindahan data serta informasi yang sangat cepat sebagai ciri dari globalisasi yang sangat berpengaruh terhadap pertukaran nilai dan budaya yang dianut oleh suatu bangsa, membuat kelompokkelompok sosial ini tidak hanya berada di satu wilayah tertentu, namun menyebar luas dan diadopsi suatu masyarakat di suatu wilayah yang memiliki simpati dan kesamaan pandangan dengan suatu kelompok sosial. Hal ini dikarnakan semakin cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi-inovasi baru pengelolaan informasi dan data. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4 Perilaku berkomunitas tidak pernah berubah sejak peradaban purba sampai era modern. Komunitas merupakan kelompok sosial yang terdiri atas beberapa orang yang menyatukan diri karena mempunyai kesamaan dalam banyak hal. Misalnya kebutuhan, kepercayaan, maksud, minat, hobi dan kesamaan lain sehingga mereka merasa nyaman ketika menyatukan diri karena merasa ada teman dalam hal yang sama. Komunitas muncul berdasarkan kesamaan misi, tujuan minat dan beberapa manusia. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Wilayah atau tempat sebuah komunitas dapat dilihat sebagai tempat dimana sekumpulan orang mempunyai sesuatu yang sama secara geografis. Melalui adanya komunitas maka manusia bisa membentuk penggambaran dirinya secara kompak dengan yang lainnya. Mereka berkumpul membentuk komunitas agar eksistensi dirinya diakui oleh komunitasnya. Mungkin dengan saling berkelompok membentuk komunitas, ide-ide anggota komunitas lebih mudah di wujudkan. Dalam kaitannya dengan komunikasi kelompok pada ruang lingkup suatu komunitas yaitu para anggota komunitas akan saling berinteraksi satu sama lain dengan memiliki tujuan yang sama. Perhatian dan keikutsertaan tiap individu ditumbuhan oleh solidaritas kelompok. Jaringan komunikasi kelompok juga menjadi perangkat hubungan yang menunjukan lingkaran pergaulan antar individu http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5 satu dengan yang lainnya dalam membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan sesama anggota komunitas. 2 Melihat fenomena di era modern saat ini khususnya di kalangan remaja, musik dangdut sebenarnya sudah banyak di sukai namun mereka gengsi untuk menunjukan kecintaan mereka terhadap musik dangdut, di karenakan oleh sebagian kalangan remaja musik dangdut dianggap masih dianggap kampungan dan terkesan norak. Dan banyak pula orang-orang yang menertawakan jika para remaja masih menyukai musik dangdut, semua itu karena adanya arus globalisasi. Mereka lebih memilih menunjukan kesukaannya terhadap musik yang beraliran pop, reggae, jazz dan rock. Namun bukan berarti musik dangdut sepenuhnya tidak disukai oleh kalangan remaja, masih banyak pula para remaja yang menyukai musik dangdut. Misalnya dengan munculnya sebuah Komunitas Penyuka Musik Dangdut, komunitas ini diberi nama komunitas Marsel Bulak-Buteng, komunitas ini terbentuk di Jakarta pada tanggal 22 november 2008. Berawal dari sekelompok tongkrongan paguyuban para remaja di suatu lingkungan Meruya Selatan yang mempunyai kesamaan hobby dalam menyukai musik dangdut. Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan terkait keberadaan komunitas dangdut di lingkungan masyarakat Meruya Selatan, didapat pandangan awal yang peneliti tangkap tentang komunitas dangdut dimana para remaja cenderung menganggap komunitas dangdut sebagai komunitas yang negatif, pandangan ini muncul dari kesan awal para remaja melihat dari apa yang 2 Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Grasindo. 2004. hal.48 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 6 ditampilkan komunitas dangdut, musik dangdut dianggap masih dianggap kampungan dan terkesan norak. Nama komunitasnya sendiri diambil dari nama lingkungan tempat mereka tinggal yaitu Kampung Bulak-Buteng yang berada di wilayah Meruya Selatan Jakarta Barat. Tujuan awal dibentuknya komunitas ini adalah karena ingin menyatukan remaja di lingkungan Meruya Selatan untuk menjalin persahabatan, menjauhi dari pertengkaran antara teman serta menumbuhkan jiwa solidaritas yang tinggi antar teman. Tetapi seiring berjalannya waktu dengan semakin banyak munculnya komunitas penyuka musik dangdut yang bermunculan di wilayah jadebotabek, komunitas dangdut kini semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan waktu, komunitas penyuka musik dangdut seolah mencoba untuk mengikis citra negatif yang melekat pada komunitas mereka dengan mencoba melakukan upaya-upaya pencitraan agar image mereka berubah dan dapat diterima di masyarakat. Para remaja ini dapat bersosialisasi dengan masyarakat secara baik dan semakin kompak untuk menunjukan kecintaannya terhadap musik dangdut, dengan cara mendatangi setiap acara pentas musik dangdut. Bukan hanya datang untuk melihat atau sekedar menonton acara pentas dangdut saja, tetapi komunitas ini juga mempunyai kreatifitas yang unik dengan memunculkan sebuah gerakan joget dan melakukannya bersama teman-teman dari komunitas dangdut yang lainnya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 7 Gambar 1.1 Gambar eksistensi komunitas marsel bulak-buteng di wilayah Meruya Selatan 3 Dengan cara seperti itulah yang membuat komunitas dangdut marsel bulak-buteng menganggap bahwa dengan membentuk sebuah komunitas dangdut, mereka lebih leluasa untuk bisa berkenalan dengan teman-teman baru sesama komunitas yang ada di wilayah jadebotabek. Dengan berkecimpung di dunia komunitas penyuka musik dangdut mereka juga bisa menunjukan eksistensi komunitasnya dan menggambarkan bagaimana mereka membentuk citra diri terhadap dirinya sendiri kepada orang lain yang sudah menganggap citra mereka negatif sebagai remaja yang menyukai musik dangdut. Hal ini yang mendorong komunitas musik dangdut marsel bulak-buteng peduli terhadap musik dangdut. 3 Diakses oleh nina Kurniawati pada tanggal 10 Januari 2015. Pukul: 15.00 Wib dari: https://www.youtube.com/watch?v=BzkgjLzT2Q0 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 8 Oleh karena itu para remaja ini mempunyai cara sendiri untuk mengapresiasikan kecintaanya terhadap musik dangdut dengan membentuk sebuah komunitas dan menunjukan eksistensi komunitasnya di masyarakat.4 Pembahasan mengenai citra tidak lepas dari ilmu Public Relations yang belajar mengenai cara membangun citra positif pada khalayak luas, terkait dengan penelitian ini yang membahas mengenai citra komunitas remaja penyuka musik dangdut yang memiliki image negatif maka para anggota komunitas ini berusaha untuk membangun image positif pada diri mereka masing-masing. Seperti kenyataannya image negatif terhadap musik dangdut ada di benak masyarakat, image negatif ini juga berdampak pada citra komunitas remaja yang menyukai musik dangdut sampai saat ini. Dapat dikatakan bahwa citra seseorang yang positif akan mendukung hubungan komunikasi antar dirinya dengan sesamanya sementara citra yang negatif akan menghambat komunikasi antarpribadinya dengan orang lain. Dengan kepribadian yang baik kita mempunyai karakter yang pasti dan berguna dalam kehidupan sehari-hari. Orang lain akan cepat mengetahui sifat maupun keadaan kita sehingga mudah ditebak oleh orang lain. Orang demikian dikatakan mempunyai prinsip hidup atau karakter yang kuat sehingga bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. 4 Pra riset. Sumber : Komunitas Dangdut Marsel Bulak-Buteng. Jakarta 26 Desember 2014 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 Dari latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dari munculnya komunitas penyuka musik dangdut ini. Komunitas yang peneliti pilih untuk dijadikan bahan penelitian adalah Komunitas Dangdut Marsel BulakButeng. Dalam penelitian ini, peneliti juga memilih para remaja di wilayah Rt.001 Rw.04 Meruya Selatan Jakarta Barat untuk bisa menjawab hasil penelitian ini yaitu bagaimanakah citra komunitas marsel bulak-buteng penyuka musik dangdut. Karena sampai saat ini seperti yang sudah banyak diketahui masyarakat, remaja yang menyukai musik dangdut masih dianggap kampungan. Namun dengan adanya terbentuk suatu komunitas penyuka musik dangdut ini maka menjadi daya tarik peneliti untuk melakukan penelitian lebih dalam lagi. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarakan latar belakang masalah diatas, peneliti merumuskan : Bagaimanakah Citra Komunitas Marsel Bulak-Buteng Penyuka Musik Dangdut Dalam Perspektif Remaja di Wilayah Rt.001 Rw.04 Meruya Selatan Jakarta Barat? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari Penelitian ini adalah mengetahui dan menjelaskan Citra Komunitas Marsel Bulak-Buteng Penyuka Musik Dangdut Dalam Persepktif Remaja di Wilayah Rt.001 Rw.04 Meruya Selatan Jakarta Barat. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 1.4 Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis Diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan manfaat di masa mendatang bagi mahasiswa khususnya di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana terkait dalam penelitian dengan konteks Citra Komunitas Penyuka Musik Dangdut. b. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti mengenai penerapan Ilmu Komunikasi dalam suatu komunitas sebagai saranana untuk membangun citra. Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi sebagai referensi untuk para pembaca yang akan mengadakan penelitian pada bidang yang sama. http://digilib.mercubuana.ac.id/