Pengetahuan Remaja Tentang Perilaku Seksual Pranikah……. 164 PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH DI GAMPONG BATOH KECAMATAN LUENG BATA KOTA BANDA ACEH TEENAGERS’ KNOWLEDGE REGARDING PRE-MARITAL SEX BEHAVIOURS IN BATOH, LUENG BATA DISTRICT, BANDA ACEH Lenawida* Dosen Akademi KeperawatanTjoet Nya’ Dhien Banda Aceh Jl. Utama (Lingkar Kampus) Rukoh-Darussalam E-mail: [email protected] Abstrak Remaja merupakan anak yang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju usia dewasa. Masa remaja merupakan masa perubahan. Berdasarkan laporan hasil survei kesehatan remaja oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) tahun 2012, diketahui bahwa sebanyak 6,42% remaja SMA dan 12% mahasiswa di Kota Banda Aceh pernah terlibat seks bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang perilaku seksual pranikah. Desain penelitian bersifat deskriptif eksploratif, dengan pendekatan crossectional study. Populasi penelitian adalah seluruh remaja berusia 13-24 tahun di Gampong Batoh Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh, dengan jumlah sampel 70 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Data diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner, kemudian data dianalisis menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan remaja tentang perilaku seksual pranikah secara umum berada pada kategori kurang sebanyak 40 orang (57,14%), pengetahuan tentang pengertian perilaku seksual pranikah berada pada kategori baik, sebanyak 45 orang (64,29%), tentang sumber masalah perilaku seksual pranikah berada pada kategori baik sebanyak 45 orang (64,29%), tentang bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah berada pada kategori kurang sebanyak 49 orang (70%), dan tentang dampak negatif perilaku seksual pranikah berada pada kategori baik sebanyak 36 orang (51,43%). Disarankan kepada remaja untuk lebih meningkatkan pengetahuan khusunya tentang bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah, sehingga dapat mengubah perilakunya untuk tidak melakukan tindakan-tindakan seksual diluar nikah. Kepada orang tua dan masyarakat diharapkan agar lebih mengontrol pergaulan anak remaja. Kata kunci: Pengetahuan, Remaja, Perilaku seksual pranikah Abstract : Teenagers are young people in the transition age of childhood to adulthood. The teenage period is also called changing period. Based on the survey of teenage health conducted by BP3A in 2012, it was reported that 6,42% of senior high school students and 12 % university students admit that they have been involved in pre-marital sex. This research is aiming to investigate teenagers’ knowledge regarding pre-marital sex behaviour. The research design is descriptive explorative using crosssectional study approach. The population of the research are all teenagers age 13-24 in Batoh, Lueng Bata district, Banda Aceh, the sample are also those 70 teenagers. The sampling is conducted using simple random sampling and data was then analysed using univatiate analysis. The result of this research shows that in general teenagers have lack of knowledge about pre marital sex behaviour (40 teenagers, 57,14%), 45 teenagers (64,29%) have good knowledge about definition of pre marital sex behaviour, 45 teenagers (64,29%) have good knowledge of the source of pre-marital sex behaviour, 49 teenagers (70%) have lack of knowledge of the forms of pre-marital sex behaviour and 36 teenagers (51,43%) have good knowledge of the effect of pre-marital sex behaviour. It is suggested that teenagers need to improve their knowledge especially the form of premarital sex behaviour to avoid any form of pre-marital sex. It is expected that parents and society to supervise the teenagers behaviours. Keywords : Knowledge, Teenagers, Pre-marital sex behavior anak-anak menuju usia dewasa. Pada masa PENDAHULUAN Daradjat (1975) dalam Al-Ghifari peralihan ini biasanya terjadi percepatan (2005) , mendefiniskan remaja sebagai anak pertumbuhan dalam segi fisik maupun psikis. yang ada pada masa peralihan dari masa Baik ditinjau dari bentuk badan, sikap, cara 1 165 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 164 -174 berpikir, dan bertindak, mereka bukan lagi batas, melakukan seks bebas diluar nikah, anak-anak. Mereka juga belum dikatakan obat-obat terlarang dan lain sebagainya. manusia dewasa yang memiliki kematangan Akibatnya, banyak terjadi kehamilan yang pikiran. Batasan usia masa remaja ini antara tidak diinginkan, tertular penyakit seksual usia 13 tahun hingga 24 tahun. seperti HIV/AIDS, rusaknya tatanan sosial, Salah satu faktor masalah seksualitas pada remaja terjadi perubahan-perubahan juga lingkungan yang tidak nyaman, dan tidak menyenangkan (Risman, dkk, 2008)13. hormonal yang meningkatkan hasrat seksual Pengalaman berpacaran remaja di (libido seksualitas) remaja. Peningkatan Indonesia cenderung semakin berani dan hasrat seksual ini membutuhkan penyaluran terbuka dalam tertentu. berciuman serta meraba dan merangsang. Penyaluran itu tidak dapat segera dilakukan Perilaku seksual pranikah dikalangan remaja karena adanya penundaan usia perkawinan. diperkuat dengan data dari Depkes tahun Selanjutnya remaja akan berkembang lebih 2009 di 4 kota besar (Medan, Jakarta Pusat, jauh terhadap hasrat seksual kepada tingkah Bandung laku yang lain seperti berciuman dan bahwa 35,9% remaja mempunyai teman masturbasi. semakin yang sudah pernah melakukan hubungan meningkat oleh karena adanya penyebaran seks pranikah dan 6,9% responden telah informasi dan rangsangan seksual melalui melakukan seks pranikah (SKRRI, 2007)17. bentuk tingkah laku Kecenderungan seperti, dan berpegangan Surabaya), tangan, menunjukkan media massa yang dengan adanya teknologi Hasil survei Dinas Kesehatan Provinsi canggih (videocassette, fotokopi, satelit, Aceh tahun 2012 yang diberitakan pada VCD, telepon genggam, internet dan lain- harian lain) menjadi tidak terbendungnya lagi yang Februari sedang dalam periode ingin tahu dan ingin menduduki peringkat pertama terbanyak mencoba pelaku seks pranikah di kalangan pelajar, tindakan perilaku seksual (Sarwono, 2011)14. Serambi 201315, Indonesia Kota tanggal 15 Lhokseumawe yaitu 70%, menyusul Banda Aceh sebanyak Pada seseorang memasuki dunia remaja 50%. Hasil Survei Kesehatan Remaja tahun atau bisa juga orang dewasa. Pergaulan 2012 oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dengan lawan jenis menjadi salah satu hal dan yang dianggap penting atau bahkan sulit menunjukkan 6,42% remaja SMA di Kota untuk oleh Banda Aceh pernah terlibat seks bebas, 12% budaya-budaya asing yang tidak sesuai mahasiswa pernah terlibat seks bebas, 1,82% dengan norma agama juga sosial masyarakat remaja SMA mengaku sudah pernah tidur yang kita anut, menjadikan mereka melebihi bersama, dan 14,72% remaja pernah ciuman batas pertemanan seperti pacaran kelewat dan pelukan (Serambi Indonesia, 2013)16. dihindarkan. Terpengaruh Perlindungan Anak (BP3A) Aceh Pengetahuan Remaja Tentang Perilaku Seksual Pranikah……. 166 Gampong Batoh merupakan salah satu perilaku seksual pranikah. Tujuan penelitian gampong yang paling luas di Kecamatan adalah untuk mengetahui pengetahuan Lueng Bata, dengan jumlah KK sebanyak remaja tentang perilaku seksual pranikah di 1.551 KK, dan remaja berusia 13-24 tahun Gampong Batoh berjumlah 224 orang. Berdasarkan hasil Kota Banda Aceh tahun 2014. Kecamatan Lueng Bata wawancara, beberapa remaja mengatakan bahwa banyak remaja yang mengontrak METODE PENELITIAN rumah atau pun menyewakan kamar di desa Desain penelitian merupakan tersebut. Ada sebagian rumah kontrakan penelitian remaja yang memiliki kebebasan dalam pendekatan berkunjung diatas pukul 22.00 wib, dan ada menjelaskan tentang pengatahuan remaja pula mengenai rumah kontrakan yang memang deskriptif ini eksploratif, crossectional perilaku dengan study, seksual yaitu pranikah. memiliki batas berkunjung dibawah pukul Penelitian dilakukan di Gampong Batoh 22.00 wib. Sementara itu, menurut kepala Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh. desa, desa tersebut sebenarnya memiliki Populasi penelitian adalah kebijakan dalam larangan berkunjung tamu usia 13-24 tahun yang berjumlah 224 orang. diatas pukul 22.00 wib, tetapi karena Teknik pengambilan sampel menggunakan kurangnya metode kepedulian tetangga dan simple seluruh remaja random masyarakat sekitar maka hal ini akan Perhitungan berisiko terhadap remaja dalam berperilaku menggunakan rumus Slovin (Notoatmodjo, seksual pranikah. 2005)6, sehingga didapat jumlah sampel Remaja mempunyai sifat mudah meniru, labil, ingin tahu dan mudah terpengaruh oleh besar sampling. sampel dengan sebanyak 70 orang. Pada penelitian ini data yang hal-hal yang negatif seperti berperilaku dikumpulkan terdiri dari dua jenis, yaitu data seksual pranikah dan dijadikan bagian dari primer dan data sekunder. Data primer hal biasa saja, tanpa mereka ketahui bahwa diperoleh perilaku seksual pranikah sangat merugikan dengan diri sendiri juga orang-orang disekitanya. Hal Kuesioner merupakan alat pengumpulan data ini merupakan salah satu alasan ketertarikan yang peneliti penelitian berdasarkan penelusuran literatur yang terdiri tentang dari dua bagian, yaitu data demografi perilaku seksual pranikah di Gampong Batoh (karakteristik responden) dan kuesioner. Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh. Adapun Kuesioner terdiri dari 20 item pernyataan permasalahan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk dichostomous choice, yang bagaimana digunakan untuk mengukur pengetahuan mengenai untuk melakukan pengetahuan pengetahuan remaja remaja tentang melalui wawancara berpedoman dikembangkan pada oleh langsung kuesioner. peneliti 167 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 164 -174 remaja tentang perilaku seksual pranikah. Metode analisa data menggunakan Kuesioner terdiri dari 2 (dua) bagian. Bagian analisis univariat. Selanjutnya data disajikan A merupakan data demografi (karakteristik dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. responden) yang meliputi: nomor responden, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, HASIL tanggal Karakteristik responden pengumpulan data. Bagian B merupakan kuesioner yang meliputi: sub variabel penelitian remaja bahwa mayoritas usia responden adalah tentang pengertian perilaku seksual pranikah, remaja akhir (usia 21-24 tahun) sebanyak 33 sumber masalah perilaku seksual pranikah, responden bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah dan responden mayoritas laki-laki sebanyak 43 dampak seksual responden (61,43%), dan tingkat pendidikan pranikah. Data sekunder diperoleh dari terakhir responden mayoritas berada pada Kantor Keuchik Gampong Batoh Kecamatan tingkat pendidikan menengah (SMP/SMA) Lueng Bata Kota Banda Aceh. sebanyak negatif pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian diketahui dari perilaku selengkapnya (47,14%), 46 jenis kelamin responden dapat dilihat (65,71%), pada tabel berikut: Tabel 1. Karakteristik Responden menurut Umur, Jenis kelamin, dan Pendidikan Terakhir di Gampong Batoh Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh Karakteristik Umur a. Remaja awal (13-16 th) b. Remaja tengah (17-20 th) c. Remaja akhir (21-24 th) Total Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan Total Pendidikan Terakhir a. Tingkat Menengah (SMP/SMA) b. Tingkat Tinggi (DIII/S1) Total Pengetahuan Remaja Perilaku Seksual Pranikah Tentang Berdasarkan hasil analisis univariat pada penelitian ini diketahui bahwa ditinjau dari sub variabel pengetahuan remaja tentang Jumlah Persentase 20 17 33 70 28,57 24,29 47,14 100 43 27 70 61,43 38,57 100 46 24 70 65,71 34,29 100 pengertian perilaku seksual pranikah berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 45 orang (64, 29%), pengetahuan remaja tentang sumber masalah perilaku seksual pranikah Pengetahuan Remaja Tentang Perilaku Seksual Pranikah……. 168 berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 45 tentang dampak negatif dari perilaku seksual orang (64,29%), pengetahuan remaja tentang pranikah berada pada kategori baik, yaitu bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah sebanyak 36 orang (51,43%). Selengkapnya berada pada kategori kurang, yaitu sebanyak dapat dilihat pada tabel berikut: 49 orang (70%), dan pengetahuan remaja Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja tentang Pengertian, Sumber Masalah, Bentuk Tindakan, dan Dampak Negatif dari Perilaku Seksual Pranikah di Gampong Batoh Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh Kategori Pengertian Perilaku Seksual Pranikah Baik Kurang Total Kategori Sumber Masalah Perilaku Seksual Pranikah Baik Kurang Total Kategori Bentuk-bentuk Perilaku Seksual Pranikah Baik Kurang Total Kategori Dampak Negatif Perilaku Seksual Pranikah Baik Kurang Total Jumlah Persentase 45 25 70 64,29 35,71 100 Jumlah Persentase 45 25 70 64,29 35,71 100 Jumlah Persentase 21 49 70 30 70 100 Jumlah Persentase 36 34 70 51,43 48,57 100 Selanjutnya hasil analisis univariat menunjukkan secara umum Lueng Bata Banda Aceh berada pada variabel kategori kurang sebanyak 40 responden pengetahuan remaja tentang perilaku seksual (57,14%), selengkapnya dapat dilihat pada pranikah di Gampong Batoh Kecamatan tabel berikut ini: Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja tentang Perilaku Seksual Pranikah di Gampong Batoh Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh Kategori Baik Kurang Total Jumlah 30 40 70 Persentase 42,86 57,14 100 169 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 164 -174 manusia dewasa yang memiliki kematangan PEMBAHASAN Pengetahuan Pengertian Pranikah Remaja Perilaku Tentang Seksual pikiran. Selanjutnya Daradjat membatasi masa remaja ini antara usia 13 tahun hingga 24 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja tentang pengertian, sumber masalah, dan dampak negatif dari perilaku seksual pranikah berada pada kategori baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Octaviyanti dan Tri Lestari (2013)10, tentang gambaran pengetahuan remaja mengenai seks bebas di SMA Negeri 1 Kadipaten Kabupaten Majalengka, hasil penelitian yang diperoleh adalah pengetahuan siswa pada kategori baik (83,3%). Menurut Sarwono (2011)14, perilaku seksual pranikah atau perilaku seks bebas adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik yang dilakukan sendiri, dengan lawan jenis, maupun sesama jenis tanpa adanya ikatan pernikahan menurut agama. Salah satu faktor masalah seksualitas pada remaja terjadi perubahanperubahan hormonal yang meningkat hasrat seksual (libido seksualitas) remaja. Peningkatan hasrat seksual ini membutuhkan penyaluran dalam bentuk tingkah laku Senada pula dengan hasil penelitian tertentu. Penyaluran itu tidak dapat segera 18 yang diperoleh Yuli Admasari (2012) , yakni tentang pengetahuan mengenai pacaran dengan perilaku seks pranikah pada remaja Kelas XI di UPTD SMA Negeri 1 Gurah, hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik tentang pacaran yaitu sebesar 47,5% dan sebagian besar memiliki perilaku positif terhadap seks pranikah yaitu sebesar 61%. Daradjat (1975) dalam Al-Ghifari (2005)1 mendefiniskan remaja sebagai anak yang ada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju usia dewasa. Pada masa peralihan ini biasanya terjadi percepatan pertumbuhan dalam segi fisik maupun psikis. Baik ditinjau dari bentuk badan, sikap, cara berpikir, dan bertindak, mereka bukan lagi anak-anak. Mereka juga belum dikatakan dilakukan karena adanya penundaan usia perkawinan. Selanjutnya remaja akan berkembang lebih jauh terhadap hasrat seksual kepada tingkah laku yang lain seperti berciuman dan masturbasi. Kecenderungan semakin meningkat oleh karena adanya penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa yang dengan adanya teknologi canggih (video cassette, fotokopi, satelit, VCD, telepon genggam, internet dan lain-lain) menjadi tidak terbendungnya lagi yang sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba tindakan perilaku seksual. Perilaku seksual pranikah dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada remaja, di antaranya adalah dampak psikologis, dampak fisiologis, sosial, dan Pengetahuan Remaja Tentang Perilaku Seksual Pranikah……. 170 fisik. Dampak psikologis dari perilaku seks informasi. Pada penelitian ini, mayoritas bebas pada remaja diantaranya perasaan remaja marah, takut, cemas, depresi, rendah diri, menengah (65,71%). Selain itu, remaja juga bersalah dan berdosa. Dampak fisilogis dari telah banyak memperoleh informasi dari perilaku seks bebas tersebut di antaranya berbagai dapat koran/majalah, menimbulkan kehamilan tidak memiliki tingkat sumber, pendidikan seperti internet, televisi/radio, dan sosialisasi- diinginkan dan aborsi. Dampak sosial yang sosialisasi dari tenaga kesehatan melalui timbul akibat perilaku seks bebas yang seminar-seminar dilakukan sebelum saatnya reproduksi remaja. antara lain tentang kesehatan dikucilkan, putus sekolah pada remaja Asumsi ini sejalan dengan teori yang perempuan yang hamil, dan perubahan- dikemukakan oleh Notoatmodjo (2012)8. perubahan peran menjadi ibu. Dampak fisik bahwa pengetahuan merupakan hasil dari adalah berkembangnya penyakit menular tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan seksual di kalangan remaja, dengan frekuensi pengindraan terhadap suatu objek tertentu. penderita penyakit menular seksual (PMS) Pengindraan yang tertinggi antara usia 15-24 tahun. manusia, Infeksi penyakit menular seksual dapat pendengaran, penciuman, rasa dan raba. menyebabkan kemandulan dan rasa sakit Sebagian besar kronis serta meningkatkan risiko terkena diperoleh melalui 4 PMS dan HIV/AIDS (Lumongga, 2013) . Irwansyah (2006) 3 terjadi yakni Selanjutnya melalui indra pancaindra penglihatan, pengetahuan mata manusia dan Notoadmodjo telinga. menjelaskan menjelaskan semakin tinggi pendidikan maka ia akan pengetahuan terhadap dampak negatif seks mudah menerima hal-hal baru (informasi) bebas dan mudah menyesuaikan dengan hal yang menjadi sangat penting guna membendung perilaku seks bebas. Pada dasarnya dampak dari penyimpangan baru tersebut. Namun demikian, meskipun hasil perilaku seks (seks bebas) dapat dilihat dari penelitian dari ketiga sub variabel diatas aspek medis dan aspek sosial-psikologis. (pengertian, Menurut dampak negatif) dari pengetahuan remaja tentang pengertian, perilaku seksual pranikah menunjukkan hasil sumber masalah, dan dampak negatif dari baik, namun terdapat satu sub variabel yakni perilaku seksual pranikah disebabkan karena bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah, faktor pendidikan dan informasi. Pendidikan yang menunjukkan hasil kurang. Artinya, mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pengetahuan remaja tentang bentu-bentuk pendidikan seseorang maka semakin mudah perilaku seksual pranikah berada pada untuk kategori orang remaja peneliti, masalah, tingginya pengetahuan asumsi sumber tentang tersebut untuk menerima kurang. Sehingga, secara 171 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 164 -174 keseluruhan hasil penelitian ini menunjukkan Faktor predisposisi (pengetahuan, keyakinan, bahwa pengetahuan remaja tentang perilaku nilai, sikap, dan variabel demografi tertentu), seksual pranikah berada pada kategori (2) Faktor pemungkin (ketersediaan sumber kurang. daya kesehatan, keterjangkauan sumber daya Menurut asumsi peneliti, pengetahuan kesehatan, prioritas seseorang mengenai bentuk-bentuk perilaku pemerintah dan seksual dengan kesehatan, serta keterampilan yang berkaitan pengetahuan seseorang mengenai pengertian, dengan kesehatan), (3) Faktor penguat sumber masalah, dan dampak negatif dari (keluarga, teman sebaya, guru, pengambil perilaku kebijakan, dan petugas kesehatan). pranikah seksual mengenai berbeda tersebut. Pengetahuan bentuk-bentuk masyarakat komitmen terhadap ini Hal ini senada dengan hasil penelitian berkonotasi positif dengan sikap orang Maryatun dan Wahyu Purwaningsih (2012)5, tersebut sehingga tentang hubungan pengetahuan dan peran akan keluarga dengan perilaku seksual pranikah mengenai pengetahuan dan perilaku dan perilaku, sikap ini mempengaruhi perilaku seseorang. pada remaja anak jalanan di Kota Surakarta, Asumsi ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo seseorang 7 (2007) , terhadap pengetahuan objek mempunyai hasil penelitian yang diperoleh yakni adanya hubungan pengetahuan yang dengan signifikan antara perilaku seksual intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. pranikah pada remaja anak jalanan di Kota Sementara pengetahuan merupakan domain Surakarta (p = 0,02), dan sebanyak 82,7% yang sangat penting dalam membentuk remaja anak jalanan di kota tersebut yang tindakan/perilaku seseorang (overt behavior). melakukan Demikian pula dengan sikap, Newcomb mempunyai pengetahuan rendah. 7 perilaku seksual pranikah dalam Notoatmodjo (2007) , menyatakan Demikian pula dengan hasil penelitian sikap merupakan kesiapan atau kesediaan Pawestri, dkk (2012)11, tentang pengetahuan, untuk bertindak, meskipun bukan merupakan sikap dan perilaku remaja tentang seks pra pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum nikah di SMA Negeri 1 Godong, hasil merupakan suatu tindakan atau aktivitas, penelitian yang diperoleh yakni pengetahuan akan tetapi merupakan predisposisi tindakan remaja berada pada kategori baik (96,2%), atau perilaku. namun sikap remaja pada kategori negatif Pieter menyatakan dan Lumongga pembentukan 12 (2010) , (54,4%), dan perilaku seks pranikah pada perilaku kategori negatif (48,1%), serta terdapat didasarkan pada teori sikap dan teori belajar. hubungan yang signifikan antara Menurut Green, et al (1989)2, faktor perilaku pengetahuan dan sikap dengan perilaku ditentukan oleh 3 (tiga) kelompok, yaitu: (1) seksual pranikah (p = 0,000). Pengetahuan Remaja Tentang Perilaku Seksual Pranikah……. 172 Pada penelitian ini, remaja memiliki Menurut SKRRI (2007)17, pengalaman pengetahuan yang kurang mengenai bentuk- berpacaran remaja di Indonesia cenderung bentuk perilaku seksual pranikah, karena semakin pada umumnya mereka tidak menyadari berpegangan tangan, berciuman serta meraba bahwa perilaku-perilaku mereka sehari-hari dan merangsang. Perilaku seksual pranikah terhadap lawan jenis sebenarnya sudah dikalangan remaja diperkuat dengan data dari merupakan perilaku seksual pranikah yang Depkes tahun 2009 di 4 kota besar (Medan, sangat beresiko. Dari hasil wawancara Jakarta Pusat, Bandung dan Surabaya), diketahui bahwa pada umumnya mereka menunjukkan menganggap perilaku tersebut merupakan hal mempunyai biasa dalam sekarang. perilaku pergaulan Mereka dan terbuka bahwa teman seperti, 35,9% yang remaja sudah pernah remaja zaman melakukan hubungan seks pranikah dan beranggapan bahwa 6,9% responden telah melakukan seks hanyalah jika (laki-laki dan Oleh karena itu, berdasarkan hasil perempuan) melakukan hubungan badan penelitian dan mengingat pergaulan remaja (intim) sebelum menikah. zaman sekarang pada umumnya cenderung pasangan seks berani pranikah lawan Menurut jenis Nugraha 9 (2010) , pranikah. bentuk- berisiko tinggi untuk terjadinya perilaku bentuk perilaku seksual pranikah dimulai seksual pranikah, maka selain pengetahuan dari french kiss (berciuman dengan bibir), juga sangat diperlukan menanamkan nilai- hickey (menghisap/menggigit bagian tertentu nilai agama yang kuat serta dukungan dari pasangan seperti leher, buah dada, atau keluarga sebagai dasar pembentukan sikap paha), necking (ciuman dan pelukan yang dan lebih dalam), petting (mengusap-usap tubuh penelitian pasangan), foreplay (merangsang secara (korelasi) antara nilai agama dan peran orang seksual melalui necking dan petting), oral tua dengan perilaku seksual pranikah pada sek, anal seks, dan hubungan intim. anak remaja. perilaku remaja. lanjutan Perlu mengenai disarankan hubungan Irawati (2002) dalam Lumongga (2013)4 mengatakan remaja melakukan berbagai UCAPAN TERIMA KASIH macam perilaku seksual berisiko yang terdiri Disampaikan kepada Geucik dari tahapan-tahapan tertentu, yaitu dimulai Gampong Batoh Kecamatan Luengbata dari berpegangan tangan, cium kering, cium Kota Banda Aceh yang telah memberi basah, berpelukan, memegang atau meraba bagian sensitif, petting, oral sex, dan bersenggama (sexual intercourse). kesempatan untuk melakukan penelitian diwilayahnya. Juga terima kasih kepada para remajanya yang telah bersedia 173 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 164 -174 menjadi responden sehingga menjaga/mengawasi remaja disekitar tempat memperlancar penelitian kami. Bantuan tinggalnya dalam hal perilaku seksual anda tidak pernah terlupakan pranikah. Sehingga perilaku-perilaku seksual diluar nikah dapat dicegah sedini mungkin. Dan juga diperlukan penelitian lanjutan KESIMPULAN maka mengenai korelasi antara nilai agama dan dapat disimpulkan bahwa secara umum peran orang tua dengan perilaku seksual pengetahuan remaja tentang perilaku seksual pranikah pada anak remaja. Berdasarkan hasil penelitian, pranikah di Gampong Batoh Kecamatan DAFTAR PUSTAKA Lueng Bata Banda Aceh berada pada kategori kurang, responden yaitu (57,14%), sebanyak dengan 40 uraian pengetahuan tentang pengertian berada pada kategori (64,29%). masalah baik sebanyak pengetahuan 45 1. 2. responden tentang sumber perilaku seksual pranikah berada pada kategori baik sebanyak 45 responden (64,29%), pengetahuan tentang bentuk- bentuk perilaku seksual pranikah berada pada 3. kategori kurang sebanyak 49 responden (70%), dan pengetahuan tentang dampak negatif seksual berada pada kategori baik 4. sebanyak 36 responden (51,43%). 5. SARAN Disarankan kepada remaja agar dapat meningkatkan mengenai pengetahuan bentuk-bentuk khususnya perilaku yang mengarah kepada perilaku seksual pranikah dan pengetahuan agama, serta kontrol yang 6. tepat dari keluarga khususnya orang tua terhadap anak remaja. Diharapkan pula kepada masyarakat meningkatkan untuk peran dapat dalam 7. Al-Ghifari, A, (2005). Gelombang Kejahatan Seks Remaja Modern. Bandung: Penerbit Mujahid Green, L.W, Kreuter, M.W, Deeds, S.G, Patridge, K.B, (1989). Perencanaan Pendidikan Kesehatan, Sebuah Pendekatan Diagnostik (terjemahan Zulazmi Mamdi, Zarfiel Tafal, Sudarti Kresno), Proyek Pengembangan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Jakarta Pusat: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Irwansyah, (2006). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Untuk Kelas XI SMA. Bandung: Penerbit Grafindo Media Pratama Lumongga, N.L, (2013). Psikologi Kespro Wanita dan Perkembangan Reproduksi. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Group Maryatun, Wahyu Purwaningsih, (2012). Hubungan Pengetahuan dan Peran Keluarga dengan Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja Anak Jalanan di Kota Surakarta. GASTER, Vol 9, N0. 1, Februari 2012. jurnal.stikesaisyiyah.ac.id. diakses tanggal 3 Mei 2014 Notoatmodjo, S, (2005). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta _____________, (2007). Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Cetakan Pertama, Jakarta: PT. Rineka Cipta Pengetahuan Remaja Tentang Perilaku Seksual Pranikah……. 174 8. 9. 10. 11. 12. _____________. (2012). Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta Nugraha, B.D, (2010). It’s All About A-Z Tentang SEX. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara Octaviyanti, Tri Lestari, (2013). Gambaran Pengetahuan Remaja Mengenai Seks Bebas di SMA Negeri 1 Kadipaten Kabupaten Majalengka. http://repository.upi.edu, diakses tanggal 3 Mei 2014 Pawestri, Ratih Sari Wardani, Sonna, (2012). Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Remaja tentang Seks Pranikah. Fikkes Universitas Muhammadiyah Semarang. Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 1, No. 1, Mei 2013. http://jurnal.unimus.ac.id, diakses tanggal 3 Mei 2014 Pieter, H. Z, Lumongga, N, (2010). Pengantar Psikologi dalam Keperawatan, Edisi 1, Cetakan ke-1, 13. 14. 15. 16. 17. 18. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Risman, E., Madani, H.A., & Risman, S, (2008). enSEXclopedia. Jakarta Timur: Penerbit Studio Press Sarwono, S, (2011). Psikologi Remaja. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Serambi Indonesia, (15 Februari 2013). 70% Pelajar Lhokseumawe Terlibat Seks Bebas. http://aceh.tribunnews.com, diakses tanggal 23 Maret 2014 _______________, (2013). Remaja dan Seks Bebas. http://aceh.tribunnews.com, diakses tanggal 23 Maret 2014 SKRRI, (2007). Seksualitas dan Remaja. http://nad.bkkbn.go.id, diakses tanggal 2 April 2014 Yuli Admasari, 2012. Pengetahuan tentang Pacaran dan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja Kelas XI di UPTD SMA Negeri 1 Gurah. www.stikesbm-pare.ac.id. diakses tanggal 2 Mei 2014