Ringkasan Khotbah

advertisement
Ringkasan Khotbah - 11 Sep'11
Berdoa – bagian ketiga
1Yoh.5:13-21
Pdt. Andi Halim, S.Th.
Kita sudah belajar bagaimana berdoa sesuai dengan kehendak Tuhan, bukan untuk
memuaskan hawa nafsu kita. Kita diajar untuk tunduk kepada Allah di dalam doa. Doa seperti
ini menuntut penyangkalan diri. Doa semacam ini tidak disukai oleh banyak orang karena hawa
nafsunya bukan dipuaskan melainkan disangkal. Namun sebagai anak Tuhan semangat kita
dalam berdoa harus dikuduskan.
Sebenarnya kebahagiaan yang paling sejati adalah disaat kita mengikuti jalan Tuhan.
Menyangkal diri dan memikul salib adalah kebahagiaan sejati yang melampaui kenikmatan
harta duniawi dan hal-hal spektakuler lainnya. Tujuan hidup manusia adalah memuliakan Tuhan
dan menikmati hidup bersama dengan Allah. Orang yang memuliakan Tuhan adalah orang
yang memiliki kenikmatan tertinggi dibandingkan dengan kenikmatan apapun dalam dunia. Kita
adalah manusia rohani yang ditempatkan di tengah-tengah dunia. Sebagai anak Allah pasti
akan banyak konflik dan masalah karena dunia mempunyai nilai sendiri. Anak Allah diutus
Tuhan dengan nilai-nilai yang bukan dari dunia. Oleh karena itu panggilan kita adalah
bagaimana membawa nilai-nilai surgawi di tengah nilai dunia. Inilah panggilan kita menjadi
murid Kristus.
1Yoh.5 bicara mengenai status sebagai orang percaya. Kita sebagai orang percaya mempunyai
status yang istimewa. Kita adalah orang biasa yang memiliki status luar biasa. Kita tidak dapat
sombong. Kita adalah orang yang patut dibinasakan namun diberikan status luar biasa. Status
itu kita peroleh bukan karena kebaikan kita tetapi karena anugerah Tuhan. Bagaikan seorang
teroris yang tidak layak kemudian diangkat menjadi Menteri Pertahanan dan Keamanan. Kita
tidak pantas menjadi anak Allah namun kita diangkat menjadi anak Allah. Harusnya hal ini
membuat kita menjadi orang yang tahu berterimakasih pada Allah. Rasa terima kasih itu bukan
sekedar datang ke gereja setiap minggu tetapi bagaimana keseriusan kita dalam mencari
kehendak Tuhan dalam hidup. Orang yang mengutamakan kehendak Allah adalah orang yang
serius mencari apa kehendak Allah.
Ayat 13 mau menjelaskan kaitan status kita sebagai orang percaya dengan jaminan
keselamatan. Hidup kekal bukan hanya diberikan nanti setelah kita mati tetapi sudah diberikan
sekarang waktu kita percaya. Alkitab mengatakan bahwa kita yang sudah percaya memiliki
hidup yang kekal. Hidup yang kekal itu bukanlah hidup sementara atau bisa hilang. Hidup yang
kekal adalah hidup bersama dengan Allah, hidup berelasi dengan Allah yang hidup.
1/4
Ringkasan Khotbah - 11 Sep'11
Ayat 14-15 menjelaskan bahwa meminta sesuatu kepada-Nya bukan permintaan yang
sembarangan semau kita melainkan meminta apa yang menjadi kehendak-Nya. Untuk itulah
kita perlu belajar mencari tahu apa yang menjadi kehendak-Nya. Kita tidak dapat menafsir
sendiri apa yang menjadi kehendak Tuhan. Apa yang sesuai dengan kehendak-Nya semua
sudah disediakan bagi kita dari sejak kekekalan. Permasalahannya adalah bagaimana kita
bergumul dan belajar tunduk pada apa yang Tuhan mau. Jadi berdoa bukan proses untuk
mengubah Tuhan untuk mengikuti kehendak sendiri namun bagaimana kehendak kita boleh
diubah sesuai apa yang menjadi kehendak-Nya. Tuhan sudah tahu apa yang harus Ia lakukan.
Sekarang bagaimana saya belajar mengerti apa rencana Tuhan. Ini proses seumur hidup.
Ayat 16. Alkitab juga mengajar kita untuk berdoa dan melihat saudara lain yang sedang berbuat
dosa. Kita diajar untuk memperhatikan orang lain. Kita seringkali hanya mendoakan
kepentingan diri. Doa berkaitan dengan status kita sebagai anak-anak Allah. Berarti ada anak
Allah yang lain yang perlu kita perhatikan. Tidak boleh egois. Apa yang perlu didoakan? Banyak
sekali. Kita dapat berdoa bagi gereja ini, berdoa supaya ada jiwa-jiwa baru yang datang, berdoa
supaya orang-orang mau belajar firman Tuhan dengan benar, dll. Ini doa yang perlu kita
panjatkan.
Kita juga perlu mendoakan orang yang berdosa. Berdosa disini dalam arti yang seluas-luasnya.
Berdosa bukan hanya mencuri, berzinah, menipu, tetapi juga bisa dosa yang tidak berkaitan
dengan itu. Misalnya: datang ke gereja dengan motivasi untuk memuaskan kepentingan pribadi.
Apakah kita berdoa bagi orang-orang seperti ini dan yang sedang tersesat jiwanya karena
mengikuti ajaran-ajaran sesat? Kita dapat berdoa bagi rekan kerja kita, saudara kita, saudara
seiman dan siapapun yang kita tahu sedang berbuat dosa. Bukan berarti kita tidak boleh
berdoa untuk diri sendiri. Namun kita tidak boleh hanya memikirkan diri sendiri melainkan juga
peduli terhadap orang lain. Waktu kita mendoakan orang lain jangan hanya untuk mencari
solusi bagi permasalahannya. Misalnya: teman kita belum punya pekerjaan kita doakan supaya
dapat pekerjaan. Ini bukan tujuan berdoa. Tujuan berdoa adalah supaya orang tersebut makin
mengenal kehendak Allah dan supaya orang itu mau belajar tunduk pada kehendak Allah.
Orang yang sedang jatuh dalam dosa seringkali merasa dirinya terbuang dan terasing, malu
terhadap sesama saudara. Orang-orang seperti ini justru perlu ditolong, dibimbing, dan
diperhatikan, jika ia mau bertobat. Ini syaratnya. Jika orang itu sudah ditolong dan dibimbing
tetapi tidak mau terima dan merasa diri benar, silakan ia mengikuti kemauannya sendiri. Alkitab
mengajar kita kalau ada saudara kita berbuat dosa kita harus memperingatinya 4 mata, jika
tidak mau dengar kita harus bawa saksi. Jika masih tidak bertobat, kita harus umumkan di
depan jemaat. Hal ini perlu dilakukan dalam rangka menjaga kesatuan gereja Tuhan. Problem
gereja adalah bagaimana mewujudkan kasih di antara anak-anak Tuhan, ada saling
kepedulian, saling mengenal dan mengasihi dengan benar. Bukan saling memukul,
menjatuhkan, memfitnah dan menjelek-jelekkan satu sama lain. Banyak pekerjaan Tuhan yang
2/4
Ringkasan Khotbah - 11 Sep'11
perlu kita lakukan. Tidak ada waktu untuk gosip dan membicarakan kelemahan dan kejelekkan
orang lain. Hati-hati. Kita diajar untuk mendoakan bukan untuk membicarakan. Iblis selalu ingin
merusak pekerjaan Tuhan. Kita perlu mendoakan anak-anak Tuhan yang sedang jatuh dalam
dosa juga para hamba Tuhan supaya tidak diserang iblis dan iblis menang. Kita perlu sehati
melawan iblis. Jika tidak sehati, bagaimana kita dapat mengerjakan pekerjaan Tuhan dengan
maksimal? Jangan sampai kita dipecah belah iblis. Alangkah indahnya jika anak-anak Tuhan
memiliki semboyan seperti Yohanes Pembaptis: biar aku yang makin kecil tetapi Kristus makin
besar, sehingga kesehatian anak-anak Tuhan dan kehendak Tuhanlah yang diutamakan.
Ayat 17-18. Ada dosa yang mendatangkan maut. Untuk dosa ini kita tidak perlu berdoa. Jika
kita melihat ada anak Tuhan yang jatuh dalam dosa, setelah kita ingatkan masih tidak mau
dengar malah membenarkan diri dan tidak merasa bersalah, maka orang ini berada dalam
kategori tidak mau bertobat dan tidak mau kembali ke jalan Tuhan. Ada hal yang memang tidak
perlu kita doakan. Dosa yang mendatangkan maut memang ditafsir dengan definisi yang
berbeda-beda. Ada yang mengatakan sebagai dosa yang terus-menerus dan tidak mau
berhenti. Jika demikian, kita semua pasti pernah atau bahkan masih mengulang dosa yang
sama terus-menerus. Misalnya: malas membaca Alkitab atau malas berdoa. Kita bolak balik
melakukan hal ini. Jika demikian apakah berarti kita melakukan dosa yang mendatangkan
maut? Tidak. Definisi dosa yang mendatangkan maut bukan dosa yang diulang-ulang
melainkan dosa yang tidak diampuni. Dan dosa itu hanya satu yaitu dosa yang tidak menerima
Yesus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juruselamat, seumur hidup sampai mati. Inilah dosa
yang mendatangkan maut. Semua dosa yang lain adalah dosa yang tidak mendatangkan maut.
Namun bukan berarti kita mempermainkan anugerah Allah dengan seenaknya berbuat dosa.
Orang yang cinta Tuhan pasti akan tersiksa waktu berbuat dosa dan tidak akan menikmatinya.
Itulah sebabnya dosa yang mendatangkan maut tidak perlu didoakan tetapi yang tidak
mendatangkan maut perlu didoakan.
Orang yang lahir dari Allah tidak berbuat dosa. Apa maksudnya? Seringkali ayat ini dikaitkan
dengan 1Yoh.3:9 dan ditafsir kelompok Armenian bahwa orang yang jatuh dalam dosa sudah
tidak menjadi anak Allah lagi. Ketika bertobat maka menjadi anak Allah lagi. Statusnya bisa
berubah-ubah dan untung-untungan. Lalu apa maksud ayat ini? Yang dimaksud tidak berbuat
dosa lagi adalah tidak terus-menerus berbuat dosa atau tidak akan berkanjang dalam dosa atau
menikmati dosa. Orang yang lahir dari Allah akan tersiksa dan berduka atas dosanya dan ia
akan dituntun Roh Kudus untuk bertobat. Dalam konteks ini berarti orang yang lahir dari Allah
tidak berbuat dosa yang mendatangkan maut. Jadi orang yang melakukan dosa yang
mendatangkan maut bukan lahir dari Allah.
Lalu bagaimana kelanjutannya? Ayat 18b – Dia yang lahir dari Allah melindunginya dan si jahat
tidak akan menjamahnya. Ini jaminan luar biasa bagi kita orang percaya. Jaminan keselamatan
bagi orang yang sudah percaya dilindungi oleh Kristus. Jaminan keselamatan tidak terletak
3/4
Ringkasan Khotbah - 11 Sep'11
pada kesetiaan manusia pada Allah. Kelompok Armenian percaya bahwa keselamatan kita
ditentukan pada kesetiaan kita. Namun iman Kristen menegaskan bahwa keselamatan kita
ditentukan pada perlindungan Kristus. Jika Kristus melindungi, si jahat tidak dapat menjamah
atau membinasakan. Misalnya: Ayub diijinkan Tuhan supaya iblis menjamah Ayub sampai
hidupnya penuh penderitaan. Iblis bisa menjamah tetapi tidak dapat membinasakan. Pada
waktu iblis mencobai Ayub, Allah tetap melindungi Ayub. Jika Allah tidak melindungi maka Ayub
pasti habis. Bukan Ayub yang hebat dapat melawan iblis tetapi Allah lah yang melindunginya.
Ayat 19. Orang-orang yang percaya disebut orang-orang yang lahir dan berasal dari Allah.
Peperangan yang hebat sedang terjadi antara orang-orang yang berasal dari Allah dan dunia
yang berada di bawah kuasa si jahat. Inilah peperangan rohani yang hebat. Kita tidak dapat
berada di tengah-tengah dan bersikap netral. Tuhan mengatakan kita tidak dapat mengabdi
kepada dua tuan. Waktu kita mau mengikut Allah maka kita adalah musuh iblis. Hidup di dunia
penuh peperangan karena kita melawan penguasa-penguasa di udara, melawan si jahat. Si
jahat berusaha supaya semua anak Tuhan dibawah kuasanya. Jika tidak waspada kita bisa
terjebak dan tergoda oleh si iblis. Godaan terbesar ada di ayat 21. Iblis selalu ingin kita terjebak
dalam kenikmatan memiliki berhala. Semua orang punya berhala. Karena itu jangan lengah.
Berhala ada di sekitar kita dan menjadi senjata iblis untuk menghancurkan iman anak-anak
Tuhan. Mari waspada dan berdoa. Berdoa supaya kita mengenal kehendak Tuhan dan
waspada terhadap serangan iblis. Bagaimana caranya? Jawabannya di ayat 20. Melawan iblis
adalah dengan belajar mengenal Allah yang benar dan hidup di dalam kebenaran itu. Maka
mari belajar kenal Allah yang benar dan praktekkanlah kebenaran itu. (Ringkasan belum
diperiksa oleh Pengkotbah. VP)
4/4
Download