Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika 104 Pengaruh Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematika terhadap Hasil Belajar Siswa dengan Pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME) Oleh : Noviana Kusumawati Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Abstract The objectives of this research are to investigate: whether the communication and problem solving skills have a positive influence on student learning outcomes, especially in solving math problems and if there is how much of influence. The variables of this research are communication skills (X1), problem solving skills (X2) and student learning outcomes (Y). The research process was conducted in 3 stages, first to investigate the influence of communication and problem solving skills againts on student learning outcomes, both to investigate the influence of communication skills on learning outcomes and three to investigate the influence of problem-solving skills of students’ learning outcomes. The results of this research are as follows: from the calculation of data obtained regression equations are , dual correlation coefficients X1 and X2 of Y is 0,567 with a coefficient of determination 0,322. Parsil correlation coefficient between Y and X1 with regard X2 to the rates fixed are 0,324 with a coefficient of determination 0,104 and parsil correlation coefficient between Y and X1 with regard X2 to the rates fixed are 0,166 with a coefficient of determination 0,028. Conclusions is that there are influence of communication and problem solving skills simultaneously against student learning outcomes is equal to 32.2%, while the influence of the communication skills of student learning outcomes are 10,4% and the influence of problem-solving skiils of the student learning outcomes at 2,8%. Therefore, in learning mathematics material fractions, teachers are advised to use RME learning to improve students’ activeness in solving math problems so can improve communication and problem-solving skills, which in turn can improve student learning outcomes. Key words: Communication and Problem Solving Skills, RME Learning, Learning Outcomes, Fraction. Berhitung, PENDAHULUAN atau tepatnya aritmetika Selama ini masih banyak orang yang dengan keempat operasi dasarnya (yakni menganggap bahwa matematika tidaklah penjumlahan, pengurangan, perkalian dan lebih dari sekadar berhitung dan bermain pembagian), memang lazim diajarkan dengan kepada siswa di sekolah dasar sebelum rumus dan angka-angka. Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983 Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika mereka mempelajari matematika lebih kelas. jauh di sekolah menengah dan perguruan matematika tidak disukai para siswa tinggi kelak. Namun, sebagaimana halnya sehingga musik matematika. Menurut Yansen Marpaung bukan sekadar bernyanyi, Hal tersebut 105 mereka malas (anggota berkutat dengan rumus-rumus dan angka- Realistik Indonesia atau PMRI), sekolah angka. kemampuan berfikir Pendidikan belajar matematika bukan sekadar berhitung atau Matematika tim mengakibatkan Matematika menuntut pula masih menerapkan metode dan strategi eksploratif dan pengajaran matematika yang tradisional. kreatif. Siswa lebih banyak pasif dan tidak pernah Pada dasarnya, matematika adalah belajar menyelesaikan soal terbuka pemecahan masalah (problem solving). sehingga mereka hanya bisa mengungkap Dalam setiap kesempatan, pembelajaran apa yang mereka terima dari guru. matematika hendaknya dimulai dengan Kelemahan pembelajaran matematika di pengenalan masalah yang sesuai dengan sekolah terlihat dari banyaknya siswa yang situasi di sekitar kita (contextual problem). kesulitan mengerjakan soal berbentuk Dengan mengajukan masalah kontekstual, cerita. Mereka tidak dapat menerjemahkan siswa secara bertahap dibimbing untuk soal cerita ke dalam bentuk model menguasai tentu matematika dan menggunakan rumus yang dan selama ini telah dipelajari. Siswa dituntut pengalaman yang mungkin dimiliki oleh mengaitkan beberapa hal yang membuat siswa. logika berjalan ketika mengerjakan soal dengan konsep matematika, memperhatikan Adanya mengakibatkan usia tuntutan kurikulum pelajaran matematika cerita. Tidak jarang dari menganggap bahwa masih terfokus pada teori sehingga siswa matematika sebagai menjadi kurang kreatif, terlalu formal dan menakutkan, sehingga perlu adanya suatu masih terpaku dengan rumusan baku. pembelajaran Berdasarkan hasil observasi di SMP N 15 merangsang siswa agar dapat termotivasi Semarang khususnya pada kelas VII, dan lebih kreatif dalam belajar matematika diperoleh seperti kesimpulan bahwa siswa yang mata mereka pelajaran momok relevan yang untuk halnya pembelajaran Realistic cenderung kesulitan dalam mengerjakan Mathematic soal terbuka berbentuk cerita. Mereka juga pembelajaran ini, siswa dituntut agar lebih tidak aktif dan kreatif dalam menyelesaikan soal terbiasa mempresentasikan Education penyelesaian soal matematika di depan Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983 (RME). Pada Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika 106 matematika terutama soal yang berbentuk antara lain melalui kegiatan pemecahan cerita. masalah soal cerita tersebut. Dalam proses Salah satu kemampuan yang pembelajaran aktivitas siswa tidak cukup dibutuhkan untuk menyelesaikan soal hanya mendengarkan dan mencatat seperti berbentuk cerita adalah komunikasi dan yang lazim terdapat di sekolah-sekolah pemecahan masalah, karena untuk dapat saat ini, namun aktivitas yang dapat menyelesaikan soal cerita tersebut siswa menghasilkan harus mampu mengkomunikasikan dan tingkah mengubah pembelajaran. Aktivitas belajar mencakup ide ke dalam model perubahan laku siswa dalam matematika. Disamping itu, tujuan utama aktivitas yang bersifat dalam belajar matematika adalah untuk mental. mengembangkan kemampuan pemecahan Selain sikap aktivitas atau proses fisik maupun siswa, masalah matematika yang kompleks dan pembelajaran luas sehingga kemampuan pemecahan awal (kemampuan awal) masalah mempunyai arti penting dalam mempengaruhi keberhasilan siswa dalam studi matematika untuk menghasilkan pembelajaran. Karena materi matematika hasil belajar yang lebih baik. pada umumnya tersusun secara hirarkis, Kemampuan komunikasi pemecahan masalah merupakan kompetensi matematika dalam pengetahuan siswa juga dan materi yang satu merupakan prasyarat matematika untuk materi berikutnya. Apabila siswa hasil belajar tidak menguasai materi prasyarat matematika yang dituntut oleh kurikulum (pengetahuan awal) maka siswa akan 2006. mengalami kesulitan dalam menguasai Kedua merupakan kemampuan bagian dari tersebut kemampuan materi yang memerlukan materi tersebut. berfikir matematika tingkat tinggi. Agar Kemampuan awal siswa merupakan kemampuan berfikir matematika tingkat prestasi tinggi berkembang, maka pembelajaran sebelumnya, sehingga dalam satu kelas harus menjadi lingkungan dimana siswa siswa dapat dikelompokkan menjadi tiga dapat terlibat langsung secara aktif dalam kelompok banyak yang awalnya yaitu kelompok atas, tengah dan bermanfaat. Guru dituntut untuk memberi bawah. Dengan demikian siswa dengan kesempatan pada siswa agar mereka kemampuan awal berada di kelompok atas mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang tidak dipelajari memahami kegiatan melalui matematika aktivitas-aktivitas, belajar siswa pada berdasarkan mengalami materi Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983 kemampuan kesulitan yang materi ada dalam dan Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika 107 melakukan pemecahan soal cerita, jika dengan suatu materi, diharapkan dapat dibandingkan yang mempertinggi tingkat penguasaan siswa berkemampuan awal berada di kelompok terhadap materi tersebut dan melakukan lain (tengah dan bawah). pemecahan dengan Kondisi siswa tersebut akan dapat masalah terhadap setiap masalah yang diajukan. diminimalisasi jika model pembelajaran yang digunakan dapat mendorong siswa METODE PENELITIAN baik dari kelompok atas, tengah maupun Penelitian ini dilaksanakan di SMP bawah untuk belajar lebih giat dalam N 15 Semarang. Populasi yang digunakan menguasai materi yang diberikan sehingga dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII harapan agar siswa dapat menyelesaikan yang terdiri dari 8 kelas yaitu kelas soal cerita dengan baik dan benar dapat VII(A), VII(B), VII(C), VII(D), VII(E), terwujud. Dengan demikian pembelajaran VII(F), VII(G), VII(H). Sampel dalam dengan bentuk diskusi kelompok menjadi penelitian ini adalah siswa kelas VII (C) alternatif yang cukup memadai. Salah satu yang ditentukan dengan teknik simple pembelajaran yang dapat digunakan untuk random sampling. menyelesaikan adalah kemampuan pembelajaran soal cerita bebasnya komunikasi dan Mathematic pemecahan masalah matematika siswa Education (RME). Pembelajaran tersebut dalam pembelajaran RME yang masing- dipilih karena kegiatan pokoknya adalah masing sebagai X1 dan X2. Pengukurannya memecahkan soal matematika berbentuk berdasarkan cerita melalui rangkaian kegiatan bersama komunikasi atau kelompok, sehingga siswa dapat matematika siswa. Sedangkan variabel terlibat langsung secara aktif dalam proses terikatnya adalah hasil belajar siswa yaitu pembelajaran. dengan melihat hasil tes evaluasi pada kelompok, Realistic adalah Variabel Pada siswa aktivitas seperti berbagai informasi kegiatan dapat orang lain atau serta melakukan menginventarisasi yang mengkomunikasikan menimbang diskusi diperlukan, pendapat, menerima dapat pendapat akhir skor dan tes kemampuan pemecahan pembelajaran. masalah Pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME) sebagai variabel perantaranya. Penelitian ini dilaksanakan dalam 4 tahap, pertama perencanaan awal, mengambil merancang kelas yang akan dijadikan kesimpulan atau saran. Semakin tinggi sampel dan membuat instrumen yang akan aktivitas yang dilakukan siswa terkait digunakan untuk penelitian. Tahap kedua Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983 Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika 108 yaitu implementasi tindakan, dilaksanakan yang menunjukkan pengaruh variabel X1 proses dan X2 terhadap Y. pembelajaran selanjutnya yaitu RME. Tahap observasi dan interpretasi melalui pengamatan terhadap HASIL DAN PEMBAHASAN tingkat aktivitas siswa selama mengikuti Sebelum melakukan analisis regresi proses pembelajaran di kelas. Tahap yang dengan dua variabel atau lebih, terlebih terakhir adalah analisis dan refleksi, pada dahulu tahap kegiatan normalitasnya. Berdasarkan uji normalitas menganalisis dan mengolah data yang yang telah dilakukan terhadap hasil belajar diperoleh dari hasil penelitian. Data yang siswa diperoleh ini dilaksanakan data yang menggunakan diperoleh uji diuji chi-kuadrat dikumpulkan kemudian dengan rumusan hipotesis H0 adalah data bagaimana pengaruh berdistribusi normal dan H1 adalah data kemampuan komunikasi dan pemecahan tidak berdistribusi normal dengan kriteria masalah siswa dalam menyelesaikan soal tolak H0 jika χ2hitung ≥ χ2tabel, diperoleh cerita matematika dengan pembelajaran χ2hitung = 3,7493 sedangkan χ2tabel = 7,81. RME terhadap hasil belajar siswa. Skor tes Jadi χ2hitung < χ2tabel, maka H0 diterima kemampuan komunikasi dan pemecahan artinya masalah yang diregresikan dengan skor tes berdistribusi normal. disimpulkan hasil belajar adalah skor tes yang data Analisis hasil regresi belajar siswa yang dilakukan diperoleh dari rata-rata jumlah skor tes dalam penelitian ini terbagi dalam 6 tahap. kemampuan komunikasi dan pemecahan Tahap pertama dilakukan perhitungan masalah dari masing-masing siswa. untuk mencari persamaan regresi dari data Metode pengumpulan data dalam tersebut sehingga diperoleh persamaan penelitian ini yaitu metode tes, angket dan . Setelah dokumentasi. Teknik analisis datanya persamaan regresi diperoleh maka langkah menggunakan regresi ganda dengan 2 selanjutnya adalah menguji keberartian variabel independen. Besarnya pengaruh regresi linier ganda, yaitu menguji apakah antara variabel bebas dengan variabel model linear yang telah diambil benar- terikat dengan benar cocok dengan keadaan atau tidak. koefisien Rumusan hipotesis untuk uji keberartian determinasi dirumuskan sebagai harga dari ini adalah H0 : regresi tidak berarti dan H1 dapat determinasi. 2 ditunjukkan Besarnya koefisien R adalah koefisien determinasi : regresi berarti dengan kriteria H1 diterima jika Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983 Fhitung ≥ F(k,(n–k–1)). Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan Kriteria diperoleh Fhitung = 8,773 dan Ftabel = 4,105, diterima jika thitung ≥ t(n–k–1). Berdasarkan maka Fhitung > Ftabel sehingga H1 diterima perhitungan diperoleh t1 = 2,083 dan t2 = artinya 1,024, sedangkan ttabel = t37 = 1,686. regresi berarti. Jadi regresi berarti dapat yang Tahap digunakan terakhir adalah 109 adalah H1 menguji digunakan untuk memprediksi rata-rata Y hipotesis penelitian untuk mengetahui ada jika X1 dan X2 diketahui. tidaknya pengaruh antara 2 variabel atau adalah lebih, dalam hal ini adalah pengaruh menghitung koefisien korelasi ganda dan kemampuan komunikasi dan pemecahan determinasi mengetahui masalah terhadap hasil belajar siswa. besarnya pengaruh antara variabel X1 dan Hipotesis yang digunakan adalah H0 : ρ = X2 terhadap variabel Y. Dari hasil 0 menunjukkan tidak adanya hubungan perhitungan diperoleh koefisien korelasi (nol = tidak ada pengaruh) dan H1 : ρ ≠ 0 ganda X1 dan X2 terhadap Y adalah 0,567 menunjukkan ada hubungan (tidak sama dan koefisien determinasi sebesar 0,322. dengan nol, mungkin lebih besar dari 0 Setelah diketahui koefisien korelasi ganda atau lebih kecil 0 yang berarti ada dan kemudian pengaruh) dengan kriteria H0 ditolak jika menghitung koefisien korelasi parsil dan Fhitung ≥ F(k,(n–k–1)) dan hasil perhitungan determinasi untuk mengetahui besarnya diperoleh Fhitung = 8,7861 sedangkan Ftabel pengaruh = F(2,37) = 4,105. Tahap berikutnya ganda determinasi untuk ganda masing-masing variabel X1 terhadap variabel Y dan variabel X2 Berdasarkan data hasil penelitian terhadap variabel Y. Hasil perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh rata-rata koefisien korelasi parsil antara Y dengan hasil pencapaian skor tes kemampuan X1 dengan menganggap X2 tetap adalah komunikasi dan pemecahan masalah dari 0,324 dengan harga koefisien determinasi masing-masing 0,104 dan koefisien korelasi parsil antara adalah 65 dan 59, ini menunjukkan bahwa Y dengan X2 dengan menganggap X1 tetap kemampuan komunikasi dan pemecahan adalah 0,166 dengan harga koefisien masalah matematika siswa belum optimal determinasi dan masih perlu bimbingan dari guru agar 0,028. Setelah diperoleh siswa mencapai hasil secara individu koefisien korelasi parsil kemudian diuji dapat keberartiannya, dengan rumusan hipotesis maksimal. H0 adalah koefisien korelasi tidak berarti menyatakan hubungan pengaruh antara dan H1 adalah koefisien korelasi berarti. kemampuan komunikasi dan pemecahan Persamaan Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983 belajar yang regresi yang Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika 110 masalah terhadap hasil belajar siswa, sebaliknya bila nilai salah satu variabel yaitu: diturunkan, (1), maka akan menurunkan dengan ketentuan X1 dan X2 adalah variabel yang lain (Sugiyono, 1999:194). bilangan bulat positif karena kemampuan Dari keterangan tersebut dapat diketahui komunikasi dan pemecahan masalah yang bahwa dimiliki oleh siswa tidak mungkin bernilai pemecahan masalah dalam pembelajaran negatif. ̂ pada persamaan diatas adalah matematika RME berpengaruh positif variabel hasil belajar, X1 adalah variabel terhadap hasil belajar siswa dan besarnya kemampuan komunikasi dan X2 adalah pengaruh atau kontribusi kemampuan variabel kemampuan pemecahan masalah. komunikasi Harga 42,095 merupakan nilai konstanta terhadap hasil belajar siswa sebesar 0,322 yang menunjukkan bahwa jika seorang atau 32,2%. siswa tidak komunikasi mempunyai dan masalah, dan komunikasi pemecahan Berdasarkan analisis kemampuan pemecahan kemampuan dan masalah yang telah dilakukan, diketahui bahwa kemampuan maka hasil belajarnya bernilai 42,095. komunikasi Sedangkan merupakan matematika RME berpengaruh positif menunjukkan terhadap hasil belajar siswa. Besarnya bahwa setiap kenaikan skor kemampuan pengaruh atau kontribusi kemampuan komunikasi sebesar 1, maka akan diiringi komunikasi terhadap hasil belajar siswa kenaikan skor hasil belajar sebesar 1 sebesar 0,104 atau 10,4%, sedangkan dengan menganggap skor kemampuan hubungan pengaruh antara kemampuan pemecahan komunikasi koefisien harga regresi 0,316 yang masalah adalah tetap. dalam dan pembelajaran pemecahan masalah Demikian juga halnya dengan harga 0,107 terhadap hasil belajar siswa dinyatakan merupakan oleh persamaan regresi: koefisien regresi yang menunjukkan bahwa setiap kenaikan skor (2). Persamaan kemampuan pemecahan masalah sebesar persamaan regresi parsil dari persamaan 1, maka akan diiringi kenaikan skor hasil regresi (1) dengan menganggap X2 tetap belajar sebesar 1 dengan menganggap skor dengan ̂ adalah variabel hasil belajar dan kemampuan komunikasi adalah tetap. X1 adalah tersebut variabel merupakan kemampuan Hubungan dua variabel atau lebih komunikasi. Harga 42,095 merupakan dinyatakan positif, bila nilai salah satu nilai konstanta yang menunjukkan bahwa variabel jika seorang siswa tidak mempunyai ditingkatkan, maka akan meningkatkan variabel yang lain, dan kemampuan komunikasi, Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983 maka hasil Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika 111 belajarnya bernilai 42,095. Sedangkan akan diiringi kenaikan skor hasil belajar harga 0,316 merupakan koefisien regresi sebesar 1. yang menunjukkan bahwa setiap kenaikan Diperolehnya keempat hal di atas skor kemampuan komunikasi sebesar 1, menunjukkan maka akan diiringi kenaikan skor hasil komunikasi dan pemecahan masalah siswa belajar sebesar 1. khususnya dalam Berdasarkan analisis bahwa kemampuan menyelesaikan soal yang telah cerita matematika berpengaruh positif dilakukan, diketahui bahwa kemampuan terhadap hasil belajar siswa, kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran komunikasi matematika RME berpengaruh positif tersebut berbanding lurus dengan hasil meskipun tidak begitu besar terhadap hasil belajar belajar siswa. Besarnya pengaruh atau kemampuan komunikasi dan pemecahan kontribusi masalah yang dimiliki oleh siswa, maka kemampuan pemecahan dan siswa. masalah terhadap hasil belajar siswa hasil sebesar 0,028 atau 2,8%, sedangkan semakin tinggi. hubungan pengaruh antara kemampuan belajar Seorang pemecahan Jadi masalah semakin tinggi yang didapatpun akan siswa dikatakan telah pemecahan masalah terhadap hasil belajar memiliki kemampuan komunikasi dan siswa dinyatakan oleh persamaan regresi: pemecahan masalah yang tinggi apabila ia (3). Persamaan tersebut dapat memenuhi indikator-indikator yang merupakan persamaan regresi parsil dari mewakili persamaan regresi (1) dengan menganggap maupun pemecahan masalah. Melalui X1 tetap dengan ̂ adalah variabel hasil pembelajaran belajar dan X2 adalah variabel kemampuan mengembangkan kemampuan komunikasi pemecahan 42,095 dan pemecahan masalah yang dimilikinya, yang karena dalam pembelajaran RME siswa menunjukkan bahwa jika seorang siswa dituntut agar dapat berperan aktif dalam tidak mempunyai kemampuan pemecahan diskusi kelompok dan secara kreatif masalah, maka hasil belajarnya bernilai menemukan solusi dari permasalahan yang 42,095. 0,107 diajukan, saling berinteraksi dengan teman yang maupun guru dan saling bertukar pikiran menunjukkan bahwa setiap kenaikan skor sehingga wawasan dan daya pikir mereka kemampuan komunikasi sebesar 1, maka berkembang. merupakan merupakan masalah. nilai Sedangkan koefisien Harga konstanta harga regresi kemampuan RME, Hal ini komunikasi siswa akan dapat banyak membantu siswa dalam meningkatkan Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983 Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika kemampuan komunikasi dan pemecahan minat masalah, pembelajaran secara keseluruhan, akan sehingga ketika mereka siswa yang positif 112 dihadapkan dengan suatu pertanyaan yang banyak menuntut meningkatkan hasil belajarnya. pemecahan, melakukan mereka keterampilan masalah dan dapat tanpa siswa dalam memecahkan mengembangkan SIMPULAN dan SARAN tanggapannya, tidak hanya dengan cara menghafal membantu terhadap memperdalam dan memperluas pemikirannya. Berdasarkan landasan teori dan didukung adanya analisis serta mengacu pada perumusan masalah yang diuraikan Dalam pembelajaran RME, siswa di depan, maka dapat disimpulkan hal-hal juga tidak hanya sekedar mendengarkan sebagai berikut. dan menerima secara pasif informasi yang 1. Ada pengaruh kemampuan ditransfer oleh guru, namun siswa juga komunikasi dan pemecahan masalah berperan aktif dalam menggali informasi dalam yang dibutuhkan sesuai dengan indikator Realistic kemampuan komunikasi dan pemecahan (RME) terhadap hasil belajar siswa masalah. Aktivitas-aktivitas siswa yang pada materi pokok pecahan dengan muncul selama berlangsungnya proses besarnya pengaruh adalah 0,322 atau pembelajaran 32,2%. memberikan kontribusi positif pada meningkatnya kemampuan 2. pembelajaran matematika Mathematic Ada Education pengaruh kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah siswa komunikasi dalam pembelajaran yang pada akhirnya juga meningkatkan matematika Realistic Mathematic hasil belajar mereka. Education Di sisi pembelajaran lain RME (RME) terhadap hasil dengan adanya belajar siswa pada materi pokok ini dapat pecahan dengan besarnya pengaruh meningkatkan minat siswa dan membantu siswa dalam pemahaman materi, hal ini adalah 0,104 atau 10,4%. 3. Ada pengaruh kemampuan dapat dilihat dari hasil pengisian angket pemecahan yang menunjukkan bahwa sebagian besar pembelajaran matematika Realistic siswa merasa senang dengan pembelajaran Mathematic yang dilakukan praktikan karena dapat terhadap hasil belajar siswa pada melatih mereka bekerjasama dan berani materi pokok mengungkapkan pendapat. Respon dan Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983 masalah Education pecahan dalam (RME) dengan Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika besarnya pengaruh adalah 0,028 atau 2,8%. Kontribusi Matematika dalam Pengembangan Potensi daerah: Pendidikan, Industri dan Sistem di Universitas Jenderal Soedirman Tanggal 6 Maret 2004. Purwokerto: Universitas Jenderal Soedirman DAFTAR PUSTAKA Anni, Catharina T. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara As’ari, AR. 2001. Representasi: Pentingnya dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal MIPA, FMIPA, Universitas Negeri Malang Depdiknas. 2003. Draft Kurikulum 2004. Jakarta: Balitbang Depdiknas Helmaheri. 2005. Mengembangkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SLTP melalui Belajar dalam Kelompok Kecil dengan Strategi Think-Talk-Write. http://pagesyourfavorite.com/ppsupi/abstrakm at2005.html Negoro, ST. 2004. Ensiklopedia Matematika. PT. Ghalia Indonesia Rochmad. 2004. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Masalah Matematika. Makalah disajikan dalam seminar Nasional 113 Shadiq, Fajar. 2004. Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunakasi. http://p3gmatyo.go.id Sugandi, Achmad. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UNNES PRESS Sugiyono. 1999. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sutawidjaja, Akbar dkk. 1993. Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Tim Instruktur Matematika. 2002. Mengenal Model Pembelajaran Kooperatif. Semarang: Depdiknas Tim Penyusun Kamus. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983