Diskriminasi http://www.kompas.com/kompas-cetak/0701/26/utama/3267867.htm Dalam penggunaan sehari-hari, kata diskriminasi biasa ditafsirkan mengandung pengertian negatif. Memang dari semua makna diskriminasi yang tercatat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tak ada satu pun yang positif atau netral. Menurut KBBI, diskriminasi berarti pembedaan perlakuan warga negara berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dan sebagainya. Diskriminasi kelamin adalah pembedaan sikap dan perlakuan terhadap sesama manusia berdasarkan perbedaan jenis kelamin. Diskriminasi rasial: pembedaan sikap dan perlakuan terhadap kelompok masyarakat tertentu berdasarkan warna kulit. Mendiskriminasi berarti melakukan atau membuat diskriminasi, misalnya: di negara kita masih banyak pola tingkah laku sosial yang mendiskriminasi perempuan. Jika pemahaman kita tentang diskriminasi terpatok pada arti kata itu seperti yang terdapat dalam KBBI, kita pasti akan terperangah mendengar seorang pakar pendidikan yang mengajak melatih anak-anak mengembangkan diskriminasi. Dengarlah ucapan Dr Art-Ong-Jumsai, Direktur Institute of Sathya Sai Education of Thailand, ketika berceramah di Jakarta, 25 Juli 2006. Sepupu Raja Thailand dan penemu mesin pendarat Viking 1, 2, dan 3 di Planet Mars yang kini menjadi guru dan pemimpin sekolah dasar di sebuah desa di Thailand itu dalam makalahnya, ”Model Pembelajaran Nilai- nilai Kemanusiaan Terpadu”, antara lain berkata bahwa di sekolahnya di Thailand setiap anak dilatih menanyakan dua hal jika ada sesuatu yang muncul di pikiran mereka. Pertanyaan pertama adalah apakah buah pikiran itu baik untuk dirinya. Jika itu baik untuk dirinya, pertanyaan kedua ialah apakah itu baik untuk semua orang. Jika buah pikiran tersebut lulus untuk kedua pertanyaan itu, yaitu baik untuk dirinya dan baik untuk semua orang, maka dia bisa melakukannya. Sebaliknya, jika tidak, pikiran itu harus dibuang. Jangan melakukannya. Itulah yang disebut diskriminasi. Setiap anak harus diajari diskriminasi ini sejak dini, begitu kata Dr Art-Ong-Jumsai, yang yakin bahwa tujuan pendidikan adalah menghasilkan anak-anak yang baik di atas segala-galanya. Dengan mengikuti ”model pembelajaran nilai-nilai kemanusiaan terpadu, kata Art-Ong-Jumsai, semua lulusan sekolahnya 100 persen masuk perguruan tinggi terbaik di Thailand. Apakah kata diskriminasi ini digunakan oleh Art-Ong-Jumsai secara salah? Saya kira, tidak. Oleh Eko Endarmoko dalam Tesaurus Bahasa Indonesia yang baru terbit, diskriminasi sepadan dengan pembedaan, pemisahan, segregasi. Menurut The New Oxford Dictionary of English (1998), arti discrimination adalah (1) perlakuan tak adil dan berprasangka dalam kategori- kategori berbeda terhadap orang atau hal, terutama atas dasar ras, umur, dan seks. Contohnya, para korban diskriminasi rasial. Arti lain ialah (2) pengakuan dan pemahaman atas perbedaan suatu hal dari hal yang lain, misalnya diskriminasi antara benar dan salah: kemampuan membedakan apa yang berkualitas bagus, penilaian baik, dan selera tinggi. Dalam psikologi, diskriminasi berarti kemampuan membedakan berbagai rangsangan. Akar kata discrimination, menurut Webster’s Third International Dictionary, adalah discriminare (Latin) yang berarti ’membedakan’. Kiranya KBBI dalam edisi keempat mendatang perlu memperluas pengertian diskriminasi. Alfons Taryadi Pengamat Bahasa Indonesia