BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Efektivitas dapat dikatakan berhasil apabila suatu hal terjadi secara efektif. Efektivitas program adalah suatu hal yang menjadi tujuan dalam berkomunikasi melalui program dengan adanya sasaran, perencanaan hingga terlaksananya program. Efektivitas program menggunakan aktivitas komunikasi dalam menjangkau sasaran program. Program kunjungan masyarakat merupakan program komunikasi berupa kegiatan penggunaan yang terencana dan terkoordinir dari berbagai metode komunikasi untuk keperluan pemusatan perhatian, dan menawarkan suatu pemecahan terhadap suatu problem tertentu. Program yang dijalankan oleh Humas Setjen DPR RI adalah program kunjungan masyarakat. Humas Setjen DPR RI menyusun program yang efektif dan konsisten, bersifat mendidik, dan memberikan penerangan, ataupun dengan melakukan pendekatan persuasif yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran keberadaan suatu lembaga yang mempunyai citra negatif dimata masyarakat sekarang ini. Program Kunjungan Masyarakat sudah berlangsung dari tahun 2000, program ini berupa kunjungan kedalam kompleks DPR RI. Dari tahun ke tahun 1 2 jumlah kunjungan masyarakat yang masuk terus meningkat, pada tahun 2013 sampai bulan oktober ini masyarakat yang berkunjung kurang lebih sebanyak 25.000 orang.1 Sasaran program kunjungan masyarakat ini berasal dari sekolah dan perguruan tinggi. Masyarakat yang dimaksud dalam program adalah pelajar, instansi pemerintahan, dan organisasi. Program kunjungan masyarakat dilakukan dengan mendaftar terlebih dahulu, tentukan tanggal, dan berapa jumlah orang yang akan berkunjung. Peserta yang berkunjung untuk tujuan studi wisata akan diterima oleh Humas Sub Bagian Penerangan. Kunjungan yang berupa studi wisata akan diterima di ruang Operation Room, Gedung Nusantara, sebelumnya akan diputarkan Film Edukasi mengenai DPR sebagai pembuka acara selanjutnya akan diberi penjelasan berupa presentasi mengenai Mekanisme Kerja Dewan Perwakilan Rakyat. Diakhir acara akan ada diskusi dengan pengunjung. Setelah acara dioperation room selesai masyarakat akan dipandu untuk keliling gedung DPR RI (tour building) khususnya ke Museum DPR RI dan Ruang Sidang Paripurna. Selama melakukan tour building masyarakat diberikan penjelasan tentang sejarah DPR RI oleh tour leader tim humas pada program kunjungan masyarakat. Peneliti tertarik memilih siswa siswi SMK Jakarta Barat sebagai objek penelitian dikarenakan para pelajar ini bersekolah pada tingkat yang langsung menjurus pada pekerjaan. Dikarenakan juga siswa/i SMK ini masih membutuhkan wawasan yang lebih luas, masih dapat diubah pemikirannya/ dipersuasifkan, 1 Rekapitulasi kunjungan penerangan (doc. Humas setjen DPR RI) 3 mampu mengerti akan stimulus yang diberikan oleh Humas Setjen DPR RI. Penulis memilih tempat yang berkesinambungan dengan daerah yang mendekati tempat penelitian yaitu Jakarta Barat. Berikut adalah SMK Jakarta barat yang akan peneliti tinjau lebih lanjut. No. Nama SMK Jumlah siswa 1. SMK Kesatuan Jakarta Barat 260 2. SMK Ibu Pertiwi Jakarta Barat 320 Sumber : Rekapitulasi data Humas Setjen DPR RI Tahun 2013 Siswa-siswi SMK yang hadir tentunya didampingi oleh para staff pengajar/guru untuk menjadi leader dalam rombongan kunjungan tersebut. Pada program kunjungan masyarakat ini mereka dapat melihat langsung kontribusi DPR RI tanpa lagi menerka-nerka dan akan mendapatkan peningkatan pemahaman dalam ingatannya. Pada pelaksanaan program kunjungan masyarakat terdapat informan/narasumber untuk memberikan informasi yang lebih mendalam pada sesi presentasi dan diskusi tentang lembaga DPR RI. Informan/narasumber yang dihadirkan adalah kepala bagian sub. Penerangan, Kepala Humas Setjen DPR RI dan peneliti senior DPR RI. Setelah peneliti mengikuti program kunjungan masyarakat, peneliti melihat fenomena yang terdapat dari berbagai aspek yaitu aspek cara komunikator berbicara, bentuk pesan yang disampaikan, media yang digunakan, sarana/fasilitas 4 yang disediakan, tim pelaksanaan program, dan proses respon komunikan dari sebelum program dilaksanakan hingga pelaksanaan program berlangsung. Pertama dari aspek komunikator, fenomena yang dilihat oleh peneliti seperti cara berpakaian untuk menerima pengunjung, cara bicara untuk menghidupkan suasana ketika program berlangsung, sopan satun dalam berbicara, serta penggunaan kata-kata yang baik yang mencerminkan DPR RI. Kedua dari aspek pesan, pada program kunjungan masyarakat pesan yang disampaikan berupa informasi mengenai tugas pokok dan fungsi anggota dewan, jam kerja anggota dewan, rapat anggota dewan yang padat, serta informasi yang bersifat persuasif yang menyatakan bahwa para anggota dewan memang bekerja. Ketiga dari aspek media, ketepatan media yang digunakan juga menjadi fenomena yang dilihat oleh peneliti seperti leaflet dan booklet tentang DPR RI yang dibagikan kepada siswa/i SMK, penggunaan audio ruangan, desain power point yang digunakan untuk menyampaikan informasi. Keempat dari aspek sarana dan fasilitas, pada program kunjungan masyarakat para peserta tidak diberikan fasilitas transportasi dari DPR RI. Para peserta datang menggunakan transportasi pribadi yang dikelola oleh guru pembimbing dan sekolah. Kelima dari aspek tim pelaksana program kunjungan, masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab. Salah satunya pada tour leader program 5 kunjungan, dilihat dari cara penyampaian informasi ketika berada di gedung DPR RI. Terakhir dari aspek komunikan, siswa/i SMK merupakan komunikan pada penelitian ini. Komunikasi non verbal terlihat dari antusias mereka saat memasuki gedung DPR RI hingga memasuki operation room, selain itu cara mereka memperhatikan informasi yang disampaikan oleh komunikator dan suasana dalam berdiskusi merupakan fenomena yang dapat menggambarkan kefektifan program kunjungan masyarakat. Terdapat beberapa berita yang dilansir pada website DPR mengenai program kunjungan masyarakat SMK, yang berisikan kunjungan dan dokumentasi foto pelajar SMK Kesatuan Jakarta yang diterima oleh kepala sub-bagian penerangan.2 Adapun informasi terkait lainnya yaitu tentang kunjungan SMK Ibu Pertiwi tanggal 20 November lalu yang diterima oleh Humas Setjen DPR RI dan yang menjadi informan adalah peneliti senior DPR RI.3 Diharapkan setelah para siswa-siswi tersebut diberikan informasi pada program kunjungan masyarakat, mereka mendapatkan pemahaman baru akan masalah-masalah yang terjadi di DPR RI dan mengapa hal itu terjadi, karena dalam memahami sebuah informasi berarti dapat mengingat informasi tersebut. Diharapkan tingkat pemahaman siswa dapat merubah atau memperbaiki citra yang sudah dibangun sebelumnya. 2 3 www.dpr.go.id/id/yanmas/dokumentasi-foto , 13 november 2013, 11:00 WIB http://www.dpr.go.id/id/yanmas/dokumentasi-foto , 29 november 2013, 10:00 WIB 6 Tingkat pemahaman siswa terlihat dari respon yang diperlihatkan ketika diskusi berlangsung. Dalam garis besar, terbentuknya program kunjungan masyarakat adalah suatu cara yang paling tepat untuk mengatasi hambatan persepsi yang dialami humas, adapun data yang terkait masih rendahnya pemahaman khalayak sasaran program tentang kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Lembaga DPR RI maupun tentang lembaga itu sendiri.4 Maka dirasa perlu adanya program kunjungan masyarakat terhadap siswa SMK yang memegang peranan penting dalam menginformasikan suatu kebijakan pemerintah yang tujuannya memberikan peningkatan pengetahuan dan pemahaman akan suatu kebijakan yang dikeluarkan oleh Lembaga. DPR RI sebagai lembaga politik memiliki karakteristik yang berbeda dengan lembaga negara lainnya. Segala kebijakan yang dikeluarkan oleh DPR menjadi bahan pembicaraan masyarakat luas. Di era reformasi ini hampir disemua media massa memberitakan tentang DPR secara kelembagaan maupun Anggota DPR RI secara individu. Ada kalanya berita atau informasi kerap mencampur adukkan/ menganalisir citra pribadi dengan citra kelembagaan DPR RI. Akhir-akhir ini trend atas berita tentang DPR RI cenderung mengarah kepada trend yang tidak baik, yang berdampak pada citra negatif DPR RI.5 Maka dirasa perlu oleh DPR RI untuk melaksanakan program dengan tujuan mengkomunikasikan lembaga DPR RI pada pelajar. Program Kunjungan 4 http://www.renimarlinawati.com/index.php/artikel/pedidikan/533-refleksi-akhir-tahun-2011bidang-pendidikan 5 Pedoman Umum Pengelolaan Kehumasan Setjen DPR RI, 2002, Hal.5 7 masyarakat berada dibawah naungan sub-bagian penerangan untuk meningkatkan pemahaman agar tidak terjadi misunderstanding (salah pengertian) dan misperception (salah tanggapan). Humas Setjen DPR RI sub-bagian penerangan adalah bagian dari kehumasan setjen yang berkontribusi dalam kegiatan-kegiatan yang mengacu pada penerangan lembaga DPR RI kepada public dengan berbagai macam program yang dilaksanakananya. Salah satunya adalah program kunjungan masyarakat ini, yang dilaksanakan secara terencana dan terkoordinir. Maka dari itu perlu ditinjau lebih lanjut program kunjungan masyarakat ini dapat meningkatkan pemahaman siswa/i SMK Jakarta Barat tentang lembaga DPR RI, dengan tujuan akhir dari program adalah membangun citra positif Lembaga DPR RI. Periode penelitian bulan September s/d November 2013 disesuaikan dengan waktu dilaksanakannya kunjungan SMK tersebut sehingga mereka masih mengingat apa yang terjadi pada saat kunjungan. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti efektivitas program kunjungan masyarakat yang dilakukan secara continue, selain itu sampai saat ini belum ada yang meneliti efektivitas program tersebut, untuk mengevaluasi program ini efektif atau tidak efektif. 8 1.2 Rumusan Masalah Sejauhmana efektivitas program “kunjungan masyarakat” dalam meningkatkan pemahaman siswa SMK Jakarta Barat tentang lembaga DPR RI pada humas Setjen DPR RI? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui efektivitas program “kunjungan masyarakat” dalam meningkatkan pemahaman siswa SMK Jakarta Barat tentang lembaga DPR RI pada Humas Setjen DPR RI. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis Secara akademis penelitian untuk keilmuan ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan ilmu kehumasan khususnya tentang program komunikasi yang dilakukan instansi pemerintahan. 1.4.2 Kegunaan Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan memberi kontribusi berupa masukan dan saran dalam melaksanakan program komunikasi, sehingga dapat dijadikan referensi dalam memperbaiki kekurangan yang ada, baik untuk kepentingan Lembaga DPR RI ataupun Humas Setjen DPR RI. 9