Surat 3 Yohanes (Bagian 112) Sunday, July 16, 2017 Prakata Mat. 8:16 – manusia berdosa = manusia yang dikuasai daging = manusia yang kerasukan setan, harus dibawa kepada Tuhan. Mat. 15:30 – demikian juga orang-orang sakit, harus dibawa kepada Tuhan. Sakit = dirasuk setan = dikuasai dosa. Sakit adalah tanda dosa (Kej. 3:16), dan Yesus datang untuk orang-orang sakit (Mar. 2:17). 2 Tim. 3:1-2 – sumber penyakit adalah mengasihi diri sendiri dan menjadi hamba uang. Tuhan datang dalam Firman Allah untuk menyembuhkan (=membebaskan) manusia dari segala penyakit / dosa. Sepatah kata Firman Allah berkuasa menyembuhkan. Oleh sebab itu, hargai Firman Allah dan dengar, baca, dan terima Firman Allah dengan benar. 3 Yoh. 1:13 1:13 Banyak hal yang harus kutuliskan kepadamu, tetapi aku tidak mau menulis kepadamu dengan tinta dan pena. - - - - - Hanya tangan Tuhan yang berkuasa untuk menuliskan Firman Allah di dalam hati manusia, dan ucapkanlah syukur kepada Allah jika hati kita dijadikan tempat untuk berkarya bagi pekerjaan tangan-Nya, sehingga Firman Allah termeterai di dalam hati. Tangan Allah berbicara tentang Roh Allah. Hanya Roh Allah yang berkuasa untuk menyatakan pribadi Allah dengan tepat dan benar. Hanya Roh Allah yang berkuasa untuk menempatkan Firman Allah (Nama Allah) di dalam hati manusia. Jika Roh Allah yang menuliskan Firman Allah di dalam hati manusia, maka Roh Allah itu juga yang membawa manusia untuk tinggal di dalam kebenaran Firman Allah, artinya Roh Allah jugalah yang memampukan manusia untuk melakukan (menanggung beban) Firman Allah. Keberadaan Firman Allah di dalam hati manusia merupakan ‘harta’ yang sangat berharga, sebab Firman Allah merupakan harta yang tidak dapat dikuasai oleh ngengat dan karat, bahkan maut. Firman Allah adalah harta yang tidak dapat binasa, sebab DIA kekal. Memiliki harta yang berupa Firman Allah sama halnya memiliki ‘Yesus’ di dalam hati, sebab Yesus adalah Firman. Jika ‘Yesus’ ada di dalam hati kita, maka ‘DIA-lah’ yang menjadi kehidupan kita. Salah satu tanda bahwa Yesus hidup di dalam kita atau Yesus yang menjadi kehidupan kita adalah: 2 Kor. 4:10-11 Hidup dalam suasana kematian bersama Yesus - - - Inilah salah satu bukti bahwa kehidupan kita adalah kehidupan Yesus, yaitu kita hidup dalam suasana kematian bersama Yesus. Perhatikan kata ‘senantiasa’ dan ‘terus-menerus’, artinya setiap saat Roh Allah dan Firman Allah membawa kita kepada hidup menyangkal daging. Hidup menyangkal daging adalah hidup mengasihi dan menyembah Allah. Sementara kita masih hidup di dunia dan memakai daging, kita diserahkan kepada jenis kehidupan yang mematikan daging. Semakin daging mati, maka semakin nyata keberadaan Yesus di dalam kehidupan kita. Jenis kehidupan semacam ini tidak dikenal oleh dunia. Jenis kehidupan semacam ini tidak bisa diterima oleh orang yang hanya hidup sebatas beragama (Kristen). Jenis kehidupan semacam ini hanya dimengerti dan diterima oleh anak-anak Allah. Perhatikan apa yang tertulis pada ayat 12 Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu. Semakin daging mati, maka semakin nyata kehidupan yang sebenarnya ada di dalam kita. Kehidupan yang tidak bisa binasa, tidak bisa cemar, tidak bisa layu, tetapi tersimpan di dalam Surga. Page - 1 4:10 Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. 4:11 Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini. ▫ Salah satu tabiat yang ada pada Yesus dan yang DIA tunjukkan di atas kayu salib adalah ‘mengampuni’. Di atas kayu salib, Yesus berkata "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Luk. 23:34) ▫ ▫ ▫ ▫ ▪ ▪ ▪ Firman Allah mengatakan bahwa Yesus tidak mengenal dosa, tetapi telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita (oleh karena segala perbuatan, yang sebenarnya kita sendiri tidak mengerti apa yang kita perbuat). Daging mana yang bisa menerima perlakuan semacam ini? Tidak berdosa, tetapi dibuat menjadi dosa. Manusia yang seharusnya dihukum, malah dibebaskan. DIA yang seharusnya bebas, malah harus menangung hukuman. Sementara Yesus menanggung dosa manusia, mereka malah mengolok-olok, menghujat, mengejek. Dalam hal ini Yesus tidak berdosa dalam perkataan, pikiran, dan perasaan. Bukan hanya sampai di situ. Dalam keadaan didosakan dan menanggung hukuman, daging mana yang bisa mengampuni dan memohonkan ampun? Di atas kayu salib, DIA menyangkal segala tabiat dagingnya, sebaliknya DIA menerima apa yang menjadi kehendak Bapa, sampai daging-Nya tidak bersuara (mati). Di atas kayu salib, Yesus menunjukkan Kasih dan Kebenaran Bapa yang ada pada-Nya. Di atas kayu salib, Yesus menunjukkan kemuliaan Bapa yang ada pada-Nya. Dengan matinya (daging) Yesus di atas kayu salib, nyatalah segala Kasih, Kebenaran, dan Kemuliaan Bapa. Perkataan "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." menunjukkan bahwa di dalam Yesus tidak ada roh dendam, roh kepahitan, roh kebencian, roh mementingkan diri sendiri, roh durhaka, roh hujat, roh kikir (sebab nyawa-Nya juga DIA berikan). Yang ada adalah Kasih dan Kebenaran. Jika Kristus yang menjadi kehidupan kita, maka kemuliaan dari Kasih dan Kebenaran Allah harus nyata. Dan kemuliaan dari keberadaan Kasih dan Kebenaran Bapa yang ada dalam hidup kita itu, terpancar dengan jelas saat daging mati. Orang yang hidup mengasihi (tidak membenci, tetapi mengampuni) adalah orang yang memiliki kehidupan (1 Yoh. 3:15), bahkan kehidupan kekal. Hidup kekal sudah Tuhan taruh dalam kita, dan wujudnya adalah Kasih (1 Yoh. 5:11-12). Orang yang mengampuni adalah orang yang bukan hanya memiliki kehidupan, tetapi mampu memberi kehidupan (1 Yoh. 5:16). Yoh. 10:17 10:17 Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. - - Yesus memberikan nyawa-Nya di atas kayu salib, itu sebabnya Bapa mengasihi-Nya. Sangatlah berharga di mata Tuhan, kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Saat daging mati, di sana kita bisa merasakan Kasih Allah yang sesungguhnya. Banyak orang Kristen berpendapat kebalikannya, justru saat daging dipuaskan, kita malah rasakan kasih (ini pendapat yang salah). Yesus tidak ragu untuk memberikan nyawa-Nya, sebab DIA tahu bahwa dengan cara mati secara daging inilah, DIA akan menerima kehidupan-Nya kembali. Di saat kebangkitan, Yesus menerima tubuh ilahi. Pola pikir dan perbuatan Yesus inilah yang dimiliki oleh rasul Paulus. Saat daging mati, pada saat itulah ‘hidup’ sedang mengerjakan peranannya dalam kita. Justru saat tabiat daging mati, kita diperhitungkan oleh Allah sebagai orang yang hidup. Gal. 2:19-20 Hidup hanya untuk Allah dan hanya oleh Iman - Mati oleh hukum Taurat = Mati bersama Yesus, sebab Yesus mati untuk menggenapkan tuntutan hukum Taurat. Jika daging mati, maka yang menguasai kehidupan kita adalah Kristus, dan inilah kehidupan yang sebenarnya. Perhatikan: tanda bahwa Kristus hidup di dalam kita (atau kehidupan kita adalah kehidupan Yesus) adalah: a. Kehidupan kita hanya bagi Allah (sama seperti Kristus, Yoh. 6:38) b. Kehidupan kita hanya oleh Iman dalam Anak-Nya (sama seperti Kristus, Mat. 4:4) Page - 2 2:19 Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; 2:20 namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. ▫ ▫ ▫ ▫ Hanya kehidupan yang telah mengalami kematian bersama Yesus, yang mampu mempersembahkan kehidupannya hanya bagi Allah dan hidup hanya oleh Iman. Mengapa demikian? Sebab hidup hanya bagi Allah dan hidup hanya oleh Iman adalah jenis kehidupan menyangkal daging. Kehidupan semacam ini sudah Tuhan kerjakan selama di dunia, dan hasilnya Yesus hidup dalam kemuliaan yang kekal. Kehidupan semacam inilah yang harus kita miliki, sementara kita masih ada di dunia dan memakai darah dan daging. Perhatikan Firman Allah yang tertulis dalam Fil. 1:21 Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Hanya orang yang memiliki kehidupan Yesus, yang mengerti bahwa mati adalah keuntungan. Hidup adalah Kristus, berarti kematian bagi daging. Tetapi saat daging mati (tidak bersuara), itu keuntungan bagi kita. Jadi sementara kita masih dipercaya Tuhan untuk memakai tubuh daging ini, pergunakanlah dengan baik tubuh daging ini untuk memperoleh keuntungan-keuntungan dari Tuhan, dengan cara membawa daging ini untuk senantiasa masuk dalam kematian. Keuntungan 2 Kor. 7:10-11 7:10 Sebab kesedihan seperti itu menghasilkan perubahan hati yang mendatangkan keselamatan. Dan orang tidak akan menyesal atas hal itu. Sebaliknya, kesedihan yang hanya sejalan dengan kehendak manusia menghasilkan kematian. 7:11 Coba kalian perhatikan apa hasilnya padamu oleh kesedihan yang sejalan dengan kehendak Allah! Hasilnya ialah kalian sungguh-sungguh berusaha untuk menjernihkan kekeruhan! Kalian menjadi benci terhadap dosa, kalian takut, kalian rindu, kalian menjadi bersemangat, kalian rela menghukum yang bersalah! Dalam seluruh persoalan ini kalian sudah menunjukkan bahwa kalian tidak bersalah. (BIS) - - - - Kematian daging menurut kehendak Allah mengasilkan ‘keubahan hati’ yang mendatangkan ‘keselamatan’, ini suatu keuntungan. Mata jasmani mungkin mengatakan bahwa kematian daging adalah kebodohan, tetapi justru melalui pengalaman kematian bersama Yesus, kita menerima hikmat Allah dan kekuatan Allah yang sangat menguntungkan. Perhatikan: melalui kematian daging, Tuhan mengubah hati dan keubahan hati ini mendatangkan keselamatan. Keselamatan yang bagaimana? a. Orang benci dosa, itu selamat b. Orang takut (tunduk) kepada Tuhan, itu selamat c. Orang rindu (berhasrat) kepada Tuhan, itu selamat d. Orang tergairah (setia dan tekun) di dalam Tuhan, itu selamat e. Orang yang mempunyai kuasa tembaga – menghukum dosa, itu selamat Semua ini adalah keuntungan. Keselamatan itu bukan diterima nanti, tetapi sekarang. Sementara kita masih memakai tubuh daging ini, keselamatan sudah dinyatakan oleh Allah, yaitu dengan adanya Kristus dalam kehidupan kita. Jika kelima perkara di atas ada pada kita, maka itu bukti bahwa Kristus hidup di dalam kita. Inilah keuntungan. Yesus hidup dalam kita adalah keuntungan. Jadi, sementara kita masih memakai tubuh daging ini, terimalah keuntungan yang kita terima dari kematian daging bersama Yesus, sebab dengan demikian Kristus hidup di dalam kita. Inilah keuntungan yang bisa kita terima, tetapi tidak bisa diterima oleh daging yang lain (binatang – burung). 1 Kor. 15:39 Daging - Baik manusia, binatang, maupun burung, semuanya diciptakan oleh Tuhan, tetapi Firman Allah mengatakan bahwa daging manusia berbeda dengan daging binatang dan daging burung. Dimana letak perbedaannya? Dalam penciptaan disebutkan bahwa Allah tidak hanya membentuk manusia dari debu tanah, tetapi juga menghembuskan nafas hidup ke dalam hidung manusia, sehingga manusia menjadi makhluk hidup (Kej. 2:7). Sementara binatang hanya dibentuk, tanpa nafas hidup (Kej. 2:19). Page - 3 15:39 Bukan semua daging sama: daging manusia lain dari pada daging binatang, lain dari pada daging burung, lain dari pada daging ikan. - - - ▫ Jadi, sejak awal mula Allah sudah menempatkan kehidupan-Nya di dalam manusia, dan ini suatu keuntungan bagi manusia. Allah tidak menempatkan kehidupan-Nya pada malaikat, binatang, burung, atau ciptaan lainnya, tetapi hanya kepada manusia – inilah keuntungan. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa dan kehilangan kemuliaan Allah, Allah kembali mencoba untuk meletakkan kehidupan-Nya, itulah Yesus Kristus, di dalam kehidupan manusia, supaya dengan demikian, manusia bisa kembali kepada kemuliaan yang kekal. Jika manusia kehilangan kehidupan Allah dalam tubuhnya, celaka dan bahaya besar sedang menanti. Kej.6:3 -- Roh Allah tidak ada; Kej.6:5 -- manusia cenderung berbuat jahat; Kej.6:7 -- penghukuman menanti (dibinasakan). Jika hidup kita bukan Kristus atau Kristus tidak hidup dalam kita, maka kita sejajar bahkan lebih rendah dari daging binatang dan burung. Manusia tidak memiliki kelebihan apapun (sia-sia) dari binatang dan burung, jika dalam kehidupan manusia tidak ada Yesus Kristus (Peng. 3:19). Dalam Maz. 147:9 disebutkan Dia, yang memberi makanan kepada hewan, kepada anak-anak burung gagak, yang memanggil-manggil. Binatang dan burung gagak yang dipelihara oleh Tuhan, bisa dipakai oleh Tuhan dan tunduk. Perhatikan burung gagak yang diutus untuk mengirim roti dan daging kepada Elia (dia menyangkal dirinya). ▫ ▫ ▫ Perhatikan ayam yang diperintahan untuk mengingatkan Petrus. Perhatikan keledai yang menegor Beliam. Perhatikan singa yang tidak mengaum dan tidak menelan Daniel. Semua tunduk pada perintahNya. Mereka tunduk kepada Tuhan = mereka mengakui pemeliharaan Tuhan. Sekalipun binatang dan burung gagak bisa dipakai oleh Tuhan, yang dia terima hanya ‘pemeliharaan dari Tuhan’. Binatang dan burung gagak tidak bisa sampai pada kemuliaan. Sementara kita, jika kita dipilih dan dipanggil untuk suatu pekerjaan dan mau dibenahi, kita bisa sampai pada kemuliaan. Mengapa binatang dan burung tidak bisa sampai pada kemuliaan, tetapi manusia bisa sampai pada kemuliaan? Sebab Allah tidak menempatkan kehidupan-Nya pada binatang, tetapi hanya pada manusia. Untuk bisa sampai pada kemuliaan yang Tuhan sediakan, ada yang harus kita perhatikan: 147:10 Ia tidak suka kepada kegagahan kuda, Ia tidak senang kepada kaki laki-laki; 147:11 TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya. - - - 4 - Tuhan tidak menyukai ‘kekuatan’ daging (kegagahan kuda), Tuhan juga tidak menyukai ‘pendirian atau hikmat’ manusia (kaki laki-laki). Tetapi kekuatan dan hikmat yang harus kita miliki haruslah bersumber kepada Kurban Kristus (1 Kor. 1:24). Sebab Kurban Kristus adalah kekuatan dan hikmat bagi kita, sekalipun itu merupakan kebodohan dan batu sandungan bagi banyak orang. Orang yang berdiri di atas Kurban Kristus adalah orang yang takut dan senantiasa berharap kepada Kasih setia Tuhan. Burung gagak dipakai dan dipelihara oleh Tuhan. Tetapi orang yang berdiri (takut dan berharap) di atas Kurban Kristus, dia akan dipakai, dipelihara, bahkan sampai pada kemuliaan, menjadi sama seperti Gambaran Anak-Nya. Berdiri di atas Kurban Kristus = hidup mematikan daging dan hidup dalam kemenangan. Mengapa kita bisa sampai kepada kemuliaan, sementara binatang dan burung gagak tidak bisa? Sebab kita diijinkan untuk masuk dalam pengalaman kematian dan kebangkitan bersama dengan Yesus Kristus. Melalui pengalaman kematian daging bersama Yesus inilah, Allah ingin menempatkan kehidupan-Nya pada manusia. Di dalam pengalaman kematian, Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya, yaitu kesetiaan, penundukan, merendahkan diri. Sementara di dalam pengalaman kebangkitan, Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya dalam wujud kegiatan rohani. Page - Luk. 12:24 12:24 Perhatikanlah burung-burung gagak yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mempunyai gudang atau lumbung, namun demikian diberi makan oleh Allah. Betapa jauhnya kamu melebihi burung-burung itu! - - - Burung gagak tidak diijinkan: menabur, menuai, mempunyai lumbung. Burung gagak hanya sampai diberi makan saja, dipelihara, tetapi tidak sampai pada kemuliaan. Sementara manusia diijinkan untuk menabur, menuai, dan mempunyai lumbung, bahkan sampai pada kemuliaan. Perhatikan: menabur dan menuai adalah kegiatan rohani di mana kemuliaan Tuhan dinyatakan. Itu sebabnya, pergunakan dengan baik jika kita dilibatkan oleh Tuhan dalam pekerjaan-Nya, sebab di sana kemuliaan Allah dinyatakan. Suatu ‘keuntungan’ jika manusia dilibatkan dalam kegiatan menabur dan menuai, sebab melalui kegiatan menabur kita bisa menerima benih ilahi dalam hidup kita, supaya kehidupan Yesus Kristus ada di dalam kita. Pengalaman kematian bersama Yesus dimulai dari proses menabur. Menabur – pengalaman kematian saat dengar Firman Tuhan ▫ Burung tidak diijinkan untuk menabur, artinya burung tidak melibatkan diri dengan ’benih’ yang ditabur. Benih yang ditabur berbicara tentang Firman Allah (Luk. 8:11). Kita diberi kesempatan untuk terlibat di dalam ‘penaburan’, yaitu mendengar Firman Allah. ▫ Jika kita diijinkan Tuhan untuk masuk dalam proses penaburan, kerjakan itu dengan ‘takut’, supaya kita bisa memiliki ‘pengharapan’. Jangan mendengar dengan kekuatan sendiri, dan jangan mendengar dengan mempertahankan pendirian diri sendiri. Menderngarkan dengan setia, dengan tunduk, dan dengan merendahkan diri. ▫ Jangan mendengar dengan kekuatan daging, juga jangan mendengar sesuatu yang berasal dari hikmat manusia, sebab semua itu dibenci Tuhan. Tetapi menghampiri Firman Allah dengan kekuatan Roh Kudus, dan Roh Kudus akan membawa kita kepada segala kebenaran Firman Allah. Luk. 8:18 8:18 Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya." 8:18 Sebab itu perhatikanlah baik-baik apa yang kalian dengar. Sebab orang yang sudah mempunyai, akan diberi lebih banyak lagi; tetapi orang yang tidak mempunyai, sedikit yang masih ada padanya akan diambil juga." - - ▫ Firman Allah tekankan: Perhatikan ‘cara’ kamu mendengar. Bukan mendengar dengan kekuatan daging, tetapi dengan kekuatan Roh Kudus. DIA yang akan mengajar dan mengingatkan kita akan semua yang telah DIA katakan kepada kita. Mendengar bukan dengan pendirian sendiri, tetapi dengan pendirian Firman Allah. Firman Allah juga tekankan supaya kita perhatikan ‘apa’ yang kita dengar. Jadi, dalam penaburan ini, benih harus benar-benar kita perhatikan. Benih yang harus ditabur adalah benih gandum yang terbaik, itulah kemurnian dan kebenaran Firman Allah, sebab hanya Firman Allah: a. Yang mampu menyucikan (Yoh. 15:3, 17:17) b. Yang bisa memindahkan dari dalam maut ke dalam terang (Yoh. 5:24) c. Yang bisa memberi kehidupan (Yoh. 6:63) d. Yang bisa membebaskan (Yoh. 8:31-32) Kemurnian dan Kebenaran Firman ini yang harus ditaburkan dan didengar oleh sidang jemaat. Bukan mendengar hikmat manusia, tafsiran manusia, filsafat manusia yang bodoh, dongeng-dongeng, tetapi mendengar pengajaran dari Roh Kudus, sebab DIA-lah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu Page Cara mendengar dan apa yang kita dengar, sangat mempengaruhi langkah berikutnya, yaitu: siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi. Diberi apa? Diberi tuaian (kemuliaan kebangkitan). Jika kita menerima tuaian, maka keuntungan itu ditingkatkan oleh Allah. 5 (Yoh. 14:26). ▫ Menuai ▫ Setelah ‘menabur’ (mati dengan setia), Tuhan ijinkan kita untuk ‘menuai’ (ada pekerjaan, bangkit). Menuai adalah hasil dari taburan, artinya Tuhan mengijinkan kita untuk masuk dalam kegerakan pelayanan di akhir zaman. Sementara binatang dan burung, tidak diijinkan untuk menuai. ▫ Penuaian berbicara tantang pelayanan akhir zaman (Yoh. 4:34-35). Kita hendak dilibatkan pada masa menuai ini, sementara binatang dan burung tidak. Penuaian adalah kegiatan akhir zaman, baik bangsa Israel maupun bangsa kafir. Yoh. 14:12 -- dengar Firman Allah – percaya – melakukan pekerjaan Yesus, bahkan pekerjaan yang lebih besar, yaitu Pembentukan Tubuh Kristus. Yoh. 4:34-35 4:35 Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. - - Di sini kita bisa melihat bahwa Tuhan tidak hanya mengijinkan kita untuk mendengar dan percaya. Lebih dari percaya, kita diberi kepercayaan dalam pengikutan kita akan DIA. Pertama Tuhan mempercayakan Firman-Nya kepada kita untuk kita dengar, ini adalah kesempatan menabur. Artinya, setelah kita tahu atau menerima Firman. Jangan pasif, tetapi harus berbuah. Kita menerima Firman Allah untuk melayani Tuhan, tekun dalam ibadah dan pelayanan. Dalam pengikutan ini, nanti akan banyak yang Tuhan kerjakan sesuai dengan ukuran DIA. Sebab nanti kita akan menghadapi gerakan besar, yaitu ‘Gerakan Roh Kudus Hujan Akhir’ (Gerakan penyempurnaan dalam Gereja Tuhan). - Gerakan ini akan terjadi secara menyeluruh pada Tubuh Kristus, di mana seluruh sidang jemaat akan dilibatkan dalam pelayanan. Pada tahap ‘penuaian’ ini, jumlahnya sudah mulai berkurang. Orang Kristen yang mendengar Firman ada banyak, tetapi yang terlibat di dalam ‘penuaian’, sedikit. Mengapa hal ini bisa terjadi? Supaya genap apa yang dikatakan Firman Allah: “ … tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya." - Jika kita masuk dalam kegenapan ‘nas’ ini, bahaya. Sebab yang diambil nanti bukan hanya tuaian, tetapi sampai pada hak untuk masuk Kerajaan Surga juga diambil. Itu sebabnya, kita harus peka terhadap setiap tuaian yang Tuhan percayakan atas hidup kita. Kita tidak hanya diijinkan untuk mendengar dan menerima, tetapi juga mengerjakan Firman Allah. Luk. 10:2 10:2 Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. - Pada masa menuai, pekerja sedikit, artinya pekerjaan penuaian ini diremehkan atau disepelekan. Perhatikan hamba ketiga yang menerima satu mina, di mana dia menyimpan mina itu dalam sapu tangan (kain peluh). - ▫ Jika kita mengerjakan di luar ukuran Firman, itu dosa. Dosa semacam ini yang sering terjadi di dalam pengikutan kita kepada Tuhan. Sebab kita merasa sudah bekerja dan melayani, padahal kita sudah berjalan di luar ketentuan Hukum Allah – Firman (1 Yoh. 3:4). 6 - Sebaliknya, juga ada yang sangat bergairah untuk melayani Tuhan seperti yang disaksikan oleh rasul Paulus, tetapi tanpa pengertian yang benar akan Firman Allah. Sekalipun mereka giat melayani, tetapi tidak tunduk kepada Firman Allah. Mereka melayani dengan hikmat dan kekuatan daging. Jadilah pekerja-pekerja yang dikirim atau diutus oleh Tuhan, sebab DIA pasti akan memberi kelengkapan. Dalam kegiatan penuaian, harus dilibatkan atau dikaitkan dengan Firman (gandum), mengapa? Sebab tuaian adalah buah-buah penaburan dari benih Firman Allah. Di dalam masa penuaian, kita tidak bisa melepaskan diri dari Kebenaran Firman, itu sebabnya segala sesuatu yang kita kerjakan sehubungan Pelayanan – Ibadah, harus kita kerjakan sesuai ukuran Firman Allah. Page - ▫ ▫ ▫ ▫ ▫ Di sini perlunya peranan ‘masa penaburan’, sebab penaburan menentukan ‘penuaian’. Itulah sebabnya, imam-imam harus terlibat aktif pada tiga macam ibadah. Melalui tiga macam ibadah inilah, kita dibangun menjadi imam-imam yang mengenal Kebenaran Allah. Banyak orang melayani, tanpa memperhatikan hal mendengar (1 Sam. 15:22 -- mendengar = lemak yang dibakar, saat mendengar, ada yang dibakar habis – yaitu tabiat daging). 1 Sam. 15:23 -- tidak mendengar: o Durhaka, bertenung o Degil, menyembah berhala o Terafim o Menolak Firman Allah Maka Allah menolak mereka. Lemak diperoleh karena ada penyembelihan, saat dosa dinyatakan, ditegor, kemudia dibakar = dosa diakui, ditinggalkan (Kel. 29:13, 22). Firman bagaikan suluh-pelita, yang mampu menuntun dan menyinari segala pelayanan dan ibadah. Tuaian (pelayanan) seharusnya menghasilkan sukacita, bukan merupakan beban dan dikerjakan dengan sungut-sungut (Yoh. 4:36b). Jadi, siapapun yang dilibatkan oleh Tuhan untuk masuk dalam ‘penuaian’, berarti Tuhan ingin membawa kita kepada suasana sukacita, bahkan sampai pada ‘sukacita penuh’. Jika penuaian adalah hasil dari penaburan, maka tuaian itu menghasilkan sukacita. Melayani dengan benar, dengan damai sejahtera, dan sukacita dari roh, adalah melayani yang bersuasanakan Kerajaan Surga. Pelayanan semacam ini dikenan oleh Allah dan dihormat oleh manusia (Rom. 14:17-18). LUMBUNG ▫ Burung tidak punya lumbung, sementara kita diijinkan untuk memiliki lumbung. Lumbung itu ada isinya. Apa isi dari Lumbung itu? Isinya adalah hasil tuaian, yaitu buah-buah penyembahan yang dihasilkan oleh Firman Allah. Mengerjakan pelayanan dengan Iman, yang digerakkan oleh Kasih. ▫ Lumbung itu terisi setiap kali kita menyembah (melayani, beribadah, menyanyi, berdoa, berpuasa, memberi, dan segala sesuatu yang kita kerjakan, dalam Kebenaran dan Kasih). Menyembah sama dengan mengisi Lumbung. ▫ Berdoa dan menyembah dalam Roh dan Kebenaran adalah buah Firman. Sebab Kebenaran adalah Buah Firman Allah. Apa buahnya Firman? Bersaksi adalah buahnya Firman. Menyembah juga buah dari Firman. Page 7 Apa yang kita persembahkan? ▫ Dimulai dari memohon, kemudian Kita mendapat (sesuai dengan janji Firman-NYA), sebab kita terlebih dahulu tinggal di dalam Firman-Nya. Jika kita sudah terima, maka kita mengucap syukur. Ucapan syukur = Memuliakan Tuhan. ▫ Ucapan syukur ini yang kita taruh dalam lumbung Kerajaan Tuhan. Kesaksian-kesaksian yang merupakan hasil dari karya kerja Firman, itu juga memuliakan Tuhan. Buah-buah apa saja yang sudah kita lakukan untuk kemuliaan Tuhan, itu tidak hilang. ▫ Saat kita melakukan sesuatu berdasarkan kebenaran Firman Allah, sebenarnya penyembahan itu sudah berjalan, dan itu memuliakan Tuhan. Satu hal yang jangan kita lupakan adalah: sesudah kita melakukan sesuatu, kita mempersembahkan segala kemuliaan kepada Tuhan. ▫ Lumbung itu diisi dengan segala sesuatu yang kita lakukan untuk memuliakan Nama Tuhan, atau segala sesuatu yang kita kerjakan dengan Iman, yang digerakkan oleh Kasih. Ini yang dinamakan penyembahan, yaitu mempersembahkan segala sesuatu untuk kemuliaan Tuhan. ▫ Buah-buah itu tidak akan hilang, sebab segala sesuatu diperhitungan oleh Tuhan, dan pada saatnya akan dikembalikan bagi kita. Mengapa tidak hilang? Sebab saat kita melakukan perbuatan-perbuatan tersebut (penyembahan dan pelayanan), kita sedang memuliakan DIA (Wah. 19:8 -- perbuatan baik = kemuliaan dari Tuhan). Yang Perlu Kita Perhatikan: ▫ Segala sesuatu harus kita peruntukkan DEMI KEMULIAAN NAMA TUHAN. Jika tidak, daging ini akan korupsi. Apa yang dikorupsi? Kemuliaan Tuhan. Kita ingin dipuji, dihargai, disanjung. Daging minta balas jasa, dan ini sangat berbahaya!!! ▫ Seharusnya segala sesuatu hanya untuk Tuhan. Mengapa? Sebab saat DIA datang kembali, segala kemuliaan yang kita berikan kepada DIA, akan dibawa oleh Tuhan untuk dipakaikan kepada sidang jemaat. Sehingga kita berpakaian KEMULAIAN, dan menjadi MULIA, sama seperti DIA. Darimana kemuliaan itu? Dari hasil karya Firman a) Dimulai dari bagaimana kita berhubungan dengan Tuhan saat penaburan Firman b) Kemudian bagaimana kegiatan kita sesuai dengan Firman c) Bagaimana kita mempersembahakn buah-buah itu, yaitu segala puji hormat hanya bagi Tuhan. Hak ▫ ▫ ▫ ▪ Segala penyembahan (penyembahan dalam arti luas) kita tidak hilang. Doa penyembahan yang sampai pada Tuhan, itu nanti mematikan daging yang sering menuntut, sehingga kita nanti akan menjadi hamba yang hanya tahu memuliakan Tuhan. Hamba yang hanya tahu akan ’kewajibannya’, tanpa menuntut ’haknya’ (setia & taat) -- Lukas 17:10. Berapa banyak kita menuntut hak kita, dan saat hak itu ada pada kita, sering kali hak itu diinjak-injak dan disalah gunakan, sehingga membawa kita pada sengsara. Tetapi jika hak ini kita taruh di dalam Lumbung Allah, maka hak kita terpelihara dan aman. Sebab siapa yang bisa merebut dari tangan Allah? Pada saatnya, DIA akan datang dengan membawa hak yang ada pada lumbung itu, dan hak itu akan dikembalikan kepada kita secara penuh. Hak penuh untuk masuk kerajaan-Nya. Dikaruniakan ’hak penuh’ untuk memasuki Kerajaan kekal. Hal inilah yang dikatakan oleh Yesus dalam Yoh. 4:36 Orang yang menuai sudah mulai menerima upahnya dan mengumpulkan hasil untuk hidup yang sejati dan kekal. Maka orang yang menabur dan orang yang menuai boleh bersenang bersama-sama. ▪ 8 ▪ Jadi, semakin banyak kita menyembah dan melakukan pelayanan sesuai dengan ketentuan Tuhan untuk kebesaran nama Tuhan, maka Lumbung kita akan semakin penuh dan isi Lumbung itu tidak akan hilang. Saat Yesus datang, segala sesuatu perbuatan yang kita lakukan untuk memuliakan nama Tuhan, akan kita terima kembali. Pakaian kemuliaan itu Tuhan berikan kepada kita, dan kita layak untuk masuk dalam Pesta Nikah Anak Domba Allah (Wah. 19:8). Pakaian kemuliaan ini untuk menyesuaikan kondisi kita saat DIA datang. Sebab jika kita tidak memakai pakaian pesta, kita akan dilempar keluar (Mat. 22:12-13). Saat itu, kondisi kita sudah tidak porak poranda. Tetapi sudah menjadi suatu pribadi yang sudah dibentuk (dibenahi) dan dihiasi, dimuliakan sama seperti DIA. Page ▪