BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan salah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Musik merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan
manusia, musik adalah sebuah kejujuran dari segala pujian, musik seperti
candu yang membius setiap insan yang mendengarkannya, lantunan musik
dapat menciptakan setiap suasana menjadi bermakna dan musik dijadikan
sebagai pemuas hasrat candu para penikmatnya. Musik menjadi jalan mimpi
agar semua insan terinspirasi, mampu berkreasi dan berkarya, harmoni yang
mengantarkan melodi – melodi indah akan senantiasa membawa kebahagiaan.
Musik memiliki tempat dihati setiap insan manusia, gelisah, gundah, emosi,
namun dengan musik akan menimbulkan sebuah cinta, suara – suara merdu
akan memberikan haruan nafas disetiap jiwa yang mendengarkannya. Dan
pada akhirnya musik menjadi teman hidup setiap insan dengan segala rasa,
hanyalah dia yang paling mengerti.
Musik
dijadikan
sebagai
jendela
multidimensi
yang
dapat
menghantarkan segala tujuan, sarana hiburan, alat komunikasi, bahasa
universal, simbol dan hingga pada akhirnya musik lahir sebagai pembentuk
identitas. Musik sebagai sarana hiburan adalah penafsiran paling mendasar
ketika bertanya mengenai fungsi musik itu sendiri, karena manusia tidak
terlepas dari hiburan. Musik menjadi salah satu kebutuhan tambahan yang
dibutuhkan orang untuk merefresh pikiran-pikirannya. Ada sebagian orang
yang mendengarkan musik dalam keadaan- keadaan tertentu apabila sedang
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
senang, sedang jatuh cinta, sedang sedih ataupun sedang jenuh, itu dilakukan
agar dalam dirinya mendapatkan suatu kesenangan, ketenangan dan untuk
merilekskan pikiran. Sedangkan pada penafsiran lainnya musik juga di
maknai sebagai sarana komunikasi bertukar pesan dan makna. Musik
merupakan alat komunikasi yang efektif, dapat digunakan sebagai alat untuk
menyampaikan pesan dari si penggubah lagu kepada audience-nya.
Kemudian musik juga merupakan bahasa universal, artinya musik tidak
membeda-bedakan pendengarnya baik itu warna kulit, agama,
bangsa,
bahasa, budaya, tingkat pendidikan, kedudukan, profesi, pria-wanita, tuamuda atau apapun juga, mereka berkumpul dan menjadi satu dalam sebuah
pertunjukan musik. Dan pada akhirnya musik dilihat pula sebagai identitas
yang dimana musik dapat merepresentasi sebuah keadaan sosial masyarakat.
Identitas musik dapat dilihat dari konsep – konsep genre musik di ruang
Internasional seperti Reggae dan RAP menjadi identitas kaum kulit hitam di
benua Amerika. Mengacu pada penelitian Douglas Kellner yang dibahas
dalam bukunya berjudul Budaya Media, pada salah satu sub babnya
membahas mengenai identitas ras kulit hitam yang coba Spike Lee tampilkan
dengan sisi yang berbeda dalam setiap karya – karya filmnya. Tujuannya
hanya untuk menempatkan gagasannya mengenai ras kulit hitam untuk
menduduki definisi yang sama dengan ras kulit putih. Ada dobrakan masalah
ideologi disana untuk menjadikan ras kulit hitam ini sejajar. Idelogi yang
berkembang selama ini bahwa ras kulit hitam adalah ras yang berasal dari
kaum – kaum marjinal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
Disisi lain Spike Lee berpendapat bahwa
(Kellner, 2010: 230) “pembebasan kelompok – kelompok yang tertindas
hanya dapat dilakukan melalu perjuangan mereka sendiri dan
persekutuan kelompok lain yang berjuang melawan kekuatan –
kekuatan penindas yang sama.”
Perjuangan kaum kulit hitam tidak sampai saat itu saja, musik RAP
yang kita kenal saat ini adalah hasil dari pemberontakan kaum – kaum
marjinal di Amerika. RAP merupakan sebuah bentuk musik dengan berbicara
atau rapping dengan “R” yang berarti Rhyme (rima) dan Rhythm (irama) dan
“P” Poetry (puisi) akan tetapi untuk beberapa kasus, berarti politic
(politik).1RAP sendiri dianggap sebagi sebuah forum budaya yang merupakan
ajang kompetisi antar pelbagai tipe RAP yang berbeda, dengan suara, politik,
dan gaya yang saling bersaing. Karena itu menyamaratakan semua jenis RAP
merupakan sebuah kesalahan karena perbedaan antara beragam rapper sangat
jelas. Dengan demikian, seperti yang dilihat ketika beberapa RAP memuja
gaya hidup gengster, obat – obatan terlarang dan prilaku migioni, para
penyayi RAP yang lain menentang intervensi bermasalah ini, dan
menggunakan RAPuntuk menyuarakan nilai dan politik yang sangat berbeda.
Dengan demikian musik RAP menyuarakan berbagai pengalaman dan kondisi
kaum kulit hitam Amerika yang hidup dalam kondisi wilayah kumuh yang
sarat kekerasan, dan menjadi sarana yang kuat sebagai ekspresi politik yang
menyuarakan kemarahan masyarakat Afrika – Amerika , karena menghadapi
penindasan yang makin meningkat dan semakin merosotnya kesempatan
mereka untuk maju, dimana kelangsungan hidup menjadi isu penting.
1
Dauglas Kellner.Budaya Media: Cultural Studies, Identitas, dan Politik : Antara Modern dan
Postmoderen. 2010. Yogyakarta: Jala Sutra. Hal 238
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
Dari apa yang telah di sampaikan bahwa musik juga dapat disebut
sebagai sarana konstruksi dan dekonstruksi sebuah identitas yang dibangun
berdasarkan wacana. Merupakan sesuatu yang menarik karena dengan
identitas dapat mengidentifikasikan sesuatu secara tepat tanpa tertukar. Musik
menjadi salah satu cara mengidentifikasi sebuah identitas dari penikmatnya.
Musik seakan memiliki kekuatan lain untuk menyampaikan pendapat,
mempengaruhi dan membentuk identitas.
Di Indonesia sendiri pada masa orde baru musik menjadi sesuatu yang
berjalan tanpa bebas berkreatifitas, musik yang pada dasarnya sebagai cara
penggubah untuk berkomunikasi justru pada masa ini para penggubah di
batasi dalam menciptakan sebuah lagu, lagu – lagu yang mengandung unsur
kritik terhadap pemerintah dan lirik yang berisi kalimat – kalimat provokatif
dilarang keras untuk di perdengarkan. Seperti, Lagu Genjer-genjer ini
dilarang karena identik dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Lagu ini
dibawakan oleh Adi Bing Slamet dan Lilis Suryani pada zaman Orde Lama.
Lagu yang juga dibawakan oleh Lilis Suryani ini juga pernah dilarang untuk
diperdengarkan pada zaman Orde Baru karena berkitan dengan Orde Lama.
Bento yang di bawakan Iwan Fals Iwan, Fals adalah musisi yang lantang
bersuara melalui lagu. Kelantangannya itu berbuah cekalan dari pemerintah
karena dianggap meresahkan, entah meresahkan siapa. Tidak hanya lagu
Bento saja yang dicekal pemerintah, Iwan Fals juga harus menerima
kenyataan bahwa lagu Bongkar-nya dicekal. Kemudian lagu Surat untuk
Wakil Rakyat milik Iwan Fals ini pun kembali di cekal pemerintah. Dan Lagu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
Doel Sumbang yang berjudul Siang Bolong juga pernah berurusan dengan
pemerintah. Sebab, lirik lagu ini dianggap memojokan pemerintah.
Sementara itu ketika memasuki transisi antara orde baru dan reformasi
musik berubah haluan bertolak belakang dengan masa silamnya yakni dapat
dikatakan sebagai sarana pemberontakan masyarakat yang tidak cukup puas
dengan pemerintah kala itu, dan lagu – lagu yang muncul kala itu berisikan
lirik yang sangat provokatif membangun semangat untuk melawan segala
putusan
pemerintah.
Berkat
musik
dan
lagu,
masyarakat
terbakar
semangatnya dan pemerintahan orde baru dapat di gulingkan. Sekali lagi
musik menjadi identitas yang dapat mendekonstruksi sesuatu yang kemudian
di konstruksikan lagi dengan cita rasa berbeda, yang sama halnya ini kita
saksikan pada masa – masa transisi dari orde baru ke era reformasi.
Namun bergeser sedikit pada masa kemenangan reformasi musik
menjadi sebagai panasea para masyarakat saat itu yang mengekspresikan
kegembiraannya lewat musik. Pasca reformasi musik dan lagu – lagu di
Indonesia kian bebas menunjukkan ekspresinya, mulai dari genre Rock yang
dibawakan band Slank dengan menyisipkan lirik – lirik kritik sosial dan kritik
terhadap pemerintah terdahulu, kemudian diikuti musi dan lagu dari genre
Raggae yang sama – sama mengambil sudut suara rakyat. Tetapi tidak hanya
itu dangdut yang dikenal sebagai musik hiburan justru menunjukkan formasi
baru pada pasca reformasi, dangdut yang kini muncul disebut sebagai
antitesis dari musik dangdut sebelumnya milik Rhoma Irama. Musik dangdut
jenis baru ini lahir dengan segala maksud dan tujuannya yang perporos pada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
pembentukkan identitas baru di genre musik dangdut itu sendiri ataupun
genre musik lainnya.
Dangdut Koplo adalah musik yang dipelajari sebagai musik kontra
genre dengan dangdut sebagai musik terdahulunya. Koplo adalah sebuah
bentuk musik dangdut daerah yang berasal dari Jawa Timur. Bentuk dangdut
daerah memperlihatkan tingkat kreatifitas artistik yang memadukan bahasa
daerah, elemen musik, dan atau pelaksanaan pertunjukkannya. Dangdut koplo
memiliki pola gendang yang khas, irama cepat, campuran gendre musik lain,
dan gaya berjoget yang erotis. Dangdut koplo muncul pada pertenganhan
tahun 1990-an bersamaan dengan perubahan situasi politik dan ekonomi,
peningkatan akses pada teknologi , pengurungan produksi rekaman lokal, dan
desentralisasi industri musik.
Sebagai studi kasus, dangdut koplo memperlihatkan sebuah formasi
genre musik baru pada era pasca reformasi Indonesia, dan data ini
berdasarkan pada studi lapangan yang dilakukan di daerah Jawa Timur,
terutama Surabaya dan sekitarnya (Lamongan, Gersik, dan Sidoarjo). 2
Dengan melihat pola strategi yang digunakan, RAP dan Dangdut Koplo
hampir memliki kesamaan, yang berbeda adalah dangdut koplo belum berada
di posisi yang aman, mereka masih mencari jati diri. Kemudian melalui sudut
pandang inilah peneliti ingin berbicara mengenai permasalah pembentukan
wacana dan penanaman identitas dari kaum yang termarjinalkan.
2
Andrew, Weintraub.”The Sound and Spectacle of Dangdut Koplo: Genre and Counter-Genre in East
Java, Indonesia”. Journal by the University Of Texas Press. 2013
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
Dua kata tersebut dapat ditarik menjadi sebuah fokus permasalahan
yang akan peneliti bahas dan angkat dalam film dokumenter ini. Persoalan
identitas yang dimiliki ras kulit hitam juga dimiliki oleh para pedangdut
koplo tersebut, dimana mereka sebenarnya melakukan pementasan dari satu
acara ke acara lainnya hanya ingin menunjukkan eksistensi serta aktualisasi
diri sehingga mereka dapat membentuk sebuah identitas baru dimana bahwa
pantura identik dengan dangdut, identik dengan koplo, identik dengan
goyangan nya yang sensual, identik dengan saweran dan identik dengan
popularitas.
Dari fenomena di atas bahwa peneliti berusaha mengemasnya dalam
sebuah karya film dokumenter untuk lebih mengedepankan pencarian
jawaban atas segala keresahan mengenai Dangdut koplo dengan isu
pembentukan wacana identitasnya.
Film dokmenter bermula pada tahun 1872, Leland Stanford berniat
meneliti gerakan kuda terutama dari sisi gaya, lengkap dengan gerakan kaki
saat kuda berlari. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat
sekitar yang akan mengajarkan kuda – kuda pacu mereka untuk diikut
sertakan dalam lomba, tujuannya agar dapat mengetahui gerakan – gerakan
kuda seperti apa yang dirasa dapat berpotensi untuk memenangkan
pertandingan. Lambat laun ketika mereka berhasil merekam gambar kuda
berlari secara nyata munculah Auguste Marie Louise Lumiere dan Lous Jean
Lumiere yang disebut sebagai pelopor film dokumenter, Lumiere bersaudara
ini memperkenalkan film dokumenter dengan memutarnya di pelbagai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
tempat. Singkatnya film non fiksi atau film dokumenter ini menjadi terkenal
di Paris, Prancis sejak 1895 yang disebut juga sebagai Cinematogrraphe.
Semakin terkenalnya film dokumenter maka semakin banyak para pelopor –
pelopor film meker untuk mencoba membuat sebuah film dokumenter .
Dimualai dari Robert Joseph Flaherty yang membuat film berkisah tentang
kehidupan masyarakat Eskimo yang di beri judul Nanook Of The North. Lalu
muncul lagi John Grierson yang mencoba membuat film dokumenter
berjudul Drifters (1929), yang di buatnya untuk memperkuat argumentasi
serta kritik pada film Flaherty yang dianggap terlalu romantis itu. Selanjutnya
Dziga Vertov memulai debut nya dalam dunia dokumenter dengan film yang
berjudul The Man With a Movie Camera pada tahun 1929. Karya – karya
dokumenter Vertov lebih bersifat propaganda yang diproduksi untuk
kepentingan penguasa komunis Uni Soviet. Disinal cikal bakal bermulanya
dokumenter
dengan
formulasi
baru
yakni
untuk
menginformasi,
mempengaruhi, dan sebagai alat propaganda.
Dari meneliti gerakan kuda hingga alat propaganda, ternyata fungsi
dokumenter hingga saat ini tidak berubah. Dokumenter tetap menjadi sebuah
karya “berbunyi” yang dianggap sebagai perpanjangan pemikiran film maker
yang mengandalkan isu – isu menarik dan dibungkus dengan gambar –
gambar yang lebih menarik, membuat target khalayak dari film maker seakan
mengamini semua informasi dalam film tersebut.
Mulai dari skala Nasional hingga Internasional, film dokumenter tetap
memiliki fungsi yang sama dengan mengusung pesan dari film maker itu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
sendiri, hal ini seakan menjadi ramuan mujarab yang dinggap akan selalu
berhasil dalam menyampaikan pesan sesuai dengan gagasan yang menjadi
target keinginan bagi film maker.
Dengan ruang kreativitas yang terbuka luas, tidak terbatas sebagai
produk industri media dan hiburan. Film dokumenter memberikan
kesempatan bagi semua orang untuk mengaktualisasikan diri dan idenya
dengan leluasa. Penanaman ide – ide sentral atau premis disini dibutuhkan
sebagai patokan akhir dalam pembuatan film ini.
Dokumenter bukan sekedar bercerita. Kesadaran tentang dokumenter
bukan hanya sekedar penceritaan terdapat dalam buku Documentary For
small screen dalam sub babnya Documentary is Showing not Telling .
Wacana tersebut dilontarkan Paul Kriwaczek menandakan bahwa dokumenter
dipandang bukan lagi sekedar karya audio visual yang menghibur dan sebagai
penambah informasi dalam kehidupan manusia, tetapi disana film maker
berusaha menunjukkan sesuatu lain yang di tampilkan berdasarkan wilayah
oposisi, maksudnya adalah film maker berusaha menunjukkan sebuah
gambaran “Benar” dan “Salah” sesuai dengan perspektif subjektif film maker
tersbut.
Melalui riset dan proses filming dokumenter ini peneliti ingin mencari
jawaban atas pertanyaan mengenai isu – isu identitas yang berhembus pada
kemunculan dandut koplo ini. Dangdut koplo yang lahir dari kalangan
marjinal hadir di nilai sebagai antitesis dari musik terdahulunya dan
membangun identitas berbeda demi sebuah aktualisasi diri dan karya yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
kemudian akan bermuara pada munculnya sebuah identitas baru, atau dangdut
koplo hanya untuk hiburan semata tanpa ada suatu misi yang diusungnya
demi menyembuhkan krisis identitas kalangan marjinal.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan, bahwa peneliti akan
membuat sebuah karya film dokumenter observasi “Pentas Koplo”.
Menekankan konsentrasi pada hipotesis awal bahwa kehadiran dangdut koplo
ditinjau dari berbagai wacana yang coba digulirkan para tokoh masyarakat
dan
masyarakatnya
penikmat
dangdut
koplo
itu
sendiri,
dengan
menghadirkan berbagai macam wacana pro dan kontra dari para tokoh
masyarakat dan para penikmat dangdut koplo itu sendiri. Dengan begitu
rumusan masalah dari permasalahan pada penelitian ini adalah Wacana
Dalam Pentas Koplo : sebuah Dokumenter Observasi.
1.3 Tujuan Perancangan
Menurut Douglas Kellner
“Sebuah budaya media telah lahir, dimana citra, suara, dan lensa
membantu menghasilkan rajutan kehidupan sehari – hari, mendominasi
waktu luang, membentuk pandangan – pandangan politik dan sikap
sosial, dan memberikan bahan yang digunakan orang untuk
membangun identitas pribadi.“.3
Dengan begitu tujuan pembuatan film dokumenter ini ingin
memvisualisasikan dan mengurai persoalan identitas dangdut koplo yang
dibentuk dalam wacana.
3
Dauglas Kellner.Budaya Media: Cultural Studies, Identitas, dan Politik : Antara Modern dan
Postmoderen. 2010. Yogyakarta: Jala Sutra. Hal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Skripsi aplikatif merupakan karya berupa paparan tulisan hasil
penelitian, perancangan, dan hasil jadi karya audio visual yang membahas
suatu permasalahan dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidahkaidah yang berlaku dalam ilmu komunikasi.
Skripsi aplikatif ini lebih bersifat keahlian, jadi proses penerapannya
diarahkan secara audio visual sebagai metode pemecahan masalah yang
kreatif, rasional dan estetis.
1.4 Alasan Pemilihan Judul
Judul sebuah film sebagai gerbang awal yang dapat mengantarkan
penonton untuk ikut mau duduk dan menyaksikan film ini. Judul memiliki
arti penting bagi penonton sebelum menonton film. Judul ibaratnya adalah
sebuah pintu gerbang, tertarik atau tidaknya penonton pada sebuah film bisa
jadi dari judul film.
Peneliti lebih memilih jenis model yang tertuju langsung pada premis
awal dokumenter dan akan mengantarkan penonton kepada adegan kunci
serta kesamaan pemaknaan. Jadi peneliti memilih judul film dokumenter ini
adalah Pentas Koplo.
1.5 Manfaat Perancangan
1.5.1 Manfaat Akademis
Pembuatan film ini bertujuan untuk memberikan sebuah tontonan
dokumenter dengan mengikut sertakan penonton menyaksikan wacana –
wacana yang digulirkan di dalam pentas koplo ini, untuk kepentingan
akademik sendiri dapat memperlihatkan bahwa sebuah karya film
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
dokumenter
mulai
diperhitungkan
keberadaannya
akibat
efek
yang
ditimbulkan amat besar untuk dapat sebagai alat penyampai gagasan yang
efektif.
Para akademisi juga dapat menjadikan film ini sebagai bahan kajian
untuk melihat ideologi yang muncul dari sebuah tindakan yang di lakukan
seseorang atau suatu kelompok secara terus menerus dengan latar belakang
yang sama.
1.5.2 Manfaat Praktis
Dengan adanya pembuatan film dokumenter seperti ini dapat menjadi
pembelajaran peneliti dalam mengolah sebuah tulisan dari buah pemikiran
kedalam karya audio visual dan dapat di mengerti oleh para penontonnya.
Selain itu diharapkan dapat menggugah semangat dan ide kreatif para sineas
dokumenter untuk dapat membuat karya dokumenter lainnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download