Hanum, C hairani TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN Untuk SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN Untuk SMK Penulis : Chairani Hanum Ukuran Buku : HAN T x cm Hanum, Chairani Teknik Budidaya Tanaman : untuk SMK/oleh Hanum, Chairani. Jakarta:Pusat Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. vi. 571 hlm ISBN - Diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008 Diperbanyak oleh…. KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah melaksanakan penulisan pembelian hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui website bagi siswa SMK. Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 tahun 2008. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia. Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional tersebut, dapat diunduh (download), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkannya soft copy ini akan lebih memudahkan bagi masyarakat untuk mengaksesnya sehingga peserta didik dan pendidik di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar ini. Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Selanjutnya, kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan. Jakarta, Direktur Pembinaan SMK iii KATA PENGANTAR Buku Teknik Budidaya Tanaman ini disusun berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi. Buku ini berisikan materi pokok teknik budidaya tanaman dengan metode penyajiannya sesuai dengan indikator hasil belajar pada sekolah menengah kejuruan. Isi buku ini dibagi atas 4 (empat ) bagian, yang masing-masing bagian terdiri dari beberapa bab. Bagian I terdiri dari 3 bab yaitu bab Pendahuluan, Pertumbuhan dan Perkembangan (Bab II), serta Fotosintesis dan Respirasi (Bab III). Bagian satu dari buku ini mencoba membahas awal dari kehidupan dan proses dasar metabolisme tanaman. Sedangkan bagian dua mencoba mengulas sumber hara dan air bagi tanaman bagaimana mereka memperoleh kedua sumberdaya alam ini, mentranslokasikannya serta menggunakan untuk kelangsungan hidupnya. Bagian tiga dari buku ini mencoba memaparkan syarat tumbuh masing masing kelompok tanaman yaitu tanaman hortikultura, tanaman pangan dan tanaman perkebunan. Bagian ini berisi ulasan bagaimana pedoman teknis budidaya masing-masing kelompok tanaman. Walaupun tidak seluruh tanaman di muat teknik budidayanya dalam buku ini setidaknya ketiga bab ini dapat mewakili untuk menuju sistem pertanian yang berkelanjutan, dengan menghasilkan produk unggulan secara kualitas dan kuantitas. Akhir dari buku ini mencoba teknik budidaya alternatif dengan menggunakan media tanam bukan tanah, sistem ini akan memberikan pilihan utama pada peningkatan mutu bahan pangan yang dihasilkan tanpa harus bergantung pada media tanam tanah semata. Pertanian organik yang digalakkan akhir-akhir ini merupakan solusi untuk memecahkan masalah peningkatan produksi pertanian disatu sisi dan pencemaran lingkungan disisi lainnya. Buku ini dirancang agar peserta didik yang membacanya dapat belajar sendiri tidak harus bergantung pada tatap muka di depan kelas. Pada awal setiap bab dimuat pendahuluan untuk dapat lebih memudahkan pemahaman terhadap isi dari bab tersebut. Ilustrasi dan gambar yang digunakan dalam buku ini juga diharapkan dapat membantu siswa mempelajari dan mempraktekkan secara baik dan benar. iv Pada akhirnya keberhasilan proses relajar mengajar tidak hanya tergantung pada sarana dan prasarana yang canggih, akan tetapi dituntut untuk setiap peserta didik menekuni dan mencari tahu setiap permasalahan-permasalahan yang belum diketahui dari ilmu tersebut. Kepada editor dan Depdiknas beserta seluruh staffnya yang telah berupaya untuk menyempurnakan dan menerbitkan buku ini sehingga terbit dan layak baca, kami mengucapkan tarimakasih. Kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik untuk lebih menyempurnakan isi buku ini sehingga sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita mendapatkan ilmu yang bermanfaat, dan manfaat dari ilmu tersebut Penulis v DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN ............................................................................ iii KATA PENGANTAR .......................................................................... iv DAFTAR ISI ........................................................................................ vi DAFTAR TABEL ............................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xiv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian ..................................................................................... 1 1.2 Tindakan Budidaya Tanaman ....................................................... 2 1.3 Aspek dan Lingkup Teknik Budidaya Tanaman ........................... 3 1.3.1. Aspek Budidaya Tanaman ............................................................ 3 1.3.2. Lingkup Budidaya Tanaman ......................................................... 4 1.3.3. Produk Budidaya Tanaman .......................................................... 5 1.4 Potensi Sumber Daya Alam Indonesia ................................ 7 1.5 Peningkatan Produktivitas ............................................................ 9 1.6 Rangkuman ................................................................................... 10 1.7 Tugas ............................................................................................ 10 BAB 2 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN 2.1 Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan ................................ 13 2.2 Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan ............................. 13 2.3 Perkecambahan Benih ................................................................ 16 2.3.1. Hipogeal ........................................................................................ 16 2.3.2. Epigeal .......................................................................................... 17 2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan ........................ 17 2.4.1. Genetik .......................................................................................... 17 2.4.2. Curah Hujan .................................................................................. 17 vi 2.4.3. Keadaan Tanah ................................................................ 18 2.4.4. Suhu .............................................................................................. 19 2.4.5. Cahaya Matahari ................................................................ 19 2.4.6. Hara ( Nutrisi Tanaman) dan Air 2.4.7. Hormon Tumbuhan ................................................................ 20 2.5 Pengukuran Pertumbuhan ............................................................ 22 2.6 Rangkuman ................................................................................... 22 2.7 Evaluasi ......................................................................................... 23 BAB 3 FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI 3.1 Definisi Fotosintesis dan Respirasi ................................ 24 3.2 Fotosintesis Pada Tumbuhan ....................................................... 25 3.3 Daun dan Kloroplast ................................................................ 26 3.4 Lintasan Pada Fotosintesis ........................................................... 27 3.4.1. Reaksi Terang ................................................................ 27 3.4.2. Reaksi Gelap ................................................................................. 29 3.5 Fotosintesis Pada Alga dan Bakteri ................................30 3.6 Faktor-Faktor Yang Menentukan Laju Fotosistesis ..................... 30 3.7 Penggunaan dan Penyimpanan Hasil Fotosintesis ..................... 31 3.8 Respirasi dan Faktor Yang Menentukan Laju Respirasi ....................................................................................... 31 3.9 Penemuan ..................................................................................... 33 3.10 Rangkuman ................................................................................... 34 3.11 Soal ............................................................................................... 35 BAB 4 TRANSPOR AIR SERTA FOTOSINTETAT TANAMAN 4.1 Pengantar ...................................................................................... 38 4.2 Mekanisme Pergerakan Air .......................................................... 39 4.2.1. Difusi ............................................................................................. 40 4.2.2. Osmosis ........................................................................................ 40 4.2.3. Tekanan Kapiler ................................................................ 41 4.2.4. Tekanan Hidrostatik ................................................................ 42 20 vii 4.2.5. Gravitasi ........................................................................................ 43 4.3 Mekanisme Tanaman Mengambil Air ................................ 43 4.4 Mekanisme Membuka dan Menutupnya Stomata ........................ 45 4.5 Transpor Fotosintetat Melalui Floem ................................ 47 4.6 Evaluasi ......................................................................................... 49 BAB 5 HARA TANAMAN DAN TANAH SEBAGAI PENYEDIA HARA 5.1 Hara Tanaman ................................................................50 5.1.1. Unsur Hara Esensial ................................................................ 50 5.1.2. Keseimbangan Hara ................................................................ 64 5.1.3. Analisis Kebutuhan Hara .............................................................. 64 5.2 Tanah Sebagai Penyedia Hara .................................................... 66 5.2.1. Proses Pembentukan Tanah ........................................................ 66 5.2.2. Profil Tanah .................................................................................... 68 5.2.3. Tekstur dan Struktur Tanah .......................................................... 69 5.2.4. Kimia Tanah .................................................................................. 69 5.3 Bahan Organik Tanah ................................................................ 72 5.4 Evaluasi ......................................................................................... 73 BAB 6 PUPUK DAN PENGELOLAAN PUPUK 6.1 Pengenalan Pupuk ................................................................ 75 6.1.1. Unsur-Unsur Pupuk ................................................................ 75 6.1.2. Klasifikasi Pupuk ................................................................ 76 6.2 Pupuk Buatan ................................................................ 78 6.2.1. Sifat Umum Pupuk Buatan ........................................................... 78 6.2.2. Pupuk Nitrogen ................................................................80 6.2.3. Pupuk Posfat ................................................................................. 86 6.2.4. Pupuk Kalium ................................................................ 88 6.2.5. Pupuk Kalsium, Magnesium Belerang dan Unsur Mikro .............................................................................................. 6.2.6. Pupuk Majemuk ................................................................ 90 viii 6.3 Faktor Yang Mempengaruhi Macam dan Jumlah Pupuk Yang Harus Diberikan Dalam Tanah ................................ 93 6.3.1. Jenis Macam Tanaman Yang Akan Dipupuk ............................... 94 6.3.2. Keadaan Kimia Tanah ................................................................ 95 6.3.3. Keseimbangan Hara ................................................................ 95 6.4 Metoda Aplikasi Penempatan Pupuk ................................ 95 6.4.1. Penempatan Pupuk Cairan ........................................................... 95 6.4.2. Pupuk Padat .................................................................................. 96 6.5 Inspeksi dan Pengendalian Pupuk ................................ 97 6.5.1. Nilai Ekonomi Pupuk ................................................................ 97 6.5.2. Pergerakan Pupuk Dalam Waktu ................................................. 98 6.6 Penyimpanan dan Pengawasan Mutu Pupuk .............................. 101 6.6.1. Penyimpanan Pupuk ................................................................ 101 6.6.2. Pengawasan Mutu Pupuk ............................................................. 102 6.7 Manajemen Pupuk dan Pemupukan ................................ 103 6.7.1. Manajemen Hara N 103 6.7.2. Manajemen Pupuk P 104 6.7.3. Manajemen Kalium 105 6.8 Evaluasi 105 BAB 7 SUMBER AIR BAGI PERTANIAN (IRIGASI) 7.1 Pengertian Irigasi ................................................................ 106 7.2 Air Permukaan Tanah ................................................................ 106 7.3 Air Tanah ....................................................................................... 108 7.4 Daerah Aliran Sungai (DAS) ......................................................... 109 7.5 Sistem Pengambilan dan Pemberian Pengairan Bagi Lahan Pertanian ................................................................ 111 7.5.1. Klasifikasi Air Pengairan ............................................................... 112 7.5.2. Beberapa Cara Dalam Pengambilan Air Pengairan .................... 115 7.5.3. Beberapa Cara Pemberian Air Pengairan ................................ 117 7.6 Prinsip-Prinsip Dasar Dalam Pemilihan Sistem Pertanian ....................................................................................... 120 ix 7.6.1. Keadaan Topografi Karakteristik Lahan Serta Tanah ................... 121 7.6.2. Derajat Peresapan Air Ke Dalam Tanah ................................ 122 7.6.3. Ketebalan Water Table ................................................................ 123 7.6.4. Kemantapan Top Soil ................................................................ 123 7.6.5. Perbedaan Sistem Pertanaman ................................................... 123 7.7 Sistem dan Bentuk-bentuk Jaringan Pengairan ........................... 126 7.7.1. Prinsip-Prinsip Dasar Penataan Jaringan Pengairan ................... 127 7.7.2. Bendungan .................................................................................... 128 7.8 Sistem Pengaliran Kelebihan Air .................................................. 130 7.9 Ketepatgunaan Pengairan Untuk Mencukupi Kebutuhan Air Pada Lahan Pertanian ................................ 136 BAB 8 TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN (PADI,JAGUNG, KEDELAI) 8.1 Teknik Budidaya Padi ................................................................ 138 8.2 Teknik Budidaya Jagung .............................................................. 169 8.3 Teknik Budidaya Kedelai .............................................................. 185 BAB 9 TEKNIK BUDIDAYA HORTIKULTURA 9.1 Pendahuluan ................................................................................. 193 9.2 Pembagian Hortikultura ................................................................ 194 9.3 Fungsi Hortikultura ................................................................ 194 9.4 Pengendalian Lingkungan Untuk Tanaman Hortikultura .................................................................................... 195 9.5 Perbanyakan Tanaman Hortikultura ................................197 9.6 Teknik Budidaya Sayuran ............................................................. 209 9.6.1. Teknik Budidaya Kentang ............................................................. 219 9.6.2. Teknik Budidaya Tomat ................................................................ 231 9.6.3. Teknik Budidaya Cabai ................................................................ 241 9.6.4. Teknik Budidaya Paprika .............................................................. 250 9.6.5. Teknik Budidaya Bawang Merah .................................................. 252 9.6.6. Teknik Budidaya Jahe ................................................................ 259 PANGAN x 9.6.7. Teknik Budidaya Seledri ............................................................... 273 9.6.8. Teknik Budidaya Wortel ................................................................ 277 9.7 Teknik Budidaya Tanaman Buah-Buahan ................................ 281 9.7.1. Teknik Budidaya Rambutan .......................................................... 285 9.7.2. Teknik Budidaya Jeruk ................................................................ 299 9.7.3. Teknik Budidaya Mangga ............................................................. 310 9.7.4. Teknik Budidaya Pepaya .............................................................. 315 9.7.5. Teknik Budidaya Pisang ............................................................... 321 9.8 Teknik Budidaya Tanaman Hias ................................................... 333 9.8.1. Teknik Budidaya Anggrek ............................................................. 341 9.8.2. Teknik Budidaya Mawar ............................................................... 389 9.8.3. Teknik Budidaya Anthurium .......................................................... 393 9.8.4. Teknik Budidaya Adenium ............................................................ 395 9.8.5. Teknik Budidaya Begonia ............................................................. 397 9.8.6. Teknik Budidaya Bonsai ............................................................... 399 9.8.7. Teknik Budidaya Rumput .............................................................. 413 BAB 10 TEKNIK BUDIDAYA PERKEBUNAN 10.1 Teknik Budidaya Tembakau ......................................................... 424 10.2 Teknik Budidaya Kakao ................................................................ 438 10.3 Teknik Budidaya Kelapa Sawit ..................................................... 470 10.4 Teknik Budidaya Teh ................................................................ 481 10.5 Teknik Budidaya Karet ................................................................ 488 BAB 11 TEKNIK BUDIDAYA HIDROPONIK 509 BAB 12 PERTANIAN ORGANIK 535 DAFTAR PUSTAKA 557 INDEX 571 GLOSARIUM xi DAFTAR TABEL 1 Tingkatan mudah tidaknya jaringan organisme didekomposisi . .. ... ... ... ... ... ... ... ... 79 2 Pembawa Nitrogen organik ………………………… 87 3 Pembawa nitrogen anorganik ………………………… 90 4 Pembawa fosfor ………………………… 97 5 Pupuk Kalium ………………………… 98 6 Garam-garam unsur mikro yang biasa dipakai pada pupuk ………………………… 101 Klasifikasi air pengairan berdasarkan nilai SAR (Bandingan adsorbsi natrium) ………………………… 125 Klasifikasi air irigasi menurut US Salinity Laboratory ………………………… 126 Klasifikasi air pengairan (irigasi) menurut Scofield ………………………… 127 Kebutuhan air beberapa jenis tanaman pada setiap fase fenologi ………………………… 138 Perkiraan potensi air dengan pengembangan irigasi menurut wilayah, tahun 1990-2020 ………………………… 154 Analisa ekonomi usaha tani jaugung hybrida ………………………… 195 Klasifikasi botani beberapa jebis sayuran ………………………… 229 7 8 9 10 11 12 13 xii 14 Jenis hama penyakit pada bawang ………………………… 270 Klasifikasi buah-buahan menurut kedudukan sistematik, tipe, dan pemanfaatan ………………………… 294 Jarak tanam dan jumlah pohon perhektar ………………………… 462 Kriteria kematangan buah berdasarkan jumlah berondolan ………………………… 479 Jenis polifonel pada teh yang telah teridentifikasi dan tingkat kandungan rata-rata ………………………… 482 Produksi pucuk basah pada berbagai tingkat jarak tanam ………………………… 486 Kriteria umur batang untuk ………………………… okulasi 491 21 Unsur hara dan sumbernya ………………………… 532 22 Gejala-gejala kekurangan hara ………………………… 534 Kadar rataan unsur hara yang terdapat pada pupuk kandang ………………………… 544 Berbagai sumber bahan organik (tanaman) dan C/N nya ………………………… 544 15 16 17 18 19 20 23 24 xiii DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Titik Tumbuh pada Ujung Batang kedelai ........................ Susunan sel titik tumbuh pada ujung akar ....................... Susunan sel titik tumbuh batang ...................................... Perkecambahan Hipogaeal ........................................... Perkecambahan Epigaeal ..................... ........................ Skematik proses fotosintesa ........................................... Penampang melintang daun .......................................... Skematik reaksi terang dan gelap dari proses fotosintesa................................................................ Lintasan fotosintem I ........................................................ Lintasan fotosistem II......................................................... Peredaran air dimuka bumi................................................. Peristiwa kapilaritas. ....................................................... Peristiwa gutasi pada daun .............................................. Daur unsur nitrogen lingkungan ....................................... Perubahan bentuk senyawa nitrogen ................................ Peredaran hara posfat di alam .......................................... Defisiensi fosfor pada daun anggur ................................ Defisiensi posfor pada tomat ........................................... Ketersediaan K dalam tanah ............................................ Gejala kekurangan kalium pada paprika .......................... Gejala kekurangan kalium pada daun labu........................ Buah apel yang mengalami kekurangan kalsium............... Mengeringnya buah tomat akibat kekurangan kalsium...... Daun jeruk yang mengalami defisiensi magnesium........... Defisiensi besi pada daun bunga rose ............................... Defisiensi besi pada rumputan ........................................... Defisiensi besi pada daun jeruk ......................................... Gejala defisiensi mangan .............................................. Gejala defisiensi boron pada daun anggur ....................... Gejala toksisitas boron pada daun tomat ......................... Gejala defisiensi molibdenum ......................................... Daun yang mengalami keracunan klor .............................. Tahapan proses analisis tanah ......................................... . Tahapan proses analisis jaringan tanaman ......................... Perbandingan volumetrik dari komposisi tanah ................ Penampang melintang tanah ............................................ Tipe agregat tanah ......................................... ............... 8 9 10 11 12 20 21 22 24 25 31 34 37 47 48 50 51 52 53 56 56 57 58 58 60 60 61 61 62 63 64 65 67 68 71 72 73 xiv 38 39 40 41 41 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 Ilustrasi skematik dari pertukaran kation antara permukaan negatif dari partikel liat dan larutan tanah .................................... Konversi ammoniak ke beberapa bentuk pupuk nitrogen ..................................................... Tahapan pembentukan amonium dari asam nitrit ............ Manajemen pengairan merubah distribusi garam tanah......................................................... Penggunaan drainase untuk mengelola ketersediaan air ................................................................. Pengaturan pengairan sesuai dengan kebutuhan tanaman ....................................................... Sketsa lahan pertanaman dengan saluran irigasi dan saluran drainase searah .............................................. Sketsa lahan pertanaman dengan penurunan pangkal dan topografi dengan saluran drainase sejajar ..................................................... Tata letak pipa saluran ...................................................... Sketsa pembuangan drainase ............................................ Pertumbuhan akar padi .................................................... Pertumbuhan daun padi ................................................... Bagian daun tanaman padi ............................................... Malai padi ....................................................... Bunga padi ....................................................... Proses perkecambahan padi ............................................. Padi dewasa ....................................................... Pertumbuhan varietas IR 64 di lahan sawah ……………. Akar jagung ....................................................... Batang jagung ....................................................... Daun jagung ....................................................... Bunga jantan jagung ....................................................... Bunga betina jagung ....................................................... Buah jagung siap panen ................................................... Urutan penanaman jagung ................................................ Beberapa gejala kerusakan dari batang jagung .......................................................... Beberapa gejala kerusakan pada akar jagung ....................................................... ..... Beberapa kerusakan pada tongkol jagung Pohon industri jagung ....................................................... Daun kedelai ..................................................................... Setelah penanaman padi dapat dilakukan 77 91 94 123 146 147 150 151 152 153 158 159 160 161 161 165 166 166 183 184 184 185 185 185 186 190 191 192 196 198 200 xv 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 penanaman kedele ....................................................... Areal pertanaman kedele .................................................. Hubungan antara hortikultura dengan ilmu lainnya Piramida makanan ....................................................... Bentuk rumah kaca ....................................................... Rumah plastik ..................................................... Pelindung bibit dari suhu rendah Rumah kasa ....................................................... Teknik penanaman benih langsung di lapangan Bak kecambah yang dalam satu tempat banyak tanaman Tipe bak kecambah satu lubang satu tanaman Pot pembibitan ............................................................. Bak persemaian yang telah diisi dengan tanah Persemaian pada bak kecambah untuk benih yang berukuran besar ............................................................. Persemaian pada bak kecambah untuk benih berukuran kecil ............................................................................... Tanaman yang siap dilakukan pindah tanam .................. Teknik pindah tanam dari bibit yang ditanam pada bak kecambah ............................................. Teknik mencabut bibit dari pot ......................................... Perbanyakan dengan rhizome ........................................... Perbanyakan dengan umbi batang ................................... Perbanyakan dengan geragih ........................................... Perbanyakan dengan tunas ............................................... Teknik mencangkon tanaman ........................................... Perbanyakan dengan setek batang ................................................................................. Beberapa jenis perbanyakan dengan setek daun ....................................................... 93 Perbanyakan tanaman dengan teknik menempel ................................................. 94 Teknik sambung pucuk ..................................................... 95 Teknik perbanyakan tanaman dengan runduk .................................................................. 96 Sayuran yang dikeringkan ............................................... 97 Tanaman cabe .............................................................. 98 Penanaman cabe pada lahan terbuka dengan mulsa plastik ....................................................... 99 Buah cabe paprika .......................................................... 100 Bawang merah yang sudah dikering 200 205 207 207 208 209 209 212 213 213 213 213 214 214 214 214 215 216 217 217 217 218 218 219 219 220 220 228 253 257 262 264 xvi siap untuk dijual ............................................................ 101 Seledri daunyang ditanam dalam pot ............................ 102 Penampang tangkai daun dari seledri tangkai ................. 103 Aneka jenis buah rambutan berdasarkan besar kecilnya biji ........................................................... 104 Rambutan mengkal (belum masak sempurna) 105 Rambutan masak ............................................................ 106 Kebun jeruk berastagi ....................................................... 107 Buah jeruk yang masih pentil ........................................... 108 Buah jeruk yang masih hijau ............................................ 109 Buah jeruk yang siap panen ............................................ 110 Mangga duren ............................................................. 111 Mangga arumanis ............................................................ 112 Pepaya cibinong ............................................................. 113 Pepaya bangkok ............................................................ 114 Pepaya hawai ................................................................. 115 Pepaya jingga ....................................................... ........ 116 Pepaya emas .................................................................... 117 Pisang ambon lumut ....................................................... 118 Pisang kapok kuning ....................................................... 119 Pisang ambon kuning ....................................................... 120 Pisang nangka ................................................................. 121 Pisang raja bulu ............................................................. 122 Tanaman yang diletakkan pada pot gantung..................... 123 Tanaman hias yang diletakkan dalam ruangan 124 Penggabungan golongan tanaman berkayu dalam satu lanskap ............................................ 125 Mawar kampung ....................................... ....................... 126 Bunga matahari ................................................................. 127 Salah satu jenis anthurium ................................................ 128 Adenium ......................................................................... 129 Salah satu jenis begonia ................................................... 130 Tanaman yang dibonsai ................................................. 131 Aneka bentuk pot bonsai ................................................ 132 Beberapa bentu pot 99) gajah (b) naga ........................... 133 Batu penghias bonsai .................................................... 134 Bonsai bentuk tegak lurus beraturan ................................ 135 Bonsai tegak lurus tidak beraturan .................................. 136 Bentuk bonsai tersapu angin ....................................... 137 Bonsai anak air terjun ................................................ 138 Bonsai berkelompok ....................................... 139 Beberapa alat bantu yang digunakan 285 286 298 308 308 311 319 320 320 322 323 327 328 329 329 330 333 333 334 325 335 346 346 347 401 405 407 409 411 413 414 415 415 416 417 418 418 419 420 xvii dalam bertanam bonsai ................................................... 140 Tahapan pembuangan akar ....................................... ..... 141 Pengkawatan pada proses pembentukan bonsai .............. 142 Beberapa teknik pemangkasanan .................................. pada pembentukan bonsai ....................................... 143 Pengikatan pada pangkal batang sehingga batang membengkak ....................................... 144 Pembentukan cabang bonsai ....................................... 145 Lapangan rumput pada halaman rumah 146 Bibit rumput gajah ....................................... 147 Stolon rumput ....................................... 148 Bagian-bagian rumput ....................................... 149 Rumput gajah ....................................... 150 Padang Golf ....................................... 151 Bibit rumput dalam bentuk rumpun (a) penanaman rumpun rumput di lapangan (b) ............... 152 Bibit rumput dalam bentuk sod/lempengan .................... 153 Cara penanaman bibit di lapangan ................................... 154 Beberapa jenis alat pemutung rumput 155 Dua jenis rumput yaitu ....................................... rumput golf (kiri) gajah (kanan) 156 Pertanaman tembakau ....................................... 157 Batang tembakau ............................................................. 158 Biji tembakau ............................................................. 159 Bunga tembakau .............................................................. 160 Penyemaian benih tembakau ............................................ 161 Cara mencanut bibit tembakau .......................................... 162 Proses pengeringan daun tembakau 163 Buah kakao ........................................................ 164 Buah kelapa sawit ............................................................. 165 Perkebunan kelapa sawit .................................................. 166 Kelapa sawit di pembibitan awal (atas) dan di pembibitan utama ................................................. 167 Pohon teh .................................................................... 168 Kebun entres .................................................................... 169 Cara mengokulasi karet .................................................... 170 Bakal batang bawah .......................................................... 171 Pemotongan batang bawah ............................................... 172 Batang bawah siap dilakukan okulasi .............................. 173 Pekerjaan mengokulasi .................................................... 174 Batang bawah dengan tunas hasil okulasi ....................... 421 421 422 422 423 427 428 428 428 429 430 432 433 433 434 437 438 439 440 441 443 443 447 452 470 470 475 481 491 492 492 493 493 493 493 xviii 175 176 177 178 179 180 181 182 183 Bibit karet siap di tanam .................................................. Pengangkutan bibit karet dengan truk atau jender .......... Mesin traktor pengolahan lahan ........................................ Pembuatan ajir pada lahan datar ..................................... Pembuatan ajir pada lahan bergelombang Mesin pembuat lubang tanam ........................................... Bentuk lubang tanam ........................................... Mal untuk mengukur kedalaman lubang tanam ............... Penimbunan lubang tanam setelah pindah tanam dengan mempergunakan tenaga manusia ................................................................. 184 Perkecambahan benih karet sebagai sumber batang bawah ...................................................... 185 Kacangan yang sudah tumbuh 186 Kacangan yang siap di tanam ke lapangan ...................... 187 Penanaman kacangan diantara barisan karet .................... 188 Proses pencampuran pupuk ......................................... 189 Pemberian pupuk pada tanam belum menghasilkan ........................................................ 190 Penyiangan gulma pada kawasan tanaman penutup tanah ................................................. 191 Bidang sadap karet ........................................................ 192 Tanaman karet belum menghasilkan .............................. 193 Penimbangan lateks ....................................................... 194 Komponen penyususn dalam kultur air ............................ 195 Salah satu stoples sebagai wadah hidroponik .................... 196 Menanam tumbuhan dalam air dengan menggunakan gabus dan kapas sebagai penyangga ........................................................... 197 Beberapa hidroponik substrat ........................................... 198 Hara pada bak dialirkan dengan bantuan pompa masuk ke paralon berbentuk O. Dari paralon tersebut nutrient dialirkan ke talang penanaman dan melalui selang inlet akan mengalir dalam talang yang dibuat miring akan masuk kembali ke dalam paralon melalui selang outlet menuju tangki penampungan ........................................................ 199 Sayuran ditanam dengan aeroponik .................................. 200 Pot piva PVC yang disususn vertikal 494 494 495 495 496 496 496 496 497 498 498 498 499 500 501 501 503 504 507 510 510 511 515 516 516 xix menyerupai rak ................................................................ 201 Beberapa peralatan dan cara pembuatan lubang tanam pada kolom vertikal bambu ............................................. 202 Teknik pembuatan lubang tanam pada wadah tanam ............................................... 203 Wadah yang telah siap diisi media tanam dan ditanami ......................................................... 204 Beberapa model susunan kolum horizontal ..................... 205 Kolom horizontal bambu yang telah siap disusun dan siap untu ditanami ................................. 206 Sawi yang dibudidayakan dalam kolom vertikal paralon .......................................... 207 Slada yang dibudidayakan dalam kolom vertikal paralon .................................................. 208 Sawi sendok yang dibudidayakan secara vertikal ............................................................... 209 Salah satu contoh hidroponik dengan menggunakan metode arus kontinyu ................................................... 210 Hidroponik dengan menggunakan pasir ......................... 211 Tanaman tomat yang ditanam pada jerami kering .......... 212 Penampang melintang akar yang tidak bermikroriza .................................................... 213 Penampang melintang akar bermikoriza .......................... 214 Perbedaan pertumbuhan akar kedelai bermikroriza dengan tidak .................................. 520 520 520 520 520 521 521 521 521 522 523 524 548 548 549 xx BAB I PENGERTIAN DAN LINGKUP TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN 1.1. Pengertian Keperluan akan bahan pangan senantiasa menjadi permasalahan yang tidak putus-putusnya. Kekurangan pangan seolah olah sudah menjadi persoalan akrab dengan manusia. Kegiatan pertanian yang meliputi budaya bercocok tanam merupakan kebudayaan manusia paling tua. Sejalan dengan peningkatan peradaban manusia, teknik budidaya tanaman juga berkembang menjadi berbagai sistem. Mulai dari sistem yang paling sederhana sampai sistem yang canggih. Berbagai teknologi budidaya dikembangkan guna mencapai produktivitas yang diinginkan. serta produk-produk agroindustri dengan memanfaatkan sumberdaya tumbuhan. Cakupan obyek budidaya tanaman meliputi tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. Sebagaimana dapat dilihat, penggolongan ini dilakukan berdasarkan objek budidayanya: • • Budidaya tanaman, dengan obyek tumbuhan dan diusahakan pada lahan yang diolah secara intensif. Kehutanan, dengan obyek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar. Budidaya tanaman memiliki dua ciri penting yaitu: Istilah teknik budidaya tanaman diturunkan dari pengertian kata-kata teknik, budidaya, dan tanaman. Teknik memiliki arti pengetahuan atau kepandaian membuat sesuatu, sedangkan budidaya bermakna usaha yang memberikan hasil. Kata tanaman merujuk pada pengertian tumbuh-tumbuhan yang diusahakan manusia, yang biasanya telah melampaui proses domestikasi. 1. Selalu melibatkan barang dalam volume besar 2. Proses produksinya memiliki risiko yang relatif tinggi. Teknik budidaya tanaman adalah proses menghasilkan bahan pangan Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. 1 hidroponika telah dapat mengurangkan ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian. 1.2. Tindak Budidaya Tanaman Kegiatan pertanian (budidaya tanaman) merupakan salah satu kegiatan yang paling awal dikenal peradaban manusia dan mengubah total bentuk kebudayaan. Para ahli prasejarah umumnya bersepakat bahwa pertanian pertama kali berkembang sekitar 12.000 tahun yang lalu dari kebudayaan di daerah "bulan sabit yang subur" di Timur Tengah, yang meliputi daerah lembah Sungai Tigris dan Eufrat terus memanjang ke barat hingga daerah Suriah dan Yordania sekarang. Bukti-bukti yang pertama kali dijumpai menunjukkan adanya budidaya tanaman biji-bijian (serealia, terutama gandum, kurma dan polong-polongan pada daerah tersebut. Pada saat itu, 2000 tahun setelah berakhirnya Zaman Es terakhir di era Pleistosen, di dearah ini banyak dijumpai hutan dan padang yang sangat cocok bagi mulainya pertanian. Budidaya tanaman telah dikenal oleh masyarakat yang telah mencapai kebudayaan batu muda (neolitikum), perunggu dan megalitikum. Pertanian mengubah bentuk-bentuk kepercayaan, dari pemujaan terhadap dewa-dewa perburuan menjadi pemujaan terhadap dewadewa perlambang kesuburan dan ketersediaan pangan. Teknik budidaya tanaman lalu meluas ke barat (Eropa dan Afrika Utara, pada saat itu Sahara belum sepenuhnya menjadi gurun) dan ke Timur (hingga Asia Timur dan Asia Tenggara). Bukti-bukti di Tiongkok menunjukkan adanya budidaya jewawut (millet) dan padi sejak 6000 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Asia Tenggara telah mengenal budidaya padi sawah paling tidak pada saat 3000 tahun SM dan Jepang serta Korea sejak 1000 tahun SM. Sementara itu, masyarakat benua Amerika mengembangkan tanaman dan hewan budidaya yang sejak awal sama sekali berbeda. Budidaya sayur-sayuran dan buahbuahan juga dikenal manusia telah lama. Masyarakat Mesir Kuno (4000 tahun SM) dan Yunani Kuno (3000 tahun SM) telah mengenal baik budidaya anggur dan zaitun. Teknik budidaya tanaman pada zaman dahulu tidak dikelompokkan kedalam teknik budidaya, karena pada saat itu belum melakukan tindak budidaya tanaman, karena sifatnya masih mengumpulkan dan mencari bahan pangan. Suatu kegiatan dimasukkan kedalam tindak budidaya dikatakan apabila telah melakukan 3 hal pokok yaitu; 1. Melakukan pengolahan tanah 2 2. Pemeliharaan untuk mencapai produksi maksimum 3. Tidak berpindah-pindah Pada umumnya kegiatan budidaya tanaman terkait dengan tingkat pengetahuan manusia pada masa itu. Relevansi dari peradaban tersebut terwujud pada kesadaran untuk melaksanakan tindak budidaya. Tindak awal dari dimulainya teknik budidaya dimulai dengan menetapnya seorang peladang menempati suatu areal pertanaman tertentu. Teknik budidaya yang sudah maju ditandai oleh adanya: 1. Lapang produksi 2. Pengelolaan yang berencana 3. Memiliki minat untuk mencapai produksi maksimum dengan menerapkan berbagai ilmu dan teknologi. Tingkatan teknik budidaya tanaman berjenjang dari yang paling sederhana sampai yang maju/canggih. Nilai kegiatan budidaya tersebut tergantung pada tingkat ketiga dari teknik budidaya. Tingkatan tindak budidaya tanaman dicerminkan juga oleh tingkatan pengelolaan lapang produksi. Pengelolaan yang paling sederhana sampai pengelolaan yang paling maju, yaitu teknik budidaya yang telah melakukan pengelolaan terhadap unsur iklim, air, tanah dan udara. Pada kelompok ini pelaku budidaya telah dapat mengestimasi produksi maksimumnya dan panen yang tepat waktu. Sebagaimana diketahui ketepatan saat panen sangat menentukan nilau jual suatu produk. Intensifikasi dalam pengelolaan lapang produksi diikui juga oleh meningkatnya sarana agronomi baik bahan atau jasa. 1.3. Aspek dan Lingkup Teknik Budidaya Tanaman 1.3.1. Aspek budidaya Aspek budidaya meliputi tiga aspek pokok, yaitu: 1. Aspek pemuliaan tanaman 2. Aspek fisiologi tanaman 3. Aspek ekologi tanaman Ketiga aspek ini merupakan suatu gugus ilmu tanaman (crop science) yang langsung berperan terhadap budidaya tanaman dan sekali gus terlihat pada produksi tanaman. Hasil pemuliaan tanaman, berupa varietas yang memiliki berbagai sifat unggul. Akan tetapi sifat unggul ini hanya akan muncul bila teknik budidaya yang dilakukan sesuai dengan sifat yang diinginkan varietas unggul tersebut. Dengan kata lain keberhasilan dalam penggunaan varietas unggul sangat tergantung pada bagaimana pelaku budidaya telah melakukan tindak budidayanya secara benar. Peningkatan produksi pangan tidak hanya mengandalkan penemuanpenemuan varietas-varietas baru yang mempunyai kelebihankelebihan tertentu, tetapi juga harus memperbaiki metoda atau teknik budidayanya serta mengusahakan cara bertanam yang benar. Pemulia tanaman terus berupaya untuk menghasilkan berbagai 3 modifikasi keunggulannya guna mencapai peningkatan kebutuhan manusia. Aspek fisiologis dalam teknik budidaya tanaman mencakup segenap kelakuan tanaman dari taraf benih sampai taraf panen. Ekologi tanaman merupakan seluruh faktor di luar tanaman utama (baik biotik maupun abiotik) yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. 1.3.2. Lingkup budidaya tanaman Lingkup dari budidaya tanaman terdiri dari bidang ilmu: 1. Pemuliaan tanaman 2. Teknologi benih 3. Pengolahan 4. Teknik budidaya 5. Pengendalian hama, penyakit dan gulma 6. Pemanenan Seluruh lingkup budidaya tanaman berada dalam konteks yang padu. Satu sama lain dan mempunyai hubungan timbal balik yang erat. Kegiatan budidaya tanaman itu sendiri mengandung 3 faktor utama yaitu: a. Tanaman b. Lingkungan tumbuh atau lapang produksi dan teknik budidaya atau pengelolaan. c. Produk tanaman Tanaman pertanian adalah tumbuhtumbuhan yang dikelola manusia pada batas tingkat tertentu. Jumlah spesies yang termasuk kedalam tanaman pertanian ini cukup banyak mencapai 20.000 spesies lebih. Meningkatnya peradaban dan kebudayaan manusia serta pemenuhan kebutuhan pangan, sandang dan papan akan menambah jumlah spesies yang termasuk ke dalam tanaman pertanian. Tanaman mengalami dua tahap perkembangan yaitu tahap perkembangan vegetatif dan reproduktif. Tahap perkembangan vegetatif meliputi perkecambahan benih, pemunculan dan pertumbuhan bibit dan menjadi tanaman dewasa. Sedangkan tahap perkembangan reproduktif meliputi pembentukan bunga, pembentukan, pemasakan dan pematangan biji. Lingkungan tumbuh tanaman dapat digolongkan ke dalam lingkungan abiotik berupa tanah atau medium/substrat lainnya dan iklim atau cuaca dan lingkungan biotik berupa makhluk hidup lainnya. Tanah atau medium/substrat merupakan pemasok hara dan air yang diperlukan tanaman selain sebagai tempat hidup komponen biotik, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan. Iklim terdiri dari unsur/unsur seperti udara, angin, suhu, kelembaban udara, cahaya matahari, dan hujan. Lingkungan biotik meliputi hama, penyakit dan gulma yang merugikan dan makhluk lainnya yang menguntungkan tanaman. 4 Lingkungan tumbuh yang baik memungkinkan produksi tanaman yang baik juga. Tanaman dengan lingkungan tumbuhnya saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. 1.3.3. Produk budidaya tanaman Produk tanaman dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: 1. Produk dari teknik budidaya yang dapat digunakan langsung 2. Benih atau bibit yang merupakan produk pertanian untuk mempertahankan kelangsungan budidaya . Sebagai ilustrasi bagaimana produk tanaman pertanian di dunia sampai pada tahun 2002 dapat dilihat pada Gambar 1. Pada Gambar 1 berikut ini dapat dilihat walaupun spesies yang dimanfaatkan manusia di dunia ini mencapai 20.000 spesies, akan tetapi produk terbesar diperoleh ada tanaman bahan pangan seperti gandum, padi, jagung dan kentang. Kedua produk tanaman ini memiliki prinsip yang berbeda dalam pengelolaannya. Pengelolaan untuk menghasilkan benih/bibit mencakup dua prinsip yaitu: a. Prinsip genetis, dalam prinsip ini teknik budidaya diarahkan untuk menghasilkan benih/bibit yang bermutu genetik tinggi yakni; murni genetik, jelas varietas, atau benar tipe. b. Prinsip agronomis, prinsip ini mengarahkan teknik budidaya untuk menghasilkan benih bermutu fisiologis dan mutu fisik yang tinggi, selain hasilnya juga tinggi. 5 Gambar 1. Produksi tahunan beberapa tanaman pertanian di dunia 6 Peningkatan kebutuhan akan bahan pangan, sandang, dan pangan pada jenis tertentu akan menghasilkan temuan varietas baru yang unggul hanya pada jenis yang diminati saja, sedangkan pada jenis lainnya relatif lebih lambat. Gambar 1 juga memperlihatkan peningkatan produksi yang relatif lebih cepat pada bahan makanan yang berfungsi sebagai makanan pokok dunia dibandingkan dengan jenis makanan lainnya. Peningkatan produksi pertanian dunia sangat tergantung pada bagaimana pelaku pertanian melaksanakan teknik budidayanya. Beberapa produk pertanian yang saat ini berhasil berkembang cukup berarti di Indonesia antara lain : a. Tepung, beras, ubi kayu, jagung, gandum b. Buah-buahan : jeruk, pisang, mangga, dll c. Sayur-sayuran: kubis, kentang d. Kacang-kacangan: kacang tanah, kedelai e. Ikan segar, udang, telur, susu, dairy produk f. Daging ayam, sapi, kerbau g. Makanan jadi, minuman h. Ternak, hasil peternakan, makanan ternak 1.4. Potensi sumber daya alam Indonesia. Indonesia secara alamiah adalah negara pertanian dengan budaya pertanian yang kuat. Bertani, beternak, berburu ikan dilaut adalah keahlian turun-menurun yang sudah mendarah daging. Teknologi dasar ini sudah dikuasai sejak jaman nenek moyang. Karena budaya pertanian yang telah mendarah daging maka usaha pada sektor pertanian kita sebenarnya dapat dipacu untuk berproduksi sebesarbesarnya. Luasnya lahan, cadangan air yang melimpah, dan potensi wilayah yang tersedia mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi yang mendukung menjadi obsesi dalam menjadikan Indonesia sebagai pemasok hasil pertanian unggulan di kemudian hari. Indonesia memiliki potensi sumberdaya yang tidak akan pernah habis, dan akan tetap ada sepanjang usia alam itu sendiri yakni manusia,sinar matahari, tanah, hutan, dan laut. Manusia dengan akal dan budaya lokal daerah yang beraneka ragam akan menghasilkan beragam teknologi budidaya yang unggul spesifik lokasi. Teknik budidaya yang berbasis pada keragaman fertilitas tanah, yang berkaitan dengan jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi setempat akan mengakibatkan keunggulan komparatif dari jumlah dan mutu pertanian yang dihasilkan. Biodiversitas tanaman dan hewan Indonesia yang dapat dimanfaatkan juga relatif tinggi. Hal ini mengakibatkan munculnya komoditas unggulan daerah yang potensial. 7 Beberapa komoditas unggulan daerah misalnya: - Aceh yang berpotensi untuk nilam dan tanaman hutan - Banten dengan komoditas unggulan padi, palawija, sayuran dan buah-buahan - - Sumatera Utara yang terkenal dengan tanaman perkebunannya seperti kelapa sawit, karet dan tembakau deli. Sumatera barat dengan padi dan bengkuangnya Sumatera Selatan dengan buah duku Jawa Barat dengan padi, hortikultura, dan teh Madura yang memiliki keunggulan dalam penghasil jagung Maluku (Studi kasus pada Kabupaten Buru seluas 511.619 ha) memiliki komoditas unggulan terdiri kelapa 9.250,2 ha, kakao 6.239, 5 ha, cengkeh 4.590, 6 ha, jambu mete 1.213,4 ha, kopi 196, 6 ha, pala 456, 8 ha, dan vanili 12,0 ha, dengan rata-rata produktivitas yang diperoleh dari komoditas perkebunan adalah : kelapa 1,2 t/ha/tahun, kakao 1,0 t/ha/tahun, cengkeh 1,2 t/ha/tahun, jambu mete 0,8 t/ha/tahun, kopi 1,0 t/ha/tahun, dan pala 0,9 t/ha/tahun. Laut Indonesia lebih kurangnya 70% belum dieksploitasi secara luas. Laut yang menyimpan kekayaan biodiversitas dan sumber gizi praktis masih belum tersentuh bahkan sebahagian besar belum terbayangkan. Disamping itu kita juga memiliki asset lain yang sangat potensial yaitu hutan tropis yang bertindak sebagai produsen oksigen untuk kebutuhan umat manusia. Sinar matahari sepanjang tahun menyebabkan kita tidak memerlukan rumah kaca yang mahal untuk mengembangkan sektor pertaniannya. Sinar matahari yang memungkinkan terjadinya proses fotosintesa pada tanaman memungkinkan untuk mengembangkan dan menghasilkan komoditas pertanian yang sangat besar. Rancang bangun revitalisasi sektor pertanian saat ini berfokus pada penyiapan rancang bangun untuk peningkatan produk pertanian secara kuantitas dan kualitas. Beberapa hal-hal yang harus dirancang secara cermat dalam rancang bangun tersebut meliputi kondisi luas lahan yang tersedia termasuk didalamnya jenisnya (sawah, lahan tadah hujan, dan lahan kering yang akan ditanami untuk tanaman pangan), jenis komoditas (hortikultura, perkebunan, obat-obatan/ dan industri) serta pelaku tindak budidaya (siapa petaninya). Untuk meningkatkan produktivitas yang diinginkan, kebutuhan pupuk dan pestisida untuk setiap pertanaman harus dihitung dengan cermat dan dirancang cara pengadaannya dengan teliti agar pupuk/pestisida berkualitas baik sudah tersedia dengan jumlah yang dibutuhkan pada waktu yang tepat. 8 Pengadaan bibit/benih berkualitas baik dan diperlukan harus dirancang secara tepat. Konservasi air melalui pemanenan air hujan harus dirancang secara baik dan memadai agar tak terjadi kehilangan air yang berlebihan, dan air tersebut dapat dipakai sebagai air irigasi pada musim kemarau berikutnya. Desain/rancang bangun sistem pertanian berkelanjutan akan diterapkan di setiap daerah dan harus disesuaikan dengan faktor biofisik daerah (site specific) dan disusun sedemikian rupa sehingga sistem pertanian berkelanjutan terwujud di setiap daerah. Oleh karenanya untuk mencapai cita-cita Indonesia sebagai negara agraris yang unggul hendaknya diperhatikan hal-hal berikut: 1. Sistem pertanian yang disesuaikan dengan kondisi biofisik daerah 2. Sistem usaha agribisnis 3. Teknik budidaya 4. Perbaikan proses produksi 5. Pemasaran produksi 6. Peningkatan akses masyarakat terhadap teknologi 7. Pendanaan usahanya dan upaya peningkatan pelanggan, sehingga masyarakat mampu meningkatkan profit 8. Meningkatkan pengembangan produk dan memperbaiki kualitas 1.5. Peningkatan produktivitas Perubahan ekonomi dan peningkatan pendapatan masyarakat tani ke arah yang lebih baik adalah salah satu tujuan terpenting dari budidaya yang dilakukan. Peningkatan ekonomi itu harus dapat diwujudkan, terutama melalui peningkatan produktivitas pertanian. Hal ini sangat berkaitan dengan rancangan perbaikan teknik budidaya di suatu daerah yang harus didasarkan pada faktor biofisik dan keadaan sosial, budaya, dan ekonomi setempat dengan tujuan agar produktivitas pertaniannya dapat menjamin pendapatan petani yang cukup tinggi untuk mendukung kehidupan yang layak. Dengan demikian penetapan rancangan budidaya dan pemilihan jenis komoditas yang akan diusahakan di suatu daerah harus dilakukan bersama- sama antara pemerintah,peneliti dan masyarakat petani. Di samping itu perlu di pertimbangkan jaminan terhadap kelestarian lingkungan hidup. Setiap buidaya tanaman yang dilakukan disamping dapat meningkatkan produktivitas, juga harus dapat menekan/ mencegah penurunan kualitas lingkungan (environmental degradation) sehingga kenyamanan hidup masyarakat dapat terjaga secara lestari. Karena itu tujuan akhir dari segala upaya yang dilakukan pada setiap usaha bertanam, apapun yang dilakukan adalah untuk mendapatkan hasil yang setinggi mungkin baik dari segi kuantitas 9 maupun kualitas apakah itu berupa bagian generatif atau vegetatif. Pada kondisi yang kurang menguntungkan atau dalam upaya memperbaiki tingkat produktivitas suatu jenis tanaman, pengetahuan yang luas mengenai tanaman itu sendiri khususnya menyangkut proses produksi yang diperlukan untuk menghasilkan produksi optimum mutlak diperlukan. Analisis konseptual dalam mengidentifikasi seluruh faktor-faktor pembatas produksi merupakan landasan utama dalam meningkatkan hasil pertanian. 1.6. Rangkuman 1. Teknik budidaya tanaman adalah proses menghasilkan bahan pangan serta produk-produk agroindustri dengan memanfaatkan sumberdaya tumbuhan. 2. Awal dimulainya teknik budidaya ditandai dengan menetapnya seorang peladang menempati suatu areal pertanaman tertentu. 3. Budidaya tanaman memiliki dua ciri penting yakni selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksinya memiliki risiko yang relatif tinggi. 4. Suatu kegiatan dimasukkan kedalam tindak budidaya apabila telah melakukan 3 hal pokok yaitu: 1) melakukan pengolahan tanah; 2) pememeliharaan untuk mencapai produksi maksimum; dan 3) tidak berpindah-pindah 5. Aspek budidaya meliputi tiga aspek pokok, yaitu: 1) aspek pemuliaan tanaman; 2) aspek fisiologi tanaman; dan 3) aspek ekologi tanaman 6. Produk tanaman dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: produk yang dapat digunakan langsung dan benih atau bibit yang merupakan produk pertanian untuk mempertahankan kelangsungan budidaya . 7. Peningkatan produksi pangan dilakukan melalui penemuanpenemuan varietas-varietas baru yang mempunyai kelebihankelebihan tertentu, perbaikan metoda atau teknik budidayanya serta mengusahakan cara bertanam yang benar. 1.7. Tugas 1. Jelaskan secara ringkas pegertian dari teknik budidaya tanaman. 2. Perkembangan teknik budidaya tanaman tidak terjadi secara seketika, akan tetapi barlangsung perlahan-lahan akan tetapi pasti. Buatlah perkembangan pertanian ini secara skematis (dimulai dari saat penggunaan teknologi sederhana sampao modern) sehingga jelas tergambar bagaiman perkembangannya. 3. Menurut kamu adakah hubungan antara peningkatan kebudayaan dengan peningkatan teknik budidaya tanaman 10 4. Amati daerah sekitarmu (jikalau ada pergilah ke kawasan pertanian) amati bagaimana teknik budidaya yang telah dilakukan, apakah teknik yang dipergunakan sudah mencukupi syarat untuk mencapai hasil yang optimal 10. 11. 5. Buatlah tabel yang berisikan teknik budidaya yang digunakan pada padi sawah, jagung, mentimun, kedelai, sawi dan kelapa sawit. No Jenis Teknik budidaya 1 Padi sawah ......... ......... ........ ........ ........ ........................... 2 3 4 5 6 komoditas unggulan, ambillah salah satu sampel daerah kabupaten atau kota yang ada di daerahmu dan tanyakan komoditas unggulan apa yang menjadi pilihan, dan potensi produksinya pada tahun mendatang. Carilah informasi mengenai keanekaragaman tanaman asli yang ada di Indonesia .......................... ......................... ......................... ......................... ......................... 6. Apa perbedaan mendasar sistem budidaya pertanian yang dilakukan pada lahan kering dan lahan sawah. 7. Apakah kita dapat menanam setiap jenis tanaman pada lokasi tertentu 8. Apa yang terjadi apabila kita menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan 9. Dalam era otonomi daerah, maka setiap kabupaten kota telah membuat road map 11 BAB II PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN 2.1. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan tanaman dapat didefinisikan sebagai peristiwa perubahan biologis yang terjadi pada makhluk hidup berupa perubahan ukuran yang bersifat irreversible (tidak berubah kembali ke asal atau tidak dapat balik). Sedangkan pertumbuhan pada makhluk ber sel satu (uniseluler) ditandai dengan penambahan ukuran sel. Adanya proses pertumbuhan ini dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. Secara empiris pertumbuhan tanaman dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi dari genotipe X lingkungan = F (faktor pertumbuhan) internal X faktor pertumbuhan eksternal). Tanaman yang bertambah panjang di tempat gelap belum dapat dikatakan tumbuh walaupun volumenya bertambah, karena bobot kering sebenarnya menurun akibat respirasi yang terus berlangsung, sedangkan fotosintesa tidak terjadi. Dalam keadaan normal pertumbuhan bukan saja pertambahan volume tetapi juga diikuti oleh pertambahan bobot kering. Perkembangan adalah proses menuju pencapaian kedewasaan atau tingkat yang lebih sempurna pada makhluk hidup. Proses pertumbuhan tanaman terdiri dari pembelahan sel, lalu diikuti oleh pembesaran sel dan terakhir adalah difrensiasi sel. 2.2. Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan Pertumbuhan hanya terjadi pada lokasi tertentu saja, yaitu pada jaringan meristem. Pertumbuhan pada makhluk hidup bersel banyak (multiselluler) ditandai dengan pertambahan ukuran sel (sel bertambah besar dan panjang) dan pertambahan jumlah sel. Jaringan meristem adalah jaringan yang sel-selnya aktif membelah. 13 Gambar 3 Susunan sel titik tumbuh pada ujung akar Gambar 2. Titik tumbuh pada ujung batang kedelai 14 Mitosis terjadi pada daerah meristem dan untuk pembelahan ini Yang paling aktif dalam pembelahan sel ini adalah jaringan meristem ujung akar dan batang. Tumbuhan tumbuh dari kecil menjadi besar dan berkembang dari satu zigot menjadi embrio kemudian menjadi satu individu yang mempunyai akar, batang, dan daun. Aktivitas meristem kedua bagian ini menyebabkan terjadinya pertumbuhan ke bawah dan ke atas yang disebut juga pertumbuhan primer. Pertumbuhan merupakan hasil interaksi antara faktor dalam dan luar. Pertumbuhan merupakan proses yang irreversibel artinya tidak dapat balik Sedangkan pertumbuhan ke samping yang dimotori oleh pembelahan sel-sel pada kambium disebut pertumbuhan sekunder. Perubahan dari kecil menjadi dewasa pada kedelai misalnya merupakan akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan, proses perkembangan ini tidak dapat diukur sehingga tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif. Proses pertumbuhan ini terjadi karena adanya pembelahan mitosis, yaitu pembelahan sel-sel tubuh. diperlukan karbohidrat dan protein dalam jumlah yang relatif besar. Pembelahan itu sendiri ada dua jenis yaitu meiosis dan mitosis. Kalau mitosis pembelahan dari sel tubuh sedangkan meiosis pembelahan sel kelamin. Untuk kegiatan mitosis ini maka pengangkutan air, karbohidrat, protein dan zat-zat lain ke daerah meristem berjalan lancar. Setelah pembelahan sel, akan terjadi pembesaran sel. Seperti pada pembelahan sel, pembesaran sel juga terjadi pada jaringan meristem. Urutan terakhir dari proses pertumbuhan tanaman disebut diferensiasi. Pertumbuhan merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Gambar 4. Susunan sel titik tumbuh batang Perkembangan pada tumbuhan merupakan suatu proses menuju tercapainya kedewasaan pada tumbuhan tersebut. Tumbuhan 15 dikatakan dewasa jika tumbuhan tersebut sudah membentuk bunga. Pertumbuhan dan dan perkembangan merupakan gejalagejala yang saling berhubungan. Pertumbuhan sebagaimana telah didefinisikan sebagai pertambahan ukuran (biasanya dalam bobot kering) yang tidak dapat balik (irreversibel). Sedangkan perkembangan mencakup proses diferensiasi, dan ditunjukkan oleh perubahan-perubahan yang lebih tinggi, menyangkut spesialisasi secara anatomi dan fisiologi. Diferensiasi merupakan salah satu proses penting dalam budidaya tanaman. Akan tetapi perubahan dari sel sederhana ke organisme ber sel banyak yang kompleks, belum dapat dipahami secara sempurna. Mekanisme diferensiasi tanaman menjadi sel yang kompleks tidaklah jelas. Akan tetapi faktor-faktor penting yang mempengaruhi diferensiasi jaringan sudah banyak di teliti. Sebagai hasil dari penelitian tersebut dikatakan beberapa faktor seperti hara dan hormon tumbuh merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam diferensiasi tanaman. Pertumbuhan yang terjadi pada tumbuhan dibagi menjadi dua macam yaitu pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan ukuran panjang pada bagian batang tumbuhan karena adanya aktivitas jaringan meristem primer. Sedangkan pertumbuhan sel sekunder adalah pertambahan besar dari organ tumbuhan karena adanya aktivitas jaringan meristem sekunder yaitu kambium pada kulit batang, kambium batang, dan dan akar. Berdasarkan aktivitasnya, daerah pertumbuhan pada ujung akar dan ujung batang dibedakan menjadi tiga daerah pertumbuhan yaitu: - daerah pembelahan sel - daerah perpanjangan sel - daerah diferensiasi sel 2.3 Perkecambahan Benih Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji. Proses pertumbuhan embrio saat perkecambahan benih adalah plumula tumbuh dan berkembang menjadi pucuk dan radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar. Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan dikenal dua tipe perkecambahan yaitu hipogeal dan epigeal. 2.3.1. Hipogeal Pada perkecambahan ini terjadi pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul diatas tanah kotiledon tetap berada di dalam tanah, contohnya kecambah jagung. 16 2.4. Faktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan yang Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman dapat dibagi atas dua faktor yaitu lingkungan dan genetik. Lingkungan tumbuh tanaman sendiri dapat dikelompokkan atas lingkungan biotik (tumbuhan lain, hama, penyakit dan manusia), dan abiotik (tanah dan iklim) Gambar 5 Perkecambahan hipogaeal 2.3.2. Epigeal Pada perkecambahan ini hipokotil tumbuh memanjang akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah, sehingga kotiledon berada diatas tanah, contoh pada kacang hijau. Penjelasan dari faktor-faktor tersebut dapat diringkas sebagai berikut: 2.4.1. Genetik Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat di dalam makhluk hidup. Gen berpengaruhi setiap struktur makhluk hidup dan juga perkembangannya, Walaupun gen bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhinya. Setiap jenis (spesies) memiliki gen untuk sifat tertentu. 2.4.2. Curah hujan Gambar 6 Perkecambahan epigaeal Curah hujan dapat dinyatakan dalam: 1) mm per tahun yang menyatakan tingginya air hujan yang jatuh tiap tahun. 2) banyaknya hari hujan per tahunnya yang menyatakan distribusi atau meratanya hujan dalam setahun. 17 Besarnya curah hujan mempengaruhi kadar air tanah, aerasi tanah, kelembaban udara dan secara tidak langsung juga menentukan jenis tanah sebagai tempat media tumbuh tanaman. Oleh karenanya curah hujan sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Tinggi dari permukaan laut. Ketinggian tempat menentukan suhu udara, intensitas cahaya matahari dan mempengaruhi curah hujan, yang pada gilirannya mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Perbedaan ketinggian tempat dari permukaan laut menyebabkan perbedaan suhu lingkungan. Setiap kenaikan 100m dari permukaan laut, suhu akan turun sekitar 0,50C. Kondisi ini tentunnya akan mempengaruhi jenis tumbuhan yang hidup pada ketinggian tertentu. Misalnya kita menemukan banyak tanaman kelapa (Cocos nuciferae) pada daerah pantai, kemudian enau (Arenga pinata) hidup di pegunungan basah, rotan pada daerah hutan hujan tropis, dan banyak contoh lainnya. Dari uraian tersebut diatas dapat diketahui masing-masing tempat hidup organisme (habitat) mempunyai persyaratan khusus, 2.4.3. Keadaan Tanah Tanah merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanahlah yang menentukan penampilan tanaman. Kondisi kesuburan tanah yang relatif rendah akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman dan akhirnya akan mempengaruhi hasil. Pengaruh keadaan tanah dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu: 1) Keadaan fisik tanah, yang ditentukan oleh struktur dan tekstur tanah, karenanya pengaruhnya terhadap aerasi dan drainase tanah 2) Keadaan kimia tanah yang ditentukan oleh kandungan zat hara di dalam tanah. 3) Keadaan biologi tanah yang ditentukan oleh kandungan mikro/makro flora dan fauna tanah yang bertindak sebagai resiklus hara dalam tanah (dekomposisi). Data kesuburan kimia, fisika dan biologi suatu lahan merupakan data awal yang harus diketahui sebelum melakukan budidaya tanaman. Pengelolaan lingkungan menimbulkan beberapa persoalan pada erosi tanah, pergantian iklim, pola drainase dan pergantian dalam komponen biotik pada ekosistem. 18 Pada tahun 1977 State of World Environment Report (UNEP), memperingatkan abhwa, tanah yang dapat ditanami terbatas, hanya ± 11% permukaan bumi dapat diusahakan untuk pertanian. Secara total 1.240 juta ha untuk populasi 4.000 juta (rata-rata 0,31 ha/orang). Area ini pada tahun 2.000 akan tereduksi sampai hanya tinggal 940 juta ha dengan populasi penduduk dunia 6.250 juta. Sehingga perbandingan lahan/orang tinggal 0,15 ha saja. Ini merupakan suatu peringatan dan memerlukan perhatian segera. 2. Memberikan air dan sebagai tempat cadangan air dimuka bumi 3. Sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak. 2.4.4. Suhu Suhu udara mempengaruhi kecepatan pertumbuhan maupun sifat dan struktur tanaman. Tumbuhan dapat tumbuh dengan baik pada suhu optimum. Untuk tumbuhan daerah tropis suhu optimumnya berkisar 22-370C. Suhu optimum berkisar antara 25300C dan suhu maksimum 35-400C. Pengaruh zat hara pada pertumbuhan tanaman digambarkan oleh Liebig dengan hukum minimumnya yang berbunyi “pertumbuhan atau hasil optimum ditentukan oleh faktor atau hara yang berada pada keadaan minimum. Dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman terdapat 3 fungsi tanah yang utama yaitu: 1. Memberikan unsur-unsur mineral, melayaninya baik sebagai medium pertukaran maupun sebagai tempat persediaan. Tetapi suhu kardinal (minimum, optimum, dan maksimum) ini sangat dipengaruhi oleh jenis dan fase pertumbuhan tanaman. 2.4.5. Cahaya matahari Cahaya matahari (radiasi surya) mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui tiga sifat yaitu intensitas cahaya, kualitas cahaya (panjang gelombang) dan lamanya penyinaran (panjang hari). Pengaruh ketiga sifat cahaya tersebut terhadap pertumbuhan tanaman adalah melalui pembentukan klorofil, pembukaan stomata, pembentukan antocyanin (pigmen merah) perubahan suhu daun atau batang, penyerapan hara, permeabilitas dinding sel, transpirasi dan gerakan protoplasma. 19 2.4.6. Hara (nutrisi tanaman) dan air Hara dan air memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Salah satu fungsi dari kedua bahan ini adalah sebagai bahan pembangun tubuh makhluk hidup. Pertumbuhan yang terjadi pada tanaman (sampai batas tertentu) disebabkan oleh tanaman mendapatkan hara dan air. Bahan baku pada proses fotosintesa adalah hara dan air yang nantinya akan diubah tanaman menjadi makanan. defisiensi yang berakibat penghambatan pertumbuhan. pada 2.4.7. Hormon tumbuhan Hormon (zat tumbuh) adalah suatu senyawa organik yang dibuat pada suatu bagian tanaman dan kemudian diangkut ke bagian lain, yang konsentrasinya rendah dan menyebabkan suatu dampak fisiologis. Diferensiasi tanaman juga diatur oleh hormon (yaitu fithormon). Saat ini dikenal hormon tumbuh seperti auksin, giberelin, sitokinin, asam absisi, etilen, asam traumalin, dan kalin. Auksin Tanpa kedua bahan ini pertumbuhan tidak akan berlangsung. Hara dan air umumnya diambil tanaman dari dalam tanah dalam bentuk ion. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman dapat dibagi atas dua kelompok yaitu hara makro dan mikro. Hara makro adalah hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar sedangkan hara mikro dibutuhkan dalam jumlah kecil. Nutrien yang tergolong kedalam hara makro adalah Carbon, Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Sulfur, Posfor, Kalium, Calsium, Ferrum. Sedangkan yang termasuk golongan hara mikro adalah Boron, Mangan, Molibdenum, Zinkum (seng) Cuprum (tembaga) dan Klor. Jika tanaman kekurangan dari salah satu unsur tersebut diatas maka tanaman akan mengalami gejala Merupakan zat tumbuh yang pertama ditemukan. Pengaruh auksin terutama pada perpanjangan atau pembesaran sel. Sifat dasar auksin yang mempengaruhi perpanjangan sel ini sering digunakan sebagai pengukur kecepatan pertumbuhan tanaman. Beberapa respons pertumbuhan dapat ditunjukkan dan dikendalikan oleh auksin. Fototropisme yang merupakan peristiwa pembengkokan ke arah cahaya dari kecambah yang sedang tumbuh, dapat didasarkan oleh penyebaran auksin pada bagaian tersebut yang tidak merata. Pengaruh auksin pada perpanjangan sel tanaman dapat digambarkan dari hasil-hasil percobaan sebagai berikut. Bila ujung batang tanaman Avena sativa dipotong, maka pertumbuhan 20 kaleoptil terhambat, akan tetapi bila ujung batang ini ditempelkan kembali pertumbuhan akan terjadi lagi. Apabila potongan ujung batang Avena sativa tadi ditaruhkan pada sepotong agar kemudian pada bagian bawahnya diletakkan potongan lainnya maka pertumbuhan kaleoptil akan terjadi juga. Auksin dibuat di ujung batang dan merangsang pertumbuhan kaleoptil. Auksin merupakan istilah umum dari IAA yang mempengaruhi pertumbuhan batang ke atas dan ke bawah, hormon ini dapat merangsang ataupun menghambat pertumbuhan tanaman tergantung pada konsentrasinya. Selain itu, konsentrasi auksin yang sama dapat memberikan efek berlainan pada pertumbuhan batang. pucuk, dan akar. Seperti fototropisme (pertumbuhan ke arah cahaya), geotropisme (pertumbuhan ke arah bumi). Auksin dibentuk dalam ujung kaleoptil bergerak ke bawah (basipetal). Auksin berfungsi untuk: - merangsang perpanjangan sel - merangsang pembentukan bunga dan buah - memperpanjang titik tumbuh. Senyawa auksin bila terkena matahari akan berubah menjadi senyawa yang justru akan menghambat pertumbuhan. hal inilah yang menyebabkan batang membelok ke arah datangnya sinar bila diletakkan mendatar, karena bagian yang tidak terkena sinar pertumbuhannya lebih cepat dari bagian yang terkena sinar sinar. Giberelin Mula-mula zat ini ditemukan pada Giberella fujikuroi, yaitu jenis jamur parasit pada tanaman padi. Hormon ini ditemukan pertama sekali di Jepang. Bila auksin hanya merangsang pembesaran sel, maka giberelin merangsang pembelahan sel. Terutama untuk merangsang pertumbuhan primer. Bedanya dengan auksin adalah bahwa giberelin mempengaruhi perkecambahan dan mengakhiri masa dorman biji, sedangkan auksin tidak Giberelin dapat bergerak ke dua arah sedangkan auksin hanya ke satu arah. Giberelin berfungsi untuk: - menggiatkan pembelahan sel - mempengaruhi pertumbuhan tunas - mempengaruhi pertumbuhan akar Kinin atau sitokinin Hormon ini seperti halnya auksin maka sitokinin juga memberikan 21 efek yang bermacam-macam terhadap tanaman. Zat ini mempercepat pembelahan sel, membantu pertumbuhan tunas dan akar. Sitokinin dapat menghambat proses proses penuaan (senescence). Salah satu macam sitokinin adalah kinetin yang terdapat dalam air kelapa muda dan dalam ragi. Lingkungan biotik yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman diantaranya adalah organisme pengganggu tanaman dan allelopati (zat kimia yang dihasilkan tumbuhan dan mengganggu tumbuhan lainnya). 2.5. Pengukuran pertumbuhan Pertumbuhan tanaman dapat diukur dengan berbagai cara antara lain: 1. Pertumbuhan panjang ranting 2. Pertambahan luas daun Daun berasal dari promeristen titik tumbuh batang. premordia daun merupakan tonjolan pertama yang membulat atau persegi pada sisi promeristem. Tonjolan tersebut diawali oleh pembelahan secara antiklinal dan periklinal pada lapisan luar dari apikal meristem. Helai daun berkembang menurut pola tertentu. 5. Pertambahan bobot segar dan kering 2.6. Rangkuman 1. Pertumbuhan tanaman didefinisikan sebagai peristiwa perubahan biologis yang terjadi pada makhluk hidup berupa perubahan ukuran yang bersifat irreversible (tidak berubah kembali ke asal atau tidak dapat balik), sedangkan perkembangan adalah proses pencapaian kedewasaan atau tingkat yang lebih sempurna pada makhluk hidup. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dapat dibagi atas dua yaitu lingkungan dan genetik. 3. Produksi suatu tanaman ditentukan oleh kegiatan yang berlangsung dalam sel dan jaringan tanaman. Penumpukan bahan kering adalah penumpukan fotosintat pada sel dan jaringan. 4. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dibagi atas 2 kelompok, yaitu lingkungan biotik dan abiotik. Lingkungan abiotik terdiri dari curah hujan, tinggi dari permukaan laut, suhu, cahaya matahari, hara tanaman, dan hormon tumbuhan. 3. Pertambahan diameter dahan atau batang 4. Pertambahan volume terutama pada buah 22 2.7. Evaluasi 1. Buatlah defenisi pertumbuhan dan perkembangan 2. Melakukan percobaan di luar kelas - Siapkanlah 9 buah polibek dengan ukuran ½ kg tanah - Kemudian isikan ke dalam polibek tersebut tanah yang telah dibersihkan terlebih dahulu dari sampah dan ranting-ranting kayu sebanyaak 2/3 volume polibek - basahi tanah tersebut sampai keadaan lembab (jika dikepal terasa basah tapi tanah tidak menggumpal jika kepalan dibuka) - Tanamlah masing-masing polibek dengan jagung. - Kemudian letakkan 3 polibek pada daerah terbuka atau terkena sinar matahari langsung (kelompok A), 3 polibek pada ruangan tertutup (kelompok B), dan sisanya 3 polibek lagi di tempatkan pada ruang terbuka tapi tidak pernah dilakukan penyiraman (hanya pada awal penanaman saja) (Kelompok C). - Amati pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang dan perubahan morfologinya seperti warna dan ketebalan daun Buatlah laporan hasil pengamatan mu, dan jawablah - pertanyaan berikut berdaskan hasil pengamatan di lapangan, b. Berdasarkan pengamatan di lapangan tanaman dari kelompok mana yang memiliki tinggi tanaman terbesar c. Adakah perbedaan warna daun dari ketiga percobaan ini, dan apa yang menyebabkan perbedaaan tinggi, jumlah daun dan diameter batang dari ketiga percobaan tersebut? 23 BAB III FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI 3.1. Defenisi fotosintesis dan respirasi Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Bahan baku untuk proses fotosíntesis adalah karbondioksida dan air. karbondioksida diambi tanaman melalui mulut daun (stomata), sedangkan air diambil tanaman dari dalam tanah melalui akar tanaman Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang. Fosintesis berasal dari kata foton artinya cahaya, dan síntesis yang berarti penyusunan. Relevansi dari fotosintesis pada tanaman adalah pertumbuhan perkembangan, penyimpanan dan alokasi asimilat. Berdasarkan arti dari dua kata tersebut diatas maka fotosintesis adalah peristiwa penyusunan zat organik (gula) dari zat anorganik (air, karbondioksida), dengan pertolongan energi cahaya. Karena bahan baku yang digunakan adalah zat carbon maka fotosíntesis dapat disebut juga asimilasi zat karbon. Fotosintesis berperan dalam menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos Perubahan pada proses ini akan merubah laju fotosintesis itu sendiri dan berakibat juga pada seluruh proses fisiologi tanaman. Misalnya cahaya mempengaruhi fotosíntesis dan juga memberikan efek fotomorfogenetik pada tanaman. Respirasi secara sederhana merupakan proses perombakan senyawa organik menjadi senyawa anorganik dan menghasilkan energi. Respirasi dibagi atas dua yaitu respirasi aerob dan anaerob. Respirasi aerob adalah suatu proses metabolisme tanaman dengan menggunakan oksigen. Reaksi 24 proses ini dapat dituliskan melalui persamaan reaksi sebagai berikut: C6H12O6 + O2 Kalori H2O + CO2 + Respirasi anaerobik adalah reaksi pemecahan karbohidrat untuk mendapatkan energi tanpa menggunakan oksigen. Proses respirasi ini mengambil dan menggunakan senyawa asam fenol piruvat atau asetaldehid misalnya sebagai pengikat hidrogen dan membentuk asam laktat atau alkohol. Respirasi anaerobik dapat terjadi pada: 1. Jaringan yang kekurangan oksigen misalnya akar tanaman yang terendam air 2. Biji yang berkulit tebal dan sulit untuk ditembus oksigen Pada respirasi anaerob ini bahan baku (gula) tidak terurai lengkap menjadi air dan karbondioksida, maka energi yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan respirasi aerobik. Secara sederhana reaksi pada respirasi anaerobik dalah sebagai berikut: ragi C6H12O6 + Kalori C2H5OH + 2CO2 3.2. Fotosintesis pada tumbuhan Pada dasarnya proses fotosintesis merupakan kebalikan dari proses respirasi. Proses respirasi bertujuan memecah gula menjadi karbón dioksida, air, dan energi. Sebaliknya proses fotosintesis mereaksikan (menggabungkan) karbóndioksida dan air menjadi gula dengan menggunakan energi cahaya terutama cahaya matahari. Tumbuhan bersifat autotrof, yang artinya dapat mensintesis makanan langsung. dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi yang menghasilkan glukosa berikut ini: 12H2O + 6CO2 + cahaya --> C6H12O6 (glukosa) + 6O2 + 6H2O Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia. 25 Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Organel yang yang mengandung klorofil disebut kloroplas. Klorofil inilah yang menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi kimia dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis yang tidak berwarna dan transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang berlebihan. 3.3. Daun dan Kloroplast Fotosintesis dapat berlangsung diseluruh bagian hijau tanaman, akan tetapi bagian yang terbesar dari pabrik fotosintesis ini adalah pada daun. untuk fotosintesis diperlukan karbondioksida yang masuk melalui stomata. Banyaknya stomata kira-kira meliputi 0.1 persen dari luas daun. Pada sebagian besar tanaman, stomata terdapat dibagian bawah daun. Perkiraan banyaknya stomata pada berbagai jenis tanaman jumlah stomata pada permukaan daun berkisar antara 0-100 buah, sedangkan di bagian bawah daun berkisar antara 0-600 buah. Untuk dapat lebih memahami bagaimana daun sebagai fungsi pabrik makanan tanaman, kita dapat memperhatikan Gambar 7. Fungsi daun yang utama adalah sebagai tempat terjadinya fotosintesis serta mengekspor hasilnya ke seluruh bagian tanaman. 26 Pada Gambar 7 tersebut diatas dapat dilihat bagian penampang lintang daun yang terdiri atas: 1. Kutikula (lapisan lilin) 2. Epidermis. Kulit luar organ berupa lapisan lilin yang mencegah kehilangan air secara berlebihan. 3. Stomata: mulut daun, tempat masuknya CO2 4. Mesophyll: berisi sel-sel mayoritas luas kloroplas. 5. Bundel vaskuler (jaringan pembuluh vaskular): bagian yang menyediakan mineral dan air kepada sel mesofil 6. Xylem: pembuluh tempat transport air 7. Phloem: pembuluh tempat transport makanan 8. Epidermis bagian bawah 9. Jaringan bunga karang 10. Sel tetangga 11. Stomata (mulut daun) 12. Pembuluh vena 3.4. Lintasan pada Fotosintesis Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama yaitu reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida). 3.4.1. Reaksi Terang Pada reaksi terang, klorofil mengubah energi surya ke dalam energi kimia (ATP dan NADPH. Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air. Proses ini diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena. Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450 nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan dengan hijau (500-600 nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi. 27 Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada pusat-pusat reaksi. Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang berfungsi aktif sebagai pusat reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I. Fotosistem II terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya pada panjang gelombang 680nM, sedangkan fotosistem I pada panjang gelombang 700 nM. Kedua fotosistem ini akan bekerja secara simultan dalam fotosintesis, seperti dua baterai dalam senter yang bekerja saling memperkuat. Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II, membuatnya melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transpor elektron. Gambar 9. Lintasan fotosisitem II Fotosistem II mengkatalis pelepasan elektron dari molekul-molekul air. Fotosistem I dengan menggunakan lebih banyak energi dari foton-foton yang diserapnya, mengkatalis pelepasan elektron senyawa yang mengikat elektron pada Fotosistem II Energi dari elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP, satuan pertukaran energi dalam sel. Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil ionisasi air ini adalah elektron dan oksigen. Gambar 8. Lintasan fotosisitem I Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari karbon dioksida. Untuk lebih memahami perbedaan mendasar 28 antara reaksi terang dan gelap dapat dilihat pada Gambar 10. dijelaskan, meskipun sudah sangat banyak yang diketahui tentang proses vital ini. Proses fotosintesis sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu pengetahuan alam utama, seperti fisika, kimia, maupun biologi sendiri. Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk melangsungkan reaksi ini. Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma. Gambar 10 Skematik reaksi terang dan gelap dari proses fotosintesis Hasil fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu. 3.4.2. Reaksi gelap Pendapat ini pertama kali diungkapkan oleh C.B. van Neil yang mempelajari bakteri fotosintetik pada tahun 1930-an. Bakteri fotosintetik, selain sianobakteri, tidak menghasilkan oksigen karena menggunakan ionisasi sulfida atau hidrogen. Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron yang akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu berbagai proses biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin yang mengikat karbon dioksida untuk membentuk ribulosa (dan kemudian menjadi gula seperti glukosa). Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya). Hingga sekarang fotosintesis masih terus dipelajari karena masih ada sejumlah tahap yang belum bisa 29 3.5. Fotosintesis pada alga dan bakteri Alga terdiri dari alga multiseluler seperti ganggang hingga alga mikroskopik yang hanya terdiri dari satu sel. Meskipun alga tidak memiliki struktur sekompleks tumbuhan darat, fotosintesis pada keduanya terjadi dengan cara yang sama. Hanya saja karena alga memiliki berbagai jenis pigmen dalam kloroplasnya, maka panjang gelombang cahaya yang diserapnya pun lebih bervariasi. Semua alga menghasilkan oksigen dan kebanyakan bersifat autotrof. Hanya sebagian kecil saja yang bersifat heterotrof yang berarti bergantung pada materi yang dihasilkan oleh organisme lain. pengeluaran CO2 (laju pertukaran karbón=0). Apabila tingkat cahaya terus meningkat, akan berkuranglah kenaikan laju penyerapan CO2 untuk setiap 2. Konsentrasi karbóndioksida. Semakin banyak karbondioksida di udara, maka semakin banyak juga jumlah bahan yang dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis. 3. Suhu Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim. 4. Kadar air 3.6. Faktor-faktor yang menentukan laju fotosintesis Secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk dapat melangsungkan reaksi fotositesis. Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis: 1. Intensitas cahaya. Kekurangan air atau cekaman kekeringan menyebabkan stomata tertutup, menghambat masuknya karbondioksida sehingga dapat mengurangi laju fotosintesis. 5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis). Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang. Laju fotosintesis akan meningkat sampai tingkat kompensasi cahaya, yaitu tingkat cahaya pada saat pengambilan CO2 sama dengan 30 6. Tahap pertumbuhan Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh. 3.7. Penggunaan dan Penyimpanan hasil fotosintesis Hasil fotosintesis dapat digunakan tanaman untuk beberapa pemeliharaan, perbaikan bagianbagian yang rusak, sebagai bahan dasar pembentukan senyawasenyawa bermanfaat lainnya, bahan baku untuk pembakaran, pertumbuhan/perkembangan serta aktivitas tubuh lainnya, dan disimpan dalam bentuk cadangan makanan. Penyimpanan cadangan makanan tanaman dapat dalam bentuk: 3.8. Respirasi dan faktor yang menentukan laju respirasi Peristiwa respirasi atau pernafasan akan menghasilkan sejumlah karbondioksida yang dilepas ke udara, Laju respirasi ini tidak tetap akan tetapi berfluktuasi dari waktu ke waktu sebagai akibat pengaruh berbagai faktor baik faktor dalam maupun faktor luar. Beberapa faktor yang yang mempengaruhinya adalah: 1. Suhu Seluruh reaksi kimia yang terjadi pada makhluk hidup sangat dipengaruhi suhu. Perubahan suhu akan menimbulkan perubahan dalam reaksi biokimia tanaman, begitu juga dengan respirasi, Hubungan antara kenaikan suhu dengan reaksi biokimia pada pada tanaman secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan persamaan berikut ini. 1. Buah, misalnya mangga, pepaya, rambutan, duku, dan sebagainya laju pada (t + 100C) 2. Biji, misalnya gandum, padi, jagung dan sebagainya 3. Batang, misalnya tebu Q10 laju pada t0C 4. Umbi, yang dapat dibagi atas umbi akar (singkong dan bunga dahlia) , batang (kentang) dan lapis (bawang). 31 Q10 untuk reaksi respirasi adalah 23, ini berarti bahwa peningkatan suhu sebesar 100C, akan meningkatkan laju reaksi 2 -3 kali lipat. Oleh karena itu pada daerah panas, umbi kentang tidak dapat menjadi lebih besar karena fotosintesisnya rendah sedangkan respirasinya tinggi. 2.Ketersediaan oksigen dan karbondioksida Ketersediaan oksigen ditempat terjadinya respirasi aerob sangat penting. Apabila oksigen tidak tersedia maka respirasi tidak berlangsung, dan seluruh proses respirasi terhenti dan bahan-bahan racun tertimbun sehingga tanaman menjadi mati. Karbondioksida Kadar karbondioksida yang tinggi (mencapai 10%) juga akan menghambat laju respirasi semakin rendah. Kondisi inilah yang selalu dimanfaatkan oleh pedagang hortikultura agar produk hortikulturanya tetap segar. 3. Cahaya Cahaya meningkatkan respirasi secara tidak langsung yaitu melalui pengaruh cahaya terhadap fotosintesa. Dengan meningkatnya laju fotosintesa maka persediaan subtrat bahan baku meningkat, yang berarti juga meningkatkan respirasi. Ada 3 ciri dari cahaya yang mempengaruhi fotosintesis, yaitu intensitaa cahaya, kualitas cahaya , dan lamanya penyinaran. a. Intensitas cahaya. makin rendah intensiyas cahaya, makin rendah laju fotosintesis karena produksi ATP dan NADPH tidak cukup tinggi. Intensitas cahaya pada siang terik pada musim kemarau di Indonesia berada sekitar 10.000 kaki-lilin ( 1 kaki-lilin = intensiyas cahaya 1 lilin jarak 1 kaki), tetapi hanya 25-30% yang dipergunakan untuk fotosíntesis oleh tanaman. Pada bagian-bagian teduh bahkan hanya 10% saja. Oleh karena itu pada siang hari intensitas cahaya tidak merupakan faktor penghambat. b. Kualitas cahaya. Kualitas cahaya ditentukan oleh proporsi dari warnawarna cahaya seperti merah, kuning, hijau, biru, dan sebagainya. klorofil menyerap warna didaerah biru dan merah, yaitu panjang gelombang yang paling banyak digunakan dalm proses fotosintesis. Sedangkan penyerapan yang terendah adalah warna hijau. warna hijau dari daun menujukkan bahwa sinar hijau banyak dipantulkan. oleh karena itu sinar hijau kecil sekali pengaruhnya terhadap fototsintesis. c. Lama penyinaran. Apabila CO2 serta faktor-faktor lain tidak terbatas, maka penyinaran secara terusmenerus akan menyebabkan terjadinya fotosintesis secara terusmenerus pula. 32 4. Pengurangan atau penambahan air Biji kering mempunyai tingkat respirasi yang rendah, jika dilakukan penambahan air akan mengaktifkan enzim dan hal ini berarti respirasi meningkat 5. Pengaruh mekanis dan zat kimia Pelukaan, gosong terbakar, merupakan contoh-contoh yang dapat meningkatkan laju respirasi. Senyawa racun seperti sianida, arsenit sebagainya juga dapat membunuh tanaman yang berakibat pada penghambatan enzim respirasi 6. Umur serta macam jaringan Setiap macam jaringan memiliki laju respirasi yang berbeda satu sama lain. Laju respirasi dari jaringan muda lebih cepat dibandingkan dengan jaringan tua. Jaringan yang sedang aktif tumbuh juga memiliki laju respirasi yang tinggi. 7.Kandungan hara dalam tanah. Mg dan N merupakan dari bagian klorofil, jadi langsung berpengaruh pada fotosintesis. Unsur besi (Fe) adalah bagian dari sitokrom, jadi penting bagi reaksi terang. Sedangkan unsur P penting bagi fotosintesis karena merupakan bagian ATP/ADP. Mn peenting karena merupakan bagian dari enzim. 3.9. Penemuan Meskipun masih ada langkahlangkah dalam fotosintesis yang belum dipahami, persamaan umum fotosintesis telah diketahui sejak tahun 1800-an. Pada awal tahun 1600-an, seorang dokter dan ahli kimia, Jan van Helmont, seorang Filandria (sekarang bagian dari Belgia), melakukan percobaan untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan massa tumbuhan bertambah dari waktu ke waktu. Dari penelitiannya, Helmont menyimpulkan bahwa massa tumbuhan bertambah hanya karena pemberian air. Tapi pada tahun 1720, ahli botani Inggris, Stephen Hales berhipotesis bahwa pasti ada faktor lain selain air yang berperan. Ia berpendapat faktor itu adalah udara. Joseph Priestley, seorang ahli kimia dan pendeta, menemukan bahwa ketika ia menutup sebuah lilin menyala dengan sebuah toples terbalik, nyalanya akan mati sebelum lilinnya habis terbakar. Ia kemudian menemukan bila ia meletakkan tikus dalam toples terbalik bersama lilin, tikus itu akan mati lemas. Dari kedua percobaan itu, Priestley menyimpulkan bahwa nyala lilin telah "merusak" udara dalam toples itu dan menyebabkan matinya tikus. Ia kemudian menunjukkan bahwa udara yang telah “dirusak” oleh lilin tersebut dapat “dipulihkan” oleh 33 tumbuhan. Ia juga menunjukkan bahwa tikus dapat tetap hidup dalam toples tertutup asalkan di dalamnya juga terdapat tumbuhan. Pada tahun 1778, Jan Ingenhousz, dokter kerajaan Austria, mengulangi eksperimen Priestley. Ia menemukan bahwa cahaya matahari berpengaruh pada tumbuhan sehingga dapat "memulihkan" udara yang "rusak". Akhirnya di tahun 1796, Jean Senebier, seorang pastor Perancis, menunjukkan bahwa udara yang “dipulihkan” dan “merusak” itu adalah karbon dioksida yang diserap oleh tumbuhan dalam fotosintesis. Tidak lama kemudian, Theodore de Saussure berhasil menunjukkan hubungan antara hipotesis Stephen Hale dengan percobaan-percobaan "pemulihan" udara. Ia menemukan bahwa peningkatan massa tumbuhan bukan hanya karena penyerapan karbon dioksida, tetapi juga oleh pemberian air. Melalui serangkaian eksperimen inilah akhirnya para ahli berhasil menggambarkan persamaan umum dari fotosintesis yang menghasilkan makanan (seperti glukosa). 3.10. Rangkuman Tumbuhan hijau adalah tumbuhan yang mengandung zat hijau daun (klorofil). klorofil ini berada di kloroplas. Dalam kloroplas tanaman tingkat tinggi terdapat dua macam klorofil yang merupakan bahan penyerap energi yang utama yaitu klorofil A dan klorofil B. Tumbuhan hijau berperan sebagai produsen karena dapat membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses penyusunan makanan pada zat hijau daun (klorofil) dengan bantuan sinar matahari. Dalam proses fotosintesis ini, tumbuhan memerlukan air dan mineral, seperti fosfor, besi, magnesium, dan kalium. Bahan baku untuk proses fotosintesis adalah karbondioksida dan air. Karbondioksida diambil oleh tumbuhan hijau melalui mulut daun (stomata) dan pori-pori kecil pada batang (lentisel), sedangkan air diambil dari tumbuhan hijau dari dalam tanah melalui akar. Fotosisntesis dapat menjadi lebih cepat atau lambat, bergantung pada:ketersediaan oksigen dan karbondioksida, cahaya, air, hara tanaman, mekanis dan zat kimia, umur serta macam jaringan tanaman. Jaringan muda pada tanaman laju fotosintesisnya relatif lebih cepat dibandingkan dengan jaringan tua. Jaringan yang sedang aktif tumbuh juga memiliki laju respirasi yang tinggi. Laju respirasi ini tidak tetap akan tetapi berfluktuasi dari waktu ke waktu sebagai akibat pengaruh berbagai faktor baik faktor dalam maupun faktor luar 34 Hasil fotosíntesis ialah zat gula yang digunakan sebagai bahan baku untuk pembakaran (oksida biologis) dalam tubuh tanaman dan berfungsi untuk mengganti sel-sel yang rusak, serta untuk menunjang pertumbuhan dan aktivitas tumbuhan, sedangkan oksigen berfungsi membantu pernapasan tumbuhan. 3.11. Soal Adapun oksigen digunakan untuk membakar zat makanan (zat gula) dan selebihnya dilepaskan melalui stomata untuk pernapasan bagi hewan dan manusia. A. B. C. D. Oksidasi biologis adalah proses pembakaran terhadap zat makanan (zat gula) oleh oksigen didalam tubuh yang menghasilkan energi untuk beraktivitas dan karbondioksida serta uap air sebagai zat sisa. Tidak semua zat hasil fotosíntesis (zat makanan) digunakan oleh tumbuhan hijau. Kelebihan zat hasil fotosíntesis disimpan sebagai cadangan makanan dalam buah, batang, dan umbi. Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, dan D di depan jawaban yang kamu anggap benar. 1. Bahan yang diperlukan pada proses fotosintesis adalah… Air dan karbondioksida Oksigen dan gula Cahaya matahari Klorofil 2. Hasil dari fotosíntesis adalah… A. B. C. D. Air Gula Karbondioksida Klorofil 3. Zat tepung yang terkandung di dalam umbi akar seperti singkong sebenarnya merupakan hasil dari… A. B. C. D. Pertumbuhan Perkembangan Kemosintesis Fotosíntesis 4. Gula hasil fotosíntesis digunakan untuk berbagai hal, kecuali… A. B. C. D. Cadangan makanan Bahan penghasil energi Aktivitas pertumbuhan Seluruhnya diubah ke bentuk lain yang lebih dibutuhkan 35 5. Tempat berlangsungnya fotosíntesis pada tumbuhan hijau terdapat di… A. B. C. D. Seluruh bagian tanaman yang berwarna hijau Daun Akar batang 6. Karbondioksida diambil tanaman dari… A. B. C. D. Udara Air Tanah Senyawa kimia 7. Air diambil tanaman dari… A. B. C. D. Udara Air Tanah Senyawa kimia 8. Respirasi adalah… A. B. C. D. Pembentukan senyawa organik dari senyawa anorganik Pembentukan senyawa anorganik dari senyawa anorganik Pembentukan senyawa organik dari senyawa organik Pembentukan senyawa anorganik dari senyawa organik 9. Respirasi memerlukan bahan dasar… A. B. C. D. Gula Karbondioksida Air Oksigen 10. Tempat terjadinya fotosíntesis adalah… A. B. C. D. Daun Bunga Batang Akar II. Jawablah pertanyaanpertanyaan dibawah ini dengan benar! 1. Apakah perbedaan antara fotosíntesis dengan respirasi 2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi fotosíntesis 3. Jika suhu meningkat mencapai 480C , apa yang terjadi pada tanaman? 4. Apakah jamur dapat melakukan fotosintesis? Jelaskan jawabanmu 5. Apa yang terjadi jika tanaman mengalami kekurangan air? 6. Mengapa tanaman dapat membersihkan udara? 7. Mengapa umbi kentang pada daerah tropis memiliki umbi yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan daerah sub tropis? 36 8. Faktor-faktor apakah yang sangat mempengaruhi pembentukan klorofil? 9. Ketersediaan air tanah dapat mempengaruhi fotosintesis. Apakah hal ini disebabkan karena ada hubungannya dengan traspirasi, proses tertutup dan terbukanya stomata, atau karena adanya hubungannya denagan proses pemasukan karbondioksida? 10. Bagaiman kegiatan atau laju fotosintesis pada tanaman bila dihubungakan dengan kadar oksigen yang tersedia diudara sekitarnya? 11. Apakah fotosintesa terjadi pada seluruh bagian tanaman, jelaskan jawabmu 12. Fungsi klorofil pada proses fotosintesis adalah untuk ....... 13. Stomata daun tempat masuknya karbondioksida akan menutup, jika tanaman kekurangan ....... 37 BAB IV TRANSPOR AIR SERTA FOTOSINTETAT TANAMAN 4.1. Pengantar Air merupakan 85–95% berat tumbuhan herba yang hidup di air. Kandungan air dalam tanaman bervariasi antara 70 dan 90%, tergantung umur, spesies, jaringan tertentu, dan lingkungan. Air sangat bermanfaat bagi kehidupan tanaman. oleh karenanya kelangsungan hidup tanaman di muka bumi ini sangat tergantung pada air, dengan kata lain tiada air tiada kehidupan Air dibutuhkan untuk bermacammacam fungsi tanaman seperti: a. Pelarut dan medium reaksi kimia b. Medium untuk transpor, zat terlarut organik dan anorganik c. Medium memberikan turgor pada sel tanaman. Turgor menggalakkan pembesaran sel, struktur tanaman, dan penempatan daun d. Hidrasi dan netralisasi muatan pada molekul-molekul koloid . Untuk enzim, air hidrasi membantu memelihara struktur dan memudahkan fungsi katalis. e. Bahan baku fotosintesis, proses hidrolisa dan reaksi-reaksi kimia lainnya f. Transpirasi untuk mendinginkan permukaan tanaman. Sistem yang menggambarkan tingkah laku air dan pergerakannya dalam tanah dan tubuh tanaman didasarkan atas hubungan energi potensial. Air mempunyai kapasitas untuk melakukan kerja, yaitu akan bergerak dari daerah dengan energi potensial tinggi ke daerah dengan energi potensial rendah. Air dalam tanah dan tubuh tanaman biasanya secara kimia tidak murni, disebabkan oleh adanya bahan terlarut dan cara fisik yang dibatasi oleh berberapa gaya, seperti gaya tarik menarik yang berlawanan, gravitasi, dan tekanan. Oleh karenanya eneri potensialnya lebih kecil dari air murni. Dalam tubuh tanaman energi potensial air ini disebut potensi air. Tanaman yang kekurangan air akan menjadi layu, dan apabila tidak diberikan air secepatnya akan terjadi layu permanen yang dapat menyebabkan kematian. Air di alam ini mengalami peredaran, yang disebut dengan daur air. Daur air adalah perubahan yang terjadi pada air secara berulang dalam suatu pola tertentu. Air yang ada di permukaan bumi mengalami penguapan, yaitu berubah menjadi uap air. Uap air naik dan berkumpul membentuk awan. Selanjutnya awan sampai ke tempat bersuhu dingin. 38 Semakin jauh dari permukaan bumi udara makin dingin. Saat bersentuhan dengan udara dingin, awan mengalami kondensasi membentuk butiran air. Butiran air ini jatuh kembali ke permukaan bumi sebagai air hujan. Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 11 dibawah ini. Setelah menyelesaikan bagan tersebut coba diskusikan bagaimana agar peredaran air ini tetap berlangsung sebagaimana mestinya. Menurut pendapatmu bagaimana sisitem pertanian yang paling sesuai dalam pertanaman padi sawah, yang membutuhkan air dalam pertanamannya. Awan turun ke permukaan bumi ……… ……… ……… ……… Gambar 11 Peredaran air dimuka bumi ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… Kerja ilmiah 1. Tujuan: memahami pergerakan air dimuka bumi 4.2. Mekanisme Pergerakan Air Dibawah ini diberikan bagan yang belum terisi, merupakan proses daur air. Isilah dengan benar kolom dan tanda panah yang tersedia dibawah ini. Terdapat lima mekanisme utama yang menggerakkan air dari suatu tempat ke tempat lain, yaitu : - difusi - osmosis - tekanan kapiler - tekanan hidrostatik 39 - gravitasi Laju difusi antara lain tergantung pada suhu dan densitas (kepadatan) medium. 4.2.1. Difusi Difusi adalah pergerakan molekul atau ion dari dengan daerah konsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah. Beberapa contoh difusi: 1. Apabila kita teteskan minyak wangi dalam botol lalu ditutup, maka bau minyak wangi tersebut akan tersebar ke seluruh bagian botol. Apabila tutup botol dibuka, maka bau minyak wangi tersebut akan tersebar ke seluruh ruangan, meskipun tidak menggunakan kipas. Hal ini disebabkan karena terjadi proses difusi dari botol minyak wangi (konsentrasi tinggi) ke ruangan (konsentrasi rendah). 2. Apabila kita meneteskan tinta ke dalam segelas air, maka warna tinta tersebut akan menyebar dari tempat tetesan awal (konsentrasi tinggi) ke seluruh air dalam gelas (konsentrasi rendah) sehingga terjadi keseimbangan. Sebenarnya, selain terjadi pergerakan tinta, juga terjadi pergerakan air menuju ke tempat tetesan tinta (dari konsentrasi air yang tinggi ke konsentrasi air rendah). Gas berdifusi lebih cepat dibandingkan dengan zat cair, sedangkan zat padat berdifusi lebih lambat dibandingkan dengan zat cair. Molekul berukuran besar lebih lambat pergerakannya dibanding dengan molekul yang lebih kecil. Pertukaran udara melalui stomata merupakan contoh dari proses difusi. Pada siang hari terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan O2 sehingga konsentrasi O2 meningkat. Peningkatan konsentrasi O2 ini akan menyebabkan difusi O2 dari daun ke udara luar melalui stomata. Sebaliknya konsentrasi CO2 di dalam jaringan menurun (karena digunakan untuk fotosintesis) sehingga CO2 dari udara luar masuk melalui stomata. Faktor yang mempengaruhi difusi adalah: - suhu - kepadatan zat - besar kecilnya perbedaan konsentrasi 4.2.2. Osmosis Osmosis adalah difusi melalui membran semipermeabel. definisi osmosisi secara lebih terperinci adalah peristiwa bergeraknya pelarut antara dua larutan yang dibatasi membran semi permiable dan (selaput permiable diffrensial) berlangsung dari larutan yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasi rendah. 40 Suatu larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih tinggi daripada larutan lain disebut supertonik, sedangkan kebalikannya disebut hiposonik. Bila dua larutan sama tekanan osmosisnya, disebut isotonik atau isomosi Masuknya larutan ke dalam sel-sel endodermis merupakan contoh proses osmosis. Dalam tubuh organisme multiseluler, air bergerak dari satu sel ke sel lainnya dengan leluasa. Selain air, molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati membran sel. Molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses Osmosis akan berhenti jika konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut telah mencapai keseimbangan. Oleh karena itu, ahli fisiologi tanaman lebih suka menggunakan istilah potensial osmotik yakni tekanan yang diperlukan untuk mencegah osmosis. Jika wortel direndam ke dalam larutan garam 10% maka sel-selnya akan kehilangan rigiditas (kekakuan) nya. Hal ini disebabkan potensial air dalam sel wortel tersebut lebih tinggi dibanding dengan potensial air pada larutan garam sehingga air dari dalam sel akan keluar ke dalam larutan tersebut. Jika diamati dengan mikroskop maka vakuola sel-sel wortel tersebut tidak tampak dan sitoplasma akan mengkerut dan membran sel akan terlepas dari dindingnya. Peristiwa lepasnya plasma sel dari dinding sel ini disebut plasmolisis. Faktor yang mempengaruhi osmosis tergantung pada banyak sedikitnya molekul zat pelarut 4.2.3. Tekanan kapiler Osmosis juga dapat terjadi dari sitoplasma ke organel-organel bermembran. Percobaan osmosis dapat dibuat dengan menyekat tabung yang berisi larutan gula 10% dalam air (10% gula dan 90% air) dengan membran semipermeabel. Apabila tabung tersebut dicelupkan dalam air, maka akan terjadi osmosis. Air dari dalam gelas piala akan masuk ke dalam tabung dan menaikkan cairan yang ada dalam tabung. Osmometer sederhana dibuat dengan menyekat tabung dengan membran. Osmosis dapat dicegah dengan menggunakan tekanan. Apabila pipa kapiler dicelupkan ke dalam bak yang berisi air, maka permukaan air dalam pipa kapiler akan naik sampai terjadi keseimbangan antara tegangan yang menarik air tersebut dengan beratnya. 41 4.2.4. Tekanan hidrostatik Masuknya air ke dalam sel akan menyebabkan tekanan terhadap dinding sel sehingga dinding sel meregang. Hal ini akan menyebabkan timbulnya tekanan hidrostatik untuk melawan aliran air tersebut. Tekanan hidrostatik dalam sel disebut tekanan turgor. Tekanan turgor yang berkembang melawan dinding sebagai hasil masuknya air ke dalam vakuola sel disebut potensial tekanan. Gambar 12 Peristiwa kapilaritas Tekanan yang menarik air tersebut disebut tekanan kapiler. Tekanan diameter diameter tegangan tersebut. kapiler tergantung pada kapiler : semakin kecil kapiler semakin besar yang menarik kolom air Semakin kecil diameter tabung semakin besar tinggi kolom cairan. Partikel-partikel tanah bersifat hidrofilik, dan mempunyai pori-pori mikro. Air akan ditarik oleh partikel tanah dan mengisi pori-pori tersebut dan tetap dipertahankan melalui tekanan kapiler. Kekuatan tekanan ini tergantung pada ketersedian air. Pada tanah yang lembab kemampuan memegang airnya rendah, sedangkan pada tanah kering kemampuan memegang airnya lebih besar. Tekanan turgor penting bagi sel karena dapat menyebabkan sel dan jaringan yang disusunnya menjadi kaku. Potensial air suatu sel tumbuhan secara esensial merupakan kombinasi potensial osmotik dengan potensial tekanannya. Jika dua sel yang bersebelahan mempunyai potensial air yang berbeda, maka air akan bergerak dari sel yang mempunyai potensial air tinggi menuju ke sel yang mempunyai potensial air rendah. Tekanan hidrostatik dalam sel disebut tekanan turgor. Tekanan turgor yang berkembang melawan dinding sebagai hasil masuknya air ke dalam vakuola sel disebut potensial tekanan. Tekanan turgor penting bagi sel karena dapat menyebabkan sel dan jaringan yang disusunnya menjadi kaku. 42 Potensial air suatu sel tumbuhan secara esensial merupakan kombinasi potensial osmotik dengan potensial tekanannya. Jika dua sel yang bersebelahan mempunyai potensial air yang berbeda, maka air akan bergerak dari sel yang mempunyai potensial air tinggi menuju ke sel yang mempunyai potensial air rendah. sistem sirkulasi, sedangkan pada tanaman air bergerak satu arah dari akar melalui batang menuju daun. Suplai air ini memungkinkan tumbuhan melakukan proses fotosintesis, memelihara turgor sehingga tumbuhan dapat berdiri tegak, menjaga suhu tajuk tetap dingin, dan melakukan trasportasi mineral terlarut. 4.2.5. Gravitasi Adanya lapisa lilin (kutikula) pada epidermis daun dan batang, ataupun lapisan gabus pada batang yang telah mengalami pertumbuhan sekunder dapat mengurangi kehilangan air pada tumbuhan. Air juga bergerak untuk merespons gaya gravitasi bumi, sehingga perlu tekanan untuk menarik air ke atas. Pada tumbuhan herba, pengaruh gravitasi dapat diabaikan karena perbedaan ketinggian pada bagian tanaman tersebut relatif kecil. Pada tumbuhan yang tinggi, pengaruh gravitasi ini sangat nyata. Untuk menggerakkan air ke atas pada pohon setinggi 100 m diperlukan tekanan sekitar 20 atmosfer. 4.3. Mekanisme Tanaman mengambil air Sebagian besar air yang telah diserap akan hilang dari tubuh tanaman baik dalam bentuk uap air maupun dalam bentuk tetesan air. Dari keseluruhan air yang hilang maka air yang hilang dalam bentuk gutasi hanya kira-kira 1%. Dengan demikian sebagain besar air yang hilang adalah dalam bentuk uap air. Pada sebagian besar hewan, cairan cenderung di daur ulang melalui Perjalanan air dalam tumbuhan dimulai dengan absorpsi air pada permukaan akar. Air masuk ke dalam akar melalui sel-sel epidermis dan rambut akar (modifikasi sel epidermis). Rambut akar meningkatkan luas permukaan akar sehingga absorpsi air menjadi lebih efisien. Rambut akar dijumpai pada ujung akar yaitu pada daerah pemanjangan sel. Selanjutnya air dari epidermis masuk ke dalam korteks akar. Sebagian air masuk melalui sitoplasma (rute simplas ) dan sebagian besar air melalui ruang antar sel (rute apoplas). Ketika mencapai endodermis, air yang masuk dengan rute apoplas dipaksa masuk ke dalam endodermis karena pada endodermis terdapat jalur/pita Caspary. 43 Jalur Caspary merupakan lilin (suberin) yang menebal pada dinding transversal dan dinding radial sel-sel endodermis. Suberin tidak dapat ditembus oleh air sehingga air dipaksa masuk ke dalam sel-sel endodermis pada bagian dinding tangensial. Ketika masuk ke dalam sel, maka mineral terlarut dalam air akan diseleksi oleh membran plasma yang bersifat semipermeabel. melalui hidatoda yang terdapat pada ujung-ujung pertulangan daun. Air dari sel-sel endodermis selanjutnya masuk ke dalam pembuluh xilem melalui proses osmosis. Air dari pembuluh xilem akar, bergerak melalui xilem batang hingga ke xilem daun. Tidak adanya transpirasi pada malam hari, tekanan di dalam xilem membangun titik-titik penekanan air larutan keluar hidatoda. Walaupun air gutasi menyerupai air embun, keduanya dapat dibedakan. Cairan xilem yang ada dalam xilem akar, xilem batang dan xilem daun berhubungan satu dengan lainnya membentuk suatu kolom. Air embun berasal dari kondensasi uap air , sedangkan gutasi berasal dari tekanan akar. Jika terkena cahaya matahari, air gutasi menguap dan meninggalkan residu bahan organik dan garam mineral. Ada empat kemungkinan yang dapat menerangkan mekanisme perjalanan air tersebut, yaitu: - tekanan akar - pompa xilem - aksi kapiler - penarikan air ke atas. Pada pagi hari, sering kita jumpai air yang keluar dari permukaan daun melalui proses gutasi. Gutasi terjadi ketika air dalam tanah jenuh sementara kehilangan air melalui evaporasi kecil. Gutasi terjadi karena adanya tekanan akar. Tekanan akar terjadi karena adanya gradien osmotik. Gutasi terjadi Gutasi terjadi jika malam hari udara dingin dan siang hari udara lembab dan hangat. Pada malam hari, mineral yang diabsorpsi dipompa ke dalam ruang antarsel disekeliling xilem. Akibatnya potensial air pada unsur pembuluh xilem berkurang dan air bergerak ke dalamnya dari sel-sel sekelilingnya. Gambar 13 Peristiwa gutasi pada daun 44 Tekanan akar hanya terjadi pada tumbuhan yang rendah dan jarang melebihi 45 psi (pound per square inch). Sedangkan untuk tumbuhan yang tinggi diperlukan tekanan hingga 150 psi. Pada beberapa tanaman misalnya pinus, tidak mengembangkan tekanan akar. Jika batang dilukai ternyata juga tidak menyebabkan air tersembur ke luar. Demikian juga air kapiler hanya dapat mencapai ketinggian 0.5 m saja. Transpirasi Walaupun tekanan akar, pompa xilem dan aksi kapiler berperan dalam transpor air pada beberapa tumbuhan, sebagian besar mekanisme transpor air adalah melalui proses penarikan air karena penguapan atau transpirasi. Transpirasi adalah proses penguapan air melalui stomata. Ketika celah stomata terbuka maka molekul air akan bergerak dari konsentrasi tinggi (di dalam daun) ke konsentrasi rendah (lingkungan luar). Proses transpirasi dapat diterangkan dengan mengacu sifat fisik air . Molekul menarik melalui molekul air akan melakukan tarik dengan molekul air lainnya proses kohesi. Selain itu air juga dapat melakukan tarik menarik dengan dinding xilem melalui proses adhesi. Penguapan air melalui stomata akan menarik kolom air yang ada di dalam xilem, dan molekul air baru akan masuk ke dalam rambut akar. Teori kehilangan air melalui traspirasi ini disebut juga teori tegangan adhesi dan kohesi Pada sebagian besar tumbuhan, transpirasi umumnya sangat rendah pada malam hari. Transpirasi mulai menaik beberapa menit setelah matahari terbit dan mencapai puncaknya pada siang hari. Transpirasi berhubungan langsung dengan intensitas cahaya. Semakin besar intensitas cahaya semakin tinggi laju transpirasi. Faktor-faktor lingkungan lainnya yang berpengaruh terhadap transpirasi antara lain: konsentrasi CO2, temperatur, kelembaban relatif, kepadatan udara, dan kecepatan angin. 4.4. Mekanisme membuka dan menutupnya stomata Stomata merupakan celah yang dibatasi oleh dua sel penjaga. Sel penjaga mempunyai penebalan dinding khusus (bagian tertentu menebal sedangkan bagian lainnya tidak menebal) dan di dalam selnya terdapat kloroplas Pengamatan mikroskopis terhadap permukaan daun menunjukkan 45 bahwa cahaya mempengaruhi pembukaan stomatata. Pada saat redup atau tidak ada cahaya umumnya stomata tumbuhan menutup. Ketika intensitas cahaya meningkat stomata membuka hingga mencapai nilai maksimum. Mekanisme membuka dan menutupnya stomatata dikontrol oleh sel penjaga. Dibawah iluminasi, konsentrasi solut dalam vakuola sel penjaga meningkat. Bagaimana konsentrasi solut tersebut meningkat ? Pertama, pati yang terdapat pada kloroplas sel penjaga diubah menjadi asam malat. Kedua, pompa proton pada membran plasma sel penjaga diaktifkan. Pompa proton tersebut menggerakkan ion H+, beberapa diantaranya berasal dari asam malat, melintasi membran plasma. Asam malat kehilangan ion H+ membentuk ion malat. Hal ini menaikkan gradien listrik dan gradien pH lintas membran plasma. Ion K+ mengalir ke dalam sel tersebut melalui suatu saluran sebagai respons terhadap perbedaan muatan, sedangkan ion Cl- berasosiasi dengan ion H+ mengalir ke dalam sel tersebut melalui saluran lainnya dalam merespon perbedaan konsentrasi ion H+. Akumulasi ion malat, K+, dan Cl- menaikkan tekanan osmotik sehingga air tertarik ke dalam sel penjaga. Signal yang mengaktifkan enzim pembentukan malat dan mengaktifkan pompa proton di dalam membran plasma adalah cahaya merah dan cahaya biru. Produksi asam malat dan influksion K+ dan Cl- menarik air ke dalam sel melalui proses osmosis. Ketika vakuola sel penjaga memperoleh air, sel tersebut membengkak dan menyebabkan tekanan turgor naik. Tekanan turgor ini akan mendesak dinding tipis pada sel penjaga sehingga mengakibatkan stomata membuka. Proses menutupnya stomata akan terjadi pada saat sel penjaga kehilangan ion K+ yang kemudian disusul dengan hilangnya air melalui proses osmosis yang menyebabkan turgor sel penjaga menurun. Adanya klorofil pada sel penjaga mengakibatkan sel penjaga dapat melangsungkan proses fotosintesis yang menghasilkan glukosa dan mengurangi konsentrasi CO2. Glukosa larut dalam air sehingga air dari jaringan di sekitar sel penjaga akan masuk ke dalam sell penjaga yang mengakibatkan tekanan turgor sel penjaga naik sehingga stomata akan membuka. Faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata yaitu: 1. Faktor internal antara lain cahaya matahari, konsentrasi CO2, dan asam absisat (ABA). 2. Faktor internal (jam biologis). 46 Cahaya matahari merangsang sel penjaga menyerap ion K+ dan air, sehingga stomata membuka pada pagi hari. Konsentrasi CO 2 yang rendah di dalam daun juga menyebabkan stomata membuka. Stomata akan menutup terjadi cekaman air. apabila Pada saat cekaman air, zat pengatur tumbuh ABA diproduksi di dalam daun yang menyebabkan membran menjadi bocor sehingga terjadi kehilangan ion K+ dari sel penjaga dan menyebabkan sel penjaga mengkerut sehingga stomata menutup. Pada malam hari CO2 masuk ke dalam tanaman dan disimpan dalam bentuk senyawa C4. Selanjutnya senyawa C4 akan membebaskan CO2 pada siang hari sehingga dapat digunakan untuk fotosintesis. Adaptasi lainnya yang terdapat pada tumbuhan xerofit untuk mengurangi proses transpirasi yaitu memiliki daun dengan stomata tersembunyi (masuk ke bagian dalam) yang ditutupi oleh trikoma (rambut-rambut yang merupakan penjuluran epidermis). Pada saat matahari terik, jumlah air yang hilang melalui proses transpirasi lebih tinggi daripada jumlah air yang diserap oleh akar. Untuk mengurangi laju transpirasi tersebut stomata akan menutup. Faktor internal yaitu jam biologis memicu serapan ion pada pagi hari sehingga stomata membuka, sedangkan pada malam hari terjadi pembebasan ion yang menyebabkan stomata menutup. Menutupnya stomata akan menurunkan jumlah CO2 yang masuk ke dalam daun sehingga akan mengurangi laju fotosintesis. Stomata pada sebagian besar tanaman umumnya membuka pada siang hari dan menutup pada malam hari. Pada dasarnya proses membuka dan menutupnya stomata bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara kehilangan air melalui transpirasi dengan pembentukan gula melalui fotosintesis. Pada beberapa tumbuhan misalnya kelompok tumbuhan CAM stomata membuka pada malam hari sedangkan pada siang hari stomata menutup. 4.5. Transpor fotosintetat melalui floem Menutupnya stomata pada siang hari merupakan adaptasi untuk mengurangi proses penguapan tumbuhan yang hidup di daerah kering. Tanaman mempunyai dua sistem transpor yang terpisah yaitu xilem dan floem. Xilem berfungsi mengangkut air, sedangkan floem berfungsi 47 mengangkut gula yang dihasilkan dari proses fotosintesis. hidup pada batang pohon termasuk sugar sink. Floem disusun oleh sel-sel penghantar makanan yang disebut unsur tapis yang tersusun dari ujung ke ujung menyerupai tabung. Struktur-struktur penyimpan seperti akar tunggang tanaman bit gula, umbi kentang, umbi lapis tanaman lili merupakan sugar sink selama musim panas ketika tumbuhan menyimpan kelebihan gula. Melalui perforasi pada lempeng tapis, larutan gula (disebut juga cairan floem) bergerak bebas dari satu sel ke sel berikutnya karena adanya sitoplasma yang saling berhubungan/kontinu. Cairan floem terutama mengandung sukrosa (molekul disakarida); selain itu dapat mengandung ion-ion anorganik, asam-asam amino, dan zat pengatur tumbuh yang dipindahkan dari satu bagian tanaman ke bagian tanaman lainnya. Berbeda dengan cairan xilem yang hanya bergerak satu arah dari akar ke daun, cairan floem bergerak ke berbagai arah pada tanaman. Tempat gula dihasilkan baik dari proses fotosintesis maupun hasil dari pemecahan molekul pati disebut sebagai sumber gula (sugar source). Floem mengangkut gula dari sumber gula, seperti daun atau batang hijau ke bagian tanaman lainnya. Pada saat musim semi, ketika tanaman mulai tumbuh dan mengkonsumsi gula, akar bit gula, umbi kentang, umbi lapis, maupun struktur penyimpan lainnya menjadi sumber gula, dan transpor gula melalui floem terjadi dari bagian tersebut ke organ yang sedang tumbuh. Jadi setiap tabung penghantar makanan dalam floem mempunyai ujung sumber gula (sugar source) dan ujung sugar sink, tetapi dapat berubah menurut musim atau tahap perkembangan tanaman. Apa yang menyebabkan cairan floem mengalir dari sugar source ke sugar sink. Laju alirannya dapat mencapai 1 m/jam, terlalu besar jika dihitung berdasarkan proses difusi (dapat memerlukan waktu 8 tahun). Mekanisme aliran massa merupakan hipotesis yang banyak diterima. Aliran gula melalui floem bergerak dari sugar source ke sugar sink . Tempat penerima gula, tempat gula disimpan atau dikonsumsi disebut sebagai sugar sink. Akar, ujung tunas, dan buah yang sedang tumbuh merupakan sugar sink. Demikian juga bagian batang yang tidak berfotosintesis, dan sel-sel Pada bagian sugar source misalnya daun : gula diangkut masuk ke dalam tabung floem melalui transport aktif. Muatan gula pada ujung sumber (sugar source) 48 tersebut menaikkan konsentrasi larutan dalam tabung floem. Konsentrasi larutan yang tinggi tersebut akan menarik air masuk ke dalam tabung secara difusi. Masuknya air tersebut meningkatkan tekanan air pada bagian sugar source di ujung floem. Pada bagian sugar sink, misalnya akar tanaman bit gula, gula dan air meninggalkan tabung floem. Saat gula meninggalkan floem, air akan mengikutinya keluar melalui proses osmosis. Keluarnya gula menurunkan konsentrasigula pada bagian ujung sugar sink. Keluarnya air menurunkan tekanan hidrostatik dalam tabung. Adanya tekanan air pada ujung pembuluh floem. Kerja Ilmiah 2 1. Buatlah 2 (dua) model tanah berlereng dengan kemiringan yang sama pada sebuah mapan Gunakan sejumlah air yang sama banyaknya, hingga terjadi aliran air. 5. Amati yang terjadi pada kedua permukaan lereng 4.6. Evaluasi Petunjuk: jawablah dengan benar 1. Apa perbedaan difusi dengan osmosis 2. Apa tujuan transpirasi bagi tanaman 3. Jelaskan mekanisme membuka dan menutupnya stomata, dan faktor apa saja yang mempengaruhinya 4. Jelaskan bagaiman mekanisme pengangkutan air dan hasil fotosintesa pada tanaman 2. Kemudian tanamilah satu model tersebut dengan rumput, sedangkan satunya lagi biarkan dalam keadaan tidak bervegetasi 3. Letakkan dalam tempat terbuka akan tetapi tidak terkena air hujan secara langsung 4. Seminggu kemudian (setelah rumput tumbuh), lakukan pengamatan dengan menyiramkan air dengan menggunakan sprayer tangan pada dua model tersebut 49 BAB V HARA TANAMAN DAN TANAH SEBAGAI PENYEDIA HARA 5.1. Hara Tanaman Sampai saat ini telah diketahui lebih dari 100 unsur kimia. Dari lebih seratus ini hanya sekitar 17 yang merupakan hara esensial bagi tanaman. Karbon, Hidrogen, dan Oksigen Karbon merupakan rangka dari senyawa organik. Karbon diambil dari atmosfir dalam bentuk karbondioksida, yang biasa disebut fotosintesa. Peristiwa ini menghasilkan gula dan oksigen. Oksigen dibutuhkan dalam peristiwa respirasi. Hidrogen bersama oksigen yang bergabung menjadi molekul air, merupakan molekul dalam jumlah terbesar dalam tubuh tanaman. Air dibutuhkan tanaman sebagai alat transportasi mineral maupun makanan tanaman, dan juga turut berperan dalam beberapa reaksi kimia dalam tubuh tanaman. Hidrogen juga merupakan molekul konstituen beberapa komponen penyusun sel tanaman. 5.1.1.Unsur hara esensial Pertumbuhan tanaman tidak hanya dikontrol oleh faktor dalam (internal), tetapi juga ditentukan oleh faktor luar (eksternal). Salah satu faktor eksternal tersebut adalah unsur hara esensial. Unsur hara esensial adalah unsur-unsur yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Apabila unsur tersebut tidak tersedia bagi tanaman maka tanaman akan menunjukkan gejala kekurangan unsur tersebut dan pertumbuhan tanaman akan merana. Berdasarkan jumlah yang diperlukan kita mengenal adanya unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang lebih besar (0.5-3% berat tubuh tanaman). Sedangkan unsur hara mikro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang relatif kecil (beberapa ppm/ part per million dari berat keringnya). Contoh: Unsur N termasuk unsur hara makro. Unsur ini diperlukan oleh tanaman dalam jumlah 1-4 % berat kering tanaman. Unsur tersebut diperlukan oleh tanaman sebagai penyusun asam amino, protein, dan klorofil. Apabila tanaman kekurangan unsur N akan menunjukkan gejala antara lain klorosis pada daun. Gejala kekurangan N pertama kali akan muncul pada daun tertua Unsur Al tidak termasuk unsur hara esensial, sebab unsur ini meskipun jumlahnya banyak dalam tanah tetapi tidak diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Keberadaan unsur Al justru dapat bersifat racun bagi tanaman. Unsur ini dapat mengikat fosfat sehingga 50 menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Unsur Cu (cuprum) termasuk unsur hara mikro. Unsur ini diperlukan tanaman dalam jumlah yang relatif kecil (6 ppm). Jika jumlahnya banyak, Cu akan menjadi racun bagi tanaman, misalnya: Cu akan membunuh ganggang pada konsentrasi 1 ppm. Unsur hara makro antara lain: C, H, O, N, P, K, S, Ca, dan Mg. Sedangkan yang termasuk unsur hara mikro adalah : Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo, dan Cl. Beberapa unsur ada yang esensial bagi tanaman tertentu, misalnya Na, Si dan Co. sedangkan oksigen selain dalam bentuk CO2 dan H2O juga dapat diambil dalam bentuk O2, maupun senyawa lainnya. Unsur C, H, dan O merupakan penyusun utama makromolekul, seperti: karbohidrat, lipid, protein dan asam nukleat. Setelah C, H, dan O, nitrogen merupakan unsur hara makro terpenting. Nitrogen merupakan komponen dari asam-asam amino (juga protein), klorofil, koenzim dan asam nukleat. Nitrogen sering merupakan unsur pembatas pertumbuhan. Walaupun gas nitogen menyusun 78% atmosfir bumi, tumbuhan tidak dapat menggunakannya secara langsung. Gas N2 tersebut harus difiksasi oleh bakteri menjadi amonia (NH3). Beberapa tumbuh-tumbuhan (seperti kacang tanah, kedelai, kapri, dan tumbuhan legume lainnya) bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium spp. Rhizobium ini dapat memfiksasii gas N2 (yang terjerap dalam poripori tanah) dan mengkonversinya menjadi amonia. Bakteri dari genus Azotobacter, yang hidup bebas dalam tanah, juga dapat melakukan fiksasi nitrogen. Molekul NH3 dengan segera mengikat ion H+ membentuk ion NH4+. Jika bintil akar menghasilkan ion NH4 + melebihi yang diperlukan tanaman maka ion NH4 + akan dibebaskan ke dalam tanah dan dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan non legume, oleh bakteri nitrifikasi (spesies dari genus Nitrobacter dan Nitrozomonas) dapat diubah menjadi ion nitrat. Tumbuhan dapat mengambil nitrogen dalam bentuk ion NH4+ maupun NO 3-. Akan tetapi beberapa tumbuhan dapat juga mengabsorpsi sejumlah nitrogen dalam bentuk asam amino atau urea. Beberapa tumbuhan pemakan serangga, misalnya: Venus flytrap (Drocera sp) dan kantong semar (Nephentes sp.) dapat mencerna serangga menjadi asam amino untuk memenuhi kebutuhan nitrogennya. 51 N, P, dan K merupakan tiga unsur utama dalam kehidupan tanaman. Gejala defisiensi berupa tanaman yang kerdil dan kuning akan terlihat, terutama pada bagian tanaman yang lebih tua. Nitrogen diambil dalam bentuk nitrat (NO 3- ) atau amonium (NH4 +). Berikut beberpa gejala kekurangan nitrogen pada tanaman yaitu: 5.1.1.1.Unsur hara makro Nitrogen digunakan tanaman dalam sintesa asam amino, yang merupakan bahan dasar pembentukan protein. - pertumbuhan lambat - daun berwarna kuning (kllorosis) Sumber utama nitrogen adalah nitrogen bebas (N2) di atmosfir, dan sumber lainnya senyawasenyawa nitrogen yang tersimpan dalam tubuh jasad. - nekrosis pada bagian ujung daun, Nitrogen sangat jarang ditemukan menjadi komponen pelikan oleh karena perilakunya yang mudah larut dalam air. Perilaku nitrogen inilah yang menjadikan endapan-endapan nitrogen yang relatif cukup banyak ditemui pada daerah beriklim kering dan itupun terbatas secara setempat. Nitrogen merupakan unsur mobil dalam tanaman, yaitu unsur dapat dipindahkan dari jaringan tua ke yang muda. Gambar 14 dibawah menunjukkan peredaran hara nitrogen di alam. Nitrogen dapat hilang ke atmosfir melalui denitrifikasi nitrat atau oleh volatilisasi amonia. Kandungan nitrogen tanaman ratarata sekitar 2 sampai 4% atau terkadang dapat mencapai 6%. Protoplasma makhluk hidup juga mengandung protein. Nitrogen juga dibutuhkan tanaman untuk beberapa komponen vital seperti klorofil, asam nukleat dan enzim. Defisiensi nitrogen akan membatasi pembesaran dan pembelahan sel. Gambar 14. Peredaran nitrogen 52 Senyawa nitrogen yang tertambat pada jasad hidup dan dilibatkan dalam kegiatan fisiologisnya, dikembalikan ke dalam peredaran nitrogen setelah mengalami mineralisasi. Energi yang dibebaskan dari perubahan di atas akan digunakan oleh berbagai jasad tanah itu untuk melakukan kegiatannya termasuk melakukan perubahan senyawa N tahapan selanjutnya. Peruraian senyawa N-kompleks menjadi senyawa N-anorganik sederhana sehingga memungkinkan digunakan lagi dalam asimilasi jasad berlangsung dalam dalam beberapa tahapan yang melibatkan peranan berbagai macam jasad pengurai. Proses perubahan bentuk senyawa N-organik kompleks menjadi senyawa N-organik lebih sederhana (asam amino) disebut aminasi. Perubahan bentuk senyawa N ini dapat dijelaskan pada Gambar 15 dibawah ini. Protein dan senyawa serupa Pencernaan enzimatik Asam amino yang dibentuk melalui aminasi akan terus diserang untuk diuraikan dan dimanfaatkan oleh jasad renik sampai akhirnya akan membentuk amonim yang disebut amonifikasi. N-amonium hasil amonifikasi ini akan digunakan oleh jasad renik tanah, diserap tanaman, atau ditambat oleh liat. Tahapan selanjutnya adalah perubahan senyawa N-amonium menjadi senyawa nitrit (nitrifikasi). Senyawa amino kompleks CO2 Energi Hasil lain Nitrifikasi merupakan suatu proses oksidasi enzimatik yang dilakukan sekelompok jasad renik dan berlangsung dalam dua tahap terkoordinasi. Masing-masing tahapan dilakukan sekelompok jenis jasad renik, yang berbeda dari keompok jasad renik yang bekrja pada tahap berikutnya. Pencucian nitrat , terutama pada tanah-tanah berpasir menyebabkan kurangnya N dari daerah perakaran tanaman. Gambar 15 . Perubahan bentuk senyawa nitrogen 53 Fosfor Fosfor diambil tanaman dalam bentuk H2PO4- dan HPO4= bergantung pada pH tanah. Fosfor merupakan unsur yang sangat labil karena ketersediaannya dipengaruhi oleh pH. Peredaran P di alam disajikan pada Gambar 16 dibawah ini. Posfor alam memasuki sistem tanah melalui penghancuran dan peruraian yang berjalan lambat oleh karena daya larutnya yang rendah. Walaupun pembebasan P dari bentuk tidak larut batuan posfat dan bentuk lain sangat lambat, namun takaran P yang diangkut air sungai dan diendapkan di laut sangat besar. Diperkirakan sekitar 3.5.juta ton P per tahun terangkut dan diendapkan di laut sebagai Kalsiumposfat yang sukar larut. Hanya sebagain kecil P yang kembali ke tanah melalui guano yang dihasilkan burung laut dan oleh manusa melalui ikan yang dikonsumsinya. Hasil uraian P-alam berupa senyawa posfat yang berada dalam sisitem tanah dengan berbagai jenjang kelarutan. Bentuk posfat ini akan dikonsumsi jasad hidup, dijerap liat tanah, bahan organik, kation Al, Fe, Mn, Ca, dan kation lain. Posfat yang dikonsumsi akan dilibatkan dalam sintesis protoplasma dasn kembali memasuki sisitem tanah setelah diurai oleh bakteriposfat. Gambar 16. Peredaran hara posfot di alam Pada pH rendah posfor terfiksasi oleh ion aluminium sedangan pada pH tinggi terfiksasi oleh besi (Fe). 54 Oleh karenanya ketersediaan P selalu menjadi faktor pembatas untuk daerah hutan hujan tropis. Beberapa faktor yang berperan dalam pengendalian ketersediaan hara posfor adalah: 1. pemupukan P 2. pelapukan bahan yang mengandung P 3. serapan akar 4. jasad renik 5. jerapan dan pencucian Gejala kekurangan P pada tanaman memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Gambar 17 Defisiensi Posfor pada daun anggur 1. Pertumbuhan lambat 2. Menguningnya daun (terutama pada daun tua) 3. Daun berwarna hijau gelap 4. Guguir daun 5. Berbuah sedikit dan perkembangan biji terhambat. Ruang berpikir. menurut pendapatmu apakah setiap tanaman yang dibudidayakan pada daerah tropis harus dilakukan pemupukan P Gambar 18 Defisiensi posfor pada tomat 55 Kalium Kalium diambil tanaman dalam bentuk inon K. Ion ini tidak disintesa menjadi komponen tertentu. Tanah dapat mengandung lebih kurang 900-1400 pound per 1 m 3 tanah, akan tetapi 90-98% kalium ini terkonsentrasi pada mineral primer dan tidak tersedia bagi tanaman. Sumber utama K berasal dari pelapukan mineral yang mengandung K. Kalium dalam tanah dapat dijumpai dalam 3 kemungkinan yaitu: a. secara kimi terikat dalam mineral primer tanah b. dapat dipertukarkan ataupun diabsorbsi c. dalam larutan tanah Umumnya tanah yang kandungan tanah liatnya tinggi cenderung untuk mengandung kalium yang relatif tinggi juga, dibandingkan dengan tanah berpasir dan organik. Hanya sekitar 1-10% dari total kalium yang terdapat dalam tanah dapat diambil tanaman, dan hanya 1 sampai 2% dari yang terkandung dalam tanah yang dapat dipertukarkan. Gambar 19 berikut ini memperlihatkan beberapa bentuk kalium dalam tanah Gambar 19. Ketersediaan K dalam tanah Kalium merupakan bagian penting dalam tranlokasi gula dan pembentukan pati. Kandungan Kalium pada sel tetangga juga berperan dalam mengatur membuka dan menutupnya stomata. Pertumbuhan, perluasan dan ketahanan terhadap penyakit juga dipengaruhi oleh cukup tersedianya hara ini. Peningkatan ukuran dan kualitas buah-buahan, kacang, dan sayuran juga dipengaruhi oleh ketersedian yang cukup dari unsur ini. Tanaman kentang, bit gula, ataupun wortel membutuhkan kalium yang cukup besar untuk membantu akumulasi karbohidrat dan translokasi asimilat keluar daun. 56 Pertumbuhan vegetatif pada tanaman sayuran seperti asparagus dan kol juga membutuhkan kalium dalam jumlah besar. Gejala kekurangan kalium pada tanaman ditandai oleh: 1. Pertumbuhan lambat 2. Ujung daun mengalami nekrosis yang dimulai pada daun muda. 3. batang lemah anion dan mempengaruhi penyerapan dan transportasinya. Beberapa hasil penelitian memperlihatkan bahwa tanaman yang cukup mengandung kalium dapat mengurangi berjangkitnya penyakit (misalnya Verticillium yang menyebabkan layu pada kapas) dan jatuh rebah pada tanaman. Telah diketahui kalium berperan dalam fotosintesis karena secara langsung meningkatkan pertumbuhan dan indeks luas daun. 4. buah kecil kecil Walaupun kalium penting untuk semua tanaman tingkat tinggi dan rendah akan tetapi hara ini bukan merupakan bagian penyusun tubuh tanaman. Kalium tidak membentuk ligand (molekul organik kompleks) yang terutama berfungsi sebagai aktivator suatu enzim atau kofaktor dari sekitar 46 enzim. Kalium disimpan dalam jumlah besar di vakuola. Kalium juga berperam dalam membantu memelihara potensial osmotis dan pengambilan air, dan berpengaruh positif terhadap penutupan stomata. Tanaman yang cukup mengandung K hanya sedikit mengalami kekurangan air. Tingkat kritis K dalam jaringan tumbuhan relatif tinggi, biasanya sekitar 1.0% atau 4 kali lipat lebih tinggi dibandingkan titik kritis posfor. Hampir seluruh kalium diserap pada fase pertumbuhan vegetatif hanya sedikit yang ditrasfer ke buah atau biji. Tanaman juga membutuhkan kalsium, magnesium, dan sulfur untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Gambar 20, dan 21 dibawah ini memperlihatkan gejala kekurangan kalium pada paprika, dan daun labu. Kalium juga berfungsi menyeimbangkan muatan-muatan 57 banyak misalnya apatit (Ca3 (PO4) , kalsit (CaCO3), dan dolomit (CaCO3, MgCO3). Kalsium merupakan unsur esensial yang paling tidak bergerak. Pengambilan dan transpor terjadi secara pasif. Gambar 20 Gejala kekurangan kalium pada paprika Dibandingkan dengan ion-ion lain hanya sedikit ataupun tidak ada pengangkutan di dalam floem. Status kalsium dalam tanah berhubungan dengan pH yang pengaruhnya lebih besar dibandingkan dengan pengaruh ketersediaannya. Kalsium diambil tanaman dalam bentuk ion Ca++. Senyawa ini merupakan bagian esensial dari dinding sel. Kalsium disimpan pada jaringan tanaman dan tidak dapat diremobilisasi. Kacang tanah membutuhkan kalsium yang tinggi untuk perkembangan polongnya. Pengaplikasian unsur ini melalui daun sering digunakan petani untuk mengurangi bercak-bercak hitam pada buah-buahan. Gambar 21. Gejala kekurangan kalium pada daun labu Kalsium Umumnya tanah-tanah mineral banyak mengandung calsium, karena mineral yang mengandung unsur ini pada kerak bumi cukup Gejala defisiensi Kalsium pertama sekali terlihat pada daun-daun muda, sebagian daun akan berubah bentuk dan mengalami klorosis, sedangkan pada organ yang lebih tua jarang teramati gejala defisiensi. Hasil ini memperlihatkan bahwa kalsium tidak didistribusikan ke bagian yang lebih muda. 58 Gambar 22 Buah apel yang mengalami kekurangan kalsium Gambar 23 mengeringnya buah tomat akibat kekurangan kalsium Gambar 22 diatas memperlihatkan buah apel yang kekurangan kalsium kulit buahnya lembek pada beberapa bagian buah dan kemudian membusuk. Oleh karenanya jika dalam pertumbuhan buah kekurangan hara kalsium ini buah akan busuk. Magnesium Secara umum ciri-ciri gejala defisiensi kalsium adalah: 1. Tip burn pada daun muda 2. Matinya titik tumbuh pada batang juga akar 3. Gejala abnormal dari daun (berwarna lebih gelap) 4. Mati pucuk 5. Batang lemah Magnesium tanah berasal dari pelapukan mineral primer (yaitu biotit, serpentin, hornblende, dolomit, dan olivin). Seperti kation yang lain tanaman mengambil magnesium dalam bentuk ion Mg ++. Klorofil yang merupakan pabrik berlangsungnya fotosintesis mengandung magnesium sebagai intinya. Unsur ini bersifat mobil dan merupakan aktivator beberapa enzim. Pengambilan magnesium dilakukan secara aktif dan pasif. Transpor terutama terjadi di dalam aliran tranpirasi. 6. Buah busuk 59 Zinkum Gejala kekurangan 1. Menurunnya pertumbuhan, batang menjadi berbentuk roset 2. Terhalangnya pembentukan buah 3. Klorosis pada intervenal daun 4. Dieback Gambar 24 Daun jeruk yang mengalami defisiesi magnesium Dibandingkan dengan kalsium, maka magnesium lebih aktif bergerak, dan dari beberapa penelitian diketahui bahwa unsur ini banyak terdapat pada pembuluh floem (transpor aktif). Gejala defisiensi magnesium: 1. Menguningnya tulang daun tertama pada daun tua 2. Keriting pada tepi daun 3. Kuning sepanjang tulang daun. 5.1.1.2. Unsur Hara Mikro Besi Besi menyusun sekitar 5% dari kerak bumi dan umumnya dijumpai dalam tanah. Besi berasal dari mineral primer ferro-magnesium silikat. Pada tanah yang drainasenya jelek bentuk besi tereduksi (ferro= Fe2+) meningkat, bahkan sampai ketingkat beracun. Kondisi inilah yang perlu menjadi pertimbangan sistem pengairan pada budidaya padi sawah. Diambil tanaman dalam bentuk ion Fe++, dan dibutuhkan untuk pembentukan klorofil. Defisiensi Fe dapat terjadi pada tanah yang mempunyai pH tinggi. Mikronutrien dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil. Yang termasuk kedalam kelompok mikronutrien ini adalah zinkum, besi, mangan, kuprum, boron, molibdenum, klor dan nikel. 60 Gejala kekurangan unsur ini pada tanaman adalah: 1. Klorosis pada interveinal 2. Dalam beberapa kasus ranting mati Gambar 27 Defisiensi besi pada daun jeruk Gambar 25 Defisiensi besi pada daun bunga rose Pada Gambar 25 dapat dilihat bahwa gejala kekurangan besi ini akan mengakibatkan daun tanaman menguning, karena gagalnya membentuk butir hijau daun. Pada Gambar 27 dapat dilihat menguningnya daun jeruk pada daun nomor 2 dan 3 sebagai akibat kekurangan besi. Mangan Mangan merupakan aktivator beberapa enzim, dan juga berperan dalam pembentukan klorofil. Mangan juga mengaktifkan asam indolasetat oksidase (IAA) dalam jaringan tanaman seperti Fe. Mn juga relatif tidak bergerak dan teristimewa ditranslokasikan ke jaringan muda atau meristimatik. Gajala kekurangan: 1. Klorosisi pada daun muda 2. Penguningan secara gradasi Gambar 26 Defisiensi besi pada rerumputan 61 berdissosiasi, tampaknya terutama pasif melalui aliran transpirasi. Gambar 28 Gejala defisiensi mangan Kuprum Gambar 29 Gejala defisiensi boron pada daun anggur Merupakan aktivator dari beberapa enzim, dan memegang peranan penting pada produksi vitamin A. Gejala kekurangan hara cuprum adalah: 1. pertumbuhan kerdil 2. mati pada pucuk terminal 3. hipo pikmentasi 4. mati dan keriting pada ujung daun Boron Boron terdapat dalam tanah pada tingkatan yang sangat rendah sebagai asam borat (HBO3) dan diabsorbsi oleh partikel tanah sebagai borat Gambar 30 Gejala toksisitas boron pada daun tomat Pengambilan B diperkirakan sebagai asam borat yang tidak 62 Boron mempengaruhi perkembangan sel dan mengendalikan transpor gula dan pembentukan polisakarida. Fungsi lainnya selalu dikaitkan dengan sisi aktif fosforilasi untuk menghambat pembentukan pati yang mencegah polimerisasi gula. Dari beberapa hasil penelitian boron merupakan unsur tidak mobil. Gejala kekurangan: 1. Matinya pucuk 2. Klorosis pada daun 3. Bintik kuning pada buah atau umbi 4. menurunnya pembungaan atau kegagalan polinasi Molibdenum Molibdenun diabsorbsi tanaman dalam bentuk ion molibdat atau MoO42-. Ion ini digunakan dalam proses transformasi senyawa nitrogen. Perubahan nitrogen nitrat kedalam asam amino dilakukan oleh enzim nitrat reduktase yang pembentukannya membutuhkan molibdenum. Konsentrasi yang tinggi dari unsur ini pada pakan ternak dapat menyebabkan keracunan ternak. Gambar 31 Gejala defisiensi molibdenum Gejala kekurangan molebdenum hampir sama dengan gejala kekurangan nitrogen, hal ini disebabkan hara molibdenum ini berfungsi sebagai transfer/pmbentukan senyawa N (Gambar 31). Gagalnya pembentukan senyawa N pada tanaman yang kekurangan Mo, menyebabkan terhambatnya pertumbuhan vegetatif tanaman tanaman menjadi kerdil. Gejala kekurangan molibdenum adalah sebagai berikut: 1. Pertumbuhan terhambat, pada tanaman kekurangannya selalu memberikan indikasi kekurangan hara N, sebab ion ini berperan dalam proses konversi dan pembentukan senyawa N. 2. Menggulungnya daun 3. Gugurnya bakal bunga 4. Bintik kuning pada jeruk 63 Klor 5.1. 2.Keseimbangan hara Klor diambil tanaman dalam bentuk ion klorida (ion Cl-). Ion ini dibutuhkan dalam reaksi fotosintesis dan pengaturan potensial turgor sel tanaman. Keseimbangan hara untuk pertumbuhan optimum tanaman. Kelebihan dan kekurangan menyebabkan efek negatif pada tanaman. Umumnya gejala defisiensi Cl jarang terjadi pada tanaman, yang umum adalah gejala toksisitas. Misalnya kelebihan magnesium pada tanah dapat menghambat pengambilan kalium. Nikel Rendahnya pemberian fosfor dapat menginduksi defisiensi zinkum. Nikel diabsorbsi tanaman dalam bentuk kation divalen (Ni++). Nikel merupakan bagian dari enzim urease, yang berperan dalam konversi amonia urea jaringan tanaman, oleh karenanya ion ini dibutuhkan dalam proses metabolisme nitrogen. Nikel dibutuhkan tanaman dalam jumlah relatif sedikit. Konsentrasi kritis pada tanaman sekitar 0.1 ppm. Gejala defisiensi adalah: - Klorosis pada daun muda - Matinya titik tumbuh Gambar 32 Daun yang mengalami keracunan klor Pemeliharaan keseimbangan hara dalam tanah merupakan faktor penting dari tujuan perbaikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Manajemen hara menjadikan tidak budidaya tanaman menjadi lebih ekonomis, efisiensi, dan tidak merusak lingkungan. 5.1.3. Analisis kebutuhan hara Gejala keracunan dari pemberian pupuk maupun pestisida dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan perakaran tanaman. Untuk menghindari kesalahan dalam aplikasi pemberian kedua bahan kimia tersebut dibutuhkan analisa seberapa besar kebutuhan satu unsur yang mendukung pertumbuhan tanaman. Analisa kesuburan tanah dan analisa daun selalu digunakan untuk memverifikasi defisiensi hara atau gejala keracunan. 64 Analisis ini merupakan alternatif terbaik dalam memprediksii kebutuhan hara tanaman sebelum tanaman mengalamii cekaman (toksisitas) ataupun defisiensi. kilogram tanah per satu titik sampel. Analisis tanah dan jaringan tanam keduanya akan memberikan alternatif untuk mengatasi kendala keterbatasan media tumbuh tanaman. Informasi yang lengkap ini akan mengurangi kegagalan panen pada budidaya yang dilakukan. Analisis jaringan tanaman akan memberikan informasi status hara pada tanah dan tanaman. Keberhasilan dari analisa tanah dan jaringan tanaman sangat tergantung pada: 1. Metode pengumpulan dan sampel yang representatif 2. Analisis yang akurat 3. Kebenaran interpretasi hasil analisis 5.1.3.1. Analisis tanah Gambar 33 dibawah ini diberikan tahapan dari proses analisis tanah Diawali dengan proses pengambilan sampel tanah yang mewakili. Tanah yang diambil adalah tanah yang akan digunakan sebagai media tumbuh tanaman. Untuk akurasi umumnya dibutuhkan lebih kurang setengah Gambar 33 Tahapan proses analisis tanah Tanah yang diambil bersifat heterogen, tidak tertumpu pada satu bagian saja dari hamparan tanah yang tersedia. Untuk menghasilkan data yang akurat umumnya dibutuhkan lebih kuran 20 titik sampel per satu hektar lahan. Kemudian 10 sampel tanah dijadikan satu dan sepuluh lainnya pada kelompok kedua. Perlu diketahui hasil analis tanah ini tidak mengukur hara yang tersedia untuk tanaman akan tetapi merupakan indeks dari sejumlah hara dalam tanah 5.1.1.2. Analisis jaringan tanaman Analisis tanaman dimulai dengan melakukan pengumpulan sampel yang mewakili. 65 Pengelompokan sampel tanaman dilakukan berdasarkan spesies, fase pertumbuhan tanaman, dan dalam bentuk apa ion hara yang akan diamati Untuk lebih jelasnya prosedur kera dari analisis tanaman dapat diperhatikan Gambar 34 dibawah ini. Analisis jaringan sangat menolong kita untuk lebih memahami kondisi pertanaman kita. Sampel yang diambil merupakan sampel yang berasal dari dua areal yang berbeda, satu areal dimana tanaman dapat tumbuh normal dan satu lagi pada daerah yang mengalami gejala 5.2. Tanah sebagai Penyedia Hara Media pertumbuhan tanaman yang umum adalah tanah, tanah mengandung mineral kompleks yang berasal dari dekomposisi bahan induk tanah dan bahan organik. Ada 4 komponen penting dari tanah yaitu: 1. bahan mineral tanah 2. bahan organik Gambar 34 Tahapan proses analisis jaringan tanaman Umumnya kandungan hara dalam tanaman berfluktuasi sejalan dengan fase pertumbuhannya. Kandungan hara lebih kecil pada tanaman yang tua, dan bervariasi diantara bagian-bagian tanaman. Misalnya jaringan reproduksi umumnya memiliki konsentrasi posfor yang lebih tinggi dibandingkan dengan jaringan vegetatif. 3. air tanah 4. udara tanah Kombinasi kempat faktor akan menghasilkan jenis tanah yang berbeda. Komposisi yang paling baik dari tanah adalah dengan perbandingan yang cukup seimbang diantara keempat komponen. 5.2.1.Proses pembentukan tanah Perkembangan pembentukan tanah merupakan proses 66 gabungan antara proses fisika dan kimia serta diikuti aktivitas biologi untuk merombak bahan induk tanah. Faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah adalah: 1. Bahan induk tanah Tanah terbentuk dari peahanpecahan batuan induk yang berlangsung terus menerus akibat faktor-faktor lingkungan. Pecahan bahan induk tersebut berlangsung akibat pelapukan dan penghancuran melalui proses fisika, kimia, dan biologi. Pelapukan kimia meliputi perubahan kimia dari bahan induk melalui berbagai proses oksidasi, hidrolisa, karbonisasi dan sebagainya. Proses biologi berlangsung akibat eksudat-ksudat mikroba tanah dan akar tanaman serta manussia dengan berbagai aktivitasnya. Kandungan hara yang dikandung tanah tergantung dari bahan induk tanahnya. 2. iklim. Temperatur dan kelembaban tanah adalah dua faktor utama dalam proses pembentukan tanah. Kinetika reaksi kimia tanah dipengaruhi oleh temperatur. Perubahan temperatur akan berpengaruh terhadap kandungan kelembaban tanah. Hubungan suhu dengan kelembaban tanah ini berbanding terbalik, yang artinya semakin tinggi suhu maka kelembaban tanah semakin rendah. Laju reaksi kimia tanah dapat meningkat sebesar 2 sampai 3 kali lipat jika suhu naik sebesar 100C. Karena dekomposisi hanya aktif jika tersedia air, maka tanah dengan curah hujan tinggi akan mengalami laju dekomposisi yang cepat juga. Intensitas curah hujan yang tinggi ini juga akan mengakibatkan pencucuian hara yang telah terdekomposisi tadi. Pada daerah tropis dengan curah hujan dan suhu yang tinggi menjadikan tanah-tanah daerah ini berwarna merah kekuningan sebagai ciri tanah yang banyak mengandung mineral besi oksida. 3. Makhluk hidup Aktivitas mikro/makro flora dan fauna tanah mempengaruhi proses pembentukan tanah. Organisme makro flora dan fauna lebih mempengaruhi proses pembentukan tanah melalui rekasi mekanis, sedang organisme mikro lebih berperan pada peristiwa kimia dan biologi. Mikro flora dan fauna tanah terjalin menjadi satu sehingga sukar dibedakan penguraian yang dilakukan oleh fauna maupun flora tanah. 67 Akan tetapi yang perlu diingat adalah makhluk hidup ini berperan dalam proses pembentukan tanah. 4. Topografi Pada tanah miring atau tanah yang agak kedap air, sejumlah besar air yang jatuh diatasnya hilang karena aliran permukaan. Hal ini akan mengakibatkan dua hal yaitu (1) kehilangan air yang seharusnya masuk ke dalam tanah dan (2) hilangnya tanah akibat aliran air yang terlalu cepat. Ketidaktersediaan air pada tanah dengan topografi miring ini akan menghambat proses fisis, kimia, dan biologi pembentukan tanah. 5.2.2. Profil tanah Irisan melintang dari tanah disebut profil tanah. Penampang lintang tanah dapat kita lihat dari gambar dibawah ini. Horizon A adalah bagian permukaan tanah yang paling dipengaruhi oleh aktivitas makhluk hidup dan iklim Horizon B merupan horizon akumulasi dari beberapa material hasil pencucian dari horizon A Akumulasi ini di sebut juga illuviation. Bahan induk (Horizon C), merupalan lapisan terakhir. 5. Waktu Karena proses pembentukan tanah ini berlangsung lambat, maka dibutuhkan sekitar seratus atau seribu tahun untuk pembentukan tanah dari bahn induknya. Gambar 36 Penampang melintang tanah Gambar 35 Perbandingan volumetrik dari komposisi tanah Faktor iklim merupakan faktor yang paling menentukan dalam perkembangan profil tanah, oleh karenanya karakteristik umum suatu tanah sangat tergantung pada perubahan kondisi iklimnya. 68 Profil tanah merupakan bagian penting bagi pertumbuhan tanaman. Kedalaman, tekstur dan struktur tanah serta sifat kimia merupakan syarat mutlak bagi media tumbuh tanaman 5.2.3. Tekstur dan Struktur Tanah Tanah terdiri dari partikel-partikel dengan beberapa ukuran. Partikel mineral dibagi atas tiga kelompok yaitu: a. lempung b. liat c. pasir. Struktur tanah Partikel-partikel tanah dapat dipisahkan lagi menjadi agregartagregat tanah, group, atau kelompok. Ada 4 tipe agregat tanah, yaitu: - granular - prismatik - balok, - lempeng. Pada Gambar 37 memperlihatkan 4 tipe agregat tanah yaitu granular (no 1), balok (no.2) prismatik (no.3), dan lempeng (no.4) 5.2.4.Kimia Tanah 5.2.4.1.Reaksi tanah Raksi tanah digolongkan menjadi dua yaitu reaksi netral, alkalin, dan masam. Reaksi tanah mempengaruhi ketersediaan hara dan adanya unsur-unsur yang beracun. Reaksi tanah yang banyak mengandung ion H+ dari pada OH lebih bersifat masam, kebalikannya dapat terjadi yaitu jumlah ion OH lebih banyak dan disebut reaksi alkalin. Jika konsentrasi ion H dan ion OH sama maka reaksi tanahnya netral. Suatu tanah dikatak masam jika pH kurang dari 7, netral bila pH sama dengan 7, dan alkalin (basa) jika pH lebih dari 7. Dalam budidaya tanaman pengetahuan mengenai adanya unsur yang beracun lebih penting dibandingkan dengan ketersediaan hara itu sendiri, karena umumnya tanaman lebih beradaptasi dengan kondisi keterbatasan hara dari pada efek beracun dari hara tersebut. Tanah masam dicirikan oleh tingginya konsentrasi ion H+ . Keberadaan ion hidrogen dalam larutan tanah akan mempengaruhi serapan hara dan pengaruh tidak Gambar 37 Tipe agregat tanah 69 langsungnya terhadap ketersediaan hara. Beberapa unsur hara berkurang bila pH dinaikkan misalnya besi, mangan dan seng, sedangkan molibdenun berkurang ketersediaannya jika pH diturunkan. 5.2.4.2.Kapasitas tukar kation tanah Kapasitas tukar kation mencerminkan berapa banyaknya kation yang dapat dipertukarkan pada kompleks absorbsi tanah. Jumlah bahan organik, tipe tanah, dan jumlah mineral liat, menentukan kapasitas tukar kation pada kompleks absorpsi Pertukaran kation dalam tanah merupakan bagian penting dalam proses masuknya hara ke dalam tubuh tanaman. Kemampuan nilai tukar kation yang tinggi mencerminkan nilai kesuburan tanah. Perbandingan antara basa-basa dengan kapasitas tukar kation yang dinyatakan dalam persen (%) disebut dengan kejenuhan basa. Secara skematik perbandingan antara basa-basa dangan kapasitas tukar kation seperti dibawah ini. Semakin tinggi kejenuhan basa berarti semakin tinggi kapasitas tukar kation dan semakin rendah jumlah ion H+ yang ada di kompleks tanah. Kapasitas tukar kation merupakan indikator penting dari pengujian kesuburan dan potensial produktivitas tanah. Kapasitas tukar kation mencerminkan berapa banyaknya kation yang dapat dipertukarkan pada kompleks absorbsi tanah Partikel liat dan bahan organik tanah merupakan permukaan mineral liat tanah yang mengikat ion Jumlah bahan organik, tipe tanah, dan jumlah mineral liat menentukan kapasitas tukar kation pada kompleks absorpsi dan akan mempengaruhi pergerakan hara dari tanah ke akar tanaman. Semakin tinggi kapasitas tukar kation semakin tinggi kemampuan kompleks absorpsi tanah untuk mengikat kation-kation. Kemampuan nilai tukar kation yang tinggi mencerminkan nilai kesuburan tanah. Kation-kation yang memegang peranan penting adalah kalsium, magnesium, kalium, natrium, amonium dan hidrogen. Empat kation ini (Ca, Mg, K, dan Na) merupakan nutrien penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. 70 Faktor yang mempengaruhi kapasitas tukar kation adalah tekstur tanah. Makin halus tekstur tanah makin tinggi KTK nya. Pasir dan lempung berpasir sedikit mengandung liat koloid dan juga miskin bahan organik dan humus, sebaliknya tanah bertekstur halus mengandung lebih banyak liat dan juga humus. Dengan demikian tanah halus ini mempunyai KTK lebih tinggi dibandingkan tanah pasir. Nilai tukar kation tanah terdapat didalam fraksi liat dan fraksi bahan organisme. Liat merupakan misel yang bermuatan negatif dan pengikatan kation tidak mantap seperti kation H+, Ca++, Mg++, K+, dan Na +. Derajat kejenuhan koloidal misel tanah merupakan ukuran penting bagi kesuburan tanah. Pertukaran kation merupakan reaksi yang terkadi pada bidang jerap tanah dengan ilustrasi gambar 37 berikut. Sebagai ilustrasi kita ambil contoh tanah mineral dengan Ca terjerap. Tanah dalam keadaan optimum air dan suhunya. Di dalam tanah terdapat asam karbonat dan organik yang berasal dari perombakan makhluk hidup. Melalui reaksi hidrolisa senyawa asam tadi diuraikan menjadi H+ dan sisa asam -. Ion hidrogen yang terbentuk bekerja untuk menggantikan ion kalsium yang berada pada kompleks jerapan tanah. Pertukaran ini terjadi disebabkan oleh aksi massa dan karena ion hidrogen diikat lebih kuat oleh kempleks jerapan tanah dibandingkan dengan kalsium. Reaksi tersebut dapat dilukiskan melalui reaksi sederhana dibawah ini. Reaksi ini berlangsung secara ekivalen Jika ion H dalam larutan tanah menurun sedangkan ion Ca mengalami peningkatan (sebagai akibat dari pengapuran)reaksi akan beralih kekiri. Sebaliknya jika ion hidrogen bertambah, sedangkan ion kalsium berkurang, maka reaksi akan ke kanan. Tanah sangat dinamik, sehingga reaksi kesetimbangan akan selalu terjadi dalam tanah sesuai perubahan keadaan. Pada daerah yang curah hujan tinggi, ion hidrogen banyak memasuki kompleks jerapan tanah, sedangkan ion kalsium keluar dari kompleks tersebut, masuk ke dalam larutan tanah. 71 Reaksi pertukaran kation diatas melukiskan pertukaran kation yang terjadi dalam tanah daerah humid. Curah hujan yang tinggi akan mengakibatkan tercucinya ion yang dibutuhkan tanam. Pengapuran dan pemupukan akan membuat kesetimbangan reaksi akan berbalik arah, yang mengakibatkan lebih sedikit ion hidrogen yang berada pada jerapan tanah dan terjadi kenaikan pH. Kalium yang berasal dari pupuk yang kemudian terjerap merupakan unsur hara yang tersedia bagi tanaman. Oleh karenanya pertukaran kation ini berguna bagi penyediaan unsur hara bagi tanaman. Gambar 38 Ilustrasi skematik dari pertukaran kation antara permukaan negative dari partikel liat dan larutan tanah 5.3. Bahan organik tanah Bahan organik tanah adalah komponen utama dalam penentuan tinggi rendahnya produktivitas dan kesuburan tanah. Kandungan bahan organik berkisar antara 20 sampai 30 persen, bergantung pada tekstur dan fraksi mineral tanah. Kurangnya bahan organik akan mengurangi kation-kation yang dapat dipertukarkan oleh karena itu kesuburannya rendah. Beberapa manfaat dari bahan organik tanah adalah: 1. menjaga kestabilan agregat tanah 2. Meningkatkan ketersediaan tata udara dan infiltrasi 72 3. Meningkatkan kapasitas daya ikat tanah terhadap air 4. Sebagai buffer dalam perubahan pH tanah 5. Menyediakan berbagai sumber hara makro dan mikro untuk kebutuhan tanaman 6. Menyediakan bahan makanan untuk mikroorganisme tanah. Bahan organik tanah berasal dari residu tubuh tumbuhan dan hewan yang telah mengalami berbagai proses perombakan. Perombakan ini akan menghasilkan tiga komponen utama yaitu polisakarida, lognin dan protein. Polisakarida terdiri dari selulosa, hemiselulosa, gula, pati dan pektin. Lignin adalah kompleks material yang berasal dari jaringan kayu tumbuhan. Senyawa-senyawa yang terdapat dalam tumbuhan dapat diklasifikasikan menurut tingkat mudah tidaknya senyawa tersebut didekomposisikan. Pembagian tersebut tertera pada Tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Tingkatan mudah tidaknya jaringan organisme didekomposisi Senyawa organik gula, pati, protein sederhana protein kasar Hemi selulosa selulosa Lignin, lemak, lilin Total persentase bahan organik 1-5 Laju dekom posisi Cepat 5-20 10-25 30-50 Sangat lambat 10-30 5.4. Evaluasi 1. Sebutkan 15 unsur esensial yang dibutuhkan tanaman 2. Mengapa pemupukan yang dilakukan pada tanaman dilakukan pada akhir musim hujan atau pada awal musim kemarau 3. Gejala kekurangan kalsium selalu kelihatan pada daun muda, jeleskan jawabanmu Diantara senyawa-senyawa tersebut diatas protein kasar merupakan senyawa yang paling kompleks karena mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, fosfor, besi, belerang dan beberapa unsur lainnya. 73 4. Usaha apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi fluktuasi suhu tanah yang relatif tinggi 5. Pemupukan yang melebihi dosis akan mengakibatkan menguningnya daun tanaman, mengapa dapat terjadi demikian 74 BAB VI PUPUK DAN PENGELOLAAN PUPUK 6.1. Pengenalan pupuk Penggunaan pupuk pada tanah pertanian dimulai bersamaan dengan sejarah pertanian itu sendiri. Pengunaan senyawa-senyawa kimia untuk memperoleh pertumbuhan tanaman yang baik baru dimulai kurang lebih seratus tahun yang lalu. Namun sekarang senyawa-senyawa kimia tersebut merupakan keharusan ekonomi bagi kebanyakan tanah. Kaidah yang harus dipatuhi dalam aplikasi pupuk Penggunaan senyawa kimia ini dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan harus dilakukan mengikuti kaedah kesehatan dan keselamatan kerja. Bahaya bahan kimia yang terkandung dalam pupuk sebenarnya tergantung dari si pemakainya. Bila pemakai nya menggunakan secara baik, tepat dan benar tentu saja tidak berbahaya. Dan sebaliknya, penggunaan dosis yang berlebihan tanpa pertimbangan disertai aplikasi yang tidak memberikan perlindungan telah memperpanjang sisi negatif pupuk itu sendiri. Tidak sedikit kasus yang terjadi pada petani seperti sesak nafas, gangguan pencernaan, keracunan dan berbagai kasus lainnya. Disadari atau tidak, pengetahuan yang minim dari pemakai pupuk yang mengandung amonia (NH3 +) dalam hal ini para petani secara langsung maupun tidak membuat aplikasi pupuk amonia menjadi membahayakan dan memberikan efek samping bagi penggunanya. Padahal bila kita melakukan aplikasi sesuai prosedur menurut dosis, takaran dan petunjuk, maka kasuskasus tersebut dapat diminimalisir. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan pupuk adalah: 1. Kenali sifat bahan kimia yang terkandung didalam pupuk tersebut 2. tingkat kadar racun pada setiap pupuk berbeda dari yang paling rendah hingga paling tinggi. Tinggi rendahnya racun bisa dilihat dari etiket yang tertera di label kemasan pupuk. 3. Sebagai bahan kimia, racun tersebut dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui 3 cara yaitu melalui kulit, mulut dan paru-paru. Untuk itulah setiap pengguna pestisida wajib menggunakan topeng muka, masker hidung, sarung tangan, celemek dan sepatu boot karet agar pestisida tersebut tidak masuk ke tubuh kita 6.1.1. Unsur-unsur pupuk Untuk pertumbuhan yang normal tanaman sedikitnya membutuhkan 16 unsur hara esensial yakni C, H, O, yang diperoleh tanaman dari air dan udara, unsur hara makro 75 N,P,K,Ca, Mg, S dan unsur mikro Fe, Zn, Mn, Cu, Cl, B, dan Mo. Hara Ca dan Mg diberikan tanaman dalam bentuk kapur, walaupun tidak dianggap pupuk kapur mempunyai peranan penting sebagai sumber hara Ca dan Mg. Selain itu kapur mempunyai fungsi utama yakni dapat menaikkan pH tanah-tanah yang bereaksi masam, meningkatkan ketersediaan P dan mencegah keracunan besi dan aluminium. Unsur belerang banyak dijumpai dalam bentuk pupuk buatan, sehingga pemupukan belerang jarang dilakukan, hal ini bukan berarti belerang tidak penting untuk pertumbuhan tanaman. Belerang dijumpai dalam berbagai pupuk dan pengaruhnya dianggap penting. Akan tetapi secara hara ia tidak kritis, oleh karena itu sering tidak dianggap begitu penting. Kecuali unsur hara mikro, tinggal tiga unsur nitrogen, posfor dan kalium, dan karena ketiga unsur ini sering ditambahkan sebagai pupuk, maka sering disebut sebagai unsur pupuk 6.1.2. Klasifikasi pupuk Untuk mengenal dan mengetahui sifat-sifat, jenis dan macam pupuk perlu dilakukan penggolongan atau klasifikasi pupuk dengan dasar yang berbeda-beda. § Berdasarkan sumbernya atau terjadinya pupuk, pupuk diklasifikasikan menjadi pupuk alam dan pupuk buatan § Berdasarkan senyawa kimianya pupuk diklasifikasikan menjadi pupuk organik dan pupuk anorganik § Berdasarkan kandungan arañilla pupuk diklasifikasikan menjadi pupuk tunggal dan pupuk majemuk § Berdasarkan reaksinya di dalam tanah, pupuk diklasifikasikan menjadi pupuk masam, pupuk basa dan pupuk netral. § Berdasarkan bentuknya pupuk diklasifikasikann menjadi bentuk padat dan pupuk cair. 6.1.2.1. Pupuk berdasarkan sumber atau cara terbentuknya Pupuk alam adalah yang terjadi secara alami di alam tanpa buatan manusia atau melalui proses industri atau pabrikan. Pupuk alam selalu disamakan dengan pupuk organik, karena kebanyakan pupuk alam itu terdiri dari senyawa organik. Tetapi sebenarnya pupuk alam itu tidak semuanya organik, misalnya pupuk posfat alam yang kandungan senyawanya anorganik . Beberapa contoh pupuk alam adalah guano, pupuk kandang, pupuk hijau, night soil, dan tepung tulang 76 Pupuk buatan Pupuk buatan merupakan pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan kandungan unsur hara tertentu. Pada umumnya kandungan hara nya lebih tinggi, mudah larut dan cepat diserap oleh akar tanaman. Alasan inilah yang membuat pupuk ini banyak digunakan. Akan tetapi pupuk ini mempunyai kelemahan jika penggunaannya berlebihan akan mengakibatkan kerusakan lingkungan dan tanaman. Selain itu pupuk ini tidak mengandung hara mikro dan hanya mengandung unsur hara tertentu saja misalnya N. Contohnya urea hanya mengandung hara nitrogen saja. 6.1.2.2 Pupuk berdasarkan senyawa kimianya Pupuk organik dan anorganik adalah penggolongan pupuk berdasarkan sifat kimianya. Pupuk organik adalah pupuk dengan senyawa organik, yang merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik dan biasanya mempunyai kandungan hara yang rendah. Pupuk organik dipakai kerena ia secara lambat dan graduil membebaskan N sepanjang musim. Pupuk ini juga membantu untuk mempertahankan keadaan fisik pupuk yang baik bila dicampurkan dengan pupuk lain, sehingga memudahkan penyebaranya. Pupuk anorganik Pupuk anorganik adalah pupuk yang mempunyai senyawa kimia anorganik. Contoh pupuk anorganik adalah ZA (NH4)2SO4. Pupuk berdasarkan kandungan haranya digolongkan atas pupuk tunggal dan pupuk majemuk Pupuk tunggal merupakan pupuk yang hanya mengandung satu unsur pupuk. Unsur pupuk tersebut ada tiga yaitu nitrogen, posfor, dan kalium. Pupuk yang mengandung unsur pupuk lebih dari satu disebut pupuk majemuk. Pupuk majemuk yang mengandung dua unsur saja disebut pupuk majemuk tak lengkap, sedangkan jika mengandung ketiganya (N, P, dan K) disebut pupuk majemuk lengkap. 6.1.2.3 Pupuk berdasarkan reaksinya Pupuk yang diberikan ke tanah akan mempengaruhi sifat reaksi tanah. Pupuk dapat menurunkan pH disebut pupuk asam, sedangkan pupuk yang dapat menaikkan pH disebut pupuk basa, dan ada juga pupuk yang bereaksi netral. 6.1.2.4. Pupuk berdasarkan bentuknya Berdasarkan bentuknya pupuk dibedakan atas pupuk padat dan pupuk cair. Untuk pupuk padat dapat dibagi lagi berdasarkan ukurannya seperti 77 serbuk, kristal, butiran (granular) pelet, tablet atau khelat. - Indeks garam 6.2.1.1. Kadar unsur pupuk Pupuk padat dapat diaplikasikan melalui tanah atau daun, dengan memperhatikan hal berikut: jika pupuk tersebut mudah larut dalam air, maka pemberiannya dapat dilakukan melalui daun atau sebaliknya. Salah satu contoh pupuk yang mudah larut dalam air adalah urea. Banyaknya unsur hara yang dikandung oleh sutatu pupuk merupakan faktor penentu utama untuk menilai pupuk tersebut, karena jumlah unsur hara menentukan kemampuannya untuk menaikkan kandungan hara tanah. Pupuk cair terbagi dua yaitu pupuk yang berbentuk cairan ataupun pupuk padat yang mudah larut dalam air. Kadar unsur hara dinyatakan dalam persen N, persen P2O5, dan persen K2O. Misalnya pupuk urea 45% artinya dalam setiap 100 kg pupuk urea mengandung 45 kg N. Pupuk padat yang mudah larut dalam air disebut pupuk solution fertilizer. 6.2. Pupuk buatan Pupuk jenis ini mengandung unsur hara tertentu dan umumnya mempunyai kandungan hara yang tinggi. 6.2.1 Sifat umum pupuk buatan Nilai suatu pupuk buatan ditentukan oleh sifat-sifatnya, yang harus diketahui nilai suaatu pupuk adalah: - Kadar unsur pupuk - Kelarutan pupuk - Kemasaman pupuk - Higroskopisitas - Bekerjanya pupuk 6.2.1.2. Kelarutan pupuk Kelarutan pupuk menyatakan mudah tidaknya suatu pupuk larut dalam air, dan diserap akar tanaman. Sifat kelarutan pupuk perlu diketahui dalam hal: - Penentuan atau pemilihan metode cara pemupukan - Waktu pemupukan - Penggunaan pupuk dan untuk jenis tanaman apa. Misalnya pupuk yang bersifat mudah larut dapat diaplikasikan pada saat tanam atau setelah tanaman tumbuh, dan pupuk ini sesuai untuk jenis tanaman semusim Pupuk yang tidak mudah larut dapat disebar dilapang pada waktu sebelum tanam dan sesuai untuk tanaman tahunan. 78 6.2.1.3. Kemasaman pupuk 6.2.1.5. Cara bekerjanya pupuk Reaksi fisiologis pupuk yang diberikan ke tanah dapat bersifat masam, alkalis atau netral. Bekerjanya pupuk adalah waktu yang diperlukan sejak saat pemberian pupuk hingga pupuk tersebut dapat diserap tanaman. Sifat kemasaman pupuk dinyatakan dengan nilai ekivalen kemasaman, yang artinya berapa jumlah Kg kapur (CaCO3) yang diperlukan untuk meniadakan kemasaman yang disebabkan oleh penggunaan 100 Kg suatu jenis pupuk. Misalnya pupuk ZA dengan ekivalen 110, artinya untuk menghilangkan kemasaman yang disebabkan oleh penggunaan 100 Kg ZA perlu ditambahkan sebanyak 110 Kg kapur. Dengan mengetahui sifat kemasaman pupuk kita akan menggunakan pupuk yang bersifat alkalis untuk tanah-tanah masam, atau sebaliknya. 6.2.1.6. Indeks garam Pemupukan dapat meningkatan konsentrasi garam di dalam larutan tanah. Indeks garam merupakan gambaran perbandingan kenaikan tekanan osmotik karena penambahan 100 g pupuk dengan kenaikan tekanan osmotik karena penambahan 100 g NaNO3. Sifat ini penting diketahui untuk menentukan penempatan pupuk yang tepat. Misalnya dosis urea per Ha = 6.2.1.4. Higroskopisitas pupuk Higroskopisitas adala sifat mudah tidaknya pupuk bereaksi dengan uap air. Pupuk yang higroskopis kurang baik karena mudah menjadi basah atau mencair bila tidak tertutup. Walaupun pada kondisi kelembaban udara rendah pupuk ini dapat kembali kering, tetapi menjadi bongkahan yang keras. Sedangkan ZA Indeks garam 107 Urea Indeks garam 236 ZA Umumnya untuk mengurangi sifat higroskopisnya pupuk ini dibuat dalam bentuk butiran, untuk mengurangi bidang sentuh dengan uap air. 79 Berdasarkan indeks garam diatas maka pupuk yang dipilih adalah urea (80.7) karena indeks garamnya lebih rendah dibandingkan dengan ZA (162.7) 6.2.2. Pupuk nitrogen Macam pupuk nitrogen Pupuk N organik dan anorganik dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu - bentuk organik - bentuk anorganik 6.2.2.1. Bentuk organik Pupuk organik, seperti sampah, sisa ikan, ampas jarak, dan sebainya (Tabel 2), harus mengalami aminisasi, amonifikasi, dan nitrifikasi sebelum nitrogennya menjadi tersedia bagi tanaman. Akibatnya mereka tidak seefektif NaN3. Na 4NO3 atau (NH4)2SO4, dan tidak menghasilkan respons tanaman yang cepat, apalagi kalau keadaan tanah tidak menunjang proses-proses dekomposisi tersebut. - Teknologi pembuatan pupuk N telah begitu maju, sehingga biaya pembuatan jauh lebih murah dari pada pupuk P dan K. Disamping itu, cara pembuatan yang dipakai sekarang memungkinkan dihasilkannya berbagai macam bahan dalam jumlah banyak, sehingga penggunaannya lebih praktis. Sebagai akibat dari kenyataan diatas pembawa N sintetik atau buatan makin lama makin memegang peranan penting. Hampir seluruh keperluan pupuk N Indonesia berasal dari pembawa nitrogen anorganik sintetik ini. Bentuk amonia Dikenal berbagai macam pembawa N. anorganik yang dapat mensuplai N dalam pupuk majemuk. Mungkin proses sintetik yang paling paling penting ialah pembuatan gas amonia dari unsur-unsur hidrogen dan nitrogen. Reaksianya adalah sebagai berikut: N2 + 3H 2 2NH3 6.2.2.2. Bentuk anorganik Bahan–bahan yang disebut dalam Tabel 3 mempunyai satu persamaam, yaitu mereka dapat dibuat dari N2 udara. Penggunaan pupuk N yang lebih banyak disebabkan oleh: - Reaksi ini sangat penting karena menghasilkan senyawa yang pada saat ini dianggap paling murah. Satu hali lain yang penting, ialah reaksi ini merupakan langkah pertama dalam pembuatan bahanbahan pupuk N yang lainnya. Jumlah gas nitrogen yang terdapat dalam atmosfer cukup tersedia. 80 Tabel 3 menyajikan susunan dan sumber dari pupuk–pupuk yang terpenting. menghasilkan NH4OH. Bahan ini dapat dipakai secara tersendiri sebagai pupuk, atau lebih sering dipakai sebagai pelarut pembawa nitrogen lain separti NH4 NO3 dan urea yang dinamakan larutan nitrogen. Pabrik pupuk Sriwijaya menghasilkan amonia cairan sebagai hasil sampingan dan umumnya dipakai sebagai pendingin pabrik-pabrik es. Kisaran kadar N dari berbagai pupuk N sangat lebar, bervariasi antara 3% yang terdapat dalam super fosfat yang diamoniatkan hingga 82% yang ada dalam pupuk amonia cairan. Juga beberapa bentuk N, seperti senyawa amonium dan nitrat dan juga urea dan sianada disajikan dalam Tabel 3. Dua yang terakhir bila mengalami hidrolisis dalam tanah menghasilkian ion NH4+ yang dapat diabsorpsikan tanaman atau dioksidasikan menjadi nitrat. Walaupun semua bahan yang dikemukakan dalam Tabel 3 dipakai sebagai pembawa N, senyawasenyawa yang mengandung ammonium (NH4+) dan nitrat (NO 3-) ternyata paling banyak digunakan sebagai pupuk. Gas amonia yang diperoleh secara demikian dapat digunakan untuk tiga hal. - - Pertama, gas tersebut dibawah tekanan tinggi dapat dicairkan menjadi amonia cairan. Senyawa ini digunakan dalam pembuatan superfosfat yang diamoniatkan dan pupuk majemuk lainnya. Senyawa ini dapat langsung dipakai sebagai pupuk N. Kedua, gas amonia dapat dilarutkan dalam air - Ketiga, gas amonia dipakai untuk pembuatan pupuk N lainnya. Anhidrous ammonia Nitrogen atmosfir merupakan sumber nitrogen utama di muka bumi. Kemudian nitrogen berikatan dengan hidrogen membentuk amonia. Hara yang umum terdapat dalam pupuk adalah N, P2O5, dan K2O dalam bentuk tunggal ataupun majemuk. Pupuk yang hanya mengandung satu unsur disebut pupuk tunggal, sedangkan yang mengandung lebih dari satu unsur disebut pupuk majemuk. Sebagai contoh dapat disebut kalium nitrat dan amonium fosfat. Awal dari terbentuknya senyawa nitrogen diawali dengan reaksi antara hidrogen (H+) dan nitrogen (N) pada temperatur dan tekanan tinggi yang menghasilkan amonia (NH3). Rincian reaksi tersebut seperti yang tertera dibawah ini. 81 Amonia anhidrous larutan pupuk nitrogen yang dilarutkan dalam air. Katalisator reaksi pembentukan amonia hanya dapat berlangsung pada suhu dan tekanan tinggi. Temperatur yang dibutuhkan mencapai 400-500 0C, dengan tekanan 2.200 pound per m 2. Amonia inilah yang kemudian dikonversi kebeberapa bentuk lain seperti tertera pada Gambar 39 . Gambar Kandungan nitrogen pada pupuk amonia cair yang diperdagangkan sekitar 20% N, dalam bentuk amonia. Untuk menghindari kehilangan nitrogen dari pupuk amonia cair ini, umumnya pengaplikasiannya ke tanaman melalui penyuntikan ke air permukaan tanah. Pupuk nitrogen mudah tercuci terbawa air hujan, mengurai, dan menguap 39 Konversi ammonia kebeberapa bentuk pupuk nitrogen Amonia cair 82 Tabel 2 Pembawa Nitrogen organik Pupuk Sumber % Nitrogen Darah kering Tempat pemotongan 8-12 Sisa-sisa daging Tempat pemotongan 5-10 (3-13% P2O5 ) Tepung daging Tempat pemotongan 10-11 (1-5% P2O5 ) Sisa ikan kering Pengalengan dan ikan yang tak dapat dimakan 6-10 (4-8% P2O5 ) Tepung biji kapas Batang tambakau Ampas 6-9 (2-3% P2O5 dan 12% K2O) 1.5-3.5 (4-9% K2O) Sisa Ampas Tepung jarak Tepung coklat 5-7 (2% P2O5 dan 1% P2O5 ) 3.5-4.5 Ampas Tabel 3 Pembawa nitrogen anorganik Pupuk Rumus kimia Natrium nitrat NaNO3 Amonium Sulfat (NH4)2SO4 Amonium nitrat “Cl-nitro” a A.N.L. dan Urea NH 4NO3 NH 4 NO3 dolomit CO (NH2 )2 dan Sumber % Nitrogen Salpeter Cili atau dibuat Hasil sampingan arang dan gas Dibuat 16 Dibuat 20 Dibuat 42-45 21 33 Kalsium sianamida Amonia cairan CaCN2 Dibuat 22 NH3 cairan Dibuat 82 Larutan amonia NH4OH encer Dibuat 20-25 Amofos NH4.H2PO4 Dibuat Diamonium fosfat (NH4)2 HPO4 Dibuat 11 (48% P2O5 ) 21 (53% P2O5 ) 83 Amonium nitrat (34-0-0) Amonium sulfat Amonium nitrat merupakan pupuk nitrogen yang paling banyak digunakan setelah perang dunia ke II. Umumnya pupuk amonium sulfat yang beredar dipasaran mengandung 21% nitrogen dan 24% belerang. Pupuk ini dihasilkan dari reaksi antara asam nitrit dengan senyawa amonia ahhidrous (Gambar 40) Pembentukan pupuk ini berasal dari reaksi antara amonia dengan asam sulfat, dengan reaksi sebagai berikut: Pupuk amonium nitrat adalah pupuk yang dapat menyumbangkan dua jenis hara N dalam bentuk amonium (NH4 +) dan nitrat (NO 3 -). Setelah asam nitrit dihasilkan, selanjutnya direaksikan dengan amonia anhidrous membentuk amonium nitrat (Gambar 41). Produk komersial dari pupuk amonium nitrat dapat dalam bentuk padat, granular, larutan dan kapsul. Bentuk pupuk ini padat dan kristalin , berwarna putih, tidak higroskopis dan bekerjanya cepat. Kandungan N dari pupuk amonium nitrat yang diperdagangkan berkisar antara 33-34%. Urea CO(NH2)2 Pupuk urea adalah salah satu jenis pupuk N yang paling tinggi kandungan nitrogennya. Urea selain digunakan sebagai pupuk juga sering digunakan sebagai protein substitusi dari hewan ruminansia. Pembentukan pupuk ini diawali dengan reaksi antara ammonia dengan karbondioksida pada temperatur 170-2100C dengan tekanan berkisar antara 170-400 atmosfir. Pada suhu tinggi amonium karbonat memperlihatkan sifat tekanan disosiasi yang tinggi. Pembentukannya menghasilkan banyak panas, selama tekanan parsial bahan-bahan yang sedang di raeaksikan melebihi tekanan diosiasi amonium karbonat. Gambar 40. Reaksi pembentukan asam nitrit Reaksi berikut dari karbonat ke urea hanya terjadi dalam suasana cairan atau padat dan koversi keseimbangan menurun karena terbentuknya air. 84 Reaksi pembentukkannya terdapat adalah sebagai berikut berikutnya: banyak dipakai untuk pembuatan pupuk majemuk. Amonium sulfat nitrat Pupuk ini merupakan habungan antara amonium sulfat dan amonium nitrat. Pupuk ini diperdagangkan dalam bentuk kristal berwarna kuning kemerahan. Konsentrasi kandungan urea dari reaksi diatas mencapai lebih kurang 80%. Penggunaan pupuk urea dilapangan dapat dalam bentuk konsentrat atau dalam bentuk granular, sedangkan kandungan nitrogen dari pupk urea ini sekitar 45%. Pupuk urea memiliki sifat higrokopis yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk lainnya. Oleh karenanya penggunaannya di lapangan biasanya diberikan dalam 3 tahapan selama masa pertanaman. Sifatnya ini juga yang menyebabkan penggabungan dan penyimpanan pupuk ini dengan pupuk lainnya memerlukan perhatian khusus. Nitrat fosfat. Dengan menggunakan HNO 3 sebagai pengagam batu fosfat diperoleh nitrat fosfat. Senyawa ini Gambar 41 Tahapan pembentukan amonium dari asam nitrit Amonium sulfat mengandung 26% dan 37% SO4, 19.5% tersedia dalam bentuk amonium dan 6.5% sebagai nitrat. Nilainya sebagai pupuk tidak berbeda jauh dengan ZA, 85 kelebihannya dibandingkan ZA, kada N nya lebih tinggi dan ¼ dari jumlah N tersedia dalam bentuk nitrat, yang dapat diserap tanaman tanpa mengalami perubahan kimia terlebih dahulu. 6.2.3. Pupuk Posfat Hampir semua pupuk posfat komersial berasal dari batuan posfat. Bahan baku pembuatan pupuk posfat (posfat alam) banyak disuplai dari Afrika Utara (Tunisia, Aljajair, dan Maroko) dan Amerika Serikat. Super fosfat. Pada saat ini super fosfat merupakan pupuk fosfat utama (Tabel 4). Pupuk yang berkadar 16-21% P2O5 diperoleh dengan menambahkan sejumlah asam sulfat pada batu fosfat. Fosfat yang dulu sering dipakai adalah bentuk ini, yang mengandung 31% Pa0 5, 50% CaSO4 dan 19% kotoran. Sekarang beredar pupuk tripel super posfat 40-47% P2O5 tersedia. Pupuk yang berkadar P tinggi ini, bila tidak diberikan dalam bentuk pelet akan segera bereaksi dengan tanah, dan biasanya P berakhir dalam bentuk terikat. Dengan adanya bentuk pelet ini, maka kontak dengan tanah diperkecil sehingga jumlah yang diikat tanah dapat dikurangi. Superfosfat bereaksi sangat masam dan umumnya dianggap akan meningkatkan kemasaman tanah bila diberikan pada tanah. Nyatanya, ia tidak memberikan efek kemasaman tanah. Akan tetapi bila superposfat diberikan pada tanah ber-pH rendah maka pupuk ini bertendensi menaikkan kemasaman tanah, sedangkan pada tanah ber-ph antara 7.5 dan 8.5 memberikan efek yang berlainan. Fosfat yang diamoniatkan. Fosfat yang diamoniatkan mengandung 3 hingga 4% N dan 1618% P2O5. Pupuk ini biasa dibuat dari superfosfat yang diberi larutan amonia atau larutan nitrogen Amofos yang mengandung 11% N dan 48% P2O5 juga merupakan pupuk dagangan. Reaksi pembuataannya adalah sebagai berikut : Pupuk ini sangat cocok untuk tanah berkadar K tinggi dan banyak membutuhkan N dan P. Ca3 (PO4)2 + 4H3PO 3 Ca (H2PO4)2 + kotoran Tepung tulang Tripel super fosfat yang diperdagangkan di Indonesia dalam bentuk pelet. Tepung tulang merupakan asam fosfat yang mahal. Lambat tersadia dalam tanah. Dalam jumlah besar 86 pun tepung tulang tidak akan mengganggu tanaman. Batu fosfat. Bila ingin menggunakan batu fosfat sebagai pupuk terlebih dahulu harus digiling halus. Penggilingan ini dapat meningkatkan ketersediaan P, apalagi bila pada tanah tersebut terdapat bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi. Batu fosfat merupakan pupuk fosfat yang paling sukar larut dibandingkan pupuk fosfat lainnya. Jika kita urutkan ketersediaan posfat mulai dari cepat ke lambat tersedia adalah sebagai berikut: amonium fosfat, super fosfat, tepung tulang dan batu fosfat. Walaupun rumus konvensional batu fosfat adalah Ca3(PO4)2, sabenarnya rumusnya jauh lebih kompleks dari pada itu. Nyatanya ia mendekati rumus flourapatit, 3Ca3(PO4)2.CaF2. Oleh karenanya ia sangat sukar larut. Batu fosfat yang pernah ditambang sebagai pupuk di Indonesia ialah batu fosfat dari Cirebon. Pupuk tersebut dikenal sebagi fosfat Cirebon, merupakan kalsiumtrifosfat yang mengandung 28% P2O5 larut dalam HCl keras atau 14% P2O5 larut dalm 2% asam nitrat. Sebelum dipakai, batu tersebut harus terlebih dahulu digiling halus (80% melampaui saringan 0.17 mm). Sebagian besar dari pupuk ini dipakai oleh perkebunan teh, kelapa sawit, dan karet sebagai pangganti super fosfat. Untuk tanaman tahunan pupuk fosfat yang lambat tersedia tidak menjadi halangan, berlainan dengan tebu, tanaman ini memerlukan pupuk fosfat cepat tersedia. Pupuk berkadar fosfat tinggi. Perlu pula kiata menyebut dua macam fosfat berkadar tinggi yang belum banyak dipakai, yaitu: kalsium metafosfat, Ca(PO4)2 yang berkadar 62-63% P2O5 dan asam super fosfat yang mengandung 76% P2O5 (Tabel 3) Kalsium meta fosfat, atau sering disebut metafos dibuat dari batu posfat atau batu kapur yang direaksikan daengan P2O5 (Tabel 3). Asam superfosfat Pupuk ini merupakan senyawa yang berkadar P2O5 paling tinggi (Tabel 3). Larutan ini dapat dipakai untuk membuat pupuk larutan lain atau membuat superfosfat berkada P tinggi (54% P2O5 ). Efektifitas pupuk posfat yang diberikan ke dalam tanah dipengaruhi oleh dua faktor yakni ukuran butiran pupuk dan cara pemberian pupuk. Makin halus ukuran butiran, efektivitasnya makin tinggi, artinya pupuk yang diberikan akan cepat larut dan membentuk H2PO4 di 87 dalam larutan tanah sehingga dapat mempercepat tanaman menyerap unsur tersebut. Cara pemberian yang tepat juga akan meningkatkan efektifitas pupuk seperti pemberian pupuk P cara lubang dan jalur merupakan cara terbaik 6.2.4. Pupuk kalium Pupuk kalium dibuat dari deposit garam kalium, dan pada umumnya berasosiasi dengan magnesium, sulfat, dan klor. Kainit dan garam pupuk kandang merupakan sumber kalium yang biasa dijumpai. Kalium klorida dan sulfat yang berasal dari Jerman dan Prancis merupakan senyawasenyawa kalim yang telah dimurnikan. Kalium sulfat Pupuk ini dikenal juga dengan nama zwavelzure kali (ZK) dengan rumus kimia (K2SO4). Kalium magnesium sulfat Pupuk ini dikenal dengan nama patent kali, merupakan garam rangkap pupuk kieserit (MgSO4) dan pupuk ZK (K2SO4) dengan rumus kimia K2SO4.MgSO4. Semua garam kalium yang dipakai sebagai pupuk larut dalam air dan segera tersedia. Tidak seperti pupuk N, pupuk K walupun diberikan dalam jumlah banyak tidak mempengaruhi pH tanah. Pemberian KCl yang banyak pada kentang dan tembakau dapat menurunkan kwalitas hasil tanaman. Kalium khlorida dan sulfat banyak dipakai di Indonesia, terutama untuk tanaman tembakau, sisal, dan tanaman perkebunan. Beberapa tanaman sayuran memerlukan kalium, sedangkan padi hampir tidak pernah dipupuk K. Seluruh keperluan kalium di Indonesia didatang dari luar negri. Kalium-magnesium sulfat, walaupun berkadar K rendah, Mulai banyak digunakan di terutama didaerah yang kekurangan magnesium. Dibandingkan dengan batu kapur dolomitik atau dolomit, kaliummagnesium merupakn sumber Mg yang disukai. Sebagin besar dari kulit coklat, abu ampas tebu atau abu sabut kelapa cukup banyak mengadung K, akan tetapi bahan ini belum dimanfaatkan secara sempurna. Sekam padi mengandung kurang lebih 2% kalium. Pada umumnya sekam ini dibakar dan abunya dibiarkan tanpa dipergunakan. Kadar K dalam abu sekam kurang lebih sama dengan 30% K2O. Sisa-sisa pertanian dalam bentuk kulit coklat, sabut dan batok kelapa, ampas tebu dan sekam padi merupakan sumber kalium yang cukup berarti. 88 6.2.5. Pupuk kalsium, magnesium belerang dan unsur mikro Unsur hara kalsium termasuk hara makro sekunder bersama dengan magnesium dan belerang. Sumber kalsium dalam tanah berasal dari mineral tanah primer seperti kalsit (CaCO3), dolomit (Ca Mg(CO3)2 , dan garam-garam sederhana seperti gipsum (CaSO4) dan Ca-posfat. Pemupukan kalsium umumnya diberikan dalam bentuk kapur atau garam-garam yang mengandung kalsium. Penambahan kapur ke dalam tanah mempunyai dua fungsi yaitu menaikkan pH dan meningkatkan ketersediaan hara. Pupuk belerang Kehilangan S dari bidang serap tanah dapat disebabkan oleh erosi, pencucian dan terangkut tanaman dari tanah petani sama dengan 2030 kg per hektar. Untuk daerah yang memiliki curah hujan tinggi maka besarnya kehilangan akibat pencucian ini akan lebih besar. Akan tetapi belerang tanah juga dapat mengalami penambahan melalui hujan dan salju. Jumlahnya tergantung dari tempat, dan bekisar 2-3 kg per hektar hingga lebih dari 100 kg bila dekat dengan pusat industri atau gunung berapi yang masih aktif. Kalsium dalam pupuk Pada usaha pertanian umum masalah penambahan belerang dapat diselesaikan secara otomatis. Beberapa bentuk kalsium yang biasa dipakai untuk pertanian adalah kalsium karbonat (CaCO3), kalsium hidroksida (Ca(OH) 2, kalsium oksida (CaO) dolomit (CaMg(CO3)2, dan kalsium silikat (CaSiO 3) Dalam pengelolaan tanah belerang dikembalikan kedalam tanah dengan bentuk pupuk hijau, sisa tanaman dan pupuk kandang. Magnesium dalam pupuk Sumber utama pupuk magnesium diperoleh dari batuan dolomit (CaMg(CO3)2, garam pahit (MgSO4.7H 2O) dan kiserit (MgSO4.H2O). Efisiensi pupuk dolomit sangat tergantung pada kehalusannya, semakin halus pupuk tersebut semakin efektif sebagai pupuk. Pupuk buatan seperti super fosfat dan kalium sulfat mengandung sejumlah belerang. Pemberian 10 ton pupuk kandang yang diperkuat dengan 250 kg superfosfat mengandung lebih dari 50 kg belerang. Jumlah ini saja sudah melebihi belerang yang hilang. Dari keterangan diatas, kelihatannya masalah belerang tidak serawan hara posfor. 89 Pupuk mikro 6.2.6. Pupuk Majemuk Penambahan unsur mikro pada pupuk harus dilakukan dan dikendalikan lebih teliti dari pada penambahn unsur makro. Pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara disebut pupuk majemuk (pupuk campuran). Pupuk campuran biasanya paling sedikit terdiri dari dua dan tiga dari unsur pupuk. Perbedaan antara jumlah unsur mikro yang diberikan pada waktu terjadi dan keracunan sangat kecil. Akibatnya, unsur mikro hanya diberikan bila kita yakin bila unsur itu diperlukan dan jumlah yang dibutuhkan diketahui. Bila tanaman kekurangan suatu unsur mikro harus diatasi, terutama saat masalahnya sangat medesak maka garam dari unsur mikro yang kurang ditambahkan kedalam tanah (Tabel 5). Tembaga, Fe dan Zn pada umumnya diberikan sebagai garam sulfat, sedangkan B sebagai boraks. Molibdenum ditambahkan sebagai N-molibdat. Besi dan Zn dapat diberikan sebagai khelat. Jumlah hara mikro yang ditambahkan harus terkendalikan karena kalau tidak, dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman. Pupuk yang mengandung unsur mikro mempunyai arti yang cukup penting, karena tidak dapat kita sangkallagi kesalahan perharaan tanaman, disebabkan kekurangn unsur ini kian hari kian menjadi kenyataan. Yang pertama disebut pupuk majemuk tidak lengkap dan yang terakhir pupuk lengkap. Banyaknya unsur pupuk dicampurkan dalam perbandingan yang dapat menunjang keperluan unsur hara. Contohnya, larutan amonia, super fosfat, KCl dan sejumlah bahan organik dapat dipakai suatu pupuk majemuk yang lengkap. Kondisi fisik Disamping mensuplai N, P, dan K dalam jumlah sebanding, pupuk majemuk harus mempunyai beberapa sifat lain. Yang terpenting dalam hubungan ini ialah kondisi fisik dari pupuk campuran tersebut. Pupuk tersebut harus tetap bersifat “drillable” sejak dibeli, kemudian disimpan hingga pada waktu diberikan ke dalam tanah. Beberapa pupuk majemuk tidak dapat dipakai karena sifat menggumpal kemudian mengeras. Pupuk-pupuk yang sering tidak memuaskan jika dicampur ialah campuran amonium dan natrium nitrat, amonium sulfat dan kalium chlorida. 90 Sifat higrokopis beberapa bahan, seperti amonium nitrat, sering menyebabkan pupuk majemuk menggumpal. pembawa-pembawa N, terutama yang bersifat amonia. Efek utama yang diperlihatkan oleh ion-ion NH 4 ialah bila ion ini dinitrifikasikan. Cara yang paling aman untuk menghindari penggumpalan adalah: Bila senyawa amonium di oksidasikan maka bertendensi menambah kemasam, seperti diperlihatkan pada reaksi berikut: - Pupuk disimpan dalam kantong tahan kelembapan, NH4 + 2 O2 - Pupuk dicampurkan dengan bahan yang dapat menyerap kelembapan. Dalam kasus kedua bahan-bahan seperti batang jagung atau kotoran ayam yang dikeringkan dapat dicampurkan untuk menyerap uap air udara. Kapur dolomitik sering digunakan menyangga kecendrungan terjadinya kemasaman, dan ia juga dapt merupakn suatu “conditioner”. Salah satu cara lain agar pupuk tidak menggumpal ialah dengan membuat pelet segera setelah dicampur. Pupuk yang dipeletkan bebas dari debu, disamping ia mudah dihandel. Granulasi mengurangi kemungkinan pupuk ditiup angin dan mengurangi kecepatan bereaksi dengan tanah. Pengaruh pupuk majemuk terhadap ph tanah Pupuk pembentuk asam Hampir semua pupuk majemuk, kecuali bila memperoleh perlakuan tertentu, bertendensi memciptakan residu yang bereaksi masam pada tanah. Hal ini disebabkan oleh 2 H+ + NO 3- +H2O Eefek ion NH4 lain yang tidak kalah pentingnya, adalah potensinya dalam menurunkan pH tanah. Contohnya, bila (NH4)2(SO4) ditambahkan kedalam tanah, sebagian dari ion NH4 + segera diadsorpsikan oleh kompleks koloid tanah menggantikan sejumlah ekivalen kation-kation lain. Bila ion metal yang digantikan, maka ion tersebut peka pada pencucian. Dan ini akhirnya dapt berakibat penurunan pH tanah. Sebaliknya, bila ion–ion H yang digantikan, asam sulfat akan muncul dalam larutan tanah. Pembentukan asam sulfat yang sama akan terjadi bila mengabsorpsikan ion NH4 lebih banyak dari pada ion SO4. Diamping senyawa-senyawa amonium, bahan-bahan seperti urea dan beberapa bahan organik, yang bila dihidrolisiskan menghasilkan ion NH4 + merupakan sumber berkompetensi terhadap kemasaman tanah. Pupuk P dan K yang biasa dipakai hampir tidak mempunyai pengaruh pada pH tanah, terkecuali bila pupuk tersebut mengandung N. 91 Tabel 4 Pembawa fosfor Fertilizer Bentuk kimia Sumber % kadar P2O5 tersedia Super fosfat Ca(H2PO4) +CaHPO4 Dibuat dari batu fosfat 15-50 Super fosfat Amoniat NH4 H2PO4 CaHPO4 Ca3(PO4)2(NH4 )2 SO4 Dibuat 16-19 (3-4 % N) Amofos NH4 H2PO4 Dibuat 48 (11% N) (NP 4)2 HPO4 Dibuat 53(21% N) Ca3 (PO4 )2 Pemotongan 20-25 Flour atau Chlor apatit Batu fosfat Ca-meta fosfat Asam fosfat Ca (PO3 )2 Dibuat 62-63 H3PO4 Dibuat 54 Asam super fosfat H3PO4 dan H4P2O7 Dibuat 70 Diamonium sulfat Tepung tulang Batu fosfat 25-30 Tabel 5 Pupuk Kalium Pupuk Kalium chlorida Rumus kimia KCL dan garam % Kalium K lainnya K2SO4 48-60 Garam ganda dari K dan Kalium sulfat Mg (mengandung 25% 48-50 MgSO4) Kalium-magnesium sulfat KCL sebagian besar 20-30 Garam pupuk kandang KCL sebagian besar 20-30 Kainit KCL sebagian besar 12-16 Kalium nitrat KNO3 44(13% N) Abu kayu K2CO3 sebagian besar 3-7 (1-2% P2O5) Batang tembakau Organik 4-9 (2-4% N) Kulit coklat Organik 2 Ubu ampas tebu Anorganik 30 Abu sabut kelapa Anorganik 30 92 Jaminan dari pupuk tunggal, seperti amoniumsulfat mudah diinterpretasikan, karena nama dan susunan dari bahan tersebut dicantumkan pada label atau dicetak pada pembungkusnya. 6.3. Faktor yang mempengaruhi macam dan jumlah pupuk yang harus diberikan dalam tanah Bila jumlah unsur yang terdapat dalam bahan yang dicantumkan, maka kemurnian dari pada pupuk tersebut dapat diketahui. Misalnya, bila bahan tersebut adalah NaNO 3 maka kadar N nya 16%. Nilai pertanian dari suatu pupuk tidak menentu, karena bahan ini mudah berubah. Akan tetapi jika tidak, maka kita akan melakukan analisa hara pupuk yang menyatakan berapa jumlah relatif dari N, P2O5,dan K2O dalam pupuk tersebut. Jadi, jika pada kantong pupuk tertulis angka perbandingan 5-10-10 artinya pupuk ini mengandung 5% N-total, 10% P-tersedia, dan 10% K larut dalam air. Umumnya pupuk komersial menggunakan perbandingan haranya 1-2-2, misalnya, 5-10-10, 612-12, 10-20-20, dan 15-30-30. Pupuk demikian bila diberikan dalam jumlah ekivalen yang sama akan mempunyai hara yang sama. Misalnya jika kita memberikan pupuk jenis A (10-20-20)sebanyak 500 maka hal ini ekivalen dengan memberikan memberikan jumlah N, P2O5, dan K2O yang sama dengan 5-10-10 Oleh karenanya macam dan jumlah pupuk yang diberikan harus dapat mengikuti perubahan-perubahan ini. Tanah dan pupuk terjadi reaksi kimia dan biologis yang mempengaruhi mutu pupuk. iklim yang dapat mempengaruhi tanah, tanaman dan pupuk. perlu diperhatikan. Bila ada kelebihan atau kekurangan air, efisien penuh dari pemupukan sukar diharapkan. Sebetulnya, setiap faktor yang dapat membatasi pertumbuhan tanaman akan menurunkan efensiansi pemupukan, dan akibatnya respons dari tanaman terhadap pemupukan juga tergangu. Jika faktor-faktor lain tidak merupakan pembatas, maka jumlah pupuk dapat ditentukan dengan tingkat kepastian tertentu. Meskipun keadaannnya sangat kompleks, petunjuk-petunjuk tertentu dapat diikuti dalam menentukan macam atau jumlah pupuk yang harus di berikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: 93 1. Macam tanaman yang akan diusahakan: nilai ekonomi tanaman, kemampuan tanaman menyerap hara 2. Keadaan kimia tanah sehubungan dengan jumlah hara tersedia 3. Keadaan fisik tanah sehubungan dengan kadar air aerasi (tata udara tanah) 6.3.1Jenis Macam tanaman yang akan dipupuk Tanaman bernilai ekonomi tinggi, seperti brokoli memerlukan pengeluarkan biaya pupuk majemuk lengkap dan jumlah yang diberikan dihitung berdasarkan respons per kg yang akan diperoleh. merupakan faktor utama dalam praktek pemupukan setiap tanaman. Oleh karena itu, pemberian jumlah pupuk yang sedang untuk semua tanah harus dikembangkan. Biaya hasil tambahan yang diperoleh sudah dapat dipastikan. Jika kita dapat menentukan kemampuan hasilnya untuk membayar tambahan pupuk, maka dosis pupuk dapat dinaikkan. Bila jumlah hara yang diabsorpsi tanaman banyak, maka pemupukan dapat ditingkatkan, yaitu untuk mengimbangi kehilangan hara dari dalam tanah. Pupuk yang diberikanpada pada tanaman tidak seluruhnya dapat diambil tanaman. Akibatnya, untuk tanaman semacam ini dipakai pupuk majemuk lengkap dalam jumlah banyak. Sebanyak 2 ton pupuk dengan analisa 8-16-16 sering disarankan. Pertimbangan kita selaku pelaku tindak agronomi adalah bagaimana mengembangkan kemampuan tanah menyediakan hara, bila jumlah hara kurang baru kita akan memberikan dalam bentuk pupuk. Untuk tanaman bernilai ekonomi rendah biasanya pupuk yang disarankan lebih sedikit. Hasil tambahan yang diperoleh karena pemberiaan pupuk tidak cukup untuk membayar biaya tambahan pupuk itu. Untuk hara posfor, karena karena reaksi pengikatan fosfat sangat cepat, maka pemberian unsur ini jumlahnya jauh lebih besar dari yang diabsorpsi tanaman. Kita harus selalu ingat bahwa produksi tertinggi yang dicapai karena pemupukan tidak selalu menghasilkan uang yang banyak atau keuntungan yang besar. Dengan kata lain, hukum penghasilan yang menurun Kemampuan berbagai tanaman mengabsorpsikan hara Setiap jenis tanaman memiliki kemampuan yang berbeda dalam mengabsorbsi hara dari dalam tanah. Umpamanya, kacang tanah, lebih dapat mengabsorbsi K, walaupun kadar K tanah rendah, sedangkan kedelai tidak. Akibatnya, 94 respons dari pemberian K yang ditunjukan lebih nyata pada kedelai dari pada kacang tanah. didalam tanah, sehingga jumlah keseluruhan N, P da K yang tersedia bagi tanaman berada dalam perbandingan yang tepat. 6.3.2 Keadaan kimia tanah Bagian tanah yang perlu diperhatikan adalah analisa kimianya. Ada dua cara analisa kimia yang dipakai sehubungan dengan unsur hara dalam tanah yaitu analisa total dan parsial. Analisa total adalah analisa total semua unsur yang terdapat dalam tanah, tidak tergantung dari bentuk atau tingkat ketersediannya. Data demikian sangat berguna untuk membantu meramalkan tingkat ketersedian hara bagi tanaman. Analisa parsial adalah analisa yang hanya mengukur hara yang tersedia bagi tanaman (hanya sebagian dari jumlah hara yang terdapat dalam tanah). 6.3.3.Keseimbangan hara Sebelum kita membicarakan berbagai bahan pupuk, satu hal berikut ini perlu sekali diperhatikan. Ketiga unsur pupuk bila dipakai secara tepat, mereka tidak saja mengendalikan, mengimbangi, mendukung dan mengisi satu sama lain, tetapi juga unsur-unsur lainnya. Pada waktu bersamaan ketersediakan unsur esensial lainpun harus baik. Sacara singkat, keseimbangan kesuburan secara menyuluruh harus sedemikian rupa sehingga dapat menunjang pertumbuhan tanaman. Akan tatapi, dalam praktek keadaan yang demikian sangat sukar dicapai. Tanah merupakan sesutu yang selalu tidak diketahui kwalitasnya, demikian pula ketersedian unsurunsur setiap musimnya. 6. 4. Metoda aplikasi penempatan pupuk 6.4.1. Penempatan pupuk cairan Penggunaan pupuk cairan belum membudaya bagi petani Indonesia, walaupun di luar negeri sudah umum digunakan. Aplikasi pupuk cair ini dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu: (1) pemberiaan ke dalam tanah; (2) pemberian pada air irigasi Hubungan ini sangat penting dalam praktek pemupukan, karena berkaitan dengan ekonomi dan efektivitas pemupukan. Pemberian langsung pada tanah Sebaiknya unsur-unsur yang diberikan merupakan tambahan bagi unsur-unsur yang sudah ada Praktek pemberian amonia cairan dan pupuk N lain pada tanaman hortikultura selalu dilakukan dengan (3) disemprotkan pada tanaman. 95 menggunakan alat khusus dengan tekanan tertentu disemprotkan sedalam lebih kurang 10 cm dalam tanah. Jika disemprotkan ke dalam tanah tanaman tidak akan rusak dan kehilangan amonia dapat ditekan. Cara ini mungkin lebih efisien karena pupuk amonia yang digunakan merupakan bahan baku yang termurah. tanah sama pentingnya dan tidak boleh dilupakan. Pupuk harus ditempatkan dalam tanah sedemikian sehingga sehingga tanaman memperoleh keuntungan semaksimalnya. Ini tidak saja meliputi daerah penempatan, tetapi juga waktu penempatan dari pupuk. Cara penempatan akan dibahas sesuai dengan jenis tanaman tanamannya. Jagung, kapas dan kentang Dalam air irigasi Cara ini digunakan dalam pengaplikasian pupuk amonia cairan, asam fosfat dan kadangkadang pupuk majemuk lengkap dilarutkan dalam air irigasi dan disebarkan mengikuti aliran irigasi. Cara ini mengurangi ongkos penyebaran dan memungkinkan penggunaan pembawa N yang murni. Diberikan sebagai semprotan pada daun Pemberian langsung dari unsur mikro yang dicampur urea pada tanaman memperlihatkan kemungkinannya. Cara pemupukan ini sangat unik, karena kita tidak memerlukan tambahan alat dan biaya serta dapat digabungkan bersama sama dengan pemberian insektisida. 6.4.2. Pupuk padat Pemberian jumlah yang tepat dan ekonomis dari berbagai pupuk, serta cara penempatan pupuk dalam Tanaman ini biasanaya dipupuk secara baris, sebagian atau seluruh pupuk diberikan pada saat tanam. Bila diberikan secara baris, pupuk biasanya ditempatkan dalam baris sisi atau kedua sisi, tranaman. Bila jumlah pupuk yang diberikan banyak, adalah sangat bijaksana menyebar rata sebagian dari pupuk kemudian mengaduk dan membenamkan ke dalam tanah sebelum benih atau bibit ditanam. Sayuran Sayuran juga memerlukan pemupukan seperti tanaman lainnya. Akan tetapi, jumlahnya tidak banyak dan biasanya diberikan secara baris, terutama pupuk N dan NaNO3. Pemupukan Ini dilakukan setelah tanaman tumbuh baik dan sebagai tambahan terhadap kekurangan hara yang tersedia dalam tanah. 96 Untuk tanaman semangka pemberian dapat diberikan disekeliling tanaman (spot). Biji-bijian Untuk jenis biji-bijian pupuk dapat diberikan disamping biji. Pemberian pupuk P dan N melalui cara disebar rata, dimasukkan dalam tanah, kemudian diaduk sebelum biji disemai. Pemupukan pada tanah sawah berbeda dari pesemaian, yaitu jumlahnya lebih banyak. Pupuk P diberikan sesaat sebelum tandur, sama seperti pesemaian. Pupuk N tidak diberikan sekaligus tapi dibagi dua. Yang pertama diberikan beberapa minggu setelah tandur. Sebelum pupuk diberikan air dikeluarkan hingga macak-macak, kemudian pupuk disebar diantara baris sambil diinjak kedalam lumpur. Pemberian pupuk yang kedua diberikan dengan cara yang sama tapi beberapa minggu kemudian, setelah pemberian yang pertama. Pupuk kalium diberikan bersama pemupukan P secara sebar rata. Padang rumput Sebaiknya padang rumput dipupuk pada saat ditanam. Pupuk dapat diberikan bersamaan dengan tanah dan dibenamkan . Pemberiannya harus dilakukan hatihati jangan sampai merusak bagian atas dan pangkal akar rerumputan. Pohon-pohonan Pohon buah-buahan atau perkebunan seperti karet biasanya dipupuk secara individuil. Pupuk diberikan sekeliling batang. Jaraknya ditentukan oleh macam tanaman. Pupuk dimasukkan kedalam tanah. Bila tanaman perlu dipupuk, maka pemupukan biasanya dilakukan sesaat sebelum menanam tanaman 6. 5. Inspeksi dan pengendalian pupuk 6.5.1.Nilai ekonomi pupuk Nilai suatu pupuk ditentukan oleh kandungan haranya. Pemilihan apakah membeli pupuk majemuk atau tunggal, seperti NaNO 3, (NH4) 2(SO4)4, dan sebagainya adalah lebih memperhitungkan kadara hara yang dibutuhkan dalam jumlah tinggi. Kadar analisa pupuk merupakan pilihan utama, karena semakin tinggi analisa kadarnya terutama dari pupuk majemuk, makin banyak hara yang dapat diperoleh setiap dolarnya. Penggunaan pupuk majemuk beranalisa tinggi belum familiar digunakan di Indonesia. Para petani masih mengunakan pupuk tunggal yang kebetulan berkadar N dan P tinggi. Pupuk majemuk dipakai oleh beberapa pengusaha perkebunan 97 besar. Macan pupuk yang digunakan sangat terbatas dan analisa yang umum mereka pakai 12-12-12 atau 20-20-20. relatif sulit dipasaran. Oleh karenanya alasan ekonomis untuk mencampur sendiri pupuk dinilai kurang ekonomis. Harga pupuk persatuan unsur yang termurah adalah K, menyusul P dan kemudian N. Hal ini perlu diperhatikan bila membeli pupuk. 6.5.2. Pergerakan pupuk dalam waktu Kita dapat juga menghemat dengan membeli pupuk tunggal yang kemudian mengaplikasikannya secara terpisah kedalam tanah. Untuk pupuk superfosfat biasanya diberikan secara tersendiri. Bila pupuk kandang tersedia, penggunaan superfosfat, kapur , dan pupuk kandang sangat dianjurkan. Natrium nitrat dan (NH4) 2(SO4)4 serta pupuk N serupa digunakn sebagi pupuk yang diberikan secara “ top dressing” atau side dressing. Pupuk dapat diberikan secara terpisah, asalkan cara pemberiannya tepat, dengan demikian biaya pencampuran dapat dihemat. Salah satu kendala jika ingin mencampur sendiri pupuk adalah ketersediaan bahan baku yang ekonomis dan murah. Disamping itu dibutuhkan pengetahuan khusus dalam metode pencampurannya, bergantung sifat dari pupuk itu sendiri. Agar dapat mengetahui cara yang paling tepat untuk memberikan pupuk ke tanah maka terlebih dahulu kita harus mengetahui bagaimana gerakan dari pupuk tersebut dalam tanah. Sebagai contoh fosfat merupakan hara yang tidak mobil, terkecuali pada tanah yang berpasir. Akibatnya, ia dapat diabsorpsikan tanaman secara efektif, pupuk tersebut harus ditempatkan dalam daerah perkembangan akar. Pemberian melalui penyebaran diatas tanah, tidak mensuplai P bagi akar-akar tanaman yang tumbuhnya dalam. Disamping imobilitas fosfat, jumlah pupuk yang diperlukan selama musim tanam, dan dapat hilang karena pencucian merupakan beberapa pertimbangan kapan pupuk harus diberikan. Berbeda dengan kalium dan nitrogen (bentuk tertentu), kedua unsur ini bertendensi untuk mobil dan bergerak keluar dari daerah penempatan semula. Gerakan umumnya adalah vertikal, mengikuti gerakan air, apakah keatas atau kebawah. Pencampuran juga membutuhkan bahan kodisioner agar campuran merata/homogen. Bahan ini juga 98 Translokasi ini sangat mempengaruhi waktu dan cara penempatan N dan K. Misalnya sangatlah tidak sarankan untuk memberikan N sekaligus karena kemungkinanpencucian. Kadar analisa pupuk merupakan pilihan utama, karena semakin tinggi analisa kadarnya terutama dari pupuk majemuk, makin banyak hara yang dapat diperoleh setiap dolarnya. Pupuk nitrat dapat diberikan melalui “top dressing” disebar di atas permukaan tanah. Alasan ini digunakan karena sifat nya yang mudah larut dan bertendensi untuk bergerak ke bawah. Penggunaan pupuk majemuk beranalisa tinggi belum familiar digunakan di Indonesia. Para petani masih mengunakan pupuk tunggal yang kebetulan berkadar N dan P tinggi. Gerakan nitrogen dan juga K perlu dipertimbangkan dalam penempatan pupuk, terutama ditinjau dari penempatan biji. Pupuk majemuk dipakai oleh beberapa pengusaha perkebunan besar. Macan pupuk yang digunakan sangat terbatas dan analisa yang umum mereka pakai 12-12-12 atau 20-20-20. Bila pupuk ditempatkan secara larikan dibawah biji, gerakan garam keatas bersama air kapiler dapat merusak pertanaman. Hujan setelah tanam yang kemudian disusul dengan musim kering panjang memungkinkan terjadinya kerusakan. Oleh karenanya jangan menempatkan pupuk langsung diatas biji atau dipermukaan tanah. 6.5. Inspeksi dan pengendalian pupuk 6.5.1.Nilai ekonomi pupuk Nilai suatu pupuk ditentukan oleh kandungan haranya. Pemilihan apakah membeli pupuk majemuk atau tunggal, seperti NaNO 3, (NH4) 2(SO4)4, dan sebagainya adalah lebih memperhitungkan kadara hara yang dibutuhkan dalam jumlah tinggi. Harga pupuk persatuan unsur yang termurah adalah K, menyusul P dan kemudian N. Hal ini perlu diperhatikan bila membeli pupuk. Kita dapat juga menghemat dengan membeli pupuk tunggal yang kemudian mengaplikasikannya secara terpisah kedalam tanah. Untuk pupuk superfosfat biasanya diberikan secara tersendiri. Bila pupuk kandang tersedia, penggunaan superfosfat, kapur , dan pupuk kandang sangat dianjurkan. Natrium nitrat dan (NH4) 2(SO4)4 serta pupuk N serupa digunakn sebagi pupuk yang diberikan secara “ top dressing” atau side dressing. Pupuk dapat diberikan secara terpisah, asalkan cara pemberiannya tepat, dengan 99 demikian biaya pencampuran dapat dihemat. Salah satu kendala jika ingin mencampur sendiri pupuk adalah ketersediaan bahan baku yang ekonomis dan murah. Disamping itu dibutuhkan pengetahuan khusus dalam metode pencampurannya, bergantung sifat dari pupuk itu sendiri. Pencampuran juga membutuhkan bahan kodisioner agar campuran merata/homogen. Bahan ini juga relatif sulit dipasaran. Oleh karenanya alasan ekonomis untuk mencampur sendiri pupuk dinilai kurang ekonomis. 6.5.2 .Pergerakan pupuk dalam waktu. Agar dapat mengetahui cara yang paling tepat untuk memberikan pupuk ke tanah maka terlebih dahulu kita harus mengetahui bagaimana gerakan dari pupuk tersebut dalam tanah. Sebagai contoh fosfat merupakan hara yang tidak mobil, terkecuali pada tanah yang berpasir. Akibatnya, ia dapat diabsorpsikan tanaman secara efektif, pupuk tersebut harus ditempatkan dalam daerah perkembangan akar. Pemberian melalui penyebaran diatas tanah, tidak mensuplai P bagi akar-akar tanaman yang tumbuhnya dalam. Disamping imobilitas fosfat, jumlah pupuk yang diperlukan selama musim tanam, dan dapat hilang karena pencucian merupakan beberapa pertimbangan kapan pupuk harus diberikan. Berbeda dengan kalium dan nitrogen (bentuk tertentu), kedua unsur ini bertendensi untuk mobil dan bergerak keluar dari daerah penempatan semula. Gerakan umumnya adalah vertikal, mengikuti gerakan air, apakah keatas atau kebawah. Translokasi ini sangat mempengaruhi waktu dan cara penempatan N dan K. Misalnya sangatlah tidak sarankan untuk memberikan N sekaligus karena kemungkinanpencucian. Pupuk nitrat dapat diberikan melalui “top dressing” disebar di atas permukaan tanah. Alasan ini digunakan karena sifat nya yang mudah larut dan bertendensi untuk bergerak ke bawah. Gerakan nitrogen dan juga K perlu dipertimbangkan dalam penempatan pupuk, terutama ditinjau dari penempatan biji. Bila pupuk ditempatkan secara larikan dibawah biji, gerakan garam keatas bersama air kapiler dapat merusak pertanaman. Hujan setelah tanam yang kemudian disusul dengan musim kering panjang memungkinkan terjadinya kerusakan. Oleh karenanya jangan menempatkan pupuk langsung diatas biji atau dipermukaan tanah. 100 6.6. Penyimpanan dan pengawasan mutu pupuk 6.6.1.Penyimpanan pupuk Penyimpanan pupuk merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan, kerena penyimpanan pupuk yang ceroboh dapat merusak, sifat kimia dan fisik pupuk. Pupuk yang bersifat hidroskopis tidak boleh disimpan secara ceroboh, pupuk tersebut dapat menjadi lembab dan mencair atau bila kelembapan berkurang pupuk menjadi keras dan membentuk bongkah-bongkah besar sehingga sulit dalam hal aplikasinya. Penyimpanan pupuk sering dilakukan digudang-gudang pelabuhan. Gudang daerah perkebunan dan koperasi unit desa. Gudang Penyimpanan Pupuk Letak gudang pupuk harus jauh dari api atau bahan yang mudah terbakar, dan gudang tidak boleh lembab. Kelembapan di dalam gudang dapat menimbulkan penggumpalan pupuk atau mecairnya pupuk. Mencairnya pupuk akan mempercepat rusaknya karung pembungkus pupuk. Selanjutnya pupuk mudah tercecer dan atau tercampur satu sama lain. Dalam mengatasi pengaruh kelembapan perlu adanya perhatian khusus dalam pembuatan gudang. Gudang permanen atau gudang yang digunakan untuk penyimpanan pupuk dalam waktu yang lama, dinding dan lantainya harus dibuat dari beton. Lantai gudang harus dilapisi dengan bahan aspal atau bahan lain. Bagi kios pupuk, koperasi unit desa yang menyimpan pupuk dalam waktu pendek, dinding gudang hendaknya dibuat dari seng, jika lantai terbuat dari semen maka harus diberi alas balok berjarak 0.51m. Atap gudang tidak boleh bocor agar pupuk tidak terkena hujan yang dapat merusak sifat fisik kimia pupuk. Pupuk yang mengandung asam keras akan menghancurkan karung pembungkus pupuk, akibatnya pupuk tercecer bersatu sama lain dan terjadi reaksi kimia yang mengurangi mutu pupuk. Pintu gudang hendaknya diletakkan pada dua bagian sisi gudang sehingga memudahkan pengambilan pupuk pengambilan pupuk persediaan lama dan memudahkan pula penyimpanan pupuk yang baru datang serta dapat dipisahkan secara mudah terhadap letak pupuk. Peredaran udara dalam gudang diusahakan sebaik mungkin dan selalu segar, oleh karenanya dibutuhkan beberapa ventilasi yang pembukaan dan penutupannya dapat diatur sedemikian rupa sesuai dengan kondisi cuaca. 101 Tidak dibenarkan untuk mencapur gudang untuk pupuk dengan gudang untuk bii-bijian atau benih atau sebagainya, karena dapat mempengaruhi kualitas pupuk. Dalam hal penyimpanan pupuk sebaiknya dilakukan pemisahan antara jenis pupuk yang satu dengan lainnya. Hal ini selain memudahkan pengawasan juga untuk menjaga mutu pupuk. memberikan tumpukan yang mantap serta tidak mudah roboh. - Tinggi tumpukan Tinggi tumpukan bergantung pada alat apa yang digunakan sewaktu melakukan pekerjaan penumpukan. Bagi yang menggunakan alat tumpukan dapat mencapai 20 karung, akan tetapi jika dengan tenaga manusia hanya 10 tumpukan. Tumpukan dalam gudang 6.6.2 Pengawasan mutu pupuk Tumpukan dalam gudang yang terlalu tinggi akan menyebabkan rusaknya karung, dan tidak stabilnya tumpukannya. Pupuk yang dibagian bawah akan mengalami tekanan yang cukup tinggi sehingga mengakibatkan pupuk menjadi keras. Oleh karenanya dalam hal tumpukan pupuk yang perlu diperhatikan adalah: - Jaminan mutu pupuk, baik fisik maupun kimia dalam pupuk harus dicantumkan pada bagian luar kemasan yang berisikan: - Berat bersih - Nama dan cap perusahaan pupuk tersebut - Komposisi kimia atau persentase kandungan hara pupuk - Potensial kemasaman pupuk - Nama dan alamat produsen pupuk Letak tumpukan Harus ada jarak cukup lebar antara tumpukan satu dengan lainnya dan juga letak tumpukan pupuk dengan dinding gudang. Hal ini penting disamping memudahkan pekerja dalam hal menumpuk juga menghindari kelembaban yang tinggi jika menempel pada dinding gudang. - Pengawasan mutu pupuk mempunyai arti segala-galanya bagi petani dalam proses peningkatan produksi pertanian. Karung yang ditumpuk Tingginya tumpukan karung harus mempunyai ukuran, berat, isi dan bahan yang bagian mulut karung mengarah ke dalam. Cara ini 102 6.7. Manajemen pupuk dan pemupukan Manajemen pemupukan yang baik akan menghasilkan peningkatan produksi secara kualitas dan kuantitas. Dari beberapa hasil penelitian memperlihatkan pemberian pupuk yang membabi buta tanpa melakukan manajemen yang benar menghasilkan pengrusakan lingkungan. Keuntungan dari melakukan manajemen pemupukan adalah: - Dihasilkan paket pemupukan yang efisien dan efektif - Perhitungan ekonomi yang tinggi pada untung rugi penggunaan pupuk - Memperkecil kerusakan lingkungan - Lebih fleksibel, dan bersifat spesifik bergantung pada jenis tanah atau media tumbuh tanaman, dan sistem pertanian yang digunakan. - Jaminan keamanan dan kualitas makanan - Peningkatan mutu produksi - Melindungi tanah dan air dari kerusakan Langkah-langkah dalam manajemen praktis pemupukan adalah sebagai berikut: - Memilih jenis tanaman yang paling sesuai dengan kondisi lingkungan dimana tanaman tersebut akan ditanam - Siapkan media tumbuh yang baik sehingga tidak mengganggu kelancaran proses perkecambahan . - Gunakan Benih dan bibit yang berkualitas - Waktu tanam yang tepat agar tanaman lebih mampu beradaptasi pada lingkungannya. - Pengelolaan air yang baik 6.7.1 Manajemen hara N Hara N dibutuhkan tanaman untuk mendukung pertumbuhannya serta menentukan kualitas hasilnya. Berdasarkan kedua fungsi inilah pemupukan N pada tanaman dilakukan tidak satu kali, bahkan sering petani memberikan pupuk N yang berlebihan. Tujuan yang ingin dicapai dari pemupukan N yang kita lakukan adalah tidak merusak lingkungan karena berlebihan, segera tersedia untuk dapat diambil tanaman, dan sesuai dengan kebutuhannya. 103 Langkah awal dari manajemen pemupukan N adalah mengetahui status nitrogen tanah atau N dalam media tumbuh. Disamping itu kita juga harus mengetahui status N dalam air irigasi, terutama untuk pertanian lahan basah. Dengan mengetahui kandungan hara yang dikandung air irigasi maka kita akan memberikan pupuk N yang lebih tepat jumlahnya. Analisa tanaman juga dapat membantu untuk mengetahui konsentrasi hara dalam tanaman. Berdasarkan ketiga hal diatas (status N tanah, N pada air irigasi, dan analisa tanaman) kita membuat berapa yang keluar/ diambil tanaman dan sejumlah berapa yang harus kita tambahkan Hal yang tidak kalah pentingnya adalah pemanfaatan jasad penambat nitrogen, dan faktor-faktor yang menghambat proses penambatan N tersebut. Adalah lebih baik jika kita menggunakan pupuk N yang lambat tersedia, sehingga N yang diberikan tidak hilang ataupun tercuci. Waktu yang tepat pemberian N membantu agar N yang diberikan dapat diambil tanaman pada waktu dibutuhkan. Beberapa jenis tanaman lebih menyukai pemberian pupuk N melalui daun. Nitrogen yang diaplikasikan melalui daun dapat segera diambil tanaman. Hasil penelitian menunjukkan lebih 50% nitrogen dapat diambil setelah 60 menit diaplikasikan melalui daun dan lebih 90% setelah 24 jam diaplikasikan. Teknik ini lebih efisien untuk menghindari kehilangan N yang diberikan. 6.7.2. Manajemen pupuk P Pupuk posfor tidak sama dengan pupuk nitrogen, umumnya pupuk ini lambat tersedia. Pergerakan pupuk ini yang relatif lambat menyebabkan pergerakannya tidak begitu jauh dari pupuk ditempatkan. Manajemen pemberian pupuk P dapat dilakukan dengan langkahlangkah berikut: - Analisa tanah Hasil analisa yang akurat memberikan langkah yang tepat mengenai berapa jumlah P yang harus ditambahkan. - Pemberian yang wajar Pupuk P dalam tanah mudah berubah ke dalam bentuk P yang tidak tersedia bagi tanaman. Oleh karenanya upaya mengurangi bidang kontak pupuk ini dengan tanah merupakan usaha untuk dapat meningkatkan ketersediaan posfor. Metode penyebaran dalam barisan tanaman merupakan metode yang efektif dalam penggunaan pupuk ini. Pupuk ini juga dapat diaplikasikan melalui air irigasi. 104 - Analisa tanaman Kandungan P dalam tanaman merupakan gambaran ketersediaan P dalam larutan tanah. Berdasarkan kandungan P yang ada dalam jaringan tanaman dan dibandingkan dengan P dalam tanah, kita dapat menduga jumlah P yang harus ditambahkan 6.7.3. Manajemen kalium 3. Pemberian pupuk padat pada tanaman perkebunan dilakukan melalui.............. dan hal hal apa yang harus diperhatikan 4. Menurut pendapatmu mana lebih menguntungkan penggunaan pupuk majemuk atau tinggal. 5. Tuliskan cara-cara penyimpanan pupuk berdasarkan bentuknya 6. Gambar dibawah ini adalah gambar pemupukan pada tanaman karet belum menghasilkan. Jelaskan kedua gambar dibawah ini Kalium lebih mobl dibandingkan dengan pergerakan hara lainnya. Langkah-langkah yang ditempuh dalam manajemen pupuk kalium ini adalah: - Analisa tanah - Pemberian posfor yang sewajarnya - Analisa tanaman 6.8. Evaluasi Isilah titik-titik diwah ini dengan benar. 1. Menurut pendapatmu mana yang lebih besar pengaruh negatifnya jika kita memberikan pupuk berlebih pada tempat yang terbuka dibandingkan dalam pot 2. Kekurangan suatau hara dapat di duga hanya dengan analisa tanaman? Jelaskan 105 BAB VII SUMBER AIR BAGI PERTANIAN (IRIGASI) 7.1.Pengertian Irigasi Irigasi secara umum didefinisikan sebagai pemberian air kepada tanah dengan maksud untuk memasok kelembaban tanah esensial bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan umum irigasi adalah: 1. 2. 3. Menjamin keberhasilan produksi tanaman dalam menghadapi kekeringan jangka pendek Mendinginkan tanah dan atmosfir sehingga akrab dengan pertumbuhan tanaman Mengurangi bahaya cekaman kekeringan 4. Mencuci atau melarutkan garam dalam tanah 5. Melunakkan lapisan olah dan gumpalan-gumpalan tanah Secara implisist tujuan umum irigasi tersebut mencakup pula kegiatan drainase pertanian terutama berkaitan dengan tujuan mencuci dan melarutkan garam tanah. 7.2. Air permukaan tanah Seluruh keperluan air bagi tanaman dan untuk kelembaban tanahnya dicukupi oleh ketersediaan air pengairan yang berasal dari air permukaan dan air tanah. Sumber air permukaan yaitu sungai, danau, waduk dan curah air hujan, sedang sumber air tanah yaitu air tanah bebas dan air tanah tertekan. Ketersediaan air pengairan bagi pertanian itu berbeda-beda tergantung pada: - Musim - Lokasi sumber air - Usaha-usaha konservasi air. Tanaman yang mengalami kekurangan air akan mengalami cekaman kekeringan. Beberapa tipe dari cekaman adalah sebagai berikut: 1. Tipe meteorology 2. Tipe Hidrologi 3. Tipe pertanian 4. Tipe Sosial ekonomi Kekeringan meteorology, adalah cekaman kekeringan yang disebabkan keterbatasan curah hujan yang berkepanjangan. Kekeringan dapat dinyatakan sebagai suatu keadaan dimana berkurangnya jumlah air disebabkan oleh menurunnya daya dukung tanah terhadap ketersediaan air. Pada kondisi ini tanah yang berfungsi sebagai tempat cadangan penyimpan air tidak dapat melaksanakan fungsinya. 106 Kekeringan hidrologi, adalah kekeringan yang berasosiasi dengan efek periode singkat dari curah hujan. Dalam hal ini air pada pool cadangan seperti pada reservoir dan sungai tidak mencukupi untuk semua kebutuhan dari makhluk yang membutuhkannya. Hal ini dapat juga disebabkan oleh tidak adanya kontrol terhadap peredaran air (siklus hidrologi). Kekeringan sosial ekonomi, adalah keadaan perubahan sosial ekonomi masyarakat yang disebabkan oleh keterbatasan air. Jumlah dan kualitas air yang tidak mencukupi berakibat pada rendahnya hasil pertanian atau bahan makanan sehingga menyebabkan perubahan tatanan sosial masyarakat. Walaupun curah hujan di Indonesia relatif cukup tinggi, tetapi ketersediaannya perlu diperhitungkan secara kualitas dan kuantitas. Ketersediaan air pengairan yang cukup banyak dan bebas dari pencemaran dan bahan-bahan buangan yang tidak dapat meracuni tanaman merupakan pilihan untuk pengairan yang dapat dapat dimanfaatkan. Oleh karenanya untuk mempertahankan ketersediaan air perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Debit yang memadai b. Berkualitas menurut pandangan dari segi pertanian atau jelas nya cukup mengandung unsurunsur hara bagi tanaman dan unsur-unsur mineral bagi kesuburan tanah. Indonesia dan seluruh daerah tropika curah hujan merupakan sumber yang pokok bagi tersedianya air pengairan terutama air permukaan. Air hujan yang tercurah pada suatu daerah sebagian akan terinfiltrasi melalui pori-pori tanah ke dalam tanah dan sebagian lagi karena daya resap pori-pori tanah tidak memungkinkan akan membentuk aliran air permukaan (run off) yang terus mengalir ke bawah dan masuk ke sungai-sungai. Aliran air permukaan biasanya mengangkut unsur-unsur hara dari tanah di bagian atas ke tanah bagian bawah atau langsung terangkut ke dalam sungai yang selanjutnya ke muara dan laut atau menyampaikannya ke danau-danau atau waduk-waduk yang telah dibuat. Air sungai, danau atau waduk yang demikian kalau diuji biasanya menunjukkan kualitas air yang banyak mengandung unsur hara yang penting bagi tanaman. Air hujan yang terinflitrasikan ke dalam tanah sebagian akan mengalir kembali ke luar dari tanah dan masuk ke sungai-sungai tetapi sebagian akan bertahan sementara di dalam tanah dan selanjutnya sedikit demi sedikit air tanah akan ke luar pula melalui mata air ke 107 permukaan tanah dalam waktu yang relatif lama. jangka Air tanah ini menjamin terpenuhinya kebutuhan manusia akan air minum dan lain-lain. Dalam kaitan dengan bergeraknya air pada lapisan permukaan tanah dan dalam lapisan bawah tanah, kita mengenal istilah-istilah: - interflow - ground water - groun water run off. a. interflow, yaitu aliran air yang meresap ke lapisan tanah permukaan dan kemudian mengalir kembali ke luar dari lapisan tanah permukaan tersebut ke permukaan tanahnya b. ground water, yaitu air tanah atau jelasnya air permukaan yang meresap ke dalam tanah dan berkumpul di bagian lapisan bawah tanah yang kemudian sedikit demi sedikit akan ke luar melalui mata air c. ground water run limpasan air tanah. off, yaitu Hujan yang turun pada suatu atau beberapa daerah selanjutnya akan mengalir dan masuk ke dalam paritparit, selokan-selokan, sungaisungai kecil dan menyatu dalam sungai besar, untuk seterusnya mengalir ke muara/laut atau ke danau. Jadi sungai tersebut berfungsi mengumpulkan dan mengalirkan curahan air hujan dari suatu daerah lairan sungai (DAS). 7.3. Air Tanah Daerah penampungan (reservoir, reservation) air tanah terdapat di lapisan bagian bawah tanah, tepatnya di dalam lapisan padat atau batuan yang sarang yang biasanya terbentuk dari bahan-bahan pasir dan kerikil, tufa vulkanis, batu gamping dan beberapa bahan lainnya. Lapisan penampungan air tanah ini selanjutnya dikenal sebagai lapisan pengandungan air atau aquifer, air yang terkumpul disini mudah bergerak dari tempatnya yang lebih tinggi ke tempat-tempat yang lebih rendah. Berkaitan dengan kondisi dan letaknya di dalam tanah, lapisan pengandung air (aquifer) tersebut biasanya dibedakan menjadi sebagai berikut : a. lapisan pengandung air tanah yang bebas atau tidak terbatas (unconfined aquifer). Lapisan ini di bagian bawahnya terdapat/ dibatasi oleh lapisan kedap air, sedang disebelah atasnya berupa muka air yang berhubungan dengan atmosfer. b. Lapisan pengandung air tanah yang tertekan/ terbatas (confined aqufer). Lapisan ini di bagian atas dan di bagian bawahnya dibatasi oleh lapisan kedap air. 108 c. Lapisan pengandung air tanah tumpang (perched aquifer). Lapisan ini terletak di atas lapisan kedap air yang tidak begitu luas, berada pada zona aerasi di atas water table. Karena volume air pada lapisan ini mengandung air tanah tidakbanyak maka perched aquifer kurang dapat diandalkan sebagai sumber air. Pemanfaatan air tanah untuk pengairan dengan memanfaatkan air yang berasal dari mata air dengan teknik penyedotan sampai saat ini masih terbatas. Umumnya pengairan yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan aliran sungai. Alasan keterbatasan penggunaan air sumber mata air ini adalah: a. Kebanyakan lapisan pengandung air tanah berada jauh di dalam tanah, yang sulit untuk penggaliannya b. Penggunaan alat penyedot air memerlukan biaya yang tidak kecil bagi ukuran hidup para petani. c. Menghindari mengeringnya sumber-sumber air tanah (konservasi air) d. Kesadaran para petani sehubungan dengan pengetahuannya yang meningkat, bahwa penggunaan air tanah yang berlebihan dapat mengakibatkan : (1) penurunan permukaan tanah; (2) perembesan air asin, yang dapat berakibat tidak dapat dimanfaatkannya air tanah tersebut. Pengambilan air tanah untuk kepentingan pengairan pertanian hanya dilakukan terbatas dan itupun hanya dilakukan dibeberapa daerah tertentu, pada saat-saat musim kemarau. Penggunaan air tanah yang terus menerus secara berlebihan, akan mengakibatkan perembesan air laut ke daratan melewati garis pantai. Dengan berkembangnya pembangunan industri-industri besar di daerah-daerah perkampungan, para pengusaha industri dituntut agar tidak menggunakan air tanah secara berlebihan. Secara ringkas bagaimana pergerakan air dimuka bumi ini digambarkan pada Gambar 40 dibawah ini . 7.4. Daerah aliran sungai (DAS) Sebagai telah dikemukan, sungai berfungsi sebagai penyalur air hujan pada suatu daerah aliran sungai. Demikian pentingnya nilai daerah aliran sungai tersebut, terutama bagi pertanian dan pencegahanpencegahan peluapan air. Pemeliharaan kawasan ini perlu diupayakan secara serius agar tidak terjadi kerusakan lingkungan. 109 Daerah aliran sungai berdasarkan pola-polanya dibedakan menjadi : a. Daerah aliran sungai dengan pola ”Bulu Burung”. Di daerah aliran sungai ini selain terdapat sungai utama, tidak jauh daripadanya, disebelah kiri dan kanan terdapat pula sungaisungai kecil atau anak-anak sungai. Sewaktu hujan mengguyur daerah ini anak-anak sungai akan berfungsi pula mengalirkan air hujan yang mengalir ke dalamnya, dengan demikian debit air yang meluap pada sungai utama dan anak-anak sungainya akan tetap kecil, dengan demikian kalaupun terjadi banjir akan berlangsung lambat, sedang pembuangannya berlangsung cepat. b. Daerah aliran sungai dengan pola ”Radial/Melebar”. Di daerah aliran sungai inipun terdapat sungai utama/ besar, dengan beberapa anak sungainya, hanya anak-anak sungai tersebut melingkar dan akan bertemu dengan sungai utamanya pada suatu titik (daerah), sehingga kalau digambarkan akan berbentuk bagaikan kipas. Terkumpulnya curah hujan di daerah aliran sungai ini, dengan sebagian mengalir dan sebagian mengalir ke sungai utama dan terbagi lagi ke anak-anak sungainya, yang kemudian bertemu pada suatu titik/ suatu daerah, akan mengakibatkan banjir besar di daerah pertemuan tersebut. c. Aliran sungai dengan pola ”Paralel/Sejajar”. Daerah aliran sungai ini terdiri dari 2 jalur daerah aliran, yang memang paralel, yang dibagian hilir keduanya bersatu sehingga merupakan satu sungai besar. Sewaktu curah hujan mengguyur daerah-daerah di sekitar aliran sungai tersebut, maka pada daerah hilir dimana terjadinya pertemuan tadi akan terjadi peluapanpeluapan air yang cukup besar. Terjadinya peluapan-peluapan air (banjir) seperti dikemukakan di atas memang di daerah-daerah tertentu dapat membawa dan menyampaikan unsur-unsur hara dan atau mineral tertentu yang dapat menyuburkan tanaman dan tanahnya, akan tetapi jika dibandingkan dengan kerugian yang ditimbulkan (seperti erosi, pelongsoran, tersapunya tanaman yang dibudidayakan, hancurnya rumah-rumah penduduk, dan lainlain) maka kerugian itu adalah jauh lebih besar. Terlebih lebih kalau akibat pengikisan-pengikisan tanah lapisan permukaan tadi mengakibatkan bagian-bagian tanah yang tersisa menjadi sangat kurus/tidak produktif, sangat melarat akan unsur-unsur hara dan mineral yang diperlukan tanaman. Karena itulah maka perlindungan terhadap daerah-daerah aliran sungai perlu diperhatikan. 110 Gambar 42 berikut merupakan ilustrasi bagaimana drainase mempengaruhi ketersedian dan pola penyebaran hara. air yang asam, air yang tercemar, dan lain sebagainya. Jadi air bagi pengairan lahan-lahan pertanian sifat dan kualitas air pengairan itu sangat berpengaruh dan menentukan. Pengolahan tanah yang baik, pemberian pupuk yang sempurna dan pemakaian bibit-bibit tanaman unggul dalam usaha pertanaman akan tetapi kalau air pengairannya mempunyai salinitas ataupun kemasaman yang berpengaruh, maka pertumbuhan tanaman tidak mungkin terjamin, bahkan kemungkinan pula tidak terjadi pertumbuhan tersebut. Untuk menilai sifat dan kualitas air perlu diketahui konsentrasi total serta konsentrasi bahan-bahan tertentu yang terkandung dalam air pengairan (irigasi). Konsentrasi garam total merupakan kriteria tunggal yang terpenting. Gambar 42. Manajemen pengairan merubah distribusi garam tanah 7.5. Sistem Pengambilan dan pemberian Pengairan bagi Lahan Pertanian Air yang tersedia di alam tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan bagi kepentingan pengairan tanaman, seperti air yang salinitasnya tinggi, Kalau kemasaman tanah akibat pengaruh dari air pengairan yang masam masih dapat diatasi dengan pemberian bahan-bahan kapur pertanian secukupnya, akan tetapi jika tingkat salinitasnya tinggi maka sulit dilakukan pengelolaannya. Penggunaan air dengan kadar salinitas tinggi dibutuhkan penanganan khusus seperti pencucian atau dihindari pemakaianya. 111 7.5.1. Klasifikasi Air pengairan Kualitas air pertanian yang perlu diperhatikan adalah kandungan zatzat yang terdapat pada air tersebut. Yang perlu dinilai kandungan zat-zat pada air pengairan tersebut adalah sebagai berikut: - - Zat atau unsur garam yang melarut dalam air pengairan, yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Kadar garam total ini dinyatakan dalam suatu ppm atau sebagai tingkat DHL (Daya Hantar Listrik) dalam satuan micr/cm. Kadar natrium dalam air tanah kadarnya relatif tinggi dibanding dengan kation-kation lain dan dapat mengakibatkan perubahan sifat fisik dan kimiawi dalam tanah. Dalam penilaian air irigasi ini turut menjadi perhatian adalah berhubungan dengan kandungan kimia dari unsur-unsur berbahaya yang biasa disebut SAR. Unsur Boron yang merupakan salah satu bahan peracun (phytotoxic) dalam kadar yang relatif tinggi, ternyata sangat menghambat pertumbuhan tanaman. Selanjutnya, dilakukan pengamatan mengenai klasifikasi air pengairan (irigasi) menurut penilaian US Salinity Laboratory Staff dan menurut SCOFIELD. Klasifikasi air pengairan berdasarkan nilai SAR menurut perhitungan US Salinity Laboratory Staff, disusun dalam Tabel 6. US Salinity Laboratory Staff selanjutnya mengemukakan metode tentang klasifikasi air pengairan berdasarkan penilaiannya terhadap: - Tingkat DHL (Daya Hantar Listrik) - Kadar garam total - Persentase natrium dan kadar unsur boron, yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. US Salinity Laboratory Staff mengemukan cara menghitung SAR dengan rumus sebagai berikut : SaR: Na + Ca + + + Mq + + 2 Dengan rumus ini kadar kation dinyatakan dalam satuan miliekuivalen tiap liter. Hasil pengamatan ini kemudian diklasifasikan atas beberapa kelas yaitu: - Klasifikasi 1 (Kelas 1) menggolongkan air pengairan (irigasi) yang baik sekali bagi pemanfaatannya di bidang pertanian - Klasifikasi 2 (Kelas 2) masih menyatakan cukup baik 112 - Klasifikasi 3 (Kelas 3) perlu dihindari karena dapat banyak merugikan (Tabel 7). Seluruh kadar kation-kation dalam perhitungan ini dinyatakan dalam satuan miliekuivalen/liter. Air pengairan yang tergolong baik sekali (Kelas 1) dalam keadaan normal dapat diberikan kepada relatif semua jenis tanaman, sedangkan kelas 2 baik untuk jenis tanaman tertentu saja. Klasifikasi air menurut Scofield berdasarkan atas : - Tingkat DHL - Kadar garam total - Persentase Na+, - Kadar ion-ion Chlorida dan Sulfat - kandungan unsur boron, Berdasarkan penilaiannya terhadap air irigasi tersebut maka dapat digolongkan menjadi 5 kelas seperti pada Tabel 8. Sedang air pengairan yang tergolong kelas 3 adalah yang kurang baik bagi pertumbuhan tanaman sehingga air pengairan ini perlu dicegah bagi usaha pertanian. Scofield mengemukakan hasil penilaiannya yang lebih terperinci terhadap klasifikasi air irigasi. Dalam hal ini mereka melakukan penilaian tidak hanya berdasarkan kadar natrium, garam total dan DHL, akan tetapi lebih terperinci. 113 Tabel 6 Klasifikasi air pengairan berdasarkan nilai SAR (Bandingan adsorbsi natrium). Kelas air AIR Nilai SAR Penjelasan 1 0-8 Baik sekali 2 8-18 Baik 3 16-26 Kurang Baik 4 >26 Buruk Tabel 7 Klasifikasi air irigasi menurut US Salinity Laboratory Kelas air R DHL (Micr/cm) Na+ (%) Boron (ppm) 0 – 700 0 – 60 0,0 – 0,5 60– 75 0,5 – 2,0 Kadar garam total (ppm)) 1 0 – 1000 2 1000 3000 700 – 2000 3 > 3000 > 2000 > 75 > 2,0 114 Tabel Klasifikasi air Tabel 8.8.Klasifikasi air pengairan (irigasi) menurut Scofield pengairan (irigasi) menurut Scofield Kls Kls DHL airair (Mie r/c m) 1 1 0-250 DHL Na+ Cl(Mier/cm) (%) SO4 Na+ Cl-SO4 Boron (ppm) Penjelasan 0-20 sangat0-4 0,000,67 baik 0,00-0,67 sangat baik Boron Penjelas (%) an (ppm) (ppm) (ppm) 0-250 0-20 0-4 2 250750 250-750 20-40 4-7 20-40 0,67baik 1,33 4-7 0,67-1,33 baik 3 7502000 750-2000 40-60 7-12 1,3340-60 agak 2,00 baik 7-12 1,33-2,00 agak baik 4 4 20003000 12- 2,002000-3000 60-75 kurang12-30 60-75 2,00-2,50 kurang baik 5 5 3000 3000 >75 2,50 kurang sesuai 2 3 30 2,50 > 30 2,50>75 baik kurang > sesuai 30 SUMBER : Irigasi dan Drainase, SUMBER : Irigasi dan Drainase, DEPDIKBtJD,1982 DEPDIKBtJD,1982 Penelitian tentang sifat dan kualitas air pengairan, biasanya para peneliti mengambil sample air sungai, air saluran irigasi, sumur ataupun mata air, sekitar 2 liter dan kemudian ditaruh pada bejana plastik. 7.5.2. Beberapa cara dalam pengambilan air pengairan Dalam pemilihan sumber air pengairan (irigasi) agar air dapat disalurkan dari sumbernya ke daerah-daerah pertanian, maka faktor lokasi sumber air dan teknik pengambilannya. Baru dilakukan analisis meliputi: - penentuan kation dan anion - pH - DHL (daya hantar listrik) Di dalam menentukan lokasi sumber harus terpikirkan: 1. Debit yang mantap yang yang diperhitungkan dapat mencukupi kepentingan/kebutuhan air tanaman - Kandungan lumpurnya. 2. Kualitas air yang cukup baik, bagi penunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman; 115 3. Lokasi sumber air dekat atau tidak seberapa jauh dari areal pertanian yang membutuhkannya serta mudah dalam pengambilannya. mengalirkan air ke areal pertanamannya. Di dalam teknik pengambilan dan penyalurannya dapat menggunakan teknik pembuatan clan (bendungan), penggunaan alat-alat yang sederhana, atau penggunaan pompa air. Usaha pengambilan atau penyaluran air pengairan dapat dilakukan pula dengan membuat sumur pom pa atau pemompaan air sungai yang letaknya atau permukaan airnya , sedikit lebih rendah dari kedudukan lahan pertanian. Pompa yang sering digunakan untuk kepentingan pertanian yaitu : Centrifugal water pump (pompa pusingan) dan Propeller waterpump (pompa baling-baling), digerakkan oleh motor disel. 1. Pembuatan dam (bendungan). Dam atau bendungan dibuat dengan maksud agar air sungai yang terbendung itu dapat dinaikkan air permukaannya dengan demikian pengambilan atau penyalurannya ke areal pertanian akan lebih mudah. Biasanya untuk kepentingan air ini permukaan yang terbendung dihubungkan dengan parit-parit atau saluran yang dirancang dan dibuat menyebar ke lahan-lahan pertanaman. 2. Penggunaan alat-alat yang sederhana Di beberapa daerah tertentu di Jawa dalam usaha mengairi lahan pertaniannya, para petani menggali sumur-sumur dan dengan menggunakan timba air diambil dan digunakan untuk mengairi pertanamannya. Apabila lahan-lahan pertaniannya berbatasan dengan saluran atau jaringan irigasi, tetapi letak lahan pertaniannya sedikit lebih tinggi dari permukaan air pada saluran/jaringan, para petani menggunakan bor untuk 3. Penggunaan pompa air (water pump) Pemberian air pengairan dengan cara-cara tersebut di atas dapat diambil dari sumber airnya yang kemudian disalurkan ke lahan pertanian. Usaha demikian tampaknya mudah, akan tetapi dalam praktek nya sering menimbulkan kesulitan dan masalah. Keterbatasan curah hujan (pada musim kering) akan mengakibatkan air pengairan pada lahan pertanaman petani lain dan keterbatasan jumlah air ini menghambat pengaliran air ke areal lainnya. Hambatan tersebut dapat juga disebabkan oleh berbagai kondisi alami dan aturan-aturan yang dibuat manusia sendiri. 116 7.5.3. Beberapa cara pemberian air pengairan Pemberian air irigasi pada lahan pertanian dapat dilakukan dengan beberapa cara dan disesuaikan dengan: 1. Perancangan lahan-lahan pertanian 2. Kebutuhan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pemberian air pengairan pada permukaan tanah tujuannya adalah melakukan pembasahan di sekitar lapisan olah tanah (top soil). Dengan dilakukannya pengairan ini selain memudahkan pengolahan tanah, juga menambahkan unsurhara yang terkandung dalam air irigasi ke dalam tanah serta memudahkan akar-akar tanaman untuk dapat mengambil/menyerapnya. Cara pemberian air pengairan pada permukaan tanah dapat dibedakan menjadi: 7.5.3.1.Cara penggenangan (flooding) Cara penggenangan adalah cara pemberian air ke lahan pertanian sehingga menggenangi permukaan tanahnya. Cara penggenangan ini dapat dikelompokka atas: 1. Penggenangan secara bebas 2. Penggenangan secara terbatas, seperti pada petak-petak pertanaman yang dibatasi dengan galengan-galengan, contohnya pada petak-petak persawahan. 7.5.3.2. Cara penyaluran air di antara bedengan Kalau lahan pertanaman dirancang secara bedengan (lebar bedengan biasanya antara 1,5 m sampai 2 m) yang pada batas tiap bedengan dibuatkan parit kecil yang sangat dangkal, maka air pengairan dapat disalurkan ke dalamnya. Dengan cara demikian penggunaan air pengairan dapat dikurangi, karena tidak seluruh permukaan tanah harus diairi seperti halnya pada cara penggenangan. 7.5.3.3.Cara penyaluran air di antara larikan/baris tanaman Larikan bentuknya hampir sama dengan bedengan, bedanya adalah dalam hal lebarnya, lebar larikan hanya sekitar 0,5 m dan tiap larikan hanya dapat ditumbuhi satu barisan/sederetan tanaman, sedangkan satu bedengan dapat , ditumbuhi 4 atau 5 barisan/deretan tanaman. Air pengairan dialirkan pada alur-alur kecil yang membatasi tiap larikan. Cara 7.5.3.1 dan 7.5.3.3. banyak dilakukan bagi lahan-lahan pertanaman padi. 117 Akan tetapi untuk pertanaman tembakau, bawang merah atau putih, kacang-kacangan, sayursayuran, tebu dan sebagainya cara pengairan 7.5.3.2 . lebih efisien digunakan. Cara penggenangan air pada petak-petak persawahan dilakukan pula dengan cara yang berbeda, yaitu: b. Cara ini dapat dilakukan pada daerah-daerah persawahan yang persediaan air pengairannya tidak banyak dan di perkirakan tidak bakal mencukupi kalau aliran air permukaan berlangsung terus. c. a. Penggenangan secara terusmenerus, tetapi bersikulasi Cara ini dilakukan dengan melakukan penggenangan secara terus menerus. Akan tetapi airnya terus mengalir, air yang lama ke luar petak diganti dengan aliran baru. Cara ini biasanya dilakukan pada daerah persawahan dengan persediaan air pengairan yang mencukupi. Dengan cara ini biasanya tanaman lebih terjamin kebutuhan air nya. Namur demikian ada kekurangannya: 1) Efisiensi pengairan rendah karena banyak nya air yang terbuang melalui aliran permukaan 2) Sebagian unsur-unsur hara yang terkandung dalam air pengairan akan teralirkan terus tanpa dimanfaatkan oleh tanaman. Penggenangan secara terus menerus dan keadaan airnya tidak mengalir. Pemberian air pengairan secara terputus -putus . Pengertian ini dalam interval tertentu selama beberapa hari dilakukan penyaluran/penggenangan kemudian berhenti dan berulang lagi begitu seterusnya selama musim pertanaman. Biasanya cara demikian dilakukan dengan maksud memperbaiki aerasi tanah dan menghemat pendayagunaan air pengairan, efisiensi penggunaan air yang cukup tinggi, kehilangan air melalui perkolasi dan aliran permukaan sekitar 20-30%. Keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan cara ini adalah : 1. Efisiensi penggunaan air cukup tinggi; 2. Air pengairan dapat dihemat; 3. Pemberian air dapat dilakukan secara teratur dan merata; 4. Dapat memperbaiki aerasi tanah pada zona perakaran; terjadinya penambahan 118 unsur-unsur hara dalam tanah yang mudah diserap oleh akar tanaman. Namun demikian, kekurangannya ada pula, yaitu: 1. 2. Diperlukannya biaya yang lebih besar bagi pengaturan air yang intensif dan penggunaan lebih banyak tenaga Penekanan terhadap, pertumbuhan gulma (tanaman pengg a n g g u ) kurang efektif. 7.5.3.1. Cara penyaluran air di bawah tanah Sesuai dengan perancangan lahan/petak pertanaman yang tidak memerlukan penggenangan air pada permukaan tanah, maka dapat dilakukan pemberian air pengairan dengan cara mengalirkannya pada parit-parit pembatas lahan pertanaman yang keadaannya cukup dalam. Cara ini hanya dapat dilakukan dengan baik pada areal pertanaman yang datar di mana terdapat lapisan kedap air atau permukaan air tanah yang relatif dangkal. Cara ini dapat pula dilakukan dengan mengalirkan air pengairan pada pipa-pipa besi/paralon yang dibenamkan di bawah permukaan tanah sekitar lahan-lahan pertanaman tersebut, hasilnya sama seperti di atas . Penggunaan cara ini akan kurang efektif dan efisien, rumit dan memerlukan biaya kalau diterapkan pada lahan-lahan pertanaman yang keadaan tanahnya tidak datar. 7.5.3.2.Cara pemberian air pengairan dengan pancaran Sprinkle irrigation system atau cara pemberian air pengairan dengan pancaran dilakukan dengan menggunakan pipa-pipa yang dipasang atau ditanam, yang penempatannya dan dengan tekanan tertentu. Cara pemberian air pengairan secara pancaran umumnya diterapkan pada lahan-lahan pertanaman yang dipakai untuk membudidayakan jenis tanaman yang bernilai ekonomi tinggi dan kebutuhan airnya relatif sedikit. Penggunaan sprinkle irrigation system memang merupakan pengairan dengan efisiensi tinggi serta dapat diterapkan pada daerahdaerah pertanian dengan topografi bergelombang, tetapi dengan menerapkan cara ini harus diperhatikan pula faktor-faktor sebagai berikut : (1) memerlukan biaya yang cukup tinggi; (2) memerlukan keahlian dan perhitungan yang tepat dalam merancang tata letak; (3) bagi areal pertanaman yang berubah-ubah arah dan kecepatan anginnya, cara 119 pemberian air pengairan dengan sistem pancaran dapat dikatakan tidak sesuai dan tidak efisien. Sprinkler irrigation system dapat dilakukan dengan memanfaatkan : 1.Pipa yang berlubang-lubang Air pengairan disalurkan ke dalam pipa dengan tekanan air yang rendah, maka air akan terpancarkan melalui lubanlubang dalam bentuk yang seragam, tanah dan tanaman bagikan disiram 2.Pipa ber-nozzle (bersemprotan) tetap atau berputar: Air pengairan disalurkan ke dalam pipa, dengan adanya tekanan air sedang sampai tinggi, nozzle yang di bagian mulutnya berlubanglubang dengan diameter kecil-kecil akan menyemprotkan air ke luar. Penggunaan pipa ber-nozlle yang berputar akan menghasilkan semprotan air yang sempurna. Dalam pengetahuan yang berkaitan dengan pemberian pengairan ini tidak lengkap kiranya kalau tidak dikemukanan tentang sis tem irigasi berdasarkan peranan gravitasi. Dalam hal ini dikenal: a. Gravity irrigation atau irigasi gaya berat Sistem ini menggunakan cara di mana pemberian/ penyaluran air pengairan ini sepenuhnya dengan memperhatikan gaya berat, misalnya irigasi permukaan tanah, irigasi di bawah permukaan tanah, irigasi secara pancaran bertekanan rendah dan pemberian air pengairan (irigasi) melalui pipa yang berlubang-lubang. Khusus bagi irigasi secara. pancaran (sprinkler irrigation) dan irigasi melalui pipa yang berlubang-lubang (perforated pipe irrigation) letak sumber air pengairan harus lebih tinggi dari lahan yang akan diairi, dengan demikian keperluan tenaga tekanan tercukupi. b. Non gravity irrigation atau irigasi non gaya berat Cara ini dilakukan pemberian/penyaluran air pengairan tidak sepenuhnya tergantung dari gaya berat. Keperluan tenaga tekanan diperoleh dari tenaga pompa yang umumnya digerakkan dengan Motor, misalnya pada pemberian/penyaluran air pengairan secara pancaran bertekanan sedang sampai tinggi. 7.6. Prinsip -prinsip dasar dalam pemilihan sistem Pertanian Penerapan di lapisan sistemsistem pemberian, penyaluran dan pengahran air pengairan ke dan dari lahan-lahan pertanaman sebagai disebutkan di muka 120 tidaklah semudah seperti yang telah diteorikan, karena penerapannya di lapangan terutama sangat tergantung pada perencanaan rancangan jaringan pengairan yang dibuat untuk keperluan tersebut. Dalam perancangannya selalu dijumpai kendala-kendala yang kompleks yang berkaitan dengan berbagai kondisi alami dan tata cara penggunaan air pengairan yang dibuat manusia sendiri, hambatan/kendala tersebut antara lain sebagai berikut : a.Keadaan topografi termasuk karakteristik lahan dan tanah s etempat. b.Keperluan penyediaan air yang dibutuhkan oleh tanamannya. c . Cara-cara usaha tani, yang dalam hat ini termasuk kedalamanakar tanaman, kebiasaan tumbuh tanaman. d.Kualitas air pengairan dan kuantitas tersedianya air tersebut pada sumbersumbernya. e.Cara pemberian air pengairan ke petak-petak lahan pertanaman. f. Keadaan iklim setempat, terutama unsur-unsurnya. g.Tata cara penggunaan air pengairan di antara para pemakai air pengairan tersebut. 7.6.1. Keadaan topografi dan karakteristik lahan serta tanah Dalam hal ini yang perlu diperhatikan ialah tentang arah, derajat dan keseragaman dari lereng atau kemiringan tanah atau yang biasa lebih dikenal sebagai slope association of land (asosiasi lereng). Kemiringan tanah atau tanah berlereng ini ada bermacam-m acam, ada yang tidak beraturan, ada yang memanjang dan ada pula yang seragam beraturan, yang mengenai hal ini pemberian air pengairan agar efektif dan efisien harus disesuaikan dengan kondisi kemiringan tanah tersebut, jelasnya sebagai berikut : a. Pemberian dan pengaliran air pada tanah berlereng yang tidak, beraturan di mana terdapat selokan-selokan pengairan, seharus. nya dibuatkan terlebih dahulualur-alur dengan mengikuti gad kontur (contour) dan pengairan disalurkan melalu: alur-alur tersebut ke lahan-lahan pertanaman. Selain dengan cara itu, pada tanah berlereng yang tidak beraturan dapat pulp diterapkan sprinkle irrigation system (pemberian air pengairan secara pancaran). b. Pemberian air pengairan pada tanah berlereng yang memanjang serta seragam beraturan, ternyata akan lebih efektif dan mudah pelaksanaannya kalau 121 memanfaatkan alur-alur di atas dan membuatkan galengangalengan (pematang). Pemberian air pengairan pada lahan yang datar secara merata adalah lebih sesuai kalau pemberiannya dilakukan secara pengenangan (flooding) seperti pada petak sawah yang dibata dengan galengan-galengan (lahan sawah basah). 7.6.2. Derajat peresapan air ke dalam tanah Dalam perancangan sistem pengairan penting memperhatikan hatikan derajat meresapnya air pengairan ke dalam tanah dan keseragaman peresapannya ke dalam lapisan-lapisan bawah tanah (permeabilitas tanah). - - Tanah-tanah pertanaman yang menurut pengamatan menyerap air pengairan sangat lambat/perlahanlahan sebaiknya diberi air pengairan secara penggenangan (floding) selama jangka waktu tertentu, namun demikian hendaknya jangan sampai berlebihan sebab dapat mengakibatka n hanyutnya bagian permukaan tanah tersebut. Lapisan-lapisan tanah yang menunjukkan daya permeabilitasnya rendah, besar kemungkinan akan menyebabkan genangan air yang bersifat merugikan zona perakaran tanaman yang mengakibatkan pula terganggunya pertumbuhan, karena itulah maka pengaliran (drainase) air genangan tersebutharus dirancang pula dengan sebaik-baiknya. - Terutama pada tanah-tanah berkandun gan bahan lempung lumpur rancangan pembentukan petak-petak pertanaman yang memberi keleluasaan. untuk pengolahannya harus diperhatikan benar-benar, sebab tanah-tanah demikian biasanya cenderung menyerap, air pengairan secara lambat dari lapisan permukaannya. Derajat aliran peresapan air pengairan ke lapisan-lapisan bawah tanah (sub soil) terutama akan sangat tergantung pada ukuran dan penyebaran pori- pori tanahnya. Dalam praktek lapangan untuk mengetahui daya efektif penyerapan air pengairan pada tanah dapat diukur dengan derajat ketebalan pembasahan. Derajat ketebakan kebasahan merupakan pernyataan yang menyatakan berapa besar pembasahan tanah, yang seharusnya segera dilakukan setelah kurun waktu pemberian air pengairan. 122 7.6.3. Ketebalan water table Dalam merancang pemberian pengairan kita harus memperhatikan ketebalan rumah tangga air lahanlahan pertanaman. Disamping itu juga harus memperhatikan kuantitas garam atau unsur-unsur mineral yang larut dalam air. Kuantitas garam atau unsur-unsur mineral tersebut seringkali merupakan faktor yang memerlukan pemberian air pengairan secara lebih banyak dari pada yang semestinya agar dapat diperoleh pemberian air pengairan yang efisien. Pemberian pengairan secara ringan hendaknya diperhatikan, karena pemberian secara demikian bermanfaat melindungi naiknya water table tanah mencapai lapisan zona perakaran tanaman. 7.6.4. Kemantapan top soil Dalam perancangan pemberian air pengairan pada lahan-laha pertanaman hendaknya diperhatikan juga mengenai stabilitas tata kemantapan dari lapisan top soil (lapisan permukaan tanah, yan tebalnya hanya sekitar 30-35 cm). Setiap fase pertumbuhan tanaman juga menghendaki penanganan khusus, misalnya tanaman-tanaman muda yang mulai tumbuh akan berbeda penanganannya dengan tanaman yang sudah dewasa. Jenis tanah yang berbeda juga menginginkan penanganan pengairan yang berbeda. Misalnya untuk tanah yang mudah lepas pemberian air pengairan secara bedengan atau larikan, dapat menghindari pengikisan atau penghanyutan. 7.6.5. Perbedaan sistem pertanaman Perbedaan sistem pemberian air pengairan (irigasi) hendaknya diperhatikan dalam perancangan sistem-sistem pengairan. Sistem pertanaman yang rapat harus dibedakan bagi pertanaman dengan sistem penanaman yang berjarak tanam renggang, selain itu tebal lapisan perakaranpun memerlukan pertimbangan tersendiri. Meresapnya air permukaan pengairan ke dalam tanah ditentukan oleh kesesuaian dan kebiasaan sistem perakaran tanaman. Lapisan permukaan tanah yang, terdiri dari tanah-tanah dengan struktur yang mudah pecah dalam campuran larutan air pengairan/air curahan hujan, menghendaki pengolahan secara khusus. 123 Di Amerika Serikat tentang hal ini pernah dilakukan penelitian yang memakan waktu lama (5 tahun), dan hasilnya menyimpulkan bahwa : a. b. Sekitar 80-90% keseluruhan kebutuhan air pengairan oleh tanaman diambil dari lapisanlapisan tanah sampai kedalamannya 3 feet (kaki) Tanaman dengan sistem perakaran yang dalam masih dapat mengambil air yang tersedia sampai kedalaman 5 feet (kaki). Dengan memanfaatkan kesimpulan di atas dapat diambil langkah-langkah bahwa pemberian air pengairan hendaknya dapat menjangkau lapisan tanah setebal 3 kaki, dengan demikian sekaligus menyediakan air pengairan bagi tanaman-tanaman berakar dangkal. Tabel 9. Kebutuhan air beberapa jenis tanaman pada setiap fase fenologi Kebutuha air (mm)1 Jenis Pemben tan tukan tunas 70 Kentang (25) 78 Tomat (30) Tembak 16 au (10) 83 Tebu (30) 56 Jagung (20) Kacang 51 tanah (15) 30 Kedelai (20) Pembentu kan buah/umbi 220 150 (40) (30) 185 93 (30) (20) 132 160 (30) (40) 1190 132 (180) (30) 115 250 (15) (40) 235 162 (35) (30) 292 47 (45) (10) Vegetati Pembu f ngaan Pematangan 160 (35) 82 (20) 96 (30) 495 (90) 167 (30) 162 (30) 165 (35) 50 (10) 62 (20) 96 (30) 100 (30) 62 (15) 40 (10) 41 (10) 1Angka dalam kurung dalam hari. Sumber: Doorenbus et al. (1979) data diolah 124 Setiap jenis tanaman memiliki kebutuah akan air yang berbeda. Dibawah ini (Tabel 9) diberikan contoh kebutuhan air masing masing jenis tanaman. Kebiasaan tumbuh tanaman Tumbuh tanaman tidak sama, ada yang tegak dan ada pula terkulai menjangkau permukaan tanah. Air pengairan harus mengandung zat-zat hara bagi pertumbuhan harus dapat menambah tingkat kesuburan, tanah, air pengairan harus terbebas dari bahan- bahan buangan limbah yang dapat merugikan atau meracuni tanaman. a. Tanaman-tanaman yang tumbuh tegak, kalaupun tanah permukaan atau sekitarnya mengalami pembasahan yang agak berlebihan tidak begitu berakibat pada kerusakan tanamannya. Karena demikian pentingnya kualitas air ini, maka dalam perancangan pemberian air pengairan pada lahan-lahan pertanaman, pekerjaan yang harus didahulukan yaitu meneliti secara, laboratoris sifat kimiawi dari kualitas air pengairan (irigasi), inklusif kandungan mikroflora dan mikro-fauna yang terkandung dalam air. b. Tanaman-tanaman yang tumbuhnya terkulai menjangkau permukaan tanah, jika permukaan tanah jenuh air akan menyebabkan kerusakan. Air irigasi yang mengandung zat beracun ini akan menyebabkan keracunan tidak saja bagi tanaman tapi juga bagi manusia yang mengkonsumsinya. Dengan demikian kebiasaan tumbuh tanaman perlu pula diperhatikan. Derasnya aliran air pengairan sering menyebabkan pembahasan permukaan secara berlebihan, dan merusak tanaman. h. Kondisi iklim dan cuaca setempat Oleh karena itu air pengairan yang deras hendaknya diimbangi dengan pembuatan pematang-pematang pada lahan pertanaman, sebagai penahan derasnya aliran air. g.Kualitas air pengairan Kualitas air pengairan meliputi jumlah kandungan ion yang berbahaya, ataupun hara yang berguna bagi tanaman. Dalam perancangan pemberian air pengairan pada lahan-lahan pertanaman, kondisi iklim dan cuaca setempat tidak boleh diabaikan, melainkan harus benarbenar pula diperhitungkan. Pada daerah-daerah pertanian yang beriklim basah, sistem pemberian pengairan akan menjadi lebih efektif kalau disertai pula dengan tindakan-tindakan penyediaan sistem pengaliran/drainase yang memadai. Pada daerah-daerah pertanian yang beriklim kurang basah dimana berlangsungnya, musim kering 125 yang lebih panjang, perlu dirancang dan diterapkan sistem pemberian air pengairan yang teratur dengan tata cara pendistribusiannya, yang terjamin, seperti ialah sistem Subak di Bali yang memberikan manfaat yang demikian besar bagi para petani pemakainya 7.7. Sistem dan Bentukbentuk Jaringan Pengairan Dari uraian-uraian yang telah dikemukakan diatas dapat ditegaskan mengenai prinsipprinsip dasar tentang penataan jaringan pemberi air pengairan (irigasi) bagi lahan pertanian. Namun, sebelum itu perlu diketahui tentang prinsip prinsip dasar pengairan tersebut. Kita harus mengetahui terlabih dahulu manfaat dan keuntungan dari sistem yang kita gunakan. Yang dimaksud dengan jaringan irigasi yaitu prasarana irigasi, yang pada pokoknya terdiri dari bangunan dan saluran pembuangan air beserta perlengkapannya. Berdasarkan pengelolaannya dapat dibedakan antara jaringan irigasi utama dan jaringan irigasi sekunder, dan irigasi tertiar. Jaringan Irigasi Utama Meliputi bangunan bendung, saluran-saluran primer dan sekunder termasuk bangunanbangunan utama dan pelengkap saluran pembawa dan saluran pembuang. Bangunan ini merupakan bangunan yang mutlak diperlukan bagi eksploit, meliputi bangunan pembendung, bangunan pembagi dan bangunan pengukur. Bangunan bendung berfungsi agar permukaan air sungai dapat naik dengan demikian memungkinkan untuk disalurkan melalui pintu pemasukan ke saluran pembawa. Bangunan pembagi berfungsi agar air pengairan dapat didistribusikan di sepanjang saluran pembawa (saluran primer) ke lahan-lahan pertanaman melalui saluran sekunder dan saluran tersier. Terdiri pula bangunan ukur yang berfungsi mengukur debit air yang masuk ke saluran. Dengan demiki an distribusi air pengairan ke lahan-lahan pertanaman melalui saluran sekunder dan saluran tersier dapat terkontrol dengan baik, sesuai dengan pola pendistribusian air pengairan yang telah dirancang Jaringan Irigasi Tersier Merupakan jaringan air pengairan di petak tersier, mulai air luar dari bangunan ukur tersier, terdiri dari saluran tersier dan kuarter termasuk bangunan pembagi tersier dan kuarter, ser ta bangunan pelengkap lainnya yang 126 terdapat di petak. 7.7.1. Prinsip-prinsip Dasar Penataan Jaringan Pengairan Berkaitan dengan keterbatasan kondisi bagi perancang pemberian air pengairan pada lahan-lahan pertanian seperti telah dikemukakan maka prinsip-prinsip dalam penataan jaringan pemberi air pengairan (irigasi) dapat dikemukakan sebagai berikut. a.Prinsip-prinsip dasar penataan jaringan 1. Sistem irigasi bagi lahanlahan pertanian yang terdiri dari jaringan irigasi utama dan jaringan irigasi tersier, harus berada pada tempat tertentu pada lahan-lahan yang letaknya lebih tinggi dari lahan dari letak lahan pertanaman. 2. Sistem irigasi harus ditata sependek atau sesingkat mungkin dan dengan demikian dapat tercegah berkurangnya tekanan aliran air dan air pengairannya selama dalam perjalanan dikarenakan halhal yang tidak terduga dan dengan pendek/singkatnya jarak tatanan sistem irigasi tersebut, maka di samping sarana-sarana pembagi air pengairan dapat dibangun seekommis mungkin juga daya penyampaiannya dapat terjamin. 3. Jaringan irigasi utama dan jaringan irigasi tersier sebaiknya dibangun sejalan mengikuti garis kontur atau mendekati ke arah itu terutama untuk maksud memperoleh ketinggian terjunan aliran air yang cukup menambah tekanan aliran air selanjutnya, sehingga air pengairan dapat mencapai lahan pertanaman yang lebih 4. Saluran-saluran tersier harus mampu mengalirkan air dengan cukup ke petakpetak tersier, dalam hal ini untuk pesawahan harus mampu melakukan penggenangan (flooding). 5. Pembangunan tanggultanggul di kedua tepi saluran tersier ataupun kuarter sebaiknya tidak terlalu tinggi agar dengan demikian air permukaan pada saluransaluran dapat mudah dilimpahkan keareal pertanaman yang akan diberi air. 6. Saluran pembuang air pengairan dari petak-petak pertanaman yang airnya telah dimanfaatkan untuk flooding (penggenangan) ataupun furrowing (penyaluran)hendaknya dibuat sedemikian rupa agar dapat berfungsi dengan lancar, karena kalau saluransaluran pembuang itu tidak berfungsi dengan baik atau pun pembuatannya 127 diabaikan, banyak kemungkinan terjadinya kejenuhan pada air di petak-petak pertanaman. Disamping itu dapat terjadi peluapan mengingat masuknya air secara terus menerus sedang pembuangannya sangat sulit atau tidak ada, lebihlebih kalau permeabilitas air pengairan di lahanlahan/petak-petak pertanaman tersebut sangat minim. Saluran pembuang air ini adalah lebih baik kalau berhubungan dengan saluran pembuang yang alami (sungai, celah-celah jurang, dan sebagainya) atau dibuat khusus tergantung pada keadaan lahan setempat dan kepentingannya. Prinsip fundamental diatas seharusnya diterapkan pada sistem jaringan pengairan yang dipilih atau digunakan. Dari sekian banyak system jaringan pengairan system yang sering digunakan adalah: sistem, random dan sistem parallel. - Sistem random jaringan pengairan. Sistem ini banyak digunakan karena secara leluasa dapat disesuaikan terhadap kondisi lahan yang dihadapi, dengan hanya sedikit atau tidak memerlukan perubahan keadaan to-pografi. Rancangan penataannya yang baik akan menghasilkan pemberian air pengairan yang efektif karena dengan perancangan dan penataannya yang baik itu akan mampu menampung aliran air yang tersedia secara maksimum yang dengan ancar melalui sarana-sarananya akan sampai ke petak-petak pertanaman. Saluran induk (utama) biasanya mengikuti tempat dengan elevasi tertinggi yang berada di punggung lahan atau disepanjang garis kontur. - Sistem paralel jaringan pengairan Dengan s istem ini, jaringan pemberi air pengairan dan jaringan pengalir/pembuangnya dibangun secara sejajar beraturan. Karenany sistem ini umumnya diterapkan pada lahan yang datar dan juga pada lahan yang berlereng sedang yang tidak banyak bergelombang, maka pada lahan yang terakhir ini s aluran utama (induk) harus dibuat atau digali dengan mengikuti garis kontur (seperti pada jaringan dengan sistem random dengan elevansi ketinggian yang cukup, dengan demikian pengairan dapat tergiring dengan tekanan/dorongan yang kup lumayan untuk masuk ke dalam saluran-saluran sekunder dan tersier dan 128 selanjutnya ke petakpetak penanaman. 7.7.2.Bendungan Bendungan merupakan bangunan air yang dibangun secara melin. tang pada sungai, yang tujuannya agar permukaan air sungai di sekitarnya dapat naik sampai ketinggian tertentu, dengan demikian air sungai tadi dapat dialirkan melalui pintu sadap ke ke saluran-saluran pembagi air pengairan ke lahan-lahan pertanian. Bendungan harus dibuat secara kuat agar tetap tahan untuk jangka waktu panjang/lama, tinggi tepi tembok bendung didasarkan pada debit maksimum untuk jangka waktu tertentu. B a g i a n- bagian bendung meliputi: a. Badan bendung, yang pembuatannya dari pasangan-pasangan batu kali atau dengan beton, dengan tinggi yang disesuaikan dengan kepentingan air irigasi. b. Pintu penguras : Dibuat di ujung badan yang ada bersambung dengan saluran kantong penguras dibuatkan pinto masuk. c. Pintu pengambilan : Dibuat di ruang penguras yang diletakkan sekitar 1 meter atau lebih di atas lantai . Dalam merancang jaringan pengairan dan drainasenya, yang garis besarnya telah dikemukakan, hasil rancangan akan ada manfaatnya dan mudah dan tepat dilaksanakan di lapangan kalau rancangannya benar-benar atas dasar hasil survai yang teliti yang menghasilkan data-data yang dapat diandalkan mengenai hal-hal sebagai berikut : a. Sumber air pengairan yang memungkinkan termasuk kualitas nya b. Topografi dan keadaan lahan yang memungkinkan dalam pembangunan saluran/jaringan, terutama mengenai keadaan lereng terkecil dan terbesar di mana saluran-saluran (induk dan atau pembagi) akan ditempatkan pada lahan tersebut c. Macam dan kegiatan petanaman yang akan diusahakan dengan terjaminnya air pengairan ke areal pertanaman itu d. Demi terjaminnya air pengairan ke areal pertanaman tersebut, sistem jaringan pengairan yang dipilih adalah yang sangat memungkinkan untuk diterapkan e. Panjang jangkauan aliran air pengairan yang dapat diperkirakan sampai ke areal 129 pertanaman dan petak-petak pertanaman, sejak dari sumber airnya f. Pembatas-pembatas yang terdapat pada lahan di mana jaringan air pengairan akan ditempatkan g. Faktor-faktor yang menunjang bagi terlaksananya pembangunan jaringan pengairan, terutama yang terdapat di sekitar lahan yang akan ditempati sarana jaringan. Data-data di atas merupakan informasi yang sangat penting bagi penentuan dan keberhasilan rancangan dan pelaksanaannya. Memperkirakan kebutuhan air Hal penting yang diperhatikan adalah bahwa dengan dibangunnya irigasi yang menghubungkan sumber air dengan petak pertanaman, adalah agar petak-petak pertanaman memperoleh air pengairan yang cukup bagi pertumbuhan tanaman. Agar supaya maksud di atas tercapai dengan baik atau mendekati, maka kebutuhan air di petak-petak pertanaman tersebut perlu diperkirakan atas dasar: a. Tingkat pemakaian: Tingkat pemakaian adalah jumlah air keseluruhan yang ditranspirasikan tanam an dan yang dievaporasikan oleh tanah dari areal lahan pertanaman dalam satuan waktu dibandingkan terhadap area lahan yang bersangkutan. Tingkat pemakaian air tergantung pada pertanaman yang ada di area lahan yang bersangkutan beserta kondisi iklim setempat. b. Tingkat efisiensi jaringan Tingkat efisiensi jaringan ialah ketepatgunaan jaringan pengairan yang ada dalam menyampaikan secara teratur air pengairan ke petak-petak pertanaman. 7.8. Sitem Pengaliran Kelebihan Air Kondisi curah hujan dan kemarau sangat mempengaruhi kondisi lahan yang ada di Indonesia. Pada musim kemarau banyak lahan menjadi kering, karena musim kemarau yang berlangsung secara berkepanjangan, sehingga banyak lahan menjadi kering. Kondisi ini mengakibatkan tnaha tidak dapat digunakan untuk pertanian. Keterbatasan ini dapat ditanggulangi dengan melengkapi jaringan pengairan, baik jaringan masuknya air maupun jaringan keluarnya. Dengan demikian pada daerah/lahan-lahan pertanaman yang kelebihan air harus diusahakan pembuangan kelebihan tersebut, yaitu dengan melengkapi 130 jaringan-jaringan pemberi air pengairan dengan jaringan/saluran pembuangan air (drainase). pertanian lahan basah setelah setelah genangan-genangan airnya dapat dialirkan c. Dataran rendah yang menjadi tempat penampungan limpasan aliran air permukaan dari daerah/lahan-lahan yang lebih tinggi di sekitarnya. Gambar 42 Penggunaan drainase untuk mengelola ketersediaan air tanah tanah Daerah-daerah lahan yang perlu mendapatkan drainase: d. Daerah di sekitar muara sungai dan wilayah pantai dimana karena pengaruh, pasang surut sering terjadi pembentukan tanah-tanah timbul, atau tanah bentukan alami/tanah timbul tersebut dapat dimanfaatkan sebagai lahan-lahan pertanaman yang subur setelah pengaruh pasang dapat diatasi dengan pembangunan pematangpematang serta saluransaluran pengaliran. e. Daerah/lahan-lahan sepanjang tebing sungai yang sering mengalami peluapan air a. Daerah/lahan-lahan yang permukaan air tanahnya tinggi sebagai akibat pemberian air pengairan yang berlebihan atau karena rembesan air dari saluran air pengairan tersebut. b. Daerah atau lahan-lahan bercekungan atau rawa-rawa di mana aliran air terhenti, lahanlahan demikian yang tidak sedikit jumlahnya/ luasnya dapat diusahakan untuk usaha 131 b. Bedding system yaitu dengan cara pembuatan semacam bedengan yang dibuat agak luas panjang, yang di bagian tepinya agak miring, terutama cara ini supaya dilakukan pada lahan yang berkemiringan (slope) kurang dari 1,5% dengan permeabilitas lambat. Lebar bedengan harus disesuaikan dengan keperluan penanaman jenis tanaman, sifat drainase, cara pengolahan tanah dan kemiringan lahan tersebut, akan tetapi makin besar derajat kemiringan lahan maka bedengan harus dibuat semakin sempit. Gambar 43 Pengaturan Pengairan Sesuai dengan Kebutuhan Tanaman Sistem Drainase Drainase Permukaan c. Drainase permukaan (surface drainase) yaitu mengalirkan kelebihan air atau kasarnya membuang kelebihan air yang tergenang. Secara teknis drainase tersebut dibagi atas: a. Land forming, yaitu perataan permukaan tanah yang meliputi perataan tanah yang tidak beraturan atau bergelombang serta perataan tanah yang bercekungan; Cross slope ditch, yaitu dengan cara pembuatan saluran yang memotong lereng (kemiringan) yang lebih mennyerupai pemberntukan teras, yang kerapkali disebut pula drainase teras. d. Random ditch system, yaitu sistem saluran acak menghubungkan beberapa cekungan atau tempat-tempat yang mempunya alani pengaliran airnya buruk dengan cara membuat saluran pengalir dihubungkan dengan aliran pembuangan 132 e. Paralel ditch system atau sistem saluran paralel, yang dengan cara ini saluran pembuangan dibuat sejajar dengan jarak antara nya disesuaikan dengan kebutuhan. f. Field ditch system sistem saluran lapangan drainase dengan memperhatikan sisitem ini pembuatannya dengan mengkombinasikan caracara pembuatannya secara paralel dan acak g. Interception ditch system atau sistem saluran intersepsi, dengan sistem ini di daerah aliran. sungai, di daerah pasang surut (tidal) dan lahan lahan dimana berlangsung perembesan air dari saluran irigasi dibangun saluran pencegat atau penangkap air berlebihan. Merancang sistem drainase Dalam merancang suatu cara pengaliran air pengairan (drainase) agar tidak terjadi kelebihan pada lahan pertanaman, yang perlu diperhatikan beberapa faktor yang berpengaruh, yaitu faktor c. kedalaman permukaan air tanah yang sesuai untuk jenis tanaman yang dibudidayakan Dalam hal merancang pengaliran aliran air pengairan (drainase) yang perlu dan penting diperhatikan yaitu faktor-faktor keadaan lahan sehubungan dengan pemasangan pipa-pipa bawah permukaan tanah. Adapun faktor yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: a. faktor keadaan topografi, apakah datar, landai, berbukitbukit atau lahan berlereng curam; b. faktor keadaan tanah, terutama tentang kedalaman tubuh tanah, luas lahan, sifat fisik dan sifat kimia tanah; c. faktor permukaan air tanah, terutama tentang kedalamannya, fluktuasi musim penghujan dan musim kemarau, banyaknya air pengairan yang diberikan, dan perkolasi. d. faktor curah hujan, terutama tentang keadaan dan sifat aliran permukaan (run of) sehubungan dengan curah hujan di mans e. faktor jenis tanaman yang dibudidayakan. a. jenis tanah dari lahan yang akan diberi saluran drainase; b. kondisi iklim, terutama curah hujan; 133 RANCANGAN DALAM PELAKSANAAN Pada lahan yang merupakan lahan penurunan yang dangkal sampai hampir dangkal topografi yang teratur, penggalian seluruh drainase biasanya dibuat sejajar antara satu dengan yang lain, seperti sketsa dibawah ini Gambar 44 Sketsa lahan pertanaman dengan saluran irigasi dan saluran drainase searah . Keterangan: A,B,C,D = Petak pertanaman 1= saluran drainase 2.=Jalan inspeksi 3= saluran irigasi 4= saluran drainase lateral 5=bangunan pembagi Pada sketsa di atas di antara saluran irigasi dan saluran dibuat jalan inspeksi, untuk melancarkan pengawasan dan pemeliharaan saluran-saluran tersebut. Tentang penggalian saluran secara random , merupakan penggalian saluran yang dapat dikatakan tidak teratur, biasanya diterapkan pada lahan-lahan pertanaman dengan penurunan yang cukup dalam dan lebar. Gambar 45 Sketsa lahan pertanaman dengan penurunan pangkal dan topografi teratur dengan saluran drainase sejajar Penggalian saluran drainase permukaan (surface drainase) seperti dikemukakan diatas kalau dibandingkan dengan penggalian lahan dan pemasangan pipa-pipa saluran pada penerapan sisitem drainase bawah permukaan. Drainase bawah permukaan lebih menguntungkan sebab: 1. lebih mudah dalam pelaksaan 2. memungkinkan kapasitas penyaluran air yang lebih besar 134 3. pengerjaannya dapat dilakukan dengan tenaga manusia Tata letak pipa saluran harus disesuaikan dengan keadaan tanahnya ada 4 alternatif: (1) natural system atau penataan letak pipa saluran seta: acak; (2) herring bone system atau penataan letak pipa saluran dengan mengikuti pola tulang ikan. (3) interception system atau dengan mengikuti pola intersepsi (4) gridiron system atau penataan letak pipa secara berkisi-kisi. saluran Setelah tata letak pipa saluran ditentukan, penggalian tanah harus dilakukan sesuai dengan kedalaman yang telah dipertimbangkan, pada dasar galian biasanya ditempatkan lapisan pasir, kemudian ditempatkan lapisan ijuk secukupnya dan di antara ke dua lapisan ini baru diletakkan pipa salurannya, di atas lapisan injuk ditempatkan lagi lapisan pasir dan terakhir dilakukan kompaksi (pengurungan) dengan tanah yang digali semula. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 47 berikut. Gambar 47. Sketsa pembuangan drainase Gambar 46 Tata letak pipa 135 7.9.Ketepatgunaan pengairan untuk mencukupi kebutuhan air pada lahan pertanian Penggunaan air pengairan dari sumber-sumber tertentu tidak semena-mena digunakan didasarkan atas: a. Air yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan hidup yang selalu berkembang semakin tidak mencukupi. b. Keterbatasan kemampuan (teknologi, sarana, dan financial)untuk memenuhi kebutuhan air keperluan sehari-hari yang meningkat dalam jumlah dan mutu yang mengikuti pertambahan penduduk dan peningkatan taraf hidupnya. c. Nilai produktivitas air untuk irigasi secara financial kurang kompetitif (efisien ekonomi nisbi rendah) dibandingkan dengan untuk keperluan lainnya, terutama industri, keperluan seharihari dan sebagainya d. Adanya kecaman yang semakin meningkat terhadap pemenuhan tuntutan kelestarian daya dukung lingkungan. Tabel 11dibawah ini merupakan gambaran keterbatasan ketersediaan sumberdaya air untuk pengembangan irigasi sampai tahun 2020. Dari analisa nilai keseimbangan neraca air tanah antara kemampuan pasok dan kebutuhan di 90 satuan wilayah sungai (SWS) ternyata 25 diantaranya (meliputi 8 propinsi yaitu daerah khusus ibukota Jakarta, Jawa barat, Jawa tengah, daerah Istimewa Jokyakarta, Bali dan Nusa Tenggara Barat) diperkirakan antara tahun 1990-2015 sudah mengalami defisit neraca air (Direktorat Bina Program Pengairan, Direktorat jenderal Pengairan departemen Pekerjaan Umum 1991). Dengan mengetahui kebutuhan air tanaman dapat diberi batasan berapa jumlah air yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kebutuhan dan ketersediaan air adalah sebagai berikut a. Jenis dan sifat tanah, pada tanah berpasir dibutuhkan lebih banyak air diandingkan tanah liat atau lempung b. Macam dan jenis tanaman, tanaman padi membutuhkan lebih banyak air dibandingkan dengan tanaman kacangan ataupun 136 padi gogo. c. Keadaan iklim, teruma cuah hujan dan suhu harian, kedua peubah ini merupakan penentu dari neraca air tanah. d. Keadaan topografi berbeda memberikan penangan yang berbeda, tanah bertofografi datar membutuhkan air lebih kecil dibandingkan yang tofografi bergelombang atau berbukit. e. Luas lahan pertanaman Tabel 10 Perkiraan potensi air dengan pengembangan irigasi menurut wilayah, tahun 1990-2020 Wilayah Sumatera Jawa Bali dan Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi Maluku dan Irian Jaya Indonesia Perkiraan Potensi Air 1000 ha 1990 10.938 83 98 2020 10.228 62 90 Potensi Pengembangan Irigasi 1000 Ha 1990 2020 4.009 3.972 83 62 98 90 16.506 1.249 13.813 14.464 1.228 13.800 3.693 5.35 2.525 3.693 5.24 2.524 42.128 41872 10.944 10.865 Sumber: Diolah dari hasil perkiraan TIM JICA-FIDP dalam Makalah Direktur Bina Teknik Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum (1996). 137 BAB VIII TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN PANGAN (PADI,JAGUNG,KEDELAI) 8.1. Teknik Budidaya Padi a. Botani Tanaman Berdasarkan literatur Grist (1960), padi dalam sistematika tumbuhan diklasifikasikan ke dalam Divisio Spermatophyta, dengan Sub divisio Angiospermae, termasuk ke dalam kelas Monocotyledoneae, Ordo adalah Poales, Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan Speciesnya adalah Oryza sativa L. Menurut D.Joy dan E.J.Wibberley, tanaman padi yang mempunyai nama botani Oryza sativa dan dapat dibedakan dalam dua tipe, yaitu padi kering yang tumbuh di lahan kering dan padi sawah yang memerlukan air menggenang dalam pertumbuhan dan perkembangannya Genus Oryza L. meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar di daerah tropik dan sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika, dan Australia. Menurut Chevalier dan Neguier padi berasal dari dua benua ; Oryza fatua Koenig dan Oryza sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainnya yaitu Oryza stapfii Roschev dan Oryza glaberima Steund berasal dari Afrika Barat. Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza officinalis dan Oryza sativa f spontania. Tanaman padi yang dapat tumbuh baik di daerah tropis ialah indica, sedangkan japonica banyak diusahakan di daerah sub tropis (Pustaka Bogor, 2005). Berdasarkan literatur Aak (1992) akar adalah bagian tanaman yang berfungsi menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman. Akar tanaman padi dapat dibedakan atas : 1. Radikula; akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada benih yang sedang berkecambah timbul calon akar dan batang. Calon akar mengalami pertumbuhan ke arah bawah sehingga terbentuk akar tunggang, sedangkan calon batang akan tumbuh ke atas sehingga terbentuk batang dan daun. 2. Akar serabut (akar adventif); setelah 5-6 hari terbentuk akar tunggang, akar serabut akan tumbuh. 3. Akar rambut ; merupakan bagian akar yang keluar dari akar tunggang dan akar serabut. Akar ini 144 merupakan saluran pada kulit akar yang berada di luar, dan ini penting dalam pengisapan air maupun zat-zat makanan. Akar serabut biasanya berumur pendek sedangkan bentuk dan panjangnya sama dengan akar serabut. 4. Akar tajuk (crown roots) ; adalah akar yang tumbuh dari ruas batang terendah. Akar tajuk ini dibedakan lagi berdasarkan letak kedalaman akar di tanah yaitu akar yang dangkal dan akar yang dalam. Apabila kandungan udara di dalam tanah rendah, maka akar-akar dangkal mudah berkembang. coklat, sedangkan akar yang baru atau bagian akar yang masih muda berwarna putih. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung kosong. Pada kedua ujung bubung kosong itu bubungnya ditutup oleh buku. Panjangnya ruas tidak sama. Ruas yang terpendek terdapat pada pangkal batang. Ruas yang kedua, ruas yang ketiga, dan seterusnya adalah lebih panjang daripada ruas yang didahuluinya. Pada buku bagian bawah dari ruas tumbuh daun pelepah yang membalut ruas sampai buku bagian atas. Tepat pada buku bagian atas ujumg dari daun pelepah memperlihatkan percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi ligula (lidah) daun, dan bagian yamg terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak yang memiliki bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan. Daun kelopak yang terpanjang dan membalut ruas yang paling atas dari batang disebut daun bendera. Gambar 48. Pertumbuhan akar padi Bagian akar yang telah dewasa (lebih tua) dan telah mengalami perkembangan akan berwarna Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi ligula dan daun bendera, di situlah timbul ruas yang menjadi bulir padi. 145 Pertumbuhan batang tanaman padi adalah merumpun, dimana terdapat satu batang tunggal/batang utama yang mempunyai 6 mata atau sukma, yaitu sukma 1, 3, 5 sebelah kanan dan sukma 2, 4, 6 sebelah kiri. Dari tiap-tiap sukma ini timbul tunas yang disebut tunas orde pertama. tunas orde kedua. Biasanya dari tunas-tunas orde pertama ini yang menghasilkan tunas-tunas orde kedua ialah tunas orde pertama yang terbawah sekali pada batang tunggal/ utama. Pembentukan tunas dari orde ketiga pada umunya tidak terjadi, oleh karena tunas-tunas dari orde ketiga tidak mempunyai ruang hidup dalam kesesakan dengan tunas-tunas dari orde pertama dan kedua. Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai daun yang berbeda-beda, baik bentuk, susunan, atau bagianbagiannya. Ciri khas daun padi adalah adanya sisik dan telinga daun. Hal inilah yang menyebabkan daun padi dapat dibedakan dari jenis rumput yang lain. Adapun bagian-bagian daun padi adalah Gambar 49 Pertumbuhan daun padi Tunas orde pertama tumbuhnya didahului oleh tunas yang tumbuh dari sukma pertama, kemudian diikuti oleh sukma kedua, disusul oleh tunas yang timbul dari sukma ketiga dan seterusnya sampai kepada pembentukan tunas terakhir yang keenam pada batang tunggal. Tunas-tunas yang timbul dari tunas orde pertama disebut - Helaian daun ; terletak pada batang padi dan selalu ada. Bentuknya memanjang seperti pita. Panjang dan lebar helaian daun tergantung varietas padi yang bersangkutan. - Pelepah daun (upih) ; merupakan bagian daun yang menyelubungi batang, pelepah daun ini berfungsi memberi dukungan pada bagian ruas yang jaringannya 146 lunak, dan hal ini selalu terjadi - Lidah daun ; lidah daun terletak pada perbatasan antara helai daun dan upih. Panjang lidah daun berbeda-beda, tergantung pada varietas padi. Lidah daun duduknya melekat pada batang. Fungsi lidah daun adalah mencegah masuknya air hujan di antara batang dan pelepah daun (upih). Disamping itu lidah daun juga mencegah infeksi penyakit, sebab media air memudahkan penyebaran penyakit. Daun yang muncul pada saat terjadi perkecambahan dinamakan coleoptile. koleoptil keluar dari benih yang disebar dan akan memanjang terus sampai permukaan air. koleoptil baru membuka, kemudian diikuti keluarnya daun pertama, daun kedua dan seterusnya hingga mencapai puncak yang disebut daun bendera, sedangkan daun terpanjang biasanya pada daun ketiga. Daun bendera merupakan daun yang lebih pendek daripada daun-daun di bawahnya, namun lebih lebar daripada daun sebelumnya. Daun bendera ini terletak di bawah malai padi. Daun padi mula-mula berupa tunas yang kemudian berkembang menjadi daun. Daun pertama pada batang keluar bersamaan dengan timbulnya tunas (calon daun) berikutnya. Pertumbuhan daun yang satu dengan daun berikutnya (daun baru) mempunyai selang waktu 7 hari, dan 7 hari berikutnya akan muncul daun baru lainnya.banyaknya daun padi hingga terbentuknya malai. Gambar 50 Bagian daun tanaman padi Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas dinamakan malai. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang. Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam dan cara bercocok tanam. Dari sumbu utama pada ruas buku 147 yang terakhir inilah biasanya panjang malai (rangkaian bunga) diukur. Panjang malai dapat dibedakan menjadi 3 ukuran yaitu malai pendek (kurang dari 20 cm), malai sedang (antara 20-30 cm), dan malai panjang (lebih dari 30 cm). Jumlah cabang pada setiap malai berkisar antara 15-20 buah, yang paling rendah 7 buah cabang, dan yang terbanyak dapat mencapai 30 buah cabang. Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6 buah,tangkai sarinya pendek dan tipis,kepala sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik,dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu (Departemen Pertanian, 1983). Jumlah cabang ini akan mempengaruhi besarnya rendemen tanaman padi varietas baru, setiap malai bisa mencapai 100-120 bunga (Aak, 1992). Gambar 52 Bunga padi Komponen-komponen (bagian) bunga padi adalah: Gambar 51 Malai padi - kepala sari - tangkai sari, - palea (belahan yang besar), 148 - lemma (belahan yang kecil), - kepala putik, - tangkai bunga. Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah, sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukkan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain yang membentuk sekam atau kulit gabah (Departemen Pertanian, 1983). Jika bunga padi telah dewasa, kedua belahan kembang mahkota (palea dan lemmanya) yang semula bersatu akan membuka dengan sendirinya sedemikian rupa sehingga antara lemma dan palea terjadi siku/sudut sebesar 30-600. Membukanya kedua belahan kembang mahkota itu terjadi pada umumnya pada hari-hari cerah antara jam 10-12, dimana suhu kira-kira 30-320C. Di dalam dua daun mahkota palea dan lemma itu terdapat bagian dalam dari bunga padi yang terdiri dari bakal buah (biasa disebut karyiopsis). Jika buah padi telah masak, kedua belahan daun mahkota bunga itulah yang menjadi pembungkus berasnya (sekam). Diatas karyiopsis terdapat dua kepala putik yang dipikul oleh masing-masing tangkainya. Lodicula yang berjumlah dua buah, sebenarnya merupakan daun mahkota yang telah berubah bentuk. Pada waktu padi hendak berbunga, lodicula menjadi mengembang karena menghisap cairan dari bakal buah. Pengembangan ini mendorong lemma dan palea terpisah dan terbuka. Hal ini memungkinkan benang sari yang memanjang keluar dari bagian atas atau dari samping bunga yang terbuka tadi. Terbukanya bunga diikuti dengan pecahnya kandung serbuk, yang kemudian menumpahkan tepung sarinya. Sesudah tepung sarinya ditumpahkan dari kandung serbuk maka lemma dan palea menutup kembali. Dengan berpindahnya tepung sari dari kepala putik maka selesailah sudah proses penyerbukkan. Kemudian terjadilah pembulaian yang menghasilkan lembaga dan endosperm. Endosperm adalah penting sebagai sumber cadangan makanan bagi tanaman yang baru tumbuh (Departemen Pertanian, 1983) Peristiwa jatuhnya tepung sari yang menempel pada kepala putik disebut penyerbukan. Penyerbukan ini berlangsung antara jam 09.00-11.00 pagi. 149 Padi mengadakan penyerbukan sendiri, namun dapat terjadi pula penyerbukan silang. Kemungkinan terjadinya penyerbukan silang secara alamiah pada padi jenis cere 00,9 % sedangkan untuk jenis bulu 0-2,9 %. Pembuahan merupakan kelanjutan dari penyerbukan. Pada proses pembuahan ini, pollen (serbuk sari) yang menempel pada kepala putik dengan bantuan cairan yang ada pada kepala putik, akan berkecambah atau memanjang hingga bertemu dengan indung telur, yang akhirnya menghasilkan lembaga dan endosperm. Endosperm merupakan sumber makanan cadangan bagi tanaman padi yang baru tumbuh (berkecambah), terdiri dari zat tepung yang diliputi oleh selaput protein, disamping itu juga mengandung zat-zat anorganik (Aak, 1992). Secara umum padi dikatakan sudah siap panen bila butir gabah yang menguning sudah mencapai sekitar 80 % dan tangkainya sudah menunduk. Tangkai padi merunduk karena sarat dengan butir gabah bernas. Untuk lebih memastikan padi sudah siap panen adalah dengan cara menekan butir gabah. Bila butirannya sudah keras berisi maka saat itu paling tepat untuk dipanen (Andoko, 2002). Secara umum pemasakan bulir pada tanaman padi terbagi atas empat stadia, yaitu : 1. Stadia masak susu (8-10 hari setelah berbunga merata) 2. Stadia masak kuning (7 hari setelah masak susu) 3. Stadia masak penuh (7 hari setelah masak kuning 4. Stadia masak mati (6 hari setelah masak penuh)(Aak, 1992). Secara umum ada tiga stadia proses pertumbuhan tanaman padi dari awal penyemaian hingga pemanenan : 1. Stadia vegetatif ; dari perkecambahan sampai terbentuknya bulir. Pada varietas padi yang berumur pendek (120 hari) stadia ini lamanya sekitar 55 hari, sedangkan pada varietas padi berumur panjang (150 hari) lamanya sekitar 85 hari. 2. Stadia reproduktif ; dari terbentuknya bulir sampai pembungaan. Pada varietas berumur pendek lamanya sekitar 35 hari, dan pada varietas 150 berumur panjang sekitar 35 hari juga. 3. Stadia pembentukan gabah atau biji ; dari pembungaan sampai pemasakan biji. Lamanya stadia sekitar 30 hari, baik untuk varietas padi berumur pendek maupun berumur panjang. Apabila ketiga stadia dirinci lagi, maka akan diperoleh sembilan stadia. Masing-masing stadia mempunyai ciri dan nama tersendiri. Stadia tersebut adalah: 1. Stadia 0 ; dari perkecambahan sampai timbulnya daun pertama, biasanya memakan waktu eskitar 3 hari. 2. Stadia 1 ; stadia bibit, stadia ini lepas dari terbentuknya duan pertama sampai terbentuk anakan pertama, lamanya sekitar 3 minggu, atau sampai pada umur 24 hari. 3. Stadia 2 ; stadia anakan, ketika jumlah anakan semakin bertambah sampai batas maksimum, lamanya sampai 2 minggu, atau saat padi berumur 40 hari. 4. Stadia 3 ; stadia perpanjangan batang, lamanya sekitar 10 hari, yaitu sampai terbentuknya bulir, saat padi berumur 52 hari. 5. Stadia 4 ; stadia saat mulai terbentuknya bulir, lamanya sekitar 10 hari, atau sampai padi berumur 62 hari. 6. Stadia 5 ; perkembangan bulir, lamanya sekitar 2 minggu, saat padi sampai berumur 72 hari. Bulir tumbuh sempurna sampai terbentuknya biji. 7. Stadia 6 ; pembungaan, lamanya 10 hari, saat mulai muncul bunga, polinasi, dan fertilisasi. 8. Stadia 7 ; stadia biji berisi cairan menyerupai susu, bulir kelihatan berwarna hijau, lamanya sekitar 2 minggu, yaitu padi berumur 94 hari. 9. Stadia 8 ; ketika biji yang lembek mulai mengeras dan berwarna kuning, sehingga seluruh pertanaman kelihatan kekuning-kuningan. Lama stadia ini sekitar 2 minggu, saat tanaman berumur 102 hari. 10. Stadia 9 ; stadia pemasakan biji, biji berukuran sempurna, keras dan berwarna kuning, bulir mulai merunduk, lama stadia ini 151 sekitar 2 minggu, sampai padi berumur 116 hari (Sudarmo, 1991). Dibawah ini (Gambar 53) diberikan tahapan pertumbuhan padi yang dimulai dari perkecambahan sampai padi dewasa. Gambar 53 Proses perkecambahan padi 152 Disamping berbatang tinggi varietas itu cenderung memiliki tunas samping (side shoots) (Hohnholz, 1986). Gambar 54 Padi dewasa b.Varietas Unggul Padi Varietas pada tanaman padi mempunyai pengaruh besar terhadap tingkat produktivitas. Di negara-negara subtropis umumnya dibudidayakan varietas japonica. Ciri yang paling khas dari varietas itu adalah butirnya bulat, batang tidak terlalu panjang, serta berdiri kokoh. Sedangkan di daerah tropis yang iklimnya terpengaruh oleh angin muson varietas utama yang dibudidayakan adalah varietas indica yang berbatang tinggi. Gambar 55.Pertumbuhan Varietas IR64 di lahan sawah Varietas padi yang akan digunakan haruslah memiliki ciriciri : - Dapat beradaptasi dengan iklim dan tipe tanah setempat - Cita rasanya disenangi dan memiliki harga yang tinggi di pasaran lokal - Daya hasil tinggi - Toleran terhadap hama dan penyakit - Tahan rebah (IRRI, 2004). 153 Varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi budidaya padi yang mudah diadopsi petani. Varietas unggul berperanan penting dalam peningkatan hasil, perbaikan dan diversifikasi mutu, dan penekanan kehilangan hasil karena gangguan hama, penyakit, maupun cekaman lingkungan. Kondisi agro-ekosistem lahan pertanaman padi di Indonesia sangat beragam, demikian juga selera konsumen terhadap mutu beras. Kendala produksi terutama hama dan penyakit bersifat dinamis, dapat berubah karakter populasi, ras, atau strainnya. Kondisi tersebut menuntut penyediaan varietas unggul yang juga beragam dan dinamis Varietas unggul yang dilepas dalam beberapa tahun terakhir memiliki keunggulan yang relatif berbeda. Hal ini tentu memberikan peluang yang lebih luas bagi petani dalam memilih varietas yang akan dikembangkan. Ada beberapa aspek yang perlu mendapat pertimbangan dalam menentukan pilihan, misalnya potensi hasil, umur tanaman, ketahanan terhadap hama dan penyakit, mutu beras, selera konsumen, dan kondisi daerah pengembangan. Bagi peneliti, aspek tersebut memang menjadi pertimbangan dalam merakit varietas unggul (Pustaka Deptan, 2006). Pemanfaatan Varietas Hasil Rekayasa Bioteknologi Pada umumnya tanaman memiliki perbedaan fenotip dan genotip yang sama. Perbedaan varietas cukup besar mempengaruhi perbedaan sifat dalam tanaman. Keragaman penampilan tanaman terjadi akibat sifat dalam tanaman (genetik) atau perbedaan lingkungan kedua-duanya. Perbedaan susunan genetik merupakan salah satu faktor penyebab keragaman penampilan tanaman. Program genetik merupakan suatu untaian susunan genetik yang akan diekspresikan pada satu atau keseluruhan fase pertumbuhan yang berbeda dan dapat diekspresikan pada berbagai sifat tanaman yang mencakup bentuk dan fungsi tanaman dan akhirnya menghasilkan keragaman pertumbuhan tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995). Hasil penelitian dan pengembangan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dalam bidang pertanian, khususnya pada jenis tanaman padi hingga tahun 1999 ini ialah berjumlah 6 (enam) varietas yaitu: - Atomita I - Atomita II, 154 - Atomita III, - Atomita IV - Padi gogo (lahan kering) Situgintung, serta padi Cilosari. Enam varietas padi unggul hasil penelitian dan pengembangan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi (P3TIR-BATAN) tersebut memiliki keunggulan dibidang varietas asal (induknya). Keunggulan padi hasil pemuliaan dengan radiasi adalah: - produksinya tinggi - tahan wereng coklat - tahan penyakit hawar daun, dan umurnya genjah. - Disamping keunggulan tersebut juga masih memiliki keunggulan spesifik yang dimiliki oleh padi varietas Atomita II tahan terhadap lahan bergaram, varietas Cilbsari tahan terhadap hama penggerek batang dan rendemen cukup tinggi (BATAN, 2000). warna aleuron, warna endospermia, dan komposisi pati pada endospermia. • Beras "biasa" yang berwarna putih agak transparan karena hanya memiliki sedikit aleuron, dan kandungan amilosa umumnya sekitar 20%. Beras ini mendominasi pasar beras. • Beras merah, akibat aleuronnya mengandung gen yang memproduksi antosianin yang merupakan sumber warna merah atau ungu • Beras hitam, sangat langka, disebabkan aleuron dan endospermia memproduksi antosianin dengan intensitas tinggi sehingga berwarna ungu pekat mendekati hitam, • Ketan (atau beras ketan), berwarna putih, tidak transparan, seluruh atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin • Ketan hitam, merupakan versi ketan dari beras hitam. c. Macam dan warna beras Beberapa jenis beras mengeluarkan aroma wangi bila ditanak (misalnya 'Cianjur Pandanwangi' atau 'Rajalele'). Warna beras yang berbeda-beda diatur secara genetik, akibat perbedaan gen yang mengatur Bau ini disebabkan beras melepaskan senyawa aromatik yang memberikan efek wangi. 155 Sifat ini diatur secara genetik dan menjadi objek rekayasa genetika beras. dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera). d.Anatomi beras Di antara komponen teknologi yang dihasilkan melalui penelitian, varietas unggul memang lebih nyata sumbangannya terhadap peningkatan produksi padi nasional. Akan tetapi, keunggulan suatu varietas dibatasi oleh berbagai faktor, termasuk penurunan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu. Setelah dikembangkan dalam periode tertentu hingga saat ini Departemen Pertanian telah melepas lebih dari 175 varietas unggul padi yang sebagian besar dihasilkan oleh Puslitbang Tanaman Pangan. 8.1.4. Kandungan beras Sebagaimana bulir serealia lain, bagian terbesar beras didominasi oleh pati (sekitar 8085%). Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron), mineral, dan air. Pati beras dapat digolongkan menjadi dua kelompok: • amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang • amilopektin, pati dengan struktur bercabang. Komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan atau tidak) Beras sendiri secara biologi adalah bagian biji padi yang terdiri dari • aleuron, lapis terluar yang sering kali ikut terbuang dalam proses pemisahan kulit, • endospermia, tempat sebagian besar pati dan protein beras berada, dan • embrio, yang merupakan calon tanaman baru (dalam beras tidak dapat tumbuh lagi, kecuali dengan bantuan teknik kultur jaringan). Dalam bahasa sehari-hari, embrio disebut sebagai mata beras. e.Kegunaan Beras Beras dimanfaatkan terutama untuk diolah menjadi nasi, makanan pokok terpenting warga dunia. Selain itu, beras merupakan komponen penting beras kencur dan param. Minuman yang populer dari olahan beras adalah arak dan Air tajin. Dalam bidang industri pangan, beras diolah menjadi tepung beras. Sosohan beras (lapisan aleuron), yang memiliki 156 kandungan gizi tinggi, diolah menjadi tepung rice bran. f.Syarat Tumbuh f.1Iklim Bagian embrio juga diolah menjadi suplemen dengan sebutan tepung mata beras. Untuk kepentingan diet, beras dijadikan sebagai salah satu sumber pangan bebas gluten dalam bentuk berondong. Data survey pada MT 2002/03 di 12 propinsi penghasil padi membuktikan sekitar 90% dari 9,2 juta ha lahan sawah telah ditanami varietas unggul baru. Dari sekitar 80 varietas padi yang telah berkembang di petani, beberapa varietas banyak digunakan seperti IR64, Way Apoburu, Ciliwung, Memberamo, dan Ciherang, masing-masing dengan luas tanam 4,20 juta ha, 0,80 juta ha, 0,62 juta ha, 0,43 juta ha, dan 0,41 juta ha. Di Jawa Barat, luas areal tanam varietas Ciherang pada MT 2002/03 menduduki urutan kedua setelah IR64, masing-masing 18% dan 33% dari total areal pertanaman padi di sentra produksi nasional ini. Di antara varietas unggul yang telah berkembang di petani, IR64 paling lama bertahan karena hasil dan mutu berasnya tinggi. Sebenarnya, Ciherang adalah hasil persilangan antara varietas IR64 dengan varietas/galur lain. Sebagian sifat IR64 juga dimiliki oleh Ciherang, termasuk hasil dan mutu berasnya yang tinggi. Padi dapat tumbuh dalam iklim yang beragam, tumbuh di daerah tropis dan subtropis pada 45 o LU dan 45 o LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Rata–rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun. Padi dapat di tanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah produksi dapat menurun karena penyerbukan kurang intensif. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0 – 650 m dpl dengan temperatur 22 – 27 oC sedangkan didataran tinggi 650-1500 mdpl dengan temperatur 19 – 23 oC. Tanaman padi memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman padi yaitu dalam penyerbukan dan pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman Temperatur sangat mempengaruhi pengisian biji padi. Temperatur yang rendah dan kelembaban yang tinggi pada waktu pembungaan akan mengganggu proses pembuahan 157 yang mengakibatkan gabah menjadi hampa. Hal ini terjadi akibat tidak membukanya bakal biji. Temperatur yang juga rendah pada waktu bunting dapat menyebabkan rusaknya pollen dan menunda pembukaan tepung sari (Luh, 1991). Tanaman padi dapat hidup dengan baik di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Dengan kata lain, padi dapat hidup baik di daerah beriklim panas yang lembab. Pengertian iklim ini menyangkut curah hujan, temperatur, ketinggian tempat, sinar matahari, angin, dan musim. 1. Tanaman padi membutuhkan curah hujan yang baik, rata-rata 200 mm/bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan. Sedangkan curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500-2000 mm. 2. Tanaman padi dapat tumbuh baik pada suhu 230C ke atas, sedangkan di Indonesia pengaruh suhu tidak terasa, sebab suhunya hamper konstan sepanjang tahun. Adapun salah satu pengaruh suhu terhadap tanaman padi yaitu kehampaan pada biji. 3. Ketinggian daerah yang cocok untuk tanaman padi adalah daerah antara 0-650 meter dengan suhu antara 26,5 0 C – 22,5 0C, daerah antara 650-1500 meter dengan suhu antara 22,518,7 0C masih cocok untuk tanaman padi. 4. Sinar matahari diperlukan untuk berlangsungnya proses fotosintesis, terutama pada saat tanaman berbunga sampai proses pemasakan buah. Proses pembungaan dan kemasakan buah berkaitan erat dengan intensitas penyinaran dan keadaan awan. 5. Angin mempunyai pengaruh positif dan negatif terhadap tanaman padi. Pengaruh positifnya, terutama pada proses penyerbukan dan pembuahan. Pengaruh negatifnya adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau jamur dapat ditularkan oleh angin, dan saat terjadi angina kencang pada saat tanaman berbunga, buah dapat menjadi hampa dan tanaman roboh. 6. Pada musim kemarau peristiwa penyerbukan dan pembuahan tidak terganggu oleh hujan, 158 sehingga persentase terjadinya buah lebih besar dan produksi menjadi lebih baik. f.2Tanah Padi sawah ditanam di tanah berlempung yang berat atau tanah yang memiliki lapisan keras 30 cm dibawah permukaan tanah. Menghendaki tanah Lumpur yang subur dengan ketebalan 18 – 22 cm. Keasaman tanah antara pH 4,0 – 7,0. Pada padi sawah, penggenangan akan mengubah pH tanam menjadi netral (7,0). Pada prinsipnya tanah berkapur dengan pH 8,1 – 8,2 tidak merusak tanaman padi tetapi akan mengurangi hasil produksi Tanah sawah yang mempunyai persentase fraksi pasir dalam jumlah besar, kurang baik untuk tanaman padi, sebab tekstur ini mudah meloloskan air. Pada tanah sawah dituntut adanya Lumpur, terutama untuk tanaman padi yang memerlukan tanah subur, dengan kandungan ketiga fraksi dalam perbandingan tertentu. Sifat tanah sangat berbeda-beda dan hal ini berhubungan dengan keadaan susunan tanah atau struktur tanahnya. Air dan udara yang tidak dapat beredar di dalam tanah dapat menyebabkan kondisi tanah tidak baik, contohnya tanah liat. Tidak semua jenis tanah cocok untuk areal persawahan. Hal ini dikarenakan tidak semua jenis tanah dapat dijadikan lahan tergenang air. Padahal dalam sistem tanah sawah, lahan harus tetap tergenang air agar kebutuhan air tanaman padi tercukupi sepanjang musim tanam. Oleh karena itu, jenis tanah yang sulit menahan air (tanah dengan kandungan pasir tinggi) kurang cocok dijadikan lahan persawahan. Sebaliknya, tanah yang sulit dilewati air (tanah dengan kandungan lempung tinggi) cocok dijadikan lahan persawahan. Kondisi yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi sangat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu posisi topografi yang berkaitan dengan kondisi hidrologi, porisitas tanah yang rendah dan tingkat keasaman tanah yang netral, sumber air alam, serta kanopinas modifikasi sistem alam oleh kegiatan manusia. g. Teknik budidaya padi sebatang Produksi padi nasional pada bulan Desember 1997 adalah 46.591.874 ton yang meliputi areal panen 9.881.764 ha. Hasil produksi padi sawah dapat mencapai 6-7 ton/ha, sedangkan untuk padi gogo produksi hanya mencapai 1-3 ton /ha (Reghawanti, 2005). Sampai dengan tahun 2005, Indonesia masih mengalami defisit pangan utama, untuk padi sebesar 2,5 juta ton, kedelai 1,5 159 juta ton, gula 1,7 juta ton, sedangkan pangan lainnya mengalami surplus. Ini menunjukkan bahwa dalam 5 tahun ke depan Indonesia masih harus memacu produksi pangan untuk mengurangi defisit. Untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat, lahan sawah beririgasi tetap menjadi andalan bagi produksi padi nasional. Program intensifikasi yang dicanangkan sejak sekitar tiga dekade lalu pada awalnya mampu meningkatkan produksivitas dan produksi padi secara nyata. Tetapi sejak dekade terakhir produksivitas padi cenderung melandai, bahkan ada yang menurun di beberapa lokasi. Intensifikasi budidaya padi harus terus diupayakan. Salah satu metode yang diterapkan adalah SRI (The System Of Rice Intensification) yang pertama kali dikembangkan oleh Henri De Laulanie di Madagaskar pada tahun 1980. SRI adalah sistem intensifikasi padi yang menyinergikan tiga faktor pertumbuhan padi untuk mencapai produktivitas maksimal yaitu; 1) maksimalisasi jumlah anakan 2) pertumbuhan akar, 3) suplai hara, air, oksigen. Cara tersebut menghemat air, karena padi tidak digenangi layaknya di persawahan. Air hanya digunakan untuk menjaga kelembaban tanah agar akar padi dapat tumbuh dengan baik karena pada dasarnya padi bukan tanaman air. Hal ini dimaksudkan agar suplai oksigen ke akar cukup sehingga padi menjadi sehat dan berkembang membentuk karakter-karakter morfologi yang mendukung peningkatan produktivitas tanaman padi. Dalam sistem SRI penggunaan pupuk organik merupakan salah satu faktor pembeda dibandingkan dengan sistem non SRI. Disamping itu produk yang dihasilkan dari budidaya atau peternakan yang menggunakan pupuk organik lebih disukai masyarakat. Alasannya, produk tersebut lebih aman bagi kesehatan. Di negara-negara maju, masyarakatnya mulai beralih mengkonsumsi produk yang dihasilkan secara organik. Pupuk organik cair atau padat yang diaplikasikan pada budidaya tanaman atau peternakan memiliki nilai jual yang lebih tinggi (Parnata, 2004). Hasil metode SRI sangat memuaskan. Di Madagaskar, pada beberapa tanah tak subur 160 yang produksi normalnya 2 ton/ha, petani yang menggunakan SRI memperoleh hasil panen lebih dari 8 ton/ha, beberapa petani memperoleh 10 – 15 ton/ha, bahkan ada yang mencapai 20 ton/ha. Sedangkan, di daerah lain selama 5 tahun, ratusan petani memanen 8-9 ton/ha. Metode SRI minimal menghasilkan panen dua kali lipat dibandingkan metode non SRI maupun metode lain yang biasa diterapkan oleh petani. Petani tidak harus menggunakan masukan luar untuk memperoleh manfaat SRI. Metode ini juga bisa diterapkan untuk berbagai varietas yang biasa dipakai petani. Semua unsur potensi dalam tanaman padi dikembangkan dengan cara memberikan kondisi yang sesuai dengan pertumbuhan mereka (Berkelaar, 2005). Perpaduan antara pemakaian varietas unggul padi sawah dan pemberian pupuk organik cair pada sistem penanaman SRI diharapkan dapat mengatasi permasalahan masih rendahnya produksi padi, selain itu juga diharapkan dapat mengembangkan pertanian berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Air sangat perlu bagi kehidupan tumbuhan. Kandungan air tumbuhan bervariasi sesuai antar-spesies dan dalam berbagai struktur tumbuhan dan juga bervariasi antar siang dan malam selama periode pertumbuhan. Tumbuhan menggunakan air kurang dari 5 % air yang diserap. Sisanya hilang ke atmosfer melalui transpirasi dari daun tumbuhan. Kebutuhan air untuk pengolahan tanah sampai siap tanam (30 hari) mengkonsumsi air 20% dari total kebutuhan air untuk padi sawah dan fase bunting sampai pengisian bulir (15 hari) mengonsumsi air sebanyak 35 %. Berdasar data tersebut sebetulnya sejak tanam sampai memasuki fase bunting tidak membutuhkan air banyak, demikian pula setelah pengisian bulir. Oleh karenanya 15 hari sebelum panen, padi tidak roboh dan ditinjau dari aspek pemberian air memang tidak perlu lagi. Budidaya padi yang diterapkan dengan konsep penghematan air yaitu penggenangan hanya dilakukan selama 25 hari yaitu pada saat padi mengalami masa bunting (pengisian malai). Konsep hemat air ini menjadi acuan pada SRI (budidaya padi sebatang), dan konsep ini sangat mendukung keoptimalan pertumbuhan dan perkembangan padi karena bibit umur muda tumbuh lebih baik 161 dalam kondisi aerob / tidak tergenang (berdasarkan riset jepang > 30 tahun), mikroorganisme tanah lebih baik untuk perakaran (pada tanah macak–macak /tidak tergenang), jumlah sel aerenchym akar padi sawah yang tergenang sangat kecil, sedangkan pada tanah yang tidak tergenang sangat tinggi, dan hama padi sawah (keong mas) lebih terkendali. Pengefisienan penggunaan air di petakan dapat dilakukan dengan mengairi sawah dalam keadaan macak-macak. Setelah tanaman padi berumur 14 hari sampai periode bunting tidak memerlukan air yang banyak. Kebiasaan petani menggenangi sawahnya sampai 5 cm bahkan lebih karena petani tidak membayar air yang digunakan tersebut, sehingga cenderung bermewah-mewah dengan air. Berdasar hasil penelitian menggunakan air pada padi sawah menunjukkan bahwa sawah yang digenangi setinggi 5 cm sejak tanam sampai bunting tidak memberikan perbedaan hasil gabah dengan sawah yang diairi macak-macak. Hanya biasanya sawah yang diairi macak-macak populasi gulma lebih banyak terutama rumput-rumput berdaun sempit. Metode ini mampu menghemat penggunaan benih padi sampai 80 %. Jika biasanya untuk satu hektar lahan diperlukan benih sekitar 50 kg, dengan SRI hanya diperlukan 8-10 kg. Produktivitas yang selama ini rendah ( 4-5 ton/ha ) dapat didongkrak dengan penerapan SRI yang telah dilakukan di beberapa provinsi dan telah diuji secara statistik dapat mencapai 10 ton/ha. Selain bertujuan untuk meningkatkan produksi, penerapan metode SRI ternyata mengandung konsep pertanian yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Metode SRI lebih sedikit menggunakan pupuk kimia serta sangat dianjurkan menggunakan pupuk organik seperti pupuk kandang, kompos, pupuk hijau serta biomassa ( jerami ). Teknik penanaman diawali dengan pengolahan tanah, pembibitan, penanaman, pemupukkan, pengendalian hama, penyakit, dan gulma, dan diakhiri dengan panen. Berikut ini adalah tahapan teknik penanamannya sesuai dengan urutan dari atas kebawah. Dengan irigasi macak-macak sampai periode bunting, maka air dapat dihemat penggunaannya. 162 Pengolahan tanah Penanaman hanya 1 tanaman per lubang tanam Fase Pengisian biji Fase Pematangan Tampilan gambar anakan maksikum, masa puncak pertumbuhan vegetatif Panen Sawah yang tidak digenangi air, akan dapat mengurangi emisi gas CH4 (gas methan = gas rumah kaca ) di atmosfer. Gas methan akan teremisi ke atmosfer dari tanah – tanah yang tergenang Awal fase pengisian biji Berkelaar (2005) mengemukakan bahwa terdapat 163 empat kunci penerapan SRI, yaitu : 1. Bibit dipindah lapang (transplantasi) lebih awal Bibit padi ditransplantasi saat dua daun telah muncul pada batang muda, biasanya saat berumur 8-15 hari. Benih harus disemai dalam petakan khusus dengan menjaga tanah tetap lembab dan tidak tergenang air. Lebih banyak batang yang muncul dalam satu rumpun, dan dengan metode SRI lebih banyak bulir padi yang dihasilkan oleh malai. 2. Bibit ditanam satu-satu daripada secara berumpun 3. Jarak tanam yang lebar Pada prinsipnya tanaman harus mendapat ruang cukup untuk tumbuh. Hasil panen maksimum diperoleh pada sawah subur dengan jarak tanam 50 x 50 cm, sehingga hanya 4 tanaman per m 2. Dalam metode SRI kebutuhan benih jauh lebih sedikit dibandingkan metode tradisional, salah satu evaluasi SRI menunjukkan bahwa kebutuhan benih hanya 7 kg/ha, dibanding dengan metode tradisional yang mencapai 107 kg/ha. 4. Kondisi tanah tetap lembab tapi tidak tergenang air Secara tradisional penanaman padi biasanya selalu digenangi air. Namun, sebenarnya air yang menggenang membuat sawah menjadi hypoxic (kekurangan oksigen) bagi akar dan tidak ideal untuk pertumbuhan. Akar padi akan mengalami penurunan bila sawah digenangi air, hingga mencapai ¾ total akar saat tanaman mencapai masa berbunga. Saat itu akar mengalami die back (akar hidup tapi bagian atas mati). Keadaan ini disebut juga “senescence”, yang merupakan proses alami, tapi menunjukkan tanaman sulit bernafas, sehingga menghambat fungsi dan pertumbuhan tanaman. Dengan SRI, petani hanya memakai kurang dari ½ kebutuhan air pada sistem tradisional yang biasa menggenangi tanaman padi. Tanah cukup dijaga tetap lembab selama tahap vegetatif, untuk memungkinkan lebih banyak oksigen bagi pertumbuhan akar. Sesekali (mungkin seminggu sekali) tanah harus dikeringkan sampai retak. Ini dimaksudkan agar oksigen dari udara mampu masuk kedalam tanah dan mendorong akar untuk “mencari” air. Sebaliknya, jika sawah terus digenangi, akar akan sulit tumbuh dan menyebar, serta kekurangan oksigen untuk dapat tumbuh dengan subur. Selanjutnya Berkelaar (2005) menambahkan selain empat prinsip utama diatas, ada dua 164 praktek tambahan lain yang sangat penting dalam metode SRI. Keduanya tidak berlawanan dan telah lama dikenal oleh petani dalam bercocok tanam. Sehingga untuk menerapkan kedua praktek tambahan ini tidak terlalu sulit. Kedua praktek tambahan tersebut adalah : 1. Pendangiran Pendangiran (membersihkan gulma dan rumput) dapat dilakukan dengan tangan atau alat sederhana. Pendangiran pertama dilakukan 10 atau 12 hari setelah tranplantasi, dan pendangiran kedua setelah 14 hari. Minimal disarankan 2-3 kali pendangiran, namun jika ditambah sekali atau dua kali lagi akan mampu meningkatkan hasil hingga satu atau dua ton per ha. Yang lebih penting dari praktek ini bukan sekedar untuk membersihkan gulma, tetapi pengadukan tanah ini dapat memperbaiki struktur dan meningkatkan aerasi tanah. Pendangiran ini membutuhkan banyak tenaga, bisa mencapai 25 hari kerja untuk 1 ha. Tapi hal ini tidak sia-sia karena hasil panen yang diperoleh sangat tinggi. 2. Asupan Organik Petani disarankan untuk menggunakan kompos, dan hasilnya lebih bagus. Kompos dapat dibuat dari macam -macam sisa tanaman (seperti jerami, serasah tanaman, dan bahan dari tanaman lainnya), dengan tambahan pupuk kandang bila ada. Daun pisang juga bisa menambah unsur potasium, daun-daun tanaman kacangkacangan dapat menambah unsur N, dan tanaman lain seperti Tithonia dan Afromomum angustifolium, memberikan tambahan unsur P. Kompos menambah nutrisi tanah secara perlahan-lahan dan dapat memperbaiki struktur tanah. Di tanah yang miskin jika tidak di pupuk kimia, secara otomatis perlu diberikan masukan nutrisi lain. Pedomannya: dengan hasil panen yang tinggi, sesuatu perlu dikembalikan untuk menyuburkan tanah. Keuntungan dari SRI : - Hasil-hasil yang lebih tinggi, baik itu butiran maupun jerami. - Mempersingkat umur panen (± 10 hari). 165 - Pemakaian bahan kimia lebih sedikit - Kebutuhan air lebih sedikit - Persen bulir sekam lebih sedikit - Meningkatnya berat bulir - Tanpa perubahan ada ukuran bulir - Tahan badai siklon - Tahan dingin - Kesehatan tanah meningkat melalui aktivitas biologis Pada SRI semua tampak ideal untuk direalisasikan, tetapi disamping itu juga memiliki keterbatasan, diantaranya : - SRI membutuhkan lebih banyak tenaga kerja per ha daripada metode tradisional. - Dengan SRI, diperlukan lebih banyak waktu juga untuk mengatur pengairan sawah dibandingkan cara lama. - Pendangiran juga membutuhkan waktu lebih banyak bila sawah tidak digenangi air terus. Awalnya, SRI membutuhkan 50-100% tenaga kerja (yang terampil dan teliti) lebih banyak, tapi lama kelamaan jumlah ini dapat menurun. Walaupun metode ini masih perlu pengembangan lebih lanjut akan tetapi dari hasil yang diperoleh memperlihatkan harapan dapat meningkatkan produksi pangan nasional. Dalam hal produksi beras nasional maka beberapa upaya yang dibutuhkan untuk memelihara kapasitas sumberdaya pangan adalah untuk memelihara kapasitas melalui: a. Pembangunan dan rehabilitasi sistem irigasi, serta perbaikan pengelolaan sumber daya air dalam rangka menyediakan air yang cukup untuk pertanian. Untuk itu perlu dilakukan : (i) perbaikan dalam pengaturan, kelembagaan pengelolaan, dan pemanfaatan sumberdaya air, seperti penatagunaan ruang/wilayah dan penerapan peraturan secara disiplin, oleh Pemda dan Depdagri; (ii) fasilitasi pengelolaan sumber daya air dan pengairan oleh Meneg Kimpraswil; (iii) fasilitasi pemanfaatan lahan pertanian secara produktif, efisien dan ramah lingkungan oleh Deptan; dan (iv) pemanfaatan dan 166 pengawasan sumberdaya lahan dan perairan oleh masyarakat. b. Menekan berlanjutnya alih fungsi lahan beririgasi kepada usaha non pertanian. Hal ini menyangkut pengaturan/pembatasan dengan sistem insentif yang dilaksanakan secara lintas institusi antara lain: (i) penetapan peraturan dan penerapannya secara disiplin oleh Pemda dan BPN; (ii) fasilitasi bagi pengembangan berbagai usaha masyarakat berbasis pertanian oleh Departemen Teknis; dan (iii) pengawasan oleh masyarakat sebagai pelaku usaha. c. Membuka lahan pertanian baru pada lokasi-lokasi yang memungkinkan dengan tetap memperhatikan rencana tata ruang wilayah dan kaidahkaidah kelestarian lingkungan; yang difasilitasi oleh Pemda. Upaya untuk memacu peningkatan produktivitas usaha pangan mencakup : (i) penciptaan varietas unggul baru, dan teknologi berproduksi yang lebih efisien; (ii) teknologi pasca panen untuk menekan kehilangan hasil; dan (iii) teknologi yang menunjang peningkatan intensitas tanam. Upaya ini dilaksanakan secara sinergis oleh institusi penelitian, pengembangan dan penyuluhan lingkup Departemen Pertanian, Ristek/BPPT, Perguruan Tinggi, dan Lembaga/Dinas Teknis setempat yang melaksanakan alih pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat. (iii) Upaya menyediakan insentif untuk meningkatkan minat masyarakat mengembangkan usaha pangan dilakukan melalui: penyediaan prasarana transportasi, komunikasi, perdagangan (Pemda, Kimpraswil, Swasta); pelayanan administrasi perizinan usaha produksi, industri, distribusi yang sederhana dan cepat (Pemda); pelayanankeuangan/per modalan yang cepat dan murah (Pemda, Swasta). (iv) Di sisi permintaan, upaya menurunkan konsumsi beras per kapita dapat dilakukan melalui penggalakan program diversifikasi pangan dengan pemanfaatan pangan sumber kalori, protein, vitamin dan mineral yang dapat diproduksi secara 167 lokal. Beberapa upaya diantaranya adalah: - Sosialisasi, pelatihan, dan pendidikan sejak usia sekolah, tentang pola makan dengan gizi seimbang dengan sumber-sumber pangan bervariasi; oleh lembagalembaga pendidikan dan pelatihan daerah dengan dukungan dari pusat. - Pengembangan teknologi pengolahan untuk meningkatkan daya tarik ekonomis dan fisik dari berbagai bahan pangan lokal/tradisional non berasyang difasilitasi oleh unit Litbang Departemen Teknis, Deperindag, Perguruan Tinggi dan Swasta. - Pengembangan industri pengolahan dengan bahan-bahan pangan lokal oleh swasta yang difasilitasi oleh Pemda dan Deperindag. 168 8.2. Teknik Budidaya Jagung ditanam sebagai penghasil bahan farmasi. a. Botani Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai bahan makanan pokok. Tanaman ini mempunyai fungsi banyak yaitu: Berdasarkan bukti genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini 10.000 tahun yang lalu, kemudian teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru pada 4000 tahun yang lalu. Kajian filogenetik menunjukkan bahwa jagung (Zea mays ssp. mays) merupakan keturunan langsung dari teosinte (Zea mays ssp. parviglumis ). a. Sumber karbohidrat b. Pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), c. Diambil minyaknya (dari biji) d. Tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), e. Bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. f. Bahan farmasi, jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang Dalam proses domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7000 tahun oleh penduduk asli setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000 varietas jagung, baik ras lokal maupun kultivar. Jagung merupakan komoditas andalan yang dirasakan mempunyai keunggulan komparatif karena : 169 - - - Saat ini Indonesia masih mengimpor jagung dalam jumlah besar + 700.000 ton per tahun untuk keperluan industri pakan ternak. Peluang pakan ternak yang cukup besar di Kalimantan Barat dan saat ini Kalimantan Barat masih mendatangkan jagung dari Semarang (Jawa Tengah) sebesar + 10.000 ton/tahun. Ketersediaan Lahan untuk pengembangan jagung di Kalimantan Barat cukup besar yang didukung dengan ketersediaan teknologi dan SDM. Selain itu juga adanya serta sudah terbentuknya kemitraan dengan swasta yaitu di Sanggau Ledo (Kab. Bengkawang) tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman. b Deskripsi Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Gambar 56. Akar jagung Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai 170 Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. stomata dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada selsel daun. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin. Gambar 58 daun jagung Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Gambar 57 Batang jagung Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stomata pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. 171 Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Gambar 61 Buah Jagung siap panen Gambar 59. Bunga jantan Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri). c. Perbaikan teknologi produksi jagung Untuk mengimbangi permintaan akan produksi jagung maka pemerintah menerapkan beberapa paket teknologi intuk meningkatkan peoduksi jagung. Dibawah ini diberikan merupakan alternatif pertanaman jagung pada lahan kering yang dikeluarkan Departemen Pertanian. Gambar 60 Bunga Betina 172 Urutan kerja pada teknologi budidaya ini adalah: 1. 2. Pengolahan tanah sederhana atau tanpa olah tanah (TOT). Varietas yang digunakan adalah bersari bebas (varietas Bisma) maupun hibrida sebanyak 20 kg/ha, yang telah diperlakukan ridomil, benih ditugal dengan jarak tanam 80 x 40 cm dengan 2 biji /lubang . 3. Pemupukan sesuai dengan rekomendasi setempat, yaitu seluruh pupuk SP-36, KCI dan 1/2 bagian Urea diberikan bersamaan tanam atau 7-10 hari setelah tanam sebagai pupuk dasar, dengan cara ditugal 5 cm dari lubang tanaman. 4. Pupuk susulan '/2 bagian Urea diberikan pada umur tanaman 1 bulan setelah tanam, pupuk diberikan dengan cara tugal sedalam 5-10 cm ditutup kembali. 5. Penyiangan dilakukan 2 kali yaitu umur 2 minggu dan 4 minggu setelah tanam sekaligus membumbun. 6. Pengendalian hama penyakit dilakukan dengan menerapkan konsep pengendalian hama terpadu (PHT). 7. Panen dan pasca panen, tanaman dipanen apabila klobot berwarna keputihan/coklat dan mengering dengan biji mengkilap dan kadar air 25-30 %. Untuk lebih jelasnya perhatikan urutan gambar berikut: 173 Gambar 62 Urutan penanaman jagung d.gejala kahat hara Beberapa gejala gejala kahat satu atau lebih hara esensia pada jagung Petani jagung harus belajar mengenal gejala gejala kahat satu atau lebih hara esensial yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman yang sehat untuk memperoleh hasil yang menguntungkan. Kita harus dapat menjadi dokter untuk tanaman jagungmu sendirl. Melihat kebun secara teratur dan mengidentifikasi gejala dari suatu masalah merupakan aspek penting dari budidaya tanaman. Keuntungan optimum dari investasi untuk produksi tergantung dari suplai hara yang cukup selama pertumbuhan tanaman. Gejala kahat hara yang timbul disebabkan karena kebutuhannya tidak terpenuhi. Hendaknya kebun dicek beberapa kali selama satu musim. Kahat hara yang dapat dideteksi dini dapat diatasi dengan pemupukan dalam alur di sisi tanaman. Andaikata tidak dapat diatasi dalam tahun ini, asal diketahui di mana masalah tersebut timbul, maka sudah merupakan informasi yang sangat berarti untuk perencanaan pemupukan pada musim berikutnya. Daun tanaman yang sehat harus berwarna hijau tua. Hal ini menunjukkan bahwa daun tersebut berkadar klorofil tinggi yang sangat dibutuhkan untuk menangkap sinar matahari untuk menghasilkan gula yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kahat nitrogen Kahat nitrogen (N) tidak mudah dideteksi waktu tanaman masih muda. Namun bila berwarna hijau kekuningan, maka kemungkinan tanaman kahat N. Bila kahat N dapat dideteksi dini, pemberian pupuk N dalam alur di sisi tanaman dapat mengatasi masalah ini. Setelah tanaman kira-kira setinggi lutut, tingkat pertumbuhan akan meningkat yang diikuti dengan kebutuhan N yang meningkat cepat. Kebutuhan 3, 4 kg N/ha/hari adalah umum dan kebutuhan ini 174 meningkat dua kali lipat saat pertumbuhan maksimum. Bila N tidak tersedia dalam jumlah cukup, maka warna ujung daun tua akan berubah menjadi kuning dan warna ini akan berkembang sepanjang tulang daun utama. Karena N sifatnya mobil dalam tanaman, gejala kahat N ini berangsur-angsur akan merambah ke daun-daun di atasnya. Daun tua kemudian akan mati. Uji N jaringan tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan indikator kimia atau alat elektronik untuk membantu mengdiagnosis kahat N ini. Tanaman mati muda dengan tongkol yang kecil dan bijinya sedikit. Kahat fosfor Kahat fosfor (P) umumnya sudah tampak waktu tanaman masih muda. Gejala awal dimulai dengan daun yang berwarna ungu-kemerahan. Tangkai yang lemah dan kecil tanpa tongkol atau tongkolnya kacil dan melilit juga merupakan indikasi kahat P. Suhu rendah dan udara kering atau sangat basah pada awal pertumbuhan atau restriksi fisik untuk pertumbuhan akar dapat menyebabkan kahat P, meskipun P dalam tanah cukup. Kahat P juga menyebabkan panen terlambat. Serapan P yang banyak per hari saat pertumbuhan yang cepat menekankan pentingnya kesuburan tanah yang tinggi yang mampu menyuplai hara P yang cukup. Kahat kalium Kahat kalium (K) dimulai dengan warna kuning atau kecoklatan sepanjang pinggir daun pada daun tua. Warna tersebut akan berkembang ke arah tulang daun utama dan pada daun-daun di atasnya. Gejala umum kahat K lainnya adalah warna coklat tua pada buku batang bagian dalam dan dapat diketahui dengan mengiris batang secara memanjang. Ukuran tongkol kadang-kadang tidak terlalu dipengaruhi seperti halnya pada kahat N dan P, tetapi biji-biji jagung pada ujung tongkol tidak berkembang dan tongkol jagung banyak kelobotnya dengan biji sedikit sebagai akibat kahat K. Kalium juga merupakan faktor utama dalam efisiensi penggunaan air dan karena itu pengaruh kekeringan akan lebih nyata bila tanaman kahat K. Saat kebutuhan maksimum menyebabkan serapan K lebih banyak daripada N. Hal ini menunjukkan pentingnya kesuburan tanah yang tinggi untuk mencapai produksi yang menguntungkan. Kahat hara lainnya Kecuali N, P dan K, kahat hara lainnya tidak sering dijumpai di lapang, tetapi dapat merupakan pembatas penting produksi. Kahat belerang (S) tampak pada daun muda yang berwarna hijau muda dengan pertumbuhan yang terhambat. Sering dijumpai pada tanah berpasir atau tanah dengan kadar bahan organik 175 rendah. Berbagai pupuk yang mengandung S dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini. Kahat magnesium (Mg) menyebabkan timbulnya warna keputihan sepanjang kanan kiri tulang daun pada daun tua dengan warna merah keunguan sepanjang pinggir daun. Gejala ini dapat merupakan indikasi bahwa tanahnya masam, terutama timbul pada tanaman muda dengan pengolahan tanah yang kurang intensif. Pemberian dolomit dapat mengatasi masalah kahat Mg ini pada tahun-tahun berikutnya. Bila pH tidak merupakan masalah, maka sumber Mg lainnya seperti Kalium-Magnesium-Sulfat dapat mengatasi kahat Mg ini. Daun pucuk yang mengering atau melilit merupakan indikasi kahat tembaga (Cu). Kahat seng (Zn) ditandai oleh garis-garis klorotik yang paralel dengan tulang daun utama pada daun muda, ruas pendek dan tanaman kerdil. Tanaman tanpa tongkol atau tongkolnya steril pada pertanaman dengan populasi tinggi yang mendapat pupuk cukup dapat disebabkan oleh kahat boron (B). Lahan masam mempengaruhi serapan berbagai hara dan dapat menyebabkan tanaman kahat hara, meskipun tanaman dipupuk cukup. Uji tanah perlu dilaksanakan secara teratur untuk mengidentifikasi masalahmasalah yang berkaitan dengan pH dan memonitor kadar P dan K tanah. Uji nitrat pada profil tanah akan memberikan informasi yang baik untuk arahan pemupukan N di daerah di mana residu nitrat masih tersisa dari musim sebelumnya. Di daerah yang lebih Gejala Daun Daun sehat mengkilat dan berwama hijau tua bila tanaman mendapat suplai hara yang cukup. Kahat FOSFOR daunnya berwarna ungu-kemerahan, terutama pada tanaman yang masih muda. Kahat KALIUM ujung dan tepi daunnya berwarna kekuningan atau mengering. Kahat NITROGEN dimulai dengan wama kekuningan pada ujung daun dan berkembang sepanjang tulang daun utama. Kahat MAGNESIUM menyebabkan timbulnya garisgaris keputihan sepanjang tulang daun dan seringkali timbul warna ungu pada bagian bawah dari daun tua. KEKERINGAN menyebabkan tanaman berwarna hijaukeabuan; daun-daun menggulung sebesar pensil. PENYAKIT Helminthosporium dimulai dengan bercak kecil dan berangsur-angsur berkembang pada seluruh daun. 176 Zat kimia kadang-kadang menyebabkan 1. Batang sehat mempunyai ukuran normal. Batang tersebut bila dipotong memanjang akan terlihat bagian dalam batang berwarna keputihan dan sehat. 2. Tanaman perlu dipupuk KALIUM apabila batang dipotong menunjukkan wama coklat pada bukunya. 3. Kahat FOSFOR mempunyai batang yang lemah dan kecil, kadang-kadang tanaman tidak membentuk tongkol atau tongkolaya kecil. Perhatikan warna ungu pada daun tua. 4. Tanaman jagung membentuk ANAKAN bila tanaman dipupuk terlalu banyak Nitrogen pada awal pertumbuhan. 5. Gejala serangan penyakit pada batang juga menyebabkan timbulnya ikatan pembuluh yang berwarna kehitaman pada batang bagian atas dengan warna yang lebih gelap pada batang bagian bawah. Busuk pada batang bagian dalam menyebabkan tanaman cepat mati dan batangnya patah. Tongkolnya mengecil Gambar 63. Beberapa gejala kerusakan pada batang jagung Gejala pada akar 1. Akar yang banyak dan dalam dari tanaman menunjukkan tanaman sehat 2. FOSFOR pada awal pertumbuhan menyebabkan perkembangan akar tidak sempurna. 3. Cacing akar memakan akar halus dan membuat tanaman tidak tumbuh sempurna 177 4. Tanah masam menyebabkan akar bagian bawah berubah warna dan busuk, terutama pada akar penunjang yang tumbuh pada buku ketiga dan keempat. 5. Kerusakan karena zat kimia menyebabkan akar tidak berkembang Ciri-ciri kerusakan akar tanaman jagung seperti tersebut diatas dapat dilihat pada gambar berikut yang dimulai dari atas dan seterusnya 1 2 3 4 5 Gambar 64. Beberapa gejala kerusakan pada akar jagung Gejala kekurangan, kelebihan ataupun penyakit juga dapat dlihat pada tongkol buah, seperti tertera diwah ini 1.TONGKOL NORMAL yang mendapat cukup pupuk dan berproduksi tinggi, beratnya sekitar 150-225 gram. Ujung kelobot fidak penuh berisi biji. 2.TONGKOL BESAR yang beratnya lebih dari225gram dengan bijiyang memenuhi ujung kelobot merupakan indikasibahwa populasi tanaman terlalu sedikit untuk mencapai produksiyang menguntungkan. 3.TONGKOL KECIL menunjukkan bahwa tanahnya kurang subur, populasi tanaman terlalu banyak atau ada masalah lainnya. 178 4.KAHAT KALIUM menyebabkan ujung tongkol tidak berbiji penuh, bijinya jarang dan tidak sempurna. 5.KAHAT FOSFOR mengganggu persarian dan pembentukan biji. Tongkolnya kecil, sering bengkok dengan pembentukan biji yang tidak sempuma. RAMBUT HIJAU saat tongkol masak menunjukkan bahwa tanaman terlalu banyak dipupuk Nitrogen UDARA KERING menyebabkan pembentukan rambut yang lambat; persarian tidak sempuma pada saat pembentukan biji. Gambar 65 Beberapa gejala kerusakan pada tongkol Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. 179 Jagung manis tidak mampu memproduksi pati sehingga bijinya terasa lebih manis ketika masih muda. 3. Hipertensi 4. Diabetes 5. Melancarkan ASI Secara rinci kandungan zat apa saja yang terdapat pada jagung adalah: gula, kalium, asam jagung dan minyak lemak. Utrennya (buah yang masih muda) banyak mengandung zat protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang, vitamin A, B1, B6, C dan K. 6. Rakhitis 7. Batu empedu 8. Cacar air 9. Diare 10. Keguguran (rambut, daun dan tongkol mudanya) Rambutnya mengandung minyak lemak, damar, gula, asam maisenat dan garam-garam mineral. f. Teknik Budidaya Jagung Sukmaraga Biji buah jagung biasanya di buat tepung jagung (maizena). Produksi jagung dewasa ini tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga diperlukan impor. e. Manfaat dan kegunaan Salah satu manfaat jagung adalah diuretik (memperlancar air seni) karena kandungan kaliumnya yang tinggi terutama pada rambut dan tongkol mudanya. Keadaan ini tidak dapat dibiarkan karena akan merugikan para peternak yang membutuhkan pakan, dimana jagung memegang peran 51 % sebagai bahan pokok pembuatan pakan. Selain itu, kandungan thiamin bisa mengeringkan luka seperti misalnya luka pada cacar air. Kandungan fosfornya baik untuk tulang dan gigi. Untuk mengatasi hal ini maka dicarilah varietas jagung yang dapat berproduksi sampai 8,5 ton/ha. Kegunaan jagung adalah: 1. Melancarkan air seni 2. Radang ginjal, batu ginjal Oleh karena itu perlu suatu acuan teknologi budidaya jagung sukmaraga, sehingga petani yang mencoba dan mengembangkan jagung sukmaraga dapat berhasil sesuai potensial hasil dari jagung tersebut. 180 Diharapkan dengan berhasilnya petani menerapkan jagung sukmaraga, peningkatan produksi jagung dapat meningkat. Mengingat jagung sukmaraga adalah jagung komposit dapat ditanam ulang sampai 3 (tiga) kali tanam tidak seperti jagung Hibrida hanya 1 (satu) kali tanam sehingga harus beli lagi, jadi cukup menghemat input sarana produksi. Lampung 350 kg urea/ha + 150 kg SP 36/ha + 100 kg KCL/ha. 2. Pupuk diberikan 2 kali, pertama 7-10 hst (200 kg urea/ha + 150 kg SP 36/ha +100 kg KCL/ha) kedua:30-35 hst(250 kg urea/ha). 3. Pupuk diberikan dalam lubang/ larikan + 10 cm 4. Disamping tanaman ditutup dengan tanah . 1Penyiapan lahan 1. Tanah dibajak 15-20 cm, gemburkan dan ratakan, atau tanpa olah tanah bagi tanah gembur/ringan. 2. Bersih dari sisa-sia tanaman dan tumbuhan pengganggu. 2. Penanaman 5.Penyiangan 1. Penyiangan pertama pada umur 15 hst. 2. Penyiangan kedua pada umur 28-30 hst, dilakukan sebelum pemupukan kedua. 1. Buat lubang tanam dengan tugal sedalam 5 cm. 6. Pengendalian hama penyakit 2. Jarak tanam 75 cm x 40 cm (2 tanaman /rumpun), atau 75 cm x 20 cm (1tanaman /rumpun) Pengendalian penyakit bulai dapat dilakukan dengan: Benih jagung 1 kg dicampur 2 gr Ridomil atau Saromil yang dilarutkan dalam 7,5 –10 ml air. 3. Masukkan benih dalam lubang tanam dan tutup dengan tanah atau pupuk kandang. Sedangkan untuk pengendalian hama penggerek diberi insektisida Furadan 3G melalui pucuk tanaman (3-4 butir/ tanaman). 3 Pemupukan 1. Takaran pupuk: untuk yang telah dika\ji di 181 7. Pemberian air (khususnya musim kemarau) Pada saat sebelum tanam 15 hari setelah tanam 30 hst , 45 hst, dan 75 hst (6 kali pemberian). Sumber air dapat dari irigasi permukaan atau tanah dangkal (sumur) pompa Tabel 12. Analisa Ekonomi Usaha Tani Jagung Hybrida No. 1. 2. 3. 4. 5. Uraian Produksi per Ha Harga Nilai Produksi Total Biaya Produksi Pendapatan Petani (3-4) Keterangan 4.800/Kg Rp. 1000/Kg Rp. 4.700.000,Rp. 2.304.000,Rp. 2.496.000,- 6. 7. Biaya Pokok (4 : 1) R/C (3:4) Rp. 480,-/kg 2,08 Sumber : Potensi Investasi Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura di Propinsi Kalimantan Barat, Disperta, 2000 182 bagi usaha pengembangan jagung hibrida. 8.Panen Jagung siap dipanen jika klobot sudah mengering dan berwarna coklat muda, biji mengkilap, dan bila ditekan dengan kuku tidak membekas. g.Beberapa kendala budidaya jagung hibrida Jagung adalah tanaman yang sangat akrab dengan petani. Komoditas ini merupakan salah satu bahan pangan andalan. Beberapa daerah di Indonesia masyarakatnya menjadikan jagung sebagai bahan makanan pokok di samping beras dan umbi-umbian. Sebagian besar petani, masih bergantung pada kemurahan alam. Belum akrab dengan teknologi, seperti penggunaan pupuk dan obat-obatan. Padahal, tanpa perlakuan khusus, benih jagung hibrida tidak bakal mencapai tingkat produktivitas standar, yaitu 7 ton8 ton per hektar. Analisa biaya produksi jagung hibrida dicantumkan pada Tabel 10. Jagung juga mempunyai beberapa manfaat, dibawah ini adalah pohon industri dari pada jagung Tak heran, rencana mengembangkan jagung hibrida di Indonesia hingga mencapai produksi lima juta ton pada tahun 2010 merupakan peluang besar bagi petani untuk meningkatkan produksi dan pendapatan. Harus dicatat bahwa komoditas jagung yang dihasilkan petani. selama ini bersumber dari benih lokal yang ditanam secara tradisional. Selain tingkat produktivitas yang rendah, jagung lokal itu tidak laku di pasaran dalam negeri sebagai bahan baku industri pakan. Kondisi sosial petani jagung juga merupakan tantangan tersendiri 183 . Gambar 66 Pohon industri jagung 184 8.3 Teknik Budidaya Kedelai a. Botani Kedudukan kedelai dalam sisitematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Devisi Sub-divisi Kelas Ordo Famili Sub Famili Genus Species Merill. : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae : Polypetales : Leguminosa : Papilionoideae : Glysin : Glycine max (L) Kedelai dikenal dengan beberapa nama lokal diantarnya adalah kedele, kacang jepung, kacang bulu, gedela dan demokam. Di jepang dikenal adanya kedelai rebus (edamame) atau kedelai manis, dan kedelai hitam (koramame) sedangkan nama umum di dunia disebut “soyabean”. b. Morfologi Susunan tubuh kedelai terdiri atas dua macam alat organ utama yaitu vegetatif dan generatif. Organ vegetatif meliputi: - akar - batang - daun Organ generatif meliputi: - bunga - buah - biji Struktur akar tanaman kedelai terdiri atas akar lembaga (radikula), akar tunggang (radix primaria), dan akar cabang (radix lateralis) berupa akar rambut. Akar kedele memiliki kemampuan membentuk bitil akar (nodul). Bintil-bintil akar bentuknya bulat atau tidak beraturan yang merupakan koloni dari bakteri Rhizobium japonicum. Bakteri ini bersimbiosis dengan nitrogen bebas dari udara. Jumlah nitrogen yang dapat ditambat bakteri ini berkisar 4070% dari seluruh nitrogen yang dibutuhkan tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiap hektar lahan yang ditanaman kacang kedele dapat menghasilkan 198 kg bintil akar per tahun atau setara dengan 440 kg pupuk urea. Pada tanah yang belum atau telah lama tidak ditanami kacang-kacangan biasanya populasimikrobia penambat N sedikit. Oleh karenanya tanah yang belum pernah ditanamami kacangan maka perlu 185 dikembangkan teknik inokulasi rhizobium. Kedele berbatang semak yang dapat mencapai ketinggian antara 30-100cm. - pembungaan berangsurangsur dimulai dari bawah - pertumbuhan vegetatif terus menerus berlangsung - Tinggi batang termasuk kategori sedang sampai tinggi - Ukuran daun paling atas lebih kecil dibandingkan dengan daun bagian tengah Batang beruas-ruas dan memiliki percabangan antara 3 -6 cabang. Tipe pertumbuhan kedele dibedakan 3 macam, yaitu: - tipe determinate - Tipe semi determinate - Tipe indeterminate Tipe determinate, memiliki ciri antara lain: - ujung batang tanaman hampir sama besarnya - Pembungaan serentak - Tinggi tanaman termasuk kategori pendek sampai sedang - Daun paling atas ukurannya samabesar dengan daun bagian tengah Tipe semi-determinate mumpangai ciri antara dua tipe diaras. Daun kedelai mempunyai ciri antara lain helai daun (lamina) oval dan tata letaknya pada tangkai daun bersifat majemuk berdaun tiga (trifoliatus). Tipe indeterminate, mempunyai ciri antara lain: - ujung tanaman lebih kecil dari ujung tengah Gambar 67 Daun kedele - ruas batangnya panjang panjang, dan agak melilit Tanaman kedele memiliki bunga sempurna (hermaphrodite), yakni pada tiap kuntum bunga terdapat 186 alat kelamin betina (putik) dan alat kelamin jantan (benangsari). Mekarnya bunga berlangsung pada pukul 08.00-09.00 dan penyerbukannya bersifat menyerbuk sendiri. Kuntum bunga tersusun dalam rangkaian bunga, namun tidak semua bunga dapat menjadi polong (buah), sekitar 60% bunga rontiok sebelum membentuk polong. Umur keluarnya bunga kedelai bergantung varietasnya. Tanaman ini menghendaki penyinaran pendek lebih kurang 12 jam per hari. Kriteria varietas unggul kedelai adalah: - Berproduksi tinggi - Berumur pendek - Tahan (resisten) terhadap penyakit berbahaya - Mempunyai daya adaptasi luas terhadap berbagai keadaan lingkungan tumbuh. d. Pedoman teknis d.1Syarat Tumbuh Biji kedelai umunya berbentuk bulat, atau pipih sampai bulat lonjong, dengan warna bervariasi kuning, hijau, cokllat atau hitam. d.1.1 Tanah Tanaman kedele dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan drainase dan aerasi tanah yang cukup baik serta air yang cukup selama pertumbuhan tanaman. Tanaman kedele dapat tumbuh baik pada tanah alluvial, regosol, grumosol, latosol atau andosol. Pada tanah yang kurang subur (miskin unsur hara) dan jenis tanah podsolik merah-kuning, perlu diberi pupuk organik dan pengapuran. c. Varietas d.1.2 Iklim Varietas kedelai sudah ditanam di Indonesia pada mulanya berasal dari diantaranya jepang, Taiwan, Amerika Serikat, dan sebagainya. Kedele dapat tumbuh subur pada : curah hujan optimal 100200 mm/bulan. Temperatur 2527 derajat Celcius dengan penyinaran penuh minimal 10 jam/hari. Tinggi tempat dari permukaan laut 0-900 m, dengan Buah kedelai disebut polong yang tersusun dalam rangkaian buah. Tiap plong berisi antara 14 biji per polong. Jumlah polong per tanaman bergantung pada varietasnya. Kedelai yang ditanaman pada tanah subur pada umumnya dapat menghasilkan 100200polong/pohon. 187 ketinggian optimal sekitar 600 m. Air . Curah hujan yang cukup selama pertumbuhan dan berkurang saat pembungaan dan menjelang pemasakan biji akan meningkatkan hasil kedele. d.2.Teknik Budidaya d.2.1 Persiapan lahan Gambar 68 Setelah penanaman padi dapat dilakukan penanaman kedele Pengolahan lahan dimulai sebelum jatuhnya hujan. Tanah diolah dengan bajak dan garu/cangkul hingga gembur. Untuk pengaturan air hujan perlu dibuat saluran drainase pada setiap 4 m dan di sekeliling petakan sedalam 30 cm dan lebar 25 cm. Kedele sangat terganggu pertumbuhannya bila air tergenang. Perlakuan benih Untuk mencegah serangan hama lalat bibit, sebelum ditanam benih dicampur Marshall dengan dosis 100 gram/5 kg benih. Benih dibasahi secukupnya lalu dibubuhi Marshall dan diaduk rata. Tanah bekas pertanaman padi tidak perlu diolah (tanpa olah tanah = TOT). Jika digunakan lahan tegal lakukan pengolahan tanah secara intensif yakni dengan 2 kali dibajak dan sekali diratakan. d.2.2Penanaman Dianjurkan menggunakan benih bersertifikat dengan kebutuhan benih sekitar 40 kg/ha. Penanaman benih dengan cara ditugal, jarak tanam 40 x 10 cm atau 40 x 15 cm sesuai kesuburan tanah, setiap lubang tanaman diisi 2 butir benih lalu ditutup dengan tanah tipis-tipis. Buat saluran dengan kedalaman 25–30 cm dan lebar 30 cm setiap 3–4 m, yang berfungsi untuk mengurangi kelebihan air sekaligus sebagai saluran irigasi pada saat tidak ada hujan. Gambar 69 Areal pertaanaman kedele 188 d.2.3 Pengairan Fase pertumbuhan tanaman yang sangat peka terhadap kekurangan air adalah awal pertumbuhan vegetatif (15–21 HST), saat berbunga (25–35 HST) dan saat pengisian polong (55–70 HST). Dengan demikian pada fase-fase tersebut tanaman harus diairi apabila hujan sudah tidak turun lagi. d.2.4 Pemupukan Dianjurkan menggunakan pupuk Urea 50 kg, TSP 100 kg dan KCl 50 kg/ha atau sesuai anjuran setempat. Seluruh jenis pupuk diberikan pada waktu bersamaan yaitu saat pengolahan tanah terakhir. Mula-mula Urea dan TSP dicampur lalu disebar merata, disusul penyebaran KCl kemudian diratakan dengan penggaruan. d.2.5 Penyulaman Benih Benih yang tidak tumbuh segera disulam, sebaiknya memakai bibit dari varietas dan kelas yang sama. Penyulaman paling lambat pada saat tanaman berumur 1 minggu. menggunakan cangkul. Penyiangan II bila tanaman sudah berbunga (kurang lebih umur 7 minggu), menggunakan arit atau gulma dicabut dengan tangan. d.2.7 Pengendalian hama Tidak kurang dari 100 jenis serangga dapat menyerang kedele. Pengendalian di tingkat petani terutama di daerah sentra produksi sering menggunakan insektisida secara berlebihan tanpa memperdulikan populasi hama. Hal ini selain menambah biaya juga merusak lingkungan dan menimbulkan kematian serangga berguna. Untuk mengurangi frekuensi pemberian insektisida adalah dengan aplikasi insektida berdasarkan pemantauan hama. Insektisida hanya akan digunakan bila kerusakan yang disebabkan oleh hama diperkirakan akan menimbulkan kerugian secara ekonomi, yaitu setelah tercapainya ambang kendali. d.2.6 Penyiangan Penyiangan dilakukan paling sedikit dua kali, karena di lahan kering gulma tumbuh dengan subur pada musim penghujan. Penyiangan I pada saat tanaman berumur 2 minggu, 189 Pengendalian hama dilakukan berdasarkan pemantauan. Pengendalian hama secara bercocok tanam (kultur teknis) dan pengendalian secara hayati (biologis) saat ini dilakukan untuk menekan pencemaran lingkungan. Pengendalian secara kultur teknis antara lain: - penggunaan mulsa jerami - pengolahan tanah - pergiliran tanaman dan tanam serentak dalam satu hamparan - penggunaan tanaman perangkap jagung dan kacang hijau. Pengendalian secara biologis antara lain: Beberapa jenis hama kedele adalah: Lalat Kacang atau lalat bibit (Ophiomya phaseoli tryon). Hama ini memiliki ciri-ciri: - berukuran 1.5-2.0mm, warna hitam mengkilat. Berkembang biak cepat satu ekor betina dapat menghasilkan telur 100300 butir selama perode dua minggu. - Bentuk telur lalat kacang adalah lonjong, panjang 0.28-0.36 lebar 0.120.20mm, berwarna putih mutiara. Telur menetas setelah umur 2-4 hari. Gejala serangan - Bercak-bercak tidak beraturan pada biji dan daun - Lubang kecil bekas gigitan - penggunaan parasitoid Trichogrammatoidea bactrae-bactrae Pengendalian - Pergiliran tanaman - Insektisida - penggunaan Nuclear Polyhidrosis Virus (NPV) untuk ulat grayak Spodoptera litura (SlNPV) dan untuk ulat buah Helicoverpa armigera (HaNPV) Ulat Grayak (Spodotera litura F) - Penggunaan feromonoid seks yang mampu mengendalikan ulat grayak. Ciri-ciri - ngengat berwarna gelap dengan garis putih pada sayap depan - larva yang masih kecil hidup berkelompok - pembentukan pupa diatas permukaan tanah - daur hidup 30-61 hari 190 Gejala serangan Ulat ini merusak seluruh bagian tanaman Pengendalian - Pengendalian non kimiawi antara lain dengan pergiliran (rotasi) tanaman, mengatur waktu tanam secara serempak pada areal sehamparan, pengumpulan larva untuk dimusnahkan. - Penyemprotan insektisida selektif apabila populasi hama mencapai 85 ekor instar 1 atau 32 instar 2 atau 17 ekor instar 3per 12 tanaman. Jenis insektisida yang mangkus antara lain Dekasulfan 350 EC, folimat 500 SL, Gusadrin 150 WSC, Hostathion 40 EC, atau Matador 25 EC sesuai konsentrasi yang dianjurkan. Pengendalian - rotasi tanaman dengan memutus siklus hidupnya Ulat jengkal (chrysodeixis chalcites Esp) Ciri biologi - Imago serangga dewasa meletakkan telurnya di permukaan bawah daun - Larva membentuk kepompong dan dalam anyaman daun, kemudian berubah menjadi pupa. - Daur ( siklus hidup) hama ini berlangsung selama lebih kurang 30 hari. Gejala serangan - Hama ini bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag)dan stadium yang membahayakan adalah larva. - Larva menyerang seluruh bagian tanaman, terutama daun-daunnya sehingga menjadi rusak tidak beraturan. Penggulung Daun (Lamprosema Indica F.) Ciri Biologi - Larva berwarna hijau terang dan hidup dalam gulungan daun muda. - Pupa dibentuk dalam gulungan daun yang direkatkan satu sama lain dengan zat perekat dari hama tersebut. 191 Gejala serangan Hama ini merusak kedele pada umur tanaman 3-6 minggu setelah tanam. Bagian daun digulung dan dimakan sampai tulang daunnya, sehingga daun rusak. kimiawi dengan insektisida misalnya durnban 20EC atu Dipel WP pada konsentrasi yang dianjurkan. Penggerek polong (Etiella zinckenella treit) Pengendalian - - Pergiliran tanaman yang bukan sefamili ataupun dengan mengumpulkan dan memusnahkannya Pengendalian kimiawi dengan insektisida selektif. Ulat polong atau buah (Heliothis armigera Hbn) Ciri biologi - ngengat berwarna wawo matang kekuningkuningan - telur kecil-kecil - larva berwarna merah tua - pupa dibentuk diatas tanah - daur hidup 62 hari Gejala serangan - larva melubangi polong kedelai sehingga rusak Pengendalian - non kimiawi melalui pergiliran tanaman bukan sefamili, waktu ranam yang serentak, dan mekanis dengan cara mengumpulkan dan memusnahkannya Ciri biologi hama - ngengat warna abu-abu - sayap belakang ditutup sisik jarang warna agak cerah - serangga betina mampu bertelur 73-300 butir diletakkan pada kelopak bunga kedelai - telur berwarna lonjong dengan ukuran panjang 0.6mm. - daur hidup hama 18-41 hari Gejala serangan - larva menggerek polong dan tinggal di dalamnya - kerusakan pada bunga menyebabkan tanaman tidak membentuk polong. Penyakit Penyakit utama pada kedelai adalah karat daun Phakopsora pachyrhizi, busuk batang, dan akar Schlerotium rolfsii dan berbagai penyakit yang disebabkan virus. Pengendalian penyakit karat daun dengan fungisida Mancozeb. 192 Penyakit busuk batang dan akar dikendalikan menggunakan jamur antagonis Thrichoderma harzianum. Pengendalian virus dilakukan dengan mengendalikan vektornya yaitu serangga hama kutu dengan insektisida Decis. Waktu pengendalian adalah pada saat tanaman berumur 40, 50 dan 60 hari. d.2.8.Panen Kedele harus dipanen pada tingkat kemasakan biji yang tepat. Panen terlalu awal menyebabkan banyak biji keriput, panen terlalu akhir menyebabkan kehilangan hasil karena biji rontok. Ciri-ciri tanaman kedele siap panen adalah : - Daun telah menguning dan mudah rontok - Polong biji mengering dan berwarna kecoklatan Panen yang benar dilakukan dengan cara menyabit batang dengan menggunakan sabit tajam dan tidak dianjurkan dengan mencabut batang bersama akar. Cara ini selain mengurangi kesuburan tanah juga tanah yang terbawa akan dapat mengotori biji. 193 BAB IX TEKNIK BUDIDAYA HORTIKULTURA 9.1. Pendahuluan Hortikultura berasal dari Bahasa Latin yang terdiri dari dua patah kata yaitu hortus (kebun) dan culture (bercocok tanam). Makna hortikultura dalam Buku Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah seluk beluk kegiatan atau seni bercocok tanam sayur-sayuran, buahbuahan atau tanaman hias. Lebih lanjut dikatakan tanaman holtikultura memiliki berbagai fungsi dalam kehidupan manusia. Misalnya tanaman hias berfungsi untuk memberi keindahan (aestetika), buahbuahan sebagai makanan, dan lain-lain. Holtikultura berinteraksi dengan disiplin ilmu lainnya seperti kehutanan, agronomi, dan ilmu terapan lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar berikut ini. Ilmu pengetahuan modern membagi hortikultura atas 3 bagian yaitu: - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Hias. Ilmu hortikultura berhubungan erat dengan ilmu pengetahuan lainnya, seperti teknik budidaya tanaman, mekanisasi, tanah dan pemupukan, ilmu cuaca, dan sebagainya. Budidaya hortikultura pada umumnya diusahakan lebih intensif dibandingkan dengan budidaya tanaman lainnya. Hasil yang diperoleh dari budidaya holtikultura ini per unit areanya juga biasanya lebih tinggi. Gambar 70 Hubungan antara hortikultura dengan ilmu lainnya 193 9.2. Pembagian Hortikultura Budidaya tanaman ini dapat dilakukan pada ruang terbuka maupun didalam ruangan. Hortikultura dapat dikelompokkan atas 4 kategori yaitu: - Tanaman Buah-buahan, kelompok tanaman ini memiliki keanekaragaman morfologi, seperti ada yang berbentuk pohon (misalnya rambutan, mangga, durian, jeruk, dan sebagainya), bentuk semak (markisa). - Tanaman sayuran, tanaman ini merupakan tanaman hortikultura yang utama. Beberapa jenis sayuran ada yang berasal dari buah (tomat), daun (bayam), akar (wortel), biji (buncis), bunga (kembang kol) dan sebagainya. Berbeda dengan tanaman buahbuahan, sayuran memiliki umur yang relatif singkat. Tanaman ini umumnya dikonsumsi dalam bentuk segar, oleh karenanya proses penanganannya lebih spesifik dibandingkan dengan hortikultura lainnya. - Tanaman Hias, manfaat dari tanaman hias ini adalah meningkatkan aestetika lingkungan. Lanskap arsitektur, lans kap menggunakan tanaman tertentu yang dipadukan dengan elemen-elemen lainnya untuk menghasilkan pemandangan yang indah. Aspek utama dalam lanskap arsitektur ini adalah penutupan permukaan tanah yang umumnya diwakili dengan rumput. Lanskap arsitektur sedemikian pentingnya karena dapat memuaskan masyarkat yang melihatnya dan berpengaruh terhadap efek fisiologis manusia. Perkembangan dari cabang hortikultura ini demikian pesatnya karena sangat dibutuhkan dalam pembangunan supermal, taman bermain, parkir, dan sebagainya. 9.3. Fungsi Hortikultura Hortikurtura mempunyai beberapa fungsi yakni: - Sumber makanan - Hiasan/keindahan - Pekerjaan bahan 194 Berikut ini digambarkan piramida kebutuhan bahan makanan manusia. Kebutuhan terbesar terdapat pada serealia dan kebutuhan terkecil terdapat pada lemak dan gula. Beberapa jenis tanaman mampu atau mudah beradaptasi dengan lingkungan tumbuhnya, akan tetapi sebagian ada yang tidak mampu sehingga membutuhkan modifikasi lingkungan pertanamannya. Untuk daerah tropis, yang tersedia cukup matahari, budidaya hortikutura dapat dilakukan sepanjang tahun, berbeda dengan daerah sub tropis yang membutuhkan kontrol lingkungan tumbuh tertentu jika ingin tetap melakukan budidaya pada musim dingin. Untuk tujuan tertentu juga kita mengharuskan menggunakan kondisi lingkungan terkontrol, misalnya untuk mendapatkan bunga jenis tertentu yang berkualitas tinggi diluar musim harus ditanam pada kondisi ini. Gambar 71. Piramida makanan 9.4. Pengendalian lingkungan untuk tanaman hortikultura Tujuan dari memodifikasi lingkungan tumbuh tanaman hortikultura adalah untuk memberikan lingkungan tumbuh yang sesuai dengan keinginannya. Kondisi lingkungan terkontrol tersebut berupa bangunan : - yang dapat Rumah kaca Tanaman hortikultura seperti layaknya makhluk hidup lainnya membutuhkan faktor lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhannya. Gambar 72. Bentuk rumah kaca 195 - Rumah plastik (dapat berupa plastik film, polyetilen, polivinil flourida, fiberglass. Bangunan ini 30% lebih murah dibandinngkan dengan bangunan rumah kaca. Saat ini beberapa pengusaha menggunakan ini untuk tanaman ortikulturanya karena lebih murah. Hanya kelemahannya bahan bangunannannya lebih bagus digunakan pada daerah bersuhu rendah, pada daerah panas dengan curah hujan tinggi plastik ini mudah rusak. - Pelindung dingin (Cold frames ). Bangunan ini digunakan untuk pembibitan untuk memberikan suhu yang sesuai dengan jenis tanamannya. Umumnya digunakan untuk melindungi bibit hortikultura dari suhu rendah. Gambar 73. Rumah plastik 196 Gambar 74. Pelindung bibit dari suhu rendah - - Paranet, beberapa jenis hortikultura sangat disukai serangga, oleh karenanya paranet ini dibuat, untuk melindungi tanaman dari serangannya. Rumah kasa Gambar 75. Rumah kasa 9.5.Perbanyakan hortikultura tanaman Perbanyakan tanaman hortikultura dibagi atas dua yaitu perbanyakan vegetatif dan generatif. Perbanyakan generatif adalah perbanyakan yang menggunakan biji sebagai calon individu baru. Biji merupakan hasil dari petemuan dari sel kelamin betina dan sel kelamin jantan, terbentuk zygot yang kemudian berkembang menjadi buah. Biji tanaman hortikultura memiliki berbagai bentuk dan ukuran. Ada yang berbiji besar seperti pada spesies kacangkacangan ada juga yang bijinya 197 kecil seperti serealia. pada spesies - Foundation seed, setelah dilakukan pengujian terhadap kemurnian genetiknya dan identitasnya benih ini dimasukkan ke kategori benih dasar - Registered seed, proses pendaftaran untuk benih sertifikasi. - Certified seed, benih yang sudah brsertifikasi. Baik tidaknya sumber tanaman yang berasal dari biji sangat tergantung pada sifat genetik dari kedua induknya (induk jantan dan betina). Awal terbentuknya biji dimulai dari fertilisasi yang merupakan gabungan antara gamet betina dan jantan, yang terjadi setelah penyerbukan. Tahap berikutnya sesudah fertilisasi adalah perkembangan ovul menjadi biji. Untuk meningkatkan mutu produk hortikultura pemuliaan tanaman melakukan persilangan, untuk menghasilkan benih unggul. Kriteria keunggulannya juga berbeda-beda, ada varietas yang tahan terhadap penyakit, cekaman abiotik, keindahan warna bunga, dan sebagainya tergantung pada permintaan pasar. Sebelum benih hasil pemulia ini dilepas ke masyarakat, maka harus terlebih dahulu dilakukan sertifikasi. Pengelompokan benih Berdasarkan tahapan sertifikasinya, maka benih dikelompokkan atas: - Breeder seed, adalah benih yang dihasilkan oleh pemulia, yang belum dilakukan pengujian lebih lanjut. Pengujian Kualitas Benih Pengujian kualitas benih untuk mengetahui viabilitasnya, dapat dilakukan pengujian benih yaitu: - Tes perkecambahan benih adalah tahapan pengujian yang melihat berapa besar persentase kecambah dari suatu jenis benih. Pengujian ini dapat dilakukan pada bak pasir, kecambah atau menggunakan kertas merang. - Uji dingin, uji ini memperlakukan benih dengan perlakuan temperatur rendah sekitar 100C, sebelum dikecambahkan pada kondisi suhu normal. Hasil uji ini akan menunjukkan benihBenih yang mampu beradaptasi pada suhu rendah. 198 - - Tes tetrazolium, benih diuji dengan menggunakan zat kimiatetrazolium klorida. Kemampuan benih berkecambah setelah dilakukan perendaman dengan tetrazolium menunjukkan kemampuan benih tersebut untuk tetap berrespirasi. Uji ini hanya memperlihatkan kemampuan benih berrepirasi tidak memperlihatkan kemampuan berkecambah. Beberpa perlakuan yang dilakukan untuk memecah dormansi adalah: - Fisik (mekanis, suhu, cahaya). Perlakuan mekanis dilakuan pada biji yang kulitnya keras maka dilakukan skarifikasi. Proses pengikisan dapat dilakuan dengan memasukkan biji ke dalam drum dicampur pasir kemudia diputar. Perlakuan skarifikasi pada biji harus dilakukan secara hatihati karena terlalu keras akan merusak embrio biji. Perlakuan suhu tinggi juga dapat membantu memecah dormansi, pans yang ditimbulkannya akan menyebabkan retaknya kulit sehingga air dapat masuk dan benih dapat berkecambah. Benih selada (Lactuca sativa) membutuhkan perlakuan cahaya (sekitar 660 nanometer) agar dapat berkecambah. - Bahan kimia (perlakuan asam, pencucian dengan air, perendaman). Kulit biji yang keras dapat diberi perlakuan asam sulfat selama beberapa menit untuk melunakkan kulit bijinya. Pencucian dengan air juga dapat Tes kemurnian benih, melalui uji kemurnian benih secara mekanis dapat diketauhi dengan melihat berapa persentase kehadiran benih lainnya dibandingkan dengan benih tanaman utama. Pemecahan dormansi benih Dormansi artinya terhambatnya pertumbuhan (perkembangan) untuk sementara meskipun keadaan lingkungannya sebenarnya bersifat menunjang. Beberapa benih tanaman hortikultura tidak akan berkecambah pada kondisi normal. Benih seperti ini memerlukan penanganan khusus. 199 dilakukan pada kulit biji yang mengandung senyawa kimia, Pencucian ini akan menyebabkan terjadinya proses hidrolisa dan zat kimia yang dikandung kulit akan terurai dan biji dapat berkecambah. Perendaman dalam larutan etil alkohol atau kalium florida juga dapat membantu memecah dormansi. Perendaman dengan larutan ini juga akan menghasilkan perkecambahan yang serentak. hormon. Proses metabolisma ini didukung oleh energi yang berasal dari embrio. Cadangan makanan seperti protein, lemak dan minyak di metabolisma pada proses respirasi dan menghasilkan energi. Aktivitas persemaian ini membutuhkan penanganan yang kelak akan menentukan hasil budidaya tanamannya. Tempat persemaian dapat menggunakan beberapa alternatif bergantung pada jenis yang akan dibibitkan. Metoda persemaian dapat dilakukan di lapangan terbuka atau pada bak kecambah, ataupun pot. Beberapa faktor lingkungan yang harus diperhatikan selama proses perkecambahan adalah: - kelembababan udara - Suhu udara - Cahaya matahari - Komposisi udara - Bebas penyakit hama dan Perbanyakan generatif Persemaian Gambar 76. Teknik penanaman benih langsung di lapangan Perkecambahan adalah proses yang merupakan gabungan proses respirasi dan kerja 200 Gambar 79 Pot pembibitan Gambar 77 Bak kecambah yang dalam satu tempat banyak tanaman Gambar 78 Tipe kecambah lubang tanaman Teknik persemaian Persemaian untuk benih- benih yang berbiji besar dapat dilakukan dengan menanam langsung, akan tetapi untuk benih yang kecil dapat dibantu dengan mencampur terlebih dahulu dengan pasir dan meletakkannya pada kertas lalu ditaburkan pada jalur yang sudah ditentukan dalam bak kecambah. bak satu satu Gambar 80 Bak persemaian yang telah diisi dengan tanah 201 Gambar 81 Persemaian pada bak kecambah untuk benih yang berukuran besar Gambar 83.Tanaman yang siap di lakukan pindah tanam Jika tanaman berasal dari pembibitan maka tanaman muda dapat dicongkel dengan menggunakan alat secara hatihati, kemudian memisahkannya satu per satu lalu ditanam, seperti Gambar 84 dibawah ini Gambar 82 Persemaian pada bak kecambah untuk benih berukuran kecil Pindah tanam Pindah tanaman dilakukan yang disesuaikan dengan umur masing-masing jenis tanaman, beberapa jenis tanaman ada yang cepat akan tetapi ada juga yang lambat. Kriteria tanaman dapat dilakukan pindah tanaman jika tanaman muda tersebut telah memiliki dua daun yang telah membuka sempurna sempurna. Gambar 84. Teknik pindah tanam dari bibit yang ditanam pada bak kecambah 202 Alternatif lainnya adalah dengan mencabut bibit, pegang tangkai daun dengan batangnya sekaligus dan tarik hati-hati keatas, seperti Gambar berikut. Jaringan vegetatif yang digunakan dapat berupa batang, akar, ataupun daun. Perbanyakan vegetatif dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu vegetatif alami dan buatan. Pada perkembangbiakan vegetatif alami makhluk hidup baru terbentuk tanpa bantuan manusia, sedangkan vegetatif buatan tanaman baru terbentuk dengan bantuan manusia. Saat ini dikenal perbanyakan vegetatif yang menggunakan teknik kultur jaringan. Gambar 85 Teknik mencabut bibit dari pot Perbanyakan vegetatif Perbanyakan cara ini adalah perbanyakan yang menggunakan material tanaman selain biji. Perbanyakan secara vegetatif ini adalah cara perbanyakan tanaman yang terjadi tanpa melalui perkawinan. Perbanyakan ini hanya melibatkan satu induk saja, calon individu baru (keturunan) berasal dari bagian tubuh induknya. Karena hanya melibatkan satu induk, maka makhluk hidup baru memiliki sifat biologis yang sama dengan induknya. Perbanyakan dengan metode ini menghasilkan calon invidu baru yang lebih banyak dibandingkan dengan perbanyakan vegetatif dengan metode lainnya. Karena metode ini dapat memperbanyak satu sel menjadi beratus-ratus individu baru. Beberapa keuntungan dan kerugian menggunakan perbanyakan vegetatif, yaitu: - Tanaman yang dihasilkan memiliki sifat yang sama dengan induknya - Lebih menghasilkan - Sangat membantu bagi tanaman yang tidak menghasilkan biji Cepat 203 - Terhindar dari serangan penyakit benih - Harga jual lebih tinggi Tidak terjadi alterasi dari sifat induknya Vegetatif alami Beberapa cara perbanyakan vegetatif alami adalah sebagai berikut: - Membelah diri, yaitu perbanyakan diri dengan cara membelah diri. Perbanyakan ini terjadi pada tumbuhan tingkat rendah, misalnya ganggang hijau. - - Spora, tumbuhan yang berkembang biak dengan cara ini antara lain adalah Paku (misalnya suplir) , jamur dan ganggang. Akar tinggal atau rizoma, merupakan batang yang tertanam dan tumbuh di dalam tanah. Batang tersebut tumbuh mendatar dan tampak seperti akar. Jika ujung rizoma tumbuh menjadi tumbuhan baru maka tumbuhan tersebut tetap bergabung dengan tumbuhan induk dan membentuk rumpun, contohnya jahe. umbi lapis, perbanyakan cara ini contohnya terjadi pada bawang merah. Umbi bawang merah ini berlapis-lapis dan ditengahnya tumbuh tunas. Umbi lapis baru yang berasal dari tunas ketiak terluar tumbuh membentuk tunas yang disebut siung. Gambar - 86. Perbanyakan dengan rizoma umbi batang, perbanyakan tanaman dengan cara ini contohnya terjadi pada tanaman kentang dan ubu jalar. Umbi pada kentang ini sesungguhnya adalah batang yang tumbuh ke dalam tanah. Ujung batang itu menggembung membentuk umbi untuk menyimpan cadangan makanan. Pada satu lekukan di permukaan batang yang menggembung (umbi) tersebut terdapat tunas 204 yang disebut tunas. mata Gambar Gambar 87. Perbanyakan dengan umbi batang - umbi akar, perbanyakan cara ini terjadi pada wortel. Akar berubah fungsi untuk menyimpan cadangan makanan sehingga disebut umbi akar. Jika umbi akar ditanam maka akan tumbuh tunas-tunas baru dari bagian yang merupakan sisa batang. - geragih, batang yang tumbuh menjalar diatas atau dibawah permukaan tanah disebut geragih. Tunas pada buku-buku batang dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru. Ujung geragih yang menyentuh tanah akan membelok keatas . Pada bagaian bawah geragih muncul akar serabut. - 88 Perbanyakan dengan geragih Tunas, contoh tanaman hortikultura yang berkembang biak dengan tunas adalah pisang. Disekitar pohon pisang yang sudah besar tumbuh tunas baru. Tunas tunas ini tumbuh berdekatan dengan pohon induk dan membentuk rumpun. Gambar 89 Perbanyakan dengan tunas 205 Perbanyakan vegetatif buatan - Perbanyakan vegetatif buatan terjadi dengan bantuan manusia. Beberapa perbanyakan vegetatif buatan adalah: - Cangkok, jenis tumbuhan yang biasa dicangkok pohon buahbuahan misalnya mangga, jeruk, dan lainlain.Umumnya jenis tumbuhan berkayu mudah dicangkok walaupun tidak seluruhnya, misalnya cemara. Mencangkok tanaman dilakukan dengan cara mengupas kulit batang kemudian dikuliti, bagian yang dikuliti tersebut dilapisi dengan tanah yang subur kemudian dibungkus dengan sabut kelapa, ijuk atau plastik. Gambar 91. Perbanyakan dengan setek batang - Gambar 90 Teknik mencangkok tanaman Setek batang, potongan batang tumbuhan yang hendak di setek harus mempunyai sebuah mata sebagai bakal tunas. Potongan batang ini umumnya merupakan batang yang sudah cukup tua. Penanaman batang potongan batang ini dilakukan pada tanahyang subur dan gembur Setek daun, perkembangbiakan dengan setek daun umumnya diterapkan pada tanaman hias misalnya begunia. Daun yang disetek ini harus cukup tua, dan tanah yang digunakn sebagai media tumbuh harus gembur dan lembab. Perkembangbiakan dengan setek daun ini dilakukan dengan meletakkan daun yang 206 sudah dipilih tadi diatas permukaan tanah. Beberapa hari kemudian tumbuh tunas baru yang kemudian dapat dipindahkan ketempat lain. Beberapa contoh setek daun terlihat pada Gambar 92 berikut. - Tempel (okulasi), cara perbanyakkan ini dilakukan dengan menempelkan tunas dari satu tumbuhan ke batang tumbuhan lain. Setiap tumbuhan itu mempunyai sifat yang berbeda. Batang dan tunas yang diokulasi berasal dari dua tumbuhan. Batang yang ditempel merupakan tumbuhan yang mempunyai akar dan batang yang kuat. Gambar - Gambar 92 Beberapa jenis perbanyakan dengan setek daun 93. Perbanyakan tanaman dengan teknik menempel Sambung pucuk (enten), sambung pucuk merupakn penyatuan pucuk dengan batang bawah. Pucuk dan batang bawah yang disambung itu berasal dua tumbuhan. Sambung pucuk dapat menghasilkan tanaman yang lebih baik mutunya. Bila dibandingkan dengan okulasi, ternyata 207 sambung pucuk lebih cepat menghasilkan. Cara sambung pucuk dapat dilakukan terhadap tanaman hias, buah-buahan, dan perkebunan. Sambung pucuk dilakukan secara sederhana. Batang bawah diperoleh dari semaian biji. Pucuk diambil dari cabang tumbuhan yang mempunyai sifat- sifat baik seperti berbunga indah dan berbuah manis, atau lainnya. Pucuk kemudian disambung dengan batang bawah . Penyambungan dilakukan dengan menggunakan tali plastik. - Runduk, jenis tumbuhan yang dapat dikembangbiakan dengan runduk sangat sedikit. Tumbuhan itu mempunyai batang yang panjang dan lentur. Tumbuhan yang dapat dikembangbiakan dengan cara merunduk misalnya melati , alemanda, apel, dan lain-lain. Perkembangbiakan dengan cara ini sangat sederhana. Batang tanaman dikerat sedikit, batang itu kemudian dilengkukkan atau dirundukkan ketanah. Kemudian batang yang dikerat itu, ditimbun dengan tanah, seperti Gambar 95 berikut ini. Gambar Gambar 94 Teknik sambung pucuk 95 Teknik perbanyakan tanaman dengan runduk 208 9.6. Teknik Budidaya Sayuran 2. Sayuran memerlukan penanganan khusus a. Produsen Sayuran 3. Sayuran dengan ekonomi tinggi Permintan akan sayuran terus meningkat, sejalan dengan peningkatan kebutuhan karena pertambahan jumlah penduduk, juga disebabkan oleh peningkatan kesadaran akan manfaat mengkonsumsi sayuran. Keberhasilan industri sayuran tergantung pada beberapa faktor yaitu: - Keahlian produsen sayur untuk memasarkan produknya - Ketersediaan benih unggul - Kualitas produk - Ketepatan waktu antara panen dan sampainya produk kepada konsumen - Tengkulak, pengecer, perantara b. Hal-hal yang perlu diperhatikan Beberapa hal perlu diperhatikan dalam melaksanakan budidaya sayuran. Hal-hal tersebut adalah : nilai 4. Persaingan internasional Produksi sayur dikonsumsi dalam bentuk segar Produsen sayuran dapat berupa pertanian besar, pada rumah kaca atau rumah plastik dengan kondisi lingkungan terkontrol, pada sepetak lahan, ataupun hanya pada beberapa bedengan. Dibandingkan dengan produk pertanian lainnya seperti leguminosa (kacang-kacangan), sebaran dan distribusi sayuran lebih kecil, hal ini disebabkan pengiriman ke daerah yang jauh dibutuhkan penanganan khusus dari produk ini. Oleh karena produk sayuran ini dikonsumsi dalam bentuk segar, maka untuk mengatasinya biasanya pihak produsen membangun industrinya dekat dengan kota. Faktor-faktor seperti fluktuasi produksi sayuran setiap harinya, alat transportasi, dan jarak antara konsumen dengan produsen merupakan bagian penting yang perlu diperhatikan oleh produsen sayur. 1. Sayuran dikonsumsi dalam bentuk segar 209 Disamping hal tersebut diatas, kondisi lingkungan marupakan faktor penentu dalam menentukan keberhasilan produk sayuran. Ketersedian air yang cukup, suhu, kelembaban udara dan angin, pada masa pertumbuhan akan mempengaruhi kualitas dari sayuran. Bagaimana menangani sayuran Pembekuan atau penyimpanan dalam ruangan pendingin, pengalengan dan pengeringan menjadi mekanisme yang utama agar produk sayuran dapat digunakan konsumen. Produsen sayur yang melakukan penanganan yang baik dari mulai tanam sampai panen serta pascapanennya, sehingga sampai ke konsumen turut menentukan tinggi rendahnya harga pproduk sayur tersebut. Sayuran bernilai ekonomi tinggi - Produknya tergantung musim tidak - Kualitas tinggi. lebih - Produsen dapat mengatur saat panen yang disesuaikan dengan nilai jual tertinggi di pasar. Oleh karena pertanaman sayuran pada rumah kaca membutuhkan input energi yang tinggi dibandingkan dengan bertanam di lahan, maka umumnya sayuran yang ditanam pada rumah kaca ini adalah sayuran yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Persaingan pasar internasional Kemampuan produk sayuran untuk dapat bersaing pada kompetisi internasional ditentukan oleh: - Kemampuan produsen sayur untuk menyediakan produk sayuran yang bermutu baik selama perjalanan maupun setelah sayuran sampai ke tangan konsumen. - Harga dasar yang memadai dimana harga dasar ini ditentukan oleh biaya proses produksi dan pasca panen, resiko produksi, resiko Pertanaman sayuran pada rumah kaca merupakan trend baru untuk menghasilan produk sayuran bermutu. Beberapa keuntungan dari bertanam sayuran pada rumah kaca adalah: - Kondisi lingkungan yang terkontrol sehingga pertumbuhan tanaman jadi lebih baik sayur 210 kebijakan politik, dan laju nilai tukar moneter. Di beberapa negara luar seperti Amerika Serikat menerapkan teknologi yang efektif dalam memproduksi sayuran. Hal ini dilakukan untuk menurunkan nilai jual serendah mungkin akan tetapi masih menguntungkan produsen dan dapat bersaing pada tingkat internasional. Berikut ini merupakan usaha bagaimana meningkatkan mutu dan nilai jual sayur yang perlu dilakukan, yaitu: - Mekanisasi - Penanganan panen dan bahan - Kultur teknis pasca kualitas Mekanisasi Salah satu upaya yang dilakukan adalah penggunaan teknologi atmosfir terkontrol pada kemasan sayuran, sehingga sayuran dapat bertahan lebih lama. Penggunaan teknologi ini dinilai jauh lebih efisien dan efektif karena biaya yang relatif murah dan tidak merusak mutu sayuran. c. Tenaga Kerja Mekanisasi dan Efisiensi Produksi Beberapa tahun terakhir ini produk sayuran menjadi bahan perhatian masyarakat dunia. Disamping untuk pemenuhan kebutuhan gizi manusia, produk sayuran ini juga memberikan keuntungan yang menggiurkan. Berbagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi sayuran antara lain: - Penelitian di dalam dan luar negeri. - Peningkatan efisiensi produksi - Teknologi panen dan pasca panen, - Kebijakan pemerintah Beberapa alat mekanisasi turut membantu agar proses produksi sayuran lebih efisien dan efektif. Penggunaan traktor misalnya dalam pengolahan tanah dinilai lebih efisien dan efektif, karena disamping biayanya yang relatif murah dibandingkan dengan penggunaan tenaga manusia juga luaran yang dihasilkannya lebih besar. Penggunaan sprayer dengan menggunakan mesin dalam pengaplikasian pupuk dan pestisida juga membantu petani sayur memudahkan pekerjaannya. Pengunaan mulsa pada pertanaman sayuran juga dapat menghemat biaya pengendalian gulma dan penyakit tertentu yang perantara pembiakannya pada tanah. 211 Penanganan pasca panen dan kualitas bahan Mudah rusaknya produk sayuran ini membutuhkan perhatian khusus terhadap alat panen yang digunakan. Kerusakan buah tomat pada waktu pemanenan merupakan salah satu contoh penanganan pasca panen yang tidak baik. Misalnya kita harus menentukan varietas apa yang kita tanam, waktu masak dan panen, metode pemetikan, dan tinggi tumpukan pada kontainer yang dapat mempengaruhi kualitas sayur. Tidak selamanya penggunaan traktor/mesin pada sayuran berakibat baik, akan tetapi sangat tergantung pada jenis sayurannya. Misalnya mesin ini tidak baik digunakan untuk pemanenan kentang, akan tetapi untuk pemanenan sayuran daun seperti kangkung dinilai lebih efisien. Mekanisasi dan kultur teknis Pengenalan mekanisasi menyebabkan perubahan yang dramatis terhadap kultur teknis sayuran. Salah stau contohnya adalah pada kasus mekanisasi tomat di Amerika Serikat. Sekitar tahun 1962 pemanenan tomat dilakukan dengan tenaga manusia (memetik dengan tangan), untuk lahan yang luas pemanenan dengan sistem ini akan menggunakan waktu yang lama (sampai satu minggu). Akibatnya terjadi kelambatan panen, dan buah terlalu masak sehingga cepat rusak. Pekerjaan ini akan lebih mudah dan jaminan terhadap mutu sayur tetap terjaga maka dilakukan pemanenan dengan menggunakan mesin. Begitu juga yang terjadi pada panen anggur, pemetikan dengan menggunakan mesin lebih efisien dibandingkan dengan menggunakan tangan. Akan tetapi penggunaan alat mekanisasi pertanian membutuhkan persyaratan khusus pada kultur teknisnya yang disesuaikan dengan spesifikasi dari mesin yang digunakan. Misalnya dalam pemanenan anggur jarak tanam yang digunakan adalah jarak tanam yang disesuaikan dengan lebar mesin yang digunakan agar tidak terhalang lalu lintas mesin pada waktu panen. Sistem penanaman langsung untuk beberapa jenis sayuran tertentu dengan luasan tanam yang besar penggunaan mesin tanam jauh lebih efisien dibandingkan dengan penggunaan tenaga manusia. 212 Oleh karenanya penggunaan mekanisasi/alat mesin pada waktu pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen pada budidaya sayuran efisien dan efektif tergantung pada: - jenis sayur yang ditanam - Luas areal pertanaman - Ketersediaan kerja tenaga Umumnya mekanisasi secara normal menjalankan fungsinya untuk meningkatkan dua hal yaitu: - - Merupakan pengembangan dan modifikasi untuk memudahkan pekerjaan tangan. Mesin dibutuhkan pada pekerjaan yang tidak dapat dikerjakan oleh tenaga manusia d. Perencanaan Sayur Kondisi lingkungan seperti cuaca (panas, kering, curah hujan, sinar matahari yang terik) mempengaruh produksi sayur secara kuantitas dan kualitas. Perencanaan budidaya sayuran meliputi pertimbangan akan 3 hal yaitu: 1. Pemilihan varietas kultivar dan 2. Faktor pendukung dan hambatan 3. Lokasi kebun 4. Sistem pertanaman Pemilihan Kultivar dan Varietas sayur Sayur-mayur adalah tanaman yang unik di dalam dan produknya amat berbeda dengan kategori yang umum dilakukan pada tanaman lain. Budidaya Pertama sekali yang perlu mendapat pertimbangan jika hendak memilih bertanam sayuran adalah: - - Serangga dan gulma merupakan hambatan yang selalu hadir dan merusak setiap budidaya sayur Hampir tiap bagian dari tanaman dapat dimakan sebagai sayuran. e. Pengelompokan Sayuran Sayuran dapat diklasifikasikan atas: 1. Klasifikasi botani (Tabel 13) 2. Klasifikasi berdasarkan bagian yang dapat dimakan 213 Klasifikasi sayuran atas bagian yang dapat dimakan Sayuran juga dapat diklasifikasikan atas bagian apa dari sayuran tersebut yang dapat digunakan. Bagian tanaman tersebut dapat berasal dari daun, tangkai daun, umbi, batang, akar, bunga, buah ataupun biji. Daun Daun dari sayuran dapat dikonsumsi dalam bentuk segar ataupun di masak. Yang termasuk golongan ini adalah: bayam, kangkung, peleng, daun singkong, kol, selada, dan sebagainya. Umbi Sayuran umbi dapat merupakan modifikasi dari beberapa bagian tanaman, misalnya kentang, Akar Beberapa akar sayuran dapat dimanfaatkan sebagai sayur. Awalnya akar ini tumbuh seperti akar pada umumnya, sejalan dengan pertambahan waktu akar membesar. Yang termasuk kelompok ini misalnya adalah wortel, bit, dan ubi jalar Bunga Tangkai daun Yang termasuk ke dalam golongan ini misalnya seledri. Umbi lapis Umbi lapis umumnya berada dibawah tanah dengan sedikit daun berada di permukaan tanah. Daun bawang juga dapat digunakan sebagai sayuran disamping umbilapisnya. Yang termasuk golongan ini adalah bawang merah, bawang putih, bawang bombay. Batang Batang adalah bagian tanaman yang mendukung daun, bunga dan buah tanaman. Salah satu contoh yang tergolong sayuran ini adalah asparagus. Contoh sayuran yang dimakan bunganya adalah: brokoli, dan kembang kol. Buah Tidak ada perbedaan yang pasti antara buah dan sayuran buah. Akan tetapi umumnya buahbuahan digunakan sebagai hidangan penutup (dessert), sedangkan buah sayuran dimakan sebagai menu utama. Yang termasuk kelompok sayuran buah adalah, mentimun, labu, terong, tomat, lada, buncis dan sebagainya. 214 Biji kandungan organik tanah. Kacang ercis ataupun buncis merupakan sayuran yang berasal dari biji. Ada beberapa jenis sayuran biji yang digunakan sebagai sayuran ketika bijinya masih lunak, contohnya buncis dan sweet corn, akan tetapi ada juga yang digunakan setelah bijinya menjadi keras contohnya biji bunga matahari, kacang tanah. bahan - Kumpulkan data produksi tanaman pada periode lalu dari areal tersebut. - Musim tanam.Kumpulkan semua data perubahan pola curah hujan dari lokasi. Data ini dibutuhkan untuk menentukan kapa waktu tanam yang paling tepat. Hambatan dan dukungan Lokasi kebun Kumpulkan seluruh informasi dari kebun yang akan ditanami. Hal ini dibutuhkan untuk melakukan pengananan khusus untuk lokasi-lokasi yang spesifik. Keberhasilan budidaya sayuran sangat tergantung apakah tanaman kita cukup mendapat sinar matahari atau tidak. Artinya lokasi pertanaman tidak boleh terlindung dari sinar matahari. Data yang dibutuhkan Data yang perlu dikumpulkan adalah: - Jenis sayuran apa yang akan ditanam Kesuburan tanah yang meliputi kesuburan fisik, khemis dan biologi tanah. Riwayat pemupukan yang telah pernah dilakukan pada lahan tersebut juga perlu diketahui. Disamping itu karena tanaman sayuran menyukai tanah yang gembur dan kaya bahan organik maka dibutuhkan juga informasi mengenai Pemilihan areal pertanaman yang terlindung dari cahaya matahari akan menghasilkan produk sayuan yang tidak sehat. Lokasi yang dipilih adalah lokasi yang mempunyai kesuburan tanah yang relatif tinggi. Tanah tersebut cukup kandungan hara dan bahan organiknya. Sistem pertanaman Tidak ada satupun tanah yang dapat ditanami semua jenis tanaman. Oleh karenanya informasi kesuburan tanah dari lokasi merupakan hal yang penting diketahui sebelum melakukan usaha penanaman sayuran. 215 Ada beberapa pilihan sistem pertanaman pada budidaya sayur yaitu - - Intercroping, beberapa jenis sayuran dapat ditanam secara bersamaan pada satu lokasi. Sistem tanam ini juga dapat mengurangi serangan hama, disamping mengefisienkan pemanfatan lahan. Salah satu contohnya adalah budidaya kacang panjang dengan menggunakan ajir yang berasal dari batang jagung manis. Terlebih dahulu kita menanam jagung, baru setelah sebulan dilakukan penaman kacang panjang. Monokultur, sistem ini hanya menanam satu jenis saur pada luasan areal tertentu Dehidrasi dengan teknik blansing. Teknik ini dapat diaplikasikan untuk kubis dan wortel. Kadar air setelah perlakuan adalah 12%. Rehidrasi terhadap produk kering akan menghasilkan bentuk sayuran segar seperti semula. Gambar 96. sayuran dikeringkan yang Pengeringan Sayuran Teknik ini dapat digunakan untuk pengeringan bawang daun dengan kadar air ideal sebesar 9,68%. Dehidrasi dengan vacuum dryer. Teknik ini dapat digunakan untuk seledri, bawang merah dan lobak. Kadar air terbaik adalah 10,31% dengan TSS sebesar 57,72%. 216 Tabel 13 Klasifikasi Botani beberapa jenis sayuran Famili,genus,spesies Nama umum Monocotyledons Amaryllidaceae (famili amarylis) - Allium cepa - Allium sativum Bawang merah Bawang putih Araceae(famili arum) - Colocasia esculenta Keladi/talas Gramineae (famili grass) - Zea mays var praecox - Zea may var rugosa Jagung popcorn Jagung manis Liliaceae - Asparagus officinalis Asparagus Dicotyledons Chenopodiaceae - Beta vulgaris - Beta vulgaris , cicla group - Spinacia oleracea Composite - Helianthus annus - Lactuca sativa Bit peleng (Bahasa Karo) Bunga matahari Convulaceae - Ipomea batatus Ubi jalar Crucefera - Brassica oleraceae - Brassica rapa - Raphanus satvus Kol Sawi pak-choi Radish Cucurbitaceae - Citrulus lanatus - Cucumis sativus - Cucurbita pepo Semangka Timun labu 217 Leguminosae - Arachis hypogaea - Gliycine max - Phaseolus vulgaris - Pisum sativum - Vigna radiata Kacang tanah Kedele Kacang buncis Kacang ercis Malvaceae - Abelmoschus esculentus Polygonaceae - Rheum rhabarbarum Okra Solanaceae - Capsicum annum - Capsicum frutescens - Lycopersicum esculentum - Solanum melongena - Solanum tuberosum Rhubarb Tetra goniaceae - Tetragonia tetra gonioides Umbelliferae - Apium graveolens - Daucus carota Cabai besar Cabai rawit Tomat Terong Kentang Bayam New Zeland Seledri Wortel 218 9.6.1. Tenik Budidaya Kentang BAB XII tetapi, warna batang ini juga dipengaruhi oleh umur tanaman dan keadaan lingkungan. Pada kesuburan tanah yang lebih baik atau lebih kering, biasanya warna batang tanaman yang lebih tua akan lebih menyolok. Bagian bawah batangnya bisa berkayu. Sedangkan batang tanaman muda tidak berkayu sehingga tidak terlalu kuat dan mudah roboh. b. Jenis Kentang a. Deskripsi Kentang adalah tanaman dari keluarga Solanaceae yang memiliki akar umbi yang dapat dimakan. Kata kentang juga biasanya digunakan untuk menyebut akar ini. Kentang adalah salah satu makanan pokok di Eropa walaupun awalnya berasal dari Amerika Selatan. Tanaman kentang pertama kali dibawa dan dikembangbiakkan di Eropa pada abad XVI. Kentang merupakan tanaman dikotil yang bersifat semusim dan berbentuk semak/herba. Batangnya yang berada di atas permukaan tanah ada yang berwarna hijau, kemerahmerahan, atau ungu tua. Akan Kentang (Solanum tuberosum L) termasuk jenis tanaman sayuran semusim, berumur pendek dan berbentuk perdu/semak. Kentang termasuk tanaman semusim karena hanya satu kali berproduksi, setelah itu mati. Umur tanaman kentang antara 90-180 hari. Dalam dunia tumbuhan, kentang diklasifikasikan sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotiledónea Famili : Solanaceae Genus : Solanum Species : Solanun tuberosum Dari tanaman ini dikenal pula spesies-spesies lain yang merupakan spesies liar, di antaranya Solanum andigenum L, Solanum anglgenum L, Solanum demissum L dan lainlain. 219 Varitas kentang yang banyak ditanam di Indonesia adalah kentang kuning varitas Granola, Atlantis, Cipanas dan Segunung. Belakangan ini Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura melepas 2 jenis kentang yaitu: Merbabu-17 • • • Potensi hasil 30-40 ton/ha Khusus untuk sayur Tahan terhadap penyakit busuk daun dan hama lalat pengorok daun Manohara • • • Potensi hasil 20-37 ton/ha Tahan busuk daun Cocok untuk prosesing beberapa daerah, ada yang menjadikannya makanan pokok. Selain itu, kentang juga banyak mengandung vitamin B, vitamin C, dan sejumlah vitamin A. Sebagai sumber karbohidrat yang penting, di Indonesia, kentang masih dianggap sebagai sayuran yang mewah. c.Syarat Tumbuh Iklim a. Daerah dengan curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun sangat sesuai untuk membudidayakan kentang. Daerah yang sering mengalami angin kencang tidak cocok untuk budidaya kentang. b. Lama penyinaran yang diperlukan tanaman kentang untuk kegiatan fotosintesis adalah sekitar 9-10 jam/hari. Lama penyinaran juga berpengaruh terhadap waktu dan masa perkembangan umbi. c. Suhu optimal untuk pertumbuhan adalah 18210C. Pertumbuhan umbi akan terhambat apabila suhu tanah kurang dari 10 derajat C dan lebih dari 30 derajat C. Kentang sangat digemari hampir semua orang. Bahkan di 220 d. Kelembaban yang sesuai untuk tanaman kentang adalah 80-90%. Kelembaban yang terlalu tinggi akan menyebabkan tanaman mudah terserang hama dan penyakit, terutama yang disebabkan oleh cendawan. Media Tanam a. Secara fisik, tanah yang baik untuk bercocok tanaman kentang adalah yang berstruktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik dan memiliki lapisan olah yang dalam. Sifat fisik tanah yang baik akan menjamin ketersediaan oksigen di dalam tanah. Ketinggian Tempat Daerah yang cocok untuk menanam kentang adalah pada dataran tinggi/daerah pegunungan, dengan ketinggian antara 1.000-3.000 m dpl. Ketinggian idealnya berkisar antara 1000-1300 m dpl. Beberapa varitas kentang dapat ditanam di dataran menengah (300-700 m dpl). d. Pembibitan Bibit Tanaman kentang dapat berasal dari: - Umbi - stek batang - stek tunas daun. Umbi b. Tanah yang memiliki sifat ini adalah tanah Andosol yang terbentuk di pegununganpegunungan. c. Keadaan pH tanah yang sesuai untuk tanaman kentang bervariasi antara 5,0-7,0, ini tergantung pada varietasnya. Untuk produksi yang baik pH yang rendah tidak cocok ditanami kentang. Pengapuran mutlak diberikan pada tanah yang memiliki nilai pH dibawah 7. Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram. Pilih umbi yang cukup tua antara 150-180 hari, umur tergantung varietas, tidak cacat, umbi baik, varitas unggul. Umbi disimpan di dalam rak/peti di gudang dengan sirkulasi udara yang baik (kelembaban 80-95%). Lama penyimpanan 6-7 bulan pada suhu rendah dan 5-6 bulan pada suhu 250C. 221 Pilih umbi dengan ukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas. Gunakan umbi yang akan digunakan sebagai bibit hanya sampai generasi keempat saja. Setelah bertunas sekitar 2 cm, umbi siap ditanam. Bila bibit diusahakan dengan membeli, (usahakan bibit yang kita beli bersertifikat), berat antara 30-45 gram dengan 3-5 mata tunas. Pengambilan stek baru dapat dilakukan jika tanaman telah berumur 1-1,5 bulan dengan tinggi 25-30 cm. Stek disemaikan di persemaian. Apabila bibit menggunakan hasil stek batang atau tunas daun, ambil dari tanaman yang sehat dan baik pertumbuhannya. e. Pedoman Teknis Budidaya Pengolahan Media Tanam Penanaman dapat dilakukan tanpa dan dengan pembelahan. Pemotongan umbi dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas yang ada. Lahan dibajak sedalam 30-40 cm sampai gembur benar supaya perkembangan akar dan pembesaran umbi berlangsung optimal. Sebelum tanam umbi yang dibelah harus direndam dulu di dalam larutan Dithane M-45 selama 5-10 menit. Kemudian tanah dibiarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan. Walaupun pembelahan menghemat bibit, tetapi bibit yang dibelah menghasilkan umbi yang lebih sedikit daripada yang tidak dibelah. Hal tersebut harus diperhitungkan secara ekonomis. Stek Batang dan stek tunas Cara ini tidak biasa dilakukan karena lebih rumit dan memakan waktu lebih lama. Bahan tanaman yang akan diambil stek batang/tunasnya harus ditanam di dalam pot. Pada lahan datar, sebaiknya dibuat bedengan memanjang ke arah Barat-Timur agar memperoleh sinar matahari secara optimal, sedang pada lahan berbukit arah bedengan dibuat tegak lurus kimiringan tanah untuk mencegah erosi. Lebar bedengan 70 cm (1 jalur tanaman)/140 cm (2 jalur tanaman), tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 30 cm. Lebar dan jarak antar bedengan dapat diubah sesuai dengan varietas kentang yang ditanam. Di sekeliling petak bedengan 222 dibuat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm. Teknik Penanaman Waktu tanam yang tepat adalah diakhir musim hujan pada bulan April-Juni, jika lahan memiliki irigasi yang baik/sumber air, maka kentang dapat ditanam dimusim kemarau. Pemupukan Dasar - Pupuk dasar organik berupa kotoran ayam 10 ton/ha, kotoran kambing sebanyak 15 ton/ha atau kotoran sapi 20 ton/ha diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam. - Pupuk anorganik berupa SP-36=400kg/ha. Cara Penanaman Penyedian bibit Bibit yang diperlukan jika memakai jarak tanam 70 x 30 cm adalah 1.300-1.700 kg/ha dengan anggapan umbi bibit berbobot sekitar 30-45 gram. Pengaturan jarak tanam dan waktu tanam Jarak tanam kentang tergantung pada jenis varietasnya. Misalnya varietas Dimanat dan LCB jarak tanamnya 80 x 40 sedangkan varietas lain 70 x 30 cm. Sebaiknya tidak menanam kentang pada musim hujan, dan penanaman yang baik jika dilakukan dipagi/sore hari. Pembuatan lubang tanam, dan mulsa Lubang tanam dibuat dengan kedalaman 8-10 cm. Bibit dimasukkan ke lubang tanam, ditimbun dengan tanah dan tekan tanah di sekitar umbi. Bibit akan tumbuh sekitar 10-14 hst. Mulsa jerami perlu dihamparkan di bedengan jika kentang ditanam di dataran medium. Pemeliharaan Penyulaman Untuk mengganti tanaman yang kurang baik, maka dilakukan penyulaman. Penyulaman dapat dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari. Bibit sulaman merupakan bibit cadangan yang telah disiapkan bersamaan dengan bibit produksi. Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut tanaman yang mati/kurang baik tumbuhnya dan ganti dengan tanaman baru pada lubang yang sama. 223 Penyiangan Lakukan penyiangan secara kontinyu dan sebaiknya dilakukan 2-3 hari sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan. Jadi penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman. Penyiangan harus dilakukan pada fase kritis yaitu vegetatif awal dan pembentukan umbi. Pemangkasan Bunga Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara untuk pembentukan umbi dan pembungaan. 1. Urea/ZA: setelah 165/350 45 hari tanam kg. 21 hari tanam kg dan setelah 165/365 2. SP-36: saat tanam 400 kg. 3. KCl: 21 hari setelah tanam 100 kg dan 45 hari setelah tanam 100 kg. c. Pupuk cair: 7-10 hari sekali dengan dosis sesuai anjuran. Pupuk anorganik diberikan ke dalam lubang pada jarak 10 cm dari batang tanaman kentang. Pemupukan Pengairan Selain pupuk organik, maka pemberian pupuk anorganik juga sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk yang biasa diberikan Urea dengan dosis 330 kg/ha, TSP dengan dosis 400 kg/ha sedangkan KCl 200 kg/ha. Secara keseluruhan pemberian pupuk organik dan anorganik adalah sebagai berikut: a. Pupuk kandang: saat tanam 15.000-20.000 kg. b. Pupuk anorganik Tanaman kentang sangat peka terhadap kekurangan air. Pengairan harus dilakukan secara rutin tetapi tidak berlebihan. Pemberian air yang cukup membantu menstabilkan kelembaban tanah sebagai pelarut pupuk. Selang waktu 7 hari sekali secara rutin sudah cukup untuk tanaman kentang. Pengairan dilakukan dengan cara disiram dengan gembor/ember/atau dengan mengairi selokan sampai areal 224 tanaman lembab (sekitar 15-20 menit). Hama dan Penyakit Hama a. Ulat grayak (Spodoptera litura) Gejala: ulat menyerang daun dengan memakan bagian epidermis dan jaringan hingga habis daunnya. Pengendalian: (1) mekanis dengan memangkas daun yang telah ditempeli telur; (2) kimia dengan Azordin, Diazinon 60 EC, Sumithion 50 EC. b. Kutu daun (Aphis Sp) Gejala: kutu daun menghisap cairan dan menginfeksi tanaman, juga dapat menularkan virus bagi tanaman kedelai. Pengendalian: dengan cara memotong dan membakar daun yang terinfeksi, menyemprotkan Roxion 40 EC, Dicarzol 25 SP. c. Orong-orong (Gryllotalpa Sp) Gejala: menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan tanaman muda. Akibatnya tanaman menjadi peka terhadap infeksi bakteri. Pengendalian: menggunakan tepung Sevin 85 S yang dicampur dengan pupuk kandang. d. Hama penggerek umbi (Phtorimae poerculella Zael) Gejala: pada daun yang berwarna merah tua dan terlihat adanya jalinan seperti benang yang berwarna kelabu yang merupakan materi pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila dibelah, akan terlihat adanya lubang-lubang karena sebagian umbi telah dimakan. Pengendalian: secara kimia menggunakan Selecron 500 EC, Ekalux 25 EC, Orthene &5 SP, Lammnate L. e. Hama trip (Thrips tabaci). Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak berwarna putih, selanjutnya berubah menjadi abu-abu perak dan kemudian mengering. Serangan dimulai dari ujung-ujung daun yang masih muda. Pengendalian: (1) secara mekanis dengan cara memangkas bagian daun yang terserang; (2) secara kimia menggunakan Basudin 60 EC, Mitac 200 EC, Diazenon, Bayrusil 25 EC atau Dicarzol 25 SP. 225 Penyakit a. Penyakit busuk daun Penyebab: jamur Phytopthora infestans. Gejala: timbul bercakbercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak basah, lalu bercak-bercak ini akan berkembang dan warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam dengan bagian tepi berwarna putih yang merupakan sporangium. Selanjutnya daun akan membusuk dan mati. Pengendalian: menggunakan Antracol 70 WP, Dithane M-45, Brestan 60, Polyram 80 WP, Velimek 80 WP dan lain-lain. b. Penyakit layu bakteri Penyebab: bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala: beberapa daun muda pada pucuk tanaman layu dan daun tua, daun bagian bawah menguning. Pengendalian: dengan cara menjaga sanitasi kebun, pergiliran tanaman. Pemberantasan secara kimia dapat menggunkan bakterisida, Agrimycin atu Agrept 25 WP. c. Penyakit busuk Penyebab: umbi jamur Colleotrichum coccodes. Gejala: daun menguning dan menggulung, lalu layu dan kering. Pada bagian tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercak-bercak berwarna coklat. Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi muda busuk. Pengendalian: dengan cara pergiliran tanaman , sanitasi kebun dan penggunaan bibit yang baik. d. Penyakit fusarium Penyebab: jamur Fusarium sp. Gejala: infeksi pada umbi menyebabkan busuk umbi yang menyebabkan tanaman layu. Penyakit ini juga menyerang kentang di gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui luka-luka yang disebabkan nematoda/faktor mekanis. Pengendalian: dengan menghindari terjadinya luka pada saat penyiangan dan pendangiran. Pengendalian kimia dengan Benlate. e. Penyakit bercak kering (Early Blight) Penyebab: jamur Alternaria solani. Jamur hidup disisa tanaman sakit dan berkembang biak di daerah kering. 226 Gejala: daun terinfeksi berbercak kecil yang tersebar tidak teratur, berwarna coklat tua, lalu meluas ke daun muda. Permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak beraturan, kering, berkerut dan keras. Pengendalian: dengan pergiliran tanaman. f. Penyakit karena virus Virus yang menyerang adalah: (1) Potato Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun menggulung; (2) Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun; (3) Potato Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal; (4) Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik lunak; (5) Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung; (6) Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas. Gejala: akibat serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan umbi kecilkecil/tidak menghasilkan sama sekali; daun menguning dan jaringan mati. Penyebaran virus dilakukan oleh peralatan pertanian, kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii dan Myzus persicae, kumbang Epilachna dan Coccinella dan nematoda. Pengendalian: tidak ada pestisida untuk mengendalikan virus, pencegahan dan pengendalian dilakukan dengan menanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas dan membakar tanaman sakit, memberantas vektor dan pergiliran tanaman. f. Panen dan Pascapanen Panen Ciri dan Umur Panen Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Pada varietas kentang genjah, umur panennya 90-120 hari; varietas medium 120-150 hari; dan varietas dalam 150-180 hari. Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen apabila daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit; batang tanaman telah berwarna kekuningan dan agak mengering. Selain itu tanaman yang siap panen kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit 227 tidak cepat mengelupas digosok dengan jari. Cara Panen bila segar, sesuai dengan SNI-013175-1992 Klasifikasi dan Standar Mutu Waktu memanen sangat dianjurkan dilakukan pada waktu sore hari/pagi hari dan dilakukan pada saat hari cerah. Cara memanen yang baik adalah sebagai berikut: cangkul tanah disekitar umbi kemudian angkat umbi dengan hati hati dengan menggunakan garpu tanah. Setelah itu kumpulkan umbi ditempat yang teduh. Hindari kerusakan mekanis waktu panen. Prakiraan Produksi a. Granola/Atlantis: produksi 35-40 ton/ha. b. Red Pontiac: produksi 15 ton/ha. c. Desiree: produksi 18 ton/ha. d. DTO: produksi 20 ton/ha. e. Klon no. 17: produksi 3040 ton/ha. Menurut ukuran berat, kentang segar digolongkan dalam: a) Kecil: 50 gram kebawah. b) Sedang: 51-100 gram. c) Besar: 101-300 gram. d) Sangat besar: 301 gram ke atas. Menurut jenis mutunya kentang segar digolongkan dalam 2 jenis mutu, yaitu mutu I dan mutu II. a) Keseragaman warna dan bentuk: mutu I=seragam; mutu II=seragam. b) Keseragaman ukuran: mutu I=seragam; mutu II=seragam. c) Kerataan permukaan kentang: mutu I=rata; mutu II=tidak disyaratkan. Standar Produksi Standar ini meliputi klasifikasi dan syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara pengujian contoh, syarat penandaan dan pengemasan. Kentang yang segar adalah umbi batang dari tanaman kentang dalam keadaan utuh bersih dan d) Kadar kotor (bobot/bobot): mutu I=maksimum 2,5%; mutu II=maksimum 2,5%. e) Kentang cacat (bobot/bobot): mutu I=maksimum 5%; mutu II=maksimum 10%. f) Ketuaan kentang: mutu I=tua; mutu II=cukup tua. 228 Untuk mendapatkan hasil kentang yang sesuai dengan standar maka dilakukan pengujian yang meliputi: a. Penentuan keseragaman ukuran kentang Timbang seluruh cuplikan, kemudian timbang tiap butir dalam cuplikan. Pisahkan butirbutir yang beratnya diatas/dibawah ukuran berat yang telah ditentukan dan timbanglah semuanya. Bila presentase berat butir yang diatas/dibawah ukuran berat masingmasing sama/kurang dari 5% maka contoh dianggap seragam. b. Penentuan kerataan permukaan kentang Timbang seluruh cuplikan dan ukur benjolan yang terdapat pada tiap butir dalam cuplikan. Pisahkan butir-butir cuplikan yang mempunyai benjolan lebih dari 1 cm sama/kurang dari 10% jumlah cuplikan maka cuplikan dianggap mempunyai permukaan rata. c. Penentuan kadar kotoran Timbanglah sampai mendekati 0,1 gram sebanyak lebih kurang 500 gram cuplikan dalam wadah yang telah ditera sebelumnya dan tuanglah kedalalam sebuah bak kayu yang disediakan khusus untuk itu. Pilihlah kotoran-kotoran dan timbanglah berat masingmasing. d. Penentuan cacat pada kentang segar Timbang seluruh cuplikan dan tentukan butir-butir kentang yang cacat. Pisahkan butir-butir yang cacat dan timbanglah semuanya. Bila presentase berat butirbutir yang cacat sama/kurang dari 50%, maka cuplikan dianggap Mutu I dan bila sama/kurang dari 10% maka cuplikan dianggap Mutu II. e. Penentuan ketuaan pada kentang segar Timbanglah seluruh cuplikan dan tentukan butir contoh yang tua/cukup tua. Pisahkan butir yang tua/cukup tua dan timbanglah semuanya. Bila presentase berat butir contoh yang kulitnya mengelupas beratnya lebih dari ¼ bagian permukaannya sama/kurang dari 5%, maka cuplikan dianggap tua dan bila sama/kurang dari 10%, maka cuplikan dianggap cukup tua. 229 Pengambilan Contoh Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan seperti terlihat berikut ini. Tiap kemasan diambil contoh sebanyak 10 kg dari bagian atas, tengah dan bawah. Contoh tersebut dicampur merata tanpa menimbulkan kerusakan, kemudian dibagi menjadi empat dan dua bagian diambil secara diagonal. Cara ini dilakukan beberapa kali sampai contoh mencapai 10 kg. b) Untuk jumlah kemasan dalam lot 1 sampai 3, contoh yang diambil semua. c) Untuk jumlah kemasan dalam lot 4 sampai 25, contoh yang diambil 3. d) Untuk jumlah kemasan dalam lot 26 sampai 50, contoh yang diambil 6. e) Untuk jumlah kemasan dalam lot 51 sampai 100, contoh yang diambil 8. f) Untuk jumlah kemasan dalam lot 101 sampai 150, contoh yang diambil 10. h) Untuk jumlah kemasan dalam lot 201 atau lebih, contoh yang diambil 15. Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat yaitu orang yang berpengalaman atau dilatih lebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan badan hukum. Pengemasan Kentang dikemas dengan keranjang atau bahan lain dengan berat netto maksimum 80 kg dan ditutup dengan anyaman bambu kemudian diikat dengan tali rotan/bahan lain. Isi kemasan tidak melebihi permukaan. Di dalam keranjang kemasan diberi label bertuliskan - atau yang : Nama barang. Jenis mutu. Nama/kode perusahaan/eksportir. Berat netto. Produksi Indonesia. Negara/tempat tujuan. g) Untuk jumlah kemasan dalam lot 151 sampai 200, contoh yang diambil 12. 230 9.6.2. Teknik Budidaya Tomat a. Deskripsi Tanaman tomat merupakan tanaman perdu semusim, berbatang lemah dan basah. Daunnya berbentuk segitiga. Bunganya berwarna kuning. Buahnya buah buni, hijau waktu muda dan kuning atau merah waktu tua. Berbiji banyak, berbentuk bulat pipih, putih atau krem, kulit biji berbulu. Perbanyakan dengan biji kadang-kadang dengan setek batang cabang yang telah tua. - lunak, bentuknya tidak teratur. Tomat Apel (Lycopersicum pyriforme) buah bulat, kuat dan sedikit keras seperti buah apel, tumbuh baik di dataran tinggi Tomat kentang (Lycopersicum grandifolium) buah bulat, padat, lebih besar dari tomat apel, daun lebar agak rimbun. Beberapa varietas tomat yang sekarang sedang dikembangkan adalah sebagai berikut: Tomat umumnya dibudidayakan pada lahan kering atau pada lahan sawah. Tanaman ini tidak membutuhkan persyaratan khusus, akan tetapi menghendaki tanah yang gembur. Tanaman ini dapat dibudidayakan secara monokultur maupun dengan sistem multiple cropping. b.Varietas Tomat Jenis-jenis Tomat - Tomat biasa (lycopersicum commune) buahnya bulat pipih, 231 Mirah • • • • • • • Potensi hasil 30-35 ton/ha Rasa manis masam Buah bulat agak lonjong Umur panen 55-59 hari Cocok untuk dataran rendah Daya simpan 8 hari Toleran terhadap penyakit layu bakteri 232 Opal • • • • • • • c.Manfaat Potensi hasil 30-50 ton/ha Rasa manis masam Buah lonjong Umur panen 58-61 hari Cocok untuk dataran rendah Daya simpan 9 hari Toleran terhadap penyakit layu bakteri Tomat termasuk sayuran buah yang sangat digemari. Banyak sekali penggunaan buah tomat, antara lain sebagai bumbu sayur, lalap, makanan yang diawetkan (saus tomat), buah segar, atau minuman (juice). Selain itu, buah tomat banyak mengandung vitamin A, Vitamin C, dan sedikit vitamin B. d. Syarat Tumbuh Tomat secara umum dapat ditanam di dataran rendah, medium, dan tinggi, tergantung varietasnya. Zamrud • • • • • • • Potensi hasil 30-45 ton/ha Rasa manis asam Buah bulat Umur panen 59-61 hari Daya simpan 8 hari Cocok untuk dataran rendah Toleran terhadap penyakit layu bakteri Namun, kebanyakan varietas tomat hasilnya lebih memuaskan apabila ditanam di dataran tinggi yang sejuk dan kering sebab tomat tidak tahan panas terik dan hujan. Suhu optimal untuk pertumbuhannya adalah 23°C pada siang hari dan 17°C pada malam hari. Tanah yang dikehendaki adalah tanah bertekstur liat yang banyak mengandung pasir. Dan, akan lebih disukai bila tanah itu banyak mengandung humus, gembur, sarang, dan berdrainase baik. Sedangkan keasaman tanah yang ideal untuk pertumbuhannya adalah pada pH netral, yaitu sekitar 6-7. 233 e. Pedoman Budidaya Bibit dan Persemaian Benih tomat dapat langsung diperoleh dari suplier atau disiapkan sendiri. Sebetulnya menyiapkan sendiri benih tomat yang baik tidaklah terlalu sukar. Caranya adalah sebagai berikut: 1. Buah tomat dipilih yang sehat, tidak cacat, dan matang penuh dari varietas yang unggul. Buah yang telah dipilih selanjutnya diperam selama tiga hari sampai warna buah berubah menjadi merah gelap dan lunak. Kemudian bijinya dikeluarkan bersama lendirnya. 2. Biji beserta lendir difermentasi selama 3 hari sampai lendir dan airnya terpisah dari biji. 3. Biji yang telah terpisah tadi segera dicuci dan dijemur selama kurang lebih 3 hari atau hingga kadar airnya kurang lebih 6%. 4. Biji yang telah kering dapat langsung disemai atau disimpan. Bila telah diperoleh, sebaiknya benih disemaikan dahulu sebelum ditanam pada bedengan yang tetap. Bedengan persemaian dibuat dengan ukuran lebar antara 0,81,2 m dengan panjang sekitar 23 m, dan tinggi sekitar 20-25 cm. Jarak antarbarisan adalah 5 cm. Bedengan yang telah dibentuk diberi pupuk kandang seminggu sebelum tanam sebanyak 5 kg per m2 dan pupuk Urea dua hari sebelum tanam sebanyak 30 g per m 2. Setelah bedengan persemaian siap diolah, bibit tomat dapat segera disebar. Untuk satu ha pertanaman, benih yang dibutuhkan adalah sekitar 300 - 400 gram. Pada persemaian diberi lindungan yang dapat berupa atap rumbia atau pelepah pisang. Persemaian disiram setiap pagi dan sore. Bila bibit telah mencapai tinggi antara 7-10 cm, yaitu dalam waktu 2 minggu setelah disebar, bibit itu dapat segera dipindahkan ke tempat penyapihan. Penyapihan berguna untuk menyeleksi bibit yang bagus dan sebagai latihan hidup bagi tanaman muda. Tempat penyapihan dapat berupa polybag atau bumbung dari pelepah pisang. Bibit dibiarkan di 234 tempat penyapihan sampai berumur 1 bulan dengan tinggi sekitar 15 cm dan telah berhelai daun 3 atau 4. Setelah itu, tanaman dapat dipindahkan ke tempat penanaman yang tetap. Sebelum penanaman dilakukan, sebaiknya lahan disiapkan dahulu. Lahan yang telah dipilih segera diolah. Guna mencegah nematoda yang merugikan, kita dapat memberikan Nemagon sebagai fumigan tanah 2 atau 3 minggu sebelum tanam. Kemudian lahan itu dibuat bedengan dengan lebar antara 1,4-1,6 meter dan jarak antar bedengan sekitar 20 cm. Lubang penanaman segera dibuat di atas bedengan itu dengan luas sekitar 15-20 cm sedalam 70-80 cm. Agar tanah cukup subur, perlu ditambahkan pupuk kandang sebanyak 0,5-1 kg untuk setiap lubang. Banyaknya pupuk kandang untuk 1 ha lahan adalah sekitar 20-30 ton. Lahan yang telah diolah sebaiknya didiamkan dahulu selama 1 bulan agar diperoleh cukup sinar matahari, kemudian barulah digunakan. Selanjutnya bibit yang telah disapih ditanam pada bedengan yang telah disiapkan dengan jarak antartanaman sekitar 50-60 cm. Setiap bedengan berisi dua baris tanaman. Sehingga setiap ha lahan dapat ditanami sebanyak 20.900-28.600 bibit. f.Teknik Pemeliharaan Tomat Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan tanaman tomat, yaitu: Penyiraman Penyiraman dilakukan bila selama pertumbuhan tanaman jatuh pada musim kemarau yang berkepanjangan (sesuai dengan kebutuhan). Hal ini dilakukan secara hati-hati agar tanaman tidak rusak dan diusahakan penyiraman tanaman pada pagi dan sore hari. Pemupukan Pupuk yang diperlukan untuk tanaman tomat adalah : a. Pupuk kandang dengan dosis 10-20 ton per hektar atau 0,5-1 kg per tanaman, yang diberikan seminggu sebelum tanam. b. Untuk pupuk TSP dengan dosis 2,5 - 3 kwintal per hektar atau 10-15 gram per tanaman, yang diberikan seminggu sebelum tanam. c. Pupuk Urea diberikan bersamaan saat tanam 235 dengan dosis 1 kwintal per hektar atau 4-5 gram per tanaman. Sedangkan pemupukan Urea untuk susulan dilakukan 4 minggu setelah pemupukan pertama dengan dosis sama seperti pemupukan pertama. d. Cara pemberian pupuk baik pupuk dasar maupun susulan, yaitu diletakkan melingkar di sekeliling tanaman dengan jarak 10-15 cm, kenudian ditutup dengan tanah. e. Pemupukan dilakukan pada saat awal atau akhir musim hujan dan juga disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah setempat. Penyulaman Penyulaman dilakukan bila ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya kurang baik, dan diusahakan agar bibit tanaman pengganti harus subur pertumbuhannya serta masih seumur dengan tanaman yang diganti. Penyiangan dan Pembumbunan Penyiangan dan pembubunan dilakukan secara bersamaan setelah tanaman berumur kirakira 1 bulan, yaitu dengan cara membabat atau mencabut rerumputan, kemudian tanah di sekitar tanaman dibumbun pada tanaman. Pemberian Mulsa Pemberian mulsa utuk menjaga agar tanah tetap gembur, mengurangi penguapan, dan menekan pertumbuhan rerumputan. Mulsa yang digunakan yaitu sisa-sisa tanaman atau rumpurrumput kering. Caranya yaitu mulsa diletakkan di Pengajiran Pengajiran untuk menghindari agar tanaman tomat tidak rebah dan memudahkan pemeliharaan. Ajir dipasang pada saat tanaman berumur 1 bulan atau tanaman mencapai tinggi kira-kira 40 cm. Ajir dapat digunakan seperti banbu atau tali. Pemangkasan Pemangkasan dimaksudkan agar dapat diperoleh buah yang besar dan cepat masak. Pemangkasan dilakukan sekali atau dua kali sebulan yaitu dengan cara memangkas bagian 236 pucuk atau cabang ketiga pada batang pokok, atau cabang kelima pada kedua cabang yang dibiarkan hidup. Pemangkasan tanaman tomat dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pemangkasan tunas muda dan pemangkasan batang. Tanaman tomat yang telah mempunyai lima dompolan buah harus dipotong pucuk batangnya dan tunas-tunasnya agar buah dapat menjadi besar dan cepat masak. Tinggalkan dua atau tiga tunas yang berada di samping atau di sebelah bawah dompolan buah yang kelima itu. Penyakit dan Jenis Penyakit Pengendalian - Penyakit Lanas: Cabut dan buang tanaman yang terserang - Rhizoetonia dan Phytium sp.: Semprot dengan Dithane M -45 0,2%. Dompolan yang berdaun atau berbuah lebih perlu dipangkas dan dipetik agar tomat yang dikehendaki (lima dompolan) tidak terhalang pertumbuhannya. Hama dan Penyakit Adapun jenis hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman tomat yaitu : Hama - - Ulat tanah coklat: Kumpulkan larva, kemudian musnahkan atau disemprot dengan Diptrek 95 SL atau Dusban 20 EC, dengan dosis 0,1 %. Ulat buah: Semprot dengan Diazinon 60 EC, dengan dosis 0,2 %. Kutu kebul (Bemisia tabaci) Nim fa dan s erangga dewas a m engis ap c airan s el pada daun. Serangga akt if s epanjan g hari dengan gejal a s erangan : tim bul berc ak nekroti k pada daun. Tanam an inang : c abai, tom at, kac ang panjan g, tem bakau, dll. 237 Ulat buah (Helicoverpa armigera) Penyakit rebah kecambah (Rhyzoctona solani dan Phythium spp. Bercak daun (Alternaria solani) alternaria Penyebab : jam ur A. s olani Gejala s erangan : pa da awal s erangan tim bul berc ak-berc ak kec il berwarna c oklat pada daun bagian bawah. Tanam an inang : c abai, tom at, s em angka, kentang, d ll. 238 Penyebab : jam ur R. s olani dan Phy thium s pp. Gejala s eranga n : terdapat luka pada pang kal bata ng yan g akan m enyebabkan patahn ya batang. Tanam an inang : c abai, tom at, s em angka, dll. 239 Sedangkan untuk pemasaran ke tempat yang jauh atau untuk di ekspor, buah sebaiknya dipetik sewaktu masih berwarna hijau, tetapi sudah tua benar. Atau 810 hari sebelum menjadi masak (berwarna merah). Umur petik tergantung varietas tomat yang ditanam dan kondisi tanaman. Umumnya buah tomat dapat dipanen pertama pada waktu berumur 2 atau 3 bulan setelah tanam. g.Panen dan Pasca Panen Panen tomat dilakukan sesuai dengan tujuan pemasarannya sehingga perlu diperhitungkan lama perjalanan sampai ke tempat tujuan. Sebaiknya tomat berada di pasaran pada saat masak penuh, tetapi tidak boleh terlalu masak karena akan busuk. Panen dilakukan beberapa kali, yaitu antara 10-15 kali pemetikan buah dengan selang 2-3 hari sekali. Pemetikan dapat dilakukan pagi atau sore hari. Dan, diusahakan buah yang dipetik tidak jatuh atau terluka. Karena hal ini dapat menurunkan kualitas dan dapat menjadi sumber masuknya bibit penyakit. Pada saat masak penuh itulah tomat memperlihatkan penampilannya yang terbaik. Jika tujuan pemasaran adalah pasar lokal yang jaraknya tidak begitu jauh, dapat ditempuh dalam beberapa jam, panen sebaiknya dilakukan sewaktu buah masih berwarna kekuningkuningan. 240 9.6.3. Teknik Budidaya Cabai a. Pendahuluan Cabe (Capsicum Annum var longum) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Buah cabe ini selain dijadikan sayuran atau bumbu masak juga mempunyai kapasitas menaikkan pendapatan petani. Disamping itu tanaman ini juga berfungsi sebagai bahan baku industri, yang memiliki peluang eksport, membuka kesempatan kerja. Cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia. Tanaman cabe banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat 20 spesies yang sebagian besar hidup di Negara asalnya. Masyarakat pada umumnya hanya mengenal beberapa jenis saja, yakni Cabe besar, cabe keriting, cabe rawit dan paprika. Secara umum cabe memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori, Protein, Lemak, Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C. Selain digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabe juga dapat digunakan untuk keperluan industri diantaranya, Industri bumbu masakan, industri makanan dan industri obatobatan atau jamu. Gambar 97 Tanaman cabe b. Jenis-jenis cabe Saat ini telah banyak benih cabe hibrida yang beredar di pasaran dengan nama varietas yang beraneka ragam dengan berbagai keunggulan yang dimiliki. 241 Beberapa jenis cabe yang telah dirilis adalah: Jet set, Arimbi, Buana 07, Somrak, Elegance 081, Horison 2089, Imperial 308 dan Emerald 2078. Lembang-1 • • Potensi hasil 9 ton/ha Cocok untuk dataran tinggi Dan untuk cabe hibrida keriting diantaranya, Papirus, CTH 01, Kunthi 01, Sigma, Flash 03, Princess 06 dan Helix 036, dan untuk cabe rawit hibrida adalah Discovery. Tanjung-1 • • • • • Potensi hasil 18 ton/ha Warna buah merah Panjang buah 10 cm Cocok untuk dataran rendah Toleran terhadap hama pengisap daun c.Syarat Tumbuh Tanah - Tanah berstruktur remah/ gembur dan kaya akan bahan organik. - Derajat keasaman (PH) tanah antara 5,5 - 7,0 - Tanah tidak becek/ ada genangan air - Lahan pertanaman terbuka atau tidak ada naungan. Tanjung-2 • • Potensi hasil 12 ton/ha Cocok untuk dataran rendah Iklim - Curah hujan 1500-2500 mm pertahun dengan distribusi merata. - Suhu udara 16° - 32 ° C - Saat pembungaan sampai dengan saat pemasakan buah, 242 keadaan sinar matahari cukup (10 - 12 jam). d.Pedoman Teknis Budidaya Penyiapan Benih Benih cabe dapat dibuat sendiri dengan cara sebagai berikut: - Pilih buah cabe yang matang (merah) - Bentuk sempurna, segar - Tidak cacat dan tidak terserang penyakit. - Kemudian keluarkan bijinya dengan mengiris buah secara memanjang - Cuci biji lalu dikeringkan. - Kemudian pilih biji yang bentuk, ukuran dan warna seragam, permukaan kulit bersih, tidak keriput dan tidak cacat. Bila kesulitan membuat sendiri, benih cabe dapat dibeli di toko pertanian setempat. Benih yang akan ditanam diseleksi dengan cara merendam dalam air, biji yang terapung dibuang. Persemaian Sebelum tanam di tempat permanen, sebaiknya benih disemai dulu dalam wadah semai yang dapat berupa bak plastik atau kayu dengan ketebalan sekitar 10 cm yang dilubangi bagian dasarnya untuk pengaturan air(drainase). Persiapannya berikut: adalah sebagai 1. Isikan dalam wadah semai media berupa tanah pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Untuk menghilangkan gangguan hama berikan Curater 3 G takaran 10 10 gr/m 2. Media ini disiapkan 1 minggu sebelum penyemaian benih. 2. Benih yang akan ditanam, sebelumnya direndam dalam air hangat (50 derajat Celcius) selama semalam. Lebih baik lagi bila diberi zat pengatur tumbuh seperti Atonik. 3. Tebarkan benih secara merata di media persemaian, bila mungkin beri jarak antar benih 5 x 5 cm sehingga waktu tanaman dipindah/dicabut, akarnya tidak rusak. Usahakan 243 waktu benih ditanam diatasnya ditutup selapis tipis tanah. Kemudian letakkan wadah semai tersebut di tempat teduh dan lakukan penyiraman secukupnya agar media semai tetap lembab. Pembibitan ini bertujuan untuk meningkatkan daya adaptasi dan daya tumbuh bibit pada saat pemindahan ke tempat terbuka di lapangan atau pada polybag Pemindahan bibit baru dapat dilakukan setelah berumur 30-40 hari. Pembibitan 1. Benih yang telah berkecambah atau bibit cabe umur 10-14 hari (biasanya telah tumbuh sepasang daun) sudah dapat dipindahkan ke tempat pembibitan. 2. Siapkan tempat pembibitan berupa polybag ukuran 8 x 9 cm atau bumbungan dari bahan daun pisang sehingga lebih murah harganya. Masukkan ke dalamnya campuran tanah, pasir dan pupuk kandang serta tambahkan Curater 3 G. 3. Pindahkan bibit cabe ke wadah pembibitan dengan hati-hati. Pada saat bibit ditanam di bumbungan, tanah di sekitar akar tanaman ditekan-tekan agar sedikit padat dan bibit berdiri tegak. Letakkan bibit di tempat teduh dan sirami secukupnya untuk menjaga kelembabannya. Persiapan Media Tanam dalam Polybag 1. Siapkan polybag tempat penanaman yang berlubang kiri kanannya untuk pengaturan air. 2. Masukkan media tanam ke dalamnya berupa campuran tanah dengan pupuk kandang 2 : 1 sebanyak 1/3 volume polybag. Tambahkan Furadan atau Curater 3G 24 gr/tanaman untuk mematikan hama pengganggu dalam media tanah. 3. Masukkan campuran tanah dan pupuk kandang ke dalam polybag setinggi 1/3 nya. 4. Tambahkan pupuk buatan sebagai pupuk dasar yaitu 10 gr SP 36, 5 gr KCl dan 1/3 bagian dari campuran 10 gr Urea + 20 gr ZA per tanaman (2/3 bagiannya untuk pupuk susulan). Kemudian siram dengan air agar pupuk larut dalam tanah. 244 Penanaman di Lapangan - Siapkan bedengan yang dicampur dengan pupuk kandang - Jika pH tanah rendah (45) maka lakukan terlebih dahulu pengapuran. Pengapuran dilakukan bersamaan dengan pembuatan bedengan sebarkan kapur, aduk rata, biarkan selama 3 minggu. - Tutup bedengan dengan mulsa plastik - Gunakan kaleng yang diberi arang untuk melubanginya. - Pindahkan hati-hati bibit ke dalam lubang tanam. Penanaman 1. Pilih bibit cabe yang baik yaitu pertumbuhannya tegar, warna daun hijau, tidak cacat/terkena hama penyakit. 2. Tanam bibit tersebut di polybag penanaman. Wadah media bibit harus dibuka dulu sebelum ditanam. Hati-hati supaya tanah yang menggumpal akar tidak lepas. Bila wadah bibit memakai bumbungan pisang langsung ditanam karena daun tersebut akan hancur sendiri. Tanam bibit bibit tepat di bagian tengah, tambahkan media tanahnya hingga mencapai sekitar 2 cm bibir polybag. 3. Padatkan permukaan media tanah dan siram dengan air lalu letakkan di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung. Pemeliharaan Penyiraman Lakukan penyiraman secukupnya untuk menjaga kelembaban media tanah. Gambar 98 Penanaman cabe pada lahan terbuka dengan menggunakan mulsa plastik 245 Pemupukan menjadi tanda tak serangan kutu daun. Lakukan pemupukan susulan : Umur 30 hari setelah tanam : 5 gr Kcl per tanaman. Umur 30 dan 60 hari setelah tanam : masing-masing 1/3 bagian dari sisa campuran Urea dan ZA pada pemupukan dasar. Perompesan Perompesan adalah pembuangan cabang daun di bawah cabang utama dan buang bunga yang pertama kali muncul. Pengendalian hama,penyakit, dan gulma Hama langsung Pengendalian kutu daun (Myzus persicae Sulz) dengan memberikan Furadan 3G sebanyak 60-90 kg/ha atau sekitar 2 sendok makan/10 m 2 area. Apabila tanaman sudah tumbuh semprotkan Curacron 500 EC, Nudrin 215 WSC, atau Tokuthion 500 EC. Dosisnya 2 ml/liter air. Serangan hama trips amat berbahaya bagi tanaman cabai, karena hama ini juga vektor pembawa virus keriting daun. Untuk mengendalikan hama lalat buah penyebab busuk buah, pasang jebakan yang diberi Antraxtan. Gejala serangannya berupa bercak-bercak putih di daun karena hama ini mengisap cairan daun tersebut. Bercak tersebut berubah menjadi kecokelatan dan mematikan daun. Sedang untuk mengendalikan serangga pengisap daun seperti Thrips, Aphid dengan insektisida seperti Curacron. Serangan berat ditandai dengan keritingnya daun dan tunas. Daun menggulung dan sering timbul benjolan seperti tumor. Jenis-jenis hama yang banyak menyerang tanaman cabai antara lain kutu daun dan trips. Hama trips (Thrips tabaci) dapat dicegah dengan banyak cara yaitu: Kutu daun menyerang tunas muda cabai secara bergerombol. Daun yang terserang akan mengerut dan melingkar. Cairan manis yang dikeluarkan kutu, membuat semut dan embun jelaga berdatangan. Embun jelaga yang hitam ini sering - Pemakaian mulsa jerami - pergiliran tanaman - penyiangan gulma atau rumputan pengganggu, dan menggenangi lahan 246 dengan air selama beberapa waktu. - Pemberian Furadan 3 G pada waktu tanam seperti pada pencegahan kutu daun mampu mencegah serangan hama trip juga. Akan tetapi, untuk tanaman yang sudah cukup besar, dapat disemprot dengan Nogos 50 EC, Azodrin 15 WSC, Nuracron 20 WSC, dosisnya 2-3 cc/1. Penyakit Untuk penyakit busuk buah kering (Antraknosa) yang disebabkan cendawan, gunakan fungisida seperti Antracol. Dosis dan aplikasi masing-masing obat tersebut dapat dilihat pada labelnya. Adapun jenis-jenis penyakit yang banyak menyerang cabai antara lain antraks atau patek yang disebabkan oleh cendawan Colletotricum capsici dan Colletotricum piperatum, bercak daun (Cercospora capsici), dan yang cukup berbahaya ialah keriting daun (TMV, CMVm, dan virus lainnya). Gejala serangan keriting daun adalah: - bercak daun ialah bercak-bercak kecil yang akan melebar - Pinggir bercak berwama lebih tua dari bagian tengahnya. Pusat bercak ini sering robek atau berlubang. - Daun berubah kekuningan lalu gugur. - Serangan keriting daun sesuai namanya ditandai oleh keriting dan mengerutnya daun, tetapi keadaan tanaman tetap sehat dan segar. Selain penyakit keriting daun, penyakit lainnya dapat dicegah dengan penyemprotan fungisida Dithane M 45, Antracol, Cupravit, Difolatan. Konsentrasi yang digunakan cukup 0,2-0,3%. Bila tanaman diserang penyakit keriting daun maka tanaman dicabut dan dibakar. Pengendalian keriting daun secara kimia masih sangat sulit. Gejala serangan antraks atau patek ialah bercak-bercak pada buah, buah kehitaman dan membusuk, kemudian rontok. 247 e. Panen dan Pasca Panen Panen Panen cabai yang ditanam didataran rendah lebih cepat dipanen dibandingkan dengan cabai dataran tinggi. Pemetikan dilakukan dengan hati-hati agar percabangan/tangkai tanaman tidak patah. Kriteria panennya saat ukuran cabai sudah besar, tetapi masih berwama hijau penuh. Penentuan umur panen Panen pertama cabai dataran rendah sudah dapat dilakukan pada umur 70-75 hari. Sedang di dataran tinggi panen baru dapat dimulai pada umur 45 bulan. Setelah panen pertama, setiap 3-4 hari sekali dilanjutkan dengan panen rutin. Biasanya pada panen pertama jumlahnya hanya sekitar 50 kg. Panen kedua naik hingga 100 kg. Selanjutnya 150, 200, 250, hingga 600 kg per hektar. Setelah itu hasilnya menurun terus, sedikit demi sedikit hingga tanaman tidak produktif lagi. Tanaman cabai dapat dipanen terus-menerus hingga berumur 6-7 bulan. Cabai yang sudah berwama merah sebagian berarti sudah dapat dipanen. Ada juga petani yang sengaja memanen cabainya pada saat masih muda (berwarna hijau). Umur panen cabe biasanya 7090 hari tergantung varietasnya, yang ditandai dengan 60% cabe sudah berwarna merah. Untuk dijadikan benih maka cabe dipanen bila buah sudah menjadi merah semua. Pemanenan Pemanenan cabe dengan cara memetik buah beserta tangkai buahnya dan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cera. Pemanenan pada saat hujan akan menyebabkan kadar air cabe menjadi lebih tinggi sehingga cabe akan lebih cepat busuk. Pascapanen Cabe yang telah dipetik diletakkan dalam keranjang bambu yang sudah dilapisi dengan daun pisang. Dapat juga digunakan goni yang terbuat dari serat atau plastik. Hal ini untuk mengurangi tercecernya cabe dan menghindari kerusakan mekanis. Untuk selanjutnya siap diangkut dan dipasarkan. 248 Bila cabe habis untuk dikonsumsi, tidak perlu dilakukan pengeringan dan sebaliknya bila produksi cabe melimpah dimana konsumen tidak mampu untuk menampung cabe ini, maka perlu dilakukan pengeringan. Pembuatan Cabe kering kering bisa langsung dikemas dalam kantong plastik atau digiling untuk dijadikan bubuk. Kemudian simpan atau dikirim ke daerah yang kurang produksi cabenya sehingga penumpukan cabe di suatu daerah pada saat panen dapat teratasi. Cabe yang masak dipilih yang sehat dan mulus, kemudian tangkainya dibuang selanjutnya dicuci bersih agar bebas kotoran dan pestisida. Setelah bersih direndam dalam larutan Natrium Bisulfit 0,2 % yaitu dengan melarutkan 2 gram NaBisulfit dalam 1 liter air panas selama kurang lebih 6 menit, sampai betul-betul terendam. Perendaman ini untuk mempertahankan warna cabe kering agar tetap seperti semula. Selesai perendaman, cabe diangkat dan dicelupkan dalam air dingin untuk menghentikan pemanasan, lalu tiriskan dalam tampah atau niru atau rak bambu. Kemudian dijemur di panas matahari selama 7-10 hari sampai kadar air 10% (supaya lebih tahan lama, kadar air dapat diturunkan lagi). Pengeringan juga dapat dilakukan dengan oven atau alat pengering buatan. Setelah pengeringan maka cabe 249 250 9.6.4. Teknik Budidaya Paprika Gambar 99 Buah cabe paprika a. Pendahuluan b. Syarat Tumbuh Paprika (Capsicum annuum) adalah sejenis cabai yang baru dikenal dan diusahakan di Indonesia. Di daerah tropis seperti Indonesia, paprika hanya dapat tumbuh dengan baik pada dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 1.500 m dpl. Buahnya besar dan gendut seperti buah kesemek, rasanya tidak pedas tetapi sedikit manis. Benihnya banyak didatangkan dari luar negeri, antara lain Jepang dan Taiwan. Suhu yang diperlukan berkisar antara 18-23,5°C. Tanah yang baik untuk pertumbuhannya adalah tanah subur dengan kelembapan cukup dan pH 5,5-7. 250 251 perlu diperhatikan adalah kelembaban tanahnya harus dijaga. c. Pedoman Budidaya Persemaian Seperti halnya cabai lain, paprika juga dikembangbiakkan dengan biji. Biji-biji itu harus disemaikan terlebih dahulu pada kotak atau bedengan persemaian sebelum ditanam di lapang. Umur benih di antara 14-21 hari. Pengolahan penanaman persemaian tanah Untuk mengurangi penguapan dari dalam tanah, tanah perlu ditutupi mulsa. Cara lain yang biasa dilakukan petani di Lembang adalah tanah ditutupi plastik. Panen dan Pasca Panen Pada umur sekitar 18 minggu sejak penyemaian hingga penanaman, paprika sudah dapat dipanen. dan Tanah yang akan digunakan dicangkul atau dibajak, kemudian digemburkan. Namun, tidak menutup kemungkinan umur panen lebih singkat jika yang diusahakan adalah jenis yang berumur genjah. Tanah itu dibuat bedengan selebar 90 cm, tinggi 20-30 cm, dan jarak antar bedengan 35 cm. Berikanlah pupuk dasar pada setiap lubang tanam. Penanaman dapat dilakukan setelah bedengan siap ditanami. Jarak tanam yang digunakan ada bermacam-macam, tergantung jenisnya. Umumnya orang menggunakan jarak tanam 50 x 50 cm. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan sama seperti pemeliharaan pada cabai besar lainnya. Hanya saja yang 251 9.6.5. Teknik Budidaya Bawang Merah a. Pendahuluan Bawang merah (Allium cepa) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Tanaman ini digunakan sebagai rempah dan obat. Kandungan minyak atsirinya diduga dapat menyebuhkan beberapa gangguan kesehatan. b.Syarat Tumbuh Bawang merah dapat tumbuh pada tanah sawah atau tegalan, tekstur sedang sampai liat. Jenis tanah Alluvial, Glei Humus atau Latosol, pH 5.6 - 6.5, ketinggian 0-400 mdpl, kelembaban 50-70 %, suhu 25-320C. Pengolahan Tanah Pupuk kandang disebarkan di lahan dengan dosis 0,5-1 ton/ 1000 m2, diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu) Dibuat bedengan dengan lebar 120 -180 cm. Diantara bedengan pertanaman dibuat saluran air (canal) dengan lebar 40-50 cm dan kedalaman 50 cm. Apabila pH tanah kurang dari 5,6 diberi Dolomit dosis + 1,5 ton/ha disebarkan di atas bedengan dan diaduk rata dengan tanah lalu biarkan 2 minggu. Gambar 100. Bawang marah yang sudah dikeringkan siap untuk dijual. Untuk mencegah serangan penyakit layu taburkan GLIO 100 gr (1 bungkus GLIO) dicampur 25-50 kg pupuk kandang matang, diamkan 1 minggu lalu taburkan merata di atas bedengan. ' Pupuk Dasar Berikan pupuk : 2-4 kg Urea + 715 kg ZA + 15-25 kg SP-36 secara merata diatas bedengan dan diaduk rata dengan tanah. Atau jika dipergunakan Pupuk 252 Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg/ 1000 m2 dicampur rata dengan tanah di bedengan. c.Pedoman Teknis Pemilihan Lahan Pengolahan Tanah dan 1. Lahan Kering : Tanah dibajak dan dicangkul sedalam 20 cm kemudian diratakan. Dibuat bedengan dengan lebar 1 - 2 m tinggi bedengan 25 cm dan jarak antar bedengan 20-30 cm. Pemilihan bibit Bibit bawang merah dipilih yang sehat : warna mengkilat, kompak/tidak keropos, kulit tidak luka dan telah disimpan 2-3 bulan setelah panen). Kultivar atau varietas dianjurkan adalah : - Dataran rendah : Kuning, Bima Brebes, Bangkok, Kuning Gombong, Klon No. 33, Klon No. 86. - Dataran mediun atau tinggi : Sumenep, Menteng, Klon No. 88, Klon No. 33, Bangkok2. 2. Lahan Sawah : - yang Tanah dicangkul dan dibalik dua kali dengan jarak waktu antara 5-7 hari Pembuatan bedengan - Sisa-sisa tanaman sebelumnya (tanaman padi) dimusnahkan Pembuatan bedengan untuk pertanaman bawang merah dilakukan sebagai berikut : - Dibuat bedengan dengan lebar 1,5-1,75 m, dibuat saluran air sedalam 50-60 cm dengan lebar parit 40-50 cm. - Untuk pH tanah < 5,5 diberikan Kaptan/Dolomit 2 minggu sebelum tanam sebanyak 1,5 ton/ha dengan cara disebar dan diaduk rata diatas bedengan. - Pada Lahan bekas sawah dibuat bedengan dengan lebar 1.50-1.75m. Diantara bedengan dibuat parit dengan lebar 0.5 m dan kedalaman 0.5 m. Tanah di atas bedengan dicangkul sedalam 20cm sampai gembur. - Pada Tanah dibajak sampai Lahan kering dicangkul atau sedalam 20 cm gembur. Dibuat 253 bedengan dengan lebar 1.20m dan tinggi 25 cm. - Jarak tanam bawang merah pada musim kemarau 15x15 cm atau 15x20 cm, sedang pada musim hujan 15x20 cm atau 20x20 cm. Jika pH tanah kurang dari 5.6, dilakukan pengapuran dengan menggunakan Kaptan atau Dolomit minimal 2 minggu sebelum tanam dengan dosis 1-1.5 ton/ha. Penanaman Kemudian umbi bibit ditanam dengan cara membenamkan seluruh bagian umbi. Penyiraman dilakukan sesuai dengan umur tanaman : - umur 0-10 hari, 2 x/hari (pagi dan sore hari) umur 11-35 hari, 1 x/hari (pagi hari) umur 36-50 hari, 1 x/hari (pagi atau sore hari) Jarak tanam : 20 cm x 15 cm Umbi bibit yang siap tanam dipotong ujungnya 1/3 bagian umbi. Kemudian ditanam dengan cara membenamkan 2/3 bagian umbi kedalam tanah. Sebelum dan sesudah tanam dilakukan penyiraman. Pemupukan Pupuk dasar diberikan 1 minggu sebelum tanam yaitu 15-20 ton.ha pupuk kandang atau 5-10 ton/ha kompos matang ditambah 200 kg/ha TSP. Pupuk disebar dan diaduk rata sedalam lapisan olah. Jika umur simpan bibit yang akan ditanam kurang dari 2 bulan, dilakukan 'pemogesan' (pemotongan ujung umbi) kurang lebih 0.5 cm untuk memecahkan masa dormansi dan mempercepat pertumbuhan tunas tanaman. Pemupukan susulan dilakukan pada umur 10-15 hari dan umur 30-35 hari setelah tanam. Jenis dan dosis pupuk yang diberikan adalah : Urea 75-100 kg/ha, ZA 150-250 kg/ha, Kcl 75-100 kg/ha. Pupuk diaduk rata dan diberikan di sepanjang garitan tanaman. Penyiangan minimal dilakukan dua kali/musim, yaitu menjelang dilakukannya pemupukan susulan. Penyiraman • • • • Umur 0-10 hst : 2 kali sehari pagi dan sore Umur 11-35 hst : 1 kali sehari pada pagi hari Umur 36-50 hst : 1 kali sehari pada sore hari Umur 50 hst : 1 kali sehari pagi atau sore hari 254 Pendangiran dan penyiangan b. Dilakukan 2 kali pada umur 1015 hst dan 25-35 hst, bersamaan dengan pemberian pupuk susulan Hama trip (Thrips sp.) Gejala serangan hama thrip ditandai dengan adanya bercak putih beralur pada daun. Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) Penanganannya dengan penyemprotan insektisida efektif, misalnya Mesurol 50 WP atau Pegasus 500 EC. Hama Penyakit a.Hama ulat (Spodoptera spp). bawang Serangan hama ini ditandai dengan bercak putih transparan pada daun. Pengendaliannya adalah : - Telur dan dikumpulkan dimusnahkan ulat lalu - Pasang perangkap ngengat (feromonoid seks) ulat bawang 40 buah/ha - Jika intensitas kerusakan daun lebih besar atau sama dengan 5 % per rumpun atau telah ditemukan 1 paket telur/10 tanaman, dilakukan penyemprotan dengan insektisida efektif, misalnya Hostathion 40 EC, Cascade 50 EC, Atabron 50 EC atau Florbac. Penyakit layu Fusarium Ditandai dengan daun menguning, daun terpelintir dan pangkal batang membusuk. Jika ditemukan gejala demikian, tanaman dicabut dan dimusnahkan. Penyakit otomatis atau antraknose Gejalanya : bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan pada bercak tersebut yang menyebabkan daun patah atau terkulai. Untuk mengatasinya, semprot dengan fungisida Daconil 70 WP atau Antracol 70 WP. Penyakit trotol Ditandai dengan bercak putih pada daun dengan titik pusat berwarna ungu. Gunakan fungisida efektif, antara lain Antracol 70 WP, Daconil 70 WP, untuk membasminya. 255 Panen dan pascapanen Panen Kriteria panen adalah jika > 6090 % daun telah rebah, pada daerah dataran rendah pemanenan pada umur 55-70 hari, sedangkan pada dataran tinggi umur panen sekitar 70 90 hari. Waktu panen : udara cerah, tanah tidak basah Untuk konsumsi : ditandai dengan kerebahan dan atau perubahan warna daun menjadi kekuningan mencapai 60-70% dataran rendah umur 50-60 hari setelah tanam, dataran medium umur 70-75 hst Untuk bibit : ditandai dengan kerebahan daun lebih dari 90%,dataran rendah umur 65-70 hst, dataran medium 80-90 hst Hasil rata-rata : 10-12 t/ha Pemanenan dilakukan dengan pencabutan batang dan daundaunnya. Selanjutnya 5-10 rumpun diikat menjadi satu ikatan (Jawa:dipocong). Pasca Panen Penjemuran dengan alas anyaman bambu (Jawa : gedeg). Penjemuran pertama selama 5-7 hari dengan bagian daun menghadap ke atas, tujuannya mengeringkan daun. Penjemuran kedua selama 2-3 hari dengan umbi menghadap ke atas, tujuannya untuk mengeringkan bagian umbi dan sekaligus dilakukan pembersihan umbi dari sisa kotoran atau kulit terkelupas dan tanah yang terbawa dari lapangan. Kadar air 89 85 % baru disimpan di gudang. Penyimpanan, ikatan bawang merah digantungkan pada rak-rak bambu. Aerasi diatur dengan baik, suhu gudang 26-290C kelembaban 70-80%, sanitasi gudang. Untuk bawang konsumsi, waktu panen ditandai dengan 60-70% daun telah rebah, sedangkan untuk bibit kerebahan daun lebih dari 90%. Panen dilakukan waktu udara cerah. Pada waktu panen, bawang merah diikat dalam ikatan-ikatan kecil (1-1.5 kg/ikat), kemudian dijemur selama 5-7 hari). Setelah kering 'askip' (penjemuran 5-7 hari), 3-4 ikatan bawang merah diikat menjadi satu, kemudian bawang dijemur dengan posisi penjemuran bagian umbi di atas selama 3-4 hari. Pada penjemuran tahap kedua dilakukan pembersihan umbi bawang dari tanah dan kotoran. Bila sudah cukup kering (kadar air kurang lebih 85 %), umbi bawang merah siap dipasarkan atau disimpan di gudang. 256 Kriteria kualitas Kriteria kualitas yang dikehendaki oleh konsumen rumah tangga adalah : - Umbi berukuran besar - Bentuk umbi bulat - Warna kulit keunguan - Umbi kering askip merah Sedangkan konsumen luar (untuk ekspor) yang dikehendaki adalah : - Umbi berukuran besar - Bentuk umbi bulat - Wana kulit merah muda - Umbi kering lokal 257 Tabel 14. Jenis hama penyakit pada bawang No. Jenis hama/penyakit Golongan Nama Dagang Konsentrasi Anjuran 1. Layu Fusarium di gudang di lapang Mankozeb Dithane M45 10 g/10 kg umbi Antracol 70 WP 10 g/10 kg umbi Benlate 50 WP 10 g/10 kg umbi Propineb Benomil Antracol 70 WP 2. Bercak ungu Propineb Daconil 70 WP 2 g/l Klorotalonil Polyram M 3 g/l Maneb Dithane M45 2 g/l Mankozeb Antracol 70 WP 2 g/l Daconil 70 WP 3. Otomatis atau Antraknosa Klorotalonil Propineb Maneb Mankozeb Polyram M 2 g/l Dithane M45 2 g/l Atabron 50 EC 2 g/l Nomolt 50 EC 2 g/l Cascade 50 Ec Bactospeine WP 4. 5. Ulat Bawang (Spodoptera spp.) Hama Thrips (Thrips sp.) Klorfluazuron Dipel WP 2 g/l Teflubenzuron Decis 25 EC 2 g/l Flufenokzurona Pegasus 500 SC 2 g/l B.thuringiensis Mesurol 50 WP 2 g/l idem 2 g/l Piretroid 0,5-1 ml/l Benzoil Urea 2 ml/l Merkaptodinetur 2 g/l 258 9.6.6. Teknik Budidaya Jahe Nama daerah jahe antara lain halia (Aceh), beeuing (Gayo), bahing (Batak Karo), sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung), jahe (Sunda), jae (Jawa dan Bali), jhai (Madura), melito (Gorontalo), geraka (Ternate). b.Deskripsi Tanaman ini merupakan tanaman terna berbatang semu, dengan tinggi 30 cm sampai 1 m, rimpang bila dipotong berwarna kuning atau putih. a.Pendahuluan Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Oleh karena itu kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak dan obat-obatan tradisional. Jahe termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae), sefamili dengan temu-temuan lainnya seperti temu lawak (Cucuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), lengkuas (Languas galanga) dan lain-lain. Daunnya sempit, panjang daun 15 – 23 mm, lebar 8 – 15 mm ; tangkai daun berbulu, panjang 2 – 4mm. Bentuk lidah daun memanjang, panjang 7,5 – 10 mm, dan tidak berbulu; sedangkan seludang agak berbulu. Perbungaan berupa malai tersembul dipermukaan tanah, berbentuk tongkat atau bundar telur yang sempit, 2,75 – 3 kali lebarnya, sangat tajam. Panjang malai 3,5 – 5 cm, lebar 1,5 – 1,75 cm. Tangkai bunga hampir tidak berbulu, panjang 25 cm, rahis berbulu jarang Sisik pada gagang terdapat 5 – 7 buah, berbentuk lanset, letaknya berdekatan atau rapat, hampir tidak berbulu, panjang sisik sekitar 3 – 5 cm. 259 Daun pelindung berbentuk bundar telur terbalik, bundar pada ujungnya, tidak berbulu, berwarna hijau cerah, panjang 2,5 cm, lebarnya sekitar 1 – 1,75 cm. Mahkota bunga berbentuk tabung 2 – 2,5 cm, helainya agak sempit, berbentuk tajam, berwarna kuning kehijauan, panjang 1,5 – 2,5 mm, lebar 3 – 3,5 mm, bibir berwarna ungu, gelap, berbintik-bintik berwarna putih kekuningan, panjang 12 – 15 mm. Kepala sari berwarna dengan panjang 9 mm. ungu, c. Jenis-jenis Jahe Jahe dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya. Umumnya dikenal 3 varietas jahe, yaitu : 1. Jahe putih/kuning besar atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak Rimpangnya lebih besar dan gemuk, ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini bias dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan. sunti atau jahe emprit Ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya. 3. Jahe merah Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe putih kecil sama seperti jahe putih, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan. d. Manfaat Tanaman Rimpang jahe dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai minuman. Jahe juga dapat digunakan pada industri obat, minyak wangi, industri jamu tradisional, diolah menjadi asinan jahe, dibuat acar, lalap, bandrek, sekoteng dan sirup. 2. Jahe putih/kuning kecil atau disebut juga jahe 260 Dewasa ini para petani cabe menggunakan jahe sebagai pestisida alami. Dalam perdagangan jahe dijual dalam bentuk segar, kering, jahe bubuk dan awetan jahe. Disamping itu terdapat hasil olahan jahe seperti: minyak astiri dan koresin yang diperoleh dengan cara penyulingan yang berguna sebagai bahan pencampur dalam minuman beralkohol, es krim, campuran sosis dan lain-lain. Adapun manfaat secara pharmakologi antara lain adalah sebagai karminatif, anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti rematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu. e. Syarat Tumbuh Iklim Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun. Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe memerlukan sinar matahari. Dengan kata lain penanaman jahe dilakukan di tempat yang terbuka sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari. Suhu udara Suhu optimum untuk budidaya tanaman jahe antara 20-35 oC. Media Tanam Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung humus. Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah laterik Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk jahe gajah adalah 6,8-7,0. 5.3. Ketinggian Tempat Jahe tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0 - 2.000 m dpl. Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian 200 600 m dpl. f. Pedoman Budidaya Pembibitan Persyaratan Bibit Bibit berkualitas adalah bibit yang memenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologik (persentase tumbuh yang tinggi), dan mutu fisik. Yang dimaksud dengan mutu fisik adalah bibit yang bebas hama dan penyakit. 261 Oleh karena itu kriteria yang harus dipenuhi antara lain: - Bahan bibit diambil langsung dari kebun (bukan dari pasar) - Dipilih bahan bibit dari tanaman yang sudah tua (berumur 9-10 bulan). - Dipilih pula dari tanaman yang sehat dan kulit rimpang tidak terluka atau lecet. Teknik Penyemaian Bibit Untuk pertumbuhan tanaman yang serentak atau seragam, bibit jangan langsung ditanam sebaiknya terlebih dahulu dikecambahkan. Penyemaian bibit dapat dilakukan dengan peti kayu atau dengan bedengan. Penyemaian pada peti kayu Rimpang jahe yang baru dipanen dijemur sementara (tidak sampai kering), kemudian disimpan sekitar 1-1,5 bulan. Patahkan rimpang tersebut dengan tangan dimana setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan dijemur ulang 1/2-1 hari. Selanjutnya potongan bakal bibit tersebut dikemas ke dalam karung beranyaman jarang, lalu dicelupkan dalam larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh sekitar 1 kemudian keringkan. menit Setelah itu dimasukkan kedalam peti kayu. Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut: pada bagian dasar peti kayu diletakkan bakal bibit selapis, kemudian di atasnya diberi abu gosok atau sekam padi, demikian seterusnya sehingga yang paling atas adalah abu gosok atau sekam padi tersebut. Setelah 2-4 minggu lagi, bibit jahe tersebut sudah disemai. Penyemaian pada bedengan Buat rumah penyemaian sederhana ukuran 10 x 8 m untuk menanam bibit 1 ton (kebutuhan jahe gajah seluas 1 ha). Di dalam rumah penyemaian tersebut dibuat bedengan dari tumpukan jerami setebal 10 cm. Rimpang bakal bibit disusun pada bedengan jerami lalu ditutup jerami, dan di atasnya diberi rimpang lalu diberi jerami pula, demikian seterusnya, sehingga didapatkan 4 susunan lapis rimpang dengan bagian atas berupa jerami. Perawatan bibit Perawatan bibitpada bedengan dapat dilakukan dengan penyiraman setiap hari dan sesekali disemprot dengan fungisida. 262 Setelah 2 minggu, biasanya rimpang sudah bertunas. Bila bibit bertunas dipilih agar tidak terbawa bibit berkualitas rendah. Bibit hasil seleksi itu dipatahpatahkan dengan tangan dan setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan beratnya 40-60 gram. Penyiapan Bibit Sebelum ditanam, bibit harus dibebaskan dari ancaman penyakit dengan cara bibit tersebut dimasukkan ke dalam karung dan dicelupkan ke dalam larutan fungisida sekitar 8 jam. Kemudian bibit dijemur 2-4 jam, barulah ditanam. Pengolahan Media Persiapan Lahan Tanam Untuk mendapatkan hasil panen yang optimal harus diperhatikan syaratsyarat tumbuh yang dibutuhkan tanaman jahe. Bila keasaman tanah yang ada tidak sesuai dengan keasaman tanah yang dibutuhkan tanaman jahe, maka harus ditambah atau dikurangi keasaman dengan kapur. Setelah itu tanah dibiarkan 2-4 minggu agar gas-gas beracun menguap serta bibit penyakit dan hama akan mati terkena sinar matahari. Apabila pada pengolahan tanah pertama dirasakan belum juga gembur, maka dapat dilakukan pengolahan tanah yang kedua sekitar 2-3 minggu sebelum tanam dan sekaligus diberikan pupuk kandang dengan dosis 1.500-2.500 kg. Pembentukan Bedengan Pada daerah-daerah yang kondisi air tanahnya jelek dan sekaligus untuk encegah terjadinya genangan air, sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan engan ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80100 cm, sedangkan anjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan. Pengapuran Pada tanah dengan pH rendah, sebagian besar unsur-unsur hara didalamnya, Terutama fosfor (p) dan calcium (Ca) dalam keadaan tidak tersedia atau sulit diserap. Pembukaan Lahan Pengolahan tanah diawali dengan dibajak sedalam kurang lebih dari 30 cm dengan tujuan untuk mendapatkan kondisi tanah yang gembur atau remah dan membersihkan tanaman pengganggu. Kondisi tanah yang masam ini dapat menjadi media perkembangan beberapa cendawan penyebab penyakit fusarium sp dan pythium sp. Pengapuran juga berfungsi menambah unsur kalium yang sangat diperlukan tanaman 263 untuk mengeraskan bagian tanaman yang berkayu, merangsang pembentukan bulubulu akar, mempertebal dinding sel buah dan merangsang pembentukan biji. Adapun dosis kapur yang dibutuhkan berdasarkan tingkat kemasaman tanahnya adalah sebagai berikut: - Derajat keasaman < 4 (paling asam): kebutuhan dolomit > 10 ton/ha. - Derajat keasaman 5 (asam): kebutuhan dolomit 5.5 ton/ha. - Derajat keasaman 6 (agak asam): kebutuhan dolomit 0.8 ton/ha. 6.3. Penanaman jahe secara tumpangsari dengan tanaman lain mempunyai keuntungankeuntungan sebagai berikut : - Mengurangi kerugian yang disebabkan naik turunnya harga. - Menekan biaya kerja, seperti: tenaga kerja pemeliharaan tanaman. Meningkatkan produktivitas lahan. - - Teknik Penanaman Pemeliharaan Tanaman dan Penentuan Pola Tanaman Pembudidayaan jahe secara monokultur pada suatu daerah tertentu memang dinilai cukup rasional, karena mampu memberikan produksi dan produksi tinggi. Namun di daerah, pembudidayaan tanaman jahe secara monokultur kurang dapat diterima karena selalu menimbulkan kerugian. Memperbaiki sifat fisik dan mengawetkan tanah akibat rendahnya pertumbuhan gulma (tanaman pengganggu). Praktek di lapangan, ada jahe yang ditumpangsarikan dengan sayursayuran, seperti ketimun, bawang merah, cabe rawit, buncis dan lain-lain. Ada juga yang ditumpangsarikan dengan palawija, seperti jagung, kacang tanah dan beberapa kacangkacangan lainnya. Pembuatan Lubang Tanam Untuk menghindari pertumbuhan jahe yang jelek, karena kondisi air tanah yang buruk, maka sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan. Selanjutnya buat lubang-lubang kecil atau alur sedalam 3-7,5 cm untuk menanam bibit. Cara Penanaman Cara penanaman dilakukan dengan cara melekatkan bibit 264 rimpang secara rebah ke dalam lubang tanam atau alur yang sudah disiapkan. Periode Tanam Penanaman jahe sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan sekitar bulan September dan Oktober. Hal ini dimungkinkan karena tanaman muda akan membutuhkan air cukup banyak untuk pertumbuhannya. Pemeliharaan Tanaman Penyulaman Sekitar 2-3 minggu setelah tanam, hendaknya diadakan untuk melihat rimpang yang mati. Bila demikian harus segera dilaksanakan penyulaman gar pertumbuhan bibit sulaman itu tidak jauh tertinggal dengan tanaman lain, maka sebaiknya dipilih bibit rimpang yang baik serta pemeliharaan yang benar. Penyiangan Penyiangan pertama dilakukan ketika tanaman jahe berumur 2-4 minggu kemudian dilanjutkan 3-6 minggu sekali. Tergantung pada kondisi tanaman pengganggu yang tumbuh. Namun setelah jahe berumur 6-7 bulan, sebaiknya tidak perlu dilakukan penyiangan lagi, sebab pada umur tersebut rimpangnya mulai besar. Pembubunan Tanaman jahe memerlukan tanah yang peredaran udara dan air dapat berjalan dengan baik, maka tanah harus digemburkan. Disamping itu tujuan pembubunan untuk menimbun rimpang jahe yang kadangkadang muncul ke atas permukaan tanah. Apabila tanaman jahe masih muda, cukup tanah dicangkul tipis di sekeliling rumpun dengan jarak kurang lebih 30 cm. Pada bulan berikutnya dapat diperdalam dan diperlebar setiap kali pembubunan akan berbentuk gubidan dan sekaligus terbentuk sistem pengairan yang berfungsi untuk menyalurkan kelebihan air. Pertama kali dilakukan pembumbunan pada waktu tanaman jahe berbentuk rumpun yang terdiri atas 3-4 batang semu, umumnya pembubunan dilakukan 2-3 kali selama umur tanaman jahe. Namun tergantung kepada kondisi tanah dan banyaknya hujan. Pemupukan Pemupukan Organik Pada pertanian organik yang tidak menggunakan bahan kimia termasuk pupuk buatan dan obat-obatan, maka pemupukan 265 secara organik yaitu dengan menggunakan pupuk kompos organik atau pupuk kandang dilakukan lebih sering dibandingkan dengan kalau kita menggunakan pupuk buatan. Adapun pemberian pupuk kompos organik ini dilakukan pada awal pertanaman pada saat pembuatan guludan sebagai pupuk dasar sebanyak 60 – 80 ton per hektar yang ditebar dan dicampur tanah olahan. Untuk menghemat pemakaian pupuk kompos dapat juga dilakukan dengan jalan mengisi tiap-tiap lobang tanam di awal pertanaman sebanyak 0.5 – 1kg per tanaman. Pupuk sisipan selanjutnya dilakukan pada umur 2 – 3 bulan, 4 – 6 bulan, dan 8 – 10 bulan. ton/ha. Pemupukan tahap kedua digunakan pupuk kandang dan pupuk buatan (urea 20 gram/pohon; TSP 10 gram/pohon; dan ZK 10 gram/pohon), serta K2O (112 kg/ha) pada tanaman yang berumur 4 bulan. Pemupukan juga dilakukan dengan pupuk nitrogen (60 kg/ha), P2O5 (50 kg/ha), dan K2O (75 kg/ha). Pupuk P diberikan pada awal tanam, pupuk N dan K diberikan pada awal tanam (1/3 dosis) dan sisanya (2/3 dosis) diberikan pada saat tanaman berumur 2 bulan dan 4 bulan. Pupuk diberikan dengan ditebarkan secara merata di sekitar tanaman atau dalam bentuk alur dan ditanam di selasela tanaman. Pengairan dan Penyiraman Adapun dosis pupuk sisipan sebanyak 2 – 3 kg per tanaman. Pemberian pupuk kompos ini biasanya dilakukan setelah kegiatan penyiangan dan bersamaan dengan kegiatan pembubunan. Tanaman Jahe tidak memerlukan air yang terlalu banyak untuk pertumbuhannya, akan tetapi pada awal masa tanam diusahakan penanaman pada awal musim hujan sekitar bulan September. Pemupukan Konvensional Waktu Penyemprotan Pestisida Selain pupuk dasar (pada awal penanaman), tanaman jahe perlu diberi pupuk susulan kedua (pada saat tanaman berumur 2-4 bulan). Penyemprotan pestisida sebaiknya dilakukan mulai dari saat penyimpanan bibit yang untuk disemai dan pada saat pemeliharaan. Penyemprotan pestisida pada fase pemeliharaan biasanya dicampur dengan pupuk organik Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk organik 15-20 266 cair atau vitamin-vitamin yang mendorong pertumbuhan jahe. yang terlalu lembab. Pengendalian: Hama dan penyakit Hama Hama yang dijumpai pada tanaman jahe adalah: 1. Kepik, menyerang daun tanaman hingga berlubang-lubang. 2. Ulat penggesek akar, menyerang akar tanaman jahe hingga menyebabkan tanaman jahe menjadi kering dan mati. 3. Kumbang. Penyakit Penyakit layu bakeri Jaminan kesehatan bibit jahe; - karantina tanaman jahe yang terkena penyakit; - pengendalian dengan pengolahan tanah yang baik; - pengendalian fungisida dithane M-45 (0,25%), Bavistin (0,25%) Penyakit busuk rimpang Penyakit ini dapat masuk ke bibit rimpang jahe melalui lukanya. Ia akan tumbuh dengan baik pada suhu udara 20-25 derajat C dan terus berkembang akhirnya menyebabkan rimpang menjadi busuk. Gejala: Gejala : Mula-mula helaian daun bagian bawah melipat dan menggulung kemudian terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning dan mengering. Kemudian tunas batang menjadi busuk dan akhirnya tanaman mati rebah. Bila diperhatikan, rimpang yang sakit itu berwarna gelap dan sedikit membusuk, kalau rimpang dipotong akan keluar lendir berwarna putih susu sampai kecoklatan. Daun bagian bawah yang berubah menjadi kuning lalu layu dan akhirnya tanaman mati. Penyakit ini menyerang tanaman jahe pada umur 3-4 bulan dan yang paling berpengaruh adalah faktor suhu udara yang dingin, genangan air dan kondisi tanah Penyakit ini dapat menular dengan bantuan angin, akan masuk melalui luka maupun tanpa luka. Pengendalian: - penggunaan bibit yang sehat; - penerapan pola tanam yang baik; - penggunaan fungisida. Penyakit bercak daun 267 yang sehat yaitu memilih bibit unggul yang sehat bebas dari hama dan penyakit serta tahan terhadap serangan hama dari sejak awal pertanaman. Gejala: Pada daun yang bercak-bercak berukuran 3-5 mm, selanjutnya bercakbercak itu berwarna abuabu dan ditengahnya terdapat bintik-bintik berwarna hitam, sedangkan pinggirnya busuk basah. Tanaman yang terserang bisa mati. - Memanfaatkan semaksimal mungkin musuh-musuh alami. Pengendalian : - Tindakan pencegahan maupun penyemprotan penyakit bercak daun sama halnya dengan caracara yang dijelaskan di atas. Menggunakan varietasvarietas unggul yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit. - Menggunakan pengendalian fisik/mekanik yaitu dengan tenaga manusia. - Menggunakan teknikteknik budidaya yang baik misalnya budidaya tumpang sari dengan pemilihan tanaman yang saling menunjang, serta rotasi tanaman pada setiap masa tanamnya untuk memutuskan siklus penyebaran hama dan penyakit potensial. - Penggunaan pestisida, insektisida, herbisida alami yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan residu toksik baik pada bahan tanaman yang dipanen ma maupun pada tanah. Gulma Gulma potensial pada pertanaman temu lawak adalah gulma kebun antara lain adalah rumput teki, alang-alang, ageratum, dan gulma berdaun lebar lainnya. Pengendalian hama/penyakit secara organik Dalam pertanian organik yang tidak menggunakan bahanbahan kimia berbahaya melainkan dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan biasanya dilakukan secara terpadu sejak awal pertanaman untuk menghindari serangan hama dan penyakit tersebut yang dikenal dengan PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yang komponennya adalah sbb: - Mengusahakan pertumbuhan tanaman Disamping itu penggunaan bahan ini hanya dalam keadaan 268 darurat berdasarkan aras kerusakan ekonomi yang diperoleh dari hasil pengamatan. bekerjanya cukup selektif. Aplikasi racun ini terutama pada serangga penghisap seperti wereng dan serangga pengunyah seperti hama penggulung daun (Cnaphalocrocis medinalis). Bahan ini juga efektif untuk menanggulangi serangan virus RSV, GSV dan Tungro. Beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati dan digunakan dalam pengendalian hama antara lain adalah: - - Tembakau (Nicotiana tabacum) yang mengandung nikotin untuk insektisida kontak sebagai fumigan atau racun perut. Aplikasi untuk serangga kecil misalnya Aphids Piretrum (Chrysanthemum cinerariaefolium) yang mengandung piretrin yang dapat digunakan sebagai insektisida sistemik yang menyerang urat syaraf pusat yang aplikasinya dengan semprotan. Aplikasi pada serangga seperti lalat rumah, nyamuk, kutu, hama gudang, dan lalat buah. - Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) yang bijinya mengandung rotenoid yaitu pakhirizida yang dapat digunakan sebagai insektisida dan larvasida. - Jeringau (Acorus calamus) yang rimpangnya mengandung komponen utama asaron dan biasanya digunakan untuk racun serangga dan pembasmi cendawan, serta hama gudang Callosobrocus. Panen dan Pascapanen Panen - - Tuba (Derris elliptica dan Derris malaccensis) yang mengandung rotenone untuk insektisida kontak yang diformulasikan dalam bentuk hembusan dan semprotan. Neem tree atau mimba (Azadirachta indica) yang mengandung azadirachtin yang Ciri dan Umur Panen Pemanenan tergantung dari jahe itu sendiri. dilakukan penggunaan Bila kebutuhan untuk bumbu penyedap masakan, maka tanaman jahe sudah bisa ditanam pada umur kurang lebih 4 bulan dengan cara 269 mematahkan sebagian rimpang dan sisanya dibiarkan sampai tua. Apabila jahe untuk dipasarkan maka jahe dipanen setelah cukup tua. Umur tanaman jahe yang sudah bisa dipanen antara 10-12 bulan, dengan ciri-ciri warna daun berubah dari hijau menjadi kuning dan batang semua mengering. Misal tanaman jahe gajah akan mengering pada umur 8 bulan dan akan berlangsung selama 15 hari atau lebih. Cara Panen Cara panen yang baik, tanah dibongkar dengan hati-hati menggunakan alat garpu atau cangkul, diusahakan jangan sampai rimpang jahe terluka. Selanjutnya tanah dan kotoran lainnya yang menempel pada rimpang dibersihkan dan bila perlu dicuci. Sesudah itu jahe dijemur di atas papan atau daun pisang kira-kira selama 1 minggu. Tempat penyimpanan harus terbuka, tidak lembab dan penumpukannya jangan terlalu tinggi melainkan agak disebar. Periode Panen Waktu panen sebaiknya dilakukan sebelum musim hujan, yaitu diantara bulan Juni – Agustus. Saat panen biasanya ditandai dengan mengeringnya bagian atas tanah. Namun demikian apabila tidak sempat dipanen pada musim kemarau tahun pertama ini sebaiknya dilakukan pada musim kemarau tahun berikutnya. Pemanenan pada musim hujan menyebabkan rusaknya rimpang dan menurunkan kualitas rimpang sehubungan dengan rendahnya bahan aktif karena lebih banyak kadar airnya. Perkiraan Hasil Panen Produksi rimpang segar untuk klon jahe gajah berkisar antara 15-25 ton/hektar, sedangkan untuk klon jahe emprit atau jahe sunti berkisar antara 10-15 ton/hektar. Pascapanen Penyortiran Basah dan Pencucian Sortasi pada bahan segar dilakukan untuk memisahkan rimpang dari kotoran berupa tanah, sisa tanaman, dan gulma. Setelah selesai, timbang jumlah bahan hasil penyortiran dan tempatkan dalam wadah plastik untuk pencucian. Pencucian dilakukan dengan air bersih, jika perlu disemprot dengan air bertekanan tinggi. Amati air bilasannya dan jika masih terlihat kotor lakukan pembilasan sekali atau dua kali lagi. 270 Hindari pencucian yang terlalu lama agar kualitas dan senyawa aktif yang terkandung didalam tidak larut dalam air. Pemakaian air sungai harus dihindari karena dikhawatirkan telah tercemar kotoran dan banyak mengandung bakteri/penyakit. Setelah pencucian selesai, tiriskan dalam tray/wadah yang belubang-lubang agar sisa air cucian yang tertinggal dapat dipisahkan, setelah itu tempatkan dalam wadah plastik/ember. Perajangan pengering, pastikan tidak menumpuk. rimpang saling Selama pengeringan harus dibolak-balik kira-kira setiap 4 jam sekali agar pengeringan merata. Lindungi rimpang tersebut dari air, udara yang lembab dan dari bahan-bahan disekitarnya yang bisa mengkontaminasi. Pengeringan di dalam oven dilakukan pada suhu 50oC - 60oC. Rimpang yang akan dikeringkan ditaruh di atas tray oven dan pastikan bahwa rimpang tidak saling menumpuk. Setelah pengeringan, timbang jumlah rimpang yang dihasilkan Jika perlu proses perajangan, lakukan dengan pisau stainless steel dan alasi bahan yang akan dirajang dengan talenan. Perajangan rimpang dilakukan melintang dengan ketebalan kira-kira 5 mm – 7 mm. Setelah perajangan, timbang hasilnya dan taruh dalam wadah plastik/ember. Perajangan dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin pemotong. Penyortiran Kering Selanjutnya lakukan sortasi kering pada bahan yang telah dikeringkan dengan cara memisahkan bahan-bahan dari benda-benda asing seperti kerikil, tanah atau kotorankotoran lain. Timbang jumlah rimpang hasil penyortiran ini (untuk menghitung rendemennya). Pengeringan Pengemasan Pengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan sinar matahari atau alat pemanas/oven. pengeringan rimpang dilakukan selama 3 - 5 hari, atau setelah kadar airnya dibawah 8%. pengeringan dengan sinar matahari dilakukan diatas tikar atau rangka Setelah bersih, rimpang yang kering dikumpulkan dalam wadah kantong plastik atau karung yang bersih dan kedap udara (belum pernah dipakai sebelumnya). Berikan label yang jelas pada wadah tersebut, yang 271 menjelaskan nama bahan, bagian dari tanaman bahan itu, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil, berat bersih dan metode penyimpanannya. Penyimpanan Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab dan suhu tidak melebihi 30oC dan gudang harus memiliki ventilasi baik dan lancar, tidak bocor, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang menurunkan kualitas bahan yang bersangkutan, memiliki penerangan yang cukup (hindari dari sinar matahari langsung), serta bersih dan terbebas dari hama gudan 272 9.6.7. TEKNIK BUDIDAYA SELEDRI a.Klasifikasi Kingdom: Plantae Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Apiales Famili: Genus: Apiaceae Apium Spesies: A. graveolens Daun seledri juga banyak mengandung apiin, di samping substansi diuretik yang bermanfaat untuk menambah jumlah air kencing. c. Deskripsi Terna tegak, tahunan, tinggi 25100 cm. Batang bersegi dan beralur membujur. Bunga banyak, kecil-kecil, berwarna putih atau putih kehijauan. Dapat dibudidayakan di manamana dari dataran rendah sampai dataran tinggi, menyukai tempat yang lembab dan subur. b.Komposisi : Sering ditanam dalam pot. Seledri mempunyai banyak kandungan gizi antara lain, (per 100 gr): a. kalori sebanyak 20 kalori, b. protein 1 gram c. lemak 0,1 gram d. hidrat arang 4,6 gram e. kalsium 50 mg f. fosfor 40 mg g. besi 1 mg h. Vitamin A 130 SI Gambar 101. Seledri daun yang ditanam dalam pot i. Vitamin B1 0,03 mg j. Vitamin C 11 mg Dan 63% bagian dapat dimakan. 273 Ada tiga kelompok seledri yang dibudidayakan: • Seledri daun atau seledri iris (A. graveolens Kelompok secalinum) yang biasa diambil daunnya dan banyak dipakai di masakan Indonesia. • Seledri tangkai (A. graveolens Kelompok dulce) yang tangkai daunnya membesar dan beraroma segar, biasanya dipakai sebagai komponen salad. Seledri umbi (A. graveolens Kelompok rapaceum), yang membentuk umbi di permukaan tanah; biasanya digunakan dalam sup, dibuat semur, atau schnitzel. Umbi ini kaya provitamin A dan K d. Manfaat Daun-daunnya digunakan sebagai penambah aroma/rasa pada masakan, juga sebagai sayuran atau sebagai salad. Selain itu, tanaman ini banyak mengandung vitamin A, C, dan zat besi., dan berkhasiat sebagai obat rematik. e.Syarat Tumbuh Seledri merupakan tanaman dataran tinggi yang dapat tumbuh baik pada kisaran suhu 7-16° C. Tanah yang baik untuk areal penanamannya adalah yang subur dan gembur dengan pH 5,5-6,8. f.Pedoman Budidaya Persemaian Seledri dikembangbiakkan dengan biji. Oleh karena itu, untuk mendapat pertumbuhan dan produksi yang baik, maka harus ditunjang dengan benih yang baik pula. Beberapa jenis seledri seperti parsley dan celery, bibitnya umumnya didatangkan dari luar negeri. Sebelum disemaikan, sebaiknya biji seledri direndam dalam air dengan suhu 50° C selama 15 menit untuk merangsang perkecambahan. Gambar 102. Penampang tangkai daun dari seledri tangkai Benih-benih ini kemudian ditaburkan pada alur-alur dalam kotak atau bedeng persemaian. Jarak antaralur 2 cm dan dalamnya 1 cm. Alur lalu ditutup 274 setipis mungkin dengan tanah agar mudah berkecambah. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah dilakukan sebelum tanaman di persemaian dipindahkan ke lahan. Tanah dibajak atau dicangkul, diberi pupuk kandang sebanyak 15 ton/ha, digemburkan, serta dibuat bedengan-bedengan. Lebar bedengan lm dan panjangnya disesuaikan dengan keadaan lahan. Bedengan-bedengan itu kemudian disiram dengan air secukupnya, lalu didiamkan selama seminggu sehingga reaksi-reaksi di dalam tanah menjadi stabil. Hama dan Penyakit Hama Hama yang sering menyerang pertanaman seledri adalah sebagai berikut. Nematoda Bagian tanaman yang diserang adalah akar sehingga tampak berbintil-bintil besar atau kecil. Keadaan ini akan mengganggu aktivitas akar dalam penyerapan air dan unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman. Serangan yang berat pada saat tanaman muda dapat menyebabkan tanaman tumbuh kerdil. Hama ini dapat dikendalikan dengan insektisida Curacron dengan dosis 1,3 cc/liter air. Kutu Daun (Aphid) Penanaman Setelah berumur 2 minggu, bibit seledri sudah dapat dipindahkan ke bedengan yang telah disiapkan. Jarak tanam yang digunakan tergantung jenisnya, tetapi umumnya digunakan jarak tanam (40 x 40) cm. Hama ini menimbulkan kerusakan pada daun. Daun muda yang terserang menjadi kuning dan akhirnya mengering. Akibatnya, pertumbuhan tanaman terhambat. Hama ini dapat diberantas dengan insektisida Basudin 60 EC dengan dosis 2 cc/1 air. Pemeliharaan Penyakit Pemupukan Selain penggunaan pupuk kandang sebagai pupuk dasar, tanah juga perlu diberi pupuk susulan berupa pupuk buatan, yaitu urea 435 kg/ha, TSP 400 kg/ha, dan KCl 300 kg/ha. Penyakit pada seledri berupa bercak-bercak klorosis dan nekrosis yang bisa meluas pada daun dan tangkai daun. Pada bagian yang mengalami nekrosis tampak bintik-bintik hitam. Sedangkan pada tangkai daun bercak cokelat tampak memanjang. Penyakit ini 275 dinamakan late night yang disebabkan oleh cendawan Septoria sp. Penyakit lain yang juga sering menyerang adalah bakterial soft rot yang disebabkan oleh Erwinia carotovora. Penyakit ini dapat dikendalikan dengan penyemprotan Dhitane dengan dosis 1,5 g/1 air. Namun, jika tanaman telah terserang, sebaiknya dicabut dan dimusnahkan. g.Panen dan Pasca Panen Seledri mulai dapat dipanen pada umur 6-8 minggu setelah tanam. Yang dipanen adalah daun yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Parsley dapat dipanen beberapa kali hingga mencapai umur maksimum 5 bulan, biasanya satu tanaman dapat dipanen 68.helai daun. Sedangkan celery dengan cara dipotong. dipanen 276 9.6.8. Teknik Budidaya Wortel dimakan mentah terasa renyah dan agak manis. b.Syarat Tumbuh Wortel merupakan tanaman subtropis yang memerlukan suhu dingin (22-24° C), lembap, dan cukup sinar matahari. Di Indonesia kondisi seperti itu biasanya terdapat di daerah berketinggian antara 1.2001.500 m dpl. Family Apiaceae a.Deskripsi Sayuran ini sudah sangat dikenal masyarakat Indonesia dan populer sebagai sumber vit. A karena memiliki kadar karotena (provitamin A). Selain itu, wortel juga mengandung vit. B, vit. C, sedikit vit. G, serta zat-zat lain yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Sekarang wortel sudah dapat ditanam di daerah berketinggian 600 m dpl. Dianjurkan untuk menanam wortel pada tanah yang subur, gembur dan kaya humus dengan pH antara 5,56,5. Tanah yang kurang subur masih dapat ditanami wortel asalkan dilakukan pemupukan intensif. Kebanyakan tanah dataran tinggi di Indonesia mempunyai pH rendah. Bila demikian, tanah perlu dikapur, karena tanah yang asam menghambat perkembangan umbi. Pedoman Budidaya Sosok tanamannya berupa rumput dan menyimpan cadangan makanannya di dalam umbi. Mempunyai batang pendek, berakar tunggang yang bentuk dan fungsinya berubah menjadi umbi bulat dan memanjang. Umbi berwarna kuning kemerahmerahan, berkulit tipis, dan jika Pengolahan Tanah Tanah yang akan ditanami wortel diolah sedalam 30-40 cm. Tambahkan pupuk kandang sebanyak 1,5 kg/m2 agar tanah cukup subur. Bila tanah termasuk miskin unsur hara dapat ditambahkan pupuk urea 100 kg/ha, TSP 100 kg/ha, dan KCl 30 kg/ha. 277 Selanjutnya dibuatkan bedengan selebar 1,5-2 m dan panjangnya disesuaikan dengan lahan. Tinggi bedengan di tanah kering adalah 15 cm, sedangkan untuk tanah yang terendam, tinggi bedengan dapat lebih tinggi lagi. Di antara bedengan perlu dibuatkan parit selebar sekitar 25 cm untuk memudahkan penanaman dan pemeliharaan tanaman. Penanaman Kebutuhan benih wortel adalah 15-20 g/10 m2 atau 15-20 kg/ha. Benih wortel yang baik dapat dibeli di toko-toko tanaman atau membenihkan sendiri dari tanaman yang tua. J Jika tanaman telah tumbuh (antara 10-14 hari), jerami atau daun pisang segera diangkat. Pemeliharaan Penyiraman Setelah tanaman tumbuh segera dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan pertama adalah penyiraman yang dapat dilakukan sekali sehari atau dua kali sehari jika udara sangat kering. Cara pemberian air yang lain ialah dengan jalan menggenangi parit di antara bedengan. Cara seperti ini dapat dilakukan bila terdapat saluran drainase. Penjarangan ika membeli, pilihlah benih yang telah bersertifikat. Benih wortel dapat langsung disebarkan tanpa disemai dahulu. Sebelumnya, benih direndam dalam air sekitar 12-24 jam untuk membantu proses pertumbuhan. Kemudian, benih dicampur dengan sedikit pasir, lalu digosok-gosokkan agar benih mudah disebar dan tidak melekat satu sama lain. Benih ditabur di sepanjang alur dalam bedengan dengan bantuan alat penugal, lalu benih ditutupi tanah tipis-tipis. Tanaman yang telah tumbuh harus segera diseleksi. Caranya cabutlah tanaman yang lemah atau kering, tinggalkan tanaman yang sehat dan kokoh. Tindakan ini sekaligus diikuti dengan penjarangan yang berguna untuk memberikan jarak dalam alur dan menjaga tercukupinya sinar matahari sehingga tanaman tumbuh subur. Penjarangan menghasilkan alur yang rapi berjarak antara 5- 10 cm. Pemupukan Berikutnya, bedengan segera ditutup dengan jerami atau daun pisang untuk menjaga agar benih tidak hanyut oleh air. Pemeliharaan selanjutnya adalah pemupukan yang sudah dapat dilakukan sejak tanaman berumur dua minggu berupa 50 kg Urea/ha, disusul pemberian 278 kedua (1 atau 1,5 bulan kemudian) berupa urea sebanyak SO kg/ha dan KCl 20 kg/ha. Dosis dapat berubah sesuai kondisi tanah dan rekomendasi pemupukan yang ada. Cara pemupukan adalah dengan menaburkan pupuk pada alur sedalam 2 cm yang dibuat memanjang berjarak sekitar 5 cm dari alur tanaman. Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pendangiran. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung. Hama dan Penyakit Hama Ada beberapa hama yang penting diketahui karena sering menyerang tanaman wortel di Indonesia, di antaranya sebagai berikut. Manggot-manggot (Psila rosae) Umbi wortel yang terserang memperlihatkan gejala kerusakan (berlubang dan membusuk) akibat gigitan pada umbi. Penyebab kerusakan ini adalah sejenis lalat wortel yang disebut manggot-manggot (Psila rosae). Periode aktif perusakan adalah saat larva lalat ini memakan umbi selama 5-7 minggu sebelum berubah menjadi kepompong. Umbi yang telah terserang tidak dapat di perbaiki, sebaiknya dicabut dan dibuang. Pencegahannya, saat tanaman wortel masih muda disiram dengan larutan Polydo120 g dicampur air sebanyak 100 liter. Untuk lebih meyakinkan hasilnya, pemberian Polydol diulangi lagi 10 hari kemudian. Semiaphis dauci Serangan hama ini ditandai dengan terhentinya pertumbuhan, tanaman menjadi kerdil, daun-daun menjadi keriting, dan dapat menyebabkan kematian. Hama ini umumnya menyerang tanaman muda sehingga menyebabkan kerugian besar. Hama perusak ini adalah serangga berwarna abu-abu bernama Semiaphis dauci. Pemberantasan dan pengendaliannya dilakukan dengan menyemprotkan Polydol 20 g dicampur air 100 liter. Atau dapat pula menggunakan Metasyttox 50 g dicampur air 100 liter. Penyakit Penyakit tanaman wortel yang dianggap penting antara lain sebagai berikut. Bercak daun cercospora Penyakit ini ditandai dengan bercak-bercak bulat atau memanjang yang banyak 279 terdapat di pinggir daun sehingga daun mengeriting karena bagian yang terserang tidak sama pertumbuhannya dibanding bagian yang sehat. Penyebab penyakit ini adalah jamur Cercospora carotae (Pass). Penyebarannya dibantu oleh angin. Bagian tanaman yang lebih dahulu terserang adalah daun muda. Pengendaliannya dengan menanam biji yang sehat, menjaga sanitasi, tanaman yang telah terserang dicabut dan dipendam, serta pergiliran tanaman. Cara pengendalian yang lain adalah dengan menyemprotkan fungisida yang mengandung zineb dan maneb, yaitu Velimex 80 WP sebanyak 2-2,5 g/1 dengan volume semprot 400-800 1/ha. Busuk hitam (hawar daun) Gejala penyakit ini ditandai dengan bercak-bercak kecil berwarna cokelat tua sampai hitam bertepi kuning pada daun. Bercak dapat membesar dan bersatu sehingga mematikan daun-daun (menghitam). Tangkai daun yang terinfeksi menyebabkan terjadinya bercak memanjang berwarna seperti karat. Gejala pada akar baru tampak setelah umbi akar disimpan. Pada akar timbul bercak berbentuk bulat dan tidak teratur, agak mengendap dengan kedalaman sekitar 3 mm. Jaringan yang busuk berwarna hitam kehijauan sampai hitam kelam. Terkadang timbul pula kapang kehitaman pada permukaan bagian yang busuk. Penyebab penyakit ini adalah jamur Alternaria dauci yang semula disebut Macrosporium carotae. Pengendaliannya dengan pergiliran tanaman, sanitasi, penanaman benih yang sehat, dan membersihkan tanaman yang telah terserang (dicabut dan dipendam atau dibakar). Dapat juga digunakan fungisida, misalnya Velimex 80 WP sebanyak 2-2,5 g/1 dengan volume semprot 400-800 1/ha. Panen dan Pasca Panen Wortel dapat dipanen setelah 100 hari tergantung dari jenisnya. Pemanenan tidak boleh terlambat karena umbi akan semakin mengeras (berkayu) sehingga tidak disukai konsumen. Cara pemanenan dilakukan dengan jalan mencabut umbi beserta akarnya. Untuk memudahkan pencabutan sebaiknya tanah digemburkan dahulu. Pemanenan sebaiknya dilakukan pagi hari agar dapat segera dipasarkan. 280 9.7 BUDIDAYA TANAMAN BUAH-BUAHAN a. PENDAHULUAN Susunan morfologi buah-buahan tropika sangat beraneka ragam. Didalamnya termasuk 16 suku untuk buah-buahan. Meskipn pada hakekatnya hanya ada dua tipe dasar buah-buahan berdaging, yaitu buah buni dan buah batu, namun dalam susunan anatominya menjadi lebih sulit, bila yang dihadapi adalah buah majemuk. Meskipun adanya susunan anatomi buah-buahan beraneka ragam, generalisasi mengenai sifat-sifat fisik, tekstur dan anatominya masih mungkin dilakukan. Beberapa dari sifatsifat itu sangat khas untuk daerah tropis seperti Indonesia, seperti pada Tabel 12 berikut b. Klasifikasi Buah-buahan Perkembangan buah-buahan berasal dari segregasi daun daun buah yang terpisah-pisah menjadi satu unit. Tanaman buah-buahan dapat diklasifikasikan atas beberapa cara. Berdasarkan botaninya tanaman buah-buahan diklasifikasikan atas dua kelompok yaitu kelompok herba dan kelompok tanaman berkayu. Klasifikasi lainnya tanaman buah adalah pembagian berdasarkan tekstur buahnya yang terdiri dari buah sukulen dan tidak sukulen. Ada juga yang membagi tanaman buah-buahan atas dua kelompok yaitu buah berair dan buah kering. 281 Tabel 15 Klasifikasi buah-buahan menurut kedudukan sistematik, tipe dan pemanfaatan Suku Buah Nama Ilmiah Anacardi um occi dentale L. Tipe deskripsi Anacardi aceae Jambe mete Buah keras Buah kurung berkayu terdapat pada tangkai yang membengkak Mangga Mangifer a indica. L Buah batu berda ging Kulit luar seperti belulang, kulit tengah tebal berdaging, kulit dalam keras seperti batu dengan membran tipis seperti kertas di sebelah dalamnya. Srikaya Annona squamo sa L Buah Ganda Tiap penyusun buah buni Sirsat Annon a muric ata L Buah Ganda Besar, berdaging dengan kulit luar lunak berduri, Buah ganda, tersusun atas sejumlah buah buni yang tergabung menjadi satu disertai daun-daun pelindung dan sumbu bunganya Bromelia ceae Nenas Ananas comosus Buah maje muk semu Kumpulan buah buni menjadi satu, buah termasuk daun-daun pelindung dan daun-daun tenda bunganya. Bombaca ceae Durian Durio zibethinu sL Buah kotak sejati Besar, kulit tebal, berduri keras, tajam. Pecah dengan membelah ruang Carica ceae Papaya Carica papa ya L Buah buni Kulit luar tipis, d a g i n g b u a h t e bal dengan rongga besar di tengah, berasal dari bakal buah yang menumpang. Annonac eae berupa 282 Cucurbita ceae Semangka Citrullus vulgaris Schra d Buah menti mun (pepo) Modifikasi buah buni yang bera s a l dari bakal buah yang t e n g ge l a m dengan dinding daun buah yang tebal berdaging, termasuk sebagian jaringan dasar buahnya. Guttife rae Blewah, garbis Manggistan Buah buni Kulit buah tebal namun mudah dipecah, biji dengan salut berdaging yang rasanya manis Luura ceae Alpukat Cucumis melo L Garcinia mango stana L. Persea ameri cans Buah buni Kulit luar agak tebal, kulit tengah tebal berdaging lunak dengan lapisan kulit dalam tipis berbatasan dengan kulit biji. Melta ceue Langsat Lansium domestic um Corr. Sandoric um koetja Buah buni Kulit luar seperti belulang, biji lunak berair Buah buni Kulit luar bersatu dengan kulit tengah, biji dengan salut berdaging dan berserabut Fig Ficus carica L Buah semu Maje muk Nangka Art ocar pus Integra L Buah maje muk Kulit luar dan tengah menjadi satu dengan salut biji berserabut. Buah berasal dari ibu tangkai bungs yang membengkok dan berbentuk periuk dengan biji-biji di dalamnya. Sangat besar, kulit luar berduri, kulit tengah clan kulit dalam menjadi satu lapisan tebal, berbau tajam, kaya akan getah. Pisang Musa paradisia ca L.var sapien tum Buah buni Sentul, kecapi Mora ceae Musa ceae Buah tersusun tandan dalam 283 Myrta ceae Passijlor aceue Duwet jamblang Syzigium cuminum Skeels. Buah buni Buah berwarna ungu tua, berkelompok, dengan kadar zat p e n y a m a k d a n a n t o s i a n y a n g tinggi. Jambu biji Psidium guajava L Buah buni Kulit luar buah tidak n y a t a batasnya Jambu kaget Eugenia javanica. Lam Buah buni Buah berbentuk kcrucut dengan kulit luar berpori Buah buni Kulit luar tebal, dengan tepi seperti cangkang yang rapuh Buah negri, markisah Passiflor a edulis Sims. Ros aceae Artie Fragraria vesca L. Rufaceae Jeruk manis Citrus sinensis Osb. Sapindac eae Rambutan Nephe lium lappa- Buah semu ganda Buah jeruk Buah buni Kumpulan buah , terutama ter diri alas clasar bungs yang menjadi tebal berdaging, dengan di b a g i a n l u a r b a n y a k b u a h kurung kecil-kecil Modifikasi buah buni dengan kulit dalam yang tebal. Kulit buah seperti belulang den g a n d u r i d u r i l u n a k , s a l u t buah berair. ceum L. Sapola ceae Kenitu, sawo beludru Sawo manila Chrysop hyllum cainito.L Achras zapota L. Buah buni Buah buni Kulit dalam b e r d a g i n g , b e r air, kaya akan getah. Kulit tengah clan kulit dalam bersatu 284 9.7.1. Teknik Budidaya Rambutan a. Nama Lain Rambutan - English: rambutan Thai: ngoh, phruan Malaysian Aborigine: nert, gente Indonesia dan Malaysia: rambutan Cambodia: saaw maaw Vietnam: chom chom, vai tieu Chinese (Cantonese): hooun mo daon; (putonghua): shau tsz Nama Ilmiah Species: Nephelium lappaceum L. var. lappaceum Famili: Sapindaceae (Soapberry) Tumbuhan tropis ini memerlukan iklim lembab dengan curah hujan tahunan paling sedikit 2000 mm. rambutan merupakan tanaman dataran rendah hingga ketinggian 300-600 mdpl. Biasanya tumbuhan ini tingginya antara 15-25 m, bercabangcabang, dan daunnya berwarna hijau. Buah bentuknya bulat lonjong, panjang 3-5 cm dengan duri temple (rambut) lemas sampai kaku. Kulit buah berwarna hijau, dan menjadi kuning atau merah kalau sudah masak. Dinding buah tebal. Biji berbentuk elips, terbungkus daging buah berwarna putih transparan yang dapat dimakan dan banyak mengandung air. Rasanya bervariasi dari masam sampai manis. Kulit biji tipis berkayu. Umumnya rambutan berbunga pada akhir musim kemarau dan membentuk buah pada musim hujan, sekitar November sampai Februari. b. Mengenal Rambutan Rambutan (Nephelii lappacei) banyak ditanam sebagai pohon buah, terkadang ditemukan sebagai tumbuhan liar,terutama di luar Jawa. Rambutan juga mempunyai banyak jenis di antaranya Ropiah, Si Macan, Si Nyonya, Lebak Bulus dan Binjei. Perbanyakan melalui biji, tempelan tunas, dan mencangkok. 285 c. Jenis-jenis Rambutan Dari survey yang telah dilakukan terdapat 22 jenis rambutan baik yang berasal dari galur murni maupun hasil okulasi atau penggabungan dari dua jenis dengan galur yang berbeda. kenyal, ngelotok dan daging buahnya tebal, dengan daya tahan dapat mencapai 6 hari setelah dipetik. - Rambutan Aceh Lebak bulus pohonnya tinggi dan lebat buahnya dengan hasil rata-rata 160-170 ikat per pohon, kulit buah berwarna merah kuning, halus, rasanya segar manisasam banyak air dan ngelotok daya simpan 4 hari setelah dipetik, buah ini tahan dalam pengangkutan. - Rambutan Cimacan, kurang lebat buahnya dengan rata-rata hasil 90170 ikat perpohon, kulit berwarna merah kekuningan sampai merah tua, rambut kasar dan agak jarang, rasa manis, sedikit berair tetapi kurang tahan dalam pengangkutan. - Rambutan Binjai yang merupakan salah satu rambutan yang terbaik di Indonesia dengan buah cukup besar, dengan kulit berwarna merah darah sampai merah tua rambut buah agak kasar dan jarang, rasanya manis dengan asam sedikit, hasil buah tidak selebat aceh lebak bulus tetapi daging buahnya ngelotok. Ciri-ciri yang membedakan setiap jenis rambutan dilihat dari sifat buah (dari daging buah, kandungan air, bentuk, warna kulit, panjang rambut). Gambar 103 Aneka jenis buah rambutan berdasarkan besar kecilnya biji Dari sejumlah jenis rambutan diatas hanya beberapa varietas rambutan yang digemari orang dan dibudidayakan dengan memilih nilai ekonomis relatif tinggi diantaranya: - Rambutan Rapiah buah tidak terlalu lebat tetapi mutu buahnya tinggi, kulit berwarna hijau-kuningmerah tidak merata dengan beramut agak jarang, daging buah manis dan agak kering, 286 Rambutan Sinyonya, jenis rambutan ini lebat buahnya dan banyak disukai terutama orang Tionghoa, dengan batang yang kuat cocok untuk diokulasi, warnakulit buah merah tua sampai merah anggur, dengan rambut halus dan rapat, rasa buah manis asam, banyak berair, lembek dan tidak ngelotok. Rambutan ini ditanam untuk diambil buahnya yang dapat dikonsumsi dalam bentuk segar atau dibuat sirop. d. Kandungan dan Manfaat Buah ini mengandung karbohidrat, protein, lemak, fosfor, besi, kalsium dan vitamin C. Tanaman ini diduga berasal dari daerah tropis mungkin Malaysia atau Indonesia, yang kemudian menyebar sampai ke China (Yunnan dan Hainan). Kulit buah mengandung tanin dan saponin. Biji mengandung lemak dan polifenol. Asal kata rambutan Istilah rambutan diperoleh dari bahasa Melayu kata " rambut", yang artinya mengurai. Buahnya beranekabentuk ada yang bulat, oval dengan warna yang menarik seperti, merah, oranye, merah muda, atau kuning. - Daun mengandung tannin dan saponin. Kulit batang mengandung tannin, saponin, flavonida, pectic substance, dan zat besi. Bagian tumbuhan ini juga dapat digunakan sebagai obat. Yang dapat digunakan sebagai obat adalah kulit buah digunakan untuk mengatasi disentri dan demam, kulit kayu digunakan untuk mengatasi sariawan, daun digunakan untuk mengatasi diare dan menghitamkan rambut, akar digunakan untuk mengatasi demam, dan biji digunakan untuk mengatasi kencing manis (diabetes mellitus). Daging buahnya mengandung saponin yang dapat digunakan sebagai obat demam, tunas muda digunakan untuk menghasilkan suatu warna hijau pada sutera e. Asal usul rambutan f. Status Produksi Pada tahun 1987/88 luar areal pertanaman rambutan mencapai 71,150 hektar di Thailand (dengan produksi 448,500 ton); 43,000 hektar lebih di Indonesia (dengan produksi 199,200 ton); 20,000 hektar di Malaysia ( dengan produksi 57,000 ton) dan 500 hektar di Filipina. Umumnya rambutan masa panennya pada bulan Februari sampai September,dengan panen rayanya (periode puncak) antara bulan Mei dan Agustus. 287 Thailand telah mengekspor rambutan segar dan rambutan kalengan ke Asia dan NegaraNegara Eropah. Pada tahun 1983 nilai ekspor buah ini sekitar US$179,000 dibandingkan dengan US$2,430,000 untuk rambutan kalengan. Iklim g. Komposisi buah rambutan Dalam budidaya rambutan angin berperan dalam penyerbukan bunga. Intensitas curah hujan yang dikehendaki oleh pohon rambutan berkisar antara 1.5002.500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun Kandungan 100 g daging rambutan terdiri atas 82.1% air, 0.9% protein, 0.3% lemak, 0.3%serat kasar, 2.8 g glukosa, 3.0 g fructose, 9.9 g sucrose, 2.8 g serat, 0.05% asam malat, 0.31% vitamin C, 0.5 mg niacin, 15 mg zat kapur, 0.1 per 2.5 mg besi, 70 mg vitamin C, 0.01 mg thiamine, 0.07 mg riboflavin, 140 mg kalium, 2 mg natrium dan 10 mg magnesium. Sinar matahari harus dapat mengenai seluruh areal penanaman sejak dia terbitsampai tenggelam, intensitas pancaran sinar matahari erat kaitannya dengan suhu lingkungan. Tanaman rambutan akan dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 250C yang diukur pada siang hari. h. Syarat Tumbuh Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna (kempes). Ekologi Rambutan adalah suatu pohon buah-buahan tropis yang tumbuh baik pada kisaran suhu antara 22C ke 35C, dengan curah hujan 2000 sampai 3000 mm. Tanaman ini tidak teradaptasi dengan suhu rendah, pada suhu 4C tanaman ini menggugurkan daun . Jenis tanah yang disukai adalah tanah liat dengan pH 5 sampai 6.5. Kelembaban udara yang dikehendaki cenderung rendah karena kebanyakan tumbuh di dataran rendah dan sedang. Apabila udara mempunyai kelembaban yang rendah, berarti udara kering karena miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman rambutan. 288 Media Tanam Rambutan dapat tumbuh baik pada lahan yang subur dan gembur serta sedikit mengandung pasir, juga dapat tumbuh baik pada tanah yang banyak mengandung bahan organik ataui pada tanah yang keadaan liat dan sedikit pasir. Pada dasarnya tingkat/derajat keasaman tanah (pH) tidak terlalu jauh berbeda dengan tanaman perkebunan lainnya di Indonesia yaitu antara 6-6,7 dan kalau kurang dari 5,5 perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu. Kandungan air dalam tanah idealnya yang diperlukan untuk penanaman pohon rambutan antara 100-150 cm dari permukaan tanah. Pada dasarnya tanaman rambutan tidak tergantung pada letak dan kondisi tanah, karena keadaan tanah dapat dibentuk sesuai dengan tata cara penanaman yang benar (dibuatkan bedengan) sesuai dengan petunjuk yang ada. Ketinggian Tempat Rambutan dapat tumbuh subur pada dataran rendah dengan ketinggian antara 30-500 m dpl. Pada ketinggian dibawah 30 m dpl rambutan dapat tumbuh namun tidak begitu baik hasilnya. Teknik perbanyakan ini dilakukan dengan menyemai terlebih dahulu benihnya yang merupakan sumber batang bawah, kemudian setelah 2 bulan ditempelkan mata tunas. i. Pedoman Teknis Budidaya 1. Pembibitan Persyaratan Benih Benih yang diambil biasanya dipilih dari benih-benih yang disukai oleh masyarakat konsumen antara lain: Rambutan Rapiah, Rambutan Aceh, Lebak bulus, Rambutan Cimacan, Rambutan, Rambutan Sinyonya. Penyiapan Benih Persiapan benih biji yang dipergunakan sebagai pohon pangkal setelah buah dikupas dan diambil bijinya dengan jalan fermentasi biasa (ditahan selama 1-2hari) sesudah itu di angin-anginkan selama 24 jam (sehari semalam) dan biji siap disemaikan. Disamping itu dapat pula direndam dengan larutan asam dengan perbandingan 1:2 dari air dan larutan asam yang terdiri dari asam chlorida (HCl)25% atau Asam Sulfat (H2S04) BJ = 1.84, caranya direndam selama 15 menit kemudian dicuci dengan air tawar yang bersih sebanyak 3 kali berulang dengan air yang mengalir selama 10 289 menit dan dianginkan selama 24 jam. - Untuk menambah kesuburan dapat diberi pupuk hijau, kompos/pupuk kandang yang sudah matang. Untuk menghidari jamur biji dapat dibalur dengan larutan Dithane 45, Attracol 70 WP atau fungisida lainnya. Pemeliharaan Teknik Penyemaian Benih Pembibitan/Penyemaian Tempat penyemaian benih dipilih lahan yang gembur dan mudah mendapat pengairan serta mudah dikeringkan disamping itu mudah diawasi. Setelah bibit berkecambah dan telah berumur 1-1,5 bulan kecambah dipindah ke bedeng pembibitan. Sebelum dilakukan penyemaian terlebih dahulu dilakukan persiapan tempat persemaian seperti: - - - Mencangkul tanah sedalam 20-30 cm sambil dibersihkan dari rumputrumput, batu-batu dan sisa pepohonan dan benda keras lainnya. Kemudian tanah dihaluskan sehingga menjadi gembur dan buatkan bedeng-bedeng yang berukuran 1-1,5 m lebar dan tinggi sekitar 30 cm, panjang disesuaikan dengan luas pekarangan/persawahan. Letak bedengan membujur dari Utara ke Selatan, supaya mendapatkan banyak sinar matahari. Bagian atas bedeng diberi atap pelindung Pada saat ini penyiraman cukup 1 kali tiap pagi hari dengan menggunakan "gembor" supaya merata dan tidak merusak bedengan dan diusahakan air dapat menembus sedalam 3-4 cm dari permukaan. Kemudian dilakukan pendangiran bedengan supaya tetap gembur dan dilakukan setiap 2-3 minggu sekali, rumput yang tumbuh disekitarnya supaya disiangi, hindarkan dari serangan hama dan penyakit. Jika umur bibit telah berumur kurang lebih 1 tahun setelah itu dapat dilakukan pengokulasian dengan sistem Fokkert yang sudah disempurnakan. Caranya adalah: - Daun-daun pada pohon induk dirontokkan. - Kemudian siapkan tempat untuk penempelan mata kulit, 290 dengan menyayat kulit batang pohon induk - Tempelkan mata pada pohon induk, ikat dengan tali rafia, biarkan sampai mata kulit itu tumbuh tunas - Setelah tunas asli tumbuh dan sehat maka pohon induk yang telah ditempel dipangkas, kemudian rawat dengan penyiraman 2 kali sehari dan mendangir serta membersihkan rumputrumput yang ada disiangi, kemudian dapat juga diberi pupuk urea 10 gram untuk tiap 1 m² untuk 25 tanaman rambutan. dipotong separuh serta keping yang menempel dibiarkan sebab berfungsi sebagai cadangan makanan sebelum dapat menerima makanan dari tanah yang baru. - 2. Pemindahan Bibit Cara pemindahan bibit yang telah berkecambah atau di cangkok maupun diokulasi dapat dengan cara sebagai berikut: - - - mencungkil/membuka plastik yang melekat pada media penanaman dengan cara hati-hati jangan sampai akar menjadi rusak. agar pertumbuhan akar lebih banyak maka dalam penanaman kembali akar tunggangnya dipotong sedikit Untuk menjaga penguapan maka daun Kemudian bibit ditanam pada bedeng pembibitan dengan jarak 30-40 cm dan ditutupi dengan atap yang dipasang miring lebih tinggi di Timur dengan harapan dapat lebih banyak kena sinar mata hari pagi. 3. Pengolahan Media Tanam - Persiapan Pilihlah tanah yang subur, hindari tanah yang terlampau liat dan tidak memiliki sirkulasi yang baik, hendaknya topografinya rata. Akan tetapi pada daerah perbukitan (miring) jika tanahnya subur dapat digunakan dengan cara membuat sengkedan (teras) pada bagian yang curam. Kemudian untuk menggemburkan tanah perlu dibajak atau cukup dicangkul dengan kedalaman sekitar 30 cm secara merata. - Pembukaan Lahan Tanah yang akan dipergunakan untuk kebun rambutan dibebaskan dari tanaman pengganggu seperti semaksemak dan rerumputan dibuang 291 dan benda-benda disingkirkan kemudian dibajak/dicangkul. keras tanah Bila bibit berasal dari cangkokan pengolahan tanah tidak perlu terlalu dalam tetapi kalau dari hasil okulasi perlu pengolahan yang cukup dalam. kemudian diberikan pupuk kandang sebanyak 25 kg (kurang lebih 1 blek) dan setelah 1 minggu lahan baru siap untuk ditanami bibit rambutan yang telah jadi. 4.Teknik Penanaman - Penentuan Pola Tanaman Kemudian dibuatkan saluran air selebar 1 meter dan kedalamnya disesuaikan dengan kedalaman air tanah. Hal ini berguna untuk mengatasi sistem pembuangan air yang kurang lancar. Tanah yang kurus dan kurang humus atau tanah cukup liat diberikan pupuk organik. -Pengapuran Pada dataran yang berasal dari tambak dan juga dataran yang baru terbentuk tidak bisa ditanami, selain tanah masih bersifat asam juga belum terlalu subur, setelah lobang-lobang itu digali dengan ukuran penanaman di pekarangan dan dasarnya ditaburkan kapur sebanyak 0,5 liter untuk setiap lobang guna menetralkan pH tanah hingga mencapai 6-6,7 sebagai syarat tumbuhnya tanaman rambutan, setelah 1 minggu dari penaburan kapur diberi pupuk kandang supaya tanah menjadi subur. Penyiapan pohon pangkal sebaiknya melalui proses perkecambahan kemudian ditanam dengan jarak 10 x 10 cm setelah berkecambah dan berumur 1-1,5 bulan atau telah tumbuh daun sebanyak 3 helai maka bibit/zaeling dapat dipindahkan pada bedeng ke dua dengan jarak 1-14 meter. Untuk menghindari sengatan sinar matahari secara langsung dibuat atap yang berbentuk miring lebih tinggi ke Timur dengan maksud supaya mendapatkan sinar matahari pagi hari secara penuh. Persiapan lahan Rambutan biasa ditanam di pekarangan atau secara kebun. Jarak tanam 10 - 14 m. Ukuran lobang 60 x 60 x 60 cm. Waktu membuat lobang tanah galian bagian atas diangkat ke sebelah kanan lobang, tanah galian bagian bawah ke sebelah kiri lobang. Pemupukan Pembuatan Lubang Tanaman Setelah jangka waktu 1 minggu dari pemberian kapur pada lubang-lubang yang ditentukan Pembuatan lubang pada bedeng-bedeng yang telah siap untuk tempat penanaman bibit 292 rambutan yang sudah jadi dilakukan setelah tanah diolah secara matang kemudian dibuat lobang-lobang dengan ukuran 1 x 1 x 0,5 m yang sebaiknya telah dipersiapkan 3-4 pekan sebelumnya dan pada waktu penggalian tanah yang diatas dan yang dibawah dipisahkan yang nantinya dipergunakan untuk penutup kembali lubang yang telah diberi tanaman, sedangkan jarak antar lubang sekitar 12-14 m. Cara Penanaman Setelah berlangsung selama 2 pekan lubang ditutup dengan susunan tanah seperti sedia kala dan tanah yang bagian atas dikembalikan setelah dicampur dengan 3 blek (1 blek kurang lebih 20 liter) pupuk kandang yang sudah matang, dan kirakira 4 pekan dan tanah yang berada di lubang bekas galian tersebut sudah mulai menurun baru rambutan ditanam dan tidak perlu terlalu dalam secukupnya, maksudnya batas antara akar dan batang rambutan diusahakan setinggi permukaan tanah yang ada disekelilingnya. Perawatan Pada awal penanaman di kebun perlu diberi perlindungan yang rangkanya dibuat dari bambu/bahan lain dengan dipasang posisi agak tinggi disebelah Timur, agar tanaman mendapatkan lebih banyak sinar matahari pagi dari pada sore hari, dan untuk atapnya dapat dibuat dari kelapa/tebu. daun nipah, Sebaiknya penanaman dilakukan pada awal musim penghujan, agar kebutuhan air dapat dipenuhi secara alamiah. 5. Pemeliharaan Tanaman Penjarangan dan Penyulaman Karena kondisi tanah telah gembur dan mudah tanaman lain akan tumbuh kembali terutama Gulma (tanaman pengganggu), seperti rumput-rumputan dan harus disiangi sampai radius 1-2 m sekeliling tanaman rambutan. Apabila bibit tidak tumbuh dengan baik segera dilakukan penggantian dengan bibit cadangan. Perempalan Agar supaya tanaman rambutan mendapatkan tajuk yang rimbun, setelah tanaman berumur 2 tahun segera dilakukan perempelan/ pemangkasan pada ujung cabang-cabangnya. Disamping untuk memperoleh tajuk yang seimbang juga berguna memberi bentuk tanaman, memperbanyak dan mengatur produksi agar tanaman tetap terpelihara. Pemangkasan juga perlu dilakukan setelah masa panen buah berakhir dengan harapan muncul tajuk-tajuk baru sebagai tempat munculnya bunga baru 293 pada musim berikutnya dan hasil berikutnya dapat meningkat. Pemupukan - - Untuk menjaga agar kesuburan lahan tanaman rambutan tetap stabil perlu diberikan pupuk secara berkala dengan aturan: a) Pada tahun ke 2 setelah penanaman bibit diberikan pada setiap pohon dengan campuran 30 kg pupuk kandang, 50 kg TSP, 100 gram Urea dan 20 germ ZK dengan cara ditaburkan disekeliling pohon/dengan jalan menggali disekeliling pohon sedalam 30 cm selebar antara 40-50 cm, kemudian masukkan campuran tersebut dan tutup kembali dengan tanah galian sebelumnya. Tahun berikutnya perlu dosis pemupukan perlu ditambah dengan komposisi 50 kg pupuk kandang, 60 kg TSP, 150 gr Urea dan 250 gr ZK dengan cara pemupukan yang sama, apabila menggunakan pupuk NPK maka perbandingannya 15:15:15 dengan ukuran diantara 75-125 kg untuk setiap ha, dan bila ditabur dalam musim hujan dan dengan komposisi 250-350 kg apabila dilakukan saat awal musim penghujan. Pengairan dan Penyiraman Selama dua minggu pertama setelah bibit yang berasal dari cangkokan/okulasi ditanam, penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari, pagi dan sore. Dan minggu-minggu berikutnya penyiraman dapat dikurangi menjadi satu kali sehari. Apabila tanaman rambutan telah tumbuh dan benar-benar kuat frekuensi penyiraman bisa dikurangi lagi yang dapat dilakukan saat-saat diperlukan saja. Dan bila hujan turun terlalu lebat diusahakan agar sekeliling tanaman tidak tegenang air dengan cara membuat lubang saluran untuk mengalirkan air. Pembentukan bentuk pohon: Setelah tanaman berumur 2 tahun ujung-ujung tanaman dipotong. Pemotongan dimaksudkan untuk menguatkan cabang yang akan dijadikan batang pokok. Selanjutnya tunas tunas yang tumbuh tidak beraturan, tumbuh ke dalam, harus dibuang. Pemangkasan juga dilakukan sesudah pemanenan buah. 294 6) Pengendalian penyakit dan Gulma Hama Guna mencegah kemungkinan tumbuhnya penyakit/hama karena kondisi cuaca/hewanhewan perusak maka perlu dilakukan penyemprotan pestisida umumnya dilakukan antara 15-20 hari sebelum panen dan juga apabila kelembaban udara terlalu tinggi akan tumbuh cendawan, apabila musim penghujan mulai tiba perlu disemprot fungisida beberapa kali selama musim hujan pestisida dan insektisida Hama pada Daun Hama tanaman rambutan berupa serangga seperti semut, kutu, kepik, kalong dan bajing serta hama lainya seperti, keberadaan serangga ini dipengaruhi faktor lingkungan baik lingkungan biotik maupun abiotik. Misal: ulat penggerek buah (Dichocricic punetiferalis) warna kecoklat-coklatan dengan ciri-ciri buah menjadi kering dan berwarna hitam. Ulat penggerek batang (Indrabela sp) membuat kulit kayu dan mampu membuat lobang sepanjang 30 cm. Ulat pemakan daun (Ploneta diducta/ulat keket) memakan daun-daun terutama pada musim kemarau. Ulat Jengkal (Berta chrysolineate) pemakan daun muda sehingga penggiran daun menjadi kering, keriting berwarna cokelat kuning. Penyakit Penyakit tanaman rambutan disebabkan organisme semacam ganggang (Cjhephaleusos sp) yang diserang umumnya daun tua dan muncul pada musim hujan dengan ciri-ciri adanya bercak-bercak kecil dibagian atas daun disertai seratserat halus berwarna jingga yang merupakan kumpulan sporanya. Ganggang Chaphaleuros Ganggang ini hidup bersimbiose dengan lumut kerak (lichen) dan dapat dijumpai pada daun dan batang rambutan, yang nampak seperti panu sehingga ranting yang diserang dapat mati. Penyakit akar putih yang disebabkan oleh cendawan (jamur) Rigidoporus Lignosus dengan tanda rizom berwarna putih yang menempel pada akar dan apabila akar yang kena dikupas akan nampak warna kecoklatan. 7.3. Gulma Segala macam tumbuhan pengganggu tanaman rambutan yang berbentuk rerumputan yang berada disekitar tanaman rambutan akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bibit rambutan oleh sebab itu perlu dilakukan penyiangan secara rutin. 295 6) Pemeliharaan Lain Untuk memacu munculnya bunga rambutan diperlukan larutan KNO 3 (Kalsium Nitrat) yang akan mempercepat 10 hari lebih awal dari pada tidak diberi KNO 3 dan juga mempunyai keunggulan memperbanyak "dompolan" bunga (tandan) rambutan pada setiap stadium (tahap perkembangan) serta mempercepat pertumbuhan buah rambutan. mendapatkan maksimal. hasil yang Setiap pohonnya dapat mencapai hasil minimal 0,10 kuintal, dan maksimal dapat mencapai 1,75 kuintal setiap pohonnya 7. Panen Ciri dan Umur Panen Buah rambutan yang telah matang dapat diamati dengan melihat ciri-ciri warna buah yang disesuikan dengan jenis rambutan yang ada juga dengan mencium baunya serta yang terakhir dengan merasakan rambutan yang sudah masak dibandingkan dengan rambutan yang belum masak. Gambar 104. Rambutan mengkal (belum masak sempurna) Dapat dipastikan bahwa pemanenan dilakukan sekitar bulan Nopember sampai Februari, juga dapat dipengaruhi musim kemarau atau musim penghujan. Prakiraan Produksi Apabila penanganan dan pemeliharaan semenjak pembibitan hingga panen dilakukan secara baik dan benar serta memenuhi aturan yang ada maka dapat diperkirakan Gambar 105. Rambutan masak 296 Cara Panen Cara pemanenan yang terbaik adalah dipetik beserta tungkalnya yang sudah matang (hanya yang sudah masak) sekaligus melakukan pemangkasan pohon agar tidak menjadi rusak. Pemangkasan dilakukan sekaligus panen agar dapat bertunas kembali cepat berbuah apabila pemetikan tidak terjangkau dapat dilakukan dengan menggunakan galah untuk mengkait tangkai buah rambutan secara benar. Dan dilakukan sesuai dengan jenis rambutan, jangan dicampur adukkan dengan jenis yang lain. Penyimpanan Penyimpanan yang terbaik untuk mengawetkan buah rambutan biasanya dilakukan dengan jalan dibuat asinan/manisan dan dimasukkan dalam kaleng/botol atau dapat juga dengan menggunakan kantong plastik. Hal ini dapat menjaga kesterilan dan ketahanan serta lama penyimpanannya. 8. Pascapanen Pengemasan dan Pengangkutan Pengumpulan Hasil jual dapat tinggi tidak tergantung dari rasanya saja, tetapi pada kenampakan dan cara pengikatannya, apabila akan dijual tidak jauh dari lokasi maka cukup diikat dan kemudian di angkut dengan kendaraan/dimasukkan dalam karung. Setelah dilakukan pemanenan yang benar buah rambutan harus diikat secara baik, biasanya dikumpulkan tidak jauh dari lokasi pohon sehingga selesai pemanenan secara keseluruhan. Penyortiran dan Penggolongan Tujuan penyortiran buah rambutan yang bagus agar harga jualnya tinggi, biasanya dipilih berdasarkan ukuran dan mutunya, buah yang kecil tetapi baik mutunya dapat dicampur dengan buah yang besar dengan sama mutunya, yang biasanya dijual dalam bentuk ikatan dan perlu diingat bahwa dalam 1 ikatan diusahakan sama besar dan sama baik mutunya. Untuk pengiriman dengan jarak yang agak jauh (antar pulau) yang membutuhkan waktu hingga 2-3 hari lamanya perjalanan rambutan. Caranya di pak dengan menggunakan peti sebelum dipilih dan di pak sebaiknya dicuci terlebih dahulu dengan air sabun dan dibilas kemudian dikeringkan, setelah dipisah dari tangkainya, apabila ada yang terkena jamur sebaiknya direndam dulu dengan larutan soda 1,5% selama 3-5 menit 297 kemudian disikat dengan sikat yang lunak. Setelah itu disusun berderet berbentuk sudut terhadap sisi peti, yang sebelumnya dialasi dengan lumut/ sabut kelapa, setelah itu dilapisi dengan kertas minyak. Setelah penuh lapisan atas dilapisi lagi dengan kertas minyak dan dengan sabut kelapa yang terakhir ditutup dengan papan, sebaiknya kedua sisi panjang dibentuk agak gembung, biasanya penempatan peti bagian yang pendek ditempatkan dibawah didalam perjalanan. 298 9.7.2. TEKNIK BUDIDAYA JERUK b. Syarat Tumbuh Iklim a. Pendahuluan Jeruk merupakan komoditas buah-buahan yang mempunyai nilai ekonomi penting dan nilai kesehatan yang berarti karena mengandung nilai gizi yang tinggi ( Vitamin C dan A ) . Buah jeruk dapat dikonsumsi langsung sebagai buah segar atau juice dan dapat pula diolah menjadi sirup. Tanaman jeruk manis, juga jeruk lainnya, dapat ditanam di daerah anaara 400LS. Namun, tanaman jeruk paling banyak ditanam pada daerah 200 –400LU dan 200–400LS. Disekitar laut tengah, daerah 44 derajat LU, masih merupakan daerah yang cocok untuk tanaman jeruk. Pada daerah subtropis, tanaman jeruk ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 650 m dpl. Sedangkan di daerah khatulistiwa sampai ketinggian 2.000 m dpl. Gambar 106 Kebun Berastagi jeruk Produktivitas jeruk rata-rata di Indonesia masih rendah, sekitar 16 t/ha/thn, sementara potensi hasil bisa lebih dari 25 t/tha/thn. Lagi pula ada indikasi bahwa setelah berumur 7 tahun produktivitas jeruk cenderung menurun. Kemunduran produktivitas diduga karena kekurangan air, gangguan, perakaran karena kondisi tanah, hama, dan penyakit, dan lain-lain Didaerah subtropis, produksi jeruk lebih tinggi dari daerah tropis. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh iklim yang berbeda atau karena faktorfaktor lain yang dilakukan lebih insentif, seperti pemupukan, pengairan, pengendalian hama penyakit dan lain-lain. Produksi jeruk di daerah subtropis bisa mencapai 36-40 ton per hektar, sedangkan di daerah tropis hanya mencapai 13 – 22 ton per hektar. Temperatur Aktivitas pertumbuhan jeruk akan sangat kurang bila temperatur kurang dari 13 derajat celcius tetapi masih bisa 299 bertahan pada temperatur lebih dari 380C. Temperatur optimal untuk 0 pertumbuhan jeruk 25 C dan 300C. Diatas dan dibawah temperatur optimal, pertumbuhannya akan berkurang. Apabila temperatur diatas 380C atau dibawah 13 0C kemungkinan pertumbuhannya akan terhenti. Namun, ada juga tanaman jeruk yang masih bisa bertahan sampai temperatur 500C atau sedikit dibawah 00C. Jumlah panas tidak merupakan ukuran yang penting, kecuali ditempat yang tinggi. Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan dan masaknya buah di daerah tropis lebih pendek bila dibandingkan dengan di daerah subtropis. Kultivar yang berumur genjah yang di daerah subtropis buahnya masak dalam waktu 8 bulan, di daerah tropis menjadi 6 bulan, sedangkan kultivar berumur panjang di daerah subtropis buahnya masak dalam waktu 11 bulan, di daerah tropis menjadi 7 bulan. Sinar matahari sangat dibutuhkan tanaman jeruk dalam proses pembentukan zat-zat organik dalam daun yang biasanya kita sebut fotosintesa atau asimilasi karbon. Tanaman memerlukan tenaga matahari untuk pertumbuhan normal, perkembangan buah dan lainnya. Intensitas sinar matahari ditentukan oleh sinar langsung dan sinar pantulan dari sekitarnya. Derajat intensitas sinar matahari tergantung pada: - Letak geografis - Ketinggian dari permukaan laut - Ada atau tidak adanya awan, - Lamanya penyinaran. Sinar yang tersebar mempunyai peranan penting dalam fotosintesa karena bekerjanya bisa lebih lama daripada sinar langsung. Sinar yang tersebar dapat masuk ke dalam tajuk tanaman dari segala penjuru sehingga tersedia bagi semua daun untuk fotosintesa. Sinar Matahari Tanaman jeruk memerlukan sinar matahari yang penuh, bila terlindung akan berkurang produktivitasnya. Penurunan produksi akibat kekurangan sinar matahari ini bisa mencapai setengahnya dibandingkan dengan jeruk yang tidak ternaungi. Bagian luar tajuk tanaman mendapat sinar 5 – 14 kali lebih banyak dibandingkan dengan bagian dalam tajuk. Oleh karena itu, cabang dalam seringkali ada yang mati atau mudah terserang penyakit karena kekurangan sinar matahari. 300 Semakin tinggi suatu tempat, maka makin bertambah pula intensitas sinar. Oleh karena itu tanaman jeruk yang ditanam di daerah pegunungan akan mempunyai aroma yang baik, warna lebih cerah, dan lebih banyak mengandung gula bila dibandingkan dengan tanaman yang ditanam pada ketinggian lebih rendah, untuk varietas yang sama. Jeruk yang ditanam terlalu rapat maka cabangnya tumbuh cenderung menuju ke atas. Bila jeruk terlalu rimbun, perlu dilakukan pemangkasan cabang tanaman yang tak berguna. Di daerah tropis, lamanya penyinaran setiap bulan boleh dikatakan hampir sama, yaitu 12 jam, atau antara 11 dan 13 jam. Kemungkinan, dengan adanya perbedaan lamanya penyinaran, menyebabkan perbedaan kualitas kecepatan pertumbuhan dan lain-lain. Lamanya panjang hari dari fajar sampai senja, mungkin banyak pengaruhnya terhadap pembungaan. Didaerah subtropis, tanaman jeruk manis pada umumnya ditanam didaerah yang lebih rendah. Sebagai contoh di daerah California, jeruk ditanam didaerah dengan ketinggian kurang dari 700 m, di Spanyol kurang dari 250 m, sedangkan di Indonesia banyak ditanam di daerah yang tinggi, misalnya di Kabanjahe, Ngablak, Tawangmangu yang tingginya lebih dari 1.000 m. Curah Hujan, Kelembaban Air, Air merupakan salah satu yang sangat penting pertumbuhan tanaman manis, pembentukan fotosintesa, dan lain-lain. dan faktor untuk jeruk buah, Air juga sebagai komponen semua jaringan tanaman. Kandungan air pada daun dan tunas sekitar 50-75%, pada buah lebih kurang 85% dan pada akar kira-kira 60-85%. Air berfungsi untuk melarutkan unsur hara dan membawanya ke seluruh tubuh tanaman dan aktivitas kehidupan sel-sel dalam semua jaringan tanaman. Bila tidak ada irigasi (pengairan) maka sumber air berasal dari curah hujan. Masa kering menstimulasi terbentuknya kuncup bunga, kemudian pada musim hujan akan berbunga dan berbuah. Tanaman jeruk memerlukan cukup air, kerperluan air yang terbanyak yaitu pada waktu mulai berbunga, pembentukan dan pembesaran buah. Pada kondisi kering kemudian turun hujan, mengakibatkan terjadinya fluktuasi suhu dan kelembaban udara, hal ini berakibat pada retaknya buah jeruk. 301 Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan jeruk adalah sekitar 700 mm setiap tahun. Walaupun curah hujan 1.250 – 1.850 mm tetapi kalau turunya tidak merata, maka perlu ada tambahan pengairan. Curah hujan yang terlalu tinggi juga berakibat buruk pada jeruk karena akan timbul penyakit (misalnya jamur upas), atau dapat merusak akar jeruk. Air yang cukup turut mempengaruhi warna buah. Sedangkan di daerah yang kelembabannya tinggi, akan menyebabkan buah tetap berwarna hijau walaupun sudah masak. Curah hujan yang ideal untuk tanaman jeruk berkisar antara 1.000 - 2.000 mm, dan jeruk menghendaki curah hujan yang merata sepanjang tahun. Tanah Tanaman jeruk manis dapat ditanam diberbagai jenis tanah, dari tanah pasir kasar sampai tanah liat berat dan tidak menghendaki kondisi becek. Pada tanah yang tergenang air, harus dilakukan pengeringan melalui pembuatan saluran drainase atau menanamnya pada tanah yang ditinggikan. Drainase yang baik sangat diperlukan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Tanah yang baik untuk tanaman jeruk yaitu tanah yang berasal dari endapan yang subur, cukup dalam dan tidak mengandung salinitas yang tinggi. Walaupun tanaman jeruk bisa ditanam ditanah berat, tetapi lebih baik bila ditanam di tanah ringan sampai sedang, yang aerasi (peredaran udara) cukup baik, gembur, cukup dalam, air bisa merembes, dan cukup bahan organik. Tanaman jeruk tidak mempunyai banyak akar rambut atau boleh dikatakan tidak mempunyai akar rambut. Oleh karena itu, tanah tempat tumbuhnya harus cukup humus atau bahan organik. Struktur fisik tanah sangat penting untuk tanaman ini, tanah harus bisa mengikat dan merembeskan air, jangan sampai tanah tergenang.. Tanaman jeruk manis yang ditanam pada tanah yang cukup bahan organik sampai lapisan dalam lebih dari 50 cm, akan lebih cepat baik pertumbuhannya. Tanaman jeruk sangat sensitif bila tanah banyak mengandung garam. Di Indonesia tanaman jeruk bisa hidup baik pada pH 56. Bila pH terlalu rendah, tanah dapat ditambah kapur atau dolomit (dolomit yaitu campuran karbonat dan magnesium karbonat). 302 c.Pedoman Teknis Pengolahan Tanah Bila tempat tanam telah ditetapkan dan syarat-syarat yang diperlukan telah terpenuhi bisa dimulai mengadakan persiapan sebagai berikut : 1. Tanah dibersihkan dari tanaman-tanaman penggangu. 2. Selanjutnya buatlah batasan-batasan dengan sebilah bambu (patok) untuk menentukan tempat tanam. Dalam pembagian ini diperhitungkan juga pembagian jalan untuk mengontrol tanaman (bila luas areal tanah 1 ha dibagi menjadi 4). Bila pembuangan air tidak lancar, buatlah selokanselokan pembuangan air. Ini penting, terutama untuk tempat-tempat yang cekung dan keadaaan tanahnya liat. 3. Bila bibit yang digunakan berakar panjang, usahakan agar tanah digembur-gemburkan lebih dalam. Tapi bila bibit yang digunakan berakar dangkal (misalnya cangkokan, atau stek), usahakan agar tanah digemburkan secara meluas. 4. Pada tanah yang letak air tanahnya tinggi serta sedang sebaiknya ditanam bibit okulasi, sedang pada areal yang air tanahnya tidak dalam penggunaan bibit cangkokan adalah sangat tepat. 5. Bila tanah tempat areal tanam tidak banyak mengandung humus, kondisi tanah terlalu kurus dan liar, sebaiknya ditanami dulu dengan tanaman pupuk hijau selama 1 – 2 tahun. Setelah itu batang dan daun dibenamkan, agar tanah menjadi lebih subur. 6. Setelah tanah selesai dikerjakan, mulailah diajir. Pada tempat yang akan ditanami pohon ditancapkan sebuah ajir. Yang terpenting pada tahapan ini adalah jarak ajir yang satu dengan yang lain harus sama dan lurus. Aturannya ada dua macam, yaitu bujur sangkar atau segitiga. 7. Setelah jalan induk, jalan kontrol, dan tempat air rampung diatur, dimulailah pembuatan lubang-lubang tempat penanaman. Lubang dibuat 3 – 4 minggu sebelum bibit ditanam. 303 Pembuatan lubang tanam Saat tanam yang baik untuk menanam bibit jeruk adalah pada permulaan musim hujan. Bisa juga penanaman dilakukan menjelang akhir musim hujan, tetapi resikonya kita harus rajin menyirami bibit muda setiap hari agar tidak mati kekurangan air pada musim kemarau. Waktu terbaik untuk mulai mengerjakan tanah adalah pada bulan Juni – Agustus. Besarnya lubang minimal 60 x 60 x 60 cm. Lebih besar lebih baik, umpamanya 80 x 80 x 70 cm atau 1 x 1 x 0,5 m. Penggalian lubang jangan terlalu dalam, pengaruhnya kurang baik ( merugikan), karena akan tanaman akan mengumpul di lapisan yang dalam dan lapisan atas kurang. Selain itu lubang penanaman yang terlalu dalam sering menarik air dari tanah sekelilingnya, hal itu akan merusak akar tanaman dan menghambat pertumbuhannya. Lubang tanaman dibuat dengan cara menggali lubang. Tanah bagian atas yang subur ( berwarna kehitam-hitaman) dipisahkan dari tanah bawah. Tanah atas dibuang disebelah kiri, tanah bawah ke sebelah kanan. Selanjutnya lubang dibiarkan menganga terjemur matahari 2 – 4 minggu lamanya. Tanah bagian bawah dimasukkan dalam lubang, letaknya tetap dibawah seperti semula. Sedangkan tanah bagian atas, sebelum dimasukkan dalam lubang dicampur dulu dengan 2 – 3 kaleng pupuk kandang/kompos ditambah 1,5 kg pupuk fosfat. Dalam keadaan serupa ini bibit jeruk belum boleh ditanam. Setelah tanah turun kembali, hingga muka tanah diatas lubang sedikit lebih tinggi dari pada tanah disekelilingnya, barulah bibit pohon ditanam. Penanaman Saat tanam yang baik untuk menanam bibit jeruk adalah pada permulaan musim hujan. Sebelum bibit ditanam, tanah dalam lubang harus betul-betul basah dari atas sampai kebawah. Bila bibit terletak dalam keranjang persemaian, keranjangnya harus dilepas terlebih dahulu, dan selain itu perakarannya juga harus diperiksa. Bibit yang akarnya berbelit-belit dan melingkarlingkar jangan dipakai, sebab akan menggangu pertumbuhan tanaman nantinya. Atau kalau hendak dipakai juga, letak akar dibenarkan dan diluruskan terlebih dahulu arah pertumbuhannya. Bila ada akar yang panjangnya melebihi batas lubang akar, sebaiknya dipotong saja kelebihannya. Janganlah menanam terlalu dalam, tapi jangan pula terlalu 304 dangkal. Lebih-lebih untuk bibit okulasi. Jangan sampai tanah melampaui atau menutupi batang okulasinya. Untuk menghindari adanya rongga-rongga antar akar dan tanah, siramlah tanah dengan air sebanyak mungkin. adanya rongga dalam tanah akan mengakibatkan akar mengering. Setelah itu tanah dipadatkan dengan tangan. Setelah selesai menanam, sekitar bibit tanaman diberi jerami kering guna melindungi tanah agar tidak kering oleh panas sinar matahari atau mengeras padat karena terkena siraman air hujan. Lebih bagus lagi kalau jauh sebelumnya telah disiapkan bahan perlindungan yang terbuat dari bumbu dengan atap alangalang, daun nipah atau kelapa. Pemeliharaan Tanaman belum menghasilkan Langkah pemeliharaan perlu dilakukan adalah: - yang pelebaran terumbuk, kegiatan ini dilakukan 2-3 kali setahun setelah penyiangan dan pemupukan. Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah serangan jamur pada akar tanaman. Untuk jeruk yang ditanam pada areal pasang surut, pelebaran terumbuk akan berfungsi sebagai penambahan bahan organik. - Pembuatan parit drainase tambahan, kegiatan ini dilaksanakan pada tanaman berumur 2 tahun. - Pengairan, karena tanaman jeruk banyak membutuhkan air maka pada kondisi kering penyiraman perlu dilakukan terutama menjelang tanaman berbunga sampai berbuah. - Pemupukan pada tanaman jeruk yang belum berbuah dilakukan dua kali setahun yakni pada wal dan akhir musim hujan masingmasing setengah dosis yang ditentukan. Sedangkan pemberian pupuk kandang diberikan pada awal musim penghujan. Untuk tanaman yang telah berbuah dilakukan 3 kali setahun, yakni sebelum bunga muncul (2/5 bagian) pada saat pemasakan buah (1/5 bagian), dan sisanya (2/5 bagian) setelah panen. Tanaman jeruk juga memerlukan zat pengatur tumbuh yang diberikan sebelum tanaman berbunga hingga pentil buah mulai terbentuk. Zat 305 pengatur tumbuh yang dapat digunakan antara lain Atonik, Dekamon, dan Dharmasri. - Penyiangan gulma dapat dilakukan sebulan sekali bersamaan dengan waktu pemangkasan, penjarangan, atau pemetikan buah yang tidak sehat dapat menjadi sumber hama dan penyakit. Hama dan penyakit Hama Hama yang biasa menyerang tanaman jeruk adalah ulat penggerek adaun, ulat bisul buah jeruk, berbagai jenis kutu yang menyerang daun, ranting, batang dan buah jeruk, serta lalat jeruk. Tanaman menghasilkan Akibat yang ditimbulkannya: Tanaman jeruk mulai berbuah pada umur 3 tahun. Dalam masa ini pemeliharaan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: - pemangkasan tunas air, cabang balik, cabang dan ranting yang kering atau lapuk - - penjarangan buah, sebaiknya buah disisakan dipohon hanya sebanyak 40%. Tujuan penjarangan adalah agar kita mendapatkan buah yang besar dan bermutu baik. Pelaksanaan dilakukan ketika buah masih pentil atau sekitar dua bulan setelah berbunga. Jumlah yang paling baik bagi pertumbuhan buah jeruk adalah 10 buah setiap dompol. Pembersihan pentil atau buah masak yang jatu di bawah pohon, karena - rontoknya daun - keringnya bagian yang terserang dan kemudian mati Untuk mengatasinya: Insektisida Azodrin, Novacron, untuk lalat jeruk, Folidot-E 605 untuk berbagai serangan hama kutu, dan Anthlo 33 EC, Azodrin 60 WSC, Sevin 85 untuk penyakit ulat bisul buah. Penyakit Penyakit yang umum menyerang jeruk adalam CVPD (citrus vein phloem degeneration), penyakit akar, embun tepung, antraks buah, dan busuk buah. Gejala yang timbul adalah: - klorosis, atau daun menjadi tebal dan kaku - tanaman kerdil 306 - Rusaknya floem tulang daun Cara pemanenan adalah dengan tangan atau gunting. Pengendalian penyakit yang dilakukan adalah dengan penyemprotan insektisida dan akarisida seperti Dimecron 50 WC, Bayrusil, Diazinon, Sandoz 6538 atau Tamaron. Bila menggunakan tangan buah dipegang kemudian diputar sedikit dan ditarik ke bawah sehingga lepas dari tangkainya. Tanaman yang sudah terserang penyakit harus di eradikasi, namun bila serangan masih ringan atau baru menyerang pengendalian dapat dilakukan dengan penginfusan tanaman menggunakan terramycin 21.6 SP dan Dithan M45-80WP. Panen dan Pasca Panen Panen Cara panen dan waktu panen buah jeruk sangat menentukan kualitas buah yang dihasilkan. Untuk buah yang terletak pada tangkai yang tinggi sebaiknya menggunakan tangga, dan tidak melakukan pemanjatan pohon karena dapat merusak pohon. Waktu pemetikan yang baik adalah pada pukul 9 pagi atau pada sore hari. Gambar 107 sampai 109 dibawah ini merupakan gambaran proses perubahan bentuk dan warna dari buah jeruk Berastagi dari kecil sampai jeruk siap untuk dipanen. Buah jeruk termasuk buah nonklimatrik yaitu buah yang tidak mengalami proses pematangan setelah dipanen. Adapaun tanda-tanda buah jeruk yang mempunyai derajat kematangan cukup antara lain: - kulit buah kekuningkuningan (orange) - Buah tidak terlampau keras jika dipegang - Bagian bawah buah agak empuk. Gambar 107 Buah jeruk yang masih pentil 307 Sortasi dan Klasifikasi Buah jeruk yang sudah dipetik dibersihkan terlebih dahulu sbelum dilakukan sortasi dan klasifikasi. Setelah dicuci buah dikeringkan dengan menggunakan lap, kemudian buah yang baik dan sehat dipisahkan dari buah yang rusak atau berpenyakit. Gambar 108 Buah jeruk yang masih hijau Gambar 109 buah jeruk siap panen Klasifikasi buah jeruk yang umum dilakukan adalah sebagai berikut: - Kelas A: 6 buah per Kg, diameter buah rata-rata 7.6cm. - Kelas AB : 8 buah per kg, diameter buah rata-rata 6.7cm - Kelas C: 10 kg buah per kg, diameter buah ratarata 5.9 cm - Kelas D: 12-14 buah per kg, diameter buah ratarata 5.8cm. Pascapanen Buah jeruk yang sudah dipetik dikumpulkan dalam keranjang yang berkapasitas tidak lebih 10 Kg, agar mudah dibawa pada waktu pemetikan. Kemudian buah dapat dimasukkan ke dalam keranjang bambu berkapasitas 50-60Kg yang diberi alas daun pisang kering. Sedangkan buah yang akan diekspor, kelas dan mutu klasifikasinya adalah sebagai berikut: - kelas A: beratnya lebih besar atau sama dengan 151g/buah diameternya 7.1cm. - kelas B: beratnya 101150g/buah, diameter 6.17.0cm. 308 - kelas C: beratnya 51100g/buah, diameter 5.1 6.0cm - KelasD: beratnya lebih kecil atau sama dengan ro g/buah, diameter 4.0 – 5.0cm. Pengemasan Sebelum buah jeruk dikemas terlebih dahulu dilakukan proses penguningan untuk memperoleh warna kuning yang seragam. Proses penguningan dilakukan dengan menggunakan gas etilen atau asetilen. Kemudian buah diberi lapisan lilin untuk memperpanjang umur kesegaran buah jeruk. Dari hasil beberapa penelitian diketahui bahwa buah jeruk yang dilapisi lilin dapat memperpanjang kesegaran buah sekitar 18 hari, dengan susut berat maksimum 10%, sedangkan yang tidak dilapisi lilin hanya bertahan 5 hari. Selain itu daya simpan jeruk dapat diperpanjang jika ditaruh pada suhu ruang 18-320C. 309 9.7.3.Teknik Budidaya mangga a. Jenis mangga Mangga Duren Deskripsi Nama duren pada mangga ini disebabkan oleh aroma buahnya yang mirip durian. Mangga ini dapat ditemukan di kebun koleksi mangga Cukurgondang, Pasuruan, Jawa Timur. Kelebihan mangga ini terletak pada daging buahnya yang tebal, kenyal, dan rasanya yang manis segar karena mengandung cukup banyak air. Daging buahnya berwarna kuning jingga dan berserat. Ukuran buahnya termasuk sedang, panjang antara 8 - 9 cm dan berat rata-rata 300 g/buah. Produksinya tergolong tinggi. Buahnya berbentuk bulat. Kulit buahnya tipis dan berwarna hijau pada waktu masih muda, lalu berubah menjadi kuning kemerahan setelah buah matang. Gambar 110 Mangga Duren 310 Mangga arumanis Deskripsi Mangga ini merupakan salah satu varietas unggul yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian yang berasal dari daerah Probolinggo, Jawa Timur. Buahnya berbentuk jorong, berparuh sedikit, dan ujungnya meruncing. Pangkal buah berwarna merah keunguan, sedangkan bagian lainnya berwarna hijau kebiruan. Daging buahnya tebal, berwarna kuning, lunak, tak berserat, dan tidak begitu banyak mengandung air. Rasanya manis segar, tetapi pada bagian ujungnya kadan:gkadang terasa asam. Bijinya kecil, lonjong pipih, dan panjangnya antara 13-14 cm. Panjang buahnya dapat mencapai 15 cm dengan berat rata-rata per buah 450 g. Produktivitasnya cukup tinggi, dapat mencapai 54 kg/pohon. Kulitnya tidak begitu tebal, berbintik-bintik kelenjar berwarna keputihan, dan ditutupi lapisan lilin. Gambar 111 Mangga Arumanis 311 b. Manfaat Mangga Sebagai buah meja atau sebagai minuman. C. Syarat Tumbuh Tanaman mangga termasuk tanaman dataran rendah. Tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang baik di daerah dengan ketinggian antara 0-300 m di atas permukaan laut. Meskipun demikian, tanaman ini juga masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1.300 m di atas permukaan laut. Daerah dengan curah hujan antara 750-2.250 mm per tahun dan temperatur 24-27° C merupakan tempat tumbuh yang baik untuk tanaman buah ini. Penggunaan bibit dari biji tidak dibenarkan, kecuali untuk batang bawah. Batang bawah yang tidak serasi (inkompatibel) berpengaruh kurang baik terhadap pertumbuhan dan pembuahan (produksi buah, bentuk buah, dan rasa daging buah) batang atas. Pembuatan bibit (semaian dan okulasi) biasanya langsung dilakukan di kebun. Kemudian, dipindahkan ke polibag setelah tinggi tunas sekitar 20 cm. Budi daya tanaman - Bibit ditanam dalam lubang tanam berukuran 60 cm x 60 cm x 50 cm dengan jarak tanam 8-12 m. - Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 1-2 blek bekas minyak tanah atau 20 kg. - Bibit okulasi ditanam di lahan setelah mencapai ketinggian lebih dari 75 cm. Jenis tanah yang disukainya adalah tanah yang gembur, berdrainase baik, ber-pH antara 5,5-6, dan dengan kedalaman air tanah antara 50-150 cm. d. Pedoman Teknis Budidaya Perbanyakan tanaman Umumnya, tanaman mangga diperbanyak dengan okulasi, walaupun dapat pula dengan sambung pucuk dan cangkok. Sebagai batang bawah digunakan semai mangga madu, cengkir (indramayu), dan bapang. Pemupukan Pupuk buatan yang diberikan berupa campuran 200 kg urea, 500 kg TSP (667 kg SP-36), dan 150 kg KCl per hektar atau 200 g urea, 500 g TSP, dan 150 g KCl per tanaman. 312 Pemupukan dilakukan empat kali dengan selang tiga bulan. Dosisnya meningkat sesuai dengan umur tanaman. terhadap penyerbuknya. Pemangkasan Penyakit yang sering menyerang, terutama di daerah beriklim basah adalah penyakit blendok (lh'plodia sp.), mati pucuk (Gloeosporium sp.), dan penyakit pascapanen (Botryodiplodia sp) yang menyebabkan buah mangga cepat membusuk pada bagian pangkalnya. Setelah mencapai tinggi 1 m, bibit dipangkas pada perbatasan bidang pertumbuhan agar dapat bercabang banyak. Cabang ini dipelihara 2-3 tunas per cabang. Pemangkasan diulang setelah cabang baru mencapai panjang 1 m, demikian seterusnya hingga diperoleh susunan 1-3-9 cabang. Pemeliharaan Pengendalian Penyakit Hama kumbang Penyakit Namun, penyakit ini juga dapat menyerang batang sambungan bibit mangga bila kondisi lingkungan tanaman lembap dan dingin. dan Hama Hama yang merisaukan adalah penggerek batang (Cryptorrhynchus sp) dan kumbang cicade (Idiocerus niueosparsus). Serangga hama pengisap Idiocerus sangat merusak bunga mangga hingga berguguran. Jumlah bunga betina rendah dengan pembuahan oleh tepung sari yang lemah. Serangan serangga (wereng) menyebabkan produksi mangga rendah. Hama ini dapat diatasi dengan semprotan insektisida sistemik Tamaron 0,2%. Pemberian insektisida melalui infus lebih dianjurkan untuk menghindari pengaruh jelek Serangan Diplodia yang sangat merusak batang dapat diatasi dengan mengoleskan larutan Benlate 0,3% atau lisol 20-50% pada luka yang telah dibersihkan lebih dulu. Panen dan Pasca Panen Buah mangga dipanen setelah tua benar. Cirinya adalah sebagai berikut: - bagian pangkal buah telah membengkak rata - warnanya menguning. mulai Pemungutan buah yang belum tua benar menyebabkan rasanya agak asam dan kelat (mutu rendah). 313 Umur buah dipanen kira-kira 4-5 bulan (110-150 hari) sejak bunga mekar (anthesis). Pemetikan harus hati-hati, tidak boleh jatuh, dan getahnya tidak boleh mengenai buah mangga tersebut. Umumnya, tanaman mangga berbunga pada bulan JuliAgustus. Buah matang dapat dipanen pada bulan SeptemberDesember. Buah harus dibersihkan dari kutu, jelaga, dan getah yang menempel. 314 9.7.4. Teknik Budidaya Pepaya Deskripsi a. Manfaat Warna kulit buah bagian ujung biasanya kuning, sedangkan bagian lainnya tetap hijau. Selain untuk konsumsi buah segar, buah pepaya matang dapat diolah menjadi saus pepaya. Buah yang setengah matang biasanya dibuat manisan, sedangkan buah muda disayur. Daunnya yang masih muda serta bunganya dibuat urap (lalap masak) dan buntil. Tanaman yang masih berdaun 3-5 helai dan buah muda dapat diambil getahnya untuk papain. Papain digunakan untuk penyamak kulit serta melunakkan daging dan bahan kosmetik. Pepaya cibinong memiliki ciri tersendiri, yaitu buah yang matang tampak pada warna kulit buahnya. Bentuk buahnya panjang dengan ukuran besar. Bobot setiap buah rata-rata 2,5 kg. Pangkal buah kecil kemudian membesar di bagian tengah dan melancip di bagian ujungnya. Permukaan kulit buah agak halus tetapi tidak rata. Daging buah berwarna merah kekuningan. Keistimewaan lainnya pepaya ini ialah rasanya manis segar, teksturnya keras, dan tahan selama pengangkutan b. Jenis-jenis Pepaya Pepaya Cibinong Gambar 112 Pepaya Cibinong 315 Pepaya Bangkok Deskripsi Pepaya bangkok bukan tanaman asli Indonesia. Jenis pepaya ini didatangkan dari Thailand sekitar tahun 70-an. Pepaya bangkok diunggulkan karena ukurannya paling besar dibanding jenis pepaya lainnya. Beratnya dapat mencapai 3,5 kg per buahnya. Selain ukuran, keunggulan lainnya ialah rasa dan ketahanan buah. Daging buahnya berwarna jingga kemerahan, rasanya manis segar dan teksturnya keras sehingga tahan dalam pengangkutan. Rongga buahnya kecil sehingga dagingnya tebal. Permukaan kulit buah kasar dan tidak rata. Gambar 113 Pepaya Bangkok 316 Pepaya Hawai Deskripsi Daging buahnya agak tebal, berwarna kuning, dan rasanya manis segar. Pepaya yang berasal dari Kepulauan Hawaii ini merupakan suatu jenis pepaya "solo". Pepaya jingga Pepaya "solo" artinya pepaya yang habis dimakan hanya untuk satu orang. Daging buah pepaya berwarna merah jingga Deskripsi ini Oleh karena itu, dapat dipastikan keistimewaan pepaya ini ialah ukurannya yang kecil. Gambar 115 Pepaya Jingga Gambar 114 Pepaya hawai Bobot buahnya hanya sekitar 0,5 kg. Bentuknya agak bulat atau bulat panjang. Kulit buah yang telah matang berwarna kuning cerah. 317 Pepaya Mas Deskripsi Pepaya ini keemasan berwarna kuning Di daerah yang beriklim kering, musim hujannya 2-5 bulan, dan musim kemaraunya 6-8 bulan, tanaman pepaya masih mampu berbuah, asalkan kedalaman air tanahnya 50-150 cm. Tanah yang subur dengan porositas baik, mengandung kapur, dan ber-pH 6-7 paling disenangi oleh tanaman pepaya. Tanaman pepaya lebih menyukai daerah terbuka (tidak ternaungi) dan tidak tergenang air. Tanah yang berdrainase tidak baik menyebabkan tanaman mudah terserang penyakit akar. d. Pedoman Budidaya 1. Perbanyakan tanaman Gambar 116 Pepaya Mas c. Syarat Tumbuh Tanaman pepaya dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1.000 m dpl. Tanaman ini lebih senang tumbuh di lokasi yang banyak hujan (cukup tersedia air), curah hujan 1000-2000 mm per tahun dan merata sepanjang tahun. Tanaman ini lebih senang tumbuh di lokasi yang banyak hujan (cukup tersedia air), curah hujan 1000-2000 mm per tahun dan merata sepanjang tahun. Pepaya hanya diperbanyak dengan bijinya yang berwarna hitam. Biji yang berwarna putih dibuang karena bersifat abortus, yakni tidak mempunyai embrio dan mati sejak buah pentil. Biji diambil dari buah pepaya sempurna yang telah matang pohon. Untuk menghasilkan tanaman sempurna sebanyak banyaknya maka biji yang akan dibiakkan diambil dari bagian ujung buah pepaya yang telah matang pohon. Biji-biji dari bagian ujung buah akan menghasilkan tanaman sempurna antara 70-80%, sedangkan bagian pangkal 318 menghasilkan tanaman sempurna antara 50-65%. 2. Persemaian Biji disemaikan dulu atau ditanam langsung. Budi daya tanaman Pepaya ditanam dari biji terpilih. Biji disemai di polibag kecil dan ditanam di kebun setelah berumur tiga bulan. Seleksi dilakukan saat tanaman mulai berbunga. Dalam seleksi ini dipilih tanaman yang hanya berbunga sempurna. Seleksi ini dapat dilakukan di kebun atau saat di pot. Setelah itu, dilakukan seleksi, yaitu membuang tanaman berbunga jantan. Tiap lubang disisakan satu bibit yang tumbuh kekar, sehat, dan berbunga sempurna. Bunga sempurna (dalam satu bunga ada putik dan benang sari fertill) -biasanya baru muncul setelah bunga ke-4. Bibit yang tidak terpilih dibuang atau dipindahkan untuk sulaman pada lubang lain yang bijinya tidak tumbuh. Pemindahan bibit harus hati hati, disertai tanah yang membungkus akar bibit. Kerusakan akar bibit mengakibatkan tanaman layu/mati. 3. Penanaman 4. Pemeliharaan Lubang tanam dibuat berukuran 60 cm x 60 cm x 40 cm, kemudian diisi pupuk kandang yang telah matang sebanyak 20 kg/lubang. Jarak tanam dibuat 3 m x 3 m atau 13,5 m x 2 m. Umumnya, tanaman mulai berbunga setelah berumur tiga bulan. Bunga sempurna muncul setelah bunga ke-4. Cara penanaman lain yang biasa dilakukan petani adalah menanam biji pepaya langsung ke dalam lubang tanam, tiap lubang ditanam 3-5 biji. Pemupukan Pupuk buatan yang diberikan berupa NPK sebanyak 25----200 g per tanaman, tergantung umurnya: Dosis pemupukan mulai dari 25 g, kemudian meningkat dengan interval 25 g per tanaman. Pupuk diberikan 3-4 bulan sekali. Tanaman mulai berbunga terus-menerus (tidak musiman), tetapi perlu pemberian air sekurang-kurangnya seminggu sekali bila kekeringan (musim kemarau). Setelah bibit berumur sekitar tiga bulan, biasanya bunga jantan mulai tumbuh. 319 Pengendalian gulma Perawatan membersihkan alang. selanjutnya, gulma/alang- Pembersihan kebun dengan cangkul atau traktor harus hatihati, jangan sampai merusak akar. dengan menguningnya daun. Buah yang masih muda tampak pucat dan getahnya encer sekaii. Biasanya, buah yang masih muda berguguran. Penyakit busuk akar dan layu dapat dicegah dengan drainase kebun yang baik. Hama tungau merah dan kutu daun dapat diatasi dengan menyemprotkan Kelthane 0,2%. Hama dan Penyakit Hama Hama yang sering menyerang tanaman pepaya pada musim kemarau adalah tungau merah Tetranychus kansawai dan kutu daun yang berwarna kuning Myzus persicae. Kutu daun inilah yang menjadi vektor dan penyebar virus keriting (mosaik) yang ditakuti petani pepaya karena sukar diberantas. Penyakit Penyakit yang biasa menyerang tanaman pada kondisi lembap dan suhu malam dingin adalah bercak buah Colletotrichum gloeosporioides dan penyakit busuk akar Phytophthora palmivora. Selain itu, penyakit lain yang sering menyerang tanaman pepaya adalah layu bakteri Bacterium papayae. Tanaman yang terserang bakteri layu akan menunjukkan gejala layu mendadak, tanpa ditandai 320 9.7.5. Teknik Budidaya Pisang a.Pendahuluan Salah satu buah yang digemari oleh sebagian besar penduduk dunia adalah pisang (Musa Paradisiaca L). Buah ini digemari karena memiliki rasa yang enak, kandungan gizinya tinggi, mudah didapat, dan harganya relatif murah. Indonesia mempunyai prospek yang baik untuk pengembangan komoditas pisang kaena iklimnya cocok untuk tanaman pisang, ketersediaan lahan, dan tenaga kerja yang melimpah. Produksi buahnya tergolong tinggi. Setiap pohon dapat menghasilkan 7-10 sisir dengan jumlah buah 140-200. Panjang buah 20-23 cm dengan diameter 4-5 cm. Bentuk buah memanjang dengan pangkal buah membengkok. Kulit buahnya tipis. Daging buah berwarna putih kekuningan dengan rasa manis dan pulen. Pisang ini termasuk genjah karena biarpun umurnya baru setahun, sudah mampu menghasilkan buah. Pisang kapok Kuning Deskripsi b. Jenis-jenis Pisang Pisang Ambon Lumut Deskripsi Pisang yang berasal dari Temanggung, Jawa Tengah ini warna kulit buahnya tetap hijau walaupun sudah matang. Pisang yang berasal dari Temanggung, Jawa Tengah ini warna kulit buahnya tetap hijau walaupun sudah matang. Gambar Gambar 117 Pisang ambon lumut 118 Pisang kuning Kapok 321 Produksi buahnya tergolong tinggi. Setiap pohon dapat menghasilkan 7-10 sisir dengan jumlah buah 140-200. Panjang buah 20-23 cm dengan diameter 4-5 cm. Bentuk buah memanjang dengan pangkal buah membengkok. Kulit buahnya tipis. Daging buah berwarna putih kekuningan dengan rasa manis dan pulen. Pisang ini termasuk genjah karena biarpun umurnya baru setahun, sudah mampu menghasilkan buah. Gambar 119 Pisang Kuning Ambon Pisang Ambon Kuning Pisang Barangan Merah Deskripsi Deskripsi Pisang ini berkulit kuning keputihan. Keunggulannya terletak pada rasa buah yang manis dan beraroma harum. Tanaman ini pertama kali dikembangkan di daerah Malang, Jawa Timur. Pisang ini juga berasal dari Medan. Sifatnya lebih baik dibanding barangan kuning. Buahnya diunggulkan karena memiliki rasa sangat manis, beraroma harum, dan tidak berbiji. Panjang buahnya antara 15-20 cm. Satu pohon dapat menghasilkan 7-10 sisir dengan jumlah buah 100-150. Disebut barangan merah karena daging buahnya berwarna kuning kemerahan. Bentuk buah melengkung dengan pangkal meruncing. Daging buah berwarna putih kekuningan. Umumnya buah pisang ini tidak mengandung biji. Produksi dan ukuran buahnya tidak berbeda dengan pisang barangan kuning. Bentuk buah melengkung dengan ujung meruncing. Kulit buah tebal berwarna kuning kemerahan berbintik cokelat. 322 Pisang Nangka Deskripsi buahnya melengkung dengan pangkal buah agak bulat. Kulitnya tebal berwarna kuning berbintik cokelat. Pisang ini kulit buahnya tetap berwarna hijau walaupun sudah matang. Kulit buah ini agak tebal. Buahnya berukuran besar, panjangnya dapat mencapai 28 cm. Bentuk buah melengkung. Gambar 121 Pisang Raja Bulu Daging buahnya sangat manis, berwarna kuning kemerahan, bertekstur lunak, dan tidak berbiji. Panjang buah antara 1218 cm dengan bobot ratarata 110-120 g. Setiap pohon biasanya dapat menghasilkan rata-rata sekitar 90 buah. Gambar 120 Pisang Nangka c. Manfaat Walaupun berukuran agak besar, pisang yang berasal dari Malang, Jawa Timur, ini hanya berbobot 150-180 g per buah. Buahnya merupakan produk utama pisang. Pisang dimanfaatkan baik dalam keadaan mentah, maupun dimasak, atau diolah menurut cara-cara tertentu. Pisang dapat diproses menjadi tepung, kripik, 'puree', bir (Afrika), cuka, atau didehidrasi. Daging buah berwarna kuning kemerahan dengan rasa manis sedikit asam dan aroma harum. Pisang Raja Bulu Deskripsi Pisang ini merupakan salah satu jenis pisang raja yang ukurannya sedang dan gemuk. Bentuk Daun pisang digunakan untuk menggosok lantai, sebagai alas 'kastrol' tempat membuat nasi 'liwet', dan sebagai pembungkus berbagai makanan. 323 Serat untuk membuat kain dapat diperoleh dari batang semunya. Bagian-bagian vegetatif beserta buah-buah yang tidak termanfaatkan digunakan sebagai pakan ternak; bagianbagian vegetatif itu khusus dimanfaatkan jika pakan ternak dan air sulit diperoleh (batang semu itu banyak mengandung air). Tanaman pisang (atau daun dan buahnya) juga memegang peranan dalam upacara-upacara adat, misalnya di Indonesia, untuk upacara pernikahan, ketika mendirikan rumah, dan upacara keagamaan setempat. Dalam pengobatan, daun pisang yang masih tergulung digunakan sebagai obat sakit dada dan sebagai tapal dingin untuk kulit yang bengkak atau lecet. Air yang keluar dari pangkal batang yang ditusuk digunakan untuk disuntikkan ke dalam saluran kencing untuk mengobati penyakit raja singa, disentri, dan diare; air ini juga digunakan untuk menyetop rontoknya rambut dan merangsang pertumbuhan rambut. Cairan yang keluar dari akar bersifat anti-demam dan memiliki daya pemulihan kembali. Dalam bentuk tepung, pisang digunakan dalam kasus anemia dan casa letih pada umumnya, serta untuk yang kekurangan gizi. Buah yang belum matang merupakan sebagian dari diet bagi orang yang menderita penyakit batuk darah (haemoptysis) dan kencing manis. Dalam keadaan kering, pisang bersifat antisariawan usus. Buah yang matang sempurna merupakan makanan mewah jika dimakan pagi-pagi sekali. Tepung yang dibuat dari pisang digunakan untuk gangguan pencernaan yang disertai perut kembung dan kelebihan asam d. Syarat Tumbuh Dengan pertumbuhannya yang sangat cepat dan terus-menerus, yang akan mengakibatkan hasil yang tinggi, pisang memerlukan tempat tumbuh di iklim tropik yang hangat dan lembap. Walaupun begitu, pisang ini sangat menarik sehingga orang menanamnya juga persis di batas daerah ekologinya, yang di tempat itu kecepatan tumbuh rata-ratanya hanya dapat mendukung hasil yang minim saja. Suhu merupakan faktor utama untuk pertumbuhan. Di sentra-sentra produksi utamanya suhu udara tidak pernah turun sampai di bawah 15°C dengan jangka - waktu yang cukup lama; suhu optimum untuk pertumbuhannya adalah sekitar 27°C, dan suhu maksimumnya 38°C. 324 Kebanyakan pisang tumbuh baik di lahan terbuka, tetapi kelebihan penyinaran akan menyebabkan terbakar-matahati (sunburn). e.Pedoman Budidaya Dalam keadaan cuaca berawan atau di bawah naungan ringan, daur pertumbuhannya sedikit panjang dan tandannya lebih kecil. 2. Bibit dari anakan : Pisang sangat sensitif terhadap angin kencang, yang akan merobek-robek daunnya, menyebabkan distorsi tajuk dan dapat merobohkan pohonnya. Diperlukan pasokan air yang ajek; untuk pertumbuhan optimalnya curah hujan hendaknya 200-220 mm, dan kelembapan tanahnya jangan kurang dari 60-70% dari kapasitas lapangan, jadi sebagian besar lahan memerlukan pengairan tambahan. Tanah yang paling baik untuk pertumbuhan pisang adalah tanah liat yang dalam dan gembur, yang memiliki pengeringan dan aerasi yang baik. Kesuburan yang tinggi akan sangat menguntungkan dan kandungan bahan organiknya. hendaknya 3% atau lebih. Tanaman pisang toleran terhadap pH 4,5-7,5. Bibit 1. Bibit dari bonggol (bit) • • • • Tunas rebung : belum berdaun, tinggi 20-40 cm Anakan muda : tunas daun telah keluar tetapi masih menggulung, tinggi 41-100 cm Anakan sedang : tinggi 101-150 cm Anakan dewasa : daun mekar lebih dari dua helai, tinggi 151-175 cm 3. Bibit dari kultur jaringan Untuk mendapatkan hasil yang optimal, sebaiknya pisang ditanam di dataran rendah, dengan ketinggian kurang dari 1.000 m dpl. Iklim yang cocok adalah iklim basah dengan curah hujan merata sepanjang tahun, maka pisang memberikan hasil yang baik pada musim hujan dan kurang baik pada musim kemarau. Tanah yang cocok adalah tanah yang subur, tanah liat yang mengandung kapur atau tanah alluvial dengan pH antara 4,57,5. Selain itu jenis pisang juga mempengaruhi keberhasilan penanaman pisang. 325 1. Pembibitan Pisang umumnya diperbanyak dengan anakan. Anakan yang berdaun pedang-lah yang lebih disenangi petani, sebab pohon pisang yang berasal dari anakan demikian akan menghasilkan tandan yang lebih besar pada panen pertamanya (tanaman induk). Bonggol atau potongan bonggol juga digunakan sebagai bahan perbanyakan. Bonggol ini biasanya dibelah dua dan direndam dalam air panas (52° C) atau dalam larutan pestisida untuk membunuh nematoda dan penggerek sebelum ditanamkan. Kini telah dikembangkan kultur jaringan untuk perbanyakan secara cepat, melalui ujung pucuk yang bebas-penyakit. - Umur berbuah lebih cepat 3-4 bulan dibandingkan dengan cara lain - Tanaman lebih seragam dan sesuai dengan sifat induknya - Waktu panen serentak sehingga memudahkan pemasaran 2. Penyiapan lahan Lahan untuk tanaman pisang harus disiapkan dengan baik agar dapat menjadi media pertumbuhan yang subur. Pekerjaan pengolahan lahan untuk tanaman pisang tersebut antara lain: - Pembajakan tanah, untuk membongkar tanah dengan kedalaman kurang lebih 7rcm agar menjadi media yang baik untuk perakaran tanaman - Penggaruan, yakni penghancuran bongkahan-bongkahan tanah dan meratakan tanah. Penggaruan dilakukan setelah pemotongan dan pembalikan tanah. Cara ini telah dilaksanakan dalam skala komersial, tetapi adanya mutasi yang tidak dikehendaki menimbulkan kekhawatiran. Rekayasa bioteknologi pisang dengan kultur jaringan mempunyai keunggulan sebagai berikut: - - Bibit pisang bebas dari infeksi penyakit seperti virus dan nematoda sehingga secara ekonomi lebih menguntungkan Persentase tanaman relatif (95%). hidup tinggi Penggalian lubang tanam, umumnya lubang tanam pisang berukuran 60cm X 60cm X 60cm. 326 3. Penanaman Penanaman pada umumnya dilakukan pada awal musim hujan. Kebutuhan bibit pisang untuk luas penanaman satu hektar tergantung pada jarak tanamnya. Untuk jarak tanam 6mX6m dibutuhkan 1.700 bibit, jika jarak tanam 5m x 5m dibutuhkan 2.000 bibit, sedangkan jarak tanam 4m x 4m dibutuhkan 2.500 bibit. Bahan perbanyakan biasanya ditanamkan sedalam 30 cm. Pisang dapat dijadikan tanaman utama atau tanaman pencampur pada sistem tumpang sari. Pisang biasanya ditanam sebagai tanaman perawat (nurse drop) untuk tanaman muda coklat, kopi, lada, dan sebagainya. Juga dapat digunakan sebagai tanaman sela pada perkebunan karet atau kelapa sawit yang baru dibangun, atau ditanam di bawah pohon-pohon kelapa yang telah dewasa. Jika ditanam sebagai tanaman utama, pisang biasanya ditumpangsarikan dengan tanaman semusim. pisang dapat menaungi menekan gulma. dan Gulma diberantas dengan caracara mekanik (dibabat, dibajak, dan sebagainya) atau dengan tangan: Herbisida pratumbuh cukup efektif, dan jika tanaman telah mencapai tinggi 1,5 m atau lebih, dapat digunakan herbisida kontak. Pemupukan Pisang memerlukan sejumlah besar hara. Di pekarangan pemakaian pupuk kandang dan kompos dianjurkan, yang dikombinasikan dengan 0,25 kg urea dan kalium nitrat (muriate of potash) setiap tiga bulan untuk masing-masing rumpun. Pengairan Pengairan diperlukan di areal yang memiliki musim kemarau panjang, tetapi juga jika curah hujannya kurang dari 200-220 mm bulan. Air dapat dialirkan melalui parit atau disemprotkan; kini pengairan-tetesan (drip irrigation) telah banyak diterima. Selama putaran pemangkasan ringan, daun-daun yang layu dipotong agar diperoleh mulsa dan untuk menghindari sumber infeksi melalui penyakit-penyakit daun. 3. Pemeliharaan Pengurangan anakan Penyiangan Penyiangan berulang-uiang diperlukan sampai pahon-pohon DI perkebunan skala komersial beberapa tindakan lain dilakukan untuk mempertahankan produktivitas yang tinggi dan 327 untuk menjamin buah berkualitas baik untuk pasatan (ekspor). Tindakan-tindakan itu mencakup pembuangan anakan, pembuangan tunggui-tunggul, pemotongan jantung pisang, dan pengurangan tandan buah. Setiap 6-12 minggu tanaman pisang dibuangi anakannya, hanya ditinggalkan satu tanaman induk (yang sedang berbuah), satu batang anakan (yang tertua), dan dalam hal tanamansirung (ratoons), satu tanaman cucu. Pada kepadatan yang rendah, setiap rumpun dapat berisi 2 batang induk berikut 2 anakannya. Jadi, untuk menghindari berjejalnya batang, dan untuk mengatur panen yang berurutan dalam setiap rumpun, satu anakan disisakan pada satu pohon induk setiap 6-10 bulan (atau lebih untuk daerah beriklun sejuk) untuk menghasilkan tandan berikutnya. Hanya anakan yang sehat dan tertancap dalam yang boleh disisakan. Penyangga atau tali dapat memberikan dukungan tambahan bagi tanaman yang berisi tandan buah; topangan ini akan menghindarkan tanarnan dari patahnya batang karena keberatan oleh tandan. Jantung pisang hendaknya segera dibuang setelah 2 sisir terakhir dari tandan itu muncul. Pada waktu yang bersamaan, satu atau dua sisir terakhir mungkin perlu dibuang untuk meningkatkan panjangnya masing-masing buah pisang yang tersisa, dan tandan itu mungkin perlu dikarungi. Karung itu dapat berupa kantung plastik yang telah diberi insektisida, maksudnya untuk menghindari kerusakan oleh serangga, burung, debu, dan sebagainya, dan untuk menaikkan suhu tandan, memajukan pertumbuhan buah, terutama untuk daerah beriklim dingin. Pengendalian Penyakit Hama dan Penyakit 1.Sigatoka kuning atau bercak daun merupakan salah satu penyakit yang paling berbahaya. Penyakit ini disebabkan oleh Mycosphaerella musicola (tahap konidiumnya disebut Cercospora musae) yang endemik untuk Asia Tenggara, dan hanya dijumpai pada pisang. Bercak daun ini menyebabkan kematian dini sejumlah besar daun pisang, menyebabkan tandan buah mengecil dengan sedikit sisiran, dan individu buah pisang yang kurang penuh. 328 2. Penyakit layu Fusarium atau penyakit Panama disebabkan , oleh Fusarium oxysporum f. cubense. Penyakit ini berupa jamur tanah yang meriyerang akar kultivarkultivar pisang yang rentan, dan menyumbat sistem pembuluh, sehingga tanaman akan layu. Satu-satunya cara pemberantasan ialah penghancuran fisik atau kimiawi (herbisida) pada tanaman yang terserang dan tetanggatetangganya; lahan hendaknya dikosongkan dan dipagari, serta dikucilkan dari penanaman dan aliran pengairan. Penyakit layu penyakit Moko bakteri atau Penyakit ini disebabkan oleh Pseudomonas solanacearum, dan dapat membunuh pohon pisang yang terserang hanya dalam jangka waktu satu-dua minggu. Fumigasi dan pengkarantinaan lahan yang terserang sangat dianjurkan. Penyakit ini umum,di belahan bumi barat; di Asia Tenggara hanya ada di Filipina (Mindanao). Penyakit-penyakit virus mencakup penyakit pucuk menjurai (bunchy top), mosaik, dan mosaik braktea. Penyakit pucuk menjurai dan penyakit mosaik ditularkan oleh afid [afid pisang, (Pentalonia nigronervosa), menyebabkan pucuk pisang menjurai; afid jagung (Rhopalosiphum maidis), dan afid kapas (Aphis gossypii), kesemuanya itu adalah vektorvektor untuk penyakit mosaik]. Pernberantasan penyakitpenyakit ini mencakup tindakan karantina, pemeriksaan secara teratur dan penghancuran tanaman yang terserang, penggunaan bahan perbanyakan yang. bebas virus, pembuangan inang alternatifnya, dan pemberantasan vektorvektornya. Bakteri ini dapat ditularkan secara mekanik, tetapi biovar 1SFS adalah galur yang ditularkan oleh serangga, dan dianggap sebagai galur yang paling berbahaya. Hama Pengendaliannnya mencakup desinfeksi semua peralatan yang digunakan dalam berbagai pengolahan pertanian dan penghancuran tanaman yang terserang, beserta tetanggatetangganya. Hama ini berasal dari Asia Tenggara, tetapi telah tersebar ke semua areal penanaman pisang. Yang paling merusak adalah Iarvanya: larva-larva itu menggerek bonggol dan menjadi pupa di lorong-lorong yang dibuatnya. Sebagian besar Serangga hama yang paling berbahaya adalah kumbang penggerek pisang (Cosmopolitis sordidus). 329 jaringan bonggol akan rusak, akibatnya akan menurunkan kemampuan pengambilan air dan hara, juga kemampuan tertancapnya tanaman. Serangga dewasanya meletakkan telur pada jaringanjaringan bonggol atau di sekitarnya. Langkah pemberantasannya mencakup pencacahan bonggol dan batang semu agar pembusukan berlangsung lebih cepat, menjerat dan menangkap serangga-serangga dewasa, menggunakan bahan perbanyakan yang tidak terserang, merusak tempat berlindung dan tempat makan serangga dewasa dengan cara menjaga kebersihan lahan di sekitar tanaman, dan menggunakan insektisida. Dua macam 'thrips' menyerang tanaman pisang. 'Thrips' bunga, "thrips florum, berukuran kecil, dapat memasuki buah yang sedang berkembang ketika brakteanya masih ada. Serangga ini bertelur di situ dan memakan buah-buah yang muda, menyebabkan buah berkulit kasar dan kadangkadang menjadi pecah-pecah. 'Thrips' merah karat (Chaetanaphothrips signipennis) memakan bagian-bagian tempat perlekatan buah pisang pada tandannya, menimbulkan warna kemerah-merahan. Pemberantasan hama ini dilakukan dengan insektisida atau pembungkusan tandan; membantu koloni semut berada di sekitar tempat itu juga dapat bermanfaat. Nematoda pelubang (Radopholus similis) adalah jenis nematoda yang paling merusak. Bercak-bercak atau bintik bintik hitam pada akar menunjukkan adanya serangan yang kemudian diikuti oleh infeksi jamur. Tanaman yang terserang hebat hanya tinggal berupa batang berakar busuk, yang mudah roboh jika telah terbentuk tandan buah. Langkah-langkah pemberantasannya mencakup pembuangan tanaman yang terserang, 4. Panen dan Pasca Panen Panen Buah pisang dipanen ketika masih mentah. Pemetikan yang dilakukan pada tingkat kematangan yang tepat akan menghasilkan buah pisang yang prima. Tanda-tanda buah pisang yang mempunyai tingkat kematangan cukup antara lain: - Buah tampak berisi dan bagian tepi buah sudah tidak ada lagi - Pada sisir buah bagian atas sudah ada yang matang sekitar 2-3buah - Tangkai pada putik telah gugur 330 Tingkat kematangan diperkirakan dari adanya sikusiku pada individu buah; buah yang penampang melintangnya lebih bulat berarti lebih matang. Sewaktu berat buah meningkat dengan cepat sejalan dengan menghilangnya siku-siku pada buah, buah pisang juga menjadi lebih rentan terhadap kerusakan selama pengangkutan, dan buah itu tidak dapat bertahan lama, karenanya harus dipetik lebih awal. Untuk memanen pisang diperlukan 2 orang, si pemanen dan si pengumpul. Si pengumpul menyandang bantalan bahu untuk menahan jatuhnya tandan setelah si pemanen menusuk batang pisang dengan parang, sehingga bagian atas pohon beserta tandannya merunduk. Diperlukan satu galah bambu untuk menopang tandan sampai menyentuh bantalan di bahu: Setelah tandan itu merendah dengan cara begitu, si pemanen memotong gagang tandan dengan menyisakan sebagian gagang yang masih berada pada tandan, yang digunakan sebagai pegangan. Tandan-tandan itu kemudian diangkut dengan hati-hati ke ruangan pengepakan melalui sistem kabel atau dengan gerobak yang ditarik oleh traktor. Penanganan pasca panen - Pengumpulan Pisang yang telah dipanen dikumpulkan ditempat yang terlindung sinar matahari. Daun pisang dapat digunakan sebagai alas agar buah tidak luka. Sebelum dilakukan sortasi, tandan pisang disisir dahulu dengan menggunakan pisau yang tajam agar tidak terjadi luka. Kemudian buah pisang dibersihkan dan disemprot dengan fungisida untuk mencegah timbulnya bahaya penyakit selama saat penyimpanan. - Sortasi dan Klasifikasi Sortasi dan Klasifikasi dilakukan menurut ukuran besar dan kecilnya buah, kerusakan atau cacat buah, derajat kematangan, bobot buah dan keseragaman warna. - Pengemasan Pengemasan bertujuan agar memudahkan pengangkutan dan melindungi buah dari kerusakan mekanis yang terjadi selama pengangkutan. Hal yang perlu diperhatika dalam pengemasan adalah kapasitas alat kemasan dan cara menyusun buah pisang dalam kemasan. Untuk pengangkutan jarak dekat dapat menggunakan keranjang bambu dengan kapasitas 3-4 331 sisir . Ada pula pedagang yang menggunakan kotak kayu yang berisi 150 pisang per kotak. buah pisang itu mencapai warna yang disenangi konsumen. Pengemasan untuk ekspor memerlukan penamnganan yang lebih banyak dan cermat. Setelah dipetik buah harus dicuci bersih dan dicelupkan ke dalam larutan fungisida. Kemudian buah pisang disortasi dan ditimbang serta diberi perlakuan untuk mempertahankan kesegarannya. Pengemasan disesuaikan dengan alat transportasi yang digunakan. Kotak kemasan yang digunakan untuk perdagangan internasional mempunyai kapasitas 18.14 lb(40 lb) dan 12 Kg. Daya simpan pisang mentah berkisar antara 21-30 hari pada suhu 13-15° C. Kalsium karbida (CaC2) atau larutan etefon dapat digunakan untuk mematangkan buah tua-mentah. Pada perlakuan kalsium karbida, buah pisang dikenai bahan ini selama 24-36 jam dalam sebuah wadah tertutup, sedangkan pada perlakuan etefon, pencelupan selama 5 menit sudah cukup efektif. Pada pengusahaan secara komersial besar-besaran digunakan gas etilena. Pisang diperlakukan selama 24 jam dalam kamar tertutup yang berisi etilena dan suhunya dipertahankan 14-18°C. Setiap 24 jam sekali kamar dibuka untuk ventilasi sampai buah- 332 9.8. TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN HIAS reproduktifnya (berkembang biak) pada tahun berikutnya. a. Pendahuluan Kelompok tanaman hias merupakan salah satu bagian dari ilmu hortikultura. Tanaman hias dapat dibudidayakan didalam ruangan maupun di ruang terbuka. c. Perenial (tahunan), yang termasuk kedalam kelompok ini adalah tanaman hias yang siklus hidupnya sangat panjang. Salah satu contoh tanaman hias kelompok ini adalah adalah lidah mertua (Sansevieria spp). b. Klasifikasi B Berdasarkan fungsi Tanaman hias dapat diklasifikasikan berdasarkan morfologi, siklus hidup, bentuk daun, ataupun karakteristik lainnya. 1.Golongan Herba Tanaman hias herba adalah tanaman yang batangnya tidak berkayu, pada umumnya jenis ini banyak digunakan untuk tanaman indoor. Kelompok herba ini dapat dikelompokkan lagi, yaitu: a.Siklus hidup a. Annual, tanaman hias annual (semusim) adalah tanaman hias yang siklus hidupnya kurang dari setahun. Kelompok tanaman hias herba dapat dibagi berdasarkan fungsinya yaitu: a. Bedding Plant, yaitu tanaman yang digunakan sebagai selimut (pelindung) tanaman lainnya. Tanaman ini berfungsi untuk melindungi tanaman lainnya terhadap fluktuasi suhu ekstrim, hal ini banya dilakukan pada daerah sub-tropis. Contoh nya adalah: Petunia spp, dan marigold (Tagetes spp). b. Hanging plant (tanaman gantung), tanaman yang penanamannya dalam pot gantung misalnya geranium, pakis. b. Biannual, yang termasuk kedalam kelompok ini adalah tanaman hias yang pertumbuhan vegetatifnya terjadi pada tahun pertama dan masa 333 Gambar 123. Tanaman hias yang diletakkan dalam ruangan Gambar 122. Tanaman yang diletakkan pada pot gantung c. Houseplant (tanaman indoor atau tanaman rumah) , adalah tanaman hias yang adaptif pada kondisi didalam ruangan. Mereka ditanam pada wadah tertentu, dan pada umumnya kelompok ini pertumbuhannya relatif lebih lambat. Kelompok ini dapat berupa tanaman berbunga atau tanaman hias daun. Misalnya adalah lidah mertua (Sansevieria spp) , rambung merah (Ficus elastica) 2. Golongan Tanaman Hias Berkayu Tanaman hias kelompok ini berbeda dalam ukuran dan pola pertumbuhannya. Beberapa jenis dapat menggugurkan daunnya jika terjadi perubahan cuaca, yang disebut decidous, dan kelompok kedua adalah tanaman yang tidak menggugurkan daunnya disebut evergreen. Kelompok ini ada yang berbentuk semak, menjalar, ataupun pohon. Tanaman berkayu dapat digabungkan penanamannya dengan kelompok herba akan tetapi jika menggabung keduanya perlu diperhatikan kebiasaan hidup masing masing jenis, warna, tekstur, luas kanopi, dan kemampuan adaptasinya. 334 tergantung pada siapa penghuni ruangan tersebut. Kondisi tempat tumbuh Gambar 124 Penggabungan golongan tanaman berkayu dan herba dalam satu lanskap c. Tanaman outdoor Indoor Penanaman bunga ruangan (indoor) dan dalam Beberapa jenis bunga dapat ditanam di dalam ruangan, asalkan seluruh kebutuhan pertumbuhannya terpenuhi. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Tanaman di dalam Ruangan Kemampuan tanaman untuk hidup dalam ruangan tertutup, tergantung pada jenisnya. Pemilihan akan jenis tanaman yang akan dibudidayakan di dalam ruangan ini tergantung pada: Efek individual Ada beberapa orang lebih tertarik pada kaktus dibandingkan dengan mawar. Oleh karenanya penanaman dalam ruangan sangat Ruangan dapat juga digunakan untuk menanam tanaman hias. Akan tetapi keberhasilan pertanaman di dalam ruangan ini tergantung pada kondisi ruangan dan jenis tanaman hiasnya. Ruangan yang tidak cukup cahaya mataharinya tidak mencukupi syarat untuk tempat penanaman tanaman, kecuali diberi cahaya lampu selama 24 jam. Akan tetapi ada beberapa jenis tanaman yang adaptif di dalam ruangan yang terbatas sinar mataharinya misalnya: lidah mertua (Sansevieria trifascita), rambung merah (Ficus elastica), dan sebagainya Dekorasi Tanaman juga dapat digunakan untuk menghias ruangan, yang pemilihan tanamannya tergantung pada besar kecilnya ruang, warna, dan tekstur bunga. Karakteristik tanaman Beberapa alasan pemilihan jenis tanaman tertentu yang digunakan sebagai tanaman indoor disebabkan oleh: Daya pikatnya Tanaman yang terpilih sebagai tanaman indoor adalah tanaman yang mempunyai nilai aestetika. 335 Nilainya dapat terletak pada keindahan daun ataupun bunganya. - Penampilannya Pada umumnya orang jarang menggunakan satu jenis tanaman indoor sepanjang masa hidup tanaman tersebut, tanaman akan segera digantikan jika tanaman itu tua (tidak menarik). Beberapa jenis tanaman dapat berubah penampilannya pada waktu muda dan tua, tanaman yang indah hanya pada waktu muda, akan segera digantikan, jika tanaman tua. Itu sebabnya tanaman indoor selalu diganti, berdasarkan bagaimana penampilannya dalam mendukung keindahan dekorasi ruangan. - cepat dibandingkan kelompok palma. dengan Penanaman di Luar Ruangan (outdoor) Untuk tanaman outdoor jenis dan keindahannya sangat banyak, tergantung pada pilihan lanskapnya. Lanskap memiliki makna penggunaan tanaman outdoor yang berfungsi untuk menambah keindahan atau lainnya. Penanaman di luar ruangan dapat menggabungkan beberapa jenis tanaman, ataupun hanya satu jenis. Tujuan dari pengaturan lanskap adalah; - Peningkatan suatu areal keindahan - Peningkatan nilai tanah dan bangunan - Menggabungkan konsep alami pada bangunan - Memberi kepuasan pada khalayak ramai - Kontrol bagi pengendara dan pejalan kaki - Memodifikasi lingkungan - Tempat rekreasi - Meningkatkan perlindungan terhadap semberdaya alam - Mengurangi polusi suara Siklus hidup Beberapa jenis tanaman hanya menarik pada saat dia berbunga, dan menjadi tidak menarik pada saat pertumbuhan vegetatif. Sebaliknya ada beberapa jenis tanaman hias daunnya lebih menarik dibandingkan dengan bunganya. -Laju pertumbuhan Beberapa jenis tanaman laju pertumbuhanya relatif lebih cepat sedangkan jenis lainnya lebih lambat. Misalnya kelompok tanaman hias annual (tanaman semusim) pertumbuhan lebih 336 d. Teknik Budidaya tanaman hias secara umum a. Media tanam Hampir semua tanaman hias memerlukan media yang gembur, pouros, subur, cukup mengadung, bahan organik, bebas dari hama, aerasi dan drainese yang baik. Untuk menciptakan kondisi tersebut maka media tanam yang ideal adalah campuran bahan organik dan bahan anorganik. Bahan organik dapat berupa cacahan pakis, kompos, humus, serutan kayu, arang sekam, cocopeat, dan sebagainya Sedangkan bahan anorganik berupa tanah atau pasir. Komposisi media yang digunakan untuk setiap nursery pasti berbeda-beda tergantung dari kondisi iklim setempat, campuran media tanam yang dapat digunakan diantaranya : 1. sekam bakar dan cacahan pakis dengan perbandingan 4 : 1 untuk pupuk bisa menggunakan dekastar atau osmokot atau bisa juga pupuk kandang yang telah di fermentasi. 2. sekam bakar, andam ( kaliandra) dan pupuk kadang yang telah steril dengan perbandingan 1:1:1. 3. humus, pupuk kandang steril dan pasir malang yang telah diayak halus dengan perbandingan 5:5:2 Untuk menjaga kelembaban media dan mengatur drainase yang baik maka pertama-tama pot diisi terlebih dahulu dengan pecahan bata merah, pecahan genting, Styrofoam, dice coco ( sabut kelapa yang dipotong dadu ), sampai ¼ pot setelah itu baru media tanamnya diisi hingga penuh. Untuk menjaga tanaman terhindar dari jamur, cendawan dan bakteri sebaiknya media harus dikukus setidaknya 1 jam b. Teknik Budidaya Bunga Potong Bunga potong adalah bunga yang dianfaatkan sebagai bahan rangkaian bunga untuk berbagai keperluan manusia. Penggunaan bunga potong ini dimulai dari kelahiran, perkawinan sampai kematian, oleh karenanya bunga potong ini memiliki prospek yang cerah. Banyak jenis bunga potong yang dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan seperti: krisan, mawar, anthurium, gladiol, dan lain-lain. 337 Prinsip budi daya bunga potong pada dasarnya meliputi: pengapuran ataupun penambahan bahan organik. - Penyiapan bibit c. Aspek teknik hortikultura - Penyiapan lahan - Penanaman - Pemeliharaan - Panen Pascapanen Aspek teknik hortikultura penting dalam hal perbaikan mutu bunga potong melalui perbanyakan vegetatif dan generatif. Cara perbanyakan vegetatif maupun generatif sangat perlu diperhatikan untuk pengadaan bibit unggul. Teknik perbanyakan dengan penyambungan dapat membantu memperbaiki pertummbuhan bunga terhadap kondisi lingkungan yang buruk dan dapat memperbaiki kemampuan berbunga. dan Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam budidaya bunga potong ini adalah: aspek ekologi produksi, aspek teknik hortikultura, dan teknik budidaya. Unsur ekologi Unsur yang terpenting dari aspek ini adalah iklim (ketinggian tempat cahaya matahari, dan curah hujan), tanah (struktur dan pH tanah), air tanah (kedalaman air tanah). Aspek ini demikian penting terutama jika hendak menanam bibit jenis bunga impor. Kendala yang dihadapi jika menanam bunga impor adalah kendala lingkungan. Akan tetapi kendala ini dapat diatasi dengan berbagai teknik hortikultura yang dilaksanakan secara intensif. Sebagai contoh keadaan tanah yang buruk dapat dimbangi dengan pemupukan, Aspek penanaman Aspek ini perlu diperhatikan menyangkut ketersediaan sumber daya lahan dan lingkungan yang dapat mendukung pertumbuhan bunga potong. Kondisi suhu dan kesuburan tanah akan mempengaruhi jumlah populasi yang terdapat pada satu areal tertentu. Pada suhu tinggi misalnya maka dapat digunakan jarak tanam yang lebih rapat, begitu juga untuk tanah-tanah yang subur. Pemangkasan batang maupun akar, pengerdilan tanaman, dan pemaksaan berbunga dapat membantu mengatasi kendala ekologi yang kurang cocok. 338 Aspek teknik budidaya Dalam memelihara tanaman dan teknik budidaya kadang-kadang ditemui permasalahan karena adanya perubahan kebiasaan masyarakat setempat dari bertanam secara tradisional ke modern. Umumnya cara bertani tradisional menghasilkan mutu bunga yang kurang baik dibandingkan dengan cara modern. Pemberian paranet pada budidaya Aglonema memberikan hasil warna daun yang lebih menarik dibandingkan dengan tanpa paranet. Peningkatan mutu bunga juga dapat dilakukan dengan pengaturan pembungaan (memperbesar ukuran bunga, memperlebat jumlah bunga, memperpanjang masa berbunga). Untuk memertahankan mutu bunga dari panen sampai ke tangan konsumen perlu memperhatikan: - Penyimpanan - pengemasan - pengangkutan Penyimpanan Cara penyimpanan bunga potong ditentukan berdasarkan jenis bunganya. Cara penyimpananya antara lain dengan merendam tangkai bunga di dalam air, perlakuan kimia, dan dengan cara pendinginan. Teknologi penyimpanan sederhana yan sering dilakukan petani adalah merendam tangkai bunga dalam air bersih, bunga krisan sering diberi perlakuan perendaman dengan chrysal sebanyak 5 g/air. Memperbesar ukuran bunga dapat dilakukan dengan metode pemangkasan, yang hanya menyisakan beberapa kuntum bunga yang potensial bermutu tinggi. Bunga Gladiol sering diberi perlakuan 4 ppm GA 60 ppm, magnesium sulfat 40 ppm atau air suling agar bunga ini tetap awet. Pascapanen Pengemasan Mutu bunga potong bergantung pada penampilan dan daya tahan kesegarannya. Bunga dengan mutu prima mempunyai nilai jual lebih tinggi dibandingkan dengan bunga potong berkualitas rendah. Pengemasan yang paling sederhana adalah dengan membungkus bunga dengan kertas koran. Salah satu bagian dibiarkan terbuka, kemudian dibungkus dengan kantong polietilen (PE) yang diberi lubang dan dikemas lagi dalam kantong tanpa lubang pada kelambaban 339 80%, metode ini sering digunakan petani Thailand dalam pengemasan bunga mawar. Pengangkutan Pengangkutan bunga potong menjadi perhatian khusus karena erat kaitannya dengan ketahanan bunga untuk tetap segar sampai ke tangan konsumen. 340 9.8.1. Teknik Budidaya Anggrek a.Pendahuluan Indonesia mempunyai lebih dari 4,000 jenis anggrek, tanaman ini hampir terdapat diseluruh kepulauan di Indonesia. Anggrek dapat ditemukan mulai dataran rendah sampai ketinggian 3000 mdpl. Hal ini sangat mendorong terciptanya varietas-varietas baru yang dapat dikembangkan dan dibudidayakan secara baik di Indonesia, karena kondisi iklim yang sesuai. Pertumbuhan tanaman anggrek baik vegetatif maupun generatif tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik. Namun lebih banyak ditentukan oleh faktor lingkungan seperti: Kisaran suhu untuk hidup anggrek ini juga bervariasi mulai dari 8.7ºC sampai 32ºC. - Cahaya - suhu Tanaman ini juga dapat ditemukan diberbagai tempat misalnya pada cabang pohon Tamarindus (asam jawa) pada pinggir jalan di kota besar besar seperti Jakarta, Bandung atau Bogor, atau dibawah tegakan hutan hujan tropis (misalnya Aerides odorata dan Rhynchostylis retusa). - kelembaban - pemeliharaan tanaman seperti: penyiraman, pemupukan, media tumbuh, dan pengendalian hama dan penyakit. Tanaman anggrek Dendrobium, Phalaenopsis, Oncidium, dan Vanda beserta kerabatnya serta tanaman anggrek jenis lain telah banyak diusahakan. Tanaman anggrek merupakan salah satu kelompok tanaman hias yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Banyaknya variasi bentuk dan warna bunga anggrek merupakan salah satu keunggulan dari bunga anggrek. Berdasarkan tipe pertumbuhan batangnya, maka anggrek dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu: 1. anggrek simpodial yaitu anggrek yang mempunyai pertumbuhan batang terbatas seperti: Dendrobium, Cattleya, dan Oncidium 2. anggrek tipe monopodial yaitu anggrek yang mempunyai pertumbuhan batang yang tidak terbatas seperti: Vanda dan kerabatnya. 341 Berdasarkan habitatnya tanaman anggrek dibagi dalam 2 golongan yaitu 1. Epifit, anggrek epifit adalah anggrek yang hidup menumpang pada batang pohon atau sejenisnya, namun tidak merugikan tanaman yang ditumpanginya dan membutuhkan naungan. 2. Terestrial, anggrek terestrial adalah anggrek yang hidup dan tumbuh di atas permukaan tanah dan membutuhkan cahaya matahari langsung. b.Syarat Tumbuh Intensitas cahaya Intensitas cahaya yang dibutuhkan anggrek di dalam pertumbuhan dan perkembangannya sangat berbeda, tergantung pada jenis, ukuran dan umurnya. Misalnya anggrek epifit membutuhkan intensitas cahaya matahari berkisar antara 1500– 3000 fc. Sedangkan anggrek terestrial membutuhkan intensitas cahaya matahari 4000 – 5000 fc. Suhu Kebutuhan suhu pada tanaman anggrek sangat tergantung pada jenisnya. Anggrek yang tumbuh di dataran rendah membutuhkan suhu siang berkisar 24–33oC dan suhu malam 21–27oC. Sedangkan untuk anggrek yang tumbuh di dataran tinggi membutuhkan suhu siang berkisar antara 18– 27oC dan suhu malam berkisar antara 13– 18oC. Kelembaban Pada umumnya anggrek membutuhkan kelembaban tinggi yaitu berkisar antara 60-80%. Pada malam hari kelembaban tidak terlalu tinggi karena dapat mengakibatkan busuk akar dan busuk tunas. Kelembaban yang terlalu rendah pada siang hari dapat diatasi dengan cara pemberian semprotan kabut (mist) di sekitar tempat pertanaman. c. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya anggrek Aspek lingkungan Secara alami anggrek (Famili Orchidaceae) hidup epifit pada pohon dan ranting-ranting tanaman lain, namun dalam pertumbuhannya anggrek dapat ditumbuhkan dalam pot yang diisi media tertentu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, seperti faktor lingkungan, antara lain sinar matahari, kelembaban dan temperatur serta pemeliharaan seperti : pemupukan, 342 penyiraman serta pengendalian OPT. Pada umumnya anggrekanggrek yang dibudidayakan memerlukan temperatur 28 + 2° C dengan temperatur minimum 15° C. Anggrek tanah pada umumnya lebih tahan panas dari pada anggrek pot. Tetapi temperatur yang tinggi dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Kelembaban nisbi (RH) yang diperlukan untuk anggrek berkisar antara 60–85%. Fungsi kelembaban yang tinggi bagi tanaman antara lain untuk menghindari penguapan yang terlalu tinggi. Pada malam hari kelembaban dijaga agar tidak terlalu tinggi, karena dapat mengakibatkan busuk akar pada tunas-tunas muda. Oleh karena itu diusahakan agar media dalam pot jangan terlampau basah. Sedangkan kelembaban yang sangat rendah pada siang hari dapat diatasi dengan cara pemberian semprotan kabut (mist) di sekitar tempat pertanaman dengan bantuan sprayer. Berdasarakan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek dibedakan menjadi dua tipe yaitu, simpodial dan monopodial. Anggrek tipe simpodial adalah anggrek yang tidak memiliki batang utama, bunga ke luar dari ujung batang dan berbunga kembali dari anak tanaman yang tumbuh. Kecuali pada anggrek jenis Dendrobium sp. yang dapat mengeluarkan tangkai bunga baru di sisi-sisi batangnya. Contoh dari anggrek tipe simpodial antara lain : Dendrobium sp., Cattleya sp., Oncidium sp.,dan Cymbidium sp. Anggrek tipe simpodial pada umumnya bersifat epifit. Anggrek tipe monopodial adalah anggrek yang dicirikan oleh titik tumbuh yang terdapat di ujung batang, pertumbuhannnya lurus ke atas pada satu batang. Bunga ke luar dari sisi batang di antara dua ketiak daun. Contoh anggrek tipe monopodial antara lain : Vanda sp., Arachnis sp., Renanthera sp., Phalaenopsis sp., dan Aranthera sp. Habitat tanaman anggrek dibedakan menjadi 4 kelompok sebagai berikut : > Anggrek epifit, yaitu anggrek yang tumbuh menumpang pada pohon lain tanpa merugikan tanaman inangnya dan membutuhkan naungan dari cahaya matahari, misalnya Cattleya sp. memerlukan cahaya +40%, Dendrobium sp. 50–60%, Phalaenopsis sp. + 30 %, dan Oncidium sp. 60 – 75 %. > Anggrek terestrial, yaitu anggrek yang tumbuh di tanah dan membutuhkan cahaya matahari langsung, misalnya Aranthera sp., 343 Renanthera sp., Vanda sp., dan Arachnis sp. Tanaman anggrek terestrial membutuhkan cahaya matahari 70 – 100 %, dengan suhu siang berkisar antara 19 – 380C, dan malam hari 18–210C. Sedangkan untuk anggrek jenis Vanda sp. yang berdaun lebar memerlukan sedikit naungan. > > Anggrek litofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada batu-batuan, dan tahan terhadap cahaya matahari penuh, misalnya Dendrobium phalaenopsis. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, sebaiknya dan seharusnya pedoman persilangan perlu dikuasai, antara lain : > Persilangan sebaiknya dilakukan pada pagi hari setelah penyiraman. Kuntum bunga dipilih yang masih segar atau setelah membuka penuh. > Sebagai induk betina dipilih yang mempunyai bunga yang kuat, tidak cepat layu atau gugur. > Mengetahui sifat-sifat kedua induk tanaman yang akan disilangkan, agar memberikan hasil yang diharapkan, misalnya sifat dominasi yang akan terlihat atau muncul pada turunannya seperti : warna, bentuk, dan lain-lain. > Bunga tidak terserang OPT terutama pada polen dan stigma. > Setiap mendapatkan varietas baru yang baik, sebaiknya didaftarkan pada “Royal Horticultural Society” di London, dengan mengisi formulir pendaftaran anggrek hibrida dengan beberapa persyaratan lainnya. Anggrek saprofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau daun-daun kering, serta membutuhkan sedikit cahaya matahari, misalnya Goodyera sp. Persilangan Anggrek Persilangan ditujukan untuk mendapatkan varietas baru dengan warna dan bentuk yang menarik, mahkota bunga kompak dan bertekstur tebal sehingga dapat tahan lama sebagai bunga potong, jumlah kuntum banyak dan tidak ada kuntum bunga yang gugur dini akibat kelainan genetis serta produksi bunga tinggi. 344 Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan penyerbukan (polinasi) adalah sebagai berikut: > Sediakan sehelai kertas putih dan sebatang lidi kecil atau tusuk gigi atau sejenisnya yang bersih. > Cap polinia yang terdapat pada ujung column dibuka, dimana akan terlihat di dalamnya polinia yang berwarna kuning. > Ujung lidi/tusuk gigi dibasahi dengan cairan yang ada di dalam lubang putih atau dengan sedikit air. Polinia diambil dengan hati-hati. Pegang kertas putih sebagai wadah di bawah bunga untuk menghindari bila polinia jatuh pada waktu diambil. > > > Polinia kemudian dimasukkan ke dalam stigma (kepala putik). Beri label yang diikatkan pada tangkai kuntum (pedicel) bunga yang berisi catatan tentang tanggal penyerbukan dan nama bunga yang diambil polinianya. Beberapa hari kemudian bunga yang telah diserbuki akan layu. Apabila penyerbukan berhasil, dan bila tidak ada OPT, maka bakal buah tersebut akan terus berkembang menjadi buah. Buah anggrek ada yang masak setelah tiga bulan sampai enam bulan atau lebih. Buah yang masak akan merekah dengan dicirikan adanya perubahan warna buah dari hijau menjadi hijau kekuning-kuningan. Dalam memilih biji anggrek yang akan disemaikan dalam botol perlu diperhatikan sebagai berikut : > Biji yang berwarna keputih-putihan dan kosong adalah biji yang kurang baik. > Biji yang baik yaitu yang bulat penuh berisi, berwarna kuning atau kecoklat-coklatan 3. Perbanyakan Anggrek Perbanyakan tanaman anggrek pada umumnya dilakukan melalui dua cara yaitu, konvensional dan dengan metoda kultur in vitro. Perbanyakan tanaman yang dilakukan secara konvensional adalah sebagai berikut : Perbanyakan vegetatif melalui beberapa cara seperti: - Pemecahan/pemisahan rumpun seperti Dendrobium sp., Oncidium sp., Cattleya sp., dan Cymbidium sp. 345 - Pemotongan anak tanaman yang ke luar dari batang seperti Dendrobium sp. - Pemotongan anak tanaman yang ke luar dari akar dan tangkai bunga seperti Phalaenopsis sp., yang selanjutnya ditanam ke media yang sama seperti pakis, mos serabut kelapa, arang, serutan kayu, disertai campuran pecahan genting atau batu bata. Perbanyakan secara vegetatif ini akan menghasilkan anak tanaman yang mempunyai sifat genetik sama dengan induknya. Namun perbanyakan konvensional secara vegetatif ini tidak praktis dan tidak menguntungkan untuk tanaman bunga potong, karena jumlah anakan yang diperoleh dengan cara-cara ini sangat terbatas. Perbanyakan generatif yaitu dengan biji. Biji anggrek sangat kecil dan tidak mempunyai endosperm (cadangan makanan), sehingga perkecambahan di alam sangat sulit tanpa bantuan jamur yang bersimbiosis dengan biji tersebut. Secara generatif, benih tanaman diperoleh melalui biji hasil persilangan yang secara genetis biji-biji tersebut bersifat heterozigot. Sehingga benihbenih yang dihasilkan mempunyai sifat tidak mantap dan beragam. Untuk menghasilkan bunga dalam jumlah banyak dan seragam diperlukan tanaman dalam jumlah banyak pula. Oleh karena itu peningkatan produksi bunga pada tanaman anggrek hanya dapat dicapai dengan usaha perbanyakan tanaman yang efisien. Pada saat ini metode kultur in vitro merupakan salah satu cara yang mulai banyak digunakan dalam perbanyakan klon atau vegetatif tanaman anggrek. Kultur in vitro pertama kali dicoba oleh Haberlandt pada tahun 1902, karena adanya sifat tanaman yang disebut totipotensi yang dicetuskan oleh kedua orang sarjana Jerman Schwann dan Schleiden pada tahun 1830. Metode kultur in vitro yaitu menumbuhkan jaringan-jaringan vegetatif (seperti : - akar - daun - batang - mata tunas - jaringan-jaringan generatif (seperti : ovule, embrio dan biji). Jaringan ini kemudian ditumbuhkan pada media buatan berupa cairan atau padat secara aseptik (bebas mikroorganisme). 346 Dengan metode ini dapat diharapkan perbanyakan tanaman dapat dilakukan secara cepat dan berjumlah banyak, serta sama dengan induknya. Penanaman dan pemeliharaan Persiapan Lahan Tanaman anggrek dapat ditanam di sekitar rumah atau pekarangan atau di kebun yaitu di bawah pohon atau dengan naungan yang diberi paranet atau sejenisnya dengan pengaturan intensitas cahaya tertentu atau di lahan terbuka. Oleh karena tanaman anggrek mempunyai potensi ekonomis yang tinggi, maka untuk jenisjenis tertentu dapat ditanam di dalam rumah kaca (green house). Selain untuk melindungi tanaman dari gangguan alam, juga akan mengurangi intensitas serangan OPT. Untuk pertumbuhan tanaman anggrek, kemasaman media (pH) yang baik berkisar antara 5–6. Media tumbuh sangat penting untuk pertumbuhan dan produksi bunga optimal, sehingga perlu adanya suatu usaha mencari media tumbuh yang sesuai. Media tumbuh yang sering digunakan di Indonesia antara lain : moss, pakis, serutan kayu, potongan kayu, serabut kelapa, arang dan kulit pinus. Pecahan batu bata banyak dipakai sebagai media dasar pot anggrek, karena dapat menyerap air lebih banyak bila dibandingkan dengan pecahan genting. Media pecahan batu bata digunakan sebagai dasar pot, karena mempunyai kemampuan drainase dan aerasi yang baik. Persiapan Media Tumbuh Media tumbuh yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu tidak lekas melapuk, tidak menjadi sumber penyakit, mempunyai aerasi baik, mampu mengikat air dan zat-zat hara secara baik, mudah didapat dalam jumlah yang diinginkan dan relatif murah harganya. Sampai saat ini belum ada media yang memenuhi semua persyaratan untuk pertumbuhan tanaman anggrek. Moss yang mengandung 2–3% unsur N sudah lama digunakan untuk medium tumbuh anggrek. Media moss mempunyai daya mengikat air yang baik, serta mempunyai aerasi dan drainase yang baik pula. Pakis sesuai untuk media anggrek karena memiliki daya mengikat air, aerasi dan drainase yang baik, melapuk secara perlahan-lahan, serta mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan anggrek untuk pertumbuhannya. 347 Serabut kelapa mudah melapuk dan mudah busuk, sehingga dapat menjadi sumber penyakit, tetapi daya menyimpan airnya sangat baik dan mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan serta mudah didapat dan murah harganya. Dalam menggunakan serabut kelapa sebagai media tumbuh, sebaiknya dipilih serabut kelapa yang sudah tua. Media tumbuh sabut kelapa, pakis, dan moss merupakan media tumbuh yang baik untuk pertumbuhan tanaman anggrek Phalaenopsis sp. Namun bila pakis dan moss yang tumbuh di hutan ini diambil secara terusmenerus untuk digunakan sebagai media tumbuh, dikhawatirkan keseimbangan ekosistem akan terganggu. Serutan kayu atau potongan kayu kurang sesuai untuk media anggrek karena memiliki aerasi dan drainase yang baik, tetapi daya menyimpan airnya kurang baik, serta miskin unsur N. Proses pelapukan berlangsung lambat, karena kayu banyak mengandung senyawa-senyawa yang sulit terdekomposisi seperti selulosa, lignin, dan hemiselulosa. Media serutan kayu jati merupakan media tumbuh yang baik untuk pertumbuhan anggrek Aranthera James Storie. Pecahan arang kayu tidak lekas lapuk, tidak mudah ditumbuhi cendawan dan bakteri, tetapi sukar mengikat air dan miskin zat hara. Namun arang cukup baik untuk media anggrek. Penggunaan media baru (repotting) dilakukan antara lain sebagai berikut : > Bila ditanam dalam pot (wadah) sudah terlalu padat atau banyak tunas. > Medium lama sudah hancur, sehingga menyebabkan medium bersifat asam, bisa menjadi sumber penyakit. Penyiraman Tanaman anggrek yang sedang aktif tumbuh, membutuhkan lebih banyak air dibandingkan dengan yang sudah berbunga. Frekuensi dan banyaknya air siraman yang diberikan pada tanaman anggrek bergantung pada jenis dan besar kecil ukuran tanaman, serta keadaan lingkungan pertanaman. Sebagai contoh adalah tanaman anggrek Vanda sp., Arachnis sp., dan Renanthera sp., yaitu anggrek tipe monopodial yang tumbuh di bawah cahaya matahari langsung, sehingga membutuhkan penyiraman lebih dari dua kali sehari, terutama pada musim kemarau. 348 Pemupukan Seperti tumbuhan lainnya, anggrek selalu membutuhkan makanan untuk mempertahankan hidupnya. Kebutuhan tanaman anggrek akan nutrisi sama dengan tumbuhan lainnya, hanya anggrek membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memperlihatkan gejala-gejala defisiensi, mengikat pertumbuhan anggrek sangat lambat. Dalam usaha budidaya tanaman anggrek, habitatnya tidak cukup mampu menyediakan unsurunsur yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan. Untuk mengatasi hal tersebut, biasanya tanaman diberi pupuk baik organik maupun anorganik. Pupuk yang digunakan umumnya pupuk majemuk yaitu yang mengandung unsur makro dan mikro. Kualitas dan kuantitas pupuk dapat mengatur keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Pada fase pertumbuhan vegetatif bagi tanaman yang masih kecil perbandingan pemberian pupuk NPK adalah 30:10:10, pada fase pertumbuhan vegetatif bagi tanaman yang berukuran sedang perbandingan pemberian pupuk NPK adalah 10:10:10. Sedangkan pada fase pertumbuhan generatif yaitu untuk merangsang pembungaan, perbandingan pemberian pupuk NPK adalah 10:30:30. Jika dilakukan pemupukan ke dalam pot maka hanya pupuk yang larut dalam air dan kontak langsung dengan ujung akar yang akan diambil oleh tanaman anggrek dan sisanya akan tetap berada dalam pot. Pemupukan pada sore hari menunjukkan respon pertumbuhan yang baik pada anggrek Dendrobium sp. d.Pedoman teknis Penanaman anggrek Anggrek tumbuh menumpang di batang, cabang pohon atau bahan lain tanpa merugikan tanaman inangnya. Karena terbiasa dibawah naungan, anggrek ini tidak tahan terkena sinar matahari terik dan membutuhkan naungan dengan persentase tertentu, tergantung jenisnya. Kisaran naungan antara 25 – 75%. Sebagai contoh misalnya anggrek epifit, Cattleya sp, Cymbidium sp, Dendrobium sp, Oncidium sp dan Phalaenopsis sp, serta Vanda daun lebar alias vanda daun . Untuk menanam anggrek epifit digunakan media berupa pakis, 349 moss, sabut kelapa, arang, dan kulit kayu atau sejenisnya. Bisa juga menggunakan lebih dari satu jenis, tergantung kondisi linggan setempat. Sebagai wadah dapat dipilih pot bahan plastik, tanah atau yang terbuat dari kayu. dilakukan agar anakan berikutnya dapat mengisi pot bagian tengahnya. Untuk menghindari agar anggrek tetap tegak, anggrek dapat diikat dengan kawat. Ada 3 cara penanaman anggrek epifit yaitu : pot, pohon, dan di tanah - Penanaman di pot Pedoman teknis: Sebelum ditanami, dasar pot diisi dengan pecahan batu bata/genting 1/3 dari tinggi pot Setelah itu, isi dengan media. seluruh pot Kemudian pada bagian atasnya diisi dengan arang. Tanam anggrek dengan bagian bulbnya yang muda berada disebelah dalam, hal ini Untuk tanaman di pot sebaiknya diletakkan di atas rak-rak atau digantung. 350 - Penanaman di pohon Letakkan bibit anggrek pada akar pakis, ikat dengan kawat atau tali rafia. Sebelum meletakkan anggrek muda ada baiknya terlebih dahulu menyemprot pakis dengan pesitida, agar terbebas dari semut atau serangga lainnya. Kemudia rendam dengan sedikit dengan larutan pupuk hyponex, selama 24 jam. Hal ini dilakukan agar media tempat tumbuh anggrek muda mengandung hara. Tanaman yang sudah siap ditanam diletakkan ditempat yang telah disiapkan, tergantung pada jenisnya. Berikut ini adalah salah atu contoh anggrek epifit yang sudah berkembang sempurna. Jika akar sudah kuat, tali dapat dilepas. 351 Contoh yg butuh sinar matahari penuh (100%): - Arachnis - Renanthera - Aranthera - Vanda teret ( berdaun pensil) seperti: vanda teres dan Vanda hookeriana. Tanaman ditempatkan di tempat yg diberi naungan sesuai dengan kebutuhan jenis anggreknya. Misalnya: 1. Cattleya butuh naungan dengan penerimaan cahaya matahari sekitar 25-45% 2. Dendrobium 55-65% 3. Oncidium 55-75% 4. Phalaenopsis 25-35% 5. Vanda 65-75% - Penanaman di Tanah Anggrek Terestrial Anggrek ini membutuhkan media lain seperti: serutan kayu, sabut kelapa dan dicampur dengan kompos dan pupuk kandang yg sudah matang. Anggrek terestrial umumnya ditanam dengan sistem bedengan, tetapi dapat juga ditanam dalam pot tanah. Bedengan Jika ingin menanam anggrek di tanah pertama yang harus kita lakukan adalah membuat bedengan. Bedengan dibuat tidak dengan meninggikan tanah seperti kalau kita membuat bedengan untuk tanaman lainnya, akan tetapi kita membuat bedengan yang tepinya dibatasi dengan batubata, seperti gambar dibawah ini. Anggrek terestrial yaitu anggrek yang tumbuh diatas permukaan tanah. Ada yang membutuhkan sinar matahari penuh dan ada yg perlu sedikit naungan. 352 Penyiraman Penyiraman pada umumnya dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi hari, sekitar pukul 6.00– 7.00 dan sore hari sekitar pukul 17.00 – 18.00. Pada musim kemarau dapat dilakukan lebih dari 2 kali sehari yaitu dengan cara penyemprotan pada seluruh bagian tanaman terutama bagian bawah permukaan daun. Tak ada salahnya berhati-hati saat melakukan penyiraman di rumpun anggrek. Pada bagian dasar bedengan ditaruh pecahan genting atau batubata kira-kira sepertiga dari tinggi batu bata. Diatasnya diberi serutan kayu atau sabut kelapa, baru diatasnya lagi diberi kompos dan pupuk, seperti gambar berikut. Pemeliharaan Penyiraman yang kurang hatihati dapat menyebabkan pembusukan pada tunas anakan. Tunas anakan anggrek, khususnya pada golongan dendrobium saat tumbuh akan membentuk kuncup daun yang menyerupai mahkota pada bagian atasnya. Tunas ini amat peka terhadap perubahan lingkungan, terutama kelembaban. Gambar Daun anggrek yang busuk 353 Kuncup yang menyerupai mahkota ini tak lain adalah ujung-ujung daun muda yang belum membuka sempurna dan posisi ujung daun tegak keatas dengan membentuk suatu cekungan/rongga sempit di bagian tengahnya, persis menyerupai mahkota. Kuntum bunga juga akan rontok jika kita salah dalam penyiraman Pemupukan Pupuk Organik Pupuk Kompos Seringkali apabila kita memelihara anggrek jenis terestrial, litofit, saprofit atau semi terestrial untuk menambahkan pupuk organik kedalam media tanamnya sebagai sumber unsur hara makro dan mikro dan juga dapat untuk memperbaiki sifat kimia, biologi dan fisik tanah disekitar perakaran anggrek Air kelapa Air kelapa ternyata memiliki manfaat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Air kelapa yang sering dibuang oleh para pedagang di pasar tidak ada salahnya untuk kita manfaatkan sebagai penyubur tanaman. Selama ini air kelapa banyak digunakan di Laboratorium sebagai nutrisi tambahan di dalam media kultur jaringan. Pemberian pupuk majemuk dilakukan 2 kali seminggu dengan dosis 0,2% atau sesuai dosis anjuran. Pemberian pupuk dilakukan melalui daun dengan cara penyemprotan di seluruh bagian tanaman, terutama di bagian bawah permukaan daun. Pupuk majemuk yang diberikan sebaiknya lebih dari 2 jenis pupuk yang diaplikasikan secara bergantian. Komposisi unsur N, P dan K yang diberikan tergantung pada besar kecilnya tanaman. Perlu dibedakan pemberian pupuk untuk bibit, tanaman remaja, dan untuk merangsang pembungaan. 3. Pengendalian Penyakit hama dan Penyemprotan pestisida seperti: insektisida, fungisida dan bakterisida dapat dilakukan 1 kali seminggu secara bergantian atau sesuai dosis anjuran dan 354 tergantung juga pada berat ringannya tingkat serangan. patogen serangga bassiana. Bioinsektisida (organik) Jamur Beauveria bassiana adalah jamur mikroskopik dengan tubuh berbentuk benang-benang halus (hifa). Kemudian hifa-hifa tadi membentuk koloni yang disebut miselia. Serangan hama merupakan salah satu faktor pembatas untuk peningkatkan produksi pertanian yang dalam kasus ini adalah pemeliharaan anggrek. Beauveria Untuk megendalikan hama seringkali digunakan pestisida kimia dengan dosis yang berlebih. Padahal akumulasi senyawa-senyawa kimia berbahaya dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan dan kesehatan manusia. Gambar Insektisida hayati Jamur ini tidak dapat memproduksi makanannya sendiri, oleh karena itu jamur ini bersifat parasit terhadap serangga inangnya. Ditengah maraknya budidaya pertanian organik, maka upaya pengendalian hama yang aman bagi produsen/petani dan konsumen serta menguntungkan petani, menjadi prioritas utama. Salah satu alternatif pengendalian adalah pemanfaatan jamur penyebab penyakit pada serangga (bioinsectisida), yaitu jamur Laboratorium BPTPH Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah mengembangkan dan memproduksi secara massal jamur patogen serangga B. bassiana sebagai insektisida alami. Berdasarkan kajian jamur B. bassiana efektif mengendalikan hama walang sangit, wereng batang coklat, dan kutu (Aphids sp). 355 Akan tetapi, bukan tidak mungkin akan efektif bila diuji coba pada serangga-serangga hama anggrek seperti kutu gajah. Sistem kerjanya yaitu spora jamur B. bassiana masuk ketubuh serangga inang melalui kulit, saluran pencernaan, spirakel dan lubang lainnya. oratorius) dan wereng batang coklat (Nilaparvata lugens) pada tanaman padi serta hama kutu (Aphids sp.) pada tanaman sayuran. Beberapa keunggulan jamur patogen serangga B. bassiana sebagai pestisida hayati yaitu : • Selektif terhadap serangga sasaran sehingga tidak membahayakan serangga lain bukan sasaran, seperti predator, parasitoid, serangga penyerbuk, dan serangga berguna lebah madu. • Tidak meninggalkan residu beracun pada hasil pertanian, dalam tanah maupun pada aliran air alami. • Tidak menyebabkan fitotoksin (keracunan) pada tanaman • Mudah dengan sederhana. Selain itu inokulum jamur yang menempel pada tubuh serangga inang dapat berkecambah dan berkembang membentuk tabung kecambah, kemudian masuk menembus kutikula tubuh serangga. Penembusan dilakukan secara mekanis dan atau kimiawi dengan mengeluarkan enzim atau toksin. Jamur ini selanjutnya akan mengeluarkan racun beauverin yang membuat kerusakan jaringan tubuh serangga. Dalam hitungan hari, serangga akan mati. Setelah itu, miselia jamur akan tumbuh ke seluruh bagian tubuh serangga. Serangga yang terserang jamur B. bassiana akan mati dengan tubuh mengeras seperti mumi dan tertutup oleh benangbenang hifa berwarna putih. Dilaporkan telah diketahui lebih dari 175 jenis serangga hama yang menjadi inang jamur B. bassiana. Berdasarkan hasil kajian jamur ini efektif mengendalikan hama walang sangit (Leptocorisa diproduksi teknik Teknik aplikasinya cukup mudah, yaitu dengan mengambil 2-3 gram formulasi dan disuspensikan dalam 1 ltr air, tambahkan 3 sendok gula pasir per tangki, waktu semprot sore hari. Dalam satu kemasan formulasi B. bassiana, berisi 100 gram 356 formulasi padat. Itupun dapat dikembangbiakan secara konvensional, sehingga lebih menghemat pengeluaran. Akhirnya, walaupun keberhasilan dari insektisida biologis dari jamur ini memberikan dampak positif terhadap pengendalian serangga hama tanaman dan keselamatan lingkungan. Namun dalam penerapannya di masyarakat masih minim, sehingga memerlukan upaya sosialisasi yang lebih intensif. Insektisida secara umum adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh serangga pengganggu (hama serangga). Insektisida dapat membunuh serangga dengan dua mekanisme, yaitu dengan meracuni makanannya (tanaman) dan dengan langsung meracuni si serangga tersebut. Pengamatan Hama dan Penyakit Hama Insektisida Budidaya anggrek tentunya akan mengalami interaksi baik dari lingkungan abiotik (tak hidup) dan lingkungan biotik (hidup). Salah satu bentuk interaksi biotik yaitu parasitisme, dimana anggrek berada sebagai organisme yang dirugikan, sedangkan hama sebagai organisme yang diuntungkan. Fungisida adalah zat kimia yang digunakan untuk mengendalikan cendawan (fungi). Fungisida umumnya dibagi menurut cara kerjanya di dalam tubuh tanaman sasaran yang diaplikasi, yakni fungisida nonsistemik, sistemik, dan sistemik local. Pada fungisida, terutama fungisida sistemik dan non sistemik, pembagian ini erat hubungannya dengan sifat dan aktifitas fungisida terhadap jasad sasarannya. a. Tungau Merah Tennuipalvus orchidarum Parf Ordo : Acarina Famili : Tetranychidae 1. Tanaman Inang : Jenisjenis yang dapat diserang hama ini adalah Phalaenopsis sp., Dendrobium sp., Orchidium sp., Vanda sp. dan Granatophyllium sp., kapas, kacang-kacangan, jeruk, dan gulma terutama golongan dikotil. 2. Gejala Serangan : Tungau ini sangat cepat berkembang biak dan dalam waktu singkat dapat menyebabkan kerusakan secara mendadak. Bagian tanaman yang diserang antara lain tangkai daun dan bunga. Tangkai yang diserang akan berwarna seperti perunggu. Pada 357 permukaan atas daun terdapat titik/bercak berwarna kuning atau coklat, kemudian meluas dan seluruh daun menjadi kuning. Pada permukaan bawah berwarna putih perak dan bagian atas berwarna kuning semu. Pada tingkat serangan lanjut daun akan berbercak coklat dan berubah menjadi hitam kemudian gugur. Pada daun Phalaenopsis sp. mula-mula berwarna putih keperakan kemudian menjadi kuning. Hama ini dapat berjangkit baik pada musim hujan maupun musim kemarau, namun umumnya serangan meningkat pada musim kemarau, sedangkan pada musim hujan serangan berkurang karena terbawa air. Kerusakan dapat terjadi mulai dari pembibitan. 3. Biologi :Tungau berwarna merah, berukuran sangat kecil yaitu 0,2 mm sehingga sukar untuk dilihat dengan mata telanjang. Tungau dapat dijumpai pada daun, pelepah daun dan bagianbagian tersembunyi lainnya. Telur tungau berwarna merah, bulat dan diletakkan membujur pada permukaan atas daun. b. Kumbang Orchidophilus (Acythopeus) Gajah aterrimus Ordo : Coleoptera Famili : Curculionidae 1) Tanaman Inang: Jenis anggrek yang diserang adalah anggrek epifit antara lain Arachnis sp., Cattleya sp., Coelogyne sp., Cypripedium sp., Dendrobium sp., Cymbidium sp., Paphiopedilum sp., Phalaenopsis sp., Renanthera sp., dan Vanda sp. 2) Gejala Serangan : Kumbang bertelur pada daun atau lubang batang tanaman. Kerusakan terjadi karena larvanya menggerek daun dan memakan jaringan di bagian dalam batang sehingga mengakibatkan aliran air dan hara dari akar terputus serta daun-daun menjadi kuning dan layu. Kerusakan pada daun menyebabkan daun berlubang-lubang. Larva juga menggerek batang umbi, pucuk dan batang untuk membentuk kepompong, sedangkan kumbang dewasa memakan epdermis/permukaan daun muda, jaringan/tangkai bunga dan pucuk/kuntum sehingga dapat mengakibatkan kematian bagian tanaman yang 358 dirusak. Serangan pada titik tumbuh dapat mematikan tanaman. Pada pembibitan Phalaenopsis sp. dapat terserang berat hama ini. Seangan kumbang gajah dapat terjadi sepanjang tahun, tetapi paling banyak terjadi pada musim hujan, terutama pada awal musim hujan tiba. 3) Biologi : Kumbang berwarna hitam kotor/tidak mengkilap dengan ukuran bervariasi 3,5-7 mm termasuk moncong. Kumbang bertelur pada daun atau lubang pada batang tanaman. Larva menggerek ke jaringan batang atau masuk ke pucuk/kuncup dan tangkai sampai menjadi pupa. Fase larva (ulat), pupa (kepompong) sampai dewasa (kumbang) berlangsung dalam pseudobulb. Larva yang baru menetas menggerek pseudobulb, makan dan tinggal di dalam pseudobulb tersebut. Pupa terbungkus oleh sisa makanan dan terletak di rongga bekas gerekan di dalam pseudobulb. c. Kumbang Penggerek Omobaris calanthes Mshl. Ordo : Colepotera Famili : Curculionidae 1) Tanaman anggrek terutama Inang :Jenis yang diserang adalah anggrek tanah terutama jenis Calanthe sp. dan Phajus sp. 2) Gejala Serangan : Berbeda dengan kumbang gajah, larva kumbang ini menggerek masuk ke jaringan akar/umbi, pucuk dan tangkai bunga sehingga dinding gerekan menjadi hitam. Sedangkan kumbang dapat dijumpai di bagian tengah tanaman di antara daun bawah. Serangga membuat sejumlah lubang, seringkali berbaris di daun dan juga tunas utama yang masih terlipat yang kemudian dapat patah dan mati. Pada tahap awal seringkali merusak akar tanaman dan pada saat bunga masih kuncup. Serangan berat menyebabkan tanaman terlihat merana dan dapat mematikan tanaman anggrek secara keseluruhan. 3) Biologi :Pertumbuhan larva dapat mencapai panjang 5 mm. d. Kumbang Penggerek Akar Diaxenes phalaenopsidis Fish. Ordo Famili : Coleoptera : Cerambycidae 1) Tanaman Inang :Larva maupun kumbang ini dapat menyerang tanaman anggrek Renanthera sp., Vanda sp., Dendrobium sdp., Oncidium 359 sp. dan lebih khusus anggrek Phalaenopsis sp. menyerang Dendrobium sp. 2) Gejala Serangan :Larva menggerek akar sehingga akar mengering dan dapat mengakibatkan kematian. Larva juga menyerang bunga. Kerusakan yang diakibatkan oleh hama ini akan sangat berat jika tidak segera dikendalikan. 2) Gejala Serangan :Larva membuat lubang pada daun, akar, kuntum bunga dan bunga. Serangga dewasa juga dapat memakan daun. 3) Biologi :Telur berwarna hijau terang dengan panjang 2,4 mm dan diletakkan di bawah kutikula akar. Larva berwarna kuning dan membentuk pupa dalam suatu kokon yang berserabut/berserat padat. Kumbang dapat hidup sampai 3 bulan dan daur hidup mencapai 50-60 hari. Pada siang hari kumbang ini bersembunyi dan pada malam hari memakan daun bagian atas dan meninggalkan potongan/bekas gerekan yang tidak beraturan di permukaan. e. Kumbang Penggerek Oulema (= Lema) pectoralis Baly. Ordo Famili : Coleoptera : Chrysomelidae 1) Tanaman Inang :Arachnis sp., Grammatophyllum sp., Vanda sp., Phalaenopsis sp., Calanthes sp. dan kadang-kadang 3) Biologi :Kumbang berwarna hijau kekuningan. Tubuhnya diselubungi busa yang berwarna hijau tua. Larvanya membuat lubang pada daun, akar, kuntum bunga dan bunganya. Kumbang mempunyai tipe criocerin sepanjang punggung dan pronotum yang sempit. Serangga dari famili ini berasosiasi dengan rumput-rumputan dan monokotiledon lain. Larva yang semula berwarna abu-abu, dengan meningkatnya umur, akan berubah menjadi kuning. Tubuh larva senantiasa tertutup oleh kotorannya sendiri. Telur diletakkan terpisah-pisah pada bunga dan petiola. Telur berwarna kuning kehijauan dengan panjang 1,25 mm. Larva yang baru menetas membawa kulit telur di punggungnya. Daur hidup mencapai 30 hari. 360 f. Kutu Perisai Parlatoria proteus Curt. Ordo Famili 1) : Hemiptera : Diaspididae Tanaman Inang : Kutu ini tersebar luas dan terutama dijumpai pada tanaman anggrek Dendrobium sp., Renanthera sp., Vanda sp. dan jenis-jenis anggrek tanah, dan palem. 2) Gejala Serangan :Tanaman yang terserang berwarna kuning merana, kadangkadang daun berguguran. 3) Biologi : Kutu mempunyai perisai berwarna coklat merah berukuran + 1,5 mm, kutu dewasa berwarna gelap berbentuk bulat, pipih, melekat pada bagian tanaman terserang. Telurnya diletakkan di bawah perisai/tempurung, sehingga tidak terlihat dari atas. Larva tidak bertungkai, berbentuk bulat. Kutu dewasa betina tidak bersayap sedangkan yang jantan bersayap. g. Pengerekk Daun Gonophora xanthomela ( = Agonita spathoglottis) Ordo Famili : Coleoptera : Chrysomelidae 1) Tanaman Inang :Hama ini menyerang jenis-jenis anggrek Phalaenopsis amabilis, Vanda tricolor, V. coerulea, Arundina sp. dan Aspathoglottis sp. 2) Gejala Serangan Larva mengorok bagian dalam daun dan meninggalkan bagian epidermis sehingga daun tampak transparan. Serangan berat terjadi pada musim hujan. 3) Biologi :Kumbang berukuran 6 mm, terdapat tanda hitam dan oranye. Telur diletakkan pada permukaan bawah daun dan ditutupi kotoran. h. Ulat Bunga Chliaria othona Ordo Famili : Lepidoptera : Lycaenidae 1) Tanaman Inang : Ulat ini menyerang jenis-jenis anggrek Dendrobium sp., Phalaenopsis sp., Arundina sp., Phajus sp. 2) Gejala Serangan :Ulat memakan bunga atau pucuk anggrek. Setelah menetas dari telur segera 361 masuk dan merusak ke dalam pucuk sampai ke bunga. membentuk pupa. 3) 3) Biologi :Ulat berbentuk pipih. Larva yang baru menetas dari telur masuk ke dalam pucuk sampai bunga. Stadia pupa terjadi di daun dan umbiumbian dalam lapisan anyaman dan pupa berbalut lapisan sutera. i. Pemakan Daun chlorocrota Hps. Ordo Famili Negeta : Lepidoptera : Noctuidae 1) Tanaman Inang :Kerusakan paling banyak pada Dendrobium sp., dan Arachnis sp.. dan serangga juga dijumpai pada Phalaenopsis sp. dan aneka anggrek liar. 2) Gejala Serangan :Larva memakan daun muda dan meninggalkan potongan-potongan daun yang putih dan transparan. Kerusakan disebabkan oleh instar selanjutnya pada daun yang lebih tua. Pucukpucuk muda juga diserang. Pada populasi tinggi larva menggerogoti daun, potongan oval dari daun yang tertinggal di atas dan digunakan untuk tempat Biologi :Ulat merupakan semi penggulung daun anggrek. Ulat instar lanjut berwarna hijau pudar dengan garis gelap membujur dan empat tanda di punggung. Seta (bulu) panjang tumbuh dari kecil dan hitam. Panang larva + 35 mm. Ngengat muda tidak terbang sangat jauh. Telur berduri dan dijumpai di daun, pucuk dan bunga. Di Bogor siklus hidup mencapai 38 hari. j. Kutu Putih Pseudococcus sp. Ordo : Hemiptera Famili : Pseudococcidae 1) Tanaman Inang : Hama ini tersebar luas dan merupakan hama penting pada tanaman buahbuahan dan tanaman hias. 2) Gejala Serangan :Pada Dendrobium sp., kutu menyerang ujung akar, bagian daun sebelah bawah dan batang. Bagian tanaman terserang akan berwarna kuning dan akhirnya mati karena hama ini mengisap cairan sel. Pada Phalaenopsis sp., kutu menyerang ketiak daun di sekitar titik tumbuhnya, sehingga 362 menyebabkan mati. tanaman 3) Biologi :Seluruh tubuh tertutup oleh lilin termasuk tonjolan pendek yang terdapat pada tubuhnya. Kutu berwarna coklat kemerahan, panjang 2 mm, dan memproduksi embun madu sehingga menarik bagi semut untuk berkumpul. Kutu memperbanyak diri melalui atau tanpa perkawinan (partenogenesis). Perkembangan satu generasi memerlukan waktu selama 36 hari. k. Siput Setengah Telanjang (Slug) Parmarion pupillaris Phyllum : Mollusca 1) Tanaman Inang : Bersifat polifag, selain menyerang anggrek juga pada kol, sawi, tomat, kentang, tembakau, karet dan ubi jalar. 2) Gejala Serangan :Siput memakan daun dan membuat lubang-lubang tidak beraturan. Seringkali ditandai dengan adanya bekas lendir sedikit mengkilat dan kotoran. Akar dan tunas anakan juga diserang. Seringkali merusak pesemaian atau tanaman yang baru saja tumbuh. Siput juga makan bahan organik yang telah membusuk atauun tanaman yang masih hidup. 3) Biologi :Siput tidak memiliki cangkok, berukuran panjang 5 cm, berwarna coklat kekuningan atau coklat keabuan. Rumah pada punggungnya kerdil dan sedikit menonjol. Siput tidak beruas, badannya lunak, bisa mengeluarkan lendir, berkembang biak secara hermaprodit namun sering juga terliha mereka mengadakan perkawinan dengan sesama. Siput menyukai kelembaban. Telur diletakkan pada tempattempat yang lembab. Siput biasanya pada waktu siang hari bersembunyi di tempat yang teduh dan aktif mencari makan pada malam hari. Alat untuk makan berbentuk seperti lidah yang kasar seperti parut yang disebut radula. l. Siput Telanjang Vaginula bleekeri atau Filicaulis bleekeri Phyllum : Mollusca 1) Tanaman Inang : Selain menyerang anggrek, juga merusak pesemaian sayuran seperti kol, sawi, tomat dan tembakau. 363 2) Gejala Serangan :Gejala serangan mirip Parmarion. Siput menyerang tanaman pada waktu malam hari. Bagian tanaman yang diserang adalah daun dan pucuk-pucuknya 3) Biologi :Bentuk siput seperti lintah, berwarna coklat keabuan, pada punggungnya terdapat bercak-bercak coklat tua yang tidak teratur dan ada sepasang garis memanang, panjang tubuh + 5 cm. m. Bekicot Achatina fulica atau A. variegata Phyllum : Mollusca 1) Tanaman Inang :Bekicot selain merusak tanaman anggrek, juga tanaman bunga bakung, bunga dahlia, pepaya, tomat 2) Gejala Serangan : Bekicot banyak merusak seluruh bagian tanaman dengan memakan daun dan bagian tanaman lain. Selain itu juga makan tanaman yang telah mati. 3) Biologi : Bekicot mempunyai cangkok (rumah), dengan ukuran panjang + 10-13 cm. Pada waktu siang hari bekicot ini sering istirahat pada batang pepaya, pisang dan dinding rumah. Pada waktu malam hari mencari makanan. Siang hari mencari tempat perlindungan di lubang tanah, kaleng atau bambu. Bila diganggu mereka akan menarik kepalanya ke dalam rumahnya. Kadangkadang dapat mengeluarkan suara. Pada waktu musim kemarau yang panjang dan udara panas, kepala dan seluruh badan dimasukkan dalam rumah dan lubangnya ditutup dengan suatu lapisan membran yang tebal hingga ia dapat bertahan hidup selama musim kemarau + 6 bulan. Bila musim hujan tiba dalam beberapa jam mereka dapat segera mengakhiri masa istirahatnya dan mulai mencari makanan. Bekicot yang baru saja menetas bisa tahan tidak makan selama 1 bulan. Bekicot yang besar bisa tahan terendam air tawar selama 12 jam, tetapi kalau air mengandung garam bekicot akan mati dengan pelan-pelan. Telurnya berwarna kuning dengan diameter + 5 mm, biasanya terdapat dalam kelompok telur yang jumlahnya 100-500 butir gumpalan telur yang diameternya bisa sampai 364 + 5 cm. Biasanya terletak di bawah batu, tanaman atau dalam tanah gembur. Telur ini akan menetas dalam 10-14 hari. n. Tungau Jingga Anggrek Pseudoleptus vandergooti (Oud) Ordo : Acarina Famili : Tertranychidae 1) Tanaman Inang :Anggrek Dendrobium sp. sangat peka terhadap serangan tungau jingga. 2) Gejala Serangan :Serangan hama ini mengakibatkan daun dan jaringan batang berubah warna. 3) Biologi :Tungau berukuran 0,3 mm, hidup berkoloni pada daundaun yang mati. o. Thrips Anggrek Dichromothrips (= Eugniothrips) smithi (Zimm) Ordo : Thysanopter Sub Ordo : Terebrantia 1) Tanaman Inang :Thrips anggrek dari P. Jawa ditemukan pula di Taiwan. Thrips mengakibatkan kerusakan serius pada pembibitan anggrek Arachnis sp., Cattleya sp., Dendrobium sp., Renanthera sp., dan Vanda sp. 2) Gejala Serangan : Serangan hama ini mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat, bunga berguguran, daun berubah bentuk dan berwarna keperakan. Pada musim kemarau serangan thrips dapat mengakibatkan penurunan produksi bunga. 3) Biologi :Hama ini sangat kecil, dan berwarna abuabu, ada juga yang berwarna kecoklatan. Panjangnya kira-kira 11½ mm. Trips mempunyai tiga pasang kaki, dan berbadan ramping. p. Kepik Anggrek Mertila malayensis Dist. Ordo : Hemiptera Famili : Miridae 1) Tanaman Inang :Kepik ini memiliki daerah penyebaran meliputi wilayah Asia Selatan dan Timur. Kepik dapat ditemukan pada anggrek Phalaenopsis sp., Bulbophyllum sp., Renanthera sp., Vanda sp. 2) Gejala Serangan : Serangan kepik menimbulkan gejala 365 bintik-bintik putih kuning pada permukaan atas dan bawah daun anggrek. Kadangkadang titik-titik tersebut sangat rapat sehingga merupakan bercak putih. Tanaman yang terserang lama-lama menjadi gundul. 3) Biologi :Kepik berwarna merah kehitaman. Telur diletakkan di daun, dan nimfa yang baru menetas berwarna merah mirip dengan tungau. Serangga biasanya hidup berkelompok, jika diganggu maka akan melarikan diri dengan cepat. Di Salatiga siklus hidup sekitar 4 minggu, dan serangga dewasa dapat hidup selama 2 bulan. q. Kutu Daun Anggrek Cerataphis oxhidiarum (West) Ordo Famili : Homoptera : Aphidoidea 1) Tanaman Inang :Kutu ini tersebar luas dan terutama dijumpai pada tanaman anggrek Dendrobium sp., Renanthera sp., Vanda sp. dan jenis-jenis anggrek tanah. 2) Gejala Serangan :Kutu daun menempel pada daun, dan menyebabkan daun yang terserang berubah menjadi kuning, kemudian coklat, akhirnya mati. 3) Biologi :Spesies kutu daun ini berwarna coklat gelap sampai hitam. Pada waktu masih muda, serangga berwarna hijau. Penyebaran meliputi di daerah tropis. r. Kutu Tempurung Aspidiotus sp. Ordo : Homoptera Famili : Diaspididae 1) Tanaman Inang : Di daerah Bogor kutu tempurung ditemukan pada anggrek Renanthera sp. dan Vanda sp., kelapa, kelapa sawit, pisang, mangga, alpukat, jambu biji, kakao, karet, keluwih, dan jahe. 2) Gejala Serangan : Serangga ini mengisap cairan daun di bagian permukaan bawah sehingga meninggalkan bercak-bercak dan menyebabkan daun berwarna kuning kecoklatan. Kutu mengisap cairan daun, sehingga makin lama cairan daun habis dan jaringan di sekelilingnya terjadi nekrosis. Pada serangan berat seluruh daun menjadi kering dan kemudian rontok. 366 3) Biologi : Serangga dewasa berwarna merah coklat gelap berukuran panjang 1,5 mm. Kutu betina dapat menghasilkan telur 20-30 butir. Telur diletakkan di dalam perisai di bawah badannya. Nimfa yang baru menetas akan ke luar dari perisai, berkelompok di permukaan bawah daun. Periode telur sampai dewasa mencapai 1,5-2 bulan. Aktivitas puncak terjadi pada musim kering. s. Siput Kecil Lamellaxis (= Opeas) gracilis (Hutt.) dan Subulina octona Brug. Phyllum : Mollusca 1) Tanaman Inang :Di daerah Deli (Sumatera) sering ditemukan pada bedengan pembibitan tembakau, dan di daerah lain di Indonesia ditemukan menyerang sayuran di rumah kaca. 2) Gejala Serangan :Siput ini tinggal pada tanaman anggrek di antara media tumbuh dalam pot dan menyerang bagian akar. Malam hari siput naik ke permukaan pot dan menyerang bagian daun. Serangan berat terjadi pada musim hujan. 3) Biologi :Tempurung hama panjangnya 11 mm dan berwarna kuning terang. Kedua spesies hama ini di alam sering bercampur. 2. Penyakit a. Busuk Hitam Phytopthora spp. 1) Tanaman Inang :Penyakit ini terutama dijumpai pada anggrek Cattleya sp., Phalaenopsis sp., Dendrobium sp., Epidendrum sp. dan Oncidium sp. 2) Gejala Serangan : Infeksinya tampak dengan adanya nodanoda hitam yang menjalar dari bagian tengah tanaman hingga ke daun. Dalam waktu relatif singkat seluruh daun sudah berjatuhan. Cendawan ini menyerang pucuk tanaman dan titik tumbuh. Bagian pangkal pucuk daun terlihat basah dan bila ditarik mudah terlepas. Bila menyerang titik tumbuh, pertumbuhan akan terhenti. Penyebaran penyakit ini sangat cepat bila keadaan lingkungan lembab. Pada Cattleya penyakit dapat timbul pada daun, umbi semu, akar rimpang dan kuncup bunga. Penyakit ini juga dapat timbul pada pesemaian sebagai penyakit busuk rebah. 367 Pada daun terjadi bercak besar, berwarna ungu tua, coklat keunguan, atau hitam. Bercak dikelilingi halo kekuningan. Dari daun penyakit berkembang ke umbi semu, akar rimpang, bahkan mungkin ke seluruh tanaman. Jika penyakit mula-mula timbul pada umbi semu, maka umbi ini akan menjadi hitam ungu, dan semua yang terletak di atasnya akan layu. Seringkali daun menjadi rapuh dengan goyangan sedikit saja daun akan terlepas sedikit di atas umbi semu. Infeksi yang terjadi pada permukaan tanah dapat menyebabkan busuk kaki. Pada Vanda, mulamula pada pangkal daun terjadi bercak hitam kecoklatan tidak teratur, dengan cepat meluas ke seluruh permukaan daun dan pada daun-daun sekitarnya. Pada umumnya penyakit timbul di daerah pucuk tanaman. Pada bagian ini daun-daun berwarna hitam coklat kebasahbasahan dan mudah sekali gugur. Kadangkadang penyakit juga timbul pada batang dan daerah perakaran. 3) Morfologi/Epidemiologi : Cendawan membentuk sporangium, mudah terlepas, bulat telur atau jorong, pangkalnya membulat, mempunyai tangkai pendek dan hialin. Spora Phytophthora dapat dipencarkan oleh angin, dan percikan air. Akar rimpang dapat dapat terinfeksi karena patogen yang terbawa oleh pisau yang dipakai untuk memotong (memisahkan tanaman). Penyakit juga berkembang oleh kelembaban yang tinggi, karena air membantu pembentukan, pemencaran, dan perkecambahan spora. b. Antraknosa. Colletotrichum gloeosporioides (Penz.) Sacc. (Stadium Sempurna : Glomerella cingulata) 1) Tanaman Inang :Penyakit ini dijumpai pada anggrek jenis Dendrobium sp., Arachnis sp., Ascocendo sp., Phalaenopsis sp., Vanda sp. dan Oncidium sp. 2) Gejala Serangan : Pada daun atau umbi semu mula-mula timbul bercak bulat, mengendap, berwarna kuning atau hijau muda. Akhirnya bercak menjadi coklat dan mempunyai bintikbintik hitam yang terdiri 368 dari tubuh buah (aservulus) cendawan. Pada umumnya bintikbintik ini teratur pada lingkaran-lingkaran yang terpusat. Dalam keadaan yang lembab tubuh buah mengeluarkan massa spora (konidium) yang berwarna merah jambu atau jingga. Daun yang terserang akan gugur akhirnya umbi akan gundul. Pada bunga, penyakit menyebabkan terjadinya bercak-bercak coklat kecil yang dapat membesar dan bersatu sehingga dapat meliputi seluruh bunga. Cendawan dapat mempertahankan diri dengan hidup secara saprofitik pada sisa tanaman sakit. Pada cuaca menguntungkan (lembab), cendawan membentuk konidium yang apabila terbentuk dalam massa yang lekat, konidium dipencarkan oleh percikan air hujan/air siraman, mungkin juga oleh serangga. Cendawan adalah parasit lemah, yang hanya dapat mengadakan infeksi pada tanaman yang keadaannya lemah, terutama melalui lukaluka, termasuk luka karena terbakar matahari. Terjadinya penyakit juga dibantu oleh pemberian pupuk nitrogen banyak. yang terlalu 3) Morfologi/Epidemiologi : C.gloeosporioides berbentuk aservulus pada bagian yang mati (nekrosis) yang berbatas tegas, biasanya berseta, kadang-kadang berseta sangat jarang atau tidak sama sekali. Aservulus berbentuk bulat, memanjang atau tidak teratur, garis tengahnya dapat mencapai 500 µm. Seta mempunyai panjang yang bervariasi, jarang lebih dari 200 µm, dengan lebar 4-8 µm, bersekat 1-4, berwarna coklat, pangkalnya agak membengkak, mengecil ke ujung, pada ujungnya kadang-kadang berbentuk konidium. Konidium berbentuk tabung, ujungnya tumpul, pangkalnya sempit terpancung, hialin, tidak bersekat, berinti 1,9-24 x 3,6 µm. Konidiofor berbentuk tabung, tidak bersekat, hialin atau coklat pucat. C. gloeosporioides tersebar luas, sebagai parasit lemah pada bermacam macam tumbuhan inang, bahkan ada yang hanya hidup sebagai saprofit. Cendawan dapat mempertahankan diri dengan hidup secara saprofitis pada bermacam -macam sisa 369 tanaman sakit. Pada cuaca menguntungkan jamur membentuk konidium. Karena terbentuk dalam massa yang lekat, konidium dipencarkan oleh percikan air, dan mungkin oleh serangga. Pembentukan konidium dibentuk oleh cuaca yang lembab, sedang pemencaran konidium dibantu oleh percikan air hujan maupun siraman. c. Layu Sklerotium rolfsii Sacc. (Stadium Sempurna : Corticium rolfsii Curzi) 1) 2) Tanaman Inang :Selain menyerang anggrek, penyakit ini diketahui menyerang pada tanaman pertanian lainnya. Pada anggrek terutama menyerang jenis-jenis terestrial, seperti Vanda sp., Arachnis sp. dan sebagainya. Gejala Serangan : Tanaman yang terserang menguning dan layu. Infeksi terjadi pada bagian-bagian yang dekat dengan tanah. Bagian ini membusuk, dan pada permukaannya terdapat miselium cendawan berwarna putih, teratur seperti bulu. Miselium ini membentuk sklerotium, yang semula berwarna putih, kelak berkembang menjadi butir-butir berwarna coklat yang mirip dengan biji sawi. Pada Phalaenopsis penyakit menyebabkan busuk akar dan pangkal daun. Jaringan menjadi berwarna kuning krem, berair, yang segera berubah menjadi coklat lunak karena adanya bakteri dan cendawan tanah. Sklerotium bentuknya hampir bulat dengan pangkal yang agak datar, mempunyai kulit luar, kulit dalam dan teras. Di daerah tropis S. rolfsii tidak membentuk spora. Cendawan dapat bertahan lama dengan hidup secara saprofitik, dan dalam bentuk sklerotium yang tahan terhadap keadaan yang kurang baik. S. rolfsii umumnya terdapat dalam tanah. Cendawan terutama terpencar bersamasama dengan tanah atau bahan organik pembawanya. Sklerotium dapat terpencar karena terbawa oleh air yang mengalir. S. rolfsii terutama berkembang dalam cuaca yang lembab. Cendawan dapat menginfeksi tanaman anggrek melalui luka ataupun tidak, bila melalui luka 370 infeksi akan berlangsung lebih cepat. Di Indonesia Oncidium sp. dan Phalaenopsis sp. sangat rentan terhadap S. rolfsii, Cattleya sp. agak tahan, sedangkan Dendrobium sp. sangat tahan. 3) Morfologi/Epidemiologi : S. rolfsii adalah cendawan yang kosmopolit, dapat menyerang bermacam macam tumbuhan, terutama yang masih muda. Cendawan itu mempunyai miselium yang terdiri dari benang-benang berwarna putih, tersusun seperti bulu atau kipas. Cendawan tidak membentuk spora. Untuk pemencaran dan mempertahankan diri cendawan membentuk sejumlah sklerotium yang semula berwarna putih kelak menjadi coklat dengan garis tengah kurang lebih 1 mm. Butir-butir ini mudah sekali terlepas dan terangkut oleh air. Sklerotium mempunyai kulit yang kuat sehingga tahan terhadap suhu tinggi dan kekeringan. Di dalam tanah sklerotium dapat bertahan selama 6-7 tahun. Dalam cuaca yang kering sklerotium akan mengeriput, tetapi justru akan berkecambah dengan cepat jika kembali berada dalam lingkungan yang lembab. d. Layu Fusarium oxysporum 1) Tanaman Inang :Penyakit layu Fusarium dapat dijumpai pada anggrek jenis Cattleya sp., Dendrobium sp. dan Oncidium sp. Selain itu juga menyerang kubis, caisin, petsai, cabai, pepaya, krisan, kelapa sawit, lada, kentang, pisang dan jahe. 2) Gejala serangan : Patogen menginfeksi tanaman melalui akar atau masuk melalui luka pada akar rimpang yang baru saja dipotong, menyebabkan batang dan daun berkerut. Bagian atas tanah tampak merana seperti kekurangan air, menguning, dengan daun-daun yang keriput, umbi semu menjadi kurus, kadang-kadang agak terpilin. Perakaran busuk, pembusukan pada akar dapat meluas ke atas, sampai ke pangkal batang. 371 3) Jika akar rimpang dipotong akan tampak bahwa epidermis dan hipodermis berwarna ungu, sedang phloem dan xylem berwarna ungu merah jambu muda. Akhirnya seluruh akar rimpang menjadi berwarna ungu. 4) Epidemiologi :Patogen dapat bertahan secara alami di dalam media tumbuh dan pada akarakar tanaman sakit. Apabila terdapat tanaman peka, melalui akar yang luka dapat segera menimbukan infeksi. Penyakit ini mudah menular melalui benih, dan alat pertanian yang dipakai. e. Bercak Daun Cercospora spp. 1) Tanaman inang :Semua jenis anggrek terserang oleh penyakit ini, terutama yang ditanam di tempat terbuka, seperti Vanda sp., Arachnis sp., Aranda sp., Aeridachnis sp. dan sebagainya. 2) Gejala serangan : Penyakit timbul hanya apabila keadaan lingkungan lembab. Mulamula pada sisi bawah daun yang masih muda timbul bercak kecil berwarna coklat. Bercakbercak dapat berkembang melebar dan memanjang, dan dapat bersatu membentuk bercak yang besar. Pada pusat bercak yang berwarna coklat keputihan, cendawan membentuk kumpulankumpulan konidiofor dengan konidium, yang bila dilihat dengan kaca pembesar (loupe) tampak seperti bintik-bintik hitam kelabu. Pusat bercak akhirnya mengering dan dapat menjadi berlubang. Gejala ini lebih banyak terdapat pada daun-daun tua. 3) Morfologi/Epidemiologi : Konidium cendawan ini berbentuk gada panjang bersekat 3-12. Konidiofor pendek, bersekat 1-3, cendawan dapat terbawa oleh benih dan bertahan pada sisa-sisa tanaman sakit selama satu musim. Cuaca yang panas dan basah membantu perkembangan penyakit. Penyakit dapat timbul pada tanaman muda, meskipun cenderung lebih banyak pada tanaman tua. f. Bercak Coklat Ralstonia (Pseudomonas) cattleyae (Pav.) Savul 1) Tanaman Inang :Penyakit terutama menyerang 372 Phalaenopsis Catleya sp. sp. dan 2) Gejala serangan : Penyakit ini terutama merugikan Phalaenopsis sp. Bagian tanaman yang terserang yaitu daun dan titik tumbuh. Penyakit sangat cepat menjalar, dan pada daun yang terserang terjadi bercak lunak, kebasah-basahan dan berwarna kecoklatan atau hitam. Penyakit meluas dengan cepat. Jika penyakit mencapai titik tumbuh, tanaman akan mati. Bagian yang sakit mengeluarkan lendir (eksudat), yang dapat menularkan penyakit ke tanaman lain, melalui penyiraman. Pada daun Cattleya sp. penyakit tampak sebagai bercakbercak mengendap, hitam dan kebasahbasahan. Pada umumnya penyakit hanya terbatas pada satu atau dua daun, dan tidak mematikan tanaman. 3) Epidemiologi : Massa bakteri sering muncul di permukaan jaringan tanaman sakit. Penyakit ini berkembang pada kondisi lingkungan yang basah dan suhu yang tinggi. Penyakit dapat menular melalui alat-alat pertanian, air, media tumbuh dan benih yang terinfeksi. g. Busuk Lunak Erwinia spp. 1) Tanaman Inang :Penyakit ini dapat menyerang semua jenis anggrek bahkan tanaman lain yang lunak jaringannya. 2) Gejala Serangan : Penyakit ini menyerang tanaman anakan dalam kompot. Daun-daun anakan terlihat berair dan warna daun berubah kecoklatan. Pada pseudobulb atau bagian lunak lainnya terjadi pembusukan disertai bau yang tidak enak. Bakteri ini menimbulkan pembusukan pada jaringan yang lunak dan pada jaringan yang bekas digigit serangga. 3) Morfologi/Epidemiologi : Sel bakteri berbentuk batang, tidak mempunyai kapsul, dan tidak berspora. Bakteri bergerak dengan menggunakan flagela yang terdapat di sekeliling sel bakteri. Bakteri patogen mudah terbawa oleh serangga, air, media tumbuh dan sisa tanaman yang terinfeksi, serta alat-alat pertanian. Suhu optimal untuk perkembangan bakteri adalah 27° C. Pada kondisi suhu rendah dan kelembaban 373 rendah bakteri terhambat pertumbuhannya. h. Rebah Bibit Pythium ultinum, Phytohpthora cactorum dan Rhizoctonia solani. 1) Tanaman Inang : Penyakit ini dijumpai pada tanaman muda dalam kompot pada anggrek jenis Cymbidium sp., Dendrobium sp., Oncidium sp. dan sebagainya. 2) Gejala Serangan :Pada tanaman muda ditandai dengan gejala damping off, yaitu tanaman mati dan roboh. Bagian pangkal tanaman membusuk, sehingga tidak kuat berdiri tegak. Penyakit berkembang ke atas ke bagian-bagian lunak lainnya. 3) Epidemiologi : Patogen tersebut terpencar malalui air. R. solani bertahan lama di dalam tanah (media tumbuh). h. Bercak Daun Pestalotia sp. 1) Tanaman Inang : Penyakit ini dijumpai pada anggrek jenis Vanda sp., Arachnis sp., Dendrobium sp. dan Oncidium sp. bercak dengan titik-titik hitam di bagian tengahnya. Mula-mula bercak berwarna kuning agak coklat. 3) Epidemiologi Patogen memencar dengan spora yang terjadi apabila ada perubahan yang mendadak dari keadaan basah kemudian kering dan disertai angin. i. Bercak Botryodiplodia sp. 1) Tanaman Inang :Penyakit ini dijumpai pada anggrek jenis Vanda sp. dan Arachnis sp. 2) Gejala Serangan :Pada anggrek Vanda sp. penyakit ditandai dengan bercak memanjang berwarna coklat sampai hitam. Gejala terjadi baik di daun maupun batangnya. Bercak tidak terbatas pada bagianbagian yang tua saja tetapi yang mudapun terserang. 3) Epidemiologi :Penyakit memencar dengan sporanya yang berada di dalam badan buahnya. Spora memencar bila terjadi perubahan cuaca yang mendadak dari basah ke kering. 2) Gejala Serangan Pada daun-daun tua dijumpai 374 k. Bercak Bunga Botrytis cenerea 1) Tanaman Inang :Penyakit ini terutama menyerang bunga pada anggrek jenis Phalaenopsis sp. dan Cattleya sp. 2) Gejala Serangan Pada mahkota bunga mulamula terdapat bintik-bintik hitam. Bila penyakit telah berkembang lebih lanjut dengan bintik yang sangat banyak, bunga akan busuk dan menghitam. 3) Epidemiologi; Penyakit ini berkembang bila kelembaban sangat tinggi. Pemencaran penyakit dilakukan dengan sporanya yang sangat mudah diterbangkan angin. l. Karat Uredo sp. 1) Tanaman Inang :Penyakit karat dijumpai pada Oncidium sp. dan jenisjenis lainnya. 2) Gejala Serangan : Pada permukaan daun terdapat pustul berwarna kuning. Setiap pustul dikelilingi oleh jaringan daun klorotik. Serangan yang hebat menyebabkan daun mengering. 3) Epidemiologi :Spora patogen mudah melekat pada kaki serangga dan oleh tiupan angin. Kondisi lingkungan yang lembab sangat membantu perkembangan penyakit. m. Virus Mosaik Cymbidium (Cymbidium mosaic virus= CyMV). Virus mosaik cymbidium dikenal juga dengan nama “Cymbidium black streak virus” atau “Orchid mosaic virus”. 1) Tanaman Inang : Virus ini dijumpai pada 8 genera, yaitu Aranthera sp., Calanthe sp., Cattleya sp.,Cymbidium sp., Gromatophyllum sp., Phalaenopsis sp., Oncidium sp., dan Vanda sp. 2) Gejala Serangan : Pada Cymbidium sp. gejala mosaik akan tampak lebih jelas pada daundaun muda berupa garisgaris klorotik memanjang searah serat daun. Bunga pada tanaman Cattleya sp. yang terinfeksi biasanya memperlihatkan gejala bercak-bercak coklat nekrosis pada petal dan sepalnya. Bunga biasanya berukuran lebih kecil dan mudah rontok dibandingkan dengan bunga tanaman sehat. 375 3) Morfologi/Epidemiologi : Partikel CyMV berbentuk filamen memanjang berukuran 13 x 475 nm. Virus ini menular secara mekanik melalui cairan atau ekstrak bagian tanaman sakit, tetapi tidak menular melalui biji ataupun serangga vektor. n. Virus Mosaik Tembakau Strain Orchid (Tobacco Mosaic Virus-Orchid = TMV-O)Virus ini dikenal juga dengan nama virus bercak bercincin odontoglossum (odontoglossum ringspot virus = ORSV). 1) Tanaman Inang : Jenisjenis anggrek lain yang dapat terserang virus ini mencakup Dendrobium sp., Epidendrum sp., Vanda sp., Cattleya sp., Oncidium sp. Cymbidium sp. dan Phalaenopsis sp. 2) Gejala Serangan :Pada beberapa jenis anggrek seperti Cattleya sp., gejala infeksi virus ini bervariasi, yaitu berupa garis-garis klorotik, bercak-bercak klorotik sampai nekrotik atau bercak-bercak berbentuk cincin. Pada Oncidium sp. bercak-bercak nekrotik berwarna hitam tampak nyata pada permukaan bawah daun. Di lapang persentase tanaman anggrek Oncidium sp. terinfeksi virus ini dapat mencapai 100 %. Gejala pada bunga, misalnya pada anggrek Cattleya sp., berupa mosaik pada sepal dan petal. Bagian tepi bagian bunga ini biasanya bergelombang. 3) Morfologi/Epidemiologi : Partikel virus berbentuk batang berukuran 18 x 300 nm. TMV-O mudah ditularkan secara mekanik melalui ekstrak bagian tanaman sakit, tetapi tidak menular melalui serangga vektor ataupun biji. Pengendalian OPT Anggrek a Fisik Media tumbuh disucihamakan dengan uap air panas agar tanaman bebas dari OPT yang dapat ditularkan melalui media tumbuh. Untuk menghindari penularan virus, usaha sanitasi harus dilakukan meliputi sterilisasi alatalat potong. Setelah dicuci bersih alat-alat potong dipanaskan dalam oven pada suhu 149 ° C selama 1 jam. b. Mekanis Pengendalian secara mekanis dilakukan bilamana serangga hama dijumpai dalam jumlah terbatas. Misalnya pada pagi dan 376 sore hari kumbang gajah dapat dijepit dengan jari tangan dan dimatikan. Demikian pula kutu tempurung pada daun anggrek dapat didorong dengan kuku, tetapi harus dilakukan secara hati-hati lalu dimatikan. Keong besar atau yang kecil dengan mudah dapat ditangkap pada malam hari dan dimusnahkan. hari sehingga siang sudah cukup kering. Dengan membersihkan sampah dan gulma, maka keong tidak mempunyai kesempatan untuk bersarang dan bersembunyi. Tanaman yang baru atau diketahui menderita penyakit diisolasi selama 2-3 bulan, sampai diketahui bahwa tanaman tersebut betul-betul sehat. Pengendalian secara mekanis juga dilakukan pada bagian tanaman yang menunjukkan gejala serangan penyakit, yaitu dengan memotong dan memusnahkan bagian tanaman yang terserang. harinya Pelihara tanaman dari serangan atau kehadiran serangga yang dapat menjadi pembawa atau pemindah penyakit. Udara dalam pertanaman sebaiknya dijaga agar tidak terlalu lembab, sehingga penyakit tidak mudah berkembang. Tanaman yang akan dibudidayakan sebaiknya juga berasal dari induk yang telah diketahui bebas penyakit. d. Kimiawi c.Kultur Teknis Pemeliharaan tanaman yang baik dapat meningkatkan kesehatan tanaman, sehingga tanaman dapat tumbuh lebih subur. Penyiraman, pemupukan dan penambahan atau penggantian media tumbuh dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Secara tidak langsung pemeliharaan yang berkelanjutan dapat memantau keadaan tanaman dari serangan OPT secara dini. Penyiraman dilakukan apabila diperlukan dan dilakukan pagi Untuk pengendalian OPT anggrek dapat dipilih jenis pestisida yang tepat sesuai dengan organisme pengganggu tumbuhan yang akan dikendalikan. Formulasi pestisida dapat berupa cairan (emulsi), tepung (dust) pasta ataupun granula. Konsentrasi penggunaan dicantumkan kemasan. dan dosis biasanya pada tiap Jenis-jenis pestisida yang dapat digunakan untuk mengendalikan OPT pada tanaman anggrek tercantum dalam Lampiran 1. 377 Panen dan Pascapanen Sebagai pencegahan, pot atau wadah lainnya, alat-alat seperti pisau dan gunting stek, sebaiknya setiap kali memakai alat-alat tersebut, disucihamakan dengan formalin 2 % atau desinfektan lainnya. e. Hayati Keistimewaan tanaman anggrek terletak pada penampilannya saat konsumsi, sehingga usaha untuk mempertahankan mutu penampilan selama mungkin menjadi tujuan utama penanganan pasca panen dan pasca produksi. Dilakukan dengan menggunakan : Predator tungau : Phytoseiulus persimilis Athias Heniot dan Typhodiromus sp. (Phytoseiidae) Untuk melaksanakan upaya tersebut perlu dipahami berbagai faktor yang dapat mempengaruhi mutu pasca panen atau pasca produksi tanaman anggrek. Predator kutu daun : kumbang koksi (Coccinelidae), lalat Syrpidae, dan laba-laba Lycosa sp. Faktor yang mempengaruhi mutu pasca panen anggrek bunga potong adalah: Predator kutu putih : Scymnus apiciflavus. Predator bekicot Achatina fulica : Gonaxis sp., Euglandina sp., Lamprophorus sp., dan bakteri Aeromonas liquefacicus. Parasitoid Thrips : Famili Eulophidae Parasitoid kutu daun : Aphidius sp. dan Encarsia sp. Parasitoid pengorok daun Gonophora xanthomela : Achrysocharis promecothecae (Eulophidae). Pemanfaatan agens antagonis Trichoderma sp., Gliocladium sp. dan Pseudomonas fluorescens untuk penyakit layu Fusarium sp. dan Ralstonia (Pseudomonas ) solanacearum. - tingkat ketuaan bunga suhu pasokan air dan makanan etilen kerusakan mekanis dan penyakit. Sedangkan yang mempengaruhi untuk anggrek pot yang mempengaruhi mutunya antara lain: - kultivar - stadia pertumbuhan - cahaya, - medium, pemupukan - ,temperatur - lama pengangkutan. e. Bunga Anggrek Potong Ketuaan Bunga Selama ini bunga anggrek dipanen setelah 75%-80% bunga 378 telah mekar terutama anggrek Dendrobium sp. pada mengandung air dan senyawa lain yang diperlukan. Adakalanya pada jenis anggrek tertentu, seperti Cattleya sp., bunga dipanen 3 sampai 4 hari setelah mekar, karena bunga yang dipotong prematur akan gagal untuk mekar. Penggunaan berbagai senyawa kimia pengawet yang dilarutkan dalam air dianjurkan untuk memperpanjang kesegaran bunga potong. Etilen dan Kerusakan Mekanis Saat pemanenan perlu diperhatikan penularan penyakit virus dari satu pohon ke pohon lain. Sebaiknya alat pemotong hendaknya disterilkan lebih dulu sebelum digunakan lagi pada pohon berikutnya. Temperatur Bunga potong Cymbidium sp. dan Paphiopedilum sp. dapat bertahan selama 3 minggu pada temperatur 330–350 F (10 C) dan 6 sampai 7 minggu bila tetap di pohon. Jenis Cymbidium sp., Cattleya sp., Vanda sp., Paphiopedilum sp. dan Phalaenopsis sp. umumnya bisa bertahan sampai 2 minggu kalau disimpan pada suhu 5–70 C, sedangkan Dendrobium sp. potong cukup disimpan pada temperatur 10– 130 C. Pasokan Air dan Hara Bunga anggrek potong peka terhadap kekeringan. Air yang hilang setelah bunga dipanen harus segera diimbangi dengan larutan perendam yang Usahakan untuk menjauhkan bunga anggrek potong dari sumber/tempat kebocoran gas, asap, pemeraman buah dan kumpulan bunga yang sudah rusak dan layu. Ruangan untuk penanganan pasca panen (sortasi/grading dan pengemasan) hendaknya berventilasi baik. Kepekaan terhadap gas etilen dapat dikurangi dengan pemberian suhu dingin, baik setelah panen maupun setelah pengiriman. Bunga potong harus segera dikeluarkan dari wadah pengemasnya dan diletakkan pada ruangan dingin yang bersuhu cocok untuk bunga anggrek. Penyakit Bunga anggrek potong peka terhadap penyakit, tidak saja karena berpetal agak rapuh, tetapi juga terdapatnya cairan madu yang bergizi yang sangat baik untuk pertumbuhan patogen. 379 Kerusakan akibat penyakit ini dapat dihindari dengan melakukan: - Kebersihan baik di rumah kaca maupun di kebun - Pengendalian temperatur, dan minimalisasi terjadinya kondensasi pada bunga potong. - mikroorganisme pembuluh tangkai. penyumbat Selama ini dipergunakan larutan pulsing berupa sukrosa 50 g/l, perak nitrat 25 ppm, asam sitrat 200 ppm. Jenis-jenis anggrek Paphiopedilum chamberlainianum Pengamatan populasi hama dan penyakit Bunga anggrek makin diminati. Pada saat ini makin banyak dihasilkan varietas baru anggrek didalam negeri. Tantangannya adalah menjaga agar bunga anggrek potong dapat tetap segar dalam waktu cukup lama. Pengiriman bunga anggrek potong tanpa pengawet kesegaran bunga, dikhawatirkan menurunkan umur peragaan bunga dan diameter bunga. Biasanya dilakukan pulsing, yaitu mencelupkan tangkai bunga potong sedalam 4 cm kedalam larutan nutrisi selama 16 jam dalam ruang sejuk (21 derajat celcius). Perlakuan ini bertujuan untuk memberi bekal nutrisi cadangan sekaligus dapat melindungi tangkai bunga dari serangan 380 Phragmipedium pearcei Si Raja Tanduk dari Papua Dendrobium affine Begitulah sebutan bagi anggrek yang memiliki nama latin Dendrobium sutiknoi P.O’bryne. Anggrek ini dideskripsikan dan dipublikasikan untuk pertama kali pada Mei 2005 di Jurnal fur den Orchideenfreund. Nama sutikno ini sendiri diambil dari nama seorang hobiis dan pedagang anggrek di Tretes, 381 Prigen, Pasuruan, Jawa Timur yang kemudian dideskripsikan untuk pertama kali oleh Mr. Peter O’bryne di Singapura. Sejarahnya, ternyata anggrek ini ditemukan secara tidak sengaja oleh beliau di antara batangbatang D. lasianthera, namun tiba saat berbunga tampaklah perbedaan tersebut. Oleh karena karakter bunganya yang unik maka beliau yakin bahwa anggrek ini berpotensi menjadi species baru. Species ini berasal dari Papua dan Kepulauan Morotai (Indonesia). Sejauh ini telah ditemukan dua varian warna, yaitu oranye tembaga dan hijau kekuningan. Sosok tanamannya mirip dengan anggrek-anggrek section Spatulata lainnya. Batangnya cukup tinggi mencapai 1-1,5 meter. Bentuk daunnya elips agak bulat telur, semakin kearah ujung atas ukuran daunnya semakin mengecil. Karakter unik dari anggrek ini adalah petal nya yang sangat panjang (mirip petal D.stratiotes) serta bentuk ujung labellumnya yang sempit dan melengkung dan hampir menyerupai labellum Dendrobium tobaense. Kelebihan anggrek section Spatulata ini adalah sifat dominan nya yang sangat kuat pada hybrid-hybrid keturunannya. Tidak seperti pada D.tobaense yang bentuk labellumnya bersifat resesif sehingga akan mudah terdegradasi oleh hybridisasi. Saat ini, hybrid-hybrid maupun hasil selfing dari D.sutiknoi telah banyak beredar di pasaran anggrek di Asia tenggara. Namun menurut informasi dari seorang rekan hobiis senior dari Malaysia, setelah sekian lama D.sutiknoi dimanfaatkan sebagai parent/induk silangan, ternyata anggrek ini kurang begitu diminati oleh para penyilang sebagai parent karena sifatnya genetiknya yang sangat dominan, sehingga selalu mengalahkan karakter dari induknya yang lain, akibatnya hybrid yang terbentuk juga terlalu condong ke arah karakteristik D.sutiknoi. Namun hal ini tidak begitu dipersoalkan oleh para penggemar dan konsumen anggrek hybrid, sehingga tidak mengurangi minat para penggemar anggrek pada umumnya untuk tetap mengkoleksi hybrid-hybrid turunan D.sutiknoi, karena tetap saja hybridnya cantik dan unik dipandang. Di Indonesia sendiri, anggrek ini maupun hybridnya belum begitu tersosialisasi secara luas, sehingga tak heran bila harganya melambung sangat tinggi. 382 Meskipun demikian, anggrek ini merupakan harta genetis yang tak ternilai. Sehingga langkahlangkah serius untuk menjaga kelestarian genetisnya perlu segera dilakukan. Pohon Anggrek Terbesar dan Terberat di Dunia malai bunganya mampu menyangga puluhan kuntum bunga berdiameter 7-10 cm. Dari corak bunganya penduduk lokal sering menjulukinya dengan sebutan anggrek macan, akan tetapi sebutan ini sering rancu dengan kerabatnya, Grammatophyllum scriptum yang memiliki corak serupa. Oleh sebab itu, anggrek ini populer juga dengan sebutan sebagai anggrek tebu, karena sosok batang tanamannya yang menyerupai batang pohon tebu. Meskipun persebarannya cukup luas anggrek ini justru menghadapi ancaman serius dari perburuan tak terkendali serta kerusakan habitat. Ini adalah si jawara kelas berat dari dunia anggrek. Jawara ini bernama Grammatophyllum speciosum atau seringpula disebut-sebut dengan nama G. papuanum yang diyakini sebagai salah satu variannya. Tanaman ini tersebar luas dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, hingga Papua. Oleh karena itu, tidak heran bila banyak ditemukan varian-varian nya dengan bentuk tanaman dan corak bunga yang sedikit berbeda. Dalam satu rumpun dewasa, tanaman ini dapat mencapai berat lebih dari 1 ton dan panjang malai bunga hingga 3 meter dengan diameter malai sekitar 1,5-2 cm. Itulah sebabnya Sosok pohonnya yang sangat besar mudah terlihat oleh para pemburu, terlebih lagi saat memunc ulkan bunganya yang mencolok. Belum lagi perkembangbiakan alami di habitat dengan biji sangatlah sulit diandalkan karena lambatnya laju pertumbuhan dari fase biji hingga mencapai tanaman dewasa yang siap berbunga. Mungkin hal inilah yang mendasari kenapa anggrek ini menjadi salah satu species anggrek yang dilindungi. Sebagai pecinta anggrek, pasti anggrek ini akan menjadi salah satu “most wanted” dalam daftar koleksi. 383 Agar perburuan liar terhadap anggrek ini di habitatnya dapat dikendalikan, maka langkahlangkah budidaya secara vegetatif maupun generatif harus segera diberdayakan. Apalagi anggrek ini terkenal sangat mudah menumbuhkan tunas dari stek bulbnya. Setidaknya, dengan membudidayakannya secara vegetatif atau membeli bibit anggrek tebu hasil perkembangbiakan vegetatif (tunas dari stek bulb) dapat menjadi salah satu upaya memelihara kelestarian anggrek alam Indonesia. Coelogyne celebensis si Jelita dari Celebes Bahkan tipe bunga nya pun tampak tak ada beda. Namun bagi yang jeli, perbedaan yang cukup mencolok dapat dikenali lewat bentuk labellum serta tonjolan-tonjolan yang berada diatas labellum tersebut. Bunga ini mampu merekah sempurna selama 5-7 hari, setelah itu bunga akan layu dan segera digantikan dengan tunas bunga selanjutnya. Tandan bunganya berukuran kecil dan panjang, sehingga tidak proporsional jika dibandingkan dengan ukuran bunganya yang cukup besar. Itulah sebabnya, saat bunga nya mekar, maka tandannya akan terkulai kebawah, sehingga bunganya tampak menunduk. Anggrek ini memiliki daun yang lebar, berbentuk bulat telur, dan permukaannya bergelombang. Seperti kebanyakan anggrek lainnya, tanaman ini juga memiliki bulb/umbi semu yg menggembung untuk menyimpan air dan cadangan makanan. Anggrek ini memiliki nama ilmiah Coelogyne celebensis. Kata celebensis diambil dari nama Celebes atau Sulawesi. Dari namanya, kita tahu jika tanaman ini memiliki habitat asal di Sulawesi. Anggrek ini termasuk anggrek dataran rendah yang rajin berbunga dan cepat beradaptasi. Morfologi tanamannya sekilas nampak serupa dengan kerabat dekatnya Coleogyne speciosa. 384 Dendrobium insigne Paphiopedilum liemianum, mungil nan tangguh Dendrobium fimbriatum Phalaenopsis kunstleri Dendrobium litoreum Anggrek ini akrab disebut sebagai anggrek kantong, karena labellumnya yang menyerupai kantung kecil. Sosok tanaman anggrek ini cukup pendek (tinggi tanaman sekitar 5-7 cm) dengan posisi daun yang berselang seling. Daunnya melebar dengan ujung membulat. Lebar daun sekitar 3-6 cm dengan panjang daun bervariasi antara 15-20 cm. Tanaman ini 385 termasuk anggrek terestrial, artinya anggrek ini memiliki habitat tumbuh di tanah, dengan mengandalkan organ akarnya sebagai alat untuk menyerap air dan unsur hara. Anggrek ini senang dengan kondisi media yang cukup lembab, akan tetapi jika terlalu lembab bisa menyebabkan pembusukan pada pangkal batangnya. Anggrek yang dahulu diisukan sebagai anggrek yang sulit dipelihara ini, ternyata justru memiliki kelebihan lain, yaitu toleran terhadap kekeringan dan toleran dengan rentang suhu yang lebar. Selain itu, dalam satu tandan bunga bisa memunculkan lebih dari 3 kali bunga. Bunganya yang unik muncul bergantian satu per satu dengan masa mekar tiap kuntum bunga lebih dari 1 minggu. Pemeliharaan anggrek ini cukup mudah, hanya dengan menjaga kelembaban media dan melakukan pemberian pupuk organik pada media tanamnya. Satu hal yang cukup penting yaitu tempatkan anggrek ini pada tempat yang ternaungi, misal dibawah paranet 50 % atau di bawah tajuk pepohonan. Meskipun bunganya unik dan indah, sayangnya pertumbuhan anggrek ini termasuk sangat lambat. Media tumbuh anggrek ini dapat berupa campuran tanah (usahakan yang kadar lempungnya rendah) dan pupuk organik. Atau media kombinasi seperti cacahan pakis/arang/kerikil + potongan sabut, pupuk organik + sedikit moss. 2. Tanaman Anggrek Berbunga Indah Pot a. Kultivar Berbagai karakter morfologi, seperti warna bunga, jumlah kuntum bunga dan waktu berbunga telah digunakan untuk mengevaluasi kultivar baru industri bunga. Kriteria tersebut merupakan faktor-faktor penting dalam menciptakan kultivar baru. Pada masa yang akan datang kriteria toleransi terhadap kondisi pengangkutan, tingkat cahaya interior yang rendah, etilen dan pendinginan perlu pula dimasukkan ke dalam penilaian. b. Stadia Pertumbuhan Stadia pertumbuhan (umur) tanaman pot anggrek berbunga indah pada saat dipasarkan merupakan faktor utama yang mempengaruhi penampilan tanaman tersebut di dalam ruangan. Perlu diperhatikan bahwa stadia yang tepat untuk pemasaran tergantung dari waktu yang diperlukan untuk memperoleh tanaman. Umumnya tanaman dengan banyak bunga mekar lebih sulit dalam pengangkutan, lebih peka terhadap etilen dan lebih mudah rusak dari pada tanaman yang 386 diangkut dalam stadia yang bunganya masih kuncup atau persentase bunga yang mekar masih rendah. c. Temperatur Temperatur perlu diturunkan selama siklus 2–3 minggu terakhir untuk memperkuat warna bunga dan meningkatkan kandungan karbohidrat tanaman, sehingga dapat mengakibatkan ketahanan simpan. Semua tanaman pot berbunga indah akan lebih tahan pada temperatur yang lebih rendah dan kisarannya sangat tergantung pada jenis tanaman. Selanjutnya tanaman berbunga yang ditempatkan pada temperatur 270 C atau lebih tinggi, umumnya mempunyai warna bunga lebih pudar, batang/tangkai lebih tinggi, daun cepat menguning dan rontok. d. Media Media berstruktur remah yang mudah dibasahi kembali oleh konsumen atau penata ruang sangat penting untuk menghasilkan penampilan optimum dari tanaman berbunga indah di dalam ruangan. Sejumlah gel polimer dapat digunakan untuk mempertahankan kelembaban media dan mencegah tanaman dalam ruangan menjadi kering. Irigasi dengan menggunakan wetting agent pada saat pemasaran berguna untuk memudahkan pembasahan kembali media. e. Pemupukan Nisbah N : K yang dianjurkan 1 : 1 sampai 3 minggu sebelum pembungaan, diubah menjadi 0,5 : 1. Nisbah ini mencegah masalah keracunan amonia dan meningkatkan masa simpan. f. Kepekaan Terhadap Etilen Tanaman pot anggrek berbunga indah peka terhadap etilen. Gejala yang ditimbulkan adalah kerontokan daun, kuncup dan bunga, dan kelayuan bunga, epinasti, peningkatan kerentaan terhadap mikroba dan aborsi bunga / kuncup. Salah satu cara efektif untuk mengurangi kepekaan terhadap etilen, yaitu dengan menurunkan temperatur selama pengangkutan. Cara lain yang digunakan secara komersial adalah dengan penyemprotan daun menggunakan senyawa antagonis terhadap etilen, sehingga dapat menekan produksi etilen dalam bunga, serta mengurangi pengaruh buruk etilen. g. Pengairan Kurangnya penyiraman tanaman yang berbunga indah serta membiarkannya layu akan menurunkan umur peragaan. Sebaliknya kelebihan air akan menyebabkan rusaknya akar, sehingga tanaman cepat rusak. Sebaiknya tanaman diairi tiap 387 hari atau tiap dua hari sekali, tergantung pada tingkat cahaya, temperatur dan kelembaban, juga ukuran dan media tumbuh. Pengairan dilakukan terhadap media tanpa membasahi bunga dan daun. h. Cahaya Cahaya optimum yang diperlukan oleh tiap tanaman harus dipertahankan untuk menghasilkan tanaman yang mempunyai masa penampilan yang lebih baik, jumlah bunga maksimum, pembentukan daun yang sempurna, warna bunga indah, dan tinggi tanaman yang memadai. Umumnya tanaman pot berbunga indah akan membentuk bunga dalam jumlah maksimum dengan warna yang indah pada kondisi ruang bercahaya tinggi, meskipun cahaya matahari langsung dihindari 388 9.8.2. Teknik Budidaya Mawar sehingga tampak megah dan cantik a. Pendahuluan - Floribunda; jenis bunga potong dan tanaman taman yang bunganya cukup besar dengan warna bervariasi dan tangkai tegak panjang - Grandiflora; bunganya berukuran raksasa dengan diameter dapat mencapai 7.5-12.5cm - Climbing rose; diameter bunga berkisar antara 515cm dan tumbuh merunduk karena beratnya cabang serta tersusun dalam tandan yang jarang. Kelompok mawar ini pertumbuhannya sangat lambat dibandingkan dengan kelompok lainnya dan rata-rata baru dapat berbunga setelah umurnya lebih dari dua tahun - Polyantha; jenis mawar ini warna bunganya sangat beraneka ragam, bunganya kecil dengan garis tengah sekitar 5 cm dan didekat pucuk cabangnya terdapat banyak ranting yang masing-masing memiliki sekuntum bunga. - Hybrid perpetual; jenis mawar yang dimater bunganya sangat lebar (15cm) dan juga Mawar merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang berduri. Mawar yang dikenal nama bunga ros atau "Ratu Bunga" merupakan simbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia. Mawar berasal dari dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Dalam perkembangannya, menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin (sub-tropis) dan panas (tropis). Gambar 125. Mawar kampung b. Jenis-jenis mawar Beberapa varietas mawar yang digemari adalah: - Hybrid tea; jenis bunga potong bertangkai panjang bunga tunggalnya diujung 389 - - merupakan kelopak mawar yang sudah sulit ditemukan dan drainase yang baik, gembur, cukup bahan organik dan tidak terlalu masam (pH6-7). Mawar tea; merupakan nenek moyang mawar, disebut juga mawar kuno, aromanya sangat wangi d.Pedoman teknis budidaya Special purpose; mawar yang dibedakan atas 3 golongan yaitu mawar pohon, mawar perdu dan mawar mini. c. Syarat Tumbuh Iklim Bunga mawar dapat tumbuh sampai ketinggian 900mdpl. Dbawah ketinggian ini kuncup bunga menjadi lebih kecil. Kisaran tumbuh bunga mawar adalah 700-1200 mdpl. Suhu dan kelembaban udara Bunga mawar membutuhkan suhu berkisar 15-300C, dengan kelembaban udara rata-rata 5060%. Sinar matahari Tanaman mawar membutuhkan cahaya/penyinaran matahari penuh sepanjang hari, karena bila tempatnya terlindung akan mudah terserang cendawan dan pertumbuhannya kurang baik. Tanah Pembibitan Bibit bunga mawar dapat berasal dari perbanyakan vegetatif dan generatif (biji). Umumnya di Indonesia perbanyakan mawar dengan menggunakan okulasi, cangkok, sambung, maupun stek. Perbanyakan generatif jarang dilakukan karena disamping tanaman baru yang diperoleh sering tidak sama dengan induknya, juga karena pengerjaannya cukup sukar. Perbanyakan Cepat Bibit Mawar Dengan Cara Okulasi Mata Berkayu Bahan dan Peralatan 1.Bahan Batang bawah, batang atas, sekam, pupuk organik dan non organik, pestisida, polybag diameter 10-15 cm, parafilm, varietas mawar, galur yang ada, paranet sungkup dari kawat, kaso-kaso 2.Peralatan Pisau okulasi, sprayer gunting stek, Lingkungan tumbuh mawar yang cocok adalah tanah bertekstur 390 3.Cara kerja d. Pelaksanaan okulasi mata berkayu a. Persiapan Media - - Tanah dicampur dengan pupuk kandang dan pasir, dengan perbandingan 1:1:1 dan disterilkan. Paranet sungkup dari kawat, ukuran 1,2x2 m (jumlahnya tergantung kebutuhan) dan naungan paranet atau rumah kaca/plastik - batang mawar yang akan diokulasi dibuang durinya lalu dibersihkan - buat keratan untuk batas okulasi bawah - buat irisan kearah bawah dengan mengikuti sedikit jaringan kayu, lalu dibuat irisan yang berukuran kira-kira lebarnya 4-5 mm, panjang 1,5-2 cm dan tebal 1-2 mm - ambil mata tunas dari entres dan buat irisan berupa kepingan dengan mata tunas terletak di tengah-tengah ukuran irisan sama dengan irisan batang bawah - tempelkan kepingan mata tunas ke celah yang telah dibuat pada batang bawah - Ikat menggunakan atau tali rafia - simpan bibit di bawah naungan b. Persiapan batang bawah - Ambil batang mawar pagar yang cukup tua, dan buang daun-daunnya - Potong bagian pucuk (ñ 1/3 panjang batang) lalu batang stek dipotong dengan panjang 15 cm - Tanam dipersemaian (media) yang sudah disiapkan kemudian diberikan sungkup kasa dengan tinggi 60 cm dan intensitas cahaya 60% dengan parafilm c. Persiapan batang atas Siapkan tangkai bunga yang sedang makar dari varietas yang diinginkan, dan buang semua daunnya Penanaman Bibit dapat ditanam di lapang sekitar 2 bulan setelah dilakukan okulasi mata berkayu. Penanaman bunga mawar dapat 391 dilakukan pada pot atau di lapangan. Kedua metode ini prinsipnya sama, menyediakan tempat tumbuh yang paling sesuai untuk pertumbuhan mawar. Persiapan Media Pemangkasan merupakan faktor penting dalam pemeliharaan karena dapat mendorong pertumbuhan dan pembentukan bunga yang lebih banyak dengan kualitas yang lebih baik. Pemangkasan dilakukan secara periodik setiap musim bunga berakhir. Penanaman di pot Campurkan pupuk kandang, sekam padi dan tanah dengan perbandingan 1:1:1. Media dimasukkan kedalam pot, pada tahap awal tanaman dapat diletakkan dibawah naungan (intensitas cahaya matahari 60%), setelah tanaman kuat baru diberi sinar matahari penuh. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk kandang maupun pupuk buatan. Pupuk majemuk anorganik NPK diberikan dengan dosis 15-20 gram/tanaman. Interval pemupukan dapat dilakukan 2-3 bulan sekali disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanahnya Penanam di tanah Untuk penanaman di tanah, maka terlebih dahulu dibuat bedengan, tujuannya adalah agar tanah menjadi gembur. Penggunaan kompos sangat dianjurkan untuk memperbaiki struktur tanah. Jika pH tanah sangat rendah maka dilakukan pengapuran. Pemeliharaan Pemeliharaan mawar meliputi penyiraman, penyiangan, pemangkasan dan pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan dua kali sehari, yang disesuaikan dengan jumlah curah hujan. 392 9.8.3. Teknik Budidaya Anthurium - Anthurium pedatoradiatum (wali songo) Anthurium andreanum Anthurium rafidooa, Anthurium hibridum (lidah gajah), Anthurium makrolobum Anthurium scherzerianum. c.Teknik Budidaya Perbanyakan Gambar 127 Salah satu jenis anthurium a.Pendahuluan Anthurium disebut juga bunga lilin. Tanaman ini merupakan tanaman tahunan, umumnya tumbuh di tempat-tempat yang terlindung dari cahaya matahari. Bentuk bunganya sangat dekoratif, menarik, dan menawan dengan bunganya yang tahan lama. Anthurium adalah tanaman hias tropis, memiliki daya tarik tinggi sebagai penghias ruangan, karena bentuk daun dan bunganya yang indah. Anthurium yang berdaun indah adalah asli Indonesia, sedangkan yang untuk bunga potong berasal dari Eropa. b.Jenis Anthurium Di Indonesia tidak kurang terdapat 7 jenis anthurium, yaitu - Anthurium cyrstalinum (kuping gajah) Anthurium dapat diperbanyak dengan 2 cara, yaitu generatif (biji) dan vegetatif (stek). Perbanyakan dengan cara generatif (biji) Tanaman anthurium memiliki 2 macam bunga yaitu bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan ditandai oleh adanya benang sari, sedangkan bunga betina ditandai oleh adanya lendir. Biji diperoleh dengan menyilangkan bunga jantan dan bunga betina. Dengan menggunakan jentik, bunga sari diambil dan dioleskan sampai rata di bagian lendir pada bunga betina. Sekitar 2 bulan kemudian, bunga yang dihasilkan sudah masak, di dalamnya terdapat banyak biji anthurium. Biji-biji tersebut di kupas, dicuci sampai bersih dan dianginanginkan, kemudian ditabur pada 393 medium tanah halus. Persemaian ditempatkan pada kondisi lembab dan selalu disiram. sedangkan pasir kali di ayak dengan ukuran ayakan 3 mm. Perbanyakan dengan cara vegetatif (stek) Humus, pupuk kandang dan pasir kali yang telah di ayak, dicampur dengan perbandingan 5 : 5 : 2. Ada 2 cara perbanyakan secara vegetatif, yaitu stek batang dan stek mata tunas. Untuk persemaian, medium tumbuh perlu disterilkan dengan cara mengukus selama satu jam. Cara perbanyakan dengan stek batang adalah Penyiapan pot - memotong bagian atas tanaman (batang) dengan menyertakan 1 - 3 akar bagian atas tanaman 'yang telah dipotong kemudian ditanam, pada medium tumbuh yang telah disiapkan Sebaliknya perbanyakan dengan mata tunas adalah mengambil satu mata pada cabang, kemudian menanam mata tunas pada medium tumbuh yang telah disiapkan. Persiapan media tumbuh Berdasarkan kegunaannya, medium tumbuh dibagi menjadi 2 macam, yaitu medium tumbuh untuk persemaian dan untuk tanaman dewasa. Medium tumbuh terdiri dari campuran humus, pupuk kandang dan pasir kali. Humus atau tanah hutan dan pupuk kandang yang sudah jadi di ayak dengan ukuran ayakan 1 cm, Untuk menanam bunga anthurium, dapat digunakan pot tanah, pot plastic atau pot straso. Pot yang paling baik adalah pot tanah karena memiliki banyak pori-pori yang dapat meresap udara dari luar pot. Apabila digunakan pot yang masih baru, pot perlu direndam dalam air selama 10 menit. Bagian bawah pot diberi pecahan genting/pot yang melengkung, kemudian di atasnya diberi pecahan batu merah setebal 1/4 tinggi pot. Medium tumbuh berupa campuran humus, pupuk kandang dan pasir kali dimasukkan dalam pot. Pemeliharaan Setelah tanam, tanaman dipelihara dengan menyiram 1 - 2 kali sehari. Daun yang sudah tua atau rusak karena hama dan penyakit, dipotong agar tanaman tampak bersih dan menarik. Sebaiknya tanaman ini dipelihara di tempat teduh karena tanaman tidak tahan sinar matahari langsung. 394 9.8.4. Teknik Budidaya Adenium Socotranum pulau ini berada di Jazirah Arab, maka daerahnyapun mirip gurun. Adenium ini banyak tumbuh baik diperbukitan maupun di lembah. Kadang juga ada yang tumbuh di bukit karang yang menghadap ke laut. Lingkungan daerah ini cukup ekstrim walau kelihatannya tidak seektrim gurun pasir di arab dan afrika c.Ciri-ciri umum Batang kokoh dan Bunga Indah Menurut referensi online batang adenium ini kokoh dan berbunga indah. Gambar 128 Adenium a.Pendahuluan Setiap spesies punya beberapa keunikan tersendiri yang membedakan satu dengan yang lainnya baik itu bentuk bunga, warna bunga, bentuk daun, bentuk akar dan lainnya. Karena tanaman adenium ini unik dan menarik dari akar sampai bunga maka kepopulerannya sulit pudar. b.Asal-usul Asal Adenium sp. socotranum adalah pulau Socotra di negara Yaman. Pulau ini juga terkenal dengan beberapa tanaman unik seperti Dorstenia Gigas dan Dracaena cinnabari. Karena Diameter batangnya bisa lebih dari 2 meter sedangkan tingginya bisa mencapai 3 meteran (Gambar 128). Untuk bisa mencapai bentuk itu mungkin diperlukan waktu lebih dari 20 tahun. Usia 4 tahun adenium ini baru bisa mencapai diameter bonggol 5cm. Sedangkan waktu berbunga pertama kalinya ada yang harus menunggu 7 tahunan. Perlu kesabaran tinggi menunggu berbunganya adenium ini. Bentuk bunganya sebenarnya mirip adenium multiflorum, hanya warna merahnya tidak terpusat dipinggir kelopak bunga. 395 Daun yang Indah Warnanya didominasi pink muda keputihan. Biasanya adenium ini dapat dikenali dari daunnya yang punya urat berwarna putih menonjol. Saat baru tumbuh daun, warna daunnya coklat keemasan. Bandingkan dengan adenium biasa yang dari pucuk sudah berwarna hijau segar. Warna daun cenderung lebih gelap dan kecoklatan dari adenium jenis lain. Sedangkan batangnya dapat dikenali dari gurat-gurat garis yang kuat bekas daun yang gugur seperti batang pohon tua. Warna batang yang kontras Warna batangnyapun cenderung berwarna coklat keputihan. d. Pedoman teknis Pembibitan Bila sumber bibit berasal dari impornya dari luar negeri, sesampainya dari pengiriman sebaiknya beri tambahan vitamin B1 dan hormon pertumbuhan akar takaran secukupnya. Pada awal proses adaptasi letakkan Adenium sp ini ditempat terlindung selama 2 minggu sampai sebulan bergantung kondisi kemampuan adaptasi tanamannya. Pengenalan terhadap tanaman yang sudah mampu beradaptasi adalah batangnya yang kelihatan kokoh dan segar, serta tumbuhnya tunas baru. Perawatan Sebenarnya perawatan adenium ini sama seperti Adenium spesies lainnya. Akan tetapi jenis adenium ini memerlukan kesabaran khusus dalam merawatnya. Perawatan merupakan syarat utama agar tanaman ini berbunga. Perawatan sehari-hari sama saja dengan adenium lainnya. Hanya karena tanaman ini berharga, bisa juga dibuatkan mini greenhouse agar perkembangannya dapat dikendalikan sekaligus aman dari jangkauan tangan jahil. Sebaiknya tanaman ini jangan terkena air hujan secara langsung, karena takut air hujan (khususnya di kota besar) dapat mengurangi imunitas dari adenium ini sehingga bisa timbul penyakit baik dari jamur, bakteri maupun yang lain. Kondisi yang kering dan panas cukup disenangi adenium jenis ini. Pemberian pupuk berimbang juga diperlukan. Ketika berusia lebih dari 5 tahun (kalau belum berbunga) dapat diberikan pupuk yang memacu pertumbuhan bunga. Pupuk pemacu bunga dapat juga diberikan dibawah usia 5 tahun. 396 9.8.5. Teknik Budidaya Begonia Selain berambut, beberapa jenis Begonia yang lain juga terbentuk dengan permukaan daun yang berlilin dan lembut, ada juga yang kasar dan penuh kerutan. Hampir semua Begonia daunnya menghasilkan rizoma yang menjalar ataupun berada di dalam tanah. Pertumbuhan tanaman ini biasanya menyemak maupun menjalar, ada juga yang tumbuh vertikal. Gambar 129 Salah satu jenis begonia a.Ciri-ciri umum Sekilas, beberapa jenis tanaman ini daun berbentuk agak oval dengan serat yang tegas. Jika melihatnya, kita jadi teringat oleh sosok lidah. Namun bulu daunnya menyerupai permadani yang halus dan tebal laiknya sutera. Maka tak jarang, beberapa penggemar tanaman hias menyebutnya tanaman lidah yang halusnya-sehalus permadani berbahan sutera. Bentuknya imut, namun tetap berkarakter, baik di warna maupun di struktur daunnya yang banyak ditumbuhi rambut halus. Daunnya agak oval, dengan ruas jari-jari yang tegas, dan corak warna yang khas, warna dasarnya di atas dan sebagian lagi merah (di bawah). b. Syarat Tumbuh Begonia daun tidak menyukai air yang berlebihan dan sinar matahari langsung. Mereka membutuhkan kondisi yang hangat. Begonia kelompok ini hanya mampu bertahan selama 1-2 tahun. Namun tanaman ini sangat mudah dan cepat diperbanyak. Begonia merupakan tumbuhan liar yang tumbuh di hutan-hutan basah atau kadang ditanam sebagai tanaman hias. Begonia bisa tumbuh dengan baik di tempat-tempat lembab, tanah berhumus, dan di tempat yang sedikit ternaungi, mulai dari ketinggian 900 - 2.300 m di atas permukaan laut. Biasanya Begonia akan berbunga pada bulan Juni sampai bulan September. Waktu panen yang tepat adalah bulan September hingga bulan November. 397 c. Perawatan Dalam hal perawatan, tanaman ini hanya memerlukan panas dan air yang cukup. Namun jika ingin tanaman Begonia tumbuh maksimal, tak ada salahnya diberi perawatan khusus. Pada dasarnya, tanaman yang bibitannya berasal dari kota Malang ini berhabitat asli di alam liar dan hutan belantara. Untuk itu, dalam hal perawatan, tanaman ini sudah biasa bila tidak mendapatkan perhatikan. Namun jika ingin tumbuh maksimal, sebaiknya pencahayaan dan pengairan diperhatikan, karena hal ini akan berpengaruh pada warna daun dan kelangsungan kehidupan tanaman itu sendiri. menggunakan beberapa bahan yang bisa mengkilapkan daun, misalnya dengan menggunakan susu segar, air, atau leaf shinner untuk performa daun yang lebih berkualitas. Kita dapat juga melap daun, setiap kali daun terlihat kusam, namun jangan terlalu keseringan, karena pengelapan terlalu sering akan merusak struktur daun. d. Teknik Budidaya Tanaman ini relatif mudah dibudidayakan. Cara budidayanya umumnya dengan menggunakan setek batang. Media yang dibutuhkan adalah gembur, dan cukup air. Tanaman ini tidak menyukai panas, maka sebaiknya jangan menaruh tanaman ini langsung pada terpaan sinar matahari. Jika hal itu terjadi, sebaiknya beri paranet untuk mengurangi efek dari sinar UV (Ultra Violet) yang masuk ke area tanaman Begonia. Selain itu, tanaman yang satu ini juga tergolong tanaman yang suka air, sehingga proses penyiraman yang dianjurkan pada tanaman Begonia biasanya bisa dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Untuk meningkatkan keindahan permukaan daun, maka dapat 398 9.8.6. TEKNIK BUDIDAYA BONSAI berupa pohon bunga. Bonsai yang baik dapat diletakkan diluar pekarangan sepanjang tahun. a.Pendahuluan Effek artistik dari bonsai dapat dilihat dari keseimbangan dalam ukuran batang daun, ranting bunga atau buah dan pot yang digunakan. Pot yang dipakai haruslah yang mendukung suasana pohon yang ditanam. Gambar 130 Tanaman yang dibonsai Bonsai merupakan salah satu seni pemangkasan tumbuhan atau pohon yang berasal dari Jepang. Perlakuan pemangkasan atau penghambatan pertumbuhan ini bertujuan untuk membiasakan tumbuhan atau pohon tersebut tumbuh dalam keadaan yang kerdil/cebol. Dalam bahasa Jepang,bonsai berarti "tanaman di pot". Biasanya akan berasosiasi dengan sebuah miniatur pohon yang ditanam di dalam pot atau kontainer. Keunikan dari bonsai adalah tanaman tumbuh dan menjadi tua namun tidak berkembang menjadi tinggi. Sebuah kekerdilan alam yang menjadi suatu keindahan bentuk tanaman menarik, menantang untuk selalu mempertahankannya. Untuk menghasilkan bonsai ada yang membutuhkan waktu yang panjang sampai berpuluh tahun, dan sebagian lainnya hanya membutuhkan waktu yang singkat. Akan tetapi pembuatan dan perawatan bonsai yang membutuhkan waktu yang lama juga memberikan imbalan yang cukup sepadan. Imbalan itu berupa sebuah keindahan dari alam liar tanaman yang terminiatur dan nilai ekonomi yang cukup lumayan. Pohon yang di bonsai umumnya berupa pohon berkayu (misalnya pohon beringin, dll) atau pohon buah-buahan dan kadang 399 b. Ukuran Bonsai Ada 4 ukuran bonsai yang umum digunakan, yaitu - miniatur - kecil - sedang - rata-rata. pot. Pot yang terbuat dari keramik akan semakin membuat tampilan bonsai anda lebih eksklusif. Gambar 131 berikut ini memperlihatkan berbagai bentuk pot Umumnya bonsai miniatur disiapkan dalam waktu sekitar 5 tahun. Bonsai kecil biasanya mempunyai tinggi antara 5 sampai 15 cm dan memerlukan persiapan sekitar 5-10 tahun. Bonsai ukuran sedang mempunyai tinggi antara 15 sampai 30 cm, dan bonsai ratarata mempunyai tinggi 60 cm dengan waktu persiapan sekitar 3 tahun. c. Asesoris bonsai Untuk industri bonsai sisi asesoris adalah penghasilan yang terbesar dibandingkan dengan menjual bibit bonsai maupun bonsai itu sendiri. Asesoris bonsai ini meliputi: - pot bebatuan penghias alas bonsai dan lain sebagainya. Pot Gambar 131 Aneka bentuk pot bonsai Untuk kondisi bonsai yang penempatannya ditaman memerlukan pot yang terbuat dari bahan semen yang mempunyai nilai artistik tersendiri. Ada juga bentuk pot yang menyerupai hewan dan sebagainya seperti pada dua gambar berikut ini. Bonsai pada dasarnya adalah tanaman hias dan untuk lebih menonjolkan keindahannya dibutuhkan pendukungnya yaitu 400 A B Gambar 133 Batu bonsai penghias Gambar 132 Beberapa pot bonsai bentuk gajah (A) dan naga (B) Alas pot Batuan penghias Pot bonsai akan lebih tahan lama pemakaiannya bila dilapisi oleh alas. Dalam memperindah bonsai ada banyaknya sarana yang dapat dilakukan, diantaranya dengan memberikan bebatuan yang indah akan bentuknya. Jenis bebatuan granit dapat memberikan kesan bonsai yang kuat saat menghiasi kaki batangnya. Alas yang terbuat dari kayu dan berbentuk meja sangat digemari para perawat bonsai dalam ruangan. Meja yang diperuntukan bagi alas bonsai umumnya mempunyai kekuatan yang cukup. Selain meja alas yang terbuat dari bahan yang sama dengan pot juga banyak 401 digunakan. Artinya alasnya tersedia berpasangan. pot dan secara d. Bentuk Bonsai Bentuk bonsai yang telah manjadi main stream dikalangan para penggemar bonsai terdapat lima macam bentuk yaitu: - bentuk batang yang tegak lurus teratur tegak lurus tidak teratur tersapu angin anak air terjun, bentuk semi air terjun. Bentuk bonsai yang terdiri dari 2 hingga 3 tanaman didalam satu pot juga cukup digemari oleh para perawat bonsai selain dari lima mainstream diatas. dalam merawat bonsai, karena tidak terlalu dibutuhkan banyaknya eksperimen namun membutuhkan ketelitian, menjadi alasan yang tepat bagi para pemula perawat untuk memakai bentuk bonsai ini. Jenis tegak lurus terbagi lagi menjadi dua kategori yaitu yang teratur dan tidak teratur. Bonsai tegak lurus teratur Tegak lurus teratur merupakan tanaman bonsai yang terlihat simple namun mempunyai tingkat kesulitan pembentukan yang cukup signifikan. Disamping kelima bentuk diatas juga diciptakan beberapa bentuk variasi bonsai lainnya. Bonsai tegak lurus Dasar bentuk bonsai ini adalah tegak lurus dan terdapat bentuk lancip dibagian paling atasnya dimana membentuk suatu bangunan kerucut. Bentuk macam ini biasanya lebih cocok untuk tanaman yang berusia muda karena bentuk ini akan membutuhkan kekuatan batang, cabang, dan ranting. Para pemula perawat bonsai biasanya menggunakan jenis ini untuk memulai keterlibatannya Gambar 134 Bonsa bentuk tegak lurus teratur 402 Keadaan lingkungan seperti suhu ruangan, jumlah cahaya matahari, serta pemilihan pemakaian tanah sebagai dasar perkembangannya turut menentukan keberhasilan pembentukan bonsai ini. terjadi sebuah pemandangan tanaman yang menjulang tinggi namun agak tidak beraturan yang memberikan kesan alamiah dan natural. Pastikan perkembangan cabangnya berkembang kearah vertikal bukan horizontal. Cabang pertama hendaknya terdapat pada setengah dari tinggi batang utama. Jarak antara permukaan tanah dengan adanya permulaan cabang, diharapkan memberikan keindahan utama dalam bentuk tegak lurus. Untuk kelurusan batang setidaknya harus dapat dilihat jelas sehingga memberikan kesempurnaan bentuk suatu bonsai tegak lurus teratur. Umumnya jenis tanaman cemara, apel liar, delima dan berbagai macam tanaman hias tanpa buah lainnya cocok untuk dijadikan bonsai tegak lurus ini. Bonsai tegak lurus tidak teratur Untuk bonsai tegak lurus tidak teratur, bentuknya tidak jauh berbeda dengan tegak lurus beraturan hanya pada umumnya batang utama dari tegak lurus tidak beratur terdapat lekukan, dimana cabang dan daunnya menjadi penyeimbang agar Gambar 135 Bonsai tegak lurus tidak teratur Kelompok bonsai jenis ini menghendaki perkembangan daun maupun cabang yang seimbang, kondisi yang tidak seimbang akan memberi kesan miring, dan tentunya akan mengurangi keindahan bonsai. Kemiringan ini membuat bentuk bonsai terlihat kurang baik. Jenis pohon yang cocok untuk bonsai bentuk tegak lurus teratur 403 cocok juga kelompok ini. untuk bonsai Bonsai tersapu angin (condong) Bentuk bonsai ini mempunyai kemiringan yang terlihat seperti tanaman akan roboh. Bonsai golongan ini sedikit mempunyai kesamaan dengan bentuk tegak lurus hanya mempunyai perbedaan di sisi kelurusannya yang mengarah horizontal. Bentuk bonsai condong ini merupakan jenis bentuk peralihan dari bentuk tegak lurus dan anak air terjun. pada tengah pot membuat bentuk condongnya lebih terlihat sehingga lebih terlihat keindahannya. Tanaman yang digunakan untuk jenis bonsai ini adalah dari kelompok tanaman hias. Bonsai anak air terjun Bentuk anak air terjun ini batang utamanya agak tegak lalu berbengkok jatuh kebawah dengan berbagai lekukan selanjutnya hingga sejajar dengan alas pot untuk menimbulkan bentuk jatuhnya air pada anak air terjun. Gambar 137 Bonsai anak air terjun Kecondongannya dapat dibentuk kearah kanan atau kiri sesuai sesuai selera perawat tanaman. Bentuk pot berbentuk bulat atau segi enam lebih cocok untuk jenis bentuk ini, diawal pertumbuhan tanaman lebih baik diletakan pada bagian pinggir pot. Peletakan batang utama awal tumbuhnya tanaman, akan lebih baik bila ditempatkan pada bagian tengah pot. Peletakan Penempatan awal batang utama dibagian pinggir pot bertujuan untuk mempermudah pembengkokan awal. Gambar 136 Bentuk tersapu angin bonsai 404 Penggunaan kawat akan banyak digunakan dalam proses pembentukannya sehingga diperlukan keahlian yang cukup untuk mengembangkannya. Menarik tidaknyanya bonsai bentuk semi air terjun ini sangat tergantung pada ketepatan dan teknik pemangkasan yang khusus. Bentuk anak air terjun membutuhkan suatu kecermatan dalam melakukan pemangkasan maupun perawatan. Beberapa jenis cemara dengan berbagai spesiesna cocok untuk dibentuk bonsai golongan ini. Bonsai berkelompok Keseimbangan antara dahan dan ranting menjadi suatu tujuan bentuk bonsai anak air terjun dimana agar terlihat lebih alamiah. Jenis pohon cemara dari berbagai macam speciesnya cocok untuk dijadikan bonsai dalam bentuk anak air terjun. Tanaman bonsai berkelompok merupakan penempatan dua hingga tiga bahkan lima tanaman bonsai didalam satu pot. Pot yang digunakan untuk bentuk bonsai ini akan lebih baik bila digunakan bentuk pot bundar. Bonsai semi anak air terjun Bentuk semi anak air terjun ini lekukan batang utamanya tidak merupakan bagian yang penting, melainkan kekuatan batang dibagian yang mendatarlah yang harus diperhatikan karena beban gravitasi akan tertumpu disana dan tentunya mempengaruhi perkembangan tanaman. Dibutuhkan pengikatan kawat yang sangat banyak untuk pembentukannya. Pengikatannya juga harus dilakukan dengan hati–hati, dan hindari pengkawatan yang terlalu lama, agar tanaman tidak terluka. Gambar 138 Bonsai berkelompok 405 Karena terdiri dari lebih dari satu tanaman dalam satu pot maka perawat bonsai harus memperhatikan kebutuhan pertumbuhan dari masing masing jenis. hati-hati agar akarnya mengalami kerusakan. tidak Beberapa alat yang dibutuhkan dalam bertanam bonsai ini adalah sebagai berikut Ukuran untuk bonsai kelompok ini umumnya tidak lebih dari 60cm. Jenis pohon cemara dan apel liar cocok untuk bentuk bonsai jenis ini e. Pedoman teknis budidaya Bertanam bonsai ini memerlukan kesabaran yang tinggi. Berikut akan dijabarkan langkahlangkah utama dalam memulai teknik pengkerdilan tanaman melalui seni pemangkasan. Pemilihan tanaman Pemilihan tanaman yang akan anda jadikan bonsai merupakan suatu awal kesuksesan dalam pembentukan bonsai. Bakal bonsai dapat kita temukan di toko tanaman hias disekitar daerah tempat tinggal atau mancarinya dari tanaman liar. Pilihlah tanaman yang mempunyai batang utama yang cukup kuat karena ini dibutuhkan sebagai awal dari pemangkasan. Untuk bahan tanaman liar, proses pemindahan bibit tanaman ke dalam pot hendaknya dikerjakan dengan Gambar 139 beberapa alat bantu yang digunakan dalam bertanam bonsai Pemindahan tanaman Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan tanaman yang akan dibonsai, kemudian pemindahan tanaman yang akan dijadikan bonsai dari alamnya kedalam sebuah pot dengan menggunakan pengungkit akar. Tanamlah pohon calon bonsai ke dalam pot dengan hati-hati. Bersamaan dengan proses pemindahan tersebut, perhatikan perakarannya jika ditemukan akar-akar yang sudah mati atau 406 tidak berkembang lagi maka akar tersebut dipotong. Gambar temanya. Untuk melakukan pembentukan batang maupun cabang yang dikehendaki, bisa dengan menggunakan kawat yang dibantu oleh alat pembengkok yang tersedia ditoko tanaman hias. Pengkawatan yang baik untuk membentuk alur bonsai bisa anda lakukan dengan menggunakan plastik sebagai pelapisnya sebelum diikat oleh kawat. 140 Tahapan pembuangan akar Pangkas serabut akar maupun batang akar yang telah tidak berkembang karena akar yang telah mati hanya akan memperlambat perkembangan akar yang lainnya. Pemeriksaan pada batang, cabang maupun akar ini juga harus dilakukan secara berkala. Perkembangan akar diharuskan tetap terjadi dengan tidak melebihi pot sebagai pijakannya. Calon bonsai dapat diambil dari alam langsung atau melalui cangkok, okulasi maupun setek. Pembentukan bonsai Langkah berikutnya yang dilakukan setelah penanaman, dan tanaman sudah kuat, adalah pembentukan bonsai. Pertama sekali buatlah kerangka dasar bentuk bonsai sesuai Gambar 141 Pengkawatan pada proses pembentukan bonsai Periksalah lekuk batang maupun cabang secara berkelanjutan agar perkembangannya tidak menjadi liar. Lepaskanlah kawat dari batang diwaktu yang tepat dan diharapkan jangan sampai meninggalkan suatu luka bekas kawat dibatang maupun cabang. Lakukanlah pemangkasan dengan seperlunya periksa secara berkala bentuk ranting 407 sesuai tema bentuk yang akan kita tuju. Pemilihan bentuk Bonsai Bentuk yang umum digunakan oleh sebahagian pemula adalah bentuk tegak lurus. Karena dari bentuk bonsai ini akan dipelajari dasar apa saja yang akan diperlukan dalam merawat bonsai. Kawat dapat digunakan dalam pembentukan alur perkembangan tanaman. Gambar 143 Pengikatan pada pangkal batang sehingga batang membengkak Gambar 142. Beberapa teknik pemangkasan pada pembentukan bonsai Untuk langkah selanjutnya lakukanlah pemeliharan yang berkelanjutan agar bonsai yang akan anda pelihara mempunyai bentuk yang indah dan sehat. Periksa pertumbuhan cabang dan ranting secara seksama dan berkala karena akan menentukan keberhasilan kita dalam membentuk bonsai. Setelah berhasil pada bentuk tegak lurus maka dapat diteruskan dengan bentuk bonsai lainnya. Pada dasarnya perbedaan antara bentuk tegak lurus dan tegak lurus tidak beraturan, hanya pada bentuk lengkungan yang terjadi dibatang utamanya. Adanya lengkungan dibentuk 408 tegak lurus tidak beraturan hanya sebagai variasi bukan penghilang bentuk utamanya yaitu ujung yang lancip dan memberikan kesan bangunan kerucut. dahan, batang, ditentukan. dan ranting Pilihlah tanah yang kadar humus tidak terlalu tinggi dikarenakan kadar humus yang terlalu tinggi akan memberikan kegemburan tanah yang berlebihan. Kemudian aturlah agar kelembaban tanah selalu terjaga dimana kelembapan tanah mempunyai pengaruh pada suhu tubuh bonsai. Perhatikan kondisi kadar air tanah saat melakukan penyiraman, hindari penumpukan air hanya pada satu bagian saja. Kelebihan air tentunya dapat membahayakan kesehatan tanaman. Perawatan Bonsai Gambar 144 Pembentukan cabang bonsai Selanjutnya kita bisa memulai membuat bonsai dengan jenis yang agak memerlukan keahlian yaitu anak air terjun dan bentuk tersapu angin. Pembentukan bonsai jenis ini merupakan bentuk kreativitas yang dapat dijabarkan secara bebas dan tidak ada aturan baku pada perkembangannya. Pemilihan tanah Tanah merupakan bagian yang penting dalam memulai pembentukan bonsai karena ditanahlah perkembangan Dalam perawatan bonsai diperlukan kesabaran. Langkah utama yang paling diperlukan untuk merawat bonsai adalah pemberian air, pupuk, pemangkasan perkembangan cabang maupun ranting, banyaknya cahaya, dan pencegahan hama bagi tanaman bonsai. Yang utama dalam merawat bonsai ini adalah mengerti kebutuhan tanaman. Kontinuitas pemberian kebutuhan tanaman yang tepat, merupakan suatu awal keberhasilan pembentukan bonsai. 409 Perlu diingat bahwa setiap jenis tanaman kebutuhan akan faktorfaktor tumbuhnya berbeda. akan mengucurkan air dan kemana air akan jatuh agar penyiramannya menyeluruh dan merata. Pengairan Ketelitian merupakan kata yang paling tepat untuk melakukan pengairan terhadap tanaman bonsai. Tidak hanya rutinitas pengairan yang dituntut disini tapi pengetahuan tentang keperluan tanaman akan air merupakan suatu keharusan yang tentunya membutuhkan sebuah pengalaman dan keahlian tersendiri dalam melakukan pengairan. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengairan. Jenis tanah adalah bagian yang harus diperhitungkan dalam pengairan, artinya kita akan mengukur tingkat kadar pH dalam air demi memperoleh kecocokan yang berkesinambungan dengan tanah untuk memudahkan perkembangan akar. Penentuan kapan waktu yang tepat tanaman memerlukan air memerlukan pengetahuan tersendiri dari masing-masing jenis tanaman. Bentuk pot Bentuk pot juga harus diperhatikan karena bentuk pot akan menjadi bahan pertimbangan dari mana kita Suhu udara dan keadaan cuaca juga cukup mempengaruhi kapan waktu yang sangat tepat untuk melakukan penyiraman. Penyiraman yang berlebihan akan menyebabkan kerusakan pada bonsai, dan dapat menyebabkan berbagai hama dan penyakit. Begitu juga sebaliknya kekurangan air akan menyebabkan tanaman menderita dan dapat berakibat pada kematian. Peralatan yang digunakan untuk menyirami tanaman dapat menggunakan gembor kecil dan alat ini umumnya tersedia ditoko penjualan tanaman hias. Pemupukan Pemberian pupuk pada bonsai bukan diperuntukkan untuk memacu pertumbuhannya akan tetapi yang terpenting untuk menjaga kesehatan tanaman. Pada dasarnya berbagai jenis pupuk dapat digunakan, namun yang perlu diperhitungkan adalah kandungan zat didalam pupuk tersebut. Bonsai seperti tanaman lainnya membutuhkan hara N, P dan K. Jumlah dan jenis hara yang akan ditambahkan sebagai pupuk pada perawatan bonsai 410 tergantung tanamannya. pada jenis Nitrogen diperlukan oleh bonsai karena zat ini mampu memberikan kesejukan bagi akar. Perubahan kadar oksigen dalam tanah dapat berkurang dikarenakan adanya perubahan panas suhu ruangan atau terjadinya kelembapan tanah yang berlebihan, maka dibutuhkan nitrogen sebagai keseimbangan kadar oksigen didalam tanah. Untuk fosfor zat ini mempunyai kegunaan utama yaitu sebagai zat senyawa yang dibutuhkan bagi kesehatan perkembangan tanaman, dan kegunaan kalium bagi bonsai adalah sebagai pelengkap sinergi antara nitrogen dan fospor. Vitamin Selain pupuk bonsai dapat juga diberi vitamin. Kegunaan dari vitamin ini untuk menambah daya tarik dari bonsai itu sendiri seperti mengkilapnya daun, kuatnya ranting dan sebagainya. Pemangkasan perkembangan ranting dan dahan Seorang penanam bonsai dapat menemukan keasyikannya dalam merawat bonsai disaat perawatan ranting dan daun. Saat perawatan ranting dan daun inilah yang merupakan perwujudan sisi kreatif manusia, yang tentunya tanpa menghentikan perkembangan tanaman itu sendiri. Pemangkasan yang baik memerlukan alat pemangkasan yang tepat. Untuk pemakaian alat yang dibutuhkan tergantung dengan apa yang hendak dipangkas karena pemangkasan untuk ranting, daun, pucuk, maupun serabut akar diperlukan alat tersendiri. Pemangkasan pada ranting biasakanlah untuk memangkas bagian bawah ranting yang tidak diinginkan, karena pemotongan pada bagian itu akan menghentikan pertumbuhan ranting yang kita tidak inginkan. Memangkas bagian daun juga harus dilakukan tepat pada bagian awal tumbuhnya daun. Pemangkasan serabut akar harus dilakukan untuk mencegah pertumbuhan serabut akar yang liar. Cara memangkas yang baik adalah dengan tidak menimbulkan bentuk luka yang permanen pada bagian yang dipangkas. Untuk alat pemangkasnya dapat anda peroleh dari toko tanaman hias di sekitar anda. Cahaya Seberapa banyaknya cahaya yang diberikan, tergantung pada jenis tanamannya. Untuk bonsai yang dberada di dalam ruangan maka setidaknya 411 setidaknya setiap pagi sinar matahari dari arah jendela dapat digunakan untuk keperluan cahayanya. jenis dan tanaman. fase pertumbuhan Jika keberadaan jendela juga tidak memungkinkan maka sebagai pengganti cahaya matahari dapat digunakan cahaya lampu yang telah dirancang khusus untuk keperluan tanaman bonsai. Keperluan untuk cahaya buatan dapat disesuaikan dengan keadaan iklim udara dimana perawatan tanaman ini dilakukan. Pengendalian hama dan penyakit Pada dasarnya pencegahan hama akan sangat terbantu apabila pemberian air, pupuk, dan pemotongan ranting dilakukan dengan teratur dan terukur. Bukan berarti juga keteraturan tersebut menghilangkan serangan hama, akan tetapi setidaknya dapat menghindar dari seranganya Tanaman yang dirawat secara baik, akan berkurang serangan hama dan penyakitnya karena tanam nya sehat, sehingga ketahanannya juga meningkat. Beberapa senyawa organik maupun anorganik, dapat digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit, yang dosisinya disesuaikan dengan 412 9.8.7. TEKNIK BUDIDAYA RUMPUT a. Pendahuluan Rerumputan mempunyai struktur tersendiri yang memungkinkan untuk bersaing di alam bebas dengan tumbuhan lain dan menang. Rumput banyak digunakan sebagai penutup tanah pada lapangan bola, golf, tempat tinggal, super mall dan sebagainya. Gambar 145 Lapangan rumput pada halaman rumah Lapangan rumput merupakan bagaian yang amat penting dari suatu lanskap untuk mendukung keindahannya. b. Perkembangbiakan Rumput Disamping itu lapangan rumput ini juga dapat digunakan untuk mencegah terjadinya erosi. Rumput umumnya membiak dengan dua cara yaitu generatif (biji) dan vegetatif. Lapangan hijau ini bertindak sebagai “karpet alami yang melindungi tanah dari kondisi lingkungan yang jelek (suhu, curah hujan, dan angina). Generatif (Biji) Kesehatan dan keindahan suatu padang rumput sangat tergantung pada bagaiman teknik budidaya yang dilakukannya. Perbanyakan tanaman melalui biji, akan menghasilkan individu baru yang bergantung pada sifat kedua induknya. Perkembangbiakan dengan cara ini kadang-kadang menghasilkan anak yang tidak menyerupai induknya. Untuk penanaman rumput yang berasal dari biji maka terlebih dahulu harus disemai pada petak semaian atau bak kecambah. 413 Ukuran petak semaian beraneka ragam bergantung dari berapa luasan yang akan ditanami dan jenis rumputnya. Ada baiknya meletakkan tanah top soil dan bahan organik dengan ketebalan 2 inchi, bahan organik ini akan membantu pertumbuhan dan meningkatkan porositas tanah sehingga memudahkan pindah tanam. Stolon ialah sejenis akar yang menjalar di atas permukaan tanah, sedangkan rhizom ialah akar yang menjalar di bawah permukaan tanah. Tiap jenis rumput akan mempunyai sifat “stoloniferous” atau “rhizomatous” yang akan menunjukkan bagaimana ia paling mudah dibiakkan. Pucuk daun atau akar akan keluar dari buku Tanaman rumput baru dapat dipindah tanam, setelah berumur lebih kurang 2 (dua) bulan. Vegetatif Perkembangbiakan secara vegetatif dapat dilakukan melalui bahagian-bahagian tertentu rumput tersebut. Biasanya stolon atau rhizome. Cara ini biasa dilakukan untuk rumput-rumput hybrid yang biasanya menghasilkan bunga dan tidak dapat menghasilkan biji (steril atau mandul). Cara ini akan menghasilkan tumbuhan anak yang mempunyai sifat sama dengan induknya. Gambar 146 Bibit rumput gajah Gambar 147 Stolon rumput Gambar 148 Bagian-bagian rumput 414 Jika stolon atau rhizom yang mempunyai buku ini jatuh pada habitat yang sesuai, maka akan tumbuh akar untuk memulai kehidupan sebagai suatu tumbuhan yang baru. Penanaman juga dilakukan dengan memisahkan anakan. dapat cara c. Jenis-jenis Rumput Rumput gajah mini Sejak tahun 2000-an, rumput gajah mini mulai dikenal publik. Awalnya, rumput gajah mini dikembangkan di Bandung, Jawa Barat. Karakteristiknya yang lebih 'bandel' ketimbang pendahulunya rumput gajah biasa membuat gajah mini cepat merebut hati masyarakat. Rumput gajah Rumput gajah merupakan jenis rumput yang paling banyak digunakan. Jenis ini juga terbilang cepat tumbuh begitu menyentuh tanah. Harganya yang lebih terjangkau membuatnya banyak dibeli orang. Dijual sekitar Rp 5.000 per meter persegi, rumput gajah bukan berarti remeh pemeliharaannya. Mereka yang memilih rumput gajah sebagai penutup tanah harus siap-siap repot. Karena rumput ini cepat bertambah tingginya, dan harus dipangkas agar kelihatan indah. Berbeda dengan rumput gajah biasa, rumput gajah mini akan tumbuh baik di tempat teduh. Di area sekitar bawah pohon sekalipun. Hingga kini, rumput gajah mini masih terus digemari. Untuk memperoleh satu meter persegi rumput gajah mini, peminat harus merogoh uang senilai Rp 25 ribu. Itu sudah termasuk jasa pemasangan. Jasa tersebut ditawarkan lantaran rumput gajah mini memerlukan perlakuan khusus dalam penanamannya. Hal tersulit dalam pemasangan rumput gajah mini ialah menentukan kerapatan tanamnya. Jika terlampau dekat, ia akan tumbuh menebal di bagian tertentu. Alhasil, permukaan tanah yang ditutupi tak tampak mulus seperti permadani hijau. Gambar 149 Rumput gajah 415 Rumput jepang Rumput golf ditawarkan seharga Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu. Rumput jepang dijual dengan kisaran harga Rp 10 ribu per meter persegi. Daunnya yang kurus tumbuh rapat. Kalau tidak dipangkas sebulan sekali, bagian bawahnya akan berwarna kekuningan. Daun yang kuning ini disebabkan karena sinar matahari tidak dapat menembus sampai ke bagian bawah. Rumput jepang perlu pupuk urea yang lebih banyak dibandingkan dengan rumput gajah mini. Dalam satu bulan, ia harus dipupuk dua kali. d. Pedoman Teknis Persiapan lahan Rumput peking Sebelum tahun 2000, rumput peking sempat menjadi idola. Meski pesonanya mulai redup, harga per meter perseginya masih bertahan di angka Rp 10 ribu. Penampilannya jepang namun daunnya. Gambar 150 Padang golf mirip rumput lebih jarang Rumput golf Yang satu ini jarang diaplikasikan untuk rumah tinggal. Karena rumput ini tergolong rumput ”manja”. Rumput golf ini cepat busuk jika tergenang air, dan memerlukan resapan yang baik berupa tumpukan ijuk, pasir, batu, serta pipa untuk mengalirkan air di bawah permukaan tanam. Lahan yang dibutuhkan untuk bertanam rumput dapat merupalan lahan yang rata ataupun bergelombang tergantung tanah yang tersedia. Kemudian kita dapat membuat saluran air, agar lahan rumput tidak tergenang air. Persipan media Tanam Analisa tanah (Soil test) Tujuan utama dari analisa tanah ialah untuk mengetahui unsur apa yang kurang untuk tanah yang digunakan dan untuk menentukan rumput jenis apa yang paling sesuai untuk tanah tersebut. 416 Analisa tanah dapat dilakukan di laboratorium-laboratorium yang melaksanakan analisa hara tanah. Pengairan Untuk halaman yang luas, park, padang bola atau golf, yang harus diperhatikan adalah tata air tanah. Beberapa saluran dibuat untuk mengatur kelebihan air pada musim penghujan, dan pemberian air pada musim kemarau. Pertanaman rumput yang tergenang air akan menyebabkan rumput menguning dan akhirnya mati. Untuk lapangan rumput yang luas disamping saluran irigasi juga dibantu dengan sprinkles, agar seluruh sudut padang rumput terairi pada musim kemarau. Pengolahan tanah Lakukan pengolahan untuk menyediakan tanam yang gembur. tanah media Untuk penanaman rumput yang luas, misalnya untuk lapangan golf atau bola, dapat di semprot dengan herbisida untuk mematikan gulma. Pembajakan Untuk kawasan yang luas pengolahan tanah dapat menggunakan mesin, akan tetapi untuk kawasan kecil misalnya halaman rumah atau mal kita dapat menggunakan cangkul. Pengolahan tanah ini berfungsi untuk: - membongkar dan membalikkan tanah - meratakan pemberian kapur pertanian - meratakan permukaan tanah Penggaruan Penggaruan bermaksud untuk meratakan permukaan tanah dan membuang kotoran-kotoran seperti ranting pohon, batu, gulma dari permukaan tanah. Pembentukan lanskap Sebelum dilakukan penanaman maka terlebih dahulu dilakukan pembentukan lanskap sesuai dengan keinginnan. Pengaturan lanskap ini memberikan peta pada bagian mana yang akan dilakukan penanaman rumput. Penanaman Penanaman rumput dapat menggunakan 4 cara yaitu: bici, sod, sprig, dan stolon. 417 Biji/benih Benih rumput dapat dibeli di kebanyakkan supermarket dan di beberapa nursery. Jenis rumput yang ditanam melalui biji spesis Bermudagrass. A selalu adalah Sod/lempengan rumput Yaitu lempengan rumput bersama selapis tanah. Biasanya lempengan rumput ini dijual dalam ukuran 30 x 30 cm, 1 x 1 m, atau dalam bentuk gulungan seperti permadani. Cara ini lebih sering digunakan karena pertumbuhan rumput relatif lebih cepat dibandingkan dengan metoda lainnya. B Rumpun Cara ini sama seperti bertanam padi di sawah. Bibit rumput dipisahkan atas beberapa rumpun dan kemudian mencucukkannya ke tanah pada jarak tertentu. Kita dapat membeli bibit rumput dalam bentuk sod kemudian memisah-misahkannya menjadi beberapa rumpun. Gambar 151 Bibit rumput dalam bentuk rumpun(A) penanaman rumpun rumput di lapangan (B) 418 Pasca penanaman, rumput perlu disiram tiga kali sehari. Guyuran air di pagi, siang, dan sore hari selama satu minggu pertama membantunya mendapatkan kesegaran dan mempercepat proses pertumbuhan. Gambar 152 Bibit rumput dalam bentuk sod/lempengan Stolon Stolon merupakan bahagianbahagian rumput yang dapat tumbuh, termasuk juga rhizome dan batang rumput yang mempunyai nod/buku untuk tumbuh pucuk yang akan menjadi suatu tumbuhan baru. Cara paling mudah untuk menanam rumput ialah dengan menggunakan stolon. Tetapi harus diingat bahawa stolon atau sprig harus segera ditanam setelah diambil dari sumber pembibitan. Laju pertumbuhan bahan vegetatif ini turun drastis kalau tidak segera ditanam. Pemeliharaan Pengendalian Gulma Gambar 153 Cara penanaman bibit di lapangan Rumput yang baru ditanam dalam bentuk lempengan. perlu disiram dan dipukul-pukul agar akarnya menyatu dengan tanah. Pada tahap awal pindah tanam tanaman ini, jangan diinjak dulu supaya cepat tumbuhnya. Semua jenis rumput tak ada yang bebas gulma. Tanaman pengganggu ini bisa tumbuh di diantara rumput. Sebelum merusak rumput, maka pengendalian dapat dilakukan secara mekanis dengan mencabut tumbuhan pengganggu tersebut ataupun dengan menyemprot dengan herbisida. 419 Pemangkasan Pemupukan Pekerjaan memotong rumput turf adalah membuat rumput ini dari panjang menjadi pendek. Keperluan unsur hara dari masing-masing tanaman berbeda satu sama lain. Pemotongan rumput ini dapat menggunakan salah satu alat pemotong rumput seperti Gambar 154 dibawah ini. Umumnya tanah-tanah daerah tropis memiliki pH yang rendah (dibawah 6) dan bersifat masam, kondisi ini membutuhkan pengapuran yang jumlahnya bergantung tinggi rendahnya pH tersebut. Umumnya kita dapat menggunakan kapur pertanian sebanyak 5-10kg/100m persegi. Pemberian hara pada tanaman rumput mutlak diperlukan agar pertumbuhannya indah. Terdapat sekitar 16-17 unsur hara yang dibutuhkan rumput. Hilangnya hara pada rumputan dapat disebabkan oleh terbawa panen, diambil tanaman, pencucian, penguapan dan sebagainya yang menyebabkan berkurangnya hara dari dalam tanah. Peningkatan produktivitas tanah ini dapat dilakukan dengan penambahan berbagai hara. Kapan kita harus melakukan pemupukan tergantung pada: - Kebutuhan tanaman - Kondisi hara pada tanah Gambar 154 Beberapa jenis alat pemotong rumput 420 Jumlah pupuk yang diberikan pada tanah tergantung pada: - Analisa tanah - Analisa tanaman Teknik pengairan yang betul berdasarkan pada: - Jumlah air yang di siram tidak menyebabkan air tergenang, dan sebaiknya dilakukan per periodik yang disesuaikan dengan fase pertumbuhan dan jenis rumput yang ditanam. Belakangan ini dikenal soil conditioner (kondisioner tanah) sebagai campuran media tanah. Waktu penyiraman paling baik dilakukan sewaktu suhu masihg rendah, sebaik-baiknya waktu awal pagi, atau sore hari Untuk luasan 2m 2 tanah dicampur 1 kg kondisioner tanah berbahan copolymer asam acrylamide dan acrylic. Pertumbuhan rumput menjadi prima selama 2 tahun. Pemberian kondisioner tanah membantu rumput beradaptasi pada kondisi kekeringan. Penyiraman jangan diberikan secara langsung, akan tetapi hendaknya menggunakan alat (gembor) sehingga tanah tidak padat. Penambahan pupuk urea akan melancarkan proses adaptasi rumput gajah ke lingkungan barunya cukup satu kali dalam sebulan pertama. Selanjutnya, berikan pupuk urea tiga bulan sekali. Kondisioner tanah ialah bahan yang mampu membuat kondisi tanah atau media menjadi lebih baik. Umumnya sifat tanah yang diperbaiki meliputi: struktur tanah, aerasi dan drainase tanah, serta kemampuan memegang air dan hara tanah Dewasa ini tujuan utama konsumen memakai kondisioner untuk menstabilkan struktur tanah Pengairan/Penyiraman; Pada awal penanaman rumput disiram 3 kali sehari, setelah itu, cukup disiram dua kali sehari. Lakukan penyiraman jarangjarang akan tetapi jumlahnya banyak. Hal ini akan merangsang akar rumput untuk tumbuh panjang karena berusaha untuk mencari air. Topdressing Topdressing adalah menabur pasir, tanah, atau campuran bahan-bahan lain (contohnya zeolite atau bahan organik) ke atas permukaan rumput dan di masukkan ke dalam celah-celah rumput dengan menyiramkannya. Perlakuan ini dapat dilakukan sebulan sekali atau dua minggu sekali bergantung keadaan tanaman rumput. 421 e. Rumput Permasalahannya dan Rumput merupakan tanaman yang manja, sifat kemanjaan rumput ini salah satu penyebabnya adalah akarnya Untuk menentukan apakah tanaman kita cukup kebutuhan hara atau sedang mengalami cekaman maka berikut ini beberapa contoh dan cara untuk mengatasinya. yang pendek dan sebarannya tidak luas. lalu lakukan penanaman kembali jika rumput tidak pulih setelah diberi perlakuan. Terkena tumpahan zat kimia Pupuk, Jika tertumpah racun atau pupuk minyak, minyak. atau racun lakukan pencucian agar racunnya terlarut, jika masih dapat dikutip kutiplah tumpahan tadi. Kotoran Kawasan ini akan mati dan kelilingnya berwarna hijau. Siram dengan air bagian yang terkena kotoran atau kencing ini. Pemadatan Lahan rumput tanah yang tanahnya karena sudah pada sering akibat pijakan dipijak dan sebagainya memerlukan pengudaraan. Gunakan cangkul dan tambahkan bahan organik , Potonga terlalu rendah Akan menyebabkan daun rumput terpotong hingga nampak batang atau akar. Kurangi pemotongn. Stres Kelebihan Kurangi atau penyiraman jika kekurangan curah hujan air tinggi. Kelebihan Terlalu banyak atau pupuk, kekurangan pertumbuhan pupuk terlalu cepat. Jika terlalu sedikit akan menyebabkan rumput kurus. 422 Terlalu banyak racun Racun kimia yang banyak dapat 'membakar' rumput. Kekurangan hara (defisiensi) Nitrogen Daun tua akan berwarna hijau muda. Pertumbuhan lambat . Penambahan pupuk N sedikit akan kelihatan perbedaannya dibandingkan dengan tidak dipupuk. Untuk rumput taman, stadium atau padang golf; pemupukan dilakukan sesuai dengan anjuran. Gambar 155 Dua jenis rumput yaitu rumput golf (kiri) dan rumput gajah (kanan) Zat besi Kekurangan hara ini akan menyebabkan daun muda berwarna kuning. Pertumbuhan lamban. Air Rumput mengering. Bila di pijak atau di tekan, rumput lambat untuk kembali ke bentuk semula kondisi ini disebut 'footprinting' , segera lakukan penyiraman 423 BAB X TEKNIK BUDIDAYA PERKEBUNAN 10.1. TEKNIK BUDIDAYA TEMBAKAU Gambar 156 Pertanaman tembakau a.Pendahuluan Penanaman dan penggunaan tembakau di Indonesia sudah dikenal sejak lama. Komoditi tembakau mempunyai arti yang cukup penting, tidak hanya sebagai sumber pendapatan bagi para petani, tetapi juga bagi Negara Tanaman Tembakau merupakan tanaman semusim , tetapi di dunia pertanian termasuk dalam golongan tanaman perkebunan dan tidak termasuk golongan tanaman pangan. Tembakau (daunnya) digunakan sebagai bahan pembuatan rokok. tembakau di Indonesia, diperkirakan hanya sekitar 207.020 hektar, namun jika dibandingkan dengan pertanian padi, pertanian tembakau memerlukan tenaga kerja hampir tiga kali lipat. Seperti juga ada kegiatan pertanian lainnya, untuk mendapatkan produksi tembakau dengan mutu yang baik, banyak faktor yang harus diperhatikan. Selain faktor tanah, iklim, pemupukan dan cara panen. Nicotiana tobacum dibudidayakan umumnya karena memiliki arti ekonomi penting. Spesies yang sering dibudidayakan adalah Nicotiana tobacum dan Nicotiana rustika. Nicotiana tobacum, daun mahkota bunganya memiliki warna merah muda sampai merah, mahkota bunga berbentuk terompet panjang, habitusnya piramidal, daunnya berbentuk lonjong dan pada ujung runcing, kedudukan daun pada batang tegak, tingginya 1,2 m. Nicotiana rustika, daun mahkota bunganya berwarna kuning, bentuk mahkota bunga seperti terompet berukuran pendek dan sedikit bergelombang, habitusnya silindris, bentuk daun bulat yang pada ujungnya tumpul, kedudukan daun pada batang agak terkulai. Usaha Pertanian tembakau merupakan usaha padat karya. Meskipun luas areal perkebunan 424 b. Sistematika Tanaman Daun Sistematika tanaman tembakau adalah sebagai berikut: Daun tanaman tembakau berbentuk bulat lonjong (oval) atau bulat, tergantung pada varietasnya. Daun yang berbentuk bulat lonjong ujungnya meruncing, sedangkan yang berbentuk bulat, ujungnya tumpul. Klass Ordo Famili Sub Famili Genus Spesies : Dicotyledonaea : Personatae : Solanaceae : Nicotianae : Nicotianae :Nicotiana tabacum L. c. Botani Tanaman Akar Tanaman tembakau merupakan tanaman berakar tunggang yang tumbuh tegak ke pusat bumi. Akar tunggangnya dapat menembus tanah kedalaman 5075 cm, sedangkan akar serabutnya menyebar ke samping. Selain itu, tanaman tembakau juga memiliki bulubulu akar. Perakaran akan berkembang baik jika tanahnya gembur, mudah menyerap air, dan subur. Daun memiliki tulang-tulang menyirip, bagian tepi daun agak bergelombang dan licin. Lapisan atas daun terdiri atas lapisan palisade parenchyma dan spongy parenchyma pada bagian bawah. Jumlah daun dalam satu tanaman sekitar 2832 helai Batang Tanaman Tembakau memiliki bentuk batang agak bulat, agak lunak tetapi kuat, makin ke ujung, makin kecil. Ruas-ruas batang mengalami penebalan yang ditumbuhi daun, batang tanaman bercabang atau sedikit bercabang. Pada setiap ruas batang selain ditumbuhi daun, juga ditumbuhi tunas ketiak daun, diameter batang sekitar 5 cm. Gambar 157. Batang tembakau Bunga Tanaman tembakau berbunga majemuk yang tersusun dalam beberapa tandan dan masing- 425 masing tandan berisi sampai 15 bunga. Bunga berbentuk terompet dan panjang, terutama yang berasal dari keturunan Nicotiana tabacum, sedangkan dari keturunan Nicotiana rustika, bunganya lebih pendek, warna bunga merah jambu sampai merah tua pada bagian atas. Bunga tembakau berbentuk malai, masing-masing seperti terompet dan mempunyai bagian sebagai berikut: penyerbukan sendiri, tetapi tidak tertutup kemungkinan untuk penyerbukan silang. Buah Tembakau memiliki bakal buah yang berada di atas dasar bunga dan terdiri atas dua ruang yang dapat membesar, tiap-tiap ruang berisi bakal biji yang banyak sekali a. Kelopak bunga, berlekuk dan mempunyai lima buah pancung b. Mahkota bunga berbentuk terompet, berlekuk merah dan berwarna merah jambu atau merah tua dibagian atasnya. Sebuah bunga biasanya mempunyai lima benang sari yang melekat pada mahkota bunga, dan yang satu lebih pendek dari yang lain. c. Bakal buah terletak diatas dasar bunga dan mempunyai dua ruang yang membesar d. Kepala putik terletak pada tabung bunga yang berdekatan dengan benang sari. Tinggi benang sari dan putik hampir sama. Keadaan ini menyebabkan tanaman tembakau lebih banyak melakukan Gambar 158. Biji tembakau Penyerbukan yang terjadi pada bakal buah akan membentuk buah. Sekitar tiga minggu setelah penyerbukan, buah tembakau sudah masak. Setiap pertumbuhan yang norrmal, dalam satu tanaman terdapat lebih kurang 300 buah. Buah tembakau berbentuk bulat lonjong dan berukuran kecil, di dalamnya berisi biji yang bobotnya sangat ringan. Dalam 426 setiap gram biji berisi + 12.000 biji. Jumlah biji yang dihasilkan pada setiap tanaman rata-rata 25 gram. 328, H 392, H 77, H 362 Tembakau Pipa Tembakau Lumajang varietas K dan SAX Tembakau sigaret - Gambar 159 Bunga tembakau d.Jenis tembakau Beberapa varietas tembakau adalah: anjuran Tembakau virginia adalah Dixie bright (DB) 101, Coker 319, Coker 86, Coker 176, Nort Caroline 95, Nort Carolina 2514 Tembakau oriental (turki) adalah sumsum, smyrna, macedonia orientale dan xanthi Tembakau Barlay adalah varietas KY 17, Barlay 21 dan Tn 87 Tembakau asli/ rajangan Tembakau cerutu - Tembakau Deli adalah D4, KF-7 dan F1-5 - - Tembakau Vorstenlanden (untuk cerutu) adalah Timor vorstenlanden (TV) dan Gayamprit (G) Tembakau Besuki (tembakau pembalut dan pengisi cerutu) adalah varietas H Varietas yang dianjurkan terdiri dari banyak varietas yang sesuai dengan pengembangannya. e. Syarat Tumbuh Iklim Tanaman tembakau pada umumnya tidak menghendaki iklim yang kering ataupun iklim yang sangat basah. Angin kencang yang sering melanda lokasi tanaman tembakau dapat 427 merusak tanaman (tanaman roboh) dan juga berpengaruh terhadap mengering dan mengerasnya tanah yang dapat menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen di dalam tanah. Untuk tanaman tembakau dataran rendah, curah hujan rata-rata 2.000 mm/tahun, sedangkan untuk tembakau dataran tinggi, curah hujan ratarata 1.500-3.500 mm/tahun. Penyinaran cahaya matahari yang kurang dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik sehingga produktivitasnya rendah. Oleh karena itu lokasi untuk tanaman tembakau sebaiknya dipilih di tempat terbuka dan waktu tanam disesuaikan dengan jenisnya. Suhu udara yang cocok untuk pertumbuhan tanaman tembakau berkisar antara 21-32,30 C. Tanaman tembakau dapat tumbuh pada dataran rendah ataupun di dataran tinggi bergantung pada varietasnya. Ketinggian tempat yang paling cocok untuk pertumbuhan tanaman tembakau adalah 0 900 mdpl. Sedangkan tembakau rakyat atau asli dapat tumbuh mulai dari tanah ringan (berpasir) sampai dengan tanah berat (liat). Derajat keasaman tanah yang baik untuk tanaman tembakau adalah 5-5,6; tembakau Virginia 5,5-6,0. Apabila didapat nilai yang kurang dari 5 maka perlu diberikan pengapuran untuk menaikkan pH sedangkan bila didapat nilai pH lebih tinggi dari 6 maka perlu diberikan belerang untuk menurunkan pH. f. Pedoman Budidaya Pengolahan Tanah Pengolahan tanah dilaksanakan dengan menggunakan alat pertanian berupa hand traktor minimal 2 kali pembajakan untuk mempersiapkan media terbaik bagi proses penanaman tembakau dengan menjaga kesuburan tanah. Penanaman dan pemupukan Tanah Empat puluh lima hari s/d lima puluh hari (45 s/d 50) setelah benih ditabur, kita sudah mendapatkan bibit yang siap untuk dipindah tanamkan. Tembakau Deli sangat cocok untuk jenis tanah aluvial dan andosol. Tanah regosol sangat cocok untuk tembakau vorstenlanden dan besuki. Tembakau Virginia flu-cured cocok untuk tanah podsolik. Bibit ditanam pada tanah guludan di lahan yang telah dipilih dengan luasan yang sesuai. Teknik penyebaran benih dapat dilakukan dengan mencampur benih dengan pasir halus atau abu kering, kemudian 428 sebarkan pada bedengan seperti Gambar berikut pencabutan, cara pencabutan bibit adalah dengan cara memegang dua helai daun terbesar kemudian ditarik ke atas. Sebaiknya pindah tanam ini dilakukan pada pagi hari. Gambar 161 Cara mencabut bibit tembakau Pada tahapan penanaman ini dilakukan pemupukan I dengan memperhatikan jenis dan dosis serta cara pemupukan. Adapun pupuk yang digunakan NPK (Fertila) dengan dosis 10 gr/batang. Gambar 160 Penyemaian benih tembakau Pemupukan ke II dengan umur tanaman 21 hari dilakukan dengan pupuk NPK (KNO 3) dengan dosis 5 gr/batang. Pembumbunan dan Pengairan Setelah bibit berumur 40-45 hari bibit dapat dipindah tanamkan.. Sebelum penanaman bibit perlu dipangkas agar tidak terjadi stagnasi. Teknik pencabutan bibit terlebih dahulu disiram sampai basah agar mudah dalam proses Pembumbunan adalah proses yang dilakukan agar tanah tetap gembur, sebagai persiapan media tumbuh yang baik bagi tanaman tembakau dan sekaligus untuk membersihkan tumbuhan pengganggu (Gulma). 429 Adapun sistim irigasi (Pengairan) yang tepat sangat penting dalam menjamin kualitas klas tingkat produktifitas tembakau virginia. Pungel dan wiwil Suli Punggel dan wiwil/suli memastikan penggunaan bahan gizi tanaman dalam proses pengembangan daun tembakau untuk mendapatkan jumlah daun, berat daun dan kualitas tinggi yang akan memberikan baik maksimal bagi petani. Dalam pelaksanaan wiwilan sangat penting sekali karena akan berpengaruh terhadap ketebalan daun/berat daun. Pengendalian Penyakit Hama dan Pengendalian Hama Terpadu dilaksanakan sesuai kondisi tanaman yang ada dengan memprioritaskan penggunaan Bio Pestisida dengan pengawasan secara berkala, terhadap residu pestisida baik pada tanaman tembakau virginia. Adapaun penggunaan pestisida dan bahan kimia bisa digunakan (Dancis, Furadan) tergantung serangan hama yang ada. Panen dan Pascapanen Panen Umur Panen Pemanenan atau pemetikan daun tembakau yang terbaik adalah pada saat tanaman cukup umur dan daun-daunnya telah matang petik yang dicirikan dengan warna hijau kekuningkuningan. Daun-daun yang demikian akan menghasilkan krosok yang bermutu tinggi dan aromanya tajam. Krosok tembakau yang bermutu tinggi mempunyai nilai jual yang tinggi. Namun, pada beberapa hal, misalnya karena permintaan pasar dan letak daun pada batang, maka pemetikan yang terbaik dapat dilakukan pada tingkatan daun hampir masak. Karena bila dipetik tepat masak dan masak sekali, kualitas daun setelah pengeringan justru mengalami kemerosotan terutama aromanya Untuk golongan tembakau cerutu, pemungutan daun yang baik adalah pada tingkat kemasakan tepat masak atau hampir masak. Pemetikan pada tingkatan ini akan menghasilkan krosok yang berwarna keabu-abuan (vaal) dan elastis. Pemungutan daun muda atau daun tua akan menghasilkan krosok yang rapuh (tidak elastis) dan warna yang tidak menarik Untuk tembakau golongan sigaret, misalnya Virginia, pemanenan daun yang terbaik adalah pada tingkat kemasakan 430 tepat masak atau masak sekali. Apabila pasar menghendaki krosok yang halus, pemetikan daun dapat dilakukan pada tingkat kemasakan masak sekali. Caranya adalah dengan memperpanjang waktu pemetikan 5-10 hari dari tingkat pemasakan tepat masak. Untuk jenis Tembakau Turki yang tergolong tembakau sigaret pula, pemetikan daun yang baik adalah pada tingkat kematangan hampir masak atau masih kehijauan Permasalahan yang kadang terjadi yaitu adanya kesalahan dalam pemetikan daun yaitu daun-daun yang dipetik terlampau muda, akibatnya akan menghasilkan krosok yang berkualitas rendah, yakni berwarna hijau mati, kurang beraroma, warnanya cokelat tua, dan kisut sehingga harga di pasaran rendah. Permasalahan lain yaitu daun tembakau yang dipetik telah lewat umur, daunnya sudah terlalu tua yang dicirikan dengan warna kuning tua yang menghasilkan krosok yang bermutu rendah. Karena itu diharapkan para pekerja lebih teliti lagi dalam memanen daun tembakau. Cara Panen Cara memanen daun tembakau dapat dilakukan dengan menebang batang pertanaman beserta daun-daunnya tepat pada pangkal batangnya atau hanya memetik daun-daunnya saja tanpa batangnya. menebang Penerapan penggunaan kedua cara tersebut tergantung pada: - Jenis atau varietas - Kebersamaan Pemasakan daun, Karena ada beberapa jenis tembakau yang memiliki waktu kemasakan daun bersamaan dan beberapa varietas tembakau tidak memiliki waktu yang bersamaan pada proses pemasakan daun - Perlakuan budidaya. Pemanenan daun dapat dilakukan dengan cara pungut daun seperti pada tembakau cerutu, sigaret, dan pipa. Pemetikan daun dilakukan per lembar menurut tingkat kemasakan dan letaknya pada batang. Panen secara pungut daun dilakukan dengan memetiknya lembar demi lembar. Pemetikan dilakukan pada daun-daun yang masak lebih dahulu, sedangkan yang belum masak ditinggalkan untuk dipetik pada waktu berikutnya setelah mencapai tingkat kemasakan tepat masak. Pemetikan daun yaitu dipretel dengan tangan, selanjutnya pemetikan dapat dilakukan selang 3-5 hari. Biasanya sekali petik hanya 2-4 helai daun tiap tanaman. 431 Permasalahan yang kadang terjadi yaitu bila pemanenan dilakukan dengan menebang batangnya tepat pada pangkal, terkadang ada daun tembakau yang belum tepat masak, daun tersebut bisa kotor/tergores saat mengangkutnya ke tempat penampungan. Oleh sebab itu diharapkan para pekerja lebih teliti dalam mengangkut batang tembakau beserta daunnya agar tidak terjadi kerusakan daun tembakau. Saat Panen Secara umum saat yang baik untuk memetik daun tembakau adalah pagi atau sore hari dalam keadaaan cuaca cerah. Untuk varietas tembakau vorstenland dan deli, saat pemetikan yang baik adalah pada pagi hari antara pukul 06.00 s.d 10.00. Untuk varietas besuki, saat pemetikan yang baik adalah pada sore hari antara pukul 14.00-17.00. Untuk jenis tembakau turki dan tembakau sigaret, saat pemetikan yang baik adalah pada pagi hari antara pukul 08.00-10.00. Permasalahan yang terjadi dengan saat panen adalah waktu pemanenan daun tembakau yang perlu disesuaikan dengan varietasnya. Terkadang para pekerja kurang memperhatikan varietas tembakau dan waktu pemanenan yang cocok untuk varietas tembakau tersebut. Karena itu para pekerja harus memperhatikan varietas tanaman yang di tanam dan waktu pemanenan yang cocok. Yang perlu diperhatikan pada saat panen 1. Pemanenan daun tembakau harus cukup umur, tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. 2. Semua daun tembakau harus diperhatikan baik daun bagian bawah maupun bagian atas. 3. Para pekerja harus teliti dalam mengangkut batang tembakau beserta daunnya agar tidak terjadi kerusakan daun tembakau. 4. Para pekerja harus memperhatikan varietas tanaman yang di tanam dan waktu pemanenan yang cocok. Pemanenan adalah suatu tahapan yang sangat penting diperhatikan dalam mendapatkan kualitas panenan yang tinggi. Adapun yang harus diperhatikan sebagai berikut : 1. Kematangan daun 2. Keseragaman dalam pemanenan daun proses 432 3. Penanganan daun hasil panenan Sebagian besar dari varietas tembakau dipanen berdasarkan tingkat kematangan daunnya dilakukan mulai dari daun bawah sampai daun atas dengan pemetikan 2 sampai 3 daun pada setiap tanaman dengan interval satu minggu hingga daun tanaman habis. air dari daun tembakau basah yang dipanen dalam keadaan hidup. Curing Selama ini di beberapa petani ada yang berpendapat bahwa curing adalah proses pengeringan tembakau saja. Tidak menyadari bahwa sel-sel di dalam daun tersebut masih tetap hidup setelah dipanen. Tujuan Curing : Sebenarnya tujuan curing adalah : 1. Melepaskan air daun tembakau hidup dari kadar air 80 -90 % menjadi 10-15% 2. Perubahan warna dari Zat hijau daun menjadi warnaa orange dengan aroma sesuai dengan standar tembakau yang diproses. Gambar 162 pengeringan tembakau Proses daun Pascapanen Tembakau Virginia dijual dalam wujud kering oven atau pengomprongan (Curing). Curing merupakan proses biologis yaitu melepaskan kadar Untuk mendapatkan hasil curing/omprongan tembakau yang baik, maka daun tembakau itu harus sudah masak dan seragam. Ciri-ciri daun yang sudah masak adalah : 1. Warna daun sudah mulai hijau kekuningan dengan sebagian ujung dan tepi daun berwama coklat. 433 2. Wama tangkai daun hijau kuning, keputih-putihan. 3. Posisi daun/tulang daun mendatar 4. Kadang-kadang pada lembaran daun ada bintik-bintik coklat, sebagai lambang ketuaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan : Pada saat curing, yang perlu diperhatikan juga adalah kapasitas daun di dalam oven. Sebagai contoh untuk oven ukuran 4 x 4 x 7 rak sebanding dengan 1,8 ha, sedangkan 5 x 5 x 7 rak maksimum 2,8 ha. Juga cuaca waktu proses, kalau musim hujan harus lebih longgar daripada waktu musim kering. Pada saat panen tembakau harus dipastikan berapa lembar yang harus dipetik sesuai kapasitas oven. Daun tembakau yang dipetik haruslah seumur dan posisi daun yang sama, karena apabila umur daun dan posisi daun berbeda, akan sangat sulit menentukan kapan harus menaikkan suhu oven, kapan harus masuk ke tahapan berikutnya, kapan harus buka ventilasi dan sebagainya. Oleh sebab itu pengetahuan petani dan pemetik daun harus benar-benar baik tentang saat panen ini. Sebaiknya saat menjelang panen, petani yang bersangkutan mengumpulkan seluruh tenaga petiknya dan diberitahu mana yang sudah boleh dipanen dan mana yang belum. Tahapan Curing Sebelum memulai curing harus dipastikan bahwa seluruh gelantang sudah tersedia dan bebas palstik, kompor sudah dicek kondisinya dengan melakukan test nyala api sebelurnnya, seluruh dinding oven tidak ada yang berlubang, pintu bisa menutup rapat, pipapipa tidak ada yang rusak dan berlubang. Ada 4 tahapan curing, yaitu : 1. Penguningan, Proses biologis daun ini merupakan proses perubahan warna dari hijau ke warna kuning, karena hilangnya zat hijau daun / klorophyil ke zat kuning daun dan terjadi penguraian zat tepung menjadi gula. Perubahan ini bisa terjadi pada suhu 32 s/d 42 derajat celcius. Proses ini harus dilakukan secara perlahan-lahan waktu yang diperlukan tergantung posisi daun. Umumnya berlangsung selama 55 s/d 58 jam. Pada saat ini awalnya semua ventilasi ditutup, baik atas maupun bawah. Tetapi apabila seluruh daun sudah berwama kuning orange ventilasi 434 atas dibuka 1/4 , proses ini sangat menentukan terhadap hasil curing. 2. Pengikatan Warna, Apabila seluruh daun sudah berwama kuning orange baik lembar daun maupun tulang daun, maka secara pertiahanlahan suhu dinaikkan. Pada saat proses ini terjadi, maka apabila daun masih berwama hijau, maka daun tetap akan berwama hijau, sebaliknya apabila sudah berwama kuning orange maka hasil curing akan kuning orange. Karena pada suhu 43-52 °C ini terjadi pengikatan warna. Sehingga apabila warna daun pada proses penguningan belum sempuna, maka jangan terburu-buru menaikkan suhu lebih dari 42°C. Pada tahapan ini ventilasi dibuka secara bertahap, sedikit demi sedikit sampai akhirnya dibuka seluruhnya. Waktu yang diperlukan kalau berjalan sempuma umumnya sekitar 18-19 jam. 3. Pengeringan Lembar Daun, Proses ini bertujuan untuk mengurangi kadar air didalam lembar daun dengan cara menaikkan suhu 53-62°C. Pada saat ini seluruh ventilasi dibuka, karena air yang keluar dari sel-sel daun akan menjadi uap air, yang harus dibuang keluar oven agar tidak kembali ke daun. Ciri-ciri proses ini, daun sudah terasa kering apabila dipegang, tapi tulang daun masih terasa basah daun terlihat keriput atau keriting waktu yang dibutuhkan lebih kurang 30-32 jam. 4. Pengeringan Gagang Pengeringan gagang tembakau dilakukan pada suhu 63-72°C. Pada saat ini air yang bisa dilepas didalam batang daun akan dikeluarkan proses awal tahap ini ventilasi mulai ditutup secara perlahan dan bertahap, untuk menjaga kelembaban udara tetap berkisar pada 32%. Ciriciri tahapan ini bisa selesai apabila seluruh tulang daun sudah kering, dan bila ditekuk batangnya akan patah dan berbunyi krek. Ini menandakan bahwa tahap ini berjalan baik 5-8 jam sebelum proses berakhir, seluruh ventilasi harus ditutup agar kelembaban udara tetap terjaga. Proses ini memerlukan waktu normalnya 30-32 jam jangan pernah menaikkan suhu oven diatas 72 C, karena tembakau akan terbakar. 435 Demikian tahapan curing yang terjadi pada tembakau virginia Flue Cure. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati dan penuh pengawasan karena tembakau yang sudah sangat baik pertumbuhannya dilapangan, akan sia-sia hasilnya apabila proses curing ini tidak berjalan lancar. Oleh karena itu untuk semua oven yang aktif harus memiliki termometer untuk memastikan apakah setiap tahapan tersebut sudah berjalan baik atau belum. Dan juga setiap oven harus memiliki table pedoman prosedur curing tembakau virginia serta menggunakan alat Hygrocurometer untuk mengukur suhu dan kelembaban udaranya g. Klasifikasi Daun Setiap lembar daun tembakau dari bawah ke atas memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda. setiap jenis tembakau tergantung pada besar kecilnya perbedaan sifat. Secara umum daun tembakau dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelas. Tembakau Cerutu Golongan tembakau cerutu dapat dikelompokkan menjadi empat kelas, mulai dari bawah ke atas , yaitu : 1. Daun pasir(zandblad) 2. Daun kaki (voetblad) - Daun kaki pertama (DKP) - Daun Kaki Atas (DKA) 3. Daun tengah/madya (middenblad) - Daun madya pertama (DMP) - Daun Madya atas (DMA) 4. Daun pucuk/topblad Dengan adanya perbedaan ini, maka daun-daun tembakau dikelompokkan menjadi beberapa kelas menurut letaknya pada batang. Pengelompokan menurut letak daun pada batang disebut klasifikasi daun. Dalam pengelompokan ini, jumlah lembaran daun pada possisinya tidak sama untuk Menurut klasifikasi diatas, untuk varietas tembakau vorstenland dan varietas tembakau besuki Na Oogst, lembaran daun kaki merupakan lembaran daun yang berkualitas baik, sedangkan yang lain berkualitas rendah sehingga tidak perlu dipetik. Tembakau Sigaret 436 Golongan tembakau sigaret dikelompokkan menjadi empat kelas mulai dari bawah ke atas, yaitu : 1) Daun pasir (lugs) 2) Daun bawah dan tengah (cutters) diperhatikan, sehingga daun bagian atas kurang diperhatikan, namun tidak mudah untuk memelihara daun-daun bagian bawah karena beresiko tinggi terkena percikan air/tanah sehingga kualitas daun kurang baik. Karena itu diharapkan baik daun bagian bawah maupun bagian atas sama-sama diperhatikan. 3) Daun atas (leaf) 4) Daun pucuk (tips) Menurut klasifikasi di atas, untuk jenis tembakau Virginia, lembaran daun bawah dan tengah (cutters) merupakan lembaran daun yang paling baik, menyusul lembaran daun atas (leaf). Adapun lembaran daun yang lain memiliki kualitas rendah. Tembakau Rajangan Untuk jenis tembakau rajangan atau tembakau asli, lembaran daun pasir dan 1-2 lembar daun kaki merupakan daun yang berkualitas baik. Daun-daun ini umumnya dikrosok sebagai filter cerutu. Lembaran daun tengah kurang baik kualitasnya sehingga sering digunakan untuk tembakau rajangan. Permasalahan yang kadang timbul karena klasifikasi daun ini yaitu adanya kebimbangan dalam penentuan jenis daun dan daun-daun yang berada di bagian bawah cenderung lebih 437 10.2. Teknik Budidaya Kakao akan sulit diharapkan keberhasilannya. Oleh karena itu persiapan lahan dan naungan, serta penggunaan tanaman yang bernilai ekonomis sebagai penaung merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam budidaya kakao. b. Syarat tumbuh Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan. Gambar 163 Buah kakao Lingkungan alami tanaman kakao adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan, suhu udara dan sinar matahari menjadi bagian dari faktor iklim yang menentukan. a. Pendahuluan Tanaman Kakao merupakan tanaman perkebunaan berprospek menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas akan rendah. Sebagai tananam yang dalam budidayanya memerlukan naungan, maka walaupun telah diperoleh lahan yang sesuai, sebelum penanaman kakao tetap diperlukan persiapan naungan. Tanpa persiapan naungan yang baik, pengembangan tanaman kakao Demikian juga dengan faktor fisik dan kimia tanah yang erat kaitannya dengan daya tembus (penetrasi) dan kemampuan akar menyerap hara. Ditinjau dari wilayah penanamannya kakao ditanam pada daerah-daerah yang o berada pada 10 LU sampai dengan 10o LS. Walaupun demikian penyebaran pertanaman kakao secara umum berada diantara 7o LU sampai 18oLS. Hal ini erat kaitannya dengan distribusi curah hujan dan jumlah penyinaran matahari sepanjang tahun. Kakao juga masih toleran pada daerah 20o LU sampai 20o LS. 452 Dengan demikian Indonesia yang berada pada 5o LU sampai dengan 10o LS masih sesuai untuk pertanaman kakao. Ketinggian tempat Ketinggian tempat di Indonesia yang ideal untuk penanaman kakao adalah tidak lebih tinggi dari 800 m dari permukaan laut. Curah Hujan Curah hujan yang berhubungan dengan pertanaman dan produksi kakao ialah distribusinya sepanjang tahun. Hal tersebut berkaitan dengan masa pembentukan tunas muda dan produksi. Areal penanaman kakao yang ideal adalah daerah-daerah dengan curah hujan 1.100-3.000 mm per tahun. Curah hujan yang melebihi 4.500 mm per tahun tampakya berkaitan erat dengan serangan penyakit busuk buah (blask pods). Daerah yang curah hujannya lebih rendah dari 1.200 mm per tahun masih dapat ditanami kakao, tetapi dibutuhkan air irigasi. Hal ini disebabkan air yang hilang karena transpirasi akan lebih besar dari pada air yang diterima tanaman dari curah hujan, sehingga tanaman harus dipasok dengan air irigasi. Di tinjau dari tipe iklimnya, kakao sangat ideal ditanam pada daerah-daerah yang tipenya iklim Am (menurut Koppen) atau B (menurut Scmidt dan Fergusson). Di daerah-daerah yang tipe iklimnya C menurut (Scmidt dan Fergusson) kurang baik untuk penanaman kakao karena bulan keringnya yang panjang. Dengan membandingkan curah hujan diatas dengan curah hujan tipe Asia, Ekuator dan Jawa maka secara umum areal penanaman kakao di Indonesia masih potensial untuk dikembangkan. Adanya pola penyebab curah hujan yang tetap akan mengakibatkan pola panen yang tetap pula. Temperatur Pengaruh temperatur terhadap kakao erat kaitannya dengan ketersedian air, sinar matahari dan kelembaban. Faktor-faktor tersebut dapat dikelola melalui pemangkasan, penataan tanaman pelindung dan irigasi. Temperatur sangat berpengaruh terhadap pembentukan flush, pembungaan, serta kerusakan daun. Menurut hasil penelitian, temperatur ideal bagi tanaman kakao adalah 300C - 320C (maksimum) dan 180C-210C (minimum). Kakao juga dapat tumbuh dengan baik pada temperatur minimum 15o C 453 perbulan. Temperatur ideal lainnya dengan distribusi tahunan 16,60C masih baik untuk pertumbuhan kakao asalkan tidak didapati musim hujan yang panjang. Berdasarkan keadaan iklim di Indonesia temperatur 250-260 C merupakan temperatur rata-rata tahunan tanpa faktor terbatas. Karena itu daerah-daerah tersebut sangat cocok jika ditanami kakao. Temperatur yang lebih rendah 100 C dari yang dituntut tanaman kakao akan mengakibatkan gugur daun dan mengeringnya bunga, sehingga laju pertumbuhannya berkurang. Temperatur yang tinggi akan memacu pembungaan, tetapi kemudian akan gugur. Pembungaan akan lebih baik jika berlangsung pada temperatur 230 C. Demikian juga tempertur 26oC pada malam hari masih lebih baik pengaruhnya terhadap pembungaan dari pada temperatur 23o-300 C. Temperatur tinggi selama kurun waktu yang panjang berpengaruh terhadap bobot biji. Tempertur yang relatif rendah akan menyebabkan biji kakao banyak mengandung asam lemak tidak jenuh dibandingkan dengan suhu tinggi. Pada areal tanaman yang belum menghasilkan kerusakan tanaman sebagi akibat dari temperatur tinggi selama kurun waktu yang panjang ditandai dengan matinya pucuk. Daun kakao masih toleran sampai suhu 50o C untuk jangka waktu yang pendek. Temperaturvyang tinggi tersebut menyebabkan gejala necrossis pada daun. Sinar Matahari Lingkungan hidup alami tanaman kakao ialah hutan hujan tropis yang didalam pertumbuhanya membutuhkan naungan untuk mengurangi pencahayaan penuh. Cahaya matahari yang terlalu banyak menyoroti tanaman kakao akan mengakibatkan lilit batang kecil, daun sempit, dan batang relatif pendek. Pemanfaatan cahaya matahari semaksimal mungkin dimaksudkan untuk mendapatkan intersepsi cahaya dan pencapain indeks luas daun optimum. Kakao tergolong tanaman C3 yang mampu berfotosintesis pada suhu daun rendah. Fotosintesis maksimum diperoleh pada saat penerimaan cahaya pada tajuk sebesar 20 persen dari pencahayaan penuh. Kejenuhan cahaya didalam fotosintesis setiap daun yang telah membuka sempurna berada pada kisaran 3-30 persen cahaya matahari atau 454 pada 15 persen matahari penuh. cahaya Hal ini berkaitan pula dengan pembukaan stomata yang lebih besar bila cahaya matahari yang diterima lebih banyak. Tanah Kakao dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, asalkan persyaratan kimia dan fisik yang berperan dalam pertumbuhan dan produksi tanaman kakao terpenuhi. Air dan hara Air dan hara merupakan faktor penentu bila mana kakao akan ditanam dengan sistem tanpa tanaman pelindung sehingga terus menerus mendapat sinar matahari secara penuh. Naungan Kemasaman tanah, kadar zat organik, unsur hara, kapasitas adsorbsi, dan kejenuhan basa merupakan sifat kimia yang perlu diperhatikan, sementara faktor fisiknya adalah kedalaman efektif, tinggi permukan air tanah, drainse, struktur dan konsesntensi tanah. Pembibitan kakao membutuhkan naungan, karena benih kakao akan lebih lambat pertumbuhannya pada pencahayaan sinar matahari penuh. Selain itu kemiringan lahan juga merupakan sifat fisik yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kakao. Penanaman kakao tanpa pelindung saat ini giat diteliti dan diamati karena berhubungan dengan biaya penanaman maupun pemeliharaan. Tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki kemasaman pH 6-7.5 tidak lebih tinggi dari 8, serta tidak lebih rendah dari 8. Penanaman dilakukan dipagi hari pada musim hujan tenyata lebih baik hasilnya kalau sore/malam harinya hujan turun dibandingkan dengan jika hujan yang turun 2 hari kemudian. Dengan demikian, air dan hara memang merupak faktor penentu bila mana cahaya matahari dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi pertanaman kakao. Bahan organik tanah Sifat kimia Kadar zat organik yang tinggi akan meningkatkan laju pertumbuhan pada masa sebelum panen. Untuk itu zat organik pada lapisan tanah setebal 0-15 cm sebaiknya lebih dari 3 persen. Kadar tersebut setara dengan 1.75 persen unsur karbon yang dapat menyediakan hara dan air serta struktur tanah yang gembur. 455 Untuk meningkatkan kadar zat organik dapat dipergunakan serasah sisa pemangkasan maupun pembenaman kulit buah kakao. 900 kg kulit buah kakao memberikan hara 28 gram urea, 9 kg P, 56.6 kg Mo dan 8 Kg kiserit. Sebaiknya tanah-tanah yang hendak ditanam kakao paling tidak juga mengandung kalsium lebih besar dari 8 me per 100 gram contoh tanah da kalsium lebih besar dari 0.24 me per 100 gram pada kedalaman 0-15 cm. Sifat fisik Tekstur tanah yang baik untuk tanaman kakao adalah lempung liat berpasir dengan komposisi 30-40 persen fraksi liat, 50 persen pasir dan 10-20 persen debu. Susunan demikian akan mempengaruhi ketersediaan air dan hara serta aerasi tanah. Struktur tanah yang remah dengan agregat dapat menciptakan gerakan air dan udara didalam tanah sehingga menguntungkan bagi akar. Tanah tipe latasol yang memiliki fraksi liat yang tinggi ternyata sangat kurang menguntungkan bagi tanaman kakao, sedangkan tanah regosol dengan lempung berliat walaupun mengandung kerikil masih baik bagi tanaman kakao. Tanah yang baik drainasenya dengan struktur lempung berliat serta lapisan atas yang kaya akan baha organik cocok sekali bila ditanami kakao. Dengan demikian, tanah-tanah pantai berstekstur liat masih baik ditanami kakao. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pupuk nitrogen yang diberikan pada tanah demikian akan sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman kakao. Kedalaman tanah Disamping faktor fisik diatas, kakao juga menginginkan solum tanah minimal 90 cm. Walaupun ketebalan solum tidak selaulu medukung pertumbuhan, tetapi solum tanah setebal itu dapat dijadikan pedoman umum untuk mendukung pertumbuhan kakao. Kedalaman efektif terutama ditentukan oleh sifat tanah, apakah mampu menciptakan kondisi yang menjadikan akar bebas berkembang. Karena itu, kedakaman efektif dapat berkaitan juga dengan air tanah yang mempengaruhi aerasi dalam rangka pertumbuhan dan serapan hara. Untuk itu kedalaman air tanah yang yang disarankan minimal 3m. Faktor kemiringan lahan sangat menentukan kedalaman air tanah. Semakin miring suatu areal, semakin dalam pula air tanah yang dikandungnya. Pembuatan teras pada lahan yang kemiringanya 8 persen dan 25 persen, masing-masing dengan lebar 1m dan 1.5 m. Sedangkan lahan yang 456 kemiringannaya lebih dari 40 persen sebaiknya tidak ditanamai kakao. Disamping faktor terbatasnya air tanah, hal itu juga didasarkan atas kecenderungan yang tinggi tererosi. Kriteria tanah Tanah yang digunakan untuk pertanaman kakao dapat dikelompokkan manjadi 4 kelompok berdasarkan sifat fisik dan kimianya. Keempat kelompok tersebut adalah: - tanah-tanah yang sesuai - cukup sesuai - kurang sesuai - tidak sesuai Dengan menetapkan sebaran tingkat pembatas sifat fisik dan kimia tanah, penerapan kriteria tanah tersebut dapat dijadikan pedoman umum bagi rencana penanaman suatu areal apakah sesuai atau tidak bagi pertanaman kakao. c. Pohon Pelindung Penanaman pohon pelindung sebelum penanaman kakao bertujuan mengurangi intesnsitas sinar matahari langsung. Bukan berarti bahwa pohon pelindung tidak menimbulkan masalah yang menyangkut biaya, sanitasi kebun, kemungkinan serangan hama dan penyakit, atau kompetisi hara dan air. Karena itu, jumlah pemeliharaan untuk meniadakan pohhon pelidung pada areal penanaman kakao saat ini sedang dilakukan. Penanaman pohon kakao secara rapat atau pengurangan pohon pelindung secara bertahap, misalnya, merupakan upaya meniadakan pohon pelindung itu. Manfaat Pohon Pelindung Melindungi daun Pohon pelindung sangat berpengaruh pada terhadap kadar gula pada batang dan cabang kakao. Pengaruh itu mengisyaratkan perlunya pohon pelindung pada areal penanaman yang sebagai faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi proses fisiologis. Ditinjau dari kemampuan menyerap sinar matahari sebagai sumber energi, kakao masuk kedalam tanaman C3, yaitu tanaman yang mampu berfotosintesis pada suhu daun rendah. Tanaman yang tergolong C3 membutuhkan temperatur optimum 10-25oC. Dengan demikian dengan adanya pohon pelidung terutama akan mempengaruhi kemampuan daun kakao melakukan proses fisiologis. Menciptakan Iklim Mikro Disamping itu, pohon pelidung terutama pada areal yang belum menghasilkan memainkan 457 peranan penting pula dalam menciptakan iklim mikro yang lembab. Menghindari pencucian hara Pohon pelidung juga berperan dalam memperbaiki unsur tanah, mengembalikan hara tercuci, dan menahan terpaan angin terutama pada kakao yang belum menghasilkan. Memperbaiki Struktur tanah Peranannya sebagai memperbaiki struktur tanah dikarenakan sistem perakaran pohon pelindung umunya dalam. Pengembalian hara yang tercuci bisa terjagi karena adanya guguran daun tanaman pelindung yang akan melapuk membentuk senyawa organik. Kerugian Pohon pelindung Tetapi seperti disebut diatas pohon pelindung juga dapat memberikan pengaruh yang merugikan. Kerugian itu berkaitan dengan perbandingan biaya penanaman dan pemeliharaan dengan peranannya sebagai peningkatan produksi, terutama bagi tanaman yang menghasilkan. Hasil dari beberapa penelitian telah dibuktikan bahwa tanpa pohon pelindung kakao akan menghasilkan buah lebih banyak dari pada kakao yang ada pohon pelindungnya. Kakao tanpa pohon pelindung yang diberi pupuk menghasilkan biji kering yang lebih tinggi dari pada kakao yang dibei pohon pelindung atau tanpa pupuk. Hasil penelitian itu mengindikasikan bahwa kakao yang telah menghasilkan pada hakikatnya mampu menciptakan iklim mikro sesuai dengan kebutuhanya. Tajuk yang saling bertemu akan membatasi intensitas matahari langsung kesebagian besar daun. Kerugian lainya dari adanya pohon pelindung adalah timbulnya persaingan dalam mendapatkan air dan hara antara tanaman pelindung dengan kakao tersebut. Persaingan dalam mendapatkan air dan hara akan sangat tajam terutama pada pohon pelindung yang ditanam lebih rapat dengan kakao yang baru ditanam dilapangan. Kerugian bisa juga timbul mengingat pohon pelindung punya kemungkinan menjadi inang hama Helopeltis sp, seperti tanaman pelindung Accasia decurens dan Albissia chinensis. Jenis pohon pelindung Pada arel penanaman kakao ada dua jenis pohon pelindung, yaitu: - Pohon pelindung sementara - Pohon pelindung tetap. 458 Pohon pelidung sementara berfungsi bagi tanaman yang telah mulai menghasilkan. Untuk menetapkan pohon pelindung yang hendak ditanam maka hal-hal yang berkaitan dengan morfologi daun, letak kedududkan daun, ukuran tipe daun, tipe percabangan maupun ketahan akan hama penyakit, serta sifatnya didalam penyerapan air dan hara patut diperhatikan. Bila memungkinkan, pohon pelindung sebaiknya juga dimanfaatkan segi ekonomisnya seghingga areal penanaman kakao dan pohon pelindungnya mempunyai nilai tambah. Pemilihan pohon pelindung kakao dengan kriteria: - Mudah dan cepat tumbuhnya, percabangan dan daunnya memberikan perlindungan yang baik - Tidak mengalami masa gugur daun pada musim tertentu - Mampu tumbuh dengan baik pada tanah-tanah kurang subur dan tidak bersaing dalam hal kebutuhan akan air dan hara - Tidak mudah terserang hama dan penyakit - Tidak menjadi inang hama dan penyakit - Tahan akan angin, dan mudah memusnahkannya, jika sewaktu-waktu tidak dipakai lagi Pohon pelindung sementara yang umum digunakan ialah: - Maghonia macrophylla - Albizzi falcata - Ceiba petranda. Pada areal penanaman kakao, singkong, dan pisang sering juga digunakan sebagai pohon pelindung sementara. Akan tetapi keduanya memiliki persaingan akan hara dan air yang sangat tinggi. Saat ini pohon pelindung yang sering gunakan ialah hasil okulasi antara Leucaene glauca sebagai batang bawah dan Leucaene glabrata sebagai batang atas. Hasil okulasi ini tidak menghasilkan biji sehingga tidak mengotori kebun. Pohon okulasi itu dikenal dengan L2, L19 dan L21. Kekhawatiran penanaman pohon pelindung jenis lamtaro akhirakhir ini berkaitan dengan ditemukannya hama kutu loncat (Heteropsylla sp) pada habitat tanaman tersebut. Serangannya dapat mengakibatkan pohon pelindung gundul sehingga kehilangan fungsinya. 459 Bikultur & Penjarangan Pohon Pelindung Penanaman kakao pada areal tanaman perkebunan non kakao sering dilakukan. Hal ini berdasarkan atas pemanfaatan tanaman perkebunan non kakao tersebut sebagai pohon pelindung bagi kakao. Penanaman kakao diantara barisan kelapa sawit pada awal pertumbuhannya memberikan hasil yang baik, tetapi masa berbunga dan pertumbuhan selanjutnya menjadi tertekan. Penanam kakao secara bikultur sebaiknya pada areal tanaman kelapa. Kelapa ditanam berjarak 9m x 9m (123 pohon per ha) atau 10.5 m x 10.5m (91 pohon per ha), sedangkan, kakao ditanam diantara dua baris kelapa dengan jarak tanam 3m x 3m (650 pohon per ha). Penanaman kakao diantara tanaman kelapa tersebut dilakukan setelah tanaman kelapa berumur 5 tahun. Sisem bikultur lainnya bagi kakao dapat juga diterapakan pada areal tanaman karet, kapuk atau kopi. Penanaman demikian memerlukan pemeliharaan yang lebih intensif lagi karena menyangkut pengelolaan dua tanaman sekaligus yang sama– sama memberikan keuntungan ekonomi. Penjarang pohon pelindung pada areal tanaman kakao yang telah menghasilkan dapat dilakukan sebagai salah satu usaha mengurangi kerugian atau biaya yang telah ditimbulkan pohon pelindung. Yang penting diperhatikan dalam melakukan penjarangan pohon pelindung adalah jenis tanaman pelindung, umur tanaman kakao, faktor tanah, dan iklim. Jadwal Pekerjaan Pembersihan untuk penanaman kakao memerlukan jadwal pekerjaan yang mantap, karena pekerjaan ini menyangkut pula penanaman pohon pelindung tetap dan pohon pelindung sementara yang harus ditanam terlebih dahulu. Jadwal pekerjaan pembersihan areal hendaknya dengan memeperhitungkan keadaan musim, sehingga baik pembakaran kayu-kayu maupun pembibitan tanaman pohon pelindung tetap, pembibitan kakao, ataupun penanamannya dilapangan tidak sia-sia. Pembakaran sisa-sisa kayu pada musim hujan atau penanaman pohon kakao pada musim kemarau adalah salah satu contoh kekeliruan jadwal pekerjaan. Pohon pelindung hendaknya ditanam 12-18 bulan sebelum penanaman kakao dilapangan. Hal ini juga mengisyaratkan bahwa kakao harus sudah dibibitkan 4-6 bulan sebelumnya. Waktu diatas didasarkan pada 460 perkiraan waktu yang dibutuhkan pohon pelindung tetap dan pohon pelindung sementara untuk tumbuh sehingga dapat berfungsi dengan baik. d. Pedoman Budidaya Pembersihan Areal Pembersihan areal dilaksanakan mulai dari tahap survai/pengukuran sampai tahap pengendalian ilalang. Pelaksanaan survai/ pengukuran biasanya berlangsung selama satu bulan. Pada tahap ini, pelaksanaan pekerjaan meliputi pemetaan topografi, penyebaran jenis tanah, serta penetapan batas areal yang akan ditanami. Hasi survai akan sangat penting artinya untuk tahapan pekerjaan lain , bahkan dalam hal penanaman dan pemeliharaan kakao. Tahap selanjutnya dari pembersihan areal adalah tebas/babat. Pelaksanaan pekerjaan pada tahap ini adalah dengan membersihkan semak belukar dan kayu-kayu kecil sedapat mungkin ditebas rata dengan permukaan tanah, lama pekerjaan ini adalah 2-3 bulan baru kemudian dilanjutkan dengan tahap tebang . pohon telah tumbang tumbangan itu biarkan selama 11,5 bulan agar daun kayu mengering. Areal yang telah bebas dari semak belukar, kayu-kayu kecil, dan pohon besar, apalagi bila baru dibakar, biasanya cepat sekali menumbuhkan ilalang. Seperti diketahui, ilalang merupakan gulma utama dari areal pertanian. Karena itu, pengendaliannya harus dilaksanakan sesegera mungkin, sehingga sedapat mungkin areal telah bebas dari ilalang saat penanaman pohon pelindung. Pengendalian ilalang dapat dilakukan secara manual, kimiawi, maupun mekanis dengan mempertimbanhkan luas areal, ketersedian tenaga kerja, waktu, cuaca, penyaluran bahan dan biaya. Tahap pengendalian ilalang ini dapat dilasanakan selama 2-3 bulan. Persiapan areal Pembersihan areal sering juga diakhiri dengan tahap pengolahan tanah. Pengolaan tanah biasanya dilaksanakan secara mekenis. Pengolahan tanah selain dinilai mahal, juga dapat mempercepat pengikisan lapisan tanah atas. Tahap berikut ini dilaksanakan selama 3-4 bulan, dan merupakan tahap yang paling lama dari semua tahap pembersihan areal. Bila semua 461 Penanaman tanaman penutup tanah Untuk mempertahankan lapisan atas tanah dan menambah kesuburan tanah, pembersihan areal terkadang diikuti dengan tahap penanaman tanaman penutup tanah. Tanaman penutup tanah biasanya adalah jenis kacangkacangan antara lain Centrosema pubescens, Colopogonium mucunoides, Puerarai javanica atau Pologonium caeruleum. Biji dapat ditanam menurut cara larikan atau tugal, bergantung pada ketersediaan biji dan tenaga kerja. Jarak tanam kacang-kacangan biasanya disesuaikan dengan jarak tanam kakao yang hendak ditanam. Jika jarak tanam kakao 3 x 3 m maka terdapat 3 baris kacang-kacangan diantara barisan kakao. Bila jarak tanam kakao 4.2 x 2.5 maka akan terdapat dua barisan kacangan dengan jarak 1.2 m. Biji ditanam dengan mempergunakan tugal Jarak tanam Jarak tanam yang ideal bagi kakao adalah jarak yang sesuai dengan perkembangan bagian tajuk tanaman serta cukup tersedianya ruang bagi perkembangan akar. Pemilihan jarak tanam erat kaitannya dengan sifat pertumbuhan tanaman, sumber bahan tanam, dan kesuburan tanah. Kakao dengan bahan tanaman Sca 6 misalnya membutuhkan ruang pertumbuhan tajuk yang lebih kecil dibandingkan dengan klon lainnya. Dengan kata lain jarak tanam tergantung dari luasan tajuk yang akan dibentuk tanaman. Masing-masing klon kakao berbeda dalam bentuk tajuknya. Pada tanah dengan kandungan hara (kesuburan) yang rendah maka jarak tanam yang digunakan lebih lebar, sedangkan pada tanah yang subur jarak tanamnya dapat dirapatkan. Tabel 16. Jarak tanam dan jumlah pohon per hektar Jarak tanam (m x m) 2.4 x2.4 3 x3 4x4 5x5 3.96 x 1.83 2.5 x 3 4x2 3x2 Jumlah pohon per Ha 1680 1100 625 400 1380 1333 1250 1250 462 Pola Tanam Kakao dapat ditanam dibarisan kelapa, kelapa sawit, atau juga karet sebagai tanaman intercropping. Kakao juga dapat ditanam diantara barisan pisang atau singkong yang berfungsi sebagi pohon pelindung sementara. Pola tanam yang diterapkan pada areal demikian umumnya menyesuaikan pola tanam terdahulu. Untuk mendapatkan areal penanaman kakao yang sebaikbaiknya dianjurkan untuk menetapkan pola tanam terlebih dahulu. Pola tanam erat dengan: - keoptimuman pohon per ha kaitannya jumlah - keoptimuman pelindung pohon - meminimumkan kerugian yang timbul pada nilai kesuburan tanah. Ada empat pola yang dinjurkan adalah: 1. Pola tanam kakao segi empat, pohon pelindung segi empat. 2. Pola tanam kakao berpagar ganda, pohon pelindung segi tiga. 3. Pola tanam kakao berpagar ganda, pohon pelindung segi empat. Pola Tanam Segi empat Pada pola tanam segi empat pohon pelindung segi empat tidak terdapat jarak antar dua barisan pohon kakao. Seluruh areal ditanami menurut jarak tanam yang ditetapkan. Pohon pelindung berada tepat berada pertemuan diagonal empat pohon kakao. Pada pola tanam segi empat pohon pelindung segi tiga juga sama. Perbedaannya terletak pada letak pohon pelindung diantara dua gawangan dan dua barisan yang membentuk segi tiga sama sisi. Pola berpagar ganda Pada pola tanam berpagar ganda, beberapa berisan pohon kakao dipisahkan dua kali jarak tanam yang telah ditetapkan dengan beberapa barisan pohon kakao berikutnya. Dengan demikian terdapat ruang diantara barisan kakao yang bisa dimanfaatkan sebagai jalan untuk pemeliharaan. Sedangkan pohon pelindung segi tiga dan segi empat sama polanya dengan pola pohon pelindung terdahulu. 463 Penanaman dan pemeliharaan Bila jarak tanam dan pola tanam telah ditetapkan dan keadaan pohon pelindung tetap telah memenuhi syarat sebagi penaung,dan bibit dalam polybag telah berumur 4-6 bulan dan tidak dalam keadaab flush, maka penanaman sudah dapat dilaksanakan. Rencana penanaman hendaknya diiringi pula dengan rencana pemeliharaan sehingga bibit yang ditanam tumbuh dengan baik untuk jangka waktu yang cukup lama. Penanaman Dua minggu sebelum penanaman. Lebih dahulu disiapkan lubang tanah berukuran 40cm x 40cm x40cm atau 60cm x 60cm, bergantung pada ukuran polybag. Lubang kemudian ditaburi 1 kg pupuk Agrophos dan ditutupi lagi dengan serasah. Pemberian pupuk tersebut dimaksudkan untuk menyediakan hara bagi bibit yang akan ditanam beberapa minggu kemudian. Berikan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah (1:1) ditambah pupuk TSP 1-5 gram per lubang Bibit yang hendak ditanam sebaiknya tidak terlalu sering dipindahkan dari suatu tempat ketempat lain. Untuk itu diperlukan tempat pengumpulan polybag, misalnya untuk setiap 50 lubang disediakan suatu tempat pengumpulan bibit. Dengan menyangga polybag ke lubang penanama maka mutu bibit akan jauh lebih terjamin. Teknik penanamannya adalah dengan terlebih dahulu memasukkan polybag kedalam lubang tanam, setelah itu dengan menggunakan pisau tajam polybag disayat dari bagian bawh ke arah atas. Polybag yang terkoyak dapat dengan mudah ditarik dan lubang ditutup kembali dengan tanah galian. Pemadatannya dilaksanakan dengan bantuan kaki. Tetapi disekitar batang dipermukaan tanah haruslah lebih tinggi. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah penggenangan air disekitar batang yang dapat menyebabkan pembusukan. Bibit yang baru ditanam dilapangan peka akan sinar matahari. Bila tersedia tenaga dan bahan yang cukup, bibit dapat diberi naungan sementara dengan menancapkan pelepah kelapa sawit atau kelapa disebelah timur dan barat. Pemangkasan Selama masa tanaman belum menghasilkan pemeliharaan ditunjukkan kepada pembentukan cabang yang seimbang dan pertumbuhan vegetatig yang baik. Disamping itu, pemangkasan pohoh pelindung tetap juga dilaksanakan agar percabangan dan dedaunnya tumbuh tinggi dan baik. Sedangkan pohon 464 pelindung sementara dipangkas dan akhirnya dimusnahkan sejalan dengan pertumbuhan kakao. Pohon pelindung sementara yang dibiarkan akan membatasi pertumbuhan kakao, karena menghalangi sinar matahari serta menimbulkan persaingan denagn tanaman utama dalm mendapatkan air dan hara. Pemangkasan pohon pelindung sementara Pohon pelindung sementara harus dipangkas agar tidak menutupi tanaman kakao. Caranya adalah dengan merumpisnya dengan menggunakan pisau babat tajam. Pohon pelindung sementara harus tidak lebih tinggi dari 1,5 m agar tanaman kakao mendapatkan sinar matahari yang sesuai dengan pertumbuhannya. Siasa pemangkasan diletakkan dipinggiran tanaman kakao agar dapat menekan pertumbuan gulma dan menjadi sumber hara. Sesuai dengan umur kakao, pohon pelindung sementara dipangkas semakin rendah. Bila percabangan kakao telah tumbuh kearah samping dan dedaunnya sudak cukup lebat, pohon pelindung sementara biasanya tidak tumbuh lagi. Pohon pelindung sementara yang masih hidup harus dimusnahkan, kecuali yang tumbuh di pinggiran jalan utama kebun, yang kelak berfungsi sebagai pagar bagi kakao. Pemangkasan pohon pelindung tetap Pohon pelidung tetap dipangkas agar dapat berfungsi dalam jangka waktu yang lama. Pemangkasan dilakukan terhadap cabang-cabang yang tumbuh rendah dan lemah. Dengan pemangkasan diharapakan paling tidak cabang terendah pohon pelindung akan berjarak lebih 1 m dari tajuk tanaman kakao. Mengingat pohon pelindung tetap dapat diperbanyak dengan cara vegetatif, maka cabang yang dipangkas dapt digunakan sebagai bibit stek batang untuk areal tertentu yang pohon pelindung nya telah mati. Disamping itu pemeliharaan juga dilaksanakan dengan memusnahkan pohon pelindung sementara sejauh 50 cm dari batang pohon pelindung tetap. Dengan demikian pertumbuhannya tidak terhalang dan penyebaran tajuk juga merata. Untuk pohon pelindung tetap yang mempunyai dua cabang utama sejak awal pertumbuhan sehingga dibiarkan tumbuh sampai satu tahun. Setelah itu satu cabang harus dipotong agar tidak memberikan naungan yang terlalu gelap bagi kakao. 465 Pemangkasan kakao Bagi tanaman kakao, pemangkasan adalah suatu usaha meningkatkan produksi dam memepertahankan umur ekonomis tanaman. Secara umum, pemangkasan bertujuan untuk: - Mendapatkan pertumbuhan tajuk yang seimbang dan kukuh. - Mengurangi kelembapan sehingga aman dari serangan hama dan penyakit. - Memudahkan pelaksanaan panen dan pemeliharaan. - Mendapatkan yang tinggi . produksi Pemangkasan bentuk Pada tanaman kakao yang belum menghasilkan (TBM), setelah umur 8 bulan perlu dilaksanakan pemangkasan. Pemangkasan demikian disebut pemangkasan bentuk. Sekali dua minggu tunas-tunas air dipangkas dengan cara memotong tepat dipangkal batang utama atau cabang primer yang tumbuh. Sebanyak 5-6 cabang dikurangi sehinnga hanya tinggal 3-4 cabang saja. Cabang yang dibutuhkan adalah cabang yang simetris terhadap batang utama, kukuh, dan sehat. Tanaman yang cabang-cabang primernya terbuka, sehingga jorket langsung terkena sinar matahari, sebaiknya diikat melingkar agar pertumbuhannya membentuk sudut lebih kecil terhadap batang utama atau tajuk menjadi lebih ramping. Kadang-kadang dilakukan juga pemangkasan terhadap cabang primer yang tumbuhnya lebih dari 150 cm. Hal ini bertujuan untuk merangsang tumbuhanya cabang-cabang sekunder. Untuk bibit vegetatif, pemangkasan TMB dilaksanakan agar cabang yang tumbuh tidak rendah. Pemangkasan bentuk dilaksanakan dalam selang waktu dua bulan sekali selama masa TBM. Bentuk pemangkasan yang bertujuan untuk menggantikan cabang yang patah karena angin atau tertimpa cabang pohon pelindung tetap dapat juga dimasukkan kedalam pelaksanaan pemangkasan pemeliharaan. Oleh sebagian perkebunan, pemangkasan tersebut dinamakan pemangkasan rehabilitasi yang dilaksanakan dengan memelihara chupon pada ketinggian 25 cm dari jorket. Pemangkasan Produksi Bentuk pemangkasan yang lain adalah pemangkasan produksi. Pada pemangkasan ini cabangcabang yang tidak produktif, tumbuh kearah dalam, 466 menggantung, atau cabang kering, menambah kelembapan, dan dapat mengurangi intensitas matahari bagi daun. Pemangkasan Pemeliharaan Disamping pemangkasan bentuk, dikenal juga pemangkasan pemeliharaan yang lebih mengutamakan keseimbangan cabang primer. Chupon harus dipangkas dalam selang waktu dua minggu sekali. Karena bila dibiarkan tumbuh akan menyerap hara sematamata dan menjadi inang beberapa hama. Pemangkasan pemeliharaan dilakukan dengan cara memotong cabang-cabang sekunder dan tersier yang tumbuhnya kurang dari 40 cm dari pangkal cabang perimer ataupun sekunder. Cabang-cabang demikian bila dibiarkan tumbuh akan membesar sehingga semakin menyulitkan ketetapan pemangkasan. Disamping itu pemangkasan semakin sukar dilaksanakan dan semakin merugikan tanaman kakao tersebut. Pengendalian Hama & Penyakit Hama tinggal urat daunnya saja. Pengendalian dengan Pestona dosis 5-10cc/liter. b. Ulat Jaran / Kuda ( Dasychira inclusa, Familia : Limanthriidae ) Ulat ini ada bulu-bulu gatal pada bagian dorsalnya menyerupai bentuk bulu (rambut) pada leher kuda, terdapat pada marke 4 dan 5 berwarna putih atau hitam, sedang ulatnya coklat atau coklat kehitam-hitaman. Pengendalian: dengan musuh alami predator Apanteles mendosa dan Carcelia spp, atau dengan bahan kimia. c. Parasa lepida dan Ploneta diducta (Ulat Srengenge) Serangan dilakukan silih berganti karena kedua species ini agak berbeda siklus hidup maupun cara meletakkan kokonnya, sehingga masa berkembangnya akan saling bergantian. Serangan tertinggi pada daun muda, kuncup yang merupakan pusat kehidupan dan bunga yang masih muda. Siklus hidup Ploneta diducta 1 bulan, Parasa lepida lebih panjang dari pada Ploneta diducta. a. Ulat Kilan (Hyposidea infixaria; Famili : Geometridae ), menyerang pada umur 2-4 bulan. Serangan berat mengakibatkan daun muda 467 d. Kutu - kutuan (Pseudococcus lilacinus) Kutu berwarna putih. Simbiosis dengan semut hitam. Pengendalian: Pengendalian dilakukan dengan bahan kimia dan sanitasi lahan, dan pembuangan buah yang terserang. Gejala serangan Infeksi pada pangkal buah di tempat yang terlindung, selanjutnya perusakan ke bagian buah yang masih kecil, buah terhambat dan akhirnya mengering lalu mati. f. Kakao Mot ( Ngengat Buah ), Acrocercops cranerella (Famili ; Lithocolletidae). Buah muda terserang hebat, warna kuning pucat, biji dalam buah tidak dapat mengembang dan lengket. Pengendalian: Tanaman terserang dipangkas lalu dibakar, dengan musuh alami predator; Scymus sp, Semut hitam, parasit Coccophagus pseudococci atau mempergunakan bahan kimia . e. Helopeltis antonii, Hama ini menusukkan ovipositor untuk meletakkan telurnya ke dalam buah yang masih muda, jika tidak ada buah muda hama menyerang tunas dan pucuk daun muda. Serangga dewasa berwarna hitam, sedang dadanya merah, bagian menyerupai tanduk tampak lurus. Ciri serangan: Kulit buah ada bercak-bercak hitam dan kering, pertumbuhan buah terhambat, buah kaku dan sangat keras serta jelek bentuknya dan buah kecil kering lalu mati. Pengendalian: Sanitasi lingkungan kebun, menyelubungi buah coklat dengan kantong plastik yang bagian bawahnya tetap terbuka (kondomisasi), pelepasan musuh alami semut hitam dan jamur antagonis Beauveria bassiana (BVR) dengan cara disemprotkan. Penyakit Penyakit Busuk Buah (Phytopthora palmivora) Gejala serangan: Dari ujung buah atau pangkal buah nampak kecoklatan pada buah yang telah besar dan buah kecil akan langsung mati. Pengendalian Membuang buah terserang dan dibakar, pemangkasan teratur. 468 Jamur Upas salmonicolor), (Upasia Penyakit ini menyerang batang dan cabang. Pengendaliannya Kerok dan olesi batang atau cabang terserang dengan pestisida nabati atau kimia, pemangkasan teratur, serangan yang berkelanjutan dipotong lalu dibakar. Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan surfaktan. telah dipetik dimasukkan dalam karung dan dikumpulkan dekat rorak. Pemetikan dilakukan pada pagi hari dan pemecahan siang hari. Pemecahan buah dengan memukulkan pada batu hingga pecah. Kemudian biji dikeluarkan dan dimasukkan dalam karung, sedang kulit dimasukkan dalam rorak yang tersedia. Pengolahan Hasil Fermentasi Tahap awal pengolahan biji kakao. Bertujuan mempermudah menghilangkan pulp, menghilangkan daya tumbuh biji, merubah warna biji dan mendapatkan aroma dan cita rasa yang enak. Pengeringan Panen Saat petik persiapkan rorakrorak dan koordinasi pemetikan. Pemetikan dilakukan terhadap buah yang masak tetapi jangan terlalu masak. Potong tangkai buah dengan menyisakan 1/3 bagian tangkai buah. Pemetikan sampai pangkal buah akan merusak bantalan bunga sehingga pembentukan bunga terganggu dan jika hal ini dilakukan terus menerus, maka produksi buah akan menurun. Buah yang dipetik umur 5,5 - 6 bulan dari berbunga, warna kuning atau merah. Buah yang Pengeringan biji kakao yang telah difermentasi dikeringkan agar tidak terserang jamur dengan sinar matahari langsung (7-9 hari) atau dengan kompor pemanas suhu 60-700C (60-100 jam). Kadar air yang baik kurang dari 6%. Sortasi Untuk mendapatkan ukuran tertentu dari biji kakao sesuai permintaan. Syarat mutu biji kakao adalah tidak terfermentasi maksimal 3 %, kadar air maksimal 7%, serangan hama penyakit maksimal 3 % dan bebas kotoran. 469 10.3. TEKNIK BUDIDAYA KELAPA SAWIT Gambar 164 Buah kelapa sawit a. Pendahuluan Kelapa sawit telah menjadi komoditi subsektor perkebunan yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Indonesia. prospek usaha yang cerah, harga produk yang kompetitif, dan indsustri berbasis kelapa sawit yang beragam dengan skala usaha yang fleksibel, telah menjadikan banyak perusahaan dalam berbagai skala maupun petani yang berminat untuk membangun industri kelapa sawit mulai dari kebun hingga hilir. Keberhasilan suatu usaha perkebunan kelapa sawit ditentukan oleh faktor bahan tanaman atau bibit yang memiliki sifat yang unggul dan teknik budidayanya. Bibit yang unggul akan menjamin pertumbuhan yang baik dan tingkat produksi yang tinggi apabila perlakuan dilakukan secara optimal. Kelapa Sawit (Elaeis guinensis jacq) adalah salah satu jenis tanaman dari famili palma yang menghasilkan minyak nabati yang dapat dimakan (edible oil). Selain dari kelapa sawit, minyak nabati juga dapat diperoleh dari tanaman kelapa, kacang kedelai, bunga matahari, kacang tanah, dan lainnya. Dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak dan lemak, kelapa sawit adalah tanaman yang produktifitas menghasilkan minyak tertinggi, dimana tanaman kelapa hanya menghasilkan sepertiga (700-1000 kg daging buah kelapa/ha) dari produksi kelapa sawit (2000/3000 kg TBS/ha) Gambar 165 Perkebunan kelapa sawit b. Botani Kelapa Sawit Kecambah kelapa sawit yang baru tumbuh memiliki akar tunggang, tetapi akar ini mudah mati dan segera digantikan dengan akar serabut. 470 Akar serabut memiliki sedikit percabangan, membentuk anyaman rapat dan tebal. Sebagian akar serabut tumbuh lurus kebawah dan sebagian tumbuh mendatar kearah samping. Jika aerasi cukup baik akar tanaman kelapa sawit dapat menembus kedalaman 8 meter didalam tanah, sedangkan yang tumbuh kesamping biasanya mencapai radius 16 meter. Kedalaman ini tergantung umur tanaman, sistem pemeliharaan dan aerasi tanah. Kelapa sawit termasuk tanaman monokotil maka batangnya tidak memiliki kambium dan pada umumnya tidak bercabang. Batang kelapa sawit tumbuh tegak lurus (phototropi) dibungkus oleh pelepah daun. Bagian bawah umumnya lebih besar disebut bonggol batang. Sampai umur tiga tahun batang belum terlihat karena masih terbungkus oleh pelepah daun yang belum dipangkas atau ditunas. Laju pertumbuhan tinggi batang dipengaruhi oleh komposisi genetik dan lingkungan. Tinggi batang bertambah kira-kira 45 cm/tahun, tinggi maksimum tanaman kelapa sawit yang ditanam diperkebunan 15-18 meter sedangkan di alam dapat mencapai 30 meter. Biasanya batang adalah tunggal (tidak bercabang) kecuali abnormal. Laju pertumbuhan tinggi tanaman dipengaruhi oleh komposisi genetik dan lingkungan. Batang mengandung banyak serat dengan jaringan pembuluh yang menunjang pohon dan pengangkutan hara. Susunan daun kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk, daun-daun tersebut akan membentuk suatu pelepah daun yang panjang nya 7,5-9 meter dengan jumlah daun yang tumbuh dikedua sisi berkisar 250400 helai. Pohon kelapa sawit normal dan sehat yang dibudidayakan, pada satu batang terdapat 40– 50 pelepah daun Luas permukaan daun akan berinteraksi dengan tingkat produktivitas tanaman. Semakin luas permukaan atau semakin banyak jumlah daun maka produksi akan meningkat karena proses fotosintesis akan berjalan dengan baik. Proses fotosintesis akan optimal jika luas permukaan daun mencapai 11m 2. Pohon kelapa sawit normal dan sehat dibudidayakan, pada satu batang terdapat 40-50 pelepah daun. Biasanya tanaman kelapa sawit mempunyai 40-55 daun. Jika tidak dipangkas biasa lebih 60 daun. Tanaman kelapa sawit tua membentuk 2-3 helai daun setiap bulan, sedangkan yang muda menghasilkan 4-4 daun setiap bulan. Produksi daun dipengaruhi oleh factor umur, lingkungan genetik, iklim. Susunan bunga terdiri dari kalangan bunga yang terdiri dari 471 bunga jantan (tepung sari) dan bunga betina (putik). Namun, ada juga tanaman kelapa sawit yang hanya memproduksi bunga jantan. Umumnya bunga jantan dan betina terdapat dalam dua tandan yang terpisah. Namun, ada kalanya bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam tandan yang sama. Bunga jantan selalu masak lebih dahulu dari pada bunga betina. Karena itu penyerbukan sendiri antara bunga jantan dan bunga betina dalam satu tandan sangat jarang terjadi. Masa reseptif (masa putik dapat menerima tepung sari) adalah 24 jam, setelah itu putik akan mengering dan berwarna hitam. Tanaman kelapa sawit dilapangan mulai berbunga pada umur 2,5 tahun. Inisiasi bunga terjadi pada palma dewasa yaitu 33-34 bulan sebelum penyerbukan, biasa terjadi tandan bunga jantan atau bunga betina. Ada yang berdiferensiasi menjadi bunga jantan atau bunga betina, tetapi ada juga menjadi bunga banci (hermafrodit) beberapa factor yang mempengaruhi diferensisi kelamin yaitu genetik dan lingkungan, yang peka terhadap faktor tersebut dapat mengakibatkan aborsi terutama bunga betina. Buah kelapa sawit terbentuk pada bakal buah dan disebut buah sejati tunggal dan berkelamin (carnosus). Proses pembentukan buah sejak saat penyerbukan sampai buah matang lebih kurang 6 bulan. Buah dapat juga terjadi lebih lambat atau lebih cepat tergantung dari keadaan iklim setempat. Dalam satu tandan dewasa dapat mencapai lebih kurang 2000 buah. Biji kelapa sawit terdiri atas beberapa bagian penting. Biji merupakan buah yang telah terpisah dari bagian buah, yang memiliki berbagai ukuran tergantung tipe tanaman. Biji terdiri atas cangkang, embrio, dan inti atau endosperma. Embrio panjang nya 3 mm, berdiameter 1,2 mm berbentuk silindris seperti peluru memiliki 2 bagian utama. Bagian yang tumpul permukaan berwarna kuning dan bagian yang lain agak tajam berwarna putih c. Syarat Tumbuh Iklim Kelapa sawit adalah tanaman tropis yang tumbuh baik antara garis lintang 130 Lintang Utara dan 120 Lintang Selatan, terutama dikawasan Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Tanaman kelapa sawit tumbuh baik didaerah tropis, dataran rendah yang panas dan lembab. Curah hujan Curah hujan yang baik adalah 2.500 mm-3000 mm per tahun yang turun merata sepanjang 472 tahun. Penting untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit adalah distribusi hujan yang merata. Kelembaban optimum bagi pertumbuhan kelapa sawit antara 80%-90%. Suhu Tanah Tanaman kelapa sawit memerlukan suhu optimum sekitar 24-280 C, untuk tumbuh dengan baik. Meskipun demikian, tanaman masih biasa tumbuh pada suhu terendah 180C dan tertinggi 320C. Beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu adalah lama penyinaran dan ketinggian tempat. Dalam hal tanah, tanaman kelapa sawit tidak menuntut persyaratan terlalu banyak karena dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah misalnya podsolik, latosol, hidromorfik kelabu, alluvial atau regosol. Sifat fisik tanah yang baik untuk tanaman kelapa sawit adalah: - Solum tebal 80 cm, solum yang tebal akan merupakan media yang baik bagi perkembangan akar sehingga efisiensi penyerapan unsur hara tanaman akan lebih baik. - Tekstur ringan, dikehendaki memiliki pasir 20 - 60%, debu 10 - 40%, liat 20 - 50% Sinar matahari Sinar matahari diperlukan untuk memproduksi karbohidrat dalam (proses asimilasi) juga untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah. Karenanya, intensitas, kualitas dan lama penyinaran sangat berpengaruh dalam proses fotosintesis. Kelembaban udara dan angin Kelembaban udara dan angin adalah faktor yang penting untuk menunjang pertumbuhan kelapa sawit. Kelembaban udara dapat mengurangi penguapan, sedang angin akan membantu penyerbukan secara alamiah. Angin yang kering akan menyebabkan penguapan lebih besar, mengurangi kelembaban dan dalam waktu yang lama mengakibatkan tanaman layu. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH 4,0 – 6,0 namun terbaik adalah 5,0 – 5,5. Kandungan hara yang tinggi yaitu C/N mendekati 10 dimana C 1% dan N 0,1%, daya tukar Mg = 1,2me/100g, daya tukar K = 0,15-0,20 me/100g. Tekstur tanah yang baik untuk tanaman kelapa sawit adalah kandungan pasir dengan komposisi 20-60%, fraksi liat 2050%, debu 10-20 %. Tanah yang kurang cocok adalah tanah pantai berpasir dan tanah gambut tebal. Sifat kimia tanah dapat dilihat dari tingkat keasaman dan komposisi 473 kandungan hara mineralnya. Sifat kimia tanah merupakan arti penting dalam menentukan dosis pemupukan dan kelas kesuburan tanah. Tanaman kelapa sawit tumbuh baik pada tanah yang memiliki kandungan unsur hara yang tinggi, dengan C/N mendekati 10 dimana C 1% dan N 0,1%, daya tukar Mg = 1,2me/100g, daya tukar K = 0,150,20 me/100g. d. Pedoman budidaya Pembibitan kelapa sawit dilakukan dengan system dua tahap yaitu: 1. Pembibitan nursery) awal (pre- Tanah yang digunakan untuk mengisi polibag kecil berupa tanah bagian atas (top soil) yang sudah dibersihkan dari batu dan sisa – sisa tanaman. 2. Pembibitan Utama (mainnursery) Pembibitan Kelapa Sawit Sejalan dengan bertambahnya luas areal pertanaman kelapa sawit secara tidak langsung membutuhkan bibit kelapa sawit dalam jumlah yang banyak. Umumnya pembibitan dilaksanakan dekat dengan areal/lahan yang akan ditanami dengan kelapa sawit. Hal ini sering mengakibatkan sulitnya memperoleh media top soil yang baik bagi bibit, karena top soil yang dijumpai tebalnya sangat tipis atau hilang akibat erosi tanah Hal ini menyebabkan perlunya pengganti media yang mudah didapat dan harganya murah, misalnya blotong, bahan organik tandan kosong kelapa sawit dan sebagaunya. Tanah yang sudah dibersihkan dimasukkan kedalam polibag besar berukuran 40-50 cm yang dapat menampung 25 kg tanah. Pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. bibit disiram 2 kali sehari pagi, sore. 2. rumput didalam polibag dicabut pelan-pelan. 3. bibit dipupuk dengan urea dalam bentuk larutan yang berkonsentrasi 0,2 % 4. hama dan penyakit diberantas secara terpadu. Pembibitan adalah serangkaian kegiatan untuk mempersiapkan bahan tanaman meliputi persiapan media, pemeliharaan, seleksi bibit hingga siap untuk ditanam yang dilaksanakan dalam satu tahap atau lebih 474 barat, panjang naungan 14,5 m dan lebarnya 4,5 m yang memanjang arah utara-selatan Penyiapan Media Tanam Pasir yang digunakan adalah pasir yang berasal dari laut, pasir dibersihkan dari bahan organik, dan tanah. Kemudian media tanam campuran yakni blotong tebu dicampur sesuai dengan perlakuan masing-masing kemudian dimasukkan kedalam polibek. Penanaman Bibit Penanaman bibit dapat dilakukan dengan menanam kecambah kedalam polybag sedalam 2-3 cm, dengan radikula bagian bawah dan plumula bagian atas. Gambar 166 Kelapa sawit di pembibitan awal (atas) dan di pembibitan utama (main nursery) Jumlah kecambah perpolybag sebanyak 1 kecambah, kemudian disiram dengan air. Land clearing/Persiapan lahan Penyiapan Areal dan Pembuatan Naungan Areal yang digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu dibersihkan dari gulma dan sampah lainnya. Kemudian dilakukan pembuatan plot percobaan dengan ukuran 100 cm x 100cm, jarak antar plot 30 cm dan jarak antar ulangan 50 cm. Naungan terbuat dari bambu sebagai tiang dan pelepah sawit sebagai atap dengan ketinggian 2 m arah timur dan 1,5 m arah Sebelum tanaman kelapa sawit ditanam, maka hal utama dan sangat menentukan kesuksesan bisnis budidaya kelapa sawit adalah pada tahap land clearing. Suatu lahan kebun yang baik adalah jika memiliki saluran drainase yang berfungsi dengan baik, memiliki jalan yang kuat dan rata untuk kegiatan melangsir buah ataupun truk pengangkutan, bersih dari tunggul-tunggul kayu yang mengganggu dalam bekerja, 475 bebas dari pohon-pohonan dan semak belukar, adanya akses jalan darat ke setiap tanaman, bebas dari batu-batu besar yang mengganggu posisi penanaman dan pekerjaan. Pengerjaan land clearing dapat dilakukan secara mekanis dan manual. Secara mekanis land clearing dikerjakan dengan alatalat berat seperti Back Hoe, Buldozer dan Grader. Secara manual land clearing dikerjakan oleh manusia dengan peralatan sederhana berupa parang, kampak, gergaji, machine saw, cangkul, tembilang, babat. Jika ditinjau secara ekonomis, penggunaan cara mekanis ataupun manual harus memperhatikan pada beberapa faktor, yaitu: 1. Jauhnya jarak tempuh untuk mendatangkan alatalat berat 2. Luasnya lahan 3. Tingkat kesulitan pekerjaan 4. Tingkat standar upah buruh lokal 5. Ketersediaan buruh 6. Biaya sewa/harga beli alat berat 7. Kebijakan dan peratruran pemerintah 8. Harga BBM dan oli mesin traktor 9. Tingkat upah operator traktor 10. Produktifitas kerja traktor 11. Produktifitas tenaga kerja manusia Cover Crop/Tanaman Penutup Tanah Sebelum bibit kelapa sawit ditanam di lahan, satu hal yang sangat penting adalah tanaman penutup / cover srop, cover crop berfungsi untuk melindungi tanah dari kikisan air hujan, menjaga tumbuhnya gulma-gulma yang tidak diinginkan, menjaga ketersediaan unsur Nitrogen dalam tanah, mendinginkan tanah, sebagai tempat yang baik untuk berbiaknya mikroba-mikroba pengurai dan penyubur tanah Aplikasi ZPT Atonik Zat pengatur tumbuh atonik diberikan setelah tanaman berumur 3 minggu dan selanjutnya dengan interval 2 minggu sekali hingga umur 3 bulan sesuai konsentrasi perlakuan. Pemberiannya dengan cara membasahi seluruh permukaan atas dan bawah daun tanaman. Waktu penyemprotan dilakukan pada pagi hari setelah penyiraman. Pemeliharaan Penyiraman Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi dan sore hari tergantung dengan kondisi kelembaban permukaan media 476 tanam. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor dan air bersih. sawit adalah luar biasa besarnya. Energi tersebut dapat digunakan sebagai zat gizi, bahan bakar, atau fungsi lainnya. Penyulaman Penyulaman dilakukan 2 minggu setelah tanam dengan mengganti bibit yang abnormal, terserang hama dan penyakit yang cukup parah, atau bibit mati dengan tanaman sisipan yang tersedia. Maka tidaklah wajar jika hasil produksi yang sedemikian besar tersebut hanya kita harapkan dari sang tanaman kelapa sawit dan tanah yang menyangganya tanpa ada sumbangsih dari kita yang menjadikannya sebagai "sapi perah". Penyiangan Penyiangan dilakukan bila ditemukan gulma di areal penelitian. Penyiangan dilakukan secara manual untuk gulma yang terdapat dalam polybag, sedangkan gulma yang berada diluar polibek dibersihkan dengan menggunakan cangkul. Pemupukan Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang sangat tergantung pada pemupukan untuk mencapai produksi yang tinggi, meskipun dapat ditemui kebun kelapa sawit yang dapat mencapai produksi rata-rata 3 ton/ha/bulan meskipun tanpa diberi pupuk sedikitpun. Secara logika, kebun kelapa sawit yang baik diharapkan dapat berproduksi TBS sebanyak 3-5 ton/bulan, dengan rendemen minyak mencapai 21%, maka produksi CPO adalah 6,3-10,5 ton/bulan, nilai kalori lemak adalah yang paling tinggi di antara zat gizi lainnya, yaitu 9,4 kalori/mg asam lemak, maka nilai energi yang dihasilkan dari satu hektar kebun Tujuan umum dari pemupukan adalah memberikan zat hara yang dibutuhkan tanaman dalam membangun jaringan akar, batang, daun dan buah. Pada saat kelapa sawit berupa TBM (Tanaman Belum Menghasilkan), tujuan pemupukan adalah untuk menjadi bahan baku dan penolong dalam pembangunan tubuh tanaman, sedangkan pada saat kelapa sawit berupa TM (Tanaman Menghasilkan), tujuan pemupukan adalah agar tanaman kelapa sawit memproduksi buah dengan optimal. Berdasarkan banyaknya kuantitas yang dibutuhkan tanaman, pupuk dapat dibagi atas 2 golongan, yaitu: pupuk makro dan pupuk mikro. 1. Pupuk makro adalah pupuk yang mengandung unsur makro (unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar). Unsur- 477 unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar antara lain adalah : • • • • Nitrogen (N), dapat diperoleh dari pupuk Urea (46% N), ZA ( %N) Posphor (P), dapat diperoleh dari pupuk TSP (46% P), Rock Posphat ( % P) Kalium (K), dapat diperoleh dari pupuk KCl (64% K) Magnesium (Mg), dapat deperoleh dari pupuk Kieserit ( % Mg) Pengendalian Hama dan Penyakit Untuk mengendalikan serangan hama kelapa sawit digunakan insektisida Hostathion 200 EC, untuk mengendalikan jamur digunakan fungisida Danvil 50 SC. Pengaplikasian dilakukan dengan menggunakan handsprayer dengan waktu pengendalian bergantung pada kondisi dilapangan. e. Panen Untuk dapat berbunga, kelapa sawit membutuhkan waktu 2-3 tahun dari saat bibit ditanam di lapangan. buah kelapa sawit tidak boleh dilakukan secara sembarangan, karena kegiatan panen tersebut menentukan pada produktifitas tanaman, rendemen minyak, mutu minyak, dan efisiensi biaya tenaga kerja. Pelaksanaan panen memenuhi ketentuan berikut: harus sebagai 1. Kriteria Matang Panen Buah yang dapat dipanen haruslah buah yang daging buahnya telah berwarna kemerahmerahan/orange, dimana ada jenis buah yang meskipun kulit luarnya telah berwana kemerahmerahan tetapi ternyata daging buahnya belum matang (belum berwarna kemerah-merahan). Adapun kriteria umum yang digunakan dalam menentukan buah sawit yang layak panen adalah berdasakan pada jumlah berodolan yang telah jatuh di piringan. Kriteria jumlah berondolan dalam menentukan buah layak panen dapat dilihat pada Tabel 14 berikut. Masa produktif tanaman dapat berlangsung 40-50 tahun. Pembentukan buah memerlukan waktu sekitar 6 bulan setelah terjadinya penyerbukan (pollination). Pelaksanaan panen 478 Tabel 17 Kriteria Kematangan Buah Berdasarkan Jumlah Berondolan Buah Umur Tanaman Memberondol (tahun) (butir) Tanaman muda 1 2 (3,5-5 tahun) Tanaman 2 sedang (5-10 5-10 tahun) Tanaman 3 dewasa (>10 15-20 tahun) No 2. Rotasi dan Sistem Panen Yang dimaksud dengan rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara suatu panen dengan panen berikutnya pada suatu area panen. Rotasi panen yang baik adalah jika buah yang dipanen tidak kurang atau terlalu matang. Rotasi panen yang sering dilakukan adalah tiap 7, 10 atau 14 hari sekali. 3. Cara Pengambilan Buah Cara pelaksanaan panen yang baik adalah salah satu syarat dalam menentukan produktifitas dan efisiensi dari suatu usaha kebun kelapa sawit. Ada suatu sistem dalam hal menjaga jumlah optimum daun pada pohon kelapa sawit, dan rumus dari jumlah daun optimum tersebut sering disebut dengan sistem "Songgo Dua", yaitu selalu ada dua unit pelepah daun yang menyangga buah sawit pada posisi yang paling bawah. Oleh karena itu maka dalam mengambil buah tidak boleh ikut memotong pelepah yang menyangganya, cara pengambilan buah tersebut sering disebut dengan cara "curi buah/culik buah". Alat yang baik digunakan dalam memanen buah sawit adalah Dodos (untuk buah yang berada pada ketinggian <6 m) dan Egrek (untuk buah yang berada pada ketinggian >6 m). 4. Pengangkatan Buah Menuju Truk Pengangkut (Melangsir Buah) Kegiatan melangsir buah yang benar akan menentukan pada kualitas minyak yang akan diperoleh, keamanan, dan besarnya biaya panen. Dalam kegiatan melangsir buah harus digunakan alat yang dapat digunakan semudah mungkin dan tingkat ketahanan akan benturan yang tinggi. Dalam hal ini alat yang sering digunakan adalah Kereta Sorong, sepeda yang telah ditambah 479 dengan bak, becak barang, dan pedati. Untuk menjamin kelancaran proses pelangsiran buah maka jalan (pasar pikul) harus diperhatikan dengan serius untuk menghindari kerusakan peralatan, kecelakaan karyawan dan tingginya upah panen. 480 10.3. TEKNIK BUDIDAYA KELAPA SAWIT Gambar 164 Buah kelapa sawit a. Pendahuluan Kelapa sawit telah menjadi komoditi subsektor perkebunan yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Indonesia. prospek usaha yang cerah, harga produk yang kompetitif, dan indsustri berbasis kelapa sawit yang beragam dengan skala usaha yang fleksibel, telah menjadikan banyak perusahaan dalam berbagai skala maupun petani yang berminat untuk membangun industri kelapa sawit mulai dari kebun hingga hilir. Keberhasilan suatu usaha perkebunan kelapa sawit ditentukan oleh faktor bahan tanaman atau bibit yang memiliki sifat yang unggul dan teknik budidayanya. Bibit yang unggul akan menjamin pertumbuhan yang baik dan tingkat produksi yang tinggi apabila perlakuan dilakukan secara optimal. Kelapa Sawit (Elaeis guinensis jacq) adalah salah satu jenis tanaman dari famili palma yang menghasilkan minyak nabati yang dapat dimakan (edible oil). Selain dari kelapa sawit, minyak nabati juga dapat diperoleh dari tanaman kelapa, kacang kedelai, bunga matahari, kacang tanah, dan lainnya. Dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak dan lemak, kelapa sawit adalah tanaman yang produktifitas menghasilkan minyak tertinggi, dimana tanaman kelapa hanya menghasilkan sepertiga (700-1000 kg daging buah kelapa/ha) dari produksi kelapa sawit (2000/3000 kg TBS/ha) Gambar 165 Perkebunan kelapa sawit b. Botani Kelapa Sawit Kecambah kelapa sawit yang baru tumbuh memiliki akar tunggang, tetapi akar ini mudah mati dan segera digantikan dengan akar serabut. 470 Akar serabut memiliki sedikit percabangan, membentuk anyaman rapat dan tebal. Sebagian akar serabut tumbuh lurus kebawah dan sebagian tumbuh mendatar kearah samping. Jika aerasi cukup baik akar tanaman kelapa sawit dapat menembus kedalaman 8 meter didalam tanah, sedangkan yang tumbuh kesamping biasanya mencapai radius 16 meter. Kedalaman ini tergantung umur tanaman, sistem pemeliharaan dan aerasi tanah. Kelapa sawit termasuk tanaman monokotil maka batangnya tidak memiliki kambium dan pada umumnya tidak bercabang. Batang kelapa sawit tumbuh tegak lurus (phototropi) dibungkus oleh pelepah daun. Bagian bawah umumnya lebih besar disebut bonggol batang. Sampai umur tiga tahun batang belum terlihat karena masih terbungkus oleh pelepah daun yang belum dipangkas atau ditunas. Laju pertumbuhan tinggi batang dipengaruhi oleh komposisi genetik dan lingkungan. Tinggi batang bertambah kira-kira 45 cm/tahun, tinggi maksimum tanaman kelapa sawit yang ditanam diperkebunan 15-18 meter sedangkan di alam dapat mencapai 30 meter. Biasanya batang adalah tunggal (tidak bercabang) kecuali abnormal. Laju pertumbuhan tinggi tanaman dipengaruhi oleh komposisi genetik dan lingkungan. Batang mengandung banyak serat dengan jaringan pembuluh yang menunjang pohon dan pengangkutan hara. Susunan daun kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk, daun-daun tersebut akan membentuk suatu pelepah daun yang panjang nya 7,5-9 meter dengan jumlah daun yang tumbuh dikedua sisi berkisar 250400 helai. Pohon kelapa sawit normal dan sehat yang dibudidayakan, pada satu batang terdapat 40– 50 pelepah daun Luas permukaan daun akan berinteraksi dengan tingkat produktivitas tanaman. Semakin luas permukaan atau semakin banyak jumlah daun maka produksi akan meningkat karena proses fotosintesis akan berjalan dengan baik. Proses fotosintesis akan optimal jika luas permukaan daun mencapai 11m 2. Pohon kelapa sawit normal dan sehat dibudidayakan, pada satu batang terdapat 40-50 pelepah daun. Biasanya tanaman kelapa sawit mempunyai 40-55 daun. Jika tidak dipangkas biasa lebih 60 daun. Tanaman kelapa sawit tua membentuk 2-3 helai daun setiap bulan, sedangkan yang muda menghasilkan 4-4 daun setiap bulan. Produksi daun dipengaruhi oleh factor umur, lingkungan genetik, iklim. Susunan bunga terdiri dari kalangan bunga yang terdiri dari 471 bunga jantan (tepung sari) dan bunga betina (putik). Namun, ada juga tanaman kelapa sawit yang hanya memproduksi bunga jantan. Umumnya bunga jantan dan betina terdapat dalam dua tandan yang terpisah. Namun, ada kalanya bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam tandan yang sama. Bunga jantan selalu masak lebih dahulu dari pada bunga betina. Karena itu penyerbukan sendiri antara bunga jantan dan bunga betina dalam satu tandan sangat jarang terjadi. Masa reseptif (masa putik dapat menerima tepung sari) adalah 24 jam, setelah itu putik akan mengering dan berwarna hitam. Tanaman kelapa sawit dilapangan mulai berbunga pada umur 2,5 tahun. Inisiasi bunga terjadi pada palma dewasa yaitu 33-34 bulan sebelum penyerbukan, biasa terjadi tandan bunga jantan atau bunga betina. Ada yang berdiferensiasi menjadi bunga jantan atau bunga betina, tetapi ada juga menjadi bunga banci (hermafrodit) beberapa factor yang mempengaruhi diferensisi kelamin yaitu genetik dan lingkungan, yang peka terhadap faktor tersebut dapat mengakibatkan aborsi terutama bunga betina. Buah kelapa sawit terbentuk pada bakal buah dan disebut buah sejati tunggal dan berkelamin (carnosus). Proses pembentukan buah sejak saat penyerbukan sampai buah matang lebih kurang 6 bulan. Buah dapat juga terjadi lebih lambat atau lebih cepat tergantung dari keadaan iklim setempat. Dalam satu tandan dewasa dapat mencapai lebih kurang 2000 buah. Biji kelapa sawit terdiri atas beberapa bagian penting. Biji merupakan buah yang telah terpisah dari bagian buah, yang memiliki berbagai ukuran tergantung tipe tanaman. Biji terdiri atas cangkang, embrio, dan inti atau endosperma. Embrio panjang nya 3 mm, berdiameter 1,2 mm berbentuk silindris seperti peluru memiliki 2 bagian utama. Bagian yang tumpul permukaan berwarna kuning dan bagian yang lain agak tajam berwarna putih c. Syarat Tumbuh Iklim Kelapa sawit adalah tanaman tropis yang tumbuh baik antara garis lintang 130 Lintang Utara dan 120 Lintang Selatan, terutama dikawasan Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Tanaman kelapa sawit tumbuh baik didaerah tropis, dataran rendah yang panas dan lembab. Curah hujan Curah hujan yang baik adalah 2.500 mm-3000 mm per tahun yang turun merata sepanjang 472 tahun. Penting untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit adalah distribusi hujan yang merata. Kelembaban optimum bagi pertumbuhan kelapa sawit antara 80%-90%. Suhu Tanah Tanaman kelapa sawit memerlukan suhu optimum sekitar 24-280 C, untuk tumbuh dengan baik. Meskipun demikian, tanaman masih biasa tumbuh pada suhu terendah 180C dan tertinggi 320C. Beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu adalah lama penyinaran dan ketinggian tempat. Dalam hal tanah, tanaman kelapa sawit tidak menuntut persyaratan terlalu banyak karena dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah misalnya podsolik, latosol, hidromorfik kelabu, alluvial atau regosol. Sifat fisik tanah yang baik untuk tanaman kelapa sawit adalah: - Solum tebal 80 cm, solum yang tebal akan merupakan media yang baik bagi perkembangan akar sehingga efisiensi penyerapan unsur hara tanaman akan lebih baik. - Tekstur ringan, dikehendaki memiliki pasir 20 - 60%, debu 10 - 40%, liat 20 - 50% Sinar matahari Sinar matahari diperlukan untuk memproduksi karbohidrat dalam (proses asimilasi) juga untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah. Karenanya, intensitas, kualitas dan lama penyinaran sangat berpengaruh dalam proses fotosintesis. Kelembaban udara dan angin Kelembaban udara dan angin adalah faktor yang penting untuk menunjang pertumbuhan kelapa sawit. Kelembaban udara dapat mengurangi penguapan, sedang angin akan membantu penyerbukan secara alamiah. Angin yang kering akan menyebabkan penguapan lebih besar, mengurangi kelembaban dan dalam waktu yang lama mengakibatkan tanaman layu. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH 4,0 – 6,0 namun terbaik adalah 5,0 – 5,5. Kandungan hara yang tinggi yaitu C/N mendekati 10 dimana C 1% dan N 0,1%, daya tukar Mg = 1,2me/100g, daya tukar K = 0,15-0,20 me/100g. Tekstur tanah yang baik untuk tanaman kelapa sawit adalah kandungan pasir dengan komposisi 20-60%, fraksi liat 2050%, debu 10-20 %. Tanah yang kurang cocok adalah tanah pantai berpasir dan tanah gambut tebal. Sifat kimia tanah dapat dilihat dari tingkat keasaman dan komposisi 473 kandungan hara mineralnya. Sifat kimia tanah merupakan arti penting dalam menentukan dosis pemupukan dan kelas kesuburan tanah. Tanaman kelapa sawit tumbuh baik pada tanah yang memiliki kandungan unsur hara yang tinggi, dengan C/N mendekati 10 dimana C 1% dan N 0,1%, daya tukar Mg = 1,2me/100g, daya tukar K = 0,150,20 me/100g. d. Pedoman budidaya Pembibitan kelapa sawit dilakukan dengan system dua tahap yaitu: 1. Pembibitan nursery) awal (pre- Tanah yang digunakan untuk mengisi polibag kecil berupa tanah bagian atas (top soil) yang sudah dibersihkan dari batu dan sisa – sisa tanaman. 2. Pembibitan Utama (mainnursery) Pembibitan Kelapa Sawit Sejalan dengan bertambahnya luas areal pertanaman kelapa sawit secara tidak langsung membutuhkan bibit kelapa sawit dalam jumlah yang banyak. Umumnya pembibitan dilaksanakan dekat dengan areal/lahan yang akan ditanami dengan kelapa sawit. Hal ini sering mengakibatkan sulitnya memperoleh media top soil yang baik bagi bibit, karena top soil yang dijumpai tebalnya sangat tipis atau hilang akibat erosi tanah Hal ini menyebabkan perlunya pengganti media yang mudah didapat dan harganya murah, misalnya blotong, bahan organik tandan kosong kelapa sawit dan sebagaunya. Tanah yang sudah dibersihkan dimasukkan kedalam polibag besar berukuran 40-50 cm yang dapat menampung 25 kg tanah. Pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. bibit disiram 2 kali sehari pagi, sore. 2. rumput didalam polibag dicabut pelan-pelan. 3. bibit dipupuk dengan urea dalam bentuk larutan yang berkonsentrasi 0,2 % 4. hama dan penyakit diberantas secara terpadu. Pembibitan adalah serangkaian kegiatan untuk mempersiapkan bahan tanaman meliputi persiapan media, pemeliharaan, seleksi bibit hingga siap untuk ditanam yang dilaksanakan dalam satu tahap atau lebih 474 barat, panjang naungan 14,5 m dan lebarnya 4,5 m yang memanjang arah utara-selatan Penyiapan Media Tanam Pasir yang digunakan adalah pasir yang berasal dari laut, pasir dibersihkan dari bahan organik, dan tanah. Kemudian media tanam campuran yakni blotong tebu dicampur sesuai dengan perlakuan masing-masing kemudian dimasukkan kedalam polibek. Penanaman Bibit Penanaman bibit dapat dilakukan dengan menanam kecambah kedalam polybag sedalam 2-3 cm, dengan radikula bagian bawah dan plumula bagian atas. Gambar 166 Kelapa sawit di pembibitan awal (atas) dan di pembibitan utama (main nursery) Jumlah kecambah perpolybag sebanyak 1 kecambah, kemudian disiram dengan air. Land clearing/Persiapan lahan Penyiapan Areal dan Pembuatan Naungan Areal yang digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu dibersihkan dari gulma dan sampah lainnya. Kemudian dilakukan pembuatan plot percobaan dengan ukuran 100 cm x 100cm, jarak antar plot 30 cm dan jarak antar ulangan 50 cm. Naungan terbuat dari bambu sebagai tiang dan pelepah sawit sebagai atap dengan ketinggian 2 m arah timur dan 1,5 m arah Sebelum tanaman kelapa sawit ditanam, maka hal utama dan sangat menentukan kesuksesan bisnis budidaya kelapa sawit adalah pada tahap land clearing. Suatu lahan kebun yang baik adalah jika memiliki saluran drainase yang berfungsi dengan baik, memiliki jalan yang kuat dan rata untuk kegiatan melangsir buah ataupun truk pengangkutan, bersih dari tunggul-tunggul kayu yang mengganggu dalam bekerja, 475 bebas dari pohon-pohonan dan semak belukar, adanya akses jalan darat ke setiap tanaman, bebas dari batu-batu besar yang mengganggu posisi penanaman dan pekerjaan. Pengerjaan land clearing dapat dilakukan secara mekanis dan manual. Secara mekanis land clearing dikerjakan dengan alatalat berat seperti Back Hoe, Buldozer dan Grader. Secara manual land clearing dikerjakan oleh manusia dengan peralatan sederhana berupa parang, kampak, gergaji, machine saw, cangkul, tembilang, babat. Jika ditinjau secara ekonomis, penggunaan cara mekanis ataupun manual harus memperhatikan pada beberapa faktor, yaitu: 1. Jauhnya jarak tempuh untuk mendatangkan alatalat berat 2. Luasnya lahan 3. Tingkat kesulitan pekerjaan 4. Tingkat standar upah buruh lokal 5. Ketersediaan buruh 6. Biaya sewa/harga beli alat berat 7. Kebijakan dan peratruran pemerintah 8. Harga BBM dan oli mesin traktor 9. Tingkat upah operator traktor 10. Produktifitas kerja traktor 11. Produktifitas tenaga kerja manusia Cover Crop/Tanaman Penutup Tanah Sebelum bibit kelapa sawit ditanam di lahan, satu hal yang sangat penting adalah tanaman penutup / cover srop, cover crop berfungsi untuk melindungi tanah dari kikisan air hujan, menjaga tumbuhnya gulma-gulma yang tidak diinginkan, menjaga ketersediaan unsur Nitrogen dalam tanah, mendinginkan tanah, sebagai tempat yang baik untuk berbiaknya mikroba-mikroba pengurai dan penyubur tanah Aplikasi ZPT Atonik Zat pengatur tumbuh atonik diberikan setelah tanaman berumur 3 minggu dan selanjutnya dengan interval 2 minggu sekali hingga umur 3 bulan sesuai konsentrasi perlakuan. Pemberiannya dengan cara membasahi seluruh permukaan atas dan bawah daun tanaman. Waktu penyemprotan dilakukan pada pagi hari setelah penyiraman. Pemeliharaan Penyiraman Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi dan sore hari tergantung dengan kondisi kelembaban permukaan media 476 tanam. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor dan air bersih. sawit adalah luar biasa besarnya. Energi tersebut dapat digunakan sebagai zat gizi, bahan bakar, atau fungsi lainnya. Penyulaman Penyulaman dilakukan 2 minggu setelah tanam dengan mengganti bibit yang abnormal, terserang hama dan penyakit yang cukup parah, atau bibit mati dengan tanaman sisipan yang tersedia. Maka tidaklah wajar jika hasil produksi yang sedemikian besar tersebut hanya kita harapkan dari sang tanaman kelapa sawit dan tanah yang menyangganya tanpa ada sumbangsih dari kita yang menjadikannya sebagai "sapi perah". Penyiangan Penyiangan dilakukan bila ditemukan gulma di areal penelitian. Penyiangan dilakukan secara manual untuk gulma yang terdapat dalam polybag, sedangkan gulma yang berada diluar polibek dibersihkan dengan menggunakan cangkul. Pemupukan Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang sangat tergantung pada pemupukan untuk mencapai produksi yang tinggi, meskipun dapat ditemui kebun kelapa sawit yang dapat mencapai produksi rata-rata 3 ton/ha/bulan meskipun tanpa diberi pupuk sedikitpun. Secara logika, kebun kelapa sawit yang baik diharapkan dapat berproduksi TBS sebanyak 3-5 ton/bulan, dengan rendemen minyak mencapai 21%, maka produksi CPO adalah 6,3-10,5 ton/bulan, nilai kalori lemak adalah yang paling tinggi di antara zat gizi lainnya, yaitu 9,4 kalori/mg asam lemak, maka nilai energi yang dihasilkan dari satu hektar kebun Tujuan umum dari pemupukan adalah memberikan zat hara yang dibutuhkan tanaman dalam membangun jaringan akar, batang, daun dan buah. Pada saat kelapa sawit berupa TBM (Tanaman Belum Menghasilkan), tujuan pemupukan adalah untuk menjadi bahan baku dan penolong dalam pembangunan tubuh tanaman, sedangkan pada saat kelapa sawit berupa TM (Tanaman Menghasilkan), tujuan pemupukan adalah agar tanaman kelapa sawit memproduksi buah dengan optimal. Berdasarkan banyaknya kuantitas yang dibutuhkan tanaman, pupuk dapat dibagi atas 2 golongan, yaitu: pupuk makro dan pupuk mikro. 1. Pupuk makro adalah pupuk yang mengandung unsur makro (unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar). Unsur- 477 unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar antara lain adalah : • • • • Nitrogen (N), dapat diperoleh dari pupuk Urea (46% N), ZA ( %N) Posphor (P), dapat diperoleh dari pupuk TSP (46% P), Rock Posphat ( % P) Kalium (K), dapat diperoleh dari pupuk KCl (64% K) Magnesium (Mg), dapat deperoleh dari pupuk Kieserit ( % Mg) Pengendalian Hama dan Penyakit Untuk mengendalikan serangan hama kelapa sawit digunakan insektisida Hostathion 200 EC, untuk mengendalikan jamur digunakan fungisida Danvil 50 SC. Pengaplikasian dilakukan dengan menggunakan handsprayer dengan waktu pengendalian bergantung pada kondisi dilapangan. e. Panen Untuk dapat berbunga, kelapa sawit membutuhkan waktu 2-3 tahun dari saat bibit ditanam di lapangan. buah kelapa sawit tidak boleh dilakukan secara sembarangan, karena kegiatan panen tersebut menentukan pada produktifitas tanaman, rendemen minyak, mutu minyak, dan efisiensi biaya tenaga kerja. Pelaksanaan panen memenuhi ketentuan berikut: harus sebagai 1. Kriteria Matang Panen Buah yang dapat dipanen haruslah buah yang daging buahnya telah berwarna kemerahmerahan/orange, dimana ada jenis buah yang meskipun kulit luarnya telah berwana kemerahmerahan tetapi ternyata daging buahnya belum matang (belum berwarna kemerah-merahan). Adapun kriteria umum yang digunakan dalam menentukan buah sawit yang layak panen adalah berdasakan pada jumlah berodolan yang telah jatuh di piringan. Kriteria jumlah berondolan dalam menentukan buah layak panen dapat dilihat pada Tabel 14 berikut. Masa produktif tanaman dapat berlangsung 40-50 tahun. Pembentukan buah memerlukan waktu sekitar 6 bulan setelah terjadinya penyerbukan (pollination). Pelaksanaan panen 478 Tabel 17 Kriteria Kematangan Buah Berdasarkan Jumlah Berondolan Buah Umur Tanaman Memberondol (tahun) (butir) Tanaman muda 1 2 (3,5-5 tahun) Tanaman 2 sedang (5-10 5-10 tahun) Tanaman 3 dewasa (>10 15-20 tahun) No 2. Rotasi dan Sistem Panen Yang dimaksud dengan rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara suatu panen dengan panen berikutnya pada suatu area panen. Rotasi panen yang baik adalah jika buah yang dipanen tidak kurang atau terlalu matang. Rotasi panen yang sering dilakukan adalah tiap 7, 10 atau 14 hari sekali. 3. Cara Pengambilan Buah Cara pelaksanaan panen yang baik adalah salah satu syarat dalam menentukan produktifitas dan efisiensi dari suatu usaha kebun kelapa sawit. Ada suatu sistem dalam hal menjaga jumlah optimum daun pada pohon kelapa sawit, dan rumus dari jumlah daun optimum tersebut sering disebut dengan sistem "Songgo Dua", yaitu selalu ada dua unit pelepah daun yang menyangga buah sawit pada posisi yang paling bawah. Oleh karena itu maka dalam mengambil buah tidak boleh ikut memotong pelepah yang menyangganya, cara pengambilan buah tersebut sering disebut dengan cara "curi buah/culik buah". Alat yang baik digunakan dalam memanen buah sawit adalah Dodos (untuk buah yang berada pada ketinggian <6 m) dan Egrek (untuk buah yang berada pada ketinggian >6 m). 4. Pengangkatan Buah Menuju Truk Pengangkut (Melangsir Buah) Kegiatan melangsir buah yang benar akan menentukan pada kualitas minyak yang akan diperoleh, keamanan, dan besarnya biaya panen. Dalam kegiatan melangsir buah harus digunakan alat yang dapat digunakan semudah mungkin dan tingkat ketahanan akan benturan yang tinggi. Dalam hal ini alat yang sering digunakan adalah Kereta Sorong, sepeda yang telah ditambah 479 dengan bak, becak barang, dan pedati. Untuk menjamin kelancaran proses pelangsiran buah maka jalan (pasar pikul) harus diperhatikan dengan serius untuk menghindari kerusakan peralatan, kecelakaan karyawan dan tingginya upah panen. 480 10.4. TEKNIK BUDIDAYA TEH Gambar 167 Pohon teh Tanaman teh pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, berupa biji teh dari jepang yang dibawa oleh seorang Jerman bernama Andreas Cleyer, dan ditanam sebagai tanaman hias di Jakarta. Pada tahun 1694, seorang pendeta bernama F. Valentijn melaporkan melihat perdu teh muda berasal dari China tumbuh di Taman Istana Gubernur Jendral Champhuys di Jakarta. Pada tahun 1826 tanaman teh berhasil ditanam melengkapi Kebun Raya Bogor, dan pada tahun 1827 di Kebun Percobaan Cisurupan, Garut, Jawa Barat. a. Sejarah Teh Tanaman teh termasuk genus Camellia yang memiliki sekitar 82 species, terutama tersebar di kawasan Asia Tenggara pada garis lintang 30° sebelah utara maupun selatan khatulistiwa. Selain tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) yang dikonsumsi sebagai minuman penyegar, genus Cammelia ini juga mencakup banyak jenis tanaman hias. Tanaman teh berasal dari wilayah perbatasan negaranegara China selatan (Yunan), Laos Barat Laut, Muangthai Utara, Burma Timur dan India Timur Laut, yang merupakan vegetasi hutan daerah peralihan tropis dan subtropis. Berhasilnya penanaman percobaan skala besar di Wanayasa (Purwakarta) dan di Raung (Banyuwangi) membuka jalan bagi Jacobus Isidorus Loudewijk Levian Jacobson, seorang ahli teh, menaruh landasan bagi usaha perkebunan teh di Jawa. Teh dari Jawa tercatat pertama kali diterima di Amsterdam tahun 1835. Teh jenis Assam mulai masuk ke Indonesia (Jawa) dari Sri Lanka (Ceylon) pada tahun 1877, dan ditanam oleh R.E. Kerkhoven di kebun Gambung, Jawa Barat. Dengan masuknya teh Assam tersebut ke Indonesia, secara berangsur tanaman teh China diganti dengan teh Assam, dan sejak itu pula perkebunan teh di Indonesia berkembang semakin luas. 481 Pada tahun 1910 mulai dibangun perkebunan teh di daerah Simalungun, Sumatera Utara b. Manfaat teh Pada tahun 1962, Organisasi kesehatan Dunia (WHO) di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) melaporkan adanya peningkatan kasus kerusakan gigi, penyakit pada sistem pencernaan dan kropos pada tulang manusia yang disebabkan oleh kurang tersedianya sumber air bersih, serta akibat peningkatan konsumsi bahan pengawet dan gula. Berdasarkan laporan tersebut PBB melakukan program penambahan klorin dan flour pada air bersih. Program tersebut telah membuahkan hasil di kota besar negara maju yang memiliki teknologi air bersih, namun belum menyentuh masyarakat yang hidup di kotakota kecil negara berkembang. Teh memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan manusia akan klorin dan flour. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teh disamping sebagai bahan minuman, sifat antiseptik dapat menjaga kesehatan mulut dan gigi, tenggorokan, menjaga keseimbangan mikroflora sistem pencernaan dan meningkatkan penyerapan kalsium untuk pertumbuhan tulang. Pada dekade 70-an dan 80-an, dunia diguncang oleh laporan adanya peningkatan drastis kasus penyakit jantung dan kanker, sebesar 3-5% per tahun. Berbagai negara mengalokasikan dana yang sangat besar untuk penelitian terhadap semua kasus tersebut. Baru pada awal dekade 90-an, peneliti menemukan bahwa teh merupakan minuman karsinogen yang sangat efektif untuk mengurangi risiko kejangkitan dan menghambat pertumbuhan kanker. Dengan ditemukannya berbagai khasiat yang terkandung pada teh maka pada akhir dekade 90an, PBB memberi bantuan kepada 30 negara penghasil teh untuk melakukan program promosi teh dalam rangka meningkatkan konsumsi teh dunia. Di Indonesia program ini dilakukan di kota Surabaya, Propinsi Jawa Timur. Tabel 18. Jenis polifenol pada teh yang telah teridentifikasi dan tingkat kandungan rata-rata 1. Katekin :63-210 mg% 2. Flavanol :14 - 21 mg% 3.Tearubigin : 0 - 28 mg% 4.Polifenol lainnya :266-273 mg% 482 Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung Jawa Barat Indonesia menunjukkan bahwa kandungan polifenol pada teh Indonesia yang merupakan komponen akti f untuk kesehatan ± 1,34 kali lebih tinggi dibanding teh dari negara lain Katekin merupakan senyawa polifenol utama pada teh sebesar 90% dari total kandungan polifenol. Rata-rata kandungan katekin pada teh Indonesia berkisar antara 7,02 11,60% b.k., sedangkan pada negara lain berkisar antara 5,06 - 7,47 b.k. Teh selain mengandung polifenol hingga 25-35%, juga mengandung komponen lain yang bermanfaat bagi kesehatan, antara lain : metilxantin, asam amino, peptides, karbonhidrat, vitamin (C,E dan K), karotenoid, mineral seperti kalium, magnesium, mangan, fluor, zinc, selenium, copper, iron, calcium, serta metilxantin dan alkaloid lain. Kemampuan pencegahan dari polifenol teh - b. c. d. e. f. g. h. i. j. Melindungi kerusakan minyak dan lemak makan, dapat digunakan sebagai pewarna alami Anti radiasi Anti mutasi gen Anti tumor - Menekan pertumbuhan sel tumor - Menekan pemrosesan bentuk tumor - Menekan kanker payudara yang tumbuh spontan Menghambat aktivitas enzim : beberapa enzim yang terbukti dihambat adalah : Enzim angiotensin I, Amilase, Sukrase dan maltase, Enzim glucosy I transferase pada mutan streptokokus, Enzim pemacu HIV, Enzim tyrosinase Anti peningkatan kolestrol Anti peningkatan tekanan darah Anti peningkatan kadar gula darah Anti koreng Anti bakteri c. Jenis produk teh a. Anti oksidan - Mencegah pembentukan radikal (bebas) oksigen dalam tubuh - Melindungi lemak dalam plasma darah Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih. Istilah "teh" juga digunakan untuk minuman yang dibuat dari buah, rempah-rempah atau tanaman obat lain yang diseduh, 483 misalnya, teh rosehip, camomile, krisan dan Jiaogulan. Teh yang tidak mengandung daun teh disebut teh herbal. Teh dikelompokan berdasarkan cara pengolahan. Daun teh Camellia sinensis segera layu dan mengalami oksidasi kalau tidak segera dikeringkan setelah dipetik. Proses pengeringan membuat daun menjadi berwarna gelap, karena terjadi pemecahan klorofil dan terlepasnya unsur tanin. Proses selanjutnya berupa pemanasan basah dengan uap panas agar kandungan air pada daun menguap dan proses oksidasi bisa dihentikan pada tahap yang sudah ditentukan. Pengolahan daun teh sering disebut sebagai "fermentasi" walaupun sebenarnya penggunaan istilah ini tidak tepat. Pemrosesan teh tidak menggunakan ragi dan tidak ada etanol yang dihasilkan seperti layaknya proses fermentasi yang sebenarnya. Pengolahan teh yang tidak benar memang bisa menyebabkan teh ditumbuhi jamur yang mengakibatkan terjadinya proses fermentasi. Teh yang sudah mengalami fermentasi dengan jamur harus dibuang, karena mengandung unsur racun dan unsur bersifat karsinogenik. Pengelompokan teh berdasarkan tingkat oksidasi: Teh putih Teh yang dibuat dari pucuk daun yang tidak mengalami proses oksidasi dan sewaktu belum dipetik dilindungi dari sinar matahari untuk menghalangi pembentukan klorofil. Teh putih diproduksi dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan teh jenis lain sehingga harga menjadi lebih mahal. Teh putih kurang terkenal di luar Tiongkok, walaupun secara perlahan-lahan teh putih dalam kemasan teh celup juga mulai populer. Teh hijau Daun teh yang dijadikan teh hijau biasanya langsung diproses setelah dipetik. Setelah daun mengalami oksidasi dalam jumlah minimal, proses oksidasi dihentikan dengan pemanasan (cara tradisional Jepang dengan menggunakan uap atau cara tradisional Tiongkok dengan menggongseng di atas wajan panas). Teh yang sudah dikeringkan bisa dijual dalam bentuk lembaran daun teh atau digulung rapat berbentuk seperti bola-bola kecil (teh yang disebut gun powder). Oolong Proses oksidasi dihentikan di tengahtengah antara teh hijau 484 dan teh hitam yang biasanya memakan waktu 2-3 hari. Teh hitam atau teh merah Daun teh dibiarkan teroksidasi secara penuh sekitar 2 minggu hingga 1 bulan. Teh hitam merupakan jenis teh yang paling umum di Asia Selatan (India, Sri Langka, Bangladesh) dan sebagian besar negaranegara di Afrika seperti: Kenya, Burundi, Rwanda Lokasi yang dipilih adalah berdrainase baik dan dekat dengan kebun yang akan ditanam, agar lebih mudah melakukan pengangkutan Membuat naungan Naungan kolektif dibuat dengan tinggi 2 meter di tas tanah, sedangkan luas bangunannya tergantung pada kebutuhan bibit atau luasan tanam Persiapan media tanam d. Perbanyakan teh Tanaman teh dapat diperbanyak secara generatif dengan biji maupun secara vegetatif dengan setek daun. Secara generatif Perbanyakan cara ini dengan menggunakan biji, sebagai persilangan antara pohon induk jantan dengan pohon induk betina . Secara Vegetatif Setek daun teh Bahan setek dapat diambil dari kebun induk. Ranting yang diambil sebaiknya telah mempunyai 10-12 helai dan ranting dipotong 10-15cm. e. Pedoman Budidaya Pembibitan Pemilihan Lokasi Top soil dan sub soil secara terpisah diayak dengan ayakan kawat beriameter 0.5-1 cm, agar bebas sisa kotoransampah, atau batu. Kemudian campur media dengan pupuk sesuai dengan dosis anjuran. Jika pH tanah masam perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu. Kemudian isi ke dalam polybag 1/3 sub soil dan 2/3 top soil. Pembuatan Bedengan Ukuran bedengan dibuat tinggi 20 cm lebar 1m dan panjang 1015m tergantung kebutuhan. Pengisian kantong plasik Kantong plastickdiisi 2/3 bagian kemudian disusun diatas bedengan. Pembuatan sungkup plastik Rangka sungkup plastik dibuat dari bambu berbentuk setengah lingkaran dengan tingi bagian 485 tengah 60 cm dan bagian tepi 40 cm. Tabel 19 Produksi pucuk basah pada berbagai tingkat jarak tanam Penanaman setek Siram terlebih dahulu media tanamnya, sampai cukup basah. Kemudian ditanamkan setek sedalam 4-5 cm, lalu tutup dengan sungkup plastic, biarkan selama 3 bulan. Dua minggu setelah 3 bulan sungkup dibuka 2 jam yaitu dari pukul 7 sampai 9. Dua minggu berikutnya 4 jam, kemudian 6 jam/hari, setelah ini sungkup dapat dibuka seluruhnya. Jarak Kerapatan Tanaman/ ha 130-150 100x 140 90 x 120 70 x 130 80 x 100 65 x 105 5.226 7.272 9.403 11.15 12.72 14.714 Produksi Pucuk basah (Kg) 10933.8 11902.5 14000.0 14363.0 18281,3 19360.0 Pemeliharaan tanaman Penyiangan Penanaman Langkah-langkah dalam penanaman tanaman ini dilapangan adalah sebagai berikut: - Pembongkaran pohon dan pembebasan semak dan gulma - Penggemburan tanah - Pembuatan lubang tanam - Penentuan waktu tanam - Jarak tanam, umumnya jarak tanam yang digunakan adalah empat perseguí panjang, dengan jarak tanam 90 x 120 cm dan 70 x 100 cm. Dibawah ini terdapat tabel jarak tanam yang digunakan dengan jumlah kerapatan tanaman/ ha dan produksi pucuk dari tanaman teh asal setek yang berumur 2.5 tahun. Pengendalian gulma pada budidaya teh dapat dilakukan dengan cara mekanis dan cara kimia. Cara mekanis dilakukan dengan cara mengorek dan mencangkul di sekitar tanaman. Metode ini sangat sesuai untuh pertanaman teh yang masih muda. Pengendalian secara kimia dengan menggunakan herbisida hal ini umum dilakukan perkebunan-perkebunan teh. Pengendalian cara kimia ini lebih menguntungkan karena: - Pemakaian tenaga kerja lebih sedikit - Menghindari kerusakan akar teh muda - Mengurangi biaya pada periode berikutnya 486 Pemupukan Pemupukan merupakan salah satu usaha untuk mendorong peningkatan produksi. Dengan adanya pemupukan kebutuhan tanaman akan unsur hara dapat dipenuhi. Dosis pemupukan ditetapkan berdasarkan analisa tanah dan tanaman. Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sesuai dengan besarnya tingkat serangan. Pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara mekanis dan kinia. 487 10.5. TEKNIK BUDIDAYA KARET pernyerbukan buatan dan okulasi sehingga ditemukan klon-klon yang telah memberikan produksi 5-6 kali dari produksi tanaman asal (± 500 kg/Ha/tahun). Produktivitas karet nasional saat ini masih relatif rendah (700-800 kg/ha/th) dibandingkan dengan negara Asia lainnya lain seperti Thailand (1800kg/ha/th), Malaysia (1200 kg/ha/th) dan India (2000 kg/ha/th). a. Pendahuluan Tanaman karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki posisi cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki prospek yang cerah. Oleh sebab itu upaya peningkatan produktifitas usahatani karet terus dilakukan terutama dalam bidang teknologi budidayanya . Hevea sp. Termasuk famili Euphorbiaceae. Dari sejumlah. Tanaman-tanaman lain dapat menghasilkan karet ternyata Hevea brasilliensis sebagai bahan penghasil keret (rubber) serta evaluasi klon. Spesies lain yang telah digunakan dalam breeding karet adalah H. Benthamiana dan H. Spruceana. Dengan ditemukannya teknik okulasi (1917) maka breeding keret mulai berkembang dengan Upaya peremajaan dengan menggunakan klon karet unggul serta penerapan teknologi budidaya karet akan meningkatkan produksi tanaman ini. Berdasar hasil penelitian Puslit Karet, telah direkomendasikan klon-klon baru seperti: IRR 5, IRR32, IRR39, IRR104. Klonklon ini menunjukkan produktivitas yang baik di berbagai lokasi tetapi memiliki variasi karakter agronomi dan sifat-sifat sekunder lainnya. Oleh karena itu pemilihan jenis klon harus disesuaikan dengan agroekosistem wilayah dan jenis produk karet yang akan dihasilkan. 488 b. Morfologi tanaman - Tanaman karet berupa pohon yang tingginya bisa mencapai 25 meter dengan diameter batang cukup besar. Umumnya batang karet tumbuh lurus ke atas dengan percabangan di bagian atas. Di batang inilah terkandung getah yang lebih dikenal dengan lateks Di dataran rendah sampai dengan ketinggian 200 m diatas permukaan laut, suhu optimal 280C. - Jenis tanah mulai dari vulkanis muda, tua dan aluvial sampai tanah gambut dengan drainase dan aerase yang baik, tidak tergenang air. pH tanah bervariasi dari 3,08,0 . - Curah hujan 2000 - 4000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 100 -150 hari. Daun karet terdiri dari tangkai utama sepanjang 3 -20cm dan tangkai anak daun sepanjang 310cm dengan kelenjar di ujungnya. Setiap daun karet biasanya terdiri dari tiga anak daun yang berbentuk elips memanjang dengan ujung runcing. Daun ini berwarna hijau dan menjadi kuning atau merah menjelang rontok. Seperti tanaman tropis lainnya daun-daun karet akan rontok pada puncak musim kemarau untuk mengurangi penguapan tanaman. Karet termasuk tanamansempurna karena memiliki bunga jantan dan bunga betina dalam satu pohon, terdapat dalam malai payung yang jarang. Pangkal tenda bunga berbentuk lonceng dan diujungnya terdapat lima tajuk yang sempit. c. Syarat Tumbuh Tanaman karet dapat tumbuh baik dan berproduksi yang tinggi pada kondisi tanah dan iklim sebagai berikut: d. Pedoman Budidaya Untuk mendapatkan tanaman karet dengan produktivitas tinggi penggunaan bibit tidak boleh sembarangan. Selain dapat ditanam secara monokultur, karet juga dapat ditumpangsari dengan berbagai tanaman lain. Persemaian Perkecambahan - Benih disemai di bedengan dengan lebar 1-1,2 m, panjang sesuai tempat. - Di atas bedengan dihamparkan pasir halus setebal 5-7 cm. Tebarkan pupuk kandang setebal 5 cm. 489 - Bedengan dinaungi jerami/daun-daun setinggi 1 m di sisi timur dan 80 cm di sisi Barat. - Benih direndam zat pengatur tumbuh akar selama 3-6 jam (1 1cc/liter air). - Benih disemaikan, air perendamannya tadi siramkan ke benih yang ditanam tadi. - Jarak tanam benih 1-2 cm. - Siram benih secara teratur, dan benih yang normal akan berkecambah pada 10-14 hari setelah semai dan selanjutnya dipindahkan ke tempat persemaian bibit. Perbanyakan tanaman karet dapat dilakukan secara generatif maupun vegetatif. Bentuk bahan tanaman yang dipersiapkan untuk ditanam dilapangan dapat diadakan melalui cara sebagai berikut : - stump mata tidur (budded stump) - stump tinggi (high stump) - tanaman dalam polybag Dasar pendekatan pemilihan bentuk tanaman adalah : untuk bahan - memperpendek masa tidak menghasilkan (immature) - membuat tanaman seragam. pertumbuhan yang lebih Pembibitan - - - Tanah dibersihkan dari rumput dan semak lalu diratakan, untuk menghindari areal tergenang air kemudian buat parit saluran drainase Benih yang berkecambah ditanam ke dalam polybag Setelah penanaman benih lakukan penyiraman secara teratur Namun demikian, cara perbanyakan yang lebih menguntungkan adalah secara vegetatif yaitu dengan okulasi tanaman. Okulasi sebaiknya dilaksanakan pada awal atau akhir musim hujan dengan tahapan sebagai berikut: Okulasi ada 2 macam okulasi yaitu okulasi coklat dan okulasi hijau. Teknik Okulasi keduanya sama. 490 Tabel 20 Kriteria Umur batang untuk okulasi Keterangan Okulasi Okulasi Coklat Hijau Umur 9-18 3-8 bln batang bulan bawah Diameter + 2 cm 1 – 1,5 batang 10 cm cm dari tanah Kayu okulasi Dari Dari kebun kebun entres, entres warna umur 1-3 hijau tua bln, dan warna coklat, masih diameter hijau atau 1,5 – 3 telah cm. terbentuk 1-2 payung. - Persiapkan mata okulasi - Buatlah perisai pada entres dengan ukuran lebih kecil dari jendela dan mata diambil dari ketiak daun Teknik Okulasi - Buat jendela okulasi panjang 5-7 cm, lebar 1-2 cm. Gambar 168 Kebun entres 491 - Pisahkan kayu dari kulit (perisai) - Bukalah jendela pada batang bawah kemudian selipkan perisai diantara kulit jendela dan cambium - Masukkan perisai dalam jendela diulang 1-2 kemudian. - minggu Bila bibit akan dipindahkan potonglah miring batang bawah + 10 cm di atas okulasi. Bibit okulasi yang dipindahkan dapat berbentuk stum mata tidur, stum tinggi, stum mini, dan bibit polybag Klon-klon yang dianjurkan sebagai bibit batang bawah adalah: GTI, LCB 1320 dan PR 228. - ke Gambar 169 Cara mengokulasi karet - - Tutuplah kulit jendela kemudian dibalut dengan rafia atau pita plastik yang tebalnya 0,04 mm. Gambar 170 bawah Bakal batang Setelah 3 minggu, balut dibuka, jika perisai digores sedikit masih hijau segar, maka okulasi berhasil., jika tidak 492 Gambar 171. batang bawah Pemotongan Gambar 172 Batang bawang siap dilakukan okulasi Gambar 173 mengokulasi Gambar Pekerjaan 174 Batang bawah dengan tunas hasil okulasi 493 Persiapan lahan Ada dua jenis penanaman karet yaitu newplanting dan replanting. Newplanting adalah usaha penanaman karet di areal yang belum dipakai untuk budidaya karet. Sementara itu replanting adalah usaha penanaman ulang di areal karet karena tanaman lama sudah tidak produktif lagi (peremajaan). Khusus untuk newplanting tahap awal yang harus dilakukan adalah memastikan kondisi lahan sesuai untuk budidaya karet Gambar 175 Bibit karet siap tanam Selanjutnya lakukan pekerjaan pengolahan lahan yang terdiri dari 3 (tiga) tahapan yaitu: 1. membabat pepohonan atau semak yang tumbuh , dapat dikakukan secara manual atau mekanis bergantung luas lahannya 2. Pengumpulan sisa pohon dan semak dalam satu tempat, dimana daun dan rantingnya dapat digunakan sebagai bahan kompos, sedangkan kayu yang besar-besar sabagai kayu bakar Gambar 176 Pengangkutan Bibit karet dengan menggunakan truk/jonder 3. Pembangunan sarana jalan baik untuk pemeliharaan maupun kegiatan produksi. Jalan ini diantaranya jalan utama, jalan antar blok, jalan kontrol dan jalan 494 pengangkut lateks. Pembuatan jalan berkontur miring memerlukan perencanaan dan pemikiran yang matang. Penanaman Tanaman Penentuan jarak tanam Jarak tanam disesuaikan dengan tajuk tanaman, jika tajuk tanaman tinggi dan lebar maka jarak tanam semakin jauh jarak antartanamannya. Jarak tanaman yang lebar ini diharapkan tidak mengganggu pertumbuhan perakaran dan perkembangan tajuk tanaman. Pembuatan lubang tanam Gambar 177 Mesin traktor pengolahan tanah Lahan/kebun diolah sebaik mungkin sebelumnya. Buat lubang tanam dengan jarak tanam yang sudah ditentukan . Setelah ditentukan dan ditandai dengan ajir, lubang tanam segera dibuat. Ukuran lubang tanam disesuaikan dengan jenis karet dan stadium bibit. Bentuk lubang tanam tidak harus kubus, tetapi juga dapat berbentuk silinder atau kerucut yang semakin menyempit ke dalam lubang. Gambar 178 Pembuatan ajir pada lahan datar 495 Gambar 179 Pembuatan ajir pada lahan bergelombang Gambar tanam 181 Bentuk lubang Gambar 180 Mesin pembuat lubang tanam Gambar 182 Mal untuk mengukur kedalaman lubang tanam 496 Setelah digali dengan ukuran yang sesuai, lubang tanam kemudian dibiarkan terkena panas matahari selama dua minggu agar bibit hama dan penyakit yang ada didalamnya mati. Penanaman Setelah bibit dan lubang tanam siap, maka penanaman dapat dilakukan. Jika bibit yang ditanam merupakan bibit yang diambil dari lahan, akar tunggangnya harus masuk lurus ke dalam tanah. Akar tunggang yang arahnya miring dapat mengakibatkan tumbuh tanaman terhambat. Jika sumber bibit berasal dari okulasi dalam kantong plastik, media disekitar bibit harus padat dan tidak pecah. Buka plastik pembungkus kemudian bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam dan diurug dengan tanah yang ada disekitarnya. Gambar 183 Penimbunan lubang tanam setelah pindah tanam dengan mempergunakan tenaga manusia Untuk mengetahui bahwa kantong plastik tidak ikut tertanam, gantungkan kantung tersebut pada ajir yang menentukan jarak tanam. Penanaman tanaman penutup tanah Penanaman tanaman penutup tanah di lahan karet dilakukan untuk mencegah erosi dan mempercepat matang sadap. Ada tiga kelompok tanaman yang dapat digunakan yaitu tanaman merayap, semak dan pohon. Tanaman merayap yang baik digunakan adalah jenis kacangkacangan. 497 Kelompok semak yang baik digunakan antara lain Crotalaria usarmoensis , C-juncea dan jenis pepohonan yang sering dimanfaatkan adalah petai cina (Leucaena glauca). Untuk mengefisienkan lahan, perkecambahan benih kacangan dapat dilakukan dekat dengan lahan yang akan ditanam karet atau lahan peremajaan. Gambar 185 Kacangan yang sudah tumbuh Gambar 184 Perkecambahan benih karet sebagai sumber batang bawah Gambar 186. Kacangan yang siap ditanam ke lapangan 498 Pemeliharaan Perawatan tanaman sebelum panan Tanaman yang belum menghasilkan ini berumur sekitar 1-4 tahun. Perawatan tanaman ini umumnya sama dengan perawatan tanaman perkebunan lainnya yaitu: Gambar 187 Penanaman kacangan diantara barisan karet - Lakukan pengairan untuk mengatur letak tanaman dalam barisan. - Luka potong akar tunggal dan akar lateral diolesi dengan pasta Rootone F dosis 125 mg ditambah dengan air 0,5 ml untuk satu stump. - Pembungkus okulasi dilepas agar tidak mengganggu pertumbuhan dan bibit siap ditanam. - Penyulaman, tidak semua bibit karet yang ditanam hidup seluruhnya, oleh karena itu dibutuhkan penyulaman. - Penyiangan, Lakukan penyiangan untuk menghindari persaingan tanaman didalam pengambilan unsur hara. Kegiatan penyiangan sebenarnya dapat dilakukan setiap saat, yaitu ketika pertumbuhan gulma sudah mengganggu perkembangan tanaman karet. Meskipun demikian, umumnya penyiangan dilakukan tiga kali dalam setahun untuk menghemat tenaga dan biaya. - Pemupukan, kegiatan ini dilakukan untuk memacu pertumbuhan karet muda dan mempercepat matang sadap. Kegiatan pemupukan dapat dilakukan dengan dengan dua cara yaitu, 499 manual circle dan chemical strip weeding. Pada cara pertama (manual circle) lubang dibuat melingkari tanaman. Hal ini disebabkan perakaran tanaman semakin bertambah luas seiring dengan bertambahnya umur tanaman. Untuk tanaman berumur 3-5 bulan lubang melingkari dengan jarak 20-30cm, 610 bulan dengan jarak 40-60cm, 21-48 bulan dengan jarak 40-60cm, dan lebih 48 bulan dengan jarak 50-120cm. Lubang dibuat dengan kedalaman 5-10 cm, kemudian pupuk ditaburkan ke dalamnya dan ditutup dengan tanah. Pada cara kedua chemical strip weeding pupuk diletakkan pada jarak 1-1.5 meter dari barisan tanaman. Caranya sama tanah digali, kemudian masukkan pupuk dan akhirnya tutup kembali dengan tanah. Pemupukan sebaiknya tidak dilakukan pada pertengahan musim penghujan, karena pupuk mudah tercuci, idealnya pemupukan dilakukan pada pergantian musim hujan ke musim kemarau. Dosis pupuk yang digunakan disesuaikan dengan jenis tanahnya. Pemupukan pada tanaman belum menghasilkan frekuensinya sekali setahun, sedangkan pada karet yang telah menghasilkan dua kali setahun. Pemberian pupuk yang paling baik adalah dengan cara menggabungkan paling tidak 3 jenis pupuk untuk menghemat tenaga kerja. Atau penggunaan pupuk majemuk yang banyak beredar di pasar. Gambar 188 Proses pencampuran pupuk 500 Gambar 189 Pemberian pupuk pada tanaman belum menghasilkan - Seleksi dan penjarangan, kegiatan ini dilakukan untuk memilih tanaman yang jelek dan menggantikannya dengan bibiot baru yang bagus. Seleksi juga dilakukan bagi tanaman yang terserang penyakit, agar tidak tertular dengan tanaman lainnya. Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang telah mati sampai dengan tanaman telah berumur 2 tahun pada saat musim penghujan. Tunas palsu harus dibuang selama 2 bulan pertama dengan rotasi 2 minggu sekali, sedangkan tunas lain dibuang sampai tanaman mencapai ketinggian 1,80 m. - Pemeliharaan penutup tanah, tanaman penutup tanah ini juga mendapat perawatan yang sama dengan tanaman karetnya. Pemupukan dan pengendalian hama penyakit juga dilakukan agar tanaman penutup tanah ini subur dan dapat menjalankan fungsi positif untuk tanaman karet. - Setelah tanaman berumur 2-3 tahun, dengan ketinggian 3,5 m dan bila belum bercabang, perlu diadakan perangsangan dengan cara pengeratan batang, pembungkusan pucuk daun dan pemenggalan Gambar 190 Penyiangan gulma pada kawasan tanaman penutup tanah 501 Pengendalian penyakit hama dan Hama Pseudococcus citri Pengendaliannnya dengan menggunakan insektisida jenis Metamidofos, dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 0,05 0,1%. Kutu Lak (Laeciper greeni) Dapat diberantas dengan insektisida Albolinium (Konsentrasi 2%) ditambah Surfactan citrowett 0,025%. Penyakit Penyakit-penyakit yang ditemui pada tanaman karet adalah: - penyakit embun tepung - penyakit daun - penyakit jamur upas - penyakit cendawan akar putih - penyakit gugur daun. Pencegahannya dengan menanam Klon yang sesuai dengan lingkungan dan lakukan pengelolaan , tanaman secara tepat dan teratur: Penyadapan Penyadapan pertama dilakukan setelah tanaman berumur 5-6 tahun. Tinggi bukaan sadap pertama 130 cm dan bukaan sadap kedua 280 cm diatas pertautan okulasi. Kriteria matang sadap Kriteria umum untuk menentukan tanaman karet sudah matang sadap atau belum dengan kriteria: - Umurnya, Biasanya karet sudah mulai dapat disadap setelah berumur 5 tahun - Lingkar batang Jika lilit batang sudah mencapai 45cm yang diukur pada jarak 100 cm dari pertautan okulasi, pohon karet sudah masuk kriteria matang sadap. Pengukuran lilit batang ini dpat dilakukan dengan metode sampel, tidak perlu seluruh tanaman karet diukur (sekitar 65% dari jumlah seluruh tanaman). Frekuensi penyadapan Frekuensi penyadapan adalah selisih waktu penyadapan yang dinyatakan dalam satuan waktu hari (d=day), minggu (w=week), bulan , dan tahun (y=year). Kegiatan penyadapan yang dilakukan setiap hari dinyatakan dengan d/1, dua hari sealil 502 dinyatakan dengan seterusnya. d/2, dan - Tebal irisan sadap dianjurkan 1,5 - 2 mm. Untuk kegiatan penyadapan yang dilakukan secara berkala, lama penyadapan yang dinyatakan dengan pembilang dan lamanya putaran atau rotasi sampai kulit disadap kembali dinyatakan dengan penyebut. - Dalamnya irisan sadap 11,5 mm. - Waktu penyadapan yang baik adalah jam 5.00 7.30 pagi. Misalnya, pohon karet yang disadap selama 3 minggu dalam kurun waktu sembilan minggu atau dengan masa istirahat selama 6 bulan dinyatakan dengan 3-W/9. Sadapan yang berpidah tempat kulit batang, disadap di dua bidang sadap berbeda dengan bergantian menurut selisih waktu tertentu. Sistem ini dinyatakan dengan perkalian dua faktor didalam tanda kurung (..... x ....). Kedua faktor tersebut adalah jumlah bidang sadap terpakai dan nilai bagi dari lamanya penyadapan. Angka pembaginya merupakan lamanya rotasi sadapan. Misalnya : d/2(2 x 2 d/4) adalah penyadapan dua bidang sadap secara bergantian dengan pohon yang disadap dua hari sekali. Gambar 191 Bidang sadap karet Peremajaan karet Hal yang perlu diperhatikan dalam penyadapan antara lain: Penentuan saat peremajaan bagi tanaman tahunan khususnya tanaman karet yang dipraktekkan oleh baik perkebunan-perkebunan besar ataupun kecil belum ada satu dasar ekonomi yang seragam. Pembukaan bidang sadap dimulai dari kiri atas kekanan bawah, membentuk sudut 300. Ditinjau dari persyaratan ekonomis kadang-kadang keputusan yang diambil untuk meremajakan tanaman karet - 503 suatu perkebunan belum dapat dikatakan memenuhi syarat. perenial. Berbeda dengan usaha tanaman setahun. Tidak jarang suatu perkebunan mendasarkannya pada ketetapan umur tanaman karet yang dianggap menguntungkan, tetapi ketetapan umur itu seakan-akan merupakan suatu rumus yang tidak pernah berubah, sekalipun keadaan harga karet mengalami penurunan. Pada tanaman perenial satu siklus penanaman membutuhkan waktu yang sangat panjang. Sehingga modal yang diinvestasikan memerlukan perhitungan yang cukup kompleks. Adapun kriteria yang biasa digunakan untuk mengukur keuntungan perusahaan perkebunan tanaman perenial adalah sebagai berikut. a. net discounted revenue (NDR) Gambar 192 Pertanaman karet belum menghasilkan Pengukuran perkebunan karet keuntungan Sebelum menerangkan tentang metode ekonomis dari pada peremajaan kiranya perlu dikemukakan lebih dahulu tentang bagaimana cara mengukur keuntungan daripada usaha perkebunan tanaman yakni mengukur keuntungan berdasarkan perhitungan selisih antara nilai kini kumulatif pendapatan kotor dengan nilai kini kumulatif pengeluaran. Pengukuran dengan NDR dapat menggambarkan secara kwantitatif dari keuntungan yang diperoleh selama masa investasi (sampai tanaman diremajakan). b. benetif cost ratio (BCR) yaitu nilai kini dari kumulatif pendapatan kotor dibagi dengan nilai kini dari pada kumulatif pengeluaran. BCR dapat menggambarkan keuntungan relatif selama masa investasi (sampai tanaman diremajakan). 504 c. internal rate of return (IRR) yaitu suatu tingkat suku bangsa yang bila dikenakan pada usaha tanaman tersebut, perusahaan akan mengalami tidak rugi atau nilai kini dari kumulatif pengeluaran sama dengan nilai kini kumulatif pendapatan kotor. Metoda penentuan saat peremajaan Tujuan yang utama dari suatu perusahaan adalah keuntungan yang setinggi-tingginya. Oleh sebab itu perusahaan perkebunan yang hendak meremajakan tanamannya tak lepas dari perhitungan akan keuntungan ekonomi perkebunan yang diperoleh. Berikut mencoba menerangkan tentang penentuan saat peremajaan ditinjau dari segi ekonomi agar prinsip mencari keuntungan setinggi-tingginya bisa dicapai. sama dengan biaya-biaya yang dikeluarkan. Atau dengan perkataan lain peremajaan dilakukan ketika pendapatan marjinal sama dengan biaya marginal. Cara ini bila ditinjau dari segi keuntungan perkebunan sebenarnya cukup rasional; oleh karena disamping dapat memungutt hasil tanaman secara maksimal juga dapat mengambil mengambil keuntungan sampai tanaman itu tidak mampu lagi mendatangkan keuntungan. Dalam praktek metoda ini sering dijumpai beberapa kelemahan, antara lain yaitu cara memperhitungkan break even point. Pertimbangan mendasar (break even point). Pada tanaman yang sudah tua ongkos-ongkos yang dikeluarkan biasanya rendah. Manakala tanaman tidak lagi diadakan pemupukan perumputan, dan sebagainya. Sehingga dalam perhitungan break even point, hanya terdiri dari ongkos penyadapan dan ongkos pengolahan. Suatu cara yang banayk dipakai untuk menentukan saat peremajaan oleh perkebunan adalah pertimbangan berdasarkan break even point maksudnya adalah : saat peremajaan dilakukan apabila pendapatan yang terakhir yang diproleh dari tanaman yang produksinya telah menurun Akibatnya break even poinnya menjadi rendah. Karena break even point rendah tidak jarang beberapa perkebunan memperbolehkan tanamantanaman tua yang berproduksi rendah masih juga disadap. Sebab pendapatan yang diperoleh masih lebih tinggi dari break even point. 505 Kelemahan lain dari cara diatas ialah bahwa keuntungan kumulatif yang maksimal tidak berarti berlaku maksimal terhadap rata-rata keuntungan persatuan waktu. Perencanaan peremajaan karet Hendaknya rencana peremajaan telah disusun tiga tahun sebelum dilakukan penumbangan pohon karet tua. Hal ini didasarkan kepada pertimbangan sebagai berikut : a. Merupakan tindakan ekonomis yang tepat b. Tergantung kepada keadaan tanaman, penyadapan terakhir dari karet tua dengan sistem deres arah keatas, jika mungkin dengan menggunakan stimulasi ethrel dapat dilaksanakan dengan intensitas tertentu selama ± 3 tahun. c. Untuk memperoleh atau menghasilkan kayu okulasi, diperlukan waktu ± 2 tahun, sejak penanaman batang bawah, sampai saat yang sesuai untuk diokulasi. Waktu untuk memulai penyadapan terakhir adalah pada awal tahun bukaan sadapan (yaitu bulan Mei di sumatera utara), dan untuk membangun pembibitan pada musim jatuh biji (Agustus/September). Bahan tanaman karet Peremajaan tanaman karet baru dilakukan setelah umur kurang lebih 30 tahun. Berarti penyadapan bahan tanaman yang baik adalah dasar yang menentukan untuk masa depannya. Bermacam -macam bahan tanaman karet dapat dibedakan antara : a. sifat keturunannya (genetisnya) : klon-klon keret. b. Bentuk bahan tanaman : stum mata tidur, stum tinggi dan tanaman polybeg. 506 Evaluasi klon Pertumbuhan Produksi Pertumbuhan Batang sebelum tanaman menghasilkan menunjukkan kecepatan mencapai matang sadap (masa TBM) sedang besarnya pertumbuhan setelah disadap menunjukkan trend produksi tanaman dewasa. Sifat produksi tinggi adalah yang terutama harus memiliki klon unggul. Produksi selama penyadapan (± 25 tahun) mempunyai fase sebagai berikut: 1. trend meningkat (tanaman teruna) 2. trend merata pada level yang tertinggi (tanaman dewasa). 3. trend menurun (tanaman tua). Selama periode penyadapan, terdapat banyak faktor luar maupun faktor biologis yang mempengaruhi banyaknya produksi, maka sifat-sifat biologis lainnya yang disebut sebagai sifat sekunder harus dinilai. Pertumbuhan batang adalah sifat yang mempunyai nilai ekonomis yang penting karena : - kecepatan pertumbuhan masa remaja (immature = TBM) menunjukkan periode tanaman tidak menghasilkan - pertumbuhan setelah disadap, menunjukkan trend produksi tanaman dewasa. Pertumbuhan batang yang selama dua tahun pertama relatif lambat (GT 1 : ± 7 cm/ tahun) tahun ketiga dan keempat percabangan sudah terbentuk sehingga pertumbuhan lebih cepat (GT 1 : ± 12 cm/tahun), tahun kelima mulai menurun karena tajuk sudah mulai menutup (± 10 cm/tahun). Sesudah tanaman disadap, pertumbuhan makin berkurang. Gambar lateks 193 Penimbangan 507 Ketahanan Terhadap Penyakit Penyakit daun Kerusakan atau kerugian akibat penyakit daun pada karet di indonesia sampai sekarang belum separah penyakit daun (SALB) oleh Microcyclus ulei di Amerikan Selatan. Penyakit daun oleh Phytophthora palmivora di India Dan Oedium hevea di Ceylon. Dua penyakit tersebut yang ada di Amerika Selatan dan India ternyata hingga saat ini belum ada di Indonesia kerena pemberantasan penyakit daun sangat sulit, maka ketahanan ataupun toleransi tanaman terhadap penyakit ini sangat diperhatikan oleh pemulia tanaman. 508 BAB XI HIDROPONIK a. Pendahuluan Hidroponik berasal dari kata Yunani, yang terdiri dari dua kata yaitu hudor dan ponos. Hudor artinya air sedangkan ponos artinya kerja atau daya. Secara harfiah hidroponik artinya memberdayakan air. Pengertian yang e l bih luas dari hidroponik adalah: teknik bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Prinsip budidaya tanaman secara hidroponik adalah memberikan/menyediakan nutrisi yang diperlukan tanaman dalam bentuk larutan dengan cara disiramkan, diteteskan, dialirkan atau disemprotkan pada media tumbuh tanaman. Keuntungan dan kelebihan 1. Keberhasilan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih terjamin 2. Dapat dilakukan dimana saja tidak tergantung sifat fisik dan kimia tanah, dan dapat dilakukan pada lahan yang sempit ataupun gersang. 4. Perawatan terhadap gangguan hama dan penyakit lebih terkontrol serta lebih praktis 5. Pertumbuhan lebih cepat tanaman 6. Kualitas hasil lebih baik (bersih & tidak rusak) 7. Penggunaan pupuk lebih hemat (efisien) 8. Efisiensi tenaga kasar (misalnya mencangkol, membajak, dan lain-lain) 9. Beberapa jenis tanaman dapat ditanam diluar musim nya. 10. Tidak ada kebanjiran, kekeringan ketergantungan kondisi alam risiko erosi, atau pada 11. Harga jual relatif lebih tinggi Prinsip-prinsip dasar hidroponik dapat diterapkan dalam macam macam cara, yang dapat disesuaikan dengan persyaratan finansial maupun keterbatasan ruang. 3. Produktivitas tanaman lebih tinggi serta lebih kontinu 509 b. Metoda Bercocok Tanam Hidroponik Metoda bercocok tanam hidroponik dapat dibagi menjadi 7 (tujuh) katagori berdasarkan media tempat tumbuh tanaman, yaitu: 1. Metoda Kultur Air 2. Metoda Substrat 3. Metoda Nutrient Technique (NFT) Gambar Film 194 Komponenkomponen penyusun dalam kultur air 4. Metode Aeroponik 5. Hidroponik Rakit Apung (Floating raft hydroponic system) 6. Kombinasi Apung 7. Kombinasi Rakit Apung NFT-Rakit Wadah/tempat/pot dapat berupa stoples, tabung kaca, plastik, dan lain-lain yang disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanam dan wadah yang tersedia. Aeroponik- Metode Kultur Air Metode ini menggunakan air sebagai media tumbuh tanaman. Pada metoda ini tumbuhan ditanam semata-mata dalam air, yang dilengkapi dengan larutan zat makanan. Gambar 195 Salah satu stoples kaca sebagai wadah hidroponik 510 Cara penanaman dengan metode kultur air Tahapan persiapan Menanam dengan menggunakan metode kultur air merupakan cara yang paling sederhana dan murah. Cara bercocok tanam dengan metode ini, paling cocok jika menggunakan wadah/pot yang hanya memuat satu atau dua tanaman dalam satu pot. Bahan pot yang digunakan dapat dari kaca bening, vas bunga, mangkuk. Pot dari tanah liat maupun botol-botol bekas. Gambar 196 Menanam tumbuhan dalam air dengan menggunakan gabus dan kapas sebagai penyangga Penggunaan wadah yang terbuat dari kaca bening sangat menarik karena hal ini menjadikan perakaran tersebut sebagai bagian dari keindahan tanaman itu sendiri, bersama dengan daun dan bunganya. Seluruh alat yang kita gunakan dalam budidaya hidroponik ini harus terlebih dahulu disterilkan, dengan menggunakan sikat dan air panas. Agar akar tanaman dapat bertumpu tegak pada tempatnya kita dapat menggunakan kerikil, pasir, atau potongan batu bata yang sebelumnya telah dibersihkan dahulu dengan air panas. Cangkok Pembibitan Kebanyakan tanaman dapat ditumbuhkan tanpa kesulitan yang besar dari benih-benihnya dan sejumlah tanaman-tanaman lain dapat ditumbuhkan dari cangkokan. Benih dari berbagai jenis tanaman dapat dibeli dari tokotoko maupun perusahaan yang cukup banyak jumlahnya. Suatu cangkokan ialah sepotong tanaman yang dipisahkan dari 511 akar, batang atau daun sebuah tanaman yang telah dewasa. Cangkokan itu ditempatkan dalam sejenis media penanaman dan dirawat dengan baik, agar potongan ini dapat berkembang menjadi satu tanaman tersendiri yang berasal dari induk jenisnya. Pindah tanam Tanda awal dari bibit dapat dipindahtanamkan adalah telah kelihatan 2 daun pada bibit yang telah berkembang sempurna. Gunakan sebuah sendok untuk menggali semaian dari tempatnya. Lakukan dengan hati-hati agar bibit tidah patah. Benih Untuk sumber bibit yang berasal dari benih maka harus disemaikan terlebih dahulu Ada beberapa benih yang mudah berkecambah akan tetapi ada sebagian yang sulit. Untuk benih yang membutuhkan perlakukan khusus atau yang sulit berkecambah maka perlu dilakukan persemaian. Umumnya benih tanaman yang relatif lebih besar dapat ditanam secara langsung pada wadah yang telah disiapkan, sebaliknya benih yang kecil maka harus disemai terlebih dahulu baru dilakukan pindah tanam. Yang harus diperhatikan dari penggunaan sumber bahan tanam dari benih ini adalah bahwa setiap benih memerlukan kebutuhan-kebutuhan khusus yang berbeda. Benih-benih ini dapat dikecambahkan pada bak kecambah atau wadah lainnya. Jangan memegang bibit pada batangnya, karena batang itu sangat rapuh bahkan kalau dilakukan dengan hati-hati tetap dapat merusaknya secara fatal. Juga tidak dibenarkan memegang semaian pada akarnya. ika tanaman pada awalnya kita bibitkan terlebih dahulu pada media tanah, maka sebelum ditanam dengan sistem hidroponik terlebih dahulu akarnya dibersihkan dari tanah dan kotoran yang menempel. Untuk bahan tanaman yang berasal dari cangkok, maka berikut ini cara praktis untuk memindahkannya. 1. Bentangkan lembaran-lembaran surat kabar di atas sebuah meja atau tempat bekerja. 2. Tempatkan sebelah tangan di atas permukaan tanah dari tanaman, dan letakkan batangnya dengan kukuh diantara 2 jari. 512 3. Pegang dasar pot dengan tangan, kemudian dengan hati-hati tarik keluar tanaman beserta akar-akarnya, serta tanah yang melekat padanya. 4. Kalau tanaman masih tidak mau lepas, benturkan pot dengan hati-hati beberapa kali pada satu permukaan yang keras. Kalau masih juga belum dapat dilepas; gunakan pisau yang tumpul untuk mengorek bagian atas dari tanah. 5. Hilangkan semua, gumpalan tanah yang masih melekat pada akar-akar tanaman 6. Bilas dengan hangat 7. Jangan menambahkan larutan zat makanan apa pun, pada awal pindah tanaman cangkokan karena dapat menyebabkan tanaman stres. Setelah lewat seminggu, buanglah airnya baru dimasukkan air lain yang dicampur dengan larutan zat air 8. makanan. Buat sanggahan dalam bentuk selapis kerikil, atau pecahan gerabah, arang kayu atau batu bata. Potongan arang kayu dapat bertindak sebagai penyaring alami dan membuat air tetap jernih serta mencegah tumbuhnya lumut. Penanaman Terlebih dahulu siapkan wadah tempat pertanaman yang besar kecilnya disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan dibudidayakan. Pada bagian atas dari wadah tutup dengan gabus, tutup gabus ini dapat dilubangi, yang lubangnya disesuaikan dengan besar kecilnya tanaman. Kemudian letakkan tanaman pada lubang gabus tadi dan agar tidak goyah sumbat dengan kapas steril. Sumber air irigasi untuk pertanaman ini dapat menggunakan air dari perusahaan air minum ataupun air sumur yang terlebih dahulu dicek pH nya. 513 Perawatan Metode Substrat Perawatan yang terpenting dari metode penanaman secara hidroponik ini adalah penggantian air dan pengecekkan pH secara teratur. Yaitu menumbuhkan tanaman dalam media padat (bukan tanah), umunya digunakan untuk mengusahakan sayuran atau buah yang bernilai tinggi. Pemupukan Media padat antara lain dapat arang (kayu, sekam padi), pasir, perlit, zeolit, gambut, kerikil, potongan sabut kelapa, pakis, pecahan genteng/batu bata, batu apung, dan sebagainya Sewaktu pemberian hara pada tanaman maka pH juga perlu diperhatikan pH yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Jumlah dan konsentrasi pupuk yang ditambahkan dipengaruhi oleh jenis dan fase pertumbuhan tanaman. Konsentrasi hara yang terlalu tinggi akan berakibat pada rusaknya perakaran tanaman. Untuk menghemat waktu maka penyiapan hara dapat dilakukan seminggu sekali dengan mencampur hara dalam galon yang kemudian menyimpannya. Sirkulasi air Air yang ada dalam wadah hidroponik, sebaiknya diganti setiap 3 atau 4 minggu sekali, bergantung pada jenis tanamannya. Larutan nutrisi diberikan dengan cara disiram / dialirkan lewat sistem irigasi. Sistem irigasi yg biasa dipakai pada Hidroponik Substrat yaitu sistem air mengalir ataupun irigasi tetes (drip irigation). Pada sistem air mengalir: air/larutan hara dialirkan terus sehingga tidak ada air yang tergenang. Kelebihan sistem irigasi ini dibandingkan dengan air menggenang yaitu zat hara yang tercampur dalam air tidak mengendap sehingga akar tetap menyerap zat hara dalam konsentrasi yang sama dan tidak menimbulkan cekaman. Tujuan penggantian air adalah untuk menghindari timbulnya ganggang atau lumut yang dapat menggagu tanaman. 514 Umumnya metode ini digunakan untuk sayuran berumur pendek (misalnya: pakchoy, caysim, lettuce, kailan, bayam dan kangkung). Sayur Buah seperti Tomat, paprika & mentimun juga dapat dibudidayakan dengan cara ini tetapi dibatasi hanya 2-3 talang per bed agar tanaman tumbuh melebar. Keunggulannya: 1. Air yang diperlukan tidak banyak 2. Kadar O2 terlarut dalam larutan hara cukup tinggi 3. Air sebagai media mudah didapat dengan harga murah 4. pH larutan mudah diatur 5. Ringan, sehingga dapat disangga dengan talang Gambar 197 Beberapa hidroponik sustrat 6. Wadah berupa selokan panjang yang sempit terbuat dari plat logam tipis tahan Nutrient Film Technique Yaitu model budidaya hidroponik dengan meletakkan akar tanaman pada lapisan air (nutrien) yg sangat tipis (± 3 mm) sebagai medianya. 515 Agar dapat berdiri, pangkal batang dimasukkan ke dalam helaian Styrofoam (2 cm) yang telah dilubangi. Daya dukung styrofoam setebal 2 cm tidak dapat dibebani dengan biomass tanaman yg terlalu berat (berat maksimum yg dapat disangga styrofoam sekitar 3 kg/m² agar styrofoam tidak melengkung/ pecah/ patah. Gambar 198 Hara pada Bak dialirkan dengan bantuan pompa masuk ke paralon berbentuk O. Dari paralon tersebut nutrien dialirkan ke talang penanaman dan melalui selang inlet akan mengalir dalam talang yang dibuat miring akan masuk kembali ke dalam paralon melalui selang outlet menuju tangki penampungan Aeroponik Prinsip kerja aeroponik: air yg berisi larutan hara disemprotkan dalam bentuk kabut hingga mengenai akar tanaman yg menggantung Gambar 199 Sayuran yang ditanam dengan aeroponik Sayuran yang dapat ditanam dengan aeroponik adalah pakchoy, caysim, kailan, lettuce, bayam, kangkung, serta sayuran lain yang ringan. Untuk tanaman tomat, paprika, timun, terong, kurang sesuai ditanam dengan metode ini karena terlalu berat. Pada sistem ini tanaman ditanam dengan cara menggantung di dalam suatu bak. 516 Plastik dipasang untuk menampung larutan hara yang tidak diserap tanaman. Diatasnya diberi rangka untuk menyangga styrofoam Paralon dibawah plastik digunakan untuk menampung sisa larutan yang tidak terserap tanaman kemudian mengalirkannya ke tandon (tempat penampungan) Selang PE yg diletakkan di dasar plastik, sebagai tempat mengalirnya larutan hara Akar yang dibiarkan menjuntai akan menyerap larutan hara yang disemprotkan melalui sprinkler Hidroponik Rakit Apung Selang PE yg masuk ke dalam plastik, berguna untuk mengalirkan larutan hara Metode ini adalah cara menanam tanaman dengan cara diapungkan di permukaan air, atau akar tanaman menjuntai ke dalam air. Styrofoam digunakan di atas air yg diberi lubang untuk menancapkan bibit 517 sayur (bibit bisa diganjal dengan busa agar dpt berdiri dan tidak jatuh ke dalam air. Keuntungannya: 1. Jika aliran listrik mati selama seharipun, pertumbuhan tanaman tidak terpengaruh 2. Pemakaian listrik sangat sedikit hanya untuk menjalankan pompa pada saat mengisi air ke kolam dan menjalankan aerator Papan dibuat melintang, untuk Memudahkan menanam bibit di Bagian tengah 3. Perawatan instalasinya relatif mudah dan murah karena tidak memerlukan pompa air khusus, timer, selang polyethylene, dan lain lain. Kekurangannya: Biaya awal untuk membuat kolam cukup besar, dan kemungkinan kebocoran cukup tinggi. Hidroponik rakit apung. Tanaman diapungkan diatas kolam Akar Tanaman dibuat menjuntai untuk menyerap larutan hara Caisim Ditanam bersama kailan dalam Rakit apung 518 Kombinasi Nutrient Film Technique (NFT) dengan Rakit Apung Metode ini dibuat untuk memanfaatkan larutan hara yang terdapat dalam tandon (bak/ reservoir). Dari bak tersebut larutan hara disirkulasi kembali ke bed untuk memberi makan tanaman. Bak tersebut dimanfaatkan sebagai tempat hidroponik rakit apung Kombinasi Hidroponik Rakit apung dengan Aeroponik. Larutan hara yg terkumpul dalam tandon (kolam), dimanfaatkan untuk hidroponik Rakit apung Vertikultur Kombinasi Hidroponik Nutrient Film Technique dengan Hidroponik Rakit Apung Vertikultur adalah teknik bercocok tanam yang dilakukan dengan menempatkan media tanam dalam wadah-wadah yang disusun secara vertikal (ke atas) Wadah dapat berupa pot atau kolom Keuntungannya: 1. dapat bertani di lahan sempit 2. dapat dilaksanakan pada daerah dengan kondisi lahan yang kurang subur Persiapan Penanaman kombinasi Antara aeroponik & Hidroponik Rakit Apung 3. pada prinsipnya sama dengan tanaman yg ditanam di pot, tidak tergantung pada kondisi lahan setempat 519 4. Tida k terlalu menyita waktu 5. Perawatan mudah 6. lebih menghemat penggunaan air Gambar 202 . Teknik pembuatan lubang tanam pada wadah tanam Gabar 203 Wadah yg telah siap diisi mediaTanam & ditanami Gambar 200 Pot dan Pipa PVC yg disusun vertikal menyerupai rak Gambar 201 Beberapa peralatan dan cara pembuatan lubang tanam pada kolom vertikal bambu Gambar 204. Beberapa model susunan kolum horizontal bambu (Sket) 520 Gambar 205 Kolom Horizontal bambu yang telah disusun dan siap untuk ditanami Gambar 208 Sawi sendok yg dibudidayakan secara vertikal Metoda Arus Kontinyu Metoda ini menuntut digunakannya 3 buah tempat, yang harus diatur sedemikian rupa sehingga lokasinya bertingkat-tingkat antara satu dengan lainnya. Gambar 206 . Sawi/ Caisin yang dibudidayakan dalam kolom vertikal paralon Gambar 207 Slada yang dibudidayakan dalam kolom vertikal paralon 1. Tempat yang letaknya paling tinggi berisikan larutan zat makanan. Dari tempat ini dipasang sebuah pipa atau sejenis saluran yang bersambungan dengan tempat di tengah 2. Tempat yang ditengah merupakan tempat tanaman. Pada tempat ini dipasang sebuah pipa atau saluran dekat lantai sehingga dapat mengantar larutan zat makanan. 3. Tempat ke merupakan penampungan zat makanan. tiga ini tempat larutan 521 Dengan cara ini arus larutan zat makanan mengalir secara kontinyu, kalau tempat yang letaknya paling atas menjadi kosong, dapat diisi dari tempat yang berada paling bawah. secara teratur ke dalam larutan zat makanannya. c. Media Hidroponik Batu bata Penanaman hidroponik dapat menggunakan pot bunga yang dapat diisi dengan berbagai media tergantung sumberdaya yang tersedia. Sistemnya hampir sama dengan menggunakan tanah, tetapi tanah digantikan dengan potongan-potongan batu bata. Gambar 209 Salah satu contoh hidroponik dengan menggunakan metoda arus kontinyu Sistem seperti ini memang baik, tetapi sebenarnya tidak praktis, disebabkan oleh: 1. 2. Sulit untuk menentukan laju aliran larutan zat makanan agar tidak mengalir terlalu cepat atau tidak terlalu lambat, untuk itu diperlukan sejumlah pengetesan yang tidak mudah. Kesulitan lain untuk mengambil alih sistem ini bagi perumahan, ialah harus adanya pemasukan oksigen Pecahan batu bata dapat digunakan sebagai alternatif medium penanaman bukan tanah. Medium ini dapat digunakan, tapi kurang praktis, karena sulit dikelola. Sebelum digunakan batu bata ini harus digosok bersih dan material komponennya dapat mengurai dan dapan mempengaruhi kestabilan pH larutan hara. Pasir Media hidroponik juga dapat menggunakan pasir. Sejak tahun 30 an pasir merupakan pilihan yang sering dipakai. Keuntungan menggunakan media pasir ini adalah: - Sifatnya steril - Dapat mempertahankan 522 kelembaban dengan baik. media steril yang berukuran besar dan yang berukuran kecil untuk mengisi sisa pot - Letakkan tanaman pada posisinya, yang akarnya sudah terlebih dahulu dibersihkan dari bekasbekas tanah. Cuci akar pada air mengalir, untuk menghilangkan semua sisa kotoran yang menempel. Usahakan agar akar-akarnya jangan patah. - Letakkan tanaman ke dalam pot, sementara untuk menyanggah tanaman agar tegak, masukkan dengan pelanpelan kerikil secukupnya, kemudian tambahkan lagi kerikil sampai pot penuh. Gambar 210 Hidroponik dengan menggunakan pasir Pemberian hara dan air dapat dilakukan dengan penyiraman atau sistem tetes. Kerikil Beberapa kekurangankekurangan menggunakan pasir sebagai media hidroponik dapat digantikan dengan kerikil. Salah satu kelemahan media pasir adalah media ini terlalu lembab, dan boros hara karena banyak tercuci. Oleh karenanya penggunaan kerikil akhir-akhir ini, lebih disukai daripada pasir. Berikut ini adalah prosedur kerja penanaman hidroponik dengan menggunakan media kerikil . - Isikan sepertiga dari lantai pot dengan kerikil Batas antara bagian yang tertutup media dengan yang tidak, dapat diketahui dengan memperhatikan warna batangnya, warna yang lebih gelap berada di bawah sedangkan warna yang lebih cerah berada di atas. Kerikil merupakan satu pilihan terbaik, untuk penanaman hidroponik di rumah. Salah satu kelebihan kerikil ini adalah steril dan tidak terlalu lembab. Berat bobotnya dapat dikelola tanpa kesukaran dan harganya tidak mahal. Akan tetapi kerikil ini harus dicampur dengan media lainnya 523 misalnya pasir, karena media ini mudah sekali mengering, sehingga memerlukan penggunaan air yang sering. Perbandingan yang ideal antara pasir dengan kerikil adalah 5 bagian kerikil dan 3 bagian pasir. Vermikulit dan perlit Vermikulit dan perlit lebih mudah dikelola. Kedua media ini berasal dari mineral, partikelpartikel yang berbobot berat dan telah dipanaskan sehingga mengembang dan memiliki daya serap sedangkan bobotnya berubah menjadi ringan. Perlit dapat digunakan tanpa tambahan material lain. Akan tetapi jika menggunakan vermikulit, maka perlu dicampur dengan pasir karena terlalu basah. maka materi ini harus dicampur dengan pasir kasar pada rasio perbandingan 2 bagian vermikulit terhadap satu bagian pasir. Serbuk kayu Serbuk kayu dapat digunakan sebagai medium penanaman bukan tanah. Tapi serbuk kayu mempunyai kecenderungan untuk menggumpal dan menempel pada akar akar tanaman serta menjadi kompak jika terkena air. Jerami dan rumput kering Jerami dan rumput kering yang terbuat dari material organis, pada saatnya akan membusuk dan mengurai sehingga menyebabkan perubahan komposisi larutan hara, yang berakibat pada tanaman. Disamping itu, bahan jerami ini dapat mengandung penyakit atau hama yang mematikan tanaman. Gambar 211 Tanaman tomat yang ditanam pada jerami kering d. Larutan hara Seluruh budidaya hidroponik membutuhkan hara secara teratur. Cara bercocok tanam ini membuka kesempatan untuk menyediakan larutan zat makanan pada tanaman dengan tepat. Metoda umum untuk menyediakan zat hara bagi sebuah unit hidroponik, ialah dengan melarutkan garamgaram zat hara satu per satu atau menggunakan pupuk yang 524 sudah dicampur dan siap dipakai serta dapat dibeli di pasar. Keduanya harus dilarutkan dalam air, kemudian dipompakan atau di tuangkan di atas bahan perantara penanamannya. Dewasa ini sudah ada sejumlah hara atau pupuk yang siap pakai dan dijual dipasaran. Yang perlu diperhatikan adalah mengukur konsentrasi yang tepat dari larutan hara tersebut. Jumlah yang diberikan kepada tanaman tergantung pada jenis, umur, dan fase pertumbuhan tanaman. Pupuk (dalam bentuk siap pakai) untuk sistem pertanian ini banyak tersedia dipasar, atau dapat juga dengan mencampur sendiri larutan pupuknya. Sumber hara yang digunakan dapat dibeli dari toko atau meramunya sendiri (mencampur). Mencampur sendiri Untuk pemula dianjurkan menggunakan salah satu dari campuran zat makanan tanaman yang siap pakai. Jika ingin melakukan pencampuran sendiri zat makanan tanaman, maka kita dapat membelinya masing masing jenis yang dibutuhkan di toko-toko, tanaman dan memperhatikan manfaat dari hara tersebut. Pada tabel 17 dan 18 diberikan beberapa jenis hara dan manfaatnya bagi tanaman. Terdapat puluhan formula untuk campuran larutan hara tanaman. Formula yang diberikan disini, sangat sesuai dengan kebutuhan para pemula karena hanya mengandung beberapa garam pupuk yang bisa didapat. Beberapa alat yang dibutuhkan untuk mencampur pupuk adalah: 1. Mangkuk besar yang bersih atau tempat mencampur dan mengaduk bahan-bahan komponen hara tanaman. Sumber hara Dalam bentuk siap pakai Sumber hara untuk penanaman dengan hidroponik ini dapat menggunakan pupuk organik dan anorganik. 2. Timbangan, alat digunakan untuk memberikan jumlah yang benar. 3. Pengaduk atau mortal setelah semua garam dimasukkan gunakan mortal untuk menghancurkan kristal- 525 kristal yang ada dalam garam. Setelah semua dicampur, aduklah dengan tuntas dan hancurkan kristal yang ada. Akhir dari pekerjaan ini akan dihasilkan tepung yang lembut, simpan campuran ini dalam satu tempat yang bersih, kering dan tertutup. Campuran ini dipertahankan agar tetap kering, sampai harus dilarutkan dalam air dan digunakan pada tanaman. Untuk dapat digunakan sebagai sumber hara cukup melarutkan 10 gram yang dilarutkan dalam satu gallon air. Atau sekitar 1 sendok teh bahan adukan dilarutkan di dalam 1 gallon air. Aduk sampai sampai garamnya benar-benar larut dengan baik. baru dapat ditetapkan frekuensi yang harus diterapkan untuk memberikan larutan hara. Atau dapat juga menggunakan pengatur waktu, agar larutan secara otomatis dialirkan pada waktu yang tepat. Berapa banyak larutan yang harus di gunakan hara Salah satu cara untuk mengetahui kelembaban media adalah ibarat seperti spon basah yang telah diperas seperti itulah ciri media yang lembab. Cara lainnya adalah kenali tanamannya. Setiap tanaman akan memberikan respons terhadap pemberian hara, maka kondisi tanaman dapat digunakan sebagai indikator kebutuhan hara. Membersihkan peralatan e. Teknik Perawatan Perawatan media tanam Sampai berapa kali larutan hara sebaiknya diberikan pada suatu unit hidroponik Medium hidroponik dijaga agar tidak terlalu kering atau terlalu basah. Satu-satunya cara untuk menentukan frekuensi yang tepat, ialah dengan belajar mengetahui sifat mediumnya. Berapa lama medium tadi menjadi kering atau kekurangan air. Setelah mengetahui hal ini, Syarat utama dalam budidaya hidroponik ini adalah penggunaan alat yang bersih dan steril. Alangkah baiknya jika kita dapat mencuci peralatan baik pot maupun medianya sekitar dua minggu sekali. Hal ini berguna untuk meniadakan penimbunan larutan zat makanan yang tidak digunakan di dalam medium pertumbuhannya. 526 Penggunaan ulang larutan Larutan yang telah digunakan dapat kita gunakan kembali akan tetapi harus diyakini bahwa larutan tersebut tidak rusak/berubah komposisinya. Pada beberapa green house modern umumnya mempunyai peralatan dan ketrampilan yang dapat menentukan apakah zat hara tersebut dapat dipakai lagi atau tidak. Jika ingin menggunakan hara yang di daur ulang (untuk menghemat secara ekonomis dan lingkungan) sebaiknya membatasi penggunaan satu adukan larutan selama 3 atau 4 hari. Jika ditemukan tanamantanaman, mulai menunjukkan tanda-tanda kekurangan zat makanan, maka sebaiknya mengganti larutan hara setiap 2 hari sekali. Mengukur pH Istilah pH digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau alkalinitas dari bahan. Pengelola hidroponik harus secara khusus memperhatikan pH ini baik pada air ataupun pada larutan hara yang digunakan. Pengaturan pH begitu pentingnya, karena jika larutan terlalu asam atau alkalin sejumlah komponen zat vital di dalam larutan hara akan mengendap menjadi garam yang tidak larut. Hal ini akan menjadikan hara tersebut tidak dapat diserap tanaman. Kondisi ini akan menunjukkan gejala-gejala dari berbagai macam kekurangan. Misalnya jika pH berada dibawah 6, menyebabkan terjadi kekurangan kalsium. Gejala kerusakan-kerusakan juga dapat dilihat pada bagian tanaman lainnya, seperti pada sistem perakaran, terbakarnya ujung akar, daun yang layu, dan muncul bercak-bercak jaringan yang mati. Jika larutan bersifat terlalu alkalin akan mengganggu daya serap tanaman terhadap unsur besi, sehingga menunjukkan gejala "Klorosis". Gejala selanjutnya akibat pH masam atau alkalin adalah sulinya tanaman menyesuaikan diri dalam mengatasi gangguan lingkungan yang kurang menguntungkan. Pengujian pH dapat dilakukan dengan kertas indikator atau alat ukur pH (pH meter) yang banyak dijual di toko pertanian. Kondisi pH yang rendah dapat diperbaiki dengan menambahkan KOH pada air. Penambahan soda ini hanya sedikit saja, sebab basa ini 527 bersifat kaustik. Jangan menyentuh bahan hidroksida ini kalau tangan sedang basah, sebaiknya sewaktu bekerja menggunakan soda ini bahan tersebut tidak mengenai tangan. Pengaturan Suhu Proses fsisik dan kimiawi pada tumbuhan dikendalikan oleh suhu. Pada umumnya proses metabolisma tumbuhan bergantung pada kisaran suhu tertentu. Misalnya laju serapan hara, proses ini akan menurun jika suhu lingkungan rendah. Setiap jenis tumbuhan menghendaki kisaran suhu tertentu yang paling sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya yang biasa disebut suhu optimum. Untuk tanaman tropis tentunya akan lebih menyukai suhu yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman sub tropis. Kemampuan tanaman untuk beradaptasi pada kondisi perubahan suhu terlihat dari laju pertumbuhan dan perkembangannya yang baik. Keseimbangan persenyawaan dalam sistem tubuh tanaman juga dipengaruhi oleh suhu. Sejumlah proses-proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman mempunyai hubungan dengan suhu. Pada umumnya tanaman tumbuh baik pada kisaran suhu minimum dan maksimum sekitar 5-350C. Suhu optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman tergantung pada species, tahapan proses fisiologis tanaman, dan fase pertumbuhan tanaman. Pengaturan suhu pada sistem hidroponik ini dapat dilakukan dengan memasang termometer pengukur suhu udara. Kelembaban Relatif Kelembaban relatif menyatakan jumlah persentase uap air dibandingkan dengan volume seluruh uap air yang dapat dikandung udara. Kelembaban udar penting diperhatikan karena banyak jenis tanaman yang dibudidayakan awalnya berasal dari daerah sub tropis, dengan kondisi kelembaban udara yang tinggi. Bahkan untuk tanaman-tanaman yang telah dikembangkan selama ribuan tahun dan telah menyesuaikan diri dengan kelembaban dan temperatur yang lebih rendah, juga lebih menyenangi tingkat kelembaban yang lebih tinggi dari keadaan alami mereka. Pada unit hidroponik, persediaan air juga dapat habis, pada keadaan konsentrasi larutan hara yang tinggi. Keadaan ini menyebabkan air dari dalam 528 tubuh tanaman tertarik keluar. menerima cahaya setiap hari. Tanaman pada kondisi ini akan mengalami kesulitan dan tidak mampu untuk melaksanakan proses metabolisme. Setiap jenis tanaman membutuhkan jumlah cahaya yang berbeda-beda. Terdapat sejumlah tanaman yang membutuhkan cahaya tidak langsung. Sementara lainnya membutuhkan cahaya yang cerah dan langsung, sampai beberapa jam. Pengaturan kelembaban udara pada unit hidroponik dapat dilakukan dengan: - Pengaturan udara menggunakan angin sirkulasi dengan kipas - Membasahi lantai dengan air - Menyemprotkan/memom pakan uap air pada ruangan - Meletakkan beberapa wadah/baskom besar yang berisi air pada ruangan Untuk menentukan berapa banyak cahaya yang masuk dalam ruangan-ruangan, dapat diketahui dengan mempergunakan alat pengukur cahaya. f. Jenis tanaman yang dapat dibudidayakan Tanaman apa saja yang ditanam dengan hidroponik - Tanaman bunga dan daun misal bunga mawar, begonia, sansievera (lidah mertua) dan sebaginya - Sayuran misalnya sayur kembang, asparagus, kacang-kacangan, bit, brokoli, kembang kol, wortel, seledri, mentimun, lobak, daun bawang, sawi, labu-labuan, bawang merah, kapri, kentang, terongterongan, bayam, , tomat dan sebagainya Cahaya Cahaya merupakan bagian yang esensial dari proses fotosintesa. Proses fotosintesa akan berhenti kalau tidak tersedia cahaya yang cukup Cahaya mempengaruhi banyak respon tanaman, termasuk perkecambahan, pembentukan umbi, pembungaan dan sebaginya. Oleh karenanya maka semua tanaman harus mendapatkan tempat agar mereka dapat 529 - Buah-buahan misalnya stoberi, anggur, dan sebaginya g. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya hidroponik Kebersihan Kebersihan pada unit dan lingkungan sekitarnya merupakan keharusan. Singkirkan daun-daun yang jatuh atau kotoran lainnya, cucilah alas-alas pot dengan menggunakan air sabun yang panas, kemudian bilas dengan air dingin sebelum menambahkan hara. Dua atau tiga kali setiap tahun perlu diadakan penelitian yang tuntas terhadap sistem irigasinya, kalau perlu dibongkar unitnya, sehingga pemeriksaan dan pembersihan lebih teliti. Lingkungan dan unit yang kotor dapat menjadi sumber penularan. Penggunaan pestisida Pestisida organik dan anorganik dapat digunakan pada budidaya hidroponik ini. media penanamannya. Petunjuk-petunjuk penggunaan terdapat pada kemasan yang menguraikan tentang penyakit apa yang dapat ditanggulanginya serta dosis anjuran. Aturan penggunaan adalah: pestisida 1. Bacalah dengan teliti uraian petunjuk yang terdapat pada kemasan. 2. Usahakan untuk tidak menghirup udara yang keluar dari penguapan campuran bahan kimianya. 3. Jangan menyiapkan campuran pada ruangan yang tidak berventilasi. 4. Kalau salah satu bahan terkena pada pakaian atau tangan cuci bersih dengan air. 5. Penyemprotan hendaknya dilakukan pada bagaian yang terkena serangan saja. 6. Campurkan secukupnya, jangan menyisakan bahan kimia tersebut. 7. Simpanlah wadah racun dalam suatu lemari atau daerah khusus . Mereka tersedia dalam bentuk bubuk yang dapat larut atau sebagai cairan dalam bentuk konsentrat. Fungisida dapat disemprotkan pada daun atau diberikan pada 530 Tabel 21 Unsur hara dan sumbernya UNSUR Nitrogen SUMBER Nitratpotas. Preparat ini merupakan sumber dari potas maupun nitrogen; Sangat mudah larut, mudah didapat dan bertahan lama. Natrium Nitrat, merupakan sumber nitrogen. Karena sodium tidak dibutuhkan oleh tanaman. Harganya tidak mahal, sangat mudah larut, dapat bertahan lama kalau disimpan dalam tempat yang .tertutup rapat dalam kondisi kering. Kalsium Nitrat mengandung kalsium maupun nitrogen. Agak sukar untuk disimpan. Sebaiknya digunakan kalau preparat-preparat lain tidak bisa didapatkan. Kalium Kalium Sulfat sangat mudah larut, dapat bertahan lama. Jenis ini merupakan pilihan yang terbaik. Kalium Klorida dapat digunakan kalau kalium sulfas tidak tersedia, tapi dapat menjadi bahaya kalau digunakan lebih dari beberapa hari secara terus menerus, karena unsur klorin didalam campurannya merupakan ancaman potensial bagi tanaman. Posfat Tri superfosfat, pupuk Ini merupakan pilihan yang terbaik, meskipun superfosfat juga dapat digunakan. Tri superfosfat juga menyediakan kalsium. Super fosfat yang secara tidak sengaja tercecer di atas daun, bisa menimbulkan bintikbintik berwarna putih yang tidak berbahaya. Magnesium Magnesium Sulfat (garam-garam Epsom). Murah harganya, mudah larut dalam air dan tahan lama. Magnesium Nitrat dapat juga digunakan, tapi harganya lebih mahal. Kalsium Kalsium Sulfat. Gips maupun plaster of paris mengandung sulfat kalsium. Plaster of paris lebih mudah larut. 531 Besi Besi sulfat, Besi klorida dan Besi sitrat. Semua dapat digunakan sebagai sumber besi. Besi sulfat dan besi klorida akan larut dalam air dingin, sementara besi sitrat hanya larut dalam air panas. Besi sitrat lebih lama dalam larutan dibanding dengan yang lain dan juga lebih stabil pada kondisi pH tinggi. Bahan ini lebih disukai karena sifatsifatnya ini. Mangan Mangan Sulfat harus disimpan didalam tempat yang tertutup rapat pada kondisi kering. Mangan Klorida tidak umum digunakan, akan tetapi bahan ini apat digunakan sebagai alternatif jika bahan lain tidak tersedia. Boron Asam borak adalah sumber yang terbaik dari unsur boron. Borak juga dapat digunakan dalam keadaan darurat. Tembaga sulfat dan seng sulfat, keduanya juga mengandung unsur boron. Boron maupun mangan, sering kali ditemukan dalam jumlah yang cukup tinggi sebagai bahan kotoran di dalam garam-garam zat lainnya. 532 Tabel 22 Gejala-gejala kekurangan hara Gejala-gejala Proses kecepatan pertumbuhan rata-rata yang terlalu lambat.D a u n - d a u n k e h i l a n g a n w a r n a aslinya dan menjadi hijau mud ay a n g t i d a k w a j a r a t a u m e n j a d i k u n i n g . D a u n- d a u n p a l i n g r e n dah posisinya yang palin g pertama menderita. Keterangan Nitrogen Daun -daun berubah warna menj a d i gelap dengan bercak-bercak perubahan warna. Daun- da unnya juga bisa berubah menjadi kelabu. Sistem perakaran kurang baik perkembangannya. Fosfor Daun- daun paling bawah posisin y a m e n j a d i b e r w a r n a c o k l a t dengan bercak- bercak yang berw a r n a l e b i h g e l a p . D a u n - daun menjadi kering, melengkung ke atas dan berwarna kuning. Potasium Daun- daun gagal untuk berkem bang penuh, berukuran terlalu kecil, kering dan berwarna gelap. Proses pertumbuhannya berhenti d a n p e r k e m b a n g a n a k a r - a k a r nya kurang baik. Kalsium Daun -daun berubah menjadi kun i n g . Kuncup - kuncup gagal unt u k berkembang dan mekar. Terdapat totol-totol berwarna coklat pada d a u n , u r a t -urat da un tetap hijau. Magnesium 533 Hanya u r a t - u r a t daun berwarna hijau, sementara sisa tubuh daun kehilangan warnanya, mengering dan mengeriput. Pada ujung-ujungnya mulai terkikis. Besi Kuncup-kuncup gagal berkembang. Laju pertumbuhan rata-rata tanaman makin lambat. Daun-daun tampak menjemur dalam pola yang kontras berwarna gelap dan muda. Mangan Urat-urat daun berubah mengusing. Bagian-bagian daun yang paling dekat letaknya dengan batang menjadi sangat gelap warnanya. Sulfur/belerang Batangnya pecah-pecah. Daun daunnya mengering dan kurus. Ujungujungnya menjadi coklat. Boron Laju pertumbuhan rata- rata dar i t a n a m a n m e r o s o t a t a u s a m a sekali berhenti. Seng Gejala-gejala Daun -daunnya dengan cepat menjadi berwarna coklat gelap, b e r l u b a n g lubang dan rontok. Sejumlah t a n a m a n d e n g a n c epat akan mati. Ada kelebihan dosis hara yang diberikan. Hal ini bersifat fatal kalau tidak segera diperbaiki. Kita dapan menurunkan konsentrasinya dengan menambah sejumlah air 534 BAB XII PERTANIAN ORGANIK a. Pendahuluan Pertanian secara umum berarti kegiatan menanami tanah dengan tanaman yang nantinya menghasilkan sesuatu yang dapat dipanen, dan kegiatan pertanian merupakan campur tangan manusia terhadap tetumbuhan asli daur hidupnya. Dalam pertanian modern campur tangan ini semakin jauh dalam bentuk masukan bahan kimia pertanian, termasuk pupuk kimia, pestisida dan bahan pembenahan tanah lainnya. Bahan-bahan tersebut mempunyai peranan yang cukup besar dalam meningkatkan produksi tanaman. Untuk melaksanakan kegiatan pertanian manusia berusaha memanfaatkan sumber daya secara berlebihan sehingga merusak kondisi lingkungan dan biologi, akibatnya terjadi percepatan kerusakan sumber daya alam, tanah dan air. tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Perbedaan mendasar dari sistem pertanian organik dengan anorganik adalah penggunaan bahan hara dan pengendalian hama penyakit dan gulma dalam bentuk yang dapat didaur ulang. b. Sumber Bahan Organik Sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun, dan buah. Pertanian organik adalah sistem pertanian yang mencoba untuk kembali ke konsep alam, dengan mengurangi input kimia. Bahan organik dihasilkan oleh tum buhan melalui proses fotosintesis sehingga unsur karbon merupakan penyusun utama dari bahan organik tersebut. Unsur karbon ini berada dalam bentuk senyawa-senyawa polisakarida, seperti selulosa, hemiselulosa, pati, dan bahan-bahan pektin dan lignin. Bahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteribakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh Selain itu nitrogen merupakan unsur yang paling banyak terakumulasi dalam bahan organik karena merupakan unsur yang penting dalam sel mikroba 535 yang terlibat dalam proses perombakan bahan organik tanah. Hal ini berkaitan dengan komposisi atau susunan dari bahan organik tersebut. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah serta diinkorporasikan dengan tanah. Kandungan bahan organik dalam setiap jenis tanah tidak sama. Hal ini tergantung dari beberapa hal yaitu: Tumbuhan tidak saja sumber bahan organik, tetapi sumber bahan organik dari seluruh makhluk hidup. Sumber sekunder bahan organik adalah fauna. Fauna terlebih dahulu harus menggunakan bahan organik tanaman setelah itu barulah menyumbangkan bahan organik juga. Perbedaan sumber bahan organik tanah akan memberikan perbedaan pengaruh hara yang disumbangkannya ke dalam tanah. Sumber pupuk organik, dapat digunakan seperti pupuk kimia adalah: - Kompos - pupuk kandang - azola, pupuk hijau - Mikrobia bermanfaat - limbah industri, limbah perkotaan, termasuk limbah rumah tangga. - Tipe vegetasi yang ada di daerah tersebut - Populasi tanah mikroba - Keadaan tanah drainase - Curah hujan - Suhu - Pengelolaan tanah. - Komposisi atau susunan jaringan tumbuhan akan jauh berbeda dengan jaringan binatang. c. Prinsip Organik Pertanian Kunci pertanian organik terletak pada recycling (siklus) hara maka ada dua faktor yang sangat mempengaruhinya, yaitu: Faktor Lingkungan Faktor lingkungan sebagai tempat proses siklus nutrien 536 sangat berpengaruh dalam pertanian organik. Lingkungan yang dibutuhkan adalah lingkungan yang sesuai dengan proses perombakan tersebut baik lingkungan biotik dan abiotik. Tanah dekomposisi ini berwarna lebih gelap dapat mengabsorbs i air lebih banyak sehingga lebih tersedia untuk tanaman. 3. Aerasi (tata udara tanah), serat-serat dari tanaman hasil dekomposisi ini dapat memperbaiki struktur dan memperbaiki tata udara tanah. 4. Memberi kehangatan pada tanah, bahan organik ini memberikan warna yang lebih gelap sehingga dapat mengabsorbsi panas, yang dapat memberi rasa hangat pada tanaman 5. Sebagai mulsa, bahan organik dapat melindungi tanah dari akibat buruk dari fluktuasi suhu malam dan siang yang tinggi. Disamping itu mulsa juga dapat m enghambat perkecambahan gulma, dan meningkatkan retensi air. Umumnya tanah mengandung 45% mineral, 25% udara, dan 5% bahan organik. Sifat-sifat fis ik tanah seperti drainase, airase turut berperan serta dalam proses dekomposisi hara. d. Kegunaan Organik Bahan Beberapa fungsi bahan organik pada sistem produksi pertanian adalah: 1. 2. Pensuplai hara, jika dekomposisi tanah terjadi maka hara yang immobil akan menjadi mineralisasi yang dapat digunakan tanaman. Bahan organik juga dapat merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme tanah lainnya. Kestabilan kelembaban tanah, jaringan tanaman yang mengalami 537 e. Organisma Tanah Makro organisme Perkembangan pertanian organik tidak terlepas dari keberadaan biota tanah. Cacing tanah Cacing tanah peranannya cukup besar dalam kesuburan tanah. Di dalam tanah dijumpai jumlah yang cukup banyak, bahkan padang rumput dapat mencapai seratus ribu cacing untuk setiap meter persegi. Demikian juga di bawah tegakan hutan dijumpai dalam jumlah yang banyak. Sebagai fauna yang membuat liang, maka cacing tanah memakan tanah dan menghaluskan bahan organik. Bahan casting sebagai hasil kegiatan cacing terkumpul baik dipermukaan tanah maupun di dalam lorong cacing. Bahan casting terdiri atas campuran bahan tanah dan hancuran bahan organik yang halus. Hasil kegiatan cacing tanah meningkatkan ketersediaan hara: karena lebih banyak mengandunga hara Ca, Mg, dan K dari pada tanah dan sekitarnya. Ketersediaan P mencapai 4-10 kali lipat daripada tanah disekitarnya. Rayap Rayap merupakan jenis makrofauna yang paling dominan di tanah-tanah tropika. Pembentukan bukit rayap, sarang rayap dan liang rayap berpengaruh pada sifat fisik dan sifat kimia tanah yang digunakan untuk membangun bentukan tersebut di atas. Partikel tanah terpilih, diangkut, disusun, direkatkan bersama-sama kemudian dicampur dengan bahan organik. Kegiatan ini secara nyata berpengaruh pada kesuburan tanah dan perkolasi. Hasil kegiatan rayap dicirikan kaya fraksi berukuran halus yang terdiri atas lempung, debu dan pasir halus, total nitrogen dan bahan organik tinggi, kapasitas pengikatan air lebih baik, KPK, total CaO dan MgO lebih tinggi daripada tanah di sekitarnya. Serangga atau artropoda lain Terdapat cukup banyak jenis serangga atau artropoda yang lain seperti : colembola, diplura, protura, isopoda, milipedes, semut dan lain-lain yang cukup dikenal sebagai jenis serangga yang hidup di dalam tanah. Ada beberapa jenis artropoda yang bersifat dikenal membuat sarang di dalam tanah. Selama proses membuat trowongan dan liang di dalam tanah, partikel tanah mengalami desintegrasi, penghawaan tanah diperbaiki, tanah dari lapisan bawah permukaan dibawa ke permukaan sehingga secara alami terjadilah pembalikan tanah. 538 Mikroorganisme tanah Mikroorganisme tanah mempunyai pengaruh yang cukup besar pada semua aspek aliran dan alihrupa hara. Organisme tanah ini menyebabkan bermacammacam proses alihrupa dari suatu bentuk hara ke bentuk yang lain, demikian juga berpengaruh terhadap kecepatan jenis aliran hara. Aktinomisetes Aktinomisetes merupakan mikrobia heterotropik mampu mendekomposisi sisa pertanaman, baik di dalam tanah maupun dalam kompos. Meskipun selalu dijumpai di dalam tanah, tetapi lebih banyak hidup pada kondisi lingkungan yang aerob dan relatif panas. Seperti halnya fungi yang menghasilkan hifa yang panjang dan tipis, Aktinomisetes mampu menembus tanah untuk mencari jaringan tanaman yang telah terdekomposisi, dan selanjutnya menyerap hara dan energi. Populasi mikrobia ini meningkat pada waktu proses dekomposisi bahan organik, populasinya dapat mencapai 200 juta untuk setiap gram tanah . Aktinomisetes berperan penting karena mampu mengurai beberapa jenis senyawa yang tahan terhadap dekomposisi bakteri, seperti sellulosa, hemisellulosa, keratin, kitin dan asam oksalat. Aktinomisetes tumbuh baik pada tanah-tanah yang bereaksi netral atau alkalin dan kurang berkembang di tanah bereaksi asam. Bakteri dan fungi Imobilisasi hara anorganik N dan P terjadi apabila bakteri dan fungi mendekomposisi residu yang kandungan kedua unsur tersebut rendah. Selama proses imobilisasi berlansung bentuk hara tersedia dimanfaatkan oleh mikroorganisme dan diubah menjadi bentuk organik. Karena imobilisasi membantu mengurangi kehilangan N apabila dijumpai dalam jumlah yang melampaui kebutuhan tanaman, atau C/N residu tanaman tinggi, maka mikrobia yang ada di dalam tanah secara langsung berkompetisi dengan tanaman untuk memperoleh Ntersedia, dan hal ini menyebabkan tanaman untuk sementara mengalami kekahatan N. Dapat ditambahkan bahwa, bahan sementasi dan hifa yang dihasilkan kegiatan mikroorganisme menyebabkan terjadinya agregasi tanah dan stabilitas agregat meningkat, sehingga infiltrasi air lebih besar dari limpasan permukaan serta erosi dapat ditekan. 539 Suatau hal yang cukup nyata bahwa dalam pertanian organik, mikroorganisme tanah mempunyai peranan penting pada pembentukan struktur dan dinamika unsur hara. Meskipun pelepasan N secara mikrobiologis tidak selalu sejalan dengan kebutuhan tanaman akan nitrogen. kotoran, dan sekaligus menjaga kelembaban tanah. Pupuk padat dapat berupa pupuk hijau, pupuk serasah, kompos, maupun pupuk kandang. Kesemuanya akan berpengaruh positif terhadap tanah jika pemberiannya ke tanah setelah pupuk. Pupuk f. Macam-Macam Organik padat atau kering Bahan Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah, biasanya berupa pupuk. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari alam yaitu dari sisa-sisa organisme hidup baik sisa tanaman maupun sisa hewan yang mengandung unsur-unsur hara baik makro maupun mikro yang yang dibutuhkan oleh tumbuhan supaya dapat tumbuh dengan subur. Pupuk organik terbuat dari bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, diombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur-usur yang dapat digunakan oleh tanaman, tanpa mencemari tanah dan air. Pupuk organik dapat berupa pupuk cair dan pupuk padat. Pupuk cair biasanya berupa saringan dari pupuk padat. Pupuk cair ini dimaksudkan agar penggunannya lebih mudah, tidak mengandung Pupuk Hijau Leguminosa Pupuk hijau terbuat dari tanaman atau komponen tanaman yang dibenamkan ke dalam tanah. Jenis tanaman yang banyak digunakan adalah dari familia Leguminoceae atau kacang-kacangan dan jenis rumput-rumputan (rumput gajah). Jenis tersebut dapat menghasilkan bahan organik lebih banyak, daya serap haranya lebih besar dan mempunyai bintil akar yang membantu mengikat nitrogen dari udara. Keuntungan penggunaan pupuk hijau antara lain: - mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta infiltrasi air 540 - mencegah erosi - membantu mengendalikan hama dan penyakit yang berasal dari tanah dan gulma jika ditanam pada waktu tanah bero - adanya sangat bermanfaat pada daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk suplai pupuk inorganik. Namun pupuk hijau juga memiliki kekurangan yaitu : - - tanaman hijau dapat sebagai kendala dalam waktu, tenaga, lahan, dan air pada pola tanam yang menggunakan rotasi dengan tanaman legume dapat mengundang hama ataupun penyakit dapat menimbulkan persaingan dngan tanaman pokok dalam hal tempa, air dan hara pada pola pertanaman tumpang sari. (1) Kecepatan pertumbuhannya terutama pada waktu masih muda. (2) Dalamnya perakaran (3) Kekerasan batang (4) Cepat dan banyak menghasilkan daun (5) Mudah melapuk membusuk (6) Tahan terhadap pangkasan (7) Umur tanaman pupuk hijau (8) Apakah menjadi sarang hama atau penyakit. (9) Apakah daunnya dapat digunakan sebagai pakan ternak. sistem atau (10) Apakah kayunya mudah patah atau tidak yang dapat merugikan tanaman utama. Serasah dedaunan Persyaratan tanaman sebagai pupuk hijau Serasah dedaunan yang berasal dari tanaman yang lebih tinggi menyebabkan terjadinya keseimbangan hara apabila digunakan sebagai mulsa atau dicampur langsung dengan tanah lapisan olah. Beberapa persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan pupuk hijau adalah sebagai berikut : Pupuk seresah merupakan suatu pemanfaatan limbah atau komponen tanaman yang sudah tidak terpakai. 541 Misalnya jerami bonggol jerami, tebasan, tongkol dan lain- lain. kering, rumput jagung, Pupuk ini sering disebut pupuk penutup tanah karena pemanfaatannya dapat secara langsung, yaitu ditutupkan pada permukaan tanah di sekitar tanaman (mulsa). Peranan pupuk diantaranya adalah: - - Pupuk Kompos Pupuk kompos merupakan bahan-bahan organik yang telah mengalami pelapukan, seperti jerami, alang-alang, sekam padi, dan lain-lain termasuk kotoran hewan. ini dapat menjaga kelembaban tanah, mengurangi penguapan, penghematan pengairan mencegah erosi, permukaan tanah yang tertutup mulsa tidak mudah larut dan terbawa air - menghambat adanya pencucian unsur hara oleh air dan aliran permukaan - menghambat pertumbuhan gulma - menjaga tekstur tanah tetap remah - menghindari kontaminasi penyakit akibat percikan air hujan memperlancar kegiatan jasad renik - tanah sehingga membantu menyuburkan tanah dan sumber humus Sebenarnya pupuk hijau dan serasah dapat dikatakan sebgai pupuk kompos. Tetapi sekarang sudah banyak spesifikasi mengenai kompos. Kompos matang kandungan haranya kurang lebih : 1.69% N, 0.34% P2O5, dan 2.81% K. Dengan kata lain 100 kg kompos setara dengan 1.69 kg Urea, 0.34 kg SP 36, dan 2.18 kg KCl. Misalnya untuk memupuk padi yang kebutuhan haranya 200 kg Urea/ha, 75 kg SP 36/ha dan 37.5 kg KCl/ha, maka membutuhkan sebanyak 22 ton kompos/ha. Jumlah kompos yang demikian besar ini memerlukan banyak tenaga kerja dan berimplikasi pada naiknya biaya produksi. Pupuk Kandang Para petani terbiasa membuat dan menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk karena murah, mudah 542 pengerjaannya, begitu pula pengaruhnya terhadap tanaman. yang sangat penting unuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur mikro yang tidak terdapat pada pupuk lainnya bisa dis ediakan oleh pupuk kandang, misalnya S, Mn, Co, Br, dan lain-lain. Penggunaan pupuk ini merupakan manifestasi penggabungan pertanian dan peternakan yang sekaligus merupakan syarat mutlak bagi konsep pertanian organik. Pupuk kandang mempunyai keuntungan sifat yang lebih baik daripada pupuk organik lainnya apalagi dari pupuk anorganik, yaitu : - - Pupuk kandang merupakan humus banyak mengandung unsur-unsur organik yang dibutuh kan di dalam tanah. Oleh karena itu dapat mempertahankan struktur tanah sehingga mudah diolah dan banyak mengandung oksigen. Penambahan pupuk kandang dapat meningkatkan kesuburan dan poduksi pertanian. Hal ini disebakan tanah lebih banyak menahan air lebih banyak sehingga unsur hara akan terlarut dan lebih mudah diserap oleh bulu akar. Pupuk kandang banyak mengandung mikrooganisme yang dapat membantu pembentukan humus di dalam tanah dan mensintesa senyawa tertentu yang berguna bagi tanaman, sehingga pupuk kandang merupakan suatu pupuk yang sangat diperlukan bagi tanah dan tanaman dan keberadaannya dalam tanah tidak dapat digantikan oleh pupuk lain. Kadar hara dalam pupuk kandang sangat beragam bergantung pada jenis ternak dan umurnya (Tabel 20 ) . Sumber hara makro dan mikro dalam keadaan seimbang 543 Tabel. 23 Kadar rataan unsur hara yang terdapat pada pupuk kandang Jenis hewan Bentuk kotoran 1. Kuda 2. Sapi 3. Domba 4. Babi 5. Ayam Padat Cair Keseluruhan Padat Cair Keseluruhan Padat Cair Keseluruhan Padat Cair Keseluruhan Keseluruhan H2O N P2O5 K2O 75 90 78 85 92 86 60 85 68 80 97 87 % kotoran 0.55 0.30 1.35 sedikit 0.70 0.25 0.40 0.20 1.00 sedikit 0.60 0.15 0.75 0.50 1.35 0.05 0.95 0.35 0.55 0.50 0.40 0.10 0.50 0.35 0.40 1.25 0.55 0.10 1.35 0.45 0.45 2.10 1.00 0.40 0.40 0.40 55 1.00 0.40 0.80 Tabel 24 berbagai sumber bahan organik (tanaman) dan C/N nya No 1. C/N 200 - 400 7. Bahan Organik Kayu (tergantung macam dan umurnya) Jerami Padi Batang Jagung Daun kering (tergantung macamnya) Kulit buah kapuk Bahan pupuk hijau yang tidak terlalu tua. Daun segar (tergantung macamnya) 8. 9. 10 11. Kulit buah kopi Bahan pangkasn dari pohon teh Daun dadap yang muda Daun Theprosia yang muda 15 – 20 15-17 11 11 2. 3. 4. 5. 6. 50 - 70 100 50 50 20 10 – 20 544 Pupuk Cair Pupuk oganik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti pupuk anorganik. Pupuk cair sepertinya lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa. Bahan baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman. Setelah beberapa minggu dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair. Penggunaan pupuk cair dapat m emudahkan dan menghemat tenaga. Keuntungan pupuk cair antara lain : - pengerjaan pemupukan akan lebih cepat - penggunaanya sekaligus melakukan perlakuan penyiraman sehingga dapat menjaga kelembaban tanah aplikasinya bersama pestisida organik berfungsi sebagai pencegah dan - pemberantas penggangu tanaman. Jenis tanaman pupuk hijau yang sering digunakan untuk pembuatan pupuk cair misalnya daun johar, gamal, dan lamtorogung Pupuk hayati Pupuk hayati adalah mikrobia ke dalam tanah untuk meningkatkan pengambilan hara oleh tanaman dari dalam tanah atau udara. Umumnya digunakan mikrobia yang mampu hidup bersama (simbiosis) dengan tanaman inangnya. Keuntungan diperoleh oleh kedua pihak, tanaman inang mendapatkan tambahan unsur hara yang diperlukan, sedangkan mikrobia mendapatkan bahan organik untuk aktivitas dan pertumbuhannya. Mikrobia yang digunakan sebagai pupuk hayati (hbiofertilizer) dapat diberikan langsung ke dalam tanah, disertakan dalam pupuk organik atau disalutkan pada benih yang akan ditanam. Penggunaan yang menonjol dewasa ini adalah mikrobia penambat N dan mikrobia untuk meningkatkan ketersedian P 545 Mikrobia penambat nitrogen Sumber utama N berasal dari gas N2 dari atmosfir. Kadar gas nitrogen di atmosfir bumi sekitar 79% dari volumenya. Walaupun jumlahnya sangat besar tetapi belum dapat dimanfaatkan oleh tanaman tingkat tinggi, kecuali telah menjadi bentuk yang tersedia. Proses perubahan tersebut: - Penambatan oleh mikrobia dan jasad renik lain. Jasad renik ada yang hidup simbiotis dengan tanaman tanaman legum (kacangkacangan) maupun tanaman non legum - Penambatan oleh jazadjasad renik yang hidup bebas di dalam tanah atau yang hidup pada permukaan organ tanaman seperti daun - Penambatan sebagai oksida karena terjadi pelepasan muatan listrik di atmosfir. Rhizobia Selama berabad-abad penggunaan legum (kacangkacangan) dalam pergiliran tanaman serta penggunaan pupuk kandang merupakan caracara yang penting dalam penyediaan nitrogen tambahan pada tanaman non legum. Meskipun masih merupakan sumber nitrogen yang besar sumbangannya bagi pertumbuhan tanaman, selama beberapa dekade sekarang ini sumber nitrogen kacangankacangan dan pupuk kandang makin hari makin menurun peranannya. Jumlah nitrogen yang ditambat oleh rhizobia sangat bervariasi tergantung strain, tanaman inang serta lingkungannya termasuk ketersediaan unsur hara yang diperlukan. Penambatan oleh rhizobia maksimum bila ketersediaan hara nitrogen dalam keadaan minimum. Dianjurkan untuk memberikan sedikit pupuk nitrogen sebagai starter, agar bibit muda memiliki kecukupan N sebelum rhizobia menetap dengan baik pada akarnya. Sebaliknya pemupukan nitrogen dengan jumlah besar atau terus menerus akan memperkecil kegiatan rhizobia sehingga kurang efektif. Banyak genus rhizobia yang hanya dapat hidup menumpang pada tanaman inang tertentu (spesifik). Agar kemampuan menambat nitrogen tinggi maka tanaman inang harus dinokulasi dengan inokulan yang sesuai. 546 Penambat N yang hidup bebas Penambatan nitrogen dalam tanah dilakukan juga oleh jasad renik yang hidup bebas, artinya tidak bersimbiosis dengan tanaman inang. Jasad tersebut antara lain adalah ganggang hijau-biru (Chyanophiceae) dan bakteri yang hidup bebas. Bakteri yang hidup bebas ialah Rhodospirillum sp. yang fotosintetis, Clostridium yang merupakan jasad bersifat anerob serta Azotobacter dan Beiyerinckia yang aerob. Ganggang biru hijau hidup pada berbagai keadaan lingkungan, bahkan pada permukaan batu di lahan gurun pasir yang gersang. Dia bersifat auototrof sempurna dan hanya memerlukan sinar matahari, air, nitrogen bebas, karbon dioksida dan garamgaram yang mengandung hara mineral penting. Dipandang dari segi pertanian penambatan nitrogen oleh bakteri yang hidup bebas di dalam tanah mempunyai peranan lebih penting Kemampuan maksimum penambatan nitrogen oleh jasad ini berkisar 20 sampai 40 kg per hektar N per tahun Mikoriza Mikoriza adalah suatu bentuk asosiasi simbiotik antara akar tumbuhan tingkat tinggi dan miselium cendawan tertentu. Pada umumnya, tanah yang dikelola secara organik menunjukkan adanya peningkatan mikoriza yang bersimbiosis dengan perakaran tanaman. Berdasarkan struktur tubuh dan cara infeksi terhadap tanaman inang, mikoriza dapat digolongkan menjadi 2 kelompok besar (tipe) yaitu ektomikoriza dan endomikoriza. Karena ganggang memerlukan sinar matahari maka diduga hanya sedikit pengaruhnya terhadap penambahan unsur N dalam tanah pertanian yang diusahakan di dataran tinggi. Namun ada juga yang membedakan menjadi 3 kelompok dengan menambah jenis ketiga yaitu peralihan dari 2 bentuk tersebut yang disebut ektendomikoriza. Manfaat lain yang diperoleh dari ganggang hijau-biru ini ialah terjadinya pelapukan secara biologis sehingga menjadi lebih terbukanya kehidupan lain pada permulaan genesa tanah. Pola asosiasi antara cendawan dengan akar tanaman inang menyebabkan terjadinya perbedaan morfologi akar antara ektomikoriza dengan endomikoriza. 547 Pada ektomikoriza, jaringan hipa cendawan tidak sampai masuk kedalam sel tapi berkembang diantara sel kortek akar membentuk "hartig net dan mantel dipermukaan akar. dalam perbaikan struktur tanah, meningkatkan kelarutan hara dan proses pelapukan bahan induk. Sedangkan endomikoriza, jaringan hipa cendawan masuk kedalam sel kortek akar dan membentuk struktur yang khas berbentuk oval yang disebut vesicle dan sistem percabangan hipa yang disebut arbuscule, sehingga endomikoriza disebut juga vesicular-arbuscular micorrhizae (VAM) Peran mikoriza Gambar 212 Penampang melintang akar yang tidak bermikoriza Gambar 213 Penampang melintang akar bermikoriza Pertumbuhan tanaman Hubungan timbal balik antara cendawan mikoriza dengan tanaman inangnya mendatangkan manfaat positif bagi keduanya (simbiosis mutualistis). Karenanya inokulasi cendawan mikoriza dapat dikatakan sebagai 'biofertilization", baik untuk tanaman pangan, perkebunan, kehutanan maupun tanaman penghijauan. Bagi tanaman inang, adanya asosiasi ini, dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi pertumbuhannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara cendawan tidak langsung, mikoriza berperan 548 kekeringan dan kelembaban yang ekstrim Gambar 214 Perbedaan pertumbuhan akar kedelai bermikoriza dengan tidak Sedangkan secara langsung, cendawan mikoriza dapat meningkatkan serapan air, hara dan melindungi tanaman dari patogen akar dan unsur toksik. Sedikitnya ada 5 hal yang dapat membantu perkembangan tanaman dari adanya mikoriza ini yaitu : 1. Mikoriza dapat meningkatkan absorpsi hara dari dalam tanah 2. Mikoriza dapat berperan sebagai penghalang biologi terhadap infeksi patogen akar. Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap 3. 4. Meningkatkan produksi hormon pertumbuhan dan zat pengatur tumbuh lainnya seperti auxin. 5. Menjamin terselenggaranya biogeokemis. proses Efektivitas mikoriza dipengaruhi oleh faktor lingkungan tanah yang meliputi faktor abiotik (konsentrasi hara, pH, kadar air, temperatur, pengolahan tanah dan penggunaan pupuk/pestisida) dan faktor biotik (interaksi mikrobial, spesies cendawan, tanaman inang, tipe perakaran tanaman inang, dan kompetisi antar cendawan mikoriza). Perbaikan Struktur Tanah. Cendawan mikoriza melalui jaringan hipa eksternal dapat memperbaiki dan memantapkan struktur tanah. Sekresi senyawa-senyawa polisakarida, asam organik dan lendir oleh jaringan hipa eksternal yang mampu mengikat butir-butir primer menjadi agregat mikro. "Organic binding agent" ini sangat penting artinya dalam stabilisasi agregat mikro. Kemudian agregat mikro melalui proses "mechanical binding action" oleh hipa eksternal akan 549 membentuk agregat makro yang mantap. Berdasarkan beberapa hasil penelitian diketahui bahwa VAM mengasilkan senyawa glycoprotein glomalin yang sangat berkorelasi dengan peningkatan kemantapan agregat. Konsentrasi glomalin lebih tinggi ditemukan pada tanah-tanah yang tidak diolah dibandingkan dengan yang diolah. Glomalin dihasilkan dari sekresi hipa eksternal bersama enzim-enzim dan senyawa polisakarida lainnya. Pengolahan tanah menyebabkan rusaknya jaringan hipa sehingga sekresi yang dihasilkan sangat sedikit. Pembentukan struktur yang mantap sangat penting artinya terutama pada tanah dengan tekstur berliat atau berpasir. Agregat tanah menjadi lebih baik, lebih berpori dan memiliki permeabilitas yang tinggi, namun tetap memiliki kemampuan memegang air yang cukup untuk menjaga kelembaban tanah.. Struktur tanah yang baik akan meningkatkan aerasi dan laju infiltrasi serta mengurangi erosi tanah, yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan tanaman.. Serapan Air dan Hara. Jaringan hipa ekternal dari mikoriza akan memperluas bidang serapan air dan hara. Disamping itu ukuran hipa yang lebih halus dari bulu-bulu akar memungkinkan hipa bisa menyusup ke pori-pori tanah yang paling kecil (mikro) sehingga hipa bisa menyerap air pada kondisi kadar air tanah yang sangat rendah. Serapan air yang lebih besar oleh tanaman bermikoriza, juga membawa unsur hara yang mudah larut dan terbawa oleh aliran masa seperti N, K dan S. sehingga serapan unsur tersebut juga makin meningkat. Disamping serapan hara melalui aliran masa, serapan P yang tinggi juga disebabkan karena hipa cendawan juga mengeluarkan enzim phosphatase yang mampu melepaskan P dari ikatan-ikatan spesifik, sehingga tersedia bagi tanaman. MikoriZa juga diketahui berinteraksi sinergis dengan bakteri pelarut fosfat atau bakteri pengikat N. Inokulasi bakteri pelarut fosfat (PSB) dan mikoriza dapat meningkatkan serapan P oleh tanaman tomat dan pada tanaman gandum. Kolonisasi oleh jamur mikoriza meningkat bila tanaman kedelai juga diinokulasi dengan bakteri penambat N, B. japonicum. 550 Proteksi Dari Patogen dan Unsur Toksik. Mikoriza dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman melalui perlindungan tanaman dari patogen akar dan unsur toksik. Struktur mikoriza dapat berfungsi sebagai pelindung biologi bagi terjadinya patogen akar. Mekanisme perlindungan dapat diterangkan sebagai berikut : 1. Adanya selaput hipa (mantel) dapat berfungsi sebagai barier masuknya patogen. 2. Mikoriza menggunakan hampir semua kelebihan karbohidrat dan eksudat lainnya, sehingga tercipta lingkungan yang tidak cocok untuk patogen. 3. Cendawan mikoriza dapat mengeluarkan antibiotik yang dapat mematikan patogen. 4. Akar tanaman yang sudah diinfeksi cendawan mikoriza, tidak dapat diinfeksi oleh cendawan patogen yang menunjukkan adanya kompetisi. Namun demikian tidak selamanya mikoriza memberikan pengaruh yang menguntungkan dari segi patogen. Pada tanaman tertentu, adanya mikoriza menarik perhatian zoospora Phytopthora, sehingga tanaman menjadi lebih peka terhadap penyakit busuk akar. Mikoriza juga dapat melindungi tanaman dari ekses unsur tertentu yang bersifat racun seperti logam berat (Killham, 1994). Mekanisme perlindungan terhadap logam berat dan unsur beracun yang diberikan mikorisa dapat melalui efek filtrasi, menonaktifkan secara kimiawi atau penimbunan unsur tersebut dalam hipa cendawan. VAM juga dapat berfungsi sebagai tumbuhan pioneer di lahan buangan limbah industri, tailing tambang batubara, atau lahan terpolusi lainnya. Inokulasi dengan inokulan yang cocok dapat mempercepat usaha penghijauan kembali tanah tercemar unsur toksik. Penggunaan Mikoriza pada Tanaman Bagian mikoriza yang dapat digunakan sebagai sumber inokulan tanaman adalah: - Mycelia (bagian utama dari jamur) dan potongan hypa bagian ini sering disarankan untuk digunakan sebagai sumber inokulan pada tanaman karena metode ini paling efisien secara 551 biologis untuk inokulasi tumbuhan - - Potongan akar tanaman Bagian ini merupakan inang inokulum untuk bibit-bibit baru 9akar tanam yang baru). Secara serupa, potongan mikoriza juga digunakan sebagai inokulum. Spora, dari mikoriza, sumber inokulum yang sudah dalam bentuk spora dapat disimpan lebih lama dan dapat lebih muda diangkut ke tempat lain yang membutuhkan. Spora akan tumbuh dan menginfeksi akar tanaman yang baru jika kondisi lingkungan sesuai disamping itu bentuk ini memudahkan penyebarannya dan dosis anjuran inokulum yang akan diberikan ke tanaman. Perbanyakan mikoriza Perbanyakan mikoriza sebagai sumber inokulum dapat dilakukan dengan cara sederhana sebagai berikut: Bahan 1. Biakan stater (sebanyak 1 kg) 2. akua cup warna 3. pasir sungai 4. hyponex merah 5. benih jagung Cara pembuatan - Tanah tempat tumbuh tanaman bermikoriza, Metode ini merupakan metode yang paling mudah dan paling sederhana. Masalah utama dari pendekatan ini adalah pemindahan volume tanah dalam jumlah yang besar. Meskipun masing-masing metode memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing, inoculum campuran lebih unggul dengan penyebaran yang lebih cepat dan lebih jelas. Untuk penyimpanan dalam waktu yang lama lebih baik dalam bentuk inoculum spora 1. lubangi dasar akua cup dengan menggunakan paku panas 2. cuci bersih pasir sungai 3. kemudian rendam dalam larutan hyponex merah selama semalam 4. Isi dengan pasir yang mengandung pupuk dan tanam jagung 5. pelihara selama 8 minggu 6. Angkat ke dalam ruangan biarkan mengering 552 7. setelah kering ambil koran, tuang pot dan tanamannya, gunting kecil kecil 8. Simpan plastik dalam wadah 9. Mikoriza siap dipakai g.Pengelolaan Mikroorganisme Pengelolaan mikroorganisme meliputi pemeliharaan, penyimpanan, dan distribusi. Syarat utama dalam pengelolaan mikroorganisme ini adalah adalah bahwa biakan mikroorganisme yang akan disimpan harus murni. Cara umum yang umum dipakai sekarang adalah: a. Menyimpan pada suhu 410° C di lemari es (untuk biakan yang jumlahnya sedikit). b. Menyimpan di dalam mineral oil atau paraffin oil (viabilitas bisa mencapai 2-15 tahun). e. Menyimpan dalam nitrogen cair ( -176° C). Setiap culture collection menentukan sendiri cara mana yang paling tepat sehubungan dengan fasilitas yang ada dan dana yang tersedia (Kirsop & Snell, 1984). h. Teknologi Kompos Bioaktif Petani organik menggunakan pupuk hijau atau pupuk kandang. Kedua jenis pupuk itu adalah limbah organik yang telah mengalami penghacuran sehingga menjadi tersedia bagi tanaman. Limbah organik seperti sisa-sisa tanaman dan kotoran binatang ternak tidak bisa langsung diberikan ke tanaman. Limbah organik harus dihancurkan terlebih dahulu oleh mikroba tanah menjadi unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman. Proses pengkomposan alami memakan waktu yang sangat lama, berkisar antara enam bulan hingga setahun sampai bahan organik tersebut benarbenar tersedia bagi tanaman. c. Menyimpan dalam keadaan beku-kering (liofilisasi), untuk jumlah besar. Proses pengomposan dapat dipercepat dengan menggunakan mikroba penghancur (dekomposer) yang berkemampuan tinggi. d. Menyimpan pada suhu di bawah -20° C, yaitu: -80° C, -120° C, - 160°C. Penggunaan mikroba dapat mempersingkat proses dekomposisi dari beberapa 553 bulan menjadi beberapa minggu saja. Di pasaran saat ini banyak tersedia produk-produk biodekomposer untuk mempercepat proses pengomposan, misalnya: SuperDec, OrgaDec, EM4, EM Lestari, Starbio, Degra Simba, Stardec, dan lain-lain. Kompos bioaktif adalah kompos yang diproduksi dengan bantuan mikroba lignoselulolitik unggul yang tetap bertahan di dalam kompos dan berperan sebagai agensia hayati pengendali penyakit tanaman. Mikroba biodekomposer unggul yang digunakan adalah Trichoderma pseudokoningii , Cytopaga sp, dan fungi pelapuk putih. Salah satu contoh pembuatan kompos pupuk kandang adalah sebagai berikut: Bahan-bahan - Cara Pembuatan - Larutkan EM4 dan gula ke dalam air, - Pupuk kandang, sekam dan dedak dicampur secara merata, - Siramkan EM4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan mudah pecah (megar). - Adonan digundukkan di atas ubin yang kering, dengan ketinggian minimal 15 – 20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni selama 4-7 hari, Pertahankan suhu gundukan adonan Mikroba tersebut mampu mempercepat proses pengomposan menjadi sekitar 23 minggu. Mikroba akan tetap hidup dan aktif di dalam kompos. Ketika kompos tersebut diberikan ke tanah, mikroba akan berperan untuk mengendalikan organisme patogen penyebab penyakit tanaman. Pupuk kandang : 300 kg Dedak : 50 kg Sekam : 150 kg Gula pasir/gula merah dihaluskan/molase : 200 ml/20 sendok makan EM4 : 500 ml/50 sendok makan Air secukupnya - 554 maksimum 50 oC. Bila suhunya lebih dari 50 oC, turunkan suhunya dengan cara dibolak balik, kemudian ditutup kembali dengan karung goni Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan. Pengecekan suhu sebaiknya dilakukan setiap 5 jam sekali. - Keuntungan dan pertanian Organik (i) Kandungan haranya rendah bervariasi, unsur sangat dan (ii) Penyediaan hara terjadi secara lambat, (iii) Menyediakan hara dalam jumlah terbatas. Secara garis besar keuntungan yang diperoleh dengan pemanfaatan pupuk organik adalah: kerugian Pertanian organik akan banyak memberikan keuntungan ditinjau dari gatra: - Secara ekonomi akan lebih menghemat devisa negara untuk mengimpor pupuk, bahan kimia pertanian, serta memberi banyak kesempatan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan petani. Karakteristik umum yang dimiliki pupuk organik ialah: Seteh 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik. Prosedur diatas adalah salah satu contoh untuk pembuatan pupuk organik, untuk bahanbahan lainnya prinsipnya sama begitu juga pemilihan mikroba dekomposernya. - - peningkatan kesuburan tanah dan peningkatan produksi tanaman maupun ternak Dari gatra lingkungan dapat mempertahankan keseimbangan ekosistem. a. Mempengaruhi sifat fisik tanah b. Mempengaruhi sifat kimia tanah c. Mempengaruhi sifat biologi tanah d. Mempengaruhi sosial. kondisi Pupuk organik ini juga mempunyai kelemahan antara lain: 555 a. Diperlukan dalam jumlah yang sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan unsur hara dari suatu pertanaman b. Hara yang dikandung untuk bahan yang sejenis sangat bervariasi c. Bersifat ruah (bulky), baik dalam pengangkutan dan penggunaannya dilapangan d. Mungkin akan menimbulkan kekahatan unsur hara apabila bahan organik yang diberikan belum cukup matang. 556 DAFTAR PUSTAKA Abidin. 1990. Dasar-Dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh, Angkasa, Jakarta. Access South Bonsai information. Perawatan sederhana Bonsai. Diakses 25 Februari 2008 Access South Bonsai information. Memualai Bertanam Bonsai. Diakses 25 Februari 2008 Aggangan, N.S. B.Dell and N. Malajczuk, 1998. Effects of chromium and nickel on growth of the ectomycorrizal fungus Pisolithus and formation of ectomycorrizas on Eucalyptus urophylla S.T. Blake. Geoderma 84 : 15-27. [email protected]. Vanda Metusalae Anggrek Baru dari Indonesia. Diakses 23 januari 2008 Agustina, L., 2004.Dasar Nutrisi Tanaman, PT Rineka Cipta, Jakarta. Agroklimat, Badan Pertanian. Litbang Asahi Chemical MFG.Co ltd.1980. Atonik a New Plant Stimulant. Japan. Al-Kariki, G.N., 2000. Growth of mycorrhizal tomato and mineral acquisition under salt stress. Mycorrhiza J. 10/2 : 51-54. Ali, G.M., E.F. Husin, N. Hakim dan Kusli, 1997. Pemberian mikoriza vesikular asbuskular untuk meningkatkan efisiensi pemupukan fosfat tanaman padi gogo pada tanah Ultisols dengan perunut 32P. p. 597605 dalam Subagyo et al (Eds). Prosiding Kongres Nasional VI HITI, Jakarta, 12-15 Desmber 1995. Suprapto SS. 2007. Budidaya Tembakau. http://72.14.235.104/se arch?q=cache:kUhXqs_TKkJ:www.ekol ogi.litbang.depkes.go.id /data/vol%25202/SSupr apto2_3.pdf+Budidaya+ tembakau&hl=id&ct=cln k&cd=6&gl=id. Diakses tanggal 19 September 2007. 1 page. http://id.Wikipedia.org/wiki. bawang Merah. Diakses 24 januari 2008 557 http://72.14.235.104/search?q=c ache:kUhXqs_TKkJ:www.ekolo gi.litbang.depkes.go.id/da ta/vol%25202/SSuprapto 2_3.pdf+Budidaya+temba kau&hl=id&ct=clnk&cd=6 &gl=id2007. Budidaya Tembakau.. Diakses tanggal 19 September 2007. 1 page. http://warintek.bantul.go.id/web.p hp?mod=basisdata&kat= 1&sub=2&file=32b., 2007. Budidaya Tembakau Virginia. . Diakses tanggal 19 September 2007. 1 page. http://www.boyolali.go.id 2007. Kebun. Diakses tanggal 19 September 2007. 1 page. Acquaah G. 199. Horticulture Principles and Practices. Prentice-Hall, Inc. United States of America. Azcon, R. and F. El-Atrash, 1997. Influence of arbuscular mycorrhizae and phosphorus fertilization on growth, nodulation an N2 fixation (15N) in Medicago sativa at four salinity level. Biol. Fertil. Soils 24 : 81-86. Ba, A.M., K.B. Sanon , R. Doponnois, and J. Dexheimer, 2000. Growth response of Afselia africana Sm. seedlings to ectomycorrhizal inoculation in a nutrientdeficient soil. Mycorrhiza J. 9/2 : 91-95. Badan Agribisnis Departemen Pertanian bekerjasama Penerbit Kanisius. 1999. Kelayakan Investasi Agribisnis I (Pisang, Durian, jeruk, alpukat). Kanisius. Yogyakarta Badan Penelitian Pengembangan Pertanian. 1992. dan Baharsyah, J.S. 2007. Mengonveri Air dengan Limbah Pabrik Gula. Fakultas Pertanian IPB. www. google.com Baharsyah, J.S. 2007. Mengonveri Air dengan Limbah Pabrik Gula. Fakultas Pertanian IPB. www. google.com Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ( BPTP ) Sulawesi Selatan : http://sulsel.litbang.depta n.go.id/ Online version: http://sulsel.litbang.depta n.go.id/mod.php?mod=bu letin&op=viewarticle&cid= 1&artid=17 558 Baon, J.B. 1996. Blotong Sebagai Bahan Organik dan Hara Bagi Pertanaman Kakao, Balai Penelitian Perkebunan Jember. Bertanaman Rambutan. Panebar Swadaya. Bonus Trubus no. 342. 1998. Analisis Komoditas Kebal Resesi. BPPT, Gd.1 - Lt.16 , Jl. M.H. Thamrin 8, Jakarta 10340 Telpon : (021) 3168701 02, Fax. (021)3149058 BPPT, Gd.1 - Lt.16 , Jl. M.H. Thamrin 8, Jakarta 10340 Technical Support (021)71112109; Customer Care 081389010009; Fax. (021)3149058 [email protected]; [email protected]. Buckman, H.O dan N.C Brady. 1982. Ilmu Tanah. Terjemahan Soegiman.Bratara Karya Aksara Jakarta. Budi Samadi, Ir. 1997. Usaha Tani Kentang. Penerbit Kanisius. Yogyakarta Budidaya Tanaman Anthurium. Balai Pengkajia Teknologi Pertanian KarangplosoInstalasi Penelitian Dan PengkajianTeknologi Pertanian Wonocolo Cahyono, B., 1998. Tembakau : Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius, Yogyakarta. Chan, E. (2000). Tropical fruits of Malaysia & Singapore. Hong Kong: Periplus Editions. (Call no.: RSING 581.95957 CHA) Purdue University, Centre for new crops & plant products. (1995). New crop factsheet: Rambutan. Retrieved on February 11, 2003. Chang, S-t, J.A. Bushwell & S-w. Chiu. 1993. Mushroom Biology and Mushroom Products. Nam Fung Printing Co., Ltd. Contributor Francis T. Zee, 1995. Nephellium Sp. USDAARS, National Clonal Germplasm Repository, Hilo, HI. Pardue Uiversity (center for New crops & Plant product. Cruz, 1995. Mechanism of drought resistance in Pterocarpus indicus enhanced by inoculation with VA mycorriza and Rhizobium. Biotrop Spec. Publ.No56 : 131-137. Biology and Biotechnology of Mycorrhizae. 559 Cruz, A.F., T. Ishii, and K. Kadoya., 2000. Effect of arbuscular mycorrhizal fungi on tree growth, leaf water potential, and levels of 1aminocyclopropane-1carboxylic acid and ethylene in the roots of papaya under water stress conditions. Mycorrhiza J. 10/3 : 121123. C.T. Wheeler, I.M. Miller, R. Narayanan, D.Purushothaman Daswir dan L, Panjaitan. 1981. Perkembangan Kelapa Sawit diIndonesia. Prosiding Konp.Budidaya Karet dan Kelapa Sawit. BPPM.p189-198. Departemen Pertanian. 2005. Organisme Pengganggu Utama Tomat Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul Jalan KH. Wahid Hasyim 210 Palbapang Bantul 55713 Telp. 0274-367541 Duriat AS. Budidaya cabai Sehat. Balai penelitian tanaman Sayuran lembang. Bandung. Graham H. N.; Green tea composition, consumption, and polyphenol chemistry; Preventive Medicine 21(3):334-50 (1992). Gandjar, I. 1993. Microbial utilization of agricultural waste for food. UNESCO Regional Training Workshop on Advances in Microbial Processings for th Utilization of Tropical Raw Materials in the Production of Food Products. Los Banos, The Philippines. October 11-20, 1993. Februari 2000 Editor : Kemal Prihatman Fleibach, A.R. Martens and H.H. Reber, 1994. Soil microbial biomass and microbial activity in soil treated with heavy metal contaminated sewage sludge. Soil Biol. Biochem. 26 (9) : 1201 1205. Fitter AH dan Hay RKM. Fisiologi Lingkungan Tanaman.Gadjah mada Universiy Press. Yogyakarta Fragrant Orchids.mht. Orchid of Indonesia Endang, S. R. 2001. FORKOMIKRO.e-mail :[email protected] tara.net.id 560 Hakim,N;M.Y.Nyakpa;A.M.Lubis; S.G.Nugraha;M.R. Saul;M.A. Diha;Go Ban Hong dan H.H. Beiley. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung. Heddy, S. 1996. Hormon Pertumbuhan, Program Penulisan Proyek Pelita DEPDIKBUD dan Pelaksanaan Pendidikan Diploma (DIII) Universitas Brawijaya. Rajawali Press. Jakarta. Heddy Suwasono. 1987. Biologi Pertanian (Tinjauan singkat tentang anatomi, fisiologi, sistematika, dan genetika dasar tumbuhtumbuhan. Rajawali pers. Jakarta. Hong Kong.Desmeth, P. 1999. Microorganisms Sustainable Use and Access Regulation International Code of Conduct. MOSAICC. Directorate General XII Science, Research and Development of the Commission of theEuropean Union. Belgian Coordinated Collections of Microorganisms, Brussels, Belgium. http://www.anisorchid.com . Anggrek Lain. Diakses 15 Januari 2008 http://www.my normas.com// Rumput apa?. Diakses 15 januari 2008 http://www.my normas.com// cara-cara Rumput membiak Diakses 15 januari 2008 http://www.my normas.com// Jenis-jenis Rumput Turf. Diakses 15 januari 2008 http://www.my normas.com// Masalah-masalah Rumput Turf. Diakses 15 januari 2008 http://www.my normas.com// Nama Scientifik. Diakses 15 januari 2008 http://www.my normas.com// Penanaman . Diakses 15 januari 2008 http://www.my normas.com// Penyediaan Tapak Diakses 15 januari 2008. http://warintek.bantul.go.id/web.p hp?mod=basisdata&kat= 1&sub=2&file=32., 2007. Budiaya Tembakau Virginia. Diakses tanggal 19 September 2007. 1 page. http://www.boyolali.go.id/isi/isi_pt s.asp?isi=kebun. 2007. Kebun. Diakses tanggal 19 September 2007. 1 page. http://en.wikipedia.org/wiki/Hydro ponics Diakses 15 januari 2008 561 http://id.wikipedia.org/wiki/Fotosi ntesis" Diakses 15 januari 2008 http://tabloidgallery.wordpress.co m/2007/09/29/begonia/ Diakses 15 januari 2008 http://warintek.bantul.go.id/web.p hp?mod=basisdata&kat= 1&sub=2&file=32 September 2000 http:// warintek.progressio.or.id/by rans, 2006. Diakses 15 januari 2008 http://whatcom.wsu.edu/ Diakses 15 januari 2008 http://www.deptan. .go- id/ Diakses 15 januari 2008 http://www.orchid.or.jp/ Diakses 15 januari 2008 http://www.ristek.go.id 15 januari 2008 Diakses http://www.votawphotography.co m.com.teknik http://id.wikipedia.org/wiki/Bunga _matahari" Diakses 23 Januari 2008 http://agrolink.moa.my/doa/bdc/b ungaros.html. diakses 23 Januari 2008 http://www.agromedia.net/compo nent/option.com_banner// Itemid,o/task,click.bid,3. Membentuk Bonsai Adenium. Diakses 23 januari 2008. "http://id.wikipedia.org/wiki/Bons ai" diakses 18 Februari 2008 http://www.mynormas.com/ caracara Rumput membiak. Diakses 25 Februarai 2008 http://www.mynormas.com/ Amalan Kultura Diakses 25 Februarai 2008 http://www.mynormas.com/ jenisjenis Rumpurt Turf. Diakses 25 Februarai 2008 www.mynormas.com masalahmasalah Rumputr Turf. Diakses 25 Februarai 2008 www.mynormas.com . Penanaman. Diakses 25 Februarai 2008 http://www.mynormas.com. Penyediaan tapak. Diakses 25 Februarai 2008 http://www.mynormas.com/ Diakses 25 Februarai 2008 562 http://www.mynormas.com/ Top dressing. Diakses 25 Februarai 2008 http://ms.wikipedia.org/wiki/Hidro ponik. Diakses 25 Februarai 2008 http://groups.yahoo.com/group/a gromania/BUDIDAYA TANAMAN KAKAO, Persiapan Naungan dan Pangkasan Bentuk. http://www.pustakadeptan.go.id/agritek/ppua 0148.pdf. Budidaya Tanaman karet Diakses 25 Februarai 2008 "http://id.wikipedia.org/wiki/Ercis" Diakses 25 Februarai 2008 Pusat penelitian & Pengembangan Hortikultura. Pengeringan Sayuran. Diakses 25 Februarai 2008 Pusat Penelitian & Pengembangan Hortikultura. Jenis kentang. Diakses 23 januari 2008. Pusat Penelitian & Pengembangan Hortikultura. Budidaya Bawang Merah. Diakses 23 januari 2008. Pusat Penelitian & Pengembangan Hortikultura. Jenis Tomat. Diakses 23 januari 2008. Pusat penelitian & Pengembangan Hortikultura. Budidaya Tanaman Buncis rambat. Diakses 23 januari 2008 Pusat penelitian & Pengembangan Hortikultura.tanaman Sayur Cabai.. Diakses 23 januari 2008 Indonext.com. Budidaya Cabe dalam Polybag. Diakses 23 Januari 2008. IPTEKnet. All rights reserved Office : BPPT, Gd.1 Lt.16 , Jl. M.H. Thamrin 8, Jakarta 10340 Technical Support (021)71112109; Customer Care 081389010009; Fax. (021)3149058 Seledri. Diakses 23 januari 2008 IPTEKnet. Bawang merah rights reserved Office : BPPT, Gd.1 Lt.16 , Jl. M.H. Thamrin 8, Jakarta 10340 Technical Support (021)71112109; Customer Care 081389010009; Fax. (021)3149058 563 Imas, T., R.S. Hadioetomo, A.W. Gunawan dan Y. Setiadi, 1989. Mikrobiologi Tanah II. Depdikbud Ditjen Dikti, Pusat Antar Universitas Bioteknologi, IPB. Interstate publisher. 1998. Western Fertilizer Handbook. United Stated Amerika. Indonext.com. Teknik Budidaya Bawang Merah. Diakses 12 Januari 2008 Isroi, S.Si, M.SiPeneliti Mikroba Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia Lembaga Riset Perkebunan Indonesia Jalan Taman Kencana No. 1 Bogor 16151 Telp. 0251 324048/327449 Fax. 0251 328516 Email:mailto:ipardboo@in do.net.id; mailto:[email protected] [email protected]. 2007. Hijau Rumput berkat kondisioner. Diakses 27 Januari 2008 Jana Arcimovicová, Pavel Valícek (1998): Vune caje, Start Benešov. ISBN 80-902005-9-1 (in Czech) Jahe (Zingiber Officinale) Sumber: Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS, Jakarta, Joner, E.J. and C. Leyval, 2001. Influence of arbuscular mycorrhiza on clover and ryegrass grown together in a soil spiked with polycyclic aromatic hydrocarbons. Mycorrhiza J. 10/4 : 155159. Joiner, J.N. 1981. Foliage Plant Production, Prent Production. Prentice- Hall Englewood Cliffs, New Jersey. Jumin HB, 1994, dasar-dasar Agronomi. PT Rja Gafindo persada. Jakarta. Jana Arcimovicová, Pavel Valícek (1998): Vune caje, Start Benešov. ISBN 80-902005-9-1 (in Czech) Kabirun, S. and J. Widada, 1995. Response of soybean grown on acid soil to inoculation of vesiculararbuscular mycorrhizal fungi. Biotrop Spec. Publ.No56 : 131-137. Biology and Biotechnology of Mycorrhizae. Kanisius an badan Departemen Kelayakan Agribisnis 1 Durian, Jeruk Jakarta Agribisnis pertanian. investasi (Pisang, Alpukat). 564 Kantor Wilayah Departemen Pertanian Propinsi Maluku. 1996.Pertanian Maluku dalam Prospek Agribisnis. Kantor Wilayah. Departemen Pertanian Propinsi Maluku, Ambon. hlm 4. Kantor Statistik Propinsi Maluku. 2000. Maluku dalam Angka. Kantor Statistik Propinsi Maluku, Ambon. hlm 246. Kartasapoetra AG. Dan Mulyani Sutedjo. Teknologi Pengairan Pertanian Irigasi.1994. Bumi Aksara. Jakarta. Khan, A.G., 1993. Effect of various soil environment stresses on the occurance, distribution and effectiveness of VA mycorrhizae. Biotropia 8 : 39-44. Khan, M.H., 1995. Role of mycorrhizae in nutrient uptake and in the amelioration of metal toxicity. Biotrop Spec. Publ.No56 : 131-137. Biology and Biotechnology of Mycorrhizae. Killham, K, 1994. Soil ecology. Cambridge University Press Kim, K.Y., D. Jordan, and McDonald, 1998. Effect of phosphate-solubilizing bacteria and vesiculararbuscular mycorrhizae on tomato growth and soil microbial activity. Biol. Fertil. Soils 26 : 79-87. Kirsop B.E. & J.J. Snell (eds.). 1982. Maintenance of Microorganisms. A Manual of Laboratory Methods. Academic Press, Inc. London. Komagata, K. 1994. Background of Microbial Industry in Japan. In: Komagata, K., T. Yoshida, T. Nakase, H. Osada. (eds.). Proceedings of the International Workshop on Application and Control of Microorganisms in Asia, pp. 1-11. March 14-18, 1994, Science and Technology Agency, Tokyo, Japan. Kusumo, S. 1990. Zat Pengatur TumbuhTanaman. Jasa Guna, Jakarta. Lamina. 1989. Kedelai dan Pengembangannya. CV Simplex, Jakarta. 565 Lembar Informasi Pertanian (LIPTAN) LPTP Koya Barat, Irian Jaya No. 02/99 Lembar Informasi Pertanian (LIPTAN) BIP Irian Jaya No. 109/92 Diterbitkan oleh: Balai Informasi Pertanian Irian Jaya Jl. Yahim – Sentani – Jayapura Budidaya Tanaman Karet. Lima TahunPenelitian dan Pengembangan Pertanian 1987-1991. BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta. hlm. 14. Lingga, P. 1994. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta. Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Koya Barat Lozano, JMR., and R. Azcon, 2000. Symbiotic efficiency and effectivity of an autochthonous arbuscular mycorrhizal Glomus sp. from saline soils and Glomus deserticola under salinity. Mycorrhiza 10/3 : 137143. Mahisworo, Kusno Susanto dan Agustinus Anung, Bertanam Rambutan; Jakarta: Malaysian Agricultural Research and Development Institute, MARDI, G.P.O. Box 12301, Kuala Lumpur, 50774 Malaysia Chanthaburi Horticultural Research Center, Amphur Kloong, Chanthaburi, Thailand USDA/ARS, National Clonal Germplasm Repository, P.O. Box 4487, Hilo, Hawaii 96720, U.S.A. Masiworo, Sutanto K dan Anung A. 1990. Lembar Informasi Pertanian (LIPTAN) BIP Irian Jaya No. 136/93 Diterbitkan oleh: Balai Informasi Pertanian Irian Jaya Jl. Yahim – Sentani – Jayapura. Matnawi, H., 1997. Budidaya Tembakau Bawah Naungan Karet Matsuo T dan Hoshikawa. 1993. Science of The Rice Plant. Morphology. Nosan Gyoson Bunka Kyokai. Tokyo McGonigle, T.P.M. and M.H. Miller, 1993. Mycorrhizal development and phosphorus absorption in maize under conventional and reduced tillage. Soil Sci. Soc. Am. J. 57 (4) : 1002-1006. 566 Morte, A., C.Lovisolo and A. Schubert, 2000. Effect of drought stress on growth and water relations of the mycorrhizal association Helianthemum almeriense - Tervesia claveryi. Mycorrhiza J. 10/3 : 115-119. Munyanziza, E., H.K. Kehri, and D.J. Bagyaraj, 1997. Agricultural intensification, soil biodeversity and agroecosystem function in the tropics : the role of mycorrhiza in crops and trees. Applied Soil Ecology 6 : 77-85. Oliveira, R.S., JC. Dodd and PML. Castro, 2001. The mycorrhizal status of Pragmites australis in several polluted soils and sediments of an industrialised region of Northern Portugal. Mycorrhiza J. 10/5 : 241247. Pracaya. 1989. Bertanam mangga. Penebar Swadaya. Jakarta Prada@com. Rumput penutup tanah yang paling ideal Penebar Swadaya, 1991, cet ke3. 80p; 21 cm. Nakase, T. 1998. Asian Network on Microbial Researckes (ANMR): Promotion of Microbiology and Biotechnology in Asian Region. International Conference on Asian Network on Microbial Researches. Gadjah Mada University, Yogyakarta, February 2325. Pierce LC. 1987. Vegetables characteristics, production, and Marketing. John Wiley and Sons. United States of America. Nuhamara, S.T., 1994. Peranan mikoriza untuk reklamasi lahan kritis. Program Pelatihan Biologi dan Bioteknologi Mikoriza. Pusposutarjo S. 2001. Pengembangan irigasi (Usaha tani berkelanjutan dan gerakan hemat air. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan nasional. pn8.co.id. Budidaya Teh Poedjiwidodo Y. 1996. Sambung Samping Kakao.Trubus Agriwidya Ungaran 567 Rahardi F.; Rina Nirwan S. dan Iman Satyawibawa, Agribisnis tanaman perkebunan. Jakarta: Penebar Swadaya, 1994. Vi + 67p; ilus.; 21 p. Rambutans set to become mainstream fruit Copyright © 2001-6, The Australian Nutrition Foundation Inc (Nutrition Australia is the registered business name for the Australian Nutrition Foundation Inc) - All rights reserved Disclaimer - Privacy Policy Rani, D.B.R., S. Ragupathy and A. Mahadevan, 1991. Incidence of vesicular arbuscular mycorrhizae (VAM) in coal waste. Biotrop Special Publ. 42 : 77-81 in Soerianegara and Supriyanto (Eds) Proceedings of Second Asean Conference on Mycorrhiza. Rao, N.S Subha, 1994. Mikroorganisme tanah dan pertumbuhan tanaman. Edisi Kedua. Penerbit Universitas Indonesia. Ratledge, C. 1992. Biotechnology: the socioeconomic revolution? A synoptic view of the world status of biotechnology. In : DaSilva, E.J., C. Ratledge, A. Sasson (eds.). Biotechnoloy, economic and social aspects. Issues for developing countries. Cambridge University Press. Saono, S. 1994. Non-medical application and control of microorganisms in Indonesia. In: Komagata, K. , T. Yoshida, T. Nakase & H. Osada. (eds.). Proceedings of the International Workshop on Application and Control of Microorganisms in Asia, pp 39-60. March 14-18, 1994. Science and Technology Agency, Tokyo, Japan. Sasson, A. 1998. Biotechnologies in developing countries: present and future Volume 2: International co-operation. UNESCO Publishing Imprimerie PUF, France. Steinkraus, K. H. (ed.) 1996. Handbook of indigenous fermented foods. 2nd revised and expanded edition. Marcel Dekker. New York. 568 Singh, S., and K.K. Kapoor, 1999. Inoculation with phosphate-solubilizing microorganisms and a vesicular-arbuscular mycorrhizal fungus improves dry matter yield and nutrient uptake by wheat grown in a sandy soil. Biol. Fertil. Soils 28 : 139-144. Soepardi.1979. Sifat dan Ciri Tanah I. IPB.Bogor T. Yamamoto, M Kim, L R Juneja (editors): Chemistry and Applications of Green Tea, CRC Press, ISBN 08493-4006-3 Solaiman, M.Z., and H. Hirata, 1995. Effect of indigenous arbuscular mycorrhizal fungi in paddy fields on rice growth and NPK nutrition under different water regimes. Soil Sci. Plant Nutr., 41 (3) : 505-514. Syam, S.O. Manurung, dan Yuswadi (Ed.). Kedelai. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor. hlm. 243261. Surono, I.S. & A. Hosono. 1994. Microflora and their enzyme profile in terasi starter. Biosc. Biotech. Biochem. 58 (6): 11671169. Thomas, R.S., R.L. Franson, and G.J. Bethlenfalvay, 1993 Separation of arbuscular mycorrhizal fungus and root effect on soil aggregation. Soil Sci. Soc. Am. J. 57 : 77-81. Van Wambake A. 1991. Soil of the Tropic (properties and apprasial) McGraw-Hill, Inc.Toronto. Splittstoesser WE. 1984. Vegetables Growing Handbook. Van Nostrand Reinhold Company.New York. Widada, J, dan S. Kabirun, 1997. Peranan mikoriza vesikular arbuscular dalam pengelolaan tanah mineral masam. p. 589-595 dalam Subagyo et al (Eds). Prosiding Kongres Nasional VI HITI, Jakarta, 12-15 Desmber 1995. Sudarmo, S., 1991. Tembakau : Pengendalian Hama dan Penyakit. Kanisius, Yogyakarta. Widyawan R dan Prahastuti S. 1994. Bunga Potong. Pusat dokumentasi dan Informasi Ilmiah. LIPI. Jakarta Sumarno. 1993. Teknik pemuliaan kedelai. Dalam S. Somaatmadja, M. Ismusnadji, Sumarno, M. 569 Wright, S.F. and A. Upadhyaya, 1998. A survey of soils for aggregate stability and glomalin, a glycoprotein produced by hyphae of arbuscular mycorrhizal fungi. Plant and Soil 198 : 97 - 107. www.hort.purdue.edu/newcrop/cr opfactsheets/Rambutan.ht ml www.warintek.com. 2007. Tembakau (Nicotiana tabacum L.). Dikutip dari: Diakses tanggal 15 November 2007. 4 pages. www.balittas.info/index.php?opti on=isi&task=view&id=16 &Itemid=50 - 75k Cached. 2007. Balittas. Diakses tanggal 20 September 2007. 1 page www.irwantoshut.com www.irwantoshut.com www.naturalnusantara.,co.id. 2008 Budidaya karet. Diakses 23 Januari 2008 www.perkebunan.litbang.deptan. go.id.2007. Tembakau. Diakses tanggal 15 November 2007. 1 page. www.wikipedia.org. 2007. Tembakau. Diakses tanggal 15 November 2007. 1 page. www.warintek.com. 2007. Tembakau (Nicotiana tabacum L.). Diakses tanggal 15 November 2007. 4 pages. www.perkebunan.litbang.deptan. go.id., 2007. Tembakau. Diakses tanggal 15 November 2007. 1 page. Zaini, Z., T. Sudarto, J. Triastoro, E. Sujitno dan Hermanto, 1996. Usahatani lahan kering : Penelitian dan Pengembangan. Proyek Penelitian Usahatani lahan Kering. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor Zarate, J.T. and R.E. Dela Cruz, 1995. Pilot testing the effectiveness of arbuscular mycorrhizal fungi in the reforestation of marginal grassland. Biotrop Spec. Publ.No56 : 131-137. Biology and Biotechnology of Mycorrhizae. Zedan, H. 1992. The economic value of microbial diversity. Key note paper presented at the VIIth International Conference for Culture Collections. Beijing, China. October 1992. www.wikipedia.org. 2007. Tembakau. Diakses tanggal 15 November 2007. 1 page. 570 GLOSARIUM Analisa hara pupuk : ATP (Adenosine Triposfat) Aerasi Allelopati Auksin : Bekerjanya pupuk : Curah hujan Daur air : : : Diferensiasi Derajat peresapan air : : : : Derajat ketebakan kebasahan Difusi : Embrio Epidermis : : Epigeal : Fotosintesis : Fotosisitem I : Fotosistem II : menyatakan berapa jumlah relatif dari N, P2O5,dan K2O dalam pupuk tersebut satuan pertukaran energi dalam sel. Tata udara tanah zat tumbuh yang pertama ditemukan yang bekerja pada proses perpanjangan atau pembesaran sel. adalah waktu yang diperlukan sejak saat pemberian pupuk hingga pupuk tersebut dapat diserap tanaman adalah perubahan yang terjadi pada air secara berulang dalam suatu pola tertentu. proses pertumbuhan tanaman disebut Angka yang menyatakan derajat meresapnya air pengairan ke dalam tanah dan keseragaman peresapannya ke dalam lapisanlapisan bawah tanah merupakan pernyataan yang menyatakan berapa besar pembasahan tanah, yang seharusnya segera dilakukan setelah kurun waktu pemberian air pengairan. adalah pergerakan molekul atau ion dari dengan daerah konsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah Calon individu baru Kulit luar organ berupa lapisan lilin yang mencegah kehilangan air secara berlebihan Proses perkecambahan yang hipokotilnya tumbuh memanjang akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah, sehingga kotiledon berada diatas tanah Pengubahan bentuk tanaga matahari menjadi bentuk lain Molekul klorofil yang menyerap cahaya pada panjang gelombang 700 nM. Terdiri dari molekul klorofil yang menyerap Fototropisme : Flooding (Cara penggenangan) Gen : Giberelin : Gravity irrigation atau irigasi gaya berat ground water, Habitat Higroskopisitas pupuk Hipogeal : : : Hormon (zat tumbuh) : Hiposonik : Indeks garam : Irigasi interflow, cahaya pada panjang gelombang 680nM merupakan peristiwa pembengkokan ke arah cahaya adalah cara pemberian air ke lahan pertanian sehingga menggenangi permukaan tanahnya. faktor pembawa sifat menurun yang terdapat di dalam makhluk hidup Hormon yang bekerja hanya merangsang pembelahan sel. Terutama untuk merangsang pertumbuhan primer Sistem ini menggunakan cara di mana pemberian/ penyaluran air pengairan ini sepenuhnya dengan memperhatikan gaya berat yaitu air tanah atau jelasnya air permukaan yang meresap ke dalam tanah dan berkumpul di bagian lapisan bawah tanah yang kemudian sedikit demi sedikit akan ke luar melalui mata air Tempat tinggal makluk hidup adala sifat mudah tidaknya pupuk bereaksi dengan uap air. Pada perkecambahan ini terjadi pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul diatas tanah kotiledon tetap berada di dalam tanah suatu senyawa organik yang dibuat pada suatu bagian tanaman dan kemudian diangkut ke bagian lain, yang konsentrasinya rendah dan menyebabkan suatu dampak fisiologis Suatu larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah daripada larutan lain merupakan gambaran perbandingan kenaikan tekanan osmotik karena penambahan 100 g pupuk dengan kenaikan tekanan osmotik karena penambahan 100 g NaNO 3 Isecara umum didefinisikan sebagai pemberian air kepada tanah dengan maksud untuk memasok kelembaban tanah esensial bagi pertumbuhan tanaman yaitu aliran air yang meresap ke lapisan tanah permukaan dan kemudian mengalir kembali ke luar dari lapisan tanah permukaan tersebut ke permukaan tanahnya Isotonik atau isomosi : Kelarutan pupuk : Kekeringan Kekeringan hidrologi, Kekeringan meteorology Kekeringan ekonomi, sosial Kadar unsur pupuk Kemasaman pupuk : Karbohidrat Klorofil : : Kloroplas Kinin atau sitokinin : : Kutikula : Kualitas pengairan air Kohesi : Layu permanen : Mesofil : Suatu larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang sama dengan larutan lain menyatakan mudah tidaknya suatu pupuk larut dalam air, dan diserap akar tanaman. dapat dinyatakan sebagai suatu keadaan dimana berkurangnya jumlah air disebabkan oleh menurunnya daya dukung tanah terhadap ketersediaan air adalah kekeringan yang berasosiasi dengan efek periode singkat dari curah hujan , adalah cekaman kekeringan yang disebabkan keterbatasan curah hujan yang berkepanjangan adalah keadaan perubahan sosial ekonomi masyarakat yang disebabkan oleh keterbatasan air Banyaknya unsur hara yang dikandung oleh sutatu pupuk Reaksi fisiologis masam dari pupuk yang diberikan ke tanah Zat gula Atau biasa disebut zat hijau daun. zat ini sangat berguna untuk mengubah zat yang diserapnya menjadi zat-zat makanan Zat hormone yang bekerja mempercepat pembelahan sel, membantu pertumbuhan tunas dan akar, dan dapat menghambat proses penuaan (senescence). Lapisan dari lilin yang melindungi permukaan daun dari teriknya cahaya matahari atau lingkungan yang kurang menguntungkan Adalah jumlah kandungan ion yang berbahaya, ataupun hara yang berguna bagi tanaman Gaya tarik menarik Molekul air dengan molekul air lainnya Tanaman yang kekurangan air dan apabila disiram tidak dapat pulih kembali. Sel-sel pada bagian daun yang banyak mengandung kloroplas (lebih kurang setengah juta kloroplas setiap milimeter Meiosis Meristem Mitosis Multiselluler nilai kemasaman, : : : : : ekivalen : Nutrisi Osmosis : : Pertumbuhan : Pertumbuhan primer : Pertumbuhan sekunder : Perkembangan : Perkecambahan : Phloem Plasmolisis Potensi air Pupuk buatan Pupuk asam Pupuk basa : : : : : perseginya) pembelahan sel kelamin Jaringan muda yang senantiasa membelah (meristematis) pembelahan dari sel tubuh makhluk hidup bersel banyak yang artinya berapa jumlah Kg kapur (CaCO3) yang diperlukan untuk meniadakan kemasaman yang disebabkan oleh penggunaan 100 Kg suatu jenis pupuk Mineral yang dibutuhkan tanaman peristiwa bergeraknya pelarut antara dua larutan yang dibatasi membran semi permiable dan (selaput permiable diffrensial) berlangsung dari larutan yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasi rendah didefinisikan sebagai peristiwa perubahan biologis yang terjadi pada makhluk hidup berupa perubahan ukuran yang bersifat irreversible (tidak berubah kembali ke asal atau tidak dapat balik) adalah pertumbuhan ukuran panjang pada bagian batang tumbuhan karena adanya aktivitas jaringan meristem primer. adalah pertambahan besar dari organ tumbuhan karena adanya aktivitas jaringan meristem sekunder yaitu kambium pada kulit batang, kambium batang, dan dan akar. proses menuju pencapaian kedewasaan atau tingkat yang lebih sempurna pada makhluk hidup merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio pembuluh tempat transport makanan Peristiwa lepasnya plasma sel dari dinding sel energi potensial air yang terkandung dalam tubuh tanaman Pupuk buatan merupakan pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan kandungan unsur hara tertentu Pupuk dapat menurunkan pH disebut Pupuk yang dapat menaikkan pH Pupuk tunggal Pupuk majemuk : : Pupuk yang hanya mengandung satu unsur Pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur Reaksi terang Reaksi gelap : : reaksi fotosintesis yang memerlukan cahaya reaksi fotosintesis yang tidak memerlukan cahaya Respirasi : Respirasi aerob : Respirasi anaerob : Run off Stomata Suhu minimum : : Suhu maksimum : Suhu optimum : Sugar sink : Supertonik : Sprinkle Irigation Stomata : Tumbuhan hijau : Tekanan turgor. : merupakan proses perombakan senyawa organik menjadi senyawa anorganik dan menghasilkan energi suatu proses metabolisme tanaman dengan menggunakan oksigen yang reaksi pemecahan karbohidrat untuk mendapatkan energi tanpa menggunakan oksigen aliran air permukaan Mulut daun Suhu paling rendah dimana organisme masih dapat melaksanakan metabolismenya Suhu paling tinggi dimana organisme masing dapat melaksanakan metabolisme Suhu paling baik untuk kelangsungan metabolisme pada makhluk hidup Tempat penerima gula, tempat gula disimpan atau dikonsumsi Suatu larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih tinggi daripada larutan lain air pengairan secara pancaran merupakan celah yang dibatasi oleh dua sel penjaga Tumbuhan yang mengandung zat hijau daun (klorifil) Tekanan hidrostatik dalam sel disebut Transpirasi Uniselluler Xylem : : : Pembeian pupuk melalui disebar di atas permukaan tanah. adalah proses penguapan air melalui stomata Organisme ber sel tunggal Merupakan jaringan pengangkutan air Zigot : Top dressing Sel hasil penyatuan sel dengan sel kelamin jantan betina (ovum) INDEKS A Absorbsi,106 Agregat 550 agroindustri, 1 Aglonema 351 agroekosiste m, 167 Aerasi 537 Anggrek 353 Arumanis 323 Air, 30,31 Air tanah, 120 Air permukaan tanah,117 Air sungai, 119 Air hujan,119 Amonifikasi, 49 Ambon kuning 334 an organik,87 Antraknose 267,380 Aspek pisiologi, 4 Aspek ekologi, 4 Apatit, 55 Aspek pemuliaan tanaman, 4 Abiotik, 4 Ajir 248 Akar rambut.157 Akar serabut,157 Akar tajuk,158 Akar tinggal 216 Alternaria 250 Aktinomicetes 539 Amonia,88,90 Amonium.88 Amonium nitrat,91 Amonium sulfat,92 Amofos,95 Analisis, 6 Analisa kebutuhan hara,66 Analisa tanah,66 Analisa tanaman,67,1 14 Anhidrous ammonia, 89 Anual 345 Angin,171 Anatomi beras,169 Anggrek 353 Ambon lumut, 117 Amonium sulfat nitrat,94 Akar primer, 11 Akar sekunder, 11 aplikasi,107 Aphids sp, 367 Al, 45 Aerasi, 13 Autotrop, 19 Asam superfospat, 97 Asimilasi 18 Asupan 178, ATP, 23 Anthurium, 407 Adenium, 409 Alas pot, 415 Analisa tanah, 430 Aeroponik, 510 B Bahan pangan, 1. Bahan organik tanah,78 Bakteri 539 Bakteri fotosintetik, 24 Badan bendung,143 Bajak tanah 194 Bak kecambah 213 Batu fospat,96 Batu bata 522,523 Batang 226 Bawang merah 264 Barangan merah 334 Bendungan,1 43 Bedding system,148 Bedding plant 345 Bedengan 234, 364 Bercak daun 384, 386 Bercak coklat 384 Bercak bunga 387 Bassiana, 367 Benih 210, 512 Budidaya, tanaman, 1 Biannual 345 Bulir padi, 160 Biotik, 4 Bioinsektisida 367 Bibit,177,246 Bunga, 5,226 Bunga potong 349 Buah 226 Benih, 5,512 Berta chrysolineate, 307 Besi, 59 Bekicot 376 Bibit, 5 Biji 227 Bibit 234 Biji-bijian,108 Biologis,7 Bobot kering, 8 Boron,62 Buah-buahan 205 Bundel vascular, 21 Buah padi,162 Bunga padi,161 Busuk lunak 385 Busuk daun 238 Busuk umbi 238 Busuk rimpang 279 Busuk hitam, 39, 379 Batang bawah, 403 Batang atas, 403 Bunga matahari, 405 Begonia, 411 Batuan penghias, 415 Bentuk bonsai, 416 Bonsai, 413 Bonsai tegak lurus, 416 Bonsai tegak lurus beraturan, 416 Bonsai tegak lurus tidak teratur, 416 Bonsai tersapu angin, 418 Bonsai anak air terjun, 418 Bonsai semi anak air terjun, 418 Bonsai berkelompok, 419 C Cabe 253 Cabe kering 261 Cacahan pakis 349 Cahaya, 19, 28,400, 425,529 Cangkok 218 Cattleya 364 Cercospora Carote, 292 Curah hujan, 13, 313 Cu,45 Clostridium sp 547 Cross slope ditch,148 CVPD 318 Catlea 234 Climbing rose, 401 Cangkok, 511 D Daerah aliran sungai (DAS),122 Daya pikat 347 Daun 226 Difusi,32 Diferensiasi, 10 Dekorasi 347 Dendrodium 264, 353 Deskripsi 327 Determinate, 198 Distribusi, 13 Dichocricic punetiferalis 307 Dolomit 55 Dormansi 211 Defisiensi kalsium, 55,57 Def.magnesiu m, 59 Def-besi, 59 Defmangan,62 Drainase.123, 146,147 E Ekologi 300 tanaman, 4 Endosperm, 163 Endo mikoriza 547 Ekto mikoriza 547 Eksternal, 7 Epidermis, 10,20 Embrio, 10,11 EM4 554 Epikotil, 11 Epifit 355 Epoh 244 Elektron, 23 F G Ganggang 307 Gulma,5,307 Genotip,7 Genetik, 12 Generatif 358, 407, 427 Geragih 217 Gaminae, 158 Gravitasi, 35 Glukosa, 40 Gejala kekurangan boron, 63 Gravity irrigation, 133 Ground water,119 Gulma, 280, 433 H Hama 5. 249, 332, 341 Ha.peng. umbi 237 Hama trip 237 Hanging plant 345 Hara 525 Herba, 239, 345 Herring bone system,151 helai daun, 159 Hidrogen, 44 Hidrolisa, 30,212 Higroskopisit as,85 hortikultura,1, 205,206 Houseplant 346 Hipokotil, 11 Hipogeal, 12 Hara, 13 Hara mikro, 59 Hara makro, 44 Hara mikro, 44 Hayati,390 Hybrind tea, 401 Hybrind prepertual, 401 Hypa 548 Hidroponik, 509 Hidroponok rakit apung, 510,517,519 I Ilmu tanah ionisasi. 23 Intensitas cahaya, 26,170, 354 Indeks garam,85 Indrabela 5p, 307 Inditerminate, 198 insektisida 369 insektisida hayati 367 Ingenhausz, 29 Inokulum 368 Internal, 44 Inter cropping 228 Inter flow.119 Interception,1 49 Interception system,151 Indoor 347 Iklim,,69,105, 402 117, 300. 170,199 irigasi J Jagung,182 jaminan pupuk,103 Jahe 271 Jahe putih 272 Jahe emprit 272 Jahe merah 272 Jalur caspary, 36 Jelita 244 Jeruk 311 Joseph Priestly, 29 Jaringan irigasi,140. Jar.ir.tersier,1 40 Jar-irutama,140 K Kahat hara 187 Kalium, 52,77, Kalim sulfat.98 Kalium magnesium sulfat, 98 Karbon, 44 Kadar pupuk.84 Kandungan beras,169 Kapasitas tukar kation,74 Kapok kuning333 Kalsit, 55 Kalsium, 55,99 Karbondioksi da, 20,26 Karat Uredo sp 387 Kebiasaan tanaman,137 Kedelai 197 Kekeringan 189 kehutanan,2 Kelembaban nisbi 355, 528 Kemurnian benih 211 Keseimbahan hara,65,107 Ketebalan rumah tangga air.136 Kelautan pupuk, 84 Kemasaman pupuk,84 Kentang 131 Kemiringan tanah.134 Ketepatan pengairan,15 3 Ketinggian tempat 301 Kepik anggrek 377 Kuantitas, 6 Kualitas, 6. Kualitas air.127.139 Kultur teknis 224 Kultivar 225 Kumbang penggerek 371, 372 Kebutuhan air,144 Kompos 542 Kompos Bioaktif 553 Kutu daun 237, 287,378 Kutu kebul 249 Kutu perisai 372 Kutu putih 374 Kutu tempurung 378 Kompos 366,536 Komposisi, 300 Kondensasi, 31 Konidium 381 Korteks, 10 Kedelai, 11 Kotiledon, 12 Klasifikasi pupuk,81 Klasifikasi irigasi,125 Klor,64 Klorofil, 19 Klorosis, 47 Kloroplas, 19,20 Kutikula,21 Kultur jaringan 215 Kuprum, 62 Kumbang koksi, 390 Ketuaan bunga, 390 Kuping gajah, 407 Kerikil, 523 L Larva 370, 371 Layu bakteri 238, 279 Lalat kacang 202 Lahan sawah 265 Layu Sklerotium 382 Lembang 1, 254 Leguminosa 540 lingkungan, 12, 354 lidah daun,159 lingkungan 354 litofit 356 laju respirasi 27 lokasi 227 Lubang tanah Lidah agjah, 407316 Lempengan rumput, 432 Larutan hara, 524 M Mangga, 322 Malai padi,161 Magnesium, 57,99,100 Manfaat 245, 327 Manohora 232 medium, media 5, Media tanam 359 Makhluk hidup, 7,70 Manajemen pupuk.113 Man-hara N.114 Man- hara P.115 Makro 538 Mangan,60 Mineralisasi, 48 Mikro,99 Mikroorganis me 553 Mikoriza 547 Multiseluler, 7 Media tanam 133, 301 Membelah diri 216 Meristem,9,1 0 Merbabu 232 Mesophyl, 21 Mitosis, 10 Meiosis,10 Mekanisasi 223 Minimum, 13 Molibdenum, 63 Morfologi 197 Mulut daun 21 Mulsa 235,248,537 Monokultur 228 Monopodial 353 Mosaik 251 Mawar, 401 Mawar tea, 402 Metode kultur air, 510 Metoda arus kontinyu, 521 Mengukur Ph, 527 Mycelia 551 N Natural system,151 NADPH, 23,24 NADPH2, 23,24 Nagka 335 Neolitikum, 2 Nephentens sp, 48 Nephelium lappaceum 297 Nematoda 287 Nitrogen, 46 Nitrifikasi, 49 Nikel,64 Nilai pupuk,109 NPV 202 NFT, 510 O Optimu m, 6,13 Oncidium, 364 469 Organel, 19 Organisme tanah 538 Oksigen, 19,44 Oriza sativa,157 Opal 245 Orong-orong 237 Organik 535,537 Osmosis, 33 Okulasi, 403 P Padi,157 Pupuk 366 Paket teknologi,185 Padang rumput,108 Pangan, 1 Paprika 262 Paralel ditch sytem,148 Pangkas 248 Paranet 209 Parmarion Pupilaris 375 Perenial 345 Penanaman 348 Persilangan 356 Penggerek daun 373 Pemakan daun 374 Pertanian organik Pestisida 530 Panen, 186,194,204, 239, 252, 260.263, 268, 281, 288. 308, 319’ 342 Pascapanen, 186,252,282, 309,320, 351 Pedoman teknis, 301, 315, 330, 337, 361 Pepaya cibinong 327 P.Bangkok 328 P-Hawai 329 P.Jingga 329 P- Mas 330 pH 527 Pigmen, 23 Pipa berlubang,13 2 Pipa bernozzle.13 0 Piretrum 281 Pisang 333 Pecahan genting 365 Perkebunan,1 Permata, 244 Persilangan 356 Pergerakan Pelepah daun, 159,160 Penggenanga n,130 Proses produksi, 2 Produksi 240 Perkembanga n vegetatif, 5 Pemupukan, 110 201, 247, 339 Peruraian, 48 Pengairan,12 4,236 Pengapuran 304 Pengemasan 242 Penyaluran air,129,131 Penyakit 238, 332, 340 Penyiangan 236, 318 Penyiraman 247, 360 Pendangiran, 178 Perkembanga n generatif, 5 penempatan pupuk,104 Penyakit, 5, 259,318 Penyiangan 201 Penyiapan 255 Penataan jaringan.141 Peredaran N, 47 Perbanyakan tanaman 209 Penggenanga n,142 Persiapan 212 Pintu penguras,143 Pintu pengambilan. 143 Pengemasan 343 Pindah tanam 214 Penggulung daun 203 Penggerek polong 204 Pen.pisang 341 Pola tanam 304 Perkecambah an 211 Prinsip genetis, 5 Prinsip agronomis, 5 Produktifitas, 6,180 Pertumbuhan ,7, 11 Perkembanga n,7,11 Pelindung dingin 208 Penyimpanan pupuk,111, 306 Persiapan lahan,200 Persemaian 214, 255 Pengairan 200 Penanaman 331 Pemupukan dasar 235, 331 Penyulaman 235 Penanaman 200 Perawatan 305 Perompesan 258 Pola bulu burung,122 Pola radial,122 Pola paralel.122 Polinia 357 Prokambium, 10 Profil tanah, 71 Phloem, 21 Ploneta diducta, 307 Potensial air, 37 Posfat, 5 Pohonpohonan 128. Pompa air.108 ------cair, 83,545 ---buatan,82,84 ----- kalium 98 kalsium,99,10 0 ---- kandang 349, 543 --majemuk,102 -----mikro,100 ---nitrogen,86 ------posfat,95 Plyanta, 401 Pedoman teknis, 402 Pemilihan tanaman, 420 Pembentukka n bonsai, 420 Pemi lihan bentuk bonsai, 422 Pemilihan tanah, 423 Perawatan bonsai, 423, 514 Pengairan, 424,435 Pemupukan , 424,434, 514 Pengairan ,431,435 Pemangkasa n, 434 Pindah tanam, 512513 Pasir, 522 Perlit, 524 Perawatan media tanam, 526 Ph meter, 527 Pupuk alam, 82 ------- an organik’ 82,83 ----- basa,83 ---belerang,100 ----- asam,83 ------hijau 540,541 ------padat 83,540 Q R Raja bulu 335 Rambut akar, 36 Rambutan 297,298 Ram.binjai 298 Ram.cimacan 298 Ram-aceh lebak 298 Random ditch system,148 Rebah bibit 386 Rekayasa bioteknologi,1 67 Radikula, 157 Reaksi terang, 21 Reaksi gelap, 21 Reaksi tanah, 73 Rimpang 283 Rhizobia 546 Run off,119 Runduk 220 Rumah kaca,207 Rm..kasa 209 Rm.plastik,20 8 Rumput, 427 Rumput gajah, 428,429 Rumput gajah mini, 429 Rumput jepang, 430 Rumput peking, 430 Rumput golf, 430 Rumpun, 423 S Sabut kelapa 365 Sprofit 356 setek bang; seteng daun 234 sayursayuran, 3 ,108,221,222 Saluran,144 Saldrainase,151 Sekam bakar 349 Seledri 285 irrigation,132 Spora 216 Spodoptera spp 267 Syarat tumbuh 199,232,245, 254,264, 273, 286. 311, 330.336. 354 Stolon, 428, 433 Substrat, 510 Sirkuasi air, 514 Serbuk kayu, 524 Sumber hara, 525 T Tanaman berkayu 346 Tanjung I 254 Tanjung II 254 Tataletak,152 Teknik, 1 Terestrial 355 Tanah,68,172 ,199, 254,314 Tanah berlereng.135 Tanaman menghasilkan 318 Tanaman inang, 369 370, Tali rafia 363 Tembakau 281 Tindak budidaya, 2 Thrips anggrek 377 Tingkat pemakain.14 5 Ting.efisiensi, 145 Teknik budidaya, 3, 200 Tekanan hidrostatik, 34 Tekstur tanah, 72 Tekanan kapiler, 34 Tekanan turgor, 35 Tekanan akar, 38 Tempel 219 Temperatur ,311, 391,399 Tinggi dari permukaan laut, 13 Tilakoid, 21 Tip burn, 57 Transpirasi, 30 Turgor, 30 Tungau 370 Tungau merah 370 Tungau jingga 377 Tomat 243 Topografi, 70,134 Top soil.136 Trichogramm a toideea 202 Tunas 218 Temperatur, 391 Teknik pemangkasa n bonsai, 420 Topdressing 435 U Uji dingin 210 Ulat grayak 202 Ul-engkal 202 Ul- polong 203 Umbi 269 Um-batang 216 Um- lapis 216 Uniseluler,7 Unsur N, 44 Unsur mobil, 47 Unsur pupuk, 81 Urea,92,93 Ulat grayak 237 Ulat buah 250 Ulat bunga 373, 374 Ulat jengkal 307 V Vanda teret 364 Varitas unggul, 4, Var.padi 166, Vegetatif 215, 357,407, 428 Veg.alami 216 Vena, 21 Venus flytrap , 46 Verticillium, 54 Vegetatif 358 Virus 239 Vitamin, 425 Vertikultur, 519 Vermikulit 524 W Warna beras, 168 Waktu,71 Wali songo, 407 X Xilem akar, 36 Y Z Zamrud 245 Zinkum, 59 Zigot, 11