01 Prelim_a_cover02-HakCipta - e

advertisement
Hanum, C hairani
TEKNIK BUDIDAYA
TANAMAN
Untuk SMK
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang
TEKNIK
BUDIDAYA
TANAMAN
Untuk SMK
Penulis
: Chairani Hanum
Ukuran Buku
:
HAN
T
x
cm
Hanum, Chairani
Teknik Budidaya Tanaman : untuk SMK/oleh
Hanum, Chairani.
Jakarta:Pusat Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.
vi. 571 hlm
ISBN
-
Diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008
Diperbanyak oleh….
KATA SAMBUTAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah
melaksanakan penulisan pembelian hak cipta buku teks pelajaran ini dari
penulis untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui website bagi
siswa SMK.
Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK yang
memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 tahun 2008.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya
kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas
oleh para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia.
Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada
Departemen Pendidikan Nasional tersebut, dapat diunduh (download),
digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat.
Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya
harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan
ditayangkannya soft copy ini akan lebih memudahkan bagi masyarakat
untuk mengaksesnya sehingga peserta didik dan pendidik di seluruh
Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat
memanfaatkan sumber belajar ini.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini.
Selanjutnya, kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar
dan semoga dapat memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami
menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh
karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.
Jakarta,
Direktur Pembinaan SMK
iii
KATA PENGANTAR
Buku Teknik Budidaya Tanaman ini disusun berdasarkan kurikulum
berbasis kompetensi. Buku ini berisikan materi pokok teknik budidaya
tanaman dengan metode penyajiannya sesuai dengan indikator hasil
belajar pada sekolah menengah kejuruan.
Isi buku ini dibagi atas 4 (empat ) bagian, yang masing-masing bagian
terdiri dari beberapa bab. Bagian I terdiri dari 3 bab yaitu bab
Pendahuluan, Pertumbuhan dan Perkembangan (Bab II),
serta
Fotosintesis dan Respirasi (Bab III). Bagian satu dari buku ini mencoba
membahas awal dari kehidupan dan proses dasar metabolisme tanaman.
Sedangkan bagian dua mencoba mengulas sumber hara dan air bagi
tanaman bagaimana mereka memperoleh kedua sumberdaya alam ini,
mentranslokasikannya serta menggunakan untuk kelangsungan
hidupnya.
Bagian tiga dari buku ini mencoba memaparkan syarat tumbuh masing
masing kelompok tanaman yaitu tanaman hortikultura, tanaman pangan
dan tanaman perkebunan. Bagian ini berisi ulasan bagaimana pedoman
teknis budidaya masing-masing kelompok tanaman. Walaupun tidak
seluruh tanaman di muat teknik budidayanya dalam buku ini setidaknya
ketiga bab ini dapat mewakili untuk menuju sistem pertanian yang
berkelanjutan, dengan menghasilkan produk unggulan secara kualitas
dan kuantitas.
Akhir dari buku ini mencoba teknik budidaya alternatif dengan
menggunakan media tanam bukan tanah, sistem ini akan memberikan
pilihan utama pada peningkatan mutu bahan pangan yang dihasilkan
tanpa harus bergantung pada media tanam tanah semata. Pertanian
organik yang digalakkan akhir-akhir ini merupakan solusi untuk
memecahkan masalah peningkatan produksi pertanian disatu sisi dan
pencemaran lingkungan disisi lainnya.
Buku ini dirancang agar peserta didik yang membacanya dapat belajar
sendiri tidak harus bergantung pada tatap muka di depan kelas. Pada
awal setiap bab dimuat pendahuluan untuk dapat lebih memudahkan
pemahaman terhadap isi dari bab tersebut.
Ilustrasi dan gambar yang digunakan dalam buku ini juga diharapkan
dapat membantu siswa mempelajari dan mempraktekkan secara baik dan
benar.
iv
Pada akhirnya keberhasilan proses relajar mengajar tidak hanya
tergantung pada sarana dan prasarana yang canggih, akan tetapi dituntut
untuk setiap peserta didik menekuni dan mencari tahu setiap
permasalahan-permasalahan yang belum diketahui dari ilmu tersebut.
Kepada editor dan Depdiknas beserta seluruh staffnya yang telah
berupaya untuk menyempurnakan dan menerbitkan buku ini sehingga
terbit dan layak baca, kami mengucapkan tarimakasih. Kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik untuk lebih menyempurnakan isi buku ini
sehingga sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Semoga kita mendapatkan ilmu yang bermanfaat, dan manfaat dari ilmu
tersebut
Penulis
v
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN ............................................................................ iii
KATA PENGANTAR .......................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ............................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Pengertian .....................................................................................
1
1.2
Tindakan Budidaya Tanaman .......................................................
2
1.3
Aspek dan Lingkup Teknik Budidaya Tanaman ...........................
3
1.3.1.
Aspek Budidaya Tanaman ............................................................
3
1.3.2.
Lingkup Budidaya Tanaman .........................................................
4
1.3.3.
Produk Budidaya Tanaman ..........................................................
5
1.4
Potensi Sumber Daya Alam Indonesia ................................
7
1.5
Peningkatan Produktivitas ............................................................
9
1.6
Rangkuman ...................................................................................
10
1.7
Tugas ............................................................................................
10
BAB 2
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
2.1
Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan ................................
13
2.2
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan .............................
13
2.3
Perkecambahan Benih ................................................................
16
2.3.1.
Hipogeal ........................................................................................
16
2.3.2.
Epigeal ..........................................................................................
17
2.4
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan ........................
17
2.4.1.
Genetik ..........................................................................................
17
2.4.2.
Curah Hujan ..................................................................................
17
vi
2.4.3.
Keadaan Tanah ................................................................
18
2.4.4.
Suhu ..............................................................................................
19
2.4.5.
Cahaya Matahari ................................................................
19
2.4.6.
Hara ( Nutrisi Tanaman) dan Air
2.4.7.
Hormon Tumbuhan ................................................................
20
2.5
Pengukuran Pertumbuhan ............................................................
22
2.6
Rangkuman ...................................................................................
22
2.7
Evaluasi .........................................................................................
23
BAB 3
FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI
3.1
Definisi Fotosintesis dan Respirasi ................................ 24
3.2
Fotosintesis Pada Tumbuhan .......................................................
25
3.3
Daun dan Kloroplast ................................................................
26
3.4
Lintasan Pada Fotosintesis ...........................................................
27
3.4.1.
Reaksi Terang ................................................................ 27
3.4.2.
Reaksi Gelap .................................................................................
29
3.5
Fotosintesis Pada Alga dan Bakteri ................................30
3.6
Faktor-Faktor Yang Menentukan Laju Fotosistesis .....................
30
3.7
Penggunaan dan Penyimpanan Hasil Fotosintesis .....................
31
3.8
Respirasi dan Faktor Yang Menentukan Laju
Respirasi .......................................................................................
31
3.9
Penemuan .....................................................................................
33
3.10
Rangkuman ...................................................................................
34
3.11
Soal ...............................................................................................
35
BAB 4
TRANSPOR AIR SERTA FOTOSINTETAT
TANAMAN
4.1
Pengantar ......................................................................................
38
4.2
Mekanisme Pergerakan Air ..........................................................
39
4.2.1.
Difusi .............................................................................................
40
4.2.2.
Osmosis ........................................................................................
40
4.2.3.
Tekanan Kapiler ................................................................
41
4.2.4.
Tekanan Hidrostatik ................................................................
42
20
vii
4.2.5.
Gravitasi ........................................................................................
43
4.3
Mekanisme Tanaman Mengambil Air ................................
43
4.4
Mekanisme Membuka dan Menutupnya Stomata ........................
45
4.5
Transpor Fotosintetat Melalui Floem ................................
47
4.6
Evaluasi .........................................................................................
49
BAB 5
HARA TANAMAN DAN TANAH SEBAGAI
PENYEDIA HARA
5.1
Hara Tanaman ................................................................50
5.1.1.
Unsur Hara Esensial ................................................................
50
5.1.2.
Keseimbangan Hara ................................................................
64
5.1.3.
Analisis Kebutuhan Hara ..............................................................
64
5.2
Tanah Sebagai Penyedia Hara ....................................................
66
5.2.1.
Proses Pembentukan Tanah ........................................................
66
5.2.2.
Profil Tanah ....................................................................................
68
5.2.3.
Tekstur dan Struktur Tanah ..........................................................
69
5.2.4.
Kimia Tanah ..................................................................................
69
5.3
Bahan Organik Tanah ................................................................
72
5.4
Evaluasi .........................................................................................
73
BAB 6
PUPUK DAN PENGELOLAAN PUPUK
6.1
Pengenalan Pupuk ................................................................
75
6.1.1.
Unsur-Unsur Pupuk ................................................................
75
6.1.2.
Klasifikasi Pupuk ................................................................
76
6.2
Pupuk Buatan ................................................................ 78
6.2.1.
Sifat Umum Pupuk Buatan ...........................................................
78
6.2.2.
Pupuk Nitrogen ................................................................80
6.2.3.
Pupuk Posfat .................................................................................
86
6.2.4.
Pupuk Kalium ................................................................ 88
6.2.5.
Pupuk Kalsium, Magnesium Belerang dan Unsur
Mikro ..............................................................................................
6.2.6.
Pupuk Majemuk ................................................................
90
viii
6.3
Faktor Yang Mempengaruhi Macam dan Jumlah
Pupuk Yang Harus Diberikan Dalam Tanah ................................
93
6.3.1.
Jenis Macam Tanaman Yang Akan Dipupuk ...............................
94
6.3.2.
Keadaan Kimia Tanah ................................................................
95
6.3.3.
Keseimbangan Hara ................................................................
95
6.4
Metoda Aplikasi Penempatan Pupuk ................................
95
6.4.1.
Penempatan Pupuk Cairan ...........................................................
95
6.4.2.
Pupuk Padat ..................................................................................
96
6.5
Inspeksi dan Pengendalian Pupuk ................................ 97
6.5.1.
Nilai Ekonomi Pupuk ................................................................
97
6.5.2.
Pergerakan Pupuk Dalam Waktu .................................................
98
6.6
Penyimpanan dan Pengawasan Mutu Pupuk ..............................
101
6.6.1.
Penyimpanan Pupuk ................................................................
101
6.6.2.
Pengawasan Mutu Pupuk .............................................................
102
6.7
Manajemen Pupuk dan Pemupukan ................................
103
6.7.1.
Manajemen Hara N
103
6.7.2.
Manajemen Pupuk P
104
6.7.3.
Manajemen Kalium
105
6.8
Evaluasi
105
BAB 7
SUMBER AIR BAGI PERTANIAN (IRIGASI)
7.1
Pengertian Irigasi ................................................................
106
7.2
Air Permukaan Tanah ................................................................
106
7.3
Air Tanah .......................................................................................
108
7.4
Daerah Aliran Sungai (DAS) .........................................................
109
7.5
Sistem Pengambilan dan Pemberian Pengairan Bagi
Lahan Pertanian ................................................................
111
7.5.1.
Klasifikasi Air Pengairan ...............................................................
112
7.5.2.
Beberapa Cara Dalam Pengambilan Air Pengairan ....................
115
7.5.3.
Beberapa Cara Pemberian Air Pengairan ................................
117
7.6
Prinsip-Prinsip Dasar Dalam Pemilihan Sistem
Pertanian .......................................................................................
120
ix
7.6.1.
Keadaan Topografi Karakteristik Lahan Serta Tanah ...................
121
7.6.2.
Derajat Peresapan Air Ke Dalam Tanah ................................
122
7.6.3.
Ketebalan Water Table ................................................................
123
7.6.4.
Kemantapan Top Soil ................................................................
123
7.6.5.
Perbedaan Sistem Pertanaman ...................................................
123
7.7
Sistem dan Bentuk-bentuk Jaringan Pengairan ...........................
126
7.7.1.
Prinsip-Prinsip Dasar Penataan Jaringan Pengairan ...................
127
7.7.2.
Bendungan ....................................................................................
128
7.8
Sistem Pengaliran Kelebihan Air ..................................................
130
7.9
Ketepatgunaan
Pengairan
Untuk
Mencukupi
Kebutuhan Air Pada Lahan Pertanian ................................
136
BAB 8
TEKNIK
BUDIDAYA
TANAMAN
(PADI,JAGUNG, KEDELAI)
8.1
Teknik Budidaya Padi ................................................................
138
8.2
Teknik Budidaya Jagung ..............................................................
169
8.3
Teknik Budidaya Kedelai ..............................................................
185
BAB 9
TEKNIK BUDIDAYA HORTIKULTURA
9.1
Pendahuluan .................................................................................
193
9.2
Pembagian Hortikultura ................................................................
194
9.3
Fungsi Hortikultura ................................................................
194
9.4
Pengendalian Lingkungan Untuk Tanaman
Hortikultura ....................................................................................
195
9.5
Perbanyakan Tanaman Hortikultura ................................197
9.6
Teknik Budidaya Sayuran .............................................................
209
9.6.1.
Teknik Budidaya Kentang .............................................................
219
9.6.2.
Teknik Budidaya Tomat ................................................................
231
9.6.3.
Teknik Budidaya Cabai ................................................................
241
9.6.4.
Teknik Budidaya Paprika ..............................................................
250
9.6.5.
Teknik Budidaya Bawang Merah ..................................................
252
9.6.6.
Teknik Budidaya Jahe ................................................................
259
PANGAN
x
9.6.7.
Teknik Budidaya Seledri ...............................................................
273
9.6.8.
Teknik Budidaya Wortel ................................................................
277
9.7
Teknik Budidaya Tanaman Buah-Buahan ................................
281
9.7.1.
Teknik Budidaya Rambutan ..........................................................
285
9.7.2.
Teknik Budidaya Jeruk ................................................................
299
9.7.3.
Teknik Budidaya Mangga .............................................................
310
9.7.4.
Teknik Budidaya Pepaya ..............................................................
315
9.7.5.
Teknik Budidaya Pisang ...............................................................
321
9.8
Teknik Budidaya Tanaman Hias ...................................................
333
9.8.1.
Teknik Budidaya Anggrek .............................................................
341
9.8.2.
Teknik Budidaya Mawar ...............................................................
389
9.8.3.
Teknik Budidaya Anthurium ..........................................................
393
9.8.4.
Teknik Budidaya Adenium ............................................................
395
9.8.5.
Teknik Budidaya Begonia .............................................................
397
9.8.6.
Teknik Budidaya Bonsai ...............................................................
399
9.8.7.
Teknik Budidaya Rumput ..............................................................
413
BAB 10
TEKNIK BUDIDAYA PERKEBUNAN
10.1
Teknik Budidaya Tembakau .........................................................
424
10.2
Teknik Budidaya Kakao ................................................................
438
10.3
Teknik Budidaya Kelapa Sawit .....................................................
470
10.4
Teknik Budidaya Teh ................................................................
481
10.5
Teknik Budidaya Karet ................................................................
488
BAB 11
TEKNIK BUDIDAYA HIDROPONIK
509
BAB 12
PERTANIAN ORGANIK
535
DAFTAR PUSTAKA
557
INDEX
571
GLOSARIUM
xi
DAFTAR TABEL
1
Tingkatan mudah tidaknya
jaringan organisme
didekomposisi
.
.. ... ... ... ... ... ... ... ...
79
2
Pembawa Nitrogen organik
…………………………
87
3
Pembawa nitrogen
anorganik
…………………………
90
4
Pembawa fosfor
…………………………
97
5
Pupuk Kalium
…………………………
98
6
Garam-garam unsur mikro
yang biasa dipakai pada
pupuk
…………………………
101
Klasifikasi air pengairan
berdasarkan nilai SAR
(Bandingan adsorbsi natrium)
…………………………
125
Klasifikasi air irigasi menurut
US Salinity Laboratory
…………………………
126
Klasifikasi air
pengairan (irigasi)
menurut Scofield
…………………………
127
Kebutuhan air beberapa
jenis tanaman pada setiap
fase fenologi
…………………………
138
Perkiraan potensi air
dengan pengembangan
irigasi menurut wilayah,
tahun 1990-2020
…………………………
154
Analisa ekonomi usaha
tani jaugung hybrida
…………………………
195
Klasifikasi botani
beberapa jebis sayuran
…………………………
229
7
8
9
10
11
12
13
xii
14
Jenis hama penyakit pada
bawang
…………………………
270
Klasifikasi buah-buahan
menurut kedudukan
sistematik, tipe, dan
pemanfaatan
…………………………
294
Jarak tanam dan jumlah
pohon perhektar
…………………………
462
Kriteria kematangan buah
berdasarkan jumlah
berondolan
…………………………
479
Jenis polifonel pada teh
yang telah teridentifikasi
dan tingkat kandungan
rata-rata
…………………………
482
Produksi pucuk basah
pada berbagai tingkat
jarak tanam
…………………………
486
Kriteria umur batang untuk
…………………………
okulasi
491
21
Unsur hara dan sumbernya
…………………………
532
22
Gejala-gejala kekurangan
hara
…………………………
534
Kadar rataan unsur hara
yang terdapat pada pupuk
kandang
…………………………
544
Berbagai sumber bahan
organik (tanaman) dan C/N
nya
…………………………
544
15
16
17
18
19
20
23
24
xiii
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Titik Tumbuh pada Ujung Batang kedelai ........................
Susunan sel titik tumbuh pada ujung akar .......................
Susunan sel titik tumbuh batang ......................................
Perkecambahan Hipogaeal ...........................................
Perkecambahan Epigaeal ..................... ........................
Skematik proses fotosintesa ...........................................
Penampang melintang daun ..........................................
Skematik reaksi terang dan gelap dari
proses fotosintesa................................................................
Lintasan fotosintem I ........................................................
Lintasan fotosistem II.........................................................
Peredaran air dimuka bumi.................................................
Peristiwa kapilaritas. .......................................................
Peristiwa gutasi pada daun ..............................................
Daur unsur nitrogen lingkungan .......................................
Perubahan bentuk senyawa nitrogen ................................
Peredaran hara posfat di alam ..........................................
Defisiensi fosfor pada daun anggur ................................
Defisiensi posfor pada tomat ...........................................
Ketersediaan K dalam tanah ............................................
Gejala kekurangan kalium pada paprika ..........................
Gejala kekurangan kalium pada daun labu........................
Buah apel yang mengalami kekurangan kalsium...............
Mengeringnya buah tomat akibat kekurangan kalsium......
Daun jeruk yang mengalami defisiensi magnesium...........
Defisiensi besi pada daun bunga rose ...............................
Defisiensi besi pada rumputan ...........................................
Defisiensi besi pada daun jeruk .........................................
Gejala defisiensi mangan ..............................................
Gejala defisiensi boron pada daun anggur .......................
Gejala toksisitas boron pada daun tomat .........................
Gejala defisiensi molibdenum .........................................
Daun yang mengalami keracunan klor ..............................
Tahapan proses analisis tanah ......................................... .
Tahapan proses analisis jaringan tanaman .........................
Perbandingan volumetrik dari komposisi tanah ................
Penampang melintang tanah ............................................
Tipe agregat tanah ......................................... ...............
8
9
10
11
12
20
21
22
24
25
31
34
37
47
48
50
51
52
53
56
56
57
58
58
60
60
61
61
62
63
64
65
67
68
71
72
73
xiv
38
39
40
41
41
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
Ilustrasi skematik dari pertukaran
kation antara permukaan negatif
dari partikel liat dan larutan tanah ....................................
Konversi ammoniak ke beberapa
bentuk pupuk nitrogen .....................................................
Tahapan pembentukan amonium dari asam nitrit ............
Manajemen pengairan merubah
distribusi garam tanah.........................................................
Penggunaan drainase untuk mengelola
ketersediaan air .................................................................
Pengaturan pengairan sesuai dengan
kebutuhan tanaman .......................................................
Sketsa lahan pertanaman dengan saluran irigasi
dan saluran drainase searah ..............................................
Sketsa lahan pertanaman dengan penurunan
pangkal dan topografi dengan
saluran drainase sejajar .....................................................
Tata letak pipa saluran ......................................................
Sketsa pembuangan drainase ............................................
Pertumbuhan akar padi ....................................................
Pertumbuhan daun padi ...................................................
Bagian daun tanaman padi ...............................................
Malai padi .......................................................
Bunga padi .......................................................
Proses perkecambahan padi .............................................
Padi dewasa .......................................................
Pertumbuhan varietas IR 64 di lahan sawah …………….
Akar jagung .......................................................
Batang jagung .......................................................
Daun jagung .......................................................
Bunga jantan jagung .......................................................
Bunga betina jagung .......................................................
Buah jagung siap panen ...................................................
Urutan penanaman jagung ................................................
Beberapa gejala kerusakan
dari batang jagung ..........................................................
Beberapa gejala kerusakan
pada akar jagung ....................................................... .....
Beberapa kerusakan pada tongkol jagung
Pohon industri jagung .......................................................
Daun kedelai .....................................................................
Setelah penanaman padi dapat dilakukan
77
91
94
123
146
147
150
151
152
153
158
159
160
161
161
165
166
166
183
184
184
185
185
185
186
190
191
192
196
198
200
xv
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
penanaman kedele .......................................................
Areal pertanaman kedele ..................................................
Hubungan antara hortikultura dengan ilmu lainnya
Piramida makanan .......................................................
Bentuk rumah kaca .......................................................
Rumah plastik
.....................................................
Pelindung bibit dari suhu rendah
Rumah kasa .......................................................
Teknik penanaman benih langsung di lapangan
Bak kecambah yang dalam satu tempat banyak tanaman
Tipe bak kecambah satu lubang satu tanaman
Pot pembibitan .............................................................
Bak persemaian yang telah diisi dengan tanah
Persemaian pada bak kecambah untuk benih yang
berukuran besar .............................................................
Persemaian pada bak kecambah untuk benih berukuran
kecil ...............................................................................
Tanaman yang siap dilakukan pindah tanam ..................
Teknik pindah tanam dari bibit yang
ditanam pada bak kecambah .............................................
Teknik mencabut bibit dari pot .........................................
Perbanyakan dengan rhizome ...........................................
Perbanyakan dengan umbi batang ...................................
Perbanyakan dengan geragih ...........................................
Perbanyakan dengan tunas ...............................................
Teknik mencangkon tanaman ...........................................
Perbanyakan dengan setek batang
.................................................................................
Beberapa jenis perbanyakan
dengan setek daun .......................................................
93 Perbanyakan tanaman
dengan teknik menempel .................................................
94 Teknik sambung pucuk .....................................................
95 Teknik perbanyakan tanaman
dengan runduk ..................................................................
96 Sayuran yang dikeringkan ...............................................
97 Tanaman cabe ..............................................................
98 Penanaman cabe pada lahan terbuka
dengan mulsa plastik .......................................................
99 Buah cabe paprika ..........................................................
100 Bawang merah yang sudah dikering
200
205
207
207
208
209
209
212
213
213
213
213
214
214
214
214
215
216
217
217
217
218
218
219
219
220
220
228
253
257
262
264
xvi
siap untuk dijual ............................................................
101 Seledri daunyang ditanam dalam pot ............................
102 Penampang tangkai daun dari seledri tangkai .................
103 Aneka jenis buah rambutan berdasarkan
besar kecilnya biji ...........................................................
104 Rambutan mengkal (belum masak sempurna)
105 Rambutan masak ............................................................
106 Kebun jeruk berastagi .......................................................
107 Buah jeruk yang masih pentil ...........................................
108 Buah jeruk yang masih hijau ............................................
109 Buah jeruk yang siap panen ............................................
110 Mangga duren .............................................................
111 Mangga arumanis ............................................................
112 Pepaya cibinong .............................................................
113 Pepaya bangkok ............................................................
114 Pepaya hawai .................................................................
115 Pepaya jingga ....................................................... ........
116 Pepaya emas ....................................................................
117 Pisang ambon lumut .......................................................
118 Pisang kapok kuning .......................................................
119 Pisang ambon kuning .......................................................
120 Pisang nangka .................................................................
121 Pisang raja bulu .............................................................
122 Tanaman yang diletakkan pada pot gantung.....................
123 Tanaman hias yang diletakkan dalam ruangan
124 Penggabungan golongan tanaman
berkayu dalam satu lanskap ............................................
125 Mawar kampung ....................................... .......................
126 Bunga matahari .................................................................
127 Salah satu jenis anthurium ................................................
128 Adenium .........................................................................
129 Salah satu jenis begonia ...................................................
130 Tanaman yang dibonsai .................................................
131 Aneka bentuk pot bonsai ................................................
132 Beberapa bentu pot 99) gajah (b) naga ...........................
133 Batu penghias bonsai ....................................................
134 Bonsai bentuk tegak lurus beraturan ................................
135 Bonsai tegak lurus tidak beraturan ..................................
136 Bentuk bonsai tersapu angin .......................................
137 Bonsai anak air terjun ................................................
138 Bonsai berkelompok .......................................
139 Beberapa alat bantu yang digunakan
285
286
298
308
308
311
319
320
320
322
323
327
328
329
329
330
333
333
334
325
335
346
346
347
401
405
407
409
411
413
414
415
415
416
417
418
418
419
420
xvii
dalam bertanam bonsai ...................................................
140 Tahapan pembuangan akar ....................................... .....
141 Pengkawatan pada proses pembentukan bonsai ..............
142 Beberapa teknik pemangkasanan ..................................
pada pembentukan bonsai .......................................
143 Pengikatan pada pangkal batang
sehingga batang membengkak .......................................
144 Pembentukan cabang bonsai .......................................
145 Lapangan rumput pada halaman rumah
146 Bibit rumput gajah .......................................
147 Stolon rumput .......................................
148 Bagian-bagian rumput .......................................
149 Rumput gajah .......................................
150 Padang Golf .......................................
151 Bibit rumput dalam bentuk rumpun
(a) penanaman rumpun rumput di lapangan (b) ...............
152 Bibit rumput dalam bentuk sod/lempengan ....................
153 Cara penanaman bibit di lapangan ...................................
154 Beberapa jenis alat pemutung rumput
155 Dua jenis rumput yaitu .......................................
rumput golf (kiri) gajah (kanan)
156 Pertanaman tembakau .......................................
157 Batang tembakau
.............................................................
158 Biji tembakau .............................................................
159 Bunga tembakau ..............................................................
160 Penyemaian benih tembakau ............................................
161 Cara mencanut bibit tembakau ..........................................
162 Proses pengeringan daun tembakau
163 Buah kakao
........................................................
164 Buah kelapa sawit .............................................................
165 Perkebunan kelapa sawit ..................................................
166 Kelapa sawit di pembibitan awal (atas)
dan di pembibitan utama .................................................
167 Pohon teh
....................................................................
168 Kebun entres ....................................................................
169 Cara mengokulasi karet ....................................................
170 Bakal batang bawah ..........................................................
171 Pemotongan batang bawah ...............................................
172 Batang bawah siap dilakukan okulasi ..............................
173 Pekerjaan mengokulasi ....................................................
174 Batang bawah dengan tunas hasil okulasi .......................
421
421
422
422
423
427
428
428
428
429
430
432
433
433
434
437
438
439
440
441
443
443
447
452
470
470
475
481
491
492
492
493
493
493
493
xviii
175
176
177
178
179
180
181
182
183
Bibit karet siap di tanam ..................................................
Pengangkutan bibit karet dengan truk atau jender ..........
Mesin traktor pengolahan lahan ........................................
Pembuatan ajir pada lahan datar .....................................
Pembuatan ajir pada lahan bergelombang
Mesin pembuat lubang tanam ...........................................
Bentuk lubang tanam ...........................................
Mal untuk mengukur kedalaman lubang tanam ...............
Penimbunan lubang tanam setelah
pindah tanam dengan mempergunakan
tenaga manusia .................................................................
184 Perkecambahan benih karet sebagai
sumber batang bawah ......................................................
185 Kacangan yang sudah tumbuh
186 Kacangan yang siap di tanam ke lapangan ......................
187 Penanaman kacangan diantara barisan karet ....................
188 Proses pencampuran pupuk
.........................................
189 Pemberian pupuk pada tanam
belum menghasilkan ........................................................
190 Penyiangan gulma pada kawasan
tanaman penutup tanah .................................................
191 Bidang sadap karet ........................................................
192 Tanaman karet belum menghasilkan ..............................
193 Penimbangan lateks .......................................................
194 Komponen penyususn dalam kultur air ............................
195 Salah satu stoples sebagai wadah hidroponik ....................
196 Menanam tumbuhan dalam air dengan
menggunakan gabus dan kapas
sebagai penyangga ...........................................................
197 Beberapa hidroponik substrat ...........................................
198 Hara pada bak dialirkan dengan bantuan
pompa masuk ke paralon berbentuk O.
Dari paralon tersebut nutrient dialirkan
ke talang penanaman dan melalui selang
inlet akan mengalir dalam talang yang
dibuat miring akan masuk kembali
ke dalam paralon melalui
selang outlet menuju
tangki penampungan ........................................................
199 Sayuran ditanam dengan aeroponik ..................................
200 Pot piva PVC yang disususn vertikal
494
494
495
495
496
496
496
496
497
498
498
498
499
500
501
501
503
504
507
510
510
511
515
516
516
xix
menyerupai rak ................................................................
201 Beberapa peralatan dan cara
pembuatan lubang tanam
pada kolom vertikal bambu .............................................
202 Teknik pembuatan lubang
tanam pada wadah tanam ...............................................
203 Wadah yang telah siap diisi media
tanam dan ditanami .........................................................
204 Beberapa model susunan kolum horizontal .....................
205 Kolom horizontal bambu yang telah
siap disusun dan siap untu ditanami .................................
206 Sawi yang dibudidayakan
dalam kolom vertikal paralon ..........................................
207 Slada yang dibudidayakan dalam
kolom vertikal paralon ..................................................
208 Sawi sendok yang dibudidayakan
secara vertikal ...............................................................
209 Salah satu contoh hidroponik
dengan menggunakan
metode arus kontinyu ...................................................
210 Hidroponik dengan menggunakan pasir .........................
211 Tanaman tomat yang ditanam pada jerami kering ..........
212 Penampang melintang akar
yang tidak bermikroriza ....................................................
213 Penampang melintang akar bermikoriza ..........................
214 Perbedaan pertumbuhan akar
kedelai bermikroriza dengan tidak ..................................
520
520
520
520
520
521
521
521
521
522
523
524
548
548
549
xx
BAB I
PENGERTIAN DAN LINGKUP
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN
1.1. Pengertian
Keperluan akan bahan pangan
senantiasa menjadi permasalahan
yang tidak putus-putusnya.
Kekurangan pangan seolah olah
sudah menjadi persoalan akrab
dengan manusia. Kegiatan pertanian
yang meliputi budaya bercocok
tanam merupakan kebudayaan
manusia paling tua.
Sejalan dengan peningkatan
peradaban manusia, teknik budidaya
tanaman juga berkembang menjadi
berbagai sistem. Mulai dari sistem
yang paling sederhana sampai
sistem yang canggih. Berbagai
teknologi budidaya dikembangkan
guna mencapai produktivitas yang
diinginkan.
serta produk-produk agroindustri
dengan memanfaatkan sumberdaya
tumbuhan.
Cakupan obyek budidaya tanaman
meliputi tanaman pangan,
hortikultura, dan perkebunan.
Sebagaimana dapat dilihat,
penggolongan ini dilakukan
berdasarkan objek budidayanya:
•
•
Budidaya tanaman, dengan
obyek tumbuhan dan diusahakan
pada lahan yang diolah secara
intensif.
Kehutanan, dengan obyek
tumbuhan (biasanya pohon) dan
diusahakan pada lahan yang
setengah liar.
Budidaya tanaman memiliki dua ciri
penting yaitu:
Istilah teknik budidaya tanaman
diturunkan dari pengertian kata-kata
teknik, budidaya, dan tanaman.
Teknik memiliki arti pengetahuan
atau kepandaian membuat sesuatu,
sedangkan budidaya bermakna
usaha yang memberikan hasil. Kata
tanaman merujuk pada pengertian
tumbuh-tumbuhan yang diusahakan
manusia, yang biasanya telah
melampaui proses domestikasi.
1. Selalu melibatkan barang dalam
volume besar
2. Proses produksinya memiliki
risiko yang relatif tinggi.
Teknik budidaya tanaman adalah
proses menghasilkan bahan pangan
Beberapa bentuk pertanian modern
(misalnya budidaya alga,
Dua ciri khas ini muncul karena
pertanian melibatkan makhluk hidup
dalam satu atau beberapa tahapnya
dan memerlukan ruang untuk
kegiatan itu serta jangka waktu
tertentu dalam proses produksi.
1
hidroponika telah dapat
mengurangkan ciri-ciri ini tetapi
sebagian besar usaha pertanian
dunia masih tetap demikian.
1.2. Tindak Budidaya
Tanaman
Kegiatan pertanian (budidaya
tanaman) merupakan salah satu
kegiatan yang paling awal dikenal
peradaban manusia dan mengubah
total bentuk kebudayaan.
Para ahli prasejarah umumnya
bersepakat bahwa pertanian
pertama kali berkembang sekitar
12.000 tahun yang lalu dari
kebudayaan di daerah "bulan sabit
yang subur" di Timur Tengah, yang
meliputi daerah lembah Sungai
Tigris dan Eufrat terus memanjang
ke barat hingga daerah Suriah dan
Yordania sekarang. Bukti-bukti yang
pertama kali dijumpai menunjukkan
adanya budidaya tanaman biji-bijian
(serealia, terutama gandum, kurma
dan polong-polongan pada daerah
tersebut.
Pada saat itu, 2000 tahun setelah
berakhirnya Zaman Es terakhir di
era Pleistosen, di dearah ini banyak
dijumpai hutan dan padang yang
sangat cocok bagi mulainya
pertanian.
Budidaya tanaman telah dikenal
oleh masyarakat yang telah
mencapai kebudayaan batu muda
(neolitikum), perunggu dan
megalitikum.
Pertanian mengubah bentuk-bentuk
kepercayaan, dari pemujaan
terhadap dewa-dewa perburuan
menjadi pemujaan terhadap dewadewa perlambang kesuburan dan
ketersediaan pangan.
Teknik budidaya tanaman lalu
meluas ke barat (Eropa dan Afrika
Utara, pada saat itu Sahara belum
sepenuhnya menjadi gurun) dan ke
Timur (hingga Asia Timur dan Asia
Tenggara). Bukti-bukti di Tiongkok
menunjukkan adanya budidaya
jewawut (millet) dan padi sejak 6000
tahun sebelum Masehi.
Masyarakat Asia Tenggara telah
mengenal budidaya padi sawah
paling tidak pada saat 3000 tahun
SM dan Jepang serta Korea sejak
1000 tahun SM. Sementara itu,
masyarakat benua Amerika
mengembangkan tanaman dan
hewan budidaya yang sejak awal
sama sekali berbeda.
Budidaya sayur-sayuran dan buahbuahan juga dikenal manusia telah
lama. Masyarakat Mesir Kuno (4000
tahun SM) dan Yunani Kuno (3000
tahun SM) telah mengenal baik
budidaya anggur dan zaitun.
Teknik budidaya tanaman pada
zaman dahulu tidak dikelompokkan
kedalam teknik budidaya, karena
pada saat itu belum melakukan
tindak budidaya tanaman, karena
sifatnya masih mengumpulkan dan
mencari bahan pangan.
Suatu kegiatan dimasukkan kedalam
tindak budidaya dikatakan apabila
telah melakukan 3 hal pokok yaitu;
1. Melakukan pengolahan tanah
2
2. Pemeliharaan untuk mencapai
produksi maksimum
3. Tidak berpindah-pindah
Pada umumnya kegiatan budidaya
tanaman terkait dengan tingkat
pengetahuan manusia pada masa
itu. Relevansi dari peradaban
tersebut terwujud pada kesadaran
untuk melaksanakan tindak
budidaya. Tindak awal dari
dimulainya teknik budidaya dimulai
dengan menetapnya seorang
peladang menempati suatu areal
pertanaman tertentu.
Teknik budidaya yang sudah maju
ditandai oleh adanya:
1. Lapang produksi
2. Pengelolaan yang berencana
3. Memiliki minat untuk mencapai
produksi maksimum dengan
menerapkan berbagai ilmu dan
teknologi.
Tingkatan teknik budidaya tanaman
berjenjang dari yang paling
sederhana sampai yang
maju/canggih. Nilai kegiatan
budidaya tersebut tergantung pada
tingkat ketiga dari teknik budidaya.
Tingkatan tindak budidaya tanaman
dicerminkan juga oleh tingkatan
pengelolaan lapang produksi.
Pengelolaan yang paling sederhana
sampai pengelolaan yang paling
maju, yaitu teknik budidaya yang
telah melakukan pengelolaan
terhadap unsur iklim, air, tanah dan
udara. Pada kelompok ini pelaku
budidaya telah dapat mengestimasi
produksi maksimumnya dan panen
yang tepat waktu. Sebagaimana
diketahui ketepatan saat panen
sangat menentukan nilau jual suatu
produk. Intensifikasi dalam
pengelolaan lapang produksi diikui
juga oleh meningkatnya sarana
agronomi baik bahan atau jasa.
1.3. Aspek dan Lingkup
Teknik Budidaya
Tanaman
1.3.1. Aspek budidaya
Aspek budidaya meliputi tiga aspek
pokok, yaitu:
1. Aspek pemuliaan tanaman
2. Aspek fisiologi tanaman
3. Aspek ekologi tanaman
Ketiga aspek ini merupakan suatu
gugus ilmu tanaman (crop science)
yang langsung berperan terhadap
budidaya tanaman dan sekali gus
terlihat pada produksi tanaman.
Hasil pemuliaan tanaman, berupa
varietas yang memiliki berbagai
sifat unggul. Akan tetapi sifat unggul
ini hanya akan muncul bila teknik
budidaya yang dilakukan sesuai
dengan sifat yang diinginkan
varietas unggul tersebut. Dengan
kata lain keberhasilan dalam
penggunaan varietas unggul sangat
tergantung pada bagaimana pelaku
budidaya telah melakukan tindak
budidayanya secara benar.
Peningkatan produksi pangan tidak
hanya mengandalkan penemuanpenemuan varietas-varietas baru
yang mempunyai kelebihankelebihan tertentu, tetapi juga harus
memperbaiki metoda atau teknik
budidayanya serta mengusahakan
cara bertanam yang benar.
Pemulia tanaman terus berupaya
untuk menghasilkan berbagai
3
modifikasi keunggulannya guna
mencapai peningkatan kebutuhan
manusia.
Aspek fisiologis dalam teknik
budidaya tanaman mencakup
segenap kelakuan tanaman dari
taraf benih sampai taraf panen.
Ekologi tanaman merupakan seluruh
faktor di luar tanaman utama (baik
biotik maupun abiotik) yang
mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
1.3.2. Lingkup budidaya
tanaman
Lingkup dari budidaya tanaman
terdiri dari bidang ilmu:
1. Pemuliaan tanaman
2. Teknologi benih
3. Pengolahan
4. Teknik budidaya
5. Pengendalian hama, penyakit
dan gulma
6. Pemanenan
Seluruh lingkup budidaya tanaman
berada dalam konteks yang padu.
Satu sama lain dan mempunyai
hubungan timbal balik yang erat.
Kegiatan budidaya tanaman itu
sendiri mengandung 3 faktor utama
yaitu:
a. Tanaman
b. Lingkungan tumbuh atau lapang
produksi dan teknik budidaya
atau pengelolaan.
c. Produk tanaman
Tanaman pertanian adalah tumbuhtumbuhan yang dikelola manusia
pada batas tingkat tertentu. Jumlah
spesies yang termasuk kedalam
tanaman pertanian ini cukup banyak
mencapai 20.000 spesies lebih.
Meningkatnya peradaban dan
kebudayaan manusia serta
pemenuhan kebutuhan pangan,
sandang dan papan akan
menambah jumlah spesies yang
termasuk ke dalam tanaman
pertanian.
Tanaman mengalami dua tahap
perkembangan yaitu tahap
perkembangan vegetatif dan
reproduktif. Tahap perkembangan
vegetatif meliputi perkecambahan
benih, pemunculan dan
pertumbuhan bibit dan menjadi
tanaman dewasa. Sedangkan tahap
perkembangan reproduktif meliputi
pembentukan bunga, pembentukan,
pemasakan dan pematangan biji.
Lingkungan tumbuh tanaman dapat
digolongkan ke dalam lingkungan
abiotik berupa tanah atau
medium/substrat lainnya dan iklim
atau cuaca dan lingkungan biotik
berupa makhluk hidup lainnya.
Tanah atau medium/substrat
merupakan pemasok hara dan air
yang diperlukan tanaman selain
sebagai tempat hidup komponen
biotik, baik yang menguntungkan
maupun yang merugikan.
Iklim terdiri dari unsur/unsur seperti
udara, angin, suhu, kelembaban
udara, cahaya matahari, dan hujan.
Lingkungan biotik meliputi hama,
penyakit dan gulma yang merugikan
dan makhluk lainnya yang
menguntungkan tanaman.
4
Lingkungan tumbuh yang baik
memungkinkan produksi tanaman
yang baik juga. Tanaman dengan
lingkungan tumbuhnya saling
berinteraksi dan mempengaruhi satu
sama lain.
1.3.3. Produk budidaya
tanaman
Produk tanaman dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian
yaitu:
1. Produk dari teknik budidaya
yang dapat digunakan langsung
2. Benih atau bibit yang merupakan
produk pertanian untuk
mempertahankan kelangsungan
budidaya .
Sebagai ilustrasi bagaimana produk
tanaman pertanian di dunia sampai
pada tahun 2002 dapat dilihat pada
Gambar 1.
Pada Gambar 1 berikut ini dapat
dilihat walaupun spesies yang
dimanfaatkan manusia di dunia ini
mencapai 20.000 spesies, akan
tetapi produk terbesar diperoleh ada
tanaman bahan pangan seperti
gandum, padi, jagung dan kentang.
Kedua produk tanaman ini memiliki
prinsip yang berbeda dalam
pengelolaannya.
Pengelolaan untuk menghasilkan
benih/bibit mencakup dua prinsip
yaitu:
a. Prinsip genetis, dalam prinsip
ini teknik budidaya diarahkan
untuk menghasilkan benih/bibit
yang bermutu genetik tinggi
yakni; murni genetik, jelas
varietas, atau benar tipe.
b. Prinsip agronomis, prinsip ini
mengarahkan teknik budidaya
untuk menghasilkan benih
bermutu fisiologis dan mutu fisik
yang tinggi, selain hasilnya juga
tinggi.
5
Gambar 1. Produksi tahunan beberapa tanaman pertanian di dunia
6
Peningkatan kebutuhan akan bahan
pangan, sandang, dan pangan pada
jenis tertentu akan menghasilkan
temuan varietas baru yang unggul
hanya pada jenis yang diminati saja,
sedangkan pada jenis lainnya relatif
lebih lambat.
Gambar 1 juga memperlihatkan
peningkatan produksi yang relatif
lebih cepat pada bahan makanan
yang berfungsi sebagai makanan
pokok dunia dibandingkan dengan
jenis makanan lainnya.
Peningkatan produksi pertanian
dunia sangat tergantung pada
bagaimana pelaku pertanian
melaksanakan teknik budidayanya.
Beberapa produk pertanian yang
saat ini berhasil berkembang cukup
berarti di Indonesia antara lain :
a.
Tepung, beras, ubi kayu,
jagung, gandum
b.
Buah-buahan : jeruk, pisang,
mangga, dll
c.
Sayur-sayuran: kubis, kentang
d.
Kacang-kacangan: kacang
tanah, kedelai
e.
Ikan segar, udang, telur, susu,
dairy produk
f.
Daging ayam, sapi, kerbau
g.
Makanan jadi, minuman
h.
Ternak, hasil peternakan,
makanan ternak
1.4. Potensi sumber daya
alam Indonesia.
Indonesia secara alamiah adalah
negara pertanian dengan budaya
pertanian yang kuat. Bertani,
beternak, berburu ikan dilaut adalah
keahlian turun-menurun yang sudah
mendarah daging. Teknologi dasar
ini sudah dikuasai sejak jaman
nenek moyang. Karena budaya
pertanian yang telah mendarah
daging maka usaha pada sektor
pertanian kita sebenarnya dapat
dipacu untuk berproduksi sebesarbesarnya.
Luasnya lahan, cadangan air yang
melimpah, dan potensi wilayah yang
tersedia mulai dari dataran rendah
sampai dataran tinggi yang
mendukung menjadi obsesi dalam
menjadikan Indonesia sebagai
pemasok hasil pertanian unggulan di
kemudian hari.
Indonesia memiliki potensi
sumberdaya yang tidak akan pernah
habis, dan akan tetap ada
sepanjang usia alam itu sendiri yakni
manusia,sinar matahari, tanah,
hutan, dan laut.
Manusia dengan akal dan budaya
lokal daerah yang beraneka ragam
akan menghasilkan beragam
teknologi budidaya yang unggul
spesifik lokasi. Teknik budidaya
yang berbasis pada keragaman
fertilitas tanah, yang berkaitan
dengan jenis tanaman yang sesuai
dengan kondisi setempat akan
mengakibatkan keunggulan
komparatif dari jumlah dan mutu
pertanian yang dihasilkan.
Biodiversitas tanaman dan hewan
Indonesia yang dapat dimanfaatkan
juga relatif tinggi. Hal ini
mengakibatkan munculnya
komoditas unggulan daerah yang
potensial.
7
Beberapa komoditas unggulan
daerah misalnya:
- Aceh yang berpotensi untuk
nilam dan tanaman hutan
- Banten dengan komoditas
unggulan padi, palawija,
sayuran dan buah-buahan
-
-
Sumatera Utara yang terkenal
dengan tanaman perkebunannya
seperti kelapa sawit, karet dan
tembakau deli.
Sumatera barat dengan padi dan
bengkuangnya
Sumatera Selatan dengan buah
duku
Jawa Barat dengan padi,
hortikultura, dan teh
Madura yang memiliki
keunggulan dalam penghasil
jagung
Maluku (Studi kasus pada
Kabupaten Buru seluas 511.619
ha) memiliki komoditas unggulan
terdiri kelapa 9.250,2 ha, kakao
6.239, 5 ha, cengkeh 4.590, 6
ha, jambu mete 1.213,4 ha, kopi
196, 6 ha, pala 456, 8 ha, dan
vanili 12,0 ha, dengan rata-rata
produktivitas yang diperoleh dari
komoditas perkebunan adalah :
kelapa 1,2 t/ha/tahun, kakao 1,0
t/ha/tahun, cengkeh 1,2
t/ha/tahun, jambu mete 0,8
t/ha/tahun, kopi 1,0 t/ha/tahun,
dan pala 0,9 t/ha/tahun.
Laut Indonesia lebih kurangnya 70%
belum dieksploitasi secara luas. Laut
yang menyimpan kekayaan
biodiversitas dan sumber gizi praktis
masih belum tersentuh bahkan
sebahagian besar belum
terbayangkan. Disamping itu kita
juga memiliki asset lain yang sangat
potensial yaitu hutan tropis yang
bertindak sebagai produsen oksigen
untuk kebutuhan umat manusia.
Sinar matahari sepanjang tahun
menyebabkan kita tidak memerlukan
rumah kaca yang mahal untuk
mengembangkan sektor
pertaniannya. Sinar matahari yang
memungkinkan terjadinya proses
fotosintesa pada tanaman
memungkinkan untuk
mengembangkan dan menghasilkan
komoditas pertanian yang sangat
besar.
Rancang bangun revitalisasi sektor
pertanian saat ini berfokus pada
penyiapan rancang bangun untuk
peningkatan produk pertanian
secara kuantitas dan kualitas.
Beberapa hal-hal yang harus
dirancang secara cermat dalam
rancang bangun tersebut meliputi
kondisi luas lahan yang tersedia
termasuk didalamnya jenisnya
(sawah, lahan tadah hujan, dan
lahan kering yang akan ditanami
untuk tanaman pangan), jenis
komoditas (hortikultura, perkebunan,
obat-obatan/ dan industri) serta
pelaku tindak budidaya (siapa
petaninya).
Untuk meningkatkan produktivitas
yang diinginkan, kebutuhan pupuk
dan pestisida untuk setiap
pertanaman harus dihitung dengan
cermat dan dirancang cara
pengadaannya dengan teliti agar
pupuk/pestisida berkualitas baik
sudah tersedia dengan jumlah yang
dibutuhkan pada waktu yang tepat.
8
Pengadaan bibit/benih berkualitas
baik dan diperlukan harus dirancang
secara tepat. Konservasi air melalui
pemanenan air hujan harus
dirancang secara baik dan memadai
agar tak terjadi kehilangan air yang
berlebihan, dan air tersebut dapat
dipakai sebagai air irigasi pada
musim kemarau berikutnya.
Desain/rancang bangun sistem
pertanian berkelanjutan akan
diterapkan di setiap daerah dan
harus disesuaikan dengan faktor
biofisik daerah (site specific) dan
disusun sedemikian rupa sehingga
sistem pertanian berkelanjutan
terwujud di setiap daerah.
Oleh karenanya untuk mencapai
cita-cita Indonesia sebagai negara
agraris yang unggul hendaknya
diperhatikan hal-hal berikut:
1. Sistem pertanian yang
disesuaikan dengan kondisi
biofisik daerah
2. Sistem usaha agribisnis
3. Teknik budidaya
4. Perbaikan proses produksi
5. Pemasaran produksi
6. Peningkatan akses masyarakat
terhadap teknologi
7. Pendanaan usahanya dan upaya
peningkatan pelanggan,
sehingga masyarakat mampu
meningkatkan profit
8. Meningkatkan pengembangan
produk dan memperbaiki kualitas
1.5. Peningkatan
produktivitas
Perubahan ekonomi dan
peningkatan pendapatan
masyarakat tani ke arah yang lebih
baik adalah salah satu tujuan
terpenting dari budidaya yang
dilakukan.
Peningkatan ekonomi itu harus
dapat diwujudkan, terutama melalui
peningkatan produktivitas pertanian.
Hal ini sangat berkaitan dengan
rancangan perbaikan teknik
budidaya di suatu daerah yang
harus didasarkan pada faktor biofisik
dan keadaan sosial, budaya, dan
ekonomi setempat dengan tujuan
agar produktivitas pertaniannya
dapat menjamin pendapatan petani
yang cukup tinggi untuk mendukung
kehidupan yang layak.
Dengan demikian penetapan
rancangan budidaya dan pemilihan
jenis komoditas yang akan
diusahakan di suatu daerah harus
dilakukan bersama- sama antara
pemerintah,peneliti dan masyarakat
petani.
Di samping itu perlu di
pertimbangkan jaminan terhadap
kelestarian lingkungan hidup. Setiap
buidaya tanaman yang dilakukan
disamping dapat meningkatkan
produktivitas, juga harus dapat
menekan/ mencegah penurunan
kualitas lingkungan (environmental
degradation) sehingga kenyamanan
hidup masyarakat dapat terjaga
secara lestari.
Karena itu tujuan akhir dari segala
upaya yang dilakukan pada setiap
usaha bertanam, apapun yang
dilakukan adalah untuk
mendapatkan hasil yang setinggi
mungkin baik dari segi kuantitas
9
maupun kualitas apakah itu berupa
bagian generatif atau vegetatif.
Pada kondisi yang kurang
menguntungkan atau dalam upaya
memperbaiki tingkat produktivitas
suatu jenis tanaman, pengetahuan
yang luas mengenai tanaman itu
sendiri khususnya menyangkut
proses produksi yang diperlukan
untuk menghasilkan produksi
optimum mutlak diperlukan.
Analisis konseptual dalam
mengidentifikasi seluruh faktor-faktor
pembatas produksi merupakan
landasan utama dalam
meningkatkan hasil pertanian.
1.6. Rangkuman
1. Teknik budidaya tanaman adalah
proses menghasilkan bahan
pangan serta produk-produk
agroindustri dengan
memanfaatkan sumberdaya
tumbuhan.
2. Awal dimulainya teknik budidaya
ditandai dengan menetapnya
seorang peladang menempati
suatu areal pertanaman tertentu.
3. Budidaya tanaman memiliki dua
ciri penting yakni selalu
melibatkan barang dalam volume
besar dan proses produksinya
memiliki risiko yang relatif tinggi.
4. Suatu kegiatan dimasukkan
kedalam tindak budidaya apabila
telah melakukan 3 hal pokok
yaitu: 1) melakukan pengolahan
tanah; 2) pememeliharaan untuk
mencapai produksi maksimum;
dan 3) tidak berpindah-pindah
5. Aspek budidaya meliputi tiga
aspek pokok, yaitu: 1) aspek
pemuliaan tanaman; 2) aspek
fisiologi tanaman; dan 3) aspek
ekologi tanaman
6. Produk tanaman dapat
dikelompokkan menjadi dua
bagian yaitu: produk yang dapat
digunakan langsung dan benih
atau bibit yang merupakan
produk pertanian untuk
mempertahankan kelangsungan
budidaya .
7. Peningkatan produksi pangan
dilakukan melalui penemuanpenemuan varietas-varietas baru
yang mempunyai kelebihankelebihan tertentu, perbaikan
metoda atau teknik budidayanya
serta mengusahakan cara
bertanam yang benar.
1.7. Tugas
1. Jelaskan secara ringkas
pegertian dari teknik budidaya
tanaman.
2. Perkembangan teknik budidaya
tanaman tidak terjadi secara
seketika, akan tetapi
barlangsung perlahan-lahan
akan tetapi pasti. Buatlah
perkembangan pertanian ini
secara skematis (dimulai dari
saat penggunaan teknologi
sederhana sampao modern)
sehingga jelas tergambar
bagaiman perkembangannya.
3. Menurut kamu adakah hubungan
antara peningkatan kebudayaan
dengan peningkatan teknik
budidaya tanaman
10
4. Amati daerah sekitarmu (jikalau
ada pergilah ke kawasan
pertanian) amati bagaimana
teknik budidaya yang telah
dilakukan, apakah teknik yang
dipergunakan sudah mencukupi
syarat untuk mencapai hasil
yang optimal
10.
11.
5. Buatlah tabel yang berisikan
teknik budidaya yang digunakan
pada padi sawah, jagung,
mentimun, kedelai, sawi dan
kelapa sawit.
No
Jenis
Teknik budidaya
1
Padi
sawah
.........
.........
........
........
........
...........................
2
3
4
5
6
komoditas unggulan,
ambillah salah satu sampel
daerah kabupaten atau kota
yang ada di daerahmu dan
tanyakan komoditas
unggulan apa yang menjadi
pilihan, dan potensi
produksinya pada tahun
mendatang.
Carilah informasi mengenai
keanekaragaman tanaman
asli yang ada di Indonesia
..........................
.........................
.........................
.........................
.........................
6.
Apa perbedaan mendasar
sistem budidaya pertanian
yang dilakukan pada lahan
kering dan lahan sawah.
7.
Apakah kita dapat menanam
setiap jenis tanaman pada
lokasi tertentu
8.
Apa yang terjadi apabila kita
menggunakan pupuk dan
pestisida secara berlebihan
9.
Dalam era otonomi daerah,
maka setiap kabupaten kota
telah membuat road map
11
BAB II
PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN
2.1. Definisi Pertumbuhan
dan Perkembangan
Pertumbuhan tanaman dapat
didefinisikan sebagai peristiwa
perubahan biologis yang terjadi
pada makhluk hidup berupa
perubahan ukuran yang bersifat
irreversible (tidak berubah kembali
ke asal atau tidak dapat balik).
Sedangkan pertumbuhan pada
makhluk ber sel satu (uniseluler)
ditandai dengan penambahan
ukuran sel.
Adanya proses pertumbuhan ini
dapat diukur dan dinyatakan secara
kuantitatif.
Secara empiris pertumbuhan
tanaman dapat dinyatakan sebagai
suatu fungsi dari
genotipe X lingkungan = F (faktor
pertumbuhan) internal X faktor
pertumbuhan eksternal).
Tanaman yang bertambah panjang
di tempat gelap belum dapat
dikatakan tumbuh walaupun
volumenya bertambah, karena bobot
kering sebenarnya menurun akibat
respirasi yang terus berlangsung,
sedangkan fotosintesa tidak terjadi.
Dalam keadaan normal
pertumbuhan bukan saja
pertambahan volume tetapi juga
diikuti oleh pertambahan bobot
kering.
Perkembangan adalah proses
menuju pencapaian kedewasaan
atau tingkat yang lebih sempurna
pada makhluk hidup.
Proses pertumbuhan tanaman terdiri
dari pembelahan sel, lalu diikuti oleh
pembesaran sel dan terakhir adalah
difrensiasi sel.
2.2. Perbedaan
pertumbuhan dan
perkembangan
Pertumbuhan hanya terjadi pada
lokasi tertentu saja, yaitu pada
jaringan meristem.
Pertumbuhan pada makhluk hidup
bersel banyak (multiselluler) ditandai
dengan pertambahan ukuran sel
(sel bertambah besar dan panjang)
dan pertambahan jumlah sel.
Jaringan meristem adalah jaringan
yang sel-selnya aktif membelah.
13
Gambar 3 Susunan sel titik tumbuh pada ujung akar
Gambar 2. Titik tumbuh pada ujung batang kedelai
14
Mitosis terjadi pada daerah
meristem dan untuk pembelahan ini
Yang paling aktif dalam pembelahan
sel ini adalah jaringan meristem
ujung akar dan batang.
Tumbuhan tumbuh dari kecil
menjadi besar dan berkembang dari
satu zigot menjadi embrio kemudian
menjadi satu individu yang
mempunyai akar, batang, dan daun.
Aktivitas meristem kedua bagian ini
menyebabkan terjadinya
pertumbuhan ke bawah dan ke atas
yang disebut juga pertumbuhan
primer.
Pertumbuhan merupakan hasil
interaksi antara faktor dalam dan
luar. Pertumbuhan merupakan
proses yang irreversibel artinya tidak
dapat balik
Sedangkan pertumbuhan ke
samping yang dimotori oleh
pembelahan sel-sel pada kambium
disebut pertumbuhan sekunder.
Perubahan dari kecil menjadi
dewasa pada kedelai misalnya
merupakan akibat dari proses
pertumbuhan dan perkembangan.
Berbeda dengan pertumbuhan,
proses perkembangan ini tidak
dapat diukur sehingga tidak dapat
dinyatakan secara kuantitatif.
Proses pertumbuhan ini terjadi
karena adanya pembelahan mitosis,
yaitu pembelahan sel-sel tubuh.
diperlukan karbohidrat dan protein
dalam jumlah yang relatif besar.
Pembelahan itu sendiri ada dua
jenis yaitu meiosis dan mitosis.
Kalau mitosis pembelahan dari sel
tubuh sedangkan meiosis
pembelahan sel kelamin.
Untuk kegiatan mitosis ini maka
pengangkutan air, karbohidrat,
protein dan zat-zat lain ke daerah
meristem berjalan lancar.
Setelah pembelahan sel, akan
terjadi pembesaran sel. Seperti pada
pembelahan sel, pembesaran sel
juga terjadi pada jaringan meristem.
Urutan terakhir dari proses
pertumbuhan tanaman disebut
diferensiasi. Pertumbuhan
merupakan salah satu ciri makhluk
hidup.
Gambar 4. Susunan sel titik tumbuh
batang
Perkembangan pada tumbuhan
merupakan suatu proses menuju
tercapainya
kedewasaan
pada
tumbuhan tersebut.
Tumbuhan
15
dikatakan dewasa jika tumbuhan
tersebut sudah membentuk bunga.
Pertumbuhan dan dan
perkembangan merupakan gejalagejala yang saling berhubungan.
Pertumbuhan sebagaimana telah
didefinisikan sebagai pertambahan
ukuran (biasanya dalam bobot
kering) yang tidak dapat balik
(irreversibel). Sedangkan
perkembangan mencakup proses
diferensiasi, dan ditunjukkan oleh
perubahan-perubahan yang lebih
tinggi, menyangkut spesialisasi
secara anatomi dan fisiologi.
Diferensiasi merupakan salah satu
proses penting dalam budidaya
tanaman. Akan tetapi perubahan
dari sel sederhana ke organisme ber
sel banyak yang kompleks, belum
dapat dipahami secara sempurna.
Mekanisme diferensiasi tanaman
menjadi sel yang kompleks tidaklah
jelas. Akan tetapi faktor-faktor
penting yang mempengaruhi
diferensiasi jaringan sudah banyak
di teliti. Sebagai hasil dari penelitian
tersebut dikatakan beberapa faktor
seperti hara dan hormon tumbuh
merupakan faktor yang memegang
peranan penting dalam diferensiasi
tanaman.
Pertumbuhan yang terjadi pada
tumbuhan dibagi menjadi dua
macam yaitu pertumbuhan primer
dan pertumbuhan sekunder.
Pertumbuhan primer adalah
pertumbuhan ukuran panjang pada
bagian batang tumbuhan karena
adanya aktivitas jaringan meristem
primer. Sedangkan pertumbuhan
sel sekunder adalah pertambahan
besar dari organ tumbuhan karena
adanya aktivitas jaringan meristem
sekunder yaitu kambium pada kulit
batang, kambium batang, dan dan
akar.
Berdasarkan aktivitasnya, daerah
pertumbuhan pada ujung akar dan
ujung batang dibedakan menjadi tiga
daerah pertumbuhan yaitu:
- daerah pembelahan sel
- daerah perpanjangan sel
- daerah diferensiasi sel
2.3 Perkecambahan Benih
Perkecambahan merupakan proses
pertumbuhan dan perkembangan
embrio. Hasil perkecambahan ini
adalah munculnya tumbuhan kecil
dari dalam biji.
Proses pertumbuhan embrio saat
perkecambahan benih
adalah
plumula tumbuh dan berkembang
menjadi pucuk dan radikula tumbuh
dan berkembang menjadi akar.
Berdasarkan letak kotiledon pada
saat perkecambahan dikenal dua
tipe perkecambahan yaitu hipogeal
dan epigeal.
2.3.1. Hipogeal
Pada perkecambahan ini terjadi
pertumbuhan memanjang dari
epikotil yang menyebabkan plumula
keluar menembus kulit biji dan
muncul diatas tanah kotiledon tetap
berada di dalam tanah, contohnya
kecambah jagung.
16
2.4. Faktor-faktor
mempengaruhi
pertumbuhan
yang
Pengaruh lingkungan terhadap
pertumbuhan tanaman dapat dibagi
atas dua faktor yaitu lingkungan dan
genetik.
Lingkungan tumbuh tanaman sendiri
dapat dikelompokkan atas
lingkungan biotik (tumbuhan lain,
hama, penyakit dan manusia), dan
abiotik (tanah dan iklim)
Gambar 5 Perkecambahan
hipogaeal
2.3.2. Epigeal
Pada perkecambahan ini hipokotil
tumbuh
memanjang
akibatnya
kotiledon dan plumula terdorong ke
permukaan
tanah,
sehingga
kotiledon berada diatas tanah,
contoh pada kacang hijau.
Penjelasan dari faktor-faktor
tersebut dapat diringkas sebagai
berikut:
2.4.1. Genetik
Gen adalah faktor pembawa sifat
menurun yang terdapat di dalam
makhluk hidup. Gen berpengaruhi
setiap struktur makhluk hidup dan
juga perkembangannya,
Walaupun gen bukan satu-satunya
faktor yang mempengaruhinya.
Setiap jenis (spesies) memiliki gen
untuk sifat tertentu.
2.4.2. Curah hujan
Gambar 6 Perkecambahan epigaeal
Curah hujan dapat dinyatakan
dalam:
1) mm per tahun yang menyatakan
tingginya air hujan yang jatuh
tiap tahun.
2) banyaknya hari hujan per
tahunnya yang menyatakan
distribusi atau meratanya hujan
dalam setahun.
17
Besarnya curah hujan
mempengaruhi kadar air tanah,
aerasi tanah, kelembaban udara dan
secara tidak langsung juga
menentukan jenis tanah sebagai
tempat media tumbuh tanaman.
Oleh karenanya curah hujan sangat
besar pengaruhnya terhadap
pertumbuhan tanaman.
Tinggi dari permukaan laut.
Ketinggian tempat menentukan suhu
udara, intensitas cahaya matahari
dan mempengaruhi curah hujan,
yang pada gilirannya mempengaruhi
pertumbuhan tanaman.
Perbedaan ketinggian tempat dari
permukaan laut menyebabkan
perbedaan suhu lingkungan. Setiap
kenaikan 100m dari permukaan laut,
suhu akan turun sekitar 0,50C.
Kondisi ini tentunnya akan
mempengaruhi jenis tumbuhan yang
hidup pada ketinggian tertentu.
Misalnya kita menemukan banyak
tanaman kelapa (Cocos nuciferae)
pada daerah pantai, kemudian enau
(Arenga pinata) hidup di
pegunungan basah, rotan pada
daerah hutan hujan tropis, dan
banyak contoh lainnya.
Dari uraian tersebut diatas dapat
diketahui masing-masing tempat
hidup organisme (habitat)
mempunyai persyaratan khusus,
2.4.3. Keadaan Tanah
Tanah merupakan komponen hidup
dari lingkungan yang penting dalam
mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Tanahlah
yang menentukan penampilan
tanaman.
Kondisi kesuburan tanah yang relatif
rendah akan mengakibatkan
terhambatnya pertumbuhan
tanaman dan akhirnya akan
mempengaruhi hasil.
Pengaruh keadaan tanah dapat
dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1) Keadaan fisik tanah, yang
ditentukan oleh struktur dan
tekstur tanah, karenanya
pengaruhnya terhadap aerasi
dan drainase tanah
2) Keadaan kimia tanah yang
ditentukan oleh kandungan zat
hara di dalam tanah.
3) Keadaan biologi tanah yang
ditentukan oleh kandungan
mikro/makro flora dan fauna
tanah yang bertindak sebagai
resiklus hara dalam tanah
(dekomposisi).
Data kesuburan kimia, fisika dan
biologi suatu lahan merupakan data
awal yang harus diketahui sebelum
melakukan budidaya tanaman.
Pengelolaan lingkungan
menimbulkan beberapa persoalan
pada erosi tanah, pergantian iklim,
pola drainase dan pergantian dalam
komponen biotik pada ekosistem.
18
Pada tahun 1977 State of World
Environment
Report
(UNEP),
memperingatkan abhwa, tanah yang
dapat ditanami terbatas, hanya ±
11%
permukaan
bumi
dapat
diusahakan untuk pertanian. Secara
total 1.240 juta ha untuk populasi
4.000 juta (rata-rata 0,31 ha/orang).
Area ini pada tahun 2.000 akan
tereduksi sampai hanya tinggal 940
juta ha dengan populasi penduduk
dunia 6.250 juta.
Sehingga perbandingan lahan/orang
tinggal 0,15 ha saja. Ini merupakan
suatu peringatan dan memerlukan
perhatian segera.
2. Memberikan air dan sebagai
tempat cadangan air dimuka
bumi
3. Sebagai tempat berpegang dan
bertumpu untuk tegak.
2.4.4. Suhu
Suhu udara mempengaruhi
kecepatan pertumbuhan maupun
sifat dan struktur tanaman.
Tumbuhan dapat tumbuh dengan
baik pada suhu optimum. Untuk
tumbuhan daerah tropis suhu
optimumnya berkisar 22-370C.
Suhu optimum berkisar antara 25300C dan suhu maksimum 35-400C.
Pengaruh zat hara pada
pertumbuhan tanaman digambarkan
oleh Liebig dengan hukum
minimumnya yang berbunyi
“pertumbuhan atau hasil optimum
ditentukan oleh faktor atau hara
yang berada pada keadaan
minimum.
Dalam mendukung pertumbuhan
dan perkembangan tanaman
terdapat 3 fungsi tanah yang utama
yaitu:
1. Memberikan unsur-unsur
mineral, melayaninya baik
sebagai medium pertukaran
maupun sebagai tempat
persediaan.
Tetapi suhu kardinal (minimum,
optimum, dan maksimum) ini sangat
dipengaruhi oleh jenis dan fase
pertumbuhan tanaman.
2.4.5. Cahaya matahari
Cahaya matahari (radiasi surya)
mempengaruhi pertumbuhan
tanaman melalui tiga sifat yaitu
intensitas cahaya, kualitas cahaya
(panjang gelombang) dan lamanya
penyinaran (panjang hari).
Pengaruh ketiga sifat cahaya
tersebut terhadap pertumbuhan
tanaman adalah melalui
pembentukan klorofil, pembukaan
stomata, pembentukan antocyanin
(pigmen merah) perubahan suhu
daun atau batang, penyerapan hara,
permeabilitas dinding sel, transpirasi
dan gerakan protoplasma.
19
2.4.6. Hara (nutrisi tanaman)
dan air
Hara dan air memegang peranan
penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Salah satu
fungsi dari kedua bahan ini adalah
sebagai bahan pembangun tubuh
makhluk hidup.
Pertumbuhan yang terjadi pada
tanaman (sampai batas tertentu)
disebabkan oleh tanaman
mendapatkan hara dan air.
Bahan baku pada proses fotosintesa
adalah hara dan air yang nantinya
akan diubah tanaman menjadi
makanan.
defisiensi yang berakibat
penghambatan pertumbuhan.
pada
2.4.7. Hormon tumbuhan
Hormon (zat tumbuh) adalah suatu
senyawa organik yang dibuat pada
suatu bagian tanaman dan
kemudian diangkut ke bagian lain,
yang konsentrasinya rendah dan
menyebabkan suatu dampak
fisiologis. Diferensiasi tanaman juga
diatur oleh hormon (yaitu fithormon).
Saat ini dikenal hormon tumbuh
seperti auksin, giberelin, sitokinin,
asam absisi, etilen, asam traumalin,
dan kalin.
Auksin
Tanpa kedua bahan ini pertumbuhan
tidak akan berlangsung. Hara dan
air umumnya diambil tanaman dari
dalam tanah dalam bentuk ion.
Unsur hara yang dibutuhkan
tanaman dapat dibagi atas dua
kelompok yaitu hara makro dan
mikro.
Hara makro adalah hara yang
dibutuhkan tanaman dalam jumlah
besar sedangkan hara mikro
dibutuhkan dalam jumlah kecil.
Nutrien yang tergolong kedalam
hara makro adalah Carbon,
Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Sulfur,
Posfor, Kalium, Calsium, Ferrum.
Sedangkan yang termasuk golongan
hara mikro adalah Boron, Mangan,
Molibdenum, Zinkum (seng) Cuprum
(tembaga) dan Klor.
Jika tanaman kekurangan dari salah
satu unsur tersebut diatas maka
tanaman akan mengalami gejala
Merupakan zat tumbuh yang
pertama ditemukan. Pengaruh
auksin terutama pada perpanjangan
atau pembesaran sel. Sifat dasar
auksin yang mempengaruhi
perpanjangan sel ini sering
digunakan sebagai pengukur
kecepatan pertumbuhan tanaman.
Beberapa respons pertumbuhan
dapat ditunjukkan dan dikendalikan
oleh auksin. Fototropisme yang
merupakan peristiwa pembengkokan
ke arah cahaya dari kecambah yang
sedang tumbuh, dapat didasarkan
oleh penyebaran auksin pada
bagaian tersebut yang tidak merata.
Pengaruh auksin pada
perpanjangan sel tanaman dapat
digambarkan dari hasil-hasil
percobaan sebagai berikut.
Bila ujung batang tanaman Avena
sativa dipotong, maka pertumbuhan
20
kaleoptil terhambat, akan tetapi bila
ujung batang ini ditempelkan
kembali pertumbuhan akan terjadi
lagi.
Apabila potongan ujung batang
Avena sativa tadi ditaruhkan pada
sepotong agar kemudian pada
bagian bawahnya diletakkan
potongan lainnya maka
pertumbuhan kaleoptil akan terjadi
juga.
Auksin dibuat di ujung batang dan
merangsang pertumbuhan kaleoptil.
Auksin merupakan istilah umum dari
IAA yang mempengaruhi
pertumbuhan batang ke atas dan ke
bawah, hormon ini dapat
merangsang ataupun menghambat
pertumbuhan tanaman tergantung
pada konsentrasinya.
Selain itu, konsentrasi auksin yang
sama dapat memberikan efek
berlainan pada pertumbuhan
batang. pucuk, dan akar. Seperti
fototropisme (pertumbuhan ke arah
cahaya), geotropisme (pertumbuhan
ke arah bumi).
Auksin dibentuk dalam ujung
kaleoptil bergerak ke bawah
(basipetal).
Auksin berfungsi untuk:
-
merangsang perpanjangan sel
-
merangsang pembentukan
bunga dan buah
-
memperpanjang titik tumbuh.
Senyawa auksin bila terkena
matahari akan berubah menjadi
senyawa yang justru akan
menghambat pertumbuhan. hal
inilah yang menyebabkan batang
membelok ke arah datangnya sinar
bila diletakkan mendatar, karena
bagian yang tidak terkena sinar
pertumbuhannya lebih cepat dari
bagian yang terkena sinar sinar.
Giberelin
Mula-mula zat ini ditemukan pada
Giberella fujikuroi, yaitu jenis jamur
parasit pada tanaman padi. Hormon
ini ditemukan pertama sekali di
Jepang.
Bila auksin hanya merangsang
pembesaran sel, maka giberelin
merangsang pembelahan sel.
Terutama untuk merangsang
pertumbuhan primer.
Bedanya dengan auksin adalah
bahwa giberelin mempengaruhi
perkecambahan dan mengakhiri
masa dorman biji, sedangkan auksin
tidak
Giberelin dapat bergerak ke dua
arah sedangkan auksin hanya ke
satu arah.
Giberelin berfungsi untuk:
- menggiatkan pembelahan sel
- mempengaruhi pertumbuhan
tunas
- mempengaruhi pertumbuhan
akar
Kinin atau sitokinin
Hormon ini seperti halnya auksin
maka sitokinin juga memberikan
21
efek yang bermacam-macam
terhadap tanaman.
Zat ini mempercepat pembelahan
sel, membantu pertumbuhan tunas
dan akar. Sitokinin dapat
menghambat proses proses
penuaan (senescence).
Salah satu macam sitokinin adalah
kinetin yang terdapat dalam air
kelapa muda dan dalam ragi.
Lingkungan biotik yang
mempengaruhi pertumbuhan
tanaman diantaranya adalah
organisme pengganggu tanaman
dan allelopati (zat kimia yang
dihasilkan tumbuhan dan
mengganggu tumbuhan lainnya).
2.5. Pengukuran
pertumbuhan
Pertumbuhan tanaman dapat diukur
dengan berbagai cara antara lain:
1. Pertumbuhan panjang ranting
2. Pertambahan luas daun Daun
berasal dari promeristen titik
tumbuh batang. premordia daun
merupakan tonjolan pertama
yang membulat atau persegi
pada sisi promeristem. Tonjolan
tersebut diawali oleh
pembelahan secara antiklinal
dan periklinal pada lapisan luar
dari apikal meristem. Helai daun
berkembang menurut pola
tertentu.
5. Pertambahan bobot segar dan
kering
2.6. Rangkuman
1. Pertumbuhan tanaman
didefinisikan sebagai peristiwa
perubahan biologis yang terjadi
pada makhluk hidup berupa
perubahan ukuran yang bersifat
irreversible (tidak berubah
kembali ke asal atau tidak dapat
balik), sedangkan
perkembangan adalah proses
pencapaian kedewasaan atau
tingkat yang lebih sempurna
pada makhluk hidup.
2. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan
tanaman dapat dibagi atas dua
yaitu lingkungan dan genetik.
3. Produksi suatu tanaman
ditentukan oleh kegiatan yang
berlangsung dalam sel dan
jaringan tanaman. Penumpukan
bahan kering adalah
penumpukan fotosintat pada sel
dan jaringan.
4. Faktor lingkungan yang
mempengaruhi pertumbuhan
dibagi atas 2 kelompok, yaitu
lingkungan biotik dan abiotik.
Lingkungan abiotik terdiri dari
curah hujan, tinggi dari
permukaan laut, suhu, cahaya
matahari, hara tanaman, dan
hormon tumbuhan.
3. Pertambahan diameter dahan
atau batang
4. Pertambahan volume terutama
pada buah
22
2.7. Evaluasi
1. Buatlah defenisi pertumbuhan
dan perkembangan
2. Melakukan percobaan di luar
kelas
-
Siapkanlah 9 buah polibek
dengan ukuran ½ kg tanah
-
Kemudian isikan ke dalam
polibek tersebut tanah yang
telah dibersihkan terlebih dahulu
dari sampah dan ranting-ranting
kayu sebanyaak 2/3 volume
polibek
-
basahi tanah tersebut sampai
keadaan lembab (jika dikepal
terasa basah tapi tanah tidak
menggumpal jika kepalan
dibuka)
-
Tanamlah masing-masing
polibek dengan jagung.
-
Kemudian letakkan 3 polibek
pada daerah terbuka atau
terkena sinar matahari langsung
(kelompok A), 3 polibek pada
ruangan tertutup (kelompok B),
dan sisanya 3 polibek lagi di
tempatkan pada ruang terbuka
tapi tidak pernah dilakukan
penyiraman (hanya pada awal
penanaman saja) (Kelompok C).
-
Amati pertambahan tinggi
tanaman, jumlah daun, diameter
batang dan perubahan
morfologinya seperti warna dan
ketebalan daun
Buatlah laporan hasil
pengamatan mu, dan jawablah
-
pertanyaan berikut berdaskan
hasil pengamatan di lapangan,
b. Berdasarkan pengamatan di
lapangan tanaman dari
kelompok mana yang memiliki
tinggi tanaman terbesar
c. Adakah perbedaan warna daun
dari ketiga percobaan ini, dan
apa yang menyebabkan
perbedaaan tinggi, jumlah daun
dan diameter batang dari ketiga
percobaan tersebut?
23
BAB III
FOTOSINTESIS DAN
RESPIRASI
3.1. Defenisi fotosintesis
dan respirasi
Fotosintesis adalah suatu proses
biokimia yang dilakukan tumbuhan,
alga, dan beberapa jenis bakteri
untuk memproduksi energi terpakai
(nutrisi) dengan memanfaatkan
energi cahaya.
berarti cahaya) disebut sebagai
fototrof.
Fotosintesis merupakan salah satu
cara asimilasi karbon karena dalam
fotosintesis karbon bebas dari CO2
diikat (difiksasi) menjadi gula
sebagai molekul penyimpan energi.
Bahan baku untuk proses
fotosíntesis adalah karbondioksida
dan air. karbondioksida diambi
tanaman melalui mulut daun
(stomata), sedangkan air diambil
tanaman dari dalam tanah melalui
akar tanaman
Hampir semua makhluk hidup
bergantung dari energi yang
dihasilkan dalam fotosintesis.
Akibatnya fotosintesis menjadi
sangat penting bagi kehidupan di
bumi.
Cara lain yang ditempuh organisme
untuk mengasimilasi karbon adalah
melalui kemosintesis, yang
dilakukan oleh sejumlah bakteri
belerang.
Fosintesis berasal dari kata foton
artinya cahaya, dan síntesis yang
berarti penyusunan.
Relevansi dari fotosintesis pada
tanaman adalah pertumbuhan
perkembangan, penyimpanan dan
alokasi asimilat.
Berdasarkan arti dari dua kata
tersebut diatas maka fotosintesis
adalah peristiwa penyusunan zat
organik (gula) dari zat anorganik
(air, karbondioksida), dengan
pertolongan energi cahaya.
Karena bahan baku yang digunakan
adalah zat carbon maka
fotosíntesis dapat disebut juga
asimilasi zat karbon.
Fotosintesis berperan dalam
menghasilkan sebagian besar
oksigen yang terdapat di atmosfer
bumi.
Organisme yang menghasilkan
energi melalui fotosintesis (photos
Perubahan pada proses ini akan
merubah laju fotosintesis itu sendiri
dan berakibat juga pada seluruh
proses fisiologi tanaman. Misalnya
cahaya mempengaruhi fotosíntesis
dan juga memberikan efek
fotomorfogenetik pada tanaman.
Respirasi secara sederhana
merupakan proses perombakan
senyawa organik menjadi senyawa
anorganik dan menghasilkan energi.
Respirasi dibagi atas dua yaitu
respirasi aerob dan anaerob.
Respirasi aerob adalah suatu proses
metabolisme tanaman dengan
menggunakan oksigen. Reaksi
24
proses ini dapat dituliskan melalui
persamaan reaksi sebagai berikut:
C6H12O6 + O2
Kalori
H2O + CO2 +
Respirasi anaerobik adalah reaksi
pemecahan karbohidrat untuk
mendapatkan energi tanpa
menggunakan oksigen.
Proses respirasi ini mengambil dan
menggunakan senyawa asam fenol
piruvat atau asetaldehid misalnya
sebagai pengikat hidrogen dan
membentuk asam laktat atau
alkohol.
Respirasi anaerobik dapat terjadi
pada:
1. Jaringan yang kekurangan
oksigen misalnya akar tanaman
yang terendam air
2. Biji yang berkulit tebal dan sulit
untuk ditembus oksigen
Pada respirasi anaerob ini bahan
baku (gula) tidak terurai lengkap
menjadi air dan karbondioksida,
maka energi yang dihasilkan lebih
kecil dibandingkan dengan respirasi
aerobik.
Secara sederhana reaksi pada
respirasi anaerobik dalah sebagai
berikut:
ragi
C6H12O6
+ Kalori
C2H5OH + 2CO2
3.2. Fotosintesis pada
tumbuhan
Pada dasarnya proses fotosintesis
merupakan kebalikan dari proses
respirasi. Proses respirasi bertujuan
memecah gula menjadi karbón
dioksida, air, dan energi.
Sebaliknya proses fotosintesis
mereaksikan (menggabungkan)
karbóndioksida dan air menjadi gula
dengan menggunakan energi
cahaya terutama cahaya matahari.
Tumbuhan bersifat autotrof, yang
artinya dapat mensintesis makanan
langsung. dari senyawa anorganik.
Tumbuhan menggunakan karbon
dioksida dan air untuk menghasilkan
gula dan oksigen yang diperlukan
sebagai makanannya.
Energi untuk menjalankan proses ini
berasal dari fotosintesis. Perhatikan
persamaan reaksi yang
menghasilkan glukosa berikut ini:
12H2O + 6CO2 + cahaya -->
C6H12O6 (glukosa) + 6O2 + 6H2O
Glukosa dapat digunakan untuk
membentuk senyawa organik lain
seperti selulosa dan dapat pula
digunakan sebagai bahan bakar.
Proses ini berlangsung melalui
respirasi seluler yang terjadi baik
pada hewan maupun tumbuhan.
Secara umum reaksi yang terjadi
pada respirasi seluler berkebalikan
dengan persamaan di atas.
Pada respirasi, gula (glukosa) dan
senyawa lain akan bereaksi dengan
oksigen untuk menghasilkan karbon
dioksida, air, dan energi kimia.
25
Tumbuhan menangkap cahaya
menggunakan pigmen yang disebut
klorofil. Pigmen inilah yang memberi
warna hijau pada tumbuhan.
Organel yang yang mengandung
klorofil disebut kloroplas. Klorofil
inilah yang menyerap cahaya yang
akan digunakan dalam fotosintesis.
Meskipun seluruh bagian tubuh
tumbuhan yang berwarna hijau
mengandung kloroplas, namun
sebagian besar energi kimia
dihasilkan di daun. Di dalam daun
terdapat lapisan sel yang disebut
mesofil yang mengandung setengah
juta kloroplas setiap milimeter
perseginya. Cahaya akan melewati
lapisan epidermis yang tidak
berwarna dan transparan, menuju
mesofil, tempat terjadinya sebagian
besar proses fotosintesis.
Permukaan daun biasanya dilapisi
oleh kutikula dari lilin yang bersifat
anti air untuk mencegah terjadinya
penyerapan sinar matahari ataupun
penguapan air yang berlebihan.
3.3. Daun dan Kloroplast
Fotosintesis dapat berlangsung
diseluruh bagian hijau tanaman,
akan tetapi bagian yang terbesar
dari pabrik fotosintesis ini adalah
pada daun. untuk fotosintesis
diperlukan karbondioksida yang
masuk melalui stomata.
Banyaknya stomata kira-kira meliputi
0.1 persen dari luas daun. Pada
sebagian besar tanaman, stomata
terdapat dibagian bawah daun.
Perkiraan banyaknya stomata pada
berbagai jenis tanaman jumlah
stomata pada permukaan daun
berkisar antara 0-100 buah,
sedangkan di bagian bawah daun
berkisar antara 0-600 buah.
Untuk dapat lebih memahami
bagaimana daun sebagai fungsi
pabrik makanan tanaman, kita dapat
memperhatikan Gambar 7.
Fungsi daun yang utama adalah
sebagai tempat terjadinya
fotosintesis serta mengekspor
hasilnya ke seluruh bagian tanaman.
26
Pada Gambar 7 tersebut diatas
dapat dilihat bagian penampang
lintang daun yang terdiri atas:
1. Kutikula (lapisan lilin)
2. Epidermis. Kulit luar organ
berupa lapisan lilin yang
mencegah kehilangan air
secara berlebihan.
3. Stomata: mulut daun, tempat
masuknya CO2
4. Mesophyll: berisi sel-sel
mayoritas luas kloroplas.
5. Bundel vaskuler (jaringan
pembuluh vaskular): bagian
yang menyediakan mineral dan
air kepada sel mesofil
6. Xylem: pembuluh tempat
transport air
7. Phloem: pembuluh tempat
transport makanan
8. Epidermis bagian bawah
9. Jaringan bunga karang
10. Sel tetangga
11. Stomata (mulut daun)
12. Pembuluh vena
3.4. Lintasan pada
Fotosintesis
Pada dasarnya, rangkaian reaksi
fotosintesis dapat dibagi menjadi
dua bagian utama yaitu reaksi
terang (karena memerlukan cahaya)
dan reaksi gelap (tidak memerlukan
cahaya tetapi memerlukan karbon
dioksida).
3.4.1. Reaksi Terang
Pada reaksi terang, klorofil
mengubah energi surya ke dalam
energi kimia (ATP dan NADPH.
Reaksi terang adalah proses untuk
menghasilkan ATP dan reduksi
NADPH2.
Reaksi ini memerlukan molekul air.
Proses ini diawali dengan
penangkapan foton oleh pigmen
sebagai antena.
Pigmen klorofil menyerap lebih
banyak cahaya terlihat pada warna
biru (400-450 nanometer) dan
merah (650-700 nanometer)
dibandingkan dengan hijau (500-600
nanometer).
Cahaya hijau ini akan dipantulkan
dan ditangkap oleh mata kita
sehingga menimbulkan sensasi
bahwa daun berwarna hijau.
Fotosintesis akan menghasilkan
lebih banyak energi pada
gelombang cahaya dengan panjang
tertentu. Hal ini karena panjang
gelombang yang pendek
menyimpan lebih banyak energi.
27
Di dalam daun, cahaya akan diserap
oleh molekul klorofil untuk
dikumpulkan pada pusat-pusat
reaksi.
Tumbuhan memiliki dua jenis
pigmen yang berfungsi aktif sebagai
pusat reaksi atau fotosistem yaitu
fotosistem II dan fotosistem I.
Fotosistem II terdiri dari molekul
klorofil yang menyerap cahaya pada
panjang gelombang 680nM,
sedangkan fotosistem I pada
panjang gelombang 700 nM.
Kedua fotosistem ini akan bekerja
secara simultan dalam fotosintesis,
seperti dua baterai dalam senter
yang bekerja saling memperkuat.
Fotosintesis dimulai ketika cahaya
mengionisasi molekul klorofil pada
fotosistem II, membuatnya
melepaskan elektron yang akan
ditransfer sepanjang rantai transpor
elektron.
Gambar 9. Lintasan fotosisitem II
Fotosistem II mengkatalis pelepasan
elektron dari molekul-molekul air.
Fotosistem I dengan menggunakan
lebih banyak energi dari foton-foton
yang diserapnya, mengkatalis
pelepasan elektron senyawa yang
mengikat elektron pada Fotosistem
II
Energi dari elektron ini digunakan
untuk fotofosforilasi yang
menghasilkan ATP, satuan
pertukaran energi dalam sel.
Pada tumbuhan dan alga,
kekurangan elektron ini dipenuhi
oleh elektron dari hasil ionisasi air
yang terjadi bersamaan dengan
ionisasi klorofil. Hasil ionisasi air ini
adalah elektron dan oksigen.
Gambar 8. Lintasan fotosisitem I
Oksigen dari proses fotosintesis
hanya dihasilkan dari air, bukan dari
karbon dioksida. Untuk lebih
memahami perbedaan mendasar
28
antara reaksi terang dan gelap
dapat dilihat pada Gambar 10.
dijelaskan, meskipun sudah sangat
banyak yang diketahui tentang
proses vital ini.
Proses fotosintesis sangat kompleks
karena melibatkan semua cabang
ilmu pengetahuan alam utama,
seperti fisika, kimia, maupun biologi
sendiri.
Pada tumbuhan, organ utama
tempat berlangsungnya fotosintesis
adalah daun.
Namun secara umum, semua sel
yang memiliki kloroplas berpotensi
untuk melangsungkan reaksi ini. Di
organel inilah tempat
berlangsungnya fotosintesis,
tepatnya pada bagian stroma.
Gambar 10 Skematik reaksi terang
dan gelap dari proses fotosintesis
Hasil fotosintesis (disebut fotosintat)
biasanya dikirim ke jaringan-jaringan
terdekat terlebih dahulu.
3.4.2. Reaksi gelap
Pendapat
ini
pertama
kali
diungkapkan oleh C.B. van Neil
yang mempelajari bakteri fotosintetik
pada tahun 1930-an. Bakteri
fotosintetik, selain sianobakteri, tidak
menghasilkan
oksigen
karena
menggunakan ionisasi sulfida atau
hidrogen.
Pada saat yang sama dengan
ionisasi fotosistem II, cahaya juga
mengionisasi fotosistem I,
melepaskan elektron yang ditransfer
sepanjang rantai transpor elektron
yang akhirnya mereduksi NADP
menjadi NADPH
ATP dan NADPH yang dihasilkan
dalam proses fotosintesis memicu
berbagai proses biokimia.
Pada tumbuhan proses biokimia
yang terpicu adalah siklus Calvin
yang mengikat karbon dioksida
untuk membentuk ribulosa (dan
kemudian menjadi gula seperti
glukosa).
Reaksi ini disebut reaksi gelap
karena tidak bergantung pada ada
tidaknya cahaya sehingga dapat
terjadi meskipun dalam keadaan
gelap (tanpa cahaya).
Hingga sekarang fotosintesis masih
terus dipelajari karena masih ada
sejumlah tahap yang belum bisa
29
3.5. Fotosintesis pada alga
dan bakteri
Alga terdiri dari alga multiseluler
seperti ganggang hingga alga
mikroskopik yang hanya terdiri dari
satu sel.
Meskipun alga tidak memiliki struktur
sekompleks
tumbuhan
darat,
fotosintesis pada keduanya terjadi
dengan cara yang sama. Hanya saja
karena alga memiliki berbagai jenis
pigmen dalam kloroplasnya, maka
panjang gelombang cahaya yang
diserapnya pun lebih bervariasi.
Semua alga menghasilkan oksigen
dan kebanyakan bersifat autotrof.
Hanya sebagian kecil saja yang
bersifat heterotrof yang berarti
bergantung pada materi yang
dihasilkan oleh organisme lain.
pengeluaran CO2 (laju pertukaran
karbón=0). Apabila tingkat cahaya
terus meningkat, akan berkuranglah
kenaikan laju penyerapan CO2 untuk
setiap
2. Konsentrasi karbóndioksida.
Semakin banyak karbondioksida di
udara, maka semakin banyak juga
jumlah bahan yang dapat digunakan
tumbuhan untuk melangsungkan
fotosintesis.
3. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam
proses fotosintesis hanya dapat
bekerja pada suhu optimalnya.
Umumnya laju fotosintensis
meningkat seiring dengan
meningkatnya suhu hingga batas
toleransi enzim.
4. Kadar air
3.6. Faktor-faktor yang
menentukan laju
fotosintesis
Secara umum, semua sel yang
memiliki kloroplas berpotensi untuk
dapat
melangsungkan
reaksi
fotositesis.
Berikut adalah beberapa faktor
utama yang menentukan laju
fotosintesis:
1. Intensitas cahaya.
Kekurangan air atau cekaman
kekeringan menyebabkan stomata
tertutup, menghambat masuknya
karbondioksida sehingga dapat
mengurangi laju fotosintesis.
5. Kadar fotosintat (hasil
fotosintesis).
Jika kadar fotosintat seperti
karbohidrat berkurang, laju
fotosintesis akan naik.
Bila kadar fotosintat bertambah atau
bahkan sampai jenuh, laju
fotosintesis akan berkurang.
Laju fotosintesis akan meningkat
sampai tingkat kompensasi cahaya,
yaitu tingkat cahaya pada saat
pengambilan CO2 sama dengan
30
6. Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju
fotosintesis jauh lebih tinggi pada
tumbuhan yang sedang
berkecambah ketimbang tumbuhan
dewasa. Hal ini mungkin
dikarenakan tumbuhan
berkecambah memerlukan lebih
banyak energi dan makanan untuk
tumbuh.
3.7. Penggunaan dan
Penyimpanan hasil
fotosintesis
Hasil fotosintesis dapat digunakan
tanaman untuk beberapa
pemeliharaan, perbaikan bagianbagian yang rusak, sebagai bahan
dasar pembentukan senyawasenyawa bermanfaat lainnya, bahan
baku untuk pembakaran,
pertumbuhan/perkembangan serta
aktivitas tubuh lainnya, dan
disimpan dalam bentuk cadangan
makanan.
Penyimpanan cadangan makanan
tanaman dapat dalam bentuk:
3.8. Respirasi dan faktor
yang menentukan laju
respirasi
Peristiwa respirasi atau pernafasan
akan menghasilkan sejumlah
karbondioksida yang dilepas ke
udara,
Laju respirasi ini tidak tetap akan
tetapi berfluktuasi dari waktu ke
waktu sebagai akibat pengaruh
berbagai faktor baik faktor dalam
maupun faktor luar.
Beberapa faktor yang yang
mempengaruhinya adalah:
1. Suhu
Seluruh reaksi kimia yang terjadi
pada makhluk hidup sangat
dipengaruhi suhu. Perubahan suhu
akan menimbulkan perubahan
dalam reaksi biokimia tanaman,
begitu juga dengan respirasi,
Hubungan antara kenaikan suhu
dengan reaksi biokimia pada pada
tanaman secara kuantitatif dapat
dinyatakan dengan persamaan
berikut ini.
1. Buah, misalnya mangga,
pepaya, rambutan, duku, dan
sebagainya
laju pada (t + 100C)
2. Biji, misalnya gandum, padi,
jagung dan sebagainya
3. Batang, misalnya tebu
Q10
laju pada t0C
4. Umbi, yang dapat dibagi atas
umbi akar (singkong dan bunga
dahlia) , batang (kentang) dan
lapis (bawang).
31
Q10 untuk reaksi respirasi adalah 23, ini berarti bahwa peningkatan
suhu sebesar 100C, akan
meningkatkan laju reaksi 2 -3 kali
lipat. Oleh karena itu pada daerah
panas, umbi kentang tidak dapat
menjadi lebih besar karena
fotosintesisnya rendah sedangkan
respirasinya tinggi.
2.Ketersediaan oksigen dan
karbondioksida
Ketersediaan oksigen ditempat
terjadinya respirasi aerob sangat
penting. Apabila oksigen tidak
tersedia maka respirasi tidak
berlangsung, dan seluruh proses
respirasi terhenti dan bahan-bahan
racun tertimbun sehingga tanaman
menjadi mati.
Karbondioksida
Kadar karbondioksida yang tinggi
(mencapai 10%) juga akan
menghambat laju respirasi semakin
rendah. Kondisi inilah yang selalu
dimanfaatkan oleh pedagang
hortikultura agar produk
hortikulturanya tetap segar.
3. Cahaya
Cahaya meningkatkan respirasi
secara tidak langsung yaitu melalui
pengaruh cahaya terhadap
fotosintesa.
Dengan meningkatnya laju
fotosintesa maka persediaan subtrat
bahan baku meningkat, yang berarti
juga meningkatkan respirasi.
Ada 3 ciri dari cahaya yang
mempengaruhi fotosintesis, yaitu
intensitaa cahaya, kualitas cahaya ,
dan lamanya penyinaran.
a. Intensitas cahaya. makin rendah
intensiyas cahaya, makin rendah
laju fotosintesis karena produksi
ATP dan NADPH tidak cukup tinggi.
Intensitas cahaya pada siang terik
pada musim kemarau di Indonesia
berada sekitar 10.000 kaki-lilin ( 1
kaki-lilin = intensiyas cahaya 1 lilin
jarak 1 kaki), tetapi hanya 25-30%
yang dipergunakan untuk
fotosíntesis oleh tanaman. Pada
bagian-bagian teduh bahkan hanya
10% saja. Oleh karena itu pada
siang hari intensitas cahaya tidak
merupakan faktor penghambat.
b. Kualitas cahaya. Kualitas cahaya
ditentukan oleh proporsi dari warnawarna cahaya seperti merah,
kuning, hijau, biru, dan sebagainya.
klorofil menyerap warna didaerah
biru dan merah, yaitu panjang
gelombang yang paling banyak
digunakan dalm proses fotosintesis.
Sedangkan penyerapan yang
terendah adalah warna hijau. warna
hijau dari daun menujukkan bahwa
sinar hijau banyak dipantulkan. oleh
karena itu sinar hijau kecil sekali
pengaruhnya terhadap fototsintesis.
c. Lama penyinaran. Apabila CO2
serta faktor-faktor lain tidak terbatas,
maka penyinaran secara terusmenerus akan menyebabkan
terjadinya fotosintesis secara terusmenerus pula.
32
4. Pengurangan atau penambahan
air
Biji kering mempunyai tingkat
respirasi yang rendah, jika dilakukan
penambahan air akan mengaktifkan
enzim dan hal ini berarti respirasi
meningkat
5. Pengaruh mekanis dan zat
kimia
Pelukaan, gosong terbakar,
merupakan contoh-contoh yang
dapat meningkatkan laju respirasi.
Senyawa racun seperti sianida,
arsenit sebagainya juga dapat
membunuh tanaman yang berakibat
pada penghambatan enzim respirasi
6. Umur serta macam jaringan
Setiap macam jaringan memiliki laju
respirasi yang berbeda satu sama
lain. Laju respirasi dari jaringan
muda lebih cepat dibandingkan
dengan jaringan tua.
Jaringan yang sedang aktif tumbuh
juga memiliki laju respirasi yang
tinggi.
7.Kandungan hara dalam tanah.
Mg dan N merupakan dari bagian
klorofil, jadi langsung berpengaruh
pada fotosintesis. Unsur besi (Fe)
adalah bagian dari sitokrom, jadi
penting bagi reaksi terang.
Sedangkan unsur P penting bagi
fotosintesis karena merupakan
bagian ATP/ADP. Mn peenting
karena merupakan bagian dari
enzim.
3.9. Penemuan
Meskipun masih ada langkahlangkah dalam fotosintesis yang
belum dipahami, persamaan umum
fotosintesis telah diketahui sejak
tahun 1800-an.
Pada awal tahun 1600-an, seorang
dokter dan ahli kimia, Jan van
Helmont, seorang Filandria
(sekarang bagian dari Belgia),
melakukan percobaan untuk
mengetahui faktor apa yang
menyebabkan massa tumbuhan
bertambah dari waktu ke waktu. Dari
penelitiannya, Helmont
menyimpulkan bahwa massa
tumbuhan bertambah hanya karena
pemberian air.
Tapi pada tahun 1720, ahli botani
Inggris, Stephen Hales berhipotesis
bahwa pasti ada faktor lain selain air
yang berperan. Ia berpendapat
faktor itu adalah udara.
Joseph Priestley, seorang ahli kimia
dan pendeta, menemukan bahwa
ketika ia menutup sebuah lilin
menyala dengan sebuah toples
terbalik, nyalanya akan mati
sebelum lilinnya habis terbakar. Ia
kemudian menemukan bila ia
meletakkan tikus dalam toples
terbalik bersama lilin, tikus itu akan
mati lemas.
Dari kedua percobaan itu, Priestley
menyimpulkan bahwa nyala lilin
telah "merusak" udara dalam toples
itu dan menyebabkan matinya tikus.
Ia kemudian menunjukkan bahwa
udara yang telah “dirusak” oleh lilin
tersebut dapat “dipulihkan” oleh
33
tumbuhan. Ia juga menunjukkan
bahwa tikus dapat tetap hidup dalam
toples tertutup asalkan di dalamnya
juga terdapat tumbuhan.
Pada tahun 1778, Jan Ingenhousz,
dokter kerajaan Austria, mengulangi
eksperimen Priestley. Ia
menemukan bahwa cahaya
matahari berpengaruh pada
tumbuhan sehingga dapat
"memulihkan" udara yang "rusak".
Akhirnya di tahun 1796, Jean
Senebier, seorang pastor Perancis,
menunjukkan bahwa udara yang
“dipulihkan” dan “merusak” itu
adalah karbon dioksida yang diserap
oleh tumbuhan dalam fotosintesis.
Tidak lama kemudian, Theodore de
Saussure berhasil menunjukkan
hubungan antara hipotesis Stephen
Hale dengan percobaan-percobaan
"pemulihan" udara. Ia menemukan
bahwa peningkatan massa
tumbuhan bukan hanya karena
penyerapan karbon dioksida, tetapi
juga oleh pemberian air.
Melalui serangkaian eksperimen
inilah akhirnya para ahli berhasil
menggambarkan persamaan umum
dari fotosintesis yang menghasilkan
makanan (seperti glukosa).
3.10. Rangkuman
Tumbuhan hijau adalah tumbuhan
yang mengandung zat hijau daun
(klorofil). klorofil ini berada di
kloroplas.
Dalam kloroplas tanaman tingkat
tinggi terdapat dua macam klorofil
yang merupakan bahan penyerap
energi yang utama yaitu klorofil A
dan klorofil B.
Tumbuhan hijau berperan sebagai
produsen karena dapat membuat
makanan sendiri melalui proses
fotosintesis.
Fotosintesis adalah proses
penyusunan makanan pada zat hijau
daun (klorofil) dengan bantuan sinar
matahari. Dalam proses fotosintesis
ini, tumbuhan memerlukan air dan
mineral, seperti fosfor, besi,
magnesium, dan kalium.
Bahan baku untuk proses
fotosintesis adalah karbondioksida
dan air. Karbondioksida diambil oleh
tumbuhan hijau melalui mulut daun
(stomata) dan pori-pori kecil pada
batang (lentisel), sedangkan air
diambil dari tumbuhan hijau dari
dalam tanah melalui akar.
Fotosisntesis dapat menjadi lebih
cepat atau lambat, bergantung
pada:ketersediaan oksigen dan
karbondioksida, cahaya, air, hara
tanaman, mekanis dan zat kimia,
umur serta macam jaringan
tanaman.
Jaringan muda pada tanaman laju
fotosintesisnya relatif lebih cepat
dibandingkan dengan jaringan tua.
Jaringan yang sedang aktif tumbuh
juga memiliki laju respirasi yang
tinggi.
Laju respirasi ini tidak tetap akan
tetapi berfluktuasi dari waktu ke
waktu sebagai akibat pengaruh
berbagai faktor baik faktor dalam
maupun faktor luar
34
Hasil fotosíntesis ialah zat gula yang
digunakan sebagai bahan baku
untuk pembakaran (oksida biologis)
dalam tubuh tanaman dan berfungsi
untuk mengganti sel-sel yang rusak,
serta untuk menunjang pertumbuhan
dan aktivitas tumbuhan, sedangkan
oksigen berfungsi membantu
pernapasan tumbuhan.
3.11. Soal
Adapun oksigen digunakan untuk
membakar zat makanan (zat gula)
dan selebihnya dilepaskan melalui
stomata untuk pernapasan bagi
hewan dan manusia.
A.
B.
C.
D.
Oksidasi biologis adalah proses
pembakaran terhadap zat makanan
(zat gula) oleh oksigen didalam
tubuh yang menghasilkan energi
untuk beraktivitas dan
karbondioksida serta uap air sebagai
zat sisa.
Tidak semua zat hasil fotosíntesis
(zat makanan) digunakan oleh
tumbuhan hijau. Kelebihan zat hasil
fotosíntesis disimpan sebagai
cadangan makanan dalam buah,
batang, dan umbi.
Berilah tanda silang (X) pada
huruf A, B, C, dan D di depan
jawaban yang kamu anggap
benar.
1. Bahan yang diperlukan pada
proses fotosintesis adalah…
Air dan karbondioksida
Oksigen dan gula
Cahaya matahari
Klorofil
2. Hasil dari fotosíntesis adalah…
A.
B.
C.
D.
Air
Gula
Karbondioksida
Klorofil
3. Zat tepung yang terkandung di
dalam
umbi
akar
seperti
singkong
sebenarnya
merupakan hasil dari…
A.
B.
C.
D.
Pertumbuhan
Perkembangan
Kemosintesis
Fotosíntesis
4. Gula hasil fotosíntesis digunakan
untuk berbagai hal, kecuali…
A.
B.
C.
D.
Cadangan makanan
Bahan penghasil energi
Aktivitas pertumbuhan
Seluruhnya diubah ke bentuk
lain yang lebih dibutuhkan
35
5. Tempat berlangsungnya
fotosíntesis pada tumbuhan hijau
terdapat di…
A.
B.
C.
D.
Seluruh bagian tanaman yang
berwarna hijau
Daun
Akar
batang
6. Karbondioksida diambil tanaman
dari…
A.
B.
C.
D.
Udara
Air
Tanah
Senyawa kimia
7. Air diambil tanaman dari…
A.
B.
C.
D.
Udara
Air
Tanah
Senyawa kimia
8. Respirasi adalah…
A.
B.
C.
D.
Pembentukan senyawa
organik dari senyawa
anorganik
Pembentukan senyawa
anorganik dari senyawa
anorganik
Pembentukan senyawa
organik dari senyawa organik
Pembentukan senyawa
anorganik dari senyawa
organik
9. Respirasi memerlukan bahan
dasar…
A.
B.
C.
D.
Gula
Karbondioksida
Air
Oksigen
10. Tempat terjadinya fotosíntesis
adalah…
A.
B.
C.
D.
Daun
Bunga
Batang
Akar
II. Jawablah pertanyaanpertanyaan
dibawah ini
dengan benar!
1. Apakah perbedaan antara
fotosíntesis dengan respirasi
2. Jelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi fotosíntesis
3. Jika suhu meningkat mencapai
480C , apa yang terjadi pada
tanaman?
4. Apakah jamur dapat melakukan
fotosintesis? Jelaskan
jawabanmu
5. Apa yang terjadi jika tanaman
mengalami kekurangan air?
6. Mengapa tanaman dapat
membersihkan udara?
7. Mengapa umbi kentang pada
daerah tropis memiliki umbi yang
relatif lebih kecil dibandingkan
dengan daerah sub tropis?
36
8. Faktor-faktor apakah yang
sangat mempengaruhi
pembentukan klorofil?
9. Ketersediaan air tanah dapat
mempengaruhi fotosintesis.
Apakah hal ini disebabkan
karena ada hubungannya
dengan traspirasi, proses
tertutup dan terbukanya stomata,
atau karena adanya
hubungannya denagan proses
pemasukan karbondioksida?
10. Bagaiman kegiatan atau laju
fotosintesis pada tanaman bila
dihubungakan dengan kadar
oksigen yang tersedia diudara
sekitarnya?
11. Apakah fotosintesa terjadi pada
seluruh bagian tanaman,
jelaskan jawabmu
12. Fungsi klorofil pada proses
fotosintesis adalah untuk .......
13. Stomata daun tempat masuknya
karbondioksida akan menutup,
jika tanaman kekurangan .......
37
BAB IV
TRANSPOR AIR SERTA
FOTOSINTETAT
TANAMAN
4.1. Pengantar
Air merupakan 85–95% berat
tumbuhan herba yang hidup di air.
Kandungan air dalam tanaman
bervariasi antara 70 dan 90%,
tergantung umur, spesies, jaringan
tertentu, dan lingkungan. Air sangat
bermanfaat bagi kehidupan
tanaman. oleh karenanya
kelangsungan hidup tanaman di
muka bumi ini sangat tergantung
pada air, dengan kata lain tiada air
tiada kehidupan
Air dibutuhkan untuk bermacammacam fungsi tanaman seperti:
a. Pelarut dan medium reaksi kimia
b. Medium untuk transpor, zat
terlarut organik dan anorganik
c. Medium memberikan turgor
pada sel tanaman. Turgor
menggalakkan pembesaran sel,
struktur tanaman, dan
penempatan daun
d. Hidrasi dan netralisasi muatan
pada molekul-molekul koloid .
Untuk enzim, air hidrasi
membantu memelihara struktur
dan memudahkan fungsi katalis.
e. Bahan baku fotosintesis, proses
hidrolisa dan reaksi-reaksi kimia
lainnya
f.
Transpirasi untuk mendinginkan
permukaan tanaman.
Sistem yang menggambarkan
tingkah laku air dan pergerakannya
dalam tanah dan tubuh tanaman
didasarkan atas hubungan energi
potensial. Air mempunyai kapasitas
untuk melakukan kerja, yaitu akan
bergerak dari daerah dengan energi
potensial tinggi ke daerah dengan
energi potensial rendah.
Air dalam tanah dan tubuh tanaman
biasanya secara kimia tidak murni,
disebabkan oleh adanya bahan
terlarut dan cara fisik yang dibatasi
oleh berberapa gaya, seperti gaya
tarik menarik yang berlawanan,
gravitasi, dan tekanan. Oleh
karenanya eneri potensialnya lebih
kecil dari air murni. Dalam tubuh
tanaman energi potensial air ini
disebut potensi air.
Tanaman yang kekurangan air akan
menjadi layu, dan apabila tidak
diberikan air secepatnya akan
terjadi layu permanen yang dapat
menyebabkan kematian.
Air di alam ini mengalami peredaran,
yang disebut dengan daur air.
Daur air adalah perubahan yang
terjadi pada air secara berulang
dalam suatu pola tertentu.
Air yang ada di permukaan bumi
mengalami penguapan, yaitu
berubah menjadi uap air.
Uap air naik dan berkumpul
membentuk awan. Selanjutnya awan
sampai ke tempat bersuhu dingin.
38
Semakin jauh dari permukaan bumi
udara makin dingin. Saat
bersentuhan dengan udara dingin,
awan mengalami kondensasi
membentuk butiran air. Butiran air
ini jatuh kembali ke permukaan bumi
sebagai air hujan.
Untuk lebih jelasnya perhatikan
Gambar 11 dibawah ini.
Setelah
menyelesaikan
bagan
tersebut
coba
diskusikan
bagaimana agar peredaran air ini
tetap berlangsung sebagaimana
mestinya.
Menurut pendapatmu bagaimana
sisitem pertanian yang paling sesuai
dalam pertanaman padi sawah,
yang membutuhkan air dalam
pertanamannya.
Awan turun ke
permukaan bumi
………
………
………
………
Gambar 11 Peredaran air dimuka
bumi
…………
…………
…………
…………
…………
…………
…………
…………
…………
Kerja ilmiah 1.
Tujuan: memahami pergerakan air
dimuka bumi
4.2. Mekanisme
Pergerakan Air
Dibawah ini diberikan bagan yang
belum terisi, merupakan proses
daur air. Isilah dengan benar kolom
dan tanda panah yang tersedia
dibawah ini.
Terdapat lima mekanisme utama
yang menggerakkan air dari suatu
tempat ke tempat lain, yaitu :
- difusi
- osmosis
- tekanan kapiler
- tekanan hidrostatik
39
- gravitasi
Laju difusi antara lain tergantung
pada suhu dan densitas (kepadatan)
medium.
4.2.1. Difusi
Difusi adalah pergerakan molekul
atau ion dari dengan daerah
konsentrasi
tinggi
ke
daerah
dengan konsentrasi rendah.
Beberapa contoh difusi:
1. Apabila kita teteskan minyak
wangi dalam botol lalu
ditutup, maka bau minyak
wangi tersebut akan tersebar
ke seluruh bagian botol.
Apabila tutup botol dibuka,
maka bau minyak wangi
tersebut akan tersebar ke
seluruh ruangan, meskipun
tidak menggunakan kipas.
Hal ini disebabkan karena
terjadi proses difusi dari botol
minyak wangi (konsentrasi
tinggi)
ke
ruangan
(konsentrasi rendah).
2. Apabila kita meneteskan tinta
ke dalam segelas air, maka
warna tinta tersebut akan
menyebar
dari
tempat
tetesan awal (konsentrasi
tinggi) ke seluruh air dalam
gelas (konsentrasi rendah)
sehingga
terjadi
keseimbangan. Sebenarnya,
selain terjadi pergerakan
tinta, juga terjadi pergerakan
air menuju ke tempat tetesan
tinta (dari konsentrasi air
yang tinggi ke konsentrasi air
rendah).
Gas berdifusi lebih cepat
dibandingkan dengan zat cair,
sedangkan zat padat berdifusi lebih
lambat dibandingkan dengan zat
cair. Molekul berukuran besar lebih
lambat pergerakannya dibanding
dengan molekul yang lebih kecil.
Pertukaran udara melalui stomata
merupakan contoh dari proses
difusi. Pada siang hari terjadi proses
fotosintesis yang menghasilkan O2
sehingga konsentrasi O2 meningkat.
Peningkatan konsentrasi O2 ini akan
menyebabkan difusi O2 dari daun ke
udara
luar
melalui
stomata.
Sebaliknya konsentrasi CO2 di
dalam jaringan menurun (karena
digunakan
untuk
fotosintesis)
sehingga CO2 dari udara luar masuk
melalui stomata.
Faktor yang mempengaruhi difusi
adalah:
- suhu
- kepadatan zat
- besar
kecilnya
perbedaan
konsentrasi
4.2.2. Osmosis
Osmosis adalah difusi melalui
membran semipermeabel. definisi
osmosisi secara lebih terperinci
adalah
peristiwa
bergeraknya
pelarut antara dua larutan yang
dibatasi membran semi permiable
dan (selaput permiable diffrensial)
berlangsung dari larutan yang
konsentrasinya tinggi ke konsentrasi
rendah.
40
Suatu larutan yang mempunyai
tekanan
osmosis
lebih
tinggi
daripada
larutan
lain
disebut
supertonik, sedangkan kebalikannya
disebut hiposonik. Bila dua larutan
sama tekanan osmosisnya, disebut
isotonik atau isomosi
Masuknya larutan ke dalam sel-sel
endodermis
merupakan
contoh
proses osmosis. Dalam tubuh
organisme multiseluler, air bergerak
dari satu sel ke sel lainnya dengan
leluasa.
Selain air, molekul-molekul yang
berukuran kecil seperti O2 dan CO2
juga mudah melewati membran sel.
Molekul-molekul
tersebut
akan
berdifusi dari daerah
dengan
konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah.
Proses Osmosis akan berhenti jika
konsentrasi zat di kedua sisi
membran tersebut telah mencapai
keseimbangan.
Oleh karena itu, ahli fisiologi
tanaman lebih suka menggunakan
istilah potensial osmotik yakni
tekanan yang diperlukan untuk
mencegah osmosis.
Jika wortel direndam
ke dalam
larutan garam 10% maka sel-selnya
akan kehilangan rigiditas (kekakuan)
nya. Hal ini disebabkan potensial air
dalam sel wortel tersebut lebih tinggi
dibanding dengan potensial air pada
larutan garam sehingga air dari
dalam sel akan keluar ke dalam
larutan tersebut. Jika diamati
dengan mikroskop maka vakuola
sel-sel wortel tersebut tidak tampak
dan sitoplasma akan mengkerut dan
membran sel akan terlepas dari
dindingnya.
Peristiwa lepasnya
plasma sel dari dinding sel ini
disebut plasmolisis.
Faktor yang mempengaruhi osmosis
tergantung pada banyak sedikitnya
molekul zat pelarut
4.2.3. Tekanan kapiler
Osmosis juga dapat terjadi dari
sitoplasma
ke
organel-organel
bermembran.
Percobaan osmosis dapat dibuat
dengan menyekat tabung yang
berisi larutan gula 10% dalam air
(10% gula dan 90% air) dengan
membran semipermeabel. Apabila
tabung tersebut dicelupkan dalam
air, maka akan terjadi osmosis. Air
dari dalam gelas piala akan masuk
ke dalam tabung dan menaikkan
cairan yang ada dalam tabung.
Osmometer
sederhana
dibuat
dengan menyekat tabung dengan
membran. Osmosis dapat dicegah
dengan menggunakan tekanan.
Apabila pipa kapiler dicelupkan ke
dalam bak yang berisi air, maka
permukaan air dalam pipa kapiler
akan naik sampai terjadi
keseimbangan antara tegangan
yang menarik air tersebut dengan
beratnya.
41
4.2.4. Tekanan hidrostatik
Masuknya air ke dalam sel akan
menyebabkan tekanan terhadap
dinding sel sehingga dinding sel
meregang.
Hal
ini
akan
menyebabkan timbulnya tekanan
hidrostatik untuk melawan aliran air
tersebut. Tekanan hidrostatik dalam
sel disebut tekanan turgor.
Tekanan turgor yang berkembang
melawan dinding sebagai hasil
masuknya air ke dalam vakuola sel
disebut potensial tekanan.
Gambar 12 Peristiwa kapilaritas
Tekanan yang menarik air tersebut
disebut tekanan kapiler.
Tekanan
diameter
diameter
tegangan
tersebut.
kapiler tergantung pada
kapiler : semakin kecil
kapiler semakin besar
yang menarik kolom air
Semakin kecil diameter tabung
semakin besar tinggi kolom cairan.
Partikel-partikel
tanah
bersifat
hidrofilik, dan mempunyai pori-pori
mikro. Air akan ditarik oleh partikel
tanah dan mengisi pori-pori tersebut
dan tetap dipertahankan melalui
tekanan kapiler. Kekuatan tekanan
ini tergantung pada ketersedian air.
Pada
tanah
yang
lembab
kemampuan
memegang
airnya
rendah, sedangkan pada tanah
kering
kemampuan
memegang
airnya lebih besar.
Tekanan turgor penting bagi sel
karena dapat menyebabkan sel dan
jaringan yang disusunnya menjadi
kaku.
Potensial air suatu sel tumbuhan
secara
esensial
merupakan
kombinasi potensial osmotik dengan
potensial tekanannya.
Jika dua sel yang bersebelahan
mempunyai potensial air yang
berbeda, maka air akan bergerak
dari sel yang mempunyai potensial
air tinggi menuju ke sel yang
mempunyai potensial air rendah.
Tekanan hidrostatik dalam sel
disebut tekanan turgor. Tekanan
turgor yang berkembang melawan
dinding sebagai hasil masuknya air
ke dalam vakuola sel disebut
potensial tekanan.
Tekanan turgor penting bagi sel
karena dapat menyebabkan sel dan
jaringan yang disusunnya menjadi
kaku.
42
Potensial air suatu sel tumbuhan
secara
esensial
merupakan
kombinasi potensial osmotik dengan
potensial tekanannya. Jika dua sel
yang bersebelahan mempunyai
potensial air yang berbeda, maka air
akan bergerak dari sel yang
mempunyai potensial air tinggi
menuju ke sel yang mempunyai
potensial air rendah.
sistem sirkulasi, sedangkan pada
tanaman air bergerak satu arah dari
akar melalui batang menuju daun.
Suplai
air
ini
memungkinkan
tumbuhan
melakukan
proses
fotosintesis,
memelihara
turgor
sehingga tumbuhan dapat berdiri
tegak, menjaga suhu tajuk tetap
dingin, dan melakukan trasportasi
mineral terlarut.
4.2.5. Gravitasi
Adanya lapisa lilin (kutikula) pada
epidermis daun dan batang, ataupun
lapisan gabus pada batang yang
telah
mengalami
pertumbuhan
sekunder
dapat
mengurangi
kehilangan air pada tumbuhan.
Air juga bergerak untuk merespons
gaya gravitasi bumi, sehingga perlu
tekanan untuk menarik air ke atas.
Pada tumbuhan herba, pengaruh
gravitasi dapat diabaikan karena
perbedaan ketinggian pada bagian
tanaman tersebut relatif kecil.
Pada
tumbuhan
yang
tinggi,
pengaruh gravitasi ini sangat nyata.
Untuk menggerakkan air ke atas
pada pohon setinggi 100 m
diperlukan tekanan sekitar 20
atmosfer.
4.3. Mekanisme Tanaman
mengambil air
Sebagian besar air yang telah
diserap akan hilang dari tubuh
tanaman baik dalam bentuk uap air
maupun dalam bentuk tetesan air.
Dari keseluruhan air yang hilang
maka air yang hilang dalam bentuk
gutasi hanya kira-kira 1%. Dengan
demikian sebagain besar air yang
hilang adalah dalam bentuk uap air.
Pada sebagian besar hewan, cairan
cenderung di daur ulang melalui
Perjalanan air dalam tumbuhan
dimulai dengan absorpsi air pada
permukaan akar. Air masuk ke
dalam akar melalui sel-sel epidermis
dan rambut akar (modifikasi sel
epidermis).
Rambut
akar
meningkatkan luas permukaan akar
sehingga absorpsi air menjadi lebih
efisien.
Rambut akar dijumpai pada ujung
akar
yaitu
pada
daerah
pemanjangan sel.
Selanjutnya air dari epidermis
masuk ke dalam korteks akar.
Sebagian
air
masuk
melalui
sitoplasma (rute simplas ) dan
sebagian besar air melalui ruang
antar sel (rute apoplas).
Ketika mencapai endodermis, air
yang masuk dengan rute apoplas
dipaksa
masuk
ke
dalam
endodermis
karena
pada
endodermis
terdapat
jalur/pita
Caspary.
43
Jalur Caspary merupakan lilin
(suberin) yang menebal pada
dinding transversal dan dinding
radial sel-sel endodermis. Suberin
tidak dapat ditembus oleh air
sehingga air dipaksa masuk ke
dalam sel-sel endodermis pada
bagian dinding tangensial. Ketika
masuk ke dalam sel, maka mineral
terlarut dalam air akan diseleksi oleh
membran plasma yang bersifat
semipermeabel.
melalui hidatoda yang terdapat pada
ujung-ujung pertulangan daun.
Air
dari
sel-sel
endodermis
selanjutnya masuk ke dalam
pembuluh xilem melalui proses
osmosis. Air dari pembuluh xilem
akar, bergerak melalui xilem batang
hingga ke xilem daun.
Tidak adanya transpirasi pada
malam hari, tekanan di dalam xilem
membangun titik-titik penekanan air
larutan keluar hidatoda.
Walaupun air gutasi menyerupai air
embun, keduanya dapat dibedakan.
Cairan xilem yang ada dalam xilem
akar, xilem batang dan xilem daun
berhubungan satu dengan lainnya
membentuk suatu kolom.
Air embun berasal dari kondensasi
uap air , sedangkan gutasi berasal
dari tekanan akar. Jika terkena
cahaya
matahari,
air
gutasi
menguap dan meninggalkan residu
bahan organik dan garam mineral.
Ada empat kemungkinan yang dapat
menerangkan
mekanisme
perjalanan air tersebut, yaitu:
-
tekanan akar
-
pompa xilem
-
aksi kapiler
-
penarikan air ke atas.
Pada pagi hari, sering kita jumpai air
yang keluar dari permukaan daun
melalui proses gutasi. Gutasi terjadi
ketika air dalam tanah jenuh
sementara kehilangan air melalui
evaporasi kecil. Gutasi terjadi
karena adanya tekanan akar.
Tekanan akar terjadi karena adanya
gradien osmotik. Gutasi terjadi
Gutasi terjadi jika malam hari udara
dingin dan siang hari udara lembab
dan hangat. Pada malam hari,
mineral yang diabsorpsi dipompa ke
dalam ruang antarsel disekeliling
xilem. Akibatnya potensial air pada
unsur pembuluh xilem berkurang
dan air bergerak ke dalamnya dari
sel-sel sekelilingnya.
Gambar 13 Peristiwa gutasi pada
daun
44
Tekanan akar hanya terjadi pada
tumbuhan yang rendah dan jarang
melebihi 45 psi (pound per square
inch).
Sedangkan untuk tumbuhan yang
tinggi diperlukan tekanan hingga 150
psi.
Pada beberapa tanaman misalnya
pinus,
tidak
mengembangkan
tekanan akar. Jika batang dilukai
ternyata juga tidak menyebabkan air
tersembur ke luar. Demikian juga air
kapiler hanya dapat mencapai
ketinggian 0.5 m saja.
Transpirasi
Walaupun tekanan akar, pompa
xilem dan aksi kapiler berperan
dalam transpor air pada beberapa
tumbuhan,
sebagian
besar
mekanisme transpor air adalah
melalui proses penarikan air karena
penguapan atau transpirasi.
Transpirasi
adalah
proses
penguapan air melalui stomata.
Ketika celah stomata terbuka maka
molekul air akan bergerak dari
konsentrasi tinggi (di dalam daun) ke
konsentrasi rendah (lingkungan
luar).
Proses transpirasi dapat diterangkan
dengan mengacu sifat fisik air .
Molekul
menarik
melalui
molekul
air akan melakukan tarik
dengan molekul air lainnya
proses kohesi. Selain itu
air juga dapat melakukan
tarik menarik dengan dinding xilem
melalui proses adhesi.
Penguapan air melalui stomata akan
menarik kolom air yang ada di dalam
xilem, dan molekul air baru akan
masuk ke dalam rambut akar.
Teori
kehilangan
air
melalui
traspirasi ini disebut juga teori
tegangan adhesi dan kohesi
Pada sebagian besar tumbuhan,
transpirasi umumnya sangat rendah
pada malam hari.
Transpirasi mulai menaik beberapa
menit setelah matahari terbit dan
mencapai puncaknya pada siang
hari.
Transpirasi berhubungan langsung
dengan intensitas cahaya. Semakin
besar intensitas cahaya semakin
tinggi laju transpirasi.
Faktor-faktor lingkungan lainnya
yang
berpengaruh
terhadap
transpirasi antara lain: konsentrasi
CO2,
temperatur,
kelembaban
relatif, kepadatan udara, dan
kecepatan angin.
4.4. Mekanisme membuka
dan menutupnya stomata
Stomata merupakan celah yang
dibatasi oleh dua sel penjaga. Sel
penjaga mempunyai penebalan
dinding khusus (bagian tertentu
menebal sedangkan bagian lainnya
tidak menebal) dan di dalam selnya
terdapat kloroplas
Pengamatan mikroskopis terhadap
permukaan
daun
menunjukkan
45
bahwa
cahaya
mempengaruhi
pembukaan stomatata.
Pada saat redup atau tidak ada
cahaya
umumnya
stomata
tumbuhan
menutup.
Ketika
intensitas
cahaya
meningkat
stomata membuka hingga mencapai
nilai maksimum.
Mekanisme
membuka
dan
menutupnya stomatata dikontrol
oleh sel penjaga. Dibawah iluminasi,
konsentrasi solut dalam vakuola sel
penjaga meningkat. Bagaimana
konsentrasi solut tersebut meningkat
?
Pertama, pati yang terdapat pada
kloroplas sel penjaga diubah
menjadi asam malat.
Kedua,
pompa
proton
pada
membran plasma sel penjaga
diaktifkan. Pompa proton tersebut
menggerakkan ion H+, beberapa
diantaranya berasal dari asam
malat, melintasi membran plasma.
Asam malat kehilangan ion H+
membentuk ion malat. Hal ini
menaikkan gradien listrik dan
gradien pH lintas membran plasma.
Ion K+ mengalir ke dalam sel
tersebut melalui suatu saluran
sebagai
respons
terhadap
perbedaan muatan, sedangkan ion
Cl- berasosiasi dengan ion H+
mengalir ke dalam sel tersebut
melalui saluran lainnya dalam
merespon perbedaan konsentrasi
ion H+. Akumulasi ion malat, K+, dan
Cl- menaikkan tekanan osmotik
sehingga air tertarik ke dalam sel
penjaga.
Signal yang mengaktifkan enzim
pembentukan
malat
dan
mengaktifkan pompa proton di
dalam membran plasma adalah
cahaya merah dan cahaya biru.
Produksi asam malat dan influksion
K+ dan Cl- menarik air ke dalam sel
melalui proses osmosis. Ketika
vakuola sel penjaga memperoleh air,
sel tersebut membengkak dan
menyebabkan tekanan turgor naik.
Tekanan turgor ini akan mendesak
dinding tipis pada sel penjaga
sehingga mengakibatkan stomata
membuka.
Proses menutupnya stomata akan
terjadi pada saat sel penjaga
kehilangan ion K+ yang kemudian
disusul dengan hilangnya air melalui
proses osmosis yang menyebabkan
turgor sel penjaga menurun.
Adanya klorofil pada sel penjaga
mengakibatkan sel penjaga dapat
melangsungkan proses fotosintesis
yang menghasilkan glukosa dan
mengurangi
konsentrasi
CO2.
Glukosa larut dalam air sehingga air
dari jaringan di sekitar sel penjaga
akan masuk ke dalam sell penjaga
yang mengakibatkan tekanan turgor
sel penjaga naik sehingga stomata
akan membuka.
Faktor
yang
mempengaruhi
membuka dan menutupnya stomata
yaitu:
1. Faktor internal antara lain
cahaya
matahari,
konsentrasi CO2, dan asam
absisat (ABA).
2. Faktor internal (jam biologis).
46
Cahaya matahari merangsang sel
penjaga menyerap ion K+ dan air,
sehingga stomata membuka pada
pagi hari.
Konsentrasi CO 2 yang rendah di
dalam daun juga menyebabkan
stomata membuka.
Stomata akan menutup
terjadi cekaman air.
apabila
Pada saat cekaman air, zat pengatur
tumbuh ABA diproduksi di dalam
daun yang menyebabkan membran
menjadi bocor sehingga terjadi
kehilangan ion K+ dari sel penjaga
dan menyebabkan sel penjaga
mengkerut
sehingga
stomata
menutup.
Pada malam hari CO2 masuk ke
dalam tanaman dan disimpan dalam
bentuk senyawa C4. Selanjutnya
senyawa C4 akan membebaskan
CO2 pada siang hari sehingga dapat
digunakan untuk fotosintesis.
Adaptasi lainnya yang terdapat pada
tumbuhan xerofit untuk mengurangi
proses transpirasi yaitu memiliki
daun dengan stomata tersembunyi
(masuk ke bagian dalam) yang
ditutupi oleh trikoma (rambut-rambut
yang
merupakan
penjuluran
epidermis).
Pada saat matahari terik, jumlah air
yang
hilang
melalui
proses
transpirasi lebih tinggi daripada
jumlah air yang diserap oleh akar.
Untuk mengurangi laju transpirasi
tersebut stomata akan menutup.
Faktor internal yaitu jam biologis
memicu serapan ion pada pagi hari
sehingga
stomata
membuka,
sedangkan pada malam hari terjadi
pembebasan
ion
yang
menyebabkan stomata menutup.
Menutupnya
stomata
akan
menurunkan jumlah CO2 yang
masuk ke dalam daun sehingga
akan mengurangi laju fotosintesis.
Stomata pada sebagian besar
tanaman umumnya membuka pada
siang hari dan menutup pada malam
hari.
Pada dasarnya proses membuka
dan menutupnya stomata bertujuan
untuk
menjaga
keseimbangan
antara kehilangan air melalui
transpirasi dengan pembentukan
gula melalui fotosintesis.
Pada beberapa tumbuhan misalnya
kelompok tumbuhan CAM stomata
membuka
pada
malam
hari
sedangkan pada siang hari stomata
menutup.
4.5. Transpor fotosintetat
melalui floem
Menutupnya stomata pada siang
hari merupakan adaptasi untuk
mengurangi
proses
penguapan
tumbuhan yang hidup di daerah
kering.
Tanaman mempunyai dua sistem
transpor yang terpisah yaitu xilem
dan floem.
Xilem berfungsi mengangkut air,
sedangkan
floem
berfungsi
47
mengangkut gula yang dihasilkan
dari proses fotosintesis.
hidup pada batang pohon termasuk
sugar sink.
Floem
disusun
oleh
sel-sel
penghantar makanan yang disebut
unsur tapis yang tersusun dari ujung
ke ujung menyerupai tabung.
Struktur-struktur penyimpan seperti
akar tunggang tanaman bit gula,
umbi kentang, umbi lapis tanaman
lili merupakan sugar sink selama
musim panas ketika tumbuhan
menyimpan kelebihan gula.
Melalui perforasi pada lempeng
tapis, larutan gula (disebut juga
cairan floem) bergerak bebas dari
satu sel ke sel berikutnya karena
adanya sitoplasma yang saling
berhubungan/kontinu.
Cairan floem terutama mengandung
sukrosa (molekul disakarida); selain
itu dapat mengandung ion-ion
anorganik, asam-asam amino, dan
zat
pengatur
tumbuh
yang
dipindahkan dari satu bagian
tanaman ke bagian tanaman
lainnya.
Berbeda dengan cairan xilem yang
hanya bergerak satu arah dari akar
ke daun, cairan floem bergerak ke
berbagai arah pada tanaman.
Tempat gula dihasilkan baik dari
proses fotosintesis maupun hasil
dari pemecahan molekul pati disebut
sebagai sumber gula (sugar source).
Floem mengangkut gula dari sumber
gula, seperti daun atau batang hijau
ke bagian tanaman lainnya.
Pada saat musim semi, ketika
tanaman
mulai
tumbuh
dan
mengkonsumsi gula, akar bit gula,
umbi kentang, umbi lapis, maupun
struktur penyimpan lainnya menjadi
sumber gula, dan transpor gula
melalui floem terjadi dari bagian
tersebut ke organ yang sedang
tumbuh.
Jadi setiap tabung penghantar
makanan dalam floem mempunyai
ujung sumber gula (sugar source)
dan ujung sugar sink, tetapi dapat
berubah menurut musim atau tahap
perkembangan tanaman.
Apa yang menyebabkan cairan
floem mengalir dari sugar source ke
sugar sink. Laju alirannya dapat
mencapai 1 m/jam, terlalu besar jika
dihitung berdasarkan proses difusi
(dapat memerlukan waktu 8 tahun).
Mekanisme aliran massa merupakan
hipotesis yang banyak diterima.
Aliran gula melalui floem bergerak
dari sugar source ke sugar sink .
Tempat penerima gula, tempat gula
disimpan atau dikonsumsi disebut
sebagai sugar sink. Akar, ujung
tunas, dan buah yang sedang
tumbuh merupakan sugar sink.
Demikian juga bagian batang yang
tidak berfotosintesis, dan sel-sel
Pada bagian sugar source misalnya
daun : gula diangkut masuk ke
dalam
tabung
floem
melalui
transport aktif. Muatan gula pada
ujung sumber (sugar source)
48
tersebut menaikkan konsentrasi
larutan dalam tabung floem.
Konsentrasi larutan yang tinggi
tersebut akan menarik air masuk ke
dalam
tabung
secara
difusi.
Masuknya air tersebut meningkatkan
tekanan air pada bagian sugar
source di ujung floem.
Pada bagian sugar sink, misalnya
akar tanaman bit gula, gula dan air
meninggalkan tabung floem. Saat
gula meninggalkan floem, air akan
mengikutinya keluar melalui proses
osmosis.
Keluarnya
gula
menurunkan
konsentrasigula pada bagian ujung
sugar
sink.
Keluarnya
air
menurunkan tekanan hidrostatik
dalam tabung. Adanya tekanan air
pada ujung pembuluh floem.
Kerja Ilmiah 2
1. Buatlah 2 (dua) model tanah
berlereng dengan kemiringan
yang sama pada sebuah mapan
Gunakan sejumlah air yang
sama banyaknya, hingga terjadi
aliran air.
5. Amati yang terjadi pada kedua
permukaan lereng
4.6. Evaluasi
Petunjuk: jawablah dengan benar
1. Apa perbedaan difusi dengan
osmosis
2. Apa tujuan transpirasi bagi
tanaman
3. Jelaskan mekanisme membuka
dan menutupnya stomata, dan
faktor apa saja yang
mempengaruhinya
4. Jelaskan bagaiman mekanisme
pengangkutan air dan hasil
fotosintesa pada tanaman
2. Kemudian tanamilah satu model
tersebut dengan rumput,
sedangkan satunya lagi biarkan
dalam keadaan tidak bervegetasi
3. Letakkan dalam tempat terbuka
akan tetapi tidak terkena air
hujan secara langsung
4. Seminggu kemudian (setelah
rumput tumbuh), lakukan
pengamatan dengan
menyiramkan air dengan
menggunakan sprayer tangan
pada dua model tersebut
49
BAB V
HARA TANAMAN DAN
TANAH SEBAGAI
PENYEDIA HARA
5.1. Hara Tanaman
Sampai saat ini telah diketahui
lebih dari 100 unsur kimia. Dari
lebih seratus ini hanya sekitar 17
yang merupakan hara esensial
bagi tanaman.
Karbon, Hidrogen, dan Oksigen
Karbon merupakan rangka dari
senyawa organik. Karbon diambil
dari
atmosfir
dalam
bentuk
karbondioksida, yang biasa disebut
fotosintesa.
Peristiwa
ini
menghasilkan gula dan oksigen.
Oksigen
dibutuhkan
dalam
peristiwa respirasi.
Hidrogen bersama oksigen yang
bergabung menjadi molekul air,
merupakan molekul dalam jumlah
terbesar dalam tubuh tanaman. Air
dibutuhkan tanaman sebagai alat
transportasi
mineral
maupun
makanan tanaman, dan juga turut
berperan dalam beberapa reaksi
kimia dalam tubuh tanaman.
Hidrogen juga merupakan molekul
konstituen beberapa komponen
penyusun sel tanaman.
5.1.1.Unsur hara esensial
Pertumbuhan tanaman tidak hanya
dikontrol
oleh
faktor
dalam
(internal), tetapi juga ditentukan
oleh faktor luar (eksternal). Salah
satu faktor eksternal tersebut
adalah unsur hara esensial. Unsur
hara esensial adalah unsur-unsur
yang diperlukan bagi pertumbuhan
tanaman. Apabila unsur tersebut
tidak tersedia bagi tanaman maka
tanaman
akan menunjukkan
gejala kekurangan unsur tersebut
dan pertumbuhan tanaman akan
merana.
Berdasarkan jumlah yang
diperlukan kita mengenal adanya
unsur hara makro dan unsur hara
mikro. Unsur hara makro
diperlukan oleh tanaman dalam
jumlah yang lebih besar (0.5-3%
berat tubuh tanaman). Sedangkan
unsur hara mikro diperlukan oleh
tanaman dalam jumlah yang relatif
kecil (beberapa ppm/ part per
million dari berat keringnya).
Contoh:
Unsur N termasuk unsur hara
makro. Unsur ini diperlukan oleh
tanaman dalam jumlah 1-4 %
berat kering tanaman. Unsur
tersebut diperlukan oleh tanaman
sebagai penyusun asam amino,
protein, dan klorofil.
Apabila tanaman kekurangan
unsur N akan menunjukkan gejala
antara lain klorosis pada daun.
Gejala kekurangan N pertama kali
akan muncul pada daun tertua
Unsur Al tidak termasuk unsur hara
esensial, sebab unsur ini meskipun
jumlahnya banyak dalam tanah
tetapi tidak diperlukan bagi
pertumbuhan tanaman.
Keberadaan unsur Al justru dapat
bersifat racun bagi tanaman. Unsur
ini dapat mengikat fosfat sehingga
50
menjadi tidak tersedia bagi
tanaman.
Unsur Cu (cuprum) termasuk unsur
hara mikro. Unsur ini diperlukan
tanaman dalam jumlah yang relatif
kecil (6 ppm). Jika jumlahnya
banyak, Cu akan menjadi racun
bagi tanaman, misalnya: Cu akan
membunuh ganggang pada
konsentrasi 1 ppm.
Unsur hara makro antara lain: C,
H, O, N, P, K, S, Ca, dan Mg.
Sedangkan yang termasuk unsur
hara mikro adalah : Fe, B, Mn, Cu,
Zn, Mo, dan Cl.
Beberapa unsur ada yang esensial
bagi tanaman tertentu, misalnya
Na, Si dan Co. sedangkan oksigen
selain dalam bentuk CO2 dan H2O
juga dapat diambil dalam bentuk
O2, maupun senyawa lainnya.
Unsur C, H, dan O merupakan
penyusun utama makromolekul,
seperti: karbohidrat, lipid, protein
dan asam nukleat.
Setelah C, H, dan O, nitrogen
merupakan unsur hara makro
terpenting.
Nitrogen merupakan komponen
dari asam-asam amino (juga
protein), klorofil, koenzim dan
asam nukleat. Nitrogen sering
merupakan unsur pembatas
pertumbuhan.
Walaupun gas nitogen menyusun
78% atmosfir bumi, tumbuhan tidak
dapat menggunakannya secara
langsung.
Gas N2 tersebut harus difiksasi
oleh bakteri menjadi amonia (NH3).
Beberapa tumbuh-tumbuhan
(seperti kacang tanah, kedelai,
kapri, dan tumbuhan legume
lainnya) bersimbiosis dengan
bakteri Rhizobium spp.
Rhizobium ini dapat memfiksasii
gas N2 (yang terjerap dalam poripori tanah) dan mengkonversinya
menjadi amonia.
Bakteri dari genus Azotobacter,
yang hidup bebas dalam tanah,
juga dapat melakukan fiksasi
nitrogen.
Molekul NH3 dengan segera
mengikat ion H+ membentuk ion
NH4+.
Jika bintil akar menghasilkan ion
NH4 + melebihi yang diperlukan
tanaman maka ion NH4 + akan
dibebaskan ke dalam tanah dan
dapat dimanfaatkan oleh
tumbuhan non legume, oleh bakteri
nitrifikasi (spesies dari genus
Nitrobacter dan Nitrozomonas)
dapat diubah menjadi ion nitrat.
Tumbuhan dapat mengambil
nitrogen dalam bentuk ion NH4+
maupun NO 3-. Akan tetapi
beberapa tumbuhan dapat juga
mengabsorpsi sejumlah nitrogen
dalam bentuk asam amino atau
urea.
Beberapa tumbuhan pemakan
serangga, misalnya: Venus flytrap
(Drocera sp) dan kantong semar
(Nephentes sp.) dapat mencerna
serangga menjadi asam amino
untuk memenuhi kebutuhan
nitrogennya.
51
N, P, dan K merupakan tiga unsur
utama dalam kehidupan tanaman.
Gejala defisiensi berupa tanaman
yang kerdil dan kuning akan
terlihat, terutama pada bagian
tanaman yang lebih tua.
Nitrogen diambil dalam bentuk
nitrat (NO 3- ) atau amonium (NH4 +).
Berikut beberpa gejala kekurangan
nitrogen pada tanaman yaitu:
5.1.1.1.Unsur hara makro
Nitrogen digunakan tanaman
dalam sintesa asam amino, yang
merupakan bahan dasar
pembentukan protein.
-
pertumbuhan lambat
-
daun berwarna kuning
(kllorosis)
Sumber utama nitrogen adalah
nitrogen bebas (N2) di atmosfir,
dan sumber lainnya senyawasenyawa nitrogen yang tersimpan
dalam tubuh jasad.
-
nekrosis pada bagian ujung
daun,
Nitrogen sangat jarang ditemukan
menjadi komponen pelikan oleh
karena perilakunya yang mudah
larut dalam air.
Perilaku nitrogen inilah yang
menjadikan endapan-endapan
nitrogen yang relatif cukup banyak
ditemui pada daerah beriklim
kering dan itupun terbatas secara
setempat.
Nitrogen merupakan unsur mobil
dalam tanaman, yaitu unsur dapat
dipindahkan dari jaringan tua ke
yang muda.
Gambar 14 dibawah menunjukkan
peredaran hara nitrogen di alam.
Nitrogen dapat hilang ke atmosfir
melalui denitrifikasi nitrat atau oleh
volatilisasi amonia.
Kandungan nitrogen tanaman ratarata sekitar 2 sampai 4% atau
terkadang dapat mencapai 6%.
Protoplasma makhluk hidup juga
mengandung protein.
Nitrogen juga dibutuhkan tanaman
untuk beberapa komponen vital
seperti klorofil, asam nukleat dan
enzim.
Defisiensi nitrogen akan
membatasi pembesaran dan
pembelahan sel.
Gambar 14. Peredaran nitrogen
52
Senyawa nitrogen yang tertambat
pada jasad hidup dan dilibatkan
dalam
kegiatan
fisiologisnya,
dikembalikan ke dalam peredaran
nitrogen
setelah
mengalami
mineralisasi.
Energi yang dibebaskan dari
perubahan di atas akan digunakan
oleh berbagai jasad tanah itu untuk
melakukan kegiatannya termasuk
melakukan perubahan senyawa N
tahapan selanjutnya.
Peruraian senyawa N-kompleks
menjadi senyawa N-anorganik
sederhana sehingga
memungkinkan digunakan lagi
dalam asimilasi jasad berlangsung
dalam dalam beberapa tahapan
yang melibatkan peranan berbagai
macam jasad pengurai.
Proses perubahan bentuk senyawa
N-organik kompleks menjadi
senyawa N-organik lebih
sederhana (asam amino) disebut
aminasi.
Perubahan bentuk senyawa N ini
dapat dijelaskan pada Gambar 15
dibawah ini.
Protein dan
senyawa
serupa
Pencernaan
enzimatik
Asam amino yang dibentuk
melalui aminasi akan terus
diserang untuk diuraikan dan
dimanfaatkan oleh jasad renik
sampai akhirnya akan membentuk
amonim yang disebut amonifikasi.
N-amonium hasil amonifikasi ini
akan digunakan oleh jasad renik
tanah, diserap tanaman, atau
ditambat oleh liat.
Tahapan selanjutnya adalah
perubahan senyawa N-amonium
menjadi senyawa nitrit (nitrifikasi).
Senyawa
amino
kompleks
CO2
Energi
Hasil lain
Nitrifikasi merupakan suatu proses
oksidasi enzimatik yang dilakukan
sekelompok jasad renik dan
berlangsung dalam dua tahap
terkoordinasi.
Masing-masing tahapan dilakukan
sekelompok jenis jasad renik, yang
berbeda dari keompok jasad renik
yang bekrja pada tahap berikutnya.
Pencucian nitrat , terutama pada
tanah-tanah berpasir
menyebabkan kurangnya N dari
daerah perakaran tanaman.
Gambar 15 . Perubahan bentuk
senyawa nitrogen
53
Fosfor
Fosfor diambil tanaman dalam
bentuk H2PO4- dan HPO4=
bergantung pada pH tanah.
Fosfor merupakan unsur yang
sangat labil karena
ketersediaannya dipengaruhi oleh
pH.
Peredaran P di alam disajikan
pada Gambar 16 dibawah ini.
Posfor alam memasuki sistem
tanah melalui penghancuran dan
peruraian yang berjalan lambat
oleh karena daya larutnya yang
rendah.
Walaupun pembebasan P dari
bentuk tidak larut batuan posfat
dan bentuk lain sangat lambat,
namun takaran P yang diangkut air
sungai dan diendapkan di laut
sangat besar.
Diperkirakan sekitar 3.5.juta ton P
per tahun terangkut dan
diendapkan di laut sebagai
Kalsiumposfat yang sukar larut.
Hanya sebagain kecil P yang
kembali ke tanah melalui guano
yang dihasilkan burung laut dan
oleh manusa melalui ikan yang
dikonsumsinya.
Hasil uraian P-alam berupa
senyawa posfat yang berada
dalam sisitem tanah dengan
berbagai jenjang kelarutan. Bentuk
posfat ini akan dikonsumsi jasad
hidup, dijerap liat tanah, bahan
organik, kation Al, Fe, Mn, Ca, dan
kation lain.
Posfat yang dikonsumsi akan
dilibatkan dalam sintesis
protoplasma dasn kembali
memasuki sisitem tanah setelah
diurai oleh bakteriposfat.
Gambar 16. Peredaran hara posfot
di alam
Pada pH rendah posfor terfiksasi
oleh ion aluminium sedangan
pada pH tinggi terfiksasi oleh besi
(Fe).
54
Oleh karenanya ketersediaan P
selalu menjadi faktor pembatas
untuk daerah hutan hujan tropis.
Beberapa faktor yang berperan
dalam pengendalian ketersediaan
hara posfor adalah:
1. pemupukan P
2. pelapukan bahan yang
mengandung P
3. serapan akar
4. jasad renik
5. jerapan dan pencucian
Gejala kekurangan P pada
tanaman memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
Gambar 17 Defisiensi Posfor pada
daun anggur
1. Pertumbuhan lambat
2. Menguningnya daun
(terutama pada daun tua)
3. Daun berwarna hijau gelap
4. Guguir daun
5. Berbuah sedikit dan
perkembangan biji
terhambat.
Ruang berpikir.
menurut pendapatmu
apakah setiap tanaman
yang dibudidayakan
pada daerah tropis
harus dilakukan
pemupukan P
Gambar 18 Defisiensi posfor pada
tomat
55
Kalium
Kalium diambil tanaman dalam
bentuk inon K. Ion ini tidak
disintesa menjadi komponen
tertentu.
Tanah dapat mengandung lebih
kurang 900-1400 pound per 1 m 3
tanah, akan tetapi 90-98% kalium
ini terkonsentrasi pada mineral
primer dan tidak tersedia bagi
tanaman.
Sumber utama K berasal dari
pelapukan mineral yang
mengandung K.
Kalium dalam tanah dapat
dijumpai dalam 3 kemungkinan
yaitu:
a. secara kimi terikat dalam
mineral primer tanah
b. dapat dipertukarkan
ataupun diabsorbsi
c. dalam larutan tanah
Umumnya tanah yang kandungan
tanah liatnya tinggi cenderung
untuk mengandung kalium yang
relatif tinggi juga, dibandingkan
dengan tanah berpasir dan
organik.
Hanya sekitar 1-10% dari total
kalium yang terdapat dalam tanah
dapat diambil tanaman, dan hanya
1 sampai 2% dari yang terkandung
dalam tanah yang dapat
dipertukarkan.
Gambar 19 berikut ini
memperlihatkan beberapa bentuk
kalium dalam tanah
Gambar 19. Ketersediaan K dalam
tanah
Kalium merupakan bagian penting
dalam tranlokasi gula dan
pembentukan pati.
Kandungan Kalium pada sel
tetangga juga berperan dalam
mengatur membuka dan
menutupnya stomata.
Pertumbuhan, perluasan dan
ketahanan terhadap penyakit juga
dipengaruhi oleh cukup
tersedianya hara ini.
Peningkatan ukuran dan kualitas
buah-buahan, kacang, dan sayuran
juga dipengaruhi oleh ketersedian
yang cukup dari unsur ini.
Tanaman kentang, bit gula,
ataupun wortel membutuhkan
kalium yang cukup besar untuk
membantu akumulasi karbohidrat
dan translokasi asimilat keluar
daun.
56
Pertumbuhan vegetatif pada
tanaman sayuran seperti
asparagus dan kol juga
membutuhkan kalium dalam jumlah
besar.
Gejala kekurangan kalium pada
tanaman ditandai oleh:
1. Pertumbuhan lambat
2. Ujung daun mengalami
nekrosis yang dimulai pada
daun muda.
3. batang lemah
anion dan mempengaruhi
penyerapan dan transportasinya.
Beberapa hasil penelitian
memperlihatkan bahwa tanaman
yang cukup mengandung kalium
dapat mengurangi berjangkitnya
penyakit (misalnya Verticillium
yang menyebabkan layu pada
kapas) dan jatuh rebah pada
tanaman.
Telah diketahui kalium berperan
dalam fotosintesis karena secara
langsung meningkatkan
pertumbuhan dan indeks luas
daun.
4. buah kecil kecil
Walaupun kalium penting untuk
semua tanaman tingkat tinggi dan
rendah akan tetapi hara ini bukan
merupakan bagian penyusun tubuh
tanaman.
Kalium tidak membentuk ligand
(molekul organik kompleks) yang
terutama berfungsi sebagai
aktivator suatu enzim atau kofaktor
dari sekitar 46 enzim.
Kalium disimpan dalam jumlah
besar di vakuola.
Kalium juga berperam dalam
membantu memelihara potensial
osmotis dan pengambilan air, dan
berpengaruh positif terhadap
penutupan stomata.
Tanaman yang cukup mengandung
K hanya sedikit mengalami
kekurangan air.
Tingkat kritis K dalam jaringan
tumbuhan relatif tinggi, biasanya
sekitar 1.0% atau 4 kali lipat lebih
tinggi dibandingkan titik kritis
posfor.
Hampir seluruh kalium diserap
pada fase pertumbuhan vegetatif
hanya sedikit yang ditrasfer ke
buah atau biji.
Tanaman juga membutuhkan
kalsium, magnesium, dan sulfur
untuk pertumbuhan dan
perkembangannya.
Gambar 20, dan 21 dibawah ini
memperlihatkan gejala kekurangan
kalium pada paprika, dan daun
labu.
Kalium juga berfungsi
menyeimbangkan muatan-muatan
57
banyak misalnya apatit (Ca3 (PO4)
, kalsit (CaCO3), dan dolomit
(CaCO3, MgCO3).
Kalsium merupakan unsur esensial
yang paling tidak bergerak.
Pengambilan dan transpor terjadi
secara pasif.
Gambar 20 Gejala kekurangan
kalium pada paprika
Dibandingkan dengan ion-ion lain
hanya sedikit ataupun tidak ada
pengangkutan di dalam floem.
Status kalsium dalam tanah
berhubungan dengan pH yang
pengaruhnya lebih besar
dibandingkan dengan pengaruh
ketersediaannya.
Kalsium diambil tanaman dalam
bentuk ion Ca++. Senyawa ini
merupakan bagian esensial dari
dinding sel.
Kalsium disimpan pada jaringan
tanaman dan tidak dapat
diremobilisasi.
Kacang
tanah
membutuhkan
kalsium
yang
tinggi
untuk
perkembangan polongnya.
Pengaplikasian unsur ini melalui
daun sering digunakan petani
untuk mengurangi bercak-bercak
hitam pada buah-buahan.
Gambar 21. Gejala kekurangan
kalium pada daun labu
Kalsium
Umumnya tanah-tanah mineral
banyak mengandung calsium,
karena mineral yang mengandung
unsur ini pada kerak bumi cukup
Gejala defisiensi Kalsium pertama
sekali terlihat pada daun-daun
muda, sebagian daun akan
berubah bentuk dan mengalami
klorosis, sedangkan pada organ
yang lebih tua jarang teramati
gejala
defisiensi.
Hasil
ini
memperlihatkan bahwa kalsium
tidak didistribusikan ke bagian
yang lebih muda.
58
Gambar 22 Buah apel yang
mengalami kekurangan kalsium
Gambar 23 mengeringnya buah
tomat akibat kekurangan kalsium
Gambar 22 diatas memperlihatkan
buah apel yang kekurangan
kalsium kulit buahnya lembek pada
beberapa bagian buah dan
kemudian membusuk. Oleh
karenanya jika dalam pertumbuhan
buah kekurangan hara kalsium ini
buah akan busuk.
Magnesium
Secara umum ciri-ciri gejala
defisiensi kalsium adalah:
1. Tip burn pada daun muda
2. Matinya titik tumbuh pada
batang juga akar
3. Gejala abnormal dari daun
(berwarna lebih gelap)
4. Mati pucuk
5. Batang lemah
Magnesium tanah berasal dari
pelapukan mineral primer (yaitu
biotit, serpentin, hornblende,
dolomit, dan olivin).
Seperti kation yang lain tanaman
mengambil magnesium dalam
bentuk ion Mg ++.
Klorofil yang merupakan pabrik
berlangsungnya fotosintesis
mengandung magnesium sebagai
intinya.
Unsur ini bersifat mobil dan
merupakan aktivator beberapa
enzim.
Pengambilan magnesium
dilakukan secara aktif dan pasif.
Transpor terutama terjadi di dalam
aliran tranpirasi.
6. Buah busuk
59
Zinkum
Gejala kekurangan
1. Menurunnya pertumbuhan,
batang menjadi berbentuk
roset
2. Terhalangnya pembentukan
buah
3. Klorosis pada intervenal
daun
4. Dieback
Gambar 24 Daun jeruk yang
mengalami defisiesi magnesium
Dibandingkan dengan kalsium,
maka magnesium lebih aktif
bergerak, dan dari beberapa
penelitian diketahui bahwa unsur
ini banyak terdapat pada pembuluh
floem (transpor aktif).
Gejala defisiensi magnesium:
1. Menguningnya tulang daun
tertama pada daun tua
2. Keriting pada tepi daun
3. Kuning sepanjang tulang
daun.
5.1.1.2. Unsur Hara Mikro
Besi
Besi menyusun sekitar 5% dari
kerak bumi dan umumnya dijumpai
dalam tanah. Besi berasal dari
mineral primer ferro-magnesium
silikat.
Pada tanah yang drainasenya jelek
bentuk besi tereduksi (ferro= Fe2+)
meningkat, bahkan sampai
ketingkat beracun.
Kondisi inilah yang perlu menjadi
pertimbangan sistem pengairan
pada budidaya padi sawah.
Diambil tanaman dalam bentuk ion
Fe++, dan dibutuhkan untuk
pembentukan klorofil. Defisiensi
Fe dapat terjadi pada tanah yang
mempunyai pH tinggi.
Mikronutrien dibutuhkan tanaman
dalam jumlah kecil. Yang
termasuk kedalam kelompok
mikronutrien ini adalah zinkum,
besi, mangan, kuprum, boron,
molibdenum, klor dan nikel.
60
Gejala kekurangan unsur ini pada
tanaman adalah:
1. Klorosis pada interveinal
2. Dalam beberapa kasus
ranting mati
Gambar 27 Defisiensi besi pada
daun jeruk
Gambar 25 Defisiensi besi pada
daun bunga rose
Pada Gambar 25 dapat dilihat
bahwa gejala kekurangan besi ini
akan mengakibatkan daun
tanaman menguning, karena
gagalnya membentuk butir hijau
daun.
Pada Gambar 27 dapat dilihat
menguningnya daun jeruk pada
daun nomor 2 dan 3 sebagai akibat
kekurangan besi.
Mangan
Mangan merupakan aktivator
beberapa enzim, dan juga
berperan dalam pembentukan
klorofil.
Mangan juga mengaktifkan asam
indolasetat oksidase (IAA) dalam
jaringan tanaman seperti Fe.
Mn juga relatif tidak bergerak dan
teristimewa ditranslokasikan ke
jaringan muda atau meristimatik.
Gajala kekurangan:
1. Klorosisi pada daun muda
2. Penguningan secara
gradasi
Gambar 26 Defisiensi besi pada
rerumputan
61
berdissosiasi, tampaknya terutama
pasif melalui aliran transpirasi.
Gambar 28 Gejala defisiensi
mangan
Kuprum
Gambar 29 Gejala defisiensi boron
pada daun anggur
Merupakan aktivator dari beberapa
enzim, dan memegang peranan
penting pada produksi vitamin A.
Gejala kekurangan hara cuprum
adalah:
1. pertumbuhan kerdil
2. mati pada pucuk terminal
3. hipo pikmentasi
4. mati dan keriting pada
ujung daun
Boron
Boron terdapat dalam tanah pada
tingkatan yang sangat rendah
sebagai asam borat (HBO3) dan
diabsorbsi oleh partikel tanah
sebagai borat
Gambar 30 Gejala toksisitas boron
pada daun tomat
Pengambilan B diperkirakan
sebagai asam borat yang tidak
62
Boron mempengaruhi
perkembangan sel dan
mengendalikan transpor gula dan
pembentukan polisakarida.
Fungsi lainnya selalu dikaitkan
dengan sisi aktif fosforilasi untuk
menghambat pembentukan pati
yang mencegah polimerisasi gula.
Dari beberapa hasil penelitian
boron merupakan unsur tidak
mobil.
Gejala kekurangan:
1. Matinya pucuk
2. Klorosis pada daun
3. Bintik kuning pada buah
atau umbi
4. menurunnya pembungaan
atau kegagalan polinasi
Molibdenum
Molibdenun diabsorbsi tanaman
dalam bentuk ion molibdat atau
MoO42-.
Ion ini digunakan dalam proses
transformasi senyawa nitrogen.
Perubahan nitrogen nitrat kedalam
asam amino dilakukan oleh enzim
nitrat reduktase yang
pembentukannya membutuhkan
molibdenum.
Konsentrasi yang tinggi dari unsur
ini pada pakan ternak dapat
menyebabkan keracunan ternak.
Gambar 31 Gejala defisiensi
molibdenum
Gejala kekurangan molebdenum
hampir sama dengan gejala
kekurangan nitrogen, hal ini
disebabkan hara molibdenum ini
berfungsi sebagai
transfer/pmbentukan senyawa N
(Gambar 31).
Gagalnya pembentukan senyawa
N pada tanaman yang kekurangan
Mo, menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan vegetatif tanaman
tanaman menjadi kerdil.
Gejala kekurangan molibdenum
adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan terhambat, pada
tanaman kekurangannya selalu
memberikan indikasi
kekurangan hara N, sebab ion
ini berperan dalam proses
konversi dan pembentukan
senyawa N.
2. Menggulungnya daun
3. Gugurnya bakal bunga
4. Bintik kuning pada jeruk
63
Klor
5.1. 2.Keseimbangan hara
Klor diambil tanaman dalam bentuk
ion klorida (ion Cl-). Ion ini
dibutuhkan dalam reaksi
fotosintesis dan pengaturan
potensial turgor sel tanaman.
Keseimbangan hara untuk
pertumbuhan optimum tanaman.
Kelebihan dan kekurangan
menyebabkan efek negatif pada
tanaman.
Umumnya gejala defisiensi Cl
jarang terjadi pada tanaman, yang
umum adalah gejala toksisitas.
Misalnya kelebihan magnesium
pada tanah dapat menghambat
pengambilan kalium.
Nikel
Rendahnya pemberian fosfor dapat
menginduksi defisiensi zinkum.
Nikel diabsorbsi tanaman dalam
bentuk kation divalen (Ni++). Nikel
merupakan bagian dari enzim
urease, yang berperan dalam
konversi amonia urea jaringan
tanaman, oleh karenanya ion ini
dibutuhkan dalam proses
metabolisme nitrogen.
Nikel dibutuhkan tanaman dalam
jumlah relatif sedikit. Konsentrasi
kritis pada tanaman sekitar 0.1
ppm.
Gejala defisiensi adalah:
-
Klorosis pada daun muda
-
Matinya titik tumbuh
Gambar 32 Daun yang mengalami
keracunan klor
Pemeliharaan keseimbangan hara
dalam tanah merupakan faktor
penting dari tujuan perbaikan
pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
Manajemen hara menjadikan tidak
budidaya tanaman menjadi lebih
ekonomis, efisiensi, dan tidak
merusak lingkungan.
5.1.3. Analisis kebutuhan
hara
Gejala keracunan dari pemberian
pupuk maupun pestisida dapat
menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan perakaran tanaman.
Untuk menghindari kesalahan
dalam aplikasi pemberian kedua
bahan kimia tersebut dibutuhkan
analisa seberapa besar kebutuhan
satu unsur yang mendukung
pertumbuhan tanaman.
Analisa kesuburan tanah dan
analisa daun selalu digunakan
untuk memverifikasi defisiensi hara
atau gejala keracunan.
64
Analisis ini merupakan alternatif
terbaik dalam memprediksii
kebutuhan hara tanaman sebelum
tanaman mengalamii cekaman
(toksisitas) ataupun defisiensi.
kilogram tanah per satu titik
sampel.
Analisis tanah dan jaringan tanam
keduanya akan memberikan
alternatif untuk mengatasi kendala
keterbatasan media tumbuh
tanaman. Informasi yang lengkap
ini akan mengurangi kegagalan
panen pada budidaya yang
dilakukan.
Analisis jaringan tanaman akan
memberikan informasi status hara
pada tanah dan tanaman.
Keberhasilan dari analisa tanah
dan jaringan tanaman sangat
tergantung pada:
1. Metode pengumpulan dan
sampel yang representatif
2. Analisis yang akurat
3. Kebenaran interpretasi
hasil analisis
5.1.3.1. Analisis tanah
Gambar 33 dibawah ini diberikan
tahapan dari proses analisis tanah
Diawali dengan proses
pengambilan sampel tanah yang
mewakili.
Tanah yang diambil adalah tanah
yang akan digunakan sebagai
media tumbuh tanaman.
Untuk akurasi umumnya
dibutuhkan lebih kurang setengah
Gambar 33 Tahapan proses
analisis tanah
Tanah yang diambil bersifat
heterogen, tidak tertumpu pada
satu bagian saja dari hamparan
tanah yang tersedia.
Untuk menghasilkan data yang
akurat umumnya dibutuhkan lebih
kuran 20 titik sampel per satu
hektar lahan.
Kemudian 10 sampel tanah
dijadikan satu dan sepuluh lainnya
pada kelompok kedua.
Perlu diketahui hasil analis tanah
ini tidak mengukur hara yang
tersedia untuk tanaman akan tetapi
merupakan indeks dari sejumlah
hara dalam tanah
5.1.1.2. Analisis jaringan
tanaman
Analisis tanaman dimulai dengan
melakukan pengumpulan sampel
yang mewakili.
65
Pengelompokan sampel tanaman
dilakukan berdasarkan spesies,
fase pertumbuhan tanaman, dan
dalam bentuk apa ion hara yang
akan diamati
Untuk lebih jelasnya prosedur kera
dari analisis tanaman dapat
diperhatikan Gambar 34 dibawah
ini.
Analisis jaringan sangat menolong
kita untuk lebih memahami kondisi
pertanaman kita.
Sampel yang diambil merupakan
sampel yang berasal dari dua areal
yang berbeda, satu areal dimana
tanaman dapat tumbuh normal dan
satu lagi pada daerah yang
mengalami gejala
5.2. Tanah sebagai
Penyedia Hara
Media pertumbuhan tanaman yang
umum adalah tanah, tanah
mengandung mineral kompleks
yang berasal dari dekomposisi
bahan induk tanah dan bahan
organik.
Ada 4 komponen penting dari
tanah yaitu:
1. bahan mineral tanah
2. bahan organik
Gambar 34 Tahapan proses
analisis jaringan tanaman
Umumnya kandungan hara dalam
tanaman berfluktuasi sejalan
dengan fase pertumbuhannya.
Kandungan hara lebih kecil pada
tanaman yang tua, dan bervariasi
diantara bagian-bagian tanaman.
Misalnya jaringan reproduksi
umumnya memiliki konsentrasi
posfor yang lebih tinggi
dibandingkan dengan jaringan
vegetatif.
3. air tanah
4. udara tanah
Kombinasi kempat faktor akan
menghasilkan jenis tanah yang
berbeda. Komposisi yang paling
baik dari tanah adalah dengan
perbandingan yang cukup
seimbang diantara keempat
komponen.
5.2.1.Proses pembentukan
tanah
Perkembangan pembentukan
tanah merupakan proses
66
gabungan antara proses fisika dan
kimia serta diikuti aktivitas biologi
untuk merombak bahan induk
tanah.
Faktor yang mempengaruhi
pembentukan tanah adalah:
1. Bahan induk tanah
Tanah terbentuk dari peahanpecahan batuan induk yang
berlangsung terus menerus akibat
faktor-faktor lingkungan.
Pecahan bahan induk tersebut
berlangsung akibat pelapukan dan
penghancuran melalui proses
fisika, kimia, dan biologi.
Pelapukan kimia meliputi
perubahan kimia dari bahan induk
melalui berbagai proses oksidasi,
hidrolisa, karbonisasi dan
sebagainya. Proses biologi
berlangsung akibat eksudat-ksudat
mikroba tanah dan akar tanaman
serta manussia dengan berbagai
aktivitasnya.
Kandungan hara yang dikandung
tanah tergantung dari bahan induk
tanahnya.
2. iklim.
Temperatur dan kelembaban tanah
adalah dua faktor utama dalam
proses pembentukan tanah.
Kinetika reaksi kimia tanah
dipengaruhi oleh temperatur.
Perubahan temperatur akan
berpengaruh terhadap kandungan
kelembaban tanah.
Hubungan suhu dengan
kelembaban tanah ini berbanding
terbalik, yang artinya semakin
tinggi suhu maka kelembaban
tanah semakin rendah.
Laju reaksi kimia tanah dapat
meningkat sebesar 2 sampai 3 kali
lipat jika suhu naik sebesar 100C.
Karena dekomposisi hanya aktif
jika tersedia air, maka tanah
dengan curah hujan tinggi akan
mengalami laju dekomposisi yang
cepat juga. Intensitas curah hujan
yang tinggi ini juga akan
mengakibatkan pencucuian hara
yang telah terdekomposisi tadi.
Pada daerah tropis dengan curah
hujan dan suhu yang tinggi
menjadikan tanah-tanah daerah ini
berwarna merah kekuningan
sebagai ciri tanah yang banyak
mengandung mineral besi oksida.
3. Makhluk hidup
Aktivitas mikro/makro flora dan
fauna tanah mempengaruhi proses
pembentukan tanah.
Organisme makro flora dan fauna
lebih mempengaruhi proses
pembentukan tanah melalui rekasi
mekanis, sedang organisme mikro
lebih berperan pada peristiwa kimia
dan biologi.
Mikro flora dan fauna tanah terjalin
menjadi satu sehingga sukar
dibedakan penguraian yang
dilakukan oleh fauna maupun flora
tanah.
67
Akan tetapi yang perlu diingat
adalah makhluk hidup ini berperan
dalam proses pembentukan tanah.
4. Topografi
Pada tanah miring atau tanah yang
agak kedap air, sejumlah besar air
yang jatuh diatasnya hilang karena
aliran permukaan.
Hal ini akan mengakibatkan dua
hal yaitu (1) kehilangan air yang
seharusnya masuk ke dalam tanah
dan (2) hilangnya tanah akibat
aliran air yang terlalu cepat.
Ketidaktersediaan air pada
tanah dengan topografi
miring ini akan
menghambat proses fisis,
kimia, dan biologi
pembentukan tanah.
5.2.2. Profil tanah
Irisan melintang dari tanah disebut
profil tanah. Penampang lintang
tanah dapat kita lihat dari gambar
dibawah ini.
Horizon A adalah bagian
permukaan tanah yang paling
dipengaruhi oleh aktivitas makhluk
hidup dan iklim
Horizon B merupan horizon
akumulasi dari beberapa material
hasil pencucian dari horizon A
Akumulasi ini di sebut juga
illuviation.
Bahan induk (Horizon C),
merupalan lapisan terakhir.
5. Waktu
Karena proses pembentukan tanah
ini berlangsung lambat, maka
dibutuhkan sekitar seratus atau
seribu tahun untuk pembentukan
tanah dari bahn induknya.
Gambar 36 Penampang melintang
tanah
Gambar 35 Perbandingan
volumetrik dari komposisi tanah
Faktor iklim merupakan faktor yang
paling menentukan dalam
perkembangan profil tanah, oleh
karenanya karakteristik umum
suatu tanah sangat tergantung
pada perubahan kondisi iklimnya.
68
Profil tanah merupakan bagian
penting bagi pertumbuhan
tanaman.
Kedalaman, tekstur dan struktur
tanah serta sifat kimia merupakan
syarat mutlak bagi media tumbuh
tanaman
5.2.3. Tekstur dan Struktur
Tanah
Tanah terdiri dari partikel-partikel
dengan beberapa ukuran.
Partikel mineral dibagi atas tiga
kelompok yaitu:
a. lempung
b. liat
c. pasir.
Struktur tanah
Partikel-partikel tanah dapat
dipisahkan lagi menjadi agregartagregat tanah, group, atau
kelompok.
Ada 4 tipe agregat tanah, yaitu:
- granular
- prismatik
- balok,
- lempeng.
Pada Gambar 37 memperlihatkan
4 tipe agregat tanah yaitu granular
(no 1), balok (no.2) prismatik
(no.3), dan lempeng (no.4)
5.2.4.Kimia Tanah
5.2.4.1.Reaksi tanah
Raksi tanah digolongkan menjadi
dua yaitu reaksi netral, alkalin, dan
masam. Reaksi tanah
mempengaruhi ketersediaan hara
dan adanya unsur-unsur yang
beracun.
Reaksi tanah yang banyak
mengandung ion H+ dari pada OH
lebih bersifat masam, kebalikannya
dapat terjadi yaitu jumlah ion OH
lebih banyak dan disebut reaksi
alkalin. Jika konsentrasi ion H dan
ion OH sama maka reaksi
tanahnya netral.
Suatu tanah dikatak masam jika pH
kurang dari 7, netral bila pH sama
dengan 7, dan alkalin (basa) jika
pH lebih dari 7.
Dalam budidaya tanaman
pengetahuan mengenai adanya
unsur yang beracun lebih penting
dibandingkan dengan ketersediaan
hara itu sendiri, karena umumnya
tanaman lebih beradaptasi dengan
kondisi keterbatasan hara dari
pada efek beracun dari hara
tersebut.
Tanah masam dicirikan oleh
tingginya konsentrasi ion H+ .
Keberadaan ion hidrogen dalam
larutan tanah akan mempengaruhi
serapan hara dan pengaruh tidak
Gambar 37 Tipe agregat tanah
69
langsungnya terhadap
ketersediaan hara.
Beberapa unsur hara berkurang
bila pH dinaikkan misalnya besi,
mangan dan seng, sedangkan
molibdenun berkurang
ketersediaannya jika pH
diturunkan.
5.2.4.2.Kapasitas tukar kation
tanah
Kapasitas tukar kation
mencerminkan berapa banyaknya
kation yang dapat dipertukarkan
pada kompleks absorbsi tanah.
Jumlah bahan organik, tipe tanah,
dan jumlah mineral liat,
menentukan kapasitas tukar kation
pada kompleks absorpsi
Pertukaran kation dalam tanah
merupakan bagian penting dalam
proses masuknya hara ke dalam
tubuh tanaman.
Kemampuan nilai tukar kation yang
tinggi mencerminkan nilai
kesuburan tanah.
Perbandingan antara basa-basa
dengan kapasitas tukar kation yang
dinyatakan dalam persen (%)
disebut dengan kejenuhan basa.
Secara skematik perbandingan
antara basa-basa dangan
kapasitas tukar kation seperti
dibawah ini.
Semakin tinggi kejenuhan basa
berarti semakin tinggi kapasitas
tukar kation dan semakin rendah
jumlah ion H+ yang ada di
kompleks tanah.
Kapasitas tukar kation merupakan
indikator penting dari pengujian
kesuburan dan potensial
produktivitas tanah.
Kapasitas tukar kation
mencerminkan berapa banyaknya
kation yang dapat dipertukarkan
pada kompleks absorbsi tanah
Partikel liat dan bahan organik
tanah merupakan permukaan
mineral liat tanah yang mengikat
ion
Jumlah bahan organik, tipe tanah,
dan jumlah mineral liat
menentukan kapasitas tukar kation
pada kompleks absorpsi dan akan
mempengaruhi pergerakan hara
dari tanah ke akar tanaman.
Semakin tinggi kapasitas tukar
kation semakin tinggi kemampuan
kompleks absorpsi tanah untuk
mengikat kation-kation.
Kemampuan nilai tukar kation yang
tinggi mencerminkan nilai
kesuburan tanah.
Kation-kation yang memegang
peranan penting adalah kalsium,
magnesium, kalium, natrium,
amonium dan hidrogen. Empat
kation ini (Ca, Mg, K, dan Na)
merupakan nutrien penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
70
Faktor yang mempengaruhi
kapasitas tukar kation adalah
tekstur tanah.
Makin halus tekstur tanah makin
tinggi KTK nya. Pasir dan lempung
berpasir sedikit mengandung liat
koloid dan juga miskin bahan
organik dan humus, sebaliknya
tanah bertekstur halus
mengandung lebih banyak liat dan
juga humus. Dengan demikian
tanah halus ini mempunyai KTK
lebih tinggi dibandingkan tanah
pasir.
Nilai tukar kation tanah terdapat
didalam fraksi liat dan fraksi bahan
organisme. Liat merupakan misel
yang bermuatan negatif dan
pengikatan kation tidak mantap
seperti kation H+, Ca++, Mg++, K+,
dan Na +.
Derajat kejenuhan koloidal misel
tanah merupakan ukuran penting
bagi kesuburan tanah.
Pertukaran kation merupakan
reaksi yang terkadi pada bidang
jerap tanah dengan ilustrasi
gambar 37 berikut.
Sebagai ilustrasi kita ambil contoh
tanah mineral dengan Ca terjerap.
Tanah dalam keadaan optimum air
dan suhunya. Di dalam tanah
terdapat asam karbonat dan
organik yang berasal dari
perombakan makhluk hidup.
Melalui reaksi hidrolisa senyawa
asam tadi diuraikan menjadi H+
dan sisa asam -.
Ion hidrogen yang terbentuk
bekerja untuk menggantikan ion
kalsium yang berada pada
kompleks jerapan tanah.
Pertukaran ini terjadi disebabkan
oleh aksi massa dan karena ion
hidrogen diikat lebih kuat oleh
kempleks jerapan tanah
dibandingkan dengan kalsium.
Reaksi tersebut dapat dilukiskan
melalui reaksi sederhana dibawah
ini.
Reaksi ini berlangsung secara
ekivalen
Jika ion H dalam larutan tanah
menurun sedangkan ion Ca
mengalami peningkatan (sebagai
akibat dari pengapuran)reaksi akan
beralih kekiri.
Sebaliknya jika ion hidrogen
bertambah, sedangkan ion kalsium
berkurang, maka reaksi akan ke
kanan.
Tanah sangat dinamik, sehingga
reaksi kesetimbangan akan selalu
terjadi dalam tanah sesuai
perubahan keadaan.
Pada daerah yang curah hujan
tinggi, ion hidrogen banyak
memasuki kompleks jerapan tanah,
sedangkan ion kalsium keluar dari
kompleks tersebut, masuk ke
dalam larutan tanah.
71
Reaksi pertukaran kation diatas
melukiskan pertukaran kation yang
terjadi dalam tanah daerah humid.
Curah hujan yang tinggi akan
mengakibatkan tercucinya ion yang
dibutuhkan tanam.
Pengapuran dan pemupukan akan
membuat kesetimbangan reaksi
akan berbalik arah, yang
mengakibatkan lebih sedikit ion
hidrogen yang berada pada
jerapan tanah dan terjadi kenaikan
pH.
Kalium yang berasal dari pupuk
yang kemudian terjerap merupakan
unsur hara yang tersedia bagi
tanaman.
Oleh karenanya pertukaran kation
ini berguna bagi penyediaan unsur
hara bagi tanaman.
Gambar 38 Ilustrasi skematik dari
pertukaran kation antara
permukaan negative dari
partikel liat dan larutan tanah
5.3. Bahan organik tanah
Bahan organik tanah adalah
komponen utama dalam penentuan
tinggi rendahnya produktivitas dan
kesuburan tanah.
Kandungan bahan organik berkisar
antara 20 sampai 30 persen,
bergantung pada tekstur dan fraksi
mineral tanah.
Kurangnya bahan organik akan
mengurangi kation-kation yang
dapat dipertukarkan oleh karena itu
kesuburannya rendah.
Beberapa manfaat dari bahan
organik tanah adalah:
1. menjaga kestabilan agregat
tanah
2. Meningkatkan ketersediaan
tata udara dan infiltrasi
72
3. Meningkatkan kapasitas
daya ikat tanah terhadap
air
4. Sebagai buffer dalam
perubahan pH tanah
5. Menyediakan berbagai
sumber hara makro dan
mikro untuk kebutuhan
tanaman
6. Menyediakan bahan
makanan untuk
mikroorganisme tanah.
Bahan organik tanah berasal dari
residu tubuh tumbuhan dan hewan
yang telah mengalami berbagai
proses perombakan. Perombakan
ini akan menghasilkan tiga
komponen utama yaitu
polisakarida, lognin dan protein.
Polisakarida terdiri dari selulosa,
hemiselulosa, gula, pati dan pektin.
Lignin adalah kompleks material
yang berasal dari jaringan kayu
tumbuhan.
Senyawa-senyawa yang terdapat
dalam tumbuhan dapat
diklasifikasikan menurut tingkat
mudah tidaknya senyawa tersebut
didekomposisikan. Pembagian
tersebut tertera pada Tabel 1
dibawah ini.
Tabel 1. Tingkatan mudah tidaknya
jaringan organisme didekomposisi
Senyawa
organik
gula, pati,
protein
sederhana
protein
kasar
Hemi
selulosa
selulosa
Lignin,
lemak, lilin
Total
persentase
bahan
organik
1-5
Laju
dekom
posisi
Cepat
5-20
10-25
30-50
Sangat
lambat
10-30
5.4. Evaluasi
1. Sebutkan 15 unsur
esensial yang
dibutuhkan tanaman
2. Mengapa pemupukan
yang dilakukan pada
tanaman dilakukan pada
akhir musim hujan atau
pada awal musim
kemarau
3. Gejala kekurangan
kalsium selalu kelihatan
pada daun muda,
jeleskan jawabanmu
Diantara senyawa-senyawa
tersebut diatas protein kasar
merupakan senyawa yang paling
kompleks karena mengandung
karbon, hidrogen, oksigen,
nitrogen, fosfor, besi, belerang dan
beberapa unsur lainnya.
73
4. Usaha apa yang
perlu dilakukan untuk
mengatasi fluktuasi
suhu tanah yang
relatif tinggi
5. Pemupukan yang
melebihi dosis akan
mengakibatkan
menguningnya daun
tanaman, mengapa
dapat terjadi
demikian
74
BAB VI
PUPUK DAN
PENGELOLAAN PUPUK
6.1. Pengenalan pupuk
Penggunaan pupuk pada tanah
pertanian dimulai bersamaan
dengan sejarah pertanian itu sendiri.
Pengunaan senyawa-senyawa kimia
untuk memperoleh pertumbuhan
tanaman yang baik baru dimulai
kurang lebih seratus tahun yang lalu.
Namun sekarang senyawa-senyawa
kimia tersebut merupakan
keharusan ekonomi bagi
kebanyakan tanah.
Kaidah yang harus dipatuhi
dalam aplikasi pupuk
Penggunaan senyawa kimia ini
dalam meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan harus
dilakukan mengikuti kaedah
kesehatan dan keselamatan kerja.
Bahaya bahan kimia yang
terkandung dalam pupuk
sebenarnya tergantung dari si
pemakainya. Bila pemakai nya
menggunakan secara baik, tepat
dan benar tentu saja tidak
berbahaya. Dan sebaliknya,
penggunaan dosis yang berlebihan
tanpa pertimbangan disertai aplikasi
yang tidak memberikan
perlindungan telah memperpanjang
sisi negatif pupuk itu sendiri. Tidak
sedikit kasus yang terjadi pada
petani seperti sesak nafas,
gangguan pencernaan, keracunan
dan berbagai kasus lainnya.
Disadari atau tidak, pengetahuan
yang minim dari pemakai pupuk
yang mengandung amonia (NH3 +)
dalam hal ini para petani secara
langsung maupun tidak membuat
aplikasi pupuk amonia menjadi
membahayakan dan memberikan
efek samping bagi penggunanya.
Padahal bila kita melakukan aplikasi
sesuai prosedur menurut dosis,
takaran dan petunjuk, maka kasuskasus tersebut dapat diminimalisir.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
sebelum menggunakan pupuk
adalah:
1. Kenali sifat bahan kimia yang
terkandung didalam pupuk
tersebut
2. tingkat kadar racun pada
setiap pupuk berbeda dari
yang paling rendah hingga
paling tinggi. Tinggi
rendahnya racun bisa dilihat
dari etiket yang tertera di
label kemasan pupuk.
3. Sebagai bahan kimia, racun
tersebut dapat masuk
kedalam tubuh manusia
melalui 3 cara yaitu melalui
kulit, mulut dan paru-paru.
Untuk itulah setiap
pengguna pestisida wajib
menggunakan topeng
muka, masker hidung,
sarung tangan, celemek dan
sepatu boot karet agar
pestisida tersebut tidak
masuk ke tubuh kita
6.1.1. Unsur-unsur pupuk
Untuk pertumbuhan yang normal
tanaman sedikitnya membutuhkan
16 unsur hara esensial yakni C, H,
O, yang diperoleh tanaman dari air
dan udara, unsur hara makro
75
N,P,K,Ca, Mg, S dan unsur mikro
Fe, Zn, Mn, Cu, Cl, B, dan Mo.
Hara Ca dan Mg diberikan tanaman
dalam bentuk kapur, walaupun tidak
dianggap pupuk kapur mempunyai
peranan penting sebagai sumber
hara Ca dan Mg.
Selain itu kapur mempunyai fungsi
utama yakni dapat menaikkan pH
tanah-tanah yang bereaksi masam,
meningkatkan ketersediaan P dan
mencegah keracunan besi dan
aluminium.
Unsur belerang banyak dijumpai
dalam bentuk pupuk buatan,
sehingga pemupukan belerang
jarang dilakukan, hal ini bukan
berarti belerang tidak penting untuk
pertumbuhan tanaman.
Belerang dijumpai dalam berbagai
pupuk dan pengaruhnya dianggap
penting. Akan tetapi secara hara ia
tidak kritis, oleh karena itu sering
tidak dianggap begitu penting.
Kecuali unsur hara mikro, tinggal
tiga unsur nitrogen, posfor dan
kalium, dan karena ketiga unsur ini
sering ditambahkan sebagai pupuk,
maka sering disebut sebagai unsur
pupuk
6.1.2. Klasifikasi pupuk
Untuk mengenal dan mengetahui
sifat-sifat, jenis dan macam pupuk
perlu dilakukan penggolongan atau
klasifikasi pupuk dengan dasar yang
berbeda-beda.
§
Berdasarkan sumbernya atau
terjadinya pupuk, pupuk
diklasifikasikan menjadi pupuk
alam dan pupuk buatan
§
Berdasarkan senyawa
kimianya pupuk diklasifikasikan
menjadi pupuk organik dan
pupuk anorganik
§
Berdasarkan kandungan
arañilla pupuk diklasifikasikan
menjadi pupuk tunggal dan
pupuk majemuk
§
Berdasarkan reaksinya di
dalam tanah, pupuk
diklasifikasikan menjadi pupuk
masam, pupuk basa dan
pupuk netral.
§
Berdasarkan bentuknya pupuk
diklasifikasikann menjadi
bentuk padat dan pupuk cair.
6.1.2.1. Pupuk berdasarkan
sumber atau cara terbentuknya
Pupuk alam adalah yang terjadi
secara alami di alam tanpa buatan
manusia atau melalui proses industri
atau pabrikan.
Pupuk alam selalu disamakan
dengan pupuk organik, karena
kebanyakan pupuk alam itu terdiri
dari senyawa organik.
Tetapi sebenarnya pupuk alam itu
tidak semuanya organik, misalnya
pupuk posfat alam yang kandungan
senyawanya anorganik .
Beberapa contoh pupuk alam
adalah guano, pupuk kandang,
pupuk hijau, night soil, dan tepung
tulang
76
Pupuk buatan
Pupuk buatan merupakan pupuk
yang dibuat oleh pabrik dengan
kandungan unsur hara tertentu.
Pada umumnya kandungan hara
nya lebih tinggi, mudah larut dan
cepat diserap oleh akar tanaman.
Alasan inilah yang membuat pupuk
ini banyak digunakan.
Akan tetapi pupuk ini mempunyai
kelemahan jika penggunaannya
berlebihan akan mengakibatkan
kerusakan lingkungan dan tanaman.
Selain itu pupuk ini tidak
mengandung hara mikro dan hanya
mengandung unsur hara tertentu
saja misalnya N. Contohnya urea
hanya mengandung hara nitrogen
saja.
6.1.2.2 Pupuk berdasarkan
senyawa kimianya
Pupuk organik dan anorganik adalah
penggolongan pupuk berdasarkan
sifat kimianya.
Pupuk organik adalah pupuk dengan
senyawa organik, yang merupakan
hasil pelapukan bahan-bahan
organik dan biasanya mempunyai
kandungan hara yang rendah.
Pupuk organik dipakai kerena ia
secara lambat dan graduil
membebaskan N sepanjang musim.
Pupuk ini juga membantu untuk
mempertahankan keadaan fisik
pupuk yang baik bila dicampurkan
dengan pupuk lain, sehingga
memudahkan penyebaranya.
Pupuk anorganik
Pupuk anorganik adalah pupuk yang
mempunyai senyawa kimia
anorganik. Contoh pupuk anorganik
adalah ZA (NH4)2SO4.
Pupuk berdasarkan kandungan
haranya digolongkan atas pupuk
tunggal dan pupuk majemuk
Pupuk tunggal merupakan pupuk
yang hanya mengandung satu unsur
pupuk. Unsur pupuk tersebut ada
tiga yaitu nitrogen, posfor, dan
kalium.
Pupuk yang mengandung unsur
pupuk lebih dari satu disebut pupuk
majemuk. Pupuk majemuk yang
mengandung dua unsur saja disebut
pupuk majemuk tak lengkap,
sedangkan jika mengandung
ketiganya (N, P, dan K) disebut
pupuk majemuk lengkap.
6.1.2.3 Pupuk berdasarkan
reaksinya
Pupuk yang diberikan ke tanah akan
mempengaruhi sifat reaksi tanah.
Pupuk dapat menurunkan pH
disebut pupuk asam, sedangkan
pupuk yang dapat menaikkan pH
disebut pupuk basa, dan ada juga
pupuk yang bereaksi netral.
6.1.2.4. Pupuk berdasarkan
bentuknya
Berdasarkan bentuknya pupuk
dibedakan atas pupuk padat dan
pupuk cair.
Untuk pupuk padat dapat dibagi lagi
berdasarkan ukurannya seperti
77
serbuk, kristal, butiran (granular)
pelet, tablet atau khelat.
-
Indeks garam
6.2.1.1. Kadar unsur pupuk
Pupuk padat dapat diaplikasikan
melalui tanah atau daun, dengan
memperhatikan hal berikut: jika
pupuk tersebut mudah larut dalam
air, maka pemberiannya dapat
dilakukan melalui daun atau
sebaliknya. Salah satu contoh pupuk
yang mudah larut dalam air adalah
urea.
Banyaknya unsur hara yang
dikandung oleh sutatu pupuk
merupakan faktor penentu utama
untuk menilai pupuk tersebut,
karena jumlah unsur hara
menentukan kemampuannya untuk
menaikkan kandungan hara tanah.
Pupuk cair terbagi dua yaitu pupuk
yang berbentuk cairan ataupun
pupuk padat yang mudah larut
dalam air.
Kadar unsur hara dinyatakan dalam
persen N, persen P2O5, dan persen
K2O. Misalnya pupuk urea 45%
artinya dalam setiap 100 kg pupuk
urea mengandung 45 kg N.
Pupuk padat yang mudah larut
dalam air disebut pupuk solution
fertilizer.
6.2. Pupuk buatan
Pupuk jenis ini mengandung unsur
hara tertentu dan umumnya
mempunyai kandungan hara yang
tinggi.
6.2.1 Sifat umum pupuk buatan
Nilai suatu pupuk buatan ditentukan
oleh sifat-sifatnya, yang harus
diketahui nilai suaatu pupuk adalah:
-
Kadar unsur pupuk
-
Kelarutan pupuk
-
Kemasaman pupuk
-
Higroskopisitas
-
Bekerjanya pupuk
6.2.1.2. Kelarutan pupuk
Kelarutan pupuk menyatakan mudah
tidaknya suatu pupuk larut dalam air,
dan diserap akar tanaman.
Sifat kelarutan pupuk perlu diketahui
dalam hal:
-
Penentuan atau pemilihan
metode cara pemupukan
-
Waktu pemupukan
-
Penggunaan pupuk dan
untuk jenis tanaman apa.
Misalnya pupuk yang bersifat mudah
larut dapat diaplikasikan pada saat
tanam atau setelah tanaman
tumbuh, dan pupuk ini sesuai untuk
jenis tanaman semusim
Pupuk yang tidak mudah larut dapat
disebar dilapang pada waktu
sebelum tanam dan sesuai untuk
tanaman tahunan.
78
6.2.1.3. Kemasaman pupuk
6.2.1.5. Cara bekerjanya pupuk
Reaksi fisiologis pupuk yang
diberikan ke tanah dapat bersifat
masam, alkalis atau netral.
Bekerjanya pupuk adalah waktu
yang diperlukan sejak saat
pemberian pupuk hingga pupuk
tersebut dapat diserap tanaman.
Sifat kemasaman pupuk dinyatakan
dengan nilai ekivalen kemasaman,
yang artinya berapa jumlah Kg kapur
(CaCO3) yang diperlukan untuk
meniadakan kemasaman yang
disebabkan oleh penggunaan 100
Kg suatu jenis pupuk.
Misalnya pupuk ZA dengan ekivalen
110, artinya untuk menghilangkan
kemasaman yang disebabkan oleh
penggunaan 100 Kg ZA perlu
ditambahkan sebanyak 110 Kg
kapur.
Dengan mengetahui sifat
kemasaman pupuk kita akan
menggunakan pupuk yang bersifat
alkalis untuk tanah-tanah masam,
atau sebaliknya.
6.2.1.6. Indeks garam
Pemupukan dapat meningkatan
konsentrasi garam di dalam larutan
tanah.
Indeks garam merupakan gambaran
perbandingan kenaikan tekanan
osmotik karena penambahan 100 g
pupuk dengan kenaikan tekanan
osmotik karena penambahan 100 g
NaNO3.
Sifat ini penting diketahui untuk
menentukan penempatan pupuk
yang tepat.
Misalnya dosis urea per Ha =
6.2.1.4. Higroskopisitas pupuk
Higroskopisitas adala sifat mudah
tidaknya pupuk bereaksi dengan uap
air.
Pupuk yang higroskopis kurang baik
karena mudah menjadi basah atau
mencair bila tidak tertutup.
Walaupun pada kondisi kelembaban
udara rendah pupuk ini dapat
kembali kering, tetapi menjadi
bongkahan yang keras.
Sedangkan ZA
Indeks garam 107 Urea
Indeks garam 236 ZA
Umumnya untuk mengurangi sifat
higroskopisnya pupuk ini dibuat
dalam bentuk butiran, untuk
mengurangi bidang sentuh dengan
uap air.
79
Berdasarkan indeks garam diatas
maka pupuk yang dipilih adalah urea
(80.7) karena indeks garamnya
lebih rendah dibandingkan dengan
ZA (162.7)
6.2.2. Pupuk nitrogen
Macam pupuk nitrogen
Pupuk N organik dan anorganik
dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu
-
bentuk organik
-
bentuk anorganik
6.2.2.1. Bentuk organik
Pupuk organik, seperti sampah, sisa
ikan, ampas jarak, dan sebainya
(Tabel 2), harus mengalami
aminisasi, amonifikasi, dan nitrifikasi
sebelum nitrogennya menjadi
tersedia bagi tanaman.
Akibatnya mereka tidak seefektif
NaN3. Na 4NO3 atau (NH4)2SO4, dan
tidak menghasilkan respons
tanaman yang cepat, apalagi kalau
keadaan tanah tidak menunjang
proses-proses dekomposisi tersebut.
-
Teknologi pembuatan pupuk N
telah begitu maju, sehingga
biaya pembuatan jauh lebih
murah dari pada pupuk P dan K.
Disamping itu, cara pembuatan
yang dipakai sekarang
memungkinkan dihasilkannya
berbagai macam bahan dalam
jumlah banyak, sehingga
penggunaannya lebih praktis.
Sebagai akibat dari kenyataan
diatas pembawa N sintetik atau
buatan makin lama makin
memegang peranan penting.
Hampir seluruh keperluan pupuk N
Indonesia berasal dari pembawa
nitrogen anorganik sintetik ini.
Bentuk amonia
Dikenal berbagai macam pembawa
N. anorganik yang dapat mensuplai
N dalam pupuk majemuk.
Mungkin proses sintetik yang paling
paling penting ialah pembuatan gas
amonia dari unsur-unsur hidrogen
dan nitrogen.
Reaksianya adalah sebagai berikut:
N2 + 3H 2
2NH3
6.2.2.2. Bentuk anorganik
Bahan–bahan yang disebut dalam
Tabel 3 mempunyai satu
persamaam, yaitu mereka dapat
dibuat dari N2 udara.
Penggunaan pupuk N yang lebih
banyak disebabkan oleh:
-
Reaksi ini sangat penting karena
menghasilkan senyawa yang pada
saat ini dianggap paling murah.
Satu hali lain yang penting, ialah
reaksi ini merupakan langkah
pertama dalam pembuatan bahanbahan pupuk N yang lainnya.
Jumlah gas nitrogen yang
terdapat dalam atmosfer cukup
tersedia.
80
Tabel 3 menyajikan susunan dan
sumber dari pupuk–pupuk yang
terpenting.
menghasilkan NH4OH. Bahan ini
dapat dipakai secara tersendiri
sebagai pupuk, atau lebih sering
dipakai sebagai pelarut
pembawa nitrogen lain separti
NH4 NO3 dan urea yang
dinamakan larutan nitrogen.
Pabrik pupuk Sriwijaya
menghasilkan amonia cairan
sebagai hasil sampingan dan
umumnya dipakai sebagai
pendingin pabrik-pabrik es.
Kisaran kadar N dari berbagai pupuk
N sangat lebar, bervariasi antara
3% yang terdapat dalam super fosfat
yang diamoniatkan hingga 82%
yang ada dalam pupuk amonia
cairan.
Juga beberapa bentuk N, seperti
senyawa amonium dan nitrat dan
juga urea dan sianada disajikan
dalam Tabel 3.
Dua yang terakhir bila mengalami
hidrolisis dalam tanah menghasilkian
ion NH4+ yang dapat diabsorpsikan
tanaman atau dioksidasikan menjadi
nitrat.
Walaupun semua bahan yang
dikemukakan dalam Tabel 3 dipakai
sebagai pembawa N, senyawasenyawa yang mengandung
ammonium (NH4+) dan nitrat (NO 3-)
ternyata paling banyak digunakan
sebagai pupuk.
Gas amonia yang diperoleh secara
demikian dapat digunakan untuk tiga
hal.
-
-
Pertama, gas tersebut dibawah
tekanan tinggi dapat dicairkan
menjadi amonia cairan.
Senyawa ini digunakan dalam
pembuatan superfosfat yang
diamoniatkan dan pupuk
majemuk lainnya. Senyawa ini
dapat langsung dipakai sebagai
pupuk N.
Kedua, gas amonia dapat
dilarutkan dalam air
-
Ketiga, gas amonia dipakai
untuk pembuatan pupuk N
lainnya.
Anhidrous ammonia
Nitrogen atmosfir merupakan
sumber nitrogen utama di muka
bumi. Kemudian nitrogen berikatan
dengan hidrogen membentuk
amonia.
Hara yang umum terdapat dalam
pupuk adalah N, P2O5, dan K2O
dalam bentuk tunggal ataupun
majemuk. Pupuk yang hanya
mengandung satu unsur disebut
pupuk tunggal, sedangkan yang
mengandung lebih dari satu unsur
disebut pupuk majemuk. Sebagai
contoh dapat disebut kalium nitrat
dan amonium fosfat.
Awal dari terbentuknya senyawa
nitrogen diawali dengan reaksi
antara hidrogen (H+) dan nitrogen
(N) pada temperatur dan tekanan
tinggi yang menghasilkan amonia
(NH3).
Rincian reaksi tersebut seperti yang
tertera dibawah ini.
81
Amonia anhidrous larutan pupuk
nitrogen yang dilarutkan dalam air.
Katalisator reaksi pembentukan
amonia hanya dapat berlangsung
pada suhu dan tekanan tinggi.
Temperatur yang dibutuhkan
mencapai 400-500 0C, dengan
tekanan 2.200 pound per m 2.
Amonia inilah yang kemudian
dikonversi kebeberapa bentuk lain
seperti tertera pada Gambar 39 .
Gambar
Kandungan nitrogen pada pupuk
amonia cair yang diperdagangkan
sekitar 20% N, dalam bentuk
amonia. Untuk menghindari
kehilangan nitrogen dari pupuk
amonia cair ini, umumnya
pengaplikasiannya ke tanaman
melalui penyuntikan ke air
permukaan tanah.
Pupuk nitrogen mudah tercuci
terbawa air hujan, mengurai,
dan menguap
39 Konversi ammonia
kebeberapa
bentuk
pupuk nitrogen
Amonia cair
82
Tabel 2 Pembawa Nitrogen organik
Pupuk
Sumber
% Nitrogen
Darah kering
Tempat pemotongan
8-12
Sisa-sisa daging
Tempat pemotongan
5-10 (3-13% P2O5 )
Tepung daging
Tempat pemotongan
10-11 (1-5% P2O5 )
Sisa ikan kering
Pengalengan dan ikan
yang tak dapat dimakan
6-10 (4-8% P2O5 )
Tepung biji
kapas
Batang
tambakau
Ampas
6-9 (2-3% P2O5 dan 12% K2O)
1.5-3.5 (4-9% K2O)
Sisa
Ampas
Tepung jarak
Tepung coklat
5-7 (2% P2O5 dan 1%
P2O5 )
3.5-4.5
Ampas
Tabel 3 Pembawa nitrogen anorganik
Pupuk
Rumus kimia
Natrium nitrat
NaNO3
Amonium Sulfat
(NH4)2SO4
Amonium nitrat
“Cl-nitro”
a
A.N.L.
dan
Urea
NH 4NO3
NH 4 NO3
dolomit
CO (NH2 )2
dan
Sumber
%
Nitrogen
Salpeter Cili atau
dibuat
Hasil sampingan
arang dan gas
Dibuat
16
Dibuat
20
Dibuat
42-45
21
33
Kalsium
sianamida
Amonia cairan
CaCN2
Dibuat
22
NH3 cairan
Dibuat
82
Larutan amonia
NH4OH encer
Dibuat
20-25
Amofos
NH4.H2PO4
Dibuat
Diamonium
fosfat
(NH4)2 HPO4
Dibuat
11
(48% P2O5
)
21
(53% P2O5
)
83
Amonium nitrat (34-0-0)
Amonium sulfat
Amonium nitrat merupakan pupuk
nitrogen yang paling banyak
digunakan setelah perang dunia ke
II.
Umumnya pupuk amonium sulfat
yang beredar dipasaran
mengandung 21% nitrogen dan 24%
belerang.
Pupuk ini dihasilkan dari reaksi
antara asam nitrit dengan senyawa
amonia ahhidrous (Gambar 40)
Pembentukan pupuk ini berasal dari
reaksi antara amonia dengan asam
sulfat, dengan reaksi sebagai
berikut:
Pupuk amonium nitrat adalah pupuk
yang dapat menyumbangkan dua
jenis hara N dalam bentuk amonium
(NH4 +) dan nitrat (NO 3 -).
Setelah asam nitrit dihasilkan,
selanjutnya direaksikan dengan
amonia anhidrous membentuk
amonium nitrat (Gambar 41).
Produk komersial dari pupuk
amonium nitrat dapat dalam bentuk
padat, granular, larutan dan kapsul.
Bentuk pupuk ini padat dan kristalin ,
berwarna putih, tidak higroskopis
dan bekerjanya cepat.
Kandungan N dari pupuk amonium
nitrat yang diperdagangkan berkisar
antara 33-34%.
Urea CO(NH2)2
Pupuk urea adalah salah satu jenis
pupuk N yang paling tinggi
kandungan nitrogennya. Urea selain
digunakan sebagai pupuk juga
sering digunakan sebagai protein
substitusi dari hewan ruminansia.
Pembentukan pupuk ini diawali
dengan reaksi antara ammonia
dengan karbondioksida pada
temperatur 170-2100C dengan
tekanan berkisar antara 170-400
atmosfir.
Pada suhu tinggi amonium karbonat
memperlihatkan sifat tekanan
disosiasi yang tinggi.
Pembentukannya menghasilkan
banyak panas, selama tekanan
parsial bahan-bahan yang sedang
di raeaksikan melebihi tekanan
diosiasi amonium karbonat.
Gambar 40. Reaksi pembentukan
asam nitrit
Reaksi berikut dari karbonat ke urea
hanya terjadi dalam suasana cairan
atau padat dan koversi
keseimbangan menurun karena
terbentuknya air.
84
Reaksi pembentukkannya terdapat
adalah sebagai berikut berikutnya:
banyak dipakai untuk pembuatan
pupuk majemuk.
Amonium sulfat nitrat
Pupuk ini merupakan habungan
antara amonium sulfat dan amonium
nitrat. Pupuk ini diperdagangkan
dalam bentuk kristal berwarna
kuning kemerahan.
Konsentrasi kandungan urea dari
reaksi diatas mencapai lebih kurang
80%.
Penggunaan pupuk urea dilapangan
dapat dalam bentuk konsentrat atau
dalam bentuk granular, sedangkan
kandungan nitrogen dari pupk urea
ini sekitar 45%.
Pupuk urea memiliki sifat higrokopis
yang relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan pupuk lainnya.
Oleh karenanya penggunaannya di
lapangan biasanya diberikan dalam
3 tahapan selama masa
pertanaman.
Sifatnya ini juga yang menyebabkan
penggabungan dan penyimpanan
pupuk ini dengan pupuk lainnya
memerlukan perhatian khusus.
Nitrat fosfat.
Dengan menggunakan HNO 3
sebagai pengagam batu fosfat
diperoleh nitrat fosfat. Senyawa ini
Gambar 41 Tahapan pembentukan
amonium dari asam nitrit
Amonium sulfat mengandung 26%
dan 37% SO4, 19.5% tersedia dalam
bentuk amonium dan 6.5% sebagai
nitrat.
Nilainya sebagai pupuk tidak
berbeda jauh dengan ZA,
85
kelebihannya dibandingkan ZA,
kada N nya lebih tinggi dan ¼ dari
jumlah N tersedia dalam bentuk
nitrat, yang dapat diserap tanaman
tanpa mengalami perubahan kimia
terlebih dahulu.
6.2.3. Pupuk Posfat
Hampir semua pupuk posfat
komersial berasal dari batuan
posfat.
Bahan baku pembuatan pupuk
posfat (posfat alam) banyak disuplai
dari Afrika Utara (Tunisia, Aljajair,
dan Maroko) dan Amerika Serikat.
Super fosfat.
Pada saat ini super fosfat
merupakan pupuk fosfat utama
(Tabel 4).
Pupuk yang berkadar 16-21% P2O5
diperoleh dengan menambahkan
sejumlah asam sulfat pada batu
fosfat.
Fosfat yang dulu sering dipakai
adalah bentuk ini, yang
mengandung 31% Pa0 5, 50%
CaSO4 dan 19% kotoran.
Sekarang beredar pupuk tripel
super posfat 40-47% P2O5 tersedia.
Pupuk yang berkadar P tinggi ini,
bila tidak diberikan dalam bentuk
pelet akan segera bereaksi dengan
tanah, dan biasanya P berakhir
dalam bentuk terikat.
Dengan adanya bentuk pelet ini,
maka kontak dengan tanah
diperkecil sehingga jumlah yang
diikat tanah dapat dikurangi.
Superfosfat bereaksi sangat masam
dan umumnya dianggap akan
meningkatkan kemasaman tanah
bila diberikan pada tanah. Nyatanya,
ia tidak memberikan efek
kemasaman tanah.
Akan tetapi bila superposfat
diberikan pada tanah ber-pH rendah
maka pupuk ini bertendensi
menaikkan kemasaman tanah,
sedangkan pada tanah ber-ph
antara 7.5 dan 8.5 memberikan efek
yang berlainan.
Fosfat yang diamoniatkan.
Fosfat yang diamoniatkan
mengandung 3 hingga 4% N dan 1618% P2O5. Pupuk ini biasa dibuat
dari superfosfat yang diberi larutan
amonia atau larutan nitrogen
Amofos yang mengandung 11% N
dan 48% P2O5 juga merupakan
pupuk dagangan.
Reaksi pembuataannya adalah
sebagai berikut :
Pupuk ini sangat cocok untuk tanah
berkadar K tinggi dan banyak
membutuhkan N dan P.
Ca3 (PO4)2 + 4H3PO
3 Ca (H2PO4)2 + kotoran
Tepung tulang
Tripel super fosfat yang
diperdagangkan di Indonesia dalam
bentuk pelet.
Tepung tulang merupakan asam
fosfat yang mahal. Lambat tersadia
dalam tanah. Dalam jumlah besar
86
pun tepung tulang tidak akan
mengganggu tanaman.
Batu fosfat.
Bila ingin menggunakan batu fosfat
sebagai pupuk terlebih dahulu harus
digiling halus.
Penggilingan ini dapat meningkatkan
ketersediaan P, apalagi bila pada
tanah tersebut terdapat bahan
organik yang sedang mengalami
dekomposisi.
Batu fosfat merupakan pupuk fosfat
yang paling sukar larut dibandingkan
pupuk fosfat lainnya.
Jika kita urutkan ketersediaan posfat
mulai dari cepat ke lambat tersedia
adalah sebagai berikut: amonium
fosfat, super fosfat, tepung tulang
dan batu fosfat.
Walaupun rumus konvensional batu
fosfat adalah Ca3(PO4)2, sabenarnya
rumusnya jauh lebih kompleks dari
pada itu.
Nyatanya ia mendekati rumus
flourapatit, 3Ca3(PO4)2.CaF2. Oleh
karenanya ia sangat sukar larut.
Batu fosfat yang pernah ditambang
sebagai pupuk di Indonesia ialah
batu fosfat dari Cirebon. Pupuk
tersebut dikenal sebagi fosfat
Cirebon, merupakan kalsiumtrifosfat
yang mengandung 28% P2O5 larut
dalam HCl keras atau 14% P2O5
larut dalm 2% asam nitrat.
Sebelum dipakai, batu tersebut
harus terlebih dahulu digiling halus
(80% melampaui saringan 0.17
mm).
Sebagian besar dari pupuk ini
dipakai oleh perkebunan teh, kelapa
sawit, dan karet sebagai pangganti
super fosfat. Untuk tanaman
tahunan pupuk fosfat yang lambat
tersedia tidak menjadi halangan,
berlainan dengan tebu, tanaman ini
memerlukan pupuk fosfat cepat
tersedia.
Pupuk berkadar fosfat tinggi.
Perlu pula kiata menyebut dua
macam fosfat berkadar tinggi yang
belum banyak dipakai, yaitu: kalsium
metafosfat, Ca(PO4)2 yang berkadar
62-63% P2O5 dan asam super fosfat
yang mengandung 76% P2O5 (Tabel
3)
Kalsium meta fosfat, atau sering
disebut metafos dibuat dari batu
posfat atau batu kapur yang
direaksikan daengan P2O5 (Tabel
3).
Asam superfosfat
Pupuk ini merupakan senyawa yang
berkadar P2O5 paling tinggi (Tabel
3). Larutan ini dapat dipakai untuk
membuat pupuk larutan lain atau
membuat superfosfat berkada P
tinggi (54% P2O5 ).
Efektifitas pupuk posfat yang
diberikan ke dalam tanah
dipengaruhi oleh dua faktor yakni
ukuran butiran pupuk dan cara
pemberian pupuk.
Makin halus ukuran butiran,
efektivitasnya makin tinggi, artinya
pupuk yang diberikan akan cepat
larut dan membentuk H2PO4 di
87
dalam larutan tanah sehingga dapat
mempercepat tanaman menyerap
unsur tersebut.
Cara pemberian yang tepat juga
akan meningkatkan efektifitas pupuk
seperti pemberian pupuk P cara
lubang dan jalur merupakan cara
terbaik
6.2.4. Pupuk kalium
Pupuk kalium dibuat dari deposit
garam kalium, dan pada umumnya
berasosiasi dengan magnesium,
sulfat, dan klor.
Kainit dan garam pupuk kandang
merupakan sumber kalium yang
biasa dijumpai. Kalium klorida dan
sulfat yang berasal dari Jerman dan
Prancis merupakan senyawasenyawa kalim yang telah
dimurnikan.
Kalium sulfat
Pupuk ini dikenal juga dengan nama
zwavelzure kali (ZK) dengan rumus
kimia (K2SO4).
Kalium magnesium sulfat
Pupuk ini dikenal dengan nama
patent kali, merupakan garam
rangkap pupuk kieserit (MgSO4) dan
pupuk ZK (K2SO4) dengan rumus
kimia K2SO4.MgSO4.
Semua garam kalium yang dipakai
sebagai pupuk larut dalam air dan
segera tersedia.
Tidak seperti pupuk N, pupuk K
walupun diberikan dalam jumlah
banyak tidak mempengaruhi pH
tanah.
Pemberian KCl yang banyak pada
kentang dan tembakau dapat
menurunkan kwalitas hasil
tanaman.
Kalium khlorida dan sulfat banyak
dipakai di Indonesia, terutama untuk
tanaman tembakau, sisal, dan
tanaman perkebunan.
Beberapa tanaman sayuran
memerlukan kalium, sedangkan padi
hampir tidak pernah dipupuk K.
Seluruh keperluan kalium di
Indonesia didatang dari luar negri.
Kalium-magnesium sulfat, walaupun
berkadar K rendah, Mulai banyak
digunakan di terutama didaerah
yang kekurangan magnesium.
Dibandingkan dengan batu kapur
dolomitik atau dolomit, kaliummagnesium merupakn sumber Mg
yang disukai.
Sebagin besar dari kulit coklat, abu
ampas tebu atau abu sabut kelapa
cukup banyak mengadung K, akan
tetapi bahan ini belum dimanfaatkan
secara sempurna.
Sekam padi mengandung kurang
lebih 2% kalium. Pada umumnya
sekam ini dibakar dan abunya
dibiarkan tanpa dipergunakan.
Kadar K dalam abu sekam kurang
lebih sama dengan 30% K2O.
Sisa-sisa pertanian dalam bentuk
kulit coklat, sabut dan batok kelapa,
ampas tebu dan sekam padi
merupakan sumber kalium yang
cukup berarti.
88
6.2.5. Pupuk kalsium,
magnesium belerang dan
unsur mikro
Unsur hara kalsium termasuk hara
makro sekunder bersama dengan
magnesium dan belerang.
Sumber kalsium dalam tanah
berasal dari mineral tanah primer
seperti kalsit (CaCO3), dolomit (Ca
Mg(CO3)2
, dan garam-garam
sederhana seperti gipsum (CaSO4)
dan Ca-posfat.
Pemupukan kalsium umumnya
diberikan dalam bentuk kapur atau
garam-garam yang mengandung
kalsium.
Penambahan kapur ke dalam tanah
mempunyai dua fungsi yaitu
menaikkan pH dan meningkatkan
ketersediaan hara.
Pupuk belerang
Kehilangan S dari bidang serap
tanah dapat disebabkan oleh erosi,
pencucian dan terangkut tanaman
dari tanah petani sama dengan 2030 kg per hektar.
Untuk daerah yang memiliki curah
hujan tinggi maka besarnya
kehilangan akibat pencucian ini akan
lebih besar.
Akan tetapi belerang tanah juga
dapat mengalami penambahan
melalui hujan dan salju.
Jumlahnya tergantung dari tempat,
dan bekisar 2-3 kg per hektar hingga
lebih dari 100 kg bila dekat dengan
pusat industri atau gunung berapi
yang masih aktif.
Kalsium dalam pupuk
Pada usaha pertanian umum
masalah penambahan belerang
dapat diselesaikan secara otomatis.
Beberapa bentuk kalsium yang
biasa dipakai untuk pertanian adalah
kalsium karbonat (CaCO3), kalsium
hidroksida (Ca(OH) 2, kalsium oksida
(CaO) dolomit (CaMg(CO3)2, dan
kalsium silikat (CaSiO 3)
Dalam pengelolaan tanah belerang
dikembalikan kedalam tanah dengan
bentuk pupuk hijau, sisa tanaman
dan pupuk kandang.
Magnesium dalam pupuk
Sumber utama pupuk magnesium
diperoleh dari batuan dolomit
(CaMg(CO3)2, garam pahit
(MgSO4.7H 2O) dan kiserit
(MgSO4.H2O).
Efisiensi pupuk dolomit sangat
tergantung pada kehalusannya,
semakin halus pupuk tersebut
semakin efektif sebagai pupuk.
Pupuk buatan seperti super fosfat
dan kalium sulfat mengandung
sejumlah belerang. Pemberian 10
ton pupuk kandang yang diperkuat
dengan 250 kg superfosfat
mengandung lebih dari 50 kg
belerang. Jumlah ini saja sudah
melebihi belerang yang hilang.
Dari keterangan diatas, kelihatannya
masalah belerang tidak serawan
hara posfor.
89
Pupuk mikro
6.2.6. Pupuk Majemuk
Penambahan unsur mikro pada
pupuk harus dilakukan dan
dikendalikan lebih teliti dari pada
penambahn unsur makro.
Pupuk yang mengandung lebih dari
satu unsur hara disebut pupuk
majemuk (pupuk campuran). Pupuk
campuran biasanya paling sedikit
terdiri dari dua dan tiga dari unsur
pupuk.
Perbedaan antara jumlah unsur
mikro yang diberikan pada waktu
terjadi dan keracunan sangat kecil.
Akibatnya, unsur mikro hanya
diberikan bila kita yakin bila unsur
itu diperlukan dan jumlah yang
dibutuhkan diketahui.
Bila tanaman kekurangan suatu
unsur mikro harus diatasi, terutama
saat masalahnya sangat medesak
maka garam dari unsur mikro yang
kurang ditambahkan kedalam tanah
(Tabel 5).
Tembaga, Fe dan Zn pada
umumnya diberikan sebagai garam
sulfat, sedangkan B sebagai boraks.
Molibdenum ditambahkan sebagai
N-molibdat. Besi dan Zn dapat
diberikan sebagai khelat.
Jumlah hara mikro yang
ditambahkan harus terkendalikan
karena kalau tidak, dapat
menyebabkan kerusakan pada
tanaman.
Pupuk yang mengandung unsur
mikro mempunyai arti yang cukup
penting, karena tidak dapat kita
sangkallagi kesalahan perharaan
tanaman, disebabkan kekurangn
unsur ini kian hari kian menjadi
kenyataan.
Yang pertama disebut pupuk
majemuk tidak lengkap dan yang
terakhir pupuk lengkap.
Banyaknya unsur pupuk
dicampurkan dalam perbandingan
yang dapat menunjang keperluan
unsur hara.
Contohnya, larutan amonia, super
fosfat, KCl dan sejumlah bahan
organik dapat dipakai suatu pupuk
majemuk yang lengkap.
Kondisi fisik
Disamping mensuplai N, P, dan K
dalam jumlah sebanding, pupuk
majemuk harus mempunyai
beberapa sifat lain.
Yang terpenting dalam hubungan ini
ialah kondisi fisik dari pupuk
campuran tersebut. Pupuk tersebut
harus tetap bersifat “drillable” sejak
dibeli, kemudian disimpan hingga
pada waktu diberikan ke dalam
tanah.
Beberapa pupuk majemuk tidak
dapat dipakai karena sifat
menggumpal kemudian mengeras.
Pupuk-pupuk yang sering tidak
memuaskan jika dicampur ialah
campuran amonium dan natrium
nitrat, amonium sulfat dan kalium
chlorida.
90
Sifat higrokopis beberapa bahan,
seperti amonium nitrat, sering
menyebabkan pupuk majemuk
menggumpal.
pembawa-pembawa N, terutama
yang bersifat amonia. Efek utama
yang diperlihatkan oleh ion-ion NH 4
ialah bila ion ini dinitrifikasikan.
Cara yang paling aman untuk
menghindari penggumpalan adalah:
Bila senyawa amonium di
oksidasikan maka bertendensi
menambah kemasam, seperti
diperlihatkan pada reaksi berikut:
-
Pupuk disimpan dalam
kantong tahan kelembapan,
NH4 + 2 O2
-
Pupuk dicampurkan dengan
bahan yang dapat menyerap
kelembapan.
Dalam kasus kedua bahan-bahan
seperti batang jagung atau kotoran
ayam yang dikeringkan dapat
dicampurkan untuk menyerap uap
air udara. Kapur dolomitik sering
digunakan menyangga
kecendrungan terjadinya
kemasaman, dan ia juga dapt
merupakn suatu “conditioner”.
Salah satu cara lain agar pupuk
tidak menggumpal ialah dengan
membuat pelet segera setelah
dicampur.
Pupuk yang dipeletkan bebas dari
debu, disamping ia mudah dihandel.
Granulasi mengurangi kemungkinan
pupuk ditiup angin dan mengurangi
kecepatan bereaksi dengan tanah.
Pengaruh pupuk majemuk terhadap
ph tanah
Pupuk pembentuk asam
Hampir semua pupuk majemuk,
kecuali bila memperoleh perlakuan
tertentu, bertendensi memciptakan
residu yang bereaksi masam pada
tanah. Hal ini disebabkan oleh
2 H+ + NO 3- +H2O
Eefek ion NH4 lain yang tidak kalah
pentingnya, adalah potensinya
dalam menurunkan pH tanah.
Contohnya, bila (NH4)2(SO4)
ditambahkan kedalam tanah,
sebagian dari ion NH4 + segera
diadsorpsikan oleh kompleks koloid
tanah menggantikan sejumlah
ekivalen kation-kation lain.
Bila ion metal yang digantikan, maka
ion tersebut peka pada pencucian.
Dan ini akhirnya dapt berakibat
penurunan pH tanah. Sebaliknya,
bila ion–ion H yang digantikan, asam
sulfat akan muncul dalam larutan
tanah.
Pembentukan asam sulfat yang
sama akan terjadi bila
mengabsorpsikan ion NH4 lebih
banyak dari pada ion SO4.
Diamping senyawa-senyawa
amonium, bahan-bahan seperti urea
dan beberapa bahan organik, yang
bila dihidrolisiskan menghasilkan ion
NH4 + merupakan sumber
berkompetensi terhadap
kemasaman tanah. Pupuk P dan K
yang biasa dipakai hampir tidak
mempunyai pengaruh pada pH
tanah, terkecuali bila pupuk tersebut
mengandung N.
91
Tabel 4 Pembawa fosfor
Fertilizer
Bentuk kimia
Sumber
% kadar
P2O5
tersedia
Super fosfat
Ca(H2PO4) +CaHPO4
Dibuat dari batu
fosfat
15-50
Super fosfat
Amoniat
NH4 H2PO4 CaHPO4
Ca3(PO4)2(NH4 )2 SO4
Dibuat
16-19
(3-4 % N)
Amofos
NH4 H2PO4
Dibuat
48 (11% N)
(NP 4)2 HPO4
Dibuat
53(21% N)
Ca3 (PO4 )2
Pemotongan
20-25
Flour atau Chlor apatit
Batu fosfat
Ca-meta
fosfat
Asam fosfat
Ca (PO3 )2
Dibuat
62-63
H3PO4
Dibuat
54
Asam super
fosfat
H3PO4 dan H4P2O7
Dibuat
70
Diamonium
sulfat
Tepung
tulang
Batu fosfat
25-30
Tabel 5 Pupuk Kalium
Pupuk
Kalium chlorida
Rumus kimia
KCL dan garam
% Kalium
K
lainnya K2SO4
48-60
Garam ganda dari K dan
Kalium sulfat
Mg (mengandung 25%
48-50
MgSO4)
Kalium-magnesium sulfat
KCL sebagian besar
20-30
Garam pupuk kandang
KCL sebagian besar
20-30
Kainit
KCL sebagian besar
12-16
Kalium nitrat
KNO3
44(13% N)
Abu kayu
K2CO3 sebagian besar
3-7 (1-2% P2O5)
Batang tembakau
Organik
4-9 (2-4% N)
Kulit coklat
Organik
2
Ubu ampas tebu
Anorganik
30
Abu sabut kelapa
Anorganik
30
92
Jaminan dari pupuk tunggal, seperti
amoniumsulfat mudah
diinterpretasikan, karena nama dan
susunan dari bahan tersebut
dicantumkan pada label atau dicetak
pada pembungkusnya.
6.3. Faktor yang
mempengaruhi macam
dan jumlah pupuk yang
harus diberikan dalam
tanah
Bila jumlah unsur yang terdapat
dalam bahan yang dicantumkan,
maka kemurnian dari pada pupuk
tersebut dapat diketahui. Misalnya,
bila bahan tersebut adalah NaNO 3
maka kadar N nya 16%.
Nilai pertanian dari suatu pupuk
tidak menentu, karena bahan ini
mudah berubah.
Akan tetapi jika tidak, maka kita
akan melakukan analisa hara pupuk
yang menyatakan berapa jumlah
relatif dari N, P2O5,dan K2O dalam
pupuk tersebut.
Jadi, jika pada kantong pupuk
tertulis angka perbandingan 5-10-10
artinya pupuk ini mengandung 5%
N-total, 10% P-tersedia, dan 10% K
larut dalam air.
Umumnya pupuk komersial
menggunakan perbandingan
haranya 1-2-2, misalnya, 5-10-10, 612-12, 10-20-20, dan 15-30-30.
Pupuk demikian bila diberikan dalam
jumlah ekivalen yang sama akan
mempunyai hara yang sama.
Misalnya jika kita memberikan pupuk
jenis A (10-20-20)sebanyak 500
maka hal ini ekivalen dengan
memberikan memberikan jumlah N,
P2O5, dan K2O yang sama dengan
5-10-10
Oleh karenanya macam dan jumlah
pupuk yang diberikan harus dapat
mengikuti perubahan-perubahan ini.
Tanah dan pupuk terjadi reaksi kimia
dan biologis yang mempengaruhi
mutu pupuk.
iklim yang dapat mempengaruhi
tanah, tanaman dan pupuk. perlu
diperhatikan. Bila ada kelebihan
atau kekurangan air, efisien penuh
dari pemupukan sukar diharapkan.
Sebetulnya, setiap faktor yang dapat
membatasi pertumbuhan tanaman
akan menurunkan efensiansi
pemupukan, dan akibatnya respons
dari tanaman terhadap pemupukan
juga tergangu.
Jika faktor-faktor lain tidak
merupakan pembatas, maka jumlah
pupuk dapat ditentukan dengan
tingkat kepastian tertentu.
Meskipun keadaannnya sangat
kompleks, petunjuk-petunjuk tertentu
dapat diikuti dalam menentukan
macam atau jumlah pupuk yang
harus di berikan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah:
93
1. Macam tanaman yang akan
diusahakan: nilai ekonomi
tanaman, kemampuan
tanaman menyerap hara
2. Keadaan kimia tanah
sehubungan dengan jumlah
hara tersedia
3. Keadaan fisik tanah
sehubungan dengan kadar
air aerasi (tata udara tanah)
6.3.1Jenis Macam tanaman
yang akan dipupuk
Tanaman bernilai ekonomi tinggi,
seperti brokoli memerlukan
pengeluarkan biaya pupuk majemuk
lengkap dan jumlah yang diberikan
dihitung berdasarkan respons per kg
yang akan diperoleh.
merupakan faktor utama dalam
praktek pemupukan setiap tanaman.
Oleh karena itu, pemberian jumlah
pupuk yang sedang untuk semua
tanah harus dikembangkan. Biaya
hasil tambahan yang diperoleh
sudah dapat dipastikan. Jika kita
dapat menentukan kemampuan
hasilnya untuk membayar tambahan
pupuk, maka dosis pupuk dapat
dinaikkan.
Bila jumlah hara yang diabsorpsi
tanaman banyak, maka pemupukan
dapat ditingkatkan, yaitu untuk
mengimbangi kehilangan hara dari
dalam tanah.
Pupuk yang diberikanpada pada
tanaman tidak seluruhnya dapat
diambil tanaman.
Akibatnya, untuk tanaman semacam
ini dipakai pupuk majemuk lengkap
dalam jumlah banyak. Sebanyak 2
ton pupuk dengan analisa 8-16-16
sering disarankan.
Pertimbangan kita selaku pelaku
tindak agronomi adalah bagaimana
mengembangkan kemampuan tanah
menyediakan hara, bila jumlah hara
kurang baru kita akan memberikan
dalam bentuk pupuk.
Untuk tanaman bernilai ekonomi
rendah biasanya pupuk yang
disarankan lebih sedikit. Hasil
tambahan yang diperoleh karena
pemberiaan pupuk tidak cukup untuk
membayar biaya tambahan pupuk
itu.
Untuk hara posfor, karena karena
reaksi pengikatan fosfat sangat
cepat, maka pemberian unsur ini
jumlahnya jauh lebih besar dari
yang diabsorpsi tanaman.
Kita harus selalu ingat bahwa
produksi tertinggi yang dicapai
karena pemupukan tidak selalu
menghasilkan uang yang banyak
atau keuntungan yang besar.
Dengan kata lain, hukum
penghasilan yang menurun
Kemampuan berbagai tanaman
mengabsorpsikan hara
Setiap jenis tanaman memiliki
kemampuan yang berbeda dalam
mengabsorbsi hara dari dalam
tanah. Umpamanya, kacang tanah,
lebih dapat mengabsorbsi K,
walaupun kadar K tanah rendah,
sedangkan kedelai tidak. Akibatnya,
94
respons dari pemberian K yang
ditunjukan lebih nyata pada kedelai
dari pada kacang tanah.
didalam tanah, sehingga jumlah
keseluruhan N, P da K yang tersedia
bagi tanaman berada dalam
perbandingan yang tepat.
6.3.2 Keadaan kimia tanah
Bagian tanah yang perlu
diperhatikan adalah analisa
kimianya. Ada dua cara analisa
kimia yang dipakai sehubungan
dengan unsur hara dalam tanah
yaitu analisa total dan parsial.
Analisa total adalah analisa total
semua unsur yang terdapat dalam
tanah, tidak tergantung dari bentuk
atau tingkat ketersediannya.
Data demikian sangat berguna
untuk membantu meramalkan
tingkat ketersedian hara bagi
tanaman. Analisa parsial adalah
analisa yang hanya mengukur hara
yang tersedia bagi tanaman (hanya
sebagian dari jumlah hara yang
terdapat dalam tanah).
6.3.3.Keseimbangan hara
Sebelum kita membicarakan
berbagai bahan pupuk, satu hal
berikut ini perlu sekali diperhatikan.
Ketiga unsur pupuk bila dipakai
secara tepat, mereka tidak saja
mengendalikan, mengimbangi,
mendukung dan mengisi satu sama
lain, tetapi juga unsur-unsur lainnya.
Pada waktu bersamaan
ketersediakan unsur esensial
lainpun harus baik. Sacara singkat,
keseimbangan kesuburan secara
menyuluruh harus sedemikian rupa
sehingga dapat menunjang
pertumbuhan tanaman.
Akan tatapi, dalam praktek keadaan
yang demikian sangat sukar dicapai.
Tanah merupakan sesutu yang
selalu tidak diketahui kwalitasnya,
demikian pula ketersedian unsurunsur setiap musimnya.
6. 4. Metoda aplikasi
penempatan pupuk
6.4.1. Penempatan pupuk
cairan
Penggunaan pupuk cairan belum
membudaya bagi petani Indonesia,
walaupun di luar negeri sudah
umum digunakan.
Aplikasi pupuk cair ini dapat
dilakukan dengan 3 cara yaitu:
(1) pemberiaan ke dalam tanah;
(2) pemberian pada air irigasi
Hubungan ini sangat penting dalam
praktek pemupukan, karena
berkaitan dengan ekonomi dan
efektivitas pemupukan.
Pemberian langsung pada tanah
Sebaiknya unsur-unsur yang
diberikan merupakan tambahan bagi
unsur-unsur yang sudah ada
Praktek pemberian amonia cairan
dan pupuk N lain pada tanaman
hortikultura selalu dilakukan dengan
(3) disemprotkan pada tanaman.
95
menggunakan alat khusus dengan
tekanan tertentu disemprotkan
sedalam lebih kurang 10 cm dalam
tanah.
Jika disemprotkan ke dalam tanah
tanaman tidak akan rusak dan
kehilangan amonia dapat ditekan.
Cara ini mungkin lebih efisien
karena pupuk amonia yang
digunakan merupakan bahan baku
yang termurah.
tanah sama pentingnya dan tidak
boleh dilupakan.
Pupuk harus ditempatkan dalam
tanah sedemikian sehingga
sehingga tanaman memperoleh
keuntungan semaksimalnya. Ini
tidak saja meliputi daerah
penempatan, tetapi juga waktu
penempatan dari pupuk. Cara
penempatan akan dibahas sesuai
dengan jenis tanaman tanamannya.
Jagung, kapas dan kentang
Dalam air irigasi
Cara ini digunakan dalam
pengaplikasian pupuk amonia
cairan, asam fosfat dan kadangkadang pupuk majemuk lengkap
dilarutkan dalam air irigasi dan
disebarkan mengikuti aliran irigasi.
Cara ini mengurangi ongkos
penyebaran dan memungkinkan
penggunaan pembawa N yang
murni.
Diberikan sebagai semprotan pada
daun
Pemberian langsung dari unsur
mikro yang dicampur urea pada
tanaman memperlihatkan
kemungkinannya.
Cara pemupukan ini sangat unik,
karena kita tidak memerlukan
tambahan alat dan biaya serta dapat
digabungkan bersama sama dengan
pemberian insektisida.
6.4.2. Pupuk padat
Pemberian jumlah yang tepat dan
ekonomis dari berbagai pupuk, serta
cara penempatan pupuk dalam
Tanaman ini biasanaya dipupuk
secara baris, sebagian atau seluruh
pupuk diberikan pada saat tanam.
Bila diberikan secara baris, pupuk
biasanya ditempatkan dalam baris
sisi atau kedua sisi, tranaman.
Bila jumlah pupuk yang diberikan
banyak, adalah sangat bijaksana
menyebar rata sebagian dari pupuk
kemudian mengaduk dan
membenamkan ke dalam tanah
sebelum benih atau bibit ditanam.
Sayuran
Sayuran juga memerlukan
pemupukan seperti tanaman
lainnya. Akan tetapi, jumlahnya
tidak banyak dan biasanya diberikan
secara baris, terutama pupuk N dan
NaNO3.
Pemupukan Ini dilakukan setelah
tanaman tumbuh baik dan sebagai
tambahan terhadap kekurangan
hara yang tersedia dalam tanah.
96
Untuk tanaman semangka
pemberian dapat diberikan
disekeliling tanaman (spot).
Biji-bijian
Untuk jenis biji-bijian pupuk dapat
diberikan disamping biji. Pemberian
pupuk P dan N melalui cara disebar
rata, dimasukkan dalam tanah,
kemudian diaduk sebelum biji
disemai.
Pemupukan pada tanah sawah
berbeda dari pesemaian, yaitu
jumlahnya lebih banyak.
Pupuk P diberikan sesaat sebelum
tandur, sama seperti pesemaian.
Pupuk N tidak diberikan sekaligus
tapi dibagi dua. Yang pertama
diberikan beberapa minggu setelah
tandur. Sebelum pupuk diberikan air
dikeluarkan hingga macak-macak,
kemudian pupuk disebar diantara
baris sambil diinjak kedalam lumpur.
Pemberian pupuk yang kedua
diberikan dengan cara yang sama
tapi beberapa minggu kemudian,
setelah pemberian yang pertama.
Pupuk kalium diberikan bersama
pemupukan P secara sebar rata.
Padang rumput
Sebaiknya padang rumput dipupuk
pada saat ditanam. Pupuk dapat
diberikan bersamaan dengan tanah
dan dibenamkan .
Pemberiannya harus dilakukan hatihati jangan sampai merusak bagian
atas dan pangkal akar rerumputan.
Pohon-pohonan
Pohon buah-buahan atau
perkebunan seperti karet biasanya
dipupuk secara individuil.
Pupuk diberikan sekeliling batang.
Jaraknya ditentukan oleh macam
tanaman.
Pupuk dimasukkan kedalam tanah.
Bila tanaman perlu dipupuk, maka
pemupukan biasanya dilakukan
sesaat sebelum menanam tanaman
6. 5. Inspeksi dan
pengendalian pupuk
6.5.1.Nilai ekonomi pupuk
Nilai suatu pupuk ditentukan oleh
kandungan haranya. Pemilihan
apakah membeli pupuk majemuk
atau tunggal, seperti NaNO 3, (NH4)
2(SO4)4, dan sebagainya adalah
lebih memperhitungkan kadara hara
yang dibutuhkan dalam jumlah
tinggi.
Kadar analisa pupuk merupakan
pilihan utama, karena semakin tinggi
analisa kadarnya terutama dari
pupuk majemuk, makin banyak hara
yang dapat diperoleh setiap
dolarnya.
Penggunaan pupuk majemuk
beranalisa tinggi belum familiar
digunakan di Indonesia. Para petani
masih mengunakan pupuk tunggal
yang kebetulan berkadar N dan P
tinggi.
Pupuk majemuk dipakai oleh
beberapa pengusaha perkebunan
97
besar. Macan pupuk yang
digunakan sangat terbatas dan
analisa yang umum mereka pakai
12-12-12 atau 20-20-20.
relatif sulit dipasaran. Oleh
karenanya alasan ekonomis untuk
mencampur sendiri pupuk dinilai
kurang ekonomis.
Harga pupuk persatuan unsur yang
termurah adalah K, menyusul P dan
kemudian N. Hal ini perlu
diperhatikan bila membeli pupuk.
6.5.2. Pergerakan pupuk dalam
waktu
Kita dapat juga menghemat dengan
membeli pupuk tunggal yang
kemudian mengaplikasikannya
secara terpisah kedalam tanah.
Untuk pupuk superfosfat biasanya
diberikan secara tersendiri. Bila
pupuk kandang tersedia,
penggunaan superfosfat, kapur ,
dan pupuk kandang sangat
dianjurkan.
Natrium nitrat dan (NH4) 2(SO4)4
serta pupuk N serupa digunakn
sebagi pupuk yang diberikan secara
“ top dressing” atau side dressing.
Pupuk dapat diberikan secara
terpisah, asalkan cara
pemberiannya tepat, dengan
demikian biaya pencampuran dapat
dihemat.
Salah satu kendala jika ingin
mencampur sendiri pupuk adalah
ketersediaan bahan baku yang
ekonomis dan murah.
Disamping itu dibutuhkan
pengetahuan khusus dalam metode
pencampurannya, bergantung sifat
dari pupuk itu sendiri.
Agar dapat mengetahui cara yang
paling tepat untuk memberikan
pupuk ke tanah maka terlebih
dahulu kita harus mengetahui
bagaimana gerakan dari pupuk
tersebut dalam tanah.
Sebagai contoh fosfat merupakan
hara yang tidak mobil, terkecuali
pada tanah yang berpasir.
Akibatnya, ia dapat diabsorpsikan
tanaman secara efektif, pupuk
tersebut harus ditempatkan dalam
daerah perkembangan akar.
Pemberian melalui penyebaran
diatas tanah, tidak mensuplai P bagi
akar-akar tanaman yang tumbuhnya
dalam.
Disamping imobilitas fosfat, jumlah
pupuk yang diperlukan selama
musim tanam, dan dapat hilang
karena pencucian merupakan
beberapa pertimbangan kapan
pupuk harus diberikan.
Berbeda dengan kalium dan
nitrogen (bentuk tertentu), kedua
unsur ini bertendensi untuk mobil
dan bergerak keluar dari daerah
penempatan semula. Gerakan
umumnya adalah vertikal, mengikuti
gerakan air, apakah keatas atau
kebawah.
Pencampuran juga membutuhkan
bahan kodisioner agar campuran
merata/homogen. Bahan ini juga
98
Translokasi ini sangat
mempengaruhi waktu dan cara
penempatan N dan K. Misalnya
sangatlah tidak sarankan untuk
memberikan N sekaligus karena
kemungkinanpencucian.
Kadar analisa pupuk merupakan
pilihan utama, karena semakin tinggi
analisa kadarnya terutama dari
pupuk majemuk, makin banyak hara
yang dapat diperoleh setiap
dolarnya.
Pupuk nitrat dapat diberikan melalui
“top dressing” disebar di atas
permukaan tanah. Alasan ini
digunakan karena sifat nya yang
mudah larut dan bertendensi untuk
bergerak ke bawah.
Penggunaan pupuk majemuk
beranalisa tinggi belum familiar
digunakan di Indonesia. Para petani
masih mengunakan pupuk tunggal
yang kebetulan berkadar N dan P
tinggi.
Gerakan nitrogen dan juga K perlu
dipertimbangkan dalam penempatan
pupuk, terutama ditinjau dari
penempatan biji.
Pupuk majemuk dipakai oleh
beberapa pengusaha perkebunan
besar. Macan pupuk yang
digunakan sangat terbatas dan
analisa yang umum mereka pakai
12-12-12 atau 20-20-20.
Bila pupuk ditempatkan secara
larikan dibawah biji, gerakan garam
keatas bersama air kapiler dapat
merusak pertanaman. Hujan setelah
tanam yang kemudian disusul
dengan musim kering panjang
memungkinkan terjadinya
kerusakan. Oleh karenanya jangan
menempatkan pupuk langsung
diatas biji atau dipermukaan tanah.
6.5. Inspeksi dan
pengendalian pupuk
6.5.1.Nilai ekonomi pupuk
Nilai suatu pupuk ditentukan oleh
kandungan haranya. Pemilihan
apakah membeli pupuk majemuk
atau tunggal, seperti NaNO 3, (NH4)
2(SO4)4, dan sebagainya adalah
lebih memperhitungkan kadara hara
yang dibutuhkan dalam jumlah
tinggi.
Harga pupuk persatuan unsur yang
termurah adalah K, menyusul P dan
kemudian N. Hal ini perlu
diperhatikan bila membeli pupuk.
Kita dapat juga menghemat dengan
membeli pupuk tunggal yang
kemudian mengaplikasikannya
secara terpisah kedalam tanah.
Untuk pupuk superfosfat biasanya
diberikan secara tersendiri. Bila
pupuk kandang tersedia,
penggunaan superfosfat, kapur ,
dan pupuk kandang sangat
dianjurkan.
Natrium nitrat dan (NH4) 2(SO4)4
serta pupuk N serupa digunakn
sebagi pupuk yang diberikan secara
“ top dressing” atau side dressing.
Pupuk dapat diberikan secara
terpisah, asalkan cara
pemberiannya tepat, dengan
99
demikian biaya pencampuran dapat
dihemat.
Salah satu kendala jika ingin
mencampur sendiri pupuk adalah
ketersediaan bahan baku yang
ekonomis dan murah.
Disamping itu dibutuhkan
pengetahuan khusus dalam metode
pencampurannya, bergantung sifat
dari pupuk itu sendiri.
Pencampuran juga membutuhkan
bahan kodisioner agar campuran
merata/homogen. Bahan ini juga
relatif sulit dipasaran. Oleh
karenanya alasan ekonomis untuk
mencampur sendiri pupuk dinilai
kurang ekonomis.
6.5.2 .Pergerakan pupuk dalam
waktu.
Agar dapat mengetahui cara yang
paling tepat untuk memberikan
pupuk ke tanah maka terlebih
dahulu kita harus mengetahui
bagaimana gerakan dari pupuk
tersebut dalam tanah.
Sebagai contoh fosfat merupakan
hara yang tidak mobil, terkecuali
pada tanah yang berpasir.
Akibatnya, ia dapat diabsorpsikan
tanaman secara efektif, pupuk
tersebut harus ditempatkan dalam
daerah perkembangan akar.
Pemberian melalui penyebaran
diatas tanah, tidak mensuplai P bagi
akar-akar tanaman yang tumbuhnya
dalam.
Disamping imobilitas fosfat, jumlah
pupuk yang diperlukan selama
musim tanam, dan dapat hilang
karena pencucian merupakan
beberapa pertimbangan kapan
pupuk harus diberikan.
Berbeda dengan kalium dan
nitrogen (bentuk tertentu), kedua
unsur ini bertendensi untuk mobil
dan bergerak keluar dari daerah
penempatan semula. Gerakan
umumnya adalah vertikal, mengikuti
gerakan air, apakah keatas atau
kebawah.
Translokasi ini sangat
mempengaruhi waktu dan cara
penempatan N dan K. Misalnya
sangatlah tidak sarankan untuk
memberikan N sekaligus karena
kemungkinanpencucian.
Pupuk nitrat dapat diberikan melalui
“top dressing” disebar di atas
permukaan tanah. Alasan ini
digunakan karena sifat nya yang
mudah larut dan bertendensi untuk
bergerak ke bawah.
Gerakan nitrogen dan juga K perlu
dipertimbangkan dalam penempatan
pupuk, terutama ditinjau dari
penempatan biji.
Bila pupuk ditempatkan secara
larikan dibawah biji, gerakan garam
keatas bersama air kapiler dapat
merusak pertanaman. Hujan setelah
tanam yang kemudian disusul
dengan musim kering panjang
memungkinkan terjadinya
kerusakan. Oleh karenanya jangan
menempatkan pupuk langsung
diatas biji atau dipermukaan tanah.
100
6.6. Penyimpanan dan
pengawasan mutu pupuk
6.6.1.Penyimpanan pupuk
Penyimpanan pupuk merupakan
suatu hal yang perlu diperhatikan,
kerena penyimpanan pupuk yang
ceroboh dapat merusak, sifat kimia
dan fisik pupuk.
Pupuk yang bersifat hidroskopis
tidak boleh disimpan secara
ceroboh, pupuk tersebut dapat
menjadi lembab dan mencair atau
bila kelembapan berkurang pupuk
menjadi keras dan membentuk
bongkah-bongkah besar sehingga
sulit dalam hal aplikasinya.
Penyimpanan pupuk sering
dilakukan digudang-gudang
pelabuhan. Gudang daerah
perkebunan dan koperasi unit desa.
Gudang Penyimpanan Pupuk
Letak gudang pupuk harus jauh dari
api atau bahan yang mudah
terbakar, dan gudang tidak boleh
lembab.
Kelembapan di dalam gudang dapat
menimbulkan penggumpalan pupuk
atau mecairnya pupuk. Mencairnya
pupuk akan mempercepat rusaknya
karung pembungkus pupuk.
Selanjutnya pupuk mudah tercecer
dan atau tercampur satu sama lain.
Dalam mengatasi pengaruh
kelembapan perlu adanya perhatian
khusus dalam pembuatan gudang.
Gudang permanen atau gudang
yang digunakan untuk penyimpanan
pupuk dalam waktu yang lama,
dinding dan lantainya harus dibuat
dari beton. Lantai gudang harus
dilapisi dengan bahan aspal atau
bahan lain.
Bagi kios pupuk, koperasi unit desa
yang menyimpan pupuk dalam
waktu pendek, dinding gudang
hendaknya dibuat dari seng, jika
lantai terbuat dari semen maka
harus diberi alas balok berjarak 0.51m.
Atap gudang tidak boleh bocor agar
pupuk tidak terkena hujan yang
dapat merusak sifat fisik kimia
pupuk.
Pupuk yang mengandung asam
keras akan menghancurkan karung
pembungkus pupuk, akibatnya
pupuk tercecer bersatu sama lain
dan terjadi reaksi kimia yang
mengurangi mutu pupuk.
Pintu gudang hendaknya diletakkan
pada dua bagian sisi gudang
sehingga memudahkan
pengambilan pupuk pengambilan
pupuk persediaan lama dan
memudahkan pula penyimpanan
pupuk yang baru datang serta dapat
dipisahkan secara mudah terhadap
letak pupuk.
Peredaran udara dalam gudang
diusahakan sebaik mungkin dan
selalu segar, oleh karenanya
dibutuhkan beberapa ventilasi yang
pembukaan dan penutupannya
dapat diatur sedemikian rupa sesuai
dengan kondisi cuaca.
101
Tidak dibenarkan untuk mencapur
gudang untuk pupuk dengan gudang
untuk bii-bijian atau benih atau
sebagainya, karena dapat
mempengaruhi kualitas pupuk.
Dalam hal penyimpanan pupuk
sebaiknya dilakukan pemisahan
antara jenis pupuk yang satu
dengan lainnya. Hal ini selain
memudahkan pengawasan juga
untuk menjaga mutu pupuk.
memberikan tumpukan yang mantap
serta tidak mudah roboh.
-
Tinggi tumpukan
Tinggi tumpukan bergantung pada
alat apa yang digunakan sewaktu
melakukan pekerjaan penumpukan.
Bagi yang menggunakan alat
tumpukan dapat mencapai 20
karung, akan tetapi jika dengan
tenaga
manusia
hanya
10
tumpukan.
Tumpukan dalam gudang
6.6.2 Pengawasan mutu pupuk
Tumpukan dalam gudang yang
terlalu tinggi akan menyebabkan
rusaknya karung, dan tidak stabilnya
tumpukannya.
Pupuk yang dibagian bawah akan
mengalami tekanan yang cukup
tinggi sehingga mengakibatkan
pupuk menjadi keras.
Oleh karenanya dalam hal tumpukan
pupuk yang perlu diperhatikan
adalah:
-
Jaminan mutu pupuk, baik fisik
maupun kimia dalam pupuk harus
dicantumkan pada bagian luar
kemasan yang berisikan:
-
Berat bersih
-
Nama dan cap perusahaan
pupuk tersebut
-
Komposisi
kimia
atau
persentase kandungan hara
pupuk
-
Potensial kemasaman pupuk
-
Nama dan alamat produsen
pupuk
Letak tumpukan
Harus ada jarak cukup lebar antara
tumpukan satu dengan lainnya dan
juga letak tumpukan pupuk dengan
dinding gudang. Hal ini penting
disamping memudahkan pekerja
dalam
hal
menumpuk
juga
menghindari kelembaban yang tinggi
jika menempel pada dinding gudang.
-
Pengawasan mutu pupuk
mempunyai arti segala-galanya bagi
petani dalam proses peningkatan
produksi pertanian.
Karung yang ditumpuk
Tingginya tumpukan karung harus
mempunyai ukuran, berat, isi dan
bahan yang bagian mulut karung
mengarah ke dalam. Cara ini
102
6.7. Manajemen pupuk dan
pemupukan
Manajemen pemupukan yang baik
akan menghasilkan peningkatan
produksi secara kualitas dan
kuantitas.
Dari beberapa hasil penelitian
memperlihatkan pemberian pupuk
yang membabi buta tanpa
melakukan manajemen yang benar
menghasilkan pengrusakan
lingkungan.
Keuntungan dari melakukan
manajemen pemupukan adalah:
-
Dihasilkan paket pemupukan
yang efisien dan efektif
-
Perhitungan ekonomi yang
tinggi pada untung rugi
penggunaan pupuk
-
Memperkecil kerusakan
lingkungan
-
Lebih fleksibel, dan bersifat
spesifik bergantung pada
jenis tanah atau media
tumbuh tanaman, dan sistem
pertanian yang digunakan.
-
Jaminan keamanan dan
kualitas makanan
-
Peningkatan mutu produksi
-
Melindungi tanah dan air dari
kerusakan
Langkah-langkah dalam
manajemen praktis pemupukan
adalah sebagai berikut:
-
Memilih jenis tanaman yang
paling sesuai dengan kondisi
lingkungan dimana tanaman
tersebut akan ditanam
-
Siapkan media tumbuh yang
baik sehingga tidak
mengganggu kelancaran
proses perkecambahan .
-
Gunakan Benih dan bibit
yang berkualitas
-
Waktu tanam yang tepat
agar tanaman lebih mampu
beradaptasi pada
lingkungannya.
-
Pengelolaan air yang baik
6.7.1 Manajemen hara N
Hara N dibutuhkan tanaman untuk
mendukung pertumbuhannya serta
menentukan kualitas hasilnya.
Berdasarkan kedua fungsi inilah
pemupukan N pada tanaman
dilakukan tidak satu kali, bahkan
sering petani memberikan pupuk N
yang berlebihan.
Tujuan yang ingin dicapai dari
pemupukan N yang kita lakukan
adalah tidak merusak lingkungan
karena berlebihan, segera tersedia
untuk dapat diambil tanaman, dan
sesuai dengan kebutuhannya.
103
Langkah awal dari manajemen
pemupukan N adalah mengetahui
status nitrogen tanah atau N dalam
media tumbuh.
Disamping itu kita juga harus
mengetahui status N dalam air
irigasi, terutama untuk pertanian
lahan basah. Dengan mengetahui
kandungan hara yang dikandung air
irigasi maka kita akan memberikan
pupuk N yang lebih tepat jumlahnya.
Analisa tanaman juga dapat
membantu untuk mengetahui
konsentrasi hara dalam tanaman.
Berdasarkan ketiga hal diatas
(status N tanah, N pada air irigasi,
dan analisa tanaman) kita membuat
berapa yang keluar/ diambil
tanaman dan sejumlah berapa yang
harus kita tambahkan
Hal yang tidak kalah pentingnya
adalah pemanfaatan jasad
penambat nitrogen, dan faktor-faktor
yang menghambat proses
penambatan N tersebut.
Adalah lebih baik jika kita
menggunakan pupuk N yang lambat
tersedia, sehingga N yang diberikan
tidak hilang ataupun tercuci.
Waktu yang tepat pemberian N
membantu agar N yang diberikan
dapat diambil tanaman pada waktu
dibutuhkan.
Beberapa jenis tanaman lebih
menyukai pemberian pupuk N
melalui daun. Nitrogen yang
diaplikasikan melalui daun dapat
segera diambil tanaman. Hasil
penelitian menunjukkan lebih 50%
nitrogen dapat diambil setelah 60
menit diaplikasikan melalui daun dan
lebih 90% setelah 24 jam
diaplikasikan. Teknik ini lebih efisien
untuk menghindari kehilangan N
yang diberikan.
6.7.2. Manajemen pupuk P
Pupuk posfor tidak sama dengan
pupuk nitrogen, umumnya pupuk ini
lambat tersedia. Pergerakan pupuk
ini yang relatif lambat menyebabkan
pergerakannya tidak begitu jauh dari
pupuk ditempatkan.
Manajemen pemberian pupuk P
dapat dilakukan dengan langkahlangkah berikut:
-
Analisa tanah
Hasil analisa yang akurat
memberikan langkah yang tepat
mengenai berapa jumlah P yang
harus ditambahkan.
- Pemberian yang wajar
Pupuk P dalam tanah mudah
berubah ke dalam bentuk P yang
tidak tersedia bagi tanaman. Oleh
karenanya upaya mengurangi
bidang kontak pupuk ini dengan
tanah merupakan usaha untuk dapat
meningkatkan ketersediaan posfor.
Metode penyebaran dalam barisan
tanaman merupakan metode yang
efektif dalam penggunaan pupuk ini.
Pupuk ini juga dapat diaplikasikan
melalui air irigasi.
104
- Analisa tanaman
Kandungan P dalam tanaman
merupakan gambaran ketersediaan
P dalam larutan tanah. Berdasarkan
kandungan P yang ada dalam
jaringan tanaman dan dibandingkan
dengan P dalam tanah, kita dapat
menduga jumlah P yang harus
ditambahkan
6.7.3. Manajemen kalium
3.
Pemberian pupuk padat pada
tanaman perkebunan
dilakukan melalui.............. dan
hal hal apa yang harus
diperhatikan
4.
Menurut pendapatmu mana
lebih menguntungkan
penggunaan pupuk majemuk
atau tinggal.
5.
Tuliskan cara-cara
penyimpanan pupuk
berdasarkan bentuknya
6.
Gambar dibawah ini adalah
gambar pemupukan pada
tanaman
karet
belum
menghasilkan.
Jelaskan
kedua gambar dibawah ini
Kalium lebih mobl dibandingkan
dengan pergerakan hara lainnya.
Langkah-langkah yang ditempuh
dalam manajemen pupuk kalium ini
adalah:
- Analisa tanah
-
Pemberian posfor yang
sewajarnya
-
Analisa tanaman
6.8. Evaluasi
Isilah titik-titik diwah ini dengan
benar.
1.
Menurut pendapatmu mana
yang lebih besar pengaruh
negatifnya jika kita
memberikan pupuk berlebih
pada tempat yang terbuka
dibandingkan dalam pot
2.
Kekurangan suatau hara dapat
di duga hanya dengan analisa
tanaman? Jelaskan
105
BAB VII
SUMBER AIR BAGI
PERTANIAN (IRIGASI)
7.1.Pengertian Irigasi
Irigasi secara umum didefinisikan
sebagai pemberian air kepada tanah
dengan maksud untuk memasok
kelembaban tanah esensial bagi
pertumbuhan tanaman.
Tujuan umum irigasi adalah:
1.
2.
3.
Menjamin
keberhasilan
produksi
tanaman
dalam
menghadapi kekeringan jangka
pendek
Mendinginkan
tanah
dan
atmosfir
sehingga
akrab
dengan pertumbuhan tanaman
Mengurangi bahaya cekaman
kekeringan
4.
Mencuci
atau
melarutkan
garam dalam tanah
5.
Melunakkan lapisan olah dan
gumpalan-gumpalan tanah
Secara implisist tujuan umum irigasi
tersebut mencakup pula kegiatan
drainase
pertanian
terutama
berkaitan dengan tujuan mencuci
dan melarutkan garam tanah.
7.2. Air permukaan tanah
Seluruh keperluan air bagi tanaman
dan untuk kelembaban tanahnya
dicukupi oleh ketersediaan air
pengairan yang berasal dari air
permukaan dan air tanah. Sumber
air permukaan yaitu sungai, danau,
waduk dan curah air hujan, sedang
sumber air tanah yaitu air tanah
bebas dan air tanah tertekan.
Ketersediaan air pengairan bagi
pertanian itu berbeda-beda
tergantung pada:
-
Musim
-
Lokasi sumber air
-
Usaha-usaha konservasi air.
Tanaman yang mengalami
kekurangan air akan mengalami
cekaman kekeringan.
Beberapa tipe dari cekaman adalah
sebagai berikut:
1. Tipe meteorology
2. Tipe Hidrologi
3. Tipe pertanian
4. Tipe Sosial ekonomi
Kekeringan meteorology, adalah
cekaman kekeringan yang
disebabkan keterbatasan curah
hujan yang berkepanjangan.
Kekeringan dapat dinyatakan
sebagai suatu keadaan dimana
berkurangnya jumlah air disebabkan
oleh menurunnya daya dukung
tanah terhadap ketersediaan air.
Pada kondisi ini tanah yang
berfungsi sebagai tempat cadangan
penyimpan air tidak dapat
melaksanakan fungsinya.
106
Kekeringan hidrologi, adalah
kekeringan yang berasosiasi dengan
efek periode singkat dari curah
hujan.
Dalam hal ini air pada pool
cadangan seperti pada reservoir dan
sungai tidak mencukupi untuk
semua kebutuhan dari makhluk yang
membutuhkannya. Hal ini dapat juga
disebabkan oleh tidak adanya
kontrol terhadap peredaran air
(siklus hidrologi).
Kekeringan sosial ekonomi, adalah
keadaan perubahan sosial ekonomi
masyarakat yang disebabkan oleh
keterbatasan air. Jumlah dan
kualitas air yang tidak mencukupi
berakibat pada rendahnya hasil
pertanian atau bahan makanan
sehingga menyebabkan perubahan
tatanan sosial masyarakat.
Walaupun curah hujan di Indonesia
relatif cukup tinggi, tetapi
ketersediaannya perlu
diperhitungkan secara kualitas dan
kuantitas.
Ketersediaan air pengairan yang
cukup banyak dan bebas dari
pencemaran dan bahan-bahan
buangan yang tidak dapat meracuni
tanaman merupakan pilihan untuk
pengairan yang dapat dapat
dimanfaatkan.
Oleh karenanya untuk
mempertahankan ketersediaan air
perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Debit yang memadai
b. Berkualitas menurut
pandangan dari segi
pertanian atau jelas nya
cukup mengandung unsurunsur hara bagi tanaman dan
unsur-unsur mineral bagi
kesuburan tanah.
Indonesia dan seluruh daerah
tropika curah hujan merupakan
sumber yang pokok bagi tersedianya
air pengairan terutama air
permukaan.
Air hujan yang tercurah pada suatu
daerah sebagian akan terinfiltrasi
melalui pori-pori tanah ke dalam
tanah dan sebagian lagi karena
daya resap pori-pori tanah tidak
memungkinkan akan membentuk
aliran air permukaan (run off) yang
terus mengalir ke bawah dan masuk
ke sungai-sungai.
Aliran air permukaan biasanya
mengangkut unsur-unsur hara dari
tanah di bagian atas ke tanah
bagian bawah atau langsung
terangkut ke dalam sungai yang
selanjutnya ke muara dan laut atau
menyampaikannya ke danau-danau
atau waduk-waduk yang telah
dibuat.
Air sungai, danau atau waduk yang
demikian kalau diuji biasanya
menunjukkan kualitas air yang
banyak mengandung unsur hara
yang penting bagi tanaman.
Air hujan yang terinflitrasikan ke
dalam
tanah
sebagian
akan
mengalir kembali ke luar dari tanah
dan masuk ke sungai-sungai tetapi
sebagian akan bertahan sementara
di dalam tanah dan selanjutnya
sedikit demi sedikit air tanah akan ke
luar pula melalui mata air ke
107
permukaan tanah dalam
waktu yang relatif lama.
jangka
Air tanah ini menjamin terpenuhinya
kebutuhan manusia akan air minum
dan lain-lain.
Dalam kaitan dengan bergeraknya
air pada lapisan permukaan tanah
dan dalam lapisan bawah tanah, kita
mengenal istilah-istilah:
-
interflow
-
ground water
-
groun water run off.
a. interflow, yaitu aliran air yang
meresap ke lapisan tanah
permukaan
dan
kemudian
mengalir kembali ke luar dari
lapisan
tanah
permukaan
tersebut ke permukaan tanahnya
b. ground water, yaitu air tanah
atau jelasnya air permukaan
yang meresap ke dalam tanah
dan berkumpul di bagian lapisan
bawah tanah yang kemudian
sedikit demi sedikit akan ke luar
melalui mata air
c. ground water run
limpasan air tanah.
off,
yaitu
Hujan yang turun pada suatu atau
beberapa daerah selanjutnya akan
mengalir dan masuk ke dalam paritparit,
selokan-selokan,
sungaisungai kecil dan menyatu dalam
sungai besar, untuk seterusnya
mengalir ke muara/laut atau ke
danau.
Jadi sungai tersebut berfungsi
mengumpulkan dan mengalirkan
curahan air hujan dari suatu daerah
lairan sungai (DAS).
7.3. Air Tanah
Daerah penampungan (reservoir,
reservation) air tanah terdapat di
lapisan bagian bawah tanah,
tepatnya di dalam lapisan padat atau
batuan yang sarang yang biasanya
terbentuk dari bahan-bahan pasir
dan kerikil, tufa vulkanis, batu
gamping dan beberapa bahan
lainnya.
Lapisan penampungan air tanah ini
selanjutnya dikenal sebagai lapisan
pengandungan air atau aquifer, air
yang terkumpul disini mudah
bergerak dari tempatnya yang lebih
tinggi ke tempat-tempat yang lebih
rendah.
Berkaitan dengan kondisi dan
letaknya di dalam tanah, lapisan
pengandung air (aquifer) tersebut
biasanya dibedakan menjadi
sebagai berikut :
a. lapisan pengandung air tanah
yang bebas atau tidak terbatas
(unconfined aquifer). Lapisan ini
di bagian bawahnya terdapat/
dibatasi oleh lapisan kedap air,
sedang disebelah atasnya
berupa muka air yang
berhubungan dengan atmosfer.
b. Lapisan pengandung air tanah
yang tertekan/ terbatas (confined
aqufer). Lapisan ini di bagian
atas dan di bagian bawahnya
dibatasi oleh lapisan kedap air.
108
c. Lapisan pengandung air tanah
tumpang (perched aquifer).
Lapisan ini terletak di atas
lapisan kedap air yang tidak
begitu luas, berada pada zona
aerasi di atas water table.
Karena volume air pada lapisan
ini mengandung air tanah
tidakbanyak maka perched
aquifer kurang dapat diandalkan
sebagai sumber air.
Pemanfaatan air tanah untuk
pengairan dengan memanfaatkan air
yang berasal dari mata air dengan
teknik penyedotan sampai saat ini
masih terbatas.
Umumnya pengairan yang dilakukan
adalah dengan memanfaatkan aliran
sungai.
Alasan keterbatasan penggunaan air
sumber mata air ini adalah:
a. Kebanyakan lapisan
pengandung air tanah berada
jauh di dalam tanah, yang sulit
untuk penggaliannya
b. Penggunaan alat penyedot air
memerlukan biaya yang tidak
kecil bagi ukuran hidup para
petani.
c. Menghindari mengeringnya
sumber-sumber air tanah
(konservasi air)
d. Kesadaran para petani
sehubungan dengan
pengetahuannya yang
meningkat, bahwa penggunaan
air tanah yang berlebihan dapat
mengakibatkan :
(1) penurunan permukaan
tanah;
(2) perembesan air asin, yang
dapat berakibat tidak dapat
dimanfaatkannya air tanah
tersebut.
Pengambilan air tanah untuk
kepentingan pengairan pertanian
hanya dilakukan terbatas dan itupun
hanya dilakukan dibeberapa daerah
tertentu, pada saat-saat musim
kemarau.
Penggunaan air tanah yang terus
menerus secara berlebihan, akan
mengakibatkan perembesan air laut
ke daratan melewati garis pantai.
Dengan berkembangnya
pembangunan industri-industri besar
di daerah-daerah perkampungan,
para pengusaha industri dituntut
agar tidak menggunakan air tanah
secara berlebihan.
Secara ringkas bagaimana
pergerakan air dimuka bumi ini
digambarkan pada Gambar 40
dibawah ini .
7.4. Daerah aliran sungai
(DAS)
Sebagai telah dikemukan, sungai
berfungsi sebagai penyalur air hujan
pada suatu daerah aliran sungai.
Demikian pentingnya nilai daerah
aliran sungai tersebut, terutama bagi
pertanian dan pencegahanpencegahan peluapan air.
Pemeliharaan kawasan ini perlu
diupayakan secara serius agar tidak
terjadi kerusakan lingkungan.
109
Daerah aliran sungai berdasarkan
pola-polanya dibedakan menjadi :
a. Daerah aliran sungai dengan
pola ”Bulu Burung”.
Di daerah aliran sungai ini selain
terdapat sungai utama, tidak
jauh daripadanya, disebelah kiri
dan kanan terdapat pula sungaisungai kecil atau anak-anak
sungai.
Sewaktu hujan mengguyur
daerah ini anak-anak sungai
akan berfungsi pula mengalirkan
air hujan yang mengalir ke
dalamnya, dengan demikian
debit air yang meluap pada
sungai utama dan anak-anak
sungainya akan tetap kecil,
dengan demikian kalaupun
terjadi banjir akan berlangsung
lambat, sedang pembuangannya
berlangsung cepat.
b. Daerah aliran sungai dengan
pola ”Radial/Melebar”. Di
daerah aliran sungai inipun
terdapat sungai utama/ besar,
dengan beberapa anak
sungainya, hanya anak-anak
sungai tersebut melingkar dan
akan bertemu dengan sungai
utamanya pada suatu titik
(daerah), sehingga kalau
digambarkan akan berbentuk
bagaikan kipas. Terkumpulnya
curah hujan di daerah aliran
sungai ini, dengan sebagian
mengalir dan sebagian mengalir
ke sungai utama dan terbagi lagi
ke anak-anak sungainya, yang
kemudian bertemu pada suatu
titik/ suatu daerah, akan
mengakibatkan banjir besar di
daerah pertemuan tersebut.
c. Aliran sungai dengan pola
”Paralel/Sejajar”. Daerah
aliran sungai ini terdiri dari 2
jalur daerah aliran, yang
memang paralel, yang
dibagian hilir keduanya
bersatu sehingga merupakan
satu sungai besar. Sewaktu
curah hujan mengguyur
daerah-daerah di sekitar
aliran sungai tersebut, maka
pada daerah hilir dimana
terjadinya pertemuan tadi
akan terjadi peluapanpeluapan air yang cukup
besar.
Terjadinya peluapan-peluapan air
(banjir) seperti dikemukakan di atas
memang di daerah-daerah tertentu
dapat membawa dan
menyampaikan unsur-unsur hara
dan atau mineral tertentu yang dapat
menyuburkan tanaman dan
tanahnya, akan tetapi jika
dibandingkan dengan kerugian yang
ditimbulkan (seperti erosi,
pelongsoran, tersapunya tanaman
yang dibudidayakan, hancurnya
rumah-rumah penduduk, dan lainlain) maka kerugian itu adalah jauh
lebih besar.
Terlebih lebih kalau akibat
pengikisan-pengikisan tanah lapisan
permukaan tadi mengakibatkan
bagian-bagian tanah yang tersisa
menjadi sangat kurus/tidak produktif,
sangat melarat akan unsur-unsur
hara dan mineral yang diperlukan
tanaman.
Karena itulah maka perlindungan
terhadap daerah-daerah aliran
sungai perlu diperhatikan.
110
Gambar 42 berikut merupakan
ilustrasi bagaimana drainase
mempengaruhi ketersedian dan pola
penyebaran hara.
air yang asam, air yang tercemar,
dan lain sebagainya.
Jadi air bagi pengairan lahan-lahan
pertanian sifat dan kualitas air
pengairan itu sangat berpengaruh
dan menentukan.
Pengolahan tanah yang baik,
pemberian pupuk yang sempurna
dan pemakaian bibit-bibit tanaman
unggul dalam usaha pertanaman
akan tetapi kalau air pengairannya
mempunyai salinitas ataupun
kemasaman yang berpengaruh,
maka pertumbuhan tanaman tidak
mungkin terjamin, bahkan
kemungkinan pula tidak terjadi
pertumbuhan tersebut.
Untuk menilai sifat dan kualitas air
perlu diketahui konsentrasi total
serta konsentrasi bahan-bahan
tertentu yang terkandung dalam air
pengairan (irigasi).
Konsentrasi garam total merupakan
kriteria tunggal yang terpenting.
Gambar 42. Manajemen pengairan
merubah distribusi garam tanah
7.5. Sistem Pengambilan
dan pemberian Pengairan
bagi Lahan Pertanian
Air yang tersedia di alam tidak
seluruhnya dapat dimanfaatkan bagi
kepentingan pengairan tanaman,
seperti air yang salinitasnya tinggi,
Kalau kemasaman tanah akibat
pengaruh dari air pengairan yang
masam masih dapat diatasi dengan
pemberian bahan-bahan kapur
pertanian secukupnya, akan tetapi
jika tingkat salinitasnya tinggi maka
sulit dilakukan pengelolaannya.
Penggunaan air dengan kadar
salinitas tinggi dibutuhkan
penanganan khusus seperti
pencucian atau dihindari
pemakaianya.
111
7.5.1. Klasifikasi Air pengairan
Kualitas air pertanian yang perlu
diperhatikan adalah kandungan zatzat yang terdapat pada air tersebut.
Yang perlu dinilai kandungan zat-zat
pada air pengairan tersebut adalah
sebagai berikut:
-
-
Zat atau unsur garam yang
melarut dalam air pengairan,
yang dapat menghambat
pertumbuhan tanaman. Kadar
garam total ini dinyatakan dalam
suatu ppm atau sebagai tingkat
DHL (Daya Hantar Listrik) dalam
satuan micr/cm.
Kadar natrium dalam air tanah
kadarnya relatif tinggi dibanding
dengan kation-kation lain dan
dapat mengakibatkan perubahan
sifat fisik dan kimiawi dalam
tanah.
Dalam penilaian air irigasi ini turut
menjadi perhatian adalah
berhubungan dengan kandungan
kimia dari unsur-unsur berbahaya
yang biasa disebut SAR.
Unsur Boron yang merupakan salah
satu bahan peracun (phytotoxic)
dalam kadar yang relatif tinggi,
ternyata sangat menghambat
pertumbuhan tanaman.
Selanjutnya, dilakukan
pengamatan mengenai klasifikasi
air pengairan (irigasi) menurut
penilaian US Salinity Laboratory
Staff dan menurut SCOFIELD.
Klasifikasi air pengairan
berdasarkan nilai SAR menurut
perhitungan US Salinity
Laboratory Staff, disusun dalam
Tabel 6.
US Salinity Laboratory Staff
selanjutnya mengemukakan
metode tentang klasifikasi air
pengairan berdasarkan
penilaiannya terhadap:
-
Tingkat DHL (Daya Hantar
Listrik)
-
Kadar garam total
-
Persentase natrium dan
kadar unsur boron, yang
mempengaruhi pertumbuhan
tanaman.
US Salinity Laboratory Staff
mengemukan cara menghitung SAR
dengan rumus sebagai berikut :
SaR:
Na +
Ca + + + Mq + +
2
Dengan rumus ini kadar kation
dinyatakan dalam satuan
miliekuivalen tiap liter.
Hasil pengamatan ini kemudian
diklasifasikan atas beberapa kelas
yaitu:
- Klasifikasi 1 (Kelas 1)
menggolongkan air
pengairan (irigasi) yang baik
sekali bagi pemanfaatannya
di bidang pertanian
-
Klasifikasi 2 (Kelas 2) masih
menyatakan cukup baik
112
-
Klasifikasi 3 (Kelas 3) perlu
dihindari karena dapat
banyak merugikan (Tabel
7).
Seluruh kadar kation-kation dalam
perhitungan ini dinyatakan dalam
satuan miliekuivalen/liter.
Air pengairan yang tergolong
baik sekali (Kelas 1) dalam keadaan normal dapat diberikan
kepada relatif semua jenis
tanaman, sedangkan kelas 2 baik
untuk jenis tanaman tertentu saja.
Klasifikasi air menurut Scofield
berdasarkan atas :
-
Tingkat DHL
-
Kadar garam total
-
Persentase Na+,
-
Kadar ion-ion Chlorida dan
Sulfat
-
kandungan unsur boron,
Berdasarkan penilaiannya terhadap
air irigasi tersebut maka dapat
digolongkan menjadi 5 kelas seperti
pada Tabel 8.
Sedang air pengairan yang
tergolong kelas 3 adalah yang
kurang baik bagi pertumbuhan
tanaman sehingga air pengairan ini
perlu dicegah bagi usaha pertanian.
Scofield mengemukakan hasil
penilaiannya yang lebih terperinci
terhadap klasifikasi air irigasi.
Dalam hal ini mereka melakukan
penilaian tidak hanya berdasarkan
kadar natrium, garam total dan
DHL, akan tetapi lebih terperinci.
113
Tabel 6 Klasifikasi air pengairan berdasarkan nilai SAR (Bandingan
adsorbsi natrium).
Kelas air AIR
Nilai SAR
Penjelasan
1
0-8
Baik sekali
2
8-18
Baik
3
16-26
Kurang Baik
4
>26
Buruk
Tabel 7 Klasifikasi air irigasi menurut US Salinity Laboratory
Kelas air
R
DHL
(Micr/cm)
Na+
(%)
Boron
(ppm)
0 – 700
0 – 60
0,0 – 0,5
60– 75
0,5 – 2,0
Kadar garam
total (ppm))
1
0 – 1000
2
1000 3000
700 – 2000
3
> 3000
> 2000
> 75
> 2,0
114
Tabel
Klasifikasi
air
Tabel 8.8.Klasifikasi
air pengairan
(irigasi) menurut Scofield
pengairan
(irigasi)
menurut Scofield
Kls
Kls DHL
airair (Mie
r/c
m)
1
1
0-250
DHL
Na+ Cl(Mier/cm)
(%)
SO4
Na+
Cl-SO4
Boron
(ppm)
Penjelasan
0-20 sangat0-4
0,000,67
baik
0,00-0,67
sangat baik
Boron
Penjelas
(%) an (ppm)
(ppm)
(ppm)
0-250
0-20
0-4
2
250750
250-750
20-40 4-7
20-40
0,67baik
1,33
4-7
0,67-1,33
baik
3
7502000
750-2000
40-60 7-12
1,3340-60 agak
2,00
baik
7-12
1,33-2,00
agak baik
4
4
20003000
12- 2,002000-3000
60-75 kurang12-30
60-75
2,00-2,50
kurang baik
5
5
3000
3000
>75
2,50
kurang
sesuai
2
3
30
2,50
> 30 2,50>75
baik
kurang
>
sesuai
30
SUMBER : Irigasi dan Drainase,
SUMBER : Irigasi dan Drainase, DEPDIKBtJD,1982
DEPDIKBtJD,1982
Penelitian tentang sifat dan
kualitas air pengairan, biasanya
para peneliti mengambil sample air
sungai, air saluran irigasi, sumur
ataupun mata air, sekitar 2 liter
dan kemudian ditaruh pada
bejana plastik.
7.5.2. Beberapa cara dalam
pengambilan air pengairan
Dalam pemilihan sumber air
pengairan (irigasi) agar air dapat
disalurkan dari sumbernya ke
daerah-daerah pertanian, maka
faktor lokasi sumber air dan teknik
pengambilannya.
Baru dilakukan analisis meliputi:
- penentuan kation dan anion
- pH
- DHL (daya hantar listrik)
Di dalam menentukan lokasi sumber
harus terpikirkan:
1. Debit yang mantap yang yang
diperhitungkan dapat mencukupi
kepentingan/kebutuhan air
tanaman
- Kandungan lumpurnya.
2. Kualitas air yang cukup baik,
bagi penunjang pertumbuhan
dan perkembangan tanaman;
115
3. Lokasi sumber air dekat atau
tidak seberapa jauh dari areal
pertanian yang
membutuhkannya serta mudah
dalam pengambilannya.
mengalirkan air ke areal
pertanamannya.
Di dalam teknik pengambilan dan
penyalurannya dapat menggunakan
teknik pembuatan clan (bendungan),
penggunaan alat-alat yang
sederhana, atau penggunaan
pompa air.
Usaha pengambilan atau penyaluran
air pengairan dapat dilakukan pula
dengan membuat sumur pom pa
atau pemompaan air sungai yang
letaknya atau permukaan airnya ,
sedikit lebih rendah dari
kedudukan lahan pertanian. Pompa yang sering digunakan untuk
kepentingan pertanian yaitu :
Centrifugal water pump (pompa
pusingan) dan Propeller waterpump (pompa baling-baling),
digerakkan oleh motor disel.
1. Pembuatan dam (bendungan).
Dam atau bendungan dibuat dengan
maksud agar air sungai yang
terbendung itu dapat dinaikkan air
permukaannya dengan demikian
pengambilan atau penyalurannya
ke areal pertanian akan lebih
mudah. Biasanya untuk kepentingan
air ini permukaan yang terbendung
dihubungkan dengan parit-parit
atau saluran yang dirancang dan
dibuat menyebar ke lahan-lahan
pertanaman.
2. Penggunaan alat-alat yang
sederhana
Di beberapa daerah tertentu di
Jawa dalam usaha mengairi
lahan pertaniannya, para petani
menggali sumur-sumur dan dengan
menggunakan timba air diambil
dan digunakan untuk mengairi
pertanamannya.
Apabila lahan-lahan pertaniannya
berbatasan dengan saluran atau
jaringan irigasi, tetapi letak lahan
pertaniannya sedikit lebih tinggi
dari permukaan air pada
saluran/jaringan, para petani
menggunakan bor untuk
3. Penggunaan pompa air (water
pump)
Pemberian air pengairan dengan
cara-cara tersebut di atas dapat
diambil dari sumber airnya yang
kemudian disalurkan ke lahan
pertanian. Usaha demikian
tampaknya mudah, akan tetapi
dalam praktek nya sering
menimbulkan kesulitan dan
masalah.
Keterbatasan curah hujan (pada
musim kering) akan
mengakibatkan air pengairan pada
lahan pertanaman petani lain dan
keterbatasan jumlah air ini
menghambat pengaliran air ke
areal lainnya.
Hambatan tersebut dapat juga
disebabkan oleh berbagai kondisi
alami dan aturan-aturan yang
dibuat manusia sendiri.
116
7.5.3. Beberapa cara
pemberian air pengairan
Pemberian air irigasi pada lahan
pertanian dapat dilakukan
dengan beberapa cara dan
disesuaikan dengan:
1. Perancangan lahan-lahan
pertanian
2. Kebutuhan tanaman untuk
pertumbuhan dan
perkembangannya.
Pemberian air pengairan pada
permukaan tanah tujuannya adalah
melakukan pembasahan di sekitar
lapisan olah tanah (top soil).
Dengan dilakukannya pengairan ini
selain memudahkan pengolahan
tanah, juga menambahkan unsurhara yang terkandung dalam air
irigasi ke dalam tanah serta
memudahkan akar-akar tanaman
untuk dapat
mengambil/menyerapnya.
Cara pemberian air pengairan pada
permukaan tanah dapat dibedakan
menjadi:
7.5.3.1.Cara penggenangan
(flooding)
Cara penggenangan adalah cara
pemberian air ke lahan pertanian
sehingga menggenangi permukaan
tanahnya.
Cara penggenangan ini dapat
dikelompokka atas:
1. Penggenangan secara bebas
2. Penggenangan secara terbatas,
seperti pada petak-petak
pertanaman yang dibatasi
dengan galengan-galengan,
contohnya pada petak-petak
persawahan.
7.5.3.2. Cara penyaluran air di
antara bedengan
Kalau lahan pertanaman dirancang
secara bedengan (lebar bedengan
biasanya antara 1,5 m sampai 2 m)
yang pada batas tiap bedengan
dibuatkan parit kecil yang sangat
dangkal, maka air pengairan dapat
disalurkan ke dalamnya.
Dengan cara demikian penggunaan
air pengairan dapat dikurangi,
karena tidak seluruh permukaan
tanah harus diairi seperti halnya
pada cara penggenangan.
7.5.3.3.Cara penyaluran air di
antara larikan/baris tanaman
Larikan bentuknya hampir sama
dengan bedengan, bedanya
adalah dalam hal lebarnya, lebar
larikan hanya sekitar 0,5 m dan
tiap larikan hanya dapat
ditumbuhi satu barisan/sederetan
tanaman, sedangkan satu
bedengan dapat , ditumbuhi 4
atau 5 barisan/deretan tanaman.
Air pengairan dialirkan pada
alur-alur kecil yang membatasi
tiap larikan.
Cara 7.5.3.1 dan 7.5.3.3. banyak
dilakukan bagi lahan-lahan
pertanaman padi.
117
Akan tetapi untuk pertanaman
tembakau, bawang merah atau
putih, kacang-kacangan, sayursayuran, tebu dan sebagainya cara
pengairan 7.5.3.2 . lebih efisien
digunakan.
Cara penggenangan air pada
petak-petak persawahan dilakukan
pula dengan cara yang berbeda,
yaitu:
b.
Cara ini dapat dilakukan pada
daerah-daerah persawahan yang
persediaan air pengairannya tidak
banyak dan di perkirakan tidak bakal
mencukupi kalau aliran air
permukaan berlangsung terus.
c.
a.
Penggenangan secara terusmenerus, tetapi bersikulasi
Cara ini dilakukan dengan
melakukan penggenangan secara
terus menerus. Akan tetapi airnya
terus mengalir, air yang lama ke
luar petak diganti dengan aliran
baru.
Cara ini biasanya dilakukan pada
daerah persawahan dengan
persediaan air pengairan yang
mencukupi. Dengan cara ini
biasanya tanaman lebih terjamin
kebutuhan air nya.
Namur demikian ada
kekurangannya:
1) Efisiensi pengairan rendah
karena banyak nya air
yang terbuang melalui aliran
permukaan
2) Sebagian unsur-unsur hara
yang terkandung dalam air
pengairan akan teralirkan
terus tanpa dimanfaatkan
oleh tanaman.
Penggenangan secara terus
menerus dan keadaan airnya
tidak mengalir.
Pemberian air pengairan
secara terputus -putus .
Pengertian ini dalam interval
tertentu selama beberapa hari
dilakukan
penyaluran/penggenangan
kemudian berhenti dan berulang
lagi begitu seterusnya selama
musim pertanaman.
Biasanya cara demikian
dilakukan dengan maksud
memperbaiki aerasi tanah dan
menghemat pendayagunaan air
pengairan, efisiensi penggunaan
air yang cukup tinggi, kehilangan
air melalui perkolasi dan aliran
permukaan sekitar 20-30%.
Keuntungan yang diperoleh dengan
menerapkan cara ini adalah :
1. Efisiensi penggunaan air
cukup tinggi;
2. Air pengairan dapat dihemat;
3. Pemberian air dapat
dilakukan secara teratur dan
merata;
4. Dapat memperbaiki aerasi
tanah pada zona perakaran;
terjadinya penambahan
118
unsur-unsur hara dalam
tanah yang mudah diserap
oleh akar tanaman.
Namun demikian, kekurangannya
ada pula, yaitu:
1.
2.
Diperlukannya biaya yang
lebih besar bagi pengaturan
air yang intensif dan
penggunaan lebih banyak
tenaga
Penekanan terhadap,
pertumbuhan gulma
(tanaman pengg a n g g u )
kurang efektif.
7.5.3.1. Cara
penyaluran air di
bawah tanah
Sesuai dengan perancangan
lahan/petak pertanaman yang
tidak memerlukan penggenangan
air pada permukaan tanah, maka
dapat dilakukan pemberian air
pengairan dengan cara
mengalirkannya pada parit-parit
pembatas lahan pertanaman
yang keadaannya cukup dalam.
Cara ini hanya dapat dilakukan
dengan baik pada areal
pertanaman yang datar di mana
terdapat lapisan kedap air atau
permukaan air tanah yang relatif
dangkal.
Cara ini dapat pula dilakukan
dengan mengalirkan air pengairan pada pipa-pipa besi/paralon
yang dibenamkan di bawah permukaan tanah sekitar lahan-lahan
pertanaman tersebut, hasilnya
sama seperti di atas .
Penggunaan cara ini akan kurang
efektif dan efisien, rumit dan
memerlukan biaya kalau
diterapkan pada lahan-lahan pertanaman yang keadaan tanahnya
tidak datar.
7.5.3.2.Cara pemberian air
pengairan dengan pancaran
Sprinkle irrigation system atau cara
pemberian air pengairan dengan
pancaran dilakukan dengan
menggunakan pipa-pipa yang
dipasang atau ditanam, yang
penempatannya dan dengan
tekanan tertentu.
Cara pemberian air pengairan
secara pancaran umumnya
diterapkan pada lahan-lahan pertanaman yang dipakai untuk
membudidayakan jenis tanaman
yang bernilai ekonomi tinggi dan
kebutuhan airnya relatif sedikit.
Penggunaan sprinkle irrigation
system memang merupakan
pengairan dengan efisiensi tinggi
serta dapat diterapkan pada daerahdaerah pertanian dengan
topografi bergelombang, tetapi
dengan menerapkan cara ini harus
diperhatikan pula faktor-faktor
sebagai berikut :
(1) memerlukan biaya yang cukup
tinggi;
(2) memerlukan keahlian dan
perhitungan yang tepat dalam
merancang tata letak;
(3) bagi areal pertanaman yang
berubah-ubah arah dan
kecepatan anginnya, cara
119
pemberian air pengairan
dengan sistem pancaran dapat
dikatakan tidak sesuai dan tidak
efisien.
Sprinkler irrigation system dapat
dilakukan dengan memanfaatkan
:
1.Pipa yang berlubang-lubang
Air pengairan disalurkan ke dalam
pipa dengan tekanan air yang
rendah, maka air akan
terpancarkan melalui lubanlubang dalam bentuk yang seragam,
tanah dan tanaman bagikan disiram
2.Pipa ber-nozzle
(bersemprotan) tetap atau
berputar:
Air pengairan disalurkan ke dalam
pipa, dengan adanya tekanan air
sedang sampai tinggi, nozzle yang
di bagian mulutnya berlubanglubang dengan diameter kecil-kecil
akan menyemprotkan air ke luar.
Penggunaan pipa ber-nozlle yang
berputar akan menghasilkan
semprotan air yang sempurna.
Dalam pengetahuan yang
berkaitan dengan pemberian
pengairan ini tidak lengkap
kiranya kalau tidak dikemukanan
tentang sis tem irigasi
berdasarkan peranan gravitasi.
Dalam hal ini dikenal:
a. Gravity irrigation atau irigasi
gaya berat
Sistem ini menggunakan cara di
mana pemberian/ penyaluran air
pengairan ini sepenuhnya
dengan memperhatikan gaya
berat, misalnya irigasi
permukaan tanah, irigasi di
bawah permukaan tanah, irigasi
secara pancaran bertekanan
rendah dan pemberian air pengairan
(irigasi) melalui pipa yang
berlubang-lubang.
Khusus bagi irigasi secara.
pancaran (sprinkler irrigation) dan
irigasi melalui pipa yang
berlubang-lubang (perforated
pipe irrigation) letak sumber air
pengairan harus lebih tinggi dari
lahan yang akan diairi, dengan
demikian keperluan tenaga
tekanan tercukupi.
b. Non gravity irrigation atau
irigasi non gaya berat
Cara ini dilakukan
pemberian/penyaluran air
pengairan tidak sepenuhnya
tergantung dari gaya berat.
Keperluan tenaga tekanan
diperoleh dari tenaga pompa
yang umumnya digerakkan
dengan Motor, misalnya pada
pemberian/penyaluran air
pengairan secara pancaran
bertekanan sedang sampai tinggi.
7.6. Prinsip -prinsip
dasar dalam pemilihan
sistem Pertanian
Penerapan di lapisan sistemsistem pemberian, penyaluran
dan pengahran air pengairan ke
dan dari lahan-lahan pertanaman
sebagai disebutkan di muka
120
tidaklah semudah seperti yang
telah diteorikan, karena
penerapannya di lapangan
terutama sangat tergantung pada
perencanaan rancangan jaringan
pengairan yang dibuat untuk
keperluan tersebut.
Dalam perancangannya selalu
dijumpai kendala-kendala yang
kompleks yang berkaitan dengan
berbagai kondisi alami dan tata
cara penggunaan air pengairan
yang dibuat manusia sendiri,
hambatan/kendala tersebut
antara lain sebagai berikut :
a.Keadaan topografi termasuk
karakteristik lahan dan tanah
s etempat.
b.Keperluan penyediaan air yang
dibutuhkan oleh tanamannya.
c . Cara-cara usaha tani, yang
dalam hat ini termasuk
kedalamanakar tanaman,
kebiasaan tumbuh tanaman.
d.Kualitas air pengairan dan
kuantitas tersedianya air
tersebut pada sumbersumbernya.
e.Cara pemberian air pengairan
ke petak-petak lahan pertanaman.
f. Keadaan iklim setempat, terutama
unsur-unsurnya.
g.Tata cara penggunaan air
pengairan di antara para
pemakai air pengairan tersebut.
7.6.1. Keadaan topografi dan
karakteristik lahan serta tanah
Dalam hal ini yang perlu
diperhatikan ialah tentang arah,
derajat dan keseragaman dari
lereng atau kemiringan tanah atau
yang biasa lebih dikenal sebagai
slope association of land (asosiasi
lereng).
Kemiringan tanah atau tanah
berlereng ini ada bermacam-m acam, ada yang tidak beraturan,
ada yang memanjang dan ada
pula yang seragam beraturan,
yang mengenai hal ini
pemberian air pengairan agar
efektif dan efisien harus
disesuaikan dengan kondisi
kemiringan tanah tersebut, jelasnya
sebagai berikut :
a. Pemberian dan pengaliran air
pada tanah berlereng yang tidak,
beraturan di mana terdapat
selokan-selokan pengairan,
seharus. nya dibuatkan terlebih
dahulualur-alur dengan
mengikuti gad kontur (contour)
dan pengairan disalurkan
melalu: alur-alur tersebut ke
lahan-lahan pertanaman.
Selain dengan cara itu, pada
tanah berlereng yang tidak
beraturan dapat pulp diterapkan
sprinkle irrigation system
(pemberian air pengairan secara
pancaran).
b. Pemberian air pengairan pada
tanah berlereng yang
memanjang serta seragam
beraturan, ternyata akan
lebih efektif dan mudah
pelaksanaannya kalau
121
memanfaatkan alur-alur di atas
dan membuatkan galengangalengan (pematang).
Pemberian air pengairan pada lahan
yang datar secara merata adalah
lebih sesuai kalau pemberiannya
dilakukan secara pengenangan
(flooding) seperti pada petak
sawah yang dibata dengan
galengan-galengan (lahan sawah
basah).
7.6.2. Derajat peresapan air ke
dalam tanah
Dalam perancangan sistem
pengairan penting memperhatikan
hatikan derajat meresapnya air
pengairan ke dalam tanah dan
keseragaman peresapannya ke
dalam lapisan-lapisan bawah tanah
(permeabilitas tanah).
-
-
Tanah-tanah pertanaman
yang menurut pengamatan
menyerap air pengairan
sangat lambat/perlahanlahan sebaiknya diberi air
pengairan secara
penggenangan (floding)
selama jangka waktu
tertentu, namun demikian
hendaknya jangan
sampai berlebihan sebab
dapat mengakibatka n
hanyutnya bagian
permukaan tanah tersebut.
Lapisan-lapisan tanah yang
menunjukkan daya
permeabilitasnya rendah,
besar kemungkinan akan
menyebabkan genangan air
yang bersifat merugikan
zona perakaran tanaman
yang mengakibatkan pula
terganggunya
pertumbuhan, karena
itulah maka pengaliran
(drainase) air genangan
tersebutharus dirancang
pula dengan sebaik-baiknya.
-
Terutama pada tanah-tanah
berkandun gan bahan
lempung lumpur rancangan
pembentukan petak-petak
pertanaman yang memberi
keleluasaan. untuk
pengolahannya harus
diperhatikan benar-benar,
sebab tanah-tanah demikian
biasanya cenderung
menyerap, air pengairan
secara lambat dari lapisan
permukaannya.
Derajat aliran peresapan air
pengairan ke lapisan-lapisan bawah
tanah (sub soil) terutama akan
sangat tergantung pada ukuran
dan penyebaran pori- pori
tanahnya.
Dalam praktek lapangan untuk
mengetahui daya efektif
penyerapan air pengairan pada
tanah dapat diukur dengan
derajat ketebalan pembasahan.
Derajat ketebakan kebasahan
merupakan pernyataan yang
menyatakan berapa besar
pembasahan tanah, yang
seharusnya segera dilakukan
setelah kurun waktu pemberian air
pengairan.
122
7.6.3. Ketebalan water table
Dalam merancang pemberian
pengairan kita harus memperhatikan
ketebalan rumah tangga air lahanlahan pertanaman.
Disamping itu juga harus
memperhatikan kuantitas garam
atau unsur-unsur mineral yang
larut dalam air.
Kuantitas garam atau unsur-unsur
mineral tersebut seringkali
merupakan faktor yang
memerlukan pemberian air
pengairan secara lebih banyak
dari pada yang semestinya agar
dapat diperoleh pemberian air
pengairan yang efisien.
Pemberian pengairan secara
ringan hendaknya diperhatikan,
karena pemberian secara
demikian bermanfaat melindungi
naiknya water table tanah
mencapai lapisan zona perakaran
tanaman.
7.6.4. Kemantapan top soil
Dalam perancangan pemberian air
pengairan pada lahan-laha
pertanaman hendaknya diperhatikan
juga mengenai stabilitas tata
kemantapan dari lapisan top soil
(lapisan permukaan tanah, yan
tebalnya hanya sekitar 30-35 cm).
Setiap fase pertumbuhan tanaman
juga menghendaki penanganan
khusus, misalnya tanaman-tanaman
muda yang mulai tumbuh akan
berbeda penanganannya dengan
tanaman yang sudah dewasa.
Jenis tanah yang berbeda juga
menginginkan penanganan
pengairan yang berbeda.
Misalnya untuk tanah yang mudah
lepas pemberian air pengairan
secara bedengan atau larikan, dapat
menghindari pengikisan atau
penghanyutan.
7.6.5. Perbedaan sistem
pertanaman
Perbedaan sistem pemberian air
pengairan (irigasi) hendaknya
diperhatikan dalam perancangan
sistem-sistem pengairan.
Sistem pertanaman yang rapat
harus dibedakan bagi pertanaman
dengan sistem penanaman yang
berjarak tanam renggang, selain
itu tebal lapisan perakaranpun
memerlukan pertimbangan
tersendiri.
Meresapnya air permukaan
pengairan ke dalam tanah
ditentukan oleh kesesuaian dan
kebiasaan sistem perakaran
tanaman.
Lapisan permukaan tanah yang,
terdiri dari tanah-tanah dengan
struktur yang mudah pecah dalam
campuran larutan air pengairan/air
curahan hujan, menghendaki
pengolahan secara khusus.
123
Di Amerika Serikat tentang hal ini
pernah dilakukan penelitian yang
memakan waktu lama (5 tahun), dan
hasilnya menyimpulkan bahwa :
a.
b.
Sekitar 80-90% keseluruhan
kebutuhan air pengairan oleh
tanaman diambil dari lapisanlapisan tanah sampai kedalamannya 3 feet (kaki)
Tanaman dengan sistem
perakaran yang dalam masih
dapat mengambil air yang
tersedia sampai kedalaman 5
feet (kaki).
Dengan memanfaatkan kesimpulan
di atas dapat diambil langkah-langkah bahwa pemberian air
pengairan hendaknya dapat
menjangkau lapisan tanah setebal 3
kaki, dengan demikian sekaligus
menyediakan air pengairan bagi
tanaman-tanaman berakar dangkal.
Tabel 9. Kebutuhan air beberapa jenis tanaman pada setiap fase
fenologi
Kebutuha air (mm)1
Jenis Pemben
tan
tukan
tunas
70
Kentang
(25)
78
Tomat
(30)
Tembak 16
au
(10)
83
Tebu
(30)
56
Jagung
(20)
Kacang 51
tanah
(15)
30
Kedelai
(20)
Pembentu
kan
buah/umbi
220
150
(40)
(30)
185
93
(30)
(20)
132
160
(30)
(40)
1190
132
(180)
(30)
115
250
(15)
(40)
235
162
(35)
(30)
292
47
(45) (10)
Vegetati Pembu
f
ngaan
Pematangan
160
(35)
82
(20)
96
(30)
495
(90)
167
(30)
162
(30)
165
(35)
50
(10)
62
(20)
96
(30)
100
(30)
62
(15)
40
(10)
41
(10)
1Angka dalam kurung dalam hari.
Sumber: Doorenbus et al. (1979) data diolah
124
Setiap jenis tanaman memiliki
kebutuah akan air yang berbeda.
Dibawah ini (Tabel 9) diberikan
contoh kebutuhan air masing masing
jenis tanaman.
Kebiasaan tumbuh tanaman
Tumbuh tanaman tidak sama,
ada yang tegak dan ada pula
terkulai menjangkau permukaan
tanah.
Air pengairan harus mengandung
zat-zat hara bagi pertumbuhan
harus dapat menambah tingkat
kesuburan, tanah, air
pengairan harus terbebas dari
bahan- bahan buangan limbah
yang dapat merugikan atau
meracuni tanaman.
a. Tanaman-tanaman yang
tumbuh tegak, kalaupun tanah
permukaan atau sekitarnya
mengalami pembasahan yang
agak berlebihan tidak begitu
berakibat pada kerusakan
tanamannya.
Karena demikian pentingnya kualitas
air ini, maka dalam perancangan
pemberian air pengairan pada
lahan-lahan pertanaman, pekerjaan
yang harus didahulukan yaitu
meneliti secara, laboratoris sifat
kimiawi dari kualitas air pengairan
(irigasi), inklusif kandungan mikroflora dan mikro-fauna yang
terkandung dalam air.
b. Tanaman-tanaman yang
tumbuhnya terkulai menjangkau
permukaan tanah, jika
permukaan tanah jenuh air akan
menyebabkan kerusakan.
Air irigasi yang mengandung zat
beracun ini akan menyebabkan
keracunan tidak saja bagi
tanaman tapi juga bagi manusia
yang mengkonsumsinya.
Dengan demikian kebiasaan
tumbuh tanaman perlu pula
diperhatikan. Derasnya aliran air
pengairan sering menyebabkan
pembahasan permukaan secara
berlebihan, dan merusak tanaman.
h. Kondisi iklim dan cuaca setempat
Oleh karena itu air pengairan yang
deras hendaknya diimbangi dengan
pembuatan pematang-pematang
pada lahan pertanaman, sebagai
penahan derasnya aliran air.
g.Kualitas air pengairan
Kualitas air pengairan meliputi
jumlah kandungan ion yang
berbahaya, ataupun hara yang
berguna bagi tanaman.
Dalam perancangan pemberian air
pengairan pada lahan-lahan
pertanaman, kondisi iklim dan
cuaca setempat tidak boleh
diabaikan, melainkan harus benarbenar pula diperhitungkan.
Pada daerah-daerah pertanian
yang beriklim basah, sistem
pemberian pengairan akan menjadi
lebih efektif kalau disertai pula
dengan tindakan-tindakan
penyediaan sistem
pengaliran/drainase yang memadai.
Pada daerah-daerah pertanian yang
beriklim kurang basah dimana
berlangsungnya, musim kering
125
yang lebih panjang, perlu
dirancang dan diterapkan sistem
pemberian air pengairan yang
teratur dengan tata cara
pendistribusiannya, yang
terjamin, seperti ialah sistem
Subak di Bali yang memberikan
manfaat yang demikian besar bagi
para petani pemakainya
7.7. Sistem dan Bentukbentuk Jaringan Pengairan
Dari uraian-uraian yang telah
dikemukakan diatas dapat
ditegaskan mengenai prinsipprinsip dasar tentang penataan
jaringan pemberi air pengairan
(irigasi) bagi lahan pertanian.
Namun, sebelum itu perlu
diketahui tentang prinsip prinsip
dasar pengairan tersebut. Kita
harus mengetahui terlabih dahulu
manfaat dan keuntungan dari
sistem yang kita gunakan.
Yang dimaksud dengan jaringan
irigasi yaitu prasarana irigasi,
yang pada pokoknya terdiri dari
bangunan dan saluran
pembuangan air beserta
perlengkapannya.
Berdasarkan pengelolaannya
dapat dibedakan antara jaringan
irigasi utama dan jaringan irigasi
sekunder, dan irigasi tertiar.
Jaringan Irigasi Utama
Meliputi bangunan bendung,
saluran-saluran primer dan
sekunder termasuk bangunanbangunan utama dan pelengkap
saluran pembawa dan saluran
pembuang. Bangunan ini
merupakan bangunan yang mutlak
diperlukan bagi eksploit, meliputi
bangunan pembendung,
bangunan pembagi dan bangunan
pengukur.
Bangunan bendung berfungsi agar
permukaan air sungai dapat naik
dengan demikian memungkinkan
untuk disalurkan melalui pintu
pemasukan ke saluran pembawa.
Bangunan pembagi berfungsi
agar air pengairan dapat
didistribusikan di sepanjang
saluran pembawa (saluran primer)
ke lahan-lahan pertanaman melalui
saluran sekunder dan saluran
tersier.
Terdiri pula bangunan ukur yang
berfungsi mengukur debit air
yang masuk ke saluran.
Dengan demiki an distribusi air
pengairan ke lahan-lahan
pertanaman melalui saluran
sekunder dan saluran tersier
dapat terkontrol dengan baik,
sesuai dengan pola
pendistribusian air pengairan
yang telah dirancang
Jaringan Irigasi Tersier
Merupakan jaringan air pengairan
di petak tersier, mulai air luar dari
bangunan ukur tersier, terdiri dari
saluran tersier dan kuarter
termasuk bangunan pembagi
tersier dan kuarter, ser ta
bangunan pelengkap lainnya yang
126
terdapat di petak.
7.7.1. Prinsip-prinsip Dasar
Penataan Jaringan Pengairan
Berkaitan dengan keterbatasan
kondisi bagi perancang pemberian
air pengairan pada lahan-lahan
pertanian seperti telah
dikemukakan maka prinsip-prinsip
dalam penataan jaringan pemberi air
pengairan (irigasi) dapat
dikemukakan sebagai berikut.
a.Prinsip-prinsip dasar penataan
jaringan
1. Sistem irigasi bagi lahanlahan pertanian yang terdiri
dari jaringan irigasi utama
dan jaringan irigasi tersier,
harus berada pada tempat
tertentu pada lahan-lahan
yang letaknya lebih tinggi
dari lahan dari letak lahan
pertanaman.
2. Sistem irigasi harus ditata
sependek atau sesingkat
mungkin dan dengan
demikian dapat tercegah
berkurangnya tekanan
aliran air dan air
pengairannya selama dalam
perjalanan dikarenakan halhal yang tidak terduga dan
dengan pendek/singkatnya
jarak tatanan sistem irigasi
tersebut, maka di samping
sarana-sarana pembagi air
pengairan dapat dibangun
seekommis mungkin juga
daya penyampaiannya dapat
terjamin.
3. Jaringan irigasi utama dan
jaringan irigasi tersier
sebaiknya dibangun sejalan
mengikuti garis kontur atau
mendekati ke arah itu
terutama untuk maksud
memperoleh ketinggian
terjunan aliran air yang
cukup menambah tekanan
aliran air selanjutnya,
sehingga air pengairan dapat
mencapai lahan pertanaman
yang lebih
4. Saluran-saluran tersier harus
mampu mengalirkan air
dengan cukup ke petakpetak tersier, dalam hal ini
untuk pesawahan harus
mampu melakukan
penggenangan (flooding).
5. Pembangunan tanggultanggul di kedua tepi saluran
tersier ataupun kuarter
sebaiknya tidak terlalu tinggi
agar dengan demikian air
permukaan pada saluransaluran dapat mudah
dilimpahkan keareal
pertanaman yang akan diberi
air.
6. Saluran pembuang air
pengairan dari petak-petak
pertanaman yang airnya
telah dimanfaatkan untuk
flooding (penggenangan)
ataupun furrowing
(penyaluran)hendaknya
dibuat sedemikian rupa agar
dapat berfungsi dengan
lancar, karena kalau saluransaluran pembuang itu tidak
berfungsi dengan baik atau
pun pembuatannya
127
diabaikan, banyak
kemungkinan terjadinya
kejenuhan pada air di
petak-petak pertanaman.
Disamping itu dapat terjadi
peluapan mengingat
masuknya air secara terus
menerus sedang
pembuangannya sangat
sulit atau tidak ada, lebihlebih kalau permeabilitas air
pengairan di lahanlahan/petak-petak
pertanaman tersebut
sangat minim. Saluran
pembuang air ini adalah
lebih baik kalau
berhubungan dengan
saluran pembuang yang
alami (sungai, celah-celah
jurang, dan sebagainya)
atau dibuat khusus
tergantung pada keadaan
lahan setempat dan
kepentingannya.
Prinsip fundamental diatas
seharusnya diterapkan pada sistem
jaringan pengairan yang dipilih atau
digunakan.
Dari sekian banyak system jaringan
pengairan system yang sering
digunakan adalah: sistem,
random dan sistem parallel.
-
Sistem random jaringan
pengairan. Sistem ini banyak
digunakan karena secara
leluasa dapat disesuaikan
terhadap kondisi lahan yang
dihadapi, dengan hanya
sedikit atau tidak
memerlukan perubahan
keadaan to-pografi.
Rancangan penataannya
yang baik akan
menghasilkan pemberian air
pengairan yang efektif
karena dengan perancangan
dan penataannya yang baik
itu akan mampu menampung
aliran air yang tersedia
secara maksimum yang
dengan ancar melalui
sarana-sarananya akan
sampai ke petak-petak
pertanaman. Saluran induk
(utama) biasanya
mengikuti tempat dengan
elevasi tertinggi yang
berada di punggung lahan
atau disepanjang garis
kontur.
-
Sistem paralel jaringan
pengairan Dengan s istem
ini, jaringan pemberi air
pengairan dan jaringan
pengalir/pembuangnya
dibangun secara sejajar
beraturan. Karenany
sistem ini umumnya
diterapkan pada lahan
yang datar dan juga pada
lahan yang berlereng
sedang yang tidak banyak
bergelombang, maka pada
lahan yang terakhir ini
s aluran utama (induk) harus
dibuat atau digali dengan
mengikuti garis kontur
(seperti pada jaringan
dengan sistem random
dengan elevansi ketinggian
yang cukup, dengan
demikian pengairan dapat
tergiring dengan
tekanan/dorongan yang
kup lumayan untuk masuk ke
dalam saluran-saluran
sekunder dan tersier dan
128
selanjutnya ke petakpetak penanaman.
7.7.2.Bendungan
Bendungan merupakan bangunan
air yang dibangun secara
melin. tang pada sungai, yang
tujuannya agar permukaan air
sungai di sekitarnya dapat naik
sampai ketinggian tertentu, dengan
demikian air sungai tadi dapat
dialirkan melalui pintu sadap ke
ke saluran-saluran pembagi air
pengairan ke lahan-lahan
pertanian.
Bendungan harus dibuat secara
kuat agar tetap tahan untuk
jangka waktu panjang/lama,
tinggi tepi tembok bendung
didasarkan pada debit
maksimum untuk jangka
waktu tertentu.
B a g i a n- bagian bendung
meliputi:
a. Badan bendung, yang
pembuatannya dari
pasangan-pasangan batu
kali atau dengan beton,
dengan tinggi yang
disesuaikan dengan
kepentingan air irigasi.
b. Pintu penguras : Dibuat di
ujung badan yang ada
bersambung dengan saluran
kantong penguras dibuatkan
pinto masuk.
c. Pintu pengambilan : Dibuat
di ruang penguras yang
diletakkan sekitar 1 meter
atau lebih di atas lantai .
Dalam merancang jaringan
pengairan dan drainasenya, yang
garis besarnya telah
dikemukakan, hasil rancangan
akan ada manfaatnya dan mudah
dan tepat dilaksanakan di lapangan
kalau rancangannya benar-benar
atas dasar hasil survai yang teliti
yang menghasilkan data-data
yang dapat diandalkan mengenai
hal-hal sebagai berikut :
a. Sumber air pengairan yang
memungkinkan termasuk
kualitas nya
b. Topografi dan keadaan lahan
yang memungkinkan dalam
pembangunan
saluran/jaringan, terutama
mengenai keadaan lereng
terkecil dan terbesar di mana
saluran-saluran (induk dan
atau pembagi) akan
ditempatkan pada lahan
tersebut
c. Macam dan kegiatan
petanaman yang akan
diusahakan dengan terjaminnya
air pengairan ke areal
pertanaman itu
d. Demi terjaminnya air
pengairan ke areal
pertanaman tersebut, sistem
jaringan pengairan yang
dipilih adalah yang sangat
memungkinkan untuk
diterapkan
e. Panjang jangkauan aliran air
pengairan yang dapat
diperkirakan sampai ke areal
129
pertanaman dan petak-petak
pertanaman, sejak dari sumber
airnya
f. Pembatas-pembatas yang
terdapat pada lahan di mana
jaringan air pengairan akan
ditempatkan
g. Faktor-faktor yang
menunjang bagi
terlaksananya pembangunan
jaringan pengairan, terutama
yang terdapat di sekitar lahan
yang akan ditempati sarana
jaringan.
Data-data di atas merupakan
informasi yang sangat penting
bagi penentuan dan keberhasilan
rancangan dan pelaksanaannya.
Memperkirakan kebutuhan air
Hal penting yang diperhatikan
adalah bahwa dengan
dibangunnya irigasi yang
menghubungkan sumber air
dengan petak pertanaman,
adalah agar petak-petak
pertanaman memperoleh air
pengairan yang cukup bagi
pertumbuhan tanaman.
Agar supaya maksud di atas
tercapai dengan baik atau
mendekati, maka kebutuhan air
di petak-petak pertanaman tersebut perlu diperkirakan atas
dasar:
a. Tingkat pemakaian:
Tingkat pemakaian adalah
jumlah air keseluruhan yang
ditranspirasikan tanam an dan
yang dievaporasikan oleh
tanah dari areal lahan pertanaman dalam satuan waktu
dibandingkan terhadap area
lahan yang bersangkutan.
Tingkat pemakaian air
tergantung pada pertanaman
yang ada di area lahan yang
bersangkutan beserta kondisi
iklim setempat.
b. Tingkat efisiensi jaringan
Tingkat efisiensi jaringan ialah
ketepatgunaan jaringan
pengairan yang ada dalam menyampaikan secara teratur air
pengairan ke petak-petak pertanaman.
7.8. Sitem Pengaliran
Kelebihan Air
Kondisi curah hujan dan
kemarau sangat mempengaruhi
kondisi lahan yang ada di
Indonesia. Pada musim kemarau
banyak lahan menjadi kering,
karena musim kemarau yang
berlangsung secara
berkepanjangan, sehingga
banyak lahan menjadi kering.
Kondisi ini mengakibatkan tnaha
tidak dapat digunakan untuk
pertanian.
Keterbatasan ini dapat ditanggulangi
dengan melengkapi jaringan
pengairan, baik jaringan masuknya
air maupun jaringan keluarnya.
Dengan demikian pada
daerah/lahan-lahan pertanaman
yang kelebihan air harus diusahakan pembuangan kelebihan
tersebut, yaitu dengan melengkapi
130
jaringan-jaringan pemberi air
pengairan dengan jaringan/saluran
pembuangan air (drainase).
pertanian lahan basah setelah
setelah genangan-genangan
airnya dapat dialirkan
c. Dataran rendah yang menjadi
tempat penampungan limpasan
aliran air permukaan dari
daerah/lahan-lahan yang lebih
tinggi di sekitarnya.
Gambar 42 Penggunaan drainase
untuk mengelola ketersediaan air
tanah tanah
Daerah-daerah lahan yang perlu
mendapatkan drainase:
d. Daerah di sekitar muara sungai
dan wilayah pantai dimana
karena pengaruh, pasang surut
sering terjadi pembentukan
tanah-tanah timbul, atau tanah
bentukan alami/tanah timbul
tersebut dapat dimanfaatkan
sebagai lahan-lahan
pertanaman yang subur
setelah pengaruh pasang
dapat diatasi dengan
pembangunan pematangpematang serta saluransaluran pengaliran.
e. Daerah/lahan-lahan sepanjang
tebing sungai yang sering
mengalami peluapan air
a. Daerah/lahan-lahan yang
permukaan air tanahnya tinggi
sebagai akibat pemberian air
pengairan yang berlebihan
atau karena rembesan air dari
saluran air pengairan tersebut.
b. Daerah atau lahan-lahan
bercekungan atau rawa-rawa di
mana aliran air terhenti, lahanlahan demikian yang tidak sedikit
jumlahnya/ luasnya dapat
diusahakan untuk usaha
131
b. Bedding system yaitu
dengan cara
pembuatan semacam
bedengan yang dibuat
agak luas panjang, yang
di bagian tepinya agak
miring, terutama cara ini
supaya dilakukan pada
lahan yang
berkemiringan (slope)
kurang dari 1,5% dengan
permeabilitas lambat.
Lebar bedengan harus
disesuaikan dengan
keperluan penanaman
jenis tanaman, sifat
drainase, cara pengolahan
tanah dan kemiringan
lahan tersebut, akan tetapi
makin besar derajat
kemiringan lahan maka
bedengan harus dibuat
semakin sempit.
Gambar 43 Pengaturan Pengairan
Sesuai dengan
Kebutuhan Tanaman
Sistem Drainase
Drainase Permukaan
c.
Drainase permukaan (surface
drainase) yaitu mengalirkan
kelebihan air atau kasarnya
membuang kelebihan air yang
tergenang.
Secara teknis drainase tersebut
dibagi atas:
a. Land forming, yaitu
perataan permukaan tanah
yang meliputi perataan
tanah yang tidak beraturan
atau bergelombang serta
perataan tanah yang
bercekungan;
Cross slope ditch, yaitu
dengan cara pembuatan
saluran yang memotong
lereng (kemiringan) yang
lebih mennyerupai
pemberntukan teras, yang
kerapkali disebut pula
drainase teras.
d. Random ditch system,
yaitu sistem saluran acak
menghubungkan
beberapa cekungan atau
tempat-tempat yang
mempunya alani
pengaliran airnya buruk
dengan cara membuat
saluran pengalir
dihubungkan dengan
aliran pembuangan
132
e. Paralel ditch system atau
sistem saluran paralel,
yang dengan cara ini
saluran pembuangan
dibuat sejajar dengan jarak
antara nya disesuaikan
dengan kebutuhan.
f. Field ditch system sistem
saluran lapangan
drainase dengan
memperhatikan sisitem
ini pembuatannya
dengan
mengkombinasikan caracara pembuatannya
secara paralel dan acak
g. Interception ditch system
atau sistem saluran
intersepsi, dengan
sistem ini di daerah
aliran. sungai, di daerah
pasang surut (tidal) dan
lahan lahan dimana
berlangsung perembesan
air dari saluran irigasi
dibangun saluran
pencegat atau penangkap
air berlebihan.
Merancang sistem
drainase
Dalam merancang suatu cara
pengaliran air pengairan (drainase)
agar tidak terjadi kelebihan pada
lahan pertanaman, yang perlu
diperhatikan beberapa faktor
yang berpengaruh, yaitu faktor
c. kedalaman permukaan air
tanah yang sesuai untuk jenis
tanaman yang dibudidayakan
Dalam hal merancang pengaliran
aliran air pengairan (drainase) yang
perlu dan penting diperhatikan yaitu
faktor-faktor keadaan lahan
sehubungan dengan pemasangan
pipa-pipa bawah permukaan tanah.
Adapun faktor yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. faktor keadaan topografi,
apakah datar, landai, berbukitbukit atau lahan berlereng curam;
b. faktor keadaan tanah,
terutama tentang kedalaman
tubuh tanah, luas lahan, sifat
fisik dan sifat kimia tanah;
c. faktor permukaan air tanah,
terutama tentang kedalamannya,
fluktuasi musim penghujan dan
musim kemarau, banyaknya air
pengairan yang diberikan, dan
perkolasi.
d. faktor curah hujan, terutama
tentang keadaan dan sifat aliran
permukaan (run of) sehubungan
dengan curah hujan di mans
e. faktor jenis tanaman yang
dibudidayakan.
a. jenis tanah dari lahan yang akan
diberi saluran drainase;
b. kondisi iklim, terutama curah
hujan;
133
RANCANGAN DALAM
PELAKSANAAN
Pada lahan yang merupakan lahan
penurunan yang dangkal sampai
hampir dangkal topografi yang
teratur, penggalian seluruh drainase
biasanya dibuat sejajar antara satu
dengan yang lain, seperti sketsa
dibawah ini
Gambar
44
Sketsa
lahan
pertanaman
dengan
saluran
irigasi dan saluran drainase
searah .
Keterangan:
A,B,C,D = Petak pertanaman
1= saluran drainase
2.=Jalan inspeksi
3= saluran irigasi
4= saluran drainase lateral
5=bangunan pembagi
Pada sketsa di atas di antara
saluran irigasi dan saluran dibuat
jalan inspeksi, untuk melancarkan
pengawasan dan pemeliharaan
saluran-saluran tersebut.
Tentang penggalian saluran
secara random , merupakan
penggalian saluran yang dapat
dikatakan tidak teratur, biasanya
diterapkan pada lahan-lahan
pertanaman dengan penurunan
yang cukup dalam dan lebar.
Gambar 45 Sketsa lahan
pertanaman dengan penurunan
pangkal dan topografi teratur
dengan saluran drainase sejajar
Penggalian saluran drainase
permukaan (surface drainase)
seperti dikemukakan diatas kalau
dibandingkan dengan penggalian
lahan dan pemasangan pipa-pipa
saluran pada penerapan sisitem
drainase bawah permukaan.
Drainase bawah permukaan lebih
menguntungkan sebab:
1. lebih mudah dalam
pelaksaan
2. memungkinkan kapasitas
penyaluran air yang lebih
besar
134
3. pengerjaannya dapat
dilakukan dengan tenaga
manusia
Tata letak pipa saluran harus
disesuaikan dengan keadaan
tanahnya ada 4 alternatif:
(1)
natural system atau
penataan letak pipa
saluran seta: acak;
(2)
herring bone system
atau penataan letak
pipa saluran dengan
mengikuti pola tulang
ikan.
(3)
interception system atau
dengan mengikuti pola
intersepsi
(4)
gridiron system atau
penataan letak pipa secara
berkisi-kisi.
saluran
Setelah tata letak pipa saluran
ditentukan, penggalian tanah
harus dilakukan sesuai dengan
kedalaman yang telah dipertimbangkan, pada dasar galian
biasanya ditempatkan lapisan pasir,
kemudian ditempatkan lapisan ijuk
secukupnya dan di antara ke dua
lapisan ini baru diletakkan pipa
salurannya, di atas lapisan injuk
ditempatkan lagi lapisan pasir dan
terakhir dilakukan kompaksi
(pengurungan) dengan tanah
yang digali semula.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 47 berikut.
Gambar 47. Sketsa pembuangan
drainase
Gambar 46 Tata letak pipa
135
7.9.Ketepatgunaan
pengairan untuk
mencukupi kebutuhan air
pada lahan pertanian
Penggunaan air pengairan dari
sumber-sumber tertentu tidak
semena-mena digunakan
didasarkan atas:
a. Air yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan hidup
yang selalu berkembang
semakin tidak mencukupi.
b. Keterbatasan kemampuan
(teknologi, sarana, dan
financial)untuk memenuhi
kebutuhan air keperluan
sehari-hari yang meningkat
dalam jumlah dan mutu yang
mengikuti pertambahan
penduduk dan peningkatan
taraf hidupnya.
c. Nilai produktivitas air untuk
irigasi secara financial
kurang kompetitif (efisien
ekonomi nisbi rendah)
dibandingkan dengan untuk
keperluan lainnya, terutama
industri, keperluan seharihari dan sebagainya
d. Adanya kecaman yang
semakin meningkat terhadap
pemenuhan tuntutan
kelestarian daya dukung
lingkungan.
Tabel 11dibawah ini merupakan
gambaran keterbatasan
ketersediaan sumberdaya air untuk
pengembangan irigasi sampai tahun
2020. Dari analisa nilai
keseimbangan neraca air tanah
antara kemampuan pasok dan
kebutuhan di 90 satuan wilayah
sungai (SWS) ternyata 25
diantaranya (meliputi 8 propinsi yaitu
daerah khusus ibukota Jakarta,
Jawa barat, Jawa tengah, daerah
Istimewa Jokyakarta, Bali dan Nusa
Tenggara Barat) diperkirakan antara
tahun 1990-2015 sudah mengalami
defisit neraca air (Direktorat Bina
Program Pengairan, Direktorat
jenderal Pengairan departemen
Pekerjaan Umum 1991).
Dengan mengetahui kebutuhan air
tanaman dapat diberi batasan
berapa jumlah air yang dibutuhkan
tanaman untuk pertumbuhan dan
perkembangannya.
Berbagai faktor yang berpengaruh
terhadap kebutuhan dan
ketersediaan air adalah sebagai
berikut
a. Jenis dan sifat tanah, pada
tanah berpasir dibutuhkan
lebih banyak air diandingkan
tanah liat atau lempung
b. Macam dan jenis tanaman,
tanaman padi membutuhkan
lebih banyak air
dibandingkan dengan
tanaman kacangan ataupun
136
padi gogo.
c. Keadaan iklim, teruma cuah
hujan dan suhu harian,
kedua peubah ini merupakan
penentu dari neraca air
tanah.
d. Keadaan topografi berbeda
memberikan penangan yang
berbeda, tanah bertofografi
datar membutuhkan air lebih
kecil dibandingkan yang
tofografi bergelombang atau
berbukit.
e. Luas lahan pertanaman
Tabel 10 Perkiraan potensi air dengan pengembangan irigasi
menurut wilayah, tahun 1990-2020
Wilayah
Sumatera
Jawa
Bali dan Nusa
Tenggara
Kalimantan
Sulawesi
Maluku dan
Irian Jaya
Indonesia
Perkiraan Potensi Air
1000 ha
1990
10.938
83
98
2020
10.228
62
90
Potensi
Pengembangan
Irigasi 1000 Ha
1990
2020
4.009
3.972
83
62
98
90
16.506
1.249
13.813
14.464
1.228
13.800
3.693
5.35
2.525
3.693
5.24
2.524
42.128
41872
10.944
10.865
Sumber: Diolah dari hasil perkiraan TIM JICA-FIDP dalam Makalah
Direktur Bina Teknik Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen
Pekerjaan Umum (1996).
137
BAB VIII
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN
PANGAN
(PADI,JAGUNG,KEDELAI)
8.1. Teknik Budidaya Padi
a. Botani Tanaman
Berdasarkan literatur Grist
(1960), padi dalam sistematika
tumbuhan diklasifikasikan ke
dalam Divisio Spermatophyta,
dengan Sub divisio
Angiospermae, termasuk ke
dalam kelas Monocotyledoneae,
Ordo adalah Poales, Famili
adalah Graminae, Genus adalah
Oryza Linn, dan Speciesnya
adalah Oryza sativa L.
Menurut D.Joy dan
E.J.Wibberley, tanaman padi
yang mempunyai nama botani
Oryza sativa dan dapat
dibedakan dalam dua tipe, yaitu
padi kering yang tumbuh di lahan
kering dan padi sawah yang
memerlukan air menggenang
dalam pertumbuhan dan
perkembangannya
Genus Oryza L. meliputi lebih
kurang 25 spesies, tersebar di
daerah tropik dan sub tropik
seperti Asia, Afrika, Amerika,
dan Australia.
Menurut Chevalier dan Neguier
padi berasal dari dua benua ;
Oryza fatua Koenig dan
Oryza sativa L berasal dari
benua Asia, sedangkan jenis
padi lainnya yaitu Oryza stapfii
Roschev dan Oryza glaberima
Steund berasal dari Afrika
Barat.
Padi yang ada sekarang ini
merupakan persilangan antara
Oryza officinalis dan Oryza
sativa f spontania. Tanaman padi
yang dapat tumbuh baik di
daerah tropis ialah indica,
sedangkan japonica banyak
diusahakan di daerah sub tropis
(Pustaka Bogor, 2005).
Berdasarkan literatur Aak (1992)
akar adalah bagian tanaman
yang berfungsi menyerap air dan
zat makanan dari dalam tanah,
kemudian diangkut ke bagian
atas tanaman. Akar tanaman
padi dapat dibedakan atas :
1. Radikula; akar yang
tumbuh pada saat benih
berkecambah. Pada
benih yang sedang
berkecambah timbul
calon akar dan batang.
Calon akar mengalami
pertumbuhan ke arah
bawah sehingga
terbentuk akar tunggang,
sedangkan calon batang
akan tumbuh ke atas
sehingga terbentuk
batang dan daun.
2. Akar serabut (akar
adventif); setelah 5-6 hari
terbentuk akar tunggang,
akar serabut akan
tumbuh.
3. Akar rambut ; merupakan
bagian akar yang keluar
dari akar tunggang dan
akar serabut. Akar ini
144
merupakan saluran pada
kulit akar yang berada di
luar, dan ini penting
dalam pengisapan air
maupun zat-zat
makanan. Akar serabut
biasanya berumur
pendek sedangkan
bentuk dan panjangnya
sama dengan akar
serabut.
4. Akar tajuk (crown roots) ;
adalah akar yang tumbuh
dari ruas batang
terendah. Akar tajuk ini
dibedakan lagi
berdasarkan letak
kedalaman akar di tanah
yaitu akar yang dangkal
dan akar yang dalam.
Apabila kandungan udara
di dalam tanah rendah,
maka akar-akar dangkal
mudah berkembang.
coklat, sedangkan akar yang
baru atau bagian akar yang
masih muda berwarna putih.
Padi termasuk golongan
tumbuhan Graminae dengan
batang yang tersusun dari
beberapa ruas. Ruas-ruas itu
merupakan bubung kosong.
Pada kedua ujung bubung
kosong itu bubungnya ditutup
oleh buku. Panjangnya ruas
tidak sama. Ruas yang
terpendek terdapat pada pangkal
batang. Ruas yang kedua, ruas
yang ketiga, dan seterusnya
adalah lebih panjang daripada
ruas yang didahuluinya.
Pada buku bagian bawah dari
ruas tumbuh daun pelepah yang
membalut ruas sampai buku
bagian atas.
Tepat pada buku bagian atas
ujumg dari daun pelepah
memperlihatkan percabangan
dimana cabang yang terpendek
menjadi ligula (lidah) daun, dan
bagian yamg terpanjang dan
terbesar menjadi daun kelopak
yang memiliki bagian auricle
pada sebelah kiri dan kanan.
Daun kelopak yang terpanjang
dan membalut ruas yang paling
atas dari batang disebut daun
bendera.
Gambar 48.
Pertumbuhan akar
padi
Bagian akar yang telah dewasa
(lebih tua) dan telah mengalami
perkembangan akan berwarna
Tepat dimana daun pelepah
teratas menjadi ligula dan daun
bendera, di situlah timbul ruas
yang menjadi bulir padi.
145
Pertumbuhan batang tanaman
padi adalah merumpun, dimana
terdapat satu batang
tunggal/batang utama yang
mempunyai 6 mata atau sukma,
yaitu sukma 1, 3, 5 sebelah
kanan dan sukma 2, 4, 6 sebelah
kiri. Dari tiap-tiap sukma ini
timbul tunas yang disebut tunas
orde pertama.
tunas orde kedua. Biasanya dari
tunas-tunas orde pertama ini
yang menghasilkan tunas-tunas
orde kedua ialah tunas orde
pertama yang terbawah sekali
pada batang tunggal/ utama.
Pembentukan tunas dari orde
ketiga pada umunya tidak terjadi,
oleh karena tunas-tunas dari
orde ketiga tidak mempunyai
ruang hidup dalam kesesakan
dengan tunas-tunas dari orde
pertama dan kedua.
Padi termasuk tanaman jenis
rumput-rumputan mempunyai
daun yang berbeda-beda, baik
bentuk, susunan, atau bagianbagiannya.
Ciri khas daun padi adalah
adanya sisik dan telinga daun.
Hal inilah yang menyebabkan
daun padi dapat dibedakan dari
jenis rumput yang lain.
Adapun bagian-bagian daun padi
adalah
Gambar 49 Pertumbuhan daun
padi
Tunas orde pertama tumbuhnya
didahului oleh tunas yang
tumbuh dari sukma pertama,
kemudian diikuti oleh sukma
kedua, disusul oleh tunas yang
timbul dari sukma ketiga dan
seterusnya sampai kepada
pembentukan tunas terakhir
yang keenam pada batang
tunggal.
Tunas-tunas yang timbul dari
tunas orde pertama disebut
-
Helaian daun ; terletak
pada batang padi dan
selalu ada. Bentuknya
memanjang seperti pita.
Panjang dan lebar
helaian daun tergantung
varietas padi yang
bersangkutan.
-
Pelepah daun (upih) ;
merupakan bagian daun
yang menyelubungi
batang, pelepah daun ini
berfungsi memberi
dukungan pada bagian
ruas yang jaringannya
146
lunak, dan hal ini selalu
terjadi
-
Lidah daun ; lidah daun
terletak pada perbatasan
antara helai daun dan
upih. Panjang lidah daun
berbeda-beda,
tergantung pada varietas
padi. Lidah daun
duduknya melekat pada
batang. Fungsi lidah
daun adalah mencegah
masuknya air hujan di
antara batang dan
pelepah daun (upih).
Disamping itu lidah daun
juga mencegah infeksi
penyakit, sebab media air
memudahkan
penyebaran penyakit.
Daun yang muncul pada saat
terjadi perkecambahan
dinamakan coleoptile. koleoptil
keluar dari benih yang disebar
dan akan memanjang terus
sampai permukaan air. koleoptil
baru membuka, kemudian diikuti
keluarnya daun pertama, daun
kedua dan seterusnya hingga
mencapai puncak yang disebut
daun bendera, sedangkan daun
terpanjang biasanya pada daun
ketiga.
Daun bendera merupakan daun
yang lebih pendek daripada
daun-daun di bawahnya, namun
lebih lebar daripada daun
sebelumnya. Daun bendera ini
terletak di bawah malai padi.
Daun padi mula-mula berupa
tunas yang kemudian
berkembang menjadi daun.
Daun pertama pada batang
keluar bersamaan dengan
timbulnya tunas (calon daun)
berikutnya. Pertumbuhan daun
yang satu dengan daun
berikutnya (daun baru)
mempunyai selang waktu 7 hari,
dan 7 hari berikutnya akan
muncul daun baru
lainnya.banyaknya daun padi
hingga terbentuknya malai.
Gambar 50 Bagian daun
tanaman padi
Sekumpulan bunga padi
(spikelet) yang keluar dari buku
paling atas dinamakan malai.
Bulir-bulir padi terletak pada
cabang pertama dan cabang
kedua, sedangkan sumbu utama
malai adalah ruas buku yang
terakhir pada batang.
Panjang malai tergantung pada
varietas padi yang ditanam dan
cara bercocok tanam. Dari
sumbu utama pada ruas buku
147
yang terakhir inilah biasanya
panjang malai (rangkaian bunga)
diukur.
Panjang malai dapat dibedakan
menjadi 3 ukuran yaitu malai
pendek (kurang dari 20 cm),
malai sedang (antara 20-30 cm),
dan malai panjang (lebih dari 30
cm).
Jumlah cabang pada setiap
malai berkisar antara 15-20
buah, yang paling rendah 7 buah
cabang, dan yang terbanyak
dapat mencapai 30 buah
cabang.
Bunga padi adalah bunga
telanjang artinya mempunyai
perhiasan bunga. Berkelamin
dua jenis dengan bakal buah
yang diatas. Jumlah benang sari
ada 6 buah,tangkai sarinya
pendek dan tipis,kepala sari
besar serta mempunyai dua
kandung serbuk. Putik
mempunyai dua tangkai
putik,dengan dua buah kepala
putik yang berbentuk malai
dengan warna pada umumnya
putih atau ungu (Departemen
Pertanian, 1983).
Jumlah cabang ini akan
mempengaruhi besarnya
rendemen tanaman padi varietas
baru, setiap malai bisa mencapai
100-120 bunga (Aak, 1992).
Gambar 52 Bunga padi
Komponen-komponen (bagian)
bunga padi adalah:
Gambar 51 Malai padi
-
kepala sari
-
tangkai sari,
-
palea (belahan yang
besar),
148
-
lemma (belahan yang
kecil),
-
kepala putik,
-
tangkai bunga.
Buah padi yang sehari-hari kita
sebut biji padi atau butir/gabah,
sebenarnya bukan biji melainkan
buah padi yang tertutup oleh
lemma dan palea.
Buah ini terjadi setelah selesai
penyerbukkan dan pembuahan.
Lemma dan palea serta bagian
lain yang membentuk sekam
atau kulit gabah (Departemen
Pertanian, 1983).
Jika bunga padi telah dewasa,
kedua belahan kembang
mahkota (palea dan lemmanya)
yang semula bersatu akan
membuka dengan sendirinya
sedemikian rupa sehingga
antara lemma dan palea terjadi
siku/sudut sebesar 30-600.
Membukanya kedua belahan
kembang mahkota itu terjadi
pada umumnya pada hari-hari
cerah antara jam 10-12, dimana
suhu kira-kira 30-320C.
Di dalam dua daun mahkota
palea dan lemma itu terdapat
bagian dalam dari bunga padi
yang terdiri dari bakal buah
(biasa disebut karyiopsis). Jika
buah padi telah masak, kedua
belahan daun mahkota bunga
itulah yang menjadi pembungkus
berasnya (sekam).
Diatas karyiopsis terdapat dua
kepala putik yang dipikul oleh
masing-masing tangkainya.
Lodicula yang berjumlah dua
buah, sebenarnya merupakan
daun mahkota yang telah
berubah bentuk.
Pada waktu padi hendak
berbunga, lodicula menjadi
mengembang karena menghisap
cairan dari bakal buah.
Pengembangan ini mendorong
lemma dan palea terpisah dan
terbuka. Hal ini memungkinkan
benang sari yang memanjang
keluar dari bagian atas atau dari
samping bunga yang terbuka
tadi. Terbukanya bunga diikuti
dengan pecahnya kandung
serbuk, yang kemudian
menumpahkan tepung sarinya.
Sesudah tepung sarinya
ditumpahkan dari kandung
serbuk maka lemma dan palea
menutup kembali. Dengan
berpindahnya tepung sari dari
kepala putik maka selesailah
sudah proses penyerbukkan.
Kemudian terjadilah pembulaian
yang menghasilkan lembaga dan
endosperm. Endosperm adalah
penting sebagai sumber
cadangan makanan bagi
tanaman yang baru tumbuh
(Departemen Pertanian, 1983)
Peristiwa jatuhnya tepung sari
yang menempel pada kepala
putik disebut penyerbukan.
Penyerbukan ini berlangsung
antara jam 09.00-11.00 pagi.
149
Padi mengadakan penyerbukan
sendiri, namun dapat terjadi pula
penyerbukan silang.
Kemungkinan terjadinya
penyerbukan silang secara
alamiah pada padi jenis cere 00,9 % sedangkan untuk jenis
bulu 0-2,9 %.
Pembuahan merupakan
kelanjutan dari penyerbukan.
Pada proses pembuahan ini,
pollen (serbuk sari) yang
menempel pada kepala putik
dengan bantuan cairan yang ada
pada kepala putik, akan
berkecambah atau memanjang
hingga bertemu dengan indung
telur, yang akhirnya
menghasilkan lembaga dan
endosperm.
Endosperm merupakan sumber
makanan cadangan bagi
tanaman padi yang baru tumbuh
(berkecambah), terdiri dari zat
tepung yang diliputi oleh selaput
protein, disamping itu juga
mengandung zat-zat anorganik
(Aak, 1992).
Secara umum padi dikatakan
sudah siap panen bila butir
gabah yang menguning sudah
mencapai sekitar 80 % dan
tangkainya sudah menunduk.
Tangkai padi merunduk karena
sarat dengan butir gabah bernas.
Untuk lebih memastikan padi
sudah siap panen adalah
dengan cara menekan butir
gabah. Bila butirannya sudah
keras berisi maka saat itu paling
tepat untuk dipanen (Andoko,
2002).
Secara umum pemasakan bulir
pada tanaman padi terbagi atas
empat stadia, yaitu :
1. Stadia masak susu (8-10
hari setelah berbunga
merata)
2. Stadia masak kuning (7
hari setelah masak susu)
3. Stadia masak penuh (7
hari setelah masak
kuning
4. Stadia masak mati (6 hari
setelah masak
penuh)(Aak, 1992).
Secara umum ada tiga stadia
proses pertumbuhan tanaman
padi dari awal penyemaian
hingga pemanenan :
1. Stadia vegetatif ; dari
perkecambahan sampai
terbentuknya bulir. Pada
varietas padi yang
berumur pendek (120
hari) stadia ini lamanya
sekitar 55 hari,
sedangkan pada varietas
padi berumur panjang
(150 hari) lamanya
sekitar 85 hari.
2. Stadia reproduktif ; dari
terbentuknya bulir sampai
pembungaan. Pada
varietas berumur pendek
lamanya sekitar 35 hari,
dan pada varietas
150
berumur panjang sekitar
35 hari juga.
3. Stadia pembentukan
gabah atau biji ; dari
pembungaan sampai
pemasakan biji. Lamanya
stadia sekitar 30 hari,
baik untuk varietas padi
berumur pendek maupun
berumur panjang.
Apabila ketiga stadia dirinci lagi,
maka akan diperoleh sembilan
stadia. Masing-masing stadia
mempunyai ciri dan nama
tersendiri. Stadia tersebut
adalah:
1. Stadia 0 ; dari
perkecambahan sampai
timbulnya daun pertama,
biasanya memakan
waktu eskitar 3 hari.
2. Stadia 1 ; stadia bibit,
stadia ini lepas dari
terbentuknya duan
pertama sampai
terbentuk anakan
pertama, lamanya sekitar
3 minggu, atau sampai
pada umur 24 hari.
3. Stadia 2 ; stadia anakan,
ketika jumlah anakan
semakin bertambah
sampai batas maksimum,
lamanya sampai 2
minggu, atau saat padi
berumur 40 hari.
4. Stadia 3 ; stadia
perpanjangan batang,
lamanya sekitar 10 hari,
yaitu sampai
terbentuknya bulir, saat
padi berumur 52 hari.
5. Stadia 4 ; stadia saat
mulai terbentuknya bulir,
lamanya sekitar 10 hari,
atau sampai padi
berumur 62 hari.
6. Stadia 5 ; perkembangan
bulir, lamanya sekitar 2
minggu, saat padi sampai
berumur 72 hari. Bulir
tumbuh sempurna
sampai terbentuknya biji.
7. Stadia 6 ; pembungaan,
lamanya 10 hari, saat
mulai muncul bunga,
polinasi, dan fertilisasi.
8. Stadia 7 ; stadia biji berisi
cairan menyerupai susu,
bulir kelihatan berwarna
hijau, lamanya sekitar 2
minggu, yaitu padi
berumur 94 hari.
9. Stadia 8 ; ketika biji yang
lembek mulai mengeras
dan berwarna kuning,
sehingga seluruh
pertanaman kelihatan
kekuning-kuningan. Lama
stadia ini sekitar 2
minggu, saat tanaman
berumur 102 hari.
10. Stadia 9 ; stadia
pemasakan biji, biji
berukuran sempurna,
keras dan berwarna
kuning, bulir mulai
merunduk, lama stadia ini
151
sekitar 2 minggu, sampai
padi berumur 116 hari
(Sudarmo, 1991).
Dibawah ini (Gambar 53)
diberikan tahapan pertumbuhan
padi yang dimulai dari
perkecambahan sampai padi
dewasa.
Gambar 53 Proses perkecambahan padi
152
Disamping berbatang tinggi
varietas itu cenderung memiliki
tunas samping (side shoots)
(Hohnholz, 1986).
Gambar 54 Padi dewasa
b.Varietas Unggul Padi
Varietas pada tanaman
padi mempunyai pengaruh besar
terhadap tingkat produktivitas. Di
negara-negara subtropis
umumnya dibudidayakan
varietas japonica.
Ciri yang paling khas dari
varietas itu adalah butirnya bulat,
batang tidak terlalu panjang,
serta berdiri kokoh. Sedangkan
di daerah tropis yang iklimnya
terpengaruh oleh angin muson
varietas utama yang
dibudidayakan adalah varietas
indica yang berbatang tinggi.
Gambar 55.Pertumbuhan
Varietas IR64 di lahan sawah
Varietas padi yang akan
digunakan haruslah memiliki ciriciri :
- Dapat beradaptasi
dengan iklim dan tipe
tanah setempat
-
Cita rasanya disenangi
dan memiliki harga yang
tinggi di pasaran lokal
-
Daya hasil tinggi
-
Toleran terhadap hama
dan penyakit
-
Tahan rebah (IRRI,
2004).
153
Varietas unggul merupakan
salah satu komponen teknologi
budidaya padi yang mudah
diadopsi petani.
Varietas unggul berperanan
penting dalam peningkatan hasil,
perbaikan dan diversifikasi mutu,
dan penekanan kehilangan hasil
karena gangguan hama,
penyakit, maupun cekaman
lingkungan.
Kondisi agro-ekosistem lahan
pertanaman padi di Indonesia
sangat beragam, demikian juga
selera konsumen terhadap mutu
beras.
Kendala produksi terutama hama
dan penyakit bersifat dinamis,
dapat berubah karakter populasi,
ras, atau strainnya. Kondisi
tersebut menuntut penyediaan
varietas unggul yang juga
beragam dan dinamis
Varietas unggul yang dilepas
dalam beberapa tahun terakhir
memiliki keunggulan yang relatif
berbeda. Hal ini tentu
memberikan peluang yang lebih
luas bagi petani dalam memilih
varietas yang akan
dikembangkan.
Ada beberapa aspek yang perlu
mendapat pertimbangan dalam
menentukan pilihan, misalnya
potensi hasil, umur tanaman,
ketahanan terhadap hama dan
penyakit, mutu beras, selera
konsumen, dan kondisi daerah
pengembangan. Bagi peneliti,
aspek tersebut memang menjadi
pertimbangan dalam merakit
varietas unggul (Pustaka
Deptan, 2006).
Pemanfaatan Varietas Hasil
Rekayasa Bioteknologi
Pada umumnya tanaman
memiliki perbedaan fenotip dan
genotip yang sama. Perbedaan
varietas cukup besar
mempengaruhi perbedaan sifat
dalam tanaman. Keragaman
penampilan tanaman terjadi
akibat sifat dalam tanaman
(genetik) atau perbedaan
lingkungan kedua-duanya.
Perbedaan susunan genetik
merupakan salah satu faktor
penyebab keragaman
penampilan tanaman.
Program genetik merupakan
suatu untaian susunan genetik
yang akan diekspresikan pada
satu atau keseluruhan fase
pertumbuhan yang berbeda dan
dapat diekspresikan pada
berbagai sifat tanaman yang
mencakup bentuk dan fungsi
tanaman dan akhirnya
menghasilkan keragaman
pertumbuhan tanaman (Sitompul
dan Guritno, 1995).
Hasil penelitian dan
pengembangan Badan Tenaga
Nuklir Nasional (BATAN) dalam
bidang pertanian, khususnya
pada jenis tanaman padi hingga
tahun 1999 ini ialah berjumlah 6
(enam) varietas yaitu:
-
Atomita I
-
Atomita II,
154
-
Atomita III,
-
Atomita IV
-
Padi gogo (lahan kering)
Situgintung, serta padi
Cilosari.
Enam varietas padi unggul hasil
penelitian dan pengembangan
Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Isotop
dan Radiasi (P3TIR-BATAN)
tersebut memiliki keunggulan
dibidang varietas asal
(induknya).
Keunggulan padi hasil pemuliaan
dengan radiasi adalah:
- produksinya tinggi
-
tahan wereng coklat
-
tahan penyakit hawar
daun, dan umurnya
genjah.
-
Disamping keunggulan
tersebut juga masih
memiliki keunggulan
spesifik yang dimiliki oleh
padi varietas Atomita II
tahan terhadap lahan
bergaram, varietas
Cilbsari tahan terhadap
hama penggerek batang
dan rendemen cukup
tinggi (BATAN, 2000).
warna aleuron, warna
endospermia, dan komposisi pati
pada endospermia.
•
Beras "biasa" yang
berwarna putih agak
transparan karena hanya
memiliki sedikit aleuron,
dan kandungan amilosa
umumnya sekitar 20%.
Beras ini mendominasi
pasar beras.
•
Beras merah, akibat
aleuronnya mengandung
gen yang memproduksi
antosianin yang
merupakan sumber
warna merah atau ungu
•
Beras hitam, sangat
langka, disebabkan
aleuron dan endospermia
memproduksi antosianin
dengan intensitas tinggi
sehingga berwarna ungu
pekat mendekati hitam,
•
Ketan (atau beras ketan),
berwarna putih, tidak
transparan, seluruh atau
hampir seluruh patinya
merupakan amilopektin
•
Ketan hitam, merupakan
versi ketan dari beras
hitam.
c. Macam dan warna beras
Beberapa jenis beras
mengeluarkan aroma wangi bila
ditanak (misalnya 'Cianjur
Pandanwangi' atau 'Rajalele').
Warna beras yang berbeda-beda
diatur secara genetik, akibat
perbedaan gen yang mengatur
Bau ini disebabkan beras
melepaskan senyawa aromatik
yang memberikan efek wangi.
155
Sifat ini diatur secara genetik
dan menjadi objek rekayasa
genetika beras.
dan tekstur nasi (lengket,
lunak, keras, atau pera).
d.Anatomi beras
Di antara komponen teknologi
yang dihasilkan melalui
penelitian, varietas unggul
memang lebih nyata
sumbangannya terhadap
peningkatan produksi padi
nasional.
Akan tetapi, keunggulan suatu
varietas dibatasi oleh berbagai
faktor, termasuk penurunan
ketahanannya terhadap hama
dan penyakit tertentu. Setelah
dikembangkan dalam periode
tertentu hingga saat ini
Departemen Pertanian telah
melepas lebih dari 175 varietas
unggul padi yang sebagian besar
dihasilkan oleh Puslitbang
Tanaman Pangan.
8.1.4. Kandungan beras
Sebagaimana bulir serealia lain,
bagian terbesar beras
didominasi oleh pati (sekitar 8085%). Beras juga mengandung
protein, vitamin (terutama pada
bagian aleuron), mineral, dan air.
Pati beras dapat digolongkan
menjadi dua kelompok:
•
amilosa, pati dengan
struktur tidak bercabang
•
amilopektin, pati dengan
struktur bercabang.
Komposisi kedua golongan
pati ini sangat menentukan
warna (transparan atau tidak)
Beras sendiri secara biologi
adalah bagian biji padi yang
terdiri dari
• aleuron, lapis terluar
yang sering kali ikut
terbuang dalam proses
pemisahan kulit,
•
endospermia, tempat
sebagian besar pati dan
protein beras berada, dan
•
embrio, yang merupakan
calon tanaman baru
(dalam beras tidak dapat
tumbuh lagi, kecuali
dengan bantuan teknik
kultur jaringan). Dalam
bahasa sehari-hari,
embrio disebut sebagai
mata beras.
e.Kegunaan Beras
Beras dimanfaatkan terutama
untuk diolah menjadi nasi,
makanan pokok terpenting
warga dunia.
Selain itu, beras merupakan
komponen penting beras kencur
dan param. Minuman yang
populer dari olahan beras adalah
arak dan Air tajin.
Dalam bidang industri pangan,
beras diolah menjadi tepung
beras. Sosohan beras (lapisan
aleuron), yang memiliki
156
kandungan gizi tinggi, diolah
menjadi tepung rice bran.
f.Syarat Tumbuh
f.1Iklim
Bagian embrio juga diolah
menjadi suplemen dengan
sebutan tepung mata beras.
Untuk kepentingan diet, beras
dijadikan sebagai salah satu
sumber pangan bebas gluten
dalam bentuk berondong.
Data survey pada MT 2002/03 di
12 propinsi penghasil padi
membuktikan sekitar 90% dari
9,2 juta ha lahan sawah telah
ditanami varietas unggul baru.
Dari sekitar 80 varietas padi
yang telah berkembang di
petani, beberapa varietas
banyak digunakan seperti IR64,
Way Apoburu, Ciliwung,
Memberamo, dan Ciherang,
masing-masing dengan luas
tanam 4,20 juta ha, 0,80 juta ha,
0,62 juta ha, 0,43 juta ha, dan
0,41 juta ha. Di Jawa Barat, luas
areal tanam varietas Ciherang
pada MT 2002/03 menduduki
urutan kedua setelah IR64,
masing-masing 18% dan 33%
dari total areal pertanaman padi
di sentra produksi nasional ini.
Di antara varietas unggul yang
telah berkembang di petani, IR64
paling lama bertahan karena
hasil dan mutu berasnya tinggi.
Sebenarnya, Ciherang adalah
hasil persilangan antara varietas
IR64 dengan varietas/galur lain.
Sebagian sifat IR64 juga dimiliki
oleh Ciherang, termasuk hasil
dan mutu berasnya yang tinggi.
Padi dapat tumbuh dalam iklim
yang beragam, tumbuh di daerah
tropis dan subtropis pada 45 o LU
dan 45 o LS dengan cuaca panas
dan kelembaban tinggi dengan
musim hujan 4 bulan.
Rata–rata curah hujan yang baik
adalah 200 mm/bulan atau
1500-2000 mm/tahun. Padi
dapat di tanam di musim
kemarau atau hujan. Pada
musim kemarau produksi
meningkat asalkan irigasi selalu
tersedia. Di musim hujan,
walaupun air melimpah produksi
dapat menurun karena
penyerbukan kurang intensif.
Di dataran rendah padi
memerlukan ketinggian 0 – 650
m dpl dengan temperatur 22 –
27 oC sedangkan didataran tinggi
650-1500 mdpl dengan
temperatur 19 – 23 oC.
Tanaman padi memerlukan
penyinaran matahari penuh
tanpa naungan. Angin juga
berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman padi yaitu
dalam penyerbukan dan
pembuahan tetapi jika terlalu
kencang akan merobohkan
tanaman
Temperatur sangat
mempengaruhi pengisian biji
padi. Temperatur yang rendah
dan kelembaban yang tinggi
pada waktu pembungaan akan
mengganggu proses pembuahan
157
yang mengakibatkan gabah
menjadi hampa.
Hal ini terjadi akibat tidak
membukanya bakal biji.
Temperatur yang juga rendah
pada waktu bunting dapat
menyebabkan rusaknya pollen
dan menunda pembukaan
tepung sari (Luh, 1991).
Tanaman padi dapat hidup
dengan baik di daerah yang
berhawa panas dan banyak
mengandung uap air. Dengan
kata lain, padi dapat hidup baik
di daerah beriklim panas yang
lembab.
Pengertian iklim ini menyangkut
curah hujan, temperatur,
ketinggian tempat, sinar
matahari, angin, dan musim.
1. Tanaman padi
membutuhkan curah
hujan yang baik, rata-rata
200 mm/bulan atau lebih,
dengan distribusi selama
4 bulan. Sedangkan
curah hujan yang
dikehendaki per tahun
sekitar 1500-2000 mm.
2. Tanaman padi dapat
tumbuh baik pada suhu
230C ke atas, sedangkan
di Indonesia pengaruh
suhu tidak terasa, sebab
suhunya hamper konstan
sepanjang tahun. Adapun
salah satu pengaruh
suhu terhadap tanaman
padi yaitu kehampaan
pada biji.
3. Ketinggian daerah yang
cocok untuk tanaman
padi adalah daerah
antara 0-650 meter
dengan suhu antara 26,5
0
C – 22,5 0C, daerah
antara 650-1500 meter
dengan suhu antara 22,518,7 0C masih cocok
untuk tanaman padi.
4. Sinar matahari diperlukan
untuk berlangsungnya
proses fotosintesis,
terutama pada saat
tanaman berbunga
sampai proses
pemasakan buah. Proses
pembungaan dan
kemasakan buah
berkaitan erat dengan
intensitas penyinaran dan
keadaan awan.
5. Angin mempunyai
pengaruh positif dan
negatif terhadap tanaman
padi. Pengaruh
positifnya, terutama pada
proses penyerbukan dan
pembuahan. Pengaruh
negatifnya adalah
penyakit yang
disebabkan oleh bakteri
atau jamur dapat
ditularkan oleh angin, dan
saat terjadi angina
kencang pada saat
tanaman berbunga, buah
dapat menjadi hampa
dan tanaman roboh.
6. Pada musim kemarau
peristiwa penyerbukan
dan pembuahan tidak
terganggu oleh hujan,
158
sehingga persentase
terjadinya buah lebih
besar dan produksi
menjadi lebih baik.
f.2Tanah
Padi sawah ditanam di tanah
berlempung yang berat atau
tanah yang memiliki lapisan
keras 30 cm dibawah permukaan
tanah. Menghendaki tanah
Lumpur yang subur dengan
ketebalan 18 – 22 cm.
Keasaman tanah antara pH 4,0 –
7,0. Pada padi sawah,
penggenangan akan mengubah
pH tanam menjadi netral (7,0).
Pada prinsipnya tanah berkapur
dengan pH 8,1 – 8,2 tidak
merusak tanaman padi tetapi
akan mengurangi hasil produksi
Tanah sawah yang mempunyai
persentase fraksi pasir dalam
jumlah besar, kurang baik untuk
tanaman padi, sebab tekstur ini
mudah meloloskan air. Pada
tanah sawah dituntut adanya
Lumpur, terutama untuk
tanaman padi yang memerlukan
tanah subur, dengan kandungan
ketiga fraksi dalam perbandingan
tertentu.
Sifat tanah sangat berbeda-beda
dan hal ini berhubungan dengan
keadaan susunan tanah atau
struktur tanahnya. Air dan udara
yang tidak dapat beredar di
dalam tanah dapat
menyebabkan kondisi tanah
tidak baik, contohnya tanah liat.
Tidak semua jenis tanah cocok
untuk areal persawahan. Hal ini
dikarenakan tidak semua jenis
tanah dapat dijadikan lahan
tergenang air. Padahal dalam
sistem tanah sawah, lahan harus
tetap tergenang air agar
kebutuhan air tanaman padi
tercukupi sepanjang musim
tanam.
Oleh karena itu, jenis tanah yang
sulit menahan air (tanah dengan
kandungan pasir tinggi) kurang
cocok dijadikan lahan
persawahan.
Sebaliknya, tanah yang sulit
dilewati air (tanah dengan
kandungan lempung tinggi)
cocok dijadikan lahan
persawahan. Kondisi yang baik
untuk pertumbuhan tanaman
padi sangat ditentukan oleh
beberapa faktor, yaitu posisi
topografi yang berkaitan dengan
kondisi hidrologi, porisitas tanah
yang rendah dan tingkat
keasaman tanah yang netral,
sumber air alam, serta
kanopinas modifikasi sistem
alam oleh kegiatan manusia.
g. Teknik budidaya padi
sebatang
Produksi padi nasional pada
bulan Desember 1997 adalah
46.591.874 ton yang meliputi
areal panen 9.881.764 ha. Hasil
produksi padi sawah dapat
mencapai 6-7 ton/ha, sedangkan
untuk padi gogo produksi hanya
mencapai 1-3 ton /ha
(Reghawanti, 2005).
Sampai dengan tahun 2005,
Indonesia masih mengalami
defisit pangan utama, untuk padi
sebesar 2,5 juta ton, kedelai 1,5
159
juta ton, gula 1,7 juta ton,
sedangkan pangan lainnya
mengalami surplus. Ini
menunjukkan bahwa dalam 5
tahun ke depan Indonesia masih
harus memacu produksi pangan
untuk mengurangi defisit.
Untuk memenuhi kebutuhan
pangan yang terus meningkat,
lahan sawah beririgasi tetap
menjadi andalan bagi produksi
padi nasional. Program
intensifikasi yang dicanangkan
sejak sekitar tiga dekade lalu
pada awalnya mampu
meningkatkan produksivitas dan
produksi padi secara nyata.
Tetapi sejak dekade terakhir
produksivitas padi cenderung
melandai, bahkan ada yang
menurun di beberapa lokasi.
Intensifikasi budidaya padi harus
terus diupayakan. Salah satu
metode yang diterapkan adalah
SRI (The System Of Rice
Intensification) yang pertama kali
dikembangkan oleh Henri De
Laulanie di Madagaskar pada
tahun 1980.
SRI adalah sistem intensifikasi
padi yang menyinergikan tiga
faktor pertumbuhan padi untuk
mencapai produktivitas maksimal
yaitu;
1) maksimalisasi jumlah anakan
2) pertumbuhan akar,
3) suplai hara, air, oksigen.
Cara tersebut menghemat air,
karena padi tidak digenangi
layaknya di persawahan. Air
hanya digunakan untuk menjaga
kelembaban tanah agar akar
padi dapat tumbuh dengan baik
karena pada dasarnya padi
bukan tanaman air.
Hal ini dimaksudkan agar suplai
oksigen ke akar cukup sehingga
padi menjadi sehat dan
berkembang membentuk
karakter-karakter morfologi yang
mendukung peningkatan
produktivitas tanaman padi.
Dalam sistem SRI penggunaan
pupuk organik merupakan salah
satu faktor pembeda
dibandingkan dengan sistem non
SRI.
Disamping itu produk yang
dihasilkan dari budidaya atau
peternakan yang menggunakan
pupuk organik lebih disukai
masyarakat.
Alasannya, produk tersebut lebih
aman bagi kesehatan.
Di
negara-negara maju,
masyarakatnya mulai beralih
mengkonsumsi produk yang
dihasilkan secara organik.
Pupuk organik cair atau padat
yang diaplikasikan pada
budidaya tanaman atau
peternakan memiliki nilai jual
yang lebih tinggi (Parnata,
2004).
Hasil metode SRI sangat
memuaskan. Di Madagaskar,
pada beberapa tanah tak subur
160
yang produksi normalnya 2
ton/ha, petani yang
menggunakan SRI memperoleh
hasil panen lebih dari 8 ton/ha,
beberapa petani memperoleh 10
– 15 ton/ha, bahkan ada yang
mencapai 20 ton/ha.
Sedangkan, di daerah lain
selama 5 tahun, ratusan petani
memanen 8-9 ton/ha.
Metode SRI minimal
menghasilkan panen dua kali
lipat dibandingkan metode non
SRI maupun metode lain yang
biasa diterapkan oleh petani.
Petani tidak harus menggunakan
masukan luar untuk memperoleh
manfaat SRI. Metode ini juga
bisa diterapkan untuk berbagai
varietas yang biasa dipakai
petani.
Semua unsur potensi dalam
tanaman padi dikembangkan
dengan cara memberikan kondisi
yang sesuai dengan
pertumbuhan mereka (Berkelaar,
2005).
Perpaduan antara pemakaian
varietas unggul padi sawah dan
pemberian pupuk organik cair
pada sistem penanaman SRI
diharapkan dapat mengatasi
permasalahan masih rendahnya
produksi padi, selain itu juga
diharapkan dapat
mengembangkan pertanian
berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan.
Air sangat perlu bagi kehidupan
tumbuhan. Kandungan air
tumbuhan bervariasi sesuai
antar-spesies dan dalam
berbagai struktur tumbuhan dan
juga bervariasi antar siang dan
malam selama periode
pertumbuhan.
Tumbuhan menggunakan air
kurang dari 5 % air yang diserap.
Sisanya hilang ke atmosfer
melalui transpirasi dari daun
tumbuhan.
Kebutuhan air untuk pengolahan
tanah sampai siap tanam (30
hari) mengkonsumsi air 20% dari
total kebutuhan air untuk padi
sawah dan fase bunting sampai
pengisian bulir (15 hari)
mengonsumsi air sebanyak 35
%.
Berdasar data tersebut
sebetulnya sejak tanam sampai
memasuki fase bunting tidak
membutuhkan air banyak,
demikian pula setelah pengisian
bulir.
Oleh karenanya 15 hari sebelum
panen, padi tidak roboh dan
ditinjau dari aspek pemberian air
memang tidak perlu lagi.
Budidaya padi yang diterapkan
dengan konsep penghematan air
yaitu penggenangan hanya
dilakukan selama 25 hari yaitu
pada saat padi mengalami masa
bunting (pengisian malai).
Konsep hemat air ini menjadi
acuan pada SRI (budidaya padi
sebatang), dan konsep ini sangat
mendukung keoptimalan
pertumbuhan dan
perkembangan padi karena bibit
umur muda tumbuh lebih baik
161
dalam kondisi aerob / tidak
tergenang (berdasarkan riset
jepang > 30 tahun),
mikroorganisme tanah lebih baik
untuk perakaran (pada tanah
macak–macak /tidak tergenang),
jumlah sel aerenchym akar padi
sawah yang tergenang sangat
kecil, sedangkan pada tanah
yang tidak tergenang sangat
tinggi, dan hama padi sawah
(keong mas) lebih terkendali.
Pengefisienan penggunaan air di
petakan dapat dilakukan dengan
mengairi sawah dalam keadaan
macak-macak. Setelah tanaman
padi berumur 14 hari sampai
periode bunting tidak
memerlukan air yang banyak.
Kebiasaan petani menggenangi
sawahnya sampai 5 cm bahkan
lebih karena petani tidak
membayar air yang digunakan
tersebut, sehingga cenderung
bermewah-mewah dengan air.
Berdasar hasil penelitian
menggunakan air pada padi
sawah menunjukkan bahwa
sawah yang digenangi setinggi 5
cm sejak tanam sampai bunting
tidak memberikan perbedaan
hasil gabah dengan sawah yang
diairi macak-macak.
Hanya biasanya sawah yang
diairi macak-macak populasi
gulma lebih banyak terutama
rumput-rumput berdaun sempit.
Metode ini mampu menghemat
penggunaan benih padi sampai
80 %.
Jika biasanya untuk satu hektar
lahan diperlukan benih sekitar 50
kg, dengan SRI hanya
diperlukan 8-10 kg.
Produktivitas yang selama ini
rendah ( 4-5 ton/ha ) dapat
didongkrak dengan penerapan
SRI yang telah dilakukan di
beberapa provinsi dan telah diuji
secara statistik dapat mencapai
10 ton/ha.
Selain bertujuan untuk
meningkatkan produksi,
penerapan metode SRI ternyata
mengandung konsep pertanian
yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan.
Metode SRI lebih sedikit
menggunakan pupuk kimia serta
sangat dianjurkan menggunakan
pupuk organik seperti pupuk
kandang, kompos, pupuk hijau
serta biomassa ( jerami ).
Teknik penanaman diawali
dengan pengolahan tanah,
pembibitan, penanaman,
pemupukkan, pengendalian
hama, penyakit, dan gulma, dan
diakhiri dengan panen. Berikut
ini adalah tahapan teknik
penanamannya sesuai dengan
urutan dari atas kebawah.
Dengan irigasi macak-macak
sampai periode bunting, maka
air dapat dihemat
penggunaannya.
162
Pengolahan tanah
Penanaman hanya 1 tanaman
per lubang tanam
Fase Pengisian biji
Fase Pematangan
Tampilan gambar anakan
maksikum, masa puncak
pertumbuhan vegetatif
Panen
Sawah yang tidak digenangi air,
akan dapat mengurangi emisi
gas CH4 (gas methan = gas
rumah kaca ) di atmosfer. Gas
methan akan teremisi ke
atmosfer dari tanah – tanah yang
tergenang
Awal fase pengisian biji
Berkelaar (2005)
mengemukakan bahwa terdapat
163
empat kunci penerapan SRI,
yaitu :
1.
Bibit dipindah lapang
(transplantasi) lebih awal
Bibit padi ditransplantasi saat
dua daun telah muncul pada
batang muda, biasanya saat
berumur 8-15 hari. Benih
harus disemai dalam petakan
khusus dengan menjaga
tanah tetap lembab dan tidak
tergenang air. Lebih banyak
batang yang muncul dalam
satu rumpun, dan dengan
metode SRI lebih banyak
bulir padi yang dihasilkan
oleh malai.
2.
Bibit ditanam satu-satu
daripada secara berumpun
3.
Jarak tanam yang lebar
Pada prinsipnya tanaman
harus mendapat ruang cukup
untuk tumbuh. Hasil panen
maksimum diperoleh pada
sawah subur dengan jarak
tanam 50 x 50 cm, sehingga
hanya 4 tanaman per m 2.
Dalam metode SRI
kebutuhan benih jauh lebih
sedikit dibandingkan metode
tradisional, salah satu
evaluasi SRI menunjukkan
bahwa kebutuhan benih
hanya 7 kg/ha, dibanding
dengan metode tradisional
yang mencapai 107 kg/ha.
4.
Kondisi tanah tetap lembab
tapi tidak tergenang air
Secara tradisional
penanaman padi biasanya
selalu digenangi air. Namun,
sebenarnya air yang
menggenang membuat
sawah menjadi hypoxic
(kekurangan oksigen) bagi
akar dan tidak ideal untuk
pertumbuhan. Akar padi
akan mengalami penurunan
bila sawah digenangi air,
hingga mencapai ¾ total akar
saat tanaman mencapai
masa berbunga. Saat itu
akar mengalami die back
(akar hidup tapi bagian atas
mati). Keadaan ini disebut
juga “senescence”, yang
merupakan proses alami, tapi
menunjukkan tanaman sulit
bernafas, sehingga
menghambat fungsi dan
pertumbuhan tanaman.
Dengan SRI, petani hanya
memakai kurang dari ½
kebutuhan air pada sistem
tradisional yang biasa
menggenangi tanaman padi.
Tanah cukup dijaga tetap
lembab selama tahap
vegetatif, untuk
memungkinkan lebih banyak
oksigen bagi pertumbuhan
akar. Sesekali (mungkin
seminggu sekali) tanah harus
dikeringkan sampai retak. Ini
dimaksudkan agar oksigen
dari udara mampu masuk
kedalam tanah dan
mendorong akar untuk
“mencari” air. Sebaliknya,
jika sawah terus digenangi,
akar akan sulit tumbuh dan
menyebar, serta kekurangan
oksigen untuk dapat tumbuh
dengan subur.
Selanjutnya Berkelaar (2005)
menambahkan selain empat
prinsip utama diatas, ada dua
164
praktek tambahan lain yang
sangat penting dalam metode
SRI.
Keduanya tidak berlawanan dan
telah lama dikenal oleh petani
dalam bercocok tanam.
Sehingga untuk menerapkan
kedua praktek tambahan ini tidak
terlalu sulit.
Kedua praktek tambahan
tersebut adalah :
1. Pendangiran
Pendangiran (membersihkan
gulma dan rumput) dapat
dilakukan dengan tangan atau
alat sederhana. Pendangiran
pertama dilakukan 10 atau 12
hari setelah tranplantasi, dan
pendangiran kedua setelah 14
hari. Minimal disarankan 2-3 kali
pendangiran, namun jika
ditambah sekali atau dua kali lagi
akan mampu meningkatkan hasil
hingga satu atau dua ton per ha.
Yang lebih penting dari praktek
ini bukan sekedar untuk
membersihkan gulma, tetapi
pengadukan tanah ini dapat
memperbaiki struktur dan
meningkatkan aerasi tanah.
Pendangiran ini membutuhkan
banyak tenaga, bisa mencapai
25 hari kerja untuk 1 ha. Tapi hal
ini tidak sia-sia karena hasil
panen yang diperoleh sangat
tinggi.
2. Asupan Organik
Petani disarankan untuk
menggunakan kompos, dan
hasilnya lebih bagus.
Kompos dapat dibuat dari
macam -macam sisa tanaman
(seperti jerami, serasah
tanaman, dan bahan dari
tanaman lainnya), dengan
tambahan pupuk kandang bila
ada.
Daun pisang juga bisa
menambah unsur potasium,
daun-daun tanaman kacangkacangan dapat menambah
unsur N, dan tanaman lain
seperti Tithonia dan Afromomum
angustifolium, memberikan
tambahan unsur P.
Kompos menambah nutrisi tanah
secara perlahan-lahan dan dapat
memperbaiki struktur tanah.
Di tanah yang miskin jika tidak di
pupuk kimia, secara otomatis
perlu diberikan masukan nutrisi
lain.
Pedomannya: dengan hasil
panen yang tinggi, sesuatu perlu
dikembalikan untuk
menyuburkan tanah.
Keuntungan dari SRI :
-
Hasil-hasil yang lebih
tinggi, baik itu butiran
maupun jerami.
-
Mempersingkat umur
panen (± 10 hari).
165
-
Pemakaian bahan kimia
lebih sedikit
-
Kebutuhan air lebih
sedikit
-
Persen bulir sekam lebih
sedikit
-
Meningkatnya berat bulir
-
Tanpa perubahan ada
ukuran bulir
-
Tahan badai siklon
-
Tahan dingin
-
Kesehatan tanah
meningkat melalui
aktivitas biologis
Pada SRI semua tampak ideal
untuk direalisasikan, tetapi
disamping itu juga memiliki
keterbatasan, diantaranya :
-
SRI membutuhkan lebih
banyak tenaga kerja per
ha daripada metode
tradisional.
-
Dengan SRI, diperlukan
lebih banyak waktu juga
untuk mengatur
pengairan sawah
dibandingkan cara lama.
-
Pendangiran juga
membutuhkan waktu
lebih banyak bila sawah
tidak digenangi air terus.
Awalnya, SRI
membutuhkan 50-100%
tenaga kerja (yang
terampil dan teliti) lebih
banyak, tapi lama
kelamaan jumlah ini
dapat menurun.
Walaupun metode ini masih
perlu pengembangan lebih lanjut
akan tetapi dari hasil yang
diperoleh memperlihatkan
harapan dapat meningkatkan
produksi pangan nasional.
Dalam hal produksi beras
nasional maka beberapa upaya
yang dibutuhkan untuk
memelihara kapasitas
sumberdaya pangan adalah
untuk memelihara kapasitas
melalui:
a. Pembangunan dan
rehabilitasi sistem irigasi,
serta perbaikan pengelolaan
sumber daya air dalam
rangka menyediakan air yang
cukup untuk pertanian.
Untuk itu perlu dilakukan : (i)
perbaikan dalam pengaturan,
kelembagaan pengelolaan,
dan pemanfaatan
sumberdaya air, seperti
penatagunaan ruang/wilayah
dan penerapan peraturan
secara disiplin, oleh Pemda
dan Depdagri; (ii) fasilitasi
pengelolaan sumber daya air
dan pengairan oleh Meneg
Kimpraswil; (iii) fasilitasi
pemanfaatan lahan pertanian
secara produktif, efisien dan
ramah lingkungan oleh
Deptan; dan (iv)
pemanfaatan dan
166
pengawasan sumberdaya
lahan dan perairan oleh
masyarakat.
b.
Menekan berlanjutnya alih
fungsi lahan beririgasi
kepada usaha non pertanian.
Hal ini menyangkut
pengaturan/pembatasan
dengan sistem insentif yang
dilaksanakan secara lintas
institusi antara lain: (i)
penetapan peraturan dan
penerapannya secara disiplin
oleh Pemda dan BPN; (ii)
fasilitasi bagi pengembangan
berbagai usaha masyarakat
berbasis pertanian oleh
Departemen Teknis; dan (iii)
pengawasan oleh
masyarakat sebagai pelaku
usaha.
c.
Membuka lahan pertanian
baru pada lokasi-lokasi yang
memungkinkan dengan tetap
memperhatikan rencana tata
ruang wilayah dan kaidahkaidah kelestarian
lingkungan; yang difasilitasi
oleh Pemda.
Upaya untuk memacu
peningkatan produktivitas usaha
pangan mencakup :
(i) penciptaan varietas
unggul baru, dan
teknologi berproduksi
yang lebih efisien;
(ii) teknologi pasca panen
untuk menekan
kehilangan hasil; dan (iii)
teknologi yang
menunjang peningkatan
intensitas tanam. Upaya
ini dilaksanakan secara
sinergis oleh institusi
penelitian,
pengembangan dan
penyuluhan lingkup
Departemen Pertanian,
Ristek/BPPT, Perguruan
Tinggi, dan
Lembaga/Dinas Teknis
setempat yang
melaksanakan alih
pengetahuan dan
teknologi kepada
masyarakat.
(iii) Upaya menyediakan
insentif untuk
meningkatkan minat
masyarakat
mengembangkan usaha
pangan dilakukan
melalui: penyediaan
prasarana transportasi,
komunikasi, perdagangan
(Pemda, Kimpraswil,
Swasta); pelayanan
administrasi perizinan
usaha produksi, industri,
distribusi yang sederhana
dan cepat (Pemda);
pelayanankeuangan/per
modalan yang cepat dan
murah (Pemda, Swasta).
(iv) Di sisi permintaan,
upaya menurunkan
konsumsi beras per
kapita dapat dilakukan
melalui penggalakan
program diversifikasi
pangan dengan
pemanfaatan pangan
sumber kalori, protein,
vitamin dan mineral yang
dapat diproduksi secara
167
lokal. Beberapa upaya
diantaranya adalah:
-
Sosialisasi, pelatihan,
dan pendidikan sejak
usia sekolah, tentang
pola makan dengan gizi
seimbang dengan
sumber-sumber pangan
bervariasi; oleh lembagalembaga pendidikan dan
pelatihan daerah dengan
dukungan dari pusat.
-
Pengembangan teknologi
pengolahan untuk
meningkatkan daya tarik
ekonomis dan fisik dari
berbagai bahan pangan
lokal/tradisional non
berasyang difasilitasi oleh
unit Litbang Departemen
Teknis, Deperindag,
Perguruan Tinggi dan
Swasta.
-
Pengembangan industri
pengolahan dengan
bahan-bahan pangan
lokal oleh swasta yang
difasilitasi oleh Pemda
dan Deperindag.
168
8.2. Teknik Budidaya Jagung
ditanam sebagai
penghasil bahan farmasi.
a. Botani Jagung
(Zea mays L.) merupakan salah
satu tanaman pangan dunia
yang terpenting, selain gandum
dan padi. Sebagai sumber
karbohidrat utama di Amerika
Tengah dan Selatan, jagung juga
menjadi alternatif sumber
pangan di Amerika Serikat.
Penduduk beberapa daerah di
Indonesia (misalnya di Madura
dan Nusa Tenggara) juga
menggunakan jagung sebagai
bahan makanan pokok.
Tanaman ini mempunyai fungsi
banyak yaitu:
Berdasarkan bukti genetik,
antropologi, dan arkeologi
diketahui bahwa daerah asal
jagung adalah Amerika Tengah
(Meksiko bagian selatan).
Budidaya jagung telah dilakukan
di daerah ini 10.000 tahun yang
lalu, kemudian teknologi ini
dibawa ke Amerika Selatan
(Ekuador) sekitar 7000 tahun
yang lalu, dan mencapai daerah
pegunungan di selatan Peru
pada 4000 tahun yang lalu.
Kajian filogenetik menunjukkan
bahwa jagung (Zea mays ssp.
mays) merupakan keturunan
langsung dari teosinte (Zea
mays ssp. parviglumis ).
a. Sumber karbohidrat
b. Pakan ternak (hijauan
maupun tongkolnya),
c. Diambil minyaknya (dari
biji)
d. Tepung (dari biji, dikenal
dengan istilah tepung
jagung atau maizena),
e. Bahan baku industri (dari
tepung biji dan tepung
tongkolnya). Tongkol
jagung kaya akan
pentosa, yang dipakai
sebagai bahan baku
pembuatan furfural.
f.
Bahan farmasi, jagung
yang telah direkayasa
genetika juga sekarang
Dalam proses domestikasinya,
yang berlangsung paling tidak
7000 tahun oleh penduduk asli
setempat, masuk gen-gen dari
subspesies lain, terutama Zea
mays ssp. mexicana. Istilah
teosinte sebenarnya digunakan
untuk menggambarkan semua
spesies dalam genus Zea,
kecuali Zea mays ssp. mays.
Proses domestikasi menjadikan
jagung merupakan satu-satunya
spesies tumbuhan yang tidak
dapat hidup secara liar di alam.
Hingga kini dikenal 50.000
varietas jagung, baik ras lokal
maupun kultivar.
Jagung merupakan komoditas
andalan yang dirasakan
mempunyai keunggulan
komparatif karena :
169
-
-
-
Saat ini Indonesia masih
mengimpor jagung dalam
jumlah besar + 700.000
ton per tahun untuk
keperluan industri pakan
ternak.
Peluang pakan ternak
yang cukup besar di
Kalimantan Barat dan
saat ini Kalimantan Barat
masih mendatangkan
jagung dari Semarang
(Jawa Tengah) sebesar +
10.000 ton/tahun.
Ketersediaan Lahan
untuk pengembangan
jagung di Kalimantan
Barat cukup besar yang
didukung dengan
ketersediaan teknologi
dan SDM. Selain itu juga
adanya serta sudah
terbentuknya kemitraan
dengan swasta yaitu di
Sanggau Ledo (Kab.
Bengkawang)
tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa
diukur dari permukaan tanah
hingga ruas teratas sebelum
bunga jantan.
Meskipun beberapa varietas
dapat menghasilkan anakan
(seperti padi), pada umumnya
jagung tidak memiliki
kemampuan ini.
Akar jagung tergolong akar
serabut yang dapat mencapai
kedalaman 8 m meskipun
sebagian besar berada pada
kisaran 2 m.
Pada tanaman yang sudah
cukup dewasa muncul akar
adventif dari buku-buku batang
bagian bawah yang membantu
menyangga tegaknya tanaman.
b Deskripsi
Jagung merupakan tanaman
semusim (annual). Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80150 hari.
Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan
vegetatif dan paruh kedua untuk
tahap pertumbuhan generatif.
Gambar 56. Akar jagung
Tinggi tanaman jagung sangat
bervariasi. Meskipun tanaman
jagung umumnya berketinggian
antara 1m sampai 3m, ada
varietas yang dapat mencapai
170
Batang jagung tegak dan mudah
terlihat, sebagaimana sorgum
dan tebu, namun tidak seperti
padi atau gandum. Terdapat
mutan yang batangnya tidak
tumbuh pesat sehingga tanaman
berbentuk roset.
stomata dikelilingi sel-sel
epidermis berbentuk kipas.
Struktur ini berperan penting
dalam respon tanaman
menanggapi defisit air pada selsel daun.
Batang beruas-ruas. Ruas
terbungkus pelepah daun yang
muncul dari buku. Batang jagung
cukup kokoh namun tidak
banyak mengandung lignin.
Gambar 58 daun jagung
Jagung memiliki bunga jantan
dan bunga betina yang terpisah
(diklin) dalam satu tanaman
(monoecious).
Gambar 57 Batang jagung
Daun jagung adalah daun
sempurna. Bentuknya
memanjang. Antara pelepah dan
helai daun terdapat ligula.
Tulang daun sejajar dengan ibu
tulang daun.
Permukaan daun ada yang licin
dan ada yang berambut.
Stomata pada daun jagung
berbentuk halter, yang khas
dimiliki familia Poaceae. Setiap
Tiap kuntum bunga memiliki
struktur khas bunga dari suku
Poaceae, yang disebut floret.
Pada jagung, dua floret dibatasi
oleh sepasang glumae (tunggal:
gluma).
Bunga jantan tumbuh di bagian
puncak tanaman, berupa
karangan bunga (inflorescence).
Serbuk sari berwarna kuning dan
beraroma khas.
171
Bunga betina tersusun dalam
tongkol. Tongkol tumbuh dari
buku, di antara batang dan
pelepah daun.
Pada umumnya, satu tanaman
hanya dapat menghasilkan satu
tongkol produktif meskipun
memiliki sejumlah bunga betina.
Gambar 61 Buah Jagung siap
panen
Gambar 59. Bunga jantan
Beberapa varietas unggul dapat
menghasilkan lebih dari satu
tongkol produktif, dan disebut
sebagai varietas prolifik. Bunga
jantan jagung cenderung siap
untuk penyerbukan 2-5 hari lebih
dini daripada bunga betinanya
(protandri).
c. Perbaikan teknologi
produksi jagung
Untuk mengimbangi permintaan
akan produksi jagung maka
pemerintah menerapkan
beberapa paket teknologi intuk
meningkatkan peoduksi jagung.
Dibawah ini diberikan
merupakan alternatif pertanaman
jagung pada lahan kering yang
dikeluarkan Departemen
Pertanian.
Gambar 60 Bunga Betina
172
Urutan kerja pada teknologi
budidaya ini adalah:
1.
2.
Pengolahan tanah
sederhana atau tanpa
olah tanah (TOT).
Varietas yang digunakan
adalah bersari bebas
(varietas Bisma) maupun
hibrida sebanyak 20
kg/ha, yang telah
diperlakukan ridomil,
benih ditugal dengan
jarak tanam 80 x 40 cm
dengan 2 biji /lubang .
3.
Pemupukan sesuai
dengan rekomendasi
setempat, yaitu seluruh
pupuk SP-36, KCI dan
1/2 bagian Urea
diberikan bersamaan
tanam atau 7-10 hari
setelah tanam sebagai
pupuk dasar, dengan
cara ditugal 5 cm dari
lubang tanaman.
4.
Pupuk susulan '/2 bagian
Urea diberikan pada
umur tanaman 1 bulan
setelah tanam, pupuk
diberikan dengan cara
tugal sedalam 5-10 cm
ditutup kembali.
5.
Penyiangan dilakukan 2
kali yaitu umur 2 minggu
dan 4 minggu setelah
tanam sekaligus
membumbun.
6.
Pengendalian hama
penyakit dilakukan
dengan menerapkan
konsep pengendalian
hama terpadu (PHT).
7.
Panen dan pasca
panen, tanaman dipanen
apabila klobot berwarna
keputihan/coklat dan
mengering dengan biji
mengkilap dan kadar air
25-30 %.
Untuk lebih jelasnya perhatikan
urutan gambar berikut:
173
Gambar 62 Urutan penanaman
jagung
d.gejala kahat hara
Beberapa gejala gejala kahat
satu atau lebih hara esensia
pada jagung
Petani jagung harus belajar
mengenal gejala gejala kahat
satu atau lebih hara esensial
yang diperlukan untuk
pertumbuhan tanaman yang
sehat untuk memperoleh hasil
yang menguntungkan.
Kita harus dapat menjadi dokter
untuk tanaman jagungmu
sendirl.
Melihat kebun secara teratur dan
mengidentifikasi gejala dari
suatu masalah merupakan aspek
penting dari budidaya tanaman.
Keuntungan optimum dari
investasi untuk produksi
tergantung dari suplai hara yang
cukup selama pertumbuhan
tanaman.
Gejala kahat hara yang timbul
disebabkan karena
kebutuhannya tidak terpenuhi.
Hendaknya kebun dicek
beberapa kali selama satu
musim. Kahat hara yang dapat
dideteksi dini dapat diatasi
dengan pemupukan dalam alur
di sisi tanaman. Andaikata tidak
dapat diatasi dalam tahun ini,
asal diketahui di mana masalah
tersebut timbul, maka sudah
merupakan informasi yang
sangat berarti untuk
perencanaan pemupukan pada
musim berikutnya.
Daun tanaman yang sehat harus
berwarna hijau tua. Hal ini
menunjukkan bahwa daun
tersebut berkadar klorofil tinggi
yang sangat dibutuhkan untuk
menangkap sinar matahari untuk
menghasilkan gula yang
diperlukan untuk pertumbuhan
dan perkembangan tanaman.
Kahat nitrogen
Kahat nitrogen (N) tidak mudah
dideteksi waktu tanaman masih
muda. Namun bila berwarna
hijau kekuningan, maka
kemungkinan tanaman kahat N.
Bila kahat N dapat dideteksi dini,
pemberian pupuk N dalam alur di
sisi tanaman dapat mengatasi
masalah ini.
Setelah tanaman kira-kira
setinggi lutut, tingkat
pertumbuhan akan meningkat
yang diikuti dengan kebutuhan N
yang meningkat cepat.
Kebutuhan 3, 4 kg N/ha/hari
adalah umum dan kebutuhan ini
174
meningkat dua kali lipat saat
pertumbuhan maksimum. Bila N
tidak tersedia dalam jumlah
cukup, maka warna ujung daun
tua akan berubah menjadi
kuning dan warna ini akan
berkembang sepanjang tulang
daun utama. Karena N sifatnya
mobil dalam tanaman, gejala
kahat N ini berangsur-angsur
akan merambah ke daun-daun di
atasnya. Daun tua kemudian
akan mati. Uji N jaringan
tanaman dapat dilakukan
dengan menggunakan indikator
kimia atau alat elektronik untuk
membantu mengdiagnosis kahat
N ini. Tanaman mati muda
dengan tongkol yang kecil dan
bijinya sedikit.
Kahat fosfor
Kahat fosfor (P) umumnya sudah
tampak waktu tanaman masih
muda. Gejala awal dimulai
dengan daun yang berwarna
ungu-kemerahan. Tangkai yang
lemah dan kecil tanpa tongkol
atau tongkolnya kacil dan melilit juga merupakan indikasi kahat P.
Suhu rendah dan udara kering
atau sangat basah pada awal
pertumbuhan atau restriksi fisik
untuk pertumbuhan akar dapat
menyebabkan kahat P,
meskipun P dalam tanah cukup.
Kahat P juga menyebabkan
panen terlambat. Serapan P
yang banyak per hari saat
pertumbuhan yang cepat
menekankan pentingnya
kesuburan tanah yang tinggi
yang mampu menyuplai hara P
yang cukup.
Kahat kalium
Kahat kalium (K) dimulai dengan
warna kuning atau kecoklatan
sepanjang pinggir daun pada
daun tua. Warna tersebut akan
berkembang ke arah tulang daun
utama dan pada daun-daun di
atasnya. Gejala umum kahat K
lainnya adalah warna coklat tua
pada buku batang bagian dalam
dan dapat diketahui dengan
mengiris batang secara
memanjang. Ukuran tongkol
kadang-kadang tidak terlalu
dipengaruhi seperti halnya pada
kahat N dan P, tetapi biji-biji
jagung pada ujung tongkol tidak
berkembang dan tongkol jagung
banyak kelobotnya dengan biji
sedikit sebagai akibat kahat K.
Kalium juga merupakan faktor
utama dalam efisiensi
penggunaan air dan karena itu
pengaruh kekeringan akan lebih
nyata bila tanaman kahat K. Saat
kebutuhan maksimum
menyebabkan serapan K lebih
banyak daripada N. Hal ini
menunjukkan pentingnya
kesuburan tanah yang tinggi
untuk mencapai produksi yang
menguntungkan.
Kahat hara lainnya
Kecuali N, P dan K, kahat hara
lainnya tidak sering dijumpai di
lapang, tetapi dapat merupakan
pembatas penting produksi.
Kahat belerang (S) tampak pada
daun muda yang berwarna hijau
muda dengan pertumbuhan yang
terhambat. Sering dijumpai pada
tanah berpasir atau tanah
dengan kadar bahan organik
175
rendah. Berbagai pupuk yang
mengandung S dapat digunakan
untuk mengatasi masalah ini.
Kahat magnesium (Mg)
menyebabkan timbulnya warna
keputihan sepanjang kanan kiri
tulang daun pada daun tua
dengan warna merah keunguan
sepanjang pinggir daun. Gejala
ini dapat merupakan indikasi
bahwa tanahnya masam,
terutama timbul pada tanaman
muda dengan pengolahan tanah
yang kurang intensif. Pemberian
dolomit dapat mengatasi
masalah kahat Mg ini pada
tahun-tahun berikutnya. Bila pH
tidak merupakan masalah, maka
sumber Mg lainnya seperti
Kalium-Magnesium-Sulfat dapat
mengatasi kahat Mg ini.
Daun pucuk yang mengering
atau melilit merupakan indikasi
kahat tembaga (Cu). Kahat seng
(Zn) ditandai oleh garis-garis
klorotik yang paralel dengan
tulang daun utama pada daun
muda, ruas pendek dan tanaman
kerdil. Tanaman tanpa tongkol
atau tongkolnya steril pada
pertanaman dengan populasi
tinggi yang mendapat pupuk
cukup dapat disebabkan oleh
kahat boron (B).
Lahan masam mempengaruhi
serapan berbagai hara dan
dapat menyebabkan tanaman
kahat hara, meskipun tanaman
dipupuk cukup. Uji tanah perlu
dilaksanakan secara teratur
untuk mengidentifikasi masalahmasalah yang berkaitan dengan
pH dan memonitor kadar P dan
K tanah. Uji nitrat pada profil
tanah akan memberikan
informasi yang baik untuk arahan
pemupukan N di daerah di mana
residu nitrat masih tersisa dari
musim sebelumnya. Di daerah
yang lebih
Gejala Daun
Daun sehat mengkilat dan
berwama hijau tua bila tanaman
mendapat suplai hara yang
cukup.
Kahat FOSFOR daunnya
berwarna ungu-kemerahan,
terutama pada tanaman yang
masih muda.
Kahat KALIUM ujung dan tepi
daunnya berwarna kekuningan
atau mengering.
Kahat NITROGEN dimulai
dengan wama kekuningan pada
ujung daun dan berkembang
sepanjang tulang daun utama.
Kahat MAGNESIUM
menyebabkan timbulnya garisgaris keputihan sepanjang tulang
daun dan seringkali timbul warna
ungu pada bagian bawah dari
daun tua.
KEKERINGAN menyebabkan
tanaman berwarna hijaukeabuan; daun-daun
menggulung sebesar pensil.
PENYAKIT Helminthosporium
dimulai dengan bercak kecil dan
berangsur-angsur berkembang
pada seluruh daun.
176
Zat kimia kadang-kadang
menyebabkan
1. Batang sehat mempunyai
ukuran normal. Batang
tersebut bila dipotong
memanjang akan terlihat
bagian dalam batang
berwarna keputihan dan
sehat.
2. Tanaman perlu dipupuk
KALIUM apabila batang
dipotong menunjukkan wama
coklat pada bukunya.
3. Kahat FOSFOR mempunyai
batang yang lemah dan kecil,
kadang-kadang tanaman
tidak membentuk tongkol
atau tongkolaya kecil.
Perhatikan warna ungu pada
daun tua.
4. Tanaman jagung membentuk
ANAKAN bila tanaman
dipupuk terlalu banyak
Nitrogen pada awal
pertumbuhan.
5. Gejala serangan penyakit
pada batang juga
menyebabkan timbulnya
ikatan pembuluh yang
berwarna kehitaman pada
batang bagian atas dengan
warna yang lebih gelap pada
batang bagian bawah. Busuk
pada batang bagian dalam
menyebabkan tanaman
cepat mati dan batangnya
patah. Tongkolnya mengecil
Gambar 63. Beberapa gejala
kerusakan pada batang jagung
Gejala pada akar
1. Akar yang banyak dan
dalam dari tanaman
menunjukkan tanaman
sehat
2. FOSFOR pada awal
pertumbuhan
menyebabkan
perkembangan akar tidak
sempurna.
3. Cacing akar memakan
akar halus dan membuat
tanaman tidak tumbuh
sempurna
177
4. Tanah masam
menyebabkan akar
bagian bawah berubah
warna dan busuk,
terutama pada akar
penunjang yang tumbuh
pada buku ketiga dan
keempat.
5. Kerusakan karena zat
kimia menyebabkan akar
tidak berkembang
Ciri-ciri kerusakan akar tanaman
jagung seperti tersebut diatas
dapat dilihat pada gambar
berikut yang dimulai dari atas
dan seterusnya
1
2
3
4
5
Gambar 64. Beberapa gejala
kerusakan pada akar jagung
Gejala kekurangan, kelebihan
ataupun penyakit juga dapat
dlihat pada tongkol buah, seperti
tertera diwah ini
1.TONGKOL NORMAL yang
mendapat cukup pupuk dan
berproduksi tinggi, beratnya
sekitar 150-225 gram. Ujung
kelobot fidak penuh berisi biji.
2.TONGKOL BESAR yang
beratnya lebih dari225gram
dengan bijiyang memenuhi ujung
kelobot merupakan
indikasibahwa populasi tanaman
terlalu sedikit untuk mencapai
produksiyang menguntungkan.
3.TONGKOL KECIL
menunjukkan bahwa tanahnya
kurang subur, populasi tanaman
terlalu banyak atau ada masalah
lainnya.
178
4.KAHAT KALIUM menyebabkan
ujung tongkol tidak berbiji penuh,
bijinya jarang dan tidak
sempurna.
5.KAHAT FOSFOR mengganggu
persarian dan pembentukan biji.
Tongkolnya kecil, sering
bengkok dengan pembentukan
biji yang tidak sempuma.
RAMBUT HIJAU saat tongkol
masak menunjukkan bahwa
tanaman terlalu banyak dipupuk
Nitrogen
UDARA KERING menyebabkan
pembentukan rambut yang
lambat; persarian tidak
sempuma pada saat
pembentukan biji.
Gambar 65 Beberapa gejala
kerusakan pada tongkol
Biji jagung kaya akan
karbohidrat. Sebagian besar
berada pada endospermium.
Kandungan karbohidrat dapat
mencapai 80% dari seluruh
bahan kering biji.
Karbohidrat dalam bentuk pati
umumnya berupa campuran
amilosa dan amilopektin.
Pada jagung ketan, sebagian
besar atau seluruh patinya
merupakan amilopektin.
Perbedaan ini tidak banyak
berpengaruh pada kandungan
gizi, tetapi lebih berarti dalam
pengolahan sebagai bahan
pangan.
179
Jagung manis tidak mampu
memproduksi pati sehingga
bijinya terasa lebih manis ketika
masih muda.
3. Hipertensi
4. Diabetes
5. Melancarkan ASI
Secara rinci kandungan zat apa
saja yang terdapat pada jagung
adalah: gula, kalium, asam
jagung dan minyak lemak.
Utrennya (buah yang masih
muda) banyak mengandung zat
protein, lemak, kalsium, fosfor,
besi, belerang, vitamin A, B1,
B6, C dan K.
6. Rakhitis
7. Batu empedu
8. Cacar air
9. Diare
10. Keguguran (rambut, daun
dan tongkol mudanya)
Rambutnya mengandung minyak
lemak, damar, gula, asam
maisenat dan garam-garam
mineral.
f. Teknik Budidaya Jagung
Sukmaraga
Biji buah jagung biasanya di buat
tepung jagung (maizena).
Produksi jagung dewasa ini tidak
dapat memenuhi kebutuhan
dalam negeri sehingga
diperlukan impor.
e. Manfaat dan kegunaan
Salah satu manfaat jagung
adalah diuretik (memperlancar
air seni) karena kandungan
kaliumnya yang tinggi terutama
pada rambut dan tongkol
mudanya.
Keadaan ini tidak dapat
dibiarkan karena akan
merugikan para peternak yang
membutuhkan pakan, dimana
jagung memegang peran 51 %
sebagai bahan pokok
pembuatan pakan.
Selain itu, kandungan thiamin
bisa mengeringkan luka seperti
misalnya luka pada cacar air.
Kandungan fosfornya baik untuk
tulang dan gigi.
Untuk mengatasi hal ini maka
dicarilah varietas jagung yang
dapat berproduksi sampai 8,5
ton/ha.
Kegunaan jagung adalah:
1. Melancarkan air seni
2. Radang ginjal, batu ginjal
Oleh karena itu perlu suatu
acuan teknologi budidaya jagung
sukmaraga, sehingga petani
yang mencoba dan
mengembangkan jagung
sukmaraga dapat berhasil sesuai
potensial hasil dari jagung
tersebut.
180
Diharapkan dengan berhasilnya
petani menerapkan jagung
sukmaraga, peningkatan
produksi jagung dapat
meningkat. Mengingat jagung
sukmaraga adalah jagung
komposit dapat ditanam ulang
sampai 3 (tiga) kali tanam tidak
seperti jagung Hibrida hanya 1
(satu) kali tanam sehingga harus
beli lagi, jadi cukup menghemat
input sarana produksi.
Lampung 350 kg urea/ha
+ 150 kg SP 36/ha + 100
kg KCL/ha.
2.
Pupuk diberikan 2 kali,
pertama 7-10 hst (200
kg urea/ha + 150 kg SP
36/ha +100 kg KCL/ha)
kedua:30-35 hst(250 kg
urea/ha).
3.
Pupuk diberikan dalam
lubang/ larikan + 10 cm
4.
Disamping tanaman
ditutup dengan tanah .
1Penyiapan lahan
1.
Tanah dibajak 15-20 cm,
gemburkan dan ratakan,
atau tanpa olah tanah bagi
tanah gembur/ringan.
2.
Bersih dari sisa-sia
tanaman dan tumbuhan
pengganggu.
2. Penanaman
5.Penyiangan
1. Penyiangan pertama
pada umur 15 hst.
2. Penyiangan kedua pada
umur 28-30 hst,
dilakukan sebelum
pemupukan kedua.
1. Buat lubang tanam
dengan tugal sedalam 5
cm.
6. Pengendalian hama penyakit
2. Jarak tanam 75 cm x 40
cm (2 tanaman /rumpun),
atau 75 cm x 20 cm
(1tanaman /rumpun)
Pengendalian penyakit bulai
dapat dilakukan dengan: Benih
jagung 1 kg dicampur 2 gr
Ridomil atau Saromil yang
dilarutkan dalam 7,5 –10 ml air.
3. Masukkan benih dalam
lubang tanam dan tutup
dengan tanah atau pupuk
kandang.
Sedangkan untuk pengendalian
hama penggerek diberi
insektisida Furadan 3G melalui
pucuk tanaman (3-4 butir/
tanaman).
3 Pemupukan
1.
Takaran pupuk: untuk
yang telah dika\ji di
181
7. Pemberian air (khususnya
musim kemarau)
Pada saat sebelum tanam 15
hari setelah tanam 30 hst , 45
hst, dan 75 hst (6 kali
pemberian).
Sumber air dapat dari irigasi
permukaan atau tanah dangkal
(sumur) pompa
Tabel 12.
Analisa Ekonomi Usaha Tani Jagung Hybrida
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Uraian
Produksi per Ha
Harga
Nilai Produksi
Total Biaya Produksi
Pendapatan Petani (3-4)
Keterangan
4.800/Kg
Rp. 1000/Kg
Rp. 4.700.000,Rp. 2.304.000,Rp. 2.496.000,-
6.
7.
Biaya Pokok (4 : 1)
R/C (3:4)
Rp. 480,-/kg
2,08
Sumber :
Potensi Investasi Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura di
Propinsi Kalimantan Barat, Disperta, 2000
182
bagi usaha pengembangan
jagung hibrida.
8.Panen
Jagung siap dipanen jika klobot
sudah mengering dan berwarna
coklat muda, biji mengkilap, dan
bila ditekan dengan kuku tidak
membekas.
g.Beberapa kendala budidaya
jagung hibrida
Jagung adalah tanaman yang
sangat akrab dengan petani.
Komoditas ini merupakan salah
satu bahan pangan andalan.
Beberapa daerah di Indonesia
masyarakatnya menjadikan
jagung sebagai bahan makanan
pokok di samping beras dan
umbi-umbian.
Sebagian besar petani, masih
bergantung pada kemurahan
alam.
Belum akrab dengan teknologi,
seperti penggunaan pupuk dan
obat-obatan.
Padahal, tanpa perlakuan
khusus, benih jagung hibrida
tidak bakal mencapai tingkat
produktivitas standar, yaitu 7 ton8 ton per hektar.
Analisa biaya produksi jagung
hibrida dicantumkan pada Tabel
10.
Jagung juga mempunyai
beberapa manfaat, dibawah ini
adalah pohon industri dari pada
jagung
Tak heran, rencana
mengembangkan jagung hibrida
di Indonesia hingga mencapai
produksi lima juta ton pada tahun
2010 merupakan peluang besar
bagi petani untuk meningkatkan
produksi dan pendapatan.
Harus dicatat bahwa komoditas
jagung yang dihasilkan petani.
selama ini bersumber dari benih
lokal yang ditanam secara
tradisional. Selain tingkat
produktivitas yang rendah,
jagung lokal itu tidak laku di
pasaran dalam negeri sebagai
bahan baku industri pakan.
Kondisi sosial petani jagung juga
merupakan tantangan tersendiri
183
.
Gambar 66 Pohon industri jagung
184
8.3 Teknik Budidaya Kedelai
a. Botani
Kedudukan kedelai dalam
sisitematika tumbuhan
(taksonomi) diklasifikasikan
sebagai berikut:
Kingdom
Devisi
Sub-divisi
Kelas
Ordo
Famili
Sub Famili
Genus
Species
Merill.
: Plantae
: Spermatophyta
: Angiospermae
: Dicotyledonae
: Polypetales
: Leguminosa
: Papilionoideae
: Glysin
: Glycine max (L)
Kedelai dikenal dengan
beberapa nama lokal diantarnya
adalah kedele, kacang jepung,
kacang bulu, gedela dan
demokam. Di jepang dikenal
adanya kedelai rebus
(edamame) atau kedelai manis,
dan kedelai hitam (koramame)
sedangkan nama umum di dunia
disebut “soyabean”.
b. Morfologi
Susunan tubuh kedelai terdiri
atas dua macam alat organ
utama yaitu vegetatif dan
generatif.
Organ vegetatif meliputi:
- akar
- batang
- daun
Organ generatif meliputi:
- bunga
- buah
- biji
Struktur akar tanaman kedelai
terdiri atas akar lembaga
(radikula), akar tunggang (radix
primaria), dan akar cabang (radix
lateralis) berupa akar rambut.
Akar kedele memiliki
kemampuan membentuk bitil
akar (nodul). Bintil-bintil akar
bentuknya bulat atau tidak
beraturan yang merupakan
koloni dari bakteri Rhizobium
japonicum. Bakteri ini
bersimbiosis dengan nitrogen
bebas dari udara.
Jumlah nitrogen yang dapat
ditambat bakteri ini berkisar 4070% dari seluruh nitrogen yang
dibutuhkan tanaman.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tiap hektar lahan yang
ditanaman kacang kedele dapat
menghasilkan 198 kg bintil akar
per tahun atau setara dengan
440 kg pupuk urea.
Pada tanah yang belum atau
telah lama tidak ditanami
kacang-kacangan biasanya
populasimikrobia penambat N
sedikit.
Oleh karenanya tanah yang
belum pernah ditanamami
kacangan maka perlu
185
dikembangkan teknik inokulasi
rhizobium.
Kedele berbatang semak yang
dapat mencapai ketinggian
antara 30-100cm.
-
pembungaan berangsurangsur dimulai dari
bawah
-
pertumbuhan vegetatif
terus menerus
berlangsung
-
Tinggi batang termasuk
kategori sedang sampai
tinggi
-
Ukuran daun paling atas
lebih kecil dibandingkan
dengan daun bagian
tengah
Batang beruas-ruas dan memiliki
percabangan antara 3 -6
cabang.
Tipe pertumbuhan kedele
dibedakan 3 macam, yaitu:
-
tipe determinate
-
Tipe semi determinate
-
Tipe indeterminate
Tipe determinate, memiliki ciri
antara lain:
-
ujung batang tanaman
hampir sama besarnya
-
Pembungaan serentak
-
Tinggi tanaman termasuk
kategori pendek sampai
sedang
-
Daun paling atas
ukurannya samabesar
dengan daun bagian
tengah
Tipe semi-determinate
mumpangai ciri antara dua tipe
diaras.
Daun kedelai mempunyai ciri
antara lain helai daun (lamina)
oval dan tata letaknya pada
tangkai daun bersifat majemuk
berdaun tiga (trifoliatus).
Tipe indeterminate, mempunyai
ciri antara lain:
-
ujung tanaman lebih kecil
dari ujung tengah
Gambar 67 Daun kedele
-
ruas batangnya panjang
panjang, dan agak melilit
Tanaman kedele memiliki bunga
sempurna (hermaphrodite), yakni
pada tiap kuntum bunga terdapat
186
alat kelamin betina (putik) dan
alat kelamin jantan (benangsari).
Mekarnya bunga berlangsung
pada pukul 08.00-09.00 dan
penyerbukannya bersifat
menyerbuk sendiri.
Kuntum bunga tersusun dalam
rangkaian bunga, namun tidak
semua bunga dapat menjadi
polong (buah), sekitar 60%
bunga rontiok sebelum
membentuk polong.
Umur keluarnya bunga kedelai
bergantung varietasnya.
Tanaman ini menghendaki
penyinaran pendek lebih kurang
12 jam per hari.
Kriteria varietas unggul kedelai
adalah:
-
Berproduksi tinggi
-
Berumur pendek
-
Tahan (resisten)
terhadap penyakit
berbahaya
-
Mempunyai daya
adaptasi luas terhadap
berbagai keadaan
lingkungan tumbuh.
d. Pedoman teknis
d.1Syarat Tumbuh
Biji kedelai umunya berbentuk
bulat, atau pipih sampai bulat
lonjong, dengan warna bervariasi
kuning, hijau, cokllat atau hitam.
d.1.1 Tanah
Tanaman kedele dapat
tumbuh pada berbagai jenis
tanah dengan drainase dan
aerasi tanah yang cukup baik
serta air yang cukup selama
pertumbuhan tanaman.
Tanaman kedele dapat
tumbuh baik pada tanah
alluvial, regosol, grumosol,
latosol atau andosol. Pada
tanah yang kurang subur
(miskin unsur hara) dan jenis
tanah podsolik merah-kuning,
perlu diberi pupuk organik
dan pengapuran.
c. Varietas
d.1.2 Iklim
Varietas kedelai sudah ditanam
di Indonesia pada mulanya
berasal dari diantaranya jepang,
Taiwan, Amerika Serikat, dan
sebagainya.
Kedele dapat tumbuh subur
pada : curah hujan optimal 100200 mm/bulan. Temperatur 2527 derajat Celcius dengan
penyinaran penuh minimal 10
jam/hari. Tinggi tempat dari
permukaan laut 0-900 m, dengan
Buah kedelai disebut polong
yang tersusun dalam rangkaian
buah. Tiap plong berisi antara 14 biji per polong. Jumlah polong
per tanaman bergantung pada
varietasnya. Kedelai yang
ditanaman pada tanah subur
pada umumnya dapat
menghasilkan 100200polong/pohon.
187
ketinggian optimal sekitar 600
m. Air . Curah hujan yang cukup
selama pertumbuhan dan
berkurang saat pembungaan dan
menjelang pemasakan biji akan
meningkatkan hasil kedele.
d.2.Teknik Budidaya
d.2.1 Persiapan lahan
Gambar 68 Setelah penanaman
padi dapat dilakukan penanaman
kedele
Pengolahan lahan dimulai
sebelum jatuhnya hujan. Tanah
diolah dengan bajak dan
garu/cangkul hingga gembur.
Untuk pengaturan air hujan perlu
dibuat saluran drainase pada
setiap 4 m dan di sekeliling
petakan sedalam 30 cm dan
lebar 25 cm. Kedele sangat
terganggu pertumbuhannya bila
air tergenang.
Perlakuan benih Untuk
mencegah serangan hama lalat
bibit, sebelum ditanam benih
dicampur Marshall dengan dosis
100 gram/5 kg benih. Benih
dibasahi secukupnya lalu
dibubuhi Marshall dan diaduk
rata.
Tanah bekas pertanaman padi
tidak perlu diolah (tanpa olah
tanah = TOT).
Jika digunakan lahan tegal
lakukan pengolahan tanah
secara intensif yakni dengan 2
kali dibajak dan sekali diratakan.
d.2.2Penanaman
Dianjurkan menggunakan benih
bersertifikat dengan kebutuhan
benih sekitar 40 kg/ha.
Penanaman benih dengan cara
ditugal, jarak tanam 40 x 10 cm
atau 40 x 15 cm sesuai
kesuburan tanah, setiap lubang
tanaman diisi 2 butir benih lalu
ditutup dengan tanah tipis-tipis.
Buat saluran dengan kedalaman
25–30 cm dan lebar 30 cm
setiap 3–4 m, yang berfungsi
untuk mengurangi kelebihan air
sekaligus sebagai saluran irigasi
pada saat tidak ada hujan.
Gambar 69 Areal pertaanaman
kedele
188
d.2.3 Pengairan
Fase pertumbuhan tanaman
yang sangat peka terhadap
kekurangan air adalah awal
pertumbuhan vegetatif (15–21
HST), saat berbunga (25–35
HST) dan saat pengisian polong
(55–70 HST). Dengan demikian
pada fase-fase tersebut tanaman
harus diairi apabila hujan sudah
tidak turun lagi.
d.2.4 Pemupukan
Dianjurkan menggunakan pupuk
Urea 50 kg, TSP 100 kg dan KCl
50 kg/ha atau sesuai anjuran
setempat. Seluruh jenis pupuk
diberikan pada waktu bersamaan
yaitu saat pengolahan tanah
terakhir. Mula-mula Urea dan
TSP dicampur lalu disebar
merata, disusul penyebaran KCl
kemudian diratakan dengan
penggaruan.
d.2.5 Penyulaman Benih
Benih yang tidak tumbuh segera
disulam, sebaiknya memakai
bibit dari varietas dan kelas yang
sama. Penyulaman paling
lambat pada saat tanaman
berumur 1 minggu.
menggunakan cangkul.
Penyiangan II bila tanaman
sudah berbunga (kurang lebih
umur 7 minggu), menggunakan
arit atau gulma dicabut dengan
tangan.
d.2.7 Pengendalian hama
Tidak kurang dari 100 jenis
serangga dapat menyerang
kedele. Pengendalian di tingkat
petani terutama di daerah sentra
produksi sering menggunakan
insektisida secara berlebihan
tanpa memperdulikan populasi
hama.
Hal ini selain menambah biaya
juga merusak lingkungan dan
menimbulkan kematian serangga
berguna.
Untuk mengurangi frekuensi
pemberian insektisida adalah
dengan aplikasi insektida
berdasarkan pemantauan hama.
Insektisida hanya akan
digunakan bila kerusakan yang
disebabkan oleh hama
diperkirakan akan menimbulkan
kerugian secara ekonomi, yaitu
setelah tercapainya ambang
kendali.
d.2.6 Penyiangan
Penyiangan dilakukan paling
sedikit dua kali, karena di lahan
kering gulma tumbuh dengan
subur pada musim penghujan.
Penyiangan I pada saat tanaman
berumur 2 minggu,
189
Pengendalian hama dilakukan
berdasarkan pemantauan.
Pengendalian hama secara
bercocok tanam (kultur teknis)
dan pengendalian secara hayati
(biologis) saat ini dilakukan untuk
menekan pencemaran
lingkungan.
Pengendalian secara kultur
teknis antara lain:
-
penggunaan mulsa
jerami
-
pengolahan tanah
-
pergiliran tanaman dan
tanam serentak dalam
satu hamparan
-
penggunaan tanaman
perangkap jagung dan
kacang hijau.
Pengendalian secara biologis
antara lain:
Beberapa jenis hama kedele
adalah:
Lalat Kacang atau lalat bibit
(Ophiomya phaseoli tryon).
Hama ini memiliki ciri-ciri:
- berukuran 1.5-2.0mm,
warna hitam mengkilat.
Berkembang biak cepat
satu ekor betina dapat
menghasilkan telur 100300 butir selama perode
dua minggu.
- Bentuk telur lalat kacang
adalah lonjong, panjang
0.28-0.36 lebar 0.120.20mm, berwarna putih
mutiara. Telur menetas
setelah umur 2-4 hari.
Gejala serangan
- Bercak-bercak tidak
beraturan pada biji dan
daun
- Lubang kecil bekas
gigitan
-
penggunaan parasitoid
Trichogrammatoidea
bactrae-bactrae
Pengendalian
- Pergiliran tanaman
- Insektisida
-
penggunaan Nuclear
Polyhidrosis Virus (NPV)
untuk ulat grayak Spodoptera litura (SlNPV)
dan untuk ulat buah
Helicoverpa armigera
(HaNPV)
Ulat Grayak
(Spodotera litura F)
-
Penggunaan feromonoid
seks yang mampu
mengendalikan ulat
grayak.
Ciri-ciri
- ngengat berwarna gelap
dengan garis putih pada
sayap depan
- larva yang masih kecil
hidup berkelompok
- pembentukan pupa
diatas permukaan tanah
- daur hidup 30-61 hari
190
Gejala serangan
Ulat ini merusak seluruh bagian
tanaman
Pengendalian
-
Pengendalian non
kimiawi antara lain
dengan pergiliran (rotasi)
tanaman, mengatur
waktu tanam secara
serempak pada areal
sehamparan,
pengumpulan larva untuk
dimusnahkan.
-
Penyemprotan insektisida
selektif apabila populasi
hama mencapai 85 ekor
instar 1 atau 32 instar 2
atau 17 ekor instar 3per
12 tanaman. Jenis
insektisida yang mangkus
antara lain Dekasulfan
350 EC, folimat 500 SL,
Gusadrin 150 WSC,
Hostathion 40 EC, atau
Matador 25 EC sesuai
konsentrasi yang
dianjurkan.
Pengendalian
- rotasi tanaman dengan
memutus siklus hidupnya
Ulat jengkal (chrysodeixis
chalcites Esp)
Ciri biologi
-
Imago serangga dewasa
meletakkan telurnya di
permukaan bawah daun
-
Larva membentuk
kepompong dan dalam
anyaman daun,
kemudian berubah
menjadi pupa.
-
Daur ( siklus hidup) hama
ini berlangsung selama
lebih kurang 30 hari.
Gejala serangan
-
Hama ini bersifat
pemangsa segala jenis
tanaman (polifag)dan
stadium yang
membahayakan adalah
larva.
-
Larva menyerang seluruh
bagian tanaman,
terutama daun-daunnya
sehingga menjadi rusak
tidak beraturan.
Penggulung Daun
(Lamprosema Indica F.)
Ciri Biologi
- Larva berwarna hijau
terang dan hidup dalam
gulungan daun muda.
- Pupa dibentuk dalam
gulungan daun yang
direkatkan satu sama lain
dengan zat perekat dari
hama tersebut.
191
Gejala serangan
Hama ini merusak kedele pada
umur tanaman 3-6 minggu
setelah tanam. Bagian daun
digulung dan dimakan sampai
tulang daunnya, sehingga daun
rusak.
kimiawi dengan
insektisida misalnya
durnban 20EC atu Dipel
WP pada konsentrasi
yang dianjurkan.
Penggerek polong
(Etiella zinckenella treit)
Pengendalian
-
-
Pergiliran tanaman yang
bukan sefamili ataupun
dengan mengumpulkan
dan memusnahkannya
Pengendalian kimiawi
dengan insektisida
selektif.
Ulat polong atau buah
(Heliothis armigera Hbn)
Ciri biologi
- ngengat berwarna wawo
matang kekuningkuningan
- telur kecil-kecil
- larva berwarna merah tua
- pupa dibentuk diatas
tanah
- daur hidup 62 hari
Gejala serangan
- larva melubangi polong
kedelai sehingga rusak
Pengendalian
-
non kimiawi melalui
pergiliran tanaman bukan
sefamili, waktu ranam
yang serentak, dan
mekanis dengan cara
mengumpulkan dan
memusnahkannya
Ciri biologi hama
- ngengat warna abu-abu
- sayap belakang ditutup
sisik jarang warna agak
cerah
- serangga betina mampu
bertelur 73-300 butir
diletakkan pada kelopak
bunga kedelai
- telur berwarna lonjong
dengan ukuran panjang
0.6mm.
- daur hidup hama 18-41
hari
Gejala serangan
- larva menggerek polong
dan tinggal di dalamnya
- kerusakan pada bunga
menyebabkan tanaman
tidak membentuk polong.
Penyakit
Penyakit utama pada kedelai
adalah karat daun Phakopsora
pachyrhizi, busuk batang, dan
akar Schlerotium rolfsii dan
berbagai penyakit yang
disebabkan virus.
Pengendalian penyakit karat
daun dengan fungisida
Mancozeb.
192
Penyakit busuk batang dan akar
dikendalikan menggunakan
jamur antagonis Thrichoderma
harzianum.
Pengendalian virus dilakukan
dengan mengendalikan
vektornya yaitu serangga hama
kutu dengan insektisida Decis.
Waktu pengendalian adalah
pada saat tanaman berumur 40,
50 dan 60 hari.
d.2.8.Panen
Kedele harus dipanen pada
tingkat kemasakan biji yang
tepat.
Panen terlalu awal
menyebabkan banyak biji
keriput, panen terlalu akhir
menyebabkan kehilangan hasil
karena biji rontok.
Ciri-ciri tanaman kedele siap
panen adalah :
- Daun telah menguning
dan mudah rontok
- Polong biji mengering
dan berwarna kecoklatan
Panen yang benar dilakukan
dengan cara menyabit batang
dengan menggunakan sabit
tajam dan tidak dianjurkan
dengan mencabut batang
bersama akar.
Cara ini selain mengurangi
kesuburan tanah juga tanah
yang terbawa akan dapat
mengotori biji.
193
BAB IX
TEKNIK BUDIDAYA
HORTIKULTURA
9.1. Pendahuluan
Hortikultura
berasal
dari
Bahasa Latin yang terdiri dari
dua patah kata yaitu hortus
(kebun) dan culture (bercocok
tanam).
Makna hortikultura dalam Buku
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia adalah seluk beluk
kegiatan atau seni bercocok
tanam sayur-sayuran, buahbuahan atau tanaman hias.
Lebih lanjut dikatakan tanaman
holtikultura memiliki berbagai
fungsi
dalam
kehidupan
manusia. Misalnya tanaman
hias berfungsi untuk memberi
keindahan (aestetika), buahbuahan sebagai makanan, dan
lain-lain.
Holtikultura berinteraksi dengan
disiplin ilmu lainnya seperti
kehutanan, agronomi, dan ilmu
terapan lainnya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada
Gambar berikut ini.
Ilmu pengetahuan modern
membagi hortikultura atas 3
bagian yaitu:
-
Sayur-sayuran
-
Buah-buahan
-
Hias.
Ilmu hortikultura berhubungan
erat dengan ilmu pengetahuan
lainnya, seperti teknik budidaya
tanaman, mekanisasi, tanah
dan pemupukan, ilmu cuaca,
dan sebagainya.
Budidaya hortikultura pada
umumnya diusahakan lebih
intensif dibandingkan dengan
budidaya tanaman lainnya.
Hasil yang diperoleh dari
budidaya holtikultura ini per
unit areanya juga biasanya
lebih tinggi.
Gambar 70 Hubungan antara
hortikultura dengan
ilmu lainnya
193
9.2. Pembagian Hortikultura
Budidaya tanaman ini
dapat dilakukan pada
ruang terbuka maupun
didalam ruangan.
Hortikultura
dapat
dikelompokkan atas 4 kategori
yaitu:
-
Tanaman Buah-buahan,
kelompok tanaman ini
memiliki
keanekaragaman
morfologi, seperti ada
yang berbentuk pohon
(misalnya
rambutan,
mangga, durian, jeruk,
dan
sebagainya),
bentuk
semak
(markisa).
-
Tanaman
sayuran,
tanaman ini merupakan
tanaman
hortikultura
yang utama. Beberapa
jenis sayuran ada yang
berasal
dari
buah
(tomat), daun (bayam),
akar
(wortel),
biji
(buncis),
bunga
(kembang
kol)
dan
sebagainya.
Berbeda
dengan tanaman buahbuahan,
sayuran
memiliki umur yang
relatif
singkat.
Tanaman ini umumnya
dikonsumsi
dalam
bentuk
segar,
oleh
karenanya
proses
penanganannya lebih
spesifik dibandingkan
dengan
hortikultura
lainnya.
-
Tanaman Hias, manfaat
dari tanaman hias ini
adalah
meningkatkan
aestetika
lingkungan.
Lanskap arsitektur, lans
kap
menggunakan
tanaman tertentu yang
dipadukan
dengan
elemen-elemen lainnya
untuk
menghasilkan
pemandangan
yang
indah. Aspek utama
dalam
lanskap
arsitektur ini adalah
penutupan permukaan
tanah yang umumnya
diwakili dengan rumput.
Lanskap
arsitektur
sedemikian pentingnya
karena
dapat
memuaskan masyarkat
yang melihatnya dan
berpengaruh terhadap
efek fisiologis manusia.
Perkembangan
dari
cabang hortikultura ini
demikian
pesatnya
karena
sangat
dibutuhkan
dalam
pembangunan
supermal,
taman
bermain, parkir, dan
sebagainya.
9.3. Fungsi Hortikultura
Hortikurtura
mempunyai
beberapa fungsi yakni:
-
Sumber
makanan
-
Hiasan/keindahan
-
Pekerjaan
bahan
194
Berikut
ini
digambarkan
piramida kebutuhan bahan
makanan manusia. Kebutuhan
terbesar terdapat pada serealia
dan kebutuhan terkecil terdapat
pada lemak dan gula.
Beberapa
jenis
tanaman
mampu
atau
mudah
beradaptasi dengan lingkungan
tumbuhnya,
akan
tetapi
sebagian ada yang tidak
mampu
sehingga
membutuhkan
modifikasi
lingkungan pertanamannya.
Untuk daerah tropis, yang
tersedia
cukup
matahari,
budidaya hortikutura dapat
dilakukan sepanjang tahun,
berbeda dengan daerah sub
tropis
yang
membutuhkan
kontrol lingkungan tumbuh
tertentu
jika
ingin
tetap
melakukan budidaya pada
musim dingin.
Untuk tujuan tertentu juga kita
mengharuskan menggunakan
kondisi lingkungan terkontrol,
misalnya untuk mendapatkan
bunga jenis tertentu yang
berkualitas tinggi diluar musim
harus ditanam pada kondisi ini.
Gambar 71. Piramida makanan
9.4. Pengendalian lingkungan
untuk tanaman hortikultura
Tujuan
dari
memodifikasi
lingkungan tumbuh tanaman
hortikultura
adalah
untuk
memberikan
lingkungan
tumbuh yang sesuai dengan
keinginannya.
Kondisi
lingkungan
terkontrol
tersebut
berupa bangunan :
-
yang
dapat
Rumah kaca
Tanaman hortikultura seperti
layaknya
makhluk
hidup
lainnya membutuhkan faktor
lingkungan yang sesuai untuk
pertumbuhannya.
Gambar 72. Bentuk rumah
kaca
195
-
Rumah plastik (dapat
berupa plastik
film,
polyetilen,
polivinil
flourida,
fiberglass.
Bangunan ini 30% lebih
murah dibandinngkan
dengan
bangunan
rumah kaca. Saat ini
beberapa
pengusaha
menggunakan ini untuk
tanaman ortikulturanya
karena lebih murah.
Hanya kelemahannya
bahan bangunannannya
lebih bagus digunakan
pada daerah bersuhu
rendah, pada daerah
panas dengan curah
hujan tinggi plastik ini
mudah rusak.
-
Pelindung dingin (Cold
frames ). Bangunan ini
digunakan
untuk
pembibitan
untuk
memberikan suhu yang
sesuai dengan jenis
tanamannya. Umumnya
digunakan
untuk
melindungi
bibit
hortikultura dari suhu
rendah.
Gambar 73. Rumah plastik
196
Gambar 74. Pelindung bibit dari
suhu rendah
-
-
Paranet, beberapa jenis
hortikultura
sangat
disukai serangga, oleh
karenanya paranet ini
dibuat,
untuk
melindungi
tanaman
dari serangannya.
Rumah kasa
Gambar 75. Rumah kasa
9.5.Perbanyakan
hortikultura
tanaman
Perbanyakan
tanaman
hortikultura dibagi atas dua
yaitu perbanyakan vegetatif
dan generatif.
Perbanyakan generatif adalah
perbanyakan
yang
menggunakan biji sebagai
calon individu baru.
Biji merupakan hasil dari
petemuan
dari sel kelamin
betina dan sel kelamin jantan,
terbentuk zygot yang kemudian
berkembang menjadi buah.
Biji
tanaman
hortikultura
memiliki berbagai bentuk dan
ukuran. Ada yang berbiji besar
seperti pada spesies kacangkacangan ada juga yang bijinya
197
kecil seperti
serealia.
pada
spesies
-
Foundation
seed,
setelah
dilakukan
pengujian
terhadap
kemurnian genetiknya
dan identitasnya benih
ini
dimasukkan
ke
kategori benih dasar
-
Registered
seed,
proses
pendaftaran
untuk benih sertifikasi.
-
Certified seed, benih
yang sudah brsertifikasi.
Baik tidaknya sumber tanaman
yang berasal dari biji sangat
tergantung pada sifat genetik
dari kedua induknya (induk
jantan dan betina).
Awal terbentuknya biji dimulai
dari fertilisasi yang merupakan
gabungan antara gamet betina
dan jantan, yang terjadi setelah
penyerbukan.
Tahap berikutnya sesudah
fertilisasi
adalah
perkembangan ovul menjadi
biji. Untuk meningkatkan mutu
produk hortikultura pemuliaan
tanaman
melakukan
persilangan,
untuk
menghasilkan benih unggul.
Kriteria keunggulannya juga
berbeda-beda, ada varietas
yang tahan terhadap penyakit,
cekaman abiotik, keindahan
warna bunga, dan sebagainya
tergantung pada permintaan
pasar. Sebelum benih hasil
pemulia
ini
dilepas
ke
masyarakat,
maka
harus
terlebih
dahulu
dilakukan
sertifikasi.
Pengelompokan benih
Berdasarkan
tahapan
sertifikasinya,
maka
benih
dikelompokkan atas:
-
Breeder seed, adalah
benih yang dihasilkan
oleh pemulia, yang
belum
dilakukan
pengujian lebih lanjut.
Pengujian Kualitas Benih
Pengujian kualitas benih untuk
mengetahui viabilitasnya, dapat
dilakukan
pengujian
benih
yaitu:
-
Tes
perkecambahan
benih adalah tahapan
pengujian yang melihat
berapa
besar
persentase kecambah
dari suatu jenis benih.
Pengujian ini dapat
dilakukan pada bak
pasir, kecambah atau
menggunakan
kertas
merang.
-
Uji
dingin,
uji
ini
memperlakukan benih
dengan
perlakuan
temperatur
rendah
sekitar 100C, sebelum
dikecambahkan
pada
kondisi suhu normal.
Hasil uji ini akan
menunjukkan
benihBenih yang mampu
beradaptasi pada suhu
rendah.
198
-
-
Tes tetrazolium, benih
diuji
dengan
menggunakan
zat
kimiatetrazolium klorida.
Kemampuan
benih
berkecambah setelah
dilakukan perendaman
dengan
tetrazolium
menunjukkan
kemampuan
benih
tersebut untuk tetap
berrespirasi.
Uji ini
hanya memperlihatkan
kemampuan
benih
berrepirasi
tidak
memperlihatkan
kemampuan
berkecambah.
Beberpa
perlakuan
yang
dilakukan untuk memecah
dormansi adalah:
-
Fisik (mekanis, suhu,
cahaya).
Perlakuan
mekanis dilakuan pada
biji yang kulitnya keras
maka
dilakukan
skarifikasi.
Proses
pengikisan
dapat
dilakuan
dengan
memasukkan biji ke
dalam drum dicampur
pasir kemudia diputar.
Perlakuan
skarifikasi
pada
biji
harus
dilakukan secara hatihati karena terlalu keras
akan merusak embrio
biji.
Perlakuan suhu
tinggi
juga
dapat
membantu
memecah
dormansi, pans yang
ditimbulkannya
akan
menyebabkan retaknya
kulit sehingga air dapat
masuk dan benih dapat
berkecambah.
Benih
selada (Lactuca sativa)
membutuhkan
perlakuan
cahaya
(sekitar 660 nanometer)
agar
dapat
berkecambah.
-
Bahan kimia (perlakuan
asam,
pencucian
dengan
air,
perendaman). Kulit biji
yang keras dapat diberi
perlakuan asam sulfat
selama beberapa menit
untuk melunakkan kulit
bijinya.
Pencucian
dengan air juga dapat
Tes kemurnian benih,
melalui uji kemurnian
benih secara mekanis
dapat diketauhi dengan
melihat
berapa
persentase kehadiran
benih
lainnya
dibandingkan dengan
benih tanaman utama.
Pemecahan dormansi benih
Dormansi artinya terhambatnya
pertumbuhan (perkembangan)
untuk sementara meskipun
keadaan
lingkungannya
sebenarnya
bersifat
menunjang.
Beberapa
benih
tanaman
hortikultura
tidak
akan
berkecambah pada kondisi
normal. Benih seperti ini
memerlukan
penanganan
khusus.
199
dilakukan pada kulit biji
yang
mengandung
senyawa
kimia,
Pencucian ini akan
menyebabkan
terjadinya
proses
hidrolisa dan zat kimia
yang dikandung kulit
akan terurai dan biji
dapat
berkecambah.
Perendaman
dalam
larutan etil alkohol atau
kalium
florida
juga
dapat
membantu
memecah
dormansi.
Perendaman
dengan
larutan ini juga akan
menghasilkan
perkecambahan yang
serentak.
hormon. Proses metabolisma
ini didukung oleh energi yang
berasal dari embrio. Cadangan
makanan
seperti protein,
lemak
dan
minyak
di
metabolisma
pada
proses
respirasi dan menghasilkan
energi.
Aktivitas persemaian
ini
membutuhkan
penanganan
yang kelak akan menentukan
hasil budidaya tanamannya.
Tempat persemaian
dapat
menggunakan
beberapa
alternatif bergantung pada jenis
yang akan dibibitkan.
Metoda persemaian
dapat
dilakukan di lapangan terbuka
atau
pada bak kecambah,
ataupun pot.
Beberapa faktor lingkungan
yang
harus
diperhatikan
selama proses perkecambahan
adalah:
-
kelembababan udara
-
Suhu udara
-
Cahaya matahari
-
Komposisi udara
-
Bebas
penyakit
hama
dan
Perbanyakan generatif
Persemaian
Gambar 76. Teknik penanaman
benih langsung di
lapangan
Perkecambahan adalah proses
yang merupakan gabungan
proses
respirasi dan kerja
200
Gambar 79 Pot pembibitan
Gambar 77 Bak kecambah
yang dalam satu
tempat
banyak
tanaman
Gambar
78
Tipe
kecambah
lubang
tanaman
Teknik persemaian
Persemaian untuk benih- benih
yang berbiji besar dapat
dilakukan dengan menanam
langsung, akan tetapi untuk
benih yang kecil dapat dibantu
dengan mencampur terlebih
dahulu dengan pasir dan
meletakkannya pada kertas lalu
ditaburkan pada jalur yang
sudah ditentukan dalam bak
kecambah.
bak
satu
satu
Gambar 80 Bak persemaian
yang
telah
diisi
dengan tanah
201
Gambar 81 Persemaian pada
bak kecambah untuk
benih yang berukuran
besar
Gambar 83.Tanaman yang siap
di lakukan pindah
tanam
Jika tanaman berasal dari
pembibitan maka tanaman
muda dapat dicongkel dengan
menggunakan alat secara hatihati, kemudian memisahkannya
satu per satu lalu ditanam,
seperti Gambar 84 dibawah ini
Gambar 82 Persemaian pada
bak kecambah untuk
benih berukuran kecil
Pindah tanam
Pindah tanaman dilakukan
yang disesuaikan dengan umur
masing-masing jenis tanaman,
beberapa jenis tanaman ada
yang cepat akan tetapi ada
juga yang lambat.
Kriteria
tanaman
dapat
dilakukan pindah tanaman jika
tanaman muda tersebut telah
memiliki dua daun yang telah
membuka
sempurna
sempurna.
Gambar 84. Teknik pindah
tanam dari bibit
yang ditanam pada
bak kecambah
202
Alternatif
lainnya
adalah
dengan
mencabut
bibit,
pegang tangkai daun dengan
batangnya sekaligus dan tarik
hati-hati
keatas,
seperti
Gambar berikut.
Jaringan
vegetatif
yang
digunakan
dapat
berupa
batang, akar, ataupun daun.
Perbanyakan
vegetatif
dikelompokkan menjadi dua
kelompok, yaitu vegetatif alami
dan
buatan.
Pada
perkembangbiakan
vegetatif
alami makhluk hidup baru
terbentuk
tanpa
bantuan
manusia, sedangkan vegetatif
buatan
tanaman
baru
terbentuk dengan bantuan
manusia.
Saat ini dikenal perbanyakan
vegetatif yang menggunakan
teknik kultur jaringan.
Gambar 85 Teknik mencabut
bibit dari pot
Perbanyakan vegetatif
Perbanyakan cara ini adalah
perbanyakan
yang
menggunakan
material
tanaman
selain
biji.
Perbanyakan secara vegetatif
ini adalah cara perbanyakan
tanaman yang terjadi tanpa
melalui perkawinan.
Perbanyakan
ini
hanya
melibatkan satu induk saja,
calon individu baru (keturunan)
berasal dari bagian tubuh
induknya.
Karena
hanya
melibatkan satu induk, maka
makhluk hidup baru memiliki
sifat biologis yang sama
dengan induknya.
Perbanyakan dengan metode
ini menghasilkan calon invidu
baru yang lebih banyak
dibandingkan
dengan
perbanyakan vegetatif dengan
metode
lainnya.
Karena
metode
ini
dapat
memperbanyak
satu
sel
menjadi beratus-ratus individu
baru.
Beberapa keuntungan dan
kerugian
menggunakan
perbanyakan vegetatif, yaitu:
-
Tanaman
yang
dihasilkan memiliki sifat
yang sama dengan
induknya
-
Lebih
menghasilkan
-
Sangat membantu bagi
tanaman yang tidak
menghasilkan biji
Cepat
203
-
Terhindar dari serangan
penyakit benih
-
Harga jual lebih tinggi
Tidak terjadi alterasi
dari sifat induknya
Vegetatif alami
Beberapa cara perbanyakan
vegetatif alami adalah sebagai
berikut:
- Membelah diri, yaitu
perbanyakan
diri
dengan cara membelah
diri. Perbanyakan ini
terjadi pada tumbuhan
tingkat
rendah,
misalnya
ganggang
hijau.
-
-
Spora, tumbuhan yang
berkembang
biak
dengan cara ini antara
lain
adalah
Paku
(misalnya suplir) , jamur
dan ganggang.
Akar tinggal
atau
rizoma,
merupakan
batang yang tertanam
dan tumbuh di dalam
tanah. Batang tersebut
tumbuh mendatar dan
tampak seperti akar.
Jika
ujung
rizoma
tumbuh
menjadi
tumbuhan baru maka
tumbuhan
tersebut
tetap
bergabung
dengan tumbuhan induk
dan
membentuk
rumpun,
contohnya
jahe.
umbi
lapis,
perbanyakan cara ini
contohnya terjadi pada
bawang merah. Umbi
bawang
merah
ini
berlapis-lapis
dan
ditengahnya
tumbuh
tunas. Umbi lapis baru
yang berasal dari tunas
ketiak terluar tumbuh
membentuk tunas yang
disebut siung.
Gambar
-
86.
Perbanyakan
dengan rizoma
umbi
batang,
perbanyakan tanaman
dengan
cara
ini
contohnya terjadi pada
tanaman kentang dan
ubu jalar. Umbi pada
kentang
ini
sesungguhnya adalah
batang yang tumbuh ke
dalam tanah. Ujung
batang
itu
menggembung
membentuk umbi untuk
menyimpan cadangan
makanan. Pada satu
lekukan di permukaan
batang
yang
menggembung (umbi)
tersebut terdapat tunas
204
yang
disebut
tunas.
mata
Gambar
Gambar
87.
Perbanyakan
dengan umbi batang
-
umbi akar, perbanyakan
cara ini terjadi pada
wortel. Akar berubah
fungsi
untuk
menyimpan cadangan
makanan
sehingga
disebut umbi akar. Jika
umbi
akar
ditanam
maka akan tumbuh
tunas-tunas baru dari
bagian yang merupakan
sisa batang.
-
geragih, batang yang
tumbuh menjalar diatas
atau
dibawah
permukaan
tanah
disebut geragih. Tunas
pada buku-buku batang
dapat tumbuh menjadi
tumbuhan baru. Ujung
geragih
yang
menyentuh tanah akan
membelok keatas .
Pada bagaian bawah
geragih muncul akar
serabut.
-
88
Perbanyakan
dengan geragih
Tunas, contoh tanaman
hortikultura
yang
berkembang
biak
dengan tunas adalah
pisang. Disekitar pohon
pisang yang sudah
besar tumbuh tunas
baru. Tunas tunas ini
tumbuh
berdekatan
dengan pohon induk
dan
membentuk
rumpun.
Gambar
89
Perbanyakan
dengan tunas
205
Perbanyakan vegetatif buatan
-
Perbanyakan vegetatif buatan
terjadi
dengan
bantuan
manusia.
Beberapa
perbanyakan vegetatif buatan
adalah:
-
Cangkok,
jenis
tumbuhan yang biasa
dicangkok pohon buahbuahan
misalnya
mangga, jeruk, dan lainlain.Umumnya
jenis
tumbuhan
berkayu
mudah
dicangkok
walaupun
tidak
seluruhnya,
misalnya
cemara. Mencangkok
tanaman
dilakukan
dengan cara mengupas
kulit batang kemudian
dikuliti, bagian yang
dikuliti tersebut dilapisi
dengan tanah yang
subur
kemudian
dibungkus
dengan
sabut kelapa, ijuk atau
plastik.
Gambar 91. Perbanyakan
dengan setek
batang
-
Gambar 90 Teknik
mencangkok
tanaman
Setek batang, potongan
batang tumbuhan yang
hendak di setek harus
mempunyai
sebuah
mata sebagai bakal
tunas. Potongan batang
ini
umumnya
merupakan batang yang
sudah
cukup
tua.
Penanaman
batang
potongan batang ini
dilakukan
pada
tanahyang subur dan
gembur
Setek daun,
perkembangbiakan
dengan setek daun
umumnya diterapkan
pada tanaman hias
misalnya begunia. Daun
yang disetek ini harus
cukup tua, dan tanah
yang digunakn sebagai
media tumbuh harus
gembur dan lembab.
Perkembangbiakan
dengan setek daun ini
dilakukan dengan
meletakkan daun yang
206
sudah dipilih tadi diatas
permukaan tanah.
Beberapa hari
kemudian tumbuh tunas
baru yang kemudian
dapat dipindahkan
ketempat lain.
Beberapa contoh setek
daun terlihat pada
Gambar 92 berikut.
-
Tempel (okulasi), cara
perbanyakkan ini
dilakukan dengan
menempelkan tunas
dari satu tumbuhan ke
batang tumbuhan lain.
Setiap tumbuhan itu
mempunyai sifat yang
berbeda. Batang dan
tunas yang diokulasi
berasal dari dua
tumbuhan. Batang yang
ditempel merupakan
tumbuhan yang
mempunyai akar dan
batang yang kuat.
Gambar
-
Gambar 92 Beberapa jenis
perbanyakan
dengan setek daun
93.
Perbanyakan
tanaman dengan
teknik menempel
Sambung pucuk
(enten), sambung pucuk
merupakn penyatuan
pucuk dengan batang
bawah. Pucuk dan
batang bawah yang
disambung itu berasal
dua tumbuhan.
Sambung pucuk dapat
menghasilkan tanaman
yang lebih baik
mutunya. Bila
dibandingkan dengan
okulasi, ternyata
207
sambung pucuk lebih
cepat menghasilkan.
Cara sambung pucuk
dapat dilakukan
terhadap tanaman hias,
buah-buahan, dan
perkebunan. Sambung
pucuk dilakukan secara
sederhana. Batang
bawah diperoleh dari
semaian biji. Pucuk
diambil dari cabang
tumbuhan yang
mempunyai sifat- sifat
baik seperti berbunga
indah dan berbuah
manis, atau lainnya.
Pucuk kemudian
disambung dengan
batang bawah .
Penyambungan
dilakukan dengan
menggunakan tali
plastik.
-
Runduk, jenis tumbuhan
yang dapat
dikembangbiakan
dengan runduk sangat
sedikit. Tumbuhan itu
mempunyai batang
yang panjang dan
lentur. Tumbuhan yang
dapat dikembangbiakan
dengan cara merunduk
misalnya melati ,
alemanda, apel, dan
lain-lain.
Perkembangbiakan
dengan cara ini sangat
sederhana. Batang
tanaman dikerat sedikit,
batang itu kemudian
dilengkukkan atau
dirundukkan ketanah.
Kemudian batang yang
dikerat itu, ditimbun
dengan tanah, seperti
Gambar 95 berikut ini.
Gambar
Gambar 94 Teknik sambung
pucuk
95
Teknik
perbanyakan tanaman
dengan runduk
208
9.6. Teknik Budidaya
Sayuran
2. Sayuran
memerlukan
penanganan khusus
a. Produsen Sayuran
3. Sayuran dengan
ekonomi tinggi
Permintan akan sayuran terus
meningkat,
sejalan
dengan
peningkatan kebutuhan karena
pertambahan jumlah penduduk,
juga
disebabkan
oleh
peningkatan kesadaran akan
manfaat
mengkonsumsi
sayuran.
Keberhasilan industri sayuran
tergantung pada beberapa faktor
yaitu:
-
Keahlian produsen sayur
untuk memasarkan
produknya
-
Ketersediaan benih
unggul
-
Kualitas produk
-
Ketepatan waktu antara
panen dan sampainya
produk kepada
konsumen
-
Tengkulak, pengecer,
perantara
b. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
Beberapa hal perlu diperhatikan
dalam melaksanakan budidaya
sayuran.
Hal-hal tersebut adalah :
nilai
4. Persaingan internasional
Produksi sayur dikonsumsi
dalam bentuk segar
Produsen sayuran dapat berupa
pertanian besar, pada rumah
kaca atau rumah plastik dengan
kondisi lingkungan terkontrol,
pada sepetak lahan, ataupun
hanya
pada
beberapa
bedengan.
Dibandingkan dengan produk
pertanian
lainnya
seperti
leguminosa (kacang-kacangan),
sebaran dan distribusi sayuran
lebih kecil, hal ini disebabkan
pengiriman ke daerah yang jauh
dibutuhkan penanganan khusus
dari produk ini.
Oleh karena produk sayuran ini
dikonsumsi dalam bentuk segar,
maka
untuk
mengatasinya
biasanya
pihak
produsen
membangun industrinya dekat
dengan kota.
Faktor-faktor seperti fluktuasi
produksi sayuran setiap harinya,
alat transportasi,
dan jarak
antara
konsumen
dengan
produsen merupakan bagian
penting yang perlu diperhatikan
oleh produsen sayur.
1. Sayuran
dikonsumsi
dalam bentuk segar
209
Disamping hal tersebut diatas,
kondisi lingkungan marupakan
faktor
penentu
dalam
menentukan
keberhasilan
produk sayuran. Ketersedian air
yang cukup, suhu, kelembaban
udara dan angin, pada masa
pertumbuhan
akan
mempengaruhi kualitas dari
sayuran.
Bagaimana menangani
sayuran
Pembekuan atau penyimpanan
dalam
ruangan
pendingin,
pengalengan dan pengeringan
menjadi mekanisme yang utama
agar produk sayuran dapat
digunakan
konsumen.
Produsen sayur yang melakukan
penanganan yang baik dari
mulai tanam sampai panen serta
pascapanennya,
sehingga
sampai ke konsumen
turut
menentukan tinggi rendahnya
harga pproduk sayur tersebut.
Sayuran bernilai
ekonomi tinggi
-
Produknya
tergantung musim
tidak
-
Kualitas
tinggi.
lebih
-
Produsen
dapat
mengatur saat panen
yang
disesuaikan
dengan
nilai
jual
tertinggi di pasar.
Oleh
karena
pertanaman
sayuran pada rumah kaca
membutuhkan input energi yang
tinggi dibandingkan dengan
bertanam di lahan, maka
umumnya sayuran yang ditanam
pada rumah kaca ini adalah
sayuran yang memiliki nilai
ekonomi tinggi.
Persaingan pasar
internasional
Kemampuan produk sayuran
untuk dapat bersaing pada
kompetisi
internasional
ditentukan oleh:
-
Kemampuan produsen
sayur
untuk
menyediakan
produk
sayuran yang bermutu
baik selama perjalanan
maupun setelah sayuran
sampai
ke
tangan
konsumen.
-
Harga
dasar
yang
memadai dimana harga
dasar ini ditentukan oleh
biaya proses produksi
dan pasca panen, resiko
produksi,
resiko
Pertanaman
sayuran
pada
rumah kaca merupakan trend
baru untuk menghasilan produk
sayuran bermutu.
Beberapa
keuntungan
dari
bertanam sayuran pada rumah
kaca adalah:
-
Kondisi lingkungan yang
terkontrol
sehingga
pertumbuhan
tanaman
jadi lebih baik
sayur
210
kebijakan politik, dan laju
nilai tukar moneter.
Di beberapa negara luar seperti
Amerika Serikat menerapkan
teknologi yang efektif dalam
memproduksi sayuran. Hal ini
dilakukan untuk menurunkan
nilai jual serendah mungkin akan
tetapi masih menguntungkan
produsen dan dapat bersaing
pada tingkat internasional.
Berikut ini merupakan usaha
bagaimana meningkatkan mutu
dan nilai jual sayur yang perlu
dilakukan, yaitu:
-
Mekanisasi
-
Penanganan
panen
dan
bahan
-
Kultur teknis
pasca
kualitas
Mekanisasi
Salah satu upaya yang dilakukan
adalah penggunaan teknologi
atmosfir
terkontrol
pada
kemasan sayuran, sehingga
sayuran dapat bertahan lebih
lama. Penggunaan teknologi ini
dinilai jauh lebih efisien dan
efektif karena biaya yang relatif
murah dan tidak merusak mutu
sayuran.
c. Tenaga Kerja Mekanisasi
dan Efisiensi Produksi
Beberapa tahun terakhir ini
produk sayuran menjadi bahan
perhatian masyarakat dunia.
Disamping untuk pemenuhan
kebutuhan gizi manusia, produk
sayuran ini juga memberikan
keuntungan yang menggiurkan.
Berbagai upaya yang dilakukan
untuk meningkatkan produksi
sayuran antara lain:
- Penelitian di dalam dan
luar negeri.
- Peningkatan
efisiensi
produksi
- Teknologi panen dan
pasca panen,
- Kebijakan pemerintah
Beberapa alat mekanisasi turut
membantu agar proses produksi
sayuran lebih efisien dan efektif.
Penggunaan traktor misalnya
dalam pengolahan tanah dinilai
lebih efisien dan efektif, karena
disamping biayanya yang relatif
murah dibandingkan dengan
penggunaan tenaga manusia
juga luaran yang dihasilkannya
lebih besar.
Penggunaan sprayer dengan
menggunakan mesin dalam
pengaplikasian
pupuk
dan
pestisida juga membantu petani
sayur
memudahkan
pekerjaannya.
Pengunaan
mulsa
pada
pertanaman sayuran juga dapat
menghemat biaya pengendalian
gulma dan penyakit tertentu
yang perantara pembiakannya
pada tanah.
211
Penanganan pasca panen dan
kualitas bahan
Mudah rusaknya produk sayuran
ini
membutuhkan
perhatian
khusus terhadap alat panen
yang digunakan.
Kerusakan buah tomat pada
waktu pemanenan merupakan
salah satu contoh penanganan
pasca panen yang tidak baik.
Misalnya kita harus menentukan
varietas apa yang kita tanam,
waktu masak dan panen,
metode pemetikan, dan tinggi
tumpukan pada kontainer yang
dapat mempengaruhi kualitas
sayur.
Tidak selamanya penggunaan
traktor/mesin
pada
sayuran
berakibat baik, akan tetapi
sangat tergantung pada jenis
sayurannya. Misalnya mesin ini
tidak baik digunakan untuk
pemanenan kentang, akan tetapi
untuk pemanenan sayuran daun
seperti kangkung dinilai lebih
efisien.
Mekanisasi dan kultur teknis
Pengenalan
mekanisasi
menyebabkan perubahan yang
dramatis terhadap kultur teknis
sayuran. Salah stau contohnya
adalah pada kasus mekanisasi
tomat di Amerika Serikat. Sekitar
tahun 1962 pemanenan tomat
dilakukan
dengan
tenaga
manusia
(memetik
dengan
tangan), untuk lahan yang luas
pemanenan dengan sistem ini
akan menggunakan waktu yang
lama (sampai satu minggu).
Akibatnya terjadi kelambatan
panen, dan buah terlalu masak
sehingga cepat rusak.
Pekerjaan ini akan lebih mudah
dan jaminan terhadap mutu
sayur tetap terjaga maka
dilakukan pemanenan dengan
menggunakan mesin. Begitu
juga yang terjadi pada panen
anggur, pemetikan
dengan
menggunakan
mesin
lebih
efisien dibandingkan dengan
menggunakan tangan.
Akan tetapi penggunaan alat
mekanisasi
pertanian
membutuhkan
persyaratan
khusus pada kultur teknisnya
yang
disesuaikan
dengan
spesifikasi dari mesin yang
digunakan.
Misalnya dalam pemanenan
anggur jarak tanam yang
digunakan adalah jarak tanam
yang disesuaikan dengan lebar
mesin yang digunakan agar tidak
terhalang lalu lintas mesin pada
waktu panen.
Sistem penanaman langsung
untuk beberapa jenis sayuran
tertentu dengan luasan tanam
yang besar penggunaan mesin
tanam
jauh
lebih
efisien
dibandingkan
dengan
penggunaan tenaga manusia.
212
Oleh karenanya penggunaan
mekanisasi/alat mesin
pada
waktu
pengolahan
tanah,
penanaman,
pemeliharaan,
panen dan pasca panen pada
budidaya sayuran efisien dan
efektif tergantung pada:
-
jenis sayur yang ditanam
-
Luas areal pertanaman
-
Ketersediaan
kerja
tenaga
Umumnya mekanisasi secara
normal menjalankan fungsinya
untuk meningkatkan dua hal
yaitu:
-
-
Merupakan
pengembangan
dan
modifikasi
untuk
memudahkan pekerjaan
tangan.
Mesin dibutuhkan pada
pekerjaan yang tidak
dapat dikerjakan oleh
tenaga manusia
d.
Perencanaan
Sayur
Kondisi
lingkungan
seperti cuaca (panas,
kering, curah hujan, sinar
matahari yang terik)
mempengaruh produksi
sayur secara kuantitas
dan kualitas.
Perencanaan budidaya sayuran
meliputi pertimbangan akan 3
hal yaitu:
1. Pemilihan
varietas
kultivar
dan
2. Faktor pendukung dan
hambatan
3. Lokasi kebun
4. Sistem pertanaman
Pemilihan Kultivar dan Varietas
sayur
Sayur-mayur adalah tanaman
yang unik di dalam
dan
produknya
amat
berbeda
dengan kategori yang umum
dilakukan pada tanaman lain.
Budidaya
Pertama sekali yang perlu
mendapat pertimbangan jika
hendak
memilih
bertanam
sayuran adalah:
-
-
Serangga dan gulma
merupakan
hambatan
yang selalu hadir dan
merusak setiap budidaya
sayur
Hampir tiap bagian dari tanaman
dapat dimakan sebagai sayuran.
e. Pengelompokan Sayuran
Sayuran dapat diklasifikasikan
atas:
1. Klasifikasi botani (Tabel
13)
2. Klasifikasi berdasarkan
bagian
yang
dapat
dimakan
213
Klasifikasi sayuran atas bagian
yang dapat dimakan
Sayuran
juga
dapat
diklasifikasikan atas bagian apa
dari sayuran tersebut yang dapat
digunakan. Bagian tanaman
tersebut dapat berasal dari daun,
tangkai daun, umbi, batang,
akar, bunga, buah ataupun biji.
Daun
Daun
dari
sayuran
dapat
dikonsumsi dalam bentuk segar
ataupun
di
masak.
Yang
termasuk golongan ini adalah:
bayam, kangkung, peleng, daun
singkong, kol, selada, dan
sebagainya.
Umbi
Sayuran umbi dapat merupakan
modifikasi dari beberapa bagian
tanaman, misalnya kentang,
Akar
Beberapa akar sayuran dapat
dimanfaatkan sebagai sayur.
Awalnya akar ini tumbuh seperti
akar pada umumnya, sejalan
dengan pertambahan waktu akar
membesar.
Yang termasuk kelompok ini
misalnya adalah wortel, bit, dan
ubi jalar
Bunga
Tangkai daun
Yang termasuk ke dalam
golongan ini misalnya seledri.
Umbi lapis
Umbi lapis umumnya berada
dibawah tanah dengan sedikit
daun berada di permukaan
tanah.
Daun bawang juga dapat
digunakan sebagai sayuran
disamping umbilapisnya. Yang
termasuk golongan ini adalah
bawang merah, bawang putih,
bawang bombay.
Batang
Batang adalah bagian tanaman
yang mendukung daun, bunga
dan buah tanaman. Salah satu
contoh yang tergolong sayuran
ini adalah asparagus.
Contoh sayuran yang dimakan
bunganya adalah: brokoli, dan
kembang kol.
Buah
Tidak ada perbedaan yang pasti
antara buah dan sayuran buah.
Akan tetapi umumnya buahbuahan
digunakan
sebagai
hidangan penutup (dessert),
sedangkan
buah
sayuran
dimakan sebagai menu utama.
Yang
termasuk
kelompok
sayuran buah adalah, mentimun,
labu, terong, tomat, lada, buncis
dan sebagainya.
214
Biji
kandungan
organik tanah.
Kacang ercis ataupun buncis
merupakan
sayuran
yang
berasal dari biji.
Ada beberapa jenis sayuran biji
yang digunakan sebagai sayuran
ketika bijinya masih lunak,
contohnya buncis dan sweet
corn, akan tetapi ada juga yang
digunakan
setelah
bijinya
menjadi keras contohnya biji
bunga matahari, kacang tanah.
bahan
-
Kumpulkan data produksi
tanaman pada periode
lalu dari areal tersebut.
-
Musim tanam.Kumpulkan
semua data perubahan
pola curah hujan dari
lokasi.
Data
ini
dibutuhkan
untuk
menentukan kapa waktu
tanam yang paling tepat.
Hambatan dan dukungan
Lokasi kebun
Kumpulkan seluruh informasi
dari kebun yang akan ditanami.
Hal
ini
dibutuhkan
untuk
melakukan pengananan khusus
untuk lokasi-lokasi yang spesifik.
Keberhasilan budidaya sayuran
sangat
tergantung
apakah
tanaman kita cukup mendapat
sinar matahari atau tidak. Artinya
lokasi pertanaman tidak boleh
terlindung dari sinar matahari.
Data yang dibutuhkan
Data yang perlu dikumpulkan
adalah:
-
Jenis sayuran apa yang
akan ditanam
Kesuburan tanah yang
meliputi kesuburan fisik,
khemis
dan
biologi
tanah.
Riwayat
pemupukan yang telah
pernah dilakukan pada
lahan tersebut juga perlu
diketahui. Disamping itu
karena tanaman sayuran
menyukai tanah yang
gembur dan kaya bahan
organik maka dibutuhkan
juga informasi mengenai
Pemilihan areal pertanaman
yang terlindung dari cahaya
matahari akan menghasilkan
produk sayuan yang tidak sehat.
Lokasi yang dipilih adalah lokasi
yang mempunyai kesuburan
tanah yang relatif tinggi. Tanah
tersebut cukup kandungan hara
dan bahan organiknya.
Sistem pertanaman
Tidak ada satupun tanah yang
dapat ditanami semua jenis
tanaman.
Oleh
karenanya
informasi kesuburan tanah dari
lokasi merupakan hal yang
penting
diketahui
sebelum
melakukan usaha penanaman
sayuran.
215
Ada beberapa pilihan sistem
pertanaman
pada
budidaya
sayur yaitu
-
-
Intercroping,
beberapa
jenis
sayuran
dapat
ditanam
secara
bersamaan pada satu
lokasi. Sistem tanam ini
juga dapat mengurangi
serangan
hama,
disamping
mengefisienkan
pemanfatan lahan. Salah
satu contohnya adalah
budidaya
kacang
panjang
dengan
menggunakan ajir yang
berasal
dari
batang
jagung manis. Terlebih
dahulu kita menanam
jagung, baru setelah
sebulan
dilakukan
penaman
kacang
panjang.
Monokultur, sistem ini
hanya menanam satu
jenis saur pada luasan
areal tertentu
Dehidrasi
dengan
teknik
blansing.
Teknik ini dapat
diaplikasikan untuk kubis dan
wortel.
Kadar air
setelah
perlakuan
adalah
12%.
Rehidrasi
terhadap
produk
kering
akan
menghasilkan
bentuk sayuran segar seperti
semula.
Gambar
96. sayuran
dikeringkan
yang
Pengeringan Sayuran
Teknik ini dapat digunakan untuk
pengeringan
bawang
daun
dengan kadar air ideal sebesar
9,68%.
Dehidrasi
dengan
vacuum
dryer.
Teknik
ini
dapat
digunakan untuk seledri, bawang
merah dan lobak. Kadar air
terbaik adalah 10,31% dengan
TSS sebesar 57,72%.
216
Tabel 13 Klasifikasi Botani beberapa jenis sayuran
Famili,genus,spesies
Nama umum
Monocotyledons
Amaryllidaceae (famili amarylis)
- Allium cepa
- Allium sativum
Bawang merah
Bawang putih
Araceae(famili arum)
- Colocasia esculenta
Keladi/talas
Gramineae (famili grass)
- Zea mays var praecox
- Zea may var rugosa
Jagung popcorn
Jagung manis
Liliaceae
- Asparagus officinalis
Asparagus
Dicotyledons
Chenopodiaceae
- Beta vulgaris
- Beta vulgaris , cicla group
- Spinacia oleracea
Composite
- Helianthus annus
- Lactuca sativa
Bit
peleng (Bahasa Karo)
Bunga matahari
Convulaceae
- Ipomea batatus
Ubi jalar
Crucefera
- Brassica oleraceae
- Brassica rapa
- Raphanus satvus
Kol
Sawi pak-choi
Radish
Cucurbitaceae
- Citrulus lanatus
- Cucumis sativus
- Cucurbita pepo
Semangka
Timun
labu
217
Leguminosae
- Arachis hypogaea
- Gliycine max
- Phaseolus vulgaris
- Pisum sativum
- Vigna radiata
Kacang tanah
Kedele
Kacang buncis
Kacang ercis
Malvaceae
- Abelmoschus esculentus
Polygonaceae
- Rheum rhabarbarum
Okra
Solanaceae
- Capsicum annum
- Capsicum frutescens
- Lycopersicum esculentum
- Solanum melongena
- Solanum tuberosum
Rhubarb
Tetra goniaceae
- Tetragonia tetra gonioides
Umbelliferae
- Apium graveolens
- Daucus carota
Cabai besar
Cabai rawit
Tomat
Terong
Kentang
Bayam New Zeland
Seledri
Wortel
218
9.6.1. Tenik Budidaya
Kentang
BAB XII
tetapi, warna batang ini juga
dipengaruhi oleh umur tanaman
dan keadaan lingkungan. Pada
kesuburan tanah yang lebih baik
atau lebih kering, biasanya
warna batang tanaman yang
lebih tua akan lebih menyolok.
Bagian bawah batangnya bisa
berkayu. Sedangkan batang
tanaman muda tidak berkayu
sehingga tidak terlalu kuat dan
mudah roboh.
b. Jenis Kentang
a. Deskripsi
Kentang adalah tanaman dari
keluarga
Solanaceae
yang
memiliki akar umbi yang dapat
dimakan. Kata kentang juga
biasanya
digunakan
untuk
menyebut akar ini.
Kentang adalah salah satu
makanan pokok di Eropa
walaupun awalnya berasal dari
Amerika Selatan.
Tanaman kentang pertama kali
dibawa dan dikembangbiakkan
di Eropa pada abad XVI.
Kentang merupakan tanaman
dikotil yang bersifat semusim
dan berbentuk semak/herba.
Batangnya yang berada di atas
permukaan tanah ada yang
berwarna
hijau,
kemerahmerahan, atau ungu tua. Akan
Kentang (Solanum tuberosum L)
termasuk jenis tanaman sayuran
semusim, berumur pendek dan
berbentuk
perdu/semak.
Kentang termasuk tanaman
semusim karena hanya satu kali
berproduksi, setelah itu mati.
Umur tanaman kentang antara
90-180 hari.
Dalam dunia tumbuhan, kentang
diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotiledónea
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Species : Solanun tuberosum
Dari tanaman ini dikenal pula
spesies-spesies
lain
yang
merupakan spesies liar, di
antaranya Solanum andigenum
L, Solanum anglgenum L,
Solanum demissum L dan lainlain.
219
Varitas kentang yang banyak
ditanam di Indonesia adalah
kentang kuning varitas Granola,
Atlantis, Cipanas dan Segunung.
Belakangan ini Pusat Penelitian
dan Pengembangan Hortikultura
melepas 2 jenis kentang yaitu:
Merbabu-17
•
•
•
Potensi hasil 30-40
ton/ha
Khusus untuk sayur
Tahan terhadap penyakit
busuk daun dan hama
lalat pengorok daun
Manohara
•
•
•
Potensi hasil 20-37
ton/ha
Tahan busuk daun
Cocok untuk prosesing
beberapa daerah, ada yang
menjadikannya makanan pokok.
Selain itu, kentang juga banyak
mengandung vitamin B, vitamin
C, dan sejumlah vitamin A.
Sebagai sumber karbohidrat
yang penting, di Indonesia,
kentang masih dianggap sebagai
sayuran yang mewah.
c.Syarat Tumbuh
Iklim
a. Daerah dengan curah
hujan rata-rata 1500
mm/tahun sangat sesuai
untuk membudidayakan
kentang. Daerah yang
sering mengalami angin
kencang tidak cocok
untuk budidaya kentang.
b. Lama penyinaran yang
diperlukan
tanaman
kentang untuk kegiatan
fotosintesis
adalah
sekitar 9-10 jam/hari.
Lama penyinaran juga
berpengaruh
terhadap
waktu
dan
masa
perkembangan umbi.
c. Suhu
optimal
untuk
pertumbuhan adalah 18210C. Pertumbuhan umbi
akan terhambat apabila
suhu tanah kurang dari
10 derajat C dan lebih
dari 30 derajat C.
Kentang sangat digemari hampir
semua
orang.
Bahkan
di
220
d. Kelembaban yang sesuai
untuk tanaman kentang
adalah
80-90%.
Kelembaban yang terlalu
tinggi akan menyebabkan
tanaman
mudah
terserang
hama
dan
penyakit, terutama yang
disebabkan
oleh
cendawan.
Media Tanam
a. Secara fisik, tanah yang
baik
untuk
bercocok
tanaman kentang adalah
yang berstruktur remah,
gembur,
banyak
mengandung
bahan
organik, berdrainase baik
dan memiliki lapisan olah
yang dalam. Sifat fisik
tanah yang baik akan
menjamin ketersediaan
oksigen di dalam tanah.
Ketinggian Tempat
Daerah yang cocok untuk
menanam kentang adalah pada
dataran
tinggi/daerah
pegunungan, dengan ketinggian
antara 1.000-3.000 m dpl.
Ketinggian idealnya berkisar
antara
1000-1300
m
dpl.
Beberapa varitas kentang dapat
ditanam di dataran menengah
(300-700 m dpl).
d. Pembibitan
Bibit Tanaman kentang dapat
berasal dari:
-
Umbi
-
stek batang
-
stek tunas daun.
Umbi
b. Tanah yang memiliki sifat
ini adalah tanah Andosol
yang
terbentuk
di
pegununganpegunungan.
c. Keadaan pH tanah yang
sesuai untuk tanaman
kentang bervariasi antara
5,0-7,0, ini tergantung
pada varietasnya. Untuk
produksi yang baik pH
yang rendah tidak cocok
ditanami
kentang.
Pengapuran
mutlak
diberikan pada tanah
yang memiliki nilai pH
dibawah 7.
Umbi bibit berasal dari umbi
produksi berbobot 30-50 gram.
Pilih umbi yang cukup tua antara
150-180 hari, umur tergantung
varietas, tidak cacat, umbi baik,
varitas unggul.
Umbi disimpan di dalam rak/peti
di gudang dengan sirkulasi udara
yang baik (kelembaban 80-95%).
Lama penyimpanan 6-7 bulan
pada suhu rendah dan 5-6 bulan
pada suhu 250C.
221
Pilih umbi dengan ukuran
sedang, memiliki 3-5 mata tunas.
Gunakan umbi yang akan
digunakan sebagai bibit hanya
sampai generasi keempat saja.
Setelah bertunas sekitar 2 cm,
umbi siap ditanam.
Bila bibit diusahakan dengan
membeli, (usahakan bibit yang
kita beli bersertifikat), berat
antara 30-45 gram dengan 3-5
mata tunas.
Pengambilan stek baru dapat
dilakukan jika tanaman telah
berumur 1-1,5 bulan dengan
tinggi 25-30 cm.
Stek disemaikan di persemaian.
Apabila bibit menggunakan hasil
stek batang atau tunas daun,
ambil dari tanaman yang sehat
dan baik pertumbuhannya.
e. Pedoman Teknis Budidaya
Pengolahan Media Tanam
Penanaman dapat dilakukan
tanpa dan dengan pembelahan.
Pemotongan umbi dilakukan
menjadi 2-4 potong menurut
mata tunas yang ada.
Lahan dibajak sedalam 30-40 cm
sampai gembur benar supaya
perkembangan
akar
dan
pembesaran umbi berlangsung
optimal.
Sebelum tanam umbi yang
dibelah harus direndam dulu di
dalam larutan Dithane M-45
selama 5-10 menit.
Kemudian
tanah
dibiarkan
selama 2 minggu sebelum dibuat
bedengan.
Walaupun
pembelahan
menghemat bibit, tetapi bibit
yang dibelah menghasilkan umbi
yang lebih sedikit daripada yang
tidak dibelah. Hal tersebut harus
diperhitungkan secara ekonomis.
Stek Batang
dan stek tunas
Cara ini tidak biasa dilakukan
karena lebih rumit dan memakan
waktu lebih lama.
Bahan tanaman yang akan
diambil stek batang/tunasnya
harus ditanam di dalam pot.
Pada lahan datar, sebaiknya
dibuat bedengan memanjang ke
arah
Barat-Timur
agar
memperoleh sinar matahari
secara optimal, sedang pada
lahan berbukit arah bedengan
dibuat tegak lurus kimiringan
tanah untuk mencegah erosi.
Lebar bedengan 70 cm (1 jalur
tanaman)/140 cm (2 jalur
tanaman), tinggi 30 cm dan jarak
antar bedengan 30 cm.
Lebar dan jarak antar bedengan
dapat diubah sesuai dengan
varietas kentang yang ditanam.
Di sekeliling petak bedengan
222
dibuat saluran pembuangan air
sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.
Teknik Penanaman
Waktu tanam yang tepat adalah
diakhir musim hujan pada bulan
April-Juni, jika lahan memiliki
irigasi yang baik/sumber air,
maka kentang dapat ditanam
dimusim kemarau.
Pemupukan Dasar
- Pupuk dasar organik
berupa kotoran ayam 10
ton/ha, kotoran kambing
sebanyak 15 ton/ha atau
kotoran sapi 20 ton/ha
diberikan
pada
permukaan
bedengan
kurang lebih seminggu
sebelum
tanam,
dicampur pada tanah
bedengan atau diberikan
pada lubang tanam.
- Pupuk anorganik berupa
SP-36=400kg/ha.
Cara Penanaman
Penyedian bibit
Bibit yang diperlukan jika
memakai jarak tanam 70 x 30 cm
adalah
1.300-1.700
kg/ha
dengan anggapan umbi bibit
berbobot sekitar 30-45 gram.
Pengaturan jarak tanam dan
waktu tanam
Jarak tanam kentang tergantung
pada jenis varietasnya. Misalnya
varietas Dimanat dan LCB jarak
tanamnya 80 x 40 sedangkan
varietas lain 70 x 30 cm.
Sebaiknya
tidak
menanam
kentang pada musim hujan, dan
penanaman yang baik jika
dilakukan dipagi/sore hari.
Pembuatan lubang tanam, dan
mulsa
Lubang tanam dibuat dengan
kedalaman 8-10 cm. Bibit
dimasukkan ke lubang tanam,
ditimbun dengan tanah dan
tekan tanah di sekitar umbi. Bibit
akan tumbuh sekitar 10-14 hst.
Mulsa jerami perlu dihamparkan
di bedengan jika kentang
ditanam di dataran medium.
Pemeliharaan
Penyulaman
Untuk mengganti tanaman yang
kurang baik, maka dilakukan
penyulaman. Penyulaman dapat
dilakukan
setelah
tanaman
berumur 15 hari. Bibit sulaman
merupakan bibit cadangan yang
telah
disiapkan
bersamaan
dengan
bibit
produksi.
Penyulaman dilakukan dengan
cara mencabut tanaman yang
mati/kurang baik tumbuhnya dan
ganti dengan tanaman baru pada
lubang yang sama.
223
Penyiangan
Lakukan penyiangan secara
kontinyu
dan
sebaiknya
dilakukan
2-3
hari
sebelum/bersamaan
dengan
pemupukan
susulan
dan
penggemburan. Jadi penyiangan
dilakukan minimal dua kali
selama
masa
penanaman.
Penyiangan harus dilakukan
pada fase kritis yaitu vegetatif
awal dan pembentukan umbi.
Pemangkasan Bunga
Pada varietas kentang yang
berbunga sebaiknya dipangkas
untuk mencegah terganggunya
proses
pembentukan
umbi,
karena terjadi perebutan unsur
hara untuk pembentukan umbi
dan pembungaan.
1. Urea/ZA:
setelah
165/350
45 hari
tanam
kg.
21 hari
tanam
kg dan
setelah
165/365
2. SP-36:
saat
tanam 400 kg.
3. KCl:
21
hari
setelah
tanam
100 kg dan 45
hari
setelah
tanam 100 kg.
c. Pupuk cair: 7-10 hari
sekali
dengan
dosis
sesuai anjuran.
Pupuk anorganik diberikan ke
dalam lubang pada jarak 10 cm
dari batang tanaman kentang.
Pemupukan
Pengairan
Selain pupuk organik, maka
pemberian pupuk anorganik juga
sangat
penting
untuk
pertumbuhan tanaman.
Pupuk yang biasa diberikan Urea
dengan dosis 330 kg/ha, TSP
dengan
dosis
400
kg/ha
sedangkan KCl 200 kg/ha.
Secara keseluruhan pemberian
pupuk organik dan anorganik
adalah sebagai berikut:
a. Pupuk kandang: saat
tanam 15.000-20.000 kg.
b. Pupuk anorganik
Tanaman kentang sangat peka
terhadap
kekurangan
air.
Pengairan
harus
dilakukan
secara
rutin
tetapi
tidak
berlebihan.
Pemberian air yang cukup
membantu
menstabilkan
kelembaban
tanah
sebagai
pelarut pupuk. Selang waktu 7
hari sekali secara rutin sudah
cukup untuk tanaman kentang.
Pengairan dilakukan dengan
cara
disiram
dengan
gembor/ember/atau
dengan
mengairi selokan sampai areal
224
tanaman lembab (sekitar 15-20
menit).
Hama dan Penyakit
Hama
a. Ulat grayak (Spodoptera
litura)
Gejala: ulat menyerang
daun dengan memakan
bagian epidermis dan
jaringan hingga habis
daunnya. Pengendalian:
(1)
mekanis
dengan
memangkas daun yang
telah ditempeli telur; (2)
kimia dengan Azordin,
Diazinon
60
EC,
Sumithion 50 EC.
b. Kutu daun (Aphis Sp)
Gejala:
kutu
daun
menghisap cairan dan
menginfeksi
tanaman,
juga dapat menularkan
virus
bagi
tanaman
kedelai.
Pengendalian:
dengan cara memotong
dan membakar daun
yang
terinfeksi,
menyemprotkan Roxion
40 EC, Dicarzol 25 SP.
c. Orong-orong (Gryllotalpa
Sp) Gejala: menyerang
umbi di kebun, akar,
tunas muda dan tanaman
muda.
Akibatnya
tanaman menjadi peka
terhadap infeksi bakteri.
Pengendalian:
menggunakan
tepung
Sevin
85
S
yang
dicampur dengan pupuk
kandang.
d. Hama penggerek umbi
(Phtorimae
poerculella
Zael)
Gejala: pada daun yang
berwarna merah tua dan
terlihat adanya jalinan
seperti benang yang
berwarna kelabu yang
merupakan
materi
pembungkus ulat. Umbi
yang
terserang
bila
dibelah, akan terlihat
adanya
lubang-lubang
karena sebagian umbi
telah
dimakan.
Pengendalian:
secara
kimia
menggunakan
Selecron 500 EC, Ekalux
25 EC, Orthene &5 SP,
Lammnate L.
e. Hama trip (Thrips tabaci).
Gejala:
pada
daun
terdapat bercak-bercak
berwarna
putih,
selanjutnya
berubah
menjadi abu-abu perak
dan
kemudian
mengering.
Serangan
dimulai dari ujung-ujung
daun yang masih muda.
Pengendalian: (1) secara
mekanis dengan cara
memangkas bagian daun
yang
terserang;
(2)
secara
kimia
menggunakan Basudin
60 EC, Mitac 200 EC,
Diazenon, Bayrusil 25 EC
atau Dicarzol 25 SP.
225
Penyakit
a. Penyakit busuk daun
Penyebab:
jamur
Phytopthora
infestans.
Gejala: timbul bercakbercak kecil berwarna
hijau kelabu dan agak
basah, lalu bercak-bercak
ini akan berkembang dan
warnanya
berubah
menjadi coklat sampai
hitam dengan bagian tepi
berwarna putih yang
merupakan sporangium.
Selanjutnya daun akan
membusuk dan mati.
Pengendalian:
menggunakan Antracol
70 WP, Dithane M-45,
Brestan 60, Polyram 80
WP, Velimek 80 WP dan
lain-lain.
b. Penyakit layu bakteri
Penyebab:
bakteri
Pseudomonas
solanacearum.
Gejala:
beberapa daun muda
pada pucuk tanaman layu
dan daun tua, daun
bagian
bawah
menguning.
Pengendalian:
dengan
cara menjaga sanitasi
kebun,
pergiliran
tanaman.
Pemberantasan secara
kimia dapat menggunkan
bakterisida, Agrimycin atu
Agrept 25 WP.
c. Penyakit busuk
Penyebab:
umbi
jamur
Colleotrichum coccodes.
Gejala: daun menguning
dan menggulung, lalu
layu dan kering. Pada
bagian tanaman yang
berada
dalam
tanah
terdapat bercak-bercak
berwarna coklat. Infeksi
akan menyebabkan akar
dan umbi muda busuk.
Pengendalian:
dengan
cara pergiliran tanaman ,
sanitasi
kebun
dan
penggunaan bibit yang
baik.
d. Penyakit fusarium
Penyebab:
jamur
Fusarium sp. Gejala:
infeksi
pada
umbi
menyebabkan
busuk
umbi yang menyebabkan
tanaman layu. Penyakit
ini
juga
menyerang
kentang
di
gudang
penyimpanan.
Infeksi
masuk melalui luka-luka
yang
disebabkan
nematoda/faktor
mekanis. Pengendalian:
dengan
menghindari
terjadinya luka pada saat
penyiangan
dan
pendangiran.
Pengendalian
kimia
dengan Benlate.
e. Penyakit bercak kering
(Early Blight)
Penyebab:
jamur
Alternaria solani. Jamur
hidup disisa tanaman
sakit dan berkembang
biak di daerah kering.
226
Gejala: daun terinfeksi
berbercak kecil yang
tersebar tidak teratur,
berwarna coklat tua, lalu
meluas ke daun muda.
Permukaan kulit umbi
berbercak gelap tidak
beraturan,
kering,
berkerut
dan
keras.
Pengendalian:
dengan
pergiliran tanaman.
f.
Penyakit karena virus
Virus yang menyerang
adalah: (1) Potato Leaf
Roll
Virus
(PLRV)
menyebabkan
daun
menggulung; (2) Potato
Virus
X
(PVX)
menyebabkan
mosaik
laten pada daun; (3)
Potato Virus Y (PVY)
menyebabkan
mosaik
atau nekrosis lokal; (4)
Potato Virus A (PVA)
menyebabkan
mosaik
lunak; (5) Potato Virus M
(PVM)
menyebabkan
mosaik menggulung; (6)
Potato Virus S (PVS)
menyebabkan
mosaik
lemas. Gejala: akibat
serangan,
tanaman
tumbuh kerdil, lurus dan
pucat dengan umbi kecilkecil/tidak menghasilkan
sama
sekali;
daun
menguning dan jaringan
mati. Penyebaran virus
dilakukan oleh peralatan
pertanian, kutu daun
Aphis
spiraecola,
A.
gossypii
dan
Myzus
persicae,
kumbang
Epilachna dan Coccinella
dan
nematoda.
Pengendalian: tidak ada
pestisida
untuk
mengendalikan
virus,
pencegahan
dan
pengendalian dilakukan
dengan menanam bibit
bebas
virus,
membersihkan peralatan,
memangkas
dan
membakar
tanaman
sakit,
memberantas
vektor dan pergiliran
tanaman.
f. Panen dan Pascapanen
Panen
Ciri dan Umur Panen
Umur panen pada tanaman
kentang berkisar antara 90-180
hari,
tergantung
varietas
tanaman.
Pada varietas kentang genjah,
umur panennya 90-120 hari;
varietas medium 120-150 hari;
dan varietas dalam 150-180 hari.
Secara fisik tanaman kentang
sudah dapat dipanen apabila
daunnya
telah
berwarna
kekuning-kuningan yang bukan
disebabkan serangan penyakit;
batang tanaman telah berwarna
kekuningan
dan
agak
mengering.
Selain itu tanaman yang siap
panen kulit umbi akan lekat
sekali dengan daging umbi, kulit
227
tidak cepat mengelupas
digosok dengan jari.
Cara Panen
bila
segar, sesuai dengan SNI-013175-1992
Klasifikasi dan Standar Mutu
Waktu
memanen
sangat
dianjurkan dilakukan pada waktu
sore hari/pagi hari dan dilakukan
pada saat hari cerah. Cara
memanen yang baik adalah
sebagai berikut: cangkul tanah
disekitar umbi kemudian angkat
umbi dengan hati hati dengan
menggunakan garpu tanah.
Setelah itu kumpulkan umbi
ditempat yang teduh. Hindari
kerusakan
mekanis
waktu
panen.
Prakiraan Produksi
a. Granola/Atlantis: produksi
35-40 ton/ha.
b. Red Pontiac: produksi 15
ton/ha.
c. Desiree: produksi 18
ton/ha.
d. DTO: produksi 20 ton/ha.
e. Klon no. 17: produksi 3040 ton/ha.
Menurut ukuran berat, kentang
segar digolongkan dalam:
a) Kecil: 50 gram kebawah.
b) Sedang: 51-100 gram.
c) Besar: 101-300 gram.
d) Sangat besar: 301 gram ke
atas.
Menurut jenis mutunya kentang
segar digolongkan dalam 2 jenis
mutu, yaitu mutu I dan mutu II.
a) Keseragaman warna dan
bentuk: mutu I=seragam;
mutu II=seragam.
b) Keseragaman ukuran: mutu
I=seragam;
mutu
II=seragam.
c) Kerataan
permukaan
kentang: mutu I=rata; mutu
II=tidak disyaratkan.
Standar Produksi
Standar ini meliputi klasifikasi
dan
syarat
mutu,
cara
pengambilan
contoh,
cara
pengujian
contoh,
syarat
penandaan dan pengemasan.
Kentang yang segar adalah umbi
batang dari tanaman kentang
dalam keadaan utuh bersih dan
d) Kadar kotor (bobot/bobot):
mutu I=maksimum 2,5%;
mutu II=maksimum 2,5%.
e) Kentang cacat (bobot/bobot):
mutu I=maksimum 5%; mutu
II=maksimum 10%.
f) Ketuaan
kentang:
mutu
I=tua; mutu II=cukup tua.
228
Untuk
mendapatkan
hasil
kentang yang sesuai dengan
standar
maka
dilakukan
pengujian yang meliputi:
a. Penentuan keseragaman
ukuran kentang
Timbang
seluruh
cuplikan,
kemudian
timbang tiap butir dalam
cuplikan. Pisahkan butirbutir
yang
beratnya
diatas/dibawah
ukuran
berat
yang
telah
ditentukan
dan
timbanglah
semuanya.
Bila presentase berat
butir yang diatas/dibawah
ukuran berat masingmasing sama/kurang dari
5%
maka
contoh
dianggap seragam.
b. Penentuan
kerataan
permukaan kentang
Timbang seluruh cuplikan
dan ukur benjolan yang
terdapat pada tiap butir
dalam cuplikan. Pisahkan
butir-butir cuplikan yang
mempunyai
benjolan
lebih
dari
1
cm
sama/kurang dari 10%
jumlah cuplikan maka
cuplikan
dianggap
mempunyai permukaan
rata.
c. Penentuan kadar kotoran
Timbanglah
sampai
mendekati
0,1
gram
sebanyak lebih kurang
500 gram cuplikan dalam
wadah yang telah ditera
sebelumnya dan tuanglah
kedalalam sebuah bak
kayu yang disediakan
khusus untuk itu. Pilihlah
kotoran-kotoran
dan
timbanglah berat masingmasing.
d. Penentuan cacat pada
kentang segar
Timbang seluruh cuplikan
dan tentukan butir-butir
kentang
yang
cacat.
Pisahkan butir-butir yang
cacat dan timbanglah
semuanya.
Bila
presentase berat butirbutir
yang
cacat
sama/kurang dari 50%,
maka cuplikan dianggap
Mutu
I
dan
bila
sama/kurang dari 10%
maka cuplikan dianggap
Mutu II.
e. Penentuan ketuaan pada
kentang segar
Timbanglah
seluruh
cuplikan dan tentukan
butir
contoh
yang
tua/cukup tua. Pisahkan
butir yang tua/cukup tua
dan
timbanglah
semuanya.
Bila
presentase berat butir
contoh yang kulitnya
mengelupas
beratnya
lebih dari ¼ bagian
permukaannya
sama/kurang dari 5%,
maka cuplikan dianggap
tua dan bila sama/kurang
dari 10%, maka cuplikan
dianggap cukup tua.
229
Pengambilan Contoh
Contoh diambil secara acak dari
jumlah kemasan seperti terlihat
berikut ini. Tiap kemasan diambil
contoh sebanyak 10 kg dari
bagian atas, tengah dan bawah.
Contoh
tersebut
dicampur
merata
tanpa
menimbulkan
kerusakan, kemudian dibagi
menjadi empat dan dua bagian
diambil secara diagonal.
Cara ini dilakukan beberapa kali
sampai contoh mencapai 10 kg.
b) Untuk jumlah kemasan
dalam lot 1 sampai 3,
contoh yang diambil
semua.
c) Untuk jumlah kemasan
dalam lot 4 sampai 25,
contoh yang diambil 3.
d) Untuk jumlah kemasan
dalam lot 26 sampai 50,
contoh yang diambil 6.
e) Untuk jumlah kemasan
dalam lot 51 sampai
100,
contoh
yang
diambil 8.
f) Untuk jumlah kemasan
dalam lot 101 sampai
150,
contoh
yang
diambil 10.
h) Untuk jumlah kemasan
dalam lot 201 atau
lebih,
contoh
yang
diambil 15.
Petugas pengambil contoh harus
memenuhi syarat yaitu orang
yang berpengalaman atau dilatih
lebih dahulu dan mempunyai
ikatan dengan badan hukum.
Pengemasan
Kentang
dikemas
dengan
keranjang atau bahan lain
dengan berat netto maksimum
80 kg dan ditutup dengan
anyaman bambu kemudian diikat
dengan tali rotan/bahan lain. Isi
kemasan
tidak
melebihi
permukaan.
Di
dalam
keranjang
kemasan diberi label
bertuliskan
-
atau
yang
:
Nama barang.
Jenis mutu.
Nama/kode
perusahaan/eksportir.
Berat netto.
Produksi Indonesia.
Negara/tempat tujuan.
g) Untuk jumlah kemasan
dalam lot 151 sampai
200,
contoh
yang
diambil 12.
230
9.6.2. Teknik Budidaya
Tomat
a. Deskripsi
Tanaman tomat merupakan
tanaman
perdu
semusim,
berbatang lemah dan basah.
Daunnya berbentuk segitiga.
Bunganya berwarna kuning.
Buahnya buah buni, hijau waktu
muda dan kuning atau merah
waktu tua. Berbiji banyak,
berbentuk bulat pipih, putih atau
krem, kulit biji berbulu.
Perbanyakan
dengan
biji
kadang-kadang dengan setek
batang cabang yang telah tua.
-
lunak, bentuknya tidak
teratur.
Tomat
Apel
(Lycopersicum pyriforme)
buah bulat, kuat dan
sedikit keras seperti buah
apel, tumbuh baik di
dataran tinggi
Tomat
kentang
(Lycopersicum
grandifolium) buah bulat,
padat, lebih besar dari
tomat apel, daun lebar
agak rimbun.
Beberapa varietas tomat yang
sekarang sedang dikembangkan
adalah sebagai berikut:
Tomat umumnya dibudidayakan
pada lahan kering atau pada
lahan sawah.
Tanaman ini tidak membutuhkan
persyaratan khusus, akan tetapi
menghendaki
tanah
yang
gembur.
Tanaman
ini
dapat
dibudidayakan
secara
monokultur maupun dengan
sistem multiple cropping.
b.Varietas Tomat
Jenis-jenis Tomat
-
Tomat
biasa
(lycopersicum commune)
buahnya
bulat
pipih,
231
Mirah
•
•
•
•
•
•
•
Potensi hasil 30-35
ton/ha
Rasa manis masam
Buah bulat agak lonjong
Umur panen 55-59 hari
Cocok untuk dataran
rendah
Daya simpan 8 hari
Toleran terhadap
penyakit layu bakteri
232
Opal
•
•
•
•
•
•
•
c.Manfaat
Potensi hasil 30-50
ton/ha
Rasa manis masam
Buah lonjong
Umur panen 58-61 hari
Cocok untuk dataran
rendah
Daya simpan 9 hari
Toleran terhadap
penyakit layu bakteri
Tomat termasuk sayuran buah
yang sangat digemari. Banyak
sekali penggunaan buah tomat,
antara lain sebagai bumbu
sayur, lalap, makanan yang
diawetkan (saus tomat), buah
segar, atau minuman (juice).
Selain itu, buah tomat banyak
mengandung vitamin A, Vitamin
C, dan sedikit vitamin B.
d. Syarat Tumbuh
Tomat secara umum dapat
ditanam di dataran rendah,
medium, dan tinggi, tergantung
varietasnya.
Zamrud
•
•
•
•
•
•
•
Potensi hasil 30-45
ton/ha
Rasa manis asam
Buah bulat
Umur panen 59-61 hari
Daya simpan 8 hari
Cocok untuk dataran
rendah
Toleran terhadap
penyakit layu bakteri
Namun, kebanyakan varietas
tomat hasilnya lebih memuaskan
apabila ditanam di dataran tinggi
yang sejuk dan kering sebab
tomat tidak tahan panas terik
dan hujan.
Suhu
optimal
untuk
pertumbuhannya adalah 23°C
pada siang hari dan 17°C pada
malam hari.
Tanah yang dikehendaki adalah
tanah bertekstur liat yang banyak
mengandung pasir. Dan, akan
lebih disukai bila tanah itu
banyak mengandung humus,
gembur,
sarang,
dan
berdrainase baik. Sedangkan
keasaman tanah yang ideal
untuk pertumbuhannya adalah
pada pH netral, yaitu sekitar 6-7.
233
e. Pedoman Budidaya
Bibit dan Persemaian
Benih tomat dapat langsung
diperoleh dari suplier atau
disiapkan sendiri.
Sebetulnya menyiapkan sendiri
benih tomat yang baik tidaklah
terlalu sukar. Caranya adalah
sebagai berikut:
1. Buah tomat dipilih yang
sehat, tidak cacat, dan
matang
penuh
dari
varietas yang unggul.
Buah yang telah dipilih
selanjutnya
diperam
selama tiga hari sampai
warna buah berubah
menjadi merah gelap dan
lunak. Kemudian bijinya
dikeluarkan
bersama
lendirnya.
2. Biji
beserta
lendir
difermentasi selama 3
hari sampai lendir dan
airnya terpisah dari biji.
3. Biji yang telah terpisah
tadi segera dicuci dan
dijemur selama kurang
lebih 3 hari atau hingga
kadar airnya kurang lebih
6%.
4. Biji yang telah kering
dapat langsung disemai
atau disimpan.
Bila telah diperoleh, sebaiknya
benih
disemaikan
dahulu
sebelum
ditanam
pada
bedengan yang tetap.
Bedengan persemaian dibuat
dengan ukuran lebar antara 0,81,2 m dengan panjang sekitar 23 m, dan tinggi sekitar 20-25 cm.
Jarak antarbarisan adalah 5 cm.
Bedengan yang telah dibentuk
diberi pupuk kandang seminggu
sebelum tanam sebanyak 5 kg
per m2 dan pupuk Urea dua hari
sebelum tanam sebanyak 30 g
per m 2.
Setelah bedengan persemaian
siap diolah, bibit tomat dapat
segera disebar.
Untuk satu ha pertanaman,
benih yang dibutuhkan adalah
sekitar 300 - 400 gram. Pada
persemaian diberi lindungan
yang dapat berupa atap rumbia
atau pelepah pisang.
Persemaian disiram setiap pagi
dan sore. Bila bibit telah
mencapai tinggi antara 7-10 cm,
yaitu dalam waktu 2 minggu
setelah disebar, bibit itu dapat
segera dipindahkan ke tempat
penyapihan.
Penyapihan
berguna
untuk
menyeleksi bibit yang bagus dan
sebagai latihan hidup bagi
tanaman
muda.
Tempat
penyapihan
dapat
berupa
polybag atau bumbung dari
pelepah pisang. Bibit dibiarkan di
234
tempat
penyapihan
sampai
berumur 1 bulan dengan tinggi
sekitar 15 cm dan telah berhelai
daun 3 atau 4. Setelah itu,
tanaman dapat dipindahkan ke
tempat penanaman yang tetap.
Sebelum penanaman dilakukan,
sebaiknya
lahan
disiapkan
dahulu. Lahan yang telah dipilih
segera diolah. Guna mencegah
nematoda yang merugikan, kita
dapat memberikan Nemagon
sebagai fumigan tanah 2 atau 3
minggu
sebelum
tanam.
Kemudian lahan itu dibuat
bedengan dengan lebar antara
1,4-1,6 meter dan jarak antar
bedengan sekitar 20 cm. Lubang
penanaman segera dibuat di
atas bedengan itu dengan luas
sekitar 15-20 cm sedalam 70-80
cm.
Agar tanah cukup subur, perlu
ditambahkan pupuk kandang
sebanyak 0,5-1 kg untuk setiap
lubang.
Banyaknya
pupuk
kandang untuk 1 ha lahan
adalah sekitar 20-30 ton. Lahan
yang telah diolah sebaiknya
didiamkan dahulu selama 1
bulan agar diperoleh cukup sinar
matahari, kemudian barulah
digunakan.
Selanjutnya bibit yang telah
disapih ditanam pada bedengan
yang telah disiapkan dengan
jarak antartanaman sekitar 50-60
cm.
Setiap bedengan berisi dua baris
tanaman. Sehingga setiap ha
lahan dapat ditanami sebanyak
20.900-28.600 bibit.
f.Teknik Pemeliharaan Tomat
Faktor-faktor
yang
perlu
diperhatikan
dalam
pemeliharaan tanaman tomat,
yaitu:
Penyiraman
Penyiraman
dilakukan
bila
selama pertumbuhan tanaman
jatuh pada musim kemarau yang
berkepanjangan (sesuai dengan
kebutuhan). Hal ini dilakukan
secara hati-hati agar tanaman
tidak rusak dan diusahakan
penyiraman tanaman pada pagi
dan sore hari.
Pemupukan
Pupuk yang diperlukan untuk
tanaman tomat adalah :
a. Pupuk kandang dengan
dosis 10-20 ton per
hektar atau 0,5-1 kg per
tanaman, yang diberikan
seminggu
sebelum
tanam.
b.
Untuk
pupuk
TSP
dengan dosis 2,5 - 3
kwintal per hektar atau
10-15 gram per tanaman,
yang diberikan seminggu
sebelum tanam.
c. Pupuk Urea diberikan
bersamaan saat tanam
235
dengan dosis 1 kwintal
per hektar atau 4-5 gram
per tanaman. Sedangkan
pemupukan Urea untuk
susulan
dilakukan
4
minggu
setelah
pemupukan
pertama
dengan
dosis
sama
seperti
pemupukan
pertama.
d. Cara pemberian pupuk
baik
pupuk
dasar
maupun susulan, yaitu
diletakkan melingkar di
sekeliling
tanaman
dengan jarak 10-15 cm,
kenudian ditutup dengan
tanah.
e. Pemupukan
dilakukan
pada saat awal atau akhir
musim hujan dan juga
disesuaikan
dengan
tingkat kesuburan tanah
setempat.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan bila ada
tanaman
yang
mati
atau
pertumbuhannya kurang baik,
dan diusahakan agar bibit
tanaman pengganti harus subur
pertumbuhannya serta masih
seumur dengan tanaman yang
diganti.
Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dan pembubunan
dilakukan secara bersamaan
setelah tanaman berumur kirakira 1 bulan, yaitu dengan cara
membabat
atau
mencabut
rerumputan, kemudian tanah di
sekitar tanaman dibumbun pada
tanaman.
Pemberian Mulsa
Pemberian mulsa utuk menjaga
agar tanah tetap gembur,
mengurangi penguapan, dan
menekan
pertumbuhan
rerumputan.
Mulsa yang digunakan yaitu
sisa-sisa tanaman atau rumpurrumput kering. Caranya yaitu
mulsa diletakkan di
Pengajiran
Pengajiran untuk menghindari
agar tanaman tomat tidak rebah
dan memudahkan pemeliharaan.
Ajir dipasang pada saat tanaman
berumur 1 bulan atau tanaman
mencapai tinggi kira-kira 40 cm.
Ajir dapat digunakan seperti
banbu atau tali.
Pemangkasan
Pemangkasan
dimaksudkan
agar dapat diperoleh buah yang
besar
dan
cepat
masak.
Pemangkasan dilakukan sekali
atau dua kali sebulan yaitu
dengan cara memangkas bagian
236
pucuk atau cabang ketiga pada
batang pokok, atau cabang
kelima pada kedua cabang yang
dibiarkan hidup. Pemangkasan
tanaman tomat dapat dilakukan
dengan
dua
cara
yaitu
pemangkasan tunas muda dan
pemangkasan batang. Tanaman
tomat yang telah mempunyai
lima dompolan buah harus
dipotong pucuk batangnya dan
tunas-tunasnya agar buah dapat
menjadi besar dan cepat masak.
Tinggalkan dua atau tiga tunas
yang berada di samping atau di
sebelah bawah dompolan buah
yang kelima itu.
Penyakit dan Jenis Penyakit
Pengendalian
-
Penyakit Lanas: Cabut
dan buang tanaman yang
terserang
-
Rhizoetonia dan Phytium
sp.: Semprot dengan
Dithane M -45 0,2%.
Dompolan yang berdaun atau
berbuah lebih perlu dipangkas
dan dipetik agar tomat yang
dikehendaki (lima dompolan)
tidak terhalang pertumbuhannya.
Hama dan Penyakit
Adapun jenis hama dan penyakit
yang sering menyerang tanaman
tomat yaitu :
Hama
-
-
Ulat
tanah
coklat:
Kumpulkan
larva,
kemudian
musnahkan
atau disemprot dengan
Diptrek 95 SL atau
Dusban 20 EC, dengan
dosis 0,1 %.
Ulat
buah:
Semprot
dengan Diazinon 60 EC,
dengan dosis 0,2 %.
Kutu kebul (Bemisia tabaci)
Nim fa dan s erangga dewas a
m engis ap c airan s el pada daun.
Serangga akt if s epanjan g hari
dengan gejal a s erangan : tim bul
berc ak nekroti k pada daun.
Tanam an inang : c abai, tom at,
kac ang panjan g, tem bakau, dll.
237
Ulat buah
(Helicoverpa armigera)
Penyakit rebah kecambah
(Rhyzoctona
solani
dan
Phythium spp.
Bercak
daun
(Alternaria solani)
alternaria
Penyebab : jam ur A. s olani
Gejala s erangan : pa da awal
s erangan tim bul berc ak-berc ak
kec il berwarna c oklat pada daun
bagian bawah.
Tanam an inang : c abai, tom at,
s em angka, kentang, d ll.
238
Penyebab : jam ur R. s olani dan
Phy thium s pp.
Gejala s eranga n : terdapat luka
pada pang kal bata ng yan g akan
m enyebabkan patahn ya batang.
Tanam an inang : c abai, tom at,
s em angka, dll.
239
Sedangkan untuk pemasaran ke
tempat yang jauh atau untuk di
ekspor, buah sebaiknya dipetik
sewaktu masih berwarna hijau,
tetapi sudah tua benar. Atau 810 hari sebelum menjadi masak
(berwarna merah).
Umur petik tergantung varietas
tomat yang ditanam dan kondisi
tanaman.
Umumnya buah tomat dapat
dipanen pertama pada waktu
berumur 2 atau 3 bulan setelah
tanam.
g.Panen dan Pasca Panen
Panen tomat dilakukan sesuai
dengan tujuan pemasarannya
sehingga perlu diperhitungkan
lama perjalanan sampai ke
tempat tujuan.
Sebaiknya tomat berada di
pasaran pada saat masak
penuh, tetapi tidak boleh terlalu
masak karena akan busuk.
Panen dilakukan beberapa kali,
yaitu antara 10-15 kali pemetikan
buah dengan selang 2-3 hari
sekali.
Pemetikan dapat dilakukan pagi
atau sore hari. Dan, diusahakan
buah yang dipetik tidak jatuh
atau terluka.
Karena hal ini dapat menurunkan
kualitas dan dapat menjadi
sumber masuknya bibit penyakit.
Pada saat masak penuh itulah
tomat
memperlihatkan
penampilannya yang terbaik.
Jika tujuan pemasaran adalah
pasar lokal yang jaraknya tidak
begitu jauh, dapat ditempuh
dalam beberapa jam, panen
sebaiknya dilakukan sewaktu
buah masih berwarna kekuningkuningan.
240
9.6.3. Teknik Budidaya Cabai
a. Pendahuluan
Cabe (Capsicum Annum var
longum) merupakan salah satu
komoditas
hortikultura
yang
memiliki nilai ekonomi penting di
Indonesia.
Buah cabe ini selain dijadikan
sayuran atau bumbu masak juga
mempunyai
kapasitas
menaikkan pendapatan petani.
Disamping itu tanaman ini juga
berfungsi sebagai bahan baku
industri, yang memiliki peluang
eksport, membuka kesempatan
kerja.
Cabe merupakan tanaman perdu
dari famili terong-terongan yang
memiliki nama ilmiah Capsicum
sp. Cabe berasal dari benua
Amerika tepatnya daerah Peru
dan menyebar ke negara-negara
benua Amerika, Eropa dan Asia
termasuk Negara Indonesia.
Tanaman cabe banyak ragam
tipe pertumbuhan dan bentuk
buahnya. Diperkirakan terdapat
20 spesies yang sebagian besar
hidup di Negara asalnya.
Masyarakat pada umumnya
hanya mengenal beberapa jenis
saja, yakni Cabe besar, cabe
keriting, cabe rawit dan paprika.
Secara umum cabe memiliki
banyak kandungan gizi dan
vitamin.
Diantaranya
Kalori,
Protein, Lemak, Kabohidarat,
Kalsium, Vitamin A, B1 dan
Vitamin C.
Selain
digunakan
untuk
keperluan rumah tangga, cabe
juga dapat digunakan untuk
keperluan industri diantaranya,
Industri bumbu masakan, industri
makanan dan industri obatobatan atau jamu.
Gambar 97 Tanaman cabe
b. Jenis-jenis cabe
Saat ini telah banyak benih cabe
hibrida yang beredar di pasaran
dengan nama varietas yang
beraneka
ragam
dengan
berbagai
keunggulan
yang
dimiliki.
241
Beberapa jenis cabe yang telah
dirilis adalah: Jet set, Arimbi,
Buana 07, Somrak, Elegance
081, Horison 2089, Imperial 308
dan Emerald 2078.
Lembang-1
•
•
Potensi hasil 9 ton/ha
Cocok untuk dataran
tinggi
Dan untuk cabe hibrida keriting
diantaranya, Papirus, CTH 01,
Kunthi 01, Sigma, Flash 03,
Princess 06 dan Helix 036, dan
untuk cabe rawit hibrida adalah
Discovery.
Tanjung-1
•
•
•
•
•
Potensi hasil 18 ton/ha
Warna buah merah
Panjang buah 10 cm
Cocok untuk dataran
rendah
Toleran terhadap hama
pengisap daun
c.Syarat Tumbuh
Tanah
-
Tanah berstruktur remah/
gembur dan kaya akan
bahan organik.
-
Derajat keasaman (PH)
tanah antara 5,5 - 7,0
-
Tanah tidak becek/ ada
genangan air
-
Lahan
pertanaman
terbuka atau tidak ada
naungan.
Tanjung-2
•
•
Potensi hasil 12 ton/ha
Cocok untuk dataran
rendah
Iklim
-
Curah hujan 1500-2500
mm pertahun dengan
distribusi merata.
-
Suhu udara 16° - 32 ° C
-
Saat
pembungaan
sampai dengan saat
pemasakan
buah,
242
keadaan sinar matahari
cukup (10 - 12 jam).
d.Pedoman Teknis Budidaya
Penyiapan Benih
Benih cabe dapat dibuat sendiri
dengan cara sebagai berikut:
-
Pilih buah cabe yang
matang (merah)
-
Bentuk sempurna, segar
-
Tidak cacat dan tidak
terserang penyakit.
-
Kemudian
keluarkan
bijinya dengan mengiris
buah secara memanjang
-
Cuci biji lalu dikeringkan.
-
Kemudian pilih biji yang
bentuk,
ukuran
dan
warna
seragam,
permukaan kulit bersih,
tidak keriput dan tidak
cacat.
Bila kesulitan membuat sendiri,
benih cabe dapat dibeli di toko
pertanian
setempat.
Benih yang akan ditanam
diseleksi dengan cara merendam
dalam air, biji yang terapung
dibuang.
Persemaian
Sebelum tanam di tempat
permanen, sebaiknya benih
disemai dulu dalam wadah
semai yang dapat berupa bak
plastik atau kayu dengan
ketebalan sekitar 10 cm yang
dilubangi bagian dasarnya untuk
pengaturan air(drainase).
Persiapannya
berikut:
adalah
sebagai
1. Isikan
dalam
wadah
semai media berupa
tanah pasir, dan pupuk
kandang
dengan
perbandingan 1 : 1.
Untuk
menghilangkan
gangguan hama berikan
Curater 3 G takaran 10
10 gr/m 2. Media ini
disiapkan
1
minggu
sebelum
penyemaian
benih.
2. Benih
yang
akan
ditanam,
sebelumnya
direndam
dalam
air
hangat
(50
derajat
Celcius)
selama
semalam. Lebih baik lagi
bila diberi zat pengatur
tumbuh seperti Atonik.
3. Tebarkan benih secara
merata
di
media
persemaian, bila mungkin
beri jarak antar benih 5 x
5 cm sehingga waktu
tanaman
dipindah/dicabut, akarnya
tidak rusak. Usahakan
243
waktu benih ditanam
diatasnya ditutup selapis
tipis tanah. Kemudian
letakkan wadah semai
tersebut di tempat teduh
dan lakukan penyiraman
secukupnya agar media
semai tetap lembab.
Pembibitan ini bertujuan untuk
meningkatkan daya adaptasi dan
daya tumbuh bibit pada saat
pemindahan ke tempat terbuka
di lapangan atau pada polybag
Pemindahan bibit baru dapat
dilakukan setelah berumur 30-40
hari.
Pembibitan
1. Benih
yang
telah
berkecambah atau bibit
cabe umur 10-14 hari
(biasanya telah tumbuh
sepasang daun) sudah
dapat dipindahkan ke
tempat pembibitan.
2. Siapkan
tempat
pembibitan
berupa
polybag ukuran 8 x 9 cm
atau bumbungan dari
bahan
daun
pisang
sehingga lebih murah
harganya. Masukkan ke
dalamnya
campuran
tanah, pasir dan pupuk
kandang
serta
tambahkan Curater 3 G.
3. Pindahkan bibit cabe ke
wadah
pembibitan
dengan hati-hati. Pada
saat bibit ditanam di
bumbungan, tanah di
sekitar akar tanaman
ditekan-tekan agar sedikit
padat dan bibit berdiri
tegak. Letakkan bibit di
tempat teduh dan sirami
secukupnya
untuk
menjaga kelembabannya.
Persiapan Media Tanam
dalam Polybag
1. Siapkan polybag tempat
penanaman yang berlubang
kiri
kanannya
untuk
pengaturan air.
2. Masukkan media tanam ke
dalamnya berupa campuran
tanah
dengan
pupuk
kandang 2 : 1 sebanyak 1/3
volume polybag. Tambahkan
Furadan atau Curater 3G 24
gr/tanaman
untuk
mematikan
hama
pengganggu dalam media
tanah.
3. Masukkan campuran tanah
dan pupuk kandang ke
dalam polybag setinggi 1/3
nya.
4. Tambahkan pupuk buatan
sebagai pupuk dasar yaitu 10
gr SP 36, 5 gr KCl dan 1/3
bagian dari campuran 10 gr
Urea + 20 gr ZA per tanaman
(2/3 bagiannya untuk pupuk
susulan). Kemudian siram
dengan air agar pupuk larut
dalam tanah.
244
Penanaman di Lapangan
-
Siapkan bedengan yang
dicampur dengan pupuk
kandang
-
Jika pH tanah rendah (45) maka lakukan terlebih
dahulu
pengapuran.
Pengapuran
dilakukan
bersamaan
dengan
pembuatan
bedengan
sebarkan kapur, aduk
rata, biarkan selama 3
minggu.
-
Tutup bedengan dengan
mulsa plastik
-
Gunakan kaleng yang
diberi
arang
untuk
melubanginya.
-
Pindahkan hati-hati bibit
ke dalam lubang tanam.
Penanaman
1. Pilih bibit cabe yang baik
yaitu pertumbuhannya tegar,
warna daun hijau, tidak
cacat/terkena hama penyakit.
2. Tanam bibit tersebut di
polybag penanaman. Wadah
media bibit harus dibuka dulu
sebelum
ditanam.
Hati-hati supaya tanah yang
menggumpal
akar
tidak
lepas.
Bila wadah bibit memakai
bumbungan pisang langsung
ditanam
karena
daun
tersebut akan hancur sendiri.
Tanam bibit bibit tepat di
bagian tengah, tambahkan
media
tanahnya
hingga
mencapai sekitar 2 cm bibir
polybag.
3. Padatkan permukaan media
tanah dan siram dengan air
lalu letakkan di tempat
terbuka yang terkena sinar
matahari langsung.
Pemeliharaan
Penyiraman
Lakukan
penyiraman
secukupnya
untuk
menjaga
kelembaban media tanah.
Gambar 98 Penanaman cabe
pada
lahan terbuka
dengan menggunakan
mulsa plastik
245
Pemupukan
menjadi tanda tak
serangan kutu daun.
Lakukan pemupukan susulan :
Umur 30 hari setelah tanam : 5
gr
Kcl
per
tanaman.
Umur 30 dan 60 hari setelah
tanam : masing-masing 1/3
bagian dari sisa campuran Urea
dan ZA pada pemupukan dasar.
Perompesan
Perompesan
adalah
pembuangan cabang daun di
bawah cabang utama dan buang
bunga yang pertama kali muncul.
Pengendalian hama,penyakit,
dan gulma
Hama
langsung
Pengendalian kutu daun (Myzus
persicae
Sulz)
dengan
memberikan
Furadan
3G
sebanyak 60-90 kg/ha atau
sekitar 2 sendok makan/10 m 2
area.
Apabila tanaman sudah tumbuh
semprotkan Curacron 500 EC,
Nudrin 215 WSC, atau Tokuthion
500 EC. Dosisnya 2 ml/liter air.
Serangan hama trips amat
berbahaya bagi tanaman cabai,
karena hama ini juga vektor
pembawa virus keriting daun.
Untuk mengendalikan hama lalat
buah penyebab busuk buah,
pasang jebakan yang diberi
Antraxtan.
Gejala serangannya berupa
bercak-bercak putih di daun
karena hama ini mengisap cairan
daun tersebut. Bercak tersebut
berubah menjadi kecokelatan
dan mematikan daun.
Sedang untuk mengendalikan
serangga pengisap daun seperti
Thrips, Aphid dengan insektisida
seperti Curacron.
Serangan berat ditandai dengan
keritingnya daun dan tunas.
Daun menggulung dan sering
timbul benjolan seperti tumor.
Jenis-jenis hama yang banyak
menyerang
tanaman
cabai
antara lain kutu daun dan trips.
Hama trips (Thrips tabaci) dapat
dicegah dengan banyak cara
yaitu:
Kutu daun menyerang tunas
muda cabai secara bergerombol.
Daun yang terserang akan
mengerut dan melingkar. Cairan
manis yang dikeluarkan kutu,
membuat semut dan embun
jelaga berdatangan. Embun
jelaga yang hitam ini sering
-
Pemakaian mulsa jerami
-
pergiliran tanaman
-
penyiangan gulma atau
rumputan pengganggu,
dan menggenangi lahan
246
dengan
air
selama
beberapa waktu.
-
Pemberian Furadan 3 G
pada waktu tanam seperti
pada pencegahan kutu
daun mampu mencegah
serangan hama trip juga.
Akan
tetapi,
untuk
tanaman yang sudah
cukup
besar,
dapat
disemprot dengan Nogos
50 EC, Azodrin 15 WSC,
Nuracron
20
WSC,
dosisnya 2-3 cc/1.
Penyakit
Untuk penyakit busuk buah
kering
(Antraknosa)
yang
disebabkan cendawan, gunakan
fungisida seperti Antracol. Dosis
dan aplikasi masing-masing obat
tersebut dapat dilihat pada
labelnya.
Adapun jenis-jenis penyakit
yang banyak menyerang cabai
antara lain antraks atau patek
yang disebabkan oleh cendawan
Colletotricum
capsici
dan
Colletotricum piperatum, bercak
daun (Cercospora capsici), dan
yang cukup berbahaya ialah
keriting daun (TMV, CMVm, dan
virus lainnya).
Gejala serangan keriting daun
adalah:
-
bercak
daun
ialah
bercak-bercak kecil yang
akan melebar
-
Pinggir bercak berwama
lebih tua dari bagian
tengahnya. Pusat bercak
ini sering robek atau
berlubang.
-
Daun
berubah
kekuningan lalu gugur.
-
Serangan keriting daun
sesuai namanya ditandai
oleh
keriting
dan
mengerutnya daun, tetapi
keadaan tanaman tetap
sehat dan segar.
Selain penyakit keriting daun,
penyakit lainnya dapat dicegah
dengan penyemprotan fungisida
Dithane M 45, Antracol, Cupravit,
Difolatan.
Konsentrasi
yang
digunakan cukup 0,2-0,3%.
Bila tanaman diserang penyakit
keriting daun maka tanaman
dicabut dan dibakar.
Pengendalian
keriting
daun
secara kimia masih sangat sulit.
Gejala serangan antraks atau
patek ialah bercak-bercak pada
buah, buah kehitaman dan
membusuk, kemudian rontok.
247
e. Panen dan Pasca Panen
Panen
Panen cabai yang ditanam
didataran rendah lebih cepat
dipanen dibandingkan dengan
cabai dataran tinggi.
Pemetikan dilakukan dengan
hati-hati
agar
percabangan/tangkai tanaman
tidak patah. Kriteria panennya
saat ukuran cabai sudah besar,
tetapi masih berwama hijau
penuh.
Penentuan umur panen
Panen pertama cabai dataran
rendah sudah dapat dilakukan
pada umur 70-75 hari.
Sedang di dataran tinggi panen
baru dapat dimulai pada umur 45 bulan.
Setelah panen pertama, setiap
3-4 hari sekali dilanjutkan
dengan panen rutin.
Biasanya pada panen pertama
jumlahnya hanya sekitar 50 kg.
Panen kedua naik hingga 100
kg. Selanjutnya 150, 200, 250,
hingga 600 kg per hektar.
Setelah itu hasilnya menurun
terus, sedikit demi sedikit hingga
tanaman tidak produktif lagi.
Tanaman cabai dapat dipanen
terus-menerus hingga berumur
6-7 bulan.
Cabai yang sudah berwama
merah sebagian berarti sudah
dapat dipanen.
Ada juga petani yang sengaja
memanen cabainya pada saat
masih muda (berwarna hijau).
Umur panen cabe biasanya 7090 hari tergantung varietasnya,
yang ditandai dengan 60% cabe
sudah berwarna merah. Untuk
dijadikan benih maka cabe
dipanen bila buah sudah menjadi
merah semua.
Pemanenan
Pemanenan cabe dengan cara
memetik buah beserta tangkai
buahnya
dan
sebaiknya
dilakukan pada saat cuaca cera.
Pemanenan pada saat hujan
akan menyebabkan kadar air
cabe menjadi lebih tinggi
sehingga cabe akan lebih cepat
busuk.
Pascapanen
Cabe
yang
telah
dipetik
diletakkan
dalam
keranjang
bambu yang sudah dilapisi
dengan daun pisang. Dapat juga
digunakan goni yang terbuat dari
serat atau plastik. Hal ini untuk
mengurangi tercecernya cabe
dan menghindari kerusakan
mekanis.
Untuk selanjutnya siap diangkut
dan dipasarkan.
248
Bila
cabe
habis
untuk
dikonsumsi, tidak perlu dilakukan
pengeringan dan sebaliknya bila
produksi cabe melimpah dimana
konsumen tidak mampu untuk
menampung cabe ini, maka
perlu dilakukan pengeringan.
Pembuatan Cabe kering
kering bisa langsung dikemas
dalam kantong plastik atau
digiling untuk dijadikan bubuk.
Kemudian simpan atau dikirim ke
daerah yang kurang produksi
cabenya sehingga penumpukan
cabe di suatu daerah pada saat
panen
dapat
teratasi.
Cabe yang masak dipilih yang
sehat dan mulus, kemudian
tangkainya dibuang selanjutnya
dicuci bersih agar bebas kotoran
dan pestisida.
Setelah bersih direndam dalam
larutan Natrium Bisulfit 0,2 %
yaitu dengan melarutkan 2 gram
NaBisulfit dalam 1 liter air panas
selama kurang lebih 6 menit,
sampai betul-betul terendam.
Perendaman
ini
untuk
mempertahankan warna cabe
kering agar tetap seperti semula.
Selesai
perendaman,
cabe
diangkat dan dicelupkan dalam
air dingin untuk menghentikan
pemanasan, lalu tiriskan dalam
tampah atau niru atau rak
bambu.
Kemudian dijemur di panas
matahari selama 7-10 hari
sampai kadar air 10% (supaya
lebih tahan lama, kadar air dapat
diturunkan lagi).
Pengeringan
juga
dapat
dilakukan dengan oven atau alat
pengering
buatan.
Setelah pengeringan maka cabe
249
250
9.6.4. Teknik Budidaya
Paprika
Gambar 99 Buah cabe paprika
a. Pendahuluan
b. Syarat Tumbuh
Paprika (Capsicum annuum)
adalah sejenis cabai yang baru
dikenal dan diusahakan di
Indonesia.
Di
daerah
tropis
seperti
Indonesia, paprika hanya dapat
tumbuh dengan baik pada
dataran tinggi dengan ketinggian
sekitar 1.500 m dpl.
Buahnya besar dan gendut
seperti buah kesemek, rasanya
tidak pedas tetapi sedikit manis.
Benihnya banyak didatangkan
dari luar negeri, antara lain
Jepang dan Taiwan.
Suhu yang diperlukan berkisar
antara 18-23,5°C.
Tanah
yang
baik
untuk
pertumbuhannya adalah tanah
subur
dengan
kelembapan
cukup dan pH 5,5-7.
250
251
perlu
diperhatikan
adalah
kelembaban tanahnya harus
dijaga.
c. Pedoman Budidaya
Persemaian
Seperti halnya cabai lain, paprika
juga dikembangbiakkan dengan
biji.
Biji-biji itu harus disemaikan
terlebih dahulu pada kotak atau
bedengan persemaian sebelum
ditanam di lapang.
Umur benih di
antara 14-21 hari.
Pengolahan
penanaman
persemaian
tanah
Untuk mengurangi penguapan
dari dalam tanah, tanah perlu
ditutupi mulsa. Cara lain yang
biasa
dilakukan
petani
di
Lembang adalah tanah ditutupi
plastik.
Panen dan Pasca Panen
Pada umur sekitar 18 minggu
sejak
penyemaian
hingga
penanaman,
paprika
sudah
dapat dipanen.
dan
Tanah yang akan digunakan
dicangkul
atau
dibajak,
kemudian digemburkan.
Namun,
tidak
menutup
kemungkinan umur panen lebih
singkat jika yang diusahakan
adalah jenis yang berumur
genjah.
Tanah itu dibuat bedengan
selebar 90 cm, tinggi 20-30 cm,
dan jarak antar bedengan 35 cm.
Berikanlah pupuk dasar pada
setiap
lubang
tanam.
Penanaman dapat dilakukan
setelah bedengan siap ditanami.
Jarak tanam yang digunakan
ada
bermacam-macam,
tergantung jenisnya. Umumnya
orang menggunakan jarak tanam
50 x 50 cm.
Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan sama
seperti pemeliharaan pada cabai
besar lainnya. Hanya saja yang
251
9.6.5. Teknik Budidaya
Bawang Merah
a. Pendahuluan
Bawang merah (Allium cepa)
merupakan salah satu komoditas
hortikultura
yang
sangat
dibutuhkan oleh manusia.
Tanaman ini digunakan sebagai
rempah dan obat. Kandungan
minyak atsirinya diduga dapat
menyebuhkan
beberapa
gangguan kesehatan.
b.Syarat Tumbuh
Bawang merah dapat tumbuh
pada tanah sawah atau tegalan,
tekstur sedang sampai liat. Jenis
tanah Alluvial, Glei Humus atau
Latosol, pH 5.6 - 6.5, ketinggian
0-400 mdpl, kelembaban 50-70
%, suhu 25-320C.
Pengolahan Tanah
Pupuk kandang disebarkan di
lahan dengan dosis 0,5-1 ton/
1000 m2, diluku kemudian digaru
(biarkan + 1 minggu)
Dibuat bedengan dengan lebar
120 -180 cm. Diantara bedengan
pertanaman dibuat saluran air
(canal) dengan lebar 40-50 cm
dan
kedalaman
50
cm.
Apabila pH tanah kurang dari 5,6
diberi Dolomit dosis + 1,5 ton/ha
disebarkan di atas bedengan
dan diaduk rata dengan tanah
lalu biarkan 2 minggu.
Gambar 100. Bawang marah
yang
sudah
dikeringkan
siap
untuk dijual.
Untuk
mencegah
serangan
penyakit layu taburkan GLIO 100
gr (1 bungkus GLIO) dicampur
25-50 kg pupuk kandang
matang, diamkan 1 minggu lalu
taburkan
merata
di
atas
bedengan.
'
Pupuk Dasar
Berikan pupuk : 2-4 kg Urea + 715 kg ZA + 15-25 kg SP-36
secara merata diatas bedengan
dan diaduk rata dengan tanah.
Atau jika dipergunakan Pupuk
252
Majemuk NPK (15-15-15) dosis
± 20 kg/ 1000 m2 dicampur rata
dengan tanah di bedengan.
c.Pedoman Teknis
Pemilihan
Lahan
Pengolahan Tanah
dan
1. Lahan Kering :
Tanah dibajak dan dicangkul
sedalam 20 cm kemudian
diratakan. Dibuat bedengan
dengan lebar 1 - 2 m tinggi
bedengan 25 cm dan jarak antar
bedengan
20-30
cm.
Pemilihan bibit
Bibit bawang merah dipilih yang
sehat
:
warna
mengkilat,
kompak/tidak keropos, kulit tidak
luka dan telah disimpan 2-3
bulan
setelah
panen).
Kultivar atau varietas
dianjurkan adalah :
-
Dataran
rendah
:
Kuning, Bima Brebes,
Bangkok,
Kuning
Gombong, Klon No. 33,
Klon No. 86.
-
Dataran mediun atau
tinggi
:
Sumenep, Menteng, Klon
No. 88, Klon No. 33,
Bangkok2.
2. Lahan Sawah :
-
yang
Tanah dicangkul dan
dibalik dua kali dengan
jarak waktu antara 5-7
hari
Pembuatan bedengan
-
Sisa-sisa
tanaman
sebelumnya
(tanaman
padi) dimusnahkan
Pembuatan bedengan untuk
pertanaman bawang merah
dilakukan sebagai berikut :
-
Dibuat
bedengan
dengan lebar 1,5-1,75 m,
dibuat
saluran
air
sedalam
50-60
cm
dengan lebar parit 40-50
cm.
-
Untuk pH tanah < 5,5
diberikan Kaptan/Dolomit
2 minggu sebelum tanam
sebanyak 1,5 ton/ha
dengan cara disebar dan
diaduk
rata
diatas
bedengan.
-
Pada
Lahan
bekas
sawah dibuat bedengan
dengan lebar 1.50-1.75m.
Diantara
bedengan
dibuat parit dengan lebar
0.5 m dan kedalaman 0.5
m.
Tanah
di
atas
bedengan
dicangkul
sedalam 20cm sampai
gembur.
-
Pada
Tanah
dibajak
sampai
Lahan
kering
dicangkul atau
sedalam 20 cm
gembur. Dibuat
253
bedengan dengan lebar
1.20m dan tinggi 25 cm.
-
Jarak tanam bawang
merah
pada
musim
kemarau 15x15 cm atau
15x20 cm, sedang pada
musim hujan 15x20 cm
atau 20x20 cm. Jika pH
tanah kurang dari 5.6,
dilakukan
pengapuran
dengan
menggunakan
Kaptan atau Dolomit
minimal
2
minggu
sebelum tanam dengan
dosis 1-1.5 ton/ha.
Penanaman
Kemudian umbi bibit ditanam
dengan cara membenamkan
seluruh
bagian
umbi.
Penyiraman dilakukan sesuai
dengan umur tanaman :
-
umur 0-10 hari, 2 x/hari
(pagi dan sore hari)
umur 11-35 hari, 1 x/hari
(pagi hari)
umur 36-50 hari, 1 x/hari
(pagi atau sore hari)
Jarak tanam : 20 cm x 15 cm
Umbi bibit yang siap tanam
dipotong ujungnya 1/3 bagian
umbi. Kemudian ditanam dengan
cara membenamkan 2/3 bagian
umbi kedalam tanah. Sebelum
dan sesudah tanam dilakukan
penyiraman.
Pemupukan
Pupuk dasar diberikan 1 minggu
sebelum tanam yaitu 15-20
ton.ha pupuk kandang atau 5-10
ton/ha kompos matang ditambah
200 kg/ha TSP.
Pupuk disebar dan diaduk rata
sedalam
lapisan
olah.
Jika umur simpan bibit yang
akan ditanam kurang dari 2
bulan, dilakukan 'pemogesan'
(pemotongan ujung umbi) kurang
lebih 0.5 cm untuk memecahkan
masa
dormansi
dan
mempercepat
pertumbuhan
tunas tanaman.
Pemupukan susulan dilakukan
pada umur 10-15 hari dan umur
30-35 hari setelah tanam. Jenis
dan dosis pupuk yang diberikan
adalah : Urea 75-100 kg/ha, ZA
150-250 kg/ha, Kcl 75-100 kg/ha.
Pupuk diaduk rata dan diberikan
di sepanjang garitan tanaman.
Penyiangan minimal dilakukan
dua kali/musim, yaitu menjelang
dilakukannya
pemupukan
susulan.
Penyiraman
•
•
•
•
Umur 0-10 hst : 2 kali
sehari pagi dan sore
Umur 11-35 hst : 1 kali
sehari pada pagi hari
Umur 36-50 hst : 1 kali
sehari pada sore hari
Umur 50 hst : 1 kali
sehari pagi atau sore hari
254
Pendangiran dan penyiangan
b.
Dilakukan 2 kali pada umur 1015 hst dan 25-35 hst, bersamaan
dengan
pemberian
pupuk
susulan
Hama
trip
(Thrips
sp.)
Gejala serangan hama thrip
ditandai dengan adanya bercak
putih beralur pada daun.
Pengendalian OPT (Organisme
Pengganggu Tumbuhan)
Penanganannya
dengan
penyemprotan insektisida efektif,
misalnya Mesurol 50 WP atau
Pegasus
500
EC.
Hama
Penyakit
a.Hama
ulat
(Spodoptera spp).
bawang
Serangan hama ini ditandai
dengan bercak putih transparan
pada daun.
Pengendaliannya adalah :
-
Telur
dan
dikumpulkan
dimusnahkan
ulat
lalu
-
Pasang
perangkap
ngengat
(feromonoid
seks) ulat bawang 40
buah/ha
-
Jika intensitas kerusakan
daun lebih besar atau
sama dengan 5 % per
rumpun
atau
telah
ditemukan
1
paket
telur/10
tanaman,
dilakukan penyemprotan
dengan
insektisida
efektif,
misalnya
Hostathion
40
EC,
Cascade 50 EC, Atabron
50 EC atau Florbac.
Penyakit layu Fusarium
Ditandai
dengan
daun
menguning, daun terpelintir dan
pangkal batang membusuk. Jika
ditemukan
gejala
demikian,
tanaman
dicabut
dan
dimusnahkan.
Penyakit otomatis atau
antraknose
Gejalanya : bercak putih pada
daun, selanjutnya terbentuk
lekukan pada bercak tersebut
yang menyebabkan daun patah
atau
terkulai.
Untuk
mengatasinya, semprot dengan
fungisida Daconil 70 WP atau
Antracol
70
WP.
Penyakit trotol
Ditandai dengan bercak putih
pada daun dengan titik pusat
berwarna
ungu.
Gunakan
fungisida efektif, antara lain
Antracol 70 WP, Daconil 70 WP,
untuk membasminya.
255
Panen dan pascapanen
Panen
Kriteria panen adalah jika > 6090 % daun telah rebah, pada
daerah
dataran
rendah
pemanenan pada umur 55-70
hari, sedangkan pada dataran
tinggi umur panen sekitar 70 90 hari.
Waktu panen : udara cerah,
tanah
tidak
basah
Untuk konsumsi : ditandai
dengan kerebahan dan atau
perubahan warna daun menjadi
kekuningan mencapai 60-70%
dataran rendah umur 50-60 hari
setelah tanam, dataran medium
umur
70-75
hst
Untuk bibit : ditandai dengan
kerebahan daun lebih dari
90%,dataran rendah umur 65-70
hst, dataran medium 80-90 hst
Hasil rata-rata : 10-12 t/ha
Pemanenan dilakukan dengan
pencabutan batang dan daundaunnya.
Selanjutnya
5-10
rumpun diikat menjadi satu
ikatan (Jawa:dipocong).
Pasca Panen
Penjemuran
dengan
alas
anyaman bambu (Jawa : gedeg).
Penjemuran pertama selama 5-7
hari dengan bagian daun
menghadap ke atas, tujuannya
mengeringkan daun.
Penjemuran kedua selama 2-3
hari dengan umbi menghadap ke
atas,
tujuannya
untuk
mengeringkan bagian umbi dan
sekaligus dilakukan pembersihan
umbi dari sisa kotoran atau kulit
terkelupas dan tanah yang
terbawa dari lapangan.
Kadar air 89 85 % baru disimpan
di gudang. Penyimpanan, ikatan
bawang merah digantungkan
pada rak-rak bambu. Aerasi
diatur dengan baik, suhu gudang
26-290C kelembaban 70-80%,
sanitasi gudang.
Untuk bawang konsumsi, waktu
panen ditandai dengan 60-70%
daun telah rebah, sedangkan
untuk bibit kerebahan daun lebih
dari 90%.
Panen dilakukan waktu udara
cerah. Pada waktu panen,
bawang merah diikat dalam
ikatan-ikatan kecil (1-1.5 kg/ikat),
kemudian dijemur selama 5-7
hari).
Setelah
kering
'askip'
(penjemuran 5-7 hari), 3-4 ikatan
bawang merah diikat menjadi
satu, kemudian bawang dijemur
dengan
posisi
penjemuran
bagian umbi di atas selama 3-4
hari.
Pada penjemuran tahap kedua
dilakukan pembersihan umbi
bawang dari tanah dan kotoran.
Bila sudah cukup kering (kadar
air kurang lebih 85 %), umbi
bawang merah siap dipasarkan
atau disimpan di gudang.
256
Kriteria kualitas
Kriteria
kualitas
yang
dikehendaki oleh konsumen
rumah tangga adalah :
-
Umbi berukuran besar
-
Bentuk umbi bulat
-
Warna
kulit
keunguan
-
Umbi kering askip
merah
Sedangkan
konsumen
luar
(untuk ekspor) yang dikehendaki
adalah :
-
Umbi berukuran besar
-
Bentuk umbi bulat
-
Wana kulit merah muda
-
Umbi kering lokal
257
Tabel 14. Jenis hama penyakit pada bawang
No.
Jenis hama/penyakit
Golongan
Nama Dagang
Konsentrasi
Anjuran
1.
Layu Fusarium di gudang
di lapang
Mankozeb
Dithane M45
10 g/10 kg umbi
Antracol 70 WP
10 g/10 kg umbi
Benlate 50 WP
10 g/10 kg umbi
Propineb
Benomil
Antracol 70 WP
2.
Bercak ungu
Propineb
Daconil 70 WP
2 g/l
Klorotalonil
Polyram M
3 g/l
Maneb
Dithane M45
2 g/l
Mankozeb
Antracol 70 WP
2 g/l
Daconil 70 WP
3.
Otomatis atau Antraknosa
Klorotalonil
Propineb
Maneb
Mankozeb
Polyram M
2 g/l
Dithane M45
2 g/l
Atabron 50 EC
2 g/l
Nomolt 50 EC
2 g/l
Cascade 50 Ec
Bactospeine WP
4.
5.
Ulat Bawang (Spodoptera
spp.)
Hama Thrips
(Thrips sp.)
Klorfluazuron
Dipel WP
2 g/l
Teflubenzuron
Decis 25 EC
2 g/l
Flufenokzurona
Pegasus 500 SC
2 g/l
B.thuringiensis
Mesurol 50 WP
2 g/l
idem
2 g/l
Piretroid
0,5-1 ml/l
Benzoil Urea
2 ml/l
Merkaptodinetur
2 g/l
258
9.6.6. Teknik Budidaya Jahe
Nama daerah jahe antara lain
halia (Aceh), beeuing (Gayo),
bahing (Batak Karo), sipodeh
(Minangkabau), jahi (Lampung),
jahe (Sunda), jae (Jawa dan
Bali), jhai (Madura), melito
(Gorontalo), geraka (Ternate).
b.Deskripsi
Tanaman
ini
merupakan
tanaman terna berbatang semu,
dengan tinggi 30 cm sampai 1
m,
rimpang
bila
dipotong
berwarna kuning atau putih.
a.Pendahuluan
Jahe merupakan tanaman obat
berupa
tumbuhan
rumpun
berbatang semu. Jahe berasal
dari Asia Pasifik yang tersebar
dari India sampai Cina. Oleh
karena itu kedua bangsa ini
disebut-sebut sebagai bangsa
yang
pertama
kali
memanfaatkan jahe terutama
sebagai bahan minuman, bumbu
masak
dan
obat-obatan
tradisional.
Jahe termasuk dalam suku
temu-temuan
(Zingiberaceae),
sefamili dengan temu-temuan
lainnya seperti temu lawak
(Cucuma xanthorrizha), temu
hitam (Curcuma aeruginosa),
kunyit (Curcuma domestica),
kencur (Kaempferia galanga),
lengkuas (Languas galanga) dan
lain-lain.
Daunnya sempit, panjang daun
15 – 23 mm, lebar 8 – 15 mm ;
tangkai daun berbulu, panjang 2
– 4mm.
Bentuk lidah daun memanjang,
panjang 7,5 – 10 mm, dan tidak
berbulu; sedangkan seludang
agak berbulu.
Perbungaan
berupa
malai
tersembul dipermukaan tanah,
berbentuk tongkat atau bundar
telur yang sempit, 2,75 – 3 kali
lebarnya, sangat tajam.
Panjang malai 3,5 – 5 cm, lebar
1,5 – 1,75 cm.
Tangkai
bunga hampir tidak
berbulu, panjang 25 cm, rahis
berbulu jarang
Sisik pada gagang terdapat 5 – 7
buah, berbentuk lanset, letaknya
berdekatan atau rapat, hampir
tidak berbulu, panjang sisik
sekitar 3 – 5 cm.
259
Daun
pelindung
berbentuk
bundar
telur
terbalik,
bundar pada ujungnya, tidak
berbulu, berwarna hijau cerah,
panjang 2,5 cm, lebarnya
sekitar 1 – 1,75 cm.
Mahkota
bunga
berbentuk
tabung 2 – 2,5 cm, helainya
agak sempit, berbentuk tajam,
berwarna kuning kehijauan,
panjang 1,5 – 2,5 mm, lebar 3 –
3,5 mm, bibir berwarna ungu,
gelap, berbintik-bintik berwarna
putih kekuningan, panjang 12 –
15 mm.
Kepala sari berwarna
dengan panjang 9 mm.
ungu,
c. Jenis-jenis Jahe
Jahe dibedakan menjadi 3 jenis
berdasarkan ukuran, bentuk dan
warna rimpangnya.
Umumnya dikenal 3 varietas
jahe, yaitu :
1. Jahe putih/kuning besar
atau disebut juga jahe
gajah atau jahe badak
Rimpangnya
lebih
besar dan gemuk, ruas
rimpangnya
lebih
menggembung
dari
kedua varietas lainnya.
Jenis jahe ini bias
dikonsumsi baik saat
berumur muda maupun
berumur
tua,
baik
sebagai jahe segar
maupun jahe olahan.
sunti atau jahe emprit
Ruasnya kecil, agak
rata
sampai
agak
sedikit menggembung.
Jahe ini selalu dipanen
setelah berumur tua.
Kandungan
minyak
atsirinya lebih besar
dari pada jahe gajah,
sehingga rasanya lebih
pedas,
disamping
seratnya tinggi. Jahe ini
cocok untuk ramuan
obat-obatan, atau untuk
diekstrak oleoresin dan
minyak atsirinya.
3. Jahe
merah
Rimpangnya berwarna
merah dan lebih kecil
dari pada jahe putih
kecil sama seperti jahe
putih, jahe merah selalu
dipanen setelah tua,
dan
juga
memiliki
kandungan
minyak
atsiri
yang
sama
dengan
jahe
kecil,
sehingga cocok untuk
ramuan obat-obatan.
d. Manfaat Tanaman
Rimpang jahe dapat digunakan
sebagai bumbu masak, pemberi
aroma dan rasa pada makanan
seperti
roti,
kue,
biskuit,
kembang gula dan berbagai
minuman. Jahe juga dapat
digunakan pada industri obat,
minyak wangi, industri jamu
tradisional,
diolah
menjadi
asinan jahe, dibuat acar, lalap,
bandrek, sekoteng dan sirup.
2. Jahe putih/kuning kecil
atau disebut juga jahe
260
Dewasa ini para petani cabe
menggunakan jahe sebagai
pestisida alami.
Dalam perdagangan jahe dijual
dalam bentuk segar, kering, jahe
bubuk
dan
awetan
jahe.
Disamping itu terdapat hasil
olahan jahe seperti: minyak astiri
dan koresin yang diperoleh
dengan cara penyulingan yang
berguna
sebagai
bahan
pencampur dalam minuman
beralkohol, es krim, campuran
sosis
dan
lain-lain.
Adapun
manfaat
secara
pharmakologi antara lain adalah
sebagai karminatif, anti muntah,
pereda kejang, anti pengerasan
pembuluh
darah,
peluruh
keringat, anti inflamasi, anti
mikroba dan parasit, anti piretik,
anti rematik, serta merangsang
pengeluaran getah lambung dan
getah empedu.
e. Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman jahe membutuhkan
curah hujan relatif tinggi, yaitu
antara 2.500-4.000 mm/tahun.
Pada umur 2,5 sampai 7 bulan
atau
lebih
tanaman
jahe
memerlukan sinar matahari.
Dengan kata lain penanaman
jahe dilakukan di tempat yang
terbuka sehingga mendapat
sinar matahari sepanjang hari.
Suhu udara
Suhu optimum untuk budidaya
tanaman jahe antara 20-35 oC.
Media Tanam
Tanaman jahe paling cocok
ditanam pada tanah yang subur,
gembur
dan
banyak
mengandung humus.
Tekstur tanah yang baik adalah
lempung berpasir, liat berpasir
dan tanah laterik
Tanaman jahe dapat tumbuh
pada keasaman tanah (pH)
sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman
tanah (pH) optimum untuk jahe
gajah
adalah
6,8-7,0.
5.3.
Ketinggian Tempat
Jahe tumbuh baik di daerah
tropis dan subtropis dengan
ketinggian 0 - 2.000 m dpl.
Di Indonesia pada umumnya
ditanam pada ketinggian 200 600 m dpl.
f. Pedoman Budidaya
Pembibitan
Persyaratan Bibit
Bibit berkualitas adalah bibit
yang memenuhi syarat mutu
genetik,
mutu
fisiologik
(persentase tumbuh yang tinggi),
dan mutu fisik. Yang dimaksud
dengan mutu fisik adalah bibit
yang bebas hama dan penyakit.
261
Oleh karena itu kriteria yang
harus dipenuhi antara lain:
-
Bahan
bibit
diambil
langsung dari kebun
(bukan dari pasar)
-
Dipilih bahan bibit dari
tanaman yang sudah tua
(berumur 9-10 bulan).
-
Dipilih pula dari tanaman
yang sehat dan kulit
rimpang tidak terluka
atau lecet.
Teknik Penyemaian Bibit
Untuk pertumbuhan tanaman
yang serentak atau seragam,
bibit jangan langsung ditanam
sebaiknya
terlebih
dahulu
dikecambahkan.
Penyemaian
bibit
dapat
dilakukan dengan peti kayu atau
dengan bedengan.
Penyemaian pada peti kayu
Rimpang
jahe
yang
baru
dipanen
dijemur
sementara
(tidak sampai kering), kemudian
disimpan sekitar 1-1,5 bulan.
Patahkan
rimpang
tersebut
dengan tangan dimana setiap
potongan memiliki 3-5 mata
tunas dan dijemur ulang 1/2-1
hari.
Selanjutnya potongan bakal bibit
tersebut dikemas ke dalam
karung beranyaman jarang, lalu
dicelupkan
dalam
larutan
fungisida dan zat pengatur
tumbuh
sekitar
1
kemudian keringkan.
menit
Setelah itu dimasukkan kedalam
peti
kayu.
Lakukan
cara
penyemaian dengan peti kayu
sebagai berikut: pada bagian
dasar peti kayu diletakkan bakal
bibit selapis, kemudian di
atasnya diberi abu gosok atau
sekam
padi,
demikian
seterusnya sehingga yang paling
atas adalah abu gosok atau
sekam padi tersebut. Setelah 2-4
minggu lagi, bibit jahe tersebut
sudah disemai.
Penyemaian pada bedengan
Buat
rumah
penyemaian
sederhana ukuran 10 x 8 m
untuk menanam bibit 1 ton
(kebutuhan jahe gajah seluas 1
ha).
Di
dalam
rumah
penyemaian tersebut dibuat
bedengan dari tumpukan jerami
setebal 10 cm.
Rimpang bakal bibit disusun
pada bedengan jerami lalu
ditutup jerami, dan di atasnya
diberi rimpang lalu diberi jerami
pula,
demikian
seterusnya,
sehingga didapatkan 4 susunan
lapis rimpang dengan bagian
atas berupa jerami.
Perawatan bibit
Perawatan bibitpada bedengan
dapat
dilakukan
dengan
penyiraman setiap hari dan
sesekali
disemprot
dengan
fungisida.
262
Setelah 2 minggu, biasanya
rimpang sudah bertunas. Bila
bibit bertunas dipilih agar tidak
terbawa bibit berkualitas rendah.
Bibit hasil seleksi itu dipatahpatahkan dengan tangan dan
setiap potongan memiliki 3-5
mata tunas dan beratnya 40-60
gram.
Penyiapan Bibit
Sebelum ditanam, bibit harus
dibebaskan
dari
ancaman
penyakit dengan cara bibit
tersebut dimasukkan ke dalam
karung dan dicelupkan ke dalam
larutan fungisida sekitar 8 jam.
Kemudian bibit dijemur 2-4 jam,
barulah ditanam.
Pengolahan
Media
Persiapan Lahan
Tanam
Untuk mendapatkan hasil panen
yang optimal harus diperhatikan
syaratsyarat
tumbuh
yang
dibutuhkan tanaman jahe. Bila
keasaman tanah yang ada tidak
sesuai dengan keasaman tanah
yang dibutuhkan tanaman jahe,
maka harus ditambah atau
dikurangi keasaman dengan
kapur.
Setelah itu tanah dibiarkan 2-4
minggu agar gas-gas beracun
menguap serta bibit penyakit
dan hama akan mati terkena
sinar matahari.
Apabila pada pengolahan tanah
pertama dirasakan belum juga
gembur, maka dapat dilakukan
pengolahan tanah yang kedua
sekitar 2-3 minggu sebelum
tanam dan sekaligus diberikan
pupuk kandang dengan dosis
1.500-2.500 kg.
Pembentukan Bedengan
Pada
daerah-daerah
yang
kondisi air tanahnya jelek dan
sekaligus
untuk
encegah
terjadinya
genangan
air,
sebaiknya tanah diolah menjadi
bedengan-bedengan
engan
ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80100 cm, sedangkan anjangnya
disesuaikan dengan kondisi
lahan.
Pengapuran
Pada tanah dengan pH rendah,
sebagian besar unsur-unsur
hara didalamnya, Terutama
fosfor (p) dan calcium (Ca)
dalam keadaan tidak tersedia
atau sulit diserap.
Pembukaan Lahan
Pengolahan
tanah
diawali
dengan dibajak sedalam kurang
lebih dari 30 cm dengan tujuan
untuk
mendapatkan
kondisi
tanah yang gembur atau remah
dan membersihkan tanaman
pengganggu.
Kondisi tanah yang masam ini
dapat
menjadi
media
perkembangan
beberapa
cendawan penyebab penyakit
fusarium sp dan pythium sp.
Pengapuran
juga
berfungsi
menambah unsur kalium yang
sangat
diperlukan
tanaman
263
untuk
mengeraskan
bagian
tanaman
yang
berkayu,
merangsang pembentukan bulubulu akar, mempertebal dinding
sel buah dan merangsang
pembentukan biji.
Adapun dosis kapur yang
dibutuhkan berdasarkan tingkat
kemasaman tanahnya adalah
sebagai berikut:
-
Derajat keasaman < 4
(paling asam): kebutuhan
dolomit > 10 ton/ha.
-
Derajat keasaman 5
(asam):
kebutuhan
dolomit 5.5 ton/ha.
-
Derajat keasaman 6
(agak asam): kebutuhan
dolomit
0.8
ton/ha.
6.3.
Penanaman
jahe
secara
tumpangsari dengan tanaman
lain mempunyai keuntungankeuntungan sebagai berikut :
-
Mengurangi
kerugian
yang disebabkan naik
turunnya harga.
-
Menekan biaya kerja,
seperti: tenaga kerja
pemeliharaan tanaman.
Meningkatkan
produktivitas lahan.
-
-
Teknik
Penanaman
Pemeliharaan Tanaman
dan
Penentuan Pola Tanaman
Pembudidayaan jahe secara
monokultur pada suatu daerah
tertentu memang dinilai cukup
rasional,
karena
mampu
memberikan
produksi
dan
produksi tinggi.
Namun
di
daerah,
pembudidayaan tanaman jahe
secara monokultur kurang dapat
diterima
karena
selalu
menimbulkan kerugian.
Memperbaiki sifat fisik
dan mengawetkan tanah
akibat
rendahnya
pertumbuhan
gulma
(tanaman pengganggu).
Praktek di lapangan, ada jahe
yang ditumpangsarikan dengan
sayursayuran, seperti ketimun,
bawang merah, cabe rawit,
buncis dan lain-lain. Ada juga
yang ditumpangsarikan dengan
palawija, seperti jagung, kacang
tanah dan beberapa kacangkacangan
lainnya.
Pembuatan Lubang Tanam
Untuk menghindari pertumbuhan
jahe yang jelek, karena kondisi
air tanah yang buruk, maka
sebaiknya tanah diolah menjadi
bedengan-bedengan.
Selanjutnya buat lubang-lubang
kecil atau alur sedalam 3-7,5 cm
untuk menanam bibit.
Cara Penanaman
Cara penanaman dilakukan
dengan cara melekatkan bibit
264
rimpang secara rebah ke dalam
lubang tanam atau alur yang
sudah disiapkan.
Periode Tanam
Penanaman jahe sebaiknya
dilakukan pada awal musim
hujan sekitar bulan September
dan
Oktober.
Hal
ini
dimungkinkan karena tanaman
muda akan membutuhkan air
cukup
banyak
untuk
pertumbuhannya.
Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman
Sekitar 2-3 minggu setelah
tanam, hendaknya diadakan
untuk melihat rimpang yang
mati. Bila demikian harus segera
dilaksanakan penyulaman gar
pertumbuhan bibit sulaman itu
tidak jauh tertinggal dengan
tanaman lain, maka sebaiknya
dipilih bibit rimpang yang baik
serta pemeliharaan yang benar.
Penyiangan
Penyiangan pertama dilakukan
ketika tanaman jahe berumur 2-4
minggu kemudian dilanjutkan 3-6
minggu sekali. Tergantung pada
kondisi tanaman pengganggu
yang tumbuh. Namun setelah
jahe
berumur
6-7
bulan,
sebaiknya tidak perlu dilakukan
penyiangan lagi, sebab pada
umur tersebut rimpangnya mulai
besar.
Pembubunan
Tanaman
jahe
memerlukan
tanah yang peredaran udara dan
air dapat berjalan dengan baik,
maka tanah harus digemburkan.
Disamping
itu
tujuan
pembubunan untuk menimbun
rimpang jahe yang kadangkadang
muncul
ke
atas
permukaan tanah.
Apabila tanaman jahe masih
muda, cukup tanah dicangkul
tipis di sekeliling rumpun dengan
jarak kurang lebih 30 cm. Pada
bulan
berikutnya
dapat
diperdalam dan diperlebar setiap
kali
pembubunan
akan
berbentuk gubidan dan sekaligus
terbentuk sistem pengairan yang
berfungsi untuk menyalurkan
kelebihan
air.
Pertama
kali
dilakukan
pembumbunan
pada
waktu
tanaman jahe berbentuk rumpun
yang terdiri atas 3-4 batang
semu, umumnya pembubunan
dilakukan 2-3 kali selama umur
tanaman jahe.
Namun
tergantung
kepada
kondisi tanah dan banyaknya
hujan.
Pemupukan
Pemupukan Organik
Pada pertanian organik yang
tidak menggunakan bahan kimia
termasuk pupuk buatan dan
obat-obatan, maka pemupukan
265
secara organik yaitu dengan
menggunakan pupuk kompos
organik atau pupuk kandang
dilakukan
lebih
sering
dibandingkan dengan kalau kita
menggunakan pupuk buatan.
Adapun
pemberian
pupuk
kompos organik ini dilakukan
pada awal pertanaman pada
saat
pembuatan
guludan
sebagai pupuk dasar sebanyak
60 – 80 ton per hektar yang
ditebar dan dicampur tanah
olahan.
Untuk menghemat pemakaian
pupuk kompos dapat juga
dilakukan dengan jalan mengisi
tiap-tiap lobang tanam di awal
pertanaman sebanyak 0.5 – 1kg
per tanaman.
Pupuk
sisipan
selanjutnya
dilakukan pada umur 2 – 3
bulan, 4 – 6 bulan, dan 8 – 10
bulan.
ton/ha. Pemupukan tahap kedua
digunakan pupuk kandang dan
pupuk
buatan
(urea
20
gram/pohon;
TSP
10
gram/pohon;
dan
ZK
10
gram/pohon), serta K2O (112
kg/ha) pada tanaman yang
berumur 4 bulan.
Pemupukan
juga
dilakukan
dengan pupuk nitrogen (60
kg/ha), P2O5 (50 kg/ha), dan
K2O (75 kg/ha). Pupuk P
diberikan pada awal tanam,
pupuk N dan K diberikan pada
awal tanam (1/3 dosis) dan
sisanya (2/3 dosis) diberikan
pada saat tanaman berumur 2
bulan dan 4 bulan.
Pupuk
diberikan
dengan
ditebarkan secara merata di
sekitar tanaman atau dalam
bentuk alur dan ditanam di selasela tanaman.
Pengairan dan Penyiraman
Adapun dosis pupuk sisipan
sebanyak 2 – 3 kg per tanaman.
Pemberian pupuk kompos ini
biasanya
dilakukan
setelah
kegiatan
penyiangan
dan
bersamaan dengan kegiatan
pembubunan.
Tanaman
Jahe
tidak
memerlukan air yang terlalu
banyak untuk pertumbuhannya,
akan tetapi pada awal masa
tanam diusahakan penanaman
pada awal musim hujan sekitar
bulan September.
Pemupukan Konvensional
Waktu Penyemprotan Pestisida
Selain pupuk dasar (pada awal
penanaman), tanaman jahe
perlu diberi pupuk susulan kedua
(pada saat tanaman berumur 2-4
bulan).
Penyemprotan
pestisida
sebaiknya dilakukan mulai dari
saat penyimpanan bibit yang
untuk disemai dan pada saat
pemeliharaan.
Penyemprotan
pestisida
pada
fase
pemeliharaan
biasanya
dicampur dengan pupuk organik
Pupuk dasar yang digunakan
adalah pupuk organik 15-20
266
cair atau vitamin-vitamin yang
mendorong pertumbuhan jahe.
yang
terlalu
lembab.
Pengendalian:
Hama dan penyakit
Hama
Hama yang dijumpai pada
tanaman jahe adalah:
1. Kepik, menyerang daun
tanaman
hingga
berlubang-lubang.
2. Ulat penggesek akar,
menyerang
akar
tanaman jahe hingga
menyebabkan tanaman
jahe menjadi kering dan
mati.
3. Kumbang.
Penyakit
Penyakit layu bakeri
Jaminan kesehatan bibit jahe;
- karantina tanaman jahe
yang terkena penyakit;
- pengendalian
dengan
pengolahan tanah yang
baik;
- pengendalian fungisida
dithane M-45 (0,25%),
Bavistin (0,25%)
Penyakit busuk rimpang
Penyakit ini dapat masuk ke bibit
rimpang jahe melalui lukanya. Ia
akan tumbuh dengan baik pada
suhu udara 20-25 derajat C dan
terus
berkembang
akhirnya
menyebabkan rimpang menjadi
busuk.
Gejala:
Gejala :
Mula-mula helaian daun bagian
bawah melipat dan menggulung
kemudian terjadi perubahan
warna dari hijau menjadi kuning
dan mengering. Kemudian tunas
batang menjadi busuk dan
akhirnya tanaman mati rebah.
Bila diperhatikan, rimpang yang
sakit itu berwarna gelap dan
sedikit
membusuk,
kalau
rimpang dipotong akan keluar
lendir berwarna putih susu
sampai kecoklatan.
Daun bagian bawah yang
berubah menjadi kuning lalu layu
dan akhirnya tanaman mati.
Penyakit ini menyerang tanaman
jahe pada umur 3-4 bulan dan
yang paling berpengaruh adalah
faktor suhu udara yang dingin,
genangan air dan kondisi tanah
Penyakit ini dapat menular
dengan bantuan angin, akan
masuk melalui luka maupun
tanpa luka.
Pengendalian:
- penggunaan bibit yang
sehat;
- penerapan pola tanam
yang baik;
- penggunaan fungisida.
Penyakit bercak daun
267
yang sehat yaitu memilih
bibit unggul yang sehat
bebas dari hama dan
penyakit serta tahan
terhadap serangan hama
dari
sejak
awal
pertanaman.
Gejala:
Pada daun yang bercak-bercak
berukuran 3-5 mm, selanjutnya
bercakbercak itu berwarna abuabu dan ditengahnya terdapat
bintik-bintik berwarna hitam,
sedangkan pinggirnya busuk
basah. Tanaman yang terserang
bisa mati.
-
Memanfaatkan
semaksimal
mungkin
musuh-musuh alami.
Pengendalian :
-
Tindakan pencegahan maupun
penyemprotan penyakit bercak
daun sama halnya dengan caracara yang dijelaskan di atas.
Menggunakan varietasvarietas unggul yang
tahan terhadap serangan
hama dan penyakit.
-
Menggunakan
pengendalian
fisik/mekanik
yaitu
dengan tenaga manusia.
-
Menggunakan
teknikteknik budidaya yang
baik misalnya budidaya
tumpang sari dengan
pemilihan tanaman yang
saling menunjang, serta
rotasi tanaman pada
setiap masa tanamnya
untuk memutuskan siklus
penyebaran hama dan
penyakit potensial.
-
Penggunaan
pestisida,
insektisida,
herbisida
alami
yang
ramah
lingkungan dan tidak
menimbulkan
residu
toksik baik pada bahan
tanaman yang dipanen
ma maupun pada tanah.
Gulma
Gulma
potensial
pada
pertanaman temu lawak adalah
gulma kebun antara lain adalah
rumput
teki,
alang-alang,
ageratum, dan gulma berdaun
lebar lainnya.
Pengendalian
hama/penyakit
secara organik
Dalam pertanian organik yang
tidak
menggunakan
bahanbahan
kimia
berbahaya
melainkan dengan bahan-bahan
yang ramah lingkungan biasanya
dilakukan secara terpadu sejak
awal
pertanaman
untuk
menghindari serangan hama dan
penyakit tersebut yang dikenal
dengan PHT (Pengendalian
Hama
Terpadu) yang komponennya
adalah sbb:
-
Mengusahakan
pertumbuhan
tanaman
Disamping
itu
penggunaan
bahan ini hanya dalam keadaan
268
darurat
berdasarkan
aras
kerusakan
ekonomi
yang
diperoleh dari hasil pengamatan.
bekerjanya
cukup
selektif. Aplikasi racun ini
terutama pada serangga
penghisap seperti wereng
dan serangga pengunyah
seperti hama penggulung
daun
(Cnaphalocrocis
medinalis). Bahan ini juga
efektif
untuk
menanggulangi serangan
virus RSV, GSV dan
Tungro.
Beberapa tanaman yang dapat
dimanfaatkan sebagai pestisida
nabati dan digunakan dalam
pengendalian hama antara lain
adalah:
-
-
Tembakau
(Nicotiana
tabacum)
yang
mengandung
nikotin
untuk insektisida kontak
sebagai fumigan atau
racun perut. Aplikasi
untuk serangga kecil
misalnya Aphids
Piretrum
(Chrysanthemum
cinerariaefolium)
yang
mengandung
piretrin
yang dapat digunakan
sebagai
insektisida
sistemik yang menyerang
urat syaraf pusat yang
aplikasinya
dengan
semprotan. Aplikasi pada
serangga seperti lalat
rumah, nyamuk, kutu,
hama gudang, dan lalat
buah.
-
Bengkuang (Pachyrrhizus
erosus)
yang
bijinya
mengandung
rotenoid
yaitu pakhirizida yang
dapat digunakan sebagai
insektisida dan larvasida.
-
Jeringau
(Acorus
calamus)
yang
rimpangnya mengandung
komponen utama asaron
dan biasanya digunakan
untuk racun serangga
dan
pembasmi
cendawan, serta hama
gudang Callosobrocus.
Panen dan Pascapanen
Panen
-
-
Tuba (Derris elliptica dan
Derris malaccensis) yang
mengandung
rotenone
untuk insektisida kontak
yang
diformulasikan
dalam bentuk hembusan
dan semprotan.
Neem tree atau mimba
(Azadirachta indica) yang
mengandung
azadirachtin
yang
Ciri dan Umur Panen
Pemanenan
tergantung dari
jahe itu sendiri.
dilakukan
penggunaan
Bila kebutuhan untuk bumbu
penyedap
masakan,
maka
tanaman jahe sudah bisa
ditanam pada umur kurang lebih
4
bulan
dengan
cara
269
mematahkan sebagian rimpang
dan sisanya dibiarkan sampai
tua.
Apabila jahe untuk dipasarkan
maka jahe dipanen setelah
cukup tua. Umur tanaman jahe
yang sudah bisa dipanen antara
10-12 bulan, dengan ciri-ciri
warna daun berubah dari hijau
menjadi kuning dan batang
semua
mengering.
Misal
tanaman jahe gajah akan
mengering pada umur 8 bulan
dan akan berlangsung selama
15 hari atau lebih.
Cara Panen
Cara panen yang baik, tanah
dibongkar
dengan
hati-hati
menggunakan alat garpu atau
cangkul, diusahakan jangan
sampai rimpang jahe terluka.
Selanjutnya tanah dan kotoran
lainnya yang menempel pada
rimpang dibersihkan dan bila
perlu dicuci. Sesudah itu jahe
dijemur di atas papan atau daun
pisang kira-kira selama 1
minggu. Tempat penyimpanan
harus terbuka, tidak lembab dan
penumpukannya jangan terlalu
tinggi melainkan agak disebar.
Periode Panen
Waktu
panen
sebaiknya
dilakukan sebelum musim hujan,
yaitu diantara bulan Juni –
Agustus.
Saat panen biasanya ditandai
dengan mengeringnya bagian
atas tanah. Namun demikian
apabila tidak sempat dipanen
pada musim kemarau tahun
pertama ini sebaiknya dilakukan
pada musim kemarau tahun
berikutnya.
Pemanenan pada musim hujan
menyebabkan rusaknya rimpang
dan
menurunkan
kualitas
rimpang sehubungan dengan
rendahnya bahan aktif karena
lebih banyak kadar airnya.
Perkiraan Hasil Panen
Produksi rimpang segar untuk
klon jahe gajah berkisar antara
15-25 ton/hektar, sedangkan
untuk klon jahe emprit atau jahe
sunti berkisar antara 10-15
ton/hektar.
Pascapanen
Penyortiran Basah dan
Pencucian
Sortasi pada bahan segar
dilakukan untuk memisahkan
rimpang dari kotoran berupa
tanah, sisa tanaman, dan gulma.
Setelah selesai, timbang jumlah
bahan hasil penyortiran dan
tempatkan dalam wadah plastik
untuk pencucian.
Pencucian dilakukan dengan air
bersih, jika perlu disemprot
dengan air bertekanan tinggi.
Amati air bilasannya dan jika
masih terlihat kotor lakukan
pembilasan sekali atau dua kali
lagi.
270
Hindari pencucian yang terlalu
lama agar kualitas dan senyawa
aktif yang terkandung didalam
tidak larut dalam air.
Pemakaian air sungai harus
dihindari karena dikhawatirkan
telah tercemar kotoran dan
banyak
mengandung
bakteri/penyakit.
Setelah
pencucian
selesai,
tiriskan dalam tray/wadah yang
belubang-lubang agar sisa air
cucian yang tertinggal dapat
dipisahkan,
setelah
itu
tempatkan
dalam
wadah
plastik/ember.
Perajangan
pengering, pastikan
tidak
menumpuk.
rimpang
saling
Selama
pengeringan
harus
dibolak-balik kira-kira setiap 4
jam sekali agar pengeringan
merata.
Lindungi
rimpang
tersebut dari air, udara yang
lembab dan dari bahan-bahan
disekitarnya
yang
bisa
mengkontaminasi. Pengeringan
di dalam oven dilakukan pada
suhu 50oC - 60oC.
Rimpang
yang
akan dikeringkan ditaruh di atas
tray oven dan pastikan bahwa
rimpang tidak saling menumpuk.
Setelah pengeringan, timbang
jumlah rimpang yang dihasilkan
Jika perlu proses perajangan,
lakukan dengan pisau stainless
steel dan alasi bahan yang akan
dirajang
dengan
talenan.
Perajangan rimpang dilakukan
melintang dengan ketebalan
kira-kira 5 mm – 7 mm. Setelah
perajangan, timbang hasilnya
dan
taruh
dalam
wadah
plastik/ember. Perajangan dapat
dilakukan secara manual atau
dengan mesin pemotong.
Penyortiran Kering
Selanjutnya
lakukan
sortasi
kering pada bahan yang telah
dikeringkan
dengan
cara
memisahkan bahan-bahan dari
benda-benda
asing
seperti
kerikil, tanah atau kotorankotoran lain. Timbang jumlah
rimpang hasil penyortiran ini
(untuk
menghitung
rendemennya).
Pengeringan
Pengemasan
Pengeringan dapat dilakukan
dengan 2 cara, yaitu dengan
sinar
matahari
atau
alat
pemanas/oven.
pengeringan
rimpang dilakukan selama 3 - 5
hari, atau setelah kadar airnya
dibawah
8%.
pengeringan
dengan sinar matahari dilakukan
diatas
tikar
atau
rangka
Setelah bersih, rimpang yang
kering
dikumpulkan
dalam
wadah kantong plastik atau
karung yang bersih dan kedap
udara (belum pernah dipakai
sebelumnya).
Berikan label yang jelas pada
wadah
tersebut,
yang
271
menjelaskan
nama
bahan,
bagian dari tanaman bahan itu,
nomor/kode
produksi,
nama/alamat penghasil, berat
bersih
dan
metode
penyimpanannya.
Penyimpanan
Kondisi gudang harus dijaga
agar tidak lembab dan suhu
tidak melebihi 30oC dan gudang
harus memiliki ventilasi baik dan
lancar, tidak bocor, terhindar dari
kontaminasi bahan lain yang
menurunkan kualitas bahan
yang bersangkutan, memiliki
penerangan yang cukup (hindari
dari sinar matahari langsung),
serta bersih dan terbebas dari
hama gudan
272
9.6.7. TEKNIK BUDIDAYA
SELEDRI
a.Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Magnoliopsida
Ordo:
Apiales
Famili:
Genus:
Apiaceae
Apium
Spesies: A. graveolens
Daun seledri juga banyak
mengandung apiin, di samping
substansi
diuretik
yang
bermanfaat untuk menambah
jumlah air kencing.
c. Deskripsi
Terna tegak, tahunan, tinggi 25100 cm. Batang bersegi dan
beralur
membujur.
Bunga
banyak, kecil-kecil, berwarna
putih atau putih kehijauan.
Dapat dibudidayakan di manamana dari dataran rendah
sampai dataran tinggi, menyukai
tempat yang lembab dan subur.
b.Komposisi :
Sering ditanam dalam pot.
Seledri
mempunyai
banyak
kandungan gizi antara lain, (per
100 gr):
a. kalori sebanyak 20 kalori,
b. protein 1 gram
c. lemak 0,1 gram
d. hidrat arang 4,6 gram
e. kalsium 50 mg
f. fosfor 40 mg
g. besi 1 mg
h. Vitamin A 130 SI
Gambar 101. Seledri daun yang
ditanam dalam pot
i. Vitamin B1 0,03 mg
j. Vitamin C 11 mg Dan 63%
bagian dapat dimakan.
273
Ada tiga kelompok seledri yang
dibudidayakan:
•
Seledri daun atau seledri
iris
(A.
graveolens
Kelompok
secalinum)
yang
biasa
diambil
daunnya dan banyak
dipakai
di
masakan
Indonesia.
•
Seledri
tangkai
(A.
graveolens
Kelompok
dulce)
yang
tangkai
daunnya membesar dan
beraroma
segar,
biasanya dipakai sebagai
komponen salad.
Seledri umbi (A. graveolens
Kelompok rapaceum), yang
membentuk umbi di permukaan
tanah;
biasanya
digunakan
dalam sup, dibuat semur, atau
schnitzel.
Umbi
ini
kaya
provitamin A dan K
d. Manfaat
Daun-daunnya
digunakan
sebagai penambah aroma/rasa
pada masakan, juga sebagai
sayuran atau sebagai salad.
Selain itu, tanaman ini banyak
mengandung vitamin A, C, dan
zat besi., dan berkhasiat sebagai
obat rematik.
e.Syarat Tumbuh
Seledri merupakan tanaman
dataran tinggi yang dapat
tumbuh baik pada kisaran suhu
7-16° C. Tanah yang baik untuk
areal penanamannya adalah
yang subur dan gembur dengan
pH 5,5-6,8.
f.Pedoman Budidaya
Persemaian
Seledri
dikembangbiakkan
dengan biji. Oleh karena itu,
untuk mendapat pertumbuhan
dan produksi yang baik, maka
harus ditunjang dengan benih
yang baik pula.
Beberapa jenis seledri seperti
parsley dan celery, bibitnya
umumnya didatangkan dari luar
negeri. Sebelum disemaikan,
sebaiknya biji seledri direndam
dalam air dengan suhu 50° C
selama
15
menit
untuk
merangsang perkecambahan.
Gambar
102.
Penampang
tangkai daun dari
seledri tangkai
Benih-benih
ini
kemudian
ditaburkan pada alur-alur dalam
kotak atau bedeng persemaian.
Jarak antaralur 2 cm dan
dalamnya 1 cm. Alur lalu ditutup
274
setipis mungkin dengan tanah
agar mudah berkecambah.
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilakukan
sebelum tanaman di persemaian
dipindahkan ke lahan.
Tanah dibajak atau dicangkul,
diberi pupuk kandang sebanyak
15 ton/ha, digemburkan, serta
dibuat
bedengan-bedengan.
Lebar
bedengan
lm
dan
panjangnya disesuaikan dengan
keadaan lahan.
Bedengan-bedengan
itu
kemudian disiram dengan air
secukupnya, lalu didiamkan
selama seminggu sehingga
reaksi-reaksi di dalam tanah
menjadi stabil.
Hama dan Penyakit
Hama
Hama yang sering menyerang
pertanaman
seledri
adalah
sebagai berikut.
Nematoda
Bagian tanaman yang diserang
adalah akar sehingga tampak
berbintil-bintil besar atau kecil.
Keadaan ini akan mengganggu
aktivitas akar dalam penyerapan
air dan unsur-unsur hara yang
diperlukan tanaman. Serangan
yang berat pada saat tanaman
muda
dapat
menyebabkan
tanaman tumbuh kerdil. Hama ini
dapat
dikendalikan
dengan
insektisida Curacron dengan
dosis 1,3 cc/liter air.
Kutu Daun (Aphid)
Penanaman
Setelah berumur 2 minggu, bibit
seledri sudah dapat dipindahkan
ke
bedengan
yang
telah
disiapkan. Jarak tanam yang
digunakan tergantung jenisnya,
tetapi umumnya digunakan jarak
tanam (40 x 40) cm.
Hama
ini
menimbulkan
kerusakan pada daun. Daun
muda yang terserang menjadi
kuning dan akhirnya mengering.
Akibatnya,
pertumbuhan
tanaman terhambat. Hama ini
dapat
diberantas
dengan
insektisida Basudin 60 EC
dengan dosis 2 cc/1 air.
Pemeliharaan
Penyakit
Pemupukan
Selain
penggunaan
pupuk
kandang sebagai pupuk dasar,
tanah juga perlu diberi pupuk
susulan berupa pupuk buatan,
yaitu urea 435 kg/ha, TSP 400
kg/ha, dan KCl 300 kg/ha.
Penyakit pada seledri berupa
bercak-bercak
klorosis
dan
nekrosis yang bisa meluas pada
daun dan tangkai daun. Pada
bagian yang mengalami nekrosis
tampak
bintik-bintik
hitam.
Sedangkan pada tangkai daun
bercak
cokelat
tampak
memanjang.
Penyakit
ini
275
dinamakan late night yang
disebabkan
oleh
cendawan
Septoria sp.
Penyakit lain yang juga sering
menyerang adalah bakterial soft
rot yang disebabkan oleh
Erwinia carotovora. Penyakit ini
dapat
dikendalikan
dengan
penyemprotan Dhitane dengan
dosis 1,5 g/1 air.
Namun, jika tanaman telah
terserang, sebaiknya dicabut
dan dimusnahkan.
g.Panen dan Pasca Panen
Seledri mulai dapat dipanen
pada umur 6-8 minggu setelah
tanam.
Yang dipanen adalah daun yang
tidak terlalu tua dan tidak terlalu
muda.
Parsley dapat dipanen beberapa
kali hingga mencapai umur
maksimum 5 bulan, biasanya
satu tanaman dapat dipanen 68.helai daun.
Sedangkan
celery
dengan cara dipotong.
dipanen
276
9.6.8. Teknik Budidaya Wortel
dimakan mentah terasa renyah
dan agak manis.
b.Syarat Tumbuh
Wortel merupakan tanaman
subtropis yang memerlukan
suhu dingin (22-24° C), lembap,
dan cukup sinar matahari.
Di Indonesia kondisi seperti itu
biasanya terdapat di daerah
berketinggian
antara
1.2001.500 m dpl.
Family Apiaceae
a.Deskripsi
Sayuran ini sudah sangat
dikenal masyarakat Indonesia
dan populer sebagai sumber vit.
A
karena
memiliki
kadar
karotena (provitamin A).
Selain
itu,
wortel
juga
mengandung vit. B, vit. C, sedikit
vit. G, serta zat-zat lain yang
bermanfaat
bagi
kesehatan
manusia.
Sekarang wortel sudah dapat
ditanam di daerah berketinggian
600 m dpl. Dianjurkan untuk
menanam wortel pada tanah
yang subur, gembur dan kaya
humus dengan pH antara 5,56,5.
Tanah yang kurang subur masih
dapat ditanami wortel asalkan
dilakukan pemupukan intensif.
Kebanyakan tanah dataran tinggi
di Indonesia mempunyai pH
rendah. Bila demikian, tanah
perlu dikapur, karena tanah yang
asam
menghambat
perkembangan umbi.
Pedoman Budidaya
Sosok
tanamannya
berupa
rumput
dan
menyimpan
cadangan makanannya di dalam
umbi.
Mempunyai batang pendek,
berakar tunggang yang bentuk
dan fungsinya berubah menjadi
umbi bulat dan memanjang.
Umbi berwarna kuning kemerahmerahan, berkulit tipis, dan jika
Pengolahan Tanah
Tanah yang akan ditanami
wortel diolah sedalam 30-40 cm.
Tambahkan pupuk kandang
sebanyak 1,5 kg/m2 agar tanah
cukup subur.
Bila tanah
termasuk miskin unsur hara
dapat ditambahkan pupuk urea
100 kg/ha, TSP 100 kg/ha, dan
KCl 30 kg/ha.
277
Selanjutnya dibuatkan bedengan
selebar 1,5-2 m dan panjangnya
disesuaikan
dengan
lahan.
Tinggi bedengan di tanah kering
adalah 15 cm, sedangkan untuk
tanah yang terendam, tinggi
bedengan dapat lebih tinggi lagi.
Di antara bedengan perlu
dibuatkan parit selebar sekitar
25 cm untuk memudahkan
penanaman dan pemeliharaan
tanaman.
Penanaman
Kebutuhan benih wortel adalah
15-20 g/10 m2 atau 15-20 kg/ha.
Benih wortel yang baik dapat
dibeli di toko-toko tanaman atau
membenihkan
sendiri
dari
tanaman yang tua. J
Jika tanaman telah tumbuh
(antara 10-14 hari), jerami atau
daun pisang segera diangkat.
Pemeliharaan
Penyiraman
Setelah tanaman tumbuh segera
dilakukan
pemeliharaan.
Pemeliharaan pertama adalah
penyiraman
yang
dapat
dilakukan sekali sehari atau dua
kali sehari jika udara sangat
kering.
Cara pemberian air yang lain
ialah dengan jalan menggenangi
parit di antara bedengan. Cara
seperti ini dapat dilakukan bila
terdapat saluran drainase.
Penjarangan
ika membeli, pilihlah benih yang
telah bersertifikat. Benih wortel
dapat
langsung
disebarkan
tanpa disemai dahulu.
Sebelumnya, benih direndam
dalam air sekitar 12-24 jam
untuk
membantu
proses
pertumbuhan. Kemudian, benih
dicampur dengan sedikit pasir,
lalu
digosok-gosokkan
agar
benih mudah disebar dan tidak
melekat satu sama lain. Benih
ditabur di sepanjang alur dalam
bedengan dengan bantuan alat
penugal, lalu benih ditutupi tanah
tipis-tipis.
Tanaman yang telah tumbuh
harus segera diseleksi. Caranya
cabutlah tanaman yang lemah
atau kering, tinggalkan tanaman
yang sehat dan kokoh. Tindakan
ini sekaligus diikuti dengan
penjarangan yang berguna untuk
memberikan jarak dalam alur
dan menjaga tercukupinya sinar
matahari sehingga tanaman
tumbuh subur.
Penjarangan menghasilkan alur
yang rapi berjarak antara 5- 10
cm.
Pemupukan
Berikutnya, bedengan segera
ditutup dengan jerami atau daun
pisang untuk menjaga agar
benih tidak hanyut oleh air.
Pemeliharaan
selanjutnya
adalah pemupukan yang sudah
dapat dilakukan sejak tanaman
berumur dua minggu berupa 50
kg Urea/ha, disusul pemberian
278
kedua (1 atau 1,5 bulan
kemudian)
berupa
urea
sebanyak SO kg/ha dan KCl 20
kg/ha.
Dosis dapat berubah sesuai
kondisi tanah dan rekomendasi
pemupukan yang ada.
Cara pemupukan adalah dengan
menaburkan pupuk pada alur
sedalam 2 cm yang dibuat
memanjang berjarak sekitar 5
cm dari alur tanaman. Ketika
tanaman berumur satu bulan
perlu dilakukan penyiangan dan
pendangiran. Tujuannya agar
tanaman tidak terganggu oleh
gulma dan menjaga agar akar
tanaman tidak terkena sinar
matahari secara langsung.
Hama dan Penyakit
Hama
Ada beberapa hama yang
penting diketahui karena sering
menyerang tanaman wortel di
Indonesia, di antaranya sebagai
berikut.
Manggot-manggot (Psila rosae)
Umbi wortel yang terserang
memperlihatkan
gejala
kerusakan
(berlubang
dan
membusuk) akibat gigitan pada
umbi.
Penyebab kerusakan ini adalah
sejenis lalat wortel yang disebut
manggot-manggot (Psila rosae).
Periode aktif perusakan adalah
saat larva lalat ini memakan
umbi
selama
5-7 minggu
sebelum
berubah
menjadi
kepompong. Umbi yang telah
terserang tidak dapat di perbaiki,
sebaiknya dicabut dan dibuang.
Pencegahannya, saat tanaman
wortel masih muda disiram
dengan larutan Polydo120 g
dicampur air sebanyak 100 liter.
Untuk
lebih
meyakinkan
hasilnya, pemberian Polydol
diulangi lagi 10 hari kemudian.
Semiaphis dauci
Serangan hama ini ditandai
dengan
terhentinya
pertumbuhan, tanaman menjadi
kerdil,
daun-daun
menjadi
keriting,
dan
dapat
menyebabkan kematian. Hama
ini
umumnya
menyerang
tanaman
muda
sehingga
menyebabkan kerugian besar.
Hama perusak ini adalah
serangga berwarna abu-abu
bernama Semiaphis dauci.
Pemberantasan
dan
pengendaliannya
dilakukan
dengan menyemprotkan Polydol
20 g dicampur air 100 liter. Atau
dapat
pula
menggunakan
Metasyttox 50 g dicampur air
100 liter.
Penyakit
Penyakit tanaman wortel yang
dianggap penting antara lain
sebagai berikut.
Bercak daun cercospora
Penyakit ini ditandai dengan
bercak-bercak
bulat
atau
memanjang
yang
banyak
279
terdapat
di
pinggir
daun
sehingga
daun
mengeriting
karena bagian yang terserang
tidak sama pertumbuhannya
dibanding bagian yang sehat.
Penyebab penyakit ini adalah
jamur
Cercospora
carotae
(Pass).
Penyebarannya dibantu oleh
angin. Bagian tanaman yang
lebih dahulu terserang adalah
daun muda. Pengendaliannya
dengan menanam biji yang
sehat,
menjaga
sanitasi,
tanaman yang telah terserang
dicabut dan dipendam, serta
pergiliran tanaman.
Cara pengendalian yang lain
adalah dengan menyemprotkan
fungisida yang mengandung
zineb dan maneb, yaitu Velimex
80 WP sebanyak 2-2,5 g/1
dengan volume semprot 400-800
1/ha.
Busuk hitam (hawar daun)
Gejala penyakit ini ditandai
dengan
bercak-bercak kecil
berwarna cokelat tua sampai
hitam bertepi kuning pada daun.
Bercak dapat membesar dan
bersatu sehingga mematikan
daun-daun
(menghitam).
Tangkai daun yang terinfeksi
menyebabkan terjadinya bercak
memanjang berwarna seperti
karat. Gejala pada akar baru
tampak setelah umbi akar
disimpan. Pada akar timbul
bercak berbentuk bulat dan tidak
teratur,
agak
mengendap
dengan kedalaman sekitar 3
mm. Jaringan yang busuk
berwarna
hitam
kehijauan
sampai hitam kelam. Terkadang
timbul pula kapang kehitaman
pada permukaan bagian yang
busuk. Penyebab penyakit ini
adalah jamur Alternaria dauci
yang
semula
disebut
Macrosporium carotae.
Pengendaliannya
dengan
pergiliran tanaman, sanitasi,
penanaman benih yang sehat,
dan membersihkan tanaman
yang telah terserang (dicabut
dan dipendam atau dibakar).
Dapat juga digunakan fungisida,
misalnya Velimex 80 WP
sebanyak 2-2,5 g/1 dengan
volume semprot 400-800 1/ha.
Panen dan Pasca Panen
Wortel dapat dipanen setelah
100
hari
tergantung
dari
jenisnya.
Pemanenan
tidak
boleh terlambat karena umbi
akan
semakin
mengeras
(berkayu) sehingga tidak disukai
konsumen.
Cara pemanenan dilakukan
dengan jalan mencabut umbi
beserta
akarnya.
Untuk
memudahkan
pencabutan
sebaiknya tanah digemburkan
dahulu. Pemanenan sebaiknya
dilakukan pagi hari agar dapat
segera dipasarkan.
280
9.7 BUDIDAYA TANAMAN
BUAH-BUAHAN
a. PENDAHULUAN
Susunan morfologi buah-buahan
tropika sangat beraneka ragam.
Didalamnya termasuk 16 suku
untuk buah-buahan. Meskipn
pada hakekatnya hanya ada dua
tipe
dasar
buah-buahan
berdaging, yaitu buah buni dan
buah batu, namun dalam
susunan anatominya menjadi
lebih sulit, bila yang dihadapi
adalah buah majemuk.
Meskipun
adanya
susunan
anatomi buah-buahan beraneka
ragam, generalisasi mengenai
sifat-sifat fisik, tekstur dan
anatominya
masih
mungkin
dilakukan. Beberapa dari sifatsifat itu sangat khas untuk
daerah tropis seperti Indonesia,
seperti pada Tabel 12 berikut
b. Klasifikasi Buah-buahan
Perkembangan
buah-buahan
berasal dari segregasi daun
daun buah yang terpisah-pisah
menjadi satu unit.
Tanaman buah-buahan dapat
diklasifikasikan atas beberapa
cara.
Berdasarkan botaninya tanaman
buah-buahan
diklasifikasikan
atas
dua
kelompok
yaitu
kelompok herba dan kelompok
tanaman berkayu.
Klasifikasi lainnya tanaman buah
adalah pembagian berdasarkan
tekstur buahnya yang terdiri dari
buah sukulen dan tidak sukulen.
Ada
juga
yang
membagi
tanaman buah-buahan atas dua
kelompok yaitu buah berair dan
buah kering.
281
Tabel 15 Klasifikasi buah-buahan menurut kedudukan sistematik, tipe
dan pemanfaatan
Suku
Buah
Nama
Ilmiah
Anacardi
um occi
dentale
L.
Tipe
deskripsi
Anacardi
aceae
Jambe mete
Buah
keras
Buah
kurung
berkayu
terdapat pada tangkai yang
membengkak
Mangga
Mangifer
a indica.
L
Buah
batu
berda
ging
Kulit luar seperti belulang,
kulit
tengah
tebal
berdaging,
kulit dalam
keras seperti batu dengan
membran tipis seperti
kertas
di
sebelah
dalamnya.
Srikaya
Annona
squamo
sa L
Buah
Ganda
Tiap penyusun
buah buni
Sirsat
Annon
a
muric
ata L
Buah
Ganda
Besar, berdaging dengan
kulit luar lunak berduri,
Buah ganda, tersusun atas
sejumlah buah buni yang
tergabung menjadi satu
disertai
daun-daun
pelindung
dan
sumbu
bunganya
Bromelia
ceae
Nenas
Ananas
comosus
Buah
maje
muk
semu
Kumpulan
buah
buni
menjadi
satu, buah
termasuk
daun-daun
pelindung dan daun-daun
tenda bunganya.
Bombaca
ceae
Durian
Durio
zibethinu
sL
Buah
kotak
sejati
Besar, kulit tebal, berduri
keras,
tajam.
Pecah
dengan membelah ruang
Carica
ceae
Papaya
Carica
papa
ya L
Buah
buni
Kulit
luar
tipis,
d a g i n g b u a h t e bal
dengan rongga besar
di tengah, berasal dari
bakal
buah
yang
menumpang.
Annonac
eae
berupa
282
Cucurbita
ceae
Semangka
Citrullus
vulgaris
Schra
d
Buah
menti
mun
(pepo)
Modifikasi
buah
buni
yang bera s a l
dari
bakal buah yang
t e n g ge l a m
dengan
dinding daun buah yang
tebal berdaging, termasuk
sebagian jaringan dasar
buahnya.
Guttife
rae
Blewah,
garbis
Manggistan
Buah
buni
Kulit buah tebal namun
mudah
dipecah,
biji
dengan salut berdaging
yang rasanya manis
Luura
ceae
Alpukat
Cucumis
melo L
Garcinia
mango
stana L.
Persea
ameri
cans
Buah
buni
Kulit luar agak tebal, kulit
tengah tebal berdaging
lunak dengan lapisan kulit
dalam tipis berbatasan
dengan kulit biji.
Melta
ceue
Langsat
Lansium
domestic
um Corr.
Sandoric
um
koetja
Buah
buni
Kulit luar seperti belulang,
biji lunak berair
Buah
buni
Kulit luar bersatu dengan
kulit tengah, biji dengan
salut berdaging dan
berserabut
Fig
Ficus
carica L
Buah
semu
Maje
muk
Nangka
Art ocar
pus
Integra
L
Buah
maje
muk
Kulit luar dan tengah
menjadi
satu
dengan
salut biji berserabut.
Buah berasal dari ibu
tangkai bungs yang membengkok dan berbentuk
periuk dengan biji-biji di
dalamnya.
Sangat besar, kulit luar
berduri, kulit tengah
clan
kulit
dalam
menjadi satu lapisan
tebal, berbau tajam, kaya
akan getah.
Pisang
Musa
paradisia
ca L.var
sapien
tum
Buah
buni
Sentul,
kecapi
Mora
ceae
Musa
ceae
Buah
tersusun
tandan
dalam
283
Myrta
ceae
Passijlor
aceue
Duwet
jamblang
Syzigium
cuminum
Skeels.
Buah
buni
Buah berwarna ungu tua,
berkelompok,
dengan
kadar zat p e n y a m a k d a n
a n t o s i a n y a n g tinggi.
Jambu biji
Psidium
guajava
L
Buah
buni
Kulit luar buah tidak
n y a t a batasnya
Jambu kaget
Eugenia
javanica.
Lam
Buah
buni
Buah berbentuk kcrucut
dengan kulit luar berpori
Buah
buni
Kulit
luar
tebal,
dengan
tepi
seperti
cangkang yang rapuh
Buah negri,
markisah
Passiflor
a edulis
Sims.
Ros
aceae
Artie
Fragraria
vesca L.
Rufaceae
Jeruk manis
Citrus
sinensis
Osb.
Sapindac
eae
Rambutan
Nephe
lium
lappa-
Buah
semu
ganda
Buah
jeruk
Buah
buni
Kumpulan
buah ,
terutama
ter diri
alas
clasar bungs yang menjadi
tebal
berdaging,
dengan di b a g i a n l u a r
b a n y a k b u a h kurung
kecil-kecil
Modifikasi buah buni
dengan kulit dalam yang
tebal.
Kulit buah seperti
belulang den g a n d u r i d u r i l u n a k , s a l u t buah
berair.
ceum L.
Sapola
ceae
Kenitu, sawo
beludru
Sawo
manila
Chrysop
hyllum
cainito.L
Achras
zapota
L.
Buah
buni
Buah
buni
Kulit dalam
b e r d a g i n g , b e r air, kaya
akan getah.
Kulit tengah clan kulit
dalam bersatu
284
9.7.1. Teknik Budidaya
Rambutan
a. Nama Lain Rambutan
-
English: rambutan
Thai: ngoh, phruan
Malaysian
Aborigine:
nert, gente
Indonesia dan Malaysia:
rambutan
Cambodia: saaw maaw
Vietnam: chom chom, vai
tieu
Chinese
(Cantonese):
hooun
mo
daon;
(putonghua): shau tsz
Nama Ilmiah
Species: Nephelium lappaceum
L. var. lappaceum
Famili: Sapindaceae (Soapberry)
Tumbuhan tropis ini memerlukan
iklim lembab dengan curah hujan
tahunan paling sedikit 2000 mm.
rambutan merupakan tanaman
dataran
rendah
hingga
ketinggian 300-600 mdpl.
Biasanya tumbuhan ini tingginya
antara 15-25 m, bercabangcabang, dan daunnya berwarna
hijau.
Buah bentuknya bulat lonjong,
panjang 3-5 cm dengan duri
temple (rambut) lemas sampai
kaku.
Kulit buah berwarna hijau, dan
menjadi kuning atau merah
kalau sudah masak. Dinding
buah tebal.
Biji berbentuk elips, terbungkus
daging buah berwarna putih
transparan yang dapat dimakan
dan banyak mengandung air.
Rasanya bervariasi dari masam
sampai manis. Kulit biji tipis
berkayu.
Umumnya rambutan berbunga
pada akhir musim kemarau dan
membentuk buah pada musim
hujan, sekitar November sampai
Februari.
b. Mengenal Rambutan
Rambutan (Nephelii lappacei)
banyak ditanam sebagai pohon
buah,
terkadang
ditemukan
sebagai tumbuhan liar,terutama
di luar Jawa.
Rambutan juga mempunyai
banyak jenis di antaranya
Ropiah, Si Macan, Si Nyonya,
Lebak
Bulus
dan
Binjei.
Perbanyakan
melalui
biji,
tempelan
tunas,
dan
mencangkok.
285
c. Jenis-jenis Rambutan
Dari survey yang telah dilakukan
terdapat 22 jenis rambutan baik
yang berasal dari galur murni
maupun hasil okulasi atau
penggabungan dari dua jenis
dengan galur yang berbeda.
kenyal, ngelotok dan
daging buahnya tebal,
dengan daya tahan dapat
mencapai 6 hari setelah
dipetik.
-
Rambutan Aceh Lebak
bulus pohonnya tinggi
dan
lebat
buahnya
dengan hasil rata-rata
160-170 ikat per pohon,
kulit
buah
berwarna
merah kuning, halus,
rasanya segar manisasam banyak air dan
ngelotok daya simpan 4
hari setelah dipetik, buah
ini
tahan
dalam
pengangkutan.
-
Rambutan
Cimacan,
kurang lebat buahnya
dengan rata-rata hasil 90170 ikat perpohon, kulit
berwarna
merah
kekuningan
sampai
merah tua, rambut kasar
dan agak jarang, rasa
manis, sedikit berair
tetapi
kurang
tahan
dalam pengangkutan.
-
Rambutan Binjai yang
merupakan salah satu
rambutan yang terbaik di
Indonesia dengan buah
cukup besar, dengan kulit
berwarna merah darah
sampai merah tua rambut
buah agak kasar dan
jarang, rasanya manis
dengan asam sedikit,
hasil buah tidak selebat
aceh lebak bulus tetapi
daging buahnya ngelotok.
Ciri-ciri
yang
membedakan
setiap jenis rambutan dilihat dari
sifat buah (dari daging buah,
kandungan air, bentuk, warna
kulit, panjang rambut).
Gambar 103 Aneka jenis buah
rambutan
berdasarkan
besar kecilnya biji
Dari sejumlah jenis rambutan
diatas hanya beberapa varietas
rambutan yang digemari orang
dan
dibudidayakan
dengan
memilih nilai ekonomis relatif
tinggi diantaranya:
-
Rambutan Rapiah buah
tidak terlalu lebat tetapi
mutu buahnya tinggi, kulit
berwarna
hijau-kuningmerah
tidak
merata
dengan beramut agak
jarang,
daging
buah
manis dan agak kering,
286
Rambutan
Sinyonya,
jenis rambutan ini lebat
buahnya dan banyak
disukai terutama orang
Tionghoa, dengan batang
yang kuat cocok untuk
diokulasi, warnakulit buah
merah tua sampai merah
anggur, dengan rambut
halus dan rapat, rasa
buah
manis
asam,
banyak berair, lembek
dan tidak ngelotok.
Rambutan ini ditanam untuk
diambil buahnya yang dapat
dikonsumsi dalam bentuk segar
atau dibuat sirop.
d. Kandungan dan Manfaat
Buah
ini
mengandung
karbohidrat,
protein,
lemak,
fosfor, besi, kalsium dan vitamin
C.
Tanaman ini diduga berasal dari
daerah tropis mungkin Malaysia
atau Indonesia, yang kemudian
menyebar sampai ke China
(Yunnan dan Hainan).
Kulit buah mengandung tanin
dan saponin. Biji mengandung
lemak dan polifenol.
Asal kata rambutan
Istilah rambutan diperoleh dari
bahasa Melayu kata " rambut",
yang artinya mengurai. Buahnya
beranekabentuk ada yang bulat,
oval
dengan
warna
yang
menarik seperti, merah, oranye,
merah muda, atau kuning.
-
Daun mengandung tannin dan
saponin.
Kulit
batang
mengandung
tannin, saponin, flavonida, pectic
substance, dan zat besi.
Bagian tumbuhan ini juga dapat
digunakan sebagai obat. Yang
dapat digunakan sebagai obat
adalah kulit buah digunakan
untuk mengatasi disentri dan
demam, kulit kayu digunakan
untuk mengatasi sariawan, daun
digunakan untuk mengatasi
diare dan menghitamkan rambut,
akar digunakan untuk mengatasi
demam, dan biji digunakan untuk
mengatasi
kencing
manis
(diabetes mellitus).
Daging buahnya mengandung
saponin yang dapat digunakan
sebagai obat demam, tunas
muda
digunakan
untuk
menghasilkan suatu warna hijau
pada sutera
e. Asal usul rambutan
f. Status Produksi
Pada tahun 1987/88 luar areal
pertanaman rambutan mencapai
71,150 hektar di Thailand
(dengan produksi 448,500 ton);
43,000 hektar lebih di Indonesia
(dengan produksi 199,200 ton);
20,000 hektar di Malaysia (
dengan produksi 57,000 ton) dan
500 hektar di Filipina.
Umumnya
rambutan
masa
panennya pada bulan Februari
sampai
September,dengan
panen rayanya (periode puncak)
antara bulan Mei dan Agustus.
287
Thailand
telah
mengekspor
rambutan segar dan rambutan
kalengan ke Asia dan NegaraNegara Eropah. Pada tahun
1983 nilai ekspor buah ini sekitar
US$179,000
dibandingkan
dengan US$2,430,000 untuk
rambutan kalengan.
Iklim
g. Komposisi buah rambutan
Dalam budidaya rambutan angin
berperan dalam penyerbukan
bunga.
Intensitas curah hujan yang
dikehendaki
oleh
pohon
rambutan berkisar antara 1.5002.500 mm/tahun dan merata
sepanjang tahun
Kandungan 100 g
daging
rambutan terdiri atas 82.1% air,
0.9% protein, 0.3% lemak,
0.3%serat kasar, 2.8 g glukosa,
3.0 g fructose, 9.9 g sucrose,
2.8 g serat, 0.05% asam malat,
0.31% vitamin C, 0.5 mg niacin,
15 mg zat kapur, 0.1 per 2.5 mg
besi, 70 mg vitamin C, 0.01 mg
thiamine, 0.07 mg riboflavin, 140
mg kalium, 2 mg natrium dan 10
mg magnesium.
Sinar matahari harus dapat
mengenai
seluruh
areal
penanaman
sejak
dia
terbitsampai
tenggelam,
intensitas
pancaran
sinar
matahari erat kaitannya dengan
suhu lingkungan.
Tanaman
rambutan akan dapat tumbuh
berkembang
serta
berbuah
dengan optimal pada suhu
sekitar 250C yang diukur pada
siang hari.
h. Syarat Tumbuh
Kekurangan
sinar
matahari
dapat menyebabkan penurunan
hasil atau kurang sempurna
(kempes).
Ekologi
Rambutan adalah suatu pohon
buah-buahan
tropis
yang
tumbuh baik pada kisaran suhu
antara 22C ke 35C, dengan
curah hujan 2000 sampai 3000
mm.
Tanaman ini tidak teradaptasi
dengan suhu rendah, pada suhu
4C tanaman ini menggugurkan
daun . Jenis tanah yang disukai
adalah tanah liat dengan pH 5
sampai 6.5.
Kelembaban
udara
yang
dikehendaki cenderung rendah
karena kebanyakan tumbuh di
dataran rendah dan sedang.
Apabila
udara
mempunyai
kelembaban yang rendah, berarti
udara kering karena miskin uap
air. Kondisi demikian cocok
untuk pertumbuhan tanaman
rambutan.
288
Media Tanam
Rambutan dapat tumbuh baik
pada lahan yang subur dan
gembur
serta
sedikit
mengandung pasir, juga dapat
tumbuh baik pada tanah yang
banyak mengandung bahan
organik ataui pada tanah yang
keadaan liat dan sedikit pasir.
Pada dasarnya tingkat/derajat
keasaman tanah (pH) tidak
terlalu jauh berbeda dengan
tanaman perkebunan lainnya di
Indonesia yaitu antara 6-6,7 dan
kalau kurang dari 5,5 perlu
dilakukan pengapuran terlebih
dahulu.
Kandungan air dalam tanah
idealnya yang diperlukan untuk
penanaman pohon rambutan
antara
100-150
cm
dari
permukaan tanah.
Pada
dasarnya
tanaman
rambutan tidak tergantung pada
letak dan kondisi tanah, karena
keadaan tanah dapat dibentuk
sesuai
dengan
tata
cara
penanaman
yang
benar
(dibuatkan bedengan) sesuai
dengan petunjuk yang ada.
Ketinggian Tempat
Rambutan dapat tumbuh subur
pada dataran rendah dengan
ketinggian antara 30-500 m dpl.
Pada ketinggian dibawah 30 m
dpl rambutan dapat tumbuh
namun
tidak
begitu
baik
hasilnya.
Teknik
perbanyakan
ini
dilakukan dengan menyemai
terlebih dahulu benihnya yang
merupakan
sumber
batang
bawah, kemudian setelah 2
bulan ditempelkan mata tunas.
i. Pedoman Teknis Budidaya
1. Pembibitan
Persyaratan Benih
Benih yang diambil biasanya
dipilih dari benih-benih yang
disukai
oleh
masyarakat
konsumen
antara
lain:
Rambutan Rapiah, Rambutan
Aceh, Lebak bulus, Rambutan
Cimacan, Rambutan, Rambutan
Sinyonya.
Penyiapan Benih
Persiapan benih biji yang
dipergunakan sebagai pohon
pangkal setelah buah dikupas
dan diambil bijinya dengan jalan
fermentasi
biasa
(ditahan
selama 1-2hari) sesudah itu di
angin-anginkan selama 24 jam
(sehari semalam) dan biji siap
disemaikan.
Disamping itu dapat pula
direndam dengan larutan asam
dengan perbandingan 1:2 dari
air dan larutan asam yang terdiri
dari asam chlorida (HCl)25%
atau Asam Sulfat (H2S04) BJ =
1.84, caranya direndam selama
15 menit kemudian dicuci
dengan air tawar yang bersih
sebanyak 3 kali berulang dengan
air yang mengalir selama 10
289
menit dan dianginkan selama 24
jam.
-
Untuk
menambah
kesuburan dapat diberi
pupuk
hijau,
kompos/pupuk kandang
yang sudah matang.
Untuk menghidari jamur biji
dapat dibalur dengan larutan
Dithane 45, Attracol 70 WP atau
fungisida lainnya.
Pemeliharaan
Teknik Penyemaian Benih
Pembibitan/Penyemaian
Tempat
penyemaian benih
dipilih lahan yang gembur dan
mudah mendapat pengairan
serta
mudah
dikeringkan
disamping itu mudah diawasi.
Setelah bibit berkecambah dan
telah berumur 1-1,5 bulan
kecambah dipindah ke bedeng
pembibitan.
Sebelum dilakukan penyemaian
terlebih
dahulu
dilakukan
persiapan tempat persemaian
seperti:
-
-
-
Mencangkul
tanah
sedalam 20-30 cm sambil
dibersihkan dari rumputrumput, batu-batu dan
sisa pepohonan dan
benda keras lainnya.
Kemudian
tanah
dihaluskan
sehingga
menjadi gembur dan
buatkan bedeng-bedeng
yang berukuran 1-1,5 m
lebar dan tinggi sekitar 30
cm, panjang disesuaikan
dengan
luas
pekarangan/persawahan.
Letak
bedengan
membujur dari Utara ke
Selatan,
supaya
mendapatkan
banyak
sinar matahari.
Bagian
atas
bedeng
diberi atap pelindung
Pada saat ini penyiraman cukup
1 kali tiap pagi hari dengan
menggunakan "gembor" supaya
merata dan tidak merusak
bedengan dan diusahakan air
dapat menembus sedalam 3-4
cm dari permukaan.
Kemudian
dilakukan
pendangiran bedengan supaya
tetap gembur dan dilakukan
setiap 2-3 minggu sekali, rumput
yang
tumbuh
disekitarnya
supaya disiangi, hindarkan dari
serangan hama dan penyakit.
Jika umur bibit telah berumur
kurang lebih 1 tahun setelah itu
dapat dilakukan pengokulasian
dengan sistem Fokkert yang
sudah disempurnakan.
Caranya adalah:
-
Daun-daun pada pohon
induk dirontokkan.
-
Kemudian
siapkan
tempat
untuk
penempelan mata kulit,
290
dengan menyayat kulit
batang pohon induk
-
Tempelkan mata pada
pohon induk, ikat dengan
tali rafia, biarkan sampai
mata kulit itu tumbuh
tunas
-
Setelah
tunas
asli
tumbuh dan sehat maka
pohon induk yang telah
ditempel
dipangkas,
kemudian rawat dengan
penyiraman 2 kali sehari
dan mendangir serta
membersihkan rumputrumput yang ada disiangi,
kemudian dapat juga
diberi pupuk urea 10
gram untuk tiap 1 m²
untuk
25
tanaman
rambutan.
dipotong separuh serta
keping yang menempel
dibiarkan sebab berfungsi
sebagai
cadangan
makanan sebelum dapat
menerima makanan dari
tanah yang baru.
-
2. Pemindahan Bibit
Cara pemindahan bibit yang
telah berkecambah atau di
cangkok maupun diokulasi dapat
dengan cara sebagai berikut:
-
-
-
mencungkil/membuka
plastik yang melekat
pada media penanaman
dengan cara hati-hati
jangan
sampai
akar
menjadi rusak.
agar pertumbuhan akar
lebih banyak maka dalam
penanaman kembali akar
tunggangnya
dipotong
sedikit
Untuk
menjaga
penguapan maka daun
Kemudian bibit ditanam
pada bedeng pembibitan
dengan jarak 30-40 cm
dan ditutupi dengan atap
yang dipasang miring
lebih tinggi di Timur
dengan harapan dapat
lebih banyak kena sinar
mata hari pagi.
3. Pengolahan Media Tanam
-
Persiapan
Pilihlah tanah yang subur,
hindari tanah yang terlampau
liat dan tidak memiliki sirkulasi
yang
baik,
hendaknya
topografinya rata. Akan tetapi
pada daerah perbukitan (miring)
jika tanahnya subur dapat
digunakan
dengan
cara
membuat sengkedan (teras)
pada bagian yang curam.
Kemudian
untuk
menggemburkan tanah perlu
dibajak atau cukup dicangkul
dengan kedalaman sekitar 30
cm secara merata.
-
Pembukaan Lahan
Tanah yang akan dipergunakan
untuk
kebun
rambutan
dibebaskan
dari
tanaman
pengganggu seperti semaksemak dan rerumputan dibuang
291
dan
benda-benda
disingkirkan kemudian
dibajak/dicangkul.
keras
tanah
Bila bibit berasal dari cangkokan
pengolahan tanah tidak perlu
terlalu dalam tetapi kalau dari
hasil okulasi perlu pengolahan
yang cukup dalam.
kemudian
diberikan
pupuk
kandang sebanyak 25 kg
(kurang lebih 1 blek) dan setelah
1 minggu lahan baru siap untuk
ditanami bibit rambutan yang
telah jadi.
4.Teknik Penanaman
- Penentuan Pola Tanaman
Kemudian dibuatkan saluran air
selebar 1 meter dan kedalamnya
disesuaikan dengan kedalaman
air tanah. Hal ini berguna untuk
mengatasi sistem pembuangan
air yang kurang lancar.
Tanah yang kurus dan kurang
humus atau tanah cukup liat
diberikan pupuk organik.
-Pengapuran
Pada dataran yang berasal dari
tambak dan juga dataran yang
baru
terbentuk
tidak
bisa
ditanami, selain tanah masih
bersifat asam juga belum terlalu
subur, setelah lobang-lobang itu
digali
dengan
ukuran
penanaman di pekarangan dan
dasarnya
ditaburkan
kapur
sebanyak 0,5 liter untuk setiap
lobang guna menetralkan pH
tanah hingga mencapai 6-6,7
sebagai
syarat
tumbuhnya
tanaman rambutan, setelah 1
minggu dari penaburan kapur
diberi pupuk kandang supaya
tanah menjadi subur.
Penyiapan
pohon
pangkal
sebaiknya
melalui
proses
perkecambahan
kemudian
ditanam dengan jarak 10 x 10
cm setelah berkecambah dan
berumur 1-1,5 bulan atau telah
tumbuh daun sebanyak 3 helai
maka
bibit/zaeling
dapat
dipindahkan pada bedeng ke
dua dengan jarak 1-14 meter.
Untuk menghindari sengatan
sinar matahari secara langsung
dibuat atap yang berbentuk
miring lebih tinggi ke Timur
dengan
maksud
supaya
mendapatkan sinar matahari
pagi hari secara penuh.
Persiapan lahan
Rambutan biasa ditanam di
pekarangan atau secara kebun.
Jarak tanam 10 - 14 m. Ukuran
lobang 60 x 60 x 60 cm. Waktu
membuat lobang tanah galian
bagian atas diangkat ke sebelah
kanan lobang, tanah galian
bagian bawah ke sebelah kiri
lobang.
Pemupukan
Pembuatan Lubang Tanaman
Setelah jangka waktu 1 minggu
dari pemberian kapur pada
lubang-lubang yang ditentukan
Pembuatan
lubang
pada
bedeng-bedeng yang telah siap
untuk tempat penanaman bibit
292
rambutan yang sudah jadi
dilakukan setelah tanah diolah
secara matang kemudian dibuat
lobang-lobang dengan ukuran 1
x 1 x 0,5 m yang sebaiknya telah
dipersiapkan
3-4
pekan
sebelumnya dan pada waktu
penggalian tanah yang diatas
dan yang dibawah dipisahkan
yang nantinya dipergunakan
untuk penutup kembali lubang
yang telah diberi tanaman,
sedangkan jarak antar lubang
sekitar 12-14 m.
Cara Penanaman
Setelah berlangsung selama 2
pekan lubang ditutup dengan
susunan tanah seperti sedia kala
dan tanah yang bagian atas
dikembalikan setelah dicampur
dengan 3 blek (1 blek kurang
lebih 20 liter) pupuk kandang
yang sudah matang, dan kirakira 4 pekan dan tanah yang
berada di lubang bekas galian
tersebut sudah mulai menurun
baru rambutan ditanam dan tidak
perlu terlalu dalam secukupnya,
maksudnya batas antara akar
dan
batang
rambutan
diusahakan setinggi permukaan
tanah yang ada disekelilingnya.
Perawatan
Pada awal penanaman di kebun
perlu diberi perlindungan yang
rangkanya
dibuat
dari
bambu/bahan
lain
dengan
dipasang posisi agak tinggi
disebelah Timur, agar tanaman
mendapatkan lebih banyak sinar
matahari pagi dari pada sore
hari, dan untuk atapnya dapat
dibuat
dari
kelapa/tebu.
daun
nipah,
Sebaiknya
penanaman
dilakukan pada awal musim
penghujan, agar kebutuhan air
dapat dipenuhi secara alamiah.
5. Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan dan Penyulaman
Karena kondisi tanah telah
gembur dan mudah tanaman lain
akan tumbuh kembali terutama
Gulma (tanaman pengganggu),
seperti rumput-rumputan dan
harus disiangi sampai radius 1-2
m sekeliling tanaman rambutan.
Apabila bibit tidak tumbuh
dengan baik segera dilakukan
penggantian
dengan
bibit
cadangan.
Perempalan
Agar
supaya
tanaman
rambutan
mendapatkan tajuk yang rimbun,
setelah tanaman berumur 2
tahun
segera
dilakukan
perempelan/ pemangkasan pada
ujung cabang-cabangnya.
Disamping untuk memperoleh
tajuk yang seimbang juga
berguna
memberi
bentuk
tanaman, memperbanyak dan
mengatur
produksi
agar
tanaman tetap terpelihara.
Pemangkasan
juga
perlu
dilakukan setelah masa panen
buah berakhir dengan harapan
muncul tajuk-tajuk baru sebagai
tempat munculnya bunga baru
293
pada musim berikutnya dan hasil
berikutnya dapat meningkat.
Pemupukan
-
-
Untuk
menjaga
agar
kesuburan lahan tanaman
rambutan tetap stabil perlu
diberikan pupuk secara
berkala dengan aturan: a)
Pada tahun ke 2 setelah
penanaman bibit diberikan
pada setiap pohon dengan
campuran 30 kg pupuk
kandang, 50 kg TSP, 100
gram Urea dan 20 germ ZK
dengan cara ditaburkan
disekeliling pohon/dengan
jalan menggali disekeliling
pohon sedalam 30 cm
selebar antara 40-50 cm,
kemudian
masukkan
campuran tersebut dan
tutup
kembali
dengan
tanah galian sebelumnya.
Tahun berikutnya perlu
dosis pemupukan perlu
ditambah
dengan
komposisi 50 kg pupuk
kandang, 60 kg TSP, 150
gr Urea dan 250 gr ZK
dengan cara pemupukan
yang
sama,
apabila
menggunakan pupuk NPK
maka
perbandingannya
15:15:15 dengan ukuran
diantara 75-125 kg untuk
setiap ha, dan bila ditabur
dalam musim hujan dan
dengan komposisi 250-350
kg apabila dilakukan saat
awal musim penghujan.
Pengairan dan Penyiraman
Selama dua minggu pertama
setelah bibit yang berasal dari
cangkokan/okulasi
ditanam,
penyiraman dilakukan sebanyak
dua kali sehari, pagi dan sore.
Dan minggu-minggu berikutnya
penyiraman dapat dikurangi
menjadi satu kali sehari.
Apabila tanaman rambutan telah
tumbuh dan benar-benar kuat
frekuensi
penyiraman
bisa
dikurangi lagi yang dapat
dilakukan saat-saat diperlukan
saja.
Dan bila hujan turun terlalu lebat
diusahakan
agar
sekeliling
tanaman tidak tegenang air
dengan cara membuat lubang
saluran untuk mengalirkan air.
Pembentukan bentuk pohon:
Setelah tanaman berumur 2
tahun
ujung-ujung
tanaman
dipotong.
Pemotongan dimaksudkan untuk
menguatkan cabang yang akan
dijadikan batang pokok.
Selanjutnya tunas tunas yang
tumbuh tidak beraturan, tumbuh
ke dalam, harus dibuang.
Pemangkasan juga dilakukan
sesudah pemanenan buah.
294
6)
Pengendalian
penyakit dan Gulma
Hama
Guna mencegah kemungkinan
tumbuhnya
penyakit/hama
karena kondisi cuaca/hewanhewan perusak maka perlu
dilakukan
penyemprotan
pestisida umumnya dilakukan
antara 15-20 hari sebelum
panen
dan
juga
apabila
kelembaban udara terlalu tinggi
akan tumbuh cendawan, apabila
musim penghujan mulai tiba
perlu
disemprot
fungisida
beberapa kali selama musim
hujan pestisida dan insektisida
Hama pada Daun
Hama
tanaman
rambutan
berupa serangga seperti semut,
kutu, kepik, kalong dan bajing
serta hama lainya seperti,
keberadaan
serangga
ini
dipengaruhi faktor lingkungan
baik lingkungan biotik maupun
abiotik. Misal: ulat penggerek
buah (Dichocricic punetiferalis)
warna kecoklat-coklatan dengan
ciri-ciri buah menjadi
kering dan berwarna hitam.
Ulat
penggerek
batang
(Indrabela sp) membuat kulit
kayu dan mampu membuat
lobang sepanjang 30 cm.
Ulat pemakan daun (Ploneta
diducta/ulat keket) memakan
daun-daun
terutama
pada
musim kemarau.
Ulat
Jengkal
(Berta
chrysolineate) pemakan daun
muda sehingga penggiran daun
menjadi
kering,
keriting
berwarna cokelat kuning.
Penyakit
Penyakit tanaman rambutan
disebabkan organisme semacam
ganggang (Cjhephaleusos sp)
yang diserang umumnya daun
tua dan muncul pada musim
hujan dengan ciri-ciri adanya
bercak-bercak kecil dibagian
atas daun disertai seratserat
halus berwarna jingga yang
merupakan kumpulan sporanya.
Ganggang
Chaphaleuros
Ganggang ini hidup bersimbiose
dengan lumut kerak (lichen) dan
dapat dijumpai pada daun dan
batang rambutan, yang nampak
seperti panu sehingga ranting
yang diserang dapat mati.
Penyakit
akar
putih
yang
disebabkan
oleh
cendawan
(jamur) Rigidoporus Lignosus
dengan tanda rizom berwarna
putih yang menempel pada akar
dan apabila akar yang kena
dikupas akan nampak warna
kecoklatan.
7.3. Gulma
Segala
macam
tumbuhan
pengganggu tanaman rambutan
yang berbentuk rerumputan
yang berada disekitar tanaman
rambutan akan mengganggu
pertumbuhan
dan
perkembangan bibit rambutan
oleh sebab itu perlu dilakukan
penyiangan secara rutin.
295
6) Pemeliharaan Lain
Untuk
memacu
munculnya
bunga
rambutan
diperlukan
larutan KNO 3 (Kalsium Nitrat)
yang akan mempercepat 10 hari
lebih awal dari pada tidak diberi
KNO 3 dan juga mempunyai
keunggulan
memperbanyak
"dompolan"
bunga
(tandan)
rambutan pada setiap stadium
(tahap perkembangan) serta
mempercepat
pertumbuhan
buah rambutan.
mendapatkan
maksimal.
hasil
yang
Setiap
pohonnya
dapat
mencapai hasil minimal 0,10
kuintal, dan maksimal dapat
mencapai 1,75 kuintal setiap
pohonnya
7. Panen
Ciri dan Umur Panen
Buah rambutan yang telah
matang dapat diamati dengan
melihat ciri-ciri warna buah yang
disesuikan
dengan
jenis
rambutan yang ada juga dengan
mencium baunya serta yang
terakhir
dengan
merasakan
rambutan yang sudah masak
dibandingkan dengan rambutan
yang belum masak.
Gambar
104.
Rambutan
mengkal
(belum
masak sempurna)
Dapat
dipastikan
bahwa
pemanenan dilakukan sekitar
bulan
Nopember
sampai
Februari, juga dapat dipengaruhi
musim kemarau atau musim
penghujan.
Prakiraan Produksi
Apabila
penanganan
dan
pemeliharaan
semenjak
pembibitan
hingga
panen
dilakukan secara baik dan benar
serta memenuhi aturan yang ada
maka
dapat
diperkirakan
Gambar 105. Rambutan masak
296
Cara Panen
Cara pemanenan yang terbaik
adalah
dipetik
beserta
tungkalnya yang sudah matang
(hanya yang sudah masak)
sekaligus
melakukan
pemangkasan pohon agar tidak
menjadi rusak.
Pemangkasan
dilakukan
sekaligus panen agar dapat
bertunas kembali cepat berbuah
apabila
pemetikan
tidak
terjangkau
dapat
dilakukan
dengan menggunakan galah
untuk mengkait tangkai buah
rambutan secara benar.
Dan dilakukan sesuai dengan
jenis rambutan, jangan dicampur
adukkan dengan jenis yang lain.
Penyimpanan
Penyimpanan yang terbaik untuk
mengawetkan buah rambutan
biasanya dilakukan
dengan
jalan
dibuat
asinan/manisan dan dimasukkan
dalam kaleng/botol atau dapat
juga
dengan
menggunakan
kantong plastik.
Hal ini dapat menjaga kesterilan
dan ketahanan serta lama
penyimpanannya.
8. Pascapanen
Pengemasan dan Pengangkutan
Pengumpulan
Hasil jual dapat tinggi tidak
tergantung dari rasanya saja,
tetapi pada kenampakan dan
cara pengikatannya, apabila
akan dijual tidak jauh dari lokasi
maka cukup diikat dan kemudian
di
angkut
dengan
kendaraan/dimasukkan
dalam
karung.
Setelah dilakukan pemanenan
yang benar buah rambutan
harus
diikat
secara
baik,
biasanya dikumpulkan tidak jauh
dari lokasi pohon sehingga
selesai pemanenan
secara keseluruhan.
Penyortiran dan Penggolongan
Tujuan
penyortiran
buah
rambutan yang bagus agar
harga jualnya tinggi, biasanya
dipilih berdasarkan ukuran dan
mutunya, buah yang kecil tetapi
baik mutunya dapat dicampur
dengan buah yang besar dengan
sama mutunya, yang biasanya
dijual dalam bentuk ikatan dan
perlu diingat bahwa dalam 1
ikatan diusahakan sama besar
dan sama baik mutunya.
Untuk pengiriman dengan jarak
yang agak jauh (antar pulau)
yang
membutuhkan
waktu
hingga
2-3
hari
lamanya
perjalanan rambutan.
Caranya
di
pak
dengan
menggunakan peti sebelum
dipilih dan di pak sebaiknya
dicuci terlebih dahulu dengan air
sabun dan dibilas kemudian
dikeringkan, setelah dipisah dari
tangkainya, apabila ada yang
terkena
jamur
sebaiknya
direndam dulu dengan larutan
soda 1,5% selama 3-5 menit
297
kemudian disikat dengan sikat
yang lunak.
Setelah itu disusun berderet
berbentuk sudut terhadap sisi
peti, yang sebelumnya dialasi
dengan lumut/ sabut kelapa,
setelah itu dilapisi dengan kertas
minyak.
Setelah penuh lapisan atas
dilapisi lagi dengan kertas
minyak dan dengan sabut kelapa
yang terakhir ditutup dengan
papan, sebaiknya kedua sisi
panjang
dibentuk
agak
gembung, biasanya penempatan
peti
bagian
yang
pendek
ditempatkan dibawah didalam
perjalanan.
298
9.7.2. TEKNIK BUDIDAYA
JERUK
b. Syarat Tumbuh
Iklim
a. Pendahuluan
Jeruk merupakan komoditas
buah-buahan yang mempunyai
nilai ekonomi penting dan nilai
kesehatan yang berarti karena
mengandung nilai gizi yang
tinggi ( Vitamin C dan A ) .
Buah jeruk dapat dikonsumsi
langsung sebagai buah segar
atau juice dan dapat pula diolah
menjadi sirup.
Tanaman jeruk manis, juga jeruk
lainnya, dapat ditanam di daerah
anaara 400LS.
Namun, tanaman jeruk paling
banyak ditanam pada daerah 200
–400LU dan 200–400LS. Disekitar
laut tengah, daerah 44 derajat
LU, masih merupakan daerah
yang cocok untuk tanaman jeruk.
Pada daerah subtropis, tanaman
jeruk ditanam di dataran rendah
sampai ketinggian 650 m dpl.
Sedangkan
di
daerah
khatulistiwa sampai ketinggian
2.000 m dpl.
Gambar
106 Kebun
Berastagi
jeruk
Produktivitas jeruk rata-rata di
Indonesia masih rendah, sekitar
16 t/ha/thn, sementara potensi
hasil bisa lebih dari 25 t/tha/thn.
Lagi pula ada indikasi bahwa
setelah
berumur
7
tahun
produktivitas jeruk cenderung
menurun.
Kemunduran
produktivitas diduga karena
kekurangan
air,
gangguan,
perakaran karena kondisi tanah,
hama, dan penyakit, dan lain-lain
Didaerah subtropis, produksi
jeruk lebih tinggi dari daerah
tropis. Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh iklim yang
berbeda atau karena faktorfaktor lain yang dilakukan lebih
insentif, seperti pemupukan,
pengairan, pengendalian hama
penyakit
dan
lain-lain.
Produksi
jeruk
di
daerah
subtropis bisa mencapai 36-40
ton per hektar, sedangkan di
daerah tropis hanya mencapai
13 – 22 ton per hektar.
Temperatur
Aktivitas pertumbuhan jeruk
akan
sangat
kurang
bila
temperatur kurang dari 13
derajat celcius tetapi masih bisa
299
bertahan pada temperatur lebih
dari 380C.
Temperatur
optimal
untuk
0
pertumbuhan jeruk 25 C dan
300C.
Diatas dan dibawah temperatur
optimal, pertumbuhannya akan
berkurang. Apabila temperatur
diatas 380C atau dibawah 13 0C
kemungkinan pertumbuhannya
akan terhenti. Namun, ada juga
tanaman jeruk yang masih bisa
bertahan sampai temperatur
500C atau sedikit dibawah 00C.
Jumlah panas tidak merupakan
ukuran yang penting, kecuali
ditempat yang tinggi. Waktu
yang diperlukan untuk pertumbuhan dan masaknya buah di
daerah tropis lebih pendek bila
dibandingkan dengan di daerah
subtropis.
Kultivar yang berumur genjah
yang
di
daerah
subtropis
buahnya masak dalam waktu 8
bulan, di daerah tropis menjadi 6
bulan,
sedangkan
kultivar
berumur panjang
di daerah
subtropis buahnya masak dalam
waktu 11 bulan, di daerah tropis
menjadi 7 bulan.
Sinar
matahari
sangat
dibutuhkan tanaman jeruk dalam
proses pembentukan zat-zat
organik dalam daun yang
biasanya kita sebut fotosintesa
atau asimilasi karbon. Tanaman
memerlukan tenaga matahari
untuk pertumbuhan normal,
perkembangan
buah
dan
lainnya.
Intensitas
sinar
matahari
ditentukan oleh sinar langsung
dan
sinar
pantulan
dari
sekitarnya.
Derajat intensitas sinar matahari
tergantung pada:
- Letak geografis
- Ketinggian
dari
permukaan laut
- Ada atau tidak adanya
awan,
- Lamanya penyinaran.
Sinar yang tersebar mempunyai
peranan
penting
dalam
fotosintesa karena bekerjanya
bisa lebih lama daripada sinar
langsung. Sinar yang tersebar
dapat masuk ke dalam tajuk
tanaman dari segala penjuru
sehingga tersedia bagi semua
daun untuk fotosintesa.
Sinar Matahari
Tanaman jeruk memerlukan
sinar matahari yang penuh, bila
terlindung
akan
berkurang
produktivitasnya.
Penurunan
produksi akibat kekurangan sinar
matahari ini bisa mencapai
setengahnya
dibandingkan
dengan
jeruk
yang
tidak
ternaungi.
Bagian luar tajuk tanaman
mendapat sinar 5 – 14 kali lebih
banyak dibandingkan dengan
bagian dalam tajuk. Oleh karena
itu, cabang dalam seringkali ada
yang mati atau mudah terserang
penyakit karena kekurangan
sinar matahari.
300
Semakin tinggi suatu tempat,
maka makin bertambah pula
intensitas sinar. Oleh karena itu
tanaman jeruk yang ditanam di
daerah
pegunungan
akan
mempunyai aroma yang baik,
warna lebih cerah, dan lebih
banyak mengandung gula bila
dibandingkan dengan tanaman
yang ditanam pada ketinggian
lebih rendah, untuk varietas
yang sama.
Jeruk yang ditanam terlalu rapat
maka
cabangnya
tumbuh
cenderung menuju ke atas.
Bila jeruk terlalu rimbun, perlu
dilakukan pemangkasan cabang
tanaman yang tak berguna.
Di daerah tropis, lamanya
penyinaran setiap bulan boleh
dikatakan hampir sama, yaitu 12
jam, atau antara 11 dan 13 jam.
Kemungkinan, dengan adanya
perbedaan lamanya penyinaran,
menyebabkan
perbedaan
kualitas kecepatan pertumbuhan
dan lain-lain. Lamanya panjang
hari dari fajar sampai senja,
mungkin banyak pengaruhnya
terhadap pembungaan.
Didaerah subtropis, tanaman
jeruk manis pada umumnya
ditanam didaerah yang lebih
rendah. Sebagai contoh di
daerah California, jeruk ditanam
didaerah dengan ketinggian
kurang dari 700 m, di Spanyol
kurang dari 250 m, sedangkan di
Indonesia banyak ditanam di
daerah yang tinggi, misalnya di
Kabanjahe,
Ngablak,
Tawangmangu yang tingginya
lebih dari 1.000 m.
Curah
Hujan,
Kelembaban
Air,
Air merupakan salah satu
yang sangat penting
pertumbuhan tanaman
manis,
pembentukan
fotosintesa, dan lain-lain.
dan
faktor
untuk
jeruk
buah,
Air juga sebagai komponen
semua
jaringan
tanaman.
Kandungan air pada daun dan
tunas sekitar 50-75%, pada buah
lebih kurang 85% dan pada akar
kira-kira 60-85%.
Air berfungsi untuk melarutkan
unsur hara dan membawanya ke
seluruh tubuh tanaman dan
aktivitas kehidupan sel-sel dalam
semua
jaringan
tanaman.
Bila tidak ada irigasi (pengairan)
maka sumber air berasal dari
curah hujan. Masa kering
menstimulasi
terbentuknya
kuncup bunga, kemudian pada
musim hujan akan berbunga dan
berbuah.
Tanaman jeruk memerlukan
cukup air, kerperluan air yang
terbanyak yaitu pada waktu
mulai berbunga, pembentukan
dan pembesaran buah.
Pada kondisi kering kemudian
turun hujan, mengakibatkan
terjadinya fluktuasi suhu dan
kelembaban udara, hal ini
berakibat pada retaknya buah
jeruk.
301
Curah hujan yang baik untuk
pertumbuhan
jeruk
adalah
sekitar 700 mm setiap tahun.
Walaupun curah hujan 1.250 –
1.850 mm tetapi kalau turunya
tidak merata, maka perlu ada
tambahan pengairan.
Curah hujan yang terlalu tinggi
juga berakibat buruk pada jeruk
karena akan timbul penyakit
(misalnya jamur upas), atau
dapat merusak akar jeruk.
Air
yang
cukup
turut
mempengaruhi warna buah.
Sedangkan di daerah yang
kelembabannya tinggi, akan
menyebabkan
buah
tetap
berwarna hijau walaupun sudah
masak.
Curah hujan yang ideal untuk
tanaman jeruk berkisar antara
1.000 - 2.000 mm, dan jeruk
menghendaki curah hujan yang
merata sepanjang tahun.
Tanah
Tanaman jeruk manis dapat
ditanam diberbagai jenis tanah,
dari tanah pasir kasar sampai
tanah liat berat dan tidak
menghendaki kondisi becek.
Pada tanah yang tergenang air,
harus dilakukan pengeringan
melalui
pembuatan
saluran
drainase atau menanamnya
pada tanah yang ditinggikan.
Drainase yang baik sangat
diperlukan untuk memperoleh
hasil yang maksimal.
Tanah yang baik untuk tanaman
jeruk yaitu tanah yang berasal
dari endapan yang subur, cukup
dalam dan tidak mengandung
salinitas yang tinggi.
Walaupun tanaman jeruk bisa
ditanam ditanah berat, tetapi
lebih baik bila ditanam di tanah
ringan sampai sedang, yang
aerasi (peredaran udara) cukup
baik, gembur, cukup dalam, air
bisa merembes, dan cukup
bahan organik.
Tanaman jeruk tidak mempunyai
banyak akar rambut atau boleh
dikatakan tidak mempunyai akar
rambut. Oleh karena itu, tanah
tempat tumbuhnya harus cukup
humus atau bahan organik.
Struktur fisik tanah sangat
penting untuk tanaman ini, tanah
harus
bisa
mengikat
dan
merembeskan
air,
jangan
sampai
tanah
tergenang..
Tanaman jeruk manis yang
ditanam pada tanah yang cukup
bahan organik sampai lapisan
dalam lebih dari 50 cm, akan
lebih
cepat
baik
pertumbuhannya.
Tanaman jeruk sangat sensitif
bila tanah banyak mengandung
garam. Di Indonesia tanaman
jeruk bisa hidup baik pada pH 56. Bila pH terlalu rendah, tanah
dapat ditambah kapur atau
dolomit (dolomit yaitu campuran
karbonat
dan
magnesium
karbonat).
302
c.Pedoman Teknis
Pengolahan Tanah
Bila
tempat
tanam
telah
ditetapkan dan syarat-syarat
yang diperlukan telah terpenuhi
bisa
dimulai
mengadakan
persiapan sebagai berikut :
1. Tanah dibersihkan dari
tanaman-tanaman
penggangu.
2. Selanjutnya
buatlah
batasan-batasan dengan
sebilah bambu (patok)
untuk
menentukan
tempat tanam. Dalam
pembagian
ini
diperhitungkan
juga
pembagian jalan untuk
mengontrol
tanaman
(bila luas areal tanah 1
ha dibagi menjadi 4). Bila
pembuangan air tidak
lancar, buatlah selokanselokan pembuangan air.
Ini penting, terutama
untuk
tempat-tempat
yang
cekung
dan
keadaaan tanahnya liat.
3. Bila bibit yang digunakan
berakar
panjang,
usahakan agar tanah
digembur-gemburkan
lebih dalam. Tapi bila
bibit yang digunakan
berakar
dangkal
(misalnya
cangkokan,
atau stek), usahakan
agar tanah digemburkan
secara meluas.
4. Pada tanah yang letak air
tanahnya tinggi serta
sedang
sebaiknya
ditanam bibit okulasi,
sedang pada areal yang
air tanahnya tidak dalam
penggunaan
bibit
cangkokan adalah sangat
tepat.
5. Bila tanah tempat areal
tanam
tidak
banyak
mengandung
humus,
kondisi
tanah
terlalu
kurus dan liar, sebaiknya
ditanami dulu dengan
tanaman pupuk hijau
selama 1 – 2 tahun.
Setelah itu batang dan
daun dibenamkan, agar
tanah
menjadi
lebih
subur.
6. Setelah tanah selesai
dikerjakan,
mulailah
diajir. Pada tempat yang
akan ditanami pohon
ditancapkan sebuah ajir.
Yang terpenting pada
tahapan ini adalah jarak
ajir yang satu dengan
yang lain harus sama dan
lurus. Aturannya ada dua
macam,
yaitu
bujur
sangkar atau segitiga.
7. Setelah jalan induk, jalan
kontrol, dan tempat air
rampung
diatur,
dimulailah
pembuatan
lubang-lubang
tempat
penanaman.
Lubang
dibuat 3 – 4 minggu
sebelum bibit ditanam.
303
Pembuatan lubang tanam
Saat tanam yang baik untuk
menanam bibit jeruk adalah
pada permulaan musim hujan.
Bisa juga penanaman dilakukan
menjelang akhir musim hujan,
tetapi resikonya kita harus rajin
menyirami bibit muda setiap hari
agar tidak mati kekurangan air
pada musim kemarau.
Waktu terbaik untuk mulai
mengerjakan tanah adalah pada
bulan Juni – Agustus. Besarnya
lubang minimal 60 x 60 x 60 cm.
Lebih
besar
lebih
baik,
umpamanya 80 x 80 x 70 cm
atau 1 x 1 x 0,5 m. Penggalian
lubang jangan terlalu dalam,
pengaruhnya kurang baik ( merugikan), karena akan tanaman
akan mengumpul di lapisan yang
dalam dan lapisan atas kurang.
Selain itu lubang penanaman
yang terlalu dalam sering
menarik
air
dari
tanah
sekelilingnya, hal itu akan
merusak akar tanaman dan
menghambat pertumbuhannya.
Lubang tanaman dibuat dengan
cara menggali lubang. Tanah
bagian atas yang subur (
berwarna
kehitam-hitaman)
dipisahkan dari tanah bawah.
Tanah atas dibuang disebelah
kiri, tanah bawah ke sebelah
kanan.
Selanjutnya
lubang
dibiarkan menganga terjemur
matahari 2 – 4 minggu lamanya.
Tanah
bagian
bawah
dimasukkan
dalam
lubang,
letaknya tetap dibawah seperti
semula.
Sedangkan
tanah
bagian
atas,
sebelum
dimasukkan
dalam
lubang
dicampur dulu dengan 2 – 3
kaleng pupuk kandang/kompos
ditambah 1,5 kg pupuk fosfat.
Dalam keadaan serupa ini bibit
jeruk belum boleh ditanam.
Setelah tanah turun kembali,
hingga muka tanah diatas
lubang sedikit lebih tinggi dari
pada
tanah
disekelilingnya,
barulah bibit pohon ditanam.
Penanaman
Saat tanam yang baik untuk
menanam bibit jeruk adalah
pada permulaan musim hujan.
Sebelum bibit ditanam, tanah
dalam lubang harus betul-betul
basah
dari
atas
sampai
kebawah.
Bila
bibit
terletak
dalam
keranjang
persemaian,
keranjangnya harus dilepas
terlebih dahulu, dan selain itu
perakarannya
juga
harus
diperiksa. Bibit yang akarnya
berbelit-belit dan melingkarlingkar jangan dipakai, sebab
akan menggangu pertumbuhan
tanaman nantinya.
Atau kalau hendak dipakai juga,
letak akar dibenarkan dan
diluruskan terlebih dahulu arah
pertumbuhannya. Bila ada akar
yang panjangnya melebihi batas
lubang akar, sebaiknya dipotong
saja kelebihannya.
Janganlah menanam terlalu
dalam, tapi jangan pula terlalu
304
dangkal. Lebih-lebih untuk bibit
okulasi. Jangan sampai tanah
melampaui
atau
menutupi
batang okulasinya.
Untuk
menghindari
adanya
rongga-rongga antar akar dan
tanah, siramlah tanah dengan air
sebanyak
mungkin.
adanya
rongga dalam tanah akan
mengakibatkan akar mengering.
Setelah itu tanah dipadatkan
dengan tangan.
Setelah
selesai
menanam,
sekitar bibit tanaman diberi
jerami kering guna melindungi
tanah agar tidak kering oleh
panas sinar matahari atau
mengeras padat karena terkena
siraman air hujan.
Lebih bagus lagi kalau jauh
sebelumnya telah disiapkan
bahan perlindungan yang terbuat
dari bumbu dengan atap alangalang, daun nipah atau kelapa.
Pemeliharaan
Tanaman belum menghasilkan
Langkah pemeliharaan
perlu dilakukan adalah:
-
yang
pelebaran
terumbuk,
kegiatan ini dilakukan 2-3
kali
setahun
setelah
penyiangan
dan
pemupukan. Kegiatan ini
bertujuan
untuk
mencegah
serangan
jamur
pada
akar
tanaman. Untuk jeruk
yang ditanam pada areal
pasang surut, pelebaran
terumbuk akan berfungsi
sebagai
penambahan
bahan organik.
-
Pembuatan parit drainase
tambahan, kegiatan ini
dilaksanakan
pada
tanaman
berumur
2
tahun.
-
Pengairan,
karena
tanaman jeruk banyak
membutuhkan air maka
pada
kondisi
kering
penyiraman
perlu
dilakukan
terutama
menjelang
tanaman
berbunga
sampai
berbuah.
-
Pemupukan
pada
tanaman
jeruk
yang
belum berbuah dilakukan
dua kali setahun yakni
pada wal dan akhir
musim hujan masingmasing setengah dosis
yang
ditentukan.
Sedangkan
pemberian
pupuk kandang diberikan
pada
awal
musim
penghujan.
Untuk
tanaman
yang
telah
berbuah dilakukan 3 kali
setahun, yakni sebelum
bunga
muncul
(2/5
bagian)
pada
saat
pemasakan buah (1/5
bagian), dan sisanya (2/5
bagian) setelah panen.
Tanaman
jeruk
juga
memerlukan zat pengatur
tumbuh yang diberikan
sebelum
tanaman
berbunga hingga pentil
buah mulai terbentuk. Zat
305
pengatur tumbuh yang
dapat digunakan antara
lain Atonik, Dekamon,
dan Dharmasri.
-
Penyiangan gulma dapat
dilakukan sebulan sekali
bersamaan
dengan
waktu
pemangkasan,
penjarangan,
atau
pemetikan buah yang
tidak sehat
dapat menjadi sumber
hama dan penyakit.
Hama dan penyakit
Hama
Hama yang biasa menyerang
tanaman jeruk adalah ulat
penggerek adaun, ulat bisul
buah jeruk, berbagai jenis kutu
yang menyerang daun, ranting,
batang dan buah jeruk, serta
lalat jeruk.
Tanaman menghasilkan
Akibat yang ditimbulkannya:
Tanaman jeruk mulai berbuah
pada umur 3 tahun. Dalam masa
ini pemeliharaan yang perlu
dilakukan
adalah
sebagai
berikut:
- pemangkasan tunas air,
cabang balik, cabang dan
ranting yang kering atau
lapuk
-
-
penjarangan
buah,
sebaiknya buah disisakan
dipohon hanya sebanyak
40%. Tujuan penjarangan
adalah
agar
kita
mendapatkan buah yang
besar dan bermutu baik.
Pelaksanaan dilakukan
ketika buah masih pentil
atau sekitar dua bulan
setelah
berbunga.
Jumlah yang paling baik
bagi pertumbuhan buah
jeruk adalah 10 buah
setiap dompol.
Pembersihan pentil atau
buah masak yang jatu di
bawah pohon, karena
-
rontoknya daun
-
keringnya bagian yang
terserang dan kemudian
mati
Untuk mengatasinya:
Insektisida Azodrin, Novacron,
untuk lalat jeruk, Folidot-E 605
untuk berbagai serangan hama
kutu, dan Anthlo 33 EC, Azodrin
60 WSC, Sevin 85 untuk
penyakit ulat bisul buah.
Penyakit
Penyakit yang umum menyerang
jeruk adalam CVPD (citrus vein
phloem degeneration), penyakit
akar, embun tepung, antraks
buah, dan busuk buah.
Gejala yang timbul adalah:
-
klorosis,
atau
daun
menjadi tebal dan kaku
-
tanaman kerdil
306
-
Rusaknya floem tulang
daun
Cara pemanenan adalah dengan
tangan atau gunting.
Pengendalian penyakit yang
dilakukan
adalah
dengan
penyemprotan insektisida dan
akarisida seperti Dimecron 50
WC, Bayrusil, Diazinon, Sandoz
6538 atau Tamaron.
Bila menggunakan tangan buah
dipegang
kemudian
diputar
sedikit dan ditarik ke bawah
sehingga lepas dari tangkainya.
Tanaman yang sudah terserang
penyakit harus di eradikasi,
namun bila serangan masih
ringan atau baru menyerang
pengendalian dapat dilakukan
dengan penginfusan tanaman
menggunakan terramycin 21.6
SP dan Dithan M45-80WP.
Panen dan Pasca Panen
Panen
Cara panen dan waktu panen
buah jeruk sangat menentukan
kualitas buah yang dihasilkan.
Untuk buah yang terletak pada
tangkai yang tinggi sebaiknya
menggunakan tangga, dan tidak
melakukan pemanjatan pohon
karena dapat merusak pohon.
Waktu pemetikan yang baik
adalah pada pukul 9 pagi atau
pada sore hari.
Gambar 107 sampai 109
dibawah
ini
merupakan
gambaran proses perubahan
bentuk dan warna dari buah
jeruk Berastagi dari kecil sampai
jeruk siap untuk dipanen.
Buah jeruk termasuk buah
nonklimatrik yaitu buah yang
tidak
mengalami
proses
pematangan setelah dipanen.
Adapaun tanda-tanda buah jeruk
yang
mempunyai
derajat
kematangan cukup antara lain:
-
kulit
buah
kekuningkuningan (orange)
-
Buah tidak terlampau
keras jika dipegang
-
Bagian bawah buah agak
empuk.
Gambar 107 Buah jeruk yang
masih pentil
307
Sortasi dan Klasifikasi
Buah jeruk yang sudah dipetik
dibersihkan
terlebih
dahulu
sbelum dilakukan sortasi dan
klasifikasi.
Setelah dicuci buah dikeringkan
dengan
menggunakan
lap,
kemudian buah yang baik dan
sehat dipisahkan dari buah yang
rusak atau berpenyakit.
Gambar 108 Buah jeruk yang
masih hijau
Gambar 109 buah jeruk siap
panen
Klasifikasi buah jeruk yang
umum dilakukan adalah sebagai
berikut:
-
Kelas A: 6 buah per Kg,
diameter buah rata-rata
7.6cm.
-
Kelas AB : 8 buah per kg,
diameter buah rata-rata
6.7cm
-
Kelas C: 10 kg buah per
kg, diameter buah ratarata 5.9 cm
-
Kelas D: 12-14 buah per
kg, diameter buah ratarata 5.8cm.
Pascapanen
Buah jeruk yang sudah dipetik
dikumpulkan dalam keranjang
yang berkapasitas tidak lebih 10
Kg, agar mudah dibawa pada
waktu pemetikan.
Kemudian
buah
dapat
dimasukkan ke dalam keranjang
bambu berkapasitas 50-60Kg
yang diberi alas daun pisang
kering.
Sedangkan buah yang akan
diekspor, kelas dan mutu
klasifikasinya adalah sebagai
berikut:
-
kelas A: beratnya lebih
besar atau sama dengan
151g/buah diameternya
7.1cm.
-
kelas B: beratnya 101150g/buah, diameter 6.17.0cm.
308
-
kelas C: beratnya 51100g/buah, diameter 5.1 6.0cm
-
KelasD: beratnya lebih
kecil atau sama dengan
ro g/buah, diameter 4.0 –
5.0cm.
Pengemasan
Sebelum buah jeruk dikemas
terlebih dahulu dilakukan proses
penguningan untuk memperoleh
warna kuning yang seragam.
Proses penguningan dilakukan
dengan menggunakan gas etilen
atau asetilen.
Kemudian buah diberi lapisan
lilin untuk memperpanjang umur
kesegaran buah jeruk.
Dari hasil beberapa penelitian
diketahui bahwa buah jeruk yang
dilapisi
lilin
dapat
memperpanjang kesegaran buah
sekitar 18 hari, dengan susut
berat
maksimum
10%,
sedangkan yang tidak dilapisi
lilin hanya bertahan 5 hari.
Selain itu daya simpan jeruk
dapat diperpanjang jika ditaruh
pada suhu ruang 18-320C.
309
9.7.3.Teknik Budidaya mangga
a. Jenis mangga
Mangga Duren
Deskripsi
Nama duren pada mangga ini
disebabkan oleh aroma buahnya
yang mirip durian. Mangga ini
dapat ditemukan di kebun
koleksi mangga Cukurgondang,
Pasuruan, Jawa Timur.
Kelebihan mangga ini terletak
pada daging buahnya yang
tebal, kenyal, dan rasanya yang
manis
segar
karena
mengandung cukup banyak air.
Daging
buahnya
berwarna
kuning jingga dan berserat.
Ukuran
buahnya
termasuk
sedang, panjang antara 8 - 9 cm
dan berat rata-rata 300 g/buah.
Produksinya tergolong tinggi.
Buahnya berbentuk bulat. Kulit
buahnya tipis dan berwarna hijau
pada waktu masih muda, lalu
berubah
menjadi
kuning
kemerahan
setelah
buah
matang.
Gambar 110 Mangga Duren
310
Mangga arumanis
Deskripsi
Mangga ini merupakan salah
satu varietas unggul yang telah
dilepas oleh Menteri Pertanian
yang berasal dari daerah
Probolinggo, Jawa Timur.
Buahnya
berbentuk
jorong,
berparuh sedikit, dan ujungnya
meruncing.
Pangkal buah berwarna merah
keunguan, sedangkan bagian
lainnya berwarna hijau kebiruan.
Daging buahnya tebal, berwarna
kuning, lunak, tak berserat, dan
tidak
begitu
banyak
mengandung air.
Rasanya manis segar, tetapi
pada
bagian
ujungnya
kadan:gkadang terasa asam.
Bijinya kecil, lonjong pipih, dan
panjangnya antara 13-14 cm.
Panjang
buahnya
dapat
mencapai 15 cm dengan berat
rata-rata per buah 450 g.
Produktivitasnya cukup tinggi,
dapat mencapai 54 kg/pohon.
Kulitnya tidak begitu tebal,
berbintik-bintik kelenjar berwarna
keputihan, dan ditutupi lapisan
lilin.
Gambar 111 Mangga Arumanis
311
b. Manfaat Mangga
Sebagai buah meja atau sebagai
minuman.
C. Syarat Tumbuh
Tanaman mangga termasuk
tanaman dataran rendah.
Tanaman ini dapat tumbuh dan
berkembang baik di daerah
dengan ketinggian antara 0-300
m di atas permukaan laut.
Meskipun demikian, tanaman ini
juga masih dapat tumbuh
sampai ketinggian 1.300 m di
atas permukaan laut.
Daerah dengan curah hujan
antara 750-2.250 mm per tahun
dan temperatur 24-27° C
merupakan tempat tumbuh yang
baik untuk tanaman buah ini.
Penggunaan bibit dari biji tidak
dibenarkan, kecuali untuk batang
bawah.
Batang bawah yang tidak serasi
(inkompatibel)
berpengaruh
kurang
baik
terhadap
pertumbuhan dan pembuahan
(produksi buah, bentuk buah,
dan rasa daging buah) batang
atas.
Pembuatan bibit (semaian dan
okulasi)
biasanya
langsung
dilakukan di kebun. Kemudian,
dipindahkan ke polibag setelah
tinggi tunas sekitar 20 cm.
Budi daya tanaman
- Bibit
ditanam
dalam
lubang tanam berukuran
60 cm x 60 cm x 50 cm
dengan jarak tanam 8-12
m.
-
Setiap
lubang
diberi
pupuk kandang yang
telah jadi sebanyak 1-2
blek bekas minyak tanah
atau 20 kg.
-
Bibit okulasi ditanam di
lahan setelah mencapai
ketinggian lebih dari 75
cm.
Jenis tanah yang disukainya
adalah tanah yang gembur,
berdrainase baik, ber-pH antara
5,5-6, dan dengan kedalaman air
tanah antara 50-150 cm.
d. Pedoman Teknis Budidaya
Perbanyakan tanaman
Umumnya, tanaman mangga
diperbanyak dengan okulasi,
walaupun dapat pula dengan
sambung pucuk dan cangkok.
Sebagai
batang
bawah
digunakan semai mangga madu,
cengkir
(indramayu),
dan
bapang.
Pemupukan
Pupuk buatan yang diberikan
berupa campuran 200 kg urea,
500 kg TSP (667 kg SP-36), dan
150 kg KCl per hektar atau 200 g
urea, 500 g TSP, dan 150 g KCl
per tanaman.
312
Pemupukan dilakukan empat kali
dengan selang tiga bulan.
Dosisnya meningkat sesuai
dengan umur tanaman.
terhadap
penyerbuknya.
Pemangkasan
Penyakit
yang
sering
menyerang, terutama di daerah
beriklim basah adalah penyakit
blendok (lh'plodia sp.), mati
pucuk (Gloeosporium sp.), dan
penyakit
pascapanen
(Botryodiplodia
sp)
yang
menyebabkan buah mangga
cepat membusuk pada bagian
pangkalnya.
Setelah mencapai tinggi 1 m,
bibit dipangkas pada perbatasan
bidang pertumbuhan agar dapat
bercabang banyak.
Cabang ini dipelihara 2-3 tunas
per
cabang.
Pemangkasan
diulang setelah cabang baru
mencapai panjang 1 m, demikian
seterusnya hingga diperoleh
susunan 1-3-9 cabang.
Pemeliharaan
Pengendalian
Penyakit
Hama
kumbang
Penyakit
Namun, penyakit ini juga dapat
menyerang batang sambungan
bibit
mangga
bila
kondisi
lingkungan tanaman lembap dan
dingin.
dan
Hama
Hama yang merisaukan adalah
penggerek
batang
(Cryptorrhynchus
sp)
dan
kumbang
cicade
(Idiocerus
niueosparsus).
Serangga
hama
pengisap
Idiocerus sangat merusak bunga
mangga hingga berguguran.
Jumlah bunga betina rendah
dengan pembuahan oleh tepung
sari yang lemah.
Serangan serangga (wereng)
menyebabkan produksi mangga
rendah. Hama ini dapat diatasi
dengan semprotan insektisida
sistemik
Tamaron
0,2%.
Pemberian insektisida melalui
infus lebih dianjurkan untuk
menghindari pengaruh jelek
Serangan Diplodia yang sangat
merusak batang dapat diatasi
dengan mengoleskan larutan
Benlate 0,3% atau lisol 20-50%
pada luka yang telah dibersihkan
lebih dulu.
Panen dan Pasca Panen
Buah mangga dipanen setelah
tua benar.
Cirinya adalah sebagai berikut:
-
bagian pangkal buah
telah membengkak rata
-
warnanya
menguning.
mulai
Pemungutan buah yang belum
tua benar menyebabkan rasanya
agak asam dan kelat (mutu
rendah).
313
Umur buah dipanen kira-kira 4-5
bulan (110-150 hari) sejak bunga
mekar (anthesis).
Pemetikan harus hati-hati, tidak
boleh jatuh, dan getahnya tidak
boleh mengenai buah mangga
tersebut.
Umumnya, tanaman mangga
berbunga pada bulan JuliAgustus. Buah matang dapat
dipanen pada bulan SeptemberDesember.
Buah harus dibersihkan dari
kutu, jelaga, dan getah yang
menempel.
314
9.7.4. Teknik Budidaya Pepaya
Deskripsi
a. Manfaat
Warna kulit buah bagian ujung
biasanya kuning, sedangkan
bagian lainnya tetap hijau.
Selain untuk konsumsi buah
segar, buah pepaya matang
dapat diolah menjadi saus
pepaya.
Buah yang setengah matang
biasanya
dibuat
manisan,
sedangkan buah muda disayur.
Daunnya yang masih muda serta
bunganya dibuat urap (lalap
masak) dan buntil.
Tanaman yang masih berdaun
3-5 helai dan buah muda dapat
diambil getahnya untuk papain.
Papain
digunakan
untuk
penyamak
kulit
serta
melunakkan daging dan bahan
kosmetik.
Pepaya cibinong memiliki ciri
tersendiri, yaitu buah yang
matang tampak pada warna kulit
buahnya.
Bentuk
buahnya
panjang dengan ukuran besar.
Bobot setiap buah rata-rata 2,5
kg.
Pangkal buah kecil kemudian
membesar di bagian tengah dan
melancip di bagian ujungnya.
Permukaan kulit buah agak
halus tetapi tidak rata. Daging
buah
berwarna
merah
kekuningan.
Keistimewaan lainnya pepaya ini
ialah rasanya manis segar,
teksturnya keras, dan tahan
selama pengangkutan
b. Jenis-jenis Pepaya
Pepaya Cibinong
Gambar 112 Pepaya Cibinong
315
Pepaya Bangkok
Deskripsi
Pepaya bangkok bukan tanaman
asli Indonesia. Jenis pepaya ini
didatangkan
dari
Thailand
sekitar tahun 70-an.
Pepaya bangkok diunggulkan
karena ukurannya paling besar
dibanding jenis pepaya lainnya.
Beratnya dapat mencapai 3,5 kg
per buahnya.
Selain
ukuran,
keunggulan
lainnya ialah rasa dan ketahanan
buah.
Daging buahnya berwarna jingga
kemerahan,
rasanya
manis
segar dan teksturnya keras
sehingga
tahan
dalam
pengangkutan.
Rongga buahnya kecil sehingga
dagingnya tebal. Permukaan
kulit buah kasar dan tidak rata.
Gambar 113 Pepaya Bangkok
316
Pepaya Hawai
Deskripsi
Daging buahnya agak tebal,
berwarna kuning, dan rasanya
manis segar.
Pepaya yang berasal dari
Kepulauan Hawaii ini merupakan
suatu jenis pepaya "solo".
Pepaya jingga
Pepaya "solo" artinya pepaya
yang habis dimakan hanya untuk
satu orang.
Daging
buah
pepaya
berwarna merah jingga
Deskripsi
ini
Oleh karena itu, dapat dipastikan
keistimewaan pepaya ini ialah
ukurannya yang kecil.
Gambar 115 Pepaya Jingga
Gambar 114 Pepaya hawai
Bobot buahnya hanya sekitar 0,5
kg. Bentuknya agak bulat atau
bulat panjang.
Kulit buah yang telah matang
berwarna kuning cerah.
317
Pepaya Mas
Deskripsi
Pepaya ini
keemasan
berwarna
kuning
Di daerah yang beriklim kering,
musim hujannya 2-5 bulan, dan
musim kemaraunya 6-8 bulan,
tanaman pepaya masih mampu
berbuah, asalkan kedalaman air
tanahnya 50-150 cm.
Tanah yang subur dengan
porositas baik, mengandung
kapur, dan ber-pH 6-7 paling
disenangi oleh tanaman pepaya.
Tanaman
pepaya
lebih
menyukai daerah terbuka (tidak
ternaungi) dan tidak tergenang
air. Tanah yang berdrainase
tidak
baik
menyebabkan
tanaman
mudah
terserang
penyakit akar.
d. Pedoman Budidaya
1. Perbanyakan tanaman
Gambar 116 Pepaya Mas
c. Syarat Tumbuh
Tanaman pepaya dapat tumbuh
di dataran rendah hingga
ketinggian 1.000 m dpl.
Tanaman ini lebih senang
tumbuh di lokasi yang banyak
hujan (cukup tersedia air), curah
hujan 1000-2000 mm per tahun
dan merata sepanjang tahun.
Tanaman ini lebih senang
tumbuh di lokasi yang banyak
hujan (cukup tersedia air), curah
hujan 1000-2000 mm per tahun
dan merata sepanjang tahun.
Pepaya
hanya
diperbanyak
dengan bijinya yang berwarna
hitam. Biji yang berwarna putih
dibuang karena bersifat abortus,
yakni tidak mempunyai embrio
dan mati sejak buah pentil. Biji
diambil dari buah pepaya
sempurna yang telah matang
pohon.
Untuk menghasilkan tanaman
sempurna sebanyak banyaknya
maka biji yang akan dibiakkan
diambil dari bagian ujung buah
pepaya yang telah matang
pohon.
Biji-biji dari bagian ujung buah
akan menghasilkan tanaman
sempurna
antara
70-80%,
sedangkan
bagian
pangkal
318
menghasilkan
tanaman
sempurna antara 50-65%.
2. Persemaian
Biji disemaikan dulu atau
ditanam langsung. Budi daya
tanaman
Pepaya ditanam dari biji terpilih.
Biji disemai di polibag kecil dan
ditanam di kebun setelah
berumur tiga bulan.
Seleksi dilakukan saat tanaman
mulai berbunga. Dalam seleksi
ini dipilih tanaman yang hanya
berbunga sempurna. Seleksi ini
dapat dilakukan di kebun atau
saat di pot.
Setelah itu, dilakukan seleksi,
yaitu
membuang
tanaman
berbunga jantan. Tiap lubang
disisakan satu bibit yang tumbuh
kekar, sehat, dan berbunga
sempurna. Bunga sempurna
(dalam satu bunga ada putik dan
benang sari fertill) -biasanya
baru muncul setelah bunga ke-4.
Bibit yang tidak terpilih dibuang
atau dipindahkan untuk sulaman
pada lubang lain yang bijinya
tidak tumbuh.
Pemindahan bibit harus hati hati,
disertai
tanah
yang
membungkus
akar
bibit.
Kerusakan
akar
bibit
mengakibatkan
tanaman
layu/mati.
3. Penanaman
4. Pemeliharaan
Lubang tanam dibuat berukuran
60 cm x 60 cm x 40 cm,
kemudian diisi pupuk kandang
yang telah matang sebanyak 20
kg/lubang. Jarak tanam dibuat 3
m x 3 m atau 13,5 m x 2 m.
Umumnya,
tanaman
mulai
berbunga setelah berumur tiga
bulan. Bunga sempurna muncul
setelah bunga ke-4.
Cara penanaman lain yang biasa
dilakukan
petani
adalah
menanam biji pepaya langsung
ke dalam lubang tanam, tiap
lubang ditanam 3-5 biji.
Pemupukan
Pupuk buatan yang diberikan
berupa NPK sebanyak 25----200
g per tanaman, tergantung
umurnya: Dosis pemupukan
mulai dari 25 g, kemudian
meningkat dengan interval 25 g
per tanaman.
Pupuk diberikan 3-4 bulan
sekali. Tanaman mulai berbunga
terus-menerus (tidak musiman),
tetapi perlu pemberian air
sekurang-kurangnya seminggu
sekali bila kekeringan (musim
kemarau).
Setelah bibit berumur sekitar tiga
bulan, biasanya bunga jantan
mulai tumbuh.
319
Pengendalian gulma
Perawatan
membersihkan
alang.
selanjutnya,
gulma/alang-
Pembersihan kebun dengan
cangkul atau traktor harus hatihati, jangan sampai merusak
akar.
dengan menguningnya daun.
Buah yang masih muda tampak
pucat dan getahnya encer sekaii.
Biasanya, buah yang masih
muda berguguran. Penyakit
busuk akar dan layu dapat
dicegah dengan drainase kebun
yang baik. Hama tungau merah
dan kutu daun dapat diatasi
dengan
menyemprotkan
Kelthane 0,2%.
Hama dan Penyakit
Hama
Hama yang sering menyerang
tanaman pepaya pada musim
kemarau adalah tungau merah
Tetranychus kansawai dan kutu
daun yang berwarna kuning
Myzus persicae.
Kutu daun inilah yang menjadi
vektor dan penyebar virus
keriting (mosaik) yang ditakuti
petani pepaya karena sukar
diberantas.
Penyakit
Penyakit yang biasa menyerang
tanaman pada kondisi lembap
dan suhu malam dingin adalah
bercak
buah
Colletotrichum
gloeosporioides dan penyakit
busuk
akar
Phytophthora
palmivora.
Selain itu, penyakit lain yang
sering
menyerang
tanaman
pepaya adalah layu bakteri
Bacterium papayae.
Tanaman yang terserang bakteri
layu akan menunjukkan gejala
layu mendadak, tanpa ditandai
320
9.7.5. Teknik Budidaya Pisang
a.Pendahuluan
Salah satu buah yang digemari
oleh sebagian besar penduduk
dunia adalah pisang (Musa
Paradisiaca L).
Buah ini digemari karena
memiliki rasa yang enak,
kandungan gizinya tinggi, mudah
didapat, dan harganya relatif
murah.
Indonesia mempunyai prospek
yang baik untuk pengembangan
komoditas pisang kaena iklimnya
cocok untuk tanaman pisang,
ketersediaan lahan, dan tenaga
kerja yang melimpah.
Produksi buahnya tergolong
tinggi. Setiap pohon dapat
menghasilkan 7-10 sisir dengan
jumlah buah 140-200.
Panjang buah 20-23 cm dengan
diameter 4-5 cm. Bentuk buah
memanjang dengan pangkal
buah membengkok.
Kulit buahnya tipis. Daging buah
berwarna
putih
kekuningan
dengan rasa manis dan pulen.
Pisang ini termasuk genjah
karena biarpun umurnya baru
setahun,
sudah
mampu
menghasilkan buah.
Pisang kapok Kuning
Deskripsi
b. Jenis-jenis Pisang
Pisang Ambon Lumut
Deskripsi
Pisang yang berasal dari
Temanggung, Jawa Tengah ini
warna kulit buahnya tetap hijau
walaupun sudah matang.
Pisang yang berasal dari
Temanggung, Jawa Tengah ini
warna kulit buahnya tetap hijau
walaupun sudah matang.
Gambar
Gambar
117 Pisang ambon
lumut
118 Pisang
kuning
Kapok
321
Produksi buahnya tergolong
tinggi. Setiap pohon dapat
menghasilkan 7-10 sisir dengan
jumlah buah 140-200.
Panjang buah 20-23 cm dengan
diameter 4-5 cm. Bentuk buah
memanjang dengan pangkal
buah
membengkok.
Kulit
buahnya tipis.
Daging buah berwarna putih
kekuningan dengan rasa manis
dan pulen.
Pisang ini termasuk genjah
karena biarpun umurnya baru
setahun,
sudah
mampu
menghasilkan buah.
Gambar
119 Pisang
Kuning
Ambon
Pisang Ambon Kuning
Pisang Barangan Merah
Deskripsi
Deskripsi
Pisang ini berkulit kuning
keputihan.
Keunggulannya
terletak pada rasa buah yang
manis dan beraroma harum.
Tanaman ini pertama kali
dikembangkan
di
daerah
Malang, Jawa Timur.
Pisang ini juga berasal dari
Medan. Sifatnya lebih baik
dibanding barangan kuning.
Buahnya diunggulkan karena
memiliki rasa sangat manis,
beraroma harum, dan tidak
berbiji.
Panjang buahnya antara 15-20
cm.
Satu
pohon
dapat
menghasilkan 7-10 sisir dengan
jumlah buah 100-150.
Disebut barangan merah karena
daging
buahnya
berwarna
kuning kemerahan.
Bentuk
buah
melengkung
dengan pangkal meruncing.
Daging buah berwarna putih
kekuningan.
Umumnya buah pisang ini tidak
mengandung biji.
Produksi dan ukuran buahnya
tidak berbeda dengan pisang
barangan kuning.
Bentuk
buah
melengkung
dengan ujung meruncing. Kulit
buah tebal berwarna kuning
kemerahan berbintik cokelat.
322
Pisang Nangka
Deskripsi
buahnya melengkung dengan
pangkal buah agak bulat.
Kulitnya tebal berwarna kuning
berbintik cokelat.
Pisang ini kulit buahnya tetap
berwarna hijau walaupun sudah
matang.
Kulit buah ini agak tebal.
Buahnya
berukuran
besar,
panjangnya dapat mencapai 28
cm. Bentuk buah melengkung.
Gambar 121 Pisang Raja Bulu
Daging buahnya sangat manis,
berwarna kuning kemerahan,
bertekstur lunak, dan tidak
berbiji. Panjang buah antara 1218 cm dengan bobot ratarata
110-120
g.
Setiap
pohon
biasanya dapat menghasilkan
rata-rata sekitar 90 buah.
Gambar 120 Pisang Nangka
c. Manfaat
Walaupun
berukuran
agak
besar, pisang yang berasal dari
Malang, Jawa Timur, ini hanya
berbobot 150-180 g per buah.
Buahnya merupakan produk
utama
pisang.
Pisang
dimanfaatkan
baik
dalam
keadaan
mentah,
maupun
dimasak, atau diolah menurut
cara-cara tertentu. Pisang dapat
diproses menjadi tepung, kripik,
'puree', bir (Afrika), cuka, atau
didehidrasi.
Daging buah berwarna kuning
kemerahan dengan rasa manis
sedikit asam dan aroma harum.
Pisang Raja Bulu
Deskripsi
Pisang ini merupakan salah satu
jenis pisang raja yang ukurannya
sedang dan gemuk. Bentuk
Daun pisang digunakan untuk
menggosok lantai, sebagai alas
'kastrol' tempat membuat nasi
'liwet', dan sebagai pembungkus
berbagai makanan.
323
Serat untuk membuat kain dapat
diperoleh dari batang semunya.
Bagian-bagian vegetatif beserta
buah-buah
yang
tidak
termanfaatkan
digunakan
sebagai pakan ternak; bagianbagian vegetatif itu khusus
dimanfaatkan jika pakan ternak
dan air sulit diperoleh (batang
semu itu banyak mengandung
air).
Tanaman pisang (atau daun dan
buahnya)
juga
memegang
peranan dalam upacara-upacara
adat, misalnya di Indonesia,
untuk
upacara
pernikahan,
ketika mendirikan rumah, dan
upacara keagamaan setempat.
Dalam pengobatan, daun pisang
yang masih tergulung digunakan
sebagai obat sakit dada dan
sebagai tapal dingin untuk kulit
yang bengkak atau lecet.
Air yang keluar dari pangkal
batang yang ditusuk digunakan
untuk disuntikkan ke dalam
saluran kencing untuk mengobati
penyakit raja singa, disentri, dan
diare; air ini juga digunakan
untuk
menyetop
rontoknya
rambut
dan
merangsang
pertumbuhan rambut. Cairan
yang keluar dari akar bersifat
anti-demam dan memiliki daya
pemulihan kembali.
Dalam bentuk tepung, pisang
digunakan dalam kasus anemia
dan casa letih pada umumnya,
serta untuk yang kekurangan
gizi.
Buah yang belum matang
merupakan sebagian dari diet
bagi orang yang menderita
penyakit
batuk
darah
(haemoptysis)
dan
kencing
manis.
Dalam keadaan kering, pisang
bersifat antisariawan usus. Buah
yang
matang
sempurna
merupakan makanan mewah jika
dimakan pagi-pagi sekali.
Tepung yang dibuat dari pisang
digunakan
untuk
gangguan
pencernaan yang disertai perut
kembung dan kelebihan asam
d. Syarat Tumbuh
Dengan pertumbuhannya yang
sangat cepat dan terus-menerus,
yang akan mengakibatkan hasil
yang tinggi, pisang memerlukan
tempat tumbuh di iklim tropik
yang hangat dan lembap.
Walaupun begitu, pisang ini
sangat menarik sehingga orang
menanamnya juga persis di
batas daerah ekologinya, yang di
tempat itu kecepatan tumbuh
rata-ratanya
hanya
dapat
mendukung hasil yang minim
saja.
Suhu merupakan faktor utama
untuk pertumbuhan.
Di
sentra-sentra
produksi
utamanya suhu udara tidak
pernah turun sampai di bawah
15°C dengan jangka - waktu
yang cukup lama; suhu optimum
untuk pertumbuhannya adalah
sekitar
27°C,
dan
suhu
maksimumnya 38°C.
324
Kebanyakan pisang tumbuh baik
di lahan terbuka, tetapi kelebihan
penyinaran akan menyebabkan
terbakar-matahati (sunburn).
e.Pedoman Budidaya
Dalam keadaan cuaca berawan
atau di bawah naungan ringan,
daur pertumbuhannya sedikit
panjang dan tandannya lebih
kecil.
2. Bibit dari anakan :
Pisang sangat sensitif terhadap
angin kencang, yang akan
merobek-robek
daunnya,
menyebabkan distorsi tajuk dan
dapat merobohkan pohonnya.
Diperlukan pasokan air yang
ajek;
untuk
pertumbuhan
optimalnya
curah
hujan
hendaknya 200-220 mm, dan
kelembapan tanahnya jangan
kurang
dari
60-70%
dari
kapasitas
lapangan,
jadi
sebagian
besar
lahan
memerlukan
pengairan
tambahan.
Tanah yang paling baik untuk
pertumbuhan pisang adalah
tanah liat yang dalam dan
gembur,
yang
memiliki
pengeringan dan aerasi yang
baik.
Kesuburan yang tinggi akan
sangat menguntungkan dan
kandungan bahan organiknya.
hendaknya 3% atau lebih.
Tanaman
pisang
toleran
terhadap pH 4,5-7,5.
Bibit
1. Bibit dari bonggol (bit)
•
•
•
•
Tunas rebung : belum
berdaun, tinggi 20-40 cm
Anakan muda : tunas
daun telah keluar tetapi
masih menggulung, tinggi
41-100 cm
Anakan sedang : tinggi
101-150 cm
Anakan dewasa : daun
mekar lebih dari dua
helai, tinggi 151-175 cm
3. Bibit dari kultur jaringan
Untuk mendapatkan hasil yang
optimal,
sebaiknya
pisang
ditanam di dataran rendah,
dengan ketinggian kurang dari
1.000 m dpl. Iklim yang cocok
adalah iklim basah dengan curah
hujan merata sepanjang tahun,
maka pisang memberikan hasil
yang baik pada musim hujan dan
kurang
baik
pada
musim
kemarau.
Tanah yang cocok adalah tanah
yang subur, tanah liat yang
mengandung kapur atau tanah
alluvial dengan pH antara 4,57,5.
Selain itu jenis pisang juga
mempengaruhi
keberhasilan
penanaman pisang.
325
1. Pembibitan
Pisang umumnya diperbanyak
dengan anakan. Anakan yang
berdaun pedang-lah yang lebih
disenangi petani, sebab pohon
pisang yang berasal dari anakan
demikian akan menghasilkan
tandan yang lebih besar pada
panen pertamanya (tanaman
induk).
Bonggol atau potongan bonggol
juga digunakan sebagai bahan
perbanyakan.
Bonggol
ini
biasanya dibelah dua dan
direndam dalam air panas (52°
C) atau dalam larutan pestisida
untuk membunuh nematoda dan
penggerek sebelum ditanamkan.
Kini telah dikembangkan kultur
jaringan untuk perbanyakan
secara cepat, melalui ujung
pucuk yang bebas-penyakit.
-
Umur
berbuah
lebih
cepat
3-4
bulan
dibandingkan
dengan
cara lain
-
Tanaman lebih seragam
dan sesuai dengan sifat
induknya
-
Waktu panen serentak
sehingga memudahkan
pemasaran
2. Penyiapan lahan
Lahan untuk tanaman pisang
harus disiapkan dengan baik
agar dapat menjadi media
pertumbuhan yang subur.
Pekerjaan pengolahan lahan
untuk tanaman pisang tersebut
antara lain:
-
Pembajakan tanah, untuk
membongkar
tanah
dengan
kedalaman
kurang lebih 7rcm agar
menjadi media yang baik
untuk perakaran tanaman
-
Penggaruan,
yakni
penghancuran
bongkahan-bongkahan
tanah dan meratakan
tanah.
Penggaruan
dilakukan
setelah
pemotongan
dan
pembalikan tanah.
Cara ini telah dilaksanakan
dalam skala komersial, tetapi
adanya mutasi yang tidak
dikehendaki
menimbulkan
kekhawatiran.
Rekayasa bioteknologi pisang
dengan
kultur
jaringan
mempunyai keunggulan sebagai
berikut:
-
-
Bibit pisang bebas dari
infeksi penyakit seperti
virus
dan
nematoda
sehingga secara ekonomi
lebih menguntungkan
Persentase
tanaman relatif
(95%).
hidup
tinggi
Penggalian
lubang
tanam,
umumnya lubang tanam pisang
berukuran 60cm X 60cm X
60cm.
326
3. Penanaman
Penanaman pada umumnya
dilakukan pada awal musim
hujan.
Kebutuhan bibit pisang untuk
luas penanaman satu hektar
tergantung pada jarak tanamnya.
Untuk jarak tanam 6mX6m
dibutuhkan 1.700 bibit, jika jarak
tanam 5m x 5m dibutuhkan
2.000 bibit, sedangkan jarak
tanam 4m x 4m dibutuhkan
2.500 bibit.
Bahan perbanyakan biasanya
ditanamkan sedalam 30 cm.
Pisang dapat dijadikan tanaman
utama atau tanaman pencampur
pada sistem tumpang sari.
Pisang
biasanya
ditanam
sebagai tanaman perawat (nurse
drop) untuk tanaman muda
coklat,
kopi,
lada,
dan
sebagainya.
Juga
dapat
digunakan sebagai tanaman sela
pada perkebunan karet atau
kelapa
sawit
yang
baru
dibangun, atau ditanam di
bawah pohon-pohon kelapa
yang telah dewasa.
Jika ditanam sebagai tanaman
utama,
pisang
biasanya
ditumpangsarikan
dengan
tanaman semusim.
pisang dapat menaungi
menekan gulma.
dan
Gulma diberantas dengan caracara mekanik (dibabat, dibajak, dan sebagainya) atau dengan
tangan: Herbisida pratumbuh
cukup efektif, dan jika tanaman
telah mencapai tinggi 1,5 m atau
lebih, dapat digunakan herbisida
kontak.
Pemupukan
Pisang memerlukan sejumlah
besar hara. Di pekarangan
pemakaian pupuk kandang dan
kompos
dianjurkan,
yang
dikombinasikan dengan 0,25 kg
urea dan kalium nitrat (muriate of
potash) setiap tiga bulan untuk
masing-masing rumpun.
Pengairan
Pengairan diperlukan di areal
yang memiliki musim kemarau
panjang, tetapi juga jika curah
hujannya kurang dari 200-220
mm bulan. Air dapat dialirkan
melalui parit atau disemprotkan;
kini
pengairan-tetesan
(drip
irrigation) telah banyak diterima.
Selama putaran pemangkasan
ringan, daun-daun yang layu
dipotong agar diperoleh mulsa
dan untuk menghindari sumber
infeksi melalui penyakit-penyakit
daun.
3. Pemeliharaan
Pengurangan anakan
Penyiangan
Penyiangan
berulang-uiang
diperlukan sampai pahon-pohon
DI perkebunan skala komersial
beberapa tindakan lain dilakukan
untuk
mempertahankan
produktivitas yang tinggi dan
327
untuk menjamin buah berkualitas
baik untuk pasatan (ekspor).
Tindakan-tindakan itu mencakup
pembuangan
anakan,
pembuangan
tunggui-tunggul,
pemotongan jantung pisang, dan
pengurangan tandan buah.
Setiap 6-12 minggu tanaman
pisang dibuangi anakannya,
hanya ditinggalkan satu tanaman
induk (yang sedang berbuah),
satu batang anakan (yang
tertua), dan dalam hal tanamansirung (ratoons), satu tanaman
cucu.
Pada kepadatan yang rendah,
setiap rumpun dapat berisi 2
batang
induk
berikut
2
anakannya.
Jadi,
untuk
menghindari
berjejalnya batang, dan untuk
mengatur panen yang berurutan
dalam setiap rumpun, satu
anakan disisakan pada satu
pohon induk setiap 6-10 bulan
(atau lebih untuk daerah beriklun
sejuk)
untuk
menghasilkan
tandan
berikutnya.
Hanya
anakan
yang
sehat
dan
tertancap dalam yang boleh
disisakan.
Penyangga atau tali dapat
memberikan
dukungan
tambahan bagi tanaman yang
berisi tandan buah; topangan ini
akan menghindarkan tanarnan
dari patahnya batang karena
keberatan oleh tandan.
Jantung
pisang
hendaknya
segera dibuang setelah 2 sisir
terakhir dari tandan itu muncul.
Pada waktu yang bersamaan,
satu atau dua sisir terakhir
mungkin perlu dibuang untuk
meningkatkan
panjangnya
masing-masing buah pisang
yang tersisa, dan tandan itu
mungkin perlu dikarungi.
Karung itu dapat berupa kantung
plastik
yang
telah
diberi
insektisida, maksudnya untuk
menghindari kerusakan oleh
serangga, burung, debu, dan
sebagainya,
dan
untuk
menaikkan
suhu
tandan,
memajukan pertumbuhan buah,
terutama untuk daerah beriklim
dingin.
Pengendalian
Penyakit
Hama
dan
Penyakit
1.Sigatoka kuning atau bercak
daun merupakan salah satu
penyakit yang paling berbahaya.
Penyakit ini disebabkan oleh
Mycosphaerella musicola (tahap
konidiumnya disebut Cercospora
musae) yang endemik untuk
Asia Tenggara, dan hanya
dijumpai pada pisang.
Bercak daun ini menyebabkan
kematian dini sejumlah besar
daun pisang, menyebabkan
tandan buah mengecil dengan
sedikit sisiran, dan individu buah
pisang yang kurang penuh.
328
2. Penyakit layu Fusarium atau
penyakit Panama disebabkan ,
oleh Fusarium oxysporum f.
cubense.
Penyakit ini berupa jamur tanah
yang meriyerang akar kultivarkultivar pisang yang rentan, dan
menyumbat sistem pembuluh,
sehingga tanaman akan layu.
Satu-satunya
cara
pemberantasan
ialah
penghancuran fisik atau kimiawi
(herbisida) pada tanaman yang
terserang
dan
tetanggatetangganya; lahan hendaknya
dikosongkan dan dipagari, serta
dikucilkan dari penanaman dan
aliran pengairan.
Penyakit layu
penyakit Moko
bakteri
atau
Penyakit ini disebabkan oleh
Pseudomonas
solanacearum,
dan dapat membunuh pohon
pisang yang terserang hanya
dalam jangka waktu satu-dua
minggu.
Fumigasi dan pengkarantinaan
lahan yang terserang sangat
dianjurkan. Penyakit ini umum,di
belahan bumi barat; di Asia
Tenggara hanya ada di Filipina
(Mindanao).
Penyakit-penyakit
virus
mencakup
penyakit
pucuk
menjurai (bunchy top), mosaik,
dan mosaik braktea. Penyakit
pucuk menjurai dan penyakit
mosaik ditularkan oleh afid [afid
pisang,
(Pentalonia
nigronervosa),
menyebabkan
pucuk pisang menjurai; afid
jagung (Rhopalosiphum maidis),
dan afid kapas (Aphis gossypii),
kesemuanya itu adalah vektorvektor untuk penyakit mosaik].
Pernberantasan
penyakitpenyakit ini mencakup tindakan
karantina, pemeriksaan secara
teratur
dan
penghancuran
tanaman
yang
terserang,
penggunaan bahan perbanyakan
yang. bebas virus, pembuangan
inang
alternatifnya,
dan
pemberantasan
vektorvektornya.
Bakteri ini dapat ditularkan
secara mekanik, tetapi biovar 1SFS
adalah
galur
yang
ditularkan oleh serangga, dan
dianggap sebagai galur yang
paling berbahaya.
Hama
Pengendaliannnya
mencakup
desinfeksi semua peralatan yang
digunakan
dalam
berbagai
pengolahan
pertanian
dan
penghancuran tanaman yang
terserang, beserta tetanggatetangganya.
Hama ini berasal dari Asia
Tenggara, tetapi telah tersebar
ke semua areal penanaman
pisang. Yang paling merusak
adalah Iarvanya: larva-larva itu
menggerek bonggol dan menjadi
pupa di lorong-lorong yang
dibuatnya.
Sebagian
besar
Serangga hama yang paling
berbahaya adalah kumbang
penggerek pisang (Cosmopolitis
sordidus).
329
jaringan bonggol akan rusak,
akibatnya akan menurunkan
kemampuan pengambilan air
dan hara, juga kemampuan
tertancapnya
tanaman.
Serangga
dewasanya
meletakkan telur pada jaringanjaringan
bonggol
atau
di
sekitarnya.
Langkah
pemberantasannya
mencakup pencacahan bonggol
dan
batang
semu
agar
pembusukan berlangsung lebih
cepat, menjerat dan menangkap
serangga-serangga
dewasa,
menggunakan
bahan
perbanyakan
yang
tidak
terserang,
merusak
tempat
berlindung dan tempat makan
serangga dewasa dengan cara
menjaga kebersihan lahan di
sekitar
tanaman,
dan
menggunakan insektisida. Dua
macam
'thrips'
menyerang
tanaman pisang. 'Thrips' bunga,
"thrips florum, berukuran kecil,
dapat memasuki buah yang
sedang
berkembang
ketika
brakteanya masih ada.
Serangga ini bertelur di situ dan
memakan
buah-buah
yang
muda,
menyebabkan
buah
berkulit kasar dan kadangkadang menjadi pecah-pecah.
'Thrips'
merah
karat
(Chaetanaphothrips signipennis)
memakan bagian-bagian tempat
perlekatan buah pisang pada
tandannya, menimbulkan warna
kemerah-merahan.
Pemberantasan
hama
ini
dilakukan dengan insektisida
atau pembungkusan tandan;
membantu koloni semut berada
di sekitar tempat itu juga dapat
bermanfaat.
Nematoda
pelubang
(Radopholus similis) adalah jenis
nematoda yang paling merusak.
Bercak-bercak atau bintik bintik
hitam pada akar menunjukkan
adanya
serangan
yang
kemudian diikuti oleh infeksi
jamur.
Tanaman yang terserang hebat
hanya tinggal berupa batang
berakar busuk, yang mudah
roboh jika telah terbentuk tandan
buah.
Langkah-langkah
pemberantasannya
mencakup
pembuangan tanaman yang
terserang,
4. Panen dan Pasca Panen
Panen
Buah pisang dipanen ketika
masih mentah. Pemetikan yang
dilakukan
pada
tingkat
kematangan yang tepat akan
menghasilkan buah pisang yang
prima.
Tanda-tanda buah pisang yang
mempunyai tingkat kematangan
cukup antara lain:
-
Buah tampak berisi dan
bagian tepi buah sudah
tidak ada lagi
-
Pada sisir buah bagian
atas sudah ada yang
matang sekitar 2-3buah
-
Tangkai pada putik telah
gugur
330
Tingkat
kematangan
diperkirakan dari adanya sikusiku pada individu buah; buah
yang penampang melintangnya
lebih bulat berarti lebih matang.
Sewaktu berat buah meningkat
dengan cepat sejalan dengan
menghilangnya siku-siku pada
buah, buah pisang juga menjadi
lebih rentan terhadap kerusakan
selama pengangkutan, dan buah
itu tidak dapat bertahan lama,
karenanya harus dipetik lebih
awal.
Untuk
memanen
pisang
diperlukan 2 orang, si pemanen
dan si pengumpul. Si pengumpul
menyandang bantalan bahu
untuk menahan jatuhnya tandan
setelah si pemanen menusuk
batang pisang dengan parang,
sehingga bagian atas pohon
beserta tandannya merunduk.
Diperlukan satu galah bambu
untuk menopang tandan sampai
menyentuh bantalan di bahu:
Setelah tandan itu merendah
dengan cara begitu, si pemanen
memotong
gagang
tandan
dengan menyisakan sebagian
gagang yang masih berada pada
tandan, yang digunakan sebagai
pegangan.
Tandan-tandan itu kemudian
diangkut dengan hati-hati ke
ruangan pengepakan melalui
sistem kabel atau dengan
gerobak yang ditarik oleh traktor.
Penanganan pasca panen
- Pengumpulan
Pisang yang telah dipanen
dikumpulkan
ditempat
yang
terlindung sinar matahari. Daun
pisang dapat digunakan sebagai
alas agar buah tidak luka.
Sebelum
dilakukan
sortasi,
tandan pisang disisir dahulu
dengan menggunakan pisau
yang tajam agar tidak terjadi
luka. Kemudian buah pisang
dibersihkan
dan
disemprot
dengan
fungisida
untuk
mencegah timbulnya bahaya
penyakit
selama
saat
penyimpanan.
- Sortasi dan Klasifikasi
Sortasi dan Klasifikasi dilakukan
menurut ukuran besar dan
kecilnya buah, kerusakan atau
cacat buah, derajat kematangan,
bobot buah dan keseragaman
warna.
- Pengemasan
Pengemasan bertujuan agar
memudahkan pengangkutan dan
melindungi buah dari kerusakan
mekanis yang terjadi selama
pengangkutan.
Hal yang perlu diperhatika dalam
pengemasan adalah kapasitas
alat
kemasan
dan
cara
menyusun buah pisang dalam
kemasan.
Untuk pengangkutan jarak dekat
dapat menggunakan keranjang
bambu dengan kapasitas 3-4
331
sisir . Ada pula pedagang yang
menggunakan kotak kayu yang
berisi 150 pisang per kotak.
buah pisang itu mencapai warna
yang disenangi konsumen.
Pengemasan
untuk
ekspor
memerlukan penamnganan yang
lebih banyak dan cermat.
Setelah dipetik buah harus dicuci
bersih dan dicelupkan ke dalam
larutan fungisida. Kemudian
buah pisang disortasi dan
ditimbang serta diberi perlakuan
untuk
mempertahankan
kesegarannya.
Pengemasan
disesuaikan
dengan
alat
transportasi yang digunakan.
Kotak kemasan yang digunakan
untuk perdagangan internasional
mempunyai kapasitas 18.14
lb(40 lb) dan 12 Kg.
Daya simpan pisang mentah
berkisar antara 21-30 hari pada
suhu 13-15° C. Kalsium karbida
(CaC2) atau larutan etefon dapat
digunakan untuk mematangkan
buah tua-mentah.
Pada perlakuan kalsium karbida,
buah pisang dikenai bahan ini
selama 24-36 jam dalam sebuah
wadah tertutup, sedangkan pada
perlakuan etefon, pencelupan
selama 5 menit sudah cukup
efektif.
Pada
pengusahaan
secara
komersial
besar-besaran
digunakan gas etilena.
Pisang diperlakukan selama 24
jam dalam kamar tertutup yang
berisi etilena dan suhunya
dipertahankan 14-18°C. Setiap
24 jam sekali kamar dibuka
untuk ventilasi sampai buah-
332
9.8. TEKNIK BUDIDAYA
TANAMAN HIAS
reproduktifnya
(berkembang biak) pada
tahun berikutnya.
a. Pendahuluan
Kelompok
tanaman
hias
merupakan salah satu bagian
dari ilmu hortikultura. Tanaman
hias
dapat
dibudidayakan
didalam ruangan maupun di
ruang terbuka.
c. Perenial (tahunan), yang
termasuk
kedalam
kelompok
ini
adalah
tanaman hias yang siklus
hidupnya sangat panjang.
Salah
satu
contoh
tanaman hias kelompok
ini adalah adalah lidah
mertua (Sansevieria spp).
b. Klasifikasi
B Berdasarkan fungsi
Tanaman
hias
dapat
diklasifikasikan
berdasarkan
morfologi, siklus hidup, bentuk
daun, ataupun
karakteristik
lainnya.
1.Golongan Herba
Tanaman hias herba adalah
tanaman yang batangnya tidak
berkayu, pada umumnya jenis ini
banyak
digunakan
untuk
tanaman indoor.
Kelompok herba ini dapat
dikelompokkan lagi, yaitu:
a.Siklus hidup
a. Annual, tanaman hias
annual (semusim) adalah
tanaman hias yang siklus
hidupnya kurang dari
setahun.
Kelompok tanaman hias herba
dapat
dibagi
berdasarkan
fungsinya yaitu:
a. Bedding
Plant,
yaitu
tanaman yang digunakan
sebagai
selimut
(pelindung)
tanaman
lainnya. Tanaman ini
berfungsi
untuk
melindungi
tanaman
lainnya terhadap fluktuasi
suhu ekstrim, hal ini
banya dilakukan pada
daerah
sub-tropis.
Contoh
nya
adalah:
Petunia
spp,
dan
marigold (Tagetes spp).
b. Hanging plant (tanaman
gantung), tanaman yang
penanamannya
dalam
pot gantung misalnya
geranium, pakis.
b. Biannual, yang termasuk
kedalam kelompok ini
adalah tanaman hias
yang
pertumbuhan
vegetatifnya terjadi pada
tahun pertama dan masa
333
Gambar 123. Tanaman hias
yang diletakkan dalam ruangan
Gambar 122. Tanaman yang
diletakkan pada pot
gantung
c. Houseplant
(tanaman
indoor atau tanaman
rumah) , adalah tanaman
hias yang adaptif pada
kondisi didalam ruangan.
Mereka ditanam pada
wadah tertentu, dan pada
umumnya kelompok ini
pertumbuhannya relatif
lebih lambat. Kelompok
ini dapat berupa tanaman
berbunga atau tanaman
hias daun.
Misalnya
adalah
lidah
mertua
(Sansevieria
spp)
,
rambung merah (Ficus
elastica)
2. Golongan Tanaman Hias
Berkayu
Tanaman hias kelompok ini
berbeda dalam ukuran dan pola
pertumbuhannya.
Beberapa
jenis
dapat
menggugurkan daunnya jika
terjadi perubahan cuaca, yang
disebut decidous, dan kelompok
kedua adalah tanaman yang
tidak menggugurkan daunnya
disebut evergreen.
Kelompok
ini
ada
yang
berbentuk semak, menjalar,
ataupun pohon.
Tanaman
berkayu
dapat
digabungkan
penanamannya
dengan kelompok herba akan
tetapi
jika
menggabung
keduanya perlu diperhatikan
kebiasaan hidup masing masing
jenis, warna, tekstur, luas
kanopi,
dan
kemampuan
adaptasinya.
334
tergantung pada siapa penghuni
ruangan tersebut.
Kondisi tempat tumbuh
Gambar
124 Penggabungan
golongan tanaman
berkayu dan herba
dalam satu lanskap
c. Tanaman
outdoor
Indoor
Penanaman
bunga
ruangan (indoor)
dan
dalam
Beberapa jenis bunga dapat
ditanam di dalam ruangan,
asalkan
seluruh
kebutuhan
pertumbuhannya terpenuhi.
Faktor yang Mempengaruhi
Kemampuan Tanaman di dalam
Ruangan
Kemampuan tanaman untuk
hidup dalam ruangan tertutup,
tergantung
pada
jenisnya.
Pemilihan akan jenis tanaman
yang akan dibudidayakan
di
dalam ruangan ini tergantung
pada:
Efek individual
Ada beberapa orang lebih
tertarik
pada
kaktus
dibandingkan dengan mawar.
Oleh karenanya penanaman
dalam
ruangan
sangat
Ruangan dapat juga digunakan
untuk menanam tanaman hias.
Akan
tetapi
keberhasilan
pertanaman di dalam ruangan
ini tergantung pada kondisi
ruangan dan jenis tanaman
hiasnya. Ruangan yang tidak
cukup
cahaya
mataharinya
tidak mencukupi syarat untuk
tempat penanaman tanaman,
kecuali diberi cahaya lampu
selama 24 jam.
Akan tetapi ada beberapa jenis
tanaman yang adaptif di dalam
ruangan yang terbatas sinar
mataharinya misalnya: lidah
mertua (Sansevieria trifascita),
rambung merah (Ficus elastica),
dan sebagainya
Dekorasi
Tanaman juga dapat digunakan
untuk menghias ruangan, yang
pemilihan
tanamannya
tergantung pada besar kecilnya
ruang, warna, dan tekstur bunga.
Karakteristik tanaman
Beberapa alasan pemilihan jenis
tanaman
tertentu
yang
digunakan sebagai tanaman
indoor disebabkan oleh:
Daya pikatnya
Tanaman yang terpilih sebagai
tanaman indoor adalah tanaman
yang mempunyai nilai aestetika.
335
Nilainya dapat terletak pada
keindahan
daun
ataupun
bunganya.
-
Penampilannya
Pada umumnya orang jarang
menggunakan
satu
jenis
tanaman indoor sepanjang masa
hidup
tanaman
tersebut,
tanaman akan segera digantikan
jika tanaman itu tua (tidak
menarik).
Beberapa
jenis
tanaman
dapat
berubah
penampilannya
pada
waktu
muda dan tua, tanaman yang
indah hanya pada waktu muda,
akan segera digantikan, jika
tanaman tua.
Itu sebabnya tanaman indoor
selalu
diganti,
berdasarkan
bagaimana
penampilannya
dalam mendukung keindahan
dekorasi ruangan.
-
cepat dibandingkan
kelompok palma.
dengan
Penanaman di Luar Ruangan
(outdoor)
Untuk tanaman outdoor jenis
dan
keindahannya
sangat
banyak, tergantung pada pilihan
lanskapnya. Lanskap memiliki
makna penggunaan tanaman
outdoor yang berfungsi untuk
menambah
keindahan
atau
lainnya. Penanaman di luar
ruangan dapat menggabungkan
beberapa
jenis
tanaman,
ataupun hanya satu jenis.
Tujuan dari pengaturan lanskap
adalah;
-
Peningkatan
suatu areal
keindahan
-
Peningkatan nilai tanah
dan bangunan
-
Menggabungkan konsep
alami pada bangunan
-
Memberi kepuasan pada
khalayak ramai
-
Kontrol bagi pengendara
dan pejalan kaki
-
Memodifikasi lingkungan
-
Tempat rekreasi
-
Meningkatkan
perlindungan
terhadap
semberdaya alam
-
Mengurangi polusi suara
Siklus hidup
Beberapa jenis tanaman hanya
menarik pada saat dia berbunga,
dan menjadi tidak menarik pada
saat pertumbuhan vegetatif.
Sebaliknya ada beberapa jenis
tanaman hias
daunnya lebih
menarik dibandingkan dengan
bunganya.
-Laju pertumbuhan
Beberapa jenis tanaman laju
pertumbuhanya
relatif
lebih
cepat sedangkan jenis lainnya
lebih lambat. Misalnya kelompok
tanaman hias annual (tanaman
semusim) pertumbuhan lebih
336
d. Teknik Budidaya tanaman
hias secara umum
a. Media tanam
Hampir semua tanaman hias
memerlukan
media
yang
gembur, pouros, subur, cukup
mengadung, bahan organik,
bebas dari hama, aerasi dan
drainese yang baik.
Untuk
menciptakan
kondisi
tersebut maka media tanam
yang ideal adalah campuran
bahan organik dan bahan
anorganik.
Bahan organik dapat berupa
cacahan pakis, kompos, humus,
serutan kayu, arang sekam,
cocopeat,
dan
sebagainya
Sedangkan bahan anorganik
berupa tanah atau pasir.
Komposisi
media
yang
digunakan untuk setiap nursery
pasti berbeda-beda tergantung
dari kondisi iklim setempat,
campuran media tanam yang
dapat digunakan diantaranya :
1. sekam
bakar
dan
cacahan pakis dengan
perbandingan 4 : 1 untuk
pupuk bisa menggunakan
dekastar atau osmokot
atau bisa juga pupuk
kandang yang telah di
fermentasi.
2. sekam bakar, andam (
kaliandra) dan pupuk
kadang yang telah steril
dengan
perbandingan
1:1:1.
3. humus, pupuk kandang
steril dan pasir malang
yang telah diayak halus
dengan
perbandingan
5:5:2
Untuk menjaga kelembaban
media dan mengatur drainase
yang baik maka pertama-tama
pot diisi terlebih dahulu dengan
pecahan bata merah, pecahan
genting, Styrofoam, dice coco (
sabut kelapa yang dipotong
dadu ), sampai ¼ pot setelah itu
baru media tanamnya diisi
hingga penuh.
Untuk
menjaga
tanaman
terhindar dari jamur, cendawan
dan bakteri sebaiknya media
harus dikukus setidaknya 1 jam
b. Teknik Budidaya Bunga
Potong
Bunga potong adalah bunga
yang dianfaatkan sebagai bahan
rangkaian bunga untuk berbagai
keperluan manusia.
Penggunaan bunga potong ini
dimulai
dari
kelahiran,
perkawinan sampai kematian,
oleh karenanya bunga potong ini
memiliki prospek yang cerah.
Banyak jenis bunga potong yang
dibudidayakan untuk memenuhi
kebutuhan
seperti:
krisan,
mawar, anthurium, gladiol, dan
lain-lain.
337
Prinsip budi daya bunga potong
pada dasarnya meliputi:
pengapuran
ataupun
penambahan bahan organik.
-
Penyiapan bibit
c. Aspek teknik hortikultura
-
Penyiapan lahan
-
Penanaman
-
Pemeliharaan
-
Panen
Pascapanen
Aspek teknik hortikultura penting
dalam hal perbaikan mutu bunga
potong melalui perbanyakan
vegetatif dan generatif. Cara
perbanyakan vegetatif maupun
generatif
sangat
perlu
diperhatikan untuk pengadaan
bibit unggul. Teknik perbanyakan
dengan penyambungan dapat
membantu
memperbaiki
pertummbuhan bunga terhadap
kondisi lingkungan yang buruk
dan
dapat
memperbaiki
kemampuan berbunga.
dan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan
Beberapa aspek yang perlu
diperhatikan dalam budidaya
bunga potong ini adalah: aspek
ekologi produksi, aspek teknik
hortikultura, dan teknik budidaya.
Unsur ekologi
Unsur yang terpenting dari
aspek ini adalah iklim (ketinggian
tempat cahaya matahari, dan
curah hujan), tanah (struktur dan
pH tanah), air tanah (kedalaman
air tanah). Aspek ini demikian
penting terutama jika hendak
menanam bibit jenis bunga
impor.
Kendala yang dihadapi jika
menanam bunga impor adalah
kendala lingkungan. Akan tetapi
kendala ini dapat diatasi dengan
berbagai teknik hortikultura yang
dilaksanakan secara intensif.
Sebagai contoh keadaan tanah
yang buruk dapat dimbangi
dengan
pemupukan,
Aspek penanaman
Aspek ini perlu diperhatikan
menyangkut
ketersediaan
sumber
daya
lahan
dan
lingkungan
yang
dapat
mendukung pertumbuhan bunga
potong.
Kondisi suhu dan kesuburan
tanah
akan
mempengaruhi
jumlah populasi yang terdapat
pada satu areal tertentu. Pada
suhu tinggi misalnya maka dapat
digunakan jarak tanam yang
lebih rapat, begitu juga untuk
tanah-tanah yang subur.
Pemangkasan batang maupun
akar, pengerdilan tanaman, dan
pemaksaan berbunga dapat
membantu mengatasi kendala
ekologi yang kurang cocok.
338
Aspek teknik budidaya
Dalam memelihara tanaman dan
teknik budidaya kadang-kadang
ditemui permasalahan karena
adanya perubahan kebiasaan
masyarakat
setempat
dari
bertanam secara tradisional ke
modern. Umumnya cara bertani
tradisional menghasilkan mutu
bunga
yang
kurang
baik
dibandingkan
dengan
cara
modern.
Pemberian
paranet
pada
budidaya Aglonema memberikan
hasil warna daun yang lebih
menarik dibandingkan dengan
tanpa paranet.
Peningkatan mutu bunga juga
dapat
dilakukan
dengan
pengaturan
pembungaan
(memperbesar ukuran bunga,
memperlebat jumlah bunga,
memperpanjang
masa
berbunga).
Untuk memertahankan mutu
bunga dari panen sampai ke
tangan
konsumen
perlu
memperhatikan:
-
Penyimpanan
-
pengemasan
-
pengangkutan
Penyimpanan
Cara
penyimpanan
bunga
potong ditentukan berdasarkan
jenis
bunganya.
Cara
penyimpananya
antara
lain
dengan
merendam
tangkai
bunga di dalam air, perlakuan
kimia,
dan
dengan
cara
pendinginan.
Teknologi
penyimpanan
sederhana yan sering dilakukan
petani adalah merendam tangkai
bunga dalam air bersih, bunga
krisan sering diberi perlakuan
perendaman dengan chrysal
sebanyak 5 g/air.
Memperbesar ukuran bunga
dapat dilakukan dengan metode
pemangkasan,
yang
hanya
menyisakan beberapa kuntum
bunga yang potensial bermutu
tinggi.
Bunga Gladiol sering diberi
perlakuan 4 ppm GA 60 ppm,
magnesium sulfat 40 ppm atau
air suling agar bunga ini tetap
awet.
Pascapanen
Pengemasan
Mutu bunga potong bergantung
pada penampilan dan daya
tahan kesegarannya. Bunga
dengan mutu prima mempunyai
nilai
jual
lebih
tinggi
dibandingkan dengan bunga
potong berkualitas rendah.
Pengemasan
yang
paling
sederhana
adalah
dengan
membungkus bunga dengan
kertas koran. Salah satu bagian
dibiarkan terbuka, kemudian
dibungkus
dengan
kantong
polietilen (PE) yang diberi lubang
dan dikemas lagi dalam kantong
tanpa lubang pada kelambaban
339
80%,
metode
ini
sering
digunakan
petani
Thailand
dalam
pengemasan
bunga
mawar.
Pengangkutan
Pengangkutan bunga potong
menjadi
perhatian
khusus
karena erat kaitannya dengan
ketahanan bunga untuk tetap
segar
sampai
ke
tangan
konsumen.
340
9.8.1. Teknik Budidaya
Anggrek
a.Pendahuluan
Indonesia mempunyai lebih dari
4,000 jenis anggrek, tanaman ini
hampir
terdapat
diseluruh
kepulauan di Indonesia.
Anggrek dapat ditemukan mulai
dataran
rendah
sampai
ketinggian 3000 mdpl.
Hal ini sangat mendorong
terciptanya
varietas-varietas
baru yang dapat dikembangkan
dan dibudidayakan secara baik
di Indonesia, karena kondisi iklim
yang sesuai.
Pertumbuhan tanaman anggrek
baik vegetatif maupun generatif
tidak hanya ditentukan oleh
faktor genetik. Namun lebih
banyak ditentukan oleh faktor
lingkungan seperti:
Kisaran suhu untuk hidup
anggrek ini juga bervariasi mulai
dari 8.7ºC sampai 32ºC.
-
Cahaya
-
suhu
Tanaman ini juga
dapat
ditemukan
diberbagai tempat
misalnya pada cabang pohon
Tamarindus (asam jawa) pada
pinggir jalan di kota besar besar
seperti Jakarta, Bandung atau
Bogor, atau dibawah tegakan
hutan hujan tropis (misalnya
Aerides
odorata
dan
Rhynchostylis retusa).
-
kelembaban
-
pemeliharaan
tanaman
seperti:
penyiraman,
pemupukan, media tumbuh,
dan pengendalian hama dan
penyakit.
Tanaman anggrek Dendrobium,
Phalaenopsis, Oncidium, dan
Vanda beserta kerabatnya serta
tanaman anggrek jenis lain telah
banyak diusahakan.
Tanaman anggrek merupakan
salah satu kelompok tanaman
hias yang mempunyai nilai
ekonomi tinggi.
Banyaknya variasi bentuk dan
warna
bunga
anggrek
merupakan
salah
satu
keunggulan dari bunga anggrek.
Berdasarkan tipe pertumbuhan
batangnya, maka anggrek dapat
dikelompokkan
menjadi
2
kelompok yaitu:
1. anggrek simpodial yaitu
anggrek
yang
mempunyai pertumbuhan
batang terbatas seperti:
Dendrobium,
Cattleya,
dan Oncidium
2. anggrek tipe monopodial
yaitu
anggrek
yang
mempunyai pertumbuhan
batang
yang
tidak
terbatas seperti: Vanda
dan kerabatnya.
341
Berdasarkan habitatnya tanaman
anggrek
dibagi
dalam
2
golongan yaitu
1. Epifit,
anggrek
epifit
adalah anggrek yang
hidup menumpang pada
batang
pohon
atau
sejenisnya, namun tidak
merugikan tanaman yang
ditumpanginya
dan
membutuhkan naungan.
2. Terestrial,
anggrek
terestrial adalah anggrek
yang hidup dan tumbuh
di atas permukaan tanah
dan
membutuhkan
cahaya
matahari
langsung.
b.Syarat Tumbuh
Intensitas cahaya
Intensitas
cahaya
yang
dibutuhkan anggrek di dalam
pertumbuhan
dan
perkembangannya
sangat
berbeda, tergantung pada jenis,
ukuran dan umurnya.
Misalnya
anggrek
epifit
membutuhkan intensitas cahaya
matahari berkisar antara 1500–
3000 fc.
Sedangkan anggrek terestrial
membutuhkan intensitas cahaya
matahari 4000 – 5000 fc.
Suhu
Kebutuhan suhu pada tanaman
anggrek sangat tergantung pada
jenisnya. Anggrek yang tumbuh
di dataran rendah membutuhkan
suhu siang berkisar 24–33oC
dan suhu malam 21–27oC.
Sedangkan untuk anggrek yang
tumbuh
di
dataran
tinggi
membutuhkan
suhu
siang
berkisar antara 18– 27oC dan
suhu malam berkisar antara 13–
18oC.
Kelembaban
Pada
umumnya
anggrek
membutuhkan kelembaban tinggi
yaitu berkisar antara 60-80%.
Pada malam hari kelembaban
tidak terlalu tinggi karena dapat
mengakibatkan busuk akar dan
busuk tunas.
Kelembaban yang terlalu rendah
pada siang hari dapat diatasi
dengan
cara
pemberian
semprotan kabut (mist) di sekitar
tempat pertanaman.
c.
Hal-hal
yang
perlu
diperhatikan dalam budidaya
anggrek
Aspek lingkungan
Secara alami anggrek (Famili
Orchidaceae) hidup epifit pada
pohon
dan
ranting-ranting
tanaman lain, namun dalam
pertumbuhannya anggrek dapat
ditumbuhkan dalam pot yang
diisi media tertentu.
Ada
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi
pertumbuhan
tanaman,
seperti
faktor
lingkungan, antara lain sinar
matahari,
kelembaban
dan
temperatur serta pemeliharaan
seperti
:
pemupukan,
342
penyiraman serta pengendalian
OPT.
Pada
umumnya
anggrekanggrek yang dibudidayakan
memerlukan temperatur 28 + 2°
C dengan temperatur minimum
15° C. Anggrek tanah pada
umumnya lebih tahan panas dari
pada anggrek pot.
Tetapi
temperatur yang tinggi dapat
menyebabkan dehidrasi yang
dapat
menghambat
pertumbuhan tanaman.
Kelembaban nisbi (RH) yang
diperlukan
untuk
anggrek
berkisar antara 60–85%. Fungsi
kelembaban yang tinggi bagi
tanaman antara lain untuk
menghindari penguapan yang
terlalu tinggi. Pada malam hari
kelembaban dijaga agar tidak
terlalu tinggi, karena dapat
mengakibatkan busuk akar pada
tunas-tunas muda. Oleh karena
itu diusahakan agar media dalam
pot jangan terlampau basah.
Sedangkan kelembaban yang
sangat rendah pada siang hari
dapat diatasi dengan cara
pemberian semprotan kabut
(mist)
di
sekitar
tempat
pertanaman dengan bantuan
sprayer.
Berdasarakan
pola
pertumbuhannya,
tanaman
anggrek dibedakan menjadi dua
tipe
yaitu,
simpodial
dan
monopodial.
Anggrek
tipe
simpodial adalah anggrek yang
tidak memiliki batang utama,
bunga ke luar dari ujung batang
dan berbunga kembali dari anak
tanaman yang tumbuh. Kecuali
pada anggrek jenis Dendrobium
sp. yang dapat mengeluarkan
tangkai bunga baru di sisi-sisi
batangnya. Contoh dari anggrek
tipe simpodial antara lain :
Dendrobium sp., Cattleya sp.,
Oncidium sp.,dan Cymbidium sp.
Anggrek tipe simpodial pada
umumnya bersifat epifit.
Anggrek tipe monopodial adalah
anggrek yang dicirikan oleh titik
tumbuh yang terdapat di ujung
batang, pertumbuhannnya lurus
ke atas pada satu batang.
Bunga ke luar dari sisi batang di
antara dua ketiak daun. Contoh
anggrek tipe monopodial antara
lain : Vanda sp., Arachnis sp.,
Renanthera sp., Phalaenopsis
sp., dan Aranthera sp.
Habitat
tanaman
anggrek
dibedakan menjadi 4 kelompok
sebagai berikut :
>
Anggrek
epifit,
yaitu
anggrek yang tumbuh
menumpang pada pohon
lain tanpa merugikan
tanaman inangnya dan
membutuhkan naungan
dari cahaya matahari,
misalnya Cattleya sp.
memerlukan
cahaya
+40%, Dendrobium sp.
50–60%, Phalaenopsis
sp. + 30 %, dan
Oncidium sp. 60 – 75 %.
>
Anggrek terestrial, yaitu
anggrek yang tumbuh di
tanah dan membutuhkan
cahaya
matahari
langsung,
misalnya
Aranthera
sp.,
343
Renanthera sp., Vanda
sp., dan Arachnis sp.
Tanaman
anggrek
terestrial membutuhkan
cahaya matahari 70 –
100 %, dengan suhu
siang berkisar antara 19
– 380C, dan malam hari
18–210C.
Sedangkan
untuk
anggrek
jenis
Vanda sp. yang berdaun
lebar memerlukan sedikit
naungan.
>
>
Anggrek
litofit,
yaitu
anggrek yang tumbuh
pada batu-batuan, dan
tahan terhadap cahaya
matahari penuh, misalnya
Dendrobium
phalaenopsis.
Oleh
karena
itu
untuk
mendapatkan
hasil
yang
diharapkan,
sebaiknya
dan
seharusnya
pedoman
persilangan
perlu
dikuasai,
antara lain :
>
Persilangan
sebaiknya
dilakukan pada pagi hari
setelah
penyiraman.
Kuntum bunga dipilih
yang masih segar atau
setelah membuka penuh.
>
Sebagai induk betina
dipilih yang mempunyai
bunga yang kuat, tidak
cepat layu atau gugur.
>
Mengetahui
sifat-sifat
kedua induk tanaman
yang akan disilangkan,
agar memberikan hasil
yang
diharapkan,
misalnya sifat dominasi
yang akan terlihat atau
muncul pada turunannya
seperti : warna, bentuk,
dan lain-lain.
>
Bunga tidak terserang
OPT
terutama
pada
polen dan stigma.
>
Setiap
mendapatkan
varietas baru yang baik,
sebaiknya
didaftarkan
pada “Royal Horticultural
Society”
di
London,
dengan mengisi formulir
pendaftaran
anggrek
hibrida dengan beberapa
persyaratan lainnya.
Anggrek saprofit, yaitu
anggrek yang tumbuh
pada
media
yang
mengandung
humus
atau daun-daun kering,
serta
membutuhkan
sedikit cahaya matahari,
misalnya Goodyera sp.
Persilangan Anggrek
Persilangan ditujukan untuk
mendapatkan
varietas
baru
dengan warna dan bentuk yang
menarik,
mahkota
bunga
kompak dan bertekstur tebal
sehingga dapat tahan lama
sebagai bunga potong, jumlah
kuntum banyak dan tidak ada
kuntum bunga yang gugur dini
akibat kelainan genetis serta
produksi bunga tinggi.
344
Langkah-langkah yang dilakukan
dalam melakukan penyerbukan
(polinasi) adalah sebagai berikut:
>
Sediakan sehelai kertas
putih dan sebatang lidi
kecil atau tusuk gigi atau
sejenisnya yang bersih.
>
Cap polinia yang terdapat
pada
ujung
column
dibuka, dimana akan
terlihat
di
dalamnya
polinia yang berwarna
kuning.
>
Ujung
lidi/tusuk
gigi
dibasahi dengan cairan
yang ada di dalam lubang
putih atau dengan sedikit
air.
Polinia diambil dengan
hati-hati. Pegang kertas
putih sebagai wadah di
bawah
bunga
untuk
menghindari bila polinia
jatuh pada waktu diambil.
>
>
>
Polinia
kemudian
dimasukkan ke dalam
stigma (kepala putik).
Beri label yang diikatkan
pada tangkai kuntum
(pedicel) bunga yang
berisi catatan tentang
tanggal penyerbukan dan
nama bunga yang diambil
polinianya.
Beberapa hari kemudian bunga
yang telah diserbuki akan layu.
Apabila penyerbukan berhasil,
dan bila tidak ada OPT, maka
bakal buah tersebut akan terus
berkembang menjadi buah.
Buah anggrek ada yang masak
setelah tiga bulan sampai enam
bulan atau lebih. Buah yang
masak akan merekah dengan
dicirikan adanya perubahan
warna buah dari hijau menjadi
hijau kekuning-kuningan.
Dalam memilih biji anggrek yang
akan disemaikan dalam botol
perlu
diperhatikan
sebagai
berikut :
>
Biji yang berwarna
keputih-putihan
dan
kosong adalah biji yang
kurang baik.
>
Biji yang baik yaitu
yang bulat penuh berisi,
berwarna kuning atau
kecoklat-coklatan
3. Perbanyakan Anggrek
Perbanyakan tanaman anggrek
pada
umumnya
dilakukan
melalui
dua
cara
yaitu,
konvensional
dan
dengan
metoda kultur in vitro.
Perbanyakan tanaman yang
dilakukan secara konvensional
adalah sebagai berikut :
Perbanyakan vegetatif melalui
beberapa cara seperti:
-
Pemecahan/pemisahan
rumpun
seperti
Dendrobium
sp.,
Oncidium sp., Cattleya
sp., dan Cymbidium sp.
345
-
Pemotongan
anak
tanaman yang ke luar
dari
batang
seperti
Dendrobium sp.
-
Pemotongan
anak
tanaman yang ke luar
dari akar dan tangkai
bunga
seperti
Phalaenopsis sp., yang
selanjutnya ditanam ke
media yang sama seperti
pakis,
mos
serabut
kelapa, arang, serutan
kayu, disertai campuran
pecahan genting atau
batu bata.
Perbanyakan secara vegetatif ini
akan
menghasilkan
anak
tanaman yang mempunyai sifat
genetik sama dengan induknya.
Namun
perbanyakan
konvensional secara vegetatif ini
tidak
praktis
dan
tidak
menguntungkan untuk tanaman
bunga potong, karena jumlah
anakan yang diperoleh dengan
cara-cara ini sangat terbatas.
Perbanyakan generatif yaitu
dengan biji. Biji anggrek sangat
kecil dan tidak mempunyai
endosperm
(cadangan
makanan),
sehingga
perkecambahan di alam sangat
sulit tanpa bantuan jamur yang
bersimbiosis
dengan
biji
tersebut.
Secara generatif, benih tanaman
diperoleh melalui biji hasil
persilangan yang secara genetis
biji-biji
tersebut
bersifat
heterozigot. Sehingga benihbenih
yang
dihasilkan
mempunyai sifat tidak mantap
dan beragam.
Untuk
menghasilkan
bunga
dalam jumlah banyak dan
seragam diperlukan tanaman
dalam jumlah banyak pula. Oleh
karena itu peningkatan produksi
bunga pada tanaman anggrek
hanya dapat dicapai dengan
usaha perbanyakan tanaman
yang efisien.
Pada saat ini metode kultur in
vitro merupakan salah satu cara
yang mulai banyak digunakan
dalam perbanyakan klon atau
vegetatif tanaman anggrek.
Kultur in vitro pertama kali
dicoba oleh Haberlandt pada
tahun 1902, karena adanya sifat
tanaman yang disebut totipotensi
yang dicetuskan oleh kedua
orang sarjana Jerman Schwann
dan Schleiden pada tahun 1830.
Metode kultur in vitro yaitu
menumbuhkan jaringan-jaringan
vegetatif (seperti :
- akar
- daun
- batang
- mata tunas
- jaringan-jaringan
generatif (seperti : ovule,
embrio dan biji).
Jaringan
ini
kemudian
ditumbuhkan pada media buatan
berupa cairan atau padat secara
aseptik (bebas mikroorganisme).
346
Dengan metode ini dapat
diharapkan
perbanyakan
tanaman dapat dilakukan secara
cepat dan berjumlah banyak,
serta sama dengan induknya.
Penanaman dan pemeliharaan
Persiapan Lahan
Tanaman anggrek dapat ditanam
di
sekitar
rumah
atau
pekarangan atau di kebun yaitu
di bawah pohon atau dengan
naungan yang diberi paranet
atau
sejenisnya
dengan
pengaturan intensitas cahaya
tertentu atau di lahan terbuka.
Oleh karena tanaman anggrek
mempunyai potensi ekonomis
yang tinggi, maka untuk jenisjenis tertentu dapat ditanam di
dalam rumah kaca (green
house). Selain untuk melindungi
tanaman dari gangguan alam,
juga akan mengurangi intensitas
serangan OPT.
Untuk pertumbuhan tanaman
anggrek, kemasaman media
(pH) yang baik berkisar antara
5–6. Media tumbuh sangat
penting untuk pertumbuhan dan
produksi
bunga
optimal,
sehingga perlu adanya suatu
usaha mencari media tumbuh
yang sesuai.
Media tumbuh yang sering
digunakan di Indonesia antara
lain : moss, pakis, serutan kayu,
potongan kayu, serabut kelapa,
arang dan kulit pinus.
Pecahan batu bata banyak
dipakai sebagai media dasar pot
anggrek, karena dapat menyerap
air
lebih
banyak
bila
dibandingkan dengan pecahan
genting.
Media pecahan batu bata
digunakan sebagai dasar pot,
karena mempunyai kemampuan
drainase dan aerasi yang baik.
Persiapan Media Tumbuh
Media tumbuh yang baik harus
memenuhi
beberapa
persyaratan, yaitu tidak lekas
melapuk, tidak menjadi sumber
penyakit, mempunyai aerasi
baik, mampu mengikat air dan
zat-zat hara secara baik, mudah
didapat dalam jumlah yang
diinginkan dan relatif murah
harganya.
Sampai saat ini belum ada
media yang memenuhi semua
persyaratan untuk pertumbuhan
tanaman anggrek.
Moss yang mengandung 2–3%
unsur N sudah lama digunakan
untuk medium tumbuh anggrek.
Media moss mempunyai daya
mengikat air yang baik, serta
mempunyai aerasi dan drainase
yang baik pula.
Pakis sesuai untuk media
anggrek karena memiliki daya
mengikat
air,
aerasi
dan
drainase yang baik, melapuk
secara perlahan-lahan, serta
mengandung unsur-unsur hara
yang dibutuhkan anggrek untuk
pertumbuhannya.
347
Serabut kelapa mudah melapuk
dan mudah busuk, sehingga
dapat menjadi sumber penyakit,
tetapi daya menyimpan airnya
sangat baik dan mengandung
unsur-unsur
hara
yang
diperlukan serta mudah didapat
dan murah harganya.
Dalam menggunakan serabut
kelapa sebagai media tumbuh,
sebaiknya dipilih serabut kelapa
yang sudah tua.
Media tumbuh sabut kelapa,
pakis, dan moss merupakan
media tumbuh yang baik untuk
pertumbuhan tanaman anggrek
Phalaenopsis sp. Namun bila
pakis dan moss yang tumbuh di
hutan ini diambil secara terusmenerus
untuk
digunakan
sebagai
media
tumbuh,
dikhawatirkan
keseimbangan
ekosistem akan terganggu.
Serutan kayu atau potongan
kayu kurang sesuai untuk media
anggrek karena memiliki aerasi
dan drainase yang baik, tetapi
daya menyimpan airnya kurang
baik, serta miskin unsur N.
Proses pelapukan berlangsung
lambat, karena kayu banyak
mengandung senyawa-senyawa
yang sulit terdekomposisi seperti
selulosa,
lignin,
dan
hemiselulosa.
Media
serutan
kayu
jati
merupakan media tumbuh yang
baik untuk pertumbuhan anggrek
Aranthera
James
Storie.
Pecahan arang kayu tidak lekas
lapuk, tidak mudah ditumbuhi
cendawan dan bakteri, tetapi
sukar mengikat air dan miskin
zat hara. Namun arang cukup
baik untuk media anggrek.
Penggunaan
media
baru
(repotting) dilakukan antara lain
sebagai berikut :
>
Bila ditanam dalam
pot (wadah) sudah
terlalu padat atau
banyak tunas.
> Medium lama sudah
hancur,
sehingga
menyebabkan
medium
bersifat
asam, bisa menjadi
sumber penyakit.
Penyiraman
Tanaman anggrek yang sedang
aktif tumbuh, membutuhkan lebih
banyak air dibandingkan dengan
yang sudah berbunga.
Frekuensi dan banyaknya air
siraman yang diberikan pada
tanaman anggrek bergantung
pada jenis dan besar kecil
ukuran tanaman, serta keadaan
lingkungan pertanaman. Sebagai
contoh adalah tanaman anggrek
Vanda sp., Arachnis sp., dan
Renanthera sp., yaitu anggrek
tipe monopodial yang tumbuh di
bawah
cahaya
matahari
langsung,
sehingga
membutuhkan penyiraman lebih
dari dua kali sehari, terutama
pada musim kemarau.
348
Pemupukan
Seperti
tumbuhan
lainnya,
anggrek selalu membutuhkan
makanan
untuk
mempertahankan hidupnya.
Kebutuhan tanaman anggrek
akan nutrisi sama dengan
tumbuhan
lainnya,
hanya
anggrek membutuhkan waktu
yang
cukup
lama
untuk
memperlihatkan
gejala-gejala
defisiensi,
mengikat
pertumbuhan anggrek sangat
lambat.
Dalam usaha budidaya tanaman
anggrek, habitatnya tidak cukup
mampu menyediakan unsurunsur yang dibutuhkan oleh
tanaman untuk pertumbuhan.
Untuk mengatasi hal tersebut,
biasanya tanaman diberi pupuk
baik organik maupun anorganik.
Pupuk
yang
digunakan
umumnya pupuk majemuk yaitu
yang mengandung unsur makro
dan mikro.
Kualitas dan kuantitas pupuk
dapat mengatur keseimbangan
pertumbuhan
vegetatif
dan
generatif tanaman. Pada fase
pertumbuhan
vegetatif
bagi
tanaman yang masih kecil
perbandingan pemberian pupuk
NPK adalah 30:10:10, pada fase
pertumbuhan
vegetatif
bagi
tanaman yang berukuran sedang
perbandingan pemberian pupuk
NPK adalah 10:10:10.
Sedangkan
pada
fase
pertumbuhan generatif yaitu
untuk merangsang pembungaan,
perbandingan pemberian pupuk
NPK adalah 10:30:30.
Jika dilakukan pemupukan ke
dalam pot maka hanya pupuk
yang larut dalam air dan kontak
langsung dengan ujung akar
yang akan diambil oleh tanaman
anggrek dan sisanya akan tetap
berada dalam pot.
Pemupukan pada sore hari
menunjukkan
respon
pertumbuhan yang baik pada
anggrek Dendrobium sp.
d.Pedoman teknis
Penanaman anggrek
Anggrek tumbuh menumpang di
batang, cabang pohon atau
bahan lain tanpa merugikan
tanaman inangnya.
Karena
terbiasa
dibawah
naungan, anggrek ini tidak tahan
terkena sinar matahari terik dan
membutuhkan naungan dengan
persentase tertentu, tergantung
jenisnya.
Kisaran naungan antara 25 –
75%. Sebagai contoh misalnya
anggrek epifit, Cattleya sp,
Cymbidium sp, Dendrobium sp,
Oncidium sp dan Phalaenopsis
sp, serta Vanda daun lebar alias
vanda daun .
Untuk menanam anggrek epifit
digunakan media berupa pakis,
349
moss, sabut kelapa, arang, dan
kulit kayu atau sejenisnya. Bisa
juga menggunakan lebih dari
satu jenis, tergantung kondisi
linggan setempat.
Sebagai wadah dapat dipilih pot
bahan plastik, tanah atau yang
terbuat dari kayu.
dilakukan
agar
anakan
berikutnya dapat mengisi pot
bagian tengahnya.
Untuk menghindari agar anggrek
tetap tegak, anggrek dapat diikat
dengan kawat.
Ada 3 cara penanaman anggrek
epifit yaitu : pot, pohon, dan di
tanah
- Penanaman di pot
Pedoman teknis:
Sebelum ditanami, dasar pot diisi
dengan
pecahan
batu
bata/genting 1/3 dari tinggi pot
Setelah itu, isi
dengan media.
seluruh
pot
Kemudian pada bagian atasnya
diisi dengan arang.
Tanam anggrek dengan bagian
bulbnya yang muda
berada
disebelah
dalam,
hal
ini
Untuk tanaman di pot sebaiknya
diletakkan di atas rak-rak atau
digantung.
350
- Penanaman di pohon
Letakkan bibit anggrek pada
akar pakis, ikat dengan kawat
atau tali rafia.
Sebelum meletakkan anggrek
muda ada baiknya terlebih
dahulu
menyemprot
pakis
dengan pesitida, agar terbebas
dari semut atau serangga
lainnya.
Kemudia rendam dengan sedikit
dengan larutan pupuk hyponex,
selama 24 jam. Hal ini dilakukan
agar media tempat tumbuh
anggrek muda mengandung
hara.
Tanaman yang sudah
siap
ditanam diletakkan ditempat
yang telah disiapkan, tergantung
pada jenisnya.
Berikut ini adalah salah atu
contoh anggrek epifit yang sudah
berkembang sempurna.
Jika akar sudah kuat, tali dapat
dilepas.
351
Contoh yg butuh sinar matahari
penuh (100%):
- Arachnis
- Renanthera
- Aranthera
- Vanda teret ( berdaun
pensil) seperti: vanda
teres
dan Vanda
hookeriana.
Tanaman ditempatkan di tempat
yg diberi naungan sesuai dengan
kebutuhan jenis anggreknya.
Misalnya:
1. Cattleya butuh naungan
dengan
penerimaan
cahaya matahari sekitar
25-45%
2. Dendrobium 55-65%
3. Oncidium 55-75%
4. Phalaenopsis 25-35%
5. Vanda 65-75%
- Penanaman di Tanah
Anggrek Terestrial
Anggrek ini membutuhkan media
lain seperti: serutan kayu, sabut
kelapa dan dicampur dengan
kompos dan pupuk kandang yg
sudah matang.
Anggrek terestrial umumnya
ditanam
dengan
sistem
bedengan, tetapi dapat juga
ditanam dalam pot tanah.
Bedengan
Jika ingin menanam anggrek di
tanah pertama yang harus kita
lakukan
adalah
membuat
bedengan. Bedengan dibuat
tidak dengan meninggikan tanah
seperti kalau kita membuat
bedengan
untuk
tanaman
lainnya,
akan
tetapi
kita
membuat
bedengan
yang
tepinya
dibatasi
dengan
batubata,
seperti
gambar
dibawah ini.
Anggrek terestrial yaitu anggrek
yang tumbuh diatas permukaan
tanah. Ada yang membutuhkan
sinar matahari penuh dan ada
yg perlu sedikit naungan.
352
Penyiraman
Penyiraman pada umumnya
dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi
hari, sekitar pukul 6.00– 7.00
dan sore hari sekitar pukul 17.00
– 18.00. Pada musim kemarau
dapat dilakukan lebih dari 2 kali
sehari
yaitu
dengan
cara
penyemprotan pada seluruh
bagian tanaman terutama bagian
bawah permukaan daun.
Tak ada salahnya berhati-hati
saat melakukan penyiraman di
rumpun anggrek.
Pada bagian dasar bedengan
ditaruh pecahan genting atau
batubata kira-kira sepertiga dari
tinggi batu bata. Diatasnya diberi
serutan kayu atau sabut kelapa,
baru diatasnya lagi diberi
kompos dan pupuk, seperti
gambar berikut.
Pemeliharaan
Penyiraman yang kurang hatihati
dapat
menyebabkan
pembusukan
pada
tunas
anakan.
Tunas
anakan
anggrek,
khususnya
pada
golongan
dendrobium saat tumbuh akan
membentuk kuncup daun yang
menyerupai
mahkota
pada
bagian atasnya. Tunas ini amat
peka
terhadap
perubahan
lingkungan,
terutama
kelembaban.
Gambar Daun anggrek yang
busuk
353
Kuncup
yang
menyerupai
mahkota ini tak lain adalah
ujung-ujung daun muda yang
belum membuka sempurna dan
posisi ujung daun tegak keatas
dengan
membentuk
suatu
cekungan/rongga
sempit
di
bagian
tengahnya,
persis
menyerupai mahkota.
Kuntum bunga juga akan rontok
jika kita salah dalam penyiraman
Pemupukan
Pupuk Organik
Pupuk Kompos
Seringkali
apabila
kita
memelihara
anggrek
jenis
terestrial, litofit, saprofit atau
semi
terestrial
untuk
menambahkan pupuk organik
kedalam
media
tanamnya
sebagai sumber unsur hara
makro dan mikro dan juga dapat
untuk memperbaiki sifat kimia,
biologi dan fisik tanah disekitar
perakaran anggrek
Air kelapa
Air kelapa ternyata memiliki
manfaat untuk meningkatkan
pertumbuhan tanaman.
Air kelapa yang sering dibuang
oleh para pedagang di pasar
tidak ada salahnya untuk kita
manfaatkan sebagai penyubur
tanaman.
Selama ini air kelapa banyak
digunakan
di
Laboratorium
sebagai nutrisi tambahan di
dalam media kultur jaringan.
Pemberian
pupuk
majemuk
dilakukan 2 kali seminggu
dengan dosis 0,2% atau sesuai
dosis anjuran. Pemberian pupuk
dilakukan melalui daun dengan
cara penyemprotan di seluruh
bagian tanaman, terutama di
bagian bawah permukaan daun.
Pupuk majemuk yang diberikan
sebaiknya lebih dari 2 jenis
pupuk yang diaplikasikan secara
bergantian. Komposisi unsur N,
P dan K yang diberikan
tergantung pada besar kecilnya
tanaman.
Perlu dibedakan pemberian
pupuk untuk bibit, tanaman
remaja, dan untuk merangsang
pembungaan.
3. Pengendalian
Penyakit
hama
dan
Penyemprotan pestisida seperti:
insektisida,
fungisida
dan
bakterisida dapat dilakukan 1 kali
seminggu secara bergantian
atau sesuai dosis anjuran dan
354
tergantung juga pada berat
ringannya tingkat serangan.
patogen serangga
bassiana.
Bioinsektisida (organik)
Jamur
Beauveria
bassiana
adalah
jamur
mikroskopik
dengan
tubuh
berbentuk
benang-benang halus (hifa).
Kemudian
hifa-hifa
tadi
membentuk koloni yang disebut
miselia.
Serangan hama merupakan
salah satu faktor pembatas untuk
peningkatkan produksi pertanian
yang dalam kasus ini adalah
pemeliharaan anggrek.
Beauveria
Untuk
megendalikan
hama
seringkali digunakan pestisida
kimia dengan dosis yang
berlebih.
Padahal akumulasi
senyawa-senyawa
kimia
berbahaya dapat menimbulkan
dampak
negatif
terhadap
kelestarian
lingkungan
dan
kesehatan manusia.
Gambar Insektisida hayati
Jamur
ini
tidak
dapat
memproduksi
makanannya
sendiri, oleh karena itu jamur ini
bersifat
parasit
terhadap
serangga inangnya.
Ditengah maraknya budidaya
pertanian organik, maka upaya
pengendalian hama yang aman
bagi
produsen/petani
dan
konsumen serta menguntungkan
petani, menjadi prioritas utama.
Salah
satu
alternatif
pengendalian
adalah
pemanfaatan jamur penyebab
penyakit
pada
serangga
(bioinsectisida),
yaitu
jamur
Laboratorium BPTPH Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta
telah
mengembangkan dan
memproduksi secara massal
jamur patogen serangga B.
bassiana sebagai insektisida
alami.
Berdasarkan kajian jamur B.
bassiana efektif mengendalikan
hama walang sangit, wereng
batang coklat, dan kutu (Aphids
sp).
355
Akan tetapi, bukan tidak mungkin
akan efektif bila diuji coba pada
serangga-serangga
hama
anggrek seperti kutu gajah.
Sistem kerjanya yaitu spora
jamur B. bassiana masuk
ketubuh serangga inang melalui
kulit,
saluran
pencernaan,
spirakel dan lubang lainnya.
oratorius) dan wereng batang
coklat (Nilaparvata lugens) pada
tanaman padi serta hama kutu
(Aphids sp.) pada tanaman
sayuran.
Beberapa keunggulan jamur
patogen serangga B. bassiana
sebagai pestisida hayati yaitu :
•
Selektif
terhadap
serangga
sasaran
sehingga
tidak
membahayakan
serangga lain bukan
sasaran, seperti predator,
parasitoid,
serangga
penyerbuk, dan serangga
berguna lebah madu.
•
Tidak
meninggalkan
residu beracun pada hasil
pertanian, dalam tanah
maupun pada aliran air
alami.
•
Tidak
menyebabkan
fitotoksin
(keracunan)
pada tanaman
•
Mudah
dengan
sederhana.
Selain itu inokulum jamur yang
menempel pada tubuh serangga
inang dapat berkecambah dan
berkembang membentuk tabung
kecambah, kemudian masuk
menembus
kutikula
tubuh
serangga.
Penembusan dilakukan secara
mekanis dan atau kimiawi
dengan mengeluarkan enzim
atau toksin.
Jamur ini selanjutnya akan
mengeluarkan racun beauverin
yang
membuat
kerusakan
jaringan tubuh serangga. Dalam
hitungan hari, serangga akan
mati. Setelah itu, miselia jamur
akan tumbuh ke seluruh bagian
tubuh serangga.
Serangga yang terserang jamur
B. bassiana akan mati dengan
tubuh mengeras seperti mumi
dan tertutup oleh benangbenang hifa berwarna putih.
Dilaporkan telah diketahui lebih
dari 175 jenis serangga hama
yang menjadi inang jamur B.
bassiana.
Berdasarkan hasil kajian jamur
ini efektif mengendalikan hama
walang
sangit
(Leptocorisa
diproduksi
teknik
Teknik aplikasinya cukup mudah,
yaitu dengan mengambil 2-3
gram
formulasi
dan
disuspensikan dalam 1 ltr air,
tambahkan 3 sendok gula pasir
per tangki, waktu semprot sore
hari.
Dalam satu kemasan formulasi
B. bassiana, berisi 100 gram
356
formulasi padat. Itupun dapat
dikembangbiakan
secara
konvensional, sehingga lebih
menghemat pengeluaran.
Akhirnya, walaupun keberhasilan
dari insektisida biologis dari
jamur ini memberikan dampak
positif terhadap pengendalian
serangga hama tanaman dan
keselamatan lingkungan. Namun
dalam
penerapannya
di
masyarakat
masih
minim,
sehingga memerlukan upaya
sosialisasi yang lebih intensif.
Insektisida secara umum adalah
senyawa kimia yang digunakan
untuk
membunuh
serangga
pengganggu (hama serangga).
Insektisida dapat membunuh
serangga
dengan
dua
mekanisme,
yaitu
dengan
meracuni
makanannya
(tanaman) dan dengan langsung
meracuni si serangga tersebut.
Pengamatan Hama dan Penyakit
Hama
Insektisida
Budidaya anggrek tentunya akan
mengalami interaksi baik dari
lingkungan abiotik (tak hidup)
dan lingkungan biotik (hidup).
Salah satu bentuk interaksi biotik
yaitu
parasitisme,
dimana
anggrek
berada
sebagai
organisme
yang
dirugikan,
sedangkan
hama
sebagai
organisme yang diuntungkan.
Fungisida adalah zat kimia yang
digunakan untuk mengendalikan
cendawan (fungi).
Fungisida
umumnya
dibagi
menurut cara kerjanya di dalam
tubuh tanaman sasaran yang
diaplikasi,
yakni
fungisida
nonsistemik,
sistemik,
dan
sistemik local.
Pada
fungisida,
terutama
fungisida sistemik dan non
sistemik, pembagian ini erat
hubungannya dengan sifat dan
aktifitas fungisida terhadap jasad
sasarannya.
a. Tungau Merah Tennuipalvus
orchidarum Parf
Ordo
: Acarina
Famili
: Tetranychidae
1. Tanaman Inang : Jenisjenis yang dapat diserang
hama
ini
adalah
Phalaenopsis
sp.,
Dendrobium sp., Orchidium
sp.,
Vanda
sp.
dan
Granatophyllium
sp.,
kapas, kacang-kacangan,
jeruk, dan gulma terutama
golongan dikotil.
2.
Gejala Serangan : Tungau
ini
sangat
cepat
berkembang
biak
dan
dalam waktu singkat dapat
menyebabkan kerusakan
secara mendadak. Bagian
tanaman yang diserang
antara lain tangkai daun
dan bunga. Tangkai yang
diserang akan berwarna
seperti perunggu. Pada
357
permukaan
atas
daun
terdapat
titik/bercak
berwarna
kuning
atau
coklat, kemudian meluas
dan seluruh daun menjadi
kuning. Pada permukaan
bawah berwarna putih
perak dan bagian atas
berwarna kuning semu.
Pada tingkat serangan
lanjut daun akan berbercak
coklat dan berubah menjadi
hitam kemudian gugur.
Pada daun Phalaenopsis
sp. mula-mula berwarna
putih keperakan kemudian
menjadi kuning. Hama ini
dapat berjangkit baik pada
musim
hujan
maupun
musim kemarau, namun
umumnya
serangan
meningkat pada musim
kemarau, sedangkan pada
musim hujan serangan
berkurang karena terbawa
air.
Kerusakan
dapat
terjadi
mulai
dari
pembibitan.
3. Biologi :Tungau berwarna
merah, berukuran sangat
kecil
yaitu
0,2
mm
sehingga
sukar
untuk
dilihat
dengan
mata
telanjang. Tungau dapat
dijumpai
pada
daun,
pelepah daun dan bagianbagian
tersembunyi
lainnya.
Telur
tungau
berwarna merah, bulat dan
diletakkan membujur pada
permukaan atas daun.
b.
Kumbang
Orchidophilus
(Acythopeus)
Gajah
aterrimus
Ordo
: Coleoptera
Famili
: Curculionidae
1) Tanaman
Inang:
Jenis
anggrek
yang
diserang
adalah anggrek epifit antara
lain Arachnis sp., Cattleya
sp.,
Coelogyne
sp.,
Cypripedium
sp.,
Dendrobium sp., Cymbidium
sp.,
Paphiopedilum
sp.,
Phalaenopsis
sp.,
Renanthera sp., dan Vanda
sp.
2) Gejala Serangan : Kumbang
bertelur pada daun atau
lubang batang tanaman.
Kerusakan terjadi karena
larvanya menggerek daun
dan memakan jaringan di
bagian
dalam
batang
sehingga
mengakibatkan
aliran air dan hara dari akar
terputus serta daun-daun
menjadi kuning dan layu.
Kerusakan
pada
daun
menyebabkan
daun
berlubang-lubang.
Larva
juga
menggerek
batang
umbi, pucuk dan batang
untuk
membentuk
kepompong,
sedangkan
kumbang dewasa memakan
epdermis/permukaan daun
muda,
jaringan/tangkai
bunga dan pucuk/kuntum
sehingga
dapat
mengakibatkan
kematian
bagian
tanaman
yang
358
dirusak. Serangan pada titik
tumbuh dapat mematikan
tanaman. Pada pembibitan
Phalaenopsis
sp.
dapat
terserang berat hama ini.
Seangan kumbang gajah
dapat
terjadi
sepanjang
tahun, tetapi paling banyak
terjadi pada musim hujan,
terutama pada awal musim
hujan tiba.
3) Biologi : Kumbang berwarna
hitam kotor/tidak mengkilap
dengan ukuran bervariasi
3,5-7
mm
termasuk
moncong. Kumbang bertelur
pada daun atau lubang pada
batang
tanaman.
Larva
menggerek
ke
jaringan
batang atau masuk ke
pucuk/kuncup dan tangkai
sampai menjadi pupa. Fase
larva
(ulat),
pupa
(kepompong)
sampai
dewasa
(kumbang)
berlangsung
dalam
pseudobulb. Larva yang baru
menetas
menggerek
pseudobulb, makan dan
tinggal di dalam pseudobulb
tersebut. Pupa terbungkus
oleh sisa makanan dan
terletak di rongga bekas
gerekan
di
dalam
pseudobulb.
c. Kumbang Penggerek
Omobaris calanthes Mshl.
Ordo
: Colepotera
Famili
: Curculionidae
1) Tanaman
anggrek
terutama
Inang
:Jenis
yang
diserang
adalah anggrek
tanah
terutama
jenis
Calanthe sp. dan Phajus sp.
2) Gejala Serangan : Berbeda
dengan kumbang gajah,
larva
kumbang
ini
menggerek
masuk
ke
jaringan akar/umbi, pucuk
dan tangkai bunga sehingga
dinding gerekan menjadi
hitam. Sedangkan kumbang
dapat dijumpai di bagian
tengah tanaman di antara
daun bawah.
Serangga
membuat sejumlah lubang,
seringkali berbaris di daun
dan juga tunas utama yang
masih terlipat yang kemudian
dapat patah dan mati. Pada
tahap
awal
seringkali
merusak akar tanaman dan
pada saat bunga masih
kuncup.
Serangan berat
menyebabkan
tanaman
terlihat merana dan dapat
mematikan tanaman anggrek
secara keseluruhan.
3) Biologi :Pertumbuhan larva
dapat mencapai panjang 5
mm.
d. Kumbang Penggerek Akar
Diaxenes phalaenopsidis
Fish.
Ordo
Famili
: Coleoptera
: Cerambycidae
1) Tanaman
Inang
:Larva
maupun kumbang ini dapat
menyerang tanaman anggrek
Renanthera sp., Vanda sp.,
Dendrobium sdp., Oncidium
359
sp. dan lebih khusus anggrek
Phalaenopsis sp.
menyerang Dendrobium
sp.
2) Gejala
Serangan
:Larva
menggerek akar sehingga
akar mengering dan dapat
mengakibatkan
kematian.
Larva
juga
menyerang
bunga.
Kerusakan yang
diakibatkan oleh hama ini
akan sangat berat jika tidak
segera dikendalikan.
2) Gejala Serangan :Larva
membuat lubang pada
daun,
akar,
kuntum
bunga
dan
bunga.
Serangga dewasa juga
dapat memakan daun.
3) Biologi :Telur berwarna hijau
terang dengan panjang 2,4
mm dan diletakkan di bawah
kutikula
akar.
Larva
berwarna
kuning
dan
membentuk pupa dalam
suatu
kokon
yang
berserabut/berserat padat.
Kumbang
dapat
hidup
sampai 3 bulan dan daur
hidup mencapai 50-60 hari.
Pada siang hari kumbang ini
bersembunyi
dan
pada
malam hari memakan daun
bagian
atas
dan
meninggalkan
potongan/bekas
gerekan
yang tidak beraturan di
permukaan.
e. Kumbang Penggerek Oulema
(= Lema) pectoralis Baly.
Ordo
Famili
: Coleoptera
: Chrysomelidae
1) Tanaman Inang :Arachnis
sp.,
Grammatophyllum
sp.,
Vanda
sp.,
Phalaenopsis
sp.,
Calanthes
sp.
dan
kadang-kadang
3) Biologi
:Kumbang
berwarna
hijau
kekuningan.
Tubuhnya
diselubungi busa yang
berwarna
hijau
tua.
Larvanya
membuat
lubang pada daun, akar,
kuntum
bunga
dan
bunganya.
Kumbang
mempunyai tipe criocerin
sepanjang punggung dan
pronotum yang sempit.
Serangga dari famili ini
berasosiasi
dengan
rumput-rumputan
dan
monokotiledon lain. Larva
yang semula berwarna
abu-abu,
dengan
meningkatnya
umur,
akan berubah menjadi
kuning.
Tubuh larva
senantiasa tertutup oleh
kotorannya sendiri. Telur
diletakkan terpisah-pisah
pada bunga dan petiola.
Telur berwarna kuning
kehijauan
dengan
panjang 1,25 mm. Larva
yang
baru
menetas
membawa kulit telur di
punggungnya.
Daur
hidup mencapai 30 hari.
360
f. Kutu Perisai Parlatoria proteus
Curt.
Ordo
Famili
1)
: Hemiptera
: Diaspididae
Tanaman Inang : Kutu
ini tersebar luas dan
terutama dijumpai pada
tanaman
anggrek
Dendrobium
sp.,
Renanthera sp., Vanda
sp.
dan
jenis-jenis
anggrek tanah, dan
palem.
2)
Gejala
Serangan
:Tanaman
yang
terserang
berwarna
kuning merana, kadangkadang
daun
berguguran.
3)
Biologi
:
Kutu
mempunyai
perisai
berwarna coklat merah
berukuran + 1,5 mm,
kutu dewasa berwarna
gelap berbentuk bulat,
pipih, melekat pada
bagian
tanaman
terserang.
Telurnya
diletakkan di bawah
perisai/tempurung,
sehingga tidak terlihat
dari atas. Larva tidak
bertungkai, berbentuk
bulat.
Kutu dewasa
betina tidak bersayap
sedangkan yang jantan
bersayap.
g. Pengerekk Daun Gonophora
xanthomela ( = Agonita
spathoglottis)
Ordo
Famili
: Coleoptera
: Chrysomelidae
1) Tanaman Inang :Hama
ini menyerang jenis-jenis
anggrek
Phalaenopsis
amabilis, Vanda tricolor,
V. coerulea, Arundina sp.
dan Aspathoglottis sp.
2) Gejala Serangan Larva
mengorok bagian dalam
daun dan meninggalkan
bagian
epidermis
sehingga daun tampak
transparan.
Serangan
berat terjadi pada musim
hujan.
3) Biologi
:Kumbang
berukuran
6
mm,
terdapat tanda hitam dan
oranye. Telur diletakkan
pada permukaan bawah
daun
dan
ditutupi
kotoran.
h. Ulat Bunga Chliaria othona
Ordo
Famili
: Lepidoptera
: Lycaenidae
1) Tanaman Inang : Ulat ini
menyerang
jenis-jenis
anggrek Dendrobium sp.,
Phalaenopsis
sp.,
Arundina sp., Phajus sp.
2) Gejala Serangan :Ulat
memakan bunga atau
pucuk anggrek. Setelah
menetas dari telur segera
361
masuk dan merusak ke
dalam pucuk sampai ke
bunga.
membentuk
pupa.
3)
3) Biologi :Ulat berbentuk
pipih. Larva yang baru
menetas dari telur masuk
ke dalam pucuk sampai
bunga.
Stadia
pupa
terjadi di daun dan umbiumbian dalam lapisan
anyaman
dan
pupa
berbalut lapisan sutera.
i. Pemakan
Daun
chlorocrota Hps.
Ordo
Famili
Negeta
: Lepidoptera
: Noctuidae
1) Tanaman
Inang
:Kerusakan
paling
banyak
pada
Dendrobium sp., dan
Arachnis
sp..
dan
serangga juga dijumpai
pada Phalaenopsis sp.
dan aneka anggrek liar.
2) Gejala Serangan :Larva
memakan daun muda
dan
meninggalkan
potongan-potongan daun
yang
putih
dan
transparan. Kerusakan
disebabkan oleh instar
selanjutnya pada daun
yang lebih tua. Pucukpucuk
muda
juga
diserang. Pada populasi
tinggi
larva
menggerogoti
daun,
potongan oval dari daun
yang tertinggal di atas
dan digunakan untuk
tempat
Biologi :Ulat merupakan
semi penggulung daun
anggrek.
Ulat instar
lanjut berwarna hijau
pudar
dengan
garis
gelap membujur dan
empat
tanda
di
punggung. Seta (bulu)
panjang tumbuh dari
kecil dan hitam. Panang
larva + 35 mm. Ngengat
muda
tidak
terbang
sangat
jauh.
Telur
berduri dan dijumpai di
daun, pucuk dan bunga.
Di Bogor siklus hidup
mencapai 38 hari.
j. Kutu Putih Pseudococcus sp.
Ordo
: Hemiptera
Famili
: Pseudococcidae
1) Tanaman Inang : Hama
ini tersebar luas dan
merupakan hama penting
pada tanaman buahbuahan dan tanaman
hias.
2) Gejala Serangan :Pada
Dendrobium sp., kutu
menyerang ujung akar,
bagian daun sebelah
bawah
dan
batang.
Bagian
tanaman
terserang akan berwarna
kuning dan akhirnya mati
karena
hama
ini
mengisap cairan sel.
Pada Phalaenopsis sp.,
kutu menyerang ketiak
daun di sekitar titik
tumbuhnya,
sehingga
362
menyebabkan
mati.
tanaman
3) Biologi :Seluruh tubuh
tertutup
oleh
lilin
termasuk tonjolan pendek
yang
terdapat
pada
tubuhnya. Kutu berwarna
coklat
kemerahan,
panjang 2 mm, dan
memproduksi
embun
madu sehingga menarik
bagi
semut
untuk
berkumpul.
Kutu
memperbanyak
diri
melalui
atau
tanpa
perkawinan
(partenogenesis).
Perkembangan
satu
generasi
memerlukan
waktu selama 36 hari.
k. Siput Setengah Telanjang
(Slug) Parmarion pupillaris
Phyllum
: Mollusca
1) Tanaman
Inang
:
Bersifat polifag, selain
menyerang anggrek juga
pada kol, sawi, tomat,
kentang, tembakau, karet
dan ubi jalar.
2) Gejala Serangan :Siput
memakan
daun
dan
membuat lubang-lubang
tidak
beraturan.
Seringkali
ditandai
dengan adanya bekas
lendir sedikit mengkilat
dan kotoran. Akar dan
tunas
anakan
juga
diserang.
Seringkali
merusak pesemaian atau
tanaman yang baru saja
tumbuh.
Siput
juga
makan bahan organik
yang telah membusuk
atauun tanaman yang
masih hidup.
3) Biologi
:Siput
tidak
memiliki
cangkok,
berukuran panjang 5 cm,
berwarna
coklat
kekuningan atau coklat
keabuan. Rumah pada
punggungnya kerdil dan
sedikit menonjol. Siput
tidak beruas, badannya
lunak, bisa mengeluarkan
lendir, berkembang biak
secara
hermaprodit
namun sering juga terliha
mereka
mengadakan
perkawinan
dengan
sesama. Siput menyukai
kelembaban.
Telur
diletakkan pada tempattempat yang lembab.
Siput biasanya pada
waktu
siang
hari
bersembunyi di tempat
yang teduh dan aktif
mencari makan pada
malam hari. Alat untuk
makan berbentuk seperti
lidah yang kasar seperti
parut
yang
disebut
radula.
l. Siput Telanjang Vaginula
bleekeri atau Filicaulis bleekeri
Phyllum
: Mollusca
1) Tanaman Inang : Selain
menyerang anggrek, juga
merusak
pesemaian
sayuran seperti
kol,
sawi,
tomat
dan
tembakau.
363
2)
Gejala Serangan :Gejala
serangan
mirip
Parmarion.
Siput
menyerang
tanaman
pada waktu malam hari.
Bagian tanaman yang
diserang adalah daun
dan pucuk-pucuknya
3) Biologi :Bentuk siput
seperti lintah, berwarna
coklat keabuan, pada
punggungnya
terdapat
bercak-bercak coklat tua
yang tidak teratur dan
ada
sepasang
garis
memanang,
panjang
tubuh + 5 cm.
m. Bekicot Achatina fulica atau
A. variegata
Phyllum
: Mollusca
1) Tanaman Inang :Bekicot
selain merusak tanaman
anggrek, juga tanaman
bunga bakung, bunga
dahlia, pepaya, tomat
2) Gejala
Serangan
:
Bekicot banyak merusak
seluruh bagian tanaman
dengan memakan daun
dan bagian tanaman
lain. Selain itu juga
makan tanaman yang
telah mati.
3) Biologi
:
Bekicot
mempunyai
cangkok
(rumah), dengan ukuran
panjang
+ 10-13
cm. Pada waktu siang
hari bekicot ini sering
istirahat pada batang
pepaya,
pisang
dan
dinding rumah. Pada
waktu
malam
hari
mencari makanan. Siang
hari
mencari
tempat
perlindungan di lubang
tanah,
kaleng
atau
bambu. Bila diganggu
mereka akan menarik
kepalanya
ke
dalam
rumahnya.
Kadangkadang
dapat
mengeluarkan
suara.
Pada
waktu
musim
kemarau yang panjang
dan udara panas, kepala
dan
seluruh
badan
dimasukkan dalam rumah
dan lubangnya ditutup
dengan suatu lapisan
membran yang tebal
hingga ia dapat bertahan
hidup selama musim
kemarau + 6 bulan.
Bila musim hujan tiba
dalam
beberapa
jam
mereka dapat segera
mengakhiri
masa
istirahatnya dan mulai
mencari
makanan.
Bekicot yang baru saja
menetas bisa tahan tidak
makan selama 1 bulan.
Bekicot yang besar bisa
tahan terendam air tawar
selama 12 jam, tetapi
kalau air mengandung
garam bekicot akan mati
dengan
pelan-pelan.
Telurnya berwarna kuning
dengan diameter + 5 mm,
biasanya terdapat dalam
kelompok
telur
yang
jumlahnya 100-500 butir
gumpalan
telur
yang
diameternya bisa sampai
364
+ 5 cm. Biasanya terletak
di bawah batu, tanaman
atau
dalam
tanah
gembur. Telur ini akan
menetas dalam 10-14
hari.
n.
Tungau Jingga Anggrek
Pseudoleptus vandergooti (Oud)
Ordo
: Acarina
Famili
: Tertranychidae
1) Tanaman Inang :Anggrek
Dendrobium sp. sangat
peka terhadap serangan
tungau jingga.
2) Gejala
Serangan
:Serangan
hama
ini
mengakibatkan daun dan
jaringan batang berubah
warna.
3) Biologi
:Tungau
berukuran 0,3 mm, hidup
berkoloni pada daundaun yang mati.
o. Thrips
Anggrek
Dichromothrips (= Eugniothrips)
smithi (Zimm)
Ordo
: Thysanopter
Sub Ordo : Terebrantia
1) Tanaman Inang :Thrips
anggrek dari P. Jawa
ditemukan
pula
di
Taiwan.
Thrips
mengakibatkan
kerusakan serius pada
pembibitan
anggrek
Arachnis sp., Cattleya
sp., Dendrobium sp.,
Renanthera sp., dan
Vanda sp.
2) Gejala
Serangan
:
Serangan
hama
ini
mengakibatkan
pertumbuhan
tanaman
terhambat,
bunga
berguguran,
daun
berubah
bentuk
dan
berwarna keperakan.
Pada musim kemarau
serangan thrips dapat
mengakibatkan
penurunan
produksi
bunga.
3) Biologi :Hama ini sangat
kecil, dan berwarna abuabu, ada juga yang
berwarna
kecoklatan.
Panjangnya kira-kira 11½
mm.
Trips
mempunyai tiga pasang
kaki,
dan
berbadan
ramping.
p. Kepik
Anggrek
Mertila
malayensis Dist.
Ordo
: Hemiptera
Famili
: Miridae
1) Tanaman Inang :Kepik
ini
memiliki
daerah
penyebaran
meliputi
wilayah Asia Selatan dan
Timur.
Kepik
dapat
ditemukan pada anggrek
Phalaenopsis
sp.,
Bulbophyllum
sp.,
Renanthera sp., Vanda
sp.
2) Gejala
Serangan
:
Serangan
kepik
menimbulkan
gejala
365
bintik-bintik putih kuning
pada permukaan atas
dan
bawah
daun
anggrek.
Kadangkadang titik-titik tersebut
sangat rapat sehingga
merupakan
bercak
putih. Tanaman yang
terserang
lama-lama
menjadi gundul.
3) Biologi :Kepik berwarna
merah kehitaman. Telur
diletakkan di daun, dan
nimfa
yang
baru
menetas
berwarna
merah mirip dengan
tungau.
Serangga
biasanya
hidup
berkelompok,
jika
diganggu maka akan
melarikan diri dengan
cepat. Di Salatiga siklus
hidup sekitar 4 minggu,
dan serangga dewasa
dapat hidup selama 2
bulan.
q. Kutu Daun Anggrek
Cerataphis oxhidiarum (West)
Ordo
Famili
: Homoptera
: Aphidoidea
1) Tanaman Inang :Kutu ini
tersebar
luas
dan
terutama dijumpai pada
tanaman
anggrek
Dendrobium
sp.,
Renanthera sp., Vanda
sp.
dan
jenis-jenis
anggrek tanah.
2) Gejala Serangan :Kutu
daun menempel pada
daun, dan menyebabkan
daun yang terserang
berubah menjadi kuning,
kemudian
coklat,
akhirnya mati.
3) Biologi :Spesies kutu
daun ini berwarna coklat
gelap sampai hitam.
Pada waktu masih muda,
serangga
berwarna
hijau.
Penyebaran
meliputi di daerah tropis.
r. Kutu Tempurung Aspidiotus
sp.
Ordo
: Homoptera
Famili
: Diaspididae
1) Tanaman Inang : Di
daerah
Bogor
kutu
tempurung
ditemukan
pada
anggrek
Renanthera
sp.
dan
Vanda
sp.,
kelapa,
kelapa sawit, pisang,
mangga, alpukat, jambu
biji, kakao, karet, keluwih,
dan jahe.
2) Gejala
Serangan
:
Serangga ini mengisap
cairan daun di bagian
permukaan
bawah
sehingga meninggalkan
bercak-bercak
dan
menyebabkan
daun
berwarna
kuning
kecoklatan.
Kutu
mengisap cairan daun,
sehingga makin lama
cairan daun habis dan
jaringan di sekelilingnya
terjadi nekrosis. Pada
serangan berat seluruh
daun menjadi kering dan
kemudian rontok.
366
3) Biologi
:
Serangga
dewasa berwarna merah
coklat gelap berukuran
panjang 1,5 mm. Kutu
betina
dapat
menghasilkan telur 20-30
butir. Telur diletakkan di
dalam perisai di bawah
badannya. Nimfa yang
baru menetas akan ke
luar
dari
perisai,
berkelompok
di
permukaan bawah daun.
Periode telur sampai
dewasa mencapai 1,5-2
bulan. Aktivitas puncak
terjadi
pada
musim
kering.
s. Siput Kecil Lamellaxis (=
Opeas) gracilis (Hutt.) dan
Subulina octona Brug.
Phyllum
: Mollusca
1) Tanaman
Inang
:Di
daerah Deli (Sumatera)
sering ditemukan pada
bedengan
pembibitan
tembakau, dan di daerah
lain
di
Indonesia
ditemukan
menyerang
sayuran di rumah kaca.
2) Gejala Serangan :Siput
ini tinggal pada tanaman
anggrek di antara media
tumbuh dalam pot dan
menyerang bagian akar.
Malam hari siput naik ke
permukaan
pot
dan
menyerang bagian daun.
Serangan berat terjadi
pada musim hujan.
3) Biologi :Tempurung hama
panjangnya 11 mm dan
berwarna kuning terang.
Kedua spesies hama ini
di
alam
sering
bercampur.
2.
Penyakit
a. Busuk Hitam
Phytopthora spp.
1) Tanaman Inang :Penyakit
ini terutama dijumpai
pada anggrek Cattleya
sp., Phalaenopsis sp.,
Dendrobium
sp.,
Epidendrum
sp.
dan
Oncidium sp.
2) Gejala
Serangan
:
Infeksinya
tampak
dengan adanya nodanoda
hitam
yang
menjalar dari bagian
tengah tanaman hingga
ke daun. Dalam waktu
relatif singkat seluruh
daun sudah berjatuhan.
Cendawan ini menyerang
pucuk tanaman dan titik
tumbuh. Bagian pangkal
pucuk daun terlihat basah
dan bila ditarik mudah
terlepas. Bila menyerang
titik
tumbuh,
pertumbuhan
akan
terhenti.
Penyebaran
penyakit ini sangat cepat
bila keadaan lingkungan
lembab. Pada Cattleya
penyakit dapat timbul
pada daun, umbi semu,
akar rimpang dan kuncup
bunga. Penyakit ini juga
dapat
timbul
pada
pesemaian
sebagai
penyakit busuk rebah.
367
Pada daun terjadi bercak
besar, berwarna ungu
tua, coklat keunguan,
atau
hitam.
Bercak
dikelilingi
halo
kekuningan. Dari daun
penyakit berkembang ke
umbi
semu,
akar
rimpang,
bahkan
mungkin
ke
seluruh
tanaman. Jika penyakit
mula-mula timbul pada
umbi semu, maka umbi
ini akan menjadi hitam
ungu, dan semua yang
terletak di atasnya akan
layu. Seringkali daun
menjadi rapuh dengan
goyangan sedikit saja
daun
akan
terlepas
sedikit di atas umbi
semu.
Infeksi
yang
terjadi pada permukaan
tanah
dapat
menyebabkan
busuk
kaki. Pada Vanda, mulamula pada pangkal daun
terjadi
bercak
hitam
kecoklatan tidak teratur,
dengan cepat meluas ke
seluruh permukaan daun
dan pada daun-daun
sekitarnya.
Pada
umumnya penyakit timbul
di
daerah
pucuk
tanaman. Pada bagian
ini daun-daun berwarna
hitam coklat kebasahbasahan dan mudah
sekali gugur. Kadangkadang penyakit juga
timbul pada batang dan
daerah perakaran.
3) Morfologi/Epidemiologi :
Cendawan membentuk
sporangium,
mudah
terlepas, bulat telur atau
jorong,
pangkalnya
membulat,
mempunyai
tangkai
pendek
dan
hialin.
Spora
Phytophthora
dapat
dipencarkan oleh angin,
dan percikan air. Akar
rimpang dapat dapat
terinfeksi karena patogen
yang terbawa oleh pisau
yang
dipakai
untuk
memotong (memisahkan
tanaman). Penyakit juga
berkembang
oleh
kelembaban yang tinggi,
karena air membantu
pembentukan,
pemencaran,
dan
perkecambahan spora.
b. Antraknosa. Colletotrichum
gloeosporioides (Penz.) Sacc.
(Stadium Sempurna :
Glomerella cingulata)
1) Tanaman Inang :Penyakit
ini dijumpai pada anggrek
jenis Dendrobium sp.,
Arachnis sp., Ascocendo
sp., Phalaenopsis sp.,
Vanda sp. dan Oncidium
sp.
2)
Gejala Serangan : Pada
daun atau umbi semu
mula-mula timbul bercak
bulat,
mengendap,
berwarna kuning atau
hijau muda. Akhirnya
bercak menjadi coklat
dan mempunyai bintikbintik hitam yang terdiri
368
dari
tubuh
buah
(aservulus) cendawan.
Pada umumnya bintikbintik ini teratur pada
lingkaran-lingkaran yang
terpusat.
Dalam
keadaan yang lembab
tubuh
buah
mengeluarkan
massa
spora (konidium) yang
berwarna merah jambu
atau jingga. Daun yang
terserang akan gugur
akhirnya
umbi
akan
gundul. Pada bunga,
penyakit menyebabkan
terjadinya bercak-bercak
coklat kecil yang dapat
membesar dan bersatu
sehingga dapat meliputi
seluruh
bunga.
Cendawan
dapat
mempertahankan
diri
dengan hidup secara
saprofitik
pada
sisa
tanaman sakit.
Pada
cuaca
menguntungkan
(lembab),
cendawan
membentuk
konidium
yang apabila terbentuk
dalam massa yang lekat,
konidium
dipencarkan
oleh percikan air hujan/air
siraman, mungkin juga
oleh
serangga.
Cendawan adalah parasit
lemah, yang hanya dapat
mengadakan infeksi pada
tanaman
yang
keadaannya
lemah,
terutama melalui lukaluka,
termasuk
luka
karena
terbakar
matahari.
Terjadinya
penyakit juga dibantu
oleh pemberian pupuk
nitrogen
banyak.
yang
terlalu
3) Morfologi/Epidemiologi :
C.gloeosporioides
berbentuk
aservulus
pada bagian yang mati
(nekrosis) yang berbatas
tegas, biasanya berseta,
kadang-kadang berseta
sangat jarang atau tidak
sama sekali. Aservulus
berbentuk
bulat,
memanjang atau tidak
teratur, garis tengahnya
dapat mencapai 500 µm.
Seta mempunyai panjang
yang bervariasi, jarang
lebih dari 200 µm,
dengan lebar 4-8 µm,
bersekat 1-4, berwarna
coklat, pangkalnya agak
membengkak, mengecil
ke ujung, pada ujungnya
kadang-kadang
berbentuk
konidium.
Konidium
berbentuk
tabung, ujungnya tumpul,
pangkalnya
sempit
terpancung, hialin, tidak
bersekat, berinti 1,9-24 x
3,6
µm.
Konidiofor
berbentuk tabung, tidak
bersekat,
hialin
atau
coklat
pucat.
C.
gloeosporioides tersebar
luas, sebagai parasit
lemah pada bermacam macam tumbuhan inang,
bahkan ada yang hanya
hidup sebagai saprofit.
Cendawan
dapat
mempertahankan
diri
dengan hidup secara
saprofitis
pada
bermacam -macam sisa
369
tanaman sakit.
Pada
cuaca
menguntungkan
jamur
membentuk
konidium.
Karena
terbentuk dalam massa
yang lekat, konidium
dipencarkan
oleh
percikan air, dan mungkin
oleh
serangga.
Pembentukan konidium
dibentuk oleh cuaca yang
lembab,
sedang
pemencaran
konidium
dibantu oleh percikan air
hujan maupun siraman.
c. Layu Sklerotium rolfsii Sacc.
(Stadium Sempurna : Corticium
rolfsii Curzi)
1)
2)
Tanaman Inang :Selain
menyerang
anggrek,
penyakit ini diketahui
menyerang
pada
tanaman
pertanian
lainnya. Pada anggrek
terutama
menyerang
jenis-jenis
terestrial,
seperti
Vanda
sp.,
Arachnis
sp.
dan
sebagainya.
Gejala
Serangan
:
Tanaman
yang
terserang
menguning
dan layu. Infeksi terjadi
pada
bagian-bagian
yang dekat dengan
tanah.
Bagian
ini
membusuk, dan pada
permukaannya terdapat
miselium
cendawan
berwarna putih, teratur
seperti bulu. Miselium
ini
membentuk
sklerotium, yang semula
berwarna putih, kelak
berkembang
menjadi
butir-butir
berwarna
coklat
yang
mirip
dengan biji sawi. Pada
Phalaenopsis penyakit
menyebabkan
busuk
akar dan pangkal daun.
Jaringan
menjadi
berwarna kuning krem,
berair, yang segera
berubah menjadi coklat
lunak karena adanya
bakteri dan cendawan
tanah.
Sklerotium
bentuknya hampir bulat
dengan pangkal yang
agak datar, mempunyai
kulit luar, kulit dalam
dan teras. Di daerah
tropis S. rolfsii tidak
membentuk
spora.
Cendawan
dapat
bertahan lama dengan
hidup secara saprofitik,
dan
dalam
bentuk
sklerotium yang tahan
terhadap keadaan yang
kurang baik. S. rolfsii
umumnya
terdapat
dalam
tanah.
Cendawan
terutama
terpencar
bersamasama dengan tanah
atau bahan organik
pembawanya.
Sklerotium
dapat
terpencar
karena
terbawa oleh air yang
mengalir.
S.
rolfsii
terutama berkembang
dalam
cuaca
yang
lembab.
Cendawan
dapat
menginfeksi
tanaman
anggrek
melalui luka ataupun
tidak, bila melalui luka
370
infeksi
akan
berlangsung
lebih
cepat. Di Indonesia
Oncidium
sp.
dan
Phalaenopsis
sp.
sangat rentan terhadap
S. rolfsii, Cattleya sp.
agak tahan, sedangkan
Dendrobium sp. sangat
tahan.
3)
Morfologi/Epidemiologi :
S.
rolfsii
adalah
cendawan
yang
kosmopolit,
dapat
menyerang bermacam macam
tumbuhan,
terutama yang masih
muda. Cendawan itu
mempunyai
miselium
yang
terdiri
dari
benang-benang
berwarna
putih,
tersusun seperti bulu
atau kipas. Cendawan
tidak
membentuk
spora.
Untuk
pemencaran
dan
mempertahankan
diri
cendawan membentuk
sejumlah
sklerotium
yang semula berwarna
putih kelak menjadi
coklat dengan garis
tengah kurang lebih 1
mm.
Butir-butir
ini
mudah sekali terlepas
dan terangkut oleh air.
Sklerotium mempunyai
kulit yang kuat sehingga
tahan terhadap suhu
tinggi dan kekeringan.
Di
dalam
tanah
sklerotium
dapat
bertahan selama 6-7
tahun. Dalam cuaca
yang kering sklerotium
akan mengeriput, tetapi
justru
akan
berkecambah dengan
cepat
jika
kembali
berada
dalam
lingkungan
yang
lembab.
d. Layu Fusarium oxysporum
1) Tanaman Inang :Penyakit
layu Fusarium dapat
dijumpai pada anggrek
jenis
Cattleya
sp.,
Dendrobium
sp. dan
Oncidium sp. Selain itu
juga menyerang kubis,
caisin, petsai, cabai,
pepaya, krisan, kelapa
sawit, lada, kentang,
pisang dan jahe.
2) Gejala
serangan
:
Patogen
menginfeksi
tanaman melalui akar
atau masuk melalui luka
pada akar rimpang yang
baru
saja
dipotong,
menyebabkan
batang
dan
daun
berkerut.
Bagian
atas
tanah
tampak merana seperti
kekurangan
air,
menguning,
dengan
daun-daun yang keriput,
umbi
semu
menjadi
kurus,
kadang-kadang
agak terpilin. Perakaran
busuk, pembusukan pada
akar dapat meluas ke
atas, sampai ke pangkal
batang.
371
3) Jika
akar
rimpang
dipotong akan tampak
bahwa epidermis dan
hipodermis
berwarna
ungu, sedang phloem
dan xylem berwarna
ungu merah jambu muda.
Akhirnya seluruh akar
rimpang
menjadi
berwarna ungu.
4) Epidemiologi :Patogen
dapat bertahan secara
alami di dalam media
tumbuh dan pada akarakar tanaman sakit.
Apabila terdapat tanaman
peka, melalui akar yang
luka
dapat
segera
menimbukan
infeksi.
Penyakit
ini
mudah
menular melalui benih,
dan alat pertanian yang
dipakai.
e. Bercak Daun Cercospora
spp.
1) Tanaman inang :Semua
jenis anggrek terserang
oleh
penyakit
ini,
terutama yang ditanam di
tempat terbuka, seperti
Vanda sp., Arachnis sp.,
Aranda sp., Aeridachnis
sp. dan sebagainya.
2) Gejala
serangan
:
Penyakit timbul hanya
apabila
keadaan
lingkungan lembab. Mulamula pada sisi bawah
daun yang masih muda
timbul
bercak
kecil
berwarna coklat. Bercakbercak
dapat
berkembang melebar dan
memanjang, dan dapat
bersatu
membentuk
bercak yang besar. Pada
pusat
bercak
yang
berwarna
coklat
keputihan,
cendawan
membentuk
kumpulankumpulan
konidiofor
dengan konidium, yang
bila dilihat dengan kaca
pembesar (loupe) tampak
seperti bintik-bintik hitam
kelabu. Pusat bercak
akhirnya mengering dan
dapat menjadi berlubang.
Gejala ini lebih banyak
terdapat pada daun-daun
tua.
3) Morfologi/Epidemiologi :
Konidium cendawan ini
berbentuk gada panjang
bersekat 3-12. Konidiofor
pendek, bersekat 1-3,
cendawan dapat terbawa
oleh benih dan bertahan
pada sisa-sisa tanaman
sakit
selama
satu
musim.
Cuaca yang
panas
dan
basah
membantu
perkembangan penyakit.
Penyakit dapat timbul
pada tanaman muda,
meskipun
cenderung
lebih
banyak
pada
tanaman tua.
f. Bercak Coklat Ralstonia
(Pseudomonas) cattleyae (Pav.)
Savul
1) Tanaman Inang :Penyakit
terutama
menyerang
372
Phalaenopsis
Catleya sp.
sp.
dan
2) Gejala
serangan
:
Penyakit ini terutama
merugikan Phalaenopsis
sp. Bagian tanaman yang
terserang yaitu daun dan
titik tumbuh. Penyakit
sangat cepat menjalar,
dan pada daun yang
terserang terjadi bercak
lunak, kebasah-basahan
dan berwarna kecoklatan
atau hitam. Penyakit
meluas dengan cepat.
Jika penyakit mencapai
titik tumbuh, tanaman
akan mati. Bagian yang
sakit mengeluarkan lendir
(eksudat), yang dapat
menularkan penyakit ke
tanaman lain, melalui
penyiraman. Pada daun
Cattleya sp. penyakit
tampak sebagai bercakbercak
mengendap,
hitam
dan
kebasahbasahan.
Pada
umumnya penyakit hanya
terbatas pada satu atau
dua daun, dan tidak
mematikan tanaman.
3) Epidemiologi : Massa
bakteri sering muncul di
permukaan
jaringan
tanaman sakit. Penyakit
ini berkembang pada
kondisi lingkungan yang
basah dan suhu yang
tinggi. Penyakit dapat
menular melalui alat-alat
pertanian, air, media
tumbuh dan benih yang
terinfeksi.
g. Busuk Lunak
Erwinia spp.
1) Tanaman Inang :Penyakit
ini dapat menyerang
semua jenis anggrek
bahkan tanaman lain
yang lunak jaringannya.
2) Gejala
Serangan
:
Penyakit ini menyerang
tanaman anakan dalam
kompot.
Daun-daun
anakan terlihat berair dan
warna daun berubah
kecoklatan.
Pada
pseudobulb atau bagian
lunak
lainnya
terjadi
pembusukan disertai bau
yang tidak enak. Bakteri
ini
menimbulkan
pembusukan
pada
jaringan yang lunak dan
pada jaringan yang bekas
digigit serangga.
3) Morfologi/Epidemiologi :
Sel bakteri berbentuk
batang, tidak mempunyai
kapsul,
dan
tidak
berspora.
Bakteri
bergerak
dengan
menggunakan
flagela
yang
terdapat
di
sekeliling sel bakteri.
Bakteri patogen mudah
terbawa oleh serangga,
air, media tumbuh dan
sisa
tanaman
yang
terinfeksi, serta alat-alat
pertanian. Suhu optimal
untuk
perkembangan
bakteri adalah 27° C.
Pada
kondisi
suhu
rendah dan kelembaban
373
rendah bakteri terhambat
pertumbuhannya.
h. Rebah Bibit Pythium ultinum,
Phytohpthora cactorum dan
Rhizoctonia solani.
1) Tanaman
Inang
:
Penyakit ini dijumpai
pada tanaman muda
dalam
kompot
pada
anggrek jenis Cymbidium
sp., Dendrobium sp.,
Oncidium
sp.
dan
sebagainya.
2) Gejala Serangan :Pada
tanaman muda ditandai
dengan gejala damping
off, yaitu tanaman mati
dan
roboh.
Bagian
pangkal
tanaman
membusuk,
sehingga
tidak kuat berdiri tegak.
Penyakit berkembang ke
atas ke bagian-bagian
lunak lainnya.
3) Epidemiologi : Patogen
tersebut
terpencar
malalui air. R. solani
bertahan lama di dalam
tanah (media tumbuh).
h. Bercak Daun
Pestalotia sp.
1) Tanaman
Inang
:
Penyakit ini dijumpai
pada
anggrek
jenis
Vanda sp., Arachnis sp.,
Dendrobium
sp. dan
Oncidium sp.
bercak dengan titik-titik
hitam
di
bagian
tengahnya.
Mula-mula
bercak berwarna kuning
agak coklat.
3) Epidemiologi
Patogen
memencar dengan spora
yang terjadi apabila ada
perubahan
yang
mendadak dari keadaan
basah kemudian kering
dan disertai angin.
i. Bercak
Botryodiplodia sp.
1) Tanaman Inang :Penyakit
ini dijumpai pada anggrek
jenis Vanda sp. dan
Arachnis sp.
2) Gejala Serangan :Pada
anggrek
Vanda
sp.
penyakit ditandai dengan
bercak
memanjang
berwarna coklat sampai
hitam. Gejala terjadi baik
di
daun
maupun
batangnya. Bercak tidak
terbatas pada bagianbagian yang tua saja
tetapi yang mudapun
terserang.
3) Epidemiologi
:Penyakit
memencar
dengan
sporanya yang berada di
dalam badan buahnya.
Spora memencar bila
terjadi perubahan cuaca
yang mendadak dari
basah ke kering.
2) Gejala Serangan Pada
daun-daun tua dijumpai
374
k. Bercak Bunga Botrytis
cenerea
1) Tanaman Inang :Penyakit
ini terutama menyerang
bunga pada anggrek
jenis Phalaenopsis sp.
dan Cattleya sp.
2) Gejala Serangan Pada
mahkota bunga mulamula terdapat bintik-bintik
hitam. Bila penyakit telah
berkembang lebih lanjut
dengan
bintik
yang
sangat banyak, bunga
akan
busuk
dan
menghitam.
3) Epidemiologi; Penyakit ini
berkembang
bila
kelembaban
sangat
tinggi.
Pemencaran
penyakit
dilakukan
dengan sporanya yang
sangat
mudah
diterbangkan angin.
l.
Karat Uredo sp.
1) Tanaman Inang :Penyakit
karat
dijumpai
pada
Oncidium sp. dan jenisjenis lainnya.
2)
Gejala Serangan : Pada
permukaan daun terdapat
pustul berwarna kuning.
Setiap pustul dikelilingi
oleh
jaringan
daun
klorotik. Serangan yang
hebat
menyebabkan
daun mengering.
3) Epidemiologi
:Spora
patogen mudah melekat
pada kaki serangga dan
oleh
tiupan
angin.
Kondisi lingkungan yang
lembab
sangat
membantu
perkembangan penyakit.
m. Virus Mosaik Cymbidium
(Cymbidium mosaic virus=
CyMV).
Virus mosaik cymbidium dikenal
juga dengan nama “Cymbidium
black streak virus” atau “Orchid
mosaic virus”.
1) Tanaman Inang : Virus ini
dijumpai pada 8 genera,
yaitu
Aranthera
sp.,
Calanthe sp., Cattleya
sp.,Cymbidium
sp.,
Gromatophyllum
sp.,
Phalaenopsis
sp.,
Oncidium sp., dan Vanda
sp.
2) Gejala Serangan : Pada
Cymbidium sp. gejala
mosaik akan tampak
lebih jelas pada daundaun muda berupa garisgaris klorotik memanjang
searah
serat
daun.
Bunga pada tanaman
Cattleya
sp.
yang
terinfeksi
biasanya
memperlihatkan
gejala
bercak-bercak
coklat
nekrosis pada petal dan
sepalnya.
Bunga
biasanya berukuran lebih
kecil dan mudah rontok
dibandingkan
dengan
bunga tanaman sehat.
375
3) Morfologi/Epidemiologi :
Partikel CyMV berbentuk
filamen
memanjang
berukuran 13 x 475 nm.
Virus ini menular secara
mekanik melalui cairan
atau
ekstrak
bagian
tanaman sakit, tetapi
tidak menular melalui biji
ataupun serangga vektor.
n. Virus Mosaik Tembakau
Strain Orchid (Tobacco Mosaic
Virus-Orchid = TMV-O)Virus ini
dikenal juga dengan nama virus
bercak bercincin odontoglossum
(odontoglossum ringspot virus =
ORSV).
1) Tanaman Inang : Jenisjenis anggrek lain yang
dapat terserang virus ini
mencakup Dendrobium
sp., Epidendrum sp.,
Vanda sp., Cattleya sp.,
Oncidium sp. Cymbidium
sp. dan Phalaenopsis sp.
2) Gejala Serangan :Pada
beberapa jenis anggrek
seperti
Cattleya sp.,
gejala infeksi virus ini
bervariasi, yaitu berupa
garis-garis
klorotik,
bercak-bercak
klorotik
sampai nekrotik atau
bercak-bercak berbentuk
cincin. Pada Oncidium
sp.
bercak-bercak
nekrotik berwarna hitam
tampak
nyata
pada
permukaan bawah daun.
Di lapang persentase
tanaman
anggrek
Oncidium sp. terinfeksi
virus ini dapat mencapai
100 %. Gejala pada
bunga, misalnya pada
anggrek Cattleya sp.,
berupa mosaik pada
sepal dan petal. Bagian
tepi bagian bunga ini
biasanya bergelombang.
3) Morfologi/Epidemiologi :
Partikel virus berbentuk
batang berukuran 18 x
300 nm. TMV-O mudah
ditularkan
secara
mekanik melalui ekstrak
bagian tanaman sakit,
tetapi
tidak
menular
melalui serangga vektor
ataupun biji.
Pengendalian OPT Anggrek
a Fisik
Media tumbuh disucihamakan
dengan uap air panas agar
tanaman bebas dari OPT yang
dapat ditularkan melalui media
tumbuh.
Untuk menghindari penularan
virus, usaha sanitasi harus
dilakukan meliputi sterilisasi alatalat potong.
Setelah dicuci bersih alat-alat
potong dipanaskan dalam oven
pada suhu 149 ° C selama 1
jam.
b. Mekanis
Pengendalian secara mekanis
dilakukan bilamana serangga
hama dijumpai dalam jumlah
terbatas. Misalnya pada pagi dan
376
sore hari kumbang gajah dapat
dijepit dengan jari tangan dan
dimatikan.
Demikian pula kutu tempurung
pada daun anggrek dapat
didorong dengan kuku, tetapi
harus dilakukan secara hati-hati
lalu dimatikan. Keong besar atau
yang kecil dengan mudah dapat
ditangkap pada malam hari dan
dimusnahkan.
hari sehingga siang
sudah cukup kering.
Dengan membersihkan sampah
dan gulma, maka keong tidak
mempunyai kesempatan untuk
bersarang dan bersembunyi.
Tanaman yang baru atau
diketahui menderita penyakit
diisolasi selama 2-3 bulan,
sampai
diketahui
bahwa
tanaman tersebut betul-betul
sehat.
Pengendalian secara mekanis
juga dilakukan pada bagian
tanaman yang menunjukkan
gejala serangan penyakit, yaitu
dengan
memotong
dan
memusnahkan bagian tanaman
yang terserang.
harinya
Pelihara tanaman dari serangan
atau kehadiran serangga yang
dapat menjadi pembawa atau
pemindah penyakit. Udara dalam
pertanaman sebaiknya dijaga
agar tidak terlalu lembab,
sehingga penyakit tidak mudah
berkembang.
Tanaman
yang
akan
dibudidayakan sebaiknya juga
berasal dari induk yang telah
diketahui bebas penyakit.
d. Kimiawi
c.Kultur Teknis
Pemeliharaan tanaman yang
baik
dapat
meningkatkan
kesehatan tanaman, sehingga
tanaman dapat tumbuh lebih
subur.
Penyiraman, pemupukan dan
penambahan atau penggantian
media
tumbuh
dapat
meningkatkan
pertumbuhan
tanaman. Secara tidak langsung
pemeliharaan
yang
berkelanjutan dapat memantau
keadaan tanaman dari serangan
OPT secara dini.
Penyiraman dilakukan apabila
diperlukan dan dilakukan pagi
Untuk
pengendalian
OPT
anggrek dapat dipilih jenis
pestisida yang tepat sesuai
dengan organisme pengganggu
tumbuhan
yang
akan
dikendalikan.
Formulasi
pestisida
dapat
berupa cairan (emulsi), tepung
(dust) pasta ataupun granula.
Konsentrasi
penggunaan
dicantumkan
kemasan.
dan
dosis
biasanya
pada
tiap
Jenis-jenis pestisida yang dapat
digunakan untuk mengendalikan
OPT pada tanaman anggrek
tercantum dalam Lampiran 1.
377
Panen dan Pascapanen
Sebagai pencegahan, pot atau
wadah lainnya, alat-alat seperti
pisau
dan
gunting
stek,
sebaiknya setiap kali memakai
alat-alat tersebut, disucihamakan
dengan formalin 2 % atau
desinfektan lainnya.
e. Hayati
Keistimewaan tanaman anggrek
terletak pada penampilannya
saat konsumsi, sehingga usaha
untuk mempertahankan mutu
penampilan selama mungkin
menjadi
tujuan
utama
penanganan pasca panen dan
pasca produksi.
Dilakukan dengan menggunakan
: Predator tungau : Phytoseiulus
persimilis Athias Heniot dan
Typhodiromus
sp.
(Phytoseiidae)
Untuk melaksanakan upaya
tersebut perlu dipahami berbagai
faktor yang dapat mempengaruhi
mutu pasca panen atau pasca
produksi tanaman anggrek.
Predator kutu daun : kumbang
koksi
(Coccinelidae),
lalat
Syrpidae, dan laba-laba Lycosa
sp.
Faktor yang mempengaruhi mutu
pasca panen anggrek bunga
potong adalah:
Predator kutu putih : Scymnus
apiciflavus.
Predator bekicot Achatina fulica
: Gonaxis sp., Euglandina sp.,
Lamprophorus sp., dan bakteri
Aeromonas liquefacicus.
Parasitoid Thrips :
Famili
Eulophidae
Parasitoid kutu daun : Aphidius
sp. dan Encarsia sp.
Parasitoid
pengorok
daun
Gonophora
xanthomela
:
Achrysocharis
promecothecae
(Eulophidae).
Pemanfaatan agens antagonis
Trichoderma sp., Gliocladium sp.
dan Pseudomonas fluorescens
untuk penyakit layu Fusarium sp.
dan Ralstonia (Pseudomonas )
solanacearum.
-
tingkat ketuaan bunga
suhu
pasokan air dan makanan
etilen
kerusakan mekanis dan
penyakit.
Sedangkan yang mempengaruhi
untuk
anggrek
pot
yang
mempengaruhi mutunya antara
lain:
- kultivar
- stadia pertumbuhan
- cahaya,
- medium, pemupukan
- ,temperatur
- lama pengangkutan.
e. Bunga Anggrek Potong
Ketuaan Bunga
Selama ini bunga anggrek
dipanen setelah 75%-80% bunga
378
telah mekar terutama
anggrek Dendrobium sp.
pada
mengandung air dan senyawa
lain yang diperlukan.
Adakalanya pada jenis anggrek
tertentu, seperti Cattleya sp.,
bunga dipanen 3 sampai 4 hari
setelah mekar, karena bunga
yang dipotong prematur akan
gagal untuk mekar.
Penggunaan berbagai senyawa
kimia pengawet yang dilarutkan
dalam air dianjurkan untuk
memperpanjang
kesegaran
bunga potong.
Etilen dan Kerusakan Mekanis
Saat
pemanenan
perlu
diperhatikan penularan penyakit
virus dari satu pohon ke pohon
lain.
Sebaiknya
alat
pemotong
hendaknya disterilkan lebih dulu
sebelum digunakan lagi pada
pohon berikutnya.
Temperatur
Bunga potong Cymbidium sp.
dan Paphiopedilum sp. dapat
bertahan selama 3 minggu pada
temperatur 330–350 F (10 C) dan
6 sampai 7 minggu bila tetap di
pohon.
Jenis Cymbidium sp., Cattleya
sp., Vanda sp., Paphiopedilum
sp. dan Phalaenopsis sp.
umumnya bisa bertahan sampai
2 minggu kalau disimpan pada
suhu
5–70 C,
sedangkan
Dendrobium sp. potong cukup
disimpan pada temperatur 10–
130 C.
Pasokan Air dan Hara
Bunga anggrek potong peka
terhadap kekeringan. Air yang
hilang setelah bunga dipanen
harus segera diimbangi dengan
larutan
perendam
yang
Usahakan untuk menjauhkan
bunga anggrek potong dari
sumber/tempat kebocoran gas,
asap, pemeraman buah dan
kumpulan bunga yang sudah
rusak dan layu.
Ruangan untuk penanganan
pasca panen (sortasi/grading
dan pengemasan) hendaknya
berventilasi baik.
Kepekaan terhadap gas etilen
dapat
dikurangi
dengan
pemberian suhu dingin, baik
setelah panen maupun setelah
pengiriman.
Bunga potong harus segera
dikeluarkan
dari
wadah
pengemasnya dan diletakkan
pada ruangan dingin yang
bersuhu cocok untuk bunga
anggrek.
Penyakit
Bunga anggrek potong peka
terhadap penyakit, tidak saja
karena berpetal agak rapuh,
tetapi juga terdapatnya cairan
madu yang bergizi yang sangat
baik
untuk
pertumbuhan
patogen.
379
Kerusakan akibat penyakit ini
dapat
dihindari
dengan
melakukan:
-
Kebersihan baik di
rumah
kaca
maupun di kebun
-
Pengendalian
temperatur,
dan
minimalisasi
terjadinya
kondensasi
pada
bunga potong.
-
mikroorganisme
pembuluh tangkai.
penyumbat
Selama ini dipergunakan larutan
pulsing berupa sukrosa 50 g/l,
perak nitrat 25 ppm, asam sitrat
200 ppm.
Jenis-jenis anggrek
Paphiopedilum
chamberlainianum
Pengamatan
populasi hama dan
penyakit
Bunga anggrek makin diminati.
Pada saat ini makin banyak
dihasilkan varietas baru anggrek
didalam negeri.
Tantangannya adalah menjaga
agar bunga anggrek potong
dapat tetap segar dalam waktu
cukup lama.
Pengiriman
bunga
anggrek
potong
tanpa
pengawet
kesegaran bunga, dikhawatirkan
menurunkan umur peragaan
bunga dan diameter bunga.
Biasanya dilakukan pulsing, yaitu
mencelupkan tangkai bunga
potong sedalam 4 cm kedalam
larutan nutrisi selama 16 jam
dalam ruang sejuk (21 derajat
celcius).
Perlakuan ini bertujuan untuk
memberi bekal nutrisi cadangan
sekaligus
dapat
melindungi
tangkai bunga dari serangan
380
Phragmipedium pearcei
Si Raja Tanduk dari Papua
Dendrobium affine
Begitulah sebutan bagi anggrek
yang
memiliki
nama
latin
Dendrobium sutiknoi P.O’bryne.
Anggrek ini dideskripsikan dan
dipublikasikan untuk pertama kali
pada Mei 2005 di Jurnal fur den
Orchideenfreund.
Nama sutikno ini sendiri diambil
dari nama seorang hobiis dan
pedagang anggrek di Tretes,
381
Prigen, Pasuruan, Jawa Timur
yang kemudian dideskripsikan
untuk pertama kali oleh Mr. Peter
O’bryne di Singapura.
Sejarahnya, ternyata anggrek ini
ditemukan secara tidak sengaja
oleh beliau di antara batangbatang D. lasianthera, namun
tiba saat berbunga tampaklah
perbedaan tersebut.
Oleh karena karakter bunganya
yang unik maka beliau yakin
bahwa anggrek ini berpotensi
menjadi species baru.
Species ini berasal dari Papua
dan
Kepulauan
Morotai
(Indonesia). Sejauh ini telah
ditemukan dua varian warna,
yaitu oranye tembaga dan hijau
kekuningan.
Sosok tanamannya mirip dengan
anggrek-anggrek
section
Spatulata lainnya. Batangnya
cukup tinggi mencapai 1-1,5
meter.
Bentuk daunnya elips agak bulat
telur, semakin kearah ujung atas
ukuran
daunnya
semakin
mengecil. Karakter unik dari
anggrek ini adalah petal nya
yang sangat panjang (mirip petal
D.stratiotes) serta bentuk ujung
labellumnya yang sempit dan
melengkung
dan
hampir
menyerupai
labellum
Dendrobium tobaense.
Kelebihan
anggrek
section
Spatulata
ini
adalah
sifat
dominan nya yang sangat kuat
pada
hybrid-hybrid
keturunannya. Tidak seperti
pada D.tobaense yang bentuk
labellumnya
bersifat
resesif
sehingga
akan
mudah
terdegradasi oleh hybridisasi.
Saat ini, hybrid-hybrid maupun
hasil selfing dari D.sutiknoi telah
banyak beredar di pasaran
anggrek di Asia tenggara.
Namun menurut informasi dari
seorang rekan hobiis senior dari
Malaysia, setelah sekian lama
D.sutiknoi dimanfaatkan sebagai
parent/induk silangan, ternyata
anggrek ini kurang begitu
diminati oleh para penyilang
sebagai parent karena sifatnya
genetiknya
yang
sangat
dominan,
sehingga
selalu
mengalahkan
karakter
dari
induknya yang lain, akibatnya
hybrid yang terbentuk juga
terlalu
condong
ke
arah
karakteristik D.sutiknoi.
Namun hal ini tidak begitu
dipersoalkan
oleh
para
penggemar
dan
konsumen
anggrek hybrid, sehingga tidak
mengurangi
minat
para
penggemar
anggrek
pada
umumnya
untuk
tetap
mengkoleksi
hybrid-hybrid
turunan D.sutiknoi, karena tetap
saja hybridnya cantik dan unik
dipandang.
Di Indonesia sendiri, anggrek ini
maupun hybridnya belum begitu
tersosialisasi
secara
luas,
sehingga
tak
heran
bila
harganya melambung sangat
tinggi.
382
Meskipun demikian, anggrek ini
merupakan harta genetis yang
tak ternilai. Sehingga langkahlangkah serius untuk menjaga
kelestarian genetisnya perlu
segera dilakukan.
Pohon Anggrek Terbesar dan
Terberat di Dunia
malai
bunganya
mampu
menyangga puluhan kuntum
bunga berdiameter 7-10 cm.
Dari corak bunganya penduduk
lokal
sering
menjulukinya
dengan sebutan anggrek macan,
akan tetapi sebutan ini sering
rancu
dengan
kerabatnya,
Grammatophyllum scriptum yang
memiliki corak serupa.
Oleh sebab itu, anggrek ini
populer juga dengan sebutan
sebagai anggrek tebu, karena
sosok batang tanamannya yang
menyerupai batang pohon tebu.
Meskipun persebarannya cukup
luas
anggrek
ini
justru
menghadapi ancaman serius
dari perburuan tak terkendali
serta kerusakan habitat.
Ini adalah si jawara kelas berat
dari dunia anggrek. Jawara ini
bernama
Grammatophyllum
speciosum
atau
seringpula
disebut-sebut dengan nama G.
papuanum yang diyakini sebagai
salah satu variannya.
Tanaman ini tersebar luas dari
Sumatera, Kalimantan, Jawa,
hingga Papua. Oleh karena itu,
tidak
heran
bila
banyak
ditemukan varian-varian nya
dengan bentuk tanaman dan
corak bunga yang sedikit
berbeda.
Dalam satu rumpun dewasa,
tanaman ini dapat mencapai
berat lebih dari 1 ton dan
panjang malai bunga hingga 3
meter dengan diameter malai
sekitar 1,5-2 cm. Itulah sebabnya
Sosok pohonnya yang sangat
besar mudah terlihat oleh para
pemburu, terlebih lagi saat
memunc ulkan bunganya yang
mencolok.
Belum lagi perkembangbiakan
alami di habitat dengan biji
sangatlah
sulit
diandalkan
karena
lambatnya
laju
pertumbuhan dari fase biji
hingga
mencapai
tanaman
dewasa yang siap berbunga.
Mungkin
hal
inilah
yang
mendasari kenapa anggrek ini
menjadi salah satu species
anggrek yang dilindungi.
Sebagai pecinta anggrek, pasti
anggrek ini akan menjadi salah
satu “most wanted” dalam daftar
koleksi.
383
Agar perburuan liar terhadap
anggrek ini di habitatnya dapat
dikendalikan, maka langkahlangkah
budidaya
secara
vegetatif maupun generatif harus
segera diberdayakan. Apalagi
anggrek ini terkenal sangat
mudah menumbuhkan tunas dari
stek bulbnya.
Setidaknya,
dengan
membudidayakannya
secara
vegetatif atau membeli bibit
anggrek
tebu
hasil
perkembangbiakan
vegetatif
(tunas dari stek bulb) dapat
menjadi salah satu upaya
memelihara kelestarian anggrek
alam Indonesia.
Coelogyne celebensis si Jelita
dari Celebes
Bahkan tipe bunga nya pun
tampak tak ada beda. Namun
bagi yang jeli, perbedaan yang
cukup mencolok dapat dikenali
lewat bentuk labellum serta
tonjolan-tonjolan yang berada
diatas labellum tersebut.
Bunga ini mampu merekah
sempurna selama 5-7 hari,
setelah itu bunga akan layu dan
segera digantikan dengan tunas
bunga selanjutnya.
Tandan bunganya berukuran
kecil dan panjang, sehingga
tidak
proporsional
jika
dibandingkan dengan ukuran
bunganya yang cukup besar.
Itulah sebabnya, saat bunga nya
mekar, maka tandannya akan
terkulai
kebawah,
sehingga
bunganya tampak menunduk.
Anggrek ini memiliki daun yang
lebar, berbentuk bulat telur, dan
permukaannya bergelombang.
Seperti kebanyakan anggrek
lainnya, tanaman ini juga
memiliki bulb/umbi semu yg
menggembung
untuk
menyimpan air dan cadangan
makanan.
Anggrek ini memiliki nama ilmiah
Coelogyne celebensis. Kata
celebensis diambil dari nama
Celebes atau Sulawesi. Dari
namanya, kita tahu jika tanaman
ini memiliki habitat asal di
Sulawesi.
Anggrek ini termasuk anggrek
dataran rendah yang rajin
berbunga dan cepat beradaptasi.
Morfologi tanamannya sekilas
nampak serupa dengan kerabat
dekatnya Coleogyne speciosa.
384
Dendrobium insigne
Paphiopedilum liemianum,
mungil nan tangguh
Dendrobium fimbriatum
Phalaenopsis kunstleri
Dendrobium litoreum
Anggrek ini akrab disebut
sebagai
anggrek
kantong,
karena
labellumnya
yang
menyerupai kantung kecil.
Sosok tanaman anggrek ini
cukup pendek (tinggi tanaman
sekitar 5-7 cm) dengan posisi
daun yang berselang seling.
Daunnya melebar dengan ujung
membulat.
Lebar daun sekitar 3-6 cm
dengan panjang daun bervariasi
antara 15-20 cm. Tanaman ini
385
termasuk anggrek terestrial,
artinya anggrek ini memiliki
habitat tumbuh di tanah, dengan
mengandalkan organ akarnya
sebagai alat untuk menyerap air
dan unsur hara.
Anggrek ini senang dengan
kondisi media yang cukup
lembab, akan tetapi jika terlalu
lembab
bisa
menyebabkan
pembusukan
pada
pangkal
batangnya. Anggrek yang dahulu
diisukan sebagai anggrek yang
sulit dipelihara ini, ternyata justru
memiliki kelebihan lain, yaitu
toleran terhadap kekeringan dan
toleran dengan rentang suhu
yang lebar.
Selain itu, dalam satu tandan
bunga bisa memunculkan lebih
dari 3 kali bunga. Bunganya
yang unik muncul bergantian
satu per satu dengan masa
mekar tiap kuntum bunga lebih
dari 1 minggu.
Pemeliharaan anggrek ini cukup
mudah, hanya dengan menjaga
kelembaban
media
dan
melakukan pemberian pupuk
organik pada media tanamnya.
Satu hal yang cukup penting
yaitu tempatkan anggrek ini pada
tempat yang ternaungi, misal
dibawah paranet 50 % atau di
bawah tajuk pepohonan.
Meskipun bunganya unik dan
indah, sayangnya pertumbuhan
anggrek ini termasuk sangat
lambat.
Media tumbuh anggrek ini dapat
berupa
campuran
tanah
(usahakan
yang
kadar
lempungnya rendah) dan pupuk
organik. Atau media kombinasi
seperti
cacahan
pakis/arang/kerikil + potongan
sabut, pupuk organik + sedikit
moss.
2.
Tanaman Anggrek
Berbunga Indah
Pot
a. Kultivar
Berbagai karakter morfologi,
seperti warna bunga, jumlah
kuntum bunga dan waktu
berbunga telah digunakan untuk
mengevaluasi
kultivar
baru
industri bunga. Kriteria tersebut
merupakan faktor-faktor penting
dalam
menciptakan
kultivar
baru. Pada masa yang akan
datang kriteria toleransi terhadap
kondisi pengangkutan, tingkat
cahaya interior yang rendah,
etilen dan pendinginan perlu pula
dimasukkan ke dalam penilaian.
b. Stadia Pertumbuhan
Stadia
pertumbuhan
(umur)
tanaman pot anggrek berbunga
indah pada saat dipasarkan
merupakan faktor utama yang
mempengaruhi
penampilan
tanaman tersebut di dalam
ruangan.
Perlu diperhatikan
bahwa stadia yang tepat untuk
pemasaran
tergantung
dari
waktu yang diperlukan untuk
memperoleh
tanaman.
Umumnya tanaman dengan
banyak bunga mekar lebih sulit
dalam pengangkutan, lebih peka
terhadap etilen dan lebih mudah
rusak dari pada tanaman yang
386
diangkut dalam stadia yang
bunganya masih kuncup atau
persentase bunga yang mekar
masih rendah.
c. Temperatur
Temperatur perlu diturunkan
selama siklus 2–3 minggu
terakhir
untuk
memperkuat
warna bunga dan meningkatkan
kandungan karbohidrat tanaman,
sehingga dapat mengakibatkan
ketahanan
simpan.
Semua
tanaman pot berbunga indah
akan
lebih
tahan
pada
temperatur yang lebih rendah
dan
kisarannya
sangat
tergantung pada jenis tanaman.
Selanjutnya tanaman berbunga
yang
ditempatkan
pada
temperatur 270 C atau lebih
tinggi, umumnya mempunyai
warna bunga lebih pudar,
batang/tangkai lebih tinggi, daun
cepat menguning dan rontok.
d. Media
Media berstruktur remah yang
mudah dibasahi kembali oleh
konsumen atau penata ruang
sangat
penting
untuk
menghasilkan
penampilan
optimum dari tanaman berbunga
indah di dalam ruangan.
Sejumlah gel polimer dapat
digunakan
untuk
mempertahankan kelembaban
media dan mencegah tanaman
dalam ruangan menjadi kering.
Irigasi dengan menggunakan
wetting
agent
pada
saat
pemasaran
berguna
untuk
memudahkan
pembasahan
kembali media.
e. Pemupukan
Nisbah N : K yang dianjurkan 1 :
1 sampai 3 minggu sebelum
pembungaan, diubah menjadi
0,5 : 1. Nisbah ini mencegah
masalah keracunan amonia dan
meningkatkan masa simpan.
f.
Kepekaan Terhadap Etilen
Tanaman pot anggrek berbunga
indah peka terhadap etilen.
Gejala yang ditimbulkan adalah
kerontokan daun, kuncup dan
bunga, dan kelayuan bunga,
epinasti, peningkatan kerentaan
terhadap mikroba dan aborsi
bunga / kuncup.
Salah satu cara efektif untuk
mengurangi kepekaan terhadap
etilen, yaitu dengan menurunkan
temperatur
selama
pengangkutan.
Cara lain yang digunakan secara
komersial
adalah
dengan
penyemprotan
daun
menggunakan
senyawa
antagonis
terhadap
etilen,
sehingga
dapat
menekan
produksi etilen dalam bunga,
serta mengurangi pengaruh
buruk etilen.
g. Pengairan
Kurangnya penyiraman tanaman
yang berbunga indah serta
membiarkannya
layu
akan
menurunkan umur peragaan.
Sebaliknya kelebihan air akan
menyebabkan rusaknya akar,
sehingga tanaman cepat rusak.
Sebaiknya tanaman diairi tiap
387
hari atau tiap dua hari sekali,
tergantung pada tingkat cahaya,
temperatur dan kelembaban,
juga ukuran dan media tumbuh.
Pengairan dilakukan terhadap
media tanpa membasahi bunga
dan daun.
h. Cahaya
Cahaya
optimum
yang
diperlukan oleh tiap tanaman
harus
dipertahankan
untuk
menghasilkan tanaman yang
mempunyai masa penampilan
yang lebih baik, jumlah bunga
maksimum, pembentukan daun
yang sempurna, warna bunga
indah, dan tinggi tanaman yang
memadai. Umumnya tanaman
pot berbunga indah akan
membentuk bunga dalam jumlah
maksimum dengan warna yang
indah pada kondisi ruang
bercahaya
tinggi,
meskipun
cahaya
matahari
langsung
dihindari
388
9.8.2. Teknik Budidaya Mawar
sehingga tampak megah
dan cantik
a. Pendahuluan
-
Floribunda; jenis bunga
potong dan tanaman
taman yang bunganya
cukup besar dengan
warna bervariasi dan
tangkai tegak panjang
-
Grandiflora;
bunganya
berukuran
raksasa
dengan diameter dapat
mencapai 7.5-12.5cm
-
Climbing rose; diameter
bunga berkisar antara 515cm
dan
tumbuh
merunduk
karena
beratnya cabang serta
tersusun dalam tandan
yang jarang. Kelompok
mawar
ini
pertumbuhannya sangat
lambat
dibandingkan
dengan kelompok lainnya
dan rata-rata baru dapat
berbunga
setelah
umurnya lebih dari dua
tahun
-
Polyantha; jenis mawar
ini
warna
bunganya
sangat beraneka ragam,
bunganya kecil dengan
garis tengah sekitar 5 cm
dan
didekat
pucuk
cabangnya
terdapat
banyak ranting yang
masing-masing memiliki
sekuntum bunga.
-
Hybrid perpetual; jenis
mawar yang dimater
bunganya sangat lebar
(15cm)
dan
juga
Mawar merupakan tanaman
bunga hias
berupa herba
dengan batang berduri.
Mawar yang dikenal nama
bunga ros atau "Ratu Bunga"
merupakan
simbol
atau
lambang kehidupan religi dalam
peradaban manusia.
Mawar berasal dari dataran
Cina, Timur Tengah dan Eropa
Timur.
Dalam
perkembangannya,
menyebar
luas di daerah-daerah beriklim
dingin (sub-tropis) dan panas
(tropis).
Gambar 125. Mawar kampung
b. Jenis-jenis mawar
Beberapa varietas mawar yang
digemari adalah:
-
Hybrid tea; jenis bunga
potong
bertangkai
panjang
bunga
tunggalnya
diujung
389
-
-
merupakan
kelopak
mawar yang sudah sulit
ditemukan
dan drainase yang baik, gembur,
cukup bahan organik dan tidak
terlalu masam (pH6-7).
Mawar tea; merupakan
nenek moyang mawar,
disebut juga mawar kuno,
aromanya sangat wangi
d.Pedoman teknis budidaya
Special purpose; mawar
yang dibedakan atas 3
golongan yaitu mawar
pohon, mawar perdu dan
mawar mini.
c. Syarat Tumbuh
Iklim
Bunga mawar dapat tumbuh
sampai ketinggian 900mdpl.
Dbawah ketinggian ini kuncup
bunga menjadi lebih kecil.
Kisaran tumbuh bunga mawar
adalah 700-1200 mdpl.
Suhu dan kelembaban udara
Bunga mawar membutuhkan
suhu berkisar 15-300C, dengan
kelembaban udara rata-rata 5060%.
Sinar matahari
Tanaman mawar membutuhkan
cahaya/penyinaran
matahari
penuh sepanjang hari, karena
bila tempatnya terlindung akan
mudah terserang cendawan dan
pertumbuhannya kurang baik.
Tanah
Pembibitan
Bibit bunga mawar dapat berasal
dari perbanyakan vegetatif dan
generatif (biji).
Umumnya
di
Indonesia
perbanyakan mawar dengan
menggunakan okulasi, cangkok,
sambung, maupun stek.
Perbanyakan generatif jarang
dilakukan karena disamping
tanaman baru yang diperoleh
sering tidak sama dengan
induknya,
juga
karena
pengerjaannya cukup sukar.
Perbanyakan Cepat Bibit Mawar
Dengan Cara Okulasi Mata
Berkayu
Bahan dan Peralatan
1.Bahan
Batang bawah, batang atas,
sekam, pupuk organik dan non
organik,
pestisida,
polybag
diameter 10-15 cm, parafilm,
varietas mawar, galur yang ada,
paranet sungkup dari kawat,
kaso-kaso
2.Peralatan
Pisau okulasi,
sprayer
gunting
stek,
Lingkungan tumbuh mawar yang
cocok adalah tanah bertekstur
390
3.Cara kerja
d. Pelaksanaan okulasi mata
berkayu
a. Persiapan Media
-
-
Tanah dicampur dengan
pupuk
kandang
dan
pasir,
dengan
perbandingan 1:1:1 dan
disterilkan.
Paranet sungkup dari
kawat, ukuran 1,2x2 m
(jumlahnya
tergantung
kebutuhan) dan naungan
paranet
atau
rumah
kaca/plastik
-
batang mawar yang akan
diokulasi dibuang durinya
lalu dibersihkan
-
buat keratan untuk batas
okulasi bawah
-
buat irisan kearah bawah
dengan mengikuti sedikit
jaringan kayu, lalu dibuat
irisan yang berukuran
kira-kira lebarnya 4-5
mm, panjang 1,5-2 cm
dan tebal 1-2 mm
-
ambil mata tunas dari
entres dan buat irisan
berupa kepingan dengan
mata tunas terletak di
tengah-tengah
ukuran
irisan sama dengan irisan
batang bawah
-
tempelkan kepingan mata
tunas ke celah yang telah
dibuat
pada
batang
bawah
-
Ikat
menggunakan
atau tali rafia
-
simpan bibit di bawah
naungan
b. Persiapan batang bawah
-
Ambil batang mawar
pagar yang cukup tua,
dan buang daun-daunnya
-
Potong bagian pucuk (ñ
1/3 panjang batang) lalu
batang stek dipotong
dengan panjang 15 cm
-
Tanam
dipersemaian
(media)
yang
sudah
disiapkan
kemudian
diberikan sungkup kasa
dengan tinggi 60 cm dan
intensitas cahaya 60%
dengan
parafilm
c. Persiapan batang atas
Siapkan tangkai bunga yang
sedang makar dari varietas yang
diinginkan, dan buang semua
daunnya
Penanaman
Bibit dapat ditanam di lapang
sekitar 2 bulan setelah dilakukan
okulasi
mata
berkayu.
Penanaman bunga mawar dapat
391
dilakukan pada pot atau di
lapangan. Kedua metode ini
prinsipnya sama, menyediakan
tempat tumbuh yang paling
sesuai
untuk
pertumbuhan
mawar.
Persiapan Media
Pemangkasan merupakan faktor
penting dalam pemeliharaan
karena
dapat
mendorong
pertumbuhan dan pembentukan
bunga yang lebih banyak
dengan kualitas yang lebih baik.
Pemangkasan dilakukan secara
periodik setiap musim bunga
berakhir.
Penanaman di pot
Campurkan pupuk kandang,
sekam padi dan tanah dengan
perbandingan 1:1:1.
Media dimasukkan kedalam pot,
pada tahap awal tanaman dapat
diletakkan dibawah naungan
(intensitas cahaya matahari
60%), setelah tanaman kuat
baru diberi sinar matahari penuh.
Pemupukan dilakukan dengan
menggunakan pupuk kandang
maupun pupuk buatan. Pupuk
majemuk anorganik
NPK
diberikan dengan dosis 15-20
gram/tanaman.
Interval
pemupukan dapat dilakukan 2-3
bulan sekali disesuaikan dengan
tingkat kesuburan tanahnya
Penanam di tanah
Untuk penanaman di tanah,
maka terlebih dahulu dibuat
bedengan, tujuannya adalah
agar tanah menjadi gembur.
Penggunaan kompos sangat
dianjurkan untuk memperbaiki
struktur tanah. Jika pH tanah
sangat rendah maka dilakukan
pengapuran.
Pemeliharaan
Pemeliharaan mawar meliputi
penyiraman,
penyiangan,
pemangkasan dan pemupukan,
serta pengendalian hama dan
penyakit.
Penyiraman dilakukan dua kali
sehari, yang disesuaikan dengan
jumlah curah hujan.
392
9.8.3. Teknik Budidaya
Anthurium
-
Anthurium pedatoradiatum
(wali songo)
Anthurium andreanum
Anthurium rafidooa,
Anthurium hibridum (lidah
gajah),
Anthurium makrolobum
Anthurium scherzerianum.
c.Teknik Budidaya
Perbanyakan
Gambar 127 Salah satu jenis
anthurium
a.Pendahuluan
Anthurium disebut juga bunga lilin.
Tanaman ini merupakan tanaman
tahunan, umumnya tumbuh di
tempat-tempat yang terlindung
dari cahaya matahari. Bentuk
bunganya
sangat
dekoratif,
menarik, dan menawan dengan
bunganya yang tahan lama.
Anthurium adalah tanaman hias
tropis, memiliki daya tarik tinggi
sebagai
penghias
ruangan,
karena
bentuk
daun
dan
bunganya yang indah.
Anthurium yang berdaun indah
adalah asli Indonesia, sedangkan
yang untuk bunga potong berasal
dari Eropa.
b.Jenis Anthurium
Di Indonesia tidak kurang terdapat
7 jenis anthurium, yaitu
- Anthurium
cyrstalinum
(kuping gajah)
Anthurium dapat diperbanyak
dengan 2 cara, yaitu generatif (biji)
dan vegetatif (stek).
Perbanyakan dengan cara
generatif (biji)
Tanaman anthurium memiliki 2
macam bunga yaitu bunga jantan
dan bunga betina.
Bunga jantan ditandai oleh
adanya benang sari, sedangkan
bunga betina ditandai oleh adanya
lendir.
Biji
diperoleh
dengan
menyilangkan bunga jantan dan
bunga
betina.
Dengan
menggunakan jentik, bunga sari
diambil dan dioleskan sampai rata
di bagian lendir pada bunga
betina.
Sekitar 2 bulan kemudian, bunga
yang dihasilkan sudah masak, di
dalamnya terdapat banyak biji
anthurium.
Biji-biji tersebut di kupas, dicuci
sampai bersih dan dianginanginkan, kemudian ditabur pada
393
medium tanah halus. Persemaian
ditempatkan pada kondisi lembab
dan selalu disiram.
sedangkan pasir kali di ayak
dengan ukuran ayakan 3 mm.
Perbanyakan dengan cara
vegetatif (stek)
Humus, pupuk kandang dan pasir
kali yang telah di ayak, dicampur
dengan perbandingan 5 : 5 : 2.
Ada 2 cara perbanyakan secara
vegetatif, yaitu stek batang dan
stek mata tunas.
Untuk
persemaian,
medium
tumbuh perlu disterilkan dengan
cara mengukus selama satu jam.
Cara perbanyakan dengan stek
batang adalah
Penyiapan pot
-
memotong bagian atas
tanaman (batang) dengan
menyertakan 1 - 3 akar
bagian atas tanaman 'yang
telah dipotong kemudian
ditanam, pada medium
tumbuh
yang
telah
disiapkan
Sebaliknya perbanyakan dengan
mata tunas adalah mengambil
satu mata pada cabang, kemudian
menanam mata tunas pada
medium tumbuh yang telah
disiapkan.
Persiapan media tumbuh
Berdasarkan
kegunaannya,
medium tumbuh dibagi menjadi 2
macam, yaitu medium tumbuh
untuk persemaian dan untuk
tanaman dewasa.
Medium tumbuh terdiri dari
campuran humus, pupuk kandang
dan pasir kali.
Humus atau tanah hutan dan
pupuk kandang yang sudah jadi di
ayak dengan ukuran ayakan 1 cm,
Untuk menanam bunga anthurium,
dapat digunakan pot tanah, pot
plastic atau pot straso. Pot yang
paling baik adalah pot tanah
karena memiliki banyak pori-pori
yang dapat meresap udara dari
luar pot.
Apabila digunakan pot yang masih
baru, pot perlu direndam dalam air
selama 10 menit. Bagian bawah
pot diberi pecahan genting/pot
yang melengkung, kemudian di
atasnya diberi pecahan batu
merah setebal 1/4 tinggi pot.
Medium tumbuh berupa campuran
humus, pupuk kandang dan pasir
kali dimasukkan dalam pot.
Pemeliharaan
Setelah
tanam,
tanaman
dipelihara dengan menyiram 1 - 2
kali sehari. Daun yang sudah tua
atau rusak karena hama dan
penyakit, dipotong agar tanaman
tampak bersih dan menarik.
Sebaiknya tanaman ini dipelihara
di tempat teduh karena tanaman
tidak
tahan
sinar
matahari
langsung.
394
9.8.4. Teknik Budidaya
Adenium Socotranum
pulau ini berada di Jazirah Arab,
maka daerahnyapun mirip gurun.
Adenium ini banyak tumbuh baik
diperbukitan maupun di lembah.
Kadang juga ada yang tumbuh di
bukit karang yang menghadap
ke laut.
Lingkungan daerah ini cukup
ekstrim walau kelihatannya tidak
seektrim gurun pasir di arab dan
afrika
c.Ciri-ciri umum
Batang kokoh dan Bunga Indah
Menurut referensi online batang
adenium ini kokoh dan berbunga
indah.
Gambar 128 Adenium
a.Pendahuluan
Setiap spesies punya beberapa
keunikan
tersendiri
yang
membedakan satu dengan yang
lainnya baik itu bentuk bunga,
warna bunga, bentuk daun,
bentuk akar dan lainnya.
Karena tanaman adenium ini
unik dan menarik dari akar
sampai
bunga
maka
kepopulerannya sulit pudar.
b.Asal-usul
Asal Adenium sp. socotranum
adalah pulau Socotra di negara
Yaman. Pulau ini juga terkenal
dengan beberapa tanaman unik
seperti Dorstenia Gigas dan
Dracaena cinnabari. Karena
Diameter batangnya bisa lebih
dari
2
meter
sedangkan
tingginya bisa mencapai 3
meteran (Gambar 128).
Untuk bisa mencapai bentuk itu
mungkin diperlukan waktu lebih
dari 20 tahun. Usia 4 tahun
adenium ini baru bisa mencapai
diameter bonggol 5cm.
Sedangkan waktu berbunga
pertama kalinya ada yang harus
menunggu 7 tahunan. Perlu
kesabaran tinggi menunggu
berbunganya
adenium
ini.
Bentuk bunganya sebenarnya
mirip
adenium
multiflorum,
hanya warna merahnya tidak
terpusat
dipinggir
kelopak
bunga.
395
Daun yang Indah
Warnanya didominasi pink muda
keputihan. Biasanya adenium ini
dapat dikenali dari daunnya yang
punya urat berwarna putih
menonjol.
Saat baru tumbuh daun, warna
daunnya
coklat
keemasan.
Bandingkan dengan adenium
biasa yang dari pucuk sudah
berwarna hijau segar.
Warna daun cenderung lebih
gelap dan kecoklatan dari
adenium jenis lain. Sedangkan
batangnya dapat dikenali dari
gurat-gurat garis yang kuat
bekas daun yang gugur seperti
batang pohon tua.
Warna batang yang kontras
Warna batangnyapun cenderung
berwarna
coklat
keputihan.
d. Pedoman teknis
Pembibitan
Bila sumber bibit berasal dari
impornya dari luar negeri,
sesampainya dari pengiriman
sebaiknya beri tambahan vitamin
B1 dan hormon pertumbuhan
akar takaran secukupnya.
Pada awal proses adaptasi
letakkan Adenium sp
ini
ditempat terlindung selama 2
minggu
sampai
sebulan
bergantung kondisi kemampuan
adaptasi
tanamannya.
Pengenalan terhadap tanaman
yang sudah mampu beradaptasi
adalah batangnya yang kelihatan
kokoh
dan
segar,
serta
tumbuhnya tunas baru.
Perawatan
Sebenarnya perawatan adenium
ini sama seperti Adenium
spesies lainnya.
Akan tetapi jenis adenium ini
memerlukan kesabaran khusus
dalam merawatnya. Perawatan
merupakan syarat utama agar
tanaman ini berbunga.
Perawatan sehari-hari sama saja
dengan adenium lainnya. Hanya
karena tanaman ini berharga,
bisa
juga
dibuatkan
mini
greenhouse
agar
perkembangannya
dapat
dikendalikan sekaligus aman
dari jangkauan tangan jahil.
Sebaiknya tanaman ini jangan
terkena
air
hujan
secara
langsung, karena takut air hujan
(khususnya di kota besar) dapat
mengurangi
imunitas
dari
adenium ini sehingga bisa timbul
penyakit baik dari jamur, bakteri
maupun yang lain. Kondisi yang
kering
dan
panas
cukup
disenangi adenium jenis ini.
Pemberian pupuk berimbang
juga diperlukan. Ketika berusia
lebih dari 5 tahun (kalau belum
berbunga) dapat diberikan pupuk
yang memacu pertumbuhan
bunga. Pupuk pemacu bunga
dapat juga diberikan dibawah
usia 5 tahun.
396
9.8.5. Teknik Budidaya
Begonia
Selain berambut, beberapa jenis
Begonia yang lain juga terbentuk
dengan permukaan daun yang
berlilin dan lembut, ada juga
yang kasar dan penuh kerutan.
Hampir semua Begonia daunnya
menghasilkan
rizoma
yang
menjalar ataupun berada di
dalam
tanah.
Pertumbuhan
tanaman
ini
biasanya menyemak maupun
menjalar, ada juga yang tumbuh
vertikal.
Gambar 129 Salah satu jenis
begonia
a.Ciri-ciri umum
Sekilas, beberapa jenis tanaman
ini daun berbentuk agak oval
dengan serat yang tegas. Jika
melihatnya, kita jadi teringat oleh
sosok
lidah.
Namun
bulu
daunnya menyerupai permadani
yang halus dan tebal laiknya
sutera.
Maka
tak
jarang,
beberapa penggemar tanaman
hias menyebutnya tanaman lidah
yang
halusnya-sehalus
permadani berbahan sutera.
Bentuknya imut, namun tetap
berkarakter, baik di warna
maupun di struktur daunnya
yang banyak ditumbuhi rambut
halus.
Daunnya agak oval, dengan ruas
jari-jari yang tegas, dan corak
warna
yang
khas,
warna
dasarnya di atas dan sebagian
lagi
merah
(di
bawah).
b. Syarat Tumbuh
Begonia daun tidak menyukai air
yang berlebihan dan sinar
matahari
langsung.
Mereka
membutuhkan
kondisi
yang
hangat. Begonia kelompok ini
hanya mampu bertahan selama
1-2 tahun. Namun tanaman ini
sangat mudah dan cepat
diperbanyak.
Begonia merupakan tumbuhan
liar yang tumbuh di hutan-hutan
basah atau kadang ditanam
sebagai tanaman hias.
Begonia bisa tumbuh dengan
baik di tempat-tempat lembab,
tanah berhumus, dan di tempat
yang sedikit ternaungi, mulai dari
ketinggian 900 - 2.300 m di atas
permukaan laut.
Biasanya
Begonia
akan
berbunga pada bulan Juni
sampai bulan September. Waktu
panen yang tepat adalah bulan
September
hingga
bulan
November.
397
c. Perawatan
Dalam hal perawatan, tanaman
ini hanya memerlukan panas
dan air yang cukup.
Namun jika ingin tanaman
Begonia tumbuh maksimal, tak
ada salahnya diberi perawatan
khusus.
Pada dasarnya, tanaman yang
bibitannya berasal dari kota
Malang ini berhabitat asli di alam
liar dan hutan belantara. Untuk
itu, dalam hal perawatan,
tanaman ini sudah biasa bila
tidak mendapatkan perhatikan.
Namun jika ingin tumbuh
maksimal,
sebaiknya
pencahayaan dan pengairan
diperhatikan, karena hal ini akan
berpengaruh pada warna daun
dan kelangsungan kehidupan
tanaman itu sendiri.
menggunakan beberapa bahan
yang bisa mengkilapkan daun,
misalnya dengan menggunakan
susu segar, air, atau
leaf
shinner untuk performa daun
yang lebih berkualitas.
Kita dapat juga melap daun,
setiap kali daun terlihat kusam,
namun
jangan
terlalu
keseringan, karena pengelapan
terlalu sering akan merusak
struktur daun.
d. Teknik Budidaya
Tanaman ini relatif mudah
dibudidayakan.
Cara
budidayanya umumnya dengan
menggunakan setek batang.
Media yang dibutuhkan adalah
gembur, dan cukup air.
Tanaman ini tidak menyukai
panas, maka sebaiknya jangan
menaruh tanaman ini langsung
pada terpaan sinar matahari.
Jika hal itu terjadi, sebaiknya
beri paranet untuk mengurangi
efek dari sinar UV (Ultra Violet)
yang masuk ke area tanaman
Begonia.
Selain itu, tanaman yang satu ini
juga tergolong tanaman yang
suka air, sehingga proses
penyiraman yang dianjurkan
pada tanaman Begonia biasanya
bisa dilakukan dua kali sehari,
yaitu pada pagi dan sore hari.
Untuk meningkatkan keindahan
permukaan daun, maka dapat
398
9.8.6. TEKNIK
BUDIDAYA BONSAI
berupa pohon bunga. Bonsai
yang baik dapat diletakkan diluar
pekarangan sepanjang tahun.
a.Pendahuluan
Effek artistik dari bonsai dapat
dilihat dari keseimbangan dalam
ukuran batang daun, ranting
bunga atau buah dan pot yang
digunakan. Pot yang dipakai
haruslah
yang
mendukung
suasana pohon yang ditanam.
Gambar 130 Tanaman yang
dibonsai
Bonsai merupakan salah satu
seni pemangkasan tumbuhan
atau pohon yang berasal dari
Jepang.
Perlakuan pemangkasan atau
penghambatan pertumbuhan ini
bertujuan untuk membiasakan
tumbuhan atau pohon tersebut
tumbuh dalam keadaan yang
kerdil/cebol.
Dalam bahasa Jepang,bonsai
berarti
"tanaman
di
pot".
Biasanya
akan
berasosiasi
dengan sebuah miniatur pohon
yang ditanam di dalam pot atau
kontainer.
Keunikan dari bonsai adalah
tanaman tumbuh dan menjadi
tua namun tidak berkembang
menjadi
tinggi.
Sebuah
kekerdilan alam yang menjadi
suatu
keindahan
bentuk
tanaman menarik, menantang
untuk
selalu
mempertahankannya.
Untuk menghasilkan bonsai ada
yang membutuhkan waktu yang
panjang sampai berpuluh tahun,
dan sebagian lainnya hanya
membutuhkan
waktu
yang
singkat.
Akan tetapi pembuatan dan
perawatan
bonsai
yang
membutuhkan waktu yang lama
juga memberikan imbalan yang
cukup sepadan.
Imbalan itu berupa sebuah
keindahan
dari
alam
liar
tanaman yang terminiatur dan
nilai ekonomi yang cukup
lumayan.
Pohon yang di bonsai umumnya
berupa pohon berkayu (misalnya
pohon beringin, dll) atau pohon
buah-buahan
dan
kadang
399
b. Ukuran Bonsai
Ada 4 ukuran bonsai yang umum
digunakan, yaitu
- miniatur
- kecil
- sedang
- rata-rata.
pot. Pot yang terbuat dari
keramik akan semakin membuat
tampilan bonsai anda lebih
eksklusif.
Gambar 131
berikut ini
memperlihatkan berbagai bentuk
pot
Umumnya
bonsai
miniatur
disiapkan dalam waktu sekitar 5
tahun.
Bonsai
kecil
biasanya
mempunyai tinggi antara 5
sampai 15 cm dan memerlukan
persiapan sekitar 5-10 tahun.
Bonsai
ukuran
sedang
mempunyai tinggi antara 15
sampai 30 cm, dan bonsai ratarata mempunyai tinggi 60 cm
dengan waktu persiapan sekitar
3 tahun.
c. Asesoris bonsai
Untuk industri bonsai sisi
asesoris adalah penghasilan
yang terbesar dibandingkan
dengan menjual bibit bonsai
maupun bonsai itu sendiri.
Asesoris bonsai ini meliputi:
-
pot
bebatuan penghias
alas bonsai
dan lain sebagainya.
Pot
Gambar 131 Aneka bentuk pot
bonsai
Untuk kondisi bonsai yang
penempatannya
ditaman
memerlukan pot yang terbuat
dari bahan
semen yang
mempunyai
nilai
artistik
tersendiri.
Ada juga bentuk pot yang
menyerupai
hewan
dan
sebagainya seperti pada dua
gambar berikut ini.
Bonsai pada dasarnya adalah
tanaman hias dan untuk lebih
menonjolkan
keindahannya
dibutuhkan pendukungnya yaitu
400
A
B
Gambar
133
Batu
bonsai
penghias
Gambar 132 Beberapa pot
bonsai bentuk gajah (A)
dan naga (B)
Alas pot
Batuan penghias
Pot bonsai akan lebih tahan
lama pemakaiannya bila dilapisi
oleh alas.
Dalam memperindah bonsai ada
banyaknya sarana yang dapat
dilakukan, diantaranya dengan
memberikan bebatuan yang
indah akan bentuknya.
Jenis bebatuan granit dapat
memberikan kesan bonsai yang
kuat
saat
menghiasi
kaki
batangnya.
Alas yang terbuat dari kayu dan
berbentuk meja sangat digemari
para perawat bonsai dalam
ruangan.
Meja yang diperuntukan bagi
alas
bonsai
umumnya
mempunyai
kekuatan
yang
cukup. Selain meja alas yang
terbuat dari bahan yang sama
dengan
pot
juga
banyak
401
digunakan. Artinya
alasnya
tersedia
berpasangan.
pot dan
secara
d. Bentuk Bonsai
Bentuk bonsai yang telah
manjadi main stream dikalangan
para penggemar bonsai terdapat
lima macam bentuk yaitu:
-
bentuk
batang
yang
tegak lurus teratur
tegak lurus tidak teratur
tersapu angin
anak air terjun,
bentuk semi air terjun.
Bentuk bonsai yang terdiri dari 2
hingga 3 tanaman didalam satu
pot juga cukup digemari oleh
para perawat bonsai selain dari
lima mainstream diatas.
dalam merawat bonsai, karena
tidak
terlalu
dibutuhkan
banyaknya eksperimen namun
membutuhkan ketelitian, menjadi
alasan yang tepat bagi para
pemula perawat untuk memakai
bentuk bonsai ini.
Jenis tegak lurus terbagi lagi
menjadi dua kategori yaitu yang
teratur dan tidak teratur.
Bonsai tegak lurus teratur
Tegak lurus teratur merupakan
tanaman bonsai yang terlihat
simple
namun
mempunyai
tingkat kesulitan pembentukan
yang cukup signifikan.
Disamping kelima bentuk diatas
juga diciptakan beberapa bentuk
variasi bonsai lainnya.
Bonsai tegak lurus
Dasar bentuk bonsai ini adalah
tegak lurus dan terdapat bentuk
lancip dibagian paling atasnya
dimana
membentuk
suatu
bangunan kerucut.
Bentuk macam ini biasanya lebih
cocok untuk tanaman yang
berusia muda karena bentuk ini
akan membutuhkan kekuatan
batang, cabang, dan ranting.
Para pemula perawat bonsai
biasanya menggunakan jenis ini
untuk memulai keterlibatannya
Gambar 134 Bonsa bentuk tegak
lurus teratur
402
Keadaan lingkungan seperti
suhu ruangan, jumlah cahaya
matahari,
serta
pemilihan
pemakaian tanah sebagai dasar
perkembangannya
turut
menentukan
keberhasilan
pembentukan bonsai ini.
terjadi sebuah pemandangan
tanaman yang menjulang tinggi
namun agak tidak beraturan
yang memberikan kesan alamiah
dan natural.
Pastikan
perkembangan
cabangnya berkembang kearah
vertikal bukan horizontal.
Cabang pertama hendaknya
terdapat pada setengah dari
tinggi batang utama.
Jarak antara permukaan tanah
dengan
adanya
permulaan
cabang, diharapkan memberikan
keindahan utama dalam bentuk
tegak lurus.
Untuk
kelurusan
batang
setidaknya harus dapat dilihat
jelas
sehingga
memberikan
kesempurnaan bentuk suatu
bonsai tegak lurus teratur.
Umumnya
jenis
tanaman
cemara, apel liar, delima dan
berbagai macam tanaman hias
tanpa buah lainnya cocok untuk
dijadikan bonsai tegak lurus ini.
Bonsai tegak lurus
tidak teratur
Untuk bonsai tegak lurus tidak
teratur, bentuknya tidak jauh
berbeda dengan tegak lurus
beraturan hanya pada umumnya
batang utama dari tegak lurus
tidak beratur terdapat lekukan,
dimana cabang dan daunnya
menjadi
penyeimbang
agar
Gambar 135 Bonsai tegak lurus
tidak teratur
Kelompok bonsai jenis ini
menghendaki
perkembangan
daun maupun cabang yang
seimbang, kondisi yang tidak
seimbang akan memberi kesan
miring, dan tentunya akan
mengurangi keindahan bonsai.
Kemiringan ini membuat bentuk
bonsai terlihat kurang baik.
Jenis pohon yang cocok untuk
bonsai bentuk tegak lurus teratur
403
cocok
juga
kelompok ini.
untuk
bonsai
Bonsai tersapu angin (condong)
Bentuk bonsai ini mempunyai
kemiringan yang terlihat seperti
tanaman akan roboh. Bonsai
golongan ini sedikit mempunyai
kesamaan dengan bentuk tegak
lurus
hanya
mempunyai
perbedaan di sisi kelurusannya
yang mengarah horizontal.
Bentuk bonsai condong ini
merupakan
jenis
bentuk
peralihan dari bentuk tegak lurus
dan anak air terjun.
pada tengah pot membuat
bentuk condongnya lebih terlihat
sehingga
lebih
terlihat
keindahannya. Tanaman yang
digunakan untuk jenis bonsai ini
adalah dari kelompok tanaman
hias.
Bonsai anak air terjun
Bentuk anak air terjun ini batang
utamanya agak tegak lalu
berbengkok
jatuh
kebawah
dengan
berbagai
lekukan
selanjutnya
hingga
sejajar
dengan
alas
pot
untuk
menimbulkan bentuk jatuhnya air
pada anak air terjun.
Gambar 137 Bonsai anak air
terjun
Kecondongannya dapat dibentuk
kearah kanan atau kiri sesuai
sesuai selera perawat tanaman.
Bentuk pot berbentuk bulat atau
segi enam lebih cocok untuk
jenis
bentuk
ini,
diawal
pertumbuhan tanaman lebih baik
diletakan pada bagian pinggir
pot.
Peletakan batang utama awal
tumbuhnya tanaman, akan lebih
baik bila ditempatkan pada
bagian tengah pot. Peletakan
Penempatan awal batang utama
dibagian pinggir pot bertujuan
untuk
mempermudah
pembengkokan awal.
Gambar
136 Bentuk
tersapu angin
bonsai
404
Penggunaan kawat
akan
banyak digunakan dalam proses
pembentukannya
sehingga
diperlukan keahlian yang cukup
untuk mengembangkannya.
Menarik tidaknyanya bonsai
bentuk semi air terjun ini sangat
tergantung pada ketepatan dan
teknik
pemangkasan
yang
khusus.
Bentuk
anak
air
terjun
membutuhkan suatu kecermatan
dalam melakukan pemangkasan
maupun perawatan.
Beberapa jenis cemara dengan
berbagai spesiesna cocok untuk
dibentuk bonsai golongan ini.
Bonsai berkelompok
Keseimbangan antara dahan
dan ranting menjadi suatu tujuan
bentuk bonsai anak air terjun
dimana agar terlihat lebih
alamiah.
Jenis
pohon
cemara
dari
berbagai macam speciesnya
cocok untuk dijadikan bonsai
dalam bentuk anak air terjun.
Tanaman bonsai berkelompok
merupakan penempatan dua
hingga
tiga
bahkan
lima
tanaman bonsai didalam satu
pot.
Pot yang digunakan untuk
bentuk bonsai ini akan lebih baik
bila digunakan bentuk pot
bundar.
Bonsai semi anak air terjun
Bentuk semi anak air terjun ini
lekukan batang utamanya tidak
merupakan
bagian
yang
penting, melainkan kekuatan
batang
dibagian
yang
mendatarlah
yang
harus
diperhatikan
karena
beban
gravitasi akan tertumpu disana
dan tentunya mempengaruhi
perkembangan tanaman.
Dibutuhkan pengikatan kawat
yang sangat banyak untuk
pembentukannya.
Pengikatannya
juga
harus
dilakukan dengan hati–hati, dan
hindari pengkawatan yang terlalu
lama, agar tanaman tidak
terluka.
Gambar
138
Bonsai
berkelompok
405
Karena terdiri dari lebih dari satu
tanaman dalam satu pot maka
perawat
bonsai
harus
memperhatikan
kebutuhan
pertumbuhan
dari
masing
masing jenis.
hati-hati agar akarnya
mengalami kerusakan.
tidak
Beberapa alat yang dibutuhkan
dalam bertanam bonsai ini
adalah sebagai berikut
Ukuran untuk bonsai kelompok
ini umumnya tidak lebih dari
60cm. Jenis pohon cemara dan
apel liar cocok untuk bentuk
bonsai jenis ini
e. Pedoman teknis budidaya
Bertanam bonsai ini memerlukan
kesabaran yang tinggi.
Berikut akan dijabarkan langkahlangkah utama dalam memulai
teknik pengkerdilan tanaman
melalui seni pemangkasan.
Pemilihan tanaman
Pemilihan tanaman yang akan
anda jadikan bonsai merupakan
suatu awal kesuksesan dalam
pembentukan bonsai.
Bakal bonsai dapat kita temukan
di toko tanaman hias disekitar
daerah tempat tinggal atau
mancarinya dari tanaman liar.
Pilihlah
tanaman
yang
mempunyai batang utama yang
cukup kuat karena ini dibutuhkan
sebagai awal dari pemangkasan.
Untuk bahan tanaman liar,
proses
pemindahan
bibit
tanaman
ke
dalam
pot
hendaknya dikerjakan dengan
Gambar
139 beberapa alat
bantu
yang
digunakan
dalam
bertanam bonsai
Pemindahan tanaman
Langkah pertama yang harus
dilakukan adalah menentukan
tanaman yang akan dibonsai,
kemudian pemindahan tanaman
yang akan dijadikan bonsai dari
alamnya kedalam sebuah pot
dengan
menggunakan
pengungkit akar.
Tanamlah pohon calon bonsai
ke dalam pot dengan hati-hati.
Bersamaan
dengan
proses
pemindahan tersebut, perhatikan
perakarannya jika ditemukan
akar-akar yang sudah mati atau
406
tidak berkembang lagi maka
akar tersebut dipotong.
Gambar
temanya.
Untuk
melakukan
pembentukan batang maupun
cabang yang dikehendaki, bisa
dengan menggunakan kawat
yang
dibantu
oleh
alat
pembengkok
yang
tersedia
ditoko
tanaman
hias.
Pengkawatan yang baik untuk
membentuk alur bonsai bisa
anda
lakukan
dengan
menggunakan plastik sebagai
pelapisnya sebelum diikat oleh
kawat.
140
Tahapan
pembuangan akar
Pangkas serabut akar maupun
batang akar yang telah tidak
berkembang karena akar yang
telah
mati
hanya
akan
memperlambat perkembangan
akar yang lainnya. Pemeriksaan
pada batang, cabang maupun
akar ini juga harus dilakukan
secara berkala.
Perkembangan akar diharuskan
tetap terjadi dengan tidak
melebihi pot sebagai pijakannya.
Calon bonsai dapat diambil dari
alam langsung atau melalui
cangkok, okulasi maupun setek.
Pembentukan bonsai
Langkah
berikutnya
yang
dilakukan setelah penanaman,
dan tanaman sudah kuat, adalah
pembentukan bonsai.
Pertama sekali buatlah kerangka
dasar bentuk bonsai sesuai
Gambar 141 Pengkawatan pada
proses
pembentukan
bonsai
Periksalah lekuk batang maupun
cabang secara berkelanjutan
agar perkembangannya tidak
menjadi liar.
Lepaskanlah kawat dari batang
diwaktu
yang
tepat
dan
diharapkan
jangan
sampai
meninggalkan suatu luka bekas
kawat dibatang maupun cabang.
Lakukanlah
pemangkasan
dengan
seperlunya
periksa
secara berkala bentuk ranting
407
sesuai tema bentuk yang akan
kita tuju.
Pemilihan bentuk Bonsai
Bentuk yang umum digunakan
oleh sebahagian pemula adalah
bentuk tegak lurus. Karena dari
bentuk bonsai ini akan dipelajari
dasar apa saja yang akan
diperlukan
dalam
merawat
bonsai.
Kawat dapat digunakan dalam
pembentukan
alur
perkembangan tanaman.
Gambar 143 Pengikatan pada
pangkal
batang
sehingga
batang
membengkak
Gambar 142. Beberapa teknik
pemangkasan
pada
pembentukan bonsai
Untuk
langkah
selanjutnya
lakukanlah pemeliharan yang
berkelanjutan agar bonsai yang
akan anda pelihara mempunyai
bentuk yang indah dan sehat.
Periksa pertumbuhan cabang
dan ranting secara seksama dan
berkala
karena
akan
menentukan keberhasilan kita
dalam membentuk bonsai.
Setelah berhasil pada bentuk
tegak
lurus
maka
dapat
diteruskan
dengan
bentuk
bonsai lainnya.
Pada
dasarnya
perbedaan
antara bentuk tegak lurus dan
tegak lurus tidak beraturan,
hanya pada bentuk lengkungan
yang terjadi dibatang utamanya.
Adanya lengkungan dibentuk
408
tegak lurus tidak beraturan
hanya sebagai variasi bukan
penghilang bentuk utamanya
yaitu ujung yang lancip dan
memberikan kesan bangunan
kerucut.
dahan, batang,
ditentukan.
dan
ranting
Pilihlah tanah yang kadar humus
tidak terlalu tinggi dikarenakan
kadar humus yang terlalu tinggi
akan memberikan kegemburan
tanah yang berlebihan.
Kemudian
aturlah
agar
kelembaban tanah selalu terjaga
dimana
kelembapan
tanah
mempunyai pengaruh pada suhu
tubuh bonsai.
Perhatikan kondisi kadar air
tanah
saat
melakukan
penyiraman,
hindari
penumpukan air hanya pada
satu bagian saja. Kelebihan air
tentunya dapat membahayakan
kesehatan tanaman.
Perawatan Bonsai
Gambar
144
Pembentukan
cabang bonsai
Selanjutnya kita bisa memulai
membuat bonsai dengan jenis
yang agak memerlukan keahlian
yaitu anak air terjun dan bentuk
tersapu angin. Pembentukan
bonsai jenis ini merupakan
bentuk kreativitas yang dapat
dijabarkan secara bebas dan
tidak ada aturan baku pada
perkembangannya.
Pemilihan tanah
Tanah merupakan bagian yang
penting
dalam
memulai
pembentukan bonsai karena
ditanahlah
perkembangan
Dalam
perawatan
bonsai
diperlukan kesabaran. Langkah
utama yang paling diperlukan
untuk merawat bonsai adalah
pemberian
air,
pupuk,
pemangkasan
perkembangan
cabang
maupun
ranting,
banyaknya
cahaya,
dan
pencegahan hama bagi tanaman
bonsai.
Yang utama dalam merawat
bonsai ini adalah mengerti
kebutuhan tanaman.
Kontinuitas
pemberian
kebutuhan tanaman yang tepat,
merupakan
suatu
awal
keberhasilan
pembentukan
bonsai.
409
Perlu diingat bahwa setiap jenis
tanaman kebutuhan akan faktorfaktor tumbuhnya berbeda.
akan mengucurkan air dan
kemana air akan jatuh agar
penyiramannya menyeluruh dan
merata.
Pengairan
Ketelitian merupakan kata yang
paling tepat untuk melakukan
pengairan terhadap tanaman
bonsai.
Tidak hanya rutinitas pengairan
yang
dituntut
disini
tapi
pengetahuan tentang keperluan
tanaman akan air merupakan
suatu keharusan yang tentunya
membutuhkan
sebuah
pengalaman
dan
keahlian
tersendiri dalam melakukan
pengairan.
Ada beberapa hal penting yang
harus
diperhatikan
dalam
pengairan. Jenis tanah adalah
bagian
yang
harus
diperhitungkan dalam pengairan,
artinya kita akan mengukur
tingkat kadar pH dalam air demi
memperoleh kecocokan yang
berkesinambungan
dengan
tanah
untuk
memudahkan
perkembangan akar.
Penentuan kapan waktu yang
tepat tanaman memerlukan air
memerlukan
pengetahuan
tersendiri dari masing-masing
jenis tanaman.
Bentuk pot
Bentuk
pot
juga
harus
diperhatikan karena bentuk pot
akan
menjadi
bahan
pertimbangan dari mana kita
Suhu udara dan keadaan cuaca
juga
cukup
mempengaruhi
kapan waktu yang sangat tepat
untuk melakukan penyiraman.
Penyiraman yang berlebihan
akan menyebabkan kerusakan
pada
bonsai,
dan
dapat
menyebabkan berbagai hama
dan penyakit. Begitu juga
sebaliknya kekurangan air akan
menyebabkan
tanaman
menderita dan dapat berakibat
pada kematian.
Peralatan yang digunakan untuk
menyirami
tanaman
dapat
menggunakan gembor kecil dan
alat ini umumnya tersedia ditoko
penjualan tanaman hias.
Pemupukan
Pemberian pupuk pada bonsai
bukan
diperuntukkan
untuk
memacu pertumbuhannya akan
tetapi yang terpenting untuk
menjaga kesehatan tanaman.
Pada dasarnya berbagai jenis
pupuk dapat digunakan, namun
yang
perlu
diperhitungkan
adalah kandungan zat didalam
pupuk tersebut. Bonsai seperti
tanaman lainnya membutuhkan
hara N, P dan K.
Jumlah dan jenis hara yang akan
ditambahkan sebagai pupuk
pada
perawatan
bonsai
410
tergantung
tanamannya.
pada
jenis
Nitrogen diperlukan oleh bonsai
karena
zat
ini
mampu
memberikan kesejukan bagi
akar. Perubahan kadar oksigen
dalam tanah dapat berkurang
dikarenakan adanya perubahan
panas suhu ruangan atau
terjadinya kelembapan tanah
yang
berlebihan,
maka
dibutuhkan nitrogen sebagai
keseimbangan kadar oksigen
didalam tanah.
Untuk fosfor zat ini mempunyai
kegunaan utama yaitu sebagai
zat senyawa yang dibutuhkan
bagi kesehatan perkembangan
tanaman, dan kegunaan kalium
bagi bonsai adalah sebagai
pelengkap
sinergi
antara
nitrogen dan fospor.
Vitamin
Selain pupuk bonsai dapat juga
diberi vitamin. Kegunaan dari
vitamin ini untuk menambah
daya tarik dari bonsai itu sendiri
seperti mengkilapnya daun,
kuatnya ranting dan sebagainya.
Pemangkasan
perkembangan
ranting dan dahan
Seorang penanam bonsai dapat
menemukan
keasyikannya
dalam merawat bonsai disaat
perawatan ranting dan daun.
Saat perawatan ranting dan
daun inilah yang merupakan
perwujudan sisi kreatif manusia,
yang
tentunya
tanpa
menghentikan
perkembangan
tanaman
itu
sendiri.
Pemangkasan
yang
baik
memerlukan alat pemangkasan
yang tepat.
Untuk pemakaian alat yang
dibutuhkan tergantung dengan
apa yang hendak dipangkas
karena pemangkasan untuk
ranting, daun, pucuk, maupun
serabut akar diperlukan alat
tersendiri.
Pemangkasan pada ranting
biasakanlah untuk memangkas
bagian bawah ranting yang tidak
diinginkan, karena pemotongan
pada
bagian
itu
akan
menghentikan
pertumbuhan
ranting yang kita tidak inginkan.
Memangkas bagian daun juga
harus dilakukan tepat pada
bagian awal tumbuhnya daun.
Pemangkasan serabut akar
harus dilakukan untuk mencegah
pertumbuhan serabut akar yang
liar. Cara memangkas yang baik
adalah
dengan
tidak
menimbulkan bentuk luka yang
permanen pada bagian yang
dipangkas.
Untuk
alat
pemangkasnya
dapat
anda
peroleh dari toko tanaman hias
di sekitar anda.
Cahaya
Seberapa banyaknya cahaya
yang diberikan, tergantung pada
jenis tanamannya.
Untuk bonsai yang dberada di
dalam ruangan maka setidaknya
411
setidaknya setiap pagi sinar
matahari dari arah jendela dapat
digunakan
untuk
keperluan
cahayanya.
jenis dan
tanaman.
fase
pertumbuhan
Jika keberadaan jendela juga
tidak
memungkinkan
maka
sebagai
pengganti
cahaya
matahari
dapat
digunakan
cahaya lampu yang telah
dirancang
khusus
untuk
keperluan tanaman bonsai.
Keperluan untuk cahaya buatan
dapat
disesuaikan
dengan
keadaan iklim udara dimana
perawatan
tanaman
ini
dilakukan.
Pengendalian hama dan
penyakit
Pada dasarnya pencegahan
hama akan sangat terbantu
apabila pemberian air, pupuk,
dan
pemotongan
ranting
dilakukan dengan teratur dan
terukur. Bukan berarti juga
keteraturan
tersebut
menghilangkan serangan hama,
akan tetapi setidaknya dapat
menghindar dari seranganya
Tanaman yang dirawat secara
baik, akan berkurang serangan
hama dan penyakitnya karena
tanam nya sehat, sehingga
ketahanannya juga meningkat.
Beberapa
senyawa
organik
maupun
anorganik,
dapat
digunakan untuk mengendalikan
hama dan penyakit, yang
dosisinya disesuaikan dengan
412
9.8.7. TEKNIK
BUDIDAYA RUMPUT
a. Pendahuluan
Rerumputan mempunyai struktur
tersendiri yang memungkinkan
untuk bersaing di alam bebas
dengan tumbuhan lain dan
menang.
Rumput
banyak
digunakan
sebagai penutup tanah pada
lapangan bola, golf, tempat
tinggal,
super
mall
dan
sebagainya.
Gambar 145 Lapangan rumput
pada halaman rumah
Lapangan rumput merupakan
bagaian yang amat penting dari
suatu lanskap untuk mendukung
keindahannya.
b. Perkembangbiakan Rumput
Disamping itu lapangan rumput
ini juga dapat digunakan untuk
mencegah terjadinya erosi.
Rumput umumnya membiak
dengan dua cara yaitu generatif
(biji) dan vegetatif.
Lapangan hijau ini bertindak
sebagai “karpet alami yang
melindungi tanah dari kondisi
lingkungan yang jelek (suhu,
curah hujan, dan angina).
Generatif (Biji)
Kesehatan dan keindahan suatu
padang
rumput
sangat
tergantung
pada
bagaiman
teknik
budidaya
yang
dilakukannya.
Perbanyakan tanaman melalui
biji, akan menghasilkan individu
baru yang bergantung pada sifat
kedua
induknya.
Perkembangbiakan dengan cara
ini kadang-kadang menghasilkan
anak yang tidak menyerupai
induknya.
Untuk penanaman rumput yang
berasal dari biji maka terlebih
dahulu harus disemai pada
petak
semaian
atau
bak
kecambah.
413
Ukuran petak semaian beraneka
ragam bergantung dari berapa
luasan yang akan ditanami dan
jenis rumputnya.
Ada baiknya meletakkan tanah
top soil dan bahan organik
dengan ketebalan 2 inchi, bahan
organik ini akan membantu
pertumbuhan dan meningkatkan
porositas
tanah
sehingga
memudahkan pindah tanam.
Stolon ialah sejenis akar yang
menjalar di atas permukaan
tanah, sedangkan rhizom ialah
akar yang menjalar di bawah
permukaan tanah.
Tiap
jenis
rumput
akan
mempunyai sifat “stoloniferous”
atau “rhizomatous” yang akan
menunjukkan bagaimana ia
paling mudah dibiakkan. Pucuk
daun atau akar akan keluar dari
buku
Tanaman rumput baru dapat
dipindah tanam, setelah berumur
lebih kurang 2 (dua) bulan.
Vegetatif
Perkembangbiakan
secara
vegetatif dapat dilakukan melalui
bahagian-bahagian
tertentu
rumput tersebut. Biasanya stolon
atau rhizome. Cara ini biasa
dilakukan untuk rumput-rumput
hybrid
yang
biasanya
menghasilkan bunga dan tidak
dapat menghasilkan biji (steril
atau mandul). Cara ini akan
menghasilkan tumbuhan anak
yang mempunyai sifat sama
dengan induknya.
Gambar 146 Bibit rumput gajah
Gambar 147 Stolon rumput
Gambar
148 Bagian-bagian
rumput
414
Jika stolon atau rhizom yang
mempunyai buku ini jatuh pada
habitat yang sesuai, maka akan
tumbuh akar untuk memulai
kehidupan
sebagai
suatu
tumbuhan yang baru.
Penanaman
juga
dilakukan
dengan
memisahkan anakan.
dapat
cara
c. Jenis-jenis Rumput
Rumput gajah mini
Sejak tahun 2000-an, rumput
gajah mini mulai dikenal publik.
Awalnya, rumput gajah mini
dikembangkan
di
Bandung,
Jawa Barat.
Karakteristiknya
yang
lebih
'bandel'
ketimbang
pendahulunya rumput gajah
biasa membuat gajah mini cepat
merebut hati masyarakat.
Rumput gajah
Rumput gajah merupakan jenis
rumput yang paling banyak
digunakan.
Jenis
ini
juga
terbilang cepat tumbuh begitu
menyentuh tanah.
Harganya yang lebih terjangkau
membuatnya
banyak
dibeli
orang. Dijual sekitar Rp 5.000
per meter persegi, rumput gajah
bukan
berarti
remeh
pemeliharaannya. Mereka yang
memilih rumput gajah sebagai
penutup tanah harus siap-siap
repot. Karena rumput ini cepat
bertambah tingginya, dan harus
dipangkas agar kelihatan indah.
Berbeda dengan rumput gajah
biasa, rumput gajah mini akan
tumbuh baik di tempat teduh. Di
area sekitar bawah pohon
sekalipun.
Hingga kini, rumput gajah mini
masih terus digemari. Untuk
memperoleh satu meter persegi
rumput gajah mini, peminat
harus merogoh uang senilai Rp
25 ribu. Itu sudah termasuk jasa
pemasangan.
Jasa
tersebut
ditawarkan
lantaran rumput gajah mini
memerlukan perlakuan khusus
dalam penanamannya.
Hal tersulit dalam pemasangan
rumput
gajah
mini
ialah
menentukan
kerapatan
tanamnya. Jika terlampau dekat,
ia akan tumbuh menebal di
bagian
tertentu.
Alhasil,
permukaan tanah yang ditutupi
tak tampak mulus seperti
permadani hijau.
Gambar
149
Rumput
gajah
415
Rumput jepang
Rumput golf ditawarkan seharga
Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu.
Rumput jepang dijual dengan
kisaran harga Rp 10 ribu per
meter persegi. Daunnya yang
kurus tumbuh rapat. Kalau tidak
dipangkas
sebulan
sekali,
bagian
bawahnya
akan
berwarna kekuningan. Daun
yang kuning ini disebabkan
karena sinar matahari tidak
dapat menembus sampai ke
bagian bawah.
Rumput jepang perlu pupuk urea
yang lebih banyak dibandingkan
dengan rumput gajah mini.
Dalam satu bulan, ia harus
dipupuk
dua
kali.
d. Pedoman Teknis
Persiapan lahan
Rumput peking
Sebelum tahun 2000, rumput
peking sempat menjadi idola.
Meski pesonanya mulai redup,
harga per meter perseginya
masih bertahan di angka Rp 10
ribu.
Penampilannya
jepang namun
daunnya.
Gambar 150 Padang golf
mirip rumput
lebih jarang
Rumput golf
Yang
satu
ini
jarang
diaplikasikan
untuk
rumah
tinggal. Karena rumput ini
tergolong rumput ”manja”.
Rumput golf ini cepat busuk jika
tergenang air, dan memerlukan
resapan yang baik berupa
tumpukan ijuk, pasir, batu, serta
pipa untuk mengalirkan air di
bawah
permukaan
tanam.
Lahan yang dibutuhkan untuk
bertanam
rumput
dapat
merupalan lahan yang rata
ataupun
bergelombang
tergantung tanah yang tersedia.
Kemudian kita dapat membuat
saluran air, agar lahan rumput
tidak tergenang air.
Persipan media Tanam
Analisa tanah (Soil test)
Tujuan utama dari analisa tanah
ialah untuk mengetahui unsur
apa yang kurang untuk tanah
yang digunakan
dan untuk
menentukan rumput jenis apa
yang paling sesuai untuk tanah
tersebut.
416
Analisa tanah dapat dilakukan di
laboratorium-laboratorium yang
melaksanakan
analisa
hara
tanah.
Pengairan
Untuk halaman yang luas, park,
padang bola atau golf, yang
harus diperhatikan adalah tata
air tanah.
Beberapa saluran dibuat untuk
mengatur kelebihan air pada
musim
penghujan,
dan
pemberian air pada musim
kemarau.
Pertanaman
rumput
yang
tergenang
air
akan
menyebabkan
rumput
menguning dan akhirnya mati.
Untuk lapangan rumput yang
luas disamping saluran irigasi
juga dibantu dengan sprinkles,
agar seluruh sudut padang
rumput terairi pada musim
kemarau.
Pengolahan tanah
Lakukan
pengolahan
untuk
menyediakan
tanam yang gembur.
tanah
media
Untuk penanaman rumput yang
luas, misalnya untuk lapangan
golf atau bola, dapat di semprot
dengan
herbisida
untuk
mematikan gulma.
Pembajakan
Untuk kawasan yang luas
pengolahan
tanah
dapat
menggunakan
mesin,
akan
tetapi untuk kawasan kecil
misalnya halaman rumah atau
mal kita dapat menggunakan
cangkul.
Pengolahan tanah ini berfungsi
untuk:
- membongkar
dan
membalikkan tanah
- meratakan
pemberian
kapur pertanian
- meratakan
permukaan
tanah
Penggaruan
Penggaruan bermaksud untuk
meratakan permukaan tanah
dan membuang kotoran-kotoran
seperti ranting pohon, batu,
gulma dari permukaan tanah.
Pembentukan lanskap
Sebelum dilakukan penanaman
maka terlebih dahulu dilakukan
pembentukan lanskap sesuai
dengan keinginnan. Pengaturan
lanskap ini memberikan peta
pada bagian mana yang akan
dilakukan penanaman rumput.
Penanaman
Penanaman
rumput
dapat
menggunakan 4 cara yaitu: bici,
sod, sprig, dan stolon.
417
Biji/benih
Benih rumput dapat dibeli di
kebanyakkan supermarket dan
di beberapa nursery.
Jenis rumput yang
ditanam melalui biji
spesis Bermudagrass.
A
selalu
adalah
Sod/lempengan rumput
Yaitu lempengan
rumput
bersama
selapis
tanah.
Biasanya lempengan rumput ini
dijual dalam ukuran 30 x 30 cm,
1 x 1 m, atau dalam bentuk
gulungan seperti permadani.
Cara ini lebih sering digunakan
karena pertumbuhan rumput
relatif lebih cepat dibandingkan
dengan metoda lainnya.
B
Rumpun
Cara ini sama seperti bertanam
padi di sawah.
Bibit rumput dipisahkan atas
beberapa rumpun dan kemudian
mencucukkannya ke tanah pada
jarak tertentu.
Kita dapat membeli bibit rumput
dalam bentuk sod kemudian
memisah-misahkannya menjadi
beberapa rumpun.
Gambar 151 Bibit rumput dalam
bentuk
rumpun(A)
penanaman
rumpun
rumput di lapangan (B)
418
Pasca penanaman, rumput perlu
disiram tiga kali sehari. Guyuran
air di pagi, siang, dan sore hari
selama satu minggu pertama
membantunya
mendapatkan
kesegaran dan mempercepat
proses pertumbuhan.
Gambar 152 Bibit rumput dalam
bentuk sod/lempengan
Stolon
Stolon merupakan bahagianbahagian rumput yang dapat
tumbuh, termasuk juga rhizome
dan
batang
rumput
yang
mempunyai nod/buku untuk
tumbuh pucuk yang akan
menjadi suatu tumbuhan baru.
Cara paling mudah untuk
menanam rumput ialah dengan
menggunakan stolon.
Tetapi harus diingat bahawa
stolon atau sprig harus segera
ditanam setelah diambil dari
sumber pembibitan.
Laju
pertumbuhan
bahan
vegetatif ini turun drastis kalau
tidak segera ditanam.
Pemeliharaan
Pengendalian Gulma
Gambar 153 Cara penanaman
bibit di lapangan
Rumput yang baru ditanam
dalam bentuk lempengan. perlu
disiram dan dipukul-pukul agar
akarnya menyatu dengan tanah.
Pada tahap awal pindah tanam
tanaman ini, jangan diinjak dulu
supaya cepat tumbuhnya.
Semua jenis rumput tak ada
yang bebas gulma. Tanaman
pengganggu ini bisa tumbuh di
diantara rumput.
Sebelum merusak rumput, maka
pengendalian dapat dilakukan
secara
mekanis
dengan
mencabut
tumbuhan
pengganggu tersebut ataupun
dengan menyemprot dengan
herbisida.
419
Pemangkasan
Pemupukan
Pekerjaan memotong rumput turf
adalah membuat rumput ini dari
panjang menjadi pendek.
Keperluan unsur hara dari
masing-masing
tanaman
berbeda satu sama lain.
Pemotongan rumput ini dapat
menggunakan salah satu alat
pemotong
rumput
seperti
Gambar 154 dibawah ini.
Umumnya tanah-tanah daerah
tropis memiliki pH yang rendah
(dibawah 6) dan bersifat masam,
kondisi
ini
membutuhkan
pengapuran yang jumlahnya
bergantung tinggi rendahnya pH
tersebut.
Umumnya
kita
dapat
menggunakan kapur pertanian
sebanyak 5-10kg/100m persegi.
Pemberian hara pada tanaman
rumput mutlak diperlukan agar
pertumbuhannya indah.
Terdapat sekitar 16-17 unsur
hara yang dibutuhkan rumput.
Hilangnya hara pada rumputan
dapat disebabkan oleh terbawa
panen,
diambil
tanaman,
pencucian, penguapan
dan
sebagainya yang menyebabkan
berkurangnya hara dari dalam
tanah.
Peningkatan produktivitas tanah
ini dapat dilakukan dengan
penambahan berbagai hara.
Kapan kita harus melakukan
pemupukan tergantung pada:
- Kebutuhan tanaman
- Kondisi hara pada tanah
Gambar 154 Beberapa jenis alat
pemotong rumput
420
Jumlah pupuk yang diberikan
pada tanah tergantung pada:
- Analisa tanah
- Analisa tanaman
Teknik pengairan yang betul
berdasarkan pada:
-
Jumlah air yang di siram
tidak menyebabkan air
tergenang,
dan
sebaiknya dilakukan per
periodik
yang
disesuaikan dengan fase
pertumbuhan dan jenis
rumput yang ditanam.
Belakangan ini dikenal soil
conditioner (kondisioner tanah)
sebagai campuran media tanah.
Waktu penyiraman paling
baik dilakukan sewaktu
suhu masihg rendah,
sebaik-baiknya
waktu
awal pagi, atau sore hari
Untuk
luasan
2m 2
tanah
dicampur 1 kg kondisioner tanah
berbahan
copolymer
asam
acrylamide
dan
acrylic.
Pertumbuhan rumput menjadi
prima
selama
2
tahun.
Pemberian kondisioner tanah
membantu rumput beradaptasi
pada kondisi kekeringan.
Penyiraman jangan diberikan
secara langsung, akan tetapi
hendaknya menggunakan alat
(gembor) sehingga tanah tidak
padat.
Penambahan pupuk urea akan
melancarkan proses adaptasi
rumput gajah ke lingkungan
barunya cukup satu kali dalam
sebulan pertama. Selanjutnya,
berikan pupuk urea tiga bulan
sekali.
Kondisioner tanah ialah bahan
yang mampu membuat kondisi
tanah atau media menjadi lebih
baik. Umumnya sifat tanah yang
diperbaiki
meliputi:
struktur
tanah, aerasi dan drainase
tanah,
serta
kemampuan
memegang air dan hara tanah
Dewasa
ini
tujuan
utama
konsumen memakai kondisioner
untuk menstabilkan struktur
tanah
Pengairan/Penyiraman;
Pada awal penanaman rumput
disiram 3 kali sehari, setelah itu,
cukup disiram dua kali sehari.
Lakukan penyiraman jarangjarang akan tetapi jumlahnya
banyak.
Hal
ini
akan
merangsang akar rumput untuk
tumbuh
panjang
karena
berusaha untuk mencari air.
Topdressing
Topdressing adalah menabur
pasir, tanah, atau campuran
bahan-bahan lain (contohnya
zeolite atau bahan organik) ke
atas permukaan rumput dan di
masukkan ke dalam celah-celah
rumput
dengan
menyiramkannya. Perlakuan ini
dapat dilakukan sebulan sekali
atau
dua
minggu
sekali
bergantung keadaan tanaman
rumput.
421
e.
Rumput
Permasalahannya
dan
Rumput merupakan tanaman
yang manja,
sifat kemanjaan
rumput
ini
salah
satu
penyebabnya adalah akarnya
Untuk
menentukan apakah
tanaman kita cukup kebutuhan
hara atau sedang mengalami
cekaman maka berikut ini
beberapa contoh dan cara untuk
mengatasinya. yang pendek dan
sebarannya tidak luas.
lalu lakukan
penanaman
kembali jika
rumput tidak
pulih setelah
diberi perlakuan.
Terkena tumpahan zat kimia
Pupuk,
Jika tertumpah
racun atau pupuk minyak,
minyak.
atau racun
lakukan
pencucian agar
racunnya
terlarut, jika
masih dapat
dikutip kutiplah
tumpahan tadi.
Kotoran
Kawasan ini
akan mati dan
kelilingnya
berwarna hijau.
Siram dengan air
bagian yang
terkena kotoran
atau kencing ini.
Pemadatan Lahan rumput
tanah
yang tanahnya
karena
sudah pada
sering
akibat pijakan
dipijak
dan sebagainya
memerlukan
pengudaraan.
Gunakan
cangkul dan
tambahkan
bahan organik ,
Potonga
terlalu
rendah
Akan
menyebabkan
daun rumput
terpotong hingga
nampak batang
atau akar.
Kurangi
pemotongn.
Stres
Kelebihan Kurangi
atau
penyiraman jika
kekurangan curah hujan
air
tinggi.
Kelebihan Terlalu banyak
atau
pupuk,
kekurangan pertumbuhan
pupuk
terlalu cepat.
Jika terlalu
sedikit akan
menyebabkan
rumput kurus.
422
Terlalu
banyak
racun
Racun kimia
yang banyak
dapat
'membakar'
rumput.
Kekurangan hara (defisiensi)
Nitrogen Daun tua akan
berwarna hijau muda.
Pertumbuhan lambat .
Penambahan pupuk N
sedikit akan kelihatan
perbedaannya
dibandingkan dengan
tidak dipupuk. Untuk
rumput taman, stadium
atau padang golf;
pemupukan dilakukan
sesuai dengan anjuran.
Gambar 155 Dua jenis rumput
yaitu rumput golf (kiri)
dan rumput gajah
(kanan)
Zat besi Kekurangan hara ini
akan menyebabkan
daun muda berwarna
kuning. Pertumbuhan
lamban.
Air
Rumput mengering.
Bila di pijak atau di
tekan, rumput lambat
untuk kembali ke bentuk
semula kondisi ini
disebut 'footprinting' ,
segera lakukan
penyiraman
423
BAB X
TEKNIK BUDIDAYA
PERKEBUNAN
10.1.
TEKNIK BUDIDAYA
TEMBAKAU
Gambar
156
Pertanaman
tembakau
a.Pendahuluan
Penanaman dan penggunaan
tembakau di Indonesia sudah
dikenal sejak lama. Komoditi
tembakau mempunyai arti yang
cukup penting, tidak hanya
sebagai sumber pendapatan
bagi para petani, tetapi juga bagi
Negara
Tanaman Tembakau merupakan
tanaman semusim , tetapi di
dunia pertanian termasuk dalam
golongan tanaman perkebunan
dan tidak termasuk golongan
tanaman pangan. Tembakau
(daunnya) digunakan sebagai
bahan pembuatan rokok.
tembakau
di
Indonesia,
diperkirakan
hanya
sekitar
207.020 hektar, namun jika
dibandingkan dengan pertanian
padi,
pertanian
tembakau
memerlukan tenaga kerja hampir
tiga kali lipat. Seperti juga ada
kegiatan pertanian lainnya, untuk
mendapatkan
produksi
tembakau dengan mutu yang
baik, banyak faktor yang harus
diperhatikan. Selain faktor tanah,
iklim, pemupukan dan cara
panen.
Nicotiana
tobacum
dibudidayakan umumnya karena
memiliki arti ekonomi penting.
Spesies
yang
sering
dibudidayakan adalah Nicotiana
tobacum dan Nicotiana rustika.
Nicotiana
tobacum,
daun
mahkota bunganya
memiliki
warna merah muda sampai
merah,
mahkota
bunga
berbentuk terompet panjang,
habitusnya piramidal, daunnya
berbentuk lonjong dan pada
ujung runcing, kedudukan daun
pada batang tegak, tingginya 1,2
m.
Nicotiana rustika, daun mahkota
bunganya berwarna kuning,
bentuk mahkota bunga seperti
terompet berukuran pendek dan
sedikit
bergelombang,
habitusnya silindris, bentuk daun
bulat yang pada ujungnya
tumpul, kedudukan daun pada
batang agak terkulai.
Usaha Pertanian
tembakau
merupakan usaha padat karya.
Meskipun luas areal perkebunan
424
b. Sistematika Tanaman
Daun
Sistematika tanaman tembakau
adalah sebagai berikut:
Daun
tanaman
tembakau
berbentuk bulat lonjong (oval)
atau bulat, tergantung pada
varietasnya.
Daun
yang
berbentuk bulat lonjong ujungnya
meruncing, sedangkan yang
berbentuk
bulat,
ujungnya
tumpul.
Klass
Ordo
Famili
Sub Famili
Genus
Spesies
: Dicotyledonaea
: Personatae
: Solanaceae
: Nicotianae
: Nicotianae
:Nicotiana
tabacum L.
c. Botani Tanaman
Akar
Tanaman tembakau merupakan
tanaman berakar tunggang yang
tumbuh tegak ke pusat bumi.
Akar
tunggangnya
dapat
menembus tanah kedalaman 5075
cm,
sedangkan
akar
serabutnya
menyebar
ke
samping. Selain itu, tanaman
tembakau juga memiliki bulubulu akar. Perakaran akan
berkembang baik jika tanahnya
gembur, mudah menyerap air,
dan subur.
Daun memiliki tulang-tulang
menyirip, bagian tepi daun agak
bergelombang dan licin. Lapisan
atas daun terdiri atas lapisan
palisade
parenchyma
dan
spongy
parenchyma
pada
bagian bawah. Jumlah daun
dalam satu tanaman sekitar 2832 helai
Batang
Tanaman Tembakau memiliki
bentuk batang agak bulat, agak
lunak tetapi kuat, makin ke
ujung, makin kecil. Ruas-ruas
batang mengalami penebalan
yang ditumbuhi daun, batang
tanaman bercabang atau sedikit
bercabang. Pada setiap ruas
batang selain ditumbuhi daun,
juga ditumbuhi tunas ketiak
daun, diameter batang sekitar 5
cm.
Gambar 157. Batang tembakau
Bunga
Tanaman tembakau berbunga
majemuk yang tersusun dalam
beberapa tandan dan masing-
425
masing tandan berisi sampai 15
bunga.
Bunga berbentuk
terompet dan panjang, terutama
yang berasal dari keturunan
Nicotiana tabacum, sedangkan
dari keturunan Nicotiana rustika,
bunganya lebih pendek, warna
bunga merah jambu sampai
merah tua pada bagian atas.
Bunga tembakau berbentuk
malai, masing-masing seperti
terompet dan mempunyai bagian
sebagai berikut:
penyerbukan
sendiri,
tetapi
tidak
tertutup
kemungkinan
untuk
penyerbukan silang.
Buah
Tembakau memiliki bakal buah
yang berada di atas dasar bunga
dan terdiri atas dua ruang yang
dapat membesar, tiap-tiap ruang
berisi bakal biji yang banyak
sekali
a. Kelopak bunga, berlekuk
dan mempunyai lima
buah pancung
b. Mahkota
bunga
berbentuk
terompet,
berlekuk
merah
dan
berwarna merah jambu
atau merah tua dibagian
atasnya. Sebuah bunga
biasanya
mempunyai
lima benang sari yang
melekat pada mahkota
bunga, dan yang satu
lebih pendek dari yang
lain.
c. Bakal
buah
terletak
diatas dasar bunga dan
mempunyai dua ruang
yang membesar
d. Kepala putik terletak
pada tabung bunga yang
berdekatan
dengan
benang
sari.
Tinggi
benang sari dan putik
hampir sama. Keadaan
ini
menyebabkan
tanaman tembakau lebih
banyak
melakukan
Gambar 158. Biji tembakau
Penyerbukan yang terjadi pada
bakal buah akan membentuk
buah. Sekitar tiga minggu
setelah
penyerbukan,
buah
tembakau sudah masak.
Setiap
pertumbuhan
yang
norrmal, dalam satu tanaman
terdapat lebih kurang 300 buah.
Buah tembakau berbentuk bulat
lonjong dan berukuran kecil, di
dalamnya
berisi
biji
yang
bobotnya sangat ringan. Dalam
426
setiap gram biji berisi + 12.000
biji. Jumlah biji yang dihasilkan
pada setiap tanaman rata-rata
25 gram.
328, H 392, H 77, H
362
Tembakau Pipa
Tembakau Lumajang varietas K
dan SAX
Tembakau sigaret
-
Gambar 159 Bunga tembakau
d.Jenis tembakau
Beberapa
varietas
tembakau adalah:
anjuran
Tembakau
virginia
adalah Dixie bright
(DB) 101, Coker 319,
Coker 86, Coker 176,
Nort Caroline 95, Nort
Carolina 2514
Tembakau
oriental
(turki)
adalah
sumsum,
smyrna,
macedonia orientale
dan xanthi
Tembakau
Barlay
adalah varietas KY
17, Barlay 21 dan Tn
87
Tembakau asli/ rajangan
Tembakau cerutu
- Tembakau
Deli
adalah D4, KF-7 dan
F1-5
-
-
Tembakau
Vorstenlanden (untuk
cerutu) adalah Timor
vorstenlanden
(TV)
dan Gayamprit (G)
Tembakau
Besuki
(tembakau pembalut
dan pengisi cerutu)
adalah varietas H
Varietas yang dianjurkan terdiri
dari banyak varietas yang sesuai
dengan pengembangannya.
e. Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman
tembakau
pada
umumnya tidak menghendaki
iklim yang kering ataupun iklim
yang sangat basah. Angin
kencang yang sering melanda
lokasi tanaman tembakau dapat
427
merusak tanaman (tanaman
roboh) dan juga berpengaruh
terhadap
mengering
dan
mengerasnya tanah yang dapat
menyebabkan
berkurangnya
kandungan oksigen di dalam
tanah.
Untuk
tanaman
tembakau
dataran rendah, curah hujan
rata-rata
2.000
mm/tahun,
sedangkan untuk tembakau
dataran tinggi, curah hujan ratarata 1.500-3.500 mm/tahun.
Penyinaran cahaya matahari
yang
kurang
dapat
menyebabkan
pertumbuhan
tanaman kurang baik sehingga
produktivitasnya rendah. Oleh
karena itu lokasi untuk tanaman
tembakau sebaiknya dipilih di
tempat terbuka dan waktu tanam
disesuaikan dengan jenisnya.
Suhu udara yang cocok untuk
pertumbuhan tanaman tembakau
berkisar antara 21-32,30 C.
Tanaman
tembakau
dapat
tumbuh pada dataran rendah
ataupun di dataran tinggi
bergantung pada varietasnya.
Ketinggian tempat yang paling
cocok
untuk
pertumbuhan
tanaman tembakau adalah 0 900 mdpl.
Sedangkan tembakau rakyat
atau asli dapat tumbuh mulai dari
tanah ringan (berpasir) sampai
dengan tanah berat (liat).
Derajat keasaman tanah yang
baik untuk tanaman tembakau
adalah 5-5,6; tembakau Virginia
5,5-6,0.
Apabila didapat
nilai yang
kurang dari 5 maka perlu
diberikan pengapuran untuk
menaikkan pH sedangkan bila
didapat nilai pH lebih tinggi dari 6
maka perlu diberikan belerang
untuk menurunkan pH.
f. Pedoman Budidaya
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilaksanakan
dengan
menggunakan
alat
pertanian berupa hand traktor
minimal 2 kali
pembajakan
untuk mempersiapkan media
terbaik bagi proses penanaman
tembakau
dengan
menjaga
kesuburan tanah.
Penanaman dan pemupukan
Tanah
Empat puluh lima hari s/d lima
puluh hari (45 s/d 50) setelah
benih
ditabur,
kita
sudah
mendapatkan bibit yang siap
untuk dipindah tanamkan.
Tembakau Deli sangat cocok
untuk jenis tanah aluvial dan
andosol. Tanah regosol sangat
cocok
untuk
tembakau
vorstenlanden
dan
besuki.
Tembakau Virginia flu-cured
cocok untuk tanah podsolik.
Bibit ditanam pada tanah
guludan di lahan yang telah
dipilih dengan luasan yang
sesuai. Teknik penyebaran benih
dapat
dilakukan
dengan
mencampur benih dengan pasir
halus atau abu kering, kemudian
428
sebarkan pada bedengan seperti
Gambar berikut
pencabutan, cara pencabutan
bibit
adalah
dengan
cara
memegang dua helai daun
terbesar kemudian ditarik ke
atas. Sebaiknya pindah tanam ini
dilakukan pada pagi hari.
Gambar 161 Cara mencabut
bibit tembakau
Pada tahapan penanaman ini
dilakukan pemupukan I dengan
memperhatikan jenis dan dosis
serta cara pemupukan. Adapun
pupuk yang digunakan NPK
(Fertila) dengan dosis
10
gr/batang.
Gambar 160 Penyemaian benih
tembakau
Pemupukan ke II dengan umur
tanaman 21 hari dilakukan
dengan pupuk NPK (KNO 3)
dengan dosis 5 gr/batang.
Pembumbunan dan Pengairan
Setelah bibit berumur 40-45 hari
bibit dapat dipindah tanamkan..
Sebelum penanaman bibit perlu
dipangkas agar tidak terjadi
stagnasi.
Teknik pencabutan bibit terlebih
dahulu disiram sampai basah
agar mudah dalam proses
Pembumbunan adalah proses
yang dilakukan agar tanah tetap
gembur,
sebagai
persiapan
media tumbuh yang baik bagi
tanaman
tembakau
dan
sekaligus untuk membersihkan
tumbuhan pengganggu (Gulma).
429
Adapun sistim irigasi (Pengairan)
yang tepat sangat penting dalam
menjamin kualitas klas tingkat
produktifitas tembakau virginia.
Pungel dan wiwil Suli
Punggel
dan
wiwil/suli
memastikan penggunaan bahan
gizi tanaman dalam proses
pengembangan daun tembakau
untuk
mendapatkan
jumlah
daun, berat daun dan kualitas
tinggi yang akan memberikan
baik maksimal bagi petani.
Dalam pelaksanaan wiwilan
sangat penting sekali karena
akan berpengaruh terhadap
ketebalan daun/berat daun.
Pengendalian
Penyakit
Hama
dan
Pengendalian Hama Terpadu
dilaksanakan sesuai kondisi
tanaman yang ada dengan
memprioritaskan
penggunaan
Bio
Pestisida
dengan
pengawasan secara berkala,
terhadap residu pestisida baik
pada
tanaman
tembakau
virginia.
Adapaun penggunaan pestisida
dan bahan kimia bisa digunakan
(Dancis, Furadan) tergantung
serangan hama yang ada.
Panen dan Pascapanen
Panen
Umur Panen
Pemanenan atau pemetikan
daun tembakau yang terbaik
adalah pada saat tanaman
cukup umur dan daun-daunnya
telah matang petik yang dicirikan
dengan warna hijau kekuningkuningan.
Daun-daun
yang
demikian akan menghasilkan
krosok yang bermutu tinggi dan
aromanya tajam.
Krosok tembakau yang bermutu
tinggi mempunyai nilai jual yang
tinggi.
Namun, pada beberapa hal,
misalnya karena permintaan
pasar dan letak daun pada
batang, maka pemetikan yang
terbaik dapat dilakukan pada
tingkatan daun hampir masak.
Karena bila dipetik tepat masak
dan masak sekali, kualitas daun
setelah
pengeringan
justru
mengalami
kemerosotan
terutama aromanya
Untuk
golongan
tembakau
cerutu, pemungutan daun yang
baik
adalah
pada
tingkat
kemasakan tepat masak atau
hampir masak.
Pemetikan pada tingkatan ini
akan menghasilkan krosok yang
berwarna keabu-abuan (vaal)
dan elastis. Pemungutan daun
muda atau daun tua akan
menghasilkan krosok yang rapuh
(tidak elastis) dan warna yang
tidak menarik
Untuk
tembakau
golongan
sigaret,
misalnya
Virginia,
pemanenan daun yang terbaik
adalah pada tingkat kemasakan
430
tepat masak atau masak sekali.
Apabila pasar menghendaki
krosok yang halus, pemetikan
daun dapat dilakukan pada
tingkat kemasakan masak sekali.
Caranya
adalah
dengan
memperpanjang
waktu
pemetikan
5-10 hari dari
tingkat pemasakan tepat masak.
Untuk jenis Tembakau Turki
yang tergolong tembakau sigaret
pula, pemetikan daun yang baik
adalah pada tingkat kematangan
hampir masak atau masih
kehijauan
Permasalahan yang kadang
terjadi yaitu adanya kesalahan
dalam pemetikan daun yaitu
daun-daun
yang
dipetik
terlampau muda, akibatnya akan
menghasilkan
krosok
yang
berkualitas
rendah,
yakni
berwarna hijau mati, kurang
beraroma, warnanya cokelat tua,
dan kisut sehingga harga di
pasaran rendah.
Permasalahan lain yaitu daun
tembakau yang dipetik telah
lewat umur, daunnya sudah
terlalu tua yang dicirikan dengan
warna
kuning
tua
yang
menghasilkan
krosok
yang
bermutu rendah. Karena itu
diharapkan para pekerja lebih
teliti lagi dalam memanen daun
tembakau.
Cara Panen
Cara memanen daun tembakau
dapat
dilakukan
dengan
menebang batang pertanaman
beserta daun-daunnya tepat
pada pangkal batangnya atau
hanya memetik daun-daunnya
saja
tanpa
batangnya.
menebang
Penerapan penggunaan kedua
cara tersebut tergantung pada:
- Jenis atau varietas
-
Kebersamaan
Pemasakan
daun,
Karena ada beberapa
jenis tembakau yang
memiliki
waktu
kemasakan
daun
bersamaan dan beberapa
varietas tembakau tidak
memiliki
waktu
yang
bersamaan pada proses
pemasakan daun
-
Perlakuan budidaya.
Pemanenan
daun
dapat
dilakukan dengan cara pungut
daun seperti pada tembakau
cerutu, sigaret, dan pipa.
Pemetikan daun dilakukan per
lembar
menurut
tingkat
kemasakan dan letaknya pada
batang.
Panen secara pungut daun
dilakukan dengan memetiknya
lembar demi lembar. Pemetikan
dilakukan pada daun-daun yang
masak lebih dahulu, sedangkan
yang belum masak ditinggalkan
untuk dipetik pada waktu
berikutnya setelah mencapai
tingkat kemasakan tepat masak.
Pemetikan daun yaitu dipretel
dengan tangan, selanjutnya
pemetikan
dapat
dilakukan
selang 3-5 hari.
Biasanya sekali petik hanya 2-4
helai daun tiap tanaman.
431
Permasalahan yang kadang
terjadi yaitu bila pemanenan
dilakukan dengan menebang
batangnya tepat pada pangkal,
terkadang ada daun tembakau
yang belum tepat masak, daun
tersebut bisa kotor/tergores saat
mengangkutnya
ke
tempat
penampungan.
Oleh sebab itu diharapkan para
pekerja
lebih
teliti
dalam
mengangkut batang tembakau
beserta daunnya agar tidak
terjadi
kerusakan
daun
tembakau.
Saat Panen
Secara umum saat yang baik
untuk memetik daun tembakau
adalah pagi atau sore hari dalam
keadaaan cuaca cerah. Untuk
varietas tembakau vorstenland
dan deli, saat pemetikan yang
baik adalah pada pagi hari
antara pukul 06.00 s.d 10.00.
Untuk varietas besuki, saat
pemetikan yang baik adalah
pada sore hari antara pukul
14.00-17.00.
Untuk
jenis
tembakau turki dan tembakau
sigaret, saat pemetikan yang
baik adalah pada pagi hari
antara pukul 08.00-10.00.
Permasalahan
yang
terjadi
dengan saat panen adalah waktu
pemanenan daun tembakau
yang perlu disesuaikan dengan
varietasnya. Terkadang para
pekerja kurang memperhatikan
varietas tembakau dan waktu
pemanenan yang cocok untuk
varietas tembakau tersebut.
Karena itu para pekerja harus
memperhatikan
varietas
tanaman yang di tanam dan
waktu pemanenan yang cocok.
Yang perlu diperhatikan
pada saat panen
1. Pemanenan
daun
tembakau harus cukup
umur, tidak terlalu muda
dan tidak terlalu tua.
2. Semua daun tembakau
harus diperhatikan baik
daun
bagian
bawah
maupun bagian atas.
3. Para pekerja harus teliti
dalam
mengangkut
batang tembakau beserta
daunnya
agar
tidak
terjadi kerusakan daun
tembakau.
4. Para
pekerja
harus
memperhatikan varietas
tanaman yang di tanam
dan waktu pemanenan
yang cocok.
Pemanenan
adalah
suatu
tahapan yang sangat penting
diperhatikan
dalam
mendapatkan kualitas panenan
yang tinggi.
Adapun yang harus diperhatikan
sebagai berikut :
1. Kematangan daun
2. Keseragaman
dalam
pemanenan
daun
proses
432
3. Penanganan daun hasil
panenan
Sebagian besar dari varietas
tembakau dipanen berdasarkan
tingkat kematangan daunnya
dilakukan mulai dari daun bawah
sampai daun atas dengan
pemetikan 2 sampai 3 daun
pada setiap tanaman dengan
interval satu minggu hingga daun
tanaman habis.
air dari daun tembakau basah
yang dipanen dalam keadaan
hidup.
Curing
Selama ini di beberapa petani
ada yang berpendapat bahwa
curing
adalah
proses
pengeringan tembakau saja.
Tidak menyadari bahwa sel-sel
di dalam daun tersebut masih
tetap hidup setelah dipanen.
Tujuan Curing :
Sebenarnya tujuan curing adalah
:
1. Melepaskan air daun
tembakau hidup dari
kadar air 80 -90 %
menjadi 10-15%
2. Perubahan warna dari
Zat hijau daun menjadi
warnaa orange dengan
aroma sesuai dengan
standar tembakau yang
diproses.
Gambar
162
pengeringan
tembakau
Proses
daun
Pascapanen
Tembakau Virginia dijual dalam
wujud
kering
oven
atau
pengomprongan (Curing).
Curing
merupakan
proses
biologis yaitu melepaskan kadar
Untuk
mendapatkan
hasil
curing/omprongan
tembakau
yang baik, maka daun tembakau
itu harus sudah masak dan
seragam.
Ciri-ciri daun yang sudah masak
adalah :
1. Warna daun sudah mulai
hijau kekuningan dengan
sebagian ujung dan tepi
daun berwama coklat.
433
2. Wama tangkai daun hijau
kuning, keputih-putihan.
3. Posisi daun/tulang daun
mendatar
4. Kadang-kadang
pada
lembaran
daun
ada
bintik-bintik
coklat,
sebagai
lambang
ketuaan.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan :
Pada saat curing, yang perlu
diperhatikan
juga
adalah
kapasitas daun di dalam oven.
Sebagai contoh untuk oven
ukuran 4 x 4 x 7 rak sebanding
dengan 1,8 ha, sedangkan 5 x 5
x 7 rak maksimum 2,8 ha. Juga
cuaca waktu proses, kalau
musim hujan harus lebih longgar
daripada waktu musim kering.
Pada saat panen tembakau
harus dipastikan berapa lembar
yang harus dipetik sesuai
kapasitas oven. Daun tembakau
yang dipetik haruslah seumur
dan posisi daun yang sama,
karena apabila umur daun dan
posisi daun berbeda, akan
sangat sulit menentukan kapan
harus menaikkan suhu oven,
kapan harus masuk ke tahapan
berikutnya, kapan harus buka
ventilasi dan sebagainya.
Oleh sebab itu pengetahuan
petani dan pemetik daun harus
benar-benar baik tentang saat
panen ini. Sebaiknya saat
menjelang panen, petani yang
bersangkutan
mengumpulkan
seluruh tenaga petiknya dan
diberitahu mana yang sudah
boleh dipanen dan mana yang
belum.
Tahapan Curing
Sebelum memulai curing harus
dipastikan
bahwa
seluruh
gelantang sudah tersedia dan
bebas palstik, kompor sudah
dicek
kondisinya
dengan
melakukan test nyala api
sebelurnnya, seluruh dinding
oven tidak ada yang berlubang,
pintu bisa menutup rapat, pipapipa tidak ada yang rusak dan
berlubang.
Ada 4 tahapan curing, yaitu :
1. Penguningan,
Proses
biologis
daun
ini
merupakan
proses
perubahan warna dari
hijau ke warna kuning,
karena hilangnya zat
hijau daun / klorophyil ke
zat kuning daun dan
terjadi penguraian zat
tepung menjadi gula.
Perubahan ini bisa terjadi
pada suhu 32 s/d 42
derajat celcius. Proses ini
harus dilakukan secara
perlahan-lahan
waktu
yang
diperlukan
tergantung posisi daun.
Umumnya berlangsung
selama 55 s/d 58 jam.
Pada saat ini awalnya
semua ventilasi ditutup,
baik atas maupun bawah.
Tetapi apabila seluruh
daun sudah berwama
kuning orange ventilasi
434
atas dibuka 1/4 , proses
ini sangat menentukan
terhadap hasil curing.
2. Pengikatan
Warna,
Apabila seluruh daun
sudah berwama kuning
orange baik lembar daun
maupun tulang daun,
maka secara pertiahanlahan suhu dinaikkan.
Pada saat proses ini
terjadi, maka apabila
daun masih berwama
hijau, maka daun tetap
akan berwama hijau,
sebaliknya apabila sudah
berwama kuning orange
maka hasil curing akan
kuning orange. Karena
pada suhu 43-52 °C ini
terjadi pengikatan warna.
Sehingga apabila warna
daun
pada
proses
penguningan
belum
sempuna, maka jangan
terburu-buru menaikkan
suhu lebih dari 42°C.
Pada tahapan ini ventilasi
dibuka secara bertahap,
sedikit
demi
sedikit
sampai akhirnya dibuka
seluruhnya. Waktu yang
diperlukan kalau berjalan
sempuma
umumnya
sekitar 18-19 jam.
3. Pengeringan
Lembar
Daun,
Proses
ini
bertujuan
untuk
mengurangi kadar air
didalam lembar daun
dengan cara menaikkan
suhu 53-62°C. Pada saat
ini
seluruh
ventilasi
dibuka, karena air yang
keluar dari sel-sel daun
akan menjadi uap air,
yang
harus
dibuang
keluar oven agar tidak
kembali ke daun. Ciri-ciri
proses ini, daun sudah
terasa kering apabila
dipegang, tapi tulang
daun masih terasa basah
daun terlihat keriput atau
keriting
waktu
yang
dibutuhkan lebih kurang
30-32 jam.
4. Pengeringan Gagang
Pengeringan
gagang
tembakau dilakukan pada
suhu 63-72°C. Pada saat
ini air yang bisa dilepas
didalam batang daun
akan dikeluarkan proses
awal tahap ini ventilasi
mulai
ditutup
secara
perlahan dan bertahap,
untuk
menjaga
kelembaban udara tetap
berkisar pada 32%. Ciriciri tahapan ini bisa
selesai apabila seluruh
tulang
daun
sudah
kering, dan bila ditekuk
batangnya akan patah
dan berbunyi krek. Ini
menandakan
bahwa
tahap ini berjalan baik 5-8
jam
sebelum
proses
berakhir, seluruh ventilasi
harus
ditutup
agar
kelembaban udara tetap
terjaga.
Proses
ini
memerlukan
waktu
normalnya 30-32 jam
jangan
pernah
menaikkan suhu oven
diatas 72 C, karena
tembakau akan terbakar.
435
Demikian tahapan curing yang
terjadi pada tembakau virginia
Flue Cure.
Proses ini harus dilakukan
dengan hati-hati dan penuh
pengawasan karena tembakau
yang
sudah
sangat
baik
pertumbuhannya
dilapangan,
akan sia-sia hasilnya apabila
proses curing ini tidak berjalan
lancar.
Oleh karena itu untuk semua
oven yang aktif harus memiliki
termometer untuk memastikan
apakah setiap tahapan tersebut
sudah berjalan baik atau belum.
Dan juga setiap oven harus
memiliki table pedoman prosedur
curing tembakau virginia serta
menggunakan
alat
Hygrocurometer untuk mengukur
suhu dan kelembaban udaranya
g. Klasifikasi Daun
Setiap lembar daun tembakau
dari bawah ke atas memiliki sifat
fisik dan kimia yang berbeda.
setiap jenis tembakau tergantung
pada besar kecilnya perbedaan
sifat.
Secara umum daun tembakau
dapat diklasifikasikan menjadi
tiga kelas.
Tembakau Cerutu
Golongan
tembakau
cerutu
dapat dikelompokkan menjadi
empat kelas, mulai dari bawah
ke atas , yaitu :
1. Daun pasir(zandblad)
2. Daun kaki (voetblad)
- Daun
kaki
pertama (DKP)
- Daun Kaki Atas
(DKA)
3. Daun
tengah/madya
(middenblad)
- Daun
madya
pertama (DMP)
- Daun Madya atas
(DMA)
4. Daun pucuk/topblad
Dengan adanya perbedaan ini,
maka
daun-daun
tembakau
dikelompokkan
menjadi
beberapa
kelas
menurut
letaknya pada batang.
Pengelompokan menurut letak
daun pada batang disebut
klasifikasi daun.
Dalam
pengelompokan
ini,
jumlah lembaran daun pada
possisinya tidak sama untuk
Menurut klasifikasi diatas, untuk
varietas tembakau vorstenland
dan varietas tembakau besuki
Na Oogst, lembaran daun kaki
merupakan lembaran daun yang
berkualitas baik, sedangkan
yang lain berkualitas rendah
sehingga tidak perlu dipetik.
Tembakau Sigaret
436
Golongan tembakau sigaret
dikelompokkan menjadi empat
kelas mulai dari bawah ke atas,
yaitu :
1) Daun pasir (lugs)
2) Daun bawah dan tengah
(cutters)
diperhatikan, sehingga daun
bagian atas kurang diperhatikan,
namun tidak mudah untuk
memelihara daun-daun bagian
bawah karena beresiko tinggi
terkena
percikan
air/tanah
sehingga kualitas daun kurang
baik.
Karena itu diharapkan baik daun
bagian bawah maupun bagian
atas sama-sama diperhatikan.
3) Daun atas (leaf)
4) Daun pucuk (tips)
Menurut klasifikasi di
atas,
untuk
jenis
tembakau
Virginia,
lembaran daun bawah
dan
tengah
(cutters)
merupakan
lembaran
daun yang paling baik,
menyusul lembaran daun
atas
(leaf).
Adapun
lembaran daun yang lain
memiliki kualitas rendah.
Tembakau Rajangan
Untuk jenis tembakau rajangan
atau tembakau asli, lembaran
daun pasir dan 1-2 lembar daun
kaki merupakan daun yang
berkualitas baik. Daun-daun ini
umumnya dikrosok sebagai filter
cerutu. Lembaran daun tengah
kurang
baik
kualitasnya
sehingga sering digunakan untuk
tembakau rajangan.
Permasalahan yang kadang
timbul karena klasifikasi daun ini
yaitu
adanya
kebimbangan
dalam penentuan jenis daun dan
daun-daun yang berada di
bagian bawah cenderung lebih
437
10.2. Teknik Budidaya Kakao
akan
sulit
diharapkan
keberhasilannya.
Oleh karena itu persiapan lahan
dan naungan, serta penggunaan
tanaman yang bernilai ekonomis
sebagai penaung merupakan hal
penting yang perlu diperhatikan
dalam budidaya kakao.
b. Syarat tumbuh
Sejumlah faktor iklim dan tanah
menjadi
kendala
bagi
pertumbuhan.
Gambar 163 Buah kakao
Lingkungan
alami
tanaman
kakao adalah hutan tropis.
Dengan demikian curah hujan,
suhu udara dan sinar matahari
menjadi bagian dari faktor iklim
yang menentukan.
a. Pendahuluan
Tanaman Kakao merupakan
tanaman
perkebunaan
berprospek menjanjikan. Tetapi
jika faktor tanah yang semakin
keras dan miskin unsur hara
terutama unsur hara mikro dan
hormon alami, faktor iklim dan
cuaca, faktor hama dan penyakit
tanaman,
serta
faktor
pemeliharaan
lainnya
tidak
diperhatikan
maka
tingkat
produksi dan kualitas akan
rendah.
Sebagai tananam yang dalam
budidayanya
memerlukan
naungan, maka walaupun telah
diperoleh lahan yang sesuai,
sebelum penanaman kakao
tetap
diperlukan persiapan
naungan.
Tanpa
persiapan
naungan
yang
baik,
pengembangan tanaman kakao
Demikian juga dengan faktor
fisik dan kimia tanah yang erat
kaitannya dengan daya tembus
(penetrasi) dan kemampuan
akar menyerap hara.
Ditinjau
dari
wilayah
penanamannya kakao ditanam
pada
daerah-daerah
yang
o
berada pada 10 LU sampai
dengan 10o LS.
Walaupun
demikian
penyebaran
pertanaman kakao secara umum
berada diantara 7o LU sampai
18oLS.
Hal ini erat kaitannya dengan
distribusi curah hujan dan jumlah
penyinaran matahari sepanjang
tahun. Kakao juga masih toleran
pada daerah 20o LU sampai 20o
LS.
452
Dengan demikian Indonesia
yang berada pada 5o LU sampai
dengan 10o LS masih sesuai
untuk pertanaman kakao.
Ketinggian tempat
Ketinggian tempat di Indonesia
yang ideal untuk penanaman
kakao adalah tidak lebih tinggi
dari 800 m dari permukaan laut.
Curah Hujan
Curah hujan yang berhubungan
dengan
pertanaman
dan
produksi
kakao
ialah
distribusinya sepanjang tahun.
Hal tersebut berkaitan dengan
masa pembentukan tunas muda
dan produksi.
Areal penanaman kakao yang
ideal adalah daerah-daerah
dengan curah hujan 1.100-3.000
mm per tahun.
Curah hujan yang melebihi 4.500
mm
per
tahun
tampakya
berkaitan erat dengan serangan
penyakit busuk buah (blask
pods).
Daerah yang curah hujannya
lebih rendah dari 1.200 mm per
tahun masih dapat ditanami
kakao, tetapi dibutuhkan air
irigasi. Hal ini disebabkan air
yang hilang karena transpirasi
akan lebih besar dari pada air
yang diterima tanaman dari
curah hujan, sehingga tanaman
harus dipasok dengan air irigasi.
Di tinjau dari tipe iklimnya, kakao
sangat ideal ditanam pada
daerah-daerah yang tipenya
iklim Am (menurut Koppen) atau
B
(menurut
Scmidt
dan
Fergusson). Di daerah-daerah
yang tipe iklimnya C menurut
(Scmidt dan Fergusson) kurang
baik untuk penanaman kakao
karena bulan keringnya yang
panjang.
Dengan membandingkan curah
hujan diatas dengan curah hujan
tipe Asia, Ekuator dan Jawa
maka secara umum areal
penanaman kakao di Indonesia
masih
potensial
untuk
dikembangkan.
Adanya pola penyebab curah
hujan
yang
tetap
akan
mengakibatkan pola panen yang
tetap pula.
Temperatur
Pengaruh temperatur terhadap
kakao erat kaitannya dengan
ketersedian air, sinar matahari
dan kelembaban.
Faktor-faktor tersebut dapat
dikelola melalui pemangkasan,
penataan tanaman pelindung
dan irigasi.
Temperatur sangat berpengaruh
terhadap pembentukan flush,
pembungaan, serta kerusakan
daun.
Menurut
hasil
penelitian,
temperatur ideal bagi tanaman
kakao adalah
300C - 320C
(maksimum) dan 180C-210C
(minimum). Kakao juga dapat
tumbuh dengan baik pada
temperatur
minimum 15o C
453
perbulan.
Temperatur
ideal
lainnya
dengan distribusi
tahunan 16,60C masih baik untuk
pertumbuhan kakao asalkan
tidak didapati musim hujan yang
panjang.
Berdasarkan keadaan iklim di
Indonesia temperatur 250-260 C
merupakan temperatur rata-rata
tahunan tanpa faktor terbatas.
Karena
itu
daerah-daerah
tersebut sangat cocok jika
ditanami kakao.
Temperatur yang lebih rendah
100 C dari yang dituntut tanaman
kakao
akan
mengakibatkan
gugur daun dan mengeringnya
bunga,
sehingga
laju
pertumbuhannya berkurang.
Temperatur yang tinggi akan
memacu pembungaan, tetapi
kemudian akan gugur.
Pembungaan akan lebih baik jika
berlangsung pada temperatur
230 C. Demikian juga tempertur
26oC pada malam hari masih
lebih baik pengaruhnya terhadap
pembungaan
dari
pada
temperatur 23o-300 C.
Temperatur tinggi selama kurun
waktu
yang
panjang
berpengaruh terhadap bobot biji.
Tempertur yang relatif rendah
akan menyebabkan biji kakao
banyak
mengandung
asam
lemak tidak jenuh dibandingkan
dengan suhu tinggi.
Pada areal tanaman yang belum
menghasilkan
kerusakan
tanaman sebagi akibat dari
temperatur tinggi selama kurun
waktu yang panjang ditandai
dengan matinya pucuk.
Daun kakao masih toleran
sampai suhu 50o C untuk jangka
waktu
yang
pendek.
Temperaturvyang tinggi tersebut
menyebabkan gejala necrossis
pada daun.
Sinar Matahari
Lingkungan
hidup
alami
tanaman kakao ialah hutan
hujan tropis yang didalam
pertumbuhanya membutuhkan
naungan
untuk
mengurangi
pencahayaan penuh.
Cahaya matahari yang terlalu
banyak
menyoroti tanaman
kakao akan mengakibatkan lilit
batang kecil, daun sempit, dan
batang relatif pendek.
Pemanfaatan cahaya matahari
semaksimal
mungkin
dimaksudkan
untuk
mendapatkan intersepsi cahaya
dan pencapain indeks luas daun
optimum.
Kakao tergolong tanaman C3
yang mampu berfotosintesis
pada
suhu
daun
rendah.
Fotosintesis
maksimum
diperoleh pada saat penerimaan
cahaya pada tajuk sebesar 20
persen dari pencahayaan penuh.
Kejenuhan
cahaya didalam
fotosintesis setiap daun yang
telah
membuka
sempurna
berada pada kisaran 3-30
persen cahaya matahari atau
454
pada 15 persen
matahari penuh.
cahaya
Hal ini berkaitan pula dengan
pembukaan stomata yang lebih
besar bila cahaya matahari yang
diterima lebih banyak.
Tanah
Kakao dapat tumbuh pada
berbagai jenis tanah, asalkan
persyaratan
kimia dan fisik
yang
berperan
dalam
pertumbuhan
dan
produksi
tanaman kakao terpenuhi.
Air dan hara
Air dan hara merupakan faktor
penentu bila mana kakao akan
ditanam dengan sistem tanpa
tanaman pelindung sehingga
terus menerus mendapat sinar
matahari secara penuh.
Naungan
Kemasaman tanah, kadar zat
organik, unsur hara, kapasitas
adsorbsi, dan kejenuhan basa
merupakan sifat kimia
yang
perlu diperhatikan, sementara
faktor
fisiknya
adalah
kedalaman efektif,
tinggi
permukan air tanah, drainse,
struktur dan konsesntensi tanah.
Pembibitan
kakao
membutuhkan naungan, karena
benih kakao akan lebih lambat
pertumbuhannya
pada
pencahayaan
sinar matahari
penuh.
Selain itu kemiringan lahan juga
merupakan sifat fisik yang
mempengaruhi
pertumbuhan
dan produksi kakao.
Penanaman
kakao
tanpa
pelindung saat ini giat diteliti
dan diamati karena berhubungan
dengan
biaya
penanaman
maupun pemeliharaan.
Tanaman kakao dapat tumbuh
dengan baik pada tanah yang
memiliki kemasaman pH 6-7.5
tidak lebih tinggi dari 8, serta
tidak lebih rendah dari 8.
Penanaman dilakukan dipagi
hari pada musim hujan tenyata
lebih
baik
hasilnya
kalau
sore/malam harinya hujan turun
dibandingkan dengan jika hujan
yang turun 2 hari kemudian.
Dengan demikian, air dan hara
memang
merupak
faktor
penentu bila mana
cahaya
matahari
dimanfaatkan
semaksimal
mungkin
bagi
pertanaman kakao.
Bahan organik tanah
Sifat kimia
Kadar zat organik yang tinggi
akan
meningkatkan
laju
pertumbuhan
pada
masa
sebelum panen. Untuk itu zat
organik pada lapisan tanah
setebal 0-15 cm sebaiknya lebih
dari 3 persen. Kadar tersebut
setara dengan 1.75 persen
unsur karbon yang dapat
menyediakan hara dan air serta
struktur tanah yang gembur.
455
Untuk meningkatkan kadar zat
organik dapat dipergunakan
serasah sisa pemangkasan
maupun pembenaman kulit buah
kakao. 900 kg kulit buah kakao
memberikan hara 28 gram urea,
9 kg P, 56.6 kg Mo dan 8 Kg
kiserit.
Sebaiknya
tanah-tanah yang
hendak ditanam kakao paling
tidak juga mengandung kalsium
lebih besar dari 8 me per 100
gram contoh tanah da kalsium
lebih besar dari 0.24 me per 100
gram pada kedalaman 0-15 cm.
Sifat fisik
Tekstur tanah yang baik untuk
tanaman kakao adalah lempung
liat berpasir dengan komposisi
30-40 persen fraksi liat, 50
persen pasir dan 10-20 persen
debu. Susunan demikian akan
mempengaruhi ketersediaan air
dan hara serta aerasi tanah.
Struktur tanah
yang remah
dengan
agregat
dapat
menciptakan gerakan air dan
udara didalam tanah sehingga
menguntungkan bagi akar.
Tanah tipe latasol yang memiliki
fraksi liat yang tinggi ternyata
sangat kurang menguntungkan
bagi
tanaman
kakao,
sedangkan
tanah
regosol
dengan
lempung
berliat
walaupun mengandung kerikil
masih baik bagi tanaman kakao.
Tanah yang baik drainasenya
dengan struktur lempung berliat
serta lapisan atas yang kaya
akan baha organik cocok sekali
bila ditanami kakao. Dengan
demikian, tanah-tanah pantai
berstekstur liat masih baik
ditanami kakao.
Dari hasil penelitian dapat
diketahui bahwa pupuk nitrogen
yang diberikan pada tanah
demikian
akan
sangat
bermanfaat bagi pertumbuhan
tanaman kakao.
Kedalaman tanah
Disamping faktor fisik diatas,
kakao juga menginginkan solum
tanah minimal 90 cm. Walaupun
ketebalan solum tidak selaulu
medukung pertumbuhan, tetapi
solum tanah setebal itu dapat
dijadikan pedoman umum untuk
mendukung pertumbuhan kakao.
Kedalaman efektif terutama
ditentukan oleh sifat tanah,
apakah mampu menciptakan
kondisi yang menjadikan akar
bebas berkembang. Karena itu,
kedakaman
efektif
dapat
berkaitan juga dengan air tanah
yang
mempengaruhi
aerasi
dalam rangka pertumbuhan dan
serapan
hara.
Untuk
itu
kedalaman air tanah yang yang
disarankan minimal 3m.
Faktor kemiringan lahan sangat
menentukan
kedalaman
air
tanah. Semakin miring suatu
areal, semakin dalam pula air
tanah
yang
dikandungnya.
Pembuatan teras pada lahan
yang kemiringanya 8 persen dan
25
persen,
masing-masing
dengan lebar 1m dan 1.5 m.
Sedangkan
lahan
yang
456
kemiringannaya lebih dari 40
persen
sebaiknya
tidak
ditanamai kakao. Disamping
faktor terbatasnya air tanah, hal
itu
juga
didasarkan
atas
kecenderungan
yang
tinggi
tererosi.
Kriteria tanah
Tanah yang digunakan untuk
pertanaman
kakao
dapat
dikelompokkan
manjadi
4
kelompok berdasarkan sifat fisik
dan kimianya.
Keempat kelompok tersebut
adalah:
- tanah-tanah yang sesuai
- cukup sesuai
- kurang sesuai
- tidak sesuai
Dengan menetapkan sebaran
tingkat pembatas sifat fisik dan
kimia tanah, penerapan kriteria
tanah tersebut dapat dijadikan
pedoman umum bagi rencana
penanaman suatu areal apakah
sesuai atau
tidak bagi
pertanaman kakao.
c. Pohon Pelindung
Penanaman pohon pelindung
sebelum penanaman kakao
bertujuan
mengurangi
intesnsitas
sinar
matahari
langsung. Bukan berarti bahwa
pohon
pelindung
tidak
menimbulkan masalah yang
menyangkut
biaya,
sanitasi
kebun, kemungkinan serangan
hama
dan
penyakit,
atau
kompetisi hara dan air.
Karena itu, jumlah pemeliharaan
untuk
meniadakan
pohhon
pelidung pada areal penanaman
kakao saat ini sedang dilakukan.
Penanaman pohon kakao secara
rapat atau pengurangan pohon
pelindung
secara
bertahap,
misalnya, merupakan upaya
meniadakan pohon pelindung
itu.
Manfaat Pohon Pelindung
Melindungi daun
Pohon
pelindung
sangat
berpengaruh pada terhadap
kadar gula pada batang dan
cabang kakao. Pengaruh itu
mengisyaratkan perlunya pohon
pelindung
pada
areal
penanaman yang sebagai faktor
yang secara tidak langsung
mempengaruhi proses fisiologis.
Ditinjau
dari
kemampuan
menyerap
sinar
matahari
sebagai sumber energi, kakao
masuk kedalam tanaman C3,
yaitu tanaman yang mampu
berfotosintesis pada suhu daun
rendah.
Tanaman
yang
tergolong C3 membutuhkan
temperatur optimum 10-25oC.
Dengan
demikian
dengan
adanya
pohon
pelidung
terutama akan mempengaruhi
kemampuan
daun
kakao
melakukan proses fisiologis.
Menciptakan Iklim Mikro
Disamping itu, pohon pelidung
terutama pada areal yang belum
menghasilkan
memainkan
457
peranan penting pula dalam
menciptakan iklim mikro yang
lembab.
Menghindari pencucian hara
Pohon pelidung juga berperan
dalam memperbaiki unsur tanah,
mengembalikan hara tercuci,
dan menahan terpaan angin
terutama pada kakao yang
belum menghasilkan.
Memperbaiki Struktur tanah
Peranannya
sebagai
memperbaiki
struktur
tanah
dikarenakan sistem perakaran
pohon pelindung umunya dalam.
Pengembalian hara yang tercuci
bisa terjagi karena adanya
guguran
daun
tanaman
pelindung yang akan melapuk
membentuk senyawa organik.
Kerugian Pohon pelindung
Tetapi seperti disebut diatas
pohon pelindung juga dapat
memberikan pengaruh yang
merugikan.
Kerugian itu berkaitan dengan
perbandingan biaya penanaman
dan
pemeliharaan
dengan
peranannya
sebagai
peningkatan produksi, terutama
bagi
tanaman
yang
menghasilkan.
Hasil
dari
beberapa penelitian
telah
dibuktikan bahwa tanpa pohon
pelindung
kakao
akan
menghasilkan buah lebih banyak
dari pada kakao yang ada pohon
pelindungnya.
Kakao tanpa pohon pelindung
yang diberi pupuk menghasilkan
biji kering yang lebih tinggi dari
pada kakao yang dibei pohon
pelindung atau tanpa pupuk.
Hasil
penelitian
itu
mengindikasikan bahwa kakao
yang telah menghasilkan pada
hakikatnya mampu menciptakan
iklim mikro sesuai dengan
kebutuhanya. Tajuk yang saling
bertemu
akan
membatasi
intensitas matahari langsung
kesebagian besar daun.
Kerugian lainya dari adanya
pohon
pelindung
adalah
timbulnya persaingan dalam
mendapatkan air dan hara
antara
tanaman
pelindung
dengan kakao tersebut.
Persaingan dalam mendapatkan
air dan hara akan sangat tajam
terutama pada pohon pelindung
yang ditanam lebih rapat dengan
kakao yang baru ditanam
dilapangan.
Kerugian bisa juga timbul
mengingat pohon pelindung
punya kemungkinan menjadi
inang hama Helopeltis sp,
seperti
tanaman
pelindung
Accasia decurens dan Albissia
chinensis.
Jenis pohon pelindung
Pada arel penanaman kakao
ada dua jenis pohon pelindung,
yaitu:
- Pohon
pelindung
sementara
- Pohon pelindung tetap.
458
Pohon
pelidung
sementara
berfungsi bagi tanaman yang
telah mulai menghasilkan.
Untuk
menetapkan
pohon
pelindung yang hendak ditanam
maka hal-hal yang berkaitan
dengan morfologi daun, letak
kedududkan daun, ukuran tipe
daun, tipe percabangan maupun
ketahan akan hama penyakit,
serta
sifatnya
didalam
penyerapan air dan hara patut
diperhatikan.
Bila
memungkinkan,
pohon
pelindung
sebaiknya
juga
dimanfaatkan segi ekonomisnya
seghingga areal penanaman
kakao dan pohon pelindungnya
mempunyai nilai tambah.
Pemilihan
pohon
pelindung
kakao dengan kriteria:
-
Mudah
dan
cepat
tumbuhnya, percabangan
dan
daunnya
memberikan
perlindungan yang baik
-
Tidak mengalami masa
gugur daun pada musim
tertentu
-
Mampu tumbuh dengan
baik pada tanah-tanah
kurang subur dan tidak
bersaing
dalam
hal
kebutuhan akan air dan
hara
-
Tidak mudah terserang
hama dan penyakit
-
Tidak menjadi inang
hama dan penyakit
-
Tahan akan angin, dan
mudah
memusnahkannya, jika
sewaktu-waktu
tidak
dipakai lagi
Pohon pelindung sementara
yang umum digunakan ialah:
- Maghonia macrophylla
- Albizzi falcata
- Ceiba petranda.
Pada areal penanaman kakao,
singkong, dan pisang sering juga
digunakan
sebagai
pohon
pelindung
sementara.
Akan
tetapi
keduanya
memiliki
persaingan akan hara dan air
yang sangat tinggi.
Saat ini pohon pelindung yang
sering gunakan ialah hasil
okulasi antara Leucaene glauca
sebagai batang bawah dan
Leucaene
glabrata
sebagai
batang atas. Hasil okulasi ini
tidak menghasilkan biji sehingga
tidak mengotori kebun. Pohon
okulasi itu dikenal dengan L2,
L19 dan L21.
Kekhawatiran penanaman pohon
pelindung jenis lamtaro akhirakhir ini berkaitan dengan
ditemukannya hama kutu loncat
(Heteropsylla sp) pada habitat
tanaman tersebut. Serangannya
dapat mengakibatkan pohon
pelindung
gundul
sehingga
kehilangan fungsinya.
459
Bikultur & Penjarangan Pohon
Pelindung
Penanaman kakao pada areal
tanaman
perkebunan
non
kakao sering dilakukan. Hal ini
berdasarkan atas pemanfaatan
tanaman perkebunan non kakao
tersebut
sebagai
pohon
pelindung bagi kakao.
Penanaman kakao diantara
barisan kelapa sawit pada awal
pertumbuhannya
memberikan
hasil yang baik, tetapi masa
berbunga dan pertumbuhan
selanjutnya menjadi tertekan.
Penanam kakao secara bikultur
sebaiknya pada areal tanaman
kelapa. Kelapa ditanam berjarak
9m x 9m (123 pohon per ha)
atau 10.5 m x 10.5m (91 pohon
per ha), sedangkan, kakao
ditanam diantara dua baris
kelapa dengan jarak tanam 3m x
3m (650 pohon per ha).
Penanaman kakao diantara
tanaman
kelapa
tersebut
dilakukan
setelah
tanaman
kelapa berumur 5 tahun.
Sisem bikultur lainnya bagi
kakao dapat juga diterapakan
pada areal tanaman karet, kapuk
atau kopi. Penanaman demikian
memerlukan pemeliharaan yang
lebih
intensif
lagi
karena
menyangkut pengelolaan dua
tanaman sekaligus yang sama–
sama memberikan keuntungan
ekonomi.
Penjarang pohon pelindung
pada areal tanaman kakao yang
telah
menghasilkan
dapat
dilakukan sebagai salah satu
usaha mengurangi kerugian atau
biaya yang telah ditimbulkan
pohon pelindung.
Yang penting diperhatikan dalam
melakukan penjarangan pohon
pelindung adalah jenis tanaman
pelindung, umur tanaman kakao,
faktor tanah, dan iklim.
Jadwal Pekerjaan
Pembersihan untuk penanaman
kakao
memerlukan
jadwal
pekerjaan yang mantap, karena
pekerjaan ini menyangkut pula
penanaman pohon pelindung
tetap dan pohon pelindung
sementara yang harus ditanam
terlebih
dahulu.
Jadwal
pekerjaan pembersihan areal
hendaknya
dengan
memeperhitungkan
keadaan
musim,
sehingga
baik
pembakaran kayu-kayu maupun
pembibitan
tanaman
pohon
pelindung tetap, pembibitan
kakao, ataupun penanamannya
dilapangan tidak sia-sia.
Pembakaran sisa-sisa kayu
pada
musim
hujan
atau
penanaman pohon kakao pada
musim kemarau adalah salah
satu contoh kekeliruan jadwal
pekerjaan.
Pohon pelindung hendaknya
ditanam 12-18 bulan sebelum
penanaman kakao dilapangan.
Hal ini juga mengisyaratkan
bahwa kakao harus sudah
dibibitkan 4-6 bulan sebelumnya.
Waktu diatas didasarkan pada
460
perkiraan waktu yang dibutuhkan
pohon pelindung tetap dan
pohon pelindung sementara
untuk tumbuh sehingga dapat
berfungsi dengan baik.
d. Pedoman Budidaya
Pembersihan Areal
Pembersihan areal dilaksanakan
mulai
dari
tahap
survai/pengukuran sampai tahap
pengendalian
ilalang.
Pelaksanaan survai/ pengukuran
biasanya berlangsung selama
satu bulan.
Pada tahap ini, pelaksanaan
pekerjaan meliputi pemetaan
topografi,
penyebaran
jenis
tanah, serta penetapan batas
areal yang akan ditanami. Hasi
survai akan sangat penting
artinya untuk tahapan pekerjaan
lain , bahkan dalam hal
penanaman dan pemeliharaan
kakao.
Tahap
selanjutnya
dari
pembersihan
areal
adalah
tebas/babat.
Pelaksanaan
pekerjaan pada tahap ini adalah
dengan membersihkan semak
belukar dan kayu-kayu kecil
sedapat mungkin ditebas rata
dengan permukaan tanah, lama
pekerjaan ini adalah 2-3 bulan
baru
kemudian
dilanjutkan
dengan tahap tebang .
pohon
telah
tumbang
tumbangan itu biarkan selama 11,5 bulan agar daun kayu
mengering.
Areal yang telah bebas dari
semak belukar, kayu-kayu kecil,
dan pohon besar, apalagi bila
baru dibakar, biasanya cepat
sekali menumbuhkan ilalang.
Seperti
diketahui,
ilalang
merupakan gulma utama dari
areal pertanian. Karena itu,
pengendaliannya
harus
dilaksanakan sesegera mungkin,
sehingga sedapat mungkin areal
telah bebas dari ilalang saat
penanaman pohon pelindung.
Pengendalian
ilalang
dapat
dilakukan
secara
manual,
kimiawi,
maupun
mekanis
dengan mempertimbanhkan luas
areal, ketersedian tenaga kerja,
waktu, cuaca, penyaluran bahan
dan biaya. Tahap pengendalian
ilalang ini dapat dilasanakan
selama 2-3 bulan.
Persiapan areal
Pembersihan areal sering juga
diakhiri
dengan
tahap
pengolahan tanah. Pengolaan
tanah biasanya dilaksanakan
secara mekenis.
Pengolahan tanah selain dinilai
mahal, juga dapat mempercepat
pengikisan lapisan tanah atas.
Tahap berikut ini dilaksanakan
selama
3-4
bulan,
dan
merupakan tahap yang paling
lama
dari
semua
tahap
pembersihan areal. Bila semua
461
Penanaman tanaman penutup
tanah
Untuk mempertahankan lapisan
atas tanah dan menambah
kesuburan tanah, pembersihan
areal terkadang diikuti dengan
tahap penanaman tanaman
penutup tanah.
Tanaman
penutup
tanah
biasanya adalah jenis kacangkacangan
antara
lain
Centrosema
pubescens,
Colopogonium
mucunoides,
Puerarai
javanica
atau
Pologonium caeruleum.
Biji dapat ditanam menurut cara
larikan atau tugal, bergantung
pada ketersediaan biji dan
tenaga kerja.
Jarak tanam kacang-kacangan
biasanya disesuaikan dengan
jarak tanam kakao yang hendak
ditanam. Jika jarak tanam kakao
3 x 3 m maka terdapat 3 baris
kacang-kacangan
diantara
barisan kakao.
Bila jarak tanam kakao 4.2 x 2.5
maka akan terdapat dua barisan
kacangan dengan jarak 1.2 m.
Biji
ditanam
dengan
mempergunakan tugal
Jarak tanam
Jarak tanam yang ideal bagi
kakao adalah jarak yang sesuai
dengan perkembangan bagian
tajuk tanaman serta cukup
tersedianya
ruang
bagi
perkembangan akar.
Pemilihan jarak tanam erat
kaitannya
dengan
sifat
pertumbuhan tanaman, sumber
bahan tanam, dan kesuburan
tanah.
Kakao dengan bahan tanaman
Sca 6 misalnya membutuhkan
ruang pertumbuhan tajuk yang
lebih kecil dibandingkan dengan
klon lainnya.
Dengan kata lain jarak tanam
tergantung dari luasan tajuk
yang akan dibentuk tanaman.
Masing-masing
klon
kakao
berbeda dalam bentuk tajuknya.
Pada tanah dengan kandungan
hara (kesuburan) yang rendah
maka
jarak
tanam
yang
digunakan
lebih
lebar,
sedangkan pada tanah yang
subur jarak tanamnya dapat
dirapatkan.
Tabel 16. Jarak tanam dan
jumlah pohon per hektar
Jarak tanam
(m x m)
2.4 x2.4
3 x3
4x4
5x5
3.96 x 1.83
2.5 x 3
4x2
3x2
Jumlah
pohon per
Ha
1680
1100
625
400
1380
1333
1250
1250
462
Pola Tanam
Kakao dapat ditanam dibarisan
kelapa, kelapa sawit, atau juga
karet
sebagai
tanaman
intercropping.
Kakao juga dapat ditanam
diantara barisan pisang atau
singkong yang berfungsi sebagi
pohon pelindung sementara.
Pola tanam yang diterapkan
pada areal demikian umumnya
menyesuaikan
pola
tanam
terdahulu.
Untuk
mendapatkan
areal
penanaman kakao yang sebaikbaiknya
dianjurkan
untuk
menetapkan pola tanam terlebih
dahulu.
Pola tanam erat
dengan:
- keoptimuman
pohon per ha
kaitannya
jumlah
-
keoptimuman
pelindung
pohon
-
meminimumkan kerugian
yang timbul pada nilai
kesuburan tanah.
Ada empat pola yang dinjurkan
adalah:
1. Pola tanam kakao segi
empat, pohon pelindung
segi empat.
2. Pola
tanam
kakao
berpagar ganda, pohon
pelindung segi tiga.
3. Pola
tanam
kakao
berpagar ganda, pohon
pelindung segi empat.
Pola Tanam Segi empat
Pada pola tanam segi empat
pohon pelindung segi empat
tidak terdapat jarak antar dua
barisan pohon kakao. Seluruh
areal ditanami menurut jarak
tanam yang ditetapkan.
Pohon pelindung berada tepat
berada pertemuan diagonal
empat pohon kakao.
Pada pola tanam segi empat
pohon pelindung segi tiga juga
sama.
Perbedaannya terletak pada
letak pohon pelindung diantara
dua gawangan dan dua barisan
yang membentuk segi tiga sama
sisi.
Pola berpagar ganda
Pada pola tanam berpagar
ganda, beberapa berisan pohon
kakao dipisahkan dua kali jarak
tanam yang telah ditetapkan
dengan beberapa barisan pohon
kakao
berikutnya.
Dengan
demikian terdapat ruang diantara
barisan
kakao yang
bisa
dimanfaatkan
sebagai
jalan
untuk pemeliharaan. Sedangkan
pohon pelindung segi tiga dan
segi empat sama polanya
dengan pola pohon pelindung
terdahulu.
463
Penanaman dan pemeliharaan
Bila jarak tanam dan pola tanam
telah ditetapkan dan keadaan
pohon pelindung tetap telah
memenuhi
syarat
sebagi
penaung,dan
bibit
dalam
polybag telah berumur 4-6 bulan
dan tidak dalam keadaab flush,
maka penanaman sudah dapat
dilaksanakan.
Rencana
penanaman
hendaknya diiringi pula dengan
rencana pemeliharaan sehingga
bibit yang ditanam tumbuh
dengan baik untuk jangka waktu
yang cukup lama.
Penanaman
Dua
minggu
sebelum
penanaman.
Lebih
dahulu
disiapkan
lubang
tanah
berukuran 40cm x 40cm x40cm
atau 60cm x 60cm, bergantung
pada ukuran polybag. Lubang
kemudian ditaburi 1 kg pupuk
Agrophos dan ditutupi lagi
dengan serasah. Pemberian
pupuk tersebut dimaksudkan
untuk menyediakan hara bagi
bibit
yang
akan
ditanam
beberapa minggu kemudian.
Berikan pupuk kandang yang
dicampur dengan tanah (1:1)
ditambah pupuk TSP 1-5 gram
per lubang
Bibit yang hendak ditanam
sebaiknya tidak terlalu sering
dipindahkan dari suatu tempat
ketempat
lain.
Untuk
itu
diperlukan tempat pengumpulan
polybag, misalnya untuk setiap
50 lubang disediakan suatu
tempat
pengumpulan
bibit.
Dengan menyangga polybag ke
lubang penanama maka mutu
bibit akan jauh lebih terjamin.
Teknik penanamannya adalah
dengan
terlebih
dahulu
memasukkan polybag kedalam
lubang tanam, setelah itu
dengan menggunakan pisau
tajam polybag disayat dari
bagian bawh ke arah atas.
Polybag yang terkoyak dapat
dengan mudah ditarik dan
lubang ditutup kembali dengan
tanah galian. Pemadatannya
dilaksanakan dengan bantuan
kaki. Tetapi disekitar batang
dipermukaan tanah haruslah
lebih tinggi. Hal ini dimaksudkan
untuk mencegah penggenangan
air disekitar batang yang dapat
menyebabkan pembusukan.
Bibit
yang
baru
ditanam
dilapangan peka akan sinar
matahari. Bila tersedia tenaga
dan bahan yang cukup, bibit
dapat diberi naungan sementara
dengan menancapkan pelepah
kelapa
sawit
atau
kelapa
disebelah timur dan barat.
Pemangkasan
Selama masa tanaman belum
menghasilkan
pemeliharaan
ditunjukkan
kepada
pembentukan
cabang
yang
seimbang dan pertumbuhan
vegetatig yang baik. Disamping
itu,
pemangkasan
pohoh
pelindung
tetap
juga
dilaksanakan agar percabangan
dan dedaunnya tumbuh tinggi
dan baik. Sedangkan pohon
464
pelindung sementara dipangkas
dan
akhirnya
dimusnahkan
sejalan dengan pertumbuhan
kakao.
Pohon
pelindung
sementara yang dibiarkan akan
membatasi pertumbuhan kakao,
karena
menghalangi
sinar
matahari serta menimbulkan
persaingan denagn tanaman
utama dalm mendapatkan air
dan hara.
Pemangkasan pohon
pelindung sementara
Pohon pelindung sementara
harus dipangkas agar tidak
menutupi
tanaman
kakao.
Caranya
adalah
dengan
merumpisnya
dengan
menggunakan
pisau
babat
tajam.
Pohon
pelindung
sementara harus tidak lebih
tinggi dari 1,5 m agar tanaman
kakao
mendapatkan
sinar
matahari yang sesuai dengan
pertumbuhannya.
Siasa
pemangkasan
diletakkan
dipinggiran tanaman kakao agar
dapat menekan pertumbuan
gulma
dan menjadi sumber
hara.
Sesuai dengan umur kakao,
pohon pelindung sementara
dipangkas semakin rendah. Bila
percabangan
kakao
telah
tumbuh kearah samping dan
dedaunnya sudak cukup lebat,
pohon pelindung sementara
biasanya tidak tumbuh lagi.
Pohon pelindung sementara
yang
masih
hidup
harus
dimusnahkan,
kecuali
yang
tumbuh di pinggiran jalan utama
kebun, yang kelak berfungsi
sebagai pagar bagi kakao.
Pemangkasan pohon
pelindung tetap
Pohon pelidung tetap dipangkas
agar dapat berfungsi dalam
jangka waktu yang lama.
Pemangkasan
dilakukan
terhadap cabang-cabang yang
tumbuh rendah dan lemah.
Dengan
pemangkasan
diharapakan paling tidak cabang
terendah pohon pelindung akan
berjarak lebih 1 m dari tajuk
tanaman
kakao.
Mengingat
pohon pelindung tetap dapat
diperbanyak
dengan
cara
vegetatif, maka cabang yang
dipangkas
dapt
digunakan
sebagai bibit stek batang untuk
areal tertentu yang pohon
pelindung nya telah mati.
Disamping itu pemeliharaan juga
dilaksanakan
dengan
memusnahkan pohon pelindung
sementara sejauh 50 cm dari
batang pohon pelindung tetap.
Dengan
demikian
pertumbuhannya tidak terhalang
dan penyebaran tajuk juga
merata.
Untuk pohon pelindung tetap
yang mempunyai dua cabang
utama sejak awal pertumbuhan
sehingga
dibiarkan
tumbuh
sampai satu tahun. Setelah itu
satu cabang harus dipotong agar
tidak memberikan naungan yang
terlalu gelap bagi kakao.
465
Pemangkasan kakao
Bagi
tanaman
kakao,
pemangkasan adalah suatu
usaha meningkatkan produksi
dam memepertahankan umur
ekonomis
tanaman.
Secara
umum, pemangkasan bertujuan
untuk:
- Mendapatkan
pertumbuhan tajuk yang
seimbang dan kukuh.
-
Mengurangi kelembapan
sehingga
aman
dari
serangan
hama
dan
penyakit.
-
Memudahkan
pelaksanaan panen dan
pemeliharaan.
-
Mendapatkan
yang tinggi .
produksi
Pemangkasan bentuk
Pada tanaman kakao yang
belum menghasilkan (TBM),
setelah umur 8 bulan perlu
dilaksanakan pemangkasan.
Pemangkasan demikian disebut
pemangkasan bentuk. Sekali
dua minggu tunas-tunas air
dipangkas
dengan
cara
memotong
tepat
dipangkal
batang utama atau cabang
primer yang tumbuh.
Sebanyak 5-6 cabang dikurangi
sehinnga hanya tinggal 3-4
cabang saja. Cabang yang
dibutuhkan adalah cabang yang
simetris terhadap batang utama,
kukuh, dan sehat. Tanaman
yang cabang-cabang primernya
terbuka,
sehingga
jorket
langsung terkena sinar matahari,
sebaiknya diikat melingkar agar
pertumbuhannya
membentuk
sudut lebih kecil terhadap batang
utama atau tajuk menjadi lebih
ramping.
Kadang-kadang dilakukan juga
pemangkasan terhadap cabang
primer yang tumbuhnya lebih
dari 150 cm. Hal ini bertujuan
untuk merangsang tumbuhanya
cabang-cabang sekunder. Untuk
bibit vegetatif, pemangkasan
TMB dilaksanakan agar cabang
yang tumbuh tidak rendah.
Pemangkasan
bentuk
dilaksanakan
dalam
selang
waktu dua bulan sekali selama
masa TBM.
Bentuk
pemangkasan
yang
bertujuan untuk menggantikan
cabang yang patah karena angin
atau tertimpa cabang pohon
pelindung tetap dapat juga
dimasukkan
kedalam
pelaksanaan
pemangkasan
pemeliharaan.
Oleh sebagian perkebunan,
pemangkasan
tersebut
dinamakan
pemangkasan
rehabilitasi yang dilaksanakan
dengan memelihara chupon
pada ketinggian 25 cm dari
jorket.
Pemangkasan Produksi
Bentuk pemangkasan yang lain
adalah pemangkasan produksi.
Pada pemangkasan ini cabangcabang yang tidak produktif,
tumbuh
kearah
dalam,
466
menggantung,
atau
cabang
kering, menambah kelembapan,
dan dapat mengurangi intensitas
matahari bagi daun.
Pemangkasan Pemeliharaan
Disamping
pemangkasan
bentuk,
dikenal
juga
pemangkasan
pemeliharaan
yang
lebih
mengutamakan
keseimbangan cabang primer.
Chupon harus dipangkas dalam
selang waktu dua minggu sekali.
Karena bila dibiarkan tumbuh
akan menyerap hara sematamata
dan
menjadi
inang
beberapa hama.
Pemangkasan
pemeliharaan
dilakukan
dengan
cara
memotong
cabang-cabang
sekunder dan tersier yang
tumbuhnya kurang dari 40 cm
dari pangkal cabang perimer
ataupun sekunder.
Cabang-cabang demikian bila
dibiarkan
tumbuh
akan
membesar sehingga semakin
menyulitkan
ketetapan
pemangkasan. Disamping itu
pemangkasan semakin sukar
dilaksanakan
dan
semakin
merugikan
tanaman
kakao
tersebut.
Pengendalian Hama & Penyakit
Hama
tinggal urat daunnya saja.
Pengendalian dengan Pestona
dosis 5-10cc/liter.
b. Ulat Jaran / Kuda ( Dasychira
inclusa, Familia : Limanthriidae )
Ulat ini ada bulu-bulu gatal pada
bagian dorsalnya menyerupai
bentuk bulu (rambut) pada leher
kuda, terdapat pada marke 4
dan 5 berwarna putih atau hitam,
sedang ulatnya coklat atau
coklat kehitam-hitaman.
Pengendalian: dengan musuh
alami
predator
Apanteles
mendosa dan Carcelia spp, atau
dengan bahan kimia.
c. Parasa lepida dan Ploneta
diducta (Ulat Srengenge)
Serangan
dilakukan
silih
berganti karena kedua species
ini agak berbeda siklus hidup
maupun
cara
meletakkan
kokonnya,
sehingga
masa
berkembangnya akan saling
bergantian.
Serangan tertinggi pada daun
muda, kuncup yang merupakan
pusat kehidupan dan bunga
yang masih muda.
Siklus hidup Ploneta diducta 1
bulan, Parasa lepida lebih
panjang dari pada Ploneta
diducta.
a.
Ulat
Kilan
(Hyposidea
infixaria; Famili : Geometridae ),
menyerang pada umur 2-4
bulan.
Serangan
berat
mengakibatkan
daun
muda
467
d. Kutu - kutuan (Pseudococcus
lilacinus)
Kutu berwarna putih. Simbiosis
dengan semut hitam.
Pengendalian:
Pengendalian dilakukan dengan
bahan kimia dan sanitasi lahan,
dan pembuangan buah yang
terserang.
Gejala serangan
Infeksi pada pangkal buah di
tempat
yang
terlindung,
selanjutnya perusakan ke bagian
buah yang masih kecil, buah
terhambat
dan
akhirnya
mengering lalu mati.
f. Kakao Mot ( Ngengat Buah ),
Acrocercops cranerella (Famili ;
Lithocolletidae).
Buah muda terserang hebat,
warna kuning pucat, biji dalam
buah tidak dapat mengembang
dan lengket.
Pengendalian:
Tanaman terserang dipangkas
lalu dibakar, dengan musuh
alami predator; Scymus sp,
Semut
hitam,
parasit
Coccophagus pseudococci atau
mempergunakan bahan kimia
.
e. Helopeltis antonii,
Hama ini menusukkan ovipositor
untuk meletakkan telurnya ke
dalam buah yang masih muda,
jika tidak ada buah muda hama
menyerang tunas dan pucuk
daun muda. Serangga dewasa
berwarna
hitam,
sedang
dadanya
merah,
bagian
menyerupai
tanduk
tampak
lurus.
Ciri serangan:
Kulit buah ada bercak-bercak
hitam dan kering, pertumbuhan
buah terhambat, buah kaku dan
sangat
keras
serta
jelek
bentuknya dan buah kecil kering
lalu mati.
Pengendalian:
Sanitasi
lingkungan
kebun,
menyelubungi
buah
coklat
dengan kantong plastik yang
bagian bawahnya tetap terbuka
(kondomisasi), pelepasan musuh
alami semut hitam dan jamur
antagonis Beauveria bassiana
(BVR)
dengan
cara
disemprotkan.
Penyakit
Penyakit Busuk Buah
(Phytopthora palmivora)
Gejala serangan:
Dari ujung buah atau pangkal
buah nampak kecoklatan pada
buah yang telah besar dan buah
kecil akan langsung mati.
Pengendalian
Membuang buah terserang dan
dibakar, pemangkasan teratur.
468
Jamur
Upas
salmonicolor),
(Upasia
Penyakit ini menyerang batang
dan cabang.
Pengendaliannya
Kerok dan olesi batang atau
cabang
terserang
dengan
pestisida nabati atau kimia,
pemangkasan teratur, serangan
yang berkelanjutan dipotong lalu
dibakar.
Catatan : Jika pengendalian
hama
penyakit
dengan
menggunakan pestisida alami
belum
mengatasi
dapat
dipergunakan pestisida kimia
yang
dianjurkan.
Agar
penyemprotan pestisida kimia
lebih merata dan tidak mudah
hilang oleh air hujan tambahkan
surfaktan.
telah dipetik dimasukkan dalam
karung dan dikumpulkan dekat
rorak.
Pemetikan dilakukan pada pagi
hari dan pemecahan siang hari.
Pemecahan
buah
dengan
memukulkan pada batu hingga
pecah. Kemudian biji dikeluarkan
dan dimasukkan dalam karung,
sedang kulit dimasukkan dalam
rorak
yang
tersedia.
Pengolahan Hasil
Fermentasi
Tahap awal pengolahan biji
kakao. Bertujuan mempermudah
menghilangkan
pulp,
menghilangkan daya tumbuh biji,
merubah
warna
biji
dan
mendapatkan aroma dan cita
rasa yang enak.
Pengeringan
Panen
Saat petik persiapkan rorakrorak dan koordinasi pemetikan.
Pemetikan dilakukan terhadap
buah yang masak tetapi jangan
terlalu masak.
Potong tangkai buah dengan
menyisakan 1/3 bagian tangkai
buah.
Pemetikan
sampai
pangkal buah akan merusak
bantalan
bunga
sehingga
pembentukan bunga terganggu
dan jika hal ini dilakukan terus
menerus, maka produksi buah
akan menurun.
Buah yang dipetik umur 5,5 - 6
bulan dari berbunga, warna
kuning atau merah. Buah yang
Pengeringan biji kakao yang
telah difermentasi dikeringkan
agar tidak terserang jamur
dengan sinar matahari langsung
(7-9 hari) atau dengan kompor
pemanas suhu 60-700C (60-100
jam). Kadar air yang baik kurang
dari 6%.
Sortasi
Untuk mendapatkan ukuran
tertentu dari biji kakao sesuai
permintaan. Syarat mutu biji
kakao adalah tidak terfermentasi
maksimal 3 %, kadar air
maksimal 7%, serangan hama
penyakit maksimal 3 % dan
bebas kotoran.
469
10.3. TEKNIK BUDIDAYA
KELAPA SAWIT
Gambar 164 Buah kelapa sawit
a. Pendahuluan
Kelapa sawit telah menjadi
komoditi subsektor perkebunan
yang memiliki peranan penting
bagi perekonomian Indonesia.
prospek usaha yang cerah, harga
produk yang kompetitif, dan
indsustri berbasis kelapa sawit
yang beragam dengan skala
usaha yang fleksibel, telah
menjadikan banyak perusahaan
dalam berbagai skala maupun
petani yang berminat untuk
membangun industri kelapa sawit
mulai dari kebun hingga hilir.
Keberhasilan
suatu
usaha
perkebunan
kelapa
sawit
ditentukan oleh faktor bahan
tanaman atau bibit yang memiliki
sifat yang unggul dan teknik
budidayanya. Bibit yang unggul
akan menjamin pertumbuhan
yang baik dan tingkat produksi
yang tinggi apabila perlakuan
dilakukan secara optimal.
Kelapa Sawit (Elaeis guinensis
jacq) adalah salah satu jenis
tanaman dari famili palma yang
menghasilkan minyak nabati yang
dapat dimakan (edible oil). Selain
dari kelapa sawit, minyak nabati
juga dapat diperoleh dari tanaman
kelapa, kacang kedelai, bunga
matahari, kacang tanah, dan
lainnya.
Dari sekian banyak tanaman yang
menghasilkan minyak dan lemak,
kelapa sawit adalah tanaman
yang produktifitas menghasilkan
minyak tertinggi, dimana tanaman
kelapa
hanya
menghasilkan
sepertiga (700-1000 kg daging
buah kelapa/ha) dari produksi
kelapa sawit (2000/3000 kg
TBS/ha)
Gambar 165 Perkebunan kelapa
sawit
b. Botani Kelapa Sawit
Kecambah kelapa sawit yang baru
tumbuh memiliki akar tunggang,
tetapi akar ini mudah mati dan
segera digantikan dengan akar
serabut.
470
Akar serabut memiliki sedikit
percabangan,
membentuk
anyaman
rapat
dan
tebal.
Sebagian akar serabut tumbuh
lurus kebawah dan sebagian
tumbuh
mendatar
kearah
samping. Jika aerasi cukup baik
akar tanaman kelapa sawit dapat
menembus kedalaman 8 meter
didalam tanah, sedangkan yang
tumbuh
kesamping
biasanya
mencapai radius 16 meter.
Kedalaman ini tergantung umur
tanaman, sistem pemeliharaan
dan aerasi tanah.
Kelapa sawit termasuk tanaman
monokotil maka batangnya tidak
memiliki kambium dan pada
umumnya
tidak
bercabang.
Batang kelapa sawit tumbuh tegak
lurus (phototropi) dibungkus oleh
pelepah daun. Bagian bawah
umumnya lebih besar disebut
bonggol batang. Sampai umur tiga
tahun batang belum terlihat
karena masih terbungkus oleh
pelepah
daun
yang
belum
dipangkas atau ditunas. Laju
pertumbuhan
tinggi
batang
dipengaruhi
oleh
komposisi
genetik dan lingkungan. Tinggi
batang bertambah kira-kira 45
cm/tahun,
tinggi
maksimum
tanaman kelapa sawit yang
ditanam
diperkebunan
15-18
meter sedangkan di alam dapat
mencapai 30 meter.
Biasanya batang adalah tunggal
(tidak
bercabang)
kecuali
abnormal.
Laju
pertumbuhan
tinggi tanaman dipengaruhi oleh
komposisi genetik dan lingkungan.
Batang mengandung banyak serat
dengan jaringan pembuluh yang
menunjang
pohon
dan
pengangkutan hara.
Susunan daun kelapa sawit
membentuk
susunan
daun
majemuk, daun-daun tersebut
akan membentuk suatu pelepah
daun yang panjang nya 7,5-9
meter dengan jumlah daun yang
tumbuh dikedua sisi berkisar 250400 helai. Pohon kelapa sawit
normal
dan
sehat
yang
dibudidayakan, pada satu batang
terdapat 40– 50 pelepah daun
Luas permukaan daun akan
berinteraksi
dengan
tingkat
produktivitas tanaman. Semakin
luas permukaan atau semakin
banyak jumlah daun maka
produksi akan meningkat karena
proses fotosintesis akan berjalan
dengan baik. Proses fotosintesis
akan optimal jika luas permukaan
daun mencapai 11m 2. Pohon
kelapa sawit normal dan sehat
dibudidayakan, pada satu batang
terdapat 40-50 pelepah daun.
Biasanya tanaman kelapa sawit
mempunyai 40-55 daun. Jika tidak
dipangkas biasa lebih 60 daun.
Tanaman
kelapa
sawit
tua
membentuk 2-3 helai daun setiap
bulan, sedangkan yang muda
menghasilkan 4-4 daun setiap
bulan. Produksi daun dipengaruhi
oleh factor umur, lingkungan
genetik, iklim.
Susunan bunga terdiri dari
kalangan bunga yang terdiri dari
471
bunga jantan (tepung sari) dan
bunga betina (putik). Namun, ada
juga tanaman kelapa sawit yang
hanya memproduksi bunga jantan.
Umumnya bunga jantan dan
betina terdapat dalam dua tandan
yang terpisah. Namun, ada
kalanya bunga jantan dan bunga
betina terdapat dalam tandan
yang sama.
Bunga jantan selalu masak lebih
dahulu dari pada bunga betina.
Karena itu penyerbukan sendiri
antara bunga jantan dan bunga
betina dalam satu tandan sangat
jarang terjadi. Masa reseptif
(masa putik dapat menerima
tepung sari) adalah 24 jam,
setelah itu putik akan mengering
dan berwarna hitam.
Tanaman kelapa sawit dilapangan
mulai berbunga pada umur 2,5
tahun. Inisiasi bunga terjadi pada
palma dewasa yaitu 33-34 bulan
sebelum
penyerbukan,
biasa
terjadi tandan bunga jantan atau
bunga
betina.
Ada
yang
berdiferensiasi menjadi bunga
jantan atau bunga betina, tetapi
ada juga menjadi bunga banci
(hermafrodit) beberapa factor
yang mempengaruhi diferensisi
kelamin
yaitu
genetik
dan
lingkungan, yang peka terhadap
faktor
tersebut
dapat
mengakibatkan aborsi terutama
bunga betina.
Buah kelapa sawit terbentuk pada
bakal buah dan disebut buah
sejati tunggal dan berkelamin
(carnosus). Proses pembentukan
buah sejak saat penyerbukan
sampai buah matang lebih kurang
6 bulan. Buah dapat juga terjadi
lebih lambat atau lebih cepat
tergantung dari keadaan iklim
setempat. Dalam satu tandan
dewasa dapat mencapai lebih
kurang 2000 buah.
Biji kelapa sawit terdiri atas
beberapa bagian penting. Biji
merupakan buah yang telah
terpisah dari bagian buah, yang
memiliki
berbagai
ukuran
tergantung tipe tanaman.
Biji terdiri atas cangkang, embrio,
dan inti atau endosperma. Embrio
panjang nya 3 mm, berdiameter
1,2 mm berbentuk silindris seperti
peluru memiliki 2 bagian utama.
Bagian yang tumpul permukaan
berwarna kuning dan bagian yang
lain agak tajam berwarna putih
c. Syarat Tumbuh
Iklim
Kelapa sawit adalah tanaman
tropis yang tumbuh baik antara
garis lintang 130 Lintang Utara dan
120 Lintang Selatan, terutama
dikawasan Afrika, Asia, dan
Amerika Latin. Tanaman kelapa
sawit tumbuh baik didaerah tropis,
dataran rendah yang panas dan
lembab.
Curah hujan
Curah hujan yang baik adalah
2.500 mm-3000 mm per tahun
yang turun merata sepanjang
472
tahun. Penting untuk pertumbuhan
tanaman kelapa sawit adalah
distribusi hujan yang merata.
Kelembaban
optimum
bagi
pertumbuhan kelapa sawit antara
80%-90%.
Suhu
Tanah
Tanaman
kelapa
sawit
memerlukan suhu optimum sekitar
24-280 C, untuk tumbuh dengan
baik.
Meskipun
demikian,
tanaman masih biasa tumbuh
pada suhu terendah 180C dan
tertinggi 320C. Beberapa faktor
yang
mempengaruhi
tinggi
rendahnya suhu adalah lama
penyinaran dan ketinggian tempat.
Dalam hal tanah, tanaman kelapa
sawit tidak menuntut persyaratan
terlalu banyak karena dapat
tumbuh pada berbagai jenis tanah
misalnya
podsolik,
latosol,
hidromorfik kelabu, alluvial atau
regosol.
Sifat fisik tanah yang baik
untuk tanaman kelapa sawit
adalah:
- Solum tebal 80 cm, solum
yang
tebal
akan
merupakan media yang
baik bagi perkembangan
akar sehingga efisiensi
penyerapan unsur hara
tanaman akan lebih baik.
- Tekstur
ringan,
dikehendaki memiliki pasir
20 - 60%, debu 10 - 40%,
liat 20 - 50%
Sinar matahari
Sinar matahari diperlukan untuk
memproduksi karbohidrat dalam
(proses asimilasi) juga untuk
memacu pertumbuhan bunga dan
buah.
Karenanya,
intensitas,
kualitas dan lama penyinaran
sangat berpengaruh dalam proses
fotosintesis.
Kelembaban udara dan angin
Kelembaban udara dan angin
adalah faktor yang penting untuk
menunjang pertumbuhan kelapa
sawit.
Kelembaban
udara
dapat
mengurangi penguapan, sedang
angin
akan
membantu
penyerbukan secara alamiah.
Angin
yang
kering
akan
menyebabkan penguapan lebih
besar, mengurangi kelembaban
dan dalam waktu yang lama
mengakibatkan tanaman layu.
Kelapa sawit dapat tumbuh pada
pH 4,0 – 6,0 namun terbaik adalah
5,0 – 5,5. Kandungan hara yang
tinggi yaitu C/N mendekati 10
dimana C 1% dan N 0,1%, daya
tukar Mg = 1,2me/100g, daya
tukar K = 0,15-0,20 me/100g.
Tekstur tanah yang baik untuk
tanaman kelapa sawit adalah
kandungan
pasir
dengan
komposisi 20-60%, fraksi liat 2050%, debu 10-20 %. Tanah yang
kurang cocok adalah tanah pantai
berpasir dan tanah gambut tebal.
Sifat kimia tanah dapat dilihat dari
tingkat keasaman dan komposisi
473
kandungan hara mineralnya. Sifat
kimia tanah merupakan arti
penting dalam menentukan dosis
pemupukan dan kelas kesuburan
tanah. Tanaman kelapa sawit
tumbuh baik pada tanah yang
memiliki kandungan unsur hara
yang
tinggi,
dengan
C/N
mendekati 10 dimana C 1% dan N
0,1%,
daya
tukar
Mg
=
1,2me/100g, daya tukar K = 0,150,20 me/100g.
d. Pedoman budidaya
Pembibitan kelapa sawit dilakukan
dengan system dua tahap yaitu:
1. Pembibitan
nursery)
awal
(pre-
Tanah yang digunakan untuk
mengisi polibag kecil berupa
tanah bagian atas (top soil) yang
sudah dibersihkan dari batu dan
sisa – sisa tanaman.
2. Pembibitan Utama (mainnursery)
Pembibitan Kelapa Sawit
Sejalan dengan bertambahnya
luas areal pertanaman kelapa
sawit secara tidak langsung
membutuhkan bibit kelapa sawit
dalam jumlah yang banyak.
Umumnya
pembibitan
dilaksanakan
dekat
dengan
areal/lahan yang akan ditanami
dengan kelapa sawit. Hal ini
sering mengakibatkan sulitnya
memperoleh media top soil yang
baik bagi bibit, karena top soil
yang dijumpai tebalnya sangat
tipis atau hilang akibat erosi tanah
Hal ini menyebabkan perlunya
pengganti media yang mudah
didapat dan harganya murah,
misalnya blotong, bahan organik
tandan kosong kelapa sawit dan
sebagaunya.
Tanah yang sudah dibersihkan
dimasukkan kedalam polibag
besar berukuran 40-50 cm yang
dapat menampung 25 kg tanah.
Pemeliharaan
bibit
dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
1. bibit disiram 2 kali
sehari pagi, sore.
2. rumput didalam polibag
dicabut pelan-pelan.
3. bibit dipupuk dengan
urea dalam bentuk
larutan
yang
berkonsentrasi 0,2 %
4. hama dan penyakit
diberantas
secara
terpadu.
Pembibitan adalah serangkaian
kegiatan untuk mempersiapkan
bahan tanaman meliputi persiapan
media, pemeliharaan, seleksi bibit
hingga siap untuk ditanam yang
dilaksanakan dalam satu tahap
atau lebih
474
barat, panjang naungan 14,5 m
dan lebarnya 4,5 m yang
memanjang arah utara-selatan
Penyiapan Media Tanam
Pasir yang digunakan adalah pasir
yang berasal dari laut, pasir
dibersihkan dari bahan organik,
dan tanah. Kemudian media
tanam campuran yakni blotong
tebu dicampur sesuai dengan
perlakuan
masing-masing
kemudian dimasukkan kedalam
polibek.
Penanaman Bibit
Penanaman bibit dapat dilakukan
dengan menanam kecambah
kedalam polybag sedalam 2-3 cm,
dengan radikula bagian bawah
dan plumula bagian atas.
Gambar 166 Kelapa sawit di
pembibitan awal (atas)
dan
di
pembibitan
utama (main nursery)
Jumlah kecambah perpolybag
sebanyak 1 kecambah, kemudian
disiram dengan air.
Land clearing/Persiapan lahan
Penyiapan Areal dan Pembuatan
Naungan
Areal yang digunakan untuk
penelitian,
terlebih
dahulu
dibersihkan dari gulma dan sampah
lainnya.
Kemudian
dilakukan
pembuatan plot percobaan dengan
ukuran 100 cm x 100cm, jarak antar
plot 30 cm dan jarak antar ulangan
50 cm.
Naungan terbuat dari bambu
sebagai tiang dan pelepah sawit
sebagai atap dengan ketinggian 2
m arah timur dan 1,5 m arah
Sebelum tanaman kelapa sawit
ditanam, maka hal utama dan
sangat menentukan kesuksesan
bisnis budidaya kelapa sawit
adalah pada tahap land clearing.
Suatu lahan kebun yang baik
adalah jika memiliki saluran
drainase yang berfungsi dengan
baik, memiliki jalan yang kuat dan
rata untuk kegiatan melangsir
buah ataupun truk pengangkutan,
bersih dari tunggul-tunggul kayu
yang mengganggu dalam bekerja,
475
bebas dari pohon-pohonan dan
semak belukar, adanya akses
jalan darat ke setiap tanaman,
bebas dari batu-batu besar yang
mengganggu posisi penanaman
dan pekerjaan.
Pengerjaan land clearing dapat
dilakukan secara mekanis dan
manual. Secara mekanis land
clearing dikerjakan dengan alatalat berat seperti Back Hoe,
Buldozer dan Grader. Secara
manual land clearing dikerjakan
oleh manusia dengan peralatan
sederhana
berupa
parang,
kampak, gergaji, machine saw,
cangkul, tembilang, babat.
Jika ditinjau secara ekonomis,
penggunaan
cara
mekanis
ataupun
manual
harus
memperhatikan pada beberapa
faktor, yaitu:
1. Jauhnya jarak tempuh
untuk mendatangkan alatalat berat
2. Luasnya lahan
3. Tingkat
kesulitan
pekerjaan
4. Tingkat
standar
upah
buruh lokal
5. Ketersediaan buruh
6. Biaya sewa/harga beli alat
berat
7. Kebijakan dan peratruran
pemerintah
8. Harga BBM dan oli mesin
traktor
9. Tingkat upah operator
traktor
10. Produktifitas kerja traktor
11. Produktifitas tenaga kerja
manusia
Cover Crop/Tanaman
Penutup Tanah
Sebelum bibit kelapa sawit
ditanam di lahan, satu hal yang
sangat penting adalah tanaman
penutup / cover srop, cover crop
berfungsi untuk melindungi tanah
dari kikisan air hujan, menjaga
tumbuhnya gulma-gulma yang
tidak
diinginkan,
menjaga
ketersediaan
unsur
Nitrogen
dalam tanah, mendinginkan tanah,
sebagai tempat yang baik untuk
berbiaknya
mikroba-mikroba
pengurai dan penyubur tanah
Aplikasi ZPT Atonik
Zat pengatur tumbuh atonik
diberikan
setelah
tanaman
berumur
3
minggu
dan
selanjutnya dengan interval 2
minggu sekali hingga umur 3
bulan
sesuai
konsentrasi
perlakuan.
Pemberiannya
dengan
cara
membasahi seluruh permukaan
atas dan bawah daun tanaman.
Waktu penyemprotan dilakukan
pada
pagi
hari
setelah
penyiraman.
Pemeliharaan
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari
yaitu pagi dan sore hari
tergantung
dengan
kondisi
kelembaban permukaan media
476
tanam. Penyiraman dilakukan
dengan menggunakan gembor
dan air bersih.
sawit adalah luar biasa besarnya.
Energi tersebut dapat digunakan
sebagai zat gizi, bahan bakar,
atau fungsi lainnya.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan 2 minggu
setelah tanam dengan mengganti
bibit yang abnormal, terserang
hama dan penyakit yang cukup
parah, atau bibit mati dengan
tanaman sisipan yang tersedia.
Maka tidaklah wajar jika hasil
produksi yang sedemikian besar
tersebut hanya kita harapkan dari
sang tanaman kelapa sawit dan
tanah yang menyangganya tanpa
ada sumbangsih dari kita yang
menjadikannya sebagai "sapi
perah".
Penyiangan
Penyiangan
dilakukan
bila
ditemukan
gulma
di
areal
penelitian. Penyiangan dilakukan
secara manual untuk gulma yang
terdapat
dalam
polybag,
sedangkan gulma yang berada
diluar polibek dibersihkan dengan
menggunakan cangkul.
Pemupukan
Tanaman kelapa sawit merupakan
tanaman yang sangat tergantung
pada pemupukan untuk mencapai
produksi yang tinggi, meskipun
dapat ditemui kebun kelapa sawit
yang dapat mencapai produksi
rata-rata 3 ton/ha/bulan meskipun
tanpa diberi pupuk sedikitpun.
Secara logika, kebun kelapa sawit
yang baik diharapkan dapat
berproduksi TBS sebanyak 3-5
ton/bulan,
dengan
rendemen
minyak mencapai 21%, maka
produksi CPO adalah 6,3-10,5
ton/bulan, nilai kalori lemak adalah
yang paling tinggi di antara zat gizi
lainnya, yaitu 9,4 kalori/mg asam
lemak, maka nilai energi yang
dihasilkan dari satu hektar kebun
Tujuan umum dari pemupukan
adalah memberikan zat hara yang
dibutuhkan
tanaman
dalam
membangun
jaringan
akar,
batang, daun dan buah.
Pada saat kelapa sawit berupa
TBM
(Tanaman
Belum
Menghasilkan), tujuan pemupukan
adalah untuk menjadi bahan baku
dan
penolong
dalam
pembangunan tubuh tanaman,
sedangkan pada saat kelapa sawit
berupa
TM
(Tanaman
Menghasilkan), tujuan pemupukan
adalah agar tanaman kelapa sawit
memproduksi
buah
dengan
optimal.
Berdasarkan banyaknya kuantitas
yang dibutuhkan tanaman, pupuk
dapat dibagi atas 2 golongan,
yaitu: pupuk makro dan pupuk
mikro.
1. Pupuk
makro
adalah
pupuk yang mengandung
unsur makro (unsur yang
dibutuhkan tanaman dalam
jumlah besar). Unsur-
477
unsur yang dibutuhkan
tanaman dalam jumlah
besar antara lain adalah :
•
•
•
•
Nitrogen
(N),
dapat
diperoleh dari pupuk Urea
(46% N), ZA ( %N)
Posphor
(P),
dapat
diperoleh dari pupuk TSP
(46% P), Rock Posphat (
% P)
Kalium
(K),
dapat
diperoleh dari pupuk KCl
(64% K)
Magnesium (Mg), dapat
deperoleh
dari
pupuk
Kieserit ( % Mg)
Pengendalian Hama dan Penyakit
Untuk mengendalikan serangan
hama kelapa sawit digunakan
insektisida Hostathion 200 EC,
untuk
mengendalikan
jamur
digunakan fungisida Danvil 50 SC.
Pengaplikasian dilakukan dengan
menggunakan
handsprayer
dengan
waktu
pengendalian
bergantung
pada
kondisi
dilapangan.
e. Panen
Untuk dapat berbunga, kelapa
sawit membutuhkan waktu 2-3
tahun dari saat bibit ditanam di
lapangan.
buah kelapa sawit tidak boleh
dilakukan secara sembarangan,
karena kegiatan panen tersebut
menentukan pada produktifitas
tanaman, rendemen minyak, mutu
minyak, dan efisiensi biaya tenaga
kerja.
Pelaksanaan
panen
memenuhi ketentuan
berikut:
harus
sebagai
1. Kriteria Matang Panen
Buah
yang
dapat
dipanen
haruslah buah yang daging
buahnya telah berwarna kemerahmerahan/orange, dimana ada
jenis buah yang meskipun kulit
luarnya telah berwana kemerahmerahan tetapi ternyata daging
buahnya belum matang (belum
berwarna kemerah-merahan).
Adapun kriteria umum yang
digunakan dalam menentukan
buah sawit yang layak panen
adalah berdasakan pada jumlah
berodolan yang telah jatuh di
piringan.
Kriteria jumlah berondolan dalam
menentukan buah layak panen
dapat dilihat pada Tabel
14
berikut.
Masa produktif tanaman dapat
berlangsung
40-50
tahun.
Pembentukan buah memerlukan
waktu sekitar 6 bulan setelah
terjadinya
penyerbukan
(pollination). Pelaksanaan panen
478
Tabel 17 Kriteria Kematangan
Buah Berdasarkan Jumlah
Berondolan
Buah
Umur Tanaman
Memberondol
(tahun)
(butir)
Tanaman muda
1
2
(3,5-5 tahun)
Tanaman
2 sedang
(5-10 5-10
tahun)
Tanaman
3 dewasa
(>10 15-20
tahun)
No
2. Rotasi dan
Sistem Panen
Yang dimaksud dengan rotasi
panen
adalah
waktu
yang
diperlukan antara suatu panen
dengan panen berikutnya pada
suatu area panen.
Rotasi panen yang baik adalah
jika buah yang dipanen tidak
kurang atau terlalu matang.
Rotasi
panen
yang
sering
dilakukan adalah tiap 7, 10 atau
14 hari sekali.
3. Cara Pengambilan Buah
Cara pelaksanaan panen yang
baik adalah salah satu syarat
dalam menentukan produktifitas
dan efisiensi dari suatu usaha
kebun kelapa sawit.
Ada suatu sistem dalam hal
menjaga jumlah optimum daun
pada pohon kelapa sawit, dan
rumus dari jumlah daun optimum
tersebut sering disebut dengan
sistem "Songgo Dua", yaitu selalu
ada dua unit pelepah daun yang
menyangga buah sawit pada
posisi yang paling bawah.
Oleh karena itu maka dalam
mengambil buah tidak boleh ikut
memotong
pelepah
yang
menyangganya, cara pengambilan
buah tersebut sering disebut
dengan cara "curi buah/culik
buah".
Alat yang baik digunakan dalam
memanen buah sawit adalah
Dodos (untuk buah yang berada
pada ketinggian <6 m) dan Egrek
(untuk buah yang berada pada
ketinggian >6 m).
4. Pengangkatan Buah Menuju
Truk Pengangkut (Melangsir
Buah)
Kegiatan melangsir buah yang
benar akan menentukan pada
kualitas minyak yang akan
diperoleh,
keamanan,
dan
besarnya biaya panen.
Dalam kegiatan melangsir buah
harus digunakan alat yang dapat
digunakan semudah mungkin dan
tingkat ketahanan akan benturan
yang tinggi.
Dalam hal ini alat yang sering
digunakan adalah Kereta Sorong,
sepeda yang telah ditambah
479
dengan bak, becak barang, dan
pedati.
Untuk
menjamin
kelancaran
proses pelangsiran buah maka
jalan
(pasar
pikul)
harus
diperhatikan dengan serius untuk
menghindari kerusakan peralatan,
kecelakaan
karyawan
dan
tingginya upah panen.
480
10.3. TEKNIK BUDIDAYA
KELAPA SAWIT
Gambar 164 Buah kelapa sawit
a. Pendahuluan
Kelapa sawit telah menjadi
komoditi subsektor perkebunan
yang memiliki peranan penting
bagi perekonomian Indonesia.
prospek usaha yang cerah, harga
produk yang kompetitif, dan
indsustri berbasis kelapa sawit
yang beragam dengan skala
usaha yang fleksibel, telah
menjadikan banyak perusahaan
dalam berbagai skala maupun
petani yang berminat untuk
membangun industri kelapa sawit
mulai dari kebun hingga hilir.
Keberhasilan
suatu
usaha
perkebunan
kelapa
sawit
ditentukan oleh faktor bahan
tanaman atau bibit yang memiliki
sifat yang unggul dan teknik
budidayanya. Bibit yang unggul
akan menjamin pertumbuhan
yang baik dan tingkat produksi
yang tinggi apabila perlakuan
dilakukan secara optimal.
Kelapa Sawit (Elaeis guinensis
jacq) adalah salah satu jenis
tanaman dari famili palma yang
menghasilkan minyak nabati yang
dapat dimakan (edible oil). Selain
dari kelapa sawit, minyak nabati
juga dapat diperoleh dari tanaman
kelapa, kacang kedelai, bunga
matahari, kacang tanah, dan
lainnya.
Dari sekian banyak tanaman yang
menghasilkan minyak dan lemak,
kelapa sawit adalah tanaman
yang produktifitas menghasilkan
minyak tertinggi, dimana tanaman
kelapa
hanya
menghasilkan
sepertiga (700-1000 kg daging
buah kelapa/ha) dari produksi
kelapa sawit (2000/3000 kg
TBS/ha)
Gambar 165 Perkebunan kelapa
sawit
b. Botani Kelapa Sawit
Kecambah kelapa sawit yang baru
tumbuh memiliki akar tunggang,
tetapi akar ini mudah mati dan
segera digantikan dengan akar
serabut.
470
Akar serabut memiliki sedikit
percabangan,
membentuk
anyaman
rapat
dan
tebal.
Sebagian akar serabut tumbuh
lurus kebawah dan sebagian
tumbuh
mendatar
kearah
samping. Jika aerasi cukup baik
akar tanaman kelapa sawit dapat
menembus kedalaman 8 meter
didalam tanah, sedangkan yang
tumbuh
kesamping
biasanya
mencapai radius 16 meter.
Kedalaman ini tergantung umur
tanaman, sistem pemeliharaan
dan aerasi tanah.
Kelapa sawit termasuk tanaman
monokotil maka batangnya tidak
memiliki kambium dan pada
umumnya
tidak
bercabang.
Batang kelapa sawit tumbuh tegak
lurus (phototropi) dibungkus oleh
pelepah daun. Bagian bawah
umumnya lebih besar disebut
bonggol batang. Sampai umur tiga
tahun batang belum terlihat
karena masih terbungkus oleh
pelepah
daun
yang
belum
dipangkas atau ditunas. Laju
pertumbuhan
tinggi
batang
dipengaruhi
oleh
komposisi
genetik dan lingkungan. Tinggi
batang bertambah kira-kira 45
cm/tahun,
tinggi
maksimum
tanaman kelapa sawit yang
ditanam
diperkebunan
15-18
meter sedangkan di alam dapat
mencapai 30 meter.
Biasanya batang adalah tunggal
(tidak
bercabang)
kecuali
abnormal.
Laju
pertumbuhan
tinggi tanaman dipengaruhi oleh
komposisi genetik dan lingkungan.
Batang mengandung banyak serat
dengan jaringan pembuluh yang
menunjang
pohon
dan
pengangkutan hara.
Susunan daun kelapa sawit
membentuk
susunan
daun
majemuk, daun-daun tersebut
akan membentuk suatu pelepah
daun yang panjang nya 7,5-9
meter dengan jumlah daun yang
tumbuh dikedua sisi berkisar 250400 helai. Pohon kelapa sawit
normal
dan
sehat
yang
dibudidayakan, pada satu batang
terdapat 40– 50 pelepah daun
Luas permukaan daun akan
berinteraksi
dengan
tingkat
produktivitas tanaman. Semakin
luas permukaan atau semakin
banyak jumlah daun maka
produksi akan meningkat karena
proses fotosintesis akan berjalan
dengan baik. Proses fotosintesis
akan optimal jika luas permukaan
daun mencapai 11m 2. Pohon
kelapa sawit normal dan sehat
dibudidayakan, pada satu batang
terdapat 40-50 pelepah daun.
Biasanya tanaman kelapa sawit
mempunyai 40-55 daun. Jika tidak
dipangkas biasa lebih 60 daun.
Tanaman
kelapa
sawit
tua
membentuk 2-3 helai daun setiap
bulan, sedangkan yang muda
menghasilkan 4-4 daun setiap
bulan. Produksi daun dipengaruhi
oleh factor umur, lingkungan
genetik, iklim.
Susunan bunga terdiri dari
kalangan bunga yang terdiri dari
471
bunga jantan (tepung sari) dan
bunga betina (putik). Namun, ada
juga tanaman kelapa sawit yang
hanya memproduksi bunga jantan.
Umumnya bunga jantan dan
betina terdapat dalam dua tandan
yang terpisah. Namun, ada
kalanya bunga jantan dan bunga
betina terdapat dalam tandan
yang sama.
Bunga jantan selalu masak lebih
dahulu dari pada bunga betina.
Karena itu penyerbukan sendiri
antara bunga jantan dan bunga
betina dalam satu tandan sangat
jarang terjadi. Masa reseptif
(masa putik dapat menerima
tepung sari) adalah 24 jam,
setelah itu putik akan mengering
dan berwarna hitam.
Tanaman kelapa sawit dilapangan
mulai berbunga pada umur 2,5
tahun. Inisiasi bunga terjadi pada
palma dewasa yaitu 33-34 bulan
sebelum
penyerbukan,
biasa
terjadi tandan bunga jantan atau
bunga
betina.
Ada
yang
berdiferensiasi menjadi bunga
jantan atau bunga betina, tetapi
ada juga menjadi bunga banci
(hermafrodit) beberapa factor
yang mempengaruhi diferensisi
kelamin
yaitu
genetik
dan
lingkungan, yang peka terhadap
faktor
tersebut
dapat
mengakibatkan aborsi terutama
bunga betina.
Buah kelapa sawit terbentuk pada
bakal buah dan disebut buah
sejati tunggal dan berkelamin
(carnosus). Proses pembentukan
buah sejak saat penyerbukan
sampai buah matang lebih kurang
6 bulan. Buah dapat juga terjadi
lebih lambat atau lebih cepat
tergantung dari keadaan iklim
setempat. Dalam satu tandan
dewasa dapat mencapai lebih
kurang 2000 buah.
Biji kelapa sawit terdiri atas
beberapa bagian penting. Biji
merupakan buah yang telah
terpisah dari bagian buah, yang
memiliki
berbagai
ukuran
tergantung tipe tanaman.
Biji terdiri atas cangkang, embrio,
dan inti atau endosperma. Embrio
panjang nya 3 mm, berdiameter
1,2 mm berbentuk silindris seperti
peluru memiliki 2 bagian utama.
Bagian yang tumpul permukaan
berwarna kuning dan bagian yang
lain agak tajam berwarna putih
c. Syarat Tumbuh
Iklim
Kelapa sawit adalah tanaman
tropis yang tumbuh baik antara
garis lintang 130 Lintang Utara dan
120 Lintang Selatan, terutama
dikawasan Afrika, Asia, dan
Amerika Latin. Tanaman kelapa
sawit tumbuh baik didaerah tropis,
dataran rendah yang panas dan
lembab.
Curah hujan
Curah hujan yang baik adalah
2.500 mm-3000 mm per tahun
yang turun merata sepanjang
472
tahun. Penting untuk pertumbuhan
tanaman kelapa sawit adalah
distribusi hujan yang merata.
Kelembaban
optimum
bagi
pertumbuhan kelapa sawit antara
80%-90%.
Suhu
Tanah
Tanaman
kelapa
sawit
memerlukan suhu optimum sekitar
24-280 C, untuk tumbuh dengan
baik.
Meskipun
demikian,
tanaman masih biasa tumbuh
pada suhu terendah 180C dan
tertinggi 320C. Beberapa faktor
yang
mempengaruhi
tinggi
rendahnya suhu adalah lama
penyinaran dan ketinggian tempat.
Dalam hal tanah, tanaman kelapa
sawit tidak menuntut persyaratan
terlalu banyak karena dapat
tumbuh pada berbagai jenis tanah
misalnya
podsolik,
latosol,
hidromorfik kelabu, alluvial atau
regosol.
Sifat fisik tanah yang baik
untuk tanaman kelapa sawit
adalah:
- Solum tebal 80 cm, solum
yang
tebal
akan
merupakan media yang
baik bagi perkembangan
akar sehingga efisiensi
penyerapan unsur hara
tanaman akan lebih baik.
- Tekstur
ringan,
dikehendaki memiliki pasir
20 - 60%, debu 10 - 40%,
liat 20 - 50%
Sinar matahari
Sinar matahari diperlukan untuk
memproduksi karbohidrat dalam
(proses asimilasi) juga untuk
memacu pertumbuhan bunga dan
buah.
Karenanya,
intensitas,
kualitas dan lama penyinaran
sangat berpengaruh dalam proses
fotosintesis.
Kelembaban udara dan angin
Kelembaban udara dan angin
adalah faktor yang penting untuk
menunjang pertumbuhan kelapa
sawit.
Kelembaban
udara
dapat
mengurangi penguapan, sedang
angin
akan
membantu
penyerbukan secara alamiah.
Angin
yang
kering
akan
menyebabkan penguapan lebih
besar, mengurangi kelembaban
dan dalam waktu yang lama
mengakibatkan tanaman layu.
Kelapa sawit dapat tumbuh pada
pH 4,0 – 6,0 namun terbaik adalah
5,0 – 5,5. Kandungan hara yang
tinggi yaitu C/N mendekati 10
dimana C 1% dan N 0,1%, daya
tukar Mg = 1,2me/100g, daya
tukar K = 0,15-0,20 me/100g.
Tekstur tanah yang baik untuk
tanaman kelapa sawit adalah
kandungan
pasir
dengan
komposisi 20-60%, fraksi liat 2050%, debu 10-20 %. Tanah yang
kurang cocok adalah tanah pantai
berpasir dan tanah gambut tebal.
Sifat kimia tanah dapat dilihat dari
tingkat keasaman dan komposisi
473
kandungan hara mineralnya. Sifat
kimia tanah merupakan arti
penting dalam menentukan dosis
pemupukan dan kelas kesuburan
tanah. Tanaman kelapa sawit
tumbuh baik pada tanah yang
memiliki kandungan unsur hara
yang
tinggi,
dengan
C/N
mendekati 10 dimana C 1% dan N
0,1%,
daya
tukar
Mg
=
1,2me/100g, daya tukar K = 0,150,20 me/100g.
d. Pedoman budidaya
Pembibitan kelapa sawit dilakukan
dengan system dua tahap yaitu:
1. Pembibitan
nursery)
awal
(pre-
Tanah yang digunakan untuk
mengisi polibag kecil berupa
tanah bagian atas (top soil) yang
sudah dibersihkan dari batu dan
sisa – sisa tanaman.
2. Pembibitan Utama (mainnursery)
Pembibitan Kelapa Sawit
Sejalan dengan bertambahnya
luas areal pertanaman kelapa
sawit secara tidak langsung
membutuhkan bibit kelapa sawit
dalam jumlah yang banyak.
Umumnya
pembibitan
dilaksanakan
dekat
dengan
areal/lahan yang akan ditanami
dengan kelapa sawit. Hal ini
sering mengakibatkan sulitnya
memperoleh media top soil yang
baik bagi bibit, karena top soil
yang dijumpai tebalnya sangat
tipis atau hilang akibat erosi tanah
Hal ini menyebabkan perlunya
pengganti media yang mudah
didapat dan harganya murah,
misalnya blotong, bahan organik
tandan kosong kelapa sawit dan
sebagaunya.
Tanah yang sudah dibersihkan
dimasukkan kedalam polibag
besar berukuran 40-50 cm yang
dapat menampung 25 kg tanah.
Pemeliharaan
bibit
dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
1. bibit disiram 2 kali
sehari pagi, sore.
2. rumput didalam polibag
dicabut pelan-pelan.
3. bibit dipupuk dengan
urea dalam bentuk
larutan
yang
berkonsentrasi 0,2 %
4. hama dan penyakit
diberantas
secara
terpadu.
Pembibitan adalah serangkaian
kegiatan untuk mempersiapkan
bahan tanaman meliputi persiapan
media, pemeliharaan, seleksi bibit
hingga siap untuk ditanam yang
dilaksanakan dalam satu tahap
atau lebih
474
barat, panjang naungan 14,5 m
dan lebarnya 4,5 m yang
memanjang arah utara-selatan
Penyiapan Media Tanam
Pasir yang digunakan adalah pasir
yang berasal dari laut, pasir
dibersihkan dari bahan organik,
dan tanah. Kemudian media
tanam campuran yakni blotong
tebu dicampur sesuai dengan
perlakuan
masing-masing
kemudian dimasukkan kedalam
polibek.
Penanaman Bibit
Penanaman bibit dapat dilakukan
dengan menanam kecambah
kedalam polybag sedalam 2-3 cm,
dengan radikula bagian bawah
dan plumula bagian atas.
Gambar 166 Kelapa sawit di
pembibitan awal (atas)
dan
di
pembibitan
utama (main nursery)
Jumlah kecambah perpolybag
sebanyak 1 kecambah, kemudian
disiram dengan air.
Land clearing/Persiapan lahan
Penyiapan Areal dan Pembuatan
Naungan
Areal yang digunakan untuk
penelitian,
terlebih
dahulu
dibersihkan dari gulma dan sampah
lainnya.
Kemudian
dilakukan
pembuatan plot percobaan dengan
ukuran 100 cm x 100cm, jarak antar
plot 30 cm dan jarak antar ulangan
50 cm.
Naungan terbuat dari bambu
sebagai tiang dan pelepah sawit
sebagai atap dengan ketinggian 2
m arah timur dan 1,5 m arah
Sebelum tanaman kelapa sawit
ditanam, maka hal utama dan
sangat menentukan kesuksesan
bisnis budidaya kelapa sawit
adalah pada tahap land clearing.
Suatu lahan kebun yang baik
adalah jika memiliki saluran
drainase yang berfungsi dengan
baik, memiliki jalan yang kuat dan
rata untuk kegiatan melangsir
buah ataupun truk pengangkutan,
bersih dari tunggul-tunggul kayu
yang mengganggu dalam bekerja,
475
bebas dari pohon-pohonan dan
semak belukar, adanya akses
jalan darat ke setiap tanaman,
bebas dari batu-batu besar yang
mengganggu posisi penanaman
dan pekerjaan.
Pengerjaan land clearing dapat
dilakukan secara mekanis dan
manual. Secara mekanis land
clearing dikerjakan dengan alatalat berat seperti Back Hoe,
Buldozer dan Grader. Secara
manual land clearing dikerjakan
oleh manusia dengan peralatan
sederhana
berupa
parang,
kampak, gergaji, machine saw,
cangkul, tembilang, babat.
Jika ditinjau secara ekonomis,
penggunaan
cara
mekanis
ataupun
manual
harus
memperhatikan pada beberapa
faktor, yaitu:
1. Jauhnya jarak tempuh
untuk mendatangkan alatalat berat
2. Luasnya lahan
3. Tingkat
kesulitan
pekerjaan
4. Tingkat
standar
upah
buruh lokal
5. Ketersediaan buruh
6. Biaya sewa/harga beli alat
berat
7. Kebijakan dan peratruran
pemerintah
8. Harga BBM dan oli mesin
traktor
9. Tingkat upah operator
traktor
10. Produktifitas kerja traktor
11. Produktifitas tenaga kerja
manusia
Cover Crop/Tanaman
Penutup Tanah
Sebelum bibit kelapa sawit
ditanam di lahan, satu hal yang
sangat penting adalah tanaman
penutup / cover srop, cover crop
berfungsi untuk melindungi tanah
dari kikisan air hujan, menjaga
tumbuhnya gulma-gulma yang
tidak
diinginkan,
menjaga
ketersediaan
unsur
Nitrogen
dalam tanah, mendinginkan tanah,
sebagai tempat yang baik untuk
berbiaknya
mikroba-mikroba
pengurai dan penyubur tanah
Aplikasi ZPT Atonik
Zat pengatur tumbuh atonik
diberikan
setelah
tanaman
berumur
3
minggu
dan
selanjutnya dengan interval 2
minggu sekali hingga umur 3
bulan
sesuai
konsentrasi
perlakuan.
Pemberiannya
dengan
cara
membasahi seluruh permukaan
atas dan bawah daun tanaman.
Waktu penyemprotan dilakukan
pada
pagi
hari
setelah
penyiraman.
Pemeliharaan
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari
yaitu pagi dan sore hari
tergantung
dengan
kondisi
kelembaban permukaan media
476
tanam. Penyiraman dilakukan
dengan menggunakan gembor
dan air bersih.
sawit adalah luar biasa besarnya.
Energi tersebut dapat digunakan
sebagai zat gizi, bahan bakar,
atau fungsi lainnya.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan 2 minggu
setelah tanam dengan mengganti
bibit yang abnormal, terserang
hama dan penyakit yang cukup
parah, atau bibit mati dengan
tanaman sisipan yang tersedia.
Maka tidaklah wajar jika hasil
produksi yang sedemikian besar
tersebut hanya kita harapkan dari
sang tanaman kelapa sawit dan
tanah yang menyangganya tanpa
ada sumbangsih dari kita yang
menjadikannya sebagai "sapi
perah".
Penyiangan
Penyiangan
dilakukan
bila
ditemukan
gulma
di
areal
penelitian. Penyiangan dilakukan
secara manual untuk gulma yang
terdapat
dalam
polybag,
sedangkan gulma yang berada
diluar polibek dibersihkan dengan
menggunakan cangkul.
Pemupukan
Tanaman kelapa sawit merupakan
tanaman yang sangat tergantung
pada pemupukan untuk mencapai
produksi yang tinggi, meskipun
dapat ditemui kebun kelapa sawit
yang dapat mencapai produksi
rata-rata 3 ton/ha/bulan meskipun
tanpa diberi pupuk sedikitpun.
Secara logika, kebun kelapa sawit
yang baik diharapkan dapat
berproduksi TBS sebanyak 3-5
ton/bulan,
dengan
rendemen
minyak mencapai 21%, maka
produksi CPO adalah 6,3-10,5
ton/bulan, nilai kalori lemak adalah
yang paling tinggi di antara zat gizi
lainnya, yaitu 9,4 kalori/mg asam
lemak, maka nilai energi yang
dihasilkan dari satu hektar kebun
Tujuan umum dari pemupukan
adalah memberikan zat hara yang
dibutuhkan
tanaman
dalam
membangun
jaringan
akar,
batang, daun dan buah.
Pada saat kelapa sawit berupa
TBM
(Tanaman
Belum
Menghasilkan), tujuan pemupukan
adalah untuk menjadi bahan baku
dan
penolong
dalam
pembangunan tubuh tanaman,
sedangkan pada saat kelapa sawit
berupa
TM
(Tanaman
Menghasilkan), tujuan pemupukan
adalah agar tanaman kelapa sawit
memproduksi
buah
dengan
optimal.
Berdasarkan banyaknya kuantitas
yang dibutuhkan tanaman, pupuk
dapat dibagi atas 2 golongan,
yaitu: pupuk makro dan pupuk
mikro.
1. Pupuk
makro
adalah
pupuk yang mengandung
unsur makro (unsur yang
dibutuhkan tanaman dalam
jumlah besar). Unsur-
477
unsur yang dibutuhkan
tanaman dalam jumlah
besar antara lain adalah :
•
•
•
•
Nitrogen
(N),
dapat
diperoleh dari pupuk Urea
(46% N), ZA ( %N)
Posphor
(P),
dapat
diperoleh dari pupuk TSP
(46% P), Rock Posphat (
% P)
Kalium
(K),
dapat
diperoleh dari pupuk KCl
(64% K)
Magnesium (Mg), dapat
deperoleh
dari
pupuk
Kieserit ( % Mg)
Pengendalian Hama dan Penyakit
Untuk mengendalikan serangan
hama kelapa sawit digunakan
insektisida Hostathion 200 EC,
untuk
mengendalikan
jamur
digunakan fungisida Danvil 50 SC.
Pengaplikasian dilakukan dengan
menggunakan
handsprayer
dengan
waktu
pengendalian
bergantung
pada
kondisi
dilapangan.
e. Panen
Untuk dapat berbunga, kelapa
sawit membutuhkan waktu 2-3
tahun dari saat bibit ditanam di
lapangan.
buah kelapa sawit tidak boleh
dilakukan secara sembarangan,
karena kegiatan panen tersebut
menentukan pada produktifitas
tanaman, rendemen minyak, mutu
minyak, dan efisiensi biaya tenaga
kerja.
Pelaksanaan
panen
memenuhi ketentuan
berikut:
harus
sebagai
1. Kriteria Matang Panen
Buah
yang
dapat
dipanen
haruslah buah yang daging
buahnya telah berwarna kemerahmerahan/orange, dimana ada
jenis buah yang meskipun kulit
luarnya telah berwana kemerahmerahan tetapi ternyata daging
buahnya belum matang (belum
berwarna kemerah-merahan).
Adapun kriteria umum yang
digunakan dalam menentukan
buah sawit yang layak panen
adalah berdasakan pada jumlah
berodolan yang telah jatuh di
piringan.
Kriteria jumlah berondolan dalam
menentukan buah layak panen
dapat dilihat pada Tabel
14
berikut.
Masa produktif tanaman dapat
berlangsung
40-50
tahun.
Pembentukan buah memerlukan
waktu sekitar 6 bulan setelah
terjadinya
penyerbukan
(pollination). Pelaksanaan panen
478
Tabel 17 Kriteria Kematangan
Buah Berdasarkan Jumlah
Berondolan
Buah
Umur Tanaman
Memberondol
(tahun)
(butir)
Tanaman muda
1
2
(3,5-5 tahun)
Tanaman
2 sedang
(5-10 5-10
tahun)
Tanaman
3 dewasa
(>10 15-20
tahun)
No
2. Rotasi dan
Sistem Panen
Yang dimaksud dengan rotasi
panen
adalah
waktu
yang
diperlukan antara suatu panen
dengan panen berikutnya pada
suatu area panen.
Rotasi panen yang baik adalah
jika buah yang dipanen tidak
kurang atau terlalu matang.
Rotasi
panen
yang
sering
dilakukan adalah tiap 7, 10 atau
14 hari sekali.
3. Cara Pengambilan Buah
Cara pelaksanaan panen yang
baik adalah salah satu syarat
dalam menentukan produktifitas
dan efisiensi dari suatu usaha
kebun kelapa sawit.
Ada suatu sistem dalam hal
menjaga jumlah optimum daun
pada pohon kelapa sawit, dan
rumus dari jumlah daun optimum
tersebut sering disebut dengan
sistem "Songgo Dua", yaitu selalu
ada dua unit pelepah daun yang
menyangga buah sawit pada
posisi yang paling bawah.
Oleh karena itu maka dalam
mengambil buah tidak boleh ikut
memotong
pelepah
yang
menyangganya, cara pengambilan
buah tersebut sering disebut
dengan cara "curi buah/culik
buah".
Alat yang baik digunakan dalam
memanen buah sawit adalah
Dodos (untuk buah yang berada
pada ketinggian <6 m) dan Egrek
(untuk buah yang berada pada
ketinggian >6 m).
4. Pengangkatan Buah Menuju
Truk Pengangkut (Melangsir
Buah)
Kegiatan melangsir buah yang
benar akan menentukan pada
kualitas minyak yang akan
diperoleh,
keamanan,
dan
besarnya biaya panen.
Dalam kegiatan melangsir buah
harus digunakan alat yang dapat
digunakan semudah mungkin dan
tingkat ketahanan akan benturan
yang tinggi.
Dalam hal ini alat yang sering
digunakan adalah Kereta Sorong,
sepeda yang telah ditambah
479
dengan bak, becak barang, dan
pedati.
Untuk
menjamin
kelancaran
proses pelangsiran buah maka
jalan
(pasar
pikul)
harus
diperhatikan dengan serius untuk
menghindari kerusakan peralatan,
kecelakaan
karyawan
dan
tingginya upah panen.
480
10.4. TEKNIK BUDIDAYA TEH
Gambar 167 Pohon teh
Tanaman teh pertama kali
masuk ke Indonesia tahun 1684,
berupa biji teh dari jepang yang
dibawa oleh seorang Jerman
bernama Andreas Cleyer, dan
ditanam sebagai tanaman hias di
Jakarta.
Pada tahun 1694, seorang
pendeta bernama F. Valentijn
melaporkan melihat perdu teh
muda berasal dari China tumbuh
di Taman Istana Gubernur
Jendral Champhuys di Jakarta.
Pada tahun 1826 tanaman teh
berhasil ditanam melengkapi
Kebun Raya Bogor, dan pada
tahun 1827 di Kebun Percobaan
Cisurupan, Garut, Jawa Barat.
a. Sejarah Teh
Tanaman teh termasuk genus
Camellia yang memiliki sekitar
82 species, terutama tersebar di
kawasan Asia Tenggara pada
garis lintang 30° sebelah utara
maupun selatan khatulistiwa.
Selain tanaman teh (Camellia
sinensis (L.) O. Kuntze) yang
dikonsumsi sebagai minuman
penyegar, genus Cammelia ini
juga mencakup banyak jenis
tanaman hias.
Tanaman teh berasal dari
wilayah perbatasan negaranegara China selatan (Yunan),
Laos Barat Laut, Muangthai
Utara, Burma Timur dan India
Timur Laut, yang merupakan
vegetasi hutan daerah peralihan
tropis dan subtropis.
Berhasilnya
penanaman
percobaan skala besar di
Wanayasa (Purwakarta) dan di
Raung (Banyuwangi) membuka
jalan bagi Jacobus Isidorus
Loudewijk Levian Jacobson,
seorang ahli teh, menaruh
landasan
bagi
usaha
perkebunan teh di Jawa. Teh
dari Jawa tercatat pertama kali
diterima di Amsterdam tahun
1835. Teh jenis Assam mulai
masuk ke Indonesia (Jawa) dari
Sri Lanka (Ceylon) pada tahun
1877, dan ditanam oleh R.E.
Kerkhoven di kebun Gambung,
Jawa Barat.
Dengan masuknya teh Assam
tersebut ke Indonesia, secara
berangsur tanaman teh China
diganti dengan teh Assam, dan
sejak itu pula perkebunan teh di
Indonesia berkembang semakin
luas.
481
Pada tahun 1910 mulai dibangun
perkebunan teh di daerah
Simalungun, Sumatera Utara
b. Manfaat teh
Pada tahun 1962, Organisasi
kesehatan Dunia (WHO) di
Perserikatan
Bangsa-bangsa
(PBB)
melaporkan
adanya
peningkatan kasus kerusakan
gigi, penyakit pada sistem
pencernaan dan kropos pada
tulang manusia yang disebabkan
oleh kurang tersedianya sumber
air
bersih,
serta
akibat
peningkatan konsumsi bahan
pengawet dan gula.
Berdasarkan laporan tersebut
PBB
melakukan
program
penambahan klorin dan flour
pada air bersih. Program
tersebut telah membuahkan
hasil di kota besar negara maju
yang memiliki teknologi air
bersih, namun belum menyentuh
masyarakat yang hidup di kotakota kecil negara berkembang.
Teh memiliki potensi untuk
memenuhi kebutuhan manusia
akan klorin dan flour. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa
teh disamping sebagai bahan
minuman, sifat antiseptik dapat
menjaga kesehatan mulut dan
gigi,
tenggorokan,
menjaga
keseimbangan mikroflora sistem
pencernaan dan meningkatkan
penyerapan
kalsium
untuk
pertumbuhan tulang.
Pada dekade 70-an dan 80-an,
dunia diguncang oleh laporan
adanya peningkatan drastis
kasus penyakit jantung dan
kanker, sebesar 3-5% per tahun.
Berbagai
negara
mengalokasikan
dana
yang
sangat besar untuk penelitian
terhadap semua kasus tersebut.
Baru pada awal dekade 90-an,
peneliti menemukan bahwa teh
merupakan minuman karsinogen
yang sangat efektif untuk
mengurangi risiko kejangkitan
dan menghambat pertumbuhan
kanker.
Dengan ditemukannya berbagai
khasiat yang terkandung pada
teh maka pada akhir dekade 90an, PBB memberi bantuan
kepada 30 negara penghasil teh
untuk
melakukan
program
promosi teh dalam rangka
meningkatkan konsumsi teh
dunia.
Di
Indonesia
program
ini
dilakukan di kota Surabaya,
Propinsi Jawa Timur.
Tabel 18. Jenis polifenol pada
teh
yang
telah
teridentifikasi dan tingkat
kandungan rata-rata
1. Katekin
:63-210 mg%
2. Flavanol
:14 - 21 mg%
3.Tearubigin
: 0 - 28 mg%
4.Polifenol
lainnya
:266-273 mg%
482
Dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh Pusat Penelitian
Teh dan Kina (PPTK) Gambung
Jawa
Barat
Indonesia
menunjukkan bahwa kandungan
polifenol pada teh Indonesia
yang merupakan komponen akti
f untuk kesehatan ± 1,34 kali
lebih tinggi dibanding teh dari
negara lain
Katekin merupakan senyawa
polifenol
utama
pada
teh
sebesar
90%
dari
total
kandungan polifenol. Rata-rata
kandungan katekin pada teh
Indonesia berkisar antara 7,02 11,60% b.k., sedangkan pada
negara lain berkisar antara 5,06
- 7,47 b.k.
Teh
selain
mengandung
polifenol hingga 25-35%, juga
mengandung komponen lain
yang
bermanfaat
bagi
kesehatan,
antara
lain
:
metilxantin,
asam
amino,
peptides, karbonhidrat, vitamin
(C,E dan K), karotenoid, mineral
seperti
kalium,
magnesium,
mangan, fluor, zinc, selenium,
copper, iron, calcium, serta
metilxantin dan alkaloid lain.
Kemampuan pencegahan dari
polifenol teh
-
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Melindungi
kerusakan minyak
dan lemak makan,
dapat digunakan
sebagai pewarna
alami
Anti radiasi
Anti mutasi gen
Anti tumor
- Menekan
pertumbuhan sel
tumor
- Menekan
pemrosesan
bentuk tumor
- Menekan kanker
payudara
yang
tumbuh spontan
Menghambat aktivitas enzim
: beberapa enzim yang
terbukti dihambat adalah :
Enzim
angiotensin
I,
Amilase,
Sukrase
dan
maltase, Enzim glucosy I
transferase
pada
mutan
streptokokus, Enzim pemacu
HIV, Enzim tyrosinase
Anti peningkatan kolestrol
Anti peningkatan tekanan
darah
Anti peningkatan kadar gula
darah
Anti koreng
Anti bakteri
c. Jenis produk teh
a. Anti oksidan
- Mencegah
pembentukan
radikal
(bebas)
oksigen
dalam
tubuh
- Melindungi lemak
dalam
plasma
darah
Teh yang berasal dari tanaman
teh dibagi menjadi 4 kelompok:
teh hitam, teh oolong, teh hijau,
dan teh putih.
Istilah "teh" juga digunakan
untuk minuman yang dibuat dari
buah,
rempah-rempah
atau
tanaman obat lain yang diseduh,
483
misalnya, teh rosehip, camomile,
krisan dan Jiaogulan. Teh yang
tidak mengandung daun teh
disebut teh herbal.
Teh dikelompokan berdasarkan
cara pengolahan. Daun teh
Camellia sinensis segera layu
dan mengalami oksidasi kalau
tidak segera dikeringkan setelah
dipetik. Proses pengeringan
membuat
daun
menjadi
berwarna gelap, karena terjadi
pemecahan
klorofil
dan
terlepasnya unsur tanin. Proses
selanjutnya berupa pemanasan
basah dengan uap panas agar
kandungan air pada daun
menguap dan proses oksidasi
bisa dihentikan pada tahap yang
sudah ditentukan.
Pengolahan daun teh sering
disebut sebagai "fermentasi"
walaupun
sebenarnya
penggunaan istilah ini tidak
tepat.
Pemrosesan
teh
tidak
menggunakan ragi dan tidak ada
etanol yang dihasilkan seperti
layaknya proses fermentasi yang
sebenarnya. Pengolahan teh
yang tidak benar memang bisa
menyebabkan teh ditumbuhi
jamur
yang
mengakibatkan
terjadinya proses fermentasi.
Teh yang sudah mengalami
fermentasi dengan jamur harus
dibuang, karena mengandung
unsur racun dan unsur bersifat
karsinogenik.
Pengelompokan
teh
berdasarkan tingkat oksidasi:
Teh putih
Teh yang dibuat dari
pucuk daun yang tidak
mengalami
proses
oksidasi dan sewaktu
belum dipetik dilindungi
dari sinar matahari untuk
menghalangi
pembentukan
klorofil.
Teh putih diproduksi
dalam jumlah lebih sedikit
dibandingkan teh jenis
lain
sehingga
harga
menjadi lebih mahal. Teh
putih kurang terkenal di
luar Tiongkok, walaupun
secara
perlahan-lahan
teh putih dalam kemasan
teh celup juga mulai
populer.
Teh hijau
Daun teh yang dijadikan
teh
hijau
biasanya
langsung
diproses
setelah dipetik. Setelah
daun mengalami oksidasi
dalam jumlah minimal,
proses
oksidasi
dihentikan
dengan
pemanasan
(cara
tradisional
Jepang
dengan
menggunakan
uap atau cara tradisional
Tiongkok
dengan
menggongseng di atas
wajan panas). Teh yang
sudah dikeringkan bisa
dijual
dalam
bentuk
lembaran daun teh atau
digulung rapat berbentuk
seperti bola-bola kecil
(teh yang disebut gun
powder).
Oolong
Proses
oksidasi
dihentikan di tengahtengah antara teh hijau
484
dan teh hitam yang
biasanya
memakan
waktu 2-3 hari.
Teh hitam atau teh merah
Daun
teh
dibiarkan
teroksidasi secara penuh
sekitar 2 minggu hingga 1
bulan.
Teh
hitam
merupakan jenis teh yang
paling umum di Asia
Selatan
(India,
Sri
Langka, Bangladesh) dan
sebagian besar negaranegara di Afrika seperti:
Kenya, Burundi, Rwanda
Lokasi yang dipilih adalah
berdrainase baik dan dekat
dengan kebun yang akan
ditanam, agar lebih mudah
melakukan pengangkutan
Membuat naungan
Naungan kolektif dibuat dengan
tinggi 2 meter di tas tanah,
sedangkan luas bangunannya
tergantung pada kebutuhan bibit
atau luasan tanam
Persiapan media tanam
d. Perbanyakan teh
Tanaman teh dapat diperbanyak
secara generatif dengan biji
maupun secara vegetatif dengan
setek daun.
Secara generatif
Perbanyakan cara ini dengan
menggunakan
biji,
sebagai
persilangan antara pohon induk
jantan dengan pohon induk
betina .
Secara Vegetatif
Setek daun teh
Bahan setek dapat diambil dari
kebun induk. Ranting yang
diambil
sebaiknya
telah
mempunyai 10-12 helai dan
ranting dipotong 10-15cm.
e. Pedoman Budidaya
Pembibitan
Pemilihan Lokasi
Top soil dan sub soil secara
terpisah diayak dengan ayakan
kawat beriameter 0.5-1 cm, agar
bebas sisa kotoransampah, atau
batu. Kemudian campur media
dengan pupuk sesuai dengan
dosis anjuran. Jika pH tanah
masam
perlu
dilakukan
pengapuran terlebih dahulu.
Kemudian isi ke dalam polybag
1/3 sub soil dan 2/3 top soil.
Pembuatan Bedengan
Ukuran bedengan dibuat tinggi
20 cm lebar 1m dan panjang 1015m tergantung kebutuhan.
Pengisian kantong plasik
Kantong plastickdiisi 2/3 bagian
kemudian
disusun
diatas
bedengan.
Pembuatan sungkup plastik
Rangka sungkup plastik dibuat
dari bambu berbentuk setengah
lingkaran dengan tingi bagian
485
tengah 60 cm dan bagian tepi 40
cm.
Tabel 19 Produksi pucuk basah
pada berbagai tingkat
jarak tanam
Penanaman setek
Siram terlebih dahulu media
tanamnya, sampai cukup basah.
Kemudian ditanamkan setek
sedalam 4-5 cm, lalu tutup
dengan sungkup plastic, biarkan
selama 3 bulan.
Dua minggu setelah 3 bulan
sungkup dibuka 2 jam yaitu dari
pukul 7 sampai 9. Dua minggu
berikutnya 4 jam, kemudian 6
jam/hari, setelah ini sungkup
dapat dibuka seluruhnya.
Jarak
Kerapatan
Tanaman/
ha
130-150
100x 140
90 x 120
70 x 130
80 x 100
65 x 105
5.226
7.272
9.403
11.15
12.72
14.714
Produksi
Pucuk
basah
(Kg)
10933.8
11902.5
14000.0
14363.0
18281,3
19360.0
Pemeliharaan tanaman
Penyiangan
Penanaman
Langkah-langkah
dalam
penanaman
tanaman
ini
dilapangan
adalah
sebagai
berikut:
- Pembongkaran
pohon
dan pembebasan semak
dan gulma
- Penggemburan tanah
- Pembuatan lubang tanam
- Penentuan waktu tanam
- Jarak tanam, umumnya
jarak
tanam
yang
digunakan adalah empat
perseguí
panjang,
dengan jarak tanam 90 x
120 cm dan 70 x 100 cm.
Dibawah ini terdapat
tabel jarak tanam yang
digunakan dengan jumlah
kerapatan tanaman/ ha
dan produksi pucuk dari
tanaman teh asal setek
yang berumur 2.5 tahun.
Pengendalian
gulma
pada
budidaya teh dapat dilakukan
dengan cara mekanis dan cara
kimia. Cara mekanis dilakukan
dengan cara mengorek dan
mencangkul di sekitar tanaman.
Metode ini sangat sesuai untuh
pertanaman teh yang masih
muda.
Pengendalian
secara
kimia
dengan menggunakan herbisida
hal
ini
umum
dilakukan
perkebunan-perkebunan teh.
Pengendalian cara kimia ini lebih
menguntungkan karena:
- Pemakaian tenaga kerja
lebih sedikit
- Menghindari kerusakan
akar teh muda
- Mengurangi biaya pada
periode berikutnya
486
Pemupukan
Pemupukan merupakan salah
satu usaha untuk mendorong
peningkatan produksi. Dengan
adanya pemupukan kebutuhan
tanaman akan unsur hara dapat
dipenuhi.
Dosis pemupukan ditetapkan
berdasarkan analisa tanah dan
tanaman.
Pengendalian hama dan
penyakit
Pengendalian
hama
dan
penyakit
dilakukan
sesuai
dengan
besarnya
tingkat
serangan.
Pengendalian
ini
dapat dilakukan dengan cara
mekanis dan kinia.
487
10.5.
TEKNIK BUDIDAYA
KARET
pernyerbukan
buatan
dan
okulasi sehingga ditemukan
klon-klon yang telah memberikan
produksi 5-6 kali dari produksi
tanaman
asal
(±
500
kg/Ha/tahun).
Produktivitas karet nasional saat
ini masih relatif rendah (700-800
kg/ha/th) dibandingkan dengan
negara Asia lainnya lain seperti
Thailand
(1800kg/ha/th),
Malaysia (1200 kg/ha/th) dan
India (2000 kg/ha/th).
a. Pendahuluan
Tanaman karet merupakan salah
satu komoditi perkebunan yang
menduduki posisi cukup penting
sebagai sumber devisa non
migas bagi Indonesia, sehingga
memiliki prospek yang cerah.
Oleh
sebab
itu
upaya
peningkatan
produktifitas
usahatani karet terus dilakukan
terutama dalam bidang teknologi
budidayanya .
Hevea sp. Termasuk famili
Euphorbiaceae. Dari sejumlah.
Tanaman-tanaman lain dapat
menghasilkan karet ternyata
Hevea
brasilliensis
sebagai
bahan penghasil keret (rubber)
serta evaluasi klon. Spesies lain
yang telah digunakan dalam
breeding
karet
adalah
H.
Benthamiana
dan
H.
Spruceana.
Dengan ditemukannya teknik
okulasi (1917) maka breeding
keret mulai berkembang dengan
Upaya
peremajaan
dengan
menggunakan klon karet unggul
serta
penerapan
teknologi
budidaya
karet
akan
meningkatkan produksi tanaman
ini.
Berdasar hasil penelitian Puslit
Karet, telah direkomendasikan
klon-klon baru seperti: IRR 5,
IRR32, IRR39, IRR104. Klonklon
ini
menunjukkan
produktivitas yang baik di
berbagai lokasi tetapi memiliki
variasi karakter agronomi dan
sifat-sifat sekunder lainnya.
Oleh karena itu pemilihan jenis
klon harus disesuaikan dengan
agroekosistem wilayah dan jenis
produk
karet
yang
akan
dihasilkan.
488
b. Morfologi tanaman
-
Tanaman karet berupa pohon
yang tingginya bisa mencapai 25
meter dengan diameter batang
cukup besar. Umumnya batang
karet tumbuh lurus ke atas
dengan percabangan di bagian
atas. Di batang inilah terkandung
getah yang lebih dikenal dengan
lateks
Di
dataran
rendah
sampai
dengan
ketinggian 200 m diatas
permukaan laut,
suhu
optimal 280C.
-
Jenis tanah mulai dari
vulkanis muda, tua dan
aluvial sampai tanah
gambut dengan drainase
dan aerase yang baik,
tidak tergenang air. pH
tanah bervariasi dari 3,08,0 .
-
Curah hujan 2000 - 4000
mm/tahun dengan jumlah
hari hujan 100 -150 hari.
Daun karet terdiri dari tangkai
utama sepanjang 3 -20cm dan
tangkai anak daun sepanjang 310cm
dengan
kelenjar
di
ujungnya. Setiap daun karet
biasanya terdiri dari tiga anak
daun yang berbentuk elips
memanjang
dengan
ujung
runcing. Daun ini berwarna hijau
dan menjadi kuning atau merah
menjelang rontok.
Seperti tanaman tropis lainnya
daun-daun karet akan rontok
pada puncak musim kemarau
untuk mengurangi penguapan
tanaman.
Karet
termasuk
tanamansempurna
karena
memiliki bunga jantan dan bunga
betina dalam satu pohon,
terdapat dalam malai payung
yang jarang.
Pangkal tenda
bunga berbentuk lonceng dan
diujungnya terdapat lima tajuk
yang sempit.
c. Syarat Tumbuh
Tanaman karet dapat tumbuh
baik dan berproduksi yang tinggi
pada kondisi tanah dan iklim
sebagai berikut:
d. Pedoman Budidaya
Untuk mendapatkan tanaman
karet dengan produktivitas tinggi
penggunaan bibit tidak boleh
sembarangan.
Selain dapat ditanam secara
monokultur, karet juga dapat
ditumpangsari dengan berbagai
tanaman lain.
Persemaian Perkecambahan
-
Benih
disemai
di
bedengan dengan lebar
1-1,2 m, panjang sesuai
tempat.
-
Di
atas
bedengan
dihamparkan pasir halus
setebal 5-7 cm. Tebarkan
pupuk kandang setebal 5
cm.
489
-
Bedengan
dinaungi
jerami/daun-daun
setinggi 1 m di sisi timur
dan 80 cm di sisi Barat.
-
Benih
direndam
zat
pengatur tumbuh akar
selama 3-6 jam (1
1cc/liter air).
-
Benih disemaikan, air
perendamannya
tadi
siramkan ke benih yang
ditanam tadi.
-
Jarak tanam benih 1-2
cm.
-
Siram
benih
secara
teratur, dan benih yang
normal
akan
berkecambah pada 10-14
hari setelah semai dan
selanjutnya dipindahkan
ke tempat persemaian
bibit.
Perbanyakan tanaman karet
dapat dilakukan secara generatif
maupun vegetatif.
Bentuk bahan tanaman yang
dipersiapkan untuk ditanam
dilapangan
dapat
diadakan
melalui cara sebagai berikut :
-
stump mata tidur (budded
stump)
-
stump tinggi (high stump)
-
tanaman dalam polybag
Dasar
pendekatan
pemilihan
bentuk
tanaman adalah :
untuk
bahan
-
memperpendek
masa
tidak
menghasilkan
(immature)
-
membuat
tanaman
seragam.
pertumbuhan
yang
lebih
Pembibitan
-
-
-
Tanah dibersihkan dari
rumput dan semak lalu
diratakan,
untuk
menghindari
areal
tergenang air kemudian
buat
parit
saluran
drainase
Benih yang berkecambah
ditanam
ke
dalam
polybag
Setelah
penanaman
benih
lakukan
penyiraman
secara
teratur
Namun
demikian,
cara
perbanyakan
yang
lebih
menguntungkan adalah secara
vegetatif yaitu dengan okulasi
tanaman.
Okulasi sebaiknya dilaksanakan
pada awal atau akhir musim
hujan dengan tahapan sebagai
berikut:
Okulasi ada 2 macam okulasi
yaitu okulasi coklat dan okulasi
hijau. Teknik Okulasi keduanya
sama.
490
Tabel 20 Kriteria Umur batang
untuk okulasi
Keterangan Okulasi Okulasi
Coklat Hijau
Umur
9-18
3-8 bln
batang
bulan
bawah
Diameter + 2 cm 1 – 1,5
batang 10
cm
cm dari
tanah
Kayu
okulasi
Dari
Dari
kebun kebun
entres, entres
warna umur 1-3
hijau tua bln,
dan
warna
coklat, masih
diameter hijau atau
1,5 – 3 telah
cm.
terbentuk
1-2
payung.
-
Persiapkan mata okulasi
-
Buatlah perisai pada
entres dengan ukuran
lebih kecil dari jendela
dan mata diambil dari
ketiak daun
Teknik Okulasi
-
Buat jendela okulasi
panjang 5-7 cm, lebar 1-2
cm.
Gambar 168 Kebun entres
491
-
Pisahkan kayu dari kulit
(perisai)
-
Bukalah jendela pada
batang bawah kemudian
selipkan perisai diantara
kulit
jendela
dan
cambium
-
Masukkan perisai
dalam jendela
diulang
1-2
kemudian.
-
minggu
Bila
bibit
akan
dipindahkan
potonglah
miring batang bawah +
10 cm di atas okulasi.
Bibit
okulasi
yang
dipindahkan
dapat
berbentuk stum mata
tidur, stum tinggi, stum
mini, dan bibit polybag
Klon-klon
yang
dianjurkan
sebagai bibit batang bawah
adalah: GTI, LCB 1320 dan PR
228.
-
ke
Gambar 169 Cara mengokulasi
karet
-
-
Tutuplah kulit jendela
kemudian dibalut dengan
rafia atau pita plastik
yang tebalnya 0,04 mm.
Gambar 170
bawah
Bakal batang
Setelah 3 minggu, balut
dibuka,
jika
perisai
digores sedikit masih
hijau segar, maka okulasi
berhasil.,
jika
tidak
492
Gambar
171.
batang bawah
Pemotongan
Gambar 172 Batang bawang
siap dilakukan okulasi
Gambar
173
mengokulasi
Gambar
Pekerjaan
174 Batang bawah
dengan tunas hasil
okulasi
493
Persiapan lahan
Ada dua jenis penanaman karet
yaitu newplanting dan replanting.
Newplanting
adalah
usaha
penanaman karet di areal yang
belum dipakai untuk budidaya
karet. Sementara itu replanting
adalah usaha penanaman ulang
di areal karet karena tanaman
lama sudah tidak produktif lagi
(peremajaan).
Khusus untuk newplanting tahap
awal yang harus dilakukan
adalah
memastikan
kondisi
lahan sesuai untuk budidaya
karet
Gambar 175 Bibit karet siap
tanam
Selanjutnya lakukan pekerjaan
pengolahan lahan yang terdiri
dari 3 (tiga) tahapan yaitu:
1. membabat
pepohonan
atau semak yang tumbuh
, dapat dikakukan secara
manual atau mekanis
bergantung
luas
lahannya
2. Pengumpulan sisa pohon
dan semak dalam satu
tempat, dimana daun dan
rantingnya
dapat
digunakan
sebagai
bahan
kompos,
sedangkan kayu yang
besar-besar
sabagai
kayu bakar
Gambar 176 Pengangkutan Bibit
karet
dengan
menggunakan
truk/jonder
3. Pembangunan
sarana
jalan
baik
untuk
pemeliharaan
maupun
kegiatan produksi. Jalan
ini
diantaranya
jalan
utama, jalan antar blok,
jalan kontrol dan jalan
494
pengangkut
lateks.
Pembuatan
jalan
berkontur
miring
memerlukan
perencanaan
dan
pemikiran yang matang.
Penanaman Tanaman
Penentuan jarak tanam
Jarak tanam disesuaikan dengan
tajuk
tanaman,
jika
tajuk
tanaman tinggi dan lebar maka
jarak tanam semakin jauh jarak
antartanamannya.
Jarak
tanaman
yang
lebar
ini
diharapkan tidak mengganggu
pertumbuhan perakaran dan
perkembangan tajuk tanaman.
Pembuatan lubang tanam
Gambar 177
Mesin traktor
pengolahan tanah
Lahan/kebun
diolah
sebaik
mungkin
sebelumnya.
Buat
lubang tanam dengan
jarak
tanam yang sudah ditentukan .
Setelah ditentukan dan ditandai
dengan ajir, lubang tanam
segera dibuat. Ukuran lubang
tanam disesuaikan dengan jenis
karet dan stadium bibit.
Bentuk lubang tanam tidak harus
kubus,
tetapi
juga
dapat
berbentuk silinder atau kerucut
yang semakin menyempit ke
dalam lubang.
Gambar
178 Pembuatan ajir
pada lahan datar
495
Gambar 179 Pembuatan ajir
pada
lahan
bergelombang
Gambar
tanam
181
Bentuk
lubang
Gambar 180 Mesin pembuat
lubang tanam
Gambar
182
Mal
untuk
mengukur kedalaman
lubang tanam
496
Setelah digali dengan ukuran
yang sesuai, lubang tanam
kemudian dibiarkan terkena
panas matahari selama dua
minggu agar bibit hama dan
penyakit yang ada didalamnya
mati.
Penanaman
Setelah bibit dan lubang tanam
siap, maka penanaman dapat
dilakukan. Jika bibit yang
ditanam merupakan bibit yang
diambil
dari
lahan,
akar
tunggangnya harus masuk lurus
ke dalam tanah.
Akar tunggang yang arahnya
miring dapat mengakibatkan
tumbuh tanaman terhambat.
Jika sumber bibit berasal dari
okulasi dalam kantong plastik,
media disekitar bibit harus padat
dan tidak pecah.
Buka
plastik
pembungkus
kemudian bibit dimasukkan ke
dalam lubang tanam dan diurug
dengan
tanah
yang
ada
disekitarnya.
Gambar
183
Penimbunan
lubang
tanam
setelah pindah tanam
dengan
mempergunakan
tenaga manusia
Untuk
mengetahui
bahwa
kantong
plastik
tidak
ikut
tertanam, gantungkan kantung
tersebut
pada
ajir
yang
menentukan jarak tanam.
Penanaman tanaman
penutup tanah
Penanaman tanaman penutup
tanah di lahan karet dilakukan
untuk mencegah erosi dan
mempercepat matang sadap.
Ada tiga kelompok tanaman
yang dapat digunakan yaitu
tanaman merayap, semak dan
pohon.
Tanaman merayap yang baik
digunakan adalah jenis kacangkacangan.
497
Kelompok semak yang baik
digunakan antara lain Crotalaria
usarmoensis , C-juncea dan jenis
pepohonan
yang
sering
dimanfaatkan adalah petai cina
(Leucaena glauca).
Untuk mengefisienkan lahan,
perkecambahan benih kacangan
dapat dilakukan dekat dengan
lahan yang akan ditanam karet
atau lahan peremajaan.
Gambar 185 Kacangan yang
sudah tumbuh
Gambar 184 Perkecambahan
benih karet sebagai
sumber batang bawah
Gambar 186. Kacangan yang
siap
ditanam
ke
lapangan
498
Pemeliharaan
Perawatan tanaman sebelum
panan
Tanaman
yang
belum
menghasilkan ini berumur sekitar
1-4 tahun. Perawatan tanaman
ini umumnya sama dengan
perawatan tanaman perkebunan
lainnya yaitu:
Gambar
187
Penanaman
kacangan
diantara
barisan karet
-
Lakukan pengairan untuk
mengatur letak tanaman
dalam barisan.
-
Luka potong akar tunggal
dan akar lateral diolesi
dengan pasta Rootone F
dosis 125 mg ditambah
dengan air 0,5 ml untuk
satu stump.
-
Pembungkus
okulasi
dilepas
agar
tidak
mengganggu
pertumbuhan dan bibit
siap ditanam.
-
Penyulaman,
tidak
semua bibit karet yang
ditanam
hidup
seluruhnya, oleh karena
itu
dibutuhkan
penyulaman.
-
Penyiangan,
Lakukan
penyiangan
untuk
menghindari persaingan
tanaman
didalam
pengambilan unsur hara.
Kegiatan
penyiangan
sebenarnya
dapat
dilakukan setiap saat,
yaitu ketika pertumbuhan
gulma
sudah
mengganggu
perkembangan tanaman
karet.
Meskipun
demikian,
umumnya
penyiangan
dilakukan
tiga kali dalam setahun
untuk menghemat tenaga
dan biaya.
-
Pemupukan, kegiatan ini
dilakukan untuk memacu
pertumbuhan karet muda
dan
mempercepat
matang sadap. Kegiatan
pemupukan
dapat
dilakukan
dengan
dengan dua cara yaitu,
499
manual
circle
dan
chemical strip weeding.
Pada
cara
pertama
(manual circle) lubang
dibuat
melingkari
tanaman.
Hal
ini
disebabkan
perakaran
tanaman
semakin
bertambah luas seiring
dengan
bertambahnya
umur tanaman.
Untuk
tanaman berumur 3-5
bulan lubang melingkari
dengan jarak 20-30cm, 610 bulan dengan jarak
40-60cm, 21-48 bulan
dengan jarak 40-60cm,
dan lebih 48 bulan
dengan jarak 50-120cm.
Lubang dibuat dengan
kedalaman 5-10 cm,
kemudian
pupuk
ditaburkan ke dalamnya
dan
ditutup
dengan
tanah. Pada cara kedua
chemical strip weeding
pupuk diletakkan pada
jarak 1-1.5 meter dari
barisan
tanaman.
Caranya sama tanah
digali,
kemudian
masukkan pupuk dan
akhirnya tutup kembali
dengan
tanah.
Pemupukan
sebaiknya
tidak dilakukan pada
pertengahan
musim
penghujan, karena pupuk
mudah tercuci, idealnya
pemupukan
dilakukan
pada pergantian musim
hujan ke musim kemarau.
Dosis
pupuk
yang
digunakan
disesuaikan
dengan jenis tanahnya.
Pemupukan
pada
tanaman
belum
menghasilkan
frekuensinya
sekali
setahun,
sedangkan
pada karet yang telah
menghasilkan dua kali
setahun.
Pemberian
pupuk yang paling baik
adalah
dengan
cara
menggabungkan paling
tidak 3 jenis pupuk untuk
menghemat tenaga kerja.
Atau penggunaan pupuk
majemuk yang banyak
beredar di pasar.
Gambar
188
Proses
pencampuran
pupuk
500
Gambar 189 Pemberian pupuk
pada tanaman belum
menghasilkan
-
Seleksi dan penjarangan,
kegiatan ini dilakukan
untuk memilih tanaman
yang
jelek
dan
menggantikannya
dengan bibiot baru yang
bagus.
Seleksi
juga
dilakukan bagi tanaman
yang terserang penyakit,
agar tidak tertular dengan
tanaman
lainnya.
Penyulaman
dilakukan
untuk
mengganti
tanaman yang telah mati
sampai dengan tanaman
telah berumur 2 tahun
pada
saat
musim
penghujan. Tunas palsu
harus dibuang selama 2
bulan pertama dengan
rotasi 2 minggu sekali,
sedangkan tunas lain
dibuang sampai tanaman
mencapai ketinggian 1,80
m.
-
Pemeliharaan
penutup
tanah, tanaman penutup
tanah ini juga mendapat
perawatan yang sama
dengan
tanaman
karetnya.
Pemupukan
dan pengendalian hama
penyakit juga dilakukan
agar tanaman penutup
tanah ini subur dan dapat
menjalankan
fungsi
positif untuk tanaman
karet.
-
Setelah
tanaman
berumur
2-3
tahun,
dengan ketinggian 3,5 m
dan
bila
belum
bercabang,
perlu
diadakan perangsangan
dengan cara pengeratan
batang, pembungkusan
pucuk
daun
dan
pemenggalan
Gambar 190 Penyiangan gulma
pada
kawasan
tanaman
penutup
tanah
501
Pengendalian
penyakit
hama
dan
Hama
Pseudococcus citri
Pengendaliannnya
dengan
menggunakan insektisida jenis
Metamidofos, dilarutkan dalam
air dengan konsentrasi 0,05 0,1%.
Kutu Lak (Laeciper greeni)
Dapat
diberantas
dengan
insektisida
Albolinium
(Konsentrasi
2%)
ditambah
Surfactan citrowett 0,025%.
Penyakit
Penyakit-penyakit yang ditemui
pada tanaman karet adalah:
-
penyakit embun tepung
-
penyakit daun
-
penyakit jamur upas
-
penyakit cendawan akar
putih
-
penyakit gugur daun.
Pencegahannya
dengan
menanam Klon yang
sesuai
dengan lingkungan dan lakukan
pengelolaan , tanaman secara
tepat dan teratur:
Penyadapan
Penyadapan pertama dilakukan
setelah tanaman berumur 5-6
tahun. Tinggi bukaan
sadap
pertama 130 cm dan bukaan
sadap kedua 280 cm diatas
pertautan okulasi.
Kriteria matang sadap
Kriteria
umum
untuk
menentukan
tanaman
karet
sudah matang sadap atau belum
dengan kriteria:
-
Umurnya,
Biasanya
karet sudah mulai dapat
disadap setelah berumur
5 tahun
-
Lingkar batang Jika lilit
batang sudah mencapai
45cm yang diukur pada
jarak
100
cm
dari
pertautan okulasi, pohon
karet
sudah
masuk
kriteria matang sadap.
Pengukuran lilit batang ini
dpat dilakukan dengan
metode sampel, tidak
perlu seluruh tanaman
karet diukur (sekitar 65%
dari
jumlah
seluruh
tanaman).
Frekuensi penyadapan
Frekuensi penyadapan adalah
selisih waktu penyadapan yang
dinyatakan dalam satuan waktu
hari (d=day), minggu (w=week),
bulan , dan tahun (y=year).
Kegiatan
penyadapan
yang
dilakukan setiap hari dinyatakan
dengan d/1, dua hari sealil
502
dinyatakan dengan
seterusnya.
d/2,
dan
-
Tebal
irisan
sadap
dianjurkan 1,5 - 2 mm.
Untuk kegiatan penyadapan
yang dilakukan secara berkala,
lama
penyadapan
yang
dinyatakan dengan pembilang
dan lamanya putaran atau rotasi
sampai kulit disadap kembali
dinyatakan dengan penyebut.
-
Dalamnya irisan sadap 11,5 mm.
-
Waktu penyadapan yang
baik adalah jam 5.00 7.30 pagi.
Misalnya, pohon karet yang
disadap selama 3 minggu dalam
kurun waktu sembilan minggu
atau dengan masa istirahat
selama 6 bulan dinyatakan
dengan 3-W/9.
Sadapan yang berpidah tempat
kulit batang, disadap di dua
bidang sadap berbeda dengan
bergantian menurut selisih waktu
tertentu.
Sistem ini dinyatakan dengan
perkalian dua faktor didalam
tanda kurung (..... x ....). Kedua
faktor tersebut adalah jumlah
bidang sadap terpakai dan nilai
bagi dari lamanya penyadapan.
Angka pembaginya merupakan
lamanya rotasi sadapan.
Misalnya : d/2(2 x 2 d/4) adalah
penyadapan dua bidang sadap
secara bergantian dengan pohon
yang disadap dua hari sekali.
Gambar 191 Bidang sadap karet
Peremajaan karet
Hal yang perlu diperhatikan
dalam penyadapan antara lain:
Penentuan saat peremajaan
bagi
tanaman
tahunan
khususnya tanaman karet yang
dipraktekkan
oleh
baik
perkebunan-perkebunan besar
ataupun kecil belum ada satu
dasar ekonomi yang seragam.
Pembukaan
bidang
sadap dimulai dari kiri
atas kekanan bawah,
membentuk sudut 300.
Ditinjau
dari
persyaratan
ekonomis
kadang-kadang
keputusan yang diambil untuk
meremajakan tanaman karet
-
503
suatu perkebunan belum dapat
dikatakan memenuhi syarat.
perenial. Berbeda dengan usaha
tanaman setahun.
Tidak jarang suatu perkebunan
mendasarkannya
pada
ketetapan umur tanaman karet
yang dianggap menguntungkan,
tetapi ketetapan umur itu
seakan-akan merupakan suatu
rumus yang tidak pernah
berubah, sekalipun keadaan
harga
karet
mengalami
penurunan.
Pada tanaman perenial satu
siklus penanaman membutuhkan
waktu yang sangat panjang.
Sehingga
modal
yang
diinvestasikan
memerlukan
perhitungan
yang
cukup
kompleks.
Adapun kriteria yang biasa
digunakan
untuk
mengukur
keuntungan
perusahaan
perkebunan tanaman perenial
adalah sebagai berikut.
a. net discounted revenue
(NDR)
Gambar 192 Pertanaman karet
belum
menghasilkan
Pengukuran
perkebunan karet
keuntungan
Sebelum menerangkan tentang
metode ekonomis dari pada
peremajaan
kiranya
perlu
dikemukakan
lebih
dahulu
tentang
bagaimana
cara
mengukur keuntungan daripada
usaha perkebunan tanaman
yakni mengukur keuntungan
berdasarkan perhitungan selisih
antara
nilai
kini
kumulatif
pendapatan kotor dengan nilai
kini
kumulatif
pengeluaran.
Pengukuran dengan NDR dapat
menggambarkan
secara
kwantitatif dari keuntungan yang
diperoleh selama masa investasi
(sampai tanaman diremajakan).
b. benetif cost ratio (BCR)
yaitu nilai kini dari kumulatif
pendapatan kotor dibagi dengan
nilai kini dari pada kumulatif
pengeluaran.
BCR
dapat
menggambarkan
keuntungan
relatif selama masa investasi
(sampai tanaman diremajakan).
504
c. internal rate of return
(IRR)
yaitu suatu tingkat suku bangsa
yang bila dikenakan pada usaha
tanaman tersebut, perusahaan
akan mengalami tidak rugi atau
nilai
kini
dari
kumulatif
pengeluaran sama dengan nilai
kini kumulatif pendapatan kotor.
Metoda penentuan
saat peremajaan
Tujuan yang utama dari suatu
perusahaan adalah keuntungan
yang setinggi-tingginya.
Oleh sebab itu perusahaan
perkebunan
yang
hendak
meremajakan tanamannya tak
lepas dari perhitungan akan
keuntungan
ekonomi
perkebunan yang diperoleh.
Berikut mencoba menerangkan
tentang
penentuan
saat
peremajaan ditinjau dari segi
ekonomi agar prinsip mencari
keuntungan
setinggi-tingginya
bisa dicapai.
sama dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan.
Atau dengan perkataan lain
peremajaan dilakukan ketika
pendapatan
marjinal
sama
dengan biaya marginal.
Cara ini bila ditinjau dari segi
keuntungan
perkebunan
sebenarnya cukup rasional; oleh
karena
disamping
dapat
memungutt
hasil
tanaman
secara maksimal juga dapat
mengambil
mengambil
keuntungan sampai tanaman itu
tidak mampu lagi mendatangkan
keuntungan.
Dalam praktek metoda ini sering
dijumpai beberapa kelemahan,
antara
lain
yaitu
cara
memperhitungkan break even
point.
Pertimbangan mendasar
(break even point).
Pada tanaman yang sudah tua
ongkos-ongkos yang dikeluarkan
biasanya rendah. Manakala
tanaman tidak lagi diadakan
pemupukan perumputan, dan
sebagainya. Sehingga dalam
perhitungan break even point,
hanya
terdiri
dari
ongkos
penyadapan
dan
ongkos
pengolahan.
Suatu cara yang banayk dipakai
untuk
menentukan
saat
peremajaan oleh perkebunan
adalah
pertimbangan
berdasarkan break even point
maksudnya adalah : saat
peremajaan dilakukan apabila
pendapatan yang terakhir yang
diproleh dari tanaman yang
produksinya
telah
menurun
Akibatnya break even poinnya
menjadi rendah. Karena break
even point rendah tidak jarang
beberapa
perkebunan
memperbolehkan
tanamantanaman tua yang berproduksi
rendah masih juga disadap.
Sebab
pendapatan
yang
diperoleh masih lebih tinggi dari
break even point.
505
Kelemahan lain dari cara diatas
ialah
bahwa
keuntungan
kumulatif yang maksimal tidak
berarti
berlaku
maksimal
terhadap rata-rata keuntungan
persatuan waktu.
Perencanaan peremajaan karet
Hendaknya rencana peremajaan
telah disusun tiga tahun sebelum
dilakukan penumbangan pohon
karet tua. Hal ini didasarkan
kepada pertimbangan sebagai
berikut :
a. Merupakan
tindakan
ekonomis yang tepat
b. Tergantung
kepada
keadaan
tanaman,
penyadapan terakhir dari
karet tua dengan sistem
deres arah keatas, jika
mungkin
dengan
menggunakan stimulasi
ethrel dapat dilaksanakan
dengan
intensitas
tertentu selama ± 3
tahun.
c. Untuk memperoleh atau
menghasilkan
kayu
okulasi, diperlukan waktu
±
2
tahun,
sejak
penanaman
batang
bawah, sampai saat yang
sesuai untuk diokulasi.
Waktu
untuk
memulai
penyadapan terakhir adalah
pada
awal
tahun
bukaan
sadapan (yaitu bulan Mei di
sumatera utara), dan untuk
membangun pembibitan pada
musim
jatuh
biji
(Agustus/September).
Bahan tanaman karet
Peremajaan tanaman karet baru
dilakukan setelah umur kurang
lebih 30 tahun.
Berarti
penyadapan
bahan
tanaman yang baik adalah dasar
yang menentukan untuk masa
depannya.
Bermacam -macam
bahan
tanaman karet dapat dibedakan
antara :
a. sifat
keturunannya
(genetisnya) : klon-klon
keret.
b. Bentuk bahan tanaman :
stum mata tidur, stum
tinggi
dan
tanaman
polybeg.
506
Evaluasi klon
Pertumbuhan
Produksi
Pertumbuhan Batang sebelum
tanaman
menghasilkan
menunjukkan
kecepatan
mencapai matang sadap (masa
TBM)
sedang
besarnya
pertumbuhan setelah disadap
menunjukkan trend produksi
tanaman dewasa.
Sifat produksi tinggi adalah yang
terutama harus memiliki klon
unggul.
Produksi
selama
penyadapan (± 25 tahun)
mempunyai fase sebagai berikut:
1. trend
meningkat
(tanaman teruna)
2. trend merata pada level
yang tertinggi (tanaman
dewasa).
3. trend menurun (tanaman
tua).
Selama periode penyadapan,
terdapat banyak faktor luar
maupun faktor biologis yang
mempengaruhi
banyaknya
produksi,
maka
sifat-sifat
biologis lainnya yang disebut
sebagai sifat sekunder harus
dinilai.
Pertumbuhan batang adalah
sifat yang mempunyai nilai
ekonomis yang penting karena :
-
kecepatan pertumbuhan
masa remaja (immature =
TBM)
menunjukkan
periode tanaman tidak
menghasilkan
-
pertumbuhan
setelah
disadap,
menunjukkan
trend produksi tanaman
dewasa.
Pertumbuhan
batang
yang
selama dua tahun pertama relatif
lambat (GT 1 : ± 7 cm/ tahun)
tahun ketiga dan keempat
percabangan sudah terbentuk
sehingga pertumbuhan lebih
cepat (GT 1 : ± 12 cm/tahun),
tahun kelima mulai menurun
karena tajuk sudah mulai
menutup (± 10 cm/tahun).
Sesudah
tanaman
disadap,
pertumbuhan makin berkurang.
Gambar
lateks
193
Penimbangan
507
Ketahanan Terhadap Penyakit
Penyakit daun
Kerusakan atau kerugian akibat
penyakit daun pada karet di
indonesia
sampai
sekarang
belum separah penyakit daun
(SALB)
oleh
Microcyclus ulei di Amerikan
Selatan.
Penyakit
daun
oleh
Phytophthora palmivora di India
Dan Oedium hevea di Ceylon.
Dua penyakit tersebut yang ada
di Amerika Selatan dan India
ternyata hingga saat ini belum
ada
di
Indonesia
kerena
pemberantasan penyakit daun
sangat sulit, maka ketahanan
ataupun
toleransi
tanaman
terhadap penyakit ini sangat
diperhatikan
oleh
pemulia
tanaman.
508
BAB XI
HIDROPONIK
a. Pendahuluan
Hidroponik berasal dari kata
Yunani, yang terdiri dari dua kata
yaitu hudor dan ponos. Hudor
artinya air sedangkan ponos
artinya kerja atau daya. Secara
harfiah
hidroponik
artinya
memberdayakan air.
Pengertian yang e
l bih luas dari
hidroponik
adalah:
teknik
bercocok
tanam
tanpa
menggunakan tanah sebagai
media tanamnya.
Prinsip
budidaya
tanaman
secara
hidroponik
adalah
memberikan/menyediakan nutrisi
yang diperlukan tanaman dalam
bentuk larutan dengan
cara
disiramkan, diteteskan, dialirkan
atau disemprotkan pada media
tumbuh tanaman.
Keuntungan dan kelebihan
1. Keberhasilan
tanaman
untuk
tumbuh
dan
berproduksi lebih terjamin
2. Dapat dilakukan dimana
saja tidak tergantung sifat
fisik dan kimia tanah, dan
dapat dilakukan pada
lahan
yang
sempit
ataupun gersang.
4. Perawatan
terhadap
gangguan hama dan
penyakit lebih terkontrol
serta lebih praktis
5. Pertumbuhan
lebih cepat
tanaman
6. Kualitas hasil lebih baik
(bersih & tidak rusak)
7. Penggunaan pupuk lebih
hemat (efisien)
8. Efisiensi tenaga kasar
(misalnya mencangkol,
membajak, dan lain-lain)
9. Beberapa jenis tanaman
dapat
ditanam diluar
musim nya.
10. Tidak
ada
kebanjiran,
kekeringan
ketergantungan
kondisi alam
risiko
erosi,
atau
pada
11. Harga jual relatif lebih
tinggi
Prinsip-prinsip dasar hidroponik
dapat diterapkan dalam macam macam cara, yang dapat
disesuaikan dengan persyaratan
finansial maupun keterbatasan
ruang.
3. Produktivitas
tanaman
lebih tinggi serta lebih
kontinu
509
b. Metoda Bercocok Tanam
Hidroponik
Metoda
bercocok
tanam
hidroponik dapat dibagi menjadi
7 (tujuh) katagori berdasarkan
media tempat tumbuh tanaman,
yaitu:
1. Metoda Kultur Air
2. Metoda Substrat
3. Metoda Nutrient
Technique (NFT)
Gambar
Film
194
Komponenkomponen penyusun
dalam kultur air
4. Metode Aeroponik
5. Hidroponik Rakit Apung
(Floating raft hydroponic
system)
6. Kombinasi
Apung
7. Kombinasi
Rakit Apung
NFT-Rakit
Wadah/tempat/pot
dapat
berupa stoples, tabung kaca,
plastik, dan lain-lain yang
disesuaikan dengan jenis
tanaman yang akan ditanam
dan wadah yang tersedia.
Aeroponik-
Metode Kultur Air
Metode ini menggunakan air
sebagai media tumbuh tanaman.
Pada metoda ini tumbuhan
ditanam semata-mata dalam air,
yang dilengkapi dengan larutan
zat makanan.
Gambar 195 Salah satu stoples
kaca sebagai wadah
hidroponik
510
Cara penanaman dengan
metode kultur air
Tahapan persiapan
Menanam dengan menggunakan
metode kultur air merupakan
cara yang paling sederhana dan
murah.
Cara bercocok tanam dengan
metode ini, paling cocok jika
menggunakan wadah/pot yang
hanya memuat satu atau dua
tanaman dalam satu pot.
Bahan pot yang digunakan dapat
dari kaca bening, vas bunga,
mangkuk. Pot dari tanah liat
maupun botol-botol bekas.
Gambar
196
Menanam
tumbuhan dalam air
dengan menggunakan
gabus
dan
kapas
sebagai penyangga
Penggunaan
wadah
yang
terbuat dari kaca bening sangat
menarik
karena
hal
ini
menjadikan perakaran tersebut
sebagai bagian dari keindahan
tanaman itu sendiri, bersama
dengan daun dan bunganya.
Seluruh alat yang kita gunakan
dalam budidaya hidroponik ini
harus terlebih dahulu disterilkan,
dengan menggunakan sikat dan
air panas.
Agar akar tanaman dapat
bertumpu tegak pada tempatnya
kita dapat menggunakan kerikil,
pasir, atau potongan batu bata
yang
sebelumnya
telah
dibersihkan dahulu dengan air
panas.
Cangkok
Pembibitan
Kebanyakan tanaman dapat
ditumbuhkan tanpa kesulitan
yang besar dari benih-benihnya
dan sejumlah tanaman-tanaman
lain dapat ditumbuhkan dari
cangkokan.
Benih dari berbagai jenis
tanaman dapat dibeli dari tokotoko maupun perusahaan yang
cukup banyak jumlahnya.
Suatu cangkokan ialah sepotong
tanaman yang dipisahkan dari
511
akar, batang atau daun sebuah
tanaman yang telah dewasa.
Cangkokan
itu
ditempatkan
dalam sejenis media penanaman
dan dirawat dengan baik, agar
potongan ini dapat berkembang
menjadi satu tanaman tersendiri
yang berasal dari induk jenisnya.
Pindah tanam
Tanda awal dari bibit dapat
dipindahtanamkan adalah telah
kelihatan 2 daun pada bibit yang
telah berkembang sempurna.
Gunakan sebuah sendok untuk
menggali
semaian
dari
tempatnya. Lakukan dengan
hati-hati agar bibit tidah patah.
Benih
Untuk sumber bibit yang berasal
dari
benih
maka
harus
disemaikan terlebih dahulu
Ada beberapa benih yang
mudah berkecambah akan tetapi
ada sebagian yang sulit. Untuk
benih
yang
membutuhkan
perlakukan khusus atau yang
sulit berkecambah maka perlu
dilakukan
persemaian.
Umumnya benih tanaman yang
relatif lebih besar dapat ditanam
secara langsung pada wadah
yang telah disiapkan, sebaliknya
benih yang kecil maka harus
disemai terlebih dahulu baru
dilakukan pindah tanam.
Yang harus diperhatikan dari
penggunaan sumber bahan
tanam dari benih ini adalah
bahwa setiap benih memerlukan
kebutuhan-kebutuhan
khusus
yang berbeda.
Benih-benih
ini
dapat
dikecambahkan
pada
bak
kecambah atau wadah lainnya.
Jangan memegang bibit pada
batangnya, karena batang itu
sangat rapuh bahkan kalau
dilakukan dengan hati-hati tetap
dapat merusaknya secara fatal.
Juga
tidak
dibenarkan
memegang
semaian
pada
akarnya.
ika tanaman pada awalnya kita
bibitkan terlebih dahulu pada
media tanah, maka sebelum
ditanam
dengan
sistem
hidroponik
terlebih
dahulu
akarnya dibersihkan dari tanah
dan kotoran yang menempel.
Untuk bahan tanaman yang
berasal dari cangkok, maka
berikut ini cara praktis untuk
memindahkannya.
1.
Bentangkan
lembaran-lembaran
surat kabar di atas
sebuah meja atau
tempat bekerja.
2.
Tempatkan sebelah
tangan
di
atas
permukaan tanah dari
tanaman,
dan
letakkan
batangnya
dengan
kukuh
diantara 2 jari.
512
3.
Pegang dasar pot
dengan
tangan,
kemudian
dengan
hati-hati tarik keluar
tanaman
beserta
akar-akarnya,
serta
tanah yang melekat
padanya.
4.
Kalau tanaman masih
tidak
mau
lepas,
benturkan pot dengan
hati-hati beberapa kali
pada satu permukaan
yang keras. Kalau
masih juga belum
dapat
dilepas;
gunakan pisau yang
tumpul
untuk
mengorek bagian atas
dari tanah.
5.
Hilangkan
semua,
gumpalan tanah yang
masih melekat pada
akar-akar tanaman
6.
Bilas
dengan
hangat
7.
Jangan
menambahkan larutan
zat makanan apa pun,
pada awal pindah
tanaman cangkokan
karena
dapat
menyebabkan
tanaman
stres.
Setelah
lewat
seminggu, buanglah
airnya
baru
dimasukkan air lain
yang
dicampur
dengan larutan zat
air
8.
makanan.
Buat
sanggahan
dalam bentuk selapis
kerikil, atau pecahan
gerabah, arang kayu
atau
batu
bata.
Potongan arang kayu
dapat
bertindak
sebagai
penyaring
alami dan membuat
air tetap jernih serta
mencegah tumbuhnya
lumut.
Penanaman
Terlebih dahulu siapkan wadah
tempat pertanaman yang besar
kecilnya disesuaikan dengan
jenis tanaman yang akan
dibudidayakan.
Pada bagian atas dari wadah
tutup dengan gabus, tutup gabus
ini
dapat
dilubangi,
yang
lubangnya disesuaikan dengan
besar kecilnya tanaman.
Kemudian letakkan tanaman
pada lubang gabus tadi dan agar
tidak goyah sumbat dengan
kapas steril.
Sumber
air
irigasi
untuk
pertanaman
ini
dapat
menggunakan
air
dari
perusahaan air minum ataupun
air sumur yang terlebih dahulu
dicek pH nya.
513
Perawatan
Metode Substrat
Perawatan yang terpenting dari
metode
penanaman
secara
hidroponik
ini
adalah
penggantian
air
dan
pengecekkan pH secara teratur.
Yaitu menumbuhkan tanaman
dalam media padat (bukan
tanah), umunya digunakan untuk
mengusahakan sayuran atau
buah yang bernilai tinggi.
Pemupukan
Media padat antara lain dapat
arang (kayu, sekam padi), pasir,
perlit, zeolit,
gambut, kerikil,
potongan sabut kelapa, pakis,
pecahan genteng/batu bata, batu
apung, dan sebagainya
Sewaktu pemberian hara pada
tanaman maka pH juga perlu
diperhatikan pH yang terlalu
rendah atau terlalu tinggi dapat
menghambat
pertumbuhan
tanaman.
Jumlah dan konsentrasi pupuk
yang ditambahkan dipengaruhi
oleh jenis dan fase pertumbuhan
tanaman.
Konsentrasi hara yang terlalu
tinggi akan berakibat pada
rusaknya perakaran tanaman.
Untuk menghemat waktu maka
penyiapan hara dapat dilakukan
seminggu
sekali
dengan
mencampur hara dalam galon
yang kemudian menyimpannya.
Sirkulasi air
Air yang ada dalam wadah
hidroponik,
sebaiknya diganti
setiap 3 atau 4 minggu sekali,
bergantung
pada
jenis
tanamannya.
Larutan nutrisi diberikan dengan
cara disiram / dialirkan lewat
sistem irigasi. Sistem irigasi yg
biasa dipakai pada Hidroponik
Substrat yaitu
sistem air
mengalir ataupun irigasi tetes
(drip irigation).
Pada sistem air mengalir:
air/larutan hara dialirkan terus
sehingga tidak ada air yang
tergenang.
Kelebihan sistem irigasi ini
dibandingkan dengan
air
menggenang yaitu
zat hara
yang tercampur dalam air tidak
mengendap sehingga akar tetap
menyerap zat hara dalam
konsentrasi yang sama dan tidak
menimbulkan cekaman.
Tujuan penggantian air adalah
untuk menghindari timbulnya
ganggang atau lumut yang dapat
menggagu tanaman.
514
Umumnya metode ini digunakan
untuk sayuran berumur pendek
(misalnya: pakchoy, caysim,
lettuce, kailan, bayam dan
kangkung).
Sayur Buah seperti Tomat,
paprika & mentimun juga dapat
dibudidayakan dengan cara ini
tetapi dibatasi hanya 2-3 talang
per bed agar tanaman tumbuh
melebar.
Keunggulannya:
1. Air yang diperlukan tidak
banyak
2. Kadar O2 terlarut dalam
larutan hara cukup tinggi
3. Air sebagai
media
mudah didapat dengan
harga murah
4. pH larutan mudah diatur
5. Ringan, sehingga dapat
disangga dengan talang
Gambar
197
Beberapa
hidroponik sustrat
6. Wadah berupa selokan
panjang yang sempit
terbuat dari plat logam
tipis tahan
Nutrient Film Technique
Yaitu
model
budidaya
hidroponik dengan meletakkan
akar tanaman pada lapisan air
(nutrien) yg sangat tipis (± 3 mm)
sebagai medianya.
515
Agar dapat berdiri, pangkal
batang dimasukkan ke dalam
helaian Styrofoam (2 cm) yang
telah dilubangi.
Daya dukung styrofoam setebal
2 cm tidak dapat dibebani
dengan biomass tanaman yg
terlalu berat (berat maksimum yg
dapat
disangga
styrofoam
sekitar 3 kg/m² agar styrofoam
tidak melengkung/ pecah/ patah.
Gambar 198 Hara pada Bak
dialirkan dengan bantuan
pompa masuk ke paralon
berbentuk
O.
Dari
paralon tersebut nutrien
dialirkan
ke
talang
penanaman dan melalui
selang
inlet
akan
mengalir dalam talang
yang dibuat miring akan
masuk kembali ke dalam
paralon melalui selang
outlet menuju tangki
penampungan
Aeroponik
Prinsip kerja aeroponik: air yg
berisi larutan hara disemprotkan
dalam bentuk
kabut hingga
mengenai akar tanaman yg
menggantung
Gambar
199 Sayuran yang
ditanam
dengan
aeroponik
Sayuran yang dapat ditanam
dengan
aeroponik adalah
pakchoy, caysim, kailan, lettuce,
bayam, kangkung, serta sayuran
lain yang ringan. Untuk tanaman
tomat, paprika, timun, terong,
kurang sesuai ditanam dengan
metode ini karena terlalu berat.
Pada
sistem
ini
tanaman
ditanam
dengan
cara
menggantung di dalam suatu
bak.
516
Plastik
dipasang
untuk
menampung larutan hara yang
tidak
diserap
tanaman.
Diatasnya diberi rangka untuk
menyangga styrofoam
Paralon
dibawah
plastik
digunakan untuk menampung
sisa larutan yang tidak terserap
tanaman
kemudian
mengalirkannya
ke
tandon
(tempat penampungan)
Selang PE yg diletakkan di dasar
plastik,
sebagai
tempat
mengalirnya larutan hara
Akar yang dibiarkan menjuntai
akan menyerap larutan hara
yang
disemprotkan
melalui
sprinkler
Hidroponik Rakit Apung
Selang PE yg masuk ke dalam
plastik,
berguna
untuk
mengalirkan larutan hara
Metode
ini
adalah
cara
menanam tanaman dengan
cara diapungkan di permukaan
air, atau akar tanaman menjuntai
ke
dalam
air.
Styrofoam
digunakan di atas air yg diberi
lubang untuk menancapkan bibit
517
sayur (bibit bisa diganjal dengan
busa agar dpt berdiri dan tidak
jatuh ke dalam air.
Keuntungannya:
1. Jika aliran listrik mati
selama
seharipun,
pertumbuhan
tanaman
tidak terpengaruh
2. Pemakaian listrik sangat
sedikit
hanya
untuk
menjalankan
pompa
pada saat mengisi air ke
kolam dan menjalankan
aerator
Papan dibuat melintang, untuk
Memudahkan menanam bibit di
Bagian tengah
3. Perawatan instalasinya
relatif mudah dan murah
karena
tidak
memerlukan pompa air
khusus, timer, selang
polyethylene, dan lain
lain.
Kekurangannya:
Biaya awal untuk membuat
kolam
cukup
besar,
dan
kemungkinan kebocoran cukup
tinggi.
Hidroponik
rakit
apung.
Tanaman diapungkan diatas
kolam
Akar Tanaman dibuat menjuntai
untuk menyerap larutan hara
Caisim Ditanam bersama kailan
dalam Rakit apung
518
Kombinasi
Nutrient
Film
Technique (NFT) dengan Rakit
Apung
Metode
ini
dibuat
untuk
memanfaatkan larutan hara yang
terdapat dalam tandon (bak/
reservoir).
Dari bak tersebut
larutan hara disirkulasi kembali
ke bed untuk memberi makan
tanaman.
Bak
tersebut
dimanfaatkan sebagai tempat
hidroponik rakit apung
Kombinasi Hidroponik Rakit
apung dengan
Aeroponik.
Larutan hara yg terkumpul
dalam
tandon
(kolam),
dimanfaatkan untuk hidroponik
Rakit apung
Vertikultur
Kombinasi Hidroponik Nutrient
Film
Technique
dengan
Hidroponik Rakit Apung
Vertikultur
adalah
teknik
bercocok tanam yang dilakukan
dengan menempatkan media
tanam dalam
wadah-wadah
yang disusun secara vertikal (ke
atas)
Wadah dapat berupa pot atau
kolom
Keuntungannya:
1. dapat bertani di lahan
sempit
2. dapat dilaksanakan pada
daerah dengan kondisi
lahan yang kurang subur
Persiapan
Penanaman
kombinasi Antara aeroponik &
Hidroponik Rakit Apung
3. pada prinsipnya sama
dengan tanaman yg
ditanam di pot, tidak
tergantung pada kondisi
lahan setempat
519
4. Tida k terlalu menyita
waktu
5. Perawatan mudah
6.
lebih
menghemat
penggunaan air
Gambar 202 . Teknik pembuatan
lubang tanam pada
wadah tanam
Gabar 203 Wadah yg telah siap
diisi
mediaTanam &
ditanami
Gambar 200 Pot dan Pipa PVC
yg disusun vertikal
menyerupai rak
Gambar
201
Beberapa
peralatan dan
cara
pembuatan lubang tanam
pada kolom vertikal bambu
Gambar 204. Beberapa model
susunan
kolum
horizontal bambu (Sket)
520
Gambar 205 Kolom Horizontal
bambu
yang
telah
disusun dan
siap
untuk ditanami
Gambar 208 Sawi sendok yg
dibudidayakan secara
vertikal
Metoda Arus Kontinyu
Metoda
ini
menuntut
digunakannya 3 buah tempat,
yang harus diatur sedemikian
rupa
sehingga
lokasinya
bertingkat-tingkat antara satu
dengan lainnya.
Gambar 206 . Sawi/ Caisin yang
dibudidayakan dalam
kolom vertikal paralon
Gambar
207
Slada yang
dibudidayakan dalam
kolom vertikal paralon
1. Tempat yang letaknya
paling tinggi berisikan
larutan zat makanan. Dari
tempat
ini
dipasang
sebuah pipa atau sejenis
saluran
yang
bersambungan dengan
tempat di tengah
2. Tempat yang ditengah
merupakan
tempat
tanaman. Pada tempat ini
dipasang sebuah pipa
atau saluran dekat lantai
sehingga
dapat
mengantar larutan zat
makanan.
3. Tempat ke
merupakan
penampungan
zat makanan.
tiga ini
tempat
larutan
521
Dengan cara ini arus larutan zat
makanan
mengalir
secara
kontinyu, kalau tempat yang
letaknya paling atas menjadi
kosong, dapat diisi dari tempat
yang berada paling bawah.
secara teratur ke dalam
larutan
zat
makanannya.
c. Media Hidroponik
Batu bata
Penanaman hidroponik dapat
menggunakan pot bunga yang
dapat diisi dengan berbagai
media tergantung sumberdaya
yang tersedia.
Sistemnya hampir sama dengan
menggunakan
tanah,
tetapi
tanah
digantikan
dengan
potongan-potongan batu bata.
Gambar 209 Salah satu contoh
hidroponik
dengan
menggunakan metoda
arus kontinyu
Sistem seperti ini memang baik,
tetapi sebenarnya tidak praktis,
disebabkan oleh:
1.
2.
Sulit untuk menentukan
laju aliran larutan zat
makanan agar tidak
mengalir terlalu cepat
atau
tidak
terlalu
lambat,
untuk
itu
diperlukan
sejumlah
pengetesan yang tidak
mudah.
Kesulitan lain untuk
mengambil alih sistem
ini bagi perumahan,
ialah harus adanya
pemasukan
oksigen
Pecahan
batu bata dapat
digunakan sebagai alternatif
medium
penanaman
bukan
tanah.
Medium ini dapat digunakan, tapi
kurang praktis, karena sulit
dikelola. Sebelum digunakan
batu bata ini harus digosok
bersih
dan
material
komponennya dapat mengurai
dan
dapan
mempengaruhi
kestabilan pH larutan hara.
Pasir
Media hidroponik juga dapat
menggunakan pasir. Sejak tahun
30 an pasir merupakan pilihan
yang sering dipakai.
Keuntungan
menggunakan
media pasir ini adalah:
-
Sifatnya steril
-
Dapat mempertahankan
522
kelembaban
dengan baik.
media
steril yang berukuran
besar
dan
yang
berukuran kecil untuk
mengisi sisa pot
-
Letakkan tanaman pada
posisinya, yang akarnya
sudah terlebih dahulu
dibersihkan dari bekasbekas tanah. Cuci akar
pada air mengalir, untuk
menghilangkan
semua
sisa
kotoran
yang
menempel.
Usahakan
agar akar-akarnya jangan
patah.
-
Letakkan tanaman ke
dalam pot, sementara
untuk
menyanggah
tanaman agar tegak,
masukkan dengan pelanpelan kerikil secukupnya,
kemudian tambahkan lagi
kerikil sampai pot penuh.
Gambar 210 Hidroponik dengan
menggunakan pasir
Pemberian hara dan air dapat
dilakukan dengan penyiraman
atau sistem tetes.
Kerikil
Beberapa
kekurangankekurangan menggunakan pasir
sebagai media hidroponik dapat
digantikan dengan kerikil.
Salah satu kelemahan media
pasir adalah media ini terlalu
lembab, dan boros hara karena
banyak tercuci.
Oleh karenanya penggunaan
kerikil akhir-akhir
ini, lebih
disukai daripada pasir.
Berikut ini adalah prosedur kerja
penanaman hidroponik dengan
menggunakan media kerikil .
-
Isikan sepertiga dari
lantai pot dengan kerikil
Batas antara bagian yang
tertutup media dengan yang
tidak, dapat diketahui dengan
memperhatikan
warna
batangnya, warna yang lebih
gelap
berada
di
bawah
sedangkan warna yang lebih
cerah berada di atas.
Kerikil merupakan satu pilihan
terbaik,
untuk
penanaman
hidroponik di rumah. Salah satu
kelebihan kerikil ini adalah steril
dan tidak terlalu lembab. Berat
bobotnya dapat dikelola tanpa
kesukaran dan harganya tidak
mahal.
Akan tetapi kerikil ini harus
dicampur dengan media lainnya
523
misalnya pasir, karena media ini
mudah
sekali
mengering,
sehingga
memerlukan
penggunaan air yang sering.
Perbandingan yang ideal antara
pasir dengan kerikil adalah 5
bagian kerikil dan 3 bagian pasir.
Vermikulit dan perlit
Vermikulit dan perlit lebih mudah
dikelola. Kedua media ini
berasal dari mineral, partikelpartikel yang berbobot berat dan
telah
dipanaskan
sehingga
mengembang dan memiliki daya
serap
sedangkan
bobotnya
berubah menjadi ringan.
Perlit dapat digunakan tanpa
tambahan material lain. Akan
tetapi
jika
menggunakan
vermikulit, maka perlu dicampur
dengan pasir karena terlalu
basah. maka materi ini harus
dicampur dengan pasir kasar
pada rasio perbandingan 2
bagian vermikulit terhadap satu
bagian pasir.
Serbuk kayu
Serbuk kayu dapat digunakan
sebagai medium penanaman
bukan tanah. Tapi serbuk kayu
mempunyai
kecenderungan
untuk
menggumpal
dan
menempel pada akar akar
tanaman serta menjadi kompak
jika terkena air.
Jerami dan rumput kering
Jerami dan rumput kering yang
terbuat dari material organis,
pada saatnya akan membusuk
dan
mengurai
sehingga
menyebabkan
perubahan
komposisi larutan hara, yang
berakibat pada tanaman.
Disamping itu, bahan jerami ini
dapat mengandung penyakit
atau hama yang mematikan
tanaman.
Gambar 211 Tanaman tomat
yang ditanam pada
jerami kering
d. Larutan hara
Seluruh budidaya
hidroponik
membutuhkan
hara
secara
teratur. Cara bercocok tanam ini
membuka kesempatan untuk
menyediakan
larutan
zat
makanan pada tanaman dengan
tepat.
Metoda
umum
untuk
menyediakan zat hara
bagi
sebuah unit hidroponik, ialah
dengan
melarutkan
garamgaram zat hara satu per satu
atau menggunakan pupuk yang
524
sudah dicampur dan siap dipakai
serta dapat dibeli di pasar.
Keduanya
harus
dilarutkan
dalam
air,
kemudian
dipompakan atau di tuangkan di
atas
bahan
perantara
penanamannya.
Dewasa ini sudah ada sejumlah
hara atau pupuk yang siap pakai
dan dijual dipasaran.
Yang perlu diperhatikan adalah
mengukur konsentrasi yang
tepat dari larutan hara tersebut.
Jumlah yang diberikan kepada
tanaman tergantung pada jenis,
umur, dan fase pertumbuhan
tanaman.
Pupuk (dalam bentuk siap pakai)
untuk sistem pertanian ini
banyak tersedia dipasar, atau
dapat juga dengan mencampur
sendiri larutan pupuknya.
Sumber hara yang digunakan
dapat dibeli dari toko atau
meramunya
sendiri
(mencampur).
Mencampur sendiri
Untuk
pemula
dianjurkan
menggunakan salah satu dari
campuran zat makanan tanaman
yang siap pakai.
Jika
ingin
melakukan
pencampuran
sendiri
zat
makanan tanaman, maka kita
dapat
membelinya
masing
masing jenis yang dibutuhkan di
toko-toko,
tanaman
dan
memperhatikan manfaat dari
hara tersebut.
Pada tabel 17 dan 18 diberikan
beberapa
jenis
hara
dan
manfaatnya bagi tanaman.
Terdapat puluhan formula untuk
campuran larutan hara tanaman.
Formula yang diberikan disini,
sangat
sesuai
dengan
kebutuhan para pemula karena
hanya mengandung beberapa
garam pupuk yang bisa didapat.
Beberapa alat yang dibutuhkan
untuk mencampur pupuk adalah:
1. Mangkuk besar yang
bersih
atau
tempat
mencampur
dan
mengaduk bahan-bahan
komponen hara tanaman.
Sumber hara
Dalam bentuk siap pakai
Sumber hara untuk penanaman
dengan hidroponik ini dapat
menggunakan pupuk organik
dan anorganik.
2. Timbangan,
alat
digunakan
untuk
memberikan jumlah yang
benar.
3. Pengaduk atau mortal
setelah semua garam
dimasukkan
gunakan
mortal
untuk
menghancurkan kristal-
525
kristal yang ada dalam
garam. Setelah semua
dicampur,
aduklah
dengan
tuntas
dan
hancurkan kristal yang
ada.
Akhir dari pekerjaan ini akan
dihasilkan tepung yang lembut,
simpan campuran ini dalam satu
tempat yang bersih, kering dan
tertutup.
Campuran
ini dipertahankan
agar tetap kering, sampai harus
dilarutkan
dalam
air
dan
digunakan pada tanaman.
Untuk dapat digunakan sebagai
sumber hara cukup melarutkan
10 gram yang dilarutkan dalam
satu gallon air. Atau sekitar 1
sendok teh bahan adukan
dilarutkan di dalam 1 gallon air.
Aduk sampai sampai garamnya
benar-benar larut dengan baik.
baru dapat ditetapkan frekuensi
yang harus diterapkan untuk
memberikan larutan hara.
Atau dapat juga menggunakan
pengatur waktu, agar larutan
secara otomatis dialirkan pada
waktu yang tepat.
Berapa banyak larutan
yang harus di gunakan
hara
Salah
satu
cara
untuk
mengetahui kelembaban media
adalah ibarat seperti spon basah
yang telah diperas seperti itulah
ciri media yang lembab.
Cara lainnya adalah kenali
tanamannya. Setiap tanaman
akan
memberikan
respons
terhadap pemberian hara, maka
kondisi
tanaman
dapat
digunakan sebagai indikator
kebutuhan hara.
Membersihkan peralatan
e. Teknik Perawatan
Perawatan media tanam
Sampai berapa kali larutan hara
sebaiknya diberikan pada suatu
unit hidroponik
Medium hidroponik dijaga agar
tidak terlalu kering atau terlalu
basah.
Satu-satunya
cara
untuk
menentukan frekuensi yang
tepat, ialah dengan
belajar
mengetahui sifat mediumnya.
Berapa lama medium tadi
menjadi kering atau kekurangan
air. Setelah mengetahui hal ini,
Syarat utama dalam budidaya
hidroponik
ini
adalah
penggunaan alat yang bersih
dan steril.
Alangkah baiknya jika kita dapat
mencuci peralatan baik pot
maupun medianya sekitar dua
minggu sekali.
Hal
ini
berguna
untuk
meniadakan penimbunan larutan
zat
makanan
yang
tidak
digunakan di dalam medium
pertumbuhannya.
526
Penggunaan ulang larutan
Larutan yang telah digunakan
dapat kita gunakan kembali akan
tetapi harus diyakini bahwa
larutan
tersebut
tidak
rusak/berubah komposisinya.
Pada beberapa green house
modern umumnya mempunyai
peralatan dan ketrampilan yang
dapat menentukan apakah zat
hara tersebut dapat dipakai lagi
atau tidak.
Jika ingin menggunakan hara
yang di daur ulang (untuk
menghemat secara ekonomis
dan
lingkungan)
sebaiknya
membatasi penggunaan satu
adukan larutan selama 3 atau 4
hari.
Jika ditemukan
tanamantanaman, mulai menunjukkan
tanda-tanda kekurangan zat
makanan,
maka
sebaiknya
mengganti larutan hara setiap 2
hari sekali.
Mengukur pH
Istilah pH digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman
atau alkalinitas dari bahan.
Pengelola
hidroponik
harus
secara khusus memperhatikan
pH ini baik pada air ataupun
pada
larutan
hara
yang
digunakan.
Pengaturan
pH
begitu
pentingnya, karena jika larutan
terlalu
asam
atau
alkalin
sejumlah komponen zat vital di
dalam larutan hara
akan
mengendap menjadi garam yang
tidak larut. Hal ini akan
menjadikan hara tersebut tidak
dapat diserap tanaman.
Kondisi ini akan menunjukkan
gejala-gejala
dari
berbagai
macam kekurangan. Misalnya
jika pH berada dibawah 6,
menyebabkan
terjadi
kekurangan kalsium.
Gejala
kerusakan-kerusakan
juga dapat dilihat pada bagian
tanaman lainnya, seperti pada
sistem perakaran, terbakarnya
ujung akar, daun yang layu, dan
muncul bercak-bercak jaringan
yang mati.
Jika larutan bersifat terlalu
alkalin akan mengganggu daya
serap tanaman terhadap unsur
besi, sehingga menunjukkan
gejala "Klorosis".
Gejala selanjutnya akibat pH
masam atau alkalin
adalah
sulinya tanaman menyesuaikan
diri dalam mengatasi gangguan
lingkungan
yang
kurang
menguntungkan.
Pengujian pH dapat dilakukan
dengan kertas indikator atau alat
ukur pH (pH meter) yang banyak
dijual di toko pertanian.
Kondisi pH yang rendah dapat
diperbaiki
dengan
menambahkan KOH pada air.
Penambahan soda ini hanya
sedikit saja, sebab basa ini
527
bersifat
kaustik.
Jangan
menyentuh bahan hidroksida ini
kalau tangan sedang basah,
sebaiknya
sewaktu
bekerja
menggunakan soda ini bahan
tersebut tidak mengenai tangan.
Pengaturan Suhu
Proses fsisik dan kimiawi pada
tumbuhan dikendalikan oleh
suhu. Pada umumnya proses
metabolisma
tumbuhan
bergantung pada kisaran suhu
tertentu.
Misalnya laju serapan hara,
proses ini akan menurun jika
suhu lingkungan rendah.
Setiap
jenis
tumbuhan
menghendaki
kisaran
suhu
tertentu yang paling sesuai
dengan
pertumbuhan
dan
perkembangannya yang biasa
disebut suhu optimum.
Untuk tanaman tropis tentunya
akan lebih menyukai suhu yang
relatif lebih tinggi dibandingkan
dengan tanaman sub tropis.
Kemampuan tanaman untuk
beradaptasi
pada
kondisi
perubahan suhu terlihat dari laju
pertumbuhan
dan
perkembangannya yang baik.
Keseimbangan
persenyawaan
dalam sistem tubuh tanaman
juga dipengaruhi oleh suhu.
Sejumlah
proses-proses
pertumbuhan
dan
perkembangan
tanaman
mempunyai hubungan dengan
suhu.
Pada
umumnya
tanaman
tumbuh baik pada kisaran suhu
minimum dan maksimum sekitar
5-350C. Suhu optimum untuk
pertumbuhan
dan
perkembangan
tanaman
tergantung
pada
species,
tahapan
proses
fisiologis
tanaman, dan fase pertumbuhan
tanaman.
Pengaturan suhu pada sistem
hidroponik ini dapat dilakukan
dengan memasang termometer
pengukur suhu udara.
Kelembaban Relatif
Kelembaban relatif menyatakan
jumlah persentase uap air
dibandingkan dengan volume
seluruh uap air yang dapat
dikandung udara.
Kelembaban
udar
penting
diperhatikan karena banyak jenis
tanaman yang dibudidayakan
awalnya berasal dari daerah sub
tropis,
dengan
kondisi
kelembaban udara yang tinggi.
Bahkan untuk tanaman-tanaman
yang
telah
dikembangkan
selama ribuan tahun dan telah
menyesuaikan
diri
dengan
kelembaban dan temperatur
yang lebih rendah, juga lebih
menyenangi tingkat kelembaban
yang lebih tinggi dari keadaan
alami mereka.
Pada unit hidroponik, persediaan
air juga dapat habis, pada
keadaan konsentrasi larutan
hara yang tinggi. Keadaan ini
menyebabkan air dari dalam
528
tubuh tanaman tertarik keluar.
menerima cahaya setiap hari.
Tanaman pada kondisi ini akan
mengalami kesulitan dan tidak
mampu untuk melaksanakan
proses metabolisme.
Setiap
jenis
tanaman
membutuhkan jumlah cahaya
yang berbeda-beda. Terdapat
sejumlah
tanaman
yang
membutuhkan cahaya tidak
langsung. Sementara lainnya
membutuhkan cahaya yang
cerah dan langsung, sampai
beberapa jam.
Pengaturan kelembaban udara
pada unit hidroponik dapat
dilakukan dengan:
-
Pengaturan
udara
menggunakan
angin
sirkulasi
dengan
kipas
-
Membasahi lantai dengan
air
-
Menyemprotkan/memom
pakan
uap air pada
ruangan
-
Meletakkan
beberapa
wadah/baskom
besar
yang berisi air pada
ruangan
Untuk
menentukan
berapa
banyak cahaya yang masuk
dalam ruangan-ruangan, dapat
diketahui
dengan
mempergunakan alat pengukur
cahaya.
f. Jenis tanaman yang dapat
dibudidayakan
Tanaman apa saja yang ditanam
dengan hidroponik
-
Tanaman bunga dan
daun misal bunga mawar,
begonia,
sansievera
(lidah
mertua)
dan
sebaginya
-
Sayuran misalnya sayur
kembang,
asparagus,
kacang-kacangan,
bit,
brokoli, kembang kol,
wortel, seledri, mentimun,
lobak, daun bawang,
sawi,
labu-labuan,
bawang merah, kapri,
kentang,
terongterongan, bayam, , tomat
dan sebagainya
Cahaya
Cahaya merupakan bagian yang
esensial dari proses fotosintesa.
Proses fotosintesa akan berhenti
kalau tidak tersedia cahaya yang
cukup
Cahaya mempengaruhi banyak
respon
tanaman,
termasuk
perkecambahan, pembentukan
umbi,
pembungaan
dan
sebaginya.
Oleh karenanya maka semua
tanaman harus mendapatkan
tempat agar mereka dapat
529
-
Buah-buahan misalnya
stoberi,
anggur,
dan
sebaginya
g.
Hal-hal
yang
perlu
diperhatikan
dalam
budidaya hidroponik
Kebersihan
Kebersihan pada unit dan
lingkungan
sekitarnya
merupakan keharusan.
Singkirkan daun-daun yang jatuh
atau kotoran lainnya, cucilah
alas-alas
pot
dengan
menggunakan air sabun yang
panas, kemudian bilas dengan
air
dingin
sebelum
menambahkan hara.
Dua atau tiga kali setiap tahun
perlu diadakan penelitian yang
tuntas
terhadap
sistem
irigasinya, kalau perlu dibongkar
unitnya, sehingga pemeriksaan
dan pembersihan lebih teliti.
Lingkungan dan unit yang kotor
dapat
menjadi
sumber
penularan.
Penggunaan pestisida
Pestisida organik dan anorganik
dapat digunakan pada budidaya
hidroponik ini.
media penanamannya.
Petunjuk-petunjuk penggunaan
terdapat pada kemasan yang
menguraikan tentang penyakit
apa
yang
dapat
ditanggulanginya serta dosis
anjuran.
Aturan penggunaan
adalah:
pestisida
1. Bacalah dengan teliti uraian
petunjuk yang terdapat pada
kemasan.
2. Usahakan
untuk
tidak
menghirup udara yang keluar
dari penguapan campuran
bahan kimianya.
3. Jangan
menyiapkan
campuran pada ruangan
yang tidak berventilasi.
4. Kalau salah satu bahan
terkena pada pakaian atau
tangan cuci bersih dengan
air.
5. Penyemprotan
hendaknya
dilakukan pada bagaian yang
terkena serangan saja.
6. Campurkan
secukupnya,
jangan menyisakan bahan
kimia tersebut.
7. Simpanlah wadah racun
dalam suatu lemari atau
daerah khusus .
Mereka tersedia dalam bentuk
bubuk yang dapat larut atau
sebagai cairan dalam bentuk
konsentrat.
Fungisida dapat disemprotkan
pada daun atau diberikan pada
530
Tabel 21 Unsur hara dan sumbernya
UNSUR
Nitrogen
SUMBER
Nitratpotas. Preparat ini merupakan sumber dari
potas maupun nitrogen; Sangat mudah larut,
mudah didapat dan bertahan lama.
Natrium Nitrat, merupakan sumber nitrogen.
Karena sodium tidak dibutuhkan oleh tanaman.
Harganya tidak mahal, sangat mudah larut, dapat
bertahan lama kalau disimpan dalam tempat yang
.tertutup rapat dalam kondisi kering.
Kalsium Nitrat mengandung kalsium maupun
nitrogen. Agak sukar untuk disimpan. Sebaiknya
digunakan kalau preparat-preparat lain tidak bisa
didapatkan.
Kalium
Kalium Sulfat sangat mudah larut, dapat bertahan
lama. Jenis ini merupakan pilihan yang terbaik.
Kalium Klorida dapat digunakan kalau kalium
sulfas tidak tersedia, tapi dapat menjadi bahaya
kalau digunakan lebih dari beberapa hari secara
terus menerus, karena unsur klorin didalam
campurannya merupakan ancaman potensial bagi
tanaman.
Posfat
Tri superfosfat, pupuk Ini merupakan pilihan yang
terbaik, meskipun superfosfat juga dapat
digunakan. Tri superfosfat juga menyediakan
kalsium. Super fosfat yang secara tidak sengaja
tercecer di atas daun, bisa menimbulkan bintikbintik berwarna putih yang tidak berbahaya.
Magnesium
Magnesium Sulfat (garam-garam Epsom). Murah
harganya, mudah larut dalam air dan tahan lama.
Magnesium Nitrat dapat juga digunakan, tapi
harganya lebih mahal.
Kalsium
Kalsium Sulfat. Gips maupun plaster of paris
mengandung sulfat kalsium. Plaster of paris lebih
mudah larut.
531
Besi
Besi sulfat, Besi klorida dan Besi sitrat. Semua
dapat digunakan sebagai sumber besi. Besi sulfat
dan besi klorida akan larut dalam air dingin,
sementara besi sitrat hanya larut dalam air panas.
Besi sitrat lebih lama dalam larutan dibanding
dengan yang lain dan juga lebih stabil pada kondisi
pH tinggi. Bahan ini lebih disukai karena sifatsifatnya ini.
Mangan
Mangan Sulfat harus disimpan didalam tempat
yang tertutup rapat pada kondisi kering. Mangan
Klorida tidak umum digunakan, akan tetapi bahan
ini apat digunakan sebagai alternatif jika bahan lain
tidak tersedia.
Boron
Asam borak adalah sumber yang terbaik dari
unsur boron. Borak juga dapat digunakan dalam
keadaan darurat.
Tembaga sulfat dan seng sulfat, keduanya juga
mengandung unsur boron.
Boron maupun mangan, sering kali ditemukan
dalam jumlah yang cukup tinggi sebagai bahan
kotoran di dalam garam-garam zat lainnya.
532
Tabel 22 Gejala-gejala kekurangan hara
Gejala-gejala
Proses kecepatan pertumbuhan rata-rata
yang terlalu lambat.D a u n - d a u n
k e h i l a n g a n w a r n a aslinya dan
menjadi hijau mud ay a n g t i d a k w a j a r
a t a u m e n j a d i k u n i n g . D a u n- d a u n
p a l i n g r e n dah posisinya yang palin g
pertama menderita.
Keterangan
Nitrogen
Daun -daun berubah warna menj a d i
gelap dengan bercak-bercak
perubahan warna. Daun- da unnya
juga bisa berubah menjadi kelabu.
Sistem perakaran kurang baik
perkembangannya.
Fosfor
Daun- daun paling bawah posisin y a
m e n j a d i b e r w a r n a c o k l a t dengan
bercak- bercak yang berw a r n a l e b i h
g e l a p . D a u n - daun menjadi kering,
melengkung ke atas dan berwarna kuning.
Potasium
Daun- daun gagal untuk berkem bang
penuh, berukuran terlalu kecil, kering
dan berwarna gelap. Proses
pertumbuhannya berhenti d a n
p e r k e m b a n g a n a k a r - a k a r nya kurang
baik.
Kalsium
Daun -daun berubah menjadi kun i n g .
Kuncup - kuncup gagal unt u k
berkembang dan mekar. Terdapat
totol-totol berwarna coklat pada
d a u n , u r a t -urat da un tetap hijau.
Magnesium
533
Hanya u r a t - u r a t daun berwarna hijau,
sementara sisa tubuh daun kehilangan
warnanya, mengering dan mengeriput.
Pada ujung-ujungnya mulai terkikis.
Besi
Kuncup-kuncup gagal berkembang.
Laju pertumbuhan rata-rata tanaman
makin lambat. Daun-daun
tampak menjemur dalam pola yang
kontras berwarna gelap dan muda.
Mangan
Urat-urat daun berubah mengusing.
Bagian-bagian daun yang paling dekat
letaknya dengan batang menjadi
sangat gelap warnanya.
Sulfur/belerang
Batangnya pecah-pecah. Daun
daunnya mengering dan kurus. Ujungujungnya menjadi coklat.
Boron
Laju pertumbuhan rata- rata dar i
t a n a m a n m e r o s o t a t a u s a m a sekali
berhenti.
Seng
Gejala-gejala
Daun -daunnya dengan cepat
menjadi berwarna coklat gelap, b e r l u b a n g lubang dan rontok. Sejumlah
t a n a m a n d e n g a n c epat akan mati.
Ada kelebihan
dosis hara yang
diberikan. Hal ini
bersifat fatal kalau
tidak segera
diperbaiki. Kita
dapan
menurunkan
konsentrasinya
dengan
menambah
sejumlah air
534
BAB XII
PERTANIAN ORGANIK
a. Pendahuluan
Pertanian secara umum berarti
kegiatan
menanami
tanah
dengan tanaman yang nantinya
menghasilkan sesuatu yang
dapat dipanen, dan kegiatan
pertanian merupakan campur
tangan
manusia
terhadap
tetumbuhan asli daur hidupnya.
Dalam pertanian modern campur
tangan ini semakin jauh dalam
bentuk masukan bahan kimia
pertanian,
termasuk
pupuk
kimia, pestisida dan bahan
pembenahan tanah lainnya.
Bahan-bahan
tersebut
mempunyai peranan yang cukup
besar
dalam
meningkatkan
produksi tanaman.
Untuk melaksanakan kegiatan
pertanian manusia berusaha
memanfaatkan sumber daya
secara berlebihan sehingga
merusak kondisi lingkungan dan
biologi,
akibatnya
terjadi
percepatan kerusakan sumber
daya alam, tanah dan air.
tanaman tanpa mencemari
tanah dan air.
Bahan
organik
tanah
merupakan penimbunan dari
sisa-sisa
tanaman
dan
binatang
yang
sebagian
telah mengalami pelapukan
dan pembentukan kembali.
Perbedaan mendasar dari
sistem pertanian organik
dengan anorganik adalah
penggunaan
bahan
hara
dan
pengendalian
hama
penyakit dan gulma dalam
bentuk yang dapat didaur
ulang.
b. Sumber Bahan Organik
Sumber
primer
bahan
organik
adalah
jaringan
tanaman
berupa
akar,
batang, ranting, daun, dan
buah.
Pertanian organik adalah sistem
pertanian yang mencoba untuk
kembali ke konsep alam, dengan
mengurangi input kimia.
Bahan organik dihasilkan
oleh
tum buhan
melalui
proses fotosintesis sehingga
unsur karbon merupakan
penyusun utama dari bahan
organik
tersebut.
Unsur
karbon ini berada dalam
bentuk
senyawa-senyawa
polisakarida,
seperti
selulosa, hemiselulosa, pati,
dan bahan-bahan pektin dan
lignin.
Bahan organik merupakan
bahan-bahan yang dapat
diperbaharui, didaur ulang,
dirombak
oleh
bakteribakteri tanah menjadi unsur
yang dapat digunakan oleh
Selain
itu
nitrogen
merupakan
unsur
yang
paling banyak terakumulasi
dalam bahan organik karena
merupakan
unsur
yang
penting dalam sel mikroba
535
yang terlibat dalam proses
perombakan bahan organik
tanah.
Hal ini berkaitan dengan
komposisi atau susunan dari
bahan organik tersebut.
Jaringan tanaman ini akan
mengalami dekomposisi dan
akan terangkut ke lapisan
bawah
serta
diinkorporasikan
dengan
tanah.
Kandungan bahan organik
dalam setiap jenis tanah
tidak
sama.
Hal
ini
tergantung dari beberapa
hal yaitu:
Tumbuhan tidak saja sumber
bahan
organik,
tetapi
sumber bahan organik dari
seluruh makhluk hidup.
Sumber
sekunder
bahan
organik adalah fauna. Fauna
terlebih
dahulu
harus
menggunakan bahan organik
tanaman setelah itu barulah
menyumbangkan
bahan
organik juga.
Perbedaan sumber bahan
organik
tanah
akan
memberikan
perbedaan
pengaruh
hara
yang
disumbangkannya ke dalam
tanah.
Sumber pupuk organik, dapat
digunakan seperti pupuk kimia
adalah:
- Kompos
-
pupuk kandang
-
azola, pupuk hijau
-
Mikrobia bermanfaat
-
limbah industri, limbah
perkotaan,
termasuk
limbah rumah tangga.
-
Tipe vegetasi yang
ada
di
daerah
tersebut
-
Populasi
tanah
mikroba
-
Keadaan
tanah
drainase
-
Curah hujan
-
Suhu
-
Pengelolaan tanah.
-
Komposisi
atau
susunan
jaringan
tumbuhan akan jauh
berbeda
dengan
jaringan binatang.
c.
Prinsip
Organik
Pertanian
Kunci
pertanian
organik
terletak pada
recycling
(siklus) hara maka ada dua
faktor
yang
sangat
mempengaruhinya, yaitu:
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan sebagai
tempat proses siklus nutrien
536
sangat berpengaruh dalam
pertanian
organik.
Lingkungan yang dibutuhkan
adalah
lingkungan
yang
sesuai
dengan
proses
perombakan tersebut baik
lingkungan
biotik
dan
abiotik.
Tanah
dekomposisi
ini
berwarna
lebih
gelap
dapat
mengabsorbs i
air
lebih
banyak
sehingga
lebih
tersedia
untuk
tanaman.
3.
Aerasi (tata udara
tanah),
serat-serat
dari tanaman hasil
dekomposisi
ini
dapat memperbaiki
struktur
dan
memperbaiki
tata
udara tanah.
4.
Memberi kehangatan
pada tanah, bahan
organik
ini
memberikan warna
yang
lebih
gelap
sehingga
dapat
mengabsorbsi
panas, yang dapat
memberi
rasa
hangat
pada
tanaman
5.
Sebagai
mulsa,
bahan organik dapat
melindungi
tanah
dari akibat buruk
dari fluktuasi suhu
malam dan siang
yang
tinggi.
Disamping itu mulsa
juga
dapat
m enghambat
perkecambahan
gulma,
dan
meningkatkan
retensi air.
Umumnya
tanah
mengandung 45% mineral,
25% udara, dan 5% bahan
organik.
Sifat-sifat fis ik tanah seperti
drainase,
airase
turut
berperan serta dalam proses
dekomposisi hara.
d.
Kegunaan
Organik
Bahan
Beberapa
fungsi
bahan
organik
pada
sistem
produksi pertanian adalah:
1.
2.
Pensuplai hara, jika
dekomposisi
tanah
terjadi maka hara
yang immobil akan
menjadi mineralisasi
yang
dapat
digunakan tanaman.
Bahan organik juga
dapat
merupakan
sumber
makanan
bagi mikroorganisme
tanah lainnya.
Kestabilan
kelembaban tanah,
jaringan
tanaman
yang
mengalami
537
e. Organisma Tanah
Makro organisme
Perkembangan
pertanian
organik tidak terlepas dari
keberadaan biota tanah.
Cacing tanah
Cacing tanah peranannya cukup
besar dalam kesuburan tanah.
Di dalam tanah dijumpai jumlah
yang cukup banyak, bahkan
padang rumput dapat mencapai
seratus ribu cacing untuk setiap
meter persegi.
Demikian juga di bawah tegakan
hutan dijumpai dalam jumlah
yang banyak. Sebagai fauna
yang membuat liang, maka
cacing tanah memakan tanah
dan
menghaluskan
bahan
organik. Bahan casting sebagai
hasil kegiatan cacing terkumpul
baik dipermukaan tanah maupun
di dalam lorong cacing.
Bahan casting terdiri atas
campuran bahan tanah dan
hancuran bahan organik yang
halus. Hasil kegiatan cacing
tanah
meningkatkan
ketersediaan hara: karena lebih
banyak mengandunga hara Ca,
Mg, dan K dari pada tanah dan
sekitarnya.
Ketersediaan
P
mencapai 4-10 kali lipat daripada
tanah disekitarnya.
Rayap
Rayap
merupakan
jenis
makrofauna
yang
paling
dominan di tanah-tanah tropika.
Pembentukan
bukit
rayap,
sarang rayap dan liang rayap
berpengaruh pada sifat fisik dan
sifat kimia tanah yang digunakan
untuk membangun bentukan
tersebut di atas. Partikel tanah
terpilih,
diangkut,
disusun,
direkatkan
bersama-sama
kemudian dicampur dengan
bahan organik. Kegiatan ini
secara nyata berpengaruh pada
kesuburan tanah dan perkolasi.
Hasil kegiatan rayap dicirikan
kaya fraksi berukuran halus yang
terdiri atas lempung, debu dan
pasir halus, total nitrogen dan
bahan organik tinggi, kapasitas
pengikatan air lebih baik, KPK,
total CaO dan MgO lebih tinggi
daripada tanah di sekitarnya.
Serangga atau artropoda lain
Terdapat cukup banyak jenis
serangga atau artropoda yang
lain seperti : colembola, diplura,
protura, isopoda, milipedes,
semut dan lain-lain yang cukup
dikenal sebagai jenis serangga
yang hidup di dalam tanah.
Ada beberapa jenis artropoda
yang bersifat dikenal membuat
sarang di dalam tanah. Selama
proses membuat trowongan dan
liang di dalam tanah, partikel
tanah mengalami desintegrasi,
penghawaan tanah diperbaiki,
tanah dari lapisan bawah
permukaan
dibawa
ke
permukaan sehingga secara
alami
terjadilah
pembalikan
tanah.
538
Mikroorganisme tanah
Mikroorganisme
tanah
mempunyai
pengaruh
yang
cukup besar pada semua aspek
aliran
dan
alihrupa
hara.
Organisme
tanah
ini
menyebabkan
bermacammacam proses alihrupa dari
suatu bentuk hara ke bentuk
yang
lain,
demikian
juga
berpengaruh
terhadap
kecepatan jenis aliran hara.
Aktinomisetes
Aktinomisetes
merupakan
mikrobia heterotropik mampu
mendekomposisi
sisa
pertanaman, baik di dalam tanah
maupun dalam kompos.
Meskipun selalu dijumpai di
dalam tanah, tetapi lebih banyak
hidup pada kondisi lingkungan
yang aerob dan relatif panas.
Seperti halnya fungi yang
menghasilkan hifa yang panjang
dan tipis, Aktinomisetes mampu
menembus tanah untuk mencari
jaringan tanaman yang telah
terdekomposisi, dan selanjutnya
menyerap hara dan energi.
Populasi mikrobia ini meningkat
pada waktu proses dekomposisi
bahan organik, populasinya
dapat mencapai 200 juta untuk
setiap gram tanah .
Aktinomisetes berperan penting
karena
mampu
mengurai
beberapa jenis senyawa yang
tahan terhadap dekomposisi
bakteri,
seperti
sellulosa,
hemisellulosa, keratin, kitin dan
asam oksalat.
Aktinomisetes tumbuh baik pada
tanah-tanah yang bereaksi netral
atau
alkalin
dan
kurang
berkembang di tanah bereaksi
asam.
Bakteri dan fungi
Imobilisasi hara anorganik N dan
P terjadi apabila bakteri dan
fungi mendekomposisi residu
yang kandungan kedua unsur
tersebut rendah.
Selama
proses
imobilisasi
berlansung bentuk hara tersedia
dimanfaatkan
oleh
mikroorganisme dan diubah
menjadi bentuk organik. Karena
imobilisasi
membantu
mengurangi
kehilangan
N
apabila dijumpai dalam jumlah
yang melampaui kebutuhan
tanaman, atau C/N residu
tanaman tinggi, maka mikrobia
yang ada di dalam tanah secara
langsung berkompetisi dengan
tanaman untuk memperoleh Ntersedia,
dan
hal
ini
menyebabkan tanaman untuk
sementara
mengalami
kekahatan N.
Dapat
ditambahkan
bahwa,
bahan sementasi dan hifa yang
dihasilkan
kegiatan
mikroorganisme menyebabkan
terjadinya agregasi tanah dan
stabilitas agregat meningkat,
sehingga infiltrasi air lebih besar
dari limpasan permukaan serta
erosi dapat ditekan.
539
Suatau hal yang cukup nyata
bahwa dalam pertanian organik,
mikroorganisme
tanah
mempunyai peranan penting
pada pembentukan struktur dan
dinamika unsur hara. Meskipun
pelepasan
N
secara
mikrobiologis tidak selalu sejalan
dengan kebutuhan tanaman
akan nitrogen.
kotoran,
dan
sekaligus
menjaga kelembaban tanah.
Pupuk padat dapat berupa
pupuk hijau, pupuk serasah,
kompos,
maupun
pupuk
kandang. Kesemuanya akan
berpengaruh positif terhadap
tanah jika pemberiannya ke
tanah
setelah
pupuk.
Pupuk
f. Macam-Macam
Organik
padat
atau
kering
Bahan
Bahan
organik
yang
ditambahkan
ke
dalam
tanah,
biasanya
berupa
pupuk.
Pupuk
organik
adalah pupuk yang berasal
dari alam yaitu dari sisa-sisa
organisme hidup baik sisa
tanaman
maupun
sisa
hewan yang mengandung
unsur-unsur hara baik makro
maupun mikro yang yang
dibutuhkan oleh tumbuhan
supaya
dapat
tumbuh
dengan subur.
Pupuk organik terbuat dari
bahan
yang
dapat
diperbaharui, didaur ulang,
diombak oleh bakteri-bakteri
tanah menjadi unsur-usur
yang dapat digunakan oleh
tanaman, tanpa mencemari
tanah
dan
air.
Pupuk organik dapat berupa
pupuk cair dan pupuk padat.
Pupuk cair biasanya berupa
saringan dari pupuk padat.
Pupuk cair ini dimaksudkan
agar penggunannya lebih
mudah, tidak mengandung
Pupuk Hijau
Leguminosa
Pupuk hijau terbuat dari
tanaman atau komponen
tanaman yang dibenamkan
ke dalam tanah.
Jenis tanaman yang banyak
digunakan
adalah
dari
familia Leguminoceae atau
kacang-kacangan dan jenis
rumput-rumputan
(rumput
gajah).
Jenis
tersebut
dapat
menghasilkan bahan organik
lebih banyak, daya serap
haranya lebih besar dan
mempunyai bintil akar yang
membantu mengikat nitrogen
dari udara.
Keuntungan
penggunaan
pupuk hijau antara lain:
-
mampu memperbaiki
struktur dan tekstur
tanah serta infiltrasi
air
540
-
mencegah
erosi
-
membantu
mengendalikan hama
dan penyakit yang
berasal dari tanah dan
gulma jika ditanam
pada
waktu
tanah
bero
-
adanya
sangat
bermanfaat
pada
daerah-daerah
yang sulit dijangkau
untuk suplai pupuk
inorganik.
Namun pupuk hijau juga
memiliki kekurangan yaitu :
-
-
tanaman hijau dapat
sebagai
kendala
dalam waktu, tenaga,
lahan, dan air pada
pola
tanam
yang
menggunakan
rotasi
dengan
tanaman
legume
dapat
mengundang
hama
ataupun penyakit
dapat
menimbulkan
persaingan
dngan
tanaman pokok dalam
hal tempa, air dan
hara
pada
pola
pertanaman tumpang
sari.
(1)
Kecepatan
pertumbuhannya terutama
pada waktu masih muda.
(2)
Dalamnya
perakaran
(3)
Kekerasan batang
(4)
Cepat
dan
banyak
menghasilkan daun
(5)
Mudah
melapuk
membusuk
(6)
Tahan terhadap pangkasan
(7)
Umur tanaman pupuk hijau
(8)
Apakah menjadi sarang
hama atau penyakit.
(9)
Apakah daunnya dapat
digunakan sebagai pakan
ternak.
sistem
atau
(10) Apakah kayunya mudah
patah atau tidak yang
dapat merugikan tanaman
utama.
Serasah dedaunan
Persyaratan tanaman sebagai
pupuk hijau
Serasah dedaunan yang berasal
dari tanaman yang lebih tinggi
menyebabkan
terjadinya
keseimbangan hara apabila
digunakan sebagai mulsa atau
dicampur
langsung
dengan
tanah lapisan olah.
Beberapa persyaratan yang
harus dipertimbangkan dalam
pemilihan pupuk hijau adalah
sebagai berikut :
Pupuk seresah merupakan
suatu pemanfaatan limbah
atau komponen tanaman
yang sudah tidak terpakai.
541
Misalnya
jerami
bonggol
jerami,
tebasan, tongkol
dan lain- lain.
kering,
rumput
jagung,
Pupuk ini sering disebut
pupuk penutup tanah karena
pemanfaatannya
dapat
secara
langsung,
yaitu
ditutupkan pada permukaan
tanah di sekitar tanaman
(mulsa).
Peranan
pupuk
diantaranya adalah:
-
-
Pupuk Kompos
Pupuk kompos merupakan
bahan-bahan organik yang
telah mengalami pelapukan,
seperti jerami, alang-alang,
sekam padi, dan lain-lain
termasuk kotoran hewan.
ini
dapat
menjaga
kelembaban
tanah,
mengurangi
penguapan,
penghematan
pengairan
mencegah
erosi,
permukaan
tanah
yang tertutup mulsa
tidak mudah larut dan
terbawa air
-
menghambat adanya
pencucian unsur hara
oleh air dan aliran
permukaan
-
menghambat
pertumbuhan gulma
-
menjaga tekstur tanah
tetap remah
-
menghindari
kontaminasi penyakit
akibat percikan air
hujan
memperlancar
kegiatan jasad renik
-
tanah
sehingga
membantu
menyuburkan
tanah
dan sumber humus
Sebenarnya pupuk hijau dan
serasah
dapat
dikatakan
sebgai
pupuk
kompos.
Tetapi
sekarang
sudah
banyak spesifikasi mengenai
kompos.
Kompos matang kandungan
haranya kurang lebih : 1.69% N,
0.34% P2O5, dan 2.81% K.
Dengan kata lain 100 kg kompos
setara dengan 1.69 kg Urea,
0.34 kg SP 36, dan 2.18 kg KCl.
Misalnya untuk memupuk padi
yang kebutuhan haranya 200 kg
Urea/ha, 75 kg SP 36/ha dan
37.5
kg
KCl/ha,
maka
membutuhkan sebanyak 22 ton
kompos/ha.
Jumlah kompos yang demikian
besar ini memerlukan banyak
tenaga kerja dan berimplikasi
pada naiknya biaya produksi.
Pupuk Kandang
Para
petani
terbiasa
membuat dan menggunakan
pupuk
kandang
sebagai
pupuk karena murah, mudah
542
pengerjaannya, begitu pula
pengaruhnya
terhadap
tanaman.
yang sangat penting
unuk
pertumbuhan
dan
perkembangan
tanaman. Unsur mikro
yang tidak terdapat
pada pupuk lainnya
bisa dis ediakan oleh
pupuk
kandang,
misalnya S, Mn, Co,
Br, dan lain-lain.
Penggunaan
pupuk
ini
merupakan
manifestasi
penggabungan
pertanian
dan
peternakan
yang
sekaligus merupakan syarat
mutlak
bagi
konsep
pertanian
organik.
Pupuk kandang mempunyai
keuntungan sifat yang lebih
baik daripada pupuk organik
lainnya apalagi dari pupuk
anorganik, yaitu :
-
-
Pupuk
kandang
merupakan
humus
banyak mengandung
unsur-unsur
organik
yang dibutuh kan di
dalam tanah. Oleh
karena
itu
dapat
mempertahankan
struktur
tanah
sehingga
mudah
diolah dan banyak
mengandung oksigen.
Penambahan
pupuk
kandang
dapat
meningkatkan
kesuburan
dan
poduksi pertanian. Hal
ini disebakan tanah
lebih banyak menahan
air
lebih
banyak
sehingga unsur hara
akan
terlarut
dan
lebih mudah diserap
oleh bulu akar.
Pupuk
kandang
banyak mengandung
mikrooganisme yang
dapat
membantu
pembentukan humus
di dalam tanah dan
mensintesa senyawa
tertentu yang berguna
bagi
tanaman,
sehingga
pupuk
kandang
merupakan
suatu
pupuk
yang
sangat
diperlukan
bagi
tanah
dan
tanaman
dan
keberadaannya dalam
tanah
tidak
dapat
digantikan oleh pupuk
lain.
Kadar
hara
dalam
pupuk
kandang
sangat
beragam
bergantung pada jenis ternak
dan umurnya (Tabel 20 ) .
Sumber hara makro
dan
mikro
dalam
keadaan
seimbang
543
Tabel. 23 Kadar rataan unsur hara yang terdapat pada pupuk
kandang
Jenis
hewan
Bentuk kotoran
1. Kuda
2. Sapi
3. Domba
4. Babi
5. Ayam
Padat
Cair
Keseluruhan
Padat
Cair
Keseluruhan
Padat
Cair
Keseluruhan
Padat
Cair
Keseluruhan
Keseluruhan
H2O
N
P2O5
K2O
75
90
78
85
92
86
60
85
68
80
97
87
% kotoran
0.55
0.30
1.35
sedikit
0.70
0.25
0.40
0.20
1.00
sedikit
0.60
0.15
0.75
0.50
1.35
0.05
0.95
0.35
0.55
0.50
0.40
0.10
0.50
0.35
0.40
1.25
0.55
0.10
1.35
0.45
0.45
2.10
1.00
0.40
0.40
0.40
55
1.00
0.40
0.80
Tabel 24 berbagai sumber bahan organik (tanaman) dan C/N nya
No
1.
C/N
200 - 400
7.
Bahan Organik
Kayu (tergantung macam dan
umurnya)
Jerami Padi
Batang Jagung
Daun kering (tergantung macamnya)
Kulit buah kapuk
Bahan pupuk hijau yang tidak terlalu
tua.
Daun segar (tergantung macamnya)
8.
9.
10
11.
Kulit buah kopi
Bahan pangkasn dari pohon teh
Daun dadap yang muda
Daun Theprosia yang muda
15 – 20
15-17
11
11
2.
3.
4.
5.
6.
50 - 70
100
50
50
20
10 – 20
544
Pupuk Cair
Pupuk oganik bukan hanya
berbentuk
padat
dapat
berbentuk cair seperti pupuk
anorganik.
Pupuk cair sepertinya lebih
mudah dimanfaatkan oleh
tanaman karena unsur-unsur
di dalamnya sudah terurai
dan tidak dalam jumlah yang
terlalu
banyak
sehingga
manfaatnya
lebih
cepat
terasa.
Bahan baku pupuk cair
dapat berasal dari pupuk
padat
dengan
perlakuan
perendaman.
Setelah
beberapa
minggu
dan
melalui beberapa perlakuan,
air rendaman sudah dapat
digunakan sebagai pupuk
cair.
Penggunaan
pupuk
cair
dapat
m emudahkan
dan
menghemat
tenaga.
Keuntungan
pupuk
cair
antara lain :
-
pengerjaan
pemupukan akan lebih
cepat
-
penggunaanya
sekaligus melakukan
perlakuan penyiraman
sehingga
dapat
menjaga kelembaban
tanah
aplikasinya bersama
pestisida
organik
berfungsi
sebagai
pencegah
dan
-
pemberantas
penggangu tanaman.
Jenis tanaman pupuk hijau
yang sering digunakan untuk
pembuatan
pupuk
cair
misalnya daun johar, gamal,
dan lamtorogung
Pupuk hayati
Pupuk hayati adalah mikrobia ke
dalam
tanah
untuk
meningkatkan pengambilan hara
oleh tanaman dari dalam tanah
atau udara.
Umumnya digunakan mikrobia
yang mampu hidup bersama
(simbiosis) dengan tanaman
inangnya.
Keuntungan
diperoleh
oleh
kedua pihak, tanaman inang
mendapatkan tambahan unsur
hara
yang
diperlukan,
sedangkan
mikrobia
mendapatkan bahan organik
untuk
aktivitas
dan
pertumbuhannya.
Mikrobia
yang
digunakan
sebagai
pupuk
hayati
(hbiofertilizer) dapat diberikan
langsung ke dalam tanah,
disertakan dalam pupuk organik
atau disalutkan pada benih yang
akan ditanam.
Penggunaan yang menonjol
dewasa ini adalah mikrobia
penambat N dan mikrobia untuk
meningkatkan ketersedian P
545
Mikrobia penambat nitrogen
Sumber utama N berasal dari
gas N2 dari atmosfir. Kadar gas
nitrogen di atmosfir bumi sekitar
79% dari volumenya.
Walaupun jumlahnya sangat
besar tetapi belum dapat
dimanfaatkan oleh tanaman
tingkat tinggi, kecuali telah
menjadi bentuk yang tersedia.
Proses perubahan tersebut:
-
Penambatan
oleh
mikrobia dan jasad renik
lain. Jasad renik ada
yang hidup simbiotis
dengan
tanaman
tanaman legum (kacangkacangan)
maupun
tanaman non legum
-
Penambatan oleh jazadjasad renik yang hidup
bebas di dalam tanah
atau yang hidup pada
permukaan
organ
tanaman seperti daun
-
Penambatan
sebagai
oksida karena terjadi
pelepasan muatan listrik
di atmosfir.
Rhizobia
Selama
berabad-abad
penggunaan legum (kacangkacangan)
dalam
pergiliran
tanaman serta penggunaan
pupuk kandang merupakan caracara
yang
penting
dalam
penyediaan nitrogen tambahan
pada tanaman non legum.
Meskipun masih merupakan
sumber nitrogen yang besar
sumbangannya
bagi
pertumbuhan tanaman, selama
beberapa dekade sekarang ini
sumber nitrogen
kacangankacangan dan pupuk kandang
makin hari makin menurun
peranannya.
Jumlah nitrogen yang ditambat
oleh rhizobia sangat bervariasi
tergantung strain, tanaman inang
serta lingkungannya termasuk
ketersediaan unsur hara yang
diperlukan.
Penambatan
oleh
rhizobia
maksimum bila ketersediaan
hara nitrogen dalam keadaan
minimum. Dianjurkan untuk
memberikan
sedikit
pupuk
nitrogen sebagai starter, agar
bibit muda memiliki kecukupan N
sebelum
rhizobia
menetap
dengan baik pada akarnya.
Sebaliknya pemupukan nitrogen
dengan jumlah besar atau terus
menerus akan memperkecil
kegiatan
rhizobia
sehingga
kurang efektif.
Banyak genus rhizobia yang
hanya dapat hidup menumpang
pada tanaman inang tertentu
(spesifik).
Agar kemampuan menambat
nitrogen tinggi maka tanaman
inang harus dinokulasi dengan
inokulan yang sesuai.
546
Penambat N
yang hidup bebas
Penambatan nitrogen dalam
tanah dilakukan juga oleh jasad
renik yang hidup bebas, artinya
tidak
bersimbiosis
dengan
tanaman inang.
Jasad tersebut antara lain
adalah
ganggang
hijau-biru
(Chyanophiceae) dan bakteri
yang hidup bebas.
Bakteri yang hidup bebas ialah
Rhodospirillum
sp.
yang
fotosintetis, Clostridium yang
merupakan jasad bersifat anerob
serta
Azotobacter
dan
Beiyerinckia yang aerob.
Ganggang biru hijau hidup pada
berbagai keadaan lingkungan,
bahkan pada permukaan batu di
lahan gurun pasir yang gersang.
Dia bersifat auototrof sempurna
dan hanya memerlukan sinar
matahari, air, nitrogen bebas,
karbon dioksida dan garamgaram yang mengandung hara
mineral penting.
Dipandang dari segi pertanian
penambatan
nitrogen
oleh
bakteri yang hidup bebas di
dalam
tanah
mempunyai
peranan lebih penting
Kemampuan
maksimum
penambatan nitrogen oleh jasad
ini berkisar 20 sampai 40 kg per
hektar N per tahun
Mikoriza
Mikoriza adalah suatu bentuk
asosiasi simbiotik antara akar
tumbuhan tingkat tinggi dan
miselium cendawan tertentu.
Pada umumnya, tanah yang
dikelola
secara
organik
menunjukkan
adanya
peningkatan
mikoriza yang
bersimbiosis dengan perakaran
tanaman.
Berdasarkan struktur tubuh dan
cara infeksi terhadap tanaman
inang,
mikoriza
dapat
digolongkan menjadi 2 kelompok
besar (tipe) yaitu ektomikoriza
dan endomikoriza.
Karena ganggang memerlukan
sinar matahari maka diduga
hanya
sedikit
pengaruhnya
terhadap penambahan unsur N
dalam tanah pertanian yang
diusahakan di dataran tinggi.
Namun
ada
juga
yang
membedakan
menjadi
3
kelompok dengan menambah
jenis ketiga yaitu peralihan dari 2
bentuk tersebut yang disebut
ektendomikoriza.
Manfaat lain yang diperoleh dari
ganggang hijau-biru ini ialah
terjadinya pelapukan secara
biologis sehingga menjadi lebih
terbukanya kehidupan lain pada
permulaan genesa tanah.
Pola asosiasi antara cendawan
dengan akar tanaman inang
menyebabkan
terjadinya
perbedaan morfologi akar antara
ektomikoriza
dengan
endomikoriza.
547
Pada ektomikoriza, jaringan hipa
cendawan tidak sampai masuk
kedalam sel tapi berkembang
diantara
sel
kortek
akar
membentuk "hartig net dan
mantel dipermukaan akar.
dalam perbaikan struktur tanah,
meningkatkan kelarutan hara
dan proses pelapukan bahan
induk.
Sedangkan
endomikoriza,
jaringan hipa cendawan masuk
kedalam sel kortek akar dan
membentuk struktur yang khas
berbentuk oval yang disebut
vesicle dan sistem percabangan
hipa yang disebut arbuscule,
sehingga endomikoriza disebut
juga
vesicular-arbuscular
micorrhizae (VAM)
Peran mikoriza
Gambar
212
Penampang
melintang akar yang
tidak bermikoriza
Gambar
213
Penampang
melintang
akar
bermikoriza
Pertumbuhan tanaman
Hubungan timbal balik antara
cendawan
mikoriza
dengan
tanaman
inangnya
mendatangkan manfaat positif
bagi
keduanya
(simbiosis
mutualistis).
Karenanya inokulasi cendawan
mikoriza
dapat
dikatakan
sebagai 'biofertilization", baik
untuk
tanaman
pangan,
perkebunan, kehutanan maupun
tanaman penghijauan.
Bagi tanaman inang, adanya
asosiasi ini, dapat memberikan
manfaat yang sangat besar bagi
pertumbuhannya, baik secara
langsung
maupun
tidak
langsung.
Secara
cendawan
tidak
langsung,
mikoriza berperan
548
kekeringan
dan
kelembaban yang ekstrim
Gambar
214
Perbedaan
pertumbuhan
akar
kedelai
bermikoriza
dengan tidak
Sedangkan secara langsung,
cendawan
mikoriza
dapat
meningkatkan serapan air, hara
dan melindungi tanaman dari
patogen akar dan unsur toksik.
Sedikitnya ada 5 hal yang dapat
membantu
perkembangan
tanaman dari adanya mikoriza ini
yaitu :
1.
Mikoriza
dapat
meningkatkan
absorpsi
hara dari dalam tanah
2.
Mikoriza dapat berperan
sebagai penghalang biologi
terhadap infeksi patogen
akar.
Meningkatkan ketahanan
tanaman
terhadap
3.
4.
Meningkatkan
produksi
hormon pertumbuhan dan
zat
pengatur
tumbuh
lainnya seperti auxin.
5.
Menjamin
terselenggaranya
biogeokemis.
proses
Efektivitas mikoriza dipengaruhi
oleh faktor lingkungan tanah
yang meliputi faktor abiotik
(konsentrasi hara, pH, kadar air,
temperatur, pengolahan tanah
dan
penggunaan
pupuk/pestisida) dan faktor biotik
(interaksi mikrobial, spesies
cendawan, tanaman inang, tipe
perakaran tanaman inang, dan
kompetisi
antar
cendawan
mikoriza).
Perbaikan Struktur Tanah.
Cendawan mikoriza melalui
jaringan hipa eksternal dapat
memperbaiki dan memantapkan
struktur tanah.
Sekresi
senyawa-senyawa
polisakarida, asam organik dan
lendir
oleh
jaringan
hipa
eksternal yang mampu mengikat
butir-butir
primer
menjadi
agregat mikro. "Organic binding
agent" ini sangat penting artinya
dalam stabilisasi agregat mikro.
Kemudian agregat mikro melalui
proses
"mechanical
binding
action" oleh hipa eksternal akan
549
membentuk agregat makro yang
mantap.
Berdasarkan beberapa hasil
penelitian diketahui bahwa VAM
mengasilkan
senyawa
glycoprotein
glomalin
yang
sangat
berkorelasi
dengan
peningkatan
kemantapan
agregat.
Konsentrasi glomalin lebih tinggi
ditemukan pada tanah-tanah
yang tidak diolah dibandingkan
dengan yang diolah. Glomalin
dihasilkan dari sekresi hipa
eksternal bersama enzim-enzim
dan
senyawa
polisakarida
lainnya.
Pengolahan tanah menyebabkan
rusaknya jaringan hipa sehingga
sekresi yang dihasilkan sangat
sedikit.
Pembentukan struktur yang
mantap sangat penting artinya
terutama pada tanah dengan
tekstur berliat atau berpasir.
Agregat tanah menjadi lebih
baik, lebih berpori dan memiliki
permeabilitas yang tinggi, namun
tetap
memiliki
kemampuan
memegang air yang cukup untuk
menjaga kelembaban tanah..
Struktur tanah yang baik akan
meningkatkan aerasi dan laju
infiltrasi serta mengurangi erosi
tanah, yang pada akhirnya akan
meningkatkan
pertumbuhan
tanaman..
Serapan Air dan Hara.
Jaringan hipa ekternal dari
mikoriza
akan
memperluas
bidang serapan air dan hara.
Disamping itu ukuran hipa yang
lebih halus dari bulu-bulu akar
memungkinkan
hipa
bisa
menyusup ke pori-pori tanah
yang
paling
kecil
(mikro)
sehingga hipa bisa menyerap air
pada kondisi kadar air tanah
yang sangat rendah.
Serapan air yang lebih besar
oleh tanaman bermikoriza, juga
membawa unsur hara yang
mudah larut dan terbawa oleh
aliran masa seperti N, K dan S.
sehingga serapan unsur tersebut
juga makin meningkat.
Disamping serapan hara melalui
aliran masa, serapan P yang
tinggi juga disebabkan karena
hipa
cendawan
juga
mengeluarkan
enzim
phosphatase
yang
mampu
melepaskan P dari ikatan-ikatan
spesifik, sehingga tersedia bagi
tanaman.
MikoriZa
juga
diketahui
berinteraksi sinergis dengan
bakteri pelarut fosfat atau bakteri
pengikat N. Inokulasi bakteri
pelarut fosfat (PSB) dan mikoriza
dapat meningkatkan serapan P
oleh tanaman tomat dan pada
tanaman gandum.
Kolonisasi oleh jamur mikoriza
meningkat bila tanaman kedelai
juga diinokulasi dengan bakteri
penambat N, B. japonicum.
550
Proteksi Dari Patogen dan
Unsur Toksik.
Mikoriza dapat meningkatkan
pertumbuhan tanaman melalui
perlindungan
tanaman
dari
patogen akar dan unsur toksik.
Struktur mikoriza dapat berfungsi
sebagai pelindung biologi bagi
terjadinya patogen akar.
Mekanisme perlindungan dapat
diterangkan sebagai berikut :
1. Adanya selaput hipa
(mantel) dapat berfungsi
sebagai barier masuknya
patogen.
2. Mikoriza menggunakan
hampir semua kelebihan
karbohidrat dan eksudat
lainnya, sehingga tercipta
lingkungan yang tidak
cocok untuk patogen.
3. Cendawan
mikoriza
dapat
mengeluarkan
antibiotik yang dapat
mematikan patogen.
4. Akar
tanaman
yang
sudah diinfeksi cendawan
mikoriza, tidak dapat
diinfeksi oleh cendawan
patogen
yang
menunjukkan
adanya
kompetisi.
Namun
demikian
tidak
selamanya mikoriza memberikan
pengaruh yang menguntungkan
dari segi patogen.
Pada tanaman tertentu, adanya
mikoriza
menarik
perhatian
zoospora Phytopthora, sehingga
tanaman menjadi lebih peka
terhadap penyakit busuk akar.
Mikoriza juga dapat melindungi
tanaman dari ekses unsur
tertentu yang bersifat racun
seperti logam berat (Killham,
1994).
Mekanisme
perlindungan
terhadap logam berat dan unsur
beracun yang diberikan mikorisa
dapat melalui efek filtrasi,
menonaktifkan secara kimiawi
atau penimbunan unsur tersebut
dalam hipa cendawan.
VAM juga dapat berfungsi
sebagai tumbuhan pioneer di
lahan buangan limbah industri,
tailing tambang batubara, atau
lahan terpolusi lainnya.
Inokulasi dengan inokulan yang
cocok
dapat
mempercepat
usaha
penghijauan
kembali
tanah tercemar unsur toksik.
Penggunaan Mikoriza pada
Tanaman
Bagian mikoriza yang dapat
digunakan
sebagai
sumber
inokulan tanaman adalah:
-
Mycelia (bagian utama
dari jamur) dan potongan
hypa bagian ini sering
disarankan
untuk
digunakan
sebagai
sumber inokulan pada
tanaman karena metode
ini paling efisien secara
551
biologis untuk inokulasi
tumbuhan
-
-
Potongan akar tanaman
Bagian ini merupakan
inang inokulum
untuk
bibit-bibit baru 9akar
tanam
yang
baru).
Secara serupa, potongan
mikoriza juga digunakan
sebagai inokulum.
Spora, dari mikoriza,
sumber inokulum yang
sudah dalam bentuk
spora dapat disimpan
lebih lama dan dapat
lebih muda diangkut ke
tempat
lain
yang
membutuhkan.
Spora
akan
tumbuh
dan
menginfeksi
akar
tanaman yang baru jika
kondisi lingkungan sesuai
disamping
itu
bentuk
ini
memudahkan
penyebarannya
dan dosis anjuran inokulum yang
akan diberikan ke tanaman.
Perbanyakan mikoriza
Perbanyakan mikoriza sebagai
sumber
inokulum
dapat
dilakukan
dengan
cara
sederhana sebagai berikut:
Bahan
1. Biakan stater (sebanyak 1
kg)
2. akua cup warna
3. pasir sungai
4. hyponex merah
5. benih jagung
Cara pembuatan
-
Tanah tempat tumbuh
tanaman
bermikoriza,
Metode ini merupakan
metode
yang
paling
mudah
dan
paling
sederhana.
Masalah
utama dari pendekatan
ini adalah pemindahan
volume tanah dalam
jumlah yang besar.
Meskipun
masing-masing
metode memiliki keunggulan dan
kekurangan
masing-masing,
inoculum campuran lebih unggul
dengan penyebaran yang lebih
cepat dan lebih jelas.
Untuk
penyimpanan
dalam
waktu yang lama lebih baik
dalam bentuk inoculum spora
1. lubangi dasar akua cup
dengan
menggunakan
paku panas
2. cuci bersih pasir sungai
3. kemudian rendam dalam
larutan hyponex merah
selama semalam
4. Isi dengan pasir yang
mengandung pupuk dan
tanam jagung
5. pelihara selama 8 minggu
6. Angkat ke dalam ruangan
biarkan mengering
552
7. setelah
kering
ambil
koran, tuang pot dan
tanamannya,
gunting
kecil kecil
8. Simpan
plastik
dalam
wadah
9. Mikoriza siap dipakai
g.Pengelolaan
Mikroorganisme
Pengelolaan
mikroorganisme
meliputi
pemeliharaan,
penyimpanan, dan distribusi.
Syarat utama dalam pengelolaan
mikroorganisme
ini
adalah
adalah
bahwa
biakan
mikroorganisme
yang
akan
disimpan harus murni.
Cara umum yang umum dipakai
sekarang adalah:
a. Menyimpan pada suhu 410° C di lemari es (untuk
biakan yang jumlahnya
sedikit).
b. Menyimpan di dalam
mineral oil atau paraffin
oil
(viabilitas
bisa
mencapai 2-15 tahun).
e. Menyimpan
dalam
nitrogen cair ( -176° C).
Setiap culture collection
menentukan sendiri cara
mana yang paling tepat
sehubungan
dengan
fasilitas yang ada dan
dana
yang
tersedia
(Kirsop & Snell, 1984).
h. Teknologi Kompos Bioaktif
Petani organik menggunakan
pupuk
hijau
atau
pupuk
kandang. Kedua jenis pupuk itu
adalah limbah organik yang telah
mengalami
penghacuran
sehingga menjadi tersedia bagi
tanaman. Limbah organik seperti
sisa-sisa tanaman dan kotoran
binatang ternak tidak bisa
langsung diberikan ke tanaman.
Limbah
organik
harus
dihancurkan terlebih dahulu oleh
mikroba tanah menjadi unsur
hara yang dapat diserap oleh
tanaman.
Proses pengkomposan alami
memakan waktu yang sangat
lama, berkisar antara enam
bulan hingga setahun sampai
bahan organik tersebut benarbenar tersedia bagi tanaman.
c. Menyimpan
dalam
keadaan
beku-kering
(liofilisasi), untuk jumlah
besar.
Proses pengomposan dapat
dipercepat
dengan
menggunakan
mikroba
penghancur (dekomposer) yang
berkemampuan tinggi.
d. Menyimpan pada suhu di
bawah -20° C, yaitu: -80°
C, -120° C, - 160°C.
Penggunaan mikroba dapat
mempersingkat
proses
dekomposisi
dari
beberapa
553
bulan menjadi beberapa minggu
saja.
Di pasaran saat ini banyak
tersedia
produk-produk
biodekomposer
untuk
mempercepat
proses
pengomposan,
misalnya:
SuperDec, OrgaDec, EM4, EM
Lestari, Starbio, Degra Simba,
Stardec, dan lain-lain.
Kompos bioaktif adalah kompos
yang diproduksi dengan bantuan
mikroba lignoselulolitik unggul
yang tetap bertahan di dalam
kompos dan berperan sebagai
agensia
hayati
pengendali
penyakit tanaman.
Mikroba biodekomposer unggul
yang
digunakan
adalah
Trichoderma pseudokoningii ,
Cytopaga sp, dan fungi pelapuk
putih.
Salah satu contoh pembuatan
kompos pupuk kandang adalah
sebagai berikut:
Bahan-bahan
-
Cara Pembuatan
-
Larutkan EM4 dan gula
ke dalam air,
-
Pupuk kandang, sekam
dan dedak dicampur
secara merata,
-
Siramkan EM4 secara
perlahan-lahan ke dalam
adonan secara merata
sampai kandungan air
adonan mencapai 30 %.
Bila
adonan
dikepal
dengan tangan, air tidak
menetes dan bila kepalan
tangan dilepas maka
adonan mudah pecah
(megar).
-
Adonan digundukkan di
atas ubin yang kering,
dengan
ketinggian
minimal 15 – 20 cm,
kemudian ditutup dengan
karung goni selama 4-7
hari,
Pertahankan
suhu
gundukan
adonan
Mikroba
tersebut
mampu
mempercepat
proses
pengomposan menjadi sekitar 23 minggu.
Mikroba akan tetap hidup dan
aktif di dalam kompos. Ketika
kompos tersebut diberikan ke
tanah, mikroba akan berperan
untuk mengendalikan organisme
patogen penyebab penyakit
tanaman.
Pupuk kandang : 300 kg
Dedak : 50 kg
Sekam : 150 kg
Gula pasir/gula merah
dihaluskan/molase : 200
ml/20 sendok makan
EM4 : 500 ml/50 sendok
makan
Air secukupnya
-
554
maksimum 50 oC. Bila
suhunya lebih dari 50 oC,
turunkan
suhunya
dengan cara dibolak
balik, kemudian ditutup
kembali dengan karung
goni Suhu yang tinggi
dapat
mengakibatkan
bokashi menjadi rusak
karena terjadi proses
pembusukan.
Pengecekan
suhu
sebaiknya
dilakukan
setiap 5 jam sekali.
-
Keuntungan dan
pertanian Organik
(i)
Kandungan
haranya
rendah
bervariasi,
unsur
sangat
dan
(ii)
Penyediaan
hara
terjadi secara lambat,
(iii)
Menyediakan
hara
dalam
jumlah
terbatas.
Secara garis besar keuntungan
yang
diperoleh
dengan
pemanfaatan pupuk organik
adalah:
kerugian
Pertanian organik akan banyak
memberikan keuntungan ditinjau
dari gatra:
-
Secara ekonomi akan
lebih menghemat devisa
negara untuk mengimpor
pupuk,
bahan
kimia
pertanian, serta memberi
banyak
kesempatan
lapangan
kerja
dan
meningkatkan
pendapatan petani.
Karakteristik umum yang dimiliki
pupuk organik ialah:
Seteh 4-7 hari bokashi
telah
selesai
terfermentasi dan siap
digunakan sebagai pupuk
organik.
Prosedur diatas adalah salah
satu contoh untuk pembuatan
pupuk organik, untuk bahanbahan lainnya prinsipnya sama
begitu juga pemilihan mikroba
dekomposernya.
-
-
peningkatan kesuburan
tanah dan peningkatan
produksi
tanaman
maupun ternak
Dari gatra lingkungan
dapat mempertahankan
keseimbangan
ekosistem.
a.
Mempengaruhi sifat fisik
tanah
b.
Mempengaruhi sifat kimia
tanah
c.
Mempengaruhi sifat biologi
tanah
d.
Mempengaruhi
sosial.
kondisi
Pupuk
organik
ini
juga
mempunyai kelemahan antara
lain:
555
a. Diperlukan dalam jumlah
yang sangat banyak
untuk
memenuhi
kebutuhan unsur hara
dari suatu pertanaman
b. Hara yang dikandung
untuk bahan yang sejenis
sangat bervariasi
c. Bersifat ruah (bulky), baik
dalam pengangkutan dan
penggunaannya
dilapangan
d. Mungkin
akan
menimbulkan kekahatan
unsur hara apabila bahan
organik yang diberikan
belum cukup matang.
556
DAFTAR PUSTAKA
Abidin.
1990.
Dasar-Dasar
Pengetahuan tentang
Zat Pengatur Tumbuh,
Angkasa, Jakarta.
Access
South
Bonsai
information. Perawatan
sederhana
Bonsai.
Diakses 25 Februari
2008
Access
South
Bonsai
information. Memualai
Bertanam
Bonsai.
Diakses 25 Februari
2008
Aggangan, N.S. B.Dell and N.
Malajczuk,
1998.
Effects of chromium
and nickel on growth
of the ectomycorrizal
fungus Pisolithus and
formation
of
ectomycorrizas
on
Eucalyptus urophylla
S.T.
Blake.
Geoderma 84 : 15-27.
[email protected].
Vanda
Metusalae
Anggrek Baru dari
Indonesia.
Diakses
23 januari 2008
Agustina, L., 2004.Dasar Nutrisi
Tanaman,
PT
Rineka
Cipta,
Jakarta.
Agroklimat,
Badan
Pertanian.
Litbang
Asahi
Chemical
MFG.Co
ltd.1980. Atonik a
New Plant Stimulant.
Japan.
Al-Kariki, G.N., 2000. Growth of
mycorrhizal
tomato
and
mineral
acquisition under salt
stress. Mycorrhiza J.
10/2 : 51-54.
Ali, G.M., E.F. Husin, N. Hakim
dan
Kusli,
1997.
Pemberian mikoriza
vesikular asbuskular
untuk meningkatkan
efisiensi pemupukan
fosfat tanaman padi
gogo pada tanah
Ultisols
dengan
perunut 32P. p. 597605 dalam Subagyo
et al (Eds). Prosiding
Kongres Nasional VI
HITI, Jakarta, 12-15
Desmber 1995.
Suprapto SS. 2007. Budidaya
Tembakau.
http://72.14.235.104/se
arch?q=cache:kUhXqs_TKkJ:www.ekol
ogi.litbang.depkes.go.id
/data/vol%25202/SSupr
apto2_3.pdf+Budidaya+
tembakau&hl=id&ct=cln
k&cd=6&gl=id. Diakses
tanggal 19 September
2007. 1 page.
http://id.Wikipedia.org/wiki.
bawang Merah. Diakses
24 januari 2008
557
http://72.14.235.104/search?q=c
ache:kUhXqs_TKkJ:www.ekolo
gi.litbang.depkes.go.id/da
ta/vol%25202/SSuprapto
2_3.pdf+Budidaya+temba
kau&hl=id&ct=clnk&cd=6
&gl=id2007.
Budidaya
Tembakau..
Diakses
tanggal 19 September
2007. 1 page.
http://warintek.bantul.go.id/web.p
hp?mod=basisdata&kat=
1&sub=2&file=32b.,
2007.
Budidaya
Tembakau
Virginia.
.
Diakses
tanggal
19
September 2007. 1 page.
http://www.boyolali.go.id 2007.
Kebun. Diakses tanggal
19 September 2007. 1
page.
Acquaah G. 199. Horticulture
Principles and Practices.
Prentice-Hall, Inc. United
States of America.
Azcon, R. and F. El-Atrash,
1997.
Influence
of
arbuscular mycorrhizae
and
phosphorus
fertilization on growth,
nodulation an N2 fixation
(15N) in Medicago sativa
at four salinity level. Biol.
Fertil. Soils 24 : 81-86.
Ba, A.M., K.B. Sanon , R.
Doponnois,
and
J.
Dexheimer, 2000. Growth
response
of
Afselia
africana Sm. seedlings to
ectomycorrhizal
inoculation in a nutrientdeficient soil. Mycorrhiza
J. 9/2 : 91-95.
Badan Agribisnis Departemen
Pertanian bekerjasama
Penerbit Kanisius. 1999.
Kelayakan
Investasi
Agribisnis
I
(Pisang,
Durian, jeruk, alpukat).
Kanisius. Yogyakarta
Badan
Penelitian
Pengembangan
Pertanian. 1992.
dan
Baharsyah, J.S. 2007. Mengonveri Air
dengan Limbah Pabrik Gula.
Fakultas Pertanian IPB. www.
google.com
Baharsyah,
J.S.
2007.
Mengonveri Air dengan
Limbah Pabrik Gula.
Fakultas Pertanian IPB.
www. google.com
Balai
Pengkajian
Teknologi
Pertanian ( BPTP )
Sulawesi
Selatan
:
http://sulsel.litbang.depta
n.go.id/
Online
version:
http://sulsel.litbang.depta
n.go.id/mod.php?mod=bu
letin&op=viewarticle&cid=
1&artid=17
558
Baon,
J.B. 1996. Blotong
Sebagai Bahan Organik
dan
Hara
Bagi
Pertanaman
Kakao,
Balai
Penelitian
Perkebunan Jember.
Bertanaman Rambutan. Panebar
Swadaya.
Bonus Trubus no. 342. 1998.
Analisis Komoditas Kebal
Resesi.
BPPT, Gd.1 - Lt.16 , Jl. M.H.
Thamrin 8, Jakarta 10340
Telpon : (021) 3168701 02, Fax. (021)3149058
BPPT, Gd.1 - Lt.16 , Jl. M.H.
Thamrin 8, Jakarta 10340
Technical
Support
(021)71112109;
Customer
Care
081389010009;
Fax.
(021)3149058
[email protected];
[email protected].
Buckman, H.O dan N.C Brady. 1982.
Ilmu Tanah. Terjemahan
Soegiman.Bratara
Karya
Aksara Jakarta.
Budi Samadi, Ir. 1997. Usaha
Tani Kentang. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta
Budidaya Tanaman Anthurium.
Balai
Pengkajia
Teknologi
Pertanian
KarangplosoInstalasi
Penelitian
Dan
PengkajianTeknologi
Pertanian Wonocolo
Cahyono, B., 1998. Tembakau :
Budidaya dan Analisis
Usaha Tani. Kanisius,
Yogyakarta.
Chan, E. (2000). Tropical fruits of
Malaysia & Singapore.
Hong Kong: Periplus
Editions.
(Call
no.:
RSING 581.95957 CHA)
Purdue University, Centre
for new crops & plant
products. (1995). New
crop
factsheet:
Rambutan. Retrieved on
February 11, 2003.
Chang, S-t, J.A. Bushwell & S-w.
Chiu. 1993. Mushroom
Biology and Mushroom
Products. Nam Fung
Printing Co., Ltd.
Contributor Francis T. Zee, 1995.
Nephellium Sp. USDAARS, National Clonal
Germplasm Repository,
Hilo, HI. Pardue Uiversity
(center for New crops &
Plant product.
Cruz,
1995. Mechanism of
drought resistance in
Pterocarpus
indicus
enhanced by inoculation
with VA mycorriza and
Rhizobium. Biotrop Spec.
Publ.No56 : 131-137.
Biology
and
Biotechnology
of
Mycorrhizae.
559
Cruz, A.F., T. Ishii, and K.
Kadoya., 2000. Effect of
arbuscular
mycorrhizal
fungi on tree growth, leaf
water
potential,
and
levels
of
1aminocyclopropane-1carboxylic
acid
and
ethylene in the roots of
papaya
under
water
stress
conditions.
Mycorrhiza J. 10/3 : 121123.
C.T. Wheeler, I.M. Miller, R.
Narayanan,
D.Purushothaman
Daswir dan L, Panjaitan. 1981.
Perkembangan
Kelapa
Sawit
diIndonesia.
Prosiding Konp.Budidaya
Karet dan Kelapa Sawit.
BPPM.p189-198.
Departemen Pertanian. 2005.
Organisme
Pengganggu
Utama
Tomat
Dinas Pertanian dan Kehutanan
Kabupaten Bantul Jalan
KH. Wahid Hasyim 210
Palbapang Bantul 55713
Telp. 0274-367541
Duriat
AS. Budidaya cabai
Sehat. Balai penelitian
tanaman
Sayuran
lembang. Bandung.
Graham H. N.; Green tea
composition,
consumption,
and
polyphenol
chemistry;
Preventive
Medicine
21(3):334-50 (1992).
Gandjar, I. 1993. Microbial
utilization of agricultural
waste for food. UNESCO
Regional
Training
Workshop on Advances
in Microbial Processings
for th Utilization of
Tropical Raw Materials in
the Production of Food
Products. Los Banos,
The Philippines. October
11-20, 1993.
Februari 2000 Editor : Kemal
Prihatman
Fleibach, A.R. Martens and H.H.
Reber,
1994.
Soil
microbial biomass and
microbial activity in soil
treated with heavy metal
contaminated
sewage
sludge.
Soil
Biol.
Biochem. 26 (9) : 1201 1205.
Fitter AH dan Hay RKM. Fisiologi
Lingkungan
Tanaman.Gadjah mada
Universiy
Press.
Yogyakarta
Fragrant Orchids.mht. Orchid of
Indonesia
Endang,
S.
R.
2001.
FORKOMIKRO.e-mail
:[email protected]
tara.net.id
560
Hakim,N;M.Y.Nyakpa;A.M.Lubis;
S.G.Nugraha;M.R.
Saul;M.A. Diha;Go Ban
Hong dan H.H. Beiley.
1986. Dasar-Dasar Ilmu
Tanah.
Universitas
Lampung, Lampung.
Heddy,
S. 1996. Hormon
Pertumbuhan, Program
Penulisan Proyek Pelita
DEPDIKBUD
dan
Pelaksanaan Pendidikan
Diploma (DIII) Universitas
Brawijaya.
Rajawali
Press. Jakarta.
Heddy Suwasono. 1987. Biologi
Pertanian
(Tinjauan
singkat tentang anatomi,
fisiologi, sistematika, dan
genetika dasar tumbuhtumbuhan. Rajawali pers.
Jakarta.
Hong Kong.Desmeth, P. 1999.
Microorganisms
Sustainable Use and
Access
Regulation
International Code of
Conduct.
MOSAICC.
Directorate General XII
Science, Research and
Development
of
the
Commission
of
theEuropean
Union.
Belgian
Coordinated
Collections
of
Microorganisms,
Brussels, Belgium.
http://www.anisorchid.com .
Anggrek Lain. Diakses 15
Januari 2008
http://www.my
normas.com//
Rumput apa?. Diakses
15 januari 2008
http://www.my
normas.com//
cara-cara
Rumput
membiak
Diakses 15
januari 2008
http://www.my
normas.com//
Jenis-jenis Rumput Turf.
Diakses 15 januari 2008
http://www.my
normas.com//
Masalah-masalah
Rumput Turf. Diakses 15
januari 2008
http://www.my
normas.com//
Nama Scientifik. Diakses
15 januari 2008
http://www.my
normas.com//
Penanaman . Diakses 15
januari 2008
http://www.my
normas.com//
Penyediaan
Tapak
Diakses 15 januari 2008.
http://warintek.bantul.go.id/web.p
hp?mod=basisdata&kat=
1&sub=2&file=32., 2007.
Budiaya
Tembakau
Virginia. Diakses tanggal
19 September 2007. 1
page.
http://www.boyolali.go.id/isi/isi_pt
s.asp?isi=kebun. 2007.
Kebun. Diakses tanggal
19 September 2007. 1
page.
http://en.wikipedia.org/wiki/Hydro
ponics Diakses 15 januari
2008
561
http://id.wikipedia.org/wiki/Fotosi
ntesis"
Diakses
15
januari 2008
http://tabloidgallery.wordpress.co
m/2007/09/29/begonia/
Diakses 15 januari 2008
http://warintek.bantul.go.id/web.p
hp?mod=basisdata&kat=
1&sub=2&file=32
September 2000
http:// warintek.progressio.or.id/by rans, 2006. Diakses
15 januari 2008
http://whatcom.wsu.edu/ Diakses
15 januari 2008
http://www.deptan.
.go- id/
Diakses 15 januari 2008
http://www.orchid.or.jp/
Diakses
15 januari 2008
http://www.ristek.go.id
15 januari 2008
Diakses
http://www.votawphotography.co
m.com.teknik
http://id.wikipedia.org/wiki/Bunga
_matahari" Diakses 23
Januari 2008
http://agrolink.moa.my/doa/bdc/b
ungaros.html. diakses 23
Januari 2008
http://www.agromedia.net/compo
nent/option.com_banner//
Itemid,o/task,click.bid,3.
Membentuk
Bonsai
Adenium. Diakses 23
januari 2008.
"http://id.wikipedia.org/wiki/Bons
ai" diakses 18 Februari
2008
http://www.mynormas.com/ caracara Rumput membiak.
Diakses 25 Februarai
2008
http://www.mynormas.com/
Amalan Kultura Diakses
25 Februarai 2008
http://www.mynormas.com/ jenisjenis
Rumpurt
Turf.
Diakses 25 Februarai
2008
www.mynormas.com masalahmasalah Rumputr Turf.
Diakses 25 Februarai
2008
www.mynormas.com .
Penanaman. Diakses 25
Februarai 2008
http://www.mynormas.com.
Penyediaan
tapak.
Diakses 25 Februarai
2008
http://www.mynormas.com/
Diakses 25 Februarai
2008
562
http://www.mynormas.com/ Top
dressing. Diakses 25
Februarai 2008
http://ms.wikipedia.org/wiki/Hidro
ponik.
Diakses
25
Februarai 2008
http://groups.yahoo.com/group/a
gromania/BUDIDAYA
TANAMAN
KAKAO,
Persiapan Naungan dan
Pangkasan Bentuk.
http://www.pustakadeptan.go.id/agritek/ppua
0148.pdf.
Budidaya
Tanaman karet Diakses
25 Februarai 2008
"http://id.wikipedia.org/wiki/Ercis"
Diakses 25 Februarai
2008
Pusat
penelitian
&
Pengembangan
Hortikultura.
Pengeringan
Sayuran.
Diakses 25 Februarai
2008
Pusat
Penelitian
&
Pengembangan
Hortikultura.
Jenis
kentang. Diakses 23
januari 2008.
Pusat
Penelitian
&
Pengembangan
Hortikultura.
Budidaya
Bawang Merah. Diakses
23 januari 2008.
Pusat
Penelitian
&
Pengembangan
Hortikultura. Jenis Tomat.
Diakses 23 januari 2008.
Pusat
penelitian
&
Pengembangan
Hortikultura.
Budidaya
Tanaman Buncis rambat.
Diakses 23 januari 2008
Pusat
penelitian
&
Pengembangan
Hortikultura.tanaman
Sayur Cabai.. Diakses 23
januari 2008
Indonext.com. Budidaya Cabe
dalam Polybag. Diakses
23 Januari 2008.
IPTEKnet. All rights reserved
Office : BPPT, Gd.1 Lt.16 , Jl. M.H. Thamrin
8,
Jakarta
10340
Technical
Support
(021)71112109;
Customer
Care
081389010009;
Fax.
(021)3149058
Seledri.
Diakses 23 januari 2008
IPTEKnet. Bawang merah rights
reserved
Office : BPPT, Gd.1 Lt.16 , Jl. M.H. Thamrin
8,
Jakarta
10340
Technical
Support
(021)71112109;
Customer
Care
081389010009;
Fax.
(021)3149058
563
Imas, T., R.S. Hadioetomo, A.W.
Gunawan dan Y. Setiadi,
1989. Mikrobiologi Tanah
II. Depdikbud Ditjen Dikti,
Pusat Antar Universitas
Bioteknologi, IPB.
Interstate
publisher.
1998.
Western
Fertilizer
Handbook. United Stated
Amerika.
Indonext.com. Teknik Budidaya
Bawang Merah. Diakses
12 Januari 2008
Isroi, S.Si, M.SiPeneliti Mikroba
Balai
Penelitian
Bioteknologi Perkebunan
Indonesia Lembaga Riset
Perkebunan
Indonesia
Jalan Taman Kencana
No. 1 Bogor 16151 Telp.
0251
324048/327449
Fax.
0251
328516
Email:mailto:ipardboo@in
do.net.id;
mailto:[email protected]
[email protected].
2007.
Hijau Rumput berkat
kondisioner. Diakses 27
Januari 2008
Jana
Arcimovicová,
Pavel
Valícek (1998): Vune
caje,
Start
Benešov.
ISBN 80-902005-9-1 (in
Czech) Jahe (Zingiber
Officinale)
Sumber:
Sistim
Informasi
Manajemen
Pembangunan
di
Perdesaan, BAPPENAS,
Jakarta,
Joner, E.J. and C. Leyval, 2001.
Influence of arbuscular
mycorrhiza on clover and
ryegrass grown together
in a soil spiked with
polycyclic
aromatic
hydrocarbons.
Mycorrhiza J. 10/4 : 155159.
Joiner, J.N. 1981. Foliage Plant
Production,
Prent
Production. Prentice- Hall
Englewood Cliffs, New
Jersey.
Jumin HB, 1994, dasar-dasar
Agronomi.
PT
Rja
Gafindo
persada.
Jakarta.
Jana
Arcimovicová,
Pavel
Valícek (1998): Vune
caje,
Start
Benešov.
ISBN 80-902005-9-1 (in
Czech)
Kabirun, S. and J. Widada, 1995.
Response of soybean
grown on acid soil to
inoculation of vesiculararbuscular
mycorrhizal
fungi.
Biotrop
Spec.
Publ.No56 : 131-137.
Biology
and
Biotechnology
of
Mycorrhizae.
Kanisius an badan
Departemen
Kelayakan
Agribisnis 1
Durian, Jeruk
Jakarta
Agribisnis
pertanian.
investasi
(Pisang,
Alpukat).
564
Kantor
Wilayah Departemen
Pertanian
Propinsi
Maluku. 1996.Pertanian
Maluku dalam Prospek
Agribisnis.
Kantor
Wilayah.
Departemen
Pertanian
Propinsi
Maluku, Ambon. hlm 4.
Kantor Statistik Propinsi Maluku.
2000. Maluku dalam
Angka.
Kantor Statistik Propinsi Maluku,
Ambon. hlm 246.
Kartasapoetra AG. Dan Mulyani
Sutedjo.
Teknologi
Pengairan
Pertanian
Irigasi.1994.
Bumi
Aksara. Jakarta.
Khan, A.G., 1993. Effect of
various soil environment
stresses
on
the
occurance,
distribution
and effectiveness of VA
mycorrhizae. Biotropia 8 :
39-44.
Khan,
M.H., 1995. Role of
mycorrhizae in nutrient
uptake
and
in
the
amelioration of metal
toxicity. Biotrop Spec.
Publ.No56 : 131-137.
Biology
and
Biotechnology
of
Mycorrhizae.
Killham, K, 1994. Soil ecology.
Cambridge
University
Press
Kim,
K.Y., D. Jordan, and
McDonald, 1998. Effect
of phosphate-solubilizing
bacteria and vesiculararbuscular mycorrhizae
on tomato growth and soil
microbial activity. Biol.
Fertil. Soils 26 : 79-87.
Kirsop B.E. & J.J. Snell (eds.).
1982. Maintenance of
Microorganisms.
A
Manual of Laboratory
Methods.
Academic
Press, Inc. London.
Komagata, K. 1994. Background
of Microbial Industry in
Japan. In: Komagata, K.,
T. Yoshida, T. Nakase, H.
Osada.
(eds.).
Proceedings
of
the
International Workshop
on
Application
and
Control
of
Microorganisms in Asia,
pp. 1-11. March 14-18,
1994,
Science
and
Technology
Agency,
Tokyo, Japan.
Kusumo, S. 1990. Zat Pengatur
TumbuhTanaman. Jasa
Guna, Jakarta.
Lamina. 1989. Kedelai dan
Pengembangannya. CV
Simplex, Jakarta.
565
Lembar Informasi Pertanian
(LIPTAN)
LPTP
Koya
Barat, Irian Jaya No. 02/99
Lembar Informasi Pertanian
(LIPTAN) BIP Irian Jaya
No. 109/92 Diterbitkan
oleh:
Balai
Informasi
Pertanian Irian Jaya Jl.
Yahim
–
Sentani
–
Jayapura
Budidaya
Tanaman Karet.
Lima
TahunPenelitian
dan
Pengembangan
Pertanian
1987-1991.
BadanPenelitian
dan
Pengembangan
Pertanian, Jakarta. hlm.
14.
Lingga, P. 1994. Petunjuk
Penggunaan
Pupuk.
Penebar
Swadaya,
Jakarta.
Loka
Pengkajian
Teknologi
Pertanian Koya Barat
Lozano, JMR., and R. Azcon,
2000.
Symbiotic
efficiency and effectivity
of an autochthonous
arbuscular
mycorrhizal
Glomus sp. from saline
soils
and
Glomus
deserticola under salinity.
Mycorrhiza 10/3 : 137143.
Mahisworo, Kusno Susanto dan
Agustinus
Anung,
Bertanam
Rambutan;
Jakarta:
Malaysian Agricultural Research
and
Development
Institute, MARDI, G.P.O.
Box
12301,
Kuala
Lumpur, 50774 Malaysia
Chanthaburi Horticultural
Research
Center,
Amphur
Kloong,
Chanthaburi,
Thailand
USDA/ARS,
National
Clonal
Germplasm
Repository, P.O. Box
4487, Hilo, Hawaii 96720,
U.S.A.
Masiworo, Sutanto K dan Anung
A.
1990.
Lembar
Informasi
Pertanian
(LIPTAN) BIP Irian Jaya
No. 136/93 Diterbitkan
oleh: Balai Informasi
Pertanian Irian Jaya Jl.
Yahim – Sentani –
Jayapura.
Matnawi, H., 1997. Budidaya
Tembakau
Bawah
Naungan Karet
Matsuo T dan Hoshikawa. 1993.
Science of The Rice
Plant.
Morphology.
Nosan Gyoson Bunka
Kyokai. Tokyo
McGonigle, T.P.M. and M.H.
Miller, 1993. Mycorrhizal
development
and
phosphorus absorption in
maize under conventional
and reduced tillage. Soil
Sci. Soc. Am. J. 57 (4) :
1002-1006.
566
Morte, A., C.Lovisolo and A.
Schubert, 2000. Effect of
drought stress on growth
and water relations of the
mycorrhizal association
Helianthemum
almeriense - Tervesia
claveryi. Mycorrhiza J.
10/3 : 115-119.
Munyanziza, E., H.K. Kehri, and
D.J. Bagyaraj, 1997.
Agricultural
intensification,
soil
biodeversity and agroecosystem function in the
tropics : the role of
mycorrhiza in crops and
trees.
Applied
Soil
Ecology 6 : 77-85.
Oliveira, R.S., JC. Dodd and
PML. Castro, 2001. The
mycorrhizal status of
Pragmites australis in
several polluted soils and
sediments
of
an
industrialised region of
Northern
Portugal.
Mycorrhiza J. 10/5 : 241247.
Pracaya.
1989.
Bertanam
mangga.
Penebar
Swadaya.
Jakarta
Prada@com.
Rumput
penutup tanah
yang
paling ideal
Penebar Swadaya, 1991, cet ke3. 80p; 21 cm.
Nakase, T. 1998. Asian Network
on Microbial Researckes
(ANMR): Promotion of
Microbiology
and
Biotechnology in Asian
Region.
International
Conference on Asian
Network on Microbial
Researches.
Gadjah
Mada
University,
Yogyakarta, February 2325.
Pierce LC. 1987. Vegetables
characteristics,
production,
and
Marketing. John Wiley
and Sons. United States
of America.
Nuhamara, S.T., 1994. Peranan
mikoriza untuk reklamasi
lahan kritis. Program
Pelatihan Biologi dan
Bioteknologi Mikoriza.
Pusposutarjo
S.
2001.
Pengembangan
irigasi
(Usaha tani berkelanjutan
dan gerakan hemat air.
Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Tinggi
Departemen Pendidikan
nasional.
pn8.co.id. Budidaya Teh
Poedjiwidodo Y. 1996. Sambung
Samping Kakao.Trubus
Agriwidya Ungaran
567
Rahardi F.; Rina Nirwan S. dan
Iman
Satyawibawa,
Agribisnis
tanaman
perkebunan.
Jakarta:
Penebar Swadaya, 1994.
Vi + 67p; ilus.; 21 p.
Rambutans set to become
mainstream
fruit
Copyright © 2001-6, The
Australian
Nutrition
Foundation Inc (Nutrition
Australia
is
the
registered business name
for
the
Australian
Nutrition Foundation Inc)
- All rights reserved
Disclaimer - Privacy
Policy
Rani, D.B.R., S. Ragupathy and
A. Mahadevan, 1991.
Incidence of vesicular arbuscular mycorrhizae
(VAM) in coal waste.
Biotrop Special Publ. 42 :
77-81 in Soerianegara
and Supriyanto (Eds)
Proceedings of Second
Asean Conference on
Mycorrhiza.
Rao,
N.S
Subha,
1994.
Mikroorganisme
tanah
dan
pertumbuhan
tanaman. Edisi Kedua.
Penerbit
Universitas
Indonesia.
Ratledge,
C.
1992.
Biotechnology: the socioeconomic revolution? A
synoptic view of the world
status of biotechnology.
In : DaSilva, E.J., C.
Ratledge, A. Sasson
(eds.).
Biotechnoloy,
economic and social
aspects.
Issues
for
developing
countries.
Cambridge
University
Press.
Saono, S. 1994. Non-medical
application and control of
microorganisms
in
Indonesia. In: Komagata,
K. , T. Yoshida, T.
Nakase & H. Osada.
(eds.). Proceedings of the
International Workshop
on
Application
and
Control
of
Microorganisms in Asia,
pp 39-60. March 14-18,
1994.
Science
and
Technology
Agency,
Tokyo, Japan.
Sasson,
A.
1998.
Biotechnologies
in
developing
countries:
present
and
future
Volume 2: International
co-operation. UNESCO
Publishing
Imprimerie
PUF, France. Steinkraus,
K.
H.
(ed.)
1996.
Handbook of indigenous
fermented foods. 2nd
revised and expanded
edition. Marcel Dekker.
New York.
568
Singh, S., and K.K. Kapoor,
1999. Inoculation with
phosphate-solubilizing
microorganisms and a
vesicular-arbuscular
mycorrhizal
fungus
improves dry matter yield
and nutrient uptake by
wheat grown in a sandy
soil. Biol. Fertil. Soils 28 :
139-144.
Soepardi.1979. Sifat dan Ciri
Tanah I. IPB.Bogor
T. Yamamoto, M Kim, L R Juneja
(editors): Chemistry and
Applications of Green
Tea, CRC Press, ISBN 08493-4006-3
Solaiman, M.Z., and H. Hirata,
1995.
Effect
of
indigenous
arbuscular
mycorrhizal
fungi
in
paddy fields on rice
growth and NPK nutrition
under different water
regimes. Soil Sci. Plant
Nutr., 41 (3) : 505-514.
Syam, S.O. Manurung, dan
Yuswadi (Ed.). Kedelai.
Pusat
Penelitian
dan
Pengembangan Tanaman
Pangan, Bogor. hlm. 243261.
Surono, I.S. & A. Hosono. 1994.
Microflora
and
their
enzyme profile in terasi
starter. Biosc. Biotech.
Biochem. 58 (6): 11671169.
Thomas, R.S., R.L. Franson, and
G.J. Bethlenfalvay, 1993
Separation of arbuscular
mycorrhizal fungus and
root
effect
on
soil
aggregation. Soil Sci. Soc.
Am. J. 57 : 77-81.
Van Wambake A. 1991. Soil of
the Tropic (properties and
apprasial)
McGraw-Hill,
Inc.Toronto.
Splittstoesser
WE.
1984.
Vegetables
Growing
Handbook. Van Nostrand
Reinhold Company.New
York.
Widada, J, dan S. Kabirun, 1997.
Peranan mikoriza vesikular
arbuscular
dalam
pengelolaan tanah mineral
masam. p. 589-595 dalam
Subagyo et al (Eds).
Prosiding
Kongres
Nasional VI HITI, Jakarta,
12-15 Desmber 1995.
Sudarmo, S., 1991. Tembakau :
Pengendalian Hama dan
Penyakit.
Kanisius,
Yogyakarta.
Widyawan R dan Prahastuti S.
1994. Bunga Potong. Pusat
dokumentasi dan Informasi
Ilmiah. LIPI. Jakarta
Sumarno.
1993.
Teknik
pemuliaan kedelai. Dalam
S.
Somaatmadja,
M.
Ismusnadji, Sumarno, M.
569
Wright, S.F. and A. Upadhyaya,
1998. A survey of soils for
aggregate stability and
glomalin, a glycoprotein
produced by hyphae of
arbuscular
mycorrhizal
fungi. Plant and Soil 198 :
97 - 107.
www.hort.purdue.edu/newcrop/cr
opfactsheets/Rambutan.ht
ml
www.warintek.com.
2007.
Tembakau
(Nicotiana
tabacum L.). Dikutip dari:
Diakses
tanggal
15
November
2007.
4
pages.
www.balittas.info/index.php?opti
on=isi&task=view&id=16
&Itemid=50 - 75k Cached. 2007. Balittas.
Diakses
tanggal
20
September 2007. 1 page
www.irwantoshut.com
www.irwantoshut.com
www.naturalnusantara.,co.id.
2008
Budidaya
karet.
Diakses 23 Januari 2008
www.perkebunan.litbang.deptan.
go.id.2007. Tembakau.
Diakses
tanggal
15
November 2007. 1 page.
www.wikipedia.org.
2007.
Tembakau.
Diakses
tanggal 15 November
2007. 1 page.
www.warintek.com.
2007.
Tembakau
(Nicotiana
tabacum L.). Diakses
tanggal 15 November
2007. 4 pages.
www.perkebunan.litbang.deptan.
go.id., 2007. Tembakau.
Diakses
tanggal
15
November 2007. 1 page.
Zaini, Z., T. Sudarto, J. Triastoro,
E. Sujitno dan Hermanto,
1996. Usahatani lahan
kering : Penelitian dan
Pengembangan.
Proyek
Penelitian Usahatani lahan
Kering. Pusat Penelitian
Tanah dan Agroklimat.
Bogor
Zarate, J.T. and R.E. Dela Cruz,
1995. Pilot testing the
effectiveness of arbuscular
mycorrhizal fungi in the
reforestation of marginal
grassland. Biotrop Spec.
Publ.No56
:
131-137.
Biology and Biotechnology
of Mycorrhizae.
Zedan, H. 1992. The economic
value of microbial diversity.
Key note paper presented
at the VIIth International
Conference for Culture
Collections. Beijing, China.
October 1992.
www.wikipedia.org.
2007.
Tembakau.
Diakses
tanggal 15 November
2007. 1 page.
570
GLOSARIUM
Analisa hara pupuk
:
ATP
(Adenosine
Triposfat)
Aerasi
Allelopati
Auksin
:
Bekerjanya pupuk
:
Curah hujan
Daur air
:
:
:
Diferensiasi
Derajat peresapan air
:
:
:
:
Derajat
ketebakan
kebasahan
Difusi
:
Embrio
Epidermis
:
:
Epigeal
:
Fotosintesis
:
Fotosisitem I
:
Fotosistem II
:
menyatakan berapa jumlah relatif dari N,
P2O5,dan K2O dalam pupuk tersebut
satuan pertukaran energi dalam sel.
Tata udara tanah
zat tumbuh yang pertama ditemukan yang
bekerja pada proses perpanjangan atau
pembesaran sel.
adalah waktu yang diperlukan sejak saat
pemberian pupuk hingga pupuk tersebut dapat
diserap tanaman
adalah perubahan yang terjadi pada air secara
berulang dalam suatu pola tertentu.
proses pertumbuhan tanaman disebut
Angka yang menyatakan derajat meresapnya
air pengairan ke dalam tanah dan keseragaman peresapannya ke dalam lapisanlapisan bawah tanah
merupakan pernyataan yang menyatakan
berapa besar pembasahan tanah, yang
seharusnya segera dilakukan setelah kurun
waktu pemberian air pengairan.
adalah pergerakan molekul atau ion dari
dengan daerah konsentrasi tinggi ke daerah
dengan konsentrasi rendah
Calon individu baru
Kulit luar organ berupa lapisan lilin yang
mencegah kehilangan air secara berlebihan
Proses perkecambahan yang hipokotilnya
tumbuh memanjang akibatnya kotiledon dan
plumula terdorong ke permukaan tanah,
sehingga kotiledon berada diatas tanah
Pengubahan bentuk tanaga matahari menjadi
bentuk lain
Molekul klorofil yang menyerap cahaya pada
panjang gelombang 700 nM.
Terdiri dari molekul klorofil yang menyerap
Fototropisme
:
Flooding
(Cara
penggenangan)
Gen
:
Giberelin
:
Gravity
irrigation
atau irigasi gaya
berat
ground water,
Habitat
Higroskopisitas
pupuk
Hipogeal
:
:
:
Hormon (zat tumbuh) :
Hiposonik
:
Indeks garam
:
Irigasi
interflow,
cahaya pada panjang gelombang 680nM
merupakan peristiwa pembengkokan ke arah
cahaya
adalah cara pemberian air ke lahan pertanian
sehingga menggenangi permukaan tanahnya.
faktor pembawa sifat menurun yang terdapat
di dalam makhluk hidup
Hormon yang bekerja hanya merangsang
pembelahan sel. Terutama untuk merangsang
pertumbuhan primer
Sistem ini menggunakan cara di mana
pemberian/ penyaluran air pengairan ini
sepenuhnya dengan memperhatikan gaya
berat
yaitu air tanah atau jelasnya air permukaan
yang meresap ke dalam tanah dan berkumpul
di bagian lapisan bawah tanah yang kemudian
sedikit demi sedikit akan ke luar melalui mata
air
Tempat tinggal makluk hidup
adala sifat mudah tidaknya pupuk bereaksi
dengan uap air.
Pada perkecambahan ini terjadi pertumbuhan
memanjang dari epikotil yang menyebabkan
plumula keluar menembus kulit biji dan muncul
diatas tanah kotiledon tetap berada di dalam
tanah
suatu senyawa organik yang dibuat pada
suatu bagian tanaman dan kemudian diangkut
ke bagian lain, yang konsentrasinya rendah
dan menyebabkan suatu dampak fisiologis
Suatu larutan yang mempunyai tekanan
osmosis lebih rendah daripada larutan lain
merupakan gambaran perbandingan kenaikan
tekanan osmotik karena penambahan 100 g
pupuk dengan kenaikan tekanan osmotik
karena penambahan 100 g NaNO 3
Isecara
umum
didefinisikan
sebagai
pemberian air kepada tanah dengan maksud
untuk memasok kelembaban tanah esensial
bagi pertumbuhan tanaman
yaitu aliran air yang meresap ke lapisan tanah
permukaan dan kemudian mengalir kembali ke
luar dari lapisan tanah permukaan tersebut ke
permukaan tanahnya
Isotonik atau isomosi :
Kelarutan pupuk
:
Kekeringan
Kekeringan hidrologi,
Kekeringan
meteorology
Kekeringan
ekonomi,
sosial
Kadar unsur pupuk
Kemasaman pupuk
:
Karbohidrat
Klorofil
:
:
Kloroplas
Kinin atau sitokinin
:
:
Kutikula
:
Kualitas
pengairan
air
Kohesi
:
Layu permanen
:
Mesofil
:
Suatu larutan yang mempunyai tekanan
osmosis yang sama dengan larutan lain
menyatakan mudah tidaknya suatu pupuk larut
dalam air, dan diserap akar tanaman.
dapat dinyatakan sebagai suatu keadaan
dimana berkurangnya jumlah air disebabkan
oleh menurunnya daya dukung tanah terhadap
ketersediaan air
adalah kekeringan yang berasosiasi dengan
efek periode singkat dari curah hujan
, adalah cekaman kekeringan yang
disebabkan keterbatasan curah hujan yang
berkepanjangan
adalah keadaan perubahan sosial ekonomi
masyarakat yang disebabkan oleh
keterbatasan air
Banyaknya unsur hara yang dikandung oleh
sutatu pupuk
Reaksi fisiologis masam dari pupuk yang
diberikan ke tanah
Zat gula
Atau biasa disebut zat hijau daun. zat ini
sangat berguna untuk mengubah zat yang
diserapnya menjadi zat-zat makanan
Zat hormone yang bekerja mempercepat
pembelahan sel, membantu pertumbuhan
tunas dan akar, dan dapat menghambat
proses penuaan (senescence).
Lapisan dari lilin yang melindungi permukaan
daun dari teriknya cahaya matahari atau
lingkungan yang kurang menguntungkan
Adalah jumlah kandungan ion yang
berbahaya, ataupun hara yang berguna
bagi tanaman
Gaya tarik menarik Molekul air dengan
molekul air lainnya
Tanaman yang kekurangan air dan apabila
disiram tidak dapat pulih kembali.
Sel-sel pada bagian daun yang banyak
mengandung
kloroplas (lebih kurang
setengah juta kloroplas setiap milimeter
Meiosis
Meristem
Mitosis
Multiselluler
nilai
kemasaman,
:
:
:
:
:
ekivalen :
Nutrisi
Osmosis
:
:
Pertumbuhan
:
Pertumbuhan primer
:
Pertumbuhan
sekunder
:
Perkembangan
:
Perkecambahan
:
Phloem
Plasmolisis
Potensi air
Pupuk buatan
Pupuk asam
Pupuk basa
:
:
:
:
:
perseginya)
pembelahan sel kelamin
Jaringan muda yang senantiasa membelah
(meristematis)
pembelahan dari sel tubuh
makhluk hidup bersel banyak
yang artinya berapa jumlah Kg kapur (CaCO3)
yang
diperlukan
untuk
meniadakan
kemasaman
yang
disebabkan
oleh
penggunaan 100 Kg suatu jenis pupuk
Mineral yang dibutuhkan tanaman
peristiwa bergeraknya pelarut antara dua
larutan yang dibatasi membran semi
permiable dan (selaput permiable diffrensial)
berlangsung dari larutan yang konsentrasinya
tinggi ke konsentrasi rendah
didefinisikan sebagai peristiwa perubahan
biologis yang terjadi pada makhluk hidup
berupa perubahan ukuran yang bersifat
irreversible (tidak berubah kembali ke asal
atau tidak dapat balik)
adalah pertumbuhan ukuran panjang pada
bagian batang tumbuhan karena adanya
aktivitas jaringan meristem primer.
adalah pertambahan besar dari organ
tumbuhan karena adanya aktivitas jaringan
meristem sekunder yaitu kambium pada kulit
batang, kambium batang, dan dan akar.
proses menuju pencapaian kedewasaan atau
tingkat yang lebih sempurna pada makhluk
hidup
merupakan
proses
pertumbuhan
dan
perkembangan embrio
pembuluh tempat transport makanan
Peristiwa lepasnya plasma sel dari dinding sel
energi potensial air yang terkandung dalam
tubuh tanaman
Pupuk buatan merupakan pupuk yang dibuat
oleh pabrik dengan kandungan unsur hara
tertentu
Pupuk dapat menurunkan pH disebut
Pupuk yang dapat menaikkan pH
Pupuk tunggal
Pupuk majemuk
:
:
Pupuk yang hanya mengandung satu unsur
Pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur
Reaksi terang
Reaksi gelap
:
:
reaksi fotosintesis yang memerlukan cahaya
reaksi fotosintesis yang tidak memerlukan
cahaya
Respirasi
:
Respirasi aerob
:
Respirasi anaerob
:
Run off
Stomata
Suhu minimum
:
:
Suhu maksimum
:
Suhu optimum
:
Sugar sink
:
Supertonik
:
Sprinkle Irigation
Stomata
:
Tumbuhan hijau
:
Tekanan turgor.
:
merupakan proses perombakan senyawa
organik menjadi senyawa anorganik dan
menghasilkan energi
suatu proses metabolisme tanaman dengan
menggunakan oksigen yang
reaksi
pemecahan
karbohidrat
untuk
mendapatkan energi tanpa menggunakan
oksigen
aliran air permukaan
Mulut daun
Suhu paling rendah dimana organisme masih
dapat melaksanakan metabolismenya
Suhu paling tinggi dimana organisme masing
dapat melaksanakan metabolisme
Suhu paling baik untuk kelangsungan
metabolisme pada makhluk hidup
Tempat penerima gula, tempat gula disimpan
atau dikonsumsi
Suatu larutan yang mempunyai tekanan
osmosis lebih tinggi daripada larutan lain
air pengairan secara pancaran
merupakan celah yang dibatasi oleh dua sel
penjaga
Tumbuhan yang mengandung zat hijau daun
(klorifil)
Tekanan hidrostatik dalam sel disebut
Transpirasi
Uniselluler
Xylem
:
:
:
Pembeian pupuk melalui disebar di atas
permukaan tanah.
adalah proses penguapan air melalui stomata
Organisme ber sel tunggal
Merupakan jaringan pengangkutan air
Zigot
:
Top dressing
Sel hasil penyatuan sel
dengan sel kelamin jantan
betina
(ovum)
INDEKS
A
Absorbsi,106
Agregat 550
agroindustri,
1
Aglonema
351
agroekosiste
m, 167
Aerasi 537
Anggrek 353
Arumanis 323
Air, 30,31
Air tanah, 120
Air
permukaan
tanah,117
Air sungai,
119
Air hujan,119
Amonifikasi,
49
Ambon
kuning 334
an organik,87
Antraknose
267,380
Aspek
pisiologi, 4
Aspek
ekologi, 4
Apatit, 55
Aspek
pemuliaan
tanaman, 4
Abiotik, 4
Ajir 248
Akar
rambut.157
Akar
serabut,157
Akar
tajuk,158
Akar tinggal
216
Alternaria 250
Aktinomicetes
539
Amonia,88,90
Amonium.88
Amonium
nitrat,91
Amonium
sulfat,92
Amofos,95
Analisis, 6
Analisa
kebutuhan
hara,66
Analisa
tanah,66
Analisa
tanaman,67,1
14
Anhidrous
ammonia, 89
Anual 345
Angin,171
Anatomi
beras,169
Anggrek 353
Ambon lumut,
117
Amonium
sulfat
nitrat,94
Akar primer,
11
Akar
sekunder, 11
aplikasi,107
Aphids sp,
367
Al, 45
Aerasi, 13
Autotrop, 19
Asam
superfospat,
97
Asimilasi 18
Asupan 178,
ATP, 23
Anthurium,
407
Adenium, 409
Alas pot, 415
Analisa
tanah, 430
Aeroponik,
510
B
Bahan
pangan, 1.
Bahan
organik
tanah,78
Bakteri 539
Bakteri
fotosintetik,
24
Badan
bendung,143
Bajak tanah
194
Bak
kecambah
213
Batu
fospat,96
Batu bata
522,523
Batang 226
Bawang
merah 264
Barangan
merah 334
Bendungan,1
43
Bedding
system,148
Bedding plant
345
Bedengan
234, 364
Bercak daun
384, 386
Bercak coklat
384
Bercak bunga
387
Bassiana,
367
Benih 210,
512
Budidaya,
tanaman, 1
Biannual 345
Bulir padi,
160
Biotik, 4
Bioinsektisida
367
Bibit,177,246
Bunga, 5,226
Bunga potong
349
Buah 226
Benih, 5,512
Berta
chrysolineate,
307
Besi, 59
Bekicot 376
Bibit, 5
Biji 227
Bibit 234
Biji-bijian,108
Biologis,7
Bobot kering,
8
Boron,62
Buah-buahan
205
Bundel
vascular, 21
Buah
padi,162
Bunga
padi,161
Busuk lunak
385
Busuk daun
238
Busuk umbi
238
Busuk
rimpang 279
Busuk hitam,
39, 379
Batang
bawah, 403
Batang atas,
403
Bunga
matahari, 405
Begonia, 411
Batuan
penghias,
415
Bentuk
bonsai, 416
Bonsai, 413
Bonsai tegak
lurus, 416
Bonsai tegak
lurus
beraturan,
416
Bonsai tegak
lurus tidak
teratur, 416
Bonsai
tersapu
angin, 418
Bonsai anak
air terjun, 418
Bonsai semi
anak air
terjun, 418
Bonsai
berkelompok,
419
C
Cabe 253
Cabe kering
261
Cacahan
pakis 349
Cahaya, 19,
28,400,
425,529
Cangkok 218
Cattleya 364
Cercospora
Carote, 292
Curah hujan,
13, 313
Cu,45
Clostridium
sp 547
Cross slope
ditch,148
CVPD 318
Catlea 234
Climbing
rose, 401
Cangkok, 511
D
Daerah aliran
sungai
(DAS),122
Daya pikat
347
Daun 226
Difusi,32
Diferensiasi,
10
Dekorasi 347
Dendrodium
264, 353
Deskripsi 327
Determinate,
198
Distribusi, 13
Dichocricic
punetiferalis
307
Dolomit 55
Dormansi 211
Defisiensi
kalsium,
55,57
Def.magnesiu
m, 59
Def-besi, 59
Defmangan,62
Drainase.123,
146,147
E
Ekologi 300
tanaman, 4
Endosperm,
163
Endo
mikoriza 547
Ekto mikoriza
547
Eksternal, 7
Epidermis,
10,20
Embrio, 10,11
EM4 554
Epikotil, 11
Epifit 355
Epoh 244
Elektron, 23
F
G
Ganggang
307
Gulma,5,307
Genotip,7
Genetik, 12
Generatif
358, 407, 427
Geragih 217
Gaminae,
158
Gravitasi, 35
Glukosa, 40
Gejala
kekurangan
boron, 63
Gravity
irrigation, 133
Ground
water,119
Gulma, 280,
433
H
Hama 5.
249, 332, 341
Ha.peng.
umbi 237
Hama trip
237
Hanging plant
345
Hara 525
Herba, 239,
345
Herring bone
system,151
helai daun,
159
Hidrogen, 44
Hidrolisa,
30,212
Higroskopisit
as,85
hortikultura,1,
205,206
Houseplant
346
Hipokotil, 11
Hipogeal, 12
Hara, 13
Hara mikro,
59
Hara makro,
44
Hara mikro,
44
Hayati,390
Hybrind tea,
401
Hybrind
prepertual,
401
Hypa 548
Hidroponik,
509
Hidroponok
rakit apung,
510,517,519
I
Ilmu tanah
ionisasi. 23
Intensitas
cahaya,
26,170, 354
Indeks
garam,85
Indrabela 5p,
307
Inditerminate,
198
insektisida
369
insektisida
hayati 367
Ingenhausz,
29
Inokulum 368
Internal, 44
Inter cropping
228
Inter flow.119
Interception,1
49
Interception
system,151
Indoor 347
Iklim,,69,105,
402
117, 300.
170,199
irigasi
J
Jagung,182
jaminan
pupuk,103
Jahe 271
Jahe putih
272
Jahe emprit
272
Jahe merah
272
Jalur caspary,
36
Jelita 244
Jeruk 311
Joseph
Priestly, 29
Jaringan
irigasi,140.
Jar.ir.tersier,1
40
Jar-irutama,140
K
Kahat hara
187
Kalium,
52,77,
Kalim
sulfat.98
Kalium
magnesium
sulfat, 98
Karbon, 44
Kadar
pupuk.84
Kandungan
beras,169
Kapasitas
tukar
kation,74
Kapok
kuning333
Kalsit, 55
Kalsium,
55,99
Karbondioksi
da, 20,26
Karat Uredo
sp 387
Kebiasaan
tanaman,137
Kedelai 197
Kekeringan
189
kehutanan,2
Kelembaban
nisbi 355, 528
Kemurnian
benih 211
Keseimbahan
hara,65,107
Ketebalan
rumah tangga
air.136
Kelautan
pupuk, 84
Kemasaman
pupuk,84
Kentang 131
Kemiringan
tanah.134
Ketepatan
pengairan,15
3
Ketinggian
tempat 301
Kepik
anggrek 377
Kuantitas, 6
Kualitas, 6.
Kualitas
air.127.139
Kultur teknis
224
Kultivar 225
Kumbang
penggerek
371, 372
Kebutuhan
air,144
Kompos 542
Kompos
Bioaktif 553
Kutu daun
237, 287,378
Kutu kebul
249
Kutu perisai
372
Kutu putih
374
Kutu
tempurung
378
Kompos
366,536
Komposisi,
300
Kondensasi,
31
Konidium
381
Korteks, 10
Kedelai, 11
Kotiledon, 12
Klasifikasi
pupuk,81
Klasifikasi
irigasi,125
Klor,64
Klorofil, 19
Klorosis, 47
Kloroplas,
19,20
Kutikula,21
Kultur
jaringan 215
Kuprum, 62
Kumbang
koksi, 390
Ketuaan
bunga, 390
Kuping gajah,
407
Kerikil, 523
L
Larva 370,
371
Layu bakteri
238, 279
Lalat kacang
202
Lahan sawah
265
Layu
Sklerotium
382
Lembang 1,
254
Leguminosa
540
lingkungan,
12, 354
lidah
daun,159
lingkungan
354
litofit 356
laju respirasi
27
lokasi 227
Lubang tanah
Lidah agjah,
407316
Lempengan
rumput, 432
Larutan hara,
524
M
Mangga, 322
Malai
padi,161
Magnesium,
57,99,100
Manfaat 245,
327
Manohora
232
medium,
media 5,
Media tanam
359
Makhluk
hidup, 7,70
Manajemen
pupuk.113
Man-hara
N.114
Man- hara
P.115
Makro 538
Mangan,60
Mineralisasi,
48
Mikro,99
Mikroorganis
me 553
Mikoriza 547
Multiseluler, 7
Media tanam
133, 301
Membelah
diri 216
Meristem,9,1
0 Merbabu
232
Mesophyl, 21
Mitosis, 10
Meiosis,10
Mekanisasi
223
Minimum, 13
Molibdenum,
63
Morfologi 197
Mulut daun
21
Mulsa
235,248,537
Monokultur
228
Monopodial
353
Mosaik 251
Mawar, 401
Mawar tea,
402
Metode kultur
air, 510
Metoda arus
kontinyu, 521
Mengukur Ph,
527
Mycelia 551
N
Natural
system,151
NADPH,
23,24
NADPH2,
23,24
Nagka 335
Neolitikum, 2
Nephentens
sp, 48
Nephelium
lappaceum
297
Nematoda
287
Nitrogen, 46
Nitrifikasi, 49
Nikel,64
Nilai
pupuk,109
NPV 202
NFT, 510
O
Optimu m,
6,13
Oncidium,
364 469
Organel, 19
Organisme
tanah 538
Oksigen,
19,44
Oriza
sativa,157
Opal 245
Orong-orong
237
Organik
535,537
Osmosis, 33
Okulasi, 403
P
Padi,157
Pupuk 366
Paket
teknologi,185
Padang
rumput,108
Pangan, 1
Paprika 262
Paralel ditch
sytem,148
Pangkas 248
Paranet 209
Parmarion
Pupilaris
375
Perenial 345
Penanaman
348
Persilangan
356
Penggerek
daun 373
Pemakan
daun 374
Pertanian
organik
Pestisida 530
Panen,
186,194,204,
239, 252,
260.263, 268,
281, 288.
308, 319’ 342
Pascapanen,
186,252,282,
309,320, 351
Pedoman
teknis, 301,
315, 330,
337, 361
Pepaya
cibinong 327
P.Bangkok
328
P-Hawai 329
P.Jingga 329
P- Mas 330
pH 527
Pigmen, 23
Pipa
berlubang,13
2
Pipa
bernozzle.13
0
Piretrum 281
Pisang 333
Pecahan
genting 365
Perkebunan,1
Permata, 244
Persilangan
356
Pergerakan
Pelepah
daun,
159,160
Penggenanga
n,130
Proses
produksi, 2
Produksi 240
Perkembanga
n vegetatif, 5
Pemupukan,
110 201, 247,
339
Peruraian, 48
Pengairan,12
4,236
Pengapuran
304
Pengemasan
242
Penyaluran
air,129,131
Penyakit 238,
332, 340
Penyiangan
236, 318
Penyiraman
247, 360
Pendangiran,
178
Perkembanga
n generatif, 5
penempatan
pupuk,104
Penyakit, 5,
259,318
Penyiangan
201
Penyiapan
255
Penataan
jaringan.141
Peredaran N,
47
Perbanyakan
tanaman 209
Penggenanga
n,142
Persiapan
212
Pintu
penguras,143
Pintu
pengambilan.
143
Pengemasan
343
Pindah tanam
214
Penggulung
daun 203
Penggerek
polong 204
Pen.pisang
341
Pola tanam
304
Perkecambah
an 211
Prinsip
genetis, 5
Prinsip
agronomis, 5
Produktifitas,
6,180
Pertumbuhan
,7,
11
Perkembanga
n,7,11
Pelindung
dingin 208
Penyimpanan
pupuk,111,
306
Persiapan
lahan,200
Persemaian
214, 255
Pengairan
200
Penanaman
331
Pemupukan
dasar 235,
331
Penyulaman
235
Penanaman
200
Perawatan
305
Perompesan
258
Pola bulu
burung,122
Pola
radial,122
Pola
paralel.122
Polinia 357
Prokambium,
10
Profil tanah,
71
Phloem, 21
Ploneta
diducta, 307
Potensial air,
37
Posfat, 5
Pohonpohonan 128.
Pompa
air.108
------cair,
83,545
---buatan,82,84
----- kalium 98
kalsium,99,10
0
---- kandang
349, 543
--majemuk,102
-----mikro,100
---nitrogen,86
------posfat,95
Plyanta, 401
Pedoman
teknis, 402
Pemilihan
tanaman, 420
Pembentukka
n bonsai, 420
Pemi lihan
bentuk
bonsai, 422
Pemilihan
tanah, 423
Perawatan
bonsai, 423,
514
Pengairan,
424,435
Pemupukan ,
424,434, 514
Pengairan
,431,435
Pemangkasa
n, 434
Pindah
tanam,
512513
Pasir, 522
Perlit, 524
Perawatan
media tanam,
526
Ph meter,
527
Pupuk alam,
82
------- an
organik’
82,83
----- basa,83
---belerang,100
----- asam,83
------hijau
540,541
------padat
83,540
Q
R
Raja bulu 335
Rambut akar,
36
Rambutan
297,298
Ram.binjai
298
Ram.cimacan
298
Ram-aceh
lebak 298
Random ditch
system,148
Rebah bibit
386
Rekayasa
bioteknologi,1
67
Radikula, 157
Reaksi
terang, 21
Reaksi gelap,
21
Reaksi tanah,
73
Rimpang 283
Rhizobia 546
Run off,119
Runduk 220
Rumah
kaca,207
Rm..kasa 209
Rm.plastik,20
8
Rumput, 427
Rumput
gajah,
428,429
Rumput gajah
mini, 429
Rumput
jepang, 430
Rumput
peking, 430
Rumput golf,
430
Rumpun, 423
S
Sabut kelapa
365
Sprofit 356
setek bang;
seteng daun
234
sayursayuran, 3
,108,221,222
Saluran,144
Saldrainase,151
Sekam bakar
349
Seledri 285
irrigation,132
Spora 216
Spodoptera
spp 267
Syarat
tumbuh
199,232,245,
254,264, 273,
286. 311,
330.336. 354
Stolon, 428,
433
Substrat, 510
Sirkuasi air,
514
Serbuk kayu,
524
Sumber hara,
525
T
Tanaman
berkayu 346
Tanjung I
254
Tanjung II
254
Tataletak,152
Teknik, 1
Terestrial 355
Tanah,68,172
,199, 254,314
Tanah
berlereng.135
Tanaman
menghasilkan
318
Tanaman
inang, 369
370,
Tali rafia
363
Tembakau
281
Tindak
budidaya, 2
Thrips
anggrek 377
Tingkat
pemakain.14
5
Ting.efisiensi,
145
Teknik
budidaya, 3,
200
Tekanan
hidrostatik, 34
Tekstur
tanah, 72
Tekanan
kapiler,
34
Tekanan
turgor, 35
Tekanan
akar, 38
Tempel 219
Temperatur
,311, 391,399
Tinggi dari
permukaan
laut, 13
Tilakoid, 21
Tip burn, 57
Transpirasi,
30
Turgor, 30
Tungau 370
Tungau
merah 370
Tungau
jingga 377
Tomat 243
Topografi,
70,134
Top soil.136
Trichogramm
a toideea 202
Tunas 218
Temperatur,
391
Teknik
pemangkasa
n bonsai, 420
Topdressing
435
U
Uji dingin 210
Ulat grayak
202
Ul-engkal 202
Ul- polong
203
Umbi 269
Um-batang
216
Um- lapis 216
Uniseluler,7
Unsur N, 44
Unsur mobil,
47
Unsur pupuk,
81
Urea,92,93
Ulat grayak
237
Ulat buah 250
Ulat bunga
373, 374
Ulat jengkal
307
V
Vanda teret
364
Varitas
unggul, 4,
Var.padi 166,
Vegetatif 215,
357,407, 428
Veg.alami
216
Vena, 21
Venus flytrap
, 46
Verticillium,
54
Vegetatif 358
Virus 239
Vitamin, 425
Vertikultur,
519
Vermikulit
524
W
Warna beras,
168
Waktu,71
Wali songo,
407
X
Xilem akar,
36
Y
Z
Zamrud 245
Zinkum, 59
Zigot, 11
Download