BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Kesehatan Nasional menyatakan bahwa segala upaya dalam membangun kesehatan di Indonesia diarahkan untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih tinggi yang memungkinkan orang hidup lebih produktif baik sosial maupun ekonomi. Meningkatnya status sosial dan ekonomi, pelayanan kesehatan masyarakat, perubahan gaya hidup, bertambahnya umur harapan hidup, maka di Indonesia mengalami pergeseran hidup, maka di Indonesia mengalami pergeseran pola penyakit dari penyakit menular dari penyakit tidak menular, hal ini dikenal dengan transisi epidemolog. Kecenderungan meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular salah satunya adalah Diabetes Melitus (Depkes RI, 2011). Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan Kadar glukosa darah melebihi normal dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh kekurangan hormone insulin secara relatif maupun absolut. Bila hal ini disebabkan tidak terkendali dapat terjadi komplikasi metabolik akut maupun komplikasi vaskuler jangka panjang, baik mikroangiopati maupun makroangiopati (Darmono, 2012 ). Diabetes Melitus merupakan suatu gangguan kronis yang ditandai dengan metabolisme Karbohidrat dan lemak yang relatif kekurangan insulin. Diabetes Melitus yang utama di klasifikasikan menjadi diabetes melitus tipe 1 Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 Insulin Diabetes Melitus (IDDM) dan tipe 2 Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) (Hidayah, 2010). Beberapa ahli berpendapat bahwa bertambah umur, toleransi, terhadap glukosa juga meningkat. Jadi untuk golongan usia lanjut diperlukan batas glukosa darah yang lebih tinggi daripada orang dewasa non usia lanjut (Anita, 2011). Jumlah penderita Diabetes Melitus dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal ini berkaitan dengan jumlah populasi yang meningkat, Life expectancy ( tingkat harapan hidup ) bertambah, urbanisasi yang merubah pola hidup tradisional ke pola modern, prevalensi obesitas meningkat dan kegiatan fisik kurang. Diabetes Melitus perlu diamati karena sifat penyakit yang kronik progresif, jumlah penderita semakin meningkat dan banyak dampak yang ditimbulkan (Depkes, 2012). Menurut survei yang dilakukan oleh organisasi kesehatan dunia WHO pada tahun 2000, jumlah penderita Diabetes Melitus urutan pertama di dunia ada di negara India (31,7juta ), kedua Cina (20,8 juta), Amerika Serikat (17,7 juta), dan Indonesia berada Di urutan keempat dunia dengan jumlah 8,4 juta orang. Diperkirakan jumlah penderita Diabetes Melitus akan meningkat pada tahun 2030 yaitu India (79,4 juta), Cina,Amerika Serikat (30,3 juta ) dan Indonesia (21,3 juta). Jumlah penderita Diabetes Melitus tahun 2010 tercatat sebanyak 279,3 juta dan diperkirakan tahun 2020 menjadi menjadi 300 juta orang tahun 2010 tercatat sebanyak 279,3 juta, dan diperkirakan tahun 2020 menjadi 300 juta orang dan tahun 2030 menjadi 366 juta orang (Depkes RI, 2012). Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 Berdasarkan penelitian epidemiologi didapatkan prevalensi Diabetes Melitus di Indonesia sebesar 1,5 - 2,3 % pada penduduk yang usia lebih 15 tahun,bahkan di daerah urban revalensi Diabetes Melitus sebesar 14,7 % dan daerah rural sebesar 7,2%. Prevalensi tersebut meningkat 2 – 3 kali dibandingkan dengan negara maju, sehingga Diabetes Melitus merupakan masalah kesehatan yang serius (Hadisaputro,2011). Jumlah kasus Diabetes Melitus tergantung insulin di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 sebesar 9.376 kasus (14,24%),lebih rendah dibanding tahun 2012 (19.493).Kasus tertinggi di Kabupaten Brebes dan kota Semarang (1.095 kasus). Sedangkan Jumlah kasus DM tidak tergantung lebih dikenal dengan DM tipeII, mengalami penurunan dari 181.543 kasus menjadi 142.925 kasus. Data ini diperoleh dari 31 Kabupaten/ kota di Provinsi Jawa Tengah yang melaporkan data penyakit tidak menular (PTM) tahun 2013 sebanyak (88,57%). (Depkes RI, 2014) Berdasarkan data yang diperoleh dari catatan Rekam Medis ruang Kanthil RSUD Banyumas dari Februari sampai bulan April 2017 terdapat sebanyak 283 pasien yang masuk keruang khantil, 282 dengan kasus penyakit lain sedangkan penyakit Diabetes Melitus termasuk penyakit yang langka di ruang Kanthil dan memiliki bahaya komplikasi seperti penyakit jantung, gagal ginjal, hipertensi, dan stroke. Diabetes Melitus berada di urutan terakhir dan didapatkan kasus kejadian Diabetes Melitus hanya 1 diantara kasus tersebut. Dari latar belakang dan data di atas, tertarik untuk menyusun tugas akhir “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Melitus Di ruang Kanthil RSUD Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 Banyumas “. Agar penulis mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien tersebut dan bertujuan untuk menyeimbangkan kadar gula darah pada pasien yang menderita Diabetes Melitus. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Melaporkan penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah Diabetes Melitus. 2. Tujuan Khusus Tujuan Khusus adalah untuk memaparkan dan melakukan pembahasan mengenai a. Memperoleh gambaran hasil pengkajian pada An. S dengan masalah Diabetes melitus. b. Menentukan analisa data dari hasil pengkajian dan menentukan diagnosa pada keperawatan pada An. S dengan masalah diabetes melitus. c. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada An.S dengan masalah Diabetes Melitus. d. Mendokumentasikan implementasi keperawatan pada An. S dengan Diabetes Melitus e. Mendokumentasikan evalusai terhadap pelaksanaan Asuhan Keperawatan yang telah dilakukan oleh An. S dengan Masalah Diabetes Melitus Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 C. Manfaat Penulisan Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dalam Keperawatan yaitu sebagai panduan perawat dalam pengelolaan kasus pada pasien dengan Diabetes Melitus,juga diharapkan menjadi informasi bagi tenaga kesehatan lainnya dalam Pengelolaan kasus yang bersangkutan. Asuhan Keperawatan Pada..., Novian Marsewa, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017