BAB 2 LANDASAN TEORI

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori-Teori Umum
Pada teori dasar ini, penulis akan membahas mengenai teori-teori yang terdapat
dalam judul skripsi. Pada bab ini penulis akan membahas teori yang berkaitan
dengan topik skripsi dan menjelaskan teori yang berhubungan dengan Penelitian.
2.1.1 Teori Komunikasi
Komunikasi adalah pola interaksi yang sangat mendasar bagi kehidupan
manusia. Manusia merupakan makhluk sosial yang dimana memerlukan
keberadaan orang lain. Komunikasi itu bersfat permanen, yang artinya setiap
gerak, tingkah laku, kebiasaan, pola interaksi, gesture tubuh merupakan bentuk
komunikasi yang selalu melekat.
2.1.2 Definisi Komunikasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata
latin comunicatus atau comunicatio atau comunicare yang berarti “berbagi” atau
“menjadi milik bersama”. Dengan demikian, kata komunikasi menurut kamus
besar bahasa mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai
kebersamaan (Riswandi, 2009:1)
9
10
Menurut Webster new collegiate dictionary dalam buku (Riswandi
2008:1) komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi di antara individu
melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.
Komunikasi
adalah
penyampaian
pengertian
antar
individu.
Dikatakannya semua manusia dilandasi semua kapasitas untuk menyampaikan
maksud, hasrat, perasaan, pengetahuan dan pengalaman dari orang yang satu
kepada orang yang lain. Pada pokok nya komunikasi adalah pusat minat dan
situasi perilaku dimana suatu sumber menyampaikan pesan kepada seorang
penerima dengan berupaya mempengaruhi perilaku penerimaan tersebut (Syaiful
Rohim, 2009:8)
Menurut Mulyana komunikasi adalah proses dimana suatu ide di alihkan
dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah
tingkah laku mereka (Syaiful Rohim, 2009:9)
Dalam buku Ilmu komunikasi di jelaskan bahwa International
Communication
Association
(ICA)
menetapkan
terdapat
delapan
ilmu
komunikasi adalah sebagai berikut:
1. Information System ( Sistem Informasi ). Mempelajari pengolahan,
pemrosesan, penyampaian informasi secara mekanistis dan matematis.
2. Interpersonal Communication ( Komunikasi Antarpribadi ). Mempelajari
hubungan antar pribadi, komunikasi verbal dan non-verbal serta komunikasi
kelompok.
11
3. Mass Communication ( Komunikasi Massa ). Mengkaji mengenai media
massa, pesan dan efek yang ditimbulkan.
4. Political Communication ( Komunikasi Politik ). Menelaah proses
penyampaian pesan yang mempunyai konsekuensi terhadap system politik.
5. Organizational Communication ( Komunikasi Organisasi ). Mempelajari
gejala komunikasi dalam organisasi dan manajemen.
6. Intercultural Communication ( Komunikai Lintas Budaya ). Mempelajari
proses pertemuan antarbudaya dari segi komunikasi.
7. Instructional Communication ( Komunikasi Pembelajaran ). Mendalami
komunikasi dalam proses pendidikan dan penerapan teknologi komunikasi
dan informasi.
8. Health Communication ( Komunikasi Kesehatan ). Menelaah komunikasi
dalam penyuluhan kesehatan masyarakat.
Dari kedelapan spesialisasi tersebut, dapat disimpulkan betapa
luasnya kajian bidang komunikasi dan penulis menggunakan ilmu komunikasi
antarpribadi. Tankard mengatakan bahwa komunikasi sebagai kombinasi skill,
science, and art (wiryanto, 2004:5)
Jadi dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
Komunikasi adalah pola interaksi yang sangat mendasar bagi kehidupan
manusia. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa lepas atau tidak
12
bisa tanpa keberadaan orang lain. Komunikasi mempunyai ciri khas, yaitu setiap
gerak, tingkah laku, kebiasaan, interaksi, hingga bahasa tubuh merupakan ciri
komunikasi. Setiap individu melakukan komunikasi mempunyai tujuan atau
maksud untuk mempengaruhi orang lain dengan persamaan sudut pandang dari
komunikator.
2.1.3 Model Komunikasi
Menurut Wiryanto dalam buku pengantar komunikasi proses komunikasi
model John W. Rilley dan Mathilda W.Rilley adalah proses komunikasi yang
menggunakan pendekatan sosiologi untuk mengkaji perilaku komunikasi antar
manusia. Secara sosiologis, penerima (receiver) pesan (message) yang
disampaikan oleh sumber (komunikator) tidak secara langsung ditanggapi. Tetapi
akan mengendalikan aksi dan reaksi terhadap pesan yang diterima. Faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap diri penerima adalah kelompok primer seperti
keluarga inti dan kelompok rujukan, yang dalam struktur sosial lebih besar.
Nilai-nilai yang dianut penerima berdasarkan norma-norma yang berlaku pada
kelompok primer dan kelompok rujukan ini.
Dalam buku Ilmu komunikasi
(Riswandi, 2009:4) menurut Lasswell
bahwa komunikasi itu adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai
tujuan. Berdasarkan definisi Lasswell ini dapat diturunkan unsur komunikasi
yang saling bergantung satu sama lain, yaitu :
1. Sumber, sering disebut pengirim, penyandi, komunikator. Sumber adalah
pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi.
Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi, atau
perusahaan.
13
2. Pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima.
Pesan merupakan seperangkat symbol verbal atau non-verbal yang
mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud sumber tersebut. Pesan
mempunyai tiga komponen, yakni makna, digunakan untuk menyampaikan
pesan, dan bentuk atau organisasi pesan.
3. Saluran atau media, yaitu alat atau wahana yang digunakan sumber untuk
menyampaikan pesannya kepada penerima. Pada dasarnya saluran
komunikasi manusia adalah dua saluran, yaitu cahaya dan suara. Saluran
juga merujuk pada cara penyampaian pesan, apakah langsung dengan cara
tatap muka atau melalui media seperti cetak dan elektronik.
4. Penerima sering juga disebut sasaran atau tujuan yaitu orang yang
menerima dari sumber. Berdasarkan pengalaman massa lalu, rujukan nilai,
pengetahuan, persepsi, pola piker, dan perasaan, penerima pesan
menafsirkan sperangkat symbol verbal dan non-verbal yang diterima.
5. Efek, yaitu apa yang terjadi kepada penerima setelah ia menerima pesan
tersebut. Misal terhibur, menambah pengetahuna, perubahan sikap, atau
perubahan perilaku.
2.1.4
Jenis Komunikasi
Terdapat dua jenis, yakni :
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang digunakan menggunakan
bahasa lisan dan bahasa tulisan.
Menurut Larry L. Barker dalam buku
mempunyai tiga fungsi, yaitu :
(Riswandi, 2009:60) bahasa
14
1. Fungsi penamaan, merujuk pada usaha mengidentifikasi objek, tindakan,
atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam
komunikasi.
2. Fungsi interaksi, menekankan pada berbagai gagasan dan emosi yang dapat
menghubungkan antara orang dengan orang lainnya, atau antara kelompok
dengan kelompok lainnya. Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan
kepada orang lain.
3. Fungsi transmisi informasi, dapat disampaikan kepada orang lain. Melalui
bahasa, kita menerima informasi setiap hari dari orang lain baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Menurut Prof. Hafied Cangara dalam buku (Riswandi 2009:61) terdapat
tiga fungsi bahasa sebagai berikut :
1. Untuk mengenal dunia disekitar kita. Melalui bahasa kita dapat
mempelajari apa saja yang menarik minat dan perhatian kita.
Mempelajari bahasa untuk menarik dukungan atau persetujuan dari
orang lain atas pendapat dari pemikiran kita.
2. Berhubungan dengan orang lain. Bahasa memungkinkan kita dapat
bergaul dan berbagi pengalaman dengan orang-orang di sekitar kita,
mempengaruhi mereka untuk kepentingan kita. Melalu bahasa kita
dapat mempelajari dan memahami pemikiran dan persepsi orang lain,
sehingga tercipta pemaknaan yang sama terhadap suatu konsep atau
istilah.
15
3. Menciptakan hubungan dalam hidup. Memungkinkan meningkatkan
kepercayaan dan saling memahami mengenai kepercayaan tersebut.
Komunikasi Non-Verbal adalah
mimik, gerak-gerik,dan suara.
Komunikasi non-verbal biasanya terjadi ketika seseorang tidak melakukan
komunikasi dengan percakapan, melainkan dengan gerak tubuh manusia itu
sendiri. Gerakan tubuh tersebut dapat mengisyaratkan seuatu mengenai dirinya.
(Riswandi 2009:71)
Bahasa tubuh mempunyai maksud komunikasi tersendiri, seperti :
1. Isyarat tangan
2. Gerakan kepala
3. Postur tubuh
4. Kontak mata
5. Ekspresi wajah
6. Gerak isyarat
2.1.5 Komunikasi antarpribadi
Berkomunikasi
antarpribadi,
atau
secara
ringkas
berkomunikasi,
merupakan keharusan bagi manusia. Manusia membutuhkan dan senantiasa
berusaha membuka serta menjalin komunikasi atau hubungan dengan sesamanya.
Selain itu, ada sejumlah kebutuhan di dalam diri manusia yang hanya dapat
dipuaskan lewat komunikasi dengan sesamanya.
16
Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang berlangsung dalam
situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara teroganisasi maupun
pada kerumunan orang. Penyampaian pesan oleh satu orang dan penerima pesan
orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya, dan peluang
untuk memberikan umpan balik segera. Bittner menerangkan bahwa komunikasi
antarpribadi berlangsung apabila pengirim menyampaikan infomasi berupa katakata kepada penerima dengan menggunakan medium suara manusia. Barnlund
mendefinisikan komunikasi antar pribadi sebagai pertemuan antara dua, tiga orang,
atau lebih yang terjadi sangat spontan dan tidak berstruktur (Wiryanto 2004:32).
Trenholm dan Jense mendefinisikan komunikasi antasrpribadi sebagai komunkasi
antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka (Wiryanto 2004:33). Everett
M. Rogers mengartikan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi
dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa
pribadi.
Ciri komunikasi antarpribadi sebagai berikut :
1. Arus pesan cenderung dua arah;
2. Konteks komunikasi dua arah;
3. Tingkat umpan balik sangat tinggi.
4. Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas, terutama selektivitas keterpaan
tinggi.
Menurut Harold Lasswell dalam buku (Riswandi 2009:81) terdapat banyak
komponen dalam komunikasi antarpribadi, komponen tersebut adalah sebagai
berikut :
17
a) Pengirim dan penerima
Komunikasi antarpribadi (KAP) paling tidak melibatkan dua orang. Istilah
pengirim-penerima digunakan untuk menekankan bahwa fungsi pengirim
dan penerima ini dilakukan oleh setiap orang yang terlibat dalam KAP. Hal
ini menegaskan bahwa, pertama; proses KAP tidak terjadi pada diri sendiri.
Kedua; KAP berkaitan dengan manusia. Ketiga; KAP terjadi di antara dua
orang atau di antara sekelompok kecil orang.
b) Encoding-decoding
Encoding adalah tindakan menghasilkan pesan. Artinya pesan-pesan yang
akan di sampaikan di rangkai terlebih dahulu dengan menggunakan katakata.
Decoding adalah tindakan untuk mengiterpretasikan dan memahami pesanpesan yang diterima.
c) Pesan
Dalam KAP, pesan-pesan bisa berbentuk verbal atau nonn-verbal atau
gabungan antara verbal dan non-verbal.
d) Saluran
Dalam KAP, para pelaku bertemu secara tatap muka.
e) Gangguan
Dalam KAP gangguan mencangkup tiga hal, yaitu:
•
Gangguan fisik, seperti kegaduhan.
•
Gangguan psikologis, seperti emosi, sikap, nilai, atau status peserta.
18
•
Gangguan semantic, terjadi karena kata-kata atau symbol yang
digunakan seringkali memiliki makna ganda, sehingga penerima
gagal menangkap maksud si pengirim.
f) Umpan balik
Umpan balik memainkan peran sangat penting dalam proses KAP, karena
pengirim dan penerima pesan secara terus menerus dan secara bergantian
memberikan umpan balik dalam berbagai cara, baik verbal (dengan
pertanyaan) maupun non-verbal (senyuman, anggukan). Umpan balik ini
bisa positif, netral, atau negative.
g) Konteks
Ada tiga dimensi konteks dalam proses KAP, yaitu ;
•
Dimensi fisik, yaitu tempat di mana komunikasi belangsung.
•
Dimensi sosial psikologis, mencangkup misalnya status hubungan
diantara orang-orang yang terlibat komunikasi.
•
Dimensi temporal, adanya suatu pesan khusus yang sesuai dengan
rangkaian peristiwa komunikasi.
2.1.6 Public Relation
Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan
mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi
dengan public yang memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi
tersebut. (Scot M. Cutlip, 2006:6)
19
2.1.7 Fungsi Public Relations
Salah satu fungsi PR adalah Publisitas. Publisitas adalah
menyediakan informasi yang mereka anggap pantas untuk diberitakan,
yang disebut publisitas. (Scot M. Cutlip, 2006:13)
Publisitas diharapkan agar informasi yang akan disebar dapat
diterima atau didengar oleh banyak pihak, sehingga informasi dapat
tersebar dengan baik.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Perilaku konsumen
Definisi
perilaku
konsumen
adalah
tindakan
perorangan
dalam
memperoleh, menggunakan serta membuang barang dan jasa ekonomi, termasuk
proses pengambilan keputusan sebelum menetapkan tindakan (Ginting, 2011:33)
Perilaku konsumen menurut Frederik katayama adalah sebagai tindakan
yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan
produk dan jasa termasuk proses keputusan.
2.2.2 Definisi Perilaku
Menurut AMA ( American Marketing Association ) mendefinisikan
perilaku sebagai berikut : perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara
kognisi, afeksi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan
kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. (Supranto, 2011:3)
20
Terdapat tiga hal penting dari definisi ini, yakni :
1. perilaku konsumen bersifat dinamis, sehingga sulit di tebak.
2. Melibatkan interaksi : kognisi, afeksi, perilaku, dan kejadian sekitar.
3. Melibatkan pertukaran, seperti menukar barang milik penjual dan pembeli
2.2.3 Model Perilaku Konsumen
Konsumen banyak mengambil keputusan pembelian setiap hari. Perusahaan
besar meneliti keputusan pembelian konsumen secara rinci untuk dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan: apa, dimana, bagaimana, berapa banyak, kapan, dan mengapa
mereka membeli.
Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus bagi setiap orang, karena
berbagai alasan berhasrat mempengaruhi atau mengubah perilaku itu, termasuk mereka
yang kepentingan utamanya adalah pemasaran. Pemasaran adalah kegiatan pertukaran
baik berlaku sebagai penjual yang menyerahkan barang atau jasa kepada pembeli yang
menyerahkan sejumlah uang maupun tanpa uang. Tujuan pemasaran ialah untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara memuaskan. Konsumen
dipuaskan agar menjadi loyal, konsumen yang
loyal akan membeli berkali-kali,
mengajak orang lain membeli dan menceritakan kepada orang lain tentang produk atau
perusahaan yang memproduksinya. Pemasaran harus mempelajari kebutuhan, keinginan,
persepsi, preferensi, gaya hidup, motifasi dan perilaku berbelanja dan membeli. Untuk
mengenali konsumen lebih mendalam, pemasar harus melakukan riset konsumen untuk
mengetahui tujuan mengenai pasar sasaran.
21
2.2.4 Ciri Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial,
personal dan psikologi (Ginting, 2011:43)Gambar berikut merupakan faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen.
PERSONAL
BUDAYA
SOSIAL
BUDAYA
UMUM DAN DAUR
HIDUP
GROUP RUJUKAN
KEDUDUKAN
SUB BUDAYA
KELUARGA
KELAS SOSIAL
KELUARGA DAN
STATUS
EKONOMI
GAYA HIDUP
PSIKOLOGI
MOTIVASI
PERSEPSI
PEMBELI
BELAJAR
KEPERCAYAAN
KONSEP DIRI
Dicontoh dari : Kotler dan Amstrong
Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dijelaskan secara rinci sebagai
berikut :
Faktor Budaya
Kebudayaan memiliki pengaruh paling luas dan dalam kepada perilaku
konsumen. Dalam budaya terbagi atas tiga peranan, yakni :
1. Budaya
Kebudayaan adalah pembentuk yang paling dasar dari keinginan
dan perilaku seseorang. Perilaku manusia paling banyak adalah belajar.
Pada saat hidup di masyarakat, seseorang akan mempelajari nilai dasar,
22
persepsi, keinginan, dan perilaku dari keluarga dan lembaga penting
lainnya.
Suatu kelompok masyarakat selalu memiliki kebudayaan dan
pengaruh kebudayaan atas perilaku pembeli berbeda jauh dari satu
Negara dengan Negara lain. Kegagalan dalam menyesuaikan dengan
perbedaan ini akan menyebabkan inefiensi pemasaran atau kesalahan
yang mengejutkan.
Jadi setiap orang memiliki kebudayaan yang berbeda sesuai
dengan daerah mana ia berasal. Kebudayaan menyebabkan terjadinya
perbedaan dalam pola pembelian.
2. Subbudaya
Setiap budaya memiliki subbudaya yang lebih kecil atau
kelompok orang yang merasa menjadi bagian suatu sistem nilai atas dasar
kesamaan pengalaman dan keadaan hidup bersama. Subbudaya
mencangkup
kelompok
nasionalitas,
kegamaan,
kesukuan,
dan
kewilayahan.
Jadi subbudaya ini merupakan penggolongan dari budaya yang
lebih kecil. Memiliki klasifikasi dalam tiap-tiap perilaku. Biasanya
pembentukan subbudaya ini dari orang-orang sekitar kita.
23
3. Kelas Sosial
Kelas sosial adalah struktur sosial. Kelas sosial menurut Kotler &
Amstrong (Ginting, 2011:36) adalah pembagian masyarakat yang
permanen dan berjenjang, anggotanya memiliki nilai, minat, dan perilaku
yang serupa. Pembagian kelas tidak di tentukan oleh faktor tunggal, tetapi
dengan kombinasi dari beberapa faktor, utamanya jabatan, pendapatan,
dan pendidikan. Kelas sosial menunjukan perbedaan yang tegas dalam
hal preferensi atas pakaian, kelengkapan rumah, kegiatan, dan ekonomi.
Jadi kelas sosial ini adalah pembagian atas nilai atau kedudukan
seseorang di masyarakat. Penilaian tersebut didasari dengan tingkat
pendidikan, jabatan, atau tingkatan sosial.
a. Faktor Sosial
1. Kelompok Rujukan
Perilaku seseorang banyak dipengaruhi oleh kelompok kecil.
Kelompok kecil yang mempengaruhi langsung dan kemana orang
tergabung disebut kelompok keanggotaan . beberapa diantaranya disebut
sebagai kelompok primer dimana terjadi hubungan teratur tetapi informal
seperti keluargam teman, tetangga, dan rekan kerja. Kelompok lain
disebut dengan kelompok sekunder dengan hubungan yang lebih formal
tetapi kurang teratur, termasuk organisasi yang diikuti oleh individu
masing-masing.
24
Jadi dalam kelompok rujukan ini sangat mempengaruhi sikap dan
konsep diri seseorang dalam memilih produk dan merk tertentu.
2.
Keluarga
Anggota keluarga dapat kuat dalam mempengaruhi perilaku
pembeli. Pemasar berminat atas peran dan pengaruh keluarga atas
pembelian berbagai produk dan jasa.
Jadi faktor keluarga juga sebagai faktor keputusan pembelian.
Biasanya dalam melakukan pembelian sesuatu, harus dipertimbangkan
dalam keuarga agar semua dapat persetujuan keluarga.
3. Peran dan Status
Suatu peran terdiri dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan sesuai
harapan orang-orang di sekelilingnya.
Jadi peran mempunyai hak mutlak dalam memilih sesuatu
pembelian tetapi harus dikomunikasikan bersama. Biasanya suami
mempunyai peran sakral dalam memilih barang atau jasa.
b. Faktor Personal
1. Umur dan Tingkat Daur Hidup
Barang dan jasa yang dibeli orang akan berubah dalam perjalanan
hidupnya. Pembelian juga dipengaruhi oleh daur hidup keluarga yaitu
25
tingkatan yang dilalui oleh keluarga menjadi matang mulai dari anakanak dan orang dewasa.
Jadi pembelian sering didasari oleh faktor usia. Kebutuhan secara
perlahan akan mengalammi pergantian sesuai faktor pendapatan dan
minat dalam barang atau jasa. Perkembangan barang atau jasa akan
semakin meningkat dan kompetitif dalam persaingan.
2. Kedudukan
Kedudukan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli.
Suatu perusahaan bahkan membuat suatu barang atau jasa yang
diperlukan oleh kelompok kedudukan tertentu.
Jadi suatu kedudukan atau jabatan sangat mempengaruhi
pembelian. Jabatan yang semakin tinggi, akan merubah kebiasaan dalam
pembelian dan mutu atau nilai barang dari kebutuhan.
3. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang sangat akan mempengaruhi barang
yang akan dibeli. Semakin tinggi pendapatan ekonominya, maka akan
semakin konsumtif dalam pembelian barang atau jasa.
4. Gaya Hidup
Orang-orang yang berasal dari kelompok subbudaya, kelas sosial
dan kedudukan yang sama bisa memiliki gaya hidup yang jauh berbeda.
26
Gaya hidup adalah pola hidup yang dinyatakan sebagai psikografiknya.
Ini menyangkut pengukuran gatra AIO (Activities, Interest, and Opinion)
konsumen yang meliputi kegiatan sehari-hari.
Jadi gaya hidup merupakan pola atau tingkah laku dalam
pembelian, apakah suatu keluarga itu mempunyai gaya hidup yang
konsumtif atau keluarga yang sederhana. Banyak orang yang mempunyai
kekayaan berlebih, memiliki pola perilaku yang sederhana atau pun
sebaliknya.
5. Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian adalah sifat psikologis yang mengarah kepada
tanggapan yang konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan
seseorang.
Jadi seseorang mempunyai alasan dalam memilih suatu produk
dan jasa. Alasan tersebut menggambarkan kepribadian seseorang.
c. Faktor Psikologi
Belanja lebih lanjut ditentukan oleh faktor psikologi utama, yakni
motivasi, persepsi, belajar, dan kepercayaan & sikap.
1. Motivasi
Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada suatu saat. Sebagian
kebutuhan berupa hayati dan sebagian nya berupa psikologis. Kebutuhan
27
psikologis merupakan kebutuhan untuk merasa diakui,dihargai, dan rasa
memiliki. Sebagian dari kebutuhan ini tidak menjadi motif atau dorongan
yang menekan untuk dipuaskan.
2. Persepsi
Orang yang termotivasi untuk bertindak. Bagaimana orang
bertindak dipengaruhi oleh persepsinya. Orang dapat membentuk
persepsi berbeda atas rangsangan yang sama oleh tiga proses perceptual,
yakni : atensi seleksi, ditorsi seleksi, dan retensi selektif. Atensi seleksi
merupakan kecenderungan orang menyaring informasi yang masuk.
Distorsi selektif adalah menginterpretasikan segala informasi atas dasar
yang telah dipercayai, diluar itu ditolaknya.
3. Belajar
Belajar menggambarkan perubahan perilaku perorangan yang
timbul oleh pengalaman. Belajar terjadi melalui jalinan dorongan,
rangsangan, isyarat, tanggapan, dan penguatan.
4. Kepercayaan dan sikap
Dengan berbuat dan belajar orang akan memperoleh kepercayaan
dan
sikap,
termasuk
perilaku
dalam
berbelanja.
Kepercayaan
menggambarkan pikiran seseorang tentang sesuatu. Kepercayaan ini
dapat berasal dari pengetahuan nyata dan opini.
28
2.2.5 Pengertian Pelanggan
Pengertian pelanggan atau costumer dalam perilaku konsumen adalah
seseorang yang sering membeli dari suatu organisasi. Dapat diartikan bahwa
setiap orang yang secara regular menggunakan atau menghabiskan suatu produk
dari perusahaan adalah pelanggan atau costumer. Disini pelanggan sudah
merupakan orang atau individu yang akan menjadi pemakai tetap suatu produk
atau jasa tertentu. Pelanggan yang menggunakan barang atau jasa secara
konsisten disebut sebagai Loyal Costumer. Loyal Costumer adalah orang yang
telah lama menggunakan suatu produk dan mengenal karakteristik produk
tersebut serta memahami waktu dan tempat untuk membeli produk tersebut.
(Damanik, 2011)
2.2.6 Pengeritan Consumer
Consumer adalah setiap orang yang merupakan calon pembeli potensial
yang akan membeli dan menggunakan barang atau jasa yang di tawarkan oleh
perusahaan. Kategori konsumen yang telah berhasil adalah memcahkan
permasalahan akan kebutuhannya terhadap suatu produk atau jasa yang dianggap
akan membuat lebih baik. Keputusan yang diambil merupakan keputusan baru
yang diperoleh sebagai perpaduan antara pertimbangan dari dalam diri dengan
olahan informasi yang diperoleh dari luar dirinya. (Damanik, 2011)
2.2.7 Pengambilan Keputusan
Suatu keputusan tidak akan memiliki tingkat keakuratan yang kuat jika
tidak didukung oleh informasi yang ada, berbagai input informasi yang diterima
29
akan membantu pembentukan sikap dan rekomendasi keputusan yang di terima
dan dapat mengambil keputusan yang terbaik. (Fahmi, 2011:1)
2.2.8 Definisi Keputusan
Definisi dari keputusan adalah proses penelurusan masalah yang berawal
dari latar belakang masalah, identifikasi masalah hingga kepada terbentuknya
kesimpulan atau rekomendasi. Lalu rekomendasi itulah yang diambil dalam
pengambilan keputusan yang telah dipikirkan atau di pertimbangkan secara
seksama. Jika dalam pertimbangan tidak di pikirkan baik-baik, maka output yang
akan diterima juga akan tidak selaras dengan hasil yang diinginkan. (Fahmi,
2011:2)
2.2.9 Tahap Pengambilan Keputusan
Untuk mempermudah dalam pengambilan keputusan, maka terdapat
tahap-tahap pengambilan keputusan, adalah :
a. Mendefinisikan masalah tersebut secara jelas dan transparan, atau mudah
untuk dimengerti.
b. Membuat daftar rincian masalah yang akan dimunculkan, serta menyusun
secara prioritas dengan maksud agar penyelesaian dapat dilakukan secara
terarah.
c. Melakukan identifikasi masalah yang ada, memaparkan permasalahan agar
membuka gambaran dari permasalahan tersebut.
d. Memetakan setiap masalah bedasarkan kelompoknya masing-masing.
Di samping itu,Simon mengatakan dalam buku (Fahmi, 2011:2) bahwa
pengambilan keputusan berlangsung melalui empat tahap, yaitu :
30
a. Intelligence
b. Design
c. Choice
d. Implementasi
beliau menegaskan bahwa intelligence adalah proses pengumpulan informasi
yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah. Design
merupakan tahap
perancangan solusi terhadap masalah. Choice tahap mengkaji lebih dalam dan
mencari macam alternaltif yang ada untuk memilih pilihan yang terbaik. Serta
implementation tahap pengambilan keputusan dan melaksanakan dari strategi
yang telah di susun.
Ricky W. Griffin mengidentifikasi keputusan tidak terprogram adalah
keputusan yang secara relative tidak terstruktur
dan diambil dalam usaha
memecahkan masalah baru yang belum pernah dialami sebelumnya, serta sulit
untuk mengenali bentuk atau dampak masalah.
2.2.10 Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan ini, menurut Engel et al dalam jurnal
(Aulia, 2011) terdiri dari lima tahap: (1) pengenalan masalah, (2) pencarian
informasi, (3) evaluasi alternaltif, (4) pembelian, dan (5) evaluasi pasca
pembelian.
31
Tabel 2.1 Pengambilan Keputusan
PENGENALAN MASALAH
PENCARIAN INFORMASI
EVALUASI ALTGERNALTIF
PEMBELIAN
EVALUASI PASCA PEMBELIAN
32
2.3 Kerangka Pemikiran
PEMBATASAN
BBM BERSUBSIDI
PENGARUH
PERILAKU
KONSUMEN
PRO
KONTRA
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
KENDARAAN
PRIBADI
33
Dari kerangka pemikiran diatas, peneliti membahas mengenai dampak
pembatasan penggunaan BBM jenis premium yang mempengaruhi perilaku konsumen.
Dengan adanya pembatasan tersebut, terdapat dua pandangan yakni pro dan kontra.
Bagaimana pandangan tersebut dipengaruhi oleh perilaku konsumen dalam hal
pembelian bahan bakar dan melihat pola pengambilan keputusan. Hasil dari
pengambilan keputusan tersebut yang akhirnya apakah masyarakat tetap menggunakan
kendaraan pribadi atau beralih menggunakan kendaraan umum.
Download