(PSAK) - 55 (Revisi 2006) Instrumen Keuangan

advertisement
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
55 (REVISI 2006)
INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN
PENGUKURAN
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 55 (revisi 2006)
terdiri dari paragraf 1-111 dan Panduan Aplikasi. Seluruh
paragraf tersebut memiliki kekuatan mengatur yang sama.
Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold
italic) mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 55 (revisi
2006) harus dibaca dalam konteks tujuan pengaturan dan
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk
unsur-unsur yang tidak material.
PENDAHULUAN
Tujuan
1. Tujuan Pernyataan ini adalah untuk mengatur prinsipprinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan,
kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan
items non keuangan. Persyaratan penyajian dan pengungkapan
informasi instrumen keuangan diatur dalam PSAK 50 (revisi
2006) Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan.
Ruang Lingkup
2. Pernyataan ini diterapkan oleh semua entitas untuk
seluruh jenis instrumen keuangan, kecuali untuk:
(a) penyertaan pada anak perusahaan, perusahaan
asosiasi, joint ventures dan penyertaan dalam rangka
restrukturisasi kredit yang diatur berdasarkan PSAK
4: Laporan Keuangan Konsolidasi, PSAK 15:
Investasi dalam Perusahaan Asosiasi, atau PSAK 12:
Pengendalian Bersama Operasi dan Pengendalian
Bersama Aset, dan PSAK 31: Akuntansi Perbankan.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.1—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Meskipun demikian, entitas menerapkan Pernyataan
1
ini atas penyertaan pada anak perusahaan, perusa2
haan asosiasi, atau joint ventures apabila PSAK 4,
3
PSAK 15, atau PSAK 12 merujuk pada Pernyataan
4
ini. Entitas juga menerapkan Pernyataan ini untuk
5
derivatif atas penyertaan pada anak perusahaan,
6
perusahaan asosiasi, atau joint ventures, kecuali jika
7
derivatif tersebut memenuhi definisi sebagai sebuah
8
instrumen ekuitas dalam entitas sebagaimana
9
dimaksud dalam PSAK 50 (revisi 2006) Instrumen
10
Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan.
11
12 (b) hak dan kewajiban dalam sewa yang diatur dalam
PSAK 30 (revisi 2006): Sewa. Meskipun demikian:
13
(i) piutang sewa yang diakui lessor mengikuti
14
ketentuan mengenai penghentian pengakuan dan
15
penurunan nilai pada Pernyataan ini (lihat
16
paragraf 15—37, 59, 60, 64-66, dan Pedoman
17
Aplikasi paragraf PA51-PA67, dan PA10018
PA109);
19
(ii) utang sewa pembiayaan yang diakui oleh lessee
20
mengikuti ketentuan mengenai penghentian
21
pengakuan pada Pernyataan ini (lihat paragraf
22
39-42 dan Pedoman Aplikasi paragraf PA7223
PA78); dan
24
(iii) derivatif yang melekat pada sewa mengikuti
25
ketentuan mengenai derivatif melekat pada
26
Pernyataan ini (lihat paragraf 9-13 dan Pedoman
27
Aplikasi paragraf PA40-PA46).
28
29 (c) hak dan kewajiban pemberi kerja berdasarkan program imbalan kerja yang diatur dalam PSAK 24 (revisi
30
2004): Imbalan Kerja.
31
32 (d) instrumen keuangan yang diterbitkan oleh entitas yang
memenuhi definisi instrumen ekuitas yang diatur
33
dalam PSAK 50 (revisi 2006) Instrumen Keuangan:
34
Penyajian dan Pengungkapan (termasuk opsi dan
35
waran). Meskipun demikian, pemegang instrumen
36
ekuitas dimaksud menerapkan Pernyataan ini untuk
37
instrumen tersebut, kecuali instrumen dimaksud
38
55.2—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
(e)
(f)
(g)
(h)
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
memenuhi ketentuan mengenai pengecualian dalam
huruf (a) di atas.
hak dan kewajiban dalam kontrak asuransi sesuai
dengan PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian dan
PSAK 36: Akuntansi Asuransi Jiwa atau dalam
kontrak yang masuk dalam ruang lingkup PSAK 28
dan PSAK 36 tersebut karena memuat fitur partisipasi
tidak mengikat (a discretionary participation feature).
Namun demikian, Pernyataan ini berlaku untuk
derivatif yang melekat pada kontrak tersebut jika
derivatif tersebut tidak dengan sendirinya merupakan
kontrak yang masuk dalam ruang lingkup PSAK 28
dan PSAK 36 (lihat Pedoman Aplikasi paragraf PA36PA46). Selanjutnya, jika kontrak asuransi merupakan
kontrak penjaminan keuangan yang disepakati atau
dimiliki atas pemindahan aset keuangan atau kewajiban keuangan pada pihak lainnya yang masuk dalam
ruang lingkup Pernyataan ini, maka pihak penerbit
menerapkan Pernyataan ini pada kontrak dimaksud
(lihat paragraf 3 dan Pedoman Aplikasi paragraf PA6)
kontrak untuk pembayaran kontinjensi dalam penggabungan usaha (lihat PSAK 22: Akuntansi Penggabungan Usaha). Pengecualian ini hanya berlaku
bagi pihak yang mengakuisisi.
kontrak antara pihak yang mengakuisisi dan penjual
dalam penggabungan usaha untuk menjual atau
membeli obyek yang diakuisisi (acquiree) di masa
datang.
Komitmen pinjaman yang diberikan selain dari yang
dijabarkan dalam paragraf 3. Penerbit komitmen pinjaman yang diberikan menerapkan PSAK 57: Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi dan Aktiva
Kontinjensi atas komitmen pinjaman yang diberikan
yang tidak termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan
ini. Namun demikian, seluruh komitmen pinjaman
yang diberikan mengikuti persyaratan penghentian
pengakuan dari Pernyataan ini (lihat paragraf 15-42
dan Pedoman Aplikasi paragraf PA51-PA78).
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.3—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(i) instrumen keuangan, kontrak, dan kewajiban dalam
transaksi kompensasi berbasis saham yang masuk
dalam ruang lingkup PSAK 53: Kompensasi Berbasis
Saham, kecuali bagi kontrak yang masuk dalam ruang
lingkup paragraf 4-6 Pernyataan ini.
(j) Hak atas pembayaran untuk penggantian pengeluaran
entitas yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban yang diakui sebagai kewajiban diestimasi sesuai
dengan PSAK 57: Kewajiban Diestimasi, Kewajiban
Kontinjensi dan Aktiva Kontinjensi atau untuk,
periode yang lebih awal, diakui sebagai kewajiban
diestimasi sesuai PSAK 57.
3. Komitmen pinjaman yang diberikan berikut ini
termasuk dalam ruang lingkup pernyataan:
(a) Komitmen pinjaman yang diberikan yang ditetapkan
entitas sebagai kewajiban keuangan pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi. Entitas yang memiliki
pengalaman dimasa lalu dalam menjual aset yang
dihasilkan dari komitmen pinjaman yang diberikan
segera setelah penerbitannya menerapkan pernyataan
ini untuk semua komitmen pinjaman yang diberikan
ke dalam kelompok yang sama.
(b) Komitmen pinjaman yang diberikan yang dapat
diselesaikan secara neto dengan kas atau dengan
penyerahan atau penerbitan instrumen keuangan
lainnya. Komitmen pinjaman yang diberikan ini
adalah derivatif. Komitmen pinjaman yang diberikan
tidak dianggap diselesaikan secara neto hanya karena
pinjaman yang diberikan dibayar secara cicilan
(contoh, pinjaman yang diberikan untuk pembangunan properti yang dibayar secara cicilan sesuai dengan
kemajuan penyelesaian kontrak kontruksi).
(c) Komitmen untuk menyediakan pinjaman yang
diberikan pada tingkat suku bunga di bawah suku
bunga pasar. Paragraf 47(d) menjelaskan pengukuran selanjutnya atas kewajiban yang timbul dari
komitmen pinjaman yang diberikan tersebut.
55.4—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
4. Pernyataan ini diterapkan pada kontrak pembelian
atau penjualan item non keuangan yang dapat diselesaikan secara neto dengan kas atau dengan instrumen keuangan lainnya, atau dengan mempertukarkan instrumen
keuangan, dengan menganggap kontrak tersebut sebagai
instrumen keuangan, dengan pengecualian terhadap
kontrak yang disepakati dan dilanjutkan untuk dimiliki
dengan tujuan untuk penerimaan atau penyerahan item
non keuangan sesuai dengan pembelian, penjualan atau
persyaratan penggunaan yang diperkirakan oleh entitas.
5. Ada beberapa cara dimana sebuah kontrak pembelian
atau penjualan item non keuangan dapat diselesaikan secara
neto dengan kas atau dengan instrumen keuangan lainnya, atau
dengan mempertukarkan instrumen keuangan. Cara-cara
tersebut mencakup:
(a) jika persyaratan dalam kontrak memperbolehkan salah satu
pihak untuk menyelesaikan kontrak tersebut secara neto
dengan kas atau dengan instrumen keuangan lainnya atau
dengan mempertukarkan instrumen keuangan;
(b) jika kemampuan untuk menyelesaikan secara neto dengan
kas atau dengan instrumen keuangan lainnya atau dengan
mempertukarkan instrumen keuangan tidak dinyatakan
secara eksplisit dalam kontrak, namun entitas mempunyai
kebiasaan menyelesaikan kontrak sejenis secara neto
dengan kas atau dengan instrumen keuangan lainnya atau
dengan mempertukarkan instrumen keuangan (baik dengan
pihak lawan dengan membuat kontrak saling hapus, atau
dengan menjual kontrak sebelum dilaksanakan atau jatuh
tempo);
(c) jika, untuk kontrak sejenis, entitas mempunyai kebiasan
untuk menerima transaksi yang mendasari dan menjualnya
kembali dalam jangka pendek setelah penyerahan dengan
tujuan untuk memperoleh laba dari adanya perubahan
jangka pendek dalam harga atau marjin dealer; dan
(d) jika item non keuangan yang menjadi subyek dalam kontrak
dapat dikonversi dengan mudah menjadi kas.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.5—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Kontrak yang memenuhi huruf (b) atau huruf (c) di atas tidak
disepakati untuk tujuan penerimaan atau penyerahan item non
keuangan sesuai dengan pembelian, penjualan atau persyaratan
penggunaan yang diperkirakan oleh entitas, dan oleh karenanya
kontrak tersebut termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini.
Kontrak lain yang memenuhi ketentuan paragraf 4 harus
dievaluasi untuk menentukan apakah kontrak disepakati dan
dilanjutkan untuk dimiliki dengan tujuan untuk penerimaan atau
penyerahan item non keuangan sesuai dengan pembelian,
penjualan atau persyaratan penggunaan yang diperkirakan oleh
entitas, dan selanjutnya ditentukan apakah kontrak tersebut
termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini.
6. Opsi yang diterbitkan untuk membeli atau menjual item
non keuangan yang dapat diselesaikan secara neto dengan kas
atau dengan instrumen keuangan lainnya atau dengan
mempertukarkan instrumen keuangan, sesuai dengan ketentuan
paragraf 5 huruf (a) atau huruf (d), termasuk dalam ruang
lingkup Pernyataan ini. Kontrak opsi jenis ini tidak dapat
disepakati untuk tujuan penerimaan atau penyerahan item non
keuangan sesuai dengan pembelian, penjualan atau persyaratan
penggunaan yang diperkirakan oleh entitas.
Definisi
7. Istilah yang didefinisikan dalam PSAK 50 (revisi 2006)
Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan juga
digunakan dalam pernyataan ini dengan pengertian sebagaimana
dijabarkan dalam paragraf 7 PSAK 50 (revisi 2006) Instrumen
Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan. PSAK tersebut
mendefinisikan istilah berikut ini:
z
instrumen keuangan
z
aset keuangan
z
kewajiban keuangan
z
instrumen ekuitas
dan menyediakan pedoman untuk menerapkan definisi-definisi
tersebut.
55.6—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
8. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam
Pernyataan ini:
Definisi Derivatif
Derivatif adalah suatu instrumen keuangan atau kontrak
lain yang termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini
(lihat paragraf 2–7) dengan tiga karakteristik berikut ini:
(a) nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan dalam
suku bunga, harga instrumen keuangan, harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, indeks harga atau
indeks suku bunga, peringkat kredit atau indeks kredit,
atau variabel lainnya yang telah ditentukan, sepanjang
untuk variabel non keuangan bukan merupakan
variabel yang ditentukan secara khusus bagi para
pihak dalam kontrak tersebut (sering disebut dengan
variabel yang mendasari).
(b) tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi awal neto dalam jumlah yang lebih kecil
dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan untuk
kontrak sejenis lainnya yang diperkirakan akan menghasilkan pengaruh yang sama terhadap perubahan
faktor pasar; dan
(c) diselesaikan pada tanggal tertentu di masa mendatang.
Definisi dari Empat Kategori Instrumen Keuangan
Aset keuangan atau kewajiban keuangan yang dinilai pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset keuangan atau kewajiban keuangan yang memenuhi salah satu
kondisi berikut ini:
(a) Aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan. Aset
keuangan atau kewajiban keuangan diklasifikasikan
dalam kelompok diperdagangkan, jika:
(i) diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual atau
dibeli kembali dalam waktu dekat (near term);
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.7—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(ii) merupakan bagian dari portofolio instrumen
keuangan tertentu yang dikelola bersama-sama
dan terdapat bukti terkini mengenai pola ambil
untung dalam jangka pendek (short term profit
taking); atau
(iii) merupakan derivatif (kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dan
efektif).
(b) Pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh
entitas pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Entitas dapat menggunakan penetapan ini hanya bila
memenuhi paragraf 11, atau ketika melakukannya
akan menghasilkan informasi yang lebih relevan,
karena:
(i) mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan
ketidak-konsistenan pengukuran dan pengakuan
(kadang diistilahkan sebagai accounting mismatch) yang dapat timbul dari pengukuran aset
atau kewajiban atau pengakuan keuntungan dan
kerugian karena penggunaan dasar-dasar yang
berbeda; atau
(ii) kelompok aset keuangan, kewajiban keuangan
atau keduanya dikelola dan kinerjanya dievaluasi
berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan, dan informasi tentang kelompok
tersebut disediakan secara internal kepada manajemen kunci dari entitas (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7: Pengungkapan Pihak-pihak
yang mempunyai Hubungan Istimewa), misalnya
Dewan Direksi dan Presiden Direktur.
Untuk instrumen-instrumen yang memenuhi kualifikasi
pada huruf (ii) di atas, pengungkapannya mencakup
penjelasan mengenai bagaimana penetapan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi konsisten dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan
entitas.
55.8—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki
harga pasar yang dikuotasi pada pasar aktif, dan yang
nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal (lihat
paragraf 46(c) dan Pedoman Aplikasi paragraf PA96 dan
PA97), tidak dapat ditetapkan pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi.
Perlu dicatat bahwa paragraf 48, 49A, 50 dan Pedoman
Aplikasi paragraf PA84-PA98, yang menetapkan persyaratan untuk menentukan pengukuran yang handal atas
nilai wajar aset keuangan atau kewajiban keuangan, diterapkan sama pada semua items yang diukur pada nilai
wajar, apakah melalui penetapan atau tidak, atau items
yang nilai wajarnya diungkapkan.
Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset
keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau
telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta
entitas mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk
memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo (lihat
Pedoman Aplikasi paragraf PA29–PA38), kecuali:
(a) investasi yang sebelum pengakuan awal ditetapkan
sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi;
(b) investasi yang ditetapkan oleh entitas dalam kelompok
tersedia untuk dijual; dan
(c) investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang
diberikan dan piutang.
Entitas tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan
sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam
tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun
sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi
dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang cukup
signifikan (more than insignificant) sebelum jatuh tempo
(cukup signifikan dibandingkan dengan total nilai investasi
dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau
reklasifikasi tersebut:
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.9—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(i) dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati
jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali (contohnya, kurang dari tiga bulan sebelum jatuh tempo) di
mana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh
secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan
tersebut;
(ii) terjadi setelah entitas berhasil menagih hampir seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal
pembayaran atau pembayaran awal; atau
(iii) terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar
kendali entitas, tidak berulang, dan tidak dapat
diantisipasi secara wajar oleh entitas.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah
ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif,
kecuali:
(a) pinjaman yang diberikan dan piutang yang dimaksudkan oleh entitas untuk dijual dalam waktu dekat
(near term), yang diklasifikasikan dalam kelompok
diperdagangkan, dimana sebelum pengakuan awal
oleh entitas ditetapkan sebagai aset keuangan yang
dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
(b) pinjaman yang diberikan dan piutang yang sebelum
pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia
untuk dijual; atau
(c) pinjaman yang diberikan dan piutang dalam hal
pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali
investasi awal secara substansial kecuali yang
disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang
diberikan dan piutang, dan diklasifikasikan sebagai
kelompok tersedia untuk dijual.
Kepemilikan atas kelompok aset yang bukan merupakan
pinjaman yang diberikan atau piutang (seperti kepemilikan
atas Reksadana atau sejenisnya) tidak dapat diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau tagihan.
55.10—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk
dijual atau tidak diklasifikasikan sebagai (a) pinjaman
yang diberikan atau piutang, (b) investasi dimiliki hingga
jatuh tempo, atau (c) aset keuangan yang dinilai pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi.
Definisi yang Terkait dengan Pengakuan dan Pengukuran
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau
kewajiban keuangan adalah jumlah aset keuangan atau
kewajiban keuangan yang diukur pada saat pengakuan
awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode
suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai
awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan
(baik secara langsung maupun menggunakan perkiraan
cadangan) untuk penurunan nilai atau nilai yang tidak
dapat ditagih.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari
aset keuangan atau kewajiban keuangan (atau kelompok
aset keuangan atau kewajiban keuangan) dan metode
untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban
bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif
adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan
estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang
selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau
jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat
untuk nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau
kewajiban keuangan. Pada saat menghitung suku bunga
efektif, entitas mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut (seperti pembayaran awal, call
option dan opsi sejenis lainnya), namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan
ini mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.11—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak
yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga
efektif (lihat PSAK 23: Pendapatan), biaya transaksi, dan
seluruh premi atau diskon lainnya. Secara umum arus kas
dan perkiraan umur dari kelompok instrumen keuangan
sejenis dapat diestimasi secara handal. Namun demikian,
dalam kasus yang jarang terjadi, apabila tidak mungkin
mengestimasi arus kas atau perkiraan umur instrumen
keuangan (atau kelompok instrumen keuangan) secara
handal, maka entitas menggunakan arus kas kontraktual
selama periode kontraktual dari instrumen keuangan (atau
kelompok instrumen keuangan) tersebut.
Penghentian pengakuan adalah pengeluaran aset keuangan atau kewajiban keuangan yang sebelumnya telah
diakui dari neraca entitas.
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu kewajiban yang diselesaikan melalui
suatu transaksi yang wajar (arm’s length transaction) yang
melibatkan pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai.*
Pembelian atau penjualan secara reguler adalah pembelian atau penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak
yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu
yang umumnya ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar.
Biaya transaksi adalah biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan, penerbitan atau
pelepasan aset keuangan atau kewajiban keuangan (lihat
Pedoman Aplikasi paragraf 13). Biaya tambahan adalah
*Paragraf 48, 49, dan PA84-PA98 Pedoman Aplikasi mengandung ketentuan mengenai penetapan nilai wajar suatu aset
keuangan atau kewajiban keuangan.
55.12—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak
memperoleh, menerbitkan atau melepaskan instrumen
keuangan.
Definisi yang Terkait dengan Akuntansi Lindung Nilai
Komitmen pasti adalah perjanjian yang mengikat untuk
mempertukarkan sumber daya dalam kuantitas tertentu
pada tingkat harga tertentu dan pada tanggal atau
tanggal-tanggal tertentu di masa datang.
Prakiraan transaksi adalah transaksi di masa datang yang
belum mengikat namun telah diantisipasi.
Instrumen lindung nilai adalah:
(a) derivatif yang telah ditetapkan; atau
(b) aset keuangan non derivatif atau kewajiban keuangan non derivatif yang telah ditetapkan (hanya untuk
lindung nilai atas risiko perubahan nilai tukar mata
uang asing), yang mempunyai nilai wajar atau arus
kas yang diperkirakan dapat saling hapus dengan
perubahan nilai wajar atau arus kas dari item yang
dilindung nilai (paragraf 73-78 dan Pedoman Aplikasi
paragraf PA110-PA113 memberikan penjelasan
mengenai definisi dari instrumen lindung nilai).
Item yang dilindung nilai adalah aset, kewajiban, komitmen pasti, prakiraan transaksi yang sangat mungkin terjadi, atau investasi neto dalam operasi luar negeri yang
(a) menyebabkan entitas menghadapi risiko perubahan
nilai wajar atau arus kas masa datang, dan (b) ditetapkan
sebagai item yang diilindung nilai (paragraf 79-86 dan
Pedoman Aplikasi paragraf PA119-PA121 memberikan
penjelasan mengenai definisi item yang dilindung nilai).
Efektivitas lindung nilai adalah sejauh mana perubahan
nilai wajar atau arus kas dari item yang dilindung nilai
yang diatribusikan pada risiko yang akan dilindung nilai
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.13—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
dapat saling hapus dengan perubahan nilai wajar atau
arus kas dari instrumen lindung nilai (lihat Pedoman
Aplikasi paragraf PA127-PA134).
DERIVATIF MELEKAT
9. Derivatif melekat merupakan komponen dari instrumen
yang digabungkan (hybrid/combined instrument) dimana
didalamnya termasuk pula kontrak utama non derivatif, yang
mengakibatkan sebagian arus kas yang berasal dari instrumen
yang digabungkan bervariasi seperti derivatif yang berdiri
sendiri. Derivatif melekat menyebabkan sebagian atau seluruh
arus kas, yang dipersyaratkan dalam kontrak tersebut,
dimodifikasi menurut suku bunga, harga instrumen keuangan,
harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, indeks harga atau
indeks suku bunga, peringkat kredit atau indeks kredit, atau
variabel lainnya yang telah ditentukan, sepanjang untuk variabel
non keuangan bukan merupakan variabel yang ditentukan secara
khusus bagi para pihak dalam kontrak tersebut. Derivatif yang
melekat pada instrumen keuangan tetapi dalam kontraknya
dapat dipindah tangankan secara terpisah dari instrumen
keuangannya, atau dimiliki oleh pihak lawan yang berbeda dari
instrumen keuangannya, bukan merupakan derivatif melekat,
tetapi merupakan instrumen keuangan terpisah.
10. Derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak
utamanya dan dicatat sebagai derivatif berdasarkan
Pernyataan ini, jika dan hanya jika:
(a) karakteristik ekonomi dan risiko dari derivatif melekat
tidak berkaitan erat dengan karakteristik ekonomi dan
risiko dari kontrak utama (lihat Pedoman Aplikasi
paragraf AP43 dan PA46);
(b) instrumen terpisah yang memiliki persyaratan yang
sama dengan derivatif melekat memenuhi definisi
sebagai derivatif; dan
(c) instrumen yang digabungkan tidak diukur pada nilai
wajar dimana perubahan dalam nilai wajar dimaksud
55.14—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
diakui melalui laporan laba rugi (dengan kata lain
derivatif yang melekat pada aset keuangan atau
kewajiban keuangan yang dinilai pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi tidak dipisahkan).
Jika derivatif melekat dipisahkan, maka kontrak
utamanya harus dicatat berdasarkan Pernyataan ini jika
kontrak utamanya merupakan instrumen keuangan,
namun jika kontrak utamanya bukan merupakan
instrumen keuangan, maka harus dicatat berdasarkan
Pernyataan lain yang sesuai. Pernyataan ini tidak
mengatur apakah derivatif melekat disajikan secara
terpisah dalam laporan keuangan.
11. Selain yang dinyatakan dalam paragraf 10, jika
kontrak memiliki satu atau lebih derivatif melekat, entitas
dapat menetapkan keseluruhan kontrak yang digabungkan
(hybrid) sebagai aset keuangan atau kewajiban keuangan
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, kecuali:
(a) derivatif melekat tersebut tidak memodifikasi secara
signifikan arus kas yang dipersyaratkan oleh kontrak;
atau
(b) terlihat jelas dengan sedikit atau tanpa analisa ketika
hybrid instrument yang serupa pertama kali dipertimbangkan bahwa pemisahan derivatif melekat tidak diperkenankan, seperti opsi pelunasan lebih awal yang
melekat dalam pinjaman yang memungkinkan pemegangnya untuk melunasi lebih awal pinjamannya
sebesar kurang lebih biaya yang diamortisasi.
12. Jika entitas diharuskan oleh Pernyataan ini untuk
memisahkan derivatif melekat dari kontrak utamanya,
namun entitas tersebut tidak dapat mengukur derivatif
melekatnya secara terpisah, baik pada saat perolehan
ataupun pada tanggal pelaporan keuangan berikutnya,
maka entitas memperlakukan keseluruhan kontrak yang
digabungkan tersebut sebagai aset keuangan atau
kewajiban keuangan dimiliki untuk diperdagangkan.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.15—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
13. Jika entitas tidak dapat menentukan nilai wajar derivatif
melekat secara handal berdasarkan persyaratan dan kondisi
derivatif tersebut (misalnya karena derivatif melekat didasarkan
pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi), maka nilai
wajar derivatif melekat merupakan selisih antara nilai wajar
dari instrumen yang digabungkan (hybrid) dengan nilai wajar
dari kontrak utama, apabila kedua nilai wajar tersebut dapat
ditentukan berdasarkan Pernyataan ini. Jika entitas tidak dapat
menentukan nilai wajar derivatif melekat menggunakan metode
ini, maka ketentuan dalam paragraf 12 diterapkan dan instrumen
yang digabungkan tersebut ditetapkan pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi.
PENGAKUAN DAN PENGHENTIAN PENGAKUAN
Pengakuan Awal
14. Entitas mengakui aset keuangan atau kewajiban
keuangan pada neraca, jika dan hanya jika, entitas tersebut
menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak
instrumen tersebut (lihat paragraf 38 yang berkaitan
dengan pembelian aset keuangan yang lazim (regular))
Penghentian Pengakuan Aset keuangan
15. Dalam laporan keuangan konsolidasi, paragraf 16-23
dan Pedoman Aplikasi paragraf PA49-PA67 diberlakukan pada
tingkat konsolidasi. Dengan demikian, entitas pertama-tama
harus mengkonsolidasikan seluruh laporan anak perusahaan
sesuai dengan PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasi dan
ISAK 7: Interpretasi atas Paragraf 5 dan 19 PSAK 4 tentang Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus, selanjutnya
menerapkan paragraf 16—23 dan Pedoman Aplikasi paragraf
PA49—PA67 untuk konsolidasi kelompok usaha.
16. Sebelum mengevaluasi apakah dan sejauh mana
penghentian pengakuan telah sesuai dengan Paragraf
55.16—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
17—23, entitas menentukan apakah paragraf-paragraf
tersebut diterapkan untuk bagian dari aset keuangan (atau
bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) atau keseluruhan aset keuangan (atau kelompok aset keuangan
sejenis) dengan cara sebagai berikut:
(a) Paragraf 17—23 diterapkan untuk bagian dari aset
keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan
sejenis), jika dan hanya jika, bagian yang dipertimbangkan untuk dihentikan pengakuannya memenuhi
salah satu dari tiga kriteria berikut ini:
(i) Bagian tersebut hanya terdiri dari arus kas dari
aset keuangan (atau dari kelompok aset keuangan
sejenis) yang diidentifikasi secara khusus. Sebagai
contoh, ketika entitas melakukan transaksi
interest rate strip dimana pihak lawan memperoleh hak atas arus kas dari bunga, namun
bukan arus kas yang berasal dari pokok instrumen
utang, maka paragraf 17—23 harus diterapkan
untuk arus kas dari bunga tersebut.
(ii) Bagian tersebut hanya terdiri dari bagian
proporsional penuh (pro rata) atas arus kas dari
aset keuangan (atau dari kelompok aset keuangan
yang sejenis). Sebagai contoh, ketika entitas
membuat kesepakatan dimana pihak lawan
memperoleh hak 90 persen atas keseluruhan arus
kas dari instrumen utang, maka paragraf 17—
23 diterapkan atas 90 persen arus kas tersebut.
Jika terdapat lebih dari satu pihak lawan, maka
setiap pihak lawan tidak harus memiliki bagian
secara proporsional dari arus kas yang diperoleh
sepanjang entitas yang mentransfer mendapatkan
bagiannya secara proporsional penuh (pro rata).
(iii) Bagian tersebut hanya terdiri dari bagian proporsional penuh (pro rata) atas arus kas dari aset
keuangan (atau dari kelompok aset keuangan
sejenis) yang diidentifikasi secara khusus. Sebagai
contoh, ketika entitas membuat kesepakatan
dimana pihak lawan memperoleh hak 90 persen
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.17—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
arus kas dari bunga atas aset keuangan, maka
paragraf 17—23 diterapkan atas 90 persen dari
arus kas atas bunga tersebut. Jika terdapat lebih
dari satu pihak lawan, maka setiap pihak lawan
tidak harus memiliki bagian secara proporsional
dari arus kas yang diperoleh sepanjang entitas
yang mentransfer mendapatkan bagiannya secara
proporsional penuh (pro rata).
(b) Pada seluruh kasus lainnya, paragraf 17—23 diterapkan atas aset keuangan secara keseluruhan (atau
kelompok aset keuangan sejenis secara keseluruhan).
Sebagai contoh, ketika entitas mentransfer (i) hak
yang pertama atau terakhir atas 90 persen penerimaan kas yang berasal dari aset keuangan (atau kelompok aset keuangan), atau (ii) hak 90 persen atas arus
kas yang berasal dari kelompok tagihan, namun
memberikan piutang untuk mengkompensasi pembeli
untuk setiap kerugian kredit yang mencapai 8 persen
dari total pokok tagihan, maka paragraf 17—23
diterapkan atas aset keuangan (atau kelompok aset
keuangan sejenis) tersebut secara keseluruhan.
Dalam paragraf 17—26, istilah “aset keuangan” mengacu
pada bagian dari aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) sebagaimana diidentifikasikan
dalam huruf (a) di atas, atau sebaliknya, sebagai aset
keuangan (atau kelompok aset keuangan sejenis) secara
keseluruhan.
17. Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan,
jika dan hanya jika:
(a) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset
keuangan tersebut berakhir; atau
(b) entitas mentransfer aset keuangan seperti dijelaskan
pada paragraf 18 dan 19, dan transfer tersebut memenuhi kriteria penghentian pengakuan pada
paragraf 20.
55.18—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(Lihat paragraf 38 untuk penjualan aset keuangan yang
lazim (regular))
18. Entitas mentransfer aset keuangan, jika dan hanya
jika, entitas:
(a) mentransfer hak kontraktual untuk menerima arus
kas yang berasal dari aset keuangan; atau
(b) tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima arus
kas yang berasal dari aset keuangan namun juga
menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar
arus kas yang diterima tersebut kepada satu atau lebih
pihak penerima melalui suatu kesepakatan yang
memenuhi persyaratan paragraf 19.
19. Ketika entitas tetap memiliki hak kontraktual untuk
menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan (aset
awal), namun juga menanggung kewajiban kontraktual
untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut
kepada satu atau lebih entitas (penerima akhir), maka
entitas memperlakukan transaksi tersebut sebagai transfer aset keuangan, jika dan hanya jika, seluruh persyaratan
berikut ini terpenuhi:
(a) Entitas tidak wajib membayar penerima akhir, kecuali
jika entitas memperoleh jumlah yang setara dari aset
awalnya. Uang muka jangka pendek yang diberikan
entitas dengan hak untuk memperoleh kembali jumlah
yang dipinjamkan tersebut secara penuh ditambah
bunga terutang yang dihitung berdasarkan suku bunga
pasar tidak menyalahi persyaratan ini.
(b) Entitas tidak diperkenankan berdasarkan persyaratan
dalam kontrak transfer untuk menjual atau mengagunkan aset awalnya kecuali untuk menjamin hak
penerima akhir untuk menerima arus kas.
(c) Entitas berkewajiban untuk menyerahkan setiap arus
kas yang ditagihnya untuk dan atas nama penerima
akhir tanpa penundaan yang signifikan. Selain itu,
entitas tidak berhak untuk menginvestasikan kembali
arus kas tersebut, kecuali investasi pada kas atau
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.19—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
setara kas (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK
2: Laporan Arus Kas) selama periode penyelesaian
jangka pendek yaitu antara tanggal penagihan dan
tanggal pembayaran kepada penerima akhir, dan
pendapatan bunga yang diperoleh dari investasi tersebut harus diserahkan kepada penerima akhir.
20. Ketika entitas mentransfer aset keuangan (lihat
paragraf 18), maka entitas mengevaluasi sejauh mana
entitas tetap memiliki risiko dan manfaat atas kepemilikan
aset keuangan tersebut. Dalam hal ini:
(a) Jika entitas secara substansial mentransfer seluruh
risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan,
maka entitas menghentikan pengakuan aset keuangan
dan mengakui secara terpisah sebagai aset atau
kewajiban untuk setiap hak dan kewajiban yang timbul
atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut.
(b) jika entitas secara substansial memiliki seluruh risiko
dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, maka
entitas tetap mengakui aset keuangan tersebut.
(c) jika entitas secara substansial tidak mentransfer dan
tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, maka entitas menentukan apakah entitas masih memiliki pengendalian
atas aset keuangan tersebut. Dalam hal ini:
(i) jika entitas tidak lagi memiliki pengendalian,
maka entitas menghentikan pengakuan aset keuangan tersebut, dan secara terpisah mengakui
sebagai aset atau kewajiban untuk setiap hak dan
kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki
dalam transfer tersebut.
(ii) jika entitas masih memiliki pengendalian, maka
entitas tetap mengakui aset keuangan sebesar keterlibatan berkelanjutannya dengan aset keuangan tersebut (lihat paragraf 30).
21. Transfer atas risiko dan manfaat (lihat paragraf 20)
dievaluasi dengan membandingkan eksposur entitas, sebelum
55.20—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
dan sesudah transfer dilakukan, dengan variabilitas dalam jumlah
dan waktu terjadinya arus kas neto yang berasal dari aset yang
ditransfer. Entitas secara substansial masih memiliki seluruh
risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, jika eksposur
entitas terhadap variabilitas nilai kini atas arus kas neto masa
datang yang berasal dari aset keuangan, tidak berubah secara
signifikan sebagai akibat dari transfer tersebut (misalnya karena
berdasarkan perjanjian, entitas yang telah menjual aset keuangan
harus membeli kembali aset tersebut pada harga yang sudah
ditetapkan atau harga penjualan semula ditambah sejumlah laba).
Entitas secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan
manfaat atas kepemilikan aset keuangan, jika eksposur entitas
terhadap variabilitas tersebut sudah tidak signifikan lagi dibandingkan dengan total perubahan nilai kini dari arus kas neto
masa datang yang berasal dari aset keuangan tersebut (misalnya
entitas telah menjual aset keuangan dengan opsi untuk membeli
kembali aset tersebut pada nilai wajar yang berlaku pada saat
pembelian kembali atau entitas telah mentransfer secara proporsional penuh (pro rata) atas arus kas yang berasal dari aset
keuangan yang lebih besar sesuai kesepakatan, seperti suatu
loan sub participation, yang memenuhi kondisi dalam paragraf
19).
22. Seringkali penentuan apakah entitas secara substansial
telah mentransfer atau tetap memiliki seluruh risiko dan manfaat
atas kepemilikiannya dapat ditentukan dengan mudah, tanpa
harus dihitung terlebih dahulu. Sementara dalam kasus lain, perlu
dihitung dan dibandingkan atas eksposur entitas terhadap
variabilitas dalam nilai kini dari arus kas neto masa datang
sebelum dan sesudah transfer terjadi. Perhitungan dan
perbandingan tersebut dilakukan dengan menggunakan suku
bunga pasar yang berlaku sebagai tingkat diskonto. Seluruh
variabilitas yang mungkin terjadi dalam arus kas neto turut
diperhitungkan, dengan pemberian bobot yang lebih besar bagi
arus kas neto yang lebih mungkin terjadi.
23. Penentuan apakah entitas masih memiliki pengendalian
(lihat paragraf 20(c)) atas aset yang ditransfer tergantung pada
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.21—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
kemampuan pihak penerima transfer untuk menjual aset
tersebut. Jika pihak penerima transfer memiliki kemampuan
praktis untuk menjual aset tersebut secara keseluruhan kepada
pihak yang tidak memiliki hubungan istimewa, serta dapat
melaksanakan kemampuan tersebut secara independen tanpa
perlu memberikan batasan tambahan atas transfer tersebut,
maka entitas sudah tidak lagi memiliki pengendalian. Pada
seluruh kasus lainnya, entitas masih memiliki pengendalian atas
aset yang ditransfer.
Transfer yang Diakui sebagai Penghentian Pengakuan
(lihat paragraf 20(a) dan (c)(i))
24. Jika entitas mentransfer aset keuangan yang memenuhi kriteria penghentian pengakuan untuk keseluruhan nilainya dan entitas tersebut masih memiliki hak pengelolaan atas aset keuangan tersebut dengan imbalan
tertentu (fee), maka entitas mengakui kontrak pengelolaan
tersebut sebagai aset jasa pengelolaan atau kewajiban jasa
pengelolaan. Jika imbalan (fee) yang akan diterima diperkirakan tidak dapat secara memadai mengkompensasi
penyediaaan jasa yang diberikan, maka kewajiban jasa
pengelolaan untuk kewajiban penyediaan jasa tersebut
diakui pada nilai wajar. Jika imbalan (fee) yang akan diterima diperkirakan lebih dari cukup untuk mengkompensasi penyediaan jasa yang diberikan, maka aset jasa
pengelolaan diakui sebagai hak jasa pengelolaan dengan
jumlah yang ditentukan berdasarkan alokasi dari nilai
tercatat aset keuangan yang lebih besar sesuai dengan
paragraf 27.
25. Jika, sebagai akibat dari transfer, aset keuangan
harus dihentikan pengakuannya secara keseluruhan,
tetapi transfer tersebut mengakibatkan entitas memperoleh
aset keuangan yang baru atau harus menanggung kewajiban keuangan yang baru, atau kewajiban jasa pengelolaan,
maka entitas tersebut mengakui aset keuangan atau kewajiban keuangan, atau kewajiban jasa pengelolaan yang
55.22—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
baru tersebut pada nilai wajarnya.
26. Pada saat penghentian pengakuan aset keuangan
secara keseluruhan, maka selisih antara:
(a) nilai tercatat; dan
(b) jumlah dari (i) pembayaran yang diterima (termasuk
setiap aset baru yang diperoleh dikurangi setiap
kewajiban baru yang harus ditanggung) dan (ii) setiap
keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui
secara langsung dalam ekuitas (lihat paragraf (57)b.
harus diakui pada laporan laba rugi.
27. Jika aset yang ditransfer merupakan bagian aset
keuangan yang lebih besar (misalnya ketika entitas
mentransfer arus kas dari bunga yang merupakan bagian
dari instrumen utang, lihat paragraf 16(a)) dan bagian
yang ditransfer tersebut memenuhi kriteria penghentian
pengakuan secara keseluruhan, maka nilai tercatat sebelumnya dari aset keuangan yang lebih besar tersebut harus
dialokasikan pada bagian yang tetap diakui dan bagian
yang dihentikan pengakuannya, berdasarkan nilai wajar
relatif dari kedua bagian tersebut pada tanggal transfer.
Untuk tujuan ini, aset jasa pengelolaan yang masih
dimiliki diperlakukan sebagai bagian yang masih diakui.
Selisih antara:
(a) nilai tercatat yang dialokasikan pada bagian yang
dihentikan pengakuannya; dan
(b) jumlah dari (i) pembayaran yang diterima untuk
bagian yang dihentikan pengakuannya (termasuk
setiap aset baru yang diperoleh dikurangi setiap kewajiban baru yang harus ditanggung) dan (ii) setiap
keuntungan atau kerugian kumulatif yang dialokasikan pada bagian yang dihentikan pengakuannya
tersebut yang sebelumnya telah diakui secara langsung
dalam ekuitas (lihat paragraf (56)b).
diakui pada laporan laba rugi. Keuntungan atau
kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui pada
ekuitas dialokasikan pada bagian yang tetap diakui
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.23—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
dan bagian yang dihentikan pengakuannya, berdasarkan nilai wajar relatif dari kedua bagian tersebut.
28. Jika entitas mengalokasikan nilai tercatat sebelumnya
dari aset keuangan yang lebih besar pada bagian yang tetap
diakui dan bagian yang dihentikan pengakuannya, maka nilai
wajar bagian yang tetap diakui harus ditentukan. Jika entitas
tersebut pernah menjual bagian yang serupa dengan bagian yang
tetap diakui atau terdapat transaksi pasar untuk bagian tersebut,
maka harga terkini dari transaksi aktual merupakan taksiran
terbaik untuk penentuan nilai wajarnya. Jika tidak terdapat
kuotasi harga atau transaksi pasar terkini untuk menentukan
nilai wajar dari bagian yang tetap diakui, maka taksiran terbaik
untuk nilai wajarnya adalah selisih antara nilai wajar aset
keuangan yang lebih besar secara keseluruhan dan jumlah yang
diterima dari pihak penerima transfer untuk bagian yang
dihentikan pengakuannya tersebut.
Transfer yang Tidak Diakui sebagai Penghentian
Pengakuan (lihat paragraf 20(b))
29. Jika transfer tidak mengakibatkan penghentian
pengakuan karena entitas secara substansial masih
memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset
yang ditransfer, maka entitas tetap mengakui aset yang
ditransfer tersebut secara keseluruhan dan mengakui
kewajiban keuangan atas jumlah yang diterimanya. Pada
periode selanjutnya, entitas mengakui setiap pendapatan
yang berasal dari aset yang ditransfer dan setiap beban
yang timbul dari kewajiban keuangan.
Keterlibatan Berkelanjutan atas Aset yang Ditransfer
(lihat paragraf 20(c)(ii))
30. Jika entitas tidak mentransfer serta tidak memiliki
secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat yang
berasal dari kepemilikan aset yang ditransfer, dan masih
memiliki pengendalian atas aset yang ditransfer tersebut,
maka entitas tetap mengakui aset yang ditransfer sebesar
55.24—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
keterlibatan berkelanjutan entitas. Tingkat keterlibatan
berkelanjutan entitas dalam aset yang ditransfer adalah
sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer. Contoh:
(a) apabila keterlibatan berkelanjutan entitas berbentuk
pemberian jaminan atas aset yang ditransfer, tingkat
keterlibatan berkelanjutan dari entitas adalah jumlah
terendah antara (i) nilai aset yang ditransfer, dan (ii)
nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang
mungkin harus dibayar kembali oleh entitas (nilai
jaminan).
(b) apabila keterlibatan berkelanjutan entitas berbentuk
penerbitan dan/atau pembelian opsi atas aset yang
ditransfer, tingkat keterlibatan berkelanjutan entitas
adalah nilai aset yang ditransfer yang mungkin dibeli
kembali. Namun demikian, dalam hal penerbitan opsi
jual (put option) atas suatu aset yang diukur pada
nilai wajar, maka tingkat keterlibatan berkelanjutan
dari entitas dibatasi pada nilai terendah antara nilai
wajar aset yang ditransfer dan harga pelaksanaan
opsi (option exercise price) (lihat paragraf 48).
(c) jika keterlibatan berkelanjutan entitas berbentuk opsi
yang diselesaikan secara kas atau ketentuan sejenis
atas aset yang ditransfer, maka tingkat keterlibatan
berkelanjutan entitas diukur dengan cara yang sama
seperti opsi yang diselesaikan secara non kas sebagaimana diatur pada huruf (b) diatas.
31. Jika entitas masih mengakui aset dikarenakan
adanya keterlibatan berkelanjutan dengan aset tersebut,
maka entitas juga mengakui kewajiban terkait. Terlepas
dari persyaratan pengukuran lain dalam Pernyataan ini,
aset yang ditransfer beserta kewajiban terkaitnya diukur
dengan dasar yang mencerminkan hak dan kewajiban
yang masih dimiliki entitas. Kewajiban terkait diukur
dengan cara yang akan membuat nilai tercatat neto dari
aset yang ditransfer dan kewajiban terkait merupakan:
(a) biaya perolehan diamortisasi dari hak dan kewajiban
yang masih dimiliki entitas, jika aset yang ditransfer
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.25—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
diukur pada biaya perolehan diamortisisasi; atau
(b) setara dengan nilai wajar dari hak dan kewajiban yang
masih dimiliki entitas apabila diukur secara terpisah,
jika aset yang ditransfer diukur pada nilai wajar.
32. Entitas tetap mengakui setiap pendapatan yang
timbul dari aset yang ditransfer selama terdapat keterlibatan berkelanjutan dengan aset tersebut, dan harus
mengakui setiap beban yang timbul dari kewajiban terkait.
33. Untuk tujuan pengukuran selanjutnya, pengakuan
perubahan dalam nilai wajar aset yang ditransfer dan
kewajiban terkait dilaporkan secara konsisten sesuai
dengan paragraf 56, dan tidak boleh saling hapus.
34. Jika keterlibatan berkelanjutan entitas hanya
terhadap satu bagian saja dari aset keuangan (misalnya
ketika entitas masih memiliki opsi untuk membeli kembali
bagian dari aset yang ditransfer, atau masih memiliki sisa
hak yang tidak mengakibatkan masih dimilikinya secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang berasal dari
kepemilikan aset keuangan tersebut dan entitas masih
memiliki pengendalian), maka entitas mengalokasikan
nilai tercatat sebelumnya dari aset keuangan tersebut pada
bagian yang tetap diakui berdasarkan keterlibatan berkelanjutan dan bagian yang tidak lagi diakui berdasarkan
nilai wajar relatif dari kedua bagian tersebut pada tanggal
transfer. Untuk tujuan ini; ketentuan dalam paragraf 28
harus diterapkan. Selisih antara:
(a) nilai tercatat yang dialokasikan pada bagian yang
tidak lagi diakui; dan
(b) jumlah dari (i) pembayaran yang diterima untuk
bagian yang tidak lagi diakui dan (ii) setiap keuntungan atau kerugian kumulatif yang dialokasikan
pada bagian yang tidak lagi diakui tersebut yang
sebelumnya telah diakui secara langsung dalam
ekuitas (lihat paragraf 56(b))
diakui pada laporan laba rugi. Keuntungan atau
55.26—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui pada
ekuitas dialokasikan pada bagian yang tetap diakui
dan bagian yang dihentikan pengakuannya, berdasarkan nilai wajar relatif dari kedua bagian tersebut.
35. Jika aset yang ditransfer diukur pada biaya perolehan
diamortisasi, maka opsi dalam Pernyataan ini untuk menetapkan
kewajiban keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
tidak dapat diterapkan untuk kewajiban terkait.
Transfer Keseluruhan
36. Jika aset yang ditransfer tetap diakui, maka aset
dan kewajiban terkait tidak boleh saling hapus. Demikian
juga, entitas tidak boleh saling menghapuskan setiap
pendapatan yang berasal dari aset yang ditransfer dengan
setiap beban yang timbul dari kewajiban terkait (lihat
PSAK 50 (revisi 2006) Instrumen Keuangan: Penyajian
dan Pengungkapan (paragraf 42)).
37. Jika pihak yang mentransfer memberikan agunan
bukan kas (seperti instrumen utang atau instrumen ekuitas)
pada pihak penerima transfer, maka akuntansi untuk
pihak yang mentransfer dan pihak penerima transfer atas
jaminan tersebut tergantung pada apakah pihak penerima
transfer memiliki hak untuk menjual atau menjaminkan
kembali jaminan tersebut, dan apakah pihak yang mentransfer telah wanprestasi. Kedua belah pihak mencatat
agunan tersebut dengan cara sebagai berikut:
(a) Jika pihak penerima transfer sesuai kontrak atau konvensi memiliki hak untuk menjual atau menjaminkan
kembali agunan tersebut, maka pihak yang mentransfer mereklasifikasi aset tersebut dalam neracanya
terpisah dari aset lainnya (misalnya sebagai aset yang
dipinjamkan, instrumen ekuitas yang dijaminkan,
atau piutang pembelian kembali).
(b) Jika pihak penerima transfer menjual agunan yang
dijaminkan padanya, maka pihak penerima transfer
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.27—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
mengakui hasil penjualan tersebut dan mengakui
kewajiban yang diukur pada nilai wajar atas kewajibannya untuk mengembalikan agunan tersebut.
(c) Jika pihak yang mentransfer wanprestasi berdasarkan ketentuan dalam kontrak dan tidak lagi berhak
untuk menarik agunannya, maka pihak yang mentransfer menghentikan pengakuan agunan tersebut,
dan pihak penerima transfer mengakui agunan
tersebut sebagai asetnya yang diukur pada nilai wajar
saat pengakuan awal, atau jika pihak penerima transfer sudah menjual agunan tersebut, maka pihak
penerima transfer harus menghentikan pengakuan
kewajibannya untuk mengembalikan agunan tersebut.
(d) Kecuali sebagaimana dimaksud dalam huruf (c),
pihak yang mentransfer tetap mencatat agunan
tersebut sebagai asetnya dan pihak penerima transfer tidak diperkenankan untuk mengakui agunan
tersebut sebagai aset.
Pembelian atau Penjualan Aset Keuangan yang lazim
(regular)
38. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang
lazim (regular) diakui dan dihentikan pengakuannya
menggunakan salah satu diantara akuntansi tanggal
perdagangan atau akuntansi tanggal penyelesaian (lihat
Pedoman Aplikasi paragraf PA683—PA71).
Penghentian Pengakuan Kewajiban Keuangan
39. Entitas mengeluarkan kewajiban keuangan (atau
bagian dari kewajiban keuangan) dari neracanya, jika dan
hanya jika, kewajiban keuangan tersebut tidak ada lagi,
yaitu ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak
dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
40. Pertukaran diantara peminjam dan pemberi pinjaman yang saat ini ada atas instrumen utang dengan per-
55.28—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
syaratan yang berbeda secara substansial dicatat sebagai
penghapusan kewajiban keuangan awal dan pengakuan
kewajiban keuangan baru. Demikian juga, modifikasi
secara substansial atas ketentuan kewajiban keuangan
yang saat ini ada atau bagian dari kewajiban keuangan
tersebut (terlepas ada atau tidak keterkaitannya dengan
kesulitan keuangan debitur) dicatat sebagai penghapusan
kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban
keuangan baru.
41. Selisih antara (a) nilai tercatat kewajiban keuangan (atau bagian dari kewajiban keuangan) yang dihapuskan atau yang ditransfer pada pihak lain, dengan (b)
jumlah yang dibayarkan, termasuk aset non kas yang ditransfer atau kewajiban yang ditanggung, diakui dalam
laporan laba rugi.
42. Jika entitas membeli kembali bagian dari kewajiban
keuangan, maka entitas mengalokasikan nilai tercatat sebelumnya dari kewajiban keuangan tersebut kepada bagian yang tetap
diakui dan bagian yang dihentikan pengakuannya berdasarkan
nilai wajar relatif dari kedua bagian tersebut pada tanggal pembelian kembali. Selisih antara (a) nilai tercatat yang dialokasikan
pada bagian yang dihentikan pengakuannya, dengan (b) jumlah
yang dibayarkan, termasuk aset non kas yang ditransfer atau
kewajiban yang ditanggung, untuk bagian yang dihentikan
pengakuannya tersebut diakui dalam laporan laba rugi.
PENGUKURAN
Pengukuran Awal Aset Keuangan dan Kewajiban
Keuangan
43. Pada saat pengakuan awal aset keuangan atau
kewajiban keuangan, entitas mengukur pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau kewajiban keuangan
tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi,
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.29—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan atau kewajiban keuangan tersebut.
44. Ketika entitas menggunakan akuntansi tanggal
penyelesaian untuk aset yang setelah pengakuan awal diukur
pada biaya perolehan atau biaya perolehan diamortisasi, maka
aset tersebut diakui pertama kali dengan nilai wajar pada tanggal
tansaksi (lihat Pedoman Aplikasi paragraf PA68—PA71).
Pengukuran Aset Keuangan setelah Pengakuan Awal
45. Untuk tujuan pengukuran nilai aset keuangan setelah
pengakuan awal, Pernyataan ini mengklasifikasikan aset
keuangan dalam empat kategori sebagaimana didefinisikan pada
paragraf 8:
(a) aset keuangan yang diakui pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi;
(b) investasi dimiliki hingga jatuh tempo;
(c) pinjaman yang diberikan atau piutang; dan
(d) aset keuangan tersedia untuk dijual.
Keempat kategori di atas menggunakan pengukuran dan
pengakuan laba atau rugi berdasarkan Pernyataan ini. Entitas
dapat menggunakan istilah yang berbeda untuk keempat
kategori diatas ketika menyajikan informasi dalam laporan
keuangan. Entitas mengungkapkan informasi yang diwajibkan
oleh PSAK 50 (revisi 2006) Instrumen Keuangan: Penyajian
dan Pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan.
46. Setelah pengakuan awal, entitas mengukur aset
keuangan, termasuk derivatif yang diakui sebagai aset,
pada nilai wajarnya, tanpa harus dikurangi biaya transaksi
yang mungkin timbul saat penjualan, atau pelepasan lain,
kecuali untuk aset keuangan berikut ini:
(a) pinjaman yang diberikan dan piutang sesuai definisi
paragraf 8, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga
55.30—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
efektif;
(b) investasi dimiliki hingga jatuh tempo sesuai definisi
paragraf 8, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga
efektif; dan
(c) investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki
kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak
dapat diukur secara handal, serta derivatif yang
terkait dengan dan diselesaikan melalui penyerahan
instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga
di pasar aktif tersebut, diukur pada biaya perolehan
(lihat Pedoman Aplikasi paragraf PA96 dan PA97).
Aset keuangan yang ditetapkan sebagai item yang
dilindung nilai menggunakan pengukuran berdasarkan
ketentuan akuntansi lindung nilai dalam paragraf 89 102. Seluruh aset keuangan, kecuali yang diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi, dievaluasi
penurunan nilainya sesuai paragraf 59—71 dan Pedoman
Aplikasi paragraf PA100—PA109.
Pengukuran Kewajiban Keuangan Setelah Pengakuan
Awal
47. Setelah pengakuan awal, entitas mengukur seluruh
kewajiban keuangan pada biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali
untuk:
(a) kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi. Kewajiban tersebut, termasuk derivatif yang diakui sebagai kewajiban, diukur
pada nilai wajarnya, kecuali untuk derivatif kewajiban
yang terkait dengan dan diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi
harga di pasar aktif seperti diatas dan nilai wajarnya
tidak dapat diukur secara handal, diukur pada biaya
perolehan.
(b) kewajiban keuangan yang timbul ketika sebuah trans-
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.31—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
fer aset keuangan tidak memenuhi syarat penghentian
pengakuan atau transfer yang dicatat menggunakan
pendekatan keterlibatan berkelanjutan. paragraf 29
dan 31 diterapkan dalam pengukuran kewajiban
keuangan tersebut.
(c) Kontrak jaminan keuangan seperti didefinisikan pada
paragraf 8. Setelah pengakuan awal, penerbit kontrak
tersebut harus (kecuali paragraf 47(a) atau (b) berlaku) mengukur pada mana yang lebih tinggi antara:
(i) Jumlah yang ditentukan sesuai dengan PSAK 57:
Kewajiban Distimasi, Kewajiban Kontinjensi dan
Aktiva Kontinjensi.
(ii) Jumlah saat pengakuan awal (lihat paragraf 43)
dikurangi, apabila sesuai, amortisasi kumulatif
yang diakui sesuai PSAK 23: Pendapatan
(d) Komitmen untuk menyediakan pinjaman di bawah
tingkat bunga pasar. Setelah pengakuan awal, penerbit
komitmen tersebut harus (kecuali paragraf 47(a)
berlaku) mengukur pada mana yang lebih tinggi
antara:
(i) Jumlah yang ditentukan sesuai dengan PSAK 57:
Kewajiban Distimasi, Kewajiban Kontinjensi dan
Aktiva Kontinjensi.
(ii) Jumlah saat pengakuan awal (lihat paragraf 43)
dikurangi, apabila sesuai, amortisasi kumulatif
yang diakui sesuai PSAK 23: Pendapatan
Kewajiban keuangan yang ditetapkan sebagai item yang
dilindung nilai menggunakan pengukuran berdasarkan
ketentuan akuntansi lindung nilai dalam paragraf 91.
Pertimbangan dalam Pengukuran Nilai Wajar
48. Dalam menentukan nilai wajar aset keuangan
atau kewajiban keuangan untuk menerapkan Pernyataan
ini atau PSAK 50 (revisi 2006) Instrumen Keuangan:
Penyajian dan Pengungkapan, entitas menerapkan
Pedoman Aplikasi paragraf PA84—PA98.
55.32—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
49. Bukti terbaik dari nilai wajar adalah harga kuotasi
di pasar yang aktif. Apabila pasar untuk suatu instrumen
keuangan tidak aktif, entitas menetapkan nilai wajar
dengan menggunakan teknik penilaian. Tujuan penggunaan teknik penilaian adalah untuk menetapkan berapa
sesungguhnya harga transaksi pada tanggal pengukuran
dalam suatu pertukaran yang wajar yang dimotivasi oleh
pertimbangan-pertimbangan bisnis yang normal. Teknik
penilaian meliputi penggunaan transaksi-transaksi pasar
yang wajar terkini antara pihak-pihak yang mengerti,
berkeinginan, jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini
dari intrumen lain yang secara substansial sama, analisa
arus kas yang didiskonto dan option pricing model. Apabila
terdapat teknik penilaian yang biasa digunakan pelaku
pasar untuk menilai harga instrumen dan bahwa teknik
tersebut telah teruji untuk memberikan estimasi yang
handal atas harga yang diperoleh pada transaksi pasar
yang aktual, entitas menggunakan teknik tersebut. Teknik
penilaian yang dipilih memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkan penggunaan input yang
bersifat spesifik dari entitas. Teknik tersebut menyatukan
semua faktor yang akan dipertimbangkan pelaku pasar
dalam menetapkan suatu harga dan konsisten dengan
metodologi ekonomi yang diterima untuk menilai harga
instrumen keuangan. Secara periodik, entitas menyesuaikan teknik penilaian dan menguji validitasnya menggunakan harga-harga dari transaksi pasar terkini yang
dapat diobservasi atas instrumen yang sama (yaitu tanpa
modifikasi atau pengemasan ulang) atau berdasarkan data
pasar yang dapat diobservasi yang tersedia.
50. Nilai wajar kewajiban keuangan dengan fitur
dapat ditarik kembali sewaktu-waktu (misalnya tabungan)
adalah minimal sama dengan jumlah yang terutang pada
saat penarikan, didiskontokan dari tanggal pertama
jumlah tersebut dapat diminta untuk dibayar.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.33—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Reklasifikasi
51. Entitas tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi
instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau
diterbitkan.
52. Jika, karena perubahan intensi atau kemampuan
entitas, instrumen tersebut tidak tepat lagi diklasifikasikan
sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, maka
investasi tersebut harus direklasifikasi menjadi investasi
tersedia untuk dijual dan diukur kembali pada nilai
wajarnya. Selisih antara nilai tercatat dengan nilai
wajarnya dicatat sesuai paragraf 56(b).
53. Jika terjadi penjualan atau reklasifikasi yang
cukup signifikan atas investasi dimiliki hingga jatuh tempo
dan tidak memenuhi salah satu kriteria paragraf 8, maka
sisa investasi dimiliki hingga jatuh tempo harus direklasifikasikan menjadi investasi tersedia untuk dijual. Dalam
reklasifikasi tersebut, selisih antara nilai tercatat dan nilai
wajar harus dicatat sesuai paragraf 56(b).
54. Jika ukuran yang handal tersedia dari yang
sebelumnya tidak tersedia untuk aset keuangan atau
kewajiban keuangan, dan aset atau kewajiban tersebut
harus diukur pada nilai wajar (lihat paragraf 46(c) dan
47), maka aset atau kewajiban diukur kembali pada nilai
wajar. Selisih antara nilai tercatat dengan nilai wajar
dicatat sesuai paragraf 56.
55. Jika, karena perubahan intensi atau kemampuan
entitas atau dalam situasi yang jarang terjadi dalam hal
ukuran yang handal atas nilai wajar tidak lagi tersedia
(lihat paragraf 46(c) dan 47) atau karena persyaratan
“dua tahun buku sebelumnya” sebagaimana yang dimaksud dalam paragraf 8 telah terlewati, maka lebih tepat
55.34—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
untuk mencatat aset keuangan atau kewajiban keuangan
pada biaya perolehan atau biaya perolehan diamortisasi
dari pada menggunakan nilai wajar. Nilai wajar dari nilai
tercatat atas aset keuangan atau kewajiban keuangan pada
tanggal tersebut menjadi biaya perolehan baru atau biaya
perolehan diamortisasi baru, mana yang dapat diterapkan.
Setiap keuntungan atau kerugian yang sebelumnya diakui
secara langsung dalam ekuitas sesuai dengan paragraf
56(b) dicatat dengan cara sebagai berikut:
(a) Dalam hal aset keuangan memiliki jatuh tempo yang
tetap, maka keuntungan atau kerugian yang terjadi
diamortisasi pada laporan laba rugi selama sisa umur
investasi dimiliki hingga jatuh tempo dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Setiap perbedaan
antara biaya perolehan diamortisasi baru dengan nilai
jatuh tempo juga diamortisasi selama sisa umur aset
keuangan tersebut dengan menggunakan metode suku
bunga efektif, serupa dengan amortisasi yang dilakukan terhadap premi atau diskonto. Jika aset keuangan
selanjutnya mengalami penurunan nilai, maka setiap
keuntungan atau kerugian yang sebelumnya diakui
dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi
sesuai paragraf 68.
(b) Dalam hal aset keuangan tidak memiliki jatuh tempo
yang tetap, maka keuntungan atau kerugian tetap
diakui dalam ekuitas sampai aset keuangan tersebut
dijual atau dilepaskan dan pada saat itu keuntungan
atau kerugian diakui pada laporan laba rugi. Jika
aset keuangan tersebut kemudian mengalami penurunan nilai, maka keuntungan atau kerugian yang
sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada
laporan laba rugi sesuai dengan paragraf 67.
Keuntungan dan Kerugian
56. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan atau kewajiban keuangan
yang bukan merupakan bagian dari hubungan lindung
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.35—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
nilai (lihat paragraf 91—105), diakui sebagai berikut:
(a) Keuntungan atau kerugian atas aset keuangan atau
kewajiban keuangan yang diklasifikasikan sebagai
instrumen yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi diakui pada laporan laba rugi.
(b) Keuntungan atau kerugian atas aset keuangan tersedia untuk dijual diakui secara langsung dalam
ekuitas, yaitu melalui laporan perubahan ekuitas (lihat
PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan), kecuali
untuk kerugian akibat penurunan nilai (lihat paragraf
68-71), dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar (lihat Pedoman Aplikasi paragraf
PA99), sampai aset keuangan tersebut dihentikan
pengakuannya, dan pada saat yang sama keuntungan
atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui
dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi.
Namun, bunga yang dihitung menggunakan metode
suku bunga efektif (lihat paragraf 6) diakui pada
laporan laba rugi (lihat PSAK 23: Pendapatan).
Dividen atas instrumen ekuitas yang tersedia untuk
dijual diakui pada laporan laba rugi ketika hak entitas
untuk memperoleh pembayaran atas dividen tersebut
sudah ditetapkan (lihat PSAK 23: Pendapatan).
57. Untuk aset keuangan dan kewajiban keuangan
yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi (lihat
paragraf 46 dan 47), keuntungan atau kerugian diakui
pada laporan laba rugi ketika aset keuangan atau kewajiban keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau
mengalami penurunan nilai, dan melalui proses amortisasi.
Namun, untuk aset keuangan atau kewajiban keuangan
yang merupakan item yang dilindung nilai (lihat paragraf
79—86 dan Pedoman Aplikasi paragraf PA98—PA121)
akuntansi untuk keuntungan atau kerugiannya harus
mengikuti ketentuan paragraf 91-105.
58. Jika entitas mengakui aset keuangan dengan
menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian (lihat
55.36—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
paragraf 38 dan Pedoman Aplikasi paragraf PA68 dan
PA71), maka setiap perubahan dalam nilai wajar aset yang
akan diterima antara tanggal transaksi dengan tanggal
penyelesaian tidak diakui untuk aset yang dicatat pada
biaya perolehan atau biaya perolehan diamortisasi (kecuali
untuk kerugian akibat penurunan nilai). Namun, untuk
aset yang dicatat pada nilai wajar, maka perubahan dalam
nilai wajar tersebut diakui pada laporan laba rugi atau
dalam ekuitas, sesuai dengan paragraf 56.
Penurunan Nilai dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan
59. Pada setiap tanggal neraca entitas mengevaluasi
apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan
atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.
Jika terdapat bukti tersebut, maka entitas harus menerapkan paragraf 64 (untuk aset keuangan yang dicatat pada
biaya perolehan yang diamortisasi), paragraf 67 (untuk
aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan), atau
paragraf 68 (untuk asset keuangan tersedia untuk dijual)
untuk menentukan jumlah kerugian dari penurunan nilai
tersebut.
60. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan
hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan
nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang
terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang
merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak
pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau
kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Sulit untuk mengidentifikasi satu peristiwa tertentu yang
menyebabkan penurunan nilai. Penurunan nilai pada dasarnya
disebabkan oleh dampak kombinasi dari beberapa peristiwa.
Kerugian yang diperkirakan timbul akibat peristiwa di masa
datang tidak dapat diakui, terlepas hal tersebut sangat mungkin
terjadi. Bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok
aset keuangan mengalami penurunan nilai meliputi data yang
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.37—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
dapat diobservasi menjadi perhatian dari pemegang aset tersebut
mengenai peristiwa-peristiwa yang merugikan berikut ini:
(a) kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau
pihak peminjam;
(b) pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau
tunggakan pembayaran pokok atau bunga;
(c) pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau
hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang
dialami pihak peminjam, memberikan keringanan (konsesi)
pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika
pihak peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut;
(d) terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan
dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan
lainnya;
(e) hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan
keuangan; atau
(f) data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya
penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa
datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal
aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat
diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual
dalam kelompok aset tersebut, termasuk:
(i) memburuknya status pembayaran pihak peminjam
dalam kelompok tersebut (misalnya meningkatnya
tunggakan pembayaran atau meningkatnya jumlah
pihak peminjam kartu kredit yang mencapai batas
kreditnya dan hanya mampu membayar cicilan bulanan
minimal); atau
(ii) kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi
dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut
(misalnya bertambahnya tingkat pengangguran di area
geografis pihak peminjam, turunnya harga properti
untuk kredit properti di wilayah yang relevan, turunnya
harga minyak untuk pinjaman yang diberikan kepada
produsen minyak, atau memburuknya kondisi industri
yang mempengaruhi pihak peminjam dalam kelompok
tersebut).
55.38—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
61. Menghilangnya pasar aktif karena instrumen keuangan
entitas tidak lagi diperdagangkan secara publik bukan merupakan
bukti adanya penurunan nilai. Turunnya peringkat kredit entitas
bukan, dengan sendirinya, merupakan bukti adanya penurunan
nilai, meskipun itu dapat menjadi bukti adanya penurunan nilai
jika dipertimbangkan bersama-sama dengan informasi lain yang
tersedia. Penurunan dalam nilai wajar aset keuangan dibawah
biaya perolehan atau di bawah biaya perolehan diamortisasi
tidak serta merta dapat dianggap sebagai bukti terjadinya
penurunan nilai (misalnya penurunan dalam nilai wajar investasi
dalam instrumen utang yang diakibatkan meningkatnya suku
bunga bebas risiko).
62. Sebagai tambahan terhadap jenis peristiwa pada
paragraf 60, bukti obyektif mengenai penurunan nilai investasi
dalam instrumen ekuitas mencakup informasi mengenai
perubahan signifikan yang berpengaruh buruk pada lingkungan
teknologi, pasar, ekonomi, atau hukum di wilayah tempat pihak
penerbit menjalankan usahanya, dan mengindikasikan bahwa
biaya perolehan investasi pada instrumen ekuitas tersebut
mungkin tidak bisa diperoleh kembali. Penurunan yang signifikan
atau penurunan jangka panjang pada nilai wajar dari investasi
dalam instrumen ekuitas di bawah biaya perolehannya juga
merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai.
63. Dalam beberapa hal, data yang dapat diobservasi yang
diperlukan untuk mengestimasi jumlah kerugian penurunan nilai
aset keuangan mungkin terbatas atau tidak lagi relevan
sepenuhnya dengan situasi terkini. Sebagai contoh, hal ini terjadi
ketika pihak peminjam mengalami kesulitan keuangan dan hanya
sedikit informasi historis yang tersedia berkenaan dengan pihak
peminjam sejenis. Dalam kasus seperti itu, entitas menggunakan
pertimbangan berdasarkan pengalaman sebelumnya untuk
mengestimasi jumlah kerugian penurunan nilai. Sejalan dengan
itu entitas juga menggunakan pertimbangan berdasarkan
pengalaman sebelumnya untuk menyesuaikan data yang dapat
diobservasi mengenai kelompok aset keuangan untuk
mencerminkan keadaan terkini (lihat paragraf 91). Penggunaan
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.39—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
estimasi yang rasional merupakan bagian penting dalam
penyusunan laporan keuangan dan tidak mengurangi
kehandalannya.
Aset Keuangan yang Dicatat Berdasarkan Biaya Perolehan Diamortisasi
64. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian
penurunan nilai telah terjadi atas pinjaman yang diberikan
dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo yang
dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, maka jumlah
kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai
tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa
datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa datang
yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku
bunga efektif awal dari aset tersebut (yaitu suku bunga
efektif yang dihitung saat pengakuan awal). Nilai tercatat
aset tersebut dikurangi, baik secara langsung maupun
menggunakan pos cadangan. Jumlah kerugian yang
terjadi diakui pada laporan laba rugi.
65. Entitas pertama kali menentukan bahwa terdapat bukti
obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset
keuangan yang signifikan secara individual, dan untuk aset
keuangan yang tidak signifikan secara individual terdapat bukti
penurunan nilai secara individual atau kolektif (lihat paragraf
60). Jika entitas menentukan tidak terdapat bukti obyektif
mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara
individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak,
maka entitas memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok
aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang
sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara
kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual,
dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui,
tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
66. Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian
penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut
55.40—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi
setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya
peringkat kredit debitur), maka kerugian penurunan nilai
yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, baik secara
langsung, atau dengan menyesuaikan pos cadangan.
Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai
tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum adanya pengakuan penurunan nilai pada
tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan aset
keuangan diakui pada laporan laba rugi.
Aset keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan
67. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian
penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang
tidak memiliki kuotasi dan tidak dicatat pada nilai wajar
karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal,
atau atas aset derivatif yang terkait dan harus diselesaikan
dengan penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki
kuotasi tersebut, maka jumlah kerugian penurunan nilai
diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset
keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa
datang yang didiskontokan pada tingkat pengembalian
yang berlaku di pasar untuk aset keuangan sejenis (lihat
paragraf 46(c) dan Pedoman Aplikasi paragraf PA96 dan
PA97). Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat
dipulihkan.
Aset Keuangan yang Tersedia untuk Dijual
68. Ketika penurunan nilai wajar atas aset keuangan
yang tersedia untuk dijual telah diakui secara langsung
dalam ekuitas dan terdapat bukti obyektif bahwa aset
tersebut mengalami penurunan nilai (lihat paragraf 60),
maka kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui secara
langsung dalam ekuitas harus dikeluarkan dari ekuitas
dan diakui pada laporan laba rugi meskipun aset keuangan
tersebut belum dihentikan pengakuannya.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.41—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
69. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari
ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi sesuai paragraf
68 merupakan selisih antara biaya perolehan (setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi) dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan
yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi.
70. Kerugian penurunan nilai yang diakui pada
laporan laba rugi atas investasi instrumen ekuitas yang
diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas yang tersedia
untuk dijual tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba
rugi.
71. Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar
instrumen utang yang diklasifikasikan sebagai tersedia
untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat
secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi
setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada
laporan laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut
harus dipulihkan melalui laporan laba rugi.
LINDUNG NILAI
72. Jika terdapat hubungan lindung nilai yang telah
ditetapkan antara instrumen lindung nilai dan item yang
dilindung nilai sebagaimana dijabarkan pada paragraf
87—90 dan Pedoman Aplikasi paragraf PA122—PA124,
maka akuntansi untuk keuntungan atau kerugian atas
instrumen lindung nilai dan item yang dilindung nilai
mengikuti ketentuan paragraf 91—105.
Instrumen Lindung Nilai
Instrumen yang Memenuhi Kualifikasi Lindung Nilai
73. Pernyataan ini tidak membatasi situasi dimana derivatif
dapat ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai sepanjang
55.42—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
kondisi pada paragraf 90 terpenuhi, kecuali untuk sejumlah opsi
yang diterbitkan (lihat Pedoman Aplikasi paragraf PA110).
Namun demikian, aset keuangan non derivatif atau kewajiban
keuangan non derivatif dapat ditetapkan sebagai instrumen
lindung nilai hanya untuk lindung nilai risiko perubahan nilai tukar.
74. Untuk tujuan akuntansi lindung nilai, hanya instrumen
yang melibatkan pihak eksternal dari entitas pelapor (yaitu pihak
eksternal dari kelompok, segmen, atau entitas pelapor) yang
dapat ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai. Meskipun
entitas individual dalam kelompok yang dikonsolidasikan atau
divisi dalam entitas yang sama dapat melakukan transaksi
lindung nilai dengan entitas lain dalam kelompok atau divisi lain
dalam entitas yang sama, transaksi intragroup seperti ini harus
dieliminasi dalam konsolidasi. Oleh karena itu, transaksi lindung
nilai tersebut tidak memenuhi kualifikasi akuntansi lindung nilai
dalam laporan keuangan konsolidasi dari kelompok tersebut.
Namun, transaksi tersebut mungkin memenuhi kriteria akuntansi
lindung nilai dalam laporan keuangan individual atau dalam
pelaporan segmen sepanjang entitas tersebut merupakan pihak
eksternal terhadap entitas individual atau segmen yang
dilaporkan.
Penetapan Instrumen Lindung Nilai
75. Pada umumnya terdapat satu ukuran nilai wajar untuk
instrumen lindung nilai secara keseluruhan, dan faktor-faktor
yang menyebabkan perubahan dalam nilai wajarnya saling
terkait. Dengan demikian, hubungan lindung nilai ditetapkan oleh
entitas sebagai instrumen lindung nilai secara keseluruhan
nilainya. Pengecualian yang diperkenankan hanya:
(a) pemisahan nilai intrinsik dan nilai waktu dari kontrak opsi
dan penetapannya sebagai instrumen lindung nilai hanya
untuk perubahan nilai intrinsik dalam opsi dan tidak
termasuk perubahan dalam nilai waktu; dan
(b) pemisahan elemen bunga dan harga saat ini (spot price)
dari kontrak berjangka (forward contract).
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.43—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Pengecualian-pengecualian tersebut diperkenankan karena nilai
intrinsik suatu opsi dan premi suatu kontrak berjangka umumnya
dapat diukur secara terpisah. Strategi lindung nilai yang dinamis
yang menilai nilai intrinsik dan nilai waktu dari kontrak opsi
memenuhi kriteria untuk akuntansi lindung nilai.
76. Proporsi dari keseluruhan instrumen lindung nilai,
misalnya 50 persen dari jumlah nosional, dapat ditetapkan sebagai
instrumen lindung nilai dalam suatu hubungan lindung nilai.
Namun demikian, hubungan lindung nilai tidak dapat ditetapkan
hanya untuk satu bagian saja dari periode waktu dimana
instrumen lindung nilai masih berjalan.
77. Satu Instrumen lindung nilai dapat ditetapkan sebagai
lindung nilai atas lebih dari satu jenis risiko sepanjang (a) risiko
yang dilindung nilai dapat diidentifikasi secara jelas; (b)
efektivitas dari lindung nilai dapat dibuktikan; dan (c)
dimungkinkan untuk memastikan bahwa terdapat penetapan
yang spesifik dari instrumen lindung nilai dan posisi risiko yang
berbeda.
78. Dua atau lebih derivatif, atau proporsinya (atau dalam
kasus lindung nilai atas risiko perubahan nilai tukar, dua atau
lebih non derivatif atau proporsinya, atau kombinasi dari
derivatif dan non derivatif atau proporsinya), dapat dianggap
sebagai kombinasi dan secara bersama-sama ditetapkan
sebagai instrumen lindung nilai, termasuk ketika risiko yang
timbul dari sejumlah derivatif saling hapus dengan risiko yang
timbul dari derivatif lainnya. Namun, interest rate collar atau
instrumen derivatif lainnya yang merupakan kombinasi dari opsi
yang diterbitkan dan opsi yang dibeli tidak memenuhi kriteria
sebagai instrumen lindung nilai jika kombinasi tersebut pada
dasarnya menghasilkan opsi yang diterbitkan secara neto
(terdapat penerimaan premi neto). Demikian juga, dua atau lebih
instrumen (atau proporsinya) dapat ditetapkan sebagai instrumen
lindung nilai hanya jika tidak satu pun instrumen dimaksud
merupakan opsi yang diterbitkan atau opsi yang diterbitkan neto.
55.44—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Item yang Dilindung Nilai
Item yang memenuhi Kualifikasi Dilindung Nilai
79. Item yang dilindung nilai dapat berupa aset atau
kewajiban yang diakui, komitmen pasti yang belum diakui,
prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi (highly
probable), atau investasi neto dalam operasi luar negeri. Item
yang dilindung nilai dapat berupa (a) aset, kewajiban, komitmen
pasti, transaksi yang diperkiraan kemungkinan besar terjadi, atau
investasi neto dalam operasi luar negeri, (b) sekelompok aset,
kewajiban, komitmen pasti, prakiraan transaksi yang
kemungkinan besar terjadi, atau investasi neto dalam operasi
luar negeri, yang memiliki karakteristik risiko yang sama, atau
(c) dalam hal lindung nilai atas portofolio risiko suku bunga,
bagian dari portofolio aset keuangan atau kewajiban keuangan
yang berbagi risiko yang dilindung nilai.
80. Tidak seperti pinjaman yang diberikan dan piutang,
investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo bukan merupakan
item yang dilindung nilai terhadap risiko suku bunga atau risiko
pembayaran lebih awal, karena penetapan investasi yang dimiliki
hingga jatuh tempo mensyaratkan suatu intensi untuk memiliki
investasi tersebut hingga jatuh tempo tanpa memperhatikan
perubahan pada nilai wajar atau arus kas dari investasi tersebut
yang disebabkan oleh perubahan dalam suku bunga. Namun
demikian investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo dapat
ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai terhadap risiko yang
berasal dari perubahan nilai tukar dan risiko kredit.
81. Untuk tujuan akuntansi lindung nilai, hanya aset,
kewajiban, komitmen pasti, atau prakiraan transaksi yang
kemungkinan besar terjadi (highly probable) yang melibatkan
pihak eksternal dari entitas pelapor yang dapat ditetapkan
sebagai item yang dilindung nilai. Oleh karena itu, akuntansi
lindung nilai dapat diterapkan pada transaksi antar entitas atau
segmen dalam sebuah kelompok yang sama hanya dalam laporan
keuangan individual atau terpisah dari entitas atau pelaporan
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.45—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
segmen dan tidak dalam laporan keuangan konsolidasi dari
kelompok tersebut. Sebagai pengecualian, risiko perubahan nilai
tukar dari item moneter intragroup (misalnya utang piutang antar
dua anak perusahaan) dapat memenuhi kualifikasi sebagai item
yang dilindung nilai dalam laporan keuangan konsolidasi apabila
risiko tersebut menghasilkan suatu eksposur keuntungan atau
kerugian perubahan nilai tukar yang tidak dapat dieliminasi
sepenuhnya dalam rangka konsolidasi sesuai PSAK 10: Transaksi dalam Mata Uang Asing dan PSAK 11: Penjabaran
Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing. Sesuai dengan
PSAK 10 dan 11 keuntungan dan kerugian pertukaran mata
uang asing dari items moneter intragrup tidak tereliminasi
seluruhnya pada saat konsolidasi ketika transaksi item moneter
intragroup dilakukan dua entitas dalam group yang memiliki mata
uang fungsional yang berbeda. Selain itu, risiko mata uang asing
dari transaksi intragroup yang diperkirakan sangat mungkin
terjadi dapat diakui sebagai item lindung nilai dalam laporan
keuangan konsolidasi sepanjang transaksi tersebut didenominasi
dalam mata uang selain mata uang fungsional entitas yang
melakukan transaksi tersebut dan risiko mata uang asing akan
mempengaruhi laporan laba rugi konsolidasi.
Penetapan Item Keuangan sebagai Item yang Dilindung
Nilai
82. Jika item yang dilindung nilai merupakan aset keuangan
atau kewajiban keuangan, maka aset atau kewajiban tersebut
dapat merupakan item yang dilindung nilai terhadap risiko yang
berkaitan hanya dengan sebagian dari arus kas atau nilai wajarnya (seperti satu atau lebih arus kas kontraktual yang dipilih
atau bagian dari arus kas tersebut atau persentase tertentu dari
nilai wajar tersebut) sepanjang efektivitas lindung nilai dapat
diukur. Sebagai contoh, bagian yang dapat diidentifikasi dan
diukur secara terpisah dari eksposur suku bunga atas aset yang
menghasilkan bunga atau kewajiban yang terbebani bunga dapat
ditetapkan sebagai risiko yang dilindung nilai (seperti komponen
suku bunga bebas risiko atau komponen tingkat bunga acuan
dari keseluruhan eksposur suku bunga dari suatu instrumen
55.46—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
keuangan yang dilindung nilai).
83. Dalam lindung nilai atas nilai wajar dari eksposur suku
bunga suatu portofolio aset keuangan atau kewajiban keuangan
(dan hanya dalam jenis lindung nilai ini), bagian yang dilindung
nilai tersebut dapat ditetapkan dalam bentuk suatu jumlah mata
uang (seperti dalam jumlah dollar atau euro) dan bukan sebagai
aset (atau kewajiban) individual. Walaupun portofolio tersebut,
untuk tujuan manajemen risiko, dapat mencakup sejumlah aset
dan kewajiban, jumlah yang ditetapkan untuk dilindung nilai
adalah jumlah dari aset atau jumlah dari kewajiban tersebut.
Penetapan jumlah neto termasuk aset dan kewajiban tidak
diperkenankan. Entitas dapat melakukan lindung nilai atas bagian
dari risiko suku bunga yang terkait dengan jumlah yang
ditetapkan tersebut. Sebagai contoh, dalam kasus lindung nilai
atas portofolio yang mengandung aset yang dapat dilunasi lebih
awal, entitas dapat melakukan lindung nilai dari perubahan nilai
wajar yang disebabkan oleh perubahan suku bunga yang
dilindung nilai berdasarkan perkiraan tanggal penyesuaian
bunga, dan bukan tanggal penyesuaian bunga berdasarkan
kontrak. Ketika bagian yang dilindung nilai didasarkan atas
perkiraan tanggal penyesuaian bunga, maka pengaruh dari
perubahan dalam suku bunga yang dilindung nilai pada saat
perkiraan tanggal penyesuaian bunga dimaksud harus turut
diperhitungkan dalam penentuan perubahan nilai wajar atas item
yang dilindung nilai. Akibatnya, jika portofolio yang mengandung
item yang dapat dilunasi lebih awal dilindung nilai dengan
menggunakan derivatif yang tidak dapat dilunasi lebih awal,
maka tidak akan efektif jika tanggal dimana item dalam portofolio
yang dilindung nilai yang diperkirakan akan dilunasi lebih awal
diubah, atau jika tanggal pelunasan awal aktualnya berbeda dari
yang diperkirakan.
Penetapan Item Non Keuangan sebagai Item yang
Dilindung Nilai
84. Jika item yang dilindung nilai merupakan aset
non keuangan atau kewajiban non keuangan, maka item
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.47—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
tersebut ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai (a)
terhadap risiko perubahan nilai tukar, atau (b) untuk keseluruhan nilainya terhadap seluruh risiko, karena adanya
kesulitan untuk memisahkan dan mengukur secara tepat
bagian atas perubahan arus kas atau nilai wajar yang
disebabkan oleh risiko spesifik selain dari risiko perubahan
nilai tukar.
Penetapan Kelompok Item sebagai Item yang Dilindung
Nilai
85. Aset atau kewajiban yang sejenis dijumlahkan dan
dilindung nilai sebagai sebuah kelompok hanya jika secara individual aset atau kewajiban dalam kelompok tersebut memiliki
eksposur risiko yang sama yang ditetapkan sebagai risiko yang
dilindung nilai. Selanjutnya, perubahan dalam nilai wajar yang
dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai atas setiap
item individual dalam kelompok item tersebut diperkirakan
secara proporsional terhadap seluruh perubahan nilai wajar yang
dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai dari kelompok
item tersebut.
86. Karena entitas menilai efektivitas lindung nilai dengan
membandingkan perubahan nilai wajar atau perubahan arus kas
atas instrumen lindung nilai (atau kelompok instrumen sejenis
yang melindung nilai) dengan item yang dilindung nilai (atau
kelompok item sejenis yang dilindung nilai), maka membandingkan instrumen lindung nilai dengan posisi neto keseluruhan
(misalnya jumlah neto dari seluruh aset dengan suku bunga tetap
dan kewajiban dengan suku bunga tetap yang memiliki jatuh
tempo yang sama), dan bukan dengan item yang secara khusus
dilindung nilai, tidak memenuhi kriteria akuntansi lindung nilai.
Akuntansi Lindung Nilai
87. Akuntansi lindung nilai mengakui pengaruh saling hapus
pada laporan laba rugi atas perubahan nilai wajar dari instrumen
lindung nilai dan item yang dilindung nilai.
55.48—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
88. Hubungan lindung nilai terdiri dari tiga jenis:
(a) lindung nilai atas nilai wajar: suatu lindung nilai
terhadap eksposur perubahan nilai wajar atas aset
atau kewajiban yang telah diakui, atau komitmen pasti
yang belum diakui, atau bagian yang telah diidentifikasi dari aset, kewajiban, atau komitmen pasti tersebut,
yang dapat diatribusikan pada risiko tertentu dan
dapat mempengaruhi laporan laba rugi.
(b) lindung nilai atas arus kas: suatu lindung nilai terhadap eksposur variabilitas arus kas yang (i) dapat
diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan
aset atau kewajiban yang telah diakui (misalnya
seluruh atau sebagian pembayaran bunga di masa
datang atas utang dengan suku bunga variabel) atau
yang dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang
terkait dengan prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi (highly probable), dan (ii) dapat
mempengaruhi laporan laba rugi.
(c) lindung nilai atas investasi neto dalam operasi luar
negeri sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 10:
Transaksi dalam Mata Uang Asing dan PSAK 11:
Penjabaran dalam Mata Uang Asing.
89. Lindung nilai atas risiko perubahan nilai tukar dari suatu
komitmen pasti dapat dicatat sebagai lindung nilai atas nilai wajar
atau sebagai lindung nilai atas arus kas.
90. Suatu hubungan lindung nilai memenuhi kualifikasi akuntansi lindung nilai sesuai paragraf 91—105, jika
dan hanya jika, seluruh kondisi berikut ini terpenuhi.
(a) Pada saat dimulainya lindung nilai terdapat penetapan
dan pendokumentasian formal atas hubungan lindung
nilai dan tujuan manajemen risiko entitas serta strategi
pelaksanaan lindung nilai. Pendokumentasian tersebut
harus meliputi identifikasi instrumen lindung nilai,
item atau transaksi yang dilindung nilai, sifat dari
risiko yang dilindung nilai, dan cara yang akan
digunakan entitas untuk menilai efektivitas instrumen
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.49—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
(b)
(c)
(d)
(e)
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
lindung nilai tersebut dalam rangka saling hapus
eksposur yang berasal dari perubahan dalam nilai
wajar item yang dilindung nilai atau perubahan arus
kas yang dapat diatribusikan pada risiko yang
dilindung nilai.
Lindung nilai diharapkan akan sangat efektif (lihat
Pedoman Aplikasi paragraf PA125—PA134) dalam
rangka saling hapus atas perubahan nilai wajar atau
perubahan arus kas yang dapat diatribusikan pada
risiko yang dilindung nilai, konsisten dengan strategi
manajemen risiko yang telah didokumentasikan
diawal untuk hubungan lindung nilai tersebut.
Untuk lindung nilai atas arus kas, suatu prakiraan
transaksi yang merupakan subyek dari suatu lindung
nilai harus bersifat kemungkinan besar terjadi dan
terdapat eksposur perubahan arus kas yang dapat
mempengaruhi laporan laba rugi.
Efektivitas lindung nilai dapat diukur secara handal,
yaitu nilai wajar atau arus kas dari item yang dilindung nilai yang dapat diatribusikan pada risiko yang
dilindung nilai, dan nilai wajar instrumen lindung nilai
tersebut harus dapat diukur secara handal (lihat
paragraf 46 dan 47, dan Pedoman Aplikasi paragraf
PA96 dan PA97 sebagai pedoman dalam menentukan
nilai wajar).
Lindung nilai dinilai secara berkesinambungan dan
ditentukan bahwa efektivitasnya sangat tinggi sepanjang periode pelaporan keuangan di mana
lindung nilai tersebut ditetapkan.
Lindung Nilai atas Nilai Wajar
91. Jika suatu lindung nilai atas nilai wajar memenuhi
kondisi pada paragraf 90 selama periode pelaporan
keuangan, maka lindung nilai tersebut harus dicatat
sebagai:
(a) keuntungan atau kerugian yang berasal dari pengukuran kembali instrumen lindung nilai pada nilai
55.50—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
wajar (untuk instrumen lindung nilai derivatif) atau
komponen mata uang asing dari nilai tercatat yang
diukur berdasarkan PSAK 10: Transaksi dalam Mata
Uang Asing dan PSAK 11: Penjabaran dalam Mata
Uang Asing (untuk instrumen lindung nilai non
derivatif) diakui pada laporan laba rugi; dan
(b) keuntungan atau kerugian atas item yang dilindung
nilai yang dapat diatribusikan pada risiko yang
dilindung nilai dengan menyesuaikan nilai tercatat
item yang dilindung nilai dan diakui pada laporan
laba rugi. Ketentuan ini berlaku jika item yang
dilindung nilai tidak diukur pada biaya perolehan.
Pengakuan keuntungan atau kerugian yang dapat
diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai pada
laporan laba rugi diterapkan jika item yang dilindung
nilai merupakan aset keuangan yang tersedia untuk
dijual.
92.Untuk suatu lindung nilai atas nilai wajar terhadap
eksposur suku bunga dari sebagian portofolio aset keuangan
atau kewajiban keuangan (dan hanya dalam jenis lindung nilai
ini), ketentuan dalam paragraf 91(b) dapat dipenuhi dengan
menyajikan keuntungan atau kerugian yang dapat diatribusikan
pada item yang dilindung nilai dengan salah satu cara berikut
ini:
(a) sebagai pos tersendiri dalam kelompok aset, untuk seluruh
periode penyesuaian bunga apabila item yang dilindung nilai
tersebut merupakan suatu aset; atau
(b) sebagai pos tersendiri dalam kelompok kewajiban, untuk
seluruh periode penyesuaian bunga apabila item yang
dilindung nilai tersebut merupakan suatu kewajiban.
Pos tersendiri sebagaimana dimaksud dalam huruf (a) dan huruf
(b) di atas disajikan setelah aset keuangan atau kewajiban
keuangan. Jumlah yang dicantumkan dalam pos tersendiri dikeluarkan dari neraca ketika aset atau kewajiban terkait
dihentikan pengakuannya.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.51—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
93. Jika risiko yang dilindung nilai hanya risiko-risiko tertentu
yang dapat diatribusikan pada item yang dilindung nilai, maka
perubahan yang diakui dalam nilai wajar item yang dilindung
nilai yang tidak berkaitan dengan risiko yang dilindung nilai diakui
sebagaimana diatur dalam paragraf 56.
94. Entitas secara prospektif menghentikan penerapan
akuntansi lindung nilai sebagaimana dijelaskan dalam
paragraf 91 jika:
(a) instrumen lindung nilai kadaluwarsa atau dijual, dihentikan atau dilaksanakan (untuk tujuan ini,
penggantian atau perpanjangan terhadap instrumen
lindung nilai dengan instrumen lindung nilai lainnya
tidak dapat dianggap sebagai telah kadaluwarsa atau
telah dihentikan apabila penggantian atau perpanjangan tersebut merupakan bagian dari strategi
lindung nilai yang didokumentasikan entitas).
(b) lindung nilai tidak lagi memenuhi kriteria akuntansi
lindung nilai dalam paragraf 90; atau
(c) entitas membatalkan penetapan yang telah dilakukan.
95. Setiap penyesuaian yang timbul dari paragraf
91(b) terhadap nilai tercatat instrumen keuangan yang
dilindung nilai yang dihitung menggunakan metode suku
bunga efektif (atau, dalam hal lindung nilai portofolio
terhadap risiko suku bunga; pada pos tersendiri dalam
neraca sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 92) diamortisasi pada laporan laba rugi. Amortisasi dapat segera
dimulai setelah penyesuaian dilakukan dan dimulai paling lambat ketika item yang dilindung nilai tidak dapat
lagi disesuaikan dengan perubahan dalam nilai wajarnya
yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai.
Penyesuaian didasarkan atas suku bunga efektif yang
dihitung ulang pada tanggal amortisasi dimulai. Namun,
dalam hal lindung nilai atas nilai wajar terhadap eksposur
suku bunga dari suatu portofolio aset keuangan atau
kewajiban keuangan (dan hanya untuk jenis lindung nilai
ini), jika amortisasi menggunakan suku bunga efektif yang
55.52—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
dihitung ulang tidak praktis, maka amortisasi menggunakan metode garis lurus. Penyesuaian tersebut diamortisasi
secara penuh hingga jatuh tempo instrumen keuangan
dimaksud, atau, dalam hal lindung nilai portofolio atas
risiko suku bunga; amortisasi dilakukan hingga berakhirnya periode penyesuaian bunga yang relevan.
96. Jika komitmen pasti yang belum diakui ditetapkan
sebagai item yang dilindung nilai, maka perubahan kumulatif
dalam nilai wajar komitmen pasti tersebut, yang terjadi setelah
penetapannya, yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung
nilai diakui sebagai aset atau kewajiban dengan keuntungan
atau kerugiannya yang terkait diakui pada laporan laba rugi
(lihat paragraf 91(b)). Perubahan dalam nilai wajar instrumen
lindung nilai juga diakui pada laporan laba rugi.
97. Ketika entitas menyepakati suatu komitmen pasti untuk
memperoleh aset atau menanggung kewajiban yang merupakan
item yang dilindung nilai berupa lindung nilai atas nilai wajar,
maka nilai tercatat awal dari aset atau kewajiban yang diperoleh
karena entitas memenuhi komitmen pasti tersebut disesuaikan
dengan menyertakan perubahan kumulatif dalam nilai wajar
komitmen pasti yang dapat diatribusikan pada risiko yang
dilindung nilai yang sebelumnya telah diakui dalam neraca.
Lindung Nilai atas Arus Kas
98. Jika suatu lindung nilai atas arus kas memenuhi
kondisi pada paragraf 90 selama periode pelaporan keuangan, maka lindung nilai tersebut harus dicatat sebagai:
(a) bagian dari keuntungan atau kerugian atas instrumen
lindung nilai yang ditetapkan sebagai lindung nilai
yang efektif (lihat paragraf 90) diakui secara langsung dalam ekuitas melalui laporan perubahan ekuitas
(lihat PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan); dan
(b) bagian yang tidak efektif atas keuntungan atau
kerugian dari instrumen lindung nilai diakui dalam
laporan laba rugi.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.53—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
99. Secara lebih spesifik, suatu lindung nilai atas arus kas
dicatat sebagai berikut:
(a) komponen ekuitas yang terpisah yang terkait dengan item
yang dilindung nilai disesuaikan dengan yang lebih rendah
(dalam jumlah absolut) antara:
(i) keuntungan atau kerugian kumulatif atas instrumen
lindung nilai sejak dimulainya lindung nilai tersebut;
dan
(ii) perubahan kumulatif pada nilai wajar (nilai kini) atas
arus kas yang diharapkan dimasa datang dari item yang
dilindung nilai sejak dimulainya lindung nilai tersebut.
(b) sisa keuntungan atau kerugian atas suatu instrumen lindung
nilai atau komponen yang ditetapkan dari instrumen tersebut
(yang bukan merupakan lindung nilai efektif) diakui dalam
laporan laba rugi; dan
(c) jika strategi manajemen risiko yang didokumentasikan oleh
entitas untuk hubungan lindung nilai tertentu mengecualikan
komponen tertentu dari keuntungan atau kerugian atau arus
kas yang berasal dari instrumen lindung nilai tersebut dalam
penilaian efektivitas lindung nilai (lihat paragraf 75, 76, dan
90(a)), maka komponen keuntungan dan kerugian yang
dikecualikan tersebut diakui sesuai paragraf 56.
100. Jika suatu lindung nilai atas prakiraan transaksi
yang kemudian menimbulkan pengakuan suatu aset keuangan atau kewajiban keuangan, maka keuntungan atau
kerugian terkait yang sebelumnya diakui secara langsung
dalam ekuitas sesuai dengan paragraf 98 harus direklasifikasi ke dalam laporan laba rugi pada periode yang sama
atau pada periode-periode dimana aset yang diperoleh
atau kewajiban yang ditanggung mempengaruhi laporan
laba rugi (misalnya pada periode dimana pendapatan
bunga atau beban bunga harus diakui). Namun, jika entitas
memperkirakan seluruh atau sebagian dari kerugian yang
diakui secara langsung dalam ekuitas tidak dapat dipulihkan kembali dalam satu atau lebih periode di masa datang,
maka entitas mereklasifikasi sejumlah yang diperkirakan
tidak dapat dipulihkan kembali dalam laporan laba rugi.
55.54—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
101. Jika suatu lindung nilai atas prakiraan transaksi
yang kemudian menimbulkan pengakuan aset non keuangan atau kewajiban non keuangan, atau jika suatu lindung
nilai atas prakiraan transaksi atas aset non keuangan atau
kewajiban non keuangan yang menjadi komitmen pasti
dimana akuntansi lindung nilai atas nilai wajar diterapkan,
maka entitas menerapkan (a) atau (b) di bawah ini:
(a) entitas mereklasifikasi keuntungan dan kerugian terkait yang sebelumnya diakui secara langsung dalam
ekuitas sesuai paragraf 98 dalam laporan laba rugi
pada periode yang sama atau pada periode dimana
aset yang diperoleh atau kewajiban yang ditanggung
mempengaruhi laporan laba rugi (seperti dalam periode dimana beban penyusutan atau harga pokok penjualan harus diakui). Namun, jika entitas memperkirakan seluruh atau sebagian dari kerugian yang diakui
dalam ekuitas tidak dapat dipulihkan kembali dalam
satu atau lebih periode di masa datang, maka entitas
mereklasifikasi jumlah yang diperkirakan tidak dapat
dipulihkan kembali tersebut dalam laporan laba rugi.
(b) entitas memindahkan keuntungan dan kerugian yang
sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas
sesuai paragraf 98, dan memasukkan keuntungan dan
kerugian tersebut sebagai biaya perolehan awal atau
nilai tercatat lain dari aset atau kewajiban.
102. Entitas menerapkan (a) atau (b) dalam paragraf
101 sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan
secara konsisten untuk seluruh lindung nilai yang berkaitan
dengan paragraf 101.
103. Untuk lindung nilai atas arus kas selain lindung
nilai yang diatur pada paragraf 100 dan 101, jumlah yang
sebelumnya telah diakui secara langsung dalam ekuitas
diakui dalam laporan laba rugi pada periode yang sama
atau periode-periode dimana prakiraan transaksi yang
dilindung nilai mempengaruhi laporan laba rugi (sebagai
contoh, jika prakiraan penjualan terjadi).
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.55—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
104. Dalam setiap situasi berikut, entitas secara
prospektif menghentikan penerapan akuntansi lindung
nilai sebagaimana yang dijelaskan dalam paragraf 98—
103:
(a) instrumen lindung nilai kadaluwarsa atau dijual,
dihentikan atau dilaksanakan (untuk tujuan ini,
penggantian atau perpanjangan terhadap instrumen
lindung nilai dengan instrumen lindung nilai lainnya
tidak dapat dianggap sebagai telah kadaluarsa atau
telah dihentikan apabila penggantian atau perpanjangan tersebut merupakan bagian dari strategi
lindung nilai yang didokumentasikan entitas). Dalam
hal ini, keuntungan atau kerugian kumulatif atas
instrumen lindung nilai yang masih diakui secara
langsung dalam ekuitas sejak periode dimana lindung
nilai tersebut efektif (lihat paragraf 98(a)) tetap diakui
secara terpisah dalam ekuitas hingga prakiraan
transaksi tersebut terjadi. Jika transaksi tersebut terjadi, maka paragraf 100, 101, atau 103 diterapkan.
(b) Lindung nilai tidak lagi memenuhi kriteria akuntansi
lindung nilai dalam paragraf 88. Dalam hal ini,
keuntungan atau kerugian kumulatif atas instrumen
lindung nilai yang masih diakui secara langsung
dalam ekuitas sejak periode dimana lindung nilai
tersebut efektif (lihat paragraf 98(a)) tetap diakui
secara terpisah dalam ekuitas hingga prakiraaan
transaksi tersebut terjadi. Jika transaksi tersebut terjadi, maka paragraf 100, 101, atau 103 diterapkan.
(c) suatu prakiraan transaksi tidak lagi diharapkan akan
terjadi, dalam hal ini setiap keuntungan atau kerugian
kumulatif yang terkait dengan instrumen lindung nilai
yang masih diakui secara langsung dalam ekuitas
sejak periode pada saat lindung nilai tersebut efektif
(lihat paragraf 98(a)) diakui dalam laporan laba rugi.
Prakiraan transaksi yang kemungkinan besar tidak
terjadi (lihat paragraf 90(c)) mungkin masih diharapkan terjadi.
55.56—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(d) Entitas membatalkan penetapan yang telah dilakukan.
Untuk lindung nilai atas prakiraan transaksi, keuntungan atau kerugian kumulatif atas instrumen
lindung nilai yang masih diakui secara langsung
dalam ekuitas sejak periode dimana lindung nilai
tersebut efektif (lihat paragraf 98(a)) tetap diakui
secara terpisah dalam ekuitas hingga prakiraan
transaksi tersebut terjadi atau tidak lagi diperkirakan
akan terjadi. Apabila transaksi tersebut terjadi, maka
paragraf 100, 101, atau 103 diterapkan. Apabila transaksi tersebut tidak lagi diperkirakan akan terjadi,
maka keuntungan atau kerugian kumulatif yang
sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas
harus diakui pada laporan laba rugi.
Lindung Nilai atas Investasi Neto
105. Lindung nilai atas investasi neto dalam operasi
luar negeri, termasuk lindung nilai atas item moneter yang
dicatat sebagai bagian dari investasi neto (berdasarkan
PSAK 10: Transaksi dalam Mata Uang Asing dan PSAK
11: Penjabaran dalam Mata Uang Asing), dicatat dengan
cara yang sama seperti lindung nilai atas arus kas:
(a) bagian dari keuntungan atau kerugian atas instrumen
lindung nilai yang ditetapkan sebagai lindung nilai
yang efektif (lihat paragraf 90) diakui secara
langsung dalam ekuitas melalui laporan perubahan
ekuitas (lihat PSAK 1 tentang Penyajian Laporan
Keuangan); dan
(b) bagian yang tidak efektif diakui pada laporan laba
rugi.
Keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai
yang terkait dengan bagian lindung nilai yang efektif yang
sebelumnya telah diakui secara langsung dalam ekuitas
harus diakui pada laporan laba rugi ketika investasi dalam
operasi luar negeri tersebut dilepaskan.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.57—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
TANGGAL EFEKTIF DAN TRANSISI
106. Entitas harus menerapkan Pernyataan ini untuk
laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai
pada atau setelah 1 Januari 2008. Penerapan lebih dini
dianjurkan. Jika entitas menerapkan Pernyataan ini
sebelum 1 Januari 2008, maka fakta ini harus dijelaskan.
107. Pernyataan ini harus diterapkan secara retrospektif kecuali memenuhi ketentuan dalam paragraf 108—
111. Saldo awal dari Saldo Laba sejak periode terdahulu
harus disajikan dan semua nilai komparatif lainnya harus
disesuaikan seakan-akan Pernyataan ini telah diterapkan
sebelumnya, kecuali penyajian kembali informasi dimaksud tidak dapat dilakukan. Jika penyajian kembali dimaksud tidak dapat dilakukan, maka entitas harus
mengungkapkan fakta ini dan harus mengindikasikan
sampai sejauh mana penetapan ulang informasi telah
dilakukan.
108. Apabila Pernyataan ini diterapkan untuk pertama
kali, maka entitas diijinkan untuk menetapkan aset keuangan atau kewajiban keuangan yang telah diakui
sebelumnya, sebagai aset keuangan atau kewajiban
keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi atau
aset keuangan atau kewajiban keuangan tersedia untuk
dijual, meski ketentuan dalam paragraf 8 mengharuskan
penetapan dimaksud dilakukan saat pengakuan awal.
Untuk tiap aset keuangan yang ditetapkan sebagai aset
keuangan tersedia untuk dijual, entitas mengakui seluruh
perubahan kumulatif dalam nilai wajar di dalam komponen ekuitas yang terpisah sampai penghentian pengakuan atau penurunan nilai berikutnya, pada saat entitas
harus mentransfer keuntungan atau kerugian kumulatif
tersebut dalam laporan laba rugi. Untuk tiap instrumen
keuangan yang ditetapkan sebagai instrumen keuangan
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi atau instrumen
keuangan yang tersedia untuk dijual, entitas harus:
55.58—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(a) menyajikan kembali aset keuangan atau kewajiban
keuangan dimaksud dengan menggunakan penetapan
baru dalam laporan keuangan komparatif; dan
(b) mengungkapkan nilai wajar aset keuangan atau
kewajiban keuangan yang ditetapkan berdasarkan
kategori dan mengungkapkan klasifikasi serta nilai
tercatat pada laporan keuangan sebelumnya.
109. Kecuali yang diijinkan oleh paragraf 111, entitas
menerapkan ketentuan mengenai penghentian pengakuan
dalam paragraf 15—37 dan Pedoman Aplikasi paragraf
PA51—PA67 secara prospektif. Dengan demikian, jika
entitas menghentikan pengakuan aset keuangan berdasarkan PSAK terkait sebagai akibat dari suatu transaksi yang
terjadi sebelum 1 Januari 2007 dan meskipun aset tersebut
tidak akan dihentikan pengakuannya sesuai Pernyataan
ini, entitas tidak diperkenankan untuk mengakui kembali
aset tersebut.
110. Terlepas dari ketentuan dalam paragraf 109,
entitas dapat menerapkan kriteria penghentian pengakuan
dalam paragraf 15—37 dan Pedoman Aplikasi paragraf
PA36—PA52 secara retroaktif sejak tanggal dimana
entitas memutuskan untuk menggunakan Pernyataan ini,
sepanjang informasi yang dibutuhkan bagi penerapan
PSAK 55 (revisi 2006) terhadap aset atau kewajiban yang
dihentikan pengakuannya sebagai akibat transaksi di masa
lalu, telah diperoleh pada waktu pencatatan awal transaksi
dimaksud.
111. Entitas tidak diperkenankan menyesuaikan nilai
tercatat aset non keuangan dan kewajiban non keuangannya guna mengeluarkan pengaruh keuntungan atau
kerugian yang terkait dengan lindung nilai atas arus kas
yang telah dimasukkan dalam nilai tercatat aset atau
kewajiban dimaksud sebelum awal tahun buku dimana
Pernyataan ini diterapkan untuk pertama kalinya. Pada
awal tahun buku saat Pernyataan ini diterapkan untuk
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.59—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
pertama kali, tiap jumlah yang diakui secara langsung
dalam ekuitas, bagi lindung nilai atas komitmen pasti yang
sesuai Pernyataan ini dicatat sebagai lindung nilai atas
nilai wajar, harus direklasifikasi sebagai aset atau
kewajiban, kecuali untuk lindung nilai terhadap risiko
perubahan nilai tukar yang masih diperlakukan sebagai
lindung nilai atas arus kas.
55.60—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Apendiks
Pedoman Aplikasi (PA)
Apendiks ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
Standar
Ruang lingkup (Paragraf 2–6)
PA1. Beberapa kontrak mensyaratkan pembayaran
berdasarkan variabel iklim, geologis, atau variabel fisik lainnya
(kontrak yang didasarkan pada variabel iklim terkadang disebut
juga sebagai derivatif iklim (weather derivatives)). Apabila
kontrak dimaksud tidak masuk dalam ruang lingkup PSAK 28:
Akuntansi Asuransi Kerugian, maka kontrak dimaksud
termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini.
PA2. Pernyataan ini tidak mengubah ketentuan yang terkait
dengan program imbalan kerja yang diatur dalam PSAK 24
(revisi 2004): Imbalan Kerja dan kesepakatan mengenai royalti
yang didasarkan pada volume penjualan atau pendapatan jasa
yang dicatat berdasarkan PSAK 23: Pendapatan.
PA3. Terkadang, entitas melakukan apa yang disebut
sebagai “investasi strategis” dalam instrumen ekuitas yang
diterbitkan oleh entitas lain, dengan intensi menciptakan atau
memelihara kerjasama operasional jangka panjang dengan
entitas lain tersebut. Entitas yang menjadi investor menerapkan
PSAK 15: Akuntansi untuk Investasi dalam Perusahaan
Asosiasi untuk menentukan apakah metode ekuitas dapat
diterapkan bagi investasinya. Demikian juga, entitas yang
menjadi investor menerapkan PSAK 39: Akuntansi
Kerjasama Operasi untuk menentukan apakah metode
konsolidasi proporsional atau metode ekuitas yang lebih sesuai
untuk diterapkan bagi investasinya*. Jika kedua metode
*(dalam Pernyataan ini, nilai moneter dinyatakan dalam “currency
units” (CU)
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.61—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
dimaksud tidak dapat diterapkan, maka entitas tersebut
menerapkan Pernyataan ini bagi investasi strategisnya.
PA4. Pernyataan ini diterapkan untuk aset keuangan dan
kewajiban keuangan milik penjamin (insurers), yang bukan
merupakan hak dan kewajiban yang dikecualikan dalam
paragraf 2 (e) karena hak dan kewajiban tersebut timbul dari
kontrak yang berada dalam ruang lingkup PSAK 28.
PA5.Kontrak penjaminan keuangan dapat memiliki
beberapa bentuk hukum, seperti jaminan, beberapa jenis letter
of credit, credit default contract atau kontrak asuransi.
Perlakuan akuntansi bagi kontrak tersebut tidak tergantung pada
bentuk hukumnya. Berikut adalah contoh-contoh mengenai
perlakuan akuntansi yang sesuai untuk kontrak tersebut (lihat
paragraf 2 (e) dan 3):
(a) Meskipun kontrak jaminan keuangan memenuhi definisi
dari kontrak asuransi jika pengalihan risiko signifikan,
penerbit menerapkan Pernyataan ini. Namun demikian, jika
penerbit sebelumnya telah menyatakan secara eksplisit
bahwa kontrak tersebut adalah kontrak asuransi dan telah
menggunakan akuntansi yang sesuai dengan kontrak
asuransi, penerbit dapat memilih untuk menerapkan
Pernyataan ini atau PSAK lain untuk kontrak jaminan
keuangan tersebut. Jika Pernyataan ini diterapkan, paragraf
43 mensyaratkan penerbit untuk mengakui kontrak jaminan
keuangan pada awalnya menggunakan nilai wajar. Jika
kontrak jaminan keuangan telah diterbitkan untuk pihak
yang tidak terkait dalam suatu transaksi yang wajar (arm’s
length transaction) yang berdiri sendiri, nilai wajarnya
pada saat dimulainya transaksi kemungkinan sama dengan
premium yang diterima, kecuali ada bukti yang berbeda.
Selanjutnya, kecuali kontrak jaminan keuangan telah
ditetapkan pada saat dimulainya dengan nilai wajar melalui
laporan laba rugi atau kecuali paragraf 29—37 dan PA62—
PA67 diterapkan (ketika pengalihan aset keuangan tidak
memenuhi ketentuan tentang penghentian pengakuan atau
pendekatan keterlibatan berkelanjutan diterapkan) penerbit
55.62—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
mengukurnya dengan yang lebih tinggi dari:
(i) Jumlah yang ditentukan sesuai dengan PSAK 57:
Kewajiban Distimasi, Kewajiban Kontinjensi dan
Aktiva Kontinjensi.
(ii) Jumlah saat pengakuan awal dikurangi, apabila sesuai,
amortisasi kumulatif yang diakui sesuai PSAK 23:
Pendapatan (lihat paragraf 47 (c) Pernyataan ini).
(b) Beberapa jaminan yang terkait dengan pinjaman yang
diberikan tidak, sebagai prasyarat pembayaran, mensyaratkan pemegangnya terekspos atas, dan telah
mengalami kerugian, kegagalan dari debitur untuk
melakukan pembayaran atas aset yang dijamin ketika jatuh
tempo. Contoh dari jaminan itu adalah yang mensyaratkan
pembayaran sebagai respon atas perubahan peringkat
pinjaman yang diberikan tertentu atau indeks kredit.
Jaminan tersebut bukan merupakan kontrak jaminan
keuangan, sebagaimana didefinisikan dalam Pernyataan
ini, dan bukan merupakan kontrak asuransi. Jaminan
tersebut adalah derivatif dan penerbit menerapkan
penyataan ini.
(c) Jika kontrak jaminan keuangan diterbitkan terkait dengan
penjualan barang, penerbit menerapkan PSAK 23 dalam
menentukan saat pengakuan pendapatan dari jaminan dan
dari penjualan barang.
PA6. Penegasan bahwa penerbit memperlakukan kontrak
sebagai kontrak asuransi biasanya diketahui melalui komunikasi
penerbit dengan nasabah dan regulator, kontrak, dokumentasi
bisnis dan laporan keuangan. Selanjutnya, kontrak asuransi
seringkali tergantung pada persyaratan akuntansi yang berbeda
dalam hal persyaratan dengan jenis-jenis transaksi lain, seperti
kontrak-kontrak yang diterbitkan oleh bank atau perusahaan
komersial. Dalam kasus tersebut laporan keuangan penerbit
biasanya mencakup suatu pernyataan bahwa penerbit telah
menggunakan persyaratan akuntansi tersebut.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.63—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Definisi (Paragraf 7 dan 8)
Penetapan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
PA7. Paragraf 8 Pernyataan ini memperkenankan entitas
untuk menetapkan aset keuangan, kewajiban keuangan, atau
kelompok instrumen keuangan (aset keuangan, kewajiban
keuangan atau keduanya) pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi sepanjang hal tersebut menghasilkan informasi yang lebih
relevan.
PA8. Keputusan entitas untuk menetapkan aset keuangan
atau kewajiban keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi serupa dengan pilihan kebijakan akuntansi (meskipun, tidak
seperti pilihan kebijakan akuntansi, hal ini tidak dipersyaratkan
untuk diterapkan secara konsisten pada seluruh transaksi yang
serupa). Ketika entitas memiliki pilihan semacam itu, PSAK
25: Laba atau Rugi Bersih untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi
mensyaratkan kebijakan yang dipilih menghasilkan laporan
keuangan yang mempunyai informasi yang handal dan relevan
tentang pengaruh dari transaksi, kejadian dan kondisi lain dalam
posisi keuangan entitas, kinerja keuangan atau arus kas. Dalam
hal penetapan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, paragraf
8 menetapkan dua situasi dimana persyaratan untuk informasi
yang lebih relevan terpenuhi. Oleh karena itu, untuk memilih
penetapan sesuai dengan paragraf 8, entitas perlu menunjukkan
bahwa hal itu berada dalam satu (atau keduanya) dari kedua
situasi tersebut.
Paragraf 8(b)(i): Penetapan mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidak-konsistenan suatu pengukuran atau pengakuan yang akan timbul.
PA9. Sesuai PSAK 55 (revisi 2006), pengukuran dari aset
keuangan atau kewajiban keuangan dan klasifikasi dari
perubahan nilai yang diakui ditetapkan oleh klasifikasi item dan
apakah item tersebut merupakan bagian dari hubungan lindung
55.64—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
nilai yang ditetapkan. Persyaratan tersebut dapat membentuk
suatu ketidak-konsistenan pengukuran atau pengakuan (kadang
diistilahkan sebagai ‘accounting mismatch’) contohnya ketika
tidak ada penetapan nilai wajar melalui laporan laba rugi, aset
keuangan akan diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual
(dengan perubahan pada nilai wajar diakui secara langsung
dalam ekuitas) dan kewajiban terkait yang diakui entitas akan
diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi (dengan
perubahan dalam nilai wajar tidak diakui). Dalam situasi tersebut,
entitas mungkin menyimpulkan bahwa laporan keuangan akan
menyajikan informasi yang lebih relevan jika kedua aset dan
kewajiban diklasifikasikan pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi.
PA10. Contoh-contoh berikut menunjukkan saat kondisi
dapat dipenuhi. Dalam semua hal, entitas dapat menggunakan
kondisi ini untuk menetapkan aset keuangan atau kewajiban
keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi hanya jika
dapat memenuhi prinsip dalam paragraf 8(b)(i).
(a) Entitas mempunyai kewajiban yang arus kasnya secara
kontraktual berdasarkan kinerja aset yang jika tidak
diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual. Sebagai
contoh pihak asuransi dapat memiliki kewajiban yang
memuat fitur partisipasi tidak mengikat (a discretionary
participation feature) yang membayar keuntungan
berdasarkan hasil investasi yang direalisasi dan atau yang
belum direalisasi dalam kelompok tertentu dari aset pihak
asuransi. Jika pengukuran dari kewajiban tersebut
menggambarkan harga pasar saat ini, klasifikasi aset pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi berarti perubahan
dalam nilai wajar aset keuangan yang diakui dalam laporan
laba rugi pada periode yang sama karena perubahan terkait
dengan nilai kewajiban.
(b) Entitas mempunyai kewajiban berdasar kontrak asuransi
yang pengukurannya sesuai dengan informasi saat ini dan
aset keuangan yang terkait akan diklasifikasikan sebagai
tersedia untuk dijual atau diukur pada biaya perolehan
diamortisasi.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.65—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
1 (c) Entitas mempunyai aset keuangan, kewajiban keuangan
atau keduanya yang memiliki risiko yang sama, seperti risiko
2
tingkat bunga yang meningkatkan perubahan yang
3
berlawanan dalam nilai wajar yang cenderung untuk saling
4
hapus satu sama lain. Namun demikian, hanya beberapa
5
dari instrumen yang akan diukur pada nilai wajar melalui
6
laporan laba rugi (yaitu derivatif, atau diklasifikasikan
7
sebagai untuk diperdagangkan). Hal ini dapat juga menjadi
8
kasus dalam hal persyaratan akuntansi lindung nilai tidak
9
terpenuhi, misalnya karena persyaratan efektivitas di
10
paragraf 90 tidak terpenuhi.
11
12 (d) Entitas mempunyai aset keuangan, kewajiban keuangan,
atau keduanya yang memiliki risiko yang sama seperti risiko
13
tingkat suku bunga, yang menimbulkan perubahan yang
14
berlawanan dalam nilai wajar yang cenderung saling hapus
15
satu sama lain dan entitas tidak memenuhi kualifikasi
16
akuntansi lindung nilai karena tidak terdapat instrumen yang
17
merupakan derivatif. Lebih lanjut, tidak diterapkannya
18
akuntansi lindung nilai akan menimbulkan ketidak19
konsistenan yang signifikan dalam pengakuan keuntungan
20
dan kerugian. Contohnya:
21
(i) Entitas membiayai portofolio dari aset dengan suku
22
bunga tetap dan akan diklasifikasikan sebagai tersedia
23
untuk dijual dengan surat utang suku bunga tetap yang
24
perubahan nilai wajarnya cenderung saling hapus satu
25
sama lain. Pelaporan aset dan surat utang pada nilai
26
wajar melalui laporan laba rugi membenarkan ketidak27
konsistenan yang timbul dari pengukuran aset pada
28
nilai wajar dengan perubahan dilaporkan di ekuitas dan
29
surat utang pada biaya perolehan diamortisasi.
30
(ii) Entitas membiayai kelompok tertentu dari pinjaman
31
yang diberikan dengan menerbitkan obligasi yang
32
diperdagangkan yang perubahan pada nilai wajarnya
33
cenderung saling hapus satu sama lain. Selain itu, jika
34
entitas secara regular membeli dan menjual obligasi,
35
tapi jarang, jika pernah, membeli atau menjual pinjaman
36
yang diberikan, melaporkan pinjaman yang diberikan
37
dan obligasi pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
38
55.66—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
mengeliminasi ketidak-konsistenan pada saat
pengakuan keuntungan dan kerugian yang akan
menghasilkan pengukuran pada biaya perolehan
diamortisasi dan mengakui keuntungan atau kerugian
pada saat obligasi dibeli kembali.
PA11. Dalam kasus seperti yang dijabarkan di paragraf
sebelumnya, untuk menetapkan, pada saat pengakuan awal,
aset keuangan dan kewajiban keuangan yang tidak diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi dapat menghapuskan atau
secara signifikan mengurangi ketidak-konsistenan dalam
pengukuran atau pengakuan dan menghasilkan informasi yang
lebih relevan. Untuk tujuan praktis, entitas tidak perlu mengikutsertakan seluruh aset dan kewajiban yang menimbulkan
ketidak-konsistenan dalam pengukuran atau pengakuan pada
saat yang sama. Penundaan yang wajar diperkenankan
sepanjang setiap transaksi ditetapkan sebagai diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal dan,
pada saat itu, setiap transaksi yang tersisa diharapkan akan
terjadi.
PA12. Adalah tidak dapat diterima untuk menetapkan
hanya sebagian aset keuangan dan kewajiban keuangan yang
menyebabkan ketidak-konsistenan pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi apabila dengan melakukan hal tersebut tidak
akan menghapuskan atau mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan dan tidak menghasilkan informasi yang lebih
relevan. Namun demikian, adalah dapat diterima untuk
menetapkan hanya beberapa dari suatu jumlah aset keuangan
atau kewajiban keuangan yang serupa apabila dengan melakukan
hal tersebut akan tercapai pengurangan yang signifikan (dan
kemungkinan pengurangan yang lebih besar daripada penetapan
yang diijinkan lainnya) atas ketidak-konsistenan. Sebagai contoh,
asumsikan entitas mempunyai sejumlah kewajiban keuangan
yang serupa sebesar CU100 dan sejumlah aset keuangan yang
serupa sebesar CU50 namun diukur dengan dasar yang
berbeda. Entitas dapat mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan pengukuran dengan menetapkan pada pengakuan
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.67—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
awal semua asetnya namun hanya beberapa untuk kewajibannya
(sebagai contoh kewajiban individual yang digabungkan senilai
CU45) pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Namun
demikian karena penetapan pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi hanya dapat diterapkan untuk keseluruhan instrumen
keuangan, entitas dalam contoh ini harus menetapkan satu atau
lebih kewajiban dalam keseluruhannya tersebut. Entitas tidak
dapat menetapkan baik untuk suatu komponen dari suatu
kewajiban (misalnya perubahan nilai yang dapat diatribusikan
hanya untuk satu risiko, seperti perubahan dalam tingkat bunga
acuan) atau suatu proporsi (yaitu persentase) dari suatu
kewajiban.
Paragraf 8(b)(ii): Suatu kelompok aset keuangan, kewajiban keuangan atau keduanya dikelola dan kinerjanya
dievaluasi dengan dasar nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan.
PA13. Entitas dapat mengelola dan mengevaluasi kinerja
dari kelompok aset keuangan, kewajiban keuangan atau
keduanya sedemikian rupa sehingga pengukuran kelompok
tersebut pada nilai wajar melalui laporan laba rugi akan
menghasilkan informasi yang lebih relevan. Fokus dari kasus
ini adalah pada cara entitas mengelola dan mengevaluasi kinerja,
dan bukan pada sifat (nature) dari instrumen keuangan tersebut.
PA14. Contoh berikut akan memperlihatkan kapan kondisi
ini akan terpenuhi. Dalam semua kasus, entitas dapat
menggunakan kondisi ini untuk menetapkan aset keuangan atau
kewajiban keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
hanya jika memenuhi prinsip di paragraf 8(b)(ii).
(a) Entitas merupakan organisasi modal ventura, reksa dana,
unit trust atau entitas yang serupa yang melakukan kegiatan
usaha penanaman dana dalam aset keuangan dengan tujuan
untuk mendapatkan keuntungan dari total pengembalian
dalam bentuk bunga atau dividen dan perubahan nilai wajar.
PSAK 15: Investasi dalam Perusahaan Asosiasi dan
55.68—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
PSAK 12: Pengendalian Bersama Operasi dan
1
Pengendalian Bersama Aset memperbolehkan investasi
2
tersebut dikeluarkan dari ruang lingkupnya sepanjang diukur
3
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Entitas dapat
4
menerapkan kebijakan akuntansi yang sama terhadap
5
investasi lainnya yang dikelola berdasarkan total
6
pengembalian sepanjang pengaruhnya tidak memadai bagi
7
investasi tersebut untuk masuk dalam ruang lingkup PSAK
8
15 atau PSAK 12.
9
10 (b) Entitas memiliki aset keuangan dan kewajiban keuangan
yang mengandung satu atau lebih risiko yang sama dan
11
risiko-risiko tersebut dikelola dan dievaluasi berdasarkan
12
nilai wajar sesuai dengan dokumentasi kebijakan
13
pengelolaan aset dan kewajiban. Sebagai contoh, entitas
14
yang menerbitkan produk terstruktur yang mengandung
15
beberapa fitur derivatif melekat dan mengelola risiko-risiko
16
yang timbul berdasarkan nilai wajar menggunakan
17
campuran instrumen keuangan derivatif dan non derivatif.
18
Contoh yang serupa adalah ketika entitas memberikan
19
pinjaman dengan tingkat suku bunga tetap dan mengelola
20
risiko suku bunga yang timbul dengan menggunakan
21
campuran instrumen keuangan derivatif atau non derivatif.
22
23 (c) Entitas merupakan pihak asuransi yang memegang
portofolio aset keuangan, mengelola portofolio tersebut
24
untuk memaksimumkan total pengembalian (yaitu bunga
25
atau dividen dan perubahan nilai wajar), dan mengevaluasi
26
kinerjanya dengan dasar tersebut. Portofolio dapat dipegang
27
untuk mendukung kewajiban tertentu, ekuitas tertentu atau
28
keduanya. Jika portofolio dipegang untuk mendukung
29
kewajiban tertentu, maka kondisi dalam paragraf 8(b)(ii)
30
dapat terpenuhi untuk aset tanpa memperhatikan apakah
31
pihak asuransi juga mengelola dan mengvaluasi kewajiban
32
dengan dasar nilai wajar. Kondisi dalam paragraf 8(b)(ii)
33
dapat terpenuhi ketika tujuan pihak asuransi untuk
34
memaksimumkan total pengembalian dari aset dalam
35
periode yang lebih panjang, meskipun jumlah yang dibayar
36
kepada pemegang kontrak untuk keikutsertaan bergantung
37
pada faktor lain seperti jumlah dari keuntungan yang
38
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.69—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
direalisasi dalam periode yang lebih pendek (misalnya
setahun) atau mengikuti keputusan pihak asuransi.
PA15. Sebagaimana dikemukakan di atas, kondisi ini
tergantung pada cara entitas mengelola dan mengevaluasi kinerja
dari kelompok instrumen keuangan dimaksud. Sejalan dengan
itu, (dengan mempertimbangkan persyaratan penetapan pada
saat pengakuan awal) entitas yang menetapkan instrumen
keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dengan
kondisi ini juga harus menetapkan seluruh instrumen keuangan
yang memenuhi kualifikasi yang dikelola dan dievaluasi bersama.
PA16. Dokumentasi dari strategi entitas tidak perlu meluas
namun harus cukup untuk memperlihatkan kepatuhan terhadap
paragraf 8(b)(ii). Dokumentasi tersebut tidak dipersyaratkan
untuk tiap item secara individual, namun dapat dilakukan
berdasarkan portofolio. Misalnya, jika sistem manajemen kinerja
untuk suatu departemen –sesuai persetujuan manajemen kunci
entitas– menggambarkan secara jelas bahwa kinerja departemen tersebut dievaluasi berdasarkan tingkat pengembalian
total, tidak ada dokumentasi lebih lanjut yang dipersyaratkan
untuk memperlihatkan kepatuhan sesuai paragraf 8(b)(ii)
Suku-bunga-efektif
PA17. Dalam beberapa kasus, aset keuangan diperoleh
dengan diskon yang sangat besar yang pada dasarnya
mencerminkan kerugian kredit yang terjadi. Entitas harus
memasukkan kerugian kredit yang terjadi tersebut dalam
estimasi arus kas ketika menghitung suku bunga efektif.
PA18. Apabila entitas menerapkan metode suku bunga
efektif, maka entitas tersebut biasanya mengamortisasi setiap
fee, poin yang dibayarkan atau diterima, biaya transaksi, dan
premi atau diskon lainnya yang termasuk dalam perhitungan
suku bunga efektif selama perkiraan umur instrumen tersebut.
Namun, periode yang lebih singkat digunakan apabila periode
tersebut terkait dengan fee, poin yang dibayarkan atau diterima,
55.70—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
biaya transaksi, dan premi atau diskon lainnya. Hal ini dapat
terjadi apabila variabel yang terkait dengan fee, poin yang
dibayarkan atau diterima, biaya transaksi, dan premi atau diskon
lainnya disesuaikan dengan suku bunga pasar sebelum perkiraan
jatuh tempo atas instrumen tersebut. Dalam kasus tersebut,
periode amortisasi yang tepat adalah periode sampai dengan
tanggal penyesuaian nilai berikutnya. Sebagai contoh, jika premi
atau diskon dari instrumen dengan suku bunga mengambang
mencerminkan bunga yang terutang atas instrumen tersebut
sejak pembayaran bunga terakhir dilaksanakan, atau mencerminkan perubahan suku bunga pasar sejak suku bunga
mengambang tersebut terakhir kali disesuaikan dengan suku
bunga pasar, maka premi atau diskon tersebut diamortisasi
hingga tanggal dimana suku bunga mengambang tersebut
disesuaikan dengan suku bunga pasar. Hal ini dikarenakan premium atau diskonto dimaksud terkait dengan periode sampai
dengan tanggal penyesuaian bunga berikutnya, karena pada
tanggal tersebut, variabel yang mempengaruhi besarnya premium atau diskonto tersebut (yaitu suku bunga) akan disesuaikan
dengan suku bunga pasar. Namun, jika premium atau diskonto
disebabkan perubahan selisih suku bunga kredit dari suku bunga
mengambang sebagaimana yang dinyatakan dalam instrumen
tersebut, atau disebabkan variabel-variabel yang tidak dapat
disesuaikan terhadap suku bunga pasar, maka premium atau
diskonto tersebut diamortisasi selama perkiraan umur instrumen
tersebut.
PA19. Untuk aset keuangan dan kewajiban keuangan
dengan suku bunga mengambang; estimasi ulang yang dilakukan
secara berkala atas arus kas guna mencerminkan pergerakan
suku bunga pasar akan mempengaruhi suku bunga efektifnya.
Apabila aset keuangan atau kewajiban keuangan dengan suku
bunga mengambang pertama kali diakui pada nilai yang sama
dengan jumlah pokok piutang atau utang saat jatuh tempo, maka
estimasi ulang yang dilakukan atas pembayaran bunga di masa
datang biasanya tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap nilai tercatat aset atau kewajiban tersebut.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.71—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
PA20. Jika entitas merevisi estimasi pembayaran atau
penerimaannya, maka entitas menyesuaikan nilai tercatat aset
keuangan atau kewajiban keuangan (atau kelompok instrumen
keuangan) untuk mencerminkan arus kas aktual dan arus kas
estimasi yang telah direvisi. Entitas menghitung kembali nilai
tercatat dengan menghitung nilai kini dari estimasi arus kas masa
datang menggunakan suku bunga efektif awal dari instrumen
keuangan tersebut. Penyesuaian ini diakui sebagai pendapatan
atau beban dalam laporan laba rugi.
Derivatif
PA21. Contoh umum dari suatu derivatif adalah kontrakkontrak future dan forward, swap dan opsi. Suatu derivatif
biasanya memiliki suatu jumlah nosional berupa sejumlah mata
uang, saham, unit bobot atau volume, atau ukuran lain yang
ditetapkan dalam kontrak. Namun, suatu instrumen derivatif
tidak mensyaratkan pemegangnya atau penerbitnya membayar
atau menerima jumlah nosional pada saat kontrak dimulai. Di
lain pihak, suatu derivatif dapat mensyaratkan suatu
pembayaran dengan jumlah yang telah ditetapkan atau
pembayaran yang jumlahnya dapat berubah (tapi tidak
proporsional terhadap perubahan item yang mendasarinya)
sebagai akibat dari suatu peristiwa di masa datang yang tidak
berkaitan dengan jumlah nosional. Sebagai contoh, suatu kontrak
mensyaratkan pembayaran tetap sejumlah CU1.000*, jika
LIBOR enam bulan meningkat 100 basis poin. Kontrak
dimaksud merupakan suatu derivatif meski jumlah nosionalnya
tidak ditentukan.
PA22. Definisi derivatif dalam Pernyataan ini meliputi
kontrak yang diselesaikan secara bruto melalui penyerahan item
yang mendasarinya (misalnya kontrak forward untuk pembelian
instrumen utang dengan suku bunga tetap). Entitas dapat
memiliki suatu kontrak untuk membeli atau menjual item non
*(dalam Pernyataan ini, nilai moneter dinyatakan dalam “currency
units” (CU)
55.72—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
keuangan yang dapat diselesaikan secara neto dengan kas atau
instrumen keuangan lainnya, atau mempertukarkan instrumen
keuangan (misalnya suatu kontrak untuk membeli atau menjual
suatu komoditas pada harga yang telah ditetapkan pada suatu
tanggal di masa datang). Kontrak tersebut termasuk dalam
ruang lingkup Pernyataan ini, kecuali jika kontrak tersebut
dilakukan dan terus dipertahankan untuk tujuan penyerahan item
non keuangan sesuai dengan maksud entitas untuk membeli,
menjual, atau menggunakan (lihat paragraf 4–6).
PA23. Salah satu karakteristik derivatif adalah derivatif
tersebut membutuhkan investasi neto awal yang lebih rendah
dibandingkan investasi yang dibutuhkan untuk kontrak jenis lain
yang diperkirakan akan memberi respon yang sama terhadap
perubahan faktor-faktor pasar. Suatu kontrak opsi memenuhi
definisi ini karena preminya lebih rendah dibanding investasi
yang dibutuhkan untuk memperoleh instrumen keuangan yang
mendasarinya yang terkait dengan opsi tersebut. Suatu swap
mata uang yang mensyaratkan pertukaran awal dalam mata
uang yang berbeda namun memiliki nilai wajar yang sama
memenuhi definisi ini karena investasi neto awalnya nol.
PA24. Suatu pembelian atau penjualan reguler akan
menimbulkan komitmen harga yang telah ditetapkan antara
tanggal perdagangan dan tanggal penyelesaian yang memenuhi
definisi suatu derivatif . Meskipun demikian, karena komitmen
dimaksud memiliki jangka waktu pendek, maka tidak diakui
sebagai instrumen keuangan derivatif. Sebaliknya, Pernyataan
ini mengatur akuntansi khusus bagi kontrak reguler tersebut
(lihat paragraf 38 dan PA68–PA71).
PA25. Definisi dari suatu derivatif juga berlaku bagi suatu
variabel non keuangan yang tidak terkait dengan pihak yang
terlibat dalam kontrak. Variabel ini dapat berupa indeks kerugian
akibat gempa bumi pada suatu wilayah tertentu dan indeks suhu
udara pada kota tertentu. Variabel non keuangan yang terkait
dengan pihak yang terlibat dalam kontrak meliputi terjadi atau
tidak terjadinya kebakaran yang merusak atau menghancurkan
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.73—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
aset milik pihak-pihak tersebut. Perubahan nilai wajar aset non
keuangan terkait dengan pemiliknya jika nilai wajarnya tidak
hanya mencerminkan perubahan harga pasar aset tersebut
(variabel finansial), tapi juga kondisi spesifik dari aset non
keuangan yang dimiliki (variabel non keuangan). Sebagai contoh,
jika suatu penjaminan atas nilai sisa suatu mobil tertentu
menyebabkan pihak penjamin terekspos pada risiko perubahan
kondisi fisik mobil tersebut, maka perubahan nilai sisa tersebut
merupakan variabel yang terkait dengan pemilik mobil.
Biaya Transaksi
PA26. Biaya transaksi meliputi fee dan komisi yang
dibayarkan pada para agen (termasuk karyawan yang berperan
sebagai agen penjual), konsultan, broker dan dealer; pungutan
wajib yang dilakukan oleh pihak regulator dan bursa efek, serta
pajak dan bea yang dikenakan atas transfer yang dilakukan.
Biaya-biaya transaksi tidak termasuk premi atau diskon utang,
biaya pendanaan (financing costs), atau biaya administrasi
internal atau biaya penyimpanan (holding costs).
Aset keuangan dan Kewajiban keuangan yang dimiliki
untuk diperdagangkan
PA27. Istilah trading umumnya mencerminkan aktivitas
pembelian dan penjualan yang bersifat aktif dan berulang, dan
instrumen keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan
umumnya digunakan untuk tujuan memperoleh laba dari
fluktuasi harga jangka pendek atau dealer’s margin.
PA28. Kewajiban keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan meliputi:
(a) derivatif kewajiban yang tidak dilaporkan sebagai instrumen
lindung nilai;
(b) kewajiban untuk menyerahkan aset keuangan yang
dipinjam oleh short seller (yaitu entitas yang menjual aset
keuangan yang dipinjamnya meski belum memiliki aset
tersebut);
55.74—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(c) kewajiban keuangan yang diterbitkan dengan suatu intensi
untuk dibeli kembali dalam waktu dekat (misalnya instrumen
utang yang memiliki pasar aktif, dimana penerbitnya dapat
membeli kembali instrumen tersebut dalam waktu dekat,
tergantung pada perubahan nilai wajarnya); dan
(d) kewajiban keuangan yang merupakan bagian dari portofolio
instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama-sama
dan atas bagian tersebut ditemukan bukti adanya pola ambil
untung jangka pendek terkini.
Fakta bahwa suatu kewajiban digunakan untuk mendanai
aktivitas perdagangan tidak dengan sendirinya membuat
kewajiban tersebut menjadi kewajiban keuangan dimiliki untuk
diperdagangkan.
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo
PA29. Entitas tidak mempunyai intensi positif untuk
memiliki hingga jatuh tempo investasi aset keuangan yang jatuh
temponya telah ditetapkan, apabila:
(a) entitas tersebut bermaksud memiliki aset keuangan untuk
suatu periode yang belum ditetapkan;
(b) entitas bermaksud untuk menjual aset keuangan tersebut
sewaktu-waktu (selain dalam situasi yang tidak berulang
dan tidak dapat diantisipasi sebelumnya oleh entitas
tersebut) sebagai reaksi terhadap perubahan suku bunga
atau risiko pasar, kebutuhan likuiditas, perubahan
ketersediaan dan tingkat pengembalian investasi alternatif,
perubahan sumber dan syarat pembiayaan, atau perubahan
risiko mata uang asing; atau
(c) pihak penerbit memiliki hak untuk menyelesaikan aset
keuangannya pada suatu jumlah yang secara signifikan
lebih rendah dari biaya perolehan diamortisasi.
PA30. Instrumen utang dengan suku bunga variabel dapat
memenuhi kriteria suatu investasi dimiliki hingga jatuh tempo.
Instrumen ekuitas bukan merupakan investasi dimiliki hingga
jatuh tempo karena instrumen ini memiliki umur yang tidak
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.75—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
terbatas (seperti pada saham biasa) atau karena jumlah yang
akan diterima pemegang instrumen dapat berubah dengan cara
yang tidak ditentukan sebelumnya (seperti karena opsi saham,
waran, atau hak-hak sejenis). Mengacu pada definisi investasi
dimiliki hingga jatuh tempo, pembayaran yang telah ditetapkan
atau pembayaran yang dapat ditentukan, serta jatuh tempo yang
telah ditetapkan memiliki makna bahwa jumlah dan tanggal
pembayaran yang harus dilakukan pada pemegang instrumen,
seperti pembayaran pokok dan bunga, ditentukan melalui
pengaturan kontraktual. Risiko signifikan dari terjadinya
kemacetan pembayaran tidak membuat suatu aset keuangan
harus dikeluarkan dari pengklasifikasiannya sebagai aset
keuangan dimiliki hingga jatuh tempo sepanjang pembayaran
kontraktualnya sudah ditetapkan atau dapat ditentukan, serta
kriteria lain dari pengklasifikasian tersebut terpenuhi. Apabila
syarat-syarat dari suatu instrumen utang perpetual mengharuskan dilakukannya pembayaran bunga untuk periode yang tidak
terbatas, maka instrumen tersebut tidak dapat diklasifikasikan
sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo karena tidak
memiliki tanggal jatuh tempo.
PA31. Aset keuangan yang dapat dibeli kembali oleh
penerbitnya akan memenuhi kriteria investasi dimiliki hingga
jatuh tempo, apabila pemegangnya memiliki intensi dan
kemampuan untuk memilikinya hingga dibeli kembali oleh
penerbitnya atau hingga jatuh tempo dan pemegang instrumen
tersebut dapat memperoleh kembali seluruh nilai tercatat
investasinya secara substansial. Call option yang dimiliki oleh
penerbit, jika dilaksanakan, akan mempercepat jatuh tempo aset
tersebut. Namun, jika aset keuangan dapat dibeli kembali
menggunakan suatu basis yang menyebabkan pemegangnya
tidak dapat memperoleh kembali seluruh nilai tercatat
investasinya secara substansial, maka aset keuangan tersebut
tidak dapat diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh
tempo. Entitas memperhitungkan tiap premi yang dibayarkan
dan biaya transaksi yang dikapitalisasi untuk menentukan apakah
seluruh nilai tercatat investasinya secara substansial dapat
diperoleh kembali.
55.76—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
PA32. Aset keuangan yang dapat dijual kembali (dimana
pemegang instrumen mempunyai hak untuk meminta penerbitnya
melunasi atau membeli kembali aset keuangan tersebut sebelum
jatuh tempo) tidak dapat diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki
hingga jatuh tempo karena pembelian suatu fitur jual
bertentangan dengan intensi untuk memiliki aset keuangan
tersebut hingga jatuh tempo.
PA33. Untuk sebagian besar aset keuangan; nilai wajar
merupakan ukuran yang lebih sesuai dibandingkan dengan biaya
perolehan diamortisasi. Klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo
merupakan suatu pengecualian, namun hanya jika entitas
memiliki intensi positif atau kemampuan untuk memiliki investasi
tersebut hingga jatuh tempo. Ketika tindakan entitas menimbulkan keraguan atas intensi dan kemampuannya untuk memiliki
investasi tersebut hingga jatuh tempo, maka paragraf 8 tidak
memperkenankan penggunaan pengecualian di atas untuk suatu
jangka waktu tertentu.
PA34. Suatu skenario darurat yang sangat tidak mungkin
terjadi, seperti penarikan dana secara besar-besaran suatu bank
atau situasi sejenis yang mempengaruhi pihak penjamin (insurer), bukanlah sesuatu yang dinilai oleh entitas dalam
memutuskan apakah entitas memiliki intensi positif atau
kemampuan untuk memiliki suatu investasi hingga jatuh tempo.
PA35. Penjualan yang dilakukan sebelum jatuh tempo dapat
memenuhi kondisi dalam paragraf 8 –dan karenanya tidak akan
menimbulkan pertanyaan tentang intensi entitas untuk memiliki
investasi lainnya hingga jatuh tempo– jika penjualan tersebut
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
(a) penurunan signifikan tingkat kelayakan kredit penerbit.
Contoh, penjualan yang dilakukan setelah terjadinya
penurunan peringkat penerbit oleh lembaga pemeringkat
eksternal tidak harus menimbulkan pertanyaan atas intensi
entitas untuk memiliki investasi lainnya hingga jatuh tempo
apabila penurunan tersebut merupakan bukti mengenai
turunnya tingkat kelayakan kredit penerbit secara signifikan
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.77—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
(b)
(c)
(d)
(e)
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
dibandingkan dengan peringkatnya pada saat pengakuan
awal. Demikian juga, apabila entitas menggunakan peringkat internal untuk menilai eksposurnya, maka perubahan
peringkat internal tersebut akan membantu entitas dalam
menentukan penerbit mana yang mengalami penurunan
tingkat kelayakan kredit secara signifikan, sepanjang
pendekatan yang digunakan entitas dalam menetapkan
peringkat internal tersebut dan perubahannya dapat memberikan ukuran yang konsisten, dapat diandalkan, dan
obyektif mengenai kualitas penerbit. Jika terdapat bukti
bahwa suatu aset keuangan mengalami penurunan nilai
(lihat paragraf 59 dan 60), maka penurunan tingkat
kelayakan kreditnya sering dianggap signifikan.
perubahan peraturan perpajakan yang mengeliminasi atau
secara signifikan mengurangi status pengampunan pajak
atas bunga investasi dimiliki hingga jatuh tempo (namun
bukan perubahan peraturan perpajakan yang merevisi tarif
pajak marjinal yang berlaku atas pendapatan bunga).
Suatu penggabungan usaha menyeluruh atau pelepasan unit
usaha yang penting (misalnya penjualan suatu segmen
usaha) yang mengharuskan penjualan atau pentransferan
investasi dimiliki hingga jatuh tempo untuk mempertahankan
posisi risiko suku bunga atau kebijakan risiko kredit
(meskipun penggabungan usaha tersebut merupakan suatu
peristiwa yang berada di bawah kendali entitas, namun
perubahan terhadap portofolio investasi untuk mempertahankan posisi risiko suku bunga atau kebijakan risiko kredit
merupakan suatu konsekuensi dan bukan suatu antisipasi).
perubahan ketentuan perundang-undangan atau peraturan
yang secara signifikan mengubah aturan mengenai
investasi yang diperbolehkan atau level maksimal investasi
jenis tertentu, yang pada akhirnya menyebabkan entitas
harus melepaskan suatu investasi dimiliki hingga jatuh
tempo.
peningkatan yang signifikan atas tingkat kecukupan modal
yang ditetapkan oleh regulator pada suatu industri yang
memaksa entitas melakukan perampingan dengan menjual
investasi dimiliki hingga jatuh tempo.
55.78—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(f) peningkatan yang signifikan atas bobot risiko investasi
dimiliki hingga jatuh tempo yang digunakan untuk tujuan
pengaturan mengenai permodalan berbasis risiko.
PA36. Entitas tidak memiliki kemampuan yang dapat
diperlihatkan untuk memiliki hingga jatuh tempo suatu investasi
dalam aset keuangan yang memiliki jatuh tempo yang telah
ditetapkan, apabila:
(a) entitas tersebut tidak memiliki sumber daya keuangan yang
tersedia untuk melanjutkan pendanaan investasi tersebut
hingga jatuh tempo; atau
(b) entitas adalah subyek dari peraturan hukum yang berlaku
atau batasan-batasan lainnya yang dapat mengganggu
intensinya untuk memiliki aset keuangan hingga jatuh
tempo. (Namun, call option milik penerbit tidak harus
berarti mengganggu intensi entitas untuk memiliki aset
keuangan dimaksud hingga jatuh tempo, lihat paragraf 18)
PA37. Situasi selain yang dijabarkan dalam paragraf PA29–
PA36 merupakan indikasi bahwa entitas tidak benar-benar
memiliki intensi yang positif atau kemampuan untuk memiliki
suatu investasi hingga jatuh tempo.
PA38. Entitas menilai intensi dan kemampuannya untuk
memiliki investasi dimiliki hingga jatuh tempo sampai dengan
jatuh temponya, tidak hanya ketika aset keuangan tersebut
pertama kali diakui, tetapi juga pada setiap tanggal neraca
berikutnya.
Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
PA39. Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran
yang telah ditetapkan atau pembayaran yang dapat ditentukan
(termasuk aset pinjaman yang diberikan, piutang dagang,
investasi dalam instrumen utang, dan simpanan pada bank) dapat
berpotensi untuk memenuhi definisi pinjaman yang diberikan
dan piutang. Namun, suatu aset keuangan yang memiliki kuotasi
di pasar aktif (seperti instrumen utang yang memiliki kuotasi di
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.79—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Bursa, lihat paragraf PA86) tidak memenuhi kriteria untuk
diklasifikasikan sebagai suatu pinjaman yang diberikan atau
piutang. Aset keuangan yang tidak memenuhi definisi pinjaman
yang diberikan dan piutang dapat diklasifikasikan sebagai
investasi dimiliki hingga jatuh tempo apabila aset keuangan
memenuhi persyaratan/kriteria untuk pengklasifikasian tersebut
(lihat paragraf 8 dan PA19–PA38). Pada pengakuan awal suatu
aset keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai suatu pinjaman
yang diberikan atau piutang, entitas dapat menetapkan aset
keuangan tersebut sebagai suatu aset keuangan pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi, atau aset keuangan tersedia untuk
dijual.
Derivatif melekat (Paragraf 9–13)
PA40. Jika kontrak utama tidak memiliki jatuh tempo yang
ditetapkan sebelumnya dan kontrak tersebut menunjukkan hak
klaim terakhir atas aset neto entitas, maka karakteristik ekonomi
dan risiko kontrak tersebut sama dengan yang dimiliki suatu
instrumen ekuitas, dan derivatif melekat harus memiliki
karakteristik ekuitas yang sama dengan karakteristik ekuitas
entitas agar dapat dianggap berkaitan erat. Jika kontrak utama
tersebut bukan merupakan instrumen ekuitas dan memenuhi
definisi sebagai instrumen keuangan, maka karakteristik ekonomi
dan risikonya sama dengan yang dimiliki instrumen utang.
PA41. Derivatif melekat non opsi (seperti forward atau
swap melekat) dipisahkan dari kontrak utamanya berdasarkan
syarat substantif secara eksplisit atau implisit, sehingga derivatif
tersebut memiliki nilai wajar nol pada saat pengakuan awal.
Derivatif melekat berbasis opsi (seperti put, call, cap, floor,
atau swaption melekat) harus dipisahkan dari kontrak utamanya
berdasarkan syarat eksplisit dari fitur opsinya. Nilai tercatat
awal instrumen utamanya sama dengan nilai sisa setelah
pemisahan derivatif melekatnya.
PA42. Umumnya, beberapa derivatif melekat dalam satu
instrumen diperlakukan sebagai satu gabungan derivatif melekat
55.80—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(single compound embedded derivative). Namun, derivatif
melekat yang diklasifikasikan sebagai ekuitas (lihat PSAK 50
(revisi 2006) Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan) dicatat secara terpisah dari derivatif yang diklasifikasikan sebagai aset atau kewajiban. Demikian juga, jika instrumen
memiliki lebih dari satu derivatif melekat dan derivatif-derivatif
tersebut berkaitan dengan eksposur risiko yang berbeda dan
dapat dipisahkan sewaktu-waktu serta independen antara satu
dengan lainnya, maka derivatif-derivatif tersebut dicatat secara
terpisah satu dengan lainnya.
PA43. Karakteristik ekonomi dan risiko derivatif melekat
yang tidak berkaitan erat dengan kontrak utamanya (paragraf
10(a)) disajikan dalam contoh-contoh di bawah ini. Dalam
contoh-contoh ini, diasumsikan kondisi dalam paragraf 10(b)
dan (c) telah terpenuhi, dan entitas mencatat derivatif melekat
tersebut secara terpisah dari kontrak utamanya.
(a) Put option yang melekat pada instrumen yang memungkinkan pemegangnya meminta penerbitnya membeli
kembali instrumen tersebut, baik secara kas maupun
dengan aset lainnya, dengan nilai yang bervariasi tergantung
perubahan harga atau indeks dari ekuitas atau komoditas
dianggap tidak berkaitan erat dengan instrumen utang
utamanya.
(b) Call option yang melekat pada instrumen ekuitas, yang
memungkinkan penerbitnya membeli kembali instrumen
ekuitas tersebut pada harga yang telah ditentukan, tidak
berkaitan erat dengan instrumen ekuitas utamanya jika
dilihat dari sisi pemegangnya (dari sisi penerbit, call option tersebut merupakan instrumen ekuitas sepanjang opsi
tersebut memenuhi kondisi-kondisi yang dipersyaratkan
dalam PSAK 50 (revisi 2006), dan jika memenuhi, maka
opsi tersebut harus dikeluarkan dari ruang lingkup
Pernyataan ini).
(c) Opsi atau ketentuan yang secara otomatis memperpanjang
sisa waktu jatuh tempo instrumen utang tidak berkaitan
erat dengan instrumen utang utamanya, kecuali jika pada
saat yang bersamaan terdapat penyesuaian suku bunga
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.81—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
(d)
(e)
(f)
(g)
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
yang sejalan dengan suku bunga pasar pada saat perpanjangan tersebut dilakukan. Jika entitas menerbitkan
instrumen utang dan pemegang instrumen utang menerbitkan call option atas instrumen utang tersebut pada pihak
ketiga, maka penerbit akan menganggap call option
tersebut sebagai perpanjangan waktu jatuh tempo
instrumen utang tersebut sepanjang penerbit dapat diminta
untuk berpartisipasi atau memfasilitasi pemasaran kembali
instrumen utang tersebut sebagai akibat dari dilaksanakannya call option tersebut.
Bunga yang berindeks ekuitas atau pembayaran pokok yang
melekat pada instrumen utang utama atau pada kontrak
asuransi dimana jumlah bunga atau jumlah pokoknya
diindeks pada nilai instrumen ekuitas tidak berkaitan erat
dengan instrumen utamanya karena risiko inheren pada
instrumen utama dan derivatif melekat tersebut tidak sama.
Bunga berindeks komoditas atau pembayaran pokok yang
melekat pada instrumen utang utama atau pada kontrak
asuransi dimana jumlah bunga atau jumlah pokoknya
diindeks pada harga komoditas (seperti emas) tidak
berkaitan erat dengan instrumen utamanya karena risiko
inheren pada instrumen utama dan derivatif melekat
tersebut tidak sama.
Fitur konversi ekuitas yang melekat pada instrumen utang
konvertibel tidak berkaitan erat dengan instrumen utang
utamanya dari perspektif pemegang (dari perspektif
penerbit, opsi konversi ekuitas tersebut merupakan
instrumen ekuitas dan dikeluarkan dari ruang lingkup
Pernyataan ini selama opsi tersebut memenuhi kondisi yang
dipersyaratkan dalam PSAK 50 (revisi 2006)).
Call option, put option, atau opsi percepatan pelunasan
yang melekat pada kontrak utang utama atau kontrak
asuransi utama tidak berkaitan erat dengan kontrak
utamanya, kecuali jika harga pelaksanaan opsi diperkirakan
sama dengan biaya perolehan diamortisasi atas instrumen
utang utamanya atau nilai tercatat kontrak asuransi utamanya pada setiap tanggal pelaksanaannya. Dari perspektif
penerbit instrumen utang konvertibel yang memiliki fitur
55.82—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
call option melekat atau put option melekat, penilaian
apakah call option atau put option tersebut berkaitan
erat dengan kontrak utang utamanya, dilakukan sebelum
elemen ekuitasnya dipisahkan berdasarkan PSAK 50 (revisi
2006).
(h) Kredit derivatif yang melekat pada instrumen utang utama
dan memungkinkan satu pihak (beneficiary) untuk
mentransfer risiko kredit dari aset referensi tertentu, yang
mungkin bukan miliknya, ke pihak lain (penjamin) tidak
berkaitan erat dengan instrumen utang utamanya. Kredit
derivatif tersebut memungkinkan penjamin untuk menanggung risiko kredit yang terkait dengan aset referensi tanpa
memiliki aset tersebut.
PA44. Contoh dari instrumen yang digabungkan adalah
instrumen keuangan yang memberi hak kepada pemegangnya
untuk menjual kembali instrumen keuangan tersebut pada
penerbitnya, baik secara kas atau dengan aset keuangan lainnya,
dengan nilai yang bervariasi berdasarkan perubahan indeks
ekuitas atau komoditas yang mungkin naik atau turun (puttable
instrument). Kecuali jika penerbit pada saat pengakuan awal
menetapkan puttable instrument tersebut sebagai kewajiban
keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, penerbit
memisahkan derivatif melekat (yaitu pembayaran pokok yang
diindeks) dari kontrak utamanya, sesuai paragraf 10, karena
kontrak utamanya merupakan suatu instrumen utang sesuai
paragraf PA27, dan pembayaran pokok yang diindeks tersebut
tidak berkaitan erat dengan instrumen utang utamanya sesuai
paragraf PA30(a). Karena jumlah pembayaran pokok dapat
naik turun, maka derivatif melekat tersebut merupakan derivatif
non opsi yang nilainya diindeks pada variabel yang mendasarinya
PA45. Dalam hal puttable instrument dapat dijual kembali
sewaktu-waktu secara kas dengan nilai yang sama secara
proporsional dari nilai aset neto suatu entitas (seperti unit-unit
reksadana terbuka atau unit linked investment products),
maka pengaruh dari pemisahan derivatif melekat dan pencatatan
tiap komponennya adalah dengan mengukur instrumen yang
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.83—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
digabungkan pada nilai penebusannya yang terutang pada
tanggal neraca apabila pemegang instrumen tersebut melaksanakan haknya untuk menjual kembali instrumen tersebut
kepada penerbitnya.
PA45. Karakteristik ekonomi dan risiko derivatif melekat
yang berkaitan erat dengan karakteristik ekonomi dan risiko
kontrak utamanya disajikan dalam contoh-contoh berikut.
Dalam contoh-contoh ini, entitas tidak mencatat derivatif
melekat secara terpisah dari kontrak utamanya.
(a) Derivatif melekat yang memiliki instrumen yang mendasari
berupa suku bunga atau indeks suku bunga yang dapat
mengubah jumlah bunga baik yang dibayarkan atau diterima
atas suatu kontrak utang utama yang menghasilkan bunga
atau kontrak asuransi berkaitan erat dengan kontrak
utamanya, kecuali jika instrumen yang digabungkan
tersebut dapat diselesaikan dengan cara yang mengakibatkan pemegang instrumen tidak akan memperoleh kembali
seluruh nilai investasi yang diakuinya secara substansial
atau derivatif melekat tersebut dapat sekurang-kurangnya
menggandakan tingkat pengembalian awal pemegang
kontrak utamanya, dan setidaknya dua kali lebih besar dari
tingkat pengembalian pasar atas suatu kontrak yang
memiliki syarat-syarat yang sama dengan kontrak
utamanya.
(b) Embedded floor atau cap atas suku bunga kontrak utang
atau kontrak asuransi berkaitan erat dengan kontrak
utamanya, selama batas atas (cap) tersebut sama atau
lebih besar dari suku bunga pasar dan batas bawah (floor)
tersebut sama atau lebih rendah dari suku bunga pasar
saat kontrak tersebut diterbitkan, dan batas atas atau batas
bawah tersebut tidak dipengaruhi dalam hubungannya
dengan kontrak utamanya. Demikian juga, ketentuan dalam
kontrak pembelian atau penjualan aset (misalnya suatu
komoditas) yang menetapkan batas atas dan batas bawah
dari harga yang dibayarkan atau diterima untuk aset
tersebut berkaitan erat dengan kontrak utamanya, jika batas
atas dan batas bawah tersebut berada dalam posisi out of
55.84—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
the money pada saat kontrak tersebut dimulai dan tidak
1
dipengaruhi.
2
3 (c) Derivatif melekat mata uang asing yang menyajikan arus
pembayaran pokok dan bunga yang didenominasi dalam
4
mata uang asing dan melekat pada instrumen utang utama
5
(misalnya obligasi bermata uang ganda) berkaitan erat
6
dengan instrumen utang utamanya. Derivatif ini tidak
7
dipisahkan dari instrumen utamanya karena PSAK 10:
8
Transaksi Dalam Mata Uang Asing dan PSAK 11:
9
Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang
10
Asing mensyaratkan keuntungan atau kerugian nilai tukar
11
atas item moneter diakui dalam laporan laba rugi.
12
13 (d) Derivatif melekat mata uang asing pada kontrak utama
yang berupa kontrak asuransi atau bukan instrumen
14
keuangan (seperti kontrak pembelian atau penjualan item
15
non keuangan yang harganya didenominasikan dalam mata
16
uang asing) berkaitan erat dengan kontrak utamanya
17
selama tidak dipengaruhi, tidak mengandung fitur opsi, dan
18
mensyaratkan pembayaran didenominasi dalam satu jenis
19
mata uang berikut ini:
20
(i) mata uang fungsional dari pihak yang substansial dalam
21
kontrak;
22
(ii) mata uang yang secara rutin digunakan dalam
23
pembelian atau penjualan barang atau jasa tertentu di
24
seluruh dunia (misalnya untuk transaksi minyak mentah
25
digunakan Dollar Amerika); atau
26
(iii) mata uang yang umumnya digunakan dalam kontrak
27
pembelian atau penjualan item non keuangan dalam
28
lingkungan ekonomi dimana transaksi terjadi (misalnya
29
mata uang yang relatif stabil dan likuid yang biasanya
30
digunakan dalam transaksi usaha lokal atau dalam
31
perdagangan antar wilayah).
32
33 (e) Opsi percepatan pembayaran melekat pada suatu interest
only strip atau principal only strip berkaitan erat dengan
34
kontrak utamanya sepanjang kontrak utama tersebut (i)
35
awalnya berasal dari pemisahan hak untuk menerima arus
36
kas kontraktual dari suatu instrumen keuangan yang, untuk
37
dan atas dirinya, tidak mengandung derivatif melekat, dan
38
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.85—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(ii) tidak mengandung syarat-syarat yang tidak termuat
dalam kontrak utang utama awal.
(f) Derivatif melekat pada kontrak utama sewa berkaitan erat
dengan kontrak utamanya jika derivatif melekat tersebut
(i) merupakan suatu inflation related index seperti indeks
dari pembayaran sewa yang dibagi dengan indeks harga
konsumen (sepanjang sewa tersebut tidak dipengaruhi dan
indeks tersebut berkaitan dengan inflasi di lingkungan ekonomi entitas), (ii) penyewaan kontinjensi yang berdasarkan
pada penjualan terkait, atau (iii) penyewaan kontinjensi yang
berdasarkan pada suku bunga variabel.
(g) Fitur unit link yang melekat pada instrumen keuangan utama
atau kontrak asuransi utama berkaitan erat dengan
instrumen utama atau kontrak utamanya, jika pembayaran
yang didenominasikan dalam unit tersebut diukur pada nilai
per unit yang berlaku yang mencerminkan nilai wajar dari
aset dana investasi. Fitur unit link adalah persyaratan
kontraktual yang mensyaratkan pembayaran didenominasi
dalam unit dari dana investasi internal atau dana investasi
eksternal.
(h) Derivatif melekat pada kontrak asuransi berkaitan erat
dengan kontrak asuransi utamanya, jika derivatif melekat
dan kontrak asuransi utamanya saling tergantung hingga
entitas tidak dapat mengukur derivatif melekat tersebut
secara terpisah (yaitu tanpa memperhitungkan kontrak
utamanya).
PA47. Ketika suatu entitas menjadi salah satu pihak dari
suatu instrumen yang digabungkan (hybrid) yang memiliki satu
atau lebih derivatif melekat, paragraf 10 mensyaratkan entitas
untuk mengidentifikasi adanya derivatif melekat tersebut,
menilai apakah diperlukan pemisahan dari kontrak utamanya
dan, untuk yang perlu dipisahkan, mengukur derivatif pada nilai
wajar pada saat pengakuan awal dan pengukuran selanjutnya.
Persyaratan ini dapat lebih kompleks, atau mengakibatkan
pengukuran yang lebih kurang handal, dibandingkan dengan
pengukuran instrumen secara keseluruhan pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi. Untuk alasan tersebut Pernyataan ini
55.86—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
memperkenankan instrumen keuangan secara keseluruhan
ditetapkan sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi.
PA48. Tujuan seperti itu mungkin dapat digunakan dimana
paragraf 10 mensyaratkan derivatif melekat untuk dipisahkan
dari kontrak utamanya atau dilarang untuk dipisahkan. Namun
demikian, paragraf 11 tidak memperkenankan instrumen yang
digabungkan (hybrid instrument) ditetapkan pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi dalam hal diluar lingkup paragraf 11
(a) dan (b) karena sulitnya mengurangi kompleksitas atau
meningkatkan keandalan.
Pengakuan dan Penghentian Pengakuan (paragraf 14–
42)
Pengakuan Awal (paragraf 14)
PA49. Sebagai konsekuensi dari ketentuan dasar dalam
paragraf 14, entitas mengakui seluruh hak kontraktual dan
kewajiban kontraktual yang timbul dari derivatif sebagai aset
dan kewajiban di neracanya, kecuali untuk derivatif yang tidak
membolehkan transfer aset keuangan untuk dicatat sebagai
penjualan (lihat paragraf PA64). Apabila transfer atas aset
keuangan tidak memenuhi kriteria penghentian pengakuan, maka
pihak penerima transfer tidak mengakui aset yang ditransfer
tersebut sebagai aset miliknya (lihat paragraf PA65)
PA50. Berikut ini merupakan contoh-contoh penerapan
ketentuan dasar dalam paragraf 14:
(a) piutang tanpa syarat dan utang tanpa syarat diakui sebagai
aset atau kewajiban jika entitas menjadi salah satu pihak
dalam kontrak, dan sebagai konsekuensinya, entitas
memiliki hak secara hukum untuk menerima atau memiliki
kewajiban secara hukum untuk membayar secara kas.
(b) aset yang akan diperoleh atau kewajiban yang akan
ditanggung sebagai akibat dari suatu komitmen pasti untuk
membeli atau menjual barang atau jasa, umumnya tidak
diakui sampai paling tidak salah satu pihak telah bertindak
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.87—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
sesuai perjanjian. Contoh, entitas yang menerima suatu
1
pesanan pasti biasanya tidak mengakui pesanan tersebut
2
sebagai aset (dan entitas yang memesan tidak mengakui
3
pesanan tersebut sebagai kewajiban) saat komitmen
4
tersebut dibuat, melainkan pengakuan tersebut ditunda
5
hingga barang atau jasa yang dipesan telah dikapalkan,
6
dikirim, atau diserahkan. Jika komitmen pasti untuk membeli
7
atau menjual item non keuangan termasuk dalam ruang
8
lingkup paragraf 4–6 Pernyataan ini, maka nilai wajar
9
netonya diakui sebagai aset atau kewajiban pada tanggal
10
komitmen (lihat (c) di bawah ini). Selanjutnya, jika
11
komitmen pasti yang sebelumnya tidak diakui ditetapkan
12
sebagai item yang dilindung nilai dalam suatu lindung nilai
13
atas nilai wajar, maka tiap perubahan nilai wajar neto yang
14
diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai diakui sebagai
15
aset atau kewajiban setelah lindung nilai tersebut dimulai
16
(lihat paragraf 96 dan 97).
17
18 (c) Kontrak forward yang termasuk dalam ruang lingkup
Pernyataan ini (lihat paragraf 2–6) diakui sebagai aset atau
19
kewajiban pada tanggal komitmen, dan bukan pada tanggal
20
penyelesaian. Apabila entitas menjadi salah satu pihak
21
dalam kontrak forward, maka nilai wajar hak dan
22
kewajibannya sering kali sama besarnya, sehingga nilai
23
wajar neto forward tersebut menjadi nol. Jika nilai wajar
24
neto hak dan kewajiban tersebut tidak sama dengan nol,
25
maka kontrak tersebut diakui sebagai aset atau kewajiban.
26
27 (d) kontrak opsi yang termasuk dalam ruang lingkup
Pernyataan ini (lihat paragraf 2–6) diakui sebagai aset atau
28
kewajiban apabila pemegang atau penerbit menjadi salah
29
satu pihak dalam kontrak.
30
31 (e) transaksi masa datang yang direncanakan, walaupun sangat
pasti, bukan merupakan aset dan kewajiban karena entitas
32
belum menjadi salah satu pihak dalam kontrak.
33
34
35
36
37
38
55.88—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
1 Penghentian pengakuan Aset keuangan (paragraf 15–37)
2
PA51. Bagan berikut ini mengilustrasikan proses evaluasi
3
4 untuk menentukan apakah dan sejauh mana suatu aset keuangan
5 dihentikan pengakuannya.
6
7 Gabungkan seluruh anak perusahaan (termasuk Entitas dengan misi khusus) (paragraf 15)
8
9 Tentukan apakah Ketentuan Dasar Penghentian-pengakuan di bawah ini dapat diterapkan
10 pada satu bagian atau keseluruhan aktiva (atau kelompok aktiva yang sejenis) (paragraf 16)
11
12
Apakah berhak atas arus kas yang
Aktiva tersebut harus dihentikan
Ya
berasal dari Aktiva saat
13
pengakuannya
kadaluarsanya? (paragraf 17(a))
14
15
16
Apakah entitas telah mentransfer
seluruh hak untuk menerima arus kas
17
dari aktiva tersebut?
(paragraf 18(a))
18
19
20
Apakah entitas bertanggung jawab
membayar arus kas dari Aktiva tersebut
21
Tdk
Ya
Aktiva tersebut tetap diakui
sesuai dengan paragraf 19? (paragraf
18(b))
22
23
24
Apakah Entitas secara substansial
25
Aktiva tersebut harus dihentikan
Ya
telah mentransfer seluruh risks and
pengakuannya
reward-nya? paragraf 20(a)
26
27
28
Apakah Entitas secara substansial
29
masih memiliki seluruh risiko dan
Aktiva tersebut tetap diakui
Ya
reward-nya? paragraf 20(b)
30
31
32
33
Apakah Entitas masih memiliki
Aktiva tersebut harus dihentikan
kendali atas Aktiva tersebut?
Tdk
pengakuannya
paragraf 20(c)
34
35
36
Aktiva harus tetap diakui selama
37
Entitas masih terlibat dengannya
38
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.89—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Pengaturan yang menjadi dasar bagi entitas untuk tetap
memiliki hak kontraktual untuk menerima arus kas yang
berasal dari aset keuangan, namun juga menanggung
kewajiban kontraktual untuk membayar arus kas yang
diterima tersebut kepada satu atau lebih pihak penerima
(paragraf 18(b)).
PA52. Situasi yang dijabarkan dalam paragraf 18(b) (ketika
entitas tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima arus kas
yang berasal dari aset keuangan, namun juga menanggung
kewajiban kontraktual untuk membayar arus kas yang diterima
tersebut kepada satu atau lebih pihak penerima) dikatakan telah
terjadi, sebagai contoh, apabila entitas dimaksud merupakan
entitas bertujuan khusus atau wali amanat (trust), dan memberi
investornya beneficial interests atas aset keuangan yang
mendasari yang dimilikinya, dan menyediakan pembayaran atas
aset keuangan tersebut. Dalam hal ini, aset keuangan tersebut
memenuhi kriteria penghentian pengakuan apabila kondisi dalam
paragraf 19 dan 20 terpenuhi.
PA53. Dalam menerapkan paragraf 19, entitas dapat
merupakan, sebagai contoh, pemilik awal (originator) aset
keuangan, atau kelompok yang mencakup entitas bertujuan
khusus yang dikonsolidasi yang telah mengambilalih aset
keuangan tersebut dan meneruskan arus kasnya pada investor
pihak ketiga yang tidak memiliki hubungan dengannya.
Evaluasi terhadap pentransferan risiko dan manfaat atas
kepemilikan aset keuangan (paragraf 20)
PA54. Contoh-contoh mengenai entitas yang telah secara
substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas
kepemilikan aset keuangan adalah sebagai berikut:
(a) penjualan aset keuangan tanpa syarat;
(b) penjualan aset keuangan dengan opsi untuk membeli
kembali aset keuangan tersebut pada nilai wajarnya saat
pembelian kembali; dan
55.90—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(c) penjualan aset keuangan dengan put option atau call option yang deeply out of the money (yaitu opsi yang sangat
out of the money sehingga sangat kecil kemungkinannya
menjadi into the money sebelum kadaluwarsa).
PA55. Contoh-contoh mengenai entitas yang secara
substansial masih tetap memiliki seluruh risiko dan manfaat atas
kepemilikan aset keuangan adalah sebagai berikut:
(a) transaksi penjualan dan pembelian kembali dimana harga
pembelian kembali adalah harga yang telah ditetapkan atau
harga jual ditambah keuntungan pemberi pinjaman;
(b) kesepakatan peminjaman surat berharga;
(c) penjualan aset keuangan dengan total return swap yang
mentransfer kembali eksposur risiko pasar pada entitas;
(d) penjualan aset keuangan dengan put option atau call option yang deeply in the money (yaitu opsi yang sangat in
the money sehingga sangat kecil kemungkinannya menjadi
out of the money sebelum kadaluwarsa); dan
(e) penjualan piutang jangka pendek dengan jaminan dari
entitas kepada pihak penerima transfer untuk mengganti
kerugian kredit yang mungkin timbul.
PA56. Jika entitas menetapkan bahwa sebagai hasil transfer, entitas secara substansial telah mentransfer seluruh risiko
dan manfaat atas kepemilikan aset yang ditransfer, maka entitas
tidak mengakui kembali aset yang ditransfer tersebut diperiode
masa datang, kecuali jika entitas memperoleh kembali aset yang
ditransfer tersebut melalui transaksi baru.
Evaluasi transfer atas pengendalian
PA57. Entitas tidak lagi memiliki pengendalian atas aset
yang ditransfer apabila penerima transfer memiliki kemampuan
praktis untuk menjual aset yang ditransfer tersebut. Entitas
masih memiliki pengendalian atas aset yang ditransfer apabila
penerima transfer tidak memiliki kemampuan praktis untuk
menjual aset yang ditransfer tersebut. Penerima transfer
memiliki kemampuan praktis untuk menjual aset yang ditransfer
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.91—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
apabila aset tersebut diperdagangkan di pasar aktif karena
penerima transfer dapat membeli kembali aset yang ditransfer
saat penerima transfer harus mengembalikan aset tersebut pada
entitas. Sebagai contoh, penerima transfer dapat memiliki
kemampuan praktis untuk menjual aset yang ditransfer apabila
aset dimaksud merupakan subyek dari opsi yang memungkinkan
entitas untuk membeli kembali, tapi penerima transfer dapat
sewaktu-waktu membeli aset yang ditransfer tersebut di pasar
apabila opsi tersebut dilaksanakan. Penerima transfer tidak
memiliki kemampuan praktis untuk menjual aset yang ditransfer
apabila entitas memiliki opsi untuk membeli kembali aset tersebut
dan penerima transfer tidak dapat sewaktu-waktu membeli aset
yang ditransfer tersebut di pasar apabila entitas melaksanakan
opsinya.
PA58. Penerima transfer memiliki kemampuan praktis
untuk menjual aset yang ditransfer hanya apabila penerima transfer dapat menjual aset yang ditransfer tersebut secara
keseluruhan nilainya kepada pihak ketiga yang tidak memiliki
hubungan dengannya dan dapat menggunakan kemampuan
tersebut secara sepihak serta tanpa memberikan batasanbatasan tambahan atas transfer tersebut. Hal yang penting
adalah apa yang dapat dilakukan penerima transfer dalam
prakteknya, bukan hak kontraktual mengenai apa yang dapat
dilakukan penerima transfer atas aset yang ditransfer atau
batasan-batasan kontraktual apa yang berlaku. Seperti:
(a) hak kontraktual untuk melepaskan aset yang ditransfer
memiliki dampak praktis yang kecil jika pasar untuk aset
yang ditransfer tidak tersedia; dan
(b) kemampuan untuk melepaskan aset yang ditransfer
memiliki dampak praktis yang kecil jika kemampuan tersebut
tidak dapat dilaksanakan secara bebas. Oleh karena itu:
(i) kemampuan penerima transfer untuk melepaskan aset
yang ditransfer harus bebas dari pengaruh pihak lain
(kemampuan tersebut harus bersifat sepihak); dan
(ii) penerima transfer harus mampu melepaskan aset yang
ditransfer tanpa harus menambahkan kondisi-kondisi
yang membatasi atau “strings” atas transfer tersebut
55.92—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(misalnya kondisi-kondisi mengenai cara suatu aset
pinjaman yang diberikan dibayar atau suatu opsi yang
memberi pihak penerima transfer suatu hak untuk
membeli kembali aset tersebut).
PA59. Bahwa penerima transfer tidak akan menjual aset
yang ditransfer tidak berarti pihak yang mentransfer masih
memiliki pengendalian atas aset yang ditransfer tersebut.
Namun, apabila suatu put option atau jaminan membatasi
penerima transfer untuk menjual aset yang ditransfer tersebut,
maka pihak yang mentransfer dianggap masih memiliki
pengendalian atas aset yang ditransfer tersebut. Contoh, jika
put option atau jaminan sangat bernilai, sehingga dengan
sendirinya akan membatasi keinginan penerima transfer untuk
menjual aset yang ditransfer, karena dalam praktiknya,
penerima transfer tidak akan menjual aset yang ditransfer
tersebut pada pihak ketiga tanpa disertai opsi sejenis atau kondisikondisi pembatasan lainnya yang sejenis. Karenanya, penerima
transfer akan mempertahankan aset yang ditransfer tersebut
agar bisa menerima pembayaran yang berasal dari jaminan atau
call option tersebut. Dalam kondisi seperti ini, pihak yang
mentransfer dianggap masih memiliki pengendalian atas aset
yang ditransfer.
Transfer yang Memenuhi Kriteria Penghentian
pengakuan
PA60. Entitas tetap memiliki hak atas sebagian dari
pembayaran bunga aset yang ditransfer sebagai kompensasi
pengelolaan atas aset tersebut. Bagian dari pembayaran bunga
yang diberikan entitas saat berakhirnya atau saat mentransfer
kontrak pengelolaan dialokasikan pada aset atau kewajiban
yang dikelola. Bagian dari pembayaran bunga yang tidak
diberikan entitas adalah interest only strip receivable. Sebagai
contoh, jika entitas tidak memberikan bunganya pada saat
berakhirnya atau saat mentransfer kontrak pengelolaan tersebut,
maka keseluruhan selisih bunga tersebut merupakan interest
only strip receivable. Untuk tujuan penerapan paragraf 27,
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.93—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
nilai wajar aset yang dikelola dan interest only strip receivable tersebut digunakan untuk mengalokasikan nilai tercatat
piutang tersebut pada bagian dari aset yang dihentikan
pengakuannya dan bagian dari aset yang tetap diakui. Jika
imbalan pengelolaan tidak ditetapkan atau imbalan yang akan
diterima diperkirakan tidak dapat secara memadai mengkompensasi pengelolaan yang dilakukan, maka kewajiban yang
ditimbulkan dari kewajiban pengelolaan diakui pada nilai
wajarnya.
PA61. Dalam mengestimasi nilai wajar bagian yang tetap
akan diakui dan bagian yang dihentikan pengakuannya untuk
tujuan penerapan paragraf 27, entitas menerapkan ketentuan
pengukuran nilai wajar dalam paragraf 48, 49, dan PA69 – PA82
untuk melengkapi ketentuan dalam paragraf 28.
Transfer yang Tidak Memenuhi Kriteria Penghentian
pengakuan
PA62. Berikut ini merupakan penerapan dari ketentuan
dasar yang digariskan dalam paragraf 29. Jika suatu jaminan
yang diberikan entitas untuk kerugian akibat gagal bayar atas
aset yang ditransfer menghindarkan aset yang ditransfer
tersebut dari penghentian pengakuan karena entitas secara
substansial masih memiliki seluruh risiko dan manfaat atas
kepemilikan aset yang ditransfer, maka aset yang ditransfer
tersebut tetap diakui untuk keseluruhan nilainya dan tiap
pembayaran yang diterima atas aset tersebut diakui sebagai
kewajiban.
Keterlibatan Berkelanjutan atas Aset yang Ditransfer
PA63. Berikut ini adalah contoh-contoh mengenai
bagaimana entitas mengukur aset yang ditransfer dan kewajiban
terkaitnya berdasarkan paragraf 30.
55.94—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Keseluruhan aset
(a) Jika jaminan yang diberikan oleh entitas untuk mengganti
kerugian akibat gagal bayar atas aset yang ditransfer menghindarkan aset yang ditransfer tersebut dari penghentian
pengakuan dikarenakan keterlibatan berkelanjutannya,
maka aset yang ditransfer tersebut pada tanggal pentransferannya diukur pada nilai terendah antara (i) nilai
tercatat aset tersebut, dan (ii) nilai maksimal dari pembayaran yang diterima atas transfer tersebut yang mungkin
harus dibayarkan kembali oleh entitas (nilai jaminan).
Kewajiban terkait pada awalnya diukur pada nilai jaminan
ditambah nilai wajar dari jaminan (yang umumnya merupakan pembayaran yang diterima atas jaminan dimaksud).
Selanjutnya, nilai wajar awal jaminan diakui dalam laporan
laba rugi berdasarkan proporsi waktu (lihat PSAK 23:
Pendapatan) dan nilai tercatat aset tersebut dikurangi
apabila terdapat kerugian akibat penurunan nilai.
Aset yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi
(b) Apabila kewajiban put option yang diterbitkan entitas atau
hak call option yang dimiliki entitas menghindarkan aset
yang ditransfer dari penghentian pengakuan dan entitas
mengukur aset yang ditransfer tersebut pada biaya
perolehan diamortisasi, maka kewajiban terkait diukur pada
biaya perolehannya (yaitu pembayaran yang diterima) yang
kemudian disesuaikan dengan amortisasi dari selisih antara
biaya perolehan dan biaya perolehan diamortisasi atas aset
yang ditransfer tersebut pada tanggal kadaluwarsa opsi
tersebut. Sebagai contoh, diasumsikan bahwa biaya
perolehan diamortiasi dan nilai tercatat aset pada tanggal
pentransferan tersebut sebesar CU98 dan pembayaran
yang diterima sebesar CU95. Biaya perolehan diamortisasi
atas aset tersebut pada tanggal pelaksanaan opsi sebesar
CU100. Nilai tercatat awal kewajiban terkait adalah CU95
dan selisih antara CU95 dengan CU100 diakui dalam
laporan laba rugi menggunakan metode suku bunga efektif.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.95—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Jika opsi tersebut dilaksanakan, maka setiap selisih antara
1
nilai tercatat kewajiban terkait dan harga pelaksanaan
2
diakui dalam laporan laba rugi.
3
4
5 Aset yang diukur pada nilai wajar
6
7 (c) Apabila hak call option yang dimiliki entitas menghindarkan aset yang ditransfer dari penghentian pengakuan dan
8
entitas mengukur aset yang ditransfer tersebut pada nilai
9
wajar, maka aset tersebut tetap diukur pada nilai wajar.
10
Kewajiban terkait diukur pada (i) harga pelaksanaan opsi
11
dikurangi nilai waktu dari opsi tersebut apabila opsi tersebut
12
dalam keadaan in the money atau at the money, atau (ii)
13
nilai wajar aset yang ditransfer dikurangi nilai waktu dari
14
opsi tersebut apabila opsi tersebut dalam keadaan out of
15
the money. Penyesuaian yang dilakukan atas pengukuran
16
kewajiban terkait memastikan bahwa nilai tercatat neto
17
aset dan kewajiban terkait adalah nilai wajar hak call op18
tion tersebut. Sebagai contoh, jika nilai wajar aset yang
19
mendasari adalah CU80, harga pelaksanaan opsi adalah
20
CU95, dan nilai waktu dari opsi adalah CU5, maka nilai
21
tercatat kewajiban terkait adalah CU75 (CU80 – CU5)
22
dan nilai tercatat aset yang ditransfer adalah CU80 (yaitu
23
nilai wajarnya).
24
25 (d) Jika put option yang diterbitkan oleh entitas
menghindarkan aset yang ditransfer dari penghentian
26
pengakuan dan entitas mengukur aset yang ditransfer
27
tersebut pada nilai wajarnya, maka kewajiban terkait diukur
28
pada harga pelaksanaan opsi ditambah dengan nilai waktu
29
dari opsi tersebut. Pengukuran aset pada nilai wajarnya
30
dibatasi pada nilai terendah antara nilai wajar dan harga
31
pelaksanaan opsi karena entitas tidak mempunyai hak untuk
32
meningkatkan nilai wajar aset yang ditransfer di atas harga
33
pelaksanaan opsi yang bersangkutan. Hal ini untuk
34
memastikan bahwa nilai tercatat neto aset dan kewajiban
35
terkait adalah nilai wajar kewajiban put option. Sebagai
36
contoh, jika nilai wajar aset yang mendasari adalah CU120,
37
harga pelaksanaan opsi adalah CU100, dan nilai waktu
38
55.96—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
dari opsi adalah CU5, maka nilai tercatat kewajiban terkait
adalah CU105 (CU100 + CU5) dan nilai tercatat aset
dimaksud adalah CU100 (dalam hal ini adalah harga
pelaksanaan opsi).
(e) Jika collar, dalam bentuk call yang dibeli dan put yang
diterbitkan, menghindarkan aset yang ditransfer dari
penghentian pengakuan dan entitas mengukur aset tersebut
pada nilai wajar, maka entitas tetap mengukur aset tersebut
pada nilai wajar. Kewajiban terkait diukur pada (i) jumlah
harga pelaksanaan call dan nilai wajar put option dikurangi
nilai waktu dari call option apabila call option tersebut
in the money atau at the money, atau (ii) jumlah dari nilai
wajar aset dan nilai wajar put option dikurangi nilai waktu
dari call option apabila call option tersebut out of the
money. Penyesuaian atas kewajiban terkait memastikan
bahwa nilai tercatat neto aset dan kewajiban terkait adalah
nilai wajar opsi-opsi yang dimiliki dan diterbitkan oleh
entitas. Sebagai contoh, diasumsikan bahwa entitas
mentransfer aset keuangan yang diukur pada nilai
wajarnya, sementara pada saat yang bersamaan entitas
membeli call dengan harga pelaksanaan opsi sebesar
CU120, dan menerbitkan put dengan harga pelaksanaan
opsi sebesar CU80. Diasumsikan juga bahwa nilai wajar
aset tersebut pada tanggal transfer adalah CU100. Nilai
waktu dari put dan call adalah CU1 dan CU5. Dalam hal
ini, entitas mengakui aset senilai CU100 (nilai wajar aset
tersebut) dan kewajiban senilai CU96 [(CU100 + CU1) –
CU5)]. Dengan demikian nilai neto aset tersebut adalah
CU4, yang merupakan nilai wajar opsi yang dimiliki dan
diterbitkan oleh entitas.
Transfer Keseluruhan
PA64. Selama transfer aset keuangan tidak memenuhi
kriteria penghentian pengakuan, maka hak dan kewajiban
kontraktual pihak yang mentransfer yang terkait dengan transfer tersebut tidak dicatat secara terpisah sebagai derivatif jika
pengakuan derivatif dan aset yang ditransfer atau kewajiban
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.97—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
yang timbul dari transfer tersebut akan mengakibatkan
pengakuan hak dan kewajiban yang sama sebanyak dua kali.
Sebagai contoh, call option yang tetap dimiliki oleh pihak yang
mentransfer dapat menghindarkan transfer aset keuangan untuk
dicatat sebagai penjualan. Dalam hal ini, call option tersebut
tidak diakui secara terpisah sebagai aset derivatif.
PA65. Selama transfer aset keuangan tidak memenuhi
kriteria penghentian pengakuan, penerima transfer tidak
mengakui aset yang ditransfer tersebut sebagai asetnya.
Penerima transfer menghentikan pengakuan kas atau jumlah
lain yang dibayarkan, dan mengakui piutang terhadap pihak yang
mentransfer. Jika pihak yang mentransfer memiliki hak dan
kewajiban untuk memperoleh kembali pengendalian atas seluruh
aset yang ditransfer dengan harga yang telah ditentukan (seperti
melalui repurchase agreement), maka penerima transfer dapat
mencatat piutang tersebut sebagai pinjaman yang diberikan atau
piutang.
Contoh-contoh
PA66. Contoh-contoh berikut mengilustrasikan penerapan
prinsip penghentian pengakuan dalam Pernyataan ini.
(a) Repurchase Agreement dan Jaminan surat berharga. Jika
aset keuangan dijual dengan kesepakatan bahwa aset
tersebut akan dibeli kembali pada harga yang telah ditetapkan atau pada harga jual semula ditambah keuntungan untuk
pihak pemberi pinjaman, atau jika aset keuangan tersebut
dijaminkan dengan kesepakatan bahwa aset dimaksud akan
dikembalikan pada pihak yang mentransfer, maka aset
tersebut tidak dihentikan pengakuannya karena pihak yang
mentransfer secara substansial masih memiliki seluruh risiko
dan manfaat atas kepemilikan aset dimaksud. Jika pihak
yang menerima transfer memiliki hak untuk menjual atau
menggadaikan aset dimaksud, maka pihak yang mentransfer akan mereklasifikasi aset dimaksud di neracanya,
misalnya sebagai aset yang dijaminkan atau piutang
pembelian kembali.
55.98—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(b) Repurchase Agreement dan Jaminan surat berharga – aset
yang secara substansial sama. Jika aset keuangan dijual
dengan kesepakatan bahwa aset yang sama atau yang
secara substansial sama akan dibeli kembali pada harga
yang telah ditetapkan atau pada harga jual semula ditambah
keuntungan untuk pemberi pinjaman, atau jika aset
keuangan dipinjamkan atau dijaminkan dengan kesepakatan
bahwa aset yang sama atau yang secara substansial sama
akan dikembalikan pada pihak yang mentransfer, maka aset
dimaksud tidak dihentikan pengakuannya, karena pihak
yang mentransfer secara substansial masih memiliki seluruh
risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut.
(c) Repurchase Agreement dan Jaminan surat berharga – hak
substitusi. Jika repurchase agreement dengan harga
pembelian kembali yang sudah ditetapkan atau harga yang
sama dengan harga jual awal ditambah keuntungan
pemberi pinjaman, atau transaksi sejenis untuk transaksi
dengan jaminan surat berharga, memberi hak kepada
penerima transfer untuk mensubstitusi aset yang ditransfer
dengan aset sejenis dan memiliki nilai wajar yang sama
pada tanggal pembelian kembali, maka aset yang dijual
atau dijaminkan dalam transaksi pembelian kembali atau
transaksi dengan jaminan surat berharga tidak dihentikan
pengakuannya karena pihak yang mentransfer secara
substansial masih memiliki seluruh risiko dan manfaat atas
kepemilikan aset dimaksud.
(d) Hak pertama untuk menolak pembelian kembali pada nilai
wajar. Jika entitas menjual aset keuangan dan hanya tetap
memiliki hak pertama untuk menolak membeli kembali aset
yang ditransfer tersebut pada nilai wajarnya jika penerima
transfer kemudian menjual aset tersebut, maka entitas
menghentikan pengakuan aset tersebut karena entitas
secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan
manfaat atas kepemilikan aset tersebut.
(e) Wash sale transaction. Pembelian kembali aset keuangan
segera setelah aset tersebut dijual kadang disebut juga wash
sale. Pembelian kembali ini tidak mengecualikan penghentian pengakuan sepanjang transaksi awal memenuhi
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.99—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
kriteria penghentian pengakuan. Namun, apabila kesepa1
katan untuk menjual aset keuangan ditandatangani
2
bersamaan dengan kesepakatan untuk membeli kembali
3
aset yang sama pada harga yang telah ditentukan atau
4
harga jual awal ditambah keuntungan pihak pemberi pin5
jaman, maka aset dimaksud tidak dihentikan pengakuannya.
6
7 (f) Put option dan call option yang deeply in the money.
Jika aset keuangan yang ditransfer dapat dibeli kembali
8
oleh pihak yang mentransfer dan call option tersebut
9
deeply in the money, maka transfer tersebut tidak meme10
nuhi kriteria penghentian pengakuan, karena pihak yang
11
mentransfer secara substansial tetap memiliki seluruh risiko
12
dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut. Demikian juga,
13
jika aset keuangan dapat dijual kembali oleh penerima trans14
fer dan put option tersebut deeply in the money, maka
15
transfer tersebut tidak memenuhi kriteria penghentian
16
pengakuan, karena pihak yang mentransfer secara subs17
tansial tetap memiliki seluruh risiko dan manfaat atas
18
kepemilikan aset tersebut.
19
20 (g) Put option dan call option yang deeply out of the money.
Aset keuangan yang ditransfer dihentikan pengakuannya
21
hanya jika put option milik penerima transfer dalam kondisi
22
deep out of the money, atau call option milik pihak yang
23
mentransfer dalam kondisi deep out of the money. Hal ini
24
karena pihak yang mentransfer telah secara substansial
25
mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan
26
aset tersebut.
27
28 (h) Aset yang sewaktu-waktu dapat dibeli dan tergantung dari
call option yang tidak dalam kondisi deeply in the money
29
maupun deeply out of the money. Jika entitas memiliki
30
call option atas aset yang dapat sewaktu-waktu dibeli di
31
pasar dan opsi tersebut tidak dalam kondisi deeply in the
32
money maupun deeply out of the money, maka aset
33
tersebut dihentikan pengakuannya. Hal ini karena entitas
34
(i) secara substansial tidak memiliki namun tidak juga
35
mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikian
36
aset tersebut, dan (ii) tidak lagi memiliki pengendalian atas
37
aset tersebut. Namun, jika aset tersebut tidak dapat
38
55.100—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
sewaktu-waktu dibeli di pasar, maka penghentian peng1
akuan tidak boleh dilakukan sebesar nilai aset yang
2
tergantung dari call option sebab entitas masih tetap
3
memiliki pengendalian atas aset tersebut.
4
5 (i) Aset tidak sewaktu-waktu dapat dibeli dan tergantung dari
put option yang diterbitkan oleh entitas yang tidak dalam
6
kondisi deeply in the money maupun deeply out of the
7
money. Jika entitas mentransfer aset keuangan yang tidak
8
sewaktu-waktu dapat dibeli di pasar, dan menerbitkan put
9
option yang tidak dalam kondisi deeply out of the money,
10
maka entitas tersebut tidak tetap memiliki namun tidak juga
11
mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan
12
aset tersebut karena adanya put option yang diterbitkan.
13
Entitas tetap memiliki pengendalian atas aset tersebut
14
apabila put option cukup berharga sehingga mampu
15
menghalangi penerima transfer untuk menjual aset tersebut,
16
dalam hal ini aset tersebut tetap diakui karena keterlibatan
17
berkelanjutan pihak yang mentransfer (lihat paragraf PA
18
59). Entitas mentransfer pengendalian atas aset yang
19
ditransfer jika put option tersebut tidak cukup berharga
20
untuk menghalangi penerima transfer menjual aset tersebut,
21
dalam hal ini aset tersebut dihentikan pengakuannya.
22
23 (j) Aset yang tergantung dari nilai wajar put option atau call
option atau forward repurchase agreement. Transfer aset
24
keuangan yang hanya tergantung dari put option atau call
25
option atau forward repurchase agreement yang memiliki
26
harga pelaksanaan atau pembelian kembali sebesar nilai
27
wajar dari aset keuangan pada saat pembelian kembali
28
akan menyebabkan penghentian pengakuan aset tersebut,
29
karena secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas
30
kepemilikan aset tersebut telah ditransfer.
31
32 (k) Call atau put option yang diselesaikan secara kas. Entitas
mengevaluasi transfer aset keuangan yang tergantung dari
33
put atau call option atau forward repurchase agree34
ment yang akan diselesaikan secara neto dengan kas untuk
35
menentukan apakah entitas secara substansial tetap
36
memiliki atau mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas
37
kepemilikan aset tersebut. Jika entitas secara substansial
38
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.101—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
tidak lagi memiliki seluruh risiko dan manfaat atas
1
kepemilikan aset yang ditransfer, maka entitas menentukan
2
apakah masih tetap memiliki pengendalian atas aset yang
3
ditransfer. Put atau call atau forward repurchase agree4
ment yang diselesaikan secara neto dengan kas tidak
5
secara otomatis berarti entitas telah mentransfer pengen6
daliannya (lihat paragraf PA59 dan (g), (h), serta (i) di
7
atas)
8
9 (l) Removal of accounts provision. Removal of accounts
provision merupakan pembelian kembali (call) option
10
tanpa syarat yang memberi entitas suatu hak untuk
11
melakukan klaim kembali atas aset yang ditransfer dengan
12
pembatasan tertentu. Sepanjang opsi tersebut
13
mengakibatkan entitas secara substansial tidak lagi memiliki
14
dan tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas
15
kepemilikan aset, maka entitas mengecualikan penghentian
16
pengakuan aset sebesar nilai aset yang dapat dibeli kembali
17
(dengan asumsi penerima transfer tidak dapat menjual aset
18
tersebut). Sebagai contoh, jika nilai tercatat dan hasil yang
19
diperoleh dari pentransferan aset pinjaman yang diberikan
20
adalah CU100,000 dan tiap pinjaman individual dapat dibeli
21
kembali, namun total nilai pinjaman yang dapat dibeli kembali
22
tersebut tidak boleh melebihi CU10.000, maka sisa pinjaman
23
sebesar CU90.000 memenuhi kriteria penghentian
24
pengakuan.
25
26 (m) Clean up calls. Entitas, yang mungkin merupakan pihak
yang mentransfer, yang mengelola aset yang ditransfer
27
dapat memiliki clean up call untuk membeli sisa aset yang
28
ditransfer ketika nilai aset yang beredar tersebut jatuh di
29
bawah level tertentu, sehingga biaya pengelolaan aset akan
30
melebihi manfaat pengelolaan. Karena clean up call
31
menyebabkan entitas secara substansial tidak lagi memiliki
32
dan tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas
33
kepemilikan aset dan penerima transfer tidak dapat menjual
34
aset tersebut, maka entitas tidak dibolehkan melakukan
35
penghentian pengakuan sebesar nilai aset yang tergantung
36
dari call option.
37
38 (n) Subordinated retained interests and credit guarantees.
55.102—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Entitas dapat memberi credit enhancement pada penerima
1
transfer dengan mensubordinasikan sebagian atau seluruh
2
haknya dalam aset yang ditransfer. Sebagai alternatif,
3
Entitas dapat memberi credit enhancement pada penerima
4
transfer dalam bentuk jaminan kredit yang tidak dibatasi
5
atau dibatasi hingga suatu jumlah tertentu. Apabila entitas
6
secara substansial tetap memiliki seluruh risiko dan manfaat
7
atas kepemilikan aset yang ditransfer, maka aset tersebut
8
tetap diakui untuk keseluruhan nilainya. Jika entitas tetap
9
memiliki sebagian, tetapi secara keseluruhan tidak
10
substansial, risiko dan manfaat atas kepemilikannya dan
11
tetap memiliki pengendalian atas aset yang ditransfer, maka
12
penghentian pengakuan tidak boleh dilakukan sebesar nilai
13
kas atau aset lainnya yang entitas dapat diminta untuk
14
membayar.
15
16 (o) Total return swaps. Entitas dapat menjual aset keuangan
kepada penerima transfer dan menyepakati total return
17
swap dengan penerima transfer, dimana seluruh arus kas
18
pembayaran bunga dari aset yang mendasari diserahkan
19
kepada entitas sebagai pengganti pembayaran dengan suku
20
bunga tetap atau suku bunga variabel, dan tiap kenaikan
21
atau penurunan nilai wajar dari aset yang mendasari diserap
22
oleh entitas. Dalam hal ini, penghentian pengakuan atas
23
seluruh aset tidak diperkenankan.
24
25 (p) Interest rate swaps. Entitas dapat mentransfer aset
keuangan dengan suku bunga tetap kepada penerima trans26
fer dan menyepakati interest rate swap dengan penerima
27
transfer tersebut, dimana entitas akan menerima suku bunga
28
tetap dan membayar suku bunga mengambang berdasarkan
29
suatu jumlah nosional yang sama nilainya dengan jumlah
30
pokok aset keuangan yang ditransfer tersebut. Interest rate
31
swaps tidak mengecualikan aset yang ditransfer untuk
32
dihentikan pengakuannya sepanjang pembayaran atas swap
33
tersebut tidak tergantung pada pembayaran atas aset yang
34
ditransfer tersebut.
35
36 (q) Interest rate swaps diamortisasi (Amortising interest rate
swaps). Entitas dapat mentransfer aset keuangan dengan
37
suku bunga tetap kepada penerima transfer yang akan
38
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.103—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
dilunasi sejalan dengan berlalunya waktu, dan menyepakati
1
interest rate swap diamortisasi dengan penerima transfer
2
untuk menerima suku bunga tetap dan membayar suku
3
bunga variabel berdasarkan jumlah nosional. Jika jumlah
4
nosional swap diamortisasi hingga nilainya sama dengan
5
jumlah pokok aset keuangan yang ditransfer yang beredar
6
pada setiap saat, swap tersebut umumnya akan menye7
babkan entitas tetap memiliki risiko percepatan pelunasan
8
yang substansial, yang dalam hal ini entitas terus mengakui
9
seluruh aset yang ditransfer atau terus mengakui aset yang
10
ditransfer sebesar keterlibatan berkelanjutannya. Sebalik11
nya, jika amortisasi jumlah nosional swap tidak dikaitkan
12
pada saldo pokok aset yang ditransfer, maka swap tersebut
13
akan menyebabkan entitas tidak lagi memiliki risiko
14
percepatan pelunasan atas aset tersebut. Jadi, swap ter15
sebut tidak mengecualikan aset yang ditransfer untuk
16
dihentikan pengakuannya sepanjang pembayaran atas swap
17
tersebut tidak tergantung pada pembayaran bunga atas aset
18
yang ditransfer, dan swap tersebut tidak menyebabkan
19
entitas masih memiliki risiko dan manfaat signifikan lainnya
20
dari kepemilikannya atas aset yang ditransfer.
21
22
PA67. Paragraf ini mengilustrasikan penerapan pendekatan
23
24 keterlibatan berkelanjutan ketika entitas memiliki keterlibatan
25 berkelanjutan atas sebagian dari aset keuangan.
26
27 Diasumsikan entitas memiliki portofolio prepayable loans
28 yang memiliki kupon maupun suku bunga efektif sebesar 10
29 persen, serta jumlah pokok dan biaya perolehan diamortisasi
30 sebesar CU10.000. Entitas menyepakati suatu transaksi,
31 dimana sebagai pengganti pembayaran sebesar CU9.115,
32 penerima transfer memperoleh hak sampai CU9.000 dari
33 setiap penerimaan pokok ditambah bunga sebesar 9,5 persen
34 atas jumlah tersebut. Entitas tetap memiliki hak sampai
35 CU1.000 dari setiap penerimaan pokok ditambah bunga
36 sebesar 10 persen atas jumlah dimaksud, ditambah selisih
37 suku bunga, sebesar 0,5 persen, dari sisa pokok, yaitu
38 CU9.000. Penerimaan dari percepatan pelunasan dialokasi55.104—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
kan antara entitas dan penerima transfer dengan rasio 1:9,
namun setiap gagal bayar yang terjadi dikurangkan dari
bagian yang menjadi hak entitas yaitu CU1.000, hingga bagian
dimaksud habis. Nilai wajar pinjaman yang diberikan pada
tanggal transaksi adalah CU10.100 dan estimasi nilai wajar
selisih suku bunga sebesar 0,5 persen adalah CU40.
Entitas menetapkan bahwa ia telah mentransfer sejumlah
risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikannya
(misalnya risiko percepatan pelunasan yang signifikan),
namun tetap memiliki risiko dan manfaat yang signifikan dari
kepemilikannya (akibat hak yang disubordinasikan), serta
tetap memiliki pengendalian. Oleh karena itu, entitas harus
menerapkan pendekatan keterlibatan berkelanjutan.
Untuk menerapkan Pernyataan ini, entitas harus menganalisa
transaksi tersebut sebagai (a) suatu retensi atas hak yang
tetap dimilikinya secara proporsional, sebesar CU1.000,
ditambah (b) subordinasi hak yang tetap dimilikinya untuk
memberikan credit enhancement bagi penerima transfer
untuk kerugian kredit.
Entitas menghitung bahwa CU9.090 (90 persen x CU10.100)
dari penerimaan sebesar CU9.115 merupakan penerimaan
atas 90 persen hak yang dimiliki secara proporsional. Sisa
dari penerimaan (CU25) merupakan penerimaan untuk
mensubordinasi hak yang dimiliki entitas guna menyediakan
credit enhancement bagi penerima transfer untuk kerugian
kredit. Selain itu, selisih suku bunga sebesar 0,5 persen
merupakan peneriman atas credit enhancement. Oleh
karenanya, total penerimaan atas credit enhancement adalah
CU65 (CU25 + CU40).
Entitas kemudian menghitung jumlah keuntungan atau
kerugian atas penjualan 90 persen arus kasnya. Dengan
mengasumsikan bahwa nilai wajar yang terpisah untuk 90
persen bagian yang ditransfer dan 10 persen bagian yang
tetap dimiliki tidak tersedia pada tanggal transfer, entitas
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.105—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
mengalokasikan nilai tercatat aset tersebut sesuai ketentuan
dalam paragraf 28 sebagai berikut:
Estimasi
Nilai Wajar
Persentase
Alokasi
Nilai tercatat
Bagian (porsi) yang ditransfer
9.090
90%
9.000
Bagian (porsi) yang tetap dimiliki
1.010
10%
1.000
Total
10.100
10.000
Entitas menghitung jumlah keuntungan atau kerugian atas
penjualan 90 persen dari arus kas dengan mengurangkan
alokasi nilai tercatat atas bagian yang ditransfer dari
penerimaan sebesar CU90 (CU9.090–CU9.000). Nilai
tercatat bagian yang tetap dimiliki entitas tersebut adalah
CU1.000.
Selanjutnya, entitas mengakui keterlibatan berkelanjutan yang
ditimbulkan dari subordinasi atas hak yang tetap dimiliki untuk
kerugian kredit. Oleh karenanya, entitas mengakui aset senilai
CU1.000 (nilai maksimal arus kas yang tidak akan
diterimanya karena subordinasi), dan kewajiban terkait senilai
CU1.065 (yang merupakan jumlah maksimal arus kas yang
tidak akan diterimanya karena subordinasi, yaitu CU1.000,
ditambah nilai wajar subordinasi sebesar CU65).
Debit
Kredit
—
9000
1000
—
Aset yang diterima dalam bentuk selisih lebih
40
—
Keuntungan atau kerugian
(keuntungan dalam proses transfer)
—
90
Kewajiban
—
1065
Aset awal
Aset yang diakui untuk subordinasi atau hak residu
Kas yang telah diterima
Total
55.106—ED
9115
—
10155
10155
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Segera setelah transaksi dilaksanakan, nilai tercatat aset
menjadi CU2.040, terdiri atas CU1.000, yang merupakan
biaya perolehan yang dialokasikan pada bagian yang tetap
dimiliki, dan CU1.040, yang merupakan tambahan
keterlibatan berkelanjutan entitas karena subordinasi hak
yang tetap dimiliki untuk kerugian kredit (termasuk di
dalamnya selisih suku bunga sebesar CU40).
Pada periode berikutnya, entitas mengakui penerimaan atas
pemberian credit enhancement (CU65) menggunakan basis proporsi waktu, mengakui bunga atas aset yang diakui
menggunakan metode suku bunga efektif, dan mengakui
penurunan nilai kredit atas aset yang diakui tersebut. Sebagai
contoh untuk hal yang dijelaskan terakhir, diasumsikan bahwa
di tahun berikutnya terjadi kerugian akibat penurunan nilai
kredit atas pinjaman yang diberikan yang mendasari sebesar
CU300. Entitas mengurangi aset yang diakui sebesar CU600
(CU300 terkait dengan hak yang tetap dimilikinya dan CU300
terkait dengan tambahan keterlibatan berkelanjutannya yang
timbul dari subordinasi hak yang tetap dimiliki untuk kerugian
kredit) dan mengurangi kewajiban yang diakui sebesar
CU300. Selisih neto yang terjadi dibebankan pada laporan
laba rugi sebagai penurunan nilai kredit sebesar CU300.
Pembelian atau Penjualan Reguler Aset Keuangan
(paragraf 38)
PA68. Pembelian atau penjualan reguler aset keuangan
diakui menggunakan akuntansi tanggal perdagangan atau
akuntansi tanggal penyelesaian sebagaimana dijabarkan dalam
paragraf PA70 dan PA71. Metode yang digunakan diterapkan
secara konsisten terhadap seluruh pembelian dan penjualan aset
keuangan yang masuk dalam kategori aset keuangan yang sama
sebagaimana didefinisikan dalam paragraf 8. Untuk tujuan ini,
aset yang dimiliki untuk diperdagangkan membentuk kategori
yang terpisah dari aset yang ditetapkan pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.107—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
PA69. Kontrak yang mensyaratkan atau mengijinkan
penyelesaian neto terhadap perubahan nilai kontrak bukan
merupakan kontrak reguler. Sebaliknya, kontrak tersebut dicatat
sebagai derivatif pada periode antara tanggal perdagangan dan
tanggal penyelesaian.
PA70. Tanggal perdagangan adalah tanggal dimana entitas
berketetapan untuk menjual atau membeli suatu aset. Akuntansi
tanggal perdagangan merujuk pada (a) pengakuan atas aset
yang akan diterima dan kewajiban yang akan dibayar untuk
aset tersebut pada tanggal perdagangan, dan (b) penghentian
pengakuan aset yang dijual, pengakuan atas setiap keuntungan
atau kerugian dari pelepasan tersebut, dan pengakuan piutang
dari pembeli aset tersebut untuk pembayaran pada tanggal
perdagangan. Umumnya, perhitungan akrual bunga atas aset
dan kewajiban terkait belum dilakukan sampai tanggal
penyelesaian ketika terjadi perpindahan kepemilikan.
PA71. Tanggal penyelesaian adalah tanggal dimana aset
diserahkan kepada atau dari entitas. Akuntansi tanggal
penyelesaian merujuk pada (a) pengakuan aset pada tanggal
dimana aset tersebut diterima entitas, dan (b) penghentian
pengakuan aset dan pengakuan setiap keuntungan atau kerugian
atas pelepasan tersebut pada tanggal penyerahan aset oleh
entitas. Jika akuntansi tanggal penyelesaian diterapkan, maka
entitas mencatat perubahan nilai wajar aset yang diterima antara
tanggal perdagangan dan tanggal penyelesaian dengan cara
yang sama seperti entitas mencatat aset yang diperoleh. Dengan
kata lain, perubahan dalam nilai wajar tidak diakui untuk aset
yang dicatat berdasarkan biaya perolehan atau biaya perolehan
diamortisasi; perubahan dalam nilai wajar diakui dalam laporan
laba rugi untuk aset yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; dan perubahan nilai
wajar tersebut diakui dalam ekuitas untuk aset yang
diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual.
55.108—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Penghentian Pengakuan Kewajiban Keuangan (paragraf
39–42)
PA72. Kewajiban keuangan (atau bagian darinya)
dibatalkan jika debitur:
(a) menyelesaikan kewajiban tersebut (atau bagian darinya)
dengan membayar kreditur, umumnya dengan kas, aset
keuangan, barang, atau jasa lainnya; atau
(b) secara hukum dibebaskan dari tanggung-jawab utamanya
atas kewajiban tersebut (atau bagian darinya), baik melalui
proses hukum maupun oleh kreditur. (Sekalipun debitur
telah memberi jaminan penyelesaian, kondisi ini tetap masih
berlaku).
PA73. Jika penerbit instrumen utang membeli kembali
instrumen tersebut, maka utang tersebut gugur meski penerbit
adalah penentu pasar (market maker) instrumen tersebut atau
berintensi menjual kembali dalam waktu dekat.
PA74. Pembayaran kepada pihak ketiga, termasuk kepada
wali amanat (terkadang disebut in substance defeasance),
tidak dengan sendirinya membebaskan debitur dari tanggungjawab utamanya terhadap kreditur, apabila tidak didukung
pembebasan secara hukum.
PA75. Jika debitur membayar pihak ketiga untuk menanggung kewajibannya dan memberitahu krediturnya bahwa pihak
ketiga tersebut akan menanggung kewajiban utangnya, maka
debitur tidak diperkenankan untuk menghentikan pengakuan
kewajiban utang tersebut, kecuali jika kondisi dalam paragraf
PA72(b) terpenuhi. Jika debitur membayar pihak ketiga untuk
menanggung kewajibannya dan memperoleh pembebasan
secara hukum dari krediturnya, maka debitur dikatakan telah
menggugurkan utangnya. Namun, jika debitur kemudian setuju
untuk melakukan pembayaran utangnya tersebut kepada pihak
ketiga atau langsung pada kreditur semula, maka debitur harus
mengakui timbulnya kewajiban utang yang baru pada pihak
ketiga tersebut.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.109—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
PA76. Walaupun pembebasan secara hukum, baik yang
diperoleh melalui pengadilan atau dari kreditur, menyebabkan
suatu kewajiban dihentikan pengakuannya, entitas dapat
mengakui timbulnya kewajiban yang baru jika kriteria penghentian
pengakuan dalam paragraf 15–37 tidak terpenuhi untuk aset
keuangan yang ditransfer. Jika kriteria tersebut tidak terpenuhi,
maka aset yang ditransfer tidak dapat dihentikan pengakuannya,
dan entitas mengakui timbulnya kewajiban yang baru terkait
dengan aset yang ditransfer tersebut.
PA77. Untuk penerapan paragraf 40; syarat-syarat yang
digunakan berbeda secara substansial apabila nilai kini arus kas
yang didiskonto berdasarkan syarat-syarat yang baru, termasuk
tiap fee yang dibayarkan setelah dikurangi fee yang diterima
dan didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal, berbeda
sedikitnya 10 persen dari nilai kini sisa arus kas yang didiskonto
yang berasal dari kewajiban keuangan semula. Jika suatu
pertukaran instrumen utang atau modifikasi syarat-syarat dicatat
sebagai suatu pengguguran, maka tiap biaya atau fee yang timbul
diakui sebagai bagian dari keuntungan atau kerugian atas
pengguguran tersebut. Apabila pertukaran atau modifikasi
tersebut tidak dicatat sebagai suatu pengguguran, maka tiap
biaya atau fee yang timbul menyesuaikan nilai tercatat kewajiban
tersebut dan diamortisasi selama sisa umur dari kewajiban yang
telah dimodifikasi tersebut.
PA78. Dalam beberapa kasus, kreditur membebaskan
debitur dari kewajibannya saat ini untuk melakukan pembayaran, namun debitur tersebut harus memberi jaminan pembayaran
jika pihak yang memikul tanggung jawab utama gagal bayar.
Dalam situasi ini, debitur:
(a) mengakui timbulnya kewajiban keuangan yang baru
berdasarkan nilai wajar kewajiban penjaminan tersebut;
dan
(b) mengakui timbulnya keuntungan atau kerugian berdasarkan
selisih antara (i) jumlah yang dibayarkan dan (ii) nilai
tercatat kewajiban keuangan awal dikurangi nilai wajar
kewajiban keuangan yang baru.
55.110—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Pengukuran (paragraf 43–71)
Pengukuran Awal Aset keuangan dan Kewajiban
keuangan (paragraf 43)
PA79. Nilai wajar aset keuangan pada pengakuan awal
biasanya sama dengan harga transaksinya (yaitu nilai wajar
pembayaran yang diserahkan atau diterima, lihat juga paragraf
PA91). Namun, jika bagian dari pembayaran yang diserahkan
atau diterima tersebut ditujukan untuk hal selain instrumen
keuangan tersebut, maka nilai wajar instrumen keuangan tersebut
harus diestimasi menggunakan suatu teknik penilaian (lihat
paragraf PA89–PA95). Contoh, nilai wajar pinjaman yang
diberikan atau piutang jangka panjang tanpa bunga diperkirakan
sama dengan nilai wajar dari seluruh arus kas yang akan diterima
di masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga pasar
yang berlaku untuk instrumen sejenis (dalam hal mata uang
yang digunakan, syarat-syarat, jenis suku bunga, dan faktorfaktor lainnya) dan memiliki peringkat kredit yang sama. Tiap
tambahan jumlah yang dipinjamkan merupakan biaya atau
pengurang pendapatan, kecuali jika memenuhi kriteria
pengakuan sebagai aset jenis lain.
PA80. Jika entitas memberikan pinjaman yang diberikan
dengan suku bunga diluar suku bunga pasar (misalnya 5 persen
sedangkan suku bunga pasar untuk pinjaman sejenis adalah 8
persen) dan menerima fee dimuka sebagai kompensasinya,
maka entitas mengakui pinjaman tersebut pada nilai wajarnya,
yaitu nilai setelah dikurangi fee yang diterimanya. Entitas
mengakui diskon yang terjadi pada laporan laba rugi menggunakan metode suku bunga efektif.
Pengukuran Aset keuangan setelah Pengukuran Awal
(paragraf 45 dan 46)
PA81. Jika instrumen keuangan, yang sebelumnya diakui
sebagai aset keuangan diukur pada nilai wajar dan kemudian
nilai wajarnya jatuh di bawah nol, maka entitas mengakuinya
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.111—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
sebagai kewajiban keuangan sesuai paragraf 47.
PA82. Contoh berikut ini mengilustrasikan akuntansi untuk
biaya-biaya transaksi yang terjadi saat pengukuran awal dan
setelahnya untuk aset keuangan tersedia untuk dijual. Suatu
aset diperoleh dengan harga CU100 ditambah komisi penbelian
CU2. Awalnya, aset tersebut diakui pada CU102. Tanggal
pelaporan keuangan berikutnya terjadi sehari setelah pengakuan
awal ketika harga kuotasi pasar atas aset tersebut adalah
CU100. Jika aset tersebut dijual, komisi yang harus dibayarkan
adalah CU3. Pada tanggal tersebut, aset dinilai sebesar CU100
(tanpa memperhitungkan besarnya komisi pada saat penjualan)
dan kerugian sebesar CU2 harus diakui dalam ekuitas. Jika
suatu aset keuangan tersedia untuk dijual memiliki pembayaran
tetap atau yang telah ditentukan, maka biaya-biaya transaksi
diamortisasi ke laporan laba rugi menggunakan metode suku
bunga efektif. Jika suatu aset keuangan tersedia untuk dijual
memiliki pembayaran tetap atau yang telah ditentukan, maka
biaya-biaya transaksi diakui dalam laporan laba rugi apabila
aset tersebut kemudian dihentikan pengakuannya atau
mengalami penurunan nilai.
PA83. Instrumen yang diklasifikasikan sebagai pinjaman
yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan
diamortisasi tanpa mempertimbangkan intensi entitas untuk
memilikinya hingga jatuh tempo.
Pertimbangan dalam Pengukuran Nilai Wajar (paragraf
48 dan 49)
PA84. Dasar dari definisi nilai wajar adalah asumsi bahwa
entitas merupakan unit yang akan beroperasi selamanya tanpa
ada intensi atau kepentingan untuk dilikuidasi, untuk dibatasi
secara material skala operasinya atau untuk melaksanakan
suatu transaksi dengan persyaratan yang merugikan. Dengan
demikian, nilai wajar bukanlah nilai yang akan diterima atau
dibayarkan entitas dalam suatu transaksi yang dipaksakan,
likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan
55.112—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
keuangan. Melainkan, nilai wajar mencerminkan kualitas kredit
suatu instrumen.
PA85. Pernyataan ini menggunakan istilah harga penawaran (bid price) dan harga permintaan (asking price)
(kadangkala disebut juga harga penawaran yang berlaku (current offer price)) dalam konteks harga kuotasi pasar (quoted
market price), dan istilah selisih harga penawaran dan
permintaan (the bid ask spread) hanya mencakup biaya-biaya
transaksi yang terjadi. Penyesuaian-penyesuaian lain yang
dibutuhkan untuk menghasilkan nilai wajar (misalnya untuk risiko
kredit pihak lawan) tidak termasuk dalam istilah selisih harga
penawaran dan permintaan.
Pasar Aktif: Harga Kuotasi
PA86. Instrumen keuangan dianggap meemiliki kuotasi di
pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia sewaktu-waktu dan dapat
diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer),
perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas
(pricing service or regulatory agency), dan harga tersebut
mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu
transaksi yang wajar. Nilai wajar didefinisikan sebagai harga
yang disetujui oleh pembeli dan penjual yang berkeinginan dan
dalam suatu transaksi yang wajar. Tujuan penetapan nilai wajar
instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif adalah
untuk menentukan harga transaksi pada tanggal neraca untuk
instrumen tersebut (tanpa memodifikasi atau mengemas ulang
instrumen tersebut) pada pasar aktif yang paling menguntungkan
dan dapat segera diakses oleh entitas. Namun demikian, entitas
menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk
mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak lawan
antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan
instrumen yang dinilai. Adanya harga kuotasi yang dipublikasikan
di pasar aktif merupakan bukti terbaik atas nilai wajar, dan jika
tersedia, harga tersebut digunakan untuk mengukur aset
keuangan atau kewajiban keuangan.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.113—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
PA87. Harga kuotasi pasar yang sesuai bagi aset yang
dimiliki atau kewajiban yang akan diterbitkan biasanya sama
dengan harga penawaran yang berlaku, sementara untuk aset
yang akan diperoleh atau kewajiban yang dimiliki adalah harga
permintaannya. Jika entitas memiliki aset dan kewajiban dimana
keduanya saling menghapuskan risiko pasar, maka entitas dapat
menggunakan nilai tengah dari harga pasar sebagai dasar untuk
menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut
dan menerapkan harga penawaran atau harga permintaan
terhadap posisi terbuka neto, mana yang lebih sesuai. Apabila
harga penawaran dan harga permintaan tidak tersedia, maka
harga yang digunakan dalam transaksi terkini memberi bukti
mengenai nilai wajar saat ini, sepanjang kondisi ekonomi tidak
mengalami perubahan yang signifikan sejak transaksi tersebut
terjadi. Jika kondisi telah berubah sejak transaksi terkini terjadi
(misalnya perubahan suku bunga bebas risiko mengikuti kuotasi
harga terkini obligasi korporasi), maka nilai wajar mencerminkan
perubahan kondisi tersebut dengan berpedoman pada harga atau
suku bunga yang berlaku untuk instrumen keuangan sejenis,
mana yang lebih sesuai. Demikian juga, jika entitas dapat
menunjukkan bahwa harga transaksi terkini bukan merupakan
nilai wajar (misalnya karena mencerminkan nilai yang akan
diterima atau dibayarkan dalam transaksi yang dipaksakan,
likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan
keuangan), maka harga transaksi terkini tersebut harus
disesuaikan. Nilai wajar portofolio instrumen keuangan adalah
hasil kali dari jumlah unit instrumen tersebut dengan harga
kuotasinya. Jika harga kuotasi yang dipublikasikan di pasar aktif
bagi instrumen keuangan untuk keseluruhan nilainya tidak
tersedia, namun pasar aktif untuk komponen-komponen
instrumen tersebut tersedia, maka nilai wajar instrumen
ditentukan menggunakan dasar harga pasar yang relevan untuk
komponen-komponen tersebut.
PA88. Jika yang dikuotasikan di pasar aktif adalah suku
bunga (dan bukan harganya), maka entitas menggunakan suku
bunga tersebut sebagai masukan (input) dalam teknik penilaian
yang digunakan untuk menentukan nilai wajar. Jika suku bunga
55.114—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
yang dikuotasikan di pasar tidak mencakup risiko kredit atau
faktor-faktor lain yang digunakan pelaku pasar dalam menghitung
nilai instrumen, maka entitas harus menyesuaikan suku bunga
dengan faktor-faktor tersebut.
Pasar Aktif Tidak Tersedia: Teknik penilaian
PA89. Jika pasar instrumen keuangan tidak aktif, maka
entitas menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik
penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi
pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang
memahami, berkeinginan, dan apabila tersedia, penggunaan nilai
wajar terkini instrumen lain yang secara substansial sama,
penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan
option pricing models. Jika terdapat teknik penilaian yang
biasa digunakan para pelaku pasar dalam menentukan harga
instrumen dan teknik tersebut mampu menghasilkan estimasi
harga yang handal dari transaksi pasar yang aktual, maka entitas
menggunakan teknik penilaian tersebut.
PA90. Tujuan penggunaan teknik penilaian adalah untuk
menetapkan harga transaksi yang akan terjadi pada tanggal
pengukuran dalam transaksi pertukaran yang wajar dan
dimotivasi pertimbangan-pertimbangan usaha yang normal. Nilai
wajar diestimasi berdasarkan hasil dari teknik penilaian yang
memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkan
penggunaan input yang bersifat spesifik dari entitas. Teknik
penilaian akan memberi estimasi nilai wajar yang realistis,
apabila (a) teknik penilaian secara memadai mencerminkan
bagaimana pasar akan menetapkan harga instrumen dan (b)
input yang digunakan dalam teknik penilaian secara memadai
mencerminkan ekspektasi dan ukuran pasar atas risk return
factors yang melekat pada instrumen keuangan tersebut.
PA91. Oleh karenanya, teknik penilaian harus (a) menggabungkan seluruh faktor yang akan digunakan oleh para pelaku
pasar dalam menetapkan harga, dan (b) konsisten dengan
metodologi ekonomi yang diterima dalam penetapan harga
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.115—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
instrumen keuangan. Secara berkala, entitas mengkalibrasi
teknik penilaian dan menguji validitasnya dengan menggunakan
harga-harga dari transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi
untuk instrumen yang sama (tanpa modifikasi atau pengemasan
ulang) atau atas dasar data pasar yang dapat diobservasi lainnya.
Entitas harus secara konsisten menggunakan data yang berasal
dari pasar yang sama dengan pasar tempat instrumen tersebut
dibeli atau diterbitkan. Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen
keuangan pada saat pengakuan awalnya adalah harga
transaksinya (yaitu nilai wajar dari pembayaran yang diberikan
atau diterima), kecuali jika nilai wajar instrumen tersebut dapat
dibuktikan melalui perbandingan dengan transaksi pasar terkini
yang dapat diobservasi untuk instrumen yang sama (tanpa
modifikasi atau pengemasan ulang), atau berdasarkan teknik
penilaian yang variabel-variabelnya hanya menggunakan data
pasar yang dapat diobservasi.
AG92. Pengukuran lebih lanjut dari aset keuangan atau
kewajiban keuangan dan pengakuan lebih lanjut dari keuntungan
dan kerugian harus konsisten seperti yang dipersyaratkan dalam
Pernyataan ini. Aplikasi dari paragraf PA91 tidak dapat mengakibatkan keuntungan atau kerugian yang diakui pada pengakuan awal aset keuangan atau kewajiban keuangan. Dalam
beberapa hal, PSAK 55 mensyaratkan bahwa suatu keuntungan
atau kerugian akan diakui setelah pengakuan awal hanya untuk
suatu keadaan dimana keuntungan atau kerugian tersebut timbul
dari perubahan dalam suatu faktor (mencakup waktu) dimana
pelaku pasar akan mempertimbangkan dalam menentukan suatu
harga.
PA93. Akuisisi awal atau penerbitan aset keuangan dan
penerbitan kewajiban keuangan merupakan transaksi pasar yang
menjadi dasar estimasi nilai wajar instrumen keuangan.
Terutama, jika instrumen keuangan tersebut merupakan
instrumen utang (seperti pinjaman yang diberikan), nilai wajarnya
dapat ditentukan dengan berpedoman pada kondisi pasar yang
ada pada tanggal akuisisi atau tanggal penerbitan dan kondisi
pasar saat ini, atau suku bunga yang saat ini dibebankan entitas
55.116—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
atau pihak lain bagi instrumen utang sejenis (yaitu memiliki sisa
masa jatuh tempo, pola arus kas, mata uang, risiko kredit,
agunan, dan dasar bunga yang sejenis). Sebagai alternatif,
selama risiko kredit debitur dan selisih suku bunga tidak berubah
sejak penerbitan instrumen utang tersebut, maka estimasi
terhadap suku bunga pasar saat ini dapat menggunakan suku
bunga acuan yang mencerminkan kualitas kredit yang lebih baik
dibanding instrumen utang yang mendasari, dengan asumsi selisih
suku bunga kredit konstan, dan menyesuaikan dengan perubahan
suku bunga acuan sejak tanggal penerbitannya. Jika kondisi
telah berubah sejak transaksi pasar terkini, maka perubahan
terkait atas nilai wajar instrumen keuangan yang sedang dinilai
ditentukan dengan berpedoman pada harga atau suku bunga
saat ini untuk instrumen keuangan sejenis, disesuaikan dengan
perbedaan-perbedaan antara instrumen sejenis tersebut dengan
instrumen yang sedang dinilai.
PA94. Informasi yang sama mungkin tidak tersedia pada
tiap tanggal pengukuran. Sebagai contoh, pada tanggal dimana
entitas memberikan pinjaman yang diberikan atau memperoleh
instrumen utang yang tidak diperdagangkan secara aktif, entitas
memiliki harga transaksi yang juga merupakan harga pasarnya.
Akan tetapi, informasi transaksi baru mungkin tidak tersedia
pada tanggal pengukuran berikutnya dan, walaupun entitas dapat
menentukan tingkatan umum atas suku bunga pasar, entitas
mungkin tidak mengetahui tingkat risiko kredit atau risiko lainnya
yang dipertimbangkan oleh para pelaku pasar dalam penetapan
harga instrumen pada tanggal tersebut. Entitas mungkin tidak
memiliki informasi dari transaksi terkini untuk menentukan selisih
suku bunga kredit yang tepat atas suku bunga dasar (basic
interest rate) yang digunakan untuk menentukan tingkat diskonto
untuk penghitungan nilai kini. Oleh karenanya, selama tidak
terdapat bukti yang berlawanan, wajar jika entitas berasumsi
bahwa selisih suku bunga tersebut tidak pernah berubah sejak
tanggal dilakukannya pinjaman yang diberikan. Namun, entitas
diharapkan melakukan upaya yang wajar untuk menentukan
ada tidaknya bukti terjadinya perubahan faktor-faktor tersebut.
Jika terdapat bukti adanya perubahan, maka entitas
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.117—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
mempertimbangkan pengaruh perubahan tersebut dalam
menentukan nilai wajar instrumen keuangannya.
PA95. Dalam menerapkan analisa arus kas yang didiskonto, entitas dapat menggunakan satu atau lebih tingkat
diskonto yang sama dengan tingkat pengembalian yang berlaku
bagi instrumen keuangan yang secara substansial memiliki syarat
dan karakteristik yang sama, termasuk kualitas kredit instrumen
tersebut, sisa waktu dimana suku bunga kontraktualnya tetap,
sisa waktu pelunasan pokok dan mata uang yang digunakan
dalam pembayarannya. Piutang dan utang jangka pendek yang
tidak memiliki suku bunga yang ditetapkan dapat diukur sesuai
dengan jumlah faktur awal, jika pengaruh pendiskontoannya
tidak material.
Pasar Aktif Tidak Tersedia: Instrumen Ekuitas
PA96. Nilai wajar investasi dalam instrumen ekuitas yang
tidak mempunyai kuotasi harga pasar di pasar aktif dan derivatif
yang dikaitkan pada instrumen tersebut dan diselesaikan melalui
penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki harga kuotasi
tersebut (lihat paragraf 46 (c) dan 47), dapat diukur secara
handal, apabila (a) fluktuasi dari kisaran estimasi nilai wajar
yang realistis tidak signifikan bagi instrumen tersebut, atau (b)
probabilitas terjadinya berbagai estimasi dalam kisaran dapat
dinilai secara wajar dan digunakan untuk mengestimasi nilai
wajar.
PA97. Terdapat berbagai situasi dimana fluktuasi dari
kisaran estimasi nilai wajar yang realistis atas investasi dalam
instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga pasar dan
investasi dalam derivatif yang dikaitkan pada instrumen tersebut
dan diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas yang
tidak memiliki kuotasi tersebut (lihat paragraf 46(c) dan 47)
bukan merupakan hal yang signifikan. Umumnya, estimasi terhadap nilai wajar aset keuangan yang diperoleh entitas dari
pihak luar merupakan hal yang dapat dilakukan. Namun, jika
kisaran estimasi nilai wajar yang realistis merupakan hal yang
55.118—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
signifikan dan probabilitas terjadinya berbagai estimasi tidak
dapat dinilai secara wajar, maka entitas dikecualikan untuk
mengukur instrumen tersebut pada nilai wajarnya.
Input yang Digunakan dalam Teknik Penilaian
PA98. Teknik yang sesuai untuk mengestimasi nilai wajar
instrumen keuangan tertentu akan menggabungkan data pasar
yang dapat diobservasi mengenai kondisi pasar dan faktor-faktor
lain yang mempengaruhi nilai wajar instrumen tersebut. Nilai
wajar instrumen keuangan akan didasarkan pada satu atau lebih
faktor-faktor berikut ini (dan mungkin juga faktor-faktor lainnya).
(a) Nilai waktu dari uang (yaitu suku bunga dasar atau suku
bunga bebas risiko). Suku bunga dasar biasanya dapat
diperoleh dari harga obligasi pemerintah yang dapat diobservasi dan sering dikuotasikan dalam publikasi keuangan.
Suku bunga ini biasanya berubah-ubah sesuai dengan
perkiraan tanggal arus kas yang diproyeksikan sepanjang
a yield curve of interest rates untuk horizon waktu yang
berbeda. Untuk alasan praktis; entitas dapat menggunakan
suku bunga umum yang telah diterima secara luas dan
tersedia, seperti LIBOR atau suku bunga swap sebagai
suku bunga acuan. (karena suku bunga seperti LIBOR
bukan merupakan suku bunga bebas risiko, maka penyesuaian atas risiko kredit yang tepat bagi instrumen keuangan
tertentu dilakukan berdasarkan risiko kredit instrumen
keuangan yang terkait dengan risiko kredit dari suku bunga
acuan). Di beberapa negara, obligasi pemerintah pusat
dapat memiliki risiko kredit yang signifikan dan mungkin
tidak dapat dijadikan sebagai suku bunga dasar acuan yang
stabil untuk instrumen yang didenominasikan dalam mata
uang negara tersebut. Beberapa entitas di negara-negara
tersebut mungkin memiliki posisi kredit yang lebih baik dan
memperoleh suku bunga pinjaman yang lebih rendah dibanding yang diperoleh pemerintah pusatnya. Dalam hal
ini, suku bunga dasar lebih tepat apabila ditetapkan dengan
berpedoman pada suku bunga atas obligasi korporasi yang
memiliki peringkat tertinggi yang diterbitkan dalam mata
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.119—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
uang negara tersebut.
(b) Risiko kredit. Pengaruh risiko kredit atas nilai wajar (yaitu
premi atas suku bunga dasar untuk risiko kredit) mungkin
berasal dari harga pasar yang dapat diobservasi bagi
instrumen-instrumen yang diperdagangkan yang memiliki
kualitas kredit berbeda, atau dari suku bunga yang dapat
diobservasi yang dibebankan oleh pemberi pinjaman untuk
pinjaman yang diberikan dengan berbagai peringkat kredit
yang berbeda.
(c) Harga pada Bursa mata uang asing. Pasar bursa mata
uang asing yang aktif tersedia untuk sebagian besar mata
uang utama, dan terdapat kuotasi harga secara harian
dalam berbagai publikasi keuangan.
(d) Harga komoditas. Sejumlah komoditas memiliki harga pasar
yang dapat diobservasi.
(e) Harga ekuitas. Harga (dan indeks harga) dari instrumen
ekuitas yang diperdagangkan tersedia untuk diobservasi
dibeberapa pasar. Teknik penilaian berdasarkan nilai kini
dapat digunakan untuk mengestimasi harga pasar saat ini
bagi instrumen ekuitas dalam hal harga yang dapat
diobservasi tidak tersedia.
(f) Volatilitas (yaitu besaran perubahan harga instrumen
keuangan atau item lainnya di masa datang). Ukuran
volatilitas atas item yang diperdagangkan secara aktif
umumnya dapat secara memadai diestimasi menggunakan
data pasar historis atau menggunakan volatilitas implisit
dari harga pasar saat ini.
(g) Risiko percepatan pelunasan dan surrender risk. Pola
percepatan pembayaran yang diperkirakan untuk aset
keuangan dan pola surrender untuk kewajiban keuangan
dapat diestimasi berdasarkan data historis. (Nilai wajar
kewajiban keuangan yang dapat diserahkan oleh pihak
lawan tidak boleh kurang dari nilai kini dari nilai diserahkan
tersebut, lihat paragraf 50)
(h) Biaya pengelolaan untuk aset keuangan atau kewajiban
keuangan. Biaya pengelolaan dapat diestimasi dengan
membandingkan fee yang dibebankan oleh para pelaku
pasar lain. Jika biaya pengelolaan aset keuangan atau
55.120—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
kewajiban keuangan bersifat signifikan dan pelaku pasar
lainnya menghadapi biaya yang sebanding, maka penerbit
dapat mempertimbangkannya dalam penentuan nilai wajar
aset keuangan atau kewajiban keuangan. Besar kemungkinan pada saat timbulnya hak kontraktual, nilai wajar atas
fee di masa datang sama dengan biaya perolehan awal
yang dibayarkan untuk hak kontraktual tersebut, kecuali
jika fee di masa datang tersebut beserta biaya-biaya yang
terkait tidak sejalan dengan pasar.
Keuntungan dan Kerugian (Paragraf 56–58)
PA99. Entitas menerapkan PSAK 10 & 11 atas aset
keuangan dan kewajiban keuangan yang berbentuk item
moneter sebagaimana yang dinyatakan dalam PSAK 10 & 11
dan didenominasikan dalam mata uang asing. Sesuai PSAK 10
& 11, setiap keuntungan atau kerugian akibat selisih nilai tukar
mata uang asing atas aset moneter dan kewajiban moneter
diakui dalam laporan laba rugi. Pengecualian berlaku bagi item
moneter yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai, baik
untuk lindung nilai atas arus kas (lihat paragraf 98–104) atau
lindung nilai atas investasi bersih (lihat paragraf 105). Untuk
tujuan pengakuan keuntungan dan kerugian selisih nilai tukar
mata uang asing yang sesuai dengan PSAK 10 & 11, aset
keuangan moneter tersedia untuk dijual diperlakukan sebagai
instrumen yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dalam
mata uang asing. Dengan demikian, untuk aset keuangan
tersebut, selisih nilai tukar yang disebabkan perubahan biaya
perolehan diamortisasi diakui dalam laporan laba rugi dan
perubahan lainnya dalam nilai tercatat diakui sesuai paragraf
56(b). Untuk aset keuangan tersedia untuk dijual yang tidak
berbentuk item moneter berdasarkan PSAK 10 & 11 (sebagai
contoh, instrumen ekuitas), keuntungan atau kerugian yang
diakui secara langsung dalam ekuitas sesuai pararaf 56(b)
termasuk setiap komponen yang terkait dengan nilai tukar mata
uang asing. Jika terdapat hubungan lindung nilai antara aset
moneter non derivatif dan kewajiban moneter non derivatif,
maka perubahan dalam komponen mata uang asing dari
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.121—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
instrumen keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi.
Penurunan nilai dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan
(paragraf 59–71)
Aset keuangan yang dicatat pada Biaya Perolehan
diamortisasi (paragraf 64–66)
PA100. Penurunan nilai aset keuangan yang dicatat pada
biaya perolehan diamortisasi diukur menggunakan suku bunga
efektif awal instrumen tersebut karena pendiskontoan
menggunakan suku bunga pasar yang berlaku akan berdampak
seakan nilai wajar aset keuangan tersebut tidak diukur pada
biaya perolehan diamortisasi. Jika persyaratan pinjaman yang
diberikan, piutang, atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo
dinegosiasi ulang atau dimodifikasi karena peminjam atau
penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka penurunan nilai
diukur dengan suku bunga efektif awal yang digunakan sebelum
persyaratan diubah. Arus kas yang terkait dengan piutang jangka
pendek tidak didiskonto jika pengaruh pendiskontoan tersebut
tidak material. Jika pinjaman yang diberikan, piutang, atau
investasi dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga
variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur
setiap kerugian penurunan nilai sesuai paragraf 64 adalah suku
bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.
Sebagai panduan praktis; kreditur dapat mengukur penurunan
nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan
diamortisasi berdasarkan nilai wajar instrumen dengan
menggunakan harga pasar yang dapat diobservasi. Perhitungan
nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan
dengan agunan (collateralised financial asset) mencerminkan
arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan
dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan,
terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang untuk
terjadi atau tidak.
PA101. Proses estimasi terhadap penurunan nilai mempertimbangkan seluruh eksposur kredit (credit exposure) yang ada,
55.122—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
bukan hanya eksposur kredit untuk kredit yang berkualitas
rendah saja. Sebagai contoh, jika entitas menggunakan system
pemeringkat kredit internal, maka entitas tersebut harus
mempertimbangkan seluruh peringkat kredit yang ada, dan tidak
hanya peringkat yang mencerminkan penurunan kualitas kredit
yang tajam.
PA102. Proses estimasi terhadap jumlah kerugian penurunan nilai dapat menghasilkan satu nilai kerugian atau kisaran
(range) nilai kerugian yang mungkin terjadi. Dalam hal yang
terakhir, entitas harus mengakui kerugian akibat penurunan nilai
sebesar taksiran terbaik dalam kisaran* tersebut dengan
mempertimbangkan seluruh informasi relevan yang tersedia
sebelum laporan keuangan diterbitkan mengenai kondisi yang
terjadi pada tanggal neraca.
PA103. Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara
kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan
karakteristik risiko kredit yang mengindikasikan kemampuan
debitur untuk membayar seluruh utang yang jatuh tempo sesuai
persyaratan kontrak (sebagai contoh, berdasarkan hasil evaluasi
risiko kredit atau proses pemeringkatan yang mempertimbangkan jenis aset, industri, lokasi geografis, jenis agunan, status
tunggakan, dan faktor-faktor relevan lainnya). Karakteristik
yang dipilih harus releven dengan estimasi arus kas masa datang
dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan
debitur untuk membayar seluruh utang yang jatuh tempo sesuai
persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi. Namun, kemungkinan kerugian dan statistik kerugian lainnya akan berbeda di
tingkat kelompok antara (a) aset yang penurunan nilainya telah
dievaluasi secara individual dan tidak terbukti mengalami
penurunan nilai, dan (b) aset yang penurunan nilainya belum
dievaluasi secara individual, sehingga dapat menghasilkan jumlah
penurunan nilai yang berbeda. Jika entitas tidak memiliki
*PSAK 57, Paragraf 37—42 memberikan pedoman untuk menentukan taksiran terbaik dalam suatu kisaran (range) hasil yang
memungkinkan.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.123—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
kelompok aset yang memiliki karakteristik risiko yang sama,
maka entitas tersebut tidak perlu melakukan penilaian tambahan.
PA104. Kerugian penurunan nilai yang diakui berdasarkan
kelompok merupakan langkah antara sampai proses
pengidentifikasian kerugian akibat penurunan nilai untuk tiap
aset individual yang tergabung dalam kelompok aset keuangan,
yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif selesai
dilakukan. Segera setelah informasi penurunan nilai suatu aset
dalam kelompok tersebut tersedia, maka aset tersebut
dikeluarkan dari kelompoknya.
PA105. Arus kas masa datang dari kelompok aset
keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif,
diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami
atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sama
dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut. Entitas
yang tidak atau kurang memiliki pengalaman kerugian yang
spesifik, dapat menggunakan pengalaman peer group atas
kelompok aset keuangan yang sebanding. Kerugian historis yang
pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini
yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini
yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis
tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada
pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini. Estimasi
terhadap perubahan arus kas masa datang mencerminkan dan
memiliki arah yang konsisten dengan perubahan data terkait
yang dapat diobservasi dari satu periode ke periode berikutnya
(seperti perubahan tingkat pengangguran, harga properti, harga
komoditas, status pembayaran, atau faktor-faktor lainnya yang
merupakan indikasi timbulnya kerugian dalam kelompok aset
keuangan tersebut serta besarannya). Metodologi dan asumsi
yang digunakan dalam mengestimasi arus kas masa datang dikaji
ulang secara berkala untuk mengurangi perbedaan antara
taksiran jumlah kerugian dengan jumlah kerugian aktualnya.
PA106. Contoh penerapan paragraf PA89 disajikan berikut
ini; entitas dapat menentukan, berdasarkan pengalaman
55.124—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
historisnya, bahwa salah satu dari penyebab utama timbulnya
gagal bayar (default) pinjaman kartu kredit adalah karena
kematian peminjamnya. Hasil observasi entitas menunjukkan
bahwa tingkat kematian (death rate) dari tahun ke tahun
cenderung tidak berubah. Namun demikian, beberapa peminjam
dalam kelompok pinjaman kartu kredit bisa jadi telah meninggal
dunia pada tahun tersebut yang mengindikasikan terjadinya
kerugian penurunan nilai atas pinjaman tersebut, meskipun, pada
akhir tahun, entitas belum mengetahui peminjam mana yang
meninggal dunia. Entitas layak mengakui kerugian “yang sudah
terjadi namun belum dilaporkan” ini sebagai kerugian akibat
penurunan nilai. Namun, entitas tidak dapat mengakui adanya
kerugian akibat penurunan nilai untuk kematian yang
diperkirakan akan terjadi di masa datang, karena peristiwa
kerugian (yaitu meninggalnya peminjam) belum terjadi.
PA107. Ketika menggunakan tingkat kerugian historis (historical loss rates) dalam mengestimasi arus kas masa datang,
adalah penting untuk menerapkan informasi mengenai tingkat
kerugian historis pada kelompok yang ditentukan secara konsisten
dengan kelompok yang tingkat kerugian historisnya diobservasi.
Karenanya, metode yang digunakan harus mampu menghubungkan tiap kelompok dengan informasi mengenai kerugian
masa lalu yang pernah dialami oleh kelompok aset dengan
karakteristik risiko kredit sejenis, dan dengan data relevan yang
dapat diobservasi yang mencerminkan kondisi saat ini.
PA108. Pendekatan berdasar formula atau metode
statistik dapat digunakan untuk menentukan kerugian penurunan
nilai dari suatu kelompok aset keuangan (misalnya untuk
pinjaman yang diberikan bersaldo lebih kecil) selama pendekatan
atau metode tersebut konsisten dengan ketentuan dalam
paragraf 64–98 dan PA103–PA107. Setiap model yang digunakan harus menggabungkan pengaruh nilai waktu dari uang,
mempertimbangkan arus kas dari seluruh sisa umur aset (tidak
hanya tahun berikutnya), dan mempertimbangkan umur pinjaman
yang diberikan dalam portofolio, dan tidak memperhitungkan
kerugian penurunan nilai pada pengakuan awal aset keuangan.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.125—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Pendapatan Bunga Setelah Pengakuan Penurunan Nilai
PA109. Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan
sejenis telah dikurangi nilainya sebagai akibat kerugian
penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh
setelahnya diakui atas dasar suku bunga yang digunakan untuk
mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian
penurunan nilai.
Lindung Nilai (paragraf 72–105)
Instrumen-instrumen Lindung Nilai (paragraf 73–78)
Instrumen yang memenuhi Kualifikasi Lindung Nilai
(paragraf 73 dan 74)
PA110. Kerugian potensial atas opsi yang diterbitkan entitas
secara signifikan dapat lebih besar dari keuntungan potensial
yang diperoleh dari item yang dilindung nilai. Dengan kata lain,
opsi yang diterbitkan tidak efektif mengurangi eksposur laba
rugi item yang dilindung nilai. Karenanya, opsi yang diterbitkan
tidak memenuhi kualifikasi sebagai instrumen lindung nilai,
kecuali jika opsi tersebut ditetapkan untuk saling hapus opsi
yang dibeli, termasuk opsi yang dilekatkan pada instrumen
keuangan lainnya (sebagai contoh, opsi beli yang diterbitkan
untuk lindung nilai suatu kewajiban yang dapat dibeli kembali).
Sebaliknya, opsi yang dibeli memiliki keuntungan potensial yang
sama dengan atau lebih besar dari kerugiannya, sehingga
berpotensi untuk mengurangi eksposur laba rugi yang berasal
dari perubahan nilai wajar atau arus kas. Dan karenanya, opsi
yang dibeli ini dapat memenuhi kualifikasi sebagai instrumen
lindung nilai.
PA111. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo yang dicatat
pada biaya perolehan diamortisasi dapat ditetapkan sebagai
instrumen lindung nilai dalam lindung nilai terhadap risiko mata
uang asing.
55.126—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
PA112. Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak
memiliki kuotasi dan tidak dicatat pada nilai wajarnya karena
nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal atau derivatif
yang dikaitkan pada dan harus diselesaikan melalui penyerahan
instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi tersebut (lihat
paragraf 46(c) dan 47) tidak dapat ditetapkan sebagai instrumen
lindung nilai.
PA113. Instrumen ekuitas milik entitas bukan merupakan
aset keuangan atau kewajiban keuangan dari entitas dan
karenanya tidak dapat ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai.
Item yang dilindung nilai (paragraf 79–86)
Item yang Memenuhi Kualifikasi Lindung Nilai (paragraf
78–80)
PA114. Komitmen pasti untuk mengambil-alih kegiatan
usaha dalam penggabungan usaha tidak dapat merupakan item
yang dilindung nilai, kecuali untuk risiko nilai tukar mata uang
asing, karena risiko-risiko lain yang dilindung nilai tidak dapat
diidentifikasi dan diukur secara spesifik. Risiko-risiko lain ini
merupakan risiko usaha secara umum (general business
risks).
PA115. Investasi yang menggunakan metode ekuitas tidak
dapat merupakan item yang dilindung nilai dalam lindung nilai
atas nilai wajar karena metode ekuitas mengakui pada laporan
laba rugi bagian investor dari laba atau rugi perusahaan, dan
bukan dari perubahan nilai wajar investasi. Untuk alasan yang
sama, investasi dalam perusahaan anak yang dikonsolidasi tidak
dapat merupakan item yang dilindung nilai dalam lindung nilai
atas nilai wajar karena konsolidasi tersebut mengakui laba atau
rugi perusahaan anak dalam laporan laba rugi, dan bukan
perubahan nilai wajar investasi. Lindung nilai atas investasi
bersih dalam operasi luar negeri merupakan hal yang berbeda,
karena lindung nilai tersebut merupakan lindung nilai atas
eksposur mata uang asing dan bukan merupakan lindung nilai
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.127—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
atas nilai wajar untuk perubahan nilai investasi.
AG116. Paragraf 81 menyatakan bahwa dalam laporan
keuangan konsolidasi, risiko mata uang asing dari prakiraan
transaksi intragrup yang sangat mungkin terjadi dapat memenuhi
kualifikasi sebagai item yang dilindung nilai dalam lindung nilai
arus kas, sepanjang transaksi tersebut didenominasikan dalam
mata uang selain mata uang fungsional dari entitas yang
melakukan transaksi tersebut dan risiko mata uang asing akan
mempengaruhi laporan laba rugi konsolidasi. Untuk tujuan ini,
entitas dapat merupakan perusahaan induk (parent), perusahaan
anak (subsidiary), perusahaan asosiasi (associate), joint venture atau cabang (branch). Jika risiko mata uang asing dari
prakiraan transaksi intragrup tidak mempengaruhi laporan laba
rugi konsolidasi, maka transaksi intragrup tidak memenuhi
kualifikasi sebagai item yang dilindung nilai. Hal ini biasanya
terjadi dalam kasus pembayaran royalti, pembayaran bunga atau
biaya manajemen (management charges) antar anggota dari
kelompok yang sama, kecuali terdapat transaksi eksternal yang
terkait. Namun demikian, jika risiko mata uang asing dari
prakiraan transaksi intragrup akan mempengaruhi laporan laba
rugi konsolidasi, maka transaksi intragrup tersebut dapat
memenuhi kualifikasi sebagai item yang dilindung nilai. Sebagai
contoh adalah prakiraan penjualan atau pembelian persediaan
antar anggota dari kelompok yang sama apabila terdapat
penjualan berikutnya (onward sale) dari persediaan kepada
pihak diluar kelompok tersebut. Contoh lain adalah prakiraan
penjualan intragrup untuk pabrik dan peralatan dari kelompok
entitas yang memproduksinya kepada kelompok entitas yang
akan menggunakan pabrik dan peralatan tersebut dalam
operasinya dapat mempengaruhi laporan laba rugi konsolidasi.
Hal ini dapat terjadi, misalnya, karena pabrik dan peralatan akan
didepresiasi oleh entitas yang membeli dan jumlah pengakuan
awal dari pabrik dan peralatan tersebut dapat berubah jika
perkiraan transaksi intragrup didenominasi dalam mata uang
selain mata uang fungsional dari entitas yang membeli.
55.128—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
PA117 Jika suatu lindung nilai dari prakiraan transaksi
intragrup memenuhi kualifikasi sebagai akuntansi lindung nilai,
setiap keuntungan atau kerugian yang diakui secara langsung
dalam ekuitas sesuai paragraf 98(a) akan direklasifikasikan
dalam laporan laba rugi pada periode yang sama atau periodeperiode selama transaksi lindung nilai risiko mata uang asing
mempengaruhi laporan laba rugi konsolidasi.
Penetapan Item Keuangan sebagai Item yang Dilindung
Nilai (paragraf 82 dan 83)
PA118. Jika sebagian arus kas dari aset keuangan atau
kewajiban keuangan ditetapkan sebagai item yang dilindung
nilai, maka bagian yang ditetapkan harus lebih kecil dari total
arus kas yang berasal dari aset atau kewajiban tersebut. Contoh,
dalam kasus kewajiban memiliki suku bunga efektif yang lebih
rendah dari LIBOR, entitas tidak dapat menetapkan (a) sebagian
kewajiban tersebut yang sama jumlahnya dengan jumlah pokok
ditambah jumlah bunga yang dihitung berdasarkan LIBOR dan
(b) bagian sisa yang berjumlah negatif. Namun, entitas dapat
menetapkan seluruh arus kas yang berasal dari seluruh aset
atau kewajiban keuangan sebagai item yang dilindung nilai dan
melindungi nilainya terhadap satu jenis risiko saja (misalnya
hanya terhadap perubahan yang disebabkan perubahan
LIBOR). Contoh, jika kewajiban keuangan memiliki suku bunga
efektif 100 basis points di bawah LIBOR, maka entitas dapat
menetapkan seluruh kewajiban tersebut sebagai item yang
dilindung nilai (yaitu jumlah pokok ditambah bunga yang dihitung
berdasarkan LIBOR dikurangi 100 basis points) dan
melindungi nilai seluruh kewajiban tersebut dari perubahan nilai
wajar atau arus kas yang disebabkan perubahan LIBOR. Entitas
juga dapat memilih rasio lindung nilai (hedge ratio) selain satu
banding satu untuk meningkatkan efektivitas lindung nilai
sebagaimana dijabarkan dalam paragraf PA120.
PA119. Lebih lanjut, jika instrumen keuangan dengan suku
bunga tetap dilindung nilai setelah penerbitannya dan suku bunga
telah berubah pada saat itu, maka entitas dapat menetapkan
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.129—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
suatu bagian yang sama dengan suku bunga acuan yang lebih
tinggi dari suku bunga kontrak yang harus dibayar atas item
tersebut. Entitas dapat melakukan hal tersebut selama suku
bunga acuan lebih rendah dari suku bunga efektif yang dihitung
berdasarkan asumsi bahwa entitas telah membeli instrumen
tersebut pada hari dimana entitas menetapkan instrumen tersebut
sebagai item yang dilindung nilai untuk pertama kali. Contoh,
diasumsikan bahwa entitas menerbitkan aset keuangan dengan
suku bunga tetap senilai CU100, dan memiliki suku bunga efektif
6 persen pada saat LIBOR 4 persen. Entitas mulai melakukan
lindung nilai atas aset tersebut ketika LIBOR meningkat menjadi
8 persen dan nilai wajar aset turun menjadi CU90. Entitas
menghitung bahwa jika entitas telah membeli aset tersebut pada
tanggal dimana entitas menetapkannya sebagai item yang
dilindung nilai dengan nilai wajar aset tersebut adalah CU90,
hasil efektifnya akan menjadi 9.5%. Karena LIBOR lebih
rendah dari hasil efektifnya, maka entitas dapat menetapkan
sebagian LIBOR 8% yang sebagian berasal dari arus kas bunga
kontrak dan sebagian lagi berasal dari selisih antara nilai wajar
saat ini (CU90) dengan jumlah yang harus dibayarkan pada
saat jatuh tempo (CU100).
Penetapan Item non keuangan sebagai Item yang
Dilindung Nilai (paragraf 84)
PA120. Perubahan dari harga unsur pembentuk atau
komponen aset atau kewajiban non keuangan umumnya tidak
memiliki pengaruh yang dapat diperkirakan dan tidak dapat
diukur secara terpisah dari harga item tersebut yang dapat
dibandingkan dengan pengaruh dari, misalnya, perubahan suku
bunga pasar terhadap harga obligasi. Oleh karenanya, aset atau
kewajiban non keuangan merupakan item yang dilindung nilai
hanya untuk satu kesatuan yang utuh (in its entirety) atau untuk
risiko nilai tukar mata uang asing. Jika terdapat perbedaan antara
persyaratan instrumen lindung nilai dan persyaratan item yang
dilindung nilai (misalnya, lindung nilai atas perkiraan pembelian
kopi Brazil dengan menggunakan kontrak forward untuk
pembelian kopi Columbia yang persyaratannya tidak sama),
55.130—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
namun hubungan lindung nilai tersebut dapat memenuhi
kualifikasi hubungan lindung nilai (a hedge relationship) selama
seluruh kondisi dalam paragraf 90 terpenuhi, termasuk bahwa
lindung nilai tersebut diperkirakan akan sangat efektif. Untuk
tujuan ini, jumlah dari instrumen lindung nilai dapat lebih besar
atau lebih kecil dari jumlah item yang dilindung nilai, selama hal
tersebut dapat meningkatkan efektivitas hubungan lindung nilai.
Contoh, analisis regresi dapat dilakukan untuk menetapkan
hubungan statistikal antara item yang dilindung nilai (misalnya
transaksi kopi Brazil) dan instrumen lindung nilai (misalnya
transaksi kopi Columbia). Jika terdapat hubungan statistikal yang
valid antara kedua variabel tersebut (yaitu antara harga per
unit kopi Brazil dan kopi Columbia), maka sudut kemiringan
(slope) garis regresi dapat digunakan untuk menetapkan
besarnya rasio lindung nilai yang akan memaksimalkan
efektivitas yang diharapkan. Contoh, jika sudut kemiringan garis
regresi adalah 1,02, maka rasio lindung nilai yang didasarkan
pada 0,98 kuantitas item yang dilindung nilai membutuhkan 1,00
kuantitas instrumen lindung nilai agar dapat memaksimalkan
efektifitas yang diharapkan. Namun, hubungan lindung nilai juga
dapat menyebabkan ketidak-efektifan yang diakui dalam laporan
laba rugi selama jangka waktu hubungan lindung nilai tersebut.
Penetapan Kelompok Item sebagai Item yang Dilindung
Nilai (paragraf 85 dan 86)
PA121. Lindung nilai atas posisi neto keseluruhan (misalnya
nilai neto dari seluruh aset dan kewajiban dengan suku bunga
tetap dan jatuh tempo yang sama), dan bukan atas item spesifik
yang dilindung nilai, tidak memenuhi kualifikasi akuntansi lindung
nilai. Namun, dampak yang hampir sama terhadap laporan laba
rugi dari penerapan akuntansi lindung nilai untuk hubungan
lindung nilai jenis ini dapat dicapai dengan menetapkan bagian
dari item yang mendasari sebagai item yang dilindung nilai.
Sebagai contoh, jika bank memiliki aset senilai CU100 dan kewajiban senilai CU90 dengan karakteristik risiko dan persyaratan yang sejenis serta ingin melindung nilai eksposur
netonya sebesar CU10, maka bank dapat menetapkan CU10
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.131—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
dari aset yang dimilikinya sebagai item yang dilindung nilai.
Penetapan ini dapat digunakan jika aset dan kewajiban tersebut
adalah instrumen dengan suku bunga tetap, yang dalam hal ini
merupakan lindung nilai atas nilai wajar, atau jika aset dan
kewajiban tersebut merupakan instrumen dengan suku bunga
variabel, yang dalam hal ini merupakan lindung nilai atas arus
kas. Demikian juga, jika entitas memiliki komitmen pasti untuk
melakukan pembelian dalam mata uang asing senilai CU100
dan memiliki komitmen pasti untuk melakukan penjualan dalam
mata uang asing senilai CU90, maka entitas dapat melindung
nilai eksposur neto sebesar CU10 dengan melakukan transaksi
derivatif dan menetapkannya sebagai instrumen lindung nilai
yang dikaitkan dengan CU10 dari komitmen pasti pembelian
senilai CU100.
Akuntansi Lindung Nilai (paragraf 87–105)
PA122. Contoh dari lindung nilai atas nilai wajar adalah
lindung nilai atas eksposur karena perubahan nilai wajar
instrumen utang dengan suku bunga tetap yang disebabkan
perubahan suku bunga. Lindung nilai ini dapat dilakukan oleh
penerbit atau pemegang instrumen.
PA123. Contoh dari lindung nilai atas arus kas adalah
penggunaan swap untuk mengubah utang dengan suku bunga
mengambang menjadi utang dengan suku bunga tetap (yaitu
lindung nilai atas transaksi di masa datang dimana arus kas
masa datang yang dilindung nilai berasal dari pembayaran bunga
di masa datang).
PA124. Lindung nilai atas komitmen pasti (misalnya lindung
nilai terhadap perubahan harga BBM yang terkait dengan
komitmen kontraktual yang belum diakui (unrecognised contractual commitment) yang dimiliki oleh perusahaan listrik untuk
membeli BBM pada harga yang telah ditetapkan) merupakan
lindung nilai terhadap eksposur perubahan nilai wajar. Dengan
demikian, lindung nilai tersebut merupakan lindung nilai atas
nilai wajar. Akan tetapi, berdasarkan paragraf 89, lindung nilai
55.132—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
terhadap risiko mata uang asing dari suatu komitmen pasti dapat
juga dicatat sebagai lindung nilai atas arus kas.
Penilaian Efektivitas Lindung Nilai
PA125. Lindung nilai dianggap sangat efektif jika kedua
kondisi di bawah ini terpenuhi:
(a) Pada saat dimulainya lindung nilai dan periode-periode
sesudahnya, lindung nilai tersebut diharapkan akan sangat
efektif untuk saling hapus terhadap perubahan nilai wajar
atau arus kas yang diatribusikan terhadap risiko yang
dilindung nilai selama periode lindung nilai tersebut.
Harapan tersebut dapat ditunjukkan melalui beberapa cara,
termasuk dengan:
(i) membandingkan perubahan nilai wajar atau arus kas
di masa lalu dari item yang dilindung nilai yang
diatribusikan terhadap risiko yang dilindung nilai dengan
perubahan nilai wajar atau arus kas di masa lalu dari
instrumen lindung nilai; atau
(ii) menunjukkan korelasi statistik yang tinggi antara nilai
wajar atau arus kas dari item yang dilindung nilai
dengan nilai wajar atau arus kas dari instrumen lindung
nilai. Entitas dapat memilih rasio lindung nilai selain
satu banding satu dalam rangka meningkatkan
efektivitas lindung nilai sebagaimana yang dijabarkan
dalam paragraf PA120.
(b) Hasil aktual dari lindung nilai berada dalam kisaran 80–
125 persen. Sebagai contoh, jika hasil aktual lindung nilai
berupa kerugian atas instrumen lindung nilai sebesar CU120
dan keuntungan atas instrumen yang dilindung nilai sebesar
CU100, maka saling hapus dapat diukur sebagai 120/100,
yakni 120%, atau sebagai 100/120, yakni 83%. Dalam
contoh ini, jika diasumsikan bahwa lindung nilai ini
memenuhi ketentuan dalam huruf (a), maka entitas dapat
menyimpulkan bahwa lindung nilai ini sangat efektif.
PA126. Efektivitas dievaluasi, minimal, pada waktu entitas
menyiapkan laporan keuangan tahunan atau interim.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.133—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
PA127. Pernyataan ini tidak secara khusus menetapkan
metode tertentu untuk menilai efektivitas lindung nilai. Metode
yang digunakan entitas dalam menilai efektivitas lindung nilai
tergantung pada strategi pengelolaan risiko yang dimiliki. Contoh,
jika strategi pengelolaan risiko entitas adalah dengan
menyesuaikan jumlah instrumen lindung nilai secara berkala
untuk mencerminkan perubahan posisi yang dilindung nilai, maka
entitas harus menunjukkan bahwa lindung nilai tersebut
diharapkan sangat efektif hanya untuk periode sampai dengan
penyesuaian jumlah instrumen lindung nilai berikutnya. Pada
sejumlah kasus, entitas dapat mengadopsi metode yang berbeda
untuk jenis lindung nilai yang berbeda. Pendokumentasian
strategi lindung nilai oleh entitas meliputi prosedur yang
digunakan dalam menilai efektivitas lindung nilai. Prosedur
tersebut menyatakan apakah penilaian yang dilakukan meliputi
seluruh keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai
atau apakah nilai waktu suatu instrumen diabaikan.
PA128. Jika entitas melakukan lindung nilai kurang dari
100 persen eksposur dari suatu item, misalnya 85 persen, maka
entitas harus menetapkan 85 persen dari eksposur tersebut
sebagai item yang dilindung nilai dan mengukur efektif tidaknya
lindung nilai berdasarkan perubahan dari 85 persen eksposur
tersebut. Namun, ketika lindung nilai ditetapkan sebesar 85
persen dari total eksposur, entitas dapat menggunakan rasio
lindung nilai selain satu banding satu jika rasio tersebut dapat
meningkatkan efektivitas lindung nilai yang diharapkan,
sebagaimana yang dijelaskan dalam paragraf PA120.
PA129. Jika persyaratan utama instrumen lindung nilai sama
dengan persyaratan utama item yang dilindung nilai (aset,
kewajiban, komitmen pasti, atau prakiraan transaksi yang sangat
mungkin terjadi), perubahan nilai wajar dan arus kas yang dapat
diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai kemungkinan besar
dapat saling hapus sepenuhnya, baik ketika lindung nilai tersebut
ditetapkan atau setelahnya. Sebagai contoh, interest rate swap
berpeluang menjadi lindung nilai yang efektif jika jumlah nosional
dan pokoknya, jangka waktu (term), tanggal penyesuaian nilai,
55.134—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
tanggal-tanggal penerimaan dan pembayaran bunga dan pokok,
serta dasar pengukuran tingkat suku bunga yang sama antara
instrumen lindung nilai dengan item yang dilindung nilai.
Selanjutnya, lindung nilai atas prakiraan pembelian yang sangat
mungkin terjadi atas suatu komoditas dengan menggunakan
kontrak forward berpeluang besar menjadi sangat efektif jika:
(a) kontrak forward tersebut ditujukan untuk pembelian
komoditas yang sama dalam jumlah, waktu dan lokasi yang
sama dengan prakiraan pembelian yang dilindung nilai
tersebut;
(b) nilai wajar kontrak forward tersebut pada saat penerbitannya adalah nol; dan
(c) perubahan diskon atau premi kontrak forward diabaikan
dalam penilaian efektivitas lindung nilai dan diakui dalam
laporan laba rugi, atau perubahan arus kas yang diharapkan
dari prakiraan transaksi yang sangat mungkin terjadi
dihitung berdasarkan harga forward komoditas tersebut.
PA130. Kadangkala instrumen lindung nilai hanya saling
hapus sebagian dari risiko yang dilindung nilai. Sebagai contoh,
lindung nilai tidak akan sepenuhnya efektif jika instrumen lindung
nilai dan item yang dilindung nilai didenominasi dalam mata uang
yang berbeda sehingga tidak bergerak searah. Juga, lindung
nilai terhadap risiko tingkat suku bunga menggunakan derivatif
tidak akan sepenuhnya efektif jika bagian dari perubahan nilai
wajar derivatif tersebut diatribusikan pada risiko kredit pihak
lawan.
PA131. Untuk memenuhi kualifikasi akuntansi lindung nilai,
lindung nilai harus terkait dengan risiko yang telah diidentifikasi
dan ditetapkan secara spesifik, jadi bukan untuk risiko usaha
secara umum (general business risk) dan akhirnya harus
mempengaruhi laporan laba rugi entitas. Lindung nilai terhadap
risiko keusangan aset berwujud atau risiko disitanya properti
oleh pemerintah tidak memenuhi kualifikasi akuntansi lindung
nilai; efektivitas lindung nilai ini tidak dapat diukur karena
risikonya tidak dapat diukur secara handal.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.135—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
PA132. Dalam kasus risiko suku bunga, efektivitas lindung
nilai dapat dinilai dengan menyiapkan jadual jatuh tempo aset
dan kewajiban keuangan yang menunjukkan eksposur suku
bunga neto untuk setiap periode, selama eksposur neto terkait
dengan aset atau kewajiban spesifik (atau kelompok aset atau
kewajiban spesifik atau bagian spesifik dari kelompok tersebut)
yang menimbulkan eksposur neto tersebut, dan efektivitas
lindung nilai dinilai terhadap aset atau kewajiban tersebut.
PA133. Dalam menilai efektivitas lindung nilai, entitas
umumnya mempertimbangkan nilai waktu dari uang. Suku
bunga tetap dari item yang dilindung nilai tidak perlu persis sama
dengan suku bunga tetap dari swap yang ditetapkan sebagai
lindung nilai atas nilai wajar. Demikian juga, suku bunga variabel
dari aset atau kewajiban yang menghasilkan bunga tidak harus
sama dengan suku bunga variabel swap yang ditetapkan sebagai
lindung nilai atas arus kas. Nilai wajar swap berasal dari penyelesaian netonya. Tingkat suku bunga tetap dan variabel suatu
swap dapat diubah tanpa mempengaruhi penyelesaian netonya
jika keduanya berubah dalam jumlah yang sama.
PA134. Jika entitas tidak memenuhi kriteria efektivitas
lindung nilai, maka entitas harus menghentikan akuntansi lindung
nilainya sejak tanggal terakhir entitas tersebut mampu memenuhi
kriteria efektivitas lindung nilai tersebut. Namun, jika entitas
dapat mengidentifikasi peristiwa atau perubahan keadaan yang
menyebabkan hubungan lindung nilai gagal memenuhi kriteria
efektivitas, dan dapat membuktikan bahwa lindung nilai telah
berjalan efektif sebelum peristiwa atau perubahan keadaan
tersebut terjadi, entitas menghentikan akuntansi lindung nilai
sejak tanggal terjadinya peristiwa atau perubahan keadaan
tersebut.
Akuntansi Lindung Nilai atas Nilai Wajar untuk suatu
Lindung Nilai Portofolio dari Risiko Suku Bunga
PA135. Untuk lindung nilai atas nilai wajar dari risiko suku
bunga yang terkait dengan portofolio aset atau kewajiban
55.136—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
keuangan, entitas akan memenuhi persyaratan dalam
Pernyataan ini jika memenuhi prosedur yang digariskan dalam
huruf (a) – (i) dan paragraf PA136–PA153 di bawah ini:
(a) Sebagai bagian dari proses pengelolaan risiko entitas
mengidentifikasi portofolio dari items yang risiko suku
bunganya ingin dilindung nilai. Portofolio tersebut dapat
terdiri atas aset saja, kewajiban saja, atau aset dan
kewajiban. Entitas dapat mengidentifikasi dua atau lebih
portofolio (misalnya entitas dapat mengelompokkan asetaset tersedia untuk dijual ke dalam satu portofolio yang
terpisah), yang dalam hal ini entitas menerapkan pedoman
di bawah ini untuk tiap portofolio secara terpisah.
(b) Entitas menganalisis portofolio tersebut ke dalam beberapa
periode waktu penyesuaian nilai berdasarkan ekspektasi
dan bukan sesuai kontrak. Analisis tersebut dapat dilakukan
dalam beberapa cara termasuk menskedulkan arus kas ke
dalam periode-periode dimana arus kas tersebut diharapkan
akan terjadi, atau menskedulkan jumlah pokok nosionalnya
ke dalam seluruh periode hingga penyesuaian nilai
diharapkan akan terjadi.
(c) Berdasarkan analisis ini, entitas memutuskan jumlah yang
ingin dilindung nilai. Entitas menetapkan sebagai item yang
dilindung nilai sejumlah aset atau kewajiban (namun bukan
nilai netonya) dari portofolio yang telah diidentifikasi yang
sama dengan jumlah yang ditetapkan entitas untuk dilindung
nilai. Jumlah ini juga menentukan ukuran persentase yang
akan digunakan untuk menguji efektivitas lindung nilai sesuai
paragraf PA147(b).
(d) Entitas menetapkan risiko tingkat suku bunga yang ingin
dilindung nilai. Risiko ini dapat berupa suatu bagian dari
risiko tingkat suku bunga dalam setiap items dalam posisi
yang dilindung nilai, seperti tingkat suku bunga acuan
(misalnya LIBOR).
(e) Entitas menetapkan satu atau lebih instrumen lindung nilai
untuk setiap periode waktu penyesuaian nilai.
(f) Menggunakan penetapan yang dilakukan dalam huruf (c)–
(e) diatas, entitas menilai, pada saat dimulainya lindung
nilai dan periode-periode setelahnya, apakah lindung nilai
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.137—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
tersebut diperkirakan sangat efektif selama periode
penetapannya.
(g) Secara berkala, entitas mengukur perubahan nilai wajar
item yang dilindung nilai (sebagaimana ditetapkan dalam
huruf (c)) yang diatribusikan pada risiko yang dilindung
nilai (sebagaimana ditetapkan dalam huruf (d)), berdasarkan perkiraan tanggal penyesuaian nilai sebagaimana
ditetapkan dalam huruf (d). Sepanjang lindung nilai secara
aktual ditetapkan sangat efektif ketika dinilai menggunakan
metode penilaian efektivitas yang didokumentasikan entitas,
maka entitas mengakui perubahan nilai wajar item yang
dilindung nilai sebagai keuntungan atau kerugian dalam
laporan laba rugi serta sebagai pos tersendiri dalam neraca
sebagaimana yang dijabarkan dalam paragraf 92.
Perubahan nilai wajar tidak perlu dialokasikan pada tiap
aset atau kewajiban individual.
(h) Entitas mengukur perubahan nilai wajar instrumen lindung
nilai (sebagaimana ditetapkan dalam huruf (e)) dan
mengakui perubahan tersebut sebagai keuntungan atau
kerugian dalam laporan laba rugi. Nilai wajar instrumen
lindung nilai diakui sebagai aset atau kewajiban dalam
neraca.
(i) Bagian yang tidak efektif* diakui dalam laporan laba rugi
sebesar selisih antara perubahan nilai wajar sebagaimana
dimaksudkan dalam huruf (g) dan dalam huruf (h).
PA136. Pendekatan ini dijabarkan lebih rinci pada paragrafparagraf berikut. Pendekatan ini hanya diterapkan untuk lindung
nilai atas nilai wajar dari risiko suku bunga yang terkait dengan
portofolio aset keuangan atau kewajiban keuangan.
PA137. Portofolio yang diidentifikasi dalam paragraf
PA135(a) dapat terdiri dari aset dan kewajiban. Sebagai
alternatif, portofolio tersebut juga dapat berupa portofolio yang
terdiri dari aset saja atau kewajiban saja. Portofolio ini
*Pertimbangan materialitas yang sama diterapkan dalam konteks
ini seperti diterapkan diseluruh PSAK.
55.138—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
digunakan untuk menetapkan jumlah aset atau kewajiban yang
ingin dilindung nilai. Namun, portofolio ini bukan merupakan
item yang dilindung nilai.
PA138. Dalam menerapkan paragraf PA135(b), entitas
menetapkan perkiraan tanggal penyesuaian nilai suatu item
berdasarkan tanggal yang lebih awal antara tanggal dimana
item tersebut diperkirakan akan jatuh tempo atau akan
disesuaikan harganya dengan harga pasar. Perkiraan tanggal
penyesuaian nilai diestimasi pada saat dimulainya lindung nilai
dan selama masa berlakunya lindung nilai tersebut, berdasarkan
pengalaman historis dan informasi lainnya yang tersedia,
termasuk informasi dan perkiraan-perkiraan berkenaan dengan
tingkat percepatan pelunasan (prepayment rates), suku bunga,
dan hubungan antar keduanya. Entitas yang tidak atau kurang
memiliki pengalaman yang spesifik dapat menggunakan
pengalaman industri sejenis atas instrumen keuangan yang
dapat diperbandingkan. Estimasi tersebut kemudian dikaji ulang
secara berkala dan dikinikan sesuai pengalaman yang diperoleh.
Dalam kasus item dengan suku bunga tetap yang dapat dilunasi
lebih awal, perkiraan tanggal penyesuaian nilai adalah tanggal
dimana item tersebut diperkirakan akan dilunasi lebih awal,
kecuali item dimaksud telah disesuaikan dengan harga pasar
sebelum tanggal perkiraan tersebut. Untuk kelompok item
sejenis, analisis ke dalam periode waktu berdasarkan perkiraan
tanggal penyesuaian nilai dapat dilakukan dengan mengalokasikan suatu persentase dari kelompok, daripada item individual, ke dalam tiap periode waktu. Entitas dapat menerapkan
metodologi lain untuk tujuan alokasi tersebut. Sebagai contoh,
entitas dapat menggunakan multiplier dari tingkat percepatan
pelunasan untuk mengalokasikan amortisasi pinjaman yang
diberikan ke dalam tiap periode waktu berdasarkan perkiraan
tanggal penyesuaian nilai. Namun, metodologi tersebut harus
dilakukan sesuai dengan prosedur dan tujuan manajemen risiko
entitas.
PA139. Sebagai contoh dari penetapan item yang dilindung
nilai dalam paragraf PA114(c), jika dalam suatu periode waktu
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.139—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
penyesuaian nilai, entitas mengestimasi bahwa ia memiliki aset
dengan suku bunga tetap senilai CU100 dan kewajiban dengan
suku bunga tetap senilai CU80 dan entitas memutuskan untuk
melindung nilai seluruh posisi netonya sebesar CU20, maka
entitas menetapkan bagian dari aset tersebut senilai CU 20
sebagai item yang dilindung nilai*. Penetapan tersebut
dinyatakan sebagai suatu jumlah mata uang (misalnya dalam
dollar, euro, pounds, dan rand) daripada sebagai aset individual. Dengan demikian, keseluruhan aset (atau kewajiban)
yang mendasari jumlah yang dilindung nilai, yaitu seluruh nilai
aset sebesar CU100 dalam contoh di atas, harus merupakan:
(a) items yang nilai wajarnya berubah akibat perubahan suku
bunga yang dilindung nilai; dan
(b) items yang memenuhi kualifikasi akuntansi lindung nilai atas
nilai wajar apabila items tersebut telah ditetapkan untuk
dilindung nilai secara individual. Secara khusus, karena
Pernyataan** menetapkan bahwa nilai wajar suatu
kewajiban keuangan yang memiliki fitur dapat ditarik
sewaktu-waktu (seperti giro dan beberapa jenis deposito
berjangka) tidak boleh kurang dari jumlah terutang yang
dapat ditarik sewaktu-waktu, yang didiskonto sejak tanggal
pertama jumlah tersebut dapat diminta untuk dibayarkan,
maka item tersebut tidak memenuhi kualifikasi akuntansi
lindung nilai atas nilai wajar untuk setiap periode waktu di
luar periode tersingkat dimana pemegang instrumen dapat
meminta pembayaran. Dalam contoh di atas, posisi yang
dilindung nilai adalah suatu jumlah dari aset. Jadi, kewajiban
tersebut bukan merupakan bagian dari item yang ditetapkan
untuk dilindung nilai, namun digunakan entitas untuk
menentukan nilai aset yang ditetapkan sebagai item yang
dilindung nilai. Jika posisi yang ingin dilindung nilai oleh
entitas merupakan suatu jumlah dari kewajiban, maka
*Pernyataan memperbolehkan entitas untuk menetapkan
berapapun jumlah dari aset atau kewajiban yang memenuhi
kualifikasi, yaitu dalam contoh ini adalah nilai aset antara CU0
dan CU100.
**lihat paragraf 49
55.140—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
jumlah yang ditetapkan untuk dilindung nilai tersebut harus
berasal dari kewajiban dengan suku bunga tetap namun
bukan kewajiban yang dapat diminta untuk dibayar dalam
periode waktu yang lebih singkat, dan ukuran persentase
yang digunakan untuk menilai efektivitas lindung nilai sesuai
paragraf PA147(b) dihitung sebagai suatu persentase dari
kewajiban lainnya tersebut. Sebagai contoh, diasumsikan
entitas mengestimasi bahwa pada suatu periode waktu
penyesuaian nilai, entitas memiliki kewajiban dengan suku
bunga tetap sebesar CU100, terdiri atas giro sebesar CU40
dan kewajiban tanpa fitur dapat ditarik sewaktu-waktu
sebesar CU60, serta aset dengan suku bunga tetap sebesar
CU70. Jika entitas memutuskan untuk melindung nilai posisi
netonya sebesar CU30, maka entitas akan menetapkan
sebagai item kewajiban yang dilindung nilai sebesar CU30
atau 50 persen* dari kewajiban tanpa fitur dapat ditarik
sewaktu-waktu.
PA140. Entitas juga harus mematuhi ketentuan penetapan
dan pendokumentasian sebagaimana yang digariskan dalam
paragraf 90(a). Untuk portofolio lindung nilai terhadap risiko
suku bunga, penetapan dan pendokumentasian ini menjelaskan
kebijakan entitas atas seluruh variabel yang digunakan untuk
mengidentifikasi jumlah yang dilindung nilai serta bagaimana
cara mengukur efektivitasnya, termasuk hal-hal berikut ini:
(a) aset dan kewajiban mana yang akan dimasukkan dalam
portofolio lindung nilai dan dasar yang digunakan untuk
mengeluarkan mereka dari portofolio tersebut;
(b) cara entitas mengestimasi tanggal penyesuaian nilai,
termasuk asumsi suku bunga yang digunakan untuk
mengestimasi tingkat percepatan pelunasan dan dasar yang
digunakan untuk mengubah estimasi tersebut. Metode yang
sama juga digunakan untuk estimasi awal yang dibuat saat
aset atau kewajiban dimasukkan dalam portofolio lindung
nilai dan untuk revisi selanjutnya atas estimasi tersebut.
*CU30: (CU100—CU40) = 50 per cent
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.141—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(c) jumlah dan durasi periode waktu penyesuaian nilai.
(d) frekuensi pengujian efektivitas dan metode mana dari
kedua metode yang disajikan dalam paragraf PA147 yang
akan digunakan.
(e) metodologi yang digunakan entitas dalam menentukan
jumlah aset atau kewajiban yang ditetapkan sebagai item
yang dilindung nilai, dan juga ukuran persentase yang
digunakan ketika entitas melakukan pengujian efektivitas
menggunakan metode yang dijelaskan dalam paragraf
PA147(b).
(f) ketika entitas menguji efektivitas menggunakan metode
yang dijelaskan dalam paragraf PA147(b), harus ditetapkan
apakah entitas akan melakukan pengujian efektivitas untuk
setiap periode waktu penyesuaian nilai secara individual,
untuk keseluruhan periode waktu secara agregat, atau
menggunakan kombinasi keduanya.
Kebijakan yang digariskan dalam penetapan dan pendokumentasian hubungan lindung nilai harus sesuai dengan prosedur dan
tujuan manajemen risiko entitas. Perubahan kebijakan tersebut
tidak dapat dilakukan secara arbitrer. Perubahan tersebut harus
dapat dijustifikasi berdasarkan perubahan kondisi pasar dan
faktor-faktor lainnya, yang dilandasi oleh dan konsisten dengan
prosedur dan tujuan manajemen risiko entitas.
PA141. Instrumen lindung nilai yang mengacu pada
paragraf PA135(e) dapat berupa derivatif tunggal atau portofolio
derivatif yang keseluruhannya mengandung eksposur terhadap
risiko suku bunga yang dilindung nilai yang ditetapkan dalam
paragraf PA135(d) (misalnya portofolio interest rate swaps
yang secara keseluruhan mengandung eksposur terhadap
LIBOR). Portofolio derivatif tersebut dapat mengandung posisi
risiko yang saling hapus. Namun, portofolio tersebut tidak boleh
mencakup opsi yang diterbitkan atau opsi yang diterbitkan neto
(net written options), karena Pernyataan ini tidak memperbolehkan opsi tersebut ditetapkan sebagai instrumen lindung
nilai (kecuali jika opsi yang diterbitkan tersebut ditetapkan untuk
saling hapus dengan opsi yang dibeli). Jika instrumen lindung
55.142—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
nilai digunakan untuk lindung nilai suatu jumlah yang ditetapkan
dalam paragraf PA135(c) lebih dari satu periode waktu
penyesuaian nilai, maka instrumen lindung nilai tersebut harus
dialokasikan ke seluruh periode waktu lindung nilai. Namun,
keseluruhan instrumen lindung nilai tersebut harus dialokasikan
ke seluruh periode waktu penyesuaian nilai karena Pernyataan*
ini tidak memperbolehkan hubungan lindung nilai ditetapkan
hanya untuk suatu bagian saja dari periode waktu berlakunya
instrumen lindung nilai tersebut.
PA142. Ketika entitas mengukur perubahan nilai wajar item
yang dapat dilunasi lebih awal sesuai paragraf PA135(g), maka
perubahan suku bunga akan mempengaruhi nilai wajar item
tersebut dalam dua cara: mempengaruhi nilai wajar arus kas
kontraktual dan nilai wajar opsi yang dapat dilunasi lebih awal
yang terkandung dalam item tersebut. Paragraf 82 dari
Pernyataan ini menperbolehkan entitas untuk menetapkan suatu
bagian dari aset keuangan atau kewajiban keuangan yang
memiliki eksposur risiko sama, sebagai item yang dilindung nilai,
sepanjang efektivitasnya dapat diukur. Untuk item yang dapat
dilunasi lebih awal, paragraf 83 memperbolehkan hal ini dicapai
dengan menetapkan item yang dilindung nilai berupa perubahan
nilai wajar yang dapat diatribusikan pada perubahan suku bunga
yang ditetapkan berdasarkan tanggal penyesuaian nilai yang
diperkirakan dan bukan tanggal sesuai kontrak. Namun,
pengaruh perubahan suku bunga yang dilindung nilai pada tanggal
penyesuaian nilai yang diperkirakan tersebut harus diperhitungkan dalam penentuan perubahan nilai wajar item yang dilindung
nilai. Akibatnya, jika dilakukan revisi tanggal penyesuaian nilai
yang diperkirakan (misalnya untuk mencerminkan perubahan
perkiraan percepatan pelunasan), atau jika tanggal penyesuaian
nilai aktual berbeda dari tanggal yang diperkirakan, maka
hubungan lindung nilai yang tidak efektif akan terjadi seperti
diuraikan dalam paragraf PA147.
* lihat paragraf 75
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.143—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Sebaliknya, perubahan tanggal penyesuaian nilai yang diperkirakan yang:
(a) secara jelas ditimbulkan dari faktor lain, selain perubahan
suku bunga yang dilindung nilai;
(b) tidak memiliki korelasi dengan perubahan suku bunga yang
dilindung nilai; dan
(c) dapat dipisahkan secara handal dari perubahan yang
disebabkan oleh suku bunga yang dilindung nilai (misalnya
perubahan tingkat percepatan pelunasan yang secara jelas
timbul karena perubahan faktor demografi atau peraturan
perpajakan dan bukan disebabkan perubahan suku bunga)
harus diabaikan dalam penentuan perubahan nilai wajar
item yang dilindung nilai, karena ketiga hal tersebut tidak
terkait dengan risiko yang dilindung nilai.
Jika terdapat ketidakpastian mengenai faktor-faktor yang
menyebabkan perubahan tanggal penyesuaian nilai yang diperkirakan atau jika entitas tidak mampu secara handal memisahkan perubahan yang ditimbulkan oleh suku bunga yang dilindung
nilai dari faktor lainnya, maka perubahan tersebut diasumsikan
ditimbulkan oleh perubahan suku bunga yang dilindung nilai.
PA143. Pernyataan ini tidak menetapkan teknik yang
digunakan untuk menentukan jumlah sesuai paragraf PA135(g),
yaitu perubahan nilai wajar item yang dilindung nilai yang terkait
dengan risiko yang dilindung nilai. Jika teknik statistik atau
estimasi lainnya digunakan untuk pengukuran, maka manajemen
harus meyakini bahwa hasilnya mendekati hasil yang diperoleh
seandainya jumlah tersebut diukur dari seluruh aset atau
kewajiban individual yang membentuk item yang dilindung nilai.
Hal yang tidak tepat apabila mengasumsikan bahwa perubahan
nilai wajar item yang dilindung nilai sama dengan perubahan
nilai instrumen yang dilindung nilai.
PA144. Paragraf 92 mensyaratkan bahwa jika item yang
dilindung nilai untuk periode waktu penyesuaian nilai tertentu
merupakan suatu aset, maka perubahan nilainya disajikan
sebagai pos tersendiri dalam kelompok aset. Sebaliknya, jika
55.144—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
item yang dilindung nilai untuk periode waktu penyesuaian nilai
tertentu merupakan kewajiban, maka perubahan nilai wajarnya
disajikan sebagai pos tersendiri dalam kelompok kewajiban.
Keduanya merupakan item yang disajikan sebagai pos tersendiri
sesuai paragraf PA135(g). Alokasi secara spesifik pada aset
individual (atau kewajiban individual) tidak diperlukan.
PA145. Paragraf PA135(i) mengingatkan bahwa ketidakefektifan timbul selama perubahan nilai wajar item yang dilindung
nilai yang disebabkan oleh risiko yang ingin dilindung nilai berbeda
dengan perubahan nilai wajar derivatif lindung nilainya.
Perbedaan tersebut memiliki beberapa alasan, di antaranya:
(a) tanggal penyesuaian nilai aktualnya berbeda dari tanggal
yang diperkirakan, atau perkiraan tanggal penyesuaian
nilainya direvisi;
(b) item pembentuk portofolio lindung nilai mengalami
penurunan nilai atau telah dihentikan pengakuannya;
(c) tanggal-tanggal pembayaran instrumen lindung nilai dan
item yang dilindung nilainya berbeda; dan
(d) sebab-sebab lainnya (misalnya jika sebagian item yang
dilindung nilai memiliki suku bunga yang lebih rendah dari
suku bunga acuan yang menjadi alasan penetapan item
tersebut sebagai item yang dilindung nilai, dan ketidakefektifan yang timbul tidak terlalu besar sehingga portofolio
tersebut secara keseluruhan gagal memenuhi kualifikasi
akuntansi lindung nilai).
Ketidak-efektifan* tersebut harus diidentifikasi dan dilaporkan
dalam laporan laba rugi.
PA146. Umumnya, efektivitas lindung nilai dapat ditingkatkan.
(a) jika entitas menskedulkan items yang memiliki karakteristik
percepatan pelunasan yang berbeda dalam satu cara yang
*Pertimbangan mengenai azas materialitas yang diterapkan dalam
konteks ini harus sesuai dengan yang diterapkan dalam
seluruh PSAK.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.145—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
mempertimbangkan perbedaan-perbedaan dalam perilaku
percepatan pelunasan.
(b) ketika jumlah item dalam portofolio bertambah. Jika item
pembentuk portofolio berjumlah sedikit, maka peluang
timbulnya ketidak-efektifan secara relatif menjadi lebih
besar jika salah satu item tersebut dilunasi lebih awal
sebelum atau sesudah tanggal yang diperkirakan. Sebaliknya, jika item pembentuk portofolio berjumlah banyak, maka
perilaku percepatan pelunasan dapat diprediksi secara lebih
akurat.
(c) jika periode waktu penyesuaian nilai yang digunakan
dipersempit durasinya (misalnya durasi penyesuaian nilainya
dikurangi dari 3 bulan menjadi 1 bulan). Durasi periode
waktu penyesuaian nilai yang lebih sempit akan mengurangi
pengaruh ketidaksesuaian (mismatch) antara tanggal
penyesuaian nilainya dan tanggal pembayaran (dalam
periode waktu penyesuaian nilainya) item yang dilindung
nilai dan tanggal penyesuaian nilainya dan tanggal
pembayaran instrumen lindung nilai.
(d) semakin tingginya frekuensi penyesuaian nilai instrumen
lindung nilai guna mencerminkan perubahan item yang
dilindung nilai (misalnya karena perubahan ekspektasi
percepatan pelunasan)
PA147. Entitas menguji efektivitas secara berkala. Jika
estimasi tanggal penyesuaian nilai diubah pada satu tanggal
diantara tanggal dimana entitas menilai efektivitas dan tanggal
penilaian berikutnya, maka entitas harus menghitung nilai
efektivitas:
(a) sebagai selisih antara perubahan nilai wajar instrumen
lindung nilai (lihat paragraf PA135(h)) dan perubahan nilai
keseluruhan item yang dilindung nilai yang disebabkan oleh
perubahan suku bunga yang dilindung nilai (termasuk
dampak perubahan suku bunga yang dilindung nilai
terhadap nilai wajar opsi percepatan pelunasan melekat);
atau
55.146—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(b) menggunakan metode penaksiran berikut ini. Entitas:
(i) menghitung persentase aset (atau kewajiban) yang
dilindung nilai dalam tiap periode waktu penyesuaian
nilai, menggunakan basis tanggal-tanggal penyesuaian
nilai yang diestimasi pada tanggal terakhir pengujian
efektivitas.
(ii) mengalikan persentase tersebut pada estimasi yang
telah direvisi dari nilai yang ada pada suatu periode
waktu penyesuaian nilai guna menghitung nilai item
yang dilindung nilai berdasarkan estimasi yang telah
direvisi tersebut.
(iii) menghitung perubahan nilai wajar estimasi yang telah
direvisi dari item yang dilindung nilai yang disebabkan
oleh risiko yang dilindung nilai dan menyajikannya
sebagaimana yang telah digariskan dalam paragraf
PA135(g).
(iv) mengakui ketidak-efektifan sebesar selisih antara
jumlah yang ditentukan dalam huruf (iii) dan perubahan
nilai wajar instrumen lindung nilai (lihat paragraf
PA135(h)).
PA148. Ketika mengukur efektivitas, entitas membedakan
revisi terhadap estimasi tanggal-tanggal penyesuaian nilai dari
aset (atau kewajiban) yang telah ada dari revisi terhadap
estimasi tanggal-tanggal penyesuaian nilai dari aset (atau
kewajiban) yang baru diterbitkan, ketidak-efektifan hanya
ditimbulkan oleh aset (atau kewajiban) yang telah ada
sebelumnya. Seluruh revisi terhadap estimasi tanggal-tanggal
penyesuaian nilai (selain yang dikecualikan dalam paragraf
PA142), temasuk tiap re-alokasi items yang telah ada antar
periode waktu, harus diperhitungkan ketika merevisi estimasi
nilai yang ada dalam satu periode waktu sesuai paragraf
PA147(b)(iii) dan juga saat menghitung efektivitas. Jika ketidakefektifan telah diakui sebagaimana yang telah digariskan di atas,
entitas menetapkan estimasi total aset (atau kewajiban) yang
baru pada tiap periode waktu penyesuaian nilai, termasuk aset
(atau kewajiban) baru yang diterbitkan sejak tanggal terakhir
pengujian efektivitas dilakukan, dan menetapkan nilai item yang
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.147—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
dilindung nilai yang baru dan persentase yang baru sebagai
persentase yang dilindung nilai. Prosedur yang digariskan dalam
paragraf 147(b) kemudian diulang pada tanggal pengujian
efektivitas berikutnya.
PA149. Items yang sebelumnya diskedulkan dalam suatu
periode waktu penyesuaian nilai dapat dihentikan pengakuannya
karena percepatan pelunasan atau penghapusan terjadi lebih
cepat dari perkiraan sebelumnya akibat penurunan nilai atau
penjualan. Jika hal tersebut terjadi, maka jumlah perubahan nilai
wajar yang disajikan sebagai item yang disajikan sebagai satu
baris terpisah sebagaimana yang dimaksudkan dalam paragraf
PA135(g) yang terkait dengan item yang dihentikan pengakuannya, harus dikeluarkan dari neraca dan dimasukkan sebagai
keuntungan atau kerugian yang timbul akibat penghentian
pengakuan item tersebut. Untuk tujuan ini, adalah penting untuk
mengetahui periode waktu penyesuaian nilai dalam mana item
yang dihentikan pengakuannya tersebut diskedulkan, karena
informasi ini akan menentukan dari periode waktu penyesuaian
nilai mana item tersebut harus dikeluarkan dan selanjutnya nilai
yang akan dikeluarkan dari item yang disajikan sebaga satu
baris terpisah tersebut ditentukan berdasarkan ketentuan dalam
paragraf PA135(g). Ketika suatu item dihentikan pengakuannya,
jika asal periode waktu item tersebut dapat ditentukan, maka
item dimaksud harus dikeluarkan dari periode waktunya tersebut.
Jika tidak, maka item tersebut dikeluarkan dari periode-waktu
paling awal jika penghentian pengakuan tersebut disebabkan
oleh percepatan pelunasan yang lebih besar dari yang
diperkirakan, atau dialokasikan ke seluruh periode yang
mengandung item yang dihentikan pengakuannya menggunakan
metode yang sistematis dan rasional jika item tersebut dijual
atau mengalami penurunan nilai.
PA150. Selanjutnya, tiap jumlah yang terkait dengan suatu
periode waktu tertentu dan belum dihentikan pengakuannya
ketika periode waktu dimaksud kadaluarsa, maka jumlah
tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi (lihat paragraf
92). Sebagai contoh, diasumsikan entitas menskedulkan items
55.148—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
yang dimilikinya dalam tiga periode waktu penyesuaian nilai.
Saat penetapan ulang sebelumnya, perubahan nilai wajar yang
dilaporkan sebagai item yang disajikan sebagai satu baris
terpisah di neraca merupakan aset senilai CU25. Jumlah tersebut
mewakili nilai yang berasal dari periode 1, 2, dan 3 yaitu CU7,
CU8, dan CU10. Pada tanggal penetapan ulang berikutnya,
aset yang berasal dari periode 1 mungkin telah direalisasi atau
diskedul ulang dalam periode-periode berikutnya. Karenanya,
CU7 harus dihapuskan dari neraca dan diakui dalam laoran
laba rugi. CU8 dan CU10 sekarang dianggap berasal dari
periode 1 dan 2. Periode yang tersisa ini kemudian disesuaikan,
jika diperlukan, dengan perubahan nilai wajar sebagaimana yang
dijabarkan dalam paragraf PA135(g).
PA151. Sebagai ilustrasi dari ketentuan dalam dua paragraf
sebelumnya, diasumsikan bahwa entitas menskedulkan asetnya
dengan cara mengalokasikan satu persentase dari portofolionya
ke dalam tiap periode waktu penyesuaian nilai. Diasumsikan
juga bahwa entitas tersebut menskedulkan CU100 ke dalam
masing-masing dari dua periode waktu pertama. Ketika periode
waktu pertama kadaluarsa, aset senilai CU110 dihentikan
pengakuannya akibat pelunasan yang diharapkan dan yang tidak
diharapkan. Dalam kasus ini, seluruh nilai yang terkandung
dalam item yang disajikan sebagai satu baris terpisah sebagaimana yang dimaksudkan dalam paragraf PA135(g) yang terkait
dengan periode waktu pertama harus dikeluarkan dari neraca,
ditambah 10 persen nilai yang terkait dengan periode waktu
kedua.
PA152. Jika jumlah yang dilindung nilai untuk satu periode
waktu penyesuaian nilai dikurangi tanpa disertai penghentian
pengakuan aset (atau kewajiban) yang terkait, maka jumlah
yang dimasukkan dalam item yang disajikan sebagai satu baris
terpisah sebagaimana yang dimaksudkan dalam paragraf
PA135(g) yang terkait dengan pengurangan tersebut harus
diamortisasi sesuai dengan paragraf 95.
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.149—ED
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
PA153. Entitas dapat menerapkan pendekatan yang
digariskan dalam paragraf PA135–PA152 pada portofolio
lindung nilai yang sebelumnya telah dilaporkan sebagai lindung
nilai atas arus kas sesuai PSAK 55 (revisi 2006). Entitas
tersebut harus membatalkan (revoke) penetapan lindung nilai
atas arus kas tersebut sesuai paragraf 101(d) dan menerapkan
ketentuan yang digariskan dalam paragraf tersebut. Entitas juga
menetapkan ulang lindung nilai tersebut sebagai lindung nilai
atas nilai wajar dan menerapkan pendekatan yang digunakan
dalam paragraf PA135–PA152 secara prospektif untuk periodeperiode akuntansi selanjutnya.
55.150—ED
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
55.151—ED
EXPOSURE DRAFT
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006) September 2006
PERNYATAAN STANDARAKUNTANSI KEUANGAN
INSTRUMEN KEUANGAN:
PENGAKUAN DAN
PENGUKURAN
IKATANAKUNTANINDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED No.
55
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
PERNYATAAN
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
INSTRUMEN KEUANGAN:
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
Hak cipta © 2006, Ikatan Akuntan Indonesia
Diterbitkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia
Jl. Sindanglaya No. 1 Menteng, Jakarta Pusat 10310
Telp. (021) 319 04232
Fax. (021) 724 5078
Homepage: www.iaiglobal.or.id
Email: [email protected]
ii
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ........................................................................
Paragraf
01-07
Tujuan .........................................................................................
1
Ruang Lingkup ...........................................................................
2-6
Definisi ........................................................................................
7-8
Derivatif Melekat ........................................................................
9-13
PENGAKUAN DAN PENGHENTIAN PENGAKUAN .................
14-42
Pengakuan awal .....................................................................
14
Penghentian Pengakuan Aset Keuangan .............................
15-37
Transfer yang Diakui sebagai Penghentian Pengakuan ........
24-28
Transfer yang tidak Diakui sebagai Penghentian Pengakuan
29
Keterlibatan Berkelanjutan atas Aset yang ditransfer ...........
30-35
Transfer Keseluruhan ............................................................
36-37
Pembelian atau Penjualan Aset Keuangan yang lazim (regular) ..
38
Penghentian Pengakuan Kewajiban Keuangan ..........................
39-42
PENGUKURAN ...........................................................................
43-71
Pengukuran Awal Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan ....
43-44
Pengukuran Aset Keuangan setelah Pengakuan Awal ...............
45-46
Pengukuran Kewajiban Keuangan Setelah Pengakuan Awal ......
47
Pertimbangan dalam Pengukuran Nilai Wajar ..............................
48-50
Reklasifikasi ................................................................................
51-55
Keuntungan dan Kerugian .........................................................
56-58
Penurunan Nilai dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan .........
59-71
Aset Keuangan yang Dicatat Berdasarkan Biaya Perolehan
Diamortisasi .....................................................................
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
64-66
iii
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Aset keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan .............
67
Aset Keuangan yang Tersedia untuk Dijual .........................
68-71
LINDUNG NILAI ........................................................................
72-105
Instrumen Lindung Nilai .............................................................
Instrumen yang Memenuhi Kualifikasi Lindung Nilai ...........
Penetapan Instrumen Lindung Nilai ......................................
73-78
73-74
75-78
Item yang Dilindung Nilai ...........................................................
Item yang memenuhi Kualifikasi Dilindung Nilai ...................
Penetapan Item Keuangan sebagai Item yang Dilindung Nilai
Penetapan Item Non Keuangan sebagai Item yang Dilindung
Nilai ..................................................................................
Penetapan Kelompok Item sebagai Item yang Dilindung Nilai
Akuntansi Lindung Nilai .............................................................
Lindung Nilai atas Nilai Wajar ...............................................
Lindung Nilai atas Arus Kas .................................................
Lindung Nilai atas Investasi Neto .........................................
79-86
79-81
82-83
TANGGALEFEKTIF DAN TRANSISI .......................................
PEDOMANAPLIKASI
Ruang Lingkup ................................................................
Definisi .............................................................................
Suku-bunga-efektif .....................................................
Derivatif ......................................................................
Biaya Transaksi ..........................................................
Aset keuangan dan Kewajiban keuangan yang
dimiliki untuk diperdagangkan .............................
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo .........................
Pinjaman yang Diberikan dan Piutang ........................
Derivatif Melekat .............................................................
Instrumen Keuangan yang Mengandung Derivatif Nelekat
Pengakuan dan Penghentian Pengakuan .........................
Pengakuan Awal .........................................................
Penghentian pengakuan Aset keuangan ....................
Transfer yang Memenuhi Kriteria Penghentian
Pengakuan ............................................................
Transfer yang Tidak Memenuhi Kriteria Penghentian
pengakuan ............................................................
iv
84
85-86
87-105
89-97
98-104
105
106-111
PA1–PA6
PA7-PA39
PA17-PA20
PA21-PA25
PA26
PA27-PA28
PA29-PA38
PA39
PA40-PA48
PA40-PA48
PA49-PA78
PA49-PA50
PA51-PA59
PA60-PA61
PA62
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
ED PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Keterlibatan Berkelanjutan atas Aset yang Ditransfer
Transfer keseluruhan ..................................................
Contoh-contoh ...........................................................
Pembelian atau Penjualan Reguler Aset Keuangan ....
Penghentian Pengakuan Kewajiban Keuangan ..........
Pengukuran ......................................................................
Pengukuran Awal Aset keuangan dan Kewajiban
keuangan ....................................................................
Pengukuran Aset keuangan setelah Pengukuran Awal
Pertimbangan dalam Pengukuran Nilai Wajar .............
Pasar Aktif: Harga Kuotasi .........................................
Pasar Aktif Tidak Tersedia: Teknik penilaian ..............
Pasar Aktif Tidak Tersedia: Instrumen Ekuitas ...........
Input yang Digunakan dalam Teknik Penilaian ...........
Keuntungan dan Kerugian .........................................
Penurunan Nilai dan Tidak Tertaguhnya Aset Keuangan
Aset keuangan yang dicatat pada Biaya Perolehan
Diamortisasi ..........................................................
Pendapatan Bunga Setelah Pengakuan Penurunan
Nilai .......................................................................
Lindung Nilai ...................................................................
Instrumen-intrumen Lindung Nilai .............................
Instrumen yang memenuhi Kualifikasi Lindung Nilai .
Items yang Dilindung Nilai .........................................
Items yang Memenuhi Kualifikasi Lindung Nilai ........
Penetapan Item Keuangan sebagai Item yang
dilindung nilai .......................................................
Penetapan Item non keuangan sebagai Item yang
Dilindung ..............................................................
Penetapan Kelompok Item sebagai Item yang
Dilindung Nilai ......................................................
Akuntansi Lindung Nilai ............................................
Penilaian Efektivitas Lindung Nilai .............................
Akuntansi Lindung Nilai atas Nilai Wajar untuk
suatu Lindung Nilai Portofolio dari Risiko
Suku Bunga ..........................................................
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
PA63
PA64-PA65
PA66-PA67
PA68-PA71
PA72-PA78
PA79-PA108
PA79-PA80
PA81-PA83
PA84-PA85
PA86-PA88
PA89-PA95
PA96-PA97
PA98
PA99
PA100-PA109
PA100-PA108
PA109
PA110-PA134
PA110-PA113
PA110-PA113
PA114-PA121
PA114-PA117
PA118-PA119
PA120
PA121
PA122-PA153
PA125-PA134
PA135-PA153
v
Download