1 SOCIAL ISSUES STUDENTED BY STUDENTS BASED ON ECONOMIC LEVEL OF PARENTS VIII IN SMPN 4 PEKANBARU Gusthia Fischarini1, Raja Arlizon2, Tri Umari3 Email: [email protected], [email protected], [email protected], No. Hp: 081261359871, 08127653325, 08126858328. Study Program Guidance and Counseling Faculty of Teacher Training and Counseling University of Riau Abstract: The purpose of this study is to find out the general picture of the social problems of students, the picture of social problems of students with very high economic background, the picture of social problems of students with high economic background, the picture of social problems of students with a medium economic background , And to know the description of social problems of students with low economic background, in SMP Negeri 4 Pekanbaru. Technique of data retrieval in this research using questionnaire method, to collect data of social problem that experienced by student based on economic level of parent. Research subjects are all students of class VIII SMP Negeri 4 Pekanbaru which amounted to 361 people. Determination of sample by using Saturation Sampling technique. Data analysis was done by using qualitative method with descriptive approach. Where researchers chose class VIII students because of the results of the phenomenon in the field. The results showed that the social problems experienced by students in general are in the category no problem that is equal to 48.75%, social problems with very high economic background is in the category enough problematic 60.00%, social problems with economic background High is in the category of no problem at 50.00%, social problems with economic background are in the category of quite problematic 55.00%, and on social problems with low economic background is in the category no problem of 48.79%. Key Words: Social problems, economic 2 MASALAH-MASALAH SOSIAL YANG DIALAMI SISWA BERDASARKAN TINGKAT EKONOMI ORANGTUA KELAS VIII DI SMPN 4 PEKANBARU Gusthia Fischarini1, Raja Arlizon2, Tri Umari3 Email: [email protected], [email protected], [email protected], No. Hp: 081261359871, 08127653325, 08126858328 Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran secara umum masalah-masalah sosial siswa, gambaran masalah-masalah sosial siswa dengan latar belakang ekonomi sangat tinggi, gambaran masalah-masalah sosial siswa dengan latar belakang ekonomi tinggi, gambaran masalah-masalah sosial siswa dengan latar belakang ekonomi sedang, dan untuk mengetahui gambaran masalah-masalah sosial siswa dengan latar belakang ekonomi rendah, di SMP Negeri 4 Pekanbaru. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner, untuk mengumpulkan data masalah-masalah sosial yang dialami siswa berdasarkan tingkat ekonomi orangtua. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Pekanbaru yang berjumlah 361 orang. Penentuan sampel dengan menggunakan teknik Sampling Jenuh. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dimana peneliti memilih siswa kelas VIII dikarenakan dari hasil fenomena dilapangan. Hasil penelitian menunujukkan bahwa masalahmasalah sosial yang dialami siswa secara umum berada pada kategori tidak bermasalah yaitu sebesar 48.75%, masalah-masalah sosial dengan latar belakang ekonomi sangat tinggi berada pada kategori cukup bermasalah sebesar 60.00%, masalah-masalah sosial dengan latar belakang ekonomi tinggi berada pada kategori tidak bermasalah sebesar 50.00%, masalah-masalah sosial dengan latar belakang ekonomi sedang berada pada kategori cukup bermasalah sebesar 55.00%, dan pada masalah-masalah sosial dengan latar belakang ekonomi rendah berada pada kategori tidak bermasalah sebesar 48.79%. Kata Kunci: Masalah Sosial, Ekonomi 3 PENDAHULUAN Sekolah suatu lembaga pendidikan, sebagaimana telah diketahui bertujuan untuk mempersiapkan dan menghasilkan tenaga untuk mengisi formasi-formasi yang dibutuhkan oleh masyarakat atau pemerintah. Hal ini berarti bahwa suatu sekolah atau lembaga pendidikan tertentu diharapkan adalah manusia Indonesia yang memiliki kualifakasi ahli baik secara akademis maupun profesional. Ditinjau dari segi tujuan pendidikan nasional yang telah digariskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dikemukakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Siswa sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian mereka selalu melakukan interaksi sosial. Proses perkembangan siswa tidak selalu berlangsung secara mulus, atau bebas dari masalah. Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur linier, lurus, atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut. Lembaga pendidikan diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam membina hubungan sosial siswa. Hasil hubungan sosial siswa di sekolah mencakup kemampuan siswa dalam berinteraksi atau berhubungan dalam lingkungan sekolah. Melalui hasil interaksi tersebut diharapkan terjadi sebuah perubahan pada diri siswa dalam kecenderungan bertingkah laku. Interaksi siswa diharapkan memiliki sebuah bentuk hubungan yang baik antara individu dengan lingkungannya. Oleh karena itu kemampuan hubungan sosial siswa diharapkan dapat berkembang secara wajar sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada pada lingkungan. Namun pada kenyataanya tidak sedikit siswa yang mengalami kegalalan dalam menjalin hubungan sosial, baik itu di lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari hubungan antara satu dengan yang lainnya. Sebagai makhluk sosial kita tidak dapat hidup sendiri, kita membutuhkan individu dan kelompok untuk bertukar pikiran. Kita sebagai individu yang hidup bersosial diwajibkan untuk memiliki kesadaran dan kewajiban sebagai anggota kelompok dalam masyarakat. Jika tidak ada kesadaran atas pribadi masing-masing, maka peran sosial tidak dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Jika proses sosial tidak berjalan dengan baik maka akan timbul masalah sosial. Masalah sosial dipandang oleh sejumlah orang dalam masyarakat sebagai suatu kondisi yang tidak diharapkan. Masalah sosial dapat berupa kebutuhan-kebutuhan sosial maupun biologis. Masalah sosial dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan pergaulan dalam masyarakat, sedangkan kebutuhan biologis disebabkan kebutuhan-kebutuhantersebut sulit atau tidak lagi terpenuhi. Masalah sosial tidak hanya terjadi di kalangan atau dilingkungan masyarakat saja. Di lembaga pendidikan sering kita jumpai berbagai permasalahan, salah satunya adalah masalah sosial. Masalah-masalah sosial yang dialami siswa di sekolah tentunya akan menghambat perkembangannya di sekolah tersebut. Sehingga perkembangan sosialnya menjadi tidak wajar. Kemampuan interaksi siswa yang memiliki masalah hubungan sosial semakin rendah, misalnya siswa hanyamementingkan diri sendiri, tidak 4 ada tata karma, tidak saling menegur, serta tidak saling peduli satu sama lain. Di samping itu juga terdapat kecenderungan siswa untuk membuat kelompok teman sebaya yang sesuai dengan latar belakang ekonomi, dalam hal ini siswa membentuk kelompok sejenis seperti siswa yang berasal dari golongan orang kaya yang tidak mau berteman dengan orang yang tidak mampu. Menurut Nurihsan (2006) mengemukakan masalah sosial yang di sekolah adalah kurang menyenangi kritikan orang lain, kurang memahami tata karma (etika) pergaulan, kurang berminat berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan merasa malu untuk berteman dengan lawan jenis. Status ekonomi keluarga juga dapat mempengaruhi sosial peserta didik di sekolah. Tingkat ekonomi seseorang menentukan kelas sosialnya di dalam pembentukan kelompok sebayanya. Biasanya mereka yang kurang mampu akan sulit diterima dalam kelompok orang kaya, begitu juga sebaliknya orang kaya sulit untuk masuk ke dalam kelompok orang kurang mampu (miskin). Selain. Anak yang tidak mampu mengendalikan diri yang tergolong ke dalam ekonomi rendah cenderung akan merasa malu untuk bergabung dengan teman-teman yang memeiliki ekonomi menengah ke atas, menarik diri, lebih suka menyendiri. Permaslahan ekonomi dalam keluarga akan mengganggu kelancaran pendidikan dakn sosial anak di sekolah. Tingkat pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, sikap keluarga terhadap masalah-masalah sosial dan realita kehidupan merupakan faktor yang akan memberi pengalaman kepada anak dan menimbulkan perbedaan dalam minat, apresiasi sikap dan pemahaman ekonomis, pembendaharaan bahasa, cara berkomunikasi dengan orang lain, motif berfikir, kebiasaan berbicara dan pola hubungan kerjasama dengan orang lain. Perbedaan-perbedaan ini akan sangat berpengaruh dalam tingkah laku dan perbuatan dalam bersosial siswa di sekolah. Berdasarkan hasil penelitian Sri Suwartini (2004) tentang hubungan interpersonal siswa ditinjau dari tingkat ekonomi keluarga di man Yogyakarta III ditemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat ekonomi keluarga dengan hubungan interpersonal siswa. Hasil penelitian Cristedi Permana Barus (2012) tentang sosial ekonomi keluarga dan hubungannya dengan kenakalan remaja di desa lantasan baru kecamatan patumbak kabupaten deli serdang menunjukkan bahwa sosial ekonomi keluarga mempunyai hubungan dangan maraknya tindak kenakalan remaja di Desa lantasan Baru Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang. Berdasrkan penelitian Benny Wicaksono (2013) tentang perbedaan kenakalan remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua menunjukkan hasil ada perbedaan yang signifikan antara kenakalan remaja ditnjau dari status ekonomi rendah dan tinggi. Penelitian Hesti tentang perilaku agresif pada remaja putri berdasarkan status sosial ekonomi menunjukkan hasil bahwa tidak ada perbedaan perilaku agresif antara status ekonomi tinggi dan status ekonomi bawah. Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti selama mengajar di SMP Negeri 4 Pekanbaru adanya fenomena-fenomena yang terjadi di sekolah. Hal ini ditandai dengan berbagai macam siswa yang tampak: 1. Adanya siswa yang berteman hanya dengan orang-orang yang selevel atau tingkat ekonomi yang sama (ekonomi tinggi hanya mau bergaul dengan orang yang memiliki ekonomi tinggi pula). 2. Adanya siswa yang kurang suka dan kurang berminat dalam kegiatan sosial, contohnya seperti osis, ekstrakurikuler bidang seni, olahraga). 3. Adanya siswa yang tidak mempunyai teman akrab atau sahabat, dikarenakan kurang pandai bergaul. 5 4. 5. 6. 7. Adanya siswa yang sering menggang atau diganggu temannya. Adanya siswa yang kurang pandai dalam berkomunikasi. Adanya siswa yang kurang memperhatikan kepentingan orang lain. Adanya siswa yang kurang peduli terhadap lingkungan. Berdasarkan pemaparan terhadap fenomena-fenomena di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. Peneliti mengangkat judul “Masalah-Masalah Sosial Yang Dialami Siswa Berdasarkan Tingkat Ekonomi Orangtua Kelas Viii Di Smp Negeri 4 Pekanbaru” Adapun rumusan masalah dalam penilitian ini yaitu (1) Bagaimanakah gambaran secara umum masalah-masalah sosial siswa? (2) Bagaimanakah gambaran masalahmasalah sosial siswa dengan latar belakang ekonomi sangat tinggi? (3) Bagaimanakah gambaran masalah-masalah sosial siswa dengan latar belakang ekonomi tinggi? (4) Bagaimanakah gambaran masalah-masalah sosial dengan latar belakang ekonomi sedang ? (5) Bagaimanakah gambaran masalah-masalah sosial dengan latar belakang ekonomi rendah? Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui gambaran secara umum masalah-masalah sosial siswa. (2) Untuk mengetahui gambaran masalah-masalah sosial siswa dengan latar belakang ekonomi sangat tinggi. (3) Untuk mengetahui gambaran masalah-masalah sosial siswa dengan latar belakang ekonomi tinggi. (4) Untuk mengetahui gambaran masalah-masalah sosial siswa dengan latar belakang ekonomi sedang. (5) Untuk mengetahui gambaran masalah-masalah sosial siswa dengan latar belakang ekonomi rendah. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, sasaran dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Pekanbaru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran masalah-masalah sosial yang dialami siswa secara umum, dan untuk mengetahui gambaran masalah-masalah sosial yang dialami siswa berdasarkan tingkat ekonomi orangtua. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Secara Umum Masalah-Masalah Sosial Yang Dialami Siswa Tabel 1 Gambaran Umum Masalah-Masalah Sosial Yang Dialami Siswa No 1. 2. 3. Kategori Bermasalah Cukup Bermasalah Tidak Bermasalah Jumlah Sumber: Data Olahan Penelitian, 2017 Rentang Skor 14-20 7-13 0-6 F % 26 159 176 361 7.20% 44.04% 48.75% 100% 6 Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gambaran masalahmaslaah sosial yang dialami siswa yang dominan adalah pada kategori tidak bermasalah yaitu 48.75%, kemudian pada kategori cukup bermasalah yaitu 44.04% dan pada bermasalah yaitu 7.20%. Gambaran Masalah-Masalah Sosial Yang Dialami Siswa Dengan Latar Belakang Ekonomi Sangat Tinggi Tabel 2. Gambaran Masalah-Masalah Sosial Yang Dialami Siswa Dengan Latar Belakang Ekonomi Sangat Tinggi No 1. 2. 3. Kategori Rentang Skor Bermasalah Cukup Bermasalah Tidak Bermasalah Jumlah Sumber: Data Olahan Penelitian 2017 10-13 5-9 0-4 F % 4 18 8 30 13.33% 60.00% 26.66% 100% Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gambaran masalahmaslaah sosial yang dialami siswa dengan latar belakang ekonomi sangat tinggi yang dominan adalah pada kategori cukup bermasalah yaitu 60.00%, kemudian pada kategori tidak bermasalah 26.66%, dan pada kategori bermasalah 13.33%. Gambaran Masalah-Masalah Sosial Yang Dialami Siswa Dengan Latar Belakang Ekonomi Tinggi. Tabel 3. Gambaran Masalah-Masalah Sosial Yang Dialami Siswa Dengan Latar Belakang Ekonomi Tinggi No 1. 2. 3. Kategori Rentang Skor Bermasalah 14-19 Cukup Bermasalah 7-13 Tidak Bermasalah 0-6 Jumlah Sumber: Data Olahan Penelitian, 2017 F % 10 42 52 104 9.61% 40.38% 50.00% 100% Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gambaran masalahmaslaah sosial yang dialami siswa dengan latar belakang ekonomi tinggi yang dominan adalah pada kategori tidak bermasalah yaitu 50.00%, kemudian pada kategori cukup bermasalah 40.38%, dan pada kategori bermasalah 9.61%. 7 Gambaran Masalah-Masalah Sosial Yang Dialami Siswa Dengan Latar Belakang Ekonomi Sedang. Tabel 4. Gambaran Masalah-Masalah Sosial Yang Dialami Siswa Dengan Latar Belakang Ekonomi Sedang Kategori No 1. 2. 3. Rentang Skor Bermasalah 12-17 Cukup Bermasalah 6-11 Tidak Bermasalah 0-5 Jumlah Sumber: Data Olahan Penelitian 2017 F % 5 11 4 20 25.00% 55.00% 20.00% 100% Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gambaran masalahmaslaah sosial yang dialami siswa dengan latar belakang ekonomi sedang yang dominan adalah pada kategori cukup bermasalah yaitu 55%, kemudian pada kategori tidak bermasalah 20%, dan pada kategori bermasalah 25%. Gambaran Masalah-Masalah Sosial Yang Dialami Siswa Berdasarkan Tingkat Ekonomi Rendah. Tabel 5. Gambaran Masalah-Masalah Sosial Yang Dialami Siswa Dengan Latar Belakang Ekonomi Rendah. No 1. 2. 3. Kategori Rentang Skor Bermasalah 14-20 Cukup Bermasalah 7-13 Tidak Bermasalah 0-6 Jumlah Sumber: Data Olahan Penelitian 2017 F % 14 92 101 207 6.76% 44.44% 48.79% 100% Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gambaran masalahmaslaah sosial yang dialami siswa dengan latar belakang ekonomi rendah yang dominan adalah pada kategori tidak bermasalah yaitu 48.79%, kemudian pada kategori cukup bermasalah 44.44%, dan pada kategori bermasalah 6.76%. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian tentang masalah-masalah sosial yang dialami siswa berdasarkan tingkat ekonomi orangtua berada pada tingkat tidak bermasalah atau dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa tidak memiliki masalah sosial. Dari 361 responden176 responden yang berada pada kategori tidak bermasalah. Pada masalah- 8 masalah sosial yang dialami siswa dengan latar belakang ekonomi sangat tinggi berada pada tingkat sedang atau cukup bermasalah. Responden yang tergolong ke dalam ekonomi sangat tinggi sebanyak 30 dan 18 responden yang cukup bermasalah. Selanjutnya pada masalah-masalah sosial yang dialami siswa berdasarkan ekonomi tinggi berada pada tingkat rendah atau tidak bermasalah. Responden yang tergolong ke dalam ekonomi tinggi sebanyak 104 dan 52 responden yang tidak bermasalah. Kemudian pada masalah-masalah sosial yang dialami siswa dengan latar belakang ekonomi sedang berada pada tingkat sedang atau cukup bermasalah. Responden yang tergolong ke dalam ekonomi sedang sebanyak 20 dan 11 responden yang cukup bermasalah. Dan pada masalah-masalah sosial yang dialami siswa dengan latar belakang ekonomi rendah berada pada tingkat rendah atau tidak bermasalah. Responden yang tergolong ke dalam ekonomi rendah sebanyak 207 dan 101 responden yang tidak bermasalah. Menurut W.A Garungan (2004) keadaan ekonomi keluarga dapat juga berperan terhadap perkembangan anak. Misalnya anak yang orangtuanya berpenghasilan cukup, maka anak tersebut lebih banyak memiliki kesempatan untuk mempertimbangkan bermacam-macam kecakapan, seperti ia mampu bergabung atau bersosialisasi dengan teman sebayanya atau kelompok bermainnya. Begitu pula sebaliknya, orangtua yang tingkat ekonominya menengah ke bawah atau kurang berkecukupan maka anak akan kurang mendapat kesempatan untuk bersosialisasi. Ada sebagian orangtua yang menyuruh anaknya untuk bekerja setelah pulang sekolah untuk menambah pendapatan biaya hidup. Sehingga waktu anak untuk bersosialisasi dengan teman sebaya akan menjadi berkurang. Hubungan sosial anak berdasarkan tingkat ekonominya cenderung berbeda. Namun status ekonomi orangtua juga tidak dapat dikatakan sebagai faktor mutlak yang mempengaruhi sosial anak. SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan Berdasarkan penelitian dan hasil pengolahan data yang telah dilakukan peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut (1) Masalah-masalah sosial secara umum yang dialami siswa menunjukkan proporsi pada tingkat yang rendah atau tidak bermasalah. (2) Masalah-masalah sosial yang dialami siswa dengan latar belakang ekonomi sangat tinggi menunjukkan proporsi pada tingkat sedang atau cukup bermasalah. (3) Masalah-masalah sosial yang dialami siswa dengan latar belakang ekonomi tinggi menunjukkan proporsi pada tingkat rendah atau tidak bermasalah. (4) Masalah-masalah sosial yang dialami siswa dengan latar belakang ekonomi sedang menunjukkan proporsi pada tingkat sedang atau cukup bermasalah. (5) Masalahmasalah sosial yang dialami siswa dengan latar belakang ekonomi rendah menunjukkan proporsi pada tingkat rendah atau tidak bermasalah. 9 Rekomendasi Adapun rekomendasi dari penulis adalah (1) Kepada guru BK diharapkan dapat memberikan bimbingan kepada siswa dalam meningkan hubungan sosial. (2) Kepada siswa diharapkan mampu mengenali dan menangani masalah-masalah yang dihadapinya sehingga dapat meminimalisir masalah-masalah sosial yang akan terjadi. (3) Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini secara mendalam dan intensif. DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi. 2003. Ilmu Sosial Dasar. PT Rineka Cipta. Jakarta Abu Ahmadi. 1999. Psikologi Sosial. Rineka Cipta. Jakarta Anas Sudijono. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Anwar Kurnia. 2007. Ips Terpadu. Yudhistira: Jakarta. Bank Dunia. http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/167-artikelpajak/21014-penghasilan-kelas-menegah-naik-potensi-pajak. Benny Wicaksono. 2013. Perbedaan Kenakalan Remaja Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Bimo Walgito. 2003. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Andi Offset: Jakarta. Brian Tracy. 2005. Finansial Sukses. PT Delapratasa Publishing. Cristedi Permana Barus. 2012. Sosial Ekonomi Keluarga Dan Hubungannya Dengan Kenakalan Remaja Di Desa Lantasan Baru Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang. Fahrur Rozi. 2012. Hubungan Sosial Kaum Remaja Dalam Jamaah Salawat (Pecinta Rasul) Di Desa Mejing Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Skripsi. Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga. Friedman. 2010. Keperawatan Keluarga. EGC: Jakarta. Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar Mengajar. Sinar Baru Grasindo: Bandung. 10 Hesti Septiyanti Eka Supono. Perilaku Agresif Pada Remaja Putri Yang Berbeda Status Sosial Ekonomi. Skripsi Laeni Novita Amin. 2016. Pengaruh Hubungan Sosial Teman Sebaya Terhadap Pilihan Melanjutkan Pendidikan Ke SMP N 5 Di Desa Bukit Gemuruh Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Sarlito W. Sarwono. 2016. Psikologi Remaja. Rajawali Pres: Jakarta. Sinolungan. 2001. Psikologi Perkembangan.Toko Gunung Agung: Manado. Sitorus M. 2000. Sosiologi. Cahaya Budi: Bandung. Soerjono Soekanto. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Sri Suwartini. 2004. Hubungan Interpersonal Siswa Ditinjau Dari Tingkat Ekonomi Keluarga Di MAN Yogyakarta III. Skripsi. Fakultas Dakwah Dan Komunikasi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung. Yurdik Jahja. 2011. Psikologi Perkembangan. Kencana: Jakarta.