IP Address dan Subnetting

advertisement
BAB 5
IP ADDRESS DAN SUBNETTING
Pada Bab 5 akan di jelaskan tentang Pengalamatan IP yang sangat dibutuhkan untuk
menyambungkan antara satu komputer dengan komputer yang lain agar bisa saling komunikasi satu
sama lain.
1.1. IP Address Versi 4 (IPV4)
IP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di internet sehingga
merupakan sebuah sistem komunikasi yang universal karena merupakan metode pengalamatan yang
telah diterima di seluruh dunia. Dengan menentukan IP address berarti kita telah memberikan
identitas yang universal bagi setiap interadce komputer. Jika suatu komputer memiliki lebih dari satu
interface (misalkan menggunakan dua ethernet) maka kita harus memberi dua IP address untuk
komputer tersebut masing-masing untuk setiap interfacenya.
Format Penulisan IP Address
IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8 bitnya.
Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai berikut :
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Jadi IP address ini mempunyai range dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai
11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan bilangan biner seperti ini susah
untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan
oleh 4 buah titik yang lebih dikenal dengan “notasi desimal bertitik”. Setiap bilangan desimal
merupakan nilai dari satu oktet IP address. Contoh hubungan suatu IP address dalam format biner
dan desimal :
Desimal
Biner
167
10100111
205
11001101
206
11001110
100
01100100
Format IP Address
Pembagian Kelas IP Address
Jumlah IP Address yang tersedia secara teoritis adalah 255x255x255x255 atau sekitar 4 milyar
lebih yang harus dibagikan ke seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia. Pembagian kelaskelas ini ditujukan untuk mempermudah alokasi IP Address, baik untuk host/jaringan tertentu atau
untuk keperluan tertentu.
IP Address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni bagian network (net ID) dan bagian host
(host ID). Net ID berperan dalam identifikasi suatu network dari network yang lain, sedangkan host
ID berperan untuk identifikasi host dalam suatu network. Jadi, seluruh host yang tersambung dalam
jaringan yang sama memiliki net ID yang sama. Sebagian dari bit-bit bagian awal dari IP Address
merupakan network bit/network number, sedangkan sisanya untuk host. Garis pemisah antara
bagian network dan host tidak tetap, bergantung kepada kelas network. IP address dibagi ke dalam
lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E. Perbedaan tiap kelas adalah pada
STMIK AKBA | Suryadi Syamsu – Modul Jaringan Komputer 1
ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun jumlah host yang
dapat ditampung oleh tiap jaringan sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan secara umum, kelas
D digunakan bagi jaringan multicast dan kelas E untuk keprluan eksperimental. Perangkat lunak
Internet Protocol menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari
IP Address. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut :
 Bit pertama IP Address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit dan panjang host ID 24
bit. Jadi byte pertama IP address kelas A mempunyai range dari 0-127. Jadi pada kelas A
terdapat 127 network dengan tiap network dapat menampung sekitar 16 juta host
(255x255x255). IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat
besar, IP kelas ini dapat dilukiskan pada gambar berikut ini :
0-127
0-255
0-255
0-255
0nnnnnnn
hhhhhhhh
hhhhhhhh
hhhhhhhh
IP Address kelas A
 Dua bit IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai antara
128-191.Network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID sehingga kalau
ada komputer mempunyai IP address 192.168.26.161, network ID = 192.168 dan host ID =
26.161. Pada. IP address kelas B ini mempunyai range IP dari 128.0.xxx.xxx sampai
191.155.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255 network dengan jumlah host tiap network 255 x
255 host atau sekitar 65 ribu host.
128-191
0-255
0-255
0-255
10nnnnnn
nnnnnnnn
hhhhhhhh
hhhhhhhh
IP address kelas B
 IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN. Tiga bit
pertama IP address kelas C selalu diset 111. Network ID terdiri 24 bit dan host ID 8 bit sisanya
sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing network memiliki
256 host.
192-223
110nnnnn
0-255
Nnnnnnnn
0-255
nnnnnnnn
0-255
Hhhhhhhh
IP address kelas C
 IP address kelas D digunakan untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama IP address kelas D
selalu diset 1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara 224-247, sedangkan bit-bit
berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam
multicasting tidak dikenal istilah network ID dan host ID.
 IP address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit pertama IP address
kelas ini diset 1111 sehingga byte pertamanya berkisar antara 248-255.
Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network Prefix, yang digunakan uk IP address yang
menunjuk bagian jaringan.Penulisan network prefix adalah dengan tanda slash "/" yang diikuti angka
yang menunjukkan panjang network prefix ini dalam bit. Misal untuk menunjuk satu network kelas B
192.168.xxx.xxx digunakan penulisan 192.168/16. Angka 16 ini merupakan panjang bit untuk
STMIK AKBA | Suryadi Syamsu – Modul Jaringan Komputer 2
network prefix kelas B.
Address Khusus
Selain address yang dipergunakan untuk pengenal host, ada beberapa jenis address yang
digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk pengenal host.Address tersebut
adalah :
Network Address. Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan
Internet. Misalkan untuk host dengan IP Address kelas B 192.168.9.35. Tanpa memakai subnet (akan
diterangkan kemudian), network address dari host ini adalah 192.168.0.0. Address ini didapat
dengan membuat seluruh bit host pada 2 segmen terakhir menjadi 0. Tujuannya adalah untuk
menyederhanakan informasi routing pada Internet. Router cukup melihat network address (192.168)
untuk menentukan ke router mana datagram tersebut harus dikirimkan. Analoginya mirip dengan
dalam proses pengantaran surat, petugas penyortir pada kantor pos cukup melihat kota tujuan pada
alamat surat (tidak perlu membaca selutuh alamat) untuk menentukan jalur mana yang harus
ditempuh surat tersebut.
Broadcast Address. Address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang harus
diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network. Seperti diketahui, setiap datagram IP
memiliki header alamat tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh datagram tersebut.
Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses dataram
tersebut,sedangkan host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu host ingin mengirim
datagram kepada seluruh host yang ada pada networknya ? Tidak efisien jika ia harus membuat
replikasi datagram sebanyak jumlah host tujuan. Pemakaian bandwidth akan meningkat dan beban
kerjas host pengirim bertambah, padahal isi datagram-datagram tersebut sama.Oleh karena itu,
dibuat konsep broadcast address. Host cukup mengirim ke alamat broadcast, maka seluruh host yang
ada pada network akan menerima datagram tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada network
yang sama harus memiliki broadcast address yang sama dan address tersebut tidak boleh digunakan
sebagai IP address untuk host tertentu.
Jadi, sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima datagram : pertama adalah
IP Addressnya yang bersifat unik dan kedua adalah broadcast address pada network tempat host
tersebut berada.
Broadcast address diperoleh dengan membuat bit-bit host pada IP Address menjadi 1. Jadi,
untuk host dengan IP address 192.168.9.35 atau 192.168.240.2, broadcast addressnya adalah
192.168.255.255 (2 segmen terakhir dari IP Address tersebut dibuat berharga 11111111.11111111,
sehingga secara desimal terbaca 255.255). Jenis informasi yang di broadcast biasanya adalah
informasi routing.
Multicast Address. Kelas address A, B dan C adalah address yang digunakan untuk
komunikasi antar host, yang menggunakan datagram-datagram unicast.Artinya, datagram / paket
memiliki address tujuan berupa satu host tertentu. Hanya host yang memiliki IP Address sama
dengan destination address pada datagram yang akan menerima datagram tersebut, sedangkan host
lain akan mengabaikannya. Jika datagram ditujukan untuk seluruh host pada suatu jaringan, maka
field address tujuan ini akan berisi alamat broadcast dari jaringan yang bersangkutan. Dari dua mode
pengiriman ini (unicast dan broadcast), muncul pula mode ke tiga. Diperlukan suatu mode khusus
jika suatu host ingin berkomunikasi dengan beberap host sekaligus (host group), dengan hanya
mengirim satu datagram saja. Namun berbeda dengan mode broadcast, hanya host-host yang
tergabung dalam suatu group saja yang akan menerima datagram ini, sedangkan host lain tidak akan
STMIK AKBA | Suryadi Syamsu – Modul Jaringan Komputer 3
terpengaruh. Oleh karen itu, dikenalkan konsep multicast. Pada konsep ini, setiap group yang
menjalankan aplikasi bersama mendapatkan satu multicast address. Struktur kelas multicast address
dapat dilihat pada gambar berikut.
224-239
0-255
0-255
0-255
1110xxxx
xxxxxxxx
xxxxxxxx
Xxxxxxxx
Struktur IP Address kelas multicast address
Untuk keperluan multicast, sejumlah IP Address dialokasikan sebagai multicast address. Jika
struktur IP Address mengikuti bentuk 1110xxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (bentuk desimal 224.0.0.0 sampai
239.255.255.255), maka IP Address merupakan multicast address. Alokasi ini ditujukan untuk
keperluan group, bukan untuk host seperti pada kelas A, B dan C. Anggota group adalah host-host
yang ingin bergabung dalam group tersebut. Anggota ini juga tidak terbatas pada jaringan di satu
subnet. namun bisa mencapai seluruh dunia. Karena menyerupai suatu backbone, maka jaringan
multicast ini dikenal pula sebagai Multicast Backbone (MBone).
Aturan Dasar Pemilihan network ID dan host ID
Berikut adalah aturan-aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang digunakan :




Network ID tidak boleh sama dengan 127
Network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni IP address yang
digunakan oleh suatu komputer untuk menunjuk dirinya sendiri.
Network ID dan host id tidak boleh sama dengan 255
Network ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan
alamat yang mewakili seluruh jaringan.
Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0
IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network digunakan
untuk menunjuk suatu jaringan bukan suatu host.
Host ID harus unik dalam suatu network.
Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.
1.2. Subnetting
Untuk beberapa alasan yang menyangkut efisiensi IP Address, mengatasi masalah topologi
network dan organisasi, network administrator biasanya melakukan subnetting. Esensi dari
subunetting adalah "memindahkan" garis pemisah antara bagian network dan bagian host dari suatu
IP Address. Beberapa bit dari bagian host dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian network.
Address satu network menurut struktur baku dipecah menjadi beberapa subnetwork. Cara ini
menciptakan sejumlah network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada
dalam tiap network tersebut.
Subnetting juga dilakukan untuk mengatasi perbedaan hardware dan media fisik yang
digunakan dalam suatu network. Router IP dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media
fisik yang berbeda hanya jika setiap network memiliki address network yang unik. Selain itu, dengan
subnetting, seorang Network Administrator dapat mendelegasikan pengaturan host address seluruh
departemen dari suatu perusahaan besar kepada setiap departemen, untuk memudahkannya dalam
mengatur keseluruhan network.
STMIK AKBA | Suryadi Syamsu – Modul Jaringan Komputer 4
Suatu subnet didefinisikan dengan mengimplementasikan masking bit (subnet mask ) kepada
IP Address. Struktur subnet mask sama dengan struktur IP Address, yakni terdiri dari 32 bit yang
dibagi atas 4 segmen. Bit-bit dari IP Address yang “ditutupi” (masking) oleh bit-bit subnet mask yang
aktif dan bersesuaian akan diinterpretasikan sebagai network bit. Bit 1 pada subnet mask berarti
mengaktifkan masking (on), sedangkan bit 0 tidak aktif (off). Sebagai contoh kasus, mari kita ambil
satu IP Address kelas A dengan nomor 44.132.1.20. Ilustrasinya dapat dilihat tabel berikut :
44
132
1
20
00101100
10000100
00000001
00010100
IP Address
255
255
0
0
11111111
11111111
00000000
00000000
Subnet Mask
44
132
0
0
00101100
10000100
00000000
00000000
Network Address
44
132
255
255
00101100
10000100
11111111
11111111
Broadcast Address
subnetting 16 bit Pada IP Address Kelas A
Dengan aturan standar, nomor network IP Address ini adalah 44 dan nomor host adalah
132.1.20. Network tersebut dapat menampung maksimum lebih dari 16 juta host yang terhubung
langsung. Misalkan pada address ini akan di implementasikan subnet mask sebanyak 16 bit
255.255.0.0 (Hexa = FF.FF.00.00 atau Biner = 11111111.11111111.00000000.00000000 ). Perhatikan
bahwa pada 16 bit pertama dari subnet mask tersebut berharga 1, sedangkan 16 bit berikutnya 0.
Dengan demikian, 16 bit pertama dari suatu IP Address yang dikenakan subnet mask tersebut akan
dianggap sebagai network bit. Nomor network akan berubah menjadi 44.132 dan nomor host
menjadi 1.20. Kapasitas maksimum host yang langsung terhubung pada network menjadi sekitar 65
ribu host.
Subnet mask di atas identik dengan standard IP Address kelas B. Dengan menerapkan subnet
mask tersebut pada satu network kelas A, dapat dibuat 256 network baru dengan kapasitas masingmasing subnet setara network kelas B. Penerapan subnet yang lebih jauh seperti 255.255.255.0 (24
bit) pada kelas A akan menghasilkan jumlah network yang lebih besar (lebih dari 65 ribu network)
dengan kapasitas masing-masing subnet sebesar 256 host. Network kelas C juga dapat dibagi-bagi
lagi menjadi beberapa subnet dengan menerapkan subnet mask yang lebih tinggi seperti untuk 25 bit
(255.255.255.128), 26 bit (255.255.255.192), 27 bit (255.255.255.224) dan seterusnya.
Subnetting dilakukan pada saat konfigurasi interface. Penerapan subnet mask pada IP
Address akan mendefinisikan 2 buah address baru, yakni Network Address dan Broadcast Address.
Network address didefinisikan dengan menset seluruh bit host berharga 0, sedangkan broadcast
address dengan menset bit host berharga 1. Seperti yang telah dijelasakan pada bagian sebelumnya,
network address adalah alamat network yang berguna pada informasi routing. Suatu host yang tidak
perlu mengetahui address seluruh host yang ada pada network yang lain. Informasi yang
STMIK AKBA | Suryadi Syamsu – Modul Jaringan Komputer 5
dibutuhkannya hanyalah address dari network yang akan dihubungi serta gateway untuk mencapai
network tersebut. Ilustrasi mengenai subnetting, network address dan broadcast address dapat
dilihat pada Tabel di bawah. Dari tabel dapat disimpulkan bagaimana nomor network standard dari
suatu IP Address diubah menjadi nomor subnet / subnet address melalui subnetting.
IP Address
44.132.1.20
81.50.2.3
192.168.2.10
0
192.168.2.13
0
Tabel 5.1 Beberapa kombinasi IP Address
Network
Subnet
Interpretasi
Address
Mask
standard
44.0.0.0
255.255.0.0 Host 1.20 pada
(16 bit)
subnet 44.132.0.0
81.0.0.0
255.255.255 Host
3
pada
.0 (24 bit)
subnet 81.50.2.0
192.168.0. 255.255.255 Host 100 pada
0
.128 (25 bit) subnet
192.168.2.0
192.168.0. 255.255.255 Host 130 pada
0
.192 (26 bit) subnet
192.168.2.128
Broadcast
Address
44.132.255.25
5
81.50.2.255
192.168.2.127
192.168.2.191
Netmask dan network number subnetting hanya berlaku pada network lokal. Bagi network di luar
network lokal, nomor network yang dikenali tetap nomor network standard menurut kelas IP
Address.
Gambar 5.1 Subnetting
1.3. IP address Versi 6 (Ipv6)
Alamat IP versi 6 (sering disebut sebagai alamat IPv6) adalah sebuah jenis pengalamatan
jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol Internet versi
STMIK AKBA | Suryadi Syamsu – Modul Jaringan Komputer 6
6. Panjang totalnya adalah 128-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2128=3,4 x 1038 host
komputer di seluruh dunia. Contoh alamat IPv6 adalah 21da:00d3:0000:2f3b:02aa:00ff:fe28:9c5a.
Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total alamat yang dapat
dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), alamat IPv6 memiliki panjang 128-bit. IPv4, meskipun
total alamatnya mencapai 4 miliar, pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat, karena ada
beberapa limitasi, sehingga implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa ratus juta saja. IPv6,
yang memiliki panjang 128-bit, memiliki total alamat yang mungkin hingga 2128=3,4 x 1038 alamat.
Total alamat yang sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan ruang alamat yang tidak akan habis
(hingga beberapa masa ke depan), dan membentuk infrastruktur routing yang disusun secara
hierarkis, sehingga mengurangi kompleksitas proses routing dan tabel routing.
Sama seperti halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCPv6 Server sebagai pengelola
alamat. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static address, maka dalam IPv6, konfigurasi
alamat dengan menggunakan DHCP Server dinamakan dengan stateful address configuration,
sementara jika konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless address
configuration.
Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order bit) sebagai
alamat jaringan sementara bit-bit pada tingkat rendah (low-order bit) sebagai alamat host, dalam
IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda
pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut dengan Format Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak ada subnet
mask, yang ada hanyalah Format Prefix.
Format Alamat IPV6
Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat
dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal
tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi yang digunakan oleh
IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4 yang menggunakan
dotted-decimal format.
Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner :
00100001110110100000000011010011000000000000000000101111001110110000001010101010
000000001111111111111110001010001001110001011010
Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal format, angka-angka
biner di atas dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit :
0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000 0010111100111011
0000001010101010 0000000011111111 1111111000101000 1001110001011010
Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal
dan setiap bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil
konversinya adalah sebagai berikut :
21da:00d3:0000:2f3b:02aa:00ff:fe28:9c5a
Penyederhanaan bentuk alamat
STMIK AKBA | Suryadi Syamsu – Modul Jaringan Komputer 7
Alamat di atas juga dapat disederhanakan lagi dengan membuang angka 0 pada awal setiap
blok yang berukuran 16-bit di atas, dengan menyisakan satu digit terakhir. Dengan membuang angka
0, alamat di atas disederhanakan menjadi:
21da:d3:0:2f3b:2aa:ff:fe28:9c5a
Gambar 5.2 Penyederhanaan bentuk alamat IPV6
Konvensi pengalamatan IPv6 juga mengizinkan penyederhanaan alamat lebih jauh lagi, yakni
dengan membuang banyak karakter 0, pada sebuah alamat yang banyak angka 0-nya. Jika sebuah
alamat IPv6 yang direpresentasikan dalam notasi colon-hexadecimal format mengandung beberapa
blok 16-bit dengan angka 0, maka alamat tersebut dapat disederhanakan dengan menggunakan
tanda dua buah titik dua (:). Untuk menghindari kebingungan, penyederhanaan alamat IPv6 dengan
cara ini hanya bisa digunakan sekali saja di dalam satu alamat, karena kemungkinan nantinya
pengguna tidak dapat menentukan berapa banyak bit 0 yang direpresentasikan oleh setiap tanda dua
titik dua (:) yang terdapat dalam alamat tersebut. Tabel 5.2 berikut mengilustrasikan cara
penggunaan hal ini.
Tabel 5.2 Penyederhanaan Ipv6
Alamat asli
fe80:0000:0000:
0000:02aa:00ff:f
e9a:4ca2
ff02:0000:0000:
0000:0000:0000:
0000:0002
Alamat asli
disederhanakan
fe80:0:0:0:2aa:f
f:fe9a:4ca2
Alamat setelah dikompres
fe80::2aa:ff:fe9a:4ca2
ff02:0:0:0:0:0:0: ff02::2
2
Format Prefix
Dalam IPv4, sebuah alamat dalam notasi dotted-decimal format dapat direpresentasikan
dengan menggunakan angka prefiks yang merujuk kepada subnet mask. IPv6 juga memiliki angka
prefiks, tapi tidak didugnakan untuk merujuk kepada subnet mask, karena memang IPv6 tidak
mendukung subnet mask.
Prefiks adalah sebuah bagian dari alamat IP, di mana bit-bit memiliki nilai-nilai yang tetap
atau bit-bit tersebut merupakan bagian dari sebuah rute atau subnet identifier. Prefiks dalam IPv6
direpesentasikan dengan cara yang sama seperti halnya prefiks alamat IPv4, yaitu *alamat+/*angka
panjang prefiks+. Panjang prefiks menentukan jumlah bit terbesar paling kiri yang membuat prefiks
STMIK AKBA | Suryadi Syamsu – Modul Jaringan Komputer 8
subnet. Sebagai contoh, prefiks sebuah alamat IPv6 dapat direpresentasikan sebagai berikut :
3ffe:2900:d005:f28b::/64
Pada contoh di atas, 64 bit pertama dari alamat tersebut dianggap sebagai prefiks alamat,
sementara 64 bit sisanya dianggap sebagai interface ID.
Jenis-jenis alamat IP versi 6
IPv6 mendukung beberapa jenis format prefix, yakni sebagai berikut:



Alamat Unicast, yang menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara langsung antara
dua host dalam sebuah jaringan.
Alamat Multicast, yang menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah paket data ke
banyak host yang berada dalam group yang sama. Alamat ini digunakan dalam komunikasi
one-to-many.
Alamat Anycast, yang menyediakan metode penyampaian paket data kepada anggota
terdekat dari sebuah group. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-one-of-many.
Alamat ini juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan (destination address) dan diberikan
hanya kepada router, bukan kepada host-host biasa.
Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi menjadi alamat-alamat
berikut:



Link-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar
dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu subnet.
Site-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar
dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah intranet.
Global Address, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar
dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam Internet berbasis IPv6.
Sementara itu, cakupan alamat multicast dimasukkan ke dalam struktur alamat.
Unicast Address
Alamat IPv6 unicast dapat diimplementasikan dalam berbagai jenis alamat, yakni :
 Alamat unicast global
Alamat unicast global IPv6 mirip dengan alamat publik dalam alamat IPv4. Dikenal juga
sebagai Aggregatable Global Unicast Address. Seperti halnya alamat publik IPv4 yang
dapat secara global dirujuk oleh host-host di Internet dengan menggunakan proses
routing, alamat ini juga mengimplementasikan hal serupa. Struktur alamat IPv6 unicast
global terbagi menjadi topologi tiga level (Public, Site, dan Node).
Tabel 5.3 Struktur alamat unicast global
Panjang
Keterangan
001
3 bit
Berfungsi sebagai tanda pengenal alamat, bahwa
alamat ini adalah sebuah alamat IPv6 Unicast Global.
Top Level Aggregation
13 bit
Berfungsi sebagai level tertinggi dalam hierarki
Identifier (TLA ID)
routing. TLA ID diatur oleh Internet Assigned
Numbers Authority (IANA), yang mengalokasikannya
Field
STMIK AKBA | Suryadi Syamsu – Modul Jaringan Komputer 9
Res
8 bit
Next Level Aggregation
Identifier (NLA ID)
Site Level Aggregation
Identifier (SLA ID)
24 bit
Interface ID
64 bit
16 bit
ke dalam daftar Internet registry, yang kemudian
mengolasikan sebuah TLA ID ke sebuah ISP global.
Direservasikan untuk penggunaan pada masa yang
akan datang (mungkin untuk memperluas TLA ID
atau NLA ID).
Berfungsi sebagai tanda pengenal milik situs (site)
kustomer tertentu.
Mengizinkan hingga 65536 (216) subnet dalam
sebuah situs individu. SLA ID ditetapkan di dalam
sebuah site. ISP tidak dapat mengubah bagian alamat
ini.
Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam
subnet yang spesifik (yang ditentukan oleh SLA ID).
 Alamat unicast site-local
Alamat unicast site-local IPv6 mirip dengan alamat privat dalam IPv4. Ruang lingkup
dari sebuah alamat terdapat pada Internetwork dalam sebuah site milik sebuah
organisasi. Penggunaan alamat unicast global dan unicast site-local dalam sebuah jaringan
adalah mungkin dilakukan. Prefiks yang digunakan oleh alamat ini adalah FEC0::/48.
Tabel 5.4 Struktur alamat unicast site-local
Field
1111111011
0000000000
0000000000
0000000000
00000000
Subnet
Identifier
Panjang
48 bit
Keterrangan
Nilai ketetapan alamat unicast sitelocal
16 bit
Interface
Identifier
64 bit
Mengizinkan hingga 65536 (216)
subnet dalam sebuah struktur
subnet datar. Administrator juga
dapat membagi bit-bit yang yang
memiliki nilai tinggi (high-order bit)
untuk membuat sebuah infrastruktur
routing hierarkis.
Berfungsi sebagai alamat dari sebuah
node dalam subnet yang spesifik.
 Alamat unicast link-local
Alamat unicast link-local adalah alamat yang digunakan oleh host-host dalam subnet
yang sama. Alamat ini mirip dengan konfigurasi APIPA (Automatic Private Internet
Protocol Addressing) dalam sistem operasi Microsoft Windows XP ke atas. host-host yang
berada di dalam subnet yang sama akan menggunakan alamat-alamat ini secara otomatis
agar dapat berkomunikasi. Alamat ini juga memiliki fungsi resolusi alamat, yang disebut
dengan Neighbor Discovery. Prefiks alamat yang digunakan oleh jenis alamat ini adalah
fe80::/64.
Tabel 5.5 Struktur alamat unicast link-local
STMIK AKBA | Suryadi Syamsu – Modul Jaringan Komputer 10
Field
111111101000000000000
000000000000000000000
000000000000000000000
0
Interface ID
Panjang
64 bit
64 bit
Keterangan
Berfungsi
sebagai
tanda
pengenal
alamat unicast linklocal.
Berfungsi
sebagai
alamat dari sebuah
node dalam subnet
yang spesifik.
 Alamat unicast yang belum ditentukan (unicast unspecified address)
Alamat unicast yang belum ditentukan adalah alamat yang belum ditentukan oleh
seorang administrator atau tidak menemukan sebuah DHCP Server untuk meminta
alamat. Alamat ini sama dengan alamat IPv4 yang belum ditentukan, yakni 0.0.0.0. Nilai
alamat ini dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:0 atau dapat disingkat menjadi dua titik dua
(::).
 Alamat unicast loopback
Alamat unicast loopback adalah sebuah alamat yang digunakan untuk mekanisme
interprocess communication (IPC) dalam sebuah host. Dalam IPv4, alamat yang ditetapkan
adalah 127.0.0.1, sementara dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:1, atau ::1.
 Alamat unicast 6to4
Alamat unicast 6to4 adalah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6
dalam Internet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini sering digunakan sebagai
pengganti alamat publik IPv4. Alamat ini aslinya menggunakan prefiks alamat 2002::/16,
dengan tambahan 32 bit dari alamat publik IPv4 untuk membuat sebuah prefiks dengan
panjang 48-bit, dengan format 2002:WWXX:YYZZ::/48, di mana WWXX dan YYZZ adalah
representasi dalam notasi colon-decimal format dari notasi dotted-decimal format w.x.y.z
dari alamat publik IPv4. Sebagai contoh alamat IPv4 157.60.91.123 diterjemahkan menjadi
alamat IPv6 2002:9d3c:5b7b::/48.
Meskipun demikian, alamat ini sering ditulis dalam format IPv6 Unicast global
address, yakni 2002:WWXX:YYZZ:SLA ID:Interface ID.
 Alamat unicast ISATAP
Alamat Unicast ISATAP adalah sebuah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan
IPv6 dalam sebuah Intranet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini
menggabungkan prefiks alamat unicast link-local, alamat unicast site-local atau alamat
unicast global (yang dapat berupa prefiks alamat 6to4) yang berukuran 64-bit dengan 32bit ISATAP Identifier (0000:5efe), lalu diikuti dengan 32-bit alamat IPv4 yang dimiliki oleh
interface atau sebuah host. Prefiks yang digunakan dalam alamat ini dinamakan dengan
subnet prefix. Meski alamat 6to4 hanya dapat menangani alamat IPv4 publik saja, alamat
ISATAP dapat menangani alamat pribadi IPv4 dan alamat publik IPv4.
Multicast address
Alamat multicast IPv6 sama seperti halnya alamat multicast pada IPv4. Paket-paket yang
STMIK AKBA | Suryadi Syamsu – Modul Jaringan Komputer 11
ditujukan ke sebuah alamat multicast akan disampaikan terhadap semua interface yang dikenali oleh
alamat tersebut. Prefiks alamat yang digunakan oleh alamat multicast IPv6 adalah ff00::/8.
Tabel 5.6 Struktur Multicast address
Field
11111111
Flags
Panjang
8 bit
4 bit
Scope
4 bit
Group ID
112 bit
Keterangan
Tanda pengenal bahwa alamat ini adalah alamat multicast.
Berfungsi sebagai tanda pengenal apakah alamat ini adalah alamat transient
atau bukan. Jika nilainya 0, maka alamat ini bukan alamat transient, dan
alamat ini merujuk kepada alamat multicast yang ditetapkan secara
permanen. Jika nilainya 1, maka alamat ini adalah alamat transient.
Berfungsi untuk mengindikasikan cakupan lalu lintas multicast, seperti
halnya interface-local, link-local, site-local, organization-local atau global.
Berfungsi sebagai tanda pengenal group multicast
Anycast address
Alamat Anycast dalam IPv6 mirip dengan alamat anycast dalam IPv4, tapi diimplementasikan
dengan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan IPv4. Umumnya, alamat anycast digunakan oleh
Internet Service Provider (ISP) yang memiliki banyak klien. Meskipun alamat anycast menggunakan
ruang alamat unicast, tapi fungsinya berbeda daripada alamat unicast.
IPv6 menggunakan alamat anycast untuk mengidentifikasikan beberapa interface yang
berbeda. IPv6 akan menyampaikan paket-paket yang dialamatkan ke sebuah alamat anycast ke
interface terdekat yang dikenali oleh alamat tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan alamat
multicast, yang menyampaikan paket ke banyak penerima, karena alamat anycast akan
menyampaikan paket kepada salah satu dari banyak penerima.
1.4. Jenis-jenis Alamat IP
Jika ada sebuah intranet tidak yang terkoneksi ke internet, semua alamat IP dapat digunakan.
Jika koneksi dilakukan secara langsung (dengan menggunakan teknik routing) atau secara tidak
langsung (dengan menggunakan proxy server), maka ada dua jenis alamat yang dapat digunakan
di dalam internet, yaitu public address (alamat publik) dan private address (alamat pribadi).
1.4.1.IP Publik
alamat publik adalah alamat-alamat yang telah ditetapkan oleh InterNIC dan berisi
beberapa buah network identifier yang telah dijamin unik (artinya, tidak ada dua host
yang menggunakan alamat yang sama) jika intranet tersebut telah terhubung ke
Internet.
Ketika beberapa alamat publik telah ditetapkan, maka beberapa rute dapat diprogram
ke dalam sebuah router sehingga lalu lintas data yang menuju alamat publik tersebut
dapat mencapai lokasinya. Di internet, lalu lintas ke sebuah alamat publik tujuan dapat
dicapai, selama masih terkoneksi dengan internet.
1.4.2.IP privat
Setiap node IP membutuhkan sebuah alamat IP yang secara global unik terhadap
internetwork IP. Pada kasus internet, setiap node di dalam sebuah jaringan yang
terhubung ke internet akan membutuhkan sebuah alamat yang unik secara global
terhadap internet. Karena perkembangan internet yang sangat amat pesat, organisasiorganisasi yang menghubungkan intranet miliknya ke internet membutuhkan sebuah
alamat publik untuk setiap node di dalam intranet miliknya tersebut. Tentu saja, hal ini
akan membutuhkan sebuah alamat publik yang unik secara global.
STMIK AKBA | Suryadi Syamsu – Modul Jaringan Komputer 12
Ketika menganalisis kebutuhan pengalamatan yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi,
para desainer internet memiliki pemikiran yaitu bagi kebanyakan organisasi,
kebanyakan host di dalam intranet organisasi tersebut tidak harus terhubung secara
langsung ke internet. Host-host yang membutuhkan sekumpulan layanan internet,
seperti halnya akses terhadap web atau e-mail, biasanya mengakses layanan internet
tersebut melalui gateway yang berjalan di atas lapisan aplikasi seperti proxy server atau
e-mail server. Hasilnya, kebanyakan organisasi hanya membutuhkan alamat publik
dalam jumlah sedikit saja yang nantinya digunakan oleh node-node tersebut (hanya
untuk proxy, router, firewall, atau translator) yang terhubung secara langsung ke
internet.
Untuk host-host di dalam sebuah organisasi yang tidak membutuhkan akses langsung
ke internet, alamat-alamat IP yang bukan duplikat dari alamat publik yang telah
ditetapkan mutlak dibutuhkan. Untuk mengatasi masalah pengalamatan ini, para
desainer internet mereservasikan sebagian ruangan alamat IP dan menyebut bagian
tersebut sebagai ruangan alamat pribadi. Sebuah alamat IP yang berada di dalam
ruangan alamat pribadi tidak akan digunakan sebagai sebuah alamat publik. Alamat IP
yang berada di dalam ruangan alamat pribadi dikenal juga dengan alamat pribadi.
Karena di antara ruangan alamat publik dan ruangan alamat pribadi tidak saling
melakukan overlapping, maka alamat pribadi tidak akan menduplikasi alamat publik,
dan tidak pula sebaliknya.
Ruangan alamat pribadi yang ditentukan di dalam RFC 1918 didefinisikan di dalam tiga
blok alamat berikut:
o 10.0.0.0/8
o 172.16.0.0/12
o 192.168.0.0/16




10.0.0.0/8
Jaringan pribadi (private network) 10.0.0.0/8 merupakan sebuah network
identifier kelas A yang mengizinkan alamat IP yang valid dari 10.0.0.1 hingga
10.255.255.254. Private network 10.0.0.0/8 memiliki 24 bit host yang dapat
digunakan untuk skema subnetting di dalam sebuah organisasi privat.
172.16.0.0/12
Jaringan pribadi 172.16.0.0/12 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block
dari 16 network identifier kelas B atau sebagai sebuah ruangan alamat yang
memiliki 20 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier, yang dapat
digunakan dengan menggunakan skema subnetting di dalam sebuah organisasi
privat. Alamat jaringan privat 17.16.0.0/12 mengizinkan alamat-alamat IP yang
valid dari 172.16.0.1 hingga 172.31.255.254.
192.168.0.0/16
Jaringan pribadi 192.168.0.0/16 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block
dari 256 network identifier kelas C atau sebagai sebuah ruangan alamat yang
memiliki 16 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier yang dapat
digunakan dengan menggunakan skema subnetting apapun di dalam sebuah
organisasi privat. Alamat private network 192.168.0.0/16 dapat mendukung
alamat-alamat IP yang valid dari 192.168.0.1 hingga 192.168.255.254.
169.254.0.0/16
Alamat jaringan ini dapat digunakan sebagai alamat privat karena memang
IANA mengalokasikan untuk tidak menggunakannya. Alamat IP yang mungkin
dalam ruang alamat ini adalah 169.254.0.1 hingga 169.254.255.254, dengan
alamat subnet mask 255.255.0.0. Alamat ini digunakan sebagai alamat IP
privat otomatis (dalam Windows, disebut dengan Automatic Private Internet
STMIK AKBA | Suryadi Syamsu – Modul Jaringan Komputer 13
Protocol Addressing (APIPA)).
Hasil dari penggunaan alamat-alamat privat ini oleh banyak organisasi adalah
menghindari kehabisan dari alamat publik, mengingat pertumbuhan internet
yang sangat pesat.
Karena alamat-alamat IP di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan
ditetapkan oleh Internet Network Information Center (InterNIC) (atau badan
lainnya yang memiliki otoritas) sebagai alamat publik, maka tidak akan pernah
ada rute yang menuju ke alamat-alamat pribadi tersebut di dalam router
internet. Kompensasinya, alamat pribadi tidak dapat dijangkau dari internet.
Oleh karena itu, semua lalu lintas dari sebuah host yang menggunakan sebuah
alamat pribadi harus mengirim request tersebut ke sebuah gateway (seperti
halnya proxy server), yang memiliki sebuah alamat publik yang valid, atau
memiliki alamat pribadi yang telah ditranslasikan ke dalam sebuah alamat IP
publik yang valid dengan menggunakan Network Address Translator (NAT)
sebelum dikirimkan ke internet.
1.4.3.IP Ilegal
Intranet-intranet pribadi yang tidak memiliki kemauan untuk mengoneksikan
intranetnya ke internet dapat memilih alamat apapun yang mereka mau, meskipun
menggunakan alamat publik yang telah ditetapkan oleh InterNIC. Jika sebuah organisasi
selanjutnya memutuskan untuk menghubungkan intranetnya ke internet, skema alamat
yang digunakannya mungkin dapat mengandung alamat-alamat yang mungkin telah
ditetapkan oleh InterNIC atau organisasi lainnya. Alamat-alamat tersebut dapat
menjadi konflik antara satu dan lainnya, sehingga disebut juga dengan illegal address,
yang tidak dapat dihubungi oleh host lainnya.
STMIK AKBA | Suryadi Syamsu – Modul Jaringan Komputer 14
Download