SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik : Diare dan penatalaksanaannya Sasaran : ibu balita Hari/ Tanggal : Sabtu/ 10 Desember 2016 Waktu : 60 menit Tempat : BPM Ny. Siti Khotijah, SST.,M.Kes Kelurahan Bujel Kec. Mojoroto Kota Kediri Karakteristik Peserta Jumlah Peserta : 15 orang Pendidikan : SMA, Diploma Tujuan Penyuluhan Tujuan Umum Setelah mendapat penyuluhan diharapkan ibu-ibu dapat mengetahui tentang Diare dan penatalaksanaannya di rumah. Tujuan Khusus Setelah selesai mengikuti penyuluhan, diharapkan : Peserta dapat menjelaskan pengertian diare Peserta dapat menjelaskan penyebab diare Peserta dapat menjelaskan jenis diare Peserta dapat menjelaskan Komplikasi diare Peserta dapat menjelaskan pengobatan diare di rumah Materi Penyuluhan Terlampir Metode Ceramah Tanya jawab kuis Media Leaflet LCD Kegiatan penyuluhan No. Tahap Kegiatan Waktu Mengucap salam Perkenalan Pendekatan dengan pesarta Menggali pengetahuan ibu tentang Diare dan penatalaksanannya 1. Pembukaan 2. Pengembangan Menjelaskan tentang pengertian diare,, penyebab diare, jenis diare, komplikasi diare, penatalaksanaan diare di rumah Memberi kesempatan peserta untuk bertanya. 3. Penutup Mengadakan Tanya jawab untuk mengetahui seberapa jauh peserta paham tentang materi yang disampaikan Membagikan lieaflet Menyimpulkan hasil penyuluhan Ucapan terima kasih dan salam penutup 10 menit 35 menit 15 menit Evaluasi Pelaksanaan Tanggal / Jam : 10 Desember 2016 Waktu : 10.00 WIB Tempat : BPM Ny. Siti Khotijah, SST.,M.Kes Kelurahan Bujel Kec. Mojoroto Kota Kediri Jumlah Peserta : 15 orang Respon terhadap penyuluhan o Jumlah peserta yang aktif : : 7 orang MATERI DIARE DAN PENATALAKSANAANNYA Pengertian Diare biasanya ditandai dengan seringnya si kecil buang air dengan tinja yang encer atau berair. Selain membuat si kecil tidak nyaman, diare dapat menyebabkan dehidrasi, dan ruam bila si kecil yang masih pakai popok. Bila si buah hati mengalami diare, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mengetahui penyebab diare, karena gangguan kesehatan ini dapat disebabkan oleh banyak hal. Penyebab diare bisa diketahui dari gejala-gejala yang muncul, dengan mengetahui penyebab diare, bunda dapat menentukan pertolongan yang tepat bagi si kecil. Diare atau mencret adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar 3 kali atau lebih dalam satu hari dan tinja atau feses yang keluar berupa cairan encer atau sedikit berampas, kadang juga bisa disertai darah atau lendir tergantung pada penyebabnya. Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), anak dinyatakan menderita diare bila buang air besarnya “lebih encer” dan “lebih sering” dari biasanya. Gejala ikutan lainnya adalah demam dan muntah. Kadangkala gejala muntah dan demam mendahului gejala mencretnya. Jenis Diare Berdasarkan jangka waktu terjadinya, diare dibagi menjadi dua, yaitu diare akut dan kronis. Diare akut terjadi sampai dengan 7 hari, sedangkan diare kronis terjadi lebih dari 2 minggu. Di Indonesia, lebih banyak kasus diare akut dibandingkan yang kronis. Pola Umum Buang Air Besar Pada Bayi dan Anak-anak Sebelum membicarakan lebih jauh mengenai diare, sebaiknya Bunda mengenali pola umum buang air besar (BAB) pada bayi dan anak-anak. Pada umumnya, anak buang air besar sesering-seringnya 3 kali sehari dan sejarang-jarangnya sekali tiap 3 hari. Bentuk tinja tergantung pada kandungan air dalam tinja. Pada keadaan normal, tinja berbentuk seperti pisang. Dilihat dari kandungan airnya bentuk tinja bervariasi mulai dari “cair” (kadar airnya paling tinggi, biasanya terjadi pada diare akut), “lembek” (seperti bubur), “berbentuk” (tinja normal, seperti pisang), dan “keras” (kandungan air sedikit seperti pada keadaan sembelit). Pada bayi berusia 0-2 bulan, apalagi yang minum ASI, frekuensi buang air besarnya lebih sering lagi, yaitu bisa 8-10 kali sehari dengan tinja yang encer, berbuih dan berbau asam. Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak tergolong diare, tetapi merupakan intoleransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya perkembangan saluran cerna. Warna Tinja Normal Warna tinja yang normal adalah kuning kehijauan, tetapi dapat bervariasi tergantung makanan yang dikonsumsi anak. Yang perlu diperhatikan adalah bila tinja berwarna merah (mungkin darah) atau putih seperti dempul (pada penyakit hati). Penyebab Diare Pada Anak Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi rotavirus (sekitar 90%). Sebagian kecil diare dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit, jamur. Diare dapat dipicu pemakaiaan antibiotik (antibiotic induced diarhea). Sebagian kecil lagi disebabkan oleh keracunan makanan, alergi, dll. Komplikasi Diare Komplikasi diare adalah dehidrasi yaitu kekurangan cairan. Terdapat 3 keadaan akibat dehidrasi, yaitu: 1. Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan <5% Berat Badan). Tandanya anak tetap aktif, keinginan untuk minum seperti biasa karena rasa haus tidak meningkat, kelopak mata tidak cekung, buang air kecil (BAK) sering. 2. Dehidrasi ringan sedang (kehilangan cairan 5-10% Berat Badan). Tandanya anak gelisah atau rewel, anak ingin minum terus karena rasa haus meningkat, kelopak mata cekung, BAK mulai berkurang. 3. Dehidrasi berat (kehilangan cairan >10% Berat Badan). Tandanya anak lemas atau tidak sabar, tidak dapat minum, kelopak mata sangat cekung, pada uji cubit kulit kembali lebih dari 2 detik. Agar lebih mudah gunakan kulit perut. Untuk menilai kondisi dehidrasi pada anak ada 4 parameter yang bisa digunakan yaitu aktivitas, rasa haus, kelopak mata, buang air kecil, dan uji turgor atau uji cubit. Lihat kelopak mata anak, apakah cekung atau tidak. Anak harus kencing dalam waktu 6-8 jam, jika lebih dari 8 jam tidak kencing maka dehidrasi ringan. Untuk anak yang lebih besar batas kencingnya 12 jam. Uji cubit paling gampang dilakukan pada kulit perut, kulit harus kembali dalam 2 detik. Kapan anak dibawa ke dokter? Orangtua tidak perlu panik jika anaknya diare. Lihat dahulu kondisi anak yaitu: Apakah ada gejala dehidrasi. Dehidrasi ini berbahaya. Jika ada tanda-tanda dehidrasi, sebaiknya segera dibawa ke dokter. Kalau tidak ada, anak dapat dirawat di rumah. Anak dengan dehidrasi ringan, tetapi anak tidak mau makan dan minum atau muntah setiap makan dan minum, juga harus dibawa ke dokter. Apakah tinja berwarna merah (disertai darah). Kemungkinan diagnosisnya adalah disentri, yang bisa disebabkan oleh bakteri ataupun amuba. Pada diare ini, maka perlu dibawa ke dokter untuk mendapatkan tatalaksana yang tepat. Tatalaksana Diare di Rumah Diare adalah mekanisme tubuh mengeluarkan racun, bakteri, virus. Anak-anak tidak boleh dihentikan diarenya, karena menghambat pergerakan usus. Seolah-olah diarenya berhenti tapi di dalam masih berlangsung. Efek sampingnya usus lecet. Jadi, yang bisa Bunda lakukan antara lain: Terusakan pemberian ASI jika anak masih menyusu pada Bunda, diperbanyak kuantitas dan frekuensi pemberiannya. Rehidrasi. Berikan cairan lebih dari biasanya. Berikan cairan rehidrasi oral khusus anak (oralit anak) yang mengandung elektrolit untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Anak yang diare jangan hanya diberi air saja, sebaiknya diberikan cairan yang mengandung elektrolit (natrium, kalium) dan kalori. Jangan menggunakan oralit dewasa, karena osmolaritasnya lebih tinggi. Pada tahun 2004 WHO bersama UNICEF mengumumkan kesepakatan mengubah penggunaan cairan rehidrasi oral yang lama menjadi cairan rehidrasi oral yang memiliki osmolaritas rendah (hipoosmolar). Oralit dewasa bisa digunakan asalkan dincerkan 2x, misal yang harusnya 1 sachet untuk 200 ml, maka dibuat 1 sachet untuk 400 ml. Atau Bunda bisa membuat larutannya sendiri. Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) : Larutan Garam-Gula Larutan Garam-Tajin Bahan terdiri dari 1 sendok teh Bahan terdiri dari 6 (enam) sendok gula pasir, seperempat sendok makan munjung (100 gram) teh garam dapur dan 1 gelas tepung beras, 1 (satu) sendok teh (200 ml) air matang. Setelah (5 gram) garam dapur, 2 (dua) liter diaduk rata pada sebuah gelas air. Setelah dimasak hingga diperoleh larutan garam-gula mendidih akan diperoleh larutan yang siap digunakan. garam-tajin yang siap digunakan. Selain cairan rehidrasi oral hipoosmolar, WHO dan UNICEF juga merekomendasikan penggunaan zinc sebagai terapi tambahan untuk diare yang diberikan selama 10-14 hari walaupun diare sudah berhenti. Kedua cara ini dinilai sederhana dan murah. Manfaat zinc yaitu dapat meningkatkan imunitas, mengurangi lama, tingkat keparahan dan komplikasi diare serta mencegah berulangnya kejadian diare 2-3 bulan setelah pengobatan. Di indonesia pemberian zinc bersama cairan rehidrasi oral hipoosmolar juga direkomendasikan oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dan sudah mulai diperkenalkan sejak bulan februari 2007. Zinc tersedia dalam bentuk tablet dan sirup, bentuk tablet adalah tablet dispersible yang dalam waktu 30 detik atau kurang dari 60 detik telah larut dalam 5 ml air putih atau air susu. Cara pemberiannya tergantung pada umur anak yaitu untuk anak berusia kurang dari 6 bulan diberikan zinc sebanyak 10 mg sekali sehari selama 10-14 hari, sedangkan pada anak yang berusia lebih dari 6 bulan diberikan sebanyak 20 mg sekali sehari selama 10- 14 hari. Anak jangan dipuasakan. Makanan harus tetap diberikan tapi hindari sayuran karena serat susah dicerna sehingga bisa meningkatkan frekuensi diarenya. Buah-buahan juga dihindari kecuali pisang dan apel karena mengandung kaolin, pektin, kalium yang berfungsi memadatkan tinja serta menyerap racun. Obat yang boleh diberikan yaitu biakan bakteri hidup seperti lactobacillus. Contohnya Lacto-B, Lacto Bio, Protezin, dll. Karena penyebab tersering adalah virus, maka tidak diperlukan antibiotik kecuali pada kasus yang terbukti ada infeksi bakteri misalnya penyakit kolera yang disebabkan Vibrio cholerae, penyakit disentri yang disebabkan bakteri atau amuba dengan ciri-ciri fesesnya bau sekali, ada lendir, darah, anaknya merasa sakit sekali saat mau BAB. Untuk membuktikan infeksi bakteri dilakukan dengan pemeriksaan feses rutin. Antibiotik yang digunakan harus berdasarkan resep dokter dan harus dihabiskan untuk mencegah terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik tersebut! Pencegahan Diare Mencuci tangan. Anak harus diajarkan untuk mencuci tangannya, sedangkan pada bayi sering dilap tangannya. Bunda pun juga harus sering mencuci tangan, terutama saat memberi makan pada anak dan setelah memegang sesuatu yang kotor seperti setelah membersihkan kotoran bayi atau anak. Tutup makanan dengan tudung saji. Masak air minum dan makanan hingga matang. Jaga kebersihan makanan dan minuman, berikan ASI eksklusif minimal 6 bulan karena ASI mengandung immunoglobulin. Untuk bayi yang "terpaksa" menggunakan susu formula, maka dotnya harus dicuci bersih dan disterilkan dengan baik. Penatalaksanaan Diare Pada Anak Cara penanganan diare terbaik adalah dengan melakukan rehidrasi (pengembalian cairan yang hilang) dan mencegah dehidrasi dengan pemberian oralit. Cairan intravena hanya diberikan pada keadaan dehidrasi berat. Satu-satunya jenis diare yang perlu diobati dengan antibiotik adalah diare dehidrasi berat didaerah kolera dan disentri Jangan beri obat antidiare dan anti muntah (anti emetik) pada anak dan bayi, karena obet tersebut tidak mengobati diare dan beberapa diantaranya berbahaya. Obat-obat berbahaya tersebut antara lain anti spasmodik (codein, opium tinctur diphenoxylate, loperamide) atau anti muntah (chlorpromazine). Diantaranya ada yang mengakibatkan lumpuhnya gerakan usus atau tidur terus secara tidak normal. Bebrapa juga berakibat fatal terutama bila diberikan pada bayi. Obat anti diare lain yang tidak membahayakan tetapi tidak efektif unutk mengobati diare adalah : kaolin, attalpugite, smectine dan activated charcoal/norit. Pemakaian obat anti diare dapat menunda penanganan dengan oralit karena dapat menghambat penyerapan oralit oleh tubuh. Pemberian tablet zinc untuk semua penderita diare Zinc merupakan zat gizi mikro yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan. Zinc yang ada dalam tubuh akan hilang dalam jumlah besar saat anak menderita diare. Penggantian zinc yang hilang sangat diperlukan dalam proses kesembuhan untuk menjaga kesehatan pada bulan berikutnya. Berikut tata cara pemberian zinc pada anak diare : · Pestikan semua anak mendapat tablet zinc sesuai dosis dan waktu yang ditentukan, kecuali bayi muda (kurang dari 2 bulan). · Dosis tablet zinc (1 tablet = 20 mg) : dosis tunggal selama 10 hari ü Umur 2 bulan-6 bulan ü Umur ≥ 6 bulan · Cara pemberian tablet zinc : : ½ tablet : 1 tablet ü Larutkan tablet dengan sedikit air atau ASI dalam sendok teh (tablet akan larut kurang lebih 30 detik), segera berikan kepada anak jangan mencampur tablet zinc dengan oralit atau LGG (larutan gula garam) ü Apabila anak muntah sekitar ½ jam setelah pemberian tablet zinc, ulangi pemberian dengan cara memberikan potongan lebih kecil dilarutkan beberapa kali hingga satu dosis terpenuhi. ü Ingatkan untuk memberikan tablet zinc selama 10 hari mfeskipun diare sudah berhenti ü Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan infus , tetap berikan tablet zinc segera setelah anak bisa minum atau makan. Rancana Terapi A : Penangan Diare Dirumah Rencana terapi A yaitu : untuk pengobatan diare tanpa dehidrasi. Ada 4 aturan perawatan dirumah, yaitu : 1. Beri cairan tambahan (sebanyak anak mau) · Jelaskan kepada ibu : ü Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian ü Jika anak memperoleh ASI eksklusif, berikan oralit atau air matang sebagai tambahan ü Jika anak tidakmemperoleh ASI eksklusif, berikan 1 atau lebih cairan berikut ini : oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) aaatau air matang · Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit. Beri ibu 6 bungkus oralit (200 ml) untuk digunakan dirumah · Tunjukkan kepada ibu berapa banyak oralit/cairan lain yang harus diberikan setiap kali anak BAB : ü Sampai umur 1 tahun ü Umur 1-5 tahun : 50 – 100ml setiap kali BAB : 100 – 200ml setiap kali BAB Katakan pada ibu : ü Agar meminumkan sedikit-sedikit tapi sering dari mangkuk/cangkir/gelas ü Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan lagi dengan lebih lambat ü Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti 2. Beri tablet zinc Zat gizi zinc dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan mempercepat regenerasi sel yang rusak. Penelitian telah membuktikan bahwa pada anak diare, pemberian zinc dapat menurunkan keparahan diare 2-3 bulan berikutnya, bahkan dapat meningkatkan selera makan anak. Pastikan semua anak yang menderita diare mendapat tablet zinc sesuai dosis dan waktu yang telah ditentukan. 3. Lanjutkan pemberian makanan 4. Kapan harus kembali Nasihati ibu untuk kembali segera jika : BAB anak bercampur darah, dan anak malas untuk minum. Rencana terapi B : penangan dehidrasi ringan/sedang dengan oralit Berikan oralit diklinik sesuai dianjurkan selama priode 3 jam. Umur Berat Badan Jumlah Cairan · Sampai 4 Bln 4-12 Bulan 12-24 Bulan 2-5 Tahun < 6 kg 6-10 kg 10-12 kg 12-19 kg 200-400 400-700 700-900 900-1400 Tentukan dan sejumlah oralit untuk 3 jam pertama Jumlah oralit yang diperlukan = berat badan (kg) X 75 ml Digunakan umur hanya bila berat badan anak tidak diketahui ü Jika anak menginginkan, boleh diberikan lebih banyak dari pedoman diatas ü Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusu, berikan juga 100200 ml air matang selama periode ini. · Tunjukkan cara pemberian oralit ü Minumkan sedikit-sedikit tapi sering dari cangkir/mangkuk/gelas. ü Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian berikan lagi lebih lambat ü Lanjutkan ASI selama anak mau · Beri tablet zinc selama 10 hari · Setelah 3 jam ü Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya ü Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan ü Mulailah memberi makan anak · Jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan selesai ü Tunjukkan cara menyiapkan cairan oralit dirumah ü Tunjukkan berapa banyak oralit yang harus diberikan untuk menyelesaikan 3 jam pengobatan ü Beri bungkus oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan 6 bungkus lagi sesuai yang dianjurkan dalam rencana terapi A ü Jelaskan 4 aturan perawatan oralit dirumah Rencana terapi C : penanganan dehidrasi berat dengan cepat Alur rencana terapi C Dapatkah saudara memberi cairan intravena? tidak Lanjutkan ke bawah ya Beri cairan intravena secepatnya. Jika anak bisa minum, beri oralit melalui mulut, sementara infus disiapkan. Beri 100m/kgBB cairan RL (ringer laktat), jika tidak tersedia gunakan Naclyang dibagi sebagai berikut : umur Bayi Pemberian Pemberian pertama 30 selanjutnya ml/kgBB 70 ml/kg selama : selama : 1 jam 5 jam 30 menit 2,5 jam (< 12 bulan) Anak (12 bulan-5 tahun) Ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tak teraba · Periksa kembali anak setiap 15-30 menit. Jika nadi belum teraba, beri tetesan lebih cepat · Juga beri oralit (±5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum, biasanya setelah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak) dan berianak tablet zinc sesuai dosis dan jadwal yang dianjurkan. · Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam . nilai dehidrasinya. Kemudian pilih rencana terapi yang cocok Apakah ada fasilitas cairan intravana yang terdekat (dalam 30 menit)? tidak ya Lanjutkan kebawah · Rujuk segera untuk pengobatan intravena · Jika anak bisa minum, beri ibu larutan oralit dan tunjukkan cara meminumkan pada anak sedikit demi sedikit selama dalam perjalanan Apakah saudara telah dilatih menggunakan pipa orogstrik unutk rehidrasi? Tidak Ya Lanjutkan kebawah · Mulailah melakukan rehiddrasi dengan oralit melalui pipa orogastrik : beri 20 ml/kg/jam (total120 ml/kg) · Periksa kembali anak setiap 1-2 jam : · Sesudah 6 jam, periksa kembali anak. Klasifikasikan dehidrasi. Kemudian tentukan rencana terapi yang sesuai (A,B,C) unutk melanjutkan penanganan Apakah anak masih bisa minum? Tidak Rujuk segera ke rumah sakit untuk Ya · pengobatan IV dan OGT Mulailah melakukan rehiddrasi dengan oralit melalui pipa orogastrik : beri 20 ml/kg/jam (total120 ml/kg) · Periksa kembali anak setiap 1-2 jam : · Sesudah 6 jam, periksa kembali anak. Klasifikasikan dehidrasi. Kemudian tentukan rencana terapi yang sesuai (A,B,C) unutk melanjutkan penanganan CATATAN : Jika mungkin, amati anak sekurang-kurangnya 6 jam setelah rehidrasi untuk meyakinkan bahwa ibu dapat mempertahankan hidrasi dengan pemberian cairan oralit per oral