14 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Internal Auditor Pada

advertisement
14
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Internal Auditor
Pada mulanya seorang auditor hanya bertindak sebagai pendengar terhadap
pertanggungjwaban laporan keuangan yang disampaikan oleh penanggung
jawaban suatu badan usaha. Akan tetapai pengertian auditing ini semakin lama
semakin berkembang sesuai perkembangan zaman dan adanya kebutuhan yang
meningkat dari berbagai pemakai laporan pemeriksa.hal ini juga dapat dilihat dari
perkembangan bidang profesi akuntan dewasa ini yang mengalami kemajuan dan
semakin memegang peranan penting, terutama dalam bantuan penyusunan laporan
keuangan , pemeriksaan laporan keuangan dan pemberian saran – saran kepada
managemen. Sesuai dengan judul skripsi ini, maka pembahasan selanjutnya akan
berorientasi pada bidang auditing. Untuk dapat memahami dan lebih memperjelas
pengertian auditing secara baik, berikut ini dibuat kutipan beberapa defenisi
auditing. Auditing menurut American Accounting Association Committee yang
diterjemahkan oleh M.Guy (2002: 5) adalah
Auditing adalah suatu proses sistematis yang secara objektif
memperoleh dan mengevaluasi bukti yang terkait dengan pernyataan
mengenai tindakan atau kejadian ekonomi untuk menilai tingkat
kesesuaian antara pernyataan tersebut dan criteria
yang telah
ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak – pihak
yang berkepentingan..
Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang independent dan
kompeten. Defenisi tersebut menyatakan bahwa ketentua – ketentuan yang perlu
dipertimbangkan dalam melaksanakan pemeriksaan yang dilaksanakan yaitu:
1.Proses sistematis
Universitas Sumatera Utara
15
Yang dimaksud proses yang sistematis, audit adalah suatu pendekatan yang
logis, terstruktur, dan jelas tujuannya bagi pengambilan keputusan , audit bukan
merupakan proses yang tidak terencana dan asal jadi.
2.Secara objektif memperoleh dan Mengevaluasi Bukti
Audit berkaitan dengan pengumpulan bukti – bukti tentang informasi yang
akan mempengaruhi proses keputusan auditor. Bukti dapat mengambil berbagai
macam bentuk, seperti dokuman pengujian, observasi , dan konfirmasi saldo –
saldo pihak ketiga. Meskipun bukti itu sendiri sifatnya dapat lebih atau kurang
menyimpulkan (conclusive), namun proses pengumpulan dan pengevaluasian itu
haruslah seobjektif mungkin.
3.Pernyataan mengenai tindakan atau kejadian ekonomi
Komponen dasar dari proses audit adalah pengumpulan bukti berkaitan dengan
pernyataan mengenai tindakan atau kerterjadian ekonomi.
4.Tingkat kesesuaian antara pernyataan dan criteria yang ditetapkan
Ketika mengaudit laporan keuangan, tujuan auditor adalah menentukan
apakah pernyataan pihak yang diaudit sesuai dengan criteria yang telah
ditetapkan.
5.Mengkomunikasikan hasil pada pihak yang berkepentingan
Tujuan audit kurang tercapai jika auditor mendapatkan bukti mengenai
tindakan kejadian ekonomi serta menilai bahwa hal itu sudah disajikan dengan
benar
sesuai
dengan
criteria
yang
telah
ditetapkan
tetapi
tidak
mengkomunikasikan hasilnya bagi pihak –pihak yang berkepentinga. Pihak –
Universitas Sumatera Utara
16
pihak yang berkepentingan terdiri dari bankir dan kreditor, pemilik dan pemegang
saham, serta pemerintah.
Auditing menurut Arens dan Loebecke alih bahasa Ilham tjakusuma (2000:
1)
Auditing adalah proses yang ditempuh oleh seseorang yang kompeten
dan independent agar dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti –
bukti mengenai informasi yang terukur dari suatu entitas (satuan)
usaha untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian
dari informasi yang terukur tersebut dengan criteria yang telah
ditetapkan .
Pengertian auditing sebagaimana disebutkan diatas, mencakup unsure –
unsure sebagai berikut :
1. Informasi terukur dan criteria yang telah ditetapkan
Sebelum pemeriksaan dilakukan oleh seorang auditor, informasi sudah harus
tersusun dalam bentuk yang mudah diperiksa kebenaran dan ketelitiannya,
misalnya penjumlahan , perkalian , pencatatan adanya aktiva dan lain – lain.
Dilain pihak harus tersedia criteria atau tolak ukur untuk menentukan apakah
informasi itu sesuai atau tidak. Kriteria yang yang digunakan sangat tergantung
pada maksud dan tujuan pemeriksaan.
2.Kesatuan Ekonomi tertentu
Dalam melakukan periksaan , perlu ditegaskan batas tanggungjawab auditor.
Yang terutama harus dilakukan adalah menegaskan suatu usaha yang dimaksud
dan periode waktunya.
3.Pengumpulan dan Penilain Bukti – bukti
Yang dimaksud dengan pengumpulan bukti disini adalah segala informasi
yang digunakan oleh auditor untuk menetukan apakah informasi terukur yang
Universitas Sumatera Utara
17
diperiksanya tersebut memang sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan. Demi
tercapainya sasaran dari kegiatan auditing diperlukan bukti – bukti dengan jumlah
yang memadai. Proses penetuan jumlah bukti yang dibutuhkan dan menilai
apakah informasi yang ada sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan adalah
suatu bagian yang terpenting dari setiap kegiatan auditing.
4.Kompeten dan Indepent
Seorang auditor harus cukup mampu untuk memahami criteria yang
digunakan dan mengatahui jenis dan jumlah fakta yang dibutuhkan, agar pada
akhir pemeriksaan auditor dapat menarik kesimpulan yang tepat.
5.Pelaporan
Hasil dari suatu pemeriksaan adalah kesimpula dan saran atas temuan –
temuan yang didapat selam pemerikasaan berlangsung dampai dengan selesai ,
yang diterbitkan melalui laporan. Laporan yang satu dapat berbeda dengan
laporan yang lainnya , tetapi pada dasarnya semuanya harus mampu
menyampaikan kepada pembaca seberapa jauh tingkat kesesuaian dari informasi
yang diperiksa dengan criteria yang telah ditetapkan.
Pada mulanya, audit hanya terbatas pada kegiatan menguji, mencocokkan dan
membuatlaporan mengenai kewajaran laporan keuangan suatu perusahaan. Dalam
tahap ini, audit lebih banyak berperan pada bidang finansial dimana bertujuan
menemukan dan mencegah kecurangan serta menemukan dan mencegah
kesalahan.Sejalan dengan semakin besarnya skala perusahaan. manajemen
mulaimerasakan audit yang tidak hanya terbatas pada bidang finansial saja,
tetapidiperluas kepada bidang non finansial. Untuk memenuhi tuntutan ini,
Universitas Sumatera Utara
18
lahirlah internal audit yang selain meliputi audit pada bidang finansial, juga
meliputi evaluas iterhadap kecukupan sistem internal control dan kualitas kerja
pelaksanaan dalam perusahaan. Internal audit adalah suatu fungsi penelitian yang
bebas dibentuk dalamsuatu organisasi untuk memeriksa dan menilai kegiatankegiatan perusahaan sebagai jasa bagi organisasi tersebut.
Istilah internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal (intern) dan
auditing (audit). Bila diartikan secara sederhana adalah suatu audit yang
dilakukan oleh pihak intern dalam arti oleh perusahaan dengan menggunakan
pegawai perusahaan itu sendiri. Ini harus dibcdakan dcngan ekstemal auditing
yaitu audit yang dilakukan oleh pihak luar perusahaan atau pihak yang
independen, dalam hal ini akuntan publik.
Untuk kepentingan dan sebab – sebab diatas , dalam pengertian guna
perencanaan strategis dan pengendalian managemen, system pengawasan intern
sangat berfungsi sekali. Informasi yang teliti, tepat waktu , jelas dan dapat
dipercaya adalah sangat berarti guna dasar perencanaan strategi dan pengendalian
managemen.
Informasi dengan sifat – sifat yang disebutkan seperti diatas dihasilkan
oleh adanya system pengawasan yang baik. Untuk menjaga agar system
pengawasan intern berjalan secara efektive, diperlukan suatu bagian khusus
dalam perusahaan yaitu internal audit department untuk melakukan penilaian
secara terus – menerus terhadap system pengawasan intern perusahaan.
Departemen internal audit inilah yang diharapkan dapat memberikan masukan
informasi tentang hal – hal yang perlu mendapat
perbaikan dalam system
Universitas Sumatera Utara
19
pengertian internal auditing, berikut ini dikutip beberapa defenisi internal auditing
.
Internal Auditing menurut Arthur W holmes dan david c burns ( 2000 : 152)
menyatakan :
Internal auditing adalah suatu kegiatan penilaian yang independen
dalam organisasi untuk mereviw operasi sebagai jasan yang diberikan
kepada manajemen. Jadi auditing internal merupakan pengendalian
manajerial yang melaksanakan fungsinya dengan mengatur dan
mengevaluasi keefektifan pengendalian lain .
Dari pengertian di atas maka sifat dari internal auditing adalah kegiatan
penilaian yang tidak memihak dalam suatu organisasi untuk mengadakan audit di
dalam suatu akuntansi yang diperlukan perusahaan, audit keuangan dan operasi
lainnya yang merupakan dasar untuk membantu manajemen.
Pengertian dari internal audit seperti yang dikemukakan oleh Sukrisno
(2004: 221), sebagai berikut:
Internal audit (pemeriksaan Intern) pemeriksaan adalah
yang
dilakukan oleh bagian Internal Audit perusahaan, baik terhadap
laporan keuangan dan catatan akuntansi peusahaan , maupun ketaatan
terhadap menajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan
terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan –ketantuan dari ikatan
yang berlaku.
.
Tim yang melaksanakan fungsi auditing di dalam perusahaan disebut
internal auditor, internal auditor mempunyai status sebagai pegawai melakukan
audit mempunyai status sebagai pegawai perusahaan, keberhasilan tugas internal
auditor ditentukan dari kecakapannya dalam memanfaatkan setiap informasi yang
ada, yang berhubungan dengan kegiatannya. Guna menjamin hasil kerja dari
Universitas Sumatera Utara
20
bagian perlu diperhatikan kualifikasi yang baik dari pegawai bagian internal audit
tersebut. S. Hadibroto antara lain menyatakan :
“Auditor (pemeriksa) diharapkan menguasai berbagai bidang ilmu, yaitu :
llmu Ekonomi Manajemen, Hukum, Moneter dan sebagainya. Maka dari itu
seyogianya bagai audit bertindak sebagai sebuah tim yang sifatnya multi
disipliner”. Dari definisi yang dikemukakan oleh S. Hadibroto tersebut diketahui
bahwa pengangkatan star untuk internal audit haruslah berdasarkan kecakapannya,
sebab selain menguasai disiplin ilmu lainnya seperti : ekonomi, hukum, keuangan,
system informasi dan komunikasi, statistik dan komputerisasi. Pengetahuan ini
akan sangat membantu bagi internal auditor dalam melaksanakan tugas audit
intern. Tugas audit intern yang luas ini sudah pasti melibatkan berbagai personel
dalam manajemen dengan level yang berbeda-beda dan kepribadian yang tidak
sama pula, sehingga paling tidak audit intern dituntut untuk memahami behavior
science dan proses komunikasi.
Defenisi Internal Auditing menurut Milton Stevens Fonorow dalam bukunya
“inrernal Audit Manual “(1989) Yang diterjemahkan oleh sukrisno ( 2004: 221)
“ Internal Auditing adalah suatu penilain , yang dilakukan oleh
pegawai perusahaan yang terlatih, mengenai ketelitian, dan dapat
dipercayainya, efisisiensi dan kegunaan dari catatan – catatan (akuntansi)
perusahaan dan pengendalian intern yang terdapat dalam perusahaan”
Defenisi ini mengandung pengertian bahwa Internal Auditing merupakan
suatu aktifitas penilaian yang berbeda atas data akuntansi dan aktivitas lainnya
yang dilakukan oleh pegawai perusahaan itu sendiri dengan maksud mambantu
Universitas Sumatera Utara
21
managemen dalam penyediaan informasi. Tujuan dari Internal Auditor adalah
untuk membantu semua anggota managemen dalam melaksanakan tanggungjawab
mereka secara efektive dengan memberikan kepada mereka analisa, penilaian
rekomendasi mengenai apa yang telah diaudit.untuk dapat melaksanakan fungsi
pemeriksaan dengan baik, Menurut AICPA yang diterjemahkan oleh Munawir (
57)
1. Kemahiran professional. Seorang anggota harus menerima
penugasan yang ia atau kantor akuntannya memperkirakan akan
dapat menyelesaikan penugasan itu.
2. Keseksamaan melakukan tugas professional. Seorang anggota harus
dapat melakukan tugasnya dengan baik.
3. Perencanaan dan Pengawasan. Seorang anggaota harus membuat
perencanaan dan pengawasan secukupnya dalam melaksanakan
suatu penugasan.
4. Data yang cukuap dan relevan. Seorang anggota harus memperoleh
data yang cukup dan relevan untuk dapat digunakan sebagai dasar
yang beralasan untuk suatu kesimpulan dan saran dalam
hubungannya dengan penugasan.
5. Peramalan. Seorang anggota tidak dibenarkan mengizinkan
namanya digunakan yang berhubungan dengan peramalan atas
transaksi masa yang akan datang sehingga menimbulkan anggapan
bahwa anggota tersebut menjamin kebenaran anggapan tersebut.
Berbeda dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan publik,
yang tujuannya adalah memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan
yang disusun oleh managemen, maka tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh
internal auditor adlah untuk membantu semua pimpinan perusahaan (managemen)
dalam melaksanakan taggung jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian,
saran dan komenrtar mengenai kegiatan yang diperiksanya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, internal Auditor harus melakukan penilaian
untuk melihat memadai tidaknya system pngendalian managemen, pengendalian
intern dan pengendalian opersional lainnya serta mengembangkan pengendalian
Universitas Sumatera Utara
22
yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal., Memastikan ketaatan
terhadap kebijakan, rencana dan prosedur – prosedur yang telah ditetapkan oleh
managemen., Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggung
jawabkan dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian,
kecurangan dan penyalahgunaan., Memastikan bahwa pengelolan data
yang
dikembangkan dalam rganisasi dapat dipercaya.,menilai mutu pekerjaan setiap
bagian
dalam
melaksanakan
tugas
yang
diberikan
oleh
managemen.,
Menyarankan perbaikan–perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan
efisiensi dan efektivitas.
Pelaksanaan atau team fungsi audit sebagaimana diungkapkan di atas
disebut dengan internal auditor.
K.H Spencer Pickett ( 2004 : 3) mendefinisikan audit internal sebagai berikut :
Internal auditing is an independent, objective and consulting activity
designed to add value and improve an organization’s operastion.it helps
an organization accomplish its objective by bringing a systematic,
disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk
managemen, control and governance processes.
Defenisi diatas dapat diketahui internak audit adalah alat manajemen yang
merupakan unsur dari pengawasan intern yang fungsi utamanya adalah mengukur
dan menilai unsur pemeriksaan lainnya dalam perusahaan. Internal Auditor
bertugas untuk membantu semua anggota managemen dalam tugasnya untuk
memberikan analisa, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diteliti. Oleh
karena itu internal auditor harus memperhatikan semua tahapan dari kegiatan
perusahaan dimana ia memberikan jasa.
Auditor internal menurut Katijo ( 2008:11)
Universitas Sumatera Utara
23
“ Auditor internal merupakan karyawan atau staf dari organisasi atau
entitas yang diaudit. Tugas auditor internal adalah melakukan penilaian
secara independent atas aktivitas dari suatu oganisasi “
Dalam hal ini auditor independen harus menelaah program audit internal
untuk bisa melaksanakan dan didokumentasikan sebagaimana mestinya. Audit
oprasional mencakup. ketaatan terhadap kebijak, prosedur, atau peraturan
perusahaan. Keekonomisan dan efisiensi dalam penggunaan sumberdaya atau,
Penilaian tujuan secara menyeluruh, yang mencakup pemeriksaan keefektifan
perusahaan.
B .Fungsi dan Kedudukan Internal Auditor
1. Fungsi Internal auditor
Internal Auditor ialah orang atau badan yang melaksanakan aktivitas internal
auditing.
Oleh
sebab
itu
Internal
Auditor
senatiasa
berusaha
untuk
menyempurnakan dan melengkapi setiap kegiatan dengan penilaian langsung atas
setiap bentuk pengawasan untuk dapat mengikuti perkembangan dunia usaha yang
semakin kompleks. Dengan demikian Internal Auditing muncul sebagai suatu
kegiatan khusus dari bidang akuntansi yang luas yang memanfaatkan metode dan
teknik dasar dari penilaian.
Secara umum fungsi internal auditor dalam perusahaan adalah untuk
mengawasi atau menjamin pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan ketentuan –
ketentuan yang telah ditetapkan dalam perusahaan. Penerapan fungsi internal
auditor dalam perusahaan tidaklah selalu sama atau berbeda.
Universitas Sumatera Utara
24
Dalam perusahaan internal auditor merupakan fungsi staff, sehingga tidak
memiliki wewenang untuk langsung memberi perintah kepada pegawai , juga
tidak dibenarkan untuk melakukan tugas – tugas operasional dalam perusahaan
yang sifatnya diluar kegiatan pemeriksaan.
Fungsi internal auditor menurut Mulyadi (2002 : 211)
1.Fungsi audit intern adalah menyelidiki dan menilai pengendalian
intern dan efisiensi Pelaksanaan berbagai unit organisasi . Dengan
demikian fungsi audit intern merupakan bentuk pengendalian yang
fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektivitas unsure –
unsure pengendalian intern yang lain.
2.Fungsi Audit Intern merupakan kegiatan penilaian bebas, yang
terdapat dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa
akuntansi, keuangan dan kegiatan lain, Untuk memberikan jasa bagi
managemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka. Dengan
cara menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar –
komentar penting terhadap kegiatan managemen, auditor intern
menyediakan jasa tersebut .Audit Intern berhubungan dengan
semua tahap kegiatan perusahaan, sehingga tidak hanya terbatas
pada audit sebagai catatan akuntansi.
1. Pada dasarnya fungsi – fungsi yang diuraikan diatas mempunyai tujuan
yang sama yaitu mengusahakan tercapainya system pengawasan yang
baik dalam perusahaan.
Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, Internal Auditor harus
memiliki pengetahuan dan keahlian tertentu dan disertai dengan pengalaman
yang cukup. Pengetahuan dan keahlian yang dimaksud bukanlah hanya dalam
bidang – bidang akuntansi dan auditing tetapi juga keahlian – keahlian lainnya
yang relevan dengan fungsi – fungsi yang dilakukannya. Selain itu , bantuan serta
dorongan dari managemen tertinggi sangat dibutuhkan bagi keberhasilan misi
pemeriksaan intern.
Universitas Sumatera Utara
25
Progam Internal Audit
Program audit merupakan perencanaan procedure dan tehnik pemeriksaan
yang ditulis secara sistematis untuk mencapai tujuan perusahaan secara efisien
dan efektif.kecuali berfungsi sebagai alat perncanaan juga penting untuk mengatur
pembagian kerja memonitor jalannya pemeriksaan, menelaah pekerjaan yang
telah dilakukan
Langkah–langkah yang harus diikuti harus jelas alasannya sehingga
merupakan cara yang efisien untuk memperoleh informasi.
Program audit harus cocok dengan lingkuangan yang sedang
diaudit.
Langkah- langkahnya dapat diikuti sehingga informasi, angka, data, dapat
dicatat dan dimasukkan ke dalam kertas kerja pemeriksaan sesuai dengan prinsip /
prosedur yang dianut. Memungkinkan berkembangnya informsi
dan inisiatif
auditor selama pemeriksaan.
Arens dan lobbecke dalam bukunya auditing is an integrated approach
(1980) menjelaskan prosedur audit sebagai berikut :
1. Dapatkan informasi seluas-luasnya untuk memahami situasi perusahaan
secara lengkap
2. Nilai beberapa factor yang mempengaruhi tingkat resiko yang dapat
muncul dari kegiatan audit yang akan dilaksanakan.
3. Nilai beberapa factor yang mungkin mempengaruhi kemungkinan adanya
kesalahan dalam laporan yang diperiksa.
4. Pelajari dan nilai system pengawasan intern perusahaan sebagai dasar
penting dalam melakukan audit selanjutnya.
5. Keluarkan laporan audit
Tujuan – tujuan yang ingin dicapai dengan program audit adalah :
a. Memberikan bimbingan prosedur untuk melaksanakan pemeriksaan
Universitas Sumatera Utara
26
b. Memberikan daftar checklist sementara pemeriksaan berlangsung, tahap
demi tahap sehingga tidak satupun yang ketinggalan.
Keunggulan program Audit
a. Penaggung jawab pelaksana audit tujuan tertentu jelas
b.Meratanya pembagian kerja diantara auditor
c. Program Audit yang rutin hasilnya l ebih baik dan menghemat waktu
d.Prgram audit memilih tujuan audit yang penting saja
e. Program audit dapat digunakan untuk pedoman pada tahun berikutnya
f. Program audit memberikan kepastian bahwa ketentuan umum akuntansi
yang dianut diikuti
2. Kedudukan internal Auditor
Tujuan
dari pemeriksaan intern adalah membantu semua anggota
managemen dalam melaksanakan tugasnya secara efektif dengan menyediakan
data yang objektif mengenai hasil analisa, penilaian , rekomendasi dan komentar
atas aktivitas yang diperiksanya.
Untuk dapat bekerja secara efektif dengan managemen, maka internal
auditor sangat ditentukan oleh kebebasan dalam melakukan pemeriksaan.
Kebebasan yang dimaksud salam hal ini adalah dalam arti dapat memasuki
kesetiap jenjang managemen yang sedang diperiksa. Untuk itu sebagai bagian dari
managemen maka internal auditor harus melaporkan aktifitasnya kepada pejabat
yang lebih tinggi.
Ada beberapa syarat yang diberikan agar internal auditor dapat bekerja
secara efektif dan bebas yaitu :
Universitas Sumatera Utara
27
a. Managemen dan dewan komisaris harus memberikan dukungan yang
kuat kepada internal auditor
b. Kepada bagian internal auditing harus bertanggung jawab kepada pejabat
yang kuat yang lebih tinggi tingkatan dan wewenangnyauntuk
memastikan luas pemeriksaan yang dicakup
dan untuk mengambil
tindakan segera sesuai dengan laporan hasil pemeriksaan.
c. Fungsi dan Tanggung jawab Internal auditing harus jelas dituangkan
dalam bentuk tertulis dan dalam dokumen yang resmi yang telah
disetujui oleh dewan komisaris.
d. Kepala bagian Internal auditing harus berhubungan dengan komisaris
atau dewan komisi khusus yang independent dan direktur. Ia harus
menyerahkan laporannya secara periodik kepada dewan komisaris untuk
temuan – temuan yang dianggap penting dalam pemeriksaannya.
Kedudukan ataupun status internal auditor dalam suatu struktur organisasi
mempunyai pengaruh terhadap luasnya kegiatan, peranan serta tingkat kebebasan
di dalam menjalankan tugasnya sebagai auditor. Kedudukan internal auditor
hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga internal auditor dapat
melaksanakan wewenang dan tanggung jawab dengan baik. Dari pernyataan
tersebut dapat dipahami bahwasanya kedudukan internal auditor dalam suatu
organisasi merupakan posisi staf dengan tugas utamanya memberikan informasi
yang oleh managemen. Internal auditor tidak mempunyai wewenang langsung
terhadap pejabat lain dalam organisasi diluar bawahannya sendiri. Kedudukan
internal auditor hendaknya menjamin kebebasan
relatifnya sehinga ia dapat
Universitas Sumatera Utara
28
melaksanakan penilaian – penilaian yang tidak memihak dan tanpa prasangka.
Untuk menjamin bahwa internal auditor akan bersifat objektif
dalam
melaksanakan pemeriksaan, internal auditor hendaknya jangan dilibatkan dengan
tanggung jawab operasional. Hal ini disebabkan ia tidak mungkin bersikap
objektif dalam menilai pencapaian suatu fungsi yang tanggung jawab dan
wewenangnya pernah dilimpahkan kepadanya.
Kedudukan internal auditor dalam struktur dalam struktur organisasi
perusahaan yang satu dangan yang lain tidak tentu sama, karena hal ini tergantung
pada situasi dan kondisi perusahaan serta tujuan yang hendak dicapai dalam
pembentukan bagian internal auditor.
Penempatan bagian internal auditor serta job description secara jelas akan
membawa pengaruh positif dalam proses komunikasi antara internal auditor
dengan pahak managemen, demikian juga penempatan yang tidak terarah akan
menghambat jalannya arus pelaporan dari internal auditor kepada pihak
managemen namun sebaliknya kedudukan yang tidak jelas akan menghambat
jalanya arus pelaporan dari internal auditor karena itu perlu ditentukan secara
tegas kedududkan internal auditor ini. Menurut Agoes Sukirno (2004 : 243 – 246)
, ada empat alternative kedudukan
1. Bagian internal auditor dibawah direktur keuangan (sejajar akuntansi
dan keuagan)
2. Bagian internal auditor merupakan staff Direktur Utama
3. Bagian internal auditor merupakan staff Dewan Komisaris
4. Bagian internal auditor dipimpin oleh seorang internal audit direktur
Universitas Sumatera Utara
29
1.
Bagian internal auditor dibawah direktur keuangan
RUPS
Dewan Komisaris
Direktur Utama
Direktur Keuangan
Bag.Akuntansi
Bag. Keuangan
Bag. Audit
GBR : 1 Bagian internal audit dibawah direktur keuangan
Sumber Agoes Sukirno (2004: 243)
Pada ganbar terlihat bahwa internal auditor berkedudukan sejajar dengan
bag. Bagian keuangan
dan bagian audit. Bagian internal audit sepenuhnya
bertanggung jawab kepada direktur keuangan, kelamahannya dalam posisi ini
fungsi internal auditor hanya ditekan pada pengendalian atas ruang lingkup bagian
keuangan saja.jika dikaitkan dengan independent maka tingkat kebebasan internal
auditor kecil dan sempit keuntungan posisi ini adalah laporan yang diberikan oleh
internal auditor dapat segera dipelajari dan ditanggapi.
2.Bagian internal auditor merupakan staff Direktur Utama
Universitas Sumatera Utara
30
RUPS
Dewan Komisaris
Direktur Utama
- - - - - - - - - - - - Bag.Internal Audit
Direktur Keuangan
Bag.Akuntansi
Bag. Keuangan
Bag. Anggaran
GBR : 1 Bagian internal audit merupakan staff Direktur Utama
Sumber Agoes Sukirno (2004: 244)
Pada gambar ini terlihat bahwa kedududkan bagian internal audit alalah
merupakan staff direktur utama. Dalam hal ini internal auditor mempunyai tingkat
independensi yang tinggi, karena internal auditor dapat melakukan pemeriksaan
keseluruh bagian, kecuali pimpinan perusahaan atau direktur utama. Kelemahan
fungsional auditor pada struktur ini , dimana direktur utama mempunyai tugas
yang banyak, sehinnga direktur utama dapat mempelajari hasil internal audit
secara mendalam, sehingga tindakan perbaikan yang diperoleh tidak
segera
diambil.
3.Bagian Internal merupakan Staff Dewan Komisaris
Universitas Sumatera Utara
31
RUPS
Dewan Komisaris
- - - - - - - - - - Bag.Internal Audit
Direktur Utama
Direktur Keuangan
Bag.Akuntansi
Bag. Keuangan
Bag. Anggaran
GBR : 1 Bagian internal audit merupakan staff Dewan Komisaris
Sumber Agoes Sukirno (2004: 245)
Pada gambar ini terlihat bahwa bagian internal auditor berfungsi sebagai
staff bagian dewan komisaris dan posisinya berada diatas direktur utama. Status
ini memberikan tingkat independensinya yang tinngi sekali , para anggota dewan
komisaris tidak setiap saat bias ditemui. Mereka juga kurang menguasai masalah
operasi sehari – hari sehingga tidak dapat dengan cepat mengambil tindakan atau
saran – saran yang diajukan oleh internal auditor untuk pencegahan atau
perbaikan, selain itu karena tugas dewan komisaris sangat banyak sehinnga
laporan yang diberikan oleh internal auditor tidak dapat dengan segera dipelajari.
4.Bagian Internal Auditor dipimpin oleh seorang internal Audit Direktur
Internal Audit
Direktur
Universitas Sumatera Utara
32
Executive
secretary
Audity Assuranse
supervisor
Svp.of computer
auditing
Supervisor of auditing
Audit secretary
Senior Auditor
Senior EDP
Auditor
computer Audit
specialist
Lead Auditor
EDP Auditor
Staff Auditor
GBR : 1 Bagian internal audit dipimpin oleh seorang internal audit direktur
Sumber Agoes Sukirno (2004: 246)
Direktur internal audit mengarahkan personil dan aktivitas – aktivitas
departemen audit intern dan mempunyai tanggung jawab terhadap program dan
pelatihan staff audit. Direktur audit intern mempunyai akses yang bebas terhadap
ketua dewan komisaris. Tanggung jawab
Direktur Audit intern adalah
menyiapkan rencana tahunan untuk pemeriksaan semua unit perusahaan dan
mengajukan program tersebut untuk persetujuan. Auditing supervisor membantu
dalam mengkoordinasi usaha auditing dengan akuntan public agar memberikan
cakupan audit yang sesuai tanpa duplikasi usaha. Senior auditor menerima
program audit dan intruksi untuk area audit yang ditugaskan dari auditing
supervise, senior auditor mempunyai staff auditor dalam pekerjaan lapangan audit
Universitas Sumatera Utara
33
staff
auditor melaksanakan tugas pada suatu lokasi audit. Pada struktur ini,
kelemahannya adalah ketika direktur internal audit tidak dapat mengelola
departemen audit intern dengan baik, sehingga pekerjaan audit tidak dapat
memenuhi tujuan umum dan tanggung jawab yang telah disetujui managemen.
Sumber daya dari departemen audit intern tidak digunakan secara efisien dan
efektif.
Dari ke empat alternative diatas menunjukan bahwa kebebasan yang di
miliki oleh internal audit tidak selalu sama antara satu perusahaan dengan
perusahaan lainnya. Yang pasti dalam hal ini,semakin kedudukaninternal auditor
dalam organisasi, maka semakin besar pula kebebasan yang dimiliki ke tiga
alternative tersebut tergantung pada tujuan yang hendak dicapai.
Jika dilihat dari segi independensinya yang paling ideal adalah bagian
pemeriksa menerima printah dari pimpinan tertinngai yaitu direktur keuangan, dan
hasil penganatannya diberikan untuk diambil langkah – langkah selanjutnya,
tetapi dalam menentukan kedudukan internal auditor ini tidak hanya
dipertimbangkan independensinya saja,
tetapi perlu juga diperhatikan ruang
lingkup pengawasan sebagai pemeriksa.
Pelaksanaan fungsi internal auditor harus dipengaruhi oleh ketentuan dan
rekomendasi auditor atas standart pengawasan yang akan ditetapkan dalam
pengembangan system dan prosedur yang ditetapkan dalam pengembangan
system dan prosedur yang sedang direvew. Untuk menjaga objektifitas sebaiknya
internal auditor tidak terlibat secara langsung dalam proses pencatatan dan
penyajian data keuangan lainnya serta tidak terlibat langsung maupun tidak
Universitas Sumatera Utara
34
langsung dalam suatu aktifitas operasional yang dapat mempengaruhi
objektifitasnya jika dilakukan pemeriksaan.
Jadi yang paling ideal bagian pemeriksaan internal
menerima perintah
pengawasan dari pimpinan tertinggi yaitu direktur utama dan hasi laporan
pemeriksaan diserahkan untuk analisa direktur keuangan dan hasil pengamatannya
diserahkan kepada direktur utama untuk diambil langkah – langkah selanjutnya.
C .Pengendalian Managemen
System pengendalian manajemen merupakan keseluruhan paket , metode
dan prosedur yang dianut oleh manajemen dalam suatu organisasi dalam usaha
mencapai tujuan perusahaan yang diembannya.
Defenisi pengendalian menejemen tersebut menekankan tujuan yang hendak
dicapai dan bukan pada unsure – unsure yang membentuk system tersebut ,
dengan demikian pengendalian manajemen berlaku baik dalam perusahaan yang
memgolah informasi secara manual, mesin pembukuan maupun dengan computer.
Tujuan pengendalian intern menurut hadibroto (2000 : 157) antara lain :
a. Pengamanan harta/ aktiva
Adanya
pengendalian
intern
untuk
menghindari
kemungkinan
penyelewengan harta dari perusahaan dan memisahkan harta dengan biaya –
biaya lainnya dengan cara memepertanggungjawabkan transaksi yang
berkaitan dengan pembelian dan penjualan harta perusahaan, melindungi
harta melalui system pengendalian intern yang melekat dan menetapkan
bagian harta yang telah digunakan.
b. Melihat ketelitian dan keandalan data akuntansi
Universitas Sumatera Utara
35
Tujuan dari internal check adalah mencegah kesalahan dalam pekerjaan
akuntansi baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Jika suatu kesalahan
dapat dihindari maka dianggap bahwa laporan akuntansi menyajikan
informasi yang dapat diandalkan.
c. Mendorong efisiensi
Efisiensi didalam perusahaan dapat dilakukan untuk melaksanakan semua
tahapan – tahapan transaksi. Pembagian tanggungjawab dpat meningkatkan
kecermatan tanpa memerlukan duplikasi atau pemborosan tenaga.
d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
Jika manajemen telah menetapkan tujuan dan menyusun organisasi yang
tepat maka haruslah ada wewenang dan procedure pembukuan yang sesuai
untuk memastikan tugas itu dilaksanakan dengan cara memuaskan . system
merupakan alat bagi managemen untuk mengadakan pengendalian terhadap
operasi dan transaksi – transaksi yang dilakukan melalui prosedur yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. Supaya prosedur – prosedur tersebut dapat
dipahami oleh karyawan perusahaan, maka dibuat pedoman prosedur yang
menunjukkan arus dokumen dalam prosedur , pekerjaan yang harus
dilakukan dalam masing – masing prosedur akan dipakai untuk mencatat
transaksi tersebut.
Defenisi sistem pengendalian
Intern menurut Harahap (2000: 43)
menyatakan bahwa
Sistem
pengendalian intern yang ada harus dipelajari dan dinilai
secukupnya untuk menentukan dapat atau tidaknya system tersebut
Universitas Sumatera Utara
36
diandalkan sebagi dasar untuk menetapkan luasnya pengujian yang
harus dilakukan serta procedure pemeriksaan yang akan digunakan
Berdasarkan norma ini maka jelaslah kewajiban serang auditor untuk
melakukan penilaian terhadap Sistem Pengendalian intern yang dilakukan oleh
perusahaan dengan maksud untuk mengamankan harta kekayaan dan dapat
menyediakan data administrasi yang terpercaya. Dalam hal auditor akan dapat
menentukan sampai dimana system pengendalian tersebut dapat dipercaya yang
pada akhirnya system yang digunakan dapat digunakan menjadi dasar bagi auditor
untuk mempercayai setiap pelaporan yang sedang diaudit.
Pengertian sistem pengendalian intern dalam arti luan dapat dibagi menjadi
pengertian administrasi dan pengendalian akuntansi.
Prinsip – prinsip pengendalian yang baik
Sistem pengendalian intern tidak berlaku universal untuk semua
perusahaan namun berpedoman pada beberapa prinsip yang langsung membantu
berfungsinya sistem pengawasan intern..
Efektivitas pengendalian intern keuangan atau akuntansi didasarkan pada
konsepsi pertanggung jawaban , sehingga prinsip utama intern keuangan atau
akuntansi adalah sebagai berikut menurut Holmes dan Overmyers yang ditulis
harahap(2000 :123) :
1.Tanggung jawab untuk melaksanakan setiap tugas harus tegas dan jelas.
Tanpa pemberian tanggung jawab yang jelas pelaksanaan tidak akan efisiensi.
2 Tugas
pencatatan dan keuangan harus dipisahkan.misalnya kasir dan
pembukuan tidak boleh disatukan.
Universitas Sumatera Utara
37
3. Untuk menjamin ketelitian formulir maupun buku, catatan, atau laporan
maka kesemua itu harus diperiksa dan dibubuhkan paraf oleh orang yang telah
memeriksanya.
4. Tidak boleh dibebaskan seseorang untuk melaksanakan keseluruhan
prosedur transaksi dari awal sampai akhir.
5. Pegawai yang dipilih harus sacara hati – hati sesuai dengan kebutuhan dan
keahlian yang diperlukan .proses pendidikan harus tetap dilaksanakan.
6. Sebaiknya untuk pegawai tertentu yang rawan penyelewengan pegawai
dapat diminta untuk menyetor uang sebagai jaminan , sehingga jika
melakukan penyelewengan jaminan ini dapat diambil alih oleh perusahaan.
7. Pegawai harus diberikan kesempatan cuti dan diusahakan agar melakukan
mutasi, rotasi jabatan.hal ini bukan saja memberikan kesempatan untuk
membuka penyelewengan yang dilakukan yang dilakukan oleh yang
dugantikan tetapi juga untuk kepentingan latihan pegawai
8. Instruksi operaei harus diusahakan secara tertulis , singkat dan jelas supaya
tidak disalah tafsirkan oleh pelaksana. Pedoman prosedur akan meningkatkan
dan mendorong efisiensi serta mencegah kesalahan.
9. Jangan terlalumemberikan kepercayaan terhadap system “ double entry “
dimana apabila sisa debet dan kredit sama dianggap otomatis benar. Walaupun
debat dan kredit sama bisa saja kesalahan terjadi di dua sisi.
10. Manfaatkan
“perkiraan
pengawasan (Controlling Account) untuk
megecek kebenaran buku tambahan baru.
Universitas Sumatera Utara
38
11. Sebaiknya digunakan alat – alat mekanis, elektronik (computer) untuk
pengolahan data maupun perhitungan..
Prinsip – prinsip diatas hanya sebagai pedoman umum, namun tidak dapat
menjamin akan tetjadinya penyelewengan sama sekali walaupun kseseluruhan
unsure berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengawasan
intern itu sendiri ataupun sebab – sebab lain , missal : pengawasan intern yang
tidak sesuai lagi akibat perkembangan perusahaan.
Setiap pengawasan yang bagaimanapun baiknya akan tetap memiliki
kelamahan . dimana kelamahan tersebut sering digunakan oknum – oknum tetentu
untuk melakukan penyelewengan atau manipulasi yang merugikan perusahaan.
D. Peranan Internal auditor sebagai alat pengendalian managemen
Dengan demikian pemeriksa Intern (Internal Auditor) harus memahami sifat
dan luasnya pelaksanaan kegiatan pada setiap jajaran organisasi, dan juga
diarahkan untuk menilai operasi sebagai tujuan utama. Hal ini berarti titik berat
pemeriksaan yang diutamakan adalah pemeriksaan manajemen. Pemeriksaan ini
dapat dilakukan dengan memahami kebijaksanaan manajemen (direksi), ketetapan
rapat umum pemegang saham, peraturan pemerintah dan peraturan lainnya yang
berkaitan. Supaya pengertian auditor dapat menjadi lebih jelas maka sebelum
membicarakan lebih lanjut tentang pengertian Internal Auditor terlebih dahulu
penulis menguraikan pengertian Internal Control (pengawasan intern), sebab
pembahasan
selanjutnya
berkaitan
erat
dengan
pengawasan
intern.
Pengendalianintern mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu organisasi
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
39
Pengendalian intern merupakan alat yang baik untuk membantu
manajemen dalammenilai operasiperusahaan guna dapat mencapai tujuan usaha.
AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) memberikan
pengertian Internal Contro lsebagai berikut :
“ System pengendalian intern meliputi struktur organisasi, semua
metode dan ketetntuan-ketetuan yang terkoordinasi yang dianut dalam
perusahaan untuk melindungi harta kekayaan , memeriksa ketelitian,
dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan
efisiensi dan mendorong ditaatinyan kebijakan perusahaan yang telah
ditetapkan”
Sesuai dengan defenisi diatas, maka dalam arti sistem pengawasan intern mecakup
pengawasan yang dapat dibedakan atas pengawasan yang bersifat akuntansi dan
administratif. Dalam bukunya Bambang hartadi (2000:121) membedakan system
pengendalian ada dua yaitu :
a. Pengendalian akuntansi meliputi rencana organisasi dan prosedur serta
catatan menyangkut dan berhubugan langsung dengan pengamanan harta benda
dan dapat dipercayainya catatan keuangan (pembukuan). Pada umumnya
pengawasan akuntansi meliputi sistem pemberian wewenang (otorisasi) dan
sistem persetujuan pemisahaan antara tugas operasional, tugas penyimpanan harta
kekayaan dan tugas pembukuan, pengawasan fisik dan pemeriksaan intern
(internal audit).
b. Pengendalian administratif meliputi rencana organisasi dan prosedur dan
catatan yang terutama menyangkut dalam proses pembuatan keputusan yang
mengarah kepada tindakan menejemen untuk menyetujui atau menberi
wewenang.. Dalam pengawasan administrative termasuk analisa statistik, time and
motion study, laporan kegiatan, program latihan pegawai dan pengawasan mutu.
Universitas Sumatera Utara
40
Dari defenisi diatas mengenai pengertian sistem pengendalian intern maka
jelas betapa pentingnya peranan sistem itu dalam rangka tercapainya tujuan usaha
secara efektif dan efisien. Dengan perkataan lain pengertian tersebut mengandung
arti bahwa tujuan pengawasan intern menjamin pemakaian kekayaan pemakaian
kekayaan perusahaan yang telah ditetapkan.
Sistem
internal
control
yang
baik
tidak
dapat
menjamin
tidak
adanyapenyimpangan kecurangan dan pemborosan dalam suatu perusahaan,
apabila orangorang yang melaksanakan kegiatan tersebut tidak selalu bertindak
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Usaha untuk melaksanakan sistem
intern control yang baik adalah dilaksanakan sistem internal kontrol yang baik
adalah dilaksanakannya pemeriksaan yang teratur oleh pimpinan perusahaan
dengan membuatu suatu departemen / bagian yang disebut departemen Internal
Auditing. Semakin berkembangnya satuan-satuan usaha ekonomis, baik ditinjau
dari unit-unit operasi maupun struktur organisasi menurut suatu sistem
manajemen yang lebih baik, dengan mempekerjakan pekerja atau karyawan yang
sesuai dengan keahliannya pada berbagai bidang tingkat unit operasi dan tempat
yang berbeda pula. Dengan bertambah kompleksnya tugas-tugas manajemen,
maka mereka tidak mampu melakukan pengawasan dan koordinasi yang efektif
untuk seluruh perusahaan. Oleh karena itu manajemen perlu dibantu oleh suatu
unit yang khusus mengenai dan menelaah prosedur-prosedur dan operasi
perusahaan.
Dengan adanya departemen Internal Audit, diharapkan akan dapat
membantu anggota manajemen dalam berbagai hal, seperti menelaah prosedur
Universitas Sumatera Utara
41
operasi dari berbagai unit dan melaporkan hal-hal yang menyangkut tingkat
kepatuhan terhadap kebijasanaan pimpinan perusahaan, efisiensi, unit usaha atau
efektifitas system pengawasan intern. Hal inilah yang melatar belakangi
timbulnya spesialisasi bidang pemeriksaan intern, yang menuntut tidak hanya
keahlian dalam bidang akuntansi tetapi juga keahlian bidang lainnya.
Meskipun dunia usaha sekarang ini mempunyai perhatian yang semakin
meningkat terhadap sistem pengawasan intern yang baik, tetapi pengawasan intern
tersebut tidaklah dapat berlaku secara universil, suatu sistem yang baik untuk
suatu perusahaan belum tentu baik untuk perusahaan lain meskipun perusahaan itu
termasuk dalam bidang usaha yang sejenis. Menurut Hadibroto dalam bukunya
menyebutkan beberapa ciri-ciri system pengawasan intern yang memadai adalah
adanya empat unsur seperti berikut ini:
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tepat.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang cukup memungkinkan guna
pengawasan akuntansi terhadap aktiva, hutang , pendapatan dan biaya
3. Adanya Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap
bagian organisasi.
4. Tingkat kecakapan pegawai sesuai dengan tanggung jawabnya.
Keempat unsur ini yang masing-masing sama pentingnya merupakan dasar
pengawasan intern yang baik kelemahan yang menyolok dalam salah satu
diantaranya dapat menghambat tujuan sistem itu sendiri. Dengan sistem
pengawasan intern yang memenuhi syarat sebagaimana dalam mencapai
tujuannya. Namun demikian tujuan pengawasan intern hanya akan tercapai
Universitas Sumatera Utara
42
apabila pelaksanaanya semua prosedur, metode dan teknik yang menjadi unsur
dari sistem itu sendiri bener-benar sesuai dengan semestinya. Untuk menjaga agar
pelaksanaan itu benar dikerjakan maka perusahaan yang cukup besar umumnya
memerlukan suatu bagian khusus yang disebut bagian pemeriksa intern (Internal
Auditing Departement). Bagian ini mempunyai tugas antara lain untuk meneliti
dan mengawasi apakah sistem pengendalian intern tetap memenuhi fungsinya
dengan mengadakan pemeriksaan yang kontinue di dalam perusahaan. Petugas
yang memimpin ini untuk melakukan pemeriksaan itu disebut dengan
pemeriksaan intern (Internal Auditor). DaIam melaksanakan pemeriksaan Internal
Auditor akan menyelidiki dan meneliti keefektifan sistem pengawasan yang ada.
Dengan
mengadakan
penelitian
terhadap
pengawasan
intern
secara
berkesinambungan akan dapat diketahui apakah berbagai depertemen atau unit
lainnya dalam perusahaan telah melaksanakan fungsinya dengan baik atau belum.
Jadi pemeriksaan intern yang dilakukan oleh internal auditor adalah merupakan
suatu alat pengawasan yangpenting untuk mengukur dan menilai keefektifan
pengawasan-pegawasan yang ada di dalam perusahaan.
Dari pengertian singkat diatas, dapat dilihat penekanan utama pengertian
Internal Auditing adalah untuk memberikan servis / jasa kepada manajemen.
Sasaran pengawasan akuntansi
Universitas Sumatera Utara
43
Menurut Arthur W Holmes dan David C Burn ( 2000 : 154 ) ada empat
tahap yang harus dilalui dan dilaksanakan oleh internal auditor untuk diterapkan
terhadap sasaran yang disebutkan yaitu :
1. mengidentifikasikan jenis kekeliruan dan penyelewengan akuntansi
yang mungkin terjadi
2. menetapkan procedure yang harus mencegah dan dapat menemukan
kekeliruan dan penyelewengan semacam itu.
3. menguji transaksi serta procedure – procedure yang menentukan
apakah procedure yang diperlukan sudah digariskan dan dipatuhi
secara memuaskan.
4. mengevaluasi semua jenis kekeliruan dan penyelewengan yang tidak
dicakup oleh procedure pengendalian intern yang ada. Ini akan
membantu dalam menetukan pengaruhnya terhadap sifat, waktu,
atau luasnya procedure auditing lainnya yang mungkin diperlukan.
Sasaran Pengawasan administrasi
Untuk dapat melaksanakan dengan baik, internal auditor harus memiliki
pengetahuan dan keahlian yang dimaksudkan bukanlah hanya dalam bidang –
bidang akuntansi dan auditing tetapi juga keahlian – keahlian lainnya yang relevan
dengan fungsi – fungsi yang dilakukan, selain itu , bantuan serta dorongan dari
manajemen tertinggi sangat dibutuhkan bagi keberhasilan misi pemeriksaan
intern.
E. Laporan Internal Auditor
Hasil kahir dari suatu pemeriksaan Intern adalah berupa laporan yang
ditujukan kepada pimpinan perusahaan. Jadi laporan internal auditor adalah
merupakan sarana pertanggungjawaban pelaksanaan tugas internal auditor dan
sarana untuk memberikan saran – saran kepada pemimpin perusahaan . dengan
kata lain dalam lingkup system pengendalian intern laporan berarti pernyataan
mengenai suatu transaksi atau kegiatan baik bersifat kualitas maupun kuantitas
Universitas Sumatera Utara
44
yang dibuat secara periodic. Dan di lain pihak bagi yang menerimanya , fungsi
laporan adalah sebagai media informasi untuk menilai sejauh mana tugas – tugas
yang dibebankan.
Laporan auditor merupkan suatu komunikasi yang di dalamnya tujuan dari
penugasan , luas pemeriksaan, batsan yang dibuat juga saran kepada pimpinan
perusahaan.
Laporan internal auditor mutlak perlu karena internal auditor lebih berfungsi
sebagai staff karena tidak dapat mengambil tindakan bila dalam pemeriksaannya
menemukan kesalahan maupun penyimpangan – penyimpangan . disamping itu
laporan menjadi penting karena dapat dijadikan referensi berharga mengenai
pekerjaan pemeriksaan untuk pemeriksaan selanjutnya dimasa yang akan dating.
Dikaitkan dengan indenpendensi , maka kedudukan internal auditor yang
palinh baik adalah bertanggungjawab kepada dewan komisaris . dikaitkan dengan
aktifitas, maka kedudukan internal auditor yang paling baik adalah bertanggung
jawab kepada controller . dari kedua kejadian ini , yang paling ideal adalah, bila
internal auditor menerima penugasan dari pimpinan tertinggi atau dewan
komisaris dan melaporkan hasil kerjanya kepada
controller. Selanjutnya
controller menganalisa dan menyampaikan hasil analisanya kepada pimpinan
tertinggi untuk pengambilan langkah berikutnya.Katijo ( 2008:84) memberikan
defenisi laporan audit sebagai berikut : “ laporan hasil audit merupakan alat
yang secara resmi digunakan untuk menyampaikan hasil auditannya kepada
pihak – pihak pemakai yang berkepentingan.”.
Universitas Sumatera Utara
45
Laporan auditor menurut defenisi
diatas merupakan suatu komunikasi
yang didalamnya tujuan dari penugasan , luas pemeriksaan , batasan yang dibuat
juga saran atau rekomendasi kepada pimpinan perusahaan. Dalam menerbitkan
laporannya auditor harus memenuhi epat standart pelaporan.
Adapun
standart daripada laporan audit menurut Arens & Lobbecke
(2000:18) adalah sebagai berikut:
1..Laporan akuntan harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia
2. Laporan akuntan harus menyatakan apakah prinsip akuntansi tersebut
dalam periode berjalan telah dilaksanakan secara konsisten dibandingkan
dengan periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informative dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan akuntan
4. Laporan akuntan harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau memuat suatu penegasan,
bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.
Laporan internal auditor dapat berupa laporan lisan dan laporan tertulis.
Dalam data tertulis laporan disampaikan secara lengkap dan menyeluruh
(comprehensive) . sementara laporan lisan dapat berupa pemaparan atas hal – hal
yang dianggap perlu ditonjolkan dan cenderung informasi yang disampaikan tidak
menyeluruh.
Dalam penyaampaian laporan tertulis ada beberapa pedoman yang harus
diikuti agar laporan tersebut mudah difahami oleh pihak – pihak pembaca laporan
. hal ini dapat dikatakan sebagai sistematika penyusunan laporan yang digunakan
oleh internal auditor.
Agar laporan dapat dimanfaatkan secara efektive dan memuaskan bagi
sipenerima laporan , menurut Harahap (163) ada lima prinsip penyiapan laporan
,yaitu
Universitas Sumatera Utara
46
1. Pertanggung jawaban (Responsibility), ialah prinsip yang menghemdaki
bahwa laporan harus disusun sesuai dengan pertanggung jawabannya
2. Pengecualian (exeption), ialah prisip yang menghendaki bahwa laporan
harus dibuat dan yang mewujudkan hal- hal yang menyimpang dari
ukuran yang ditentukan.
3. Perbandingan (Figure comparatif) , ialah prinsip yang menghendaki agar
laporan laporan perlu ada perbandingan dengandata atau angka –angka
lain.
4. Makin ringkas untuk tingkat yang lebih tinggi ialah laporan harus
semakin ringkas untuk bagian yang lebih tinggi
5. Komentar (Interpretative commentary), ialah laporan harus memuat
komentar dari pihak yang memberi laporan sehinnga hal-hal yang
penting dapat segera diketahui.
BAB III
METODE PENELITIAN
Adapun metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dan
keterangan yang diperlukan dalam penelitian antara lain :
Universitas Sumatera Utara
Download