BAB V ALKOHOL, ETER DAN SENYAWA YANG BERHUBUNGAN 1. Pendahuluan etanol suatu alkohol fenol dietil eter suatu eter propilena oksida suatu epoksida 2. Ikatan dalam alcohol dan eter Eter dapat berbentuk rantai terbuka maupun siklik. Besar cincin (termasuk oksigen) lima atau lebih sifat eternya mirip eter terbuka. Eter siklik kurang mengalami rintangan dibanding eter terbuka. Sistem cincin besar dengan satuan berulang -OCH2CH2- disebut eter mahkota (membantu melarutkan garam anorganik dalam pelarut organik). berapa eter siklik: etilen oksida tetrahidrofuran THF 1 ,4-dioksan 18 Crown 6 Suatu eter rnahkota Universitas Gadjah Mada 1 3. Sifat fisik alkoliol dan eter A. Titik didih Alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antara molekul-molekulnya t.d. alkohol lebih tinggi daripada t.d. alkil halida atau eter yang bobot molekulnya sebanding. B. Kelarutan dalam air Alkohol berbobot molekul rendah larut dalam air, alkil halida pedanannya tidak. Perbandingan t.d beberapa ailcohol dan kloroalkana 1-Butanol sedikit larut dalam air sedangkan t-butil alkohol, (CH3)COH dapat campur dengan air (gugus t-butil kurang hidrofob dibanding gugus n-butil. Makin banyak gugus OH menailcican hidrofisiitas dan kelarutan. Eter talc dapat membentuic ikatan hidrogen antara molekul-molekulnya (karena tidak mempunyai H yang terikat pada oksigen). Eter membentuk ilcatan hidrogen dengan air, allcohollfenol. 4. Tatanama Universitas Gadjah Mada 2 Eter: CH3OCH2CH3 Trivial : metil etil eter IUPAC: metoksi etana 5. Pembuatan alcohol 6. Reaksi subsitusi alcohol Tidak seperti aikil halida, ailcohol tak menjalani substitusi dalam larutan netral atau basa karena gugus pergi harus basa yang cukup lemah. Ion Cl, Br dan I adalah basa yang sangat lemah, sedang OH yang akan menjadi gugus pergi dan alk. dalam lar. netral atau basa adalah basa kuat gugus pergi buruk. Universitas Gadjah Mada 3 A. Reaksi hidrogen halida naiknya kuat asam dan naiknya ke nuldeofian anion; nailcnya reaktivitas terhadap ROH B. Reaktivitas alkohol terhadap hidrogen halide metil primer sekunder tertier benzilik alilik naiknya reaktivitas ROH terhadap HX Alkohol mudah bereaksi dengan HBr dan HI ailcil halida allc. 3°, alk benzilik dan ailcohol alilik mudah bereaksi dengan HC1. Alk. primer dan sekunder perlu bantuan ZnC12 tak berair / as. Lewis sebagai katalisator. Peranan ZnCI2 seperti H+ C. SN1 atau SN2 Alakohol 20 dan 30 dengan HX mengalami penataan ulang SN1 Alkohol 10 dengan HX tidak SN2 (pergeseran dan belakang) Alkohol 10 dan metil allcoho1 SN2: Universitas Gadjah Mada 4 7. Reagensia lain untuk mengubah alkohol menjadi alkil halida Reagensia (SOCL2) tionil kiorida dan (PBr3) fosforus tribromida Universitas Gadjah Mada 5 Universitas Gadjah Mada 6 Universitas Gadjah Mada 7 Universitas Gadjah Mada 8 Dehidrasj serta merta Konjugasi Muatan neg. dalam ion alkoksi (Ri) tak dapat didelokalisasikan energi iOn alkoksida relatif tinggi terhadap energi allcoholnya, sehingga alkohol tidak sekuat fenol dalam sifat asamnya. Universitas Gadjah Mada 9 Universitas Gadjah Mada 10 Zat pengoksidasi khas untuk oksidasi kalium permanganat basa: KMnO4 + OH HNO3 pekat panas asam kromat H2CrO4 (dibuat dan Cr03 atau Cr207 dengan H2S04 dalam air) kromium trioksida (Cr03) dikomplekskan dengan piridina atau piridina dengan HC1 Universitas Gadjah Mada 11 Universitas Gadjah Mada 12 Universitas Gadjah Mada 13 Universitas Gadjah Mada 14 Universitas Gadjah Mada 15 Pemaksapisahan eter dengan HI dan HBr Pemaksapisahan eter dengan HI dan HBr berlangsung dengan jalan yang hampir sama dengan reaksi alk. dengan FIX : Protonasi oksigen, disusul dengan reaksi SN1 atau SN2. Protonasi perlu karena ROH bukan gugus pergi yang baik sedangkan ROH (air mudah ditukar-gantikan). 14. Reaksi Substitusi Epoksida Cincin epoksida tidak memiliki sudut ikatan sp3 (109°) tetapi (60°) orbital yang membentuk ikatan cincin tidak mencapai tumpang tindih maksimal cincin epoksida menderita tarikan reaktivitas epoksida tinggi. Universitas Gadjah Mada 16 Epoksida suatu siklik, epoksida tersubstitusi dapat berisomerisasi geometric cis dan trans. Pembukaan cinein tiga anggota terterik menghasilkan produk yang stabil, pembukaan dapat berlangsung dalam suasana asam maupun basa. Dalam basa: Universitas Gadjah Mada 17 A. Pemaksapisahan Berkatalis basa Epoksida mengalami serangan SN2 oleh nukleofil Dalam pemaksapisahan berkatalis basa, nukleofil menyerang karbon yang kurang terhalang. Untuk memperpanjang rantai C menggunakan reagen Grignard: Universitas Gadjah Mada 18 B. Pemaksapisahan berkatalis asam Dalam asam, serangan terjadi pada karbon yang lebih terhalang karena ini mempunyai muatan (+) yang Iebih besar. Hubungan sintesis alkohol ke beberapa senyawa organik: Universitas Gadjah Mada 19 Universitas Gadjah Mada 20