SKRIPSI MAJALAH COSMOGIRL DAN PERSEPSI KHALAYAK (Studi Terpaan Media Majalah Cosmogirl Dalam Rubrik Trend Mode Terhadap Persepsi Khalayak berdasarkan Motivasi Pembelian pada Mahasiswi Public Relations Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2008) Disusun guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk mencapai Gelar Sarjana dalam Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Disusun Oleh: TYAS AYU WIDHI HASTUTI D1206631 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 0 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia mode tidak pernah terlepas dari unsur kreativitas, kecerdikan dalam membidik minat dan apa yang sedang digemari oleh khalayak. Khalayak akan lebih tertarik apabila mode fashion sekarang menampilkan sesuatu yang menjadi trend. Perkembangan mode mengalami perubahan dari waktu ke waktu diikuti dengan kemajuan jaman yang kian pesat. Banyak iklan di berbagai media massa yang menawarkan trend mode masa kini yang menimbulkan stimulasi tertentu bagi khalayak. Terdapat kecenderungan yang berkembang, misalnya produsen fashion sengaja menciptakan trend mode dalam sebuah majalah kemudian trend mode tersebut terbentuk sendiri oleh khalayak, atau khalayak lebih menyukai suatu terbitan majalah yang menampilkan trend mode yang sedang berkembang saat ini dan mengikutinya. Khalayak khususnya remaja putri umumnya selalu mengikuti perkembangan mode yang up to date agar tidak ketinggalan jaman. Remaja putri sering menjadi sasaran baik sebagai model maupun target pasar dari iklan produk kecantikan yang ditawarkan. Banyak model-model iklan yang ditampilkan adalah remaja, hal ini dilakukan untuk menarik remaja lainnya untuk meniru penampilan model iklan yang sama-sama berusia remaja. Produk yang ditawarkanpun sengaja 1 2 dilabelkan seolah-olah khusus untuk remaja yang aktif, cantik, dan trendy. (Rena Herdiani, 2008:2) Perkembangan mode di Indonesia menunjukkan trend yang semakin menonjolkan citra Indonesia. Salah satunya adalah batik yang terkenal sebagai pakaian khas di Jawa. Bagi sebagian besar bangsa Indonesia, batik dikenal sebagai pakaian resmi untuk menghadiri acara-acara tertentu. Bahkan beberapa instansi baik negeri maupun swasta memilih batik sebagai salah satu seragam kantor. Pendeknya, batik sudah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia dan merupakan busana kebanggaan. (www.indosiar.com, 2008) Selama ini, pakaian batik dengan lengan panjang atau pendek, menjadi pakaian resmi pria, selain setelan jas. Belakangan, bahan dasar dari batik juga digunakan para perancang mode kelas internasional untuk busana kaum perempuan. Berbagai kreasi batik pun banyak dikembangkan dan dijual kepada konsumen penggemar batik. Ini merupakan upaya agar batik dekat pada semua segmen masyarakat. Dunia mode semakin dinamis. Modeling tak lagi didominasi para pemenang kontes wajah sampul seperti Cover Boy/Girl majalah MODE atau Gadis Sampul. Saat Kintan Oemari dan Ratih Sanggarwati harus jauh-jauh mengetuk pintu-pintu agensi model di Italia beberapa tahun sebelumnya, agensi model internasional seperti ELITE Models mendatangi Indonesia di tahun 1996. Maka terpilihlah Tracy Trinita (pemenang Cover Girl majalah MODE 1995) dan melengganglah ia di panggung peragaan Yves Saint Laurent bersama Naomi Campbell. 3 Semakin dibutuhkannya berita mode di media mengukuhkan beberapa nama pengamat mode nasional. Muara Bagdja dan Samuel Mulia adalah dua nama yang cukup dihormati atas opini dan kritik mode mereka. Tak ketinggalan barisan penulis mode yang sibuk menganalisa mode mancanegara dan dalam negeri seperti Syahmedi Dean, Ai Syarif, Boedi Basuki, Regina Kencana dan Karin Wijaya. Dan hingga saat ini dua majalah gaya hidup lokal yang menyajikan informasi mode terbaik adalah Harper’s Bazaar Indonesia dan majalah a+. Lain halnya dengan majalah Cosmogirl adalah majalah yang berlisensi dari Negara Amerika Serikat. Majalah Cosmogirl merupakan bagian dari majalah Cosmopolitan yang merupakan majalah yang mempunyai segmen pelanggan pada orang dewasa dan kalangan eksekutif dengan harga yang relatif terjangkau kalangan mahasiswi. Peran media cetak dalam menyampaikan informasi seputar trend mode saat ini sangat membantu remaja putri khususnya mahasiswi D3 Public Relations FISIP UNS dalam mengetahui sesuatu yang sedang “in” saat ini. Hal ini terbukti karena banyak majalah-majalah remaja yang menawarkan trend mode pakaian bisa dengan mudah dijumpai pada kios-kios dan persewaan majalah yang berdiri sekitar area kampus dan tempat kos mahasiswi. Masuknya budaya asing berupa mode fashion mampu merubah gaya hidup masyarakat khususnya remaja putri. Globalisasi ekonomi membawa angin perubahan yang dasyat. Sejak dulu hingga saat ini gaya fashion yang berpola kebarat-baratan perlahan-lahan menggeser kedudukan budaya berpakaian gaya budaya timur. 4 Trend mode pada remaja tidak lepas dari peran penting sebuah media cetak. Perkembangan majalah remaja saat ini sangat pesat, terbukti dengan munculnya berbagai majalah-majalah khusus remaja yang sekarang ini banyak beredar. Majalah remaja adalah salah satu media bagi remaja untuk mengkspresikan diri mereka. Hal ini yang pada akhirnya menyebabkan pertumbuhan media cetak seperti majalah remaja semakin beredar di kalangan masyarakat. Terbukti mode-mode pakaian dari dulu hingga sekarang selalu dikuasai oleh pemenuhan selera berpakaian kaum wanita, bahkan kemudian timbul istilah unisex untuk beberapa model baju tertentu yang inspirasi dasarnya dari busana laki-laki yang kemudian divariasi sehingga menjadi busana wanita. Majalah Cosmogirl pertama kali terbit pada bulan Oktober 2007 yang saat itu masih terbit dengan 121 halaman dan kini menjadi 146 halaman. Majalah Cosmogirl selalu mengangkat topik trend remaja yang sekarang ini sedang “in” dalam setiap terbitannya. Majalah Cosmogirl dari waktu ke waktu mengalami banyak perubahan, contohnya dilihat dari ukuran majalah yang dulu berukuran folio sekarang berukuran mini sehingga terlihat lebih praktis dalam penyimpanan. Penyajian rubrik majalah Cosmogirl setiap terbit menyajikan perbedaan topik dan tema. Ditunjang dengan penyajian gambar sampul yang menarik dan lebih variatif mendukung tema yang disajikan. Tata bahasa yang digunakan menggunakan bahasa gaul dan mudah dipahami oleh para pembaca, sehingga mempermudah menangkap makna yang tersurat dari isi rubrik yang disajikan. Majalah Cosmogirl termasuk dalam kategori majalah remaja yang cukup mahal dari segi harga dibandingkan dengan majalah remaja lain yang beredar di 5 Indonesia. Pertama kali terbit dijual dengan harga Rp. 14.500; saat ini harga mengalami perubahan menjadi Rp. 25.000. Harga tersebut bisa dikatakan harga yang cukup mahal bila diukur bagi ukuran remaja khususnya mahasiswi. Saat ini oplah Majalah remaja Cosmogirl mencapai 72.000 eksemplar setiap terbit. Majalah remaja Cosmogirl mempunyai rubrik-rubrik antara lain: Cover Stories, cg!fun, cg! Insider, The cg! Look, Social life, Tentang Cowok, Badan Kamu, Inner Girl, cg! Green, Artikel Seru, cg! Magic, dan Yang Pasti Ada. Dimana ada sebagian rubrik yang masih dipecah lagi menjadi beberapa sub rubrik dan mengupas masalah-masalah yang terkait erat dengan remaja putri. Sebagai contoh cover stories mempunyai sub rubrik tentang selebriti cewek yang sedang in saat ini rubrik Cg! Fun mempunyai sub rubrik Icip-icip, Aduh, Photo Box. Rubrik Cg! Insider mempunyai sub rubrik Cg! Top 10 Gossip, Sellebs by request, movie revew, Hot!, Album keren. Rubrik cg! Look mempunyai sub rubrik keren deh, Hot Stuff, Mix and Match, Fashion Gossip, Cuci mata. Rubrik Social life mempunyai sub rubric, jajanan asyik, Fun Everywhere, Dear cg, Hot Spot, Hot News, What On Your Mind?. Rubrik Tentang Cowok mempunyai sub rubrik Getta Date, Eye Candy, Cerita Cinta, Kenalan Dong, dan Kata Cowok. Rubrik Inner Girl mempunyai sub rubrik She’s so Cosmogirl!, dan Cg! Project…dan rubrik Yang Pasti Ada mempunyai sub rubrik Hey!, Speak Up, Cg! Diary, dan Cg! Shop. Selain mendapatkan beragam informasi yang berhubungan dengan remaja yang sedang terjadi, tentunya dengan membaca majalah Cosmogirl, pembaca mendapatkan pengalaman tentang objek mengenai informasi atau 6 hubungannya dengan masalah trend mode atau fashion dan para pembaca mempunyai persepsi yang berbeda-beda Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wiseman (1992) studi mempunyai implikasi penting bagi kesejahteraan perempuan. Selama periode 1979-1988, 69% dari model-model Playboy dan 60% dari berat kontestan Miss America 15% atau lebih di bawah berat badan ideal untuk kategori usia dan tinggi badan. Para peneliti mencatat bahwa menurut DSM III-R, menjaga berat badan dari 15% di bawah berat badan, satu yang diharapkan adalah kriteria untuk anorexia nervosa. Peneliti lain juga mencatat prevalensi makan teratur antara model fashion (misalnya, Brenner & Cunningham, 1992) dan resiko kesehatan yang parah terkait dengan pencapaian tipe tubuh yang sangat tipis. Lemak tubuh wanita yang turun di bawah 22% yang jauh lebih rentan terhadap ketidaksuburan, amenore, ovarium dan kanker endometrium, dan osteoporosis (seid, 1989). Temuan ini menunjukkan bahwa kecantikan yang ramping ideal disajikan dalam media mungkin tidak sehat bagi perempuan. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Irham Bijaksana (2005) berkesimpulan bahwa: “iklan, toko, dan media berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku pembelian telepon seluler di Makassar sedangkan penjualan langsung serta orang lain tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku pembelian. Faktor iklan serta media adalah salah satu promosi yang sangat tepat. Iklan yang efektif tidak hanya diukur dari tinggi tingkat penjualan dari suatu produk tetapi bagaimana pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh konsumen. Untuk mengetahui pesan diterima dengan baik ada enam cara 7 yaitu memori, persuasi, komunikasi, tahap demi tahap, penampilan merek dan respon langsung”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perilaku pembelian lebih dipengaruhi oleh faktor iklan, tempat penjualan, dan media. Dari hasil penelitian di atas bahwa daya tarik konsumen akan diperoleh dengan terpaan media dalam jangka waktu yang lama. Demikian juga perilaku pembelian dipengaruhi oleh faktor iklan, tempat penjualan, dan media. Jadi, persepsi masyarakat terhadap sebuah produk akan diperoleh setelah memperoleh terpaan media yang cukup lama. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi khalayak pada majalah cosmogirl terutama pada rubrik trend mode pada mahasiswa program D2 jurusan Public Relations. Hasil observasi awal terhadap mahasiswa D3 Public Relations yang dilakukan secara singkat menunjukkan adanya ketertarikan mereka dalam mengikuti model lebih banyak daripada tidak, bisa dilihat dari cara berpakaian, warna dan tatanan rambut atau model sepatu yang mereka kenakan. Trend pakaian yang sedang berkembang sekarang pada mahasiswa D3 Public Relations FISIP UNS berupa pakaian yang ketat dan terbuka. Pemakai pakaian model ini banyak diikuti oleh mahasiswa perempuan. Mereka lebih merasa percaya diri jika pakaiannya sesuai dengan trend yang sedang berkembang. Para mahasiswa rela mengorbankan uang biaya kuliahnya demi memburu trend pakaian yang sedang berkembang. Penggunaan pakaian yang ketat dan terbuka, sebenarnya bertentangan dengan norma-norma dan nilainilai yang berkembang di masyarakat. Pakaian yang sesuai norma dan dapat 8 diterima masyarakat berbentuk sederhana, longgar dan menutup bagian pusar, bahu, dan pinggang. B. Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang yang telah dikembangkan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah terpaan media majalah cosmogirl pada mahasiswa D3 Public Relation? 2. Bagaimanakah persepsi mahasiswa D3 Public Relation terhadap rubrik trend mode dalam majalah cosmogirl? 3. Apakah ada pengaruh signifikan terpaan media majalah Cosmogirl dalam Rubrik Trend Mode yang dimoderasi oleh motivasi pembelian terhadap persepsi Mahasiswi Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2008? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui: 1. Terpaan media majalah cosmogirl pada mahasiswa D3 Public Relation. 2. Persepsi mahasiswa D3 Public Relation terhadap rubrik trend mode dalam majalah cosmogirl. 3. Pengaruh signifikan terpaan media majalah Cosmogirl dalam Rubrik Trend Mode yang dimoderasi oleh motivasi pembelian terhadap persepsi Mahasiswi 9 Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2008. D. Kerangka Teori 1. Terpaan Media Terpaan media merupakan bagian dari kajian ilmu komunikasi massa. Komunikasi massa adalah penyebaran pesan dengan menggunakan media kepada komunikan yang abstrak, yakni sejumlah besar orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan. Teori yang digunakan adalah teori difusi inovasi, yang mengasumsikan bahwa media mempunyai efek yang berbedabeda pada titik waktu berlainan, mulai menimbulkan tahu sampai mempengaruhi adopsi atau rejeksi (Kristianingrum, 2003:1). Begitu juga kaitannya dengan hal-hal yang mengacu pada terpaan media di atas bahwa, variabel efek dapat berupa temporal, spasial, struktural dan fasal. Dalam penelitian ini variabel efek yang diteliti adalah efek yang mengacu pada 3 fase, yaitu (1) Frekuensi Membaca, (2) Ketertarikan dan (3) Motivasi. 2. Komunikasi Hampir semua kegiatan manusia di dunia ini dilakukan dengan komunikasi, karena komunikasi mempunyai peranan yang penting dalam hidup manusia. Munculnya media cetak seperti majalah remaja, sering menimbulkan persepsi bagi pembacanya. Persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu-individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan 10 indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka (Robbins, 2003:160). Di bawah ini dapat dijelaskan pengertian dan faktor- faktor komunikasi. a. Pengertian Komunikasi Hovland, dalam Rahardja, (2004:6) menjelaskan bahwa “komunikasi adalah proses bilamana seseorang individu (komunikator) menyampaikan stimulans (lambang kata-kata) untuk merubah tingkah laku individu lainnya (komunikan)”. Effendy, dalam Rahardja, (2004:6) mengatakan “komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh komunikator kepada komunikan”. Sedangkan Liliweri dalam Alhadza, (2001:4) “komunikasi didefinisikan sebagai pengiriman pesan di antara dua atau lebih individu”. Dalam hal ini, komunikasi adalah proses penyampaian informasi. Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila ada pentransferan dan pemahaman makna dari satu orang ke orang lain. Suatu gagasan betapapun besarnya, tidak akan berguna sebelum diteruskan dan dipahami orang lain. Komunikasi dapat melalui pikiran dan bahasa tubuh. Apabila seseorang mempunyai keterampilan berkomunikasi maka kemungkinan proses bersosialisasi juga akan baik. Komunikasi yang baik dapat memperlancar segala informasi yang ada berkaitan dengan aktivitas di kampus, di samping itu juga dapat membentuk saling pengertian, menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih sayang dan menyebarkan pengertian. 11 Komunikasi merupakan bagian yang penting dalam kehidupan sosial di kampus. Hal ini dapat dipahami sebab komunikasi yang tidak baik mempunyai dampak yang luas terhadap kehidupan di kampus, misalnya konflik antar teman kampus, dan sebaliknya komunikasi yang baik dapat meningkatkan saling pengertian, dan kerja sama dalam belajar. Oleh karena itu hubungan komunikasi yang terbuka harus diciptakan dalam ruang lingkup mahasiswa di kampus. Di kampus, komunikasi menjadi sesuatu yang sangat penting karena komunikasi dapat meningkatkan saling pengertian antara mahasiswa dan dosen, dan meningkatkan koordinasi dari berbagai macam kegiatan/tugas yang berbeda. Robbins dalam Rosidah, (2001:16), mengemukakan pandangan: konflik antar perseorangan yang mungkin paling sering dikemukakan adalah buruknya komunikasi, sebab kita menggunakan hampir 70% dari waktu aktif kita untuk berkomunikasi, menulis, membaca, berbicara, mendengar sehingga beralasan untuk menyimpulkan bahwa satu dari kekuatan yang paling menghalangi suksesnya mahasiswa dalam suatu kelompok adalah kelangsungan komunikasi efektif. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Komunikasi digunakan untuk menyampaikan informasi. Apabila seseorang berkomunikasi dengan orang lain, sebenarnya dia menyampaikan informasi. 12 Orang yang menerima informasi akan memberikan reaksi atau respon sehingga terjalinlah hubungan interaksi antara kedua orang tersebut. b. Faktor-faktor Komunikasi Komunikasi yang efektif meliputi banyak unsur tetapi hubungan antar pribadilah yang paling penting. Menurut Alhadza, (2001:7) hubungan antar pribadi terdiri atas tiga faktor yaitu: 1) Saling percaya, 2) Sikap suportif, dan 3) Sikap terbuka. Selain itu, menurut Alhadza, (2001:7) “konsep diri yang meliputi persepsi pribadi, self image, dan self esteem, menyusul rasa empati, dan simpati merupakan pula faktor yang cukup menonjol dalam komunikasi antarpribadi”. Berdasarkan uraian di muka, maka faktor-faktor perilaku komunikasi antar pribadi dalam penelitian ini adalah praktik komunikasi (penalaran, penghayatan, dan pengamalan) yang dilakukan oleh mahasiswa dengan menggunakan media antar pribadi seperti persepsi diri, keterbukaan, citra diri, harga diri, saling percaya, simpati, empati, suportif, upaya penyesuaian dan pengakraban untuk membangun dan memelihara hubungan antar pribadi. 3. Persepsi a. Definisi Persepsi “Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik 13 lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman”. (Miftah Thoha, 2002:123) “Persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang ditempuh individu-individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka” (Robin, 2003:160) Berdasar pendapat-pendapat tersebut di atas, maka dapat diambil suatu pengertian bahwa persepsi merupakan proses pemahaman perilaku yang dialami oleh setiap orang berdasarkan informasi yang diperolehnya sebagai suatu proses untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka. b. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Persepsi Untuk terbentuk suatu persepsi, ada beberapa faktor yang turut mempengaruhinya. Menurut Jalaludin Rakhmat, persepsi terbentuk karena dipengaruhi oleh faktor-faktor personal dan faktor fungsional, seperti pengalaman masa mempengaruhi lalu persepsi, seseorang, lingkungan latar belakang tinggal budaya seseorang, yang pengaruh kebutuhan, suasana emosional, kesiapan mental dan lain sebagainya. Selain itu ada satu faktor lain yang juga sangat mempengaruhi persepsi yaitu perhatian (attention) (Rakhmat, 2003, p.56). Secara lebih sederhana, faktor yang mempengaruhi terbentuknya persepsi menjadi empat bagian yaitu : 14 1) Latar belakang budaya Persepsi didasarkan pada budaya yang telah dipelajari, oleh karenanya persepsi seseorang atas lingkungannya seringkali bersifat subjektif. Semakin besar perbedaaan budaya antara dua orang semakin besar pula perbedaan persepsi mereka terhadap suatu realitas. Larry A. Samovar dan Richard E. Porter mengemukakan enam unsur budaya yang secara langsung mempengaruhi persepsi ketika berkomunikasi dengan orang lain yaitu : a) Kepercayaan (beliefs), nilai (values), dan sikap (attitudes) b) Pandangan dunia (worldview) c) Organisasi dunia (social organization) d) Tabiat manusia (human nature) e) Orientasi kegiatan (activity orientation) f) Persepsi tentang diri dan orang lain (perception of self and others) (Mulyana, 2001:176) 2) Pengalaman masa lalu Persepsi manusia terhadap seseorang, objek, kejadian atau reaksi didasarkan juga pada pengalaman (dan pembelajaran) masa lalu yang berkaitan dengan orang, objek, atau kejadian yang serupa. Cara bekerja dan menilai pekerjaan yang baik, cara makan dan menilai makanan yang lezat, dan lain sebagainya, sangat bergantung pada apa yang telah diajarkan budaya mengenai hal-hal tersebut (Mulyana, 2001:197). 15 3) Nilai-nilai yang dianut Nilai adalah komponen evaluatif dari kepercayaan yang dianut yang mencakup kegunaan, kebaikan, estetika, dan kepuasan. Nilai bersifat normatif, memberitahu suatu anggota budaya mengenai apa yang baik dan buruk, benar dan salah, apa yang harus diperjuangkan, dan sebagainya. Nilai bersumber dari isu filosofis yang lebih besar yang merupakan bagian dari lingkungan budaya, karena itu nilai bersifat stabil dan sulit berubah (Mulyana, 2001:176) 4) Berita-berita yang berkembang Berita-berita yang berkembang adalah berita-berita seputar produk baik melalui media massa maupun informasi dari orang lain yang dapat berpengaruh terhadap persepsi seseorang. Contohnya jika berita yang berkembang mengatakan bahwa produk Fanta beracun dan tidak baik untuk kesehatan, maka orang yang mendengar berita tersebut akan memiliki persepsi yang buruk dan tidak akan berani mencoba produk tersebut. c. Indikator Persepsi Djapri Basri (2001:3) mengatakan indikator persepsi (perception) adalah kemampuan individu untuk mengamati atau mengenal perangsang (stimulus) sesuatu hingga berkesan menjadi : 1) Pemahaman, merupakan kesan terhadap sesuatu, kemudian mengerti tentang makna dan artinya. 16 2) Pengetahuan, merupakan sesuatu yang timbul karena disebabkan oleh pemahaman. 3) Sikap, merupakan bentuk yang dipengaruhi oleh pemahaman dan pengetahuan yang kemudian diteruskan dengan perilaku tentang pemahaman dan pengetahuan tersebut. 4) Tanggapan-tanggapan, pengetahuan, sikap merupakan yang reaksi tercermin dari dalam pemahaman, pemikiran yang berkembang dalam pendapat tentang reaksi tersebut. Berdasar teori di atas, maka indikator persepsi merupakan kemampuan individu dalam memahami, mengetahui, bersikap dan kemudian memperikan tanggapan tentang apa yang difahaminya. 4. Motivasi Konsumen dalam Pembelian Menurut Eman (2005:12), motivasi pembelian adalah pertimbanganpertimbangan dan pengaruh-pengaruh yang mendorong orang untuk melakukan pembelian. Motivasi pembelian sendiri menurut Swastha dan Handoko (1987:78) terbagi atas: a. Motivasi Rasional Motivasi rasional adalah motivasi pembelian yang didasarkan pada kenyataan-kenyataan seperti yang ditunjukkan oleh suatu produk kepada konsumen dan merupakan atribut produk yang fungsional serta obyektif. Atribut-atribut yang dipertimbangkan pada motivasi ini dapat berupa faktor kualitas produk, harga produk, ketersediaan barang atau kelengkapan, 17 pelayanan, kebersihan produk, efisiensi dalam penggunaan, keawetan dan sebagainya. b. Motivasi Emosional Motivasi emosional adalah motivasi pembelian yang berkaitan dengan perasaan, kesenangan yang didapat panca indera, atau emosi individu seperti pengungkapan rasa bangga, rasa cinta dalam membeli, peranan merek produksi untuk menunjukkan status atau taraf ekonomi yang baik, kenyamanan dalam membeli, kepraktisan, keamanan, kesehatan serta atribut lain yang bersifat subyektif dan simbolik. Tahap evaluasi membuat para konsumen menyusun daftar peringkat barang dalam perangkat pilihannya. Mereka menciptakan hasrat pembeli umumnya para konsumen akan membeli barang-barang yang paling mereka suka menjadi terhambat seperti gambar sebagai berikut: Sikap Orang Lain Evaluasi alternatifalternatif Hasrat Pembelian Keputusan Pembelian Faktor situasi yang tak disangka Gambar 1.1 Faktor-Faktor Pencegah Hasrat Pembelian Menjadi Keputusan Pembelian. Sumber: Kotler (1999:129) Berdasarkan gambar di atas ada 2 faktor yang timbul di antara pembelian dan keputusan pembelian yaitu: 18 a. Sikap orang lain Yang termasuk di dalamnya adalah keluarga, teman, tetangga, kemungkinan membeli akan semakin kecil sejauh mana orang lain akan mengubah alternatif pilihan seseorang tergantung pada 2 hal: 1) Intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif pilihan konsumen 2) Motivasi konsumen untuk memenuhi harapan orang lain. Semakin negatif atau semakin positif sikap orang lain dan semakin dekat sikap orang lain itu dengan konsumen, konsumen akan semakin menyesuaikan hasrat pembelian terhadap sikap orang lain itu, baik menurun maupun menanjak. b. Situasi yang tidak disangka-sangka Konsumen menciptakan hasrat pembelian berdasarkan pendapatan keluarga, harga dan manfaat produk apabila konsumen akan segera bertindak faktor situasi yang tak tersangka-sangka mungkin muncul dan mengubah hasrat pembelian. c. Tingkah laku setelah pembelian Setelah membeli sebuah produk konsumen akan merasa puas atau tidak puas. Setelah pembelian konsumen juga akan melakukan tingkah laku yang menarik perhatian pemasar. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja setelah produk dibeli, namun terus berlangsung selama periode setelah pembelian berlangsung. 19 d. Kepuasan setelah pembelian Yang menentukan sehingga pembeli sangat puas, cukup puas, kurang begitu puas atau sangat tidak puas setelah melakukan pembelian , jawabnya adalah terletak pada hubungan antara harapan konsumen dan prestasi produk yang dirasakannya. Apabila produk cocok dengan harapan, konsumen itu puas, bila melebihi harapan konsumen itu sangat puas apabila kurang dari apa yang diharapkannya konsumen tersebut tidak puas. Para konsumen membentuk harapan mereka berdasarkan pesanpesan yang mereka peroleh dari para penjual, kawan-kawan atau sumber-sumber informasi lain. Apabila penjual membesar-besarkan prestasi produk, para konsumen akan mempunyai harapan yang terlalu tinggi yang akhirnya menghasilkan ketidakpuasan. Semakin lebar jarak antar harapan dan prestasi, semakin parah pula ketidakpuasan konsumen. e. Tindakan-tindakan setelah pembeli Kepuasan dan ketidak puasan konsumen terhadap produk akan memberi umpan balik berupa tingkah laku setelah pembelian. Apabila konsumen puas, ia mungkin akan membeli lagi produk itu di lain saat. Konsumen puas, ia mungkin akan membeli lagi produk itu di lain saat konsumen yang puas juga cenderung memberitahukan hal-hal yang baik mengenai produk. Dan sebaliknya bila ia tidak puas maka ia mungkin akan membuang atau mengembalikan produk atau mungkin mencoba mencari berbagai informasi tentang pembelian. 20 Konsumen yang tidak puas punya pilihan antara mengambil tindakan dan tidak berbuat apa-apa. Beberapa tindakan bisa berupa melontarkan pengaduan pada perusahaan, pergi ke pengacara, atau mengajukan pengaduan pada kelompok lain yang mungkin membantu pembeli merasa puas atau pembeli cukup tidak akan lagi membeli produk itu dan atau menjelek-jelekan produk itu kepada kawanUntuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang penelitian ini, maka hubungan–hubungan antar variabel yang akan diteliti dapat digambarkan sebagai berikut: Motivasi Terpaan Media Majalah Cosmogirl Persepsi terhadap Majalah Cosmogirl Gambar 1.2. Hubungan-Hubungan antar Variabel Penelitian Sesuai dengan penelitian ini, penulis meneliti sejauh mana pengaruh terpaan media majalah Cosmogirl terhadap persepsi khalayak yang dalam hal ini melibatkan mahasiswi D3 Public Relations FISIP UNS Angkatan 2008 berdasarkan motivasi pembelian. Mahasiswi dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan persepsi yang cukup baik tentang trend mode pada majalah Cosmogirl. 21 E. Definisi Konsepsional dan Operasional 1. Definisi Konsepsional a. Persepsi Persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu-individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka” (Robin, 2003:160) b. Khalayak Khalayak (public) adalah kelompok orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik secara internal maupun eksternal. Menurut definisi yang dirumuskan oleh Public Relations, istilah khalayak sengaja dituangkan dalam istilah bermakna majemuk, yakni publics. Setiap organisasi/perusahaan memiliki sendiri khalayak khususnya. Kepada khalayak yang terbatas itulah organisasi senantiasa menjalin komunikasi, baik secara internal maupun eksternal (Adzani, 2008:1) c. Persepsi Khalayak Persepsi khalayak secara sederhana dapat diartikan sebagai pandangan sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, pemirsa berbagai media atau komponen isinya. Trend adalah hal baru bagi kita dan kita anggap keren (waktu itu). d. Mode Mode adalah cara, corak dan gerak manusia dalam gaya tertentu sesuai dengan ekspresi masanya. Dunia dengan cepat salah satunya adalah dunia fashion. mode berkembang 22 e. Majalah Remaja Terbitan berkala yang mengetengahkan permasalahan remaja dan masalah-masalah lainnya yang diminati oleh kaum muda, biasanya menggunakan bahasa populer khas yang berlaku di kalangan mereka. f. Motivasi pembelian Motivasi pembelian diartikan dengan pertimbangan dan pengaruh yang mendorong orang untuk melakukan pembelian. 2. Definisi Operasional a. Variabel Independen Terpaan media majalah Cosmogirl dalam Rubrik Trend Mode. Mode merupakan ragam terbaru tentang suatu barang pada jangka waktu tertentu. Mode dapat dijadikan sebagai simbol status sosial. Mode dapat tampil karena adanya tingkatan sosial yang disadari dan diterima sebagai suatu hirarki yang mendominasi. Indikator : 1) Frekuensi membaca, diukur dari tinggi, sedang dan rendah • Tinggi, jika membaca setiap kali terbit • Sedang, jika membaca setiap 2-3 kali terbit • Rendah, jika membaca setiap 4-5 kali terbit 2) Ketertarikan membaca, diukur dari sangat tertarik, kurang tertarik dan tidak tertarik • Sangat tertarik, diukur dari selalu mengikuti mode dalam majalah Cosmogirl 23 • Kurang Tertarik, diukur dari sering mengikuti mode dalam majalah Cosmogirl • Tidak tertarik, diukur dari jarang mengikuti mode dalam majalah Cosmogirl 3) Membaca Rubrik Trend Mode diukur dari tinggi, sedang, dan rendah • tinggi, jika setiap kali membaca untuk mendapat pengetahuan • sedang, jika setiap kali membaca untuk hiburan • rendah, jika setiap kali membaca untuk mengisi waktu luang saja b. Variabel Dependen Persepsi mahasiswa. Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap mahasiswa didalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, dan penghayatan. Indikator dalam variabel persepsi mahasiswa antara lain adalah : 1) Tanggapan-tanggapan pemahaman, diukur dari sangat faham, kurang faham dan tidak faham • Sangat faham, jika memahami setiap perkembangan berita mode di majalah Cosmogirl • Kurang faham, jika kurang faham memahami setiap perkembangan berita mode di majalah Cosmogirl • Tidak faham, jika sama sekali tidak memahami perkembangan berita mode di majalah Cosmogirl 24 2) Pengetahuan, diukur dari tinggi, sedang dan rendah • Tinggi, jika pembaca dapat meningkatkan pengetahuannya tentang perkembangan mode • Sedang, jika pembaca kurang dapat meningkatkan pengetahuannya tentang perkembanggan mode • Rendah, jika pembaca tidak meningkatkan pengetahuannya tentang perkembangan mode 3) Sikap, diukur dari sangat peduli, kurang peduli dan tidak peduli • Sangat peduli, jika setiap terbitan majalah Cosmogirl selalu memperhatikan dan mengikuti perubahan mode yang terjadi. • Kurang peduli, jika setiap terbitan majalah Cosmogirl kurang selalu memperhatikan perubahan mode yang terjadi. • Tidak peduli, jika setiap terbitan majalah Cosmogirl tidak pernah memperhatikan perubahan mode yang terjadi 4) Tanggapan, diukur dari, sangat mengetahui, kurang mengetahui dan tidak mengetahui • Sangat mengetahui, jika setiap terbitan majalah Cosmogirl selalu mengetahui perkembangan mode yang terjadi • Kurang mengetahui, jika setiap terbitan majalah Cosmogirl kurang mengetahui perkembangan mode yang terjadi • Tidak mengetahui, jika terbitan majalah Cosmogirl tidak mengetahui perkembangan mode yang terjadi 25 c. Variabel Antara Motivasi pembelian yang berkaitan dengan perasaan, kesenangan yang didapat pancaindera atau emosi individu seperti pengungkapan rasa bangga, rasa cinta dalam membeli, peranan merek produksi untuk menunjukkan status atau taraf ekonomi yang baik, kenyamanan dalam membeli, kepraktisan, keamanan, kesehatan. Indikator dalam variabel Motivasi antara lain adalah : a) Sikap orang lain b) Situasi yang tidak disangka-sangka c) Tingkah laku setelah pembelian d) Kepuasan setelah pembelian e) Tindakan-tindakan setelah pembeli Motivasi diukur dari tinggi, sedang, dan rendah • Tinggi, jika pembaca dapat meningkatkan motivasi tentang perkembangan mode • Sedang, jika pembaca kurang dapat meningkatkan motivasi tentang perkembangan mode • Rendah, jika pembaca tidak meningkatkan motivasi tentang perkembangan mode F. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini yaitu: ada pengaruh yang signifikan antara terpaan media majalah Cosmogirl dalam Rubrik Trend Mode terhadap persepsi 26 Mahasiswi Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2008 yang dimoderasi oleh motivasi pembelian. G. Metodologi Penelitian 1. Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif, adalah penelitian dengan maksud memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan” (Sugiyono, 2003:14). Sesuai dengan pendapat tersebut, penelitian ini termasuk penelitian dengan metode kuantitatif, karena penelitian ini menggunakan data kualitatif yang diangkakan sebagai alat pengujian hipotesis. 2. Lokasi penelitian Obyek penelitian merupakan hal-hal yang penting dalam penelitian, sebagai sumber informasi mengenai data yang akan diambil di dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi D3 Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan 2008 yang pernah membaca majalah Cosmogirl. Berdasarkan survey 27 awal dari 69 mahasiswi, ada sebanyak 32 mahasiswi yang pernah membaca majalah Cosmogirl. Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 120) “Untuk sekedar ancerancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika seluruh obyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka penelitian ini mengambil sampel dari jumlah populasi. Karena itu, penelitian ini disebut dengan penelitian populasi atau sensus. 4. Teknik Pengumpulan Data a. Metode Angket, adalah cara pengumpulan data dengan memberikan suatu penyebaran daftar pertanyaan kepada responden. b. Metode Observasi, adalah cara pengumpulan data secara langsung maupun tidak langsung terhadap obyek penelitiannya. 5. Analisis Data Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan setiap variabel dalam penelitian yang meliputi mean, median, modus, standar deviasi, dan besarnya prosentase. Sedangkan statistik inferensial dilakukan dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh terpaan media majalah Cosmogirl terhadap persepsi mahasiswa yang dimoderasi oleh motivasi pembelian. Untuk mempermudah 28 dalam melakukan analisis, maka analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer statistik SPSS. BAB II GAMBARAN UMUM FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA A. Sejarah Perkembangan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Berdasarkan buku pedoman FISIP UNS tahun 2007/2008 Universitas Sebelas Maret pada mulanya bernama Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret diresmikan tanggal 11 Maret 1976 dengan surat keputusan presiden Republik Indonesia. Universitas Sebelas Maret Surakarta atau disingkat UNS merupakan penyatuan dari lima unsur perguruan tinggi yang ada di surakarta pada saat itu. Kelima perguruan tinggi tersebut adalah : 1) Institut keguruan pendidikan (IKIP) Negeri Surakarta 2) Sekolah Tinggi Olahraga (STO) Negeri Surakarta 3) Akademi Administrasi Niaga (AAN) Surakarta yang telah diintegrasikan kedalam AAN Negeri Jogyakarta 4) Universitas Gabungan (UGS) merupakan gabungan beberapa Universitasuniversitas swasta di surakarta. Universitas Islam Indonesia cabang Surakarta. Universitas 17 Agustus 1945 cabang Surakarta, Universitas Cokroaminoto Surakarta, dan Universitas Nasional Saraswati Surakarta. 5) Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional (PTPN) Veteran cabang Surakarta. 29 30 Setelah melebur menjadi Universitas Sebelas Maret. UNS memiliki 9 Fakultas yaitu : Fakultas Keguruan, Fakultas Sastra Budaya, Fakultas Sosial Politik, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik. a. Lokasi Geografi Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada awal berdirinya gedung Universitas Sebelas Maret Surakarta tersebar dibeberapa tempat di wilayah Surakarta, antara lain : 1. Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan, Fakutas Sosial Politik terletak di Kampus Pabelan (menempati bekas gedung IKIP Negeri Surakarta) 2. Fakultas Pertanian terletak di Jl. Hadiwijaya Surakarta lalu pindah ke kampus Pabelan 3. Fakultas Hukum terletak di Pagelaran Kraton Surakarta 4. Fakultas Teknik terletak di jalan Slamet Riyadi No. 24 (satu halaman dengan kantor Agraria pada waktu itu) 5. Fakultas Ekonomi, Fakultas sastra dan budaya terletak di jalan Urip Sumoharjo No. 110 (menempati bekas gedung IKIP Negeri) 6. Fakultas Kedokteran terletak di jalan Kolonel Sutarto (menempati gedung PTPN Veteran) 7. Sedangkan Kantor Pimpinan Universitas beserta Kantor Administrasi Universitas terletak di pagelaran Kraton Surakarta. Saat ini UNS terus membenahi diri dengn membangun kompleks gedung-gedung perkuliahan di wilayah Kentingan sebagaimana di tempati 31 sekarang ini. Kentingan seluas 60 Ha merupakan tanah yang disediakan oleh Pemerintah Daerah Surakarta. b. Struktur Organisasi Universitas Sebelas Maret Surakarta Struktur organisasi universitas sebelas maret surakarta hingga saat ini mengalami empat kali penyusunan dan hingga saat ini struktur organisasi Universitas Sebelas Maret Surakarta ditetapkan berdasarkan keputusan Mendikbud No. 0297/0/96 tanggal 1 Oktober 1996 tentang Organisasi dan tata kerja UNS untuk jabatan struktural. Sedangkan pengembangan organisasi nonstruktural didasarkan pada Surat Keputusan Rektor No. 161/J27/pp/1997 tanggal 27 Mei 1997 serta Surat Keputusan Rektor No. 207/J27/PP/1997 tanggal 7 Juli 1997. Struktur organsasi universitas sebelas maret surakarta, terdiri dari : 1. Rektor dengan Pembantu Rektor I, II, III 2. Biro Administrasi Akademik 3. Biro Administrasi Umum dan Keuangan 4. Biro Administrasi Kemahasiswaan 5. Biro Administrasi Perencanaan dan sistem informasi 6. Fakltas meliputi ; Fakultas Sastra dan seni Rupa, FKIP, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, FISIP, Fakultas Kedokteran, Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik, Fakultas MIPA dan Program Pasca Sarjana 7. Lembaga Penelitian 8. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat 9. Lembaga Pengembangan Pendidikan 32 10. Unsur Penunjang Akademik, yaitu : a. UPT Perpustakann b. UPT Pelayanan dan Pengembangan Bahasa (UP2B) c. UPT Penerbitan dan Percetakan (UNS Press) d. UPT Komputer e. UPT Laboratorium MIPA Pusat f. UPT Mata Kuliah Umum(MKU) g. Pembinaan Olahraga dan Seni Mahasiswa (PORSIMA) B. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik UNS 1. Sejarah Perkembangan FISIP UNS Sejarah FISIP UNS dimulai pada tahun 1976 di Surakarta, bersamaan dengan diresmikannya Universitas Sebelas Maret Surakarta oleh Presiden RI No. 10 tahun 1976. FISIP UNS termasuk salah satu diantara sembilan Fakultas di lingkungan Universitas Sebelas Maret yang dikukuhkan secara bersamaan melalui Keputusan Presiden tersebut. 2. Struktur Organisasi FISIP UNS Sejak berdiri hingga kini, FISIP UNS telah mengalami perubahan struktur organisasi sebagai berikut : a. Pada saat berdiri nama FISIP UNS adalah Fakultas Ilmu Sosial dan Politik yang memiliki dua jurusan, yaitu jurusan administrasi Negara dan Jurusan Publistik. b. Pada tahun 1982 berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 55 tahun 1982 tentang Susunan Organisasi Sebelas Maret, nama Fakultas diubah menjadi 33 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik universitas sebelas maret surakarta (FISIP UNS) dan berdasarkan SK. Mendikbud RI No. 017/0/1983 tertanggl 14 Maret 1983 nama Jurusan juga berubah menjadi Jurusan Ilmu Aministrasi dan Jurusan Ilmu Komunikasi. c. Pada tanggal 8 Desember 1983, berdasarkan SK Mendikbud RI No. 055/0/1983 tentang jenis dan jumlah jurusan pada Fakultas di lingkungan Universitas Sebelas Maret Surakarta. FISIP UNS menambah satu jurusan baru, yaitu Jurusan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) Jurusan ini khusus melayani Mata Kuliah Dasar Umum di semua program studi di lingkungan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan berada dibawah Team MKDU Universitas Sebelas Maret Surakarta. d. Pada tanggal 28 Juni berdasarkan SK Dirjen Dikti No. 39/Dikti/Kep/1984 FISIP UNS meata program studi untuk jurusan Ilmu Adminstrasi dan jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS masing-masing adalah Administrasi Negara dan Komunikasi Massa. e. Pada tanggal 29 Mei 1986 berdasarkan SK Dirjen Dikti Depdikbud No. 27/Dikti/Kep/1986 FISIP UNS membentuk Program Studi Sosiologi yang mengawali programnya pada semester Juli-Desember 1986. f. Pada tanggal 2 Maret 1998 berdasarkan SK No. 66/Dikti/Kep/1998 Program studi ini menjadi Jurusan Sosiologi yang merupakan Program Sarjana (S1) dan berada di bawah Dekan. 34 3. Unsur Pelaksana Akademik Unsur Pelaksana Akademik FISIP UNS meliputi jurusan atau program studi, laboratorium atau studio dan dosen. a. Jurusan atau Program Studi Jurusan atau program studi adalah unsur pelaksana fakultas dibidang studi tertentu di bawah Dekan. Jurusan atau program studi dipimpin oleh seorang ketua peraturan perundang-undangan studi yang dipilih diantara Dosen menurut peraturan pendidikan dan pengajaran. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari dibantu oleh seorang sekretaris jurusan atau program studi. Tugas jurusan atau program studi adalah melaksanakan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam sebagian atau satu cabang ilmu teknologi atau kesenian tertentu sesuai dengan program pendidikan yang berlaku. Jurusan atau program studi mempunyai fungsi : 1) Melaksanakan pendidikan dan pengajaran dalam sebagian atau satu cabang ilmu teknologi, atau kesenian tertentu bagi program pendidikan yang ada. 2) Melakukan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian tertentu. 3) Melakukan pengabdian kepada masyarakat. 4) Melakukan pembinaan civitas akademik 35 b. Laboratorium atau studio Laboratorium merupakan perangkat penunjang pelaksanaan pendidikan pada jurusan dalam pendidikan akademik atau profesional. Laboratorium mempunyai tugas melakukan kegiatan dalam cabang ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian tertentu sebagai penunjang pelaksanaan tugas pokok jurusan sesuai dengan ketentuan bidang yang bersangkutan. Di FISIP UNS keberadaan laboratorium atau studio mengacu pada jurusan, oleh karena itu setiap jurusan mempunyai laboratorium atau studio yang dipimpin oleh seorang kepala yang kepada ketua jurusan. Sesuai dengan buku Pedoman tahun 2001 laboratorium atau studio di FISIP UNS adalah sebagai berikut : 1) Laboratorium kebijakan publik 2) Laboratorium UCYD (Urban Community Development) 3) Laboratorium dan kajian otonomi daerah dan pemberdayaan masyarakat 4) Studio Audio (radio) 5) Studio audio visual (televisi) 6) Laboratorium internet 7) Laboratorium riset dan pengembangan komunikasi c. Dosen Dosen adalah tenaga pengajar di lingkungan fakultas yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Dekan. Dosen terdiri atas 36 Dosen biasa, Dosen luar biasa dan Dosen tamu. Jenis dan jenjang kepangkatan tenaga pengajar diatur sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Dosen mempunyai tugas utama mengajar, membimbing dan melatih mahasiswa serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 4. Unsur Penunjang a. Perpustakaan Perpustakaan mempunyai tugas memberikan pelayanan bahan pustaka dan kegiatan-kegiatan lain untuk keperluan pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat, kepada mahasiswa, dosen dan karyawan di lingkungan FISIP UNS pada khususnya dan UNS pada umumnya. b. Bagian Tata Usaha Bagian Tata Usaha adalah pembantu pimpinan fakultas yang mempunyai tugas melaksanakan administrasi umum, perlengkapan, keuangan, kepegawaian, kemahasiswaan dan pendidikan di fakultas. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, bagian tata usaha mempunyai fungsi : 1) Melaksanakan administrasi umum dan perlengkapan 2) Melaksanakan administrasi keuangan 3) Melaksanakan administrasi pendidikan 4) Melaksanakan administrasi kemahasiswaan 37 Bagian tata usaha di FISIP UNS mempunyai empat sub bagian yang meliputi : a. Sub bagian pendidikan mempunyai tugas : 1) Melakukan administrasi pendidikan 2) Melakukan administrasi penelitian 3) Melakukan administrasi pengabdian kepada masyarakat b. Sub bagian umum dan perlengkapan, mempunyai tugas : 1) Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga 2) Melakukan urusan perlengkapan c. Sub bagian keuangan, mempunyai tugas : 1) Melakukan administrasi keuangan dan kepegawaian d. Sub bagian kemahasiswaan, mempunyai tugas : 1) Melakukan administrasi kemahasiswaan dan alumni C. Program Diploma lll Komunikasi Terapan FISIP UNS Program Pendidikan Komunikasi Terapan pada FISIP UNS dibuka berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen dan Kebudayaan Republik Indonesia, No. 348/DIKTI/Kep/1999. Dari Surat Keputusan tersebut kemudian dikembangkan dalam tiga konsentrasi keahlian sesuai dengan prediksi kebutuhan pasar akan tenaga ahli di bidang Komunikasi Terapan, yang meliputi Bidang Konsentrasi Broadcasting (Penyiaran), Advertising (Periklanan) dan Public Relations (Kehumasan). 38 Latar belakang dibukannya bidang konsentrasi tersebut adalah bahwa kebutuhan akan tenaga terampil (Ahli Madya) bidang komunikasi dan bidangbidang terikat lainnya, semakin hari dirasa semakin meningkat. Kebutuhan tersebut sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan industri komunikasi di Indonesia. Salah satu industri yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat di Indonesia adalah pertelevisian (Broadcasting). Hadirnya beberapa stasiun televisi swasta merupakan salah satu bukti atas perkembangan bidang penyiaran tersebut. Pertumbuhan dan perkembangan industri pertelevisian tersebut ternyata juga membawa implikasi dalam bidang industri komunikasi yang lain. Munculnya berbagai Rumah Produksi (Production Houses), PerusahaanPerusahaan Periklanan, lembaga-lembaga pelatihan bidang jurnalistik dan sebagainya merupakan bukti implikasi tersebut. Disamping itu kemajuan dunia usaha dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan dan lembaga-lembaga usaha ekonomi di Indonesia, mendorong hubungan antara lembaga maupun didalam lembaga itu sendiri (internal dan eksternal) semakin kompleks. Hal itu membutuhkan devisi khusus untuk menagani berbagai permasalahan yang berkaitan dengan relasi-relasi antar lembaga, lembaga dengan masyarakat dan antar person-person dalam lembaga agar image lembaga tersebut tetap baik. Kenyataan tersebut diatas mendorong Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sebelas Maret untuk membantu warga masyarakat, khususnya lulusan SLTA, yang ingin menjadi Ahli Madya. Dalam rangka itulah Fakultas membuka 39 program baru setingkat Ahli Madya di bidang komunikasi terapan, dengan konsentrasi; Broadcasting (Penyiaran), Advertising (Periklanan) dan Public Relations (Humas). 1. Kondisi Jurusan Diploma III FISIP UNS Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret saat ini Memiliki Program Strata -1 Reguler,Strata -1 Ekstensi, Program Diploma III Komunikasi Terapan untuk jurusan Public Relations (Kehumasan), Advertising (Periklanan) dan Broadcasting (Penyiaran). Dan mulai tahun 2001 jurusan juga telah membuka Program Pasca Sarjana dengan konsentrasi Manajemen Komunikasi dan Teori Komunikasi. Saat ini untuk menunjang kelancaran penyelenggaraan pendidikan maka Fakultas atau Lembaga Penyelenggara Pendidikan berkewajiban menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Pengembangan sarana dan prasarana pendidikan didasarkan pada prinsip “optimalisasi” sarana dan prasarana yang sudah ada. Sedangkan pengembangannya bersifat melengkapi yang sudah ada, atau berupa pengadaan baru jika sama sekali belum ada dan sangat dibutuhkan. Pengembangan sarana dan prasarana pendidikan diupayakan mengambil sumber dana dari penyelenggara Program Pendidikan Diploma III, sehingga tidak akan mempengaruhi operasional penyelenggaraan pendidikan di tingkat S-1 reguler. Olek karena itu, penyelenggara pendidikan Diploma III di lingkungan FISIP UNS memungut uang dana SPP (Sumbangan Pelaksanaan Pendidikan) dan BPI (Bantuan Pengembangan Institusi), serta 40 mahasiswa juga dipungut dana praktikum (Laboratorium). Dana ini diperuntukan bagi pengembangan sarana dan prasarana Laboratorium untuk menunjang kegiatan praktek terstruktur berupa penyediaan alat dan bahan praktek yang tidak bisa dipenuhi mahasiswa. Sementara untuk bidang Ketenagaan dibagi menjadi dua yaitu, Tenaga Administrasi dan Tenaga Pengajar. Tenaga Administrasi adalah petugas, baik dari program S-1 regular yang diberi tugas tambahan atau yang berasal dari recruitment pegawai baru, yang diberi tugas untuk menyelesaikan tugas-tugas administrasi, sebagai akibat dari penyelenggaraan Program Pendidikan Diploma III. Sedangkan Tenaga Pengajar adalah praktisi (sesuai dengan bidangnya) dan atau tenaga pengajar program S-1 regular dilingkungan FISIP khususnya dan UNS pada umumnya, yang diberi tugas untuk menyelenggarakan kurikulum yang dikembangkan. Pemilihan tenaga pengajar ditekankan profesionalisme, artinya orang-orang yang betul-betul berpengalaman dan menguasai bidangnya. Jenjang akademik tenaga pengajar sebagai pelengkap, yang diutamakan adalah ketrampilan dan keahlian yang dimiliki. 2. Sistem Pendidikan Jurusan Diploma III FISIP UNS a. Tujuan Pendidikan 1) Mampu mengaplikasikan teori dan konsep-konsep komunikasi terapan pada praktek kerja. 2) Mampu mengadaptasi dan merespon perkembangan yang terjadi di masyarakat berkaitan dengan bidang komunikasi terapan. 41 3) Lulusan pada akhirnya akan dapat menciptakan lapangan kerja dibidang komunikasi terapan, dan terserap dalam pasar tenaga kerja bidang komunikasi terapan, khususnya Penyiaran, Periklanan dan Kehumasan. b. Sistem Pendidikan Sistem Pendidikan Progaram Diploma III di lingkungan UNS menggunakan pola “paket”, dimana mata kuliah didistribusikan dalam enam semester dalam bentuk paket semester. Sekalipun demikian bagi mahasiswa yang berprestasi diberi penghargaan untuk mengambil mata kuliah di semester atasnya sampai batas yang ditentukan dalam aturan pengambilan SKS. Sebaliknya bagi mahasiswa yang kurang berprestasi, beban studinya akan dikurangi sesuai dengan derajad kegagalannya. Titik berat penyelenggaraan Pendidikan Diploma III adalah pembinaan bidang ketrampilan. c. Program Pendidikan 1) Program Diploma III merupakan jenjang pendidikan pada jalur nongelar dengan SKS yang harus ditempuh berkisar antara 110-120, yang dirancang dalam 6 (enam) semester paket kurikulum. 2) Petunjuk teknis adalah petunjuk mengenai proses administrasi umum dan akademik penyelenggaraan Program Diploma III di Lingkungan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3) Orientasi Program Studi dan Pengenalan kampus (OSPEK) adalah bentuk kegiatan Fakultas yang bertujuan memberikan wawasan dan 42 bekal kepada mahasiswa baru Progaram Diploma III mengenai kegiatan-kegiatan akademik. 4) Praktek adalah kegiatan akademik, sebagai kelengkapan dari kegiatan kuliah tatap muka, yang dirancang untuk membekali ketrampilan sebagaimana digariskan dalam kurikulum yang dikembangkan. Pelaksana praktek melekat pada struktur kurikulum Program Diploma III Komunikasi Terapan FISIP UNS. 5) Magang adalah kegiatan akademik diluar kampus yang dilakukan mahasiswa dengan mengikuti praktek kerja pada lembaga-lembaga yang terkait dengan bidang konsentrasi yang dipelajari pada Program Diploma III FISIP UNS, seperti: Biro Advertising, Lembaga Penyiaran (Swasta atau Pemerintah), Production Houses, Divisi PR pada perusahaan-perusahaan (swasta maupun pemerintah) dan lain sebagainya. Kegiatan magang ini untuk memberikan kesempatan bagi para mahasiswa, agar mampu mengenali bidang pekerjaannya, sebelum mereka lulus. Dengan demikian para mahasiswa memiliki kesempatan untuk menyesuaikan diri, meningkatkan ketrampilan yang dibutuhkan oleh pasar kerja sebelum melamar pekerjaan. 6) Tugas akhir adalah bagian dari kurikulum yang dilaksanakan oleh mahasiswa sebagai prasarat agar mahasiswa dapat lulus sebagai ahli madya. Bentuk tugas akhir ada dua; 1) Berupa laporan kegiatan magang yang ditulis secara sistematis dan metodologis. 2) Berupa karya produksi yang dengan membuat salah satu hasil Produksi Media 43 yang telah ditentukan dalam kurikulum sesuai dengan bidang ketrampilan yang dipelajari. Dengan demikian bagi mahasiswa yang sudah magang dapat menggunakan laporannya yang tersusun secara sistematis dan metodologis (melalui pembimbingan) sebagai Tugas Akhir. Bagi mahasiswa yang tidak mendapat kesempatan Magang wahib membuat Tugas Akhir berupa karya Produksi Media seperti dimaksud tersebut diatas. d. Perkuliahan 1) Setiap tahun dibagi dalam dua semester, dan dilaksanakan sesuai dengan kalender akademik Universitas, berdasarkan Surat Keputusan Rektor UNS. 2) Setiap awal semester mahasiswa diwajibkan mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) dengan persetujuan Pembimbing Akademik (PA), sebagai syarat untuk mengikuti perkuliahan. 3) Menjelang ujian semester mahasiswa harus meminta evaluasi kepada masing-masing dosen pengampu, untuk menentukan apakah mahasiswa yang bersangkutan bisa mengikuti ujian mata kuliah yang bersangkutan atau tidak. 4) Kartu Rencana Studi yang sudah dievaluasi oleh seluruh dosen pengampu, kemudian diminta Akademiknya(PA) masing-masing. pengesahan ke Pembimbing 44 5) Setiap akhir semester mahasiswa menerima hasil evaluasi semester (yudisium), dalam bentuk Kartu Hasil Studi (KHS) yang telah disahkan oleh PA. 6) Bagi mahasiswa yang belum melengkapi kewajiban pembayaran biaya SPP dan biaya lain sebagaimana sudah disepakati, maka yudisiumnya akan ditunda. 7) Perkuliahan dilaksanakan pada hari kerja dimana jadwalnya menyesuaikan dengan Progra Regular dan Program Ekstensi di lingkungan FISIP UNS. e. Struktur Kurikulum Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 012/U/1996, struktur kurikulum Pendidikan Program Pendidikan Diploma III Komunikasi Terapan FISIP UNS dikelompokkan dalam tiga rumpun matakuliah sebagai berikut; Mata Kuliah Umum (MKU), Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK) dan Mata Kuliah Keahlian (MKK). Dari ketiga rumpun mata kuliah tersebut kemudian didistribusikan kedalam enam semester, masing-masing semester terdiri 68 mata kuliah, kecuali pada semester VI hanya terdiri magang dan /atau Tugas Akhir dengan beberapa mata kuliah tambahan. 1) Mata kuliah Umum (MKU) Meliputi pendidikan agama (2SKS), Pendidikan Pancasila (2 SKS), Pendidikan Kewarganegaraan (2 SKS). 45 2) Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK) Meliputi bahasa Indonesia (3SKS), Bahasa Inggris I (3SKS), dasar-dasar komunikasi (3SKS), Komunikasi Massa (3SKS), psikologi komunikasi (3SKS), Komunikasi antar pribadi (3SKS), Aplikasi Dasar Komputer (3SKS), Komunikasi Organisasi (3SKS), Pengantar Public Relations(3SKS), Asas-asas Manajemen, Komunikasi Antar Budaya (3SKS), Kewirausahaan (3SKS), Etiket dan Pengembangan Pribadi (3SKS), Magang/Tugas Akhir (4SKS) 3) Mata kuliah keahlian (MKK) Bahasa Inggris II (3SKS), Teknik Presentasi dan Negoisasi (3 SKS), Manajemen PR (3 SKS), periklanan dan Publisitas ((3 SKS), Marketing PR (3 SKS), Perencanaan dan evaluasi PR (3 SKS), Budaya Perusahaan (3 SKS), Human relation (3 SKS), Kapita Selekta Humas (3 SKS), Teknik Audio Visual (3 SKS), Etika Humas (3 SKS), Produksi Media Internal (3 SKS), Komputer Grafis(3 SKS), Teknik Protokoler dan MC (3 SKS), Teknik Penulisan Humas (3 SKS), Fotografi (3 SKS), Teknik Pameran dan Promosi (3 SKS), Hubungan Perburuan (3 SKS), Pemasaran Sosial (3 SKS), dan Manajemen Krisis (3 SKS). 3. Mahasiswa Jurusan Diploma III Komunikasi Terapan FISIP UNS angkatan 2008 Dalam penelitian ini informan yang digunakan adalah mahasiswa D III Public Relations FISIP UNS Angkatan 2008. Sesuai dengan data bagian 46 pendidikan FISIP UNS diketahui bahwa jumlah mahasiswa komunikasi massa FISIP UNS Angkatan 2008 yang masih aktif kuliah berjumlah 97 orang dengan perincian jumlah mahasiswa laki-laki sebanyak 28 orang dan mahasiswa perempuan sebanyak 69 orang. Mahasiswa FISIP UNS Jurusan Diploma III Public Relations Angkatan 2008 juga tidak semuanya berasal dari Surakarta saja, tetapi ada juga yang berasal dari luar wilayah Surakarta seperti Jakarta, Bandung, Semarang dan Yogyakarta. Sehingga tidak mengherankan apabila para informan itu mempunyai latar belakang budaya, pergaulan, dan adat istiadat yang berbeda-beda. Ini dapat dilihat dari sikap mereka dalam bergaul, dari bahasa yang mereka gunakan dan juga dari cara mereka berpakaian. BAB III PEMAPARAN DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Pemaparan Data Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner sebanyak 25 butir pernyataan, yang meliputi kuesioner tentang terpaan media, motivasi pembelian, dan persepsi khalayak. Hasil penyebaran angket terkumpul sebanyak 32 orang responden. Hasil pengisian kuesioner kemudian ditabulasi sebagaimana terlihat pada lampiran. Berdasarkan data yang telah ditabulasikan, kemudian dilakukan analisis data dengan menggunakan bantuan program komputer statistik SPSS. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat. Adapun hasil analisis data dapat dipaparkan sebagaimana di bawah ini. 1. Data Motivasi Pembelian Data motivasi pembelian diperoleh dari 8 butir pertanyaan, masingmasing terdiri dari indikator alasan, situasi tak disangka, tingkah laku setelah pembelian, kepuasan setelah pembelian, dan tindakan setelah pembelian. Berdasarkan data yang diperoleh, kemudian dilakukan analisis dan diperoleh nilai rata-rata sebesar = 19,84, median = 20, standar deviasi = 4,99, nilai terendah = 10, nilai tertinggi = 29, persentil 25 = 18, dan persentil 75 = 23,75. Berdasarkan nilai persentil, kemudian data diklasifikasi menjadi tiga, yaitu rendah (persentil 25 >), sedang ( persentil 25 < persentil 75), dan tinggi (persentil 75 <). Berdasarkan nilai-nilai tersebut, maka distribusi frekuensi data terpaan media dapat dilihat pada tabel berikut: 47 48 Tabel 3.1. Motivasi Pembelian Terhadap Majalah Cosmogirl pada Mahasiswa Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2008 Kategori Motivasi Pembelian Rendah Frequency Persentase 10 31,3 Sedang 14 43,8 Tinggi 8 25,0 Total 32 31,3 Sumber: Hasil Olah Data Kuesioner Nomor 7 – 15 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa motivasi pembelian terhadap majalah Cosmogirl termasuk dalam kategori sedang, karena dari 32 orang responden, frekuensi terbanyak yaitu pada kategori sedang, sebanyak 14 orang atau sebesar 43%. Tingginya motivasi bagi sebagian besar mahasiswa jurusan Public Relations dikarenakan mereka memiliki kemampuan untuk membeli. Seseorang yang memiliki kemampuan untuk membeli kemungkinan akan memiliki motivasi pembelian yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki kemampuan membeli. Kemampuan membeli bagi sebagian besar mahasiswa karena mahasiswa jurusan Public Reltions berasal dari kalangan ekonomi menengah atas. Sedangkan dari kalangan menengah bawah, motivasi pembelian lebih dipengaruhi oleh adanya kebutuhan untuk mengikuti perkembangan. Berdasarkan tabel di atas, dapat digambarkan pada histogram di bawah ini: 49 Frekuensi Motivasi Pembelian 14 12 10 8 6 4 2 0 Rendah Sedang Tinggi Motivasi Pembelian Gambar 3.1. Distribusi Tingkat Motivasi Pembelian Majalah Cosmogirl pada Mahasiswa Jurusan Public Relations FISIP UNS Angkatan 2008 2. Data Terpaan Media Data terpaan media diperoleh dari 6 butir pertanyaan, masing masing-masing terdiri darii indikator frekuensi membaca dan ketertarikan membaca. Berdasarkan data yang diperoleh, kemudian dilakukan analisis dan diperoleh nilai rata-rata rata sebesar = 14,91, median = 16, standar deviasi = 2,83, nilai terendah = 9, nilai tertinggi = 19, persentil 25 = 12, dan persentiil 75 = 17. Berdasarkan nilai persentil, kemudian data diklasifikasi menjadi tiga, yaitu rendah (persentil 25 >), ), sedang ( persentil 25 < persentil 75), dan tinggi (persentil 75 <). ). Berdasarkan nilai-nilai nilai nilai tersebut, maka distribusi freku frekuensi data terpaan media dapat dilihat pada tabel berikut: 50 Tabel 3.2. Terpaan Media Media Majalah Cosmogirl pada Mahasiswa Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2008 Kategori Terpaan Media Rendah Frequency Persentase 9 28,1 Sedang 12 37,5 Tinggi 11 34,4 Total 32 100,0 Sumber: Hasil Olah Data Kuesioner Nomor 1 – 6 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa terpaan media Cosmogirl terhadap mahasiswa termasuk dalam kategori sedang, karena dari 32 orang responden, frekuensi terbanyak yaitu pada kategori sedang. Besarnya prosentase terpaan media pada kategori sedang tersebut dikarenakan bahwa mahasiswa jurusan Public Relations adalah sebagian besar mahasiswa yang belum memiliki penghasilan sendiri. Namun juga dapat dilihat bahwa sebagian besar mereka berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah. Karena itu, sebagian dari mahasiswa mampu membeli majalah. Bagi yang tidak membeli, mereka juga bergaul dengan teman yang mampu membeli, sehingga mereka juga berkesempatan untuk membaca. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa karena sebagian besar mahasiswa berasal dari kelompok ekonomi menengah, maka sebagian besar mahasiswa mendapat terpaan majalah Cosmogirl. Berdasarkan tabel di atas, dapat digambarkan pada histogram di bawah ini: 51 Terpaan Media 12 Frekuensi 10 8 6 4 2 0 Rendah Sedang Tinggi Terpaan Media Gambar 3.2. Distribusi Tingkat Terpaan Media Majalah Cosmogirl pada Mahasiswa Jurusan Public Relations FISIP UNS Angkatan 2008 3. Data Persepsi Khalayak Data persepsi persepsi khalayak diperoleh dari 10 butir pertanyaan, masing masingmasing terdiri dari indikator pengetahuan, sikap, dan tanggapan. Berdasarkan data yang diperoleh, kemudian dilakukan analisis dan diperoleh nilai rata rata-rata sebesar = 24,13, median = 23,5, standar deviasi deviasi = 5,56, nilai terendah = 11, nilai tertinggi = 37, persentil 25 = 21, dan persentil 75 = 26. Berdasarkan nilai persentil, kemudian data diklasifikasi menjadi tiga, yaitu kurang (persentil 25 >), sedang ( persentil 25 < persentil 75), dan baik (persentil 75 <). ). Berdasarkan nilai-nilai nilai nilai tersebut, maka distribusi frekuensi data terpaan media dapat dilihat pada tabel berikut: 52 Tabel 3.3. Distribusi Persepsi Khalayak terhadap Majalah Cosmogirl pada Mahasiswa Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2008 Kategori Persepsi Khalayak Kurang Frequency Persentase 11 34,4 Sedang 11 34,4 Baik 10 31,3 Total 32 100,0 Sumber: Hasil Olah Data Kuesioner Nomor 16 – 25 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa persepsi khalayak terhadap media majalah Cosmogirl termasuk dalam kategori sedang dan kurang, karena dari 32 orang responden, frekuensi terbanyak yaitu pada kategori sedang dan kurang, masing-masing sebanyak 11 orang atau sebesar 34,4%. Dilihat dari besarnya prosentasi setiap kategori di atas, maka dapat dikatakan bahwa persepsi khalayak atau mahasiswa jurusan Public Relations terhadap majalah Cosmogirl cukup merata, namun cenderung ke arah kurang. Hal ini tentunya terkait dengan banyaknya majalah sejenis seperti Kawanku, Aneka, dan lain-lain, yang memiliki rubrik yang juga tidak jauh berbeda,. Melihat kemampuan ekonomi keluarga mahasiswa menunjukkan pula kemampuan untuk membeli mahasiswa juga tergolong cukup. Karena itu, selain majalah Cosmogirl, sebagian dari mereka juga memperoleh terpaan dari majalah lainnya. Karena itu, persepsi mereka juga dapat terpengaruh oleh majalah sejenis. Dengan demikian, mahasiswa jurusan Public Relations 53 memiliki persepsi yang merata, merata, baik pada kategori kurang, sedang, maupun kategori baik. Berdasarkan tabel di atas, dapat digambarkan pada histogram di bawah ini: Persepsi Khalayak Frekuensi 13 11 9 7 5 3 1 Kurang Sedang Baik Persepsi Khalayak Gambar 3.3. Distribusi Persepsi Khalayak terhadap Majalah Cosmogirl pada Mahasiswa Jurusan Public Relations FISIP UNS Angkatan 2008 B. Analisis Data Analisis terpaan majalah Cosmogirl terhadap persepsi khalayak yang dimoderasi oleh motivasi pembelian didasarkan pada data hasil penelitian yang disebarkan kepada responden sebanyak 32 orang mahasiswi. Data tersebut kemudian ian ditabulasi sebagaimana pada terlihat pada lampiran. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi sederhana dengan menggunakan program SPSS. 54 Analisis regresi dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa “ada pengaruh yang signifikan interaksi terpaan media majalah Cosmogirl dalam Rubrik Trend Mode dan motivasi pembelian terhadap persepsi Mahasiswi Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2008”. Analisis dilakukan dengan membuat tabel kerja terlebih dahulu. Tabel kerja yang dimaksud terdiri dari X1 (terpaan media), X2 (motivasi pembelian), Y (persepsi khalayak), dan X1X2 (interaksi X1 dan X2 atau perkalian X1 dan X2). Berdasarkan tabel kerja tersebut, maka dilakukan analisis regresi antara X1X2 terhadap Y. Adapun hasil analisis dapat dilihat sebagai berikut: 1. R hitung Hasil analisis korelasi diperoleh harga r hitung sebesar 0,392 dan R2 sebesar 0,153. Harga koefisien korelasi tersebut memiliki signifikansi 0,013. Karena harga harga signifikansi kurang dari 0,05, maka harga koefisien korelasi tersebut signifikan. Artinya bahwa ada hubungan antara X1 (terpaan Media) dengan Y (persepsi khalayak) yang dimoderasi oleh X2 (motivasi pembelian). Berdasarkan hasil tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara interaksi terpaan media dan motivasi pembelian dengan persepsi khalayak. Dengan demikian, maka variabel dalam penelitian ini memiliki hubungan dan analisis dapat dilanjutkan ke analisis regresi. 55 2. F hitung Hasil analisis diperoleh harga F hitung sebesar 5,437 dengan harga signifikansi sebesar 0,027. Karena harga harga signifikansi kurang dari 0,05, maka harga F hitung tersebut signifikan. Artinya bahwa ada pengaruh antara X1 (Terpaan Media) dengan Y (Persepsi Khalayak) yang dimoderasi oleh X2 (Motivasi Pembelian). Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh terpaan media majalah Cosmogirl terhadap persepsi khalayak yang dimoderasi oleh motivasi pembelian. Dengan adanya pengaruh tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan interaksi terpaan media majalah Cosmogirl dalam Rubrik Trend Mode dan motivasi pembelian terhadap persepsi Mahasiswi Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2008 yang dimoderasi oleh motivasi pembelian. Dengan demikian, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima dan menolak hipotesis nol. 3. Persamaan Regresi Hasil analisis regresi diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 18,231 + 0,019 X1X2 Dari persamaan regresi tersebut dapat diketahui bahwa harga konstanta sebesar 18,231 dan harga koefisien regresi X1X2 sebesar 0,019. Tanda positif pada persamaan tersebut menunjukkan bahwa setiap terjadi peningkatan interaksi X1 dan X2 akan meningkatkan Y. demikian pula sebaliknya jika terjadi penurunan pada interaksi antara X1 dan X2 akan mengurangi Y. 56 Berdasarkan hasil persamaan regresi tersebut, maka dapat diketahui bahwa jika tidak ada interaksi antara terpaan media dan motivasi pembelian, maka persepsi khalayak sebesar 18,231 satuan. Bila terjadi peningkatan interaksi antara terpaan media dan persepsi khalayak sebesar 1 satuan, maka akan terjadi peningkatan persepsi khalayak sebesar 0,019 satuan. Demikian pula sebaliknya bila terjadi penurunan interaksi antara terpaan media dan motivasi pembelian sebesar 1 satuan, maka akan terjadi penurunan atau pengurangan persepsi khalayak sebesar 0,019 satuan. C. Pembahasan Penelitian ini membahas tentang pengaruh terpaan media terhadap persepsi khalayak yang dimoderasi oleh motivasi pembelian pada mahasiswi jurusan Public Relations Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret, angkatan tahun 2008. Hasil analisis menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh terpaan media majalah Cosmogirl terhadap persepsi khayalak yang dimoderasi oleh motivasi pembelian. Dengan adanya kesimpulan tersebut berarti hipotesis alternatif diterima dan menolak hipotesis nol. Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dijelaskan bahwa terpaan media dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Terpaan media dapat diartikan tingkat keseringan seseorang memperoleh informasi dari media massa seperti majalah, surat kabar, tabloid, radio, televisi, maupun selebaran, spanduk, hingga baliho. Berbagai media massa tersebut ditujukan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak. Penggunaan media massa untuk menyampaikan informasi bertujuan 57 ganda, yaitu dapat mencakup banyak orang dan lebih sering dilakukan. Semakin sering seseorang melihat atau membaca majalah, melihat baliho, atau mendengar dari radio maupun televisi, berarti semakin tinggi tingkat terpaan media pada dirinya. Semakin tinggi tingkat terpaan media, maka semakin sering pula informasi yang sama masuk ke otak, sehingga dengan adanya keseringan tersebut, maka akan selalu teringat. Adanya informasi yang selalu teringat pada seseorang dapat mempengaruhi persepsi, sikap dan perilakunya. Semakin sering teringat akan suatu informasi maka semakin besar pula informasi tersebut dapat mempengaruhi persepsi, sikap dan perilakunya. Hal ini memang menjadi harapan pemberi informasi, bahwa dengan media massa akan dapat memberikan informasi kepada banyak orang dan lebih sering. Semakin lama informasi disampaikan melalui media massa, maka semakin banyak orang yang dapat dijangkau dan lebih sering pula. Namun jika terlalu sering juga dapat menimbulkan rasa bosan pendengar atau pemirsanya dan hal ini dapat berakibat negatif. Pemberi informasi melalui media massa biasanya atau pada umumnya adalah para pebisnis yang ingin menyampaikan produk buatannya. Pada media massa, khususnya majalah, informasi yang disampaikan di dalamnya diharapkan dapat mempengaruhi tingkat pembelian majalah. Semakin penting informasi yang disampaikan dan semakin dibutuhkan oleh masyarakat, maka tingkat pembelian juga akan semakin tinggi. Dengan tingkat pembelian oleh masyarakat, atau pada sisi perusahaan tingkat penjualan, yang tinggi akan meningkatkan laba perusahaan. Sehingga semakin menarik informasi yang disampaikan, akan 58 semakin meningkatkan laba perusahaan. Di sisi lain, semakin tinggi tingkat penjualan (semakin tinggi pembelian masyarakat), maka akan semakin meningkatkan persepsi khalayak pembacanya. Pada penelitian ini, media massa yang diteliti adalah media yang berupa majalah. Media majalah merupakan media massa yang dapat memberikan informasi secara lebih detail dan lebih jelas. Namun di sisi lain, media ini memerlukan biaya untuk memperoleh atau membacanya. Setidak-tidaknya, untuk dapat membaca majalah dengan lebih jelas memerlukan waktu tersendiri dan keberadaan majalah harus benar-benar ada. Keberadaan majalah pada seseorang dapat melalui berbagai cara, antara lain dengan membeli, meminjam, baik di persewaan umum maupun dari teman. Meskipun ada beberapa cara dalam usaha mencari informasi dari majalah, namun informasi yang tertuang di dalamnya dapat menimbukan persepsi tersendiri. Demikian pula bagi majalah Cosmogirl yang merupakan majalah mode juga dapat mempengaruhi pembacanya, terutama dalam masalah mode. Masalah mode merupakan masalah bagi para kaum muda seperti mahasiswa. Majalah mode dapat digunakan sebagai acuan untuk menjaga penampilan. Apalagi bagi mahasiswa Jurusan Publik Relations yang merupakan mahasiswa yang nantinya akan memiliki profesi yang selalu berhubungan dengan banyak orang. Profesi yang selalu berhubungan dengan banyak orang menuntut untuk selalu menjaga penampilan. Dengan penampilan yang menarik, maka seorang Publik Relations akan disenangi oleh banyak orang. Berbagai hal yang ditawarkan akan lebih 59 banyak diperhatikan oleh orang banyak dan ini penting bagi perusahaan tempatnya bekerja. Berbagai uraian di atas menunjukkan bahwa keberadaan majalah mode seperti majalah Cosmogirl akan sangat berarti bagi mahasiswa Jurusan Publc Relations. Berartinya majalah tersebut adalah selain belajar tentang ilmu-ilmu yang berkaitan dengan tugasnya sebagai Public Relations, juga belajar untuk menjaga penampilan. Dengan kebiasaan menjaga penampilan sejak masih di bangku kuliah, diharapkan nantinya juga sudah terbiasa menjaga penampilannya ketika benar-benar sudah terjun di bidang pekerjaan yang berkaitan dengan Public Relations. BAB IV PENUTUP D. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dijabarkan dan dibahas pada Bab III, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh yang signifikan antara terpaan media majalah Cosmogirl dalam Rubrik Trend Mode terhadap persepsi Mahasiswi Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2008 yang dimoderasi oleh motivasi pembelian. Hal ini didasarkan pada hasil analisis regresi F hitung sebesar 5,437 dengan sig = 0,027. 2. Persamaan regresi dari hasil analisis yaitu Y = 18,231 + 0,019 X1X2, berarti jika tidak ada interaksi antara terpaan media dan motivasi, maka persepsi khalayak sebesar 18,231. Koefisien regresi sebesar 0,019 berarti setiap ada kenaikan atau penurunan interaksi antara terpaan media dan motivasi pembelian, akan mempengaruhi peningkatan atau penurunan persepsi khalayak sebesar 0,019 satuan.. Tanda positif menunjukkan bahwa setiap terjadi peningkatan interaksi X1 dan X2 akan meningkatkan Y, demikian pula sebaliknya. 3. Motivasi pembelian terhadap majalah Cosmogirl termasuk dalam kategori sedang, karena dari 32 orang responden, frekuensi terbanyak yaitu pada kategori sedang, sebanyak 14 orang atau sebesar 43%. 60 61 4. Terpaan media Cosmogirl terhadap mahasiswa termasuk dalam kategori sedang, karena dari 32 orang responden, frekuensi terbanyak yaitu pada kategori sedang sebesar 37,5%. 5. Persepsi khalayak terhadap media majalah Cosmogirl termasuk dalam kategori sedang dan kurang, karena dari 32 orang responden, frekuensi terbanyak yaitu pada kategori sedang dan kurang, masing-masing sebanyak 11 orang atau sebesar 34,4%. E. Saran-saran Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka disarankan kepada manajemen Cosmogirl agar dapat menampilkan rubrik mode yang lebih menarik bagi kalangan remaja. Untuk dapat menampilkan rubrik yang lebih menarik tersebut, manajemen dapat melakukan pooling pendapat dari para pembaca dengan menyediakan hadiah. Selain itu, untuk menambah kreativitas remaja, manajemen mengadakan rubrik tertentu yang berasal dari masyarakat dengan memberikan imbalan tertentu bagi yang terpilih. Dengan cara-cara tersebut diharapkan dapat lebih menarik masyarakat terutama kaum remaja yang menjadi sasaran utama pemasaran majalah Cosmogirl. Kepada peneliti yang akan datang, diharapkan dapat melakukan penelitian lebih mendalam, terutama terkait dengan analisis secara lebih rinci untuk mengungkap persepsi terhadap rubrik mode, tingkat terpaan media secara lebih detail, dan faktor-faktor lain yang terkait dengan ketertarikan masyarakat terhadap majalah mode. DAFTAR PUSTAKA Afriadi, Riana. 2007. Membicang mode mahasiswa. magazine.info/utama/68.html. diakses 15 Nopember 2008. http://www.w- Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Basri, Djapri. 2001. Persepsi Guru terhadap Implementasi Program Pendidikan Sistem Ganda di Kotamadya Banjarmasin. Pusat Data dan Informasi Pendidikan. Jurnal. Balitbang – Depdiknas. Cakram Komunikasi, Februari 2003. Artikel. Citra Plastis Hingga Tren Modis. Oktober 2003. Cosmogirl, Edisi Mei 2008 Cosmogirl, Edisi September 2009 Cosmogirl, Edisi Oktober 2009 Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research. Edisi I, II, Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM. Hamdhany, M. Umar. 2006. Skripsi. Analisis Pengaruh Dimensi Kualitas Jasa terhadap Kepuasan Konsumen pada Persada Swalayan Dinoyo Malang. Malang: fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Idrus, Muhammad. 2007. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta : UII Press. Irham Bijaksana. 2005. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Telepon Seluler Di Makassar (Suatu Uji Kemampuan Iklan Media Cetak). Skripsi. Robin, Stephen. 2003. Perilaku Organisasi. Jilid I. Jakarta: Indeks Setiaji, Bambang. 2004. Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif. Program Pasca Sarjana UMS. Surakarta. Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kelima. Bandung : Alfabeta. Toha, Miftah. 2002. Perilaku Organisasi. Jakarta : Raja Grafindo. Wiseman, C.V, Gray, J.J., Mosimann, J.E., & Ahrens, A.H. (1992). Cultural Expectations of Thinness on Women: An Update. International Journal Of Eating Disorders, 11, 85-86 62 63 Zaman, Muhammad Alim. 2002. 100 tahun Mode Indonesia, Jakarta : meutia Cipta Sarana.