pengembangan produk perikanan sebagai strategi

advertisement
8
8.1
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil penelitian terhadap pengembangan UKM sentra industri pengolahan
kerupuk ikan dan udang di Indramayu, dapat disimpulkan:
1) Daya saing UKM sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang di
Indramayu rendah. Hal ini disebabkan beberapa permasalahan yang dihadapi
pada tataran makro yaitu (1) pengorganisasian, dan (2) program, kegiatan,
dan anggaran; pada tataran meso yaitu peran koperasi dan asosiasi; dan pada
tataran mikro yaitu (1) kualitas SDM; (2) permodalan; dan (3) bahan baku.
2) Pengembangan UKM sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang di
Indramayu, menunjukkan adanya hubungan timbal balik di antara tiga tataran
(makro, meso dan mikro). Penggunaan framework NIES pada pengembangan
UKM untuk tiga tingkat kerangka kelembagaan secara keseluruhan
menunjukkan adanya (1) regulasi, (2) peran koperasi dan asosiasi, dan (3)
kendala/permasalahan internal dalam mendukung tercapainya daya saing
UKM sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang di Indramayu.
Hubungan timbal balik ini berupa hubungan sinergis pada tiga tingkat
kerangka kelembagaan berbasis daya saing, yaitu:

Pertama, hubungan secara top-down (makro ke meso dan mikro) yang
timbul dari kebutuhan terhadap aturan yang jelas, yang memberikan
kesempatan dan kepastian usaha bagi UKM untuk dapat menjalankan
usahanya,
mengakses
sumber
daya
produktif
dan
mendapatkan
perlindungan usaha dari persaingan yang tidak sehat. Aturan yang jelas
juga dapat mendorong terbentuknya usaha bersama/kolektif yang
memungkinkan tercapainya skala usaha dan efisiensi usaha yang lebih
tinggi di antara UKM, yang difasilitasi melalui koperasi atau asosiasi.

Kedua, hubungan secara bottom up (dari mikro ke meso ke makro),
dimana aspirasi UKM yang disalurkan melalui koperasi dan asosiasi
menjadi masukan bagi kebijakan di tingkat makro yang dibutuhkan untuk
penguatan kelembagaan (insitutional strengthening) dan kapasitas UKM.
Berkembangnya UKM sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang
208
di Indramayu dengan ciri khas masing-masing produk kerupuk ikan dan
udang, juga dapat mempengaruhi pengembangan struktur kebijakan dan
pembinaan yang perlu disediakan untuk mendukung pengembangan UKM
sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang di Indramayu.
Hubungan timbal balik di antara tiga tataran (makro, meso, dan mikro) pada
UKM sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang di Indramayu sudah
berjalan, meskipun masih perlu dioptimalkan.
3) Kebijakan pengembangan UKM sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan
udang di Indramayu yaitu meningkatkan kapasitas UKM sentra industri
pengolahan kerupuk ikan dan udang di Indramayu yang berdaya saing
didukung oleh kebijakan yang tepat oleh pemerintah pusat dan daerah,
melalui strategi sbb:
(1) Pembentukan Sekretariat/Tim Pokja Pengembangan UKM yang juga
mengatur tupoksi masing-masing bidang.
(2) Penetapan mekanisme penyerapan aspirasi masyarakat.
(3) Peningkatan peran koperasi dan asosiasi sebagai fasilitator bagi
kepentingan UKM di tataran mikro.
(4) Peningkatan kualitas SDM.
(5) Pemenuhan modal usaha.
(6) Pemenuhan bahan baku.
8.2
Saran
Saran yang perlu dilakukan untuk pengembangan UKM sentra industri
pengolahan kerupuk ikan dan udang di Indramayu adalah:
1) Permasalahan yang terjadi pada UKM sentra industri pengolahan kerupuk
ikan dan udang di Indramayu dapat diselesaikan melalui:

Koordinasi intensif antara pemerintah pusat dan daerah serta keterlibatan
koperasi, asosiasi, dan pelaku usaha/UKM dalam membuat program dan
kegiatan pengembangan UKM untuk mendukung daya saing UKM sentra
industri pengolahan kerupuk ikan dan udang di Indramayu.
209

Peningkatan peran koperasi dan asosiasi yang lebih pro aktif dan dinamis
mengikuti perkembangan terkini untuk mendukung daya saing UKM
sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang di Indramayu.

Kebijakan makro dari pemerintah yang diperlukan UKM antara lain
tentang kredit bersubsidi, program pelatihan (dalam keahlian teknis dan
kewiraswastaan), pembinaan/penyuluhan, bantuan pemasaran, pengadaan
infrastruktur, dan lain-lain sehingga dapat meningkatkan daya saing UKM
sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang di Indramayu.
2) Diperlukan hubungan timbal balik yang bersinergi pada tiga tingkat kerangka
kelembagaan, mencakup :

Penyusunan regulasi tentang peningkatan kualitas SDM, pemenuhan
modal usaha, dan ketersediaan bahan baku bagi UKM melalui koperasi
dan asosiasi atau kelembagaan yang direkomendasikan.

Peningkatan peran koperasi dan asosiasi melalui peningkatan SDM
koperasi/asosiasi, penyempurnaan ADRT yang lebih bermanfaat, membuat
mekanisme koperasi/asosiasi lebih jelas dan sistematis.

Penyelesaian kendala internal melalui perbaikan kinerja/kapasitas UKM
yang utamanya dalam peningkatan kualitas SDM, pemenuhan modal
usaha, dan ketersediaan bahan baku.
3) Dalam rangka implementasi strategi pengembangan UKM untuk mencapai
tujuan yang diharapkan, diperlukan:

Peran perguruan tinggi yang berada di luar sistem, namun berkaitan
dengan institusional arrangement. Perannya dapat dilibatkan dengan
mendampingi tataran meso (koperasi dan asosiasi) dan tataran mikro
(pelaku usaha/ UKM) dalam pengawalan penyusunan program, kegiatan,
dan anggaran dari mulai persiapan, pembahasan sampai dengan
tersusunnya konsep DIPA.

Peningkatan kerja sama lembaga pembiayaan/keuangan dengan koperasi
dan asosiasi untuk penyediaan kredit/pinjaman modal usaha bagi UKM.

Penguatan sistem logistik dan transformasi dalam penyediaan bahan baku
dan pendistribusian hasil produksi.
Download