BAB III WAJAH, TULANG RAHANG DAN SENDI RAHANG Tulang : Penting bagi praktek dokter gigi, sebagai contoh : Periodontis : banyak penyakit pada jaringan tulang Ortodonstis : relevansi fisiologi tulang dan perkembangan Prostodontis : gigi palsu diletakkan pada tulang , sebagian menyokong pelebaran distal, pada gigi palsu penuh menyokong keseluruhan, oleh karena terdapat resorbsi tulang maka gigi palsu secara periodik membutuhkan perbaikan Bedah mulut : terdapat kasus tumor dan infeksi yang dapat terjadi di tulang. Tulang merupakan jaringan ikat khusus yang berfungsi baik secara struktural maupun fisiologis, yaitu : 1. Kekerasan : skelet 2. Proteksi 3. Origo dan insersio muse. 4. Mekanis yaitu pada sendi dan tulang panjang 5. Tempat pembuatan sel-sel darah (pada sumsum tulang atau hematopoiesis) 6. Peranan penting dalam mineral nomeostasis A.TULANG Struktur tulang Terdapat 2 macam tulang yaitu : 1. Tulang spongiosa (Spongi Bone) Terdiri dari Trabeculae yang inengandung osteosit yang terletak dalam lacuna 2. Tulang Kompakta yang bersifat dense (Compact Cortical Plate) Struktur dasar tulang kompakta adalah sistem haversi atau osteon Macam tulang : 1. Pipih Misalnya tulang calvaria terdiri dari lapisan dalam tulang spongiosa dan diploe yang tertutup oleh 2 lapisan tulang kortikal. 2. Tulang panjang Misalnya tulang radius, ulna, metakarpal. Terdiri dari diaphysis dan 2 ujung epiphysis. Pada diaphysis : tulang kompakta yang menutup ruang sumsum tulang lebih tebal. Pada epiphysis : tulang kompakta yang menutup epiphysis lebih tipis dan mengelilingi medula tulang sebelah dalam. Arsitektur Makropis tulang : mengandung anyaman trabekula dari tulang spongiosa, dikelilingi tulang kompakta dengan ketebalan yang berbeda-beda. Universitas Gadjah Mada 1 Penerapan disain dasar : pada maksila dan mandibula Yang penting yaitu perbedaan antara tulang basal dan processus alveolaris. Tulang yang mengangkat bodi atau korpus mandibula, berhubungan erat dengan N. alveolaris inferior pembuluh darah. Pertumbuhan corpus mandibula tergantung dengan ada atau tidaknya gigi dengan maksila. Tulang alveolus : jaringan tulang pada processus alveolaris mudah berubah tergantung fungsi gigi pada soketnya. 1. Pertumbuhan tulang alveolar : Faktor yang berhubungan dengan pertumbuhan tulang alveolar yaitu : 1. Berhubungan dengan erupsi gigi 2. Adaptasi dan remodeling tergantung dari kebutuhan gigi 3. Gigi hilang, akan menimbulkan resorbsi Secara anatomis : processus alveolaris merupakan bagian dari maksila atau mandibula yang membentuk dan mendukung soket gigi Terdiri dari 2 bagian : a. Proper Alvelolus Merupakan lempeng yang tipis yang membentuk soket atau alveolus yang mengelilingi akar gigi dimana ditanamkan serabut-serabut utama dari ligamentum periodontal b. Tulang alveolus pendukung (supporting alveolar bone) adalah bagian tulang alveolar yang menenam alveolus proper. Terdiri dari trabekuia dari tulang mendula yang mendukung alveoli dan mengelilingi lapisan tulang Kortikal 2. Matriks tulang : 1. Merupakan hasil produksi sel-sel chondrosit 2. Terdiri dari 85 — 90 % air 3. Berbatas tegas, berbentuk gel 4. Mengandung mukopolisakharid, chondroitin sulfat dan non kolagen protein 5. Terdapat dalam bentuk molekul dengan B.M 1 —10 million Terdiri dari : Matriks organik : 1. Matriks organik pertama kali didesposisi oleh osteoblast atau osteoid 2. Bagian terbesar : jaringan kolagen 3. 95 % matriks organik berbentuk serabut kolagen 4. 40 % terdiri dati Mukopolisakharid yang mengandung chondroitin Sulfat yaitu Chondroitin 4 sulfate dan chondroitin, 6 sulfat Universitas Gadjah Mada 2 5. Kesatuan (unit) dasar dari kolagen adalah molekul tropokolagen yang berdiameter 15 A° (Angstrom) dan panjang 2800 A° 6. Kolagen tulang tipe I sama dengan yang terdapat pada kulit, dentin dan tendon. Kolagen tipe I mempunyai 2 rantai l (I) type dan 2 (I) type. Matriks Anorganik 1. Kurang lebih 70 % dari berat tulang dewasa 2. Pada phase atau tahap mineralisasi mengandung banyak Ca++ = PO4, CO3 dan ion sitrat. 3. Kurang lebih 80 — 90 % anorganik matriks terdapat diantara serabut kolagen Unit dasar dari kristal tulang adalah kristal hidroksi apatit Ca10 (PO4)6 (OH)2 3. Pertumbuhan tulang Dipengaruji oleh faktor heriditer, lingkungan geografis, nutrisi, ras, jenis kelamin dan hormonal. 4. Pengaruh faktor genetik Mekanisme genetik mempengaruhi 2 aspek pertumbuhan yang secara alami merupakan poligenik. 1. Pengaruh kecepatan multiplikasi sel menentukan ukuran tubuh keseluruhan 2. Pengaturan langkah kematangan a. Mengatur kematangan biologik anak b. Paling baik jika dilihat dari pola familial yang menggambarkan kematangan seksual yang awal atau terlambat c. Faktor genetik, diwariskan melalui instruksi genetik yang terdapat pada sel telur yang telah dibuahi. Dapat menjelaskan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai Universitas Gadjah Mada 3 ciri khas oleh adanya intensitas dan kecepatan pembelahan sel, derajat sensivitas jaringan pada rangsang pertumbuhan. Tulang secara histologis merupakan jaringan ikat khusus yang terdiri dari sel dan substansi interseluler (matriks), sedang matriks terdiri dari komponen organik (Fibrous) dan komponen inorganik (substansi interseluler amorf). 1. Klasifikasi tulang : a. Tulang dewasa (Mature Bone) - Cancelous Bone (Spongy Bone) atau tulang spongiosa - Compact (Dense Bone) atau tulang kompakta b. Immature Bone 2. Sel-sel tulang Ada 3 jenis : a. Osteoblas b. Osteosit c. Osteoklas Osteosit dan osteoklas mempunyai hubungan yang erat, ada transformasi dari osteoblas,osteosit dan osteoklas a. Osteoblas Bentuk: kuboid atau pyramidal dan memberi gambaran susunan epitecial Nukleus : besar, biasanya inucleus (satu) Sitoplasma : basofil, granula halus, mengandung enzyme alkalin phosphatase yang berperan dalam proses mineralisasi. Peran : pembentukan tulang sehingga terdapat dengan permukaan tulang yang baru dibentuk. b. Osteosit (sel tulang) Merupakan osteoblas yang terkurung dalam matriks tulang . Terdapat dalam lacuna. Bentuk : sesuai dengan bentuk lacunae, biasanya oval atau tidak beraturan. Nukleus : tercat gelap Sitoplasma : basofil mengandung se! lemak, glikogen, granula halus. c. Osteoklas Bentuk : sangat besar (giantcell) Nukleus : banyak nucleus (multi nucleated) Universitas Gadjah Mada 4 Sitoplasma : basofil, granular mengandung vacuola dan lososom, banyak didapatkan dekat permukaan tulang sering terdapat pada lacuna Howship Fungsi untuk resorpsi tulang 3. Substansi interseluler (matriks tulang) a. Komponen organik Terdiri dari serabut osteo-kolagen b. Komponen inorganik Membentuk bahan semen diantara serabut osteo-kolagen Terdiri dari kalsium fosfat 85 %, kalsium karbonat It) %, kalsium fluorid 5 %, magnesium fluorid. Bersifat asidotil oleh karena chondroitin sulfat sangat kurang. 5. Arsitektur tulang 1. Immature Bone (tulang muda) Ciricirinya : a. sel osteosit lebih banyak b. serabut osteokolagen kasar dan membentuk anyaman (net work) yang disebut woven bone c. lacuna lebih besar 2. Mature Bone (tulang dewasa) Tanda-tandanya : a. Serabut osteosit lebih sedikit b. Serabut osteokolagen halus, tersusun teratur, membentuk lamela atau lapisan "Camellated Bone " c. Diantara lamela didapatkan lacuna yang mengandung osteosit, Baik tulang muda dan dewasa dapat digolongkan menjadi : 1.. Tulang Spongiosa a. struktur sederhana b. terdiri dari trabecula yang tidak teratur (ireguler), ramping satu dan lainnya berhubungan membentuk "Meshwork" c. pada Trabekula mengandung beberapa lamella, didapatkan lacuna yang mengandung osteosit dan system kanaliculi. 2. Tulang Kompakta a. tampak padat b. lamela tersusun teratur Universitas Gadjah Mada 5 c. didapatkan canaliculi longitudinal (kanal haversi) dikelilingi oleh 8 — 15 konsentris lamela (lamela haversi). Sel-sel osteosit di dalam lacuna diantara lamela haversi dan kanal haversi membentuk : sistema haversi (osteon) yang merupakan unit structural dari tulang komfakta. d. semua kanalikuli berhubungan dengan kanal haversi yang mengandung pembuluh darah dan syaraf Dari permukaan periosteal dan endosteal didapatkan kanal Volkmann yang masuk ke dalam tulang secara tegak lurus pada aksis panjang tulang. Kanal Volkmann : tidak dikelilingi lamela konsentris, berhubungan dengan kanal haversi dan mengandung pembuluh darah dan syaraf. 6. Periosteum Kecuali pada permukaan artikulasi maka tulang dibungkus oleh lapisan jaringan ikat Periosteum. Terdiri 2 lapis : 1. Lapisan dalam disebut lapisan osteogenik, dengan ciri : a. serabut kolagenya dapat masuk ke dalam tulang disebut sebagai serabut Sharpey. b. pada orang dewasa, mengandung banyak fibroblast, jika ada stimulasi (fraktur) maka periosteum aktif membentuk osteoblas. 2. Lapisan luar, lapisan fibrous a. Jaringan ikat padat b. Mengandung pembuluh darah 7. Endosteum Lebih tipis dari periosteum, osteogenik dan potensi hemopoetik. Universitas Gadjah Mada 6 8. Ossifikasi Terdapat 2 jenis 1. Ossifikasi intramembran (ossifikasi primer) 2. Ossifikasi endochondral (ossifikasi intra-kartilaginous) atau desifikasi sekunder 1. Ossifikasi intramembrane Berguna untuk membentuk tulang pipih, dibentuk dari membrane yang berasal dari mesenchym. Osteoblas akan menghasilkan komponen organik dari matriks tulang osteoid. Inorganic komponen dari matriks tulang, diendapkan dalam osteoid kemudian terjadi kalsifikasi matriks tulang sehingga terbentuk tulang muds. Proses ini terjadi berulang-ulang sehingga terbentuk matriks tulang yang berlapis-lapis secara aposisi kemudian membentuk beberapa trabekula tulang yang bersama-sama membentuk tulang spongiosa dan ruangan diantaranya. Ruang-ruang ini disebut ruang sumsum tulang primer yang berisi jaringan ikat yang kaya vascularisasi. Jaringan ikat disekeliling tulang yang berkembang ini berubah menjadi periosteum. 2. Ossifikasi Endochondral Berguna untuk membentuk tulang panjang, melibatkan proses osifikasi pada suatu model kartilago hyalin, kec. Pada permukaan persendian. Proses ossifikasi endochondra : a Mula-mula didapati pembentukan tulang di dalam perichondrium yang mengelilingi bagian tengah diaphysis. Terjadi pertumbuhan yaitu sel-sel dalam perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas akan membentuk tulang secara intramembran. Tulang yang terbentuk berupa cincin tulang periosteal disebut juga periosteal bone ring (Periosteal Bone Collar) dan perichondrium di kawasan ini menjadi periosteum. b. Bersama dengan terbentuknya cincin tulang periosteal maka sel-sel chondrocyt pada pusat diaphysis menjadi hipertropi, matriks diantaranya berkurang dan terjadi kalsifikasi. c. Melalui kisi-kisi dalam cincin tulang periostal, jaringan ikat yang mengandung sel osteogenik dan pembuluh darah memasuki kawasan kartilago sehingga terbentuk kuncup periostal. Kuncup periostal menembus matriks diantara perluasan sel-sel kartilago dan membentuk ruang sumsum tulang primer. Banyak mengandung pembuluh darah dan sel-sel jaringan ikat embrional. Beberapa sel-ssel jaringan ikat embrional akan menjadi osteoblas dan melapisi matriks kartilago yang berkalsifikasi. Deretan osteoblas akan membentuk osteoid dan tulang yang terkalsifikasi akan merupakan trabekula tulang (Immature Spongy Bone). Deposisi tulang dalam pusat diaphysis ini merupakan pusat ossifikasi primer. Universitas Gadjah Mada 7 d. Area ossifikasi Endochondral Meluas kearah kedua Ujung kartilago. Pada waktu yang sama cincin tulang Periosteal menjadi lebih tebal dan lebar kearah epiphysis. Area yang jelas terlihat dalam kartilago, yaitu : Area Resting kartilago area proliferating kartilago Area Maturing kartilago Area Kalsifikasi kartilago e. Ruang sumsum tulang bertambah bestir ukurannya, dan terdapat resorpsi terbekula tulang. Ruang yang terbentuk merupakan ruang sumsum tulang sekunder f. Pada waktu kelahiran maka pusat ossifikasi merupakan pusat ossifikasi sekunder (pusat epiphyseal) atau epiphyseal center terlihat pada kedua ujung tulang panjang. Sel-sel kartilago proliferasi dan hipertrofi dan kuncup vascular osteogenic masuk dari perifer diikuti pengambilan kartilago dan deposisi tulang. Ossifikasi meluas ke segala penjuru atau arch sampai terjadi penggantian kartilago oleh tulang. Kecuali pada 2 regio : 1. Pada ujung tulang sebagai kartilago artikularis 2. Lempeng epiphyseal, melanjutkan membentuk kartilago baru pada permukaan proksimal lapisan atau pinggiran Diapysis. Pada akhir pertumbuhan, maka ada lagi Proliferasi kartilago dan lempeng epiphyseal diganti (diisi) tulang yang disebut garis epiphyseal. B. SENDI TEMPOROMANDIBULA Menunjukkan kontak artikulasi antara mandibula dan tulang temporal pada dasar tengkorak Artikulasi mandibula disebut juga sendi kranio tnandibula. Artikulasi terdiri dari 2 sendi yang terpisah, tetapi berfungsi sebagai 1 unit disebut sendi sinovial. Universitas Gadjah Mada 8 Struktur umum : 1. Setiap sendi mempunyai 4 komponen anatomi : a. Kondilus mandibula b. Permukaan artikulasi pada bagian pipih tulang temporal c. Discus (cakram) artikulasi d. Kapsul sendi Bagian lateral kapsul membentuk ligamentum yang nyata yaitu ligamentum temporomandibula. 2. Struktur permukaan artikulasi sendi sinovial biasanya ditutupi oleh tulang rawan hialin, tetapi sendi temporomandibular merupakan pengecualian dari aturan ini. Permukaan artikulasinya ditutupi oleh jaringan ikat fibrosa avaskular. Suplai darah pada sendi ini terbatas pada bagian perifer yang tidak menanggung beban termasuk discus artikulasi. Daerah perifer ini pada kedua bagian sendi ditutupi oleh membrane sinovial yang menerima banyak suplai darah. Perkembangan : a. Sendi temporomandibular belum berkembang sampai akhir masa kehidupan fetus. b. Tulang rawan meckel mengisi peran penyangga bagi lengkung brankhial pertama sampai diubah menjadi ossikel pada telinga tengah dan ligament sfeno mandibula, tulang rawan meckel tidak berpartisi p as i dal am pembentu kan sendi temporomandibula. c. Tanda awal petumbuhan tulang rawan kondicus yaitu pada awal minggu ke 12 kehidupan fetus. d. Sebelum ini terlihat tanda-tanda awal perkembangan discus artikulasi. e. Eminensia artikulasi merupakan bagian yang paling akhir berkenibang. f. Pada kenyataannya bagian temporal sendi pada waktu lahir agak datar dan memerlukan wakktu beberapa tahun untuk berkembang dalam bentuknya yang khas. C. TULANG RAWAN (CARTILAGO) Merupakan sejenis jaringan penyambung yang bahan interselnya mempunyai konsistensi keras, meskipun jaringan tersebut kurang resisten terhadap tekanan daripada tulang. Fungsi utama: Universitas Gadjah Mada 9 1. Menyokong jaringan lunak 2. Berdasar permukaannya yang halus hal ini berguna untuk memberikan suatu daerah pergeseran bagi persendian sehingga mempermudah gerakan tulang 3. Penting untuk pertumbuhan tulang panjang, sebelum dan setelah lahir. 1. Tulang rawan Mengandung banyak bahan intersel yaitu matriks dengan rongga-rongga (lacuna) yang mengandung sel tulang rawan (Chondrocyt), kesanggupan menahan beban dibawah tulang 2. Sifat fisiologik tulang rawan 1. Terutama tergantung pada sifat fisikokimia matriksnya yang mengandung kolagen atau kolagen dan elastin yang berhubungan dengan glikosamino glikan. Condrocyt mensintesa dan mempertahankan matriks tersebut. 2. Pada daerah yang menahan berat badan atau daya tarikan yang kuat maka kadar serabut kolagen besar. Jika kebutuhan menahan beban berat dan stress kurang maka lebih sedikit serabut Konsistensi kerns kebanyakan tulang rawan tergantung pada glikosamino-glikans, yang molekul-molekulnya bergabung dengan ikatan elektrostatik dengan kolagen dalam matriks tersebut. 3. Variasi dalam kadar dan jenis serabut kolagen dan elastic memberi sifat khusus pada tulang rawan 4. kolagen dan lebih banyak serabut elastic sehingga lebih fleksibel dan elastik, terdapat perbandingan relatif antara kolagen, asam hialuronat, proteoglikan dan bervariasi menurut tempat anatomis dan usia. Terdapat korelasi antara kekerasan tulang rawan dengan perbandingan keratin sulfat terhadap chondroitin sulfat Pada matriks tulang rawan terdapat jalinan jala-jala asam hialoronat dan kolagen yang diikat silang dengan kuat oleh proteoglikan. Secara struktural, kekerasan matriks tulang rawan disebabkan oleh ikatan silang di antara kolagen dan glikosaminoglikan. 3. Histofisiologi Oleh karena tulang rawan tidak mengandung pembuluh darah maka kondrosit bernafas dalam tekanan oksigen rendah. Sel tulang rawan hialin memetabolisir glukosa terutama dengan glikolingua Anerobik untuk menghasilkan asam laktat sebagai produk akhir. Nutrient dari darah berdifusi ke chondrosit yang lebih dalam dari perichondrium, oleh karena itu lebar maksimum tulang rawan terbatas 4. Pertumbuhan tulang rawan Universitas Gadjah Mada 10 Ada 2 proses : pertumbuhan Interstitial disebabkan oleh karena pembelahan mitosis kondrosit yang sudah ada dan pertumbuhan aposisional oleh karena adanya difesensiasi sel perichondrium perifer. Pertumbuhan interstitial kurang penting dari pada pertumbuhan aposisional dan hanya terjadi selama fase awal pertumbuhan tulang rawan ketika meningkatkan masa jaringan dengan memperbanyak matriks tulang rawan dari dalam. Saat matriks semakin keras oleh karena ikatan silang komponen matriks maka pertumbuhan interstitial kurang nyata dan hanya tumbuh dengan aposisi. Sel-sel perichondrium di dekat tulang rawan bermultiplikasi dan diferensiasi menjadi chondroblas dan digabungkan sebagai chondrosit ke dalam tulang rawan yang sudah ada. Selama petumbuhan, maka daerah perifer tulang rawan memperlihatkan peralihan chondroblas di antara chondrosit dan sel yang menyerupai fibroblas perichondrium. 5. Perubahan regresif Berbeda dengan jaringan lain maka tulang rawan hialin sering mengalami proses degeneratif. Yang paling sering adalah kalsifikasi matriksnya yaitu didahului oleh peningkatan ukuran dan volume sel dan diikuti dengan kematian. Meskipun kalsifikasi merupakan perubahan regresif , tetapi normal terjadi di dalam tulang rawan tertentu yang menetapkan suatu model untuk perkembangan tulang 6. Regenerasi Pada orang dewasa atau tua, regenerasi sulit dan sering tidak Iengkap. Pada orang dewasa maka regenerasi oleh karena kegiatan periochondrium. Bila tulang rawan frak-tur, maka selsel perichondrium memasuki daerah fraktur dan menghasilkan tulang rawan baru. Pada daerah kerusakan yang lugs (atau kadang-kadang kerusakan kecil) maka perichondrium tidak membentuk tulang rawan baru, tetapi membentuk perut jaringan penyambung padat. Dalam prep. Histologik rutin maka kolagen tidak dapat dibedakan dengan at amorf tersebut oleh karena : 1. Kolagen tersebut terutama terdapat dalam bentuk fibril, sebagian besar berukuran submikroskopik 2. Serabut dan fibril tersebut mempunyai indeks bias yang sangat dekat dengan indeks bias zat amorf yang mengelilinginya. Komponen utama matriks amorf tulang rawan adalah GLIKOSAMINOGLIKAN yang dibagi jadi 2 golongan utama : a. Asam Hiallluronat Suatu polisakarid tidak bercabang yang sangat panjang b. Sejenis Proteoglikan Universitas Gadjah Mada 11 Terdapat suatu inti protein dan dari inti ini tersebat banyak mukopolisakarid sulfat (chondroitin, Sulfat, Chondroitin Sulfat, Karatan Sulfat) pendek dan tidak bercabang. 7. Vaskulaiisasi Tulang rawan tidak mempunyai pembuluh darah. Mendapat zat gizi dari difusi dari kapiler dalam jaringan penyambung di dekatnya atau melalui cairan sinovial dari kavum sendi. Dalam beberapa kasus terdapat pembuluh darah menembus tulang rawan untuk memberi makan jaringan lain. Tulang rawan tidak mempunyai pembuluh limfe dan saraf mempunyai kecepatan metabolisme rendah. 8. Pembungkus tulang rawan (Perichondrium) Kecuali dalam kartilago artikulasi persendian maka semua tulang rawan hyalin dilapisi jaringan penyambung pada perichondrium hal ini penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tulang rawan. Banyak mengandung serabut kolagen tipe I, mempunyai selsel mirip fibroblas. Dalam fibrokartilago, serabut kolagen yang terdapat dalam jumlah banyak tersebut membentuk berkas tak teratur di antara kelompok kondrosit, atau tersusun dalam susunan sejajar sepanjang kolom kondrosit. Arahnya tergantung pada stess yang bekerja pada fibrokartilago, karena berkas kolagen tersebut mengalami arah sejajar dengan stress tersebut. Fibrokartilago tidak mempunyai perichondrium, dan berkembang dari jaringan penyambung padat dengan diferensiasi fibroblas menjadi kondrosit 9. Jenis tulang rawan 1. Tulang rawan Hyalin (terbanyak) Matriks mengandung serabut kolagen jumlah sedang 2. Tulang rawan elastic Matriks mengandung serabut kolagen dan sejumlah besar serabut elastic 3. Tulang rawan Fibrosa (Fibrokartilago) Mengandung matriks yang kebanyakan dibentuk oleh jalinan jala-jala serabut kolagen kasar. 1. TULANG RAWAN HYALIN Merupakan bagian besar jenis tulang rawan. Tulang rawan Hialin segar berwarna putih kebiru-biruan dan tembus cahaya. Pada Embrio berfungsi sebagai rangka sementara sampai digantikan secara berangsur-asur oleh tulang. Matriks 40 % berat kering tulang rawan Hialin terdiri dari kolagen yang terdapat dalam zat amorf intersel 2. TULANG RAWAN ELASTIK Universitas Gadjah Mada 12 Ditemukan pada daun telinga, dinding kanalis auditorius eksternus, tuba auditiva dan Epiglotis dan beberapa tulang rawan larinik. Pada dasarnya tulang rawan elastic identik dengan tulang rawan hyalin kecuali disamping serabut kolagen, disini mengandung banyak jala-jala serabut elastic halus.Tulang rawan elastic dapat berada sendiri atau bergabung dengan tulang rawan halin. Kondrosit jaringan tulang rawan elastic sangat mirip dengan condrosit hialin. Sama dengan tulang rawan Hialin maka tulang rawan elastic mempunyai perikondrium dan terutama tumbuh dengan aposisi. Kurang dipengaruhi oleh proses degeratifjika dibandingkan dengan tulang rawan Hialin. 3. FIBROKARTILAGO Adalah suatu jaringan dengan sifat pertengahan di antara sifat penyambung padat dan tulang rawan Hialin ditemukan pada discus Intervertebrata, perlekatan Ligamentum tertentu ke tulang, simfisis, pubis. Fibrokartilago selalu berhubungan dengan jaringan penyambung padat dan daerah perbatasan tidak jelas, tetapi memperlihatkan peralihan secara berangsur. Matriks Fibrokartilago bersifat Asidofil oleh karena mengandung sejumlah besar serabut kolagen kasar jenis 1. Jalinan serabut kolagen yang tertanam dalam matriks Malin sangat memperkuat tulang rawan, dapat tahan terhadap kekuatan besar tetapi tetap pegas terhadap deformasi. Universitas Gadjah Mada 13