analisa jaringan komunikasi informal guru dan staff smk yayasan

advertisement
ANALISA JARINGAN KOMUNIKASI INFORMAL
GURU DAN STAFF SMK YAYASAN PENDIDIKAN
(YASPEN) WASKITO
PAMULANG, CIPUTAT - TANGERANG
Disusun untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata (S1)
Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh:
Nama
NIM
Jurusan
: Vidyanita Adriana
: 44206110067
: Hubungan Masyarakat
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2008
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCUBUANA
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Judul Skripsi
: Analisa Jaringan Komunikasi Informal Guru dan Staff SMK
Yayasan
Pendidikan
Waskito
Pamulang,
Ciputat
–
Tangerang
Nama
: Vidyanita Adriana
NIM
: 44206110067
Jurusan
: Hubungan Masyarakat
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Komprehensif di
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercubuana.
Mengetahui,
Pembimbing
Nurprapti W. W. S. Sos. M.Si
i
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN PUBLIC RELATIONS
LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
Judul Skripsi
: Analisa Jaringan Komunikasi Informal Guru dan Staff SMK
Yayasan Pendidikan Waskito Pamulang, Ciputat
Tangerang
Nama
: Vidyanita Adriana
NIM
: 44206110067
Jurusan
: Hubungan Masyarakat
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jakarta, Agustus 2008
1. Ketua Sidang
Dra. Tri Diah Cahyowati, M.Si
2. Penguji Ahli
(.........................................)
Drs. Farid Hamid, M.Si
3. Pembimbing
(.........................................)
Nurprapti W. W. S. Sos . M.Si
(.........................................)
ii
–
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN PUBLIC RELATIONS
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Judul Skripsi
: Analisa Jaringan Komunikasi Informal Guru dan Staff SMK
Yayasan
Pendidikan
Waskito
Pamulang,
Ciputat
Tangerang
Nama
: Vidyanita Adriana
NIM
: 44206110067
Jurusan
: Hubungan Masyarakat
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Mengetahui
Pembimbing
Nurprapti W. W, S.Sos, M.Si.
Kajur Public Relations
Dekan Fikom
Marhaeni F. Kurniawati, S.Sos. M.Si
Dra. Diah Wardhani. M.Si
iii
–
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN PUBLIC RELATIONS
ABSTRAKSI
VIDYANITA ADRIANA
44206110067
ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI INFORMAL GURU DAN STAFF SMK
YAYASAN PENDIDIKAN (YASPEND) WASKITO, PAMULANG, CIPUTATTANGERANG
Bibliografi : V Bab; 90 Halaman; 9 Tabel; Lampiran
Buku (1976-2007)
Jaringan Komunikasi informal adalah komunikasi yang terjadi antara individu
yang satu dengan yang lainnya melalui pola-pola arus komunikasi yang bersifat
informal, yang berada dil uar struktur formal yang dimotivasi oleh kebutuhan individu
untuk berinteraksi dan menjadi bagian dengan lingkungannya, jadi lebih kepada human
relations, maksudnya dalam komunikasi informal hubungan antar pribadi lebih
ditekankan kerena komunikasi informal menuntut adanya keakraban dan kesamaan.
Komunikasi informal yaitu desas-desus, selentingan atau berita angin yang belum tentu
benar dikembangkan untuk memperoleh berbagai macam informasi yang menurut
mereka menarik yang tidak mereka dapati melalui jaringan komunikasi formal oleh
keterbatasan wewenang ataupun karena memang arus komunikasi formal di dalam
perusahaan tersebut kurang. Adapun rumusan masalah yang diangkat adalah untuk
mengidentifikasi jaringan komunikasi informal yang terjadi diantara karyawan SMK
WASKITO beserta model atau pola jaringan dan peran-peran individu tersebut, oleh
karena itu tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui jaringan komunikasi
informal SMK WASKITO beserta model jaringan komunikasi yang terbentuk, juga
ingin mengetahui peran apa saja yang tercipta pada klik yang terbentuk.
Penelitian ini berdasarkan pada konsep-konsep yang berkaitan dengan jaringan
komunikasi informal, yaitu manfaat jaringan komunikasi informal, sifat dari jaringan
komunikasi informal, peran-peran yang ada dalam jaringan komunikasi informal, modelmodel klik yang terbentuk beserta pola yang ada dalam klik tersebut.
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif dan menggunakan metode analisis jaringan komunikasi, teknik
iv
analisa data menggunakan metode sosiometri. Dalam penarikan sampel menggunakan
total sampling dimana seluruh informasi yang dikumpulkan diambil dari semua anggota
populasi yaitu sebanyak 25 orang, dengan menyebarkan kuesioner.
Hasil penelitian ini menemukan adanya jaringan komunikasi informal antar
karyawan yang ada di dalam SMK Waskito. Terdapat 6 klik yang terbentuk. 3 Klik
model All Channel, I klik model Wheel, 1 klik model Cirle, 1 klik model Chain. Selain
itu dapat diketahui 6 peran ndividu yang terbentuk dalam komunikasi informal, yaitu
opinion leader, bridge, liason, gatekeeper, isolate, neglectee.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
segala hikmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Adapun judul penelitian yang penulis ambil adalah “Analisa Jaringan
Komunikasi Informal Guru dan Staff SMK Yayasan Pendidikan Waskito Pamulang,
Ciputat – Tangerang”
Selama menyusun skripsi penulis banyak mendapatkan bantuan, dorongan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini perkenankanlah penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Nurprapti W. W. selaku pembimbing skripsi saya. Tanpa dorongan dan masukan
dari ibu penelitian mengenai jaringan komunikasi ini tidak akan saya pahami dengan
baik. Karena itu penulis secara khusus mengucapkan rasa terima kasih yang teramat
besar untuk ibu.
2. Ibu Diah Wardhani, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu
Buana
3. Ibu Agustina Zubair, selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas
Mercu Buana juga selaku Pembimbing Akademik
4. Ibu Marhaeni F. Kurniawati, S.Sos, M.Si., dan Bapak Farid selaku ketua dan Waskil
bidang studi Public Relations FIKOM UMB
5. Ibu Ida Ananda dan Ibu Irmulan Sati selaku dosen Riset PR yang telah banyak
memberikan masukan yang sangat membantu penulis. Dan Seluruh dosen Fakultas
vi
Ilmu Komunikasi khususnya jurusan Public Relations, terima kasih atas semua ilmu
yang bapak dan ibu berikan
6.
Seluruh Staff TU Fakultas Ilmu Komunikasi atas segala bantuannya.
7.
Bapak Djarot Istiarso, selaku Kepala Yayasan Pendidikan Waskito yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di yayasan beliau.
8.
Bapak Udin, yang bersedia membantu penulis untuk mengumpulkan data-data yang
diperlukan untuk penelitian ini.
9. Seluruh Karyawan (Guru dan Staff) SMK WASKITO yang bersedia menyempatkan
waktunya untuk mengisi kuesioner ditengah-tengah kesibukannya bekerja.
10. Kedua orang tua ku dan uda tersayang yang tak pernah letih memberikan doa
beserta dukungannya. Dan seluruh keluarga besar yang selalu mendukung dan
memberikan semangat.
11. Teman dan sahabat di jurusan Public Relations angkatan 09, khususnya Anggun dan
Vosi, miss you all.
12. Teman-teman dan Sahabat semuanya yang selalu mendoakan agar penulis bisa
menyelesaikan skripsi dengan lancar dan segera lulus.
13. Someone still Special, thanks for all support, if u know I Still Love you too
14. Murid-murid ku tercinta yang selalu memberikan semangat.
15. Dan untuk semua pihak yang telah banyak mendukung dan membantu penulis untuk
menyelesaikan penulisan tugas akhir ini hingga selesai, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu. Terima kasih teramat dalam.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini mungkin masih ada
kekurangan dan ketidak sempurnaan, sehingga penulis mengharapkan adanya kritik dan
vii
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini. Dan pada akhirnya,
semoga apa yang telah ditulis dalam tugas akhir ini bermanfaat bagi mereka yang
membacanya dan khususnya bagi penulis sendiri.
Jakarta, Agustus 2008
Penulis
viii
DAFTAR ISI
BAB I
: PENDAHULUAN
1.1. Latar Balakang Masalah………………………………1
1.2. Rumusan Masalah…………………………………….8
1.3. Tujuan Penelitian……………………………………...9
1.4. Manfaat Penelitian………………………………….....9
1.4.1. Manfaat Akademis……………………….....9
1.4.2. Manfaat Praktis……………………………..9
BAB II
: KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Pengertian Komunikasi………………………………10
2.2. Komunikasi Organisasi................................................12
2.3. Komunikasi Antar Pribadi............................................16
2.4. Analisis Jaringan (Network Analysis)..........................19
2.5. Kajian Peranan Jaringan Komunikasi Informal...........23
2.6. Peran-peran Dalam Jaringan Komunikasi...................27
2.7. Pola Komunikasi Informal..........................................33
2.8. Sosiometri...................................................................35
2.9.Model Komunikasi Konvergensi.................................36
BAB III
: METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Sifat Penelitian..........................................................38
3.2. Metode Penelitian......................................................39
3.3. Populasi dan Sampel ................................................40
3.4. Definisi dan Operasionalisasi Konsep......................40
3.4.1. Definisi Konsep........................................40
ix
3.4.2. Operasionalisasi Konsep..........................40
3. 5. Teknik Pengumpulan Data.....................................43
3.5.1. Data Primer..............................................48
3.5.2. Data Sekunder........................................ 49
3.6. Teknik Analisa Data...............................................49
BAB I V
: YAYASAN PENDIDIKAN WASKITO PAMULANG,
CIPUTAT
4.1. Yayasan Pendidikan Waskito Dan Hasil
Penelitian.................................................................51
4.1.1. Sejarah Beridirinya...................................51
4.1.2. Gambaran Umum SMK Waskito.............52
4.1.3. Struktur Organisasi SMK Waskito..........55
4.1.4. Visi dan Misi...........................................57
4.1.5. Tujuan......................................................58
4.2. Hasil Penelitian.......................................................59
4.2.1. Hasil Penelitian........................................59
4.2.2. Karakteristik Responden......................... 59
4.2.3. Model-model Dalam Jaringan
Komunikasi Informal...............................70
4.2.4. Identifikasi Peran Responden Dalam
Analisa Jaringan Komunikasi Informal
di SMK Waskito.......................................76
4.3. Analisa Data...........................................................80
x
BAB V
: KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan.............................................................86
5.2. Saran-saran..............................................................89
5.2.1. Saran Akademis.......................................89
5.2.2. Saran Praktis............................................90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.........62
Tabel 4.2.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia........................63
Tabel 4.2.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan status
perkawinan………………………………………………..64
Tabel 4.2.2.4 Karakteristik Berdasarkan Lama Bekerja…………………65
Tabel 4.2.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan Terakhir………………………………………66
Tabel 4.2.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan rutinitas
Komunikasi………………………………………………67
Tabel 4.2.2.7 Intensitas melakukan komunikasi Informal………………68
Tabel 4.2.2.8 Alasan Melakukan Komunikasi Dengan Orang
Yang Di Tunjuknya.......................................................... 69
Tabel 4.2.2.9 Topik Pembicaraan Yang Sering Dibicarakan…………..71
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
CURRICULUM VITAE
LAMPIRAN 2
STRUKTUR ORGANISASI SMK WASKITO
LAMPIRAN 3
PEDOMAN KUESIONER
LAMPIRAN 4
SURAT PENELITIAN
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Balakang Masalah
Komunikasi sangat penting dalam membina kerjasama maupun dalam
pergaulan sehari-hari. Hal ini karena manusia sebagai makhluk individu maupun
sosial tidak dapat hidup sendiri melainkan membutuhkan orang lain dalam
hidupnya dan juga memiliki dorongan rasa ingin tahu, ingin maju dan
berkembang, maka salah satunya adalah dengan cara berkomunikasi. Sama seperti
halnya dalam dunia bisnis, komunikasi merupakan hal pokok, karena tanpa
komunikasi dunia bisnis tersebut tidak akan pernah ada.
Begitupula dengan Perusahaan atau organisasi terdiri dari sekelompok
orang yang bekerja sama untuk suatu kepentingan bisnis, profesi, sosial dan
berbagai macam keperluan lainnya. Mereka bekerja sama melakukan berbagai
kegiatan organisasional yang ada dalam suatu organisasi diantaranya untuk
menentukan tujuan yang ingin dicapai, menyusun rencana kerja, mengelola dan
menjalankan operasi bisnis organisasinya, memperlancar pelaksanaan rencana
kerja, termasuk menyusun peraturan, mengambil keputusan dan berhubungan
dengan berbagai pihak serta memonitor kinerja organisasi atau bisnis perusahaan.
Dalam kehidupan organisasi, baik dalam bentuk organisasi perusahaan
yang berorientasi laba (profit), maupun organisasi kemasyarakatan (sosial),
kerjasama para anggota organisasi di dalamnya mutlak diperlukan. Tujuan yang
hendak dicapai, strategi yang hendak dijalankan, keputusan yang hendak
dilaksanakan, rencana yang harus direalisasikan, serta program kerja yang harus
diselenggarakan, kesemuanya itu memerlukan hubungan serta kerjasama yang
1
2
harmonis baik antar personal maupun kelompok. Dengan perkataan lain bahwa
setiap individu dalam organisasi perlu berhubungan dan berkomunikasi secara
harmonis, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan
efisien melalui kerjasama yang erat dan iklim kerja yang harmonis
Menurut Wright (1977) Organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari
aktivitas yang dikoordinasikan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu
tujuan bersama.1 Dikatakan merupakan suatu sistem karena organisasi itu terdiri
dari berbagai bagian yang saling bergantung satu sama lain.
Setiap anggota saling berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga
setiap anggota organisasi memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing, yang
sebagai satu kesatuan mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai batas-batas
yang jelas sehingga bisa dipisahkan secara tegas.
Peranan individu dalam sistem komunikasi ditentukan oleh hubungan
struktur antara satu individu dengan individu lainnya dalam organisasi. Hubungan
ini ditentukan oleh pola hubungan interaksi individu dengan arus informasi dalam
jaringan komunikasi. Untuk mengetahui jaringan komunikasi serta peranannya
dapat digunakan analisis jaringan. Dari hasil analisis jaringan ini dapat diketahui
bentuk hubungan atau koneksi orang-orang dalam organisasi serta kelompok
tertentu (klik), keterbukaan satu kelompok dengan kelompok lainnya dan orangorang yang memegang peranan utama dalam suatu organisasi.2
Konsep utama dalam analisa jaringan adalah informasi. Analisa jaringan
menganggap perilaku manusia paling esesensi adalah interaksi dimana individuindividu bertukar informasi satu sama lain. Ada individu yang lebih suka
melakukan kontak dengan individu tertentu dan mengesampingkan individu
1
2
Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta. Bumi Aksara. 2007. Hal. 24
Ibid.Hal. 102
3
lainnya (misalnya, si A lebih suka berbagi informasi dengan si B daripada dengan
si C; si C lebih suka berbagi informasi dengan si D, dan seterusnya), yang
akhirnya membentuk pola arus komunikasi interpersonal.
Feldman dan Arnold (1993) membedakan jaringan komunikasi menjadi
dua jenis, yaitu jaringan komunikasi formal (menyerupai struktur organisasi) dan
jaringan komunikasi informal yang disebut juga sebagai grapevine atau benalu
komunikasi.
Terdapat hubungan yang menarik antara jaringan komunikasi formal
dengan jaringan komunikasi informal. Dalam banyak kasus, jaringan komunikasi
formal ternyata kurang memberikan kepuasan kepada anggota organisasi akan
kebutuhan informasi yang mereka butuhkan, oleh karena itu mereka berusaha
memenuhi kebutuhan mereka akan informasi tersebut dengan mengembangkan
komunikasi informal.
Jaringan komunikasi formal memiliki wewenang dan tanggung jawab
yaitu melalui instruksi-instruksi dalam bentuk lisan dan tulisan sesuai dengan
prosedur secara fungsional yang berlaku. Biasanya yang menjadi andalan dalam
komunikasi adalah pimpinan organisasi atau perusahaan yang bertindak sebagai
saluran pusat untuk semua komunikasi kelompok di dalam organisasi sehingga
akan membentuk suatu jaringan komunikasi.
Sedangkan jaringan komunikasi informal tidaklah direncanakan dan
biasanya tidaklah mengikuti struktur formal organisasi, komunikasi terjadi tanpa
memperhatikan posisi mereka dalam organisasi tetapi lebih kepada human
relations-nya, maksudnya dalam komunikasi informal hubungan antar pribadi
lebih ditekankan karena dengan adanya komunikasi informal akan muncul
keakraban dan kesamaan.
4
Dalam komunikasi informal, Informasi mengalir ke atas, ke bawah atau
secara horizontal tanpa memperhatikan hubungan posisi, kalaupun ada mungkin
sedikit. Karena komunikasi informal ini menyebabkan informasi pribadi muncul
dari interaksi di antara orang-orang dan mengalir keseluruh organisasi tanpa dapat
diperkirakan. Jaringan komunikasi lebih dikenal dengan desas-desus (grapevine)
atau kabar angin. Informasi yang mengalir dalam jaringan grapevine ini terlihat
berubah-ubah dan tersembunyi. Dalam istilah komunikasi grapevine dikatakan
sebagai metode untuk menyampaikan rahasia dari orang ke orang yang tidak dapat
diperoleh melalui jaringan komunikasi formal.3
Tingkat intensitas dari interaksi antara pribadi yang berkesinambungan
akan membentuk pola hubungan komunikasi diantara mereka. Pribadi tersebut
kemudian berkelompok kecil atau klik yang saling menciptakan jaringan informal
organisasi. jaringan ini berkembang secara spontan seiring dengan interaksi antar
individu.
Komunikasi di dalam jaringan komunikasi informal sangatlah penting,
karena informasi tentang kondisi lingkungan kerja hubungan atau keterkaitan
antara karyawan yang satu dengan yang lainnya, masalah-masalah keluarga,
teman sekerja, fasilitas dan yang lainnya akan sangat mudah diketahui dengan
menggunakan jalur komunikasi informal.
Selain itu peran-peran yang terdapat dalam jaringan komunikasi informal
akan sangat membantu terciptanya penyebaran pesan yang lebih cepat dan efektif.
Dengan memanfaatkan peranan-peranan yang ada dalam jaringan komunikasi
informal, maka kita tidak perlu menyampaikan informasi ke tiap-tiap individu
dalam organisasi, cukup dengan menyampaikannya pada seseorang yang dianggap
3
Ibid. Hal. 124
5
opinion leader, maka secara otomatis pesan-pesan itu akan menyebar dengan
mudah tanpa melalui birokrasi yang biasanya berlaku dalam sebuah organisasi.4
Aliran informasi di dalam sebuah organisasi adalah suatu proses dinamik,
dalam proses inilah pesan-pesan diciptakan, dimunculkan, dan ditafsirkan. Aliran
informasi berdampak pada efisiensi, iklim, penyesuaian dan inovasi organisasi,
dan hal ini dapat ditinjau dari sudut pandang hubungan posisional, antar persona,
atau berurutan. Hubungan antar persona berdasarkan kepada kepedulian,
perhatian,
keramahan
dan
kemampuan
merespon.
Hubungan
posisional
berdasarkan pada otoritas yang paling umum adalah hubungan atasan dan
bawahan. Sedangkan hubungan berurutan berdasarkan pada kebutuhan akan
orang-orang untuk berlaku sebagai pengulang informasi dalam organisasi.5
Penulis ingin menganalisa jaringan komunikasi informal yang terjadi
antara guru dan staff SMK WASKITO. SMK WASKITO berada dibawah
naungan
Yayasan
Pendidikan
(YASPEN)
WASKITO.
Sebuah
yayasan
pendidikan yang tepatnya terletak di JL. Raya Pamulang Ciputat, tangerang ini
telah berdiri sejak tahun 1966. Kemudian pada tahun 1996 dengan SK
No.227101/E/96 telah secara resmi membuka jenjang pendidikan menengah
kejuruan (SMK).
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah satu nara sumber yaitu
Bapak Saefuddin, selaku Kepala Sekolah SMK WASKITO menyatakan bahwa
melihat prospek kedepan yang nantinya daerah Pamulang ciputat akan menjadi
daerah kawasan pemerintahan kota Tangerang Selatan akan menjadi tantangan
bagi SMK WASKITO untuk tetap eksis ditengah persaingan tentunya dengan
4
Dedy Mulyana, Komunikasi organisasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000, hal. 183
Don F, FAules, R. Wayne pace. Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja
Perusahaan. Jakarta: PT. Remaja Rosda Karya 2005. Hal. 215-216
5
6
menjaga kualitas mutu pendidikannya dan melakukan inovasi guna memenuhi
kebutuhan ilmu di zaman modern ini.
Untuk mendukung program sekolah untuk tetap eksis ditengah persaingan
tentunya dibutuhkan dukungan serta kerjasama semua pihak terutama yang ada di
internal SMK WASKITO terutama para Guru dan staff. Karena aspek yang
terpenting bagi kesuksesan sebuah organisasi atau perusahaan adalah karyawan,
sebelum ada hubungan dengan pihak lain diluar organisasi, manajemen harus
lebih dahulu memperhatikan orang-orang yang bekerja kepada mereka, yakni para
karyawan.6
Hal yang paling utama agar seseorang dapat bekerja dengan maksimal
ditempat mereka bekerja tentunya hal yang paling mempengaruhi adalah
lingkungan kerjanya. Seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya bahwa setiap
individu dalam organisasi perlu berhubungan dan berkomunikasi secara harmonis,
sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien
melalui kerjasama yang erat dan iklim kerja yang harmonis. Permasalahan
mengenai iklim kerja atau lingkungan kerja merupakan topik yang sering
dibicarakan dalam jaringan komunikasi informal di SMK WASKITO, karena
lingkungan kerja yang kondusif merupakan hal yang sangat penting untuk
menunjang kinerja dan kenyamanan mereka dalam bekerja.
Berdasarkan informasi diatas Penulis ingin lebih spesifik lagi untuk
menganalisa jaringan komunikasi informal di SMK WASKITO, yang nantinya
akan memberikan gambaran bagaimana pola jaringan komunikasi informal yang
terjadi di organisasi tersebut. Pada penelitian ini analisa jaringan komunikasi
informal para karyawan yang ada di SMK Yayasan Pendidikan Waskito sengaja
6
Cutlip, Scott, Effective Public Relations, Jakarta: Kencana, 2006,Ed. 9, Hal 11
7
dipilih karena pada umumnya pendapatan (honor) para karyawan di organisasi ini
tergolong berkecukupan dibanding dengan tugas dan tanggung jawab mereka
untuk mendidik dan memberikan ilmu kepada para siswa sehingga siswa-siswa
mereka menjadi siswa-siswa yang berprestasi dibekali dan bertingkah laku yang
baik di masyarakat dan membawa nama baik bagi sekolah. Agar tujuan organisasi
dapat tercapai tentunya tidak terlepas pada individu-individu yang ada di dalam
internal organisasi tersebut. Pendekatan antar pribadi lebih efektif sehingga
dengan gaji yang tergolong tidak seberapa dengan tanggung jawab yang
diembannya, misi dan semangat kebersamaan para karyawan di dalam organisasi
dapat tetap dijaga.
Di dalam jaringan komunikasi informal, orang-orang yang ada dalam
suatu organisasi tanpa memperdulikan jenjang hierarki, pangkat dan kedudukan
atau jabatan, dapat berkomunikasi secara luas. Komunikasi yang terjadi secara
pribadi tersebut akan memberikan kepuasan kerja bagi para karyawan. Maka
komunikasi di dalam jaringan komunikasi informal sangatlah penting, kerena
informasi tentang lingkungan kerja, hubungan atau keterkaitan antara responden
yang satu dengan yang lainnya, masalah-masalah baik masalah gaji dan
tunjangan, masalah keluarga, kehidupan pribadi, fasilitas kantor, promosi
karyawan, sikap atasan, kesehatan, teman sekerja yang terjadi di dalam organisasi
akan sangat mudah diketahui dengan menggunakan jalur komunikasi informal.
Analisa jaringan komunikasi ini dapat membantu seorang Public Relations
atau manajemen perusahaan atau pimpinan organisasi (dalam penelitian ini adalah
kepala yayasan pendidikan Waskito) untuk mendapatkan informasi tentang polapola interaksi diantara karyawan didalam organisasi mereka. Sehingga apabila
terdapat informasi terutama yang menyangkut masalah organisasi agar dapat
8
segera diatasi sehingga masalah tersebut tidak tersebar keluar organisasi. untuk itu
PR atau manajemen dalam organisasi tersebut harus mengetahui dulu detail
permasalahannya dan mengetahui siapa saja atau kelompok apa saja yang
mempunyai pengaruh besar terhadap karyawan. Mereka adalah pemuka opini
(opinion leaders) yang dipercaya dan menjadi sumber informasi bagi karyawan
lainnya. Sehingga antara opinion leaders dengan PR ataupun Manajemen dapat
bekerjasama mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah yang sedang
dihadapi.
Khalayak sasaran yang akan diteliti yaitu semua karyawan yang berada di
SMK WASKITO yang berjumlah 25 orang. Penelitian dilakukan dalam jangka
waktu sekitar 3 bulan terakhir terhitung Juni-Agustus 2008.
Dengan adanya jaringan komunikasi informal diharapkan dapat
menghubungkan
kedudukan-kedudukan
setiap
individu
dalam
jaringan
komunikasi informal tersebut dengan bermacam-macam aspek komunikasi
anggota.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
Bagaimana jaringan komunikasi informal beserta peran-peran dan pola yang ada
dalam jaringan komunikasi informal guru dan staff di SMK WASKITO?
9
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dari jaringan komunikasi informal ini adalah:
1. Penulis ingin mengetahui pola jaringan komunikasi yang terbentuk di
dalam jaringan komunikasi informal.
2. Penulis ingin menganalisa peran-peran individu yang terdapat dalam
jaringan komunikasi informal.
1. 4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan ilmu dan teori
kehumasan (Public Relations) mengenai jaringan komunikasi informal
dalam suatu organisasi.
1.4.2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
organisasi tentang manfaat jaringan komunikasi informal di SMK
WASKITO. Adapun manfaat jaringan komunikasi informal sangat
berperan dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi
organisasi.
10
BAB II
KERANGKA KONSEP
2.1. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi barasal dari bahasa Latin Communis yang artinya
"sama", communico, atau communicare yang berarti "membuat sama" (to make
common). Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau
suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer
menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagi hal-hal tersebut,
seperti dalam kalimat "Kita berbagi pikiran", "Kita mendiskusikan makna, dan
"Kita mengirimkan pesan".6
Komunikasi merupakan salah satu obyek terpenting dalam kegiatan
hubungan antar individu, tanpa adanya komunikasi maka aktivitas keseharian
suatu individu, organisasi atau instansi tidak akan berjalan sebagaimana layaknya,
contohnya jika dua orang berkomunikasi berbicara memahami dan mengerti apa
yang akan dibicarakan tersebut, maka dapat dikatakan komunikasi tersebut
komunikatif. Dalam kegiatan komunikasi itu sendiri, tidak semata-mata hanya
berupa penyampaian informasi tetapi lebih dari pada itu yakni mengandung unsur
persuasif sehingga orang lain akan bersedia, menerima, memahami dan
terpengaruh serta mau melakukan suatu perintah atau kebijakan tersebut.
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pemikiran
atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).
Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari
benaknya.
Perasaan
bisa
berupa
keyakinan,
6
kepastian,
keragu-raguan,
Mulyana. Deddy.Ilmu komunikasi Suatu Pengantar .PT, Remaja Rosdakarya. Bandung. 2001.
Hal: 41-42
10
11
kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan dan sebagainya yang timbul
dari lubuk hati.
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan, pikiran atau perasaan
oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka atau melalui media lain
dengan tujuan tertentu sehingga menimbulkan efek tertentu pula .7 Komunikasi
adalah kekuatan yang mengikuti bersama orang-orang dari satu organisasi”.8
Definisi di atas menjelaskan pada dasarnya komunikasi merupakan salah
satu objek terpenting dalam kegiatan hubungan antar individu, tanpa adanya
komunikasi maka aktifitas keseharian suatu individu, organisasi dan institusi tidak
akan berjalan sebagaimana layaknya. Dalam hal ini komunikasi memberikan
pemahaman sebagai kekuatan yang berasal dari orang atau individu didalam
organisasi. Sehingga dalam suatu organisasi, komunikasi, dan aspek-aspek yang
terdapat didalamnya berperan mengikat seluruh anggota dan kegiatan yang ada
dengan maksud mencapai tujuan organisasi.
Dalam organisasi, komunikasi menjadi sumber bagi kehidupan dan
kedinamisan usaha karena komunikasi menjadi sarana yang menghubungkan
semua individu dalam perusahaan untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan
yang diinginkan maka komunikasi dalam organisasi sangat diperlukan untuk
menghubungkan anggota-anggota organisasi. Terdapat dua jenis komunikasi
dalam organisasi yaitu komunikasi formal dan komunikasi informal yang
keduanya dapat dikelola secara harmonis untuk mencapai tujuan perusahaan.
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada
peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam
mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk
7
8
Onong U. Effendy, Human Relations dan Public Relations, 1993, hal .27
Dale Yoder dan Paul D. Standakar, kutipan oleh Moekijat , Teori Komunikasi , 1994, hal. 4
12
komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang
dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa
yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaanpertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu
konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi,
sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu
pada saat komunikasi dilancarkan.
2.2. Komunikasi Organisasi
Komunikasi merupakan interaksi atau proses penyampaian pesan atau
informasi antara komunikator dengan komunikan melalui saluran komunikasi
sehingga menimbulkan umpan balik antara komunikator dengan komunikan untuk
mencapai suatu tujuan. Komunikasi juga bisa dikatakan sebagai proses
pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengelolaan pesan yang terjadi di
dalam diri seseorang diantara dua orang atau lebih dengan maksud dan tujuan
tertentu.
Schein mengatakan bahwa organisasi mempunyai karakteristik tertentu
yang mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian
lain dan tergantung kepada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan
aktivitas dalam organisasi tersebut. 9
Komunikasi dalam organisasi merupakan proses menciptakan dan saling
menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling bergantung satu sama
lain untuk mencapai tujuan.
9
Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta. Bumi Aksara. 2007. Hal. 23
13
Riyono Praktiko mengatakan bahwa ” Komunikasi dalam organisasi
merupakan faktor yang terpenting dalam usaha mempertahankan kesatuan dalam
kelompok organisasi untuk mencapai tujuan bersama”. 10
Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai
berikut:
a. Fungsi informatif.
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi.
Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh
informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat
memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya
secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi
untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang
terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan
informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang
jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
b. Fungsi regulatif.
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu: 1.
Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu
mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang
disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya
10
Praktiko, Riyono, Jangkauan. Komunikasi, Alumni Bandung, 1993, Hal. 15.
14
dilaksanakan sebagaimana semestinya. 2. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan
regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan
kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk
dilaksanakan.
c. Fungsi persuasif.
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan
selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini,
maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada
memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan
akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering
memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
d. Fungsi integratif.
Setiap
organisasi
berusaha
untuk
menyediakan
saluran
yang
memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.
Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu:
a. Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut
(buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi.
b. Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa
istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata.
Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi
yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
15
Tujuan dilakukannya komunikasi dalam organisasi didasarkan alasanalasan sebagai berikut
1. Kebutuhan Sosial
Keinginan untuk berafiliasi dengan orang lain. Tujuan utamanya adalah
kebersamaan. Bila seseorang merasa cocok dengan anggota lainnya maka ia
akan terpuaskan, tetapi bila ia dikucilkan maka timbul rasa tidak puas. Rasa
memiliki dan pengenalan diri, hubungan ini seringg disebut solidaritas,
integrasi sosial, kecenderungan hidup berkelompok.
2. Pengetahuan Tentang Perilaku Yang Dapat Diterima
Dengan berkomunikasi seorang karyawan dapat mengetahui perilaku mana
yang sesuai dengan budaya organisasi.
3. Perhatian Atau Simpati
Untuk melepaskan stress dan frustasi dalam pekerjaan, anggota mencari
perhatian anggota lain. Dengan berkomunikasi mereka dapat saling
memberikan dan meminta empati atau perhatian atas permasalahan yang
mereka hadapi dalam pekerjaan.
4. Bantuan Dalam Pencapaian Tujuan
Seseorang dapat mencapai tujuannya dengan berkomunikasi. Biasanya kasus
yang terjadi adalah kesulitan-kesulitan yang dihadapai dalam mencapai tujuan
perusahaan.
16
5. Pelestarian Nilai-nilai Budaya
Komunikasi yang terjadi dalam suatu kelompok di Organisasi biasanya
cenderung untuk mengembangkan dan melestarikan budaya kelompoknya
dalam hal ini organisasi atau perusahaan.
6. Komunikasi dan Informasi
Komunikasi dalam organisasi merupakan sarana penyebaran informasi baik
melalui jaringan komunikasi formal maupun jaringan komunikasi informal.11
Point-point yang telah dijabarkan diatas menjelaskan bahwa individu
mempunyai tujuan atau alasan untuk terlibat dalam organisasi. Hubungan antar
individu inilah yang mendasari terjadinya komunikasi didalam organisasi atau
perusahaan yang selanjutnya dari komunikasi tersebut akan berkembang
membentuk suatu jaringan komunikasi.
2.3. Komunikasi Antar Pribadi
Awalnya timbul suatu komunikasi dalam organisasi akan dimulai dari
suatu hubungan antar pribadi, karena adanya kesamaan yang mereka miliki
sehingga mereka akan semakin membuka hubungan mereka dan merekapun akan
.12
membina hubungan mereka didalam organisasi
11
Reksohadiprojo, Sukanto, Organisasi Perusahaan Teori, Struktur dan Perilaku, BPFE,
Yogyakarta, 1982
12
Arni Muhammad,Komunikasi Organisasi, Bandung: Bumi Aksara 2007, hal. 27
17
Komunikasi
antar
pribadi
(interpersonal
Communication)
adalah
komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal
maupun nonverbal.
13
Verbal dan non verbal berangkat dari pemahaman
bagaimana pesan itu dikemas, seperti komunikasi pada umumnya selalu
mencakup dua unsur pokok; isi pesan dan bagaimana isi itu dikatakan, baik secara
verbal (tersurat) maupun non verbal (tersirat).
Komunikasi interpersonal yang efektif adalah sebagai salah satu dasar untuk
berhasilnya suatu organisasi. Setelah kita memahami pengertian komunikasi
antarpribadi, dalam perjalanannya antara komunikasi antarpribadi kepada sebuah
konsep diri sebaiknya kita memberikan sedikit pemaparan tentang ciri komunikasi
antarpribadi yang efektif menurut de Vito adalah:
1. Keterbukaan (Opennes)
Sikap keterbukaan paling tidak menunjuk pada dua aspek dalam komunikasi
antarpribadi. Pertama, kita harus terbuka pada orang lain yang berinteraksi dengan
kita, yang penting adalah adanya kemauan untuk membuka diri pada masalahmasalah yang umum, agar orang lain mampu mengetahui pendapat, gagasan, atau
pikiran kita sehingga komunikasi akan mudah dilakukan.
Kedua, dari keterbukaan menunjuk pada kemauan kita untuk memberikan
tanggapan terhadap orang lain secara jujur dan terus terang terhadap segala
sesuatu yang dikatakannya.
13
Mulyana. Deddy.Ilmu komunikasi Suatu Pengantar .PT, Remaja Rosdakarya. Bandung. 2001.
Hal: 73
18
2. Positif (Positiveness)
Memiliki perilaku positif yakni berpikir positif terhadap diri sendiri dan
orang lain.
3. Kesamaan (Equality)
Keefektifan komunikasi antarpribadi juga ditentukan oleh kesamaankesamaan yang dimiliki pelakunya. Seperti nilai, sikap, watak, perilaku,
kebiasaan, pengalaman, dan sebagainya.
4. Empati (Empathy)
Empati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada
posisi atau peranan orang lain. dalam arti bahwa seseorang secara emosional
maupun intelektual mampu memahami apa yang dirasakan dan dialami orang lain.
5. Dukungan (Supportiveness)
Komunikasi antarpribadi akan efektif bila dalam diri seseorang ada
perilaku supportif. Maksudnya satu dengan yang lainnya saling memberikan
dukungan terhadap pesan yang disampaikan.
Komunikasi antarpribadi salah satunya dipengaruhi oleh hubungan
interpersonal. Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara
seseorang dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan
menumbuhkan derajat keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya, makin
cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin
efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi.
19
Miller (1976) dalam Explorations in Interpersonal Communication,
menyatakan bahwa ”Memahami proses komunikasi interpersonal menuntut
hubungan simbiosis antara komunikasi dan perkembangan relasional, dan pada
gilirannya (secara serentak), perkembangan relasional mempengaruhi sifat
komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut.”
Asumsi dari penjelasan diatas bahwa terdapat tiga faktor dalam
komunikasi antarpribadi yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik,
yaitu: a. Percaya; b. sikap suportif; dan c. sikap terbuka.14
Berdasarkan penjelasan tersebut maka hubungan antar individu inilah yang
mendasari terjadinya komunikasi didalam organisasi yang selanjutnya dari
komunikasi tersebut akan berkembang membentuk suatu jaringan komunikasi
informal.
2.4. Analisis jaringan ( Network Analysis)
Analisis Jaringan Komunikasi adalah suatu metode penelitian untuk
mengidentifikasikan struktur komunikasi dalam suatu sistem, di mana data
hubungan mengenai arus komunikasi dianalisis dengan menggunakan beberapa
tipe hubungan-hubungan korelasional sebagai unit-unit analisis. Tipe hubungan
dalam Analisis Jaringan bukanlah analisis monadic (individu), tetapi dyadic (2
orang) atau lebih.
14
Jalaludin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
20
Bertujuan
untuk
memetakan
kegiatan-kegiatan
komunikasi
yang
melibatkan responden dalam organisasi ataupun unit-unit kerjanya baik secara
formal maupun informal. Responden secara khusus diminta menunjukkan sejauh
mana dan bagaimana ia terlibat dalam komunikasi dengan rekan dalam kelompok
atau organisasi.
Ciri analisa jaringan komunikasi terletak pada analisis hubungan antara
dua orang atau lebih dalam struktur jaringan komunikasi. Unit analisis dalam
jaringan bukan lagi individu-individu pelaku komunikasi secara terpisah dan
mandiri, tetapi adalah hubungan antara pelaku-pelaku interpersonal, pada tingkat
klik dan pada tingkat sistem yang besar.
Ada beberapa tipe analisis hubungan perilaku komunikasi yang dapat
digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan-hubungan komunikasi yang
ada dalam jaringan komunikasi, Yaitu:
(1) hubungan komunikasi pada tingkat personal atau pribadi,
(2) hubungan komunikasi pada tingkat klik,
61
(3) hubungan komunikasi pada tingkat system .
Hubungan komunikasi pada tingkat personal atau pribadi mempunyai cirri
struktural yang sangat penting yaitu derajat dimana seseorang terintegrasi dengan
individu-individu lainnya didalam jaringan komunikasinya. Integrasi jaringan
komunikasi personal adalah derajat dimana hubungan-hubungan komunikasi ada
diantara anggota-anggota jaringan individual atau jaringan komunikasi personal.
21
Makin besar jumlah hubungan ini makin besar derajat integrasi jaringan
komunikasi khusus individual atau jaringan komunikasi personal.15
Makin besar jumlah hubungan ini makin besar derajat integrasi jaringan
komunikasi khusus individual. Contoh: jaringan personal yang interlocking
(saling mengunci) mempunyai derajat yang tinggi, sedang suatu jaringan personal
jari-jari (radial) mempunyai integrasi yang rendah.16
Kelebihan metode jaringan komunikasi yaitu dapat menggambarkan
stuktur komunikasi dalam sebuah jaringan secara lengkap dan menyeluruh, baik
mengenai arus informasi yang beredar, posisi dan peranan masing-masing
personal pelaku, dan kadar atau intensitas hubungan yang dimiliki.17
Jaringan personal “jari-jari” (radial) tingkat integrasinya rendah, karena
teman seseorang tidaklah menjadi teman lainnya (saling berteman). Jaringan yang
demikian lebih terbuka bagi lingkungan. Kita dapat berharap bahwa seseorang
yang mempunyai tipe jaringan yang demikian akan menerima pesan khusus yang
dapat menyebar didalam sistemnya sendiri, yang secara relatif lebih cepat bila
dibandingkan dengan jaringan yang saling mengunci. Dengan demikian, semakin
tinggi tingkat integrasi jaringan personal, semakin kurang informasi yang dapat
diterimanya. Jaringan personal yang terintegrasi lebih banyak memuat topik-topik
pembicaraan yang sensitif atau issue yang tabu daripada yang biasa-biasa.
15
Bambang Setiawan dan Ahmad Muntaha, Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: Terbitan
Universitas Terbuka, 2004, hal. 2.3
16
17
Ibid, hal 2.4
ibid
22
Hubungan komunikasi pada tingkat klik dapat dipertimbangkan dengan
adanya berbagai variable struktural yang dapat diukur, yaitu18:
1. Keterhubungan klik, keterhubungan klik adalah derajat para anggota suatu klik
berhubungan satu sama lain melalui arus komunikasi. Hal ini dapat Atau dapat
ditulis sebagai berikut :
kontak-kontak nyata (actual contact)
kemungkinan hubungan (possible contact)
Indeks keterhubungan komunikasi dapat dihitung pada masing-masing klik,
oleh karena itu klik menjadi unit analisis. Indeks ini memungkinkan kita
meneliti derajat hubungan suatu klik dengan variabel-variabel lainnya.
2. Kedominanan klik, kedominana klik adalah derajat dimana pola-pola hubungan
komunikasi antar klik tidak memungkinkan kesamaan. Pola hubungan yang
berbentuk roda mempunyai derajat kedominanan yang tinggi, karena seluruh
arus komunikasi harus melalui seorang individu. Pemusatan yang demikian
menimbulkan informasi terpusat dan cenderung mengurangi keterbukaan.
3. Keterbukaan klik, keterbukaan klik adalah derajat dimana anggota-anggota
suatu klik saling bertukar informasi dengan klik-klik yang ada diluarnya. Suatu
gagasan baru akan lebih mudah masuk ke dalam suatu klik yang lebih terbuka.
4. Keintegrasian klik, keintegrasian klik dalam jaringan yang lebih luas dapat
diukur dengan ada tidaknya penghubung yang menghubungkan klik dengan
jaringan yang lebih luas tersebut.
18
Ibid. 2.6
23
Hubungan komunikasi pada tingkat sistem dapat dianalisis dengan melihat :
1. Keterhubungan sistem, yaitu derajat dimana klik-klik dalam suatu sistem
berkaitan satu sama lain melalui arus komunikasi. Indeks ini memungkinkan
kita menggunakan matematika untuk memperhitungkan derajat saling
keterhubungan klik dalam suatu sistem sosial.
2. Kedominanan sistem, yaitu derajat dimana pola-pola hubungan komunikasi
antar klik dalam suatu sistem sosial tidak mempunyai kesamaan. Hal ini berarti
suatu pengukuran terhadap derajat pemusatan yang menguasai komunikasi
antar klik. Makin besar kontrol dilakukan oleh suatu klik terhadap arus
informasi pada sekelompok klik, makin tinggi kedominanan sistem tersebut.
3. Keterbukaan sistem, yaitu derajat dimana suatu sistem saling bertukar informasi
dengan lingkungannya. Suatu sistem yang derajat keterbukaannya besar adalah
inovatif.19
2.5. Kajian Peranan Jaringan Komunikasi Informal.
Jaringan komunikasi adalah saluran-saluran yang merupakan tempat
informasi mengalir. Ada dua bentuk jaringan, yaitu jaringan komunikasi formal
dan jaringan komunikasi informal (Suwarto, 1999).
1. Jaringan komunikasi formal adalah komunikasi yang bertalian dengan tugas,
proses komunikasi mengikuti rantai wewenang. Jaringan ini biasanya vertikal.
19
Ibid., hal. 2.7
24
2. Jaringan komunikasi informal biasanya berupa bisikan atau selentingan
komunikasi.
Organisasi terdiri dari orang-orang dalam berbagai jabatan. Pada saat
orang-orang tersebut saling berkomunikasi maka berkembanglah keteraturan
dalam kontak siapa berbicara dengan siapa. Lokasi setiap individu dalam pola
jaringan yang terjadi memberi peranan pada orang tersebut. Pertukaran pesan
melalui jalan tertentu itulah yang dinamakan jaringan komunikasi.20
Jaringan komunikasi informal terjadi karena interaksi diantara orang-orang
yang bekerja bersama dalam suatu organisasi. Jaringan komunikasi informal
(grapevine) merupakan analisis jaringan yang menggambarkan hubungan atau
koreksi orang-orang serta kelompok tertentu (klik), keterbukaan satu sama lain
dan tidak memandang jabatan atau posisi dalam organisasi.
Penelitian ini mengacu pada konsep jaringan informal (Grapevine) yang
mempunyai beberapa karakteristik dan dianggap penting dalam memahami
bekerjanya grapevine, sebagaimana dikemukakan oleh Keith Davis dalam
penelitiannya:
1. Speed of Transmission (kecepatan transmisi)
Pada saat karyawan tertarik dengan urusan teman sekerja, informasi akan
menyebar secara cepat, apabila ada ketertarikan antar karyawan mengenai
urusan pribadi mereka maka arus informasi akan menyebar secara cepat.
20
Muhamad, Arni, Loc, cit
25
2. Degree of Selectivity (tingkatan selektivitas)
Mereka yang menggunakan grapevine dengan memperhatikan kehendak dan
intelegensi dari organisasi yang akan membawa informasi tersebut.
3. Locale of operation
Grapevine dilakukan hanya pada areal perusahaan atau organisasi dan
topiknya hanya seputar masalah organisasi atau perusahaan.
4. Relation of Formal Communication
Sistem komunikasi formal dan informal bekerjasama atau tidak satu sama
sekali, ketika sistem formal tidak aktif, grapevine pun tidak ada kesibukan
untuk mengisi kesenjangan informal tersebut, jadi tidak ada komunikasi
sama sekali. Ketika berkomunikasi formal aktif, begitupula dengan
grapevine.21 Apabila ada komunikasi formal maka dengan sendirinya akan
terbentuk komunikasi informal begitu pula sebaliknya, karena mereka saling
keterkaitan dan berhubungan satu sama lainnya.
Jaringan komunikasi informal ini muncul dari interaksi-interaksi diantara
orang-orang, informasi ini mengalir dengan arah yang tidak dapat diduga, dan
jaringannya digolongkan sebagai selentingan (grapevine). Informasi yang
mengalir sepanjang jaringan kerja selentingan juga terlihat berubah-ubah dan
tersembunyi.
21
Davis Keith, Human Relation at Work, New York: Mac Grawhill Company, 1976. Hal: 37
26
Jaringan komunikasi informal mempunyai beberapa kegunaan, yaitu:
1. Jaringan komunikasi informal dapat memuaskan salah satu kebutuhan
karyawan, yaitu dapat memelihara dan menikmati hubungan persahabatan
dengan rekan sekerjanya.
2. Jaringan komunikasi informal dapat membantu karyawan dalam memahami
lingkungan kerjanya, terutama dalam menginterpretasikan perintah-perintah
yang kurang jelas dari atasan.
3. Jaringan komunikasi informal dapat berfungsi sebagai ” katup pengaman” pada
orang yang sedang bingung atau kurang jelas dengan apa yang terjadi pada
mereka. Mereka dapat menggunakan jaringan komunikasi ini untuk
memperbesar keingintahuan mereka atau untuk mengurangi kegelisahan
mereka. Setiap individu akan merasa gelisah apabila ada suatu ketidakpastian
maka dengan komunikasi informal ketidakpastian itu akan terjawab.
4. Ketika orang menggosipkan seseorang yang tidak ada, mereka sering
mengadili. Beberapa orang menghakimi orang lain untuk keberadaannya. Ini
merupakan
suatu
cara
dalam
menghadapi
keraguan,
ketidakamanan,
kebingungan. 22
Dari penjelasan
diatas dapat disimpulkan bahwa jaringan komunikasi
informal tidak hanya membawa dampak yang negatif bagi perusahaan tetapi dapat
membawa dampak yang positif bila seiring di bawah kontrol struktur formal.
Dalam hubungan dengan penelitian ini, kebijakan dalam pelaksanaan
tugas-tugas organisasi di lingkungan perusahaan adalah satu hal yang terkait
22
Jack Halloran, Applied Human Relations an Organizational, New York USA,1983, Hal: 77
27
antara atasan dan bawahan atau sesamanya. Masalah yang terjadi dalam suatu
organisasi atau perusahaan merupakan hal yang menyangkut kepentingan
karyawan perusahaan sehingga menjadi topik pembicaraan yang banyak diminati
oleh para karyawan
Masalah-masalah
seputar
pekerjaan
yang
sering
dijadikan
topik
pembicaraan oleh para karyawan antara lain adalah tentang pembagian tugas,
masalah gaji, kebijakan perusahaan, fasilitas perusahaan dan topik-topik yang
lainnya.
Sesuai dengan teori-teori yang telah diberikan, maka jaringan komunikasi
informal (grapevine) dikalangan karyawan mengenai masalah-masalah pekerjaan,
diasumsikan terjadi disetiap perusahaan atau organisasi. Saluran informal ini juga
dapat dijadikan wadah bagi mereka untuk mendiskusikan masalah-masalah
pekerjaan dan sekaligus menjadi jalan keluar atau pemecahan dari masalah yang
ada.
2.6. Peran-peran Dalam Jaringan Komunikasi
Dalam jaringan komunikasi informal tersebut terdapat individu-individu
yang memegang suatu peran dalam jaringan, dimana individu-individu lainnya
akan berdiskusi dan mendapatkan informasi dirinya. Studi tentang jaringan
komunikasi yang lebih baru dilakukan pada kehidupan organisasi yang
sesungguhnya. Studi ini mengemukakan mengenai peran komunikasi yang terjadi
pada jaringan kelompok. Ada 7 peranan jaringan komunikasi yaitu:
28
1.
Klik
Sebuah kelompok individu yang paling sedikit separuh dari kontaknya
merupakan hubungan dengan anggota lainnya. Kebanyakan anggota klik
relatif akrab satu dengan yang lainnya dalam hierarki formal organisasi dan
ini menunjukkan kemiripan sistem komunikasi formal dan informal.
Satu syarat bagi anggota klik adalah bahwa individu–individu harus mampu
melakukan kontak satu dengan yang lainnya bahkan dengan cara tidak
langsung. Hal ini terjadi dalam klik, pada saat berkomunikasi mereka
cenderung lebih suka melakukan komunikasi tatap muka meskipun harus
menempuh jarak tertentu. Hal ini tidak berlaku bila kita berkomunikasi
dengan orang-orang yang tidak atau kurang kita sukai maka kita cenderung
menghindari komunikasi tatap muka.
2. Penyendiri ( Isolate/ Loners)
Mereka yang hanya melakukan sedikit kontak atau sama sekali tidak
mengadakan kontak dengan anggota kelompok lainnya. Individu ini
menyembunyikan diri dalam organisasi atau diasingkan oleh temantemannya. Goldhaber merumuskan sifat-sifat khusus penyendiri. Penyendiri
berbeda dengan anggota kelompok lainnya dalam arti kurang aman dalam
konsep diri mereka diantaranya adalah:
a. Kurang termotivasi oleh cita-cita
b. Kurang bersedia berinteraksi dengan orang lain
29
c. Lebih muda dan kurang berpengalaman dalam sistem
d. Lebih jarang menduduki posisi yang kuat dalam organisasi
e. Lebih cenderung menahan daripada melancarkan aliran informasi
f. Relatif tidak puas dengan sistem komunikasi
g. Beranggapan bahwa sistem komunikasi tertutup bagi mereka
3.
Jembatan (Bridge)
Jembatan adalah anggota kelompok atau klik dalam suatu organisasi yang
menghubungkan kelompok itu dengan kelompok lainnya. Individu ini
membantu saling memberi informasi diantara kelompok-kelompok dan
mengkoordinasi kelompok lainnya. Mereka ini adalah merupakan manajer
tingkat puncak yang melakukan kontak dengan organisasi. Mereka selalu
mengikuti perubahan lingkungan organisasi yang terjadi, dan berupaya
untuk mengadaptasikan organisasi dengan perubahan lingkungan tersebut.
4. Penghubung (liason)
Liason adalah sama peranannya dengan Bridge tetapi individu itu sendiri
bukanlah anggota dari satu kelompok tetapi dia merupakan penghubung
diantara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Individu ini juga
membantu dalam membagi informasi yang relevan diantara kelompokkelompok dalam organisasi. Penghubung adalah seseorang yang
menghubungkan dua kelompok atau lebih dalam suatu organisasi dan ia
bukan sebagai salah satu anggota kelompok tersebut. Penghubung sedikit
30
mirip dengan penjaga gawang, akan tetapi kalau penjaga gawang berada
dalam struktur organisasi dimana ia melakukan komunikasi keatas,
sedangkan penghubung berada diantara kelompok yang tidak tersusun
dalam hierarki. Liason orang yang menghubungkan dua atau lebih klik
dalam suatu jaringan komunikasi.
Ciri objektif dari penghubung anatara lain:
a. Memiliki kesepakatan lebih tinggi tentang identitas kontak mereka
dibanding dengan yang bukan penghubung
b. Berlaku sebagai sumber informasi pertama lebih besar daripada unsur
lainnya dalam organisasi
c. Memiliki status formal lebih tinggi
d. Telah menjadi anggota lebih lama
e. Tingkat pendidikan dan usia sama dengan yang bukan penghubung
Cara memandang diri sendiri sebagai:
a. Memiliki kontak komunikasi yang lebih besar
b. Memiliki jumlah informasi yang lebih besar berkenaan dengan dimensi
isi pesan yang dijadikan sebagai definisi peranan mereka
c. Berpartisipasi dalam sistem komunikasi yang lebih terbuka. Informasi
dipandang sebagai lebih tepat waktu, lebih dapat dipercaya, lebih
bermanfaat
31
d. Memiliki pengaruh lebih besar
Para penghubung dipandang orang lainnya sebagai:
a. Memiliki jumlah kontak komunikasi yang lebih besar
b. Memiliki cakupan yang lebih luas di seluruh srtuktur organisasi
c. Memiliki informasi yang lebih banyak
d. Memiliki kendali yang lebih ketat atas aliran informasi
e. Memiliki pengaruh yang lebih besar
f. Lebih kompeten
5. Penjaga Gawang ( Gate Keeper)
Penjaga gawang adalah individu yang mengontrol arus informasi diantara
anggota organisasi. Mereka berada ditengah suatu jaringan dan
menyampaikan pesan dari satu orang kepada orang lain atau tidak
memberikan informasi. Ia dapat menolong anggota penting dari organisasi
seperti pimpinan, menghindarkan informasi yang terlampau banyak
dengan jalan hanya memberikan informasi yang penting-penting saja
terhadap mereka. Dalam hal ini penjaga gawang mempunyai kekuasaan
dalam memutuskan apakah
suatu informasi penting atau tidak. Jika
penjaga gawang memutuskan bahwa informasi itu tidak penting, kemudian
seseorang harus mendapatkan informasi tersebut, maka mungkin informasi
32
tersebut tidak diberikan. Nyatalah bahwa peranan penjaga gawang ini
sangat penting dalam jaringan komunikasi.
6. Pemimpin pendapat ( Opinion Leader)
Opinion leader tidak selalu orang yang mempunyai otoritas formal dalam
organisasi tetapi membimbing tingkah laku anggota organisasi dan
mempengaruhi keputusan mereka. Mereka memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi secara informal sikap dan perilaku para anggota. Pemimpin
informal memiliki peranan yang penting disebut ” model aliran dua
langkah dari perubahan sikap”. Pesan persuasif mengalir dari media massa
ke
pemimpin
informal,
menginterpretasikan
informasi
dan
menyampaikannya kepada para anggota kelompok. Pemimpin informal
dapat mempengaruhi sikap anggota kelompok dengan membantu mereka
menginterpretasikan informasi yang baru dan menentukan situasi dan
sikap.
7. Kosmopolit
Individu yang melakukan kontak dengan dunia luar, dengan individuindividu di luar organisasi untuk kepentingan organisasi. Kosmopolit
menghubungkan para anggota dengan orang-orang
dan peristiwa-
peristiwa diluar batas-batas struktur organisasi. Anggota organisasi yang
aktif keluar biasanya lebih menyukai peran ini. Mereka melakukan kontak
dengan sumber-sumber diluar organisasi dan bertindak sebagai saluran
bagi gagasan baru yang akan diadopsi organisasi.
33
Dari apa yang sudah dijabarkan diatas, dapat disimpulkan bahwa jaringan
komunikasi informal (grapevine) terjadi sebagai perwujudan dari keinginan
manusia untuk bergaul dan keinginan menyampaikan informasi yang dimiliknya
kepada teman. Grapevine berfungsi menjaga hubungan baik antara karyawan,
dengan grapevine arus informasi atau pesan berjalan dengan cepat secara informal
tanpa dapat dikontrol oleh pihak manajemen atau perusahaan.
2.7. Pola Komunikasi Informal
Salah satu ciri komunikasi organisasi yang paling nyata adalah konsep
hubungan Goldbaher (1979) mendefinisikan organisasi sebagai ” sebuah jaringan
hubungan yang saling bergantung. Bila sesuatu saling bergantung, ini berarti
bahwa hal-hal tersebut saling mempengaruhi dan saling dipengaruhi satu sama
lainnya. 23
Selain setiap orang memainkan peranannya masing-masing, di dalam jaringan
komunikasi informal juga dapat membentuk lima model jaringan komunikasi,
yaitu :
1. Model lingkaran (circle)
Model ini tidak memiliki pemimpin. Semua anggota posisinya sama. Mereka
memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota
bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain yang terdekat.24
2. Model roda (wheel)
Model ini memiliki pemimpin yang jelas, yaitu posisinya di pusat. Pemimpin
merupakan satu-satunya orang yang dapat mengirim dan menerima pesan dari
23
Don. F. faules, R. Wayne Pace. Komunikasi Organisasi. Strategi Meningkatkan Kinerja
Perusahaan. Jakarta: PT. remaja Rosda Karya. 2005
24
ibid
34
semua anggota. Jika seorang anggota ingin berkomunikasi dengan anggota lain,
maka pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya.
3. Model huruf “Y”
Model ini relatif kurang tersentralisasi dibandingkan struktur roda, tetapi lebih
tersentralisasi dibandingkan model lainnya. Pada struktur Y juga terdapat
pemimpin yang jelas (orang ketiga dari bawah). Anggota-anggota lain berperan
sebagai pemimpin kedua (orang dari bawah). Anggota ini dapat mengirimkan
dan menerima pesan dari dua orang lainnya. Komunikasi ketiga anggota
lainnya hanya dengan satu orang lainnya.
4. Model rantai (chain)
Model ini sama dengan model lingkaran, akan tetapi anggota yang di bagian
ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpusat
juga terdapat disini, yang berada di posisi tengah lebih berperan sebagai
pemimpin daripada mereka yang berada di posisi lain.
5. Model saluran bebas (all-channel)
Model saluran bebas atau model bintang hampir sama dengan model lingkaran,
dalam arti semua anggota adalah sama dan semuanya juga memiliki kekuatan
yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Akan tetapi, dalam model
semua saluran, setiap anggota bisa berkomunikasi dengan setiap anggota
lainnya. Model ini memungkinkan adanya partisipasi anggota secara
maksimal.25
25
Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia, Jakarta: Profesional Books, 1997, hal. 345
35
2.8. Sosiometri
Sosiometri adalah berkenaan dengan pola memilih, berkomunikasi dan
berinteraksi dari individu-individu. Secara umum dapat dikatakan bahwa
sosiometri adalah studi dan pengukuran tentang pilihan sosial (social choice), baik
tentang pemilihan orang-orang, pemilihan garis komunikasi, dan pemilihan garis
pengaruh. Dalam penelitian dengan menggunakan metode sosiometri, maka
subjek dimintakan untuk memilih satu atau beberapa dari item yang telah
ditentukan.26
Analisis data menggunakan analisis sosiometri, yaitu teknik analisis data
dengan jalan melakukan pendekatan teoritis dan metodologis terhadap kelompokkelompok. Dalam teknik ini pertama-tama akan disusun suatu tabel matriks
sosiometri untuk mengetahui pilihan hubungan komunikasi antar responden.
Selanjutnya dibuat suatu sosiogram berdasarkan matrik sosiometri yang
menyatakan arah hubungan komunikasi di antara para responden. 27
Dalam metode sosiometri, pengumpulan data ditujukan untuk memperoleh
keterangan tentang adanya interaksi di antara anggota kelompok, antara kelompok
dengan kelompok, antara pribadi dengan anggota kelompok.
Mengumpulkan data dengan metode sosiometri secara relatif lebih mudah
dibandingkan dengan teknik yang digunakan dalam menganalisis data sosiometri.
Data sosiometri dapat memberikan jawaban tentang posisi individu dalam
kelompok, tentang hubungan dalam sub kelompok ataupun tingkat kohesi dari
kelompok dalam studi tentang pengaruh variasi struktur kelompok terhadap
26
27
Ibid., hal. 2.13
Bambang Setiawan dan Ahmad Muntaha, Metode Penelitian Komunikasi II, Jakarta: Terbitan
Universitas Terbuka, 2000, hal. 2.12
36
perilaku anggota kelompok, ataupun dalam melihat ciri perorangan yang selalu
dipilih dan yang jarang-jarang dipilih. Dalam analisis data sosiometri, ahli-ahli
dapat menggunakan cara metriks sosiometri, sosiogram dan indeks sosiometri.28
Sosiometri merupakan sebuah konsepsi psikologis yang mengacu pada
suatu pendekatan metodologis dan teoritis terhadap kelompok. Asumsi yang
dimunculkan adalah bahwa individu-individu dalam kelompok yang merasa
tertarik satu sama lain akan lebih banyak melakukan tindakan komunikasi,
sebaliknya individu-individu yang saling menolak, hanya sedikit atau kurang
melaksanakan tindakan komunikasi.29
2.9.
Model
Komunikasi
Konvergensi
(Komunikasi
Sebagai
Proses
Konvergensi)
Apabila akan dikaitkan dengan pemikiran Interaksionisme Simbolik
tentang proses interaksi sosial yaang sifatnya dinamik dan berlangsung terus
menerus maka ada suatu model komunikasi, yang melihat proses komunikasi
sebagai pertukaran (exchange) dan pembagian bersama (sharing of) informasi
selama beberapa waktu tertentu. Dengan model komunikasi ini diharapkan akan
dicapai suatu cara pendekatan yang tidak terikat pada kaidah atau batasan salah
satu kebudayaan tertentu saja, tetapi sebaliknya dapat menggambarkan kenyataan
kenyataan yang sesungguhnya dalam masyarakat.
Model
yang
dimaksud
ialah
Model
Komunikasi
Konvergensi
(convergence model of communication) yang menekankan komunikasi sebagai
28
29
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003, hal. 218
S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2004,
hal. 3.30
37
proses penciptaan dan pembagian bersama informasi untuk tujuan mencapai
saling pengertian bersama (mutual understanding) antara para pelakunya .30
Komunikasi disini dilihat tidak sebagai komunikasi yang berlangsung
secara linear dari sumber kepada penerima, melainkan sebagai sirkum atau
melingkar (cyclical). Pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi bergantiganti peran sebagai sumber ataupun penerima yang diistilahkan sebagai
“transceivers”, sampai akhirnya mencapai tujuan, kepentingan atau pengertian
bersama. Dengan demikian, komunikasi selalu mengandung makna adanya saling
berhubungan.
30
Everett M. Rogers dan Kincaid D.L, Communication Networts Toward a New Paradigm For
Research, New York: The Free Press, 1981.
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Sifat Penelitian
Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif yang berusaha
menuturkan pemecahan masalah yang ada berdasarkan data, dengan menyajikan
data, menganalisa dan menginterpretasikan data.20
Menurut Whitney (1960) metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan
interpretasi yang tepat. Penelitian tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta
situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikapsikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan
pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. 21
Pendekatan kuantitatif dalam penelitian sosial menekankan kepada
pembuktian terhadap hubungan-hubungan antar variabel, atau keterpengaruhan
antara variabel satu dengan lainnya, atau perbedaan sifat dan kemampuan dari
beberapa variabel, maupun identifikasi terhadap variabel. Sifat-sifat analisis
seperti ini lebih tepat menggunakan alat-alat statistik dalam pengujian data di
lapangan. Dengan demikian, maka analisis kuantitatif menekankan pada empat hal
yang dicari dari hubungan-hubungan variabel penelitian, yaitu persoalan
hubungan, pengaruh, perbedaan dan identifikasi.
20
21
Masri Singarimbun dan Sopian Effendi. Metode Penelitian Survei. Jakarta. 1989. LP3ES hal: 67
Moh. Nazir, Metode Penelitian,Ghalia Indonesia, 2003, hal. 54-55
38
39
Dengan melihat dari kegunaan dari tipe penelitian deskriptif, maka peneliti
ingin menggali lebih dalam untuk menganalisa jaringan komunikasi informal
beserta peran-peran yang ada dalam jaringan komunikasi informal di organisasi
SMK WASKITO.
3.2. Metode Penelitian
Pengertian metode, berasal dari Yunani yaitu dari kata methodos yang
artinya adalah cara atau menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah
yang berkaitan dengan suatu cara kerja yang sistematis untuk memahami suatu
subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan suatu jawaban
yang dapat dipertanggungjawabkan ilmiah dan termasuk keabsahannya. 22
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah analisa jaringan
komunikasi untuk mengidentifikasi struktur jaringan komunikasi informal di
SMK WASKITO.
Rogers dan Kincaid (1981) menegaskan bahwa analisis jaringan
komunikasi merupakan metode penelitian untuk mengidentifikasi struktur
komunikasi dalam suatu sistem, di mana data hubungan mengenai arus
komunikasi dianalisis dengan menggunakan beberapa tipe hubungan interpersonal
sebagai unit analisis. Lebih lanjut salah satu tujuan penelitian komunikasi dengan
menggunakan analisis jaringan komunikasi adalah untuk memahami gambaran
umum mengenai interaksi manusia dalam suatu sistem.23
22
Rosady Ruslan, Metodologi Penelitian Public Relations dan Komunikasi. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta: 2006.
23
Everett M. Rogers dan Kincaid D.L, Communication Networts Toward a New Paradigm For
Research, New York: The Free Press, 1981, hal. 134
40
3.3. Populasi dan Sampel
Sugiyo dalam bukunya yang berjudul ”Statistika Untuk Penelitian”
mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek
atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik untuk kesimpulannya. 24
Sampel penelitian dalam analisa jaringan adalah semua orang yang
menjadi anggota jaringan sosial, atau yang secara riil menjadi anggota kelompok
tersebut. Yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah karyawan SMK
WASKITO yang berjumlah 25 orang. Sedangkan tekhnik penarikan sampelnya
adalah total sampling karena jumlah populasinya berjumlah 25 orang sehingga
keseluruhan populasi tersebut dijadikan sample pada penelitian ini.
3.4. Definisi dan Operasionalisasi Konsep
3.4.1. Definisi Konsep
1. Jaringan Komunikasi informal
Adalah komunikasi yang terjadi antara individu yang satu dengan yang
lainnya melalui pola-pola arus komunikasi yang bersifat informal, yang berada
diluar struktur formal yang dimotivasi oleh kebutuhan individu untuk
berinteraksi dan menjadi bagian dengan lingkungannya, jadi lebih kepada
human relations, maksudnya dalam komunikasi informal hubungan antar
pribadi lebih ditekankan kerena komuniksi informal menuntut adanya
24
Sugiyono. Statitiska Untuk Penelitian (2002:55). Yang dikutip dalam buku Rosady Ruslan,
Metodologi Penelitian Public Relations dan Komunikasi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta:
2006.hal 133
41
keakraban dan kesamaan. Komunikasi informal yaitu desas-desus, selentingan
atau berita angin yang belum tentu benar dikembangkan untuk memperoleh
berbagai macam informasi yang menurut mereka menarik yang tidak mereka
dapati melalui jaringan komunikasi formal oleh keterbatasan wewenang
ataupun karena memang arus komunikasi formal di dalam perusahaan tersebut
kurang lancar.
2. Analisis jaringan komunikasi
Merupakan salah satu pendekatan dari penelitian yang mempelajari
perilaku manusia berdasarkan pendekatan model komunikasi konvergensi.
Analisis
jaringan
komunikasi
merupakan
metode
penelitian
untuk
mengidentifikasi struktur komunikasi dalam suatu sistem, di mana data
hubungan mengenai arus komunikasi dianalisis dengan menggunakan beberapa
tipe hubungan interpersonal sebagai unit analisis. Lebih lanjut salah satu tujuan
penelitian komunikasi dengan menggunakan analisis jaringan komunikasi
adalah untuk memahami gambaran umum mengenai interaksi manusia dalam
suatu sistem. Struktur komunikasi yang dimaksud adalah susunan dari unsurunsur komunikasi yang berbeda yang dapat dikenali melalui pola arus
komunikasi dalam suatu sistem.
3. Derajat Integrasi Pada Jaringan Komunikasi Informal
Pada tingkat terbawah, ciri struktural yang penting ialah derajat dimana
seseorang terintegrasi dengan individu-individu lainnya di dalam jaringan
komunikasinya. Integrasi jaringan komunikasi personal adalah derajat dimana
hubungan-hubungan komunikasi ada di antara anggota-anggota jaringan
42
individual atau jaringan komunikasi personal. Makin besar jumlah hubungan
ini makin besar jumlah derajat integrasi jaringan komunikasi khusus individual.
Contoh : jaringan personal yang interlocking (saling mengunci) mempunyai
derajat yang tinggi, sedang suatu jaringan personal jari-jari (radial) mempunyai
integrasi yang rendah.
Pada tingkat klik, kita dapat mempertimbangkan betrbagai variabel
struktural yang dapat diukur, yaitu :
(1) keterhubungan klik, adalah derajat para anggota suatu klik
berhubungan satu sama lain melalui arus komunikasi. Hal ini dapat dihitung
dari jumlah arus informasi interpersonal yang ada dibandingkan dengan derajat
kemungkinan hubungan yang potensial. Indeks keterhubungan komunikasi
dapat dihitung pada masing-masing klik, oleh karena itu klik menjadi unit
analisis
(2) kedominanan klik, adalah derajat dimana pola-pola hubungan
komunikasi antar klik tidak memungkinkan kesamaan. Pola hubungan yang
berbentuk roda mempunyai derajat kedominanan yang tinggi, karena seluruh
arus komunikasi harus melalui seorang individu
(3) keterbukaan klik, adalah derajat dimana anggota-anggota suatu
klik saling bertukar informasi dengan klik-klik yang ada di luarnya
(4) keintegrasian klik, keintegrasian klik di dalam jaringan yang
lebih
luas
dapat
di ukur dengan
ada
tidaknya penghubung
yang
menghubungkan klik dengan jaringan yang lebih luas tersebut.
4. Peran individu didalam jaringan komunikasi informal berlangsung didalam
hubungan antar individu dalam konteks komunikasi interpersonal, klik-klik
43
dan sistem menjadi unit analisis, berarti kedudukan individu pelaku
komunikasi tidak dilihat secara terpisah atau mandiri dalam sebuah konteks
komunikasi. Dengan demikian yang diperhatikan adalah komunikasi antar
pelaku, bukan pelaku-pelaku itu sendiri secara terpisah.
3.4.2. Operasionalisasi Konsep
Secara operasional jaringan komunikasi informal dijabarkan
sebagai komunikasi diantara karyawan SMK WASKITO yang tidak
melalui jalur resmi. Jaringan komunikasi ini terjadi tanpa melihat
kedudukan atau posisi mereka dalam struktur organisasi, dimana terdapat
proses penyampaian informasi mengenai berbagai hal.
No
1
Konsep
Peranan
individu
Dimensi
dalam Klik
Indikator
- Hubungannya relatif
struktur jaringan komunikasi
akrab dengan anggota
informal
lainnya
Isolate
-Melakukan sedikit atau
sama sekali tidak
(Penyendiri)
melakukan kontak dengan
anggota lainnya.
-Bukan klik maupun
anggota klik
-Tertutup
44
Bridge
-Orang yang berhubungan
dengan klik-klik dan
(Jembatan)
menjadi anggota salah satu
klik
-Manajer tingkat puncak
- Mengikuti perubahan
lingkungan
- Mengadaptasi kan
organisasi dengan
perubahan lingkungan
tersebut.
- Memberi informasi
- Mengkoordinasi klik-klik
Liason
-Bukan anggota klik
(Penghubung)
- Orang yang
menghubungkan dua atau
lebih individu dalam suatu
sistem
-Tidak tersusun secara
hierarki
45
-Memberi informasi
Penjaga
-Mengendalikan pesan
gawang
-Orang yang berada dalam
(Gate keeper)
suatu
struktur
komunikasi
jaringan
yang
memungkinkan
melakukan
dia
kontrol
komunikasi
Pemimpin
- Tidak selalu orang yang
pendapat
mempunyai
otoritas
formal.
(Opinion
Leader)
-Mampu membimbing dan
mempengaruhi sikap dan
perilaku anggota
-Dapat menginterpetasikan
pesan
-Orang
yang
Banyak
dipilih
sebagai
sumber
informasi
Kosmopolit
-Menghubungkan antara
organisasi dengan
linkungan luar organisasi
46
-Mengumpulkan informasi
-Memberikan informasi
Bintang
-Pusat jalur komunikasi
(Star)
-Mempunyai banyak
informasi mengenai
penerapan kebijakan
-Individu yang paling
banyak dipilih oleh
anggota lain dalam suatu
sistem
Neglectee
-Tidak dipilh oleh anggota
lain
-Memilih anggota lain
2
Topik yang dibicarakan
Kebijakan
Sebuah peluang yang
perusahaan
diberikan pihak karyawan
dengan satu pertimbangan
yang menggunakan
objektivitas dan pikiran
yang jernih
Pembagian
Penempatan karyawan
tugas
dalam mengerjakan suatu
pekerjaan sesuai dengan
47
keahliannya
Gaji
Penghargaan yang
Karyawan
diberikan oleh karyawan
sesuai dengan kemampuan
maupun jenis pekerjaannya
Fasilitas
Suatu kemudahan atau
perusahaan
kelonggaran yang
diberikan kepada karyawan
perusahaan tersebut
3
Pola Komunikasi Informal
Wheel (roda)
Pusat anggota klik
Circle
-Tidak ada pemusatan
(lingkaran)
informasi,
-Informasi merata
All Chanel
Saling berhubungan antar
(Menyeluruh)
anggota klik
Interlocking
Tipe komunikasi individu
yang mengunci dimana
satu sama lain saling
memilih
Mutual Pair
Antar individu saling
memilih dan dipilih
sehingga akan terjadi
hubungan timbal balik
Tipe Radial
Membuka keluar dimana
48
anggota klik tidak saling
memilih tetapi memiliki
pilihan lain
3. 5. Teknik Pengumpulan Data
3.5.1. Data Primer
Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan penyebaran kuesioner
kepada para responden, terdapat tiga kelompok pertanyaan: (1) Kelompok
identitas, (2) Kelompok pertanyaan pokok yang berkaitan dengan pertanyaanpertanyaan yang menggali pengetahuan sikap dan perilaku responden terhadap
subjek penelitian, (3) Dalam analisa jaringan didalamnya dicantumkan satu
pertanyaan khusus atau yang dikenal dengan pertanyaan sosiometri yaitu
darimana responden mendapatkan informasi.25 Pertanyaan sosiometri ini nantinya
akan diajukan kepada semua anggota populasi karyawan SMK WASKITO yang
berumlah 25 orang.
3.5.2. Data Sekunder
Data sekunder peneltian ini dikumpulkan melalui studi kepustakaan
sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan teoriteori yang berhubungan dengan penelitian. Studi kepustakaan dilakukan melalui
buku, literatur,dll.
2525
Setiawan Bambang, Materi Pokok Penelitian Komunikasi. Ed.1.Cet.2. Jakarta: Universitas
Terbuka, 2004. Hal. 3.6
49
3.6. Teknik Analisa Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode
sosiometri. Rogers & kincaid mengatakan bahwa sosiometri adalah metode yang
digunakan untuk menemukan, menulis dan mengevaluasi status sosial, struktur
sosial dan perkembangan atau proses dari gejala-gejala dengan cara mengukur
besarnya penolakan serta penerimaan antara individu-individu dalam kelompok.
Dalam analisis peran jaringan komunikasi ini juga dicantumkan satu pertanyaan
khusus yang disebut pertanyaan sosiometris, pertanyaan ini akan diolah menjadi
gambar sosiogram hubungan, dan dalam gambar sosiogram ini akan tampak
adanya jaringan komunikasi.26
Data sosiometri juga digunakan untuk mendeskripsikan hubunganhubungan sosial yang ada diantara individu-individu dalam kelompok. Untuk
mengukur pilihan dan memahami hubungan antara individu dengan mengukur
pikiran mereka, dengan siapa mereka lebih memilih untuk berinteraksi atau
berkomunikasi secara informal.
Teknik dasar sosiometri adalah dengan test-sosiometri. Setiap orang dalam
kelompok disuruh memilih orang lain dalam kelompok tersebut, mana yang
paling disukainya dalam situasi khusus. Misalnya disuruh menyebutkan lima atau
enam orang yang disukainya. Dari hasil pilihan tadi nantinya bisa dilihat orang
yang paling disukai dan orang yang kurang disukai.
Dalam pengertian lain, sosiometri merupakan sebuah konsepsi psikologis
yang mengacu pada suatu pendekatan metodologis dan teoritis terhadap kelompok
26
Bambang Setiawan dan Ahmad Muntaha, Metode Penelitian Komunikasi II, Jakarta, Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka, 2000, Hal 3, 4
50
yang merasa tertarik satu sama lain akan lebih banyak melakukan tindakan
komunikasi, sebaliknya individu-individu yang saling menolak, hanya sedikit atau
kurang melaksanakan tindakan komunikasi atau biasa disebut derajat integrasi. 27
Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur derajat keterhubungan klik
adalah: 28
Indeks keterhubungan = kontak-kontak nyata (actual contact)
kemungkinan hubungan (possible contact)
27
S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2002,
hal. 3.30
28
Opcit, hal 2.6
51
BAB IV
YAYASAN PENDIDIKAN WASKITO DAN HASIL PENELITIAN
4. 1. Mengenai Yayasan Pendidikan Waskito
4.1.1. Sejarah Berdirinya
Awal berdirinya Yayasan Pendidikan Waskito pada tahun 1966 yang terletak
di Jalan Setia Budi Raya 8A Jakarta merupakan sebuah Taman Penitipan Anak yang
pemikiran dari sang pendirinya yang melihat bahwa di zaman yang semakin modern
ini banyak sekali para ibu yang yang perlu juga turun tangan untuk membantu
kesejahteraan keluarganya dan untuk lebih terjaminnya keamanan dan ketentraman
dalam menunaikan tugasnya maka sebuah Taman Penititipan Anak sangat
dibutuhkan. TPA ini mempunyai fungsi sebagai pengganti sementara tugas sang ibu
sementara mereka bekerja. Akhirnya berdasarkan persetujuan Departemen Sosial
Bagian Kesejahteraan Keluarga dan Anak, Yayasan Waskito diizinkan dan disahkan
pada akta notaris tanggal 15 November 1966 No. 3.
Yayasan Penitipan Anak Waskito mulai pada tanggal 2 Februari 1967 berubah
menjadi yayasan penitipan dan pendidikan Anak Waskito. Dengan hal demikian
dapat menampung semua aktivitas-aktivitas yang dapat tersalurnya Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga dan Anak sesuai dengan dasar dan tujuan Yayasan Waskito.
Tempat penititipan dan pendidikan anak yayasan Waskito ini adalah dengan
maksud dan tujuan bagaimana untuk dapat tersalurnya usaha kesejahteraan keluarga
dan anak-anak dengan jalan pendidikan dan bimbingan.
51
52
Jadi jelas bahwa maksud dan tujuan dari Yayasan Waskito adalah menemukan
cara-cara pemecahan masalah sosial yang ada dalam masyarakat untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat, keluarga dan anak-anak.
Sampai dengan tahun ajaran 1968 setelah mengadakan beberapa perubahan,
maka susunan kurikulum dan pendidikan yayasan Waskito ini diarahkan kepada
tercapainya kesejahteraan masyarakat keluarga dan anak. Mata pelajaran yang
diberikan adalah mengikuti peraturan Departemen Pendidikan.
Sejak berdirinya Yayasan Waskito telah banyak mendapat bantuan dari para
tenaga pengajar mulai dari para sarjana, mahasiswa dan para Bapak Kepala Daerah
Wilayah Jakarta Selatan. Kesemuanya itu adalah tenaga yang mempunyai
ketertarikan dalam lapangan pekerjaan sosial dalam rangka membangun masyarakat.
4.1.2. Gambaran Umum SMK Waskito
Pendidikan nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Undang-Undang Dasar 1945
mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang diatur
dengan undang-undang yaitu Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Sebagai bagian dari Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan menengah
kejuruan merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang
mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk dapat bekerja dalam
53
bidang tertentu, kemampuan beradaptasi dilingkungan kerja, melihat peluang kerja,
dan mengembangkan diri di kemudian hari.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan pendidikan
kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan Pasal 15 UU SISIDIKNAS,
merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuki
bekerja dalam bidang tertentu.
Yayasan Waskito mengembangkan usahanya dengan mengembangkan
pendidikan mulai dari tingkat TK, SD, dan sekolah menengah. Untuk dapat
mengembangkan usahanya ini tentunya pemilik yayasan ini telah banyak menjalin
hubungan-hubungan kerjasama dengan berbagai pihak.1 Kemudian Yayasan Waskito
membuka sekolah Kejuruan (SMK) pada tahun 1996. Berdasarkan presentase jumlah
siswa, walaupun terhitung baru namun peminat SMK Waskito mengalami
peningkatan setiap tahunnya.
SMK WASKITO berada dibawah naungan Yayasan Pendidikan (YASPEN)
WASKITO telah didirikan dan diresmikan pada tahun 1996 berdasarkan Sk
No.227101/E/96. Berdasarkan data statistik jumlah siswa SMK Waskito mengalami
peningkatan peminat setiap tahunnya dan saat ini telah menjadi salah satu SMK
swasta favorit di lingkungan daerah Pamulang di sekitarnya. Sampai pada tahun
ajaran tahun 2008-2009 jumlah karyawan SMK Waskito berjumlah 25 Orang yang
terdiri dari 1 orang kepala SMK, 3 Orang bagian Administrasi/Tata Usaha, dan 21
Orang guru bidang studi.
26. Organization Profil Yayasan Pendidikan Waskito
54
Dalam rangka mempertahankan predikat sebagi SMK swasta favorit di daerah
Pamulang-Ciputat ini, SMK Waskito mempetahankan dan meningkatkan lagi mutu
pendidikannya agar bisa tetap eksis ditengah persaingan dengan yayasan pendidikan
lainnya.
Mutu produk pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses pelaksanaan
pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain: kurikulum, tenaga
pendidikan, proses pembelajaran, sarana dan prasarana, manajemen sekolah,
lingkungan (iklim) kerja.
Meskipun kurikulum hanya berperan sebagai pemberi arah, tujuan dan
landasan filosofi pendidikan, namun kurikulum harus selalu dikembangkan sesuai
dengan dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tuntutan kebutuhan
pasar kerja serta dinamika perubahan sosial.
Selain itu untuk mendukung program dan tujuan organisasi, tentunya juga
didukung oleh SDM yang bekerja didalam organisasi itu. Para pengajar SMK
Waskito adalah orang-orang yang kompeten di bidangnya masing-masing.
Yayasan Pendidikan Waskito juga menyediakan fasilitas sarana dan prasarana
untuk menunjang kegiatan pembelajaran yaitu dengan menyediakan:
a. Lab Bahasa
b. Lab komputer
c. Lapangan olah raga
55
d. Fasilitas antar jemput untuk para siswa
e. Ruang kelas Full AC
f. Klinik dan Dokter umum yang disediakan untuk para siswa, dan seluruh
karyawan
4.1.3. Struktur Organisasi SMK Waskito
a. Kepala Yayasan
: Ir. RM. Djarot Istiarso
b. Kepala SMK
: Saefuddin, S.Ag
c. Tata Usaha
: Dine Yulia Hermina
Putri Fenti Andriani
Sy. Putriani
d. Pengajar:
1. Produktif
: Siti Zubaedah. S.Pd
Imam Mulia. S. Sos
Tri Setya. S.Pd
Indriani S.Pd
Yetti
56
2. Bahasa Indonesia : Madhani. S.Pd
3. Bahasa Inggris
: Vera Suzane. A.Md
Kasno Fredizal. S.Pd
4. Bahasa Mandarin : Vidyanita Adriana. A.Md
Marisa. A. Md
Dinar. A.Md
5. Matematika
: Ponco Prihutomo. S. Pd
6. Agama
: a. Agama Islam
: Drs. Machfud Z
Roy Martin. S. Ag
b. Agama Kristen
7. PPKN
: Kadis Abibi. SH
8. Sejarah
: Drs. Unggul Hartoyo
9. Olah Raga
: Suaib Ustman
10. Bimbingan Konseling
: Ema
11. Ekonomi
: Nur’aini SE
: Helena Louise Pepah. S.Th
57
4.1.4. Visi dan Misi
Setiap organisasi, apapun jenisnya baik organisasi non profit maupun
organisasi yang mencari keuntungan memiliki visi misi yang menjadi ruh dalam
setiap aktivitas organisasi tersebut. Pernyataan visi misi organisasi harus luas untuk
perkembangan dan pertumbuhan organisasi namun cukup untuk membuat jalannya
organisasi tetap fokus dan terkendali.
Adapun visi dan misi SMK Yayasan Pendidikan Waskito adalah sebagai
berikut:
VISI: a. Menciptakan, memberdayakan dan mengembangkan potensi siswa agar
menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas sehingga mampu
melanjutkan kejenjang pendidikan lebih tinggi atau siap pakai mengisi
lapangan kerja, serta mampu dan produktif mengikuti tantangan jaman
yang senantiasa berubah.
b. Menyiapkan tamatan untuk menjadi tenaga menengah kejuruan yang siap
pakai, memiliki etos kerja, disiplin, menguasai Imtaq dan Iptek.
c. Mampu berkompetensi dalam rangka membentuk insane dan mandiri.
MISI: a. Menciptakan tenaga kerja terampil menengah dengan memenuhi tuntutan/
kebutuhan tenaga kerja yang sesuai dengan kualitas minimal yang
ditentukan oleh dunia kerja
58
b. Mengembangkan potensi siswa hingga menghasilkan lulusan yang
berkualitas, mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi/
mengisi lapangan kerja
c. Yayasan Pendidikan Waskito sebagai Wiyata Mandala mengutamakan/
menyediakan lingkungan yang asri, damai, aman, dinamis dan menciptakan
atmosfir
pendidikanberkualitas,
berwibawa
serta
dapat
dipercaya
masyarakat
d. Meningkatkan profesi Sumber Daya Manusia yang produktif, mandiri, maju,
cerdas dan kreatif
e.Meningkatkan
pengetahuan
dan
kemampuan
professional
sesuai
perkembangan dunia
4.1.5 Tujuan
Sesuai dengan Slogan SMK Waskito yaitu “ Bersama Membangun Dunia
Pendidikan” tujuannya adalah dalam rangka membangun dunia pendidikan dan
menyediakan tenaga terampil dibidangnya SMK Waskito menyiapkan tamatan yang
berpotensi, professional di bidang perkantoran untuk menyongsong masa depan dan
era kemajuan dunia pendidikan perguruan tinggi sesuai bidang yang dicita-citakan
bagi siswa.
Saat ini SMK Waskito baru tersedia untuk jurusan Administrasi Perkantoran.
Ruang lingkup pekerjaan bagi lulusan program keahlian administrasi perkantoran
59
adalah jenis pekerjaan atau profesi yang relevan seperti misalnya Sebagai staff
administrasi, resepsionis, operator telepon atau sekretaris di berbagi lembaga atau
organisasi milik Negara atau swasta.
Dengan memanfaatkan kemampuan, pengalaman dan berbagai peluang yang
ada, lulusan program keahlian administrasi perkantoran juga dimungkinkan
mengelola atau berwirausaha dibidang administrasi perkantoran.
4.2. Hasil Penelitian dan Analisa Data
4.2.1. Hasil Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang dilakukan di SMK Yayasan
Pendidikan Waskito, melalui penyebaran kuesioner untuk menganalisis jaringan
komunikasi informal.
Hasil penelitian ini meliputi karakteristik responden, peran-peran responden
dalam jaringan komunikasi informal dan pola jaringan komunikasi informal yang
terbentuk.
4.2.2. Karakteristik Responden
Sebelum membahas tentang peran-peran dalam analisa jaringan komunikasi
informal, akan dijelaskan terlebih dahulu tentang karakteristik karyawan di SMK
Yayasan Pendidikan Waskito yang berjumlah 25 orang. Karakteristik responden
dalam penelitian ini, dilihat dari jenis kelamin, usia, status perkawinan, lama bekerja
dan pendidikan terakhir.
60
Data mengenai karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 4.2.2.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin N= 25
Jenis Kelamin
f
%
Pria
11
44%
Wanita
14
56%
Jumlah
25 orang
100%
Sumber: Kuesioner No.2A
Berdasarkan pada data tabel diatas dapat dijelaskan bahwa responden yang
berjenis kelamin pria berjumlah 11 orang (44%%) sedangkan data responden yang
berjenis kelamin wanita berjumlah 14 orang (56%). Dapat disimpulkan dari hasil
penelitian, bahwa di SMK Yayasan Pendidikan Waskito di dominasi oleh pegawai
wanita daripada pegawai pria.
Selanjutnya gambaran responden dilihat dari segi usia dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
61
Tabel 4.2.2.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia N= 25
Usia
f
%
-
-
b. 21 tahun - 30 tahun
12
48%
c. 31 tahun - 40 tahun
8
32%
d. 41 tahun – 50 tahun
4
16%
e. > 50 tahun
1
4%
25 orang
100%
a. < 20 tahun
Jumlah
Sumber: Kuesioner No. 3A
Berdasarkan
tabel
diatas
menunjukkan
bahwa
usia
pegawai
yang
mendominasi yaitu usia 21-30 tahun sebanyak 12 orang (48%), usia 31-40 tahun
sebanyak 8 orang (32%), usia 41-50 tahun sebanyak 4 orang (16%) dan usia 50 tahun
keatas hanya berjumlah 1 orang (4%). Pada SMK Yayasan Pendidikan Waskito ini
rata-rata Karyawan berusia produktif yaitu antara 21 tahun-30 tahun.
Selanjutnya gambaran responden berdasarkan status perkawinan dapat dilihat
melalui tabel berikut ini:
62
Tabel 4.2.2.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan N: 25
Status Perkawinan
f
%
a. Menikah
15
60%
b. Lajang
9
36%
c. Janda
1
4%
d. Duda
-
-
25 orang
100%
Jumlah
Sumber: Kuesioner No. 4A
Berdasarkan hasil penelitian diatas dan data yang terdapat pada pedoman
kuesioner No. 4 tentang identitas responden, menunjukkan bahwa sebagian besar
responden sebanyak 15 orang (60%) sudah menikah, 9 orang (36%) masih lajang atau
belum menikah, dan 1 orang (4%) berstatus janda.
Selanjutnya mengenai hasil penelitian masa bekerja/ lama bekerja dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
63
Tabel 4.2.2.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja N= 25
Lama Bekerja
f
%
a. < 5 tahun
18
72%
b. 6 – 10 tahun
5
20%
c. > 10 tahun
2
8%
25 orang
100%
Jumlah
Sumber: Kuesioner No. 6A
Berdasarkan hasil penelitian diatas mengenai lama bekerja responden,
diperoleh data bahwa sebagian besar responden lama bekerja masih dibawah 5 tahun
sebanyak 18 orang (72%), responden yang lama bekerja antara 6-10 sebanyak 5 orang
(20%) dan responden yang sudah bekerja lebih dari 10 tahun sebanyak 2 orang (8%).
Sehingga rata-rata orang yang bekerja di SMK Yayasan Pendidikan Waskito masih
tergolong orang-orang baru dan masih banyak yang harus dipelajari.
Mengenai status pendidikan terakhir masing-masing responden, dapat dilihat
berdasarkan analisa melalui tabel berikut ini:
64
Tabel 4.2.2.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir N= 25
Pendidikan Terakhir
f
%
a. SLTA/ Sederajat
3
12%
b. D3
4
16%
c. S1
16
64%
d. S2
1
4%
e. D1
1
4%
25 orang
100%
Jumlah
Sumber: Kuesioner No. 7A
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar
responden berpendidikan S1 yaitu sebanyak 16 orang (64%), jumlah responden yang
masa pendidikan terakhirnya hanya sampai jenjang SLTA/ sederajat sebanyak 3
orang (12%), responden yang berpendidikan D3 sebanyak 4 orang (16%), responden
yang berpendidikan S2 hanya berjumlah 1 orang (4%), dan terakhir yang
berpendidikan D1 berjumlah 1 orang (4%).
Sebagai mahluk sosial manusia selalu berinteraksi dengan orang lain dengan
cara saling berkomunikasi satu sama lain dengan membicarakan berbagai macam
topik atau masalah, mencari cara untuk mengatasi atau masalah tersebut dan
membicarakan mengenai bagaimana mendapatkan cara untuk mendapatkan informasi
lainnya yang dibutuhkan.
65
Dengan menggunakan analisa jaringan komunikasi informal kita dapat
melihat rutinitas responden atau seberapa rutin responden melakukan komunikasi
dengan rekan-rekan sekerjanya. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat melalui tabel
4.2.2.6 berikut ini:
Tabel 4.2.2.6
Berdasarkan Rutinitas Berkomunikasi N= 25
Komunikasi Rutin
f
%
a. Ya
23
92%
b. Tidak
2
8%
25
100%
Jumlah
Sumber: Kuesioner No. 1B
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
melakukan komunikasi rutin dengan teman sekerjanya yaitu sebanyak 23 orang
(92%). Dan hanya sebagian kecil saja yaitu 2 orang (8%) yang tidak melakukan
komunikasi rutin, sehingga komunikasi di SMK Yayasan Pendidikan Waskito bisa
dikatakan dapat berlangsung secara efektif, karena masing-masing individu rutin
terlibat komunikasi.
Selanjutnya berdasarkan intensitasnya mereka melakukan komunikasi
informal dapat dilihat berdasarkan penelitian melalui tabel 4.2.2.7 dibawah ini:
66
Tabel 4.2.2.7
Berdasarkan Intensitasnya Mereka Melakukan Komunikasi Informal N= 25
Intensitas
f
%
a. Sering
14
56%
b. Kadang-kadang
11
44%
-
-
25 orang
100%
c. Tidak pernah
Jumlah
Sumber: Kuesioner No. 4B
Berdasarkan hasil penelitian yang tertera dalam tabel diatas dapat kita lihat
bahwa intensitas para responden melakukan komunikasi informal sebagian besar
sering berinteraksi yaitu 14 orang (56%) sedangkan 11 orang (44%) yang kadangkadang berinteraksi secara informal dengan teman sekerjanya. Responden yang
kadang-kadang berkomunikasi informal ini biasanya karena mereka memang
termasuk ke dalam orang-orang yang tertutup dan kurang berinteraksi dengan sesama
karyawan.
Mengenai alasan kenapa mereka melakukan komunikasi dengan orang-orang
yang di tunjuknya, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
67
Tabel 4.2.2.8
Alasan Mereka Melakukan Komunikasi Dengan Orang Yang Ditunjuknya N= 25
Alasan Melakukan
Komunikasi
Orang Pertama
f
%
f
%
f
%
a. Jabatan
18
72
-
-
-
-
b. Familiar dan
Terbuka
c. Senioritasnya
4
16
5
20
11
44
1
4
-
-
5
20
d. Pendidikannya
-
-
-
-
1
4
e. Satu angkatan
-
-
2
8
-
-
f. Sudah mengenal
lama
g. Bisa dipercaya
-
-
15
60
3
12
2
8
3
12
5
20
h. Satu almamater
-
-
-
-
-
-
25
100
25
100
25
100
Jumlah
Orang Kedua
Orang Ketiga
Sumber: Kuesioner No.7B
Saling berinteraksinya karyawan merupakan hal yang hidup dan dinamis
didalam lingkungan kerja mereka. Dalam berinteraksi ataupun saling bertukar pikiran
dan informasi, biasanya mereka mencari orang-orang dalam lingkungan kerja yang
sesuai dan tepat untuk dapat diajak berkomunikasi dan bertukar pikiran.
Berdasarkan hasil penelitian dapat kita lihat bahwa karyawan SMK Waskito
memilih orang pertama untuk diajak berkomunikasi dikarenakan jabatan orang
tersebut, mereka merasa harus membicarakan sesuatu kepada atasannya agar hal
tersebut dapat lebih cepat tersampaikan kepada pimpinan yang lebih tinggi. Memilih
orang kedua untuk diajak berkomunikasi adalah karena sudah mengenal lama
sehingga mereka setiap kali berkomunikasi membicarakan masalah-masalah yang
68
terjadi tersebut karena merasa mengerti perasaan masing-masing dan dengan
hubungan mereka yang sudah lama tersebut kepercayaan diantara mereka otomatis
sudah terjalin dan hal ini memungkinkan mereka untuk lebih saling terbuka satu sama
lain. Dan memilih orang ketiga untuk di ajak bicara karena orang tersebut familiar
dan terbuka, karena familiar dan terbuka, ini dikarenakan mereka merasa lebih
nyaman apabila orang yang mereka ajak bicara merupakan orang yang pandai bergaul
dan mudah dalam berkomunikasi.
Para karyawan biasanya berkomunikasi atau berbincang-bincang secara
informal satu sama lain membicarakan hal-hal diluar pekerjaan mereka pada saat
waktu-waktu kosong, seperti waktu makan siang ataupun istirahat dan di sela-sela
tugas mereka yang tidak terlalu padat dan saat mereka telah selesai bekerja. Mereka
melakukan obrolan ini tanpa meninggalkan tugas utama mereka.
Selanjutnya kita dapat segera mengetahui penelitian jaringan komunikasi
informal berdasarkan isu informal yang sering dibicarakan secara informal, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2.2.9 berikut ini:
69
Tabel 4.2.2.9
Topik Pembicaraan Yang Sering Dibicarakan oleh Para Responden N= 25
Topik Pembicaraan
Orang Pertama
Orang Kedua
Orang Ketiga
f
%
f
%
f
%
a.Kebutuhan
Keluarga
1
4
5
20
6
24
b. Gaji dan
Tunjangan
8
32
6
24
2
8
c. Kehidupan
Pribadi
-
-
3
12
4
16
d. Fasilitas Kantor
3
12
2
8
2
8
e. Promosi
Karyaawan
2
8
2
8
1
4
f. Sikap Atasan
10
40
4
16
5
20
g. Kesehatan
-
-
2
8
3
12
h. Teman Sekerja
1
4
1
4
2
8
25
100
25
100
25
100
Jumlah
Sumber: Kuesioner No.8B
Dalam tabel ini dapat kita lihat bahwa masing-masing responden memiliki
kepentingan yang berbeda-beda dalam berinteraksi dengan rekan-rekannya. Didalam
jaringan komunikasi informal sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Ada beberpa
70
responden yang memiliki kesamaan pandangan dengan yang lainnya sehingga mereka
mersa memiliki kepentingan yang sama untuk membicarakan masalah-masalah secara
informalyang menurut mereka dapat dibicarakan dengan teman sekerjanya.
Masalah-masalah yang mendominasi para responden untuk berkomunikasi
secara informal adalah mengenai masalah mengenai sikap atasan, gaji dan tunjangan,
fasilitas kantor dan keluarga.
4.2.3. Model-Model Dalam Jaringan Komunikasi Informal
Berdasarkan hasil penelitian faktor familiar dan terbuka, karena sudah
mengenal lama dan karena jabatannya adalah factor-faktor yang membentuk klik-klik
di dalam jaringan komunikasi Informal di SMK Waskito.
Klik-klik ini terjadi karena adanya komunikasi dan interaksi diantara anggota
organisasiyang melibatkan orang-orang terdekat, orang tersebut dapat berjumlah tiga
orang atau lebih, sehingga dari klik-klik ini akhirnya terbentuk menjadi model-model
jaringan komunikasi informal. Hasil penelitian menemukan informasi mengenai klikklik yang ada di SMK Waskito di dapatkan dari kuesioner No 6B, 7B, 8B dimana
melalui pertanyaan tersebut responden diminta untuk menunjuk dengan siapa saja
(rekan terdekat) mereka biasa diajak untuk berkomunikasi dan dalam berkomunikasi
mereka biasanya membicarakan masalah-masalah apa saja. Jawaban dari pertanyaan
tersebut dapat diketahui bahwa terdapat enam klik atau kelompok yang terbentuk
didalam organisasi SMK Waskito. Enam klik tersebut dapat di gambarkan dalam
71
model jaringan komunikasi informal berikut ini, yang pada masing-masing klik
tersebut mempunyai model sendiri-sendiri.
Klik I (All Channel)
A
C
B
Klik I terdiri dari tiga orang yaitu responden A, B, dan C. Ketiga responden
ini jabatannya adalah sebagai Guru Bahasa Mandarin di SMK Waskito. Dapat dilihat
berdasrkan klik I diatas terbentuk Model All Channel dimana dalam kelompok ini
tidak terdapat pemusatan informasi, serta dapat dilihat adanya hubungan timbal balik
(Mutual Pair) antar sesama anggota kelompok yaitu saling memilih dan dipilih.,
sehingga akan terjadi hubungan timbal balik dan para anggota bebas memilih siapa
saja untuk diajak berkomunikasi. selain itu ada beberapa faktor lain mengapa mereka
saling memilih dan dipilih pertama yaitu karena mereka adalah sesama guru bahasa
Mandarin sehingga mereka sering berdiskusi untuk membicarakan tentang seputar
mata pelajaran yang mereka ajarkan, kendala-kendala apa saja yang mereka hadapi di
dalam kelas ketika mereka menyampaikan pelajaran kepada para siswa, atau
informasi yang lainnya. Kedua mereka sudah mengenal lama, karena mereka bertiga
adalah sama-sama satu alamamater di salah satu Universitas negeri di Indonesia.
72
Ketiga umur mereka masih sama-sama muda dan seumur, sehingga mereka merasa
lebih merasa puas ketika mereka membicarakan hal-hal mengenai permasalahan anak
muda di antara mereka.
Klik II ( All Channel)
H
J
I
Klik II tidak jauh berbeda dengan klik perma diatas. Anggotanya terdiri dari
tiga orang. Jabatan mereka adalah sebagai tata usaha.
Klik II ini terdiri dari
responden yang memiliki hubungan yang sudah lama atau mereka merasa sudah
saling mengenal sejak lama sehingga mereka mudah melakukan komunikasi. Pada
klik A ini yang membentuk All Channel. Para responden saling bertukar informasi
dimana komunikator mendapat feedback dari komunikan yang diajak berbicara
sehingga pesan yang disampaikan mendapat respon yang sesuai dengan keinginan
kedua belah pihak, maka komunikasi informal tersebut dapat dikatakan berjalan
dengan efektif.
73
KLik III ( All Channel)
E
G
F
Dapat dilihat pada gambar diatas bahwa model klik III ini adalah All Channel
mempunyai hubungan timbal balik, dimana diantara individu saling memilih dan
dipilih. Jabatan mereka bertiga adalah Guru Bidang studi Produktif. Diantara anggota
kelompok sudah saling mengenal lama sehingga timbul kedekatan dan kepercaayaan
diantara mereka untuk saling berkomunikasi dan saling memberi informasi baik itu
mengenai pekerjaan atau komunikasi informal lainnya. Misalnya, karena mereka
sudah berkeluarga hal yang biasa mereka bicarakan adalah perihal seputar kehidupan
rumah tangga, anak atau yang lainnya.
Namun, untuk Responden E selain ia
menjabat menjadi seorang guru bidang studi didalam struktur formal ia diprcaya
untuk membantu kepala SMK dalam bidang Kurikulum. Di dalam struktur jaringan
komunikasi informal ia juga berfungsi sebagai Bridge (Jembatan), ia menjembatani
komunikasi dan memberikan informasi-informasi dengan anggota klik lainnya
sehingga responden ini banyak melakukan kontak dengan anggota lainnya, ia selalu
mengikuti
akan
perubahan-perubahan
yang
terjadi
di
mengadaptasikan organisasi dengan perubahan lingkungan tersebut.
organisasi,
dan
74
Klik IV ( Model Wheel)
M
P
L
N
O
Klik IV terdiri dari 5 Respnden, yaitu responden M, N, O, P, dan L. Pada klik
ini terbentuk model jaringan Wheel (roda) dapat dilihat dari responden L yang
merupakan pusat anggota klik dimana responden lain mempunyai relasi
berkomunikasi dengan dirinya.
Responden L ini juga bertugas menjadi Opinion Leader karena memiliki
banyak pemilih dan dan tempat banyak orang untuk meminta pendapat padanya.
Responden L ini bukanlah seseorang yang menduduki posisi atas dalah stuktur
organisasi formal. Namun ia banyak dipilih angggota lainnya karena ia adalah
seseorang yang di tua-kan dan dihormati karena dari jenjang pendidikannya sebagai
lulusan S2 dibandingkan dengan anggota lainnya yang sebagian besar baru bergelar
S1. Dia juga dianggap dapat membimbing dan mempengaruhi sikap setiap anggota
karena ia dapat menginterpretasikan pesan dengan baik.
75
Klik V (Circle)
V
W
X
S
Klik V terdiri dari 4 responden, yaitu responden V, X, S, W. keempat responden
adalah Laki-laki. Mereka terdiri dari Beberapa guru berbagai bidang studi. Klik IV ini
terdiri dari responden yang memiliki hubungan yang sudah lama atau mereka merasa
sudah saling mengenal sejak lama sehingga mereka mudah melakukan komunikasi.
Pada klik VI ini yang membentuk model lingkaran semua responden memiliki
wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok klik yang lain.
Klik ini membentuk model jaringan lingkaran atau circle. Pada model ini semua
anggota memiliki posisi
yang sama
dan
memungkinkan
semua anggota
berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Arus komunikasi pada model lingkaran
atau circle yang digambarkan pada klik V ini terus berputar seperti lingkaran.
Model lingkaran atau circle ini juga memiliki kekurangan, yaitu setiap
anggota hanya bisa berkomunikasi dengan dua orang lain yang berada disisinya, tidak
seorang pun anggota dapat berhubungan langsung dengan semua anggota lainnya,
mereka hanya mengikuti pola sirkuler, oleh karena itu mereka tidak memiliki akses
76
langsung terhadap seluruh informasi yang diperlukan untuk memecahkan persoalan.
Selain memiliki kekurangan model ini juga memiliki kelebihan, yaitu semua anggota
memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok, dan
model ini memiliki kemempuan beradaptasi dengan perubahan-perubahan dalam
tugas.
KLIK VI (Chain)
Klik VI hanya terdiri dari dua orang responden, yaitu responden E dan
responden K. Mereka berdua ini merupakan sahabat karib. Mereka melakukan
interaksi secara timbale balik (Mutual Pair) tanpa adanya siapa yang dominan
diantara mereka berdua. Mereka berdua saling bertukar informasi. Pola komunikasi
yang terbentuk adalah chain, karena dalam penyampaian pesan atau informasi terjadi
diantara dua orang yang saling berkaitan.
4.2.4. Identifikasi Peran Responden Dalam Analisa Jaringan Komunikasi
Informal Di SMK Waskito.
Sesuai
dengan
tujuan
penelitian
bahwa
penelitian
ini
akan
mengidentifikasikan tentang peran-peran masing-masing responden dalam jaringan
komunikasi informal di SMK Waskito, hasil penelitian di lapangan adalah:
1. Opinion Leader
Orang-orang yang menjadi opinion leader adalah mereka yang memimpin
dalam organisasi formal, tidak selalu mempunyai otoritas secara resmi dalam
77
organisasi, mempunyai pengaruh dalam keputusan dan dapat memberi bimbingan
dalam pendapat, mereka diberi kepercayaan untuk mengetahui persoalan dan apa
yang sebenarnya terjadi.
Responden yang menjadi opinion leader dalam penelitian ini adalah
responden yang bekedudukan sebagai guru bidang studi. Dan merupakan anggota dari
klik V.
2. Bridge
Adalah anggota klik yang mempunyai sejumlah kontak yang menonjol dalam
kontak antar kelompok, juga menjalin kontak dengan anggota lain. Sebuah jembatan
berlaku sebagai pengontak langsung antar dua kelompok. Responden yang berpotensi
sebagi jembatan adalah responden E , ia berperan sangat menonjol dalam menjalin
kontak dengan anggota klik lain. Peranan ini rentan terhadap semua kondisi karena
dapat menyebabkan penyimpangan dan kerusakan informasi.
3. Liason ( Penghubung)
Adalah orang yang mengaitkan atau menghubungkan dua klik atau lebih
tetapi ia bukan anggota dari salah satu klik yang dihubungkan tersebut. Responden ini
membantu memberi informasi diantara klik-klik dan juga mengkoordinasi kelompok,
peran penghubung memegang peranan penting bagi berfungsinya organisasi secara
efektif.
Responden yang berperan sebagi Liason dalam penelitian ini adalah
responden K, yang menjabat sebagai Kepala SMK Waskito. Dalam struktur
78
organisasi formal ia adalah penghubung antar atasan paling tinggi (kepala yayasan)
dengan karyawan dibawahnya.
4. Gatekeeper
Adalah seseorang yang secara strategis ditempatkan dalam jaringan agar dapat
melakukan pengendalian atas pesan apa yang disebarkan melalui sistem tersebut.
Responden yang Gatekeeper adalah responden K, yang menjabat sebagai Kepala
SMK Waskito. Dalam struktur organisasi formal ia adalah penghubung antar atasan
paling tinggi (kepala yayasan) dengan karyawan dibawahnya. ia menyaring
informasi-informasi mengendalikan pesan yang tersebar di organisasi tersebut.
5. Isolate
Isolate adalah mereka yang paling sedikit atau yang paling minim melakukan
kontak atau berkomunikasi dengan karyawan dalam organisasi.
Responden yang berperan sebagai Isolate adalah responden R. responden ini
lebih senang menyendiri dengan kesibukan dibandingkan berinteraksi dengan orangorang disekelilingnya.
6. Neglectee
Adalah orang yang melakukan komunikasi dengan memilih tetapi ia sendiri
tidak dipilih. Responden yang berperan sebagai Neglectee adalah responden U.
79
Gambar Jaringan Komunikasi Informal di SMK Waskito
Klik I (All Channel)
A
C
Klik II (All Channel)
B
H
Klik VI (Chain)
D
J
Y
Klik III (All Channel)
E
I
K
Klik IV (Wheel)
F
G
M
T
Neglectee
Q
P
U
L
Klik V (Circle)
V
Isolate
R
W
O
X
S
N
80
4.3. Analisa Data
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMK Waskito, bahwa
pada organisasi tersebut terdapat adanya jaringan komunikasi informal, jaringan
komunikasi informal ini terbentuk tanpa direncanakan dan tidak bersifat resmi karena
terjadi melalui obrolan atau desas-desus yang menyebar dari mulut ke mulut sehingga
dalam jaringan tersebut terdapat keterangan-keterangan
yang tidak resmi.
Komunikasi informal yang dilakukan ini adalah merupakan kemauan sendiri dari
individu-individu tersebut.
Klik-klik yang terdapat didalamnya terbentuk tidak hanya didasarkan pada
kedudukan anggota klik, tetapi juga karena mereka sudah saling mengenal lama
sehingga mereka dapat saling terbuka satu sama lain dan menumbuhkan kepercayaan
diantara mereka terutama dalam hal-hal mengenai masalah internal yang ada.
Dari dari keempat faktor yaitu jabatan, familiar dan terbuka, sudah saling
mengenal lama, serta kepercayaan merupakan hal yang paling penting untuk dapat
melakukan komunikasi dengan efektif, oleh karena itu mereka mengembangkan
kontak informal dengan desas-desus (grapevine), untuk mencapai kepuasan bagi
mereka. Adanya faktor tersebut yang menjadi alasan mereka untuk melakukan
komunikasi satu sama lain, selain itu hal tersebut membuat mereka tidak merasa sulit
untuk saling berinteraksi guna saling bertukar informasi.
Jaringan komunikasi informal diawali oleh adanya hubungan atau
komunikasi interpersonal atau antar pribadi yang saling berhubungan melalui pola
arus komunikasi yang bersifat informal yang terjadi diantara karyawan-karyawan,
81
mereka saling berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam mencari
informasi.
Dengan jaringan komunikasi informal ini anggota dalam organisasi
menghapus kesenjangan yang mungkin terjadi karena jabatan dalam organisasi.
karena jabatan dapat mengakibatkan komunikasi tidak lancar karena kurangnya
keterbukaan, padahal keterbukaan adalah salah kunci untuk dapat berkomunikasi
dengan efektif dan dalam penyelesaian permasalahan.
Dalam penelitian ini permasalahan yang seringkali dibicarakan adalah
mengenai sikap atasan, gaji, fasilitas kantor dan keluarga. Dengan adanya saling
bertukar pikiran seringkali membuat para karyawan lebih mudah mendapatkan
informasi mengenai seputar masalah diatas.
Penelitian yang dilakukan pada SMK Waskito ditemukan enam klik jaringan
komunikasi informal yang beranggotakan anatara 2 orang sampai dengan 5 orang.
Hal-hal yang sering mereka bicarakan adalah kejadian-kejadian di lingkungannya.
Klik-klik yang terbentuk disini bersifat informal tidak mengikuti struktur formal
tetapi terjadi interaksi sosial yang wajar diantara anggota organisasi.
Klik-klik ini membentuk beberapa model jaringan komunikasi informal, yaitu
3 klik membentuk model All Channel, ketiga klik itu adalah Klik I, Klik II dan Klik
III yang masing-masing Kik terdiri dari tiga orang. Model All Channel terbentuk
dimana dalam kelompok ini tidak terdapat pemusatan informasi, serta dapat dilihat
adanya hubungan timbal balik (Mutual Pair) antar sesama anggota kelompok yaitu
82
saling memilih dan dipilih., sehingga akan terjadi hubungan timbal balik dan para
anggota bebas memilih siapa saja untuk diajak berkomunikasi. Selain itu ada
beberapa faktor lain mengapa mereka saling memilih dan dipilih diantaranya yaitu
mereka merasa sudah saling mengenal sejak lama sehingga mereka mudah
melakukan komunikasi. Para responden saling bertukar informasi dimana
komunikator mendapat feedback dari komunikan yang diajak berbicara sehingga
pesan yang disampaikan mendapat respon yang sesuai dengan keinginan kedua belah
pihak, maka komunikasi informal tersebut dapat dikatakan berjalan dengan efektif.
Satu Klik model lingkaran atau circle yaitu klik IV, klik ini lebih bersifat
tertutup karena masing-masing individu hanya dapat berkomunikasi dengan individu
lain yang berada tepat di kedua sisinya. Klik IV terdiri dari 5 Respnden, dimana salah
satu dari anggota klik ini merupakan Opinion Leader, yaitu responden L yang
merupakan pusat anggota klik dimana responden lain mempunyai relasi
berkomunikasi dengan dirinya. Responden L ini juga berperan menjadi Opinion
Leader karena memiliki banyak pemilih dan dan tempat banyak orang untuk meminta
pendapat padanya. Responden L ini bukanlah seseorang yang menduduki posisi atas
dalah stuktur organisasi formal. Namun ia banyak dipilih angggota lainnya karena ia
adalah seseorang yang di tua-kan dan dihormati karena dari jenjang pendidikannya
sebagai lulusan S2 dibandingkan dengan anggota lainnya yang sebagian besar baru
bergelar S1. Dia juga dianggap dapat membimbing dan mempengaruhi sikap setiap
anggota karena ia dapat menginterpretasikan pesan dengan baik.
83
Selanjutnya terdapat 1 klik model Circle. Dalam klik ini terdapat 4 orang.
Pada model ini semua anggota memiliki posisi yang sama dan memungkinkan semua
anggota berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Arus komunikasi pada model
lingkaran atau circle yang digambarkan pada klik VI ini terus berputar seperti
lingkaran. Model lingkaran atau circle ini juga memiliki kekurangan, yaitu setiap
anggota hanya bisa berkomunikasi dengan dua orang lain yang berada disisinya, tidak
seorang pun anggota dapat berhubungan langsung dengan semua anggota lainnya,
mereka hanya mengikuti pola sirkuler, oleh karena itu mereka tidak memiliki akses
langsung terhadap seluruh informasi yang diperlukan untuk memecahkan persoalan.
Selain memiliki kekurangan model ini juga memiliki kelebihan, yaitu semua anggota
memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok, dan
model ini memiliki kemempuan beradaptasi dengan perubahan-perubahan dalam
tugas.
Klik yang terakhir terbentuk adalah model Chain yang hanya beranggotakan
dua orang yang merupakan sahabat karib.
Dengan adanya klik-klik tersebut tumbuh rasa persaudaraan dan saling
percaya walaupun mereka berbeda usia, pendidikan dan kondisi sosialnya. Mereka
dapat saling bertukar informasi secara timbal balik untuk memecahkan permasalahanpermasalahan yang terjadi.
Didalam jaringan komunikasi informal SMK Waskito terdapat enam peran
yaitu:
84
1. Opinion Leader
Responden yang menjadi opinion leader dalam penelitian ini adalah
responden yang bekedudukan sebagi guru bidang studi. Dan merupakan anggota dari
klik V. Ia bukanlah pimpinan ata seseorang yang mempunyai jabatan tinggi dalam
struktur organisasi formal. Namun, ia dipilih sebagai pemimpin pendapat mereka
mempunyai pengaruh dalam keputusan dan dapat memberi bimbingan dalam
pendapat, mereka diberi kepercayaan untuk mengetahui persoalan dan apa yang
sebenarnya terjadi.
2. Bridge
Responden yang berpotensi sebagi jembatan adalah responden E , ia berperan
sangat menonjol dalam menjalin kontak dengan anggota klik lain. Ia memiliki kontak
yang menonjol dalam kontak antar kelompok, juga menjalin kontak dengan anggota
lain. Sebuah jembatan berlaku sebagai pengontak langsung antar dua kelompok.
Peranan ini rentan terhadap semua kondisi karena dapat menyebabkan penyimpangan
dan kerusakan informasi.
3. Liason ( Penghubung)
Adalah orang yang mengaitkan atau menghubungkan dua klik atau lebih
tetapi ia bukan anggota dari salah satu klik yang dihubungkan tersebut. Responden ini
membantu memberi informasi diantara klik-klik dan juga mengkoordinasi kelompok,
peran penghubung memegang peranan penting bagi berfungsinya organisasi secara
efektif.
85
Responden yang berperan sebagi Liason dalam penelitian ini adalah
responden K, yang menjabat sebagai Kepala SMK Waskito. Dalam struktur
organisasi formal ia adalah penghubung antar atasan paling tinggi (kepala yayasan)
dengan karyawan dibawahnya.
4. Gatekeeper
Adalah seseorang yang secara strategis ditempatkan dalam jaringan agar dapat
melakukan pengendalian atas pesan apa yang disebarkan melalui sistem tersebut.
Responden yang Gatekeeper adalah responden K, yang menjabat sebagai Kepala
SMK Waskito. Dalam struktur organisasi formal ia adalah penghubung antar atasan
paling tinggi (kepala yayasan) dengan karyawan dibawahnya. ia menyaring
informasi-informasi mengendalikan pesan yang tersebar di organisasi tersebut.
5. Isolate
Isolate adalah mereka yang paling sedikit atau yang paling minim melakukan
kontak atau berkomunikasi dengan karyawan dalam organisasi.
Responden yang berperan sebagai Isolate adalah responden R. responden ini
lebih senang menyendiri dengan kesibukan dibandingkan berinteraksi dengan orangorang disekelilingnya.
6. Neglectee
Adalah orang yang melakukan komunikasi dengan memilih tetapi ia sendiri
tidak dipilih. Responden yang berperan sebagai Neglectee adalah responden U.
86
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian analisa jaringan komunikasi informal yang
dilakukan di SMK Waskito, menyimpulkan bahwa:
1. Karakteristik responden dapat diketahui dan diteliti berdasarkan jenis kelamin,
usia,
status
perkawinan,
lama
bekerja,
pendidikan
terakhir,
intensitas
berkomunikasi, orang-orang yang diajak bicara serta masalah-masalah yang
sering dibicarakan.
2. Model jaringan yang terbentuk di dalam klik-klik tersebut mempunyai modelmodel yang saling berbeda, namun terdapat 3 model klik yang sama yaitu All
Channel, yaitu klik I, II dan III, dimana pada model ini informasi atau penyebaran
pesan tersebar secara merata dan tidak ada satu orangpun yang menjadi pusat
informasi. Klik IV model Wheel dimana terdapat pusat anggota klik dan menjadi
pusat informasi bagi teman sekerjanya. Klik ke V model Circle dimana tidak
terdapat pemusatan informasi dan pesan. Dan yang terakhir model yang terbentu
dalam klik VI adalah model Chain atau rantai.
3. Dalam jaringan komunikasi informal di SMK Waskito ditemukan enam peranperan khusus yang terbentuk, yaitu:
86
87
a. Opinion Leader
Orang-orang yang menjadi opinion leader adalah mereka yang memimpin
dalam organisasi formal, tidak selalu mempunyai otoritas secara resmi dalam
organisasi, mempunyai pengaruh dalam keputusan dan dapat memberi bimbingan
dalam pendapat, mereka diberi kepercayaan untuk mengetahui persoalan dan apa
yang sebenarnya terjadi.
Responden yang menjadi opinion leader dalam penelitian ini adalah
responden yang bekedudukan sebagi guru bidang studi. Dan merupakan anggota dari
klik V.
b. Bridge
Adalah anggota klik yang mempunyai sejumlah kontak yang menonjol dalam
kontak antar kelompok, juga menjalin kontak dengan anggota lain. Sebuah jembatan
berlaku sebagai pengontak labgsung antar dua kelompok. Responden yang berpotensi
sebagi jembatan adalah rsponden E , ia berperan sangat menonjol dalam menjalin
kontak dengan anggota klik lain. Peranan ini rentan terhadap semua kondisi karena
dapat menyebabkan penyimpangan dan kerusakan informasi.
c. Liason ( Penghubung)
Adalah orang yang mengaitkan atau menghubungkan dua klik atau lebih
tetapi ia bukan anggota dari salah satu klik yang dihubungkan tersebut. Responden ini
membantu memberi informasi diantara klik-klik dan juga mengkoordinasi kelompok,
88
peran penghubung memegang peranan penting bagi berfungsinya organisasi secara
efektif.
Responden yang berperan sebagi Liason dalam penelitian ini adalah
responden K, yang menjabat sebagai Kepala SMK Waskito. Dalam struktur
organisasi formal ia adalah penghubung antar atasan paling tinggi (kepala yayasan)
dengan karyawan dibawahnya.
d. Gatekeeper
Adalah seseorang yang secara strategis ditempatkan dalam jaringan agar dapat
melakukan pengendalian atas pesan apa yang disebarkan melalui sistem tersebut.
Responden yang Gatekeeper adalah responden K, yang menjabat sebagai Kepala
SMK Waskito. Dalam struktur organisasi formal ia adalah penghubung antar atasan
paling tinggi (kepala yayasan) dengan karyawan dibawahnya. ia menyaring
informasi-informasi mengendalikan pesan yang tersebar di organisasi tersebut.
e. Isolate
Isolate adalah mereka yang paling sedikit atau yang paling minim melakukan
kontak atau berkomunikasi dengan karyawan dalam organisasi.
Responden yang berperan sebagai Isolate adalah responden R. responden ini
lebih senang menyendiri dengan kesibukan dibandingkan berinteraksi dengan orangorang disekelilingnya.
89
f. Neglectee
Adalah orang yang melakukan komunikasi dengan memilih tetapi ia sendiri
tidak dipilih. Responden yang berperan sebagai Neglectee adalah responden U.
Komunikasi anatar pribadi sangat berperan dalam menjalin hubungan
komunikasi informal yang nantinya akan membentuk jaringan komunikasi, diamana
akan terbentuk pola-pola komunikasi dan peranan-peranan individu di dalam
organisasi tersebut. Kita akan mengetahui siapa yang akan menjadi pusat informasi
dan dominan di dalam jaringan komunikasi informal sampai dengan klik-klik yang
berperan membentuk pola-pola komunikasi tersebut. Meskipun masing-masing
individu memiliki kepentinga yang berbeda-beda, namun pada intinya mereka
berkomunikasi dengan baik secara kekeluargaan, antara anggota klik maupun antar
klik yang satu dengan yang lainnya.
5.2. Saran-saran
Penulis ingin menyampaikan beberapa saran-saran yang diharapkan berguna
bagi penulis lainnya yang ingin menganalisa jaringan komunikasi secara informal dan
tentunya saran bagi perusahaan yang menjadi objek penelitian.
5.2.1. Saran Akademis
Semoga hasil penelitian mengenai analisa jaringan komuniksai informal di
SMK Waskito ini dapat menjadi sumbangsih bagi almamater Universitas
Mercubuana. Dan diharapkan informasi yang terdapat didalam penelitian ini dapat
90
berguna dan semakin dikembangkan bagi penulis lainnya yang memiliki topik serupa
yaitu mengenai analisa jaringan komunikasi informal.
5.2.2. Saran Praktis
Semoga dengan selesainya penulis menyusun skripsi ini diharapkan dapat
menjadi bahan pembelajaran bagi penulis lainnya. Bahwa jaringan komunikasi
informal terbentuk tidak melalui jalur resmi. Dengan melakukan penelitian secara
langsung ke objek penelitian dan melakukan penyebaran kuesioner di SMK Waskito
penulis dapat dengan mudah mengetahui masalah-masalh yang ada, pola dan peran
yang terbentuk anatara responden satu dengan yang lainnya, antar klik yang satu
dengan yang lainnya di dalam jaringan komunikasi informal tersebut.
Dan bagi organisasi tersebut semoga dapat menjadi masukan dengan adanya
penelitian analisa jaringan komunikasi di SMK Waskito ini, sehingga diharapkan
dpaat semakin mempererat tali persaudaraan dan kekeluargaan antar anggota yang
terdapat didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Setiawan., Materi Pokok Penelitian Komunikasi. Ed.1.Cet.2.
Jakarta: Universitas Terbuka, 2004.
Bambang Setiawan dan Ahmad Muntaha, Metode Penelitian Komunikasi II,
Jakarta: Terbitan Universitas Terbuka, 2000
Cutlip, Scott, Effective Public Relations, Jakarta: Kencana, 2006,Ed. 9
Dale Yoder dan Paul D. Standakar, kutipan oleh Moekijat, Teori Komunikasi,
1994
Davis Keith, Human Relations at Work, New York: Mac Grawhill Company,
1976
Don F, Faules, R. Wayne pace. Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan. Jakarta: PT. Remaja Rosda Karya 2005
Everett M. Rogers dan Kincaid D.L, Communication Networts Toward a New
Paradigm For Research, New York: The Free Press, 1981
J.A. Suparman. Pengantar Sosiometri, Jakarta Karunia Universitas Terbuka.
Jakarta. 1978
Jack Halloran, Applied Human Relations an Organizational, New York USA,
1983
Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi., Bumi Aksara, Jakarta, 2007
Mulyana. Deddy.Ilmu komunikasi Suatu Pengantar .PT, Remaja Rosdakarya.
Bandung. 2001
Masri Singarimbun dan Sopian Effendi. Metode Penelitian Survei. Jakarta. 1989.
LP3ES
Moh. Nazir, Metode Penelitian,Ghalia Indonesia, 2003
Onong U. Effendy, Human Relations dan Public Relations, 1993
Praktiko, Riyono, Jangkauan. Komunikasi, Alumni Bandung, 1993
Reksohadiprojo, Sukanto, Organisasi Perusahaan Teori, Struktur dan Perilaku,
BPFE, Yogyakarta, 1982
Rosady Ruslan, Metodologi Penelitian Public Relations dan Komunikasi. PT.
Raja Grafindo Persada. Jakarta: 2006.
Organization Profil Yayasan Pendidikan Waskito
CURRICULUM VITAE
Full Name
: Vidyanita Adriana, Amd
Present Address
: Vila Dago Tol, Blok G2, No.6, RT 01/RW 20
Serua – Ciputat.
: Jl. MKJ III, No.6, RT 004/RW 013, Bintaro, Pasanggrahan,
Jakarta Selatan, 12230.
Phone (Residence): (021)93131376
: 021.98032329/ 081574868263
: [email protected]
th
: March 28 , 1984
: Jakarta, Indonesia
: Female
: 09.5305.680384.0091
th
Date of Issued
: April 11 , 2006
th
Date Expired
: March 28 , 2011
City of Issued
: DKI Jakarta
: Indonesian
: Islam
: Unmarried
Permanent Address
Phone Number (Cellular)
E-mail
Date of Birth
Place & Country of Birth
Sex
ID/KTP Number
Nationality
Religion
Civil Status
FORMAL EDUCATIONAL HISTORY:
1.
Universitas Indonesia
Degree
: Diploma III
Location
: Depok, Indonesia
Major
: Chinese Language
th
Date of Graduated
: August 11 , 2006
Date of Entry
: August, 2002
2. Senior High School at SMU Negeri 29
Location
: DKI Jakarta, Indonesia
Years Attended
: from 1999 to 2002
st
Date of Graduated
: June 21 , 2002
3. Junior High School at SLTPN 178
Location
: DKI Jakarta, Indonesia
Years Attended
: from 1996 to 1999
th
Date of Graduated
: May 25 , 1999
4. Elementary School at SDN Bintaro 08 Pagi
Location
: DKI Jakarta, Indonesia
Years Attended
: from 1990 to 1996
Date of Graduated
: 1996
INFORMAL EDUCATIONAL HISTORY:
1.
English Course at Lembaga Indonesia Amerika (LIA) Bintaro
Location
: DKI Jakarta, Indonesia
Yers Attended
: From 2000 to 2001
Level Graduated
: Basic and Intermediate
TRAINING
1.
On Job Training
Location
: Jl. Merdeka Barat No. 17 Jakarta
Held By
: The Ministry of Culture and Tourism
Date
: June 13 – July 2005
WORKING EXPERIENCES:
1.
2.
3.
4.
Mandarin teacher
School
Location
Time
Responsibility
: Yayasan Pendidikan Budi Utomo
: Depok II
: August 2004 – June 2006
: Teach Basic of Mandarin language to SMP and SMK Students
Mandarin teacher
School
Location
Time
Responsibility
: Yayasan Pendidikan Masyarakat Indonesia (YAPEMRI)
: Depok II
: January 2005 – January 2008
: Teach Basic of Mandarin language to SMA Students
Mandarin teacher
School
Location
Time
Responsibility
: Yayasan Pendidikan Waskito Pamulang, Ciputat-Tangerang
: Pamulang, Ciputat-Tangerang
: August 2006 – August 2008
: Teach Basic of Mandarin language to SMK Student
Mandarin teacher
School
Location
Time
Responsibility
: SMP AL-ALZHAR
: Bumi Serpong Damai
: August 2007-Juli 2008
: Teach Basic of Mandarin language to SMP Students
5. Mandarin Teacher
School
Location
Time
Responsibility
: SD Katolik Ricci 2
: Pondok Aren
: August 2008-now
: Teach Basic of Mandarin language to Elementary Students
SKILLS:
1.
2.
English
Oral (medium) and written (medium)
Mandarin
Oral (medium) and written (medium)
Struktur Organisasi SMK Waskito
a. Kepala Yayasan
: Ir. RM. Djarot Istiarso
b. Kepala SMK
: Saefuddin, S.Ag
c. Tata Usaha
: Dine Yulia Hermina
Putri Fenti Andriani
Sy. Putriani
d. Pengajar:
1. Produktif
: Siti Zubaedah. S.Pd
Imam Mulia. S. Sos
Tri Setya. S.Pd
Indriani S.Pd
Yetti
2. Bahasa Indonesia : Madhani. S.Pd
3. Bahasa Inggris
: Vera Suzane. A.Md
Kasno Fredizal. S.Pd
4. Bahasa Mandarin : Vidyanita Adriana. A.Md
Marisa. A. Md
Dinar. A.Md
5. Matematika
: Ponco Prihutomo. S. Pd
6. Agama
: a. Agama Islam
: Drs. Machfud Z
Roy Martin. S. Ag
b. Agama Kristen
7. PPKN
: Kadis Abibi. SH
8. Sejarah
: Drs. Unggul Hartoyo
9. Olah Raga
: Suaib Ustman
10. Bimbingan Konseling
: Ema
11. Ekonomi
: Nur’aini SE
: Helena Louise Pepah. S.Th
Kode Responden:
PEDOMAN KUESIONER
KARYAWAN SMK WASKITO, PAMULANG, CIPUTAT- TANGERANG
Petunjuk: Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban dibawah ini:
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama
:
2. Jenis Kelamin
:
3. Usia
:
a. < 20 tahun
b. 21 tahun – 30 tahun
c. 31 tahun – 40 tahun
d. 41 tahun – 50 tahun
e. > 50 tahun
4. Status Perkawinan:
a. Menikah
b. Lajang
c. Janda
d. Duda
5. Agama :
a. Islam
b. Kristen
c. Protestan
d. Budha
e. Hindu
6. Lama Bekerja:
a. < 5 tahun
b. 6 – 10 tahun
c. > 10 tahun
7. Pendidikan Terakhir:
a. SLTA/ Sederajat
b. D3
c. S1
d. S2
e. Lain-lain………………………………(jelaskan)
8. Jabatan apa yang anda duduki saat ini di SMK WASKITO?
…………………………………………………………………………..
B. IDENTIFIKASI PERAN DAN POLA JARINGAN KOMUNIKASI INFORMAL
KARYAWAN SMK WASKITO
Anggota Klik
1. Apakah anda melakukan komunikasi secara rutin dengan teman-teman sekerja anda
terutama unit SMK WASKITO?
a. Ya
c. Tidak
2. Dengan siapakah Anda akan melakukan komunikasi rutin tersebut?
a…………………………………………….
b…………………………………………….
c…………………………………………....
3. Apakah setelah anda melakukan komunikasi dengan teman sekerja anda, informasi/
pesan yang anda terima, akan anda sampaikan kepada teman sekerja anda lainnya,
sebutkan…………………………………..atau
atasan
anda
sebutkan…………………………………….?
4. Apakah anda sering membicarakan masalah-masalah diluar
masalah pribadi anda dengan teman sekerja anda?
pekerjaan, misalnya
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Tidak Pernah
5. Masalah-masalah apa yang biasa anda bicarakan biasanya mencakup?
a. Masalah Keluarga
b. Masalah Kesehatan
c. Masalah Keuangan
d. Masalah lainnya………………………………………………… (Jelaskan)
6. Kepada siapakah anda akan menyampaikan masalah-masalah tersebut diatas?
(Sebutkan nama)
a. …………………………..
b……………………………
c. …………………………..
7. Sebutkan alasan mengapa anda memilih orang-orang tersebut diatas untuk
membicarakan masalah anda? Berilah tanda silang (X) untuk masing-masing nama yang
anda pilih menjadi alasan anda berkomunikasi dengan mereka, jawaban diperbolehkan
lebih dari satu.
Alasan mengapa memilih
orang pda pertanyaan no
6
a. Jabatan
b.Familiar dan terbuka
c. Senioritasnya
d.Pendidikannya
e. Satu angkatan
Nama Orang
Pilihan
Pertama
Nama Orang
Pilihan
Kedua
Nama Orang
Pilihan
Ketiga
f.Sudah Mengenal lama
g.Bisa dipercaya
h.Satu almamater
i.Lainnya………………..
(sebutkan)
8. Masalah-masalah apa yang sering dibicarakan? (Berilah Tanda silang (X) untuk masingmasingjawaban yang anda pilih, jawaban boleh lebih dari satu.
Masalah-masalah
umum yang
dibicarakan
a.Kebutuhan
Keluarga
b.Gaji dan
Tunjangan
c.Kehidupan
Pribadi
d.Fasilitas kantor
e.Promosi
karyawan
f.Sikap atasan
g. Kesehatan
h.Teman sekerja
i. Lainnya………
…………………
(sebutkan)
Nama Orang
Pilihan Pertama
Nama Orang
Pilihan Kedua
Nama
Orang
Pilihan Ketiga
9. Apakah anda selalu dilibatkan dalam setiap masalah-masalah yang ada di unit SMK?
a. Ya
b. Jarang
c. Tidak
10. Apakah anda merasa tidak tertarik dengan masalah-masalah pribadi teman-teman anda
di unit SMK, dan lebih tertarik dengan pekerjaan anda sendiri?
a. YA
b. Tidak
11. Apakah orang-orang di Unit SMK menaruh kepercayaan terhadap setiap informasi
yang anda sampaikan?
a. Ya
b. Tidak
12. Apakah informasi / Pesan yang muncul di Unit SMK tersebar merata?
a. Ya
b. Tidak
13. Apakah informasi atau pesan yang anda sampaikan di unit SMK sering mendapat
respon yang cepat dari orang-orang sekitar anda?
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Tidak Pernah
14. Apakah informasi/pesan yang secara informal beredar di Unit SMK lebih sering
berpusat pada satu kelompok?
a. Ya
b. Tidak
Download