BAB II KAJIAN PUSTAKA,RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka. 1. Definisi Pemasaran dan Jasa a. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan penting yang perlu dilakukan perusahaan untuk meningkatkan usaha dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Disamping kegiatan pemasaran perusahaan juga perlu mengkombinasikan fungsi-fungsi dan menggunakan keahlian mereka agar perusahaan berjalan dengan baik. Kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen agar perusahaan dapat berkembang, atau konsumen mempunyai pandangan baik terhadap perusahaan tersebut. Pengertian pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2008), merupakan proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Sedangkan menurut Basu dan Hani (2004),Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Pemasaran dalam pemahaman yang modern yaitu memuaskan kebutuhan pelanggan. Menurut Peter Drucker dalam Kotler (2008), “ Tujuan pemasaran 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 14 adalah membuat penjualan tidak diperlakukan lagi”. Penjualandan iklan hanyalah bagian dari bauran pemasaran yang lebih besar seperangkat sarana pemasaran yang bekerja sama untuk memuaskan kebutuhan pelanggan dan menciptakan hubungan dengan pelanggan Definisi yang paling luas yang dapat menerangkan secara jelas arti pentingnya pemasaran dikemukakan oleh Stanton, William J. dalam Basu Swastha (2000) Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatankegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Dari definisi di atas dapat diterangkan bahwa arti pemasaran jauh lebih luas dari arti penjualan. Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan konsumen sampai dengan menentukan cara promosi dan penyaluran/penjualan produk tersebut. Jadi kegiatan pemasaran adalah kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan sistem. b. Pemasaran Jasa Menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan adalah inti pemikiran pemasaran modern. Tujuan kegiatan pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai yang tepat dan mempertahankan pelanggan saat ini dengan memenuhi harapannya sehingga dapat menciptakan tingkat kepuasan. Menurut Lupiyoadi (2006), pemasaran jasa adalah setiap tindakan yang ditawarkan oleh salah satu pihak kepada pihak lain yang secara prinsip intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 15 Sedangkan menurut Umar (2003), pemasaran jasa adalah pemasaran yang bersifat intangible dan immaterial dan dilakukan pada saat konsumen berhadapan dengan produsen. Menurut Zeithaml dan Bitner dalam Daryanto (2011), pemasaran jasa adalah mengenai janji-janji.Janji-janji yang dibuat kepada pelanggan dan harus dijaga. Kerangka kerja strategik diketahui sebagai service triangle yang memperkuat pentingnya orang dalam perusahaan dalam membuat janji mereka dan sukses dalam membangun customer relationship. Menurut Yazid (2008) Pemasaran jasa merupakan penghubung antara organisasi dengan konsumennya. Peran penghubung ini akan berhasil bila semua upaya pemasaran diorientasikan kepada pasar. Keterlibatan semua pihak, dari manajemen puncak hingga karyawan non-manajerial, dalam merumuskan maupun mendukung pelakasanaan pemasaran yang berorientasi kepada konsumen tersebut merupakan hal yang tidak bisa ditawar-menawar lagi. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran jasa adalah suatu tindakan yang ditawarkan pihak produsen kepada konsumen, dalam arti jasa yang diberikan tidak dapat dilihat, dirasa, didengar atau diraba sebelum dikonsumsi. c. Pengertian Pelayanan Menurut Kotler (2008) pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Sedangkan menurut http://digilib.mercubuana.ac.id/z 16 Gronross dalam Tjiptono (2005) menyatakan bahwa pelayanan merupakan proses yang terdiri atas serangkain aktivitas intangible yang biasa (namun tidak harus selalu) terjadi pada interaksi antara palanggan dan karyawan atau pegawai, jasa dan sumber daya, fisik atau barang, dan system penyedia jasa yang disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan. Sementara itu Tjiptono (2005) mengemukakan persepktif palayanan sebagai sebuah sistem, dimana setiap pelayanan jasa dipandang sebagai sebuah sistem yang terdiri atas dua komponen utama: (1) operasi jasa: (2) penyampaian jasa. Ada beberapa factor yang menyebabkan timbulnya pelayanan yaitu: 1. Adanya rasa cinta dan kasih sayang. Cinta dan kasih sayang membuat manusia bersedia mengorbankan apa yang ada padanya sesuai kemampuannya, diwujudkan menjadi layanan dan pengorbanan dalam batas ajaran agama, norma, sopan santun, dan kesusilaaan yang hidup dalam masyarakat. 2. Adanya keyakinan untuk saling olon menolong terhadap sesamanya. Rasa tolong menolong merupakan gerak naruli yang sudah melekat pada manusia. Apa yang dilakukan oleh seseorang untuk orang lain karena diminta oleh orang yang membutuhkan pertolongan hakikatnya adalah pelayanan, disamping ada unsur pengorbanan, namun kata pelayanan tidak pernah digunakan dalam hubungan ini. Menurut Taufik (2012) melayani adalah membantu menyiapkan yang diperlukan oleh seseorang. Bedasarkan pengertian-pengertian diatas maka http://digilib.mercubuana.ac.id/z 17 dapat disimpulkan bahwa pelayanan adalah suatu kegiatan yang terjadi antara seseorang dengan orang lain dalam menciptakan kepuasan kepada pelanggan dimana kepuasan pelanggan tersebut sesuai dengan harapan dan keinginan perusahaan. d. Pengertian Jasa Pengertian jasa menurut Kotler dan Keller (2009) adalah: “Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik.” Sedangkan menurut zeithaml dan Bitner dalam Ratih Hurriyati (2010) mengatakan bahwa: “ Jasa pada dasarnya adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan otput selain produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud (intangible) bagi pembeli pertamanya. e. Karakteristik Jasa Karakteristik jasa menurut Kotler dan Keller (2009) adalah sebagai berikut: 1) Intangibility (tidak berwujud) Berbeda dari produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum dibeli. 2) Inseparability (tidak terpisahkan) Biasanya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan.Hal ini tidak berlaku bagi barang-barang fisik yang diproduksi, disimpan sebagai http://digilib.mercubuana.ac.id/z 18 persediaan, didistribusikan melalui banyak penjual, dan dikonsumsi kemudian.Jika seseorang memberikan jasa tersebut, penyediannya adalah bagian dari jasa itu.Karena klien tersebut juga hadir pada saat itu dihasilkan, interaksi penyediaan klien merupakan ciri khusus pemasaran jasa. 3) Variability (bervariasi) Karena bergantung pada siapa memberikannya serta kapan dan dimana diberikan, jasa sangat bervariasi. 4) Persihability (tidak tahan lama) Jasa tidak dapat disimpan. Sifat jasa yang mudah rusak tersebut tidak akan menjadi masalah apabila permintaan tetap berjalan lancar. Kotler (2009) membagi jasa menjadi beberapa kategori sebagai berikut: 1. Barang berwujud murni (pure tangible goods). Merupakan barang berwujud, dimana tidak ada jasa yang menyertainya, seperti; sabun, pasta gigi, atau gula. 2. Barang berwujud yang disetai jasa (tangible goods with accompanyi services). Penawaran terdiri dari brang berwujud yang disetai satu atau lebih jasa.Pada umumnya, semakin canggih sebuah produk, semakin besar kebutuhan untuk jasa pendukung berkualitas tinggi yang lebih luas. Jasa sering menjadi elemen penting dalam industri mobil, komputer, dan telepon seluler. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 19 3. Hibrida (hybrid) Penawaran terdiri dari bagian barang dan jasa yang sama proporsinya. Misalnya, orang yang sering mengunjungi restiran baik karena makanan maupun penyajiannya. 4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa kecil (major service with accompanying minor goods and services). Penawaran terdiri dari jasa utama beserta tambahan jasa ata barang pendukung. Meskipun perjalanan mencakup beberapa barang berwujud seperti makanan ringan dan minuman, yang dibeli penumpang pesawat terbang adalah transportasi. Jasa ini memerlukan barang bermodal besar (pesawat terbang) agar terwujud, tetapi item utamanya adalah jasa. 5. Jasa Murni (pure service) Kategori ini hanya murni terdiri dari jasa. Contoh meliputi pengasuh bayi, psikoterapi, dan pijat. Kisaran penawaran jasa membuat kita sulit melakukan generalisasi tanpa pembedaan lebih lanjut. Indikator dalam kualitas pelayanan menurut Parasuraman dkk (1988) sebagai berikut beserta definisi operasionalnya : 1. Bukti Langsung (tangibles) Bukti langsung adalah bentuk aktualisasi nyata secara fisik dapat terlihat atau digunakan oleh pegawai sesuai dengan penggunaan dan pemanfaatannya yang dapat dirasakan membantu pelayanan yang diterima oleh orang yang http://digilib.mercubuana.ac.id/z 20 menginginkan pelayanan, sehingga puas atas pelayanan yang dirasakan, yang sekaligus menunjukkan prestasi kerja atas pemberian pelayanan yang diberikan , Parasuraman, (2001). Sedangkan indikator dari bukti langsung atau tangibles dalam penelitian ini yaitu : a. Fasilitas yang ada terjaga baik seperti ruangan ber-AC, tempat duduk yang nyaman, kondisi yang bersih. b. Penggunaan komputerisasi dalam segala pelayanannya sehingga lebih cepat dan praktis. c. Produk yang ditawarkan berkualitas 2. Kehandalan (reliability) Definisi kehandalan atau reliability menurut Parasuraman (2001) adalah setiap pegawai memiliki kemampuan yang handal, mengetahui mengenai seluk beluk prosedur kerja, mekanisme kerja, memperbaiki berbagai kekurangan atau penyimpangan yang tidak sesuai dengan prosedur kerja dan mampu menunjukkan, mengarahkan dan memberikan arahan yang benar kepada setiap bentuk pelayanan yang belum dimengerti oleh masyarakat, sehingga memberi dampak positif atas pelayanan tersebut. Indikator dari kehandalan atau reliability yaitu : a. Jam operasional pelayanan b. Karyawan yang handal dan cekatan dalam melayani konsumen c. Karyawan mampu atau menguasai penggunaan teknologi secara baik yang ada di dalam perusahaan. 3. Daya Tanggap (responsiveness) http://digilib.mercubuana.ac.id/z 21 Definisi daya tanggap menurut Tjiptono (2007) yaitu keinginan para staf dan karyawan untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. Sehingga dimensi kualitas daya tanggap ini di dalam sebuah perusahaan harus benar-benar diwujudkan secara baik agar konsumen merasa dihargai atas tanggapan atau respon dari perusahaan atas segala keinginan dari konsumen. Indikator daya tanggap atau responsiveness dalam penelitian ini yaitu : a. Karyawan melayani dan menanggapi konsumen dengan cepat dan tepat b. Karyawan memberikan pengarahan dengan bijaksana dan sebaik-baiknya kepada setiap konsumen untuk mengikuti aturan yang diterapkan perusahaan. c. Karyawan melayani, mengarahkan, dan membujuk konsumen ketika menghadapi permasalahan yang dianggap tidak sesuai dengan prosedur perusahaan. 4. Jaminan (assurance) Asuransi adalah kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti/substitusi kerugian-kerugian besar yang belum terjadi, Abbas Salim (2007). 5. Empati (empathy) Definisi empati dalam pemasaran menurut Nursodik (2010) adalah perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan dalam menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi http://digilib.mercubuana.ac.id/z 22 dengan pelanggan, dan kebutuhan pelanggannya. Indikator empati atau empathy dalam penelitian ini adalah : a. Prosedur pelayanan perusahaan yang tidak berbelit-belit dalam melayani setiap kebutuhan konsumen. b. Line layanan konsumen atau customer service perusahaan mudah untuk dihubungi oleh konsumen. c. Karyawan mengetahui dan merespon dengan ramah, sopan, dan cekatan apa keinginan konsumen. 2. Definisi Kualitas a. Pengertian Kualitas Pada prinsipnya, definisi kualitas jasa atau kualitas pelayanan berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Harapan pelanggan bias berupa tiga macam tipe, menurut Rust dalam Tjiptono (2009). 1) will expectation, yaitu tingkat kinerja yang diprediksi atau diperkirakan konsumen akan diterimanya, berdasarkan semuanya informasi yang diketahuinya. Tipe ini merupakan tingkat harapan yang paling sering dimaksudkan oleh konsumen, sewaktu menilai kualitas pelayanan atau jasa tertentu. 2) should expectation, yaitu tingkat kinerja yang dianggap sudah sepantasnya diterima konsumen. Biasanya tuntutan dari apa yang seharusnya diterima jauh lebih besar dari pada apa yang diperkirakan akan diterima. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 23 3) ideal expectation, yaitu tingkat kinerja optimum atau yang terbaik yang diharapkan dapat diterima konsumen Tingkat kualitas jasa sangat penting dalam memasarkan jasa itu sendiri.Kualitas jasa haruslah diperhatikan agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Apabila perusahaan mempunyai kualitas jasa yang baik, maka akan mendatangkan rasa kepuasan pada pelanggan dan bukan hanya sebatas itu saja rasa kepuasan juga akan mendatangkan repeat order kembali atau pengunjung akan datang kembali utnuk melakukan pelayanan jasa yang sama. Menurut Tjiptono (2009) kualitas merupakan salah satu faktor penting yang digukanan pelanggan untuk mengevaluasi jasa suatu perusahaan dibandingkan menawarkan dari perusahaan lainnya.Maksudnya adalah kualitas jasa dari suatu perusahaan atau organisasi dapat mencerminkan perusahaan atau organisasi itu sendiri sehingga pelanggan dapat memutuskan pilihan kepada perusahaan yang dianggap memiliki kualitas yang terbaik. Menurut Deming dalam Nasution (2005) kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar. Menurut Feigenbaum dalam Nasution (2005) menyatakan bahwa kualitas adalah kepuasan pelanggan sepunuhnya (fuul customer satisfaction). Sedangkan menurut Garvin dan Davis dalam Nasution (2005) menyatakan bahwa kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk manusia (tenaga kerja), proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen. Dapat disimpulkan bahwa kualitas merupakan kesesuaian dengan http://digilib.mercubuana.ac.id/z 24 kepuasan pelanggan sepenuhnya baik itu yang berhubungan dengan kualitas manusia (tenaga kerja), proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau ,melebihi kebutuhan pelanggan. b. Dimensi Kualitas Pelayanan Dimensi Kualitas Pelayanan (SERVQUAL) menurut Parasuraman dalam Tjiptono (2009). dibagi menjadi lima dimensi SERVQUAL diantaranya : a. Tangibles ( bukti fisik ) Tangibles (bukti fisik) dalam kualitas pelayanan adalah bentuk aktualisasi nyata secara fisik dapat dilihat atau digunakan oleh karyawan sesuai dengan penggunaan dan pemanfaatannya yang dapat dirasakan membantu pelayanan yang diterima oleh orang yang menginginkan pelayanan, sehingga merasa puas atas pelayanan yang dirasakan oleh konsumen, yang sekaligus menunjukan prestasi kerja atau pemberian pelayanan yang diberikan. Berarti dalam memberikan pelayanan, setiap orang yang menginginkan pelayanan dapat merasakan pentingnya bukti fisik yang ditunjukan oleh pengembang pelayanan, sehingga pelayanan yang diberikan memberikan kepuasan. Bentuk pelayanan bukti fisik biasanya berupa fasilitas yang tersedia, teknologi pelayanan yang digunakan, performance pemberi pelayanan yang sesuai dengan karakterristik pelayanan yang diberikan dalam menunjukan prestasi kerja yang dapat diberikan dalam bentuk pelayanan fisik yang dapat dilihat. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 25 Dalam banyak perusahaan,dan penyelenggara lembaga kualitas pelayanan fisik kerkadang menjadi hal penting dan utama, karena sering yang mendapatkan pelayanan dapat menilai dan merasakan kondisi fisik yang dilihat secara langsung dari pemberi pelayanan baik menggunakan, mengoperasikan dan menyikapi kondisi fisik suatu pelayanan. Kualitas layanan berupa kondisi fisik merupakan bentuk kualitas layanan nyata yang memberikan adanya prestasi dan membentuk citra positif bagi setiap individu yang dilayaninya, dalam menggunakan alat dan perlengkapan pelayanan, kemampuan menginovasi dan mengadopsi teknologi, dan mewujudkan suatu performance tampilan yang bagus, berwibawa, dan memiliki intergitas yang tinggi sebagai suatu wujud dari prestasi kerja yang ditunjukan kepada orang yang mendapatkan pelayanan, identifikasi kualitas layanan fisik mempunyai peranan penting dalam memperlihatkan kondisi-kondisi fisik pelayanan penting dalam fisik (tangible) dapat dilihat dari lingkungan kerja berupa : i. Kemampuan pegawai dalam menunjukan prestasi kerja pelayanan dalam menggunakan alat dan perlengkapan kerja secara efisien dan efiktif ii. Kemampuan pegawai dalam menunjukan penguasaaan teknologi dalam berbagai akses data dengan dinamika dan perkembangan dunia kerja yang dihadapinya. iii. Kenyamanan tempat yang disediakan sehingga konsumen merasa nyaman dalam melakukan aktifitas. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 26 iv. Kerapihan karyawan dalam berpakaian dengan penampilan yang menunjukan kewibawaan dan dedikasi para karyawan. Oleh karena itu bukti fisik dalam suatu kualitas pelayanan sangat mencerminkan dari kepuasan seorang pengunjung, serta secara umum memberikan suatu indikator yang jelas bahwa kualitas pelayanan sangat ditentukan menurut kondisi fisik pelayanan, yang inti pelayanannya yaitu kemampuan dalam menggunakan alat dan perlengkapan kerja yang dapat dilihat secara fisik, maupun menunjuknan kemampuan secara fisik dalamberbagai penguasaan teknologi kerja dan menunjukan penampilan yang sesuai dengan kewibawaan dan dedikasi kerja. b. Empathy ( empati ) Dalam aktivitas pelayanan memerlukan adanya pemahaman dan pengertian dalam suatu hal yang berkaitan dengan pelayanan. Suatu pelayanan akan berjalan dengan lancar dan berkualitas apabila setiap pihak yang berkepentingan dengan pelayanan memiliki adanya rasa empati ( empathy ) dalam menyelesaikan atau mengurus atau memiliki komitmen yang sama terhadap palayanan. Rasa empati dalam suatu kualitas pelayanan merupakan perhatian pegawai terhadap konsumen, keseriusan dalam memberikan pelayanan rasa berkepentingan simpatik, dengan dan keterlibatanya pelayanan http://digilib.mercubuana.ac.id/z untuk pegawai mengembangkan yang dan 27 melakukan aktivitas pelayanan sesuai dengan tingkatan pengertian dan pemahaman dari masing-masing pihak tersebut.Pihak yang memberikan pelayanan harus memiliki empati memahami masalah dari pihak yang ingin dilayani. Pihak yang ingin dilayani/konsumen/pengunjung setidaknya memahami keterbatasan dan kemampuan orang yang melayani dan mendapat pelayanan memiliki perasaan yang sama dalam melakukan suatu proses atau tujuan yang diinginkan. Pihak yang menginginkan pelayanan membutuhkan adanya rasa kepedulian atas segala bentuk pengurusan pelayanan, dengan merasakan dan memahami kebutuhan tuntutan pelayanan yang cepat,mengerti berbagai bentuk perubahan pelayanan yang menyebebkan adanya keluh kesah dari bentuk pelayanan yang harus dihindari, sehingga pelayanan tersebut berjalan sesuai dengan aktivitas yang diinginkan oleh pemberi pelayanan dan yang membutuhkan. Berarti empati dalam sutu pelayanan kepada konsumen menjadi sangat penting dalam menghasilkan suatu kualitas pelayanan sesuai dengan prestasi kerja yang ditunjukan oleh seorang pegawai. Berikut bentuk kualitas pelayanan dari empati yang diberikan pegawai kepada konsumen yaitu : a) Mampu memberikan perhatian terhadap berbagai bentuk pelayanan yang diberikan, dengan begitu yang dilayani merasa menjadi orang yang penting dan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 28 b) Mampu berkomunikasi dengan baik dan dapat dimengerti oleh konsumen karena dengan komunikasi semua akan lebih jelas. c) Mampu menunjukan rasa simpatik atas pelayanan yang diberikan, sehingga yang dilayani merasa memiliki wibawa atas pelayanan yang diberikan. d) Mampu menunjukan pengertian dalam melakukan pelayanan serta rasa ingin tahu apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh pengunjung. Bentuk kualitas pelayanan dari empati ini perlu dikembangkan oleh para pengembang organisasi, khususnya bagi pengembang pelayanan modern, yang bertujuan memberikan kualitas layanan yang sesuai dengan dimensi empati atas berbagai bentuk-bentuk permasalahan pelayanan yang dihadapi oleh yang membutuhkan pelayanan, sehingga dengan dimensi empati ini, seorang pegawai menunjukan kualitas layanan sesuai dengan prestasi kerja yang ditunjukan. Dengan begitu kualitas layanan lebih utamakan atau lebih terus menerus di evaluasi dalam sebuah organisasi atau perusahaan. c. Responsiveness ( ketanggapan ) Ketanggapan karyawan kepada pengunjung dalam aktivitas pelayanan yang diberikan sangat membantu pengunjung. Setiap pegawai dalam memberikan bentuk-bentuk pelayanan, mengutamakan aspek pelayanan yang sangat mempengaruhi prilaku orang yang mendapat http://digilib.mercubuana.ac.id/z 29 pelayanan sehingga diperlukan kemapuan daya tanggap dari pegawai untuk melayani pengunjung sesuai dengan tingkat penyerapan, pengertian, ketidaksesuaian atas berbagai hal bentuk pelayanan yang mendetail. Pada sebuah organisasi sangat menyadari pentingnya kualitas pelayanan daya tanggap atas pelayanan yang diberikan kepada pengunjung. Didalam setiap pelayanan adanya penjelasan atau pengarahan yang diberikan agar setiap orang yang membutuhkan pelayanan lebih mengerti dengan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan pada pelayanan tersebut. Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa kualitas layanan daya tanggap adalah suatu bentuk pelayanan dalam memberikan penjelasan, agar orang yang diberi pelayanan tanggap dan menanggapi pelayanan yang diterima, sehingga diperlukan adanya unsur kualitas layanan daya tanggap sebagai berikut : a) Mampu memberikan penjelasan secara bijaksana atau mendetail sesuai dengan bentuk-bentuk pelayanan yang dihadapinya. Sehingga dengan pelayanan yang bijaksana setiap orang mampu mengerti dan menerima segala bentuk pelayanan yang diberikan. b) Kecepatan dalam memberikan pelayanan, sehingga dengan kecepatan pelayanan seseorang tidak akan bosan. c) ketepatan, tepat dalam arti memberikan pelayanan sesuai dengan keinginan individu yang membutuhkan. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 30 d) Mengarahkan setiap bentuk pelayanan dari individu yang dilayani untuk menyiapkan, melaksanakan dan mengikuti berbagai ketentuan pelayanan yang harus dipenuhi. Dalam artian kesedian tugas pelayanan dalam membantu para pengunjung. Dari uraian diatas dapat dikembangkan dalam suatu organisasi kerja yang memberikan kualitas layanan yang sesuai dengan daya tanggap atas berbagai pelayanan yang ditunjukan.Inti dari pelayanan daya tanggap dalam suatu organisasi berupa pemberian berbagai penjelasan dengan bijaksana, mendetail, membina, mengarahkan dan membujuk. Apabila hal ini dapat diimplementasikan dengan baik, dengan sendirinya kualitas layanan daya tanggap akan menjadi cermin prestasi kerja pegawai yang ditunjuk dalam pelayanannya serta akan berpengaruhjuga dalam kelangsungan hidup perusahaan atau instansi negara. d. Relibility ( kehandalan ) Kehandalan adalah kualitas pelayanan artinya dalam memberikan pelayanan,setiap pegawai diharapkan memiliki kemampuan dalam pengetahuan, keahlian, kemandirian, penguasaan dan professionalisme kerja yang tinggi, sehinggga aktivitas kerja yang dikerjakan menghasilkan bentuk pelayanan yang memuaskan, tanpa ada keluhan dan kesan yang berlebihan atas pelayanan yang diterima oleh pengunjung. Parasuraman yang dikutip Tjiptono (2009). http://digilib.mercubuana.ac.id/z 31 Keandalan (reliability) merupakan suatu yang sangat penting dalam dinamika kerja suatu perusahaan terutama pada sebuah pelayanan.Kehandalan merupakan bentuk ciri khas karakteristik dari karyawan yang memiliki prestasi kerja tinggi.Kehandalan dari seorang pegawai dalam memberikan pelayanan, dapat dilihat dari : a. Kehandalan dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan tingkat pengetahuan atau tingkat keterampilan yang dimiliki oleh setiap pegawai dalam melakukan pelayanan yang efektif dan efisien. b. Kehandalan dalam memberikan pelayanan, dalam arti ketepatan waktu yang diberikan tidak lama yang menyebabkan pengunjung merasa bahwa pelayanan yang diberikan tidak sesuai bahkan mengecewakan. c. Kehandalan dalam mudah memberikan perenan, tidak mempersulit konsumen. Dari uraian tersebut, bahwa layanan dari kehandalan dalam suatu organisasi dapat ditunjukan kehandalan pemberi pelayanan sesuai dengan bentuk-bentuk karakteristik yang dimiliki oleh pegawai tersebut, sesuai dengan keberadaan perusahaan tersebut. Seorang pegawai dapat handal apabila tingkat pengetahuannya digunakan dengan baik dalam memberikan pelayanan yang handal, kemampuan, keterampilan yang dimilikinya diterepkan sesuai dengan penguasaan bakat yang terampil, pengalaman kerja mendukung setiap pegawai untuk melaksanakan http://digilib.mercubuana.ac.id/z 32 aktivitas kerjanya secara handal dan menggunakan teknologi menjadi syarat dari setiap pegawai yang handal untuk melakukan berbagai bentuk inovasi kerja untuk memecahkan berbagai permasalahan kerja yang dihadapinya secara handal. e. Assurance ( jaminan ) Dalam bentuk pelayanan pada sebuah perusahaan memerlukan adanya kepastian atas pelayanan yang diberikan. Bentuk kepastian dari suatu pelayanan sangat ditentukan oleh jaminan dari pegawai yang memberikan pelayanan, sehingga orang yang menerima pelayanan merasa puas dan yakin bahwa segala bentuk urusan pelayanan yang dilakukan atas tuntas dan selesai sesuai dengan kecepatan, ketepatan, kemudahan, kelancaran dan kualitas layanan yang diberikan Untuk memperoleh suatu layanan yang meyakinkan, maka setiap pegawai berupaya untuk mewujudkan kualitas layanan yang meyakinkan sesuai dengan bentuk-bentuk pelayanan yang memuaskan yang diberikan, bentuk-bentu pelayanan yang sesuai dengan komitmen perusahaan yang ditunjukan dan memberikan kepastian pelayanan sesuai dengan prilaku yang ditunjukan. Dalam sebuah organisasi sangat dibutuhkan adanya kepercayaan yang diyakini dengan kenyataan bahwa suatu perusahan atau organisasi mampu memberikan kualitas pelayanan yang dapat menjamin, melalui : http://digilib.mercubuana.ac.id/z 33 a. Mampu memberikan jaminan dalam pelayanan misalnya, dalam menyelesaikan suatu masalah yang terjadi ketika sebuah pelayanan sedang berjalan. b. Mampu menunjukan sikap yang rendah hati, bersabar dalam menghadapi berbagai sifat yang dimiliki konsumen. c. Adanya komitmen kerja yang tinggi sesuai dengan bentu-bentuk integritas kerja, etos kerja dan budaya kerja yang sesuai dengan aplikasi dari visi, misi suatu perusahaan dalam memberikan pelayanan. d. Mampu memberikan kepastian atas pelayanan sesuai dengan prilaku yang ditunjukkan, dengan prilaku yang ditunjukkan oleh pemberi layanan tercermin sebuah kualitas layanan yang diberikan. Dari uraian di atas jaminan dalam suatu layanan menjadi suatu penilaian bagi suatu perusahaan atau organisasi dalam menunjukan kualitas layanan kepada setiap orang yang diberi pelayanan sesuai dengan bentuk-bentuk kepuasan pelayanan yang dapat diberikan, memberikan pelayanan yang sesuai dengan komitmen kerja yang ditunjukan dengan prilaku yang menarik, menyakini dan dapat dipercaya, sehingga segala bentuk kualitas layanan yang ditunjukkan dapat dipercaya dan menjadi cerminan prestasi kerja para pegawai atas apa yang telah dicapai melalui kualitas pelayanan yang diberikan, tentang pelanggan, memahami http://digilib.mercubuana.ac.id/z 34 kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu untuk pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan. Service quality (kualitas layanan) adalah ukuran seberapa baik suatu layanan menemui kecocokan dengan harapan pelanggan. Penyelenggaraan kualitas layanan berarti melakukan kompromi dengan harapan pelanggan dengan tata cara yang konsisten." c. Karekteristik Kualitas Pelayanan Model kualitas jasa yang hingga kini menjadi acuan riset pemasaran adalah model Service Quality yang dikembangkan oleh Parasuraman, dan Berry dalam serangkaian penelitian mereka terhadap enam sekrot jasa yaitu : reparasi peralatan rumah tangga, kartu kredit, asuransi, sambungan telepon jarak jauh, perbankan ritel, dan pialang sekuritas, Tjiptono (2009) kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen, Tjiptono (2007). Menurut lovelock dalam Nasution, (2004), kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Menurut Parasuraman dalam Lupiyoadi (2013), kualitas jasa dapat didefiniskan sebagai sebarapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima. Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima / http://digilib.mercubuana.ac.id/z 35 peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan / inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Jika jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang diterima melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sangat baik dan berkualitas. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk. Dalam model Service Quality, kualitas jasa didefinisikan sebagai “penilaian atau sikap global berkenaan dengan superioritas suatu jasa menurut Tjiptono (2009). Definisi ini didasarkan pada tiga landasan konseptual utama : 1) Kualitas jasa lebih suka dievaluasi konsumen dibandingkan kualitas barang. 2) Persepsi terhadap kualitas jasa merupakan hasil dari perbandingan antara harapan pelanggan dengan kinerja actual jasa. 3) Evaluasi kualitas tidak hanya dilakukan atas hasil jasa, namun juga mencakup evaluasi terhadap proses penyampain jasa 3. Definisi Lokasi Pengertian lokasi Bagi perusahaan, lokasi bermakna sebagai suatu tempat dimana jasa tersebut disediakan.Lokasi yang baik adalah lokasi yang mudah dicapai tanpa memerlukan biaya yang besar dan juga waktu yang lama untuk mencapainya. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 36 Menurut Swastha (2002) ”Lokasi adalah tempat dimana suatu usaha atau aktivitas usaha dilakukan”. Faktor penting dalam pengembangan suatu usaha adalah letak lokasi terhadap daerah perkotaan, cara pencapaian dan waktu tempuh lokasi ke tujuan. Faktor lokasi yang baik adalah relatif untuk setiap jenis usaha yang berbeda. Suatu lokasi disebut strategis bila berada dipusat kota, kepadatan populasi, kemudahan mencapainya menyangkut kemudahan transportasi umum, kelancaran lalu lintas dan arahnya tidak membingungkan konsumen. Sejalan dengan semakin menjamurnya bisnis atau usaha yang menawarkan produk atau jasa yang sejenis, perbedaan yang sangat tipis sekalipun pada lokasi dapat berdampak kuat pada pangsa pasar dan kemampulabaan sebuah usaha. Disamping itu, keputusan pemilihan suatu lokasi juga mencerminkan komitmen jangka panjang perusahaan dalam hal keuangan, karena merubah lokasi yang buruk kadangkala sulit dilakukan dan sangat mahal, Nugroho dan Paramita (2009). Lokasi menurut Lupiyoadi (2009), berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu: 1) Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan): apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 37 2) Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas. 3) Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, komputer, atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak terlaksana dengan baik. Sedangkan teori yang sama tentang lokasi dikemukakan juga oleh Kotler (2008) ”Salah satu kunci menuju sukses adalah lokasi, lokasi dimulai dengan memilih komunitas”. Keputusan ini sangat bergantung pada potensi pertumbuhan ekonomis dan stabilitas, persaingan, iklim politik, dan sebagainya. Dimana potensi pertumbuhan ekonomi menentukan didalam memilih lokasi yang akan dijadikan tempat usaha, sedangkan stabilitas lebih mengarah kepada keamanan dari lokasi yang akan kita pilih, apakah lokasi tersebut mempunyai stabilitas keamanan yang cukup nyaman dan aman bagi perusahaan maupun bagi calon konsumen yang akan melakukan kunjungan ketempat atau pun kelokasi yang sudah ditentukan.Persaingan sangat penting didalam menentukan lokasi, karena lokasi yang strategis yang akan dipilih menentukan didalam persaingan antara kompetitor. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 38 4. Definisi Kepuasan Konsumen a. Pengertian Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan antara apa yang dia terima dan harapannya, menurut Umar (2005). Seorang pelanggan, jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa, sangat besar kemungkinannya menjadi pelanggan dalan waktu yang cukup lama. Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2007). yang dikutip dari buku Manajemen Pemasaran mengatakan bahwa Kepuasan Konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan. Memuaskan kebutuhan konsumen adalah keinginan setiap perusahaan.Selain faktor penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, memuaskan kebutuhan konsumen dapat meningkatkan keunggulan dalam persaingan. Konsumen yang puas terhadap produk dan jasa pelayanan cenderung untuk membeli kembali produk dan menggunakan kembali jasa pada saat kebutuhan yang sama muncul kembali dikemudian hari. Hal ini berarti kepuasan merupakan faktor kunci bagi konsumen dalam melakukan pembelian ulang yang merupakan porsi terbesar dari volume penjualan perusahaan. a. Faktor Utama dalam Menentukan Tingkat Kepuasan Konsumen Dalam menentukan tingkat kepuasan konsumen, terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan yaitu : http://digilib.mercubuana.ac.id/z 39 1) Kualitas produk Konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. 2) Kualitas pelayanan Terutama untuk industri jasa. Konsumen akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan. 3) Emosional Konsumen akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan yang diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi nilai sosial yang membuat konsumen menjadi puas terhadap merek tertentu. 4) Harga Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada konsumennya. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 40 5) Biaya Konsumen yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa itu. Mengukur kepuasan pelanggan sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam rangka mengevaluasi posisi perusahaan saat ini dibandingkan dengan pesaing dan pengguna akhir, serta menemukan bagian mana yang membutuhkan peningkatan.Umpan balik dari pelanggan atau dari keluhan pelanggan merupakan alat untuk mengukur kepuasan pelanggan. Perusahan yang memiliki dukungan pelanggan yang loyal akan dapat meningkatkan kinerja produk dari produsen sampai pengguna akhir secara optimal meningkatkan dukungan pelayanan kepada pelanggan. Menurut Kotler yang dikutip oleh Nasution (2010) ada empat metode mengukur kepuasan pelanggan, yaitu : 1) Sistem Keluhan dan Saran Memberikan kesempatan bagi pelanggan untuk menyampaikan kritik, saran, pendapat dan keluhan melalui berbagai media. Disini perusahaan yang berorientasi pada pelanggan (customer oriented) perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para pelanggannya. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 41 2) Ghost Shopping Metode ini dilakukan dengan cara mempekerjakan beberapa orang ghost shopper untuk berperan sebagai pelanggan potensial dari produk perusahaan mereka dapat menyampaikan temuanya mengenai kekurangan dan kelebihan produk perusahaan maupun pesaing, serta mengamati cara perusahaan pesaingnya dalam menjawab pertanyaan pelanggan dengan cara mengamati pelanggan. 3) Lost Customer Analysis Perusahaan menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau telah beralih pemasok lain, agar dapat mengambil kebijaksaaan untuk memperbaiki atau mengadakan peneympurnaan. 4) Survey Kepuasan Pelanggan Penelitian mengenai kepuasan pelanggan banyak dilakukan melalui metode survey, sehingga akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan. 5. Penelitian Terdalulu Berikut ini beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya mengenai Kualitas Pelayanan, Lokasi dan Kepuasan Pelanggan. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 42 NO 1 2 3 4 Tabel 2.1 Tabel Data Penelitian Terdahulu PENULIS JUDUL HASIL Anik Nurhanifah Analisis Pengaruh bahwa Kualitas Pelayanan berpengaruh (2014) Kualitas Pelayanan, signifikan terhadap Kepuasan Konsumen. Promosi dan Lokasi sedangkan variabel Promosi tidak signifikan terhadap Diponegoro Terhadap Kepuasan berpengaruh Kepuasan Konsumen. dan Berdasarkan Journal of Konsumen hasil penelitian diperoleh bahwa Lokasi Accounting berpengaruh signifikan terhadap Volume 3, Nomor Kepuasan Konsumen. 4, Tahun 2014 Faine Phoebby Kualitas Pelayanan, Ruusen, Adolfina, Promosi dan After Sales Imelda Ogi (2014) Service Pengaruhnya terhadap Kepuasan Jurnal EMBA Konsumen Sepeda Motor Vol.2 No.3 Honda PT. Nusantara September 2014, Surya Sakti di Amurang Hal. 1603-1613 Agnes Ligia Pengaruh Kualitas Pratisitia Produk, Harga, Promosi Walukow, Lisbeth dan Lokasi terhadap Mananeke, dan keputusan pembelian Jantje Sepang Konsumen di Bentenan (2014) Center Sonder Minahasa Jurnal EMBA Vol.2 No.3 September 2014, Hal. 1737-1749 Ahmad Guspul Pengaruh Kualitas (2014) Pelayanan dan Kepercayaan Terhadap Kepuasan Nasabah (Studi Jurnal PPKM Kasus Pada Nasabah UNSIQ I (2014) Kospin Jasa Cabang 40-54 Wonosobo) Kualitas Pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan/konsumenmotor honda PT. Nusantara Surya Sakti di Amurang. Lokasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian kulitas pelayanan yang dilihat dari 5 dimensi: tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan empathy dan variabel kepercayaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan nasabah jasa keuangan Kospin Jasa Cabang Wonosobo. Dari kedua variabel tersebut yang memberikan pengaruh paling dominan adalah variabel kualitas pelayanan http://digilib.mercubuana.ac.id/z 43 Lanjutan Tabel 2.1 5 6 Putri Rahmayanti Tambunan dan Bethani Suryawardani (2015) Banking and Management Review Vol. 4 No. 2 2015 Jefry F. T. Bailia, Agus Supandi Soegoto, Sjendry Serulo R. Loindong (2014) Jurnal EMBA Vol.2 No.3 September 2014, Hal. 1768-1780 7 K. Ravichandran (2010) International Journal of Business and Management Vol. 5, No. 4, April 2010 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada PT. JNE Perwakilan Kawaluyaan Tahun 2014 Kualitas pelayanan yang diberikan oleh JNE memiliki pengaruh secara simultan sebesar 56,40% terhadap kepuasan pelanggan. Secara parsial, hanya ada 3 dimensi kualitas pelayanan yang berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Dimensi tersebut yaitu dimensi reliability, responsiveness, tangibles. Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Lokasi Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Waungwarung Makan Lamongan di Kota Manado kualitas produk secara parsial berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk secara parsial berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen, variable harga secara parsial berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa pemilihan lokasi yang stategis dan mudah dijangkau merupakan faktor penentu terhadap kepuasan konsumen. Pengaruh Kualitas Dalam penelitian ini didapakan hasil Pelayanan Pada Kepuasan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh Pelanggan Aplikasi dari positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah Perbankan Arab Saudi. Model Servqual http://digilib.mercubuana.ac.id/z 44 Lanjutan Tabel 2.1 8 9 10 11 Tariq Khalil Bharwana, Dr. Mohsin Bashir, Muhammad Mohsin (2013) International Journal of Scientific and Research Publications, Volume 3, Issue 5, May 2013 C.N. Krishna Naik, Swapna Bhargavi Gantasala, Gantasala V. Prabhakar (2010) Dampak Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan: Studi dari Sektor Jasa khususnya Perguruan Tinggi Swasta Faisalabad, Punjab, Pakistan bahwa SERVQUAL berkorelasi positif dengan kepuasan pelanggan.adanya hubungan positif antara kepuasan dan tangibles, Empati berkorelasi positif dengan kepuasan pelanggan. jaminan memiliki hubungan yang signifikan dan positif dengan kepuasan pelanggan. Dimensi SERVQUAL juga memiliki hubungan yang signifikan dan positif dengan kepuasan pelanggan Service (Servqual) Pengaruhnya Kepuasan dalam Ritel Dimensi 'Kinerja Staf' dalam wawancara informal kami dilaporkan memuaskan oleh responden.Pelanggan melaporkan kepuasan tertinggi untuk kecepatan dan kecepatan layanan bersamaan dengan akurasi transaksi di loket kas. Quality dan Terhadap Pelanggan European Journal of Social Sciences – Volume 16, Number 2 (2010) Gloria K.Q Pengaruh Kualitas Agyapong (2011) Pelayanan terhadap kepuasan Pelanggan pada International industri utilitas - kasus Journal of Vodafone (Ghana) Business and Management Vol. 6, No. 5, May 2011 J. Joshua Pengaruh kualitas Selvakumar pelayanan terhadap (2015) kepuasan konsumen Pada bank Pemerintah dan purushartha Vol. Bank swasta VIII, No. 1, March 2015 August 2015 Variabel kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen Kualitas pelayanan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan nasabah bank. Sumber : Berbagai literatur http://digilib.mercubuana.ac.id/z 45 B. Rerangka Pemikiran 1. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan Menurut Feigenbaum dalam Nasution (2005) menyatakan bahwa kualitas adalah kepuasan pelanggan sepunuhnya (fuul customer satisfaction). Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumya oleh Ahmad Guspul (2014) dengan judul Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepercayaan Terhadap Kepuasan Nasabah (Studi Kasus Pada Nasabah Kospin Jasa Cabang Wonosobo), didapatkan hasil, kulitas pelayanan yang dilihat dari 5 dimensi: tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan empathy dan variabel kepercayaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan nasabah jasa keuangan Kospin Jasa Cabang Wonosobo. Sementara itu, penelitian yang dilakaukan oleh K. Ravichandran (2010) dengan judul Pengaruh Kualitas Pelayanan Pada Kepuasan Pelanggan Aplikasi dari Model Servqual dalam penelitian ini didapakan hasil bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah Perbankan Arab Saudi. Berdasarkan uraian diatas oleh karena itu hipotesis yang diusulkan yaitu : H1 = Diduga terdapat pengaruh kualitas pelayanan teerhadap kepuasan pelanggan. 2. Pengaruh Lokasi Terhadap Kepuasan Pelanggan Menurut Kotler dan Keller (2009), bahwa kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk atau hasil terhadap ekspektasi mereka. Menurut Kotler http://digilib.mercubuana.ac.id/z 46 (2008) ”Salah satu kunci menuju sukses adalah lokasi, lokasi dimulai dengan memilih komunitas”. Keputusan ini sangat bergantung pada potensi pertumbuhan ekonomis dan stabilitas, persaingan, iklim politik, dan sebagainya. Berdasarkan penelitian sebelumya yang dilakukan oleh Anik Nurhanifah (2014) dengan judul Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Promosi dan Lokasi Terhadap Kepuasan Konsumen, mendapatkan hasil bahwa Lokasi berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Konsumen. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Jefry F. T. Bailia, Agus Supandi Soegoto, Sjendry Serulo R. Loindong (2014) dengan judul Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Lokasi Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Waung-warung Makan Lamongan di Kota Manado Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa pemilihan lokasi yang stategis dan mudah dijangkau merupakan faktor penentu terhadap kepuasan konsumen. Berdasarkan uraian diatas oleh karena itu hipotesis yang diusulkan yaitu : H2 = Diduga terdapat pengaruh lokasi pelayanan terhadap kepuasan pelanggan. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 47 Kualitas pelayanan (X1) H1 H2 Kepuasan Pelanggan (Y) Lokasi (X2) Sumber : Gambar dari peneliti Gambar 2 .2 : Gambar Rerangka Pemikiran a) Variabel independen (Eksogen): Variabel independen adalah variabel bebas atau variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel independen yang akan diteliti pada penelitian ini adalah : 1) Kualitas Pelayanan (Xı) 2) Lokasi(X₂) b) Variabel dependen (Endogen): Variabel dependen adalah variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi oleh keberadaan variabel bebas. Variabel dependen yang akan diteliti pada penelitian ini adalah kepuasan pelanggan (Y). http://digilib.mercubuana.ac.id/z