berita terkini Natalizumab untuk Mengatasi Relapsing-remitting Multiple Sclerosis M ultiple sclerosis (MS) adalah suatu penyakit inflamasi kronik susunan saraf pusat yang diperkirakan disebabkan karena reaksi autoimun ter­ hadap antigen sendiri pada susunan saraf pusat. Kejadian ini umumnya terjadi pada individu-individu yang rentan secara genetik. Proses penyakit ini dimulai dari peningkatan migrasi limfosit autoreaktif menembus sawar darah otak. Penyakit ini umumnya di­ karakteristikkan dengan adanya inflamasi 680 yang menyebabkan hilangnya oligoden­drosit serta demielinisasi dan kerusakan axonal, yang pada akhirnya akan menyebabkan degenerasi neurologik progresif. Gejala dan tanda klinik penyakit ini dapat berbeda-beda, secara umum terdiri dari paraestesia atau baal, kelemahan motorik, gangguan penglihatan, dan gangguan koordinasi. Perjalanan MS umumnya beragam, tipe yang paling sering didiagnosis adalah relapsing- remitting multiple sclerosis (RRMS) (80-85%) yang dikarakteristikkan dengan eksaserbasi tanda-tanda klinik diikuti oleh penyem­ buhan total atau parsial. Pada sebagian besar pasien, kelainan ini akan berkembang menjadi SPMS (Secondary Progressive Multiple Sclerosis), yang ditandai dengan adanya perburukan gejala disabilitas klinis yang ireversibel dan stabil. Ada beberapa modalitas pengobatan untuk mengatasi gejala simptomatik kelainan ini (seperti spastisitas dan gangguan berkemih), CDK-232/ vol. 42 no. 9, th. 2015 berita terkini mengobati kekambuhan akut, menurunkan frekuensi dan keparahan kekambuhan, dan memperlambat perjalanan penyakit, seperti kortikosteroid dosis tinggi, obat-obat imunosupresif (seperti cyclophosphamide, methotrexate, dll). Namun, obat-obat ini masih belum menunjukkan efek yang baik. Ada pengobatan lain menggunakan mitoxantrone. Pengobatan ini cukup baik, tetapi bersifat toksik. Oleh karena itu, umumnya obat ini hanya digunakan pada pasien dengan penyakit yang agresif. Hingga saat ini, pilihan utama pengobatan dalam mengatasi kelainan ini adalah interferon-β dan glatiramer acetate. Kedua obat ini adalah obat disease modifying yang efektif, mampu menurunkan laju kekambuhan tahunan sebesar 30% untuk 2-3 tahun. Saat ini, suatu obat baru ditujukan untuk mengatasi hal ini, yaitu natalizumab. Obat ini adalah suatu monoklonal antibodi IgG4 yang berasal dari manusia. Obat ini bekerja spesifik pada α4 chain of integrin sebagai molekul selective adhesion antagonist yang berikatan dengan VLA (very late antigen)-4 (α4β7 integrin) dan menghambat trans­ lokasi dari VLA-4-expressing leukocytes yang aktif menembus sawar darah otak menuju ke susunan saraf pusat. Di Eropa, obat ini telah disetujui sebagai terapi tunggal disease modifying untuk terapi pasien dewasa (≥18 tahun) RRMS yang masih sangat aktif walau telah mendapat­ kan pengobatan β-interferon atau glatiramer acetate atau pada keadaan RRMS berat dan berkembang sangat cepat. Beberapa penelitian yang menunjukkan keefektifan obat ini, antara lain: 1. Penelitian AFFIRM (Natalizumab Safety and Efficacy in Relapsing Remitting Multiple Sclerosis) dengan desain acak, tersamar ganda, multinational, fase-3. Uji ini men­­coba melihat efikasi natalizumab dibandingkan plasebo pada pasien dewasa RRMS. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa pemberian obat ini secara IV dapat secara efektif me­ ngatasi RRMS dan dapat ditolerasi dengan baik oleh pasien. 2. Penelitian SENTINEL (Safety and Efficacy of Natalizumab in Combination with Interferon Beta-1a in Patients with Relapsing Remitting Multiple Sclerosis) dengan desain acak, ter­ samar ganda, multisenter, fase 3. Penelitian ini meneliti efikasi kombinasi terapi obat ini dengan interferon β-1a pada pasien RRMS dewasa. Pemberian kedua obat ini ternyata dikontraindikasikan, sehingga penelitian ini tidak dilanjutkan. Selain penelitian-penelitian tersebut, ada literatur yang mencoba mengevaluasi efikasi, tolerabilitas, dan keamanan natalizumab pada pasien RRMS dengan cara menganalisis berbagai penelitian dengan desain acak, tersamar ganda, dan dengan kontrol. Dari hasil pengumpulan data, ditemukan 3 pe­ nelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi penelitian ini. Total pasien yang dilibatkan dari analisis ini adalah 2.223 pasien. Dari analisis ini ditemukan adanya bukti kuat yang mendukung keefektifan obat ini, obat ini mampu menurunkan risiko pasien untuk terkena minimal satu serangan pada 2 tahun sebesar 40% dan mengalami progresi penyakit pada 2 tahun sebesar 25% dibandingkan kontrol. Selain itu, pada penelitian dalam jangka waktu 2 tahun ini juga ditemukan bahwa obat ini dapat di­ toleransi dengan baik. Dari evaluasi ini disimpulkan bahwa pem­ berian natalizumab mampu menurunkan kejadian relaps dan disabilitas pasien RRMS setelah 2 tahun. Selain itu, obat ini juga dapat ditoleransi dengan baik. Satu hal yang menjadi pokok permasalahan adalah adanya peningkatan kasus PML (Progressive Multifocal Leukoencephalopathy) pada pasien yang mendapatkan obat ini. Oleh karena itu, masih dibutuhkan penelitian lain yang dapat mengevaluasi keamanan obat ini. Simpulannya, multiple sclerosis (MS) adalah suatu penyakit inflamasi kronik susunan saraf pusat yang diduga disebabkan reaksi autoimun terhadap antigen sendiri pada susunan saraf pusat. Saat ini, suatu obat baru yang ditujukan untuk mengatasi hal ini adalah natalizumab. Berdasarkan penelitian, obat ini terbukti efektif dan dapat ditoleransi baik untuk mengatasi penyakit ini, namun masih dibutuhkan penelitian untuk lebih memantapkan keamanan obat ini. n (YJR) Referensi: 1. Keating GM, McCormack PL. Natalizumab: A guide to its use in relapsing–remitting multiple sclerosis. Drugs Ther Perspect [Internet]. 2014 Feb 1 [cited 2014 Oct 30]; 30(2): 48-54. Available from: http://link.springer.com/article/10.1007/s40267-013-0100-6 2. Pucci E, Giuliani G, Solari A, Simi S, Minozzi S, Di Pietrantonj C, et al. Natalizumab for relapsing remitting multiple sclerosis. Cochrane Database Syst Rev. 2011;(10):CD007621. CDK-232/ vol. 42 no. 9, th. 2015 681