modul kimia kelas x tata nama senyawa dan

advertisement
MODUL KIMIA KELAS X
TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI
KOMPETENSI DASAR
Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan
organik sederhana serta persamaan reaksinya.
INDIKATOR
1. Menentukan nama senyawa kimia biner logam –
nonlogam
2. Menentukan nama senyawa kimia biner nonlogam
– nonlogam
3. Menentukan nama senyawa kimia poliatomik
sederhana
4. Memberi nama senyawa-senyawa kimia sederhana
menurut aturan IUPAC
5. Menyetarakan persamaan reaksi
A. Tata Nama Senyawa Sederhana
Setiap rumus kimia mempunyai nama dengan aturan-aturan yang telah ditentukan dan disebut tata nama senyawa.
Dengan mengetahui rumus kimia, kita dapat menuliskan zat-zat yang bereaksi dan hasil reaksinya dalam suatu persamaan
reaksi.
Tata nama sistematik dari senyawa kimia disusun dan diatur oleh IUPAC (International Union of Pure and Applied
Chemistry atau organisasi Internasional Kimia Murni dan Terapan). Penerapan tata nama senyawa kimia meliputi senyawa
– senyawa biner, poliatomik, dan ionik.
1. Tata Nama Senyawa Biner yang Terdiri dari Atom Logam dan Nonlogam
Suatu senyawa dapat tersusun atas dua atau lebih unsur kimia. Senyawa yang tersusun atas dua unsur kimia disebut
senyawa biner. Berikut tata nama senyawa biner yang tersusun atas unsur logam dan nonlogam.
a. Nama senyawa kimia yang terdiri dari dua unsur (senyawa biner) menggunakan akhiran –ida.
b. Unsur logam (kation) disebutkan terlebih dahulu diikuti unsur nonlogam (anion).
c. Jumlah unsur yang menyusun senyawa tidak berpengaruh terhadap penamaan senyawa.
Contoh:
 KCl = kalium klorida
 NaCl = natrium klorida
 MgI2 = magnesium iodida
 MgO = magnesium oksida
 Na2S = natrium sulfida
d. Jika kation berasal dari logam yang memiliki jumlah muatan lebih dari satu, maka Di belakang nama logam (dalam
bahasa Indonesia) dituliskan muatan ion dalam kurung dengan tulisan Romawi dilanjutkan dengan nama nonlogam
diberi akhiran –ida.
Contoh:
 FeCl2 = besi (II) klorida
 FeCl3 = besi (III) klorida
 CuO = Tembaga (II) oksida
2. Tata Nama Senyawa Biner yang Terdiri dari Atom Nonlogam dan Nonlogam
Senyawa biner dari nonlogam dan nonlogam disebut dengan senyawa kovalen biner. Cara penamaan senyawa kovalen
biner adalah sama seperti senyawa ion, yaitu diberi akhiran "ida". Jika pasangan unsur hanya membentuk satu jenis
senyawa, angka indeks (jumlah atom) tidak perlu disebutkan.
Contoh:
1 = mono
6 = heksa
HCl = hidrogen klorida
2 = di
7 = hepta
Beberapa pasang unsur dapat pula membentuk lebih dari satu senyawa
3 = tri
8 = okta
biner. Penamaan senyawa harus disebutkan jumlah atomnya dalam angka
4 = tetra
9 = nona
latin dengan indeks dalam bahasa Yunani, sebagai berikut:
5 = penta
10 = deka
1 | MODUL KIMIA X IPA
Indeks angka satu untuk unsur pertama umumnya tidak pernah disebutkan.
Contoh:
CO
= karbon monoksida
CO2
= karbon dioksida
N2O3 = dinitrogen trioksida
N2O5 = dinitrogen pentoksida
HBr
= hidrogen bromida
HF
= hidrogen fluorida
CS2
= karbon disulfida
Soal Latihan!
1
1. Tuliskan nama senyawa-senyawa berikut!
a. LiCl
d. SrO
g.
b. RbI
e. Al2O3
h.
c. CaCl2
f. NaF
i.
2. Tuliskan rumus senyawa ion yang mempunyai nama berikut!
a. Natrium sulfida
f.
b. Magnesium oksida
g.
c. Aluminium sulfida
h.
d. Stronsium klorida
i.
e. Magnesium nitrida
j.
3. Tuliskan nama senyawa-senyawa berikut.
a. CO
f.
b. PCl5
g.
c. CO2
h.
d. SCl6
i.
e. SiCl4
j.
4. Tuliskan rumus molekul senyawa yang mempunyai nama berikut.
a. Fosforus triklorida
f.
b. Karbon disulfida
g.
c. Karbon tetraklorida
h.
d. Difosforus trioksida
i.
e. Dinitrogen trioksida
j.
Fe2O3
SnCl2
MnO
j. CaS
Tembaga (II) klorida
Tembaga (I) oksida
Seng (II) iodida
Kromium (II) oksida
Timah (II) oksida
SO2
Cl2O
CBr4
Cl2O5
ClF3
Diklorin heptaoksida
Silikon dioksida
Sulfur trioksida
Diklorin trioksida
Diarsen trioksida
3. Tata Nama Senyawa Poliatomik
Senyawa poliatom dibentuk oleh lebih dari dua atom yang berbeda. Pada umumnya senyawa ini dibentuk oleh ion-ion
poliatomik. Ion-ion poliatomik itu sendiri adalah ion-ion yang terdiri atas dua atom atau lebih yang terikat bersama,
umumnya dijumpai tersusun atas unsur-unsur nonlogam.
Tabel 4.1 Rumus dan Nama Ion – ion Poliatomik
Ion
NH4+
OHCNNO2NO3ClOClO2ClO3ClO4MnO4CH3COOC2O42MnO422 | MODUL KIMIA X IPA
Nama Ion
Ammonium
Hidroksida
Sianida
Nitrit
Nitrat
Hipoklorit
Klorit
Klorat
Perklorat
Permanganat
Asetat
Oksalat
Manganat
Ion
CO32HCO3SO32HSO3SO42SCNS2O32CrO42Cr2O72PO43PO33HPO42H2PO4-
Nama Ion
Karbonat
Bikarbonat
Sulfit
Bisulfit
Sulfat
Tiosianat
Tiosulfat
Kromat
Dikromat
Fosfat
Fosfit
Hidrogen fosfat
Dihidrogen fosfat
Nama senyawa ion poliatomik adalah gabungan nama kation, nama anion dan angka indeks tidak disebutkan.
Senyawa ion bersifat netral, jumlah muatan positif sama dengan jumlah muatan negatif.
Contoh:
 NaClO
 KMnO4
 CaCO3
 KNO3
= natrium hipoklorit
= kalium permanganat
= kalsium karbonat
= kalium nitrat
4. Tata Nama Senyawa Asam
Asam adalah senyawa kovalen yang terdiri atas ion H+ (sebagai kation)
dan suatu anion. Penamaan asam didahului dengan kata asam yang diikuti nama anion.
Contoh:
HBr
= asam bromida
H2SO4 = asam sulfat
HNO3 = asam nitrat
5. Tata Nama Senyawa Basa
Pada umumnya basa adalah senyawa ion dari logam dengan ion OH–.
Penamaannya diawali dengan menyebutkan ion logam dan diikuti dengan
hidroksida.
Contoh:
KOH = kalium hidroksida
Mg(OH)2 = magnesium hidroksida
Fe(OH)2 = besi (II) hidroksida
Soal Latihan!
2
1. Tuliskan nama asam dengan rumus kimia sebagai berikut.
a. H2CO3
c. H2S
e. H3PO3
b. H2SO3
d. HCl
f. CH3COOH
2. Tuliskan rumus kimia asam-asam berikut.
a. Asam sulfat
c. Asam oksalat
e. Asam perklorat
b. Asam klorat
d. Asam fosfat
f. Asam nitrit
3. Tuliskan nama dari basa berikut ini.
a. Fe(OH)2
c. Cr(OH)3
e. Au(OH)3
b. Zn(OH)2
d. KOH
f. Sn(OH)2
4. Tuliskan rumus kimia dari basa berikut ini.
a. Natrium hidroksida
d. Nikel (II) hidroksida
b. Tembaga (II) hidroksida
e. Kalsium hidroksida
c. Aluminium hidroksida
f. Raksa (I) hidroksida
5. Tentukan massa molekul relatif dari senyawa berikut.
a. CaCO3
d. KNO3
b. Na2HPO4
e. MgSO4
c. NaHCO3
f. K2MnO4
6. Tuliskan rumus kimia dan bentuk ion-ion yang terdapat dalam senyawa berikut:
a. Amonium fosfat
b. Natrium sulfida
c. Natrium dihidrogen fosfat
d. Barium sulfat
e. Besi (II) nitrat
f. Tembaga (I) asetat
3 | MODUL KIMIA X IPA
7. Tuliskan rumus kimia yang terbentuk dari kation dan anion berikut, serta beri nama senyawa yang terbentuk!
Kation
ClNO2SO42Cr2O72PO43Anion
K+
Ca2+
Zn2+
Ag+
Al3+
B. Persamaan Reaksi
Kita mengenal perubahan fisika dan perubahan kimia. Perubahan fisika yaitu perubahan yang tidak menghasilkan zat
baru sedangkan perubahan kimia menghasilkan zat baru. Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia. Contoh perubahan
kimia yang dapat diamati di lingkungan kita yaitu kayu dibakar menjadi arang dan besi berkarat.
Reaksi kimia dapat diamati karena adanya perubahan dari warna zat
mula-mula. Selain perubahan warna, ada gejala lain yang menunjukkan terjadinya reaksi kimia, yaitu perubahan wujud,
suhu, adanya gas, atau terbentuknya endapan.
Persamaan reaksi didefinisikan sebagai persamaan yang menyatakan kesetaraan jumlah zat-zat yang terlibat dalam
reaksi kimia dengan menggunakan rumus kimia. Dalam reaksi kimia terdapat zat-zat pereaksi dan zat-zat hasil reaksi.
Dalam menuliskan persamaan reaksi, rumus kimia pereaksi dituliskan di ruas kiri dan rumus kimia hasil reaksi dituliskan
di ruas
kanan. Antara kedua ruas itu dihubungkan dengan tanda panah ( → ) yang menyatakan arah reaksi kimia.
Contoh:
Logam magnesium bereaksi dengan gas klorin membentuk magnesium klorida. Persamaan reaksinya adalah:
Magnesium + klorin → magnesium klorida, atau dapat dituliskan dengan rumus kimia menjadi:
Mg + Cl2 → MgCl2
Hal-hal yang digambarkan dalam persamaan reaksi adalah rumus kimia zat-zat pereaksi (reaktan) di sebelah kiri tanda
panah dan zat-zat hasil reaksi (produk) di sebelah kanan tanda panah. Anak panah dibaca yang artinya “membentuk” atau
“bereaksi menjadi”. Wujud atau keadaan zat-zat pereaksi dan hasil reaksi ada empat macam, yaitu gas (g), cairan (liquid
atau l), zat padat (solid atau s) dan larutan (aqueous atau aq).
Bilangan yang mendahului rumus kimia zat-zat dalam persamaan reaksi disebut koefisien reaksi. Koefisien reaksi
diberikan untuk menyetarakan atom-atom sebelum dan sesudah reaksi. Selain untuk menyetarakan persamaan reaksi,
koefisien reaksi menyatakan perbandingan paling sederhana dari partikel zat yang terlibat dalam reaksi.
Misalnya, reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk air sebagai berikut.
Pereaksi atau reaktan
2H2(g)
↓
+
koefisien H2 = 2
Hasil reaksi/produk
O2(g) →
↓
koefisien O2 = 1
2H2O(l)
↓
koefisien H2O = 2
Berdasarkan persamaan reaksi di atas, berarti 2 molekul hidrogen bereaksi
dengan 1 molekul oksigen membentuk 2 molekul H2O. Oleh karena itu sebaiknya dihindari koefisien pecahan karena
dapat memberi pengertian seolah – olah partikel materi (atom atau molekul) dapat dipecah.
Penulisan persamaan reaksi dapat dilakukan dalam dua langkah sebagai berikut:
1. Menuliskan rumus kimia zat-zat pereaksi dan produk, lengkap dengan keterangan tentang wujudnya.
2. Penyetaraan, yaitu memberi koefisien yang sesuai, sehingga jumlah atom ruas kiri sama dengan jumlah atom ruas
kanan.
C. Penyetaraan Reaksi
Suatu persamaan reaksi dikatakan benar jika memenuhi hukum kimia, yaitu zat-zat yang terlibat dalam reaksi harus
setara, baik jumlah zat maupun
muatannya.
Banyak reaksi dapat disetarakan dengan jalan mencoba/menebak, akan tetapi sebagai permulaan dapat mengikuti
langkah berikut:
1. Pilihlah satu rumus kimia yang paling rumit, tetapkan koefisiennya sama dengan 1.
2. Zat-zat yang lain tetapkan koefisien sementara dengan huruf.
3. Setarakan dahulu unsur yang terkait langsung dengan zat yang tadi diberi koefisien 1.
4 | MODUL KIMIA X IPA
4. Setarakan unsur lainnya. Biasanya akan membantu jika atom O disetarakan paling akhir.
Suatu persamaan reaksi harus disetarakan agar sesuai dengan hukum kekekalan massa yang menyatakan bahwa:
“dalam setiap reaksi kimia, jumlah massa zat – zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”. Maka, tidak ada atom
unsur yang terhilang atau tercipta setelah reaksi kimia berlangsung. Jadi, dalam reaksi kimia hanya terjadi penataulangan
atom – atom pereaksi membentuk zat baru sebagai hasil reaksi. Sehingga, suatu persamaan reaksi memiliki jumlah atom
yang sama pada sebelum dan sesudah reaksi.
Contoh
Soal!
1. Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara gas metana (CH4) dengan gas oksigen membentuk gas karbon
dioksida dan uap air.
Penyelesaian:
Langkah 1: Menuliskan rumus kimia dan persamaan reaksi
CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(l)
Langkah 2: Penyetaraan
 Tetapkan koefisien CH4 = 1, sedangkan koefisien zat-zat lainnya dimisalkan dengan huruf.
1CH4(g) + aO2(g) → bCO2(g) + cH2O(l)
 Setarakan jumlah atom ruas kiri dan kanan
Jumlah Atom
Ruas Kiri
Jumlah Atom
ruas Kanan
∑ Atom Ruas Kiri = ∑ Atom Ruas Kanan
C=1
C=b
b=1
H=4
H = 2c
4 = 2c maka c = 2
O = 2a
O = 2b + c
2a = 2b + c
2a = 2.1 + 2
a=2
Persamaan reaksi setaranya menjadi:
1CH4(g) + 2O2(g) → 1CO2(g) + 2H2O(l)
Koefisien 1 tidak perlu ditulis, sehingga persamaan reaksi menjadi:
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(l)
2. Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara logam aluminium dengan klorida membentuk larutan aluminium
klorida dan gas hidrogen.
Penyelesaian:
Langkah 1: Menuliskan rumus kimia dan persamaan reaksi
Al(s) + HCl(aq) → AlCl3(aq) + H2(g)
Langkah 2: Penyetaraan
 Tetapkan koefisien AlCl3 = 1, sedangkan koefisien zat-zat lainnya dimisalkan dengan huruf.
aAl(s) + bHCl(aq) → 1AlCl3(aq) + cH2(g)
 Setarakan jumlah atom ruas kiri dan kanan
Jumlah Atom
Ruas Kiri
Jumlah Atom
ruas Kanan
∑ Atom Ruas Kiri = ∑ Atom Ruas Kanan
Al = a
Al = 1
a=1
H=b
H = 2c
b = 2c
3 = 2c maka c = 3/2
Cl = b
Cl = 3
b=3
Persamaan reaksi setaranya menjadi:
1Al(s) + 3HCl(aq) → 1AlCl3(aq) + 3/2H2(g)
Karena koefisien tidak boleh pecahan, untuk membulatkan pecahan, maka semua koefisien dikalikan dua, sehingga
persamaan reaksi menjadi:
2Al(s) + 6HCl(aq) → 2AlCl3(aq) + 3H2(g)
5 | MODUL KIMIA X IPA
Soal Latihan!
3
a. Setarakanlah persamaan reaksi berikut!
1. Na2O + H2O → NaOH
2. Fe + O2 → Fe2O3
3. P4 + O2 → P2O5
4. KClO3 → KCl + O2
5. N2O3 → NO + O2
6. N2O5 + H2O → HNO3
7. Al2O3 + H2O → Al(OH)3
8. Zn + H2SO4 → ZnSO4 + H2
9. H3PO4 + Ca(OH)2 → Ca3(PO4)2 + H2O
10. Al + HCl → AlCl3 + H2
11. Fe2O3 + HBr → FeBr3 + H2O
12. Pb(NO3)2 + NaCl → PbCl2 + NaNO3
13. K3PO3 + MgI2 → KI + Mg3(PO3)2
14. C2H4 + O2 → CO2 + H2O
15. C3H4 + O2 → CO2 + H2O
16. C2H5OH + O2 → CO2 + H2O
17. Ag2O + NH3 → Ag + N2 + H2O
18. Cu + HNO3 → Cu(NO3)2 + NO + H2O
19. I2 + NaOH → NaI + NaIO3 + H2O
20. NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + H2O
b. Tuliskan persamaan reaksi berikut, kemudian setarakan!
1. Gas nitrogen bereaksi dengan gas hidrogen membentuk amonia.
2. Gas hidrogen bereaksi dengan gas oksigen membentuk air.
3. Logam aluminium bereaksi dengan gas oksigen membentuk aluminium oksida padat.
4. Kalsium oksida padat bereaksi dengan air membentuk larutan kalsium hidroksida.
5. Larutan natrium hidroksida bereaksi dengan larutan asam sulfat membentuk larutan natrium sulfat dan air.
6. Larutan asam klorida bereaksi dengan larutan magnesium hidroksida membentuk larutan magnesium klorida dan
air.
7. Butana terbakar sempurna membentuk gas karbon dioksida dan air.
8. Larutan magnesium nitrat bereaksi dengan larutan natrium fosfat membentuk larutan magnesium fosfat dan larutan
natrium nitrat.
9. Logam besi bereaksi dengan larutan asam klorida membentuk larutan besi (III) klorida dan gas hidrogen.
10. Karbon dioksida dan amonia bereaksi membentuk urea dan air.
Uji Kompetensi
1. Nama untuk senyawa dengan rumus CaC2 adalah . . . .
a. kalsium karbonat
d. kalsium karbohidrat
b. kalsium karbida
e. kalsium dikarbonat
c. kalsium dikarbon
2. Nama yang tepat untuk NaClO adalah . . . .
a. natrium hipoklorit
c. natrium klorit
e. natrium klorida
b. natrium klorat
d. natrium perklorat
3. Nama yang tepat untuk senyawa KCN adalah . . . .
a. kalium nitrat
c. kalium karbon
e. kalium karbonat
b. kalium nitrida
d. kalium sianida
4. Rumus kimia untuk kalsium karbonat adalah . . . .
a. CaC2
b. Ca(OH)2
c. CaH2
d. Ca2CO3
e. CaCO3
5. Rumus kimia yang benar untuk natrium dihidrogen fosfat adalah . . . .
a. Na3PO4
b. Na(PO4)3
c. Na2HPO4
d. Na3PO3
e. NaH2PO4
6. Massa molekul relatif (Mr) dari C2H4O2 adalah . . . . Diketahui Ar C = 12, H = 1, O = 16
a. 29
b. 60
c. 32
d. 75
e. 44
6 | MODUL KIMIA X IPA
7. Massa satuan rumus (Mr) dari Na2S2O3 adalah . . . . Diketahui Ar Na = 23, S = 32, O = 16
a. 71
b. 103
c. 94
d. 158
e. 106
8. Perhatikan persamaan reaksi setara berikut.
X + Pb(NO3)2(aq) → PbCl2(s) + NaNO3(aq) Senyawa X adalah . . . .
a. HNO3
b. HCl
c. NaNO3
d. NaCl2
e. NaCl
9. Gas metana terbakar sempurna menghasilkan gas CO2 dan H2O. Persamaan yang tepat untuk menyatakan reaksi
tersebut adalah . . . .
a. CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + 4H2O(g)
b. CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)
c. CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)
d. CH4(g) + H2(g) → CH2(g) + 2H2(g)
e. CH4(g) + N2(g) → CN2(g) + 2H2(g)
10. Perhatikan persamaan reaksi setara berikut.
X + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g) Senyawa X adalah . . . .
a. NaNO3
b. NaOH
c. Na2CO3
d. Na2S2O3
e. Na2SO4
11. Pembakaran sempurna gas etana menghasilkan CO2 dan H2O seperti ditunjukkan pada persamaan reaksi berikut.
C2H6(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(l) Pada persamaan ini, perbandingan koefisien reaksi CO2 terhadap H2O adalah . . . .
a. 1 : 1
b. 1 : 3
c. 2 : 3
d. 3 : 1
e. 3 : 2
12. Ca(OH)2(aq) + H3PO4(aq) → Ca3(PO4)2(s) + H2O(l)
Koefisien reaksi pada persamaan di atas adalah . . . .
a. 1-2-3-6
b. 2-1-3-6
c. 2-3-1-6
d. 3-2-1-6
e. 3-6-1-2
13. Di antara persamaan molekuler berikut, reaksi yang sudah setara adalah . . .
a. 2CuO(s) + 2C(s) → Cu(s) + 4CO2(g)
b. SO2(g) + 2O2(g) → SO3(g)
c. H2S(g) + O2(g) → H2O(l) + SO2(g)
d. P4O10(g) + 10C(s) → P4(g) + 10CO(g)
e. 2NO(g) + O2(g) → 2NO2(g)
14. Jumlah atom nitrogen terbanyak dalam senyawa . . . .
a. KNO3
b. Fe(NO3)3
c. CO(NH2)2
d. Ca(NO2)2
e. N2O5
15. Koefisien reaksi yang tepat untuk reaksi:
K(s) + H2O(l) → KOH(aq) + H2(g) berturut-turut adalah . . . .
a. 2, 1, 1, 1
c. 2, 2, 2, 1
e. 1, 2, 1, 2
b. 1, 2, 2, 1
d. 2, 1, 2, 1
16. Reaksi yang sudah setara adalah . . . .
a. CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + 2H2O(l)
b. CaO(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + 2 H2O(l)
c. Fe2O3(s) + C(s) → 2Fe(s) + 3CO(g)
d. C2H6(g) + 3O2(g) → 2CO2(g) + H2O(l)
e. 2 H2(g) + 3SO2(g) → 2H2O(l) + 2SO2(g)
17. Pada reaksi: xC2H6(g) + yO2(g) → zCO2(g) + H2O(g) x, y, dan z berturut-turut yang benar adalah . . . .
a. 1, 7, 2
b. 4, 7, 2
c. 2, 7, 4
d. 4, 7, 4
e. 2, 7, 2
18. Nama senyawa K2O adalah . . . .
a. dikalium oksida
c. kalium oksida
e. dikalsium oksida
b. kalium dioksida
d. kalsium oksida
19. Rumus senyawa aluminium klorida adalah . . . .
a. AlCl
b. Al3Cl
c. AlCl2
d. Al2Cl
e. AlCl3
20. Nama senyawa CuS adalah . . . .
a. tembaga sulfur
c. tembaga(II) sulfida
e. tembaga sulfit
b. tembaga(I) sulfida
d. tembaga sulfat
21. Nama yang benar P2O3 adalah . . . .
a. fosfor oksida
c. fosfor trioksida
e. fosfor trioksigen
b. difosfor trioksida
d. difosfor trioksigen
22. Senyawa dinitrogen tetraoksida memiliki rumus . . . .
a. NO4
b. Ni2O4
c. N2O4
d. Ni2O
e. N4O2
23. Rumus garam yang benar apabila ion kalsium bergabung dengan anion sulfat . . . .
a. CaSO4
b. Ca2(SO4)2
c. Ca2SO4
d. Ca2(SO3)2
e. CaSO3
24. Rumus senyawa yang mungkin berdasarkan tabel kation dan anion berikut:
7 | MODUL KIMIA X IPA
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
kation Anion
NO3K+
2+
CO32Mg
3+
PO43Al
a. KCO3
b. K2NO3
c. MgNO3
d. Mg2(PO4)3
e. AlPO4
Berikut ini tata nama yang benar, kecuali . . . .
a. NaClO = natrium hipoklorit
d. KClO4 = kalium perklorat
b. NaClO3 = natrium klorat
e. Mg(ClO2)2
=
magnesium
klorat
c. KClO2 = kalium klorit
Rumus asam fosfat yang tepat adalah . . . .
a. H2PO4
b. H3PO3
c. H2PO3
d. H3PO4
e. HPO4
2+,
2+
3+
–
Jika ion-ion Zn Ba , dan Al membentuk basa bergabung dengan ion hidroksida (OH ), rumus basa yang benar
adalah . . . .
a. ZnOH
b. Ba2OH
c. BaOH
d. Zn2OH
e. Al(OH)3
Persamaan reaksi berikut yang setara adalah . . . .
a. Fe(s) + HCl(aq)→ FeCl2(aq) + H2(g)
b. SO2(g) + O2(g)→ SO3(g)
c. CuO(s) + 2H2(g)→ Cu(s) + H2O(g)
d. Na(s) + H2O(l)→ NaOH(aq) + H2(g)
e. Zn(s) + H2SO4(aq)→ ZnSO4(aq) + H2(g)
Reaksi pembakaran pirit adalah sebagai berikut.
2FeS2 + aO2 → 2FeO + bSO2 Koefisien untuk a dan b adalah . . . .
a. a = 3; b = 2
c. a = 4; b = 3
e. a = 5; b = 4
b. a = 3; b = 3
d. a = 4; b = 5
Reaksi pembakaran gas asetilen adalah 2C2H2 + aO2 → bCO2 + cH2O. Koefisien untuk a, b, dan c adalah . . . .
a. a = 3; b = 2; c = 3
c. a = 5; b = 3; c = 2
e. a = 4; b = 5; c = 4
b. a = 2; b = 2; c = 2
d. a = 5; b = 4; c = 2
aCu + bHNO3 → cCu(NO3)2 + dH2
Koefisien a, b, c, dan d agar reaksi tersebut setara adalah . . . .
a. 2, 1, 1, 1
c. 1, 1, 1, 2
e. 2, 1, 2, 1
b. 1, 2, 1, 1
d. 1, 2, 1, 2
Reaksi amonium fosfat dengan kalium hidroksida membentuk kalium fosfat dan amonium hidroksida. Reaksi yang
benar adalah . . . .
a. (NH3)4(aq) + PO4(aq) + KOH(aq) → K4(PO4)3(aq) + NH4OH(aq)
b. (NH4)3PO4(aq) + 3KOH(aq) → 3NH4OH(aq) + 3 KPO4(aq)
c. (NH4)3PO4(aq) + 3KOH(aq) → 3NH4OH(aq) + K3PO4(aq)
d. K3PO4(aq) + 3 KOH(aq) → K3PO4(aq) + 3 NH4OH(aq)
e. K3PO4(aq) + KOH(aq) → K4(PO4)3(aq) + NH4OH(aq)
8 | MODUL KIMIA X IPA
REAKSI OKSIDASI REDUKSI
Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi
Kompetensi Dasar
Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta
penerapannya.
A. Perkembangan Konsep Reduksi dan Oksidasi
Di sekitar kita terdapat berbagai proses kimia yang dapat dijelaskan dengan konsep reaksi redoks. Contohnya proses
pembakaran bahan bakar, bahan makanan menjadi basi karena teroksidasi oleh udara, penggunaan baterai sebagai sumber
listrik, penyepuhan logam, dan perkaratan.
Gambar 1. Contoh reaksi redoks
1. Konsep Reduksi Oksidasi Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Oksigen
Pada awalnya, sekitar abad ke-18, konsep reaksi oksidasi dan reduksi dikaitkan dengan pengikatan atau pelepasan senyawa
atau unsur dengan oksigen.
Oksidasi adalah pengikatan oksigen.
Reduksi adalah pelepasan oksigen.
a. Contoh reaksi oksidasi:
1. Perkaratan logam, misalnya:
4Fe(s) + 3O2(g) → 2Fe2O3(s)
2. Pembakaran, misalnya reaksi pembakaran metana:
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)
b. Contoh reaksi reduksi:
1. 2CuO(s) → 2Cu(s) + O2(g)
2. 2PbO2(s) → 2PbO(s) + O2(g)
2. Konsep Reduksi Oksidasi Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Elektron
Memasuki abad ke-20, para ahli melihat suatu karakteristik mendasar dari reaksi oksidasi dan reduksi ditinjau dari ikatan
kimianya, yaitu adanya serah terima elektron. Konsep ini dapat diterapkan pada reaksi-reaksi yang tidak melibatkan oksigen.
Contoh 1:
2Mg(s) + O2(g) → 2MgO(s)
9 | MODUL KIMIA X IPA
Mg → Mg2+ + 2eO2 + 4e- → 2O2-
(oksidasi)
(reduksi)
Oksidasi adalah pelepasan elektron
Reduksi adalah penerimaan elektron
Contoh oksidasi:
1. Ca → Ca2+ + 2e2. Na → Na+ + e3. Sr → Sr2+ + 2e-
Contoh reduksi:
1. S + 2e- → S22. Cl2 + 2e- → 2Cl3. Br2 + 2e- → 2BrReaksi oksidasi dan reaksi reduksi selalu terjadi bersamaan. Oleh karena itu, reaksi oksidasi dan reaksi reduksi disebut juga
reaksi oksidasi-reduksi atau reaksi
redoks.
Misal:
Oksidasi:
Ca → Ca2+ + 2eReduksi:
Cl2 + 2e- → 2Clreaksi keseluruhan: Ca + Cl2 → CaCl2
Latihan 1
1. Sebutkan perbedaan oksidasi dan reduksi berdasarkan pelepasan dan pengikatan oksigen dan
pengikatan dan pelepasan elektron!
2. Tentukan apakah reaksi berikut tergolong oksidasi atau reduksi, berdasarkan pengikatan dan
pelepasan oksigen!
a. C(s) + O2(g) ⎯→ CO2(g)
b. CO(g) + H2(g) ⎯→ C(s) + H2O(g)
c. 2SO2(g) + O2(g) ⎯→2SO3(g)
d. CH4(g) + 2O2(g) ⎯→ CO2(s) + 2H2O(g)
e. C6H12O6(s) + 6O2(g) → 6CO2(g) + 6H2O(l)
f. 4Al(s) + 3O2(g) → 2Al2O3(s)
g. 2SO3(g) → 2SO2(g) + O2(g)
h. 6CO2(g) + 6H2O(l) → C6H12O6(s) + 6O2(g)
i. H2O(l) → H2(g) + O2(g)
j. CaO + CO2 → CaCO3
3. Tentukan apakah reaksi berikut tergolong oksidasi atau reduksi, berdasarkan pengikatan dan
pelepasan elektron!
2+(
–
a. Ca aq) + 2e → Ca(s)
2+
–
b. Cu(s) → Cu (aq) + 2e
2–
c. C2O4 (aq) → 2CO2(g) + 2e
–
d. 2H2O(l) + 2e → 2OH (aq) + H2(g)
2+
e. Zn → Zn + 2e
2+
3+
f. Fe → Fe
g. I2 → 2I
h. 2Br → Br2
22i. S2O3 → S4O6
+
j. H → H2
B. Konsep Bilangan Oksidasi
1. Pengertian Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi adalah muatan yang dimiliki oleh suatu atom jika atom tersebut berikatan dengan atom lain atau dalam
keadaan bebas. Dengan kata lain, bilangan oksidasi merupakan suatu bilangan yang menunjukkan ukuran kemampuan suatu
10 | MODUL KIMIA X IPA
atom untuk melepas atau menangkap elektron dalam pembentukan suatu senyawa, sehingga bilangan oksidasi dapat bertanda
positif maupun negatif.
Nilai bilangan oksidasi suatu unsur dalam senyawa dapat ditentukan melalui aturan berikut:
a. Unsur bebas mempunyai bilangan oksidasi = 0.
b. Umumnya unsur H mempunyai bilangan oksidasi = +1, kecuali dalam senyawa hidrida, bilangan oksidasi H = –1
Contoh: - Bilangan oksidasi H dalam H2O, HCl, dan NH3 adalah +1
- Bilangan oksidasi H dalam LiH, NaH, dan CaH2 adalah –1
c. Umumnya unsur O mempunyai bilangan oksidasi = –2, kecuali dalam senyawa peroksida, bilangan oksidasi O = –1
Contoh: - Bilangan oksidasi O dalam H2O, CaO, dan Na2O adalah –2
- Bilangan oksidasi O dalam H2O2, Na2O2 adalah –1
d. Unsur F selalu mempunyai bilangan oksidasi = –1.
e. Unsur golongan IA, IIA, IIIA berturut – turut mempunyai bilangan oksidasi = +1, +2, dan +3.
f. Bilangan oksidasi ion monoatomik = muatannya.
g. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam ion poliatom = muatan ion.
h. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa = 0.
Contoh:
1. Tentukan bilangan oksidasi unsur yang digarisbawahi berikut:
a. H2O2
b. CH4
c. SO42-
Penyelesaian:
a. H2O2
(2 x b.o H) + (2 x b.o O) = 0
(2 x (+1)) + (2 x b.o O) = 0
Maka, b.o O = -1
b. CH4
(b.o C) + (4 x b.o H) = 0
(b.o C) + (4 x (+1)) = 0
Maka, b.o C = -4
c. SO42(b.o S) + (4 x b.o O) = -2
(b.o S) + (4 x (-2)) = -2
b.o S + (-8) = -2
maka, b.o S = +6
Latihan 2
Tentukan bilangan oksidasi unsur yang digarisbawahi berikut:
a. NH4+
b. H3PO4
c. Cu(NO3)2
d. NH4NO2
e. MnO4–
f. HNO3
g. Ag2O
h. CuCl2
i. Mg3(PO4)2
j. CaCO3
k. Na2S2O3
l. H2S
m. K2Cr2O7
n. FeCl3
o. KMnO4
2. Konsep Reduksi Oksidasi Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi
11 | MODUL KIMIA X IPA
Suatu reaksi tergolong reaksi redoks jika disertai perubahan bilangan oksidasi. Berdasarkan konsep perubahan bilangan
oksidasi, reaksi reduksi adalah reaksi penurunan bilangan oksidasi, sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi yang
mengalami kenaikan bilangan oksidasi.
Berikut beberapa contoh reaksi redoks:
+2
reduksi
-4
CO(g) + 4H2(g) → CH4(g) + 2H2O(g)
0
0
oksidasi
oksidasi
+1
+2
Zn + 2HCl → ZnCl2 + H2
+1
reduksi
0
Latihan 3
Tentukan apakah reaksi di bawah ini tergolong reaksi redoks atau bukan!
a. CaCO3 + 2HCl → CaCl2 + CO2 + H2O
b. 2KMnO4 + 14HCl → 2MnCl2 + 2KCl + 5Cl2 + 7H2O
c. CuO + 2HCl → CuCl2 + H2O
d. BaCl2 + H2SO4 → BaSO4 + 2HCl
e. Cl2 + KOH → KCl + KClO + H2O
f. Cu2O + CO → 2Cu + CO2
3. Oksidator dan Reduktor
Pada reaksi oksidasi reduksi, zat yang menyebabkan zat lainnya mengalami reaksi reduksi disebut reduktor. Sedangkan zat
yang menyebabkan zat lainnya mengalami reaksi oksidasi disebut oksidator.
Tabel 1. Perbedaan konsep reduktor dan oksidator
Reduktor
Oksidator
Menyebabkan zat lain
Menyebabkan zat lain
mengalami reduksi
mengalami oksidasi
Zat yang mengalami reaksi
Zat yang mengalami reaksi
oksidasi:
reduksi:
 Mengikat oksigen
 Melepas oksigen
 Melepas elektron
 Menangkap elektron
 Peningkatan bilangan
 Penurunan bilangan oksidasi
oksidasi
Contoh:
0 oksidasi
+2
Zn + CuCl2 → ZnCl2 + Cu
+2 reduksi
Reduktor : Zn
Oksidator : CuCl2
0
hasil oksidasi: ZnCl2
hasil reduksi: Cu
4. Reaksi Disproporsionasi dan Konproporsionasi
Suatu reaksi disebut disproporsionasi atau atutoredoks jika terdapat satu zat yang mengalami reaksi oksidasi dan reaksi
reduksi sekaligus, dengan kata lain, oksidator dan reduktornya adalah zat yang sama.
Contoh:
0 reduksi
-1
Cl2+ 2KOH → KCl + KClO + H2O
0
oksidasi
Reduktor: Cl2
Oksidator: Cl2
+1
12 | MODUL KIMIA X IPA
Hasil oksidasi: KClO
Hasil reduksi: KCl
Sedangkan, reaksi konproporsionasi apabila dalam suatu reaksi hasil reduksi dan hasil oksidasinya adalah zat yang sama.
Contoh:
-2 oksidasi
0
2H2S + SO2 → 3S + 2H2O
+4 reduksi 0
Reduktor: H2S
Oksidator: SO2
Hasil oksidasi: S
Hasil reduksi: S
Latihan 4
Tentukan apakah reaksi di bawah ini tergolong reaksi redoks, bukan redoks, disproporsionasi, atau
konproporsionasi! Kemudian tentukan reduktor, oksidator, hasil oksidasi dan hasil reduksinya!
a. 2NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + 2H2O
b. 2Fe + 6HCl → 2FeCl3 + 3H2
c. Cl2 + SO2 + 2H2O → 2HCl + H2SO4
d. 4H+ + 2Cu2O → 2Cu + 2Cu2+ + H2O
e. 2KOH + Br2 → KBr + KBrO + H2O
f. Pb+2 + 2Cl- → PbCl2
g. Cu2+ + Ni → Cu + Ni2+
h. 2Al2O3 → 4Al + 3O2
C. Tata Nama IUPAC
Pada bab sebelumnya, Anda telah belajar tata nama senyawa biner dan senyawa poliatom. Tata nama tersebut berlaku untuk
zat molekuler atau senyawa ion yang mengandung kation hanya memiliki satu harga muatan atau biloks logam golongan IA, IIA
dan IIIA.
Untuk kation-kation logam yang memiliki lebih dari satu harga biloks (khususnya unsur-unsur transisi), tata namanya
ditambah angka romawi dalam tanda kurung yang menunjukkan harga biloks.
Contoh:
1. FeCl2 : besi (II) klorida
2. FeCl3 : besi (III) klorida
3. CuSO4 : tembaga (II) sulfat
4. Mn(NO3)2 : mangan (II) nitrat
5. SnCl4 : timah (IV) klorida
Latihan 5
a.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tentukan nama senyawa berikut:
AlBr3
BaCl2
N2O4
9. Fe2(SO4)3
PCl5
10. Cu(OH)2
CaO
11. Pb(SO3)2
H3PO4
Na2SO3
NaCN
b. Tentukan rumus senyawa berikut:
1. Litium nitrat
2. Tembaga (II) karbonat
3. Kalsium hidroksida
4. Kromium (III) sulfat
5. Tembaga (I) oksida
6. Timah (II) kloridA
7. Magnesium fosfat
D. Pengolahan Air Kotor
Salah satu penerapan konsep reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bidang pengolahan limbah. Prinsip
dasar yang dipergunakan adalah teroksidasinya bahan-bahan organik maupun anorganik, sehingga lebih mudah diolah lebih
lanjut.
Limbah merupakan salah satu pencemar lingkungan yang perlu dipikirkan cara-cara mengatasinya. Berbagai tipe
penanganan limbah cair dengan melibatkan mikroorganisme telah dikerjakan di Indonesia, salah satu tekniknya yaitu teknik
lumpur aktif (activated sludge).
13 | MODUL KIMIA X IPA
Proses lumpur aktif (activated sludge) merupakan sistem yang banyak dipakai untuk penanganan limbah cair secara
aerobik. Lumpur aktif merupakan metode yang paling efektif untuk menyingkirkan bahan-bahan tersuspensi maupun terlarut
dari air limbah. Lumpur aktif mengandung mikroorganisme aerobik yang dapat mencerna limbah mentah. Setelah limbah cair
didiamkan di dalam tangki sedimentasi, limbah dialirkan ke tangki aerasi. Di dalam tangki aerasi, bakteri heterotrofik
berkembang dengan pesatnya. Bakteri tersebut diaktifkan dengan adanya aliran udara (oksigen) untuk melakukan oksidasi
bahan-bahan organik. Bakteri yang aktif dalam tangki aerasi adalah Escherichia coli, Enterobacter, Sphaerotilus natans,
Beggatoa, Achromobacter, Flavobacterium, dan Pseudomonas. Bakter-bakteri tersebut membentuk gumpalan – gumpalan atau
flocs. Gumpalan tersebut melayang yang kemudian mengapung di permukaaan limbah.
Uji Kompetensi Bab 7
1. Pernyataan
berikut
yang
sesuai
dengan
peristiwa
oksidasi
adalah
peristiwa
.
.
.
a. penangkapan elektron
d. pengurangan muatan positif
b. kenaikan bilangan oksidasi
e. penambahan muatan negatif
c. pelepasan oksigen
2. Reaksi reduksi adalah ....
a. reaksi melepaskan elektron
d. reaksi penggabungan oksigen
b. reaksi menerima proton
e. reaksi pelepasan hidrogen
c. reaksi pelepasan oksigen
3. Dalam reaksi berikut, zat yang mengalami oksidasi menurut konsep transfer elektron pada huruf yang ditebali adalah ....
a. ZnO(s)+ 2HCl(s) ⎯→ ZnCl2(s)+ H2O(l)
b. Cl2(g) + 2I–(aq) ⎯→2Cl–(aq) + I2(g)
c. BaCl2(s) + H2SO4(aq) ⎯→ BaSO4(s)+ 2HCl(aq)
d. SO2(g) + H2O(l) ⎯→ H2SO3(aq)
e. CO2(g) + 2H2O(l) ⎯→ CH4(aq)+ 2O2(g)
4. Pada reaksi: Cl2 +2KOH → KCl + KClO +H2O Bilangan oksidasi klor berubah dari ....
a. –1 menjadi +1 dan 0
d. 0 menjadi –1 dan +1
b. –2 menjadi 0 dan +1
e. 0 menjadi –1 dan –2
c. +1 menjadi –1 dan 0
5. Di bawah ini yang merupakan contoh dari reaksi oksidasi ....
a. Ag+ + e- → Ag
d. 2Al + 3Zn2+ → 2Al3+ + 3Zn
b. KOH → K+ + OH–
e. 2NiO + C → 2Ni + CO2
c. 2AgO → 2Ag +O2
6. Bilangan oksidasi P dalam HPO42– adalah ....
a. +2
b. +5
c. +3
d. +6
e. +4
7. Bilangan oksidasi klor dalam senyawa HClO4 adalah . . . .
a. –1
b. +5
c. +1
d. +7
e. +3
8. Jika bilangan oksidasi Fe = +3 dan S = –2, maka bila kedua unsur tersebut bersenyawa akan membentuk senyawa dengan
rumus
kimia
.
.
.
.
a. Fe2S3
b. FeS2
c. Fe3S2
d. FeS
e. Fe3S
9. Unsur mangan yang mempunyai bilangan oksidasi sama dengan krom dalam K2Cr2O7 adalah . . . .
a. KMnO4
c. K2MnO4
e. MnSO4
b. MnO
d. MnO2
10. Nitrogen mempunyai bilangan oksidasi +1 pada senyawa . . . .
a. HNO3
b. N2O
c. N2O4
d. NH3
e. NO
11. Pada reaksi redoks: KMnO4 + KI + H2SO4 → MnSO4 + I2 + K2SO4 + H2O bilangan oksidasi Mn berubah dari . . . .
a. +14 menjadi +8
c. +7 menjadi +2
e. +7
menjadi
–4
b. –1 menjadi +2
d. –2 menjadi +2
12. Pada reaksi redoks: 2CuSO4 + 4KI → 2K2SO4 + 2CuI2 + I2
hasil oksidasinya adalah . . . .
a. CuSO4
b. KI
c. CuI2
d. K2SO4
e. I2
13. Reaksi di bawah ini yang termasuk reaksi redoks adalah … .
a.
b.
c.
d.
e.
AgCl + 2NH3 ⎯⎯→ Ag(NH3)2Cl
NaOH + CH3COOH ⎯⎯→ CH3COONa + H2O
AgNO3 + NaCl ⎯⎯→ AgCl + NaNO3
OH– + Al(OH)3 ⎯⎯→ AlO2– + 2H2O
Hg(NO3)2 + Sn ⎯⎯→ Hg + Sn(NO3)2
14. Pada persamaan reaksi berikut: Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
Spesi yang bertindak sebagai oksidator adalah. . . .
a. logam magnesium
b. magnesium klorida
14 | MODUL KIMIA X IPA
c. asam klorida
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
d. gas hidrogen
e. asam klorida
Bilangan oksidasi klorin dalam kalium klorat adalah ....
a. –1
b. +5
c. +1
d. +7
e. +3
Nama yang tepat untuk senyawa FeSO4 adalah ....
a. besi sulfat
c. besi (I) sulfat
e. feri sulfat
b. besi (II) sulfat
d. besi (III) sulfat
Nama kimia untuk senyawa Cu2O adalah ....
a. tembaga oksida
c. tembaga dioksida
e. tembaga (I) oksida
b. tembaga (II) oksida
d. tembaga monoksida
Perhatikan reaksi berikut: H2(g) +Cl2(g) → 2HCl(g)
Pada reaksi tersebut yang berperan sebagai oksidator adalah ....
a. HCl
c. Cl2 dan H2
e. Cl2 dan HCl
b. Cl2
d. H2
Zat berikut mengandung belerang. Di antara zat itu yang tidak dapat direduksi adalah ....
a. SO2
c. SO32–
e. H2SO4
2–
2–
b. S
d. S2O3
Nama senyawa dari Ba(OH)2 adalah ....
a. barium hidrida
d. barium hidroksida
b. natrium hidroksida
e. barium dihidroksida
c. barium (II) hidroksida
Pada reaksi: MnO2(s) + 2H2SO4(aq) + 2NaI(aq) → MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2H2O(l) + I2(s), yang berperan sebagai
reduktor adalah ....
a. MnSO4
b. MnO2
c. H2SO4
d. NaI
e. I2
Berikut ini yang bukan syarat untuk terjadinya reaksi oksidasi adalah ....
a. meningkatnya bilangan oksidasi
d. bertambahnya bilangan oksidasi
b. pelepasan elektron
e. penerimaan elektron
c. pengikatan oksigen
Bilangan oksidasi halogen pada senyawa asam klorit, asam klorat, dan asam perklorat berturut-turut adalah . . . .
a. +3, +5, +7
c. +5, +3, +7
e. +1, +3, +5
b. +1, +7, +5
d. +7, +5, +3
Bilangan oksidasi hidrogen = –1 terdapat pada senyawa . . . .
a. NH3
b. HNO3
c. NaH
d. H2O
e. PH3
Apabila suatu unsur menerima elektron, maka . . . .
a. bilangan oksidasinya akan turun
d. unsur tersebut mengalami oksidasi
b. bilangan oksidasinya akan naik
e. menghasilkan bilangan oksidasi positif
c. reaktivitasnya akan meningkat
Reaksi berikut adalah reaksi redoks, kecuali . . . .
a. KI + Cl2 → KCl + I2
b. Zn + H2SO4 → ZnSO4 + H2
c. 2K2CrO4 +H2SO4 → K2Cr2O7 + K2SO4 +H2O
d. H2O2 + H2S → 2H2O + S
e. 2NaOH + Cl2 → NaCl + NaClO +H2O
Manakah senyawa klor yang bertindak sebagai reduktor?
a. ClO2– → ClO3–
c. ClO4– → Cl–
e. ClO– → ClO4–
b. Cl- → ClO2–
d. Cl2 → 2ClO3–
Pada persamaan reaksi berikut: Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g) Spesi yang bertindak sebagai oksidator adalah
....
a. logam magnesium
d. gas hidrogen
b. magnesium (I) klorida
e. magnesium klorida
c. asam klorida
Spesi berikut yang dapat berfungsi sebagai oksidator adalah . . . .
a. O2
b. F–
c. I–
d. NH3
e. H2S
Pengolahan dari bijih logam menjadi logam murni dilakukan melalui proses
a. oksidasi
c. reduksi
e. hidrolisis
b. eliminasi
d. adisi
Bilangan oksidasi N=-2 terdapat pada senyawa . . . .
a. NO
b. N2O3
c. KNO3
d. N2H4
e. NH4Cl
Bilangan oksidasi unsur bromim yang tertinggi terdapat dalam senyawa . . .
a. Fe(BrO2)3
c. Ca(BrO)2
e. HBrO4
b. AlBr3
d. PbBr4
15 | MODUL KIMIA X IPA
31. Salah satu contoh dari reaksi reduksi adalah . . . .
a. pernapasan
b. karat besi
c. fotosintesis
d. pembakaran
e. perubahan warna cokelat pada irisan buah apel ketika dibiarkan di udara
32. Reaksi oksidasi yang benar adalah . . . .
a. Mg(s) + 2e– → Mg2+(aq)
d. Al(s) → Al3+(aq) + 3e–
2+(
–
b. Na(s) → Na aq) + 2e
e. Ca(s) → Ca3+(aq) + 3e–
c. Cu(s) + 2e– → Cu2+(aq)
33. Mangan yang tidak dapat dioksidasi lagi terdapat pada ion . . . .
a. Mn2+
b. MnO4–
c. Mn3+
d. MnO42–
e. Mn4+
34. Pada reaksi: 2Fe2+(aq) + Cl2(g) → 2Fe3+(aq) + 2Cl–(aq)
yang bertindak sebagai oksidator adalah . . . .
a. Fe2+
b. Cl–
c. Cl2
d. Cl
e. Fe3+
35. Pada reaksi reduksi logam tembaga dan asam nitrat berikut:
3Cu + 8HNO3 → 3Cu(NO3)2 + 4H2O + 2NO
Bila 1 mol tembaga bereaksi maka berapa mol gas NO yang terbentuk?
a. 0,2 mol
c. 0,3 mol
e. 0,66 mol
b. 1 mol
d. 1,5 mol
36. Di bawah ini tertulis nama senyawa berikut rumus kimianya . . . .
1. Tembaga (I) oksida, Cu2O
2. Kalsium sulfat, CaSO4
3. Besi (III) karbonat, Fe3(CO3)2
4. Tembaga (I) nitrat, Cu(NO3)2
Nama senyawa yang sesuai dengan rumusnya adalah . . . .
a. 1, 2, 3, dan 4
c. 1, 2, dan 3
e. 1, 2, dan 4
b. 1, 3
d. 1, 3, dan 4
37. Dalam reaksi antara asam sulfat pekat panas dan kalium iodida:
8I–(aq) + H2SO4 (aq) + 8H+ (aq) ⎯⎯→4I2(g) + H2S(g) + 4H2O(l)
Pernyataan yang benar adalah . . . .
a. I– direduksi
d. H2SO4 pengoksidasi
+
b. H dioksidasi
e. H2S pereduksi
+
c. H direduksi
38. Pada reaksi berikut:
2KMnO4( aq) + 16HCl(a q ) → 5Cl2( g) + 2MnCl2(s)+ 2KCl(s) + 8H2O (l)
Hasil reduksinya adalah . . .
a. Cl2
b. KCl
c. MnCl2
d. HCl
e. H2O
39. Nama kimia dari senyawa As2O3 adalah . . . .
a. arsen dioksida
c. arsen (II) oksida
e. diarsen oksida
b. diarsen trioksida
d. arsen (III) oksida
40. Dalam reaksi berikut:
14CuO(s) + 4NH3(aq) → 2N2O4(g) + 6H2O(l) + 14Cu(s)
Senyawa yang berperan sebagai oksidator adalah . . . .
a. CuO
b. H2O
c. NH3
d. O2
e. N2O4
16 | MODUL KIMIA X IPA
Download