hubungan pengetahuan dan sikap wanita dengan pemeriksaan

advertisement
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL
PRIMA JAMBI TAHUN 2015
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN
PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL PRIMA JAMBI TAHUN 2015
Subang Aini Nasution
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima
Korespondensi Penulis : [email protected]
ABSTRAK
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) merupakan langkah awal dan hal yang penting dilakukan
oleh wanita yang berumur di atas 20 tahun untuk mendeteksi perubahan abnormal pada payudara
dan dilakukan setiap bulan setelah haid pada minggu pertama. Sebagian wanita mengetahui tentang
SADARI tetapi karena kurangnya sikap peduli dengan kesehatan payudara sendiri sehingga
penanganan dan pengobatan menjadi lebih sulit.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap wanita dengan
pemeriksaan payudara sendiri terutama pada wanita usia subur berdasarkan pengetahuan dan sikap.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei analitik dengan desain penelitian Cross
Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur yang dirawat di Rumah
Sakit Royal Prima Jambi pada bulan Juli Tahun 2015. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
ini diambil secara accidental sampling dengan jumlah sampel 30 responden. Penelitian ini
menggunakan data primer yang kemudian dilakukan uji Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan, ada hubungan yang sangat signifikan (kuat) antara pengetahuan
wanita dengan pemeriksaan payudara sendiri di Rumah Sakit Royal Prima Jambi 2015, dimana
X²hitung 23,77 > X²tabel 9,48 dan nilai p value = 0,000. Ada hubungan yang sangat signifikan (kuat)
antara sikap wanita dengan pemeriksaan payudara sendiri di Rumah Sakit Royal Prima Jambi 2015,
dimana X²hitung 15,067 > X²tabel 5,99 dan nilai p value = 0,001.
Diharapkan kepada wanita berumur 20 tahun keatas melakukan pemeriksaan payudara sendiri setiap
bulan setelah haid pada minggu pertama. Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan melihat
perubahan payudara dihadapan cermin dan melihat perubahan bentuk payudara dengan cara
berbaring.
Kata kunci
: Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
PENDAHULUAN
Berkembangnya ilmu pengetahuan
pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke19 mempunyai dampak yang luas
terhadap
segala
aspek
kehidupan
manusia, termasuk kesehatan. Maka
mulai abad ke-19 masalah kesehatan
sudah di pandang sebagai masalah yang
kompleks khususnya kaum wanita. Oleh
sebab itu, pendekatan masalah kesehatan
harus dilakukan secara komprehensip
(Notoadmodjo, 2010).
Kesehatan wanita banyak terkait
dengan aspek fisiologis tubuh wanita
dimana sebagian besar kehidupan wanita
dilalui dengan berbagai proses alami pada
organ reproduksi seperti menstruasi,
kehamilan,
persalinan,
menyusui,
kontrasepsi hingga menopause. Dalam
setiap proses tersebut bukan tidak
mungkin timbul masalah bagi wanita.
Wanita tidak terlepas dari ancaman
kanker,
terutama
kanker
yang
berhubungan dengan organ reproduksi
dan faktor hormonal yang dimiliknya (Sari,
2012).
Badan kesehatan dunia (WHO)
menyebutkan
8-9%
wanita
akan
mengalami kanker payudara, yaitu kanker
nomor dua terbanyak diderita wanita
Indonesia (Nisman, 2011). Jumlah
penderita kanker di seluruh dunia terus
mengalami peningkatan, baik pada
daerah insiden tinggi di negara-negara
Barat, maupun pada insiden rendah
seperti di banyak daerah di Asia
(Purwoastuti, 2008).
Insidens kanker di Indonesia
masih belum dapat diketahui secara pasti,
karena belum ada registrasi berbasis
populasi yang dilaksanakan. Tetapi dari
data Globocan 2002, IARC (International
Agency for Research on Cancer)
didapatkan estimasi insidens kanker
payudara di Indonesia sebesar 26 per
100.000 perempuan, dan kanker leher
rahim
sebesar
16
per
100.000
perempuan. Sedangkan data dari SIRS
(Sistem Informasi Rumah sakit) di
153
SCIENTIA JOURNAL
STIKES PRIMA JAMBI
Vol. 5 No. 02 Desember 2016
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL
PRIMA JAMBI TAHUN 2015
Indonesia tahun 2004 diketahui bahwa
kanker payudara menempati urutan
pertama pasien rawat inap (15,4%) dan
pasien rawat jalan (15,78%), sedangkan
berdasarkan data dari Badan registrasi
Kanker Ikatan Dokter Ahli Patologi
Indonesia (IAPI) tahu 1998 di 13 rumah
sakit di Indonesia, kanker leher rahim
menduduki peringkat pertama dari seluruh
kasus kanker sebesar 17,2% diikuti
kanker payudara 12,2% (Riskesdas,
2007).
Sudah saatnya wanita sudah lebih
peka dan mulai memperhatikan organ
payudara secara khusus. Semakin dini
kita mengetahui masalah yang terjadi
pada payudara maka semakin awal
deteksi
payudara
dapat
dilakukan.
Sebagian besar kenker payudara (77%)
menyerang wanita yang sudah berusia
lebih dari 50 tahun (Nisman, 2011).
Kanker payudara dapat ditemukan secara
dini dengan melakukan pemeriksaan
sendiri (SADARI), pemeriksaan klinik dan
pemeriksaan mamografi deteksi ini dapat
menekan angka kematian sebesar 25%30%. Pemeriksaan payudara sendiri
dilakukan oleh wanita diatas usia 20 tahun
(Pramitasari, 2009).
SADARI (periksa payudara sendiri)
sangat dianjurkan untuk dilakukan secara
rutin karena sekitar 86% benjolan
payudara ditemukan oleh individu yang
bersangkutan. Pemeriksaan ini sangat
mudah dan tidak memerlukan biaya.
Sebaiknya SADARI dilakukan setiap bulan
setelah menstruasi yaitu pada hari ke 7-10
sejak menstruasi pertama. Pada saat
tersebut pengaruh hormon esterogen dan
progesterone sangat rendah dan jaringan
kelenjar payudara dalam keaadaan tidak
bengkak sehingga mudah meraba adanya
benjolan atau kelainan (Indrawati, 2012).
Kanker
payudara
merupakan
tumor ganas yang menyerang jaringan
payudara, merupakan penyakit yang
paling ditakuti oleh kaum wanita, dan
sampai saat ini penyebab kanker
payudara belum diketahui namun ada
beberapa cara untuk mengetahui tanda
dan gejala yang tampak pada penderita
kanker payudara diantaranya adanya
benjolan pada payudara yang tidak dapat
digerakan dari dasar/jaringan sekitar,
pada awalnya tidak terasa sakit atau nyeri
sehingga kurang mendapat perhatian dari
penderita, semakin lama benjolan yang
tumbuh semakin besar dan terasa nyeri
atau sakit pada payudara, payudara
mengalami perubahan bentuk dan mulai
timbul luka, terkadang keluar cairan,
darah atau nanah dari puting susu,
sehingga keadaan umum semakin
memburuk akibat metastase ke kelenjar
getah bening sekitar dan alat tubuh lain
(Purwoastuti, 2008).
Sikap peduli tentang pengetahuan
terhadap kesehatan payudara sangat
penting hal ini dilakukan dengan cara
SADARI untuk mendeteksi dini sehingga
kita punya harapan besar bahwa masalah
yang kita temui adalah masalah yang
sangat
ringan,
bisa
diobati
dan
penyembuhannya dapat dilakukan dengan
baik.
Terbukti
95%
wanita
yang
terdiaknosis pada tahap awal kanker
payudara dapat bertahan hidup lebih dari
lima tahun sehingga banyak dokter yang
merekomendasikan agar para wanita
menjalani SADARI secara rutin (Lusa,
2015).
Hasil survey data di Rumah Sakit
Royal Prima Jambi tahun 2014 ditemukan
90 wanita yang menderita kanker
payudara dalam setahun yang di rawat di
di Rumah Sakit Royal Prima Jambi dan
sangat sedikit yang mengetahui tentang
SADARI sehingga kebanyakan penderita
mengetahui
penyakitnya
setelah
mencapai stadium II – sampai stadium IV.
Sebagian wanita mengetahui tentang
SADARI tetapi karena kurangnya sikap
peduli dengan kesehatan payudara sendiri
sehingga penanganan dan pengobatan
menjadi lebih sulit. Berdasarkan latar
belakang di atas maka peneliti tertarik
memilih judul ‘’ Hubungan Pengetahuan
dan Sikap Wanita dengan Pemeriksaaan
Payudara Sendiri Rumah Sakit Royal
Prima
Jambi.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini memakai metode
survey analitik dengan tekhnik penelitian
cross sectional yang berguna untuk
mempelajari dinamika korelasi dan
menjelaskan objek yang diteliti dengan
hubungan kekuatan pengaruh antara
variable.
154
SCIENTIA JOURNAL
STIKES PRIMA JAMBI
Vol. 5 No. 02 Desember 2016
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL
PRIMA JAMBI TAHUN 2015
Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Pebelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah
Sakit Royal Prima Jambi. Alasan peniliti
memilih Rumah Sakit ini karena ingin
melihat bagaimana pengetahuan dan
sikap kaum wanita dalam melakukan
SADARI terutama kaum wanita. Sampel
memenuhi kriteria dan belum pernah
dilakukan penelitian.
2. Waktu Pebelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada
tanggal 2 Juli – 30 Juli 2015.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisa Univariat
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan pada tanggal 2 Juli – 30 Juli
2015 yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan pengetahuan dan sikap wanita
dengan pemeriksaan payudara sendiri di
Rumah Sakit Royal Prima Jambi 2015,
maka distribusi frekuensi dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan dan Sikap
Wanita dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri Di Rumah Sakit Royal Prima
Jambi Tahun 2015
Variabel
Pengetahuan Pasien
Baik
Cukup
Kurang
Total
Sikap
a. Positif
b. Negatif
Total
SADARI
a. Sering Dilakukan
b. Jarang Dilakukan
c. Tidak Dilakukan
Total
Jumlah Sampel (n)
Persentase (%)
9
15
6
30
30
50
20
100
15
15
30
50
50
100
7
15
8
30
23.3
50
26.7
100
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa, mayoritas responden memiliki
pengetahuan cukup sebanyak 15 orang (50%), dan minoritas pasien memilki pengetahuan
kurang sebanyak 6 orang (20%). Responden yang memiliki sikap positif dan negatif masingmasing sebanyak 15 orang (50%). Responden yang memiliki SADARI, mayoritas responden
memiliki SADARI jarang dilakukan sebanyak 15 orang (50%), dan minoritas responden
memilki SADARI seing dilakukan sebanyak 7 orang (23, 3%).
Analisa Bivariat
1. Hubungan Pengetahuan Wanita dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri di Rumah
Sakit Royal Prima Jambi 2015
Tabel 2
Hubungan Pengetahuan Wanita dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri di
Rumah Sakit Royal Prima Jambi 2015
SADARI
Sering
Jarang
Tidak
Total
X²
Pengetahuan Dilakukan Dilakukan Dilakukan
df
X²Tabel p value
hitung
n
%
n
%
n
%
N
%
Baik
6 66,7 3
33,3
0
0
9
100
Cukup
1
6,7 11
73,3
3
20
15 100
4 23,77 9,48
0,000
Kurang
0
0
1
16,7
5 83,3
6
100
154
SCIENTIA JOURNAL
STIKES PRIMA JAMBI
Vol. 5 No. 02 Desember 2016
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL
PRIMA JAMBI TAHUN 2015
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat 9
wanita yang memiliki pengetahuan baik,
dari 9 wanita tersebut mayoritas yang
sering melakukan pemeriksaan payudara
sendiri sebanyak 6 orang (66,7%),
minoritas wanita yang jarang melakukan
pemeriksaan payudara sendiri jarang
dilakukan 3 orang (33,3).
Wanita yang memiliki pengetahuan
cukup sebanyak15 orang, dari 15 wanita
tersebut mayoritas yang jarang melakukan
pemeriksaan payudara sendiri sebanyak
11 orang (73, 3). Dan minoritas wanita
yang sering melakukan pemeriksaan
payudara sendiri sebanyak 1 orang
(6,7%).
Wanita yang memiliki pengetahuan
kurang sebanyak 6 orang, dari 6 wanita
tersebut tidak ada yang sering melakukan
pemeriksaan payudara sendiri, mayoritas
wanita yang tidak melakukan pemeriksaan
payudara sendiri sebanyak 5 orang (83,3)
dan minoritas wanita yang jarang
pemeriksaan payudara sendiri jarang
dilakukan sebanyak 1 (16,7).
Berdasarkan hasil uji chi square
hubungan pengetahuan wanita dengan
pemeriksaan payudara sendiri di Rumah
Sakit Royal Prima Jambi 2015 dengan
derajat kemaknaan (α) = 0, 05 dan df = 4
diperoleh hasil perhitunganyaitu X²hitung 23,
77> X²tabel9, 48 dan nilai p value =
0,000,maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Kesimpulannya ada hubungan yang
sangat
signifikan
(kuat)
antara
pengetahuan wanita dengan pemeriksaan
payudara sendiri di Rumah Sakit Royal
Prima Jambi 2015.
2. Hubungan Sikap Wanita Dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri di Rumah Sakit
Royal Prima Jambi Tahun 2015
Tabel 3.
Hubungan Sikap Wanita Dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri di Rumah
Sakit Royal Prima Jambi 2015
SADARI
Sering
Jarang
Pengetahuan Dilakukan Dilakukan
N
%
n
%
Positif
7
46,7
8
53,3
Negatif
0
0
7
46,7
Tidak
Dilakukan
n
%
0
0
8
53,3
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat
ada 15 wanita yang memiliki sikap positif,
dari 15 wanita tersebut mayoritas wanita
yang jarang melakukan pemeriksaan
payudara sendiri sebanyak 8 orang (53,3),
minoritas wanita yang sering melakukan
pemeriksaan payudara sendiri sebanyak 7
orang (46,7%).
Wanita yang memiliki negative
sebanyak 15
wanita, dari 15 wanita
mayoritas wanita yang tidak melakukan
pemeriksaan payudara sendiri sebanyak 8
orang (53,3) dan minoritas wanita yang
pemeriksaan payudara sendiri jarang
dilakukan sebanyak 7 orang (46,7).
Berdasarkan hasil uji chi square
hubungan
sikap
wanita
dengan
pemeriksaan payudara sendiri di Rumah
Sakit Royal Prima Jambi 2015 dengan
derajat kemaknaan (α) = 0, 05 dan df = 2
diperoleh hasil perhitungan yaitu X²hitung
Total
N
15
15
%
100
100
df
X²
hitung
2
X²Tabel
15,067 5,99
p
value
0,001
15, 067> X²tabel 5, 99 dan nilai p value = 0,
001, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Kesimpulannya ada hubungan yang
sangat signifikan (kuat) antara sikap
wanita dengan pemeriksaan payudara
sendiri di Rumah Sakit Royal Prima Jambi
2015.
Hubungan
Pengetahuan
Wanita
dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri
di Rumah Sakit Royal Prima Jambi
2015
Berdasarkan tabel 4.2 dapat
diketahui
bahwa
ada
hubungan
pengetahuan wanita dengan pemeriksaan
payudara sendiri di Rumah Sakit Royal
Prima Jambi 2015.
Dari hasil data diatas dapat
ditemukan, bahwa lebih banyak wanita
yang memilki pengetahuan baik sering
melakukan pemeriksaan payudara sendiri
153
SCIENTIA JOURNAL
STIKES PRIMA JAMBI
Vol. 5 No. 02 Desember 2016
dari wanita yang jarang melakukan
pemeriksaan payudara sendiri, dan tidak
ada yang tidak melakukan pemeriksaan
payudara sendiri. Hal ini menunjukkan
bahwa dengan pengetahuan baik, maka
tidak ada wanita yang tidak melakukan
pemeriksaan payudara sendiri.
Wanita yang memiliki pengetahuan
cukup lebih banyak ditemukan jarang
melakukan pemeriksaan payudara sendiri
(11 orang), dan yang sering melakukan
pemeriksaan payudara sendiri hanya 1
wanita.
Wanita
yang
memiliki
pengetahuan
kurang
lebih
banyak
ditemukan
yang
tidak
melakukan
pemeriksaan payudara sendiri (5 orang),
dan yang jarang melakukan pemeriksaan
payudara sendiri hanya 1 wanita. Dari
keterangan diatas terdapat perbandingan
dan kesenjangan antara wanita yang
memiliki pengetahuan baik lebih banyak
yang
sering
melakukan
SADARI,
pengetahuan cukup lebih banyak yang
jarang melakukan SADARI dan wanita
yang memilki pengetahuan kurang lebih
banyak yang tidak melakukan SADARI.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan
pengetahuan kurang, maka tidak ada
wanita yang pemeriksaan payudara
sendiri
sering
dilakukan.
Hal
ini
disebabkan karena pendidikan yang
rendah,,
wanita
pekerja
sehingga
waktunya terbatas, kurangnya sikap
peduli pada kesehatan diri sendiri.
Menurut
Nursalam
(2009),
pengetahuan merupakan hasil proses dari
usaha manusia untuk tahu. Drs. Sidi
Gazalba,
mengemukakan
bahwa
pengetahuan ialah apa yang diketahui
atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu
tersebut adalah hasil daripada : kenal,
sadar, insaf, mengerti dan pandai.
Pengetahuan itu semua milik atau isi
pikiran. Orang pragmatis, terutama John
Dewey
tidak
membedakan
antara
pengetahuan
dengan
kebenaran
(knowledge and truth). Jadi pengetahuan
itu harus benar, kalau tidak benar adalah
kontradiksi.
SADARI
merupakan
pengembangan
kepedulian
wanita
terhadap kondisi payudaranya sendiri.
Tindakan ini dilengkapi dengan langkahlangkah khusus untuk mendeteksi secara
awal penyakit kanker payudara. Kegiatan
ini sangat sederhana dan dapat dilakukan
oleh wanita tanpa perlu merasa malu
kepada pemeriksa, tidak membutuhkan
biaya, dan bagi wanita yang sibuk hanya
perlu menyediakan waktu selama kurang
lebih lima menit (Nisman, 2011).
Payudara merupakan asset milik
wanita yang sangat berharga. Tetapi
sering dianggap sebagai bagian tubuh
yang paling tabu sehingga tidak boleh
dibicarakan. Oleh karena itu, banyak yang
tidak mengetahui apa saja yang harus
dilakukan terhadap kesehatan payudara.
Berbagai macam permasalahan payudara
dari mulai puting susu yang tidak
menonjol bahkan kanker payudara dapat
sewaktu-waktu
menghampiri
wanita
apabila tidak cermat dalam melakukan
perawatan payudara (Pramitasari, 2009).
Kanker payudara adalah tumor
ganas
yang
menyerang
jaringan
payudara, merupakan penyakit yang
paling ditakuti oleh kaum wanita. Pada
umumnya penderita kanker payudara
sudah tidak dapat ditolong karena sudah
terlambat diketahui (Purwoastuti, 2008).
Bagi wanita yang memiliki latar
belakang keluarga yang menderita kanker
payudara, hendaknya sedini mungkin
memeriksakan diri dan terus melakukan
pemeriksaaan minimal dua tahun sekali.
Melakukan perawatan payudara secara
teratur dan SADARI bermanfaat selain
untuk menjaga keindahan payudara juga
untuk mendeteksi abnormalitas pada
payudara. Jangan anggap remeh jika
merasa ada yang kurang nyaman pada
payudara, segeralah lakukan pemeriksaan
untuk menjaga kesehatan payudara
(Kristiyanasari, 2011).
Menurut asumsi peneliti, semakin
tinggi pengetahuan wanita tentang
pemeriksaan payudara sendiri, maka
pemeriksaan payudara sendiri akan sering
dilakukan oleh wanita. Hal ini dapat dilihat
dari hasil penelitian wanita yang memiliki
pengetahuan baik ada 9 orang, terdapat 6
(66,7%) wanita yang sering melakukan
pemeriksaan payudara sendiri dan tidak
ada yang tidak melakukan pemeriksaan
payudara sendiri. Berarti wanita dengan
pengetahuan baik, mampu menjaga
keindahan
payudara
dan
sering
mendeteksi abnormalitas pada payudara,
serta tidak menganggap remeh jika
154
SCIENTIA JOURNAL
STIKES PRIMA JAMBI
Vol. 5 No. 02 Desember 2016
merasa ada yang kurang nyaman pada
payudara untuk menjaga kesehatan
payudara.
Semakin rendah pengetahuan
wanita tentang pemeriksaan payudara
sendiri, maka pemeriksaan payudara
sendiri tidak dilakukan oleh wanita. Hal ini
dapat dilihat dari hasil penelitian wanita
yang memiliki pengetahuan kurang ada 6
wanita, terdapat 5 (83,3,%) wanita yang
tidak melakukan pemeriksaan payudara
sendiri dan tidak ada yang sering
melakukan pemeriksaan payudara sendiri.
Berarti wanita dengan pengetahuan
kurang, tidak mampu menjaga keindahan
payudara dan menganggap remeh
dengan kesehatan payudara.
B. Hubungan Sikap Wanita dengan
Pemeriksaan Payudara Sendiri di
Rumah Sakit Royal Prima Jambi
2015
Berdasarkan tabel 4.3 dapat
diketahui bahwa ada hubungan sikap
wanita dengan pemeriksaan payudara
sendiri di Rumah Sakit Royal Prima Jambi
2015.
Dari keterangan diatas dapat
dilihat wanita yang memiliki sikap positif
ditemukan lebih banyak yang jarang
melakukan SADARI sebanyak 8 wanita
(53,3 %) dan yang sering melakukan
pemeriksaan payudara sendiri sebanyak 7
wanita (46,7 %). Dalam hal ini tidak ada
yang tidak melakukan pemeiksaan
payudara sendiri.. Hal ini menunjukkan
bahwa dengan sikap positif, maka tidak
ada wanita yang tidak melakukan
pemeriksaan payudara sendiri.
Wanita yang memiliki sikap negatif
ditemukan lebih banyak yang tidak
melakukan pemeriksaan payudara sendiri,
dan yang jarang melakukan pemeriksaan
payudara
sendiri
memiliki
sedikit
kesenjangan dengan wanita yang tidak
melakukan SADARI.. Hal ini menunjukkan
bahwa dengan sikap negatif, maka tidak
ada wanita yang sering melakukan
pemeriksaan payudara sendiri.
Menurut Sarwono dalam Jamitun
(2011), sikap adalah sesuatu yang
dipelajari (bukan bawaan), oleh karena itu
sikap dapat dibentuk, dikembangkan,
dipengaruhi, dan juga diubah. Sikap
mengandung tiga domain yaitu, kognitif
(pengetahuan dan kepercayaan), afektif
(menimbulkan
perasaan),
dan
kecenderungan bertingkah laku.
Sikap peduli tentang pengetahuan
terhadap kesehatan payudara sangat
penting hal ini dilakukan dengan cara
SADARI untuk mendeteksi dini sehingga
kita punya harapan besar bahwa masalah
yang kita temui adalah masalah yang
sangat
ringan,
bisa
diobati
dan
penyembuhannya dapat dilakukan dengan
baik.
Terbukti
95%
wanita
yang
terdiaknosis pada tahap awal kanker
payudara dapat bertahan hidup lebih dari
lima tahun sehingga banyak dokter yang
merekomendasikan agar para wanita
menjalani SADARI secara rutin (Lusa,
2015).
Sudah saatnya wanita sudah lebih
peka dan mulai memperhatikan organ
payudara secara khusus. Semakin dini
kita mengetahui masalah yang terjadi
pada payudara maka semakin awal
deteksi
payudara
dapat
dilakukan.
Sebagian besar kenker payudara (77%)
menyerang wanita yang sudah berusia
lebih dari 50 tahun (Nisman, 2011).
Kanker payudara dapat ditemukan secara
dini dengan melakukan pemeriksaan
sendiri (SADARI), pemeriksaan klinik dan
pemeriksaan mamografi deteksi ini dapat
menekan angka kematian sebesar 25%30%. Pemeriksaan payudara sendiri
dilakukan oleh wanita diatas usia 20 tahun
(Pramitasari, 2009).
SADARI (periksa payudara sendiri)
sangat dianjurkan untuk dilakukan secara
rutin karena sekitar 86% benjolan
payudara ditemukan oleh individu yang
bersangkutan. Pemeriksaan ini sangat
mudah dan tidak memerlukan biaya.
Sebaiknya SADARI dilakukan setiap bulan
setelah menstruasi yaitu pada hari ke 7-10
sejak menstruasi pertama. Pada saat
tersebut pengaruh hormon esterogen dan
progesterone sangat rendah dan jaringan
kelenjar payudara dalam keaadaan tidak
bengkak sehingga mudah meraba adanya
benjolan atau kelainan (Indrawati, 2012).
Menurut asumsi peneliti, semakin
baik sikap wanita tentang pemeriksaan
payudara sendiri, maka pemeriksaan
payudara sendiri akan sering dilakukan
oleh wanita. Hal ini dapat dilihat dari hasil
penelitian bahwa wanita yang memiliki
155
SCIENTIA JOURNAL
STIKES PRIMA JAMBI
Vol. 5 No. 02 Desember 2016
sikap positif, tidak ada yang pemeriksaan
payudara sendiri tidak dilakukan. Berarti
wanita dengan sikap positif, mampu
menjaga keindahan payudara dan sering
mendeteksi abnormalitas pada payudara,
serta tidak menganggap remeh jika
merasa ada yang kurang nyaman pada
payudara untuk menjaga kesehatan
payudara.
Semakin buruk sikap wanita
tentang pemeriksaan payudara sendiri,
maka pemeriksaan payudara sendiri tidak
dilakukan oleh wanita. Hal ini dapat dilihat
dari hasil penelitian dengan sikap negatif,
maka tidak ada wanita yang pemeriksaan
payudara sendiri sering dilakukan. Berarti
wanita dengan sikap negatif, tidak mampu
menjaga
keindahan
payudara
dan
menganggap remeh dengan kesehatan
payudara.
SIMPULAN
Ada hubungan yang sangat signifikan
(kuat) antara pengetahuan wanita dengan
pemeriksaan payudara sendiri di Rumah
Sakit Royal Prima Jambi 2015; Ada
hubungan yang sangat signifikan (kuat)
antara sikap wanita dengan pemeriksaan
payudara sendiri di Rumah Sakit Royal
Prima Jambi 2015.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 2011. Sikap Manusia
Teori
dan
Pengukuranya,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Bakhtiar, Amsal. 2011. Filsafat Ilmu,
Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Ihsan, Fuad. 2010. Filsafat Ilmu, Rineka
Cipta, Jakarta.
Kristiyasari, Weni. 2011.
ASI dan
Menyusui & SADARI, Muha
Medika, Yogyakarta.
Lusa, 2015. Pemeriksaan Payudara
Sendiri.
http://www.lusa.web.id/ pemeriksa
a- payudara- sendiri-sadari/. Di
akses 20 April 2015
Notoadmodjo,
Soekidjo.2003.
Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Rineka
Cipta, Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu
Perilaku Kesehatan, Rineka
Cipta, Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi
Kesehatan Teori dan Aplikasi,
Rineka Cipta, Jakarta.
Nisman, Artanty. Wenny. 2011. Lima
Menit Kenali Payudara Anda,
ANDI, Yogyakarta.
Potter, Patricia. 2005. Fundamental
Keperawatan, EGC, Jakarta.
Pramitasari,
Roischa,
Dyah,
2009.
Perawatan Payudara, Muha
Medika, Yogyakarta.
Purwoastuti, Endang, 2008. Pencegahan
dan
Deteksi
Dini
Kanker
Payudara,
KANISIUS,
Yogyakarta.
Riskesdas, 2011. Sehat adalah gaya
hidup,
http://dinkes.jatimprov.go.id/
Sari, Wening, dkk. 2011. Panduan
Lengkap Kesehatan Wanita ,
Penebar Plus, Jakarta.
Soemowinoto, Sarwoko. 2008. Filsafat
Ilmu Keperawatan, Salemba
Medika,
Jakarta.
156
SCIENTIA JOURNAL
STIKES PRIMA JAMBI
Vol. 5 No. 02 Desember 2016
Download