HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL PRIMA JAMBI TAHUN 2015 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL PRIMA JAMBI TAHUN 2015 Subang Aini Nasution Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima Korespondensi Penulis : [email protected] ABSTRAK Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) merupakan langkah awal dan hal yang penting dilakukan oleh wanita yang berumur di atas 20 tahun untuk mendeteksi perubahan abnormal pada payudara dan dilakukan setiap bulan setelah haid pada minggu pertama. Sebagian wanita mengetahui tentang SADARI tetapi karena kurangnya sikap peduli dengan kesehatan payudara sendiri sehingga penanganan dan pengobatan menjadi lebih sulit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap wanita dengan pemeriksaan payudara sendiri terutama pada wanita usia subur berdasarkan pengetahuan dan sikap. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei analitik dengan desain penelitian Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur yang dirawat di Rumah Sakit Royal Prima Jambi pada bulan Juli Tahun 2015. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil secara accidental sampling dengan jumlah sampel 30 responden. Penelitian ini menggunakan data primer yang kemudian dilakukan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan, ada hubungan yang sangat signifikan (kuat) antara pengetahuan wanita dengan pemeriksaan payudara sendiri di Rumah Sakit Royal Prima Jambi 2015, dimana X²hitung 23,77 > X²tabel 9,48 dan nilai p value = 0,000. Ada hubungan yang sangat signifikan (kuat) antara sikap wanita dengan pemeriksaan payudara sendiri di Rumah Sakit Royal Prima Jambi 2015, dimana X²hitung 15,067 > X²tabel 5,99 dan nilai p value = 0,001. Diharapkan kepada wanita berumur 20 tahun keatas melakukan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan setelah haid pada minggu pertama. Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan melihat perubahan payudara dihadapan cermin dan melihat perubahan bentuk payudara dengan cara berbaring. Kata kunci : Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) PENDAHULUAN Berkembangnya ilmu pengetahuan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke19 mempunyai dampak yang luas terhadap segala aspek kehidupan manusia, termasuk kesehatan. Maka mulai abad ke-19 masalah kesehatan sudah di pandang sebagai masalah yang kompleks khususnya kaum wanita. Oleh sebab itu, pendekatan masalah kesehatan harus dilakukan secara komprehensip (Notoadmodjo, 2010). Kesehatan wanita banyak terkait dengan aspek fisiologis tubuh wanita dimana sebagian besar kehidupan wanita dilalui dengan berbagai proses alami pada organ reproduksi seperti menstruasi, kehamilan, persalinan, menyusui, kontrasepsi hingga menopause. Dalam setiap proses tersebut bukan tidak mungkin timbul masalah bagi wanita. Wanita tidak terlepas dari ancaman kanker, terutama kanker yang berhubungan dengan organ reproduksi dan faktor hormonal yang dimiliknya (Sari, 2012). Badan kesehatan dunia (WHO) menyebutkan 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara, yaitu kanker nomor dua terbanyak diderita wanita Indonesia (Nisman, 2011). Jumlah penderita kanker di seluruh dunia terus mengalami peningkatan, baik pada daerah insiden tinggi di negara-negara Barat, maupun pada insiden rendah seperti di banyak daerah di Asia (Purwoastuti, 2008). Insidens kanker di Indonesia masih belum dapat diketahui secara pasti, karena belum ada registrasi berbasis populasi yang dilaksanakan. Tetapi dari data Globocan 2002, IARC (International Agency for Research on Cancer) didapatkan estimasi insidens kanker payudara di Indonesia sebesar 26 per 100.000 perempuan, dan kanker leher rahim sebesar 16 per 100.000 perempuan. Sedangkan data dari SIRS (Sistem Informasi Rumah sakit) di 153 SCIENTIA JOURNAL STIKES PRIMA JAMBI Vol. 5 No. 02 Desember 2016 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL PRIMA JAMBI TAHUN 2015 Indonesia tahun 2004 diketahui bahwa kanker payudara menempati urutan pertama pasien rawat inap (15,4%) dan pasien rawat jalan (15,78%), sedangkan berdasarkan data dari Badan registrasi Kanker Ikatan Dokter Ahli Patologi Indonesia (IAPI) tahu 1998 di 13 rumah sakit di Indonesia, kanker leher rahim menduduki peringkat pertama dari seluruh kasus kanker sebesar 17,2% diikuti kanker payudara 12,2% (Riskesdas, 2007). Sudah saatnya wanita sudah lebih peka dan mulai memperhatikan organ payudara secara khusus. Semakin dini kita mengetahui masalah yang terjadi pada payudara maka semakin awal deteksi payudara dapat dilakukan. Sebagian besar kenker payudara (77%) menyerang wanita yang sudah berusia lebih dari 50 tahun (Nisman, 2011). Kanker payudara dapat ditemukan secara dini dengan melakukan pemeriksaan sendiri (SADARI), pemeriksaan klinik dan pemeriksaan mamografi deteksi ini dapat menekan angka kematian sebesar 25%30%. Pemeriksaan payudara sendiri dilakukan oleh wanita diatas usia 20 tahun (Pramitasari, 2009). SADARI (periksa payudara sendiri) sangat dianjurkan untuk dilakukan secara rutin karena sekitar 86% benjolan payudara ditemukan oleh individu yang bersangkutan. Pemeriksaan ini sangat mudah dan tidak memerlukan biaya. Sebaiknya SADARI dilakukan setiap bulan setelah menstruasi yaitu pada hari ke 7-10 sejak menstruasi pertama. Pada saat tersebut pengaruh hormon esterogen dan progesterone sangat rendah dan jaringan kelenjar payudara dalam keaadaan tidak bengkak sehingga mudah meraba adanya benjolan atau kelainan (Indrawati, 2012). Kanker payudara merupakan tumor ganas yang menyerang jaringan payudara, merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh kaum wanita, dan sampai saat ini penyebab kanker payudara belum diketahui namun ada beberapa cara untuk mengetahui tanda dan gejala yang tampak pada penderita kanker payudara diantaranya adanya benjolan pada payudara yang tidak dapat digerakan dari dasar/jaringan sekitar, pada awalnya tidak terasa sakit atau nyeri sehingga kurang mendapat perhatian dari penderita, semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar dan terasa nyeri atau sakit pada payudara, payudara mengalami perubahan bentuk dan mulai timbul luka, terkadang keluar cairan, darah atau nanah dari puting susu, sehingga keadaan umum semakin memburuk akibat metastase ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain (Purwoastuti, 2008). Sikap peduli tentang pengetahuan terhadap kesehatan payudara sangat penting hal ini dilakukan dengan cara SADARI untuk mendeteksi dini sehingga kita punya harapan besar bahwa masalah yang kita temui adalah masalah yang sangat ringan, bisa diobati dan penyembuhannya dapat dilakukan dengan baik. Terbukti 95% wanita yang terdiaknosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun sehingga banyak dokter yang merekomendasikan agar para wanita menjalani SADARI secara rutin (Lusa, 2015). Hasil survey data di Rumah Sakit Royal Prima Jambi tahun 2014 ditemukan 90 wanita yang menderita kanker payudara dalam setahun yang di rawat di di Rumah Sakit Royal Prima Jambi dan sangat sedikit yang mengetahui tentang SADARI sehingga kebanyakan penderita mengetahui penyakitnya setelah mencapai stadium II – sampai stadium IV. Sebagian wanita mengetahui tentang SADARI tetapi karena kurangnya sikap peduli dengan kesehatan payudara sendiri sehingga penanganan dan pengobatan menjadi lebih sulit. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik memilih judul ‘’ Hubungan Pengetahuan dan Sikap Wanita dengan Pemeriksaaan Payudara Sendiri Rumah Sakit Royal Prima Jambi. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini memakai metode survey analitik dengan tekhnik penelitian cross sectional yang berguna untuk mempelajari dinamika korelasi dan menjelaskan objek yang diteliti dengan hubungan kekuatan pengaruh antara variable. 154 SCIENTIA JOURNAL STIKES PRIMA JAMBI Vol. 5 No. 02 Desember 2016 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL PRIMA JAMBI TAHUN 2015 Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Pebelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Royal Prima Jambi. Alasan peniliti memilih Rumah Sakit ini karena ingin melihat bagaimana pengetahuan dan sikap kaum wanita dalam melakukan SADARI terutama kaum wanita. Sampel memenuhi kriteria dan belum pernah dilakukan penelitian. 2. Waktu Pebelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 Juli – 30 Juli 2015. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Univariat Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 2 Juli – 30 Juli 2015 yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap wanita dengan pemeriksaan payudara sendiri di Rumah Sakit Royal Prima Jambi 2015, maka distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan dan Sikap Wanita dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri Di Rumah Sakit Royal Prima Jambi Tahun 2015 Variabel Pengetahuan Pasien Baik Cukup Kurang Total Sikap a. Positif b. Negatif Total SADARI a. Sering Dilakukan b. Jarang Dilakukan c. Tidak Dilakukan Total Jumlah Sampel (n) Persentase (%) 9 15 6 30 30 50 20 100 15 15 30 50 50 100 7 15 8 30 23.3 50 26.7 100 Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa, mayoritas responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 15 orang (50%), dan minoritas pasien memilki pengetahuan kurang sebanyak 6 orang (20%). Responden yang memiliki sikap positif dan negatif masingmasing sebanyak 15 orang (50%). Responden yang memiliki SADARI, mayoritas responden memiliki SADARI jarang dilakukan sebanyak 15 orang (50%), dan minoritas responden memilki SADARI seing dilakukan sebanyak 7 orang (23, 3%). Analisa Bivariat 1. Hubungan Pengetahuan Wanita dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri di Rumah Sakit Royal Prima Jambi 2015 Tabel 2 Hubungan Pengetahuan Wanita dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri di Rumah Sakit Royal Prima Jambi 2015 SADARI Sering Jarang Tidak Total X² Pengetahuan Dilakukan Dilakukan Dilakukan df X²Tabel p value hitung n % n % n % N % Baik 6 66,7 3 33,3 0 0 9 100 Cukup 1 6,7 11 73,3 3 20 15 100 4 23,77 9,48 0,000 Kurang 0 0 1 16,7 5 83,3 6 100 154 SCIENTIA JOURNAL STIKES PRIMA JAMBI Vol. 5 No. 02 Desember 2016 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL PRIMA JAMBI TAHUN 2015 Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat 9 wanita yang memiliki pengetahuan baik, dari 9 wanita tersebut mayoritas yang sering melakukan pemeriksaan payudara sendiri sebanyak 6 orang (66,7%), minoritas wanita yang jarang melakukan pemeriksaan payudara sendiri jarang dilakukan 3 orang (33,3). Wanita yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak15 orang, dari 15 wanita tersebut mayoritas yang jarang melakukan pemeriksaan payudara sendiri sebanyak 11 orang (73, 3). Dan minoritas wanita yang sering melakukan pemeriksaan payudara sendiri sebanyak 1 orang (6,7%). Wanita yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 6 orang, dari 6 wanita tersebut tidak ada yang sering melakukan pemeriksaan payudara sendiri, mayoritas wanita yang tidak melakukan pemeriksaan payudara sendiri sebanyak 5 orang (83,3) dan minoritas wanita yang jarang pemeriksaan payudara sendiri jarang dilakukan sebanyak 1 (16,7). Berdasarkan hasil uji chi square hubungan pengetahuan wanita dengan pemeriksaan payudara sendiri di Rumah Sakit Royal Prima Jambi 2015 dengan derajat kemaknaan (α) = 0, 05 dan df = 4 diperoleh hasil perhitunganyaitu X²hitung 23, 77> X²tabel9, 48 dan nilai p value = 0,000,maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya ada hubungan yang sangat signifikan (kuat) antara pengetahuan wanita dengan pemeriksaan payudara sendiri di Rumah Sakit Royal Prima Jambi 2015. 2. Hubungan Sikap Wanita Dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri di Rumah Sakit Royal Prima Jambi Tahun 2015 Tabel 3. Hubungan Sikap Wanita Dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri di Rumah Sakit Royal Prima Jambi 2015 SADARI Sering Jarang Pengetahuan Dilakukan Dilakukan N % n % Positif 7 46,7 8 53,3 Negatif 0 0 7 46,7 Tidak Dilakukan n % 0 0 8 53,3 Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat ada 15 wanita yang memiliki sikap positif, dari 15 wanita tersebut mayoritas wanita yang jarang melakukan pemeriksaan payudara sendiri sebanyak 8 orang (53,3), minoritas wanita yang sering melakukan pemeriksaan payudara sendiri sebanyak 7 orang (46,7%). Wanita yang memiliki negative sebanyak 15 wanita, dari 15 wanita mayoritas wanita yang tidak melakukan pemeriksaan payudara sendiri sebanyak 8 orang (53,3) dan minoritas wanita yang pemeriksaan payudara sendiri jarang dilakukan sebanyak 7 orang (46,7). Berdasarkan hasil uji chi square hubungan sikap wanita dengan pemeriksaan payudara sendiri di Rumah Sakit Royal Prima Jambi 2015 dengan derajat kemaknaan (α) = 0, 05 dan df = 2 diperoleh hasil perhitungan yaitu X²hitung Total N 15 15 % 100 100 df X² hitung 2 X²Tabel 15,067 5,99 p value 0,001 15, 067> X²tabel 5, 99 dan nilai p value = 0, 001, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya ada hubungan yang sangat signifikan (kuat) antara sikap wanita dengan pemeriksaan payudara sendiri di Rumah Sakit Royal Prima Jambi 2015. Hubungan Pengetahuan Wanita dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri di Rumah Sakit Royal Prima Jambi 2015 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa ada hubungan pengetahuan wanita dengan pemeriksaan payudara sendiri di Rumah Sakit Royal Prima Jambi 2015. Dari hasil data diatas dapat ditemukan, bahwa lebih banyak wanita yang memilki pengetahuan baik sering melakukan pemeriksaan payudara sendiri 153 SCIENTIA JOURNAL STIKES PRIMA JAMBI Vol. 5 No. 02 Desember 2016 dari wanita yang jarang melakukan pemeriksaan payudara sendiri, dan tidak ada yang tidak melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pengetahuan baik, maka tidak ada wanita yang tidak melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Wanita yang memiliki pengetahuan cukup lebih banyak ditemukan jarang melakukan pemeriksaan payudara sendiri (11 orang), dan yang sering melakukan pemeriksaan payudara sendiri hanya 1 wanita. Wanita yang memiliki pengetahuan kurang lebih banyak ditemukan yang tidak melakukan pemeriksaan payudara sendiri (5 orang), dan yang jarang melakukan pemeriksaan payudara sendiri hanya 1 wanita. Dari keterangan diatas terdapat perbandingan dan kesenjangan antara wanita yang memiliki pengetahuan baik lebih banyak yang sering melakukan SADARI, pengetahuan cukup lebih banyak yang jarang melakukan SADARI dan wanita yang memilki pengetahuan kurang lebih banyak yang tidak melakukan SADARI. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pengetahuan kurang, maka tidak ada wanita yang pemeriksaan payudara sendiri sering dilakukan. Hal ini disebabkan karena pendidikan yang rendah,, wanita pekerja sehingga waktunya terbatas, kurangnya sikap peduli pada kesehatan diri sendiri. Menurut Nursalam (2009), pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Drs. Sidi Gazalba, mengemukakan bahwa pengetahuan ialah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil daripada : kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. Pengetahuan itu semua milik atau isi pikiran. Orang pragmatis, terutama John Dewey tidak membedakan antara pengetahuan dengan kebenaran (knowledge and truth). Jadi pengetahuan itu harus benar, kalau tidak benar adalah kontradiksi. SADARI merupakan pengembangan kepedulian wanita terhadap kondisi payudaranya sendiri. Tindakan ini dilengkapi dengan langkahlangkah khusus untuk mendeteksi secara awal penyakit kanker payudara. Kegiatan ini sangat sederhana dan dapat dilakukan oleh wanita tanpa perlu merasa malu kepada pemeriksa, tidak membutuhkan biaya, dan bagi wanita yang sibuk hanya perlu menyediakan waktu selama kurang lebih lima menit (Nisman, 2011). Payudara merupakan asset milik wanita yang sangat berharga. Tetapi sering dianggap sebagai bagian tubuh yang paling tabu sehingga tidak boleh dibicarakan. Oleh karena itu, banyak yang tidak mengetahui apa saja yang harus dilakukan terhadap kesehatan payudara. Berbagai macam permasalahan payudara dari mulai puting susu yang tidak menonjol bahkan kanker payudara dapat sewaktu-waktu menghampiri wanita apabila tidak cermat dalam melakukan perawatan payudara (Pramitasari, 2009). Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara, merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh kaum wanita. Pada umumnya penderita kanker payudara sudah tidak dapat ditolong karena sudah terlambat diketahui (Purwoastuti, 2008). Bagi wanita yang memiliki latar belakang keluarga yang menderita kanker payudara, hendaknya sedini mungkin memeriksakan diri dan terus melakukan pemeriksaaan minimal dua tahun sekali. Melakukan perawatan payudara secara teratur dan SADARI bermanfaat selain untuk menjaga keindahan payudara juga untuk mendeteksi abnormalitas pada payudara. Jangan anggap remeh jika merasa ada yang kurang nyaman pada payudara, segeralah lakukan pemeriksaan untuk menjaga kesehatan payudara (Kristiyanasari, 2011). Menurut asumsi peneliti, semakin tinggi pengetahuan wanita tentang pemeriksaan payudara sendiri, maka pemeriksaan payudara sendiri akan sering dilakukan oleh wanita. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian wanita yang memiliki pengetahuan baik ada 9 orang, terdapat 6 (66,7%) wanita yang sering melakukan pemeriksaan payudara sendiri dan tidak ada yang tidak melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Berarti wanita dengan pengetahuan baik, mampu menjaga keindahan payudara dan sering mendeteksi abnormalitas pada payudara, serta tidak menganggap remeh jika 154 SCIENTIA JOURNAL STIKES PRIMA JAMBI Vol. 5 No. 02 Desember 2016 merasa ada yang kurang nyaman pada payudara untuk menjaga kesehatan payudara. Semakin rendah pengetahuan wanita tentang pemeriksaan payudara sendiri, maka pemeriksaan payudara sendiri tidak dilakukan oleh wanita. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian wanita yang memiliki pengetahuan kurang ada 6 wanita, terdapat 5 (83,3,%) wanita yang tidak melakukan pemeriksaan payudara sendiri dan tidak ada yang sering melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Berarti wanita dengan pengetahuan kurang, tidak mampu menjaga keindahan payudara dan menganggap remeh dengan kesehatan payudara. B. Hubungan Sikap Wanita dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri di Rumah Sakit Royal Prima Jambi 2015 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa ada hubungan sikap wanita dengan pemeriksaan payudara sendiri di Rumah Sakit Royal Prima Jambi 2015. Dari keterangan diatas dapat dilihat wanita yang memiliki sikap positif ditemukan lebih banyak yang jarang melakukan SADARI sebanyak 8 wanita (53,3 %) dan yang sering melakukan pemeriksaan payudara sendiri sebanyak 7 wanita (46,7 %). Dalam hal ini tidak ada yang tidak melakukan pemeiksaan payudara sendiri.. Hal ini menunjukkan bahwa dengan sikap positif, maka tidak ada wanita yang tidak melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Wanita yang memiliki sikap negatif ditemukan lebih banyak yang tidak melakukan pemeriksaan payudara sendiri, dan yang jarang melakukan pemeriksaan payudara sendiri memiliki sedikit kesenjangan dengan wanita yang tidak melakukan SADARI.. Hal ini menunjukkan bahwa dengan sikap negatif, maka tidak ada wanita yang sering melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Menurut Sarwono dalam Jamitun (2011), sikap adalah sesuatu yang dipelajari (bukan bawaan), oleh karena itu sikap dapat dibentuk, dikembangkan, dipengaruhi, dan juga diubah. Sikap mengandung tiga domain yaitu, kognitif (pengetahuan dan kepercayaan), afektif (menimbulkan perasaan), dan kecenderungan bertingkah laku. Sikap peduli tentang pengetahuan terhadap kesehatan payudara sangat penting hal ini dilakukan dengan cara SADARI untuk mendeteksi dini sehingga kita punya harapan besar bahwa masalah yang kita temui adalah masalah yang sangat ringan, bisa diobati dan penyembuhannya dapat dilakukan dengan baik. Terbukti 95% wanita yang terdiaknosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun sehingga banyak dokter yang merekomendasikan agar para wanita menjalani SADARI secara rutin (Lusa, 2015). Sudah saatnya wanita sudah lebih peka dan mulai memperhatikan organ payudara secara khusus. Semakin dini kita mengetahui masalah yang terjadi pada payudara maka semakin awal deteksi payudara dapat dilakukan. Sebagian besar kenker payudara (77%) menyerang wanita yang sudah berusia lebih dari 50 tahun (Nisman, 2011). Kanker payudara dapat ditemukan secara dini dengan melakukan pemeriksaan sendiri (SADARI), pemeriksaan klinik dan pemeriksaan mamografi deteksi ini dapat menekan angka kematian sebesar 25%30%. Pemeriksaan payudara sendiri dilakukan oleh wanita diatas usia 20 tahun (Pramitasari, 2009). SADARI (periksa payudara sendiri) sangat dianjurkan untuk dilakukan secara rutin karena sekitar 86% benjolan payudara ditemukan oleh individu yang bersangkutan. Pemeriksaan ini sangat mudah dan tidak memerlukan biaya. Sebaiknya SADARI dilakukan setiap bulan setelah menstruasi yaitu pada hari ke 7-10 sejak menstruasi pertama. Pada saat tersebut pengaruh hormon esterogen dan progesterone sangat rendah dan jaringan kelenjar payudara dalam keaadaan tidak bengkak sehingga mudah meraba adanya benjolan atau kelainan (Indrawati, 2012). Menurut asumsi peneliti, semakin baik sikap wanita tentang pemeriksaan payudara sendiri, maka pemeriksaan payudara sendiri akan sering dilakukan oleh wanita. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa wanita yang memiliki 155 SCIENTIA JOURNAL STIKES PRIMA JAMBI Vol. 5 No. 02 Desember 2016 sikap positif, tidak ada yang pemeriksaan payudara sendiri tidak dilakukan. Berarti wanita dengan sikap positif, mampu menjaga keindahan payudara dan sering mendeteksi abnormalitas pada payudara, serta tidak menganggap remeh jika merasa ada yang kurang nyaman pada payudara untuk menjaga kesehatan payudara. Semakin buruk sikap wanita tentang pemeriksaan payudara sendiri, maka pemeriksaan payudara sendiri tidak dilakukan oleh wanita. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian dengan sikap negatif, maka tidak ada wanita yang pemeriksaan payudara sendiri sering dilakukan. Berarti wanita dengan sikap negatif, tidak mampu menjaga keindahan payudara dan menganggap remeh dengan kesehatan payudara. SIMPULAN Ada hubungan yang sangat signifikan (kuat) antara pengetahuan wanita dengan pemeriksaan payudara sendiri di Rumah Sakit Royal Prima Jambi 2015; Ada hubungan yang sangat signifikan (kuat) antara sikap wanita dengan pemeriksaan payudara sendiri di Rumah Sakit Royal Prima Jambi 2015. DAFTAR PUSTAKA Azwar, Saifuddin. 2011. Sikap Manusia Teori dan Pengukuranya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Bakhtiar, Amsal. 2011. Filsafat Ilmu, Rajagrafindo Persada, Jakarta. Ihsan, Fuad. 2010. Filsafat Ilmu, Rineka Cipta, Jakarta. Kristiyasari, Weni. 2011. ASI dan Menyusui & SADARI, Muha Medika, Yogyakarta. Lusa, 2015. Pemeriksaan Payudara Sendiri. http://www.lusa.web.id/ pemeriksa a- payudara- sendiri-sadari/. Di akses 20 April 2015 Notoadmodjo, Soekidjo.2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Rineka Cipta, Jakarta. Nisman, Artanty. Wenny. 2011. Lima Menit Kenali Payudara Anda, ANDI, Yogyakarta. Potter, Patricia. 2005. Fundamental Keperawatan, EGC, Jakarta. Pramitasari, Roischa, Dyah, 2009. Perawatan Payudara, Muha Medika, Yogyakarta. Purwoastuti, Endang, 2008. Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Payudara, KANISIUS, Yogyakarta. Riskesdas, 2011. Sehat adalah gaya hidup, http://dinkes.jatimprov.go.id/ Sari, Wening, dkk. 2011. Panduan Lengkap Kesehatan Wanita , Penebar Plus, Jakarta. Soemowinoto, Sarwoko. 2008. Filsafat Ilmu Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta. 156 SCIENTIA JOURNAL STIKES PRIMA JAMBI Vol. 5 No. 02 Desember 2016