PENGARUH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI ENGINEERING PT XYZ Oleh DYMAS PRADANA KUNCORO ADI H24080078 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 PENGARUH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI ENGINEERING PT XYZ SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh DYMAS PRADANA KUNCORO ADI (H24080078) DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 RINGKASAN Dymas Pradana K.A. H24080078. Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terhadap Kinerja Karyawan Divisi Engineering PT XYZ. Di bawah bimbingan Dra. Siti Rahmawati, M.Pd. dan Lindawati Kartika, SE, M.Si. PT XYZ merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang property perkantoran dan penyewaan ruangan kerja, baik untuk perusahaan luar negeri maupun dalam negeri. Perusahaan berlokasi dikawasan A, di kota B. Perusahaan ini memiliki sistem kerja yang disiplin terhadap karyawan, mulai dari hal terkecil sampai pada hal yang terbesar supaya saat melakukan pekerjaan tidak salah melangkah dan sesuai aturan, serta mempunyai pedoman untuk melaksanakannya. Kesehatan dan keselamatan kerja karyawan perlu diperhatikan lebih optimal karena dapat mempengaruhi kinerja karyawan untuk bekerja lebih maksimal, dan pada akhirnya akan berdampak kepada kinerja perusahaan yang semakin baik. Dengan program K3 yang meliputi; pelatihan keselamatan, kontrol lingkungan kerja, pengawasan dan disiplin, publikasi keselamatan kerja, dan peningkatan kesadaran K3 diharapkan mampu meningktakan kinerja yang ditunjang dengan inisiatif, tanggung jawab, kerja sama, dan ketelitian, serta kedisiplinan yang terdapat pada setiap individu karyawan. Rumusan masalah penelitian ini adalah (1) bagaimana penerapan program kesehatan dan keselamatan (K3) kerja divisi Engineering PT XYZ, (2) bagaimana kinerja karyawan divisi Engineering PT XYZ, (3) bagaimana pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan divisi Engineering PT XYZ, (4) program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) manakah yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Tujuan penelitian ini yaitu (1) mengidentifikasi penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja divisi Engineering PT XYZ, (2) mengidentifikasi kinerja karyawan divisi Engineering PT XYZ, (3) menganalisis pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan divisi Engineering PT XYZ. (4) menganalisis indikator program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) terhadap kinerja karyawan yang memiliki pengaruh paling besar dan implikasi manajerial. Informasi dan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensus yaitu dengan 40 responden. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan dengan uji Product Moment Pearson dan teknik Cronbach’s Alpha. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif cross tab dan analisis Structural Equation Modelling (SEM) dengan metode Latent Variable Score (LVS) dengan bantuan software Lisrel 8.30. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil identifikasi yang didasarkan pada persepsi karyawan menunjukkan bahwa program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang diterapkan PT XYZ, sudah berjalan baik. Secara berturut-turut yang mempunyai hasil terbesar yaitu pelatihan keselamatan, publikasi keselamatan kerja, pengawasan, peningkatan kesadaran kesehatan dan keselamatan kerja (K3), kontrol lingkungan kerja. Hasil identifikasi yang didasarkan pada persepsi karyawan yang bekerja pada divisi engineering PT XYZ secara umum menunjukkan kinerja sudah memenuhi standar perusahaan. Secara berturut-turut adalah tanggung jawab, kedisiplinan, kerjasama, ketelitian, dan inisiatif.. Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang diterapkan pada divisi engineering PT XYZ berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan, khususnya divisi engineering. Program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap kinerja karyawan divisi engineering PT XYZ secara berturut-turut adalah indikator peningkatan kesadaran kesehatan dan keselamatan kerja (K3), pelatihan keselamatan, dan kontrol lingkungan kerja. RIWAYAT HIDUP Dymas Pradana Kuncoro Adi dilahirkan di Sragen, Jawa Tengah pada tanggal 18 April 1990. Merupakan anak pertama dari Bapak Joko Tuwahono dan Ibu Any Susilawati. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 16 Grogol Utara Jakarta tahun 2002. Melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Tarakanita 3 Jakarta lulus tahun 2005. Melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 32 Jakarta lulus tahun 2008, pada tahun yang sama penulis masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis memilih mayor Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Selama mengikuti masa perkuliahan, penulis pernah mengikuti kegiatan kampus diantaranya SES-C tahun 2009 dan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Manajemen ( DPM FEM 2011). Aktif di kepanitiaan Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa Baru (MPKMB) tahun 2009, Masa Perkenalan Fakultas (MPF) 2010, dan Bina Desa BEM KM 2010 i KATA PENGANTAR Penulis panjatkan segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang tanpa henti memberikan nikmat dan hidayah-Nya kepada penulis , sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan Divisi Engineering PT XYZ sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dra. Siti Rahmawati, M.Pd. dan Ibu Lindawati Kartika, SE, M.Si. yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memberikan pengarahan, dan meluangkan waktu bagi penulis. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Karena itu penulis sangat mengharapkan masukan, saran dan kritik dari berbagai pihak demi perbaikan skripsi ini kedepannya. Penulis memohon maaf jika banyak kekurangan dalam skripsi ini, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT dan kekurangan hanya milik pribadi penulis. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi banyak orang. Bogor, Juli 2012 Penulis ii UCAPAN TERIMA KASIH Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya yang senantiasa memberikan kesehatan dan kekuatan terutama dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dra. Siti Rahmawati, M.Pd. dan Lindawati Kartika, SE, M.Si sebagai pembimbing skripsi yang telah memberikan pengetahuan, bimbingan, saran, motivasi, dan pengarahan dengan penuh kesabaran kepada penulis. 2. Prof. Dr. Ir. WH. Limbong, MS. Sebagai dosen penguji sidang yang telah meluangkan waktunya menjadi penguji siding serta memberikan saran dalam penulisan skripsi ini. 3. Dr. Ir. Jono Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen, FEM IPB. 4. Kedua orang tua tercinta, Bapak Joko Tuwahono dan Ibu Any Susilawati yang selalu memberikan dukungan, mendidik, memberikan saran, motivasi, dan mendampingi, serta memberikan kasih sayang tiada henti kepada penulis selama ini. 5. Chief Engineering PT XYZ yang meluangkan waktunya kepada penulis memberikan pengetahuan dan wawasan untuk penyusunan skripsi ini. 6. Om Hari Nugroho yang telah memberiakn pengalaman dan ilmu statistik kepada penulis. 7. Seseorang yang istimewa Eva Farichatul Aeni makasih telah menjadi tempat berbagi suka dan duka, memberikan support, memotivasi, serta mendoakan kepada penulis. 8. Sahabat-sahabat kontrakkan Agus Setyabudi, Agus Cahyadi, Aldi Rahman Hakim, dan Bayu Adi Sasmita yang membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. 9. Teman-teman sebimbingan yang juga seperjuangan dalam menyelesaikan skripsi penulis Ismi Fatmawati, Lely Lutfiyanti, Meylisa, Dwi Antin, dan Vivin Lian Hutajulu. iii 10. Teman-teman DPM FEM 2011 Dewan Gradasi yang senantiasa membantu dan memberi masukan. 11. Teman-teman Manajemen 45 yang senantiasa membantu, memberi semangat, dan berbagi pengetahuan serta pengalaman hingga skripsi ini dapat diselesaikan. 12. Mas Hadi, Ibu Yeyet, dan Mas Entis yang sudah sangat membantu proses sidang penulis. 13. Seluruh staf pendidik dan staf kependidikan Departemen Manajemen FEM IPB yang sangat membantu terlaksananya perolehan ilmu dan penelitian penulis. 14. Seluruh pihak yang turut membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Demikianlah ucapan terima kasih penulis sampaikan. Tidak banyak yang bisa penulis berikan sebagai tanda terima kasih atas bantuan selama ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan. iv DAFTAR ISI Halaman RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................. ii UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................... iii DAFTAR ISI ........................................................................................... v DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. ix I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1.2. Perumusan Masalah ........................................................................ 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................ 1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................... 1.5. Ruang Lingkup Penelitian............................................................... 1 3 4 4 5 II. Tinjauan Pustaka 2.1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja.................................................. 2.1.1 Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ............................ 2.1.2 Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ................. 2.1.3 Sistem Manajemen K3 ........................................................... 2.1.4 Manfaat K3 ............................................................................ 2.1.5 Perlindungan Pengendalian K3 .............................................. 2.1.6 Landasan Hukum K3 ............................................................. 2.2. Kecelakaan ...................................................................................... 2.2.1 Faktor-faktor Kecelakaan ...................................................... 2.2.2 Pencegahan Kecelakaan ........................................................ 2.3. Kinerja ........................................................................................... 2.3.1 Faktor-faktor Kinerja ............................................................ 2.3.2 Penilaian Kinerja ................................................................... 2.3.3 Jenis-jenis Penilaian Kinerja ................................................. 2.4. Teori Pengaruh K3 Terhadap Kinerja Karyawan ........................... 2.5. Hasil Penelitian Terdahulu .............................................................. 6 6 7 9 10 11 13 14 14 15 16 17 19 21 22 22 III. Metodologi Penelitian 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian....................................................... 3.2. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian......................................... 3.3. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 3.4. Metode Pengumpulan Data…… ..................................................... 3.5. Teknik Sampel ................................................................................ 3.6. Hipotesis ......................................................................................... 3.7. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ................................... 3.7.1 Analisis Deskriptif ................................................................ 3.7.2 Analisis Structural Equation Modeling (SEM) ..................... v 24 25 26 27 30 30 30 30 30 IV. Hasil dan Pembahasan 4.1. Profil Perusahaan ............................................................................ 4.2. Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja ................................... 4.3. Evaluasi Kinerja .............................................................................. 4.4. Analisis Deskriptif Karakteristik Responden Menggunakan Tabulasi Silang................................................................................ 4.4.1 Karakteristik Masa Kerja Terhadap Jenis Kelamin ............... 4.4.2 Karakteristik Masa Kerja Terhadap Usia ............................... 4.4.3 Karakteristik Masa Kerja Terhadap Pendidikan Terakhir ..... 4.5. Persepsi Karyawan Terhadap Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ................................................................. 4.5.1 Pelatihan Keselamatan ........................................................... 4.5.2 Kontrol Lingkungan Kerja ..................................................... 4.5.3 Pengawasan dan Disiplin ....................................................... 4.5.4 Publikasi Keselamatan Kerja ................................................. 4.5.5 Peningkatan Kesadaran K3 .................................................... 4.6. Persepsi Karyawan Terhadap Kinerja ............................................. 4.6.1 Inisiatif ................................................................................... 4.6.2 Tanggung Jawab .................................................................... 4.6.3 Kerjasama .............................................................................. 4.6.4 Ketelitian ................................................................................ 4.6.5 Kedisiplinan ........................................................................... 4.7. Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan ........................................................................... 4.7.1 Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan .................................................................. 4.7.2 Kinerja Karyawan Divisi Engineering PT XYZ ................... 4.8. Implikasi Manajerial ....................................................................... 35 37 38 41 41 42 43 44 45 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 58 62 64 65 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan ........................................................................................... Saran ........................................................................................... 68 69 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 70 LAMPIRAN 72 ........................................................................................... vi DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Rentang Skala Intrepretasi Hasil Jawaban Kuesioner .............................. 27 2. Klasifikasi Chronbach Alpha ................................................................... 29 3. Penilaian Evaluasi Kinerja........................................................................ 41 4. Hasil Tabulasi Silang Karakteristik Masa Kerja Terhadap Jenis Kelamin .................................................................................................... 42 5. Hasil Tabulasi Silang Karakteristik Masa Kerja Terhadap Usia .............. 43 6. Hasil Tabulasi Silang Karakteristik Masa Kerja Terhadap Pendidikan Terakhir .................................................................................................... 44 45 7. Analisis Deskriptif Persepsi Karyawan Terhadap K3 .............................. 8. Persepsi Karyawan Terkait Pelatihan Keselamatan ................................. 46 9. Persepsi Karyawan Terkait Kontrol Lingkungan Kerja ........................... 48 10. Persepsi Karyawan Terkait Pengawasan dan Disiplin ............................. 49 11. Persepsi Karyawan Terkait Publikasi Keselamatan Kerja ....................... 50 51 12. Persepsi Karyawan Terkait Peningkatan Kesadarn K3 ............................ 13. Rataan Skor Kuesioner Kinerja Karyawan ............................................... 52 14. Persepsi Karyawan Terkait Inisiatif ......................................................... 53 15. Persepsi Karyawan Terkait Tanggung Jawab ........................................... 54 16. Persepsi Karyawan Terkait Kerjasama ..................................................... 55 56 17. Persepsi Karyawan Terkait Ketelitian ...................................................... 18. Persepsi Karyawan Terkait Kedisiplinan ................................................. 57 19. Good Of Fit (GOF) Model 1..................................................................... 60 20. Nilai Loading Factor dan t-value untuk Semua Variabel ........................ 61 21. Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan .................................................................................................. 62 22. Nilai Loading Factor Kinerja Karyawan.................................................. 64 vii DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Kasus Kecelakaan Kerja Karyawan di Seluruh Indonesia ....................... 2 2. Tingkat Kecelakaan Karyawan Divisi Engineering PT XYZ dari Tahun 2007-2011 ...................................................................................... 3 3. Sistem Model Manajemen K3 LK ............................................................ 10 4. Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................................ 25 5. Model SEM K3 Terhadap Kinerja Karyawan .......................................... 34 6. Koefisien Lintas Model 1 Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan ..................................................................... 59 7. Nilai Signifikan Test (Uji-t) Model 1 Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan............................. 59 viii DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................................... 73 2. Kuesioner Penelitian ................................................................................. 75 3. Struktur Organisasi PT XYZ .................................................................... 79 4. Hasil SEM dengan LVS ........................................................................... 80 ix 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karyawan sebagai sumberdaya yang paling berharga dan dominan disetiap perusahaan, merupakan salah satu faktor internal perusahaan yang berperan penting menghasilkan suatu kinerja yang berkualitas. Kinerja karyawan yang baik dapat memberikan dampak yang positif untuk perusahaan secara keseluruhan. Salah satunya adalah peningkatan penyelesaian tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepeda pekerja. Apabila dikerjakan dengan sungguh-sungguh oleh karyawan maka output yang dihasilkan akan memuaskan, namun sebaliknya jika dikerjakan dengan suasana yang tidak kondusif akan menghasilkan output yang jauh dari memuaskan. Mencapai kinerja perusahaan yang unggul dan kompeten dalam segala bidang, perusahaan harus terlebih dahulu mengetahui secara lebih spesifik dan mendalam terutama pada keinginan serta kebutuhan karyawan yang menjadi dasar tercapainya kinerja organisasi yang baik. Kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki oleh perusahaan, merupakan salah satu faktor penentu yang memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan organisasi perusahaan. Suasana lingkungan dan budaya kerja perusahaan yang mendukung secara keseluruhan baik dalam tata kelola manajemen yang sistematis maupun hal-hal non-teknis seperti solidaritas sesama karyawan, menjadi alasan tersendiri bagi peneliti untuk melakukan penelitian di perusahaan tersebut supaya dapat mengetahui dan mendapatkan hasil dari objek yang diteliti. Pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja dengan kinerja karyawan sangat menentukan kemajuan perusahaan, karena kondisi pekerja yang maksimal akan mempengaruhi hasil kinerjanya, terlebih perusahaan memberikan kenyamanan, jaminan keselamatan, dan fasilitas yang memadai dapat membuat pekerja dengan tenang mengerjakan tanggung jawabnya. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menekan sekecil mungkin kecelakaan kerja yang dialami karyawan ditempat kerja. 2 PT XYZ merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang properti perkantoran dan penyewaan ruangan kerja, baik untuk perusahaan luar negeri maupun dalam negeri. Perusahaan ini berlokasi dikawasan A, kota B. Perusahaan memiliki sistem kerja yang disiplin kepada karyawan mulai dari hal terkecil sampai pada hal yang terbesar supaya saat melakukan kerja tidak salah melangkah dan mempunyai pedoman untuk melaksanakannya. Kinerja karyawan dalam perusahaan secara berkala lebih ditingkatkan dan mendapat dorongan yang positif oleh lingkungan kerja yang kondusif, maka PT XYZ dapat meningkatkan kinerja perusahaan khususnya pada bagian engineering yang menjadi salah satu bagian terpenting dalam perusahaan. Divisi engineering merupakan salah satu divisi yang mengatur jalannya operasional perusahaan, mulai dari pengaturan dan pengontrolan tata lampu ruangan, mesin genset, dan kerusakan-kerusakan peralatan secara teknis. Apabila terjadi gangguan divisi engineering bertugas untuk memperbaiki secara cepat, supaya tidak mengganggu jalannya operasional kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) menjadi salah satu prioritas yang utama bagi perusahaan untuk melindungi pekerja dari bahaya yang menimpa. Tingkat kecelakaan yang menimpa pekerja yang dihimpun oleh PT Jamsostek Jumlah Kejadian kecelakaan dapat dilihat pada Gambar 1. 120000 100000 80000 60000 40000 20000 0 83714 94736 96314 98711 99491 Kasus Kecelakaan 2007 2008 2009 2010 2011 Tahun Gambar 1. Kasus Kecelakaan Kerja Karyawan di Seluruh Indonesia ( http://www.jamsostek.co.id, 2012) Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa tingkat kecelakaan kerja masih relatif tinggi, dan tingkat kesadaran pekerja terhadap keselamatan dan kesehatan kerja masih rendah. Undang-Undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dinyatakan bahwa kecelakaan kerja tidak hanya terjadi di tempat kerja, tetapi juga saat pekerja tersebut berangkat atau pulang kerja. 3 PT XYZ mempunyai jumlah kejadian kecelakaan kerja yang relatif menurun setiap tahunnya, khususnya untuk divisi engineering. Dapat dilihat Jumlah Kejadian Kecelakaan pada Gambar 2. 14 12 10 8 6 4 2 0 13 9 7 4 2 2007 2008 2009 2010 Kasus Kecelakaan 2011 Tahun Gambar 2. Tingkat Kecelakaan Karyawan Divisi Engineering PT XYZ dari Tahun 2007-2011 Berdasarkan data Gambar 2, menunjukkan bahwa program kesehatan dan keselamatan kerja yang ada di PT XYZ sudah berjalan baik, terlihat adanya penurunan angka kecelakaan kerja dari tahun 2007 sampai tahun 2011. Dapat disimpulkan penurunan jumlah kejadian kecelakaan pada divisi engineering PT XYZ, berdampak pada meningkatnya kinerja individu divisi engineering maupun perusahaan PT XYZ. 1.2. Perumusan Masalah Sumberdaya manusia sangat berperan penting dan memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kelangsungan kinerja perusahaan seperti pemikiran dan kreativitas pekerja yang dapat menunjang output yang dihasilkan. Apabila karyawan tidak memiliki kenyamanan dalam bekerja, maka kinerja karyawan tersebut tidak akan maksimal berdampak pada mobilitas kerja. Sedangkan jika kenyamanan yang pegawai dapatkan selama melaksanakan tanggung jawabnya diperusahaan kinerja karyawan akan maksimal. Pimpinan dalam perusahaan harus menciptakan suasana yang kondusif dan memberikan rasa kekeluargaan. Peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja diharapkan berdampak pada penurunan angka kecelakaan kerja yang mampu mengendalikan masalah diperusahaan. Sehingga karyawan saat kembali bekerja, dapat lebih optimal 4 untuk menghasilkan output yang maksimal khususnya meningkatkan kinerja karyawan. Program kesehatan dan keselamatan kerja PT XYZ telah dijalankan pada tahun 2000, dari tahun ke tahun diharapkan angka kecelakaan semakin menurun. Penelitian ini dilakukan untuk membantu divisi Engineering PT XYZ mencapai kinerja yang bersaing dan unggul dengan memperhatikan faktor kesehatan dan keselamatan kerja. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik suatu permasalahan yang akan diteliti, yaitu: 1. Bagaimana penerapan program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) divisi Engineering PT XYZ? 2. Bagaimana kinerja karyawan divisi Engineering PT XYZ? 3. Bagaimana pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan divisi Engineering PT XYZ? 4. Program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) manakah yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi penerapan program kesehatan dan keselamatan kerja divisi Engineering PT XYZ. 2. Mengidentifikasi kinerja karyawan divisi Engineering PT XYZ. 3. Menganalisis pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan divisi Engineering PT XYZ. 4. Menentukan program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada pihak-pihak terkait, yaitu: 1. Perusahaan divisi Engineering PT XYZ sebagai masukan untuk langkah terbaik pengambilan keputusan, dan penetapan kebijakan perusahaan yang 5 berkaitan dengan upaya menekan kecelakaan kerja karyawan serta meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja (K3). 2. Karyawan dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja untuk peningkatan kinerja dari hasil penelitian ini. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dari permasalahan dalam penelitian ini dibatasi, supaya lebih memudahkan dan dipahami. Penelitian ini dilakukan di PT XYZ difokuskan pada penerapan program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dengan menganalisis indikator publikasi keselamatan kerja, kontrol lingkungan kerja, pelatihan keselamatan, pengawasan, peningkatan kesadaran kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan di divisi Engineering. Kinerja karyawan yang dianalisis meliputi indikator yang mempengaruhi kinerja karyawan, yaitu: inisiatif, tanggung jawab, kerjasama, ketelitian, dan kedisiplinan. 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesehatan Kerja dan Keselamatan Kerja Menurut Mangkunegara (2005), keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan, dan pendengaran. Semua itu dihubungkan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik, dan mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan serta pelatihan. Sedangkan kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi, atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Menurut Rivai (2004) keselamatan dan kesehatan kerja menunjuk kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan melaksanakan tindakan-tindakan kesehatan dan keselamatan kerja yang efektif, maka lebih sedikit pekerja yang menderita cedera atau penyakit jangka pendek maupun panjang sebagai akibat dari pekerjaan mereka di perusahaan tersebut. Kondisi fisiologis-fisikal meliputi penyakit-penyakit dan kecelakaan kerja seperti kehilangan nyawa atau anggota badan, cedera yang diakibatkan gerakan berulang-ulang, sakit punggung, sindrom carpal tunnel, penyakitpenyakit kardiovaskular, berbagai jenis kanker seperti kanker paru-paru dan leukimia. 2.1.1 Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Menurut Mangkunegara (2001), tujuan kesehatan dan keselamatan kerja diantaranya sebagai berikut: 1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis. 2. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya. 7 3. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai. 4. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaikbaiknya dan seefektif mungkin. 5. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja. 6. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian, dan partisipasi kerja. 7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja. Menurut Rivai (2004), tujuan keselamatan kerja meliputi: 1. Meningkatnya produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang. 2. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen. 3. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi. 4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena menurunnya pengajuan klaim. 5. Fleksibilitas dan adaptibilitas yang lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan. 6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan. 2.1.2 Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Menurut J.B Miner, mengatasi masalah K3 dapat dilakukan dengan cara Safety Psychology dan Industrial Clinical Psychology. Safety Psychology lebih menitikberatkan usaha mencegah kecelakaan itu terjadi, dengan meneliti kenapa dan bagaimana kecelakaan bisa terjadi. Industrial Clinical Psychology menitiberatkan pada kinerja karyawan yang menurun, sebab-sebab penurunan dan bagaimana mengatasinya. Faktor-faktor dari dua cara tersebut adalah sebagai berikut: 1. Safety Psychology terdiri dari enam faktor, yaitu: a. Laporan dan Statistik Kecelakaan 8 Laporan dan statistik kecelakaan sangat penting dalam program kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Dengan adanya laporan dan statistic kecelakaan yang terjadi di tempat kerja, perusahaan akan memiliki gambaran mengenai potensi terjadinya kecelakaan dan cara mengantisipasinya. b. Pelatihan Keselamatan Merupakan salah satu program K3 yang diperlukan karyawan sebagai pengetahuan tentang keselamatan kerja. Pelatihan keselamatan yang dilakukan perusahaan kepada karyawannya diharapkan dapat mengurangi atau mencegah terjadinya kecelakaan kerja. c. Publikasi Keselamatan Kerja Publikasi keselamatan kerja adalah hal-hal yang berhubungan dengan pemberian informasi dan pesan-pesan terkait keselamatan kerja karyawan, melalui berbagai macam cara diantaranya lewat spanduk, pamflet, gambar, poster, dan selebaran yang berguna untuk mengurangi tindakan-tindakan yang membahayakan saat bekerja. Publikasi keselamatan kerja juga dapat memberikan pemahaman kepada karyawan mengenai pentingnya K3. d. Kontrol Lingkungan Kerja Kontrol lingkungan kerja adalah pemeriksaan/pengendalian yang berhubungan dengan kondisi lingkungan kerja yang bertujuan untuk melindungi karyawan dari bahaya kecelakaan kerja yang mungkin terjadi dan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan aman. Perusahaan harus dapat melindungi karyawannya dari kemungkinan kecelakaan kerja. Oleh karena itu, perusahaan harus menyediakan peralatan pengaman dan peralatan pelindung diri untuk karyawannya. e. Pengawasan dan Disiplin Pengawasan dan disiplin adalah melakukan kontrol terhadap lingkungan kerja dan perilaku kerja karyawan. Pengawasan 9 dilakukan dengan maksud untuk menjaga setiap mesin dan peralatan selalu dalam kondisi stabil dan siap untuk digunakan. f. Peningkatan Kesadaran K3 Peningkatan kesadaran K3 merupakan usaha perusahaan dalam mensukseskan program K3. Adanya komitmen yang kuat dan perhatian yang besar dari manajemen perusahaan membuat karyawan sadar terhadap pentingnya kesehatan dan keselamatan saat bekerja. 2. Industrial Clinical Psychology terdiri dari dua faktor, yaitu: a. Konseling Konseling atau pemimbingan dilakukan untuk meningkatkan kembali semangat kerja dari karyawan. Disebabkan penurunan kinerja karyawan dari suatu permasalahan yang dihadapi. b. Employee Assistance Program Karyawan yang memiliki masalah akan dibimbing secara intensif oleh supervisor yang ditunjuk. Hal ini digunakan untuk menangani bermacam-macam masalah karyawan terutama yang berhubungan dengan kinerja karyawan. 2.1.3 Sistem Manajemen K3 Sistem manajemen K3 secara keseluruhan mencakup struktur organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, pengembangan dan penerapan sumberdaya dan yang dibutuhkan bagi pencapaian pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja. Berguna untuk tercapainya lingkungan tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Dapat dilihat pada Gambar 3 Bagan sistem model manajemen K3 LK (Santoso, 2004). 10 Peningkatan berkelanjutan Komitmen dan kebijaksanaan Peningkatan ulang dan peningkatan manajemen Perencanaan Pelaksanaan Pengukuran Gambar 3. Sistem Model Manajemen K3 LK (Santoso,2004) 2.1.4 Manfaat K3 Menurut Arep dan Tanjung (2004), mengungkapkan manfaat K3 adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Ekonomis a. Berkurangnya kecelakaan dan sakit karena kerja. b. Mencegah hilangnya investasi fisik dan investasi sumber daya manusia. c. Meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja yang nyaman dan aman, serta motivasi kerja yang meningkat. 2. Manfaat Psikologis a. Meningkatkan kepuasan kerja. b. Kepuasan kerja tersebut akan meningkatkan motivasi kerja dan selanjutnya akan meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja. c. Perusahaan akan merasa bangga bahwa telah ikut serta dalam melaksanakan program pemerintah dan ikut serta dalam pembangunan meningkat. nasional dan citra baik perusahaan akan 11 2.1.5 Perlindungan Pengendalian K3 Menurut Rivai (2004) perlindungan terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. Perlindungan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Berhubungan dengan Masalah Keuangan Perlindungan yang berhubungan dengan masalah keuangan dilakukan melalui pemberian berbagai santunan dalam bentuk santunan jaminan sosial (social security), kompensasi ketiadaan pekerjaan (unemployment compensation), biaya medis (medical coverage), dan kompensasi pekerja (worker’s compensation) 2. Perlindungan yang berhubungan dengan Keamanan Fisik Karyawan Memberikan perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja, pemerintah mengeluarkan peraturan perundang-undangan yang mengharuskan perusahaan untuk memberikan fasilitas yang memadai demi menjamin keamanan kerja serta memberikan jaminan finansial apabila karyawan mengalami kecelakaan kerja. Karyawan memiliki hak untuk menuntut perusahaan agar menyediakan fasilitas kerja yang memadai agar keselamatan fisik dan mental karyawan terlindungi dari jenis kecelakaan yang dilakukan pekerja. Menurut Santoso (2004), pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya: 1. Upaya-upaya pengendalian a. Proses isolasi b. Pemasangan lokal exhauster c. Ventilasi umum d. Pemakaian alat pelindung diri e. Penggadaan fasilitas saniter f. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dan secara berkala dilakukan. 12 g. Penyelenggaraan latihan/penyuluhan kepada semua karyawan dan pengusaha. h. Kontrol administrasi 2. Hirarki pengendalian a. Eliminasi b. Substitusi c. Pengendalian rekayasa d. Pengendalian administratif e. Alat pelindung diri 3. Masalah umum alat pelindung diri (APD) a. Tidak semua alat pelindung diri melalui pengujian laboratoris, sehingga tidak diketahui derajat perlindungannya. b. Tidak nyaman dan kadang-kadang membuat pemakai sulit bekerja. c. Alat pelindung diri (APD) dapat menciptakan masalah baru. d. Perlindungan yang diberikan alat pelindung diri (APD) sulit untuk dimonitor. e. Kewajiban pemeliharaan alat pelindung diri (APD) dialihkan dari pihak manajemn ke pekerja. f. Efektivitas alat pelindung diri (APD) sering tergantung “GOOD FIT” pada pekerja. g. Kepercayaan pada alat pelindung diri (APD) akan menghambat pengembangan kontrol teknologi yang baru. 4. Masalah pemakaian alat pelindung diri (APD) a. Pekerja tidak mau memakai dengan alasan 1) Tidak sadar/tidak mengerti 2) Panas 3) Sesak 4) Tidak enak dipakai 5) Tidak enak dipandang 6) Berat 7) Mengganggu pekerjaan 13 8) Tidak sesuai dengan bahaya yang ada 9) Tidak ada sangsi 10) Atasan juga tidak memakai b. Tidak disediakan oleh perusahaan 1) Ketidakmengertian 2) Pura-pura tidak mengerti 3) Alasan bahaya 4) Dianggap sia-sia (karena pekerja tidak mau memakai) c. Pengadaan oleh perusahaan 1) Tidak sesuai dengan bahaya yang ada 2) Asal beli (terutama memilih yang murah) 2.1.6 Landasan Hukum K3 Menurut Sugeng (2005). Hukum kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di Indonesia telah banyak diterbitkan baik dalam bentuk Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri, dan Surat Edaran, antara lain: 1. Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 2. Undang-undang Keselamatan Kerja No. 1/1997 3. Undang-undang tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja No. 3/1992 4. UUD 1945 pasal 27 ayat 1 dan 2. 5. Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Jaminan Sosial Tenaga Kerja No. 14/1993. 6. Keputusan Presiden, Penyakit yang timbul Karena Hubungsn Kerja No.22/1993. 7. Peraturan Menteri Perburuhan tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan, serta Penerangan dalam Tempat Kerja No. 7/1964. 8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam penyelenggaraan Keselamatan Kerja No. 2/1980. 9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Pelayanan Kesehatan Kerja No. 3/1982. 14 2.2. Kecelakaan 2.2.1 Faktor-faktor kecelakaan Menurut Mangkuprawira dan Vitayala (2007). Faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja dapat dilihat dari berbagai sudut. Bisa dari sudut kebijakan pemerintah, kondisi pekerjaan, kondisi fisik, dan mental karyawan, serta kondisi fasilitas yang disediakan. 1. Kebijakan Pemerintah a. Undang-undang Ketenagakerjaan, khususnya yang menyangkut tentang keselamatan dan kesehatan kerja karyawan belum ada. b. Peraturan pemerintah tentang pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan belum ada. c. Pengendalian dan tindakan hukum bagi perusahaan yang mengabaikan undang-undang dan peraturan yang berlaku keselamatan dan kesehatan kerja belum ada kalaupun sudah ada, tetapi tidak diterapkan secara tegas. 2. Kondisi Pekerjaan a. Standar kerja yang kurang tepat dan pelaksanaannya juga tidak tepat. b. Jenis pekerjaan fisik yang sangat berbahaya. Namun, di sisi lain, fasilitas keselamatan kerja sangat kurang. c. Kenyamanan kerja yang sangat kurang karena kurang tersedianya unsur pendukung keselamatan dan kenyamanan kerja. d. Tidak tersedianya prosedur manual petunjuk kerja. e. Kurangnya kontrol, evaluasi, dan pemeliharaan tentang alat-alat kerja secara rutin. 3. Kondisi Karyawan a. Keterampilan karyawan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang rendah. b. Kondisi kesehatan fisik karyawan yang tidak prima. c. Kondisi kesehatan mental, seperti rendahnya motivasi tentang K3 serta tingginya derajat stres dan depresi. d. Kecanduan merokok, minuman keras, dan narkoba. 15 4. Kondisi Fasilitas Perusahaan a. Ketersediaan fasilitas yang kurang cukup (jumlah dan mutu) b. Kondisi ruangan kerja yang kurang nyaman. c. Tidak tersediannya fasilitas kesehatan dan klinik perusahaan d. Tidak tersediannya fasilitas asuransi kecelakaan. e. Kurangnya pelatihan dan sosialisasi tentang pentingnya keselamatan kerja dikalangan karyawan.. 2.2.2 Pencegahan Kecelakaan Menurut Bennett NBS (1995) dalam Santoso (2004), mengungkapkan bahwa teknik pencegahan kecelakaan harus didekati dengan dua aspek, yaitu: aspek perangkat keras (peralatan, perlengkapan, mesin, dan letak) dan aspek perangkat lunak ( manusia dan segala unsur yang berkaitan). Menurut Olishifski dalam Santoso (2004), bahwa aktivitas pencegahan kecelakaan dalam keselamatan kerja profesional dapat dilakukan dengan beberapa hal berikut: 1. Memperkecil (menekan) kejadian yang membahayakan dari mesin, cara kerja, material, dan struktur perencanaan. 2. Memberikan alat pengaman agar tidak membahayakan sumber daya yang ada dalam perusahaan tersebut. 3. Memberikan pendidikan (training) kepada tenaga kerja atau karyawan tentang kecelakaan dan keselamatan kerja. 4. Memberikan alat pelindung diri tetentu terhadap tenaga kerja yang berada pada area yang membahayakan. Menurut Suma’mur dalam Santoso (2004), kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan 12 hal berikut ini: 1. Peraturan perundangan, yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan, dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian,dan cara kerja peralatan industri, serta P3K dan pemeriksaan kesehatan. 16 2. Standardisasi yang ditetapkan secara resmi, setengah resmi, dan tidak resmi mengenai misalnya syarat-syarat keselamatan sesuai instruksi peralatan industri dan alat pelindung diri (APD). 3. Pengawasan, agar ketentuan Undang-Undang wajib dipatuhi. 4. Penelitian bersifat teknik, misalnya tentang bahan-bahan yang berbahaya, pagar pengamanan, pengujian alat pelindung diri (APD), pencegahan ledakan dan peralatan lainnya. 5. Riset medis, terutama meliputi efek fisiologis dan psikologis, faktor lingkungan, dan teknologi, serta keadaan yang mengakibatkan kecelakaan. 6. Penelitian psikologis, meliputi penelitian tentang pola-pola kewajiban yang mengakibatkan kecelakaan. 7. Penelitian secara statistik, untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang terjadi. 8. Pendidikan 9. Latihan-latihan 10. Asuransi, yaitu insetif finansial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan. 11. Penggairahan, pendekatan lain supaya bersikap selamat. 12. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan. 2.3. Kinerja Menurut Rivai (2004), kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan peranannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting sebagai indikator dalam kemajuan perusahaan dan upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya. Kinerja adalah implementasi dari rencana yang telah disusun dari awal sebelum melakukan kegiatan. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi, dan kepentingan. Melihat sebuah organisasi menghargai dan memperlakukan sumberdaya manusianya akan mempengaruhi sikap dan perilakunya dalam 17 menjalankan tugas dan tanggung jawabnya pada suatu organisasi. (Wibowo,2008) 2.3.1 Faktor-faktor Kinerja Menurut Mangkuprawira (2009) faktor-faktor kinerja dapat dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu unsur internal dan unsur eksternal. 1. Unsur Internal meliputi: a. Tingkat Pendidikan Pendidikan seseorang yang dimiliki sangat mempengaruhi kinerja seseorang dalam menyelesaikan suatu tanggung jawab dan tugas yang diberikan. Tingkat pendidikan dapat dilihat dari penguasaan sikap, ilmu pengetahuan, dan keterampilan pada tingkat tertentu. Semakin tinggi kecerdasan intelektualnya dapat mempengaruhi dalam mencari alternatif penyelesaian masalah dan keterampilan menganalisis. b. Tingkat Pengetahuan Pengetahuan yang dikuasai oleh pekerja sangat mendukung dalam menunjang pekerjaannya. Pengetahuan yang ada meliputi komunikasi, inisiatif, kreativitas, dan konflik. Semakin tinggi tingkat pemahaman sesorang dapat dapat terlihat mempengaruhi daya inovasinya. c. Tingkat Keterampilan Keterampilan pekerja penerapan ilmu dan dengan pengetahuan, serta penguasaan teknologi yang dipraktikkan dalam pekerjaannya. d. Sikap Motivasi terhadap Kinerja Sikap motivasi pekerja terhadap pekerjaannya, mempengaruhi kinerja yang ingin dicapai. Apabila terdapat penghargaan yang tinggi dapat mendorong seseorang untuk lebih giat melakukan tugas dan meningkatkan kinerja di dalam perusahaan. e. Tingkat Pengalaman Kerja Pengalaman seseorang dapat memberikan pengaruh yang berdampak positif, karena seseorang akan belajar dari 18 pengalaman yang pernah dialami untuk melakukan sesuatu kearah yang lebih baik dalam kinerjanya. 2. Unsur Eksternal meliputi: a. Lingkungan Keluarga Lingkungan keluarga yang kondusif dan memberikan hal yang positif terhadap pekerjaan sangat mempengaruhi dan mendorong kinerja karyawan untuk bekerja sebaik mungkin supaya menghasilkan output yang memuaskan. b. Lingkungan Sosial Budaya Aspek kedisiplinan sosial yang tinggi, tanggung jawab sosial, dan sistem nilai tentang pekerjaannya mendorong karyawan untuk berperan aktif untuk meningkatkan kinerjanya. c. Lingkungan Ekonomi Lingkungan ekonomi dapat terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi, pengangguran, derajat kemiskinan, penguasaan aset produksi, dan pendapatan perkapita. d. Lingkungan Belajar Lingkungan belajar dapat terlihat dalam perilaku masyarakat yang menghargai pentingnya pendidikan dan pelatihan. Lingkungan belajar dapat terlihat dari ketersediaan infrastruktur penunjang proses belajar, mutu belajar, dan metode pembelajaran. e. Lingkungan Kerja Termasuk Budaya Kerja Lingkungan kerja tempat dimana seorang bekerja. Suasana kerja dicirikan oleh aspek-aspek budaya produktif, kepemimpinan, hubungan karyawan dengan sesama rekan dan atasan yang seimbang, manajemen kinerja, manajemen pendidikan dan pelatihan, manajemen karier, dan manajemen kompensasi. f. Teknologi Teknologi dibedakan menjadi dua, yaitu teknologi lunak dan teknologi keras. Teknologi lunak meliputi metode, teknik, dan 19 prosedur kerja. Sedangkan teknologi keras meliputi mesin-mesin atau alat-alat produksi. 2.3.2 Penilaian Kinerja Menurut Rivai (2004), penilaian kinerja adalah suatu sistem formal dan terstruktur yang digunakan untuk mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran. Pada saat bersamaan karyawan memerlukan umpan balik atas hasil kerja mereka sebagai panduan bagi perilaku mereka di masa yang akan datang. Pekerja juga ingin mendapatkan hal positif atas berbagai hal yang telah mereka lakukan dengan baik selama melakukan pekerjaan. Menurut Hasibuan (2008), kriteria atau unsur-unsur yang dinilai dalam penilaian kinerja karyawan meliputi beberapa hal, yaitu: 1. Kesetiaan: penyelia mengukur kesetiaan karyawan terhadap pekerjaannya, jabatan dan organisasinya. Dapat terlihat dari seorang pekerja yang dihadapkan pada kondisi dan situasi yang sulit yang berhubungan dengan masa depannya. 2. Kejujuran: penyelia menilai kejujuran karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sejalan atau tidak dengan kenyataan. 3. Prestasi kerja: penyelia melihat hasil kerja karyawan dari kualitas dan kuantitasnya dalam uraian pekerjaannya. 4. Kedisiplinan: penyelia melihat kedisiplinan karyawan dalam mematuhi paratuaran yang telah dibuat oleh perusahaan dan melakukan pekerjaan sesuai dengan instruksi dan standar prosedur yang menjadi tanggung jawab pekerja. 5. Kreativitas: penyelia melihat kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitasnya dalam penyelesaian pekerjaannya. 6. Kerjasama: penyelia menilai kesediaan karyawan berpartisipasi dan bekerjasama dengan karyawan lainnya secara vertikal dan horizontal baik diluar maupun didalam pekerjaan sehingga pekerjaan akan semakin baik. 20 7. Kepimpinan: penyelia melihat bahwa pekerja mampu untuk memimpin, mempunyai kewibawaan yang kuat, dan dapat mempengaruhi pekerja lainnya. 8. Tanggung jawab: penyelia melihat dan mampu menilai kesediaan karyawan dalam mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya, sarana dan prasarana yang digunakan, serta perilaku pekerjaannya. 9. Ketelitian: penyelia melihat kemampuan karyawan dapat menilai karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya, kehati-hatian dalam bekerja, dan langkah-langkah dalam bekerja. Menurut Siagian (2008), berpendapat sistem penilaian prestasi kerja adalah suatu pendekatan dalam melakukan penilaian prestasi kerja para pekerja dimana terdapat berbagai faktor,yaitu: 1. Kriteria penilaian adalah manusia yang disamping memiliki kemampuan tertentu juga tidak luput dari berbagai kelemahan dan kekurangan. 2. Penilaian yang dilakuakn pada serangkaian tolok ukur tertentu yang realistik, berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta kriteria yang ditetapkan dan diterapkan secara obyektif. 3. Hasil penilaian yang dilakukan secara berkala itu terdokumentasikan dengan rapi dan arsip kepegawaian setiap orang sehingga tidak ada informasi yang hilang, baik yang sifatnya menguntungkan maupun merugikan pekerja. 4. Hasil penilaian prestasi kerja setiap orang menjadi bahan yang selalu dipertimbangkan dalam setiap keputusan yang diambil mengenai mutasi pegawai, baik dalam arti promosi, pengambilalihan tugas, alih wilayah, maupun pemberhentian tidak atas permintaan sendiri. Selain itu masih menurut Siagian (2008), pentingnya penilaian prestasi kerja yang baik sangat bermanfaat untuk berbagai kepentingan, seperti: 1. Mendorong peningkatan prestasi kerja. Dengan mengetahui hasil prestasi kerja, ketiga pihak yang terlibat dapat mengambil berbagai 21 langkah yang diperlukan agar prestasi kerja pegawai lebih meningkat. 2. Bahan pengambilan keputusan dalam pemberian imbalan. 3. Kepentingan mutasi pegawai. 4. Berguna untuk menyusun program pendidikan dan pelatihan, baik yang dimasksudkan untuk mengatasi berbagai kekurangan dan kelemahan maupun untuk mengembangkan potensi karyawan yang ternyata belum sepenuhnya digali dan terungkap melalui penilaian prestasi kerja. 5. Membantu para pegawai menentukan rancana kariernya dan dengan bantuan bagian kepegawaian menyusun program pengembangan karier yang paling tepat, dalam arti sesuai dengan kebutuhan para pegawai dan kepentingan organisasi 2.3.3 Jenis-jenis penilaian kinerja Menurut Rivai (2004), jenis-jenis penilaian kinerja dikelompokkan menjadi 6 kategori yaitu: 1. Penilaian hanya oleh atasan 2. Penilaian oleh kelompok lini: atasan dan atasannya lagi bersamasama membahas kinerja dari bawahannya yang dinilai. 3. Penilaian oleh kelompok staf: atasan meminta satu atau lebih individu untuk bermusyawarah dengannya, dan atasan langsung yang membuat keputusan akhir. 4. Penilaian melalui keputusan komite, sama seperti pada pola sebelumnya kecuali bahwa manajer yang bertanggung jawab tidak lagi mengambil keputusan akhir, dan hasilnya didasarkan pada pilihan mayoritas. 5. Penilaian berdasarkan peninjauan lapangan: sama seperti pada kelompok staf, namun melibatkan wakil dari pimpinan pengembangan atau departemen SDM yang bertindak sebagai peninjau yang independen. 6. Penilaian oleh bawahan dan sejawat. 22 2.4. Teori Pengaruh K3 Terhadap Kinerja Karyawan Menurut Mangkuprawira dan Vitayala (2007), kesehatan dan keselamatan kerja karyawan sangat berperan dalam mempengaruhi kinerja di perusahaan. Apabila kesehatan kerja terganggu dapat mengganggu mutu dan produktivitas kerja. Menurut Rivai (2004), karyawan memiliki hak untuk menuntut perusahaan agar menyediakan fasilitas kerja yang memadai agar keselamatan fisik dan mental mereka terlindungi dan dapat meningkatkan kinerja dari pekerjaan yang dilakukan. Selain itu juga jika perusahaan dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan kerja, penyakit, dan hal-hal yang berkaitan dengan stress mampu meningkatkan kualitas kehidupan kerja para pekerjanya, maka perusahaan akan semakin efektif dan berdampak pada kinerja baik untuk perusahaan dan karyawan. 2.5. Hasil Penelitian Terdahulu Mahardika (2005) melakukan penelitian tentang Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di PT PLN (persero) Unit Bisnis Strategis Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UBS P3B) Region Jawa Timur dan Bali. Analisis data menggunakan analisis regresi berganda dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa program K3 mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan, sehingga penerapan program K3 yang baik akan meningkatkan kinerja karyawan. Riestiany (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pengaruh Efektivitas Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Plant 11 PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. Analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi berganda. PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. Telah menerapkan SMK3 berdasarkan standar OHSAS 18001 dan Permeneker No. 05/MEN/1996. Penerapan SMK3 tersebut, telah terorganisir dengan baik sehingga telah mendapat penghargaan Golden Flag dari PT Sucifindo (auditor eksternal) selama tiga kali pada tahun 2000,2003, dan 2006. Tingkat keseringan kecelakaan (Injured Frequency Rate-IFR) dan Tingkat keparahan 23 kecelakaan (Injured Saverity Rate-ISR) dari P-11 cenderung menurun hingga tahun 2007 sejak pertama kali beroperasi tahun 2000 dan telah mencapai zero accident pada tahun 2006 dan 2007. Berdasarkan persepsi karyawan, pelaksanaan SMK3 di P-11 telah berjalan dengan baik dan efektif mengurangi angka kecelakaan kerja terutama dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Selain itu, karyawan P-11 sangat merasakan manfaat yang besar dari pemeriksaan kesehatan rutin yang diadakan oleh PT ITP, Tbk. Tingkat keseringan kecelakaan (Injured Frequency Rate-IFR) dan Tingkat keparahan kecelakaan (Injured Saverity Rate-ISR) mempengaruhi produktivitas kerja karyawan, namun IFR lebih signifikan mempengaruhi tingkat produktivitas kerja karyawan dibandingkan ISR. Semakin kecil IFR dan ISR maka semakin tinggi tingkat produktivitas kerja karyawan PT ITP. Noegroho (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus PT XYZ Bagian Pressing). Analisis data yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Hubungan antara keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan kinerja karyawan adalah positif, sangat nyata dan berkorelasi substansial (agak kuat). Faktor K3 memiliki hubungan yang positif, sangat nyata, dan berkorelasi substansial (agak kuat) dengan kinerja karyawan kecuali kontrol lingkungan kerja yang memiliki hubungan yang rendah terhadap kinerja karyawan. Ropiah (2010) dengan judul penelitian Persepsi Karyawan Tentang Hubungan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Motivasi Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Kasus PT Korma Jaya Utama, Jakarta Selatan).Penelitian ini menggunakan analisis korelasi Rank Spearman.Pelaksanaan program K3 di Divisi Produksi PT KJU sudah baik. Hal ini ditunjukkan dengan kualitas pelaksanaan pelatihan keselamatan yang sudah efektif, tingginya kontrol lingkungan kerja yaitu dengan adanya laporan sanitasi yang digunakan sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan program K3 di perusahaan, serta inspeksi dan disiplin yang dilaksanakan secara rutin dan adanya peningkatan kesadaran K3 oleh karyawan. 24 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan PT XYZ mempunyai visi dan misi yang digunakan untuk pedoman dalam menjalankan mekanisme kerja. Perusahaan PT XYZ mempunyai bagian yang menjadi struktur penting perusahaan yaitu divisi Engineering yang mempunyai fungsi mengatur segala kebutuhan perusahaan yang bersifat teknis. Divisi engineering biasa mengatur bagian permesinan dan ruang kontrol seluruh bagian gedung. Apabila gedung mengalami kendala teknis karena kurangnya pasokan aliran maka divisi ini yang bertanggung jawab untuk segera menyelesaikan masalah supaya tidak mengganggu kelancaran kerja perusahaan. Program kesehatan dan keselamatan kerja yang peneliti lakukan di perusahaan PT XYZ meliputi: pelatihan keselamatan terhadap karyawan dalam melakukan pekerjaan di perusahaan, adanya kontrol lingkungan kerja yang dilakukan oleh atasan, pengawasan dan disiplin, publikasi keselamatan kerja yang disebar kepada suluruh pekerja, dan meningkatkan kesadaran akan kesehatan dan keselamatan kerja saat menjalankan tanggung jawab pekerjaan. Sedangkan untuk kinerja karyawan peneliti melihat dari inisiatif dan kreativitas, tanggung jawab, kerjasama, ketelitian, dan kedisiplinan. Dalam pengolahan data menggunakan analisis Structural Equation Modeling (SEM) menggunakan metode Latent Variable Score (LVS) dengan bantuan software LISREL 8.30. Mendapatkan rasa aman dalam meningkatkan pekerjaannya, aspek kesehatan dan keselamatan kerja merupakan faktor penting dalam menunjang kinerja karyawan supaya lebih baik. Hal ini akan berdampak positif terhadap karyawan khususnya divisi engineering. Apabila terpelihara dengan baik dapat menekan faktor kecelakaan dalam bekerja dan kesehatan karyawan lebih terjamin. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 4. 25 PT XYZ Visi dan Misi Divisi Engineering Program K3: (Miner, J.B. 1992) 1. Pelatihan Keselamatan 2. Kontrol Lingkungan Kerja 3. Pengawasan dan Disiplin 4. Publikasi Keselamatan Kerja 5. Peningkatan Kesadaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kinerja karyawan: (Hasibuan, 2008) 1. Inisiatif 2. Tanggung jawab 3. Kerjasama 4. Ketelitian 5. Kedisiplinan Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja Kinerja Karyawan divisi Engineering PT XYZ (K3) terhadap Rekomendasi Gambar 4. Kerangka Pemikiran Penelitian 3.2. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor PT XYZ yang berada di Jalan A, Kota B. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa perusahaan PT XYZ telah menerapkan program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) sebagai bukti perhatian dan kepedulian terhadap tenaga kerjanya sendiri. Penelitian ini dilaksanakan peda bulan Mei 2012-Juni 2012. 26 3.3. Jenis dan Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu, data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Sumber data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan yang menjadi objek penelitian dengan mewancarai secara langsung kepada chief Engineering, karyawan bagian engineering terkait kesehatan dan keselamatan kerja (K3) serta kinerja karyawan yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. 2. Data Sekunder Data sekunder di peroleh dari studi literatur, baik dari tulisan, data perusahaan, referensi yang relevan maupun sumber lain yang menunjang penelitian. Penelitian ini membahas dua variabel yaitu, kesehatan dan keselamatan kerja (K3) sebagai variabel bebas (independent) dan kinerja karyawan sebagai variabel terikat (dependent). Indikator penelitian kesehatan dan keselamatan kerja meliputi: pelatihan keselamatan, kontrol lingkungan kerja, pengawasan dan disiplin, publikasi keselamatan kerja, serta peningkatan kesadaran kesehatan dan keselamatan kerja. Sedangkan indikator penelitian kinerja meliputi: inisiatif, tanggung jawab, kerjasama, ketelitian, dan kedisiplinan. Setiap poin jawaban ditentukan skornya menggunakan skala Likert. Kuesioner penelitian ini menggunakan skala ordinal sebagai acuan, yaitu: 1. Sangat Tidak Setuju (STS) 2. Tidak Setuju (TS) 3. Setuju (S) 4. Sangat Setuju (SS) Hasil intrepretasi dari setiap item pernyataan yang digunakan dalam kuesioner ditentukan berdasarkan rentang skala dengan rumus yaitu: Rentang Skala ………(1) 27 Penelitian ini menggunakan skala likert 1 sampai 4, sehingga berdasarkan rumus didapatkan nilai skor rata-rata yang diperoleh sebesar 0,75. Rentang skala yang diperoleh untuk intrepretasi hasil jawaban kuesioner dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rentang Skala Intrepretasi Hasil Jawaban Kuesioner Rataan Pernyataan Intrepretasi Hasil Skor Jawaban 1.00 – 1.75 Sangat Tidak Setuju Sangat Tidak Baik 1.76 – 2.50 Tidak Setuju Tidak Baik 2.51 – 3.25 Setuju Baik 3.26 – 4.00 Sangat Setuju Sangat Baik 3.4. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara penanya dengan narasumber menggunakan alat yang umum disebut panduan wawancara. Alat yang umum digunakan untuk mengumpulkan data primer disebut kuesioner, kuesioner berisi sekumpulan pertanyaan yang diajukan pada responden untuk diisi dan dijawab. Alat kuesioner yang akan diisi tersebut bersifat tertutup. Pengisian kuesioner ini dilaksanakan untuk memperoleh tanggapan terkait dengan penelitian yang berhubungan pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan. Kuesioner sebelum digunakan untuk penelitian dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terlebih dahulu. a. Uji Validitas Validitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan sifat yang diukur. Artinya, setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan keseluruhan isi atau sifat konsep yang menjadi dasar penyusunan instrumen. Langkah-langkah untuk mengukur validitas kuesioner menurut Umar (2003): 28 1) Mendefenisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur. 2) Melakukan uji coba pengukur tersebut kepada sejumlah responden. 3) Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban. 4) Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pertanyaan atau pernyataan dengan skor total. Nilai korelasi dapat diketahui dengan menggunakan korelasi product moment. Rumus dari korelasi product moment yang digunakan yaitu: r(Xi,Y) = ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ .............. Keterangan: r = Angka korelasi Xi = Skor masing-masing pernyataan ke-I r (Xi,Y) Y = Skor total n = Jumlah responden 5) Hasil perhitungan dari Product Moment temyata r hitung > r tabel yaitu lebih besar 0,361. Maka butir instrument tersebut dianggap valid dan signifikan, sebaliknya jika r hitung < r tabel maka dianggap tidak valid, sehingga instrumen tidak dapat digunakan dalam penelitian. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan bantuan software SPSS 20.0 for windows, diperoleh pengolahan sebanyak 50 butir pernyataan yang terbukti valid, karena nilai r hitung lebih besar dari 0.361 (Lampiran 1). b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama. uji reliabilitas untuk mengetahui sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya. Suatu instrumen akan reliabel apabila instrumen tersebut dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten. Pada uji reliabilitas ini digunakan teknik Chronbach Alpha yang skornya rentang antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau 0-100, bila dalam bentuk skala 1-3, 1-5, 1-7, dan 29 seterusnya (Umar,2003). Uji reliabilitas menggunakan software Microsoft Excell 2010 dan software SPSS 20 for windows, penilaian koefisien mengacu pada Chronbach Alpha yang memiliki aturan, dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Klasifikasi Chronbach Alpha R Alpha >0.9 >0.8 >0.7 >0.6 >0.5 <0.5 Klasifikasi Sempurna Baik Dapat Diterima Dipertanyakan Buruk Tidak Dapat Diterima Uji reliabilitas menggunakan rumus Chronbach Alpha sebagai berikut: 2. Dimana: = Reliabilitas isntrumen = Banyak butir pernyataan ∑ = Jumlah Varian total = Jumlah varian pernyataan = Jumlah responden X = Nilai skor yang dipilih Kesimpulan diperoleh dengan cara membandingkan nilai hitung alpha dan nilai r tabel dari hasil perhitungan. Hasil uji reliabilitas untuk Program K3 adalah 0.932 dan hasil uji reliabilitas kinerja karyawan adalah 0.939 dengan menggunakan alat bantu software SPSS 20.0 for windows, ini berarti instrument dinyatakan reliabel karena nilai hitung Cronbach Alpha lebih dari 0.6 (nilai hitung Cronbach Alpha > nilai r tabel). Hasil perhitungan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan alat bantu software SPSS 20.0 for windows dapat dilihat pada Lampiran 1. Kuesioner yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya dapat dilihat pada Lampiran 2. 30 3.5. Teknik Sampel Menurut Sugiyono (2005) probability sampling adalah teknik sampling (teknik pengambilan sampel) memberikan peluang yang sama kepada setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Jumlah karyawan divisi engineering adalah 40 orang, maka dijadikan sebagai objek dalam penelitian. 3.6. Hipotesis Penelitian ini nantinya berguna untuk menegaskan suatu teori dan dapat diterapkan dalam keadaan nyata. Maka diterapkan suatu hipotesis, yaitu: Program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Kinerja Karyawan Divisi Engineering PT XYZ. 3.7. Metode Pengolahan Data 3.7.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dilakukan dengan cara mencari nilai rata-rata yang diperoleh. Nilai rata-rata digunakan untuk memperoleh kesimpulan yang didapat dengan menggunakan rentang skala yang sudah ditentukan sebelumnya berdasarkan masing-masing kriteria. Analisis ini untuk mengetahui karakteristik responden pada penelitian melalui perhitungan persentase jawaban yang telah ditabulasi. Anaisis deskriptif menggunakan tabulasi silang. Analisis ini juga mengidentifikasi karakteristik responden yang berpengaruh terhadap variabel penelitian, yaitu kesehatan dan keselamatan kerja (K3) serta kinerja karyawan. 3.7.2 Analisis Structural Equation Modeling (SEM) Menurut Wijayanto (2008) model persamaan structural (Structural Equation Modeling) yaitu teknik analisis multivariate yang memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antara variabel yang kompleks, baik recursive maupun non-recursive untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh terkait keseluruhan model. Komponenkomponen model SEM yang terdiri dari: 31 1. Dua Jenis Variabel, yaitu: variabel laten (Latent Variable) dan variabel teramati (Observed atau Manifest Variable atau Measured). 2. Dua Jenis Model yaitu model struktural (Structural Model) dan model pengukuran (Measurement Model). 3. Dua jenis kesalahan yaitu kesalahan structural (Structural Error) dan kesalahan pengukuran (Measurement Error). Aplikasi dari model SEM ini menggunakan metode Latent Variable Score (LVS) dengan bantuan software LISREL 8.30. Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) serta Kinerja Karyawan dalam penelitian ini dianggap sebagai indikator yang tidak bisa diukur secara langsung yang disebut variabel laten. Bollen dan Long dalam Wijayanto (2008), mengungkapkan prosedur SEM secara umum akan mengandung tahap-tahap sebagai berikut: 1. Spesifikasi model Tahap ini berkaitan dengan pembentukan model awal persamaan structural, sebelum dilakukan estimasi. Model awal ini diformulasikan berdasarkan suatu teori atau penelitian sebelumnya. 2. Identifikasi Tahap ini berkaitan dengan pengkajian tentang kemungkinan diperolehnya nilai yang unik untuk setiap parameter yang ada di dalam model dan kemungkinan persamaan simultan tidak ada solusinya. 3. Estimasi Tahap ini berkaitan dengan estimasi terhadap model untuk menghasilkan nilai-nilai parameter dengan menggunakan salah satu metode estimasi yang digunakan seringkali ditentukan berdasarkan kerakteristik dari variabel-variabel yang dianalisis. 4. Uji kecocokan Tahap ini berkaitan dengan pengujian kecocokan antara model dengan data. Beberapa kriteria ukuran kecocokan atau Goodness Of Fit (GOF) dapat digunakan untuk melaksanakan langkah ini. 32 5. Respesifikasi Tahap ini berkaitan dengan respesifikasi model berdasarkan atas hasil uji kecocokan tahap sebelumnya. Penelitian ini menggunakan langkah-langkah Structural Equation Modeling (SEM) adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan model berbasis konsep dan teori Melakukan pemahaman teori tentang pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja (K3) terhadap kinerja karyawan. Kemudian menentukan variabel laten dan variabel indikator berdasarkan teori. 2. Mengkonstruksi diagram path Variabel laten dan variabel indikator dibentuk dalam diagram path agar lebih mudah memahami bentuk hubungan antar variabel. 3. Konversi diagram path ke model struktural. Tahap selanjutnya model struktural dan model pengukuran digambarkan lebih jelas. 4. Memilih matriks input. Matriks input dipilih dan dimasukkan ke dalam perhitungan 5. Solusi standard model dan evaluasi Goodness Of Fit (GOF) Matriks input diolah dan melihat nilai Goodness Of Fit (GOF) dari model solusi standard. Nilai koefisen konstruk kesehatan dan keselamatan kerja apabila bernilai negatif tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan. 6. Intrepretasi model Tahap akhir adalah mengintrepretasikan model solusi standard, yaitu melihat besarnya pengaruh atau kontribusi variabel indikator terhadap variabel laten dan besarnya pengaruh antar variabel laten. Penyusunan hubungan jalur tiap atribut dalam model dapat dilihat pada Gambar 5. Indikator pelatihan keselamatan yaitu X1, indikator kontrol lingkungan kerja yaitu X2, indiaktor pengawasan dan disiplin yaitu X3, indikator publikasi keselamatan kerja yaitu X4, dan peningkatan kesadaran kesehatan dan keselamatan kerja yaitu X5, dimana lima indikator X tersebut akan menerangkan 33 variabel leten eksogen program kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Sedangkan indikator inisiatif yaitu Y1, indikator tanggung jawab sebagai Y2, indikator kerjasama yaitu Y3, indikator ketelitian yaitu Y4, dan indikator kedisiplinan yaitu Y5, variabel Y yang berjumlah lima indikator menerangkan variabel laten endogen kinerja karyawan. Adapun hipotesis yang dilakukan sebelum penelitian, adalah sebagai berikut: Hipotesis 1 = Indikator pelatihan keselamatan terdapat pengaruh yang positif kesehatan dan dan signifikan keselamatan terhadap kerja program (K3) divisi Engineering PT XYZ. Hipotesis 2 = Indikator kontrol lingkungan kerja terdapat pengaruh yang positif kesehatan dan dan signifikan keselamatan terhadap kerja program (K3) divisi Engineering PT XYZ. Hipotesis 3 = Indikator pengawasan dan disiplin terdapat pengaruh yang positif kesehatan dan dan signifikan keselamatan terhadap kerja program (K3) divisi Engineering PT XYZ. Hipotesis 4 = Indikator publikasi keselamatan kerja terdapat pengaruh yang positif dan signifikan terhadap program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) divisi Engineering PT XYZ. Hipotesis 5 = Indikator peningkatan kesadaran kesehatan dan keselamatan kerja (K3) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan terhadap program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) divisi Engineering PT XYZ. Hipotesis 6 = Indikator inisiatif terdapat pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Engineering PT XYZ. kinerja karyawan divisi 34 Hipotesis 7 = Indikator tanggung jawab terdapat pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan divisi Engineering PT XYZ. Hipotesis 8 = Indikator kerjasama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan divisi Engineering PT XYZ. Hipotesis 9 = Indikator ketelitian terdapat pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan divisi Engineering PT XYZ. Hipotesis 10 = Indikator kedisiplinan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan divisi Engineering PT XYZ. Model SEM menggunakan Latend Variable Score (LVS) dapat dilihat pada Gambar 5. X1 Y1 X2 Y2 Program K3 X3 Kinerja X4 Y3 Y4 X5 Y5 Gambar 5. Model SEM K3 terhadap Kinerja Karyawan Keterangan : X1= Pelatihan Keselamatan Y1= Inisiatif X2= Kontrol Lingkungan Kerja Y2= Tanggungjawab X3= Pengawasan dan Disiplin Y3= Kerjasama X4= Publikasi Keselamatan Kerja Y4= Ketelitian X5= Peningkatan Kesadaran K3 Y5= Kedisiplinan X = Program K3 Y = Kinerja 35 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Perusahaan Perusahaan PT XYZ bergerak dibidang property perkantoran yaitu penyewaan tempat ruang kerja dan gedung yang didirikan pada tahun 1996. Perusahaan memiliki desain arsitektur yang bagus, perencanaan ruang yang efisien, dan keunggulan operasional. Desain arsitektur melalui manajemen konstruksi yang berasal dari ahli lokal dan internasional, menciptakan bangunan yang memenuhi standar kenyamanan pengguna. PT XYZ terletak di daerah yang strategis dari berbagai arah untuk menjangkau lokasi perusahaan, dan lokasi bebas dari aturan lalu lintas three in one. Mempunyai luas bangunan total sebesar 90.830 meter persegi dengan 40 lantai membuat penyewa dan pengunjung dapat merasakan kenyamanan, kemewahan, dan fleksibilitas. Perusahaan memiliki perencanaan ruang yang efisien dibangun ditengah-tengah pusat perekonomian dan bisnis, membuat PT XYZ mendapat penghargaan landmark dari Pemerintah. Perusahaan PT XYZ terletak beberapa kavling dengan hotel berbintang, kedutaan besar negara sahabat, bursa efek, dan pusat konvensi, sehingga perusahaan PT XYZ merupakan bagian dari zona district bisnis. Lingkungan perusahaan PT XYZ dikelilingi pepohonan dan tanaman hijau yang subur, taman untuk tempat berkumpul, serta trotoar khusus pejalan kaki yang menambah nilai eksotik PT XYZ. Perusahaan PT XYZ menyewakan beberapa ruangan kerja yang dapat digunakan sebagai pertemuan rapat, operasional kerja perusahaan, dan bank. Bank yang menyewa diantaranya BCA, BNI, Permata, dan Global. Gedung I dapat digunakan sebagai tempat ibadah dan menggelar event-event penting perusahaan penyewa. Gedung II digunakan sebagai pusat operasional perbankan. Pembayaran uang kontrak sebagai bukti menyewa ruang kerja maupun gedung menggunakan alat tukar mata uang asing yaitu dollar Amerika ($) dan penyewa harus memiliki deposito selama setahun kepada PT XYZ. Ruangan PT XYZ berbentuk unik, dapat melihat panorama tata kota dari segala arah. Bagian atas gedung terdapat helipad yang dapat digunakan 36 mendarat helikopter sewaktu-waktu untuk urusan yang mendesak dan kedatangan tamu penting. Keunggulan operasional perusahaan PT XYZ, setiap ruangan kerja dilengkapi dengan air conditioner (AC) sentral, cahaya lampu sesuai standar dinas pekerjaan umum, dan desain interior ruangan yang mewah dapat disesuaikan dengan keinginan pelanggan. Fasilitas yang diberikan perusahaan kepada penyewa ruang kerja dan gedung meliputi: layanan kantor, minimart, kantor pos, restoran, security, air PDAM dan jetpump, listrik, power generator, serta lahan parkir kurang lebih luasnya 2400 meter persegi terletak di dalam area gedung yang terbagi dalam tiga basement. Lahan parkir kendaraan terletak di basement 1, 2, dan 3. Mampu menampung parkir mobil dan sepeda motor kurang lebih 300 unit untuk masing-masing basement. Keamanan yang diberikan perusahaan kepada penyewa ruangan adalah 24 jam non stop. Jabatan paling tinggi di dalam perusahaan PT XYZ adalah General Manager (GM), tugasnya adalah mengatur, mengawasi, membuat keputusan, memberikan informasi, dan menerima laporan secara keseluruhan dari empat departemen yang ada yaitu HRD, Engineering, Security, serta House Keeping. Setiap departemen dipimpin oleh seorang Chief. Chief HRD mempunyai tugas dan wewenang membuat laporan keuangan, menginput data karyawan baik yang aktif maupun tidak untuk keseluruhan departemen. Chief Security mempunyai tugas dan wewenang mengawasi kinerja bawahannya, mengetahui jumlah keseluruhan karyawan security, memberikan pelayanan keamanan terbaik untuk pelanggan. Chief House Keeping mempunyai tugas dan wewenang mengatur jalannya rumah tangga perusahaan, dan mengawasi kinerja karyawan seperti Office Boy dan Cleaning Service. Chief Engineering mempunyai tugas dan wewenag mengatur dan mengawasi jalannya kinerja empat divisi yaitu komunikasi, listrik, mechanic, air conditioner (AC), dan power generator division (PGD). Setiap divisi dipimpin oleh seorang supervisor, bertanggung jawab terhadap kinerja karyawannya. Sruktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada 37 Lampiran 3. Sehingga perusahaan dapat dipercaya oleh pelanggan yang ingin menyewa tempat tersebut. 4.2. Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Hasil penelitian menunjukkan bahwa program kesehatan dan keselamatan kerja sudah berjalan di perusahaan PT XYZ. Program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) meliputi pelatihan keselamatan, kontrol lingkungan kerja, pengawasan dan disiplin, publikasi keselamatan kerja, serta peningkatan kesadaran kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Pelatihan keselamatan yang dilakukan oleh PT XYZ untuk karyawan khususnya divisi engineering yang sering dilaksanakan yaitu pelatihan kebakaran dilakukan setiap enam bulan sekali, dampak dari pelatihan ini diharapkan membuat karyawan dapat lebih terampil saat terjadina kebakaran. Selain itu juga pelatihan keselamatan dapat memberikan ilmu pengetahuan kepada karyawan supaya saat bekerja dapat lebih menguasai dan memahami pekerjaan yang akan dikerjakan. Perusahaan juga memastikan bahwa seluruh karyawan telah mendapatkan pelatihan secara keseluruhan. Publikasi keselamatan kerja yang terdapat di PT XYZ meliputi pemasangan rambu-rambu bahaya pekerjaan, cara pemakaian alat pelindung diri yang terpampang di setiap sudut ruang kerja, bahaya merokok, cara menggunakan peralatan yang benar dan aman, serta terdapat pesan-pesan keselamatan pada setiap ruang kerja yang dimaksudkan untuk diperhatikan oleh karyawan saat bekerja. Adanya publikasi keselamatan kerja, karyawan memperhatikan keselamatan saat bekerja berdampak pada tingkat kesehatan setiap individu. Pengawasan dilakukan oleh chief engineering kepada bawahannya, meninjau dan melihat secara langsung kinerja karyawan. Apabila dalam melakukan pekerjaan karyawan tidak memenuhi standar kerja terlebih hasil yang dihasilkan tidak memuaskan, maka karyawan tersebut akan diberikan teguran. Kemudian melanggar tata cara kerja akan diberikan surat peringatan yang disesuaikan dengan tingkatan pelanggaran dari SP 1 sampai SP 3. Peningkatan kesadaran kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang terdapat di perusahaan dimulai pada tingkatan yang rendah sampai pada 38 tingkatan yang paling tinggi. Tingkatan yang rendah dimulai pada pribadi karyawan seperti penggunaan alat pelindung diri saat bekerja, dengan begitu karyawan telah sadar terhadap kesehatannya. Tingkatan yang paling tinggi yaitu perusahaan melibatkan setiap karyawan untuk memberikan masukanmasukan terkait peningkatan kesadaran kesehatan dan keselamatan, karena hasil masukan-masukan tersebut dijadikan keputusan pembuatan program yang sesuai dengan karyawannya. Kontrol lingkungan kerja perusahaan langsung dilakukan oleh atasan, dengan begitu dapat tercapai lingkungan yang kondusif. Perusahaan sering melakukan kontrol secara rutin. Hal yang sering dilakukan pengecekan adalah pengecekan alat pelindung diri mulai dari masker, alat penutup telinga, safety shoes, dan kacamata dilakukan secara berkala. Jika persediaan mendekati titik kritis maka secepatnya dilakukan pemesanan satu bulan sebelum masa habis persediaan kepada supplier. Kecuali untuk safety shoes dilakukan setiap tahun. Perusahaan tidak pernah melakukan kegiatan olahraga secara rutin, kegiatan dilakukan secara individu dan pengecekan kesehatan setiap karyawan hanya dilaksanakan apabila ada klaim dari karyawan. 4.3. Evaluasi Kinerja Karyawan Evaluasi kinerja yang dilakukan oleh perusahaan di PT XYZ untuk menilai hasil kerja karyawan divisi Engineering selama satu tahun meliputi inisiatif, tanggung jawab, dorongan dan produktivitas, membina hubungan, kerjasama, komunikasi verbal, ketelitian, kemampuan beradaptasi, kesan pribadi, kedisiplinan, serta kepimpinan. Inisiatif karyawan engineering dibutuhkan untuk memberikan masukan pemikiran kepada PT XYZ untuk menghasilkan inovasi baru perusahaan. Selain itu juga karyawan dituntut untuk bisa menyelesaikan masalah dan mencari solusi untuk hasil terakhir dari suatu permasalahan tersebut. Dapat dilihat pada karyawan divisi engineering harus memiliki wawasan dan pengetahuan, karena dengan wawasan dan pengetahuan yang lebih yang dimiliki setiap karyawan divisi engineering dapat menimbulkan pola pikir yang beragam yang berdampak pada pengambilan keputusan. 39 Tanggung jawab yang diberikan kepada karyawan divisi engineering disesuaikan terhadap bidang pekerjaannya. Apabila karyawan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap tugas yang diberikan, maka output yang dihasilkan akan memenuhi standar yang ingin dicapai perusahaan serta memiliki kualitas kerja yang sangat baik. Jika karyawan tidak memiliki tanggung jawab dalam dirinya saat bekerja, maka pekerjaan itu tidak dapat diselesaikan tepat waktu. Karyawan mengerjakan tanggung jawabnya dengan sepuh hati tidak ada paksaan sedikit pun untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan. Dorongan dan produktivitas terdapat di dalam perusahaan PT XYZ khususnya karyawan engineering. Suatu dorongan diberikan oleh atasan kepada bawahan untuk menghasilkan tingkat produktivitas kerja yang tinggi. Dengan adanya dorongan dari atasan diharapkan para karyawan termotivasi untuk bekerja lebih bersemangat untuk menghasilkan output yang lebih baik serta menggunakan waktu sebaik mungkin untuk produktivitas yang efektif dan efisien. Atasan juga memberikan motivasi kepada karyawan, supaya karyawan dapat bekerja secara serius dan bersungguh-sungguh untuk mencapai target yang sudah ditetapkan oleh manajemen perusahaan. Membina hubungan yang baik secara horizontal maupun vertikal dibutuhkan setiap karyawan divisi engineering dalam menyelesaikan tugas yang diberikan dari perusahaan dengan baik. Perusahaan menekankan pentingnya membina hubungan untuk menambah jaringan, berinteraksi, dan mendekatkan pribadi masing-masing karyawan serta atasan. Selain itu juga membina hubungan yang baik, karyawan dapat merasakan bahwa mereka adalah keluarga, dan menimbulkan rasa memiliki antar karyawan. Membina hubungan yang baik dapat memperkokoh silaturahmi baik antar atasan maupun sesame pekerja. Kerjasama atau teamwork sangat diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan. Perusahaan menuntut kepada setiap individu karyawan engineering memiliki kerjasama yang baik dengan sesama rekan kerja baik dalam satu departemen maupun berbeda departemen. Kerjasama yang baik, 40 membuat tugas yang diberikan oleh atasan dapat diselesaikan tepat waktu dan memuaskan. Komunikasi verbal yang dilakukan secara bertatap muka maupun tidak bertatap muka harus dimiliki oleh setiap karyawan engineering. Perusahaan menuntut karyawan untuk bisa menyampaikan informasi,pesan, dan pengetahuan secara jelas, baik kepada atasan maupun kepada sesama karyawan. Sehingga mencegah terjadinya kesalahan dalam komunikasi. Ketelitian termasuk kedalam keahlian teknis yang harus karyawan punya, karena pekerjaan ini khususnya pada divisi engineering membutuhkan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Apabila setiap karyawan memiliki kemampuan ketelitian yang tinggi saat bekerja, maka pekerjaan yang dihasilkan akan bagus. Selain itu kecakapan karyawan dalam bekerja akan hati-hati dan sesuai prosedur kerja. Sedangkan karyawan yang memiliki tingkat ketelitian yang rendah saat bekerja, mengakibatkan hasil yang tidak sesuai dan terkadang tidak menghasilkan output sama sekali dari pekerjaan tersebut. Kemampuan beradaptsi karyawan harus secara cepat tidak boleh melebihi batas yang sudah ditentukan oleh perusahaan PT XYZ. Karena perusahaan menginginkan karyawan mampu menyesuaikan kondisi lingkungan kerja. Apabila karyawan sangat lambat dan dibawah prosedur untuk menyesuaikan lingkungan pekerjaan, maka akan menghambat kinerja perusahaan. Perusahaan akan mengadakan evaluasi terhadap karyawan tersebut. Kesan pribadi yang baik harus diperlihatkan oleh setiap karyawan saat menghadapi atasan, pelanggan, maupun sesama karyawan. Karena kesan pribadi yang baik memberikan suatu kenyamanan, ketentraman, dan rasa kekeluargaan saat bekerja. Kedisiplinan dalam bekerja sudah ditentukan standar oleh perusahaan untuk dipatuhi seluruh karyawan PT XYZ. Misalnya untuk masuk jam kerja karyawan, 15 menit sebelum jam masuk sudah datang di kantor. Waktu yang masih longgar tersebut dapat digunakan untuk menyiapkan pakaian kerja, menggunakan perlengkapan alat pelindung diri, dan istirahat sebentar 41 sebelum siap untuk memulai pekerjaan. Apabila karyawan datang terlambat, langsung mengisi formulir pernyataan tidak datang terlambat, dan mendapatkan teguran dari Chief. Jika mengulangi kejadian yang sama maka dikenakan sanksi SP1-SP3. Kepemimpinan yang tegas sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi, setiap karyawan divisi engineering harus memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, bagus, dan berwibawa. Saat diberikan tanggungjawab sebagai pemimpin untuk memimpin rekan-rekan karyawan divisi engineering, diharapkan mampu mencapai tujuan kegiatan. Seorang pemimpin yang baik mampu membawa rekan-rekan kerja untuk memberikan dan mengeluarkan kemampuan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Penilaian dari keseluruhan hasil evaluasi kinerja, dapat dikategorikan dalam beberapa rentang nilai Tabel 3. Tabel 3. Penilaian Evaluasi Kinerja Rentang Nilai Kategori Intrepretasi Harus Memperlihatkan Perbaikan Dengan Segera. < 1.9 D Membutuhkan Penilaian Tambahan 2.0–2.9 C Sangat Kompeten 3.0–3.5 B Istimewa 3.6–4.0 A 4.4. Analisis Deskriptif Karakteristik Responden Menggunakan Tabulasi Silang Informasi karakteristik responden diperoleh berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada 40 orang karyawan divisi engineering, yang menjadi responden sebagai hasil keseluruhan dalam pengambilan data primer untuk dianalisis secara deskriptif menggunakan tabulasi silang. Menganalisis secara lebih lanjut karakteristik karyawan berdasarkan masa kerja terhadap jenis kelamin, usia, dan pendidikan terakhir. 4.4.1 Karakteristik Masa Kerja Terhadap Jenis Kelamin Karyawan divisi engineering PT XYZ yang menjadi responden dalam penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah karyawan didominasi oleh pekerja laki-laki yang berjumlah 40 orang atau 100 persen, dengan masa kerja > 15 tahun sebanyak 16 orang atau menunjukkan presentasi 40 persen. Hal ini disebabkan pekerjaan yang dilakukan pada divisi 42 engineering bersifat teknis dan membutuhkan tenaga yang lebih besar dibandingkan pekerja perempuan, sehingga karyawan laki-laki lebih penting dan dibutuhkan untuk menangani pekerjaan ini. Secara umum dipandang lebih pantas daripada pekerja perempuan. Karakteristik karyawan divisi engineering berdasarkan masa kerja terhadap jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Tabulasi Silang Karakteristik Masa Kerja Terhadap Jenis Kelamin Jenis Kelamin Total Laki-Laki Count 2 2 % of Total 5.0% 5.0% Count 2 2 % of Total 5.0% 5.0% Count 4 4 % of Total 10.0% 10.0% Count 9 9 % of Total 22.5% 22.5% Count 7 7 % of Total 17.5% 17.5% Count 16 16 % of Total 40.0% 40.0% Count 40 40 % of Total 100.0% 100.0% 1-3 4-6 7-9 Masa Kerja (Tahun) 10-12 13-15 >15 Total 4.4.2 Karakteristik Masa Kerja Terhadap Usia Karakteristik karyawan divisi engineering PT XYZ berdasarkan data tabulasi dapat dianalisis bahwa karyawan mayoritas berusia 35 s.d 39 tahun dengan presentasi 37.5 persen yaitu sebanyak 15 orang dengan lama masa kerja berkisar antara 10 s.d 12 tahun yang berjumlah 9 orang dengan presentasi 22.5 persen, menandakan bahwa karyawan yang bekerja di PT XYZ merupakan karyawan senior dan sudah berpengalaman dibidang engineering sehingga dapat dikatakan sudah ahli dan menguasai bidang pekerjaannya. Karakteristik masa kerja terhadap usia dapat dilihat pada Tabel 5. 43 Tabel 5. Hasil Tabulasi Silang Karakteristik Masa Kerja Terhadap Usia Usia Count 1-3 % of Total Count 4-6 % of Total Count Masa 7-9 % of Kerja Total (tahun) Count 10-12 % of Total Count 13-15 % of Total Count >15 % of Total Count Total % of Total Total 30 s.d 35 s.d 40 s.d 45 s.d 50 s.d 34 39 44 49 54 2 0 0 0 0 2 5.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 5.0% 1 1 0 0 0 2 2.5% 2.5% 0.0% 0.0% 0.0% 5.0% 0 4 0 0 0 4 0.0% 10.0% 0.0% 0.0% 0.0% 10.0% 0 9 0 0 0 9 0.0% 22.5% 0.0% 0.0% 0.0% 22.5% 0 1 6 0 0 7 0.0% 2.5% 15.0% 0.0% 0.0% 17.5% 0 0 4 6 6 16 0.0% 0.0% 10.0% 15.0% 15.0% 40.0% 3 15 10 6 6 40 7.5% 37.5% 25.0% 15.0% 15.0% 100.0% 4.4.3 Karakteristik Masa Kerja Terhadap Pendidikan Terakhir Karakteristik karyawan divisi engineering PT XYZ yang menjadi responden dalam penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas pendidikan terakhir karyawan yang bekerja memiliki latar belakang pendidikan SMA Sederajat dengan presentasi 92.5 persen berjumlah 37 orang dan masa kerja paling lama yaitu > 15 tahun dengan jumlah presentasi 32.5 persen. Hal ini menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan SMA Sederajat untuk bekerja di divisi engineering PT XYZ pada rentang tahun 1996-1998 sudah sangat memadai dan mampu untuk berkompetensi. Karakteristik masa kerja dengan pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel 6. 44 Tabel 6. Hasil Tabulasi Silang Karakteristik Masa Kerja Terhadap Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir SMA Sederajat Count D3 Total S1 2 0 0 2 5.0% 0.0% 0.0% 5.0% 2 0 0 2 5.0% 0.0% 0.0% 5.0% 4 0 0 4 10.0% 0.0% 0.0% 10.0% 9 0 0 9 22.5% 0.0% 0.0% 22.5% 7 0 0 7 17.5% 0.0% 0.0% 17.5% 13 2 1 16 32.5% 5.0% 2.5% 40.0% 37 2 1 40 92.5% 5.0% 2.5% 100.0% 1-3 % of Total Count 4-6 % of Total Count Masa 7-9 % of Total Kerja (tahun) Count 10-12 % of Total Count 13-15 % of Total Count >15 % of Total Count Total % of Total 4.5. Persepsi Karyawan Terhadap Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) terdiri dari pelatihan keselamatan, kontrol lingkungan kerja, pengawasan dan disiplin, publikasi keselamatan kerja, serta peningkatan kesadaran kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) secara keseluruhan dapat diketahui nilai rataan skor melalui hasil rekapitulasi dari kuesioner yang telah dijawab oleh responden. Nilai rataan menunjukkan persepsi karyawan terhadap pernyataan dalam kuesioner, dengan batasan nilai 1.00-1.75 menunjukkan persepsi sangat tidak setuju/sangat tidak baik; nilai 1.76-2.50 menunjukkan persepsi tidak setuju/tidak baik; nilai 2.51-3.25 menunjukkan persepsi setuju/baik; dan nilai 3.26-4.00 menunjukkan persepsi sangat setuju/sangat baik. Berdasarkan hasil rataan skor dari program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 7. 45 Hasil persepsi karyawan terhadap program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) secara keseluruhan, menunjukkan bahwa semua program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) memperoleh nilai rataan sebesar 3.22 yang termasuk pada kategori baik. Hasil persepsi karyawan, pelatihan keselamatan memperoleh nilai rataan paling tinggi yaitu 3.34 termasuk pada kategori sangat baik. Dapat disimpulkan bahwa dari lima program kesehatan dan keselamatan kerja lainnya, pelatihan keselamatan paling besar manfaatnya oleh karyawan divisi engineering PT XYZ. Sedangkan secara berturut-turut rataan skor terbesar meliputi publikasi keselamatan kerja memperoleh rataan 3.26, pengawasan dan disiplin mendapat rataan sebesar 3.24, peningkatan kesadaran kesehatan dan keselamatan kerja (K3) memperoleh hasil rataan sebesar 3.22, serta kontrol lingkungan kerja dengan nilai rataan sebesar 3.00. Tabel 7. Analisis Deskriptif Persepsi Karyawan Terhadap K3 No. Indikator Rataan Skor Intrepretasi 1 Pelatihan Keselamatan 3.34 Sangat Baik 2 Kontrol Lingkungan Kerja 3.00 Baik 3 Pengawasan dan Disiplin 3.24 Baik 4 Publikasi Keselamatan Kerja 3.26 Sangat Baik 5 Peningkatan Kesadaran K3 3.22 Baik Rataan 3.21 Baik 4.5.1 Pelatihan Keselamatan Nilai rataan skor yang didapatkan dari hasil penelitian pada pelatihan keselamatan menunjukkan hasil persepsi karyawan divisi engineering PT XYZ. Pelatihan keselamatan memiliki unsur yang meliputi: perusahaan telah memberikan pelatihan penggunaan alat-alat keselamatan kerja kepada karyawan, pelatihan keselamatan yang diselenggarakan perusahaan sudah sesuai standar OHSAS, pelatihan yang diberikan oleh perusahan untuk mendapatkan ISO 18001, pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja telah membuat karyawan berpartisipasi dalam menjaga lingkungan, dan pelatihan kesehatan dan keselamatan memberikan banyak informasi terhadap bahaya pekerjaan 46 serta pentingnya keselamatan kerja. Persepsi karyawan mengenai pelatihan keselamatan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Persepsi Karyawan Terkait Pelatihan Keselamatan Pelatihan Keselamatan No. Pernyataan Rataan Intrepretasi Skor Perusahaan telah memberikan 1 2 3 4 5 pelatihan penggunaan alat-alat keselamatan kerja kepada saya. Pelatihan keselamatan yang diselenggarakan perusahaan kepada saya sesuai standar OHSAS Menurut saya, pelatihan yang diberikan perusahan untuk mendapatkan ISO 18001 Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja telah membuat saya berpartisipasi dalam menjaga lingkungan Pelatihan K3 memberikan banyak informasi terhadap bahaya pekerjaan serta pentingnya keselamatan kerja Rataan 3.43 Sangat Baik 3.20 Baik 3.18 Baik 3.40 Sangat Baik 3.48 Sangat Baik 3.34 Sangat Baik Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 8), menunjukkan persepsi karyawan terhadap memperoleh nilai pelatihan rataan skor keselamatan sebesar secara 3.34. keseluruhan Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat persepsi karyawan terhadap pelatihan adalah sangat baik. Menurut persepsi karyawan sangat baik, dengan rataan skor 3.48 terhadap pernyataan bahwa pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) memberikan banyak informasi terhadap bahaya pekerjaan. Menurut persepsi karyawan baik, dengan rataan skor 3.18 terhadap pernyataan bahwa pelatihan yang diberikan perusahaan untuk mendapatkan ISO 18001. Nilai tersebut telah memperlihatkan bahwa persepsi karyawan terhadap semua pernyataan pelatihan keselamatan termasuk dalam kategori sangat baik. Namun karena mempunyai nilai rataan skor terkecil pada pernyataan pelatihan yang diberikan perusahaan untuk mendapatkan ISO 18001, tetap dibutuhkan langkah nyata untuk mengoptimalkan lebih lanjut, supaya dapat melaksanakan 47 pelatihan dengan sangat baik. Persepsi atasan pada program keselamatan sudah berjalan sangat baik, selalu diadakannya pelatihan keselamatan setiap enam bulan sekali. 4.5.2 Kontrol Lingkungan Kerja Pernyataan kontrol lingkungan kerja meliputi: perusahaan menyediakan ventilasi, suhu, dan penerangan di ruang kerja cukup baik, ruangan tempat saya bekerja cukup bersih, perusahaan selalu mengadakan pemeriksaan kesehatan karyawan secara rutin dan memberikan jaminan asuransi, perlengkapan keamanan keselamatan kerja selalu tersedia di lingkungan kerja, serta perusahaan selalu mengadakan kegiatan olahraga secara rutin untuk menjaga kesehatan pekerja. Persepsi karyawan terkait dengan kontrol lingkungan kerja dapat dilihat pada Tabel 9. Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 9), menunjukkan persepsi karyawan terhadap kontrol lingkungan kerja secara keseluruhan memperoleh rataan skor sebesar 3.00. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kontrol lingkungan kerja sudah berjalan dengan baik. Menurut persepsi karyawan sangat baik, dengan rataan skor 3.43 terhadap pernyataan bahwa perusahaan menyediakan ventilasi, penerangan yang cukup, dan pengaturan suhu memperoleh. Dapat disimpulkan bahwa kondisi tempat kerja karyawan sudah cukup nyaman untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Menurut persepsi karyawan tidak baik, dengan rataan skor 2.48 dan 2.50 terhadap pernyataan bahwa perusahaan melakukan pemeriksaan karyawan secara kontinu dan perusahaan sering melakukan kegiatan olahraga. Hasil ini dapat membuat atasan untuk lebih sering melakukan kontrol. Persepsi atasan belum semua program berjalan dengan baik, harus lebih mengupayakan adanya kegiatan internal yang dapat mengurangi stress kerja pada karyawan melalui kegiatan olahraga setiap akhir pekan. Sehingga karyawan dapat kembali bekerja lebih maksimal untuk menghasilkan output. 48 Tabel 9. Persepsi Karyawan Terkait Kontrol Lingkungan Kerja Kontrol Lingkungan Kerja No. Pernyataan Rataan Intrepretasi Skor Perusahaan menyediakan ventilasi, 1 2 3 4 5 suhu, dan penerangan di ruang kerja cukup baik. Ruangan tempat saya bekerja cukup bersih Perusahaan selalu mengadakan pemeriksaan kesehatan karyawan secara rutin dan memberikan jaminan asuransi. Perlengkapan keamanan dan keselamatan kerja selalu tersedia di lingkungan kerja saya. Perusahaan selalu mengadakan kegiatan olahraga secara rutin untuk menjaga dan menunjang kesehatan pekerja Rataan 3.43 Sangat Baik 3.23 Baik 2.48 Tidak Baik 3.35 Sangat Baik 2.50 Tidak Baik 3.00 Baik 4.5.3 Pengawasan dan Disiplin Pengawasan dan disiplin memiliki unsur dalam setiap pernyataan yang diantaranya meliputi: perusahaan selalu melakukan pengecekan alat-alat keselamatan kerja dan mesin-mesin sebelum dioperasikan secara rutin, perusahaan selalu mewajibkan bagi seluruh karyawan menggunakan alat pelindung diri saat bekerja, melakukan sidak secara tiba-tiba, serta memiliki aturan yang tegas terkait dengan keselamatan kerja. Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 10), menurut persepsi karyawan sangat baik, dengan rataan skor 3.40 terhadap pernyataan bahwa perusahaan selalu mewajibkan bagi seluruh karyawan menggunakan alat pelindung diri saat bekerja. Menurut persepsi karyawan baik, dengan rataan 2.95 terhadap pernyataan bahwa perusahaan melakukan sidak secara tiba-tiba. Secara keseluruhan pengawasan dan disiplin sudah berjalan baik. Namun lebih diusahakan lagi supaya pengawasan dan disiplin berjalan lebih optimal. Persepsi atasan sudah melakukan pengawasan dengan baik terhadap kinerja karyawan dan memantau setiap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan. Karyawan tersebut telah mematuhi standar prosedur yang 49 ditetapkan, salah satunya adalah penggunaan alat pelindung diri saat bekerja. Tabel 10. Persepsi Karyawan Terkait Pengawasan dan Disiplin Pengawasan dan Disiplin No. Pernyataan Rataan Intrepretasi Skor Perusahaan selalu melakukan 1 2 3 4 5 pengecekan alat-alat keselamatan kerja secara rutin. Perusahaan selalu melakukan pengecekan terhadap mesin-mesin sebelum dioperasikan. Perusahaan selalu mewajibkan bagi seluruh karyawan menggunakan alat pelindung diri saat bekerja. Perusahaan melakukan sidak secara tibatiba Perusahaan telah mempunyai aturan yang tegas terkait dengan keselamatan kerja. Rataan 3.30 Sangat Baik 3.30 Sangat Baik 3.40 Sangat Baik 2.95 Baik 3.25 Baik 3.24 Baik 4.5.4 Publikasi Keselamatan Kerja Nilai rataan skor yang didapatkan dari hasil penelitian pada publikasi keselamatan kerja, menunjukkan persepsi karyawan divisi engineering PT XYZ. Pernyataan tentang publikasi keselamatan kerja meliputi: perusahaan mensosialisasikan penggunaan alat pelindung diri (APD), telah memasang rambu-rambu tanda peringatan bahaya di tempat strategis, memberikan informasi tentang tingkat bahaya, atasan memberikan contoh yang baik dalam bekerja, dan terdapat pesanpesan. Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 11), publikasi keselamatan kerja. Menurut persepsi karyawan, perusahaan telah melaksanakan program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dengan sangat baik, memperoleh rataan skor keseluruhan sebesar 3.26. Menurut persepsi karyawan sangat baik, dengan rataan skor sebesar 3.40 terhadap pernyataan bahwa perusahaan telah mensosialisasikan penggunaan alat pelindung diri dan alat pemadam kebakaran. Menurut persepsi karyawan baik, dengan rataan skor 3.13 terhadap pernyataan bahwa 50 perusahaan memberikan informasi tentang tingkat bahaya pekerjaan kepada karyawan. Walaupun secara keseluruhan sudah sangat baik, nilai yang kurang harus dioptimalkan lagi. Persepsi atasan terhadap publikasi sudah berjalan sangat baik, salah satunya yang diterapkan di perusahaan tersebut dengan memasang gambar-gambar bahaya kecelakaan dan tulisan-tulisan keselamatan, tata cara pekerjaan pada dinding, serta ruangan kerja karyawan. Tabel 11. Persepsi Karyawan Terkait Publikasi Keselamatan Kerja Publikasi Keselamatan Kerja No. Pernyataan Rataan Intrepretasi Skor Perusahaan mensosialisasikan 1 2 3 4 5 penggunaan alat pelindung diri (APD) dan alat pemadam kebakaran. Perusahaan telah memasang ramburambu tanda peringatan bahaya di tempat strategis. Perusahaan memberikan informasi tentang tingkat bahaya pekerjaan kepada karyawan. Atasan saya memberikan contoh yang baik mengenai cara bekerja yang aman dan sehat. Di lingkungan perusahaan terdapat pesan – pesan tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Rataan 3.40 Sangat Baik 3.28 Sangat Baik 3.13 Baik 3.23 Baik 3.25 Baik 3.26 Sangat Baik 4.5.5 Peningkatan Kesadaran K3 Nilai rataan yang didapatkan dari peningkatan kesadaran K3, menunjukkan persepsi karyawan divisi engineering PT XYZ. Peningkatan kesadaran K3 meliputi pernyataan: menempatkan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) sebagai prioritas utama dalam bekerja, menginginkan masukan terkait dengan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3), berkomitmen secara serius untuk meningkatkan kesadaran terkait kesehatan dan keselamatan kerja (K3), penggunaan alat pelindung diri saat bekerja, dan berperan aktif dalam 51 penerapan program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dalam bekerja. Tabel 12. Persepsi Karyawan Terkait Peningkatan Kesadaran K3 Peningkatan Kesadaran K3 No. Pernyataan Rataan Intrepretasi Skor Perusahaan telah menempatkan K3 3.25 Baik 1 2 3 4 5 sebagai prioritas utama dalam bekerja. Perusahaan menginginkan masukanmasukan dari saya terkait dengan masalah K3. Menurut saya, perusahaan berkomitmen secara serius untuk meningkatkan kesadaran terkait K3. Saya selalu menggunakan alat pelindung diri saat bekerja. Perusahaan menginginkan saya berperan aktif dalam penerapan program K3 dalam bekerja. Rataan 3.15 Baik 3.23 Baik 3.28 Sangat Baik 3.20 Baik 3.22 Baik Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 12), peningkatan kesadaran K3 diperoleh nilai rataan keseluruhan sebesar 3.22 yang termasuk dalam kategori baik. Menurut persepsi karyawan sangat baik, dengan rataan skor 3.28 tehadap pernyataan menggunakan alat pelindung diri saat bekerja mempunyai. Dapat disimpulkan bahwa semua pekerja telah menggunakan alat pelindung diri saat bekerja. Menurut persepsi karyawan baik, dengan rataan skor 3.15 terhadap pernyataan bahwa perusahaan menginginkan masukan dari karyawan. 4.6. Persepsi Karyawan Terhadap Kinerja Kinerja karyawan memiliki lima indikator yang terdiri dari: inisiatif, tanggung jawab, kerjasama, ketelitian, dan kedisiplinan. Indikator tersebut dapat diketahui nilai rataan skala melalui kuesioner yang telah dijawab oleh responden. Berdasarkan hasil rataan skala dari kelima indikator kinerja karyawan diperoleh rincian skala secara keseluruhan yang dapat dilihat pada Tabel 13. Persepsi karyawan dengan menggunakan kuesioner diperoleh nilai 52 kinerja karyawan secara keseluruhan memperlihatkan bahwa persepsi karyawan terhadap kinerja mempunyai nilai rataan skala sebesar 3.25 yang menunjukkan bahwa kinerja yang dimiliki karyawan sudah berjalan dengan baik. Tanggung jawab dan kedisiplinan yang dimiliki oleh karyawan divisi engineering PT XYZ sudah sangat baik, dapat diartikan bahwa mereka bekerja dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati. Tabel 13. Rataan Skor Kuesioner Kinerja Karyawan No. Indikator Rataan Skor Inisiatif 1 3.18 2 Tanggung jawab 3.28 3 Kerjasama 3.27 4 Ketelitian 3.23 5 Kedisiplinan 3.28 Rataan 3.25 Intrepretasi Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik 4.6.1 Inisiatif Nilai rataan yang didapatkan dari inisiatif, menunjukkan persepsi karyawan divisi engineering PT XYZ. Inisiatif memiliki beberapa pernyataan yaitu kemampuan karyawan untuk mengeluarkan potensi yang dimilikinya baik itu berupa gagasan, tindakan yang dilakukan berdasarkan dorongan hati tanpa paksaan, mampu mengkomunikasikan gagasan secara efektif, menemukan solusi untuk pemecahan masalah, dan bertanya apabila mengalami kesulitan. Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 14), persepsi karyawan terhadap inisiatif, secara keseluruhan menunjukkan nilai rataan sebesar 3.18. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap inisiatif sudah berjalan dengan baik. Persepsi karyawan sangat baik, dengan rataan skor 3.33 terhadap pernyataan karyawan akan bertanya kepada teman kerja apabila mengalami kesulitan dalam bekerja. Menurut persepsi karyawan baik, dengan rataan skor 3.05 terhadap pernyataan bahwa mampu mengkomunikasikan secara efektif. Kesimpulan yang didapatkan bahwa karyawan divisi engineering apabila mengalami kesulitan dalam bekerja akan selalu bertanya kepada teman. Namun 53 dalam mengkomunikasikan ide dengan efektif harus lebih dioptimalkan lagi supaya bisa berjalan sangat baik. Persepsi atasan terhadap inisiatif yang dimiliki karyawan divisi engineering sudah berjalan baik. Karyawan dapat mencari solusi dalam menyelesaikan permasalahan baik secara individu maupun bersama-sama. Tabel 14. Persepsi Karyawan Terkait Inisiatif Inisiatif No. Pernyataan Rataan Skor Saya selalu bertanya kepada rekan 1 2 3 4 5 kerja apabila mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaan Saya selalu mampu menemukan beberapa alternatif solusi dari suatu masalah. Saya selalu suka menemukan gagasan baru Saya selalu bertindak karena dorongan hati bukan paksaan Saya selalu mampu mengkomunikasikan gagasan secara efektif. Rataan Intrepretasi 3.33 Sangat Baik 3.10 Baik 3.15 Baik 3.28 Sangat Baik 3.05 Baik 3.18 Baik 4.6.2 Tanggung Jawab Nilai rataan skor tanggung jawab, menunjukkan persepsi karyawan divisi engineering PT XYZ. Tanggung jawab memiliki beberapa pernyataan diantaranya adalah tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan wewenang, mendahulukan kepentingan pekerjaan daripada kepentingan pribadi, menyelesaikan tugas tepat waktu, memberikan hasil yang memuaskan, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 15), menunjukkan persepsi karyawan terhadap tanggung jawab sudah berjalan sangat baik. Terlihat dari hasil rataan skor secara keseluruhan dari lima pernyataan memperoleh nilai akhir sebesar 3.28. Menurut persepsi karyawan sangat baik, dengan rataan skor 3.38 terhadap pernyataan karyawan selalu memberikan hasil yang memuaskan dari pekerjaan yang 54 dihasilkan. Menurut persepsi karyawan baik, dengan rataan skor 3.20 terhadap pernyataan tugas-tugas yang diberikan kepada karyawan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Untuk nilai terkecil yang masih berada pada intrepetasi baik, harus dioptimalkan lebih lanjut supaya semua dapat berjalan dengan sangat baik. Persepsi atasan sudah berjalan baik terhadap tanggung jawab yng dimiliki karyawan, terlihat dari pekerjaan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati. Tabel 15. Persepsi Karyawan Terkait Tanggung Jawab Tanggung Jawab No. Pernyataan Rataan Intrepretasi Skor Tugas-tugas yang diberikan kepada 3.20 Baik 1 2 3 4 5 saya sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab. Saya selalu mendahulukan kepentingan pekerjaan daripada kepentingan pribadi. Saya selalu menyelesaikan tugas tepat waktu Saya selalu memberikan hasil yang memuaskan dari hasil pekerjaan yang saya lakukan. Saya selalu bertanggung jawab terhadap lingkungan tempat saya bertugas. Rataan 3.28 Sangat Baik 3.25 Baik 3.38 Sangat Baik 3.30 Sangat Baik 3.28 Sangat Baik 4.6.3 Kerjasama Nilai rataan skor kerjasama, menunjukkan persepsi karyawan divisi engineering PT XYZ. Kerjasama memiliki beberapa unsur pernyataan diantaranya adalah mampu bekerja sama dengan rekan kerja satu departemen, kerjasama antara atasan dan bawahan sudah terjalin dengan baik, mampu bekerjasama dalam kondisi apapun, pentingnya kerjasama dengan departemen lain, serta mempunyai hubungan yang baik sesama rekan kerja. Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 16), menunjukkan bahwa persepsi karyawan terkait dengan kerjasama memiliki nilai rataan 55 keseluruhan sebesar 3.27, termasuk dalam intrepretasi sangat baik. Menurut persepsi karyawan sangat baik, dengan rataan skor 3.35 terhadap pernyataan bahwa karyawan mampu bekerja sama dengan orang lain dalam menyelesaikan pekerjaan dalam satu departemen dan perusahaan menekankan pentingnya kerjasama dengan departemen lain. Dapat disimpulkan bahwa karyawan telah melaksanakan kerjasama baik dalam satu departemen maupun departemen lain. Menurut persepsi karyawan baik, dengan rataan skor 3.13 terhadap pernyataan bahwa karyawan mampu diajak bekerjasama dalam kondisi apapun. Persepsi atasan terhadap kerjasama yang dilakukan karyawan sudah berjalan sangat baik, terlihat pada keterpaduan teamwork. Tabel 16. Persepsi Karyawan Terkait Kerjasama Kerjasama No. Pernyataan Rataan Skor Saya selalu mampu bekerja sama 3.35 1 2 3 4 5 dengan orang lain dalam menyelesaikan pekerjaan dalam satu departemen Menurut saya, kerjasama antara atasan dan bawahan sudah terlaksana dengan baik. Saya selalu mampu diajak kerja sama dalam kondisi apapun. Perusahaan menekankan kepada saya pentingnya kerja sama dengan departemen lain. Saya selalu mempunyai hubungan yang baik dengan rekan kerja. Rataan Intrepretasi Sangat Baik 3.23 Baik 3.13 Baik 3.35 Sangat Baik 3.28 Sangat Baik 3.27 Sangat Baik 4.6.4 Ketelitian Nilai rataan skor dari hasil penelitian pada ketelitian, menunjukkan persepsi karyawan divisi engineering PT XYZ. Ketelitian memiliki beberapa unsur pernyataan diantaranya adalah membutuhkan ketelitian dalam bekerja, melakukan pengecekan terhadap oli mesin, baterai starter, bahan bakar minyak, dan berhatihati saat melakukan pembersihan mesin. 56 Tabel 17. Persepsi Karyawan Terkait Ketelitian Ketelitian No. Pernyataan Rataan Skor Menurut saya, pekerjaan ini 1 2 3 4 5 membutuhkan ketelitian dan kecermatan yang tinggi Saya selalu melakukan pengecekan oli mesin Saya selalu melakukan pengecekan terhadap Baterai Starter Saya selalu melakukan pengecekan terhadap bahan bakar minyak Saya selalu berhati-hati saat pembersihan mesin. Rataan Intrepretasi 3.40 Sangat Baik 3.18 Baik 3.15 Baik 3.15 Baik 3.28 Sangat Baik 3.23 Baik Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 17), menunjukkan persepsi karyawan terkait dengan ketelitian sudah berjalan dengan baik mempunyai rataan skor sebesar 3.23. Menurut persepsi karyawan sangat baik, dengan rataan skor 3.40 terhadap pernyataan bahwa pekerjaan di divisi engineering membutuhkan ketelitian dan kecermatan saat bekerja sangat tinggi. Menurut persepsi karyawan baik, dengan rataan skor 3.15 terhadap pernyataan bahwa karyawan selalu melakukan pengecekan baterai starter dan melakukan pengecekan terhadap bahan bakar minyak. Nilai terkecil harus lebih dimaksimalkan supaya ketelitian karyawan dapat berjalan dengan sangat baik. Persepsi atasan terhadap hasil kerja karyawannya saat bekerja adalah baik, dapat dilihat pada saat mengerjakan perawatan mesin dilakukan dengan hati-hati dan perhitungan. 4.6.5 Kedisiplinan Nilai rataan kedisiplinan, menunjukkan persepsi karyawan divisi engineering PT XYZ. Kedisiplinan meliputi pernyataan menaati peraturan, datang tepat waktu, mengutamakan etos kerja, menghindari pemakaian alat komunikasi kerja, dan hadir setiap hari kerja. Persepsi karyawan dapat dilihat pada Tabel 18. 57 Tabel 18. Persepsi Karyawan Terkait Kedisiplinan Kedisiplinan No. Pernyataan Rataan Skor Saya selalu menaati segala peraturan 3.43 1 2 3 4 5 yang telah dibuat oleh perusahaan. Saya selalu datang waktu sesuai dengan jam masuk kerja. Saya selalu mengedepankan etos kerja. Saya selalu menghindari pemakaian alat komunikasi saat bekerja. Saya selalu hadir setiap hari kerja. Rataan Intrepretasi Sangat Baik 3.28 Sangat Baik 3.30 Sangat Baik 3.18 Baik 3.20 Baik 3.28 Sangat Baik Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 18) menunjukkan persepsi karyawan secara keseluruhan untuk pernyataan kedisiplinan mempunyai rataan sebesar 3.28. Kedisiplinan karyawan divisi engineering PT XYZ sudah sangat baik. Menurut persepsi karyawan, dengan rataan skor 3.43 terhadap pernyataan bahwa menaati segala peraturan yang telah dibuat, hal ini memperlihatkan bahwa karyawan memiliki kepatuhan yang tinggi kepada peraturan yang berlaku. Mereka menyadari pentingnya menaati peraturan buat diri sendiri saat bekerja. Persepsi karyawan baik, dengan rataan skor 3.18 terhadap pernyataan menghindari pemakaian alat komunikasi kerja, hasil tersebut menunjukkan bahwa ada beberapa karyawan yang masih menggunakan alat komunikasi saat bekerja. Untuk nilai terkecil harus lebih dimaksimalkan, supaya seluruh pernyataan dapat berjalan dengan sangat baik. Persepsi atasan terhadap kedisiplinan karyawan saat bekerja sudah memenuhi standar perusahan, dimana karyawan mematuhi segala aturan yang dibuat perusahaan dan menerapkannya dengan sangat baik. Terlihat pada saat jam masuk kerja dan pemakaian alat pelindung diri (APD). 58 4.7. Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan Hasil karakteristik karyawan divisi engineering PT XYZ, memperlihatkan bahwa karyawan laki-laki memiliki jumlah yang sangat banyak dibandingkan dengan karyawan berjenis kelamin perempuan. Terlihat pada hasil tabulasi kuesioner responden seluruhnya berjenis kelamin laki-laki yang berjumlah 40 orang atau 100 persen, mayoritas usia karyawan yang bekerja pada divisi engineering berada pada rentang usia 35 – 39 tahun sebesar 37.5 persen atau 15 orang, pendidikan terakhir karyawan ngineering mayoritas adalah SMA Sederajat sebesar 92.5 persen atau 37 orang, dan masa kerja karyawan engineering mayoritas > 15 tahun sebanyak 40 persen atau 16 orang. Pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja (K3) terhadap kinerja karyawan menggunakan alat analisis data yaitu Structural Equation Modeling (SEM) metode Latend Variable Score (LVS) dengan bantuan software LISREL 8.30 for windows. Penggunaan Structural Equation Modeling (SEM) bertujuan untuk mendapatkan yang terbaik dari model yang dihasilkan oleh model Structural Equation Modeling (SEM) itu sendiri. Model persamaan struktural yang dihasilkan nantinya akan memenuhi standar Goodness Of Fit (GOF) yang sudah ditentukan standarnya berdasarkan ketetapan. Jika indikator yang menilai adalah fit, nilai yang dihasilkan memenuhi standar Cut-off-value, maka bisa dihasilkan nilai Good Fit. Sedangkan indikatornya yang menilai adalah fit tetapi tidak memenuhi standar maka indikator tersebut termasuk pada kategori marginal fit/close fit/poor fit dengan aturan rentang nilai yang semakin jauh dari standar sebenarnya. Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di simbolkan X, dan Kinerja dengan simbol Y. Model yang dihasilkan oleh Structural Equation Modeling (SEM) dapat dilihat pada Model 1 (Gambar 6 dan 7). 59 Pelatihan Keselamatan Inisiatif Kontrol Lingkung an Kerja Tanggung Jawab Pengawas an dan Disiplin Kerjasama Publikasi Keselamat an Kerja Ketelitian Peningkatan Kesadaran K3 Kedisiplinan Gambar 6. Koefisien Lintas Model 1 Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pelatihan Keselamatan Inisiatif Kontrol Lingkungan Kerja Tanggung Jawab Pengawasan dan Disiplin Kerjasama Publikasi Keselamatan Kerja Ketelitian Peningkatan Kesadaran K3 Kedisiplinan Gambar 7. Nilai Signifikan Test (Uji-t) Model 1 Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan Berdasarkan hasil penelitian (Gambar 6 dan 7), menunjukkan bahwa nilai koefisien konstruk yang dihasilkan dari perhitungan SEM dengan metode LVS bernilai positif dan signifikan sebesar 0.18. Nilai 0.18 bernilai positif dan memenuhi standar tidak bernilai negatif yang berarti program kesehatan 60 dan keselamatan kerja (K3) mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan divisi engineering PT XYZ. Terbukti bahwa seluruh program kesehatan secara keseluruhan yang meliputi pelatihan keselamatan, publikasi keselamatan K3, peningkatan kesadaran K3, kontrol lingkungan, serta pengawasan dan disiplin memberikan keterikatan yang tinggi pada kinerja karyawan divisi engineering. Tabel 19. Good Of Fit (GOF) Model 1 Good Of Fit Model 1 Absolute fit model 107.35 Chi-Square 32 Degree of freedom 0.95 GFI 0.246 RMSEA Incremental fit model 0.91 AGFI 0.93 NFI 1.00 NNFI 1.00 IFI 0.90 RFI 1.00 CFI Parsimonius Goodness Of Fit Index 0.55 PGFI 0.66 PNFI Syarat Keterangan Model 1 Nilai Kecil Nilai Kecil ≥ 0.90 ≤ 0.08 Good Fit Good Fit Good Fit Good Fit ≥ 0.90 ≥ 0.90 ≥ 0.90 ≥ 0.90 ≥ 0.90 ≥ 0.90 Good Fit Good Fit Good Fit Good Fit Good Fit Good Fit Nilai Tinggi Nilai Tinggi Good Fit Good Fit Loading factor yang diperoleh dari hasil perhitungan SEM dengan LVS secara keseluruhan menunjukkan nilai positif baik untuk program K3 dan kinerja, dapat diartikan bahwa kesemuanya memberikan pengaruh. Peningkatan kesadaran K3 mempunyai pengaruh paling tinggi dengan nilai 1.00 terhadap pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja divisi engineering PT XYZ, sedangkan ketelitian memberikan pengaruh paling tinggi dengan nilai 0.96 terhadap kinerja karyawan divisi engineering. Nilai t-value pada hasil perhitungan didapatkan nilai sebesar 4.32, hal ini menunjukkan bahwa program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) memberikan pengaruh nyata terhadap kinerja karyawan divisi engineering karena diatas standar ketentuan sebesar 1.96. Perhitungan keseluruhan 61 terdapat pada Lampiran 4. Rekapitulasi hasil perhitungan SEM dengan LVS dapat dilihat pada Tabel 19. Model Persamaan Struktural (SEM) digunakan untuk mengetahui bentuk dan besar pengaruh antara variabel laten bebas, yaitu kesehatan dan keselamatan kerja (ξ1) dengan variabel laten terikat, yaitu kinerja karyawan (η1). Setiap data yang terdapat pada Gambar 6 dan 7, diambil rataannya yang mempunyai tujuan mewakili nilai dari setiap data yang akan diolah menggunakan software LISREL 8.30 for windows. Hasil pengolahan data menggunakan software LISREL 8.30 for windows menyatakan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja (ξ1) memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan (η1) dapat dilihat pada koefisien konstruk (γ) sebesar 0.18. Berikut Tabel 20. Nilai Loading Factor (λ) dan t-value untuk Semua Variabel. Tabel 20. Nilai Loading Factor (λ) dan t-value untuk Semua Variabel Variabel Laten Kesehatan dan Keselamatan Kerja Kinerja Variabel Indikator Pelatihan Keselamatan Kontrol Lingkungan Kerja Pengawasan dan Disiplin Publikasi Keselamatan Kerja Peningkatan Kesadaran K3 Inisiatif Tanggung Jawab Kerjasama Ketelitian Kedisiplinan Loading factor (λ) 0.88 0.87 0.69 0.45 1.00 0.69 0.83 0.83 0.96 0.85 t-value 7.27 7.95 5.52 4.39 12.17 4.79 3.66 3.30 3.31 3.16 Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan karena memiliki t-value lebih dari 1.96 sebesar 4.32, sehingga dapat disimpulkan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja (K3) mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap peningkatan kinerja karyawan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja (K3) karyawan divisi engineering PT XYZ sudah baik, sehingga menunjukkan keterikatan yang tinggi terhadap kinerja karyawan. 62 4.7.1 Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Hasil pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dapat dilihat pada Tabel 21. Untuk mendapatkan nilai kontribusi terlebih dahulu dicari nilai kuadrat antara koefisien konstruknya dikali loading faktornya. Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 21, peningkatan kesadaran K3 mempunyai kontribusi paling besar dengan nilai 0.0324 (bernilai positif) dan semua berpengaruh positif kepada peningkatan kinerja karyawan. Kontribusi tersebut memperlihatkan bahwa peningkatan kesadaran K3 berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kinerja karyawan. Sedangkan pada publikasi keselamatan kerja mempunyai kontribusi paling rendah dengan nilai 0.0066 (bernilai positif). Tabel 21. Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Loading Koefisien factor Konstruk Indikator (λ) (γ) Kontribusi Pelatihan Keselamatan 0.88 0.18 0.0251 Kontrol Lingkungan Kerja 0.87 0.18 0.0245 Pengawasan dan Disiplin 0.69 0.18 0.0154 Publikasi Keselamatan Kerja 0.45 0.18 0.0066 Peningkatan Kesadaran K3 1.00 0.18 0.0324 Peningkatan kesadaran kesehatan dan keselamatan kerja dapat disimpulkan mempunyai peranan signifikan dan positif dalam peningkatan kinerja, dikarenakan karyawan sudah memahami dan memiliki kesadaran tinggi terhadap bahaya yang akan menimpanya, jika tidak mematuhi rambu-rambu saat bekerja. Selain itu juga karyawan membuat langkah safety dalam melakukan setiap pekerjaan. Pelatihan keselamatan mempunyai nilai loading factor sebesar 0.88 dan kontribusi 0.0251. Memiliki pengaruh signifikan kedua terhadap peningkatan kinerja karyawan. Hal ini sangat diperlukan karyawan divisi engineering untuk menambah pengetahuan, informasi, dan keterampilan dalam penggunaan alat keselamatan dan 63 alat pemadam kebakaran apabila sewaktu-waktu terdapat gangguan, maka mereka dengan cepat mengatasi karena sudah terlatih sebelumnya. Sehingga kinerja mereka akan meningkat karena bertambahnya Hard Skill dari diadakannya pelatihan keselamatan. Kontrol lingkungan kerja mempunyai nilai loading factor sebesar 0.87 dan kontribusi 0.0245. Hal ini menunjukkan bahwa kontrol lingkungan juga mempunyai nilai signifikan ketiga dan berperan dalam peningkatan kinerja karyawan. Kontrol lingkungan kerja meliputi penyediaan sarana dan prasarana yang dapat digunakan oleh karyawan divisi engineering supaya lebih optimal dalam bekerja. Dengan adanya kontrol lingkungan kerja, karyawan akan bekerja dengan nyaman dan merasa telah menjadi bagian dari PT XYZ. Pengawasan dan disiplin mempunyai nilai loading factor sebesar 0.69 dan nilai kontribusi 0.0154. Hal ini menunjukkan bahwa pengawasan dan disiplin juga memberikan pengaruh yang signifikan yang diperlukan dalam peningkatan kinerja karyawan. Adanya aturan tetap yang jadi pedoman dalam melakukan pekerjaan, pengecekan secara rutin terhadap alat-alat kerja, dan mesin, serta perhatian dari atasan yang membuat kinerja karyawan dalam bekerja lebih disiplin, rajin, dan berusaha semaksimal mungkin memberikan hasil yang memuaskan. Publikasi keselamatan kerja meliputi sosialisasi penggunaan alat pelindung diri, memberikan berbagai informasi terkait tentang bahaya kepada karyawan, dan pemasangan rambu-rambu ditempat strategis memberikan pengaruh yang paling kecil dalam peningkatan kinerja karyawan. Terlihat pada loading factor 0.45 dan kontribusi sebesar 0.0066. Menunjukkan bahwa karyawan sudah mengetahui tentang bahaya pekerjaan yang berasal dari informasi dari luar maupun dalam sehingga publikasi keselamatan kerja memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja karyawan. tidak 64 4.7.2 Kinerja Karyawan Divisi Engineering PT XYZ Kinerja karyawan divisi Engineering PT XYZ dianalisis meliputi: inisiatif, tanggung jawab, kerjasama, ketelitian, dan kedisiplinan. Inisiatif menunjukkan kemampuan individu untuk mencari ide, solusi, dan pemecahan masalah dalam setiap pekerjaan yang dirasakan sulit, tanggung jawab menunjukkan bahwa karyawan mempunyai kewajiban terhadap pekerjaan yang harus diselesaikan, apabila dikerjakan dengan sepenuh hati maka pekerjaan itu dapat selesai tepat waktu. Kerjasama dibutuhkan dalam pekerjaan, biar tugas yang diberikan kepada karyawan cepat selesai dan memperingankan beban. Ketelitian dalam bekerja menunjukkan cara kerja karyawan dalam menjalankan tugas sehari-hari, apabila mempunyai ketelitian tinggi maka karyawan tersebut akan bekerja secara hati-hati yang sesuai dengan prosedur kerja. Kedisiplinan sangat dibutuhkan karyawan, karena bekerja secara disiplin berdampak pada hasil yang diperoleh nantinya memperlihatkan pencapaian yang maksimal. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Nilai Loading Factor Kinerja Karyawan Loading factor (λ) 0.69 0.83 0.83 0.96 0.85 Indikator Inisiatif Tanggung Jawab Kerjasama Ketelitian Kedisiplinan Berdasarkan hasil penelitian, Tabel 22, menunjukkan ketelitian memiliki nilai loading factor yang paling besar dibanding kinerja lainnya dengan nilai 0.96. Nilai loading factor yang paling besar memperlihatkan bahwa faktor yang paling berpengaruh dalam membentuk variabel laten kinerja karyawan secara signifikan. Hal tersebut menunjukkan dalam penerapan pekerjaan, kehati-hatian sangat diperhatikan dalam bekerja. Melalui program kesehatan dan keselamatan kerja, ketelitian sangat besar pengaruhnya dalam peningkatan kinerja dibandingkan dengan kedisiplinan, kerjasama, 65 tanggung jawab, dan inisiatif. Selain itu karyawan divisi engineering PT XYZ juga dapat dinilai telah memenuhi standar kinerja perusahaan dalam melaksanakan tugas-tugas mereka serta menguasai pekerjaan mereka masing-masing. 4.8. Implikasi Manajerial Berdasarkan pada hasil penelitian yang sudah dilakukan, proses kesehatan dan keselamatan kerja (K3) secara umum memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan divisi engineering PT XYZ. Hal ini menjelaskan bahwa semakin baik pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja pada perusahaan maka semakin baik pula kinerja karyawan divisi engineering PT XYZ. Berdasarkan hasil analisis dapat dihasilkan implikasi manajerial untuk divisi engineering PT XYZ yang nantinya diharapkan dapat dijadikan rujukan rekomendasi. Implikasi manajerial tersebut secara berturut-turut meliputi: 1. Peningkatan kesadaran kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan bagian dari program kesehatan dan keselamatan kerja yang memiliki pengaruh paling besar, dapat dilihat pada tingkat kontribusi (0.0324). Peningkatan kesadaran kesehatan dan keselamatan kerja dalam meningkatkan kinerja karyawan divisi engineering sangat berpengaruh signifikan, terutama dalam meningkatkan kerja karyawan pada ketelitian saat melaksanakan kewajibannya. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan kesadaran karyawan divisi engineering dalam bekerja, membuat mereka akan bertindak lebih hati-hati dan penuh perhitungan untuk menghasilkan output yang maksimal. Dengan memperhatikan tingkat ketelitian lebih mendalam setiap melakukan prosedur pekerjaan yang menjadi kewajibannya sehari-hari salah satunya selalu menggunakan alat pelindung diri baik itu helm pengaman, safety shoes, masker, dan penutup telinga dapat meningkatkan kemampuan karyawan divisi engineering terhadap pentingnya kesadaran dan keselamatan kerja yang akan menekan angka kecelakaan saat bekerja, serta memberikan dampak positif pada kondisi kesehatan karyawan. Bagi perusahaan hal ini dapat meningkatkan kinerja perusahaan supaya lebih maksimal karena karyawan 66 tidak ada yang sakit dan mengurangi beban pembayaran klaim asuransi karyawan karena kasus kecelakaan. Atasan juga harus terjun langsung dengan memberikan pengarahan kepada karyawan akan pentingnya sadar kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Perusahaan juga harus memberikan pengarahan tentang rambu-rambu bahaya pekejaan dengan visualisasi melalui gambar supaya mudah dimengerti dan dipahami oleh karyawan. 2. Pelatihan keselamatan memiliki pengaruh yang penting dalam kinerja karyawan divisi engineering terutama pada ketelitian. Karena dengan memberikan berbagai macam pelatihan keselamatan secara berkala dan menyeluruh kepada karyawan divisi engineering PT XYZ, membuat karyawan dapat lebih menguasai tentang pekerjaannya dan mereka lebih terampil, serta teliti dalam menggunakan peralatan kerja. Selain itu juga pelatihan keselamatan dapat menambah wawasan dan informasi kepada karyawan dalam memahami bagian-bagian penting setiap peralatan kerja, bagaimana tata cara penggunaannya sehingga saat terjadi keadaan darurat mereka sudah terlatih. Dampak dari hasil pelatiham secara kontinu dapat dirasakan manfaatnya oleh karyawan engineering PT XYZ mereka dapat terlatih dan lebih teliti dalam penggunaan alat pemadam kebakaran, serta saat melakukan pembersihan mesin secara berkala pada setiap komponen yang akan dibersihkan tidak ada yang hilang. Perusahaan PT XYZ bisa memberikan berbagai macam pelatihan yang sesuai kebutuhan dilakukan secara kontinu dengan waktu yang lebih banyak dan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait dalam menyelenggarakan pelatihan keselamatan baik dari pihak swasta maupun pemerintah meliputi pelatihan penanganan kebocoran oli mesin, penanganan kebocoran bahan bakar minyak, gempa bumi, kebakaran, penggunaan hydrant, pelatihan anti teror, pembebasan sandera dan antisipasi jatuhnya gondola. Perusahaan juga harus memastikan bahwa semua karyawan pernah terlibat mengikuti program pelatihan keselamatan yang diadakan. 3. Kontrol lingkungan kerja juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan pada tingkat ketelitian, kontrol lingkungan kerja cukup memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan karena 67 dengan lingkungan kerja yang nyaman, kondusif, dan bersih dapat membuat karyawan saat menjalankan tugas setiap harinya lebih teliti dan menjaga lingkungan supaya mencapai hasil yang diinginkan secara maksimal. Karyawan merasa nyaman dan tenang terlebih ditunjang dengan fasilitas yang memadai membuat mereka dapat bekerja dengan sunguh-sunguh. Dengan menjaga lingkungan kerja secara menyeluruh, karyawan divisi engineering akan bertindak sangat teliti saat sedang melakukan pengecekan bahan bakar minyak dan oli. Apabila ada yang tumpah ke lantai mareka akan segera membersihkan, supaya tidak membahayakan baik pekerja maupun orang lain. Namun dilihat dari persepsi jawaban kuesioner karyawan terdapat dua pernyataan yang belum berjalan tidak baik yaitu terkait pada pemeriksaan kesehatan dan kegiatan olahraga secara rutin yang di perusahaan PT XYZ. Sehingga perusahaan harus mampu mengadakan kegiatan olahraga secara rutin minimal satu bulan dua kali dan melaksanakan pemeriksaan rutin karyawan minimal satu bulan satu kali secara berkala bekerjasama dengan pihak yang berwenang, kegiatan tersebut ditargetkan untuk menjamin kesehatan karyawan. Selain itu juga perusahaan harus lebih sering mengadakan kontrol lingkungan kerja secara menyeluruh untuk melihat ketelitian karyawan apabila ada yang tidak sesuai dengan standar prosedur kerja bisa memberikan punishment bagi yang melanggar. Perusahaan juga harus mensosialisasikan working permit yaitu untuk melaksanakan perintah pekerjaan yang berpotensi bahaya. 4. Ketelitian memilki nilai loading factor tertinggi yaitu (0.96). Hal ini memperlihatkan bahwa ketelitian memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap kinerja karyawan. Karena dengan memperhatikan ketelitan setiap pekerjaan secara detail, maka pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan akan menghasilkan output yang memuaskan. Dapat disimpulkan bahwa pekerjaan divisi engineering membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi, karena apabila tidak teliti akan berdampak fatal pada proses kinerja baik individu maupun untuk perusahaan. 68 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, kesimpulan yang diperoleh adalah: 1. Penerapan program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) divisi Engineering PT XYZ sudah berjalan baik. Menurut persepsi karyawan, program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang sudah diterapkan meliputi pelatihan keselamatan, publikasi keselamatan kerja, pengawasan dan disiplin, peningkatan kesadaran K3, serta kontrol lingkungan kerja. 2. Kinerja karyawan divisi Engineering PT XYZ berdasarkan persepsi karyawan secara umum menunjukkan bahwa kinerja sudah memenuhi standar perusahaan. Kinerja yang sudah memenuhi standar perusahaan meliputi tanggungjawab, kedisiplinan, kerjasama, ketelitian, dan inisiatif. 3. Pengaruh program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) terhadap kinerja karyawan divisi Engineering PT XYZ bernilai positif, ini berarti bahwa adanya pengaruh antara program K3 dengan kinerja karyawan. 4. Program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan divisi Engineering PT XYZ, yaitu: peningkatan kesadaran kesehatan dan keselamatan kerja (K3), pelatihan keselamatan, dan kontrol lingkungan kerja. 69 Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan untuk divisi engineering PT XYZ antara lain: 1. Sebaiknya perusahaan mengadakan peningkatan safety talk yang diberikan oleh atasan untuk meningkatkan kesadaran kesehatan dan keselamatan kerja (K3) 2. Sebaiknya perusahaan lebih meningkatkan sosialisasian penggunaan working order untuk melakukan prosedur kerja lebih terkontrol. 3. Sebaiknya perusahaan mengadakan training pelatihan keselamatan yang bekerjasama dengan pihak-pihak terkait baik swasta maupun pemerintah. 4. Sebaiknya perusahaan memberikan reward kepada karyawannya yang masuk kerja zero absent selama setahun. 5. Sebaiknya penelitian selanjutnya dilakukan pada PT XYZ secara keseluruhan agar diketahui program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) secara keseluruhan. 70 DAFTAR PUSTAKA Arep dan Tanjung. 2004. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Universitas Trisakti. Jakarta. Hasibuan, M. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta. Mahardika, R. 2005. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di PT PLN (Persero) Unit Bisnis Strategis Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UBS P3B) Region Jawa Timur dan Bali. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Mangkunegara, P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Remaja Rosdakarya. Bandung. Mangkunegara, P. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Refika Aditama. Bandung. Mangkuprawira, S dan Vitayala, A. 2007. Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia. Ghalia Indonesia.Bogor. Mangkuprawira, S. 2009. Horison: Bisnis, Manajemen, dan Sumberdaya Manusia. IPB Press. Bogor. Miner, J.B. 1992. Industrial Organizational Psychology. Mcgraw-Hill College, Inc. New York (USA). Noegroho, G. 2009. Analisis Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus PT XYZ Bagian Presiing). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Riestiany. 2008. Analisa Pengaruh Efektivitas Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus Plant 11 PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk Citereup, Bogor). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Rivai, V. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: Dari Teori ke Praktik. PT Raja Grafindo. Jakarta. Ropiah, S. 2010. Persepsi Karyawan Tentang Hubungan Persiapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Motivasi dan Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Kasus PT Korma Jaya Utama, Jakarta Selatan). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 71 Santoso, G. 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Prestasi Pustaka. Jakarta Siagian, S. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta. Sugeng, A.M. Jusuf, RMS. Pusparini, A. 2005. Bunga Rampai Hiperkes & KK Edisi Kedua. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang Sugiyono. 2005. Statistik untuk Penelitian. CV Alfabeta. Bandung. Umar, H. 2003. Riset Sumber Daya Manusia. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Wibowo. 2008. Manajemen Kinerja. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Wijayanto, S. 2008. Structural Equation Modeling. Graha Ilmu. Yogyakarta. Http://www.jamsostek.co.id. 2012. Kejadian Kecelakaan Kerja pada Perusahaan di Seluruh Indonesia. [ diakses pada tanggal 3 Maret 2012]. 72 LAMPIRAN 73 Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas dan Reliabilitas Indikator Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item Correlation Deleted p1 79.3750 49.215 .685 .927 p2 79.3750 49.215 .685 .927 p3 79.7250 51.179 .442 .931 p4 79.3750 49.215 .685 .927 p5 79.5000 50.154 .533 .930 p6 79.3750 50.958 .427 .931 p7 79.3750 49.215 .685 .927 p8 79.3500 49.772 .596 .929 p9 79.3500 49.772 .596 .929 p10 79.7250 51.179 .442 .931 p11 79.3500 49.772 .596 .929 p12 79.4750 49.948 .620 .929 p13 79.3500 49.772 .596 .929 p14 79.4750 49.948 .620 .929 p15 79.4750 49.948 .620 .929 p16 79.5250 50.461 .574 .929 p17 79.4750 51.384 .395 .932 p18 79.4750 49.948 .620 .929 p19 79.4750 49.948 .620 .929 p20 79.5250 51.230 .447 .931 p21 79.3750 49.215 .685 .927 p22 79.7250 51.179 .442 .931 p23 79.5250 50.461 .574 .929 p24 79.5000 50.154 .533 .930 p25 79.3500 49.772 .596 .929 Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha .932 25 74 Lanjutan Lampiran 2 b. Uji Validitas dan Reliabilitas Indikator Kinerja Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item Correlation Deleted p26 77.7750 54.743 .690 .936 p27 77.9500 54.972 .631 .937 p28 77.7750 54.743 .690 .936 p29 77.9500 54.972 .631 .937 p30 77.9500 54.972 .631 .937 p31 77.8750 54.984 .727 .936 p32 77.7750 55.256 .501 .939 p33 77.9500 54.972 .631 .937 p34 77.9500 54.972 .631 .937 p35 77.8000 55.600 .577 .937 p36 77.7750 54.743 .690 .936 p37 78.0500 56.305 .474 .939 p38 77.8750 54.984 .727 .936 p39 77.8000 55.600 .577 .937 p40 77.8750 54.984 .727 .936 p41 77.7750 55.615 .458 .939 p42 78.0250 56.333 .510 .938 p43 77.9500 54.972 .631 .937 p44 77.8750 54.984 .727 .936 p45 77.8750 54.984 .727 .936 p46 77.7750 55.256 .501 .939 p47 77.8500 56.951 .403 .939 p48 77.8250 56.558 .449 .939 p49 78.0500 56.305 .474 .939 p50 77.8750 54.984 .727 .936 Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha .939 25 75 Lampiran 2. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terhadap Kinerja Karyawan Divisi Engineering PT XYZ Kuesioner ini merupakan salah satu alat pengumpulan data yang disusun untuk memenuhi tugas akhir mahasiswa program Sarjana Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Tujuan penyebaran kuesioner ini adalah mengetahui pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terhadap Kinerja Karyawan Divisi Engineering PT XYZ. Mengingat pentingnya pengisian kuesioner ini sebagai data primer dari penelitian, maka saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Saudara untuk menjawab secara benar sesuai dengan kondisi yang dirasakan di Divisi Engineering PT XYZ. Kuesioner ini tidak mempengaruhi terhadap apapun dan dijamin kerahasiaannya. Terimakasih atas perhatian dan partisipasi Bapak/Saudara menjadi responden dan secara sukarela mengisi kuesioner ini. Nama: Dymas Pradana K.A NIM : H24080078 A. Identitas Responden 1. No : 2. Jenis kelamin : Laki-laki 3. Usia : tahun 4. Pendidikan terakhir : SMA sederajat S1 D3 S2 < 1 tahun 4 – 6 tahun 1 - 3 tahun 7 - 9 tahun 10 - 12 tahun 13-15 tahun 5. Masa Kerja : 15 tahu B. Daftar Pertanyaan Petunjuk: Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Bapak/Saudara anggap paling sesuai dengan kondisi kerja. Keterangan: STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju 76 Lanjutan Lampiran 2 Bagian I. Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) No. 1 2 3 4 5 No. 6 7 8 9 10 No. 11 12 13 14 15 No. 16 17 18 19 20 PELATIHAN KESELAMATAN Pernyataan Perusahaan telah memberikan pelatihan penggunaan alat-alat keselamatan kerja kepada saya. Pelatihan keselamatan yang diselenggarakan perusahaan kepada saya sesuai standar OHSAS. Menurut saya, pelatihan yang diberikan perusahan untuk mendapatkan ISO 18001. Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja telah membuat saya berpartisipasi dalam menjaga lingkungan . Pelatihan K3 memberikan banyak informasi terhadap bahaya pekerjaan serta pentingnya keselamatan kerja. KONTROL LINGKUNGAN KERJA Pernyataan Perusahaan menyediakan ventilasi, suhu, dan penerangan di ruang kerja cukup baik. Ruangan tempat saya bekerja cukup bersih Perusahaan selalu mengadakan pemeriksaan kesehatan karyawan secara rutin dan memberikan jaminan asuransi. Perlengkapan keamanan dan keselamatan kerja selalu tersedia di lingkungan kerja saya. Perusahaan selalu mengadakan kegiatan olahraga secara rutin untuk menjaga dan menunjang kesehatan pekerja PENGAWASAN DAN DISIPLIN Pernyataan Perusahaan selalu melakukan pengecekan alat-alat keselamatan kerja secara rutin. Perusahaan selalu melakukan pengecekan terhadap mesin-mesin sebelum dioperasikan. Perusahaan selalu mewajibkan bagi seluruh karyawan menggunakan alat pelindung diri saat bekerja. Perusahaan melakukan sidak secara tiba-tiba Perusahaan telah mempunyai aturan yang tegas terkait dengan keselamatan kerja. PUBLIKASI KESELAMATAN KERJA Pernyataan Perusahaan mensosialisasikan penggunaan alat pelindung diri (APD) dan alat pemadam kebakaran. Perusahaan telah memasang rambu-rambu tanda peringatan bahaya di tempat strategis. Perusahaan memberikan informasi tentang tingkat bahaya pekerjaan kepada karyawan. Atasan saya memberikan contoh yang baik mengenai cara bekerja yang aman dan sehat. Di lingkungan perusahaan terdapat pesan – pesan tentang keselamatan dan kesehatan kerja. STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS 77 Lanjutan Lampiran 2 No . 21 22 23 24 25 PENINGKATAN KESADARAN K3 Pernyataan STS TS S S S Perusahaan telah menempatkan K3 sebagai prioritas utama dalam bekerja. Perusahaan menginginkan masukan-masukan dari saya terkait dengan masalah K3 Menurut saya, perusahaan berkomitmen secara serius untuk meningkatkan kesadaran terkait K3 Saya selalu menggunakan alat pelindung diri saat bekerja Perusahaan menginginkan saya berperan aktif dalam penerapan program K3 dalam bekerja Bagian II. Kinerja Karyawan No. 26 27 28 29 30 No. 31 32 33 34 35 No. 36 37 38 39 40 INISIATIF Pernyataan Saya selalu bertanya kepada rekan kerja apabila mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaan Saya selalu mampu menemukan beberapa alternatif solusi dari suatu masalah. STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS Saya selalu suka menemukan gagasan baru Saya selalu bertindak karena dorongan hati bukan paksaan Saya selalu mampu mengkomunikasikan gagasan secara efektif. TANGGUNG JAWAB Pernyataan Tugas-tugas yang diberikan kepada saya sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab. Saya selalu mendahulukan kepentingan pekerjaan daripada kepentingan pribadi. Saya selalu menyelesaikan tugas tepat waktu Saya selalu memberikan hasil yang memuaskan dari hasil pekerjaan yang saya lakukan. Saya selalu bertanggung jawab terhadap lingkungan tempat saya bertugas. KERJA SAMA Pernyataan Saya selalu mampu bekerja sama dengan orang lain dalam menyelesaikan pekerjaan dalam satu departemen Menurut saya, kerjasama antara atasan dan bawahan sudah terlaksana dengan baik. Saya selalu mampu diajak kerja sama dalam kondisi apapun. Perusahaan menekankan kepada saya pentingnya kerja sama dengan departemen lain. Saya selalu mempunyai hubungan yang baik dengan rekan kerja. 78 Lanjutan Lampiran 2 No. 41 42 43 44 45 No. 46 47 48 49 50 KETELITIAN Pernyataan Menurut saya, pekerjaan ini membutuhkan ketelitian dan kecermatan yang tinggi Saya selalu melakukan pengecekan oli mesin Saya selalu melakukan pengecekan terhadap Baterai Starter Saya selalu melakukan pengecekan terhadap bahan bakar minyak Saya selalu berhati-hati saat pembersihan mesin. KEDISIPLINAN Pernyataan Saya selalu menaati segala peraturan yang telah dibuat oleh perusahaan. Saya selalu datang waktu sesuai dengan jam masuk kerja. Saya selalu mengedepankan etos kerja Saya selalu menghindari pemakaian alat komunikasi saat bekerja Saya selalu hadir setiap hari kerja. STS TS S SS STS TS S SS 79 Lampiran 3. Struktur Organisasi PT XYZ GM Chief Security Chief HRD Chief Enggineering Chief House Keeping Sekretasris Komunikasi Supervisor Listrik Supervisor Air Conditioner (AC) Mechanic Power Generation Division (PGD) Supervisor Supervisor Supervisor Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan 80 Lampiran 4. Hasil SEM dengan LVS Goodness Of Fit Model Goodness of Fit Statistics Degrees of Freedom = 32 Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 107.35 (P = 0.00) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 75.35 90 Percent Confidence Interval for NCP = (47.63 ; 110.67) Minimum Fit Function Value = 0.81 Population Discrepancy Function Value (F0) = 1.93 90 Percent Confidence Interval for F0 = (1.22 ; 2.84) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.25 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.20 ; 0.30) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.00 Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 3.93 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (3.22 ; 4.84) ECVI for Saturated Model = 2.82 ECVI for Independence Model = 11.39 Chi-Square for Independence Model with 45 Degrees of Freedom = 424.13 Independence AIC = 444.13 Model AIC = 153.35 Saturated AIC = 110.00 Independence CAIC = 471.01 Model CAIC = 215.20 Saturated CAIC = 257.89 Root Mean Square Residual (RMR) = 0.12 Standardized RMR = 0.12 Goodness of Fit Index (GFI) = 0.95 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.91 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.55 Normed Fit Index (NFI) = 0.93 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 1.00 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.66 Comparative Fit Index (CFI) = 1.00 Incremental Fit Index (IFI) = 1.00 Relative Fit Index (RFI) = 0.90 Critical N (CN) = 67.28