KONSEP TEORI STATISTIK Analisa data adalah bagian penting dalam penelitian. Melalui analisa data, nantinya akan diperoleh jawaban dari pertannyaan penelitian. Bagi perawat, tahap analisa data dalam penelitian ini mungkin akan menjadi suatu tahap yang mencemaskan daripada tahap lainnya karena berhubungan dengan pengetahuan statistic yang masih dirasa kurang. Untuk itu, dalam hal penggunaan analisa data dalam penelitiannya, maka perawat harus bisa : (1) mengidentifikasi penggunaan statistic (2) mempertimbangkan apakah penggunaan statistic tepat untuk menguji hipotesa, menjawab pertanyaan dan objektivitas penelitian dan apakah data yang ada perlu dianalisa (3) memahami hasil analisa data (4) mempertimbangkan apakah bacaan hasil penelitian dari analisa data tepat (5) dan mengevaluasi arti klinis dari penelitian Dalam bab ini akan menjelaskan mengenai tujuan analisa statistic, proses jalannya analisa data, pemilihan proses analisa data yang tepat untuk penelitian dan sumber analisa data. TUJUAN ANALISA STATISTIK Statistik dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan diantaranya untuk membuat kesimpulan, mengexplore/mengembangkan makna penyimpangan data, membandingkan sacara deskriptiv, menguji/mengetes usulan hubungan dalam sebuah model teoritis, mengambil kesimpulan sementara bahwa sample menunjukan seluruh populasi, menilai causality, memprediksi, menduga sample menjadi model secara teoritis. Statistician seperti John Tukey (1977) membagi peran statistic menjadi 2 bagian yaitu mengembangkan analisa data dan memperkuat analisa data.Exploratori analisa data digunakan untuk mendapatkan kesimpulan awal dari data kasar dan untuk melihat apakah ada data yang tersembunyi. Sedangkan Confirmatory analisa data digunakan dalam statistic inferensial, dimanan peneliti akan menarik kesimpulan dari populasi berdasarkan bukti atau data-data dari sample. PROSES ANALISA DATA Ada beberapa tahapan dalam analisa data yaitu (1) mempersiapkan data, (2) mendeskripsikan sample, (3) menguji reliabilitas pengukuran, (4) Exploratory analisa data, (5) Confirmatory analisa data dengan hipotesa, pertanyaan dan objektivitas penelitian dan (6) analisa post hoc Walaupun semua tahapan ini seharusnya dilalui dalam proses penelitian, namun banyak peneliti – peneliti pemula tidak merencanakan secara detail mengenai proses analisa data ini hingga data dikumpulkan. Ini adalah contoh peneliti yang memiliki teknik penelitian yang lemah. Peneliti ini akan sering mengumpulkan data yang tidak berguna atau bahkan gagal dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Untuk itu, baiknya perencanaan analisa data dilakukan selamam pengembangan metodologi penelitian. 1. Mempersiapkan Data Komputer adalah alat yang digunakan secara umum dalam analisa data. Penggunaan computer/ personal computer (PC) untuk analisa data mengalami peningkatan karena PC telah lebih mudah diakses dan banyak tersedia di pasaran. Ketika computer digunakan untuk menganalisa data, langkah awal yang dilakukan adalah memasukan data ke dalam computer. Prioritas data yang akan dimasukan ke dalam computer telah dijelaskan dalam bab sebelumnya. Lokasi masing-masing variable dalam file lomputer perlu diidentifikasi. Masing – masing variable perlu diberi kode/label. Peneliti perlu mengembangkan rencana yang sistematis dalam memasukan data untuk mengurangi kesalahan dalam tahap ini. Data yang telah didapat dalam penelitian sebaiknya langsung dimasukan ke dalam computer, daripada menunggu data menjadi banyak. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kelelahan dalam tahap ini karena nantinya bisa meningkatkan kesalahan dalam memasukan data.Data – data yang telah dimasukan ke dalam computer, kemudian disimpan dalam hardisk computer. Data yang disimpan juga sebaiknya memakai password ( “mengunci data”) untuk keamanan data. Dan terakhir yang penting sekali adalah peneliti juga perlu untuk memback – up data pada floppy disc sebagai keamanan. Merapikan data Dalam hal ini dengan cara mencetak atau membuat printouts dari data-data yang dimasukan.. Cek ulang setiap lembaran printouts dengan data asli dalam computer untuk keakuratan. Mengecek secara acak adalah poin penting untuk keakuratan data. Memeriksa semua kesalahan yang ditemukan dalam file computer. Selain itu sebagai cek kedua, komputer akan menganalisa masing- masing frekwensi dari variable.Untuk informasi lebih lengkap telah dijelaskan dalam bab sebelumnya. Mengidentifikasi data yang hilang Mengidentifikasi data – data yang hilang juga merupakan bagian penting. Melihat apakah data – data yang diperoleh telah dimasukan dalam file computer. Jika terdapat data yang hilang dalam jumlah besar terhadap variable, maka subjek harus dihapus dari analisa data karena kehilangna data yang penting. Mentransformasi/ membentuk data Dalam beberapa kasus, untuk memulai analisa data, data harus dibentuk. Maksudnya nilai – nilai yang ada pada item yang telah dimasukkan ke dalam computer dan diletakkan pad form koleksi data tersebut akan disusun berdasarkan perintah computer. Data – data yang telah disusun bisa berdasarkan nilai tertinggi dan terbentuk dalam suatu skala. Data yang tidak simetris atau data non linear atau data yang tidak memiliki analisa parametric kadang – kadang bisa dibentuk dalam model linear. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan operasi metematika seperti kuadrat atau akar kuadrat. Menilai variable Kadang – kadang sebuah variable yang ada dalam analisa data tidak dikumpulkan tapi dapat dihitung dari variable lain. Sebagai contoh, peneliti dapat mendapatkan variable rasio perawat dengan klien hanya dengan menghitung jumlah pasien dengan jumlah perawat dalam suatu unit keperawatan. Data – data yang ada tersebut didapatkan lebih akurat jika perhitungannya menggunakan computer daripada secara manual. Hasil dari perhitungan data tersebut dapat disimpan sebagi variable. Membuat back-up data Setelah proses merapikan data telah selesai, maka dibutuhkan lagi untuk membuat back-up data. Beri label / kode secara lengkap. 2. Mendeskripsikan/ menggambarkan Sample Langkah selanjutnya adalah mendapatkan sebuah gambar dari sample. Mulailah dengan memasukan nilai frekwensi sample dari variable.Hitung ukuran dari kecendrungan pusat dan ukuran penyebaran sample. Jika dalam penelitian terdapat lebih dari satu sample, bandingkan variasi kelompok yang dibutuhkan untuk dibentuk. Analisa yang relevan mungkin terdiri dri penilaian terhadap umur, tingkat pendidikan, status kesehatan, jenis kelamin, etnik, dll. 3. Menguji Reliabilitas Pengukuran Menguji reliabilits pengukuran penting dalam penelitian. Reliabilitas pengukuran yang diobservasi ataupun ukuran fisiologis mungkin telah dilakukan selama tahap pengumpulan data. Namun sebagai evaluasi tambahan mungkin diperlukan pada poin ini. Jika kertas ataupun skala pensil digunakan dalam pengkoleksian data, maka koefisien alfa perlu dibuat. Nilai koefisien tersebut penting dibandingkan dengan nilai yang didapat dalam penelitian sebelumnya. 4. Exploratory Analisis Data Menilai kembali gambaran seluruh data dengan mendalam adalah langkah penting dan dalam penelitian. Namun sayangnya langkah ini sering diabaikan oleh peneliti pemula. Peneliti ini cendrung “melompat” langsung ke tahap analisa data untuk menguji hipotesa, pertanyaan dan objektivitas penelitian. Bagaimanapun, hal ini akan mengakibatkan mereka cendrung kehilangan informasi penting dari data yang didapatkan dan cendrung untuk menganalisa data secara tidak tepat. Peneliti – peneliti ini perlu manilai data dari masing – masing variable dengan menggunakan kecendrungan pusat dan penyebaran. Apakah data berbentuk simetris atau tidak atau berbentuk distribusi normal ? Apakah varian alami data? Metode Exploratory analisis data dijelaskan secara lengkap dalam bab 18. Dalam beberapa kasus, sebagai bagian dari analisa exploratory, prosedur statistic inferensial digunakan dalam menilai perbedaan dan hubungan sample. Dalam beberapa penelitian keperawatan, tujuan dari penelitiannya adalah mengexploratory analisa data. Dalam penelitian, sering ukuran sampelnya kecil, kekuatan rendah, pengukuran sederhana dan lapangan penelitian cendrung baru. Dan ini akan mengarah pada study pilot. Maka kebutuhan yang paling utama adalah penjelasan yang bersifat sementara terhadap fenomena penelitian. Konfirmasi penemuan penelitian ini memerlukan design penelitian yang lebih dengan sample yang lebih besar. Jadi kira – kira penelitian exploratory ini sering menjadi penelitian confirmatory karena mebutuhkan sample yang lebih besar. Penggunaan table dan grafik dalam analisa exploratory Walaupun penggunaan table dan grafik adalah cara untuk mepresentingkan penelitian, namun cara ini akan lebih berguna dalam mengartikan data dari penelitian. Tabel dan grafik perlu dibuat sebagai ilustrasi secara deskripsi dari data untuk memudahkan membaca atau dalam penjelasan data. 5. Confirmatory Analisis Data Confirmatory analisis data disajikan untuk mengkonfirmasi data yang dilukiskan melalui hipotesa, pertanyaan dan objektivitas penelitian. Dengan demikian dibutuhkan prosedur statistic inferensial. Selama proses confirmatory data ini, perlu design penelitian, metode pengukuran dan sample yang cukup. Selain itu juga dibutuhkan sebuah analisa data secara tertulis untuk menggambarkan secara jelas exploratory analisis untuk menilai hipotesa, pertanyaan dan objektivitas penelitian. Langka – langkah dibawah ini biasanya digunakan dalam membentuk confirmatory analisa data secara sistematik yaitu : Identifikasi level pengukuran data yang didapat untuk analisa hipotesa, pertanyaan dan objektivitas penelitian Pilihlah prosedur statistic yang tepat untuk level pengukuran tersebut Pilih level yang signifilan yang akan digunakan untuk menginterpretasikan hasil penelitian Pilihlah one-tailed atau two-tailed secara tepat (jika ini tepat untuk penelitianmu) Tentukan ukuran sample untuk dianalisa. Jika terdapat beberapa group untuk analisa, perlu diidentifikasi ukuran masing – masing group Evaluasi sample yang representative Tentukan resiko dari error type II Kembangkan contoh tebel atau grafik untuk menggambarkan atau memperlihatkan hasil penelitianmu dalam hubungan dengan hipotesa, pertanyaan dan objektivitas penelitian. Tentukan derajat kebebasan analisa Tunjukan analisa secara manual atau dengan computer Bandingkan nilai statistic yang didapar dengan nilai table dengan menggunakan level signifikansi, bagian akhir dari tes dan derajat kebebasan. Jika data dianalisa dengan computer, informasi ini perlu untuk dibuat printoutnya. Nilai kembali analisa untuk meyakinkan bahwa prosedur menggunakan variable yang tepat dan bahwa prosedur statistic adalah benar dalam program computer Interpretasikan hasil analisa data dalam bagian dari hipotesa, pertanyaan dan objektivitas penelitian Interpretasikan hasil analisa dalam bagian dari kerangka kerja. 6. Analisa Post Hoc Analisa post hoc biasanya digunakan dalam penelitian yang memiliki lebih dari 2 group dimana indikasi analisa untuk masing – masing group berbeda secara signifikan dan tidak teridentifikasi. Perbedaan kedua group ini juga tidak teridentifiaksi. Hal ini dapat terjadi, sebagai comtoh dalam analisa Chi-Square dan analisa varian (ANOVA). Analisa ini mungkin menyimpang dari tujuan penelitian tapi mungkin bermanfaat dalam menyediakan informasi penting dalam pertanyaan umum untuk penelitian dimasa yang akan dating. 7. Menyimpan Printouts Computer Dari Analisa Data Printout computer perlu untuk mengakumulasi secara cepat selama analisa data, karena bisa saja hasil dari analisa data hilang jika tidak langsung dibuat printoutnya. Printout ini perlu disimpan secara sistematis supaya mudah diakses ketika ingin mempublikasikannya atau sebagai persiapan dalam membuat thesis atau disertasi. Sebaiknya printout tersebut disusun sesuai dengan urutan waktu. Biasanya dalam computer juga telah disediakan program yang bisa mengidentifikasi tanggal dan jam pembuatan data. Hal ini kan lebih mempermudah dalam menyimpan data secara sistematis. SUMBER ANALISA DATA 1. Program Komputer Analisa program computer seperti SPSS (Statistical Packages for the Social Sciences), SAS (Statistical Analysis System), dan BMDP (Biomedical Data Processing) telah banyak tersedia pada mainframe computer di universitas. Selain itu variasi dari analisa data lainnya seperti SAS, SPSS/PC, ABSTAT, CRUNCH dan NCSS juga telah tersedia pada beberapa PC. Tabel 17.1 menggambarkan daftar beberapa program analisa data di PC. Walaupun dalam program analisa data tersebut terdapat formula matematika, namun harus dipilih program yang tepat untuk analisa data penelitian. Peneliti harus memahami hal ini. Program computer akan menunjukan analisa data dan menyediakan printout dari hasil analisa data itu. Sebagai tambahan, program computer juga akan menganalisa data apapun yang dimasukan. Jika kamu memasukan data yang tidak tepat maka program computer tidak bisa mendeteksi kesalahan tersebut dan akan meneruskan analisa data. Maka hasil penelitian akan tidak berarti dan peneliti akan menarik kesimpilan yang salah. Tabel 17.1 Sumber analisa data pada PC NCSS (Number Cruncher Statistical System Dr. Jerry L. Hintze 329 North 1000 East Kaysville, Utah 84037 Phone (801)546-0445 FAX (801)546-3907 CRUNCH Software Corporation 5335 Collega Avenue Suite 27 Oakland, California 94618 Phone (415)420-8660 FAX (415)420-8174 SPSS/PC SPSS, Inc 444 N. Michigan Avenue Chicago, Illinois 60611 Phone (312)329-3500 FAX (312)329-3668 SAS SAS Institute, INC SAS Circle, Box 8000 Cary, NC 27512-8000 Phone (919)467-8000 ABSTAT Anderson – Bell 11479 S. Pine Drive Suite 400-M Parker, Colorado 80134 Phone (303)841-9755 Telex : 499-4230 2. Statistical Assistance Dalam menganalisa data, selain perlu program computer, juga dibutuhkan ahli dalam menjalanjan program computer ini, yaitu seorang programmer. Programer adalah orang yang memiliki keterampilan dalam menggunakan bahasa computer. Bahasa computer adalah pesan yang digunakan untuk memberi perintah yang detail untuk computer. Namun seorang programmer tidak sama dengan statistician, karena programmer tidak bisa mengartikan/menterjemahkan hasil analisa data. Di beberapa universitas, mahasiswa ilmu computer biasanya tersedia sebagai programmer yang akan membantu dalam menjalankan program computer untuk analisa data. Selain itu, dalam menganalisa data juga ada statistician. Seorang statistician adalah orang yang memiliki latar belakang pendidikan dalam statistic dan memiliki kualifikasi sebagai ahli dalam analisa statistic. Biasanya bayaran dalam menggunakan jasa statistician ini, dihitung perjam. Kebanyakan perawat peneliti akan lebih diuntungkan jika memakai jasa statistician ini. Karena perawat peneliti akan lebih diuntungkan dengan bacaan hasil analisa data dari statistician ini. Karena statisticianlah yang ahli dalam menginterpretasikan hasil analisa data. Namun bagaimanapun, perawat peneliti tidak bisa melepaskan tanggung jawab secara total dalam menganalisa data pada statistician. Perawat peneliti juga harus mengerti dan paham tentang penggunaan prosedur statistic dan untuk menginterpretasikan prosedur ini kepada audiens ketika hasil penelitian dipublikasikan. KONSEP TEORI STATISTIK Satu alasan yang dibutuhkan perawat dalam menghindari statistic adalah dengan menggunakan formula atau rumus matematika dalam analisa data. Padahal hal ini mengandung sedikit atau bahkan tidak ada penjelasan terhadap logika proses analisa data atau arti dari hasil penelitian. Walaupun program ini juga terdapat dalam computer, namun informasi ini hanya sedikit membantu dalm membuat keputusan statistic Karena banyak teori statistic, ide teoritical yang berhubungan dengan statistic telah dipaparkan penggunaanya dalam analisa data, namun kebanyakan tidak familiar. Ide peneliti terutama dalam analisa data telah diungkapkan bahasa klinis, namun tidak dijelaskan dalam bahasa formal dari statistician. Hal ini akan menjadi hambatan dalam proses analisa data oleh statistician. Untuk itu diperlukan translation dari bahasa klinis ke bahasa statistician. Dan ketika analisa data telah lengkap, juga perlu ditranslate dari bahasa statistician ke bahasa klinis. Lihat gambar berikut : Translation ANALISA JAWABAN Situasi klinis Situasi klinis Formula masalah I: Jawaban Peneliti Menurut Peneliti Formula masalah II: Menurut Statistician Jawaban Statistician Interpretasi Metode statistician Diskusi berikut adalah penjelasan mengenai beberapa konsep dalam penggunaan teori statistic. Konsep – konsep itu terdiri dari teori probabilitas, teori decision, inferensial, teori kurva normal, distribusi sample, distribusi sample dari statistic, statistic dan parameter, sample dan populasi, perkiraan parameter, derajat kebebasan, tailedness, error type I dan II, level signifikansi, kekuatan, signifikansi klinis, parameter dan nonparameter analisa statistic, causality dan relationship. 1. Teori Probabilitas Teori probabilitas menjelaskan mengenai analisa statistic dari perspektif tingkat hubungan atau nilai kemungkinan dari suatu kejadian yang diprediksikan secara akurat. ANALYSES Translation ANSWERS Clinical Clinical Situation Situation Problem formulation I: The researcher’s The researcher’s version Answer Problem formulation II: The statistician’s The statistician’s version Answer Statistical Method Gb. Proses translasi dan interpretasi dalam statistik Interpretation TEORI KEPUTUSAN DAN UJI HIPOTESA Teori keputusan adalah induktif dan berdasarkan atas asumsi yang berhubungan dengan kurva normal oretikal pendekatan ini digunakan ketika menguji kemungkinan dimana semua kelompok merupakan anggota dari populasi yang sama. Kemungkinan atau asumsi ini di ekspresikan sebagai hipotesa null. Untuk menguji asumsi ini, point cut-off dipilih sebelum pengumpulan data. Poin cut-off ini, merujuk pada alfa (ά), atau “level signifikansi” adalah poin pada kurva normal dimana hasil analisa statistiknya mengindikasikan perbedaan yang signifikan secara statistik antara kelompok. Teori keputusan membutuhkan poin cut-off yang absolut. Absolut berarti bahwa walaupun nilai yang didapatkan hanya sedikit diatas poin cutoff, sampel dipertimbangkan berasal dari populasi yang sama dan tidak ada pengertian yang dapat di hubungkan dengan perbedaan. Jadi tidak tepat menggunakan teori ini untuk membuat pernyataan bahwa “ penemuan mendekati level ketepatan .051” apabila level alfa di set pada .05. menggunakan peraturan teori keputusan, penemuan ini mengindikasikan bahwa kelompok yang di uji tidak begitu berbeda dan hippotesis null tidak ditolak. Di sisi lain, apabila analisa menunjukkan perbedaan yang mencolok pada .001, hasil ini tidak lebih tepat dari .05. KESIMPULAN Para ahli statistik menggunakan istilah “kesimpulan” atau “menyimpulkan” sama seperti peneliti menggunakan istilah generalisasi. Kesimpulan membutuhkan penggunaan pemikiran induktif. Menyimpulkan dari kasus yang spesifik ke kebenaran umum, dari bagian menjadi keseluruhan, dari yang konkrit ke yang abstrak, dari tahu menjadi tidak tahu. Menggunakan pemikirian inferensial, anda tidak akan pernah menghasilkan sesuatu; anda tidak akan pernah pasti. Bagaimanapun juga, salah satu alasan untuk peraturan yang telah tetap berhubungan dengan prosedur statistikal adalah untuk meningkatkan kemungkinan bahwa kesimpulan akurat. Kesimpulan dibuat dengan hati – hati dan dengan ketelitian yang tinggi. KURVA NORMAL Kurva normal teoritikal adalah ekspresi dari teori statistikal. Teori ini merupakan distribusi frekuensi teoritikal dari semua skore yang mungkin. Tidak ada distribusi yang benar – benar cocok dengan kurva normal. Ide tentang kurva normal dikembangkan oleh seorang ahli matematika berusia 18 tahun, Johann Gauss, pada 1975. ia menemukan bahwa data diukur secara berulang-ulang pada banyak sampel dari populasi yang sama, menggunakan skala berdasarkan atas satu kesatuan yang mendasar, dapat dikombinasikan menjadi satu sampel yang besar. dari sampel yang sangat besar ini, seseorang dapat mengembangkansebuah representasi yang akurat dari pola kurva dari populasi tersebut lebih memungkinkan daripada menggunakan satu sampel. Mengejutkan, banyak kasus, kurvanya sama, tanpa memperhatikan data yang spesifik yang telah diperiksa atau populasi yang telah diteliti. Kurva normal teoritikal ini simetris dan unimodal dan memilikki nilai yang berlanjut. Mean, median, dan mode (kesimpulan statistikal) sama (gambar 17-2). Distribusi benar – besnardidefinisikan oleh mean dan standar deviasi. Pengukuran dalam distribusi teoritikal telah distandardisasi menggunakan Nilai Z. Istilah ini akan dijelaskan lebih lanjut dalam bab 18. nilai Z dan standar deviasi dalam gambar 17-2. proporsi nilai yang mungkin dapat kita temui dalam area tertentu pada kurva normal telah diidentifikasi. Pada kurva normal, 68% nilai akan berada pada 1 standar deviasi atau 1 nilai Z diatas atau dibawah mean, 95% akan berada pada 2 standar deviasi dibawah atau dibawah mean, 99% akan berada pada 3 standar deviasi diatas atau dibawah mean. Bahkan ketika statistik, seperti mean, berasal dari populasi yang distribisunya asimetris, distribusi sampling berkembang dari mean multipel yang didapatkan dari populasi yang asimetris tadi akan mengarah pada pola kurva normal. Fenomena ini merujuk sebagai central limit theorem. Satu syarat untuk menggunakananalisa parametrik statistik adalah bahwa data di distribusikan normal – “normal” berarti bahwa data hampir pas atau sesuai dengan kurva normal. Karena banyak pengukuran statistikal dari sampel yang asimetris juga sesuai dengan kurva normal disebabkan oleh central limit theorem, beberapa ahli statistik merasa bahwa penggunaan parameter analisa statistik walaupun dengan data dari sampel yang asimetris apabila sampel banyak dapat dibenarkan. DISTRIBUSI SAMPEL Distribusi sampel dapat dikembangkan dengan menggunakan nilai statistik (seperti mean) dari banyak sampel yang didapatkan dari populasi yang sama. Mean dari tipe distribusi ini merujuk sebagai mean dari mean. Distribusi sampel juga dapat dikembangkan dari standar deviasi. Nilai lain, seperti korelasi antara variabel, skor yang didapatkan dari pengukuran spesifik, dan skor yang menunjukkan perbedaan antara kelompok dalam populasi, dapat yield nilai yang dapat digunakan untuk mengembangkan distribusi sampel. Tujuan dari distribusi sampel adalah untuk mengukur sampling error. Sampling error adalah perbedaan antara statistik sampling yang digunakan dengan perkiraan parameter dan kenyataan tapi tidak nilainya tidak diketahui parameter. Apabila kita mengetahui distribusi sampel maka kita akan dapat mengukur probabilitas pembuatan kesimpulan yang salah. Seseorang tidak akan membuat kesimpulan tanpa mampu meng-kalkulasikan probabilitas pembuatan kesimpulan yang salah. DISTRIBUSI SAMPEL DARI SEBUAH STATISTIK sama dengan kemungkinan mengembangkan distribusi kesimpulan statistik dalam populasi, begitupun dengan mengembangkan distribusi hasil statistik inferensial. Contoh, apabila seseorang mengambil dua sampel dengan besar yang sama dari populasi yang sama secara berulang dan diuji untuk perbedaan dalam mean menggunakan t-test, distribusi sample seharusnya berkembang dari hasil nilai t dengan menggunakan teori probabilitas. Dengan pendekatan ini, distribusi dapat dikembangkan untuk sampel dengan ukuran bervariasi. Yang dalam kenyataan telah digunakan menggunakan nilai-t.sebuah tabel diatribusi t terdapat pada appendix C. Tabel tersebut dikembangkan menggunakan strategi ini untuk mengorganisasikan hasil statistikal untuk banyak prosedur statistikal dari bermacam-macamukuran sampel. Karena mendaftar semua hasil yang mungkin akan membutuhkan banyak halaman, kebanyakan tabel memasukkan hanya nilai – nilai yang memiliki probabilitas rendah akan terjadi pada populasi teoritikal saat ini. Probabilitas ini ditunjukkan dengan alfa (α), biasanya ditujukan pada level soigbifikansi, dan beta (β), probabilitas error tipe II. Menggunakan distribusi sampel yang tepat, seseorang dapat menetapkan probabilitas mendapatkan hasil statistikal yang spesifik apabila dua sampel diteliti benar-benar berasal dari populasi yang sama. Analisa statistikalmembuat kesimpulan bahwa sampel yang telah diuji dapat menjadi bagian dari populasi dimana distribusi sampel dikembangkan. Kesimpulan ini ditunjukkan sebagai hippotesis null. STATISTIK DAN PARAMETER, SAMPEL DAN POPULASI Penggunaan istilah statistik dan parameter dapat membingungkan karena populasi bervariasi merujuk ke teori statistikal. Sebuah statistik (X) adalah nilai numerik didapatkan dari sebuah sampel. Parameter adalah sebuah karakteristik numerikal nyata (tapi tidak diketahui) dari populasi. Contoh, μ adalah mean populasi atau rata-rata aritmatikal. Mean dari distribusi sampling (mean dari mean sample) dapat terlihat sama dengan μ. Jadi, nilai numerikal yang merupakan mean sampel adalah statistik; nilai numerik yang merupakan mean populasi adalah parameter (Barnett, 1982) Menghubungkan statistik dengan parameter membutuhkan kesimpulan dimana seseorang memindahkan sampel ke distribusi sampling kemudian ke populasi. Populasi merujuk kepada sesuatu yang konkrit dan yang lainnya dalam abstrak. Ide –ide ini dapat diilustrasikan sebagai berikut: Abstrak Sample sampling distribution populasi Konkrit Sebagai contoh, penelitian tantang kadar kolesterol pada wanita di U.S. populasinya adalah wanita di U.S. tentunya anda tidak bisa mengukur kadar kolesterol pada setiap wanita di U.S; sehingga, anda memilih sampel wanita dari populasi ini. Karena anda mengharapkan sampel dapat merepresentasikan populasi, anda mendapatkan sampel dengan menggunakan teknik random sampling. Dengan tujuan untuk mendapatkan kadar kolesterol pada sampel sama seperti mereka pada populasi, anda harus membandingkan sampel dengan populasi. Salah satu strategi yang dapat membandingkan sampel dengan populasi dengan mean dari populasi yang ada. Sayangnya, anda tidak sepenuhnya tahu tentang mean populasi. Sehingga anda harus membuat perkiraan mean dari populasi tersebut. Anda harus tahu seberapa bagus statistik sampel anda sebagus estimator parameter populasi. Pertama anda harus membuat asumsi. Anda mengasumsikan nilai mean dari kadar kolesterol dari sampel yang multipel random dari populasi akan di-distribusikan secara normal. Melakukan asumsi ini adalah asumsi lain: bahwa kadar kolesterol populasi akan didistribusikan berdasarkan kurva normal teoritikal- dimana nilai perbedaan dan standar deviasi dapat di... ke mereka yang dalam kurva normal Apabila anda berasumsi populasi dalam studi anda didistribusikan secara norlma, anda dapat juga berasumsi bahwa populasi ini dapat direpresentasikan oleh distribusi sampling normal. Oleh karena itu, anda menyimpulkan dari sampel anda ke distribusi sampling, secara matematik mengembangkan populasi teoritikal dibuat dari parameter seperti mean dari mean dan standar error. Parameter populasi teoritikal ini adalah mereka yang mengukur identifikasi dimensi dalam distribusi sampling. Anda kemudian dapat menyimpulkan dari distribusi sampling ke populasi. Anda memiliki populasi konkrit dan populasi abstrak. Populasi konkrit adalah semua individu yang masuk ke dalam kriteria sampling. Abstrak populasi adalah individu yang akan memenuhi kriteria sampling pada masa yang akan datang atau kelompok lain yang masuk secara teoritikal oleh kerangka kerja anda. PERKIRAAN PARAMETER Ada dua pendekatan dalam memperkirakan parameter populasi: perkiraan poin dan perkiraan interval. Perkiraan Poin Sebuah statistik yang menghasilkan nilai sebagai fungsi dari skor dalam sampel disebut dengan estimator. Banyak analisis statistikal inferential melibatkan penggunaan estimasi poin untuk mengevaluasi kesesuaian antara estimator (statistik) dan parameter populasi. Perkiraan poin adalah gambaran singel yang memperkirakan sebuah gambaran yang berhubungan dalam populasi ketertarikan. Estimator poin yang terbaik dari mean populasi adalah mean dari sampel yang diperiksa. Bagaimanapun juga, mean sampel jarang menyamai mean dari popuasi. Sebagai tambahan untuk mean, estimator lain yang umum digunakan termasuk median, variance, standar deviasi, dan koefisien korelasi. Perkiraan Interval Ketika sampling dari distribusi contonuous, probabilitas mean sampel yang diteliti sama dengan mean sampel yaitu zero. Oleh karena itu, kita tahu kita akan dalam keadaan eror pada saat kita menggunkan estimator poin. Perbedaan antara perkiraan sampel dan nilai parameter yang benar tapi tidak diketahui adalah eror sampling. Sumber dari eror sampling adalah kenyataan bahwa kita tidak dapay menghitung setiap indivisu pada populasi. Eror sampling dikarenakan oleh kempatan dan hanya kesempatan. Hal ini tidak disebabkan oleh beberapa kekurangan dalam riset metodologi. Perkiraan estimasi adalah sebuah usaha untuk mengatasi masalah ini dengan mengontrol ketelitian awal estimator. Prosedur interval yang memberikan kepercayaan 95% akan menghasilkan set interval 95% yang akan termasuk true value dari parameter. Sayangnya, setelah sampel di gambarkan dan estimasi di kalkulasikan, tidak ada cara untuk menceritakan apakah interval terdiri dari true value dari parameter. Perkiraan interval adalah sebuah segmen sejumlah batas ( range score) dimana nilai dari parameter diperkirakan akan mejadi. Sebagai contoh, menggunkan sampel dengan mean dari 40 dan standar deviasi 5, seseorang dapat menggunakan rnage score antara standar deviasi 2 dibawah mean dan standar deviasi 2 diatas mean ( 30, 50) sebagaimana perkiraan interval. Hal ini akan menyediakan sebuah set skor daripada skor singel. Bagaimanapun juga, tidak ada kepastian absolut bahwa mean populasi berada pada rentang range. Oleh karena itu, penting untuk menentukan probablitias bahwa interval ini meliputi mean populasi. Kebutuhan untu menentukan probabilitas ini membawa kita kembali pada distribusi sampling. Kita tahu bahwa 95 % mean dalam distribusi sampling berada dalam standar deviasi 2 dari mean dari mean (populasi mean). Apabila skor ini di konversikan ke Z skor, table distribusi normal dapat digunakan untuk menentukan berpa banyak standar deviasi keluar dari mean dari mean seseorang harus menjamin probabilitas yang dipastikan ( seperti 70 %, 95%, atau 99%) perkiraan interval yang didapatkan yang termasuk parameter populasi yang diperkirakan. Memeriksa distribusi normal, seseorang menemukan bahwa 2.5% area dibawah kurva normal berada dibawah nilai Z dari -1.96, atau μ – (1.96 SD/√N), dan 2.5% dari area diatas nilai Z dari 1.96, atau μ + (1.96 SD/√N), dimana μ adalah meandari means, SD adalah standar deviasi dan N adalah nulai sampel. Probabilitas adalah .95 dimana sampel yang dipilih secara random pasti berada pada range ini. DERAJAT KEBEBASAN Konsep dari derajat kebebasan (df) adalah produk dari teori statistik dan lebih mudah untuk dikalkulasikan daripada dijelaskan karena matematika komplek melibatkan deminstrasi justifikasi dari konsep. Derajat kebebasan melibatkan kebebasan nilai skor untuk memvariasikan nilai skore lain yang tersedia dan menstabilkan jumlah dari skor-skor ini. Sebuah contoh simpel mungkin akan membuka pengetahuan awal dari konsep. Diandaikan skor yang berbeda didapatkan dari sampel 4 dan meannya adalah 4. skor perbedaan adalah -2, -1, +1, dan +2. sebagaimana perbedaan skor ini, jumlah skor ini adalah 0. sebagai hasilnya, apabila tiga skor perbedaan ini dikalkulasikan, nilai dari skor ke-empat tidak bebas bervariasi. Nilainya akan bergantung pada tiga yang lain utnuk menjaga mean tetap 4 dan jumlahnya 0. derajat kebebasan dari sampel ini adlah tiga, karena hanya tiga skor yang bebas bervariasi. Dalam kasus ini dan banyak anlisis lainnya, derajat kebebasan adalah jumlah sampel (N) minus 1 (N – 1). df = N – 1 dalam contoh ini, df = 4-1 = 3. dalam beberapa analisa, penentuan level signifikan pada tabel statistikal distribusi sampling membutuhkan pengetahuan tentang derajat kebebasan. TAILEDNESS Pada kurva normal, nilai statistikal yang ekstrim dapat terjadi pada kedua ujung kurva. Karena ini benar, nilai statistikal 5% yang dipertimbangkan secara statistikal signifikan berdasarkan teori keputusan harus didistribusikan antara dua kurva ekstrim. Ke-ekstriman dari kurva disebut sebagai tail (ekor). Apabila hippotesa nondirectional dan mengasumsikan bahwa nilai skor dapat terjadi pada tail, analisa merujuk pada test signifikan dua ekor. Gambar 17-3. Pada tes signifikan satu ekor, hipotesis adalah directional, dan nilai statistikal ekstrim yang terjadi pada tail singel kurva adalah interest. Mengembangkan hipotesa satu ekor membutuhkan pengetahuan yang cukup terhadap variabel dan interaksinya dimana dasar test satu ekor. Di sisi lain, tes satu ekor ini tidaklah tepat. Pengetahuan ini mungkin teoritikal atau dari penelitian terdahulu. Test satu ekor secara keseluruhan lebih powerful dari test dua ekor, meningkatkan kemungkinan penolakan hipotesisi null. Pada kasusu ini, nilai statistikal ekstrim terjadi pada ekor lain kurva secara signifikan tidak berbeda. Pada gambar 17-4, yaitu gambar satu ekor, porsi dari kurva dimana nilai statistikal akan dipertimbangkan secara signifikan berada pada ekor kanan kurva. EROR TIPE I DAN TIPE II Berdasarkan teori keputusan, dua tipe eror dapat terjadi dalam pembuatan keputusan tentang pengertian nilai yang didapatkan dari test statistikal: eror tipe I dan eror tipe II. Eror tipe I terjadi ketika hipotesis null ditolak ketika ini benar. Eror ini mungkin terjadi karena walaupun nilai statistikal pada akhir ekstrim dari ekor kurva jarang, mereka memang terjadi pada populasi. Dalam melihat tabel 17-2, ingatlah bahwa pernyataan hipotesis null adalah tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan antara kelompok. Occurance Of Type I And Type Ii Error Data Analysis Indicates In Reality the Null Hypothesis Is True Results significant null Type I error False Correct decision (power) rejected Results not significant null Correct decision Type II error not rejected TABEL 17-2 Ada resiko yang lebih besar dari eror tipe I dengan level kepercayaan .05 daripada level kepercayaan .01. Sebagaimana level kepercayaan menjadi lebih ekstrim, resiko eror tipe I menurun, seperti yang digambarkan pada gambar 17-5. Sebagai contoh, misalnya anda meneliti efek dari tatalaksana dalam penelitian eksperimental menggunkan dua kelompok dan menemukan bahwa perbedaan antara dua kelompok ini relatif equivalen dalam magnitude terhadap standar eror. Distribusi sampling dari perbedaan antara kelompok berarti mengatakan kepada anda bahwa bahkan apabila tidak ada perbedaan yang real antara kelompok, perbedaan sama besar atau lebih besar dari apa yang anda temukan akan terjadi karena kesempatan sekitar satu dari setiap tiga kali. Bahwa, perbedaan yang anda temukan adalah apa yang dapat anda harapkan terjadi apabila tatalaksana yang benar adalah zero. Ini tidak berarti bahwa perbedaan sebenarnya zero, tapi bahwa pada basis hasil penelitian, anda tidak akan memberikan pembenaran dalam claiming ada perbedaan sebenarnya antara keompok. Data dari sampel anda tidak menstabilkan kasus untuk posisi bahwa efek tatalaksana sebenarnya ada. Misalkan, pada sisi lain, anda menemukan bahwa perbedaan dalam kelompok anda melebihi dua kali dari standar erornya ( Z score > 1.96). perbedaan tatalaksana dari magnitude ini akan terjadi dengan kesemapatan kurang dari sekali dalam 20, dan kita manyebutnya bahwa hail ini level kepercayaan secara signifikan pada .05. Perbedaan lebih dari 2.6 kali maka standar eror akan terjadi dengan kesempatan kurang dari sekali dalam 100, dan kita menyebutnya bahwa perbedaan secara statistikal signifikan pada level .01. Cox (1985) mengatakan bahwa, “ test signifikan, dari sudut pandang ini, mengukur ke adekuatan dari data untuk mendukung kesimpulan kualitatif bahwa ada efek nyata dalam menuju perbedan yang nyata” (p.159). jadi, keputusan adalah sebuah penilaian dan dapat menjadi eror. Dicapainya level statistik kepercayaan adalah indikasi derajat ketidakpastian dalam pengambilan posisi dimana perbedaan antara kedua kelompok nyata. Eror tipe II terjadi ketika hipoptesis null dianggap benar ketika, pada kenyataannya, salah. Tipe eror ini terjadi karena dalam beberapa kasus ada beberapa derajat overlap antara nilai perbedaan populasi, sehingga nilai dengan probablitas lebih dari 5%dengan satu populasi yang mungkin dalam kenyataannya dalam dimensi populasi lain. (gambar 17-6). Sebagaimana resiko eror tipe I menurun (dengan stting level kepercayaan lebih ekstrim), resiko eror tipe II meningkat. Ketika resiko eror tipe ii menurun (dengan setting level kepercayaan kurang ekstrim), resiko eror tipe I meningkat. Tidak mungkin menurunkan kedua tipe eror secara simultan tanpa peningkatan koresponding dalam ukuran sampel. Oleh karena itu, peneliti harus memutuskan resiko mana yang memiliki perlakuan terbesar terhadap studi spesifik. Dalam penelitian keperawatan, banyak penelitian dilakukan dengan sampel yang kecil dan instrumen yang tidak tepat pengukuran variabel penelitian. Dalam banyak situasi keperawatan, multipel variabel berinteraksi untuk menuju kepada perbedaan diantara populasi. Bagaimanapun juga, ketika seseorang hanya memeriksa sedikit variabel yang berinteraksi, sedikit perbedaan yang dapat terlihat, mengakibatkan kesimpulan salah dari tidak adanya perbedaan antara sampel. Pada kasus ini, resiko eror tipe II memiliki perhatian yang lebih. Dan lebih lemah level kepercayaan yang didapatkan. Sebagai contoh yang beruhubungan dengan eror, mempertimbangkan mengikuti masalah. Apabila anda berada pada posisi mendapatkan tiga sampel engan menggunkaan metodologi yang sama, setiap sampel memiliki mean yang berbeda. Samapai anda membuat keputusan untuk menerima atau menolak hipotesa null. Pernyataan hipotesa null adalah bahwa mean populasi adalah 50 dan bahwa tiga sampel tadi berasal dari populasi yang sama. Asumsikan anda mendapatkan hasil seperti berikut: Ukuran sampel N = 50 subjek X = 52.0 N = 50 subjek X = 60.5 N = 50 subjek X = 52.2 2. tefcdjbsada 3. kjhdjygajs 4. Mean Sampel