15 bisa negatif, namun dalam rerata tidak dimasukkan karena dianggap tidak sahih. Nilai negatif ini timbul karena nilai simpangan antara hitungan alat dan nilai sebenarnya (hitungan manual) melebihi nilai mutlak kebenaran. Ketepatan yang kecil sudah diprediksikan sebelumnya dari penerangan cahaya tidak sempurna. Hal ini berupa penerangan yang tidak merata dan pemantulan cahaya putih oleh kaca petri yang berisi koloni yang juga berwarna putih. Selain itu, juga karena kurangnya zoom (perbesaran) gambar sehingga program tidak bisa membedakan kontaminan (partikel tersuspensi selain koloni bakteri pada agar) yang mirip dengan koloni. Hitungan koloni P. aeruginosa mempunyai ketepatan yang cukup tinggi. Hal ini dapat terutama dapat dilihat pada nilai ketepatan hitungan dengan metode warna terpasang (Gambar 8) dan mengambil cuplikan warna (Gambar 9). Rerata ketepatan dengan metode tunjuk sebesar 41.61%, metode warna terpasang sebesar 80.27%, sedangkan kombinasi mengambil cuplikan warna dan tunjuk warna sebesar 88.93%. Metode tunjuk warna mempunyai ketelitian 87.98%, sedangkan nilai ini tidak ditemukan pada dua metode lainnya. Hal ini karena data ulangan tidak ditampilkan, bila ditampilkan hasilnya akan sama pada setiap ulangan, artinya ketelitiannya 100%. Fluoresensi mempertegas bentuk atau tampilan koloni, berbeda dengan koloni biasa yang menggunakan pembauran cahaya dengan plastik pembaur dan media agar. Hal ini menyebabkan ketepatan hitungan koloni bakteri P. aeruginosa lebih tinggi dibandingkan bakteri biasa (mesofil aerob) pada ALT. Alasan ini yang juga yang menjadikan dasar penelitian lebih mengarah pada kuantifikasi koloni yang mampu menghasilkan fluoresensi. Gambar 8 Ketepatan hitungan program terhadap koloni P. aeruginosa dengan metode warna terpasang. Gambar 9 Ketepatan hitungan program terhadap koloni P. aeruginosa dengan metode sampling warna. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Bakteri lokal terisolasi diuji biokimia menunjukkan tingkat kepercayaan P. aeruginosa 97% dan negatif nitrase. Fluoresein berhasil diinduksi pada media King’s B, sedangkan piosianin gagal diinduksi. Piosianin hanya berhasil diinduksi saat disubkultur pertama kali dari media agar Pseudomonas Base Pyocyanin. Produksi piosianin diduga terhambat ion fosfat (pada media King’s B). Absorbansi fluoresensi kultur P. aeruginosa berada pada panjang gelombang ultraviolet adalah 370 nm, sedangkan lampu ultraviolet menghasilkan radiasi 364-371 nm. Emisi fluoresensi fluoresein pada panjang gelombang cahaya 508 nm. Perangkat keras berupa kotak foto petri yg disusun dari rangka aluminium karena ringan dan tahan karat. Kotak ini diberikan sistem elektronik, terutama sistem kamera video 1.3 megapiksel dan penerangan LED dan UV. Sistem penerangan didukung oleh sistem regulator tegangan menggunakan IC LM317 dan transistor D313 dan sistem pengaman yang menggunakan IC timer 555 dan sensor panas NTC 100-D. Sistem penerangan UV akan menyala setelah pintu ditutup. Program dibuat dengan Visual Basic dengan metode plotting (merajah) 24 bit menggunakan pointer (penunjuk) dan metode kuantifikasi menggunakan simulasi sel. Pengenalan koloni dari dua parameter, yaitu bentuk dan warna. Pengenalan bentuk diperoleh dengan membentuk sel simulasi yang dinamakan ”rad”. Model sel berbentuk lingkaran ini akan melakukan pendekatan bentuk terhadap objek koloni bakteri. Metode 16 seleksi koloni yang difungsikan dari warna terdiri atas beberapa metode, yaitu metode tunjuk warna, warna terpasang (mewakili semua koloni), dan sampling (mengambil cuplikan) warna. Nilai ketepatan perhitungan koloni menggunakan alat ini sebesar 88.93 % dengan metode pengambilan cuplikan warna dan/atau tunjuk warna. Nilai ketelitian perhitungan menggunakan alat ini sebesar 87 % dengan metode tunjuk warna. Nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan metode perhitungan manual. Alat ini lebih memudahkan perhitungan jumlah koloni dibandingkan dengan metode perhitungan manual. Saran Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui induser pigmen piosianin dan fluoresein pada bakteri lokal ini dan menentukan batas konsentrasi terkecil penyebab induksi dan penyebab daya inhibisinya. Selain itu, juga perlu perbaikkan distribusi penerangan dan mencari kombinasi model seleksi dan koreksi untuk meningkatkan ketepatan kuantifikasi. Aplikasi alat dapat dikembangkan untuk analisis pita berfluoresensi pada elektroforesis dan penentuan kurva pertumbuhan bakteri secara real time (waktu nyata). Ultraviolet Light. J Appl Microbiol 26: 219-220. Brown VI, Lowbury EJL. 1965. Use of improved cetrimide agar medium and other culture methods for Pseudomonas aeruginosa. J Clin Pathol 18: 752-756. Buhlmann X, Fischer WA, Bruhn J. 1961. Identification of a pyocyanogenic strains of Pseudomonas aeruginosa. J Bact 82: 787-788. Buehler LK, Rashidi HH. 2005. Bioinformatic Basic. London:Taylor and Francis Group. Dodd JN. 1991. Atom And Light Interaction. New York: Plenum Pr. [DSN]. Dewan Standardisasi Nasional. 1992. Cara Uji Cemaran Mikroba (SNI 012897-1992). Jakarta: DSN. Fardiaz S. 1989. Mikrobiologi Pangan. Bogor: PAU Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor. [FDA]. Food and Drug Administration. 2002. Enumeration of Escherichia coli and the Coliform Bacteria. USA: FDA. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008. Nalidixic acid. http://en.wikipedia.org/wiki/Nalidixic_ac id.htm. [11 November 2008]. Adiprabowo H. 2008. Potensi antibakteri campuran propolis trigona spp dan garam kelapa terhadap Streptococcus mutans [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Atlas RM. 1984. Microbiology, Fundamentals and Applications. New York: McMillan. Blazefic DJ, Koepcke MH, Matsen JM. 1973. Insidence and Identification of Pseudomonas fluorescens and Pseudomonas putida in the clinical laboratory. J Appl Microbiol 25: 107110. Brodsky MH, Nixon MC. 1973. Rapid Method for Detection of Pseudomonas aeruginosa on MacKONKEY-agar under Frank LH, DeMoss RD. 1959. On the biosynthesis of pyocyanine. J Bacteriol 77:776-782. Goto S, Enomoto S. 1970. Nalidixic acid cetrimide agar. A new selective plating medium for the selective isolation of Pseudomonas aeruginosa. J Microbiol 14: 65-72. Hugh R, Leifson E. 1953. The taxonomic significance of fermentative versus oxidative metabolism of carbohydrates by various gram negative bacteria. J Bact 66: 24-26. Jordan EO, Burrows W. 1945. Textbook of Bacteriology. Ed ke-14. London: WB Saunders. Kerr JR et al. 1999. Pseudomonas aeruginosa pyocyanin and 1-hydroxyphenazine inhibit fungal growth. J Clin Pathol 52 :385-7.