PENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF Henra Saputra Tanjung STKIP Bina Bangsa Meulaboh, Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga Cut Ujong Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat 23615, E-mail: [email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan kemampuan Pemahaman dan komunikasi matematis siswa melalui model pembelajaran kooperatif. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terdiri dari kelompok eksperimsen dan kelompok kontrol. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas, dengan populasi adalah siswa SMA dengan sampel penelitian siswa kelas X di salah satu SMP di Kota Padangsidimpuan, dengan responden penelitian siswa kelas X sebanyak dua kelas yang dipilih secara acak kelas dari enam kelas. Analisis data dilakukan secara kuantitatif yang digunakan untuk menghitung rataan gain ternormalisasi antara kedua kelompok sampel dengan menggunakan Uji-t dan analasis kualitatif untuk menelah sikap siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematik siswa. Pembelajaran dengan medel pembelajaran kooperatif dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan di Sekolah Menengah Atas. Kata-kata kunci: Pembelajaran Kooperatif, Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis. maupun peranan dan kedudukannya diantara cabang ilmu PENDAHULUAN Matematika diakui penting dalam kehidupan manusia. Ditinjau dari sudut pandang permbelajaran yang dibuat oleh guru lainnya. Menurut Marpaung (Iskandar, matematika, salah satu penyebab gagalnya 2012:150) Matematika tidak ada artinya bila siswa dalam pemahaman belajar siswa yaitu kurangnya hanya dihafalkan, namun lebih dari itu dalam menerima dengan pemahaman siswa dapat lebih penjelasan dari guru pada saat proses mengerti akan konsep materi pelajaran itu pembelajaran sendiri. berlangsung. Kondisi ini Menurut Manfaat (2010:11) disebabkan pembelajaran yang dibuat oleh Matematika adalah suatu disiplin ilmu yang guru membosankan siswa dalam proses muncul belajar mengajar. manusia yang sangat panjang di bumi ini. Matematika merupakan mata dari Sedangkan sebuah menurut proses Saleh peradaban (2008:38) pelajaran yang mempunyai objek kajian Matematika adalah pelajaran yang tidak bisa abstrak, berupa fakta, konsep, operasi dan dibayangkan prinsip. Mempelajari hakekat matematika matamatika justru memaksa peserta didik berarti meninjau apa sebenarnya belajar untuk menuliskan proses penyelesaiaan di matematika itu, baik dalam arti katanya atas kertas sehingga mengurangi tingkat Peningkatan Kemampuan Pemahaman dalam pikiran, sebaliknya 59 Matematika Jurnal, Volume III No. 2, September 2016 ISSN: 2355 -3782 kesalahan anak didik dalam melakukan suatu perhitungan mengkomunikasikan berbagai ide secara Kemampuan yang berharga untuk matemati jelas, tepat dan cermat. Kedua, mathematics merupakan salah satu yang sangat penting learning as social activity; artinya sebagai dalam pembelajaran, karena bisa memberikan aktivitas pengertian yang secara mendalam kepada matematika, matematika juga sebagai wahana siswa dengan materi yang diajarkan kepada interaksi antar siswa dan juga komunikasi bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih antar guru dan siswa. Hal ini merupakan dari itu dengan pemahaman siswa dapat lebih bagian mengerti akan konsep materi pelajaran itu pemahaman matematik siswa sendiri. pemahaman alat Pemahaman matematik juga sosial dalam terpenting Model pembelajaran untuk mempercepat pembelajaran kooperatif merupakan salah satu tujuan dari setiap merupakan salah satu model pembelajaran materi yang disampaikan oleh guru, karena yang menuntut siswa untuk belajar bersama guru merupakan sebagai fasilitator untuk berbagi ide, saling menyambung pemikiran memberikan materi pelajaran yang akan di dan bertanggungjawab terhadap pencapaian sampaikan kepada siswa.. hasil belajar teman satu kelompok untuk Kualitas pemahaman mempengaruhi kemampuan turut komunikasi matematika siswa. Karena, jika siswa tidak memecahkan masalah, menyelesaikan suatu tugas atau menyelesaikan suatu tujuan bersama. memahami dengan benar suatu konsep Pada definsi ini terkandung matematika tentu saja siswa tidak akan pemahaman bahwa dalam belajar kooperatif mampu atau tercipta kerjasama yang baik antar anggota mengkomunikasikan pemahamannya. Ansari team ada ketergantungan saling memerlukan (2012:25) yang menjelaskan mengatakan, “pemahaman positif (menanamkan matematik merupakan salah satu aspek yang kebersamaan), dapat masing anggota (setiap anggota memiliki mempengaruhi kemampuan komunikasi matematik. Baroody (Ansari, 2012:4) tanggung jawab rasa masing- sumbangan dan belajar), keterampilan hubungan (komunikasi, antar person menyebutkan sedikitnya ada dua alasan keberhasilan, penting dalam keputusan, dan penyelesaian konflik), tatap matematika perlu ditumbuhkembangkan di muka menaikkan interaksi dan pengolahan kalangan siswa. Pertama, mathematics as data. mengapa komunikasi kepemimpinan, language, artinya matematika tidak hanya Dalam sekedar alat bantu berfikir (a tool to aid dikembangkan thinking), alat untuk menemukan pola, dengan tujuan agar siswa saling berbagi menyelesaikan masalah atau mengambil kemampuan, saling belajar berpikir kritis, kesimpulan, tetapi matematika juga sebagai saling menyampaikan Peningkatan Kemampuan Pemahaman pembelajaran membuat diskusi dan kooperatif komunikasi pendapat, saling 60 Matematika Jurnal, Volume III No. 2, September 2016 memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling ISSN: 2355 -3782 matematika melalui medel pembelajaran kooperatif? menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain. Dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian Pada penelitian ini, diggunakan Model ini adalah sebagai berikut: (1) Untuk pembelajaran kooperatif sebagai salah satu menelaah apakah peningkatan kemampuan model dapat pemahaman mengarahkan dan membimbing siswa untuk memperoleh dapat mampu menggunakan medel pembelajaran kooperatif menjelaskan lebih baik daripada siswa yang memperoleh keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan pemebelajaran biasa; (2) Untuk menelaah konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, apakah peningkatan komunikasi matematis efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah siswa serta manipulasi dengan menggunakan metode penemuan matematika dalam membuat generalisasi, terbimbing lebih baik daripada siswa yang menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan memperoleh pembelajaran biasa; dan (3) dan pernyataan matematika untuk dapat Untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan pembelajaran matematika melalui pendekatan komunikasi matemats siswa. model pembelajaran kooperatif. pembelajaran memahami berkomunikasi yang konsep dan matematis, dapat melakukan Berdasarkan latar belakang yang yang matematik siswa pembelajaran memperoleh melihat Model sikap dengan pembelajaran siswa pembelajaran kooperatif merupakan pada peningkatan kemampuan pemahaman yang dan komunikasi matematis siswa SMA, kelompok. Setiap siswa yang ada dalam dengan rumusan masalah sebagai berikut: (1) kelompok mempunyai tingkat kemampuan Apakah yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan pemahaman memperoleh matematik kemampuan siswa pembelajaran model terhadap dikemukakan di atas, penelitian ini mengarah peningkatan suatu yang mengutamakan pembelajaran adanya kelompok- yang rendah) dan jika memungkinkan anggota dengan kelompok berasal dari ras, budaya, suku menggunakan model pembelajaran kooperatif yang lebih baik daripada siswa yang memperoleh kesetaraan jender. Joice (Trianto, 2009:22) pembelajaran biasa?; (2) Apakah peningkatan menyebutkan bahwa: “Model pembelajaran kemampuan komunikasi matematis siswa adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang dengan yang digunakan sebagai pedoman dalam meng-gunakan metode penemuan terbimbing merencanakan pembelajaran di kelas atau lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran dalam tutorial dan untuk pembelajaran biasa?; dan (3) Bagaimana menentukan perangkat-perangkat pembela- sikap jaran termasuk didalamnya buku-buku, film, memperoleh siswa pembelajaran terhadap pembelajaran berbeda serta memperhatikan komputer dan lain-lain”. Peningkatan Kemampuan Pemahaman 61 Matematika Jurnal, Volume III No. 2, September 2016 ISSN: 2355 -3782 Enam tahap pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim,dkk (dalam Trianto, 2009 : 66) dijelaskan dalam tabel di bawah ini Tabel 1. Enam Tahap Pembelajaran Kooperatif Tahapan Indikator Perilaku Guru Tahap 1 Menyampaikan tujuan memotivasi siswa. dan Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada materi yang dipelajari dan memotivasi siswa untuk belajar. Tahap 2 Menyajikan informasi atau materi pelajaran Guru menyajikan informasi atau materi pelajaran kepada siswa baik dengan demonstrasi atau bahan bacaan. Tahap 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana membentuk kelompok belajar dan bekerja sama dalam kelompok agar terjadi peerubahan yang efisien. Tahap 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru mengamati, mendorong dan membimbing siswa dalam menyelesaikan tugas. Tahap 5 Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kelompoknya. Tahap 6 Mengumumkan pengakuan dan penghargaan. Guru memberikan umpan balik terhadap hasil kerja. Ruseffendi (1991: 221) mengungkap- membantu murid memahami konsep utama kan bahwa: “ Bila siswa memahami sesuatu dalam suatu subjek, bukan hanya mengingat itu berarti bahwa siswa mengerti tentang fakta-fakta yang terpisah-pisah. Pemahaman sesuatu itu tetapi tahap mengertinya masih konsep akan berkembang apabila guru dapat rendah. Kemampuan mengerti pada tahap ini mengeksplorasi topik secara mendalam dan misalnya mampu mengubah informasi ke memberi mereka contoh yang tepat dan dalam bentuk paralel yang lebih bermakna, menarik dari suatu konsep. memberikan interpretasi”. Sumarmo (2007: 689), menyatakan kemampuan bahwa indikator pembelajaran dari matematika Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kemampuan pemahaman matematik mengacu pada Taksonomi Bloom meliputi; (1) mengenal, (2) memahami, dan (Ruseffendi, 1991 : 221) meliputi pemahaman (3) menerapkan konsep, prosedur, prinsip, dan interpretasi, ide matematika. Pemahaman konsep adalah Pemahaman interpretasi (pemberian arti) yaitu aspek kunci dari pembelajaran. Salah satu kemampuan dalam memahami bahan atau ide tujuan yang direkam, diubah atau disusun dalam pengajaran yang penting Peningkatan Kemampuan Pemahaman adalah translasi, dan ekstrapolasi. 62 Matematika Jurnal, Volume III No. 2, September 2016 bentuk lain, misalnya dalam bentuk kata- ISSN: 2355 -3782 Baroody 2012:13-18) komunikasi kedalam katanya sendiri, menggambarkan kembali inti membagi dari masalah yang dihadapinya dalam bentuk bagian, yaitu sebagai berikut: yang dimengertinya. Pemahaman translasi (pengubahan) kemampuan yaitu dalam aspek (Ansari, 5 1. Mempresentasikan Mempresentasikan meliputi menun- memahami suatu masalah yang dinyatakan jukkan dengan ide/gagasan/cara lain misalnya, dalam masalah dalam bentuk baru, misalnya bentuk notasi menerjemahkan masalah ke dalam matematika, dan sebagainya. Pemahaman suatu bentuk konkret dengan bagan ekstrapolasi (meramalkan) adalah kemampuan atau gambar, menyajikan persoalan untuk meramalkan kecenderungan yang ada atau menurut matematika yang berupa diagram, tabel, grafik, data/fakta diagram, tertentu atau grafik kembali masalah suatu idea ke dalam model tertentu dengan mengutarakan konsekuensi persamaan dan implikasi yang sejalan dengan kondisi matematika, yang diberikan atau digambarkan. sejumlah kalimat yang sederhana Kemampuan komunikasi matematika atau atau pertidaksamaan grafik, tabel, atau 2. Mendengar merupakan kemampuan untuk menggunakan Mendengar adalah menerima suara matematika sebagai alat komunikasi tertulis dengan kedua telinga yang kemudian yang dapat dilihat dari kemampuan : (1) memberi respon terhadap apa yang menyatakan masalah kehidupan sehari-hari didengar. kedalan simbol atau bahasa matematika, (2) mendengar dengan teliti kemudian menginterpretasi dapat gambar kedalam model Siswa dituntut bermanfaat untuk dalam matematika, (3) menjelaskan ide matematika mengkonstruksi secara tulisan dengan gambar, diagram dan matematis yang lebih lengkap atau tabel. strategi yang lebih efektif Greenes dan Schulman (Ansari, pengetahuan 2012:12) menjelaskan komunikasi matematik 3. Membaca adalah: kemampuan (1) menyatakan ide Membaca matematika tulisan, memahami isi apa yang ditulis. Siswa demonstrasi, dan melukiskannya secara visual dianjurkan untuk menggunakan buku dalam tipe yang berbeda, (2) memahami, matematikanya sebagai suatu sumber menafsirkan, dan menilai ide yang disajikan informasi dan ide-ide, tidak hanya dalam tulisan, lisan, atau dalam bentuk visual, dari guru atau pekerjaan rumah. (3) dan Membaca apa yang ditulis siswa bermacam-macam adalah merupakan cara yang istimewa melalui mengkonstruk, menghubungkan ucapan, menafsirkan representasi ide dan hubungannya. adalah melihat serta untuk guru dalam mengidentifikasi pengertian dan miskonsepsi dari siswa. Peningkatan Kemampuan Pemahaman 63 Matematika Jurnal, Volume III No. 2, September 2016 4. Berdiskusi dengan Diskusi merupakan pertemuan ilmiah serta ISSN: 2355 -3782 memahami sesuatu isi yang atas ditulis. antara dua belajar matematika (Ruseffendi, 1991). segala Dalam METODE berdiskusi diharapkan terjadi proses interaksi prestasi atau lebih Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan pendekatan individu yang terlibat dalam tukar kuantitatif dan kualitatif, dengan tujuan untuk menukar memecahkan menyelidiki hubungan sebab akibat serta masalah, dan membantu siswa dalam berapa besar hubungan sebab-akibat teresebut mempraktekkan dengan cara memberikan perlakuan.Adapun informasi, keteramplian berkomunikasi. desain penelitian adalah sebagai berikut: 5. Menulis Kelas Eksperimen :O X O Kegiatan menulis dalam matematika Kelas Kontrol :O lebih Dimana ditekankan kepada O pengekspresian ide-ide matematik. O: Pretes dan postes berupa tes pemahaman Menulis mengenai matematika dapat dan penalaran matematik mendorong X: Pembelajaran dengan metode penemuan siswa untuk merefleksikan pekerjaan mereka dan mengklarifikasi ide-ide untuk mereka sendiri. Sikap kepribadian terbimbing Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan bagian seseorang, oleh dari karenanya Negeri 6 Kota Padangsidimpuan yang dipilih secara Random Sampling. Sampel pada sangatlah sulit untuk menelahnya. Meskipun penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri demikian 6 Padangsidimpuan. beberapa menerangkan teori bagaimana mencoba pembentukan Instrumen penelitian yang digunakan perubahan sikap tersebut. Salah satu teori meliputi: yang sering digunakan bahwa sikap akan pemahaman "mencari kesesuaian" antara kepercayaan dan bentuk uraian, dan(2) angket skala sikap perasaan dan dengan menggunakan model Skala Likert.Tes sikap ini digunakan untuk mengukur kemampuan tergantung dari salah satu perasaan (feelings) pemahaman matematik siswa. Tes disusun atau kepercayaan (beliefs). Dengan kata lain, dalam bentuk uraian yang terdiri dari 5 (lima) dalam proses pembelajaran matematika perlu butir soal untuk mengukur kemampuan diperhatikan sikap positif siswa terhadap pemahaman matematika. Hal ini penting mengingat sikap dengan soal yang diberikan siswa memang positif terhadap matematika berkorelasi positif benar benar bisa atau mengerti benar dengan mereka menyarankan terhadap bahwa objek, perubahan (1) lembar dan tes kemampuan komunikasi matematik matematik siswa. Diharakan materi pelajaran yang dipelajarinya. Peningkatan Kemampuan Pemahaman 64 Matematika Jurnal, Volume III No. 2, September 2016 ISSN: 2355 -3782 Tes kemampuan komunikasi matematik Sedangkan hasil analisis terhadap peningkatan pada penelitian ini berbentuk uraian sebanyak kemampuan pemahaman matematik setelah 5 soal yang diberikan awal dan akhir pembelajaran dilakukan, ditemukan bahwa pembelajaran melalui Model pembelajaran siswa yang memperoleh model pembelajaran kooperatif. Dalam penyusunan tes penalaran kooperatif matematika, terlebih dahulu menyusun kisi- kemampuan pemahaman yang lebih baik kisi soal yang mencakup kompetensi dasar, daripada indikator, aspek yang diukur beserta skor pembelajaran penilaian dan nomor butir soal, dilanjutkan peningkatan menunjukan bahwa siswa telah dengan menyusun soal serta alternatif kunci memahami konsep-konsep yang diberikan jawabannya masing-masing soal. atau diajarkan sehingga mereka dapat mencari mempunyai siswa peningkatan yang memperoleh konvensional. Adanya pemahaman dari dua kasus atau hal yang berbeda pada setiap soal. HASIL DAN PEMBAHAN Berdasarkan hasil analisis terhadap Rangkuman hasil pengujian hipotesis pretes, ternyata tidak ada perbedaan pada penelitian terhadap gain yang berkenaan kemampuan pemahaman matematik siswa dengan kemampuan pemahaman matematik yang pembelajaran siswa pada kedua kelas penelitian dengan kooperatif dibandingkan dengan siswa yang menggunakan T-tes pada taraf signifikansi memperoleh 0,05 disajikan pada tabel berikut. memperoleh model pembelajaran konvensional. Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji Hipotesis Penelitian No. 1. Hipotesis Penelitian thitung Peningkatan kemampuan pemahaman 4,486 matematik siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. ttabel 1,669 Hasil Pengujian Ho ditolak, artinya, lebih baik Hipotesis Penelitian Diterima Data pada tabel di atas, menunjukkan memperoleh model pembelajaran kooperatif bahwa terdapat peningkatan kemampuan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang pemahaman matematik siswa yang signifikan memperoleh antara rerata skor siswa kelas eksperimen dan Penolakan Ho menunjukan bahwa terdapat siswa kelas kontrol pada taraf signifikansi α perbedaan = 0,05. Dengan thitung adalah 4,486 adalah pemahaman matematik siswa antara kelas lebih dari ttabel sebesar 1,669. Sehingga eksperimen dan kelas kontrol. dapat disimpulkan pemahaman bahwa matematik kemampuan siswa Peningkatan Kemampuan Pemahaman yang Hasil pembelajaran peningkatan analisis uji konvensional. kemampuan dua rerata menunjukkan bahwa terdapat perbedaan 65 Matematika Jurnal, Volume III No. 2, September 2016 ISSN: 2355 -3782 kemampuan penalaran matemati antara siswa yang memperoleh model Rangkuman hasil pengujian hipotesis pembelajaran penelitian terhadap gain yang berkenaan kooperatif dengan siswa yang memperoleh dengan kemampuan penalaran matematik pembelajaran siswa pada kedua kelas penelitian dengan konvensional. Dengan demikian Siswa yang memperoleh model menggunakan pembelajaran statistik T-tes pada taraf signifikansi 0,05 memilliki penemuan terbimbing kemampuan pemahaman SPSS 18 dengan uji disajikan pada tabel berikut. matematik lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Hipotesis Penelitian No. Hipotesis Penelitian thitung 1. Peningkatan kemampuan komunikasi 5.679 matematik siswa yang memperoleh model pembelajaran penemuan terbimbing lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Data tabel di atas dapat dilihat bahwa ttabel 1,669 Hasil Pengujian Ho ditolak, artinya, berbeda signifikan Hipotesis Penelitian Diterima pembelajaran matematika. Selama ini siswa peningkatan kemampuan penalaran secara yang keseluruhan antara kelas yang memperoleh terhadap pelajaran matematika. Tetapi pada model pembelajaran kooperatif dengan kelas model yang memperoleh pembelajaran konvensional sebaliknya, berbeda secara signifikan. Dengan thitung pelajaran matematika. Faktor pembelajaran 5,679 adalah lebih dari ttabel yaitu 1,669, (PPT dan PK) memberikan pengaruh yang maka dapat disimpulkan bahwa terdapat berbeda secara signifikan terhadap sikap perbedaan kemampuan penalaran matematik siswa. Hal ini menunjukkan bahwa siswa siswa memperoleh banyak manfaat dari model yang memperoleh pemebelajaran dengan metode permbelajaran kooperatif lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. cenderung bersikap pembelajaran mereka kurang kooperatif terlihat suka justru menyukai pembelajaran kooperatif. Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif telah berhasil secara Model pembelajaran kooperatif telah signifikan meningkatkan sikap positif siswa berhasil secara signifikan meningkatkan sikap terhadap pelajaran matematika, yaitu dengan positif siswa terhadap pelajaran matematika, skor rerata sikap siswa adalah sebesar 85.36% yaitu dengan skor rerata sikap siswa adalah dengan skor kelas 4,4, dengan ini maka dapat sebesar 84,24% dengan skor kelas sebesar 4,3 disimpulkan bahwa sebagian besar siswa Model pembelajaran mempunyai sikap memberikan pengaruh yang berbeda secara pembelajaran matematika signifikan pembelajaran kooperatif. terhadap sikap kooperatif siswa Peningkatan Kemampuan Pemahaman dalam positif dengan terhadap model 66 Matematika Jurnal, Volume III No. 2, September 2016 Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatifsecara signifikan meningkatkan pemahaman dan kemampuan penalaran ISSN: 2355 -3782 4. Setelah mendapatkan pembelajaran, para siswa menunjukkan sikap positif terhadap pelajaran matematika, terhadap matematik pembelajaran dengan model kooperatif, dibandingkan dengan kelompok kontrol yang dan terhadap soal-soal pemahaman dan memperoleh pembelajaran konvensional. komunikasi matematis yang diberikan. Secara umum dapat dikatakan bahwa siswa memperlihatkan sikap yang positif SIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan, dapat diperoleh kesimpulan dan saran sebagai berikut: terhadap keseluruhan aspek pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif. 5. Temuan di lapangan menunjukan bahwa 1. Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif dapat pembelajaran masih matematika konvensional. di sekolah Pembelajaran meningkatkan kemapuan pemahaman dan matematika di sekolah diperoleh melalui komunikasi matematik siswa sekolah pemberitahuan menengah atas. (ceramah/ekspositori), bacaan, meniru, 2. Terdapat perbedaan peningkatan melihat, dengan mengamati dan cara sebagainya, kemampuan pemahaman matematik siswa bukan diperoleh melalui penemuan.Hal yang belajar dengan menggunakan model ini menyebabkan kurangnya pemahaman pembelajaran terhadap konsep matemaika. Mengingat daripada kooperatif siswa yang lebih baik memperoleh hasil penelitian menunjukan pembelajaran konvensional. Siswa pada pembelajaran kelas model pembelajaran kooperatif lebih baik pembelajaran kooperatif (kelas dengan bahwa menggunakan eksperimen) mengalami peningkatan yang dalam lebih tinggi daripada siswa pada kelas pemahaman dan komunikasi matematik konvensional (kelas kontrol). siswa dibandingkan dengan pembelajaran 3. Terdapat kemampuan peningkatan konvensional, maka peneliti menyarankan kemampuan komunikasi matematik siswa agar model pembelajaran kooperatif dapat yang belajar dengan menggunakan model dijadikan pembelajaran pembelajaran yang diterapkan pada siswa daripada perbedaan meningkatkan kooperatif siswa yang lebih baik memperoleh pembelajaran konvensional. Siswa pada kelas pembelajaran kooperatif sebgai salah satu metode sekolah menengah pertama. 6. Hasil penelitian menunjukan bahwa (kelas kemampuan pemahaman dan komunikasi eksperimen) mengalami peningkatan yang matematik saling berkorelasi. Oleh karena lebih tinggi daripada siswa pada kelas itu, perlu penelitian lebih lanjut tentang konvensional (kelas kontrol). hal ini. Selain itu, perlu juga dilakukan penelitian Peningkatan Kemampuan Pemahaman lebih lanjut untuk 67 Matematika Jurnal, Volume III No. 2, September 2016 ISSN: 2355 -3782 pengembangan kemampuan matematik menyeluruh untuk semua kemampuan lainnya sehingga diperoleh gambaran matematik yang dikembangkan. DAFTAR RUJUKAN Ansari, Bansu l, (2009). Matematika Komunikasi Konsep Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar Kepada dan Membantu Guru Mengembangkan Aplikasi. Jakarta: Pena. Kompetensinya Dalam Pengajaran Arikonto. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Matematika Untuk Meningkatkan Praktik.. Jakarta: Rineka Cipta. CBSA. Bandung: Tarsito. Saleh, Iskandar Alam, Burhan, (2012). Peningkatan Kemampuan Pemahaman Melalui Mathematic Pendekatan Prosiding Makalah Nasional Matematika dan Penalaran Matematika Siswa SMA Seminar Budi.(2010). Matematika dari Dikaitkan Kemampuan dan Siswa. Pendidikan Matematika F MIPA Manpaat, Mengajar Sumarmo, (2007). Kemampuan Pemahaman (RME), UNY, 10 November 2012. Seni Majemuk. Bogor: Regina. Realistic Education (2008). Matematika Berbasis Kecerdasan dan Komunikasi Matematika Siswa SD Andri. Penalaran Bandung: Dengan Logik Remaja Rosdakarya. Trianto (2009). Mendesain Model membumikan Pembelajaran kampus Jakarta: Kencana Prenada Group. ke Inovatif-Progresif. Kampung. Jakarta: Buku kita. Peningkatan Kemampuan Pemahaman 68