laporan hasil penelitian hubungan tingkat pendidikan dengan

advertisement
LAPORAN HASIL PENELITIAN
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN
WANITA USIA 20-45 TAHUN TENTANG PENANGANAN KANKER
PAYUDARA KELURAHAN REMPOA RT 07 RW 02 PADA BULAN
SEPTEMBER TAHUN 2010
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN
Oleh :
Muhamad Fahriza
NIM : 107103001374
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M/1431 H
i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan
hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 3 October 2010
Muhammad Fahriza
ii
ABSTRAK
JUDUL
: HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN
MASYARAKAT USIA 20-45 TAHUN TERHADAP PENANGANAN KANKER
PAYUDARA DI KOMPLEKS TAMAN REMPOA INDAH RT 07/RW 02
Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas yang
berasal dari parenchyma.
Setiap tahun lebih dari 580.000 kasus baru ditemukan di berbagai negara berkembang dan
kurang lebih 372.000 pasien meninggal karena penyakit ini. Sayangnya sampai saat ini
penyebab kanker payudara masih belum diketahui
Indonesia sudah cukup lama mengkampanyekan SADARI (periksa payudara sendiri).
SADARI adalah tindakan deteksi dini terhadap adanya gejala-gejala kanker payudara.
Metode ini sangat sederhana, namun diharapkan dapat menekan tingginya angka penderita
kanker payudara, karena semakin awal terdeteksi maka semakin cepat proses pengobatan
yang diperlukan.
Kata kunci : Kanker Payudara,SADARI,pengobatan
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI
Nama
: Muhammad Fahriza
Tempat,Tanggal Lahir
: Jakarta,19 Juli 1989
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Agama
: Islam
Kewarganegaraan
: Indonesia
Alamat
: Jl.Duyung 3 No 6 Rawamangun RT/RW 012/008 Jak-Tim
Email
: [email protected]
Contact Person
: 085211150402
Riwayat Pendidikan :
1. SD Trisula Perwari III
(1995-2001)
2. Rafah Islamic Boarding School
(2001-2004)
3. SMA Negeri 21 Jakarta
(2004-2007)
4. S1 Pendidikan Dokter UINSH
(2007-2012)
iv
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Laporan
Penelitian
berjudul
HUBUNGAN
TINGKAT
PENDIDIKAN
DENGAN
PENGETAHUAN WANITA USIA 20-45 TAHUN TERHADAP PENANGANAN
KANKER PAYUDARA DI KOMPLEKS TAMAN REMPOA INDAH RT 07/RW 02 yang
diajukan oleh Muhammad Fahriza (NIM: 107103001374), telah diujikan dalam sidang di
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 6 October 2010. Laporan penelitian ini telah
diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada
Program Studi Pendidikan Dokter.
Jakarta, 3 October 2010
DEWAN PENGUJI
Pembimbing
Penguji
dr. Fika Ekayanti, M.Med.Ed.
dr.Afrimal Safaruddin SpB(k)Onk
PIMPINAN FAKULTAS
Dekan FKIK UIN
Kaprodi PSPD FKIK UIN
Prof. Dr(HC).dr.H.MK. Tadjudin, SpAnd
v
Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp. RM.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji Syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia dan nikmat yang diberikan
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada berbagai pihak yang telah membantu
penulisan makalah ini, seperti:
1.
Prof. Dr(HC).dr.H.MK. Tadjudin, SpAnd. selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan
2.
DR. Syarief Hasan Lutfie, Sp. RM selaku Kepala Program Studi Kedokteran
3.
dr. Fika Ekayanti,M.Med.Ed selaku pembimbing riset
4.
Para dosen yang telah memberikan bimbingannya
5.
Ibu dan Ayah saya tecinta yang selalu mendoakan
6.
Keluarga yang telah memberikan dukungannya
7.
Nabilla Ayesha Putri yang selalu setia menyemangati dan mendoakan
8.
Teman sekelompok yang tak bosan mengingatkan
9.
Teman-teman sejawat
Akhir kata, kami berharap laporan penelitian ini dapat berguna bagi para
pembaca umumnya, khususnya bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN
Syarif Hidayatullah.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Ciputat, 1 juli 2010
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
………………………………………………………………....
i
Daftar Isi
………………………………………………………………...
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
………………………………………………………………..... 10
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Hipotesis
……………………………………………………......... 13
………………………………………………………………… 13
1.4. Tujuan Penelitian …………………………………………………………………. 13
1.4.1 Tujuan Umum …………………………………………………………. 13
1.4.2 Tujuan Khusus …………………………………………………………. 13
1.5. Manfaat Penelitian
………………………………………………………… 14
1.5.1 Bagi peneliti
……………………………………………………......
1.5.2 Bagi Institusi
………………………………………………………… 14
14
1.5.3 Bagi Masyarakat ………………………………………………………… 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Pengetahuan
…………………………………………………………
15
2.1.1 Pengertian Pengetahuan …………………………………………………
2.2. Anatomi dan fisiologi payudara ……………………………………………….. 17
2.2.1. Anatomi Payudara ……………………………………………………….
2.2.2. Fisiologi Payudara ……………………………………………………….
2.3. Kanker Payudara ……..……..…………………………………………….........
19
2.3.1 Epidemiologi Kanker Payudara …..…………………………………………...
19
2.3.2 Definisi dan Perjalanan Penyakit Kanker Payudara ……………….
2.3.3 Faktor Risiko Kanker Payudara ……..……………………………….
2.3.4 Risiko Dini Kanker Payudara ……….……………………………….
2.3.5 Faktor Risiko Kanker Payudara ………………………………………
2.4. Pemeriksaan Payudara
20
21
22
26
29
2.4.1 SADARI ………………………………………………………………
2.4.2 Pemeriksaan Penunjang ……………………………………………...
vii
2.4.3 Penatalaksanaan ………………………………………………………
2.4.4 Diagnosis Banding ……………………………………………………
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
……………………………………………………….
34
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian
……………………………………….
34
3.3. Kerangka Operasional Penelitian
……………………………………….
35
3.4. Definisi Operasional
……………………………………………….
36
3.5. Populasi dan Sampel
……………………………………………….
37
3.6. Kriteria Penelitian
……………………………………………......
39
3.7. Teknik Pengolahan Data
………………………………………………
40
3.8. Teknik Analisis Data
………………………………………………
40
3.1. Desain Penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil ………………………………………………………………………
41
4.2. Pembahasan ………………………………………………………………
43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ………………………………………………………………
45
5.2. Saran ……………………………………………………………………..
46
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………..
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Distribusi 10 Jenis Kanker terbanyak pada Wanita di 15 Pusat Patologi dan anatomi
Fakultas Kedokteran atau RS di indonesia Tahun 1983
Tabel 2.2 Faktor Risiko dan Insidens untuk Kanker Payudara
Tabel.2.3 Definisi Operasional
Tabel 3.1 Distribusi Sampel Setiap Rt di Wilayah Rw.02 yang Akan Diteliti Tahun 2010
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di RW.02 Kompleks Taman
Rempoa Indah
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di RW.02 Kompleks
Taman Rempoa Indah
Tabel 4.3 Distribusi Responden berdasarkan tingkat pendidikan dihubungkan dengan
Pengetahuan di RW.02 Kompleks Taman Rempoa Indah
Tabel 4.4 Distribusi Pertanyaan Dalam Kuesioner yang Di Jawab Oleh Responden
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas yang
berasal dari parenchyma.
Setiap tahun lebih dari 580.000 kasus baru ditemukan di berbagai negara berkembang dan
kurang lebih 372.000 pasien meninggal karena penyakit ini. Sayangnya sampai saat ini
penyebab kanker payudara masih belum diketahui.
Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan resiko kanker payudara, antara lain usia, riwayat
kesehatan, faktor keturunan, faktor hormonal seperti menstruasi pertama terlalu cepat dan
menopause dini. Selain itu upaya menunda kehamilan atau kehamilan pertama terjadi di atas
usia 30 tahun juga bisa meningkatkan resiko. Gayahidup yang tidak sehat, misalnya sering
mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak jahat, atau kurang berolahraga, juga dapat
memperbesar resiko terkena kanker payudara
Data WHO menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita usia 50 tahun ke
atas. Hanya 6%-nya terjadi pada mereka yang berusia kurang dari 40 tahun. Meski demikian,
kian hari makin banyak penderita kanker payudara yang berusia 30-an. Oleh karena itu jika
Anda termasuk golongan yang beresiko tinggi, meski baru berusia 30-an, tak ada salahnya
untuk lebih bersikap waspada terhadap perubahan yang terjadi pada payudara Anda.
Kanker payudara merupakan salah satu tumor ganas paling sering ditemukan pada wanita,
kanker payudara pada pria hanya sekitar 1% dari sekian banyak kasus kanker payudara. Di
Eropa Barat, Amerika Utara dan negara maju lain, insiden kanker payudara menempati posisi
pertama dari kanker yang sering menjangkiti kaum wanita. RRC walaupun tergolong negara
berinsiden rendah, tapi insidennya menunjukkan tren meningkat jelas, di Beijing, Shanghai,
Tianjin, dan kota besar lain insiden kanker payudara telah melonjak menempati posisi
pertama dari berbagai kanker wanita. Menurut statistik, setiap tahun di RRC terdapat 40.000
lebih wanita meninggal karenanya, maka kanker payudara telah menjadi salah satu penyakit
serius yang mengancam negara kita. (Desen, Wan. 2008)
1
Sejak 1988 sampai 1992, keganasan tersering di Indonesia tidak banyak berubah. Kanker
payudara merupakan kanker terbanyak kedua sesudah kanker leher rahim di Indonesia. Selain
jumlah kasus yang banyak, lebih dari 70% penderita kanker payudara ditemukan pada
stadium lanjut. Data dari Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan
menunjukkan bahwa Case Fatality Rate (CFR) akibat kanker payudara menurut golongan
penyebab sakit menunjukkan peningkatan dari tahun 1992-1993, yaitu dari 3,9 menjadi 7,8.
Gejala permulaan kanker payudara sering tidak disadari atau dirasakan dengan jelas oleh
penderita sehingga banyak penderita yang berobat dalam keadaan lanjut. Hal inilah yang
menyebabkan tingginya angka kematian kanker tersebut. Padahal, pada stadium dini
kematian akibat kanker masih dapat dicegah. Tjindarbumi (1982) mengatakan, bila penyakit
kanker payudara ditemukan dalam stadium dini, angka harapan hidupnya (life expectancy)
tinggi, berkisar antara 85-95%. Namun, dikatakannya pula bahwa 70-90% penderita datang
ke rumah sakit setelah penyakit parah, yaitu setelah masuk dalam stadium lanjut.
Berdasarkan data studi epidemiologi di atas telah diketahui bersama bahwa kanker payudara
merupakan salah satu kanker yang sering ditemukan di Indonesia bahkan menduduki
peringkat ke-2 jenis kanker tersering pada wanita setelah kanker serviks ( kanker leher rahim
), kanker payudara umumnya mulai ditemui pada usia setengah baya dan lansia. Jarang
terjadi pada usia kurang dari 30 tahun, sedangkan yang kurang dari 20 tahun sangat jarang.
Data dari China hanya menemukan 3 kasus berusia kurang dari 20 tahun. Menurut analisis
data dari 6263 kasus di RS Kanker Universitas Zhongshan, rentang usia pasien adalah 17-90
tahun, uasia median 47 tahun. Dihitung dengan selang usia 5 tahunan pasien terbanyak
berusia 45-49 tahun (25,2%), 40-44 tahu (15,8%), dan 54-59 tahun (15,6%). (Desen, Wan.
2008)
Indonesia sudah cukup lama mengkampanyekan SADARI (periksa payudara sendiri).
SADARI adalah tindakan deteksi dini terhadap adanya gejala-gejala kanker payudara.
Metode ini sangat sederhana, namun diharapkan dapat menekan tingginya angka penderita
kanker payudara, karena semakin awal terdeteksi maka semakin cepat proses pengobatan
yang diperlukan.
Pemerikasaan payudara sendiri dilakukan dengan meraba payudara sendiri apakah terdapat
benjolan atau tidak, baik yang sakit maupun yang tidak sakit. Benjolan dapat menandakan
2
adanya tumor. 8 dari 10 benjolan yang ditemukan pada payudara adalah tumor jinak atau
tidak memiliki sifat kanker. Namun, jika Anda menemukan benjoan yang permanen pada
payudara, segera temui dokter untuk memastikan bahwa benjolan tersebut tidak berbahaya.
Selain itu perhatikan kulit payudara, apakah pembuluh vena-nya semakin terlihat? Apakah
kulit di sekitar puting menjadi berkerut? Kemudian cermati puting payudara bila ada cairan
lengket atau darah yang keluar. Terakhir, perhatikan ukuran dan posisi payudara. Bila
ukurannya mengecil atau posisi yang satu lebih rendah daripada yang lain, sebaiknya segera
konsultasikan pada dokter.
Menurut data yang telah didapatkan bahwa masih banyak angka kejadian kanker payudara
khususnya di Indonesia yang merupakan kanker dengan angka kejadian tertinggi kedua di
Indonesia. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti tentang bagaimanakah tingkat pengetahuan
remaja usia 20-35 tahun tentang kanker payudara, serta bagaimana merekan menyikapi
kejadian kanker payudara yang telah menduduki urutan ke-2 jenis kanker tersering pada
wanita setelah kanker serviks, dan juga apa yang akan dilakukan oleh masyarakat bila dirinya
atau salah satu keluarga atau masyarakat di sekitarnya mengidap penyakit kanker payudara
tersebut
3
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut, yaitu bagaimana hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan wanita terhadap penanganan kanker payudara di kompleks Taman Rempoa
Indah RT 07/RW 02
1.3. Hipotesis
Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan wanita terhadap
penanganan kanker payudara di kompleks Taman Rempoa Indah RT 07/RW 02
1.4. Tujuan
1.4.1
Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat di kompleks Taman Rempoa Indah
RT 07/RW 02
1.4.2
Tujuan Khusus

Penelitian ini dilakukan sebagai syarat lulus untuk pre-klinik dan untuk
mendapatkan gelar sarjana kedokteran

Mengetahui tingkat pengetahuan wanita di Kompleks Taman Rempoa Indah
RT 07/RW 02 terhadap pengertian dan faktor penyebab kanker payudara

Mengetahui tingkat pengetahuan wanita di Kompleks Taman Rempoa Indah
RT 07/RW 02 terhadap gejala kanker payudara

Mengetahui perilaku wanita di Kompleks Taman Rempoa Indah RT 07/RW
02 terhadap pencegahan penyebaran kanker payudara

Mengetahui apa yang akan dilakukan wanita di Kompleks Taman Rempoa
Indah RT 07/RW 02 jika terjangkit kanker payudara
4
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai:

Dasar dalam melaksanakan program-program peningkatan pengetahuan wanita di
Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah tentang penyakit kanker payudara dan fakto
risikonya.

Masukan untuk memperluas wawasan mahasiswa khususnya mahasiswa Program
Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pembelajaran bagi peneliti tentang tahap-tahap dalam penyusunan tugas skripsi, dan
tambahan pengetahuan tentang hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan wanita tentang faktor risiko kanker payudara di Rw.02 Kompleks Taman
Rempoa Indah

Syarat dalam memenuhi tugas skripsi dan syarat untuk mendapatkan gelar sarjana
kedokteran (S. Ked)
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bahasan bab ini akan menampilkan penjelesan mengenai definisi pengetahuan,
anatomi dan fisiologi payudara, pengertian kanker payudara, epidemiologi kanker payudara,
penyebab kanker peyudara, gejala klinis, gambaran patologi, perjalanan penyakit
(patogenesis), dan penanganan kanker payudara.
2.1. Konsep Pengetahuan
a. Pengetahuan
Definisi
Manusia adalah mahluk ciptaan tuhan yang paling sempurna karena mempunyai cita, rasa
dan karsa. Manusia memiliki kehendak untuk mengatahui segala sesuatu yang ada
disekitarnya untuk itu manusia selalu mencari jalan untuk memperoleh pengetahuan. Menurut
Notoatmodjo (2002 : 94) bahwa pengetahun merupakan hasil tahu dan nilai terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi pada
penglihatan, pendengaran, penerimaan, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan (kognitif) merupakan dominan yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior).
Dari pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa pengetahuan merupakan unsurunsur yang mengisi akal dan alam jiwa seseorang yang merupakan hasil dari tahu setelah
orang itu melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu dan kemudian
diproyeksikan oleh orang tersebut menjadi suatu gambaran, presepsi, pengamatan, konsep
dan fakta.
b. Konsep Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2002 : 122) pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu :
1.
Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu yang diberikan / materi yang telah
dipelajari sebelumnya termasuk dalam penggunaan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
6
tentang
apa
yang
dipelajari
antara
lain
menyebutkan,
menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
2. Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan
dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi dan kondisi real (sebenarnya). Aplikasi ini dapat sebagai aplikasi atau
penggunaan hokum-hukum, rumus-rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam
konteks situasi yang lain.
4. Analisa (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam
komponen-komponen tetapi masih dalam sesuatu struktur organisasi tersebut dan
masih ada kaitanya satu sama yang lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja seperti menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan.
5. Sintesis (Shyntetis)
Sintetis menunjukan suatu kemampuan atau melaksanakan atau menghubungkan
bagian-bagain kedalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain
sintetis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasiformulasi yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
7
2.2. Anatomi dan Fisiologi Payudara
2.2.1 Definisi Payudara
Payudara atau mammae adalah struktur kulit yang dimodifikasi, bergranular
pada bagina anterior toraks, pada perempuan mengandung unsur yang mensekresi
susu untuk makanan bayi. Mammae atau glandula mammaria pada wanita merupakan
kelenjar tubuloalveolar kompleks yang terdiri dari 15 sampai 25 lobus yang berjalan
radikal ke arah puting susu dan dipisahkan oleh jaringan ikat dan lemak, setiap lobus
mempunyai duktus ekskretorius (lactiferous) yang bermuara pada putting susu. Tiap
lobus dibagi lagi menjadi lobules, dengan duktus alveolaris dan alveoli menjadi
bagian sekresi dari kelenjar. (Hartanto, 2005)
Gambar 2.1 Anatomi normal payudara (Hall, 2007)
8
2.2.2 Anatomi, Histology, dan Fisiologi Payudara
Struktur histologi kelenjar payudara bervariasi sesuai dengan jenis kelamin,
usia, dan status fisiologisnya. Setiap kelenjar payudara terdiri atas 15-25 lobus dari
jenis tubuloalveolar kompleks, yang berfungsi mensekresi air susu bagi neonatus.
Setiap lobus, yang dipisahkan satu sama lain oleh jaringan ikat padat dan banyak
jaringan lemak, sesungguhnya merupakan suatu kelenjar tersendiri dengan duktus
ekskretorius laktiferusnya sendiri. Duktus ini, dengan panjang 2-4,5 cm, bermuara
pada papilla mammae, yang memiliki 15-25 muara, masing-masing berdiameter 0,5
mm.( Carneiro, 2007.)
Sebelum pubertas, kelenjar mammae terdiri atas sinus laktiferus dan beberapa
cabang sinus ini, yakni duktus laktiferus. Pada gadis selama pubertas, payudara
membesar dan membentuk putting susu yang mencolok. Pada anak laki-laki, kelenjar
mammae tetap datar. Pembesaran payudara selama pubertas terjadi akibat
penimbunan jaringan lemak dan jaringan ikat, dengan meningkatnya pertumbuhan
dan percabangan duktus laktiferus akibat bertambahnya jumlah estrogen ovarium.
Struktur khas kelenjar -lobus-pada wanita dewasa berkembang pada duktus
ujung terkecil. Sebuah lobus terdiri atas sejumlah duktus yang bermuara ke dalam
satu duktus terminal. Setiap lobus terdapat dalam jaringan ikat longgar. Suatu jaringan
ikat yang kurang padat dan kurang banyak mengandung sel, memisahkan lobus-lobus.
Dekat dengan muara papilla mammae, Duktus laktiferus menjadi lebar dan menjadi
sinus laktiferus. Sinus laktiferus dilapisi epitel selapis gepeng pada muara luarnya.
Epitel ini berubah menjadi epitel berlapis silindris atau berlapis kuboid. Lapisan
duktus laktiferus dan duktus terminal merupakan epitel selapis kuboid dan dibungkus
9
sel mioepitel yang berhimpitan. Jaringan ikat yang mengelilingi alveoli mengandung
banyak sel limfosit dan sel plasma. Populasi sel plasma bertambah nyata menjelang
akhir kehamilan, sel ini berfungsi menyekresi immunoglobulin (IgA sekretorik) yang
memberikan kekebalan pasif pada neonatus.( Carneiro, 2007 )
Struktur histology kelenjar ini mengalami sedikit perubahan selama siklus
menstrulasi, misalnya proliferasi sel duktus di sekitar masa ovulasi. Perubahan ini
bertepatan saat ketika kadar estrogen yang beredar mencapai puncaknya.
Bertambahnya cairan jaringan ikat pada fase pra-menstrulasi menambah besar
payudara.( Carneiro, 2007).
Papilla mammae (puting susu) berbentuk kerucut dan warnanya mungkin
merah muda, coklat muda, atau coklat tua. Bagian luar papilla ini, ditutupi epitel
berlapis gepeng dengan lapisan tanduk yang berhubungan langsung dengan kulit
didekatnya. Kulit disekitar puting susu membentuk areola mammae. Warna areola
menjadi gelap selama kehamilan, akibat akumulasi melanin setempat. Setelah
melahirkan, areola menjadi putih kembali namun jarang mencapai warna aslinya.
Epitel puting susu berada di atas selapis jaringan ikat yang banyak mengandung
serabut otot polos. Serabut-serabut ini tersusun melingkari duktus laktiferus yang
lebih dalam dan tersusun sejajar terhadap duktus ini di tempat masuknya duktus pada
puting susu. Puting susu ini banyak di persarafi oleh ujung saraf sensorik.( Carneiro,
2007)
2. 3. Kanker Payudara
2.3.1 Definisi Kanker Payudara
Kanker payudara disebut juga dengan carcinoma mammae adalah sebuah
tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ganas ini dapat berasal
dari kelenjar, saluran kelenjar, jaringan lemak maupun jaringan ikat payudara.
Kanker ini memang tidak tumbuh dengan cepat namun berbahaya. Kanker ini juga
termasuk dalam catatan WHO di masukkan kedalam International Classification of
Diseases (ICD) dengan kode nomor 17.( Suryaningsih Koni, Endang. Sukaca Eka,
Bertiani. 2009)
10
2.3.2 Epidemiologi Kanker Payudara
Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang terdapat pada wanita
dan masih merupakan masalah kesehatan pada wanita, karena selain merupakan salah
satu penyakit keganasan kedua terbanyak juga sering menyebabkan kematian. Kanker
payudara berasal dari parenkim atau dari stroma mamma. Penyakit ini oleh WHO
dimasukkan dalam international classification of disease (ICD) dengan nomor kode
174 (Tjahyadi, dkk. 1986).
Di indonesia kanker payudara merupaankanker terbanyak kedua pada wanita
sesudah kanker leher rahim. Tabel berikut ini adalah hasil penelitian yang berhasil
dirangkum
oleh
pusat
penelitian
kanker
radiologi
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan Kesehatan di 15 pusat Patologi dan anatomi Fakultas Kedokteran atau
RS di indonesia pada tahun 1983 (Alisyawisya, dkk. 1992)
Tabel 2.1 Distribusi 10 Jenis Kanker terbanyak pada Wanita di 15 Pusat
Patologi dan anatomi Fakultas Kedokteran atau RS di indonesia Tahun 1983
No. ICD
Jenis Kanker
Jumlah
Persentase (%)
1.
180
Servik Uteri
1052
26,1
2.
174
Payudara wanita
755
18,7
3.
183
Ovarium
307
7,6
4.
173
Kulit
268
6,7
5.
196
Limfoma
199
4,9
6.
182
Korpus Uteri
142
3,5
7.
140
Tiroid
140
3,5
8.
147
Nasofaring
188
2,9
9.
154
Rektum
116
2,9
10.
200
Limfosarkoma
103
2,6
Sumber: Rangkuman registrasi kanker pathology based di di indonesia 1983
Dari tabel di atas terlihat dari 10 jenis kasus kanker tersering yang menyerang
wanita, kanker payudara menempati urutan kedua setelah kanker serviks dengan
jumlah penderita kanker payudara 755 orang (18,7%).
Insidens kanker payudara bervariasi pada setiap negara. Di indosesia, insidens
kanker payudar ada 22,2/100.000 setiap tahunnya. Di amerika insidensnya paling
11
tinggi yaitu 71,7/100.000, di Autralia 55,6/100.000, dan di jepang insidensnya rendah
yaitu 12,1/100.000 (Tjindarbumi dkk, 1995).
Umur merupakan faktor penting yang ikut menentukan insidens atau frekuensi
kanker payudara. Di indonesia frekuensi kanker payudara yang tertinggi ditemukan
pada umur wanita yang produktif yaitu 40-49 tahun dan tersering adalah pada usia 40
tahun ke atas (Ramli, 1995). Di Amerika frekuensi kanker payudara tertinggi
ditemukan pada umur 40-50 tahun. Umur rata-rata penderita kanker payudara yang
ditemukan di jakarta ialah 46 tahun, di Surabaya 47 tahun dan di Bombay India 53
tahun. Umur termuda penderita kanker payudara di surabaya ialah 14 tahun yang
tertua 91 tahun (Sukardja, 1998).
Beberapa faktor resiko pada kanker payudara yang sudah diterima secara luas
oleh kalangan oncologist di dunia adalah.
a. Umur lebih tua dari 39 tahun (cancer age)
b. Anak pertama lahir setelah usia 35 tahun risikonya 2 kali lebih besar
c. Tidak menikah (mullipara) mempunyai risiko 2-4 kali lebih tinggi daripada wanita
yang menikah dan punya anak.
d. Menarche (haid pertama) kurang dari 12 tahun mempunyai risiko 1,7 – 3,4 kali
lebih tinggi daripada wanita dengan menarche datang pada usia normal yaitu lebih
dari 12 tahun.
e. Menopause datang terlambat (lebih dari 55 tahun) risikonya 2,5 – 5 kali lebih
tinggi.
f. Pernah operasi tumor jinak payudara risikonya 2,5 kali lebih tinggi.
2.3.3. Gejala Klinis
Gejala klinis kanker payudara dapat berupa benjolan pada payudara, erosi atau
eksema puting susu, atau berupa perdarahan pada puting susu. Umumnya berupa
benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, makin lama
makin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit
payudara atau pada putting susu. Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam
(retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi edema
hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d’orange), menjadi mengkerut atau
timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu makin lama makin besar dan
mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk dan
mudah berdarah. Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul kalau tumor sudah
12
besar, sudah timbul borok, atau kalau sudah ada metastase ke tulang-tulang.
Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada
lengan dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh. (Handoyo, 1990)
2.3.4 Perjalanan Penyakit
2.3.4.1 Tahap-tahap perkembangan sel normal menjadi sel kanker
Sejarah perkembangan tumor ganas dibagi dalam empat fase: perubahan yang
besar pada sel target (transformasi), pertumbuhan sel yang bertransformasi tadi, invasi
local dan metastasis ke seluruh tubuh. Inilah karakteristik perbedaan antara tumor
jinak dan tumor ganas.
2.3.4.2 Diferensiasi dan anaplasia
Diferensiasi adalah sel neoplastik yang bila dibandngkan dengan sel normal
berbeda secara fungsional dan morfologi, disebut anaplasia bila sel tersebut sudah
sangat berbeda dengan sel normalnya.
Anaplasia ditandai dengan beberapa perubahan morfologi:
1. Pleomorfisme. Sel ditemukan beberapa kali lebih besar dari sel tetangganya dan
kadang beberapa sel juga kadang-kadang lebih kecil
2. Morfologi inti sel yang abnormal. Nucleus membesar dan hiperkromatik sehingga
rasio terhadap sitoplasma menjadi 1:1.Terdapat anak inti yang besar di dalam inti.
3. Mitosis. Menggambarkan aktivitas sel dalam membelah diri, biarpun adanya mitosis
tidak dapat menggambarkan bahwa sel tersebut telah ganas apa tidak tetapi ada
perubahan yang morfologi yang menggambarkan sel ganas apa tidak seperti atipik,
mitosis aneh yang meproduksi tripolar atau quadripolar spindle.
4. Perubahan lain. Terbentuknya sel-sel tumor raksasa yang mempunyai inti yang sangat
besar atau mempunyai beberapa inti sel. Di bagian tengah sel tumor tersebut biasanya
mengalami nekrosis karena tidak mendapat suplai darah yang adekuat.
2.3.4.3 Kecepatan pertumbuhan sel
Kecepatan pertumbuhan sel biasanya ditandai dengan 3 factor utama:
pertumbuhan sel dua kali lebih cepat dari normal, fraksi sel tumor yang berada di
13
kolam replikasi, dan kecepatan dimana sel tumor bertumpuk. Umumnya, kecepatan
pertumbuhan sel tumor sangat berkorelasi dengan tingkat diferensiasi mereka dan
tumor ganas biasanya tumbuh lebih cepat dari tumor jinak. Biasanya sel tumor
terhenti di fase G0 atau G1.
2.3.4.4 Invasi lokal
Semua tumor jinak tumbuh lambat dan biasanya local karena dia tidak
mempunyai kemapuan untuk infiltrasi, invasi atau metastasis. Mereka membentuk
kapsula fibrosa yang memisahkannya dari jaringan host. Biarpun dilindungi oleh
jaringan kapsul tetapi dapat terjadi hemangioma (neoplasma yang terbentuk dari
pembuluh darah yang terbentuk di sekitar tumor) biasanya manifestasinya terlihat di
kulit.
Pertumbuhan kanker bersamaan dengan infiltrasi yang progresif, invasi, dan
penghancuran jaringan sekitar. Umumnya tumor ganas sangat tidak bisa membatasi
geraknya dalam menyerang sel yang sehat. Pelan-pelan tumor yang ganas tersebut
tumbuh mendekati jaringan kapsul dan mendorong menuju jaringan yang sehat.
Pemerikaan histology massa kapsul menunjukkan barisan sel yang penetrasi dan
infiltrasi ke sel yang terdekat membentuk struktur yang tidak teratur seperti kepiting
yang menggambarkan sel kanker.
2.3.4.5 Metastasis
Adalah penyebaran tumor ganas menuju ke rongga-rongga tubuh, pembuluh
darah dan saluran limfatik akibat sifat invasive dari tumor ganas tersebut.
1. Penyebaran ke rongga-rongga dan permukaan tubuh
Terjadi ketika tumor ganas menyerang tempat-tempat rongga tubuh yang
natural. Biasanya menyerang ke kavitas peritoneal, tetapi kavitas yang lain
seperti pleural, pericardial, subarachnoid, dan persendian dapat juga terkena
penyebaran dari tumor ganas.
2. Penyebaran limfatik
Penyebaran melalui limfatik adalah jalan yang paling sering ditempuh oleh
tumor ganas. Pada kanker payudara melakukan pemeriksaan kelenjar limfatik
aksilla sangat penting untuk mengetahui progresifitas tumor dan perencanaan
tata laksana
14
3. Penyebaran hematogen
Arteri dengan dinding yang lebih tebal dari vena lebih kuat dari penetrasi yang
dilakukan oleh tumor ganas, tumor ganas yang melewati kapiler pulmoner atau
arteri pulmoner dapat meningkatkan risiko terjadinya emboli. Paru-paru dan
liver merupakan yang apling lsering terkena metastasis akibat persebaran
hematogen.
Seperti kanker lainnya, penyebab kanker payudara masih belum diketahui.
Namun, 3 faktor tampaknya penting: 1) perubahan genetic, 2) pengaruh
hormon, 3) factor lingkungan.
1) Perubahan Genetik
Perubahan genetic juga berperan dalam timbulnya kanker payudara sporadic.
Seperti pada sebagian besar kanker lainnya, mutasi yang mempengaruhi
protoonkogen dan gen penekan tumor di epitel payudara ikut serta dalam proses
transformasi onkogenik. Di antara berbagai mutasi tersebut, yang paling banyak
dipelajari adalah ekspresi berlebihan protoonkogen ERBB2 (HER2/NEU), yang
diketahui mengalami amplifikasi hampir 30% kanker payudara. Gen ini adalah
anggota dari family reseptorfaktor pertumbuhan epidermis, dan ekspresi
berlebihannya berkaitan dengan prognosis yang buruk.
2) Pengaruh Hormon
Kelebihan estrogen endogen, atau yang lebih tepat ketdakseimbangan
hormone, jelas berperan penting. Banyak factor risiko yang telah disebutkan ; usia
subur yang lama, nuliparitas, dan usia lanjut saat memiliki anak pertama
mengisyaratkan peningkatan pajanan ke kadar estrogen yang tinggi saat daur haid
.
Estrogen merangsang pembentukan factor pertumbuhan oleh sel epitel
payudara normal dan oleh sel kanker. Dihipotesiskan bahwa reseptor estrogen dan
progesterone yang secara normalterdapat di epitel payudara, mungkin berinteraksi
dengan promoter pertumbuhan, seperti Transforming growth factor α (berkaitan
dengan factor pertumbuhan epitel), platelet derived growth factor, dan factor
pertumbuhan fibroblast yang dikeluarkan oleh sel kanker payudara, untuk
menciptakan suatu mekanisme autokrin perkembangan tumor.
15
3) Faktor Lingkungan
Pengaruh lingkungan diisyaratkan oleh insidensi kanker payudara yang berbedabeda dalam kelompok yang secara genetis homogen dan perbedaan geografik
dalam prevalensi. faktor lingkungan lain yang penting adalah iradiasi dan estrogen
eksogen.
2.3.4.6 Penyebaran Kanker Payudara.
Akhirnya, terjadi penyebaran melalui saluran limf dan darah. Metastasis
ke kelenjar getah bening ditemukan pada sekitar 40% kanker yang
bermanifestasi sebagai massa yang dapat dipalpasi, tetapi pada kurang dari 15%
kasus yang ditemukan dengan mamografi. Lesi yang terletak di tengah atau
kuadran luar biasanya mula-mula menyebar ke kelenjar aksila. Tumor yang
terletak di kuadran dalam sering mengenai kelenjar getah bening di sepanjang
arteria mamaria interna. Kelenjar supraklavikula kadang-kadang menjadi tempat
utama penyebaran, tetapi kelenjar ini baru terkena hanya setelah kelenjar
aksilaris dan mamaria interna terkena. Akhirnya, terjadi penyebaran ke tempat
yang lebih distal, dengan kelainan metastatik di hampir semua organ atau
jaringan di tubuh. Lokasi yang disukai adalah pam, tulang, hati, dan kelenjar
serta (yang lebih jarang) otak, limpa, dan hipofisis. Namun, tidak ada tempat
yang dapat lolos. Metastasis mungkin timbul bertahun-tahun setelah lesi primer
tampaknya telah terkontrol oleh terapi, kadang-kadang 15 tahun kemudian.
Penentuan Stadium Kanker Payudara. Faktor prognostik terpenting untuk
kanker payudara adalah ukuran tumor primer, metastasis ke kelenjar getah
bening, dan adanya lesi di tempat jauh. Faktor prognostik lokal yang buruk adalah
invasi ke dinding dada, ulserasi kulit, dan gambaran klinis karsinoma peradangan.
Gambaran ini digunakan untuk mengklasifikasikan perempuan ke dalam
kelompok prognostik demi kepentingan pengobatan, konseling, dan uji klinis.
Sistem penentuan stadium yang tersering digunakan telah dirancang oleh
American Joint Committee on Cancer Staging dan International Union Against
Cancer, seperti terlihat berikut ini. Harapan hidup 5 tahun untuk perempuan
berkisar dari 92% untuk penyakit stadium a hingga 13% untuk penyakit stadium
IV.
16
American Joint Committee on Cancer Staging of Breast Carcinoma :
Stadium 0
DCIS (termasuk penyakit Paget pada puting payudara) dan LCIS
Stadium I
Karsinoma invasif dengan ukuran 2 em atau kurang serta kelenjar
getah bening negatif
Stadium IIA: Karsinoma invasif dengan ukuran 2 em atau kurang disertai
metastasis ke kelenjar getah bening atau karsinoma invasif lebih dari 2 cm, tetapi
kurang dari 5 cm dengan kelenjar getah bening negatif
Stadium lIB: Karsinoma invasif berukuran garis tengah lebih dari 2 em, tetapi
kurang dari 5 em dengan kelenjar (-kelenjar) getah bening positif atau karsinoma
invasif berukuran lebih dari 5 em tanpa keterlibatan kelenjar getah bening
Stadium IlIA: Karsinoma invasif ukuran berapa pun dengan kelenjar getah
bening terfiksasi (yaitu invasi ekstranodus yang meluas di antara kelenjar getah
bening atau menginvasi ke dalam struktur lain) atau karsinoma berukuran garis
tengah lebih dari 5 cm dengan metastasis kelenjar getah bening nonfiksasi
Stadium IIIB: Karsinoma inflamasi, karsinoma yang menginvasi dinding dada,
karsinoma yang menginvasi kulit, karsinoma dengan nodus kulit satelit, atau
setiap karsinoma dengan metastasis ke kelenjar getah bening mamaria intema
ipsilateral
Stadium IV: Metastasis ke tempat jauh.
2.3.5 Faktor Risiko Kanker Payudara
Penyebab kanker payudara belum dapat ditentukan namun terdapat beberapa
factor resiko yang telah ditetapkan, keduanya adalah lingkungan dan genetic (Tabel
2.2). factor-faktor yang berkaitan dengan peningkatan resiko kanker payudara adalah
tempat tinggal di Negara berkembang bagian barat, keadaan sosioekonomi yang
rendah, ras, riwayat penyakit payudara proliferative, awitan dini menarke,
terlambatnya kelahiran anak pertama, menopause yang terlambat, keadaan nulipara,
terapi hormone eksogen, terpajan radiasi, dan faktor-faktor makanan (obesitas dan
asupan alcohol yang tinggi). (Price, SA. 2006 vol. 2)
17
Tabel 2.2 Faktor Risiko dan Insidens untuk Kanker Payudara
Faktor Risiko
Insidens Tinggi
Insidens Rendah
Usia
Usia 30-50 tahun
Menurun saat menopause
Lokasi geografis
Eropa barat dan amerika utara: lebih Jepang,
sebagian
besar
Asia,
dari 6-10 kali keturunan amerika, Afrika
perempuan afrika-ameria sebelum usia
Perempuan kaukasian sebelum usia
40 tahun
40 tahun.
Status
Kelompok sosioekonomi menengah ke Kelompok sosioekonomi rendah
sosioekonomi
atas
Status
Perempuan tidak menikah 50% lebih Perempuan yang menikah
perkawinan
sering terkena kanker payudara
Paritas
Nullipara
Multipara (menurun dengan setiap
Kelahiran pertama setelah usia 30
kelahiran)
Paritas
tahun
tinggi
(4
atau
lebih
kelahiran)
Riwayat
Abortus spontan sebelum kelahiran Kelahiran pertama sebelum usia 20
menstruasi
pertama
tahun, penurunan risiko setiap
tahun kelambatan
Menarke usia dini
Awitan awal menopause sebelum
Menopause lambat setelah usia 50
usia 45 tahun
tahun
Riwayat keluarga
Keluarga perempuan tingkat pertama
18
(keluarga maternal atau paternal )
dengan kanker payudara: 2-3 kali lebih
besar terkena kanker payudara.
Ibu dan saudara perempuan, atau 2
saudara perempuan terkena kanker
payudara: 6 kali lebih besar terkena
kanker payudara
Bentuk tubuh
Obesitas (setiap penambahan 10 kg):
80%
lebih
besar
terkena
kanker
payudara
Penyakit
Hyperplasia duktus dan lobulus dengan
payudara lain
atipia: 8 kali lebih besar terkena kanker
payudara
Terpajan radiasi
Peningkatan risiko untuk setiap radiasi
pada perempuan muda dan anak-anak,
bermanifestasi setelah usia 30 tahun;
periode laten minimum: 10-15 tahun
Kanker
kedua
primer Dengan kanker ovarium primer; risiko
kanker payudara 3-4 kali lebih besar.
Dengan kanker endometrium primer,
risiko kanker payudara 2 kali lebih
besar
Sumber: Price, 2006
19
2.4. Pemeriksaan Payudara
Untuk deteksi adanya kanker payudara dilakukan:
2.4.1 SADARI (Periksa Payudara Sendiri)
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi (710 hari setelah menstruasi hari pertama), payudara agak membengkak sehingga menyulitkan
pemeriksaan.
Caranya :
a. Lihat adanya kelainan pada payudara seperti:

Adanya benjolan

Kulit bersisik sekitar puting

Puting susu keluar darah/cairan lain

Cekungan pada kulit payudara/seperti kulit jeruk

Perubahan bentuk/ukuran
b. Jika tidak terlihat kelainan, lakukan pemeriksaan lagi dengan cara:
Pemeriksaan Medik, Pemeriksaan Payudara secara berkala oleh tenaga medis (dokter)
2.4.2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan payudara dengan alat-alat penunjang seperti mamografi, USG, biopsi
Mamografi adalah pemeriksaan payudara dengan suatu alat dan merupakan suatu cara
pemeriksaan yang sederhana, tidak sakit dan hanya memakan waktu 5 - 10 menit saja. Saat
terbaik untuk menjalani pemeriksaan mamografi adalah seminggu setelah selesai menstruasi.
Caranya adalah meletakkan payudara secara bergantian antara 2 lembar alas, kemudian
dibuat foto rontgen dari atas ke bawah, kemudian dari kiri ke kanan. Hasil foto ini akan
diperiksa oleh dokter ahli radiologi. Sebuah benjolan sebesar 0,25 cm sudah dapat terlihat
pada mamogram.
20
Wanita usia 40-49 tahun sebaiknya diperiksa setiap 2 tahun sekali, sedangkan usia >50 tahun
, sebaiknya diperiksa secara berkala tiap tahun.
USG : pemeriksaan USG pada payudara, bukan untuk tujuan skrining, melainkan untuk lebih
meyakinkan. Alat USGnya pun harus khusus.
Biopsi adalah operasi kecil untuk mengambil contoh jaringan dari benjolan, kemudian
diperiksa di bawah mikroskop laboratorium patologi anatomi
Prognosis
Yang disebut dengan prognosis adalah gambaran berat ringannya suatu penyakit. Terdapat
beberapa faktor yang menentukan baik buruknya prognosis pada kanker payudara. Antara
lain:

Stadium kanker

Status nodus

Gambaran histology

Status menopausal, dan reseptor hormonal
2.4.3. Penatalaksanaan
Batasan stadium yang masih operabel/kurabel adalah stadium IIIa. Sedangkan terapi
pada stadium IIIb dan IV tidak lagi mastektomi, melainkan pengobatan paliatif.
Tindakan operatif tergantung pada stadium kanker, yaitu:
Pada stadium I dan II lakukan mastektomi radikal atau modifikasi mastektorni radikal
Setelah itu periksa KGB, bila ada metastasis dilanjutkan dengan radiasi regional d an
kemoterapi adjuvan
Dapat pula dilakukan mastektomi simpleks yang harus diliputi radiasi
tumor bed dan daerah KGB regional. Pada T2N 1 dilakukan mastektomi radikal dan radiasi
lokal di daerah tumor bed dan KGB regional. Untuk setiap tumor yang terletak pada kuadran
sentral atau medial payudara hams dilalrukan radiasi pada rantai KGB regional.
Alternatif lain pada tumor yang kecil dapat dilakukan teknik Breast Conserving
Therapy, berupa satu paket yang terdiri dari pengangkatan tumor saja (tumorektomi),
ditambah diseksi aksila dan radiasi kuratif (ukuran tumor < 3 cm) dengan syarat tertentu.
Metode ini dilakukan dengan eksisi baji, reseksi segmental, reseksi parsial, kwadranektomi,
atau lumpektomi biasa, diikuti dengan diseksi KGB aksila secara total. Syarat teknik ini
21
adalah:
Tumor primer tidak lebih dari 2 cm
Nl b kurang dari 2 cm
Belum ada metastasis jauh
Tidak ada tumor primer lainnya
Payudara kontralateral bebas kanker
Payudara bersangkutan belum pemah mendapat pengobatan sebelumnya (keeuali
lumpektorni)
Tidak dilakukan pada payudara yang kecil karena hasil kosmetiknya tidak terlalu
menonjol
Tumor primer tidak terlokasi di belakang puting susu
2 Pada stadium IDa lakukan mastektomi radikal ditambah kemoterapi ajuvan, atau
mastektorni simpleks ditambah radioterapi pada tumor bed dan KGB regional.
Pada stadium yang lebih lanjut, lakukan tindakan paliatif dengan tujuan:
1. Mempertahankan kualitas bidup pasien agar tetap baik/tinggi dan menganggap
bahwa kematian adalah proses yang normal.
2. Tidak mempercepat atau menunda kematian.
3. Menghilangkan rasa nyeri dan keluhan lain yang rnengganggu.
Perawatan paliatif pun dilakukan berdasarkan stadium, yaitu:
l.Pada stadium Illb dilakukan biopsi insisi, dilanjutkan radiasi. Bila residu tidak ada,
tunggu. Bila relaps, tambahkan dengan pengobatan hormonal dan kemoterapi. Namun, bila
residu setelah radiasi tetap ada, langsung diberikan pengobatan hormonal sebagai berikut:
a. Pada pasien premenopause dilakukan ooforektomi bilateral.
b. Pada pasien sudah 1.-5 tahun menopause periksa efek estrogen. Bila positif,
lakukan seperti (a). Bila· negatif, lakukan seperti (e). Observasi selama 6 - 8
rninggu. Bila respons baik, teruskan terapi, tetapi bila respons negatif dilakukan
kemoterapi dengan CMF (CAF) rninimal 12 siklus selama 6 minggu.
c.
Pada pasien pasca menopause lakukan terapi hormonal inhibitifladitif. 2 Pada
stadium IV
d. Pada pasien premenopause dilakukan ooforektomi bilateral. Bila respons positif,
berikan aminoglutetimid atau tamofen. Bila relaps/respons negatif, berikan
kemoterapi CMFICAF.
22
.b. Pada pasien sudah 1 - 5 tahun menopause, periksa efek estrogen. Efek estrogen
dapat diperiksa dengan estrogenlprogesteron reseptor (ERlPR). Bila positif, lakukan seperti
(a). Bila negatif, lakukan seperti (c).
c. Pada pasien pascamenopause berikan obat-obat hormonal seperti tamoksifen,
estrogen, progesteron, atau kortikosteroid.
Keterangan: C= cyclophosphamide, M= methotrexate, F= 5-fluourasil.
2.4.4
Diagnosis Banding
1. Fibroadenoma mamae (FAM), merupakan tumor jinak payudara yang biasa terdapat
pada usia muda (15-30 tahun), dengan konsistensi padat kenyal, batas tegas, tidak
nyeri, dan mobil. Terapi pada tumor ini cukup dengan eksisi.
2. Kelainan fibrokistik, merupakan tumor yang tidak berbatas tegas, konsistensi padat
kenyal atau kistik, terdapat nyeri terutama menjelang haid, ukuran membesar,
biasanya bilateral/multi pel. Terapi tumor ini dengan medikamentosa simtomatis.
3. Kistosarkoma filoides menyerupai FAM yang besar, berbentuk bulat lonjong,
berbatas tegas, mobil, dengan ukuran dapat mencapai 20-30 cm. Terapi tumor ini
dengan mastektorni simpel.
4. Galaktokel, merupakan massa tumor kistik yang timbul akibat tersumbatnya saluran
duktus laktiferus. Tumor ini terdapat pada ibu yang baru/sedang menyusui.
5. Mastitis, yaitu infeksi pada payudara dengan tanda radang lengkap, bahkan dapat
berkembang
menjadi
abses.
Biasanya
23
terdapat
pada
ibu
yang
menyusui
2.5 Kerangka Konsep
Dari studi literature, pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang kanker payudara dan
factor-faktor yang mempengaruhinya dapat dipengaruhi oleh banyak hal. Akan tetapi karena
keterbatasan peneliti baik dalam dana, tenaga, maupun waktu, maka peneliti membatasi
penelittian hanya pada tingkat pengetahuan wanita usia 20-40 tahun di Rw. 02 Kompleks Taman
Rempoa Indah seperti dipaparkan:
VARIABEL INDEPENDEN
VARIABEL DEPENDEN
Pengetahuan :
baik
Tingkat pendidikan
Pengetahuan tentang
penanganan kanker payudara
Penghasilan
cukup
Usia
Keterangan:Media
kurang
Pekerjaan
Yang dicetak tebal
: diteliti
Keterangan :
Cetak tebal : yang diteliti
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3. 1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian analytic observational dengan design
penelitian cross sectional terhadap sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka
waktu tertentu, dimana informasi yang disediakan biasanya berhubungan dengan prevalensi,
distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu populasi (Setiadi, 2007:131).
3. 2. Tempat dan Waktu
Penelitian ini akan dilakukan di sekitar Kompleks Taman Rempoa Indah sedangkan
waktu penelitiannya adalah akan dilakukan pada bulan September 2010.
25
3. 3. Kerangka Operasional Penelitian (Frame Work)
Sampling
Penentuan sampel dengan
ktiteria inklusi
Penentuan Populasi
Pengumpulan data:

Membagikan Questionare
kepada responden
Meminta responden untuk
menjawab pertanyaan pada
lembar Questionare

Pengolahan dan analisa data:






Editing
Koding
Sorting
Entry data
Cleaning
Penyajian data
Laporan awal
Seminar hasil
Pembuatan laporan akhir
26
3.4. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan semua variable dan istilah yang akan digunakan
dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya mempermudah pembaca dalam
mengartikan makna penelitian. (Setiadi, 2007)
Tabel.1.1 Definisi Operasional
No. Variabel
Definisi
Cara Ukur
Pengetahuan
Jumlah jawaban responden Menjawab
tentang
yang
penanganan
pertanyaan
kanker
penanganan
payudara
payudara
benar terhadap
Alat Ukur Skala
Hasil ukur
Kuesioner Ordinal Tinggi:
6 pertanyaan
(skor >12)
mengenai
Sedang :
kanker
(skor 6-12)
Rendah :
(skor <6)
No. Variabel
Definisi
Cara Ukur
Alat Ukur Skala
Tingkat
Menjawab
Kuesioner Ordinal Tinggi:
pendidikan
pertanyaan
(lulusan
responden
Hasil ukur
perguruan
tinggi)
Sedang :
(lulusan
SMA)
Rendah :
(lulusan
SD-SMP)
27
3.5. Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1998:57).
Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah semua wanita remaja sampai dewasa
yang tinggal di Kompleks Taman Rempoa Indah, dengan jumlah populasi 357 orang.
Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 1998:57). Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah semua wanita yang
berusia 20-40 tahun yang tinggal di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik sample Random sampling, untuk menentukan
besarnya sampel dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut :
n1
=
Z2 .p.q
L2
n1
: jumlah sampel awal
Z
: 1.96
P
: keadaan yang akan dicari = 0.19
Disebabkan karena belum ada data tentang hal terebut sebelumnya di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta maka diambil angka :
q = 100%-p = 100%-50% = 50%
28
L = derajat kesalahan yang dapat diterima, dalam hal ini digunakan 10 %
n1
=
Z2 .p.q
L2
=
(1,96)2 x 0,5 x 0,5
(0,1)2
=
96,04 = 96 sampel
Jumlah sample awal di atas perlu dikoreksi terhadap jumlah populasi yang ada untuk
menjaga adanya kemungkinan responden yang tidak berhasil ditemui, maka jumlah
responden ditambah menjadi 100 orang untuk mengindari adanya data yang kurang valid.
Dari 100 responden yang didapat dialokasikan dalam 2 lokal dengan menggunakan
rumus (Sugiono, 1997) :
nh = NH n
N
Keterangan :
nh
: sampel terpilih
N
: total sampel yang terpilih
NH
: jumlah warga terpilih
n
: total sampel
29
Tabel 3.1 Distribusi Sampel Setiap Rt di Wilayah Rw.02 yang Akan Diteliti Tahun 2010
No.
Data
Jumlah Warga Wanita
Jumlah sampel
1.
Rt. 06
209 orang
59 orang
2.
Rt. 07
148 orang
41orang
357 orang
100 orang
Jumlah
3. 6. Kriteria Penelitian
Kriteria responden yang layak untuk diteliti:
a) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah sampel yang dapat dimasukkan atau layak untuk diteliti. Criteria
inklusi dalam penelitian ini adalah:
1. Wanita usia 20-45 tahun yang tinggal di Kompleks Taman Rempoa Indah
2. Bisa membaca dan menulis
3. Bersedia untuk menjadi responden
4. Kooperatif
b) Kriteria Ekslusi
1. Wanita yang tinggal di Rw.02 Kompleks taman Rempoa Indah yang tidak bersedia
menjadi responden dengan berbagai alasan.
2. Wanita usia di bawah 15 tahun yang tinggal di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa
Indah.
3. Wanita usia di atas 55 tahun yang tinggal di Rw. 02 Kompleks Taman Rempoa
Indah
4. Wanita usia 15-55 tahun yang memenuhi kriteria inklusi namun tidak menjawab
50% pertanyaan dalam kuesioner atau memberikan lebih dari satu jawaban dari
pertanyaan dalam kuesioner.
30
c) Besar Sampel
Sehubungan dengan keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki peneliti, sehingga tidak
memungkinkan mengambil semua populasi terjangkau. Oleh karena itu peneliti
mengambil sampel dalam penelitian ini 100 orang.
3.7. Teknik Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan diolah secara manual melalui beberapa tahap, yaitu:
c. Pengkodean (coding)
Memberi kode jawaban atau hasil pernyataan pada lembar kuesioner.
d. Pengolahan data (editing)
Isian lembaran kuesioner diteliti kembali
e. Pemasukan data (entry)
Data yang telah di coding kemudian dimasukkan ke dalam tabel.
f. Pembersihan data (cleaning)
Data diperiksa kembali sehingga benar-benar bebas dari kesalahan.
3.8 . Teknik Analisa Data
Selanjutnya setelah data diolah maka dilakukan analisis data yaitu dengan analisis
univariat dan bivariat dengan menggunakan distribusi frekuensi terhadap hasil kuesioner
dan dijadikan dalam bentuk tabel atau grafik.
Selanjutnya setelah data diolah maka dilakukan analisis data yaitu dengan analisis
Deskriptif Univariabel dengan menggunakan distribusi frekuensi terhadap hasil kuesioner
dan dijadikan dalam bentuk tabel atau grafik.
3.8.1 Untuk pengetahuan
Untuk variabel pengetahuan peneliti mebaginya ke dalam 3 kategori yaitu; rendah
(< 55% mampu menjawab pertanyaan dengan benar), sedang (55-75% mampu
menjawab pertanyaan dengan benar), dan tinggi (76-100% mampu menjawab
31
pertanyaan dengan benar). Pengolahan data untuk tingkat pengetahuan peneliti
menggunakan program SPSS 16.0 for windows.
Pemberian skor 3 untuk setiap jawaban yang benar dan pemberian skor 2 untuk
jawaban yang mendekati benar atau ragu-ragu dan skor 1 untuk jawaban yang salah.
3.8.2
Untuk Pendidikan
Untuk tingkat pendidikan peneliti mengkategorikan variabel ini menjadi 3 kategori
yaitu Dasar (SD, SMP), Menengah (SMA) dan Tinggi (S1). Pengolahan data untuk
variable pendidikan peneliti menggunakan program SPSS for windows versi 16.0.
3.8.3 Uji Hipotesis
Pada penelitian ini data hasil penelitian diolah menggunakan rumus Chi-Square
Test untuk pengujian hipotesis, karena pada penelitian ini peneliti mengkategorikan
kedua variable tersebut menjadi 3 kategori yaitu rendah sedang tinggi. Uji hipotesis
dengan Chi Square test ini dioperasikan dengan menggunakan SPSS for windows
versi 16.0.
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di RW.02 Kompleks
Taman Rempoa Indah
No
Tingkat Pendidikan
N
Persentase (%)
1
Dasar
17
17
2
Menengah
47
47
3
Tinggi
36
36
100
100
Total
Diketahui wanita yang berpendidikan dasar sebanyak 17 orang atau 17%, wanita yang
berpendidikan menengah sebanyak 47 orang atau 47%, dan wanita yang berpendidikan tinggi
sebanyak 36 orang atau 36%
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di RW.02 Kompleks
Taman Rempoa Indah
No
Skor Pengetahuan
N
Persentase
1
Rendah
0
0
2
Sedang
52
52
3
Tinggi
48
48
100
100
Total
Diketahui tidak ada wanita yang berpengetahuan rendah, wanita yang berpengetahuan sedang
sebanyak 52 orang atau 52%, dan wanita yang berpengetahuan tinggi sebanyak 48 orang atau
48%
33
Tabel 4.3 Distribusi Responden berdasarkan tingkat pendidikan dihubungkan dengan
Pengetahuan di RW.02 Kompleks Taman Rempoa Indah
Tingkat
Pengetahuan
Pendidikan Rendah
Total
Sedang
Tinggi
OR
P
95%
value
N
%
N
%
N
%
N
%
CI
Dasar
0
0%
16
94,1 %
1
5,9 %
17
100 %
-
Menengah
0
0%
21
44,7 %
26
55,3 %
47
100 %
Tinggi
0
0%
15
41,7 %
21
58,3 %
36
100 %
Total
0
0%
52
52 %
48
48 %
100 100 %
0.001
Diketahui tidak ada wanita yang berpendidikan dasar dan berpengetahuan rendah, wanita yang
berpendidikan dasar berpengetahuan sedang sebanyak 16 orang atau 94.1% dan wanita yang
berpendidikan dasar berpengetahuan tinggi sebanyak 1 orang atau 5.9%.
Diketahui tidak ada wanita yang berpendidikan menengah dan berpengetahuan rendah, wanita
yang berpendidikan menengah berpengetahuan sedang sebanyak 21 orang atau 44.7% dan wanita
yang berpendidikan menengah berpengetahuan tinggi sebanyak 26 orang atau 55.3%.
Diketahui tidak ada wanita yang berpendidikan tinggi dan berpengetahuan rendah, wanita yang
berpendidikan tinggi berpengetahuan sedang sebanyak 15 orang atau 41.7% dan wanita yang
berpendidikan tinggi berpengetahuan tinggi sebanyak 21 orang atau 58.3%.
Dari hasil uji statistic diperoleh nilai probabilitas 0.001 artinya pada α 5% terdapat hubungan
antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan wanita tentang penanganan kanker payudara
34
Tabel 4.4 Distribusi Pertanyaan Dalam Kuesioner yang Di Jawab Oleh Responden
1.
61
61.0
31
31.0
8
8.0
100
100
2.
62
62.0
22
22.0
16
16.0
100
100
3.
55
55.0
37
37.0
8
8.0
100
100
4.
34
34.0
25
25.0
39
39.0
100
100
5.
46
46.0
33
33.0
21
21.0
100
100
6.
29
29.0
45
45.0
26
26.0
100
100
7.
51
51.0
32
32.0
17
17.0
100
100
8.
20
20.0
14
14.0
65
65.0
100
100
4.2 PEMBAHASAN
Karakteristik responden yang mempengaruhi pengetahuan sikap dan perilaku seseorang.
Diantaranya adalah, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan
Pengaruh umur terhadap tingkat pengetahuan sikap dan perilaku bervariasi. Pada umumnya
seseorang yang berusia lanjut sulit untuk menerima informasi baru sebagai penambah
pengetahuan. Sebaliknya pada usia muda (20-40) lebih mudah menerima suatu informasi.
(Effendi,1996).
Seseorang dengan pendidikan tinggi diharapkan mempunyai pengetahuan sikap dan perilaku
yang lebih baik bila dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pengetahuannya lebih rendah.
(Effendi,1996).
Pengetahuan dan perilaku seseorang juga dipengaruhi oleh pekerjaan. Seseorang yang tidak
bekerja (ibu rumah tangga) mempunyai banyak waktu untuk mendapatkan informasi, sehingga
diharapkan memiliki pengetahun, sikap dan perilaku yang lebih baik bila dibandingkan dengan
seseorang yang bekerja. (Effendi,1996)
35
Semakin tinggi tingkat penghasilan seseorang maka semakin besar kebutuhannya terhadap
informasi. Hal ini diikuti oleh pengetahuan, sikap,perilaku yang lebih baik bila dibandingkan
dengan seseorang yang berpenghasilan rendah. Tingkat penghasilan
Sumber informasi sangat berperan terhadap tingkat pengetahuan sikap dan perilaku seseorang.
Materi informasi yang sederhana, metode yang terarah dan diberikan oleh orang atau petugas
yang berkompeten dalam hal tersebut akan lebih mudah diserap oleh seseorang sehingga akan
berpengaruh pula terhadap pengetahuan,sikap,perilaku. Sumber informasi dari petugas kesehatan
sesuai dengan criteria diatas sehingga mudah diterima oleh masyarakat.
Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan diatas didapatkan hasil bahwa makin tinggi tingkat
pendidikan akan semakin baik tingkat pengetahuan seperti yang diharapkan dan didapatkan dari
dasar teori yang ada.
Dari tabel dapat kita lihat bahwa memang terdapat hubungan yang kuat antara tingkat pendidikan
dengan pengetahuan seseorang mengenai penanganan kanker payudara di kalangan wanita usia
20-45 tahun yang bertempat tinggal di kompleks perumahan taman rempoa indah.
Dapat kita lihat bahwa pada wanita yang berpendidikan tinggi (lulus perguruan tinggi)
didapatkan presentase yang tinggi untuk tingkat pengetahuan yang baik dibandingkan dengan
wanita yang memiliki tingkat pendidikan lebih rendah. Dan juga dilihat dari angka probabilitas
kita dapatkan hubungan yang cukup kuat antara kedua variable tersebut.
36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil wanita yang berpendidikan dasar adalah
sebanyak 17 orang atau 17%, wanita yang berpendidikan menengah sebanyak 47 orang
atau 47%, dan wanita yang berpendidikan tinggi sebanyak 36 orang atau 36%

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil tidak ada wanita yang berpengetahuan
rendah, wanita yang berpengetahuan sedang sebanyak 52 orang atau 52%, dan wanita
yang berpengetahuan tinggi sebanyak 48 orang atau 48%

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil tidak ada wanita yang berpendidikan dasar
dan berpengetahuan rendah, wanita yang berpendidikan dasar berpengetahuan sedang
sebanyak 16 orang atau 94.1% dan wanita yang berpendidikan dasar berpengetahuan
tinggi sebanyak 1 orang atau 5.9%.tidak ada wanita yang berpendidikan menengah dan
berpengetahuan rendah, wanita yang berpendidikan menengah berpengetahuan sedang
sebanyak 21 orang atau 44.7% dan wanita yang berpendidikan menengah berpengetahuan
tinggi sebanyak 26 orang atau 55.3%.tidak ada wanita yang berpendidikan tinggi dan
berpengetahuan rendah, wanita yang berpendidikan tinggi berpengetahuan sedang
sebanyak 15 orang atau 41.7% dan wanita yang berpendidikan tinggi berpengetahuan
tinggi sebanyak 21 orang atau 58.3%.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil uji statistic dengan nilai probabilitas 0.001
artinya pada α 5% terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan
wanita tentang penanganan kanker payudara

Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan wanita di kompleks
taman rempoa indah RT/RW 07/02 tentang penaganan kanker payudara. Dimana semakin
tinggi tingkat pendidikan semakin baik pula pengetahuannya.
37
5.2 Saran

Diperlukan adanya penyuluhan lebih lanjut tentang kanker payudara sehingga
pengetahuan masyarakat khususnya wanita yang tinggal di kompleks taman rempoa
indah RT/RW 07/02 dapat lebih ditingkatkan agar dapat mencegah terjadinya kesalahan
dalam penanganan atau keterlambatan penanganan untuk penyakit ini.

Diperlukan adanya penelitian lebih lanjut untuk meneliti angka kejadian kanker payudara
di daerah ini sehingga diharapkan dengan adanya korelasi antara kedua penelitian ini
dapat mengurangi angka kejadian atau mencegah adanya kejadian di kompleks taman
rempoa indah.
38
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S: Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, edisi V , Rineka Cipta,
Jakarta, 2002, p 25

Hartanto,Huriawati: Kamus Kedokteran Dorlan, EGC, Jakart, 2005.

Junquera LC,Carneiro J:.Histologi Dasar Teks dan Atlas, Edisi 10, EGC, Jakarta, 2007,
h:447-50

Kumar,V. Abbas: Robbins and Cotran Pathologic Basic of Disease, 7th edition. Elseviers
Saunders, China, 2006, p 75

Manuaba, I: Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, EGC, Jakarta, 2003, p 40

Notoatmojo, S: Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, p 27

Notoatmodjo, S: Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, p 32

Prawirohardjo, S: Ilmu Kandungan, Edisi. 2, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo, Jakarta, 2008, p …

Price, SA: Patofisiologi konsep klinis proses-proses perjalanan penyakit, edisi 6, Volume
2, EGC, Jakarta, 2006, p 1303

Ramli, M: Deteksi Dini Kanker, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2002, p …….
39
LAMPIRAN
1. Daftar Tabel
Tabel 2.1 Distribusi 10 Jenis Kanker terbanyak pada Wanita di 15 Pusat Patologi dan
anatomi Fakultas Kedokteran atau RS di indonesia Tahun 1983
No.
ICD
Jenis Kanker
Jumlah
Persentase (%)
1.
180
Servik Uteri
1052
26,1
2.
174
Payudara wanita
755
18,7
3.
183
Ovarium
307
7,6
4.
173
Kulit
268
6,7
5.
196
Limfoma
199
4,9
6.
182
Korpus Uteri
142
3,5
7.
140
Tiroid
140
3,5
8.
147
Nasofaring
188
2,9
9.
154
Rektum
116
2,9
10.
200
Limfosarkoma
103
2,6
Sumber: Rangkuman registrasi kanker pathology based di Indonesia 1983
40
Tabel 2.2 Faktor Risiko dan Insidens untuk Kanker Payudara
Faktor Risiko
Insidens Tinggi
Insidens Rendah
Usia
Usia 30-50 tahun
Menurun saat menopause
Lokasi geografis
Eropa barat dan amerika utara: lebih Jepang,
sebagian
besar
Asia,
dari 6-10 kali keturunan amerika, Afrika
perempuan afrika-ameria sebelum usia
Perempuan kaukasian sebelum usia
40 tahun
40 tahun.
Status
Kelompok sosioekonomi menengah ke Kelompok sosioekonomi rendah
sosioekonomi
atas
Status
Perempuan tidak menikah 50% lebih Perempuan yang menikah
perkawinan
sering terkena kanker payudara
Paritas
Nullipara
Multipara (menurun dengan setiap
Kelahiran pertama setelah usia 30
kelahiran)
Paritas
tahun
tinggi
(4
atau
lebih
kelahiran)
Riwayat
Abortus spontan sebelum kelahiran Kelahiran pertama sebelum usia 20
menstruasi
pertama
tahun, penurunan risiko setiap
tahun kelambatan
Menarke usia dini
Awitan awal menopause sebelum
Menopause lambat setelah usia 50
usia 45 tahun
tahun
41
Riwayat keluarga
Keluarga perempuan tingkat pertama
(keluarga maternal atau paternal )
dengan kanker payudara: 2-3 kali lebih
besar terkena kanker payudara.
Ibu dan saudara perempuan, atau 2
saudara perempuan terkena kanker
payudara: 6 kali lebih besar terkena
kanker payudara
Bentuk tubuh
Obesitas (setiap penambahan 10 kg):
80%
lebih
besar
terkena
kanker
payudara
Penyakit
Hyperplasia duktus dan lobulus dengan
payudara lain
atipia: 8 kali lebih besar terkena kanker
payudara
Terpajan radiasi
Peningkatan risiko untuk setiap radiasi
pada perempuan muda dan anak-anak,
bermanifestasi setelah usia 30 tahun;
periode laten minimum: 10-15 tahun
Kanker
kedua
primer Dengan kanker ovarium primer; risiko
kanker payudara 3-4 kali lebih besar.
Dengan kanker endometrium primer,
risiko kanker payudara 2 kali lebih
42
besar
Sumber: Price, 2006
Tabel.2.3 Definisi Operasional
Tabel 3.1 Distribusi Sampel Setiap Rt di Wilayah Rw.02 yang Akan Diteliti Tahun 2010
No.
Data
Jumlah Warga Wanita
Jumlah sampel
1.
Rt. 06
209 orang
59 orang
2.
Rt. 07
148 orang
41orang
357 orang
100 orang
Jumlah
Tabel : Distribusi Tingkat Pendidikan
didik2
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
1.00
17
17.0
17.0
17.0
2.00
47
47.0
47.0
64.0
3.00
36
36.0
36.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
Tabel : Distribusi tingkat pengetahuan
43
skor1
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
2.00
52
52.0
52.0
52.0
3.00
48
48.0
48.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
Table : Distribusi hasil crosstabs antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan
didik2 * skor1 Crosstabulation
skor1
2.00
didik2
1.00
Count
% within didik2
2.00
3.00
Total
1
17
94.1%
5.9%
100.0%
21
26
47
44.7%
55.3%
100.0%
15
21
36
41.7%
58.3%
100.0%
52
48
100
52.0%
48.0%
100.0%
Count
% within didik2
Count
% within didik2
Total
16
Count
% within didik2
3.00
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2Value
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Df
sided)
a
2
.001
17.338
2
.000
9.506
1
.002
14.631
100
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 8.16.
44
No. formulir :
LAMPIRAN
LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN MENGISI KUESIONER
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA DI KOMPLEKS TAMAN REMPOA INDAH
Rw.02 TENTANG KANKER PAYUDARA, PEMERIKSAAN DINI DAN FAKTOR
RISIKONYA SERTA PENANGANANNYA.
Bersamaan lembar pernyataan ini, kami mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
(Program Studi Pendidikan Dokter), sedang melakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan
wanita di kompleks taman rempoa indah Rw.02 tentang kanker payudara , pemeriksaan dini, dan
faktor yang mempengaruhinya.
Untuk mendapatkan data penelitian ini, kami mengharapkan kesediaannya dalam menjawab
pertanyaan/kuisioner di bawah ini dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan pengetahuan dan
pengalaman Anda. Semua yang tercantum akan tertulis dalam kuesioner ini dijamin
kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian ini.
Atas kesediaan dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.
DATA UMUM
IDENTITAS RESPONDEN
Nama
Umur
Alamat
Status Pernikahan
Jumlah anak
45
Pendidikan
Pekerjaan
Pengahasilan
keluarga/bulan
Pengahasilan
keluarga/bulan
1. Tidak pernah sekolah
4. Tamat SMU
3. Tamat SD
5. Tamat Perguruan Tinggi
4. Tamat SMP
6. .....................................
1. Ibu rumah tangga
4. Bidan/petugas kesehatan
2. Karyawan
5. Wiraswasta
3. Guru/Dosen
6. .........................................
1. Di bawah Rp. 500.000
4. Rp 5-10 juta
2. Rp 1- 2 Juta
5. Di atas Rp 10 juta
3. Rp 2- 5 Juta
6.
.......................................
1. Suami
2. Istri
3. Anggota keluaraga lain
Ciputat, 21 September 2010
______________________
46
Data Khusus
Penanganan kanker payudara
1. Bagaimana jika anda menemukan benjolan/keluarnya cairan yang bukan asi/kulit
payudara anda mengkerut/putting terpelintir di payudara anda?
a. Memeriksakan ke dokter
b. Melakukan pengobatan alternative
c. Didiamkan saja hingga sembuh dengan sendirinya
2. Apakah yang anda ketahui tentang pembedahan?
a. Pemotongan dari salah satu organ
b. Pengangkatan jaringan yang mengalami kerusakan sehingga tidak menyebar ke
jaringan lain
c. Tidak tahu
3. Siapakah yang melaksanakan operasi pembedahan?
a. Dokter umum
b. Dokter spesialis
c. Ragu-ragu
4. Apa saja yang anda ketahui tentang cara penanganan kanker payudara?
a. Memakai obat-obatan
b. Operasi bedah
c. Benar semua
5. Apakah pembedahan merupakan satu-satunya penanganan untuk kanker payudara?
a. Iya
b. Tidak
c. Ragu-ragu
6. Apakah kanker payudara dapat ditangani dengan hanya meminum obat saja?
a. Iya
b. Tidak
c. Ragu-ragu
47
Download