BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 State Of Art Tabel 2.1

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 State Of Art
Tabel 2.1
State Of Art
No.
Nama peneliti
Judul Jurnal
Alat Analisis dan
(Tahun)
1
Unit Analisis
Ophi Indria Desanti,
PERSEPSI WANITA
Univariat, bivariat
IM. Sunarsih,
BERISIKO KANKER
dan multivariat
Supriyati (2010)
PAYUDARA TENTANG
dan 384 wanita
PEMERIKSAAN PAYUDARA
dengan resiko
SENDIRI DI KOTA
kanker payudara
SEMARANG, JAWA TENGAH
di 10 desa kota
Semarang .
Hipotesis Penelitian
1. Persepsi
wanita
berisiko
kanker
payudara
mengenai penyakit kanker payudara dan SADARI
2. Perilaku
SADARI
wanita
berisiko
kanker
payudara
3. Mengetahui hubungan antara persepsi keuntungan
dan persepsi hambatan untuk melakukan SADARI
dengan perilakunya.
Persamaan
1. Analisis yang digunakan adalah univariat dengan
metode penelitian kuantitatif
2. Membahas
SADARI
1
mengenai
kanker
payudara
dan
Tabel 2.1
State Of Art
Perbedaan
1. Objek penelitian sebelumnya adalah masyarakat
kota Semarang, sedangkan objek penelitian saat ini
adalah peserta acara yang hadir dalam event
Periksa Payudara Sendiri (SADARI).
2. Penelitian sebelumnya menggunakan tiga alat
analisis, sedangkan penelitian saat ini hanya
menggunakan satu alat analisis yaitu univariat.
No.
Nama peneliti
Judul Jurnal
Alat Analisis dan
(Tahun)
2
Unit Analisis
Frincessca
Wenny EFEKTIVITAS PENDIDIKAN
one group pre-test
Ariyaty,
Fitriani KESEHATAN SADARI
and post-test dan
Mediastuti,
TERHADAP SIKAP SADARI
64 siswi kelas XI
Kusminatun (2012)
PADA REMAJA PUTRI
di SMA Negeri 1
Pajangan
KELAS XI DI SMA NEGERI 1
Bantul
PAJANGAN BANTUL
Hipotesis Penelitian
1. Efektivitas pendidikan SADARI
2. Sikap SADARI pada remaja puteri
Persamaan
1. Metode
penelitian
yang
digunakan
adalah
kuantitatif
2. Membahas
mengenai
kanker
payudara
dan
SADARI
Perbedaan
1. Objek penelitian sebelumnya adalah siswi SMA
Negeri 1 Pajangan Bantul, sedangkan penelitian
saat ini adalah peserta yang hadir dalam event
SADARI
2. Alat analisis yang digunakan pada penelitian
sebelumnya adalah one group pre-test and posttest, sedangkan saat ini adalah univariat
2
Tabel 2.1
State Of Art
No.
Nama Peneliti
Judul Jurnal
Alat Analisis dan
(Tahun)
3
Unit Analisis
Sri Handayani, Sari PENGETAHUAN
Sudarmiati (2012)
PUTRI
REMAJA Univarat, dan
TENTANG
CARA putri
MELAKUKAN SADARI
Hipotesis Penelitian
remaja
berusia
12-22
tahun
1. Pengetahuan tentang cara melakukan SADARI
2. Pengetahuan tentang cara prosedur SADARI
3. Pengetahuan tentang waktu SADARI
4. Pengetahuan tentang hasil SADARI
Persamaan
1. Memiliki tema deteksi dini Periksa Payudara Sendiri
(SADARI)
2. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif
3. Menggunakan alat analisis univarat
Perbedaan
Objek penelitian sebelumnya adalah remaja putri berusia 1222 tahun. Sedangkan objek penlitian saat ini adalah peserta
yang
hadir
dalam
event
Periksa
Payudara
Sendiri
(SADARI).
No.
Nama Peneliti
Judul Jurnal
Alat Analisis dan
(Tahun)
4
Unit Analisis
Archie Bleyer,
EFFECT OF THREE DECADES
Surveillance,
M.D., and H.
OF SCREENING
Epidemiology, End
Gilbert Welch,
MAMMOGRAPHY ON
Result (SEER) dan
M.D., M.P.H.
BREAST-CANCER INCIDENCE 10% dari populasi
(2010)
wanita di atas 40 tahun
di Amerika
Hipotesis Penelitian
1. Perubahan
kejadian
yang
menghubungkan
dengan
pelaksanaan screening
2. Diagnosis kanker dan efek screening penyakit di daerah
3
Tabel 2.1
State Of Art
Persamaan
1. Membahas mengenai kanker payudara
Perbedaan
1. Objek penelitian sebelumnya adalah wanita di
Amerika. Sedangkan objek penlitian saat ini adalah
peserta yang hadir dalam event Periksa Payudara
Sendiri (SADARI).
2. Alat analisis penelitian sebelumnya adalah SEER,
sedangkan alat analisis penelitian saat ini adalah
univariat
No.
Nama Peneliti
Judul Jurnal
Alat Analisis dan
(Tahun)
5
Unit Analisis
Y.S Jung, Kuk
NATION-WIDE
KOREAN p-values dan 41
Young Na, dkk
BREAST CANCER DATA FROM sekolah
(2011)
2008 USING BREAST CANCER kedokteran
REGISTRATION PROGRAM
Hipotesis Penelitian
1. Proporsi pasien pascamonopause meningkat dengan
usia rata-rata lebih tua dari tahun sebelumnya.
2. Proporsi kanker payudara dini.
3. Proporsi konservasi payudara dan mastektomi.
Persamaan
1. Membahas mengenai kanker payudara
2. Menggunakan metode penelitian kuantitatif
Perbedaan
1. Objek penelitian sebelumnya adalah 41 sekolah
kedokteran. Sedangkan objek penlitian saat
adalah peserta
ini
yang hadir dalam event Periksa
Payudara Sendiri (SADARI).
2. Alat analisis penelitian sebelumnya adalah
p-
values, sedangkan penelitian saat ini adalah
univariat dengan chi-square
4
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Teori Umum
Pada bab ini peneliti akan menguraikan teori umum yang berkaitan
dengan pembahasan penelitian mengenai respon peserta acara terhadap
pesan yang disampailan dalam special event Periksa Payudara Sendiri
(SADARI). Teori umum yang digunakan peneliti dalam pembahasan ini
adalah Teori Komunikasi.
2.2.1.1 `Definisi Komunikasi
Menurut Effendy (Effendy, 2011: 9), komunikasi berasal
dari bahasa latin yaitu communicatio dengan kata sifat dari
communis yang berarti sama. Sama yang dimaksud disini adalah
sama makna. Jadi komunikasi akan terjadi atau berlangsung jika
ada kesamaan makna antara individu-individu yang terlibat
mengenai pokok pembicaraan.
Menurut Hoveland yang dikutip dari (Wiryanto, 2008: 6),
komunikasi adalah proses dimana individu mentransmisikan
stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain.
Menurut Irham Fahmi (Fahmi, 2013: 163), komunikasi
adalah proses penyampaian pesan dilakukan melalui satu pihak
atau seseorang kepada pihak atau orang lain baik dilakukan secara
langsung atau melalui media.
Kesimpulan berdasarkan beberapa defini yang telah
dikemukakan, komunikasi merupakan proses pembentukan
makna dari sebuah stimulus yang terjadi antara komunikator
dengan komunikan seara langsung atau melalui media massa
dengan tujuan dapat mengubah perilaku komunikan.
Keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan adalah
dalam suatu acara yang dilakukan oleh PT Roche Indonesia
terdapat
pertukaran
komunikan
dengana
5
informasi
dari
komunikator
kepada
harapan
dapat
mengubah
perilaku
komunikan setelah event Periksa Payudara Sendiri (SADARI)
berlangsung.
2.2.1.2 Tujuan Komunikasi
Menurut Onong Uchjana Effendy (2009:8) dalam buku
Dimensi–Dimensi Komunikasi tujuan komunikasi adalah sebagai
berikut:
1. Perubahan Sosial/Mengubah Masyarakat (to change the
society)
Memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan
tujuan akhir supaya masyarakat mau mendukung dan ikut serta
terhadap tujuan informasi itu disampaikan. Misalnya supaya
masyarakat ikut serta dalam pemilu, ikut serta dalam
berperilaku sehat,dan lain sebagainya.
2. Perubahan Sikap (to change the attitude)
Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat
dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah sikapnya.
3. Perubahan Opini, Pendapat (to change the opinion)
Memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan
tujuan akhirnya supaya masyarakat mau berubah pendapat dan
persepsinya terhadap tujuan informasi itu disampaikan.
4. Perubahan Perilaku (to change behavior)
Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat
dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah perilakunya.
Menurut R. Wayne Pace, Brent D Peterson, dan M. Dallas
Burnett yang dikutip oleh Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi
Teori dan Praktek, komunikasi terdiri dari 3 tujuan utama, yaitu:
(Effendy, 2011: 32)
1. To secure understanding, memastikan bahwa komunikan
mengerti pesan yang diterimanya.
2. To establish acceptance, pembinaan pesan yang diterima dan
dimengerti.
6
3. To motivate action, memotivasi komunikan untuk
melakukan suatu kegiatan.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka peneliti
mengambil kesimpulan bahwa tujuan dari komunikasi adalah
untuk mengerti pesan yang disampaikan sehingga dapat dibina
dan menjadi motivasi untuk melakukan suatu kegiatan yang
berakibat pada perubahan sikap, pendapat, perilaku dan sosial.
Keterkaitan tujuan komunikasi dengan special event
Periksa Payudara Sendiri (SADARI) yang diadakan oleh PT
Roche Indonesia adalah bahwa diharapkan setelah menghadiri
acara ini dan mendapatkan informasi, peserta acara dapat
mendukung dan ikut serta dalam program SADARI, mengubah
sikap, pendapat, persepsi dan perilakunya terhadap kanker
payudara dan SADARI. Hal tersebut dapat dilakukan melalui cara
yaitu memastikan bahwa komunikan mengerti dan membina
pesan yang diterimanya, kemudian memotivasi komunikan untuk
melakukan suatu kegiatan.
2.2.1.3 Unsur-Unsur Komunikasi
Menurut Morissan (Morissan, 2010: 43) terdapat delapan
unsur-unsur dalam proses komunikasi yang meliputi:
1. Sumber adalah individu, kelompok atau bahkan organisasi
yang menyampaikan atau mengirimkan pesan untuk ide,
gagasan atau pikiran kepada orang lain.
2.
Encoding adalah kegiatan yang dilakukan sumber untuk
menterjemahkan ide, gagasan atau pikiran kedalam bentuk
yang mudah diterima oleh panca indera.
3. Pesan adalah seperangkat lambang yang memiliki makna
untuk disampaikan oleh sumber.
4. Saluran adalah jalan yang dilalui pesan untuk sampai kepada
penerima.
7
5. Decoding adalah kegiatan yang dilakukan oleh penerima
untuk menterjemahkan pesan ke dalam suatu bentuk yang
memiliki makna.
6. Penerima adalah individu, kelompok atau bahkan organisasi
yang menerima pesan dari sumber.
7. Umpan balik adalah tanggapan atau respon yang diberikan
komunikan kepada komunikator setelah menerima pesan.
8. Gangguan adalah segala sesuatu yang menghambat jalannya
proses
pengiriman
pesan
dari
komunikator
kepada
komunikan.
Unsur-unsur
komunikasi
menurut
buku
Promosi
Kesehatan & Ilmu perilaku, yaitu: (Notoatmodjo, 2007: 71-71)
1. Komunikator (source) adalah orang atau sumber yang
menyampaikan atau mengeluarkan stimulus antara lain dalam
bentuk: informasi atau pesan yang harus disampaikan kepada
pihak lain, dan diharapkan pihak lain tersebut memberikan
respons atau jawaban.
2. Komunikan (receiver) adalah pihak yang menerima stimulus
dan memberikan respons terhadap stimulus tersebut.
3. Pesan (message) adalah stimulus yang dikeluarkan oleh
komunikator kepada komunikan.
4. Saluran (chanel) adalah alat atau sarana yang digunakan oleh
komunikan dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada
komunikan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka peneliti
mengambil kesimpulan bahwa unsur utama dalam proses
komunikasi adalah komunikator, komunikan, pesan dan saluran.
Dari unsur utama tersebut, kemudian dikembangkan hingga
adanya umpan balik (feedback) dan gangguan (noise).
Keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan adalah
unsur-unsur komunikasi dalam special event Periksa Payudara
Sendiri (SADARI) mencakup sumber yaitu PT RocheIndonesia
melalui Dr. Walta Gautama Sp.B (K) Onk untuk menyampaikan
8
pesan berupa kanker payudara dan SADARI kepada para peserta
undangan yang kemudian diharapkan dapat memberikan umpan
balik berupa respon.
2.2.1.4 Komunikasi Interpersonal
Menurut Wiryanto (Wiryanto, 2008:32) komunikasi
interpesonal merupakan komunikasi yang berlangsung dalam
situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara
terorganisisr maupun pada kerumunan orang. Komunikasi ini
merupakan yang paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat,
atau perilaku seseorang. Dan umpan balik terjadi secara langsung
sehingga komunikator dapat mengetahui tanggapan komunikan
saat itu juga.
Menurut Richard West & Lynn H. Turner (Richard &
Lynn, 2008: 36) komunikasi interpersonal merujuk pada
komunikasi yang terjadi secara langsung antara dua orang.
Berinteraksi dalam hubungan dapat memberikan kesempatan
kepada komunikator untuk memaksimalkan fungsi saluran
(penglihatan, pendengaran, sentuhan, dan penciuman) untuk
digunakan dalam sebuah interaksi.
Berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan
dapat
ditarik
kesimpulan,
yaitu
komunikasi
interpesonal
merupakan komunukasi yang terjadi secara langsung dan paling
efektif karena memaksimalkan fungsi saluran sehingga mampu
mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang.
Keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan adalah event
Periksa Payudara Sendiri (SADARI) mengundang para peserta
untuk berkumpul di satu wilayah yang sama agar dapat
berinteraksi dengan sesama peserta maupun dengan pakar yang
memberikan
edukasi
sehingga
satu
sama
lainnya
dapat
memberikan dampak pengubahan sikap, pendapat maupun
perilaku.
9
2.2.1.5 Public Relations
Public Relations adalah sebuah fungsi kepemimpinan dan
manajemen yang membantu pencapaian tujuan sebuah organisasi,
membantu mendefinisikan filosofi, serta memfasilitasi perubahan
organisasi. Para praktisi public relations berkomunikasi dengan
semua masyarakat internal dan eksternal yang relevan untuk
mengembangkan hubungan positif serta menciptakan konsistensi
antara tujuan organisasi dengan harapan masyarakat. (Lattimore,
Baskin, Suzatte, Heiman, Elizabeth. 2010: 4).
Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai
sikap-sikap publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan
prosedur-prosedur dari individu atau organisasi atas dasar
kepentingan publik dan melaksanakan rencana kerja untuk
memperoleh pengertian dan pengakuan publik (Ardianto, 2011:
8).
Kesimpulan dari beberapa pengertian di atas bahwa public
relations adalah sebuah fungsi manajemen yang melaksanakan
rencana kerja untuk membantu pencapaian tujuan sebuah
organisasi sehingga dapat memperoleh pengertian dan pengakuan
publik.
Keterkaitan dengan objek penelitian dapat dilihat dari
rencana kerja yang disampaikan oleh Kepala Komunikasi dan
Kebijakan Publik PT Roche Indonesia yaitu berkomitmen untuk
menjalin kemitraan dengan berbagai pihak yang memiliki
kepedulian terhadap kesehatan untuk membantu pencapaian misi
perusahaannya. Rencana kerja pada saat ini adalah mengadakan
edukasi dan persuasi melalui special event Periksa Payudara
Sendiri (SADARI) yang bekerjasama dengan YKI DKI.
10
2.2.1.6 Fungsi Public Relations
Fungsi
dan
tugas
public
relations
adalah
untuk
menghasilkan publisitas atas opini dan citra positif dari public
untuk
organisasi
maupun
perusahaan.
Beberapa
acara
seperti events, campaign, dan programs dapat membantu public
relations dalam publisitas (Ardianto, 2011: 261)
Berdasarkan ciri khas dari kegiatan humas, menurut
Cutlip & Center, dan Canfield dalam Ruslan, fungsi Public
relations dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Menunjang aktifitas utama manajemen dalam mencapai tujuan
bersama.
2.
Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan
publiknya yang merupakan khalayak sasaran.
3.
Mengidentifikasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan
opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap organisasi
yang diwakilinya, atau sebaliknya.
4.
Melayani publiknya dan memberikan sumbangan saran kepada
pimpinan manajeman demi tujuan dan manfaat bersama.
5.
Menciptakan komuniaksi dua arah timbal balik dan mengatur
arah informasi, publikasi serta pesan dari organisasi ke
publiknya atau sebaliknya, demi terciptanya citra positif bagi
kedua belah pihak. (Ruslan, R. 2010:19).
Kesimpulan dari beberapa fungsi public relations di atas
adalah menghasilkan publisitas demi terciptanya cita positif dari
publik melalui pembinaan hubungan yang harmonis, melayani
publik serta mengidentifikasi tanggapan masyarakat dan tentunya
hal tersebut untuk memenuhi tujuan organisasi atau perusahaan.
11
Melalui
special
event
Periksa
Payudara
Sendiri
(SADARI), PT Roche Indonesia berusaha melayani publiknya
dengan menciptakan komunikasi dua arah dan mengatur arah
informasi mengenai edukasi kanker payudara dan SADARI. Hal
tersebut
dilakukan
untuk
mencapai
tujuan
bersama
yaitu
menurunkan angka kematian dan meningkatkan awareness
masyarakat.
2.2.2 Teori Khusus
2.2.2.1 Event
Definisi event menurut Any Noor (Noor, 2013:8) adalah
suatu kegiatan yang diselenggarakan untuk memperingati hal-hal
penting sepanjang hidup manusia baik secara individu atau
kelompok yang terikat secara adat, budaya, tradisi dan agama
yang diselenggarakan untuk tujuan tertentu serta melibatkan
lingkungan masyarakat yang diselenggarakan pada waktu
tertentu.
Definisi event, menurut Jim Macnamara yang dikutip
Rosady Ruslan (Ruslan, 2010: 232-233) dalam bukunya
Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsep dan
Aplikasi, adalah sebuah kegiatan yang biasanya dilaksanakan
untuk
mendapatkan
perhatian
perusahaan, atau produk.
pada
media
untuk
klien,
Event tersebut juga dapat didesain
untuk mentransferkan pesan spesifik tentang produk.
Kesimpulan berdasarkan beberapa definisi yang telah
dikemukakan, event adalah sebuah kegiatan yang dilaksanakan
untuk mendapatkan perhatian stakeholder mengenai suatu hal-hal
penting yang ingin disampaikan dan biasanya diselenggarakan
pada waktu tertentu.
12
Keterkaitan dengan objek penelitian adalah kegiatan ini
dilaksanakan untuk dapat menarik perhatian stakeholder yaitu
masyarakat mengenai pentingnya mengetahui metode deteksi dini
kanker payudara yang dikenal dengan SADARI agar dapat
mencegah ditemukannya kanker payudara pada stadium lanjut.
2.1.2.2 Tujuan Event
Sedangkan menurut Rosady Ruslan (Ruslan, 2010:237238), tujuan dari diadakannya suatu event adalah:
a. Pengenalan (awareness), meningkatkan pengetahuan khalayak
terhadap perusahaan atau produk yang ditampilkan.
b. Memperoleh publikasi yang positif melalui komunikasi timbal
balik.
c. Menunjukkan itikad dari perusahaan atau produk yang
diwakilinya dan sekaligus memberikan kesan atau citra positif
pada masyarakat sebagai publik sasarannya.
d. Mempertahankan penerimaan masyarakat.
e. Memperoleh rekanan baru melalui event yang dirancang
secara menarik dan kreatif.
Tujuan diadakan event menurut Tom Duncan (Pudjiastuti,
2010 : 25) :
a. Mempengaruhi target khalayak
b. Mengasosiasikan sebuah merek dengan suatu kegiatan, gaya
hidup, maupun individu tertentu
c. Menjangkau target khalayak yang lebih luas
d. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap merek, produk,
maupun perusahaan
e. Mempublikasikan sebuah merek, produk, maupun perusahaan
yang nantinya bisa meningkatkan pengetahuan khalayak
Berdasarkan dari tujuan yang dijabarkan di atas, maka tujuan
dari event Periksa Payudara Sendiri (SADARI) adalah pengenalan,
dimana meningkatkan pengetahuan peserta acara terhadap kanker
payudara dan cara deteksi dini Periksa Payudara Sendiri (SADARI)
13
dan mempengaruhi target khalayak untuk melakukan Periksa
Payudara Sendiri (SADARI) serta menginformasikan kembali dan
mengajak kerabat terdekat untuk melakukan Periksa Payudara
Sendiri (SADARI).
2.2.2.3 Special Event
Definisi special event menurut Shone dan Parry dalam
buku “Succesful Event Management” (2012:3), merupakan
kegiatan yang sangat besar dan kompleks. Special events dapat
diselenggarakan mulai dari jenis event perorangan yang sederhana
dan kecil seperti pesta ulang tahun atau pesta pernikahan sampai
dengan events yang besar. Karena jenis kegiatannya, maka setiap
events yang memiliki kekhasan tersendiri dari event dapat
mendukung terselenggaranya special events.
Special events adalah acara yang diciptakan untuk
menggambarkan atau mempresentasikan pertujukan dan perayaan
yang direncanakan dan diciptakan untuk mencapai tujuan sosial,
budaya, atau goal dan objective perusahaan (Bowdin, 2011: 1718).
Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
special event adalah suatu kegiatan yang besar dan komplek yang
menggambarkan suatu perayaan yang telah direncanakan untuk
mencapai tujuan tertentu.
Event Periksa Payudara Sendiri (SADARI) disebut special
event adalah karena acara ini dilakukan secara spesifik dan
dilaksanakan melalui kegiatan untuk memenuhi kebutuhan yang
spesifik. Dan karena event tersebut dilaksanakan diwaktu-waktu
tertentu, bukan sebagai event rutin.
14
2.2.2.4 Konsep Dasar Event
Didalam sebuah event, terdapat konsep 5C yang harus
diterapkan untuk dapat memaksimalkan fungsi dari event itu
sendiri. Konsep 5C Event Operation (Pudjiastuti, 2010: 20)
tersebut adalah :
1. Context
Context adalah bagaimana event tersebut telah sesuai
dengan isu- isu yang berkembang di masyarakat dan
bagaimana “keinginan” masyarakat tersebut untuk membahas
isu tersebut.
Selain itu, dalam context juga diperhatikan segmen
maupun target market yang dituju dari konteks permasalahan
atau
kondisi
sehingga
tidak
terjadi
kesalahan
dalam
menargetkan potensial partisipan maupun audiens.
Sebuah
event
harus
mencari
isu
yang
sedang
berkembang, atau trend di masyarakat sehingga masyarakat
akan merasa “harus” hadir agar tidak tertinggal informasi dari
isu yang diangkat tersebut.
2. Content
Content adalah bagaimana kita mendesign event tersebut
sesuai dengan context yang telah ditetapkan. Dalam aplikasi
nya berupa Rundown dan susunan acara.
3. Connection
Connection = koneksi = hubungan. Apa dan siapa saja
yang terhubung dengan sebuah event.
a.
BUMN / BUMD
b.
Travel Agent
c.
Corporate to Corporate (antar perusahaan yang saling
bekerja sama)
d.
Korporasi swasta (Sponsor)
15
4. Capital
Permodalan
merupakan
hal
yang
penting
dalam
membuat suatu event. Istilah dalam event disebut bridging
yang berupa dana talangan sebelum mendapatkan dana
sponsor. Bridging bisa digunakan untuk seluruh kegiatan awal,
antara lain:
a.
Pembuatan proposal
b.
Biaya peserta Tender / Bidding
c.
Garansi / jaminan
Sumber capital dapat diperoleh dari:
a.
Dana cadangan event perusahaan
b.
Pinjaman dari Investor
c.
Pinjaman bank
5. Commitment
Komitmen
merupakan
penting
dalam
suatu
penyelenggaraan event, karena tanpa komitmen dari seluruh
unsur yang terlibat maka dapat dipastikan bahwa event tersebut
akan gagal.
Komitmen siapa saja yang dibutuhkan, antara lain:
a.
Steering Committee dan Organizing Committee
b.
Event Organizer / Management
c.
Tim tetap maupun temporer
d.
Vendor, Venue
e.
Pengisi acara
f.
Pihak Investor event (jika ada)
Di dalam penelitian ini, penulis akan memfokuskan pada
1 konsep saja dari konsep 5 event operations dasar
yaitu
content. Dimana konsep content berisikan mengenai rundown
dan susunan acara yang berupa pesan edukasi kanker payudara
dan cara deteksi dini Periksa Payudara Sendiri (SADARI), maka
konsep content yang paling tepat dapat menjabarkan jawaban
dari rumusan masalah yaitu respon peserta terhadap pesan yang
16
disampaikan dalam special event Periksa Payudara Sendiri
(SADARI).
2.2.2.5 Perilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme
(makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut
pandang biologis semua makhluk hidup mulai tumbuh-tumbuhan,
binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka
mempunyai aktifitas masing-masing. (Notoatmodjo, 2007: 133).
Adanya tiga domain atau ranah perilaku yaitu pengetahuan
(cognitive), sikap (affective), dan tindakan atau praktek.
(Notoadmojo, 2010: 34)
Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan pembagian
domain oleh Bloom ini, dan untuk kepentingan pendidikan
praktis, dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah perilaku sebagai
berikut: (Notoadmojo, 2010: 27)
1. Pengetahuan (cognitive)
Pengetahuan adalah pengindraan manusia atau hasil
tahu seseorang terhadap suatu objek melalui inra yang
dimilikinya.
Pengetahuan
seseorang
terhadap
objek
mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda. Secara garis
besar dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan,yakni:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya (recall) terhadap suatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang diterima.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan seseorang
dalam menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui dan dapat menginterpretasi materi dikarenakan
orang tersebut paham terhadap materi atau objek tersebut.
17
c. Aplikasi (apllication)
Aplikasi
diartikan
sebagai
kemampuan
untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
sebenarnya (real).
d. Analisis (Analysis)
Analisis
adalah
kemampuan
seseorang
dalam
menjabarkan atau memisahkan materi atau suatu objek
kemudian
mencari
hubungan
antara
komponen-
komponenyang terdapat dalam suatu masalah atau objek
yang diketahui.
e. Sintesis (syntesis)
Sintetis menunjuk kepada kemampuan sesorang
untuk merangkum atau meringkas pengetahuan yang telah
dimilikinya.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang
untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek terhadap
suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteriakriteria yang telah ada.
2. Sikap (affective)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.
Allport menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen
pokok (Notoadmodjo, 2010: 29), yakni :
a. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu,
artinya bagaimana keyakinan, pendapat atau pemikiran
seseorang terhadap objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap objek, artinya
bagaimana penilaian (terkandung di dalamnya faktor emosi)
orang tersebut terhadap objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya
sikap adalah merupakan komponen yang mendahului
18
tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah merupakan
ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka.
Ketiga komponen ini secara bersama membentuk sikap
yang utuh (total atittude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini
pengetahuan berfikir, keyakinan dan emosi memegang peranan
penting.
3. Praktik atau tindakan
Suatu sikap belum pasti terwujud dalam tindakan.
Untuk mewujudkannya, diperlukan faktor pendukung atau
situasi yang memungkinkan seperti fasilitas dan faktor
dukungan lainnya. Praktik atau tindakan ini dapat dibedakan
menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya (Notoadmodjo, 2010:
32), yakni:
1. Praktik terpimpin, artinya apabila subjek atau seseorang
telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada
tuntunan atau menggunakan panduan.
2. Praktik secara mekanisme, artinya apabila subjek atau
seseorang
telah
melakukan
atau
mempraktikkan
sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau
tindakan mekanisme.
3. Adopsi, artinya suatu tindakan atau praktik yang sudah
berkembang
2.2.2.6 Teori Stimulus – Response
Menurut Skinner yang dikutip dalam buku Promosi
Kesehatan Teori Dan Aplikasinya (Notoatmodjo, 2010: 43),
seorang ahli perilaku, merumuskan bahwa perilaku merupakan
respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari
luar). Dengan demikian, perilaku manusia terjadi melalui proses :
stimulus, organisme, respon, sehingga teori Skinner ini disebut
teori “S–O–R” (stimulus-organisme-respon).
Menurut jurnal Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Pasca Program Kesehatan Desa Siaga menjelaskan bahwa
19
penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung pada kualitas
rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme
berupa perhatian, pengertian, dan penerimaan yang nantinya akan
menimbulkan reaksi atau perubahan sikap dari masyarakat untuk
mengolah stimulus sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak
demi stimulus yang diterimanya selanjutnya dengan dukungan
fasilitas
serta
dorongan
mempunyai efek reaksi
dari
lingkungan
maka
stimulus
(perubahan praktek) dari individu.
(Wulansari, 2010: 6).
Artinya kualitas dari sumber komunikasi yang dalam hal
ini adalah event Periksa Payudara Sendiri (SADARI) dalam
memberikan informasi mengenai kanker payudara dan cara
deteksi dini SADARI itu sendiri sangat menentukan keberhasilan
perilaku peserta acara karena informasi atau pesan tersebut
merupakan stimulus yang akan menghasilkan sebuah respon.
Teori Skinner menjelaskan adanya dua jenis respon, yaitu:
1. Respondent
respon
atau
reflexive,
ialah
respon
yang
ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu
yang disebut elicting stimuli, karena menimbulkan responrespon yang relatif tetap. Respondent respon (respondent
behavior) juga mencakup perilaku emosional.
2. Operant response atau instrumental respons, adalah respon
yang timbul dan berkembangnya kemudian diikuti oleh stimuli
atau rangsangan yang lain. Perangsang yang terakhir ini
disebut reinforcing stimuli atau reinforcer, karena berfungsi
memperkuat respon (Notoatmodjo, 2010: 43-44).
Menurut buku Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku
(Notoatmodjo, 2007: 134) dilihat dari bentuk respon stimulus ini
maka perilaku dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Perilaku tertutup (covert behavior)
Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas
pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap
20
yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan
belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam atau
praktik (practice) yang dengan mudah diamati atau dilihat
orang lain.
2.2.2.7 Teori Individual Differences
Masing-masing audiens berbeda satu sama lain dalam
hal berpikir, menanggapi pesan yang diterima, pengalaman, dan
orientasi hidup (Nurudin, 2007 : 105). Dari perbedaan tersebut
makaakan terbentuk sikap yang akan mempengaruhi mereka
dalam memandang dan menghadapi sesuatu.
Teori individual differences menggambarkan perilaku
audiens berdasarkan teori stimulus-response yang mana tidak ada
audiens yang merespon pesan relatif sama. Pengaruh stimulus
pada masing-masing individu berbeda dan tergantung pada
kondisi psikologis individu, yang berasal dari pengalaman masa
lalunya. (Nurudin, 2007 : 107)
Dalam penelitian ini, teori individual differences akan
membantu menjawab hubungan respon peserta acara akan diukur
pada kondisi usia pada masing-masing individu.
2.2.2.8 Periksa Payudara Sendiri (SADARI)
Menurut sumber slide presentasi Dr. Walta Gautama Sp.B
(K) Onk (Gautama, 2014), SADARI merupakan metode deteksi
dini kanker payudara yang diyakini efektif untuk mengetahui kasus
kanker payudara pada stadium awal.
Faktor risiko pada kanker payudara bisa berawal dari haid
pertama < 10 tahun, menopause > 55 tahun, melahirkan anak
pertama usia>30 tahun, riwayat preparat hormonal, makanan tinggi
lemak, peminum alkohol, kerabat dekat (ibu kandung, kakak/adik,
anak) dengan kanker payudara.
21
SADARI dilakukan satu bulan satu kali antara waktu 7–10
hari setelah hari pertama menstruasi. SADARI tidak menggantikan
peranan dokter atau tenaga medik terlatih untuk melakukan
pemeriksaan klinik sehingga pemeriksaan klinik dianjurkan untuk
20 – 39 tahun, 1 kali setiap 3 tahun dan > 40 tahun, 1 kali setiap 1
tahun.
Langkah-langkah dalam melakukan SADARI, yaitu:
Langkah 1
1.
Berdiri tegak menghadap cermin dan cermati bila adanya
perubahan pada:
a. 1.Bentuk dan permukaan kulit payudara
b. Pembengkakan dan/atau perubahan pada puting.
Langkah 2
1.
Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan
tangan di belakang kepala dan cermati bentuk dan ukuran
payudara.
2.
Dorong siku ke depan dan cermati payudara; dan dorong
siku ke belakang dan cermati bentuk dan ukuran payudara
dan cermati bentuk dan ukuran payudara.
Langkah 3
1. Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu
ke depan sehingga payudara menggantung dan dorong
kedua siku ke depan lalu kencangkan (kontraksikan) otot
dada Anda dan cermati bentuk dan ukuran payudara.
Langkah 4
1. Angkat lengan kanan ke atas dan dan tekuk siku sehingga
tangan kanan memegang bagian atas punggung.
2. Menggunakan ujung jari tangan kiri, raba dan tekan area
payudara dan cermati seluruh bagian payudara kanan
hingga ke area ketiak.
3. Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan
gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting dan
sebaliknya.
22
Gambar 2.1 Gerakan SADARI
Sumber : File Dr. Walta Gautama, Sp.B (2014)
4. Angkat lengan kiri ke atas dan dan tekuk siku sehingga
tangan kiri memegang bagian atas punggung.
5. Menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area
payudara dan cermati seluruh bagian payudara kiri hingga
ke area ketiak.
6. Menggunakan ujung 3 jari tangan kanan (telunjuk, jari
tengah & jari manis) raba dan tekan area payudara dengan
cara membuat lingkaran-lingkaran kecil dengan arah naik
dan turun.
7. Lalu lakukan gerakan membentuk lingkaran – lingkaran
kecil dari bagian luar ke dalam payudara.
8. Terakhir lakukan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke
putting dan sebaliknya.
9. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan Anda.
Langkah 5
1. Cubit kedua puting satu persatu.
2. Puting kanan dengan telunjuk dan ibu jari kiri dan puting kiri
dengan telunjuk dan ibu jari kanan.
3. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting.
4. Konsultasilah dengan dokter seandainya terdapat cairan yang
keluar dari putting.
23
Langkah 6
1. Pada posisi tiduran, letakan bantal di bawah pundak kanan.
Angkat lengan ke atas. Cermati payudara kanan dan
melakukan gerakan tiga pola gerakan seperti sebelumnya.
2. Menggunakan ujung jari-jari, tekan seluruh bagian payudara
hingga ke sekitaran ketiak.
3. Gunakan tiga pola gerakan untuk mencermati perubahan
payudara.
4. Ulangi langkah ini pada sisi berlawanan untuk mencermati
payudara sebelah kiri.
24
2.3 Kerangka Teori
Gambar 2.2 Kerangka Teori
Komunikasi
Komunikasi
Interpersonal
Public Relations
Perilaku
Event
Stimulusresponse
Special Event
Individual
Differences
SADARI
25
2.4 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Content – Pesan - Stimulus
Respon Peserta Acara
1. Kanker Payudara
2. SADARI
1. Kognitif
2. Afektif
3. Konatif
Sumber: Hasil Penelitian (2014)
Pada penelitian ini, penulis meneliti respon peserta acara terhadap pesan
yang disampaikan dalam event Periksa Payudara Sendiri (SADARI). Dimana
respon tersebut dipicu oleh stimulus berupa content event Periksa Payudara
Sendiri (SADARI) yang didalamnya terdapat pesan mengenai kanker payudara
dan Periksa Payudara Sendiri (SADARI).
Kerangka permikiran ini dibuat berdasarkan latar belakang dan
permasalahan dalam penelitian. Sedangkan landasan teori yang digunakan antara
lain Komunikasi, event, respon dan teori lain yang berhubungan dengan
penelitian ini.
26
Download