BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 State Of Art Tabel 2.1 State Of Art No. Nama peneliti Judul Jurnal Alat Analisis dan (Tahun) 1 Unit Analisis Ophi Indria Desanti, PERSEPSI WANITA Univariat, bivariat IM. Sunarsih, BERISIKO KANKER dan multivariat Supriyati (2010) PAYUDARA TENTANG dan 384 wanita PEMERIKSAAN PAYUDARA dengan resiko SENDIRI DI KOTA kanker payudara SEMARANG, JAWA TENGAH di 10 desa kota Semarang . Hipotesis Penelitian 1. Persepsi wanita berisiko kanker payudara mengenai penyakit kanker payudara dan SADARI 2. Perilaku SADARI wanita berisiko kanker payudara 3. Mengetahui hubungan antara persepsi keuntungan dan persepsi hambatan untuk melakukan SADARI dengan perilakunya. Persamaan 1. Analisis yang digunakan adalah univariat dengan metode penelitian kuantitatif 2. Membahas SADARI 1 mengenai kanker payudara dan Tabel 2.1 State Of Art Perbedaan 1. Objek penelitian sebelumnya adalah masyarakat kota Semarang, sedangkan objek penelitian saat ini adalah peserta acara yang hadir dalam event Periksa Payudara Sendiri (SADARI). 2. Penelitian sebelumnya menggunakan tiga alat analisis, sedangkan penelitian saat ini hanya menggunakan satu alat analisis yaitu univariat. No. Nama peneliti Judul Jurnal Alat Analisis dan (Tahun) 2 Unit Analisis Frincessca Wenny EFEKTIVITAS PENDIDIKAN one group pre-test Ariyaty, Fitriani KESEHATAN SADARI and post-test dan Mediastuti, TERHADAP SIKAP SADARI 64 siswi kelas XI Kusminatun (2012) PADA REMAJA PUTRI di SMA Negeri 1 Pajangan KELAS XI DI SMA NEGERI 1 Bantul PAJANGAN BANTUL Hipotesis Penelitian 1. Efektivitas pendidikan SADARI 2. Sikap SADARI pada remaja puteri Persamaan 1. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif 2. Membahas mengenai kanker payudara dan SADARI Perbedaan 1. Objek penelitian sebelumnya adalah siswi SMA Negeri 1 Pajangan Bantul, sedangkan penelitian saat ini adalah peserta yang hadir dalam event SADARI 2. Alat analisis yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah one group pre-test and posttest, sedangkan saat ini adalah univariat 2 Tabel 2.1 State Of Art No. Nama Peneliti Judul Jurnal Alat Analisis dan (Tahun) 3 Unit Analisis Sri Handayani, Sari PENGETAHUAN Sudarmiati (2012) PUTRI REMAJA Univarat, dan TENTANG CARA putri MELAKUKAN SADARI Hipotesis Penelitian remaja berusia 12-22 tahun 1. Pengetahuan tentang cara melakukan SADARI 2. Pengetahuan tentang cara prosedur SADARI 3. Pengetahuan tentang waktu SADARI 4. Pengetahuan tentang hasil SADARI Persamaan 1. Memiliki tema deteksi dini Periksa Payudara Sendiri (SADARI) 2. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif 3. Menggunakan alat analisis univarat Perbedaan Objek penelitian sebelumnya adalah remaja putri berusia 1222 tahun. Sedangkan objek penlitian saat ini adalah peserta yang hadir dalam event Periksa Payudara Sendiri (SADARI). No. Nama Peneliti Judul Jurnal Alat Analisis dan (Tahun) 4 Unit Analisis Archie Bleyer, EFFECT OF THREE DECADES Surveillance, M.D., and H. OF SCREENING Epidemiology, End Gilbert Welch, MAMMOGRAPHY ON Result (SEER) dan M.D., M.P.H. BREAST-CANCER INCIDENCE 10% dari populasi (2010) wanita di atas 40 tahun di Amerika Hipotesis Penelitian 1. Perubahan kejadian yang menghubungkan dengan pelaksanaan screening 2. Diagnosis kanker dan efek screening penyakit di daerah 3 Tabel 2.1 State Of Art Persamaan 1. Membahas mengenai kanker payudara Perbedaan 1. Objek penelitian sebelumnya adalah wanita di Amerika. Sedangkan objek penlitian saat ini adalah peserta yang hadir dalam event Periksa Payudara Sendiri (SADARI). 2. Alat analisis penelitian sebelumnya adalah SEER, sedangkan alat analisis penelitian saat ini adalah univariat No. Nama Peneliti Judul Jurnal Alat Analisis dan (Tahun) 5 Unit Analisis Y.S Jung, Kuk NATION-WIDE KOREAN p-values dan 41 Young Na, dkk BREAST CANCER DATA FROM sekolah (2011) 2008 USING BREAST CANCER kedokteran REGISTRATION PROGRAM Hipotesis Penelitian 1. Proporsi pasien pascamonopause meningkat dengan usia rata-rata lebih tua dari tahun sebelumnya. 2. Proporsi kanker payudara dini. 3. Proporsi konservasi payudara dan mastektomi. Persamaan 1. Membahas mengenai kanker payudara 2. Menggunakan metode penelitian kuantitatif Perbedaan 1. Objek penelitian sebelumnya adalah 41 sekolah kedokteran. Sedangkan objek penlitian saat adalah peserta ini yang hadir dalam event Periksa Payudara Sendiri (SADARI). 2. Alat analisis penelitian sebelumnya adalah p- values, sedangkan penelitian saat ini adalah univariat dengan chi-square 4 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori Umum Pada bab ini peneliti akan menguraikan teori umum yang berkaitan dengan pembahasan penelitian mengenai respon peserta acara terhadap pesan yang disampailan dalam special event Periksa Payudara Sendiri (SADARI). Teori umum yang digunakan peneliti dalam pembahasan ini adalah Teori Komunikasi. 2.2.1.1 `Definisi Komunikasi Menurut Effendy (Effendy, 2011: 9), komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communicatio dengan kata sifat dari communis yang berarti sama. Sama yang dimaksud disini adalah sama makna. Jadi komunikasi akan terjadi atau berlangsung jika ada kesamaan makna antara individu-individu yang terlibat mengenai pokok pembicaraan. Menurut Hoveland yang dikutip dari (Wiryanto, 2008: 6), komunikasi adalah proses dimana individu mentransmisikan stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain. Menurut Irham Fahmi (Fahmi, 2013: 163), komunikasi adalah proses penyampaian pesan dilakukan melalui satu pihak atau seseorang kepada pihak atau orang lain baik dilakukan secara langsung atau melalui media. Kesimpulan berdasarkan beberapa defini yang telah dikemukakan, komunikasi merupakan proses pembentukan makna dari sebuah stimulus yang terjadi antara komunikator dengan komunikan seara langsung atau melalui media massa dengan tujuan dapat mengubah perilaku komunikan. Keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan adalah dalam suatu acara yang dilakukan oleh PT Roche Indonesia terdapat pertukaran komunikan dengana 5 informasi dari komunikator kepada harapan dapat mengubah perilaku komunikan setelah event Periksa Payudara Sendiri (SADARI) berlangsung. 2.2.1.2 Tujuan Komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendy (2009:8) dalam buku Dimensi–Dimensi Komunikasi tujuan komunikasi adalah sebagai berikut: 1. Perubahan Sosial/Mengubah Masyarakat (to change the society) Memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan akhir supaya masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi itu disampaikan. Misalnya supaya masyarakat ikut serta dalam pemilu, ikut serta dalam berperilaku sehat,dan lain sebagainya. 2. Perubahan Sikap (to change the attitude) Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah sikapnya. 3. Perubahan Opini, Pendapat (to change the opinion) Memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan akhirnya supaya masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi itu disampaikan. 4. Perubahan Perilaku (to change behavior) Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah perilakunya. Menurut R. Wayne Pace, Brent D Peterson, dan M. Dallas Burnett yang dikutip oleh Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, komunikasi terdiri dari 3 tujuan utama, yaitu: (Effendy, 2011: 32) 1. To secure understanding, memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya. 2. To establish acceptance, pembinaan pesan yang diterima dan dimengerti. 6 3. To motivate action, memotivasi komunikan untuk melakukan suatu kegiatan. Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa tujuan dari komunikasi adalah untuk mengerti pesan yang disampaikan sehingga dapat dibina dan menjadi motivasi untuk melakukan suatu kegiatan yang berakibat pada perubahan sikap, pendapat, perilaku dan sosial. Keterkaitan tujuan komunikasi dengan special event Periksa Payudara Sendiri (SADARI) yang diadakan oleh PT Roche Indonesia adalah bahwa diharapkan setelah menghadiri acara ini dan mendapatkan informasi, peserta acara dapat mendukung dan ikut serta dalam program SADARI, mengubah sikap, pendapat, persepsi dan perilakunya terhadap kanker payudara dan SADARI. Hal tersebut dapat dilakukan melalui cara yaitu memastikan bahwa komunikan mengerti dan membina pesan yang diterimanya, kemudian memotivasi komunikan untuk melakukan suatu kegiatan. 2.2.1.3 Unsur-Unsur Komunikasi Menurut Morissan (Morissan, 2010: 43) terdapat delapan unsur-unsur dalam proses komunikasi yang meliputi: 1. Sumber adalah individu, kelompok atau bahkan organisasi yang menyampaikan atau mengirimkan pesan untuk ide, gagasan atau pikiran kepada orang lain. 2. Encoding adalah kegiatan yang dilakukan sumber untuk menterjemahkan ide, gagasan atau pikiran kedalam bentuk yang mudah diterima oleh panca indera. 3. Pesan adalah seperangkat lambang yang memiliki makna untuk disampaikan oleh sumber. 4. Saluran adalah jalan yang dilalui pesan untuk sampai kepada penerima. 7 5. Decoding adalah kegiatan yang dilakukan oleh penerima untuk menterjemahkan pesan ke dalam suatu bentuk yang memiliki makna. 6. Penerima adalah individu, kelompok atau bahkan organisasi yang menerima pesan dari sumber. 7. Umpan balik adalah tanggapan atau respon yang diberikan komunikan kepada komunikator setelah menerima pesan. 8. Gangguan adalah segala sesuatu yang menghambat jalannya proses pengiriman pesan dari komunikator kepada komunikan. Unsur-unsur komunikasi menurut buku Promosi Kesehatan & Ilmu perilaku, yaitu: (Notoatmodjo, 2007: 71-71) 1. Komunikator (source) adalah orang atau sumber yang menyampaikan atau mengeluarkan stimulus antara lain dalam bentuk: informasi atau pesan yang harus disampaikan kepada pihak lain, dan diharapkan pihak lain tersebut memberikan respons atau jawaban. 2. Komunikan (receiver) adalah pihak yang menerima stimulus dan memberikan respons terhadap stimulus tersebut. 3. Pesan (message) adalah stimulus yang dikeluarkan oleh komunikator kepada komunikan. 4. Saluran (chanel) adalah alat atau sarana yang digunakan oleh komunikan dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa unsur utama dalam proses komunikasi adalah komunikator, komunikan, pesan dan saluran. Dari unsur utama tersebut, kemudian dikembangkan hingga adanya umpan balik (feedback) dan gangguan (noise). Keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan adalah unsur-unsur komunikasi dalam special event Periksa Payudara Sendiri (SADARI) mencakup sumber yaitu PT RocheIndonesia melalui Dr. Walta Gautama Sp.B (K) Onk untuk menyampaikan 8 pesan berupa kanker payudara dan SADARI kepada para peserta undangan yang kemudian diharapkan dapat memberikan umpan balik berupa respon. 2.2.1.4 Komunikasi Interpersonal Menurut Wiryanto (Wiryanto, 2008:32) komunikasi interpesonal merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisisr maupun pada kerumunan orang. Komunikasi ini merupakan yang paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang. Dan umpan balik terjadi secara langsung sehingga komunikator dapat mengetahui tanggapan komunikan saat itu juga. Menurut Richard West & Lynn H. Turner (Richard & Lynn, 2008: 36) komunikasi interpersonal merujuk pada komunikasi yang terjadi secara langsung antara dua orang. Berinteraksi dalam hubungan dapat memberikan kesempatan kepada komunikator untuk memaksimalkan fungsi saluran (penglihatan, pendengaran, sentuhan, dan penciuman) untuk digunakan dalam sebuah interaksi. Berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan dapat ditarik kesimpulan, yaitu komunikasi interpesonal merupakan komunukasi yang terjadi secara langsung dan paling efektif karena memaksimalkan fungsi saluran sehingga mampu mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang. Keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan adalah event Periksa Payudara Sendiri (SADARI) mengundang para peserta untuk berkumpul di satu wilayah yang sama agar dapat berinteraksi dengan sesama peserta maupun dengan pakar yang memberikan edukasi sehingga satu sama lainnya dapat memberikan dampak pengubahan sikap, pendapat maupun perilaku. 9 2.2.1.5 Public Relations Public Relations adalah sebuah fungsi kepemimpinan dan manajemen yang membantu pencapaian tujuan sebuah organisasi, membantu mendefinisikan filosofi, serta memfasilitasi perubahan organisasi. Para praktisi public relations berkomunikasi dengan semua masyarakat internal dan eksternal yang relevan untuk mengembangkan hubungan positif serta menciptakan konsistensi antara tujuan organisasi dengan harapan masyarakat. (Lattimore, Baskin, Suzatte, Heiman, Elizabeth. 2010: 4). Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap-sikap publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur dari individu atau organisasi atas dasar kepentingan publik dan melaksanakan rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan publik (Ardianto, 2011: 8). Kesimpulan dari beberapa pengertian di atas bahwa public relations adalah sebuah fungsi manajemen yang melaksanakan rencana kerja untuk membantu pencapaian tujuan sebuah organisasi sehingga dapat memperoleh pengertian dan pengakuan publik. Keterkaitan dengan objek penelitian dapat dilihat dari rencana kerja yang disampaikan oleh Kepala Komunikasi dan Kebijakan Publik PT Roche Indonesia yaitu berkomitmen untuk menjalin kemitraan dengan berbagai pihak yang memiliki kepedulian terhadap kesehatan untuk membantu pencapaian misi perusahaannya. Rencana kerja pada saat ini adalah mengadakan edukasi dan persuasi melalui special event Periksa Payudara Sendiri (SADARI) yang bekerjasama dengan YKI DKI. 10 2.2.1.6 Fungsi Public Relations Fungsi dan tugas public relations adalah untuk menghasilkan publisitas atas opini dan citra positif dari public untuk organisasi maupun perusahaan. Beberapa acara seperti events, campaign, dan programs dapat membantu public relations dalam publisitas (Ardianto, 2011: 261) Berdasarkan ciri khas dari kegiatan humas, menurut Cutlip & Center, dan Canfield dalam Ruslan, fungsi Public relations dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Menunjang aktifitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama. 2. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran. 3. Mengidentifikasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya. 4. Melayani publiknya dan memberikan sumbangan saran kepada pimpinan manajeman demi tujuan dan manfaat bersama. 5. Menciptakan komuniaksi dua arah timbal balik dan mengatur arah informasi, publikasi serta pesan dari organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi terciptanya citra positif bagi kedua belah pihak. (Ruslan, R. 2010:19). Kesimpulan dari beberapa fungsi public relations di atas adalah menghasilkan publisitas demi terciptanya cita positif dari publik melalui pembinaan hubungan yang harmonis, melayani publik serta mengidentifikasi tanggapan masyarakat dan tentunya hal tersebut untuk memenuhi tujuan organisasi atau perusahaan. 11 Melalui special event Periksa Payudara Sendiri (SADARI), PT Roche Indonesia berusaha melayani publiknya dengan menciptakan komunikasi dua arah dan mengatur arah informasi mengenai edukasi kanker payudara dan SADARI. Hal tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan bersama yaitu menurunkan angka kematian dan meningkatkan awareness masyarakat. 2.2.2 Teori Khusus 2.2.2.1 Event Definisi event menurut Any Noor (Noor, 2013:8) adalah suatu kegiatan yang diselenggarakan untuk memperingati hal-hal penting sepanjang hidup manusia baik secara individu atau kelompok yang terikat secara adat, budaya, tradisi dan agama yang diselenggarakan untuk tujuan tertentu serta melibatkan lingkungan masyarakat yang diselenggarakan pada waktu tertentu. Definisi event, menurut Jim Macnamara yang dikutip Rosady Ruslan (Ruslan, 2010: 232-233) dalam bukunya Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsep dan Aplikasi, adalah sebuah kegiatan yang biasanya dilaksanakan untuk mendapatkan perhatian perusahaan, atau produk. pada media untuk klien, Event tersebut juga dapat didesain untuk mentransferkan pesan spesifik tentang produk. Kesimpulan berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan, event adalah sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk mendapatkan perhatian stakeholder mengenai suatu hal-hal penting yang ingin disampaikan dan biasanya diselenggarakan pada waktu tertentu. 12 Keterkaitan dengan objek penelitian adalah kegiatan ini dilaksanakan untuk dapat menarik perhatian stakeholder yaitu masyarakat mengenai pentingnya mengetahui metode deteksi dini kanker payudara yang dikenal dengan SADARI agar dapat mencegah ditemukannya kanker payudara pada stadium lanjut. 2.1.2.2 Tujuan Event Sedangkan menurut Rosady Ruslan (Ruslan, 2010:237238), tujuan dari diadakannya suatu event adalah: a. Pengenalan (awareness), meningkatkan pengetahuan khalayak terhadap perusahaan atau produk yang ditampilkan. b. Memperoleh publikasi yang positif melalui komunikasi timbal balik. c. Menunjukkan itikad dari perusahaan atau produk yang diwakilinya dan sekaligus memberikan kesan atau citra positif pada masyarakat sebagai publik sasarannya. d. Mempertahankan penerimaan masyarakat. e. Memperoleh rekanan baru melalui event yang dirancang secara menarik dan kreatif. Tujuan diadakan event menurut Tom Duncan (Pudjiastuti, 2010 : 25) : a. Mempengaruhi target khalayak b. Mengasosiasikan sebuah merek dengan suatu kegiatan, gaya hidup, maupun individu tertentu c. Menjangkau target khalayak yang lebih luas d. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap merek, produk, maupun perusahaan e. Mempublikasikan sebuah merek, produk, maupun perusahaan yang nantinya bisa meningkatkan pengetahuan khalayak Berdasarkan dari tujuan yang dijabarkan di atas, maka tujuan dari event Periksa Payudara Sendiri (SADARI) adalah pengenalan, dimana meningkatkan pengetahuan peserta acara terhadap kanker payudara dan cara deteksi dini Periksa Payudara Sendiri (SADARI) 13 dan mempengaruhi target khalayak untuk melakukan Periksa Payudara Sendiri (SADARI) serta menginformasikan kembali dan mengajak kerabat terdekat untuk melakukan Periksa Payudara Sendiri (SADARI). 2.2.2.3 Special Event Definisi special event menurut Shone dan Parry dalam buku “Succesful Event Management” (2012:3), merupakan kegiatan yang sangat besar dan kompleks. Special events dapat diselenggarakan mulai dari jenis event perorangan yang sederhana dan kecil seperti pesta ulang tahun atau pesta pernikahan sampai dengan events yang besar. Karena jenis kegiatannya, maka setiap events yang memiliki kekhasan tersendiri dari event dapat mendukung terselenggaranya special events. Special events adalah acara yang diciptakan untuk menggambarkan atau mempresentasikan pertujukan dan perayaan yang direncanakan dan diciptakan untuk mencapai tujuan sosial, budaya, atau goal dan objective perusahaan (Bowdin, 2011: 1718). Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa special event adalah suatu kegiatan yang besar dan komplek yang menggambarkan suatu perayaan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Event Periksa Payudara Sendiri (SADARI) disebut special event adalah karena acara ini dilakukan secara spesifik dan dilaksanakan melalui kegiatan untuk memenuhi kebutuhan yang spesifik. Dan karena event tersebut dilaksanakan diwaktu-waktu tertentu, bukan sebagai event rutin. 14 2.2.2.4 Konsep Dasar Event Didalam sebuah event, terdapat konsep 5C yang harus diterapkan untuk dapat memaksimalkan fungsi dari event itu sendiri. Konsep 5C Event Operation (Pudjiastuti, 2010: 20) tersebut adalah : 1. Context Context adalah bagaimana event tersebut telah sesuai dengan isu- isu yang berkembang di masyarakat dan bagaimana “keinginan” masyarakat tersebut untuk membahas isu tersebut. Selain itu, dalam context juga diperhatikan segmen maupun target market yang dituju dari konteks permasalahan atau kondisi sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menargetkan potensial partisipan maupun audiens. Sebuah event harus mencari isu yang sedang berkembang, atau trend di masyarakat sehingga masyarakat akan merasa “harus” hadir agar tidak tertinggal informasi dari isu yang diangkat tersebut. 2. Content Content adalah bagaimana kita mendesign event tersebut sesuai dengan context yang telah ditetapkan. Dalam aplikasi nya berupa Rundown dan susunan acara. 3. Connection Connection = koneksi = hubungan. Apa dan siapa saja yang terhubung dengan sebuah event. a. BUMN / BUMD b. Travel Agent c. Corporate to Corporate (antar perusahaan yang saling bekerja sama) d. Korporasi swasta (Sponsor) 15 4. Capital Permodalan merupakan hal yang penting dalam membuat suatu event. Istilah dalam event disebut bridging yang berupa dana talangan sebelum mendapatkan dana sponsor. Bridging bisa digunakan untuk seluruh kegiatan awal, antara lain: a. Pembuatan proposal b. Biaya peserta Tender / Bidding c. Garansi / jaminan Sumber capital dapat diperoleh dari: a. Dana cadangan event perusahaan b. Pinjaman dari Investor c. Pinjaman bank 5. Commitment Komitmen merupakan penting dalam suatu penyelenggaraan event, karena tanpa komitmen dari seluruh unsur yang terlibat maka dapat dipastikan bahwa event tersebut akan gagal. Komitmen siapa saja yang dibutuhkan, antara lain: a. Steering Committee dan Organizing Committee b. Event Organizer / Management c. Tim tetap maupun temporer d. Vendor, Venue e. Pengisi acara f. Pihak Investor event (jika ada) Di dalam penelitian ini, penulis akan memfokuskan pada 1 konsep saja dari konsep 5 event operations dasar yaitu content. Dimana konsep content berisikan mengenai rundown dan susunan acara yang berupa pesan edukasi kanker payudara dan cara deteksi dini Periksa Payudara Sendiri (SADARI), maka konsep content yang paling tepat dapat menjabarkan jawaban dari rumusan masalah yaitu respon peserta terhadap pesan yang 16 disampaikan dalam special event Periksa Payudara Sendiri (SADARI). 2.2.2.5 Perilaku Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing. (Notoatmodjo, 2007: 133). Adanya tiga domain atau ranah perilaku yaitu pengetahuan (cognitive), sikap (affective), dan tindakan atau praktek. (Notoadmojo, 2010: 34) Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan pembagian domain oleh Bloom ini, dan untuk kepentingan pendidikan praktis, dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah perilaku sebagai berikut: (Notoadmojo, 2010: 27) 1. Pengetahuan (cognitive) Pengetahuan adalah pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap suatu objek melalui inra yang dimilikinya. Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda. Secara garis besar dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan,yakni: a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi dikarenakan orang tersebut paham terhadap materi atau objek tersebut. 17 c. Aplikasi (apllication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya (real). d. Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang dalam menjabarkan atau memisahkan materi atau suatu objek kemudian mencari hubungan antara komponen- komponenyang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. e. Sintesis (syntesis) Sintetis menunjuk kepada kemampuan sesorang untuk merangkum atau meringkas pengetahuan yang telah dimilikinya. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteriakriteria yang telah ada. 2. Sikap (affective) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Allport menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok (Notoadmodjo, 2010: 29), yakni : a. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu, artinya bagaimana keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap objek, artinya bagaimana penilaian (terkandung di dalamnya faktor emosi) orang tersebut terhadap objek. c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah merupakan komponen yang mendahului 18 tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah merupakan ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka. Ketiga komponen ini secara bersama membentuk sikap yang utuh (total atittude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan berfikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. 3. Praktik atau tindakan Suatu sikap belum pasti terwujud dalam tindakan. Untuk mewujudkannya, diperlukan faktor pendukung atau situasi yang memungkinkan seperti fasilitas dan faktor dukungan lainnya. Praktik atau tindakan ini dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya (Notoadmodjo, 2010: 32), yakni: 1. Praktik terpimpin, artinya apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan. 2. Praktik secara mekanisme, artinya apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikkan sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanisme. 3. Adopsi, artinya suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang 2.2.2.6 Teori Stimulus – Response Menurut Skinner yang dikutip dalam buku Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasinya (Notoatmodjo, 2010: 43), seorang ahli perilaku, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Dengan demikian, perilaku manusia terjadi melalui proses : stimulus, organisme, respon, sehingga teori Skinner ini disebut teori “S–O–R” (stimulus-organisme-respon). Menurut jurnal Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pasca Program Kesehatan Desa Siaga menjelaskan bahwa 19 penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung pada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme berupa perhatian, pengertian, dan penerimaan yang nantinya akan menimbulkan reaksi atau perubahan sikap dari masyarakat untuk mengolah stimulus sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang diterimanya selanjutnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan mempunyai efek reaksi dari lingkungan maka stimulus (perubahan praktek) dari individu. (Wulansari, 2010: 6). Artinya kualitas dari sumber komunikasi yang dalam hal ini adalah event Periksa Payudara Sendiri (SADARI) dalam memberikan informasi mengenai kanker payudara dan cara deteksi dini SADARI itu sendiri sangat menentukan keberhasilan perilaku peserta acara karena informasi atau pesan tersebut merupakan stimulus yang akan menghasilkan sebuah respon. Teori Skinner menjelaskan adanya dua jenis respon, yaitu: 1. Respondent respon atau reflexive, ialah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu yang disebut elicting stimuli, karena menimbulkan responrespon yang relatif tetap. Respondent respon (respondent behavior) juga mencakup perilaku emosional. 2. Operant response atau instrumental respons, adalah respon yang timbul dan berkembangnya kemudian diikuti oleh stimuli atau rangsangan yang lain. Perangsang yang terakhir ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer, karena berfungsi memperkuat respon (Notoatmodjo, 2010: 43-44). Menurut buku Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku (Notoatmodjo, 2007: 134) dilihat dari bentuk respon stimulus ini maka perilaku dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: 1. Perilaku tertutup (covert behavior) Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap 20 yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. 2. Perilaku terbuka (overt behavior) Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam atau praktik (practice) yang dengan mudah diamati atau dilihat orang lain. 2.2.2.7 Teori Individual Differences Masing-masing audiens berbeda satu sama lain dalam hal berpikir, menanggapi pesan yang diterima, pengalaman, dan orientasi hidup (Nurudin, 2007 : 105). Dari perbedaan tersebut makaakan terbentuk sikap yang akan mempengaruhi mereka dalam memandang dan menghadapi sesuatu. Teori individual differences menggambarkan perilaku audiens berdasarkan teori stimulus-response yang mana tidak ada audiens yang merespon pesan relatif sama. Pengaruh stimulus pada masing-masing individu berbeda dan tergantung pada kondisi psikologis individu, yang berasal dari pengalaman masa lalunya. (Nurudin, 2007 : 107) Dalam penelitian ini, teori individual differences akan membantu menjawab hubungan respon peserta acara akan diukur pada kondisi usia pada masing-masing individu. 2.2.2.8 Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Menurut sumber slide presentasi Dr. Walta Gautama Sp.B (K) Onk (Gautama, 2014), SADARI merupakan metode deteksi dini kanker payudara yang diyakini efektif untuk mengetahui kasus kanker payudara pada stadium awal. Faktor risiko pada kanker payudara bisa berawal dari haid pertama < 10 tahun, menopause > 55 tahun, melahirkan anak pertama usia>30 tahun, riwayat preparat hormonal, makanan tinggi lemak, peminum alkohol, kerabat dekat (ibu kandung, kakak/adik, anak) dengan kanker payudara. 21 SADARI dilakukan satu bulan satu kali antara waktu 7–10 hari setelah hari pertama menstruasi. SADARI tidak menggantikan peranan dokter atau tenaga medik terlatih untuk melakukan pemeriksaan klinik sehingga pemeriksaan klinik dianjurkan untuk 20 – 39 tahun, 1 kali setiap 3 tahun dan > 40 tahun, 1 kali setiap 1 tahun. Langkah-langkah dalam melakukan SADARI, yaitu: Langkah 1 1. Berdiri tegak menghadap cermin dan cermati bila adanya perubahan pada: a. 1.Bentuk dan permukaan kulit payudara b. Pembengkakan dan/atau perubahan pada puting. Langkah 2 1. Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala dan cermati bentuk dan ukuran payudara. 2. Dorong siku ke depan dan cermati payudara; dan dorong siku ke belakang dan cermati bentuk dan ukuran payudara dan cermati bentuk dan ukuran payudara. Langkah 3 1. Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga payudara menggantung dan dorong kedua siku ke depan lalu kencangkan (kontraksikan) otot dada Anda dan cermati bentuk dan ukuran payudara. Langkah 4 1. Angkat lengan kanan ke atas dan dan tekuk siku sehingga tangan kanan memegang bagian atas punggung. 2. Menggunakan ujung jari tangan kiri, raba dan tekan area payudara dan cermati seluruh bagian payudara kanan hingga ke area ketiak. 3. Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting dan sebaliknya. 22 Gambar 2.1 Gerakan SADARI Sumber : File Dr. Walta Gautama, Sp.B (2014) 4. Angkat lengan kiri ke atas dan dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas punggung. 5. Menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area payudara dan cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak. 6. Menggunakan ujung 3 jari tangan kanan (telunjuk, jari tengah & jari manis) raba dan tekan area payudara dengan cara membuat lingkaran-lingkaran kecil dengan arah naik dan turun. 7. Lalu lakukan gerakan membentuk lingkaran – lingkaran kecil dari bagian luar ke dalam payudara. 8. Terakhir lakukan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke putting dan sebaliknya. 9. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan Anda. Langkah 5 1. Cubit kedua puting satu persatu. 2. Puting kanan dengan telunjuk dan ibu jari kiri dan puting kiri dengan telunjuk dan ibu jari kanan. 3. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting. 4. Konsultasilah dengan dokter seandainya terdapat cairan yang keluar dari putting. 23 Langkah 6 1. Pada posisi tiduran, letakan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke atas. Cermati payudara kanan dan melakukan gerakan tiga pola gerakan seperti sebelumnya. 2. Menggunakan ujung jari-jari, tekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitaran ketiak. 3. Gunakan tiga pola gerakan untuk mencermati perubahan payudara. 4. Ulangi langkah ini pada sisi berlawanan untuk mencermati payudara sebelah kiri. 24 2.3 Kerangka Teori Gambar 2.2 Kerangka Teori Komunikasi Komunikasi Interpersonal Public Relations Perilaku Event Stimulusresponse Special Event Individual Differences SADARI 25 2.4 Kerangka Pemikiran Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Content – Pesan - Stimulus Respon Peserta Acara 1. Kanker Payudara 2. SADARI 1. Kognitif 2. Afektif 3. Konatif Sumber: Hasil Penelitian (2014) Pada penelitian ini, penulis meneliti respon peserta acara terhadap pesan yang disampaikan dalam event Periksa Payudara Sendiri (SADARI). Dimana respon tersebut dipicu oleh stimulus berupa content event Periksa Payudara Sendiri (SADARI) yang didalamnya terdapat pesan mengenai kanker payudara dan Periksa Payudara Sendiri (SADARI). Kerangka permikiran ini dibuat berdasarkan latar belakang dan permasalahan dalam penelitian. Sedangkan landasan teori yang digunakan antara lain Komunikasi, event, respon dan teori lain yang berhubungan dengan penelitian ini. 26