pengaruh teori belajar van hiele terhadap hasil

advertisement
PENGARUH TEORI BELAJAR VAN HIELE
TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
PESERTA DIDIK DI SD
Ayu Sita Lasmita, Margiati, Nurhadi
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan
Email: [email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh
dari penerapan teori belajar Van Hiele terhadap hasil belajar matematika peserta
didik kelasV Sekolah Dasar Negeri 12 Pontianak Kota. Metode penelitian yang
digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan penelitian yang digunakan
adalah Nonequivalent Control Group Design. Sampel penelitian ini adalah peserta
didik kelas V A yang berjumlah 28 orang dan kelas V B yang berjumlah 30 orang.
Hasil analisis data, diperoleh rata–rata post-test pada kelas ekperimen diperoleh
sebesar 72,79 sedangkan kelas kontrol sebesar 59,50. Hasil perhitungan effect size
data hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh
sebesar 0,85 diklasifikasikan dalam kategori tinggi, yang berarti bahwa penerapan
teori belajar Van Hiele memberikan pengaruh yang tinggi terhadap hasil belajar
peserta didik pada pada pembelajaran Matematika di kelas V Sekolah Dasar
Negeri 12 Pontianak Kota.
Kata kunci: Teori Belajar, Teori Van Hiele, Hasil Belajar
Abstract: This research aims to analyze how big the effect of the application of
the Van Hiele theory of learning on learning outcomes of students fifth grade
math Elementary School 12 Pontianak. The research method used is a quasiexperiment with the design of the research is Nonequivalent Control Group
Design. The sample was student class 28 in total VA and VB classes totaling 30
people. The results of the analysis of the data, obtained by the average post-test in
the experimental classes obtained at 72.79 while the control class is 59.50. The
results of the calculation of effect size data from the experimental study of
students and grade class gained control of 0.85 is classified in the high category,
which means that the application of the Van Hiele theory of learning high impact
on learning outcomes of students in the learning of Mathematics in the
Elementary School fifth grade 12 Foreign Pontianak.
Keywords: Learning Theory, Theory of Van Hiele, Learning Result
P
endidikan adalah usaha sadar yang ditujukan kepada peserta didik agar
menjadi manusia yang berkepribadian kuat dan utuh serta bermoral tinggi.
Sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 yang mengartikan bahwa “Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.” Pendidikan bagi sebagian orang, berarti berusaha
1
membimbing anak untuk memperoleh pengetahuan. Pendidikan ialah segala
pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang
hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang diselenggarakan
di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal (Mudyahardjo dalam
Faturrahman, 2012:3). Pandang tersebut memberi makna bahwa pendidikan
adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai
pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang
hidup. Berarti pendidikan adalah pengajaran yang umumnya diselenggarakan di
sekolah sebagai pendidikan formal.
Sekolah Dasar termasuk pendidikan formal yang didalamnya terdapat
salah satu mata pelajaran yang sangat penting dikuasai dengan baik oleh peserta
didik yaitu matematika. Matematika yang merupakan ilmu universal yang
mendasari perkembangan teknologi modern yang mempunyai peran penting
dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Alam semesta itu
bagaikan sebuah buku raksasa yang hanya bisa dibaca jika orang mengerti
bahasanya, akrab dengan lambang dan huruf yang dipakai di dalamnya, dan
bahasa alam semesta itu tidak lain adalah Matematika (Galileo Galilei dalam
Sriyanto: 3). Berarti matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang harus
diperhatikan dalam proses pembelajaran.
Tujuan, materi, proses dan penilaian pembelajaran matematika dikelas
selalu menyesuaikan dengan tuntutan perubahan zaman. Dengan demikian
metode, model, pendekatan, strategi pembelajaran dan teori belajar matematika
yang digunakan guru di kelas akan ikut menentukan keberhasilan pencapaian
tujuan pelajaran matematika. Pelajaran matematika merupakan pelajaran untuk
berfikir logis dan kritis, dan belajar mengemukakan gagasan untuk dapat
diaplikasikan dalam pemecahan masalah. Hal ini penting supaya ketika peserta
didik dihadapkan pada permasalahan kehidupan sehari-hari ia akan mampu
mengkomunikasikan pemikiran matematis mereka untuk menyelesaikan masalah
baik persoalan matematika itu sendiri maupun persoalan bidang keilmuan lainnya.
Matematika yang diajarkan disekolah seharusnya diarahkan pada tujuan
pembelajaran matematika. Ide manusia tentang matematika berbeda-beda,
tergantung pada pengalaman dan pengetahuan masing masing. Ada yang
mengatakan bahwa matematika hanya perhitungan yang mencakup tambah,
kurang, kali, dan bagi; tetapi ada pula yang melibatkan topik-topik seperti aljabar,
geometri dan trigonometri (Paling dalam Mulyono Abdurrahman, 2003: 252).
Dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar, matematika dibagi atas
beberapa sub pokok materi, diantaranya sub pokok materi geometri dan
pengukuran. Peranan geometri dalam pelajaran matematika sangat kuat, bukan
saja geometri hanya membina proses berpikir akan tetapi juga sangat
mempengaruhi materi pelajaran lain dalam matematika. Namun pelajaran
geometri termasuk pelajaran matematika yang sulit dan kurang disenangi oleh
peserta didik. Berdasarkan dari wawancara peneliti dengan guru wali kelas V
sekaligus sebagai guru matematika menyatakan bahwa guru mengajar dengan
metode ceramah dan tanya jawab, peserta didik hanya cukup mendengarkan dan
guru selingi sambil bertanya. Dalam pembelajaran matematika guru masih
mendominasi kegiatan pembelajaran (pembelajaran terpusat pada guru) yang
2
menurutnya bahwa materi sifat-sifat bangun datar hanya cukup untuk di jelaskan
saja sehingga peserta didik hanya diam dan mendengarkan.
Dalam pembelajaran sifat-sifat bangun datar guru tidak pernah
menerapkan teori belajar Van Hiele, sehingga guru kurang memperhatikan tahap
pemahaman peserta didik. Sehingga peserta didik masih kurang memahami
tentang pelajaran geometri khususnya materi sifat-sifat bangun datar karena
peserta didik sulit mengingat sifat-sifat bangun datar dan masih bingung dalam
membedakan macam-macam bangun datar seperti macam-macam segitiga dan
macam-macam trapesium. Kesulitan belajar peserta didik yang tidak terlepas dari
proses pembelajaran yang berlangsung, sehingga berdampak pada hasil belajar
peserta didik, bahwa masih banyak peserta didik yang tidak mencapai KKM yang
telah ditentukan oleh sekolah yaitu nilai 65 pada mata pelajaran matematika.
Sehubungan dengan itu, ada sesuatu yang perlu dibenahi dalam praktek
pembelajaran matematika, terutama dalam pembelajaran materi sifat-sifat bangun
datar. Untuk menyelesaikan masalah dalam materi sifat-sifat bangun datar, maka
peserta didik harus terlebih dahulu memahami konsep-konsep geometri sehingga
mudah dipahami dan tidak terjadi kesalahan. Agar konsep-konsep geometri dapat
dipahami peserta didik secara benar maka dapat dimanfaatkan teori belajar Van
Hiele yaitu mengenai tahap-tahap pemahaman peserta didik dalam geometri.
Strategi pembelajaran matematika yang digunakan haruslah sesuai dengan
perkembangan intelektual atau perkembangan tingkat berpikir anak, sehingga
diharapkan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar lebih efektif dan lebih
hidup (Karso,2007: 1.11).
Menerapkan teori belajar Van Hiele dapat menjadi salah satu tindakan
yang tepat dilakukan guru untuk mengajarkan materi sifat-sifat bangun datar,
karena teori belajar Van Hiele menekankan pada tahap pembelajaran yang
disesuaikan dengan tahap berpikir peserta didik, tidak sebaliknya peserta didik
yang menyesuaikan diri dengan tahap pembelajaran guru. Sehingga materi dalam
pembelajaran matematika dapat dipahami peserta didik dengan baik serta peserta
didik dapat mempelajari matematika berdasarkan urutan tingkat kesukarannya
dimulai dari tingkat yang paling mudah sampai dengan tingkat yang paling rumit
dan kompleks yang pada akhirnya peserta didik dapat mencapai hasil belajar
sesuai tujuan yang diinginkan.
Teori belajar Van Hiele berasal dari seorang guru matematika bangsa
Belanda yang mengadakan penelitian mengenai pembelajaran Geomteri (Karso,
2007: 1.20). Van Hiele mengadakan penelitian di lapangan, melalui observasi dan
tanya jawab, kemudian hasil penelitiannya ditulis dalam disertasinya pada tahun
1954. Penelitian yang dilakukan Van Hiele melahirkan beberapa kesimpulan
mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif anak dalam memahami geometri
(Nyimas Aisyah, 2008: 4.2). Van Hiele juga mengemukakan beberapa teori
berkaitan dengan pembelajaran geometri. Teori yang dikemukakan Van Hiele
adalah tiga unsur yang utama dalam pembelajaran geometri adalah waktu, materi
pembelajaran dan metode penyusun yang apabila dikelola secara terpadu dapat
mengakibatkan meningkatnya kemampuan berpikir anak kepada tahap yang lebih
tinggi dari tahap yang sebelumnya (Nyimas Aisyah, 2008: 4.4).
Dengan penelitian yang dilakukan, Van Hiele melahirkan beberapa
kesimpulan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif anak dalam memahami
3
geometri. Menurut Van Hiele (dalam Nyimas Aisyah, 2008: 4.2) menyatakan
bahwa terdapat 5 tahap pemahaman geometri yaitu tahap pengenalan, analisis,
pengurutan, deduksi dan keakuratan. Ditetapkan fase-fase pembelajaran geometri
yang dapat menunjukkan kemajuan belajar peserta didik dan peran guru dalam
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Van Hiele (dalam
Nyimas Aisyah, 2008: 4.10) “Fase-fase pembelajaran tersebut adalah 1) Fase
Informasi, 2) Fase Orientasi, 3) Fase Penjelasan, 4) Fase Orientasi Bebas, dan 5)
Fase Integrasi. Fase-fase inilah yang harus dilalui peserta didik dalam
pembelajaran sehingga tahap pemahaman peserta didik tercapai.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian berkenaan
dengan pembelajaran matematika di sekolah dasar dengan menerapkan teori
belajar Van Hiele. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas kontrol dan
kelas eksperimen, dimana pada kelas kontrol menerapkan metode ekspositori dan
kelas eksperimen menerapkan teori belajar Van Hiele. Sehingga dapat dilihat
seberapa besar pengaruh dari pengaruh teori belajar Van Hiele pada pembelajaran
matematika terhadap hasil belajar peserta didik kelas V. Teori belajar Van Hiele
diharapkan agar guru dapat memahami tahap berpikir peserta didik sehingga
berpengaruh pada hasil belajar peserta didik yang lebih baik lagi. Hal inilah yang
mendasari penelitian yang berjudul pengaruh teori belajar Van Hiele pada
pembelajaran matematika terhadap hasil belajar peserta didik kelas V Sekolah
Dasar Negeri 12 Pontianak Kota.
METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan
rancangan penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group design.
Tabel 1
Rancangan Penelitian Nonequivalent Control Group Design
O1 X O2 (eksperimen)
O1 X O2 (kontrol)
(Emzir, 2012: 102)
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V Sekolah Dasar
Negeri 12 Pontianak Kota yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas VA yang berjumlah
28 orang terdiri atas 18 peserta didik perempuan serta 10 orang peserta didik lakilaki dan kelas VB yang berjumlah 30 orang yang terdiri atas 21 peserta didik
perempuan dan 9 peserta didik laki-laki.
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap,
sebagai berikut.
Tahap persiapan
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap persiapan, antara lain : 1) Melakukan
pra riset yaitu melakukan observasi dan wawancara dengan guru matematika. 2)
Menyiapkan instrument penelitian yang berupa soal pre-test dan post-test. 3)
Melakukan validasi terhadap instrument penilaian tersebut. 4) Melakukan revisi
terhadap instrument penilaian. 5) Mengujicobakan soal tes untuk diuji
realibilitasnya. 6) Menganalisis tingkat kesukaran daya beda setiap butir soal yang
4
telah diuji cobakan. 7) Berdasarkan hasil analisis, selanjutnya soal dijadikan
sebagai alat pengumpulan data.
Tahap Pelaksanaan : 1) Memberikan pre-test pada peserta didik kelas kontrol
maupun kelas eksperimen. 2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika di
kelas dengan menerapkan teori belajar Van Hiele pada kelas eksperimen dan
menerapkan metode ekspositori pada kelas kontrol. 3) Memberikan post-test pada
kelas kontrol maupun kelas eksperimen.
Tahap Akhir
1) Melakukan penskoran terhadap hasil tes baik pre-test maupun post-test. 2)
Menghitung rata-rata hasil tes. 3) Menghitung standar deviasi. 4) Menguji
normalitas data. 5) Data yang diperoleh dalam penelitian ini berkontribusi normal,
dan dilanjutkan dengan uji homogenitas varian. 6) Menghitung perbedaan
menggunakan rumus t-test. 7) Menghitung besarnya pengaruh pembelajaran
dengan rumus effect size. 8)Membuat kesimpulan.
Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini merupakan data primer.
Sumber data penelitian diperoleh langsung dari nilai hasil belajar peserta didik di
kelas V Sekolah Dasar Negeri 12 Pontianak Kota, yaitu sebagai berikut data
berupa 1) nilai hasil pre-test peserta didik kelas VA dan VB. 2) data berupa nilai
hasil post-test peserta didik kelas VA dan VB.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
pengukuran berupa pemberian tes sesudah diberikan pembelajaran matematika
menggunakan teori belajar Van Hiele di kelas eksperimen dan pembelajaran
matematika menerapkan metode ekspositori di kelas kontrol. Instrumen dalam
penelitian ini adalah tes hasil belajar yang dibuat dalam bentuk essay yang
divalidasi oleh dosen matematika PGSD FKIP UNTAN dan guru matematika di
Sekolah Dasar. Berdasarkan hasil perhitungan uji coba soal di kelas V Sekolah
Dasar Negeri 09 Pontianak Tenggara di peroleh reliabilitas tes sebesar 0,88 maka
reliabilitas tes tergolong tinggi.
Hasil belajar peserta didik (pre-test dan post-test) dianalisis dengan langkahlangkah sebagai berikut. 1) Menghitung skor dari setiap jawaban peserta didik
sesuai dengan pedoman penskoran. 2) Menguji normalitas dengan menggunakan
rumus Chi-Kuadrat
rumus F =
=∑
(
)
. 3) Menguji homogenitas variansinya dengan
. 4) Kedua kelas variansinya homogen, dilanjutkan dengan
menggunakan rumus t =
(
)
(
)
. 5) Untuk mengetahui
pengaruh dari pembelajaran dengan menggunakan teori belajar Van Hiele maka
digunakan rumus effect size. ES =
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penelitian ini melibatkan dua kelas dari Sekolah Dasar Negeri 12 Pontianak
Kota yaitu kelas VA yang berjumlah 28 orang dan kelas VB berjumlah 30 orang.
Agar peneliti dapat mengetahui homogenitas atau tidaknya kedua kelas tersebut,
maka diberikan pre-test berupa tes berbentuk essay berjumlah 8 soal pada setiap
5
peserta didik. Berdasarkan hasil perhitungan, rata-rata hasil pre-test kelas VA
diperoleh sebesar 47,18 sedangkan rata-rata hasil pre-test kelas VB diperoleh
sebesar 45,43. Setelah dilakukan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji-t maka
dapat diketahui bahwa peserta didik di kelas VA maupun VB memiliki
kemampuan belajar matematika yang relatif sama. Hasil analisis data pre-test
disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 2
Deskripsi Hasil Analisis Pre-test
Keterangan
VA
VB
Rata-rata Nilai
47,18
45,43
Standar Deviasi
24,51
21,42
Varians
600,89
458,69
7,4373
3,3716
hitung
7,815
7,815
tabel
Setelah mengetahui bahwa kelas VA dan VB homogen, maka berdasarkan
hasil pengundian yang menjadi kelas eksperimen adalah kelas VA sedangkan
yang menjadi kelas kontrol adalah VB. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar
pada pembelajaran Matematika antara peserta didik yang menerapkan teori belajar
Van Hiele di kelas eksperimen dengan peserta didik yang menerapkan metode
ekspositori di kelas kontrol, maka kedua kelas tersebut diberikan post-test
berbentuk essay sebanyak 10 soal. Setelah dilakukan perhitungan rata-rata hasil
belajar kelas kontrol diperoleh sebesar 59,50 dan rata-rata hasil belajar kelas
eksperimen diperoleh sebesar 72,79.
Hasil analisis data post-test pada kelas kontrol dan kelas eksperimen sebagai
berikut ini.
Tabel 3
Deskripsi Hasil Analisis Post-test
Keterangan
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Rata-rata Nilai
59,50
72,79
Nilai Tertinggi
89,5
100
Nilai Terendah
33
30
Standar Deviasi
15,62
17,99
Varians
244,14
323,62
3,3422
3,8134
hitung
7,815
7,815
tabel
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kelas eksperimen peserta
didik yang memperoleh skor tertinggi 100 dan skor terendah 30. Sedangkan pada
kelas kontrol peserta didik yang memperoleh skor tertinggi 89,5 dan nilai terendah
33 dari kedua kelas. Dari hasil pengujian normalitas dengan menggunakan rumus
Chi-Kuadrat dengan taraf signifikan (α) = 5%, kedua kelas dapat dinyatakan
berdistribusi normal, kelas eksperimen diperoleh
hitung (3,8134) <
tabel
(7,815), dan untuk kelas kontrol diperoleh hitung (3,3422) < tabel (7,815).
Selanjutnya hasil dari pengujian homogenitas kedua kelas, dapat diketahui bahwa
6
Fhitung (1,33) < Ftabel (1,89), sehingga kedua kelompok tersebut dinyatakan varians
homogen. Untuk mengetahui perbedaan data hasil nilai post-test antara peserta
didik di kelas eksperimen dengan kelas kontrol, maka dengan melakukan
pengujian hipotesis menggunakan rumus t-test pooled varian diperoleh thitung
(3,014) >t tabel (2,004). Sehingga dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan ratarata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen yang menerapkan teori belajar
Van Hiele dengan rata-rata hasil belajar peserta didik kelas kontrol yang
menerapkan metode ekspositori.
Untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh penerapan teori belajar Van
Hiele pada pembelajaran matematika terhadap hasil belajar peserta di kelas V
Sekolah Dasar Negeri 12 Pontianak Kota, maka digunakan rumus Effect Size.
x −x
ES =
S
72,79 − 59,50
=
15,62
= 0,85
Keterangan:
x
= Nilai rata-rata kelompok percobaan
x
= Nilai rata-rata kelompok pembanding
S
= Simpangan baku kelompok pembanding
Berdasarkan dari perhitungan Effect Size yang diperoleh sebesar 0,85 dapat
diklasifikasikan dalam kategori tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan
teori belajar Van Hiele memberikan pengaruh yang tinggi terhadap hasil belajar
peserta didik pada pembelajaran matematika di kelas V Sekolah Dasar Negeri 12
Pontianak Kota.
Pembahasan
Penelitian ini melibatkan dua kelas dari Sekolah Dasar Negeri 12 Pontianak
Kota yaitu kelas VA yang berjumlah 28 orang dan kelas VB berjumlah 30 orang.
Kedua kelas ini diajar oleh guru matematika yang berbeda. Sebelum memberikan
perlakuan, terlebih dahulu peneliti memberikan soal pre-test berupa tes berjumlah
8 soal. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik kedua
kelas tersebut homogen atau tidak. Berdasarkan perhitungan homogenitas hasil
nilai pre-test, kedua kelas ini dalam kondisi homogen. Artinya, peserta didik di
kelas VA maupun VB memiliki kemampuan belajar matematika yang relatif
sama.
Setelah mengetahui bahwa kelas VA dan V B homogen, peneliti bersama
guru matematika, melakukan pengundian untuk kelas eksperimen maupun
kontrol. Dari hasil pengundian, diperoleh kelas eksperimen adalah kelas VA
sedangkan kelas kontrol adalah VB. Kedua kelas ini diajar oleh guru yang sama
yaitu peneliti sendiri. Materi yang diajarkan pada kelas eksperimen maupun
kontrol sama yaitu materi pembelajaran mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.
Proses pembelajaran dilaksanakan berbeda yaitu kelas eksperimen menerapkan
teori belajar Van Hiele sedangkan kelas kontrol dengan metode ekspositori.
Pelaksanaan penelitian ini menyesuaikan dengan jadwal mata pelajaran
7
matematika masing-masing kelas. Pemberian perlakuan pada kedua kelas
dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Selanjutnya pemberian post-test berupa tes berbentuk essay berjumlah 10
soal pada setiap peserta didik di kelas eksperimen maupun kontrol. Post-test
bertujuan untuk mengetahui hasil belajar matematika peserta didik pada kelas
eksperimen maupun kelas kontrol.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data hasil belajar
peserta didik sebelum melakukan pembelajaran dan sesudah melakukan kegiatan
pembelajaran dengan menerapkan teori belajar Van Hiele. Sebelum
melaksanakan kegiatan pembelajaran peserta didik diberikan soal pre-test yang
berjumlah 8 soal berbentuk essay.
Berdasarkan analisis data pre-test dan post-test diperoleh rata-rata pre-test
sebesar 47,18 dan rata-rata post-test adalah 72,79.Dari hasil rata-rata pre-test dan
post-test tersebut, terlihat bahwa hasil rata-rata post-test lebih besar dibandingkan
hasil rata-rata pre-test, sedangkan hasil perhitungan standar deviasi pada pre-test
sebesar 24,51 dan pada post-test sebesar 17,99.
Berdasarkan uji normalitas pre-test, diperoleh hasil X² hitung sebesar 7,4373
dan X² tabel ( =5% dan dk=3) sebesar 7,815, ternyataX² hitung <X² tabel (7,4373<
7,815) maka data hasil pre-test berdistribusi normal, sedangkan hasil uji
normalitas skor post-test diperoleh X²hitung sebesar 3,8134 danX² tabel ( =5% dan
dk=3) sebesar 7,815, ternyata pada post-test X² hitung <X² tabel (3,8134< 7,815)
data hasil post-test juga berdistribusi normal.
No
1
2
Tabel. 4
Analisis Hasil Perolehan Nilai Peserta Didik
Keterangan
Skor
Rata-rata
Standar deviasi
Normalitas
Pre-test
47,18
24,51
7,4373
Post-test
72,79
17,99
3,8134
Selisih
25,61
6,52
3,6239
Hasil belajar peserta didik pada post-test lebih besar dibandingkan
dengan hasil yang diperoleh ketika dilakukan pre-test, hal tersebut dapat dilihat
pada nilai rata-rata skor pre-test sebesar 47,18 dan skor rata-rata post-test sebesar
72,79 selisih antara skor pre-test dan post-test yaitu sebesar 25,61. Skor standar
deviasi pada pre-test sebesar 24,51 dan skor post-test sebesar 17,99 selisih antara
standar deviasi pre-test dan post-test sebesar 6,52. Setelah dihitung skor rata-rata
dan standar deviasi kemudian dilakukan perhitungan normalitas data, skor
normalitas data pada pre-test sebesar 7,4373 dan skor post-test sebesar 3,8134 dan
selisih hasil antara pre-test dan post-test sebesar 3,6239.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada peserta didik kelas V Sekolah Dasar
Negeri 12 Pontianak Kota, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat
8
pengaruh teori belajar Van Hiele pada pembelajaran matematika tehadap hasil
belajar peserta didik kelas V Sekolah Dasar Negeri 12 Pontianak Kota. Hal ini
dapat ditunjukan pada perhitungan effect size sebesar 0,85 dengan kategori tinggi.
Dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak. Berikut ini akan di paparkan secara
rinci hasil pada penelitian ini :1) Rata-rata skor hasil belajar peserta didik kelas
VB Sekolah dasar Negeri 12 Pontianak Kota (kelas kontrol) yang menerapkan
metode ekspositori adalah 59,50 dengan standar deviasi 15,62. 2) Rata-rata skor
hasil belajar peserta didik kelas VA Sekolah dasar Negeri 12 Pontianak Kota
(kelas eksperimen) yang menerapkan teori belajar Van Hiele adalah 72,79 dengan
standar deviasi 17,99. 3) Dari hasil post-test kelas kontrol dan kelas eksperimen
terdapat perbedaan skor rata-rata post-test peserta didik 13,29 dan berdasarkan uji
hipotesis (uji-t) menggunakan t-tes polled varian diperoleh thitung data post-test
sebesar 3,014 dan ttabel (α = 5%dan dk =56) sebesar 2,004, sehingga thitung > ttabel
(3,014 > 2,004) berarti Ha diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar peserta didik yang diajar dengan menerapkan teori belajar
Van Hiele (kelas eksperimen) dan peserta didik yang diajar dengan menerapkan
metode ekspositori (kelas kontrol). 4) Pembelajaran dengan menerapkan teori
belajar Van Hiele memberikan pengaruh yang tinggi terhadap hasil belajar
peserta didik pada pembelajaran matematika dengan effect size 0,85 (kriteria
tinggi)
Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat beberapa saran, adapun saransaran tersebut adaalah sebagai berikut : 1) Penerapan teori belajar Van Hiele
membawa pengaruh yang positif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Untuk itu, disarankan kepada guru matematika untuk menerapkan teori belajar
Van Hiele pada pembelajaran geometri. 2) Bagi peneliti yang ingin melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai teori belajar Van Hiele disarankan untuk
melaksanakan dengan waktu 3x35 menit dan menerapkan metode-metode
pembelajaran yang cocok dalam pembelajaran geometri serta menggunakan media
pembelajaran, sehingga pembelajaran matematikan bisa terlaksana dengan efektif
dan efisien..
DAFTAR RUJUKAN
Burhan Nurgiyantoro. 2004. Statistik Terapan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif.
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Faturrahman, dkk. (2012). PengantarPendidikan. Jakarta: PrestasiPustaka
Karso, dkk. 2007. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka.
9
Leo Sutrisno, dkk. 2008. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Nyimas Aisyah, dkk. 2008. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sriyanto. 2007. Strategi Sukses Menguasai Matematika. Yogyakarta: Indonesia
Cerdas.
Sugiyono.(2010). Statistik Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
10
Download