asuhan kebidanan

advertisement
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM
ASUHAN KEBIDANAN
PERSALINAN & BAYI BARU LAHIR
ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN)
DISUSUN OLEH
TIM
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO
TAHUN 2013
Prodi D-III KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
DAFTAR ISI
Daftar Isi ............................................................................................................... 2
Pendahuluan ........................................................................................................ 3
Asuhan Persalinan Normal (APN) ................................................................... 4
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR2
Prodi D-III KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
PENDAHULUAN
Kematian ibu yang menjadi indikator penting dalam peningkatan
kesehatan wanita pada masa sekarangmenjadi
factor yang harus
diperhatikan. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2007
menyatakan masih tingginya Angka Kematian Ibu yaitu mencapai 228 per
100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu
memerlukan
pengkajian ulang
yang
menjadi
yang masih tinggi
sebabnya. Penyebab
kematian ibu masih merupakan Trias yaitu perdarahan ( 67 % ), infeksis ( 8
% ), gestosis ( 7 % ) dan lain – lain. Sedangkan sebab kematian perinatal
terutama oleh asfiksia, BBLR
Dari uraian diatas maka penting bagi petugas kesehatan memantau
persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi yang memerlukan
penanganan khusus, apabila tanpa komplikasi baiknya tidak mengabaikan
asuhan sayang ibu. Dengan memberikan asuhan persalinan normal
diharapkan dapat menghindari keadaan fisiologi menjadi patologi yang
dapat menyebabkan kematian.
KOMPETENSI DASAR
Setelah melaksanakan pembelajaran praktikum diharapkan mahasiswa
dapat memahami danmemberikan asuhan pada persalinan normal
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
1) Mempersiapkan alat-alat untuk tindakan persalinan
2) Mengelola ibu dalam proses persalinan
3) Membantu ibu dalam proses kelahiran
4) Memberikan pertolongan pada bayi baru lahir
5) Mmencegah perdarhan pasca persalinan
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR3
Prodi D-III KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan Belajar : Memberikan Asuhan persalinan Normal
1.
URAIAN MATERI
1) Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan
dan kematian ibu di banyak negara berkembang, yaitu :
a) Perdarahan pasca persalinan
b) Eklampsia
c) Sepsis
d) Keguguran
e) Hipotermia
2) Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan
dan kematian neonatus, yaitu :
a) Hipotermia
b) Asfiksia
3) Fokus asuhan kesehatan ibu selama 2 dasawarsa terakhir, yaitu :
a) Keluarga berencana
b) Asuhan antenatal terfokus
c) Asuhan pasca keguguran
d) Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan komplikasi
e) Penatalaksanaan komplikasi
4) Fokus utama asuhan persalinan normal telah mengalami pergeseran
paradigma. Dulu fokus utamanya adalah menunggu dan menangani
komplikasi namun sekarang fokus utamanya adalah mencegah
terjadinya komplikasi selama persalinan dan setelah bayi lahir
sehingga akan mengurangi kesakitan dan kematian ibu serta bayi
baru lahir.
5) Contoh pergeseran paradigma asuhan persalinan normal, yaitu :
a) Mencegah perdarahan pasca persalinan yang disebabkan oleh
atoni uteri.
b) Menjadikan laserasi / episiotomi sebagai tindakan tidak rutin.
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR4
Prodi D-III KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
c) Mencegah terjadinya retensio plasenta.
d) Mencegah partus lama.
e) Mencegah asfiksia bayi baru lahir.
6) Upaya preventif terhadap perdarahan pasca persalinan berupa :
a) Manipulasi seminimal mungkin.
b) Penatalaksanaan aktif kala III.
c) Mengamati dan melihat kontraksi uterus pasca persalinan.
7) Pencegahan retensio plasenta dengan cara mempercepat proses
separasi dan melahirkan plasenta dengan memberikan uterotonika
segera setelah bayi lahir dan melakukan penegangan tali pusat
terkendali. Upaya ini disebut juga penatalaksanaan aktif kala III.
8) Upaya mencegah partus lama berupa :
a) Menggunakan
partograf untuk
memantau kondisi ibu dan
janinnya serta kemajuan proses persalinan.
b) Mengharapkan dukungan suami dan kerabat ibu.
9) Upaya mencegah asfiksia bayi baru lahir secara berurutan, yaitu
a) Membersihkan mulut dan jalan napas sesaat setelah ekspulsi
kepala
b) Menghisap lendir secara benar.
c) Segera mengeringkan dan menghangatkan tubuh bayi.
10) Tujuan
asuhan
persalinan
normal
yaitu
mengupayakan
kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi
bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan
lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan
kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat optimal.
11) Praktek-praktek pencegahan yang akan dijelaskan pada asuhan
persalinan normal meliputi :
a) Mencegah infeksi secara konsisten dan sistematis.
b) Memberikan asuhan rutin dan pemantauan selama persalinan
dan setelah bayi lahir, termasuk penggunaan partograf.
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR5
Prodi D-III KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
c) Memberikan asuhan sayang ibu secara rutin selama persalinan,
pasca persalinan dan nifas.
d) Menyiapkan rujukan ibu bersalin atau bayinya.
e) Menghindari tindakan-tindakan berlebihan atau berbahaya.
f) Penatalaksanaan aktif kala III secara rutin.
g) Mengasuh bayi baru lahir.
h) Memberikan asuhan dan pemantauan ibu dan bayinya.
i) Mengajarkan ibu dan keluarganya untuk mengenali secara dini
bahaya yang mungkin terjadi selama masa nifas pada ibu dan
bayinya.
j) Mendokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan.
12) Membuat Keputusan Klinik Ada 5 dasar asuhan persalinan yang
bersih dan aman, yaitu :
a) Membuat keputusan klinik
b) Asuhan sayang ibu dan sayang bayi
c) Pencegahan infeksi
d) Pencatatan (rekam medis)
e) Rujukan
13) Ada 4 langkah proses pengambilan keputusan klinik, yaitu :
1. Pengumpulan data
a. Data subjektif
b. Data objektif
2. Diagnosis
3. Penatalaksanaan asuhan atau perawatan
a. Membuat rencana
b. Melaksanakan rencana
4. Evaluasi
a. Pengumpulan Data
Penolong persalinan mengumpulkan data subjektif dan
data objektif dari klien. Data subjektif adalah informasi yang
diceritakan ibu tentang apa yang dirasakan, apa yang sedang
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR6
Prodi D-III KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
dialami dan apa yang telah dialami, termasuk informasi
tambahan dari anggota keluarga tentang status ibu. Data
objektif adalah informasi yang dikumpulkan berdasarkan
pemeriksaan / pengantar terhadap ibu atau bayi baru lahir.
Cara mengumpulkan data, yaitu :
a)
Berbicara
dan
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
tentang kondisi ibu dan riwayat perjalanan penyakit.
b)
Mengamati tingkah laku ibu apakah terlihat sehat atau
sakit, nyaman atau terganggu (kesakitan).
c)
Melakukan pemeriksaan fisik.
d)
Melakukan pemeriksaan tambahan lainnya bila perlu,
misalnya pemeriksaan laboratorium.
b. Diagnosis
Membuat diagnosa secara tepat dan cepat setelah
data dikumpulkan dan dianalisa. Pencarian dan pengumpulan
data untuk diagnosis merupakan proses sirkuler (melingkar)
yang berlangsung secara terus-menerus bukan proses linier
(berada pada satu garis lurus). Diagnosis terdiri atas
diagnosis kerja dan diagnosis defenitif. Diagnosis kerja diuji
dan dipertegas atau dikaji ulang berdasarkan pengamatan
dan temuan yang diperoleh secara terus-menerus. Setelah
dihasilkan
diagnosis
defenitif
barulah
bidan
dapat
merencanakan penataksanaan kasus secara tepat.
Untuk membuat diagnosa :
1)
Pastikan bahwa data-data yang ada dapat mendukung
diagnosa.
2)
Mengantisipasi masalah atau penyulit yang mungkin
terjadi setelah diagnosis defenitif dibuat.
3)
Memperhatikan
kemungkinan
sejumlah
diagnosa
banding atau diagnosa ganda.
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR7
Prodi D-III KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
c. Penatalaksanan Asuhan Atau Perawatan
Rencana penatalaksanaan asuhan dan perawatan
disusun setelah data terkumpul dan diagnosis defenitif
ditegakkan. Setelah membuat rencana asuhan, laksanakan
rencana
tersebut
tepat
waktu
dan
mengacu
pada
keselamatan klien.
Pilihan intervensi efektif dipengaruhi oleh :
1. Bukti-bukti klinik
2. Keinginan dan kepercayaan ibu
3. Tempat dan waktu asuhan
4. Perlengkapan, bahan dan obat-obatan yang tersedia
5. Biaya yang diperlukan
6. Tingkat keterampilan dan pengalaman penolong persalinan
7. Akses , transportasi, dan jarak ke tempat rujukan
8. Sistem dan sumber daya yang mendukung ibu (suami,
anggota keluarga, sahabat).
d. Evaluasi
Penatalaksanaan
yang
telah
dikerjakan
harus
dievaluasi untuk menilai tingkat efektivitasnya. Tentukan
apakah perlu dikaji ulang atau diteruskan sesuai dengan
kebutuhan saat itu atau kemajuan pengobatan.
Jadi
proses
penatalaksanaan
pengumpulan
intervensi
data,
atau
membuat
tindakan
dan
diagnosa,
evaluasi
merupakan proses sirkuler (melingkar) yang saling berhubungan.
2.
PETUNJUK PRAKTIKUM
a. Perhatikan petunjuk pelaksanaan Prosedur
b. Lakukan Asuhan persalinan Normal
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR8
Prodi D-III KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
3.
PROSEDUR PELAKSANAAN
0 Jika tidak dilakukan
1 Jika dilakukan tetapi kurang sempurna
2 Jika dilakukan dengan benar
a.
Alat dan bahan
1.
1 set phantom persalinan (panggul persalinan, bayi, dan
plasenta)
2.
Tensimeter dan stetoskop
3.
Termometer
4.
Stetoskop monokuler
5.
1 set alat pelindung diri (celemek, topi, kacamata, masker,
dan alas kaki tertutup)
6.
1 set alat persalinan DTT dalam tempatnya:
a) 2 buah arteri klem
b) 1 buah ½ kokher
c) 1 buah gunting episiotomy
d) 1 buah gunting tali pusat
e) 1 buah pinset anatomis
f) Kain kasa
g) Benang tali pusat
7.
Oksitosin injeksi & spuit 1 cc
8.
Jam yang bersecond
9.
1 buah bengkok
10. 1 lembar kain atas perut ibu
11. 2 lembar handuk/selimut bayi
12. 1 set pakaian ibu
13. 1 topi bayi
14. 1 lembar selimut
15. Larutan klorin 0,5% dalam tempatnya
16. Air DTT dalam tempatnya
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR9
Prodi D-III KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
17. Larutan clorin dalam spray untuk membersihkan celemek
dengan menyemprotkan
18. 1 waslap
19. 1 set alat cuci tangan air mengalir dengan sabun dan handuk
20. 1 buah ember untuk sampah basah
21. 1 buah ember untah sampah kering
22. 1 buah ember untuk alat tenun kotor
b.
Prosedur Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal
ASUHAN PERSALINAN NORMAL
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai
berikut :
1. Perlu perbaikan : langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai
dengan yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai
2. Mampu : langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya
dan urutannya (Jika harus berurutan)
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya
dan waktu kerja sangat efisien
4. langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu
tidak perlu diperagakan )
I. MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA II
LANGKAH
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan
1
NILAI
2
3
kala II

ibu merasa ada dorongan untuk meneran

ibu merasakan tekanan yang semakin
meningkat pada rektum dan vagina

perineum tampak menonjol

vulva dan spinter ani menonjol
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR10
4
Prodi D-III KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
LANGKAH
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan
1
NILAI
2
3
obat-obatan esensial untuk menolong
persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu
dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia : tempat
datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih
dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60
cm dari tubuh bayi

Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat
resusitasi serta ganjal bahu bayi

Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik
steril sekali pakai di dalam partus set
3. Pakai celemek plastik
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan
yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air
bersih mengalir, kemudiain keringkan dengan
tissu atau handuk pribadi yang bersih dan
kering
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang
akan digunakan untuk periksa dalam
6. Masukkan oksitocin ke tabung suntik (gunakan
tangan yang memakai sarung tangan DTT dan
steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat
suntik )
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR11
4
Prodi D-III KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN
BAIK
LANGKAH
7. Membersihkan vulva dan perineum , menyekanya
1
NILAI
2
3
dengan hati-hati dari depan dan ke belakang
dengan menggunakan kapas atau kasa yang
dibasahi air DTT

Jika introitus vagina, perineum atau anus
terkontaminasi tinja, bersihkan dengan
seksama dari arah depan ke belakang

Buang kapas atau kain pembersih
(terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia

Ganti darung tangan jika terkontaminasi
(dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam
larutan klorin 0,5 % )
8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
pembukaan lengkap

Bila selaput ketuban belum pecah dan
pembukaan sudah lengkap maka lakukan
amnotomi
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara
mencelupkan tangan yang masih memakai
sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 %
kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan
terbalik dalam larutan 0,5 % selama 10
menit.
Cuci kedua tangan setelah sarung tangan di
lepaskan
10. Periksa denyut nadi (DJJ) setelah kontraksi/ saat
relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ
dalam batas normal (120-160 x/menit)
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR12
4
Prodi D-III KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
LANGKAH

Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ
1
NILAI
2
3
4
tidak normal

Mendokumantasikan hasil pemeriksaan
dalam, DJJ dan semua hasil penilaian serta
asuhan lainnya pada partograf
IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES
BIMBINGAN MENERAN
LANGKAH
11. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap
1
NILAI
2
3
dan keadaan janin baik dan bantu ibu dalam
menemukan posisi yang nyaman dan sesuai
dengan keinginannya
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi
meneran (bila ada rasa ingin meneran dan terjadi
kontraksi kuat, bantu ibu ke posisi lain yang
diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman )
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu
merasa ada dorongan kuat untuk meneran :

Bimbing ibu agar dapat meneran secara
benar dan efektif

Dukung dan beri semangat pada saat
meneran dan perbaiki cara meneran apabila
caranya tidak sesuai

Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman
sesuai pilihannya (kecuali posisi berbaring
terlentang dalam waktu yang lama )

Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara
kontraksi
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR13
4
Prodi D-III KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
LANGKAH

Anjurkan keluarga memberi dukungan dan
1
NILAI
2
3
4
1
NILAI
2
3
4
semangat untuk ibu

Berikan cukup asupan cairan peroral (minum)

Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai

Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan
segera lahir setelah 120 menit (2 jam) meneran
(primigravida)
atau
60
menit meneran
(multigravida)

Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau
mengambil posisi yang nyaman, jika ibu
belum merasa ada dorongan untuk meneran
dalam 60 menit
V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
LANGKAH
14. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan
bayi ) di perut ibu, jika kepala bayi telah
membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm
15. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di
bawah bokong ibu
16. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan
17. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR14
Prodi D-III KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
VI. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
LANGKAH
LAHIRNYA KEPALA
1
NILAI
2
3
18. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5
– 6 cm, membuka vulva meka lindungi perineum
dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering . tangan yang lain menahan
kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk
meneran perlahan atau bernafas cepat dan
dangkal
19. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat
dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu
terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran
bayi :

Jika tali pusat melilit leher secara longgar,
lepaskan lewat bagian atas kepala bayi

Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem
tali pusat di dua tempat dan potong diantara
dua klem tersebut
20. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi
luar secara spontan
LAHIRNYA BAHU
21. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar,
pegang secara biparietal . Anjurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi . Dengan lembut
gerakkan kepala ke arah bawah dan distal
hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis
dan kemudian gerakkan ke arah atas dan distal
untuk melahirkan bahu belakang
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR15
4
Prodi D-III KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
LAHIRNYA BADAN DAN TUNGKAI
1
2
3
4
1
NILAI
2
3
4
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah
ke arah perineum ibu untuk menyanggah
kepala, lengan dan siku sebelah bawah .
Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas
24. Setelah tubuh dan lengan lahir,penelusuran
tangan atas berlanjut ke punggung,
bokong,tungkai, dan kaki. Pegang kedua mata
kaki dan pegang masing-masing mata kaki
dengan ibu jari dan jari-jari lainnya.
VII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
LANGKAH
25. Lakukan penilaian (selintas)

Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas
tanpa kesulitan ?

Apakah bayi bergerak dengan aktif ?

Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau
megap-megap lakukan langkah resusitasi pada
asfiksia bayi baru lahir
26. Keringkan tubuh bayi
Keringkan tubuh mulai dari muka, kepala dan
bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan
tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk
basah dengan handuk /kain yang kering. Biarkan
bayi di atas perut ibu
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak
ada lagi bayi dalam (hamil tunggal)
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR16
Prodi D-III KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
LANGKAH
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin
1
NILAI
2
3
agar uterus berkontraksi baik
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan
oksitosin 10 unit IM (intramuskuler) di 1/3 paha
atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntiikan oksitosin)
30. setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat
dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Mendorong tali pusat ke arah distal (ibu ) dan
jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem
pertama
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat

Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang
telah dijepit (lindungi perut bayi) dan lakukan
pengguntingan tali pusat diantara 2 klem
tersebut.

Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril
pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali
benang tersebut dan mengikatya dengan
simpul kunci pada sisi lainnya

Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah
yang telah disediakan .
32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit
bayi .Letakkan bayi tengkurap di dada ibu.
Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di
dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di
antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah
dari puting payudara ibu. Selimuti ibu dan bayi
dengan kain hangat dan pasang topi di kepala
bayi.
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR17
4
Prodi D-III KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
VIII. PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA III
LANGKAH
33. Pindahkan klem berjarak 5 – 10 cm dari vulva
1
NILAI
2
3
4
1
NILAI
2
3
4
34. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu,
di tepi atas simpisis, untuk mendeteksi . Tangan
lain menegangkan tali pusat
35. Setelah uterus berkontraksi , tegangkan tali pusat
ke arah bawah sambil tangan yang lain mendorong
uterus ke arah belakang – atas (dorso kranial )
secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri ).
Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik,
hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga
timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di
atas.

Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu,
suami atau anggota keluarga untuk melakukan
stimulasi puting susu
MENGELUARKAN PLASENTA
LANGKAH
36. Lakukan penegangan dan dorongan dorso
kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu
meneran sambil penolong menarik tali pusat
dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah
atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan
tekanan dorso kranial) Usahakan kepala bayi
berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih
rendah dari puting payudara ibu. Selimuti ibu dan
bayi dengan kain hangat dan pasang topi di
kepala bayi.
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR18
Prodi D-III KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
LANGKAH

Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan
NILAI
1
2
3
klem hingga berjarak sekitar 5 – 10 cm dari
vulva dan lahirkan plasenta

Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit
menegangkan tali pusat :
1. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
2. lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung
kemih penuh
3. minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4. ulangi penegangan tali pusat 15 menit
berikutnya
5. jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah
bayi lahir atau bila terjadi perdarahan segera
lakukan plasenta manual
37. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan
plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan
putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin
kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada
wadah yang telah disediakan

Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan
DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa
selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau
klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian
selaput yang tertinggal
RANGSANGAN TAKTIL (MASASE) UTERUS
38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,
lakukan massase uterus, letakkan telapak tangan
di fundus dan lakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras)
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR19
4
Prodi D-III KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
IX. MENILAI PERDARAHAN
LANGKAH
39. Periksa kedua sisi plasaenta baik bagian ibu
1
NILAI
2
3
4
1
NILAI
2
3
4
maupun bayi dan pastikan selaput ketuban
lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam
kantung plastik atau tempat khusus
40. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum . Lakukan penjahitan bila laserasi
menyebabkan perdarahan . Bila ada robekan
yang menimbulkan perdarahan aktif segera
lakukan penjahitan
X. MELAKUKAN PROSEDUR PASCA TINDAKAN
LANGKAH
41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan
tidak terjadi perdarahan pervaginam
42. biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit
di dada ibu paling sedikit 1 jam

sebagian besar bayi akan berhasil melakukan
inisisasi menyusui dini dalam waktu 30 – 60
menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung
sekitar 10 – 15 menit. Bayi cukup menyusu dari
satu payudara

biarkan bayi berada di dada ibu selama 1
jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu
43. Setelah satu jam, lakukan penimbangan /
pengukuran bayi. Beri tetes mata antibiotik
profilaksis dan vitamin K, 1 mg intra muskuler di
paha kiri antero lateral
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR20
Prodi D-III KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
LANGKAH
44. Setelah satu jam pemberian vitamin K, berikan
1
NILAI
2
3
suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan
anterolateral
45. letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar
sewaktu-waktu bisa disusukan
46. Letakkan kembali pada dada ibu, bila bayi belum
berhasil menyusu di dalam satu jam pertama dan
biarkan sampai bayi berhasil menyusu
EVALUASI
47. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah
perdarahan pervaginam

2 – 3 Kali dalam 15 menit pertama pasca
persalinan
48. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca
persalinan
49. Setiap 20 – 30 menit pada jam kedua pasca
persalinan

Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik,
melakukan asuhan sesuai untuk
menatalaksan atonia uteri
50. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase
uterus dan menilai kontraksi
51. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
52. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih
setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca
persalinan dan setiap 30 menit selama jam
kedua pasca persalinan
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR21
4
Prodi D-III KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
LANGKAH
53. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam
1
NILAI
2
3
selama 2 jam pertama pasca persalinan
54. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan
yang tidak normal
55. Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu
tubuh normal (36,5 – 37,5)
KEBERSIHAN DAN KEAMANAN
56. Tempatkan semua peralatan bekas papkai dalam
larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10
menit) . cuci dan bilas peralatan setelah di
dekontaminasi

Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke
tempat yang sesuai
57. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT.
Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah.
Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering

Pastikan ibu merasa nyaman . Bantu ibu
memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk
memberi minuman dan makanan yang
diinginkannya Dekontaminasi tempat bersalin
dengan larutan klorin 0,5 %
58. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan
klorin 0,5 % balikkan bagian dalam ke luar dan
rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10
menit
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR22
4
Prodi D-III KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
Jl. Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
LANGKAH
59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air
1
NILAI
2
3
mengalir
DOKUMENTASI
60. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang.
Periksa tanda vital dan asuhan Kala IV
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR23
4
Download