WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI ARAH DALAM MEMPERKUAT

advertisement
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PPKn III | 2017
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI ARAH DALAM MEMPERKUAT
KETAHANAN NASIONAL NEGARA INDONESIA
Nanang Al Hidayat
STIA Setih Setio Muara Bungo
[email protected]
Abstrak
Saat ini globalisasi telah mempengaruhi hampir seluruh subsistem kemasyarakatan di
Indonesia yang dapat membawa ke arah negatif, jika terus dibiarkan Indonesia akan
kehilangan jati dirinya karena seluruh subsistem dalam ketahanan nasional telah
terkontaminasi oleh hal-hal yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa. Oleh karena itu
melihat kepada kondisi tersebut Indonesia harus mampu mawas diri menjaga dari segala
hal yang dapat menganggu bahkan merusak perkembangan negara baik dari pengaruh
yang datang dari dalam yang disebabkan kemajemukan maupun pengaruh yang datang
dari luar yang disebabkan arus globalisasi dan teknologi informasi. Tulisan ini untuk
mengetahui bagaimana wawasan nusantara sebagai arah dalam memperkuat ketahanan
nasional negara Indonesia. Tipe penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif. Hasil
tulisan menunjukan untuk memiliki ketahanan nasional yang kuat agar tidak mudah
dipengaruhi oleh hambatan baik yang datang dari dalam maupun yang datang dari luar
negara Indonesia harus memiliki kekuatan pada seluruh subsistem kemasyarakatan dalam
bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Untuk
memperkuat subsistem kemasyarakatan tersebut Indonesia harus memiliki wawasan
nusantara yang mengacu kepada pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan kearifan
nasional negara Indonesia.
Kata kunci: wawasan nusantara, ketahanan nasional, globalisasi.
PENDAHULUAN
Dalam konteks Indonesia sebagai
negara yang merupakan negara majemuk
yang tersusun atas segala macam perbedaan
yang ada di dalamnya baik suku, adat, ras,
etnis, budaya, maupun agama, serta sebagai
negara yang memiliki jumlah penduduk
yang sangat besar juga memiliki kondisi
geografis yang berbentuk negara kepulauan.
Indonesia sebagai salah satu negara dalam
percaturan negara-negara internasional
tentu tidak dapat melepaskan diri dari
pengaruh negara-negara lain baik pengaruh
yang bersifat positif maupun yang bersifat
negatif.
Pada era globalisasi saat ini
perkembangan teknologi, arus informasi
sangat cepat, dunia seolah menjadi
kampung besar yang sangat mudah
terhubung satu sama lain namun bukan
berarti menghilangkan batas-batas teritorial.
Saat ini globalisasi telah mempengaruhi
hampir seluruh subsistem kemasyarakatan
di Indonesia yang dapat membawa ke arah
negatif, jika terus dibiarkan Indonesia akan
kehilangan jati dirinya karena seluruh
subsistem dalam ketahanan nasional telah
terkontaminasi oleh hal-hal yang tidak
sesuai dengan jati diri bangsa.
Sehubungan dengan hal tersebut
Mahfud MD mengatakan “globalisasi telah
mempengaruhi ketahanan nasional, karena
derajat
kedaulatan
negara
bisa
menimbulkan reaksi di tubuh internal suatu
negara terhadap pemerintahan yang
dianggap menjadi kolaborator negara asing,
bukan hanya bidang ekonomi tetapi juga di
bidang sosial dan politik”. (Mahfud MD,
2010)
Oleh karena itu melihat kepada
kondisi tersebut Indonesia harus mampu
mawas diri menjaga dari segala hal yang
dapat
menganggu
bahkan
merusak
perkembangan negara baik dari pengaruh
yang datang dari dalam yang disebabkan
kemajemukan maupun pengaruh yang
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PPKn III | 2017
datang dari luar yang disebabkan arus
globalisasi dan teknologi informasi. Agar
Indonesia mampu mewujudkan hal tersebut
Indonesia harus memiliki suatu ketahanan
nasional yang kuat di semua subsistem
kemasyarakatan dalam bidang ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan. Untuk dapat
memiliki ketahanan nasional yang kuat
Indonesia
harus
menjalankan
atau
membangun ketahanan nasional tersebut
berdasarkan wawasan nusantara. Agar
semua subsistem di dalam ketahanan
nasional menjadi sesuatu yang bersifat
positif dan sesuai dengan karakteristik
bangsa Indonesia itu sendiri karena sudah
dibuat berdasarkan wawasan nusantara.
Berdasarkan latar belakang di atas
rumusan masalah dalam tulisan ini adalah
bagaimana wawasan nusantara sebagai arah
dalam memperkuat ketahanan nasional
negara
Indonesia?
Landasan Teori
1. Konsep Wawasan Nusantara
Wawasan
nasional
(Wawasan
nusantara) memiliki konsepsi kewilayahan,
politik maupun ketatanegaraan dan di
dalam wawasan nusantara memiliki isi
yaitu perwujudan kepulauan nusantara
sebagai satu kesatuan ideologi, politik, satu
kesatuan ekonomi, dan satu kesatuan di
bidang sosial budaya maupun satu kesatuan
pertahanan keamanan.
“Wawasan berasal dari bahasa Jawa
“wawas” = melihat, memandang, Seperti
terdapat dalam istilah “mawas-muwus” =
melihat-mengucap, “mawas diri” melihat
diri pribadi. Kata wawasan selain
menunjukan “isi” juga melukiskan “cara
tinjau” , “ cara penglihatan” dan “cara
tanggap inderawi” . Wawasan berarti cara
pandang sebagai salah satu aspek dari
falsafah hidup yang berisi dorongandorongan, ransangan-ransangan untuk
mewujudkan aspirasi dalam mencapai
tujuan hidup. Nusantara berasal dari dua
kata yaitu nusa yang berarti pulau dan antar.
pulau-pulau yang terletak di antara dua
benua (Asia dan Australia) serta dua
samudra (Pasifik dan Hindia). diartikan
sebagai tanah air Indonesia, yaitu kesatuan
wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau
yang terletak di antara dua samudra (Pasifik
dan Hindia) dan dua benua (Asia dan
Australia). jadi, wawasan nusantara adalah
cara pandang bangsa Indonesia tentang
dirinya dengan memperlihatkan kondisi
geografis, latar belakang sejarah dan
kondisi sosial budayanya dalam rangka
ingin mencapai cita-cita serta tujuan
nasional. Berdasarkan pengertian wawasan
nusantara secara harfiah bahwa kata
wawasan dibentuk dari lafal wawas yang
berarti pandangan dengan ditambah akhiran
-an maka kata wawas menjadi wawasan
yang
berarti
cara
pandang
yang
mengandung makna baik caranya maupun
isi substansinya, dan kata nusa berarti pulau
dan antar yang berarti berada di tengahtengah dua benua, Asia dan Australia dan
dua samudra, Hindia dan Pasifik. Di mana
cara pandang itu mengajarkan kepada kita
bagaimana membina persatuan dan
kesatuan aspek kehidupan bangsa dan
negara dalam mengejar cita-cita dan
tujuannya sebagai ajaran yang diyakini
kebenarannya. Di mana cita-cita tersebut
dirumuskan atau dijadikan dasar untuk
menentukan tujuan nasionalnya.
2. Kedudukan Wawasan Nusantara
Setiap bangsa mempunyai wawasan
nasionalnya, yaitu cara pandang bangsa
untuk
menempatkan
diri
terhadap
lingkungannya. Seperti wawasan nusantara
pada Indonesia, bagi bangsa Indonesia yang
wilayahnya terdiri dari lautan dan terdiri
dari banyak pulau serta kedudukannya yang
terletak di antara dua benua dan dua
samudera
sangatlah
penting
untuk
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PPKn III | 2017
menentukan wawasannya yang dikenal
sebagai wawasan nusantara.
Menurut Muhammad,
“wawasan
nusantara merupakan cara pandang dan
sikap bangsa Indonesia dan lingkungannya,
dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, serta mengajarkan kepada kita
bagaimana membina persatuan dan
kesatuan aspek kehidupan bangsa dan
negara dalam mengejar cita-cita dan
tujuannya sebagai ajaran yang diyakini
kebenaran itulah maka wawasan nusantara
dinamakan sebagai doktrin dasar nasional
yang harus dipahami dan dilaksanakan oleh
seluruh
warga
negara
Indonesia”.
(Muhammad, 2006)
Sebenarnya Wawasan Kebangsaan
Indonesia sudah dicetuskan oleh seluruh
Pemuda Indonesia dalam suatu tekad pada
tahun 1928 yang dikenal dengan sebutan
Sumpah Pemuda yang intinya bertekad
untuk bersatu dan merdeka dalam wadah
sebuah
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia. Seharusnya untuk menghadapi
keadaan negara yang serba sulit sekarang
ini kita bangsa Indonesia bangkit bersatu
mengatasi masalah bangsa secara bersamasama. Oleh karena itu wawasan nusantara
memiliki kedudukan yang sangat penting
bagi bangsa Indonesia yaitu sebagai
pedoman dalam penyelenggaraan negara.
3. Pancasila
Sebagai
Paradigma
Pembangunan
POLEKSOSBUD
HANKAM
Pembangunan pada hakekatnya
merupakan suatu realiasasi praksis untuk
mencapai tujuan bangsa. Adapun menurut
Kaelan, “pembangunan dirinci dalam
berbagai macam bidang antara lain
POLEKSOSBUD
HANKAM.
Dalam
bidang
kenegaraan
penjabaran
pembangunan dituangkan dalam GBHN
yang
dirinci
dalam
bidang-bidang
operasional serta target pencapaiannya”.
(Kaelan M.S, 2010)
Sehubungan dengan hal di atas
Kaelan berpendapat “pembangunan yang
merupakan realisasi praksis dalam negara
untuk mencapai tujuan seluruh warga harus
mendasarkan pada hakekat manusia sebagai
subjek
pelaksana
sekaligus
tujuan
pembangunan. Hakekat manusia adalah
monopluralis artinya meliputi berbagai
unsur yaitu rohani-jasmani, individumahluk sosial serta manusia sebagai
pribadi-mahluk tuhan yang maha esa”.
(Kaelan M.S, 2010)
Oleh karena itu hakekat manusia
sebagai sumber nilai bagi pengembangan
POLEKSOSBUD HANKAM. Hal inilah
yang
sering
diungkapkan
dalam
pelaksanaan
pembangunan
bahwa
pembangunan hakekatnya membangun
manusia secara lengkap, secara utuh
meliputi seluruh unsur hakekat manusia
monopluralis, atau dengan kata lain
membangun
martabat
manusia.
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian penulisan karya
ilmiah ini, tipe penelitian yang digunakan
adalah
penelitan
yuridis
normatif.
Dipilihnya tipe penelitian ini ditujukan
guna mendapat hal-hal yang bersifat
teoritis,
prinsip,
konsepsi,
doktrin.
Pendekatan yang digunakan adalah
Pendekatan
konseptual
(conceptual
approach)
Adapun teknik pengumpulan bahan
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan cara menggunakan system kartu
(card system). Digunakan sistem ini adalah
untuk mempermudah menganalisis bahanbahan hukum yang dimaksud. Bahan-bahan
hukum itu meliputi :Bahan primer berupa :
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PPKn III | 2017
dan bahan peraturan lainnya yang
dipergunakan dalam rangka mempertajam
analisis yang kaitannya dengan subtansi
rumusan masalah tersebut di muka; Bahan
sekunder yaitu : bahan yang memberikan
penjelasan atas bahan primer, berupa: hasilhasil penelitian yang berhubungan dengan
wawasan nusantara sebagai arah dalam
memperkuat ketahanan nasional negara
Indonesia dan pendapat ahli/pakar ilmu
berupa : kamus bahasa Indonesia dan
kamus hukum.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Indonesia
sebagai
negara
berkembang dan sebagai negara yang
memiliki segala potensi untuk menjadi
negara yang maju sekaligus sebagai negara
yang memiliki potensi untuk terpecah belah
harus selalu bergerak ke arah yang positif
agar dapat menjadi negara yang maju dan
menjadi negara yang disegani dalam
percaturan negara-negara di asia khususnya
dan di dunia pada umumnya.
Untuk mewujudkan hak tersebut
Indonesia harus memiliki strategi, karena
suatu tujuan dapat tercapai hanya dengan
perencanaan yang matang, apalagi secara
eksplisit
tujuan
negara
Indonesia
sebagaimana yang terdapat dalam alenia ke
4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
“memajukan
kesejahteraan
umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia..”, untuk
mewujudkan hal tersebut bukanlah hal yang
mudah tetapi tidak juga sulit asal Indonesia
memiliki komitmen
yang kuat serta
sungguh-sungguh untuk mewujudkannya.
Faktor
yang
mempengaruhi
kemajuan serta perkembangan negara
Indonesia adalah faktor internal dan faktor
hukum khususnya hukum pemerintahan dan
bidang lainnya yang berhubungan dengan
wawasan nusantara sebagai arah dalam
memperkuat ketahanan nasional negara
Indonesia, baik dalam bentuk buku, tesis,
makalah, dan jurnal; Bahan tersier yaitu
bahan yang dapat memberikan petunjuk
maupun penjelasan terhadap bahan primer
dan
sekunder,
eksternal. Faktor internal adalah faktor yang
datang dari dalam negara Indonesia itu
sendiri seperti kemajemukan suku, adat, ras,
etnis, budaya dan agama serta faktor
eksternal yang merupakan faktor yang
datang dari luar negara Indonesia seperti
arus globalisasi serta perkembangan
terknologi informasi yang dapat masuk ke
Indonesia.
Oleh karena itu, agar dapat menjadi
negara yang maju serta mewujudkan tujuan
dan cita-cita negara Indonesia harus
memiliki ketahanan nasional yang kuat di
semua subsistem kemasyarakatan yaitu
dalam bidang ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
Untuk memperkuat seluruh subsistem
dalam ketahanan nasional tersebut harus
memiliki perencanaan yang matang yang
pada gilirannya dapat diimplementasikan
pada tataran empiris.
Agar
dapat
memiliki
suatu
perencanaan yang matang di semua
subsistem kemasyarakatan harus mengacu
kepada rambu yang tepat karena jika sudah
salah dalam perencanaan berarti sudah
merencanakan kegagalan. Oleh karena itu,
untuk mewujudkan ketahanan nasional di
semua subsistem kemasyarakatan tersebut
harus
dibuat
berdasarkan
wawasan
nusantara yaitu pancasila dan UndangUndang Dasar 1945 serta kearifan nasional
bangsa Indonesia.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PPKn III | 2017
Pembahasan mengenai subsistemsubsistem ketahanan nasional dapat
diuraikan pertama: ketahanan nasional
dalam bidang ideologi, Ideologi adalah hal
yang prinsip yang harus dimiliki oleh setiap
negara. Negara tanpa ideologi bagai
manusia tanpa jiwa. Artinya, ideologi
memiliki kedudukan yang sangat penting
pada sebuah negara. Ideologi berada pada
tataran filosofis, sehubungan dengan itu
Soerjanto Poespowardojo berpendapat
“pada hakekatnya ideologi tidak lain adalah
hasil
refleksi
manusia
berkat
kemampuannya
mengadakan
distansi
terhadap dunia kehidupannya”. ( Soerjanto
Poespowardojo, 1992) Pada negara
Indonesia ideologi yang digunakan adalah
ideologi yang terdapat atau terkandung
dalam pancasila. Ideologi pancasila adalah
ideologi yang mengambil unsur positif pada
idelogi liberal dan unsur positif pada
ideologi komunis. Unsur positif pada
ideologi liberal yaitu penghargaan terhadap
hak asasi manusia, dan unsur positif pada
ideologi komunis yaitu mengutamakan
kepentingan umum di atas kepentingan
individu warga negara. Kedua hal ini
diterapkan secara seimbang dalam ideologi
pancasila lalu ditambahkan dengan
karakteristik asli bangsa Indonesia oleh
para founding fathers.
Ideologi pancasila memiliki esensi
yang baik dan tidak ekstrim serta
mencerminkan
karakteristik
bangsa
Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut
menurut
Soerjanto
Poespowardojo
“pancasila merupakan ideologi nasional
yang meliputi dan memayungi segenap
orientasi di dalamnya. Artinya, adanya
pandangan hidup-pandangan hidup dalam
masyarakat diakui dan dibernarkan untuk
berkembang, baik dengan mengeksplisitkan
potensi dan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya, maupun melalui akulturasi”. (
Soerjanto Poespowardojo, 1992) Oleh
karena itu kita sebagai masyarakat
Indonesia harus menjunjung tinggi nilainilai yang terdapat dalam ideologi pancasila
tersebut jangan sampai ada upaya-upaya
perlawanan untuk menggantikan ideologi
pancasila dengan ideologi-ideologi lain agar
Indonesia memiliki ketahanan nasional
yang kuat dalam bidang ideologi.
Kedua: ketahanan nasional dalam
bidang politik, politik merupakan hal
yang sangat penting ada pada suatu
negara. Politik menjadi alat atau cara
untuk mencapai suatu tujuan khususnya
kekuasaan. Setiap negara memiliki
penguasa mulai dari level terendah
sampai level tertinggi. Politik sebagai
cara untuk mencapai tujuan tersebut jika
dikaitkan dengan wawasan nusantara
merupakan hal yang harus benar-benar
dipahami
dengan
baik.
Untuk
mewujudkan suatu ketahanan nasional
yang kuat di Indonesia dalam bidang
politik maka harus memiliki wawasan
nusantara di dalam bidang tersebut.
Jika merujuk kepada pancasila
sebagai dasar negara Indonesia secara
esensi sistem politik yang terkandung
dalam pancasila adalah sistem politik
demokrasi. Namun perlu dipahami sistem
politik demokrasi yang terkandung di dalam
pancasila tidaklah sama dengan demokrasi
yang ada di Amerika, hal ini berhubungan
juga dengan ideologinya. Demokrasi yang
ada di Indonesia adalah demokrasi yang
mencerminkan kearifan dan karakteristik
masyarakat yang tidak individual serta
mengedepankan musyawarah mufakat
untuk
mengambil
suatu
keputusan
sebagaimana yang tersirat dalam sila ke 4
pancasila.
Artinya sistem politik yang tepat
untuk Indonesia berdasarkan pancasila
adalah demokrasi tidak langsung. Berkaitan
dengan hal tersebut Alfian menyatakan
“ditinjau dari segi politik, hakekat
demokrasi adalah bahwa kedaulatan atau
kekuasaan berada di tangan rakyat. Dalam
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PPKn III | 2017
mewujudkan kedaulatan rakyat itu berbagai
masyarakat atau bangsa memperlihatkan
berbagai macam paham yang melandasinya,
serta gaya, proses dan prosedur dalam
pelasanaannya”. (Alfian, 1992) Oleh karena
itu inilah rambu yang harus dipatuhi oleh
elit politik yang ada di Indonesia dalam
menjalankan kehidupan politik supaya
tercipta suatu kondusifitas dan kestabilan
politik di Indonesia. Karena sudah dibuat
berdasarkan wawasan nusantara yaitu sila
ke 4 pancasila agar pada gilirannya dapat
memperkuat ketahanan nasional bangsa
Indonesia dalam bidang politik.
Ketiga: Ketahanan nasional dalam
bidang ekonomi, Perekonomian merupakan
salah satu faktor yang menentukan
kemajuan sebuah negara, semakin kuat
tingkat ekonomi sebuah negara maka
semakin maju pulalah negara tersebut.
Demikian halnya di Indonesia, sebagai
negara yang sedang berkembang Indonesia
harus membangun kehidupan ekonominya
dengan baik apalagi Indonesia adalah
negara yang memiliki potensi ekonomi
yang sangat baik jika dikelola secara benar.
Terkait hal tersebut dalam pembangunan
ekonomi di Indonesia dalam rangka
memperkuat ketahanan nasional pemerintah
dan masyarakat harus memahami terlebih
dahulu sistem ekonomi yang ada di
Indonesia.
Pancasila
secara
implisit
menentukan bahwa sistem ekonomi
Indonesia
adalah
sistem
ekonomi
kerakyatan. Sistem ekonomi kerakyatan
adalah suatu sistem ekonomi yang
menjadikan pelaku ekonomi skala mikro
kecil, dan menengah sebagai tonggak dalam
pembangunan ekonomi di Indonesia bukan
pelaku ekonomi besar yang memonopoli
perekonomian di Indonesia. Hal inilah yang
harus betul-betul dipahami oleh masyarakat
khususnya oleh pemerintah. Berkaitan
dengan itu Mubyarto berpendapat :
“Pancasila
dapat
diterapkan
dalam
kehidupan ekonomi bangsa, negara, dan
masyarakat Indonesia memiliki esensi pada
sila pertama : roda perekonomian
digerakkan oleh rangsangan-rangsangan
ekonomi, sosial dan moral. Sila kedua : ada
kehendak kuat dari seluruh masyarakat
untuk mewujudkan pemerataan sosial
(egalitarian) sesuai asas-asas kemanusiaan.
Sila ketiga : prioritas kebijaksanaan
ekonomi adalah penciptaan perekonomian
yang tangguh. Ini berarti nasionalisme
menjiwai setiap kebijaksanaan ekonomi.
Sila keempat : koperasi merupakan
sokoguru perekonomian dan merupakan
bentuk paling kongkrit dari usaha bersama.
Sila kelima : adanya imbangan yang jelas
dan tegas antara perencanaan di tingkat
nasional dengan desentralisasi dalam
pelaksanaan kebijaksanaan ekonomi untuk
mencapai keadilan ekonomi dan keadilan
sosial”. (Mubyarto, 1992)
Berangkat dari sistem ekonomi
kerakyatan tersebut harus menjadi acuan
dalam mengambil kebijakan-kebijakan
terkait bidang ekonomi karena hal itulah
yang menjadi wawasan nusantara bangsa
Indonesia dalam bidang ekonomi agar
tercipta suatu sistem ekonomi yang kuat
yang berpengaruh pula pada ketahanan
nasional bangsa Indonesia dan pada
gilirannya jika ketahanan nasional bangsa
Indonesia dalam bidang ekonomi sudah
kuat maka akan mempercepat kemajuan
negara Indonesia.
Keempat: Ketahanan nasional
dalam bidang sosial budaya, Indonesia
adalah negara besar yang majemuk.
Artinya Indonesia tersusun atas segala
macam perbedaan yang ada di dalamnya
baik itu suku, ras, adat, etnis, budaya
dan agama. Keanekanragaman yang ada
di Indonesia ini jika tidak disikapi
dengan bijaksana baik oleh pemerintah
maupun oleh masyarakat dapat menjadi
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PPKn III | 2017
ancaman terhadap integritas dan
keutuhan bangsa Indonesia.
Karena semua perbedaan dan
kemajemukan tersebut jika tidak diiringi
dengan sikap yang bijak seperti ego sektoral
dan individualisme serta primordialisme
kedaerahan yang sempit dapat menjadi
pemicu perpecahan di Indonesia. Sejalan
dengan itu Sastrapatedja mengatakan
“pancasila harus mampu mempengaruhi
kehidupan budaya bangsa Indonesia. Ini
mengimplikasikan kebutuhan akan politik
kebudayaan
yang
didasarkan
pada
pancasila. Dengan kata lain, untuk
menciptakan
budaya
bangsa
yang
berdasarkan pada nilai-nilai pancasila
diperlukan suatu rekayasa kebudayaan atau
suatu
strategi
kebudayaan”.
(M.
Sastrapatedja, 1992) Oleh karena itu untuk
membangun ketahanan nasional dalam
bidang sosial budaya Indonesia perlu
memiliki wawsaan nusantara yang mengacu
kepada sila ke 3 pancasila yaitu Persatuan
Indonesia.
Artinya, bangsa Indonesia baik
pemerintah maupun masyarakat harus
selalu bersatu dan tidak boleh membedabedakan suku, adat, ras, etnis, budaya dan
agama namun justru harus menjunjung
tinggi nilai-nilai toleransi, tenggang rasa,
dan kekeluargaan untuk menyikapi semua
perbedaan tersebut. Khususnya bagi
pemerintah wawasan nusantara ini dapat
menjadi
strategi
dalam
menyusun
kebijakan-kebijakan terkait sosial budaya.
Jika ketahanan nasional Indonesia dalam
bidang sosial budaya sudah kuat maka
ancaman disintegritas dan perpecahan dapat
diminimalisir dan Indonesia dapat menjadi
negara yang kuat dan disegani oleh negaranegara lain.
Kelima: Ketahanan nasional dalam
bidang
pertahanan
dan
keamanan,
pertahanan dan kemanan merupakan simbol
kekuatan sebuah negara. Jika pertahanan
dan keamanan suatu negara kuat maka akan
semakin disegani oleh negara lain. Dalam
negara Indonesia pertahanan dan keamanan
harus betul-betul dijaga dengan baik
mengingat Indonesia secara geografis
merupakan negara kepulauan yang tersusun
atas pulau besar dan pulau-pulau kecil baik
yang sudah bernama maupun yang belum
memiliki nama, baik yang sudah
berpenghuni
maupun
yang
belum
berpenghuni.
Dengan kondisi geografis seperti
ini Indonesia sangat rentan akan ancaman
pertahanan dan keamanan baik ancaman
yang datang dari dalam maupun ancaman
yang datang dari luar. Oleh karena itu
pemerintah harus betul-betul memahami
kondisi wilayah Indonesia yang menjadi
wawasan nusantara dalam menyusun
kebijakan-demi kebijakan terkait masalah
pertahanan dan keamanan.
Karena dengan memiliki wawasan
nusantara dalam bidang ini berarti
pemerintah sudah mengambil suatu langkah
yang tepat demi menjaga pertahanan dan
keamanan. Misanya dalam menentukan
kebutuhan TNI dan Polri dilihat
berdasarkan luas wilayah dan jumlah
penduduk, dalam menentukan kebutuhan
alutsista dilihat berdasarkan kondisi
geografis
negara.
Dengan
kuatnya
ketahanan
nasional
dalam
bidang
pertahanan dan keamanan maka Indonesia
akan menjadi negara yang disegani dan
diperhitungkan di kancah negara-negara
internasional. Sehubungan dengan itu
Saafroedin Bahar berpendapat :
“pembangunan bidang pertahanan dan
keamanan ditujukan untuk membangun
kemampuan
bangsa
dalam
rangka
menghadapi segala macam ancaman dan
gangguan, baik dari luar maupun dari dalam
negeri. Di samping itu pembangunan
bidang pertahanan keamanan juga ditujukan
untuk membangun kemampuan bangsa
dalam rangka mendukung pelaksanaan,
mengamankan hasil-hasil serta menjamin
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PPKn III | 2017
kelanjutan
pembangunan
(Saafroedin Bahar, 1992)
nasional”.
Oleh karena itu merupakan suatu
keniscayaan agar negara Indonesia dapat
memperkuat ketahanan nasional di seluruh
subsistem kemasyarakatan dan harus
mengacu kepada wawasan nusantara
sebagaimana yang terdapat dalam pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945 serta
kearifan nasional yang ada di Indonesia.
Jika seluruh subsistem kemasyarakatan
sudah kuat maka dapat meminimalisir
adanya intervensi dan intimidasi baik yang
datang dari dalam maupun yang datang dari
luar yang dapat merusak tatanan negara
Indonesia dan dapat menganggu intergritas
dan persatuan negara Indonesia.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Untuk memiliki ketahanan nasional
yang kuat agar tidak mudah dipengaruhi
oleh hambatan baik yang datang dari dalam
maupun yang datang dari luar negara
Indonesia harus memiliki kekuatan pada
seluruh subsistem kemasyarakatan dalam
bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan, untuk
memperkuat subsistem kemasyarakatan
tersebut Indonesia harus memiliki wawasan
nusantara yang mengacu kepada pancasila,
Undang-Udang Dasar 1945, dan kearifan
nasional negara Indonesia.
Saran
Untuk pemerintah perlu melakukan
revitalisasi terhadap kebijakan-kebijakan
terkait seluruh subsistem kemasyarakatan
yang
disesuaikan
dengan
wawasan
nusantara
negara
Indonesia,
bagi
masyarakat perlu ditingkatkan kembali
pemahanan mengenai wawasan nusantara
untuk memperkuat rasa nasionalisme agar
Indonesia menjadi negara yang kuat dan
tidak mudah dipengaruhi oleh pengaruh
negatif yang datang dari dalam maupun
yang datang dari luar negara.
DAFTAR PUSTAKA
Kaelan, Pendidikan Pancasila, Paradigma,
Yogyakarta, 2010.
Moh. Mahfud MD, Perdebatan Hukum
Tata Negara Pasca Amandemen Konstitusi,
Rajawali Pers, Jakarta, 2010.
Oesman dan Alfian, Pancasila Sebagai
Ideologi, BP-7 Pusat, Jakarta, 1992.
PT Balai Pustaka – LEMHANNAS
(Lembaga Ketahanan Nasional). Jakarta
1997.
The
Free
Encyclopedia.
Wawasan
nusantara, 2012.
Download