Arachis Hypogaea L.

advertisement
TINJAUAN PUSTAKA
Botani dan Morfologi Kacang Tanah
Kacang
tanah
tergolong
dalam
famili
Leguminoceae
sub-famili
Papilinoideae dan genus Arachis. Tanaman semusim (Arachis hypogaea) ini
membentuk polong dalam tanah. Spesies genus Arachis yang ada sekarang berasal
dari Amerika Selatan tropik dan subtropik dari Argentina sebelah utara sampai
Amazona. Diduga ada 40 hingga 70 spesies Arachis di Amerika Selatan tetapi
kurang dari 20 spesies yang telah diperikan secara mendalam, tiga diantaranya
adalah semusim (Arachis hypogaea L, Arachis monticola Krap dan Rig, dan
Arachis pusilla Benth). Di antara itu Arachis hypogaea adalah satu-satunya yang
tidak didapatkan dalam keadaan liar.
Pertumbuhan kacang tanah dapat dibedakan menjadi dua macam tipe,
yaitu tipe tegak dan tipe menjalar. Pada umumnya percabangan tanaman kacang
tanah tipe tegak sedikit banyak melurus atau hanya agak miring ke atas. Batang
utama tanaman kacang tanah tipe menjalar tentu saja lebih panjang daripada
batang utama tipe tegak, biasanya panjang batang utama antara 33-50 cm. Kacang
tanah tipe tegak umumnya lebih disukai karena umurnya yang genjah (antara 100120 hari), sedangkan umur kacang tanah tipe menjalar kira-kira 150-180 hari.
Disamping itu, kacang tanah tipe tegak lebih mudah dipungut hasilnya daripada
tipe menjalar (Goldworthy dan Fisher, 1996).
Kacang tanah menyukai tanah yang gembur, tidak terlalu banyak
mengandung bahan organik, pH 6-6,5, mengandung unsur hara (P, Ca, dan K)
dalam jumlah cukup, dan drainase yang baik. Kondisi tanah yang demikian akan
memudahkan dan mempercepat pembentukan polong yang terjadi di dalam tanah.
Kacang tanah juga membutuhkan iklim yang panas tetapi lembab (65-75%) serta
curah hujan sekitar 800-1300 mm/tahun dengan musim kering rata-rata sekitar 4
bulan/tahun. Tanaman ini cocok ditanam di daerah dengan ketinggian 0-500 mdpl
(Purwono dan Heni, 2007).
Kacang tanah memiliki perakaran yang banyak, dalam, dan berbintil.
Kacang tanah berakar tunggang dengan akar-akar cabang yang lurus. Akar cabang
mempunyai akar-akar yang bersifat sementara dan berfungsi sebagai alat pengisap
unsur hara. Sejalan dengan meningkatnya umur tanaman, akar-akar tersebut akan
mati namun ada akar yang akan tetap bertahan hidup yang akan menjadi akar
permanen. Tanaman kacang tanah memiliki daun majemuk bersirip genap. Setiap
helai daun terdiri dari empat helai anak daun. Permukaan daunnya sedikit berbulu,
berfungsi sebagai penahan atau penyimpan debu dan obat semprotan. Seringkali
dijumpai tanaman kacang tanah yang daun-daunnya berguguran. Hal ini dapat
disebabkan oleh penyakit atau umur tanaman yang telah lanjut. Gugurnya daundaun itu akan terjadi pada saat akhir masa pertumbuhan, dimulai dari bagian
kanan sisi tanaman, kemudian menyusul bagian kiri, lalu ke atas, dan seterusnya.
Rangkaian berwarna kuning oranye yang muncul dari setiap ketiak daun
adalah ciri dari bunga tanaman kacang tanah. Kacang tanah berbunga pada umur
4-6 MST. Dari sekian banyak jumlah bunga, setiap pohon diperkirakan dapat
membentuk ginofor sekitar 70-75%. Umur bunga kacang tanah maksimal hanya
dapat bertahan 24 jam, kemudian layu. Dengan demikian, berdasarkan kenyataan
bahwa setiap hari tanaman kacang tanah berbunga. Penyerbukan bunga kacang
tanah terjadi pada malam hari, yakni sebelum bunga mekar.
Polong (buah pada kacang tanah disebut polong) terbentuk setelah terjadi
proses pembuahan, bakal buah tumbuh memanjang, dan disebut ginofor. Mulamula ujung ginofor yang runcing ini mengarah ke atas tetapi setelah tumbuh
memanjang, ginofor tadi mengarah ke bawah (positive geotropic) dan terus masuk
ke dalam tanah. Setelah polong terbentuk, proses pertumbuhan ginofor yang
memanjang terhenti. Ginofor dapat tumbuh memanjang dan mencapai ukuran
antara 6-15 cm. Tidak semua ginofor dapat menembus tanah sehingga tidak
semua ginofor dapat membentuk polong. Ukuran polong kacang tanah bervariasi,
ada yang berukuran 1 cm x 0.5 cm hingga yang berukuran 6 cm x 1.5 cm. Setiap
polong dapat berisi 1 hingga 5 biji. Pada varietas kacang tanah yang polongnya
rata-rata berisi 2 biji, bakal buah yang tidak dibuahi sekitar 6%, abortus 9-10%
(Goldworthy dan Fisher, 1996).
Fisiologi dan Pertumbuhan Kacang Tanah
Tanaman kacang tanah memiliki sifat-sifat fisiologis yang unik, yang tidak
terdapat pada tanaman kacang-kacangan yang lain. Sifat fisiologis yang menonjol
adalah sebagai berikut:
1. Bunganya terbentuk pada tajuk di atas tanah, tetapi polong masuk dan
berkembang di dalam tanah dan mempu menyerap hara langsung dari
tanah.
2. Periode berbunga cukup lama, mencapai 75% dari periode hidup tanaman.
Bunga yang terbentuk banyak jumlahnya, tetapi bunga yang menjadi
polong dan menjadi biji relatif sangat sedikit
3. Pertumbuhan vegetatif dan generatif lebih dipengaruhi oleh suhu daripada
panjang penyinaran.
4. Pertumbuhan generatif memerlukan radiasi surya yang cukup tinggi.
5. Pada tanah yang memiliki kesuburan sedang hingga subur tanaman kacang
tanah tidak tanggap terhadap pemupukan unsur makro NPK, tetapi kacang
tanah menyerap cukup banyak hara sehingga sering disebut sebagai
tanaman penguras tanah.
6. Tanaman kacang tanah sangat peka terhadap kekurang unsur hara mikro
terutama Bo, Ca, Mn, dan Fe, dengan gejala yang khas dan sangat
menentukan berhasil tidaknya tanaman.
7. Pada akar terbentuk bintil Rhizobium yang mampu memfiksasi N dari
udara, tetapi inokulasi dengan biakan Rhizobium jarang meningkatkan
efisiensi pengikatan N.
8. Perbandingan benih yang ditanam dengan biji yang dihasilkan tergolong
kecil 1:10 hingga 1:25.
9. Hasil biomassa yang tinggi bukan merupakan jaminan hasil biji yang
tinggi pula.
10. Varietas yang biasa ditanam di Indonesia bijinya tidak memiliki dormansi,
sehingga biji sering berkecambah sebelum tanaman dipanen, terutama bila
kelembapan tanah rendah.
(Sumarno dan Slamet, 1993)
Kacang tanah memiliki karakter fisiologis yang khas yaitu sifatnya yang
indeterminet, yakni bagian vegetatif tetap tumbuh, pada saat tanaman sudah mulai
pertumbuhan generatif. Pada tanaman yang bersifat indeterminet sebagian bahan
kering yang dihasilkan setelah pembungaan lebih digunakan untuk membentuk
daun-daun baru daripada pengisian sink-sink reproduktif sehingga terjadi
persaingan internal antara komponen pertumbuhan vegetatif dan generatif dalam
mendapatkan bahan kering (Goldworthy and Fisher, 1996). Hal ini mempengaruhi
pertumbuhan tanaman dan produktivitas tanaman kacang tanah.
Pertumbuhan tanaman merupakan suatu hasil dari metabolisme sel-sel
hidup yang dapat diukur sebagai pertambahan bobot basah atau bobot kering, isi,
panjang, atau tinggi. Pertumbuhan pada tumbuhan dapat dibedakan dari arah letak
pertumbuhannya. Akar akan menuju kebawah di dalam tanah, sedangkan pucuk
tumbuh ke atas dari permukaan tanah. Baik sistem pucuk maupun sistem
perakaran cenderung berada dalam keseimbangan. Pertumbuhan bagian atas yang
semakin membesar seperti bertambahnya indeks luas daun, dan bertambahnya
kehilangan air karena transpirasi akan diimbangi dengan pertambahan sistem
perakaran. Pertambahan besar sistem pucuk juga memerlukan jumlah hara yang
lebih besar yang akan diabsorpsi sebanding dengan pertambahan sistem perakaran
(Trustinah, 1993).
Tabel 1. Penandaan fase tumbuh kacang tanah
Sandi
Stadia tumbuh
Keterangan
VE
Kecambah
Kotiledon baru muncul di atas tanah
VK
Kotiledon terbuka
Kotiledon terbuka
V1
Buku kesatu
Daun bertangkai empat pada buku pertama telah
berkembang penuh
V2
Buku kedua
Sda pada buku kedua
V3
Buku ketiga
Sda pada buku ketiga
Vn
Buku ke-n
Sda pada buku ke-n
R1
Mulai berbunga
Terdapat satu bunga mekar pada ketiak daun
R2
Pembentukan ginofor
Mulai terlihat ginofor
R3
Pembentukan polong
Ujung ginofor mulai membengkak
R4
Polong penuh
Polong mencapai ukuran maksimum untuk
pengisian biji
R5
Pembentukan biji
Polong berkembang penuh dan bila disayat
melintang akan terlihat tumbuhan kotiledon
R6
Biji penuh
Polong telah terisi dalam keadaan segar
R7
Biji mulai masak
Satu polong telah memperlihatkan bintik-bintik
hitam di bagian dalam kulit polong (pericarp)
R8
Masak panen
Beberapa polong telah memperlihatkan bintikbintik hitam di bagian dalam kulit polong
Sumber: Boote, (1982)
Penandaan fase pertumbuhan kacang tanah penting untuk menetapkan
jadwal pengairan, penyiangan, pemanenan, dan lain-lain. Perlakuan tersebut bila
tidak diberikan pada fase yang tepat akan memberikan respon yang berbeda
dengan pemberian perlakuan yang sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman.
Pertumbuhan kacang tanah terdiri dari fase vegetatif dan fase generatif.
Penandaan fase tumbuh kacang tanah didasarkan pada pertumbuhan jumlah buku
pada batang utama dan perkembangan bunga hingga menjadi polong masak, serta
buku-buku pada batang utama yang mempunyai daun yang telah berkembang
penuh. Karakter dan sifat itulah yang digunakan Boote (1982) dan Trustinah
(1986) untuk menghitung fase tumbuh vegetatif kacang tanah. Fase vegetatif
dimulai sejak perkecambahan sampai tanaman berbunga, sedangkan fase generatif
dimulai sejak timbulnya bunga sampai dengan polong masak. Fase generatif
meliputi pembungaan, pembentukan polong, pembentukan biji, dan pemasakan
biji (tabel 1). Boote (1982) membagi fase reproduktif kacang tanah menjadi
delapan stadia, yaitu mulai berbunga (R1) pada 27-37 hari setelah tanam (HST),
pembentukan ginofor (R2) pada 32-36 HST, pembentukan polong (R3) pada 4045 HST, polong penuh/maksimum (R4) pada 44-52 HST, pembentukan biji (R5)
pada 52-57 HST, biji penuh (R6) pada 60-68 HST, biji mulai masak (R7) pada 6875 HST, dan masak panen (R8) pada 80-100 HST.
Download