ASUHAN KEPERAWATAN HALUSINASI Oleh : RETNO YULI HASTUTI PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN Jl. Jombor Indah KM 01 Buntalan Klaten Tengah Klaten Buku Ajar Halusinasi Page 1 PRAKATA Assalamu’alaikum Wr.Wb Alhamdulillah, puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan nikmat dan karunia serta hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan buku ajar Asuhan Keperawatan Halusinasi yang berisi tentang deskripsi mata ajar, tujuan, kompetensi yang harus dicapai dan evaluasi asuhan keperawatan yang diberikan. Buku ini ditujukan untuk pembaca semuanya dengan harapan melalui buku ini dapat menjadi penuntun dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa yang mengalami halusinasi. Kelebihan buku ini dibandingkan dengan buku yang lain adalah diadalamnya termuat tentang psikodinamika terjadinya halusinasi berdasarkan teori stress – adaptasi, tahapan dalam memberikan intervensi yang dilengkapi dengan strategi pelaksanaannya yang berupa contoh percakapan saat interaksi antara perawat dan pasien serta penilaian penurunan gejala halusinasi dan peningkatan kemampuan yang dimiliki pasien halusinasi yang berupa cek list yang akan memudahkan para pembaca melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan yang telah diberikan pada pasien. Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, untuk itu segala kritik saran dan masukan yang membangun kami terima dengan lapang dada demi tercapainya kesempurnaan buku ini. Dan akhirnya semoga buku ajar ini bermanfaat untuk semua Wabilahit taufiq wal hidayah Wassalamu’alaikum Wr.Wb Klaten, Agustus 2015 Penyusun Retno Yuli Hastuti Buku Ajar Halusinasi Page 2 DAFTAR ISI Prakata .................................................................................................................................... 2 Daftar Isi ................................................................................................................................ 3 BAB I Pendahulu 1. Deskripsi ................................................................................................................. 4 2. Prasarat ................................................................................................................... 4 3. Standar Kompetensi............................................................................................ 4 4. Kompetensi Dasar................................................................................................ 4 5. Indikator.................................................................................................................. 4 6. Petunjuk Belajar ................................................................................................. 5 BAB II Pembelajaran halusinasi 1. Konsep Teori Halusinasi .................................................................................. 6 2. Psikodinamika Halusinasi .............................................................................. 8 3. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan .................................................... 12 4. Implementasi dan Strategi Pelaksanaan ................................................ 12 5. Penilaian evaluasi penurunan gejala .......................................................... 17 6. Penilaian evaluasi peningkatan kemampuan pasien halusinasi ...... 19 Daftar Pustaka .................................................................................................................... Buku Ajar Halusinasi 22 Page 3 BAB I PENDAHULU 1. Deskripsi Buku Ajar Buku ajar ini merupakan buku penuntun bagi pembaca dalam mengelola pasien gangguan jiwa dengan halusinasi. Setelah belajar dan menggunakan buku ajar ini diharapkan dapat memberikan informasi dan ketrampilan dalam melaksanakan asuhan keperawatan jiwa pada pasien. Pembaca dapat memahami tentang pengertian halusinasi, tanda gejala, fase-fase halusinasi, psikodinamika terjadinya halusinasi, mampu menetapkan diagnosa dan intervensi keperawatan serta mampu mengevaluasi penurunan gejala dan peningkatan kemampuan pasien gangguan jiwa dengan halusinasi 2. Prasarat Pembaca sebelumnya harus memahami tentang psikologi manusia, perilaku manusia, komunikasi terapeutik dengan pasien 3. Standar Kompetensi Kegiatan pembelajaran ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengembangkan kecakapan dan kemampuan untuk memahami konsep psikodinamika terjadinya halusinasi dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan asuhan keperawatan jiwa pada klien halusinasi 4. Kompetensi Dasar Pembelajaran ini diharapkan agar mahasiswa mampu memahami psikodinamika halusinasi dan pemberian asuhan keperawatan jiwa yang meliputi : a. Pengertian halusinasi b. Tanda gejala halusinasi c. Fase-fase halusinasi d. Faktor predisposisi dan stresor presipitasi halusinasi Buku Ajar Halusinasi Page 4 e. Penilaian stresor halusinasi f. Sumber koping halusinasi g. Mekanisme koping klien halusinasi h. Asuhan keperawatan klien dengan halusinasi 5. Indikator Mahasiswa mampu : a. Mendiskripsikan konsep dasar halusinasi yang meliputi pengertian dan macam-macam halusinasi b. Menyebutkan tanda gejala yang muncul pada klien halusinasi dengan sesuai dari macam-macam halusinasi c. Menjelaskan urutan terjadinya halusinasi berdasarkan fase halusinasi d. Menjelaskan psikodinamika halusinasi yang meliputi faktor predisposisi, stresor presipitasi, penilaian stresor, sumber koping yang ada, dan mekanisme koping yang biasa dilakukan klien halusinasi e. Menjelaskan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien halusinasi meliputi : kemampuan melakukan pengkajian, menetapkan diagnosa, menetapkan rencana tindakan keperawatan, melakukan tindakan keperawatan dan melakukan evaluasi hasil asuhan keperawatan 6. Petunjuk Belajar Strategi yang dikembangkan pada pembelajaran ini adalah strategi hiuristik dengan metode tanya jawab, demonstrasi dan diskusi dilanjutkan dengan presentasi hasil diskusi kelompok, serta pemberian tugas terstruktur baik individu maupun kelompok. Strategi ini juga mengembangkan kemampuan mahasiswa untuk bereksplorasi dan berelaborasi dalam kegiatan mengonstruk pengetahuan yang berupa pemahaman konsep dari pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi. Adapun langkah pembelajaran yang dikembangkan meliputi : a. Kegiatan pendahuluan Buku Ajar Halusinasi Page 5 Menyiapkan fisik dan mental mahasiswa untuk belajar, menggali pengetahuan prasyarat dengan cara tanya jawab dan kemampuan menggunakan media pembelajaran b. Penjelasan bagi mahasiswa Materi ini dibagi 3 pemahaman yaitu konsep dasar halusinasi, psikodinamika halusinasi dan penatalaksanaan halusinasi yang berupa penetapan diagnosa dan intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi penurunan gejala dan peningkatan kemampuan pasien halusinasi Waktu yang digunakan menyelesaikan materi ini adalah 150 menit dengan strategi sebelumnya mahasiswa harus mencari buku rujukan yang ditetapkan. Mahasiswa melakukan diskusi kelompok dikembangkan secara eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi, serta mempresentasikan hasilnya. c. Peran dosen Dosen berperan sebagai fasilitator dan menilai hasil evaluasi mahasiswa di setiap masing-masing kegiatan belajar d. Evaluasi Evaluasi mahasiswa dapat dilihat dan dinilai dari kemampuan mahasiswa dalam mengisi latihan kegiatan sebagai hasil pembelajaran dan diskusi kelompok Buku Ajar Halusinasi Page 6 BAB II HALUSINASI A. PENGERTIAN Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses diterimanya rangsang sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh penginderaan atau sensasi: proses penerimaan rangsang (Stuart, 2007). Persepsi merupakan tanggapan indera terhadap rangsangan yang datang dari luar, dimana rangsangan tersebut dapat berupa rangsangan penglihatan, penciuman, pendengaran, pengecapan dan perabaan. Interpretasi (tafsir) terhadap rangsangan yang datang dari luar itu dapat mengalami gangguan sehingga terjadilah salah tafsir (missinterpretation). Salah tafsir tersebut terjadi antara lain karena adanya keadaan afek yang luar biasa, seperti marah, takut, excited (tercengang), sedih dan nafsu yang memuncak sehingga terjadi gangguan atau perubahan persepsi (Triwahono, 2004). Perubahan persepsi adalah ketidakmampuan manusia dalam membedakan antara rangsang yang timbul dari sumber internal seperti pikiran, perasaan, sensasi somatik dengan impuls dan stimulus eksternal. Dengan maksud bahwa manusia masih mempunyai kemampuan dalam membandingkan dan mengenal mana yang merupakan respon dari luar dirinya. Manusia yang mempunyai ego yang sehat dapat membedakan antara fantasi dan kenyataaan. Mereka dalam menggunakan proses pikir yang logis, membedakan dengan pengalaman dan dapat memvalidasikan serta mengevaluasinya secara akurat (Nasution, 2003). Halusinasi merupakan suatu kondisi individu menganggap jumlah serta pola stimulus yang datang (baik dari dalam maupun dari luar) tidak sesuai dengan kenyataan, disertai distorsi dan gangguan respons terhadap stimulus tersebut baik respons yang berlebihan maupun yang kurang memadai (Townsend, 2010). Halusinasi adalah satu gejala gangguan jiwa pada individu yang ditandai dengan perubahan sensori persepsi, Buku Ajar Halusinasi Page 7 merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada (Keliat, Akemat, 2010). Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia, 2005; Laraia, 2009). Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh/baik (Stuart & Sundeen, 1998). Halusinasi adalah persepsi tanpa adanya rangsangan apapun pada panca indera seorang pasien yang terjadi dalam keadaan sadar/terbangun (Maramis, hal 199) Halusinasi adalah kesalahan persepsi yang berasal dari lima indera (pendengar, penglihatan, peraba, pengecap, penghidu). (Stuart & Laraia, 2001) Halusinasi adalah persepsi panca indera yang terjadi tanpa adanya rangsangan pada reseptor-reseptor panca indera. Dengan kata lain, halusinasi adalah persepsi tanpa obyek. Halusinasi merupakan suatu gejala penyakit kejiwaan yang gawat (serius). Individu mendengar suara tanpa adanya rangsangan akustik. Individu melihat sesuatu tanpa adanya rangsangan visual, membau sesuatu tanpa adanya rangsangan dari indera penciuman. Halusinasi sering dijumpai pada penderita Schizophrenia dan pencandu narkoba. Halusinasi juga dapat terjadi pada orang normal, yaitu halusinasi yang terjadi pada saat pergantian antara waktu tidur dan waktu bangun. Hal ini disebut halusinasi hypnagogik. Buku Ajar Halusinasi Page 8 Kegiatan Mahasiswa : mahasiswa mendiskusikan : 1. Pancaindera yang dimiliki 2. Fungsi panca indera yang dimiliki 3. Gangguan panca indera 4. Gangguan persepsi sensori pada panca indera Kegiatan Mahasiswa : Mahasiswa mempresentasikan hasil diskusi tentang gangguan persepsi sensori : halusinasi B. TANDA GEJALA HALUSINASI Tanda dan gejala halusinasi dinilai dari hasil observasi terhadap pasien serta ungkapan pasien. Tanda dan gejala pasien halusinasi adalah sebagai berikut: a. Data Obyektif Bicara atau tertawa sendiri. Marah-marah tanpa sebab. Memalingkan muka ke arah telinga seperti mendengar sesuatu Menutup telinga. Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu. Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas. Mencium sesuatu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu. Menutup hidung. Sering meludah. Muntah. Menggaruk-garuk permukaan kulit. Buku Ajar Halusinasi Page 9 b. Data Subyektif: Pasien mengatakan : Mendengar suara-suara atau kegaduhan. Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap. Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya. Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, bentuk kartun, melihat hantu atau monster. Mencium bau-bauan seperti bau darah, urin, feses, kadang-kadang bau itu menyenangkan. Merasakan rasa seperti darah, urin atau feses Merasa takut atau senang dengan halusinasinya. Mengatakan sering mendengar sesuatu pada waktu tertentu saat sedang sendirian. Mengatakan sering mengikuti isi perintah halusinasi. Menurut Mary C Townsend (1998) pada dasar kasus-kasus halusinasi dan ilusi sering dijumpai gambaran klinik sebagai berikut : a. Berbicara dan tertawa sendiri b. Bersikap seperti mendengarkan sesuatu (memiringkan kepala ke satu sisi seperti jika seseorang mendengarkan sesuatu). c. Berhenti berbicara ditengah-tengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu d. Disorientasi e. Konsentrasi rendah f. Pikiran cepat berubah-ubah g. Kekacauan alur pikir h. Respon-respon yang tidak sesuai Buku Ajar Halusinasi Page 10 Kegiatan mahasiswa : Mahasiswa mendiskusikan tentang tanda gejala gangguan persepsi sensori halusinasi untuk masing-masing pancaindera yang mengalami perubahan. C. INTENSITAS HALUSINASI 1. Tahap I : Menenangkan, ansietas tingkat sedang. Secara umum menyenangkan . Karakteristik : Merasa bersalah dan takut serta mencoba memusatkan pada penenangan pikiran untuk mengurangi ancietas. . individu mengetahui bahwa pikiran dan sensori yang dialaminya dapat dikendalikan dan bisa diatasi ( non psikotik). Perilaku yang teramati : a. Menyeringai / tertawa yang tidak sesuai b. Menggerakan bibirnya tampa menimbulkan suara c. Respon verbal yang lambat . d. Diam dan dipenuhi oleh sesuatu yang mengasikan . 2. Tahap II: menyalahkan , ancietas tingkat berat . Halusinasi menjijikan . Karakteristik : pengalaman sensori bersifat menjijikan dan menakutkan, orang yang berhalusinasi mulai merasa kehilangan kendali mungkin berusaha untuk menjauhkan dirinya dari sumber yang dipersepsikan , individu mungkin merasa malu karena pengalaman sensorinya dan menarik diri dari orang lain ( non psikotik ): Perilaku klien yang teramati : a. Peningkatan SSO yang menunjukan ancietas. misalanya peningkatan nadi, TD dan pernafasan . b. Penyempitan kemampuan kosentrasi. c. Dipenuhi dengan pengalaman sensori mungkin kehilangan kemampuan untuk membedakan antara halusinasi dan realita . Buku Ajar Halusinasi Page 11 3. Tahap III; pengendalian, ancietas tingkat berat .Pengalaman sensori menjadi pengauasa. Karakteristik : orang yang berhalusinasi menyerah untuk melawan pengalaman halusinasi dan membiarkan halusinasi menguasai dirinya. Isi halusinasi dapat berupa permohonan, individu mungkin mengalami kesepian jika pengalaman tersebut berakhir. (Psikotik ). Perilaku klien yang teramati: a. Lebih cendrung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh halusinasinya dari pada menolak . b. Kesulitan berhubungan dengan orang lain c. Rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik, gejala fisik dari ansietas berat seperti: berkeringat, tremor, ketidak mampuan mengikuti petunjuk . 4. Tahap IV: menaklukan , ansietas tingkat panik. Secara umum halusinasi menjadi lebih rumit dan saling terkait dengan delusi. Karakteristik : pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu tidak mengikuti perintah, halusinasi bisa berlangsung dalam beberapa jam atau hari apabila tidak diintervensi terapeutik ( psikotik ). Perilaku yang teramati : a. Perilaku menyerang – teror seperti panik . b. Sangat potensial melakukan bunuh diri atau mebunuh orang lain . c. Kegiatan fisik yang merefleksikan isi halusinasi seperti : amuk, agitasi, menarik diri. d. Tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang komplek . e. Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang . Kegiatan mahasiswa : Mahasiswa mendiskusikan tentang fase perkembangan terjadinya gangguan persepsi sensori : halusinasi berdasarkan dari tingkat kecemasan yang muncul pada klien Buku Ajar Halusinasi Page 12 D. RENTANG RESPON NEUROBIOLOGIK Respon Adaptif Respon Maladaptif Pikiran logis Pikiran kadang menyimpang Kelainan pikiran/waham Persepsi akurat Ilusi Halusinasi Emosi konsisten dengan pengalaman Emosi berlebihan atau kurang Ketidakmampuan untuk mengalami emosi Perilaku sesuai Perilaku tidak lazim Perilaku tak terorganisir Hubungan social harmonis Menarik diri Isolasi sosial Gambar I. Rentang Respon Neorubiologik dari Adaptif-Maladaptif Menurut G.W. Stuart dan Laraia (2001) Dari rentang respon neurobiologik di atas dapat dijelaskan keadaan dari adaptif sampai maladaptive sebagai berikut : 1. Rentang respon neurobiologik adaptif : a. Pikiran logis : adalah keadaan dimana individu dapat memikirkan sesuai dengan kenyataan atau realita b. Persepsi akurat adalah daya mengenal barang. Kualitas atau hubungan serta perbedaan antara lain hal ini melalui proses mengamati, mengetahui dan mengartikan setelah panca indera mendapat rangsang dan mampu mempersepsikan sesuai dengan stimulus yang diterima. c. Emosi kensisten dengan pengalaman : adalah reaksi emosi yang sesuai dengan yang dialami / kejutan yang sedang terjadi. d. Perilaku sesuai adalah keadaan dimana individu sesuai apa yang sedang dihadapi atau dialami. 2. Rentang respon neurobiologik maldaptif : a. Pikiran kadang menyimpang adalah keadaan dimana individu kadang – kadang tidak mampu berpikir secara realita dan kemampuan yang dimiliki. Buku Ajar Halusinasi Page 13 b. Ilusi adalah intepretasi atau penilaian yang salah tentang penerapan yang sungguh terjadi karena rangsang pada panca indera. c. Emosi berlebih atau kurang adalah reaksi emosi dari individu yang diekspresikan menjadi tidak wajar. d. Perilaku tidak lazim atau tidak biasa adalah perilaku yang diperhatikan oleh individu yang tidak sesuai dengan kenyataan atau apa yang dihadapi. e. Menarik diri adalah sesuatu keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara kenyataan atau apa yang dihadapi. 3. Rentang respon neurobiologik paling maladaptif : a. Kelainan pikiran atau waham : adalah suatu keyakinan terhadap sesuatu secara berlebihan dan diucapkan secara berulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. b. Halusinasi atau delusi : adalah keadaan dimana seseorang mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang mendekat (yang dipraktekkan secara internal dan eksternal, berlebihan, kelainan berespon terhadap stimulus. c. Kesukaran proses emosi adalah keadaan dimana individu tidak dapat berespon terhadap reaksi emosi secara tepat. d. Perilaku terorganisir adalah suatu perilaku individu yang tidak sesuai anatara apa yang dipikirkan dengan apa yang dilakukan e. Isolasi social : adalah dimana individu tidak mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sekitar. KEGIATAN MAHASISWA Mendiskusikan rentang respon dan keberadaan pasien halusinasi dengan membuat simulasi dan role play berdasarkan kasus yang dibuat. Buku Ajar Halusinasi Page 14 E. JENIS DAN KARAKTERISTIK Stuart dan Sundeen mengelompokkan jenis dan karakteristik halusinasi sebagai berikut : 1. Halusinasi pendengaran / Auditorik a. Karakteristik Mendengar suara, paling sering suara orang. Suara dari suara yang paling sederhana sampai dengan suara orang membicarakan klien. Untuk menyelesaikan percakapan dua orang atau lebih tentang orang yang sedang halusinasi, jenis lain termasuk pikiran yang dapat didengar yaitu klien dan memerintah untuk melakukan sesuatu, kadang – kadang melakukan hal – hal yang berbahaya. b. Perilaku Klien yang teramati 1) Melirikan mata ke kiri dan ke kanan seperi mencari siapa atau apa yang sedang dibicarakan. 2) Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang lain yang sedang berbicara atau kepda benda mati seperti mebel. 3) Terlibat percakapan dengan benda mati atau dengan orang yang tidak tampak. 4) Menggerak – gerakan mulut seperti sedang berbicara atau menjawab. 2. Halusinasi penglihatan / visual a. Karakteristik Stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambar geometik, gambar kartun dan atau panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan dapat berupa sesuatu yang tidak menyenangkan seperti monster. b. Perilaku klien yang teramati 1) Tiba – tiba tampak tergagap, ketakutan atau ditakuti oleh orang lain, benda mati, atau stimulus yang tidak terlihat. 2) Tiba – tiba lari ke ruang lain. 3. Halusinasi penghidung / olfaktori a. Karakteristik Buku Ajar Halusinasi Page 15 Bau busuk, amis dan bau menjijikkan seperti darah, urine atau feces, kadangkadang terhirup bau harum. Halusinasi penghidu khususnya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dimensia. b. Perilaku klien yang teramati 1) Hidung dikerutkan seperti menghidu bau yang tidak enak 2) Menghidu bau tubuh 3) Menghidu bau udara ketika sedang berjalan ke arah orang lain 4) Berespon terhadap bau dengan panik, seperti menghidu bau api atau darah 5) Melempar selimut atau membuang air pada orang lain seakan sedang memadamkan api 4. Halusinasi pengecap / gustatorik a. Karakteristik Merasakn suatu yang busuk, amis dan menjijikkan seperti ras darah, urine atau feces. b. Perilaku yang teramati 1) Meludahkan makanan atau minuman 2) Menolak makan, minum atau minum obat 3) Tiba- tiba meninggalkan meja makan 5. Halusinasi peraba / taktil a. Karakteristik Merasakn sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat. Merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain. b. Perilaku yang teramati 1) Menampar diri sendiri seakan – akan sedang memadamkan api 2) Melompat – lompat di lantai seperti sedang menghindari nyeri atau stimulus lain pada kaki 6. Halusinasi kinestik a. Karakteristik Buku Ajar Halusinasi Page 16 Merasakan fungsi tubuh, merasakan darah mengalir melalui vena dan arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine. b. Perilaku klien yang teramati 1) Memverbalisasi atau obsesi terhadap proses tubuh 2) Menolak untuk menyelesaikan tugas yang memerluakn bagian tubuh yang diyakini klien tidak berfungsi (Stuard G. W dan Sundeen S.J., 1998). Kegiatan Mahasiswa : Mendiskusikan dan menilai dari perilaku pasien dengan halusinasi Mensimulasikan perilaku pasien halusinasi berdasarkan jenis halusinasinya F. FAKTOR PRESDISPOSISI DAN PRESIPITASI 1. Factor predisposisi a. Biologis : 1) Genetik: Diturunkan melalui kromosom orangtua (kromosom keberapa masih dalam penelitian). Diduga kromosom no.6 dengan kontribusi genetik tambahan nomor 4, 8, 15 dan 22. Pada anak yang kedua orangtuanya tidak menderita, kemungkinan terkena penyakit adalah satu persen. Sementara pada anak yang salah satu orangtuanya menderita kemungkinan terkena adalah 15%. Dan jika kedua orangtuanya penderita maka resiko terkena adalah 35 persen. Kembar indentik berisiko mengalami gangguan sebesar 50%, sedangkan kembar fraterna berisiko mengalami gangguan 15% Buku Ajar Halusinasi Page 17 2) Kelainan fisik: Lesi pada daerah frontal, temporal dan limbik. Neurotransmitter dopamin berlebihan, tidak seimbang dengan kadar serotonin 3) Riwayat janin pada saat prenatal dan perinatal meliputi trauma, penurunan oksigen pada saat melahirkan, prematur, preeklamsi, malnutrisi, stres, ibu perokok, alkohol, pemakaian obat-obatan, infeksi, hipertensi dan agen teratogenik. anak yang dilahirkan dalam kondisi seperti ini pada saat dewasa (25 tahun) mengalami pembesaran ventrikel otak dan atrofi kortek otak. Anak yang dilahirkan dalam lingkungan yang dingin sehingga memungkinkan terjadinya gangguan pernapasan 4) Nutrisi: Adanya riwayat gangguan nutrisi ditandai dengan penurunan BB, rambut rontok, anoreksia, bulimia nervosa. 5) Keadaan kesehatan secara umum: misalnya kurang gizi, kurang tidur, gangguan irama sirkadian, kelemahan, infeksi, penurunan aktivitas, malas untuk mencari bantuan pelayanan kesehatan 6) Sensitivitas biologi: riwayat peggunaan obat halusinogen, riwayat terkena infeksi dan trauma serta radiasi dan riwayat pengobatannya 7) Paparan terhadap racun : paparan virus influenza pada trimester 3 kehamilan dan riwayat keracunan CO, asbestos karena mengganggu fisiologi otak b. Psikologis 1) Intelegensi: riwayat kerusakan struktur di lobus frontal dan kurangnya suplay oksigen terganggu dan glukosa sehingga mempengaruhi fungsi kognitif sejak kecil misalnya: mental retardasi (IQ rendah) 2) Ketrampilan verbal a) Gangguan keterampilan verbal akibat faktor komunikasi dalam keluarga, seperti : Komunikasi peran ganda, tidak ada komunikasi, komunikasi dengan emosi berlebihan, komunikasi tertutup, b) Adanya riwayat gangguan fungsi bicara, akibatnya adanya riwayat Stroke, trauma kepala c) Adanya riwayat gagap yang mempengaruhi fungsi sosial pasien Buku Ajar Halusinasi Page 18 3) Moral : Riwayat tinggal di lingkungan yang dapat mempengaruhi moral individu, misalnya lingkungan keluarga yang broken home, konflik, Lapas. 4) Kepribadian: mudah kecewa, kecemasan tinggi, mudah putus asa dan menutup diri 5) Pengalaman masa lalu : a) Orangtua yang otoriter dan selalu membandingkan b) Konflik orangtua sehingga salah satu orang tua terlalu menyayangi anaknya c) Anak yang dipelihara oleh ibu yang suka cemas, terlalu melindungi, dingin dan tak berperasaan d) Ayah yang mengambil jarak dengan anaknya e) Mengalami penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien baik sebagai korban, pelaku maupun saksi f) Penilaian negatif yang terus menerus dari orang tua 6) Konsep diri : adanya riwayat ideal diri yang tidak realistis, identitas diri tak jelas, harga diri rendah, krisis peran dan gambaran diri negative 7) Motivasi: riwayat kurangnya penghargaan dan riwayat kegagalan 8) Pertahanan psikologi: ambang toleransi terhadap stres rendah dan adanya riwayat gangguan perkembangan 9) Self control: adanya riwayat tidak bisa mengontrol stimulus yang datang, misalnya suara, rabaan, penglihatan, penciuman, pengecapan, gerakan c. Social cultural 1) Usia : Riwayat tugas perkembangan yang tidak selesai 2) Gender : Riwayat ketidakjelasan identitas dan kegagalan peran gender 3) Pendidikan : Pendidikan yang rendah, riwayat putus sekolah dan gagal sekolah 4) Pendapatan : Penghasilan rendah 5) Pekerjaan : Pekerjaan stresful, Pekerjaan beresiko tinggi 6) Status sosial : Tuna wisma, Kehidupan terisolasi Buku Ajar Halusinasi Page 19 7) Latar belakang Budaya : Tuntutan sosial budaya seperti paternalistik dan adanya stigma masyarakat, adanya kepercayaan terhadap hal-hal magis dan sihir serta adanya pengalaman keagamaan 8) Agama dan keyakinan : Riwayat tidak bisa menjalankan aktivitas keagamaan secara rutin dan kesalahan persepsi terhadap ajaran agama tertentu 9) Keikutsertaan dalam politik: riwayat kegagalan dalam politik 10)Pengalaman sosial : Perubahan dalam kehidupan, misalnya bencana, perang, kerusuhan, perceraian dengan istri, tekanan dalam pekerjaan dan kesulitan mendapatkan pekerjaan 11)Peran sosial: Isolasi sosial khususnya untuk usia lanjut, stigma yang negatif dari masyarakat, diskriminasi, stereotype, praduga negative 2. Factor presipitasi a. Nature Enam bulan terakhir terjadi hal-hal berikut ini: 1) Faktor biologis : kurang nutrisi, Ada gangguan kesehatan secara umum (menderita penyakit jantung, kanker, mengalami trauma kepala atau sakit panas hingga kejang-kejang), sensitivitas biologi (terpapar obat halusinogen atau racun, asbestosis, CO) 2) Faktor psikologis : mengalami hambatan atau gangguan dalam ketrampilan komunikasi verbal, ada kepribadian menutup diri, ada pengalaman masa lalu tidak menyenangkan (misalnya: menjadi korban aniaya fisik, saksi aniaya fisik maupun sebagai pelaku, konsep diri yang negatif (harga diri rendah, gambaran citra tubuh, keracuan identitas, ideal diri tidak realistis, dan gangguan peran), kurangnya penghargaan, pertahanan psikologis rendah (ambang toleransi terhadap stres rendah), self control (ada riwayat terpapar stimulus suara, rabaan, penglihatan, penciuman dan pengecapan, gerakan yang berlebihan dan klien tidak bisa mengontrolnya 3) Faktor social budaya : usia, gender, pendidikan rendah/putus atau gagal sekolah, pendapatan rendah, pekerjaan tidak punya, status social jelek Buku Ajar Halusinasi Page 20 (tidak terlibat dalam kegiatan di masyarakat, latar belakang budaya, tidak dapat menjalankan agama dan keyakinan, keikutsertaan dalam politik tidak bisa dilakukan, pengalaman sosial buruk, dan tidak dapat menjalankan peran sosial. b. Origin 1) Internal : Persepsi individu yang tidak baik tentang dirinya, orang lain dan lingkungannya. 2) Eksternal : Kurangnya dukungan keluarga, masyarakat, dan kurang dukungan kelompok/teman sebaya c. Timing: stres terjadi dalam waktu dekat, stress terjadi secara berulangulang/ terus menerus d. Number: Sumber stres lebih dari satu dan stres dirasakan sebagai masalah yang sangat berat KEGIATAN MAHASISWA : MENDISKUSIKAN FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI PADA PASIEN HALUSINASI MEMBUAT MATRIK FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN HALUSINASI PADA PASIEN G. PENILAIAN TERHADAP STRESSOR 1. Kognitif : Tidak dapat berpikir logis, inkoheren, Disorientasi, Gangguan memori jangka pendek maupun jangka panjang, Konsentrasi rendah, kekacauan alur pikir, Ketidakmampuan mengambil keputusan, Fligh of idea, gangguan berbicara dan perubahan isi pikir Buku Ajar Halusinasi Page 21 2. Afektif : Tidak spesifik, reaksi kecemasan secara umum, kegembiraan yang berlebihan, kesedihan yang berlarut dan takut yang berlebihan, curiga yang berlebihan dan defensif sensitif 3. Fisiologis : pusing, kelelahan, keletihan, denyut jantung meningkat, keringat dingin, gangguan tidur, muka merah/tegang, frekuensi napas meningkat, ketidakseimbangan neurotransmitter dopamine dan serotonine 4. Perilaku : Berperilaku aneh sesuai dengan isi halusinasi, berbicara dan tertawa sendiri, daya tilik diri kurang, kurang dapat mengontrol diri, penampilan tidak sesuai, Perilaku yang diulang-ulang, menjadi agresif, gelisah, negativism, melakukan pekerjaan dengan tidak tuntas, gerakan katatonia, kaku, gangguan ekstrapiramidal, gerakan mata abnormal, grimacvin, gaya berjalan abnormal, komat-kamit, menggerakkan bibir tanpa adanya suara yang keluar 5. social : Ketidakmampuan untuk berkomunikasi, acuh dengan lingkungan, penurunan kemampuan bersosialisasi, paranoid, personal higiene jelek, sulit berinteraksi dengan orang lain, tidak tertarik dengan kegiatan yang sifatnya menghibur, penyimpangan seksual dan menarik diri. KEGIATAN MAHASISWA : MEMBUAT MATRIK TANDA GEJALA YANG DIKAITKAN DENGAN PENILAIAN STRESOR PADA PASIEN DENGAN HALUSINAS Buku Ajar Halusinasi Page 22 H. SUMBER KOPING Menurut Stuart Sundeen, 1998 sumber koping dapat meliputi : a. Aset ekonomi. b. Kemampuan dan keahlian. c. Teknik defensif. d. Sumber sosial. e. Motivasi. f. Kesehatan dan energi. g. Kepercayaan. h. Kemampuan memecahkan masalah. i. Kemampuan sosial. j. Sumber sosial dan material. k. Pengetahuan. l. Stabilitas budaya. Sumber koping yang dapat dilakukan pasien dengan halusinasi adalah 1. Personal ability : Ketidakmampuan memecahkan masalah, ada gangguan dari kesehatan fisiknya, ketidakmampuan berhubungan dengan orang lain, pengetahuan tentang penyakit dan intelegensi yang rendah, identitas ego yang tidak adekuat. 2. Social support : Hubungan antara individu, keluarga, kelompok, masyarakat tidak adekuat, komitmen dengan jaringan sosial tidak adekuat 3. Material asset : Ketidakmampuan mengelola kekayaan, misalnya boros atau santa pelit, tidak mempunyai uang untuk berobat, tidak ada tabungan, tidak memiliki kekayaan dalam bentuk barang, tidak ada pelayanan kesehatan dekat tempat tinggal 4. Positif belief : Distress spiritual, tidak memiliki motivasi, penilaian negatif terhadap pelayanan kesehatan, tidak menganggap itu suatu gangguan Buku Ajar Halusinasi Page 23 I. MEKANISME KOPING Mekanisme koping yang sering digunakan klien dengan halusinasi menurut A. Kemat, 2002 meliputi : a. Regresi, menjadi malas beraktifitas. b. Proyeksi, mencoba menjelaskan gangguan persepsi dengan mengalihkan tanggung jawab pada orang lain atau suatu benda. c. Menarik diri, sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus internal. d. Keluarga mengingkari masalah yang dialami klien. MEKANISME KOPING YANG DAPAT DITUNJUKAN OLEH PASIEN HALUSINASI 1. Konstruktif 2. Destruktif Regresi Proyeksi Denial Withdrawal Kegiatan : 1. Mahasiswa mendiskusikan tentang psikodinamika terjadinya gangguan persepsi sensori halusinasi dan membuat pathway 2. Mahasiswa mempresentasikan tentang psikodinamika terjadinya gangguan persepsi sensori halusinasi Buku Ajar Halusinasi Page 24 PENATALAKSANAAN Medis Farmakologi Jenis obat psikofarmaka (Rasmun, 2001) antara lain : 1) Chlorpomazine (CPZ) a) Indikasi Untuk sindrom psikosis yaitu hendaya berat dalam kemampuan menilai realitas, kesadaran diri terganggu, waham, halusinasi gangguan perasaan dan perilaku yang aneh atau tidak terkendali, tidak mampu bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin. b) Mekanisme kerja Memblokade dopamin pada reseptor pasca sinape di otak khususnya sistem ekstra piramidal. c) Efek samping d) Sedasi, gangguan otonomik (hipotensi, milut kering, kesulitan dalam miksi dan defekasi, gangguan irama jantung), gangguan endokrin. e) Kontra indikasi Penyakit hati, penyakit darah epilepsi dan kelainan jantung. 2) Haloperidol a) Indikasi Hendaya berat dalam kemampuan menilai realitas dalam fungsi internal serta dalam fungsi kehidupan sehari-hari. b) Mekanisme kerja Obat anti psikosis dalam memblokade dopamin pada reseptor pasca sinoptik neuron di otak khususnya sistem limbik dan sistem ekstra piramidal. c) Efek samping Buku Ajar Halusinasi Page 25 Sedasi, gangguan otonomik, gangguan endokrin. d) Kontra indikasi Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi dan kelainan jantung. 3) Trihexypenidil a) Indikasi Segala jenis penyakit parkinson, termasuk pasca ensefalitis dan idiopatik. b) Mekanisme kerja Sinergis dengan klonidin, obat anti depresi dan anti kolinergik lainnya. c) Efek samping Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah, bingung, tachikardi, retensi urin. d) Kontra indikasi Hipersensitif terhadap trihexypenidil, psikosis berat, psikoneurosis dan obstruksi saluran cerna. 4) Amitriptilin a) Indikasi Meningkatkan suasana hati dan mengurangi gejala lain yang berhubungan dengan depresi sedang sampai berat. b) Mekanisme kerja Menigkatkan konsentrasi dari norepineprin dan serotonin dalam tubuh. Hal ini disempurnakan otak dengan memblok ambilan ulang (reuptake) dari zat-zat kimia ini melalui nuuron-neuron atau melalui menghampat suatu enzim pada tempat yang bermacam-macam dalam tubuh, yang diketahui untuk menonaktifkan neurohormon. c) Efek samping Penglihatan kabur, mlut kering, konstipasi, retensi urin. Buku Ajar Halusinasi Page 26 d) Kontra indikasi Hipersensifitas, fase pemulihan akut mengikuti miokardium, glukoma anggie-clouser, penggunaan anti depresan lain. Keperawatan a. Psikoterapi Psikoterapi yang dapat membantu klien adalah terapi suportif individu atau kelompok serta bimbingan praktis. Halusinasi seharusnya ditantang atau dibantah secara langsung. Perawat berusaha agar secara langsung atau secara bertahap klien kembali ke realita. b. Terapi Okupasi Terapi okupasi adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi seseorang dalam melaksanakan suatu aktivitas atau tugas yang sengaja dipilih dengan maksud untuk memperbaiki, memperkuat dan meningkatkan kemampuan seseorang dan untuk mempermudah belajar fungsi sehari-hari dan ketrampilan yang dibutuhkan dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungan. c. Terapi Aktivitas Kelompok Suatu terapi yang dilakukan atas kelompok penderita bersama-sama dengan jalan diskusi satu sama lainnya, yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis yang membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi kognitif dan afektif (W.F. Maramis, 1998). Buku Ajar Halusinasi Page 27 FOKUS INTERVENSI Pohon Masalah E Risiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan CP Sindrom defisit perawatan diri Perubahan persepsi sensori : Halusinasi C Isolasi sosial : menarik diri Penurunan motivasi perawatan diri Gangguan konsep diri : Harga diri rendah Gambaran II. Pohon Masalah dengan Masalah Utama Perubahan Persepsi Sensori : halusinasi menurut Budi Anna Keliat (1999). J. DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan persepsi sensori: Halusinasi (dengar, penglihatan, penghidu dan peraba) K. Intervensi Keperawatan 1. Intervensi ditujukan ke klien a. Tujuan 1) Pasien mampu mengenali halusinasi yang dialaminya: isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus, perasaan, respon. 2) Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. 3) Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menggunakan obat. 4) Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap. 5) Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktifitas. Buku Ajar Halusinasi Page 28 b. Tindakan Keperawatan 1) Mendiskusikan dengan pasien isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus, perasaan, respon terhadap halusinasi. 2) Menjelaskan dan melatih cara mengontrol halusinasi: a. Menghardik halusinasi Menjelaskan cara menghardik halusinasi, memperagakan cara menghardik, meminta pasien memperagakan ulang, memantau penerapan cara ini, dan menguatkan perilaku pasien. b. Menggunakan obat secara teratur Menjelaskan pentingnya penggunaan obat, jelaskan bila obat tidak digunakan sesuai program, jelaskan akibat bila putus obat, jelaskan cara mendapat obat/ berobat, jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 6 benar (benar jenis, guna, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat). c. Bercakap –cakap dengan orang lain. d. Melakukan aktifitas yang terjadual. Menjelaskan pentingnya aktifitas yang teratur, mendiskusikan aktifitas yang biasa dilakukan oleh pasien, melatih pasien melakukan aktifitas, menyusun jadual aktifitas sehari–hari sesuai dengan jadual yang telah dilatih, memantau jadual pelaksanaan kegiatan, memberikan reinforcement. 2, Tindakan Keperawatan Halusinasi (Keluarga) a. Tujuan 1) Keluarga mampu mengenal masalah merawat pasien di rumah. 2) Keluarga mampu menjelaskan halusinasi (pengertian, jenis, tanda dan gejala halusinasi dan proses terjadinya). 3) Keluarga mampu merawat pasien dengan halusinasi. 4) Keluarga mampu menciptakan lingkungan 5) Keluarga mampu mengenal tanda dan gejala kambuh ulang. Buku Ajar Halusinasi Page 29 6) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk follow-up pasien dengan halusinasi. b. Tindakan keperawatan 1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien. 2) Berikan penjelasan kesehatan meliputi : pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi. 3) Jelaskan dan latih cara merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi: menghardik, minum obat, bercakap- cakap, melakukan aktivitas. 4) Diskusikan cara menciptakan lingkungan yang dapat mencegah terjadinya halusinasi. 5) Diskusikan tanda dan gejala kekambuhan. 6) Diskusikan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk follow-up anggota keluarga dengan halusinasi. Kegiatan 6 : 1. Mahasiswa mendiskusikan tentang pengkajian untuk mendapatkan data klien gangguan persepsi sensori halusinasi 2. Mahasiswa membuat rencana asuhan keperawatan pada klien halusinasi dengan menggunakan SMART 3. Mahasiswa membuat strategi pelaksanaan tindakan keperawatan klien dengan halusinasi 4. Mahasiswa membuat dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan klien dengan halusinasi 5. Mahasiswa menilai penurunan tanda gejala dan peningkatan kemampuan klien halusinasi Buku Ajar Halusinasi Page 30 Contoh : Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Klien dengan Halusinasi SP 1: Mengenal Halusinasi dan Menghardik Halusinasi Fase Orientasi Salam Selamat pagi, Pak. Perkenalkan, nama saya Denny Ricky, panggil saja Denny. Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Evaluasi Apa yang Bapak rasakan saat ini? Validasi Apa yang Bapak sudah lakukan? Kontrak (topik, Tempat, waktu), Tujuan Nah, bagaimana kalau kita mengobrol di teras depan selama 30 menit tentang apa yang terjadi di rumah sehingga Bapak dibawa ke sini dan saya akan mengajarkan cara mengontrol suara-suara yang Bapak dengar selama ini agar suara-suara tadi bisa berkurang atau bahkan tidak terdengar lagi. Fase Kerja Coba Bapak ceritakan apa yang terjadi di rumah sehingga Bapak di bawa ke sini? Jadi, Bapak mendengar suara-suara ya? Apa yang suara-suara itu katakan kepada Bapak? Kapan suara-suara itu terdengar? Seberapa sering Bapak mendengar suara-suara itu? Apa yang Bapak rasakan saat suara-suara itu terdengar? Apakah cara yang Bapak lakukan mengurangi suara-suara tadi? Nah, apa yang Bapak alami dan rasakan adalah halusinasi. Ada empat cara menghilangkan suara-suara tadi yaitu menghardik, minum obat, bercakap-cakap dan melakukan aktifitas. Sekarang kita akan belajar satu cara untuk menghilangkan suarasuara tadi yaitu menghardik. Nah sekarang bayangkan suara itu terdengar oleh Bapak. Cara menghardiknya adalah seperti ini: menghardik dalam hati dengan mengatakan “Pergi..! kamu suara palsu/suara tidak jelas/suara mengganggu. Saya tidak mau Buku Ajar Halusinasi Page 31 mendengar..!, jika masih seperti ada suara yang ada ditelinga maka boleh sambil menutup telinga Sekarang saya akan memperagakan caranya. Bayangkan suara-suara itu terdengar, kemudian saya lakukan seperti ini (peragakan cara menghardik). Nah sekarang coba Bapak lakukan kembali seperti yang telah saya ajarkan tadi. Bagus Pak....coba ulangi sekali lagi...Betul Pak. Fase Terminasi Evaluasi Subjektif Bagaimana perasaan Bapak setelah tadi latihan cara menghardik suara-suara? Evaluasi Objektif Apa yang telah Bapak pelajari tadi?coba ceritakan (boleh mencoba lagi) Rencana Tindak Lanjut (planing klien ) Berapa kali Bapak mau latihan menghardik? Bagaimana kalau tiga kali sehari? Bagaimana kalau jam 08.00 – 12.00-17.00 dan jika suara-suara tadi terdengar? Kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian Bapak ya... Kontrak yang akan datang (RTL untuk perawat dan klien) Bagaimana kalau besok kita ketemu lagi di sini jam 10.00 pagi untuk berbincangbincang cara kedua mengatasi suara-suara tadi? Sampai ketemu besok Pak. Selamat siang. Buku Ajar Halusinasi Page 32 Dokumentasi SP 1 Halusinasi (Individu) Tanggal/Jam: Nama Pasien: Implementasi Evaluasi Data: S Klie mengatakan mendengar suara-suara O yang mengatakan klien jelek, suara : “senang diajarkan” : terdengar saat melamun sendirian, lebih dengan suara-suara tadi. Klien tampak halusinasi, pencetus, frekweksi, perasaan dan situasi proses terjadinya halusinasi. Melatih klien cara Klien mampu melakukan cara bantuan perawat. mendengar sesuatu, berbicara sendiri. Mendiskusikan dengan klien isi isi, menghardik halusinasi dengan memalingkan muka ke arah telinga seperti mengenal halusinasi terjadi. Klien mengatakan jengkel dan terganggu T/ : mampu frekwensi, situasi, perasaan saat sering terjadi di pagi hari dan malam hari. Dx : Halusinasi pendengaran Klien A : Halusinasi pendengaran masih ada P : Latihan menghardik 3x/hari (08.00 – 12.00 – 17.00) dan jika halusinasi muncul. menghardik halusinasi. RTL: Latih cara kedua mengontrol halusinasi: minum obat. Buku Ajar Halusinasi Tanda tangan Page 33 Buku Ajar Halusinasi Page 34 EVALUASI TANDA & GEJALA, KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA PADA DIAGNOSA KEPERAWATAN HALUSINASI Nama pasien : .............................. .......................................... Nama perawat : ………………… N O I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 II ASPEK PENILAIAN Ruang : Tanggal TANDA DAN GEJALA Mendengar suara – suara kegaduhan atau suara yang mengajak bercakap-cakap Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya Bicara atau tertawa sendiri Marah – marah tanpa sebab Memalingkan muka kearah telinga seperti mendengar sesuatu Menutup telinga Menggerakan bibirnya tanpa menimbulkan suara / komat-kamit Melihat bayangan, sinar, hantu atau monster atau bentuk lain yang diutarakan klien Menunjuk-nunjuk kearah tertentu Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas Kewaspadaan meningkat Curiga terhadap orang lain dan lingkungan Mencium sesuatu seperti sedang membaui baubauan tertentu Menutup hidung Merasakan rasa seperti darah, urin, feses Sering meludah Merasakan sensasi nyeri atau ketidaknyamanan Menggaruk-garuk permukaan kulit Ketakutan dengan halusinasinya Senang dengan halusinasinya Gangguan / sulit tidur Kelelahan / keletihan Menarik diri dan acuh dengan lingkungan Kesulitan menjalin hubungan dengan orang lain Tidak tertarik dengan kegiatan harian Defisit perawatan diri Risiko melakukan bunuh diri atau membunuh orang lain KEMAMPUAN PASIEN Buku Ajar Halusinasi Page 35 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 III 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Menyebutkan jenis halusinasi Menyebutkan isi halusinasi Menyebutkan waktu halusinasi Menyebutkan frekuensi halusinasi Menyebutkan situasi yang menimbulkan halusinasi Menjelaskan tanda gejala terhadap halusinasi Menghardik halusinasi Menggunakan obat secara teratur Melakukan bercakap-cakap Melakukan kegiatan KEMAMPUAN KELUARGA Menyebutkan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien halusinasi Menyebutkan cara yang dilakukan dalam merawat pasien halusinasi Menyebutkan jenis halusinasi yang dialami oleh pasien Menyebutkan tanda dan gejala halusinasi pasien Mampu Memperagakan latihan cara memutus halusinasi pasien Mampu Mengajak pasien bercakap-cakap saat pasien jadwal berhalusinasi Mampu Memantau aktivitas sehari-hari pasien sesuai Mampu Memantau dan memenuhi obat untuk pasien Mampu Memanipulasi lingkungan rumah kondusif untuk klien Mampu Memantau tanda dan gejala kekambuhan Mampu Menyebutkan sumber-sumber pelayanan kesehatan yang tersedia Mampu Memanfaatkan sumber-sumber pelayanan kesehatan terdekat Buku Ajar Halusinasi Page 36 EVALUASI KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN DENGAN HALUSINASI Nama perawat : ........................ Nama pasien : .................................... :................................. No Kemampuan I Pasien A 1 SP I Pasien Mengkaji keluhan utama pasien denganhalusinasi Menjelaskan cara mengontrol halusinasi Melatih menghardik halusinasi Mengevaluasi manfaat latihan menghardik halusinasi Mengevaluasi kemampuan melakukan latihan menghardik halusinasi Menyusun jadwal latihan menghardik halusinasi bersama dengan pasien Menyepakati latihan berikutnya; cara minum obat dengan 6 benar Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan dengan benar meliputi data, diagnosa, terapi, RTL dan SOAP 2 3 4 5 6 7 8 Ruangan Tanggal NilaiSp 1 Pasien B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SP II Pasien Mengevaluasi data/tanda gejala halusinasi Memvalidasi kemampuan yang sudah dilatih yaitu menghardik halusinasi Menjelaskan cara minum obat dengan 6 benar meliputi nama pasien, jenis obat, dosis, waktu minum, cara minum, manfaat minum obat Melatih pasien minum obat dengan 6 benar Mengevaluasi manfaat latihan minum obat dengan 6 benar Mengevaluasi kemampuan melakukan latihan minum obat dengan 6 benar Menyusun jadwal latihan minum obat dengan 6 benar bersama pasien Menyepakati latihan berikutnya; bercakapcakap Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan dengan benar meliputi data, diagnosa, terapi, RTL dan SOAP Buku Ajar Halusinasi Page 37 Tanggal No Kemampuan NilaiSpII Pasien C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SP III Pasien Mengevaluasi tanda gejala halusinasi pasien Memvalidasi kemampuan yang sudah dilatih; menghardik, minum obat dengan 6 benar Menjelaskan cara bercakap-cakap dengan orang lain Melatih pasien bercakap-cakap dengan orang lain Mengevaluasi manfaat latihan bercakapcakap bagiklien Mengevaluasi kemampuan melakukan latihan bercakap-cakap dengan orang lain Menyusun jadwal latihan bercakap-cakap dengan orang lain bersama pasien Menyepakati latihan berikutnya melakukan kegiatan harian Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan dengan benar meliputi data, diagnosa, terapi, RTL dan SOAP NilaiSp III Pasien D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SP IV Pasien Mengevaluasi tanda gejala halusinasi yang masih ada Memvalidasi kemampuan yang sudah dilatih yaitu menghardik, minum obat dengan 6 benar, bercakap-cakap dengan orang lain Mendiskusikan cara melakukan kegiatan Melatih pasien melakukan kegiatan Mengevaluasi manfaat latihan melakukan kegiatan Mengevaluasi kemampuan setelah latihan melakukan kegiatan Menyusun jadwal latihan melakukan kegiatan Menyepakati pertemuan berikutnya mengevaluasi kemampuan yang telah dilatih Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan dengan benar meliputi data, diagnosa, terapi, RTL dan SOAP II Nilai SP IV Pasien Keluarga A 1 SP I Keluarga Mendiskusikan Buku Ajar Halusinasi masalah keluarga dalam Page 38 Tanggal No Kemampuan 2 3 4 5 6 7 merawat pasien halusinasi dan cara yang sudah dilakukan Menjelaskan definisi, penyebab, tanda gejala, sertaakibat halusinasi Membimbing keluarga dalam melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik Mengevaluasi manfaat latihan bagi keluarga Membimbing keluarga dalam menyusun jadwal latihan menghardik bagi pasien Menyepakati latihan berikutnya; cara pasien minum obat dengan 6 benar Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan dengan benar meliputi data, diagnosa, terapi, RTL dan SOAP Nilai SP 1 Keluarga B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SP II Keluarga Mengevaluasi masalah keluarga dalam merawat pasien halusinasi pemahaman keluarga tentang definisi, penyebab, tanda gejala, serta akibat halusinasi Memvalidasi kemampuan keluarga melatihcaramenghardik Mendiskusikan dengan keluarga cara minum obat dengan 6 benar pada pasien Membimbing keluarga dalam melatih pasien minumobatdengan 6 benar Mengevaluasi manfaat latihan cara membimbing pasien minumobatdengan 6 benarbagikeluarga Mengevaluasi kemampuan keluarga melakukan latihan cara membimbing pasien minum obat dengan 6 benar di rumah Membimbing keluarga dalam menyusun jadwal minum obat di rumah Menyepakati latihan berikutnya; bercakapcakap Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan dengan benar meliputi data, diagnosa, terapi, RTL dan SOAP Nilai SP II Keluarga C 1 SP IIIKeluarga Mengevaluasi masalah merawat pasien halusinasi Buku Ajar Halusinasi keluarga dalam Page 39 No Kemampuan 2 3 4 5 6 7 8 9 Tanggal Memvalidasi kemampuan keluarga melatihmembimbing pasien caramenghardikdanminumobat Mendiskusikan dengan keluarga cara membimbing pasien bercakap-cakapdi rumah Membimbing keluarga dalam melatih pasien carabercakap-cakap Mengevaluasi manfaat latihan bagi keluarga Mengevaluasi kemampuan keluarga melakukan latihan cara membimbing pasien bercakap-cakap di rumah Membimbing keluarga dalam menyusun jadwal bercakap-cakap bagi pasien Menyepakati latihan berikutnya; melakukan kegiatan Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan dengan benar meliputi data, diagnosa, terapi, RTL dan SOAP Nilai SP III Keluarga D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SP IV Keluarga Mengevaluasi masalah keluarga dalam merawat pasien halusinasi Memvalidasi kemampuan keluarga melatihmembimbing pasien caramenghardik, minumobat dengan 6 benar dan cara bercakap-cakap Mendiskusikan dengan keluarga cara membimbing pasien melakukan kegiatandi rumah Membimbing keluarga dalam melatih pasien melakukankegiatan Mengevaluasi manfaat latihan bagi keluarga Mengevaluasi kemampuan keluarga melakukan latihan cara membimbing pasien melakukan kegiatan di rumah Membimbing keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang dapat mendukung perawatan pasien halusinasi Latih mengenal tanda-tanda halusinasi yang memerlukan rujukan serta melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan Menyepakati pertemuan berikutnya yaitu mengevaluasi kemampuan yang telah dilatih Melakukan dokumentasi tindakan Buku Ajar Halusinasi Page 40 Tanggal No Kemampuan keperawatan dengan benar meliputi data, diagnosa, terapi, RTL dan SOAP Nilai SP IV Keluarga Total nilai SP Pasien + SP Keluarga Nilai Rata-rata , .......................................20 Evaluator (...................................) Kegiatan 7 : Mahasiswa membuat ilustrasi cerita dan menampilkan dalam role play didepan kelas tentang asuhan keperawatan klien halusinasi DAFTAR PUSTAKA Buku Ajar Halusinasi Page 41 Achir Yani S H,D,N,Sc ( 1998 ) “ Keperawatan Jiwa “ EGC, Jakarta Anguilera, DC,Topalis,M ( 1994 ) “ Psichiatri Nursing, Sevent Edition “ St Louis : The CV Mosby Beck C.M Rawlins R.P and Williams R ( 1986 ) “ Mental Health Psichiatri Nursing : a Holistic Life – Cycle Approach “ St Louis : The CV Mosby Company Direktorat Kesehatan Jiwa, Dirjen Yankes Depkes RI ( 1988 ) “ Panduan Perawatan Psikiatrik “ Jakarta Direktorat Kesehatan Jiwa “ PPDGJ “Jakarta Fortinash, CN and Holoday, PA ( 1991 ) “ Psichiatric Nursing Care Plane “, St Louis Mosby Year Book Kaplan & Sadock, (1997),” Sinopsis Pssikiatri : Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis “, Jilid I & II, Binarupa Aksara, Jakarta Keliat B, dkk ( 1999 ), “ Proses Keperawatan JIwa” EGC,Jakarta Keliat B, “ Komunikasi Keperawatan “ EGC, Jakarta Kozier B,Erb G ( 1983 ) “ Foundamental of Nursing Concept and Procedures” California : Addison – Wesley Publishing Company Katharine M, Fortinash, MSN, RN Cs ( 1995 ) “ Psichiatric Nursing Care Plans “ The CV Mosby Company Maramis, WF ( 1980 ) “ Ilmu Kedokteran Jiwa “ Universitas Airlangga, Surabaya Maramis,WF (2006) “ Ilmu Perilaku Manusia” Universitas Airlangga,Surabaya Nurjannah Intansari, (2005) “ Komunikasi Keperawatan “, MocoMedika,Yogyakarta Nurjannah Intansari, (2004) ” Pedoman Penanganan pada Gangguan Jiwa : Manajemen,Proses Keperawatan dan hubungan terapeutik perawat – klien ”, MocoMedika, Yogyakarta Rasmun, (2001),” Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan Keluarga :Konsep, Teori, Asuhan Keperawatan dan Analisa Proses Interaksi (API) ”, CV Sagung Seto, Jakarta Rasmun, ( 2004 ), ” Stress, Koping dan Adaptasi : Teori dan pohon masalah keperawatan ”, CV Sagung Seto, Jakarta Stuart G.W, Sundeen SJ ( 1991 ) “ Principles and Practice Of Psichiatric Nursing “ St Louis : The CV MOsby Company Stuart G.W, Sundeen “ Buku Saku : Keperawatan Jiwa”, EGC, Jakarta Townsend, Mary (1998)” Buku Saku : Diagnosa Keperawatan Psikiatri : alih Bahasa : Novi Helena, SKp,EGC Jakarta Ilyus Y,(2006)”Buku Saku : Ilmu Keperawatan Jiwa”EGC,Jakarta Buku Ajar Halusinasi Page 42