MEDIATOR Volume 5 Nomor 2 2004 ISSN 1411- 5883 Jurnal Komunikasi Semiotika Teks: Sebuah Pendekatan Analisis Teks Yasraf Amir Piliang Konstelasi Paradigma Objektif dan Subjektif dalam Penelitian Komunikasi dan Sosial O. Hasbiansyah Teknik-Teknik Penelitian Kuantitatif dalam Ilmu Sosial Zulfebriges Teori dan Metodologi Penelitian “Public Relations” Elvinaro Ardianto Peran Pers Islam dalam Upaya Mendorong Proses Demokratisasi di Indonesia Alex Sobur Menakar Kadar Kebebasan Pers Indonesia 1998-2003 Awang Ruswandi Ficer sebagai Medium Jurnalisme Sastra Septiawan Santana K. Perilaku Simbolis Santri dalam Praktik Keagamaan di Pesantren Daarut Tauhid Bandung Armiah Analisis “Brand Equity” Siaran Berita Stasiun Televisi Swasta Indonesia Arif Sugiono dan Prima Mulya Sari A. Ragam Etika Bahasa Komunikasi: Perspektif Qurani M. Wildan Yahya Representasi Perempuan Indonesia dalam Komunikasi Visual: Wacana yang (Belum) Berubah Santi Indra Astuti Ibu sebagai Ikon Periklanan: Dari “Supermom” sampai “Smart Mom” Maman Chatamallah Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Kesenjangan Informasi Anne Ratnasari Kampanye Publik tentang Antikorupsi Idi Subandy Ibrahim M EDIATOR, Vol.5 No. 2 Cross-Cultural Health Communication Deddy Mulyana i 2004 Rp 25.000 MEDIATOR Jurnal Komunikasi ISSN 1411-5883 Diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung (Fikom Unisba). Terbit pertama kali Desember 2000. Jurnal ini dimaksudkan sebagai media kajian ilmiah untuk mengomunikasikan visi, refleksi, pemikiran konseptual, hasil penelitian, pelbagai pengalaman menarik di lapangan, dan kajian analisis-kritis mengenai isu-isu komunikasi kontemporer. Terbit 2 (dua) kali setahun, setiap Juni dan Desember. Keterangan tentang persyaratan penulisan dan cara pengiriman tulisan dapat dilihat pada halaman kulit belakang dalam. PEMBINA Dekan Fikom Unisba Neni Yulianita Pembantu Dekan I Maman Suherman KETUA PENYUNTING Alex Sobur DEWAN PENYUNTING O. Hasbiansyah Hj. Atie Rachmiatie Maman Suherman Septiawan Santana K. Santi Indra Astuti Dadi Ahmadi Satya Indra Karsa Oji Kurniadi Dede Lilis Ch. Subandy M.E. Fuady PENELAAH AHLI (MITRA BESTARI) Santoso S. Hamijoyo (Universitas Islam Bandung) H. Deddy Mulyana (Universitas Padjadjaran, Bandung) Hj. Nina W. Syam. (Universitas Padjadjaran, Bandung) Nasrullah Nazsir (Universitas Padjadjaran, Bandung) Hj. Neni Yulianita (Universitas Islam Bandung) Alamat Redaksi/Tata Usaha: Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116, Telp. (022) 4203368, Pes. 141; (022) 4264070, Faks. (022) 4264070. E-mail: [email protected] ii Volume 5 Nomor 2 2004 ISSN 1411-5883 M EDIATOR Jurnal Komunikasi Da ftar Isi Salam ........................................................................... iii-iv Semiotika Teks: Sebuah Pendekatan Analisis Teks Yasraf Amir Piliang .......................................................... 189-198 Konstelasi Paradigma Objektif dan Subjektif dalam Penelitian Komunikasi dan Sosial O. Hasbiansyah. ...............................................................199-218 Pembina Dekan Fikom Unisba Dr. Hj. Neni Yulianita, Dra., M.S. Pembantu Dekan I Maman Suherman, Drs., M.Si. Teknik-Teknik Penelitian Kuantitatif dalam Ilmu Sosial Zulfebriges ....................................................................... 219-229 Ketua Penyunting Alex Sobur, Drs., M.Si. Peran Pers Islam dalam Upaya Mendorong Proses Demokratisasi di Indonesia Alex Sobur ....................................................................... 243-265 Menakar Kadar Kebebasan Pers Indonesia 1998-2003 Awang Ruswandi ...............................................................264-274 Penyunting Pelaksana O. Hasbiansyah, Drs., M.Si. Hj. Atie Rachmiatie, Dra., M.Si. Maman Suherman, Drs., M.Si. Septiawan Santana K., Drs. Santi Indra Astuti, S.Sos. Dadi Ahmadi, S.Sos. Satya Indra Karsa, Drs. Oji Kurniadi, Drs., M.Si. Dede Lilis Chaerowati, S.Sos. M.E. Fuady, S.Sos. Penyunting Ahli Prof. Dr. Santoso S. Hamijoyo, M.Sc. Prof. Dr. Barita Effendi Siregar, M.S. Prof. Dr. Hj. Nina W. Syam, Dra., M.S. Prof. H. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D. Dr. Nasrullah Nazsir, Drs., M.S. Dr. Hj. Neni Yulianita, Dra., M.S. Alamat Redaksi/Tata Usaha Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba Jln. Tamansari No.1 Bandung 40116 Tlp. (022) 4203368, Pes. 141 (022) 4264070, Fax.(022) 4264070 E-mail: [email protected] Jurnal Komunikasi MediaTor diterbitkan dua kali setahun oleh Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung (Fikom Unisba), dimaksudkan sebagai wacana intelektualitas bagi pengembangan ilmu, khususnya Ilmu Komunikasi. Redaksi mengundang para pakar, akademisi, dan praktisi, untuk menulis secara kreatif. Naskah bisa berupa hasil penelitian/ tesis/desertasi, atau artikel ilmiah konseptual; ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, dilengkapi abstrak dengan jumlah antara 100-150 kata. Panjang tulisan keseluruhan berkisar antara 15-25 halaman; diketik dengan spasi ganda. Tulisan dikirim sebisa mungkin dalam disket berukuran 3,5” (menggunakan program pengolah kata MSWord) beserta print out-nya, atau dikirimkan melalui e-mail. Setiap kutipan harus menyebutkan sumbernya, dan ditulis dengan sistem endnotes. Naskah hendaknya juga disertai lampiran biodata penulis. Tulisan sedapat mungkin belum pernah dipublikasikan pada media cetak lain. Redaksi dapat meringkas dan memperbaiki tulisan yang akan dimuat, tanpa mengubah isi dan maksudnya. Bagi naskah yang dimuat, disediakan honorarium. M EDIATOR, Vol.5 No. 2 2004 Teori dan Metodologi Penelitian Public Relations Elvinaro Ardianto ............................................................ 231-241 Ficer sebagai Medium Jurnalisme Sastra Septiawan Santana K. ......................................................275-280 Perilaku Simbolis Santri dalam Praktik Keagamaan di Pesantren Daarut Tauhid Bandung Armiah ............................................................................281-295 Analisis “Brand Equity” Siaran Berita Stasiun Televisi Swasta Indonesia Arif Sugiono dan Prima Mulya Sari A. ........................... 297-305 Ragam Etika Bahasa Komunikasi: Perspektif Qur‘ani M. Wildan Yahya ............................................................307-310 Representasi Perempuan Indonesia dalam Komunikasi Visual: Wacana yang (Belum) Berubah Santi Indra Astuti ............................................................311-319 Ibu sebagai Ikon Periklanan: Dari “Supermom” sampai “Smart Mom” Maman Chatamallah ........................................................321-325 Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Kesenjangan Informasi Anne Ratnasari ................................................................327-336 Kampanye Publik tentang Antikorupsi Idi Subandy Ibrahim ........................................................ 337-347 Cross-Cultural Health Communication Deddy Mulyana ...............................................................349-358 Telaah Buku: Membaca Sebuah Sistem Komunikasi Rita Gani ...................................................................... 359-362 Indeks ........................................................................... 363-366 Biodata Penulis ..............................................................367-371 iii iv Salam. Seorang Periset yang Baik Mesti Memiliki Sikap Enteng Salam Seorang Periset yang Baik Mesti Memiliki Sikap Enteng SAUL Pett, penulis Associated Press Newsfeature, meraih a feature-writing Pulitzer pada 1983 karena kerja riset-feature-nya tentang federal bureaucracy Amerika yang amat serius. Tulisan featurenya menghabiskan 10.000 kata, berisi fakta-fakta dan bagian-bagian pengisahan yang strukturnya disusun dengan apik, tertib, dan menarik. Pett, menurut Friedlander & Lee, Feature Writing for Newspapers and Magazines (1988:108-109), adalah layaknya penulis feature koran yang tidak diganduli waktu deadlines. Walau begitu, Pett tetap merasa dibayang-bayangi tuntutan redakturnya untuk cepat-cepat menyelesaikan laporan-laporan feature-nya. Gagasan laporan feature-nya, “The Bureaucracy: How Did It Get So Big”, datang dari Jack Cappon, redaktur Pett’s. Pett mula-nya tidak begitu suka dengan gagasan ini, dan menolak penugasan ini. Tugas ini amat merepotkannya, sebab ia harus melakukan riset yang cukup alot. Pett merasa ini bukan tugas yang mudah. Ia agak kehilangan akal untuk meraut sesuatu yang besar dan bercerai-berai macam birokrasi pemerintahan. Tapi, redakturnya ngotot. Akhirnya, Pett menyerah. Ia sepakat, walau tak tahu apa yang mesti dikerjakan. Di soal birokrasi banyak bagian yang mesti digambarkannya. Banyak orang tersangkut dengannya. “Saya mengawalinya dengan apa yang dibutuhkan dari tugas penulisan macam ini: membuat kerangka,” jelas Pett. Ia bergerak. Ia beranjak kesana-kemari, mencari segala sesuatu dengan mendalam, mencari kedalaman soal sampai sedalam-dalamnya. “Ini adalah sebuah kasus yang benar-benar dicari dengan meraba-raba,” jelasnya. Untuk itu, ia memulainya dengan membuat berbagai pertanyaan. Bagaimana sebuah pemerintahan yang besar menjadi besar di hadapan kita? Apa ada kaitannya dengan unsur-unsur seperti tuntutan sejarah yang hendak menceritakan sebuah kekuatan politik yang tumbuh membesar? Bagaimana proses menjadi besar-nya? Bagaimana perangkat-perangkat yang menyertainya? Bagaimana kok bisa menggelikan seperti itu? Apakah yang menjadi gangguan dari kasus ini? Kemana harus mencari perbandingannya? Dari sanalah, Pett lebih jauh lagi masuk ke dalam riset. “Saya bertanya kepada banyak orang, dan membaca. Bertanya kepada orang menjadi penting bagi saya, karena dari merekalah kemudian saya diarahkan untuk membaca berbagai bahan. Itulah sebenarnya yang saya kerjakan.” Ia gelisah bila tidak menemukan buku yang diperlukannya. Ia tidak menemukan majalah yang melaporkan segala sesuatu mengenai birokrasi. Ia bisa saja menemukan berbagai bahan atau bagianbagian tertentu dari sebuah buku, tapi tidak pernah tuntas menjelaskan apa yang hendak dilaporkannya. Tidak ada orang yang pernah melaporkan soal birokrasi ini secara menyeluruh. Tapi, dari sanalah, kemudian ia mulai merasakan: Ia berkemungkinan menjadi orang yang pertama menjelaskan persoalan birokrasi secara komprhensif. Dari sanalah, ia tahu jawaban dari ketidakpuasannya mencari bahan, data, dan fakta di berbagai literatur. Riset untuk laporan feature-nya ini memakan waktu dan tenaga yang cukup melelahkan, sebelum M EDIATOR, Vol.5 No. 2 2004 v Pett mendapat penghargaan sebagai penulis berita-feature yang begitu lengkap, mendalam, dan menarik minat, serta kuat dalam memaparkan duduk-soal birokrasi tumbuh tambun. Kisah Pett ini mengindikasikan pekerjaan riset yang dilakukan wartawan. LEWAT buku Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi Dan Ilmu Sosial Lainnya (2002), Deddy Mulyana menguraikan bagaimana meneliti perhubungan orang-perorang, atau kelompok, ketika berkomunikasi. Buku yang ditulisnya itu ialah hasil oleh-olehnya dari perjalanan Fulbright Senior Research Program (2001) di Northern Illinois University, AS. Pendekatan kualitatif yang ditulisnya membuka pentingnya kualitas manusia diteliti (ketika berkomunikasi) tidak hanya dengan angka statistik. Bagi Mulyana, kualitas komunikasi manusia itu memiliki dimensi yang amat ragam. Realitas komunikasi yang dilakukan manusia itu bersifat ganda, rumit, semu, dinamis (mudah berubah), dan selalu relatif “kebenarannya”. Setiap orang yang berkomunikasi itu bersifat aktif, kreatif, dan bebas. Dari dua pihak yang tengah berkomunikasi, akan selalu terjadi interaksi yang saling mempengaruhi. Tidak bisa dinilai, si A mendahului omong dan si B menjawabnya. Ketika si A mengucapkan “selamat pagi”, ia bisa jadi dipengaruhi oleh niat tertentu. Si A berniat, misalnya, jadi pihak yang terbuka untuk diajak berkomunikasi dari sejak malam hari. Ucapan “selamat pagi”-nya kepada si B, diinginkannya menjadi pembuka hubungan positif. Dengan demikian, di dalam peristiwa komunikasi antar-manusia, tidak bisa dinubuat “sebab” akan memunculkan “akibat”. Karena, prosesnya saling merangkai: si “sebab” kemudian bisa jadi “akibat”, dan sebaliknya. Untuk itulah, orang yang tengah mengerjakan riset kualitatif, di bidang komunikasi, harus mau mengamati subyek penelitiannya secara setaraf, penuh empati, akrab, interaktif, timbal balik, saling mempengaruhi, dan tidak hanya satu dua-kali pertemuan (tetapi berjangka waktu cukup lama). Sebab, di sini terkait observasi pada hal-hal yang tak terucapkan, nilai historis, melihat perbedaan antarindividu, sampai membuat penilaian etis atau estetis pada fenomena (komunikasi) yang spesifik. Praktek riset macam itu kini mulai pula digunakan jurnalisme. Namun, tampaknya, bagi media yang hendak membuat laporan berita, tidaklah perlu se-rigid, sekaku, sepersis peneliti akademis. Riset penulis berita depth reporting, atau investigatif, atau feature yang panjang, mungkin tidak mesti melakukan gerakan taat asas dalam menggunakan rincian metode, teknik, prosedur, dan langkah-langkah penelitian akademis. Waktu dan dana riset yang dibutuhkan bisa jadi akan cukup merepotkan bila dipraktekkan sebuah media. Laporan jurnalisme dibatasi waktu deadline tertentu. Fakta-fakta yang mesti disampaikan media tidaklah harus se-persis kerangka data-data ilmiah dengan perhitungan sampel, kuesioner, kuantifikasi data, uji statistik, dan sebagainya. Metoda dan teknik riset dari dunia akademis dipungut media sebagai alat bantu pencarian fakta. Selain itu, bisa juga dipakai sebagai alat pertanggungjawaban media: bahwa berbagai fakta yang dilaporkannya didapat melalui cara kerja yang bisa dipertanggungjawabkan. Metode riset faktanya, misalnya, didapat berdasarkan wawancara, observasi partisipatif, analisis dokumen, studi kasus, studi historis-kritis, atau langkah-langkah lainnya. MediaTor kali ini mengungkapkan berbagai dimensi metodologi penelitian. Berbagai penulis menguraikan pemikirannya. Selain itu, beberapa penulis melaporkan hasil-hasil penelitiannya. Kedua dimensi ini diharapkan memberi masukan kepada Anda, Pembaca. Septiawan Santana K. vi