TESIS PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA RAHMAN RUSDI HAMIDY PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014 TESIS PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA RAHMAN RUSDI HAMIDY NIM : 1190661058 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014 i PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Manajemen Program Pascasarjana Universitas Udayana RAHMAN RUSDI HAMIDY NIM : 1190661058 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014 ii Lembar Pengesahan Tesis Ini Telah Disetujui Pada Tanggal, 19 September 2014 Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping, Prof. Dr. IG. B. Wiksuana, SE., MS NIP 19610827 1986 01 1001 Dr. Luh Gede Sri Artini, SE.,M.Si NIP 19720804 1997 02 2001 Mengetahui Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, Ketua Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE.,MSi NIP 19590215 1985 10 2001 NIP 19590801 1986 01 2001 iii Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal, 28 Agustus 2014 Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No : 2705/UN.14.4/HK/2014 Tanggal, 11 Juli 2014 Ketua : Prof. Dr. IG. B. Wiksuana, SE.,MS Anggota: 1. Dr. Luh Gede Sri Artini, SE.,M.Si 2. Prof. Dr. LP Wiagustini, SE.,M.Si 3. Dr. Ida Bagus Panji Sedana, SE.,M.Si 4. Dr. I B Anom Purbawangsa, SE.,MM iv SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT NAMA : RAHMAN RUSDI HAMIDY NIM : 1190661058 PROGRAM STUDI : MAGISTER MANAJEMEN JUDUL TESIS : PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila di kemudian hari terbuktu terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini maka saya bersedia menerima sanksi peraturan Mendiknas RI No 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Denpasar, 15 Agustus 2014 Rahman Rusdi Hamidy v UCAPAN TERIMA KASIH Pertama-tama penulis memanjatkan puja dan puji syukur ke khadirat Allah SWT, karena hanya atas rahmat dan karunia-Nya, tesis ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. IG. B. Wiksuana SE.,MS sebagai pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti program Magister Manajemen, khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih sebesarbesarnya pula penulis sampaikan kepada Dr. Luh gede Sri Artini, Se.,M.Si sebagai pembimbing pendamping yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada Rektor Universitas Udayana atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan keapada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. IG. B. Wiksuana SE.,MS sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan program Magister. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE.,M.Si sebagai Ketua Program MM Unud. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan kepada para penguji tesis, yaitu Prof. Dr. LP Wiagustini, SE.,M.Si., Dr, Ida Bagus Panji Sedana, SE.,M.Si., dan Dr. I B Anom Purbawangsa, SE., MM yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus disertai penghargaan kepada seluruh guru-guru yang telah membimbing penulis, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Penulis juga vi mengucapkan terima kasih kepada Ayah dan Ibu yang telah mengasuh dan membesarkan penulis, memberikan dasar-dasar berpikir logis dan suasana demokratis sehingga tercipa lahan yang baik untuk berkembangnya kreativitas. Akhirnya penulis sampaikan terimah kasih kepada para staf Magister Manajemen Universitas Udayana yang selalu membantu penulis selama proses penulis mengikuti kegiatan di Magister Manajemen Universitas Udayana. Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini serta kepada penulis sekeluarga. Denpasar, Penulis vii ABSTRAK PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham, dimana harga saham yang tinggi dapat meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan diproksikan dengan Price Book Value (PBV) yang merupakan rasio pasar yang digunakan untuk mengukur kinerja harga saham terhadap nilai bukunya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan profitabilitas (diproksikan dengan return on equity) dalam memediasi pengaruh struktur modal (diproksikan dengan debt to equity ratio) terhadap nilai perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Tahun 2008-2012. Metode penentuan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling, dan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka didapat jumlah sampel penelitian sebanyak 23 perusahaan sampel. Data penelitian merupakan data sekunder yang diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory periode Tahun 2009-2013. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan tehnik analisis jalur (path analysis) dengan alat bantu aplikasi SPSS (Stastical Product and Service Solutions) versi 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas; (2) struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan; (3) profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan; (4) profitabilitas mampu memediasi pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan. Perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia belum mencapai titik optimal pada tingkat utangnya, sehingga penambahan proporsi utang yang dapat meningkatkan profitabilitas dapat digunakan untuk mendapatkan nilai perusahaan yang lebih tinggi. Kata Kunci : Price Book Value, Return on Equity, dan Debt to Equity Ratio viii ABSTRACT THE INFLUENCE OF CAPITAL STRUCTURE ON FIRM’S VALUE WITH PROFITABILITY AS AN INTERVENING VARIABLE IN PROPERTY AND REAL ESTATE COMPANIES AT INDONESIA STOCK EXCHANGE Firm’s value is investor perception of the company, which is often associated with stock prices, higher stock prices could increase the firm’s value. Firm’s value is proxied by Price Book Value (PBV) which is a market ratio used to measure the performance of the stock prices to its book value. The present study is aimed at finding out the ability of profitability (proxied by return on equity) in mediating the influence of capital structure (proxied by debt to equity ratio) on firm’s value. The population of the study are companies from property and real estate sector that were listed at Indonesia Stock Exchange in year period of 2008-2012. The method of the collecting data is purposive sampling, and the number of the sample of the study are 23 companies. The study data is secondary data obtained from Indonesia Capital Market Directory in year period of 2009-2013. The data is analyzed by path analysis supported by SPSS (Statistical Product and Service Solutions) 16 software. The result of this study showed that: (1) capital structure positively and significantly influence profitability; (2) capital structure positively and significantly influence firm’s value; (3) profitability positively and significantly influence firm’s value; (4) profitability is able to mediate the influence of capital structure on firm’s value. Property and real estate companies in Indonesia Stock Exchange has not reached the optimum point on the level of debt, thus the addition of debt proportion could increase the profitability could be used to obtain a higher firm’s value. Key Words : Price Book Value, Return on Equity, and Debt to Equity Ratio ix DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM......................................................................................... i PRASYARAT GELAR ................................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI ................................................................ iv SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ................................................. v UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................... vi ABSTRAK ..................................................................................................... viii ABSTRACT ................................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................. x DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 1.1 1.2 1.3 1.4 Latar Belakang .................................................................................. 1 Rumusan Masalah ............................................................................. 12 Tujuan Penelitian .............................................................................. 13 Manfaat Penelitian ............................................................................ 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 15 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 Nilai Perusahaan ............................................................................... 15 Struktur Modal .................................................................................. 18 Profitabilitas ...................................................................................... 27 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas .............................. 30 Pengaruh StrukturModal Terhadap Nilai Perusahaan ......................... 33 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan ............................ 35 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ............................................................................................... 38 3.1 3.2 Kerangka Berpikir dan Konseptual .................................................... 38 Hipotesis ........................................................................................... 39 BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................... 44 4.1 4.2 4.3 4.4 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian ......................................... 44 Variabel Penelitian ............................................................................ 44 Prosedur Pengumpulan Data.............................................................. 46 Metode Analisis Data ........................................................................ 48 x BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 52 5.1 5.1.1 5.1.2 5.1.3 5.1.4 5.2 5.2.1 5.2.2 5.2.3 5.2.4 5.3 Hasil Penelitian ................................................................................. 52 Deskripsi Statistik ............................................................................. 52 Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 54 Hasil Analisis Jalur ........................................................................... 56 Pengujian Hipotesis ........................................................................... 57 Pembahasan ...................................................................................... 59 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas .............................. 59 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan ........................ 60 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan ............................ 61 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening ........................................ 62 Implikasi Penelitian ........................................................................... 63 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 66 6.1 6.2 Simpulan ........................................................................................... 66 Saran ................................................................................................. 68 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 69 LAMPIRAN .................................................................................................. 74 xi DAFTAR TABEL No Tabel Halaman 4.1 Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Penarikan Sampel .................... 48 4.2 Sampel Penelitian .............................................................................. 51 5.1 Deskripsi Statistik Variabel Nilai Perusahaan, Struktur Modal dan Profitabilitas Sampel Perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012 ...................................................... 52 5.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ............................................. 54 5.3 Hasil Durbin-Watson......................................................................... 56 5.4 Hasil Tolerance dan VIF ................................................................... 56 5.5 Ringkasan Koefisien Jalur ................................................................. 57 xii DAFTAR GAMBAR No Gambar Halaman 3.1 Kerangka Konsep Penelitian.............................................................. 39 5.1 Diagram Scatterplot........................................................................... 55 xiii DAFTAR LAMPIRAN No Lampiran Halaman 1 Tingkat Price Book Value (PBV) Sampel Perusahaan Properti dan Real Estate Periode Tahun 2008-2012 ............................................... 74 2 Tingkat Debt to Equity Ratio (DER) Sampel Perusahaan Properti dan Real Estate Periode Tahun 2008-2012 ........................................ 75 3 Tingkat Return on Equity (ROE) Sampel Perusahaan Properti dan Real Estate Periode Tahun 2008-2012 ............................................... 76 4 Deskripsi Statistik ............................................................................. 77 5 Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-Plot Nilai Perusahaan Sampel Perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2008-2012.................................................. 78 6 Hasil UjiRegresi Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas.... 79 7 Hasil Uji Regresi Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan ........................................................................................ 81 8 Hasil Uji Regresi Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan ........................................................................................ 82 xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tren investasi yang berkembang di masyarakat saat ini adalah menginvestasikan uang dalam bentuk tanah atau properti yang mengakibatkan industri sektor properti dan real estate terus berkembang pesat dan semakin banyak perusahaan yang ikut andil dalam pemanfaatan peluang ini. Harga tanah cenderung naik bahkan diperkirakan kenaikan yang terjadi sebesar 40% setiap tahunnya. Supply tanah bersifat tetap sedangkan demand akan semakin besar seiring pertambahan penduduk sebagai penyebabnya, selain itu harga tanah bersifat rigid, artinya penentu harga bukanlah pasar tetapi orang yang menguasai tanah (Rachbini, 1997). Bunga kredit mengalami peningkatan menyusul kenaikan BI rate dan bank sentral masih mengetatkan penyaluran kredit, bisnis properti dan real estate di Tanah Air masih tetap booming, setidaknya hingga 2015. Para pengembang terus berekspansi. Merespons kinerja yang terus membaik, harga saham emiten properti dan real estate di BEI terus meroket. Dalam lima tahun terakhir, capital gain saham properti dan real estate melesat 187%. Kenaikan indeks harga saham properti dan real estate periode 2009 hingga 11 Maret 2014 sebesar dua kali lipat dari pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode yang sama, sedangkan selama Januari hingga 11 Maret 2014, kenaikan harga saham sektor properti dan real estate mencapai 25%, lebih tinggi dari kenaikan IHSG 2 yang pada periode yang sama hanya 10%. Nilai kapitalisasi pasar emiten sektor properti dan real estate pada penutupan perdagangan di BEI pada 2013, sekitar Rp 318,47 triliun. Pangsa kapitalisasi pasar saham emiten properti dan real estate itu mencapai 6,84% dari total kapitalisasi pasar emiten BEI yang pada periode yang sama sebesar Rp 4.656 triliun. Pemaparan di atas menjelaskan bahwa nilai perusahaan dari perusahaanperusahaan di sektor properti dan real estate meningkat signifikan selama lima tahun terakhir, dimana capital gain sektor ini melesat 187%, peningkatan ini berasal dari bertambahnya investor yang menginvestasikan uangnya pada pasar modal pada sektor properti dan real estate. Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Eddy Hussy optimistis, bisnis properti pada 2014 masih tumbuh sekitar 10% meski ada sejumlah faktor penghambat. Pemilu legislatif dan pemilu presiden yang bisa memengaruhi sektor properti dan real estate, selain itu Bank Indonesia (BI) memperketat kredit ke sektor ini. Per 30 September 2013, bank sentral merevisi aturan pembatasan besaran kredit (loan to value/LTV) untuk kredit pemilikan properti maupun kredit konsumsi beragun properti. Kredit rumah pertama tipe 70 m2 ke atas misalnya, dikenakan LTV maksimal 70% sehingga nasabah harus menyediakan minimal uang muka (DP) 30% dari harga. Untuk LTV pada rumah kedua turun menjadi 60% dan rumah ketiga atau seterusnya 50%, selain itu proses pencairan KPR kepada para pengembang dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemajuan proyek pembangunan rumah tersebut (Rusyanto dan Nuky, 2014). 3 Salah satu rasio yang banyak digunakan dalam mengambil keputusan investasi adalah rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan (price book value). Nilai buku perusahaan adalah nilai aset perusahaan dibagi jumlah saham yang diterbitkan perusahaan, dengan kata lain, nilai buku saham merupakan nilai wajar dari saham emiten tersebut, sementara harga saham bisa dipengaruhi oleh banyak faktor dan berbagai sentimen. Harga saham yang ada di bursa efek selalu mencerminkan perkiraan kinerja atau nilai buku perusahaan di masa depan, karena pada dasarnya orang yang membeli saham adalah membeli masa depan, untuk berinvestasi dalam jangka waktu panjang. Indikator price book value (PBV) digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan, semakin tinggi rasio tersebut semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham, dengan mengetahui rasio PBV, investor bisa mengidentifikasi saham mana yang harganya wajar, undervalued, dan overvalued. Penggunaan PBV sebagai proksi yang mewakilkan nilai perusahaan juga digunakan pada sebagian besar penelitian yang menggunakan nilai perusahaan dalam variabel penelitiannya. Keluarnya peraturan bank sentral per 30 September 2013 yang tertuang dalam Surat Edaran (SE) BI No.15/40/DKMP tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit atau Pembiayaan Pemilikan Properti, Kredit atau Pembiayaan Konsumsi Beragun Properti dan Kredit atau Pembiayaan Kendaraan Bermotor memaksa manajemen perusahaan memiliki kemahiran dalam penentuan struktur modal yang tepat bagi perusahaan agar 4 mampu terus bertahan dan terus tumbuh dalam industri. Pilihan untuk lebih condong pada utang atau modal sendiri akan muncul, apabila terjadi kesalahan dalam penentuan sumber dana bisa berakibat fatal dalam kondisi dimana bank sentral melakukan pembatasan besaran kredit untuk kredit pemilikan properti maupun kredit konsumsi beragun properti. Salah satu upaya perusahaan untuk meningkatkan dan mempertahankan kinerja perusahaan adalah mengukur kemampuan struktur modal dalam mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan dan nilai perusahaan yang dapat meningkatkan kemakmuran dari pemilik perusahaan. Struktur modal berkaitan dengan jumlah utang dan modal sendiri yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Struktur modal yang optimal mampu menciptakan kondisi keuangan yang kuat dan stabil. Bersamaan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat di bidang pasar modal dan tersedianya dana dari para calon investor yang berminat menginvestasikan modalnya. Struktur modal telah menjadi salah satu faktor pertimbangan investasi yang cukup penting. Hal ini berkaitan dengan risiko dan pendapatan yang akan diterima investor. Investor memerlukan informasi perusahaan seperti laporan keuangan untuk melihat struktur modal perusahaan. Para investor akan melakukan berbagai analisis terkait dengan keputusan untuk menanamkan modalnya pada perusahaan melalui informasi yang salah satunya berasal dari laporan keuangan perusahaan. Perimbangan antara modal asing dengan modal sendiri disebut sebagai struktur modal (Sutrisno, 2001). Teori struktur modal menjelaskan tentang pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Teori ini 5 menerangkan bahwa kebijakan pendanaan perusahaan dalam menentukan rasio antara utang dan ekuitas ialah bertujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Teori menyangkut struktur modal adalah teori yang menjelaskan kebijakan pendanaan perusahaan utang dan ekuitas untuk memaksimumkan nilai perusahaan (Husnan, 2004). Struktur keuangan merupakan cara aktiva perusahaan dibelanjai/dibiayai sedangkan struktur modal merupakan pembiayaan pembelanjaan perusahaan yang berasal dari utang jangka panjang, saham preferen/prioritas dan modal saham biasa, (tetapi tidak termasuk utang jangka pendek). Struktur modal dalam suatu perusahaan adalah hanya sebagian dari struktur keuangannya (Weston dan Brigham, 1985). Struktur modal yang akan memaksimumkan nilai perusahaan adalah struktur modal yang optimal (Husnan, 2004). Struktur modal menerangkan sumber pendanaan, manajer keuangan perlu mempertimbangkan manfaat dan biaya dari sumber-sumber pendanaan yang akan dipilih. Sumber pendanaan di dalam perusahaan dibagi dalam dua kategori, yaitu sumber pendanaan internal dan sumber pendanaan eksternal. Sumber pendanaan internal dapat diperoleh dari laba ditahan dan depresiasi aktiva tetap sedangkan sumber pendanaan eksternal dapat diperoleh dari para kreditur yang disebut dengan utang. Pendanaan dapat diperoleh dari modal ekuitas yang permanen hingga sumber pendanaan jangka pendek sementara yang lebih berisiko. Profitabilitas (laba) yang diperoleh perusahaan merupakan sumber pendanaan bagi perusahaan di masa yang akan datang. Nilai pasar perusahaan merupakan nilai pasar dari 6 suatu ekuitas perusahaan ditambah nilai pasar utang (Helfert, 1997). Nilai perusahaan adalah nilai laba masa yang akan datang yang diekspektasi yang dihitung kembali dengan suku bunga yang tepat (Winardi, 2001). Nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas pelaksanaan fungsi-fungsi keuangan. Nilai perusahaan dapat diartikan sebagai ekspektasi nilai investasi pemegang saham (harga pasar ekuitas) dan/atau ekspektasi nilai total perusahaan (harga pasar ekuitas ditambah dengan nilai pasar utang, atau ekspektasi harga pasar aktiva (Sugihen, 2003). Tujuan perusahaan untuk jangka panjang adalah mengoptimalkan nilai perusahaan dengan meminimumkan biaya modal perusahaan. Nilai perusahaan menggambarkan kesejahteraan pemilik perusahaan. Nilai perusahaan dapat dilihat dari harga nilai buku yang merupakan perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per lembar saham (Ang, 1997). Nilai perusahaan dapat ditingkatkan melalui kebijakan utang. Besarnya utang yang digunakan oleh perusahaan adalah suatu kebijakan yang berhubungan dengan struktur modal. Kebijakan utang merupakan penentuan berapa besarnya utang akan digunakan perusahaan dalam mendanai aktivanya yang ditunjukkan oleh rasio antara total utang dengan total aktiva. Kebijakan utang termasuk kebijakan pendanaan perusahaan yang bersumber dari eksternal. Sebagian perusahaan menganggap bahwa penggunaan utang dirasa lebih aman daripada menerbitkan saham baru (Brigham dan Gapenski, 1996). Babu dan Jain (1998) menyatakan empat alasan mengapa perusahaan lebih menyukai menggunakan utang daripada saham baru, yaitu (1) Adanya manfaat 7 pajak atas pembayaran bunga; (2) Biaya transaksi pengeluaran utang lebih murah daripada biaya transaksi emisi saham baru; (3) Lebih mudah mendapatkan pendanaan utang daripada pendanaan saham; (4) Kontrol manajemen lebih besar adanya utang baru daripada saham baru. Penerbitan utang merupakan sinyal adanya good news yaitu manajer lebih yakin atas kinerja perusahaan pada masa mendatang sehingga harga saham meningkat dengan adanya pengumuman kenaikan utang. Harga saham yang meningkat mencerminkan peningkatan nilai perusahaan. Pemaparan di atas memberikan kesan bahwa bagi setiap perusahaan, keputusan dalam pemilihan sumber dana merupakan hal penting sebab hal tersebut akan mempengaruhi struktur modal perusahaan, yang akhirnya akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Sumber dana perusahaan dicerminkan oleh modal dari luar dan modal sendiri yang diukur dengan debt to equity ratio (DER). Jika DER semakin tinggi, maka nilai perusahaan akan meningkat selama DER belum sampai pada titik optimalnya sesuai dengan trade-off theory. Trade-off theory juga menyatakan bahwa dengan meningkatnya nilai DER (jumlah utang yang semakin besar) dapat meningkatkan profitabilitas, hanya jika utang yang bertambah jumlahnya digunakan secara benar. Penggunaan DER sebagai proksi yang mewakilkan struktur modal digunakan pada sebagian besar penelitian sebelumnya yang menggunakan struktur modal sebagai variabel dalam penelitiannya. Penelitian tentang pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan telah banyak dilakukan. Penelitian yang telah dilakukan oleh Velnampy dan Niresh 8 (2012) membuktikan bahwa struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian tersebut tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Eli (2008) mengenai pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti perusahaan lebih banyak menggunakan utang sebagai sumber pendanaan perusahaan daripada ekuitas sehingga berpengaruh pada menurunnya nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2010) yang membuktikan bahwa kebijakan utang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meningkatnya utang perusahaan akan kewajiban-kewajiban yang harus ditanggung perusahaan seperti beban bunga. Bunga utang tersebut meningkat lebih besar daripada penghematan pajak yang dapat meningkatkan probabilitas kebangkrutan sehingga menyebabkan persepsi negatif investor. Hal ini akan menurunkan harga saham yang pada akhirnya akan menurunkan nilai perusahaan. Penelitian tersebut tidak konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Chisti et al. (2013) yang menyatakan bahwa kebijakan utang berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut konsisten dengan Modigliani dan Miller (1963) yang menyatakan bahwa dengan memasukkan pajak penghasilan perusahaan, maka penggunaan utang akan meningkatkan nilai perusahaan. Faktor selain struktur modal adalah profitabilitas yang juga mempengaruhi nilai perusahaan, hal ini tampak jelas dari kenaikkan capital gain dari saham 9 perusahaan sektor properti dan real estate yang mencapai 187% dari tahun 20082012. Teori signalling menunjukkan bahwa profitabilitas yang tinggi berkaitan dengan prospek perusahaan yang bagus sehingga memicu investor untuk meningkatkan permintaan saham (Bhattacarya, 1979). Permintaan saham yang meningkat menyebabkan nilai perusahaan meningkat. Profitabilitas (laba) merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai dari perusahaan. Tingkat profitabilitas perusahaan dapat diukur dari beberapa aspek, yaitu berdasarkan pengembalian atas penjualan, laba per lembar saham, pengembalian atas aktiva, pengembalian atas ekuitas (kekayaan bersih). Profitabilitas merupakan tingkat kemampuan perusahaan untuk mengukur efektivitas manajemen yang dihitung oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi perusahaan. Perhitungan rugi laba membantu pemakai laporan keuangan meramalkan arus kas masa depan. Penilaian prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk menghasilkan laba. Laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban terhadap penyandang dana juga merupakan elemen penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan pada masa yang akan datang. Berdasarkan teori signaling, dimasukkan profitabilitas sebagai variabel intervening. Profitabilitas dianggap mampu memediasi pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas yang diukur dengan return on equity atau sering disebut return on common equity sering diterjemahkan sebagai rentabilitas saham sendiri (rentabilitas modal saham). Return on equity (ROE) merupakan rasio yang 10 menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk pengembalian ekuitas pemegang saham. Investor akan membeli saham karena tertarik dengan return on equity (ROE) atau bagian dari total profitabilitas ke pemegang saham, dimana semakin tinggi ROE maka semakin tinggi price book value (PBV) sebagai ukuran dari nilai perusahaan. Penggunaan ROE sebagai proksi yang mewakilkan profitabilitas digunakan pada sebagian besar penelitian sebelumnya yang menggunakan profitabilitas sebagai variabel dalam penelitiannya. Penelitian tentang profitabilitas telah banyak dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Rosyadah dkk. (2013) yang menyatakan bahwa struktur modal yang diwakilkan oleh variabel DER berpengaruh secara negatif signifikan terhadap profitabilas yang diwakilkan oleh varibel ROE. Senada dengan penelitian Rosyadah dkk., Harahap (2003) membuktikan bahwa struktur modal berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hasil penelitiannya adalah struktur modal sangat berpengaruh terhadap profitabilitas karena memang struktur modal yang digunakan perusahaan untuk operasional menentukan pencapaian laba yang diinginkan perusahaan. Penelitian di atas tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Chowdhury dan Chowdury (2010) yang menyatakan bahwa semakin besar penggunaan utang dalam struktur modal maka semakin meningkat pengembalian atas ekuitas dalam profitabilas suatu perusahaan. Penelitian Chowdury dan Chowdury (2010) ini sesuai dengan teori trade-off yang menyatakan bahwa utang bermanfaat bagi perusahaan karena 11 bunga dapat dikurangkan dalam menghitung pajak (tax deductible) sehingga laba yang diperoleh perusahaan menjadi lebih besar. Penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2006) dengan judul Studi Empiris terhadap Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Variabel independen yang digunakannya adalah umur perusahaan, penanaman modal asing, skala perusahaan dan profitabilitas dalam mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa pada tahun 2002 variabel independen yaitu skala perusahaan, penanaman modal asing dan profitabilitas mempengaruhi nilai perusahaan secara signifikan. Pada tahun 2003 variabel independen skala perusahaan mempengaruhi nilai perusahaan secara signifikan, sedangkan variabel independen lain yaitu umur perusahaan, penanaman modal asing dan profitabilitas mempengaruhi nilai perusahaan secara tidak signifikan. Penelitian tersebut tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2007) mengemukakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh laba dari aktiva perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi laba semakin efisien perputaran aktiva atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan dan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Penelitian tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Soepriyanto dan Suwarti (2004) mengatakan bahwa struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan 12 total utang terhadap total ekuitas berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan teori dan hasil penelitian di atas, tampak pengaruh langsung antara struktur modal terhadap nilai perusahaan masih belum menunjukkan hasil yang konsisten pada hubungan antar variabel. Penelitian tentang pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan juga masih belum menunjukkan hasil yang konsisten pada hubungan antar variabel. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas. Penelitian ini juga dilakukan karena dalam beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas, struktur modal terhadap nilai perusahaan dan pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan, namun peran profitabilitas sebagai variabel intervening dalam pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan masih kurang diuji oleh beberapa peneliti. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1) Apakah Struktur modal berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas? 2) Apakah struktur modal berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan? 3) Apakah Profitabilitas perusahaan? berpengaruh signifikan terhadap nilai 13 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan tujuan dari penelitian ini antara lain: 1) Untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas pada perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia periode Tahun 2008-2012. 2) Untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia periode Tahun 2008-2012. 3) Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia periode Tahun 2008-2012. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan memberi kontribusi teoritis pada manajemen keuangan berupa bukti empiris tentang pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel intervening. 2) Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemilik dan manajemen perusahaan go public di sektor proprti dan real estate 14 terutama manajer keuangan dalam hal pengambilan keputusan keuangan dan tata kelola perusahaan yang baik sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan, khususnya menentukan proporsi struktur modal yang optimal demi meningkatkan nilai perusahaan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan meningkat. Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm) (Salvatore, 2005). Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan. Husnan (2000) nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Keown (2004) nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga utang dan ekuitas perusahaan yang beredar. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Suharli (2006) menyatakan secara umum banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam penilaian perusahaan diantaranya adalah: 1) Pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau Price Earning Ratio, metode kapitalisasi proyeksi laba. 2) Pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas. 3) Pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen. 4) Pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva. 16 5) Pendekatan harga saham. 6) Pendekatan Economic Value Added (EVA). Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat dilihat melalui nilai pasar atau nilai buku perusahaan dari ekuitasnya. Ekuitas menggambarkan total modal perusahaan dalam neraca keuangan, selain itu nilai pasar dapat menjadi ukuran nilai perusahaan. Penilaian nilai perusahaan tidak hanya mengacu pada nilai nominal, kondisi perusahaan mengalami banyak perubahan setiap waktu secara signifikan. Sebelum krisis nilai perusahaan dan nominalnya cukup tinggi, tetapi setelah krisis kondisi perusahaan merosot sementara nilai nominalnya tetap. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin dari nilai sahamnya. Jika nilai sahamnya tinggi bisa dikatakan bahwa nilai perusahaannya juga baik, karena tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Brigham, 1996). Tandellin (2001) mengatakan hubungan antara harga pasar dan nilai buku per lembar saham bisa juga dipakai sebagai pendekatan alternatif untuk menentukan nilai suatu saham, karena secara teoritis nilai pasar suatu saham haruslah mencerminkan nilai bukunya. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi 17 akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan. Menurut Brigham dan Houston (2001) terdapat beberapa pendekatan analisis rasio dalam penilaian market value, terdiri dari pendekatan price earning ratio (PER), price book value ratio (PBV), market book ratio (MBR), deviden yield ratio, dan deviden payout ratio (DPR). PBV digunakan untuk mengukur nilai perusahaan dalam penelitian ini. Proksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah PBV. Rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan atau price book value (PBV), menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. PBV yang tinggi mencerminkan harga saham yang tinggi dibandingkan nilai buku perlembar saham. Semakin tinggi harga saham, semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham. Keberhasilan perusahaan menciptakan nilai tersebut tentunya memberikan harapan kepada pemegang saham berupa keuntungan yang lebih besar pula (Sartono, 2001), secara sederhana menyatakan bahwa price to book value (PBV) merupakan rasio pasar (market ratio) yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Proksi ini juga mengacu pada penelitian Simatupang (2011); Kusumajaya (2011); Driffield (2007; Antwi et al. (2012); dan Hermuningsih (2013) yang menggunakan PBV sebagai variabel dari nilai perusahaan. Rasio ini dihitung dengan formula sebagai berikut (Robert, 1997): PBV Ps ......................................................................................................... (2.1) BVS PBV = price book value 18 Ps = harga pasar saham perlembar BVS = nilai buku perlembar saham PBV mempunyai beberapa keunggulan sebagai berikut : 1) Nilai buku mempunyai ukuran intutif yang relatif stabil yang dapat diperbandingkan dengan harga pasar. Investor yang kurang percaya dengan metode discounted cash flow dapat menggunakan price book value sebagai perbandingan 2) Nilai buku memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk semua perusahaan. PBV dapat diperbandingkan antara perusahaan-perusahaan yang sama sebagai petunjuk adanya under atau overvaluation 3) Perusahaan-perusahaan dengan earning negatif, yang tidak bisa dinilai dengan menggunakan price earning ratio (PER) dapat dievaluasi menggunakan price book value ratio (PBV). 2.2. Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perpaduan antara modal asing dengan modal sendiri (Husnan, 2004), dengan kata lain struktur modal merupakan proporsi dalam pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dengan sumber pendanaan jangka panjang yang berasal dari dana internal dan dana eksternal. Dengan demikian struktur modal hanya merupakan sebagian saja dari struktur keuangan. Struktur keuangan mencerminkan perimbangan baik dalam artian absolut maupun relatif antara keseluruhan modal asing (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dengan jumlah modal sendiri (Riyanto, 1999). Struktur modal merupakan kombinasi utang dan ekuitas dalam struktur keuangan jangka 19 panjang perusahaan, tidak seperti rasio utang yang hanya menggambarkan target komposisi utang dan ekuitas dalam jangka panjang pada suatu perusahaan (Arifin, 2005). Brigham (2001) menyatakan beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal, yaitu: 1) Stabilitas Penjualan Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. 2) Struktur Aktiva Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan utang. 3) Leverage Operasi Jika hal-hal lain tetap sama, perusahaan dengan leverage operasi yang lebih kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan karena ia akan mempunyai resiko bisnis yang lebih kecil. 4) Tingkat Pertumbuhan Jika hal-hal lain tetap sama, perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal, namun pada saat yang sama perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang pesat sering menghadapi ketidakpastian yang lebih besar yang cenderung mengurangi keinginannya untuk menggunakan utang. 20 5) Profitabilitas Seringkali pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi hanya menggunakan utang yang relatif kecil. Pembenaran teoritis mengenai hal ini belum ada, namun penjelasan praktis atas kenyataan ini adalah bahwa perusahaan yang sangat menguntungkan memang tidak memerlukan banyak pembiayaan dengan utang. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. 6) Pajak Bunga merupakan beban yang dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan, dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan yang terkena tarif pajak yang tinggi. 7) Pengendalian Pengaruh utang melawan saham terhadap posisi pengendalian manajemen dapat mempengaruhi struktur modal. Apabila manajemen saat ini mempunyai hak suara untuk mengendalikan perusahaan (mempunyai saham lebih dari 50%) tetapi sama sekali tidak diperkenankan untuk membeli saham tambahan, mereka mungkin akan memilih utang untuk pembiayaan baru. Di lain pihak, manajemen mungkin memutuskan untuk menggunakan ekuitas jika kondisi keuangan perusahaan sangat lemah sehingga penggunaan utang dapat membawa perusahaan pada risiko kebangkrutan, karena jika perusahaan bangkrut maka para manajer akan mengambil risiko pengambilalihan. Jadi, 21 pertimbangan pengendalian tidak selalu menghendaki penggunaan utang atau ekuitas karena jenis modal yang memberi perlindungan terbaik bagi manajemen. 8) Sikap Manajemen Tidak seorang pun dapat membuktikan bahwa struktur modal yang satu akan membuat harga saham tinggi daripada struktur modal yang lainnya, manajemen dapat melakukan pertimbangan sendiri terhadap struktur modal yang tetap. 9) Sikap Pemberi Pinjaman dan Lembaga Penilai Peringkat Tanpa memperhatikan analisis para manajer atas faktor-faktor penggunaan utang yang tepat bagi perusahaan, sikap pemberi pinjaman dan perusahaan penilai peringkat seringkali mempengaruhi keputusan struktur keuangan. Dalam sebagian besar kasus, perusahaan membicarakan struktur modalnya dengan memberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat serta sangat memperhatikan masukan yang diterima. 10) Kondisi Pasar Kondisi di pasar saham dan pasar obligasi mengalami perubahan jangka panjang dan pendek yang sangat berpengaruh struktur modal perusahaan yang optimal. 11) Kondisi Internal Perusahaan Kondisi internal perusahaan juga berpengaruh terhadap struktur modal yang ditargetkan. 22 12) Fleksibilitas Keuangan Mempertahankan fleksibilitas keuangan, jika dilihat dari sudut pandang operasional berarti mempertahankan kapasitas cadangan yang memadai. Struktur modal yang optimal terjadi pada leverage keuangan tingkat tertentu. Leverage keuangan merupakan penggunaan dana, dimana dalam penggunaan dana tersebut perusahaan harus mengeluarkan beban tetap (Martono dan Harjito, 2001:240). Dalam rangka mencapai struktur modal yang optimal para ahli merumuskan teori-teori tentang struktur modal, berikut ini teori struktur modal yaitu: 1) Teori Trade-Off Sejumlah pendapat terdahulu mengarah pada perkembangan yang disebut dengan Teori trade-off dari utang. Perusahaan menyeimbangkan manfaat dari pendanaan dan utang dengan suku bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi (Brigham, 2001). Biaya dari utang dihasilkan dari: (1) Peningkatan kemungkinan kebangkrutan yang disebabkan oleh kewajiban hutang yang tergantung pada tingkat risiko bisnis dan risiko keuangan. (2) Biaya agen dan pengendalian tindakan perusahaan. (3) Biaya yang berkaitan dengan manajer yang mempunyai informasi lebih banyak tentang prospek perusahaan daripada investor (Sriwardany, 2006). Pendekatan Modigliani dan Miller dalam kondisi ada pajak penghasilan perusahaan, maka nilai perusahaan akan meningkat terus karena penggunaan hutang yang semakin besar, tetapi perlu diingat bahwa nilai sekarang dari kesulitan keuangan dan nilai sekarang biaya keagenan dapat mengakibatkan 23 menurunnya nilai perusahaan yang memiliki utang (Sartono, 2001). Teori ini menganggap bahwa penggunaan utang 100 persen sulit dijumpai. Kenyataannya semakin banyak utang, maka semakin tinggi beban yang harus ditanggung. Satu hal yang penting bahwa dengan meningkatnya utang, maka semakin tinggi probabilitas kebangkrutan. Beban yang harus ditanggung saat menggunakan utang yang lebih besar adalah biaya kebangkrutan, biaya keagenan, beban bunga yang semakin besar dan sebagainya. Biaya kebangkrutan dapat cukup signifikan dapat mencapai 20 persen nilai perusahaan. Biaya tersebut mencakup dua hal: (1) Biaya langsung: biaya yang dikeluarkan untuk membayar biaya administrasi, pengacara, dan lainnya yang sejenis. (2) Biaya tidak langsung: biaya yang terjadi karena dalam kondisi kebangkrutan, perusahaan lain atau pihak lain tidak mau berhubungan dengan perusahaan secara normal. 2) Teori Pecking Order Pandangan alternatif mengenai cara manajer mendanai anggaran modal perusahaannya yang dikenal dalam literatur ekonomi keuangan sebagai Teori pecking order. Teori pecking order menyatakan bahwa perusahaan lebih memilih membelanjai perusahaan dengan dana internal yaitu yang berasal dari laba ditahan dan depresiasi aliran kas (Ekawati, 2004). Teori struktur modal pecking order diringkaskan dalam 4 bagian di bawah ini: (1) Perusahaan menerapkan kebijakan dividen untuk kesempatan investasi. (2) Perusahaan lebih menyukai dana internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan. 24 (3) Saat pendanaan eksternal dibutuhkan, perusahaan pertama akan memilih menerbitkan sekuritas utang. Menerbitkan sekuritas jenis modal akan dilakukan terakhir. (4) Dengan semakin banyaknya dana eksternal yang dibutuhkan untuk mendanai proyek dengan nilai sekarang positif, pendapatan pecking order akan diikuti, ini berarti lebih menyukai utang yang berisiko artinya pada konvertibel, modal preferen, dan modal biasa sebagai pilihan terakhir. 3) Teori Arus Kas Bebas Jensen dalam Keown (2000) mendefinisikan arus kas bebas sebagai berikut: arus kas bebas adalah arus kas lebih yang dibutuhkan untuk mendanai semua proyek yang memiliki nilai sekarang bersih saat didiskonto pada biaya model yang relevan. Jensen lalu mengemukakan arus kas bebas yang besar akan mengarah pada perilaku manajer yang salah dan keputusan yang buruk bukan demi kepentingan pemegang saham biasa perusahaan, dengan kata lain manajer memiliki insentif untuk memegang arus kas bebas dan bermain dengannya, bukan mengolahnya misalnya menjadi pembayaran dividen tunai yang lebih tinggi. 4) Signalling Theory Signalling theory mendasarkan pada asumsi bahwa manajer memiliki informasi yang lebih baik mengenai kesempatan investasi perusahaannya daripada investor dan tindakan manajer didasarkan pada kepentingan terbaik untuk para pemegang saham yang ada (Myers, 1984). Brigham dan Houston (2001) menyatakan bahwa sinyal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana 25 manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan modal baru dengan cara-cara lain seperti dengan menggunakan utang. Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manajer dan pemegang saham tidak mempunyai akses informasi perusahaan yang sama. Ada informasi tertentu yang hanya diketahui oleh manajer, sedangkan pemegang saham tidak tahu informasi tersebut sehingga terdapat informasi yang tidak simetri (asymmetric information) antara manajer dan pemegang saham, akibatnya ketika struktur modal perusahaan mengalami perubahan, hal itu dapat membawa informasi kepada pemegang saham yang akan mengakibatkan nilai perusahaan berubah. Berdasarkan kondisi di atas dapat dinyatakan bahwa perilaku manajer dalam hal menentukan struktur modal, dapat dianggap sebagai sinyal oleh pihak luar (Mamduh, 2004). Struktur keuangan adalah cara bagaimana perusahaan membiayai aktivanya dan dapat dilihat pada seluruh sisi kanan dari neraca yang terdiri dari utang jangka pendek, utang jangka panjang, dan modal pemegang saham. Sedangkan struktur modal perusahaan adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Jadi, struktur modal suatu perusahaan hanya merupakan sebagian dari struktur keuangannya. Sedangkan struktur modal adalah bauran (proporsi) pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang ditunjukan oleh utang, ekuitas saham preferen, dan saham biasa. Pada dasarnya, keputusan pendanaan (financing) perusahaan berkaitan dengan penentuan sumber-sumber dana yang digunakan untuk membiayai usulan- 26 usulan investasi yang telah diputuskan sebelumnya. Pemenuhan kebutuhan dana tersebut dapat disediakan atau diperoleh dari sumber internal maupun eksternal perusahaan. Apabila perusahaan memenuhi kebutuhan dananya dari sumber internal, maka perusahaan tersebut melakukan pendanaan internal (internal financing) yaitu dalam bentuk laba ditahan, sebaliknya, jika perusahan memenuhi kebutuhan dananya dari sumber eksternal, maka perusahaan tersebut melakukan pendanaan eksternal (external financing). Pemenuhan kebutuhan dana secara eksternal dipisahkan menjadi 2 yaitu pembiayaan utang (debt financing) dan pendanaan modal sendiri (equity financing). Pembiayaan utang diperoleh melalui pinjaman, sedangkan pendanaan modal sendiri berasal dari emisi atau penerbitan saham. Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah utang jangka panjang dengan modal sendiri. Proksi struktur modal dalam penelitian ini diukur dengan debt to equity ratio (DER), ini juga mengacu pada penelitian Simatupang (2011); Kusumajaya (2011); Driffield (2007); Chowdhury dan Chowdhury (2010); dan Masulis (1983). DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan utang) terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan, ini juga mengacu pada penelitian secara matematis DER dapat dirumuskan sebagai berikut (Robert, 1997): ...................................................... (2.2) Total Debt = total utang jangka pendek maupun jangka panjang Total Equity = total modal sendiri 27 Total debt merupakan total liabilities (baik utang jangka pendek maupun jangka panjang) sedangkan total shareholder’s equity merupakan total modal sendiri (total modal saham yang disetor dan laba yang ditahan) yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur modal dari total pinjaman (utang) terhadap total modal yang dimiliki perusahaan, semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total utang (jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur) (Robert, 1997). 2.3. Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi operasional dan efisiensi dalam menggunakan harta yang dimilikinya (Chen, 2004). Menurut Petronila dan Mukhlasin (2003) profitabilitas merupakan gambaran dan kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Ukuran profitabilitas dapat berbagai macam seperti: laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi/aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Ang (1997) mengungkapkan bahwa rasio profitabilitas dan rasio rentabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan. Laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya, juga merupakan elemen dalam menciptakan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan pada masa yang akan datang. Efektivitas dinilai dengan menghubungkan laba bersih yang didefinisikan dengan 28 berbagai cara terhadap aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba. Rasio profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Analisis profitabiltas merupakan analisis yang digunakan untuk mengukur kekuatan laba suatu perusahaan. Riyanto (1999) menjelaskan bahwa: Analisis profitabilitas merupakan analisis kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan kekayaan yang ada untuk menghasilkan laba pada periode tertentu yang diukur melalui rasio-rasio profitabilitas. Brigham (2001) menghasilkan rasio-rasio profitabilitas sebagai berikut: 1) Gross Profit Margin 2) Net Profit Margin 3) Return on Investment 4) Return on Equity 5) Earning Power Berikut ini rasio profitabilitas dalam hubungannya antara laba dengan investasi yaitu: (1) Pengembalian atas investasi (ROI). Rasio ini membandingkan laba setelah pajak dengan total aktiva. (2) Pengembalian atas ekuitas (ROE). Pengembalian atas ekuitas atau sering disebut rentabilitas modal sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. (3) Rentabilitas ekonomi. Rasio ini disebut juga earning power dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba usaha 29 dengan aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Rasio ini dihitung dengan membagi laba usaha (laba sebelum bunga dan pajak) dengan total aktiva. Pengembalian atas ekuitas (ROE) merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga pengembalian atas ekuitas ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri (Sutrisno, 2000). Pengembalian atas ekuitas merupakan alat analisis keuangan untuk mengukur profitabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan berdasarkan modal tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham, ukuran dari keberhasilan pencapaian alasan ini adalah angka pengembalian atas ekuitas berhasil dicapai. Semakin besar pengembalian atas ekuitas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Sartono (2001) menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Ang (1997) menyatakan bahwa rasio profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Profitabilitas merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai dari perusahaan. Ukuran profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio pengembalian atas ekuitas (ROE) karena rasio ini sangat berhubungan dengan struktur modal yang digunakan perusahaan, baik dipengaruhi oleh 30 proporsi utang jangka panjang atau modal sendiri, ini juga mengacu pada Simatupang (2011); Kusumajaya (2011); Velnampy dan Niresh (2012); dan Chisti et al. (2013). Lukman (1998) menyatakan bahwa pengembalian atas ekuitas merupakan suatu pengukuran dari income yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan dalam perusahaan. 2.4. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Brigham dan Houston (2004) menyatakan bahwa kebanyakan pengambilalihan perusahaan dan pembelian melalui utang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dengan mengurangi arus kas bebas yang tersedia bagi para manajer, dengan kata lain pemilik sebuah perusahaan mempergunakan utang yang berjumlah relatif besar bagi perusahaan untuk membatasi manajernya, karena rasio utang yang tinggi akan meningkatkan ancaman kebangrutan untuk menjadi lebih berhati-hati dan tidak menghamburkan-hamburkan uang para pemegang saham. Analisis profitabilitas merupakan analisis yang digunakan untuk mengukur kekuatan laba suatu perusahaan. Struktur modal dapat juga dihubungkan dengan kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Husnan (2004) menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Jika perusahaan memutuskan menetapkan struktur modal dalam jumlah yang besar, kemungkinan tingkat likuiditas akan terjaga namun kesempatan untuk memperoleh laba yang besar akan menurun yang pada akhirnya berdampak pada menurunnya profitabilitas. 31 Pengembalian atas ekuitas atau return on net worth yaitu mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini dipengaruhi besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang semakin besar maka rasio pengembalian atas ekuitas juga semakin besar. Jika rasio pengembalian atas ekuitas besar maka menunjukkan struktur modal (penggunaan utang) perusahaan lebih besar untuk menghasilkan laba perusahaan. Maka bagian laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham lebih besar karena tidak ada tambahan pemegang saham baru. Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin banyak penggunaan sumber pendanaan utang akan semakin besar profitabilitas perusahaan dihubungkan dengan kemakmuran pemegang saham, semakin tinggi rasio utang terhadap ekuitas maka semakin besar resiko yang dihadapi dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi (Sartono, 2001). Profitabilitas dapat diukur melalui pengembalian atas ekuitas (Return on Equity). Pengembalian atas ekuitas berguna untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap Rupiah modal dari pemilik. Pengembalian atas ekuitas menunjukkan kesuksesan manajemen dalam memaksimalkan pengembalian pada pemegang saham, semakin tinggi rasio pengembalian atas ekuitas akan semakin baik karena memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar pada pemegang saham. Tingkat profitabilitas dapat digambarkan dengan nilai dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan hal ini dapat meminimumkan biaya modal dan penggunaan utang dan modal sendiri dalam struktur modal. Penggunaan besarnya proporsi utang dalam 32 struktur modal dapat diamati lewat pengaruh pengungkit keuangan (financial leverage) dan dapat dinyatakan dalam dua indikator yaitu rasio utang dan rasio utang-ekuitas/utang jangka panjang (Warsono, 2003). Pengungkit keuangan (financial leverage) menunjukkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aktiva. Rasio ini bertujuan untuk mengamati seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar (asing) dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal. Perusahaan yang baik seharusnya memiliki komposisi modal sendiri lebih besar dari utang. Selain itu, perusahaan harus dapat mengatur batas perimbangan antara besarnya modal sendiri dengan aktiva yang harus dibelanjai oleh modal tersebut. 2.5. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada tahun 1963 Modigliani dan Miller (MM) menyatakan bahwa peraturan perpajakan memperbolehkan pengurangan bunga sebagai beban, tetapi pembayaran dividen kepada pemegang saham tidak dapat dikurangi, hal ini mendorong perusahaan untuk menggunakan utang dalam struktur modalnya (Brigham dan Houston, 2001). Trade-off theory menjelaskan bahwa jika posisi struktur modal berada di bawah titik optimal maka setiap penambahan utang akan meningkatkan nilai perusahaan, sebaliknya, jika posisi struktur modal berada di atas titik optimal maka setiap penambahan utang akan menurunkan nilai perusahaan. Apabila asumsi titik target struktur modal optimal belum tercapai, maka berdasarkan trade-off theory memprediksi adanya hubungan yang positif terhadap nilai perusahaan. 33 Chisti et al. (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa kebijakan utang berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan Moddigliani Miller pada tahun 1963 bahwa dengan memasukkan pajak penghasilan perusahaan, maka penggunaan utang akan meningkatkan nilai perusahaan. Driffield (2007) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan untuk struktur kepemilikan terhadap utang dan nilai perusahaan (Tobin’sQ) di Indonesia, Korea, Malaysia dan tidak signifikan di Thailand. Jika pendekatan Moddigliani Miller dalam kondisi ada pajak penghasilan perusahaan benar, maka nilai perusahaan akan meningkat terus karena penggunaan utang yang semakin besar dan bisa dinyatakan bahwa struktur modal yang optimal dapat dicapai dengan menyeimbangkan keuntungan perlindungan pajak dengan beban biaya sebagai akibat penggunaan utang yang semakin besar. Terdapat trade-off biaya dan manfaat biaya atas penggunaan hutang, semakin besar proporsi utang akan semakin besar perlindungan pajak yang diperoleh tetapi semakin besar juga biaya kebangkrutan yang mungkin timbul. Gitosudarmo (2002) aturan struktur finansial konservatif menghendaki agar perusahaan dalam keadaan bagaimanapun jangan mempunyai utang yang lebih besar daripada jumlah modal sendiri, atau dapat diartikan bahwa sebanyakbanyaknya modal asing harus sama besar dengan modal sendiri, sedangkan menurut konsep cost of capital, perusahaan akan berusaha untuk memperoleh struktur modal yang dapat meminimumkan biaya penggunaan modal rata-rata. 34 Berdasarkan uraian di atas berarti bahwa untuk meminimumkan biaya modal ratarata atau mengoptimalkan nilai perusahaan tidak seharusnya didasarkan pada komposisi jumlah modal asing lebih sedikit dari jumlah modal sendiri. Pengembangkan model dimana struktur modal (penggunaan utang) merupakan sinyal yang disampaikan oleh manajer ke pasar. Apabila manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan ingin agar harga saham meningkat, perusahaan ingin mengkomunikasikan hal tersebut ke investor. Manajer dapat menggunakan utang lebih banyak, sebagai sinyal yang lebih dapat dipercaya dan hal ini karena perusahaan yang meningkatkan utang bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa mendatang. Investor diharapkan akan menangkap sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik, dengan demikian utang merupakan tanda atau sinyal positif (Ross, 1977). 2.6. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Sudut pandang investor meramalkan masa depan adalah hakikat dari analisis laporan keuangan, sedangkan sudut pandang manajemen analisis laporan keuangan bermanfaat baik untuk membantu mengantisipasi kondisi-kondisi di masa depan maupun, sebagai titik awal untuk melakukan perencanaan langkahlangkah yang akan meningkatkan kinerja perusahaan di masa mendatang. Brigham dan Houston (2001) menyatakan jika menajemen ingin memaksimalkan nilai sebuah perusahaan dan memperbaiki kelemahan- kelemahannya. Analisis laporan keuangan akan melibatkan dan membandingkan kinerja perusahaan dengan kinerja perusahaan-perusahaan lain dalam industri 35 yang sama dan mengevaluasi tren posisi keuangan dari waktu ke waktu. Studistrudi ini akan membantu manajemen mengidentifikasi berbagai kekurangan yang mereka miliki dan kemudian mengambil tindakan untuk meningkatkan kinerjanya. Profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Salah satu rasio profitabilitas yaitu pengembalian atas ekuitas (Return on equity/ROE) yang merupakan tingkat pengembalian atas ekuitas pemilik perusahaan. Rasio ini mengukur pengembalian nilai buku kepada pemilik saham. Suatu angka pengembalian atas ekuitas yang tinggi akan membawa keberhasilan bagi perusahaan yang mengakibatkan tingginya harga saham dan membuat perusahaan dengan mudah menarik dana baru, memungkinkan perusahaan untuk berkembang, menciptakan kondisi pasar yang sesuai, dan pada gilirannya akan memberikan laba yang lebih besar. Signalling Theory, Bhattacarya (1979) mengemukakan bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang bagus sehinggga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat. Pembayaran dividen yang semakin meningkat menunjukkan prospek perusahaan yang semakin bagus sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat. Soliha dan Taswan (2002) berpendapat bahwa profit yang tinggi memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat mendorong investor untuk meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham yang meningkat menyebabkan nilai perusahaan meningkat. Apabila suatu perusahaan dapat menciptakan profitabilitas yang baik, maka perusahaan tersebut akan 36 memiliki prospek yang baik pada masa yang akan datang. Perusahaan yang dapat menghasilkan profit yang tinggi akan menunjukkan prospek perusahaan yang bagus, hal ini akan direspon positif oleh investor yang akan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Laba perusahaan yang semakin meningkat menunjukkan prospek perusahaan yang bagus pada masa mendatang (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Prospek yang bagus tersebut akan direspon positif oleh investor. Respon positif dari investor akan meningkatkan harga saham untuk selanjutnya akan meningkatkan nilai perusahaan. Leverage keuangan merupakan penggunaan dana yang menyebabkan perusahaan harus menanggung beban tetap dengan tujuan untuk meningkatkan atau mengoptimalkan pendapatan per lembar saham. Apabila hasil pengembalian atas aktiva lebih besar daripada biaya utang, maka leverage tersebut menguntungkan dan hasil pengembalian atas modal dengan pengembalian ini juga meningkat. Kondisi sebaliknya akan terjadi apabila hasil pengembalian atas aktiva lebih kecil dari biaya utang, maka leverage akan mengurangi hasil pengembalian modal (Irawati, 2006). Dari pendapat tersebut, bisa dinyatakan bahwa leverage dapat meningkatkan hasil pengembalian pemegang saham. Nilai suatu perusahaan selain diukur dari tinggi rendahnya harga jual saham di pasar, juga dapat diukur dari tingkat kemampuan perusahaan dalam memperoleh profitabilitas, yang selanjutnya dibandingkan dengan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor. Hal ini menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam membagikan laba yang diperoleh kepada para pemegang saham (pemilik perusahaan). Tingkat profitabilitas tersebut dapat mencerminkan nilai dividen yang akan dibagikan 37 kepada pemegang saham, sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu meningkatkan kemakmuran pemegang saham melalui peningkatan dividen. Peningkatan dividen dapat meminimumkan biaya modal. Penelitian Hermuningsih (2013) mengenai Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Publik di Indonesia yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan Moddogliani dan Miller bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh laba dari aktiva perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi laba maka semakin efisien perputaran aktiva atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan dan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir dan Konseptual 3.1.1 Kerangka Berpikir Perkembangan sektor properti dan real estate yang cukup tinggi ditunjukkan oleh capital gain saham properti dan real estate yang melesat 187% dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Keluarnya peraturan BI per 30 September 2013 yang merevisi aturan pembatasan besaran kredit untuk kredit kepemilikan properti maupun kredit konsumsi beragun properti membuat para pengembang properti dan real estate harus mengatur kembali struktur modal mereka demi meningkatkan laba sehingga dapat memaksimumkan nilai perusahaan. Laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban terhadap penyandang dana juga merupakan elemen penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan pada masa yang akan datang. Berdasarkan signalling theory, profitabilitas dimasukkan sebagai variabel intervening, karena profitabilitas dianggap mampu memediasi pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan. Kajian teoritis yang dilakukan bersama dengan kajian temuan studi empiris memberikan gambaran mengenai variabel dan keterkaitan antarvariabel yang kemudian membantu perumusan hipotesis. Berdasarkan proses berpikir ini dapat dihasilkan sebuah kajian tesis yang diharapkan mampu memberikan 39 kontribusi teoritis maupun praktis terkait pengaruh langsung struktur modal terhadap nilai perusahaan maupun pengaruh tidak langsung struktur modal terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas. 3.1.2 Kerangka Konseptual Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, maka kerangka konseptual yang mendasari penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan berikut : Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian 3.2. Hipotesis 3.2.1 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Sartono (2001) menjelaskan bahwa pengembalian atas ekuitas atau return on net worth yaitu mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini dipengaruhi besar kecilnya hutang perusahaan, apabila proporsi utang semakin besar maka rasio pengembalian atas ekuitas juga semakin besar. Jika rasio pengembalian atas ekuitas besar maka menunjukkan struktur modal (penggunaan utang) perusahaan lebih besar untuk menghasilkan laba perusahaan, maka bagian laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham lebih besar karena tidak ada tambahan 40 pemegang saham baru. Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin banyak penggunaan sumber pendanaan utang akan semakin besar profitabilitas perusahaan dihubungkan dengan kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi rasio utang terhadap ekuitas maka semakin besar resiko yang dihadapi dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi (Sartono, 2001). Penelitian yang dilakukan oleh Hartono (2001) yang menyatakan bahwa semakin besar penggunaan utang dalam struktur modal maka semakin meningkat pengembalian atas ekuitas dalam profitabilitas suatu perusahaan. Senada dengan Hartono, Velnampy dan Niresh (2012) yang melakukan penelitian di Sri Lanka menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Chisti et al. (2013) menyatakan hal yang sama yaitu, struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. H1 : Struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. 3.2.2 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Trade-off theory menjelaskan bahwa jika struktur modal berada di bawah titik optimal maka setiap penambahan utang akan meningkatkan nilai perusahaan, sebaliknya, jika posisi struktur modal berada di atas titik optimal maka setiap penambahan utang akan menurunkan nilai perusahaan. Penggunaan asumsi bahwa titik target struktur modal optimal belum tercapai, maka berdasarkan trade-off theory memprediksikan adanya hubungan yang positif terhadap nilai perusahaan (Kusumajaya, 2011). 41 Driffield (2007) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan untuk struktur kepemilikan terhadap utang dan nilai perusahaan (Tobin’sQ) di Indonesia, Korea, Malaysia dan tidak signifikan di Thailand. Jika pendekatan ini Moddigliani Miller dalam kondisi ada pajak penghasilan perusahaan benar, maka nilai perusahaan akan terus meningkat karena penggunaan utang yang semakin besar. Dapat disimpulkan bahwa struktur modal yang optimal dapat dicapai dengan menyeimbangkan keuntungan perlindungan pajak dengan beban biaya sebagai akibat penggunaan utang yang semakin besar, dengan kata lain terdapat trade-off biaya dan manfaat biaya atas penggunaan utang. Penelitian yang dilakukan oleh Santika dan Ratnawati (2002) membuktikan bahwa struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Soliha dan Taswan (2002) memperkuat penelitian Santika dan Ratnawati dengan menyatakan bahwa kebijakan utang berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian Masulis (1983) menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, peryataan ini juga diperkuat oleh penelitian Chowdhury dan Chowdhury (2010) yang melakukan penelitian pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan pada empat sektor perusahaan unggul di Bangladesh. Antwi et al. (2012) yang melakukan penelitian di Ghana juga menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 42 H2 : Struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 3.2.3 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Signalling Theory, Bhattacarya (1979) mengemukakan bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang bagus sehinggga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat. Pembayaran dividen yang semakin meningkat menunjukkan prospek perusahaan yang semakin bagus sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat. Penelitian yang dilakukan Suharli (2006) dengan judul Studi Empiris terhadap Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Variabel independen yang digunakan adalah umur perusahaan, penanaman modal asing, skala perusahaan dan profitabilitas dalam mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa pada tahun 2002 variabel independen skala perusahaan, penanaman modal asing dan profitabilitas mempengaruhi nilai perusahaan secara signifikan. Hermuningsih (2013) mengenai Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Publik di Indonesia yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan Moddigliani Millier bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh laba dari aktiva perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi laba semakin efisien perputaran aktiva atau semakin tinggi profit margin yang 43 diperoleh perusahaan dan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Penelitian tersebut konsisten dengan penelitian yang dilalukan oleh Soepriyanto dan Suwarti (2004) mengatakan bahwa struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan total utang terhadap total ekuitas berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan. Ben-Naceur dan Goaied (2002), Ghosh dan Ghosh (2008), serta Chen dan Chen (2011) menyatakan hal yang sama, yaitu profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. H3 : Profitabilitas perusahaan. berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas dimana terdapat hubungan antara tiga variabel. Hubungan dalam penelitian ini merupakan hubungan kausal yaitu sebab akibat, dimana ada variabel eksogen (bebas) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel endogen (terikat) yaitu variabel yang dipengaruhi. 4.1.2 Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan pengambilan data melalui ICMD (Indonesian Capital Market Directory) Tahun 2009-2013, dan situs internet www.idx.co.id. 4.2 Variabel Penelitian 4.2.1 Identifikasi Variabel Identifikasi variabel perlu dilakukan untuk memberikan gambaran dan acuan dalam penelitian. Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan, variabel-variabel dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1) Variabel Eksogen Variabel eksogen dalam model jalur ialah semua variabel yang tidak ada penyebab-penyebab eksplisitnya atau dalam diagram tidak ada anak-anak panah menuju ke arahnya, selain pada bagian kesalahan pengukuran 45 (Sarwono dan Suhayati, 2010). Sruktur Modal (X1) adalah variabel eksogen dari penelitian ini. 2) Variabel Endogen Variabel endogen yang mencakup di dalam penelitian adalah variabel perantara dan tergantung/terikat. Variabel perantara endogen adalah variabel yang dipengaruhi dan mempengaruhi dalam suatu model diagram jalur, dalam penelitian ini variabel perantara adalah Profitabilitas (X2), sedangkan variabel tergantung/terikat yaitu variabel yang merupakan akibat dari variabel yang mempengaruhi, yang dijadikan variabel tergantung/terikat adalah Nilai Perusahaan (Y) (Sarwono dan Suharyati, 2010). 4.2.2 Definisi Operasional Variabel Operasional variabel dalam penelitian in didefinisikan sebagai berikut: 1) Nilai Perusahaan (Y) Nilai perusahaan diukur dengan price book value (PBV) yang merupakan rasio antara harga perlembar saham dengan nilai buku perlembar saham pada perusahaan properti dan real estate di BEI periode Tahun 2008-2012. Rasio ini digunakan untuk menilai suatu ekuitas berdasarkan nilai bukunya. Satuan pengukuran PBV adalah dalam rasio. PBV Ps .................................................................................................. (4.1) BVS 2) Struktur Modal (X1) Struktur modal diukur dengan debt to equity value (DER) yang meruapakan perbandingan total utang yang dimiliki perusahaan dengan total ekuitas 46 perusahaan properti dan real estate di BEI periode Tahun 2008-2012. Satuan pengukuran DER adalah dalam rasio. ................................................... (4.2) 3) Profitabilitas (X2) Profitabilitas diukur dengan return on equity (ROE) yang merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap penyertaan modal sendiri pada perusahaan properti dan real estate di BEI periode Tahun 2008-2012. ROE menunjukkan seberapa banyak perusahaan telah memperoleh laba atas ekuitas yang diinvestasikan oleh pemegang saham. Satuan pengukuran ROE adalah dalam rasio. ....................................... (4.3) 4.3 Prosedur Pengumpulan Data 4.3.1 Jenis Data Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui buku-buku dan jurnal ilmiah, serta media. Data sekunder dalam penelitian ini berupa debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE) dan price book value (PBV), dimana data-data tersebut bersumber dari data laporan keuangan perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Tahun 2008-2012 yang termuat dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD) periode Tahun 2009-2013. 47 4.3.2 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak pada sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 20082012 berdasarkan yang termuat dalam ICMD periode Tahun 2009-2013. Penarikan sampel yang dilakukan adalah dengan menggunakan desain sampel non probabilitas dengan metode judgment sampling. Judgment sampling adalah salah satu jenis purposive sampling dimana dilakukan pemilihan sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota populasi yang disesuaikan dengan maksud penelitian (Kuncoro, 2003:119). Kriteria penarikan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah : 1) Perusahaan properti dan real estate yang terdaftar secara terus-menerus di Bursa Efek Indonesia selama periode Tahun 2008-2012. 2) Perusahaan properti dan real estate yang memiliki laporan keuangan lengkap selama periode Tahun 2008-2012. Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut maka jumlah sampel dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada tabel berikut: Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah sampel dari penelitian ini adalah sebanyak 23 perusahaan properti dan real estate. Sampel sasaran penelitian ditunjukkan oleh Tabel 4.2. 4.3.3 Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi non partisipan, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat dan mengkaji data 48 sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan properti dan real estate yang dipublikasikan oleh BEI melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diterbitkan periode Tahun 2009-2013. Tabel 4.1 Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Penarikan Sampel No. Kriteria Jumlah 1. Perusahaan yang bergerak pada sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 49 2. Perusahaan properti dan real estate yang tidak terdaftar secara terus menerus di Bursa Efek Indonesia selama periode Tahun 2008-2012 12 3. Perusahaan properti dan real estate yang tidak memiliki laporan keuangan lengkap selama periode Tahun 20082012 14 Jumlah Sampel 23 Sumber : Indonesian Capital Market Directory Tahun 2009-2013 4.4 Metode Analisis Data Fokus penelitian berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis penelitian adalah hubungan antar variabel, dimana menunjukkan hubungan kausal kompleks dan berjenjang. Hubungan ini melibatkan variabel endogen yaitu profitabilitas dan nilai perusahaan; variabel eksogen yaitu struktur modal. Permasalahan yang memiliki karakteristik hubungan berjenjang dan jenis variabel semacam ini memerlukan teknik analisis yang dapat menggunakan persamaan silmutanus dengan teknik estimasi path analysis (Hair et al., 2006). Program aplikasi SPSS (Stastical Product and Service Solutions) versi 16 digunakan untuk membantu dalam menganalisis data yang digunakan dalam penelitian. Dalam analisis jalur, ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam pengujian. Pertama, pengembangan 49 model berbasis konsep dan teori, didapat persamaan model sebagai berikut: Persamaan Struktur : Y b1X1 b2X 2 e ...................................................................................... 4.4 Persamaan Sub Struktur 1 (pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas) : X 2 b3 X1 e1 .............................................................................................. 4.5 Persamaan Sub Sturkutr 2 (pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan) : Y b4 X1 e2 .............................................................................................. 4.6 Persamaan Sub Struktur 3 (pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan) : Y b5X 2 e3 ............................................................................................... 4.7 Langkah kedua, menggambarkan model tersebut dalam bentuk diagram path; ketiga, uji terhadap asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang melandasi analisis jalur yaitu: 1) Uji Normalitas, uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan (Situmorang, 2010). Uji ini dilakukan dengan melalui pendekatan Kolmogorv-Smirnov dan probability plot. 2) Uji Heteroskedastisitas, uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut, jika varians sama dan ini yang harusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastisitas, sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas (Situmorang, 2010). Model regresi yang baik adalah yang 50 homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas data dilakukan dengan Uji Glejser. 3) Uji Autokorelasi, uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (Situmorang, 2010). Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Gejala autokorelasi dideteksi dengan pendekatan Durbin-Watson. 4) Uji Multikolinieritas, uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terdapat korelasi antar variabel independen maka dikatakan terdapat masalah multikolinieritas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai toleransi variabel dan Variance Inflation Factor (VIF). Langkah keempat dalam analisis jalur adalah pendugaan parameter atau koefisien jalur. Dalam analisis jalur terdapat pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung serta pengaruh total. Koefisien beta sebagai koefisien jalur merupakan pengaruh langsung, sedangkan pengaruh tidak langsung dilakukan dengan mengalikan koefisien beta dari variabel yang dilalui. Pengaruh total dihitung dengan menjumlahkan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung. Langkah terakhir adalah melakukan interpretasi hasil analisis, yaitu menentukan jalur-jalur pengaruh yang signifikan dan mengidentifikasi jalur yang pengaruhnya lebih kuat, yaitu dengan membandingkan koefisien jalur yang terstandar. 51 Tabel 4.2 Sampel Penelitian No Kode Perusahaan Nama Perusahaan 1 ASRI PT. Alam Sutera Realty Tbk. 2 ELTY PT. Bakrieland Development Tbk. 3 BAPA PT. Bekasi Asri Pemula Tbk. 4 BSDE PT. Bumi Serpong Damai Tbk. 5 CTRA PT. Ciputra Development Tbk. 6 CTRP PT. Ciputra Property Tbk. 7 CTRS PT. Ciputra Surya Tbk. 8 DART PT. Duta Anggada Realty Tbk. 9 DUTI PT. Duta Pertiwi Tbk. 10 GMTD PT. Gowa Makassar Tourism Development Tbk. 11 DILD PT. Intiland Development Tbk. 12 JRPT PT. Jaya Real Property Tbk. 13 LAMI PT. Lamicitra Nusantara Tbk. 14 LPCK PT. Lippo Cikarang Tbk. 15 LPKR PT. Lippo Karawaci Tbk. 16 MAMI PT. Mas Murni Indonesia Tbk. 17 MDLN PT. Modernland Realty Tbk. 18 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. 19 GPRA PT. Perdana Gapura Prima Tbk. 20 PNSE PT. Pudjiadi & Son Estate Tbk. 21 PUDP PT. Pudjiadi Prestige Tbk. 22 RBMS PT. Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk. 23 SMRA PT. Summarecon Agung Tbk. Sumber : Indonesian Capital Market Directory periode Tahun 2009-2013 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Deskripsi Statistik Deskripsi statistik memberikan gambaran umum tentang variabel penelitian. Deskripsi statistik difokuskan kepada nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean) dan nilai standar deviasi. Data statistik selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.1. Tabel 5.1 Deskripsi Statistik Variabel Nilai Perusahaan, Struktur Modal dan Profitabilitas Sampel Perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012 Std. N Minimum Maximum Mean Deviation Struktur Modal 115 .05 3.83 .9384 .70236 Profitabilitas Nilai Perusahaan Valid N (listwise) 115 .1 36.71 9.1376 7.56246 115 .11 5.84 1.1279 .97299 115 Sumber : Lampiran 4 Nilai perusahaan yang diukur dengan PBV (price book value) merupakan rasio harga perlembar saham dengan nilai buku perlembar saham. Nilai rata-rata (mean) dari nilai perusahaan pada perusahaan sektor properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012 sebesar 1.1279% dengan standar deviasi sebesar 0.97299%, dengan nilai standar deviasi yang lebih kecil dari nilai rata-rata 53 nilai perusahaan, dapat disimpulkan bahwa tidak adanya fluktuasi nilai perusahaan yang besar pada perusahaan sektor properti dan real estate yang menjadi sampel. Nilai minimum dari nilai perusahaan sebesar 0.11% dan nilai maksimumnya sebesar 5.64%, ini menunjukkan sebagian besar perusahaan sektor properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia memiliki nilai perusahaan yang positif pada periode Tahun 2008-2012 yang diukur dengan PBV. Struktur modal yag diukur dengan DER (debt to equity ratio) merupakan perbandingan antara total utang terhadap modal sendiri. Rata-rata struktur modal pada perusahaan sektor properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia periode Tahun 2008-2012 sebesar 0.9384% dengan standar deviasi 0.70236%, sehingga dapat dinyatakan bahwa fluktuasi nilai struktur modal pada perusahaan sektor properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia periode Tahun 2008-2012 kecil, dilihat dari nilai standar deviasinya yang lebih kecil dari nilai rata-rata. Nilai minimum struktur modal sebesar 0.05% dan nilai maksimum sebesar 3.83% dengan nilai rata-rata 0.9384% menyatakan bahwa sebagian besar perusahaaan sampel memiliki utang yang lebih kecil dari nilai ekuitasnya. Profitabilitas diukur dengan ROE (return to equity) merupakan rasio perbandingan antara laba bersih dengan modal sendiri. Nilai rata-rata ROE sebesar 9.1376% dimana standar deviasi sebesar 7.56246%, karena nilai standar deviasi yang lebih kecil daripada nilai rata-rata dapat disimpulkan bahwa tidak ada fluktuasi yang besar dari profitabilitas perusahaan sektor properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia periode Tahun 2008-2012. Nilai minimum sebesar 0.10% dan nilai maksimum sebesar 36.71% dengan nilai rata-rata 9.1376% 54 menyatakan bahwa sebagian besar perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia yang menjadi sampel memiliki laba bersih yang lebih besar dari modal sendiri mereka pada periode Tahun 2008-2012. 5.1.2 Uji Asumsi Klasik Evaluasi terhadap pemenuhan uji asumsi klasik dalam penelitian perlu dilakukan agar hasilnya dapat merepresentasikan keadaan sebenarnya. Asumsiasumsi klasik yang diuji adalah: 1) Uji Normalitas, uji normalitas dilakukan dengan dua cara, yaitu Normal PPlot dan Kolmogorov-Smirnov. Dari diagram Normal P-Plot (lampiran 5) didapat data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi ini memenuhi asumsi normalitas. Tabel Korgorov-Smirnov (Tabel 5. 2) didapat data Asymp. Sig. (2-tailed) untuk masing-masing variabel di atas 0.05 sehingga model regresi memenuhi asumsi normalitas. Tabel 5.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parametersa,b Mean Std. Deviation Most Absolute Extreme Positive Differences Negative Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal b. Calculated from data Struktur Modal 115 .9384 Profitabilitas 115 9.1376 Nilai Perusahaan 115 1.1279 .70236 .13 .13 -.103 .13 .096 7.56246 .125 .125 -.116 .125 .168 .97299 .16 .16 -.148 .16 .072 55 2) Uji Heteroskedastisitas, uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat Grafik Scatterplot antara nilai variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Hasil Grafik Scatterplot (lampiran 6) tidak ada pola yang jelas dari sebaran titik dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, ini berarti tadak terjadi heteroskedastisitas sehingga uji heterokedastisitas terpenuhi. Gambar 5.1 3) Uji Autokorelasi, uji autokorelasi dilakukan dengan pendekatan DurbinWatson. Hasil nilai Durbin-Watson (Lampiran 8) dari model regresi ini adalah sebesar 1.861, karena nilai Durbin-Watson berada diantara -2 sampai 2 maka tidak ada autokorelasi, sehingga uji autokorelasi terpenuhi. 56 Tabel 5.3 Hasil Durbin-Watson Model Summaryb Change Statistics Mo del 1 Sig. F Change Durbin-Watson .000 1.861 4) Uji Multikolinieritas, uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai VIF dan Tolerance (Lampiran 8) dari setiap variabel independen. Nilai Tolerance masing-masing variabel adalah 0.887 dan 0.887 nilai ini lebih kecil dari 0.1, nilai masing-masing VIF adalah 1.127 dan 1.127 nilai ini lebih kecil dari 5, ini berarti bahwa tidak terjadi multikolinieritas, sehingga uji multikolinieritas terpenuhi. Tabel 5.4 Hasil Tolerance dan VIF Coefficientsa Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 1 (Constant) Struktur Modal .887 1.127 Profitabilitas .887 1.127 5.1.3 Hasil Analisis Jalur Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dijelaskan bahwa struktur modal (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (X2), struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (Y), dan variabel 57 profitabilitas (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (Y). Tabel 5.5 Ringkasan Koefisien Jalur Koef. Reg. Standard t Hubungan Sig. Standar Errror hitung X1 X2 0.336 0.954 3.786 0.000 X1 Y 0.192 0.124 3.438 0.001 X2 Y 0.576 0.011 4.915 0.000 Sumber : Lampiran 6, 7 dan 8 Keterangan Signifikan Signifikan Signifikan Berdasarkan Tabel 5.5 dapat menjelaskan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung antar variabel dalam penelitian. Pengaruh langsung struktur modal (X1) terhadap nilai perusahaan (Y) sebesar 0.192, dan pengaruh struktur modal (X1) melalui variabel intervening profitabilitas (X2) terhadap nilai perusahaan (Y) sebesar 0.336x0.576 = 0.194. 5.1.4 Pengujian Hipotesis 1) Uji Hipotesis Pertama H1 : Struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Tabel 5.3 menunjukkan bahwa koefisien beta dari regresi pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas sebesar 0.336 dengan signifikansi 0.000, dengan signifikansi lebih kecil dari 0.050 maka struktur modal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas dan koefisien beta yang lebih besar dari 0 menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Hasil dari perhitungan ini menerima hipotesis pertama yaitu struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada 58 perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia periode Tahun 2008-2012. 2) Uji Hipotesis Kedua H2 : Struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Tabel 5.3 menunjukkan bahwa koefisien beta dari regresi pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan sebesar 0.192 dengan signifikansi 0.001, dengan signifikansi lebih kecil dari 0.050 maka struktur modal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan dan koefisien beta yang lebih besar dari 0 menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil dari perhitungan ini menerima hipotesis kedua yaitu struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia periode Tahun 2008-2012. 3) Uji Hipotesis Ketiga H3 : Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Tabel 5.3 menunjukkan bahwa koefisien beta dari regresi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan sebesar 0.576 dengan signifikansi 0.000, dengan signifikansi lebih kecil dari 0.050 maka profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan dan koefisien beta yang lebih besar dari 0 menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil dari perhitungan ini menerima 59 hipotesis ketiga yaitu profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia periode Tahun 2008-2012. 5.2 Pembahasan 5.2.1 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapat dijelaskan bahwa struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia periode Tahun 2008-2012. Hasil pengujian hipotesis ini dapat diartikan bahwa penambahan utang yang dilakukan perusahaan dapat meningkatkan pendapatan bersih dari perusahaan tersebut, atas terjadinya peningkatan pendapatan bersih maka ROE (return on equity) perusahaan sampel akan meningkat, sesuai dengan Trade-off Theory dimana penggunaan utang dapat mengurangi pajak dan mengurangi biaya agensi yang dapat menyebabkan profitabilitas perusahaan meningkat. Esensi trade-off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan utang, sejauh manfaat lebih besar, tambahan utang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan utang sudah lebih besar, maka tambahan utang tidak lagi diperbolehkan. Trade-off theory telah mempertimbangkan berbagai faktor seperti corporate tax, biaya kebangrutan, dan personal tax, dalam menjelaskan kenapa perusahaan memilih struktur modal tertentu. Peningkatan profitabilitas sebagai akibat dari meningkatnya jumlah utang perusahaan, karena manfaat dari utang tersebut masih lebih besar daripada pengorbanan yang dikeluarkan perusahaan. 60 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sartono (2001); Hartono (2001); Velnampy dan Niresh (2012); dan Chisti et al. (2013) yang juga menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. 5.2.2 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapat dijelaskan bahwa struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia periode Tahun 20082012. Hasil pengujian hipotesis ini dapat diartikan bahwa penambahan utang yang dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan ekspansi usaha akan meningkatkan harga saham dari perusahaan tersebut, sehingga nilai perusahaan pada perusahaan yang bergerak di sektor properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia periode Tahun 2008-2012 meningkat signifikan. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa struktur modal dari perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia belum mencapai titik optimalnya, sesuai dengan teori MM yang menyatakan apabila struktur modal berada di bawah titik optimal maka setiap penambahan utang akan meningkatkan nilai perusahaan, hal tersebut dijelaskan oleh Trade-off Theory dimana manfaat dari peningkatan utang masih lebih besar dari pengorbanan yang dikeluarkan sehingga secara langsung manfaat penggunaan utang tersebut meningkatkan nilai perusahaan. Penentuan target struktur modal optimal adalah salah satu tugas utama manajemen perusahaan. Struktur modal merupakan kunci perbaikan produktivitas 61 dan kinerja perusahaan dari perbandingan jumlah utang dan ekuitas. Peningkatan nilai perusahaan karena peningkatan jumlah utang (utang masih di bawah titik optimalnya) disebabkan oleh manajemen perusahaan yang menggunakan utang tersebut untuk ekspansi usaha dari perusahaan. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian oleh Masulis (1983); Santika dan Ratnawati (2002); Soliha dan Taswan (2002); Chowdhury dan Chowdhury (2010); dan Antwi et al. (2012) yang menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 5.2.3 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapat dijelaskan bahwa Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dari perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia periode Tahun 20082012. Hasil pengujian hipotesis ini dapat diartikan bahwa peningkatan pendapatan bersih dapat meningkatkan profitabilitas yang diwakilkan dengan variabel ROE (return on equity), oleh karena peningkatan profitabilitas ini maka harga saham perusahaan meningkat sehingga menambah nilai perusahaan yang diwakilkan dengan variabel PBV (price book value) pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Tahun 2008-2012. Hasil penelitian ini dapat dijelaskan oleh Signaling Theory pada Bhattacarya (1979) yang mengemukakan bahwa profitabilitas yang tinggi menujukkan prospek perusahaan yang bagus sehingga investor akan merespon positif sehingga nilai perusahaan akan meningkat. 62 Return on equity (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk pengembalian ekuitas pemegang saham. ROE merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur profitabilitas dari ekuitas, semakin besar hasil ROE maka kinerja perusahaan semakin baik. Rasio yang meningkat menunjukkan bahwa kinerja manajemen berhasil dalam mengelola sumber dana pembiayaan operasional secara efektif untuk menghasilkan laba bersih (profitabilitas meningkat). Investor akan membeli saham karena tertarik oleh ROE atau bagian dari total profitabilitas ke pemegang saham, oleh karena itu semakin tinggi ROE maka semakin tinggi juga price book value (PBV) sebagai ukuran dari nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ben-Naceur dan Goaied (2002); Suwarti (2004); Suharli (2006); Ghosh dan Ghosh (2008); Chen dan Chen (2011); dan Hermuningsih (2013). 5.2.4 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening Pengaruh tidak langsung struktur modal yang diwakilkan oleh DER (debt to equity ratio) terhadap nilai perusahaan yang diwakilkan oleh PBV (price book value) melalui profitabilitas sebagai variabel intervening yang diwakilkan oleh ROE (return on equity) adalah sebesar 0.336x0.576 = 0.194. Perbandingan pengaruh tidak langsung struktur modal terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas dengan pengaruh langsung struktur modal terhadap nilai perusahaan, didapatkan hasil 0.194 > 0.192, sehingga bisa dinyatakan bahwa profitabilitas dapat berfungsi sebagai variabel intervening dalam pengaruh struktur modal 63 terhadap nilai perusahaan pada perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia periode Tahun 2008-2012. 5.3 Implikasi Penelitian 1) Implikasi Teoritis Hasil penelitian ini mendukung trade-off theory. Trade-off Theory menyatakan bahwa penggunaan utang dapat mengurangi pajak dan mengurangi biaya agensi yang dapat menyebabkan profitabilitas perusahaan meningkat. Inti dari trade-off theory ialah dalam penentuan struktur modal adalah penyeimbangan manfaat dan pengorbanan yang harus dikeluarkan sebagai akibat dari penggunaan utang, sejauh manfaat penggunaan utang masih lebih besar daripada pengorbanan yang ditimbulkan maka utang masih diperkenankan, dan sebaliknya apabila pengorbanan terhadap penggunaan utang lebih besar dari manfaatnya, maka tambahan utang seharusnya tidak dilakukan. Hasil penelitian ini mendukung hasil dari penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hartono (2001); Velnampy dan Niresh (2012); dan Chisti et al. (2013). Hasil penelitian ini juga mendukung Teori MM yang menyatakan bahwa apabila struktur modal masih di bawah titik optimal maka setiap penambahan utang akan meningkatkan nilai perusahaan karena apabila struktur modal sudah melampaui titik optimalnya maka setiap penambahan utang akan menurunkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung hasil dari penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Masulis (1983); Santika dan Ratnawati (2002); Soliha dan Taswan (2002); Chowdhury dan Chowdhury (2010); dan Antwi et al. (2012) yang menyatakan bahwa DER (debt to equity ratio) berpengaruh secara 64 positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang diwakilkan oleh PBV (price book value). Hasil penelitian ini juga menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, hal ini dijelaskan oleh Signalling theory. Return on equity yang meningkat menjadi sinyal positif bagi para investor akan prospek dari perusahaan sehingga nilai perusahaan akan meningkat. Hal ini mendukung hasil penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ben-Naceur dan Goaied (2002); Suwarti (2004); Suharli (2006); Ghosh dan Ghosh (2008); Chen dan Chen (2011); dan Hermuningsih (2013). Hasil penelitian ini juga menyatakan bahwa utang yang dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan akan mampu memberikan pengaruh yang lebih terhadap peningkatan nilai perusahaan, karena profitabilitas mampu memediasi pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan. 2) Implikasi Praktis Hasil penelitian menemukan bahwa struktur modal dengan variabel DER (debt to equity ratio) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang diwakilkan oleh variabel PBV (price book value), sehingga dapat dinyatakan bahwa peningkatan utang akan dapat meningkatkan PBV (price book value) karena jumlah utang belum sampai pada titik optimalnya. Hasil penelitian ini atas pengaruh struktur modal yang diwakilkan dengan DER (debt to equity ratio) yang positif dan signifikan terhadap profitabilitas yang diwakilkan oleh ROE (return on equity), menunjukkan bahwa peningkatan utang jangka panjang yang belum mencapai titik optimalnya berarti akan menaikkan laba bersih 65 perusahaan, kecenderungan kenaikkan jumlah utang jangka panjang perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia terkait dengan produktivitas yang dapat meningkatkan laba. Profitabilitas yang diwakilkan oleh ROE (return on equity) dalam penelitian ini dinyatakan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang diwakilkan oleh PBV (price book value). Pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik karena adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan, dimana hal ini meningkatkan kepercayaan investor dan para calon investor sehingga mempermudah perusahaan untuk mendapatkan investasi, dengan terjadi kenaikkan permintaan pada suatu saham secara langsung akan menaikkan harga saham perusahaan tersebut pada pasar modal. Hasil penelitian juga menemukan bahwa pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas lebih besar pengaruhnya daripada pengaruh langsung struktur modal terhadap nilai perusahaan, dengan demikian perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia dapat meningkatkan nilai perusahaannya dengan meningkatkan utang, dimana peningkatan utang tersebut juga dapat meningkatkan profitabilitas yang secara tidak langsung dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan lebih tinggi. BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1. Simpulan Simpulan yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya adalah: 1) Struktur modal mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan utang yang dilakukan oleh perusahaan akan meningkatkan harga saham dari perusahaan, dengan meningkatnya harga saham maka nilai perusahaan meningkat, ini dikarenakan utang pada perusahaan sampel masih berada di bawah titik optimalnya. 2) Struktur modal mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap terjadi penambahan utang maka akan terjadi peningkatan pada pendapatan bersih dari perusahaan, sehingga profitabilitas dari perusahaan juga akan ikut naik, sesuai dengan Trade-off Theory dimana penggunaan utang dapat mengurangi penghitungan pajak selain itu penggunaan utang juga dapat mengurangi biaya agensi sehingga laba setelah pajaknya akan lebih besar yang menyebabkan profitabilitas perusahaan meningkat. 3) Profitabilitas mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap terjadi penambahan pendapatan bersih dari perusahaan maka profitabilitas akan 67 meningkat, karenan peningkatan profitabilitas ini maka terjadi peningkatan harga saham sehingga nilai perusahaan juga meningkat, hal ini dikarenakan investor yang akan menanamkan modalnya pada perusahaan mencermati profitabilitas dari perusahaan tersebut, semakin baik profitabilitas perusahaan tersebut maka semakin baik potensial perusahaan tersebut di mata investor, sehingga pemintaan terhadap saham perusahaan tersebut meningkat. Peningkatan permintaan terhadap saham perusahaan tentu akan menaikkan harga saham tersebut dan sebagai hasil akhir nilai perusahaan yang akan meningkat. 4) Profitabilitas mampu memediasi pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa utang dapat lebih meningkatkan harga saham apabila yang berujung pada peningkatan nilai perusahaan, apabila utang tersebut dapat terlebih dahulu meningkatkan pendapatan bersih perusahaan yang dapat menaikkan nilai profitabilitas perusahaan. 68 6.2. Saran Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia belum mencapai titik optimal pada tingkat utangnya, sehingga dapat disarankan untuk menambah proporsi utang perusahaan sampai pada tingkat tertentu (dibawah titik optimal), karena penambahan utang akan dapat meningkatkan nilai perusahaan secara signifikan. Peningkatan nilai perusahaan ini akan lebih besar apabila utang dari perusahaan juga dapat meningkatkan profitabilitas dari perusahaan, dengan catatan bahwa utang tidak melebihi titik optimalnya. 2) Penelitian mengenai variabel yang dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui sebuah atau lebih variabel intervening dapat dilakukan kembali. Penelitian ini menggunakan variabel profitabilitas menjadi variabel intervening pada pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan. Pengembangan penelitian ini disarankan dengan menambahkan proksi variabel profitabilitas atau menambahkan/mengganti variabel intervening yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, sebagai contoh variabel kebijakan dividen. 69 DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Faisal. 2005.Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Malang: UMM Press. Ammann, Manuel, David Oesch, dan Markus M. Schmid. 2010. Corporate Governance and Firm Value: International Evidence. (online), (http://ssrn.com/abstract=1692222) Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft Indonesia. Antwi, Samuel et al. 2012. Capital Structure and Firm Value: Empirical Evidence from Ghana. International Journal of Business and Social Science. Vol. 3 No.22. pp. 103-111. Arief, Sritua. 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta: UI Press. Arifin, Zaenal. 2005. Teori Keuangan dan Pasar Modal, Edisi Pertama. Yogyakarta: Ekonisia. Arliansyah, M. Noor, 2001. Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Saham, Usahawan, No. 1 Th XXX Januari. Babu, Suresh dan Jain, K. 1998. Empirical Testing of Pecking Order Hypothesis with Reference to Capital Structure Practices in India. Journal of Financial Management & Analysis. July-December: 63-74. Ben-Naceur, Samy dan Mohamed Goaied. 2002. The Relationship Between Dividend Policy, Financial Structure, Profitability and Firm Value. Applied Financial Economics, 12(12), pp. 843. Bhattacharya, N and Layton, P. 1979. "Effectiveness of Seat Belt Legislation on Queensland Road Toll - An Australian Case Study in Intervention Analysis". Journal of American Statistics Association74. pp. 367. Brigham, F., dan J. Houston. 2001. Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga. Brigham, F., and L., Gapenski. 1996. Financial Management Theory and Practise, Fifth Edition. United State of America. Chen, L,. Xinlei. 2004. On The Relation Between The Market To Book Ratio, Growth Opportunity and Leverage Ratio. Department of Finance Michigan State University. 70 Chen, Li-Ju and Shun-Yu Chen. 2011. The Influence of Profitability on Firm Value with Capital Structure as The Mediator and Firm Size and Industry as Moderators. Investment Management and Financial Innovations, Vol.8, Issue 3, pp. 121-129. Chisti, K.A. et al. 2013. Impact of Capital Structure on Profitability of Listed Companies (Evidence from India). The USV Annals of Economics and Public Administration. Vol.13 Issue 1 2013. Pp. 187-191 Chowdhury, Anup dan S.P. Chowdhury. 2010. Impact of Capital Structure on Firm’s Value: Evidence from Bangladesh. Business and Economic Horizons. Vol.3. October 2010. pp. 111-122. Driffeild, V., Mahambore, and S. Pal. 2007. How Does Ownership Structure Affect Capital Structure and Firm Value?Recent Evidence From East Asia. Journal Compilation 2007 European Bank for Reconstruction and Development, Vol. 15 (3) 535-573. Ekawati, Erni. 2004. Materi Pokok Manajemen Keuangan, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta. Eli, Safrida. 2008. Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, Tesis, Sekolah Pascasarjana USU, Medan. Fitri, M,. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan, Tesis, Program Pascasarjana UNDIP, Semarang. Ghosh, Saurabh dan Arijit Ghosh. 2008. Do Leverage, Dividend Policy and Profitability Influence The Future Value of Firm? Evidence from India. (online), (http://ssrn.com/abstract=1158251). Ghozali, Iman. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Cetakan Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Gitosudarmo, Indriyono, dan M.M Basri. 2002. Manajemen Keuangan, Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE. Gujarati, N. 2003. Basic Econometric, Edisi Keempat, McGraw Hill, Inc. Harahap, Nakman. 2003. Analisis Pengaruh Struktur Modal terhadap Profitabilitas pada Industri Pulp dan Paper yang Masuk Pasar Modal Indonesia, Tesis, Sekolah Pascasarjana USU, Medan. 71 Haryanto, dan Sugiharto. 2003. Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Minuman di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Nomor 3, Jilid 8. Hasnawati, Sri. 2005. Implikasi Keputusan Investasi, Pendanaan, dan Dividen terhadap Nilai Perusahaan yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Usahawan: No. 09/Th XXXIX, September 2005. Helfert, A. 1997. Teknik Analisis Keuangan, Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga. Hermuningsih, Sri. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik di Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Oktober, pp. 127-148. Homaifar, G and Zietz et.al. 1994. An Empirical Model of Capital Structure: Some New Evidence. Journal of Business Finance & Accounting, 21 January. 1-14. Husein, Umar. 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Husnan, S., dan E. Pudjiastuti. 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Keempat, UUP AMP YKPN, Yogyakarta. Ignatius dan Jogiyanto. 2002. The Simultancity of Dividend and Capital Structure Decisions: The Case of Indonesia Capital Market, Bunga Rampai Kajian Teori Keuangan, Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE. Institute for Economic and Financial Research. 2009. Indonesia Capital Market Directory 2009. Indonesia. ECFIN. ______ 2010. Indonesia Capital Market Directory 2010. Indonesia. ECFIN. ______ 2011. Indonesia Capital Market Directory 2011. Indonesia. ECFIN. ______ 2012. Indonesia Capital Market Directory 2012. Indonesia. ECFIN. ______ 2013. Indonesia Capital Market Directory 2013. Indonesia. ECFIN. Irawati, Susan. 2006. Manajemen Keuangan. Bandung: Pustaka. Jensen, M. and Meckling, W. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, Vol. 3, pp. 305-60. 72 Keown Arthur J. Scott David, Jr D. Marthin, Petty J. William. 2000. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Kuncoro, Mudrajarad, 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Lukman, Syamsuddin. 1998. Manajemen Keuangan Perusahaan Konsep Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan, Cetakan Keempat. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada. Mamduh, Hanafi. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE. Masdar, Masud. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal dan Hubungannya terhadap Nilai Perusahaan, JurnalManajemen dan Bisnis, Volume 7 Nomor 1 Maret 2008. Masulis, R.W. 2013. The Impact of Capital Structure on Firm Value: Some Estimates. The Journal of Finance. Vol. 38. No.1. March 1983. PP. 107126. Modigliani, F., Miller. 1958. The Cost of Capital, Corporate Finance and the Theory of Investment. The American Economics Review, Vol. XIVIII. No. 3, pp. 261-297. Myers, S., The Capital Structure Puzzle, Journal of Finance, Vol. 39. July, 1984. pp. 198-209. Paranita, E. S. 2007. Analisis Pengaruh Insider Ownership, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan. ASET. Jurnal Volume 9 Nomor 2. Agustus : 464-493. Riyanto, Bambang. 1999. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE. Ross, A., 1977. The Determination of Financial Structure: The Incentive Signaling Approach. Bell Journal of Economics. 8:23-40. Santika dan Kusuma Ratnawati. 2002. Pengaruh Struktur Modal, Faktor Internal, dan Faktor Eksternal terhadap Nilai Perusahaan Industri yang Masuk Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 10 Desember. Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Sartono, R. A. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE. 73 Sriwardany. 2006. ìPengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijaksanaan Struktur Modal dan Dampaknya terhadap Perubahan Harga Saham pada Perusahaan Manufakturî, Tesis, Sekolah Pascasarjana USU, Medan. Sugihen, G. 2003. Pengaruh Struktur Modal terhadap Produktivitas Aktiva, Kinerja Keuangan, serta Nilai Perusahaan Industri Manufaktur Terbuka di Indonesia. Disertasi. Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Suharli, Michell. Studi Empiris Terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Go Public di Indonesia, Jurnal Maksi Vol. 6 No.1 Januari 2006. Sujoko dan Ugy Subiantoro. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 9, No. 1, h. 41-48. Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Yogyakarta: Ekonesia. Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE. Velnampy, T dan J.A. Niresh.2012. The Relationship between Capital Structure and Profitability. Global Journal of Management and Business Research. Vol 12 Issue 13 2012. pp. 66-74. Warsono, 2003. Manajemen Keuangan, Cetakan Keempat. Bandung: CV. Alfabeta. Wahyudi, Hartini Pawestri. 2005. Implikasi Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. Weston, F., dan E.F. Brigham. 1985. Manajemen Keuangan, Penerjemah Djoerban Wahid, Edisi Ketujuh, Jilid II, Erlangga, Jakarta. Winarto, Jacinta. 2003. Pengaruh Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan Diukur dengan Rasio Profitabilitas (ROI) dan Nilai Tambah Ekonomis, http://digilib.ti.itb.ac.id 74 Lampiran 1 Tingkat Price Book Value (PBV) Sampel Perusahaan Properti dan Real Estate Periode Tahun 2008-2012 No Perusahaan PBV (dalam rasio) 2008 2009 2010 2011 2012 1 PT. Alam Sutera Realty Tbk. 0.49 0.97 2.39 2.95 2.49 2 PT. Bakrieland Development Tbk. 0.32 0.83 0.70 0.40 0.26 3 PT. Bekasi Asri Pemula Tbk. 1.63 0.65 2.17 1.19 1.05 4 PT. Bumi Serpong Damai Tbk. 0.50 2.10 2.57 2.08 1.84 5 PT. Ciputra Development Tbk. 0.30 1.58 1.06 1.07 1.43 6 PT. Ciputra Property Tbk. 0.25 0.45 0.78 0.84 0.93 7 PT. Ciputra Surya Tbk. 0.22 0.69 0.88 0.88 2.01 8 PT. Duta Anggada Realty Tbk. 1.34 0.84 0.72 0.55 0.79 9 PT. Duta Pertiwi Tbk. PT. Gowa Makassar Tourism Development Tbk. 0.82 0.51 1.41 0.93 1.09 0.16 0.14 0.13 0.39 0.29 11 PT. Intiland Development Tbk. 1.10 1.72 1.23 0.70 0.88 12 PT. Jaya Real Property Tbk. 1.11 1.63 2.35 3.18 3.84 13 PT. Lamicitra Nusantara Tbk. 0.56 0.58 1.08 0.91 0.79 14 PT. Lippo Cikarang Tbk. 0.30 0.31 0.49 1.52 2.03 15 PT. Lippo Karawaci Tbk. 3.08 1.81 1.91 1.62 2.11 16 PT. Mas Murni Indonesia Tbk. 0.15 0.15 0.19 0.20 0.20 17 PT. Modernland Realty Tbk. 0.15 0.37 0.67 0.62 1.79 18 PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. 0.64 0.84 1.29 1.36 0.96 19 PT. Perdana Gapura Prima Tbk. 2.06 0.80 0.72 0.77 0.63 20 PT. Pudjiadi & Son Estate Tbk. 1.17 1.05 1.57 1.50 1.74 21 PT. Pudjiadi Prestige Tbk. PT. Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk. 0.11 0.32 0.42 0.54 0.51 0.30 0.22 0.24 0.22 0.33 0.68 2.25 3.47 4.77 5.84 10 22 23 PT. Summarecon Agung Tbk. Sumber: ICMD 2009-2013 75 Lampiran 2 Tingkat Debt to Equity Ratio (DER) Sampel Perusahaan Properti dan Real Estate Periode Tahun 2008-2012 No Perusahaan 2008 DER (dalam rasio) 2009 2010 2011 2012 1 PT. Alam Sutera Realty Tbk. 0.74 0.84 1.07 1.16 1.31 2 PT. Bakrieland Development Tbk. 0.70 1.25 0.82 0.62 0.66 3 PT. Bekasi Asri Pemula Tbk. 1.19 1.01 0.82 0.83 0.82 4 PT. Bumi Serpong Damai Tbk. 1.11 0.84 0.70 0.55 0.59 5 PT. Ciputra Development Tbk. 0.38 0.34 0.43 0.51 0.77 6 PT. Ciputra Property Tbk. 0.08 0.07 0.08 0.20 0.49 7 PT. Ciputra Surya Tbk. 0.44 0.46 0.60 0.81 1.00 8 PT. Duta Anggada Realty Tbk. 3.35 3.83 2.47 0.83 0.51 9 PT. Duta Pertiwi Tbk. PT. Gowa Makassar Tourism Development Tbk. 0.81 0.62 0.55 0.46 0.28 2.09 1.92 1.80 1.53 1.95 11 PT. Intiland Development Tbk. 0.86 0.83 0.27 0.50 0.54 12 PT. Jaya Real Property Tbk. 0.75 0.87 1.10 1.15 1.25 13 PT. Lamicitra Nusantara Tbk. 2.62 2.20 1.83 1.09 0.96 14 PT. Lippo Cikarang Tbk. 1.96 2.11 1.96 1.49 1.28 15 PT. Lippo Karawaci Tbk. 1.54 1.40 1.03 0.94 1.06 16 PT. Mas Murni Indonesia Tbk. 0.05 0.06 0.12 0.14 0.17 17 PT. Modernland Realty Tbk. 0.77 0.70 0.83 1.03 0.64 18 PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. 0.51 0.58 0.47 0.47 0.36 19 PT. Perdana Gapura Prima Tbk. 1.64 1.33 0.97 0.90 0.95 20 PT. Pudjiadi & Son Estate Tbk. 1.81 1.02 0.87 0.69 0.55 21 PT. Pudjiadi Prestige Tbk. PT. Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk. 0.23 0.25 0.29 0.42 0.33 0.10 0.05 0.07 0.08 0.09 1.31 1.59 1.86 2.27 2.47 10 22 23 PT. Summarecon Agung Tbk. Sumber: ICMD 2009-2013 76 Lampiran 3 Tingkat Return on Equity (ROE) Sampel Perusahaan Properti dan Real Estate Periode Tahun 2008-2012 No Perusahaan 2008 ROE (dalam rasio) 2009 2010 2011 2012 1 PT. Alam Sutera Realty Tbk. 3.35 4.88 13.12 21.63 25.70 2 PT. Bakrieland Development Tbk. 6.04 2.85 2.23 0.13 0.10 3 PT. Bekasi Asri Pemula Tbk. 0.77 13.41 16.93 7.30 5.13 4 PT. Bumi Serpong Damai Tbk. 10.77 6.74 6.43 12.26 14.06 5 PT. Ciputra Development Tbk. 5.06 2.93 5.26 6.46 10.02 6 PT. Ciputra Property Tbk. 5.79 2.24 4.50 4.67 8.00 7 PT. Ciputra Surya Tbk. 10.30 3.92 5.64 10.23 12.37 8 PT. Duta Anggada Realty Tbk. 15.79 4.54 3.64 2.72 6.36 9 PT. Duta Pertiwi Tbk. PT. Gowa Makassar Tourism Development Tbk. 1.77 8.55 9.72 11.86 11.93 8.64 12.90 21.50 28.30 27.52 11 PT. Intiland Development Tbk. 1.26 2.22 9.79 3.88 5.08 12 PT. Jaya Real Property Tbk. 11.98 14.19 17.39 18.24 19.26 13 PT. Lamicitra Nusantara Tbk. 5.34 6.29 12.53 19.32 11.05 14 PT. Lippo Cikarang Tbk. 3.00 5.15 11.58 36.71 29.20 15 PT. Lippo Karawaci Tbk. 8.24 7.94 6.81 6.32 7.35 16 PT. Mas Murni Indonesia Tbk. 0.59 0.52 0.19 0.41 0.43 17 PT. Modernland Realty Tbk. 0.23 0.23 3.47 7.76 7.55 18 PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. 14.97 14.20 13.56 13.73 12.17 19 PT. Perdana Gapura Prima Tbk. 2.15 5.58 5.93 6.88 6.28 20 PT. Pudjiadi & Son Estate Tbk. 24.55 27.87 22.17 21.53 18.13 21 PT. Pudjiadi Prestige Tbk. PT. Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk. 1.93 3.08 4.59 8.73 7.56 0.90 0.10 0.43 1.27 1.44 6.00 9.74 10.91 15.69 20.29 10 22 23 PT. Summarecon Agung Tbk. Sumber: ICMD 2009-2013 77 Lampiran 4 Dekripsi Statistik Descriptive Statistics N Struktur Modal Profitabilitas Nilai Perusahaan Valid N (listwise) Minimum Maximum Mean Std. Deviation 115 .05 3.83 .9384 .70236 115 .10 36.71 9.1376 7.56246 115 .11 5.84 1.1279 .97299 115 78 Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-Plot Nilai Perusahaan Sampel Perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2008-2012 Lampiran 6 Variables b Method . Enter Std. Error of the .113 R Square Change Model Summary Adjusted R 7.11546 Estimate .105 Square Removed R Square .113 b Hasil Uji Regresi Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Variables Entered Variables Entered/Removed Model Struktur_Modal a 1 a. All requested variables entered. R a .336 b. Dependent Variable: Profitabilitas Model 1 a. Predictors: (Constant), Struktur_Modal b. Dependent Variable: Profitabilitas df1 1 Change Statistics F Change 14.338 df2 113 Sig. F Change .000 79 Model 1 734.091 b ANOVA Mean Square 1 51.201 df 734.091 113 Sum of Squares 5785.663 114 Regression Residual 6519.753 a. Predictors: (Constant), Struktur_Modal 1.117 Beta F 14.338 .336 Coefficients Standardized Total a Coefficients 5.747 .954 Std. Error (Constant) 3.613 B Unstandardized Coefficients b. Dependent Variable: Profitabilitas Model 1 Struktur_Modal a. Dependent Variable: Profitabilitas Sig. b .000 .000 Sig. 5.146 .000 t 3.786 80 Lampiran 7 Variables Removed R Square .037 b Method . Enter Std. Error of the .037 R Square Change Model Summary Adjusted R Estimate .92986 Square .031 b Hasil Uji Regresi Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Variables Entered Variables Entered/Removed Model Struktur_Modal a 1 a. All requested variables entered. R a .192 b. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan Model 1 a. Predictors: (Constant), Struktur_Modal b. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan df1 1 Change Statistics F Change 11.821 df2 113 Sig. F Change .001 81 Model 1 1 .865 10.221 b ANOVA Mean Square 10.221 113 df Regression 97.704 Sum of Squares Residual 114 Total a. Predictors: (Constant), Struktur_Modal .145 Beta F t 11.821 .192 Coefficients Standardized 107.925 a Coefficients .728 .124 Std. Error (Constant) .426 B Unstandardized Coefficients b. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan Model 1 Struktur_Modal a. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan Sig. a .001 5.016 .001 .000 Sig. 3.438 82 Lampiran 8 Variables Removed R Square .327 b Method . Enter Std. Error of the .327 R Square Change Model Summary Adjusted R Estimate .88706 Square .319 b Hasil Uji Regresi Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Variables Entered Variables Entered/Removed Model Profitabilitas a 1 a. All requested variables entered. R a .576 b. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan Model 1 a. Predictors: (Constant), Profitabilitas b. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan df1 1 Change Statistics F Change 24.157 df2 113 Sig. F Change .000 83 Model 1 19.008 b ANOVA 1 .787 Mean Square 19.008 113 df Regression 88.916 Sum of Squares Residual 114 Total a. Predictors: (Constant), Profitabilitas .130 Beta .576 Coefficients Standardized 107.925 a Coefficients .634 .011 Std. Error (Constant) .054 B Unstandardized Coefficients b. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan Model 1 Profitabilitas a. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan F Sig. .000 a 24.157 .000 Sig. 4.877 .000 t 4.915 84 Variables Entered Removed Variables R Square .208 Method Std. Error of the . Enter Adjusted R .87385 Estimate .193 Square b Variables Entered/Removed Model Profitabilitas, a 1 Struktur_Modal a. All requested variables entered. R a .456 b. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan Model 1 a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Struktur_Modal b. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan b Model Summary R Square Change .208 df1 2 Change Statistics F Change 14.667 df2 112 Sig. F Change .000 85 Durbin-Watson 1.861 Model 1 11.200 b ANOVA 2 .764 Mean Square 22.399 112 df Regression 85.525 114 Sum of Squares Residual 107.925 Total a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Struktur_Modal a Coefficients Standardized Coefficients F 14.667 Sig. a .000 Collinearity Statistics .003 .888 1.127 1.127 VIF 3.062 .037 .888 Tolerance 2.107 .000 Sig. .152 .188 3.993 t .464 .124 .357 Beta (Constant) .261 .012 Std. Error Struktur_Modal .046 B Unstandardized Coefficients b. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan Model 1 Profitabilitas a. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan 86