pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan

advertisement
TESIS
PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA
PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE
DI BURSA EFEK INDONESIA
RAHMAN RUSDI HAMIDY
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
TESIS
PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA
PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE
DI BURSA EFEK INDONESIA
RAHMAN RUSDI HAMIDY
NIM : 1190661058
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
i
PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA
PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE
DI BURSA EFEK INDONESIA
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister
Pada Program Magister, Program Studi Manajemen
Program Pascasarjana Universitas Udayana
RAHMAN RUSDI HAMIDY
NIM : 1190661058
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
ii
Lembar Pengesahan
Tesis Ini Telah Disetujui
Pada Tanggal, 19 September 2014
Pembimbing Utama,
Pembimbing Pendamping,
Prof. Dr. IG. B. Wiksuana, SE., MS
NIP 19610827 1986 01 1001
Dr. Luh Gede Sri Artini, SE.,M.Si
NIP 19720804 1997 02 2001
Mengetahui
Direktur
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,
Ketua Program Studi Magister Manajemen
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,
Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE.,MSi
NIP 19590215 1985 10 2001
NIP 19590801 1986 01 2001
iii
Tesis Ini Telah Diuji pada
Tanggal, 28 Agustus 2014
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana,
No : 2705/UN.14.4/HK/2014 Tanggal, 11 Juli 2014
Ketua : Prof. Dr. IG. B. Wiksuana, SE.,MS
Anggota:
1.
Dr. Luh Gede Sri Artini, SE.,M.Si
2.
Prof. Dr. LP Wiagustini, SE.,M.Si
3.
Dr. Ida Bagus Panji Sedana, SE.,M.Si
4.
Dr. I B Anom Purbawangsa, SE.,MM
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
NAMA
:
RAHMAN RUSDI HAMIDY
NIM
:
1190661058
PROGRAM STUDI
:
MAGISTER MANAJEMEN
JUDUL TESIS
:
PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE DI
BURSA EFEK INDONESIA
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.
Apabila di kemudian hari terbuktu terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini maka
saya bersedia menerima sanksi peraturan Mendiknas RI No 17 Tahun 2010 dan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 15 Agustus 2014
Rahman Rusdi Hamidy
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama-tama penulis memanjatkan puja dan puji syukur ke khadirat Allah
SWT, karena hanya atas rahmat dan karunia-Nya, tesis ini dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. IG. B. Wiksuana SE.,MS sebagai
pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan,
semangat, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti program Magister
Manajemen, khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih sebesarbesarnya pula penulis sampaikan kepada Dr. Luh gede Sri Artini, Se.,M.Si
sebagai pembimbing pendamping yang dengan penuh perhatian dan kesabaran
telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan
kepada Rektor Universitas Udayana atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan
keapada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program
Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr.
dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis
untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana
Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Prof.
Dr. IG. B. Wiksuana SE.,MS sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Udayana atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan
program Magister. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa terima
kasih kepada Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE.,M.Si sebagai Ketua Program MM
Unud. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan kepada para penguji tesis, yaitu
Prof. Dr. LP Wiagustini, SE.,M.Si., Dr, Ida Bagus Panji Sedana, SE.,M.Si., dan
Dr. I B Anom Purbawangsa, SE., MM yang telah memberikan masukan, saran,
sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tulus disertai penghargaan kepada seluruh guru-guru yang telah membimbing
penulis, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Penulis juga
vi
mengucapkan terima kasih kepada Ayah dan Ibu yang telah mengasuh dan
membesarkan penulis, memberikan dasar-dasar berpikir logis dan suasana
demokratis sehingga tercipa lahan yang baik untuk berkembangnya kreativitas.
Akhirnya penulis sampaikan terimah kasih kepada para staf Magister Manajemen
Universitas Udayana yang selalu membantu penulis selama proses penulis
mengikuti kegiatan di Magister Manajemen Universitas Udayana.
Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan
dan penyelesaian tesis ini serta kepada penulis sekeluarga.
Denpasar,
Penulis
vii
ABSTRAK
PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE
DI BURSA EFEK INDONESIA
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang
sering dikaitkan dengan harga saham, dimana harga saham yang tinggi dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan diproksikan dengan Price Book
Value (PBV) yang merupakan rasio pasar yang digunakan untuk mengukur
kinerja harga saham terhadap nilai bukunya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kemampuan profitabilitas (diproksikan dengan return on equity)
dalam memediasi pengaruh struktur modal (diproksikan dengan debt to equity
ratio) terhadap nilai perusahaan.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di sektor
properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Tahun
2008-2012. Metode penentuan sampel dengan menggunakan metode purposive
sampling, dan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka didapat jumlah
sampel penelitian sebanyak 23 perusahaan sampel. Data penelitian merupakan
data sekunder yang diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory periode
Tahun 2009-2013. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan tehnik analisis
jalur (path analysis) dengan alat bantu aplikasi SPSS (Stastical Product and
Service Solutions) versi 16.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) struktur modal berpengaruh
positif dan signifikan terhadap profitabilitas; (2) struktur modal berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan; (3) profitabilitas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan; (4) profitabilitas mampu
memediasi pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan.
Perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia belum
mencapai titik optimal pada tingkat utangnya, sehingga penambahan proporsi
utang yang dapat meningkatkan profitabilitas dapat digunakan untuk mendapatkan
nilai perusahaan yang lebih tinggi.
Kata Kunci : Price Book Value, Return on Equity, dan Debt to Equity Ratio
viii
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF CAPITAL STRUCTURE ON FIRM’S
VALUE WITH PROFITABILITY AS AN INTERVENING VARIABLE IN
PROPERTY AND REAL ESTATE COMPANIES
AT INDONESIA STOCK EXCHANGE
Firm’s value is investor perception of the company, which is often
associated with stock prices, higher stock prices could increase the firm’s value.
Firm’s value is proxied by Price Book Value (PBV) which is a market ratio used
to measure the performance of the stock prices to its book value. The present
study is aimed at finding out the ability of profitability (proxied by return on
equity) in mediating the influence of capital structure (proxied by debt to equity
ratio) on firm’s value.
The population of the study are companies from property and real estate
sector that were listed at Indonesia Stock Exchange in year period of 2008-2012.
The method of the collecting data is purposive sampling, and the number of the
sample of the study are 23 companies. The study data is secondary data obtained
from Indonesia Capital Market Directory in year period of 2009-2013. The data is
analyzed by path analysis supported by SPSS (Statistical Product and Service
Solutions) 16 software.
The result of this study showed that: (1) capital structure positively and
significantly influence profitability; (2) capital structure positively and
significantly influence firm’s value; (3) profitability positively and significantly
influence firm’s value; (4) profitability is able to mediate the influence of capital
structure on firm’s value.
Property and real estate companies in Indonesia Stock Exchange has not
reached the optimum point on the level of debt, thus the addition of debt
proportion could increase the profitability could be used to obtain a higher firm’s
value.
Key Words : Price Book Value, Return on Equity, and Debt to Equity Ratio
ix
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM......................................................................................... i
PRASYARAT GELAR ................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ................................................................ iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ................................................. v
UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1
1.2
1.3
1.4
Latar Belakang .................................................................................. 1
Rumusan Masalah ............................................................................. 12
Tujuan Penelitian .............................................................................. 13
Manfaat Penelitian ............................................................................ 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 15
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
Nilai Perusahaan ............................................................................... 15
Struktur Modal .................................................................................. 18
Profitabilitas ...................................................................................... 27
Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas .............................. 30
Pengaruh StrukturModal Terhadap Nilai Perusahaan ......................... 33
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan ............................ 35
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN ............................................................................................... 38
3.1
3.2
Kerangka Berpikir dan Konseptual .................................................... 38
Hipotesis ........................................................................................... 39
BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................... 44
4.1
4.2
4.3
4.4
Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian ......................................... 44
Variabel Penelitian ............................................................................ 44
Prosedur Pengumpulan Data.............................................................. 46
Metode Analisis Data ........................................................................ 48
x
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 52
5.1
5.1.1
5.1.2
5.1.3
5.1.4
5.2
5.2.1
5.2.2
5.2.3
5.2.4
5.3
Hasil Penelitian ................................................................................. 52
Deskripsi Statistik ............................................................................. 52
Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 54
Hasil Analisis Jalur ........................................................................... 56
Pengujian Hipotesis ........................................................................... 57
Pembahasan ...................................................................................... 59
Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas .............................. 59
Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan ........................ 60
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan ............................ 61
Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening ........................................ 62
Implikasi Penelitian ........................................................................... 63
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 66
6.1
6.2
Simpulan ........................................................................................... 66
Saran ................................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 69
LAMPIRAN .................................................................................................. 74
xi
DAFTAR TABEL
No
Tabel
Halaman
4.1
Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Penarikan Sampel .................... 48
4.2
Sampel Penelitian .............................................................................. 51
5.1
Deskripsi Statistik Variabel Nilai Perusahaan, Struktur Modal dan
Profitabilitas Sampel Perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2008-2012 ...................................................... 52
5.2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ............................................. 54
5.3
Hasil Durbin-Watson......................................................................... 56
5.4
Hasil Tolerance dan VIF ................................................................... 56
5.5
Ringkasan Koefisien Jalur ................................................................. 57
xii
DAFTAR GAMBAR
No
Gambar
Halaman
3.1
Kerangka Konsep Penelitian.............................................................. 39
5.1
Diagram Scatterplot........................................................................... 55
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
No
Lampiran
Halaman
1
Tingkat Price Book Value (PBV) Sampel Perusahaan Properti dan
Real Estate Periode Tahun 2008-2012 ............................................... 74
2
Tingkat Debt to Equity Ratio (DER) Sampel Perusahaan Properti
dan Real Estate Periode Tahun 2008-2012 ........................................ 75
3
Tingkat Return on Equity (ROE) Sampel Perusahaan Properti dan
Real Estate Periode Tahun 2008-2012 ............................................... 76
4
Deskripsi Statistik ............................................................................. 77
5
Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-Plot Nilai Perusahaan
Sampel Perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2008-2012.................................................. 78
6
Hasil UjiRegresi Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas.... 79
7
Hasil Uji Regresi Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai
Perusahaan ........................................................................................ 81
8
Hasil Uji Regresi Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan ........................................................................................ 82
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tren investasi yang berkembang di masyarakat saat ini adalah
menginvestasikan uang dalam bentuk tanah atau properti yang mengakibatkan
industri sektor properti dan real estate terus berkembang pesat dan semakin
banyak perusahaan yang ikut andil dalam pemanfaatan peluang ini. Harga tanah
cenderung naik bahkan diperkirakan kenaikan yang terjadi sebesar 40% setiap
tahunnya. Supply tanah bersifat tetap sedangkan demand akan semakin besar
seiring pertambahan penduduk sebagai penyebabnya, selain itu harga tanah
bersifat rigid, artinya penentu harga bukanlah pasar tetapi orang yang menguasai
tanah (Rachbini, 1997).
Bunga kredit mengalami peningkatan menyusul kenaikan BI rate dan bank
sentral masih mengetatkan penyaluran kredit, bisnis properti dan real estate di
Tanah Air masih tetap booming, setidaknya hingga 2015. Para pengembang terus
berekspansi. Merespons kinerja yang terus membaik, harga saham emiten properti
dan real estate di BEI terus meroket. Dalam lima tahun terakhir, capital gain
saham properti dan real estate melesat 187%. Kenaikan indeks harga saham
properti dan real estate periode 2009 hingga 11 Maret 2014 sebesar dua kali lipat
dari pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode yang
sama, sedangkan selama Januari hingga 11 Maret 2014, kenaikan harga saham
sektor properti dan real estate mencapai 25%, lebih tinggi dari kenaikan IHSG
2
yang pada periode yang sama hanya 10%. Nilai kapitalisasi pasar emiten sektor
properti dan real estate pada penutupan perdagangan di BEI pada 2013, sekitar
Rp 318,47 triliun. Pangsa kapitalisasi pasar saham emiten properti dan real estate
itu mencapai 6,84% dari total kapitalisasi pasar emiten BEI yang pada periode
yang sama sebesar Rp 4.656 triliun.
Pemaparan di atas menjelaskan bahwa nilai perusahaan dari perusahaanperusahaan di sektor properti dan real estate meningkat signifikan selama lima
tahun terakhir, dimana capital gain sektor ini melesat 187%, peningkatan ini
berasal dari bertambahnya investor yang menginvestasikan uangnya pada pasar
modal pada sektor properti dan real estate. Ketua Umum DPP Real Estate
Indonesia (REI) Eddy Hussy optimistis, bisnis properti pada 2014 masih tumbuh
sekitar 10% meski ada sejumlah faktor penghambat. Pemilu legislatif dan pemilu
presiden yang bisa memengaruhi sektor properti dan real estate, selain itu Bank
Indonesia (BI) memperketat kredit ke sektor ini. Per 30 September 2013, bank
sentral merevisi aturan pembatasan besaran kredit (loan to value/LTV) untuk
kredit pemilikan properti maupun kredit konsumsi beragun properti. Kredit rumah
pertama tipe 70 m2 ke atas misalnya, dikenakan LTV maksimal 70% sehingga
nasabah harus menyediakan minimal uang muka (DP) 30% dari harga. Untuk
LTV pada rumah kedua turun menjadi 60% dan rumah ketiga atau seterusnya
50%, selain itu proses pencairan KPR kepada para pengembang dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kemajuan proyek pembangunan rumah tersebut (Rusyanto
dan Nuky, 2014).
3
Salah satu rasio yang banyak digunakan dalam mengambil keputusan
investasi adalah rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan (price book
value). Nilai buku perusahaan adalah nilai aset perusahaan dibagi jumlah saham
yang diterbitkan perusahaan, dengan kata lain, nilai buku saham merupakan nilai
wajar dari saham emiten tersebut, sementara harga saham bisa dipengaruhi oleh
banyak faktor dan berbagai sentimen. Harga saham yang ada di bursa efek selalu
mencerminkan perkiraan kinerja atau nilai buku perusahaan di masa depan, karena
pada dasarnya orang yang membeli saham adalah membeli masa depan, untuk
berinvestasi dalam jangka waktu panjang.
Indikator price book value (PBV) digunakan untuk menunjukkan seberapa
jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap
jumlah modal yang diinvestasikan, semakin tinggi rasio tersebut semakin berhasil
perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham, dengan mengetahui rasio
PBV, investor bisa mengidentifikasi saham mana yang harganya wajar,
undervalued, dan overvalued. Penggunaan PBV sebagai proksi yang mewakilkan
nilai perusahaan juga digunakan pada sebagian besar penelitian yang
menggunakan nilai perusahaan dalam variabel penelitiannya.
Keluarnya peraturan bank sentral per 30 September 2013 yang tertuang
dalam Surat Edaran (SE) BI No.15/40/DKMP tentang Penerapan Manajemen
Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit atau Pembiayaan Pemilikan
Properti, Kredit atau Pembiayaan Konsumsi Beragun Properti dan Kredit atau
Pembiayaan Kendaraan Bermotor memaksa manajemen perusahaan memiliki
kemahiran dalam penentuan struktur modal yang tepat bagi perusahaan agar
4
mampu terus bertahan dan terus tumbuh dalam industri. Pilihan untuk lebih
condong pada utang atau modal sendiri akan muncul, apabila terjadi kesalahan
dalam penentuan sumber dana bisa berakibat fatal dalam kondisi dimana bank
sentral melakukan pembatasan besaran kredit untuk kredit pemilikan properti
maupun kredit konsumsi beragun properti. Salah satu upaya perusahaan untuk
meningkatkan dan mempertahankan kinerja perusahaan adalah mengukur
kemampuan
struktur
modal
dalam
mempengaruhi
tingkat
profitabilitas
perusahaan dan nilai perusahaan yang dapat meningkatkan kemakmuran dari
pemilik perusahaan. Struktur modal berkaitan dengan jumlah utang dan modal
sendiri yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Struktur modal yang
optimal mampu menciptakan kondisi keuangan yang kuat dan stabil.
Bersamaan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat di bidang pasar
modal dan tersedianya dana dari para calon investor yang berminat
menginvestasikan modalnya. Struktur modal telah menjadi salah satu faktor
pertimbangan investasi yang cukup penting. Hal ini berkaitan dengan risiko dan
pendapatan yang akan diterima investor. Investor memerlukan informasi
perusahaan seperti laporan keuangan untuk melihat struktur modal perusahaan.
Para investor akan melakukan berbagai analisis terkait dengan keputusan untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan melalui informasi yang salah satunya
berasal dari laporan keuangan perusahaan.
Perimbangan antara modal asing dengan modal sendiri disebut sebagai
struktur modal (Sutrisno, 2001). Teori struktur modal menjelaskan tentang
pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Teori ini
5
menerangkan bahwa kebijakan pendanaan perusahaan dalam menentukan rasio
antara utang dan ekuitas ialah bertujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan.
Teori menyangkut struktur modal adalah teori yang menjelaskan kebijakan
pendanaan perusahaan utang dan ekuitas untuk memaksimumkan nilai perusahaan
(Husnan, 2004).
Struktur keuangan merupakan cara aktiva perusahaan dibelanjai/dibiayai
sedangkan struktur modal merupakan pembiayaan pembelanjaan perusahaan yang
berasal dari utang jangka panjang, saham preferen/prioritas dan modal saham
biasa, (tetapi tidak termasuk utang jangka pendek). Struktur modal dalam suatu
perusahaan adalah hanya sebagian dari struktur keuangannya (Weston dan
Brigham, 1985). Struktur modal yang akan memaksimumkan nilai perusahaan
adalah struktur modal yang optimal (Husnan, 2004).
Struktur modal menerangkan sumber pendanaan, manajer keuangan perlu
mempertimbangkan manfaat dan biaya dari sumber-sumber pendanaan yang akan
dipilih. Sumber pendanaan di dalam perusahaan dibagi dalam dua kategori, yaitu
sumber pendanaan internal dan sumber pendanaan eksternal. Sumber pendanaan
internal dapat diperoleh dari laba ditahan dan depresiasi aktiva tetap sedangkan
sumber pendanaan eksternal dapat diperoleh dari para kreditur yang disebut
dengan utang.
Pendanaan dapat diperoleh dari modal ekuitas yang permanen hingga
sumber pendanaan jangka pendek sementara yang lebih berisiko. Profitabilitas
(laba) yang diperoleh perusahaan merupakan sumber pendanaan bagi perusahaan
di masa yang akan datang. Nilai pasar perusahaan merupakan nilai pasar dari
6
suatu ekuitas perusahaan ditambah nilai pasar utang (Helfert, 1997). Nilai
perusahaan adalah nilai laba masa yang akan datang yang diekspektasi yang
dihitung kembali dengan suku bunga yang tepat (Winardi, 2001). Nilai
perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas pelaksanaan fungsi-fungsi
keuangan. Nilai perusahaan dapat diartikan sebagai ekspektasi nilai investasi
pemegang saham (harga pasar ekuitas) dan/atau ekspektasi nilai total perusahaan
(harga pasar ekuitas ditambah dengan nilai pasar utang, atau ekspektasi harga
pasar aktiva (Sugihen, 2003).
Tujuan perusahaan untuk jangka panjang adalah mengoptimalkan nilai
perusahaan dengan meminimumkan biaya modal perusahaan. Nilai perusahaan
menggambarkan kesejahteraan pemilik perusahaan. Nilai perusahaan dapat dilihat
dari harga nilai buku yang merupakan perbandingan antara harga saham dengan
nilai buku per lembar saham (Ang, 1997). Nilai perusahaan dapat ditingkatkan
melalui kebijakan utang.
Besarnya utang yang digunakan oleh perusahaan adalah suatu kebijakan
yang berhubungan dengan struktur modal. Kebijakan utang merupakan penentuan
berapa besarnya utang akan digunakan perusahaan dalam mendanai aktivanya
yang ditunjukkan oleh rasio antara total utang dengan total aktiva. Kebijakan
utang termasuk kebijakan pendanaan perusahaan yang bersumber dari eksternal.
Sebagian perusahaan menganggap bahwa penggunaan utang dirasa lebih aman
daripada menerbitkan saham baru (Brigham dan Gapenski, 1996).
Babu dan Jain (1998) menyatakan empat alasan mengapa perusahaan lebih
menyukai menggunakan utang daripada saham baru, yaitu (1) Adanya manfaat
7
pajak atas pembayaran bunga; (2) Biaya transaksi pengeluaran utang lebih murah
daripada biaya transaksi emisi saham baru; (3) Lebih mudah mendapatkan
pendanaan utang daripada pendanaan saham; (4) Kontrol manajemen lebih besar
adanya utang baru daripada saham baru. Penerbitan utang merupakan sinyal
adanya good news yaitu manajer lebih yakin atas kinerja perusahaan pada masa
mendatang sehingga harga saham meningkat dengan adanya pengumuman
kenaikan utang. Harga saham yang meningkat mencerminkan peningkatan nilai
perusahaan.
Pemaparan di atas memberikan kesan bahwa bagi setiap perusahaan,
keputusan dalam pemilihan sumber dana merupakan hal penting sebab hal
tersebut akan mempengaruhi struktur modal perusahaan, yang akhirnya akan
mempengaruhi kinerja perusahaan. Sumber dana perusahaan dicerminkan oleh
modal dari luar dan modal sendiri yang diukur dengan debt to equity ratio (DER).
Jika DER semakin tinggi, maka nilai perusahaan akan meningkat selama DER
belum sampai pada titik optimalnya sesuai dengan trade-off theory. Trade-off
theory juga menyatakan bahwa dengan meningkatnya nilai DER (jumlah utang
yang semakin besar) dapat meningkatkan profitabilitas, hanya jika utang yang
bertambah jumlahnya digunakan secara benar. Penggunaan DER sebagai proksi
yang mewakilkan struktur modal digunakan pada sebagian besar penelitian
sebelumnya yang menggunakan struktur modal sebagai variabel dalam
penelitiannya.
Penelitian tentang pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan telah
banyak dilakukan. Penelitian yang telah dilakukan oleh Velnampy dan Niresh
8
(2012) membuktikan bahwa struktur modal berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan. Penelitian tersebut tidak konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Eli (2008) mengenai pengaruh struktur modal dan
pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur
di Bursa Efek Jakarta menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti perusahaan lebih banyak
menggunakan utang sebagai sumber pendanaan perusahaan daripada ekuitas
sehingga berpengaruh pada menurunnya nilai perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2010) yang membuktikan bahwa
kebijakan utang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa meningkatnya utang perusahaan akan
kewajiban-kewajiban yang harus ditanggung perusahaan seperti beban bunga.
Bunga utang tersebut meningkat lebih besar daripada penghematan pajak yang
dapat meningkatkan probabilitas kebangkrutan sehingga menyebabkan persepsi
negatif investor. Hal ini akan menurunkan harga saham yang pada akhirnya akan
menurunkan nilai perusahaan. Penelitian tersebut tidak konsisten dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Chisti et al. (2013) yang menyatakan bahwa
kebijakan utang berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian tersebut konsisten dengan Modigliani dan Miller (1963) yang
menyatakan bahwa dengan memasukkan pajak penghasilan perusahaan, maka
penggunaan utang akan meningkatkan nilai perusahaan.
Faktor selain struktur modal adalah profitabilitas yang juga mempengaruhi
nilai perusahaan, hal ini tampak jelas dari kenaikkan capital gain dari saham
9
perusahaan sektor properti dan real estate yang mencapai 187% dari tahun 20082012. Teori signalling menunjukkan bahwa profitabilitas yang tinggi berkaitan
dengan prospek perusahaan yang bagus sehingga memicu investor untuk
meningkatkan permintaan saham (Bhattacarya, 1979). Permintaan saham yang
meningkat menyebabkan nilai perusahaan meningkat. Profitabilitas (laba)
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai dari perusahaan.
Tingkat profitabilitas perusahaan dapat diukur dari beberapa aspek, yaitu
berdasarkan pengembalian atas penjualan, laba per lembar saham, pengembalian
atas aktiva, pengembalian atas ekuitas (kekayaan bersih).
Profitabilitas merupakan tingkat kemampuan perusahaan untuk mengukur
efektivitas manajemen yang dihitung oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan
investasi perusahaan. Perhitungan rugi laba membantu pemakai laporan keuangan
meramalkan arus kas masa depan. Penilaian prestasi suatu perusahaan dapat
dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk menghasilkan laba. Laba perusahaan
selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
terhadap penyandang dana juga merupakan elemen penciptaan nilai perusahaan
yang menunjukkan prospek perusahaan pada masa yang akan datang. Berdasarkan
teori
signaling,
dimasukkan
profitabilitas
sebagai
variabel
intervening.
Profitabilitas dianggap mampu memediasi pengaruh struktur modal terhadap nilai
perusahaan.
Profitabilitas yang diukur dengan return on equity atau sering disebut
return on common equity sering diterjemahkan sebagai rentabilitas saham sendiri
(rentabilitas modal saham). Return on equity (ROE) merupakan rasio yang
10
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk
pengembalian ekuitas pemegang saham. Investor akan membeli saham karena
tertarik dengan return on equity (ROE) atau bagian dari total profitabilitas ke
pemegang saham, dimana semakin tinggi ROE maka semakin tinggi price book
value (PBV) sebagai ukuran dari nilai perusahaan. Penggunaan ROE sebagai
proksi yang mewakilkan profitabilitas digunakan pada sebagian besar penelitian
sebelumnya
yang
menggunakan
profitabilitas
sebagai
variabel
dalam
penelitiannya.
Penelitian tentang profitabilitas telah banyak dilakukan. Penelitian yang
dilakukan oleh Rosyadah dkk. (2013) yang menyatakan bahwa struktur modal
yang diwakilkan oleh variabel DER berpengaruh secara negatif signifikan
terhadap profitabilas yang diwakilkan oleh varibel ROE. Senada dengan
penelitian Rosyadah dkk., Harahap (2003) membuktikan bahwa struktur modal
berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hasil
penelitiannya adalah struktur modal sangat berpengaruh terhadap profitabilitas
karena memang struktur modal yang digunakan perusahaan untuk operasional
menentukan pencapaian laba yang diinginkan perusahaan. Penelitian di atas tidak
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Chowdhury dan Chowdury
(2010) yang menyatakan bahwa semakin besar penggunaan utang dalam struktur
modal maka semakin meningkat pengembalian atas ekuitas dalam profitabilas
suatu perusahaan. Penelitian Chowdury dan Chowdury (2010) ini sesuai dengan
teori trade-off yang menyatakan bahwa utang bermanfaat bagi perusahaan karena
11
bunga dapat dikurangkan dalam menghitung pajak (tax deductible) sehingga laba
yang diperoleh perusahaan menjadi lebih besar.
Penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2006) dengan judul Studi Empiris
terhadap Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan pada Perusahaan Go
Public di Indonesia. Variabel independen yang digunakannya adalah umur
perusahaan, penanaman modal asing, skala perusahaan dan profitabilitas dalam
mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa
pada tahun 2002 variabel independen yaitu skala perusahaan, penanaman modal
asing dan profitabilitas mempengaruhi nilai perusahaan secara signifikan. Pada
tahun 2003 variabel independen skala perusahaan mempengaruhi nilai perusahaan
secara signifikan, sedangkan variabel independen lain yaitu umur perusahaan,
penanaman modal asing dan profitabilitas mempengaruhi nilai perusahaan secara
tidak signifikan.
Penelitian tersebut tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ulupui (2007) mengemukakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh
Modigliani dan Miller bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh laba dari aktiva
perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi laba semakin efisien
perputaran aktiva atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan
dan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Penelitian tersebut konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Soepriyanto dan Suwarti (2004)
mengatakan bahwa struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan
12
total utang terhadap total ekuitas berpengaruh secara parsial terhadap nilai
perusahaan.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian di atas, tampak pengaruh langsung
antara struktur modal terhadap nilai perusahaan masih belum menunjukkan hasil
yang konsisten pada hubungan antar variabel. Penelitian tentang pengaruh struktur
modal terhadap nilai perusahaan juga masih belum menunjukkan hasil yang
konsisten pada hubungan antar variabel. Penelitian ini dilakukan untuk melihat
apakah terdapat pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan melalui
profitabilitas. Penelitian ini juga dilakukan karena dalam beberapa penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh struktur modal terhadap
profitabilitas, struktur modal terhadap nilai perusahaan dan pengaruh profitabilitas
terhadap nilai perusahaan, namun peran profitabilitas sebagai variabel intervening
dalam pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan masih kurang diuji oleh
beberapa peneliti.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1) Apakah
Struktur
modal
berpengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas?
2) Apakah struktur modal berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan?
3) Apakah
Profitabilitas
perusahaan?
berpengaruh
signifikan
terhadap
nilai
13
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan yang dikemukakan di
atas, maka dapat dirumuskan tujuan dari penelitian ini antara lain:
1) Untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas
pada perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia
periode Tahun 2008-2012.
2) Untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia
periode Tahun 2008-2012.
3) Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia
periode Tahun 2008-2012.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan memberi kontribusi teoritis pada
manajemen keuangan berupa bukti empiris tentang pengaruh struktur
modal terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel
intervening.
2) Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemilik
dan manajemen perusahaan go public di sektor proprti dan real estate
14
terutama manajer keuangan dalam hal pengambilan keputusan
keuangan dan tata kelola perusahaan yang baik sehingga dapat
meningkatkan nilai perusahaan, khususnya menentukan proporsi
struktur modal yang optimal demi meningkatkan nilai perusahaan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang
sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai
perusahaan meningkat. Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm
adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm)
(Salvatore, 2005). Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi
suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga
memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama
perusahaan. Husnan (2000) nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia
dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Keown (2004) nilai
perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga utang dan ekuitas
perusahaan yang beredar. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap
tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham.
Suharli (2006) menyatakan secara umum banyak metode dan teknik yang
telah dikembangkan dalam penilaian perusahaan diantaranya adalah:
1) Pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau Price Earning
Ratio, metode kapitalisasi proyeksi laba.
2) Pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas.
3) Pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen.
4) Pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva.
16
5) Pendekatan harga saham.
6) Pendekatan Economic Value Added (EVA).
Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai
perusahaan. Nilai perusahaan dapat dilihat melalui nilai pasar atau nilai buku
perusahaan dari ekuitasnya. Ekuitas menggambarkan total modal perusahaan
dalam neraca keuangan, selain itu nilai pasar dapat menjadi ukuran nilai
perusahaan. Penilaian nilai perusahaan tidak hanya mengacu pada nilai nominal,
kondisi perusahaan mengalami banyak perubahan setiap waktu secara signifikan.
Sebelum krisis nilai perusahaan dan nominalnya cukup tinggi, tetapi setelah krisis
kondisi perusahaan merosot sementara nilai nominalnya tetap.
Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja
perusahaan juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin dari nilai sahamnya. Jika
nilai sahamnya tinggi bisa dikatakan bahwa nilai perusahaannya juga baik, karena
tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui
peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Brigham, 1996).
Tandellin (2001) mengatakan hubungan antara harga pasar dan nilai buku per
lembar saham bisa juga dipakai sebagai pendekatan alternatif untuk menentukan
nilai suatu saham, karena secara teoritis nilai pasar suatu saham haruslah
mencerminkan nilai bukunya.
Nilai
perusahaan
merupakan
persepsi
investor
terhadap
tingkat
keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham
yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi
17
akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun
juga pada prospek perusahaan di masa depan.
Menurut Brigham dan Houston (2001) terdapat beberapa pendekatan
analisis rasio dalam penilaian market value, terdiri dari pendekatan price earning
ratio (PER), price book value ratio (PBV), market book ratio (MBR), deviden
yield ratio, dan deviden payout ratio (DPR). PBV digunakan untuk mengukur
nilai perusahaan dalam penelitian ini.
Proksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah PBV. Rasio harga
saham terhadap nilai buku perusahaan atau price book value (PBV), menunjukkan
tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif terhadap jumlah modal
yang diinvestasikan. PBV yang tinggi mencerminkan harga saham yang tinggi
dibandingkan nilai buku perlembar saham. Semakin tinggi harga saham, semakin
berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham. Keberhasilan
perusahaan menciptakan nilai tersebut tentunya memberikan harapan kepada
pemegang saham berupa keuntungan yang lebih besar pula (Sartono, 2001),
secara sederhana menyatakan bahwa price to book value (PBV) merupakan rasio
pasar (market ratio) yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham
terhadap nilai bukunya. Proksi ini juga mengacu pada penelitian Simatupang
(2011); Kusumajaya (2011); Driffield (2007; Antwi et al. (2012); dan
Hermuningsih (2013) yang menggunakan PBV sebagai variabel dari nilai
perusahaan. Rasio ini dihitung dengan formula sebagai berikut (Robert, 1997):
PBV 
Ps
......................................................................................................... (2.1)
BVS
PBV = price book value
18
Ps
= harga pasar saham perlembar
BVS = nilai buku perlembar saham
PBV mempunyai beberapa keunggulan sebagai berikut :
1) Nilai buku mempunyai ukuran intutif yang relatif stabil yang dapat
diperbandingkan dengan harga pasar. Investor yang kurang percaya dengan
metode discounted cash flow dapat menggunakan price book value sebagai
perbandingan
2) Nilai buku memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk semua
perusahaan. PBV dapat diperbandingkan antara perusahaan-perusahaan yang
sama sebagai petunjuk adanya under atau overvaluation
3) Perusahaan-perusahaan dengan earning negatif, yang tidak bisa dinilai
dengan
menggunakan price earning
ratio
(PER)
dapat
dievaluasi
menggunakan price book value ratio (PBV).
2.2. Struktur Modal
Struktur modal adalah perimbangan atau perpaduan antara modal asing
dengan modal sendiri (Husnan, 2004), dengan kata lain struktur modal merupakan
proporsi dalam pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dengan sumber
pendanaan jangka panjang yang berasal dari dana internal dan dana eksternal.
Dengan demikian struktur modal hanya merupakan sebagian saja dari struktur
keuangan. Struktur keuangan mencerminkan perimbangan baik dalam artian
absolut maupun relatif antara keseluruhan modal asing (baik jangka pendek
maupun jangka panjang) dengan jumlah modal sendiri (Riyanto, 1999). Struktur
modal merupakan kombinasi utang dan ekuitas dalam struktur keuangan jangka
19
panjang perusahaan, tidak seperti rasio utang yang hanya menggambarkan target
komposisi utang dan ekuitas dalam jangka panjang pada suatu perusahaan (Arifin,
2005). Brigham (2001) menyatakan beberapa faktor yang mempengaruhi struktur
modal, yaitu:
1) Stabilitas Penjualan
Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman
memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih
tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.
2) Struktur Aktiva
Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung
lebih banyak menggunakan utang.
3) Leverage Operasi
Jika hal-hal lain tetap sama, perusahaan dengan leverage operasi yang lebih
kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan karena
ia akan mempunyai resiko bisnis yang lebih kecil.
4) Tingkat Pertumbuhan
Jika hal-hal lain tetap sama, perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus
lebih banyak mengandalkan modal eksternal, namun pada saat yang sama
perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang pesat sering menghadapi
ketidakpastian yang lebih besar yang cenderung mengurangi keinginannya
untuk menggunakan utang.
20
5) Profitabilitas
Seringkali pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat
pengembalian yang tinggi atas investasi hanya menggunakan utang yang
relatif kecil. Pembenaran teoritis mengenai hal ini belum ada, namun
penjelasan praktis atas kenyataan ini adalah bahwa perusahaan yang sangat
menguntungkan memang tidak memerlukan banyak pembiayaan dengan
utang. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk
membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang
dihasilkan secara internal.
6) Pajak
Bunga merupakan beban yang dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan,
dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan yang terkena tarif
pajak yang tinggi.
7) Pengendalian
Pengaruh utang melawan saham terhadap posisi pengendalian manajemen
dapat mempengaruhi struktur modal. Apabila manajemen saat ini mempunyai
hak suara untuk mengendalikan perusahaan (mempunyai saham lebih dari
50%) tetapi sama sekali tidak diperkenankan untuk membeli saham
tambahan, mereka mungkin akan memilih utang untuk pembiayaan baru. Di
lain pihak, manajemen mungkin memutuskan untuk menggunakan ekuitas
jika kondisi keuangan perusahaan sangat lemah sehingga penggunaan utang
dapat membawa perusahaan pada risiko kebangkrutan, karena jika perusahaan
bangkrut maka para manajer akan mengambil risiko pengambilalihan. Jadi,
21
pertimbangan pengendalian tidak selalu menghendaki penggunaan utang atau
ekuitas karena jenis modal yang memberi perlindungan terbaik bagi
manajemen.
8) Sikap Manajemen
Tidak seorang pun dapat membuktikan bahwa struktur modal yang satu akan
membuat harga saham tinggi daripada struktur modal yang lainnya,
manajemen dapat melakukan pertimbangan sendiri terhadap struktur modal
yang tetap.
9) Sikap Pemberi Pinjaman dan Lembaga Penilai Peringkat
Tanpa memperhatikan analisis para manajer atas faktor-faktor penggunaan
utang yang tepat bagi perusahaan, sikap pemberi pinjaman dan perusahaan
penilai peringkat seringkali mempengaruhi keputusan struktur keuangan.
Dalam sebagian besar kasus, perusahaan membicarakan struktur modalnya
dengan memberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat serta sangat
memperhatikan masukan yang diterima.
10) Kondisi Pasar
Kondisi di pasar saham dan pasar obligasi mengalami perubahan jangka
panjang dan pendek yang sangat berpengaruh struktur modal perusahaan yang
optimal.
11) Kondisi Internal Perusahaan
Kondisi internal perusahaan juga berpengaruh terhadap struktur modal yang
ditargetkan.
22
12) Fleksibilitas Keuangan
Mempertahankan fleksibilitas keuangan, jika dilihat dari sudut pandang
operasional berarti mempertahankan kapasitas cadangan yang memadai.
Struktur modal yang optimal terjadi pada leverage keuangan tingkat
tertentu. Leverage keuangan merupakan penggunaan dana, dimana dalam
penggunaan dana tersebut perusahaan harus mengeluarkan beban tetap (Martono
dan Harjito, 2001:240). Dalam rangka mencapai struktur modal yang optimal para
ahli merumuskan teori-teori tentang struktur modal, berikut ini teori struktur
modal yaitu:
1) Teori Trade-Off
Sejumlah pendapat terdahulu mengarah pada perkembangan yang disebut
dengan Teori trade-off dari utang. Perusahaan menyeimbangkan manfaat dari
pendanaan dan utang dengan suku bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih
tinggi (Brigham, 2001). Biaya dari utang dihasilkan dari:
(1) Peningkatan kemungkinan kebangkrutan yang disebabkan oleh kewajiban
hutang yang tergantung pada tingkat risiko bisnis dan risiko keuangan.
(2) Biaya agen dan pengendalian tindakan perusahaan.
(3) Biaya yang berkaitan dengan manajer yang mempunyai informasi lebih
banyak tentang prospek perusahaan daripada investor (Sriwardany, 2006).
Pendekatan Modigliani dan Miller dalam kondisi ada pajak penghasilan
perusahaan, maka nilai perusahaan akan meningkat terus karena penggunaan
hutang yang semakin besar, tetapi perlu diingat bahwa nilai sekarang dari
kesulitan keuangan dan nilai sekarang biaya keagenan dapat mengakibatkan
23
menurunnya nilai perusahaan yang memiliki utang (Sartono, 2001). Teori ini
menganggap bahwa penggunaan utang 100 persen sulit dijumpai. Kenyataannya
semakin banyak utang, maka semakin tinggi beban yang harus ditanggung. Satu
hal yang penting bahwa dengan meningkatnya utang, maka semakin tinggi
probabilitas kebangkrutan. Beban yang harus ditanggung saat menggunakan utang
yang lebih besar adalah biaya kebangkrutan, biaya keagenan, beban bunga yang
semakin besar dan sebagainya. Biaya kebangkrutan dapat cukup signifikan dapat
mencapai 20 persen nilai perusahaan. Biaya tersebut mencakup dua hal:
(1) Biaya langsung: biaya yang dikeluarkan untuk membayar biaya administrasi,
pengacara, dan lainnya yang sejenis.
(2) Biaya tidak langsung: biaya yang terjadi karena dalam kondisi kebangkrutan,
perusahaan lain atau pihak lain tidak mau berhubungan dengan perusahaan secara
normal.
2) Teori Pecking Order
Pandangan alternatif mengenai cara manajer mendanai anggaran modal
perusahaannya yang dikenal dalam literatur ekonomi keuangan sebagai Teori
pecking order. Teori pecking order menyatakan bahwa perusahaan lebih memilih
membelanjai perusahaan dengan dana internal yaitu yang berasal dari laba ditahan
dan depresiasi aliran kas (Ekawati, 2004). Teori struktur modal pecking order
diringkaskan dalam 4 bagian di bawah ini:
(1) Perusahaan menerapkan kebijakan dividen untuk kesempatan investasi.
(2) Perusahaan lebih menyukai dana internal. Dana internal tersebut diperoleh
dari laba yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan.
24
(3) Saat pendanaan eksternal dibutuhkan, perusahaan pertama akan memilih
menerbitkan sekuritas utang. Menerbitkan sekuritas jenis modal akan
dilakukan terakhir.
(4) Dengan semakin banyaknya dana eksternal yang dibutuhkan untuk mendanai
proyek dengan nilai sekarang positif, pendapatan pecking order akan diikuti,
ini berarti lebih menyukai utang yang berisiko artinya pada konvertibel,
modal preferen, dan modal biasa sebagai pilihan terakhir.
3) Teori Arus Kas Bebas
Jensen dalam Keown (2000) mendefinisikan arus kas bebas sebagai berikut:
arus kas bebas adalah arus kas lebih yang dibutuhkan untuk mendanai semua
proyek yang memiliki nilai sekarang bersih saat didiskonto pada biaya model
yang relevan. Jensen lalu mengemukakan arus kas bebas yang besar akan
mengarah pada perilaku manajer yang salah dan keputusan yang buruk bukan
demi kepentingan pemegang saham biasa perusahaan, dengan kata lain manajer
memiliki insentif untuk memegang arus kas bebas dan bermain dengannya, bukan
mengolahnya misalnya menjadi pembayaran dividen tunai yang lebih tinggi.
4) Signalling Theory
Signalling theory mendasarkan pada asumsi bahwa manajer memiliki
informasi yang lebih baik mengenai kesempatan investasi perusahaannya daripada
investor dan tindakan manajer didasarkan pada kepentingan terbaik untuk para
pemegang saham yang ada (Myers, 1984). Brigham dan Houston (2001)
menyatakan bahwa sinyal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen
perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana
25
manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang
menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan
modal baru dengan cara-cara lain seperti dengan menggunakan utang. Teori ini
didasarkan pada asumsi bahwa manajer dan pemegang saham tidak mempunyai
akses informasi perusahaan yang sama. Ada informasi tertentu yang hanya
diketahui oleh manajer, sedangkan pemegang saham tidak tahu informasi tersebut
sehingga terdapat informasi yang tidak simetri (asymmetric information) antara
manajer dan pemegang saham, akibatnya ketika struktur modal perusahaan
mengalami perubahan, hal itu dapat membawa informasi kepada pemegang saham
yang akan mengakibatkan nilai perusahaan berubah. Berdasarkan kondisi di atas
dapat dinyatakan bahwa perilaku manajer dalam hal menentukan struktur modal,
dapat dianggap sebagai sinyal oleh pihak luar (Mamduh, 2004).
Struktur keuangan adalah cara bagaimana perusahaan membiayai
aktivanya dan dapat dilihat pada seluruh sisi kanan dari neraca yang terdiri dari
utang jangka pendek, utang jangka panjang, dan modal pemegang saham.
Sedangkan struktur modal perusahaan adalah pembiayaan permanen yang terdiri
dari utang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Jadi,
struktur modal suatu perusahaan hanya merupakan sebagian dari struktur
keuangannya. Sedangkan struktur modal adalah bauran (proporsi) pendanaan
permanen jangka panjang perusahaan yang ditunjukan oleh utang, ekuitas saham
preferen, dan saham biasa.
Pada dasarnya, keputusan pendanaan (financing) perusahaan berkaitan
dengan penentuan sumber-sumber dana yang digunakan untuk membiayai usulan-
26
usulan investasi yang telah diputuskan sebelumnya. Pemenuhan kebutuhan dana
tersebut dapat disediakan atau diperoleh dari sumber internal maupun eksternal
perusahaan. Apabila perusahaan memenuhi kebutuhan dananya dari sumber
internal, maka perusahaan tersebut melakukan pendanaan internal (internal
financing) yaitu dalam bentuk laba ditahan, sebaliknya, jika perusahan memenuhi
kebutuhan dananya dari sumber eksternal, maka perusahaan tersebut melakukan
pendanaan eksternal (external financing). Pemenuhan kebutuhan dana secara
eksternal dipisahkan menjadi 2 yaitu pembiayaan utang (debt financing) dan
pendanaan modal sendiri (equity financing). Pembiayaan utang diperoleh melalui
pinjaman, sedangkan pendanaan modal sendiri berasal dari emisi atau penerbitan
saham.
Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah
utang jangka panjang dengan modal sendiri. Proksi struktur modal dalam
penelitian ini diukur dengan debt to equity ratio (DER), ini juga mengacu pada
penelitian Simatupang (2011); Kusumajaya (2011); Driffield (2007); Chowdhury
dan Chowdhury (2010); dan Masulis (1983). DER merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan utang) terhadap total
shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan, ini juga mengacu pada penelitian
secara matematis DER dapat dirumuskan sebagai berikut (Robert, 1997):
...................................................... (2.2)
Total Debt
= total utang jangka pendek maupun jangka panjang
Total Equity = total modal sendiri
27
Total debt merupakan total liabilities (baik utang jangka pendek maupun
jangka panjang) sedangkan total shareholder’s equity merupakan total modal
sendiri (total modal saham yang disetor dan laba yang ditahan) yang dimiliki
perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur modal dari total
pinjaman (utang) terhadap total modal yang dimiliki perusahaan, semakin tinggi
DER menunjukkan komposisi total utang (jangka pendek dan jangka panjang)
semakin besar dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga berdampak
semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur) (Robert, 1997).
2.3. Profitabilitas
Profitabilitas
adalah
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan
keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi operasional dan efisiensi dalam
menggunakan harta yang dimilikinya (Chen, 2004). Menurut Petronila dan
Mukhlasin (2003) profitabilitas merupakan gambaran dan kinerja manajemen
dalam mengelola perusahaan. Ukuran profitabilitas dapat berbagai macam seperti:
laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi/aktiva, dan tingkat
pengembalian ekuitas pemilik. Ang (1997) mengungkapkan bahwa rasio
profitabilitas dan rasio rentabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan, untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya
merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan. Laba perusahaan
selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi
para penyandang dananya, juga merupakan elemen dalam menciptakan nilai
perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan pada masa yang akan datang.
Efektivitas dinilai dengan menghubungkan laba bersih yang didefinisikan dengan
28
berbagai cara terhadap aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba. Rasio
profitabilitas
menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam
menghasilkan
keuntungan.
Analisis profitabiltas merupakan analisis yang digunakan untuk mengukur
kekuatan laba suatu perusahaan. Riyanto (1999) menjelaskan bahwa: Analisis
profitabilitas merupakan analisis kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan
kekayaan yang ada untuk menghasilkan laba pada periode tertentu yang diukur
melalui rasio-rasio profitabilitas. Brigham (2001) menghasilkan rasio-rasio
profitabilitas sebagai berikut:
1) Gross Profit Margin
2) Net Profit Margin
3) Return on Investment
4) Return on Equity
5) Earning Power
Berikut ini rasio profitabilitas dalam hubungannya antara laba dengan
investasi yaitu:
(1) Pengembalian atas investasi (ROI). Rasio ini membandingkan laba setelah
pajak dengan total aktiva.
(2) Pengembalian atas ekuitas (ROE). Pengembalian atas ekuitas atau sering
disebut rentabilitas modal sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa
banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri.
(3) Rentabilitas ekonomi. Rasio ini disebut juga earning power dimaksudkan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba usaha
29
dengan aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Rasio ini
dihitung dengan membagi laba usaha (laba sebelum bunga dan pajak) dengan
total aktiva.
Pengembalian atas ekuitas (ROE) merupakan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga
pengembalian atas ekuitas ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal
sendiri (Sutrisno, 2000). Pengembalian atas ekuitas merupakan alat analisis
keuangan untuk mengukur profitabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan keuntungan berdasarkan modal tertentu. Rasio ini
merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Salah satu
alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat
bagi para pemegang saham, ukuran dari keberhasilan pencapaian alasan ini adalah
angka pengembalian atas ekuitas berhasil dicapai. Semakin besar pengembalian
atas ekuitas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham.
Sartono (2001) menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri. Ang (1997) menyatakan bahwa rasio profitabilitas
menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Profitabilitas merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai
dari perusahaan. Ukuran profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
rasio pengembalian atas ekuitas (ROE) karena rasio ini sangat berhubungan
dengan struktur modal yang digunakan perusahaan, baik dipengaruhi oleh
30
proporsi utang jangka panjang atau modal sendiri, ini juga mengacu pada
Simatupang (2011); Kusumajaya (2011); Velnampy dan Niresh (2012); dan Chisti
et al. (2013). Lukman (1998) menyatakan bahwa pengembalian atas ekuitas
merupakan suatu pengukuran dari income yang tersedia bagi para pemilik
perusahaan atas modal yang diinvestasikan dalam perusahaan.
2.4. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas
Brigham
dan
Houston
(2004)
menyatakan
bahwa
kebanyakan
pengambilalihan perusahaan dan pembelian melalui utang dirancang untuk
meningkatkan efisiensi dengan mengurangi arus kas bebas yang tersedia bagi para
manajer, dengan kata lain pemilik sebuah perusahaan mempergunakan utang yang
berjumlah relatif besar bagi perusahaan untuk membatasi manajernya, karena
rasio utang yang tinggi akan meningkatkan ancaman kebangrutan untuk menjadi
lebih berhati-hati dan tidak menghamburkan-hamburkan uang para pemegang
saham.
Analisis profitabilitas merupakan analisis yang digunakan untuk mengukur
kekuatan laba suatu perusahaan. Struktur modal dapat juga dihubungkan dengan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Husnan (2004) menyatakan bahwa
profitabilitas
adalah
kemampuan
perusahaan
memperoleh
laba
dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Jika
perusahaan memutuskan menetapkan struktur modal dalam jumlah yang besar,
kemungkinan tingkat
likuiditas akan terjaga namun kesempatan untuk
memperoleh laba yang besar akan menurun yang pada akhirnya berdampak pada
menurunnya profitabilitas.
31
Pengembalian atas ekuitas atau return on net worth yaitu mengukur
kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham
perusahaan. Rasio ini dipengaruhi besar kecilnya utang perusahaan, apabila
proporsi utang semakin besar maka rasio pengembalian atas ekuitas juga semakin
besar. Jika rasio pengembalian atas ekuitas besar maka menunjukkan struktur
modal (penggunaan utang) perusahaan lebih besar untuk menghasilkan laba
perusahaan. Maka bagian laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham
lebih besar karena tidak ada tambahan pemegang saham baru. Kondisi ini
menunjukkan bahwa semakin banyak penggunaan sumber pendanaan utang akan
semakin besar profitabilitas perusahaan dihubungkan dengan kemakmuran
pemegang saham, semakin tinggi rasio utang terhadap ekuitas maka semakin
besar resiko yang dihadapi dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang
semakin tinggi (Sartono, 2001).
Profitabilitas dapat diukur melalui pengembalian atas ekuitas (Return on
Equity). Pengembalian atas ekuitas berguna untuk mengetahui besarnya
keuntungan yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap Rupiah modal dari
pemilik. Pengembalian atas ekuitas menunjukkan kesuksesan manajemen dalam
memaksimalkan pengembalian pada pemegang saham, semakin tinggi rasio
pengembalian atas ekuitas akan semakin baik karena memberikan tingkat
pengembalian yang lebih besar pada pemegang saham. Tingkat profitabilitas
dapat digambarkan dengan nilai dividen yang akan dibagikan kepada pemegang
saham dan hal ini dapat meminimumkan biaya modal dan penggunaan utang dan
modal sendiri dalam struktur modal. Penggunaan besarnya proporsi utang dalam
32
struktur modal dapat diamati lewat pengaruh pengungkit keuangan (financial
leverage) dan dapat dinyatakan dalam dua indikator yaitu rasio utang dan rasio
utang-ekuitas/utang jangka panjang (Warsono, 2003).
Pengungkit keuangan (financial leverage) menunjukkan hubungan antara
utang perusahaan terhadap modal maupun aktiva. Rasio ini bertujuan untuk
mengamati seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar (asing)
dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal. Perusahaan yang
baik seharusnya memiliki komposisi modal sendiri lebih besar dari utang. Selain
itu, perusahaan harus dapat mengatur batas perimbangan antara besarnya modal
sendiri dengan aktiva yang harus dibelanjai oleh modal tersebut.
2.5. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan
Pada tahun 1963 Modigliani dan Miller (MM) menyatakan bahwa
peraturan perpajakan memperbolehkan pengurangan bunga sebagai beban, tetapi
pembayaran dividen kepada pemegang saham tidak dapat dikurangi, hal ini
mendorong perusahaan untuk menggunakan utang dalam struktur modalnya
(Brigham dan Houston, 2001).
Trade-off theory menjelaskan bahwa jika posisi struktur modal berada di
bawah titik optimal maka setiap penambahan utang akan meningkatkan nilai
perusahaan, sebaliknya, jika posisi struktur modal berada di atas titik optimal
maka setiap penambahan utang akan menurunkan nilai perusahaan. Apabila
asumsi titik target struktur modal optimal belum tercapai, maka berdasarkan
trade-off theory memprediksi adanya hubungan yang positif terhadap nilai
perusahaan.
33
Chisti et al. (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa kebijakan
utang berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil
penelitian ini konsisten dengan temuan Moddigliani Miller pada tahun 1963
bahwa dengan memasukkan pajak penghasilan perusahaan, maka penggunaan
utang akan meningkatkan nilai perusahaan.
Driffield (2007) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa adanya
pengaruh yang signifikan untuk struktur kepemilikan terhadap utang dan nilai
perusahaan (Tobin’sQ) di Indonesia, Korea, Malaysia dan tidak signifikan di
Thailand. Jika pendekatan Moddigliani Miller dalam kondisi ada pajak
penghasilan perusahaan benar, maka nilai perusahaan akan meningkat terus
karena penggunaan utang yang semakin besar dan bisa dinyatakan bahwa struktur
modal yang optimal dapat dicapai dengan menyeimbangkan keuntungan
perlindungan pajak dengan beban biaya sebagai akibat penggunaan utang yang
semakin besar. Terdapat trade-off biaya dan manfaat biaya atas penggunaan
hutang, semakin besar proporsi utang akan semakin besar perlindungan pajak
yang diperoleh tetapi semakin besar juga biaya kebangkrutan yang mungkin
timbul.
Gitosudarmo (2002) aturan struktur finansial konservatif menghendaki
agar perusahaan dalam keadaan bagaimanapun jangan mempunyai utang yang
lebih besar daripada jumlah modal sendiri, atau dapat diartikan bahwa sebanyakbanyaknya modal asing harus sama besar dengan modal sendiri, sedangkan
menurut konsep cost of capital, perusahaan akan berusaha untuk memperoleh
struktur modal yang dapat meminimumkan biaya penggunaan modal rata-rata.
34
Berdasarkan uraian di atas berarti bahwa untuk meminimumkan biaya modal ratarata atau mengoptimalkan nilai perusahaan tidak seharusnya didasarkan pada
komposisi jumlah modal asing lebih sedikit dari jumlah modal sendiri.
Pengembangkan model dimana struktur modal (penggunaan utang)
merupakan sinyal yang disampaikan oleh manajer ke pasar. Apabila manajer
mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan ingin agar harga
saham meningkat, perusahaan ingin mengkomunikasikan hal tersebut ke investor.
Manajer dapat menggunakan utang lebih banyak, sebagai sinyal yang lebih dapat
dipercaya dan hal ini karena perusahaan yang meningkatkan utang bisa dipandang
sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa mendatang.
Investor diharapkan akan menangkap sinyal bahwa perusahaan mempunyai
prospek yang baik, dengan demikian utang merupakan tanda atau sinyal positif
(Ross, 1977).
2.6. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Sudut pandang investor meramalkan masa depan adalah hakikat dari
analisis laporan keuangan, sedangkan sudut pandang manajemen analisis laporan
keuangan bermanfaat baik untuk membantu mengantisipasi kondisi-kondisi di
masa depan maupun, sebagai titik awal untuk melakukan perencanaan langkahlangkah yang akan meningkatkan kinerja perusahaan di masa mendatang.
Brigham dan Houston (2001) menyatakan jika menajemen ingin
memaksimalkan
nilai
sebuah
perusahaan
dan
memperbaiki kelemahan-
kelemahannya. Analisis laporan keuangan akan melibatkan dan membandingkan
kinerja perusahaan dengan kinerja perusahaan-perusahaan lain dalam industri
35
yang sama dan mengevaluasi tren posisi keuangan dari waktu ke waktu. Studistrudi ini akan membantu manajemen mengidentifikasi berbagai kekurangan yang
mereka miliki dan kemudian mengambil tindakan untuk meningkatkan
kinerjanya.
Profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam
mengelola perusahaan. Salah satu rasio profitabilitas yaitu pengembalian atas
ekuitas (Return on equity/ROE) yang merupakan tingkat pengembalian atas
ekuitas pemilik perusahaan. Rasio ini mengukur pengembalian nilai buku kepada
pemilik saham. Suatu angka pengembalian atas ekuitas yang tinggi akan
membawa keberhasilan bagi perusahaan yang mengakibatkan tingginya harga
saham dan
membuat
perusahaan dengan
mudah
menarik
dana
baru,
memungkinkan perusahaan untuk berkembang, menciptakan kondisi pasar yang
sesuai, dan pada gilirannya akan memberikan laba yang lebih besar.
Signalling
Theory,
Bhattacarya
(1979)
mengemukakan
bahwa
profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang bagus sehinggga
investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat. Pembayaran
dividen yang semakin meningkat menunjukkan prospek perusahaan yang semakin
bagus sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan
meningkat. Soliha dan Taswan (2002) berpendapat bahwa profit yang tinggi
memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat mendorong
investor untuk meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham yang
meningkat menyebabkan nilai perusahaan meningkat. Apabila suatu perusahaan
dapat menciptakan profitabilitas yang baik, maka perusahaan tersebut akan
36
memiliki prospek yang baik pada masa yang akan datang. Perusahaan yang dapat
menghasilkan profit yang tinggi akan menunjukkan prospek perusahaan yang
bagus, hal ini akan direspon positif oleh investor yang akan dapat meningkatkan
nilai perusahaan. Laba perusahaan yang semakin meningkat menunjukkan
prospek perusahaan yang bagus pada masa mendatang (Sujoko dan Soebiantoro,
2007). Prospek yang bagus tersebut akan direspon positif oleh investor. Respon
positif dari investor akan meningkatkan harga saham untuk selanjutnya akan
meningkatkan nilai perusahaan.
Leverage keuangan merupakan penggunaan dana yang menyebabkan
perusahaan harus menanggung beban tetap dengan tujuan untuk meningkatkan
atau mengoptimalkan pendapatan per lembar saham. Apabila hasil pengembalian
atas aktiva lebih besar daripada biaya utang, maka leverage tersebut
menguntungkan dan hasil pengembalian atas modal dengan pengembalian ini juga
meningkat. Kondisi sebaliknya akan terjadi apabila hasil pengembalian atas aktiva
lebih kecil dari biaya utang, maka leverage akan mengurangi hasil pengembalian
modal (Irawati, 2006). Dari pendapat tersebut, bisa dinyatakan bahwa leverage
dapat meningkatkan hasil pengembalian pemegang saham. Nilai suatu perusahaan
selain diukur dari tinggi rendahnya harga jual saham di pasar, juga dapat diukur
dari tingkat kemampuan perusahaan dalam memperoleh profitabilitas, yang
selanjutnya dibandingkan dengan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh
investor. Hal ini menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam membagikan
laba yang diperoleh kepada para pemegang saham (pemilik perusahaan). Tingkat
profitabilitas tersebut dapat mencerminkan nilai dividen yang akan dibagikan
37
kepada pemegang saham, sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu meningkatkan
kemakmuran pemegang saham melalui peningkatan dividen. Peningkatan dividen
dapat meminimumkan biaya modal.
Penelitian Hermuningsih (2013) mengenai Pengaruh Profitabilitas, Growth
Opportunity, Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Publik
di Indonesia yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini mendukung teori yang
dikemukakan Moddogliani dan Miller bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh
laba dari aktiva perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi laba
maka semakin efisien perputaran aktiva atau semakin tinggi profit margin yang
diperoleh perusahaan dan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan.
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEPTUAL DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
3.1. Kerangka Berpikir dan Konseptual
3.1.1 Kerangka Berpikir
Perkembangan sektor properti dan real estate yang cukup tinggi
ditunjukkan oleh capital gain saham properti dan real estate yang melesat 187%
dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Keluarnya peraturan BI per 30 September
2013 yang merevisi aturan pembatasan besaran kredit untuk kredit kepemilikan
properti maupun kredit konsumsi beragun properti membuat para pengembang
properti dan real estate harus mengatur kembali struktur modal mereka demi
meningkatkan laba sehingga dapat memaksimumkan nilai perusahaan.
Laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban terhadap penyandang dana juga merupakan elemen
penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan pada masa
yang akan datang. Berdasarkan signalling theory, profitabilitas dimasukkan
sebagai variabel intervening, karena profitabilitas dianggap mampu memediasi
pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan.
Kajian teoritis yang dilakukan bersama dengan kajian temuan studi
empiris memberikan gambaran mengenai variabel dan keterkaitan antarvariabel
yang kemudian membantu perumusan hipotesis. Berdasarkan proses berpikir ini
dapat dihasilkan sebuah kajian tesis yang diharapkan mampu memberikan
39
kontribusi teoritis maupun praktis terkait pengaruh langsung struktur modal
terhadap nilai perusahaan maupun pengaruh tidak langsung struktur modal
terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas.
3.1.2 Kerangka Konseptual
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, maka kerangka konseptual yang
mendasari penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan berikut :
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
3.2. Hipotesis
3.2.1 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas
Sartono (2001) menjelaskan bahwa pengembalian atas ekuitas atau return
on net worth yaitu mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang
tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini dipengaruhi besar kecilnya
hutang perusahaan, apabila proporsi utang semakin besar maka rasio
pengembalian atas ekuitas juga semakin besar. Jika rasio pengembalian atas
ekuitas besar maka menunjukkan struktur modal (penggunaan utang) perusahaan
lebih besar untuk menghasilkan laba perusahaan, maka bagian laba yang akan
dibagikan kepada pemegang saham lebih besar karena tidak ada tambahan
40
pemegang saham baru. Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin banyak
penggunaan sumber pendanaan utang akan semakin besar profitabilitas
perusahaan dihubungkan dengan kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi
rasio utang terhadap ekuitas maka semakin besar resiko yang dihadapi dan
investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi (Sartono, 2001).
Penelitian yang dilakukan oleh Hartono (2001) yang menyatakan bahwa
semakin besar penggunaan utang dalam struktur modal maka semakin meningkat
pengembalian atas ekuitas dalam profitabilitas suatu perusahaan. Senada dengan
Hartono, Velnampy dan Niresh (2012) yang melakukan penelitian di Sri Lanka
menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap profitabilitas. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Chisti et al. (2013)
menyatakan hal yang sama yaitu, struktur modal berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas.
H1
: Struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.
3.2.2 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan
Trade-off theory menjelaskan bahwa jika struktur modal berada di bawah
titik optimal maka setiap penambahan utang akan meningkatkan nilai perusahaan,
sebaliknya, jika posisi struktur modal berada di atas titik optimal maka setiap
penambahan utang akan menurunkan nilai perusahaan. Penggunaan asumsi bahwa
titik target struktur modal optimal belum tercapai, maka berdasarkan trade-off
theory memprediksikan adanya hubungan yang positif terhadap nilai perusahaan
(Kusumajaya, 2011).
41
Driffield (2007) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa adanya
pengaruh yang signifikan untuk struktur kepemilikan terhadap utang dan nilai
perusahaan (Tobin’sQ) di Indonesia, Korea, Malaysia dan tidak signifikan di
Thailand. Jika pendekatan ini Moddigliani Miller dalam kondisi ada pajak
penghasilan perusahaan benar, maka nilai perusahaan akan terus meningkat
karena penggunaan utang yang semakin besar. Dapat disimpulkan bahwa struktur
modal yang optimal dapat dicapai dengan menyeimbangkan keuntungan
perlindungan pajak dengan beban biaya sebagai akibat penggunaan utang yang
semakin besar, dengan kata lain terdapat trade-off biaya dan manfaat biaya atas
penggunaan utang.
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Santika
dan
Ratnawati
(2002)
membuktikan bahwa struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Soliha dan Taswan (2002)
memperkuat penelitian Santika dan Ratnawati dengan menyatakan bahwa
kebijakan utang berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Penelitian Masulis (1983) menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, peryataan ini juga diperkuat oleh
penelitian Chowdhury dan Chowdhury (2010) yang melakukan penelitian
pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan pada empat sektor perusahaan
unggul di Bangladesh. Antwi et al. (2012) yang melakukan penelitian di Ghana
juga menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan.
42
H2
: Struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
3.2.3 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Signalling
Theory,
Bhattacarya
(1979)
mengemukakan
bahwa
profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang bagus sehinggga
investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat. Pembayaran
dividen yang semakin meningkat menunjukkan prospek perusahaan yang semakin
bagus sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan
meningkat.
Penelitian yang dilakukan Suharli (2006) dengan judul Studi Empiris
terhadap Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan pada Perusahaan Go
Public di Indonesia. Variabel independen yang digunakan adalah umur
perusahaan, penanaman modal asing, skala perusahaan dan profitabilitas dalam
mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa
pada tahun 2002 variabel independen skala perusahaan, penanaman modal asing
dan profitabilitas mempengaruhi nilai perusahaan secara signifikan.
Hermuningsih
(2013)
mengenai
Pengaruh
Profitabilitas,
Growth
Opportunity, Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Publik
di Indonesia yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini mendukung teori yang
dikemukakan Moddigliani Millier bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh laba
dari aktiva perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi laba
semakin efisien perputaran aktiva atau semakin tinggi profit margin yang
43
diperoleh perusahaan dan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan.
Penelitian tersebut konsisten dengan penelitian yang dilalukan oleh Soepriyanto
dan Suwarti (2004) mengatakan bahwa struktur kepemilikan, ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan total utang terhadap total ekuitas berpengaruh secara parsial
terhadap nilai perusahaan.
Ben-Naceur dan Goaied (2002), Ghosh dan Ghosh (2008), serta Chen dan
Chen (2011) menyatakan hal yang sama, yaitu profitabilitas berpengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
H3
: Profitabilitas
perusahaan.
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap
nilai
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1
Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian
4.1.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas dimana terdapat hubungan
antara tiga variabel. Hubungan dalam penelitian ini merupakan hubungan kausal
yaitu sebab akibat, dimana ada variabel eksogen (bebas) yaitu variabel yang
mempengaruhi variabel endogen (terikat) yaitu variabel yang dipengaruhi.
4.1.2 Ruang Lingkup Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan pengambilan
data melalui ICMD (Indonesian Capital Market Directory) Tahun 2009-2013, dan
situs internet www.idx.co.id.
4.2
Variabel Penelitian
4.2.1 Identifikasi Variabel
Identifikasi variabel perlu dilakukan untuk memberikan gambaran dan
acuan dalam penelitian. Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang
diajukan, variabel-variabel dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai
berikut:
1) Variabel Eksogen
Variabel eksogen dalam model jalur ialah semua variabel yang tidak ada
penyebab-penyebab eksplisitnya atau dalam diagram tidak ada anak-anak
panah menuju ke arahnya, selain pada bagian kesalahan pengukuran
45
(Sarwono dan Suhayati, 2010). Sruktur Modal (X1) adalah variabel eksogen
dari penelitian ini.
2) Variabel Endogen
Variabel endogen yang mencakup di dalam penelitian adalah variabel
perantara dan tergantung/terikat. Variabel perantara endogen adalah variabel
yang dipengaruhi dan mempengaruhi dalam suatu model diagram jalur, dalam
penelitian ini variabel perantara adalah Profitabilitas (X2), sedangkan variabel
tergantung/terikat yaitu variabel yang merupakan akibat dari variabel yang
mempengaruhi, yang dijadikan variabel tergantung/terikat adalah Nilai
Perusahaan (Y) (Sarwono dan Suharyati, 2010).
4.2.2 Definisi Operasional Variabel
Operasional variabel dalam penelitian in didefinisikan sebagai berikut:
1) Nilai Perusahaan (Y)
Nilai perusahaan diukur dengan price book value (PBV) yang merupakan
rasio antara harga perlembar saham dengan nilai buku perlembar saham pada
perusahaan properti dan real estate di BEI periode Tahun 2008-2012. Rasio
ini digunakan untuk menilai suatu ekuitas berdasarkan nilai bukunya. Satuan
pengukuran PBV adalah dalam rasio.
PBV 
Ps
.................................................................................................. (4.1)
BVS
2) Struktur Modal (X1)
Struktur modal diukur dengan debt to equity value (DER) yang meruapakan
perbandingan total utang yang dimiliki perusahaan dengan total ekuitas
46
perusahaan properti dan real estate di BEI periode Tahun 2008-2012. Satuan
pengukuran DER adalah dalam rasio.
................................................... (4.2)
3) Profitabilitas (X2)
Profitabilitas diukur dengan return on equity (ROE) yang merupakan rasio
antara laba bersih setelah pajak terhadap penyertaan modal sendiri pada
perusahaan properti dan real estate di BEI periode Tahun 2008-2012. ROE
menunjukkan seberapa banyak perusahaan telah memperoleh laba atas
ekuitas yang diinvestasikan oleh pemegang saham. Satuan pengukuran ROE
adalah dalam rasio.
....................................... (4.3)
4.3
Prosedur Pengumpulan Data
4.3.1 Jenis Data
Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data
yang diperoleh secara tidak langsung melalui buku-buku dan jurnal ilmiah, serta
media. Data sekunder dalam penelitian ini berupa debt to equity ratio (DER),
return on equity (ROE) dan price book value (PBV), dimana data-data tersebut
bersumber dari data laporan keuangan perusahaan properti dan real estate yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Tahun 2008-2012 yang termuat dalam
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) periode Tahun 2009-2013.
47
4.3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak pada sektor
properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 20082012 berdasarkan yang termuat dalam ICMD periode Tahun 2009-2013.
Penarikan sampel yang dilakukan adalah dengan menggunakan desain sampel non
probabilitas dengan metode judgment sampling. Judgment sampling adalah salah
satu jenis purposive sampling dimana dilakukan pemilihan sampel berdasarkan
penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota populasi yang disesuaikan
dengan maksud penelitian (Kuncoro, 2003:119). Kriteria penarikan sampel yang
digunakan oleh peneliti adalah :
1) Perusahaan properti dan real estate yang terdaftar secara terus-menerus di
Bursa Efek Indonesia selama periode Tahun 2008-2012.
2) Perusahaan properti dan real estate yang memiliki laporan keuangan lengkap
selama periode Tahun 2008-2012.
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut maka jumlah sampel dalam
penelitian ini dapat dijelaskan pada tabel berikut:
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah sampel dari
penelitian ini adalah sebanyak 23 perusahaan properti dan real estate. Sampel
sasaran penelitian ditunjukkan oleh Tabel 4.2.
4.3.3 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi non
partisipan, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat dan mengkaji data
48
sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan properti dan real estate yang
dipublikasikan oleh BEI melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
yang diterbitkan periode Tahun 2009-2013.
Tabel 4.1
Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Penarikan Sampel
No.
Kriteria
Jumlah
1.
Perusahaan yang bergerak pada sektor properti dan real
estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
49
2.
Perusahaan properti dan real estate yang tidak terdaftar
secara terus menerus di Bursa Efek Indonesia selama
periode Tahun 2008-2012
12
3.
Perusahaan properti dan real estate yang tidak memiliki
laporan keuangan lengkap selama periode Tahun 20082012
14
Jumlah Sampel
23
Sumber : Indonesian Capital Market Directory Tahun 2009-2013
4.4
Metode Analisis Data
Fokus penelitian berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis penelitian
adalah hubungan antar variabel, dimana menunjukkan hubungan kausal kompleks
dan berjenjang. Hubungan ini melibatkan variabel endogen yaitu profitabilitas dan
nilai perusahaan; variabel eksogen yaitu struktur modal. Permasalahan yang
memiliki karakteristik hubungan berjenjang dan jenis variabel semacam ini
memerlukan teknik analisis yang dapat menggunakan persamaan silmutanus
dengan teknik estimasi path analysis (Hair et al., 2006). Program aplikasi SPSS
(Stastical Product and Service Solutions) versi 16 digunakan untuk membantu
dalam menganalisis data yang digunakan dalam penelitian. Dalam analisis jalur,
ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam pengujian. Pertama, pengembangan
49
model berbasis konsep dan teori, didapat persamaan model sebagai berikut:
Persamaan Struktur :
Y  b1X1  b2X 2  e ...................................................................................... 4.4
Persamaan Sub Struktur 1 (pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas) :
X 2  b3 X1  e1 .............................................................................................. 4.5
Persamaan Sub Sturkutr 2 (pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan) :
Y  b4 X1  e2 .............................................................................................. 4.6
Persamaan Sub Struktur 3 (pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan) :
Y  b5X 2  e3 ............................................................................................... 4.7
Langkah kedua, menggambarkan model tersebut dalam bentuk diagram
path; ketiga, uji terhadap asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang melandasi analisis
jalur yaitu:
1) Uji Normalitas, uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi
sebuah data mengikuti atau mendekati normal, yakni distribusi data dengan
bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti
distribusi normal yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau
menceng ke kanan (Situmorang, 2010). Uji ini dilakukan dengan melalui
pendekatan Kolmogorv-Smirnov dan probability plot.
2) Uji Heteroskedastisitas, uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota
grup tersebut, jika varians sama dan ini yang harusnya terjadi maka dikatakan
ada homoskedastisitas, sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi
heteroskedastisitas (Situmorang, 2010). Model regresi yang baik adalah yang
50
homoskedastisitas
atau
tidak
terjadi
heteroskedastisitas.
Pengujian
heteroskedastisitas data dilakukan dengan Uji Glejser.
3) Uji Autokorelasi, uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (Situmorang, 2010).
Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi.
Gejala autokorelasi dideteksi dengan pendekatan Durbin-Watson.
4) Uji Multikolinieritas, uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terdapat
korelasi antar variabel independen maka dikatakan terdapat masalah
multikolinieritas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dapat
dilakukan dengan melihat nilai toleransi variabel dan Variance Inflation
Factor (VIF).
Langkah keempat dalam analisis jalur adalah pendugaan parameter atau
koefisien jalur. Dalam analisis jalur terdapat pengaruh langsung dan pengaruh
tidak langsung serta pengaruh total. Koefisien beta sebagai koefisien jalur
merupakan pengaruh langsung, sedangkan pengaruh tidak langsung dilakukan
dengan mengalikan koefisien beta dari variabel yang dilalui. Pengaruh total
dihitung dengan menjumlahkan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung.
Langkah terakhir adalah melakukan interpretasi hasil analisis, yaitu
menentukan jalur-jalur pengaruh yang signifikan dan mengidentifikasi jalur yang
pengaruhnya lebih kuat, yaitu dengan membandingkan koefisien jalur yang
terstandar.
51
Tabel 4.2
Sampel Penelitian
No
Kode Perusahaan
Nama Perusahaan
1
ASRI
PT. Alam Sutera Realty Tbk.
2
ELTY
PT. Bakrieland Development Tbk.
3
BAPA
PT. Bekasi Asri Pemula Tbk.
4
BSDE
PT. Bumi Serpong Damai Tbk.
5
CTRA
PT. Ciputra Development Tbk.
6
CTRP
PT. Ciputra Property Tbk.
7
CTRS
PT. Ciputra Surya Tbk.
8
DART
PT. Duta Anggada Realty Tbk.
9
DUTI
PT. Duta Pertiwi Tbk.
10
GMTD
PT. Gowa Makassar Tourism Development Tbk.
11
DILD
PT. Intiland Development Tbk.
12
JRPT
PT. Jaya Real Property Tbk.
13
LAMI
PT. Lamicitra Nusantara Tbk.
14
LPCK
PT. Lippo Cikarang Tbk.
15
LPKR
PT. Lippo Karawaci Tbk.
16
MAMI
PT. Mas Murni Indonesia Tbk.
17
MDLN
PT. Modernland Realty Tbk.
18
PJAA
PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
19
GPRA
PT. Perdana Gapura Prima Tbk.
20
PNSE
PT. Pudjiadi & Son Estate Tbk.
21
PUDP
PT. Pudjiadi Prestige Tbk.
22
RBMS
PT. Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk.
23
SMRA
PT. Summarecon Agung Tbk.
Sumber : Indonesian Capital Market Directory periode Tahun 2009-2013
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1
Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi Statistik
Deskripsi statistik memberikan gambaran umum tentang variabel
penelitian. Deskripsi statistik difokuskan kepada nilai maksimum, nilai minimum,
nilai rata-rata (mean) dan nilai standar deviasi. Data statistik selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1
Deskripsi Statistik Variabel Nilai Perusahaan, Struktur Modal dan
Profitabilitas Sampel Perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2008-2012
Std.
N
Minimum Maximum
Mean
Deviation
Struktur Modal
115
.05
3.83
.9384
.70236
Profitabilitas
Nilai
Perusahaan
Valid N
(listwise)
115
.1
36.71
9.1376
7.56246
115
.11
5.84
1.1279
.97299
115
Sumber : Lampiran 4
Nilai perusahaan yang diukur dengan PBV (price book value) merupakan
rasio harga perlembar saham dengan nilai buku perlembar saham. Nilai rata-rata
(mean) dari nilai perusahaan pada perusahaan sektor properti dan real estate di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012 sebesar 1.1279% dengan standar deviasi
sebesar 0.97299%, dengan nilai standar deviasi yang lebih kecil dari nilai rata-rata
53
nilai perusahaan, dapat disimpulkan bahwa tidak adanya fluktuasi nilai
perusahaan yang besar pada perusahaan sektor properti dan real estate yang
menjadi sampel. Nilai minimum dari nilai perusahaan sebesar 0.11% dan nilai
maksimumnya sebesar 5.64%, ini menunjukkan sebagian besar perusahaan sektor
properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia memiliki nilai perusahaan yang
positif pada periode Tahun 2008-2012 yang diukur dengan PBV.
Struktur modal yag diukur dengan DER (debt to equity ratio) merupakan
perbandingan antara total utang terhadap modal sendiri. Rata-rata struktur modal
pada perusahaan sektor properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia periode
Tahun 2008-2012 sebesar 0.9384% dengan standar deviasi 0.70236%, sehingga
dapat dinyatakan bahwa fluktuasi nilai struktur modal pada perusahaan sektor
properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia periode Tahun 2008-2012 kecil,
dilihat dari nilai standar deviasinya yang lebih kecil dari nilai rata-rata. Nilai
minimum struktur modal sebesar 0.05% dan nilai maksimum sebesar 3.83%
dengan nilai rata-rata 0.9384% menyatakan bahwa sebagian besar perusahaaan
sampel memiliki utang yang lebih kecil dari nilai ekuitasnya.
Profitabilitas diukur dengan ROE (return to equity) merupakan rasio
perbandingan antara laba bersih dengan modal sendiri. Nilai rata-rata ROE
sebesar 9.1376% dimana standar deviasi sebesar 7.56246%, karena nilai standar
deviasi yang lebih kecil daripada nilai rata-rata dapat disimpulkan bahwa tidak
ada fluktuasi yang besar dari profitabilitas perusahaan sektor properti dan real
estate di Bursa Efek Indonesia periode Tahun 2008-2012. Nilai minimum sebesar
0.10% dan nilai maksimum sebesar 36.71% dengan nilai rata-rata 9.1376%
54
menyatakan bahwa sebagian besar perusahaan properti dan real estate di Bursa
Efek Indonesia yang menjadi sampel memiliki laba bersih yang lebih besar dari
modal sendiri mereka pada periode Tahun 2008-2012.
5.1.2 Uji Asumsi Klasik
Evaluasi terhadap pemenuhan uji asumsi klasik dalam penelitian perlu
dilakukan agar hasilnya dapat merepresentasikan keadaan sebenarnya. Asumsiasumsi klasik yang diuji adalah:
1) Uji Normalitas, uji normalitas dilakukan dengan dua cara, yaitu Normal PPlot dan Kolmogorov-Smirnov. Dari diagram Normal P-Plot (lampiran 5)
didapat data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi ini memenuhi asumsi normalitas. Tabel
Korgorov-Smirnov (Tabel 5. 2) didapat data Asymp. Sig. (2-tailed) untuk
masing-masing variabel di atas 0.05 sehingga model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
Tabel 5.2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal
Parametersa,b
Mean
Std. Deviation
Most
Absolute
Extreme
Positive
Differences
Negative
Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal
b. Calculated from data
Struktur
Modal
115
.9384
Profitabilitas
115
9.1376
Nilai
Perusahaan
115
1.1279
.70236
.13
.13
-.103
.13
.096
7.56246
.125
.125
-.116
.125
.168
.97299
.16
.16
-.148
.16
.072
55
2) Uji Heteroskedastisitas, uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat
Grafik Scatterplot antara nilai variabel terikat yaitu ZPRED dengan
residualnya SRESID. Hasil Grafik Scatterplot (lampiran 6) tidak ada pola
yang jelas dari sebaran titik dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, ini berarti tadak terjadi heteroskedastisitas sehingga
uji heterokedastisitas terpenuhi.
Gambar 5.1
3) Uji Autokorelasi, uji autokorelasi dilakukan dengan pendekatan DurbinWatson. Hasil nilai Durbin-Watson (Lampiran 8) dari model regresi ini
adalah sebesar 1.861, karena nilai Durbin-Watson berada diantara -2 sampai 2
maka tidak ada autokorelasi, sehingga uji autokorelasi terpenuhi.
56
Tabel 5.3
Hasil Durbin-Watson
Model Summaryb
Change Statistics
Mo
del
1
Sig. F Change
Durbin-Watson
.000
1.861
4) Uji Multikolinieritas, uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai VIF
dan Tolerance (Lampiran 8) dari setiap variabel independen. Nilai Tolerance
masing-masing variabel adalah 0.887 dan 0.887 nilai ini lebih kecil dari 0.1,
nilai masing-masing VIF adalah 1.127 dan 1.127 nilai ini lebih kecil dari 5,
ini berarti bahwa tidak terjadi multikolinieritas, sehingga uji multikolinieritas
terpenuhi.
Tabel 5.4
Hasil Tolerance dan VIF
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
Tolerance
VIF
1 (Constant)
Struktur Modal
.887
1.127
Profitabilitas
.887
1.127
5.1.3 Hasil Analisis Jalur
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dijelaskan bahwa struktur modal (X1)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (X2), struktur modal
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (Y), dan variabel
57
profitabilitas (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan
(Y).
Tabel 5.5
Ringkasan Koefisien Jalur
Koef. Reg.
Standard
t
Hubungan
Sig.
Standar
Errror
hitung
X1  X2
0.336
0.954
3.786
0.000
X1  Y
0.192
0.124
3.438
0.001
X2  Y
0.576
0.011
4.915
0.000
Sumber : Lampiran 6, 7 dan 8
Keterangan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat menjelaskan pengaruh langsung dan
pengaruh tidak langsung antar variabel dalam penelitian. Pengaruh langsung
struktur modal (X1) terhadap nilai perusahaan (Y) sebesar 0.192, dan pengaruh
struktur modal (X1) melalui variabel intervening profitabilitas (X2) terhadap nilai
perusahaan (Y) sebesar 0.336x0.576 = 0.194.
5.1.4 Pengujian Hipotesis
1) Uji Hipotesis Pertama
H1 : Struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa koefisien beta dari regresi pengaruh struktur
modal terhadap profitabilitas sebesar 0.336 dengan signifikansi 0.000, dengan
signifikansi lebih kecil dari 0.050 maka struktur modal mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap profitabilitas dan koefisien beta yang lebih besar
dari 0 menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif terhadap
profitabilitas. Hasil dari perhitungan ini menerima hipotesis pertama yaitu
struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada
58
perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia periode Tahun
2008-2012.
2) Uji Hipotesis Kedua
H2 : Struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa koefisien beta dari regresi pengaruh struktur
modal terhadap nilai perusahaan sebesar 0.192 dengan signifikansi 0.001,
dengan signifikansi lebih kecil dari 0.050 maka struktur modal mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan dan koefisien beta yang
lebih besar dari 0 menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Hasil dari perhitungan ini menerima hipotesis
kedua yaitu struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia periode Tahun
2008-2012.
3) Uji Hipotesis Ketiga
H3 : Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa koefisien beta dari regresi pengaruh
profitabilitas terhadap nilai perusahaan sebesar 0.576 dengan signifikansi
0.000, dengan signifikansi lebih kecil dari 0.050 maka profitabilitas
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan dan koefisien
beta yang lebih besar dari 0 menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Hasil dari perhitungan ini menerima
59
hipotesis ketiga yaitu profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia
periode Tahun 2008-2012.
5.2
Pembahasan
5.2.1 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapat dijelaskan bahwa struktur
modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan
properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia periode Tahun 2008-2012.
Hasil pengujian hipotesis ini dapat diartikan bahwa penambahan utang
yang dilakukan perusahaan dapat meningkatkan pendapatan bersih dari
perusahaan tersebut, atas terjadinya peningkatan pendapatan bersih maka ROE
(return on equity) perusahaan sampel akan meningkat, sesuai dengan Trade-off
Theory dimana penggunaan utang dapat mengurangi pajak dan mengurangi biaya
agensi yang dapat menyebabkan profitabilitas perusahaan meningkat.
Esensi trade-off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan
manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan utang, sejauh
manfaat lebih besar, tambahan utang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan
karena penggunaan utang sudah lebih besar, maka tambahan utang tidak lagi
diperbolehkan. Trade-off theory telah mempertimbangkan berbagai faktor seperti
corporate tax, biaya kebangrutan, dan personal tax, dalam menjelaskan kenapa
perusahaan memilih struktur modal tertentu. Peningkatan profitabilitas sebagai
akibat dari meningkatnya jumlah utang perusahaan, karena manfaat dari utang
tersebut masih lebih besar daripada pengorbanan yang dikeluarkan perusahaan.
60
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sartono (2001); Hartono
(2001); Velnampy dan Niresh (2012); dan Chisti et al. (2013) yang juga
menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap
profitabilitas.
5.2.2 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapat dijelaskan bahwa struktur
modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia periode Tahun 20082012.
Hasil pengujian hipotesis ini dapat diartikan bahwa penambahan utang
yang dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan ekspansi usaha akan
meningkatkan harga saham dari perusahaan tersebut, sehingga nilai perusahaan
pada perusahaan yang bergerak di sektor properti dan real estate di Bursa Efek
Indonesia periode Tahun 2008-2012 meningkat signifikan. Hasil penelitian ini
menegaskan bahwa struktur modal dari perusahaan properti dan real estate di
Bursa Efek Indonesia belum mencapai titik optimalnya, sesuai dengan teori MM
yang menyatakan apabila struktur modal berada di bawah titik optimal maka
setiap penambahan utang akan meningkatkan nilai perusahaan, hal tersebut
dijelaskan oleh Trade-off Theory dimana manfaat dari peningkatan utang masih
lebih besar dari pengorbanan yang dikeluarkan sehingga secara langsung manfaat
penggunaan utang tersebut meningkatkan nilai perusahaan.
Penentuan target struktur modal optimal adalah salah satu tugas utama
manajemen perusahaan. Struktur modal merupakan kunci perbaikan produktivitas
61
dan kinerja perusahaan dari perbandingan jumlah utang dan ekuitas. Peningkatan
nilai perusahaan karena peningkatan jumlah utang (utang masih di bawah titik
optimalnya) disebabkan oleh manajemen perusahaan yang menggunakan utang
tersebut untuk ekspansi usaha dari perusahaan.
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian oleh Masulis (1983); Santika
dan Ratnawati (2002); Soliha dan Taswan (2002); Chowdhury dan Chowdhury
(2010); dan Antwi et al. (2012) yang menyatakan bahwa struktur modal
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
5.2.3 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan
hasil
pengujian
hipotesis,
dapat
dijelaskan
bahwa
Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dari
perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia periode Tahun 20082012.
Hasil pengujian hipotesis ini dapat diartikan bahwa peningkatan
pendapatan bersih dapat meningkatkan profitabilitas yang diwakilkan dengan
variabel ROE (return on equity), oleh karena peningkatan profitabilitas ini maka
harga saham perusahaan meningkat sehingga menambah nilai perusahaan yang
diwakilkan dengan variabel PBV (price book value) pada perusahaan properti dan
real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Tahun 2008-2012.
Hasil penelitian ini dapat dijelaskan oleh Signaling Theory pada Bhattacarya
(1979) yang mengemukakan bahwa profitabilitas yang tinggi menujukkan prospek
perusahaan yang bagus sehingga investor akan merespon positif sehingga nilai
perusahaan akan meningkat.
62
Return on equity (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk pengembalian ekuitas
pemegang saham. ROE merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk
mengukur profitabilitas dari ekuitas, semakin besar hasil ROE maka kinerja
perusahaan semakin baik. Rasio yang meningkat menunjukkan bahwa kinerja
manajemen berhasil dalam mengelola sumber dana pembiayaan operasional
secara efektif untuk menghasilkan laba bersih (profitabilitas meningkat). Investor
akan membeli saham karena tertarik oleh ROE atau bagian dari total profitabilitas
ke pemegang saham, oleh karena itu semakin tinggi ROE maka semakin tinggi
juga price book value (PBV) sebagai ukuran dari nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ben-Naceur dan Goaied
(2002); Suwarti (2004); Suharli (2006); Ghosh dan Ghosh (2008); Chen dan
Chen (2011); dan Hermuningsih (2013).
5.2.4 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening
Pengaruh tidak langsung struktur modal yang diwakilkan oleh DER (debt
to equity ratio) terhadap nilai perusahaan yang diwakilkan oleh PBV (price book
value) melalui profitabilitas sebagai variabel intervening yang diwakilkan oleh
ROE (return on equity) adalah sebesar 0.336x0.576 = 0.194. Perbandingan
pengaruh tidak langsung struktur modal terhadap nilai perusahaan melalui
profitabilitas dengan pengaruh langsung struktur modal terhadap nilai perusahaan,
didapatkan hasil 0.194 > 0.192, sehingga bisa dinyatakan bahwa profitabilitas
dapat berfungsi sebagai variabel intervening dalam pengaruh struktur modal
63
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek
Indonesia periode Tahun 2008-2012.
5.3
Implikasi Penelitian
1) Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini mendukung trade-off theory. Trade-off Theory
menyatakan bahwa penggunaan utang dapat mengurangi pajak dan mengurangi
biaya agensi yang dapat menyebabkan profitabilitas perusahaan meningkat. Inti
dari trade-off theory ialah dalam penentuan struktur modal adalah penyeimbangan
manfaat dan pengorbanan yang harus dikeluarkan sebagai akibat dari penggunaan
utang, sejauh manfaat penggunaan utang masih lebih besar daripada pengorbanan
yang ditimbulkan maka utang masih diperkenankan, dan sebaliknya apabila
pengorbanan terhadap penggunaan utang lebih besar dari manfaatnya, maka
tambahan utang seharusnya tidak dilakukan. Hasil penelitian ini mendukung hasil
dari penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hartono (2001);
Velnampy dan Niresh (2012); dan Chisti et al. (2013).
Hasil penelitian ini juga mendukung Teori MM yang menyatakan bahwa
apabila struktur modal masih di bawah titik optimal maka setiap penambahan
utang akan meningkatkan nilai perusahaan karena apabila struktur modal sudah
melampaui titik optimalnya maka setiap penambahan utang akan menurunkan
nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung hasil dari penelitian-penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Masulis (1983); Santika dan Ratnawati (2002);
Soliha dan Taswan (2002); Chowdhury dan Chowdhury (2010); dan Antwi et al.
(2012) yang menyatakan bahwa DER (debt to equity ratio) berpengaruh secara
64
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang diwakilkan oleh PBV (price
book value).
Hasil penelitian ini juga menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, hal ini dijelaskan oleh Signalling
theory. Return on equity yang meningkat menjadi sinyal positif bagi para investor
akan prospek dari perusahaan sehingga nilai perusahaan akan meningkat. Hal ini
mendukung hasil penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ben-Naceur
dan Goaied (2002); Suwarti (2004); Suharli (2006); Ghosh dan Ghosh (2008);
Chen dan Chen (2011); dan Hermuningsih (2013).
Hasil penelitian ini juga menyatakan bahwa utang yang dapat
meningkatkan profitabilitas perusahaan akan mampu memberikan pengaruh yang
lebih terhadap peningkatan nilai perusahaan, karena profitabilitas mampu
memediasi pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan.
2) Implikasi Praktis
Hasil penelitian menemukan bahwa struktur modal dengan variabel DER
(debt to equity ratio) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan yang diwakilkan oleh variabel PBV (price book value), sehingga
dapat dinyatakan bahwa peningkatan utang akan dapat meningkatkan PBV (price
book value) karena jumlah utang belum sampai pada titik optimalnya. Hasil
penelitian ini atas pengaruh struktur modal yang diwakilkan dengan DER (debt to
equity ratio) yang positif dan signifikan terhadap profitabilitas yang diwakilkan
oleh ROE (return on equity), menunjukkan bahwa peningkatan utang jangka
panjang yang belum mencapai titik optimalnya berarti akan menaikkan laba bersih
65
perusahaan, kecenderungan kenaikkan jumlah utang jangka panjang perusahaan
properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia terkait dengan produktivitas yang
dapat meningkatkan laba.
Profitabilitas yang diwakilkan oleh ROE (return on equity) dalam
penelitian ini dinyatakan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan yang diwakilkan oleh PBV (price book value). Pertumbuhan ROE
menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik karena adanya potensi
peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan, dimana hal ini meningkatkan
kepercayaan investor dan para calon investor sehingga mempermudah perusahaan
untuk mendapatkan investasi, dengan terjadi kenaikkan permintaan pada suatu
saham secara langsung akan menaikkan harga saham perusahaan tersebut pada
pasar modal.
Hasil penelitian juga menemukan bahwa pengaruh struktur modal terhadap
nilai perusahaan melalui profitabilitas lebih besar pengaruhnya daripada pengaruh
langsung struktur modal terhadap nilai perusahaan, dengan demikian perusahaan
properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia dapat meningkatkan nilai
perusahaannya dengan meningkatkan utang, dimana peningkatan utang tersebut
juga dapat meningkatkan profitabilitas yang secara tidak langsung dapat
meningkatkan nilai perusahaan dengan lebih tinggi.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1. Simpulan
Simpulan yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil penelitian yang telah
diuraikan sebelumnya adalah:
1) Struktur modal mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan utang
yang dilakukan oleh perusahaan akan meningkatkan harga saham dari
perusahaan, dengan meningkatnya harga saham maka nilai perusahaan
meningkat, ini dikarenakan utang pada perusahaan sampel masih berada di
bawah titik optimalnya.
2) Struktur modal mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
profitabilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap terjadi
penambahan utang maka akan terjadi peningkatan pada pendapatan bersih
dari perusahaan, sehingga profitabilitas dari perusahaan juga akan ikut naik,
sesuai dengan Trade-off Theory dimana penggunaan utang dapat mengurangi
penghitungan pajak selain itu penggunaan utang juga dapat mengurangi biaya
agensi sehingga laba setelah pajaknya akan lebih besar yang menyebabkan
profitabilitas perusahaan meningkat.
3) Profitabilitas mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap terjadi
penambahan pendapatan bersih dari perusahaan maka profitabilitas akan
67
meningkat, karenan peningkatan profitabilitas ini maka terjadi peningkatan
harga saham sehingga nilai perusahaan juga meningkat, hal ini dikarenakan
investor yang akan menanamkan modalnya pada perusahaan mencermati
profitabilitas dari perusahaan tersebut, semakin baik profitabilitas perusahaan
tersebut maka semakin baik potensial perusahaan tersebut di mata investor,
sehingga pemintaan terhadap saham perusahaan tersebut meningkat.
Peningkatan permintaan terhadap saham perusahaan tentu akan menaikkan
harga saham tersebut dan sebagai hasil akhir nilai perusahaan yang akan
meningkat.
4) Profitabilitas mampu memediasi pengaruh struktur modal terhadap nilai
perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa utang dapat lebih
meningkatkan harga saham apabila yang berujung pada peningkatan nilai
perusahaan, apabila utang tersebut dapat terlebih dahulu meningkatkan
pendapatan bersih perusahaan yang dapat menaikkan nilai profitabilitas
perusahaan.
68
6.2. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia belum mencapai
titik optimal pada tingkat utangnya, sehingga dapat disarankan untuk
menambah proporsi utang perusahaan sampai pada tingkat tertentu (dibawah
titik optimal), karena penambahan utang akan dapat meningkatkan nilai
perusahaan secara signifikan. Peningkatan nilai perusahaan ini akan lebih
besar apabila utang dari perusahaan juga dapat meningkatkan profitabilitas
dari perusahaan, dengan catatan bahwa utang tidak melebihi titik optimalnya.
2) Penelitian mengenai variabel yang dapat meningkatkan nilai perusahaan
melalui sebuah atau lebih variabel intervening dapat dilakukan kembali.
Penelitian ini menggunakan variabel profitabilitas menjadi variabel
intervening pada pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan.
Pengembangan penelitian ini disarankan dengan menambahkan proksi
variabel profitabilitas atau menambahkan/mengganti variabel intervening
yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, sebagai contoh variabel
kebijakan dividen.
69
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Faisal. 2005.Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Malang: UMM Press.
Ammann, Manuel, David Oesch, dan Markus M. Schmid. 2010. Corporate
Governance and Firm Value: International Evidence. (online),
(http://ssrn.com/abstract=1692222)
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft
Indonesia.
Antwi, Samuel et al. 2012. Capital Structure and Firm Value: Empirical Evidence
from Ghana. International Journal of Business and Social Science. Vol. 3
No.22. pp. 103-111.
Arief, Sritua. 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta: UI Press.
Arifin, Zaenal. 2005. Teori Keuangan dan Pasar Modal, Edisi Pertama.
Yogyakarta: Ekonisia.
Arliansyah, M. Noor, 2001. Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Saham,
Usahawan, No. 1 Th XXX Januari.
Babu, Suresh dan Jain, K. 1998. Empirical Testing of Pecking Order Hypothesis
with Reference to Capital Structure Practices in India. Journal of
Financial Management & Analysis. July-December: 63-74.
Ben-Naceur, Samy dan Mohamed Goaied. 2002. The Relationship Between
Dividend Policy, Financial Structure, Profitability and Firm Value.
Applied Financial Economics, 12(12), pp. 843.
Bhattacharya, N and Layton, P. 1979. "Effectiveness of Seat Belt Legislation on
Queensland Road Toll - An Australian Case Study in Intervention
Analysis". Journal of American Statistics Association74. pp. 367.
Brigham, F., dan J. Houston. 2001. Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan.
Jakarta: Erlangga.
Brigham, F., and L., Gapenski. 1996. Financial Management Theory and
Practise, Fifth Edition. United State of America.
Chen, L,. Xinlei. 2004. On The Relation Between The Market To Book Ratio,
Growth Opportunity and Leverage Ratio. Department of Finance
Michigan State University.
70
Chen, Li-Ju and Shun-Yu Chen. 2011. The Influence of Profitability on Firm
Value with Capital Structure as The Mediator and Firm Size and Industry
as Moderators. Investment Management and Financial Innovations,
Vol.8, Issue 3, pp. 121-129.
Chisti, K.A. et al. 2013. Impact of Capital Structure on Profitability of Listed
Companies (Evidence from India). The USV Annals of Economics and
Public Administration. Vol.13 Issue 1 2013. Pp. 187-191
Chowdhury, Anup dan S.P. Chowdhury. 2010. Impact of Capital Structure on
Firm’s Value: Evidence from Bangladesh. Business and Economic
Horizons. Vol.3. October 2010. pp. 111-122.
Driffeild, V., Mahambore, and S. Pal. 2007. How Does Ownership Structure
Affect Capital Structure and Firm Value?Recent Evidence From East
Asia. Journal Compilation 2007 European Bank for Reconstruction and
Development, Vol. 15 (3) 535-573.
Ekawati, Erni. 2004. Materi Pokok Manajemen Keuangan, Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka, Jakarta.
Eli, Safrida. 2008. Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan
terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaaan Manufaktur di Bursa Efek
Jakarta, Tesis, Sekolah Pascasarjana USU, Medan.
Fitri, M,. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang dan
Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan, Tesis, Program Pascasarjana
UNDIP, Semarang.
Ghosh, Saurabh dan Arijit Ghosh. 2008. Do Leverage, Dividend Policy and
Profitability Influence The Future Value of Firm? Evidence from India.
(online), (http://ssrn.com/abstract=1158251).
Ghozali, Iman. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,
Cetakan Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gitosudarmo, Indriyono, dan M.M Basri. 2002. Manajemen Keuangan, Edisi
Keempat. Yogyakarta: BPFE.
Gujarati, N. 2003. Basic Econometric, Edisi Keempat, McGraw Hill, Inc.
Harahap, Nakman. 2003. Analisis Pengaruh Struktur Modal terhadap
Profitabilitas pada Industri Pulp dan Paper yang Masuk Pasar Modal
Indonesia, Tesis, Sekolah Pascasarjana USU, Medan.
71
Haryanto, dan Sugiharto. 2003. Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Minuman di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis, Nomor 3, Jilid 8.
Hasnawati, Sri. 2005. Implikasi Keputusan Investasi, Pendanaan, dan Dividen
terhadap Nilai Perusahaan yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Usahawan: No. 09/Th XXXIX, September 2005.
Helfert, A. 1997. Teknik Analisis Keuangan, Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Hermuningsih, Sri. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Struktur
Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik di Indonesia.
Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Oktober, pp. 127-148.
Homaifar, G and Zietz et.al. 1994. An Empirical Model of Capital Structure:
Some New Evidence. Journal of Business Finance & Accounting, 21
January. 1-14.
Husein, Umar. 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Husnan, S., dan E. Pudjiastuti. 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi
Keempat, UUP AMP YKPN, Yogyakarta.
Ignatius dan Jogiyanto. 2002. The Simultancity of Dividend and Capital Structure
Decisions: The Case of Indonesia Capital Market, Bunga Rampai Kajian
Teori Keuangan, Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Institute for Economic and Financial Research. 2009. Indonesia Capital Market
Directory 2009. Indonesia. ECFIN.
______ 2010. Indonesia Capital Market Directory 2010. Indonesia. ECFIN.
______ 2011. Indonesia Capital Market Directory 2011. Indonesia. ECFIN.
______ 2012. Indonesia Capital Market Directory 2012. Indonesia. ECFIN.
______ 2013. Indonesia Capital Market Directory 2013. Indonesia. ECFIN.
Irawati, Susan. 2006. Manajemen Keuangan. Bandung: Pustaka.
Jensen, M. and Meckling, W. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior,
Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics,
Vol. 3, pp. 305-60.
72
Keown Arthur J. Scott David, Jr D. Marthin, Petty J. William. 2000. Dasar-dasar
Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Kuncoro, Mudrajarad, 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:
Erlangga.
Lukman, Syamsuddin. 1998. Manajemen Keuangan Perusahaan Konsep Aplikasi
dalam Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan, Cetakan
Keempat. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada.
Mamduh, Hanafi. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
Masdar, Masud. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal dan
Hubungannya terhadap Nilai Perusahaan, JurnalManajemen dan Bisnis,
Volume 7 Nomor 1 Maret 2008.
Masulis, R.W. 2013. The Impact of Capital Structure on Firm Value: Some
Estimates. The Journal of Finance. Vol. 38. No.1. March 1983. PP. 107126.
Modigliani, F., Miller. 1958. The Cost of Capital, Corporate Finance and the
Theory of Investment. The American Economics Review, Vol. XIVIII. No.
3, pp. 261-297.
Myers, S., The Capital Structure Puzzle, Journal of Finance, Vol. 39. July, 1984.
pp. 198-209.
Paranita, E. S. 2007. Analisis Pengaruh Insider Ownership, Kebijakan Hutang,
Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan. ASET.
Jurnal Volume 9 Nomor 2. Agustus : 464-493.
Riyanto, Bambang. 1999. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi
Keempat. Yogyakarta: BPFE.
Ross, A., 1977. The Determination of Financial Structure: The Incentive
Signaling Approach. Bell Journal of Economics. 8:23-40.
Santika dan Kusuma Ratnawati. 2002. Pengaruh Struktur Modal, Faktor Internal,
dan Faktor Eksternal terhadap Nilai Perusahaan Industri yang Masuk
Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 10 Desember.
Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.
Sartono, R. A. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat.
Yogyakarta: BPFE.
73
Sriwardany. 2006. ìPengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijaksanaan
Struktur Modal dan Dampaknya terhadap Perubahan Harga Saham pada
Perusahaan Manufakturî, Tesis, Sekolah Pascasarjana USU, Medan.
Sugihen, G. 2003. Pengaruh Struktur Modal terhadap Produktivitas Aktiva,
Kinerja Keuangan, serta Nilai Perusahaan Industri Manufaktur Terbuka
di Indonesia. Disertasi.
Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Suharli, Michell. Studi Empiris Terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Go Public di Indonesia, Jurnal Maksi
Vol. 6 No.1 Januari 2006.
Sujoko dan Ugy Subiantoro. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,
Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern terhadap Nilai Perusahaan.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 9, No. 1, h. 41-48.
Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Kedua,
Yogyakarta: Ekonesia.
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio,
Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Velnampy, T dan J.A. Niresh.2012. The Relationship between Capital Structure
and Profitability. Global Journal of Management and Business Research.
Vol 12 Issue 13 2012. pp. 66-74.
Warsono, 2003. Manajemen Keuangan, Cetakan Keempat. Bandung: CV.
Alfabeta.
Wahyudi, Hartini Pawestri. 2005. Implikasi Struktur Kepemilikan terhadap Nilai
Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening.
Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang.
Weston, F., dan E.F. Brigham. 1985. Manajemen Keuangan, Penerjemah
Djoerban Wahid, Edisi Ketujuh, Jilid II, Erlangga, Jakarta.
Winarto, Jacinta. 2003. Pengaruh Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan
Diukur dengan Rasio Profitabilitas (ROI) dan Nilai Tambah Ekonomis,
http://digilib.ti.itb.ac.id
74
Lampiran 1
Tingkat Price Book Value (PBV) Sampel Perusahaan Properti dan Real
Estate Periode Tahun 2008-2012
No
Perusahaan
PBV (dalam rasio)
2008
2009
2010
2011
2012
1
PT. Alam Sutera Realty Tbk.
0.49
0.97
2.39
2.95
2.49
2
PT. Bakrieland Development Tbk.
0.32
0.83
0.70
0.40
0.26
3
PT. Bekasi Asri Pemula Tbk.
1.63
0.65
2.17
1.19
1.05
4
PT. Bumi Serpong Damai Tbk.
0.50
2.10
2.57
2.08
1.84
5
PT. Ciputra Development Tbk.
0.30
1.58
1.06
1.07
1.43
6
PT. Ciputra Property Tbk.
0.25
0.45
0.78
0.84
0.93
7
PT. Ciputra Surya Tbk.
0.22
0.69
0.88
0.88
2.01
8
PT. Duta Anggada Realty Tbk.
1.34
0.84
0.72
0.55
0.79
9
PT. Duta Pertiwi Tbk.
PT. Gowa Makassar Tourism
Development Tbk.
0.82
0.51
1.41
0.93
1.09
0.16
0.14
0.13
0.39
0.29
11
PT. Intiland Development Tbk.
1.10
1.72
1.23
0.70
0.88
12
PT. Jaya Real Property Tbk.
1.11
1.63
2.35
3.18
3.84
13
PT. Lamicitra Nusantara Tbk.
0.56
0.58
1.08
0.91
0.79
14
PT. Lippo Cikarang Tbk.
0.30
0.31
0.49
1.52
2.03
15
PT. Lippo Karawaci Tbk.
3.08
1.81
1.91
1.62
2.11
16
PT. Mas Murni Indonesia Tbk.
0.15
0.15
0.19
0.20
0.20
17
PT. Modernland Realty Tbk.
0.15
0.37
0.67
0.62
1.79
18
PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
0.64
0.84
1.29
1.36
0.96
19
PT. Perdana Gapura Prima Tbk.
2.06
0.80
0.72
0.77
0.63
20
PT. Pudjiadi & Son Estate Tbk.
1.17
1.05
1.57
1.50
1.74
21
PT. Pudjiadi Prestige Tbk.
PT. Ristia Bintang Mahkota Sejati
Tbk.
0.11
0.32
0.42
0.54
0.51
0.30
0.22
0.24
0.22
0.33
0.68
2.25
3.47
4.77
5.84
10
22
23 PT. Summarecon Agung Tbk.
Sumber: ICMD 2009-2013
75
Lampiran 2
Tingkat Debt to Equity Ratio (DER) Sampel Perusahaan Properti dan Real
Estate Periode Tahun 2008-2012
No
Perusahaan
2008
DER (dalam rasio)
2009 2010 2011
2012
1
PT. Alam Sutera Realty Tbk.
0.74
0.84
1.07
1.16
1.31
2
PT. Bakrieland Development Tbk.
0.70
1.25
0.82
0.62
0.66
3
PT. Bekasi Asri Pemula Tbk.
1.19
1.01
0.82
0.83
0.82
4
PT. Bumi Serpong Damai Tbk.
1.11
0.84
0.70
0.55
0.59
5
PT. Ciputra Development Tbk.
0.38
0.34
0.43
0.51
0.77
6
PT. Ciputra Property Tbk.
0.08
0.07
0.08
0.20
0.49
7
PT. Ciputra Surya Tbk.
0.44
0.46
0.60
0.81
1.00
8
PT. Duta Anggada Realty Tbk.
3.35
3.83
2.47
0.83
0.51
9
PT. Duta Pertiwi Tbk.
PT. Gowa Makassar Tourism
Development Tbk.
0.81
0.62
0.55
0.46
0.28
2.09
1.92
1.80
1.53
1.95
11
PT. Intiland Development Tbk.
0.86
0.83
0.27
0.50
0.54
12
PT. Jaya Real Property Tbk.
0.75
0.87
1.10
1.15
1.25
13
PT. Lamicitra Nusantara Tbk.
2.62
2.20
1.83
1.09
0.96
14
PT. Lippo Cikarang Tbk.
1.96
2.11
1.96
1.49
1.28
15
PT. Lippo Karawaci Tbk.
1.54
1.40
1.03
0.94
1.06
16
PT. Mas Murni Indonesia Tbk.
0.05
0.06
0.12
0.14
0.17
17
PT. Modernland Realty Tbk.
0.77
0.70
0.83
1.03
0.64
18
PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
0.51
0.58
0.47
0.47
0.36
19
PT. Perdana Gapura Prima Tbk.
1.64
1.33
0.97
0.90
0.95
20
PT. Pudjiadi & Son Estate Tbk.
1.81
1.02
0.87
0.69
0.55
21
PT. Pudjiadi Prestige Tbk.
PT. Ristia Bintang Mahkota Sejati
Tbk.
0.23
0.25
0.29
0.42
0.33
0.10
0.05
0.07
0.08
0.09
1.31
1.59
1.86
2.27
2.47
10
22
23 PT. Summarecon Agung Tbk.
Sumber: ICMD 2009-2013
76
Lampiran 3
Tingkat Return on Equity (ROE) Sampel Perusahaan Properti dan Real
Estate Periode Tahun 2008-2012
No
Perusahaan
2008
ROE (dalam rasio)
2009 2010 2011
2012
1
PT. Alam Sutera Realty Tbk.
3.35
4.88
13.12
21.63
25.70
2
PT. Bakrieland Development Tbk.
6.04
2.85
2.23
0.13
0.10
3
PT. Bekasi Asri Pemula Tbk.
0.77
13.41
16.93
7.30
5.13
4
PT. Bumi Serpong Damai Tbk.
10.77
6.74
6.43
12.26
14.06
5
PT. Ciputra Development Tbk.
5.06
2.93
5.26
6.46
10.02
6
PT. Ciputra Property Tbk.
5.79
2.24
4.50
4.67
8.00
7
PT. Ciputra Surya Tbk.
10.30
3.92
5.64
10.23
12.37
8
PT. Duta Anggada Realty Tbk.
15.79
4.54
3.64
2.72
6.36
9
PT. Duta Pertiwi Tbk.
PT. Gowa Makassar Tourism
Development Tbk.
1.77
8.55
9.72
11.86
11.93
8.64
12.90
21.50
28.30
27.52
11
PT. Intiland Development Tbk.
1.26
2.22
9.79
3.88
5.08
12
PT. Jaya Real Property Tbk.
11.98
14.19
17.39
18.24
19.26
13
PT. Lamicitra Nusantara Tbk.
5.34
6.29
12.53
19.32
11.05
14
PT. Lippo Cikarang Tbk.
3.00
5.15
11.58
36.71
29.20
15
PT. Lippo Karawaci Tbk.
8.24
7.94
6.81
6.32
7.35
16
PT. Mas Murni Indonesia Tbk.
0.59
0.52
0.19
0.41
0.43
17
PT. Modernland Realty Tbk.
0.23
0.23
3.47
7.76
7.55
18
PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
14.97
14.20
13.56
13.73
12.17
19
PT. Perdana Gapura Prima Tbk.
2.15
5.58
5.93
6.88
6.28
20
PT. Pudjiadi & Son Estate Tbk.
24.55
27.87
22.17
21.53
18.13
21
PT. Pudjiadi Prestige Tbk.
PT. Ristia Bintang Mahkota Sejati
Tbk.
1.93
3.08
4.59
8.73
7.56
0.90
0.10
0.43
1.27
1.44
6.00
9.74
10.91
15.69
20.29
10
22
23 PT. Summarecon Agung Tbk.
Sumber: ICMD 2009-2013
77
Lampiran 4
Dekripsi Statistik
Descriptive Statistics
N
Struktur
Modal
Profitabilitas
Nilai
Perusahaan
Valid N
(listwise)
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
115
.05
3.83
.9384
.70236
115
.10
36.71
9.1376
7.56246
115
.11
5.84
1.1279
.97299
115
78
Lampiran 5
Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-Plot Nilai Perusahaan Sampel
Perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun
2008-2012
Lampiran 6
Variables
b
Method
. Enter
Std. Error of the
.113
R Square Change
Model Summary
Adjusted R
7.11546
Estimate
.105
Square
Removed
R Square
.113
b
Hasil Uji Regresi Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas
Variables Entered
Variables Entered/Removed
Model
Struktur_Modal
a
1
a. All requested variables entered.
R
a
.336
b. Dependent Variable: Profitabilitas
Model
1
a. Predictors: (Constant), Struktur_Modal
b. Dependent Variable: Profitabilitas
df1
1
Change Statistics
F Change
14.338
df2
113
Sig. F Change
.000
79
Model
1
734.091
b
ANOVA
Mean Square
1
51.201
df
734.091
113
Sum of Squares
5785.663
114
Regression
Residual
6519.753
a. Predictors: (Constant), Struktur_Modal
1.117
Beta
F
14.338
.336
Coefficients
Standardized
Total
a
Coefficients
5.747
.954
Std. Error
(Constant)
3.613
B
Unstandardized Coefficients
b. Dependent Variable: Profitabilitas
Model
1
Struktur_Modal
a. Dependent Variable: Profitabilitas
Sig.
b
.000
.000
Sig.
5.146
.000
t
3.786
80
Lampiran 7
Variables
Removed
R Square
.037
b
Method
. Enter
Std. Error of the
.037
R Square Change
Model Summary
Adjusted R
Estimate
.92986
Square
.031
b
Hasil Uji Regresi Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan
Variables Entered
Variables Entered/Removed
Model
Struktur_Modal
a
1
a. All requested variables entered.
R
a
.192
b. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan
Model
1
a. Predictors: (Constant), Struktur_Modal
b. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan
df1
1
Change Statistics
F Change
11.821
df2
113
Sig. F Change
.001
81
Model
1
1
.865
10.221
b
ANOVA
Mean Square
10.221
113
df
Regression
97.704
Sum of Squares
Residual
114
Total
a. Predictors: (Constant), Struktur_Modal
.145
Beta
F
t
11.821
.192
Coefficients
Standardized
107.925
a
Coefficients
.728
.124
Std. Error
(Constant)
.426
B
Unstandardized Coefficients
b. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan
Model
1
Struktur_Modal
a. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan
Sig.
a
.001
5.016
.001
.000
Sig.
3.438
82
Lampiran 8
Variables
Removed
R Square
.327
b
Method
. Enter
Std. Error of the
.327
R Square Change
Model Summary
Adjusted R
Estimate
.88706
Square
.319
b
Hasil Uji Regresi Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Variables Entered
Variables Entered/Removed
Model
Profitabilitas
a
1
a. All requested variables entered.
R
a
.576
b. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan
Model
1
a. Predictors: (Constant), Profitabilitas
b. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan
df1
1
Change Statistics
F Change
24.157
df2
113
Sig. F Change
.000
83
Model
1
19.008
b
ANOVA
1
.787
Mean Square
19.008
113
df
Regression
88.916
Sum of Squares
Residual
114
Total
a. Predictors: (Constant), Profitabilitas
.130
Beta
.576
Coefficients
Standardized
107.925
a
Coefficients
.634
.011
Std. Error
(Constant)
.054
B
Unstandardized Coefficients
b. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan
Model
1
Profitabilitas
a. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan
F
Sig.
.000
a
24.157
.000
Sig.
4.877
.000
t
4.915
84
Variables Entered
Removed
Variables
R Square
.208
Method
Std. Error of the
. Enter
Adjusted R
.87385
Estimate
.193
Square
b
Variables Entered/Removed
Model
Profitabilitas,
a
1
Struktur_Modal
a. All requested variables entered.
R
a
.456
b. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan
Model
1
a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Struktur_Modal
b. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan
b
Model Summary
R Square Change
.208
df1
2
Change Statistics
F Change
14.667
df2
112
Sig. F Change
.000
85
Durbin-Watson
1.861
Model
1
11.200
b
ANOVA
2
.764
Mean Square
22.399
112
df
Regression
85.525
114
Sum of Squares
Residual
107.925
Total
a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Struktur_Modal
a
Coefficients
Standardized
Coefficients
F
14.667
Sig.
a
.000
Collinearity Statistics
.003
.888
1.127
1.127
VIF
3.062
.037
.888
Tolerance
2.107
.000
Sig.
.152
.188
3.993
t
.464
.124
.357
Beta
(Constant)
.261
.012
Std. Error
Struktur_Modal
.046
B
Unstandardized Coefficients
b. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan
Model
1
Profitabilitas
a. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan
86
Download