Mahasiswa FTP Sulap Air Lindi Jadi Listrik

advertisement
Exported from [http://tp.ub.ac.id/mahasiswa-ftp-sulap-air-lindi-jadi-listrik/]
Export date : Mon, 17 Jul 2017 20:45:09
Mahasiswa FTP Sulap Air Lindi Jadi Listrik
Lima Mahasiswa Program Studi Teknik
Lingkungan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang mengembangkan
penelitian pemanfaatan air lindi (air yang keluar dari timbunan sampah) dengan menggunakan
prinsip Microbial Fuel Cells untuk memanfaatkan potensi air lindi menghasilkan listrik dan
mengurangi kandungan bahan organic sebagai zat pencemar berbahaya serta mengubah pH agar
sesuai baku mutu Peraturan Pemerintah no.5 tahun 2004.Penelitian tersebut dilakukan oleh
Hardiansyah (TL 2013), Gadis Maulina(TL 2013), Sa’diyyatul Azizah(TL 2013), Lazuardi
Kusumandaru (TL 2015) dan Dimas Yusuf Irawan (TL 2015) dengan Dosen Pembimbing Angga
Dheta Shirajudin A, S.Si, M.Si. Program penelitian tersebut telah masuk kedalam 5 besar
Nominasi Penghargaan Inovasi dan Teknologi Kota Malang 2016 dibidang Energi yang
menggunakan konsep energi terbarukan dan berkelanjutan
Menurut Hardiansyah sebagai ketua pelaksana penelitian “Rata-rata penduduk di Indonesia, 49,7%
diantaranya bermukim di daerah perkotaan menyebabkan masalah sampah, sekitar 60-65% dari
25.000 m3/hari sampah yang dihasilkan seperti di DKI Jakarta berupa sampah organik. Besarnya
sampah yang dihasilkan masyarakat perkotaan akan menimbulkan pencemaran limbah cair berupa
air lindi.Sebenarnya air lindi adalah limbah cair yang timbul akibat masuknya air eksternal ke
dalam timbunan sampah,melarutkan dan membilas materi-materi terlarut hasil proses dekomposisi
biologis.Air yang keluar dari timbunan sampah ini bewarna hitam dan sangat mencemari
lingkungan terutama tanah dan air.Pemanfaatan dan pengolahan air lindi saat ini belum
optimal.Air lindi atau air dari timbunan sampah saat ini hanya sekedar dimanfaatkan untuk
biogas,pestisida dan langsung dibuang ke lingkungan.Untuk pemanfaatan sebagai pestisida ini
belum optimal untuk membasmi larva lalat dan juga akan kembali lagi mencemari lingkungan
tanah dan air.Jika untuk biogas dan dibuang ke lingkungan langsung maka masih banyak
kandungan bahan organic dan zat pencemar bahaya yang sulit untuk didegradasi lingkungan dan
menimbulkan pencemaran tanah dan air sehingga bisa menyebabkan penyakit jika terkontaminasi
pada air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Air lindi atau air dari timbunan sampah
tersebut banyak mengandung bahan organik seperti pati terlarut, HCN, karbohidrat, lemak, serat
dan protein, dalam pengolahan limbahnya dapat dilakukan secara biologis dengan menggunakan
bakteri pengurai seperti teknologi Microbial Fuel Cells (MFCs).
MFCs adalah salah satu fuel cell yang berbasis pengolahan
limbah secara biologi, dan juga sebagai pendekatan baru penghasil listrik. Secara umum
mekanisme proses MFCs adalah substrat yang dioksidasi oleh bakteri, kemudian menghasilkan
elektron dan proton pada anoda, elektron di transfer melalui sirkuit eksternal sedangkan proton di
difusikan melalui membran penukar proton menuju katoda. Berdasarkan hasil penelitian dengan
bentuk reactor kotak dengan luas anoda besi 72 cm2 berjumlah 9 dan volume air lindi 1,2 liter
tersebut didapatkan data bahwa nilai daya terbesar yang mampu dihasilkan adalah sebesar 0,3
Watt, dimana air lindi yang digunakan memiliki karakteristik konsentrasi pH Asam yang berasal
dari lokasi TPA Supit Urang Kota Malang.Rata-rata pH air lindi adalah sekitar 4-5.Setelah
dilakukan proses MFCs ini pH berubah menjadi mendekati netral yaitu antara 6,5-7,5 dimana hal
itu sudah memenuhi baku mutu air limbah yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan.Selain itu,
proses MFCs ini akan sangat membantu dalam pengelolaan limbah karena bahan organic bahaya
dan tercemar yang terdapat pada air yang dihasilkan sampah akan berkurang dan sesuai dengan
standard baku mutu untuk dibuang ke lingkungan. Menurut Bapak Lakso selaku pengurus TPA
mengatakan “ Air Lindi yang dihasilkan dari TPA Supit Urang dihasilkan sekitar 39000 Liter dari
600 ton sampah yang masuk ke TPA setiap hariya”. Berdasarkan pemaparan tersebut jika
dilakukan Scale Up hasil penelitian di TPA akan berpotensi menghasilkan nilai daya listrik sebesar
9,8 Kwh
Selain menghasilkan energi listrik, dapat diketahui pula bahwa proses MFCs akan menurunkan
tingkat kandungan organik yang dianggap sebagai pencemar lingkungan melalui oksidasi oleh
mikroba dalam air limbah sehingga dapat dikategorikan sebagai pengolahan limbah, dengan begitu
akan didapatkan dua fungsi dalam proses pemanfatan air lindi menjadi listrik melalui proses MFCs
yakni sumber energi listrik terbarukan dan pengolahan limbah cair secara bersamaan, sehingga
akan mendorong gagasan green sustainable yang dicanangkan pemerintah. (dse)
Download