ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI NILAI AKTIVA BERSIH REKSA DANA SYARIAH CAMPURAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: TIKA OCTAFIANY RAHAYU NIM: 1113081000027 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI NILAI AKTIVA BERSIH REKSA DANA SYARIAH CAMPURAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh TIKA OCTAFIANY RAHAYU NIM: 1113081000027 Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Dr. Pudji Astuty Deni Pandu Nugraha, SE., MSc. NIP. 0311065804 NIP. - JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 i LEMBAR PENGESAHAN PENGUJIAN KOMPREHENSIF Hari ini Kamis, 09 Maret 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa: 1. Nama : Tika Octafiany Rahayu 2. NIM : 1113081000027 3. Jurusan : Manajemen 4. Judul Skripsi : Analisis Faktor Eksternal dan Faktor Internal terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 09 Maret 2017 1. Faizul Mubarok, MM. NIP. - 2. Slamet Riyadi, MM. NIP. 150 039 085 (…………………………) Penguji I (………………………....) Penguji II ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Hari ini Selasa, 25 Juni 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1. Nama : Tika Octafiany Rahayu 2. NIM : 1113081000027 3. Jurusan : Manajemen 4. Judul Skripsi : Analisis Faktor Eksternal dan Faktor Internal terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 25 Juni 2017 1. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si NIP. 19731221 200501 2 002 (…………………………) Ketua 2. Dr. Pudji Astuty NIP. 03110658 04 (…………………………) Sekretaris 3. Dr. Indo Yama Nasaruddin, SE., MAB NIP. 19741127 2001 12 1 002 (...………………………) Penguji Ahli 4. Dr. Pudji Astuty NIP. 03110658 04 (………………………..) Pembimbing I 5. Deni Pandu Nugraha, SE., MSc. NIP: - (………………………..) Pembimbing II iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : Tika Octafiany Rahayu 2. NIM : 1113081000027 3. Fakultas : Ekonomi dan Bisnis 4. Jurusan : Manajemen Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan. 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain. 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya. 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini. Apabila di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Tangerang, 18 Juni 2017 Tika Octafiany Rahayu iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama : Tika Octafiany Rahayu 2. Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang/09 Oktober 1995 3. Jenis Kelamin : Perempuan 4. Agama : Islam 5. Alamat : Jalan Tanah Seratus No. 95 Ciledug, Tangerang II. III. 6. No Handphone : 081906074038 7. Email : tikaoctafianyr@gmailcom PENDIDIKAN FORMAL 1. 2001-2007 : SD Budi Luhur 2. 2007-2010 : SMPN 3 Tangerang 3. 2010-2013 : SMAN 3 Tangerang 4. 2013-2017 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta PENGALAMAN ORGANISASI 1. Anggota Divisi Informasi dan Komunikasi HMJ Manajemen (2013-2014) 2. Sekretaris Divisi Penelitian dan Pengembangan HMJ Manajemen (2014-2015) 3. Vice President of Project Division English Community (20142015) 4. Anggota Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia Laboratorium Pojok Bursa (2015-2015) 5. Bendahara Galeri Investasi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis (2016-2017) v ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor eksternal dan faktor internal yang mempengaruhi Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran. Faktor internal meliputi volume perdagangan dan usia reksa dana. Faktor eksternal menggunakan ekonomi makro yang meliputi inflasi, BI Rate, dan nilai tukar. Sampel penelitian ini adalah Sembilan reksa dana syariah campuran yang beroperasi secara aktif pada periode 2012-2016. Metode penelitian menggunakan regresi data panel. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor internal dan faktor eksternal berpengaruh secara simultan terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Caampuran. Secara parsial diperoleh hasil volume perdagangan, usia reksa dana, inflasi, dan nilai tukar berpengaruh secara signifikan terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran dengan tingkat signifikansi 5%. Kata Kunci: Nilai Aktiva Bersih, volume perdagangan, usia reksa dana, inflasi, nilai tukar, BI Rate vi ABSTRACT The purpose of this research is to analyze the influence of internal and external factor to Net Asset Value of Sariah Balance Mutual Fund. The internal factor including trading volume and age fund. The external factor is using macroeconomic which include inflation, interest rate, and exchange rate. Sample for this research is nine Sariah Balance Mutual Fund which is actively trade on the period 2012-2016. This research use panel data regression. The result show that internal and external factor have influence simultaneously to Net Asset Value of Sariah Balance Mutual Fund. Internal and external factor which is trading volume, age fund, inflation, and exchange rate also have significant influence on the 5% level of significance. Keyword: Net Asset Value, trading volume, age fund, inflation, exchange rate, interest rate vii KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahiim Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skrpsi ini yang berjudul “Analisis Faktor Eksternal dan Faktor Internal terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran”. Tak lupa shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW yang senantiasa kita nanti syafaatnya di yaumul akhir nanti. Tujuan utama dari penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi dari Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga nantinya skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak. Penulis menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril maupun materiil. Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini, secara khusus, penulis ingin menyampaikan terima kasih terutama kepada: 1. Kedua orang tua yang saya hormati Bapak Wiyadi dan Ibu Suyati atas segala dukungan dan doa yang tiada henti. Serta adik saya Reza Pangestu yang selalu memberikan dukungan kepada saya. 2. Bapak Arief Mufraini, Lc selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Ela Patriana, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Ibu Dr. Pudji Astuty selaku pembimbing I, terima kasih untuk semua waktu, motivasi dan masukannya dalam penellitian ini. viii 6. Bapak Deni Pandu Nugraha SE,. MSc. Terima kasih untuk semua waktu dan solusi dalam penelitian ini. 7. Para Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis atas curahan ilmu yang telah diberikan kepada kami. 8. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis atas kerja kerasnya melayani mahasiswa dengan sabar dan ikhlas. 9. Teman-teman Manajemen angkatan 2013, yang selalu mendukung selama masa perkuliahan dan masa menyelesaikan skripsi. Khususnya Indi, Irfan, Maya, Acong, Iqbal. 10. Teman-teman seperjuangan terdekat Dewi, Maya Asmara, Ikhlas, Laras, Firly, Melani, Maryati, Alman. 11. Rekan-rekan di Galeri Investasi, khususnya Gita, Kumi, Ica, Tia, Mutia, Irma, Luluk. 12. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, suatu kebahagiaan telah dipertemukan dan diperkenalkan denga kalian semua. Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu dengan segenap hati penulis mengharapkan saran, arahan, maupun kritik yang membangun dari berbagai pihak. Tangerang, 19 Juni 2017 Tika Octafiany Rahayu ix DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PENGUJIAN KOMPREHENSIF .............................. ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................... iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................................ v ABSTRAK ............................................................................................................. vi ABSTRACT .......................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................................... x DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 A. Latar Belakang ....................................................................................... 1 B. Rumusan masalah .................................................................................. 8 C. Tujuan penelitian ................................................................................... 8 D. Manfaat penelitian ................................................................................. 9 BAB II .................................................................................................................. 10 LANDASAN TEORI .......................................................................................... 10 A. Landasan Teori ..................................................................................... 10 B. Penelitian Terdahulu............................................................................ 32 C. Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen........ 37 D. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 41 E. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 43 BAB III ................................................................................................................. 44 METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 44 A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 44 B. Metode Penentuan Sampel .................................................................. 45 C. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 46 D. Metode Analisis Data ........................................................................... 47 x E. Operasional Variabel Penelitian ......................................................... 63 BAB IV ................................................................................................................. 67 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 67 A. Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................................... 67 B. Hasil Analisis dan Pembahasan .............................................................. 69 C. Interpretasi Hasil .................................................................................... 86 BAB V .................................................................................................................. 90 KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................. 90 A. Kesimpulan............................................................................................. 90 C. Saran ....................................................................................................... 92 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 93 LAMPIRAN .......................................................................................................... 96 xi DAFTAR TABEL Nomor Keterangan Halaman Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ………………………………32 Tabel 3.1 Rincian Pemilihan Sampel Penelitian ……………..46 Tabel 3.2 Sampel Reksa Dana Syariah Campuran …………...41 Tabel 4.1 Sampel Reksa Dana ………………………..……....68 Tabel 4.2 Uji Statistik Deskriptif……………………………...69 Tabel 4.3 Statistik Deskriptif NAB …………………………..70 Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Volume Reksa Dana…………...73 Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Usia Reksa Dana………………75 Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Inflasi………………………….77 Tabel 4.7 Statistik Deskriptif BI Rate…………………………78 Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Nilai Tukar ……………………78 Tabel 4.9 Uji Chow …………………………………………..80 Tabel 4.10 Uji Hausman ………………………………………80 Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi Data Panel ………………...82 Tabel 4.13 Uji Simultan (Uji F) ..……………………………..84 Tabel 4.14 Uji Koefisien Determinasi ………………………...85 xii DAFTAR GAMBAR Nomor Gambar 1.1 Keterangan Halaman Perkembangan Jumlah dan NAB Reksa Dana Syariah………………………………………4 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran……………………………...42 Gambar 4.1 Uji Normalitas……………………………………81 xiii DAFTAR LAMPIRAN Nomor Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Keterangan Halaman Produk Reksa Dana Syariah Campuran ……………89 Usia Reksa Dana ...…………………………………90 Sampel Penelitian ………………………………….93 Hasil Olahan Eviews ………………………………99 xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ada berbagai motif untuk melakukan investasi. Kebutuhan yang tak terduga, kenaikan harga yang terus menerus terjadi, hingga globalisasi menjadikan motivasi bagi masyarakat untuk melakukan investasi. Prinsip berjaga-jaga untuk kebutuhan pada masa depan tersebut, menjadi salah satu alasan berinvestasi masyarakat. Selain itu, kemapanan finansial yang menjadi idaman masyarakat menjadi alasan lain mengapa investasi sangat dianjurkan. Gerakan berinvestasi semakin gencar pula diserukan oleh pemerintah melalui berbagai program dan kerjasama dengan pihak-pihak yang berwenang, sehingga investasi kelak bisa menjadi gaya hidup bagi masyarakat. Menurut Pratomo dan Nugraha (2005) ada tiga hal utama yang mendasari perlunya melakukan investasi yaitu pertama adanya kebutuhan masa depan atau kebutuhan saat ini yang belum mampu untuk dipenuhi saat ini, kedua adanya keinginan untuk menambah nilai aset dan adanya kebutuhan untuk melindungi nilai aset yang sudah dimiliki, ketiga karena adanya inflasi. Dalam melakukan investasi diharapkan bahwa setiap investor dapat dengan cermat dan akurat dalam memilih investasinya dan juga harus di sesuaikan dengan tujuan investasinya dan harapan yang ingin di capai oleh investasinya selain itu investor di harapkan mempunyai jangka waktu terhadap investasinya dengan demikian arah investasi menjadi jelas, apakah 1 ingin berinvestasi pada aktiva yang instrumen investasinya terletak pada instrumen keuangan atau pada aktiva capital yang instrumen investasinya terdapat pada barang-barang modal guna diolah dan dimanfaatkan untuk memperoleh laba, selain itu investor juga dapat memilih apakah akan mengurus langsung investasinya atau mempercayakan investasi pada orang lain, jika mengurus langsung (direct investment) berarti kepemilikan suratsurat berharga di miliki secara langsung dan jika mempercayakan pada orang lain (indirect investment) ini terjadi apabila suatu surat berharga yang dimiliki di perdagangkan oleh perusahaan investasi yang berfungsi sebagai perantara, kepemilikan aset yang tidak langsung dilakukan melalui lembaga-lembaga keuangan yang terdaftar dan bertindak sebagai perantara. Salah satu alternatif investasi yang di lakukan secara indirect investment adalah reksa dana. Di Indonesia perkembangan Reksa Dana mengalami masa naik turun, mengikuti pertumbuhan dan isu-isu ekonomi yang berkembang setiap waktu. Reksa Dana mulai dikenal sejak diterbitkannya Reksa Dana berbentuk perseroan, PT BDNI Reksa Dana pada tahun 1995. Pada awal 1996, Bapepam mengeluarkan peraturan pelaksanaan tentang Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. Peraturan tersebut membuka peluang lahirnya Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif untuk bertumbuh. Pada saat itu sampai dengan pertengahan tahun 1997, industri ini berkembang dari hanya satu izin penerbitan menjadi 76 izin penerbitan. Sayangnya krisis makro berimbas pada perkembangan selanjutnya. Aset Reksa Dana turun lebih dari 100% dan hanya menyisakan 15.482 pemodal di 2 akhir tahun 1998. Namun membaiknya pasar dari krisis turut membangkitkan kembali optimisme pelaku pasar. Data pada bulan Januari sampai dengan pertengahan 2000 menunjukkan pertumbuhan aset Reksa Dana yang konsisten dan mampu menghimpun dana hingga Rp 5.4 trilyun. Terlepas dari perkembangan Reksa Dana yang fluktuatif, Reksa Dana kini telah menjadi primadona untuk beberapa golongan sebagai bentuk investasi yang menjanjikan. Keberadaan reksa dana bukan hanya memberikan manfaat bagi investor individu. Investor institusi seperti dana pensiun, bank, dan lembaga lainnya juga dapat melakukan diversifikasi melalui reksa dana. Oleh karena itu, kinerja Reksa Dana perlu menjadi perhatian, terutama bagi investor dan Manajemen Investasi yang mengelola dana investasi. Reksa dana dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis investasi dari reksa dana tersebut yaitu reksa dana pasar uang, obligasi, saham dan campuran. Reksa dana pasar uang dimana dananya diinvestasikan pada instrumen pasar uang. Reksa dana obligasi adalah reksa dana yang diinvestasikan pada obligasi dan sekitar lima persen sampai sepuluh persen diinvestasikan pada pasar uang untuk menjaga penarikan dari investor. Reksa dana saham juga berlaku demikian, dananya diinvestasikan pada saham kemudian lima sampai sepuluh persen diinvestasikan pada pasar uang. Reksa dana campuran adalah reksa dana yang dananya diinvestasikan pada saham, obligasi, pasar uang dan sejumlah kas untuk berjaga-jaga. Dengan keberadaan reksa dana pilihan untuk berinvestasi di Indonesia semakin luas. Perkembangan reksa dana syariah mempunyai prospek yang 3 cukup menjanjikan karena masyarakat muslim yang dominan di Indonesia, hal tersebut juga sejalan dengan kesadaran berinvestasi dengan produkproduk yang halal. Reksa dana syariah sudah mengalami pertumbuhan yang dramatis sepanjang paruh kedua tahun 90an. Struktur akad yang dilakukan reksa dana syariah adalah profit and loss sharing mudharabah. Usaha manajer investasi akan dihargai dengan bagi hasil, menurut nisbah yang disepakati. (Fadeel dalam Ahmad Rodoni, 2009) Dilansir dari website Otoritas Jasa Keuangan perkembangan reksa dana syariah mengalami peningkatan setiap tahunnya. Gambar 1.1 Perkembangan Jumlah dan NAB Reksa dana Syariah Tahun 2010-2016 Sumber: http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/reksa-danasyariah/ Walaupun begitu bagi investor yang ingin memulai invetasi di reksa dana. Ada baiknya dengan mencoba jenis reksa dana syariah campuran. Hal tersebut dikarenakan reksa dana campuran memiliki resiko yang tidak terlalu tinggi 4 dengan imbal hasil yang cukup bersifat moderat. Sehingga bisa juga dijadikan investasi dalam jangka waktu menengah dan panjang. Tingkat resiko yang lebih rendah tidak membuat reksa dana syariah campuran luput dari pengawasan investor. Kinerja reksa dana menjadi pertimbangan utama bagi investor dalam memilih Reksa Dana Syariah. Standarisasi pengukuran kinerja menjadi suatu keharusan, sehingga kinerja Reksa Dana dapat dibandingkan dengan instrumen lainnya. Nilai Aktiva Bersih selama ini menjadi acuan kinerja reksa dana syariah. Walaupun pertumbuhan jumlah reksa dana syariah meningkat setiap tahunnya, NAB reksa dana syariah secara umum cukup fluktuatif, hal ini dikarenakan kondisi perekonomian, sosial dan politik negara dapat berubah-ubah, sekecil apapun kebijakan atau perubahan kondisi ekonomi, sosial dan politik yang terjadi di suatu negara akan memiliki pengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa dana Syariah Campuran pada saat ini maupun masa yang akan datang. Faktor internal reksa dana tidak luput menjadi pertimbangan dalam perubahan NAB reksa dana syariah yang fluktuatif. Suku bunga menjadi salah satu faktor makro yang mempengaruhi reksa dana. selisih tingkat bunga kupon obligasi dengan SBI merupakan premium yang harus di bayar oleh emiten atas risiko yang dihadapi investor atas investasi pada obligasi swasta. Tingkat SBI yang menurun, dapat menurunkan tingkat bunga obligasi yang di pegang oleh reksa dana. Sedangkan menerut penelitian yang dilakukan oleh Ainur Rachman dan Imran Mawardi (2015) menyatakan bahwa BI Rate tidak berpengaruh signifikan secara parsial 5 terhadap Net Asset Value reksa dana saham syariah periode Januari 2011Desember 2014. Hasil tersebut dibuktikan dari nilai hasil uji hitungnya sebesar 1,431 dan t tabel sebesar 2,015 sehingga t hitung < t tabel. Faktor ekonomi makro yang kedua adalah nilai tukar rupiah. Menurut Suta (2000) dalam Hifdzia (2012:8), fluktuasi nilai rupiah terhadap mata uang asing yang stabil akan sangat mempengaruhi iklim investasi dalam negeri, khususnya pasar modal. Terkait dengan investasi. Nilai tukar rupiah terutama terhadap dollar AS merupakan salah saru faktor penting bagi perkembangan dunia usaha. Fluktuasi nilai tukar yang berlebihan merupakan kendala operasional yang cukup dicermati oleh pengusaha karena dapat mempengaruhi perencanaan usaha dan investasi. Inflasi adalah kenaikan yang menyeluruh dari jumlah uang yang harus dibayarkan terhadap barang-barang atau komoditas dan jasa (Douglas Greenwald dalam Adiwarman, 2008). Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan secara parsial terhadap Net Asset Value (NAV) reksa dana periode Januari 2011-Desember 2014 (Ainur Rachman dan Imran Mawardi, 2015). Selain faktor-faktor ekonomi makro, faktor mikro juga tidak luput dari perhatian yang dapat mempengaruhi kinerja reksa dana. Faktor mikro yang pertama yaitu volume perdagangan reksa dana. Volume reksa dana menunjukan jumlah unit reksa dana yang beredar dalam suatu periode. Volume perdagangan menunjukan seberapa besar jumlah asset yang dikelola oleh manajer investasi. Besarnya aset yang dikelola akan memberikan keuntungan dari segi economic of scale suatu perusahaan manajer investasi, dalam hal 6 efisiensi biaya, serta bargaining power untuk mendapatkan harga yang lebih baik dalam bertransaksi (Hermawan Kartajaya, 2001). Penelitian yang dilakukan oleh Stefan Nagel (2013) menyatakan bahwa volume perdagangan dan metode dalam berinvestasi berpengaruh signifikan positif terhadap jumlah dana kelolaan manajer investasi. Usia reksa dana merupakan kategori berjenis numerik, dimana ia menunjukkan usia dari tiap reksa dana yang dihitung sejak tanggal reksa dana tersebut aktif di perdagangkan (Winingrum, 2011). Menurut Alexandri (2013), usia reksa dana memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kinerja reksa dana. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dilakukan dengan berfokus terhadap faktor makro dan faktor mikro ekonomi serta bagaimana manajer investasi mengelola Nilai Aktiva Bersih reksa dana. Faktor-faktor ekonomi makro yang dilibatkan dalam peneltian ini meliputi, inflasi, suku bunga. Sedangkan ekonomi mikro yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah volume pperdagangan dan usia reksa dana. sehingga mendorong saya sebagai penulis ingin membuat karya tulis sebagai skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Faktor Eksternal dan Faktor Internal Ekonomi yang Mempengaruhi Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran Periode 2012-2016” 7 B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah volume perdagangan, usia reksa dana, inflasi, BI Rate, dan nilai tukar secara simultan berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih reksa dana syariah campuran? 2. Apakah volume perdagangan, usia reksa dana, inflasi, BI Rate, dan nilai tukar secara parsial berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih reksa dana syariah campuran? C. Tujuan penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang diajukan, adapun tujuan dalam penelitian ini adalah 1. Menganalisis pengaruh secara simultan volume perdagangan, usia reksa dana, inflasi, BI Rate, dan nilai tukar terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran. 2. Menganalisis pengaruh secara parsial volume perdagangan, usia reksa dana, inflasi, BI Rate, dan nilai tukar terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran. 8 D. Manfaat penelitian 1. Bagi penulis: Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan terhadap reksa dana syariah secara teoritis maupun praktiknya dalam duni nyata. Serta bagaimana mengaplikasikan pengetahuan selama ini yang didapat selama perkuliahan. 2. Bagi investor: Hasil penelitian mengenai kinerja diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai bahan pertimbangan bagi investor dalam mementukan pemilihan berinvestasi reksa dana syariah. 3. Bagi manajer investasi: Hasil penelitian ini dapat memberi investasi mengenai bagaimana faktor-faktor eksternal dan internal mempengaruhi kinerja reksa dana syariah, sehingga dapat membantu dalam mengambil keputusan dan meningkatkan kinerja reksa dana yang dikelola. 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Investasi Investasi adalah komitmen saat ini atas uang atau sumber daya lain denganharapan untuk mendapatan keuntungan di masa depan (Bodie, 2014: 1). Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada asset riil maupun asset finansial. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan return dimasa-masa yang akan datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana (Sunariyah, 2006: 4). Ada tiga hal utama yang mendasari perlunya melakukan investasi Pratomo, 2001: 6), yaitu: a. Adanya kebutuhan masa depan yang belum mampu untuk dipenuhi sehingga uangnya diinvestasikan terlebih dahulu untuk mendapatkan return. b. Adanya keinginan untuk menambah nilai aset, adanya kebutuhan untuk melindungi nilai aset yang sudah dimiliki c. Karena adanya inflasi, yang dapat menyebabkan harga-harga naik di saat yang tidak diduga. 10 Setiap investasi selain diharapkan memberikan return, juga memberikan risiko. Dalam konteks manajemen investasi, risiko merupakan besanya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan dengan tingkat pengembaliann yang dicapai secara nyata. Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya. Berdasarkan toeri portofolio oleh Markowitz (1927), portofolio berkaitan dengan ekspekktasi estimasi risiko dan yang return dilakukan yang investor diberikan. terhadap Portofolio mengidentifikasi diversifikasi sebagai cara untuk menyebar risikko (Bodie, 2014: 388). Diversifikasi adalah portofolio yang mengkombinasikan asset dengan beragam instrument investasi untuk meminimalkan risiko tanpa mengurangi return yang dihasilkan. Dengan adanya diversifikasi, portofolio akan lebih aman karena risiko tersebar pada beragam instrument investasi, dengan mengumpulkan dana investor, perusahaan investasi memungkinkan investor memegang sebagian kecil dari banyak sekuritas yang berbeda (Bodie, 2014: 97). Sehingga investor akan mendapatkan return seperti yang diharapkan. Cara paling sederhana dan populer dalam menyesuaikan imbal hasil dengan risiko portofolio adalah membandingkan tingkat hasil dengan dana investasi lain yang memiliki karakteristik risiko serupa (Bodie, 2016: 361). 11 2. Prinsip Investasi Syarah Ada dua hal yang menjadi landasan dalam ekonomi islam yaitu Al Quran dan Hadist. Hukum-hukum yang diambil dari kedua sumber tersebut secara konseptual dan prinsip adalah hukum yang tidak bisa diubah. Setidaknya ada empat landasan normatif dalam etika islami, yang dapat dipresentasikan dalam aksioma etika yaitu: a. Landasan Tauhid Landasan tauhid merupakan landasan filosofis yang dijadikan sebagai fondasi bagi setiap muslim dalam melangkan menjalankan fungsi hidupnya, diantaranya adalah menjalankan fungsi ekonomi. b. Landasan Keadilan dan Kesejajaran Adil merupakan salah satu nilai-nilai ekonomi yang ditetapkan dalam Islam. Landasan keadilan dalam ekonomi berkaitan dengan pembagian manfaat kepada semua komponen dan pihak yang terlibat dalam usaha ekonomi. c. Landasan Kehendak Bebas Dalam pandangan Islam, manusia secara sunatullah terlahir dengan memiliki kehendak bebas, yakni potensi menentukan pilihan yang beragam. Oleh karena kebebasan manusia tidak dibatasi, maka manusia memilik kebebasan pula untuk menentukan pilihan untuk mengerjakan mana yang salah dan benar. 12 d. Landasan Pertanggungjawaban Dalam hal ini pemberian segala kebebasan usaha yang dilakukan manusia tidak terlepas dari pertanggungjawaban atas apa yang telah dilakukannya. Keempat landasan etika Islam tersebut dikaitkan dengan permasalahan ekonomi, khususnya dalam bidang investasi, maka jelas ia memiliki akar dari syariah yang menjadi panduan dalam bertindak. Suatu hal yang dapat menimbulkan dampak serius pada kesejahteraan adalah pemahaman bahwa memanfaatkan sumber daya ekonomi merupakan bentuk dari amanah Allah SWT. Investasi dilihat dari sudut pandang nonekonomi dapat dinilai dari adakah amal saleh yang telah dilakukan manusia sebagai bekal simpanannya untuk perhitungan amal pada hari kiamat kelak. Dalam hal ini investasi akhirat merupakan perintah Allah kepada seluruh manusia. Tidak ada seorangpun di alam semesta ini yang dapat mengetahui apa yang akan terjadi esok hari, sehingga Allah memerintahkan untuk melakukan investasi sebagai bekal dunia akhirat (Ahmad Rodoni, 2009: 29). Ada beberapa hal yang menjadi prinsip-prinsip umum dalam investasi syariah, diantaranya adalah sebagai berikut: 13 a. Prinsip halal dan thayyib Allah SWT berfirman dalam (QS. Al Baqarah: 168) yang berbunyi : “Hai sekalian manusia makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Dengan dasar ayat diatas maka pembiayaan dan investasi hanya dapat dilakukan pada aset atas kegiatan usaha yang halal, tahir, spesifik tidak membahayakan, bermanfaat dan merupakan kegiatan usaha yang spesifik dan dapat dilakukan bagi hasil dari manfaat yang timbul. b. Prinsip Transparansi Prinsip transparansi guna menghindari kondisi gharar (sesuatu yang tidak diketahui kebenarannya) dan berbau Maysir. Praktek gharar dan spekulasi dalam berinvestasi akan menimbulkan keraguan yang dapat menyebabkan kerugian, dikarenakan tidak memperlihatkan secara transparan mengenai proses keuntungan. c. Prinsip Keadilan dan Persamaan Masalah keuntungan dalam kegiatan bisnis merupakan suatu keharusan, dalam hal memilih jenis investasi, kebijakan pengambilan keuntungannya agar senantiasa diarahkan pada suatu kegiatan bisnis yang berorientasi pada pendekatan proses dan cara yang benar. Oleh 14 karenanya Islam melarang praktek riba, karena riba merupakan instrumen transaksi bisnis yang bersifat tidak adil, diskriminatif, dan eksploitatif. 3. Reksa dana Syariah Menurut Manurung (2008:1), dalam kamus keuangan Reksa Dana didefinisikan sebagai portofolio aset keuangan yang terdiversifikasi, dicatatkan sebagai perusahaan investasi yang terbuka, yang menjual saham kepada masyarakat dengan harga penawaran dan penarikannya pada harga nilai aktiva bersihnya. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Definisi manajer investasi menurut Undang-Undang tentang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 adalah pihak yang kegiatannya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sementara itu, Reksa dana didefinisikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. 15 Dilihat dari segi perdagangan efek, reksa dana adalah suatu produk yang diperdagangkan, sedangkan manajer investasi sebagai pengelola produk tersebut. Reksa dana dapat berupa Investment Companies dan Unit Investment Trust (Kontrak Investasi kolektif). Sementara, bank kustodian akan berperan dalam penyimpanan dana atau portofolio milik investor serta melakukan penyelesaian transaksi dan administrasi reksa dana. Reksa dana merupakan sarana investasi bagi investor untuk dapat berinvestasi ke berbagai instrumen investasi yang tersedia di pasar. Melalui reksa dana, investor sudah tidak perlu repot mengelola portofolio investasinya sendiri (Eko Pratomo, 2005:39). Reksa dana menjadi jembatan bertemunya dua kebutuhan, yaitu kebutuhan investasi bagi investor untuk memenuhi kebutuhan masa depannya dan kebutuhan perusahaan atau pemerintah untuk mendapatkan dana bagi pembiayaan kegiatan ekonomi jangka panjang. Reksa dana akan menciptakan permintaan (demand) dari sisi investor akan surat berharga sebagai instrumen investasi, sekaligus menciptakan supply (dari sisi perusahaan dan pemerintah) untuk menerbitkan surat-surat berharga, yang akan menjadi lahan investasi bagi investor. Selain itu, dengan adanya reksa dana akan membuat pasar investasi lebih likuid. Instrumen investasi yang tersedia di pasar dapat lebih mudah ditransaksikan (mudah untuk dijual maupun dibeli) dengan harga yang wajar dan mekanisme yang transparan. Sebagai bagian dari industri investasi, reksa dana akan meningkatkan kredibilitas dan efisiensi pasar investasi (Eko Pratomo, 16 2005:43). Reksa dana syariah berasal dari kata reksa, yang berarti kelola atau pelihara, dana yang berarti uang dan syariah adalah aturan-aturan yang sesuai dengan Islam. Jadi reksa dana syariah adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal, dan selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi serta sesuai dengan ketentuan atau peraturan dan hukum yang telah ditetapkan pokok-pokoknya oleh Allah SWT (Ahmad Rodoni, 2009:79). Reksa dana di Amerika Serikat dikenal dengan istilah Mutual fund, di Inggris dikenal dengan sebutan Unit Trust, dan di Jepang dikenal dengan istilah investment trust, sedangkan di Malaysia, reksa dana dikenal sebagai Unit trust. Definisi yang diberikan Chong (1999) adalah, “unit trust is an investment scheme that pools from many investors who share similiar financial objective investment strategy and risk tolerance” (Ahmad Rodoni, 2009:80). a. Pihak-pihak yang Terlibat Menurut Ahmad Rodoni (2009:87), seorang calon investor yang akan menginvestasikan dananya pada salah satu Reksa dana Terbuka umumnya akan menghadapi pihak-pihak yang terkait didalamnya yaitu: 1) Perusahaan Reksa dana Merupakan perseroan terbatas yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam dengan bertujuan untuk Reksa dana yang akan 17 mengelola dan bertanggung jawab atas dana para pemegang saham Reksa dana. 2) Manajer Investasi Merupakan perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam sebagai manajer investasi dan minimum ada pegawainya yang telah memperoleh izin profesi dari Bapepam sebagai wakil manajer investasi. Perseroan ini mempunyai kontrak dengan perusahaan Reksa dana untuk melaksanakan investasi kembali dana yang telah dihimpun. Kegiatan manajer investasi adalah manajemen portofolio (jual beli efek), analisa efek serta perdagangan (jual beli) efek dengan harga terbaik. Biasanya manajer investasi ini dirangkap oleh perusahaan Reksa dana. Menurut Eko Pratomo (2007:41), sebelum dapat menjual reksa dana kepada investor, manajer investasi harus terlebih dahulu membentuk reksa dana dengan membuat akta Kontrak Investasi Kolektif (KIK) bersama bank kustodian. Kemudian, menjalani proses pernyataan pendaftaran kepada Bapepam untuk mendapatkan pernyataan efektif, sehingga reksa dana dapat dijual kepada investor. Umumnya, manajer investasi bekerjasama dengan agen penjual (bank, perusahaan asuransi, atau pihak lainnya) untuk menawarkan dan menjual reksa dana kepada investor. Dari dana yang terkumpul, manajer investasi akan melakukan pengelolaan investasi, sesuai 18 dengan kebijakan investasi yang telah ditentukan dalam KIK. Proses investasi yang dilakukan, antara lain; Melakukan analisis makro dan mikro, menentukan alokasi aset (distribusi penempatan pada efek pasar uang, efek utang atau efek saham), menentukan alokasi sektor (distribusi jenis industri yang dipilih), menentukan pilihan emiten/pihak tempat berinvestasi, melaksanakan transaksi melalui bank atau pialang (broker), memonitor kinerja dan melakukan penyesuaian portofolio. 3) Agen Penjualan Agen penjualan inilah melaksanakan penjualan secara langsung kepada masyarakat pemodal melalui cabang-cabangnya atau subagensi lainnya. Transaksi jual-beli berlangsung dengan investor terjadi disini. Disinilah investor dapat meminta prospektus penawaran umum saham reksa dana, agen penjualan ini biasanya dirangkap oleh manajer investasi. 4) Kustodian Kustodian (custodian) merupakan institusi yang berfungsi untuk menyimpan dan mengamankan dokumen efek (surat berharga). Kustodian tidak terlibat didalam operasi sehari-hari yang berhubungan dengan keputusan investasi. Untuk menghindari terjadinya kolusi, maka kustodian tidak boleh berafiliasi dengan manajer investasi. Kustodian umumnya adalah bank, yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam sebagai kustodian. 19 Kustodian melaksanakan perintah dari manajer investasi dalam transaksi jual-beli efek dalam hal pengeluaran dan pemasukan dana serta penyimpanan efek hasil pembelian yang dilakukan oleh manajer investasi. Jadi manajer investasi tidak menyimpan efek yang telah dibeli maupun uang yang dihimpun dari para pemegang saham reksa dana. Praktek Kustodian di Indonesia dipercaya oleh Bapepam untuk menghitung NAB setiap hari, jadi tidak dilakukan oleh suatu institusi yang disebut trustee. 5) Transfer Agent Fungsi dari transfer agent adalah melaksanakan registrasi dari pencatatan permintaan para pemegang saham reksa dana mengenai pembelian dan penebusan serta membuat daftar para pemegang saham yang up-to-date. Fungsi ini di Indonesia, dipercayakan kepada kustodian. b. Jenis-jenis Reksa dana Menurut Mohamad Heykal (2012:92), berdasarkan jenisnya reksa dana dapat dibagi kepada tiga bagian yaitu: 1) Pembagian Reksa dana Berdasarkan Bentuk Hukum a) Reksa dana berbentuk perseroan Reksa dana berbentuk perseroan (PT Reksa Dana) merupakan suatu perusahaan (dalam hal ini perseroan terbatas) yang bergerak pada pengelolaan portofolio investasi pada surat-surat berharga yang tersedia di pasar investasi. Dari kegiatan tersebut PT Reksa 20 Dana akan memperoleh keuntungan dalam bentuk peningkatan nilai aset perusahaan (sekaligus nilai sahamnya), yang kemudian juga akan dapat dinikmati oleh para investor yang memiliki saham pada perusahaan tersebut. b) Reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif (KIK) Reksa dana berbentuk KIK adalah kontrak yang dibuat antara manajer investasi dan bank kustodian yang juga mengikat pemegang unit penyertaan sebagai investor. Dengan begitu reksa dana KIK bukan merupakan reksa dana yang berbentuk badan hukum tersendiri. Melalui kontrak ini manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio kolektif dan bank kustodian diberikan wewenang untuk melaksanakan investasi penitipan dan administrasi investasi kolektif. Fungsi dari kontrak investasi kolektif sama halnya dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dalam suatu perusahaan. Saat ini seluruh reksa dana yang ada di Indonesia adalah reksa dana berbentuk KIK. 2) Pembagian Reksa dana Berdasarkan Sifat Operasional Berdasarkan sifat operasionalnya, reksa dana dapat dibedakan menjadi reksa dana terbuka (open end) dan reksa dana tertutup (close end). Beberapa perbedaan keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut. Reksa dana terbuka menjual sahamnya melalui penawaran umum untuk seterusnya dicatatkan pada Bursa Efek. Investor tidak dapat menjual kembali saham yang dimilikinya 21 kepada reksa dana melainkan kepada investor lain melalui pasar bursa dimana harga jual belinya ditentukan oleh mekanisme bursa. Penjualan saham tersebut dilakukan melalui manajer investasi. Sementara itu, reksa dana tertutup menjual saham atau unit penyertaannya secara terus menerus sepanjang ada investor yang membeli. Saham ini tidak perlu dicatatkan di Bursa Efek dan harganya ditentukan didasarkan atas Nilai Aktiva Bersih (NAB) / Net Asset Value (NAV) per saham yang dihitung oleh Bank Kustodian. Pada dasarnya reksa dana berbentuk perseroan dapat beroperasi secara terbuka maupun tertutup, sedangkan reksa dana berbentuk KIK hanya dapat beroperasi secara terbuka. 3) Pembagian Reksa dana Berdasarkan Jenis Investasi Berdasarkan jenis investasinya reksa dana terbagi menjadi empat kategori, yaitu: a) Reksa dana Pasar Uang (Money market fund / MMF) Reksa dana pasar uang adalah reksa dana yang melakukan investasi 100% pada efek pasar uang yaitu efek-efek utang yang berjangka kurang dari satu tahun. Umumnya, instrumen atau efek yang masuk dalam kategori ini meliputi deposito, SBI, obligasi, serta efek utang lainnya dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Reksa dana pasar uang merupakan reksa dana dengan tingkat risiko paling rendah dan cocok untuk investor yang ingin 22 menginvestasikan dananya dalam jangka pendek (kurang dari satu tahun). b) Reksa dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund / FIF) Reksa dana pendapatan tetap merupakan reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat utang, seperti obligasi dan surat utang lainnya dan 20% dari dana yang dikelola dapat diinvestasikan pada instrumen lainnya. Reksa dana jenis ini memiliki risiko relatif besar dari reksa dana pasar uang dengan tujuan investasi untuk menghasilkan return yang stabil. Efek bersifat utang umumnya memberikan penghasilan dalam bentuk bunga, seperti deposito, SBI, obligasi dan instrumen lainnya. FIF yang terdapat di Indonesia lebih banyak memanfaatkan instrumen obligasi sebagai bagian terbesar investasinya. c) Reksa dana Saham (Equity Fund / EF) Reksa dana saham adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas (saham) dan 20% dari dana yang dikelola diinvestasikan pada instrumen lainnya. Reksa dana jenis ini memiliki tingkat risiko yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis reksa dana lain, tentunya juga memiliki return yang lebih tinggi. Berbeda dengan efek pendapatan tetap seperti deposito dan obligasi, dimana investor lebih berorientasi 23 pada pendapatan bunga, efek saham umumnya memberikan potensi hasil yang lebih tinggi berupa capital gain melalui pertumbuhan harga-harga saham. Selain hasil dari capital gain, efek saham juga memberikan hasil lain berupa dividen. d) Reksa dana Campuran (Balance fund / BF) Reksa dana campuran tidak memiliki batasan alokasi investasi yang boleh dilakukan. Reksa dana campuran dapat melakukan investasinya baik pada efek utang maupun ekuitas dan porsi alokasi yang lebih fleksibel. d. Keuntungan Reksa dana Syariah Menurut Mohamad Heykal (2012:97), pada dasarnya setiap kegiatan investasi mengandung dua unsur yaitu return (keuntungan) dan risiko. Berikut ini terdapat beberapa keuntungan dalam menginvestasikan melalui reksa dana: 1) Tingkat likuiditas yang baik, yang dimaksud dengan likuiditas disini adalah kemampuan untuk mengelola uang masuk dan keluar dar reksa dana. Dalam hal ini yang paling sesuai adalah reksa dana untuk saham-saham yang telah dicatatkan di Bursa dimana transaksi terjad setiap hari, tidak seperti deposito berjangka atau sertifikat deposito periode tertentu. Selain itu pemodal dapat mencairkan kembali saham/unit penyertaan setiap saat sesuai dengan ketetapan yang dibuat masing-masing reksa dana sehingga memudahkan investor untuk mengelola kasnya. 24 2) Manajer profesional, reksa dana dikelola oleh manajer investasi yang handal, ia mencari peluang investasi yang paling baik untuk reksa dana tersebut. Pada prinsipnya, manajer investasi bekerja keras untuk meneliti ribuan peluang investasi bagi pemegang saham/unit reksa dana. Sedangkan pilihan investasi itu sendiri dipengaruhi oleh tujuan investasi dari reksa dana tersebut. 3) Diversifikasi, adalah istilah dimana tidak menempatkan seluruh dana di dalam suatu satu peluang investasi, dengan maksud membagi risiko. 4) Biaya rendah, karena reksa dana merupakan kumpulan dana dari banyak investor sehingga besarnya kemampuan melakukan investasi akan menghasilkan biaya transaksi yang murah. Sedangkan manfaat yang diberikan Reksa dana Syariah bagi pemerintah dan Bursa Efek yaitu sebagai berikut (Ahmad Rodoni, 2009:94): 1) Memobilisasi dana masyarakat, dimana reksa dana (sebagai emiten) merupakan lahan yang tepat bagi investasi pemodal segala strata, baik besar maupun kecil. Investor-investor lembaga akan lebih percaya kepada manajer investasi yang mengelola reksa dana. 2) Meningkatkan peranan swasta nasional dalam menghimpun dana masyarakat. Selama ini produk reksa dana dikelola oleh manajer investasi asing, sehingga dikhawatirkan dapat menaikkan capital outflows yang berimplikasi pada mengguncangnya stabilitas neraca pembayaran (balance of payment). 25 3) Mendorong perdagangan surat-surat berharga di pasar modal Indonesia, sehingga dapat meningkatkan likuiditas bursa dan kapitalis pasar (market capitalization). Tingginya transaksi perdagangan efek di bursa akan menarik masuknya modal asing (capital inflows) sehingga makin menguatkan neraca pembayaran. 4) Dapat mengoreksi tingkat bunga, karena pergeseran dana dari bank ke capital market. 4. Nilai Aktiva Bersih Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau Net Asset Value (NAV) menyatakan berapa jumlah dana yang dikelola oleh suatu reksa dana. Jumlah dana dikelola tersebut sudah mencakup kas, deposito, saham, dan obligasi. Nilai Aktiva Bersih merupakan total investasi dan kas dikurangi dengan biaya dari kegiatan operasional yang harus dibayarkan. Nilai Aktiva Bersih menjadi salah satu tolak ukur dalam memantau hasil portofolio reksa dana. Perubahan NAB menjadi indikator kinerja investasi suatu reksa dana. Sumber informasi mengenai NAB dipublikasikan di harian bisnis. Net Asset Value (NAV) dapat diformulasikan sebagai berikut: NAVt = ( MVAt – LIABt/NSOt ) Keterangan: NAVt = Nilai Aktiva Bersih pada periode t MVAt = Total Nilai Pasar Aktiva pada priode t LIABt = Total Kewajiban Reksa dana pada periode t 26 NSOt = Jumlah unit penyertaan beredar pada periode t Bagi investor, NAB memiliki beberapa fungsi antara lain (Pratomo, 2008): d. Sebagai acuan harga jual atau beli. e. Sebagai indikator keuntungan atau kerugian investasi yang dilakukan di reksa dana. f. Sebagai sarana untuk mengetahui kinerja historis reksa dana g. Sebagai sarana untuk membandingkan kinerja historis reksa dana satu dengan yang lainnya. 5. Volume Reksa Dana Volume reksa dana adalah sejumlah unit penyertaan reksa dana yang merupakan satuan dalam investasi reksa dana. Ketika investor membeli reksa dana, dikatakan investor membeli unit penyertaan dari manajer investasi. Ketika investor menjual reksa dana, dikatakan investor menjual unit penyertaan kepada manajer investasi. Semakin besar jumlah unit penyertaan, berarti semakin banyak pula investor yang berinvestasi pada suatu reksa dana. 6. Usia Reksa Dana Usia reksa dana berkaitan dengan pengalaman manajer investasi. Dalam hal ini seberapa lama perusahaan telah menjalankan kegiatan operasionalnya. Lamanya perusahaan beroperasi dapat menunjukan kinerja historis dari manajer investasi. Informasi terkait usia reksa dana dapat diperoleh melalui prospektus yang diterbitkan oleh perusahaan manjer investasi. 7. Kinerja Reksa Dana 27 Mengukur kinerja reksa dana syariah di Indonesia menjadi sangat penting. Terlebih lagi pada saat ekonomi mulai bergairah kembali seperti saat ini, diperlukan hasil pengukuran yang akurat mengingat sumber daya yang dimiliki investor menjadi sangat terbatas. Dengan demikian informasi mengenai kinerja reksa dana syariah dalam berbagai kondisi pasar sangat dibutuhkan oleh para calon investor, ada dua hal penting yang harus dipertimbangkan dalam mengukur kinerja reksa dana syariah yaitu: a. Tingkat hasil (rate of return) yang diperoleh sama atau lebih besar dari tingkat hasil portofolio (return portofolio) tertentu dengan resiko yang sama atau lebih kecil dari tingkat resiko pasar. b. Melakukan diversifikasi sehingga dapat mengeliminir resiko yang tidak sistematis yang diukur dengan menghitung korelasi antara tingkat hasil reksa dana syariah dengan tingkat hasil portofolio pasar. Tolak ukur yang ditetapkan sebagai pembanding kinerja reksa dana syariah menurut Dewan Syariah Nasional dan Bapepam adalah pada indek ke-30 efek yang diakui berdasarkan syariat dan prinsip Islam, yang disebutkan dalam Jakarta islamic index. Banyaknya kinerja reksa dana yang beredar akan membuat investor untuk menilai kinerja reksa dana sebelu melakukan investasi. Terdapat beberapa metode untuk menilai kinerja reksa dana mengingat bukan hanya tingkat return yang dilihat, namun juga tingkat risiko yang diambil untuk memperoleh return tersebut. 8. Inflasi 28 Secara umum inflasi berarti kenaikan tingkat harga dari barang dan jasa selama suatu periode waktu tertentu. Inflasi dapat diukur dengan tingkat inflasi yaitu tingkat perubahan dari tingkat harga secara umum (Karim, 2005). Persamaannya adalah sebagai berikut: π‘ππππππ‘ βπππππ‘ −π‘ππππππ‘ βπππππ‘−1 π‘ππππππ‘ βπππππ‘−1 x 100 Adapun beberapa aspek yang dapat digunakan indikator dalam mengukur inflasi adalah sebagai berikut: a. Indeks Harga Konsumen atau Consumer Price Index (CCPI) merupakan indikator yang umum digunakan untuk menggambarkan pergerakan harga IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergeralah harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. b. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) merupakan indikator yang menggambarkan pergerakkan harga dari komoditi-komoditi yang diperdagangkan di suatu daerah. c. Produk Domestik Bruto (PDB) menggambarkan pengukuran level harga barang akhir (final goods) dan jasa yang diproduksi didalam suatu ekonomi (negara). Deflator PBD dihasilkan dengan membagi PDB atas dasar harga nominal dengan PDB atas harga konstan. Menurut para ekonom Islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi perekonomian. Diantaranya karena melemahkan semangat menabung dari masyarakat, meningkatnya kecenderungan untuk berbelanja barang non primer, mengarahkan investasi pada hal-hal yang non produktif (Karim, 2005). 29 9. BI Rate Menurut Karl dan Fair (2001), suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman dalam bentuk presentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman. Pengertian suku bunga lainnya menurut Sunariyah (2004) adalah harga dari suatu pinjaman, suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. BI Rate merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai rupiah. BI mengumumkan target suku bunga yang diinginkan untuk pelanggan pada masa periode tertentu. BI Rate inilah yang kemudian digunakan sebagai acuan para pelaku pasar dalam mengikuti pelelangan SBI. Pada umumnya BI Rate berhubungan negatif dengan Nilai Aktiva Bersih. Bila pemerintah mengumumkan suku bunga akan maka investor akan menjual unit penyertaannya dan mengganti dengan intrumen berpendapatan tetap seperti tabungan atau deposito. 10. Nilai Tukar Nilai tukar mata uang asing menyatakan hubungan nilai di antara satu uang asing dengan mata uang yang berlaku di sebuah Negara. Apabila kondisi ekonomi Negara berubah, maka nilai tukarnya pun akan berubah secara substansial. Penurunan nilai suatu mata uang disebut depresiasi dan kenaikannya disebut apresiasi. Apabila “S” adalah nilai spot rate dan “St-1” adalah nlai tukar mata uang waktu sebelumnya, maka prosentase perubahan 30 nilai tukar terhadap mata uang asing tersebut adalah S-St-1/St-1 (Madura 2000). Jika presentase perubahannya positif disebut apresiasi dan sebaliknya apabila nilai persentasenya negatif disebut depresiasi. Perubahan nilai tukar rupiah terhaap dollar sangat berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran. Peningkatan (depresiasi) nilai rupiah terhadap suatu mata uang asing khususnya dollar, menandakan bahwa semakin murah harga rupiah terhadap mata uang asing tersebut. Sehingga aliran masuk modal ke Indonesia akibat meningkatnya permintaan akan rupiah. Aliran modal kemudian akan meningkatkan NAB Reksa Dana Syariah. 31 B. Penelitian Terdahulu Menurut Ainur Rachmand dan Imron Mawardi (2015) Inflasi berpengaruh tidak signifikan terhadap Net Asset Value reksa dana saham syariah. Nilai Tukar Rupiah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Net Asset Value reksa dana saham syariah dengan koefisien regresi sebesar 0,131 pada tingkat signifikansi 5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan sebesar satu satuan pada Nilai Tukar Rupiah akan menurunkan Net Asset Value reksa dana saham syariah sebesar 0,131 satuan. BI Rate berpengaruh tidak signifikan terhadap Net Asset Value reksa dana saha Syariah. Penelitian yang dilakukan oleh Stefan Nagel (2013) Volume perdagangan dan metode dalam berinvestasi berpengaruh signifikan positif terhadap jumlah dana kelolaan manajer investasi. Volume perdagangan berpengaruh signifikan positif signifikan terhadap ETF sedangkan pada reksa dana saham berpengaruh negatif signifikan. Menurut penelitian oleh Anwar Hasan dan Abdullah Othman (2015) kebijakan deviden memiliki hubungan yang negatif terhadap NAB, namun memiliki hubungan yang positif dengan kinerja masa lampau. Hasil penelitian juga menunjukan hubungan yang negatif antara NAB dengan risiko reksa dana, hal tersebut berarti reksa dana saham di Malaysia telah terdiversifikasi dengan baik. 32 Hasil penelitian oleh Anwar Hasan juga menunjukkan hubungan positif antara NAB dengan ukuran reksa dana, sedangkan hubungan yang negatif dan tidak signifikan terjadi antara NAB dengan pengalaman manajemen. Adapun ringkasan penelitian terdahulu disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu N o Peneliti/Tahu n 1 Fredrik Kopsch, 2016 Metode dan Variabel Penelitian Judul Persamaan Perbedaan Determinan Menggunaka Tidak ts of Mutual n variabelmenggunaka Fund Flows variabel n variabel makro mikro dari ekoomi yang reksa dana. menjadi Metode yang acuan di digunakan negaranya. adalah VAR Meliputi TBills dan nilai tukar. Hasil Penelitian Indeks saham dan obligasi, serta nilai tukar USD terhadap Swedish memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap jumlah dana kelolaaan reksa dana. Inflasi memiliki hubungan negatif signifikan terhadap jumlah dana kelolaan reksa dana 33 N o Peneliti/Tah un 2 Faisal Mahmood, 2016 3 Wisudanto, 2016 Metode dan Variabel Penelitian Persamaan Perbedaan An Analysis Menggunaka Menggunak of the US n jumlah unit an ukuran Mutual reksa dana reksa dana, Funds yang beredar turnover Sector: sebagai portofolio, What variabel biaya Determines bebas. transaksi, Performanc dan e? likuiditas sebagai variabel bebas. Judul Historical Performanc e and Characterist ic of Mutual Fund Menggunaka usia reksa dana sebagai variabel bebas dan Mennggunak an metodelogi peelitian dengan data panel. Menggunak an kinerja reksa dana sebagai variabel terikat. Hasil Penelitian ukuran dana, likuiditas dan turnover secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja reksa dana. Biaya transakis dan komisi dari manajemen tidak berpengaruh secara signifikan. Kinerja masa lalu dan ukuran reksa dana memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja. Umur reksa dana dan pertumbuhan berpengaruh positif. Nilai aktiva bersih tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksa dana saham 34 N o Peneliti/Tahu n 4 Anwar Hasan & Abdullah Othman, 2015 MicroEconomic Determinan ts of NAV of Islamic Equity Unit Trust Funds in Malaysia: An ARDLBounds Tasting Approach 5 Trisnopati, 2015 Pengaruh Stock Selection, Market Timing, dan Ukuran Reksa Dana terhadap Kinnerja Reksa Dana Saham (Studi Kasuus pada Reksa Dana Saham yang Terdaftar di OJK) Judul Metode dan Variabel Penelitian Persamaan Perbedaan Menggunaka Meneliti n variabelpengaruh variabel jangka mikro panjang ekonomi variabel untuk mikro variabel ekonomi bebas dan terhadap menggunaka NAB n NAB untuk variabel terikat. Menggunaka n metode penelitia regresi data panel. Menggunaka n variabelvariabel mikro sebagai variabel bebas Menggunaka n stock selection, market timing dan ukuran reksa dana sebagai variabel bebas. Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan NAB reksa dana saham syariah dan faktor-faktor mikroekonomi memiliki hubungan jangka panjang, kecuali faktor risiko reksa dana dan kinerja dari manajemen investasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan terdapat pengaruh signifikan antara stock selection, market timing, dan ukuran reksa dana terhadap kinerja reksa dana saham. Berdasarkan pengujian parsial, ukuran reksa dana saham tidak 35 berpengaruh signifikan. N o Peneliti/Tahu n 6 Ainur Rochman, 2015 Pengaru h Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, BI Rate Terhada p Net Asset Value Reksa Dana Saham Syariah Stefan Nagel, 2013 Trading Style and Volume Trading 7 Judul Metode dan Variabel Penelitian Persamaan Perbedaan Mengunakan Tidak variabel menggunakan makro variabel ekonomi mikro meliputi ekonomi. Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar Menggunaka n variabel volume perdagangan untuk menganalisis kemampuan manajer investasi dalam mengelola dana Tidak menggunakan variabel makro ekonomi Hasil Penelitian Secara simultan, inflasi, Nilai tukar rupiah, dan BI Rate berpengaruh terhaadap Nilai Aktiva Bersih reksa dana saham syariah. Pengujian secara parsial menunjukan inflasi dan BI Rate tidak berpengaruh secara signifikan terhadap NAB reksa dana saham syariah. Volume perdagangan dan metode dalam berinvestasi berpengaruh signifikan positif terhadap jumlah dana kelolaan manajer investasi. 36 N o Peneliti/Tahu n 8 James J. Rowley, 2012 Metode dan Variabel Penelitian Judul Persamaan Perbedaan Trading Menganalisis Tidak Volum pengaruh menggunakan e volume faktor perdagangan ekonomi terhadap nilai makro dan aktiva pada faktor mikro reksa dana lainnya. dan ETF (Exchange Trade Fund) Hasil Penelitian Volume perdagangan berpengaruh signifikan positif signifikan terhadap ETF sedangkan pada reksa dana saham berpengaruh negatif signifikan. C. Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen 1. Pengaruh Volume Perdagangan terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Menurut penelitian yang dilakukan oleh Stefan Nagel (2013) volume perdagangan berpengaruh positif terhadap Nilai Aktiva Bersih reksa dana saham. Hal ini disebabkan karena masyarakat memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap meningkatnya jumlah reksa dana terhadap jumlah dana yang dikelola oleh manajer investasi. Sejalan dengan hasil penelitian Nagel, penelitian yang dilakukan oleh Rowley (2012) juga menyatakan bahwa volume perdagangan berpengaruh secara positif signifikan terhadap jumlah dana kelolaan manajer investasi. 37 Ha : β1 ≠ 0 volume perdagangan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Nilai Aktiva Reksa Dana Syariah Campuran. 2. Pengaruh Usia Reksa Dana terhadap Kinerja Reksa Dana Menurut Alexandri (2013) pengaruh usia reksa dana terhadap kinerja reksa dana adalah memiliki nilai positif terhadap kinerja reksa dana. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tua usia reksa dana semakin tinggi kinerjanya. Temuan ini menggambarkan bahwa karakter investor digambarkan dengan karakter reksa dananya, sedangkan karakter tipe reksa dana ditentukan oleh karakter tipe manajernya. Ha : β2 ≠ 0 usia reksa dana secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Nilai Aktiva Reksa Dana Syariah Campuran. 3. Pengaruh Inflasi terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Menurut Ali dan Beik (2012), inflasi berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek dengan korelasi positif terhadap NAB reksa dana syariah. Hal ini terjadi karena ketika inflasi mengalami peningkatan, maka bank sentral akan merespon dengan menaikkan suku bunga dan bonus SBIS untuk mengurangi jumlah uang beredar. Kenaikan bonus inilah yang kemudian menjadi insentif bagi para investor yang menginginkan return yang tinggi, untuk berinvestasi pada reksa dana syariah, sehingga NAB reksa dana syariah mengalami peningkatan. 38 Hasil penelitian Denny Hermawan (2016) menyatakan bahwa inflasi (X1) berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja reksa dana saham (Y). Pengujian yang dilakukan pada hipotesis pertama, mampu membuktikan bahwa inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Inflasi yang tinggi berdampak pada kenaikan harga barang secara umum yang mempengaruhi biaya produksi dan harga jual barang semakin meningkat . Harga jual yang tinggi menyebabkan menurunnya daya beli investor untuk reksa dana saham karena investor mengutamakan kebutuhan pokok, sehingga mempengaruhi keuntungan perusahaan dan harga reksa dana saham yang menurun berdampak pada kinerja reksa dana. Ha : β3 ≠ 0 inflasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Nilai Aktiva Reksa Dana Syariah Campuran. 4. Pengaruh BI Rate terhadap kinerja reksa dana syariah di Indonesia Tingkat suku bunga merupakan pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentu persentasi dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman (Karl dan Fair, 2001:52). BI Rate tidak berpengaruh signifikan terhadap Net Asset Value reksa dana saham syariah secara parsial. Berdasarkan hasil ini, hipotesis ketiga penelitian yang menduga BI Rate berpengaruh signifikan terhadap Net Asset Value reksa dana saham syariah tidak terbukti kebenarannya. Artinya bahwa reksa dana saham syariah sangat 39 berpotensi menjadi reksa dana saham unggulan karena tidak terikat dengan BI Rate sehingga para investor dapat kapan saja menginvestasikan dananya untuk reksa dana saham syariah (Ainur Rachman dan Imron Mawardi, 2015). Maulana (2013) yang menyatakan tingkat suku bunga memberikan pengaruh signfikan terhadap keputusan investor untuk melakukan investasi pada produk reksa dana saham. Hal ini berarti semakin tinggi suku bunga maka berdampak pada turunnya kinerja reksa dana saham. Ha : β4 ≠ 0 BI Rate secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Nilai Aktiva Reksa Dana Syariah Campuran. 5. Pengaruh Nilai Tukar terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Indeks harga saham gabungan seluruh saham menggambarkan suati informasi historis mengenai pergerakan harga keseluruhan saham pada periode tertentu. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Siti Syammsiah (2013), IHSG berpengaruh secaara signifikan dan bernilai positif terhadap kinerja reksa dana. Ha : β5 ≠ 0 Nilai Tukar secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Nilai Aktiva Reksa Dana Syariah Campuran 40 D. Kerangka Pemikiran Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keunngutngan di masa-masa yang akan datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana. Investasi dalam arti luas terdiri dari dua bagian utama yaitu, investasi dalam bentuk aktiva riil dan investasi dalam benuk surat-surat berharga atau sekuritas (Sunariyah, 1997: 4). Reksa dana syariah merupakan salah satu alternatif bagi para investor yang ingin menginvestasikan dana yang dimilikinya dalam pasar modal syariah. Reksa dana merupakan sebuah bentuk investasi yang dilakukan secara kolektif dan dikelola oleh manajer investasi. Reksa dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginanan kuat untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas (Sutedi, 2011). Perkembangan reksa dana syariah ditentukan oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal salah satunya ditentukan oleh kondisi makro ekonomi, sedangkan faktor internal meliputi, jumlah aset yang dikelola manajer investasi dan 41 lamanya perusahaan beroperasi. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Reksa Dana Syariah Campuran Variabel Y: Nilai Aktiva Bersih Variabel X: Volume Perdagangan Usia Reksa Dana Inflasi BI Rate Nilai Tukar Common effect Random effect Model Estimasi Data Panel Uji Hausman Uji chow Uji Asumsi Klasik Normalitas Multikolikearitas Heteroskedastis Autokorelasi Uji Signifikansi Uji F Uji T Interpretasi 42 R-Square E. Hipotesis Penelitian Dari telaah literatur, tinjauan pustaka serta kerangka pemikiran, maka peneliti merumuskan kesimpulan sementara atau hipootesis untuk penelitian ini sebagai berikut: 1. Pada pengujian secara simultan (Uji F) hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut: H0 : β1, β2, β3, β4, β5 = 0 variabel independen, volume, usia, inflasi, BI Rate, Nilai Tukar secara simultan tidak berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran. Hπ1 : β1, β2, β3, β4, β5 ≠ 0 variabel independen, volume, usia, inflasi, BI Rate, Nilai Tukar secara simultan berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran. 2. Pada pengujian secara parsial (Uji t) hipootesis dapat dijelaskan sebagai berikut: H0 : β1, β2, β3, β4, β5 = 0 variabel independen, volume, usia, inflasi, BI Rate, Nilai Tukar secara parsial tidak berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran. Hπ2 : β1, β2, β3, β4, β5 ≠ 0 variabel independen, volume, usia, inflasi, BI Rate, Nilai Tukar secara parsial berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran. 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penulis langsung melakukan pengamatan serta pengumpulan data dari beberapa lembaga keuangan yaitu, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, dan Bursa Efek Indonesia. Pengumpulan data juga dilakukan dengan mengamati prospektus dan laporan keuangan yang dikeluarkan oleh masing-masing manajer investasi yang menjadi sampel penelitian. Setelah pengumpulan data selesai, maka dilanjutkan dengan megolah data hingga akhirnya diperoleh gambaran yang jelas mengenai pokok permasalahan yang diteliti. Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor internal yaitu volume perdagangan dan usia reksa dana, serta faktor eksternal meliputi inflasi, BI Rate, nilai tukar sebagai variabel-variabel dalam penelitian. Penelitian dimulai dengan mengamati teori dari berbagai literatur, kemudian mengumpulkan data yang berhubungan langsung dengan objek penelitian. Sembilan produk reksa dana yang dijadikan objek dalam penelitian ini merupakan sub kategori reksa dana syariah campuran yang telah terdaftar dan dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan serta beroperasi secara aktif pada periode 2012-2016. 44 B. Metode Penentuan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana syariah yang telah terdaftar dan dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Serta diperdagangkan dalam Indonesia Stock Exchange periode 2012-2016. Teknik yang digunakan dalamm pengambilan sampel adalah dengan purposive sampling guna mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan ketentuan ditetapkan. Hal yang menjadi pertimbangan adalah sebagai berikut: 1. Reksa dana syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan selama periode 2012 sampai dengan 2016. 2. Produk merupakan kategori reksa dana syariah campuran. 3. Reksa dana syariah yang aktif selama periode 2012 sampai dengan 2016. 4. Reksa dana syariah yang mengeluarkan laporan keuangan selama periode 2012 sampai dengan 2016. Berikut ini merupakan tabel rincian pemilihan sampel: Tabel 3.1 Kriteria Pemilihan Sampel Kriteria Jumlah Keseluruhan Reksa Dana Syariah yang terdaftar di OJK sampai 2016 132 Jumlah reksa dana syariah campuran yang aktif pada periode 2016 20 Reksa Dana Syariah Campuran yang mempublikasikan NAB dan fund 9 fact sheet selama lima tahun terakhir setiap bulan sejak tahun 2012 hingga 2016. 45 Berdasarkan kriteria pemilihan sampel tersebut, maka diperoleh sebanyak sembilan sampel reksa dana syariah yang memenuhi kriteria setiap tahunnya. Selengkapnya mengenai rincian pemilihan sampel penelitian dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut: Tabel 3.2 Rincian Pemilihan Sampel No Nama Reksa Dana Syariah 1. Danareksa Berimbang Syariah Campuran 2. Mandiri Investa Berimbang Syariah Campuran 3. Trim Syariah Berimbang Campuran 4. Cipta Syariah Balance Campuran 5. PNM Syariah Campuran 6. Schorder Syariah Balance Campuran fund 7. SAM Syariah Balanced Fund 8. Asanusa Amaah Fund BNP Paribas Amanah 9. Jenis Reksa Dana Campuran Syariah Campuran Pesona Campuran Manajer Investasi Kode PT. Danareksa Investment Management Mandiri Manajemen Investasi Trimegah Asset Management Ciptadana Asset Management PNM Investmen anagement Schroder Investment Management SAM Aset Manajemen Asanusa Aset Manajemen BNP Investments Management RDSB 00098442 00086355 000082602 00091447 0081596 000D4C 00D221D 3560009743 3 C. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dan dianalisis dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang telah tersedia dan tidak perlu dikumpulkan lagi dari sumbernya. Data sekunder juga merupakan 46 data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) (Indriantoro dan Bambang, 2002: 147). Data-data sekunder yang digunakan diperoleh dengan menggunakan metode kepustakaan dari berbagai literatur, buku, dan situs dari internet (www.idx.co.iid, www.bi.go.id, www.ojk.go.id, www.financeyahoo.com, www.Bapepam.go.id ) semuanya merupakan data-data yang berhubungan langsung dengan penelitian dikarenakan kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data sekunder. Sifat datanya adalah runtut waktu (time series). Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: 1. Nilai aktiva bersih dari masing-masing reksa dana syariah campuran 2. Suku bunga bebas risiko diwakili BI Rate 3. Tingkat inflasi selama periode 2012-2016 4. Data nilai tukar Rupiah terhadap USD periode 2012-2016 5. Laporan keuangan yang terdapat di dalam fund fact sheet reksa dana syariah D. Metode Analisis Data 1. Pengukuran Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa dana Syariah. Menurut Ahmad Rodoni (2009:98), Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau Net Asset Value (NAV) merupakan salah satu tolak ukur dalam memantau hasil portofolio reksa dana. Net Asset Value (NAV) dapat diformulasikan sebagai berikut: 47 NAVt = ( MVAt – LIABt/NSOt ) Keterangan: NAVt = Nilai Aktiva Bersih pada periode t MVAt = Total Nilai Pasar Aktiva pada priode t LIABt = Total Kewajiban Reksa dana pada periode t NSOt = Jumlah unit penyertaan beredar pada periode t Untuk mengetahui hasil atau laba investasi pada reksa dana, kita dapat menghitung besarnya presentase perubahan NAB/Unit pada saaat membeli hingga NAB per Unit pada saat menjual kembali. Perhitungan hasil investasi adalah sebagai berikut: Laba = ππ΄π΅ πππ ππππ‘ππππ − ππ΄π΅ πππ ππππ‘π½π’ππ ππ΄π΅ πππ ππππ‘ x 100% 2. Menentukan Besar Variabel Independen a. Indikator inflasi yang digunakan adalah Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia. IHK merupakan pengukur perkembangan daya beli Rupiah yang dibelanjakan untuk membeli barang dan jasa dari bulan ke bulan. Rumus perhitungan inflasi adalah sebagai berikut: INF = (IHKt – IHKt-1)/ IHKt-1 x 100 Keterangan: INF = Inflasi IHKt = Indeks Harga Konsumen pada periode t IHKt-1 = Indeks Harga Konsumen pada periode sebelum t 48 b. Indikator BI Rate berupa perubahan tingkat suku bunga yang telah ditetapkan pleh Bank Indonesia. Sedangkan Nilai tukar merupakan nilai tukar nominal Rupiah terhadap Dollar US. Dalam penelitian ini satuan ukuran yang digunakan adalah persentase dihitung setiap bulan dari bulan Januari 2012 sampai Desember 2016 yang dapat diperoleh dari www.bi.go.id. c. Untuk faktor-faktor internal, Volume perdagangan reksa dana dilihat dari laporan bulanan yang diterbitkan oleh OJK. Laporan tersebut tersedia pada web aria.bapepam.go.id d. Usia reksa dana dapat dilihat dari prospektus yang dikeluarkan oleh masing-masing manajer investasi. OJK juga mengeluarkan laporan bulanan mengenai daftar reksa dana syariah. Usia reksa dana dalam penelitian ini dihitung dari tanggal terbit reksa dana hingga pada batas akhir tahun penelitian yaitu tahun 2016. 3. Analisis Regresi Data Panel Sebelum melakukan uji asumsi klasik perlu dilakukan pemilihan metode yang akan digunakan dalam analisis data supaya mendapatkan metode yang tepat. Pemilihan metode tersebut bertujuan untuk mengetahui jenis metode regresi yang akan digunakan untuk menganalisis data panel. Data panel merupakan gabungan antara data runtut waktu (time series) dan data silang (cross section), yang sering disebut dengan pooled data. Ciri khusus pada data time series adalah berupa urutan numerik dimana interval antar 49 observasi atau sejumlah variabel bersifat konstan dan tetap, sedangkan data cross section adalah suatu unit analisis pada suatu titik tertentu dengan observasi sejumlah variabel. Dalam model data panel, persamaan model dengan menggunakan data cross section dapat ditulis sebagai berikut: ππ = πΌ + π½1 ππ+ ππ ; π = 1,2, … π dimana N adalah banyaknya data cross section. Sedangkan persamaan model dengan time series dapat ditulis sebagai berikut: ππ = πΌ + π½1 ππ‘+ ππ‘ ; π‘ = 1,2, … π dengan T merupakan banyaknya data time series. Sehingga persamaan data panel yang merupakan kombinasi dari persamaan cross section dan time series dapat ditulis sebagai berikut: πππ‘ = πΌ + π½1 πππ‘+ πππ‘ ; π = 1,2, … π; π‘ = 1,2, … π dimana Y adalah variabel dependen, X adalah variabel independen, N adalah banyaknya observasi, T adalah banyaknya waktu, dan N x T adalahnya banyaknya data panel. Sehingga persamaan pada penelitian ini menjadi sebagai berikut: ππ΄π΅ππ‘ = πΌ + π½1 ππππ’ππππ‘ + π½2 ππ ππππ‘ + π½3 πΌππΉπΏππ‘ + π½4 π΅πΌ π ππ‘πππ‘ + π½5 πΈππ π΄ππΈππ‘ + πππ‘ Keterangan: NAB πΌ : Nilai Aktiva Bersih : Konstanta 50 Volume : Volume Perdagangan INFL : Inflasi BI Rate : Tingkat suku bunga EXRATE : Nilai Tukar 4. Model Estimasi Regresi Data Panel Data panel merupakan data yang terdiri dari dimensi ruang dan waktu. Dlam data panel, unit individu yang sama (misalnya suatu perusahaan atau Negara) disurvei dari waktu ke waktu. Ada beberapa nama lain dari data panel, yaitu data pool, kombinasi data runtun waktu dan individual, data micropanel, data longitudinal (studi dari waktu ke waktu terhadap subjek yang telah berhasil melalui berbagai keadaan), dan analisis cohort (misalnya, mengikuti langkah karir dari lulusan 1965 atau sebuah sekolah bisnis). Data panel memiliki beberapa keunggulan dalam menganalisis data. Berikut ini merupakan keuntungan dari data panel dibandingkan dengan data cross section dan time series. Baltagi membuat daftar keuntungan dari data panel adalah sebagai berikut (Gujarati, 2012: 237) : a. Data yang berhubungan dengan individu, perusahaan, negara bagian dan lain-lain. Dari waktu ke waktu, ada batasan heteregonitas dalam unit-unit tersebut. Teknik estimasi data panel dapat mengatasi heterogenitas tersebut secara eksplisit dengan memberikan variabel spesifik-subjek. 51 b. Dengan menggabungkan antara observasi time series dan cross section data panel memberi “lebih banyak informasi, lebi banyak variasi, sedikit kolinearitas antar variabel, lebih banyak degree of freedom dan lebih efisien.” c. Dengan mempelajari observasi cross section yang berulang-ulang, data panel paling cocok untuk mempelajari dinamika perubahan. d. Data panel paling baik untuk mendeteksi dan mengukur dampak yang secara sederhana tidak bisa dilihat pada data cross section murni atau time series murni. e. Data panel memudahkan untuk mempelajari model atau perilaku yang rumit. f. Dengan membuat data menjadi berjumlah beberapa ribu unit, data panel dapat meminimumkan bias yang bisa terjadi jika mengagregasikan inividu atau perusahaan ke dalam agregasi besar. Dalam hal ini, data panel memiliki keunggulan untuk menganalisis data yang lebih besar jumlahnya dan jenis yang beragam. Misalnya, penelitian ingin menganalisis beberapa perusahaan dalam berbagai waktu, apabila menggunakan regresi linear maka heterogenitas antar perusahaan mungkin akan tertutupi. Namun sebagai konsekuensinya, cukup besar kemungkinan bahwa error term berkorelasi dengan beberapa variabel independen dalam model. Jika ini rerjadi maka koefisien regresi linear kemungkinan bias dan tidak konsisten. Perlu diperhatikan bahwa salah 52 satu asumsi penting dari model regresi klasik adalah bahwa tidak terjadi korelasi antar variabel dengan error term (Gujarati, 2012: 242). Oleh karena itu, salah satu solusinya adalah menemukan cara untuk memasukan efek yang tidak terobserasi atau heterogenitas, agar kita memperoleh estimasi parameter yang konsisten dan efisien dari variabelvariabel utama atau variabel dependen. Dalam analisis model data panel, terdapat tiga pendekatan yang digunakan dala mengestimasi model regresi data panel (Agus Widarjono, 2009: 231) yaitu: a. Common effect Pooled least square merupakan model regresi data panel yang paling sederhana dengan asumsi intersep dan koefisien regresi yang konstan antar waktu dan cross section. Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu. Diasumsikan bahwa perilaku data antar perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu. Pada dasarnya common effect model sama seperti OLS dengan meminimumkan jumlah kuadrat, tetapi data yang digunakan adalah data panel dalam bentuk pooled. b. Fixed effect Fixed effect adalah teknik mengestimasi data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Pengertian fixed effect ini didasarkan adanya perbedaan intersep antar perusahaan, namun intersepmya konstan antar waktu. 53 Disamping itu, model ini juga mengasumsikan bahwa koefisien regresi konstan antar perusahaan dan antar waktu. Salah satu cara untuk mengetahui perbedaan adalah dengan mengasumsikan bahwa intersep adalah berbeda antar perusahaan, sedangkan slopenya tetap antar perusahaan. Akan tetapi, kelemahan metode ini yaitu berkurangnya derajat kebebasan yang akhirnya akan mengurangi efisiensi parameter. Dalam model fixed effect memperkenankan heterogenitas antarsubjek dengan memberi setiap entitas nilai sendiri. Meskipun intersep berbeda-beda untuk setiap subjek, tetapi tiap interest entiti tidak berubah seiring waktu. c. Random effect Random Effect Model merupakan metode estimasi model regresi data panel dengan asumsi koefisien regresi konstan dan intersep berbeda antar waktu dan antar individu. Dimasukannya variabel dummy di dalam fixed effect bertujuan untuk mewakili ketidaktahuan tentang model yang sebenarnya. Namun juga memberikan konsekuensi berkurangnya derajat kebebasan yang akhirnya akan mengurangi efisiensi parameter. Masalah ini bisa diatasi dengan menggunakan variabel gangguan yang mungkin saja akan muncul pada hubungan antar waktu dan antar perusahaan yang dikenal dengan Random Effect Model. Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu. 54 Random Effect Model secra seksama dikenal juga sebagai pendekatan model komponen error (Error Commponents Model). Dalam model ini misalnya setiap perusahaan memiliki sebuah nilai rata-rata intersep bersama. Perbedaan nilai intersep dari masing-masing perusahaan secara individual terefleksi dari error term. Error term gabungan tersebut terdiri dari dua komponen yaitu komponen error yang cross section atau spesifik individual dan komponen error gabungan time series serta cross section yang terkadang disebut bentuk khas individu (idiosyncratic term) karena berbeda antar cross section dan time series. Model random effect atau error component berarti memiliki error term gabungan yang terdiri dari dua komponen. Asumsi dari model tersebut adalah, komponen error individual tidak terkorelasi satu dengan yang lainnya dan tidak ada autokorelasi baik antara unit cross section dan time series. 5. Perbedaan Fixed Effect Moodel dan Random Effect Model Menurut obeservasi yang telah dilakukan oleh Judge, beberapa perbedaan diantara Fixed Effect Model dan Random Effect Model adalah sebagai berikut (Gujarati, 2012: 255) : a. Jika T (jumlah data time series) adalah besar dan N (jumlah unit cross section) adalah kecil, kemungkinan aka nada sedikit perbedaan nilai parameter yang diestimasi oleh FEM dan REM. Oleh karena itu, pemilihannya berdasarkan kenyamanan perhitungan saja. Dalam hal ini, FEM akan lebih baik digunakan. 55 b. Ketika N besar dan T kecil (yaitu sebuah panel pendek), hasil estimasi yang diperoleh dari kedua metode bisa berbeda secara signifikan. Dalam hal ini berarti unit individu atau cross section dari sampel kita bukanlah hasil pengambilan acak dari sampe yang lebih besar lagi. Oleh karena itu FEM akan lebih pantas untuk digunakan. Jika unit cross section diambil secara acak, maka REM akan lebih pantas untuk digunakan. c. Jika komponen error tiap subjek dan satu atau lebih variabel independen saling berkorelasi maka estimator dengan REM akan bias, sedangkan FEM tidak bias. d. Jika N besar dan T kecil, dan asumsi yang mendasari REM terpenihi, maka estimator REM akan lebih kuat dari FEM. e. REM dapat mengestimasi koefisien dari variabel yang tidak dipengaruhi waktu. FEM mengontrol variabel yang dipengaruhi waktu, namun tidak dapat mengestimasi secara langsung. Sebaliknya FEM mengontrol semua variabel yang tidak dipengaruhi oleh waktu sedangkan REM hanya dapat mengestimasi variabel tersebut secara eksplisit disebutkan dalam model. 6. Pengujian Pemilihan Model Regresi Data Panel a. Chow Test Menurut Agus Widarjono (2009, 238-239) uji chow adalah pengujian untuk menentukan model fixed effect atau common effect yang lebih 56 tepat digunakan untuk mengestimasi data panel. Hipotesis dalam uji chow adalah: : Model Common-Constant (PLS) : Model Fixed effect (FEM) Dasar penolakan terhadap hipotesis di atas adalah dengan membandingkan perhitungan F hitung dengan F tabel. Perbandingan digunakan apabila hasil Fhitung lebih besar dibandingkan F tabel, maka H0 ditolak yang berarti model untuk penelitian adalah Fixed Effect Model. Begitu sebaliknya, jika F hitung lebih kecil dari F tabel, maka Ho diterima dan model yang lebih tepat digunakan adalah common effect model. b. Hausman Test Uji hausman adalah pengujian statistik sbagai dasar pertimbangan kita dalam memilih apakah menggunakan Fixed Effect Model atau Random Effect Model. Statistik Uji Hausman ini mengikuti distribusi statistik chi square dengan degree of freedom sebanyak k dimana k adalah jumlah variabel dependen dan independen. Jika nilai statistik Hausman lebih besar dari nilai kritisnya, maka model yang tepat adalah Fixed Effect Model, sedangkan sebaliknya bila nilai statistik Uji Hausman lebih kecil dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah Random Effect Model (Widarjono, 209: 240-241). Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: : Random Effect Model (REM) 57 : Fixed Effect Model (FEM) Jika chi square hitung lebih besar dari chi square tabel berarti Ho ditolak, artinya model yang digunakan adalah Fixed Effect Model. Jika chi square hitung lebih kecil dibandingkan chi square tabel maka H1 ditolak, artinya model yang digunakan adalah Random Effect Model. 7. Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya. Untuk mendeteksi apakah nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal atau tidak, maka dapat digunakan metode analisis grafik dan metode statistik. Pengujian normalitas menggunakan analisis grafik dilakukan dengan menggunakan histogram dengan menggambarkan variabel dependent sebagai sumbu vertikal sedangkan nilai residual terstandarisasi digambarkan sebagai sumbu horizontal. Jika Histogram Standardized Regression Residual membentuk kurva seperti lonceng maka nilai residual tersebut dinyatakan normal. Cara lain untuk menguji normalitas dengan pendekatan grafik adalah menggunakan Normal Probability Plot, yaitu dengan membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal digambarkan dengan sebuah garis diagonal lurus dari kiri bawah ke kanan 58 atas (Suliyanto, 2011:69). Menurut Imam Ghozali (2012:163), pada prinsipnya uji normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan: - Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. - Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Disamping itu, uji normalitas dengan analisis grafik dapat memberikan hasil yang subyektif. Artinya, antara orang yang satu dengan yang lain dapat berbeda dalam menginterpretasikannya, maka dapat menggunakan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov. Nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal jika nilai Sig. > alpha (α) atau K hitung < K tabel (Suliyanto, 2011:75). Dalam pengujian menggunakan aplikasi Eviews, pengujian normalitas dapat dideteksi dri metode yang dikembangkan oleh Jarque-Bera. Metode Jarque Bera didasarkan pada sampel besar yang diasumsikan bersifat asymptotic. Uji statistic Jarque Bera menggunakan perhitungan skewness dan kurtosis. Jika suatu variabel didistribusikan secara normal maka nilai koefiisien S=0 dan K=3. Oleh karena itu, jika residual teristribusi secara normal maka diharapkan nilai statistic JB akan sama dengan nol. Nilai statistik JB ini didasarkan pada distribusi chi squares dengan derajat 59 kebebasan 2. Hipotesis nol uji menyatakan bahwa residual probabilitas p dari statistic JB lebih besar dari tingkat signifikansi yang kita tentukan maka kita menerima hipotesis nol bahwa residual mempunyai distribusi normal karena nilai statistic Jarque Bera mendekati nol. Sebaliknya jika nilai probabilitas p dari statistik JB kecil atau signifikan maka kita menolak hpotesis bahwa residual mempunyai distribusi normal karena nilai statistic Jarque Bera tidak sama dengan nol. 8. Uji Hipotesis a. Uji F Nilai F hitung digunakan untuk menguji ketepatan model (goodness of fit). Uji F ini juga sering disebut sebagai uji simultan, untuk menguji apakah variabel bebas yang digunakan dalam model mampu menjelaskan perubahan nilai variabel terikat atau tidak. Adapun cara pengujian dalam uji F ini, yaitu dengan menggunakan suatu tabel yang disebut dengan Tabel ANOVA (Analysis of Variance) dengan melihat nilai signifikasi (Sig < 0,05 atau 5 %). Jika nilai signifikasi > 0.05 maka H1 ditolak, sebaliknya jika nilai signifikasi < 0.05 maka H1 diterima. Selain itu, dapat juga dilihat dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel dengan derajat bebas: df: α, (k-1), (n-k). Dimana; n = jumlah pengamatan (ukuran sampel), k = jumlah variabel bebas dan terikat. Jika nilai F hitung > nilai F tabel, maka dapat disimpulkan 60 bahwa model persamaan regresi yang terbentuk masuk kriteria fit (cocok) (Suliyanto, 2011:62). Uji statistik F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hipotesis nol yang hendak diuji adalah semua parameter model sama dengan nol, atau: H0 : β1, β2, β3, β4, β5 = 0 Artinya apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau: Hπ1 : β1, β2, β3, β4, β5 ≠ 0 Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas signifikan terhadap variabel dependen. b. Uji t Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah koefisien regresi signifikan atau tidak (Nachrowi dan Usman, 2008:24). Nilai t hitung digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial (per variabel) terhadap variabel terikatnya. Apakah variabel tersebut memiliki pengaruh yang berarti terhadap variabel terikatnya atau tidak (Suliyanto, 2011:55). Dalam tabel distribusi t terdapat istilah one tail dan two tail. 61 Penggunaan tabel one tail atau two tail tergantung pada hipotesis yang diajukan. Jika hipotesis yang diajukan sudah menunjukkan arah, misalkan terdapat pengaruh positif, maka menggunakan one tail sebelah kanan. Akan tetapi jika belum menunjukkan arah, misalnya terdapat pengaruh (tidak menunjukkan pengaruh positif atau negatif) maka menggunakan two tail. Jika menggunakan one tail maka df: α, n-k, tetapi jika menggunakan two tail maka derajat bebasnya adalah df: α/2, n-k. Keterangan: n = jumlah pengamatan (ukuran sampel); dan k = jumlah variabel bebas dan terikat (Suliyanto, 2011:45). Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabasi variabel dependen. Hipotesis no yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter sama dengan nol atau: H0 : β1 = 0 Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hiotesis alternatifnya, parameter suatu variabel tidak sama dengan nol atau: Hπ1 : β1 ≠ 0 Yang artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. c. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Semakin tinggi koefisien determinasi, 62 semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel terikatnya (Suliyanto, 2011:55). Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi, dimana setiap penambahan satu variabel bebas dan pengamatan dalam model akan meningkatkan nilai R2 meskipun variabel yang dimasukkan itu tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya. Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan, Adjusted R square (R2 adj). Koefisien determinasi yang telah disesuaikan berarti bahwa koefisien tersebut telah dikoreksi dengan memasukkan unsur jumlah variabel dan ukuran sampel yang digunakan. Dengan menggunakan koefisien determinasi yang disesuaikan, maka nilai koefisien determinasi yang disesuaikan itu dapat naik atau turun akibat adanya penambahan variabel baru dalam model (Suliyanto, 2011:43). E. Operasional Variabel Penelitian 1. Inflasi Inflasi merupakan variabel bebas pertama (X1). Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus. Akibat dari inflasi secara umum adalah menurunnya daya beli masyarakat karena secara riil tingkat pendapatan juga menurun. Tingkat inflasi adalah perubahan atau naik turunnya angka inflasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada 63 periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2012 yang dihitung tiap bulan dalam satuan persen (%). Indikator inflasi yang digunakan adalah Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia. IHK merupakan pengukur perkembangan daya beli Rupiah yang dibelanjakan untuk membeli barang dan jasa dari bulan ke bulan. Rumus perhitungan inflasi adalah sebagai berikut: INF = (IHKt – IHKt-1)/ IHKt-1 x 100 Keterangan: INF = Inflasi IHKt = Indeks Harga Konsumen pada periode t IHKt-1 = Indeks Harga Konsumen pada periode sebelum t 2. BI Rate Suku bunga adalah salah satu instrumen moneter yang dapat mempengaruhi masyarakat maupun pengusaha untuk melakukan investasi, diterbitkan oleh Bank Indonesia yang dijadikan sebagai tingkat bunga standar oleh bank pemerintah dan bank swasta (Rismawati, 2013). Dalam penelitian ini satuan ukuran yang digunakan adalah persentase dihitung setiap bulan dari bulan Januari 2012 sampai Desember 2016 yang dapat diperoleh dari www.bi.go.id. 3. Nilai Tukar Kurs valuta asing juga didefinisikan sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan, 64 untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Dalam penelitian ini, satuan ukur yang digunakan adalah besarnya nilai kurs tengah pada penutupan perdagangan mata uang/valuta tiap bulan dalam satuan Rupiah, yaitu kurs rupiah terhadap USD selama periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2016. 4. Volume Perdagangan Volume perdagangan menunjukan total unit beredar suatu reksa dana dalam suatu periode. Data mengenai volume reksa dana dapat dilihat pada laporan statistic yang diterbitkan oleh OJK atau prospectus yag dikeluarkan oleh manajer investasi. 5. Usia Reksa dana Usia reksa dana menunjukan lamanya perusahaan telah mengelola dana tersebut. Usia reksa dana dilihat dari prospectus yang diterbitkan oleh perusahaan. Variabel usia bersifat nominal. 6. Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa dana Syariah. Menurut Ahmad Rodoni (2009:98), Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau Net Asset Value (NAV) merupakan salah satu tolak ukur dalam memantau hasil portofolio reksa dana. Net Asset Value (NAV) dapat diformulasikan sebagai berikut: 65 NAVt = ( MVAt – LIABt/NSOt ) Keterangan: NAVt = Nilai Aktiva Bersih pada periode t MVAt = Total Nilai Pasar Aktiva pada priode t LIABt = Total Kewajiban Reksa dana pada periode t NSOt = Jumlah unit penyertaan beredar pada periode t Data Nilai Aktiva Bersih sudah dipublikasikan oleh OJK atau sekuritas terrkait, sehingga dapat diperoleh melalui web OJK (www.ojk.go.id) maupun halaman resmi dari setiap sekuritas yang reksa dananya ingin diteliti. 66 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Reksa dana mulai dikenal sejak diterbitkannya reksa dana berbentuk perseroan, PT BDNI Reksa Dana pada tahun 1995, sedangkan Reksa Dana syariah sendiri telah mengalami pertumbuhan di paruh kedua tahun 2000. Reksa dana syariah campuran merupakan jenis reksa dana yang dapat mengalokasikan dananya pada ekuitas dan efek lainnya dengan proporsi alokasi yang lebih fleksibel. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana syariah campuran yang terdaftar di OJK. Sampel menggunakan metode purposive sampling dengan pooling data. Berdasarkan kriteria sampel, diperoleh sampel penelitian sebanyak 9 reksa dana per tahun periode Januari 2012 hingga Desember 2016 sehingga total keseluruhan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 45 data reksa dana. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Reksa dana syariah dalam bentuk reksa dana campuran. 2. Reksa dana syariah campuran yang memiliki tanggal efektif sebelum periode penelitian yaitu sejak tanggal 1 Januari 2012. 67 3. Reksa dana syariah campuran beroperasi aktif selama periode penelitian yaitu sejak tanggal 1 Januari 2012 hingga 31 Desember 2016. 4. Ketersediaan data yang dimiliki sesuai dengan periode penelitian Berdasarkan kriteria pemilihan sampel tersebut, maka diperoleh sebanyak 9 sampel reksa dana yang memenuhi kriteria. Sampel penelitian dapat di lihat melalui tabel 4.1 sebagai berikut: Tabel 4.1 Sampel Penelitian Reksa Dana No Nama Reksa Dana Jenis Reksa Manajer Investasi Syariah Dana 1. Danareksa Syariah Campuran PT. Danareksa Berimbang Investment Management 2. Mandiri Investa Campuran Mandiri Manajemen Syariah Berimbang Investasi 3. Trim Syariah Campuran Trimegah Asset Berimbang Management 4. Cipta Syariah Campuran Ciptadana Asset Balance Management 5. PNM Syariah Campuran PNM Investmen anagement 6. Schorder Syariah Campuran Schroder Investment Balance fund Management 7. SAM Syariah Campuran SAM Aset Manajemen Balanced Fund 8. Asanusa Amaah Campuran Asanusa Aset Syariah Fund Manajemen 9. BNP Paribas Campuran BNP Investments Pesona Amanah Management Tanggal Terbit RDSB 00098442 00086355 000082602 00091447 0081596 000D4C 00D221D 35600097433 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa berdasarkan seleksi sampel terpilih 9 reksa dana syariah campuran. Periode penelitian adalah per tahun selama jangka waktu 5 tahun yaitu 2012, 2013, 2014, 68 2015, 2016. B. Hasil Analisis dan Pembahasan 1. Uji Statistik Deskriptif Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel mikro ekonomi dan makro eknomomi. Variabel mikro meliputi jumlah unit penyertaan ( ) dan usia reksa dana ( meliputi Inflasi ( ), BI Rate ( ). Variabel makro ekonomi ), dan nilai tukar ( ). Variabel dependen yaitu Nilai Aktiva Bersih (Y) dari setiap reksa dana syariah campuran. Hasil pengujian variabel secara deskriptif dapat dilihat dibawah ini: Tabel 4.2 Uji Statistik Deskriptif Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Jarque-Bera Probability Sum Observations NAB 338,113,243,144.23 81,727,048,035.94 2,829,542,788,324.57 12,547,400,442.27 596,336,430,387.27 VOLUME 154,644,080 27,701,956 1,349,769,927 4,533,946 272,396,277 USIA 8.56 8.00 16.00 2.00 3.73 INFLASI BI_RATE NILAI_TUKAR 0.45 0.07 0.08 0.35 0.06 0.07 0.68 0.08 0.26 0.25 0.06 -0.03 0.19 0.01 0.10 151.05 0.00 154 0.00 2.11 0.35 6.79 0.03 5.69 0.06 4.55 0.10 15,215,095,941,490.30 6,958,983,599 385.00 20.05 3.00 3.80 45.00 45 45 45 45 45 Berdasarkan tabel statistik deskriptif variabel Nilai Aktiva Bersih memiliki nilai rata-rata sebesar 33.811.3243.144,23 dan standar deviasi sebesar 596.336.430.387,27. Variabel jumlah unit pernyetaan memiliki nilai mean sebesar 154.644.079,972. Dengan nilai minimum sebesar 4.533.945.5 dan maksimum sebesar 1.349.769.927,1.Variabel usia reksa dana memiliki 69 nilai mean sebesar 8,56. BI Rate nilai terendah sebesar 0.057 sedangkan nilai tertinggi sebesar 0,075 nilai rata-rata sebesar 0.066 dan standar deviasi sebesar 0,0075. Nilai Tukar nilai terendah sebesar 0,033 sedangkan nilai tertinggi sebesar 0,26 nilai rata-rata return exchange rate sebesar 0.8 dan standar deviasi sebesar 0,1011. Inflasi nilai terendah sebesar 0,24 sedangkan nilai tertinggi sebesar 0,677 , nilai rata-rata inflasi sebesar 0.440 dan standar deviasi sebesar 0,190. Berikut rincian hasil Uji statistik Desktriptif variabel dependen dan variabel independen selama periode penelitan: a. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Dependen (Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran) Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Dependen (Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran) dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Nilai Aktiva Bersih Nama Reksa Dana Dana Reksa Syariah Berimbang (RDSB) Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 Nilai Aktiva Bersih 127,481,094,287.87 115,703,069,142.68 116,586,923,884.52 99,539,701,141.78 95,470,338,767.61 70 Nama Reksa Dana Mandiri Investa Syariah Berimbang (98442) Trim Syariah Berimbang (86355) Cipta Syariah Balance (82602) PNM Syariah (91447) Scroder Syariah Balanced Fund SAM Syariah Berimbang Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 Nilai Aktiva Bersih 54,511,508,861.28 34,829,178,857.51 35,525,279,117.84 32,274,494,724.36 32,346,958,267.47 128,029,606,590.13 96,689,318,160.53 81,727,048,035.94 65,242,943,464.29 52,290,082,146.27 49,142,587,756.44 43,361,601,350.66 51,239,033,986.97 54,590,623,232.04 49,081,658,981.69 50,205,061,886.57 49,396,087,850.34 42,131,895,026.50 17,982,704,201.21 12,547,400,442.27 796,134,176,281.11 774,137,372,559.54 730,688,797,918.44 907,675,100,923.32 408,198,049,533.66 141,306,037,641.07 448,494,181,434.36 307,981,641,980.80 263,823,807,453.16 150,814,539,264.36 71 Nama Reksa Dana BNP Paribas Pesona Amanah Asanusa Amanah Syariah Fund Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Nilai Aktiva Bersih 31,767,993,323.12 34,326,200,373.94 29,280,160,004.16 21,826,497,687.82 13,062,773,057.50 1,133,138,513,529.00 2,829,542,788,324.57 2,257,480,320,924.12 1,592,931,427,708.78 754,559,361,402.70 338,113,243,144.23 81,727,048,035.94 2,829,542,788,324.57 12,547,400,442.27 596,336,430,387.27 Berdasarkan tabel statistik deskriptif variabel Nilai Aktiva Bersih dengan nilai terendah sebesar 12.547.400.442,27 sedangkan nilai tertinggi sebesar 2.829.542.788.324,57. Nilai rata-rata NAB sebesar 33.811.3243.144,23 dan standar deviasi sebesar 596.336.430.387,27 b. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Independen (Volume Reksa Dana) Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Independen (Volume Reksa Dana) dijelaskan pada tabel berikut: 72 Tabel 4.4 Variabel Volume Reksa Dana Nama Reksa Dana Tahun Volume Dana Reksa Syariah Berimbang (RDSB) Mandiri Investa Syariah Berimbang (98442) Trim Syariah Berimbang (86355) Cipta Syariah Balance (82602) PNM Syariah (91447) 2012 23,279,189.07 2013 23,209,128.30 2014 20,338,669.40 2015 18,891,636.93 2016 16,337,282.25 2012 21,541,028.59 2013 14,249,529.46 2014 12,698,159.46 2015 12,266,035.35 2016 11,083,403.31 2012 62,987,890.16 2013 49,958,600.24 2014 33,864,352.45 2015 30,462,866.19 2016 21,518,769.44 2012 30,377,592.12 2013 27,370,912.44 2014 28,495,353.66 2015 33,205,155.11 2016 27,701,956.31 2012 16,410,317.04 2013 17,512,902.42 2014 13,433,159.35 2015 7,364,140.58 2016 4,533,945.53 73 Nama Reksa Dana Scroder Syariah Balanced Fund SAM Syariah Berimbang BNP Paribas Pesona Amanah Asanusa Amanah Syariah Fund Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 Volume 444,983,331.41 425,565,207.66 342,990,359.07 428,663,575.52 170,660,193.44 86,662,690.41 263,001,770.59 143,699,367.38 151,742,656.56 78,544,537.89 14,835,512.14 15,837,484.02 11,877,849.85 9,832,466.24 5,115,781.45 535,467,416.52 1,349,769,927.13 869,427,654.56 728,260,072.79 302,953,768.97 154,644,080 27,701,956 1,349,769,927 4,533,946 272,396,277 Variabel jumlah unit pernyetaan memiliki nilai mean sebesar 154.644.079,972. Dengan nilai minimum sebesar 4.533.945.5 dan maksimum sebesar 1.349.769.927,1. Jika dibandingkan dengan total unit penyertaan reksa dana syariah pada data dari ojk.go.id sejak Bulan Maret 2017, reksa dana campuran memiliki kontribusi 24% dari 74 keseluruhan reksa dana syariah di Indonesia. c. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Independen (Usia Reksa Dana) Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Independen (Usia Reksa Dana) dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 4.5 Variabel Usia Reksa Dana Nama Reksa Dana Dana Reksa Syariah Berimbang (RDSB) Mandiri Investa Syariah Berimbang (98442) Trim Syariah Berimbang (86355) Cipta Syariah Balance (82602) PNM Syariah (91447) Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 usia 12 13 14 15 16 8 9 10 11 12 6 7 8 9 10 4 5 6 7 8 12 13 14 15 16 75 Nama Reksa Dana Scroder Syariah Balanced Fund SAM Syariah Berimbang BNP Paribas Pesona Amanah Asanusa Amanah Syariah Fund Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Tahun usia 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 3 4 5 6 7 2 3 4 5 6 5 6 7 8 9 7 8 9 10 11 8.56 8.00 16.00 2.00 3.73 Variabel usia reksa dana memiliki nilai mean sebesar 8,56. Nilai maksimum 16 tahun dan nilai minimum 2 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman yang dimiliki oleh reksa dana campuran cukup baik. Umur reksa dana yang semakin matang, maka mengidikasikan manajer investasi pada reksa dana tersebut cukup baik dalam mengelola portofolionya. 76 d. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Independen (Inflasi) Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Independen (Inflasi) dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 4.6 Variabel Inflasi Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 Mean Median Inflasi 0.351 0.678 0.673 0.278 0.248 0.446 0.351 Maximum 0.678 Minimum Std. Dev. 0.248 0.193 Inflasi nilai terendah sebesar 0,24 sedangkan nilai tertinggi sebesar 0,677, nilai rata-rata inflasi sebesar 0.440 dan standar deviasi sebesar 0,190. Besarnya inflasi akan berakibat pada semakin kecilnnya deviden yang diberikan kepada pemegang saham. Semakin kecilnya deviden menjadikan kurangnya minat investor untuk berinvestasi di pasar modal. e. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Dependen (BI Rate) Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Independen (BI Rate) dijelaskan pada tabel berikut: 77 Tabel 4.7 Variabel BI Rate Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. BI Rate 0.058 0.065 0.075 0.075 0.060 0.067 0.065 0.075 0.058 0.008 BI Rate nilai terendah sebesar 0.057 sedangkan nilai tertinggi sebesar 0,075 nilai rata-rata sebesar 0.066 dan standar deviasi sebesar 0,0075. Nilai BI Rate yang tinggi dapat meningkatkan faktor-faktor ekonomi makro lainya, sehingga mempengaruhi iklim investasi. f. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Dependen (Nilai Tukar) Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Independen (Nilai Tukar) dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 4.8 Variabel Nilai Tukar Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 Mean Nilai Tukar (%) 0.066 0.260 0.021 0.109 -0.034 0.0845 78 Median 0.0664 Maximum 0.2605 Minimum Std. Dev. -0.0340 0.1012 Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah presentase nilai tukar dollar terhadap rupiah. Nilai Tukar nilai terendah sebesar 0,033 sedangkan nilai tertinggi sebesar 0,26 nilai rata-rata return exchange rate sebesar 0.8 dan standar deviasi sebesar 0,1011. Return nilai tukar terhadap dolar mengindikasikan kemampuan mata uang domestik untuk bersaing dengan mata uang asing. Apabila return nilai tukar terhadap mata uang asing lebih rendah atau dalam hal tersebut rupiah dikatakan menguat, maka mengindikasikan bahwa mata uang rupiah mengalami peningkatan atas mata uang asing. 2. Pemilihan Model Regresi Data Panel Terdapat tiga jenis teknik estimasi model data panel, yaitu dengan metode PLS (Model common constant), model fixed effect, dan model random effect. Dalam penelitian ini, pertama digunakan pengujian dengan Uji Chow untuk memilih antara menggunakan OLS atau Fixed effect. Dengan ketentuan pengambilan keputusan sebagai berikut: : Model Common-Constant (PLS) : Model Fixed effect (FEM) Dengan taraf signifikansi sebsar 5%, jika nilai prob cross-section chi 79 square < 0,05 atau nilai cross-section F < 0,05 , maka ditolak atau regresi data panel menggunakan Fixed Effect Model. Di bawah ini merupakan tabel hasil pemilihan model regresi data panel dengan Uji Chow: Tabel 4.9 Uji Chow Effects Test Statistic Cross-section F Cross-section Chi-square 70.929490 133.214951 d.f. Prob. (8,31) 8 0.0000 0.0000 Hasil Uji Chow diatas menunjukan nilai prob. Cross section F < 0,05 , maka tolak yang berarti bahwa model regresi menggunakan model Fixed effect. Kedua, melakukan pemilihan model antara fixed effect atau random effect dengan menggunakan Uji Hausman. Di bawah ini merupakan tabel hasil pemilihan model regresi data panel dengan Uji Hausman: Tabel 4.10 Uji Hausman Pengujian memiliki kriteria sebagai berikut: H0 : Model random effect H1 : Model fixed effect 80 Pada hasil Uji Hausman, nilai probabilitas cross section random lebih dari 0,05. Hal tersebut menandakan bahwa H0 diterima atau H1 ditolak, yang berarti model regresi data panel yang digunakan adalah random effect. 3. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi yang normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas pada Eviews dilakukan dengan melihat nilai jarque bera. Data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai jarqe bera > 0.05. Hasil pengujian normalitas pada penelitian, dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Gambar 4.1 Uji Normalitas 8 Series: Standardized Residuals Sample 2012 2016 Observations 45 7 6 5 4 3 2 1 Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis 4.93e-18 -0.032275 0.380112 -0.598361 0.226143 -0.439340 3.028447 Jarque-Bera Probability 1.449163 0.484527 0 -0.6 -0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa nilai probability jarque bera sebesar 0.484527 atauu lebih besar dari 0.05. Hal ini dapat diartikan H0 diterima atau berarti data terdistribusi secara normal. 81 4. Analisis Regresi Data Panel Berikut ini adalah hasil pengujian koefisien regresi data panel dengan menggunakan program eviews. Tabel 4.11 Uji Regresi Data Panel Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C LOG(VOLUME) USIA INFLASI BI_RATE NILAI_TUKAR 6.796194 1.042060 0.036705 0.251744 -1.760363 -0.621651 0.523484 0.028397 0.008468 0.055022 1.322551 0.099563 12.98263 36.69609 4.334825 4.575332 -1.331035 -6.243815 0.0000 0.0000 0.0001 0.0000 0.1909 0.0000 Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random 0.214458 0.052144 Rho 0.9442 0.0558 Dari hasil analisis regresi data panel di atas dapat dibuat persamaan: ππ΄π΅ππ‘ = 6.67 + 1.04 ππππ’ππππ‘ + 0.03 ππ ππππ‘ + 0.25 πΌππΉπΏππ‘ – 0.62 πππππ ππ’πππππ‘ + πππ‘ a. Uji Parsial Dari tabel 4.10 diatas dapat dilihat bahwa jumlah unit penyertaan berpengaruh signifikan terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi t dari unit penyertaan sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Maka dapat dikatan bahwa apabila volume atau jumlah unit penyertaan mengalami peningkatan, maka NAB reksa dana syariah campuran juga akan meningkat sebesar 1,042 persen. Hal ini terjadi karena ketika volume penyertaan naik, maka jumlah dana yang diterima oleh manajer investasi 82 untuk dikelola juga akan mengalami peningkatan. Variabel usia reksa dana juga menunjukkan pengaruh secara signifikan dengan nilai sigifikansi 0,002. Dilihat dari nilai koefisien sebesar 0,036, maka dapat dikatakan bahwa apabila usia reksa dana lebih matang, NAB reksa dana syariah campuran juga akan meningkat sebesar 0,036 persen. Hal terebut disebabkan karena, semakin matang usia reksa dana maka reksa dana tersebut memiliki kemampuan untuk meningkatkan NAB. Investor akan menilai bahwa manajer investasi yang mengelola reksa dana tersebut memiliki kemampuan yang mumpuni dalam mengalokasikan dana investor. Inflasi juga menunjukan pengaruh secara signifikan terhadap Nilai Aktiva Bersih reksa dana syariah campuran dengan nilai signifikansi 0,000 atau lebih kecil dibandingkan 0,005. Pengaruh tersebut bernilai positif dengan nilai koefisien sebsar 0,255 maka dapat dikatakan apabila inflasi meningkat, maka NAB akan mengalami peningkatan sebesar 0,255 persen. Hal ini disebabkan karena apabila inflasi meningkat maka return yang diharapkan oleh investor akan meningkat, dana investasi yang masuk akan lebih besar. NAB reksa dana syariah campuran akan bernilai positif. Nilai tukar memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Nilai Aktiva Bersih reksa dana syariah campuran dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai tukar tersebut memiliki pengaruh signifikan negatif dengan nilai koefisien sebesar -0,622. Hal tersebut menandakan bahwa apabila nilai tukar dollar rupiah terhadap dolar mengalami peningkatan, 83 maka NAB reksa dana syariah campuran akan menurun sebesa -0,622 persen. Hal tersebut disebabkan karena apabila nilai dollar menguat, maka mata uang Rupiah akan menurun, sehingga akan menyebabkan sentimen negatif terhadap investasi di Indonesia. Aliran dana investor ke reksa dana syarian campuran akan berkurang sehingga NAB juga mengalami penurunan. b. Uji Simultan Prob (F-Statiistics) adalah nilai Uji F yang merupakan uji simultan dari regresi data panel. Nilai F ini menunjukkan tingkat signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk menggunakan nilai F ini haruslah dibandingkan dengan F Tabel. Namun untuk memudahkan bisa langsung melihat nilai Prob (F-Statistics). Prob (F-Statistics) adalah p value uji F yang merupakan tingkat signifikansi dari nilai F, yaitu untuk menilai pengaruh simultan variabel prediktor terhadap variabel response apakah bermakna secara statistik atau tidak. Jika nilai p value kurang dari batas kritis misalnya 0,05 maka menerima H1 atau yang berarti pengaruh simultan variabel prediktor atau variabel dependen terhadap variabel response terbukti bermakna secara statistik. Tabel 4.12 Uji Simultan Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared 0.923811 0.921621 Mean dependent var S.D. dependent var 11.04524 0.063311 84 S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic) 0.017725 421.9567 0.000000 Sum squared resid Durbin-Watson stat 0.054664 1.767698 Nilai prob (F-Statistics) pada hasil analisis regresi senilai 0,000 lebih besar dari batas kritis yang berarti H1 ditolak atau berarti variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat. Maka hal ini berarti variabel independen yang digunakan dalam penelitian secara bersamasama (simultan) berpengaruh terhadap variabel dependen. c. Uji Koefisien Determinasi R Square adalah besarnya pengaruh atau kemampuan variabel bebas secara simultan dalam menjelaskan variabel response. Jika nilainya lebih dari 0,50 maka kemampuan variabel prediktor kuat dalam menjelaskan variabel response. Sedangkan sebaliknya jika nilainya kurang dari 0,50 maka kemampuan variabel prediktor tidak kuat dalam menjelaskan variabel response. Dalam contoh regresi data panel ini, nilai R Square sebesar 0,92 , yang artinya variabel dependen memiliki kemampuan yang baik dalam menjelaskan variabel independen. Tabel 4.13 Uji Koefisen Determinasi Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic) 0.923811 0.921621 0.017725 421.9567 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat 11.04524 0.063311 0.054664 1.767698 85 Pada tabel 4.11 dapat kita ketahui bawa R square sebesar 0,92. Hal ini dapat dikatakan bahwa sebesar 92% variabel dependen (Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana) dapat dijelaskan oleh variabel independennya (volume, usia, inflasi, BI Rate, nilai tukar). Sedangkan sisanya, yaitu sebesar 1,8% dapat dijelaskan oleh variabel lainnya. Hal ini menandakan telah tingginya kemampuan variabel independen dlam menjelaskan variabel dependen. C. Interpretasi Hasil 1) Pengaruh Jumlah Unit Penyertaan terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran Dari tabel hasil regresi data panel dapat diketahui bahwa variabel jumlah unit penyertaan berpengaruh secara signifikan positif terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa dana syariah campuran dengan koefisien 1,0420. Hal ini menandakan bahwa apabila jumlah unit penyertaan meningkat, maka NAB Reksa dana syariah campuran juga akan mengalami peningatan. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Stefan Nagel (2013) yang menyatakan bahwa volume unit penyertaan berpengaruh positif terhadap Nilai Aktiva Bersih. Hal tersebut disebabkan karena jumlah dana yang disetorkan oleh investor meningkat, sehingga Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana akan bertambah. Hasil penelitian ini juga menjawab hipotes Ha : β1 ≠ 0 yaitu volume perdagangan secara 86 parsial berpengaruh signifikan terhadap Nilai Aktiva Reksa Dana Syariah Campuran. 2) Pengaruh Usia Reksa Dana terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran Usia reksa dana berpengaruh secara signifikan positif terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa dana syariah campuran dengan besarnya koefisien 0,0367. Hal ini menunjukkan bahwa NAB Reksa dana syariah campuran cenderung semakin tinggi apabila usianya lebih tua. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hasan (2015) bahwa usia reksa dana memiliki pengaruh secara signifikan dan positif terhadap nilai aktiva bersih reksa dana. Hasil ini juga menjawab hipotesis Ha : β2 ≠ 0 yaitu usia reksa dana secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Nilai Aktiva Reksa Dana Syariah Campuran. 3) Pengaruh Inflasi terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran Dari tabel dapat diketehui bahwa inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa dana syariah campuran dengan nilai koefisien sebesar 0,251. Hasil ini juga menjawab hipotesis Ha : β3 ≠ 0 yaitu inflasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Nilai Aktiva Reksa Dana Syariah Campuran. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai t hitung yang kurang dari 0,05.. Namun hasil tersebut bertentangan dengan penelitian oleh Kosch 87 (2016) yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap jumlah dana kelolaan reksa dana. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Setyanti (20) bahwa inflasi berpengaruh positif terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana. Hal tersebut ddisebabkan apabila inflasi meningkat maka akan diiringi dengan meningkatnya suku ubnga, sehingga menyebabkan kenaikan bonus yang kemudian mnejadi insentif investor. Return yang diharapkan investor akan meningkat sehingga investasi di reksa dana syariah tinggi dan menyebabkan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana mengalami peningkatan. 4) Pengaruh BI Rate terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran Dari tabel dapat diketahui bahwa variable BI Rate pernyetaan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa dana syariah campuran. Dengan nilai koefisien 7,79 dan t hitung 0,57. Hal tersebut berarti Hipotesis Alternatif diterima, Ha : β4 ≠ 0 yaitu BI Rate secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Aktiva Reksa Dana Syariah Campuran. Hasil tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ainur (2015) yang menyatakan bahwa BI Rate tidak memiliki pengaruh terhadap NAB reksa dana. 88 5) Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran Nilai tukar rupiah berpengaruh secara signifikan negatif terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa dana syariah campuran. Hal tersebut menunjukan bahwa apabila nilai tukar rupiah terhadap dolar menurun atau dalam hal ini dikatan rupiah menguat, maka NAB reksa dana campuran cenderung mengalami peningkatan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Rochan (2015) bahwa nilai tukar memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai aktiva bersih reksa dana. Hasil penelitian ini juga menjawab hipotesis Ha : β6 ≠ 0 yaitu nilai tukar secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Nilai Aktiva Reksa Dana Syariah Campuran. 89 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Faktor mikro ekonomi yaitu volume perdagangan dan usia reksa dana, serta makro ekonomi yaitu inflasi, BI Rate dan nilai tukar memiliki pengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana syariah campuran secara simultan. Hal tersebut menunjukan bahwa faktor mikro dan makro ekonomi merupakan bagian yang penting dalam mengukur pertumbuhan NAB reksa dana syariah campuran. 2. Berdasarkan penelitian usia reksa dana rata-rata 8,56. Hal ini menandakan bahwa rata-rata perusahaan manajer investasi telah beroperasi cukup lama, sehingga dapat dikatakan bahwa rata-rata reksa dana yang dikelola manajer investasi memiliki kinerja yang cukup baik karena dapat bertahan untuk beberapa periode. 3. Hasil uji regresi ditemukan bahwa, faktor makro ekonomi yaitu inflasi dan nilai tukar berpengaruh secara signifikan terhadap Nilai Aktiva Bersih reksa dana. Faktor internal yaitu volume perdagangan reksa dana dan usia berpengaruh secara positif signifikan terhadap NAB reksa dana syariah campuran. 90 4. Variabel yang paling dominan mempengaruhi NAB reksa dana ssyariah campuran adalah faktor internal yaitu volume perdagangan dan usia reksa dana dengan nilai signifikansi 0,0000. B. Implikasi Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat dijadikan implikasi bagi beberapa pihak diantaranya investor, manajer investasi, akademisi, serta pembaca lainnya. 1. Bagi investor, dalam menganalisis petumbuhan Nilai Aktiv Bersih Reksa Dana Syariah Caampuran perlu diingat bahwa volume, usia reksa dana, inflasi, BI Rate, dan nilai tukar mempunyai pengaruh simultan secara signifikan terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana. Oleh karena itu investor perlu memperhatikan laporan kinerja yang secara rutin dilaporkan terhadap investor, kemudian memperhatikan perkembangan ekonomi pada saat periode berlangsung. 2. Manajer investasi, sebagai pihak yang dipercaya mengelola dana dari para investor dengan memadukan kemampuan internal reksa dana dan analisis makro untuk meningkatkan nilai aktia bersih. Mengingat volume unit penyertaan, usia reksa dana, inflasi, dan nilai tukar secara simultan berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana. 91 C. Saran Berdasarkan keterbatasan yang terdapat di dalam penelitian ini, maka saran bagi penelitian selanjutnya yaitu: 1. Menambah periode penelitian sehingga jumlah sampel yang diteliti pun akan bertambah, guna memperoleh hasil penelitian yang lebih signifikan. 2. Menggunakan faktor internal lainnya untuk mengetahui pengaruh lebih lanjut mengenai kinerja perusahaan manajer investasi terhadap nilai aktiva bersih reksa dana. 3. Membandingkan kinerja reksa dana dengan kinerja pasar dengan menggunakan return pasar sebagai acuan. 92 DAFTAR PUSTAKA Al Abbasy, Anwar dan Abdullah Othman. “Mikro and Macro Economic Determinants of NAV of Islamic Equity Unit Trust Fund in Malaysia. International Journal of Economic”. International Islamic University Malaysia, 2012. Alexandri, Moh Benny. "Mutual Fund Performance: Stock Selection or Market Timing?." First International Conference on Economics and Banking (ICEB15), Atlantis Press, 2013. Alexandri, Mohammad Benny. “Analisis Karakteristik, Kinerja dan Persistensi Reksa Dana Saham di Indonesia”, The Journal of Business,Vol. 11, 2012. Bodie, Kane, Marcus. “Investment”. Salemba Empat, Jakarta,,2014 Case, Karl E. and Ray C. Fair. “Pengantar Ilmu Ekonomi”. Bina Grafika, Jakarta. 2001 Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 22”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2012. Gujarati, Damodar. “Dasar-dasar Ekonometrika”. Erlangga, Jakarta, 2006. Hasan, Anwar. “Micro-Economic Determinants of NAV of Islamic Equity Unit Trust Fund in Malaysia: An ARDL-Bounds Tasting Approach”. Journal of Management research, Macrothink institute, Malaysia, 2015. Hermawan, Denny dan Ni Luh Putu Wiagustini. “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Ukuran Reksa Dana, dan Umur Reksa Dana Terhadap Kinerja Reksa Dana”, E-Jurnal Manajemen Unud, 2016. Hifdzia, Rahmi. “Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Perkembangan NAB Reksadana Syariah di Indonesia Tahun 2009-2011”. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012. Jogiyanti, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Yogyakarta, BPFE, 2000 93 Karim, Adiwarman. “Ekonomi Makro Islam”. Rajawali Press, Jakarta, 2005. Kartajaya, Hermawan. “Boosting Field Marketing Performance”, Mizan, Bandung, 2006. Kopsch, Frederik. “Determinants of Mutual Fund Flows”. Monash University Managerial Finance Journal, Malaysia, 2016. Madura, Jeff. “International Financial Management”, South-Western College Publishing, USA, 2000. Mankiw, Gregory. “Teori Makroekonomi”, Jakarta, Erlangga, 2000 Manurung, Adler Hatmans. “Reksa Dana Investasiku”. Kompas, Jakarta, 2008 Nagel, Stefan. “Volume and Trading Styles”. Stanford University, 2013. Nur, Indriantoro dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen”. BPFE, Yogyakarta, 2002. Pratomo, Eko Priyo dan Ubaidillah Nugraha. “Reksa Dana: Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern”. Gramedia, Jakarta, 2005. Putra, Anindito dan Mohamad Heykal. “Analisis Perbandingan Investasi Saham, Emas, dan Obligasi”. Jurnal Universitas Bina Nusantara, Jakarta, 2012. Rachman, Ainur. “Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, BI Rate terhadap Net Asset Value Reksa Dana Saham Syariah”. JESTT Vol 2, 2015. Rodoni, Ahmad. “Investasi Syariah” Jakarta, Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009. Rowley, James & Joel Dikson. “Mutual Fund Have Trading Volume”. Vanguard Research, 2013. Statistik pasar modal syariah, Otoritas Jasa Keuangan, 2016. Suliyanto.“Ekonometrika Terapan: Yogyakarta: ANDI, 2011. Teori dan Aplikasi dengan SPSS”. 94 Sunariyah. “Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Cetakan Pertama”, UP AMP YKPN, Yogyakarta, 1997. Syamsiah, Siti. “Analisis Risiko dan Tingkat Pengembalian Reksa Dana Syariah (Model Jensen dan Model Gudinkust)”. Skripsi, UIN Sunan Kalijaga, 2013. Trisnopati, Farida Titik. “Pengaruh stock selection, market timing, dan ukuran reksa dana terhadap kinerja reksa dana saham”. Universitas Telkom, 2015. Widarjono, Agus. “Ekonometrika: Pengantar dan Aplikasinya”. UPP STIM YKPN, 2013. Wisudanto. “Historical Performance and Characteristic of Mutual Fund”. Universitas Airlangga, 2016. 95 LAMPIRAN Lampiran 1 Produk Reksa Dana No Nama Reksa Dana Dana Reksa Syariah 1 Berimbang Mandiri Investa Syariah 2 Berimbang Jenis Reksa Dana Campuran RDSB Campuran 98442 3 Trim Syariah Berimbang Campuran 86355 4 Cipta Syariah Balance Campuran 82602 Campuran 91447 Campuran 81596 Manajer Investasi Dana Reksa Investment Management Mandiri Manajemen Investasi Trimegah Aset Manajemen Ciptadana Asset Management PNM Investment Management Schroder Investmen Management Campuran 000D4C SAM Aset Manajemen Campuran 00D21D 5 6 7 8 9 PNM Syariah Schroder Syariah Banlanced Fund SAM Syariah Balanced Fund Asanusa Amanah Syariah Fund BNP Paribas Pesona Amanah Campuran Kode Asanusa Aset Manajemen BNP Investment 35600097433 Management 96 Lampiran 2 Umur Reksa Dana JENIS REKSA DANA NAMA & UMUR REKSA DANA KODE TANGGAL REKSA EFEKTIF DANA 2012 2013 2014 2015 2016 CIMB Principal Islamic Equity Growth 6 Agustus Syariah 2007 5 6 7 8 9 4 5 6 7 8 (85840) Saham cipta syariah equity 16-Apr-08 (82594) 97 mandiri investa atraktif syariah (84863) 19 Desember 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 6 7 8 9 10 2007 panin dana syariah saham (87411) 20 Juni 2012 RD Trim Syariah Saham (86363) 26 Desember 2006 98 mandiri investa dana syariah (81026) 22 Desember 4 5 6 7 8 8 9 10 11 12 2 3 4 5 6 2008 PNM Amanah Syariah Pendapatan (98244) Tetap 26 Agustus 2004 SAM Sukuk Syariah 20 Januari (000D4D) 2010 99 MNC Dana Syariah (BIGDM) 29 Oktiber 2004 8 9 10 11 12 5 6 7 8 9 12 13 14 15 16 Mega Dana Obligasi Syariah 21 Mei 2007 (MDOS) Dana Campuran Reksa Syariah 24 November 2000 100 Berimbang (RDSB) Mandiri Investa Syariah Berimbang (98442) 14 Oktober 2004 8 9 10 11 12 6 7 8 9 10 4 5 6 7 8 Trim Syariah Berimbang (86355) 26 Desember 2006 Cipta Syariah 16-Apr-08 101 Balance (82602) PNM Syariah (91447) 15 Mei 2000 12 13 14 15 16 102 Nama Reksa Tahun Dana 2012 NAB BI Rate Nilai Tukar INFLASI Volume usia _DANAREKSA 127,481,094,287.87 0.058 0.066 0.351 23,279,189.07 12 2013 _DANAREKSA 115,703,069,142.68 0.065 0.260 0.678 23,209,128.30 13 2014 _DANAREKSA 116,586,923,884.52 0.075 0.021 0.673 20,338,669.40 14 2015 _DANAREKSA 99,539,701,141.78 0.075 0.109 0.278 18,891,636.93 15 2016 _DANAREKSA 95,470,338,767.61 0.060 -0.034 0.248 16,337,282.25 16 2012 _MANDIRI 54,511,508,861.28 0.058 0.066 0.351 21,541,028.59 8 2013 _MANDIRI 34,829,178,857.51 0.065 0.260 0.678 14,249,529.46 9 2014 _MANDIRI 35,525,279,117.84 0.075 0.021 0.673 12,698,159.46 10 103 2015 _MANDIRI 32,274,494,724.36 0.075 0.109 0.278 12,266,035.35 11 2016 _MANDIRI 32,346,958,267.47 0.060 -0.034 0.248 11,083,403.31 12 2012 _TRIM 128,029,606,590.13 0.058 0.066 0.351 62,987,890.16 6 2013 _TRIM 96,689,318,160.53 0.065 0.260 0.678 49,958,600.24 7 2014 _TRIM 81,727,048,035.94 0.075 0.021 0.673 33,864,352.45 8 2015 _TRIM 65,242,943,464.29 0.075 0.109 0.278 30,462,866.19 9 2016 _TRIM 52,290,082,146.27 0.060 -0.034 0.248 21,518,769.44 10 2012 _CIPTA 49,142,587,756.44 0.058 0.066 0.351 30,377,592.12 4 2013 _CIPTA 43,361,601,350.66 0.065 0.260 0.678 27,370,912.44 5 104 2014 _CIPTA 51,239,033,986.97 0.075 0.021 0.673 28,495,353.66 6 2015 _CIPTA 54,590,623,232.04 0.075 0.109 0.278 33,205,155.11 7 2016 _CIPTA 49,081,658,981.69 0.060 -0.034 0.248 27,701,956.31 8 2012 _PNM 50,205,061,886.57 0.058 0.066 0.351 16,410,317.04 12 2013 _PNM 49,396,087,850.34 0.065 0.260 0.678 17,512,902.42 13 2014 _PNM 42,131,895,026.50 0.075 0.021 0.673 13,433,159.35 14 2015 _PNM 17,982,704,201.21 0.075 0.109 0.278 7,364,140.58 15 2016 _PNM 12,547,400,442.27 0.060 -0.034 0.248 4,533,945.53 16 2012 _SCHRODER 796,134,176,281.11 0.058 0.066 0.351 444,983,331.41 3 105 2013 _SCHRODER 774,137,372,559.54 0.065 0.260 0.678 425,565,207.66 4 2014 _SCHRODER 730,688,797,918.44 0.075 0.021 0.673 342,990,359.07 5 2015 _SCHRODER 907,675,100,923.32 0.075 0.109 0.278 428,663,575.52 6 2016 _SCHRODER 408,198,049,533.66 0.060 -0.034 0.248 170,660,193.44 7 2012 _SAM 141,306,037,641.07 0.058 0.066 0.351 86,662,690.41 2 2013 _SAM 448,494,181,434.36 0.065 0.260 0.678 263,001,770.59 3 2014 _SAM 307,981,641,980.80 0.075 0.021 0.673 143,699,367.38 4 2015 _SAM 263,823,807,453.16 0.075 0.109 0.278 151,742,656.56 5 2016 _SAM 150,814,539,264.36 0.060 -0.034 0.248 78,544,537.89 6 106 2012 _ASANUSA 31,767,993,323.12 0.058 0.066 0.351 14,835,512.14 5 2013 _ASANUSA 34,326,200,373.94 0.065 0.260 0.678 15,837,484.02 6 2014 _ASANUSA 29,280,160,004.16 0.075 0.021 0.673 11,877,849.85 7 2015 _ASANUSA 21,826,497,687.82 0.075 0.109 0.278 9,832,466.24 8 2016 _ASANUSA 13,062,773,057.50 0.060 -0.034 0.248 5,115,781.45 9 2012 _BNP 1,133,138,513,529.00 0.058 0.066 0.351 535,467,416.52 7 2013 _BNP 2,829,542,788,324.57 0.065 0.260 0.678 1,349,769,927.13 8 2014 _BNP 2,257,480,320,924.12 0.075 0.021 0.673 869,427,654.56 9 2015 _BNP 1,592,931,427,708.78 0.075 0.109 0.278 728,260,072.79 10 107 2016 _BNP 754,559,361,402.70 0.060 -0.034 0.248 302,953,768.97 11 108 Lampiran 4 Hasil Olahan Eviews Hasil Uji Deskriptif Statistik Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. NAB 338,113,243,144.23 81,727,048,035.94 2,829,542,788,324.57 12,547,400,442.27 596,336,430,387.27 VOLUME 154,644,080 27,701,956 1,349,769,927 4,533,946 272,396,277 USIA 8.56 8.00 16.00 2.00 3.73 151.05 0.00 154 0.00 2.11 0.35 6.79 0.03 5.69 0.06 4.55 0.10 15,215,095,941,490.30 6,958,983,599 385.00 20.05 3.00 3.80 45.00 45 45 45 45 45 Jarque-Bera Probability Sum Observations INFLASI BI_RATE NILAI_TUKAR 0.45 0.07 0.08 0.35 0.06 0.07 0.68 0.08 0.26 0.25 0.06 -0.03 0.19 0.01 0.10 Hasil Uji Normalitas 8 Series: Standardized Residuals Sample 2012 2016 Observations 45 7 6 5 4 3 2 1 0 -0.6 -0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 109 0.3 0.4 Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis 4.93e-18 -0.032275 0.380112 -0.598361 0.226143 -0.439340 3.028447 Jarque-Bera Probability 1.449163 0.484527 Hasil Uji Chow Effects Test Statistic Cross-section F Cross-section Chi-square 70.929490 133.214951 d.f. Prob. (8,31) 8 0.0000 0.0000 Hasil Uji Hausman Chi-Sq. Test Summary Cross-section random Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. 0.000000 5 0.0822 Hasil Uji Regresi Data Panel Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C LOG(VOLUME) USIA INFLASI BI_RATE NILAI_TUKAR 6.796194 1.042060 0.036705 0.251744 -1.760363 -0.621651 0.523484 0.028397 0.008468 0.055022 1.322551 0.099563 12.98263 36.69609 4.334825 4.575332 -1.331035 -6.243815 0.0000 0.0000 0.0001 0.0000 0.1909 0.0000 Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random 0.214458 0.052144 Rho 0.9442 0.0558 Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic) 0.981335 0.978942 0.055689 410.0838 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat 2.751560 0.383755 0.120948 1.212660 110