ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN FAKTOR

advertisement
ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN FAKTOR INTERNAL YANG
MEMPENGARUHI NILAI AKTIVA BERSIH REKSA DANA SYARIAH
CAMPURAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat
Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
TIKA OCTAFIANY RAHAYU
NIM: 1113081000027
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H/2017 M
ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN FAKTOR INTERNAL YANG
MEMPENGARUHI NILAI AKTIVA BERSIH REKSA DANA SYARIAH
CAMPURAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat
meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
TIKA OCTAFIANY RAHAYU
NIM: 1113081000027
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Pudji Astuty
Deni Pandu Nugraha, SE., MSc.
NIP. 0311065804
NIP. -
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H/2017
i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini
Kamis, 09 Maret 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama
: Tika Octafiany Rahayu
2. NIM
: 1113081000027
3. Jurusan
: Manajemen
4. Judul Skripsi
: Analisis Faktor Eksternal dan Faktor Internal terhadap
Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 09 Maret 2017
1. Faizul Mubarok, MM.
NIP. -
2. Slamet Riyadi, MM.
NIP. 150 039 085
(…………………………)
Penguji I
(………………………....)
Penguji II
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, 25 Juni 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama
: Tika Octafiany Rahayu
2. NIM
: 1113081000027
3. Jurusan
: Manajemen
4. Judul Skripsi : Analisis Faktor Eksternal dan Faktor Internal terhadap
Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 Juni 2017
1. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si
NIP. 19731221 200501 2 002
(…………………………)
Ketua
2. Dr. Pudji Astuty
NIP. 03110658 04
(…………………………)
Sekretaris
3. Dr. Indo Yama Nasaruddin, SE., MAB
NIP. 19741127 2001 12 1 002
(...………………………)
Penguji Ahli
4. Dr. Pudji Astuty
NIP. 03110658 04
(………………………..)
Pembimbing I
5. Deni Pandu Nugraha, SE., MSc.
NIP: -
(………………………..)
Pembimbing II
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama
: Tika Octafiany Rahayu
2. NIM
: 1113081000027
3. Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
4. Jurusan
: Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Apabila di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan
telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata
memang ditemukan bukti bahwa telah melanggar pernyataan diatas, maka
saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Tangerang, 18 Juni 2017
Tika Octafiany Rahayu
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI
1. Nama
: Tika Octafiany Rahayu
2. Tempat/Tanggal Lahir
: Tangerang/09 Oktober 1995
3. Jenis Kelamin
: Perempuan
4. Agama
: Islam
5. Alamat
: Jalan Tanah Seratus No. 95
Ciledug, Tangerang
II.
III.
6. No Handphone
: 081906074038
7. Email
: tikaoctafianyr@gmailcom
PENDIDIKAN FORMAL
1. 2001-2007
: SD Budi Luhur
2. 2007-2010
: SMPN 3 Tangerang
3. 2010-2013
: SMAN 3 Tangerang
4. 2013-2017
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Divisi Informasi dan Komunikasi HMJ Manajemen
(2013-2014)
2. Sekretaris Divisi Penelitian dan Pengembangan HMJ Manajemen
(2014-2015)
3. Vice President of Project Division English Community (20142015)
4. Anggota Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia
Laboratorium Pojok Bursa (2015-2015)
5. Bendahara Galeri Investasi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(2016-2017)
v
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor eksternal dan
faktor internal yang mempengaruhi Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah
Campuran. Faktor internal meliputi volume perdagangan dan usia reksa dana.
Faktor eksternal menggunakan ekonomi makro yang meliputi inflasi, BI Rate, dan
nilai tukar. Sampel penelitian ini adalah Sembilan reksa dana syariah campuran
yang beroperasi secara aktif pada periode 2012-2016.
Metode penelitian menggunakan regresi data panel. Hasil penelitian
menunjukan bahwa faktor internal dan faktor eksternal berpengaruh secara
simultan terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Caampuran. Secara
parsial diperoleh hasil volume perdagangan, usia reksa dana, inflasi, dan nilai
tukar berpengaruh secara signifikan terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana
Syariah Campuran dengan tingkat signifikansi 5%.
Kata Kunci: Nilai Aktiva Bersih, volume perdagangan, usia reksa dana, inflasi,
nilai tukar, BI Rate
vi
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the influence of internal and
external factor to Net Asset Value of Sariah Balance Mutual Fund. The internal
factor including trading volume and age fund. The external factor is using macroeconomic which include inflation, interest rate, and exchange rate. Sample for
this research is nine Sariah Balance Mutual Fund which is actively trade on the
period 2012-2016.
This research use panel data regression. The result show that internal and
external factor have influence simultaneously to Net Asset Value of Sariah
Balance Mutual Fund. Internal and external factor which is trading volume, age
fund, inflation, and exchange rate also have significant influence on the 5% level
of significance.
Keyword: Net Asset Value, trading volume, age fund, inflation, exchange rate,
interest rate
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan
kepada Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skrpsi ini yang berjudul
“Analisis Faktor Eksternal dan Faktor Internal terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa
Dana Syariah Campuran”. Tak lupa shalawat serta salam penulis haturkan kepada
junjungan kita Rasulullah SAW yang senantiasa kita nanti syafaatnya di yaumul
akhir nanti.
Tujuan utama dari penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi
syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi dari Program Studi Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Semoga nantinya skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.
Penulis menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya
skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril
maupun materiil. Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini, secara khusus, penulis
ingin menyampaikan terima kasih terutama kepada:
1. Kedua orang tua yang saya hormati Bapak Wiyadi dan Ibu Suyati atas
segala dukungan dan doa yang tiada henti. Serta adik saya Reza Pangestu
yang selalu memberikan dukungan kepada saya.
2. Bapak Arief Mufraini, Lc selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Ela Patriana, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Dr. Pudji Astuty selaku pembimbing I, terima kasih untuk semua
waktu, motivasi dan masukannya dalam penellitian ini.
viii
6. Bapak Deni Pandu Nugraha SE,. MSc. Terima kasih untuk semua waktu
dan solusi dalam penelitian ini.
7. Para Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis atas curahan ilmu yang telah
diberikan kepada kami.
8. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis atas kerja
kerasnya melayani mahasiswa dengan sabar dan ikhlas.
9. Teman-teman Manajemen angkatan 2013, yang selalu mendukung selama
masa perkuliahan dan masa menyelesaikan skripsi. Khususnya Indi, Irfan,
Maya, Acong, Iqbal.
10. Teman-teman seperjuangan terdekat Dewi, Maya Asmara, Ikhlas, Laras,
Firly, Melani, Maryati, Alman.
11. Rekan-rekan di Galeri Investasi, khususnya Gita, Kumi, Ica, Tia, Mutia,
Irma, Luluk.
12. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, suatu kebahagiaan
telah dipertemukan dan diperkenalkan denga kalian semua.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu dengan segenap hati penulis mengharapkan saran, arahan, maupun
kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Tangerang, 19 Juni 2017
Tika Octafiany Rahayu
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJIAN KOMPREHENSIF .............................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................................ v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A.
Latar Belakang ....................................................................................... 1
B.
Rumusan masalah .................................................................................. 8
C.
Tujuan penelitian ................................................................................... 8
D.
Manfaat penelitian ................................................................................. 9
BAB II .................................................................................................................. 10
LANDASAN TEORI .......................................................................................... 10
A.
Landasan Teori ..................................................................................... 10
B.
Penelitian Terdahulu............................................................................ 32
C.
Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen........ 37
D.
Kerangka Pemikiran ............................................................................ 41
E.
Hipotesis Penelitian .............................................................................. 43
BAB III ................................................................................................................. 44
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 44
A.
Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 44
B.
Metode Penentuan Sampel .................................................................. 45
C.
Metode Pengumpulan Data ................................................................. 46
D.
Metode Analisis Data ........................................................................... 47
x
E.
Operasional Variabel Penelitian ......................................................... 63
BAB IV ................................................................................................................. 67
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 67
A.
Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................................... 67
B.
Hasil Analisis dan Pembahasan .............................................................. 69
C.
Interpretasi Hasil .................................................................................... 86
BAB V .................................................................................................................. 90
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................. 90
A.
Kesimpulan............................................................................................. 90
C.
Saran ....................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 93
LAMPIRAN .......................................................................................................... 96
xi
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu ………………………………32
Tabel 3.1
Rincian Pemilihan Sampel Penelitian ……………..46
Tabel 3.2
Sampel Reksa Dana Syariah Campuran …………...41
Tabel 4.1
Sampel Reksa Dana ………………………..……....68
Tabel 4.2
Uji Statistik Deskriptif……………………………...69
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif NAB …………………………..70
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Volume Reksa Dana…………...73
Tabel 4.5
Statistik Deskriptif Usia Reksa Dana………………75
Tabel 4.6
Statistik Deskriptif Inflasi………………………….77
Tabel 4.7
Statistik Deskriptif BI Rate…………………………78
Tabel 4.8
Statistik Deskriptif Nilai Tukar ……………………78
Tabel 4.9
Uji Chow …………………………………………..80
Tabel 4.10
Uji Hausman ………………………………………80
Tabel 4.11
Hasil Analisis Regresi Data Panel ………………...82
Tabel 4.13
Uji Simultan (Uji F) ..……………………………..84
Tabel 4.14
Uji Koefisien Determinasi ………………………...85
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Gambar 1.1
Keterangan
Halaman
Perkembangan Jumlah dan NAB Reksa
Dana Syariah………………………………………4
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran……………………………...42
Gambar 4.1
Uji Normalitas……………………………………81
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Keterangan
Halaman
Produk Reksa Dana Syariah Campuran ……………89
Usia Reksa Dana ...…………………………………90
Sampel Penelitian ………………………………….93
Hasil Olahan Eviews ………………………………99
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada berbagai motif untuk melakukan investasi. Kebutuhan yang tak
terduga, kenaikan harga
yang terus menerus terjadi, hingga globalisasi
menjadikan motivasi bagi masyarakat untuk melakukan investasi. Prinsip
berjaga-jaga untuk kebutuhan pada masa depan tersebut, menjadi salah satu
alasan berinvestasi masyarakat. Selain itu, kemapanan finansial yang menjadi
idaman masyarakat menjadi alasan lain mengapa investasi sangat dianjurkan.
Gerakan berinvestasi semakin gencar pula diserukan oleh pemerintah melalui
berbagai program dan kerjasama dengan pihak-pihak yang berwenang,
sehingga investasi kelak bisa menjadi gaya hidup bagi masyarakat. Menurut
Pratomo dan Nugraha (2005) ada tiga hal utama yang mendasari perlunya
melakukan investasi yaitu pertama adanya kebutuhan masa depan atau
kebutuhan saat ini yang belum mampu untuk dipenuhi saat ini, kedua adanya
keinginan untuk menambah nilai aset dan adanya kebutuhan untuk
melindungi nilai aset yang sudah dimiliki, ketiga karena adanya inflasi.
Dalam melakukan investasi diharapkan bahwa setiap investor dapat
dengan cermat dan akurat dalam memilih investasinya dan juga harus di
sesuaikan dengan tujuan investasinya dan harapan yang ingin di capai oleh
investasinya selain itu investor di harapkan mempunyai jangka waktu
terhadap investasinya dengan demikian arah investasi menjadi jelas, apakah
1
ingin berinvestasi pada aktiva yang instrumen investasinya terletak pada
instrumen keuangan atau pada aktiva capital yang instrumen investasinya
terdapat pada barang-barang modal guna diolah dan dimanfaatkan untuk
memperoleh laba, selain itu investor juga dapat memilih apakah akan
mengurus langsung investasinya atau mempercayakan investasi pada orang
lain, jika mengurus langsung (direct investment) berarti kepemilikan suratsurat berharga di miliki secara langsung dan jika mempercayakan pada orang
lain (indirect investment) ini terjadi apabila suatu surat berharga yang dimiliki
di perdagangkan oleh perusahaan investasi yang berfungsi sebagai perantara,
kepemilikan aset yang tidak langsung dilakukan melalui lembaga-lembaga
keuangan yang terdaftar dan bertindak sebagai perantara. Salah satu alternatif
investasi yang di lakukan secara indirect investment adalah reksa dana.
Di Indonesia perkembangan Reksa Dana mengalami masa naik turun,
mengikuti pertumbuhan dan isu-isu ekonomi yang berkembang setiap waktu.
Reksa Dana mulai dikenal sejak diterbitkannya Reksa Dana berbentuk
perseroan, PT BDNI Reksa Dana pada tahun 1995. Pada awal 1996, Bapepam
mengeluarkan peraturan pelaksanaan tentang Reksa Dana berbentuk Kontrak
Investasi Kolektif. Peraturan tersebut membuka peluang lahirnya Reksa Dana
berbentuk Kontrak Investasi Kolektif untuk bertumbuh. Pada saat itu sampai
dengan pertengahan tahun 1997, industri ini berkembang dari hanya satu izin
penerbitan menjadi 76 izin penerbitan.
Sayangnya krisis makro berimbas pada perkembangan selanjutnya. Aset
Reksa Dana turun lebih dari 100% dan hanya menyisakan 15.482 pemodal di
2
akhir tahun 1998. Namun membaiknya pasar dari krisis turut membangkitkan
kembali optimisme pelaku pasar. Data pada bulan Januari sampai dengan
pertengahan 2000 menunjukkan pertumbuhan aset Reksa Dana yang
konsisten dan mampu menghimpun dana hingga Rp 5.4 trilyun.
Terlepas dari perkembangan Reksa Dana yang fluktuatif, Reksa Dana kini
telah menjadi primadona untuk beberapa golongan sebagai bentuk investasi
yang menjanjikan. Keberadaan reksa dana bukan hanya memberikan manfaat
bagi investor individu. Investor institusi seperti dana pensiun, bank, dan
lembaga lainnya juga dapat melakukan diversifikasi melalui reksa dana. Oleh
karena itu, kinerja Reksa Dana perlu menjadi perhatian, terutama bagi
investor dan Manajemen Investasi yang mengelola dana investasi.
Reksa dana dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis investasi dari reksa
dana tersebut yaitu reksa dana pasar uang, obligasi, saham dan campuran.
Reksa dana pasar uang dimana dananya diinvestasikan pada instrumen pasar
uang. Reksa dana obligasi adalah reksa dana yang diinvestasikan pada
obligasi dan sekitar lima persen sampai sepuluh persen diinvestasikan pada
pasar uang untuk menjaga penarikan dari investor. Reksa dana saham juga
berlaku demikian, dananya diinvestasikan pada saham kemudian lima sampai
sepuluh persen diinvestasikan pada pasar uang. Reksa dana campuran adalah
reksa dana yang dananya diinvestasikan pada saham, obligasi, pasar uang dan
sejumlah kas untuk berjaga-jaga.
Dengan keberadaan reksa dana pilihan untuk berinvestasi di Indonesia
semakin luas. Perkembangan reksa dana syariah mempunyai prospek yang
3
cukup menjanjikan karena masyarakat muslim yang dominan di Indonesia,
hal tersebut juga sejalan dengan kesadaran berinvestasi dengan produkproduk yang halal. Reksa dana syariah sudah mengalami pertumbuhan yang
dramatis sepanjang paruh kedua tahun 90an. Struktur akad yang dilakukan
reksa dana syariah adalah profit and loss sharing mudharabah. Usaha
manajer investasi akan dihargai dengan bagi hasil, menurut nisbah yang
disepakati. (Fadeel dalam Ahmad Rodoni, 2009) Dilansir dari website
Otoritas Jasa Keuangan perkembangan reksa dana syariah mengalami
peningkatan setiap tahunnya.
Gambar 1.1
Perkembangan Jumlah dan NAB Reksa dana Syariah
Tahun 2010-2016
Sumber: http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/reksa-danasyariah/
Walaupun begitu bagi investor yang ingin memulai invetasi di reksa dana.
Ada baiknya dengan mencoba jenis reksa dana syariah campuran. Hal tersebut
dikarenakan reksa dana campuran memiliki resiko yang tidak terlalu tinggi
4
dengan imbal hasil yang cukup bersifat moderat. Sehingga bisa juga dijadikan
investasi dalam jangka waktu menengah dan panjang.
Tingkat resiko yang lebih rendah tidak membuat reksa dana syariah
campuran luput dari pengawasan investor. Kinerja reksa dana menjadi
pertimbangan utama bagi investor dalam memilih Reksa Dana Syariah.
Standarisasi pengukuran kinerja menjadi suatu keharusan, sehingga kinerja
Reksa Dana dapat dibandingkan dengan instrumen lainnya. Nilai Aktiva Bersih
selama ini menjadi acuan kinerja reksa dana syariah. Walaupun pertumbuhan
jumlah reksa dana syariah meningkat setiap tahunnya, NAB reksa dana syariah
secara umum cukup fluktuatif, hal ini dikarenakan kondisi perekonomian,
sosial dan politik negara dapat berubah-ubah, sekecil apapun kebijakan atau
perubahan kondisi ekonomi, sosial dan politik yang terjadi di suatu negara
akan memiliki pengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa dana
Syariah Campuran pada saat ini maupun masa yang akan datang. Faktor
internal reksa dana tidak luput menjadi pertimbangan dalam perubahan NAB
reksa dana syariah yang fluktuatif.
Suku bunga menjadi salah satu faktor makro yang mempengaruhi reksa
dana. selisih tingkat bunga kupon obligasi dengan SBI merupakan premium
yang harus di bayar oleh emiten atas risiko yang dihadapi investor atas
investasi pada obligasi swasta. Tingkat SBI yang menurun, dapat menurunkan
tingkat bunga obligasi yang di pegang oleh reksa dana. Sedangkan menerut
penelitian yang dilakukan oleh Ainur Rachman dan Imran Mawardi (2015)
menyatakan bahwa BI Rate tidak berpengaruh signifikan secara parsial
5
terhadap Net Asset Value reksa dana saham syariah periode Januari 2011Desember 2014. Hasil tersebut dibuktikan dari nilai hasil uji hitungnya sebesar
1,431 dan t tabel sebesar 2,015 sehingga t hitung < t tabel.
Faktor ekonomi makro yang kedua adalah nilai tukar rupiah. Menurut Suta
(2000) dalam Hifdzia (2012:8), fluktuasi nilai rupiah terhadap mata uang asing
yang stabil akan sangat mempengaruhi iklim investasi dalam negeri, khususnya
pasar modal. Terkait dengan investasi. Nilai tukar rupiah terutama terhadap
dollar AS merupakan salah saru faktor penting bagi perkembangan dunia
usaha. Fluktuasi nilai tukar yang berlebihan merupakan kendala operasional
yang cukup dicermati
oleh pengusaha karena dapat mempengaruhi
perencanaan usaha dan investasi.
Inflasi adalah kenaikan yang menyeluruh dari jumlah uang yang harus
dibayarkan terhadap barang-barang atau komoditas dan jasa (Douglas
Greenwald dalam
Adiwarman, 2008). Inflasi tidak berpengaruh secara
signifikan secara parsial terhadap Net Asset Value (NAV) reksa dana periode
Januari 2011-Desember 2014 (Ainur Rachman dan Imran Mawardi, 2015).
Selain faktor-faktor ekonomi makro, faktor mikro juga tidak luput dari
perhatian yang dapat mempengaruhi kinerja reksa dana. Faktor mikro yang
pertama yaitu volume perdagangan reksa dana. Volume reksa dana
menunjukan jumlah unit reksa dana yang beredar dalam suatu periode. Volume
perdagangan menunjukan seberapa besar jumlah asset yang dikelola oleh
manajer investasi. Besarnya aset yang dikelola akan memberikan keuntungan
dari segi economic of scale suatu perusahaan manajer investasi, dalam hal
6
efisiensi biaya, serta bargaining power untuk mendapatkan harga yang lebih
baik dalam bertransaksi (Hermawan Kartajaya, 2001). Penelitian yang
dilakukan oleh Stefan Nagel (2013) menyatakan bahwa volume perdagangan
dan metode dalam berinvestasi berpengaruh signifikan positif terhadap jumlah
dana kelolaan manajer investasi.
Usia reksa dana merupakan kategori berjenis numerik, dimana ia
menunjukkan usia dari tiap reksa dana yang dihitung sejak tanggal reksa dana
tersebut aktif di perdagangkan (Winingrum, 2011). Menurut Alexandri (2013),
usia reksa dana memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kinerja reksa
dana.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dilakukan dengan berfokus
terhadap faktor makro dan faktor mikro ekonomi serta bagaimana manajer
investasi mengelola Nilai Aktiva Bersih reksa dana. Faktor-faktor ekonomi
makro yang dilibatkan dalam peneltian ini meliputi, inflasi, suku bunga.
Sedangkan ekonomi mikro yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah
volume pperdagangan dan usia reksa dana. sehingga mendorong saya sebagai
penulis ingin membuat karya tulis sebagai skripsi dengan judul “Analisis
Pengaruh Faktor Eksternal dan Faktor Internal Ekonomi yang Mempengaruhi
Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran Periode 2012-2016”
7
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah volume perdagangan, usia reksa dana, inflasi, BI Rate, dan nilai
tukar secara simultan berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih reksa
dana syariah campuran?
2. Apakah volume perdagangan, usia reksa dana, inflasi, BI Rate, dan nilai
tukar secara parsial berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih reksa
dana syariah campuran?
C. Tujuan penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang diajukan, adapun tujuan dalam
penelitian ini adalah
1. Menganalisis pengaruh secara simultan volume perdagangan, usia reksa
dana, inflasi, BI Rate, dan nilai tukar terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa
Dana Syariah Campuran.
2. Menganalisis pengaruh secara parsial volume perdagangan, usia reksa
dana, inflasi, BI Rate, dan nilai tukar terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa
Dana Syariah Campuran.
8
D. Manfaat penelitian
1. Bagi penulis:
Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan
terhadap reksa dana syariah secara teoritis maupun praktiknya dalam duni
nyata. Serta bagaimana mengaplikasikan pengetahuan selama ini yang
didapat selama perkuliahan.
2. Bagi investor:
Hasil
penelitian mengenai kinerja diharapkan mampu memberikan
manfaat sebagai bahan pertimbangan bagi investor dalam mementukan
pemilihan berinvestasi reksa dana syariah.
3. Bagi manajer investasi:
Hasil penelitian ini dapat memberi investasi mengenai bagaimana
faktor-faktor eksternal dan internal mempengaruhi kinerja reksa dana
syariah, sehingga dapat membantu dalam mengambil keputusan dan
meningkatkan
kinerja
reksa
dana
yang
dikelola.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Investasi
Investasi adalah komitmen saat ini atas uang atau sumber daya lain
denganharapan untuk mendapatan keuntungan di masa depan (Bodie,
2014: 1). Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam
aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada asset riil maupun
asset finansial.
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva
yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan return dimasa-masa yang akan datang. Keputusan
penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu
entitas yang mempunyai kelebihan dana (Sunariyah, 2006: 4).
Ada tiga hal utama yang mendasari perlunya melakukan investasi
Pratomo, 2001: 6), yaitu:
a.
Adanya kebutuhan masa depan yang belum mampu untuk
dipenuhi sehingga uangnya diinvestasikan terlebih dahulu untuk
mendapatkan return.
b.
Adanya keinginan untuk menambah nilai aset, adanya kebutuhan
untuk melindungi nilai aset yang sudah dimiliki
c.
Karena adanya inflasi, yang dapat menyebabkan harga-harga naik
di saat yang tidak diduga.
10
Setiap
investasi
selain
diharapkan
memberikan
return,
juga
memberikan risiko. Dalam konteks manajemen investasi, risiko
merupakan besanya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang
diharapkan dengan tingkat pengembaliann yang dicapai secara nyata.
Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat
risikonya.
Berdasarkan toeri portofolio oleh Markowitz (1927), portofolio
berkaitan
dengan
ekspekktasi
estimasi
risiko
dan
yang
return
dilakukan
yang
investor
diberikan.
terhadap
Portofolio
mengidentifikasi diversifikasi sebagai cara untuk menyebar risikko
(Bodie,
2014:
388).
Diversifikasi
adalah
portofolio
yang
mengkombinasikan asset dengan beragam instrument investasi untuk
meminimalkan risiko tanpa mengurangi return yang dihasilkan.
Dengan adanya diversifikasi, portofolio akan lebih aman karena risiko
tersebar pada beragam instrument investasi, dengan mengumpulkan
dana
investor,
perusahaan
investasi
memungkinkan
investor
memegang sebagian kecil dari banyak sekuritas yang berbeda (Bodie,
2014: 97). Sehingga investor akan mendapatkan return seperti yang
diharapkan. Cara paling sederhana dan populer dalam menyesuaikan
imbal hasil dengan risiko portofolio adalah membandingkan tingkat
hasil dengan dana investasi lain yang memiliki karakteristik risiko
serupa (Bodie, 2016: 361).
11
2. Prinsip Investasi Syarah
Ada dua hal yang menjadi landasan dalam ekonomi islam yaitu Al
Quran dan Hadist. Hukum-hukum yang diambil dari kedua sumber
tersebut secara konseptual dan prinsip adalah hukum yang tidak bisa
diubah. Setidaknya ada empat landasan normatif dalam etika islami,
yang dapat dipresentasikan dalam aksioma etika yaitu:
a. Landasan Tauhid
Landasan tauhid merupakan landasan filosofis yang dijadikan
sebagai fondasi bagi setiap muslim dalam melangkan menjalankan
fungsi hidupnya, diantaranya adalah menjalankan fungsi ekonomi.
b. Landasan Keadilan dan Kesejajaran
Adil merupakan salah satu nilai-nilai ekonomi yang ditetapkan dalam
Islam. Landasan keadilan dalam ekonomi berkaitan dengan pembagian
manfaat kepada semua komponen dan pihak yang terlibat dalam usaha
ekonomi.
c. Landasan Kehendak Bebas
Dalam pandangan Islam, manusia secara sunatullah terlahir dengan
memiliki kehendak bebas, yakni potensi menentukan pilihan yang
beragam. Oleh karena kebebasan manusia tidak dibatasi, maka
manusia memilik kebebasan pula untuk menentukan pilihan untuk
mengerjakan mana yang salah dan benar.
12
d. Landasan Pertanggungjawaban
Dalam hal ini pemberian segala kebebasan usaha yang dilakukan
manusia tidak terlepas dari pertanggungjawaban atas apa yang telah
dilakukannya.
Keempat landasan etika
Islam
tersebut
dikaitkan dengan
permasalahan ekonomi, khususnya dalam bidang investasi, maka jelas
ia memiliki akar dari syariah yang menjadi panduan dalam bertindak.
Suatu hal yang dapat menimbulkan dampak serius pada kesejahteraan
adalah pemahaman bahwa memanfaatkan sumber daya ekonomi
merupakan bentuk dari amanah Allah SWT.
Investasi dilihat dari sudut pandang nonekonomi dapat dinilai dari
adakah amal saleh yang telah dilakukan manusia sebagai bekal
simpanannya untuk perhitungan amal pada hari kiamat kelak. Dalam
hal ini investasi akhirat merupakan perintah Allah kepada seluruh
manusia. Tidak ada seorangpun di alam semesta ini yang dapat
mengetahui apa yang akan terjadi esok hari, sehingga Allah
memerintahkan untuk melakukan investasi sebagai bekal dunia akhirat
(Ahmad Rodoni, 2009: 29).
Ada beberapa hal yang menjadi prinsip-prinsip umum dalam
investasi syariah, diantaranya adalah sebagai berikut:
13
a. Prinsip halal dan thayyib
Allah SWT berfirman dalam (QS. Al Baqarah: 168) yang berbunyi
: “Hai sekalian manusia makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan. Karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu.
Dengan dasar ayat diatas maka pembiayaan dan investasi hanya
dapat dilakukan pada aset atas kegiatan usaha yang halal, tahir,
spesifik tidak membahayakan, bermanfaat dan merupakan kegiatan
usaha yang spesifik dan dapat dilakukan bagi hasil dari manfaat yang
timbul.
b. Prinsip Transparansi
Prinsip transparansi guna menghindari kondisi gharar (sesuatu
yang tidak diketahui kebenarannya) dan berbau Maysir. Praktek
gharar dan spekulasi dalam berinvestasi akan menimbulkan keraguan
yang dapat menyebabkan kerugian, dikarenakan tidak memperlihatkan
secara transparan mengenai proses keuntungan.
c. Prinsip Keadilan dan Persamaan
Masalah keuntungan dalam kegiatan bisnis merupakan suatu
keharusan, dalam hal memilih jenis investasi, kebijakan pengambilan
keuntungannya agar senantiasa diarahkan pada suatu kegiatan bisnis
yang berorientasi pada pendekatan proses dan cara yang benar. Oleh
14
karenanya Islam melarang praktek riba, karena riba merupakan
instrumen transaksi bisnis yang bersifat tidak adil, diskriminatif, dan
eksploitatif.
3. Reksa dana Syariah
Menurut Manurung (2008:1), dalam kamus keuangan Reksa Dana
didefinisikan sebagai portofolio aset keuangan yang terdiversifikasi,
dicatatkan sebagai perusahaan investasi yang terbuka, yang menjual saham
kepada masyarakat dengan harga penawaran dan penarikannya pada harga
nilai aktiva bersihnya.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
menyebutkan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun
dana
dari
masyarakat
pemodal
untuk
selanjutnya
diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Definisi manajer investasi menurut Undang-Undang tentang Pasar
Modal Nomor 8 Tahun 1995 adalah pihak yang kegiatannya mengelola
portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi
kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana
pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sementara itu, Reksa dana
didefinisikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
portofolio efek oleh manajer investasi.
15
Dilihat dari segi perdagangan efek, reksa dana adalah suatu produk
yang diperdagangkan, sedangkan manajer investasi sebagai pengelola
produk tersebut. Reksa dana dapat berupa Investment Companies dan Unit
Investment Trust (Kontrak Investasi kolektif). Sementara, bank kustodian
akan berperan dalam penyimpanan dana atau portofolio milik investor
serta melakukan penyelesaian transaksi dan administrasi reksa dana. Reksa
dana merupakan sarana investasi bagi investor untuk dapat berinvestasi ke
berbagai instrumen investasi yang tersedia di pasar. Melalui reksa dana,
investor sudah tidak perlu repot mengelola portofolio investasinya sendiri
(Eko Pratomo, 2005:39).
Reksa dana menjadi jembatan bertemunya dua kebutuhan, yaitu
kebutuhan investasi bagi investor untuk memenuhi kebutuhan masa
depannya dan kebutuhan perusahaan atau pemerintah untuk mendapatkan
dana bagi pembiayaan kegiatan ekonomi jangka panjang. Reksa dana akan
menciptakan permintaan (demand) dari sisi investor akan surat berharga
sebagai instrumen investasi, sekaligus menciptakan supply (dari sisi
perusahaan dan pemerintah) untuk menerbitkan surat-surat berharga, yang
akan menjadi lahan investasi bagi investor. Selain itu, dengan adanya
reksa dana akan membuat pasar investasi lebih likuid. Instrumen investasi
yang tersedia di pasar dapat lebih mudah ditransaksikan (mudah untuk
dijual maupun dibeli) dengan harga yang wajar dan mekanisme yang
transparan. Sebagai bagian dari industri investasi, reksa dana akan
meningkatkan kredibilitas dan efisiensi pasar investasi (Eko Pratomo,
16
2005:43).
Reksa dana syariah berasal dari kata reksa, yang berarti kelola atau
pelihara, dana yang berarti uang dan syariah adalah aturan-aturan yang
sesuai dengan Islam. Jadi reksa dana syariah adalah wadah yang
dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal, dan
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi
serta sesuai dengan ketentuan atau peraturan dan hukum yang telah
ditetapkan pokok-pokoknya oleh Allah SWT (Ahmad Rodoni, 2009:79).
Reksa dana di Amerika Serikat dikenal dengan istilah Mutual fund, di
Inggris dikenal dengan sebutan Unit Trust, dan di Jepang dikenal dengan
istilah investment trust, sedangkan di Malaysia, reksa dana dikenal sebagai
Unit trust. Definisi yang diberikan Chong (1999) adalah, “unit trust is an
investment scheme that pools from many investors who share similiar
financial objective investment strategy and risk tolerance” (Ahmad
Rodoni, 2009:80).
a. Pihak-pihak yang Terlibat
Menurut Ahmad Rodoni (2009:87), seorang calon investor yang
akan menginvestasikan dananya pada salah satu Reksa dana Terbuka
umumnya akan menghadapi pihak-pihak yang terkait didalamnya
yaitu:
1) Perusahaan Reksa dana
Merupakan perseroan terbatas yang telah memperoleh izin usaha
dari Bapepam dengan bertujuan untuk Reksa dana yang akan
17
mengelola dan bertanggung jawab atas dana para pemegang saham
Reksa dana.
2) Manajer Investasi
Merupakan perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari
Bapepam sebagai manajer investasi dan minimum ada pegawainya
yang telah memperoleh izin profesi dari Bapepam sebagai wakil
manajer investasi. Perseroan ini mempunyai kontrak dengan
perusahaan Reksa dana untuk melaksanakan investasi kembali dana
yang telah dihimpun. Kegiatan manajer investasi adalah manajemen
portofolio (jual beli efek), analisa efek serta perdagangan (jual beli)
efek dengan harga terbaik. Biasanya manajer investasi ini dirangkap
oleh perusahaan Reksa dana.
Menurut Eko Pratomo (2007:41), sebelum dapat menjual reksa
dana kepada investor, manajer investasi harus terlebih dahulu
membentuk reksa dana dengan membuat akta Kontrak Investasi
Kolektif (KIK) bersama bank kustodian. Kemudian, menjalani proses
pernyataan
pendaftaran
kepada
Bapepam
untuk
mendapatkan
pernyataan efektif, sehingga reksa dana dapat dijual kepada investor.
Umumnya, manajer investasi bekerjasama dengan agen penjual
(bank, perusahaan asuransi, atau pihak lainnya) untuk menawarkan dan
menjual reksa dana kepada investor. Dari dana yang terkumpul,
manajer investasi akan melakukan pengelolaan investasi, sesuai
18
dengan kebijakan investasi yang telah ditentukan dalam KIK. Proses
investasi yang dilakukan, antara lain; Melakukan analisis makro dan
mikro, menentukan alokasi aset (distribusi penempatan pada efek pasar
uang, efek utang atau efek saham), menentukan alokasi sektor
(distribusi
jenis
industri
yang
dipilih),
menentukan
pilihan
emiten/pihak tempat berinvestasi, melaksanakan transaksi melalui
bank atau pialang (broker), memonitor kinerja dan melakukan
penyesuaian portofolio.
3) Agen Penjualan
Agen penjualan inilah melaksanakan penjualan secara langsung
kepada masyarakat pemodal melalui cabang-cabangnya atau subagensi
lainnya. Transaksi jual-beli berlangsung dengan investor terjadi disini.
Disinilah investor dapat meminta prospektus penawaran umum saham
reksa dana, agen penjualan ini biasanya dirangkap oleh manajer
investasi.
4) Kustodian
Kustodian (custodian) merupakan institusi yang berfungsi untuk
menyimpan dan mengamankan dokumen efek (surat berharga).
Kustodian tidak terlibat didalam operasi sehari-hari yang berhubungan
dengan keputusan investasi. Untuk menghindari terjadinya kolusi,
maka kustodian tidak boleh berafiliasi dengan manajer investasi.
Kustodian umumnya adalah bank, yang telah memperoleh izin usaha
dari Bapepam sebagai kustodian.
19
Kustodian melaksanakan perintah dari manajer investasi dalam
transaksi jual-beli efek dalam hal pengeluaran dan pemasukan dana
serta penyimpanan efek hasil pembelian yang dilakukan oleh manajer
investasi. Jadi manajer investasi tidak menyimpan efek yang telah
dibeli maupun uang yang dihimpun dari para pemegang saham reksa
dana. Praktek Kustodian di Indonesia dipercaya oleh Bapepam untuk
menghitung NAB setiap hari, jadi tidak dilakukan oleh suatu institusi
yang disebut trustee.
5) Transfer Agent
Fungsi dari transfer agent adalah melaksanakan registrasi dari
pencatatan permintaan para pemegang saham reksa dana mengenai
pembelian dan penebusan serta membuat daftar para pemegang saham
yang up-to-date. Fungsi ini di Indonesia, dipercayakan kepada
kustodian.
b. Jenis-jenis Reksa dana
Menurut Mohamad Heykal (2012:92), berdasarkan jenisnya reksa
dana dapat dibagi kepada tiga bagian yaitu:
1) Pembagian Reksa dana Berdasarkan Bentuk Hukum
a) Reksa dana berbentuk perseroan
Reksa dana berbentuk perseroan (PT Reksa Dana) merupakan
suatu perusahaan (dalam hal ini perseroan terbatas) yang bergerak
pada pengelolaan portofolio investasi pada surat-surat berharga
yang tersedia di pasar investasi. Dari kegiatan tersebut PT Reksa
20
Dana akan memperoleh keuntungan dalam bentuk peningkatan
nilai aset perusahaan (sekaligus nilai sahamnya), yang kemudian
juga akan dapat dinikmati oleh para investor yang memiliki saham
pada perusahaan tersebut.
b) Reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif (KIK)
Reksa dana berbentuk KIK adalah kontrak yang dibuat antara
manajer investasi dan bank kustodian yang juga mengikat
pemegang unit penyertaan sebagai investor. Dengan begitu reksa
dana KIK bukan merupakan reksa dana yang berbentuk badan
hukum tersendiri. Melalui kontrak ini manajer investasi diberi
wewenang untuk mengelola portofolio kolektif dan bank kustodian
diberikan wewenang untuk melaksanakan investasi penitipan dan
administrasi investasi kolektif. Fungsi dari kontrak investasi
kolektif sama halnya dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga dalam suatu perusahaan. Saat ini seluruh reksa
dana yang ada di Indonesia adalah reksa dana berbentuk KIK.
2) Pembagian Reksa dana Berdasarkan Sifat Operasional
Berdasarkan sifat operasionalnya, reksa dana dapat dibedakan
menjadi reksa dana terbuka (open end) dan reksa dana tertutup
(close end). Beberapa perbedaan keduanya dapat dijelaskan
sebagai berikut. Reksa dana terbuka menjual sahamnya melalui
penawaran umum untuk seterusnya dicatatkan pada Bursa Efek.
Investor tidak dapat menjual kembali saham yang dimilikinya
21
kepada reksa dana melainkan kepada investor lain melalui pasar
bursa dimana harga jual belinya ditentukan oleh mekanisme bursa.
Penjualan saham tersebut dilakukan melalui manajer investasi.
Sementara itu, reksa dana tertutup menjual saham atau unit
penyertaannya secara terus menerus sepanjang ada investor yang
membeli. Saham ini tidak perlu dicatatkan di Bursa Efek dan
harganya ditentukan didasarkan atas Nilai Aktiva Bersih (NAB) /
Net Asset Value (NAV) per saham yang dihitung oleh Bank
Kustodian. Pada dasarnya reksa dana berbentuk perseroan dapat
beroperasi secara terbuka maupun tertutup, sedangkan reksa dana
berbentuk KIK hanya dapat beroperasi secara terbuka.
3) Pembagian Reksa dana Berdasarkan Jenis Investasi
Berdasarkan jenis investasinya reksa dana terbagi menjadi
empat kategori, yaitu:
a) Reksa dana Pasar Uang (Money market fund / MMF)
Reksa dana pasar uang adalah reksa dana yang melakukan
investasi 100% pada efek pasar uang yaitu efek-efek utang yang
berjangka kurang dari satu tahun. Umumnya, instrumen atau efek
yang masuk dalam kategori ini meliputi deposito, SBI, obligasi,
serta efek utang lainnya dengan jatuh tempo kurang dari satu
tahun. Reksa dana pasar uang merupakan reksa dana dengan
tingkat risiko paling rendah dan cocok untuk investor yang ingin
22
menginvestasikan dananya dalam jangka pendek (kurang dari satu
tahun).
b) Reksa dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund / FIF)
Reksa dana pendapatan tetap merupakan reksa dana yang
melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang
dikelolanya ke dalam efek bersifat utang, seperti obligasi dan surat
utang lainnya dan 20% dari dana yang dikelola dapat
diinvestasikan pada instrumen lainnya. Reksa dana jenis ini
memiliki risiko relatif besar dari reksa dana pasar uang dengan
tujuan investasi untuk menghasilkan return yang stabil. Efek
bersifat utang umumnya memberikan penghasilan dalam bentuk
bunga, seperti deposito, SBI, obligasi dan instrumen lainnya. FIF
yang terdapat di Indonesia lebih banyak memanfaatkan instrumen
obligasi sebagai bagian terbesar investasinya.
c) Reksa dana Saham (Equity Fund / EF)
Reksa dana saham adalah reksa dana yang melakukan
investasi
sekurang-kurangnya
80%
dari
portofolio
yang
dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas (saham) dan 20% dari
dana yang dikelola diinvestasikan pada instrumen lainnya. Reksa
dana jenis ini memiliki tingkat risiko yang paling tinggi
dibandingkan dengan jenis reksa dana lain, tentunya juga memiliki
return yang lebih tinggi. Berbeda dengan efek pendapatan tetap
seperti deposito dan obligasi, dimana investor lebih berorientasi
23
pada pendapatan bunga, efek saham umumnya memberikan potensi
hasil yang lebih tinggi berupa capital gain melalui pertumbuhan
harga-harga saham. Selain hasil dari capital gain, efek saham juga
memberikan hasil lain berupa dividen.
d) Reksa dana Campuran (Balance fund / BF)
Reksa dana campuran tidak memiliki batasan alokasi
investasi yang boleh dilakukan. Reksa dana campuran dapat
melakukan investasinya baik pada efek utang maupun ekuitas dan
porsi alokasi yang lebih fleksibel.
d. Keuntungan Reksa dana Syariah
Menurut Mohamad Heykal (2012:97), pada dasarnya setiap
kegiatan investasi mengandung dua unsur yaitu return (keuntungan)
dan risiko. Berikut ini terdapat beberapa keuntungan dalam
menginvestasikan melalui reksa dana:
1) Tingkat likuiditas yang baik, yang dimaksud dengan likuiditas
disini adalah kemampuan untuk mengelola uang masuk dan keluar dar
reksa dana. Dalam hal ini yang paling sesuai adalah reksa dana untuk
saham-saham yang telah dicatatkan di Bursa dimana transaksi terjad
setiap hari, tidak seperti deposito berjangka atau sertifikat deposito
periode tertentu. Selain itu pemodal dapat mencairkan kembali
saham/unit penyertaan setiap saat sesuai dengan ketetapan yang dibuat
masing-masing reksa dana sehingga memudahkan investor untuk
mengelola kasnya.
24
2) Manajer profesional, reksa dana dikelola oleh manajer investasi
yang handal, ia mencari peluang investasi yang paling baik untuk reksa
dana tersebut. Pada prinsipnya, manajer investasi bekerja keras untuk
meneliti ribuan peluang investasi bagi pemegang saham/unit reksa
dana. Sedangkan pilihan investasi itu sendiri dipengaruhi oleh tujuan
investasi dari reksa dana tersebut.
3) Diversifikasi, adalah istilah dimana tidak menempatkan seluruh
dana di dalam suatu satu peluang investasi, dengan maksud membagi
risiko.
4) Biaya rendah, karena reksa dana merupakan kumpulan dana
dari banyak investor sehingga besarnya kemampuan melakukan
investasi akan menghasilkan biaya transaksi yang murah.
Sedangkan manfaat yang diberikan Reksa dana Syariah bagi pemerintah
dan Bursa Efek yaitu sebagai berikut (Ahmad Rodoni, 2009:94):
1) Memobilisasi dana masyarakat, dimana reksa dana (sebagai emiten)
merupakan lahan yang tepat bagi investasi pemodal segala strata, baik
besar maupun kecil. Investor-investor lembaga akan lebih percaya kepada
manajer investasi yang mengelola reksa dana.
2) Meningkatkan peranan swasta nasional dalam menghimpun dana
masyarakat. Selama ini produk reksa dana dikelola oleh manajer investasi
asing, sehingga dikhawatirkan dapat menaikkan capital outflows yang
berimplikasi pada mengguncangnya stabilitas neraca pembayaran (balance
of payment).
25
3) Mendorong perdagangan surat-surat berharga di pasar modal Indonesia,
sehingga dapat meningkatkan likuiditas bursa dan kapitalis pasar (market
capitalization). Tingginya transaksi perdagangan efek di bursa akan
menarik masuknya modal asing (capital inflows) sehingga makin
menguatkan neraca pembayaran.
4) Dapat mengoreksi tingkat bunga, karena pergeseran dana dari bank ke
capital market.
4. Nilai Aktiva Bersih
Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau Net Asset Value (NAV) menyatakan
berapa jumlah dana yang dikelola oleh suatu reksa dana. Jumlah dana
dikelola tersebut sudah mencakup kas, deposito, saham, dan obligasi. Nilai
Aktiva Bersih merupakan total investasi dan kas dikurangi dengan biaya
dari kegiatan operasional yang harus dibayarkan. Nilai Aktiva Bersih
menjadi salah satu tolak ukur dalam memantau hasil portofolio reksa dana.
Perubahan NAB menjadi indikator kinerja investasi suatu reksa dana.
Sumber informasi mengenai NAB dipublikasikan di harian bisnis. Net
Asset Value (NAV) dapat diformulasikan sebagai berikut:
NAVt = ( MVAt – LIABt/NSOt )
Keterangan:
NAVt = Nilai Aktiva Bersih pada periode t
MVAt = Total Nilai Pasar Aktiva pada priode t
LIABt = Total Kewajiban Reksa dana pada periode t
26
NSOt = Jumlah unit penyertaan beredar pada periode t
Bagi investor, NAB memiliki beberapa fungsi antara lain (Pratomo, 2008):
d. Sebagai acuan harga jual atau beli.
e. Sebagai indikator keuntungan atau kerugian investasi yang dilakukan di
reksa dana.
f. Sebagai sarana untuk mengetahui kinerja historis reksa dana
g. Sebagai sarana untuk membandingkan kinerja historis reksa dana satu
dengan yang lainnya.
5. Volume Reksa Dana
Volume reksa dana adalah sejumlah unit penyertaan reksa dana yang
merupakan satuan dalam investasi reksa dana. Ketika investor membeli
reksa dana, dikatakan investor membeli unit penyertaan dari manajer
investasi. Ketika investor menjual reksa dana, dikatakan investor menjual
unit penyertaan kepada manajer investasi. Semakin besar jumlah unit
penyertaan, berarti semakin banyak pula investor yang berinvestasi pada
suatu reksa dana.
6. Usia Reksa Dana
Usia reksa dana berkaitan dengan pengalaman manajer investasi. Dalam hal
ini seberapa lama perusahaan telah menjalankan kegiatan operasionalnya.
Lamanya perusahaan beroperasi dapat menunjukan kinerja historis dari
manajer investasi. Informasi terkait usia reksa dana dapat diperoleh melalui
prospektus yang diterbitkan oleh perusahaan manjer investasi.
7. Kinerja Reksa Dana
27
Mengukur kinerja reksa dana syariah di Indonesia menjadi sangat penting.
Terlebih lagi pada saat ekonomi mulai bergairah kembali seperti saat ini,
diperlukan hasil pengukuran yang akurat mengingat sumber daya yang
dimiliki investor menjadi sangat terbatas. Dengan demikian informasi
mengenai kinerja reksa dana syariah dalam berbagai kondisi pasar sangat
dibutuhkan oleh para calon investor, ada dua hal penting yang harus
dipertimbangkan dalam mengukur kinerja reksa dana syariah yaitu:
a. Tingkat hasil (rate of return) yang diperoleh sama atau lebih besar dari
tingkat hasil portofolio (return portofolio) tertentu dengan resiko yang
sama atau lebih kecil dari tingkat resiko pasar.
b. Melakukan diversifikasi sehingga dapat mengeliminir resiko yang
tidak sistematis yang diukur dengan menghitung korelasi antara tingkat
hasil reksa dana syariah dengan tingkat hasil portofolio pasar.
Tolak ukur yang ditetapkan sebagai pembanding kinerja reksa dana
syariah menurut Dewan Syariah Nasional dan Bapepam adalah pada indek
ke-30 efek yang diakui berdasarkan syariat dan prinsip Islam, yang
disebutkan dalam Jakarta islamic index.
Banyaknya kinerja reksa dana yang beredar akan membuat investor untuk
menilai kinerja reksa dana sebelu melakukan investasi. Terdapat beberapa
metode untuk menilai kinerja reksa dana mengingat bukan hanya tingkat
return yang dilihat, namun juga tingkat risiko yang diambil untuk
memperoleh return tersebut.
8. Inflasi
28
Secara umum inflasi berarti kenaikan tingkat harga dari barang dan jasa
selama suatu periode waktu tertentu. Inflasi dapat diukur dengan tingkat
inflasi yaitu tingkat perubahan dari tingkat harga secara umum (Karim,
2005). Persamaannya adalah sebagai berikut:
π‘‘π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘ β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘Žπ‘‘ −π‘‘π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘ β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘Žπ‘‘−1
π‘‘π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘ β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘Žπ‘‘−1
x 100
Adapun beberapa aspek yang dapat digunakan indikator dalam mengukur
inflasi adalah sebagai berikut:
a. Indeks Harga Konsumen atau Consumer Price Index (CCPI) merupakan
indikator yang umum digunakan untuk menggambarkan pergerakan harga
IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergeralah harga dari paket
barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.
b. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) merupakan indikator yang
menggambarkan pergerakkan harga dari komoditi-komoditi yang
diperdagangkan di suatu daerah.
c. Produk Domestik Bruto (PDB) menggambarkan pengukuran level harga
barang akhir (final goods) dan jasa yang diproduksi didalam suatu
ekonomi (negara). Deflator PBD dihasilkan dengan membagi PDB atas
dasar harga nominal dengan PDB atas harga konstan.
Menurut para ekonom Islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi
perekonomian. Diantaranya karena melemahkan semangat menabung dari
masyarakat, meningkatnya kecenderungan untuk berbelanja barang non
primer, mengarahkan investasi pada hal-hal yang non produktif (Karim,
2005).
29
9. BI Rate
Menurut Karl dan Fair (2001), suku bunga adalah pembayaran bunga
tahunan dari suatu pinjaman dalam bentuk presentase dari pinjaman yang
diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah
pinjaman. Pengertian suku bunga lainnya menurut Sunariyah (2004) adalah
harga dari suatu pinjaman, suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang
pokok per unit waktu.
BI Rate merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia
untuk mengontrol kestabilan nilai rupiah. BI mengumumkan target suku
bunga yang diinginkan untuk pelanggan pada masa periode tertentu. BI Rate
inilah yang kemudian digunakan sebagai acuan para pelaku pasar dalam
mengikuti pelelangan SBI.
Pada umumnya BI Rate berhubungan negatif dengan Nilai Aktiva Bersih.
Bila pemerintah mengumumkan suku bunga akan maka investor akan
menjual unit penyertaannya dan mengganti dengan intrumen berpendapatan
tetap seperti tabungan atau deposito.
10. Nilai Tukar
Nilai tukar mata uang asing menyatakan hubungan nilai di antara satu
uang asing dengan mata uang yang berlaku di sebuah Negara. Apabila
kondisi ekonomi Negara berubah, maka nilai tukarnya pun akan berubah
secara substansial. Penurunan nilai suatu mata uang disebut depresiasi dan
kenaikannya disebut apresiasi. Apabila “S” adalah nilai spot rate dan “St-1”
adalah nlai tukar mata uang waktu sebelumnya, maka prosentase perubahan
30
nilai tukar terhadap mata uang asing tersebut adalah S-St-1/St-1 (Madura
2000). Jika presentase perubahannya positif disebut apresiasi dan sebaliknya
apabila nilai persentasenya negatif disebut depresiasi.
Perubahan nilai tukar rupiah terhaap dollar sangat berpengaruh terhadap
Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran. Peningkatan (depresiasi)
nilai rupiah terhadap suatu mata uang asing khususnya dollar, menandakan
bahwa semakin murah harga rupiah terhadap mata uang asing tersebut.
Sehingga aliran masuk modal ke Indonesia akibat meningkatnya permintaan
akan rupiah. Aliran modal kemudian akan meningkatkan NAB Reksa Dana
Syariah.
31
B. Penelitian Terdahulu
Menurut Ainur Rachmand dan Imron Mawardi (2015) Inflasi
berpengaruh tidak signifikan terhadap Net Asset Value reksa dana saham
syariah. Nilai Tukar Rupiah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
Net Asset Value reksa dana saham syariah dengan koefisien regresi sebesar 0,131 pada tingkat signifikansi 5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap
kenaikan sebesar satu satuan pada Nilai Tukar Rupiah akan menurunkan Net
Asset Value reksa dana saham syariah sebesar 0,131 satuan. BI Rate
berpengaruh tidak signifikan terhadap Net Asset Value reksa dana saha
Syariah.
Penelitian yang dilakukan oleh Stefan Nagel (2013) Volume
perdagangan dan metode dalam berinvestasi berpengaruh signifikan positif
terhadap jumlah dana kelolaan manajer investasi. Volume perdagangan
berpengaruh signifikan positif signifikan terhadap ETF sedangkan pada reksa
dana saham berpengaruh negatif signifikan.
Menurut penelitian oleh Anwar Hasan dan Abdullah Othman (2015)
kebijakan deviden memiliki hubungan yang negatif terhadap NAB, namun
memiliki hubungan yang positif dengan kinerja masa lampau. Hasil penelitian
juga menunjukan hubungan yang negatif antara NAB dengan risiko reksa
dana, hal tersebut berarti reksa dana saham di Malaysia telah terdiversifikasi
dengan baik.
32
Hasil penelitian oleh Anwar Hasan juga menunjukkan hubungan positif
antara NAB dengan ukuran reksa dana, sedangkan hubungan yang negatif dan
tidak signifikan terjadi antara NAB dengan pengalaman manajemen.
Adapun ringkasan penelitian terdahulu disajikan dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
N
o
Peneliti/Tahu
n
1
Fredrik
Kopsch,
2016
Metode dan Variabel
Penelitian
Judul
Persamaan
Perbedaan
Determinan Menggunaka Tidak
ts of Mutual n variabelmenggunaka
Fund Flows variabel
n variabel
makro
mikro dari
ekoomi yang reksa dana.
menjadi
Metode yang
acuan di
digunakan
negaranya.
adalah VAR
Meliputi TBills dan
nilai tukar.
Hasil
Penelitian
Indeks saham
dan obligasi,
serta nilai tukar
USD terhadap
Swedish
memiliki
hubungan
positif yang
signifikan
terhadap
jumlah dana
kelolaaan reksa
dana. Inflasi
memiliki
hubungan
negatif
signifikan
terhadap
jumlah dana
kelolaan reksa
dana
33
N
o
Peneliti/Tah
un
2
Faisal
Mahmood,
2016
3
Wisudanto,
2016
Metode dan Variabel
Penelitian
Persamaan
Perbedaan
An Analysis Menggunaka Menggunak
of the US
n jumlah unit an ukuran
Mutual
reksa dana
reksa dana,
Funds
yang beredar turnover
Sector:
sebagai
portofolio,
What
variabel
biaya
Determines bebas.
transaksi,
Performanc
dan
e?
likuiditas
sebagai
variabel
bebas.
Judul
Historical
Performanc
e and
Characterist
ic of Mutual
Fund
Menggunaka
usia reksa
dana sebagai
variabel
bebas dan
Mennggunak
an
metodelogi
peelitian
dengan data
panel.
Menggunak
an kinerja
reksa dana
sebagai
variabel
terikat.
Hasil
Penelitian
ukuran dana,
likuiditas dan
turnover secara
signifikan
berpengaruh
terhadap
kinerja reksa
dana. Biaya
transakis dan
komisi dari
manajemen
tidak
berpengaruh
secara
signifikan.
Kinerja masa
lalu dan ukuran
reksa dana
memiliki
pengaruh
negatif
terhadap
kinerja. Umur
reksa dana dan
pertumbuhan
berpengaruh
positif. Nilai
aktiva bersih
tidak memiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap
kinerja reksa
dana saham
34
N
o
Peneliti/Tahu
n
4
Anwar
Hasan &
Abdullah
Othman,
2015
MicroEconomic
Determinan
ts of NAV
of Islamic
Equity Unit
Trust Funds
in
Malaysia:
An ARDLBounds
Tasting
Approach
5
Trisnopati,
2015
Pengaruh
Stock
Selection,
Market
Timing, dan
Ukuran
Reksa Dana
terhadap
Kinnerja
Reksa Dana
Saham
(Studi
Kasuus
pada Reksa
Dana
Saham yang
Terdaftar di
OJK)
Judul
Metode dan Variabel
Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Menggunaka Meneliti
n variabelpengaruh
variabel
jangka
mikro
panjang
ekonomi
variabel
untuk
mikro
variabel
ekonomi
bebas dan
terhadap
menggunaka NAB
n NAB untuk
variabel
terikat.
Menggunaka
n metode
penelitia
regresi data
panel.
Menggunaka
n variabelvariabel
mikro
sebagai
variabel
bebas
Menggunaka
n stock
selection,
market
timing dan
ukuran reksa
dana sebagai
variabel
bebas.
Hasil
Penelitian
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
hubungan
NAB reksa
dana saham
syariah dan
faktor-faktor
mikroekonomi
memiliki
hubungan
jangka
panjang,
kecuali faktor
risiko reksa
dana dan
kinerja dari
manajemen
investasi.
Hasil
penelitian
menunjukan
bahwa secara
simultan
terdapat
pengaruh
signifikan
antara stock
selection,
market timing,
dan ukuran
reksa dana
terhadap
kinerja reksa
dana saham.
Berdasarkan
pengujian
parsial, ukuran
reksa dana
saham tidak
35
berpengaruh
signifikan.
N
o
Peneliti/Tahu
n
6
Ainur
Rochman,
2015
Pengaru
h Inflasi,
Nilai
Tukar
Rupiah,
BI Rate
Terhada
p Net
Asset
Value
Reksa
Dana
Saham
Syariah
Stefan Nagel,
2013
Trading
Style
and
Volume
Trading
7
Judul
Metode dan Variabel
Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Mengunakan Tidak
variabel
menggunakan
makro
variabel
ekonomi
mikro
meliputi
ekonomi.
Inflasi, BI
Rate, dan
Nilai Tukar
Menggunaka
n variabel
volume
perdagangan
untuk
menganalisis
kemampuan
manajer
investasi
dalam
mengelola
dana
Tidak
menggunakan
variabel
makro
ekonomi
Hasil
Penelitian
Secara simultan,
inflasi, Nilai
tukar rupiah,
dan BI Rate
berpengaruh
terhaadap Nilai
Aktiva Bersih
reksa dana
saham syariah.
Pengujian
secara parsial
menunjukan
inflasi dan BI
Rate tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap NAB
reksa dana
saham syariah.
Volume
perdagangan
dan metode
dalam
berinvestasi
berpengaruh
signifikan
positif terhadap
jumlah dana
kelolaan
manajer
investasi.
36
N
o
Peneliti/Tahu
n
8
James J.
Rowley, 2012
Metode dan Variabel
Penelitian
Judul
Persamaan
Perbedaan
Trading Menganalisis Tidak
Volum pengaruh
menggunakan
e
volume
faktor
perdagangan
ekonomi
terhadap nilai makro dan
aktiva pada
faktor mikro
reksa dana
lainnya.
dan ETF
(Exchange
Trade Fund)
Hasil
Penelitian
Volume
perdagangan
berpengaruh
signifikan
positif
signifikan
terhadap ETF
sedangkan pada
reksa dana
saham
berpengaruh
negatif
signifikan.
C. Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen
1. Pengaruh Volume Perdagangan terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa
Dana Syariah
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Stefan Nagel (2013) volume
perdagangan berpengaruh positif terhadap Nilai Aktiva Bersih reksa
dana saham. Hal ini disebabkan karena masyarakat memiliki ekspektasi
yang tinggi terhadap meningkatnya jumlah reksa dana terhadap jumlah
dana yang dikelola oleh manajer investasi.
Sejalan dengan hasil penelitian Nagel, penelitian yang dilakukan oleh
Rowley
(2012)
juga
menyatakan
bahwa
volume
perdagangan
berpengaruh secara positif signifikan terhadap jumlah dana kelolaan
manajer investasi.
37
Ha : β1 ≠ 0 volume perdagangan secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap Nilai Aktiva Reksa Dana Syariah Campuran.
2. Pengaruh Usia Reksa Dana terhadap Kinerja Reksa Dana
Menurut Alexandri (2013) pengaruh usia reksa dana terhadap kinerja
reksa dana adalah memiliki nilai positif terhadap kinerja reksa dana. Hal
ini menunjukkan bahwa semakin tua usia reksa dana semakin tinggi
kinerjanya. Temuan ini menggambarkan bahwa karakter investor
digambarkan dengan karakter reksa dananya, sedangkan karakter tipe
reksa dana ditentukan oleh karakter tipe manajernya.
Ha : β2 ≠ 0 usia reksa dana secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap Nilai Aktiva Reksa Dana Syariah Campuran.
3. Pengaruh Inflasi terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah
Menurut Ali dan Beik (2012), inflasi berpengaruh secara signifikan
dalam jangka pendek dengan korelasi positif terhadap NAB reksa dana
syariah. Hal ini terjadi karena ketika inflasi mengalami peningkatan,
maka bank sentral akan merespon dengan menaikkan suku bunga dan
bonus SBIS untuk mengurangi jumlah uang beredar. Kenaikan bonus
inilah yang kemudian menjadi insentif bagi para investor yang
menginginkan return yang tinggi, untuk berinvestasi pada reksa dana
syariah, sehingga NAB reksa dana syariah mengalami peningkatan.
38
Hasil penelitian Denny Hermawan (2016) menyatakan bahwa inflasi
(X1) berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja reksa dana saham
(Y). Pengujian yang dilakukan pada hipotesis pertama, mampu
membuktikan bahwa inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap
kinerja reksa dana saham. Inflasi yang tinggi berdampak pada kenaikan
harga barang secara umum yang mempengaruhi biaya produksi dan
harga jual barang semakin meningkat . Harga jual yang tinggi
menyebabkan menurunnya daya beli investor untuk reksa dana saham
karena
investor
mengutamakan
kebutuhan
pokok,
sehingga
mempengaruhi keuntungan perusahaan dan harga reksa dana saham
yang menurun berdampak pada kinerja reksa dana.
Ha : β3 ≠ 0 inflasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Nilai
Aktiva Reksa Dana Syariah Campuran.
4. Pengaruh BI Rate terhadap kinerja reksa dana syariah di Indonesia
Tingkat suku bunga merupakan pembayaran bunga tahunan dari suatu
pinjaman, dalam bentu persentasi dari pinjaman yang diperoleh dari
jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman
(Karl dan Fair, 2001:52). BI Rate tidak berpengaruh signifikan terhadap
Net Asset Value reksa dana saham syariah secara parsial. Berdasarkan
hasil ini, hipotesis ketiga penelitian yang menduga BI Rate berpengaruh
signifikan terhadap Net Asset Value reksa dana saham syariah tidak
terbukti kebenarannya. Artinya bahwa reksa dana saham syariah sangat
39
berpotensi menjadi reksa dana saham unggulan karena tidak terikat dengan
BI Rate sehingga para investor dapat kapan saja menginvestasikan
dananya untuk reksa dana saham syariah (Ainur Rachman dan Imron
Mawardi, 2015).
Maulana (2013) yang menyatakan tingkat suku bunga memberikan
pengaruh signfikan terhadap keputusan investor untuk melakukan
investasi pada produk reksa dana saham. Hal ini berarti semakin tinggi
suku bunga maka berdampak pada turunnya kinerja reksa dana saham.
Ha : β4 ≠ 0 BI Rate secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Nilai
Aktiva Reksa Dana Syariah Campuran.
5. Pengaruh Nilai Tukar terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah
Indeks harga saham gabungan seluruh saham menggambarkan suati
informasi historis mengenai pergerakan harga keseluruhan saham pada
periode tertentu. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Siti
Syammsiah (2013), IHSG berpengaruh secaara signifikan dan bernilai
positif terhadap kinerja reksa dana.
Ha : β5 ≠ 0 Nilai Tukar secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
Nilai
Aktiva
Reksa
Dana
Syariah
Campuran
40
D. Kerangka Pemikiran
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang
dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan
keunngutngan di masa-masa yang akan datang. Keputusan penanaman
modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang
mempunyai kelebihan dana. Investasi dalam arti luas terdiri dari dua bagian
utama yaitu, investasi dalam bentuk aktiva riil dan investasi dalam benuk
surat-surat berharga atau sekuritas (Sunariyah, 1997: 4).
Reksa dana syariah merupakan salah satu alternatif bagi para investor yang
ingin menginvestasikan dana yang dimilikinya dalam pasar modal syariah.
Reksa dana merupakan sebuah bentuk investasi yang dilakukan secara
kolektif dan dikelola oleh manajer investasi. Reksa dana dirancang sebagai
sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal,
mempunyai keinginanan kuat untuk melakukan investasi, namun hanya
memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas (Sutedi, 2011).
Perkembangan reksa dana syariah ditentukan oleh faktor eksternal dan
faktor internal. Faktor eksternal salah satunya ditentukan oleh kondisi
makro ekonomi, sedangkan faktor internal meliputi, jumlah aset yang
dikelola
manajer
investasi
dan
41
lamanya
perusahaan
beroperasi.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Reksa Dana Syariah
Campuran
Variabel Y:
Nilai Aktiva Bersih
Variabel X:
Volume Perdagangan
Usia Reksa Dana
Inflasi
BI Rate
Nilai Tukar
Common effect
Random effect
Model Estimasi Data
Panel
Uji Hausman
Uji chow
Uji Asumsi Klasik
Normalitas
Multikolikearitas
Heteroskedastis
Autokorelasi
Uji Signifikansi
Uji F
Uji T
Interpretasi
42
R-Square
E. Hipotesis Penelitian
Dari telaah literatur, tinjauan pustaka serta kerangka pemikiran, maka
peneliti merumuskan kesimpulan sementara atau hipootesis untuk penelitian
ini sebagai berikut:
1. Pada pengujian secara simultan (Uji F) hipotesis dapat dijelaskan
sebagai berikut:
H0 : β1, β2, β3, β4, β5 = 0 variabel independen, volume, usia,
inflasi, BI Rate, Nilai Tukar secara simultan tidak berpengaruh
terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran.
Hπ‘Ž1 : β1, β2, β3, β4, β5 ≠ 0 variabel independen, volume, usia,
inflasi, BI Rate, Nilai Tukar secara simultan berpengaruh terhadap
Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran.
2. Pada pengujian secara parsial (Uji t) hipootesis dapat dijelaskan
sebagai berikut:
H0 : β1, β2, β3, β4, β5 = 0 variabel independen, volume, usia, inflasi,
BI Rate, Nilai Tukar secara parsial tidak berpengaruh terhadap Nilai
Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran.
Hπ‘Ž2 : β1, β2, β3, β4, β5 ≠ 0 variabel independen, volume, usia,
inflasi, BI Rate, Nilai Tukar secara parsial berpengaruh terhadap
Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran.
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu
penulis langsung melakukan pengamatan serta pengumpulan data dari
beberapa lembaga keuangan yaitu, Otoritas Jasa Keuangan, Bank
Indonesia, dan Bursa Efek Indonesia. Pengumpulan data juga dilakukan
dengan mengamati prospektus dan laporan keuangan yang dikeluarkan
oleh masing-masing manajer investasi yang menjadi sampel penelitian.
Setelah pengumpulan data selesai, maka dilanjutkan dengan megolah data
hingga akhirnya diperoleh gambaran yang jelas mengenai pokok
permasalahan yang diteliti.
Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor
internal yaitu volume perdagangan dan usia reksa dana, serta faktor
eksternal meliputi inflasi, BI Rate, nilai tukar sebagai variabel-variabel
dalam penelitian. Penelitian dimulai dengan mengamati teori dari berbagai
literatur, kemudian mengumpulkan data yang berhubungan langsung
dengan objek penelitian. Sembilan produk reksa dana yang dijadikan objek
dalam penelitian ini merupakan sub kategori reksa dana syariah campuran
yang telah terdaftar dan dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan serta
beroperasi secara aktif pada periode 2012-2016.
44
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana
syariah yang telah terdaftar dan dipublikasikan oleh Otoritas Jasa
Keuangan. Serta diperdagangkan dalam Indonesia Stock Exchange periode
2012-2016. Teknik yang digunakan dalamm pengambilan sampel adalah
dengan purposive sampling guna mendapatkan sampel yang representatif
sesuai dengan ketentuan ditetapkan. Hal yang menjadi pertimbangan
adalah sebagai berikut:
1. Reksa dana syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan selama
periode 2012 sampai dengan 2016.
2. Produk merupakan kategori reksa dana syariah campuran.
3. Reksa dana syariah yang aktif selama periode 2012 sampai dengan 2016.
4. Reksa dana syariah yang mengeluarkan laporan keuangan selama periode
2012 sampai dengan 2016.
Berikut ini merupakan tabel rincian pemilihan sampel:
Tabel 3.1 Kriteria Pemilihan Sampel
Kriteria
Jumlah
Keseluruhan Reksa Dana Syariah yang terdaftar di OJK sampai 2016
132
Jumlah reksa dana syariah campuran yang aktif pada periode 2016
20
Reksa Dana Syariah Campuran yang mempublikasikan NAB dan fund
9
fact sheet selama lima tahun terakhir setiap bulan sejak tahun 2012
hingga 2016.
45
Berdasarkan kriteria pemilihan sampel tersebut, maka diperoleh sebanyak
sembilan sampel reksa dana syariah yang memenuhi kriteria setiap tahunnya.
Selengkapnya mengenai rincian pemilihan sampel penelitian dapat dilihat melalui
tabel sebagai berikut:
Tabel 3.2 Rincian Pemilihan Sampel
No
Nama Reksa Dana Syariah
1.
Danareksa
Berimbang
Syariah Campuran
2.
Mandiri Investa
Berimbang
Syariah Campuran
3.
Trim Syariah Berimbang
Campuran
4.
Cipta Syariah Balance
Campuran
5.
PNM Syariah
Campuran
6.
Schorder Syariah Balance Campuran
fund
7.
SAM Syariah Balanced Fund
8.
Asanusa Amaah
Fund
BNP
Paribas
Amanah
9.
Jenis Reksa Dana
Campuran
Syariah Campuran
Pesona Campuran
Manajer Investasi
Kode
PT.
Danareksa
Investment
Management
Mandiri
Manajemen
Investasi
Trimegah Asset
Management
Ciptadana Asset
Management
PNM Investmen
anagement
Schroder
Investment
Management
SAM
Aset
Manajemen
Asanusa
Aset
Manajemen
BNP Investments
Management
RDSB
00098442
00086355
000082602
00091447
0081596
000D4C
00D221D
3560009743
3
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dan dianalisis dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder merupakan data yang telah tersedia dan tidak
perlu dikumpulkan lagi dari sumbernya. Data sekunder juga merupakan
46
data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara
(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) (Indriantoro dan Bambang, 2002:
147).
Data-data sekunder yang digunakan diperoleh dengan menggunakan
metode kepustakaan dari berbagai literatur, buku, dan situs dari internet
(www.idx.co.iid, www.bi.go.id, www.ojk.go.id, www.financeyahoo.com,
www.Bapepam.go.id ) semuanya merupakan data-data yang berhubungan
langsung dengan penelitian dikarenakan kepustakaan merupakan bahan
utama dalam penelitian data sekunder. Sifat datanya adalah runtut waktu
(time series). Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
1. Nilai aktiva bersih dari masing-masing reksa dana syariah campuran
2. Suku bunga bebas risiko diwakili BI Rate
3. Tingkat inflasi selama periode 2012-2016
4. Data nilai tukar Rupiah terhadap USD periode 2012-2016
5. Laporan keuangan yang terdapat di dalam fund fact sheet reksa dana
syariah
D. Metode Analisis Data
1. Pengukuran Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Nilai Aktiva Bersih (NAB)
Reksa dana Syariah. Menurut Ahmad Rodoni (2009:98), Nilai Aktiva
Bersih (NAB) atau Net Asset Value (NAV) merupakan salah satu tolak
ukur dalam memantau hasil portofolio reksa dana. Net Asset Value (NAV)
dapat diformulasikan sebagai berikut:
47
NAVt = ( MVAt – LIABt/NSOt )
Keterangan:
NAVt = Nilai Aktiva Bersih pada periode t
MVAt = Total Nilai Pasar Aktiva pada priode t
LIABt = Total Kewajiban Reksa dana pada periode t
NSOt = Jumlah unit penyertaan beredar pada periode t
Untuk mengetahui hasil atau laba investasi pada reksa dana, kita dapat
menghitung besarnya presentase perubahan NAB/Unit pada saaat membeli
hingga NAB per Unit pada saat menjual kembali. Perhitungan hasil
investasi adalah sebagai berikut:
Laba =
𝑁𝐴𝐡 π‘π‘’π‘Ÿ π‘ˆπ‘›π‘–π‘‘π‘π‘’π‘™π‘– − 𝑁𝐴𝐡 π‘π‘’π‘Ÿ π‘ˆπ‘›π‘–π‘‘π½π‘’π‘Žπ‘™
𝑁𝐴𝐡 π‘π‘’π‘Ÿ π‘ˆπ‘›π‘–π‘‘
x 100%
2. Menentukan Besar Variabel Independen
a. Indikator inflasi yang digunakan adalah Indeks Harga Konsumen
(IHK) Indonesia. IHK merupakan pengukur perkembangan daya beli
Rupiah yang dibelanjakan untuk membeli barang dan jasa dari bulan
ke bulan.
Rumus perhitungan inflasi adalah sebagai berikut:
INF = (IHKt – IHKt-1)/ IHKt-1 x 100
Keterangan:
INF = Inflasi
IHKt = Indeks Harga Konsumen pada periode t
IHKt-1 = Indeks Harga Konsumen pada periode sebelum t
48
b. Indikator BI Rate berupa perubahan tingkat suku bunga yang telah
ditetapkan pleh Bank Indonesia. Sedangkan Nilai tukar merupakan
nilai tukar nominal Rupiah terhadap Dollar US. Dalam penelitian ini
satuan ukuran yang digunakan adalah persentase dihitung setiap bulan
dari bulan Januari 2012 sampai Desember 2016 yang dapat diperoleh
dari www.bi.go.id.
c. Untuk faktor-faktor internal, Volume perdagangan reksa dana dilihat
dari laporan bulanan yang diterbitkan oleh OJK. Laporan tersebut
tersedia pada web aria.bapepam.go.id
d. Usia reksa dana dapat dilihat dari prospektus yang dikeluarkan oleh
masing-masing manajer investasi. OJK juga mengeluarkan laporan
bulanan mengenai daftar reksa dana syariah. Usia reksa dana dalam
penelitian ini dihitung dari tanggal terbit reksa dana hingga pada batas
akhir tahun penelitian yaitu tahun 2016.
3. Analisis Regresi Data Panel
Sebelum melakukan uji asumsi klasik perlu dilakukan pemilihan metode
yang akan digunakan dalam analisis data supaya mendapatkan metode
yang tepat. Pemilihan metode tersebut bertujuan untuk mengetahui jenis
metode regresi yang akan digunakan untuk menganalisis data panel. Data
panel merupakan gabungan antara data runtut waktu (time series) dan data
silang (cross section), yang sering disebut dengan pooled data. Ciri khusus
pada data time series adalah berupa urutan numerik dimana interval antar
49
observasi atau sejumlah variabel bersifat konstan dan tetap, sedangkan
data cross section adalah suatu unit analisis pada suatu titik tertentu
dengan observasi sejumlah variabel. Dalam model data panel, persamaan
model dengan menggunakan data cross section dapat ditulis sebagai
berikut:
π‘Œπ‘– = 𝛼 + 𝛽1 𝑋𝑖+ πœ€π‘– ; 𝑖 = 1,2, … 𝑁
dimana N adalah banyaknya data cross section. Sedangkan persamaan
model dengan time series dapat ditulis sebagai berikut:
π‘Œπ‘– = 𝛼 + 𝛽1 𝑋𝑑+ πœ€π‘‘ ; 𝑑 = 1,2, … 𝑇
dengan T merupakan banyaknya data time series. Sehingga persamaan
data panel yang merupakan kombinasi dari persamaan cross section dan
time
series
dapat
ditulis
sebagai
berikut:
π‘Œπ‘–π‘‘ = 𝛼 + 𝛽1 𝑋𝑖𝑑+ πœ€π‘–π‘‘ ; 𝑖 = 1,2, … 𝑁; 𝑑 = 1,2, … 𝑇
dimana Y adalah variabel dependen, X adalah variabel independen, N
adalah banyaknya observasi, T adalah banyaknya waktu, dan N x T
adalahnya banyaknya data panel. Sehingga persamaan pada penelitian ini
menjadi sebagai berikut:
𝑁𝐴𝐡𝑖𝑑 = 𝛼 + 𝛽1 π‘‰π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’π‘–π‘‘ + 𝛽2 π‘ˆπ‘ π‘–π‘Žπ‘–π‘‘ + 𝛽3 𝐼𝑁𝐹𝐿𝑖𝑑 + 𝛽4 𝐡𝐼 π‘…π‘Žπ‘‘π‘’π‘–π‘‘ +
𝛽5 𝐸𝑋𝑅𝐴𝑇𝐸𝑖𝑑 + πœ€π‘–π‘‘
Keterangan:
NAB
𝛼
: Nilai Aktiva Bersih
: Konstanta
50
Volume
: Volume Perdagangan
INFL
: Inflasi
BI Rate
: Tingkat suku bunga
EXRATE
: Nilai Tukar
4. Model Estimasi Regresi Data Panel
Data panel merupakan data yang terdiri dari dimensi ruang dan
waktu. Dlam data panel, unit individu
yang sama (misalnya suatu
perusahaan atau Negara) disurvei dari waktu ke waktu. Ada beberapa
nama lain dari data panel, yaitu data pool, kombinasi data runtun waktu
dan individual, data micropanel, data longitudinal (studi dari waktu ke
waktu terhadap subjek yang telah berhasil melalui berbagai keadaan), dan
analisis cohort (misalnya, mengikuti langkah karir dari lulusan 1965 atau
sebuah sekolah bisnis).
Data panel memiliki beberapa keunggulan dalam menganalisis
data. Berikut ini merupakan keuntungan dari data panel dibandingkan
dengan data cross section dan time series. Baltagi membuat daftar
keuntungan dari data panel adalah sebagai berikut (Gujarati, 2012: 237) :
a. Data yang berhubungan dengan individu, perusahaan, negara bagian
dan lain-lain. Dari waktu ke waktu, ada batasan heteregonitas dalam
unit-unit tersebut. Teknik estimasi data panel dapat mengatasi
heterogenitas tersebut secara eksplisit dengan memberikan variabel
spesifik-subjek.
51
b. Dengan menggabungkan antara observasi time series dan cross section
data panel memberi “lebih banyak informasi, lebi banyak variasi,
sedikit kolinearitas antar variabel, lebih banyak degree of freedom dan
lebih efisien.”
c. Dengan mempelajari observasi cross section yang berulang-ulang, data
panel paling cocok untuk mempelajari dinamika perubahan.
d. Data panel paling baik untuk mendeteksi dan mengukur dampak yang
secara sederhana tidak bisa dilihat pada data cross section murni atau
time series murni.
e. Data panel memudahkan untuk mempelajari model atau perilaku yang
rumit.
f. Dengan membuat data menjadi berjumlah beberapa ribu unit, data
panel
dapat
meminimumkan
bias
yang
bisa
terjadi
jika
mengagregasikan inividu atau perusahaan ke dalam agregasi besar.
Dalam hal ini, data panel memiliki keunggulan untuk menganalisis
data yang lebih besar jumlahnya dan jenis yang beragam. Misalnya,
penelitian ingin menganalisis beberapa perusahaan dalam berbagai waktu,
apabila menggunakan regresi linear maka heterogenitas antar perusahaan
mungkin akan tertutupi. Namun sebagai konsekuensinya, cukup besar
kemungkinan bahwa error term berkorelasi dengan beberapa variabel
independen dalam model. Jika ini rerjadi maka koefisien regresi linear
kemungkinan bias dan tidak konsisten. Perlu diperhatikan bahwa salah
52
satu asumsi penting dari model regresi klasik adalah bahwa tidak terjadi
korelasi antar variabel dengan error term (Gujarati, 2012: 242).
Oleh karena itu, salah satu solusinya adalah menemukan cara untuk
memasukan efek yang tidak terobserasi atau heterogenitas, agar kita
memperoleh estimasi parameter yang konsisten dan efisien dari variabelvariabel utama atau variabel dependen.
Dalam analisis model data panel, terdapat tiga pendekatan yang
digunakan dala mengestimasi model regresi data panel (Agus Widarjono,
2009: 231) yaitu:
a. Common effect
Pooled least square merupakan model regresi data panel yang paling
sederhana dengan asumsi intersep dan koefisien regresi yang konstan
antar waktu dan cross section. Dalam pendekatan ini tidak
memperhatikan dimensi individu maupun waktu. Diasumsikan bahwa
perilaku data antar perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu.
Pada dasarnya common effect model sama seperti OLS dengan
meminimumkan jumlah kuadrat, tetapi data yang digunakan adalah
data panel dalam bentuk pooled.
b. Fixed effect
Fixed effect adalah teknik mengestimasi data panel dengan
menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan
intersep. Pengertian fixed effect ini didasarkan adanya perbedaan
intersep antar perusahaan, namun intersepmya konstan antar waktu.
53
Disamping itu, model ini juga mengasumsikan bahwa koefisien regresi
konstan antar perusahaan dan antar waktu. Salah satu cara untuk
mengetahui perbedaan adalah dengan mengasumsikan bahwa intersep
adalah berbeda antar perusahaan, sedangkan slopenya tetap antar
perusahaan. Akan tetapi, kelemahan metode ini yaitu berkurangnya
derajat kebebasan yang akhirnya akan mengurangi efisiensi parameter.
Dalam model fixed effect memperkenankan heterogenitas antarsubjek
dengan memberi setiap entitas nilai sendiri. Meskipun intersep
berbeda-beda untuk setiap subjek, tetapi tiap interest entiti tidak
berubah seiring waktu.
c. Random effect
Random Effect Model merupakan metode estimasi model regresi data
panel dengan asumsi koefisien regresi konstan dan intersep berbeda
antar waktu dan antar individu. Dimasukannya variabel dummy di
dalam fixed effect bertujuan untuk mewakili ketidaktahuan tentang
model yang sebenarnya. Namun juga memberikan konsekuensi
berkurangnya derajat kebebasan yang akhirnya akan mengurangi
efisiensi parameter. Masalah ini bisa diatasi dengan menggunakan
variabel gangguan yang mungkin saja akan muncul pada hubungan
antar waktu dan antar perusahaan yang dikenal dengan Random Effect
Model. Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel
gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu.
54
Random Effect Model secra seksama dikenal juga sebagai pendekatan
model komponen error (Error Commponents Model). Dalam model ini
misalnya setiap perusahaan memiliki sebuah nilai rata-rata intersep
bersama. Perbedaan nilai intersep dari masing-masing perusahaan
secara individual terefleksi dari error term.
Error term gabungan tersebut terdiri dari dua komponen yaitu
komponen error yang cross section atau spesifik individual dan
komponen error gabungan time series serta cross section yang
terkadang disebut bentuk khas individu (idiosyncratic term) karena
berbeda antar cross section dan time series. Model random effect atau
error component berarti memiliki error term gabungan yang terdiri
dari dua komponen. Asumsi dari model tersebut adalah, komponen
error individual tidak terkorelasi satu dengan yang lainnya dan tidak
ada autokorelasi baik antara unit cross section dan time series.
5. Perbedaan Fixed Effect Moodel dan Random Effect Model
Menurut obeservasi yang telah dilakukan oleh Judge, beberapa perbedaan
diantara Fixed Effect Model dan Random Effect Model adalah sebagai
berikut (Gujarati, 2012: 255) :
a. Jika T (jumlah data time series) adalah besar dan N (jumlah unit cross
section) adalah kecil, kemungkinan aka nada sedikit perbedaan nilai
parameter yang diestimasi oleh FEM dan REM. Oleh karena itu,
pemilihannya berdasarkan kenyamanan perhitungan saja. Dalam hal
ini, FEM akan lebih baik digunakan.
55
b. Ketika N besar dan T kecil (yaitu sebuah panel pendek), hasil estimasi
yang diperoleh dari kedua metode bisa berbeda secara signifikan.
Dalam hal ini berarti unit individu atau cross section dari sampel kita
bukanlah hasil pengambilan acak dari sampe yang lebih besar lagi.
Oleh karena itu FEM akan lebih pantas untuk digunakan. Jika unit
cross section diambil secara acak, maka REM akan lebih pantas untuk
digunakan.
c.
Jika komponen error tiap subjek dan satu atau lebih variabel
independen saling berkorelasi maka estimator dengan REM akan bias,
sedangkan FEM tidak bias.
d. Jika N besar dan T kecil, dan asumsi yang mendasari REM terpenihi,
maka estimator REM akan lebih kuat dari FEM.
e. REM dapat mengestimasi koefisien dari variabel yang tidak
dipengaruhi waktu. FEM mengontrol variabel yang dipengaruhi waktu,
namun tidak dapat mengestimasi secara langsung. Sebaliknya FEM
mengontrol semua variabel yang tidak dipengaruhi oleh waktu
sedangkan REM hanya dapat mengestimasi variabel tersebut secara
eksplisit disebutkan dalam model.
6. Pengujian Pemilihan Model Regresi Data Panel
a. Chow Test
Menurut Agus Widarjono (2009, 238-239) uji chow adalah pengujian
untuk menentukan model fixed effect atau common effect yang lebih
56
tepat digunakan untuk mengestimasi data panel. Hipotesis dalam uji
chow adalah:
: Model Common-Constant (PLS)
: Model Fixed effect (FEM)
Dasar
penolakan
terhadap
hipotesis
di
atas
adalah
dengan
membandingkan perhitungan F hitung dengan F tabel. Perbandingan
digunakan apabila hasil Fhitung lebih besar dibandingkan F tabel,
maka H0 ditolak yang berarti model untuk penelitian adalah Fixed
Effect Model. Begitu sebaliknya, jika F hitung lebih kecil dari F tabel,
maka Ho diterima dan model yang lebih tepat digunakan adalah
common effect model.
b. Hausman Test
Uji hausman adalah pengujian statistik sbagai dasar pertimbangan kita
dalam memilih apakah menggunakan Fixed Effect Model atau Random
Effect Model. Statistik Uji Hausman ini mengikuti distribusi statistik
chi square dengan degree of freedom sebanyak k dimana k adalah
jumlah variabel dependen dan independen. Jika nilai statistik Hausman
lebih besar dari nilai kritisnya, maka model yang tepat adalah Fixed
Effect Model, sedangkan sebaliknya bila nilai statistik Uji Hausman
lebih kecil dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah Random
Effect Model (Widarjono, 209: 240-241). Pengujian ini dilakukan
dengan hipotesis sebagai berikut:
: Random Effect Model (REM)
57
: Fixed Effect Model (FEM)
Jika chi square hitung lebih besar dari chi square tabel berarti Ho
ditolak, artinya model yang digunakan adalah Fixed Effect Model. Jika
chi square hitung lebih kecil dibandingkan chi square tabel maka H1
ditolak, artinya model yang digunakan adalah Random Effect Model.
7. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang
telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak.
Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual
terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya. Untuk
mendeteksi apakah nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal atau
tidak, maka dapat digunakan metode analisis grafik dan metode statistik.
Pengujian normalitas menggunakan analisis grafik dilakukan dengan
menggunakan histogram dengan menggambarkan variabel dependent
sebagai
sumbu
vertikal
sedangkan
nilai
residual
terstandarisasi
digambarkan sebagai sumbu horizontal. Jika Histogram Standardized
Regression Residual membentuk kurva seperti lonceng maka nilai residual
tersebut dinyatakan normal. Cara lain untuk menguji normalitas dengan
pendekatan grafik adalah menggunakan Normal Probability Plot, yaitu
dengan membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya
dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal
digambarkan dengan sebuah garis diagonal lurus dari kiri bawah ke kanan
58
atas (Suliyanto, 2011:69). Menurut Imam Ghozali (2012:163), pada
prinsipnya uji normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari
residualnya. Dasar pengambilan keputusan: - Jika data menyebar disekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas. - Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau
tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas. Disamping itu, uji normalitas dengan analisis grafik
dapat memberikan hasil yang subyektif. Artinya, antara orang yang satu
dengan yang lain dapat berbeda dalam menginterpretasikannya, maka
dapat menggunakan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov. Nilai
residual terstandarisasi berdistribusi normal jika nilai Sig. > alpha (α) atau
K hitung < K tabel (Suliyanto, 2011:75).
Dalam pengujian menggunakan aplikasi Eviews, pengujian normalitas
dapat dideteksi dri metode yang dikembangkan oleh Jarque-Bera. Metode
Jarque Bera didasarkan pada sampel besar yang diasumsikan bersifat
asymptotic. Uji statistic Jarque Bera menggunakan perhitungan skewness
dan kurtosis. Jika suatu variabel didistribusikan secara normal maka nilai
koefiisien S=0 dan K=3. Oleh karena itu, jika residual teristribusi secara
normal maka diharapkan nilai statistic JB akan sama dengan nol. Nilai
statistik JB ini didasarkan pada distribusi chi squares dengan derajat
59
kebebasan 2. Hipotesis nol uji menyatakan bahwa residual probabilitas p
dari statistic JB lebih besar dari tingkat signifikansi yang kita tentukan
maka kita menerima hipotesis nol bahwa residual mempunyai distribusi
normal karena nilai statistic Jarque Bera mendekati nol. Sebaliknya jika
nilai probabilitas p dari statistik JB kecil atau signifikan maka kita
menolak hpotesis bahwa residual mempunyai distribusi normal karena
nilai statistic Jarque Bera tidak sama dengan nol.
8. Uji Hipotesis
a. Uji F
Nilai F hitung digunakan untuk menguji ketepatan model
(goodness of fit). Uji F ini juga sering disebut sebagai uji simultan,
untuk menguji apakah variabel bebas yang digunakan dalam model
mampu menjelaskan perubahan nilai variabel terikat atau tidak. Adapun
cara pengujian dalam uji F ini, yaitu dengan menggunakan suatu tabel
yang disebut dengan Tabel ANOVA (Analysis of Variance) dengan
melihat nilai signifikasi (Sig < 0,05 atau 5 %). Jika nilai signifikasi >
0.05 maka H1 ditolak, sebaliknya jika nilai signifikasi < 0.05 maka H1
diterima.
Selain itu, dapat juga dilihat dengan membandingkan nilai F hitung
dengan nilai F tabel dengan derajat bebas: df: α, (k-1), (n-k). Dimana; n
= jumlah pengamatan (ukuran sampel), k = jumlah variabel bebas dan
terikat. Jika nilai F hitung > nilai F tabel, maka dapat disimpulkan
60
bahwa model persamaan regresi yang terbentuk masuk kriteria fit
(cocok) (Suliyanto, 2011:62).
Uji statistik F digunakan untuk menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hipotesis
nol yang hendak diuji adalah semua parameter model sama dengan nol,
atau:
H0 : β1, β2, β3, β4, β5 = 0
Artinya apakah semua variabel independen bukan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis
alternatifnya tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol,
atau:
Hπ‘Ž1 : β1, β2, β3, β4, β5 ≠ 0
Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan
penjelas signifikan terhadap variabel dependen.
b. Uji t
Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui
apakah koefisien regresi signifikan atau tidak (Nachrowi dan Usman,
2008:24). Nilai t hitung digunakan untuk menguji pengaruh secara
parsial (per variabel) terhadap variabel terikatnya. Apakah variabel
tersebut memiliki pengaruh yang berarti terhadap variabel terikatnya
atau tidak (Suliyanto, 2011:55). Dalam tabel distribusi t terdapat istilah
one tail dan two tail.
61
Penggunaan tabel one tail atau two tail tergantung pada hipotesis
yang diajukan. Jika hipotesis yang diajukan sudah menunjukkan arah,
misalkan terdapat pengaruh positif, maka menggunakan one tail sebelah
kanan. Akan tetapi jika belum menunjukkan arah, misalnya terdapat
pengaruh (tidak menunjukkan pengaruh positif atau negatif) maka
menggunakan two tail. Jika menggunakan one tail maka df: α, n-k, tetapi
jika menggunakan two tail maka derajat bebasnya adalah df: α/2, n-k.
Keterangan: n = jumlah pengamatan (ukuran sampel); dan k = jumlah
variabel bebas dan terikat (Suliyanto, 2011:45).
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabasi
variabel dependen. Hipotesis no yang hendak diuji adalah apakah suatu
parameter sama dengan nol atau:
H0 : β1 = 0
Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan
penjelas
yang signifikan
terhadap
variabel
dependen.
Hiotesis
alternatifnya, parameter suatu variabel tidak sama dengan nol atau:
Hπ‘Ž1 : β1 ≠ 0
Yang artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi variabel
bebas terhadap variabel terikatnya. Semakin tinggi koefisien determinasi,
62
semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi
perubahan pada variabel terikatnya (Suliyanto, 2011:55).
Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap
jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi, dimana
setiap penambahan satu variabel bebas dan pengamatan dalam model
akan meningkatkan nilai R2 meskipun variabel yang dimasukkan itu
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya.
Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka digunakan koefisien
determinasi yang telah disesuaikan, Adjusted R square (R2 adj).
Koefisien determinasi yang telah disesuaikan berarti bahwa koefisien
tersebut telah dikoreksi dengan memasukkan unsur jumlah variabel dan
ukuran sampel yang digunakan. Dengan menggunakan koefisien
determinasi yang disesuaikan, maka nilai koefisien determinasi yang
disesuaikan itu dapat naik atau turun akibat adanya penambahan variabel
baru dalam model (Suliyanto, 2011:43).
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Inflasi
Inflasi merupakan variabel bebas pertama (X1). Inflasi adalah proses
kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus. Akibat dari inflasi
secara umum adalah menurunnya daya beli masyarakat karena secara riil
tingkat pendapatan juga menurun. Tingkat inflasi adalah perubahan atau
naik turunnya angka inflasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada
63
periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2012 yang dihitung tiap
bulan dalam satuan persen (%). Indikator inflasi yang digunakan adalah
Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia. IHK merupakan pengukur
perkembangan daya beli Rupiah yang dibelanjakan untuk membeli barang
dan jasa dari bulan ke bulan.
Rumus perhitungan inflasi adalah sebagai berikut:
INF = (IHKt – IHKt-1)/ IHKt-1 x 100
Keterangan:
INF = Inflasi
IHKt = Indeks Harga Konsumen pada periode t
IHKt-1 = Indeks Harga Konsumen pada periode sebelum t
2. BI Rate
Suku bunga adalah salah satu
instrumen moneter yang dapat
mempengaruhi masyarakat maupun pengusaha untuk melakukan investasi,
diterbitkan oleh Bank Indonesia yang dijadikan sebagai tingkat bunga
standar oleh bank pemerintah dan bank swasta (Rismawati, 2013). Dalam
penelitian ini satuan ukuran yang digunakan adalah persentase dihitung
setiap bulan dari bulan Januari 2012 sampai Desember 2016 yang dapat
diperoleh dari www.bi.go.id.
3. Nilai Tukar
Kurs
valuta
asing
juga
didefinisikan
sebagai
jumlah
uang
domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan,
64
untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Dalam penelitian ini,
satuan ukur yang digunakan adalah besarnya nilai kurs tengah pada
penutupan perdagangan mata uang/valuta tiap bulan dalam satuan Rupiah,
yaitu kurs rupiah terhadap USD selama periode Januari 2012
sampai dengan Desember 2016.
4. Volume Perdagangan
Volume perdagangan menunjukan total unit beredar suatu reksa dana
dalam suatu periode. Data mengenai volume reksa dana dapat dilihat pada
laporan statistic yang diterbitkan oleh OJK atau prospectus yag
dikeluarkan oleh manajer investasi.
5. Usia Reksa dana
Usia reksa dana menunjukan lamanya perusahaan telah mengelola dana
tersebut. Usia reksa dana dilihat dari prospectus yang diterbitkan oleh
perusahaan. Variabel usia bersifat nominal.
6. Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Nilai Aktiva Bersih (NAB)
Reksa dana Syariah. Menurut Ahmad Rodoni (2009:98), Nilai Aktiva
Bersih (NAB) atau Net Asset Value (NAV) merupakan salah satu tolak
ukur dalam memantau hasil portofolio reksa dana. Net Asset Value (NAV)
dapat diformulasikan sebagai berikut:
65
NAVt = ( MVAt – LIABt/NSOt )
Keterangan:
NAVt = Nilai Aktiva Bersih pada periode t
MVAt = Total Nilai Pasar Aktiva pada priode t
LIABt = Total Kewajiban Reksa dana pada periode t
NSOt = Jumlah unit penyertaan beredar pada periode t
Data Nilai Aktiva Bersih sudah dipublikasikan oleh OJK atau sekuritas
terrkait, sehingga dapat diperoleh melalui web OJK (www.ojk.go.id)
maupun halaman resmi dari setiap sekuritas yang reksa dananya ingin
diteliti.
66
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Reksa dana mulai dikenal sejak diterbitkannya reksa dana berbentuk
perseroan, PT BDNI Reksa Dana pada tahun 1995, sedangkan Reksa Dana
syariah sendiri telah mengalami pertumbuhan di paruh kedua tahun 2000.
Reksa dana syariah campuran merupakan jenis reksa dana yang dapat
mengalokasikan dananya pada ekuitas dan efek lainnya dengan proporsi
alokasi yang lebih fleksibel.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana
syariah campuran yang terdaftar di OJK. Sampel menggunakan metode
purposive sampling dengan pooling data. Berdasarkan kriteria sampel,
diperoleh sampel penelitian sebanyak 9 reksa dana per tahun periode
Januari 2012 hingga Desember 2016 sehingga total keseluruhan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 45 data reksa dana.
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi sampel dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Reksa dana syariah dalam bentuk reksa dana campuran.
2. Reksa dana syariah campuran yang memiliki tanggal efektif sebelum
periode penelitian yaitu sejak tanggal 1 Januari 2012.
67
3. Reksa dana syariah campuran beroperasi aktif selama periode
penelitian yaitu sejak tanggal 1 Januari 2012 hingga 31 Desember
2016.
4. Ketersediaan data yang dimiliki sesuai dengan periode penelitian
Berdasarkan kriteria pemilihan sampel tersebut, maka diperoleh
sebanyak 9 sampel reksa dana yang memenuhi kriteria. Sampel
penelitian dapat di lihat melalui tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1
Sampel Penelitian Reksa Dana
No Nama Reksa Dana Jenis Reksa Manajer Investasi
Syariah
Dana
1. Danareksa Syariah Campuran
PT.
Danareksa
Berimbang
Investment
Management
2. Mandiri
Investa Campuran
Mandiri Manajemen
Syariah Berimbang
Investasi
3. Trim
Syariah Campuran
Trimegah
Asset
Berimbang
Management
4. Cipta
Syariah Campuran
Ciptadana
Asset
Balance
Management
5. PNM Syariah
Campuran
PNM
Investmen
anagement
6. Schorder Syariah Campuran
Schroder Investment
Balance fund
Management
7. SAM
Syariah Campuran
SAM Aset Manajemen
Balanced Fund
8. Asanusa
Amaah Campuran
Asanusa
Aset
Syariah Fund
Manajemen
9. BNP
Paribas Campuran
BNP
Investments
Pesona Amanah
Management
Tanggal
Terbit
RDSB
00098442
00086355
000082602
00091447
0081596
000D4C
00D221D
35600097433
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa berdasarkan seleksi
sampel terpilih 9 reksa dana syariah campuran. Periode penelitian
adalah per tahun selama jangka waktu 5 tahun yaitu 2012, 2013, 2014,
68
2015, 2016.
B. Hasil Analisis dan Pembahasan
1. Uji Statistik Deskriptif
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel
mikro ekonomi dan makro eknomomi. Variabel mikro meliputi jumlah
unit penyertaan (
) dan usia reksa dana (
meliputi Inflasi (
), BI Rate (
). Variabel makro ekonomi
), dan nilai tukar (
). Variabel dependen
yaitu Nilai Aktiva Bersih (Y) dari setiap reksa dana syariah campuran.
Hasil pengujian variabel secara deskriptif dapat dilihat dibawah ini:
Tabel 4.2
Uji Statistik Deskriptif
Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Jarque-Bera
Probability
Sum
Observations
NAB
338,113,243,144.23
81,727,048,035.94
2,829,542,788,324.57
12,547,400,442.27
596,336,430,387.27
VOLUME
154,644,080
27,701,956
1,349,769,927
4,533,946
272,396,277
USIA
8.56
8.00
16.00
2.00
3.73
INFLASI BI_RATE NILAI_TUKAR
0.45
0.07
0.08
0.35
0.06
0.07
0.68
0.08
0.26
0.25
0.06
-0.03
0.19
0.01
0.10
151.05
0.00
154
0.00
2.11
0.35
6.79
0.03
5.69
0.06
4.55
0.10
15,215,095,941,490.30
6,958,983,599
385.00
20.05
3.00
3.80
45.00
45
45
45
45
45
Berdasarkan tabel statistik deskriptif variabel Nilai Aktiva Bersih memiliki
nilai rata-rata sebesar 33.811.3243.144,23 dan standar deviasi sebesar
596.336.430.387,27. Variabel jumlah unit pernyetaan memiliki nilai mean
sebesar 154.644.079,972. Dengan nilai minimum sebesar 4.533.945.5 dan
maksimum sebesar 1.349.769.927,1.Variabel usia reksa dana memiliki
69
nilai mean sebesar 8,56. BI Rate nilai terendah sebesar 0.057 sedangkan
nilai tertinggi sebesar 0,075 nilai rata-rata sebesar 0.066 dan standar
deviasi sebesar 0,0075. Nilai Tukar nilai terendah sebesar 0,033 sedangkan
nilai tertinggi sebesar 0,26 nilai rata-rata return exchange rate sebesar 0.8
dan standar deviasi sebesar 0,1011. Inflasi nilai terendah sebesar 0,24
sedangkan nilai tertinggi sebesar 0,677 , nilai rata-rata inflasi sebesar
0.440 dan standar deviasi sebesar 0,190.
Berikut rincian hasil Uji statistik Desktriptif variabel dependen dan
variabel independen selama periode penelitan:
a. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Dependen (Nilai Aktiva
Bersih Reksa Dana Syariah Campuran)
Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Dependen (Nilai
Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah Campuran) dijelaskan pada
tabel berikut:
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif Nilai Aktiva Bersih
Nama Reksa Dana
Dana Reksa Syariah Berimbang (RDSB)
Tahun
2012
2013
2014
2015
2016
Nilai Aktiva Bersih
127,481,094,287.87
115,703,069,142.68
116,586,923,884.52
99,539,701,141.78
95,470,338,767.61
70
Nama Reksa Dana
Mandiri Investa Syariah Berimbang (98442)
Trim Syariah Berimbang (86355)
Cipta Syariah Balance (82602)
PNM Syariah (91447)
Scroder Syariah Balanced Fund
SAM Syariah Berimbang
Tahun
2012
2013
2014
2015
2016
2012
2013
2014
2015
2016
2012
2013
2014
2015
2016
2012
2013
2014
2015
2016
2012
2013
2014
2015
2016
2012
2013
2014
2015
2016
Nilai Aktiva Bersih
54,511,508,861.28
34,829,178,857.51
35,525,279,117.84
32,274,494,724.36
32,346,958,267.47
128,029,606,590.13
96,689,318,160.53
81,727,048,035.94
65,242,943,464.29
52,290,082,146.27
49,142,587,756.44
43,361,601,350.66
51,239,033,986.97
54,590,623,232.04
49,081,658,981.69
50,205,061,886.57
49,396,087,850.34
42,131,895,026.50
17,982,704,201.21
12,547,400,442.27
796,134,176,281.11
774,137,372,559.54
730,688,797,918.44
907,675,100,923.32
408,198,049,533.66
141,306,037,641.07
448,494,181,434.36
307,981,641,980.80
263,823,807,453.16
150,814,539,264.36
71
Nama Reksa Dana
BNP Paribas Pesona Amanah
Asanusa Amanah Syariah Fund
Tahun
2012
2013
2014
2015
2016
2012
2013
2014
2015
2016
Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Nilai Aktiva Bersih
31,767,993,323.12
34,326,200,373.94
29,280,160,004.16
21,826,497,687.82
13,062,773,057.50
1,133,138,513,529.00
2,829,542,788,324.57
2,257,480,320,924.12
1,592,931,427,708.78
754,559,361,402.70
338,113,243,144.23
81,727,048,035.94
2,829,542,788,324.57
12,547,400,442.27
596,336,430,387.27
Berdasarkan tabel statistik deskriptif variabel Nilai Aktiva Bersih dengan
nilai terendah sebesar 12.547.400.442,27 sedangkan nilai tertinggi sebesar
2.829.542.788.324,57. Nilai rata-rata NAB sebesar 33.811.3243.144,23
dan standar deviasi sebesar 596.336.430.387,27
b. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Independen (Volume Reksa Dana)
Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Independen (Volume
Reksa Dana) dijelaskan pada tabel berikut:
72
Tabel 4.4
Variabel Volume Reksa Dana
Nama Reksa Dana
Tahun
Volume
Dana Reksa Syariah Berimbang (RDSB)
Mandiri Investa Syariah Berimbang (98442)
Trim Syariah Berimbang (86355)
Cipta Syariah Balance (82602)
PNM Syariah (91447)
2012
23,279,189.07
2013
23,209,128.30
2014
20,338,669.40
2015
18,891,636.93
2016
16,337,282.25
2012
21,541,028.59
2013
14,249,529.46
2014
12,698,159.46
2015
12,266,035.35
2016
11,083,403.31
2012
62,987,890.16
2013
49,958,600.24
2014
33,864,352.45
2015
30,462,866.19
2016
21,518,769.44
2012
30,377,592.12
2013
27,370,912.44
2014
28,495,353.66
2015
33,205,155.11
2016
27,701,956.31
2012
16,410,317.04
2013
17,512,902.42
2014
13,433,159.35
2015
7,364,140.58
2016
4,533,945.53
73
Nama Reksa Dana
Scroder Syariah Balanced Fund
SAM Syariah Berimbang
BNP Paribas Pesona Amanah
Asanusa Amanah Syariah Fund
Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Tahun
2012
2013
2014
2015
2016
2012
2013
2014
2015
2016
2012
2013
2014
2015
2016
2012
2013
2014
2015
2016
Volume
444,983,331.41
425,565,207.66
342,990,359.07
428,663,575.52
170,660,193.44
86,662,690.41
263,001,770.59
143,699,367.38
151,742,656.56
78,544,537.89
14,835,512.14
15,837,484.02
11,877,849.85
9,832,466.24
5,115,781.45
535,467,416.52
1,349,769,927.13
869,427,654.56
728,260,072.79
302,953,768.97
154,644,080
27,701,956
1,349,769,927
4,533,946
272,396,277
Variabel jumlah unit pernyetaan memiliki nilai mean sebesar
154.644.079,972. Dengan nilai minimum sebesar 4.533.945.5 dan
maksimum sebesar 1.349.769.927,1. Jika dibandingkan dengan total
unit penyertaan reksa dana syariah pada data dari ojk.go.id sejak Bulan
Maret 2017, reksa dana campuran memiliki kontribusi 24% dari
74
keseluruhan reksa dana syariah di Indonesia.
c. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Independen (Usia Reksa Dana)
Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Independen (Usia Reksa
Dana) dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Variabel Usia Reksa Dana
Nama Reksa Dana
Dana Reksa Syariah Berimbang (RDSB)
Mandiri Investa Syariah Berimbang (98442)
Trim Syariah Berimbang (86355)
Cipta Syariah Balance (82602)
PNM Syariah (91447)
Tahun
2012
2013
2014
2015
2016
2012
2013
2014
2015
2016
2012
2013
2014
2015
2016
2012
2013
2014
2015
2016
2012
2013
2014
2015
2016
usia
12
13
14
15
16
8
9
10
11
12
6
7
8
9
10
4
5
6
7
8
12
13
14
15
16
75
Nama Reksa Dana
Scroder Syariah Balanced Fund
SAM Syariah Berimbang
BNP Paribas Pesona Amanah
Asanusa Amanah Syariah Fund
Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Tahun
usia
2012
2013
2014
2015
2016
2012
2013
2014
2015
2016
2012
2013
2014
2015
2016
2012
2013
2014
2015
2016
3
4
5
6
7
2
3
4
5
6
5
6
7
8
9
7
8
9
10
11
8.56
8.00
16.00
2.00
3.73
Variabel usia reksa dana memiliki nilai mean sebesar 8,56.
Nilai maksimum 16 tahun dan nilai minimum 2 tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa pengalaman yang dimiliki oleh reksa dana
campuran cukup baik. Umur reksa dana yang semakin matang, maka
mengidikasikan manajer investasi pada reksa dana tersebut cukup baik
dalam mengelola portofolionya.
76
d. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Independen (Inflasi)
Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Independen (Inflasi)
dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 4.6
Variabel Inflasi
Tahun
2012
2013
2014
2015
2016
Mean
Median
Inflasi
0.351
0.678
0.673
0.278
0.248
0.446
0.351
Maximum
0.678
Minimum
Std. Dev.
0.248
0.193
Inflasi nilai terendah sebesar 0,24 sedangkan nilai tertinggi sebesar
0,677, nilai rata-rata inflasi sebesar 0.440 dan standar deviasi sebesar
0,190. Besarnya inflasi akan berakibat pada semakin kecilnnya deviden
yang diberikan kepada pemegang saham. Semakin kecilnya deviden
menjadikan kurangnya minat investor untuk berinvestasi di pasar modal.
e. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Dependen (BI Rate)
Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Independen (BI Rate)
dijelaskan pada tabel berikut:
77
Tabel 4.7
Variabel BI Rate
Tahun
2012
2013
2014
2015
2016
Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
BI Rate
0.058
0.065
0.075
0.075
0.060
0.067
0.065
0.075
0.058
0.008
BI Rate nilai terendah sebesar 0.057 sedangkan nilai tertinggi
sebesar 0,075 nilai rata-rata sebesar 0.066 dan standar deviasi sebesar
0,0075. Nilai BI Rate yang tinggi dapat meningkatkan faktor-faktor
ekonomi makro lainya, sehingga mempengaruhi iklim investasi.
f. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Dependen (Nilai Tukar)
Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Independen (Nilai
Tukar) dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 4.8
Variabel Nilai Tukar
Tahun
2012
2013
2014
2015
2016
Mean
Nilai Tukar
(%)
0.066
0.260
0.021
0.109
-0.034
0.0845
78
Median
0.0664
Maximum
0.2605
Minimum
Std. Dev.
-0.0340
0.1012
Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah presentase
nilai tukar dollar terhadap rupiah. Nilai Tukar nilai terendah
sebesar 0,033 sedangkan nilai tertinggi sebesar 0,26 nilai rata-rata
return exchange rate sebesar 0.8 dan standar deviasi sebesar
0,1011. Return nilai tukar terhadap dolar mengindikasikan
kemampuan mata uang domestik untuk bersaing dengan mata uang
asing. Apabila return nilai tukar terhadap mata uang asing lebih
rendah atau dalam hal tersebut rupiah dikatakan menguat, maka
mengindikasikan bahwa mata uang rupiah mengalami peningkatan
atas mata uang asing.
2. Pemilihan Model Regresi Data Panel
Terdapat tiga jenis teknik estimasi model data panel, yaitu dengan metode
PLS (Model common constant), model fixed effect, dan model random
effect. Dalam penelitian ini, pertama digunakan pengujian dengan Uji
Chow untuk memilih antara menggunakan OLS atau Fixed effect. Dengan
ketentuan pengambilan keputusan sebagai berikut:
: Model Common-Constant (PLS)
: Model Fixed effect (FEM)
Dengan taraf signifikansi sebsar 5%, jika nilai prob cross-section chi
79
square < 0,05 atau nilai cross-section F < 0,05 , maka
ditolak atau
regresi data panel menggunakan Fixed Effect Model. Di bawah ini
merupakan tabel hasil pemilihan model regresi data panel dengan Uji
Chow:
Tabel 4.9
Uji Chow
Effects Test
Statistic
Cross-section F
Cross-section Chi-square
70.929490
133.214951
d.f.
Prob.
(8,31)
8
0.0000
0.0000
Hasil Uji Chow diatas menunjukan nilai prob. Cross section F < 0,05 ,
maka tolak
yang berarti bahwa model regresi menggunakan model
Fixed effect.
Kedua, melakukan pemilihan model antara fixed effect atau random effect
dengan menggunakan Uji Hausman. Di bawah ini merupakan tabel hasil
pemilihan model regresi data panel dengan Uji Hausman:
Tabel 4.10
Uji Hausman
Pengujian memiliki kriteria sebagai berikut:
H0 : Model random effect
H1 : Model fixed effect
80
Pada hasil Uji Hausman, nilai probabilitas cross section random lebih dari
0,05. Hal tersebut menandakan bahwa H0 diterima atau H1 ditolak, yang
berarti model regresi data panel yang digunakan adalah random effect.
3. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model
regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi yang
normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal.
Pengujian normalitas pada Eviews dilakukan dengan melihat nilai jarque
bera. Data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai jarqe bera > 0.05.
Hasil pengujian normalitas pada penelitian, dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Gambar 4.1
Uji Normalitas
8
Series: Standardized Residuals
Sample 2012 2016
Observations 45
7
6
5
4
3
2
1
Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Skewness
Kurtosis
4.93e-18
-0.032275
0.380112
-0.598361
0.226143
-0.439340
3.028447
Jarque-Bera
Probability
1.449163
0.484527
0
-0.6
-0.5
-0.4
-0.3
-0.2
-0.1
0.0
0.1
0.2
0.3
0.4
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa nilai probability jarque bera
sebesar 0.484527 atauu lebih besar dari 0.05. Hal ini dapat diartikan H0
diterima atau berarti data terdistribusi secara normal.
81
4. Analisis Regresi Data Panel
Berikut ini adalah hasil pengujian koefisien regresi data panel dengan
menggunakan program eviews.
Tabel 4.11
Uji Regresi Data Panel
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
LOG(VOLUME)
USIA
INFLASI
BI_RATE
NILAI_TUKAR
6.796194
1.042060
0.036705
0.251744
-1.760363
-0.621651
0.523484
0.028397
0.008468
0.055022
1.322551
0.099563
12.98263
36.69609
4.334825
4.575332
-1.331035
-6.243815
0.0000
0.0000
0.0001
0.0000
0.1909
0.0000
Effects Specification
S.D.
Cross-section random
Idiosyncratic random
0.214458
0.052144
Rho
0.9442
0.0558
Dari hasil analisis regresi data panel di atas dapat dibuat persamaan:
𝑁𝐴𝐡𝑖𝑑 = 6.67 + 1.04 π‘‰π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’π‘–π‘‘ + 0.03 π‘ˆπ‘ π‘–π‘Žπ‘–π‘‘ + 0.25 𝐼𝑁𝐹𝐿𝑖𝑑 – 0.62
π‘π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘‡π‘’π‘˜π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘‘ + πœ€π‘–π‘‘
a. Uji Parsial
Dari tabel 4.10 diatas dapat dilihat bahwa jumlah unit penyertaan
berpengaruh signifikan terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah
Campuran. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi t dari unit
penyertaan sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Maka dapat dikatan
bahwa apabila volume atau jumlah unit penyertaan mengalami
peningkatan, maka NAB reksa dana syariah campuran juga akan
meningkat sebesar 1,042 persen. Hal ini terjadi karena ketika volume
penyertaan naik, maka jumlah dana yang diterima oleh manajer investasi
82
untuk dikelola juga akan mengalami peningkatan.
Variabel usia reksa dana juga menunjukkan pengaruh secara
signifikan dengan nilai sigifikansi 0,002. Dilihat dari nilai koefisien
sebesar 0,036, maka dapat dikatakan bahwa apabila usia reksa dana lebih
matang, NAB reksa dana syariah campuran juga akan meningkat sebesar
0,036 persen. Hal terebut disebabkan karena, semakin matang usia reksa
dana maka reksa dana tersebut memiliki kemampuan untuk meningkatkan
NAB. Investor akan menilai bahwa manajer investasi yang mengelola
reksa dana tersebut memiliki kemampuan yang mumpuni dalam
mengalokasikan dana investor.
Inflasi juga menunjukan pengaruh secara signifikan terhadap Nilai
Aktiva Bersih reksa dana syariah campuran dengan nilai signifikansi 0,000
atau lebih kecil dibandingkan 0,005. Pengaruh tersebut bernilai positif
dengan nilai koefisien sebsar 0,255 maka dapat dikatakan apabila inflasi
meningkat, maka NAB akan mengalami peningkatan sebesar 0,255 persen.
Hal ini disebabkan karena apabila inflasi meningkat maka return yang
diharapkan oleh investor akan meningkat, dana investasi yang masuk akan
lebih besar. NAB reksa dana syariah campuran akan bernilai positif.
Nilai tukar memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Nilai
Aktiva Bersih reksa dana syariah campuran dengan nilai signifikansi
sebesar 0,000. Nilai tukar tersebut memiliki pengaruh signifikan negatif
dengan nilai koefisien sebesar -0,622. Hal tersebut menandakan bahwa
apabila nilai tukar dollar rupiah terhadap dolar mengalami peningkatan,
83
maka NAB reksa dana syariah campuran akan menurun sebesa -0,622
persen. Hal tersebut disebabkan karena apabila nilai dollar menguat, maka
mata uang Rupiah akan menurun, sehingga akan menyebabkan sentimen
negatif terhadap investasi di Indonesia. Aliran dana investor ke reksa dana
syarian campuran akan berkurang sehingga NAB juga mengalami
penurunan.
b. Uji Simultan
Prob (F-Statiistics) adalah nilai Uji F yang merupakan uji simultan
dari regresi data panel. Nilai F ini menunjukkan tingkat signifikansi
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk menggunakan
nilai F ini haruslah dibandingkan dengan F Tabel. Namun untuk
memudahkan bisa langsung melihat nilai Prob (F-Statistics).
Prob (F-Statistics) adalah p value uji F yang merupakan tingkat
signifikansi dari nilai F, yaitu untuk menilai pengaruh simultan variabel
prediktor terhadap variabel response apakah bermakna secara statistik atau
tidak. Jika nilai p value kurang dari batas kritis misalnya 0,05 maka
menerima H1 atau yang berarti pengaruh simultan variabel prediktor atau
variabel dependen terhadap variabel response terbukti bermakna secara
statistik.
Tabel 4.12
Uji Simultan
Weighted Statistics
R-squared
Adjusted R-squared
0.923811
0.921621
Mean dependent var
S.D. dependent var
11.04524
0.063311
84
S.E. of regression
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.017725
421.9567
0.000000
Sum squared resid
Durbin-Watson stat
0.054664
1.767698
Nilai prob (F-Statistics) pada hasil analisis regresi senilai 0,000 lebih besar
dari batas kritis yang berarti H1 ditolak atau berarti variabel bebas
berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat. Maka hal ini berarti
variabel independen yang digunakan dalam penelitian secara bersamasama (simultan) berpengaruh terhadap variabel dependen.
c. Uji Koefisien Determinasi
R Square adalah besarnya pengaruh atau kemampuan variabel bebas
secara simultan dalam menjelaskan variabel response. Jika nilainya lebih
dari 0,50 maka kemampuan variabel prediktor kuat dalam menjelaskan
variabel response. Sedangkan sebaliknya jika nilainya kurang dari 0,50
maka kemampuan variabel prediktor tidak kuat dalam menjelaskan
variabel response. Dalam contoh regresi data panel ini, nilai R Square
sebesar 0,92 , yang artinya variabel dependen memiliki kemampuan yang
baik dalam menjelaskan variabel independen.
Tabel 4.13
Uji Koefisen Determinasi
Weighted Statistics
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.923811
0.921621
0.017725
421.9567
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Sum squared resid
Durbin-Watson stat
11.04524
0.063311
0.054664
1.767698
85
Pada tabel 4.11 dapat kita ketahui bawa R square sebesar 0,92. Hal ini dapat
dikatakan bahwa sebesar 92% variabel dependen (Nilai Aktiva Bersih Reksa
Dana) dapat dijelaskan oleh variabel independennya (volume, usia, inflasi, BI
Rate, nilai tukar). Sedangkan sisanya, yaitu sebesar 1,8% dapat dijelaskan oleh
variabel lainnya. Hal ini menandakan telah tingginya kemampuan variabel
independen dlam menjelaskan variabel dependen.
C. Interpretasi Hasil
1) Pengaruh Jumlah Unit Penyertaan terhadap Nilai Aktiva Bersih
Reksa Dana Syariah Campuran
Dari tabel hasil regresi data panel dapat diketahui bahwa variabel
jumlah unit penyertaan berpengaruh secara signifikan positif terhadap
Nilai Aktiva Bersih Reksa dana syariah campuran dengan koefisien
1,0420. Hal ini menandakan bahwa apabila jumlah unit penyertaan
meningkat, maka NAB Reksa dana syariah campuran juga akan
mengalami peningatan.
Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Stefan Nagel (2013) yang
menyatakan bahwa volume unit penyertaan berpengaruh positif
terhadap Nilai Aktiva Bersih. Hal tersebut disebabkan karena jumlah
dana yang disetorkan oleh investor meningkat, sehingga Nilai Aktiva
Bersih Reksa Dana akan bertambah. Hasil penelitian ini juga
menjawab hipotes Ha : β1 ≠ 0 yaitu volume perdagangan secara
86
parsial berpengaruh signifikan terhadap Nilai Aktiva Reksa Dana
Syariah Campuran.
2) Pengaruh Usia Reksa Dana terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa
Dana Syariah Campuran
Usia reksa dana berpengaruh secara signifikan positif terhadap
Nilai Aktiva Bersih Reksa dana syariah campuran dengan besarnya
koefisien 0,0367. Hal ini menunjukkan bahwa NAB Reksa dana
syariah campuran cenderung semakin tinggi apabila usianya lebih tua.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hasan
(2015) bahwa usia reksa dana memiliki pengaruh secara signifikan
dan positif terhadap nilai aktiva bersih reksa dana. Hasil ini juga
menjawab hipotesis Ha : β2 ≠ 0 yaitu usia reksa dana secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap Nilai Aktiva Reksa Dana Syariah
Campuran.
3) Pengaruh Inflasi terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana
Syariah Campuran
Dari tabel dapat diketehui bahwa inflasi berpengaruh positif
signifikan terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa dana syariah campuran
dengan nilai koefisien sebesar 0,251. Hasil ini juga menjawab
hipotesis Ha : β3 ≠ 0 yaitu inflasi secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap Nilai Aktiva Reksa Dana Syariah Campuran. Hal
tersebut dapat dilihat dari nilai t hitung yang kurang dari 0,05..
Namun hasil tersebut bertentangan dengan penelitian oleh Kosch
87
(2016) yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif signifikan
terhadap jumlah dana kelolaan reksa dana.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Setyanti
(20) bahwa inflasi berpengaruh positif terhadap Nilai Aktiva Bersih
Reksa Dana. Hal tersebut ddisebabkan apabila inflasi meningkat
maka akan diiringi dengan meningkatnya suku ubnga, sehingga
menyebabkan kenaikan bonus yang kemudian mnejadi insentif
investor. Return yang diharapkan investor akan meningkat sehingga
investasi di reksa dana syariah tinggi dan menyebabkan Nilai Aktiva
Bersih Reksa Dana mengalami peningkatan.
4) Pengaruh BI Rate terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana
Syariah Campuran
Dari tabel dapat diketahui bahwa variable BI Rate pernyetaan
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Nilai Aktiva Bersih
Reksa dana syariah campuran. Dengan nilai koefisien 7,79 dan t
hitung 0,57. Hal tersebut berarti Hipotesis Alternatif diterima, Ha : β4
≠ 0 yaitu BI Rate secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
Nilai Aktiva Reksa Dana Syariah Campuran. Hasil tersebut didukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh Ainur (2015) yang menyatakan
bahwa BI Rate tidak memiliki pengaruh terhadap NAB reksa dana.
88
5) Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Nilai Aktiva Bersih
Reksa Dana Syariah Campuran
Nilai tukar rupiah berpengaruh secara signifikan negatif terhadap
Nilai Aktiva Bersih Reksa dana syariah campuran. Hal tersebut
menunjukan bahwa apabila nilai tukar rupiah terhadap dolar menurun
atau dalam hal ini dikatan rupiah menguat, maka NAB reksa dana
campuran cenderung mengalami peningkatan. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Rochan (2015) bahwa
nilai tukar memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai aktiva bersih
reksa dana. Hasil penelitian ini juga menjawab hipotesis Ha : β6 ≠ 0
yaitu nilai tukar secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Nilai
Aktiva Reksa Dana Syariah Campuran.
89
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Faktor mikro ekonomi yaitu volume perdagangan dan usia reksa dana,
serta makro ekonomi yaitu inflasi, BI Rate dan nilai tukar memiliki
pengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana syariah
campuran secara simultan. Hal tersebut menunjukan bahwa faktor
mikro dan makro ekonomi merupakan bagian yang penting dalam
mengukur pertumbuhan NAB reksa dana syariah campuran.
2. Berdasarkan penelitian usia reksa dana rata-rata 8,56. Hal ini
menandakan bahwa rata-rata perusahaan manajer investasi telah
beroperasi cukup lama, sehingga dapat dikatakan bahwa rata-rata reksa
dana yang dikelola manajer investasi memiliki kinerja yang cukup baik
karena dapat bertahan untuk beberapa periode.
3. Hasil uji regresi ditemukan bahwa, faktor makro ekonomi yaitu inflasi
dan nilai tukar berpengaruh secara signifikan terhadap Nilai Aktiva
Bersih reksa dana. Faktor internal yaitu volume perdagangan reksa
dana dan usia berpengaruh secara positif signifikan terhadap NAB
reksa dana syariah campuran.
90
4. Variabel yang paling dominan mempengaruhi NAB reksa dana
ssyariah campuran adalah faktor internal yaitu volume perdagangan
dan usia reksa dana dengan nilai signifikansi 0,0000.
B. Implikasi
Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat dijadikan implikasi bagi beberapa
pihak diantaranya investor, manajer investasi, akademisi, serta pembaca
lainnya.
1. Bagi investor, dalam menganalisis petumbuhan Nilai Aktiv Bersih Reksa
Dana Syariah Caampuran perlu diingat bahwa volume, usia reksa dana,
inflasi, BI Rate, dan nilai tukar mempunyai pengaruh simultan secara
signifikan terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana. Oleh karena itu
investor perlu memperhatikan laporan kinerja yang secara rutin dilaporkan
terhadap investor, kemudian memperhatikan perkembangan ekonomi pada
saat periode berlangsung.
2. Manajer investasi, sebagai pihak yang dipercaya mengelola dana dari para
investor dengan memadukan kemampuan internal reksa dana dan analisis
makro untuk meningkatkan nilai aktia bersih. Mengingat volume unit
penyertaan, usia reksa dana, inflasi, dan nilai tukar secara simultan
berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana.
91
C. Saran
Berdasarkan keterbatasan yang terdapat di dalam penelitian ini, maka saran
bagi penelitian selanjutnya yaitu:
1. Menambah periode penelitian sehingga jumlah sampel yang diteliti
pun akan bertambah, guna memperoleh hasil penelitian yang lebih
signifikan.
2. Menggunakan faktor internal lainnya untuk mengetahui pengaruh lebih
lanjut mengenai kinerja perusahaan manajer investasi terhadap nilai
aktiva bersih reksa dana.
3. Membandingkan kinerja reksa dana dengan kinerja pasar dengan
menggunakan return pasar sebagai acuan.
92
DAFTAR PUSTAKA
Al Abbasy, Anwar dan Abdullah Othman. “Mikro and Macro Economic
Determinants of NAV of Islamic Equity Unit Trust Fund in Malaysia.
International Journal of Economic”. International Islamic University
Malaysia, 2012.
Alexandri, Moh Benny. "Mutual Fund Performance: Stock Selection or Market
Timing?." First International Conference on Economics and Banking (ICEB15), Atlantis Press, 2013.
Alexandri, Mohammad Benny. “Analisis Karakteristik, Kinerja dan Persistensi
Reksa Dana Saham di Indonesia”, The Journal of Business,Vol. 11, 2012.
Bodie, Kane, Marcus. “Investment”. Salemba Empat, Jakarta,,2014
Case, Karl E. and Ray C. Fair. “Pengantar Ilmu Ekonomi”. Bina Grafika, Jakarta.
2001
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 22”.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2012.
Gujarati, Damodar. “Dasar-dasar Ekonometrika”. Erlangga, Jakarta, 2006.
Hasan, Anwar. “Micro-Economic Determinants of NAV of Islamic Equity Unit
Trust Fund in Malaysia: An ARDL-Bounds Tasting Approach”. Journal of
Management research, Macrothink institute, Malaysia, 2015.
Hermawan, Denny dan Ni Luh Putu Wiagustini. “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga,
Ukuran Reksa Dana, dan Umur Reksa Dana Terhadap Kinerja Reksa Dana”,
E-Jurnal Manajemen Unud, 2016.
Hifdzia, Rahmi. “Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Perkembangan
NAB Reksadana Syariah di Indonesia Tahun 2009-2011”. Skripsi, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012.
Jogiyanti, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Yogyakarta, BPFE, 2000
93
Karim, Adiwarman. “Ekonomi Makro Islam”. Rajawali Press, Jakarta, 2005.
Kartajaya, Hermawan. “Boosting Field Marketing Performance”, Mizan,
Bandung, 2006.
Kopsch, Frederik. “Determinants of Mutual Fund Flows”. Monash University
Managerial Finance Journal, Malaysia, 2016.
Madura, Jeff. “International Financial Management”, South-Western College
Publishing, USA, 2000.
Mankiw, Gregory. “Teori Makroekonomi”, Jakarta, Erlangga, 2000
Manurung, Adler Hatmans. “Reksa Dana Investasiku”. Kompas, Jakarta, 2008
Nagel, Stefan. “Volume and Trading Styles”. Stanford University, 2013.
Nur, Indriantoro dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen”. BPFE, Yogyakarta, 2002.
Pratomo, Eko Priyo dan Ubaidillah Nugraha. “Reksa Dana: Solusi Perencanaan
Investasi di Era Modern”. Gramedia, Jakarta, 2005.
Putra, Anindito dan Mohamad Heykal. “Analisis Perbandingan Investasi Saham,
Emas, dan Obligasi”. Jurnal Universitas Bina Nusantara, Jakarta, 2012.
Rachman, Ainur. “Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, BI Rate terhadap Net
Asset Value Reksa Dana Saham Syariah”. JESTT Vol 2, 2015.
Rodoni, Ahmad. “Investasi Syariah” Jakarta, Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009.
Rowley, James & Joel Dikson. “Mutual Fund Have Trading Volume”. Vanguard
Research, 2013.
Statistik pasar modal syariah, Otoritas Jasa Keuangan, 2016.
Suliyanto.“Ekonometrika Terapan:
Yogyakarta: ANDI, 2011.
Teori
dan
Aplikasi
dengan
SPSS”.
94
Sunariyah. “Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Cetakan Pertama”, UP AMP
YKPN, Yogyakarta, 1997.
Syamsiah, Siti. “Analisis Risiko dan Tingkat Pengembalian Reksa Dana Syariah
(Model Jensen dan Model Gudinkust)”. Skripsi, UIN Sunan Kalijaga, 2013.
Trisnopati, Farida Titik. “Pengaruh stock selection, market timing, dan ukuran
reksa dana terhadap kinerja reksa dana saham”. Universitas Telkom, 2015.
Widarjono, Agus. “Ekonometrika: Pengantar dan Aplikasinya”. UPP STIM
YKPN, 2013.
Wisudanto. “Historical Performance and Characteristic of Mutual Fund”.
Universitas Airlangga, 2016.
95
LAMPIRAN
Lampiran 1
Produk Reksa Dana
No Nama Reksa Dana
Dana Reksa Syariah
1 Berimbang
Mandiri Investa Syariah
2 Berimbang
Jenis
Reksa
Dana
Campuran
RDSB
Campuran
98442
3 Trim Syariah Berimbang
Campuran
86355
4 Cipta Syariah Balance
Campuran
82602
Campuran
91447
Campuran
81596
Manajer Investasi
Dana Reksa Investment
Management
Mandiri Manajemen
Investasi
Trimegah Aset
Manajemen
Ciptadana Asset
Management
PNM Investment
Management
Schroder Investmen
Management
Campuran
000D4C
SAM Aset Manajemen
Campuran
00D21D
5
6
7
8
9
PNM Syariah
Schroder Syariah
Banlanced Fund
SAM Syariah Balanced
Fund
Asanusa Amanah
Syariah Fund
BNP Paribas Pesona
Amanah
Campuran
Kode
Asanusa Aset Manajemen
BNP Investment
35600097433 Management
96
Lampiran 2
Umur Reksa Dana
JENIS
REKSA
DANA
NAMA &
UMUR REKSA DANA
KODE
TANGGAL
REKSA
EFEKTIF
DANA
2012 2013 2014 2015 2016
CIMB
Principal
Islamic
Equity
Growth
6 Agustus
Syariah
2007
5
6
7
8
9
4
5
6
7
8
(85840)
Saham
cipta
syariah
equity
16-Apr-08
(82594)
97
mandiri
investa
atraktif
syariah
(84863)
19
Desember
5
6
7
8
9
0
1
2
3
4
6
7
8
9
10
2007
panin dana
syariah
saham
(87411)
20 Juni
2012
RD Trim
Syariah
Saham
(86363)
26
Desember
2006
98
mandiri
investa
dana
syariah
(81026)
22
Desember
4
5
6
7
8
8
9
10
11
12
2
3
4
5
6
2008
PNM
Amanah
Syariah
Pendapatan
(98244)
Tetap
26 Agustus
2004
SAM
Sukuk
Syariah
20 Januari
(000D4D)
2010
99
MNC
Dana
Syariah
(BIGDM)
29 Oktiber
2004
8
9
10
11
12
5
6
7
8
9
12
13
14
15
16
Mega
Dana
Obligasi
Syariah
21 Mei
2007
(MDOS)
Dana
Campuran
Reksa
Syariah
24
November
2000
100
Berimbang
(RDSB)
Mandiri
Investa
Syariah
Berimbang
(98442)
14 Oktober
2004
8
9
10
11
12
6
7
8
9
10
4
5
6
7
8
Trim
Syariah
Berimbang
(86355)
26
Desember
2006
Cipta
Syariah
16-Apr-08
101
Balance
(82602)
PNM
Syariah
(91447)
15 Mei
2000
12
13
14
15
16
102
Nama Reksa
Tahun
Dana
2012
NAB
BI Rate Nilai Tukar INFLASI
Volume
usia
_DANAREKSA 127,481,094,287.87
0.058
0.066
0.351
23,279,189.07
12
2013
_DANAREKSA 115,703,069,142.68
0.065
0.260
0.678
23,209,128.30
13
2014
_DANAREKSA 116,586,923,884.52
0.075
0.021
0.673
20,338,669.40
14
2015
_DANAREKSA 99,539,701,141.78
0.075
0.109
0.278
18,891,636.93
15
2016
_DANAREKSA 95,470,338,767.61
0.060
-0.034
0.248
16,337,282.25
16
2012
_MANDIRI
54,511,508,861.28
0.058
0.066
0.351
21,541,028.59
8
2013
_MANDIRI
34,829,178,857.51
0.065
0.260
0.678
14,249,529.46
9
2014
_MANDIRI
35,525,279,117.84
0.075
0.021
0.673
12,698,159.46
10
103
2015
_MANDIRI
32,274,494,724.36
0.075
0.109
0.278
12,266,035.35
11
2016
_MANDIRI
32,346,958,267.47
0.060
-0.034
0.248
11,083,403.31
12
2012
_TRIM
128,029,606,590.13
0.058
0.066
0.351
62,987,890.16
6
2013
_TRIM
96,689,318,160.53
0.065
0.260
0.678
49,958,600.24
7
2014
_TRIM
81,727,048,035.94
0.075
0.021
0.673
33,864,352.45
8
2015
_TRIM
65,242,943,464.29
0.075
0.109
0.278
30,462,866.19
9
2016
_TRIM
52,290,082,146.27
0.060
-0.034
0.248
21,518,769.44
10
2012
_CIPTA
49,142,587,756.44
0.058
0.066
0.351
30,377,592.12
4
2013
_CIPTA
43,361,601,350.66
0.065
0.260
0.678
27,370,912.44
5
104
2014
_CIPTA
51,239,033,986.97
0.075
0.021
0.673
28,495,353.66
6
2015
_CIPTA
54,590,623,232.04
0.075
0.109
0.278
33,205,155.11
7
2016
_CIPTA
49,081,658,981.69
0.060
-0.034
0.248
27,701,956.31
8
2012
_PNM
50,205,061,886.57
0.058
0.066
0.351
16,410,317.04
12
2013
_PNM
49,396,087,850.34
0.065
0.260
0.678
17,512,902.42
13
2014
_PNM
42,131,895,026.50
0.075
0.021
0.673
13,433,159.35
14
2015
_PNM
17,982,704,201.21
0.075
0.109
0.278
7,364,140.58
15
2016
_PNM
12,547,400,442.27
0.060
-0.034
0.248
4,533,945.53
16
2012
_SCHRODER
796,134,176,281.11
0.058
0.066
0.351
444,983,331.41
3
105
2013
_SCHRODER
774,137,372,559.54
0.065
0.260
0.678
425,565,207.66
4
2014
_SCHRODER
730,688,797,918.44
0.075
0.021
0.673
342,990,359.07
5
2015
_SCHRODER
907,675,100,923.32
0.075
0.109
0.278
428,663,575.52
6
2016
_SCHRODER
408,198,049,533.66
0.060
-0.034
0.248
170,660,193.44
7
2012
_SAM
141,306,037,641.07
0.058
0.066
0.351
86,662,690.41
2
2013
_SAM
448,494,181,434.36
0.065
0.260
0.678
263,001,770.59
3
2014
_SAM
307,981,641,980.80
0.075
0.021
0.673
143,699,367.38
4
2015
_SAM
263,823,807,453.16
0.075
0.109
0.278
151,742,656.56
5
2016
_SAM
150,814,539,264.36
0.060
-0.034
0.248
78,544,537.89
6
106
2012
_ASANUSA
31,767,993,323.12
0.058
0.066
0.351
14,835,512.14
5
2013
_ASANUSA
34,326,200,373.94
0.065
0.260
0.678
15,837,484.02
6
2014
_ASANUSA
29,280,160,004.16
0.075
0.021
0.673
11,877,849.85
7
2015
_ASANUSA
21,826,497,687.82
0.075
0.109
0.278
9,832,466.24
8
2016
_ASANUSA
13,062,773,057.50
0.060
-0.034
0.248
5,115,781.45
9
2012
_BNP
1,133,138,513,529.00
0.058
0.066
0.351
535,467,416.52
7
2013
_BNP
2,829,542,788,324.57
0.065
0.260
0.678
1,349,769,927.13 8
2014
_BNP
2,257,480,320,924.12
0.075
0.021
0.673
869,427,654.56
9
2015
_BNP
1,592,931,427,708.78
0.075
0.109
0.278
728,260,072.79
10
107
2016
_BNP
754,559,361,402.70
0.060
-0.034
0.248
302,953,768.97
11
108
Lampiran 4
Hasil Olahan Eviews
Hasil Uji Deskriptif Statistik
Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
NAB
338,113,243,144.23
81,727,048,035.94
2,829,542,788,324.57
12,547,400,442.27
596,336,430,387.27
VOLUME
154,644,080
27,701,956
1,349,769,927
4,533,946
272,396,277
USIA
8.56
8.00
16.00
2.00
3.73
151.05
0.00
154
0.00
2.11
0.35
6.79
0.03
5.69
0.06
4.55
0.10
15,215,095,941,490.30
6,958,983,599
385.00
20.05
3.00
3.80
45.00
45
45
45
45
45
Jarque-Bera
Probability
Sum
Observations
INFLASI BI_RATE NILAI_TUKAR
0.45
0.07
0.08
0.35
0.06
0.07
0.68
0.08
0.26
0.25
0.06
-0.03
0.19
0.01
0.10
Hasil Uji Normalitas
8
Series: Standardized Residuals
Sample 2012 2016
Observations 45
7
6
5
4
3
2
1
0
-0.6
-0.5
-0.4
-0.3
-0.2
-0.1
0.0
0.1
0.2
109
0.3
0.4
Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Skewness
Kurtosis
4.93e-18
-0.032275
0.380112
-0.598361
0.226143
-0.439340
3.028447
Jarque-Bera
Probability
1.449163
0.484527
Hasil Uji Chow
Effects Test
Statistic
Cross-section F
Cross-section Chi-square
70.929490
133.214951
d.f.
Prob.
(8,31)
8
0.0000
0.0000
Hasil Uji Hausman
Chi-Sq.
Test Summary
Cross-section random
Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
0.000000
5
0.0822
Hasil Uji Regresi Data Panel
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
LOG(VOLUME)
USIA
INFLASI
BI_RATE
NILAI_TUKAR
6.796194
1.042060
0.036705
0.251744
-1.760363
-0.621651
0.523484
0.028397
0.008468
0.055022
1.322551
0.099563
12.98263
36.69609
4.334825
4.575332
-1.331035
-6.243815
0.0000
0.0000
0.0001
0.0000
0.1909
0.0000
Effects Specification
S.D.
Cross-section random
Idiosyncratic random
0.214458
0.052144
Rho
0.9442
0.0558
Weighted Statistics
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.981335
0.978942
0.055689
410.0838
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Sum squared resid
Durbin-Watson stat
2.751560
0.383755
0.120948
1.212660
110
Download