BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Organisasi 2.1.1

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Komunikasi Organisasi
2.1.1. Definisi Komunikasi Organisasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan berita atau
informasi dari seseorang ke orang lain. Pengirim mencoba untuk mengkodekan berita
atau buah pikirannya ke dalam suatu bentuk yang dianggapnya paling tepat,
kemudian ia kirimkan kode-kode buah pikirannya tadi, dan penerima berusaha
memahami kode tersebut (decoding). Walaupun, banyak terdapat sejumlah
kemungkinan penghalang (blocks) dan penyaring (filter) di dalam saluran
komunikasi.7
Suatu organisasi pada dasarnya terdiri dari sejumlah kelompok dan masingmasing kelompok terdiri atas sejumlah individu. Max Weber mendefinisikan
organisasi sebagai:
“A system of purposeful, interpersonal activity designed to coordinate
individual task” atau suatu sistem kegiatan interpersonal bertujuan yang dirancang
untuk mengkoordinasikan tugas individu.8
Sedangkan, Goldhaber memberikan definisi komunikasi organisasi berikut:
7
8
Miftah Thoha. 2011. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. Hal 167
Morissan, 2009.Teori Komunikasi Organisasi.Bogor : Ghalia Indonesia. Hal 28
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
11
“organizational communications is the process of creating and exchanging
messages within a network of interdependent relationship to cope with environmental
uncertainty” atau dengan kata lain komunikasi organisasi adalah proses menciptakan
dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu
sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubahubah.9
Definisi ini mengandung tujuh konsep kunci yaitu proses, pesan, jaringan,
saling tergantung, hubungan, lingkungan dan ketidakpastian seperti yang dikutip oleh
Arni Muhammad.10
Masing-masing dari konsep kunci ini akan dijelaskan satu persatu secara
ringkas.
1. Proses
Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan
saling menukar pesan di antara anggotanya. Karena, gejala menciptakan dan
menukar informasi ini berjalan terus-menerus dan tidak ada henti-hentinya, maka
dikatakan sebagai suatu proses.
2. Pesan
Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek, kejadian yang
dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Untuk berkomunikasi seseorang harus
sanggup menyusun suatu gambaran mental, memberi gambaran itu nama dan
mengembangkan suatu perasaan terhadapnya, komunikasi tersebut efektif kalau
pesan yang dikirimkan itu diartikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si
pengirim.
9
10
Khomsahrial Romi. 2011. Komunikasi Organisasi Lengkap. Jakarta : PT Grasindo. Hal 13
Arni Muhammad, 2009. Komunikasi Organisasi.Jakarta: Bumi Aksara. Hal 67
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
12
3. Jaringan
Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau
peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang
ini sesamanya terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan
komunikasi. Suatu jaringan komunikasi ini mungkin mencakup hanya dua orang,
beberapa orang, atau keseluruhan organisasi.Hakikat dan luas dari jaringan ini
dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain, hubungan peranan, arah dan arus
pesan, hakikat seri dari arus pesan, dan isi dari pesan.
4. Keadaan Saling Tergantung
Konsep kunci komunikasi organisasi yang keempat adalah keadaan yang saling
tergantung satu bagian dengan bagian lainnya. Hal ini telah menjadi sifat dari
suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka. Bila suatu bagian dari
organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian
lainnyadan mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi. Begitu juga halnya
dengan jaringan komunikasi dalam suatu organisasi saling melengkapi.
Implikasinya,
bila
pimpinan
membuat
suatu
keputusan
dia
harus
memperhitungkan implikasi keputusan itu terhadap organisasinya secara
menyeluruh.
5. Hubungan
Karena organisasi merupakan suatu sistem terbuka, sistem kehidupan sosial maka
untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia. Dengan kata
lain, jaringan melalui mana jalannya pesan dalam suatu organisasi dihubungkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
13
oleh manusia. Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi yang
memfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari orang yang terlibat dalam
suatu hubungan perlu dipelajari.
6. Lingkungan
Lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang
diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu
sistem. Lingkungan ini dapat dibedakan menjadi lingkungan internal dan
eksternal. Yang termasuk lingkungan internal adalah personalia (karyawan), staf,
golongan fungsional dari organisasi, dan komponen organisasi lainnya seperti
tujuan, produk dan sebagainya.Sedangkan lingkungan eksternal dari organisasi
adalah langganan, leveransir, saingan dari teknologi.
7. Ketidakpastian
Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang
diharapkan. Untuk menukar ketidakpastian ini, organisasi menciptakan dan
menukar pesan di antara anggota, melakukan suatu penelitian, pengembangan
organisasi, dan menghadapi tugas-tugas yang kompleks dengan integrasi yang
tinggi.
2.1.2. Prinsip-prinsip Organisasi
Suatu organisasi bisa dikatakan solid dan baik jika memiliki sifat sebagai berikut11:
1.
11
Mempunyai tujuan yang jelas
Manhalun Nasyi. 2011. Organisasi dan Administrasi. Jakarta : In Press. Hal 7-8
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
14
2.
Tujuan organisasi harus diterima dan dipahami oleh setiap orang di dalam
organisasi.
3.
Kesatuan arah.
4.
Kesatuan perintah/komando.
5.
Struktur organisasi harus disusun sesederhana mungkin, dalam artian sesuai
dengan kebutuhan dan koordinasi, pengawasan, dan pengendalian.
6.
Pola dasar organisasi harus relatif permanen.
7.
Penempatan orang harus sesuai dengan ahlinya.
8.
Balas jasa yang diberikan kepada setiap orang harus setimpal dengan jasa yang
diberikan.
9.
Adanya pembagian tugas/kerja.
10. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggungjawab seseorang.
2.1.3. Dimensi-Dimensi Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi
Dimensi-dimensi komunikasi dalam kehidupan organisasi dibagi menjadi
komunikasi internal dan komunikasi eksternal.
Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara
anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi seperti
komunikasi antara pimpinan dan bawahan, antara sesama bawahan dan sebagainya.
Proses komunikasi internal ini bisa berwujud komunikasi antarpribadi ataupun
komunikasi kelompok. Komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer
ataupun sekunder (menggunakan media nirmassa).12
Komunikasi internal lazim dibedakan menjadi dua sebagai berikut.
12
Khomsahrial Romi. 2011. Komunikasi Organisasi Lengkap. Jakarta : PT Grasindo. Hal 6-7
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
15
a.
Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke
atas. Dalam komunitas Pengusaha Kampus, komunikasi ini dari terjadi dari
koordinator pusat Pengusaha Kampus kepada koordinator wilayah maupun
kepada anggotanya dan begitupun sebaliknya. Dalam komunikasi vertikal,
koordinator pusat memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasiinformasi kepada anggotanya. Sedangkan koordinator wilayah ataupun anggota
memberikan laporan-laporan, pengaduan-pengaduan, dan sebagainya kepada
koordinator pusat.
b.
Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari
koordinator wilayah Tangerang Selatan kepada koordinator wilayah Jakarta
Barat, anggota kepada anggota lain, dan sebagainya. Komunikasi lateral ini
memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal
ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah, serta membangun
semangat berorganisasi.
Sedangkan komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara
pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi.Pada organisasi besar
komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepada hubungan masyarakat daripada
pimpinan sendiri. Seorang pimpinan tugasnya terbatas pada hal-hal yang dianggap
sangat penting saja.
a. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini dilaksanakan pada
umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak
merasa memiliki keterlibatan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
16
b. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari khalayak kepada
organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi
yang dilakukan oleh organisasi.
2.1.4. Peranan Individu dalam Organisasi
Manusia adalah salah satu dimensi yang amat penting, merupakan salah satu
faktor dan pendukung organisasi. Peranan individu dalam sistem komunikasi
ditentukan oleh hubungan struktur antara satu individu dengan individu lainnya
dalam organisasi. Hubungan ini ditentukan oleh pola hubungan interaksi individu
dengan arus informasi dalam jaringan komunikasi. Untuk mengetahui jaringan
komunikasi serta peranannya dapat digunakan analisis jaringan komunikasi.
Dari hasil analisis ini dapat diketahui bentuk hubungan atau koneksi orangorang dalam organisasi serta kelompok tertentu (klik), keterbukaan satu kelompok
dengan kelompok lainnya dan orang-orang yang memegang peranan utama dalam
suatu organisasi. Ada enam peranan jaringan komunikasi13yaitu :
1. Opinion Leader adalah pemimpin informal dalam organisasi. Mereka tidaklah
selalu orang-orang yang memiliki otoritas formal dalam organisasi tetapi
membimbing tingkah laku anggota organisasi dan mempengaruhi keputusan
mereka.
2. Gate Keepers adalah individu yang mengontrol arus informasi di antara anggota
organisasi. Mereka berada di tengah suatu jaringan dan menyampaikan pesan dari
13
Arni Muhammad. 2009. Komunikasi Organiasi. Jakarta : PT Bumi Aksara. Hal 102-103
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
17
satu orang kepada orang lain atau tidak memberikan informasi. Mereka berada di
tengah suatu jaringan dan menyampaikan pesan dari satu orang kepada orang lain
atau tidak memberikan informasi. Gate keepersdapat menolong anggota penting
dari organisasi seperti pimpinanm menghindari informasi yang terlamppau banyak
dengan jalan hanya memberikan informasi yang penting-penting saja terhadap
mereka. Dalam hal ini,gate keepers mempunyai kekuasaan dalam memutuskan
apakah suatu informasi penting atau tidak.
3. Cosmopolites
adalah
individu
yang
menghubungkan
organisasi
dengan
lingkungannya. Mereka ini mengumpulkan informasi dari sumber-sumber yang
ada di lingkungan dan memberikan informasi mengenai organisasi kepada orangorang tertentu di lingkungannya.
4. Bridge adalah anggota kelompok dalam organisasi yang menghubungkan
kelompok itu dengan anggota kelompok lainnya. Individu ini membantu saling
memberikan informasi di antara kelompok-kelompok danmengkoordinasikan
kelompok.
5. Liaison sama peranannya dengan bridge tetapi individu itu sendiri bukanlah
anggota dari satu kelompok dengan kelompok lainnya. Individu juga membantu
alam membagi informasi yang relevan diantara kelompok-kelompok dalam
organisasi.
6. Isolate adalah anggota organisasi yang mempunyai kontak minimal dengan orang
lain dalam organisasi. Orang-orang ini menyembunyikan diri dalam organisasi
atau diasingkan oleh teman-temannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
18
2.1.5. Elemen Organisasi
Bentuk organisasi sangat bervariasi, ada yang sangat sederhana dan ada pula
yang sangat kompleks. Ada lima elemen organisasi yang saling berkaitan satu elemen
dengan elemen lainnya,14diantaranya :
1.
Struktur Sosial
Struktur sosial adalah pola atau aspek aturan hubungan yang ada antara
partisipan di dalam suatu organisasi.Struktur sosial menurut Davis (Scott, 1981)
dapat dipisahkan menjadi dua komponen yaitu struktur normatif dan struktur
tingkah laku. Struktur normatif mencakup nilai, norma, dan peranan yang
diharapkan. Nilai adalah kriteria yang digunakan dalam memilih tujuan tingkah
laku. Sedangkan norma adalah aturan umum mengenai tingkah laku yang dapat
digunakan sebagai pedoman dalam mengejar tujuan.
Komponen yang kedua adalah struktur tingkah laku. Komponen ini berfokus
kepada tingkah laku yang diharapkan dan bukan pada resep bertingkah laku.
Tingkah laku yang diperlihatkan manusia dalam organisasi ini mempunyai
karakteristik umum yang merupakan pola atau jaringan tingkah laku.
2.
Partisipan
Partisipan adalah individu-individu yang memberikan kontribusi pada
masing-masing organisasi sangat bervariasi. Sifat kepribadian dari seorang
partisipan organisasi juga akan bervariasi dari satu organisasi kepada organisasi
lainnya, tergantung kepada tipe dan peranannya dalam organisasi tersebut.
14
Arni Muhammad. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT Bumi Aksara. Hal 25-28
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
19
3.
Tujuan
Konsep tujuan organisasi adalah yang paling penting dan sangat
kontroversial dalam mempelajari organisasi. Ahli analisis mengatakan bahwa
tujuan sangat diperlukan dalam memahami organisasi. Kemudian ahli tingkah
laku menjelaskan bahwa hanya individu-individu yang mempunyai tujuan,
sedangkan organisasi tidak.
Bagi kebanyakan analis, tujuan merupakan suatu titik sentral petunjuk dalam
menganalisis organisasi. Tujuan dibatasi sebagai suatu konsepsi akhir yang
diingini, atau kondisi yang partisipan usahakan mempengaruhinya, melalui
penampilan aktivitas, tugas-tugas mereka.
4.
Teknologi
Tiap-tiap organisasi mempunyai teknologi dalam melakukan pekerjaannya.
Beberapa organisasi memproses materi input atau masukan dan membangun
perlengkapan perangkat keras (hardware). Organisasi lainnya memproses orang,
hasil produksinya berisikan individu-individu yang berpengetahuan, terampil
atau individu yang lebih sehat.
5.
Lingkungan
Setiap organisasi berada pada keadaan fisik tertentu, teknologi kebudayaan
dan lingkungan sosial, terhadap mana organisasi tersebut harus menyesuaikan
diri. Tidak ada organisasi yang sanggup mencukupi kepentingan dirinya
sendiri.Semuanya bergantung pada lingkungan sistim yang lebih besar untuk
dapat terus hidup.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
20
2.1.6. Fungsi Organisasi
Organisasi mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah memenuhi
kebutuhan pokok organisasi, mengembangkan tugas dan tanggung jawab,
memproduksi hasil produksi, dan mempengaruhi organisasi.
1.
Memenuhi Kebutuhan Pokok Organisasi
Setiap organisasi mempunyai kebutuhan pokok masing-masing dalam rangka
keberlangsungan hidup organisasi tersebut.
2.
Mengembangkan Tugas dan Tanggung Jawab
Kebanyakan organisasi bekerja dengan bermacam-macam standar etis tertentu.
Ini berarti organisasi harus hidup sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
oleh organisasi maupun standar masyarakat di mana organisasi itu berada.
3.
Memproduksi Barang atau Orang
Fungsi utama dari organisasi adalah memproduksi barang atau orang sesuai
dengan jenis organisasinya. Semua organisasi mempunyai produknya masingmasing.
4.
Mempengaruhi dan Dipengaruhi Orang
Sesungguhnya organisasi digerakkan oleh orang. Orang yang membimbing,
mengelola, mengarahkan, dan menyebabkan pertumbuhan organisasi. Orang
yang memberikan ide-ide baru, program baru, dan arah yang baru. Orang sebagai
anggota organisasi maupun sebagai pemakai jasa organisasi, dipengaruhi oleh
organisasi. Sebaliknya organisasi juga dipengaruhi oleh orang.Suksesnya suatu
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
21
organisasi tergantung kepada kemampuan dan kualitas anggotanya dalam
melakukan aktivitas organisasi.
2.1.7. Pendekatan Komunikasi Organisasi
Untuk melihat suatu komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi dapat
digunakan tiga pendekatan yaitu pendekatan makro, mikro, dan individual.15 Masingmasing dari pendekatan ini akan dijelaskan berikut ini.
1.
Pendekatan Makro
Dalam pendekatan makro organisasi dipandang sebagai struktur global yang
berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam berinteraksi ini organisasi melakukan
aktivitas tertentu seperti memproses informasi dari lingkungan, mengadakan
identifikasi, melakukan integrasi dan menentukan tujuan organisasi.
a) Memproses Informasi dan Lingkungan
Agar organisasi tetap hidup perlu memproses informasi dari lingkungannya.
Memproses informasi dalam hal ini maksudnya adalah menyesesuaikan apa
yang terjadi pada lingkungan dengan jalan mentransfer informasi yang
relevan dengan keadaan dalam organisasi, kemudian merumuskan suatu
respon yang tepat terhadap input informasi tersebut. Informasi ini kemudian
digunakan untuk melakukan identifikasi dan penentuan tujuan organisasi.
15
Khomsahrial Romli. 2011. Komunikasi Organisasi Lengkap. Jakarta : PT Grasindo. Hal 20-25
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
22
b) Identifikasi
Proses penyesuaian diri dinamakan identifikasi. Misalnya suatu organisasi
transportasi dari lingkungan mengetahui bahwa langganannya menyenangi
transportasi yang cepat, selamat berdasarkan informasi ini organisasi
berusaha untuk mengkoordinasikan segala kegiatan supaya dapat memenuhi
kegiatan dari para langganannya.
c) Integrasi dengan Organisasi Lain
Tidak ada organisasi bergerak dalam keadaan terisolasi. Setiap organisasi
dipengaruhi oleh aktivitas organisasi lain dalam lingkungannya. Organisasi
mesti memonitor aktivitas ini, menentukan apa pengaruh aktivitas-aktivitas
itu kepadanya.
d) Penentuan Tujuan
Dari semua kegiatan organisasi secara makro yang memerlukan komunikasi
yang sangat penting adalah menentukan tujuan organisasi. Organisasi
seharusnya tidaklah menentukan tujuannya sebelum memperoleh informasi
mengenai lingkungan, melakukan identifikasi dengan langganan yang
potensial dan melakukan integrasi yang cukup dengan semua organisasi lain
untuk memperjelas tujuannya. Informasi yang berasal dari semua interaksi ini
kemudian dapat digunakan untuk menentukan tujuan organisasi.
2.
Pendekatan Mikro
Pendekatan ini terutama memfokuskan kepada komunikasi dalam unit dan
subunit pada suatu organisasi.Komunikasi yang diperlukan pada tingkat ini
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
23
adalah komunikasi antar anggota kelompok, komunikasi untuk memberikan
orientasi latihan, komunikasi untuk menjaga iklim organisasi, komunikasi dalam
mensupervisi dan pengarahan pekerjaan serta komunikasi untuk mengetahui rasa
kepuasan kerja dalam organisasi.
a) Orientasi dan Latihan
Kadang-kadang organisasi perlu memberikan orientasi dalam latihan untuk
melatih orang-orang dalam suatu organisasi agar dapat melakukan suatu
pekerjaan tertentu. Untuk melakukan aktivitas latihan ini memerlukan
komunikasi.
b) Keterlibatan Anggota
Dalam organisasi sangat diperlukan keterlibatan anggota dalam unit masingmasing untuk menjaga kelancaran tugas organisasi. Sebab bila suatu unit kerja
organisasi macet akan mempengaruhi kepada keseluruhan tugas-tugas
organisasi.
c) Penentuan Iklim Organisasi
Iklim organisasi ditentukan oleh bermacam-macam faktor diantaranya tingkah
laku pimpinan, tingkah laku teman sekerja, dan tingkah laku dari organisasi.
Tetapi pada umumnya iklim organisasi ditentukan oleh tingkah laku
komunikasi dari pimpinan kepada kelompoknya. Misalnya pimpinan yang
tidak mau bicara dengan bawahannya dan tidak pula ambil pusing dengan apa
yang dilakukan mereka mungkin akan menjadikan bawahannya malas bekerja
dan tidak produktif.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
24
d) Supervisi dan Pengarahan
Tugas-tugas organisasi perlu diawasi, dikontrol, serta diarahkan sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan. Tugas ini dilakukan oleh beberapa orang
pimpinan organisasi terhadap orang-orang dibawah hierarki.
e) Kepuasan Kerja
Bila orang merasa tidak senang dengan situasi kerjanya biasanya mereka
mengatakan bahwa tidak puas dengan pekerjaannya.Ada dua hal yang
mungkin menyebabkan orang tidak puas dengan pekerjaannya ini. Hal yang
pertama, apabila orang tersebut tidak mendapatkan informasi yang
dibutuhkannya untuk melakukan pekerjaannya. Yang kedua, apabila
hubungan sesama teman kerja kurang baik, atau dengan kata lain kepuasan
kerja ini berhubungan dengan masalah komunikasi.
3.
Pendekatan Individual
Pendekatan individual berpusat pada tingkah laku komunikasi individual dalam
organisasi. Semua tugas-tugas yang telah diuraikan pada kedua pendekatan yang
terdahulu akhirnya diselesaikan oleh komunikasi individual satu sama lainnya.
Komunikasi individual ini ada beberapa bentuknya di antaranya, berbicara dalam
kelompok kerja, mengunjungi dan berinteraksi dalam rapat, menulis dan
mengonsep surat, memperdebatkan suatu usulan dan sebagainya.
a) Berbicara pada Kelompok Kerja
Kerja kelompok adalah pusat efektifnya kerja organisasi. Oleh karena itu,
seseorang harus mempunyai keterampilan berkomunikasi dengan orang lain
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
25
untuk mendapatkan dan memberikan informasi yang diperlukan dalam
melakukan tugas kelompok.
b) Menghadiri dan Berinteraksi dalam Rapat-rapat
Rapat adalah suatu cara kehidupan organisasi yang umum. Oleh karena itu,
seorang anggota organisasi harus terampil dalam interaksi rapat-rapat yang
mencakup keterampilan memberikan informasi bila diperlukan atau untuk
membujuk anggota lain untuk menerima usulan dan mengarahkan rapat bila
diperlukan.
c) Menulis
Organisasi banyak memerlukan materi cetak dan tertulis.Materi ini
diantaranya didistribusikan dalam organisasi untuk luar organisasi.
d) Berdebat untuk Suatu Usulan
Orang dalam organisasi harus membuat suatu usulan atau program baru
mengenai aktivitas yang akan dilakukan. Agar usulan ini berhasil atau dapat
diterima orang perlu keterampilan berkomunikasi untuk meyakinkan dan
membujuk orang lain untuk menerima usulan atau programnya.
2.1.8. Kelompok dalam Organisasi
Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Tiap hari manusia akan
terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian pula kelompok merupakan bagian dari
organisasi. Dalam organisasi akan banyak dijumpai kelompok-kelompok ini. Hampir
pada umumnya manusia yang menjadi anggota dari suatu organisasi besar atau kecil
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
26
adalah sangat kuat kecenderungannya untuk mencari keakraban dalam kelompokkelompok tertentu. Dimulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan,
kedekatan tempat kerja, seringnya berjumpa, dan barangkali adanya kesamaan
kesenangan bersama, maka timbullah kedekatan satu sama lain. Mulailah mereka
berkelompok dalam organisasi tertentu.16
Kelompok diterjemahkan dari kata group diartikan seara harfiah sebagai
kumpulan dua orang atau lebih yang mengadakan interaksi baik secara fisik atau juga
psikologi dengan konstan.Atau juga sebagai suatu kesatuan yang dibentuk untuk
mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Ada tiga elemen dalam sebuah
kelompok yaitu :
1.
Kegiatan
Kegiatan terdiri dari tindakan-tindakan anggota kelompok yang berhubungan
dengan tugas kelompok.
2.
Interaksi
Dalam melakukan tugas tersebut mereka terlibat dalam suatu interaksi yaitu
memperlihatkan saling ketergantungan dan saling menanggapi dalam bertingkah
laku.
16
Miftah Thoha. 2011. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:PT
RajaGrafindo Persada. Hal 79
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
27
Perasaan
3.
Interaksi akan melibatkan perasaan, yang terdiri dari perasaan negative dan
positif yang dirasakan anggota kelompok terhdap aanggota lain, seperti perasaan
suka dan tidak suka.
2.2.
Public Relations dalam Organisasi Nirlaba
Public relations menyangkut kepentingan setiap organisasi yang bersifat
komersial maupun yang non-komersial. Menurut Institute of Public Relations,
definisi Public Relations yaitu keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana
dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan
saling pengertian antara satu organisasi dengan segenap khalayaknya.17
Komunitas Pengusaha Kampus adalah salah satu komunitas bisnis yang
masuk dalam kategori organisasi nirlaba. Selama perjalanannya, sampai saat ini
komunitas PK belum memproduksi suatu barang yang dapat menghasilkan
pendapatan bagi komunitas, sehingga anggota cenderung mencari sendiri atau
membangun sendiri bisnis yang ingin dijalani dengan serius. Pada dasarnya
komunitas ini merupakan wadah yang dibuat untuk menyatukan minat dan kesukaan
yang sama bagi para anggota yang senang berwirausaha. Komunitas Pengusaha
Kampus berfokus pada usaha pemenuhan misi pendidikan dan kebaikan, sebagai
organisasi nirlaba (nonprofit), Pengusaha Kampus harus tetap memelihara tujuan
yang positif agar tetap eksis.
Sebagai asosiasi keanggotaan yang menghimpun para pengusaha yang berasal
dari berbagai kampus, maka perlu adanya sumber daya manusia yang mendukung
17
Frank Jefkins. Public Relations. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal9
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
28
keberhasilan
dalam
memperjuangkan
kebutuhan
komunitas.
Jantung
dari
keberhasilan asosiasi keanggotaan ini adalah hubungan dan hal ini menjadi fokus dari
kegiatan public relations. Salah satu yang menjadi tugas seorang praktisi public
relations dalam suatu komunitas adalah berupaya untuk mencari cara baru dan efektif
untuk membangun serta memelihara sense of community. Hal tersebut tidaklah
mudah, karena luasnya cakupan demografis keanggotaan dan tekanan waktu, jadwal,
teknologi, serta kedekatan. Terlebih keanggotaan komunitas Pengusaha Kampus
terdiri dari berbagai regional yang berada di pulau Jawa dan di luar pulau Jawa.
Sehingga untuk menyelesaikan hal tersebut, peran public relations adalah dengan
mengombinasikan penggunaan teknologi “lama” seperti newsletter, majalah, dan
brosur; dengan teknologi “baru” seperti email, situs web, chat room; serta komunikasi
tatap muka pada pertemuan regional dan nasional.
Tantangan bagi seorang praktisi public relations dalam suatu organisasi
nirlaba adalah memperoleh pengakuan dalam lingkungan yang ramai. Banyaknya
jumlah organisasi nirlaba menciptakan lingkungan persaingan yang sangat ketat. Pada
saat penulisan buku yang berjudul Public Relations dan Praktik, dikatakan bahwa
jumlah organisasi sosial tumbuh sebesar 74 persen antara tahun 1987 dan 1988
dengan jumlah keseluruhan adalah 1,6 juta organisasi.18
Organisasi nirlaba dari semua ukurannya ditantang untuk mendapatkan
dukungan dan pengakuan yang signifikan atas kerja mereka dalam pasar yang ramai
seperti itu. Hal tersebut tidaklah mudah apabila sense of community belum tumbuh
dalam diri masing-masing anggota komunitas. Sehingga seorang praktisi public
18
Dan Lattimore, at all. Public Relations: Profesi dan Praktik. Jakarta: Salemba Humanika. Hal 383
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
29
relations diharapkan dapat membawa pencapaian yang nyata kepada organisasi
nirlaba ini.
2.2.1. Hubungan Organisasi dan Komunitas
Menurut Jefkins, komunitas sekitar lokasi kegiatan organisasi – seperti pabrik,
bengkel atau kantor – diibaratkan sebagai tetangga. Bila diperlakukan baik maka akan
menjadi kawan, dan bila diperlakukan tidak baik maka akan menjadi lawan. Tetangga
yang baik tentu akan berperan dalam menunjang kebaikan.19
Organisasi apapun perlu menjalin hubungan baik dengan komunitas sehingga
terbentuk sikap positif komunitas pada organisasi. Sikap positif komunitas itu ada
pada gilirannya berpengaruh terhadap sikap karyawan terhadap organisasi tempatnya
bekerja. Beberapa contoh konkret membangun hubungan dengan komunitas itu,
misalnya: memberikan bantuan untuk keluarga-keluarga berpendapatan rendah dan
sedang; memberikan pelatihan keterampilan pada masyarakat sekitar; atau menunjang
kepentingan-kepentingan
budaya,
pendidikan,
kesehatan
dan
kesejahteraan
komunitas.
Dengan memosisikan organisasi sebagai mitra dalam pandangan komunitas
dan komunitas dipandang sebagai mitra oleh organisasi, dalam mencapai tujuannya
masing-masing melalui sumber daya yang dimiliki, semakin menegaskan betapa
banyak manfaat yang dipetik organisasi, seperti: nama baik, pencapaian tujuan
organisasi, dan moral kerja karyawan. Konsekuensi lain dari mengembangkan
kemitraan, membuat organisasi menjadi terlibat langsung dalam permasalahan sosial
yang akan diatasi bersama-sama dengan komunitas. Melalui keterlibatan dalam
komunitas itu berarti organisasi terlibat secara positif dan sukarela dengan
komunitas.20
19
20
Yosal Iriantara. 2013. Community Rekations. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal 25
Ibid. Hal 33
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
30
Community relations pada dasarnya adalah kegiatan public relations(PR).
Maka langkah-langkah dalam proses PR pun mewaranai langkah-langkah dalam
community relations. PR disini lebih dimaknai sebagai kegiatan organisasi dan bukan
proses komunikasi yang dilakukan organisasi dengan publiknya. Kalaupun ada
sedikit perbedaan dalam pelaksanaan kegiatan, lebih disebabkan karena sifat kegiatan
yang diselenggarakan dalam kegiatan community relations ini.
Mengingat community relations berhadapan langsung dengan persoalanpersoalan sosial yang nyata yang dihadapi komunitas sekitar. Melalui pendekatan
community relations itu, organisasi bersama-sama dengan komunitas sekitarnya
berusaha mengidentifikasi, mencari solusi dan melaksanakan rencana tindak atas
permasalahan yang dihadapi. Community relations bisa dipandang berdasarkan dua
pendekatan. Pertama, dalam konsep PR lama yang memosisikan organisasi sebagai
pemberi donasi, maka program community relations adalah bagian dari aksi dan
komunikasi dalam proses PR. Adapun pendekatan kedua, yang memosisikan
komunitas sebagai mitra, dan konsep komunitasnya sekedar kumpulan orang yang
berdiam di sekitar wilayah operasi organisasi. Di sini organisasi menampilkan sisi
dirinya sebagai satu lembaga sosial, yang bersama-sama dengan komunitas
memecahkan permasalahan yang dihadapi komunitas.
Berdasarkan pendekatan kedua itu, dengan menggunakan tahapan-tahapan
dalam proses PR yang bersifat siklis maka program dan kegiatan community relations
organisasi pun akan melalui tahapan-tahapan berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
31
1.
Pengumpulan fakta
Permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat kita cukup banyak. Mulai dari
masalah lingkungan, ekonomi, rendahnya sikap mental kewiraushaan atau
tingkat produktivitas individu yang rendah. Maka, kita bisa mengumpulkan fakta
tentang permasalahan sosial dari berbagai sumber, misalnya dari berita media
massa, data statistik, obrolan warga, atau keluhan langsung dari masyarakat.
2.
Perumusan Masalah
Memang tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan pendekatan community
relations. Namun, dalam merumuskan masalah itu bisa kita mulai dengan
memfokuskan pada komunitas organisasi. Bila komunitasnya dirumuskan secara
sederhana, berarti komunitas berdasarkan lokasi yakni komunitas sekitar wilayah
operasi organisasi. Namun, bila komunitasnya dipandang sebagai struktur
interaksi, maka komunitas tersebut lepas dari pertimbangan kewilayahan, tetapi
lebih pada pertimbangan kesamaan kepentingan.
3.
Perencanaan dan Pemrograman
Menurut pakar manajemen, bila kita membuat perencanaan yang baik kita sudah
menyelesaikan separuh pekerjaan kita. Ungkapan itu digunakan untuk
menunjukkan betapa pentingnya membuat rencana. Dalam membuat rencana kita
berarti mengandaikan sesuatu akan terjadi pada kemudian hari. Sesuatu yang
akan terjadi itu kemudian suatu hari adalah tujuan yang ingin dicapai. Dengan
kata lain, rencana merupakan sebuah prakiraan yang didasarkan pada fakta dan
informasi tentang sesuatu yang akan terwujud atau tejadi nanti.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
32
4.
Aksi dan Komunikasi
Aspek aksi dan komunikasi inilah yang menjadi watak yang membedakan antara
kegiatan community relations dalam konteks PR dan bukan PR. Watak PR-nya
disampaikan melalui kegiatan komunikasi. Seperti kita ketahui, PR pada
dasarnya merupakan proses komunikasi dua arah yang bertujuan untuk
membangun dan menjaga reputasi dan citra organisasi di mata publiknya. Karena
itu, dalam program community relations selalu ada aspek bagaimana menyusun
pesan yang ingin disampaikan kepada komunitas, serta melalui media apa dan
dengan cara bagaimana. Sedangkan aksi sebagai implementasi program sudah
direncanakan, pada dasarnya sama saja dengan implementasi program apapun.
5.
Evaluasi
Evaluasi merupakan keharusan pada setiap akhir program atau kegiatan untuk
mengetahui efektivitas dan efisiensi program. Berdasarkan hasil evaluasi
tersebut, bisa diketahui apakah program bisa dilanjutkan, dihentikan, atau
dilanjutkan dengan beberapa perbaikan dan penyempurnaan.
2.3.
Pola Baru Lalu Lintas Informasi
Kemunculan media baru seperti whatsapp telah memberikan ruang terhadap
pembentukan pola-pola baru dalam berkomunikasi.McQuail menjelaskan pola baru
dalam aliran informasi telah dikembangkan oleh dua ahli telekomunikasi Belanda,
yaitu J.L Bordewijk dan B. Van Kaam.Mereka mendeskripsikan empat dasar pola
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
33
lalu lintas informasi (information traffic) dan menunjukkan bagaimana pola-pola
tersebut saling berelasi Van Kaam pada (1986).21 Bordewijk dan Van Kaam
mengidentifikasi pola baru dalam lalu lintas informasi, yaitu alokasi (allocution),
percakapan (conversation), konsultasi (consultation), dan registrasi (registration).
a. Alokasi (Allocution)
Allocution (kata yang berasal dari kata Latin untuk pidato jenderal Roma
kepada pasukannya), informasi disebarkan dari pusat secara bersamaan kepada
banyak penerima periferi dengan kesempatan umpan balik yang terbatas.
Karakteristik lain adalah bahwa waktu dan tempat komunikasi ditentukan oleh
pengirim atau di „pusat‟. Walaupun konsep ini berguna untuk membandingkan
model-model alternatif, jurang antara komunikasi pribadi dan komunikasi massa yang
nonpersonal sangat lebar dan tidak dapat dijembatani oleh satu konsep tunggal. Kasus
„khalayak yang berkumpul‟ berbeda dengan „khalayak yang tersebar‟.Berikut
gambaran arus informasi dengan pola alokasi.
Gambar 2.1 Aliran informasi mengalir dari Centre (C) ke individu (i)
(Sumber : Bordewijk dan Kaam, 1986)
Pola alokasi juga memungkinkan adanya banyak penerima seperti gambar
berikut. Dalam komunikasi konvensional, pola alokasi biasanya terjadi saat khotbah
21
Denis McQuail. 2008. McQuail’s Mass Communication Theory. Sage Publication: London. Hal
159-160
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
34
atau pemberian materi oleh dosen saat perkuliahan. Karakteristik dari pola ini
menempatkan „C‟ sebagai pusat sekaligus pemilik informasi sehingga berpeluang
untuk menentukan bagian informasi yang akan didistribusikan kepada orang lain
maupun khalayak. Misalnya, ketika pembawa berita di televisi menyampaikan
informasi kepada khalayak otomatis informasi berasal dari satu sumber yang sama
tanpa ada timbal balik langsung.
Gambar 2.2 Pola umum alokasi
(Sumber Bordewijk dan Kaam, 1986)
b. Percakapan (conversation)
Penggunaan pola percakapan, individu (dalam sebuah jaringan komunikasi
potensial) berinteraksi secara langsung antara satu dan yang lain, melewati sebuah
pusat atau perantara dan memilih rekan mereka sendiri, juga waktu, tempat, dan topik
komunikasi. Pola ini berlaku pada beragam situasi di mana interaktivitas
dimungkinkan, termasuk pertukaran surat pribadi atau surat elektronik. Percakapan
yang dimediasi secara elektronis bagaimanapun biasanya membutuhkan sebuah pusat
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
35
atau penengah (misalnya telepon atau penyedia layanan), bahkan jika tidak ada
peranan aktif atau pemula dalam peristiwa komunikasi.
Karakteristik dari pola percakapan adalah fakta bahwa semua pihak setara
dalam pertukaran. Pada prinsipnya lebih daripada dua pihak dapat terlibat (misalnya
pertemuan kecil, konferensi telepon, atau kelompok diskusi yang diperantarai
komputer). Bagaimanapun pada titik tertentu, skala partisipasi yang meningkat
berujung pada penyatuan dengan situasi alokatif.
Gambar 2.3 Percakapan : aliran informasi antarindividu
(Sumber Bordewijk dan Kaam, 1986)
Gambar2.4 Percakapan melalui pusat ‘c’
(Sumber Bordewijk dan Kaam, 1986)
c. Konsultasi (consultation)
Konsultasi mengacu pada serangkaian situasi komunikasi inividu (pada
periferi) mencari informasi di pusat penyimpanan informasi – baik data,
perpustakaan, karya rujukan, cakram komputer, dan sebagainya.Kemungkinan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
36
semacam itu volumenya semakin meningkat dan jenisnya ssemakin beragam. Pada
prinsipnya, pola ini juga diterapkan pada penggunaan surat kabar tradisional yang
berbasis konsultasi dan topiknya ditentukan oleh penerima di periferi dan bukan
oleh pusat.
Gambar 2.5 Pola Konsultasi
(Sumber: Bordewijk dan Kaam, 1986)
Gambar2.6 Pola Umum Konsultasi
(Sumber: Borewijk dan Kaam, 1986)
d. Registrasi (registration)
Pola lalu lintas informasi (information traffic) yang disebut sebagai
„registrasi‟ (registration) sesungguhnya adalah pola konsultasi yang berkebalikan, di
mana pusat meminta dan menerima informasi dari partisipan di periferi. Hal ini
berlaku kapan pun pencatatan pusat disimpan oleh individu dalam sebuah sistem dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
37
pada semua sistem pertukaran panggilan telepon, dengan sistem alarm elektronik, dan
dengan registrasi otomatis penggunaan perangkat televisi dalam penelitian khalayak
„people-meter‟ atau dengan tujuan-tujuan membebankan biaya kepada konsumen.
Secara khas dalam pola ini, pusat memiliki kendali yang lebih atas individu di periferi
untuk mentukan konten terjadinya lalu lintas komunikasi.
McQuail mempertegas bahwa, empat pola ini melengkapi dan membatasi
(atau tumpang tindih) satu sama lain. Para pencipta model ini telah menunjukkan
bagaimana pola-pola ini dapat dihubungkan berkaitan dengan dua variabel utama:
dari kontrol informasi pusat versus individual; dan dari kontrol waktu dan pilihan
topik sentral versus individual (lihat gambar 2.7). Tipologi aliran informasi dapat
digambarkan dalam bagan berikut:
Gambar 2.7 Tipologi Arus Informasi
(Sumber: McQuail, 2008: 14)
Pola allocution di sini berlaku pada media „lama‟ komunikasi massa pada
umumnya, dan secara luas sama dengan model transmisi – khususnya penyiaran, di
mana persediaan konten yang terbatas disediakan untuk khalayak massa. Pola
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
38
konsultasi telah dapat tumbuh tidak hanya karena telepon dan media telematika baru,
tetapi karena penyebaran perlatan rekaman gambar dan suara semata-mata
peningkatan jumlah saluran sebagai hasil dari kabel dan satelit. Media baru juga
secara berbeda meningkatkan potensi „komunikasi percakapan‟ atau komunikasi
interaktif antara individu-individu yang terpisah jauh. Seperti yang telah diperhatikan,
„registrasi‟ menjadi lebih praktis sekaligus sering terjadi, meskipun hal ini bukan
pengganti bagi jenis lalu lintas komunikasi lain. Hal tersebut dapat dipandang sebagai
perpanjangan kekuatan pengawasan di era elektronik.
Anak panah yang tertera pada Gambar 2.7 mencerminkan penyebaran ulang
lalu lintas informasi dari pola allocury ke percakapan dan konsultatif. Secara umum,
hal itu mengimplikasikan pergeseran luas keseimbangan kekuatan komunikatif dari
pengirim ke penerima, meskipun hal ini dapat diimbangin dengan pertumbuhan
registrasi dan perkembangan lebih jauh jangkauan dan daya tarik media massa.
Media baru memberikan peluang adanya proses komunikasi baru sebagai
sebuah konvergensi informasi. Konvergensi informasi menunjukkan adanya
pertukaran informasi antara dua atau lebih partisipan dalam satu sistem hingga
membentuk mutual understanding. Konvergensi memahami komunikasi sebagai
sebuah proses pertukaran informasi yang akan terulang. Konvergensi mampu
menjelaskan pola lalu lintas informasi (information traffic) dalam media baru dimana
interaksi tidak hanya terjadi satu arah tetapi ada pertukaran informasi antara dua atau
lebih partisipan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
39
Teori konvergensi dikembangkan oleh Lawrence Kincaid pada 1979, sebagai
model umum dari komunikasi dalam mengatasi kritik dan kekurangan model yang
telah ada, khususnya model komunikasi matematik Shannon dan Weaver. Model
konvergensi mewakili komunikasi sebagai (a) proses daripada aksi tunggal; (b)
pertukaran informasi daripada transmisi satu arah; (c) percakapan dua arah atau lebih
partisipan; (d) sarana untuk memperjelas kebingungan antara informasi, pengetahuan,
pesan, simbol, dan makna; dan (e) sebuah proses koreksi umpan balik,
memungkinkan komunikator mengumpulkan pada satu tujuan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Download