BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Laporan Kcuangan Apabila seorang yang tidak paham mengenai ilmu akuntansi dan dia dihadapkan pada pilihan-pilihan saham dan dihadapannya tersedia laporan keuangan dari masing-masing perusahaan. melakukan perbandingan. MRka hal yang legis dilakukannya adalah Dengan membuat perbandingan tersebut sebenarnya dia telah melakukan analisis rasio laporan kcuangan. Namun analisis laporan keuangan tidak hanya terbatas pada analisis rasto keuangan. Beberapa penulis mendefinisikan analisis keuangan dalam bukunya antara lain Hoggett & Edwards (1996, pi 080), Brigham & Gapenski (1997, p43), Helfer! (1996, p67), Gasking (1997, pp 2-3) dan Woelfel (1995, pi). definisi dan penjelasan dari Dengan berdasarkan beberapa literatur ters.;but, jelaslah laporan keuangan digunakan sebagai suatu ?.!at untuk tujuan dan maksud tertentu seperti untuk bahwa analisis memperbandingkan dengan memperkirakan kinetja suatu perusahaan, untuk memperkirakan risiko yang mungkin dihadapi, untuk memperkirakan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang dan sebagainya. Dapat dikatakan secara ringkas bahwa analisis laporan keuangan digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan. Dan definisi-definisi yang terdapat pada literatur yang disebutkan di atas disebutkan bahwa untuk melakukan analisis terdapat berbagai macam cara antara lain 9 analisis honzontal, analisis vertikal, analisis komparatif dan sebagainya. dalam bukunya masing-masing mempunyai pengelompokkan analisis keuangan. cara yang berbeda Para ahli dalam Pengelompokkan tersebut dapat dibaca pada Haggett & Edwards (1996, p1081- 1105), Brigham dan Gapenski (1997, pp 43- 65), Helfer!(1997, p69), Gasking (1997, pp 6- 87), Woelfel (1995, pp 80- 160) dan Muljono (1995, pp 39-40, pp 75- 154). Demikian banyak rasio keuangan yang didefinisikan orang untuk memberikan gambaran bagaimana kondisi laporan keuangan suatu perusahaan. Ada yang meraar.dang Jari sudut iikuiditas, ada yang metmndang dari sudut profitabilitas, dari yang memandang dari segi investasi dan macam-macam Jagi pandangan. Namun untuk suatu industri tertentu tidaklah semua rasio relevan untuk diana!isis. Demikian halnya dengan industri perbankan yang akan met adi sasaran penelitian ini. Untuk itu pada bagian berikut akan dibahas mengenai dasar-dasar industri perbankan, sebelum melakukan pembahasan Jebih Janjut mengenai ana1isis tendesi perubahan rasio keuangan yang merupakan topik tesis ini. 2.2 Dasar-Dasar Pcrbankan Penulis yakin bahwa sebagian berhubungan dengan bank. besar orang di negara kita sudah pernah Hubungan itu bisa dalam bentuk hubungan sebagai nasabah untuk tabungan, deposito, atau sebagai peminjam dana dari bank, atau pengguna jasa perbankan untuk pengiriman uang. Pad a dasamya bank adalah sesuatu yang melekat dalam kehidupan manusia modern. bank itu. Namun apa sebenarnya fungsi dari 10. Compton (1991, pp I - 15) menuliskan bahwa bank memiliki fungsi-fungsi berikut ini: • • • Simpanan dana Pembayaran Kredit Bank memberikan jasa untuk menyimpan dana nasabahnya dengan imbalan bunga. Bentuk simpanan itu sendiri bisa dalam bentuk tabungan, deposito, atau pun rekeuing giro. Dalam fungsinya sebagai penyimpan dana bagi nasaba!:nya, bank memberikan jasa pelayanan sehingga nasabah merasa aman, tenang dan r,yaman dal:l!n mengelob dananya. Sedangkan dalan1 fungsinya sebagai pembayar bank dapat diperintah mengirimkan dana terselmt kepFda orang lain secara elektronik (EFTS Electronic Fund Transfer Systems), atau membayarkan uang pada orang yang hendak menguangkan ceknya. Dalam fungsinya sebagai tempat untuk meminjam uang. pembeti kredit bank merupakan Fungsi-fungsi tersebut merupakan fungsi dasar dari sektor perbankan. Namun kreatifitas para bankir telah menelurkan berbagai macam jasa pelayanan di bidang keuangan melalui institusi bank. Muljono (1995, p13) dalam bukunya menyebutkan: Pada dasarnya bank sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa yang menyangkut bidang keuangan yang dalam kegiatan pokoknya mempunyai tiga fungsi yaitu: • Menerima penyimpanan dana dari masyarakat dalam berbagai bentuk • Menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang memerlukan baik da!am rangka mengembangkan usahanya maupun untuk kepentingan pribadi. • Melaksanakan berbagai jasa yang diperlukan masyarakat dalam kcgiatan perdagangan luar negeri/dalam negeri, serta berbagai jenis jasa lainnya di bidang keuangan antara lain inkaso, transfer, II. travelers check, credit card, safety box facilities, jual beli surat berharga dan lain-lain. Jadi memang pada dasarnya bank memiliki fungsi sebagai penyimpan dana, penyalur dana dan pembayar bagi nasabahnya. Bank sebagai suatu perusahaan jasa dalam bidang keuangan memiliki sifatsifat kl1usus, hal ini tercermin dalam pengaturan Japoran keuangannya. Di Indonesia laporan keuangan bank harus Perbankan Indone3ia) atau disusun berdasarkan PAPI (Pedoman Akuntansi sebelumnya dikenal sebagai SKAPI (Standar Khusus Akuntansi Perbankan Indonesia) yang disusun oleh BI (Bank Indonesia) dan !AI (lkatan Akuntan Indonesia). Laporan keuangan itu terdiri dari: (PSAK No. 31, p3!.4) o o o o o Neraca Laporan komitmen dan kontinjensi Laporan laba rugi Laporan arus kas Catatan atas laporan keuangan Pengurus pusat !AI (Ikatan Akuntan Indonesia) pada tanggal 7 September 1994 telah mensahkan perubahan Pernyataan Prinsip Akuntansi Indonesia No. 7 tentang Standar Klmsus Akuntansi Perbankan Indonesia (SKAPI) menjadi PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Indonesia) No. 31 tentang Akuntansi Perbankan. (lkatan Akuntansi Indonesia, 1994). Pada PSAK No. 31 laporan keuangan yang harus dibuat bank sama seperti yang telah diuraikan di atas (lima jenis laporan). Pada PSAK No. 31 diuraikan akun-akun kllusus yang terdapat pada neraca (Bab IV dan Bab V dari PSAK No. 31) antara lain sebagai berikut: Akuntansi Akti va o Kas o Giro pada Bank Indonesia 12. • • • • • • Giro pada bank lain Penempatan pada bank lain Surat-surat berharga Kredit yang diberikan Penyertaan Aktiva lain-lain Akuntansi Kewajiban dan Ekuitas • Giro • Kewajiban segera lainnya • Tabungan • Deposito berjangka • Sertifikat deposito • Pinjaman yang Jiterim& • Kewajiban lain-lain • Finjaraan :;ubordinasi • Modal pinjaman • Ekuita Pada bagian lainnya dari PSAK No. 31 diuraikan pula laporan komitmen dan kontinjensi pada Bab 6. Sedangkan untuk laporan arus kas mengacu kepada PSAK No.2 dan laporan lainnya mengacu pada pengaturan PSAK yang umum. Compton (1991, pp 197 - 215) dalam bukunya membuat uraian mengenai akun-akun yang biasa dimiliki oleh suatu bank (di Amerika). Pengaturan akun-akun yang harus tercantum dalam laporan keuangan suatu bank di Indonesia yang diumumkan untuk mass media telah dibakukan oleh Bank Indonesia berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 23/19/BPPP tertanggal 2 Februari 1991 (Muljono, 1995, pp 19 - 21). Format tersebut kemudian disempurnakan dengan Surat Edaran BI No. 27/5/UPPB tertanggal 25 Januari 1995 dan Surat Edaran Bl No. 28/5/UPPB tertanggal 7 September 1995 merigenai laporan keuangan publikasi. Demikian sekilas mengenai pengaturan laporan keuangan suatu bank di ln4onesia pada khususnya. Untuk uraian yang mendalam salah satu referensi yang lengkap dibu Lapoliwa dan Daniel (1993) y ng menjelaskan dengan panjang Iebar mengen berbagai aspek yang berkaitan dengan akuntansi perbankan. 2.3 Rasio-Rasio Keuangan l'enting Dalam Dunia l'erbanlmn Uraian mengenai analisis keuangan dan dasar-dasar akuntansi perbankan pa sub bab sebelumnya, pada sub bab ini dibahas secara lebih rinci mengenai ra l:euangan penting dalam dunia perbankan. Seperti telah diuraikan dalam sub bab 1 tidak semua rasio akan diteliti mengingat terbatasnya waktu penelitian. Seperti tel diuraikan pada sub bab tersebut, hanya 3 rasio penting yang akan dibahas pa kesempatan ini yaitu LDR, CAR, dan ROE. Pada bagian selanjutnya akan diuraik secara lebih lengkap mengenai ketiga rasio tersebut. 2.3.1 Retum Ou Equity (ROE) Suatu badan usaha didirikan dengan tujuan untuk mendapatkan untun Demikian juga halnya bank, bank bemsaha mendapat untung dengan menjual ja mereka dalam bidang keuangan. Mengingat keuntungan adalah sesuatu yang sang penting, maka perlu diketahui bagaimana tingkat profitabilitas suatu usaha. Tingk profitabilitas ini dapat diukur dengan macam-macam rasio, salah satu di antaran dengan menghitung ROE (Return On Equity). Woelfel dalam bukunya (1995, pll2) mengnlas masalah ROE sebagai berikn Rasio ini menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil pengembalian investasi pemegang saham dalam perusahaan. Rasia ini menekankan pada hasil 14 pendapatan sehubungan dengan jumlah yang diinvestasikan. Leverage keuangan dapat diperkirakan dengan mengurangkan basil pengembalian aktiva dari basil pengembalian modal pemegang saham. Bila basil pengembalian basil pengembalian modal pemegang saham Jebih besar, selisih tersebut akan menghasilkan leverage keuangan yang positif. Bila tidak terdapat hutang, kedua rasio tersebut akan sama besamya. Sedangkan Helfert mencatat (1996, p88) bahwa: Pengembalian atas ekuitas saham biasa (ROE) adalah suatu statistik yang dipublikasi secara Juas. Peringkat perusahaan dan sektor industri disusun oleh majalah bisnis terkemuka dan agen penilai. Rasio ini dapat diamati secara teliti oleh analis bursa saham, dan pada gilirannya oleh manajemen dan dewan komisaris. Akan tetapi ketepatan nilai yang tercatat dalam neraca dan perhitungan laba merupakan suatu pe;m: saiahal! daiam rasio ini, dan penyesuaian mungkin diperlukan jika analis menyadari adanya inkonsistensi yang besa;·. Brigham dan Gapenski (1997, pp 56 - 59) mencatat hubungan ROE dengan rasiorasio lainnya dan juga kaitan ROE dengan harga saham sebagai berikut: At this point, you may be thinking, "There are too many ratios. I understood each one as I read about if, but I'm conji1sed about how to remember and use them." Years ago, Donaldson Brown, DuPont's chief financial officer, faced the same problem, and to solve it, he developed the famous DuPont equation. Brown recognize that a company's stock price depends on many things, included its rate of return on equity. It is obvious that the higher a firm's ROE, other things held constant, the higher its stock price. More over, management can influence (though not completely control) its ROE, hence its stock price. Brown began by looking at the ROEs of Du Pont's competitors, of Du Pont as a whole, and of its different business units. He wanted Du Pont's ROE to exceed that of its competitors, and he knew that the corporate ROE depended on the ROEs of its business units. Brown aiso noted that ROE depends on three factors; (1) the profit margin on sales, (2) the total assets lllrnover ratio, and (3) the use of debt. He combined these factors to form the DuPont equation: 15. ROE= (Profit margin) (Total sale turnoverXEquity Multiplier) Totalassets = Net income x Sales x ----------Sales Totalassets Common equity [bagian selanjutnya tidak dikutip} The Du Pont equation provides a good starting point for analyzing a firm's financial condition because its highlights three important factors: (1) expense control, (2) asset utilization, and (3) debt utilization. Thus, analyst often use it to get a "quick and dirty" feel for a firm's financial condition, after which they can focus on those aspects of the firm's operations that appear to be sub par. Sedangkan catatan Leo dan I-loggett (1996, p 1087) mengenai ROE dikutip di bawah 1111: The return on total assets does not measure the return earned by management on the fimds comributed by the ordinmy shareholders. The return to the ordinary shareholders may be greater or less than the return on total assets because the entity's use of gearing or leverage. Gearing is the use of borrowed fimds or other fixed-return securities, such as preference shares, to earn return greater than the interest or dividends paid to the creditors or preference shareholders. Thus, if an entity is able to earn more on the borrowed fimds than the fixed amount that must be paid to the creditors or preference shareholders, the return to the ordinary shareholders will be greater than the return on total assets. If the amount earned is less than the fixed interest and pr ference dividend, the return to the ordinary shareholders will be less than the return on total assets. The return may be calculated as: Retumon ordinary shareholder's equity Opealing pro and extaordinary items after income taxPreference dividends Average ordinary shareholder's equity The preference dividend is subtracted fi'om operating profit and extraordinmy items after tax to yield the portion of profit allocated to the ordinmy shareholders. Operating profit after extraordinary items is used because the final pCiformance of the entity is of relevance to shareholders. Sedangkan Muljono (I 995, p 133) mencatat bahwa rasio ini sangat penting bagi pemilik bank/pemegang saham kemampuan income. manajemen dalam Bagi bank karena dapat digunakan untuk mengelola perusahaan untuk manajemen bank yang mampu mengukur mendapatkan net menaikkan ROE-nya biasanya memberikan petunjuk tentang kemampuan manajemen bank dalam meningkatkan net income-nya Kenaikan ROE akan diikuti oleh kenaikan harga saham bank tersebut di pasar. Demikian uraian dari rasio-rasio yang diteliti telah selesai dikupas dengan melihat berbagai penaapat masing. dari para ahli yang menul.iskan pendapatnya masing- Seperti y ng telah diuraikan p2.da sub bab 1.4 pemilihan rasio-rasio tersebut berdasarkan pentingnya rasio-rasio tersebut dan kemampuan rasio tersebut mewakili kelompok rasionya untuk menunjukkan tingkat kemampuan bank-bank yang akan diteliti. 2.3.2 Loan to Deposit Ratio (LDR) Muljono dalam bukunya (1995, p!Ol) mendefinisikan Loan to Deposit Ratio sebagai berikut: Loan to Depos1.t Rat·1 0 = -= K=re,.,.d_it,:..Y.,.,a.,..:ng,_d:-:i_b..,.er...,ik-=a_n--:-:-: Dana Pihak Ill+ Modal Sendiri Seperti yang Ielah disebutkan rasio ini mirip dengan banking ratio yang ditetapkan Bl dalam menilai kesehatan suatu berikut: (Muljono, 1995, pp 74- 75) 5. Penilaian likuiditas bank, yang didefinisikan sebagai