put v - PT MNC Investama, Tbk

advertisement
INFORMASI PENAWARAN UMUM TERBATAS V (“PUT V”)
KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PERSEROAN
DALAM RANGKA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (“HMETD”)
PERNYATAAN PENDAFTARAN PENAWARAN UMUM TEBATAS V INI TELAH DISAMPAIKAN KEPADA OTORITAS JASA KEUANGAN (“OJK”) NAMUN BELUM MEMPEROLEH PERYATAAN
EFEKTIF DARI OJK. INFORMASI DALAM DOKUMEN INI MASIH DAPAT DILENGKAPI DAN/ATAU DIUBAH. EFEK INI TIDAK DAPAT DIJUAL SEBELUM PERNYATAAN EFEKTIF PENDAFTARAN
YANG DIPEROLEH DARI OJK.
PROSPEKTUS INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. APABILA TERDAPAT KERAGUAN PADA TINDAKAN YANG AKAN DIAMBIL, SEBAIKNYA BERKONSULTASI DENGAN
PIHAK YANG KOMPETEN.
OTORITAS JASA KEUANGAN (“OJK”) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN
ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.
PT MNC INVESTAMA TBK (“PERSEROAN”) BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA KETERANGAN, DATA ATAU LAPORAN DAN KEJUJURAN PENDAPAT YANG
TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.
PT MNC INVESTAMA Tbk
Kegiatan Usaha:
Bergerak dalam bidang investasi strategis
Berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia
Kantor Pusat:
MNC Financial Center Lantai 21
Jl. Kebon Sirih Raya No. 21-27
Jakarta Pusat 10340
Tel. (+ 62 21) 2970-9700 - Fax. (+ 62 21) 3983 6886
Website: www.mncgroup.com
Email: [email protected]
PENAWARAN UMUM TERBATAS V PT MNC INVESTAMA TBK TAHUN 2016 (”PUT V”)
KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PERSEROAN DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (“HMETD”)
Sebanyak-banyaknya 8.558.463.453 (delapan miliar lima ratus lima puluh delapan juta empat ratus enam puluh tiga ribu empat ratus lima puluh tiga) saham biasa atas nama atau
sebesar 16,67% (enam belas koma enam puluh tujuh persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah PUT V dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap
saham yang ditawarkan dengan harga Rp185 (seratus delapan puluh lima Rupiah) setiap saham sehingga seluruhnya bernilai sebanyak-banyaknya Rp1.583.315.738.805 (satu triliun
lima ratus delapan puluh tiga miliar tiga ratus lima belas juta tujuh ratus tiga puluh delapan ribu delapan ratus lima Rupiah). Saham-saham yang ditawarkan ini seluruhnya merupakan
saham baru yang berasal dari portepel dan pencatatan atas saham-saham yang ditawarkan ini seluruhnya dilakukan pada Bursa Efek Indonesia. Setiap pemegang 5 (lima) saham yang
namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (“DPS”) Perseroan pada tanggal 13 Juli 2016 pukul 16.15 WIB berhak atas 1 (satu) HMETD, dimana setiap 1 (satu) HMETD
memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 (satu) saham baru yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pelaksanaan HMETD. Dalam hal pemegang
saham memiliki HMETD dalam bentuk pecahan, sesuai dengan Peraturan OJK No.32/POJK.04/2015 pasal 33 Tentang HMETD, maka atas pecahan HMETD tersebut wajib dijual oleh
Perseroan dan hasil penjualannya dimasukan ke dalam rekening Perseroan. HMETD ini diperdagangkan di BEI dan dilaksanakan selama 10 (sepuluh) hari kerja mulai tanggal 15 Juli
sampai dengan tanggal 28 Juli 2016. HMETD yang tidak dilaksanakan hingga tanggal akhir periode tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi. Saham yang akan diterbitkan dalam PUT V ini
memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham Perseroan yang telah disetor penuh lainnya yaitu, hak-hak yang berkaitan dengan saham, antara lain hak suara
dalam Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”), hak atas pembagian dividen, hak atas saham bonus, dan hak atas HMETD.
Tidak terdapat pembeli siaga dalam PUT V Perseroan. Apabila saham-saham yang ditawarkan dalam PUT V tersebut tidak seluruhnya diambil bagian oleh pemegang HMETD, maka
sisanya akan dialokasikan kepada Para Pemegang Saham lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya sebagaimana tercantum dalam Sertifikat HMETD secara proposional
berdasarkan hak yang telah dilaksanakan. Jika masih terdapat sisa saham yang ditawarkan, maka sisa saham tersebut tidak akan dikeluarkan Perseroan dari portepel dan dikembalikan
ke dalam portepel Perseroan.
HMETD DAPAT DIPERDAGANGKAN BAIK DI DALAM MAUPUN DI LUAR BURSA EFEK INDONESIA MULAI TANGGAL 15 JULI 2016 SAMPAI DENGAN TANGGAL 28 JULI 2016.
PENCATATAN ATAS SAHAM YANG DITAWARKAN INI SELURUHNYA DILAKUKAN PADA PT BURSA EFEK INDONESIA PADA TANGGAL 28 JULI 2016. TANGGAL TERAKHIR
PELAKSANAAN HMETD ADALAH TANGGAL 28 JULI 2016 DIMANA HAK YANG TIDAK DILAKSANAKAN PADA TANGGAL TERSEBUT TIDAK BERLAKU LAGI.
DALAM HAL PEMEGANG SAHAM MEMILIKI HMETD DALAM BENTUK PECAHAN, MAKA HAK ATAS PECAHAN SAHAM TERSEBUT AKAN DIJUAL OLEH PERSEROAN SERTA HASIL
PENJUALANNYA AKAN DIMASUKKAN KE DALAM REKENING PERSEROAN.
PUT V INI MENJADI EFEKTIF SETELAH PERNYATAAN PENDAFTARAN YANG DISAMPAIKAN OLEH PERSEROAN KEPADA OJK DALAM RANGKA PUT V TELAH MENJADI EFEKTIF.
DALAM HAL PERNYATAAN EFEKTIF TIDAK DIPEROLEH, MAKA SEGALA KEGIATAN DAN/ATAU TINDAKAN LAIN BERUPA APAPUN JUGA YANG TELAH DILAKSANAKAN DAN/ATAU
DIRENCANAKAN OLEH PERSEROAN DALAM RANGKA PENERBITAN HMETD SESUAI DENGAN JADWAL TERSEBUT DI ATAS MAUPUN DALAM PROSPEKTUS INI ATAU DOKUMEN
LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENCANA PUT V DIANGGAP TIDAK PERNAH ADA.
RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN ADALAH RISIKO INVESTASI YAITU SANGAT DIPENGARUHI OLEH FAKTOR INTERNAL SEPERTI KEMAMPUAN MANAJEMEN
DALAM BIDANG PENGELOLAAN INVESTASI, MANAJEMEN RISIKO DAN KEBIJAKAN STRATEGI SERTA FAKTOR EKSTERNAL SEPERTI KEPERCAYAAN PARA INVESTOR UNTUK
MELAKUKAN INVESTASI, SEHINGGA DIPERLUKAN PERHITUNGAN YANG MATANG DALAM MEMUTUSKAN UNTUK MELAKUKAN INVESTASI. DAN/ATAU PIHAK LAIN DALAM
MEMENUHI KEWAJIBAN KEPADA PERSEROAN. RISIKO LAINNYA DAPAT DIBACA PADA KETERANGAN TENTANG RISIKO USAHA DALAM PROSPEKTUS.
PENTING UNTUK DIPERHATIKAN
PEMEGANG SAHAM YANG TIDAK MELAKSANAKAN HAKNYA AKAN MENGALAMI PENURUNAN PERSENTASE KEPEMILIKAN (DILUSI) DALAM JUMLAH MAKSIMUM SEBESAR
16,67% (ENAM BELAS KOMA ENAM PULUH TUJUH PERSEN) SETELAH HMETD DILAKSANAKAN.
PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM HASIL PENAWARAN UMUM INI, TETAPI SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK
YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF DI PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIAN (”KSEI”).
RISIKO YANG DIHADAPI INVESTOR ADALAH TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM TERBATAS V INI YANG ANTARA LAIN DISEBABKAN OLEH
TERBATASNYA JUMLAH PEMEGANG SAHAM PERSEROAN.
Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 10 Mei 2016
JADWAL SEMENTARA
Rencana Perseroan untuk melakukan Penambahan Modal Dengan HMETD akan dilaksanakan segera setelah
pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif oleh Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”). Merujuk pada ketentuan
Pasal 8 ayat (3) POJK No. 32, jangka waktu antara tanggal persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa (”RUPSLB”) sampai dengan efektifnya pernyataan pendaftaran tidak lebih dari 12 bulan.
Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
Tanggal Efektif
Tanggal Cum HMETD pada perdagangan di
- Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi
- Pasar Tunai
Tanggal Ex HMETD pada perdagangan di
- Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi
- Pasar Tunai
Tanggal Akhir Pencatatan dalam Daftar Pemegang
Saham (DPS) yang berhak atas HMETD
Tanggal Distribusi Sertifikat Bukti HMETD
Tanggal Pencatatan Saham di Bursa Efek Indonesia (”BEI”)
Periode Perdagangan Sertifikat Bukti HMETD di BEI
Periode Pendaftaran, Pemesanan dan Pembayaran Pemesanan Saham (Periode
Pelaksanaan)
Tanggal Akhir Pembayaran Pemesanan Saham Tambahan
Periode Distribusi Saham Hasil Pelaksanaan HMETD
Tanggal Penjatahan Saham
Tanggal Distribusi Saham Hasil Penjatahan
Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan Pembelian Saham Tambahan
:
:
4 Mei 2016
24 Juni 2016
:
:
1 Juli 2016
13 Juli 2016
:
:
11 Juli 2016
14 Juli 2016
:
13 Juli 2016
:
:
:
14 Juli 2016
15 Juli 2016
15 -28 Juli 2016
:
15 -28 Juli 2016
:
:
:
:
:
1 Agustus 2016
19 Juli – 1 Agustus 2016
2 Agustus 2016
4 Agustus 2016
4 Agustus 2016
PENAWARAN UMUM TERBATAS V
Sebanyak-banyaknya 8.558.463.453 (delapan miliar lima ratus lima puluh delapan juta empat ratus enam
puluh tiga ribu empat ratus lima puluh tiga) saham biasa atas nama atau sebesar 16,67% (enam belas koma
enam puluh tujuh persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah PUT V dengan nilai
nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham yang ditawarkan dengan harga Rp185 (seratus delapan puluh
lima Rupiah) setiap saham sehingga seluruhnya bernilai sebanyak-banyaknya Rp1.583.315.738.805 (satu triliun
lima ratus delapan puluh tiga miliar tiga ratus lima belas juta tujuh ratus tiga puluh delapan ribu delapan ratus
lima Rupiah). Saham-saham yang ditawarkan ini seluruhnya merupakan saham baru yang berasal dari portepel
dan pencatatan atas saham-saham yang ditawarkan ini seluruhnya dilakukan pada Bursa Efek Indonesia. Setiap
pemegang 5 (lima) saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (“DPS”) Perseroan pada
tanggal 13 Juli 2016 pukul 16.15 WIB berhak atas 1 (satu) HMETD, dimana setiap 1 (satu) HMETD memberikan
hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 (satu) saham baru yang harus dibayar penuh pada saat
mengajukan pemesanan pelaksanaan HMETD. Dalam hal pemegang saham memiliki HMETD dalam bentuk
pecahan, sesuai dengan Peraturan OJK No.32/POJK.04/2015 pasal 33 Tentang HMETD, maka atas pecahan
HMETD tersebut wajib dijual oleh Perseroan dan hasil penjualannya dimasukan ke dalam rekening Perseroan.
HMETD ini diperdagangkan di BEI dan dilaksanakan selama 10 (sepuluh) hari kerja mulai tanggal 15 Juli sampai
dengan tanggal 28 Juli 2016. HMETD yang tidak dilaksanakan hingga tanggal akhir periode tersebut dinyatakan
tidak berlaku lagi. Saham yang akan diterbitkan dalam PUT V ini memiliki hak yang sama dan sederajat dalam
segala hal dengan saham Perseroan yang telah disetor penuh lainnya yaitu, hak-hak yang berkaitan dengan
saham, antara lain hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”), hak atas pembagian dividen, hak
atas saham bonus, dan hak atas HMETD.
Tidak terdapat pembeli siaga dalam PUT V Perseroan. Apabila saham-saham yang ditawarkan dalam PUT V
tersebut tidak seluruhnya diambil bagian oleh pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada Para
Pemegang Saham lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya sebagaimana tercantum dalam
Sertifikat HMETD secara proposional berdasarkan hak yang telah dilaksanakan. Jika masih terdapat sisa saham
2
yang ditawarkan, maka sisa saham tersebut tidak akan dikeluarkan Perseroan dari portepel dan dikembalikan
ke dalam portepel Perseroan.
Berdasarkan laporan kepemilikan efek yang mencapai 5% atau lebih dari saham yang ditempatkan dan disetor
penuh Perseroan periode 31 Maret 2016 yang dikeluarkan oleh PT BSR Indonesia selaku Biro Administrasi Efek
Perseroan, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Permodalan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
HT Investment Development Ltd
UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd
Hary Tanoesoedibjo
PT Bhakti Panjiwira
Masyarakat (Dibawah 5%)
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Saham dalam Portepel
Nilai Nominal Rp100 per saham
Jumlah Saham
Nilai Nominal (Rp)
115.000.000.000
11.500.000.000.000
9.088.835.716
8.402.553.000
5.744.482.900
5.113.807.112
10.552.427.879
38.902.106.607
76.097.893.393
908.883.571.600
840.255.300.000
574.448.290.000
511.380.711.200
1.055.242.787.900
3.890.210.660.700
7.609.789.339.300
%
23,4
21,6
14,8
13,1
27,1
100,0
Tabel di bawah ini menunjukkan komposisi dan struktur permodalan Perseroan sebelum dan setelah
dilaksanakannya Penambahan Modal Tanpa HMETD dengan asumsi seluruh Penambahan Modal Tanpa
HMETD dilaksanakan seluruhnya, yaitu sebanyak 3.890.210.660 saham dengan nilai nominal Rp100 per
saham. Data komposisi dan struktur permodalan sebelum penambahan Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Perseroan pada tabel di bawah ini berdasarkan Daftar Pemegang Saham Perseroan per tanggal 31 Maret 2016
yang dikeluarkan oleh PT BSR Indonesia, selaku Biro Administrasi Efek Perseroan.
Permodalan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
HT Investment Development Ltd
UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd
Hary Tanoesoedibjo
PT Bhakti Panjiwira
Masyarakat (Dibawah 5%)
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Saham dalam Portepel
Sebelum Penambahan Modal Non HMETD dan
Sebelum Penambahan Modal HMETD
Jumlah Saham
Nilai Nominal
%
(Rp100 per saham)
115.000.000.000
11.500.000.000.000
9.088.835.716
8.402.553.000
5.744.482.900
5.113.807.112
10.552.427.879
38.902.106.607
76.097.893.393
908.883.571.600
840.255.300.000
574.448.290.000
511.380.711.200
1.055.242.787.900
3.890.210.660.700
7.609.789.339.300
23,4
21,6
14,8
13,1
27,1
100,0
Setelah Penambahan Modal Non HMETD dan
Sebelum Penambahan Modal HMETD
Jumlah Saham
Nilai Nominal
%
(Rp100 per saham)
115.000.000.000
11.500.000.000.000
9.088.835.716
8.402.553.000
5.744.482.900
5.113.807.112
14.442.638.539
42.792.317.267
72.207.682.733
908.883.571.600
840.255.300.000
574.448.290.000
511.380.711.200
1.444.263.853.900
4.279.231.726.700
7.220.768.273.300
21,2
19,6
13,4
12,0
33,8
100,0
Dengan asumsi seluruh Penambahan Modal Dengan HMETD dilaksanakan seluruhnya, sebanyak-banyaknya
8.558.463.453 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham maka struktur permodalan dan susunan
pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah dilaksanakannya PUT V secara proforma, adalah sebagai
berikut:
Permodalan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
HT Investment Development Ltd
UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd
Hary Tanoesoedibjo
PT Bhakti Panjiwira
Masyarakat (Dibawah 5%)
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Saham dalam Portepel
Setelah Penambahan Modal Non HMETD dan
Sebelum Penambahan Modal HMETD
Jumlah Saham
Nilai Nominal
%
(Rp100 per saham)
115.000.000.000
11.500.000.000.000
9.088.835.716
8.402.553.000
5.744.482.900
5.113.807.112
14.442.638.539
42.792.317.267
72.207.682.733
908.883.571.600
840.255.300.000
574.448.290.000
511.380.711.200
1.444.263.853.900
4.279.231.726.700
7.220.768.273.300
21,2
19,6
13,4
12,0
33,8
100,0
Setelah Penambahan Modal Non HMETD dan
Setelah Penambahan Modal HMETD
Jumlah Saham
Nilai Nominal
%
(Rp100 per saham)
115.000.000.000
11.500.000.000.000
10.906.602.859
10.083.063.600
6.893.379.480
6.136.568.534
17.331.166.247
51.350.780.720
63.649.219.280
1.090.660.285.900
1.008.306.360.000
689.337.948.000
613.656.853.400
1.733.116.624.700
5.135.078.072.000
6.364.921.928.000
Pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya akan mengalami penurunan persentase kepemilikan
(dilusi) dalam jumlah maksimum sebesar 16,67% (enam belas koma enam puluh tujuh persen) setelah HMETD
dilaksanakan.
3
21,2
19,6
13,4
12,0
33,8
100,0
Efek yang ditawarkan dalam PUT V ini diterbitkan berdasarkan HMETD yang dapat diperdagangkan selama
masa perdagangan yang ditentukan dan merupakan salah satu persyaratan pembelian efek. Saham baru hasil
pelaksanaan HMETD yang ditawarkan dalam PUT V ini dapat diperdagangkan selama masa perdagangan.
RENCANA PENGGUNAAN DANA
Apabila saham yang ditawarkan dalam PUT V Perseroan ini diambil seluruhnya oleh pemegang HMETD, maka
dana yang diperoleh setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan akan digunakan untuk modal kerja
dan penyertaan pada Entitas Anak.
Perseroan akan melaporkan realisasi penggunaan dana hasil PUT V ini secara berkala kepada OJK dan juga
akan mempertanggungjawabkan realisasi penggunaan dana hasil PUT V ini secara periodik sesuai dengan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.30/POJK.04/2015 Tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil
Penawaran Umum.
Apabila di kemudian hari Perseroan bermaksud untuk mengubah rencana penggunaan dana hasil dari PUT IV,
maka Perseroan terlebih dahulu akan melaporkan rencana tersebut kepada OJK dengan mengemukakan
alasan beserta pertimbangannya dan perubahan rencana penggunaan dana tersebut harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari para pemegang saham Perseroan melalui RUPS.
PERNYATAAN UTANG
Pada tanggal 31 Desember 2015, Perseroan dan Entitas Anak mempunyai liabilitas sebesar Rp30.443.615 juta.
Jumlah ini telah sesuai dengan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang
berakhir pada 31 Desember 2015, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny
(anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu Limited) dengan pendapat wajar tanpa modifikasian untuk semua hal
yang material dengan penekanan suatu hal sehubungan dengan kasus legal PT Cipta Televisi Pendidikan
Indonesia (Entitas Anak MNCN) dan penerapan PSAK 24 (Revisi 2013), Imbalan Kerja pada tahun 2014 yang
dilakukan secara retrospektif. Rincian jumlah liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 diperlihatkan
pada tabel di bawah ini:
(dalam jutaan Rupiah)
Jumlah
Keterangan
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Simpanan dan simpanan dari bank lain
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Utang usaha
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Utang pajak
Biaya masih harus dibayar
Utang bank
Utang kepada lembaga kliring dan penjaminan
Utang nasabah Pihak ketiga
Utang reasuransi
Pendapatan diterima dimuka
Utang lain-lain
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Liabilitas jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun
Sewa pembiayaan
Pinjaman jangka panjang
Obligasi
Liabilitas lancar lainnya
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
407.156
9.219.719
85.592
1.747.067
271.644
429.316
272.056
195.519
977.842
78.648
172.794
7.116
788.474
18.826
4.320.904
58.947
69.628
19.121.248
4
Keterangan
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas pajak tangguhan – bersih
Simpanan dan simpanan dari bank lain - bagian jangka panjang
Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
Sewa pembiayaan
Pinjaman jangka panjang
Utang obligasi
Liabilitas imbalan pasca kerja
Liabilitas kepada pemegang polis
Liabilitas jangka panjang lainnya
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
Jumlah Liabilitas
(dalam jutaan Rupiah)
Jumlah
27.305
151.151
50.453
4.528.844
5.868.605
287.852
395.072
13.085
11.322.367
30.443.615
PERSEROAN TELAH MEMENUHI SEMUA RASIO KEUANGAN YANG DIPERSYARATKAN DALAM PERJANJIAN
UTANG PERSEROAN.
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Perseroan dan Entitas Anak yang bersumber
dari Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak. Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan
dan Entitas Anak untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 yang telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu Limited) dengan
pendapat wajar tanpa modifikasian untuk semua hal yang material dengan penekanan suatu hal sehubungan
dengan kasus legal PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (Entitas Anak MNCN) dan penerapan PSAK 24 (revisi
2013), Imbalan Kerja pada tahun 2014 yang dilakukan secara retrospektif.
Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan per 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik dan ditandatangani oleh Partner sebagai berikut:
Tahun
Kantor Akuntan Publik
Partner
2015
Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny
Bing Harianto, SE
2014
Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny
Bing Harianto, SE
2013
Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny
Muhammad Irfan
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
2015
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
Aset keuangan lainnya - lancar
Dana kelolaan
Reksadana
Efek saham diperdagangkan
Efek utang
Rekening bank dan deposito berjangka
yang dibatasi penggunaannya
Lainnya
Piutang usaha
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Cadangan kerugian penurunan nilai
Piutang nasabah dan margin
Piutang dan deposito wajib dari lembaga kliring dan penjaminan
Bagian lancar piutang pembiayaan
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Cadangan kerugian penurunan nilai
Bagian lancar piutang murabahah
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Cadangan kerugian penurunan nilai
5
31 Desember
2014*
2013*
4.141.203
3.660.815
1.947.803
1.944.544
757.275
66.412
737.579
2.078.362
1.164.127
75.133
533.190
596.373
872.729
86.039
9.226
545.790
129.769
526.874
54.429
629.061
9.081
131.393
3.522.559
(115.233)
1.188.893
130.567
149.997
3.412.467
(91.582)
533.578
132.940
178.940
3.128.171
(98.007)
420.152
81.733
22.295
873.877
(5.237)
15.591
425.535
(5.245)
10.328
241.010
(2.593)
112
276.037
(2.636)
302
257.118
(2.813)
91
123.513
(638)
Keterangan
31 Desember
2014*
2015
Bagian lancar kredit yang diberikan
Pihak ketiga
Cadangan kerugian penurunan nilai
Aset reasuransi
Piutang premi dan reasuransi
Piutang lain-lain
Pihak berelasi
Pihak ketiga – bersih
Persediaan
Uang muka dan biaya dibayar dimuka
Pajak dibayar dimuka
Aset lancar lainnya
Jumlah Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR
Piutang lain – lain
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Aset pajak tangguhan - bersih
Investasi pada entitas asosiasi
Piutang pembiayaan
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Cadangan kerugian penurunan nilai
Piutang murabahah
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Cadangan kerugian penurunan nilai
Kredit yang diberikan
Pihak ketiga
Cadangan kerugian penurunan nilai
Aset keuangan lainnya - tidak lancar
Obligasi wajib tukar
Obligasi tukar
Obligasi konversi
Obligasi pemerintah
Penyertaan saham
Lainnya
Uang muka investasi
Aset al - ijarah – bersih
Aset tetap
Biaya perolehan
Akumulasi penyusutan
Goodwill
Aset tidak berwujud - bersih
Aset tidak lancar lain-lain
Jumlah Aset Tidak Lancar
JUMLAH ASET
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Simpanan dan simpanan dari bank lain
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Utang usaha
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Utang pajak
Biaya masih harus dibayar
Utang bank
Utang kepada lembaga kliring dan penjaminan
Utang nasabah pihak ketiga
Utang reasuransi
Pendapatan diterima dimuka
Utang lain-lain
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Liabilitas jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun
Sewa pembiayaan
6
2013*
2.168.431
(2.741)
93.127
237.481
783.191
(9.277)
132.847
190.706
63.717
119.963
29.805
882.616
1.932.262
1.340.114
177.680
92.864
21.296.838
786
681.373
2.091.685
904.842
118.968
136.897
17.952.836
943
1.091.462
1.829.529
669.996
90.033
12.098.655
30.659
2.545
1.156.625
4.767.254
31.188
7.200
635.157
4.577.499
54.338
406.816
3.665.461
19.378
858.937
(8.585)
23.332
785.442
(8.626)
13.363
696.482
(5.722)
341.498
(5.448)
93
285.051
(3.105)
538
237.798
(1.730)
4.864.747
(35.221)
5.403.412
(119.124)
-
2.913.806
636.318
531.680
476.251
158.856
17.372
321.479
121.294
2.526.397
636.318
1.010.744
430.298
17.828
299.542
177.857
2.312.396
636.318
711.900
1.610
14.472
244.374
141.824
14.466.573
(5.140.989)
3.890.917
1.087.540
407.150
31.880.636
53.177.474
13.226.068
(5.666.143)
3.747.232
1.118.355
433.708
29.575.723
47.528.559
11.374.637
(5.310.306)
3.469.891
660.444
321.431
19.646.335
31.744.990
407.156
9.219.719
237.246
6.639.568
-
85.592
1.747.067
271.644
429.316
272.056
195.519
977.842
78.648
172.794
46.055
1.382.347
329.495
430.967
229.142
165.189
384.823
60.312
162.605
20.724
1.633.669
355.929
356.772
167.753
97.371
304.128
31.490
114.938
7.116
788.474
8.556
397.506
29.064
885.386
18.826
5.635
12.036
Keterangan
Pinjaman jangka panjang
Obligasi
Liabilitas lancar lainnya
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas pajak tangguhan - bersih
Simpanan dan simpanan dari bank lain - bagian jangka panjang
Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
Sewa pembiayaan
Pinjaman jangka panjang
Utang obligasi
Liabilitas imbalan pasca kerja
Liabilitas kepada pemegang polis
Liabilitas jangka panjang lainnya
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
Jumlah Liabilitas
EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham
Modal dasar - 115.000 juta saham
Modal ditempatkan dan disetor 38.902.106.607 saham tahun 2015,
38.739.193.407 saham tahun 2014 dan
35.900.092.807 saham tahun 2013
Tambahan modal disetor
Modal lain-lain - opsi saham karyawan
Selisih transaksi perubahan ekuitas entitas anak
Selisih transaksi perubahan ekuitas entitas asosiasi
Selisih transaksi ekuitas dengan pihak nonpengendali
Penghasilan komprehensif lain
Saldo laba
Ditentukan penggunaannya
Tidak ditentukan penggunaannya
Jumlah
Dikurangi biaya perolehan saham diperoleh kembali 436.816.600 saham tahun 2015,
512.023.100 saham tahun 2014 dan
652.638.000 saham tahun 2013
Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali
Jumlah Ekuitas
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
2015
4.320.904
58.947
69.628
19.121.248
31 Desember
2014*
185.141
157.601
10.822.188
2013*
489.875
21.474
4.520.609
27.305
151.151
28.106
411.595
16.120
-
50.453
4.528.844
5.868.605
287.852
395.072
13.085
11.322.367
30.443.615
12.879
7.478.671
5.479.728
284.654
377.296
88.184
14.161.113
24.983.301
6.134
4.013.500
5.471.258
210.710
275.666
394.169
10.387.557
14.908.166
3.890.210
3.314.384
28.320
1.759.771
697.586
50.481
328.156
3.873.919
3.244.652
24.361
1.646.087
623.198
68.103
196.402
3.590.009
2.419.450
28.354
718.886
168.422
221.552
4.000
377.284
10.450.192
3.000
1.358.358
11.038.080
2.000
1.281.700
8.430.373
(110.392)
(111.412)
(184.991)
10.339.800
12.394.059
22.733.859
53.177.474
10.926.668
11.618.590
22.545.258
47.528.559
8.245.382
8.591.442
16.836.824
31.744.990
*Disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK 24 (revisi 2013) “Imbalan Kerja”
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
2015
31 Desember
2014*
2013
PENDAPATAN BERSIH
Media
Lembaga keuangan
Lainnya
Jumlah pendapatan bersih
10.398.498
1.230.118
581.952
12.210.568
10.243.526
996.162
1.193.712
12.433.400
9.499.902
748.024
1.283.749
11.531.675
BEBAN LANGSUNG
LABA KOTOR
(7.438.020)
4.772.548
(7.229.971)
5.203.429
(6.292.821)
5.238.854
Beban umum dan administrasi
Beban keuangan
Bagian laba bersih entitas asosiasi
Kerugian kurs mata uang asing – bersih
Penghasilan bunga
Keuntungan dan kerugian lain-lain – bersih
(2.603.110)
(1.127.868)
68.105
(1.406.874)
62.689
(210.674)
(2.244.331)
(872.704)
138.346
(340.567)
124.577
(217.158)
(2.170.484)
(878.664)
42.372
(1.549.475)
93.524
(69.730)
7
Keterangan
2015
31 Desember
2014*
2013
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK
(445.184)
1.791.592
706.397
BEBAN PAJAK – BERSIH
(143.208)
(622.197)
(311.410)
LABA (RUGI) BERSIH TAHUN BERJALAN
(588.392)
1.169.395
394.987
35.886
5.005
-
22.080
66.985
124.951
16.664
(67.104)
(45.435)
(823)
337.071
336.248
JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
(463.441)
1.123.960
731.235
LABA (RUGI) BERSIH TAHUN BERJALAN YANG
DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali
LABA (RUGI) BERSIH TAHUN BERJALAN
(863.821)
275.429
(588.392)
193.123
976.272
1.169.395
(343.699)
738.686
394.987
JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF YANG
DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali
JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF
(732.067)
268.626
(463.441)
167.973
955.987
1.123.960
(136.957)
868.192
731.235
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN – BERSIH SETELAH PAJAK
Pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi:
Pengukuran kembali atas program imbalan pasti
Pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi:
Revaluasi investasi efek tersedia untuk dijual
Selisih kurs penjabaran laporan keuangan
Jumlah penghasilan komprehensif lain tahun berjalan – bersih setelah pajak
*Disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK 24 (revisi 2013) “Imbalan Kerja”
RASIO KEUANGAN PENTING
2015
Keterangan
Rasio Pertumbuhan
Pendapatan Usaha
-1,8%
Laba Usaha
-26,7%
Laba Bersih
-150,3%
Jumlah Aset
11,9%
Jumlah Kewajiban
21,9%
Jumlah Ekuitas
0,8%
Rasio Keuangan
Aset Lancar/Kewajiban Lancar
111,4%
Jumlah Kewajiban/Ekuitas
133,9%
Jumlah Kewajiban/Jumlah Aset
57,2%
Rasio Usaha
Laba Usaha/Pendapatan Usaha
17,8%
Laba Bersih/Pendapatan Usaha
-4,8%
Laba Bersih/Jumlah Aset
-1,1%
Laba Bersih/Jumlah Ekuitas
-2,6%
*Disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK 24 (revisi 2013) “Imbalan Kerja”
2014*
2013
7,8%
-3,6%
196,1%
49,7%
67,6%
33,9%
17,8%
12,0%
-80,0%
16,5%
68,9%
-8,6%
165,9%
110,8%
52,6%
267,6%
88,5%
47,0%
23,8%
9,4%
2,5%
5,2%
26,6%
3,4%
1,2%
2,3%
ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN
Analisa dan pembahasan kondisi keuangan serta hasil operasi Perseroan dalam bab ini harus dibaca bersamasama dengan “Ikhtisar Data Keuangan Penting” yang bersumber dari Laporan Keuangan Konsolidasian
Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013
yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (anggota dari Deloitte Touche
Tohmatsu Limited) dengan pendapat wajar tanpa modifikasian untuk semua hal yang material dengan
penekanan suatu hal sehubungan dengan kasus legal PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (Entitas Anak
MNCN) dan penerapan PSAK 24 (revisi 2013), Imbalan Kerja pada tahun 2014 yang dilakukan secara
retrospektif.
8
1.
Analisa Keuangan
Pembahasan berikut mengacu pada Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak beserta
catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013
telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu
Limited).
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
PENDAPATAN BERSIH
Media
Lembaga keuangan
Lainnya
Jumlah pendapatan bersih
31 Desember
2014*
2015
2013
10.398.498
1.230.118
581.952
12.210.568
1,5%
23,5%
-51,2%
-1,8%
10.243.526
996.162
1.193.712
12.433.400
7,8%
33,2%
-7,0%
7,8%
9.499.902
748.024
1.283.749
11.531.675
BEBAN LANGSUNG
7.438.020
2,9%
7.229.971
14,9%
6.292.821
LABA KOTOR
4.772.548
-8,3%
5.203.429
-0,7%
5.238.854
(2.603.110)
(1.127.868)
68.105
(1.406.874)
62.689
(210.674)
16,0%
29,2%
-50,8%
313,1%
-49,7%
-3,0%
(2.244.331)
(872.704)
138.346
(340.567)
124.577
(217.158)
3,4%
-0,7%
226,5%
-78,0%
33,2%
211,4%
(2.170.484)
(878.664)
42.372
(1.549.475)
93.524
(69.730)
(445.184)
-124,8%
1.791.592
153,6%
706.397
143.208
-77,0%
622.197
99,8%
311.410
(588.392)
-150,3%
1.169.395
196,1%
394.987
35.886
22.080
66.985
124.951
617,0%
32,5%
-199,8%
-375,0%
5.005
16.664
(67.104)
(45.435)
-2124,8%
-119,9%
-113,5%
(823)
337.071
336.248
JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN
BERJALAN
(463.441)
-141,2%
1.123.960
53,7%
731.235
LABA (RUGI) BERSIH TAHUN BERJALAN YANG
DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali
LABA (RUGI) BERSIH TAHUN BERJALAN
(863.821)
275.429
(588.392)
-547,3%
-71,8%
-150,3%
193.123
976.272
1.169.395
-156,2%
32,2%
196,1%
(343.699)
738.686
394.987
JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF YANG
DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali
JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF
(732.067)
268.626
(463.441)
-535,8%
-71,9%
-141,2%
167.973
955.987
1.123.960
-222,6%
10,1%
53,7%
(136.957)
868.192
731.235
Beban umum dan administrasi
Beban keuangan
Bagian laba bersih entitas asosiasi
Kerugian kurs mata uang asing - bersih
Penghasilan bunga
Keuntungan dan kerugian lain-lain - bersih
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK
BEBAN PAJAK - BERSIH
LABA (RUGI) BERSIH TAHUN BERJALAN
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
Pengukuran kembali atas program imbalan pasti
Revaluasi investasi efek tersedia untuk dijual
Selisih kurs penjabaran laporan keuangan
Jumlah pendapatan komprehensif lain
*)Disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK 24 (revisi 2013) “Imbalan Kerja”
Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
Pendapatan Bersih
Pendapatan bersih konsolidasian pada tahun 2015 adalah sebesar Rp12.210.568 juta, turun sebesar Rp222.832
juta atau 1,8% dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar Rp12.433.400 juta. Penurunan pendapatan di tahun
2015 terutama berasal dari penurunan pendapatan pembiayaan efek dan asuransi sebesar Rp581.831 juta dan
penurunan pendapatan dari sektor pertambangan sebesar Rp329.074 juta.
9
Beban Langsung
Jumlah beban langsung konsolidasian Perseroan pada tahun 2015 sebesar Rp7.438.020 juta, meningkat
sebesar Rp208.049 Juta atau 2,9% dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp7.229.971 juta. Peningkatan ini
terutama disebabkan oleh Peningkatan beban lembaga keuangan bank dan beban media berbisnis online
masing-masing sebesar Rp268.141 juta dan 165.291 juta.
Laba Kotor
Laba kotor konsolidasian pada tahun 2015 sebesar Rp4.772.548 juta, turun sebesar Rp430.881 juta atau 8,3%
dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar Rp5.203.429 juta. Penurunan ini terutama disebabkan oleh
penurunan pendapatan dari pembiayaan efek, asuransi dan pendapatan di sektor pertambangan disertai
dengan peningkatan beban lembaga keuangan bank dan beban media berbisnis online.
Beban Umum dan Administrasi
Beban umum dan administrasi konsolidasian pada tahun 2015 adalah sebesar Rp2.603.110 juta, meningkat
sebesar Rp358.779 juta atau 16,0% dari tahun 2014 sebesar Rp2.244.331 juta. Kenaikan itu terutama
disebabkan oleh meningkatnya beban iklan dan promosi, beban sewa, beban gaji dan kesejahteraan , dan
beban kantor masing-masing sebesar Rp143.149 juta, Rp108.307 juta, Rp70.085 juta dan Rp51.117 juta.
Beban Pajak
Jumlah beban pajak konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp143.208 juta,
turun sebesar Rp478.989 juta atau 77,0% dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar Rp622.197 juta.
Laba (Rugi) Bersih
Laba (Rugi) bersih pada tahun 2015 tercatat rugi sebesar Rp588.392 juta, mengalami penurunan sebesar
Rp1.757.787 juta atau 150,3% dibandingkan dengan pada tahun sebelumnya yang mencatat laba bersih
sebesar Rp1.169.395 juta. Penurunan laba bersih ini terutama antara lain karena adanya kenaikan kerugian
selisih kurs mata uang asing, kenaikan beban umum dan administrasi serta penurunan laba kotor.
Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
Pendapatan Bersih
Tahun 2014 merupakan tahun pertumbuhan bagi Perseroan. Lewat pemilihan strategi yang tepat, yaitu
pengintegrasian Entitas Anak Perseroan dalam melakukan promosi dan penjualan, yang telah mengantarkan
Perseroan dalam pencapaian pendapatan yang lebih tinggi.
Pendapatan bersih konsolidasian pada tahun 2014 sebesar Rp12.433.400 juta, meningkat sebesar Rp901.725
juta, atau 7,8% dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp11.531.675 juta. Peningkatan ini terutama berasal dari
peningkatan pendapatan pada media berbasis online dan media berbasis pelanggan serta pembiayaan, efek
dan asuransi, yaitu masing-masing meningkat 115,3%, 8,6% dan 24,5%.
Beban Langsung
Jumlah beban langsung konsolidasian pada tahun 2014 sebesar Rp7.229.971 juta, meningkat sebesar
Rp937.150 juta atau 14,9% dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp6.292.821 juta. Peningkatan terutama berasal
dari Entitas Anak di bidang media yang disebabkan oleh kenaikan beban media berbasis pelanggan dan media
berbasis online masing masing 20,9% dan 170,1%.
Laba Kotor
Laba kotor konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp5.203.429 juta, turun sebesar Rp35.425
juta atau 0,7% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp5.238.854 juta. Penurunan terutama disebabkan
oleh meningkatnya beban langsung media 13,4%.
Beban Umum dan Administrasi
10
Beban umum dan administrasi konsolidasian pada tahun 2014 adalah sebesar Rp2.244.331 juta, meningkat
sebesar Rp73.847 juta atau 3,4% dari tahun 2013 sebesar Rp2.170.484 juta. Kenaikan itu terutama disebabkan
oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan 16,4%.
Beban Pajak
Jumlah beban pajak konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp622.197 juta,
meningkat sebesar Rp310.787 juta atau 99,8% jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp311.410 juta.
Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan laba sebelum pajak 153,6% yang umumnya
dikarenakan penurunan kerugian kurs mata uang asing.
Laba Bersih
Laba bersih konsolidasian dapat pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp1.169.395 juta, mengalami kenaikan yang
sangat signifikan yaitu sebesar Rp774.408 juta atau 196,1% dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya
sebesar Rp394.987 juta. Peningkatan laba bersih terutama disebabkan oleh penurunan kerugian kurs mata
uang asing 78%, peningkatan pendapatan bersih 7,8% dan peningkatan pendapatan atas bagian laba bersih
Entitas Asosiasi 226,5%.
Pertumbuhan Aset
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
Aset keuangan lainnya - lancar
Dana kelolaan
Reksadana
Efek saham diperdagangkan
Efek utang
Rekening bank dan deposito
berjangka yang dibatasi
penggunaannya
Lainnya
Piutang usaha
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Cadangan kerugian penurunan nilai
Piutang nasabah dan margin
Piutang dan deposito wajib dari
lembaga kliring dan penjaminan
Bagian lancar piutang pembiayaan
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Cadangan kerugian penurunan nilai
Bagian lancar piutang murabahah
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Cadangan kerugian penurunan nilai
Bagian lancar kredit yang diberikan
Pihak ketiga
Cadangan kerugian penurunan nilai
Aset reasuransi
Piutang premi dan reasuransi
Piutang lain-lain
Pihak berelasi
Pihak ketiga - bersih
Persediaan
Uang muka dan biaya dibayar dimuka
Pajak dibayar dimuka
Aset lancar lainnya
Jumlah Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR
Piutang lain - lain
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Aset pajak tangguhan - bersih
31 Desember
2014*
2015
2013*
4.141.203
13,1%
3.660.815
87,9%
1.947.803
1.944.544
757.275
66.412
737.579
-6,4%
-34,9%
-11,6%
38,3%
2.078.362
1.164.127
75.133
533.190
248,5%
33,4%
-12,7%
5679,2%
596.373
872.729
86.039
9.226
545.790
129.769
3,6%
138,4%
526.874
54.429
-16,2%
499,4%
629.061
9.081
131.393
3.522.559
(115.233)
1.188.893
-12,4%
3,2%
25,8%
122,8%
149.997
3.412.467
(91.582)
533.578
-16,2%
9,1%
-6,6%
27,0%
178.940
3.128.171
(98.007)
420.152
130.567
-1,8%
132.940
62,7%
81.733
22.295
873.877
(5.237)
43,0%
105,4%
-0,2%
15.591
425.535
(5.245)
51,0%
76,6%
102,3%
10.328
241.010
(2.593)
112
276.037
(2.636)
-62,9%
7,4%
-6,3%
302
257.118
(2.813)
231,9%
108,2%
340,9%
91
123.513
(638)
2.168.431
(2.741)
93.127
237.481
176,9%
-70,5%
-29,9%
24,5%
783.191
(9.277)
132.847
190.706
108,5%
59,0%
63.717
119.963
29.805
882.616
1.932.262
1.340.114
177.680
92.864
21.296.838
3692,0%
29,5%
-7,6%
48,1%
49,4%
-32,2%
18,6%
786
681.373
2.091.685
904.842
118.968
136.897
17.952.836
-16,6%
-37,6%
14,3%
35,1%
32,1%
48,4%
943
1.091.462
1.829.529
669.996
90.033
12.098.655
30.659
2.545
1.156.625
-1,7%
-64,7%
82,1%
31.188
7.200
635.157
-42,6%
56,1%
54.338
406.816
11
Keterangan
Investasi pada entitas asosiasi
Piutang pembiayaan
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Cadangan kerugian penurunan nilai
Piutang murabahah
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Cadangan kerugian penurunan nilai
Kredit yang diberikan
Pihak ketiga
Cadangan kerugian penurunan nilai
Aset keuangan lainnya - tidak lancar
Obligasi wajib tukar
Obligasi tukar
Obligasi konversi
Obligasi pemerintah
Penyertaan saham
Lainnya
Uang muka investasi
Aset al - ijarah - bersih
Aset tetap
Biaya perolehan
Akumulasi penyusutan
Goodwill
Aset tidak berwujud - bersih
Aset tidak lancar lain-lain
Jumlah Aset Tidak Lancar
JUMLAH ASET
4,1%
31 Desember
2014*
4.577.499
24,9%
2013*
3.665.461
19.378
858.937
(8.585)
-16,9%
9,4%
-0,5%
23.332
785.442
(8.626)
74,6%
12,8%
50,8%
13.363
696.482
(5.722)
341.498
(5.448)
-100,0%
19,8%
75,5%
93
285.051
(3.105)
-82,7%
19,9%
79,5%
538
237.798
(1.730)
4.864.747
(35.221)
-10,0%
-70,4%
5.403.412
(119.124)
-
-
2.913.806
636.318
531.680
476.251
158.856
17.372
321.479
121.294
15,3%
0,0%
-47,4%
2.526.397
636.318
1.010.744
9,3%
0,0%
42,0%
2.312.396
636.318
711.900
-63,1%
-2,6%
7,3%
-31,8%
430.298
17.828
299.542
177.857
26626,6%
23,2%
22,6%
25,4%
1.610
14.472
244.374
141.824
14.466.573
(5.140.989)
3.890.917
1.087.540
407.150
31.880.636
53.177.474
9,4%
-9,3%
3,8%
-2,8%
-6,1%
7,8%
11,9%
13.226.068
(5.666.143)
3.747.232
1.118.355
433.708
29.575.723
47.528.559
16,3%
6,7%
8,0%
69,3%
34,9%
50,5%
49,7%
11.374.637
(5.310.306)
3.469.891
660.444
321.431
19.646.335
31.744.990
2015
4.767.254
*)Disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK 24 (revisi 2013) “Imbalan Kerja”
Perbandingan untuk tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
Aset
Total aset konsolidasian pada akhir 2015 tercatat sebesar Rp53.177.474 juta, naik sebesar Rp5.648.915 juta
atau 11,9% dibandingkan dengan total aset pada tahun 2014 yang tercatat sebesar Rp47.528.559 juta.
Kenaikan jumlah aset konsolidasian di tahun 2015 terutama disebabkan oleh kenaikan piutang nasabah dan
margin, peningkatan piutang pembiayaan, peningkatan kredit yang diberikan dan peningkatan aset tetap
bersih.
Aset Lancar
Total aset lancar konsolidasian pada tahun 2015 adalah sebesar Rp21.296.838 juta, mengalami kenaikan
sebesar Rp3.344.002 juta atau sekitar 18,6% dibandingkan dengan total aset lancar konsolidasian pada tahun
2014 yang sebesar Rp17.952.836 juta. Kenaikan terutama karena peningkatan bagian lancar kredit yang
diberikan, peningkatan piutang nasabah dan marjin, peningkatan bagian lancar piutang pembiayaan serta
peningkatan kas dan setara kas Perseroan.
Aset Tidak Lancar
Total aset tidak lancar konsolidasian pada tahun 2015 sebesar Rp31.880.636 juta, mengalami kenaikan sebesar
Rp2.304.913 juta atau meningkat sebesar 7,8% dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar konsolidasian
pada tahun 2014 sebesar Rp29.575.723 juta. Peningkatan ini terutama karena peningkatan aset tetap bersih.
Perbandingan untuk tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
Aset
Total aset konsolidasian pada akhir 2014 tercatat sebesar Rp47.528.559 juta, naik sebesar Rp15.783.569 juta
atau 49,7% dibandingkan dengan total aset pada tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp31.744.990 juta.
Kenaikan jumlah aset di tahun 2014 terutama disebabkan kenaikan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga,
kenaikan aset tetap, kenaikan investasi pada Entitas Asosiasi dan peningkatan aset keuangan dana kelolaan.
12
Aset Lancar
Total aset lancar konsolidasian pada tahun 2014 adalah sebesar Rp17.952.836 juta, mengalami kenaikan
sebesar Rp5.854.181 juta atau sekitar 48,4% dibandingkan dengan total aset lancar konsolidasian pada tahun
2013 yang sebesar Rp12.098.655 juta. Kenaikan ini terutama karena peningkatan aset keuangan dana kelolaan
dan reksadana, kenaikan kas dan setara kas dan kenaikan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga.
Aset Tidak Lancar
Total aset tidak lancar konsolidasian pada tahun 2014 sebesar Rp29.575.723 juta, mengalami kenaikan sebesar
Rp9.929.388 juta atau meningkat sebesar 50,5% dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar konsolidasian
pada tahun 2013 sebesar Rp19.646.335 juta. Kenaikan tersebut terutama karena adanya penambahan aset
tetap, kenaikan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dan kenaikan investasi pada Entitas Asosiasi.
Pertumbuhan Liabilitas
(dalam jutaan Rupiah)
31 Desember
2014*
Keterangan
2015
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Simpanan dan simpanan dari bank lain
Pihak berelasi
407.156
71,6%
237.246
Pihak ketiga
9.219.719
38,9%
6.639.568
Utang usaha
Pihak berelasi
85.592
85,8%
46.055
Pihak ketiga
1.747.067
26,4%
1.382.347
Utang pajak
271.644
-17,6%
329.495
Biaya masih harus dibayar
429.316
-0,4%
430.967
Utang bank
272.056
18,7%
229.142
Utang kepada lembaga kliring dan
penjaminan
195.519
18,4%
165.189
Utang nasabah
Pihak ketiga
977.842
154,1%
384.823
Utang reasuransi
78.648
30,4%
60.312
Pendapatan diterima dimuka
172.794
6,3%
162.605
Utang lain-lain
Pihak berelasi
7.116
-16,8%
8.556
Pihak ketiga
788.474
98,4%
397.506
Liabilitas jangka panjang jatuh tempo
dalam satu tahun
Sewa pembiayaan
18.826
234,1%
5.635
Pinjaman jangka panjang
4.320.904 2233,8%
185.141
Obligasi
58.947
Liabilitas lancar lainnya
69.628
-55,8%
157.601
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
19.121.248
76,7% 10.822.188
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas pajak tangguhan - bersih
27.305
-2,8%
28.106
Simpanan dan simpanan dari bank lain bagian jangka panjang
151.151
-63,3%
411.595
Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
Sewa pembiayaan
50.453
291,7%
12.879
Pinjaman jangka panjang
4.528.844
-39,4%
7.478.671
Utang obligasi
5.868.605
7,1%
5.479.728
Liabilitas imbalan pasca kerja
287.852
1,1%
284.654
Liabilitas kepada pemegang polis
395.072
4,7%
377.296
Liabilitas jangka panjang lainnya
13.085
-85,2%
88.184
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
11.322.367
-20,0% 14.161.113
Jumlah Liabilitas
30.443.615
21,9% 24.983.301
*)Disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK 24 (revisi 2013) “Imbalan Kerja”
13
2013*
-
-
122,2%
-15,4%
-7,4%
20,8%
36,6%
20.724
1.633.669
355.929
356.772
167.753
69,6%
97.371
26,5%
91,5%
41,5%
304.128
31.490
114.938
-70,6%
-55,1%
29.064
885.386
-53,2%
-62,2%
633,9%
139,4%
12.036
489.875
21.474
4.520.609
74,4%
16.120
-
-
110,0%
86,3%
0,2%
35,1%
36,9%
-77,6%
36,3%
67,6%
6.134
4.013.500
5.471.258
210.710
275.666
394.169
10.387.557
14.908.166
Perbandingan untuk tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
Liabilitas
Jumlah liabilitas konsolidasian pada tahun 2015 tercatat sebesar Rp30.443.615 juta, mengalami peningkatan
sebesar Rp5.460.314 juta atau 21,9% dibandingkan dengan liabilitas konsolidasian pada tahun 2014 yang
tercatat sebesar Rp24.983.301 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan simpanan
dan simpanan pada bank lain, peningkatan utang nasabah pihak ketiga dan peningkatan pinjaman jangka
panjang.
Liabilitas Jangka Pendek
Pada tahun 2015, jumlah liabilitas jangka pendek konsolidasian tercatat Rp19.121.248 juta, mengalami
peningkatan sebesar Rp8.299.060 juta atau 76,7% dibandingkan pada tahun 2014 sebesar Rp10.822.188 juta.
Peningkatan terutama disebabkan karena adanya peningkatan simpanan dan simpanan dari bank lain,
peningkatan pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun dan peningkatan utang nasabah
pihak ketiga.
Liabilitas Jangka Panjang
Total liabilitas jangka panjang konsolidasian pada tahun 2015 adalah sebesar Rp11.322.367 juta, mengalami
penurunan sebesar Rp2.838.746 juta atau 20,0% dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp14.161.113 juta.
Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh adanya penurunan pinjaman jangka panjang.
Perbandingan untuk tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
Liabilitas
Jumlah liabilitas konsolidasian pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp24.983.301 juta, mengalami kenaikan
sebesar Rp10.075.035 juta atau 67,6% dibandingkan dengan liabilitas konsolidasian pada tahun 2013 yang
tercatat sebesar Rp14.908.166 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan peningkatan simpanan dan
simpanan dari bank lain kepada pihak ketiga dan peningkatan pinjaman jangka panjang.
Liabilitas Jangka Pendek
Pada tahun 2014, jumlah liabilitas jangka pendek konsolidasian tercatat Rp10.822.188 juta,
mengalami kenaikan sebesar Rp6.301.579 juta atau naik 139,4% dibandingkan tahun 2013 sebesar
Rp4.520.609 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan peningkatan simpanan dan simpanan dari
bank lain.
Liabilitas Jangka Panjang
Total liabilitas jangka panjang konsolidasian pada tahun 2014 adalah sebesar Rp14.161.113 juta, mengalami
peningkatan sebesar Rp3.773.556 juta atau 36,3% dibanding tahun 2013 sebesar Rp10.387.557 juta.
Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh adanya peningkatan pinjaman jangka panjang.
EKUITAS
Perbandingan untuk tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
Total ekuitas konsolidasian pada tahun 2015 sebesar Rp22.733.859 juta, mengalami kenaikan sebesar
Rp188.601 juta atau sekitar 0,8% dibandingkan dengan ekuitas pada tahun 2014 yang tercatat sebesar
Rp22.545.258 juta. Kenaikan tersebut terutama dari tambahan modal disetor dan penghasilan komprehensif
lain.
Perbandingan untuk tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
Total ekuitas konsolidasian pada 2014 sebesar Rp22.545.258 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp5.708.434
juta atau 33,9% dibandingkan dengan ekuitas konsolidasian pada tahun 2013 yang tercatat sebesar
Rp16.836.824 juta. Kenaikan terutama berasal selisih transaksi perubahan ekuitas Entitas Anak dan
peningkatan kepentingan non pengendali.
14
2.
Laporan Arus Kas
Tabel berikut ini memuat ikhtisar laporan arus kas Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013:
Keterangan
Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) Aktivitas Operasi
Kas bersih digunakan untuk Aktivitas Investasi
Kas bersih diperoleh dari Aktivitas Pendanaan
(Penurunan)/kenaikan bersih kas dan setara kas
2015
3.689.364
(3.447.390)
238.414
480.388
(dalam jutaan Rupiah)
31 Desember
2014
2013
(1.078.623)
999.195
(3.582.019)
(3.999.358)
6.373.654
3.626.306
1.713.012
626.143
Arus Kas Dari Aktivitas Operasi
Pada tahun 2015 kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi adalah sebesar Rp3.689.364 juta, pada tahun
2014 kas bersih digunakan dari aktivitas operasi adalah sebesar Rp(1.078.623 juta) dan pada tahun 2013
kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi Rp999.195 juta.
Perolehan kas Konsolidasian dari aktivitas operasi pada tahun 2015 adalah sebesar Rp3.689.364 juta, naik
sebesar Rp4.767.987 juta dibandingkan kas yang digunakan untuk aktifitas operasi tahun 2014 sebesar
Rp(1.078.623 juta). Kenaikan terutama karena adanya peningkatan yang signifikan atas simpanan dan
simpanan dari bank lain serta penurunan pembayaran terhadap pemasok.
Pada tahun 2014 tercatat penggunaan kas dari aktivitas operasi sebesar Rp(1.078.623 juta), turun sebesar
Rp2.077.818 juta atau turun 207,9% dibandingkan kas diperoleh dari aktifitas operasi tahun 2013 sebesar
Rp999.195 juta. Penurunan perolehan kas bersih antara lain dikarenakan adanya penurunan simpanan
dan simpanan dari bank lain dan kenaikan pembayaran kepada pemasok.
Arus Kas Dari Aktivitas Investasi
Pada Aktivitas Investasi, tercatat penggunaan kas bersih oleh Perseroan untuk tahun yang 2015, 2014 dan
2013 masing masing sebesar Rp(3.447.390 juta), Rp(3.582.019 juta) dan Rp(3.999.358 juta).
Pada tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014, pengeluaran Perseroan untuk aktivitas investasi relatif
lebih rendah, hal ini dikarenakan pada tahun 2015 belanja modal Perseroan yang jauh lebih kecil
dibandingkan tahun 2014. Salah satu penyebab lebih tingginya belanja modal Perseroan di tahun 2014
adalah dikarenakan MNCSV, Entitas Anak Perseroan di bidang media melakukan pembelian satelit
transponder.
Pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013, pengeluaran Perseroan untuk aktivitas investasi
mengalami penurunan yang cukup signifikan, yaitu dari Rp3.999.358 juta menjadi Rp3.582.019 juta.
Penurunan yang cukup signifikan ini terkait penambahan investasi pada Entitas Asosiasi di tahun 2013
yang lebih tinggi dibandingkan penambahan investasi pada Entitas Asosiasi pada tahun 2014.
Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan
Pada tahun 2015, Perseroan membukukan perolehan kas bersih sebesar Rp238.414 juta. Sedangkan pada
tahun 2014, Perseroan membukukan perolehan kas bersih sebesar Rp6.373.654 juta. Penurunan
penggunaan kas bersih pada tahun 2015 terkait dengan adanya pembayaran utang bank dan utang jangka
panjang.
Pada tahun 2014, Perseroan mencatatkan perolehan kas bersih sebesar Rp6.373.654 juta. Sedangkan
pada tahun 2013, Perseroan mencatatkan perolehan kas bersih sebesar Rp3.626.306 juta. Peningkatan
perolehan kas bersih pada tahun 2014 dikarenakan penerimaan setoran modal yang lebih tinggi
dibandingkan pada tahun 2013 serta dikarenakan pembayaran utang obligasi yang lebih kecil di tahun
2014 dibanding dengan pembayaran obligasi di tahun 2013.
15
3.
Likuiditas dan Solvabilitas
Likuiditas mencerminkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas jangka pendeknya. Tingkat
likuiditas diukur dengan membandingkan aset lancar konsolidasian dengan liabilitas jangka pendek pada
suatu tanggal tertentu. Tingkat likuiditas Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2015, 2014 dan 2013 berturut-turut sebesar 111,4%, 165,9% dan 267,6%.
Solvabilitas adalah kemampuan Perseroan dalam memenuhi seluruh liabilitas dengan menggunakan
seluruh aset Perseroan. Solvabilitas diukur dengan membandingkan antara jumlah liabilitas konsolidasian
terhadap jumlah aset konsolidasian. Solvabilitas Perseroan cenderung stabil. Berikut tingkat solvabilitas
Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing
sebesar 57,2%, 52,6% dan 47,0%.
4.
Pembelian Aset Tetap (Capital Expenditure)
Pembelian aset tetap yang dilakukan Perseroan dan Entitas Anak pada tahun 2015, 2014 dan 2013
masing-masing sebesar Rp3.067.533 juta, Rp2.538.425 juta dan Rp1.996.135 juta.
Kebijakan pembelian barang modal Perseroan adalah untuk memaksimalkan kinerja operasional dengan
tujuan untuk meningkatkan pendapatan Perseroan. Sumber pendanaan Perseroan untuk pembelian
barang modal berasal dari kas internal Perseroan, penerbitan obligasi dan pinjaman bank.
Pada tahun 2015 terdapat peningkatan aset dalam penyelesaian yang merupakan bangunan gedung
studio di Jakarta, pembangunan stasiun transmisi berikut instalasinya dan renovasi gedung yang
diperkirakan seluruhnya selesai di tahun 2016.
5.
Imbal hasil ekuitas dan imbal hasil investasi
Imbal Hasil Ekuitas
Imbal hasil ekuitas menunjukkan kemampuan Perseroan untuk menghasilkan laba bersih yang diukur dari
perbandingan laba bersih terhadap jumlah ekuitas konsolidasian. Tingkat imbal hasil ekuitas pada 31
Desember 2015, 2014 dan 2013 berturut-turut adalah sebesar -2,6%, 5,2% dan 2,3% .
Imbal Hasil Investasi
Imbal hasil investasi menunjukkan kemampuan Perseroan untuk menghasilkan laba bersih dari aset yang
dimiliki Perseroan, diukur dari perbandingan antara laba bersih dengan total aset konsolidasian. Imbal
hasil investasi untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 berturut-turut adalah
sebesar -1,1%, 2,5% dan 1,2% .
6.
Pandangan manajemen terhadap kondisi ekonomi dan kondisi pasar.
Dunia usaha menyambut tahun 2015 dengan harapan bahwa dimulainya pemerintahan baru akan
membuat situasi politik menjadi lebih kondusif sehingga mendorong perekonomian dan iklim usaha
menjadi lebih baik.
Namun perekonomian domestik belum mampu lepas dari tekanan global. Pelemahan ekonomi global dan
penurunan harga komoditas secara langsung berdampak pada kinerja ekonomi Indonesia karena
permintaan komoditas dan produk manufaktur Indonesia di pasar global terus menurun. Pertumbuhan
ekonomi domestik terus melambat seiring kontraksi di berbagai sektor industri pengolahan nonmigas.
Devaluasi nilai tukar Yuan di bulan Agustus mengakibatkan hampir semua mata uang dunia jatuh hingga
berada dalam zona undervalue. Pasar saham global anjlok dan harga komoditas dunia semakin tergerus.
Nilai tukar Rupiah turun hingga ke level Rp13.758 per Dollar AS atau melemah 217 poin dalam sehari.
Pelemahan Rupiah masih terus berlanjut hingga pada akhir September dimana Rupiah sempat mencapai
Rp14.728 (kurs tengah Bank Indonesia), terendah sepanjang tahun 2015. Bank Indonesia (BI) menilai
pelemahan Rupiah sudah terlalu dalam sehingga berada jauh di bawah nilai fundamentalnya.
16
Menghadapi tekanan global yang terus berlangsung, pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas
ekonomi dan mendorong pertumbuhan. Sejak bulan September hingga Desember, pemerintah telah
mengeluarkan delapan paket stimulus ekonomi. Paket kebijakan tersebut mengharuskan deregulasi tak
kurang dari 177 aturan yang dianggap menghambat pertumbuhan dunia usaha dan investasi. Kebijakan
pemerintah tersebut berhasil menumbuhkan sentimen positif di pasar dan menguatkan Rupiah.
Memasuki kuartal IV, nilai tukar Rupiah menguat tajam mencapai level Rp13.521 per Dollar AS dan ditutup
di level Rp13.795 pada 31 Desember 2015. Hal ini diyakini merupakan dampak dari berbagai sentimen
positif yang terjadi di dalam negeri. Penguatan nilai tukar Rupiah menumbuhkan harapan baru. Banyak
investor global membawa uangnya kembali ke negara-negara dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang
masih menjanjikan seperti Indonesia. Tren investasi di sektor riil menunjukkan kecenderungan positif dan
terus mengalir. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sepanjang tahun
2015 mencapai Rp545,4 triliun, naik 17,8% dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp463,1 triliun.
Hasilnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di kuartal I hanya mencapai 4,71% dan turun menjadi
4,67% di kuartal II, mulai menunjukkan titik balik di kuartal III dengan capaian 4,73%. Akhirnya, pada
kuartal IV mampu menguat hingga 5,04% sehingga secara tahunan pertumbuhan ekonomi Indonesia
tahun 2015 mencapai 4,79%. Membaiknya pertumbuhan pada kuartal IV setelah mencatat level terendah
pada kuartal II memberikan pesan positif bagi para pelaku usaha dan investor.
Salah satu penyebab turunnya pertumbuhan ekonomi adalah turunnya konsumsi rumah tangga. Di tahun
2015 konsumsi rumah tangga hanya tumbuh sebesar 4,96%, sementara pada tahun 2013 sebesar 5,43%
dan tahun 2014 sebesar 5,16%. Dengan demikian, konsumsi rumah tangga selama 3 tahun berturut-turut
cenderung turun.
Di sisi lain, konsumsi pemerintah baik melalui belanja maupun investasi berhasil menopang perbaikan
pertumbuhan ekonomi. Investasi dan belanja pemerintah sama-sama tumbuh lebih tinggi dibandingkan
pada tahun 2014. Pada kuartal IV investasi tumbuh 6,9% dan belanja pemerintah tumbuh 7,31%.
Sepanjang 2015, investasi tumbuh 5,07% dan belanja pemerintah tumbuh 5,38%. Artinya, peran
pemerintah sudah mulai efektif dalam ikut menjaga agar perlambatan tidak terlalu dalam.
Konsumsi yang relatif landai turut berperan dalam menahan laju inflasi. Tingkat inflasi tahun kalender per
Desember sekaligus inflasi tahunan hanya mencapai 3,35%. Jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2014
yang mencapai 8,36% dan terendah sejak 2010. Salah satu pendorong rendahnya angka inflasi adalah
harga minyak dunia yang terus turun sehingga pemerintah beberapa kali mengoreksi harga jual bahan
bakar minyak (BBM). Pada saat yang sama, masyarakat juga cenderung menahan konsumsi. Akibatnya,
secara agregat juga tidak terjadi kenaikan harga barang dan jasa.
Survei indeks keyakinan konsumen oleh BI pada Desember 2015 menunjukkan hasil yang meningkat
dibandingkan pada Nopember 2015 walaupun belum setinggi tahun lalu. Survei bulanan ini sudah
dilakukan sejak Oktober 1999 terhadap 4.600 rumah tangga sebagai responden di 18 kota di Indonesia.
Indeks keyakinan konsumen pada Desember 2015 mencapai 107,5 atau naik 3,8 poin dari bulan
sebelumnya. Perbaikan indeks keyakinan konsumen tersebut didorong oleh perbaikan indeks ekspektasi
konsumen terhadap kondisi ekonomi Indonesia dalam enam bulan mendatang dan indeks kondisi saat ini.
Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi pada enam bulan mendatang membaik karena konsumen
memperkirakan akan terjadi perbaikan pada lapangan kerja dan pendapatan.
7.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi keuangan Perseroan, penyebab timbulnya faktor-faktor
tersebut, dampak dari faktor-faktor tersebut terhadap kondisi keuangan dan kinerja Perseroan serta
langkah-langkah Perseroan dalam mengantisipasi faktor-faktor tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi keuangan Perseroan dapat dikelompokan dalam 2 (dua)
kategori, yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
Faktor eksternal utama yang mempengaruhi kondisi keuangan Perseroan adalah (i) pelemahan nilai tukar
Rupiah dan (ii) kenaikan suku bunga. Pelemahan nilai tukar Rupiah akan meningkatkan nilai jumlah hutang
valuta asing Perseroan dalam satuan Rupiah, sehingga menambah beban dan kewajiban pembayaran atas
17
hutang dimaksud. Beban dan kewajiban yang meningkat juga harus ditanggung oleh Perseroan dan juga
Entitas Anak, apabila suku bunga pinjaman yang dikenakan atas saldo hutang yang ada meningkat.
Sebagai upaya untuk meminimalisir dampak dari kedua faktor eksternal utama tersebut, Perseroan
senantiasa mengkaji syarat dan kondisi dari pinjaman yang diterima antara lain memprioritaskan pinjaman
dalam mata uang Rupiah dengan tingkat suku bunga yang kompetitif dan terdapat fleksibilitas dalam hal
jangka waktu pinjaman. Dalam hal suku bunga pinjaman naik dan/atau nilai tukar Rupiah menunjukkan
arah pelemahan, Perseroan dapat melakukan pelunasan dipercepat. Apabila Perseroan memerlukan
pinjaman dalam valuta asing, maka Perseroan akan mengupayakan agar struktur pinjaman dimaksud
dapat menciptakan lindung nilai alami (naturally hedge) dan/atau risiko mata uang asing nya dapat
dimitigasi.
Faktor internal yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan Perseroan adalah: (i) keterbatasan likuiditas
dan (ii) tidak tertagihnya piutang Perseroan dan Entitas Anak. Permasalahan likuiditas dapat terjadi dalam
hal unit kerja tertentu tidak menatausahakan estimasi ketersediaan dan kebutuhan dananya dengan
cermat, sehingga pada saat timbul kebutuhan dana, dana yang ada tidak mencukupi dan/atau sumber
pendanaan belum siap. Untuk memitigasi risiko ini, Perseroan dan Entitas Anak secara periodik dan
konsisten menyusun rencana kerja dan anggaran bulanan atau bahkan mingguan untuk memetakan
potensi penerimaan dana dan prakiraan jadwal kebutuhan dana.
Faktor internal lainnya adalah faktor tidak tertagihnya piutang Perseroan atau Entitas Anak yang timbul
(risiko kredit) karena ketidakmampuan debitur dalam memenuhi kewajiban hutangnya kepada Perseroan
secara tepat waktu. Langkah Perseroan untuk menghindari terjadinya kondisi ini dan/atau meminimalisir
dampak dari risiko kredit adalah melakukan kajian yang seksama atas kualitas debitur / peminjam sebelum
pemberian pinjaman, secara periodik melakukan kajian status tagihan dan peminjam, dan melakukan
penanganan sedini mungkin atas setiap keterlambatan / penundaan pembayaran jatuh tempo.
8.
Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil usaha Perseroan.
Per saat ini, tidak ada Kebijakan Pemerintah yang secara langsung mempengaruhi kondisi keuangan dan
hasil usaha Perseroan. Kebijakan Pemerintah yang berlaku umum diyakini menciptakan ruang gerak dan
kondisi yang sama bagi semua pihak, sehingga Perseroan dan perusahaan sejenis lainnya dituntut untuk
merumuskan dan menerapkan strategi yang sejalan dan mengacu pada ketentuan / kebijakan dimaksud.
Dengan demikian, persaingan usaha berjalan secara wajar dan iklim usaha menjadi kondusif.
9.
Kebijakan akuntansi penting yang digunakan dalam pengakuan dan pengukuran dalam laporan
keuangan Perseroan.
Pada tahun 2015, Perseroan telah menerapkan semua interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk
periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2015, yaitu:
 PSAK 1 (revisi 2013), Penyajian Laporan Keuangan,
 PSAK 24 (revisi 2013), Imbalan Kerja,
 PSAK 4 (revisi 2013), Laporan Keuangan Tersendiri,
 PSAK 15 (revisi 2013), Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama,
 PSAK 46 (revisi 2014), Pajak Penghasilan,
 PSAK 48 (revisi 2014), Penurunan nilai Aset,
 PSAK 50 (revisi 2014), Instrumen Keuangan: Penyajian,
 PSAK 55 (revisi 2014), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran,
 PSAK 60 (revisi 2014), Instrumen Keuangan: Pengungkapan,
 PSAK 65, Laporan Keuangan Konsolidasian,
 PSAK 66, Pengaturan Bersama,
 PSAK 67, Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain,
 PSAK 68, Pengukuran Nilai Wajar,
 ISAK 26, Penilaian Kembali Derivatif Melekat,
Penerapan PSAK 1 berdampak atas penyajian pos-pos penghasilan komprehensif lain dari laporan
keuangan konsolidasian Perseroan.
18
10. Perubahan pada nilai surat berharga, nilai tukar dan tingkat suku bunga dan sejauh mana dampaknya
terhadap Perseroan.
a. Perubahan pada nilai surat berharga
Perseroan dan Entitas Anak terekspos terhadap risiko perubahan pada nilai surat berharga yang
berasal dari investasi efek diperdagangkan dan tersedia untuk dijual. Perseroan tidak melakukan
lindung nilai atas investasi surat berharga, namun Perseroan secara intensif melakukan monitor
terhadap kinerja investasi surat berharga dan secara periodik melakukan pengujian relevansi antara
investasi surat berharga dengan rencana strategis Perseroan dan Entitas Anak.
b.
Perubahan nilai tukar
Perseroan dan Entitas Anak terekspos terhadap pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang asing
terutama dikarenakan transaksi yang didenominasi dalam mata uang asing seperti pembelian barang
impor dan pinjaman yang didenominasi dalam mata uang asing. Perseroan dan Entitas Anak
mengelola eksposur terhadap mata uang asing dengan mencocokkan, sebisa mungkin, penerimaan
dan pembayaran dalam masing-masing individu mata uang. Jumlah eksposur mata uang asing bersih
Perseroan dan Entitas Anak pada akhir tahun 2015 dan 2014 disajikan pada tabel di bawah ini (dalam
jutaan Rupiah, kecuali jumlah yang dinyatakan dalam mata uang asing). Untuk membantu mengelola
resiko, Entitas Anak juga mengadakan kontrak berjangka perubahan nilai tukar mata uang asing
dalam batasan yang ditetapkan.
31 Desember
2015
Mata uang
asing
(nilai penuh)
Aset
Kas dan setara kas
Aset keuangan lainnya lancar
Piutang usaha
Piutang nasabah dan margin
Piutang premi
Piutang pembiayaan
Kredit
Piutang lain-lain
Aset lain-lain
Jumlah aset
Liabilitas
Utang bank
Simpanan
Utang usaha
Utang lain-lain
Biaya masih harus dibayar
Utang reasuransi
Pinjaman jangka panjang
Liabilitas kepada pemegang
polis
Liabilitas jangka pendek lain-lain
Liabilitas jangka panjang lain-lain
Jumlah Liabilitas
Liabilitas - bersih
2014
Ekuivalen
Jutaan
Rupiah
Mata uang
asing
(nilai penuh)
Ekuivalen
Jutaan
Rupiah
USD
Lainnya
124.936.571
1.723.500
47.719
49.189.630
611.919
39.849
USD
Lainnya
USD
Lainnya
USD
USD
USD
USD
Lainnya
USD
Lainnya
USD
10.682.494
219.342
183.267
453.173
4
83
22.132
838.186
57.235
410
23.455
3.568.506
15.723.553
195.601
220.056
219.575
10.114
49.091
76.594
1.100.454
2.067
1.493
14
114.102
2.640.929
USD
USD
Lainnya
USD
EUR
Lainnya
USD
USD
USD
USD
14.968.539
151.481.406
8.004.421
84.912.379
648.858
6.225.951
2.669.735
493.000.000
206.491
2.089.686
31.080
548.537
4.113
8.951
85.887
36.829
6.800.935
441.077
5.281.672
1.690.514
493.000.000
99.575
1.068.750
32.529
601.036
9.155
1.620
5.487
65.704
21.030
6.132.920
154.694
2.134
677.010
8.422
USD
Lainnya
1.541.138
21.260
3.417
7.196.141
89.520
72.103
USD
3.483.074
48.049
9.887.369
(6.318.863)
-
8.207.851
(5.566.922)
USD
3.348.640
6.017
1.604.349
60.760.130
4.148.967
1.700.254
39.763.465
276.672
19
17.650.723
3.946.222
6.157.074
88.460.932
120.016
9.172.186
48.314.791
604.969
c.
Perubahan tingkat suku bunga
Perseroan dan Entitas Anak terpapar terhadap risiko tingkat bunga, karena Perseroan dan Entitas
Anak memiliki pinjaman dengan tingkat suku bunga mengambang dan bunga tetap.
Untuk mengelola risiko tingkat bunga, Perseroan dan Entitas Anak memiliki kebijakan dalam
memperoleh pembiayaan dalam Rupiah dengan tingkat bunga bank yang rendah, back to back
deposito dan pinjaman yang akan memberikan spread bunga yang kecil serta jangka waktu pinjaman
yang lebih fleksibel sehingga dapat dilakukan pelunasan segera apabila tingkat bunga meningkat
tinggi.
11. Manajemen risiko mata uang asing
Perseroan dan Entitas Anak terekspos terhadap pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang asing terutama
dikarenakan transaksi yang didenominasi dalam mata uang asing seperti pembelian barang impor dan
pinjaman yang didenominasi dalam mata uang asing
Fluktuasi nilai tukar Dolar Amerika Serikat terhadap mata uang asing ini menyebabkan Perseroan
mengalami kerugian kurs mata uang asing sebesar Rp1.406.874 juta dan Rp340.567 juta masing-masing
pada tahun 2015 dan 2014.
Perseroan mengelola risiko mata uang asing sebagai berikut:
Perseroan memanfaatkan peluang harga pasar nilai tukar mata uang lainnya (multi currency) untuk
menutup kemungkinan risiko melemahnya nilai tukar fungsional dan begitu sebaliknya, sehingga secara
natural risiko adanya pergerakan nilai tukar uang non-fungsional bisa saling menghilangkan. Transaksi
valuta mata uang asing dilakukan dengan selalu mempertimbangkan kurs yang menguntungkan
Perseroan.
Perseroan mengatur risiko dengan berusaha menyeleraskan penerimaan dan pembayaran untuk setiap
jenis mata uang.
MNCSV telah melakukan negosiasi ulang dengan sebagian besar pemasok konten program, dimana kedua
belah pihak sepakat untuk setiap pembayaran kewajiban baik yang masih outstanding maupun tagihan
baru selama masa licensingperiod, menggunakan nilai tukar tetap yang disepakati.
Untuk Entitas Anak dalam bidang industri bank, telah ditetapkan limit posisi berdasarkan mata uang. Posisi
tersebut di monitor harian dan strategi lindung nilai digunakan untuk meyakinkan bahwa posisi dijaga agar
dalam batasan yang telah ditetapkan.
Analisis sensitivitas mata uang asing
Berikut ini sensitivitas untuk perubahan 4% dan 5% pada nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat
terhadap saldo mata uang non-fungsional lainnya yang signifikan pada tanggal 31 Desember 2015 dan
2014, dengan variable lain konstan terhadap laba bersih Perseroan.
2015
Perubahan kurs
Dampak terhadap laba (rugi)
sebelum pajak
Mata uang Rupiah terhadap USD
Penguatan
Pelemahan
4%
4%
(260.469)
260.469
Manajemen berpendapat bahwa analisis sensitivitas ini bukan merupakan representasi risiko nilai tukar
mata uang asing yang melekat karena eksposur pada akhir tahun tidak mencerminkan eksposur selama
tahun berjalan. Pembelian dalam mata uang asing tergantung pada fluktuasi volume pembelian serta
penggunaan kas dan setara kas dapat mengakibatkan perubahan akun moneter dalam mata uang asing.
20
12. Langkah-langkah yang dilakukan Perseroan untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja.
Untuk tahun 2016, bisnis Perseroan masih akan mengandalkan media, khususnya televisi berbasis iklan.
Namun, sejalan dengan itu, Perseroan juga berkomitmen untuk mengembangkan unit bisnis lain secara
bersamaan. Beberapa strategi yang disiapkan oleh Perseroan adalah:
- Memperkuat kerja sama antar Entitas Anak di lingkungan kelompok usaha Perseroan. Model seperti
terbukti memberikan benefit bagi kinerja Perseroan melalui efisiensi operasional dan peningkatan
pendapatan.
- Mendorong potensi keuntungan dengan memanfaatkan brand MNC untuk bisnis yang bervariasi.
- Memperkuat bisnis media melalui peningkatan pangsa penonton pada televisi free to air, (FTA)
penambahan jumlah kanal pada televisi berbayar, serta terus mengembangkan bisnis online sebagai
new media.
- Menghadirkan produk properti berkualitas tinggi guna meningkatkan kemampuan bersaing di pasar.
- Mencari peluang-peluang usaha strategis sebagai aktivitas investasi.
Khusus di sektor media, untuk strategi Perseroan di tahun 2016, akan berfokus pada 3 area bisnis dan
memperkuat posisi sebagai market leader:
- Fokus pada 5 motor utama pertumbuhan yaitu Free to Air TV (RCTI, MNCTV, GlobalTV), jaringan
nasional iNewsTV, serta pengembangan bisnis content melalui MNC Channels.
- Memperkuat bisnis media berbasis pelanggan dengan memperluas pengembangan bisnis melalui
inisiatif MNC Play Media broadband.
- Peluang dan pertumbuhan yang menjanjikan dari berbagai bisnis online media seperti WeChat, MNC
Shop, pengembang Mobile Games LeTang yang telah go public, dan Okezone sebagai portal berita
online.
Strategi umum sektor jasa keuangan adalah:
- Fokus pada pengembangan bisnis yang besar, yaitu perbankan dan asuransi.
- Melakukan konsolidasi di bisnis jasa keuangan Perseroan, mengingat secara fondasi saat Perseroan
sudah memiliki seluruh lini bisnis jasa keuangan, setelah masuknya MNC Bank.
- Melakukan joint financing antara perbankan dengan perusahaan pembiayaan yang dimiliki oleh
Perseroan, dengan tetap menjaga manajemen risiko dengan baik.
- Bekerja sama dengan investor luar untuk mengembangkan bisnis jasa keuangan Perseroan, khususnya
di bidang asuransi dan pembiayaan.
RISIKO USAHA
A. Risiko Perseroan
Perseroan tidak terlepas dari risiko yang disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat menurunkan pendapatan
Perseroan. Perseroan sebagai perusahaan investasi strategis memiliki beberapa risiko, yaitu:
1. Risiko investasi
2. Risiko sebagai entitas induk
3. Risiko perekonomian
4. Risiko perubahan kebijakan pemerintah
5. Risiko teknologi
6. Risiko persaingan
7. Risiko operasional
8. Risiko fluktuasi nilai tukar valuta asing
B. Risiko Entitas Anak
MCOM
1. Risiko Eksternal
2. Risiko Internal
3. Risiko sebagai entitas induk
4. Risiko investasi
5. Risiko operasional
21
C.
MKAP
1. Risiko sebagai entitas induk
2. Risiko persaingan
3. Risiko peraturan pemerintah
4. Risiko investasi
Risiko Kemungkinan Tidak Likuidnya Saham
KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Tidak ada kejadian penting yang mempunyai dampak cukup material terhadap keadaan keuangan dan hasil
usaha Perseroan dan Entitas Anak yang terjadi setelah tanggal Laporan Auditor Independen yang telah
diterbitkan tertanggal 31 Maret 2016 atas laporan keuangan konsolidasian, serta kinerja keuangan dan arus
kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, yang telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu) dengan pendapat wajar
tanpa modifikasian untuk semua hal yang material dengan penekanan suatu hal sehubungan dengan kasus
legal PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (Entitas Anak MNCN ) dan penerapan PSAK 24 (Revisi 2013),
Imbalan Kerja, yang perlu diungkapkan dalam Prospektus ini.
KETERANGAN TENTANG PERSEROAN
1. Riwayat Singkat Perseroan
Perseroan didirikan berdasarkan akta No.22 tanggal 2 Nopember 1989 yang dibuat dihadapan Sutjipto, S.H.,
Notaris di Surabaya, sebagaimana diubah dengan Akta Perubahan No.193 tanggal 15 Nopember 1989 yang
dibuat oleh Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta. Akta pendirian Perusahaan telah disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No.C2-10673.HT.01.01.TH.89 tanggal 22
Nopember 1989 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.18, Tambahan No.813 tanggal 2
Maret 1990. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan. Terakhir Anggaran Dasar
Perseroan dirubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.44 tanggal 22
Maret 2016, dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn, Notaris di Jakarta Selatan, yang telah diberitahukan
kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam Surat
Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No.AHU-AH.01.03-0034054 tanggal 23 Maret 2016
dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0037228.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 23 Maret 2016,
mengenai peningkatan modal disetor.
2. Perkembangan Permodalan dan Kepemilikan Saham Perseroan Setelah Perseroan Melakukan PUT IV
Pada tanggal 27 Juni 2007, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam-LK dengan Suratnya
No.S-3177/BL/2007 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas IV dalam rangka penerbitan Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak-banyaknya 1.829.534.711 saham dan penerbitan Tanda Bukti Utang
Konversi (TBUK) Bhakti Investama Tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap 6% per tahun sebanyak-banyaknya
USD170.145.310. Perkembangan permodalan dan kepemilikan saham Perseroan sebelum Perseroan
melakukan PUT IV telah dimuat dalam Prospektus yang diterbitkan dalam rangka PUT IV. Berikut dibawah ini
adalah perkembangan permodalan dan kepemilikan saham Perseroan setelah Perseroan melakukan PUT IV.
1.
Berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar No.96 tanggal 23 April 2009, dibuat di hadapan Aulia
Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., pada waktu itu Notaris di Jakarta, yang telah mendapat
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan
No.AHU-41700.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 26 Agustus 2009, struktur permodalan dan susunan
pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut :
Permodalan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan
Modal Disetor
Sisa Saham Dalam Portepel
Nilai Nominal Rp100 per Saham
Saham
Rupiah
20.900.000.000
2.090.000.000.000
7.236.272.245
723.627.224.500
7.236.272.245
723.627.224.500
13.663.727.755
1.366.372.775.500
22
Pemegang Saham
PT Bhakti Panjiwira
Hary Tanoesoedibjo
ABN Amro N.V Singapore
DS-Repo
UBS AG, Singapore - UBS
HSBC Private Bank (Suisse) SA
Masyarakat
Jumlah
2.
Saham
1.325.098.778
700.000.000
673.722.000
413.489.000
414.500.000
400.000.000
3.309.462.467
7.236.272.245
Nilai Nominal Rp100
Per Saham
Rupiah
132.509.877.800
70.000.000.000
67.372.200.000
41.348.900.000
41.450.000.000
40.000.000.000
330.946.246.700
723.627.224.500
%
18,31
9,67
9,32
5,71
5,73
5,53
45,73
100,00
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.347 tanggal 30 April 2010,
dibuat di hadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., pada waktu itu Notaris di Jakarta, yang
telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan No.AHU-23040.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 5 Mei 2010, struktur permodalan dan susunan
pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Permodalan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan
Modal Disetor
Sisa Saham Dalam Portepel
Nilai Nominal Rp100 per Saham
Saham
Rupiah
29.505.748.756
2.950.574.875.600
7.376.437.189
737.643.718.900
7.376.437.189
737.643.718.900
22.129.311.567
2.212.931.156.700
Nilai Nominal Rp100
Per Saham
Rupiah
171.683.677.800
127.367.450.00
61.711.800.000
46.100.000.000
41.350.000.000
289.430.791.100
737.643.718.900
Pemegang Saham
Saham
%
PT Bhakti Panjiwira
1.716.836.778
23,27
Hary Tanoesoedibjo
1.273.674.500
17,27
ABN Amro N.V Singapore
617.118.000
8,37
UOB Kay Hian Private Ltd
461.000.000
6,25
UBS AG, Singapore
413.500.000
5,60
Masyarakat
2.894.307.911
39,24
Jumlah
7.376.437.189
100,00
Keterangan:
Peningkatan modal disetor sebanyak 140.164.944 saham dengan nilai nominal setiap saham sebesar Rp100 atau
seluruhnya sebesar Rp14.016.494.400 tersebut berasal dari pelaksanaan konversi Tanda Bukti Utang Konversi (TBUK)
yang telah diterbitkan Perseroan.
3.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.46 tanggal 5 Mei 2010,
dibuat di hadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., pada waktu itu Notaris di Jakarta, yang
telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan No.AHU-24073.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 11 Mei 2010, struktur permodalan dan susunan
pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Permodalan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan
Modal Disetor
Sisa Saham Dalam Portepel
Nilai Nominal Rp100 per Saham
Saham
Rupiah
115.000.000.000
11.500.000.000.000
29.505.748.756
2.950.574.875.600
29.505.748.756
2.950.574.875.600
85.494.251.244
8.549.425.124.400
23
Pemegang Saham
PT Bhakti Panjiwira
Hary Tanoesoedibjo
ABN Amro N.V Singapore
UOB Kay Hian Private Ltd
UBS AG, Singapore
Masyarakat
Jumlah
Saham
6.867.347.112
5.094.698.000
2.468.472.000
1.744.000.000
1.654.000.000
11.677.231.644
29.505.748.756
Nilai Nominal Rp100
Per Saham
Rupiah
686.734.711.200
509.469.800.000
246.847.200.000
174.400.000.000
165.400.000.000
1.167.723.164.400
2.950.574.875.600
%
23,27
17,27
8,37
5,91
5,60
39,58
100,00
Keterangan:
Peningkatan modal disetor sebanyak 22.129.311.567 saham dengan nilai nominal setiap saham sebesar Rp100 atau
seluruhnya sebesar Rp2.212.931.156.700 tersebut berasal dari pembagian saham bonus Perseroan, dimana setiap
pemegang 1 saham memperoleh sebanyak 3 saham bonus.
4.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.8 tanggal 2 Mei 2013,
dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn, Notaris di Jakarta Selatan, yang telah diberitahukan kepada
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam Surat
Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No.AHU-AH.01.10-22038 tanggal 4 Juni 2013,
struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Permodalan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan
Modal Disetor
Sisa Saham Dalam Portepel
Nilai Nominal Rp100 Per Saham
Saham
Rupiah
115.000.000.000
11.500.000.000.000
35.754.595.307
3.575.459.530.700
35.754.595.307
3.575.459.530.700
79.245.404.693
7.924.540.469.300
Nilai Nominal Rp100
per Saham
Rupiah
624.308.743.800
511.254.611.200
356.142.600.000
328.354.600.000
276.194.750.000
179.700.000.000
1.229.504.225.700
3.575.459.530.700
Pemegang Saham
Saham
%
UBS AG, Singapore
6.243.087.438
17,46
PT Bhakti Panjiwira
5.112.546.112
14,30
UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd
3.561.426.000
9,96
Hary Tanoesoedibjo
3.283.546.000
9,18
ABN Amro Nominees Singapore Pte Ltd
2.761.947.500
7,72
UPB Kay Hian Private Ltd
1.797.000.000
5,02
Masyarakat
12.955.042.257
36,36
Jumlah
35.754.595.307
100,00
Keterangan:
Peningkatan modal disetor sebanyak 6.248.846.551 saham dengan nilai nominal setiap saham sebesar Rp100 atau
seluruhnya sebesar Rp624.884.655.100 tersebut berasal dari :
a. Pelaksanaan program hak opsi manajemen dan karyawan untuk memiliki saham MNC Investama (MESOP)
untuk Tahap I – V (periode Desember 2010 – 16 April 2013) sebanyak 476.214.000 saham dengan nilai nominal
setiap saham sebesar Rp100 atau seluruhnya sebesar Rp47.621.400.000;
b. Pelaksanaan Konversi TBUK BHIT 2007 (periode Mei 2010 – Mei 2012) sebanyak 3.587.632.551 saham dengan
nilai nominal setiap saham sebesar Rp100 atau seluruhnya sebesar Rp358.763.255.100;
c. Penyetoran modal dari investor baru sebanyak 2.185.000.000 saham dengan nilai nominal setiap saham
sebesar Rp100 atau seluruhnya sebesar Rp218.500.000.000.
5.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.38 tanggal 14 April 2015,
dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn, Notaris di Jakarta Selatan, yang telah diberitahukan kepada
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam Surat
Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No.AHU-AH.01.03-0915597 tanggal 15 April 2015,
struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
24
Permodalan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan
Modal Disetor
Sisa Saham Dalam Portepel
Nilai Nominal Rp100 Per Saham
Saham
Rupiah
115.000.000.000
11.500.000.000.000
38.874.443.407
3.887.444.340.700
38.874.443.407
3.887.444.340.700
76.125.556.593
7.612.555.659.300
Nilai Nominal Rp100
per Saham
Rupiah
1.407.983.571.600
569.455.300.000
511.380.711.200
219.119.930.000
1.179.504.827.900
3.887.444.340.700
Pemegang Saham
Saham
%
HT Investment Development Ltd
14.079.835.716
36,22
UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd
5.694.553.000
14,65
PT Bhakti Panjiwira
5.113.807.112
13.15
Hary Tanoesoedibjo
2.191.199.300
5,64
Masyarakat
11.795.048.279
30,34
Jumlah
38.874.443.407
100,00
Keterangan:
Peningkatan modal disetor sebanyak 3.119.848.100 saham dengan nilai nominal setiap saham sebesar Rp100 atau
seluruhnya sebesar Rp311.984.810.000 tersebut berasal dari:
a. Pelaksanaan program hak opsi manajemen dan karyawan untuk memiliki saham MNC Investama (MESOP) untuk
Tahap IV – VI (periode 17 April 2013 – Oktober 2014) sebanyak 274.910.600 saham dengan nilai nominal setiap
saham sebesar Rp100 atau seluruhnya sebesar Rp27.491.060.000;
b. Penyetoran modal dari investor baru sebanyak 2.844.937.500 saham dengan nilai nominal setiap saham sebesar
Rp100 atau seluruhnya sebesar Rp284.493.750.000.
6.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.57 tanggal 21 Mei 2015,
dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn, Notaris di Jakarta Selatan, yang telah diberitahukan kepada
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam Surat
Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No.AHU-AH.01.03-0933733 tanggal 21 Mei 2015,
Jo. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.60 tanggal 21 Mei 2015, dibuat di
hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn, Notaris di Jakarta Selatan, yang telah diberitahukan kepada Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam Surat Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No.AHU-AH.01.03-0943949 tanggal 19 Juni 2015, struktur
permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Permodalan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan
Modal Disetor
Sisa Saham Dalam Portepel
Nilai Nominal Rp100 Per Saham
Saham
Rupiah
115.000.000.000
11.500.000.000.000
38.892.279.007
3.889.227.900.700
38.892.279.007
3.889.227.900.700
76.107.720.993
7.610.772.099.300
Nilai Nominal Rp100
per Saham
Rupiah
1.407.983.571.600
569.455.300.000
511.380.711.200
262.934.400.000
1.137.473.917.900
7.610.772.099.300
Pemegang Saham
Saham
%
HT Investment Development Ltd
14.079.835.716
36,20
UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd
5.694.553.000
14,64
PT Bhakti Panjiwira
5.113.807.112
13,15
Hary Tanoesoedibjo
2.629.344.000
6,76
Masyarakat
11.374.739.179
29,25
Jumlah
38.892.279.007
100,00
Keterangan:
Peningkatan modal disetor sebanyak 17.835.600 saham dengan nilai nominal setiap saham sebesar Rp100 atau
seluruhnya sebesar Rp1.783.560.000 tersebut berasal dari pelaksanaan program hak opsi manajemen dan karyawan
untuk memiliki saham Perseroan (MESOP) untuk periode 1 April 2015 – 28 April 2015.
7.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.44 tanggal 22 Maret 2016,
dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn, Notaris di Jakarta Selatan, yang telah diberitahukan kepada
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam Surat
25
Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No.AHU-AH.01.03-0034054 tanggal 23 Maret
2016, struktur permodalan dan susunan pemegang saham adalah sebagai berikut:
Permodalan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan
Modal Disetor
Sisa Saham Dalam Portepel
Nilai Nominal Rp100 per Saham
Saham
Rupiah
115.000.000.000
11.500.000.000.000
38.902.106.607
3.890.210.660.700
38.902.106.607
3.890.210.660.700
76.097.893.393
3.890.210.660.700
Nilai Nominal Rp100
per Saham
Rupiah
1.308.883.571.600
840.255.300.000
511.380.711.200
200.852.530.000
1.028.838.547.900
3.890.210.660.700
Pemegang Saham
Saham
%
HT Investment Development Ltd
13.088.835.716
33,65
UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd
8.402.553.000
21,60
PT Bhakti Panjiwira
5.113.807.112
13,14
Hary Tanoesoedibjo
2.008.525.300
5,16
Masyarakat
10.288.385.479
26,45
Jumlah
38.902.106.607
100,00
Keterangan:
Peningkatan modal disetor sebanyak 9.827.600 saham dengan nilai nominal setiap saham sebesar Rp100 atau
seluruhnya sebesar Rp982.760.000 tersebut berasal dari pelaksanaan program hak opsi manajemen dan karyawan
untuk memiliki saham Perseroan (MESOP) untuk periode 29 April 2015 – Oktober 2015.
8.
Berdasarkan Daftar Pemegang Saham (DPS) tanggal 31 Maret 2016, yang dikeluarkan oleh PT BSR
Indonesia selaku Biro Administrasi Efek Perseroan, susunan pemegang saham Perseroan per 31 Maret
2016 dengan kepemilikan saham sebesar 5% (lima persen) atau lebih adalah sebagai berikut:
Permodalan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
HT Investment Development Ltd
UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd
Hary Tanoesoedibjo
PT Bhakti Panjiwira
Masyarakat (Dibawah 5%)
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Saham dalam Portepel
Nilai Nominal Rp100 per saham
Jumlah Saham
Nilai Nominal (Rp)
115.000.000.000
11.500.000.000.000
9.088.835.716
8.402.553.000
5.744.482.900
5.113.807.112
10.552.427.879
38.902.106.607
76.097.893.393
908.883.571.600
840.255.300.000
574.448.290.000
511.380.711.200
1.055.242.787.900
3.890.210.660.700
7.609.789.339.300
3.
Keterangan Singkat Mengenai Pemegang Saham Perseroan Berbentuk Badan Hukum
a. HT Investment Development Ltd (“HID”)
b. PT Bhakti Panjiwira (“BP”)
c. UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd
4.
Pengurusan dan Pengawasan
Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama
: Hary Djaja
Komisaris
: Ratna Endang Soelistyawati
Komisaris
: Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo
Komisaris
: Liliana Tanaja
Komisaris Independen
: Darpito Pudyastungkoro
Komisaris Independen
: Kardinal Alamsyah Karim
26
%
23,36
21,60
14,77
13,15
27,12
100,00
Direksi
Direktur Utama
Wakil Direktur Utama/Direktur
Wakil Direktur Utama/Direktur Independen
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
: Hary Tanoesoedibjo
: Darma Putra
: Susanty Tjandra Sanusi
: Tien
: Natalia Purnama
: Jiohan Sebastian
: Henry Suparman
5.
Sumber Daya Manusia
Jumlah karyawan Perseroan dan Entitas Anak per 31 Maret 2016 berjumlah 15.263 orang yang terdiri dari
8.198 orang karyawan tetap dan 7.065 orang karyawan tidak tetap. Dari seluruh karyawan tetap dan tidak
tetap tersebut, tidak terdapat tenaga kerja asing yang bekerja di Perseroan.
6.
Keterangan Mengenai Entitas Anak dan Asosiasi
Nama
Perusahaan
MKAP
Domisili
Kegiatan Usaha
Jakarta
Pusat
MCOM
Jakarta
Pusat
Jakarta
Pusat
Konsultasi di bidang bisnis,
manajemen, dan administrasi
serta investasi
Investasi
GTS
BIILC
BIILD
MNCE
OHP
Finansindo
GNS
MNCL
Cayman
Islands
Dubai
Jakarta
Pusat
Singapura
Jakarta
Pusat
Jakarta
Pusat
Jakarta
Pusat
Status
Operasional
Beroperasi
Tahun
Beroperasi
2000
Beroperasi
1982
Jasa serta konsultasi bisnis,
manajemen dan administrasi
dalam bidang transportasi
Perusahaan investasi
Beroperasi
Langsung
Tahun
Penyertaan
1999
47,78
Langsung
2001
2007
99,99
Langsung
2007
Beroperasi
2007
100,00
Langsung
2007
Perusahaan investasi
Pertambangan batu bara,
perdagangan, jasa dan
transportasi
Perusahaan investasi
Pembangunan, perdagangan,
perindustrian, pengangkutan
darat, perbengkelan,
percetakan, perkebunan,
pertanian, perikanan,
peternakan, jasa dan
konsultasi.
Perdagangan dan jasa
Beroperasi
Beroperasi
2009
2012
100,00
99,99
Langsung
Langsung
2009
2012
Beroperasi
Beroperasi
2013
2013
100,00
99,99
Langsung
Langsung
2013
2013
Beroperasi
2015
99,99
Langsung
2015
Pembangunan, perdagangan,
perindustrian dan jasa
Beroperasi
1990
18,98
Asosiasi
2013
27
Persentase
Kepemilikan
63,77
Kepemilikan
7.
Struktur Organisasi Perseroan
DEWAN
KOMISARIS
KOMITE AUDIT
KOMITE RENUMERASI &
MESOP
DIREKTUR
UTAMA
DIREKSI
INTERNAL
HUBUNGAN
INVESTOR
SEKRETARIS
PERUSAHAAN
AUDIT
Sumber Daya
Manusia
8.
Akuntasi &
Pajak
Keuangan
Sistem Manajemen
Informasi
Manajemen
Portofolio
Kepatuhan
Hubungan Kepemilikan, Kepengurusan dan Pengawasan dengan Pemegang Saham Utama, Pengendali,
Entitas Anak dan Entitas Asosiasi (Per 31 Maret 2016)
B. Rudijanto
Tanoesoedibjo
Ratna Endang
Soelistiowati
Hary Djaja
28,00%
20,00%
20,00%
PT Bhakti Panjiwira
Masyarakat
Hary Tanoesoedibjo
UOB Kay Hian (Hongkong)*
32,00%
HT Investment Development
Ltd
100,00%
13,15%
47,78%
MCOM
23,36%
21,60%
27,13%
63,77%
MKAP
MNCE
100,00%
100,00%
99,99%
99,99%
GTS
14,77%
PERSEROAN
BIILC
BIILD
100,00%
OHP
99,99%
Finansindo
99,99%
GNS
* UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd adalah kustodian yang tidak bisa dikonfirmasikan mengenai kepemilikan individu.
28
18,98%
MNCL
9.
Hubungan Pengurusan dan Pengawasan antara Perseroan dengan Entitas Anak dan Pemegang Saham
Keterangan
Hary Djaja
Ratna Endang
Soelistyawati
Bambang Rudijanto
Tanoesoedibjo
Liliana Tanaja
Kardinal Alamsyah Karim
Darpito Pudyastungkoro
Hary Tanoesoedibjo
Darma Putra
Susanty Tjandra Sanusi
Tien
Natalia Purnama
Jiohan Sebastian
Henry Suparman
Rosano Barack
John Aristianto Prasetio
Beti Puspitasari Santoso
Mohamad Idwan Ganie
Handhianto Suryo
Kentjono
Oerianto Guyandi
David Fernando Audy
Syafril Nasution
Christophorus Taufik
Siswandi
Indra Pudjiastuti
Wina Armada Sukardi
Purnadi Harjono
Totok Sugiharto
Mashudi Hamka
Wito Mailoa
Hari Susanto
Amir Abdul Rachman
Christ Soepontjo
Dr. Susaningtyas Nefo
Handayani Kertopati
Stien Maria Schouten
Muhamad Budi
Rustanto
Herman Heryadi
Bunjamin
Daniel Yuwonokhoe
Michael Stefan
Dharmajaya
Dipa Simatupang
Aida Sandra Hadinata
Poh Shih Yin
Angela Herliani
Tanoesoedibjo
Perseroan MCOM MKAP
KU
K
GTS
MNCE
KU
BIILC
D
BIILD
D
OHP
MNCL GNS Finansindo HID
K
K
K
K
KI
KI
DU
WDU
WDU/DI
D
D
D
D
BP
D
K
WKU
DU
K
DU
KU
DU
KU
DU
DU
D
D
D
D
D
D
D
D
DU
D
K
D
DU
D
D
KU
D
D
K
KU
KI
KI
KI
D
D
D
D
K
D
K
K
DI
KI
D
D
D
DI
D
KU
K
KI
KI
WDU
WDU
D
D
D
DI
D
D
10. Keterangan Tentang Aset Tetap Perseroan dan Entitas Anak
Total nilai buku per tanggal 31 Desember 2015 atas aset tetap (tanah berikut bangunan) dalam tabel di
atas adalah Rp2.358.630 juta.
11. Asuransi atas Aset-Aset Material Perseroan
Manajemen Perseroan berkeyakinan bahwa sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, nilai
pertanggungan untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan cukup. Terdapat
hubungan afiliasi antara Perseroan dengan MNCAI. Perseroan menyatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan perlakuan antara pihak afiliasi dengan pihak ketiga. Kerjasama asuransi tersebut dilakukan
sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku umum.
29
12. Transaksi-transaksi Pihak Berelasi
Perseroan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang berelasi, yang dilakukan dengan syaratsyarat normal sebagaimana halnya transaksi dengan pihak ketiga. Transaksi berelasi ini dapat terjadi
secara berulang dan berlaku/diperpanjang secara terus menerus dengan memperhatikan prinsip
kewajaran dan kelaziman transaksi.
Transaksi dengan pihak-pihak berelasi lainnya dengan Perseroan adalah sebagai berikut:
Sifat Pihak Berelasi
a. PT Bhakti Panjiwira adalah pemegang saham Perseroan yang mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Perseroan.
b. Perusahaan yang sebagian pengurus atau manajemennya sama dengan Perseroan adalah MNCL,
dan PT Media Citra Indostar dan PT Bhakti Coal Resources.
c. Perseroan merupakan pendiri Reksadana MNC Dana Lancar, MNC Dana Kombinasi, MNC Dana
Dollar, MNC DInamis, MNC Syariah, MNC Dana Likuid, MNC Dana Ekuitas.
13. Ikatan dan Perjanjian Penting
Perjanjian penting tersebut di atas dibuat oleh Perseroan dan Entitas Anak dengan tujuan untuk
memberikan kepastian hukum atas hubungan kerjasama para pihak sehingga dapat mendukung kegiatan
operasional Perseroan dan Entitas Anak. Perseroan telah mengungkapkan seluruh perjanjian penting dan
material dalam Prospektus ini. Perseroan tidak memiliki Pelanggaran atas covenants kepada pihak lain
yang dapat merugikan pemegang saham publik dan menghambat perkembangan Perseroan.
14. Perkara Hukum yang Sedang Dihadapi Entitas Anak, Komisaris dan Direksi Perseroan, serta Komisaris
dan Direksi Entitas Anak
a. Perkara No.431/PDT.G/2010/PN.JKT.PST.
b. Perkara Arbitrase No.16772/CYK.
c. Perkara Perdata No.188/PDT.G/Arb/2012/PN.JKT.
d. Perkara Perdata No.534/PDT.G/2013/PN.JKT.PST
Selain yang disebutkan di atas pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan, Entitas Anak, Komisaris dan
Direksi Perseroan, serta Komisaris dan Direksi Entitas Anak tidak sedang menghadapi atau terlibat sebagai
pihak dalam suatu perkara lain baik perkara perdata, pidana, kepailitan, tata usaha negara, hubungan
industrial, arbitrase dan/atau pajak pada lembaga-lembaga peradilan terkait yang berwenang di seluruh
wilayah Republik Indonesia, somasi yang berpotensi sebagai perkara yang memiliki pengaruh secara material
terhadap kelangsungan usaha, harta kekayaan dan rencana Penawaran Umum Terbatas V Perseroan.
Apabila perkara-perkara yang dihadapi Entitas Anak atau dari somasi pihak ketiga telah menjadi Perkara yang
melibatkan Entitas Anak, pada akhirnya timbul putusan yang menyatakan bahwa Entitas Anak terbukti
melakukan perbuatan melawan hukum atau wanprestasi, Perseroan berkeyakinan bahwa hal tersebut tidak
akan memberikan dampak negatif dan material pada keadaan keuangan Perseroan dan Entitas Anak maupun
kelangsungan usaha Perseroan dan Entitas Anak serta rencana Penawaran Umum Terbatas V ini.
KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN
Seluruh data yang digunakan dalam pembahasan bab ini diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik
Desember 2015 dan April 2016, publikasi BI Desember 2015, publikasi BKPM Januari 2016 dan data internal
Perseroan 2016.
1.
Umum
Perseroan didirikan di Surabaya pada tanggal 2 Nopember 1989 dan kemudian memindahkan kantor
pusatnya di Jakarta pada bulan Pebruari 1990. Pada awalnya Perseroan hanya berfokus pada kegiatan
pasar modal, dalam waktu relatif singkat, yaitu sampai dengan tahun 1994, Perseroan dapat berkembang
pesat dengan melakukan kegiatan diseluruh aspek aktivitas pasar modal mulai dari perantara dan
perdagangan efek, penasihat investasi, manajer investasi, penjamin emisi efek, originasi dan sindikasi,
penasihat keuangan dan riset.
30
Tidak lama kemudian, yaitu pada tahun 1997 Perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
dan mencatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, yang menandai statusnya menjadi
Perusahaan Publik. Tahun 1999 Perseroan fokus ke bidang usaha investasi dan menjadi Investment
Company. Perseroan mengalihkan kegiatan usaha sekuritas ke MKAP dan MNCAM.
MKAP memasuki pasar modal melalui pelaksanaan IPO pada tanggal 8 Juni 2001 dengan melepas
250.000.000 lembar saham dan meraih dana segar Rp62.500 juta. Pencatatan saham dilakukan di Bursa
Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES), yang sekarang bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia
(BEI).
Perseroan yang pada mulanya bergerak hanya dalam lingkup pasar modal, setelah melalui kegiatan
merger dan akuisisi yang intensif dan secara bertahap sejak tahun 2001 mengakuisisi MCOM, saat ini
Perseroan telah berkembang menjadi perusahaan induk dan investasi yang memiliki kegiatan usaha di
berbagai lini bisnis, dengan cakupan bidang usaha yang luas dan beragam, meliputi konten dan
pendapatan iklan melalui media penyiaran dan cetak, teknologi informasi, pendapatan berbasis
langganan, berbasis online, jasa keuangan serta portofolio investasi.
MKAP kemudian mengalami transformasi bisnis pada tahun 2003 dengan menjadi bagian dari Perseroan
sekaligus sub-holding untuk sektor jasa keuangan dengan Entitas Anak yang bergerak di sejumlah bidang
usaha di sektor jasa keuangan, yaitu MNCS yang menangani bidang bisnis sekuritas, MNCAM yang
menangani jasa pengelolaan dana atau Manajer Investasi, dan MNCF yang mengelola bidang bisnis jasa
pembiayaan konsumen. Sementara itu masih di tahun yang sama yaitu 2003, MCOM menjadikan MNC
sebagai holding company untuk media berbasis konten.
Pada tahun 2007 terdapat beberapa aksi korporasi yaitu Perseroan menjadi pemegang saham 20% MNCSV
dan MCOM mengakuisisi 51% saham MNCSV. Rebranding atas nama dan logo baru Entitas Anak MKAP
mulai dilakukan pada akhir tahun 2010 dan dirampungkan pada awal 2011 dengan tujuan untuk lebih
meningkatkan awareness di mata masyarakat mengenai aspek integratif dalam layanan jasa keuangan
Perseroan. Di tahun 2010, Perseroan juga mulai masuk ke bisnis energi dan sumber daya alam. MKAP
mengakuisisi PT UOB Life-Sun Assurance yang namanya kemudian diganti menjadi MNC Life. Di sisi lain,
tahun 2010 itu MCOM juga meningkatkan kepemilikan saham di MNCSV menjadi 75,4%.
Pada tahun 2013, Perseroan merambah ke bisnis properti melalui pembelian saham MNCL dengan total
kepemilikan saham sebesar 26,23%. Kemudian pada awal tahun 2014, Perseroan mengakuisisi 25% saham
PT Bank ICB Bumiputera Tbk. Perseroan terus menambah kepemilikan atas PT Bank ICB Bumiputera Tbk
hingga mencapai 37.8% melalui Penawaran Umum Terbatas HMETD PT Bank ICB Bumiputera Tbk pada
bulan Juli 2014. Pada tanggal 23 Juli 2014, OJK menyatakan Perseroan telah lulus fit and proper test dan
menyetujui Perseroan sebagai pemegang saham pengendali PT Bank ICB Bumiputera Tbk. PT Bank ICB
Bumiputera Tbk kemudian diubah namanya menjadi PT Bank MNC Internasional Tbk (“MNC Bank”).
Perseroan memiliki visi yaitu menjadi perusahaan investasi terkemuka, baik di dalam negeri, maupun di
luar negeri, khususnya di kawasan Asia Pasifik. Sedangkan misi Perseroan adalah secara konsisten
meningkatkan kesejahteraan dan nilai tambah bagi para pemegang saham, investor, mitra bisnis,
karyawan serta seluruh pemangku kepentingan lainnya.
Dalam menjalankan visi dan misinya, Perseroan selalu berpegang pada filosofi VIP yaitu Visi yang berarti
kemampuan dalam melihat peluang yang ada, Integritas yang berarti pada kemampuan dalam
membangun kepercayaan di antara investor dan komunitas bisnis, serta Persistensi yang berarti kekuatan
untuk mengejar kesempatan dalam keadaan yang sulit.
2.
Kegiatan Usaha
Saat ini kegiatan usaha Perseroan telah beraneka ragam, namun tetap dalam konteks fokus yang terkendali
pada 3 investasi strategis yang memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi, antara lain:
a. Sektor media yang seluruh bisnisnya dikonsolidasikan di bawah unit usaha MCOM dan memiliki fokus
utama bisnis Entitas Anak:
• pada lini usaha media berbasis iklan dan konten, media penyiaran dan cetak melalui MNCN,
31
•
•
•
3.
pada lini usaha pendapatan berbasis langganan melalui MNCSV dan MNC Kabel Mediacom (“MKM”)
pada lini usaha media berbasis online,
media pendukung, infrastruktur dan lain-lain.
b.
Bisnis jasa keuangan Perseroan yang dikonsolidasikan di bawah induk perusahaan MKAP yang
memiliki Entitas Anak di sektor asuransi, pembiayaan, sekuritas, manajemen investasi dan jasa
perbankan. Secara lebih rinci, bidang usaha jasa keuangan yang dikembangkan adalah sebagai
berikut:
• MNC Bank yang membidik pasar korporasi dan konsumen.
• MNCF yang fokus pada pembiayaan konsumen dengan mayoritas portofolio pada pembiayaan
rumah bekas dan mobil bekas.
• MNCGU yang fokus pada nasabah korporasi untuk pembiayaan sewa guna usaha (financial lease)
alat-alat berat, permesinan dan alat kesehatan termasuk anjak piutang.
• MNC Life yang menawarkan produk perlindungan yang mencakup asuransi jiwa dan kesehatan.
• MNCAI yang menyediakan beragam produk asuransi umum yang inovatif yang ditargetkan pada
pelanggan ritel dan korporasi.
• MNCS yang menyediakan jasa pialang saham dan instrumen berpendapatan tetap, jasa transaksi
saham secara online, penjamin emisi dan penasihat jasa keuangan serta riset.
• MNCAM yang menyediakan beragam reksadana yang luas dengan profil risiko yang berbeda,
reksadana yang berbasis di luar negeri, private equity dan unit link manajemen aset yang bekerja
sama dengan MNC Life.
c.
Sektor properti yang bisnisnya dikonsolidasi melalui MNCL secara umum mengelola bidang properti
dengan fokus utama pada lini usaha pembangunan kawasan resort, hotel, vila, sarana hiburan seperti
lapangan golf, pembangunan properti umum, investasi dan manajemen.
Industri
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I hanya mencapai
4,71% dan turun menjadi 4,67% di kuartal II, mulai menunjukkan titik balik di kuartal III menjadi 4,73% dan
akhirnya menguat hingga 5,04%. Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 mampu
mencapai 4,79%. Pertumbuhan tersebut terjadi pada hampir semua lapangan usaha ekonomi.
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi yang tumbuh sebesar
10,06%. Secara kuartal, PDB kuartal IV tahun 2015 tumbuh 5,04% dibanding kuartal IV tahun 2014, dimana
pertumbuhan tertinggi terjadi di lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi sebesar 12,52%. Tetapi
membaiknya pertumbuhan pada kuartal IV setelah mencatat level terendah pada kuartal II memberikan
pesan positif bagi para pelaku usaha dan investor.
Upaya pemerintah menjaga laju inflasi patut diapresiasi. Tingkat inflasi tahunan hanya mencapai 3,35%,
jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 8,36%. Keberhasilan pemerintah
mengendalikan harga bahan pokok dengan menjamin pasokan bahan pangan terbukti mampu meredam
tingginya permintaan pasar. Walaupun tidak dapat dipungkiri pelemahan transaksi di tingkat eceran juga
berkaitan dengan penurunan daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat sudah sangat menurun akibat
pelambatan ekonomi. Di tahun 2015 konsumsi rumah tangga hanya tumbuh sebesar 4,96%, sementara
pada tahun 2013 sebesar 5,43% dan tahun 2014 sebesar 5,16%. Dengan demikian, konsumsi rumah
tangga selama 3 tahun berturut-turut cenderung turun.
Di sisi lain, konsumsi pemerintah baik melalui belanja maupun investasi berhasil menopang perbaikan
pertumbuhan ekonomi. Investasi dan belanja pemerintah sama-sama tumbuh lebih tinggi dibandingkan
pada tahun 2014. Di 2015, investasi tumbuh 5,07% dan belanja pemerintah tumbuh 5,38%. Artinya, peran
pemerintah sudah mulai efektif dalam ikut menjaga agar perlambatan tidak terlalu dalam.
Survey indeks keyakinan konsumen oleh BI pada bulan Desember menunjukkan tren meningkat
dibandingkan bulan sebelumnya walaupun belum setinggi tahun lalu. Survei bulanan ini sudah dilakukan
sejak Oktober 1999 terhadap 4.600 rumah tangga sebagai responden di 18 kota di Indonesia. Indeks
keyakinan konsumen pada Desember 2015 mencapai 107,5 atau naik 3,8 poin dari bulan sebelumnya.
Perbaikan indeks keyakinan konsumen tersebut didorong oleh perbaikan indeks ekspektasi konsumen
32
terhadap kondisi ekonomi Indonesia dalam enam bulan mendatang dan indeks kondisi saat ini. Ekspektasi
konsumen terhadap kondisi ekonomi pada enam bulan mendatang membaik karena konsumen
memperkirakan akan terjadi perbaikan pada lapangan kerja dan pendapatan.
Indeks Tendensi Bisnis (ITB) sebagai indikator perkembangan ekonomi usaha berdasarkan Survei Tendensi
Bisnis yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI) dapat menggambarkan
kondisi bisnis dan perekonomian sepanjang tahun 2015. BPS mencatat ITB kuartal I sebesar 96,30, jauh
menurun dibandingkan ITB pada kuartal IV 2014 sebesar 104,07.
Memasuki kuartal II, optimisme dunia usaha terhadap kondisi perekonomian Indonesia terlihat
meningkat. Para pelaku bisnis percaya bahwa pemerintah dapat memperbaiki kinerja perekonomian
Indonesia saat ini. BPS mencatat ITB kuartal II yang mencapai 105,40, meningkat sedikit menjadi 106,04
pada kuartal III, dan tetap stagnan diposisi 105,22 pada kuartal IV. Pada kuartal IV, nilai tukar Rupiah juga
menguat tajam mencapai level Rp13.288 per Dolar AS dan ditutup di level Rp13.795 per Dolar AS pada 31
Desember 2015. Penguatan nilai tukar Rupiah menumbuhkan harapan baru. Banyak investor global
membawa uangnya kembali ke Indonesia karena melihat potensi pertumbuhan ekonomi yang masih
menjanjikan. Tren investasi di sektor riil menunjukkan kecenderungan positif dan terus mengalir. Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi foreign direct investment (FDI) sepanjang tahun
2015 mencapai Rp545,4 triliun, naik 17,8% dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp463,1 triliun.
Bisnis Perseroan yang bertumpu pada tiga pilar, yaitu media, jasa keuangan, dan properti, memilliki
tantangan yang berbeda-beda terkait dengan dinamika situasi ekonomi dan dunia usaha di sepanjang
tahun 2015.
4.
Kecenderungan dan Prospek Usaha
Perlambatan perekonomian global masih akan terus berlanjut sehingga kinerja ekspor Indonesia terutama
untuk komoditas andalan seperti batu bara, minyak kelapa sawit mentah (CPO), dan karet belum
menunjukkan perbaikan. Tetapi situasi pasar global, terutama pasar keuangan, tampaknya semakin pasti
seiring dengan kebijakan Bank Sentral AS menaikkan suku bunga secara bertahap dan dapat diprediksi.
Dengan adanya kepastian di pasar keuangan global, diharapkan ekonomi di Tiongkok, Jepang, dan Eropa
akan segera menemukan titik balik pemulihan sehingga pasar ekspor segera kembali membaik.
Pemerintah telah menargetkan pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 5,3%. Target tersebut cukup realistis
mengingat titik balik pertumbuhan pada kuartal IV-2015 yang mengindikasikan bahwa kepercayaan
masyarakat mulai tumbuh. Proyek-proyek infrastruktur seperti jalan tol, bendungan, pelabuhan, dan
bandara serta pembangkit listrik 35.000 MW sudah dimulai sehingga menimbulkan efek domino yang
besar dan mampu menggerakkan perekonomian.
Setiap proyek tentu membutuhkan pendanaan bank dan produk-produk jasa keuangan lainnya seperti
asuransi konstruksi, asuransi jaminan pelaksanaan (performance bond), jaminan uang muka (advance
payment bond) dan sebagainya. Jika perbankan tumbuh, maka semua industri jasa keuangan seperti
manajemen aset, sekuritas dan asuransi otomatis ikut bertumbuh. Hal ini akan berdampak positif bagi
Perseroan yang memiliki portofolio yang lengkap di bisnis jasa keuangan.
Pilar keempat yaitu investasi finansial memiliki peluang besar untuk berinvestasi di proyek-proyek
infrastruktur dan menjadi penyeimbang bagi ketiga pilar lainnya dalam menjaga pertumbuhan yang stabil.
Sektor Media
Pertumbuhan industri media di Indonesia memiliki hubungan langsung dengan kegiatan dunia usaha dan
industri periklanan, khususnya bagi televisi free-to-air (FTA) yang berbasis iklan. Hingga saat ini media
televisi adalah satu-satunya media audio visual yang mampu menjangkau sasaran masyarakat luas.
Media online/mobile akan menjadi pasar terbesar industri periklanan di masa depan. Saat ini posisi media
online telah sedikit demi sedikit menggerus pangsa pasar koran dan majalah. Dengan semakin banyaknya
pemain media online, alternatif media ini mulai diperhitungkan oleh banyak pemasang iklan sebagai
media strategis untuk mempromosikan produknya.
33
Besarnya potensi pasar mobile (media sosial) bagi industri periklanan telah diramalkan perusahaan
konsultan global McKinsey, yang menyatakan konsumsi internet Indonesia pada 2017 akan mencapai
tingkatan terabyte dari tingkatan gigabyte saat ini. Dari tingkat tersebut, 30% konsumen diperkirakan akan
siap melakukan pembelian secara online, sementara 25% diperkirakan akan mempertimbangkan untuk
membeli secara online. Sementara Pusat Riset Pew Internet & American Life Project berdasarkan hasil
surveinya di tahun 2013 telah menunjukkan pasar mobile akan menjadi pasar industri periklanan.
Perseroan akan terus meningkatkan kinerja anak-anak usaha di bidang media untuk mempertahankan
posisi MNC Group sebagai “the largest and the most integrated media company” di Asia Tenggara.
Pertumbuhan perusahaan di bidang media juga akan didorong melalui akuisisi dan pengembangan
beberapa proyek baru yang diharapkan dapat direalisasikan pada tahun ini.
Sektor Jasa Keuangan
Industri jasa keuangan di Indonesia masih memiliki peluang pertumbuhan yang luas. Hal ini tercermin dari
peningkatan aset bank komersial (bank umum konvensional dan bank umum syariah) yang tumbuh 9%
dari Rp5.615,15 triliun pada Desember 2014 menjadi Rp6.132,58 triliun pada Desember 2015. Kenaikan
nilai aset bank komersial didorong oleh semakin meningkatnya aktivitas perusahaan penjaminan kredit,
bisnis kartu kredit dan pembiayaan konsumen.
Penetrasi asuransi jiwa di Indonesia masih menjadi salah satu yang terendah di kawasan Asia. Di sisi lain,
kelas menengah Indonesia diperkirakan akan tumbuh pesat dan akan menjadi prospek yang potensial
untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis asuransi jiwa.
Pertumbuhan kelas menengah yang sangat cepat di Indonesia akan meningkatkan konsumsi dan
pengeluaran bebas (diskresioner) dan juga mendorong sektor simpanan dan investasi. Kondisi ini
memberikan prospek yang menguntungkan bagi lembaga keuangan di Indonesia yang tidak hanya
didukung oleh permodalan yang kuat tetapi juga menyediakan produk keuangan secara end-to-end.
Menyikapi peluang tersebut, unit-unit usaha di bawah MKAP akan dikembangkan untuk menjadi “the
most reliable and integrated financial services in Indonesia”. Sinergi antar Entitas Anak akan terus
ditingkatkan antara lain melalui cross-selling product dan kegiatan pemasaran bersama. Dengan dukungan
struktur permodalan, pengembangan akan dilakukan melalui pertumbuhan organik dan anorganik,
dimana pada saat ini Perseroan sedang menjajaki kemungkinan merger untuk bank dan akuisisi sebuah
perusahaan pembiayaan.
Sektor Properti
Percepatan pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah mampu mengubah peta industri
properti secara signifikan. Pembangunan jalan tol dan jaringan rel kereta api di berbagai wilayah membuat
konektivitas antar kota menjadi lebih mudah dan cepat. Misalnya pembangunan kereta cepat (high speed
train/HST) Jakarta - Bandung yang terintegrasi dengan moda transportasi Light Rail Transit (LRT) menuju
ke berbagai tempat di Bandung, dan terhubung dengan Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta, menjadikan
wilayah di sekitar Bandung dan Jabodetabek akan semakin terkoneksi. Ruas jalan tol Ciawi-Sukabumi akan
semakin meningkatkan nilai proyek di Lido, Bogor.
Wilayah Jabodetabek yang mencakup Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi secara total memiliki
populasi mencapai 30 juta orang di mana 50% diantaranya termasuk kategori produktif. Saat ini terdapat
2,4 juta komuter yang melakukan perjalanan ulang-alik dari tempat tinggalnya di kota-kota satelit sekitar
Jakarta ke pusat bisnis Jakarta, baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
Dengan perbaikan dan pembangunan sarana transportasi massal baru termasuk HST, LRT dan MRT,
pengembangan kota-kota mandiri baru di kawasan yang dilalui moda transportasi modern tersebut akan
tumbuh pesat. Seiring dengan semakin tingginya harga lahan dan tingkat kompetisi di Jakarta,
pengembangan properti telah semakin menyebar ke kota-kota lain termasuk di luar Pulau Jawa. Saat ini
pengembangan properti di Indonesia telah menyebar ke kota-kota seperti Bali, Semarang, Yogyakarta,
34
Balikpapan, dan Makasar. Perkembangan properti di kota-kota tersebut terutama terjadi karena
tumbuhnya permintaan baru berkaitan dengan meningkatnya aktivitas sektor pariwisata, eksplorasi
sumber daya alam dan pembangunan infrastruktur. Selain residensial, properti komersial yang meliputi
perkantoran, apartemen, ritel dan hotel juga turut berkembang.
Pertumbuhan populasi secara langsung mendukung perkembangan industri properti, khusunya tempat
tinggal. Tak hanya itu, dengan bertambah baiknya kondisi infrastruktur perkotaan, kebutuhan masyarakat
akan selalu meluas pada tempat tinggal, area perkantoran, serta pusat hiburan. Kondisi inilah yang
memberikan keyakinan pada Perseroan bahwa industri properti masih memiliki masa depan yang
menjanjikan.
Tidak terdapat kecenderungan, ketidakpastian, permintaan, komitmen, atau peristiwa yang dapat
mempengaruhi secara signifikan penjualan bersih atau pendapatan usaha, pendapatan dari operasi
berjalan, profitabilitas, likuiditas, atau sumber modal, atau peristiwa yang akan menyebabkan informasi
keuangan yang dilaporkan tidak dapat dijadikan indikasi atas hasil operasi atau kondisi keuangan masa
datang.
5.
Pemasaran dan Pengembangan Usaha Perseroan
Dengan semakin majunya dunia media, beberapa rencana pemasaran dan pengembangan usaha sektor
media antara lain:
- pada bisnis konten dan iklan, MNCN akan terus membangun kekuatan secara sinergis melalui
kehadiran iNews TV dengan pendorong pertumbuhan utama lainnya yang terdiri dari RCTI, MNC TV,
Global TV dan 22 saluran eksklusif MNC Sky Vision sambil terus berupaya menyajikan programprogram TV favorit dan menarik, terus menjalin kerjasama dengan Bursa Efek Indonesia dengan
menghadirkan Channel Indonesia Business Capital Market (IBCM).
- pada bisnis TV berbayar, MNCSV terus berupaya menawarkan pelayanan berkualitas premium
berorientasi pada pelanggan dan fokus pada pengembangan jaringan penjualan yang luas,
Meningkatkan kecepatan merespons pelanggan, meningkatkan kualitas pelayanan serta meluncurkan
program member get member.
- pada bisnis media berbasis online, MNC Shop terus mengembangkan pelayanannya dengan
memberikan metode pembayaran dan pengiriman yang mudah, serta terjamin keamanannya.
Okezone.com melakukan berbagai langkah pengembangan dan peningkatan kinerja. Dari sisi
kuantitas, Okezone.com menerbitkan sekitar 610 berita setiap hari, terbanyak di Indonesia. Perseroan
juga memperkuat kerja sama dengan 43 agency dan 51 pengiklan di Indonesia. Selain Okezone.com,
Perseroan juga memiliki online streaming yaitu Okezone.tv yang dikenal sebagai premier online TV
streaming Indonesia. Bisnis mobile dan PC games yang dioperasikan oleh Le Tang telah membuat
aplikasi mobile games “Bonnie Bear” dan “Armor Heroes” yang berbasis di Tiongkok. Mobile games
Boonie Bears 2 (BB2) dan Armor Heroes diunduh lebih dari 320 juta kali sampai saat ini.
Di tahun 2016, digitalisasi seluruh unit usaha financial services antara lain: shared services, digitalisasi
database, DRC (Disaster Recovery Center) dan proses bisnis lainnya akan segera terealisasi untuk
mendukung percepatan pengembangan bisnis dan peningkatan kerja entitas.
Rencana pengembangan masing-masing unit usaha sektor jasa keuangan adalah sebagai berikut:
- MNCF akan tetap fokus pada pembiayaan mobil dan KPR di mana sumber pembiayaannya berasal dari
joint financing dengan MNC Bank dan pinjaman dari Bank BUMN seperti BNI dan Bank Mandiri;
- MNC Life akan fokus pada produk unit-link dan produk lainnya yang dijual melalui bancassurance;
- MNCAM akan bekerja sama dengan MNC Life dalam produk unit-link, selain mengembangkan
reksadana tradisional, juga mengembangkan private equity dan offshore funds;
- MNCS akan melakukan penguatan unit bisnis seperti unit fixed income dan investment banking,
pengembangan sistem online trading dan perluasan jaringan dengan menambah cabang-cabang baru
untuk meningkatkan market share dan peringkat MNC Securities;
- MNCAI akan mengembangkan produk yang lebih variatif dan tingkat premi yang lebih kompetitif, juga
memperkuat proses klaim, kualitas agen dan rekanan bengkel;
- MNC Bank akan meningkatkan kinerjanya melalui penerapan strategi bisnis yang terfokus pada online
banking dan mobile banking, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia;
35
- MNCGU akan fokus pada pembiayaan korporasi antara lain leasing alat berat, mesin, peralatan
kesehatan dan factoring.
Demi memperkuat posisinya menjadi perusahaan properti terdepan yang andal dan terpercaya melalui
inovasi strategis, pengembangan lokasi dan jasa manajemen properti terbaik sesuai dengan visinya, MNCL
mulai melakukan ekspansi bisnis melalui akuisisi beberapa perusahaan properti, dalam rangka
pengembangan usaha demi pertumbuhan berkelanjutan. MNCL menjelma menjadi induk perusahaan
dengan sejumlah anak perusahaan yang kegiatan usahanya adalah membangun, mengembangkan, dan
mengelola aset-aset properti, serta menyediakan jasa tenaga kerja alih daya (outsourcing) seperti tenaga
kebersihan (housekeeping), keamanan (security) dan lain-lain.
Perkembangan bisnis MNCL tiap tahunnya semakin pesat dan semakin beragamnya produk serta layanan
yang dimiliki MNCL memberikan nilai tambah di mata investor, pemegang saham, maupun pemangku
kepentingan lainnya. MNCL juga semakin percaya diri dengan memiliki portofolio investasi pada sejumlah
perusahaan pengembang terpecaya yang mempunyai produk properti berkualitas, seperti pusat
perbelanjaan, hotel, residensial (apartemen) dan lapangan golf.
Dengan perluasan usaha yang berkelanjutan, Perseroan melaksanakan target usaha jangka panjang untuk
menjadi perusahaan terkemuka dalam bisnis properti terpadu yang memfokuskan diri pada
pengembangan kawasan resor terpadu di Indonesia.
Dalam rangka mempertahankan posisinya sebagai salah satu pemain unggul di bidang properti, Perseroan
juga akan mengimplementasikan serangkaian strategi pemasaran sebagai berikut:
- Menjaga tarif sewa dengan harga yang kompetitif dan selalu berada dalam koridor tarif sewa yang
aktual pasaran;
- Menjaga kualitas pelayanan sehingga penyewa selalu merasa aman dan nyaman bekerja di area
perkantoran yang disewanya;
- Melakukan preventive maintenance, sehingga meminimalisasi kemungkinan terjadinya kerusakan yang
menyebabkan terhentinya operasi;
- Melakukan program efisiensi secara berkelanjutan untuk mencapai biaya yang optimal untuk setiap unit
bisnis;
- Meningkatkan layanan dan jaringan Unit Bisnis Perseroan di seluruh Indonesia melalui cara-cara berikut:
Membuat laporan operasional bulanan untuk memonitor kinerja setiap unit bisnis Perseroan;
Optimalisasi teknologi internet dalam komunikasi dengan dan antar unit bisnis;
Secara rutin meningkatkan koordinasi dengan setiap manajer unit bisnis untuk meningkatkan
kinerjanya.
Selain itu, Perseroan akan melakukan perluasan usaha ke sektor energi dan sumber daya alam melalui
perusahaan tambang batu bara di Sumatera Selatan yang telah diakuisisi dengan membangun pembangkit
listrik mulut tambang.
6.
Persaingan Usaha
Perseroan senantiasa dihadapkan pada persaingan dari perusahaan lainnya. Perseroan berupaya untuk
menciptakan keunggulan kompetitif dalam bidang media, keuangan maupun properti. Adanya dukungan
kuat antara jasa keuangan, properti maupun dari media Grup MNC dalam mempromosikan “brand
awareness” untuk setiap produk Perseroan akan memperkuat kepercayaan pelanggan dan menjangkau
wilayah geografis yang luas. Salah satu prestasi Perseroan dalam upaya memajukan usahanya tercermin
melalui tercatatnya nama Perseroan di IDX monthly statistic Maret 2016 sebagai perusahaan ke-1 dalam
kategori 20 Most Active Stocks by Total Trading Volume.
Perseroan melalui Entitas Anaknya telah mengembangkan bisnis media yang lengkap berupa media
berbasis konten dan iklan di TV, radio maupun media cetak. Ditambah dengan adanya media berbasis
pelanggan yang menyuguhkan aneka ragam program favorit sesuai kebutuhan penonton dan media online
yang menyajikan berbagai berita maupun games. Hal tersebut tentunya mempengaruhi Perseroan lebih
mampu menarik masyarakat daripada perusahaan pesaing media lainnya. Berdasarkan IDX Yearly Statistic
2015, MNC menempati posisi ke-16 dalam kategori 50 Most Active by Trading Frequency.
36
Perseroan telah membangun sebuah jasa keuangan yang terintegrasi dan bergengsi yang dapat
menyediakan jasa keuangan yang lengkap yang terdiri dari MNC Bank, MNC Life (asuransi jiwa), MNCAI
(asuransi umum), MNCF (jasa pembiayaan), MNCS (perantara pedagang efek dan investment banking) dan
MNCAM. Sinergi diantara anak usaha di bawah Perseroan dan MNC Media akan membedakan produk dan
jasa serta kinerja Perseroan dibandingkan pemain lainnya di industri jasa keuangan. Tren di masa depan
adalah semakin bertumbuhnya transaksi melalui internet/situs sehingga MNC Media telah melakukan
pemasangan jaringan kabel fiber optic yang tercanggih untuk menyediakan jasa internet broadband yang
akan menjadi suatu keunggulan kompetitif yang signifikan untuk Perseroan sehingga akan tercapai
pertumbuhan jangka panjang yang berkesinambungan.
Berdasarkan data IDX Monthly Statistic March 2016, MNCS menduduki peringkat 16 sebagai perusahaan
yang masuk dalam kategori 20 Most Active Brokerage Houses in Total Value. Berdasarkan data
IDX_Annually 2014, MNCS berada di peringkat 16 untuk perusahaan sekuritas yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dan urutan ke-3 untuk perusahaan sekuritas lokal di Indonesia. Salah satu faktor yang
menyebabkan peningkatan tersebut adalah adanya 16 cabang MNCS yang tersebar di Pulau Jawa,
Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera.
7.
Strategi Perseroan
Untuk tahun 2016, bisnis Perseroan masih akan mengandalkan media, khususnya televisi berbasis iklan.
Namun, sejalan dengan itu, Perseroan juga berkomitmen untuk mengembangkan unit bisnis lain secara
bersamaan. Beberapa strategi yang disiapkan oleh Perseroan adalah:
- Memperkuat kerja sama antarEntitas Anak di lingkungan kelompok usaha Perseroan. Model seperti
terbukti memberikan benefit bagi kinerja Perseroan melalui efisiensi operasional dan peningkatan
pendapatan.
- Mendorong potensi keuntungan dengan memanfaatkan brand MNC untuk bisnis yang bervariasi.
- Memperkuat bisnis media melalui peningkatan pangsa penonton pada televisi free to air (FTA)
penambahan jumlah kanal pada televisi berbayar, serta terus mengembangkan bisnis online sebagai
new media.
- Menghadirkan produk properti berkualitas tinggi guna meningkatkan kemampuan bersaing di pasar.
- Mencari peluang-peluang usaha strategis sebagai aktivitas investasi.
Khusus di sektor media, untuk strategi Perseroan di tahun 2016, akan berfokus pada 3 area bisnis dan
memperkuat posisi sebagai market leader:
- Fokus pada 5 motor utama pertumbuhan yaitu free to Air TV (RCTI, MNCTV, GlobalTV), jaringan
nasional iNewsTV, serta pengembangan bisnis content melalui MNC Channels.
- Memperkuat bisnis media berbasis pelanggan dengan memperluas pengembangan bisnis melalui
inisiatif MNC Play Media broadband.
- Peluang dan pertumbuhan yang menjanjikan dari berbagai bisnis online media seperti WeChat, MNC
Shop, pengembang Mobile Games LeTang yang telah go public, dan Okezone sebagai portal berita
online.
Strategi umum sektor jasa keuangan adalah:
- Fokus pada pengembangan bisnis yang besar, yaitu perbankan dan asuransi.
- Melakukan konsolidasi di bisnis jasa keuangan Perseroan, mengingat secara fondasi saat Perseroan
sudah memiliki seluruh lini bisnis jasa keuangan, setelah masuknya MNC Bank.
- Melakukan joint financing antara perbankan dengan perusahaan pembiayaan yang dimiliki oleh
Perseroan, dengan tetap menjaga manajemen risiko dengan baik.
- Bekerja sama dengan investor luar untuk mengembangkan bisnis jasa keuangan Perseroan, khususnya
di bidang asuransi dan pembiayaan.
Dalam bidang properti, MNCL berkomitmen untuk meraih kemajuan yang signifikan melalui strategi
operasional yang tepat dan kompetitif. Upaya ini dilakukan melalui beragam inisiatif pengembangan dan
akuisisi proyek yang strategis dan berskala besar.
37
8.
Tata Kelola Perusahaan Yang Baik
Jajaran direksi dan manajemen Perseroan memiliki komitmen yang tinggi untuk melaksanakan tugas
Perseroan dengan senantiasa mengedepankan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan
konsisten. Perseroan memandang penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau GCG (Good Corporate
Governance) sebagai hal yang penting karena GCG berfungsi sebagai pedoman agar segenap keputusan
yang diambil dilandasi nilai-nilai moral yang tinggi dan sangat berintegritas, patuh terhadap Peraturan
Perundang-undangan dan kesadaran akan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) terhadap pihak-pihak
yang berkepentingan (stakeholders). Selain itu, penerapan GCG juga merupakan salah satu faktor penting
dalam pembentukan perusahaan modern dan profesional agar dapat memenangkan persaingan bisnis
dalam era perekonomian globalisasi.
Perseroan telah memiliki Komite Audit dan Komite Remunerasi sebagai bagian dari realisasi pelaksanaan
GCG. Selain itu, Sekretaris Perusahaan selalu memastikan bahwa Perseroan menyampaikan laporan
keuangan secara berkala dan tepat waktu kepada pihak regulator. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari
penerapan transparansi Perseroan. Rapat rutin antara Direksi dan Dewan Komisaris, serta rapat dengan
komite-komite untuk membahas hal-hal terkait keberlangsungan usaha Perseroan senantiasa dilakukan
sesuai aturan yang berlaku. Di dalam penerapannya, prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas,
tanggungjawab, kemandirian, disiplin dan kewajaran dikedepankan, demi peningkatan kinerja dan citra
perusahaan. GCG diperlengkapi Code of Conduct, yang berisi pedoman etika usaha dan etika kerja bagi
pimpinan, karyawan dan stakeholder lainnya. Perseroan beserta seluruh unit bisnisnya menjunjung tinggi
dan berkomitmen penuh untuk menerapkan prinsip GCG dalam mengimplementasikan bisnis Perseroan.
Perseroan berupaya untuk tetap terus mempertahankan dan menumbuhkan kepercayaan para investor
kepada Perseroan melalui penyediaan informasi berbentuk laporan melalui media massa, laporan berkala,
public expose, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) melalui korespondensi langsung yang menganut
prinsip keterbukaan, keakuratan dan akuntabilitas.
9.
Hak Kekayaan Intelektual (HaKI)
Perseroan dan Entitas Anak memiliki HaKI sebagaimana diuraikan dalam tabel di bawah ini.
a.
Merek
No.
Nama Program/
Produk
Perseroan
1.
MNC Corporation + Logo
MCOM
2.
Globalmedia.com
3.
Globalmedia.com
4.
Globalmedia.com
5.
Globalmedia.com
6.
Globalmedia.com
7.
Globalmedia.com
8.
Globalmedia.com
9.
Globalmedia.com
10.
Globalmedia.com
MKAP
11.
Merek MNC Financial Services +
Logo
Kelas
Tanggal
Penerimaan
Permohonan/
Pendaftaran
36
2-Feb-12
Proses pendaftaran
Perseroan
16
09
18
25
40
38
41
42
35
29-Agust-09
31-Mar-09
3-Jun-09
31-Mar-09
31-Mar-09
31-Mar-09
31-Mar-09
31-Mar-09
31-Mar-09
Proses pendaftaran
Proses pendaftaran
Proses pendaftaran
Proses pendaftaran
Proses pendaftaran
Proses pendaftaran
Proses pendaftaran
Proses pendaftaran
Proses pendaftaran
MCOM
MCOM
MCOM
MCOM
MCOM
MCOM
MCOM
MCOM
MCOM
36
2-Feb-12
Proses pendaftaran
MKAP
38
Keterangan/
Masa Berlaku
Atas Nama
b.
Hak Cipta
No.
Nomor Pendaftaran dan
Tanggal Pendaftaran
MKAP
1.
05936/14 Juni 2012
MCOM
2.
035333
Judul
Ciptaan
Jenis
Ciptaan
Tanggal
Diumumkan dan
Tempat
Jangka Waktu
MNC
Financial
Services
Seni Logo
16 Desember
2011 di Jakarta
50 tahun sejak
pertama kali
diumumkan.
PT. Global
Mediacom
Tbk
Seni Logo
17 Agustus 2007,
di Jakarta
50 tahun sejak
pertama kali
diumumkan
EKUITAS
Tabel berikut ini menggambarkan posisi ekuitas Perseroan dan Entitas Anak yang bersumber dari Laporan
Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak. Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas
Anak untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 yang telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu Limited) dengan pendapat
wajar tanpa modifikasian untuk semua hal yang material dengan penekanan suatu hal sehubungan dengan
kasus legal PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (Entitas Anak MNCN) dan penerapan PSAK 24 (revisi 2013),
Imbalan Kerja pada tahun 2014 yang dilakukan secara retrospektif.
Keterangan
2015
EKUITAS
Modal saham:
Modal dasar Rp115.000 juta saham dengan nilai nominal Rp100 per
saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh
38.902.106.607 saham pada 31 Desember 2015,
38.739.193.407 saham pada 31 Desember 2014 dan
35.900.092.807 saham pada 31 Desember 2013
3.890.210
Tambahan modal disetor
3.314.384
Modal lain-lain - opsi saham karyawan
28.320
Selisih transaksi perubahan ekuitas entitas anak
1.759.771
Selisih transaksi perubahan ekuitas entitas asosiasi
697.586
Selisih transaksi ekuitas dengan pihak nonpengendali
50.481
Pendapatan komprehensif lain
328.156
Saldo laba:
Ditentukan penggunaannya
4.000
Tidak ditentukan penggunaannya
377.284
Dikurangi biaya perolehan saham diperoleh kembali –
436.816.600 saham pada 31 Desember 2015,
512.023.100 saham pada 31 Desember 2014 dan
652.638.000 saham pada 31 Desember 2013
(110.392)
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
10.339.800
Kepentingan non pengendali
12.394.059
JUMLAH EKUITAS
22.733.859
*) Disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK 24 (revisi 2013) “ Imbalan Kerja”.
(dalam jutaan Rupiah)
31 Desember
2014*
2013*
3.873.919
3.244.652
24.361
1.646.087
623.198
68.103
196.402
3.590.009
2.419.450
28.354
718.886
168.422
221.552
3.000
1.358.358
2.000
1.281.700
(111.412)
10.926.668
11.618.590
22.545.258
(184.991)
8.245.382
8.591.442
16.836.824
Tabel di bawah ini menunjukkan komposisi dan struktur permodalan Perseroan sebelum dan setelah
dilaksanakannya Penambahan Modal Tanpa HMETD dengan asumsi seluruh Penambahan Modal Tanpa
HMETD dilaksanakan seluruhnya, yaitu sebanyak 3.890.210.660 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.
39
Permodalan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
HT Investment Development Ltd
UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd
Hary Tanoesoedibjo
PT Bhakti Panjiwira
Masyarakat (Dibawah 5%)
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Saham dalam Portepel
Sebelum Penambahan Modal Non HMETD dan
sebelum penambahan Modal HMETD
Jumlah Saham
Nilai Nominal
%
(Rp100 per saham)
115.000.000.000
11.500.000.000.000
9.088.835.716
8.402.553.000
5.744.482.900
5.113.807.112
10.552.427.879
38.902.106.607
76.097.893.393
908.883.571.600
840.255.300.000
574.448.290.000
511.380.711.200
1.055.242.787.900
3.890.210.660.700
7.609.789.339.300
23,4
21,6
14,8
13,1
27,1
100,0
Setelah Penambahan Modal Non HMETD dan
sebelum penambahan Modal HMETD
Jumlah Saham
Nilai Nominal
%
(Rp100 per saham)
115.000.000.000
11.500.000.000.000
9.088.835.716
8.402.553.000
5.744.482.900
5.113.807.112
14.442.638.539
42.792.317.267
72.207.682.733
908.883.571.600
840.255.300.000
574.448.290.000
511.380.711.200
1.444.263.853.900
4.279.231.726.700
7.220.768.273.300
21,2
19,6
13,4
12,0
33,8
100,0
Dengan asumsi seluruh Penambahan Modal Dengan HMETD dilaksanakan seluruhnya, sebanyak-banyaknya
8.558.463.453 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham maka struktur permodalan dan susunan
pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah dilaksanakannya PUT V secara proforma, adalah sebagai
berikut:
Permodalan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
HT Investment Development Ltd
UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd
Hary Tanoesoedibjo
PT Bhakti Panjiwira
Masyarakat (Dibawah 5%)
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Saham dalam Portepel
Setelah Penambahan Modal Non HMETD dan
Sebelum Penambahan Modal HMETD
Jumlah Saham
Nilai Nominal
%
(Rp100 per saham)
115.000.000.000
11.500.000.000.000
9.088.835.716
8.402.553.000
5.744.482.900
5.113.807.112
14.442.638.539
42.792.317.267
72.207.682.733
908.883.571.600
840.255.300.000
574.448.290.000
511.380.711.200
1.444.263.853.900
4.279.231.726.700
7.220.768.273.300
21,2
19,6
13,4
12,0
33,8
100,0
Setelah Penambahan Modal Non HMETD dan
Setelah Penambahan Modal HMETD
Jumlah Saham
Nilai Nominal
%
(Rp100 per saham)
115.000.000.000
11.500.000.000.000
10.906.602.859
10.083.063.600
6.893.379.480
6.136.568.534
17.331.166.247
51.350.780.720
63.649.219.280
1.090.660.285.900
1.008.306.360.000
689.337.948.000
613.656.853.400
1.733.116.624.700
5.135.078.072.000
6.364.921.928.000
21,2
19,6
13,4
12,0
33,8
100,0
Apabila perubahan ekuitas Perseroan yang terjadi akibat adanya Penawaran Umum Terbatas V sebanyakbanyaknya 8.558.463.453 saham biasa atas nama atau sebesar 16,67% (enam belas koma enam puluh tujuh
persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah PUT V dengan nilai nominal Rp100
(seratus Rupiah) setiap saham yang ditawarkan dengan harga pelaksanaan Rp185 (seratus delapan puluh lima
Rupiah) per saham setelah dikurangi biaya emisi, maka proforma ekuitas berdasarkan posisi ekuitas sebagai
berikut:
Keterangan
EKUITAS
Modal saham:
Modal dasar Rp115.000
juta saham dengan nilai
nominal Rp100 per
saham
Modal ditempatkan dan
disetor penuh –
38.902.106.607 saham
pada 31 Desember 2015;
38.739.193.407 saham
pada 31 Desember 2014
dan 35.900.092.807
saham pada 31 Desember
2013
Tambahan modal disetor
Posisi ekuitas
menurut
laporan keuangan
per
31 Des 2015
Perubahan Ekuitas setelah 31 Des 2015 seandainya
telah terjadi
Penambahan modal
PUT V sebesar
tanpa HMETD
8.558.463.453
dengan penerbitan
saham dengan
saham baru sebesar
nilai nominal
3.890.210.660 saham
Rp100 dengan
dengan nilai
harga penawaran
nominal Rp100
Rp185
dengan harga
penawaran Rp185
Proforma Ekuitas per
31 Des 2015 setelah
PUT V dan peningkatan
modal ditempatkan
dan disetor dengan
nilai nominal
Rp100 setiap saham
3.890.210
389.021
855.846
5.135.077
3.314.384
330.668
724.869*
4.369.921
40
Keterangan
Modal lain-lain - opsi saham
karyawan
Selisih transaksi perubahan
ekuitas entitas anak
Selisih transaksi perubahan
ekuitas entitas asosiasi
Selisih transaksi ekuitas
dengan pihak
nonpengendali
Pendapatan komprehensif
lain
Saldo laba:
Ditentukan
penggunaannya
Tidak ditentukan
penggunaannya
Dikurangi biaya perolehan
saham diperoleh kembali 436.816.600 saham pada 31
Desember 2015;
512.023.100 saham pada 31
Desember 2014 dan
652.638.000 saham pada 31
Desember 2013
Ekuitas yang dapat
diatribusikan kepada
pemilik entitas induk
Kepentingan non pengendali
JUMLAH EKUITAS
Posisi ekuitas
menurut
laporan keuangan
per
31 Des 2015
28.320
Perubahan Ekuitas setelah 31 Des 2015 seandainya
telah terjadi
Penambahan modal
PUT V sebesar
tanpa HMETD
8.558.463.453
dengan penerbitan
saham dengan
saham baru sebesar
nilai nominal
3.890.210.660 saham
Rp100 dengan
dengan nilai
harga penawaran
nominal Rp100
Rp185
dengan harga
penawaran Rp185
-
Proforma Ekuitas per
31 Des 2015 setelah
PUT V dan peningkatan
modal ditempatkan
dan disetor dengan
nilai nominal
Rp100 setiap saham
28.320
1.759.771
1.759.771
697.586
697.586
50.481
50.481
328.156
328.156
4.000
4.000
377.284
377.284
(110.392)
(110.392)
10.339.800
12.640.204
12.394.059
22.733.859
719.689
-
1.580.715
12.394.059
25.034.263
* Tambahan modal disetor setelah dikurangi biaya emisi sehubungan dengan Penawaran Umum Terbatas V sebesar Rp2.600
juta
KEBIJAKAN DIVIDEN
Perseroan merencanakan akan membayar dividen kas kepada seluruh pemegang saham sekurang-kurangnya
satu kali dalam setahun, dengan mempertimbangkan bahwa Perseroan adalah induk dari beberapa
perusahaan, maka besarnya pembayaran dividen kas akan dikaitkan dengan keuntungan dari Entitas Anak
dan/atau pendapatan dividen yang diterima Perseroan dari Entitas Anak pada tahun buku yang bersangkutan,
dengan tetap memperhatikan posisi keuangan atau tingkat kesehatan Perseroan dan Entitas Anak dan tanpa
mengurangi hak dari RUPS. Sesuai dengan ketentuan UUPT, pembagian dividen hanya akan dilakukan apabila
Perseroan memiliki saldo positif pada tahun buku yang bersangkutan. Manajemen Perseroan mengusulkan
dasar perhitungan dividen kas (mana yang lebih rendah) sebagai berikut:
- 15% dari laba Entitas Anak yang lebih 50% sahamnya dimiliki Perseroan
- 25% dari penerimaan dividen yang diterima Perseroan dari seluruh Entitas Anak
PERPAJAKAN
CALON PEMBELI SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM TERBATAS V INI DISARANKAN UNTUK BERKONSULTASI
DENGAN KONSULTAN PAJAK MASING-MASING MENGENAI AKIBAT PERPAJAKAN YANG TIMBUL DARI
PEMBELIAN, PEMILIKAN MAUPUN PENJUALAN SAHAM YANG DIBELI MELALUI PENAWARAN UMUM TERBATAS
V INI.
41
LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL
AKUNTAN PUBLIK
KONSULTAN HUKUM
NOTARIS
BIRO ADMINISTRASI EFEK
: Osman Bing Satrio & Eny (anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu Limited)
: Jusuf Indradewa & Partners Legal Consultant
: Kantor Notaris Aryanti Artisari, S.H., M.Kn.
: PT BSR Indonesia
PERSYARATAN PEMESANAN DAN PEMBELIAN SAHAM
Berikut ini adalah persyaratan dan tata cara pemesanan pembelian saham:
1.
Pemesan yang Berhak
Para Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (“DPS”) Perseroan pada
tanggal 13 Juli 2016 pukul 16.15 WIB berhak untuk membeli saham dengan ketentuan bahwa setiap
pemegang 5 (lima) saham berhak atas 1 (satu) HMETD, dimana setiap 1 (satu) HMETD memberikan hak
kepada pemegangnya untuk membeli 1 (satu) Saham Baru dengan nilai nominal Rp100 setiap saham
sebesar Harga Pelaksanaan sebesar Rp185 setiap saham.
Apabila terdapat pecahan atas HMETD maka akan diadakan pembulatan ke bawah dan pecahan tersebut
menjadi milik Perseroan dan harus dijual oleh Perseroan serta hasilpenjualannya dimasukkan ke rekening
Perseroan.
Pemesan yang berhak membeli Saham Baru adalah pemegang HMETD yang sah, yaitu Pemegang Saham
yang memperoleh HMETD dari Perseroan dan belum menjual HMETD tersebut dan pembeli HMETD yang
namanya tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD, atau dalam kolom endorsemen pada Sertifikat Bukti
HMETD, atau daftar pemegang HMETD yang namanya tercatat dalam Penitipan Kolektif KSEI. Pemesan
dapat terdiri atas perorangan, WNI dan/atau WNA dan/atau Lembaga dan/atau Badan Hukum/Badan
Usaha, baik Indonesia atau Asing, sebagaimana diaturdalam UUPM dan Peraturan Pelaksanaannya.
Untuk memperlancar serta terpenuhinya jadwal pendaftaran pemegang saham yang berhak, maka para
pemegang saham yang memegang saham Perseroan dalam bentuk warkat yang akan menggunakan
haknya untuk memperoleh HMETD dan belum melakukan pencatatan peralihan kepemilikan sahamnya
disarankan untuk mendaftar Surat Kolektif Sahamnya untuk diregistrasi, yaitu sebelum batas akhir
pencatatan dalam DPS yakni sebelum tanggal 13 Juli 2016.
2.
Distribusi Sertifikat Bukti HMETD
Bagi Pemegang Saham yang sahamnya berada dalam sistem Penitipan Kolektif di KSEI, HMETD akan
didistribusikan secara elektronik ke dalam rekening efek di KSEI melalui rekening efek Anggota Bursa
dan/atau Bank Kustodian masing-masing di KSEI selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Bursa setelah tanggal
pencatatan pada DPS yang berhak atas HMETD, yaitu tanggal 14 Juli 2016.
Prospektus Final, Formulir Pemesanan Pembelian Saham Tambahan (“FPPS Tambahan”) dan formulir
lainnya tersedia dan dapat diperoleh pemegang saham di kantor BAE, yaitu PT BSR Indonesia dengan
alamat:
Komplek Perkantoran ITC Roxy Mas Blok E1 No.10-11
Jl. KH Hasyim Ashari
Jakarta 10150 Indonesia
dengan menunjukkan bukti identitas atas nama pemegang saham yang tercatat dari masing-masing
Anggota Bursa atau Bank Kustodiannya.
Bagi pemegang saham yang sahamnya tidak dimasukan dalam Penitipan Kolektif di KSEI, Perseroan akan
menerbitkan Sertifikat Bukti HMETD atas nama pemegang saham, yang dapat diambil oleh pemegang
saham yang berhak atau kuasanya di BAE pada setiap Hari Kerja dan jam kerja mulai tanggal 14 Juli 2016
dengan membawa:
42
a.
b.
3.
Fotokopi identitas diri yang masih berlaku (bagi pemegang saham perorangan) dan fotokopi anggaran
dasar (bagi pemegang saham badan hukum/lembaga). Pemegang saham juga wajib menunjukkan asli
dari fotokopi tersebut.
Asli surat kuasa (jika dikuasakan) bermaterai Rp6.000 (enam ribu Rupiah) dilengkapi fotokopi identitas
diri lainnya yang masih berlaku baik untuk pemberi kuasa maupun penerima kuasa (asli identitas
pemberi dan penerima kuasa wajib diperlihatkan).
Pendaftaran Pelaksanaan HMETD
A. Prosedur Pelaksanaan HMETD yang berada dalam Penitipan Kolektif
1. Pemegang HMETD memberikan instruksi pelaksanaan HMETD kepada Anggota Bursa atau Bank
Kustodian dan membayar Harga Pelaksanaan HMETD dengan memasukkannya ke dalam rekening
yang khusus ditunjuk oleh KSEI;
2. Pada Hari Bursa yang sama dengan saat disampaikannya instruksi pelaksanaan HMETD oleh Anggota
Bursa atau Bank Kustodian kepada KSEI, maka:
a. KSEI akan mendebet HMETD dari masing-masing sub rekening pemegang HMETD yang
memberikan instruksi pelaksanaan HMETD ke dalam rekening KSEI dengan menggunakan fasilitas
C-BEST;
b. Segera setelah uang Harga Pelaksanaan HMETD diterima di dalam rekening bank yang ditunjuk
oleh KSEI, KSEI akan melakukan pemindahbukuan uang Harga Pelaksanaan HMETD dari rekening
bank yang ditunjuk oleh KSEI tersebut ke rekening bank yang ditunjuk oleh Perseroan pada hari
yang sama.
3. 1 (satu) Hari Bursa setelah KSEI menerima instruksi pelaksanaan HMETD, KSEI akan menyampaikan
kepada BAE, dokumen sebagai berikut:
a. Daftar rincian instruksi pelaksanaan HMETD yang diterima KSEI, berikut rincian data pemegang
HMETD (nomor identitas, nama, alamat, status kewarganegaraan dan domisili) pemegang
HMETD yang melakukan pelaksanaan HMETD;
b. Surat atau bukti pemindahbukuan uang Harga Pelaksanaan HMETD yang dilakukan oleh KSEI, dari
rekening bank yang ditunjuk KSEI ke dalam rekening bank yang ditunjuk oleh Perseroan;
c. Instruksi untuk mendapatkan sejumlah Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD ke dalam rekening
khusus yang telah disediakan oleh KSEI.
4. Segera setelah BAE menerima dokumen-dokumen dari KSEI sebagaimana dimaksud dalam butir A.3 di
atas, BAE akan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen pendukung dari instruksi pelaksanaan
HMETD, bukti pemindahbukuan uang Harga Pelaksanaan HMETD kedalam rekening bank khusus
berdasarkan data pada rekening bank khusus, serta instruksi untuk mendepositokan sejumlah Saham
Baru hasil pelaksanaan HMETD.
5. Selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Bursa setelah permohonan pelaksanaan HMETD diterima dari KSEI
dan uang Harga Pelaksanaan HMETD telah dibayar penuh (in good funds) di rekening bank khusus,
BAE akan menerbitkan/mendepositokan sejumlah Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD ke dalam
rekening khusus yang telah disiapkan KSEI, dan KSEI akan langsung mendistribusikan Saham Baru hasil
pelaksanaan HMETD dengan menggunakan fasilitas CBEST. Selanjutnya, setelah melakukan
pendistribusian Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD tersebut maka KSEI akan memberikan laporan
hasil distribusi Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD tersebut kepada Perseroan dan BAE.
B. Prosedur Pelaksanaan HMETD yang berada di luar Penitipan Kolektif
1. Pendaftaran pelaksanaan HMETD dilakukan di kantor pusat BAE.
2. Pemegang HMETD yang berada di luar Penitipan Kolektif yang akan melakukan pelaksanaan HMETD
harus membayar Harga Pelaksanaan HMETD ke dalam rekening bank khusus serta menyerahkan
dokumen sebagai berikut:
a. Asli Sertifikat Bukti HMETD yang telah ditandatangani dan diisi lengkap;
b. Asli bukti pembayaran Harga Pelaksanaan HMETD;
c. Fotokopi identitas yang masih berlaku dari pemegang HMETD (perorangan) yang akan melakukan
pelaksanaan HMETD (Kartu Tanda Penduduk (”KTP”)/paspor/Kartu Izin Tinggal Terbatas
(”KITAS”); atau fotokopi anggaran dasar dan lampiran susunan terakhir anggota Direksi/pengurus
dari pemegang HMETD (lembaga/badan hukum) yang akan melakukan pelaksanaan HMETD;
d. Asli surat kuasa, jika pelaksanaan HMETD dilakukan oleh pemegang HMETD melalui kuasanya dan
dilampirkan fotokopi identitas yang masih berlaku dari pemberi dan penerima kuasa
(KTP/paspor/KITAS);
43
e.
3.
4.
4.
Apabila pemegang HMETD menghendaki Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD dimasukkan
dalam Penitipan Kolektif, maka permohonan pelaksanaan HMETD kepada BAE harus diajukan
melalui Anggota Bursa atau Bank Kustodian yang ditunjuk dengan menyerahkan dokumen
tambahan berupa:
 Asli surat kuasa dari pemegang HMETD kepada Anggota Bursa atau Bank Kustodian untuk
mengajukan permohonan pelaksanaan HMETD dan melakukan pengelolaan Efekatas Saham
Baru hasil pelaksanaan HMETD dalam Penitipan Kolektif KSEI atas nama pemberi kuasa;
 Asli formulir penyetoran Efek yang diterbitkan KSEI yang telah diisi dan ditandatangani
dengan lengkap.
BAE akan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen pendukung untuk pelaksanaan HMETD
sebagaimana dimaksud dalam butir B.2 di atas.
Selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Bursa setelah permohonan pelaksanaan HMETD diterima oleh BAE
dan uang Harga Pelaksanaan HMETD telah dibayar penuh (in good funds) ke dalam rekening bank
yang ditunjuk oleh Perseroan, BAE akan menerbitkan sejumlah Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD
dalam bentuk fisik Surat Kolektif Saham (”SKS”), jika pemegang Sertifikat Bukti HMETD tidak
menginginkan Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD dimasukkan kedalam Penitipan Kolektif.
Pemesanan Saham Baru
Pemegang saham yang HMETD-nya tidak dijual atau pembeli/pemegang HMETD yang terakhir yang
namanya tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD atau pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif KSEI
dapat memesan saham tambahan melebihi hak yang dimilikinya dengan cara mengisi kolom pemesanan
pembelian saham tambahan dan/atau FPPS Tambahan yang telah disediakan dan menyerahkan kepada
BAE paling lambat hari terakhir periode pelaksanaan HMETD yakni tanggal 1 Agustus 2016.
Pemegang HMETD dalam bentuk warkat/Sertifikat Bukti HMETD yang menginginkan saham hasil
penjatahannya dalam bentuk elektronik harus mengajukan permohonan kepada BAE melalui Anggota
Bursa atau Bank Kustodian dengan menyerahkan dokumen sebagai berikut:
a. Asli FPPS Tambahan yang telah diisi dengan lengkap dan benar;
b. Asli surat kuasa dari pemegang HMETD kepada Anggota Bursa atau Bank Kustodian untuk
mengajukan permohonan pemesanan pembelian saham tambahan dan melakukan pengelolaan efek
atas saham hasil penjatahan dalam Penitipan Kolektif KSEI dan kuasa lainnya yang mungkin diberikan
sehubungan dengan pemesanan pembelian saham tambahan atas nama pemberi kuasa;
c. Fotokopi KTP/Paspor/KITAS yang masih berlaku (untuk perorangan) atau fotokopi Anggaran Dasar dan
lampiran susunan Direksi/pengurus (bagi lembaga/badan hukum);
d. Asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening Perseroan dari
bank tempat menyetorkan pembayaran;
e. Asli Formulir Penyetoran Efek yang diterbitkan oleh KSEI yang telah diisi dan ditandatangani secara
lengkap untuk keperluan pendistribusian saham hasil pelaksanaan oleh BAE.
Bagi pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif KSEI, mengisi dan menyerahkan FPPS Tambahan yang
telah didistribusikan dengan melampirkan dokumen sebagai berikut:
a. Asli instruksi pelaksanaan (exercise) yang telah berhasil (settled) dilakukan melalui C-Best yang sesuai
atas nama pemegang HMETD tersebut (khusus bagi pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif KSEI
yang telah melaksanakan haknya melalui sistem C-Best);
b. Asli formulir penyetoran Efek yang dikeluarkan KSEI yang telah diisi lengkap untuk pendistribusian
Saham Hasil Pelaksanaan HMETD oleh BAE;
c. Asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening Perseroan dari
bank tempat menyetorkan pembayaran.
Pemegang HMETD dalam bentuk warkat/Sertifikat Bukti HMETD yang menginginkan saham hasil
penjatahannya tetap dalam bentuk warkat/fisik SKS, harus mengajukan permohonan kepada BAE dengan
menyerahkan dokumen sebagai berikut:
a. Asli FPPS Tambahan yang telah diisi dengan lengkap dan benar;
b. Asli surat kuasa yang sah (jika dikuasakan) bermaterai Rp6.000 (enam ribu Rupiah) dilampirkan
dengan fotokopi KTP/Paspor/KITAS dari pemberi dan penerima kuasa;
c. Fotokopi KTP/Paspor/KITAS yang masih berlaku (untuk perorangan) atau fotokopi Anggaran Dasar dan
lampiran susunan Direksi/pengurus (bagi lembaga/badan hukum);
44
d.
Asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening Perseroan dari
bank tempat menyetorkan pembayaran.
Pembayaran atas pemesanan tambahan tersebut dapat dilaksanakan dan harus telah diterima pada
rekening bank Perseroan selambat-lambatnya pada tanggal 1 Agustus 2016 dalam keadaan tersedia (in
good funds). Pemesanan yang tidak memenuhi petunjuk sesuai dengan ketentuan pemesanan dapat
mengakibatkan penolakan pemesanan.
5.
Penjatahan Pemesanan Saham Tambahan
Penjatahan atas pemesanan saham tambahan akan dilakukan pada tanggal 2 Agustus 2016 dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Bila jumlah seluruh saham yang dipesan, termasuk pemesanan saham tambahan tidak melebihi
jumlah seluruh saham yang ditawarkan dalam PUT V ini, maka seluruh pesanan atas saham tambahan
akan dipenuhi;
b. Bila jumlah seluruh saham yang dipesan, termasuk pemesanan saham tambahan melebihi jumlah
seluruh saham yang ditawarkan dalam PUT V ini, maka kepada pemesan yang melakukan pemesanan
saham tambahan akan diberlakukan sistem penjatahan secara proporsional, berdasarkan atas jumlah
HMETD yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pemegang saham yang meminta pemesanan
saham tambahan;
c. Jumlah saham yang akan dijatahkan adalah sisa saham yang belum diambil bagian oleh pemegang
HMETD. Manajer penjatahan akan menyampaikan laporan hasil pemeriksaan akuntan kepada OJK
mengenai kewajaran dari pelaksanaan penjatahan dengan berpedoman pada Peraturan Bapepam dan
LK No.VIII.G.12 tentang Pedoman Pemeriksaan Oleh Akuntan Atas Pemesanan dan Penjatahan Efek
Atau Pembagian Saham Bonus, dan Peraturan Bapepam dan LK No.IX.A.7 tentang Pemesanan dan
Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum. Laporan hasil pemeriksaan tersebut wajib disampaikan
oleh Perseroan kepada OJK dalam jangka waktu 30 hari sejak tanggal penjatahan berakhir sesuai
dengan POJK 32 pasal 41.
6.
Persyaratan Pembayaran Bagi Para Pemegang Sertifikat Bukti HMETD (Di luar Penitipan Kolektif KSEI)
Dan Pemesanan Saham Baru Tambahan
Pembayaran pemesanan pembelian saham dalam rangka PUT V yang permohonan pemesanannya
diajukan langsung kepada BAE harus dibayar penuh (in good funds) dalam mata uang Rupiah, pada saat
pengajuan pemesanan secara tunai, cek, bilyet, giro atau pemindahbukuan atau transfer dengan
mencantumkan Nomor Sertifikat Bukti HMETD atau Nomor FPPS Tambahan dan pembayaran dilakukan ke
rekening Perseroan pada:
Bank MNC Internasional KCP MNC Tower
Alamat: Gedung MNC Tower Ground Floor, Jl. Kebon Sirih No.17 – 19, Jakarta 10340
No.Rekening: 100-01-000011632-5
Atas Nama: PT MNC Investama Tbk
Semua cek dan wesel bank akan segera dicairkan setelah diterima. Bilamana pada saat pencairan, cek atau
wesel bank ditolak oleh pihak bank, maka pemesanan pembelian saham yang bersangkutan otomatis
menjadi batal. Bila pembayaran dilakukan dengan cek atau pemindahbukuan atau bilyet/giro, maka
tanggal pembayaran dihitung berdasarkan tanggal penerimaan cek/pemindahbukuan/giro yang dananya
telah diterima dengan baik (in good funds) di rekening Perseroan tersebut di atas.
Untuk pemesanan pembelian saham tambahan, pembayaran dilakukan pada hari pemesanan yang mana
pembayaran tersebut harus sudah diterima dengan baik (in good funds) di rekening Perseroan tersebut di
atas paling lambat tanggal 1 Agustus 2016.
Segala biaya yang mungkin timbul dalam rangka pembelian saham PUT V ini menjadi beban pemesan.
Pemesanan saham yang tidak memenuhi persyaratan pembayaran akan dibatalkan.
7.
Bukti tanda terima Pemesanan Pembelian Saham
Perseroan melalui BAE yang ditunjuk Perseroan menerima pengajuan pemesanan pembelian saham akan
menyerahkan bukti tanda terima pemesanan saham yang telah dicap ditandatangani yang merupakan
45
bukti pada saat mengambil saham dan pengembalian uang untuk pemesanan yang tidak dipenuhi. Bagi
pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif KSEI akan mendapatkan konfirmasi atas permohonan
pelaksanaan HMETD dari C-BEST melalui Pemegang Rekening.
8.
Pembatalan Pemesanan Saham
Perseroan berhak untuk membatalkan pemesanan Saham Baru, baik secara keseluruhan atau sebagian,
dengan memperhatikan persyaratan yang berlaku. Pemberitahuan pembatalan pemesanan saham akan
diumumkan bersamaan dengan pengumuman penjatahan atas pemesanan saham.
Hal-hal yang dapat menyebabkan dibatalkannya pemesanan saham antara lain:
a. Pengisian Sertifikat Bukti HMETD atau FPPS Tambahan tidak sesuai dengan petunjuk/syarat syarat
pemesanan saham yang ditawarkan dalam PUT V yang tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD dan
Prospektus.
b. Persyaratan pembayaran tidak terpenuhi.
c. Persyaratan kelengkapan dokumen permohonan tidak terpenuhi.
9.
Pengembalian Uang Pemesanan
Dalam hal tidak terpenuhinya sebagian atau seluruh pemesanan saham yang lebih besar dari pada haknya
atau dalam hal terjadi pembatalan pemesanan saham, maka pengembalian uang oleh Perseroan akan
dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal penjatahan yaitu pada tanggal 2 Agustus
2016. Pengembalian uang yang dilakukan Perseroan sampai dengan tanggal 4 Agustus 2016 tidak akan
disertai bunga.
Apabila terjadi keterlambatan pengembalian uang, jumlah yang akan dikembalikan akan disertai bunga
dengan memperhatikan tingkat suku bunga jasa giro rata-rata Rupiah Bank MNC Internasional, yang
diperhitungkan sejak tanggal 4 Agustus 2016 sampai dengan tanggal dimana uang tersebut dikembalikan.
Apabila keterlambatan tersebut disebabkan oleh pemesan yang tidak mengambil pengembalian sesuai
dengan waktu yang ditentukan maka Perseroan tidak membayar bunga atas keterlambatan tersebut.
Pengembalian uang pemesanan dilakukan dalam mata uang Rupiah dengan pemindahbukuan ke rekening
atas nama pemesan. Perseroan akan memindahkan uang tersebut langsung ke dalam rekening atas nama
pemesan sehingga pemesan tidak dikenakan biaya pemindahbukuan. Uang yang dikembalikan dalam
bentuk cek dapat diambil di:
PT BSR Indonesia
Komplek Perkantoran ITC Roxy Mas Blok E1 No.10-11
Jl. KH Hasyim Ashari
Jakarta 10150 Indonesia
Telp. (021) 6317828
Faks.(021) 6317827
dengan menunjukkan KTP asli atau tanda bukti jati diri asli lainnya (bagi perorangan) yang masih berlaku,
fotokopi Anggaran Dasar dan surat kuasa (bagi badan hukum/lembaga) serta menyerahkan bukti tanda
terima pemesanan pembelian saham asli dan fotokopi KTP atau tanda bukti diri. Pemesan tidak dikenakan
biaya bank ataupun biaya transfer untuk jumlah yang dikembalikan
tersebut.
10. Penyerahan Saham Hasil Pelaksanaan HMETD dan Pengkreditan ke Rekening Efek
Saham hasil pelaksanaan HMETD bagi pemesan yang melaksanakan HMETD sesuai dengan haknya melalui
KSEI akan dikreditkan pada rekening efek dalam 2 (dua) Hari Kerja setelah permohonan pelaksanaan
HMETD diterima dari KSEI dan dana pembayaran telah diterima dengan baik di rekening Perseroan.
Saham hasil pelaksanaan HMETD dalam bentuk warkat yang melaksanakan HMETD sesuai haknya akan
mendapatkan SKS atau saham dalam bentuk warkat selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah
permohonan diterima oleh BAE dan dana pembayaran telah diterima dengan baik oleh Perseroan.
46
Adapun saham hasil penjatahan atas pemesanan saham tambahan akan tersedia untuk diambil SKSnya
atau akan didistribusikan dalam bentuk elektronik dalam Penitipan Kolektif KSEI selambat-selambatnya 2
(dua) Hari Bursa setelah tanggal penjatahan. SKS baru hasil pelaksanaan HMETD dapat diambil pada setiap
hari kerja (Senin - Jumat, pukul 09.00 – 15.00 WIB) yang dimulai tanggal 19 Juli 2016. Sedangkan SKS hasil
penjatahan saham dapat diambil mulai tanggal 4 Agustus 2016. Pengambilan dilakukan di kantor BAE
dengan menyerahkan dokumen:
- Asli KTP/paspor/KITAS yang masih berlaku (untuk perorangan);
- Fotokopi Anggaran Dasar (bagi lembaga/badan hukum) dan susunan Direksi/Dewan Komisaris
- atau pengurus yang masih berlaku;
- Asli surat kuasa sah (bagi lembaga/badan hukum atau perorangan yang dikuasakan) bermaterai
Rp6.000 (enam ribu Rupiah) dilengkapi dengan fotokopi KTP/Paspor/KITAS dari pemberi dan
penerima kuasa;
- Asli bukti tanda terima pemesanan saham.
11. Alokasi Terhadap HMETD yang Tidak Dilaksanakan
Jika saham yang ditawarkan dalam PUT V tersebut tidak seluruhnya diambil bagian oleh pemegang
Sertifikat Bukti HMETD porsi publik, maka sisa saham akan dialokasikan kepada para pemegang saham
publik lainnya yang melakukan pemesanan melebihi haknya sebagaimana tercantum dalam Sertifikat Bukti
HMETD atau Formulir Pemesanan dan Pembelian Saham Tambahan secara proporsional berdasarkan
HMETD yang telah dilaksanakan. Apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa, sisa saham tersebut
akan dikembalikan ke dalam portepel.
12. Pendaftaran Sertifikat Bukti HMETD
Pendaftaran dilakukan sendiri/ dikuasakan dengan dilengkapi dokumen-dokumen melalui:
PT BSR Indonesia
Komplek Perkantoran ITC Roxy Mas Blok E1 No.10-11
Jl. KH Hasyim Ashari
Jakarta 10150 Indonesia
Telp. (021) 6317828
Faks.(021) 6317827
dengan membawa:
a. Sertifikat Bukti HMETD asli yang telah ditandatangani dan diisi lengkap
b. Bukti pembayaran asli dari bank berupa bukti transfer bilyet giro/cek/tunai asli dari bank
c. Fotokopi KTP/SIM/Paspor (untuk perorangan) yang masih berlaku, fotokopi Anggaran Dasar (bagi
badan hukum/lembaga)
d. Surat kuasa (jika dikuasakan) bermaterai Rp6.000 (enam ribu Rupiah) dilengkapi fotokopi KTP yang
memberi dan diberi kuasa. Bagi pemesan berkewarganegaraan asing, di samping mencantumkan
nama dan alamat pemberi kuasa secara lengkap dan jelas, juga wajib mencantumkan nama dan
alamat luar negeri domisili hukum yang sah dari pemberi kuasa secara lengkap dan jelas (asli identitas
pemberi dan penerima kuasa wajib diperhatikan)
Waktu pendaftaran :
Tanggal : 15 – 28 Juli 2016
Pukul : 09.00 - 16.15 WIB
e.
Formulir Pemesanan Tambahan asli yang diisi lengkap dan ditandatangani (jika memesan saham
tambahan) dan diserahkan kepada BAE paling lambat pada tanggal 1 Agustus 2016.
PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR DAN SERTIFIKAT BUKTI HMETD
Prospektus, Sertifikat Bukti HMETD, dan formulir lainnya akan tersedia untuk para pemegang saham yang
namanya tercatat dalam DPS Perseroan per tanggal 13 Juli 2016 sampai dengan pukul 16:15 WIB dan dapat
47
diambil dengan cara menunjukkan asli kartu tanda pengenal (KTP/Paspor/KITAS) dan menyerahkan foto
kopinya serta asli surat kuasa bagi yang tidak bisa mengambil sendiri pada BAE Perseroan:
PT BSR Indonesia
Komplek Perkantoran ITC Roxy Mas Blok E1 No.10-11
Jl. K.H. Hasyim Ashari
Jakarta 10150
Telepon: (021) 631 7828
Faksimili: (021) 631 7827
U.p. Corporate Action
48
Download