PEMERINTAH KABUPATEN DOMPU KELOMPOK KERJA AMPL-BM JL. SOEKARNO-HATTA NO. 29 TELP. 0373-21415 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi adalah suatu kebutuhan dasar manusia dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan sanitasi suatu masyarakat, dapat menjadi gambaran tingkat kehidupannya. Bila sanitasinya baik, masyarakat itu dalam keadaan sejahtera. Demikian pula sebaiknya, bila keadaan sanitasinya buruk, dapat menjadi gambaran bahwasannya masyarakat tersebut berada dalam yang kekurangan dalam hal materil ataupun pendidikannya. Rendahnya prioritas pembangunan sektor sanitasi, dari kebijakan dan peraturan hingga cakupan layanan fasilitas menjadi kendala utama bagi peningkatan akses sanitasi bagi masyarakat. Masih buruknya kondisi umum dari sistem air minum dan sanitasi di Indonesia berdampak pada masalah tingkat kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sumber-sumber air minum dan sanitasi pada umumnya akan berakibat kepada munculnya penyakit seperti diare, muntaber, dan berbagai macam penyakit kulit lainnya. Dengan keadaan yang hampir sama di banyak Negara, telah mendorong 147 Kepala Negara dan Pemerintahan bersatu dan membuat sebuah kesepakatan tujuan Pembangunan Millenium. Millenium Development Goals (MDGs) mengandung 8 tujuan sebagai respon atas perkembangan global dengan target pencapaian pada tahun 2015. Deklarasi Millenium diadopsi oleh 189 negara dan telah disepakati didalam UN Millenium Summit yang diadakan di bulan September tahun 2000. Delapan butir MDGs terdiri dari 21 target kuantitatif dan dapat diukur oleh 60 indikator. Salah satu target MDGs adalah mengurangi hingga setengahnya jumlah penduduk yang tidak memiliki akses terhadap kebutuhan air minum yang aman dan sanitasi dasar, dengan indikator Proporsi dari populasi yang menggunakan sumber air minum berkualitas dan Proporsi dari populasi yang menggunakan sarana sanitasi berkualitas Sejalan dengan semangat MDGs, Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai tujuan MDGs yakni mengurangi jumlah penduduk yang tidak mempunyai akses terhadap air minum dan sanitasi sampai 2015 hingga setengah dari jumlah penduduk. Target pada tahun 2015 sebanyak 77,2% persen penduduk Indonesia telah memiliki akses air minum yang layak dan minimal 59.1% penduduk Indonesia di Kota dan Desa sudah memperoleh pelayanan sanitasi yang memadai (Status Millenium Development Goals Indonesia 2009). Secara nasional, faktanya bahwa baru 47,71% penduduk memiliki akses terhadap air minum yang aman dengan rincian 48,8% di perkotaan dan 45,7% di Perdesaan. Ditahun yang sama penduduk Indonesia baru 25,56% memiliki akses kepada Air Minum Perpipaan yang tersebar pada rumah tangga diperkotaan sebesar 43,9% dan rumah tangga diperdesaan sebesar 11,5%. Sementara akses sanitasi yang aman, penduduk Indonesia baru mencapai 51,19% dengan rincian 69,5% rumah tangga di perkotaan dan 33,9% rumah tangga di perdesaan. Berdasarkan kompilasi beberapa hasil penelitian, penyebab dari keterlambatan capaian target tersebut antara lain lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi, yang ditandai dengan pembangunan sanitasi tidak terpadu, salah sasaran, tidak sesuai kebutuhan, dan tidak berkelanjutan, serta kurangnya perhatian masyarakat pada perilaku hidup bersih dan sehat. BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DOMPU. 2012-2015 1 PEMERINTAH KABUPATEN DOMPU KELOMPOK KERJA AMPL-BM JL. SOEKARNO-HATTA NO. 29 TELP. 0373-21415 No A B C Indikator Target MDGs Pencapaian 2007 2008 2009 2015 (%) Penduduk Mendapat Akses Air Minum • Sumber air terlindungi (Perkotaan) 54,10 50,20 49,82 75,29 • Sumber air terlindungi (Pedesaan) 43,90 43,00 45,72 65,81 48,30 46,50 47,71 68,87 43,96 11,54 25,56 68,32 19,76 41,03 69,51 33,96 51,19 76,82 55,55 62,41 Rata-rata (%) Penduduk Dilayani Perpipaan • Air minum perpipaan (Perkotaan) • Air minum perpipaan (Pedesaan) Rata-rata 30,80 9,00 (%) Rumah Tangga Bersanitasi • Rumah tangga (Perkotaan) • Rumah tangga (Pedesaan) Rata-rata Peningkatan Jumlah Penduduk perkotaan : 4,54% per tahun Pertumbuhan Penyediaan air minum: 2% per tahun 66,70 31,40 48,60 Sumber: BPS/Susenas Pada bulan April Tahun 2009, telah diadakan konvensi sanitasi di Indonsia dengan tujuan untuk menyatukan persepsi dan sistem penanganan program sanitasi di Indonesia serta perumusan Rencana Aksi yang berkelanjutan ( sustainable ) dengan melibatkan peran serta berbagai stakeholder, yaitu: Pemerintah Pusat, Pemerintah Kabupaten/Kota, Lembaga Donor dan masyarakat. Dalam konvensi tersebut telah dideklarasikan Pernyataan Komitmen Gubernur, Walikota dan Bupati dalam Percepatan Pembangunan Sanitasi di Indonesia. Konvensi Sanitasi Perkotaan ini telah merumuskan beberapa hal yang penting untuk segera ditindaklanjuti bersama. Hal- hal penting yang dapat dirangkum adalah sebagai berikut: 1. Kondisi Sanitasi di Indonesia masih cukup memprihatinkan. Akses terhadap sanitasi dasar mencapai 90,5% (di perkotaan) dan 67% (pedesaan). Namun akses terhadap sanitasi setempat yang aman (menggunakan septic tank) baru mencapai 71,06% (kota) dan 32,47% (desa). Target pemenuhan MDG menyangkut BABS di Indonesia pada tahun 2014 dirasa cukup berat, sehingga perlu upaya sungguhsungguh di semua tingkatan pemerintahan. 2. Perlu memprioritaskan dan mempercepat pembangunan sanitasi. Anggaran sektor sanitasi diharapkan ditingkatkan di tahun-tahun mendatang. Termasuk bagaimana pemerintah (Departemen Keuangan) memberikan ijin agar dana dalam DAU dapat dimanfaatkan sebagai dana untuk perbaikan sanitasi dasar. Dan diharapkan ada kenaikan alokasi DAK untuk sanitasi. Dari kesepakatan tersebut diatas, menunjukkan bahwa: a. adanya semangat dan komitmen yang besarnya untuk memperbaiki sanitasi di tingkat daerah, b. Kebutuhan Pemerintah Daerah untuk mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat terkait pembangunan sektor sanitasi. c. Pemerintah Pusat mendorong daerah untuk menyiapkan program-program sanitasi yang baik dan memberikan penghargaan tinggi atas inisiatif-inisiatif daerah terkait sanitasi. Di masa mendatang, BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DOMPU. 2012-2015 2 PEMERINTAH KABUPATEN DOMPU KELOMPOK KERJA AMPL-BM JL. SOEKARNO-HATTA NO. 29 TELP. 0373-21415 penganggaran didasarkan pada kinerja daerah. Salah satunya adalah persiapan daerah menyusun strategi sanitasi kota/kabupaten (Renstra Sanitasi Kota/Kabupaten) d. Banyak model program di sektor sanitasi (baik fisik maupun non fisik) yang dikembangkan oleh pemerintah dan kalangan donor. Tetapi model yang kembangkan tidak mudah direplikasi karena adanya beberapa kendala, baik menyangkut dana maupun SDM terkait dengan kemampuan teknis. e. Diperlukan sebuah rencana strategi sanitasi di tingkat kota/kabupaten. Nyatalah bahwa pembangunan sanitasi merupakan kesepakatan Nasional yang harus diimplementasikan dalam rangka untuk meningkatkan derajat sanitasi secara nasional maupun ditingkat daerah. Namun demikian beberapa hal yang perlu persiapkan adalah : Proses penyusunan Renstra sanitasi Kota/kabupaten (di antaranya advokasi tentang pentingnya sanitasi, pembentukan pokja, pemetaan sanitasi, penyusunan Renstra, dsb). Substansi Renstra Sanitasi (pencanangan visi dan misi, kebijakan, strategi, kegiatan, tahapan, dan monitoring). Legalitas Renstra Sanitasi (payung hukum dan perundang-undangan, mekanisme integrasi ke tahap perencanaan dan penganggaran). Untuk mempermudah dalam perencanaan dan penganggaran serta penanganan sanitasi, seluruh kabupaten/kota harus membuat dokumen Buku Puith dan Strategi Sanitasi Kota (SSK). Dokumen tersebut dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam merencanakan dan sekaligus mengimplementasikan Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten. Dalam hal ini, Pemerintah pusat mendorong kota dan kabupaten di Indonesia untuk menyusun Strategi Sanitasi Perkotaan atau Kabupaten (SSK) dengan prinsip: (i) Berdasarkan data aktual; (ii) Berskala kota atau kabupaten; (iii) Disusun sendiri oleh kota atau kabupaten (dari, oleh, dan untuk kota atau kabupaten tersebut); dan (iv) pendekatan yang digunakan adalah gabungan bottom-up dan top-down Untuk menghasilkan SSK yang demikian, kabupaten/Kota harus mampu memetakan situasi sanitasi aktual diwilayahnya. Pemetaan situasi sanitasi yang baik hanya bisa dibuat apabila kota atau kabupaten mampu mendapatkan informasi lengkap, akurat, dan mutakhir tentang kondisi sanitasi, baik menyangkut aspek teknis mapun non teknis. Dalam konteks ini Buku Putih merupakan prasyarat utama dan dasar bagi penyusunan SSK. Buku Putih Sanitasi merupakan pemetaan situasi sanitasi kota atau kabupaten berdasarkan kondisi aktual. Pemetaan tersebut mencakup aspek teknis dan aspek non-teknis, yaitu aspek keuangan, kelembagaan, pemberdayaan masyarakat, perilaku hidup bersih dan sehat, dan aspek-aspek lain seperti keterlibatan para pemangku kepentingan secara lebih luas. Buku Putih merupakan “database sanitasi kota atau kabupaten” yang paling lengkap, mutakhir, aktual, dan disepakati seluruh SKPK dan pemangku kepentingan terkait pembangunan sanitasi. 1.2. Landasan Gerak 1.2.1 Pengertian Dasar Sanitasi. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) secara umum sanitasi didefinisikan sebagai usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yg baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat. Sedangkan pengertian yang lebih teknis adalah upaya pencegahan terjangkitnya dan penularan penyakit melalui penyediaan sarana sanitasi dasar (jamban), pengelolaan air limbah rumah tangga (termasuk sistem jaringan perpipaan air limbah), drainase dan sampah (Bappenas, 2003). Sehingga dengan definisi tersebut dapat dilihat 3 sektor yang terkait dengan sanitasi adalah sistem pengelolaan air limbah rumah tangga, pengelolaan persampahan dan drainase lingkungan. BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DOMPU. 2012-2015 3 PEMERINTAH KABUPATEN DOMPU KELOMPOK KERJA AMPL-BM JL. SOEKARNO-HATTA NO. 29 TELP. 0373-21415 Definisi lain, bahwa sanitasi di Indonesia merupakan upaya membuang limbah cair domestik dan sampak untuk menjamin kebersihan dan lingkungan sehat, baik ditingkat rumah tangga maupun di lingkungan perumahan. Sementara World Health Organization (WHO) memberikan definis tentang sanitasi yakni suatu usaha untuk mengendalikan beberapa faktor lingkungan yang bersifat fisik yang berpengaruh pada manusia, terutama hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan lingkungan hidup. Dari beberapa definisi Sanitasi diatas, penanangan Sanitasi di Kabupaten Dompu mencakup beberapa aspek yaitu: Air limbah rumah tangga adalah air sisa proses dari kegiatan rumah tangga. Berkaitan dengan pengelolaan air limbah rumah tangga, maka limbah yang muncul dari rumah tangga dikelompokkan dalam dua bagian. Bagian pertama adalah limbah yang berasal dari metabolisme tubuh manusia (excreta) berupa air kencing (urine) dan tinja. Kelompok pertama ini biasa disebut sebagai blackwater. Sedangkan kelompok kedua adalah air limbah yang berasal selain dari metabolisme tubuh manusia, antara lain berasal dari sisa pencucian pakaian, dapur, dan sisa air mandi. Bagian kedua ini dikenal sebagai greywater. Persampahan. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Di dalam pengelolaan sampah dikenal istilah sampah spesifik dan sampah non spesifik. Penanganan Persampahan di Kabupaten Dompu mulai ddari pengumpulan, pengangkutan, penampungan di TPS atau transfer DEPO. Drainase lingkungan. Drainase lingkungan adalah suatu sistem penanganan atau pengaliran air hujan. Secara konvensional, hujan yang turun pada suatu wilayah diusahakan secepat mungkin mengalir melalui saluran-saluran air hujan menuju badan air penerima. Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya genangan di pemukiman atau jalan. Sistem ini sebagian besar berhasil digunakan untuk mengendalikan terjadinya genangan, tetapi menjadi tidak terkait dengan konservasi air. Konsep penanganan air hujan dengan memperhatikan konservasi air tanah biasa disebut sebagai konsep drainase berwawasan lingkungan atau ecodrainage. Dengan konsep ini maka air hujan yang turun diusahakan untuk semaksimal mungkin meresap ke dalam tanah atau ditampung untuk dimanfaatkan, sedangkan kelebihannya baru dialirkan melalui saluran air hujan. Peresapan air hujan dapat dilakukan dengan menggunakan kolam retensi atau embung, sumur resapan air hujan dan biopori. Walaupun sektor air besih/air minum tidak termasuk di dalam sektor-sektor yang terkait dengan sanitasi, tetapi sektor air minum dianggap sangat mempengaruhi kondisi sanitasi. Oleh karena itu seringkali sektor air minum disebut beriringan dengan sistem sanitasi, seperti istilah Water and Sanitation (WATSAN) atau AMPL (Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan) Dengan demikian, sanitasi adalah proses multi langkah, dimana berbagai jenis limbah dikelola dari titik timbulan (sumber limbah) ke titik pemanfaatan atau pemrosesan akhir. 1.2.2 Visi dan Misi Kabupaten Dompu Filosofi yang mendasari gerak pembangunan di Kabupaten Dompu adalah disemangati oleh “ Nggahi Rawi Pahu “. Filosofi daerah tersebut memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Kabupaten Dompu mewujudkan dan memperjuangkan kesejahteraannya. “ Nggahi Rawi Pahu “ merupakan kristalisasi dari nilai-nilai dan norma kehidupan BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DOMPU. 2012-2015 4 PEMERINTAH KABUPATEN DOMPU KELOMPOK KERJA AMPL-BM JL. SOEKARNO-HATTA NO. 29 TELP. 0373-21415 masyarakat Dompu yang telah ada sejak dulu . “Nggahi Rawi Pahu” mengandung pengertian Selarasnya antara apa yang diucapkan ( Direncanakan ) dengan apa yang dilakukan/dikerjakan dan hasil yang diperoleh. “Nggahi Rawi Pahu” dapat terimplementasikan diwujudkan melalui komitmen bersama yaitu “Sama Ngawa” dan “ Sama Ruku”. “Sama Ngawa” merupakan sebuah komitmen untuk penyatuan tekad / kebulatan tekad bersama seluruh masyarakat dan “ Sama Ruku” merupakan suatu komitmen untuk saling gotongroyong dalam mewujudkan cita-cita bersama. Visi Kabupaten Dompu Bertitik tolak dari filosofi dasar, Visi Daerah yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Dompu tahun 2005-2025, kondisi daerah pada saat ini, dan analisis terhadap peluang dan tantangan pembangunan lima tahun kedepan , Visi pembangunan Kabupaten Dompu yang ingin diraih dalam lima tahun mendatang adalah . “ TERWUJUDNYA MASYARAKAT DOMPU YANG MANDIRI DAN RELIGIUS ” Misi Kabupaten Dompu Dalam rangka mewujudkan visi yang dicanangkan di atas, maka dirumuskan Misi pembangunan pembangunan Kabupaten Dompu Tahun 2011 - 2015 sebagai berikut : 1. Menumbuhkan ekonomi yang berbasis sumber daya lokal dan mengembangkan investasi dengan mengedepankan prinsip pemberdayaan masyarakat sebagai pelaku usaha 2. Mengembangkan masyarakat yang religius, berakhlak mulia, berbudaya, dan saling menghormati sesama 3. Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkeadilan, terjangkau dan berkualitas. 4. Melaksanakan percepatan pembangunan infrastruktur daerah dan penataan kota yang indah , nyaman, dan mempesona 5. Menegakkan supremasi hukum, menjalankan pemerintahan yang amanah, istiqomah, dan bebas dari KKN, serta memantapkan pelayanan publik. 1.2.3 Tujuan Penataan Ruang Kabupaten Dompu Penataan ruang Kabupaten Dompu bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Dompu yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan yang bertumpu pada sektor pertanian sebagai basis ekonomi yang didukung oleh sektor industri pengolahan, perikanan kelautan, perdagangan dan jasa, pariwisata serta pertambangan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup dan pengurangan resiko bencana. BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DOMPU. 2012-2015 5 PEMERINTAH KABUPATEN DOMPU KELOMPOK KERJA AMPL-BM JL. SOEKARNO-HATTA NO. 29 TELP. 0373-21415 1.3. Maksud dan Tujuan Buku Putih Sanitasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas dan faktual mengenai kondisi dan profil sanitasi Kabupaten Dompu pada saat ini. Hakekat Buku Putih adalah merupakan gambaran karakteristik dan kondisi santiasi, serta perioritas/arah pengembangan Kabupaten Dompu dan masyarakat saat ini.Pemetaan kondisi dan profil sanitasi (sanitation mapping) dilakukan untuk menetapkan zona sanitasi prioritas yang penetapannya berdasarkan urutan potensi resiko kesehatan lingkungan (priority setting). Dalam Buku Putih ini, priority setting dilakukan dengan menggunakan data primer yang tersedia, hasil Penilaian Kesehatan Lingkungan dari Dinas Kesehatan tahun 2011 dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menangani secara langsung pembangunan dan pengelolaan sektor sanitasi di Kabupaten Dompu. Tujuan yang ingin dicapai dalam proses penyusunan Buku Putih ini antara lain adalah pembangunan kapasitas (capacity building) Pemerintah Kabupaten Dompu beserta stakeholder lainnya untuk mampu mengidentifikasi, memetakan, menyusun rencana tindak dan menetapkan strategi pengembangan sanitasi Kabupaten. Di samping itu, pembentukan Pokja Sanitasi diharapkan dapat menjadi embrio entitas suatu badan permanen yang akan menangani dan mengelola program pembangunan dan pengembangan sanitasi di tingkat Kabupaten. Kegunaan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Domp adalah sebagai baseline data tentang kondisi sanitasi Kabupaten Dompu saat ini sebagai dasar untuk penyusunan Strategi Sanitasi dan Monitoring dan Evaluasi pembangunan Sanitasi di Kabupaten Dompu. 1.4. Metodologi Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Dompu dilaksanakan menggunakan pendekatan partisipatif dengan melibatkan berbagai stakeholder pemangku kepentingan yang tergabung dalam Kelompok Kerja AMPL-BM Kabupaten Dompu. Metode penyusunan Buku Putih ini terdiri dari beberapa langkah, yakni : 1. Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder sektor sanitasi digunakan sebagai dasar untuk membuat pemetaan kondisi sanitasi secara aktual, serta memotret kebutuhan akan layanan sanitasi yang baik, sesuai standar kebutuhan minimal pembangunan sanitasi. Selanjutnya data tersebut dilakukan proses seleksi dan verifikasi. Banyak dokumen kegiatan program yang mampu memberikan informasi mengenai apa yang terjadi dimasa lampau yang erat kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada masa kini. 2. Pendalaman Data Sekunder Langkah berikutnya adalah dilakukan verifikasi, pengecekan silang data-data sekunder untuk memastikan validasi data melalui mekanisme: a. Pertemuan secara berkala dengan anggota Pokja yang dikoordinasikan oleh Bappeda Kabupaten Dompu selaku Ketua Tim Teknis Pokja b. Melakukan kegiatan peninjauan tempat-tempat yang dilayani program sanitasi serta sebagian dari daerah pelayanan di kawasan perkotaan dan daerah kumuh (survey dan observasi) c. diskusi yang bersifat teknis (focus group discussion) dan mendalam juga akan dilakukan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam sanitasi. Diskusi untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terkait kondisi yang ada serta upaya-upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan untuk meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat di bidang sanitasi. BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DOMPU. 2012-2015 6 PEMERINTAH KABUPATEN DOMPU KELOMPOK KERJA AMPL-BM JL. SOEKARNO-HATTA NO. 29 TELP. 0373-21415 3. Pengumpulan Data primer Pengumpulan data primer dilakukan melalui beberapa survei dan kajian : a. Studi Kelembagaan dan Keuangan b. Penilaian Sanitasi Berbasis Masyarakat (Community-based Sanitation Assessment) c. Studi Penyedia Layanan Sanitasi (Sanitation Supply Assessment/SSA) d. Studi Komunikasi dan Pemetaan Media e. Penilaian Kesehatan Lingkungan dari Dinas Kesehatan tahun 2011 Jenis dan sumber Data Jenis Data Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Dompu 1. Data Sekunder terdiri dari: i) Populasi dan Proyeksi; ii). Kepadatan Penduduk; iii). Kemiskinan dan jumlah Keluarga Miskin; iv). Cakupan Layanan Sanitasi; v). Sarana dan Prasarana Sanitasi; vi) keuangan Daerah; vii). Kelembagaan Daerah; viii). Perekonomian daerah; dan lainnya. 2. Data Primer terdiri dari: i) Survey Resiko Kesehatan Lingkungan (EHRA); ii). Pemetaan Media; iii). Survey Penyediaan Layanan Sanitasi (SSA). Data yang dikumpulkan dalam tahap ini sebagian besar berasal dari berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), baik berupa data umum maupun data khusus yang menyangkut aspek teknis, aspek keuangan, aspek kebijakan daerah dan aspek kelembagaan, peran serta swasta dalam layanan sanitasi, dan media. Sumber Data Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Dompu Beberapa dokumen yang dapat dijadikan sumber data seperti Kabupaten Dompu Dalam Angka, RPIJM, Dokumen APBD, RPJMD, RPJPD, RTRW, Masterplan pembangunan Infrastruktur, LKPJ, Renstra AMPL serta dokumen lain yang relevan. Aspek-aspek data yang dikumpulkan sebagai dasar informasi dalam Buku Putih Sanitasi adalah: 1. Umum dan Teknis: Diberikan daftar kebutuhan data yang perlu dikumpulkan oleh anggota Pokja Sanitasi Kabupaten Dompu. Data tersebut nantinya terutama dibutuhkan dalam diskusi Manajemen dan Operasi Sistem Sanitasi. 2. Kebijakan Daerah dan Kelembagaan: Selain diberikan daftar kebutuhan data yang perlu dikumpulkan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten, maka akan dilakukan Focus Group Discussion (FGD) bersama anggota Pokja Sanitasi Kabupaten. FGD dimaksudkan untuk membahas aspek tersebut lebih mendalam dan bersama anggota Pokja Sanitasi Kabupaten melakukan analisis terhadap aspek kelembagaan dan peraturan. Ini nantinya harus bisa dibagi ke dalam beberapa fungsi (di antaranya fungsi perencanaan, implementasi – fisik maupun non-fisik, operasi, pengawasan, serta monitoring dan evaluasi). Termasuk juga keterkaitan kerja antar SKPD dalam menjalankan fungsi-fungsi tersebut. 3. Keuangan: Pokja Sanitasi Kabupaten perlu memilah anggaran yang terkait dengan sanitasi. Penting dipahami, Pokja Sanitasi Kabupaten harus memiliki kesamaan pemahaman dan kesepakatan bagaimana memilah data keuangan yang terkait dengan sanitasi. Selain biaya investasi infrastruktur sanitasi, perlu dicatat juga besarnya biaya operasi dan pemeliharaan dalam beberapa tahun terakhir. Peran serta swasta dalam layanan sanitasi: Sebagian data diperoleh dari pihak swasta yang memiliki kontrak kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten ataupun informasi lain yang dimiliki oleh SKPD terkait. Pada tahap ini, proses pengumpulan data dilakukan berdasarkan informasi lisan atau tertulis yang dimiliki SKPD atau jika diperlukan dilakukan pencarian data secara langsung di lapangan. Pemberdayaan masyarakat dan jender: Informasi tentang pemberdayaan masyarakat dalam bidang sanitasi dapat diperoleh melalui institusi lokal. Isu jender sudah menjadi perhatian dalam programprogram Pemerintah Kabupaten, hanya saja kaitannya dalam bidang sanitasi serta kedalaman dari isu 4. 5. BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DOMPU. 2012-2015 7 PEMERINTAH KABUPATEN DOMPU KELOMPOK KERJA AMPL-BM JL. SOEKARNO-HATTA NO. 29 TELP. 0373-21415 tersebut masih bisa dipertanyakan lebih jauh. Tetapi informasi mengenai isu jender tersebut umumnya sudah tersedia. 6. Komunikasi: Informasi yang dibutuhkan berhubungan dengan kegiatan-kegiatan sanitasi dan jenis media yang digunakan oleh Pemerintah Kabupaten, melalui SKPD-SKPD Diagram 1. Ruang Lingkup Aspek Kajian & Penilaian dalam Buku Putih Kabupaten Dompu 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain Buku Putih Sanitasi Kabupaten Dompu menyediakan data dasar yang esensial mengenai struktur, situasi, dan kebutuhan sanitasi Kabupaten Dompu. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Dompu Tahun 2012 merupakan dokumen sebagai acuan perencanaan strategis sanitasi tingkat kabupaten. Rencana pembangunan sanitasi Kabupaten Dompu dikembangkan atas dasar permasalahan yang diuraikan dalam Buku Putih Sanitasi. Buku Putih Sanitasi mempunyai posisi yang strategis sebagai dasar penyusunan strategis pembangunan sanitasi Kabupaten Dompu jangka menengah. Dalam kerangka perencanaan tahunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Dompu dapat menyajikan laporan data tahunan yang merupakan gabungan laporan tahunan SKPD dan status program sanitasi. BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DOMPU. 2012-2015 8 PEMERINTAH KABUPATEN DOMPU KELOMPOK KERJA AMPL-BM JL. SOEKARNO-HATTA NO. 29 TELP. 0373-21415 Diagram 2. Kedudukan Buku Putih Sanitasi Dasar hukum dalam penyusunan program strategi pembangunan sanitasi Kabupaten Dompu meliputi : I. Undang-undang 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alami Hayati dan Ekosistemnya. 2. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang 3. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah dirubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antar Pemerintah Pusat dan Daerah. 6. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025. 7. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air 8. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan 9. Undang-Undang No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah 10. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 11. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 12. Undang-Undang No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik II. Peraturan Pemerintah 1. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air 2. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air 3. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985 Tentang Perlindungan Hutan BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DOMPU. 2012-2015 9 PEMERINTAH KABUPATEN DOMPU KELOMPOK KERJA AMPL-BM JL. SOEKARNO-HATTA NO. 29 TELP. 0373-21415 4. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai 5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 Tentang Perlindungan Tanaman 6. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan 7. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 Tentang Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam. 8. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 Pengelolaan Limbah B3. 9. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Pengembangan Sistem Air Minum. 10. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. 11. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Standar Pelayanan Minimum. 12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. 13. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan 14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. 15. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 16. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan III. Peraturan dan Keputusan Presiden: 17. Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun Tahun 2011 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur. 18. Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2011 tentang Kebijakan Nasional Pengelolaan Sumberdaya Air. 19. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 20. Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989 Tentang Kawasan Industri 21. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung 22. Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1990 Tentang Penggunaan Tanah bagi kawasan Industri. 23. Peraturan Presiden RI Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional IV. Peraturan dan Keputusan Menteri: 24. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih. 25. Kepmen Kimpraswil Nomor 534/2000 tentang SPM Bidang Permukiman 26. Kepmen Kimpraswil Nomor 534/KPTS/M/2001 tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan Permukiman dan Pekerjaan Umum. 27. Kepmen Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. 28. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. 29. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1205/Menkse/Per/X/2004 tentang Pedoman Persyaratan BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DOMPU. 2012-2015 10 PEMERINTAH KABUPATEN DOMPU KELOMPOK KERJA AMPL-BM JL. SOEKARNO-HATTA NO. 29 TELP. 0373-21415 Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA). 30. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 21/PRT/2006 tentang kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP) 31. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup. 32. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 16/PRT/2008 tentang kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP) 33. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 852/Menkes/SK/I/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. V. Peraturan Daerah Kabupaten Dompu: 46. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Dompu Tahun 2005-2025 47. Peraturan Daerah Kabupaten Dompu Nomor 06 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas Daerah. 48. Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Dompu. 49. Peraturan Daerah Kabupaten Dompu Nomor 24 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Dompu Tahun 2011-2030. 50. Peraturan Daerah Kabupaten Dompu Nomor 01 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Dompu tahun 2012 51. Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah (RPJMD) Kabupaten Dompu tahun 2011-2015 52. Peraturan Daerah Kabupaten Dompu Nomor 18 Tahun 2011 Tentang Retribusi Kebersihan. 53. Peraturan Daerah Kabupaten Dompu Nomor 15 Tahun 2002 tentang Kebersihan Kota VI. Peraturan & Keputusan Bupati 60. Peraturan Bupati kabupaten Dompu Nomor ...... tahun 2011 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Dompu tahun 2012. 61. Peraturan Bupati Kabupaten Dompu Nomor 02 tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup 62. Peraturan Bupati Dompu No. 05 Tahun 2010 tentang Perusahaan Daerah Air Minum. 63. Keputusan Bupati Dompu Nomor Tahun 2009 tentang Pembentukan Komisi Penilai Amdal, Sekretariat Amdal dan Tim Teknis Penilai Amdal Kabupaten Dompu. 64. Keputusan Bupati Dompu Nomor 51 Tahun 2012 tentang Pembentukan Pokja AMPL-BM Kabupaten Dompu. 65. Instruksi Bupati Domu Nomor 1 Tahun 2010 tentang Kebersihan Lingkungan. BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN DOMPU. 2012-2015 11