format sisfo

advertisement
Jurnal Inspiraton, Volume 6, Nomor 2, Desember 2016: 148 - 156
IMPLEMENTASI MODEL BACKPROPAGATION DAN FORWARD
CHAINING DALAM MENDIAGNOSA PENYAKIT PENCERNAAN
DENGAN PENGOBATAN CARA HERBAL
Ashari1, Andi Yulia Muniar2
Teknik Informatika, STMIK AKBA1, Sistem Informasi, STMIK AKBA2
E-mail: [email protected]) [email protected])
ABSTRAK
Implementasi model integrasi jaringan syaraf tiruan menggunakan backproagation dan
sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pencernaan dengan pengobatan cara herbal
menggunakan metode forward chaining. Tujuan penelitian adalah mengimplementasikan
sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pencernaan dengan pengobatan herbal
menggunakan metode forward chaining. Metode forward chaining merupakan metode
inferensi untuk penalaran dari suatu masalah dengan memberikan solusinya. Penelitian ini
sebagai produk teknologi terapan yang diharapkan dapat memberi manfaat sebagai media
konsultasi atau instruktur bagi masyarakat pada umumnya, dan terkhusus bagi dokter dan
paramedis pada klinik, puskesmas dan rumah sakit dengan memberikan alteratif pencegahan
dan pengobatan secara herbal. Perancangan sistem telah dilakukan melalui aktivitas
pengumpulan data, perancangan rules, perancangan proses dan pengujian sistem. Hasil
penelitian berupa produk aplikasi yang telah diimplementasikan pada sejumlah puskesmas
dan telah dilakukan pengujian model integrasi jaringan syaraf tiruan backpropagation dan
sistem pakar forward chaining terhadap berbagai gejala penyakit pencernaan yang terjadi
dengan memberikan alternatif pencegahan penyakit berdasarkan hasil inference yang
ditemukan dan dengan pengobatan herbal. Hasil akurasi sistem 92,43%.
Kata Kunci: diagnosa, forward chaining, penyakit pencernaan, sistem pakar
Jaringan Syaraf Tiruan telah berkembang
pesat dan telah digunakan pada banyak
aplikasi di berbagai bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, Salah satu
bidang yang digunakan untuk penerapan
aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan adalah
bidang kedokteran. Sementara itu Sistem
pakar berusaha mengadopsi pengetahuan
manusia ke komputer, agar komputer dapat
menyelesaikan masalah seperti yang biasa
dilakukan oleh para ahli. JST dan sistem
pakar akan membantu dokter dan
paramedis dalam melakukan
diagnosa
penyakit, diantaranya pada pencernaan
yang biasa dikenal dengan gangguan
pencernaan.
Pencernaan merupakan serangkaian organ
tubuh yang bertanggung jawab dalam
PENDAHULUAN
Semakin
berkembangnya
ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan pesat
akan menginspirasi manusia menciptakan
suatu hal yang baru. Salah satu contohnya
dalam penggunaan teknologi komputer.
Komputer yang biasanya hanya digunakan
untuk mengolah data dan melakukan
perhitungan matematika, saat ini sudah
dapat dimanfaatkan
sebagai pemberi
solusi terhadap masalah yang diinputkan,
seperti halnya jaringan syaraf tiruan dan
sistem pakar. Jaringan syaraf tiruan dan
sistem pakar merupakan bagian dari
pengembangan teknologi informasi yang
saat ini telah banyak membantu kebutuhan
manusia.
148
148
Ashari, Implementasi Model Backpropagation Dan Forward Chaining Dalam Mendiagnosa Penyakit
Pencernaan Dengan Pengobatan Cara Herbal
proses pencernaan makanan. Pencernaan
ini dapat terkena gangguan atau terinfeksi
penyakit sehingga perlu diwaspadai oleh
masyarakat. Oleh karena itu, penyebaran
informasi tentang penyakit pencernaan
sangat diperlukan untuk mengetahui lebih
dini jenis penyakit yang diderita oleh
seorang pasien,
terlebih lagi jenis
pengobatan yang sesuai dan tersedia pada
suatu tempat tertentu bahkan dengan
menggunakan pengobatan secara alami
atau herbal.
Model integrasi yang digunakan adalah
model backpropagation (JST) dengan
metode forward chaining (sistem pakar).
Perpaduan
model dan metode ini
dikarenakan data dan fakta dalam
melakukan
proses
penelitian
telah
didapatkan. Berdasarkan data atau fakta
tersebut dapat dibuat suatu sistem yang
akan memberikan suatu kesimpulan.
Aplikasi perpaduan JST dan sistem pakar
dapat diterapkan di rumah, puskesmas,
rumah sakit, klinik bahkan di tempattempat
praktek
dokter
sekalipun.
Diharapkan dalam penerapannya untuk
memilih jenis obat alternatif pada
penderita gangguan pencernaan dengan
cara herbal. Pembuatan sistem pakar dapat
digambarkan secara sederhana dengan
teknik pencarian menggunakan metode
forward chaining yang dimulai dengan
pencarian fakta yang diketahui, kemudian
mencocokkan fakta tersebut dengan bagian
IF dari rules IF-THEN. Bila ada fakta yang
cocok dengan bagian IF, maka rule
tersebut dieksekusi. Bila sebuah rule
dieksekusi, maka sebuah fakta baru
(bagian THEN) ditambahkan ke dalam
database.
Penggunaan teknik inferensi akan
membantu memecahkan permasalahan
atau fakta di lapangan yang selama ini
dialami oleh masyarakat yang mengalami
gangguan
pencernaan.
Masyarakat
pedesaan yang jauh dari balai pengobatan
modern dapat dibantu untuk mendiagnosa
berbagai jenis penyakit pencernaan dengan
bantuan
paramedis
atau
petugas
dasawisma yang biasa diperbantukan pada
puskesmas pembantu. Dengan juga halnya
pada puskesmas, rumah sakit dapat
menjadi rujukan bagi dokter dan petugas
paramedis lainnya untuk memberikan
bantuan antisipasi lebih dini berdasarkan
hasil diagnosa yang diberikan oleh sistem,
sehingga kejadian yang timbul dapat
diminimalisir.
Berdasarkan fakta di lapangan pada
umumnya penyakit pencernaan yang
timbul
dapat
diagnosa
dengan
memperhatikan ciri-ciri yang terjadi dan
gejala-gejala penyakit yang timbul. Oleh
karena itu, penelitian ini dapat bermanfaat
bagi masyarakat pada umumnya, dan
secara khusus bagi dokter dan petugas
paramedis lainnya untuk memberikan
alternatif pencegahan dan pengobatan
secara herbal terutama yang bertugas pada
daerah pedesaan yang jauh dari
ketersediaan obat-obat paten.
Tujuan dari penelitian penerapan sistem
pakar dalam mengidentifikasi penyakit
pencernaan dengan pengobatan herbal
menggunakan metode forward chaining
sebagai bahan referensi bagi penelitipeneliti lain untuk mengidentifikasi
penyakit pencernaan dan pengobatannya,
maupun di bidang lainnya. Selain itu
diharapkan kepada masyarakat umum
dapat memperoleh informasi atau solusi
mengatasi
permasalahan
penyakit
pencernaan secara alami/herbal dengan
pemanfaatan sistem informasi dan menjadi
media edukasi masyarakat mengenai dunia
teknologi informasi yang berkembang saat
ini.
149
Jurnal Inspiraton, Volume 6, Nomor 2, Desember 2016: 148 - 156
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem pakar adalah salah satu cabang
dari AI (Artificial Intelligence) yang
membuat
penggunaan
secara
luas
knowledge
yang
khusus
untuk
menyelesaikan masalah tingkat manusia
yang pakar. Seorang pakar adalah orang
yang mempunyai keahlian dalam bidang
tertentu, yaitu pakar yang mempunyai
knowledge yang ekslusif.
Komponen-komponen Sistem pakar
terdiri atas : 1) User Interface berfungsi
sebagai media masukan pengetahuan ke
dalam basis pengetahuan dan melakukan
komunikasi dengan user; 2) Knowledge
Base berisi semua fakta, ide, hubungan dan
interaksi suatu domain tertentu; 3) Mesin
inferensi
bertugas
menganalisis
pengetahuan dan kesimpulan berdasarkan
basis pengetahuan. Sedangkan tujuan dari
sistem pakar adalah untuk mentransfer
kepakaran yang dimiliki seorang pakar ke
dalam komputer, dan kemudian kepada
orang lain (nonexpert). Aktivitas yang
dilakukan untuk memindahkan kepakaran
adalah : 1). Knowledge Acquisition (dari
pakar atau sumber lainnya); 2) Knowledge
Representation (ke dalam komputer); 3)
Knowledge inferencing; 4) Knowledge
transferring.
Penyakit
gangguan
pencernaan
merupakan suatu penyakit yang terjadi
akibat
teganggunya sistem pencernaan manusia.
Penyebab utama dari penyakit gangguan
pencernaan ini biasanya terjadi karena pola
makan yang tidak teratur dan kurang sehat
serta stres, infeksi bakteri, cacing dan bisa
juga karena adanya gangguan pada
lambung. Banyak sekali penyakit yang
berhubungan
dengan
gangguan
pencernaan. Diantaranya seperti penyakit
diare, radang usus buntu, Gastritis, tukak
lambung, maag, dan mual.
Untuk menghindari peyakit gangguan
penernaan langkah awalnya yaitu dengan
membiasakan dengan pola makan dan pola
hidup sehat, tidak mengkonsumsi alkohol,
150
tidak merokok, Berikut beberapa tanda
atau gejala umum yang sering ditemukan
pada penderita penyakit gangguan
pencernaan diantaranya yaitu, a) Sering
sembelit, b) Sering mual, c) Sering
sendawa, d) Perut terasa sakit dan pedih, e)
Sulit untuk tidur, f) Penurunan berat
badan, g) Nafsu makan berkurang, h)
Sesak pada bagian atas perut, i) Sulit untuk
buang air besar
Penyakit pada pencernaan manusia
lebih dikenal dengan nama gangguan
pencernaan. Gangguan pada pencernaan
adalah terhalangnya fungsi pencernaan
atau kegagalan perut dalam mencerna
makanan. Kebiasaan cara makan yang
kurang baik bisa menimbulkan berbagai
gangguan pada pencernaan, seperti rasa
panas dalam perut, diare, pusing, sulit
buang air besar, mual, perut kembung dan
demam. Penyakit pada pencernaan ini
dibedakan menjadi tiga gejala awal, yaitu :
nyeri pada tenggorokan, nyeri pada perut
dan nyeri sekitar anus.
Forward Chaining adalah teknik
pencarian yang dimulai dengan fakta yang
diketahui, kemudian mencocokkan fakta
tersebut dengan bagian IF dari rules IFTHEN. Bila ada fakta yang cocok dengan
bagian IF, maka rule tersebut dieksekusi.
Bila sebuah rule dieksekusi, maka sebuah
fakta baru (bagian THEN) ditambahkan ke
dalam database. Setiap kali pencocokan,
dimulai dari rule teratas. Setiap rule hanya
boleh dieksekusi sekali saja. Proses
pencocokan berhenti bila tidak ada lagi
rule yang bisa dieksekusi. Metode
pencarian yang digunakan adalah DepthFirst Search (DFS), Breadth-First Search
(BFS) atau Best First Search.
Ashari, Implementasi Model Backpropagation Dan Forward Chaining Dalam Mendiagnosa Penyakit
Pencernaan Dengan Pengobatan Cara Herbal
METODE
Metode pengumpulan data, metode
pengembangan sistem, dan perancangan
rule digunakan dalam penelitian model
integrasi sistem pakar ini. Metode yang
digunakan dalam pengumpuln data adalah
wawancara dan studi literatur. Metode
pengembngan sistem menggunakan model
waterfall untuk memetakan kegiatan
pengembangan dasar, yaitu : 1)
Requirement Analysis and Definition, 2)
System and Software Design, 3)
Implementation and Unit Testing, 4)
Integration and
System Testing, 5)
Operation and Maintenance (Operasional
Pemeliharaan).
diakibatkannya. Pada perancangan basis
pengetahuan sistem pakar ini premis
adalah gejala-gejala yang terdapat pada
pencernaan adalah jenis gangguan
pencernaan, sehingga bentuk pernyataan
adalah (if-then). Bagian premis dalam
aturan dalam aturan produksi dapat
memiliki lebih dari satu proposisi yaitu
berarti dalam sisitem pakar ini dalam satu
kaidah dapat memiliki lebih dari satu
gejala.
Gejala-gejala dihubungkan dengan
menggunakan operator logika IF-THEN.
Pada Tabel 1 ditunjukkan beberapa bentuk
pernyataan if-then.
Tabel 1 Contoh Gejala dengan Logika
IF-THEN
Kode
Gejala dengan Logika IFTHEN
IF Nyeri pada perut
R1
AND Mual dan muntah
AND Nyeri ulu hati
AND
Muntah
berwarna
kehijauan
THEN Refluk empedu
R2
Gambar 1 Waterfall Model (Sommerville,
2011)
Perancangan rule model integrasi sistem
diawali dengan perancangan basis
pengetahuan.
Perancangan
basis
pengetahuan
menggunakan
kaidah
produksi
untuk
mempresentasikan
pengetahuan rekomendasi, arahan atau
strategi. Kaidah produksi dituliskan dalam
bentuk pernyataan jika-maka (if-then).
Kaidah
if-then
menghubungkan
(antecendent) dengan konskuensi yang
......
IF Nyeri pada perut
AND Mual dan muntah
AND Kram perut
AND Perut kembung
THEN Gastroentritis
..............................................
Perancangan basis data dilakukan untuk
menggambarkan data yang digunakan dan
direlasikan dalam pengaplikasian sistem
pakar. Terdapat beberapa bagian tabel
yang terhubung yaitu tabel admin, tabel
konsultasi, tabel penyakit, tabel gejala,
dan
tabel
rule.
Perancangan ini
menunjukkan adanya user, pakar, pasien,
penyakit yang dihubungkan oleh suatu
151
Jurnal Inspiraton, Volume 6, Nomor 2, Desember 2016: 148 - 156
tabel konsultasi. Untuk melihat hubungan
antar masing - masing entitas pada sistem
pakar ini dapat di lihat pada gambar 2
relasi tabel.
id_pasien
kd_penyakit
kd_gejala
nm_pasien
alamat
nm_penyakit
M
gejala
M
Penyakit
Pasien
Gejala
M
solusi
nm_gejala
M
jenkel
pekerjaan
konsultasi
kd_penyakit
kd_penyebab
kd_solusi
kd_gejala
kd_penyakit
program yang utuh dan dapat digunakan.
Hasil tersebut meliputi :
1) Form Login : Pada saat program akan
dijalankan, maka akan tampil sebuah
form login yang dimaksudkan agar
tidak semua orang dapat mengakses
program;
2)Tampilan menu utama : Halaman Utama
merupakan tampilan antarmuka yang
menampilkan aplikasi jaringan syaraf
tiruan dan sistem pakar diagnosa
penyakit pencernaan;
kd_gejala
Gambar 4 Tampilan Menu Utama
Rule
kd_solusi
kd_penyebab
Gambar 2 Relasi Tabel
Proses diagnosa selanjutnya dapat
dijelaskan dengan flowchart pada gambar
3.
Mulai
Inisialisasi Working
Memory
Munculkan
premis sebagai
pertanyaan
untuk proses
diagnosa
Simpan premis dan
hasil tanya jawab
dalam tabel working
memory
Uji Rule dengan
mencocokkan premis
pada working memory
dan rule diagnosa
Rule
selanjutnya
Y
Rubah rule
status menjadi
not active
Rule tidak eof?
T
Kode premis =
kode jawaban
user
Rule selanjutnya
3) Form Kelola Pasien ; Form kelola
pasien merupakan tampilan antarmuka
tentang data pasien di klinik atau
Puskesmas.
Y
Y
Rubah rule status
menjadi active
T
Select semua rule
yang statusnya active
rule
Rule tidak eof?
T
Proses kesimpulan
dan pengobatan
Tampilkan
kesimpulan
dan
pengobatan
Selesai
Gambar 3 Flowchart proses diagnosa
system
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang diperoleh berupa
aplikasi
Sistem
pakar
yang
diimplementasikan
menjadi
sebuah
152
Gambar 5 Form Kelola Pasien
Ashari, Implementasi Model Backpropagation Dan Forward Chaining Dalam Mendiagnosa Penyakit
Pencernaan Dengan Pengobatan Cara Herbal
4) Form Kelola Penyakit
Form kelola penyakit adalah form untuk
menampilkan informasi data penyakit
Gambar 8 Form Diagnosa
Penyakit
Gambar 6 Form Kelola Penyakit
5) Form Kelola Gejala
Form kelola Form kelola gejala
merupakan form untuk menampilkan
informasi daftar gejala
7) Laporan Kunjungan Pasien
Laporan kunjungan pasien setiap
berkunjung
Gambar 9 Laporan Kunjungan Pasien
Gambar 7 Form Kelola Gejala
6) Form Diagnosa Penyakit
Form diagnosa penyakit merupakan
form
yang
digunakan
untuk
menampilkan hasil konsultasi pasien
berdasarkan gejala penyakit dan
memberikan solusi pengobatan secara
medis dan herbal ata penyakit
8) Kartu Kontrol
Kartu kontrol pasien untuk laporan
rekam medis setiap berkunjung ke
puskesmas.
Gambar 10 Kartu Kontrol Pasien
153
Jurnal Inspiraton, Volume 6, Nomor 2, Desember 2016: 148 - 156
Hasil telah penelitian ini telah
dilakukan implementasi secara bertahap
kepada
paramedis/staf/karyawan
Puskesmas Taraweang dan Puskesmas
Marang Kabupaten Pangkep. Sosialisasi
program
untuk
mengetahui
cara
penggunaan dilakukan dengan workshop
yang dilengkapi dengan buku Manual
Program Aplikasi Sistem Pendiagnosa
Penyakit Pencernaan dengan pengobatan
cara herbal.
Gambar 10 Implementasi dan
Sosialisasi Sistem
Pembahasan Listing program untuk
diagnosa penyakit diantaranya adalah :
begin
Close;
SQL.Clear;
SQL.Add('SELECT
cast(tb_diagnosa.tanggal as
date) AS
tgl,tb_diagnosa.pasien,tb_gejal
a.gejala FROM tb_diagnosa INNER
JOIN tb_gejala ON
(tb_diagnosa.gejala =
tb_gejala.id)');
SQL.Add('WHERE
tb_diagnosa.pasien =
154
'+QuotedStr(data.query.Fields[0
].Value));
open;
If recordcount > 0 then
begin
n:=FormatDateTime('yyyy-MMdd',Fields[0].Value);
frmoperator.Label12.Caption:=Fo
rmatDateTime('dd-MMMMyyyy',Fields[0].Value);
SQL.Add('and
cast(tb_diagnosa.tanggal as
date)='+QuotedStr(n));
open;
refresh;
........................
........................
SQL.Add('SELECT
cast(tb_diagnosa.tanggal as
date) AS tgl,
count(tb_penyakit.id) AS jum,
tb_penyakit.penyakit,
tb_penyakit.foto,
tb_penyakit.definisi,
tb_penyakit.medis,
tb_penyakit.herbal,
tb_penyakit.id FROM tb_penyakit
INNER JOIN
tb_gejala_penyakit');
SQL.Add('ON (tb_penyakit.id =
tb_gejala_penyakit.penyakit)INN
ER JOIN tb_diagnosa ON
(tb_gejala_penyakit.gejala =
tb_diagnosa.gejala)');
SQL.Add('WHERE
cast(tb_diagnosa.tanggal as
date) = '+QuotedStr(n)+'and
tb_diagnosa.pasien =
'+QuotedStr(data.query.Fields[0
].Value)+' GROUP BY
cast(tb_diagnosa.tanggal as
date), tb_penyakit.penyakit,
tb_penyakit.foto,
tb_penyakit.definisi,tb_penyaki
t.medis, tb_penyakit.herbal,
tb_penyakit.id ORDER BY jum
DESC');
............................
............................
Gambar 11 Listing Program Diagnosa
penyakit
Ashari, Implementasi Model Backpropagation Dan Forward Chaining Dalam Mendiagnosa Penyakit
Pencernaan Dengan Pengobatan Cara Herbal
Form diagnosa penyakit pada Listing
tersebut digunakan menganalisis jenis
penyakit yang diderita pasien dan
memberikan alternatif pengobatan baik
secara medis maupun herbal.
Pengujian sistem dilakukan dengan
model black box dengan melakukan text
case dengan mempartisi domain input
dengan cara memberikan cakupan
pengujian yang mendalam. Pengujian
dilakukan dengan black box. Pengujian
yang
dilakukan
melibatkan
pihak
pengguna sistem dan para pakar, meliputi :
dokter, paramedis, petugas klinik, praktisi
IT, dan mahasiswa sistem informasi.
Berdasarkan hasil implementasi dan
survey di lapangan dari model sistem dan
hasil quisioner dengan pengujian terhadap
kepuasan penggunaan (user satisfaction)
diperoleh hasil 95,60%, penggunaan
sistem diperoleh hasil 91,76%, serta
manfaat (benefit) diperoleh hasil 92,53%.
Dengan demikian secara keseluruhan
sistem ini dinyatakan baik dengan tingkat
akurasi 92,43%.
hasil
pengujian
dari
implementasi
keseluruhan sistem dinyatakan baik
dengan tingkat akurasi 91,56%.
KESIMPULAN
Ashari. (2015) Penerapan Sistem Pakar
Untuk Mengidentifikasi Masalah
Kehamilan
Dengan
Metode
Dempster-Shafer.
http://ejournal.fikom-unasman.ac.id
Volume 1 Nomor 2 September 2015.
Penerapan
sistem
pakar
untuk
mengidentifikasi penyakit pencernaan
dengan
pengobatan
cara
herbal
menggunakan metode forward chaining
merupakan metode inferensi untuk
penalaran dari suatu masalah kepada
solusinya. Penelitian ini sebagai produk
teknologi terapan
yang diharapkan
memberi manfaat sebagai media konsultasi
atau instruktur bagi masyarakat pada
umumnya, dan terkhusus bagi dokter dan
paramedis pada klinik, puskesmas dan
rumah sakit. Perancangan sistem telah
dilakukan melalui aktivitas pengumpulan
data, perancangan rules, perancangan
proses dan pengujian sistem. Berdasarkan
Diharapkan pada penelitian berikutnya
dapat dikembangkan jumlah variasi
penyakit ditambahkan, metode penelitian
yang lain, pengembangan aplikasi lebih
baik sehingga sistem dapat mendiagnosa
penyakit pencernaan lebih detail, akurat
dan lebih berguna terutama pada
puskesmas pembantu dan klinik kesehatan
yang jauh dari jangkauan para dokter ahli.
DAFTAR PUSTAKA
Alatas,H. ( 2013). Resvonsive Web Design
dengan PHP & BOOTSTRAP.
Yogyakarta : Lokomedia.
Al Fatta, Hanif . (2007) Analisis &
Perancangan
Sistem
Informasi.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Arhami. (2005) Konsep Dasar Sistem
Pakar. Yogyakarta : Andi.
Aryanto, Herbal. (2013) Obat Infeksi
Saluran Pencernaan Tradisional yang
Aman. Tasikmalaya: ILLG
Diddit N. Utama. (2009) Aplikasi Jaringan
Syaraf Tiruan Untuk Meramal
Jumlah Penduduk Miskin di
Indoensia. Prosiding KNSI 2009
Yogyakarta.
Indrajani, (2011) Perancangan Basis Data
dalam All in 1, Jakarta: Elex Media
Komputindo
Kadir,Abdul, (2010) Mudah mempelajari
database
access.
Yogyakarta:
Penerbit Andi.
155
Jurnal Inspiraton, Volume 6, Nomor 2, Desember 2016: 148 - 156
Kristanto, Andri. (2008). Perancangan
Sistem Informasi dan Aplikasinya.
Yogyakarta: Gava Media.
Kusrini. (2006) Sistem pakar teori dan
aplikasi. Yogyakarta: Penerbit Andi
Kuwati, (2013) Sistem Pakar Pendeteksi
Penyakit Saluran Pencernaan Pada
Manusia Menggunakan Metode
Forward Chaining dan Visual Basic
2010. Jurnal TransIT: SIJALU USM.
Sharif, M. (2005) Parasit dan Penyakit.
Malang:Penerbit UMM Press.
Sholiq. (2006)
Pemodelan Sistem
Informasi
Berorientasi
Objek
Dengan UML. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Sommerville, Ian. (2011) Software
Engineering, Addison Wesley
Sutojo, T. dkk. (2011)
Kecerdasan
Buatan. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Yuswanto,Subari.
(2008)
Panduan
Lengkap Pemograman Visual Basic
6.0. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Wahyono, Teguh. (2004) Sistem Informasi
Konsep Dasar, Analisis Desain dan
Implementasinya.
Yogyakarta,
Penerbit : Graha ilmu.
156
Download