Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IV, Nomor: 3, Agustus 2013 ISSN : 2301-9425 SISTEM PAKAR DIOGNOSA PENYAKIT ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT) DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR Nurhayati Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisimangaraja No.338 Simpang Limun Medan www.stmik-budidarma.ac.id // [email protected] ABSTRAK Sistem pakar untuk mendiognosa penyakit infeksi saluran pernapasan akut merupakan suatu sistem pakar dirancang sebagai alat bantu untuk mendignosa gejala penyakit dengan basis pengetahuan yang dinamis. Basis pengetahuan dalam sistem ini dapat melakukan klasifikasi penyakit berdasarkan gejala yang diderita sehingga ditemukan solusi ataupun terapi yang tepat dalam penanggulangan ispa. Penulis menggunakan metode Certainty Factor, sistem pakar ini akan menampilkan gejala yang dapat dipilih oleh user, dimana setiap pilihan gejala akan membawa user kepada gejala sehingga dapat hasil akhirnya, dan komputer akan menyelesaikan masalah yang dihadapinya, dengan ini menggunakan rumus factor kepastian. Kata Kunci : Sistem Pakar, Infeksi Saluran Pernapasan Akut, Certainty Factor 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sistem pakar adalah sistem yang mampu menirukan penalaran seorang pakar agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Pengetahuan yang disimpan didalam sistem pakar umumnya diambil dari seorang manusia yang pakar dalam masalah tersebut. Peran penting seorang pakar dapat digantikan oleh program komputer yang pada prinsip kerjanya untuk memberikan solusi yang pasti seperti yang biasa dilakukan oleh pakar. Sistem pakar biasanya digunakan untuk konsultasi, analisis, diagnosis dan membantu mengambil keputusan. ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan paru_paru) dan organ adneksa saluran pernafasan. dengan batasan ini, jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan (respiratory tract). penyakit ispa didiagnosa masyarakat awam berdasarkan ciri ciri yang diketahuinya. sehingga manyarakat atau penderita sulit membedakan penyakit ispa dengan jenis penyakit lainya akibatnya penyakit tersebut ditagani dengan cara yang sama. Oleh karena itu, agar tidak ada kesalahan diagnosa dan untuk mempermudah masyarakat atau penderita mengetahui sejak dini penyakit yang diderita agar tidak terlambat mendapat pengobatan dikerenakan seorang dokter yang memiliki keterbatasan waktu. maka dibangu suatu sistem yang dapat membantu masalah tersebut. Metode certainty factor (CF) merupakan metode yang mendefenisikan ukuran kepastian terhadap suatu fakta atau aturan, untuk menggambarkan tingkat keyakinan pakar terhadap masalah yang sedang dihadapi, dengan menggunakan certainty factor ini dapat menggambarkan tingkat keyakinan pakar. Rumusan Masalah Berdasarkan pada uraian latar belakang maka yang maenjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana merepresentasekan gejala penyakit ispa (infeksi saluran pernapasan akut) kedalam rule ? 2. Bagaimana menerapkan metode certainty factor dalam mendiagnosa penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)? 3. Bagaimana merancang sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit ISPA (Infeksi saluran Pernapasan Akut) menggunakan certainty factor. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui presentase dari gejala penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) kedalam rule. 2. Merancang suatu sistem pakar yang dapat digunakan untuk melakukan diagnosa penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). 3. Menerapkan suatu sistem pakar yang dapat memberikan pengetahuan terhadap masyarakat penderita penyakit ISPA (Infeksi Saluran Parnapasan Akut). 2. Landasan Teori Sistem Pakar Diognosa Penyakit Ispa (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor. Oleh : Nurhayati 110 Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IV, Nomor: 3, Agustus 2013 2.1 Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan adalah(Artificial Intellegence) “ide-ide untuk membuat suatu perangakat lunak komputer yang memiliki kecerdasan yang memiliki kecerdasan sehingga perangkat lunak komputer tersebut dapat melakukan suatu pekerjaan yang dilakukan seorang manusia” (T. Sotojo, Edy Mulyanto, Vincent Suharto. Kecerdas buatan 2011), dengan kata lain membuat komputer dapat berpikir dan bernalar seperti manusia. Tujuan kecerdasan buatan ini adalah membuat komputer lebih cerdas, mengerti tentang kecerdasan, dan membuat mesin lebih berguna bagi manusia. Kecerdasan buatan dapat membantu meringankan beban kerja manusia misalnya dalam membuat keputusan, mencari informasi secara akurat, atau membuat komputer lebih mudah digunakan dengan tampilan yang mudah dipahami. diproses dan kemudian mengeluarkan output berupa suatu keputusan. Dengan perancangan artificial intelligence yang baik, maka diharapkam peran manusia dapat diminimalkan dan dapat meringankan beban kerja manusia. Cara kerja artificial intelligence adalah menerima input, kemudian 2.2 Sistem Pakar Sistem pakar merupakan cabang dari Artificial Intelligence yang cukup tua karena sistem ini mulai dikembangkan pada pertengahan 1960. Sistem pakar berasal dari istilah knowledge base expert system (T.sutojo, Edy Mulyanto, Vincent Suhartono. Kecerdasan Buatan, 2011. Dengan sistem pakar itu, orang awam pun dapat menyelesaikan masalahnya atau hanya sekedar mencari suatu informasi berkualitas yang sebenarnya hanya dapt diperoleh dengan bantuan para ahli dibidangnya. Sistem pakar ini juga dapat membantu aktivitas para pakar sebagai asisten yang mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan Menurut turban(2005), keahlian dipindahkan dari pakar kesuatu komputer. Pengetahuan ini kemudian disimpan di dalam komputer. Pada saat pengguna menjalankan komputer untuk mendapatkan informasi, sistem pakar menanyakan fakta-fakta dan dapat membuat penalaran (inferensi) dan sampai pada suatu kesimpulan. Kemudian, sistem pakar memberikan penjelasan (memberikan kesimpulan atas hasil konsultasi yang telah dilakukan sebelumya). 2.3 Metode Certainty Factor (Faktor Kepastian) Teori certainty factor (CF) diusulkan oleh shortliffe dan buchanan pada 1975 untuk mengakomodasikan ketidakpastian pemikiran (inexact reasoning) seorang pakar. Seorang pakar, (misalnya dokter) sering kali menganalisis ISSN : 2301-9425 informasi yang ada dengan ungkapan seperti “mungkin”, “kemungkinan besar” , “hampir pasti”. Untuk mengakomodasi hal ini menggunakan certainty factor (CF) guna meggambarkan tingkat keyakinan pakar terhadap masalah yang sedang dihadapi. Dalam mengekspresikan derajat kepastian, certainty factor untuk mengasumsikan derajat kepastian seorang pakar terhadap suatu data. Konsep ini kemudian diformulasikan dalam rumusan dasar sebagai berikut : CF[H,E] = MB[H,E] – MD[H,E] CF[H,E]1= CF[H] * CF[E] CFcombine CF[H,E]1,2 = CF[H,E]1 + CF[H,E]2 * [1CF[H,E]1] CFcombine CF[H,E]old,3 = CF[H,E] old + CF[H,E] 3 * (1-CF[H,E] old] Keterangan : CF = Certainty Factor (Faktor Kepastian) dalam hipotesa H yang dipengaruhi oleh fakta E MB = Measure of Belief (Tingkat Keyakinan), merupakan ukuran kenaikan dari kepercayaan hipotesa H dipengaruhi oleh fakta E MD = Measure of Disbelief (Tingkat Ketidakyakinan) merupakan kenaikan dari ketidakpercayaan hipotesis H dipengaruhi oleh fakta E E = Evidence (Peristiwa atau Fakta) 2.3.1 Kelebihan dan Kekurangan Metode Certainty Factor Kelebihan metode Certainty Factor adalah: 1. Metode ini cocok dipakai dalam sistem pakar untuk mengukur sesuatu apakah pasti atau tidak pasti dalam mendiagnosis suatu penyakit. 2. Perhitungan dengan menggunakan metode ini dalam sekali hitung hanya dapat mengolah 2 data saja sehingga keakuratan data dapat terjaga. Sedangkan kekurangan metode Certainty Factor adalah: 1. Ide umum dari pemodelan ketidakpastian manusia dengan menggunakan numerik metode certainty factor biasanya diperdebatkan. Sebagian orang akan membantah pendapat bahwa formula untuk metode certainty factor diatas memiliki sedikit kebenaran. Metode ini hanya dapat mengolah ketidakpastian atau kepastian hanya 2 data saja. Perlu dilakukan beberapa kali pengolahan data untuk data yang lebih dari 2 buah data. (T.Sutojo, Edy Mulyanto, Dr.vincent suharto 2011, 164), 3. Analisa Certainty Factor Sistem Pakar Diognosa Penyakit Ispa (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor. Oleh : Nurhayati 111 Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IV, Nomor: 3, Agustus 2013 ISSN : 2301-9425 MB = Measure of Belief (Tingkat Keyakinan), merupakan ukuran kenaikan dari kepercayaan CF[H,E] = MB[H,E] – MD[H,E] CF[H,E]1= CF[H] * CF[E] CFcombine CF[H,E]1,2 = CF[H,E]1 + CF[H,E]2 * [1CF[H,E]1] CFcombine CF[H,E]old,3 = CF[H,E] old + CF[H,E] 3 * (1-CF[H,E] old] Keterangan : CF = Certainty Factor (Faktor Kepastian) dalam hipotesa H yang dipengaruhi oleh fakta E hipotesa H dipengaruhi oleh fakta E MD = Measure of Disbelief (Tingkat Ketidakyakinan) merupakan kenaikan dari ketidakpercayaan hipotesis H dipengaruhi oleh fakta E E = Evidence (Peristiwa atau Fakta) (Daniel, Gloria Virginia, Implementasi sistem pakar mendiagnosa penyakit infeksi saluran pernapsan akut menggunakan metode certainty factor 2010) Kaidah-kaidah yang baru tersebut kemudian dihitung nilai CFnya dengan mengalikan CFPakar dengan CFUser menjadi : CF[H,E]1 = CF[H]1 * CF[E]1 = 0,4 * 0.2 = 0.08 CF[H,E]2 = CF[H]2 * CF[E]2 = 0.8 * 0.2 = 0.16 CF[H,E]3 = CF[H]3 * CF[E]3 = 0.8 * 0 =0 CF[H,E]4 = CF[H]4 * CF[E]4 = 0.8 * 0.2 = 0.16 CF[H,E]5 = CF[H]5 * CF[E]5 = 0.6 * 0.4 = 0.24 CF[H,E]6 = CF[H]6 * CF[E]6 = 0.4 * 0 = 0 CF[H,E]7 = CF[H]7 * CF[E]7 = 0.4 * 1 = 0.4 CF[H,E]8 = CF[H]8 * CF[E]8 =1*0 =0 CF[H,E]9 = CF[H]9 * CF[E]9 = 0.8 * 0.2 = 0.16 = 0.22 + 0 =0.22old2 CFcombine CF[H,E]old2,4 = CF[H,E]old2 + CF[H,E]4 * (1-CF[H,E]old2] = 0.22 + 0.6 * (1-0.22) = 0.22 + 0.46 =0.68old3 CFcombine CF[H,E]old3,5 = CF[H,E]old3 + CF[H,E]5 * (1-CF[H,E]old3] = 0.68 + 0.24 * (1-0.68) = 0.68 + 0.07 =0.75old4 CFcombine CF[H,E]old4,6 = CF[H,E]old4 + CF[H,E]6 * (1-CF[H,E]old4] = 0.75 + 0 * (1-0.75) = 0.75 + 0. =0.75old5 CFcombine CF[H,E]old5,7 = CF[H,E]old5 + CF[H,E]7 * (1-CF[H,E]old5] = 0.75 + 0.4 * (1-0.75) = 0.75 + 0.1 =0.85old6 CFcombine CF[H,E]old6,8 = CF[H,E]old6 + CF[H,E]8 * (1-CF[H,E]old6] = 0.85 + 0. * (1-0.85) = 0.85 + 0 =0.85old7 CFcombine CF[H,E]old7,9= CF[H,E]old7 + CF[H,E]9 * (1-CF[H,E]old7] = 0.85 + 0.16 * (10.85) = 0.85 + 0.024 =0.87old8 CF[H,E]old8 * 100% = 0.87 * 100% = 87 % Langkah yang terakhir adalah mengkombinasikan nilai CF dari masing-masing kaidah. Berikut adalah kombinasikan CF 1 dengan CF 2 : CFcombine CF[H,E]1,2 = CF[H,E]1 + CF[H,E]2 * (1-CF[H,E]1] = 0.08 + 0.16 * (1-0.08) = 0.08 + 0.14 =0.22 old CFcombine CF[H,E]old3 = CF[H,E]old + CF[H,E]3 * (1-CF[H,E]old] = 0.22 + 0 * (1-0.22) 4.1 Algoritma Input Data Diagnosa Algoritma diagnosa program berisi tentang tata cara yang dilakukan untuk mendapatkan hasil diagnosa berupa pertanyaan berdasarkan penerapan rumus certainty factor. Adapun algoritmanya yaitu sebagai berikut: 4. Algoritma Untuk menghasilkan sebuah program. Hal pertama yang harus dilakukan adalah membentuk algoritma yang akan menggambarkan bagaimana program itu bekerja. Dalam menggambarkan dibutuhkan langka langka logika untuk menyelesaikan masalah serta berfungsi untuk penelusursn program untuk keperluan perbaikan atau pengembangan akan lebih mudah dan terarah. Adapun bentuk algoritma metode certainty factor untuk diagnose penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Ispa). Input : Pertanyaan Output : hasil Diagnosa Proses : Mulai tampilkan data diagnosa tampilkan database Sistem Pakar Diognosa Penyakit Ispa (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor. Oleh : Nurhayati 112 Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IV, Nomor: 3, Agustus 2013 “pakar” input pertanyaan if pertanyaan found Maka tampil pertanyan Then CF(H,E)=MB(H,E)MD(H,E) ElseIf tampil pertanyan Then jawab pertanyaan CF(H,E)=CF(User)*CF(Pakar) ElseIf kombinasikan CF[H,E]1 with CF[H,E]2 then CFCOMBINE(CF1,CF2)=(CF1+CF2* (1-CF1) If (Pilih Keluar) Then {Keluar dari program} End If ISSN : 2301-9425 Vincent(KecerdasBuatan andi yogjakarta: 2011) [2]. Anita Desiani, Muhammad Arhami, konsep Kecerdas Buatan 2006 [3]. sholiq, “Pemodelan Sistem Objek dengan UML”, 2006) [4]. Sumber : Roy Larry, Microsoft Visual Basic .NET 2008 [5]. H. dwi rahmawati R.hartono,. 1995. Ispa pada anak. Jakarta : Penerbit nukha medika yogyakarta. [6]. http://juicenoni.net/tahitian-noni-untukpenyembuhan-penyakit-asthmadiaksesmei 2013 [7]. Sumber : Adi Nugroho,2010, 22 [8]. sumber : Sholiq, pemodelan sistem informasi berorientasi objek dengan UML [9]. Sumber : Ketut Darmayuda, Microsoft Visual Basic .NET 2008 [10]. http://kamuskesehatan.com/arti/diagnosa 4.2. Algoritma Hasil Diagnosa Algoritma diagnosa merupakan tata cara dalam mendapatkan hasil diagnosayang telah diperoleh . Adapun algoritmanya yaitu sebagai berikut: Input : Data Diagnosa Output : Tampil Menu Hasil Diagnosa Proses : Tampil hasil diagnosa Mulai If keluar Keluar dari program End if 5. Kesimpulan Setelah melakukan pembahasan dari bab-bab sebelumnya maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dengan adanya gejala-gejala penyakit infeksi saluran pernapasan akut (Ispa) maka mempermudah para user untuk memastikan penyakit yang diderita. 2. Penerapan metode certainty factor dapat mempermudah dan memberikan perhitungan penyelesaian seberapa pasti para user atau pasien menderita penyakit infeksi saluran pernapasan akut (Ispa) 3. Aplikasi sistem pakar ini dirancang untuk dapat digunakan dalam mengetahui penentuan penyakit infeksi saluran pernapasan akut (Ispa). Dengan adanya aplikasi ini penulis dapat mengetahui penyakit infeksi saluran pernapasan akut. Daftar Pustaka [1]. Sutojo. T, S.Si.,M.Kom, Mulyanto Edy, S.Si,.M.Kom, Dr Suharto Sistem Pakar Diognosa Penyakit Ispa (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor. Oleh : Nurhayati 113